Anda di halaman 1dari 10

PENGAKUAN PENDAPATAN

 Lingkuangan saat ini


Berdasarkan studi, pengakuan pendapatan telah menjadi sumber tunggal terbesar dari pernyataan
ulang perusahaan selama decade belakangan. Studi tersebut menyimpulkan :
1. Pernyataan ulang dari pengakuan pendapatan yang tidak benar akan mengakibatan
penurunan yang lebih besar dalam kapitalisasi pasar ketimbang setiap jenis pernyataan
ulang lainnya.
2. Masalah pendapatan menyebabkan delapan dari sepuluh besar kerugian nilai pasar pada
tahun belakangan ini.
3. Dari sepuluh perusahaan, tiga yang pertama mengalami kerugian 20 miliar nilai pasar
selama hanya tiga hari setelah pengungkapan masalah pengakuan pendapatan.

 Pedoman untuk pengakuan pendapatan.


Secara umum, pedoman untuk pengakuan pendapatan sangat luas. Selain itu industry tertentu
juga mempunyai pedoman yang sangat spesifik yang member pandangan tambahan mengenai
kapan pendapatan harus diakui. Prinsip pengakuan pendapatan mengatakan bahwa pendapatan
diakui pada saat (1) direalisasi atau dapat direalisasi, (2) dihasilkan. Ada empat transaksi
pendapatan yang telah diakui sesiau dengan prinsip ini :
1. Perusahaan mengakui pendapatan dari prnjualan produk diakui pada taggal penjualan,
yang biasanya diinterprestasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan.
2. Perusahaan mengakui pendapatan dari pemberian jasa ketika jasa – jasa itu telah
dilaksanakan dan dapat ditagih.
3. Perusahaan mengakui pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan
aktiva perusahaan , seperti bunga, sewa dan royalty, diakui sesuai dengan berlalunya
waktu atau aktiva itu digunakan.
4. Perusahaan mengakui pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggl
penjualan.

 Penyimpaan dari dasar penjualan.


FASB mengemukakan beberapa alasan umum untuk menyimpang dari dasar penjualan. Salah
satu alasannya adalah keinginan untuk mengakui lebih awal dalam proses penghasilan laba, dan
bukan pada saat penjualan. Alasan yang kedua adalah keinginan untuk menangguhkan
pengakuan pendapatan setelah saat penjualan.
Pembahasan mengenai transaksi penjualan produk disusun diseputar topik – topik berikut :

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA SAAT PENJUALAN (PENYERAHAN)

Menurut FASB dalam concept statement No 5, kedua syarat untuk mengakui pendapatan
(direalisasi dan dihasilkan) biasanya terpenuhi pada saat produk atau barang dagang diserahkan
atau jasa diberikan kepada pelanggan.Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan
umumnya diakui pada saat penjualan.Akan tetapi, disini bisa timbul masalah dalam
pelaksanaanya. Tiga situasi semacam ini akan dibahas berikut :
1. Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali
Jika suatu perusahaan menjual produk dalam satu periode dan setuju untuk membelinya kembali
dalam periode akuntansi berikutnya.Substansi ekonomi dari transaksi ini adalah bahwa risiko
kepemilikan tetap berada pada penjual.FASB telah mengambil langkah-langkah untuk
membatasi pengakuan pendapatan dalam praktik ini.Jika terdapat perjanjian beli kembali dengan
harga tertentu dan harga ini dapat menutup semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan
yang terkait maka persediaan dan kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjual.
Dengan kata lain tidak terjadi penjualan.

2. Penjualan Dengan Hak Retur


Perlakuan akuntansi untuk retur dan pengurangan harga yang normal.Akan tetapi, perusahaan
tertentu dapat saja mengalami tingkat retur yang tinggi (rasio barang dagang yang dikembalikan
terhadap penjualan tinggi) sehingga mereka merasa perlu untuk menunda pelaporan penjualan
sampai hak retur secara substansial sudah habis masa berlakunya.
Misalnya dalam industry penerbitan tingkat retur bisa mencapai 25% untuk buku buku
bersampul tebal dan 65% untuk beberapa majalah. Jenis perusahaan lain yang mungkin
mengalami tingkat retur yang tinggi adalah agen makanan yang mudah rusak, distributor yang
menjual ke toko-toko eceran, perusahaan rekaman dan kaset serta beberapa pabrikan minuman
dan barang-barang olahraga. Retur dalam industry ini seringkali dilaksanakan melalui hak,
kontrak atau sebagai praktik yang melibatkan perjanjian “penjualan bergaransi” atau konsinyasi.
Tersedia tiga metode pengakuan pendapatan alternative apabila penjual menanggung
resiko kepemilikan yang berkepanjangan karena pengembalian produk yaitu :
1. Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya
2. Mencatat penjualan, tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur di masa depan
3. Mencatat penjualan serta memperhitungkan jumlah retur pada saat terjadi.
FASB menyimpulkan bahwa jika suatu perusahaan menjual produknya tetapi memberikan
pembeli hak untuk mengembalikan produk itu. Maka transaksi dari penjualan ini akan diakui
pada saat penjualan ini akan diakui pada saat penjualan hanya jika semua dari enam kondisi
berikut terpenuhi.
1. Harga penjual kepada pembeli pada hakikatnya tetap atau dapat ditentukan pada
tangga penjualan.
2. Pembeli sudah membayar penjual, atau pembeli berkewajiban untuk membayar
penjual dan kewajiban itu tidak tergantung pada penjualan kembali produk tersebut.
3. Kewajiban pembeli kepada penjual tidak akan berubah apabila terjadi pencurian atau
kerusakan atau rusaknya fisik produk.
4. Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi ekonomi
yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual.
5. Penjual tidak memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang secara
langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli.
6. Jumlah retur di masa depan dapat diestimasi penjual secara layak.

3. Trade Loading dan Channel Stuffing


Beberapa perusahaan mencatat pendapatan pada tanggal penyerahan tanpa membuat
penyisihan untuk pembelian kembali ataupun retur yang tak terbatas walaupun perusahaan itu
kelihatannya mengikuti pengakuan pendapatan pada saat penjualan yang berlaku namun
sebenarnya mereka mengakui pendapatan dan laba sebelum waktunya.
Sebagai contoh industry rokok domestic A.S pada suatu waktu melakukan praktik
distribusi yang dikenal dengan “trade loading”.Trade loading merupakan praktik yang gila, tidak
ekonomis dan licik yang mencoba menunjukan penjualan, laba dan pangsa pasar yang
sebenarnya tidak mereka miliki. Secara keseluruhan, industry rokok ini tampaknya dalam waktu
dua tahun telah menetapkan terlalu tinggi laba operasinya sebesar $600 juta karena mengambil
laba dari tahun tahun yang akan datang.
Dalam industry perangkat lunak computer praktik yang sama disebut sebagai channel
stuffing. Ketika sebuah produsen perangkat lunak ingin membuat hasil hasil keuangannya
kelihatan bagus, mereka menawarkan diskon atau potongan yang besar kepada para
distributornya agar membeli lebih banyak dan mencatat pendapatan.
Trade loading dan channel stuffing, menyimpangkan hasil operasi dan menghias laporan
keuangan. Jika digunakan tanpa ketentuan yang tepat untuk retur penjualan, channel stuffing
merupakan contoh klasik dari pembukuan hari ini atas pendapatan yang akan datang.

PENGAKUAN PENDAPATAN SEBELUM PENYERAHAN

Kebanyakan pengakuan pendapatan pada saat penjualan digunakan karena sebagian besar
ketidakpastian mengenai proses menghasilkan laba dan harga pertukaran sudah diketahui. Akan
tetapi dalam situasi tertentu pendapatan diakui sebelum penyelesaian dan penyerahan.Contoh
yang paling terkenal adalah akuntansi kontrak kontruksi jangka panjang yang menggunakan
metode presentase.

Kontrak jangka panjang seperti kontrak jenis kontruksi pengembangan pesawat terbang
militer dan komersial, system pengiriman senjata, serta perangkat keras keras eksplorasi ruang
angkasa, seringkali menetapkan bahwa penjual dapat menagih pembeli pada selang waktu
tertentu, ketika berbagai tahap dari proyek itu telah dicapai. Apabila proyek tersebut terdiri dari
unit unit yang terpisah seperti sekelompok bangunan, maka perpindahan hak milik dan
pengajuan tagihan dapat dilakukan pada tahap penyelesaian yang sudah ditetapkan.Ada dua
metode akuntansi yang sangat berbeda untuk kontrak kontruksi jangka panjang yang diakui oleh
profesi akuntansi:
1. Metode Presentase Penyelesaian
Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses kontruksi
yaitu presentase penyelesaian. Biaya kontruksi ditambah laba kotor yang dihasilkan
sampai hari ini diakumulasikan dalam sebuah akun persediaan(kontruksi dalam proses),
dan termin diakumulasi dalam kontra persedian (tagihan atas kontruksi dalam proses).
2. Metode Kontrak Selesai
Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak diselesaikan. Biaya kontruksi
diakumulasikan dalam akun kontra persediaan (tagihan atas kontruksi dalam proses)

Dasar pemikiran digunakannya akuntansi persentase penyelesaian adalah bahwa dalam


kebanyakan kontrak pembeli dan penjual mendapat hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya
(enforceable rights).Pembeli memiliki hak legal untuk mensyaratkan kinerja tertentu atas
kontrak. Sementara penjual memiliki hak untuk meminta pembayaran sesuai dengan kemajuan
proses yang menjadi bukti hak kepemilikan pembeli. Akibatnya, terjadi penjualan yang terus
menerus selama pekerjaan berlangsung, dan pendapatan harus diakui sesuai dengan kemajuan
proses yang menjadi bukti hak kepemilikan pembeli. Akibatnya, terjadi penjualan yang terus
menerus selama pekerjaan berlangsung dan pendapatan harus diakui sesuai dengan itu.

Metode persentase penyelesaian harus digunakan perusahaan apabila estimasi kemjuan


kearah penyelesaian, pendapatan serta biaya secara layak dapat dipercaya, dan semua syarat ini
terpenuhi :

1. Kontrak itu secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya
mengenai barang atau jasa yang akan diberikan dan diterima oleh pihak yang terlibat
dalam kontrak, imbalan yang akan dipertukarkan, serta cara dan syarat penyelesaian.
2. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi semua kewajiban dalam kontrak.
3. Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban kontraktual tersebut.

Metode kontrak selesai harus digunakan perusahaan hanya :


- Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek
- Jika syarat syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat
dipenuhi
- Jika terdapat bahaya yang melekat dalam kontrak itu di luar risiko bisnis yang normal dan
berulang.

*PENGERAHAN PEND N SETELAH PENYERAHAN


Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas harga jual tidak dapat dipastikan secara layak
sehingga pengakuan pendapatan akan ditangguhkan. Salah satu dari dua metode berikut ini
biasanya dipakai untuk menangguhkan pengakuan pendapatan sampai kas diterima, yaitu,
 Metode penjualan cicilan (installment sales method)
 Metode pemulihan biaya

METODE AKUNTANSI PENJUALAN CICILAN

Metode penjualan cicilan mengakui laba dalam periode periodenya diterima hasil
penagihan dan bukan dalam periode penjualan. Metode ini dibenarkan atas dasar bahwa bila
tidak ada pendekatan yang layak iuntuk mengestimasi tingkat ketertagihan, maka pendapatan
tidak boleh diakui sampai kas berhasil ditagih

Ungkapan “penjualan cicilan biasanya digunakan untuk menggambarkan setiap jenis


penjualan yang pembayarannya harus dilakukan dalam cicilan periodic selama periode waktu
yang panjang.

Menurut metode akuntansi penjualan cicilan, pengakuan laba ditangguhkan sampai


periode penagihan kas. Baik pendapatan maupun harga pokok penjualan diakui dalam
periode penjualan tetapi laba kotor yang terkait ditangguhkan sampai periode tertagihnya
kas.jadi bukan penjualan yang ditangguhkansampai periode penagihan yang
diantisipasi di masa datang dan kemudian biaya serta beban terkait ditangguhkan,
melainkan hanya proporsi laba kotornya yang ditangguhkan.

Jadi teori bahwa biaya dan beban harus dikaitkan dengan penjualan diterapkan dalam
metode penjualan cicilan melalui angka laba kotor saja, tidak lebih dari itu

Akseptabilitas metode penjualan cicilan

Penggunaan metode cicilan untuk pengakuan pendapatan sangat berfluktuasi pada suatu
saat metode ini digunakan secara luas dan diterima untuk transaksi penjualan cicilan. ketika
transaksi penjualan cicilan meningkat, penerimaan dan penerapan metode cicilan sebaliknhya
menurun. Akhirnya APB menyimpulkan bahwa kecuali dalam situasi khusus, “metode cicilan
untuk mengakui pendapatan tidak dapat diterima” dasar pemikiran dari sikap ini adalah
sederhana : karena metode akuntansi cicilan tidak mengakui laba sampai kas tertagih, sehingga
metode ini tidak sesuai konsep akuntansi akrual.

Sebaliknya, metode cicilan ini sering kali dibenarkan dengan alas an bahwa risiko tidak
tertagihnya piutang usaha mungkin begitu besar sehingga penjualan itu sendiri bukan merupakan
bukti yang cukup agar terjadi pengakuan. Pendekatan yang umum adalah bahwa jika penjualan
sudah dilakukan, maka penjualan itu harus diakui; jika diperkirakan akan ada piutang yang tak
tertagih, maka piutang itu harus dicatat secara terpisah sebagai estimasi piutang ta tertagih.
Kelemahan metode penjualan dalam pengakuan pendapatan menjadi sangat nyata ketika
digunakan untuk operasi waralaba dan pengembangan tanah. Penerapan metode penjualan
cicilan untuk operasi waralaba dan lisensi mengakibatkan penyalahgunaan yang telah dijelaskan
sebagai “front-end loading”.
Prosedur untuk Menangguhkan Pendapatan dan Harga Pokok Penjualan

Dalam menangguhkan bagian dari harga jual yang belum ditagih dan bagian yang
proporsional dari harga pokok penjualan , setiap orang bisa dengan mudah menyusun suatu
prosedur. Akan tetapi kita, tidak membagi harga jual dan biaya sepanjang periode penagihan,
tetapi hanya laba kotor yang ditangguhkan, karena prosedur ini memiliki pengaruh yang persis
sama seperti menangguhkan penjualan maupun harga pokok penjualan. Untuk penjualan satu
tahun, langkah – langkah yang digunakan untuk menangguhkan laba kotor adalah sebagai
berikut.

1. Selama tahun berjalan, catat baik penjualan maupun harga pokok penjualan dengan cara
yang biasa, dengan menggunakan akun – akun khusus yang akan dijelaskan kemudian,
lalu hitung tingkat laba kotor atas transaksi penjualan cicilan.
2. Pada akhir tahun, terapkan tingkat laba kotor itu ke penagihan kas dari pennjualan cicilan
tahun berjalan untuk mendapatkan laba kotor yang direalisasi.
3. Laba kotor yang belum di realisasi harus ditangguhkan sampai tahun berikutnya.
Untuk penjualan yang dilakukan pada tahun – tahun sebelumnya, tingkat laba kotor atas
penjualan setiap tahun harus diterapkan pada penagihan tunai piutang usaha yang timbul dari
penjualan tahun berjalan, untuk mendapatkan laba kotor yang direalisasi.
Akun – akun khusus harus digunakan dalam metode penjualan cicilan karena akun-akun
ini memberikan informasi khusus tertentu yang diperlukan dalam menentukan laba kotor yang
direalisasi dan yang belum direalisasi pada setiap tahun operasi. Dalam menghitung laba bersih
menurut metode penjualan cicilan seperti yang biasa diterapkan adalah penagguhan laba kotor
sampai terealisasi melalui penagihan piutang usaha.
Hal yang harus dipahami dalam mengenal akuntansi penjualan cicilan adalah
1. Bagaimana menghitung persentase laba kotor yang layak
2. Bagaimana mencatat penjualan cicilan, biaya penjualan cicilan, dan laba kotor yang
ditangguhkan
3. Bagaimana menghitung laba kotor yang direalisasi atas piutang penjualan cicilan.
4. Bagaimana saldo laba kotor yang ditangguhkan pad akhir tahun terjadi, karena penerapan
tingkat laba kotor pada piutang usaha cicilan.
Masalah Tambahan dalam Akuntansi Penjualan Cicilan
Selain perhitungan laba kotor yang direalisasi dan ditangguhkan saat ini , ada masalah lain yang
dihadapi dalam akuntansi penjualan cicilan. Masalah ini berkaitan dengan:
1. Bunga atas kontrak cicilan.
Masalah ini terjadi karena penagihan piutang cicilan tersebar selama periode yang
panjang, maka sudah menjadi kebiasaan untuk membebankan bunga kepada pembeli atas
saldo yang belum dibayar. Penjual dan pembeli menyusun, suatu skedul pembayaran
yang sama besarnya yang terdiri dari bunga dan pokok pinjaman.
2. Piutang tak tertagih.
Masalah ini merupakan masalah yang sedikit berbeda dengan perusahaan yang menjual
atas dasar cicilan karena adanya aspek kepemilikan kembali yang biasanya dicantumkan
dalam perjanjian penjualan. Aspek ini memberi perusahaan penjual suatu kesempatan
untuk mengganti semua piutang yang tidak tertagih melalui kepemilikan kembali dan
penjualan kembali barang yang dimiliki kembali itu. Jadi , pengalaman perusahaan
menunjukkan bahwa kepemilikan kembali tidak sebagai pegangan menutup saldo yang
tidak tertagih, maka sebaiknya perusahaan mencadangkan kerugian semacam itu melalui
pembeban ke suatu akun beban khusus atas piutang tak tertagih seperti yang dilakukan
untuk penjualan kredit lainnya.
3. Gagal membayar (default) dan pemilikan kembali.
Masalah itu tergantung pada syarat kontrak penjualan dan kebijakan kredit, penjual bisa
memiliki kembali barang yang telah terjual menurut perjanjian cicilan jika pembeli gagal
memenuhi kewajiban pembayaran (default). Barang dagang yang dimiliki kembali itu
mungkin harus diperbaiki oleh penjual sebelum ditawarkan untuk dijual. Barang itu bisa
dijual kembali secara tunai atau dengan pembayaran cicilan.
Penyajian Transaksi Penjualan Cicilan dalam Laporan Keuangan.
Jika transaksi penjualan cicilan merupakan bagian atas signifikan dari total penjualan,
maka diperlukan pengungkapan penuh atas penjualan cicilan, harga pokok penjualan cicilan, dan
semua beban yang dapat dialokasikan ke penjualan cicilan. Akan tetapi, jika transaksi penjualan
cicilan bukan merupakan bagian yang signifikan dari total penjualan, maka kita cukup
memasukkan laba kotor yang direalisasi dalam laporan laba rugi sebagai pos khusus sesudah
laba kotor atas penjualan, seperti dibawah ini.
Health Machine Company
Laporan laba rugi
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2008

Penjualan $620.000
Harga pokok penjualan $490.000
Laba kotor atas penjualan $130.000
Laba kotor yang direalisasi atas penjualan cicilan $ 51.000
Total laba kotor dari penjualan $181.000
Ilustrasi. Pengungkapan Transaksi Penjualan Cicilan- Jumlah Tidak Signifikan
Jika diperlukan pengungkapan transaksi penjualan cicilan yang lebih lengkap, penyajian
yang serupa dengan yang berikut ini dapat digunakan, seperti yang ditujukkan pada ilustrasi
pengungkapan transaksi penjualan cicilan jumlah signifikan. Ilustrasi ini adalah janggal.
Kejanggalan yang terlihat dalam metode penyajian ini sulit untuk dihindai jika pengungkapan
penuh atas transaksi penjualan cicilan harus disajikan dalam laporan laba rugi. Salah satu
pemecahannya adalah menyiapkan skedul terpisah yang memperlihatkan transaksi penjualan
cicilan, dan hanya angkirnya yang dicantumkan dalam laporan laba rugi.
Health Machine Company
Laporan laba rugi
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2008

Penjualan Penjualan Total


cicilan lainnya
Penjualan $248.000 $620.000 $868.000
Harga pokok penjualan $182.000 $490.000 $672.000
Laba kotor atas penjualan $ 66.000 $130.000 $196.000
Dikurangi: Laba kotor yang ditangguhkan dari $ 47.000 $ 47.000
penjualan cicilan tahun ini
Laba kotor yang direalisasi atas penjualan $ 19.000 $130.000 $149.000
tahun ini
Ditambah : Laba kotor yang direalisasi atas $ 32.000 $
penjualan cicilan tahun sebelumnya 32.000
Laba kotor yang direalisasi tahun ini $ 51.000 $130.000 $181.000
Ilustrasi. Pengungkapan Transaksi Penjualan Cicilan – Jumlah signifikan
Biasanya pengklasifikasian piutang usaha cicilan menurut tahun kolektibilitas di neraca
perlu dilakukan. Namun, ada keraguan mengenai apakah piutang cicilan yang tidak dapat ditaguh
untuk dua tahun atau lebih harus dimasukkan dalam aktiva lancar. Jika penjualan cicilan
merupakan bagian dari operasi yang normal, maka piutang semacam itu dapat dianggap sebagai
aktiva lancar karena dapat ditagih selama siklus operasi bisnis. Praktik ini cukup
membingungkan jika tanggal jatuh tempo diungkapkan sepenuhnya, seperti yang diilustrasikan
berikut ini.

Aktiva Lancar
Wesel Tagih dan Piutang Usaha $78.800
Pelanggan Dagang $ 3.700
Dikurangi : Penyisihan untuk piutang tak tertagih $ 75.100

Piutang cicilan yang dapat ditagih tahun 2008 $ 22.600


Piutang cicilan yang dapat ditagih tahun 2009 $ 47.200 $144.900
Ilustrasi. pengungkapan Piutang Usaha Cicilan, Menurut Tahun
Di pihak lain, piutang atas kontrak cicilan yang berasal daari transaksi yang tidak
berkaitan dengan operasi normal harus dilaporkan dalam seksi “ Aktiva Lainnya “ jika jatuh
tempo lebih dari satu tahun. Barang dagang yang dimiliki kembali merupakan bagian dari
persediaan dan harus dilaporkan pada seksi “ Aktiva Lancar “ di neraca. Setiap keuntungan atau
kerugian atas kepemilikan kembali harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada seksi
“Pendapatan dan Keuntungan Lain” atau “Beban dan Kerugian Lain”.
Laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan cicilan umumnya diperlukan sebagai
pendapatan diterima dimuka dan diklasifikasikan sebagai kewajiban lancaar. Secara teoritis, laba
kotor yang ditangguhkan terdiri dari tiga unsur yaitu :
1. Kewajiban pajak penghasilan yang akan dibayar apabila penjualan dilaporkan sebagai
pendapatan yang direalisasi (kewajiban lancar),
2. Penyisihan untuk beban penagihan, piutang tak tertagih, dan kerugian kepemilikan
kembali (pengurangan dan piutang usaha cicilan),
3. Laba bersih (laba ditahan, dengan dibatasi oleh ketersediaan dividen)
Dikarenakan sulit untuk mengalokasikan laba kotor yang ditangguhkan diantara ketiga
unsur ini, maka keseluruhan jumlahnya sering kali dilaporkan sebagai pendapatan diterima
dimuka.
METODE PEMULIHAN BIAYA
Menurut metode pemulihan biaya, tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh
pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual oleh penjual. Sesudah semua biaya
dipulihkan oleh penjual, setiap tambahan kas yang tertagih dimasukkan dalam laba.
METODE SIMPANAN
Menurut metode simpanan, penjual melaporkan kas yang diterima dari pembeli sebagai uang
tanggungan atas kontrak dan mengklasifikasikannya sebagai kewajiban (simpanan yang dapat
dikembalikan atau uang muka pelanggan) di neraca. Penjual terus melaporkan propertinya
sebagai aktiva dalam neraca beserta setiap hutang terkait yang masih ada. Selain itu, penjual juga
terus mencatat beban penyusutan sebagai biaya periode untuk property tersebut. Tidak ada
pendapatan atau laba yang harus diakui sampai penjualan selesai.

Daftar Referensi

Kieso, Donald W., Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield.2017. Akuntansi Keuangan
Menengah. Jakarta:Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai