LANJUTAN 1
Materi Pertemuan I:
Penggabungan Usaha
Reny Dany Merliyana, S.Pd., M.Ak.
(renydany@uniga.ac.id)
PROFIL DOSEN….
KETENTUAN PERKULIAHAN…
Be Ontime (maksimal terlambat 30 menit, lewat 30 menit dianggap tidak hadir)
Maksimal 3x ketidakhadiran
• Kehadiran 10%
• Tugas & Quis 20%
• UTS 30%
• UAS 40%
Ketentuan Pengumpulan Tugas Kuliah: Tepat waktu, mencantumkan identitas lengkap
disertai nama tugas dan nama dosen.
Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa dapat:
Venus is the
second plan
et
from the Su
n
B. PSAK 22
B. PSAK 22
B. PSAK 22
KONSEP
AKUNTANSI
UNTUK
PENGGABUN
GAN USAHA
Pengertian Penggabungan Usaha
Infographic Style
Standar Akuntansi Keuangan:
Penggabungan Usaha (Business Combination)
adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang
terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu
perusahaan menyatu dengan (uniting with)
perusahaan lain atau memperoleh kendali (control)
atas aktiva dan operasi perusahaan lain.
Integrasi Vertikal
Integrasi Horizontal
2
Keunggulan Biaya
Lebih Rendah
4
Keterlambatan Operasi
Berwujud (Hak Paten)
(Fasilitas Sudah Ada)
6
Keuntungan Pajak Pengambilalihan Oleh
Lainnya. Perusahaan Besar
C. BENTUK HUKUM PENGGABUNGAN USAHA
1. MERGER
Jenis penggabungan usaha dimana satu
dari perusahaan yang bergabung bertahan
2.
1. KONSOLID 3.
dan perusahaan lainnya dibubarkan. MERGER AKUISISI
Setelah merger, operasi dari perusahaan ASI
yang dulunya terpisah sekarang berada di
bawah satu entitas.
2. KONSOLIDASI 3. AKUISISI
Adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh 2 perseroan atau lebih untuk Adalah pengambilalihan atau
meleburkan diri dengan cara membentuk pengendalian atas saham atau aset
satu perseroan baru dan masing-masing perusahaan lain, dan dalam peristiwa
perseroan yang meleburkan diri menjadi ini baik perusahaan pengambil alih
bubar. atau yang diambil alih tetap eksis
sebagai badan hukum yang terpisah.
Operasi dari perusahaan yang dulunya
terpisah sekarang berada di bawah satu Kedua perusahaan tetap beroperasi
entitas dan tidak satu pun perusahaan yang sebagai dua entitas yang terpisah,
bergabung masih tetep berdiri sejak tetapi mempunyai hubungan istimewa
dilakukan konsolidasi (hubungan afiliasi).
SKEMA MERGER
SKEMA KONSOLIDASI
SKEMA AKUISISI
CONTOH Merger Antara Bank CIMB NIAGA
MERGER & LIPPO BANK
YANG MELAKUKAN 1. Bank Mandiri, hasil konsolidasi dari Bank Bumi Daya (BBD),
KONSOLIDASI Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia
(Bank Exim), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).
Misal:
1. PT A Membeli 100.000 lembar saham PT B dengan harga saham PT B
seharga Rp.900/lbr. Nilai aset bersih/nilai wajar PT B yaitu
Rp.800.000.000.
2. Jika PT A Membeli 100.000 lembar saham PT B dengan harga saham PT B
seharga Rp.650/lbr. Nilai aset bersih/nilai wajar PT B yaitu
Rp.800.000.000.
Ditanya: identifikasi kedua transaksi tersebut, apakah terjadi goodwill
ataukah gain on bargain purchase.
JAWABAN…….
E. GOODWILL & GAIN ON BARGAIN PURCHASE
1. Dik.: Pembelian = 100.000 lbr saham PT B, Harga Rp.900/lbr, maka biaya pembelian
PT B = Rp.900.000.000,-. Dan Nilai Aset Bersih (BFV) PT B Rp.800.000.000,-
Biaya Pembelian PT B = Rp. 900.000.000,-
Nilai aset bersih (BFV) PT B = Rp. 800.000.000 (-)
Selisih = Rp. 100.000.000,-
Maka disimpulkan bahwa Biaya Pembelian PT B> NAB (BFV) PT B, sehingga terjadi
selisih positif yang disebut dengan istilah GOODWILL.
2. Dik.: Pembelian = 100.000 lbr saham PT B, Harga Rp.650/lbr, maka biaya pembelian
PT B = Rp.650.000.000,-. Dan Nilai Aset Bersih (BFV) PT B Rp.800.000.000,-
Biaya Pembelian PT B = Rp. 650.000.000,-
Nilai aset bersih (BFV) PT B = Rp. 800.000.000 (-)
Selisih = (Rp. 150.000.000,-)
Maka disimpulkan bahwa Biaya Pembelian PT B < NAB (BFV) PT B, sehingga terjadi
selisih negatif yang disebut dengan istilah GAIN ON BARGAIN PURCHASE.
F. PERSYARATAN PENGUNGKAPAN
1. Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi sifat dan dampak
keuangan dari kombinasi bisnis yang terjadi, sbb:
○ selama periode pelaporan berjalan; atau
○ setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggal penyelesaian
laporan keuangan.
2. Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi dampak keuangan dari
penyesuaian yang diakui pada periode pelaporan berjalan yang
berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode tersebut
atau periode pelaporan sebelumnya.
3. Jika pengungkapan spesifik yang dipersyaratkan tidak mencapai tujuan
pengungkapan, maka pihak pengakuisisi mengungkapkan seluruh
informasi tambahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
G. Sarbanes-Oxley Act of 2002
Latar Belakang
Di akhir abad ke 20 s.d. awal abad ke 21, terjadi suatu skandal akuntansi terbesar dalam
sejarah, yang melibatkan berbagai perusahaan besar yang telah go publik di Amerika Serikat
seperti Enron, Worldcom, Adelphia, Tyco International, dan Peregrine System. Skandal ini
yang menyebabkan kerugian milyaran dolar bagi investor, karena runtuhnya harga saham
perusahaan-perusahaan yang berpengaruh ini dan mengguncang kepercayaan masyarakat
terhadap pasar saham nasional.
Skandal-skandal ini merupakan contoh yang sangat menyedihkan bagaimana fraud scheme
berdampak sangat buruk bagi investor, pasar, pegawai, dan masyarakat secara keseluruhan.
Sebagai jawaban tuntutan publik atas terjadinya skandal perusahaan besar yang juga
ternyata melibatkan Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam kelompok “Big Five”
seperti Arthur Anderson, PWC, dan KPMG tersebut, maka disahkanlah Sarbanes-Oxley
Act pada tahun 2002. Akta (Undang-undang) ini diberi nama sesuai dengan dua
pencetusnya yaitu, Paul Sarbanes (Senator partai Demokrat dari negara bagian Maryland)
dan Michael G.Oxley (Representatif partai Republik asal negara bagian Ohio).
G. Sarbanes-Oxley Act of 2002
Legalisasi Sarbanes Oxley Act (SOX)
Akibat besarnya kerugian tsb, maka Congress segera melakukan pembahasan undang-
undang Sarbanes Oxley (Sarbanes-Oxley Act of 2002, Public Company Accounting
Reform and Investor Protection Act of 2002). Undang-undang ini disetujui oleh
Dewan dengan suara 423-3 dan oleh Senat dengan 99-0. Undang-undang ini
kemudian segera disahkan menjadi hukum oleh Presiden George Walker Bush pada
tanggal 30 Juli 2001.
G. Sarbanes-Oxley Act of 2002
Isi Ringkas Sarbanes Oxley Act (SOX)
SOX terdiri dari 3 Section, isi ringkasnya sbb:
a. Membentuk public company board untuk melakukan pengawasan terhadap public company,
b. Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli dalam bidang
keuangan
c. Perusahaan harus melakukan full disclosure kepada para pemegang saham berkaitan dengan
transaksi keuangan yang bersifat kompleks,
d. Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO) harus melakukan sertifikasi
validitas pembuatan laporan keuangan perusahaan.
e. Kantor Akuntan Publik dilarang menerima tawaran jasa lainnya, seperti konsultasi, ketika
sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama,
f. Peusahaan harus mempunyai kode etik yang terdaftar pada SEC.
g. Mutual Fund Professional harus menyampaikan suaranya kepada wakil pemegang saham.
h. Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya tindakan menyimpang
kepada pihak berwenang.
i. Penasihat hukum perusahaan harus mengkap adanya penyimpangan kepada pejabat senior
dan kepada dewan komisaris.
Than
k
You