Menurut FASB dalam concept statement No 5, kedua syarat untuk mengakui pendapatan
(direalisasi dan dihasilkan) biasanya terpenuhi pada saat produk atau barang dagang diserahkan
atau jasa diberikan kepada pelanggan.Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan
umumnya diakui pada saat penjualan.Akan tetapi, disini bisa timbul masalah dalam
pelaksanaanya. Tiga situasi semacam ini akan dibahas berikut :
1. Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali
Jika suatu perusahaan menjual produk dalam satu periode dan setuju untuk membelinya kembali
dalam periode akuntansi berikutnya.Substansi ekonomi dari transaksi ini adalah bahwa risiko
kepemilikan tetap berada pada penjual.FASB telah mengambil langkah-langkah untuk
membatasi pengakuan pendapatan dalam praktik ini.Jika terdapat perjanjian beli kembali dengan
harga tertentu dan harga ini dapat menutup semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan
yang terkait maka persediaan dan kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjual.
Dengan kata lain tidak terjadi penjualan.
Kebanyakan pengakuan pendapatan pada saat penjualan digunakan karena sebagian besar
ketidakpastian mengenai proses menghasilkan laba dan harga pertukaran sudah diketahui. Akan
tetapi dalam situasi tertentu pendapatan diakui sebelum penyelesaian dan penyerahan.Contoh
yang paling terkenal adalah akuntansi kontrak kontruksi jangka panjang yang menggunakan
metode presentase.
Kontrak jangka panjang seperti kontrak jenis kontruksi pengembangan pesawat terbang
militer dan komersial, system pengiriman senjata, serta perangkat keras keras eksplorasi ruang
angkasa, seringkali menetapkan bahwa penjual dapat menagih pembeli pada selang waktu
tertentu, ketika berbagai tahap dari proyek itu telah dicapai. Apabila proyek tersebut terdiri dari
unit unit yang terpisah seperti sekelompok bangunan, maka perpindahan hak milik dan
pengajuan tagihan dapat dilakukan pada tahap penyelesaian yang sudah ditetapkan.Ada dua
metode akuntansi yang sangat berbeda untuk kontrak kontruksi jangka panjang yang diakui oleh
profesi akuntansi:
1. Metode Presentase Penyelesaian
Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses kontruksi
yaitu presentase penyelesaian. Biaya kontruksi ditambah laba kotor yang dihasilkan
sampai hari ini diakumulasikan dalam sebuah akun persediaan(kontruksi dalam proses),
dan termin diakumulasi dalam kontra persedian (tagihan atas kontruksi dalam proses).
2. Metode Kontrak Selesai
Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak diselesaikan. Biaya kontruksi
diakumulasikan dalam akun kontra persediaan (tagihan atas kontruksi dalam proses)
1. Kontrak itu secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya
mengenai barang atau jasa yang akan diberikan dan diterima oleh pihak yang terlibat
dalam kontrak, imbalan yang akan dipertukarkan, serta cara dan syarat penyelesaian.
2. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi semua kewajiban dalam kontrak.
3. Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban kontraktual tersebut.
Metode penjualan cicilan mengakui laba dalam periode periodenya diterima hasil
penagihan dan bukan dalam periode penjualan. Metode ini dibenarkan atas dasar bahwa bila
tidak ada pendekatan yang layak iuntuk mengestimasi tingkat ketertagihan, maka pendapatan
tidak boleh diakui sampai kas berhasil ditagih
Jadi teori bahwa biaya dan beban harus dikaitkan dengan penjualan diterapkan dalam
metode penjualan cicilan melalui angka laba kotor saja, tidak lebih dari itu
Penggunaan metode cicilan untuk pengakuan pendapatan sangat berfluktuasi pada suatu
saat metode ini digunakan secara luas dan diterima untuk transaksi penjualan cicilan. ketika
transaksi penjualan cicilan meningkat, penerimaan dan penerapan metode cicilan sebaliknhya
menurun. Akhirnya APB menyimpulkan bahwa kecuali dalam situasi khusus, “metode cicilan
untuk mengakui pendapatan tidak dapat diterima” dasar pemikiran dari sikap ini adalah
sederhana : karena metode akuntansi cicilan tidak mengakui laba sampai kas tertagih, sehingga
metode ini tidak sesuai konsep akuntansi akrual.
Sebaliknya, metode cicilan ini sering kali dibenarkan dengan alas an bahwa risiko tidak
tertagihnya piutang usaha mungkin begitu besar sehingga penjualan itu sendiri bukan merupakan
bukti yang cukup agar terjadi pengakuan. Pendekatan yang umum adalah bahwa jika penjualan
sudah dilakukan, maka penjualan itu harus diakui; jika diperkirakan akan ada piutang yang tak
tertagih, maka piutang itu harus dicatat secara terpisah sebagai estimasi piutang ta tertagih.
Kelemahan metode penjualan dalam pengakuan pendapatan menjadi sangat nyata ketika
digunakan untuk operasi waralaba dan pengembangan tanah. Penerapan metode penjualan
cicilan untuk operasi waralaba dan lisensi mengakibatkan penyalahgunaan yang telah dijelaskan
sebagai “front-end loading”.
Prosedur untuk Menangguhkan Pendapatan dan Harga Pokok Penjualan
Dalam menangguhkan bagian dari harga jual yang belum ditagih dan bagian yang
proporsional dari harga pokok penjualan , setiap orang bisa dengan mudah menyusun suatu
prosedur. Akan tetapi kita, tidak membagi harga jual dan biaya sepanjang periode penagihan,
tetapi hanya laba kotor yang ditangguhkan, karena prosedur ini memiliki pengaruh yang persis
sama seperti menangguhkan penjualan maupun harga pokok penjualan. Untuk penjualan satu
tahun, langkah – langkah yang digunakan untuk menangguhkan laba kotor adalah sebagai
berikut.
1. Selama tahun berjalan, catat baik penjualan maupun harga pokok penjualan dengan cara
yang biasa, dengan menggunakan akun – akun khusus yang akan dijelaskan kemudian,
lalu hitung tingkat laba kotor atas transaksi penjualan cicilan.
2. Pada akhir tahun, terapkan tingkat laba kotor itu ke penagihan kas dari pennjualan cicilan
tahun berjalan untuk mendapatkan laba kotor yang direalisasi.
3. Laba kotor yang belum di realisasi harus ditangguhkan sampai tahun berikutnya.
Untuk penjualan yang dilakukan pada tahun – tahun sebelumnya, tingkat laba kotor atas
penjualan setiap tahun harus diterapkan pada penagihan tunai piutang usaha yang timbul dari
penjualan tahun berjalan, untuk mendapatkan laba kotor yang direalisasi.
Akun – akun khusus harus digunakan dalam metode penjualan cicilan karena akun-akun
ini memberikan informasi khusus tertentu yang diperlukan dalam menentukan laba kotor yang
direalisasi dan yang belum direalisasi pada setiap tahun operasi. Dalam menghitung laba bersih
menurut metode penjualan cicilan seperti yang biasa diterapkan adalah penagguhan laba kotor
sampai terealisasi melalui penagihan piutang usaha.
Hal yang harus dipahami dalam mengenal akuntansi penjualan cicilan adalah
1. Bagaimana menghitung persentase laba kotor yang layak
2. Bagaimana mencatat penjualan cicilan, biaya penjualan cicilan, dan laba kotor yang
ditangguhkan
3. Bagaimana menghitung laba kotor yang direalisasi atas piutang penjualan cicilan.
4. Bagaimana saldo laba kotor yang ditangguhkan pad akhir tahun terjadi, karena penerapan
tingkat laba kotor pada piutang usaha cicilan.
Masalah Tambahan dalam Akuntansi Penjualan Cicilan
Selain perhitungan laba kotor yang direalisasi dan ditangguhkan saat ini , ada masalah lain yang
dihadapi dalam akuntansi penjualan cicilan. Masalah ini berkaitan dengan:
1. Bunga atas kontrak cicilan.
Masalah ini terjadi karena penagihan piutang cicilan tersebar selama periode yang
panjang, maka sudah menjadi kebiasaan untuk membebankan bunga kepada pembeli atas
saldo yang belum dibayar. Penjual dan pembeli menyusun, suatu skedul pembayaran
yang sama besarnya yang terdiri dari bunga dan pokok pinjaman.
2. Piutang tak tertagih.
Masalah ini merupakan masalah yang sedikit berbeda dengan perusahaan yang menjual
atas dasar cicilan karena adanya aspek kepemilikan kembali yang biasanya dicantumkan
dalam perjanjian penjualan. Aspek ini memberi perusahaan penjual suatu kesempatan
untuk mengganti semua piutang yang tidak tertagih melalui kepemilikan kembali dan
penjualan kembali barang yang dimiliki kembali itu. Jadi , pengalaman perusahaan
menunjukkan bahwa kepemilikan kembali tidak sebagai pegangan menutup saldo yang
tidak tertagih, maka sebaiknya perusahaan mencadangkan kerugian semacam itu melalui
pembeban ke suatu akun beban khusus atas piutang tak tertagih seperti yang dilakukan
untuk penjualan kredit lainnya.
3. Gagal membayar (default) dan pemilikan kembali.
Masalah itu tergantung pada syarat kontrak penjualan dan kebijakan kredit, penjual bisa
memiliki kembali barang yang telah terjual menurut perjanjian cicilan jika pembeli gagal
memenuhi kewajiban pembayaran (default). Barang dagang yang dimiliki kembali itu
mungkin harus diperbaiki oleh penjual sebelum ditawarkan untuk dijual. Barang itu bisa
dijual kembali secara tunai atau dengan pembayaran cicilan.
Penyajian Transaksi Penjualan Cicilan dalam Laporan Keuangan.
Jika transaksi penjualan cicilan merupakan bagian atas signifikan dari total penjualan,
maka diperlukan pengungkapan penuh atas penjualan cicilan, harga pokok penjualan cicilan, dan
semua beban yang dapat dialokasikan ke penjualan cicilan. Akan tetapi, jika transaksi penjualan
cicilan bukan merupakan bagian yang signifikan dari total penjualan, maka kita cukup
memasukkan laba kotor yang direalisasi dalam laporan laba rugi sebagai pos khusus sesudah
laba kotor atas penjualan, seperti dibawah ini.
Health Machine Company
Laporan laba rugi
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2008
Penjualan $620.000
Harga pokok penjualan $490.000
Laba kotor atas penjualan $130.000
Laba kotor yang direalisasi atas penjualan cicilan $ 51.000
Total laba kotor dari penjualan $181.000
Ilustrasi. Pengungkapan Transaksi Penjualan Cicilan- Jumlah Tidak Signifikan
Jika diperlukan pengungkapan transaksi penjualan cicilan yang lebih lengkap, penyajian
yang serupa dengan yang berikut ini dapat digunakan, seperti yang ditujukkan pada ilustrasi
pengungkapan transaksi penjualan cicilan jumlah signifikan. Ilustrasi ini adalah janggal.
Kejanggalan yang terlihat dalam metode penyajian ini sulit untuk dihindai jika pengungkapan
penuh atas transaksi penjualan cicilan harus disajikan dalam laporan laba rugi. Salah satu
pemecahannya adalah menyiapkan skedul terpisah yang memperlihatkan transaksi penjualan
cicilan, dan hanya angkirnya yang dicantumkan dalam laporan laba rugi.
Health Machine Company
Laporan laba rugi
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2008
Aktiva Lancar
Wesel Tagih dan Piutang Usaha $78.800
Pelanggan Dagang $ 3.700
Dikurangi : Penyisihan untuk piutang tak tertagih $ 75.100
Daftar Referensi
Kieso, Donald W., Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield.2017. Akuntansi Keuangan
Menengah. Jakarta:Salemba Empat