Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Konsep dan Penerapan Capital Expenditures

Dosen Pengampu : Deasy Femayona Devi, S.E., M.Ak

Disusun Oleh:

Aulia Banafsha S 2003011021


Talitha Aristawati 2003011023

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS AL-KHAIRIYAH

Jalan H Enggus Arja No 1 Citangkil Kota

Cilegon – Banten 42411


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah- Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konsep dan Penerapan
Capital Expenditures" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen.


Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Capital Expenditures bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Karena itu, sudah sepantasnya menulis mengucapkan terimakasih kepada semua


pihak yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulus setiap saat.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Cilegon, Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Capital Expenditure (Belanja Modal) ................................................................... 5
2.2 Kategori Capital Expenditure (Belanja Modal) ....................................................................... 5
2.3 Jenis – Jenis Capital Expenditure (Belanja Modal)................................................................. 6
2.4 Contoh – Contoh Capital Expenditure (Belanja Modal) dan Komponen Biaya................... 7
2.5 Perlakuan Akuntansi terhadap Capital Expenditure (Belanja Modal) ................................. 9
2.6 Perhitungan Capital Expenditure (Belanja Modal)............................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Capital Expenditure (Belanja Modal) pada Perusahaan termasuk dalam salah satu
konsep penting dalam suatu teori keuangan perusahaan. Dalam teori tersebut dijelaskan
beberapa fungsi keuangan yang dapat dikendalikan oleh manajer keuangan adalah pembuatan
keputusan yang berkaitan dengan akifitas pendanaan serta keputusan untuk bagaimana dana
tersebut diinvestasikan. Ada beberapa alasan penting yang menjadikan teori tersebut menarik
untuk dianalisis. Dari segi ekonomi makro, pembelanjaan modal yang dilakukan perusahaan
merupakan salah satu bagian dominan yang membentuk permintaan agregat untuk barang
modal, komponen gross national product, variabel pertumbuhan ekonomi, serta siklus bisnis
(Rudiger Dornbusch 2018). Kedua, pada sisi ekonomi mikro, pembelanjaan modal
mempengaruhi keputusan-keputusan dalam melakukan produksi, hal ini menyangkut tentang
seberapa besar dana yang akan digunakan dalam investasi berupa aset tetap Snyder (2005)
serta rencana strategik (Bromiley 1986).
Dalam situasi perekonomian global seperti sekarang ini, perusahaan bebas untuk
melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas negara. Kondisi seperti ini tentunya mampu
menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Untuk menghadapi keadaan
tersebut, setiap perusahaan dituntut mampu membaca dan memahami situasi yang terjadi,
sehingga dapat melakukan pengelolaan fungsi-fungsi manajemen, seperti di bidang
pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan keuangan dengan baik.
Capital Expenditure (Belanja Modal) pada Pemerintah adalah Belanja Modal merupakan
pengeluaran anggaran yang digunakan untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi (PP No.24 Tahun 2005). Pemerintah
mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja modal dalam APBD untuk menambah
aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Anggaran
belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk
kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah maupun untuk fasilitas publik.
Saat ini banyak daerah yang berlomba untuk meningkatkan pembangunan daerahnya
sendiri, karena salah satu faktor pendukung kesejahteraan daerah adalah dengan tersedianya
infrastruktur yang memadai. Namun faktanya seperti yang dilansir dalam wartaekonomi.co.id,
masih banyak Pemerintah Daerah (Pemda) lebih banyak mengalokasikan belanjanya pada
sektor-sektor yang kurang diperlukan dan lebih banyak digunakan untuk belanja rutin, sebab
100% belanja rata-rata hanya 20% yang digunakan untuk belanja modal dalam rangka
pengadaan aset untuk investasi untuk meningkatkan pelayanan publik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang Dimaksud dengan Capital Expenditure (Belanja Modal) ?
2. Ada Berapa dan Sebutkan Kategori Capital Expenditure (Belanja Modal) ?
3. Apa Saja Jenis-Jenis Capital Expenditure (Belanja Modal) ?
4. Apa Saja Contoh Capital Expenditure (Belanja Modal) dan Apa Sajakah Komponen
Biaya nya?
5. Bagaimanakah Perlakuan Akuntansi terhadap Capital Expenditure (Belanja Modal) ?
6. Bagaimanakah Cara Perhitungan Capital Expenditure (Belanja Modal) ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Capital Expenditure (Belanja Modal)


Capital Expenditure atau capital spending, dalam bahasa Indonesia adalah
pengeluaran modal atau belanja modal. Menurut Wikipedia, Capital Expenditure adalah
alokasi uang yang direncanakan (dalam anggaran) untuk memperoleh aset tetap yang
memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi, seperti gudang atau
tanah, yang akan menjadi aset perusahaan. Aset-aset modal tersebut memiliki umur
manfaat yang panjang dan berpengaruh pada peningkatan kapasitas produksi bisnis.
Belanja Modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan
modal yang sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang memberikan manfaat lebih dari
satu periode akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya
pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat,
meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.
Pengertian lainnya, capex merupakan biaya-biaya yang digunakan oleh
perusahaan untuk memperoleh, memperbaiki, atau merawat aktiva tetap atau aset fisik,
seperti properti, bangunan industri atau peralatan.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, pengeluaran capex ini bertujuan untuk
menambah dan merawat aset perusahaan sehingga dapat memperkuat jalannya bisnis.
Karena itu, umumnya anggaran pengeluaran modal ini lebih besar daripada biaya
operasional. Capex biasanya dianggarkan dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

2.2 Kategori Capital Expenditure (Belanja Modal)


Belanja Modal dapat diaktegorikan dalam 5 (lima) kategori utama:
1. Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
pengadaan/pembeliaan/pembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah,
pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertipikat, dan
pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah
dimaksud dalam kondisi siap pakai.

2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin


Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
pengadaan/penambahan/penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin
serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan
sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.

3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan


Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran/ biaya yang digunakan untuk
pengadaan/penambahan/penggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan,
pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah
kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah pengeluaran/biaya yang digunakan
untuk pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatan pembangunan/pembuatan serta
perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan
jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan
dimaksud dalam kondisi siap pakai.

5. Belanja Modal Fisik Lainnya


Belanja Modal Fisik Lainnya adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatanpembangunan/ -pembuatan serta
perawatan terhadap Fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan kedalam kriteria belanja
modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan,
termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-
barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan
tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah.

2.3 Jenis – Jenis Capital Expenditure (Belanja Modal)


Pengeluaran modal ini terbagi ke beberapa jenis berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Saphiro (2005), berikut ini jenis-jenis capex:

 Equipment Replacement (Penggantian Peralatan)


Perusahaan melakukan capex untuk mengganti peralatan, baik karena sudah rusak maupun
karena ada kebutuhan untuk menambah peralatan tersebut. Penggantian peralayan ini dapat
berkaitan dengan peralatan produksi atau peralatan pendukung kegiatan produksi.

Contohnya, perusahaan melakukan penggantian peralatan produksi karena peralatan yang


dimiliki saat ini sudah tidak berfungsi dengan baik. Jika tidak diganti, kemungkinan besar
dapat memengaruhi proses produksi dan mengalami penurunan kuantitas. Karena itu,
perusahaan melakukan capex untuk membeli peralatan produksi baru.

 Expansion to Meet Growth in Existing Product (Ekspansi untuk Peningkatan Pangsa


Pasar dengan Produk yanng Sudah Ada)
Jenis pengeluaran ini dilakukan ketika perusahaan ingin melakukan ekspansi untuk
meningkatkan pangsa pasar. Ekspansi ini umumnya dilakukan terhadap produk-produk yang
sudah ada. Caranya dapat berupa pembukaan cabang baru atau dengan menambah jumlah
karyawan sehingga proses produksi jadi lebih efisien.

Jika cara yang dipilih adalah membuka cabang baru, perusahaan harus mengeluarkan
sejumlah biaya untuk membeli aset bangunan beserta peralatan lainnya untuk menunjang
operasional pada cabang baru itu. Pembelanjaan ini dianggap sebagai capex.
 Expansion Generated by New Products (Ekspansi dengan Merilis Produk Baru)
Jenis capex ini dilakukan ketika perusahaan ingin melakukan ekspansi dengan mengeluarkan
inovasi-inovasi baru, misalnya produk baru. Untuk mewujudkan hal ini, perusahaan
memerlukan aset baru, seperti pabrik baru.

Maka, pembelian tanah, bangunan, material bangunan untuk membangun pabrik baru.
Perusahaan juga mungkin harus bekerja sama dengan kontraktor untuk menjalankan
pembangunan pabrik baru tersebut. Semua pengeluaran ini akan tercatat sebagai capex.

 Projected Mandated by Law (Proyek untuk Menaati Peraturan yang Berlaku)


Ada jenis capex yang dilakukan karena mengikuti atau menuruti hukum yang berlaku. Jadi,
perusahaan perlu melakukan pengeluaran modal karena ada proyek yang muncul dari hukum
atau peraturan berlaku.

Contoh sederhananya adalah perusahaan tambang. Perusahaan yang bergerak di bidang ini
perlu melakukan penebangan hutan untuk mengeksplorasi bahan tambang di dalam kawasan
alam tersebut. Namun, perusahaan perlu melakukan pembelanjaan modal untuk melakukan
penghijauan kembali sebagai bentuk menaati peraturan perlindungan alam. Pengeluaran
capex ini tidak memberikan profit, namun harus dilakukan karena berkaitan dengan hukum
yang berlaku.

2.4 Contoh – Contoh Capital Expenditure (Belanja Modal) dan Komponen Biaya

Contoh – Contoh Capital Expenditure (Belanja Modal)


Pada umumnya, contoh dari capital expenditure adalah berupa bangunan dan properti,
peralatan, peningkatan perangkat lunak, perangkat komputer, kendaraan hingga aset tidak
berwujud. Berikut penjelasan lengkapnya :

1. Bangunan dan Properti


Pembelian bangunan atau properti akan masuk ke dalam CapEx karena aset ini biasanya
dapat digunakan selama bertahun-tahun.

2. Pembaharuan Peralatan
Mesin yang digunakan dalam industri biasanya akan berkurang fungsi kerjanya ketika sudah
bertahun-tahun digunakan, sehingga masuk ke dalam CapEx.

3. Pembaharuan Perangkat Lunak


Pengeluaran untuk pemeliharaan dan pembaharuan perangkat lunak merupakan biaya yang
signifikan bagi perusahaan besar. Baik itu biaya untuk membeli perangkat lunak maupun
memperbaharuinya ke versi yang lebih efisien akan masuk ke dalam CapEx.

4. Perangkat Komputer
Beberapa contoh perangkat komputer yang masuk ke dalam CapEx adalah laptop, komputer,
berasa perangkat kelengkapan lainnya.
5. Aset Tidak Berwujud
Aset untuk CapEx tidak selamanya harus merupakan aset yang berwujud, namun bisa juga
berupa aset yang tidak berwujud. Contohnya, jika perusahaan membeli hak paten atau
lisensi, maka pengeluaran tersebut juga masuk ke dalam CapEx.

Komponen Biaya
2.5 Perlakuan Akuntansi terhadap Capital Expenditure (Belanja Modal)
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah, khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan.
Belanja dalam tatanan akuntansi pemerintah dikalsifikasikan menurut klasifikasi
ekonomi, organisasi dan fungsi. Pembahasan selanjutnya hany akan kita fokuskan pada
klasifikasi ekonomi.
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan
yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya
yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
 Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum
 Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat
perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk dipergunakan.
 Masa manfaat adalah: Periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas
pemerintahan dan/atau pelayanan publik; atau Jumlah produksi atau unit serupa
yang diharapkan diperoleh dari aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau
pelayanan publik. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat
atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Berikut adalah klasifikasi aset tetap
yang digunakan:
1. Tanah;
2. Peralatan dan Mesin;
3. Gedung dan Bangunan;
4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
5. Aset Tetap Lainnya; dan
6. Konstruksi dalam Pengerjaan.

 Pengukuran Aset Tetap


Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memung-kinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
 Penilaian Awal Aset Tetap
Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan
dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya
perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah
sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh. Untuk keperluan penyusunan
neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai
wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya setelah
tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu entitas menggunakan
biaya perolehan atau harga wajar bila biaya perolehan tidak ada.
2.6 Perhitungan Capital Expenditure (Belanja Modal)
Perhitungan Capex
Pengeluaran capex tidak dapat dilakukan secara sembarangan karena ini sangat penting untuk
keberlangsungan perusahaan. Perlu adanya perhitungan untuk melakukan capital
expenditure ini. Apa saja yang diperhitungkan?
 Efek Jangka Panjang
Capital expenditure akan memberikan efek jangka panjang pada perusahaan. Sebab
meski aset bertambah, kas perusahaan akan berkurang. Karena itu, perlu adanya
perencanaan matang sebelum memutuskan untuk melakukan pembelanjaan modal ini.
 Biaya yang Dikeluarkan
Umumnya, pembelanjaan untuk penambahan aset ini membutuhkan biaya yang cukup
besar sehingga dapat membebani anggaran perusahaan. Jadi, harus ada perhitungan
tingkat return of Iinvestment (ROI) atau pengembalian modal. Dengan begitu, perusahaan
dapat menilai suatu aset terhadap tingkat efisiensi produksinya.
 Penyusutan Nilai
Beberapa aset akan mengalami penyusutan nilai di masa mendatang. Karena itu,
perusahaan perlu mempertimbangkan waktu pembelian, nilai aset yang akan dibeli, serta
tingkat efisiensi aset tersebut.
Perhitungan CapEx
dapat memberitahu perusahaan berapa banyak perusahaan berinvestasi dalam aset tahap
yang ada dan yang baru untuk mempertahankan atau mengembangkan bisnis. Dengan
kata lain, CapEx adalah semua jenis pengeluaran yang dikapitalisasi oleh perusahaan atau
ditampilkan dalam neraca sebagai investasi, bukan berupa laporan laba rugi atau
pengeluaran.

Jumlah belanja modal yang dimiliki perusahaan akan bergantung pada industrinya.
Beberapa industri yang paling padat modal memiliki tingkat pengeluaran modal tertinggi
seperti produksi minyak, telekomunikasi, manufaktur, atau industri utilitas.

Rumus CapEx adalah sebagai berikut:


CapEx = (PP&E saat ini - PP&E sebelumnya) + biaya depresiasi saat ini
Ket.
 CapEx = Capital Expenditure (Belanja Modal)
 PP&E = Property, Plant, dan Equipment, yaitu aset tetap dan berwujud milik perusahaan.
PP&E saat ini dan sebelumnya biasanya ditunjukkan oleh neraca dan laporan laba-rugi.
Jumlah kedua pengeluaran ini akan menunjukkan selisih bersih dari PP&E.

Cara menghitung laporan CapEx adalah sebagai berikut:


 Cermati laporan laba-rugi untuk mencari biaya depresiasi atau biaya penyusutan dari
periode saat ini.
 Temukan saldo aset tetap pada periode sebelumnya dan buat perhitungan dari selisih
saldo aset periode saat ini dengan saldo aset periode sebelumnya.
 Tambahkan selisih saldo aset tetap tersebut dengan biaya depresiasi saat ini untuk
menemukan nilai CapEx dari periode saat ini.

Sedangkan untuk cara menghitung dari laporan keuangan atas Capital Expenditure
adalah:

 Pahami bagian dari laporan laba rugi untuk mencari berapa biaya penyusutan
yang ada pada periode yang berjalan.
 Carilah saldo untuk aset tetap pada periode sebelumnya serta mencari selisih saldo
tersebut dengan saldo aset tetap saat ini.
 Kemudian tambahkan selisih saldo aset tetap ke biaya penyusutan pada periode
berjalan. Nantinya, dari sinilah Capex periode berjalan yang akan diketahui.

Apa Fungsi untuk Menghitung dari Capital Expenditure?


Capital Expenditure adalah komponen dalam sebuah perusahaan yang cukup penting.
Sehingga beberapa orang memang disarankan untuk paham tentang pengertiannya,
paham tentang apa saja jenisnya, beberapa contohnya, bahkan sampai dengan apa fungsi
untuk memperhitungkan Capex sendiri. Untuk pentingnya dalam perhitungan dari Capital
Expenditure adalah berkaitan dengan laporan keuangan dalam perusahaan. Selain penting
untuk laporan keuangan dalam perusahaan, akan tetapi untuk perhitungan Capex sendiri
juga bisa memberikan fungsi sebagai berikut ini:

 Acuan Jangka Panjang untuk Perusahaan


Tujuan atau fungsi pertama adalah dapat dijadikan sebagai acuan penting perusahaan
untuk memperhitungkan berapa nilai Capex yang akan dijadikan sebagai acuan jangka
Panjang dalam perusahaan. Melihat nilai dari laporan keuangan dari nilai Capex yang
dihasilkan ini bisa memberikan strategi tambahan untuk perusahaan agar bisa lebih
mengembangkan bisnis mereka.

 Digunakan untuk Berinvestasi di Masa Depan


Kemudian, fungsinya adalah kemampuan untuk dijadikan sebagai investasi masa depan
karena ada beberapa asset dan juga alat produksi yang akan dibeli serta diharapkan dapat
memberikan keuntungan khususnya untuk sebuah perusahaan di kemudian hari.
Meskipun nantinya harus mengeluarkan biaya yang besar di awal, akan tetapi nantinya
akan terbayarkan dengan beberapa keuntungan yang nantinya bisa didapatkan. Bukan
hanya itu saja, bukan hanya pencatatan Capex yang akan menarik investor untuk
berinvestasi pada perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan akan terlihat yang
memiliki potensi yang menjanjikan agar banyak perusahaan yang akan terus berkembang.

 Melakukan Depresiasi
Kemudian, depresiasi sendiri adalah penurunan nilai terhadap sebuah barang maupun
asset seiring berjalannya waktu. Apalagi untuk menghitung Capex sendiri menjadi
sebuah Langkah preventif agar depresiasi ini nantinya tidak akan membawa kerugian
bagi sejumlah perusahaan. Depresiasi sendiri akan berpengaruh jumlah modal yang
nantinya akan dikeluarkan. Maka dari itulah sejumlah perusahaan harus mampu untuk
memperhitungkan beberapa saat yang tepat untuk berpengaruh agar bisa mendapat
keuntungan dari modal yang sudah dikeluarkan nantinya.

 Paham Pengeluaran Tinggi


Memperhitungkan nilai Capex sendiri akan membantu beberapa pemilik perusahaan
untuk mengecek seberapa besar pengeluaran pada sebuah perusahaan dan juga untuk
melakukan pembelian aset. Menyadari betapa tingginya pengeluaran, perusahaan akan
lebih siap menentukan Langkah-langkah bisnis yang terbaik. Bukan hanya itu saja, Anda
juga wajib untuk memperkirakan berapa pengeluaran yang harus dikeluarkan pada masa
depan jika beberapa pemilik perusahaan harus membeli aset yang sama.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Capital Expenditure atau capex merupakan pengeluaran modal untuk
penambahan aset tetap perusahaan. Aset tetap ini memiliki manfaat jangka panjang dan
dapat berdampak pada efisiensi produksi serta keberlangsungan bisnis. Kemudian
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah, khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan.
Karena itu, perlu adanya perhitungan untuk melakukan capex, mulai dari
memperhitungkan efek jangka panjang dari pembelanjaan modal, biaya yang
dikeluarkan, serta penyusutan nilai barang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai