Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DENGAN JUDUL “Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah”


Mata Kuliah : Ekonomi Makro Mikro Islam

Dosen Pengampu : Isra Misra, S.E., M.Si.

Disusun Oleh:
AKBAR MU ALIF
NIM : 2014140128
APRILIA NURHASANAH
NIM : 2014140127
RISNANI
NIM :2014140129

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
PRODI AKUNTANSI SYARIAH
TAHUN 1442 H/ 2021 M

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan yang
tiada terkira, baik itu nikmat Iman, Islam dan Ihsan. Shalawat dan salam tak lupa kita
haturkan kepada junjungan kita sekaligus panutan kita yaitu Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui tentang “Pendapatan dan
Pengeluaran Pemerintah” pada mata kuliah Ekonomi Makro Mikro Islam, dengan
menggunakan rangkaian kalimat yang mudah, sederhana dan dapat dimengerti.

Kemudian, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami juga meminta maaf
apabila di dalam makalah ini terdapat kesalahan atau kekeliruan yang disengaja ataupun
yang tidak disengaja. Demikian makalah ini kami buat dengan harapan mendapatkan kritik
dan saran sehingga menjadi pelajaran ke depannya agar menjadi lebih baik lagi. Semoga
dapat bermanfaat bagi kami penulis serta teman – teman yang lainnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Palangkaraya, Mei 2021

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ ii


Daftar Isi......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C Tujuan Penulisan Makalah........................................................................... 1
D Manfaat Penulisan Makalah......................................................................... 2
E Metode Penulisan Makalah .......................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendapatan Negara .................................................................. 3
Teori Pajak dan Distribusi Pendapatan Pemerintah .................................... 3
B. Klasifikasi Pendapatan Negara .................................................................. 3
C. Sumber-Sumber Pendapatan Pemerintah Islam ......................................... 4
D. Teori Pengeluaran Pemerintah .................................................................. 7
a. Teori Makro ....................................................................................... 7
b. Teori Mikro ........................................................................................ 8
E. Macam Pengeluaran Negara ..................................................................... 8
F. Pengeluaran Pada Pemerintah Islam ........................................................ 10
G. Pengaruh Pengeluaran terhadap Perekonomian ........................................ 10
BAB III PENUTUP
A Kesimpulan ............................................................................................... 12
B Saran ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Gambar Screenshoot Diskusi Tugas Makalah

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara adalah wadah atau tempat bagi sebagian orang untuk mewujudkan
kehidupannya ke arah yang lebih baik. Keberadaan pemerintah berperan penting untuk
melakukan tugasnya dalam mengelola negara. Melalui Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN), pendapatan dan pengeluaran akan dikelola secara terencana yang
berguna untuk kesejahteraan masyarakat. Seperti, meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi (pro growt), memperluas lapangan kerja baru (pro job) dan meningkatkan
perlindungan kepada masyarakat yang kurang mampu (pro poor).

Dalam sejarah, Pemerintahan Islam pada saat itu turut berperan aktif dalam
mengelola negara juga banyak mencontohkan bentuk-bentuk pendapatan negara, apa saja
pengeluaran negara dan bagaimana pengaruhnya. Makalah ini akan membahas mengenai
pendapatan dan pengeluaran Pemerintah serta mendeskripsikan secara sekilas
perbandingan anggaran pendapatan dan pengeluaran negara antara sistem pemerintahan
Islam dan Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pendapatan Negara?
2. Bagaimana Klasifikasi Pendapatan Negara?
3. Apasaja Sumber Pendapatan Pemerintah Islam?
4. Bagaimana Teori Pemerintah terkait Pengeluaran Negara?
5. Apa saja Macam Pengeluaran Negara?
6. Apa saja Pengeluaran pada Pemerintah Islam?
7. Bagaimana Pengaruh Pengeluaran terhadap Perekonomian?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Pendapatan Negara
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Pendapatan Negara
3. Untuk Mengetahui Sumber Pendapatan pada masa Pemerintahan Islam
4. Untuk Mengetahui Teori Pemerintah terkait Pengeluaran Negara
5. Untuk Mengetahui Macam Pengeluaran Negara
6. Untuk Mengetahui Pengeluaran pada masa Pemerintahan Islam

1
7. Untuk Mengetahui Pengaruh Pengeluaran terhadap Perekonomian
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi terkait pendapatan
dan pengeluaran Pemerintah bagi pembaca. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan
pengajaran untuk mata kuliah Ekonomi Mikro Makro Islam.
E. Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan makalah yaitu metode pustaka, dimana metode
yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data dari pustaka yang
berhubungan dengan Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah. Baik berupa buku maupun
informasi di Internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendapatan Pemerintah


Pendapatan Pemerintah bersumber dari penerimaan pajak dan penerimaan bukan
pajak. Penerimaan pajak berasal dari kebijakan pemerintah dengan mengambil pungutan
dari warga negara berdasarkan undang-undang dan bersifat memaksa. Penerimaan bukan
pajak bersumber dari pinjaman pemerintah dari dalam atau luar negeri. Contohnya seperti
penerimaan dari badan usaha milik pemerintah, penerimaan dari lelang dan sebagainya. 1
Dengan demikian, pendapatan pemerintah sangat penting untuk melaksanakan fungsi
dan tugas pemerintah yang menjadi bagian dari pengeluaran pemerintah. Pendapatan
pemerintah meliputi pendapatan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan
barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan oleh pemerintah, pinjaman pemerintah dan
sumber-sumber lainnya. 2
a. Teori Pajak dan Distribusi Pendapatan Pemerintah
Sebagian besar beban pemerintah berasal dari pajak, sehingga diperlukan aturan bagi
pembebanan pajak kepada wajib pajak. Dalam ekonomi klasik, Adam Smith menegaskan
beberapa prinsip utama dalam pembebanan pajak yang dikenal dengan Smith’s Canons,
yaitu prinsip keadilan (equity). Pajak menjadi sumber pendapatan paling penting dalam
ekonomi modern. Karena itu, menurut Harves S. Rossen,3 teori-teori pajak
mengeksplorasi bagaimana pajak dapat dipungut untuk mencapai efisiensi ekonomi dan
untuk mencapai distribusi pendapatan secara adil.
B. Klasifikasi Pendapatan Negara
Kegiatan pemerintah semakin berkembang seiring dengan kebutuhan kebutuhan
masyarakat, sehingga diperlukan pembiayaan-pembiayaan atau pengeluaran pemerintah
(public expenditures) yang cukup besar jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Adapun pendapatan pemerintah Indonesia berdasarkan anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN) dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penerimaan dalam negeri dan
penerimaan pembangunan. 4

1
Guritno Mangkoesoebroto, Ekonomi Publik (Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta, 2001), 181-
182
2
Richard A. Musgrave&Alan T. Peacock (eds.), Classics in the Theory of publik finance,
127-128
3
Harvey S. Rossen, Public Finance, 11.
4
M. Suparmoko, Keuangan Negara, 67
3
Penerimaan dalam negeri mencakup penerimaan minyak bumi dan gas alam meliputi
pajak penghasilan minyak bumi dan pajak penghasilan gas alam, dan penerimaan diluar
minyak bumi dan gas alam meliputi pajak penghasilan berupa pajak penghasilan
perseorangan, seperti hasil potongan penghasilan pekerjaan dan usaha pekerjaan, dan
pajak penghasilan badan, seperti BUMN, badan usaha swasta, hasil pungutan kegiatan
usaha, dan hasil potongan bunga, deviden, royalty, dan lainnya. Pajak pertambahan nilai
(PPN) barang dan jasa serta pajak penjualan atas barang mewah, bea masuk dan cukai,
pajak ekspor, dan pajak bumi dan bangunan, pajak lainnya, dan penerimaan bukan pajak.
Sedangkan penerimaan pembangunan meliputi bantuan program dan bantuan proyek.
Dalam sistem ekonomi konvensional, sumber penerimaan pemerintah terdiri dari tiga
bagian yaitu5:
1. Penerimaan Pajak
a. Pajak dalam negeri (pajak penghasilan, perseroan, pertambahan nilai, penjualan,dsb)
b. Pajak perdagangan internasional
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
a. Penerimaan Sumber daya Alam
b. Bagian Pemerintah atas laba BUMN
c. Penerimaan negara bukan pajak lainnya
3. Hibah dan bantuan luar negeri

Negara berkewajiban memenuhi kebutuhan masyarakat dalam konteks kemaslahatan,


sehingga memerlukan pendanaan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Hal ini
telah dilakukan sejak pada masa Nabi Muhammad dan periode sesudahnya, namun tidak
ditemukan sumber-sumber pendapatan yang bersifat tetap dikarenakan semakin luasnya
wilayah kekuasaan Islam dan semakin besarnya kebutuhan negara. Meskipun demikian,
untuk memfasilitasi kebutuhan dana dalam melaksanakan aktivitas pemerintahan.
C. Sumber-Sumber Pendapatan Pemerintahan Islam
Dalam menjalankan roda pemerintahan, pemerintah islam memerlukan dana untuk
berbagai jenis pembiayaan. Dalam Islam pemerintah memerlukan dana untuk
menggunakan APBN dalam rangka mengendalikan pengeluaran pemerintah yang sesuai
dengan jumlah pendapatan. Tujuan anggaran pemerintah adalah memaksimalkan
kesejahteraan seluruh warga negara dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip keadilan.

5
Al-Qanun, Vol. 11, No.2, Desember 2008
4
APBN dalam sistem ekonomi konvensional sangat mengandalkan pajak dari rakyat
dan hutang, terutama luar negeri jika tidak mencukupi. Sedangkan dalam Islam penggalian
sumber-sumber dana didasarkan pada Syariah. Dalam pengaturan pendapatan publik,
Rasullah merupakan kepala negara pertama yang memperkenalkan konsep baru dibidang
keuangan negara pada abad ke VII, yakni semua hasil pengumpulan negara harus
dikumpulkan terlebih dahulu kemudian dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan negara.
Status harta tersebut adalah milik negara bukan milik individu. Tempat pengumpulan
negara disebut Baitul Mal.
Baitul Mal bersal dari bahasa Arab (Bait) yang berarti rumah, dan al-mal yang berarti
harta. Jadi secara etimonologis Baitul Mal berarti rumah untuk mengumpulkan atau
menyimpan harta.6
Pada perkmbangan berikutnya, institusi ini memainkan peran yang sangat penting
dalam bidang keuangan dan administrasi negara. Terutama pada masa Al-Khulafa al-
rashidun. Pada masa kepimpinan Rasullah saw hingga Al Khulafaur Rasyidin terjadi
perkembangan yang cukup pesat baik dalam penggalian sumber dana maupun
pemanfaatannya. 7
Mengenai sumber pendapatan negara (Baitul Mal) dapat dikelompokan menjadi tiga
kelompok yaitu:
1. Bersumber dari kalangan muslim (zakat, zakat fitrah, wakaf, nawaib, sedekah dan
amwal fadla)
2. Bersumber dari kalangan non muslim (jizyah, kharaj, dan ushur)
3. Penerimaan dari sumber lain (Ghanimah, Fai’, uang tebusan, hadiah dari pimpinan
negara lain dan pinjaman pemerintah baik muslim maupun non muslim 8
Uraian beberapa sumber penerimaan dalam pemerintahan Islam yaitu :
a. Zakat
Tujuan utama dari kegiatan zakat berdasarkan sudut pandang sistem ekonomi pasar
adalah menciptakan distribusi pendapatan menjadi lebih merata. Selain untuk tujuan
distribusi, maka analisis kebijakan fiskal dalam sistem ekonomi pasar dilakukan untuk
melihat bagaimana dampak dari zakat terhadap kegiatan alokasi sumber daya ekonomi
dan stabilisasi kegiatan ekonomi

6
A. Karim Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004) h.37
7
Al-Qanun, Vol. 11, No.2, Desember 2008
8
Ibid, h.234
5
b. Wakaf
Wakaf dari pandangan hukum syara’ berarti menahan harta yang mungkin diambil
manfaatnya. Dalam wakaf bisa dilakukan dengan harta bergerak maupun harta tidak
bergerak.
c. Nawaib/Daraib
Pajak ini dibebankan pada kaum muslim yang kaya dalam rangka menutupi pengeluaran
negara selama masa darurat. Hal ini bertujuan untuk menanggung kesejahteraan sosial
atau kebutuhan dana untuk situasi darurat.
d. Jizyah
Secara bahasa, menurut al-Mawardi, kata jizyah merupakan isim mushtaq dari kata al-
jaza’ yang berarti balasan atau kompensasi. 9
Pajak yang dibayarkan kaum non muslim sebagai kompensasi atas fasilitas sosial
ekonomi, layanan kesejahteraan, serta jaminan keamana yang mereka terima dari negara
Islam. Kewajiban membayar jizyah diatur dalam QS. At-Taubah ayat 29.
e. Kharaj
Secara bahasa, istilah al-kharaj dan al-kharj memiliki arti sama untuk ”sesuatu yang
dikeluarkan oleh sekolompok orang atau komunitas berupa harta selama setahun dengan
besaran yang ditetapkan10. Secara istilah, “kharaj” terkait dengan pembahasan pajak atas
tanah. Sedangkan Secara historis, kharaj merupakan pajak atas tanah atau hasil tanah, di
mana para pengelola wilayah taklukan harus membayar kepada negara Islam.
f. Fay’
Fay’ merupakan seluruh harta yang didapat dari musuh tanpa peperangan. Abu Ubaid 11
mengartikan secara luas, bahwa fay’ merupakan harta yang diterima dari musuh, baik
dalam bentuk harta yang tak bergerak seperti tanah dan pajak yang dikenakan pada tanah
tersebut (kharaj), pajak kepala (jizyah), dan bea cukai yang dikenakan dari para
pedagang non-Muslim.
g. Ghanimah dan khums
Secara bahasa, ghanimah berasal dari kata ghanama-ghanimat yang berarti memperoleh
jarahan (rampasan perang). Harta tersebut bisa berupa uang, senjata, barang-barang

9
Al-Mawardi, Ahkam al-Sulthaniyah, 142.
10
Al-Mawardi, Ahkam al-Sulthaniyah, 138.
11
Abu Ubaid, Kitab al-Amwal, 23.
6
dagangan, bahan pangan, dan lain-lain. 12 Khums adalah dana yang diperoleh dari
seperlima bagian rampasan perang.
h. Ushur
Ushur adalah pajak yang dikenakan atas barang-barang dagangan yang masuk ke dalam
negara islam, atau datang dari negara islam sendiri. Pajak ini berbentuk bea impor yang
dikenakan kepada semua pedagang, dibayar sekali dalam setahun dan hanya berlaku bagi
barang yang nilainya lebih dari 200 dirham.
i. Kaffarah
Denda yang dikenakan kepada suami istri yang berhubungan badan tengah hari dibulan
ramadhan. Denda ini dimasukan ke dalam pendapatan negara
j. Amwal Fadla
Merupakan harta benda kaum muslimin yang meninggal tanpa ahli waris, atau berasal
dari barang-barang seorang muslim yang meninggalkan negerinya. 13

D. Teori Pengeluaran Pemerintah


Perkembangan pengeluaran pemerintah, maka dapat dianalisis melalui teori makro dan
teori mikro.
a. Teori Makro
Semakin besar dan banyak kegiatan pemerintah semakin besar pula pengeluaran
pemerintah yang bersangkutan. Dalam teori ekonomi makro, pengeluaran pemerintah
terdiri dari tiga pos utama yang dapat digolongkan sebagai berikut : (Boediono,1999)
a. Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa.
b. Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai. Perubahan gaji pegawai mempunyai
pengaruh terhadap proses makro ekonomi, di mana perubahan gaji pegawai akan
mempengaruhi tingkat permintaan secara tidak langsung.
c. Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment. Transfer payment bukan
pembelian barang atau jasa oleh pemerintah dipasar barang melainkan mencatat
pembayaran atau pemberian langsung kepada warganya yang meliputi misalnya
pembayaran subsidi atau bantuan langsung kepada berbagai golongan masyarakat,
pembayaran pensiun, pembayaran bunga untuk pinjaman pemerintah kepada
masyarakat

12
Abdul Qadim Zallum, al-Amwal fi al-Dawlah al-Khilafah (Malaysia: Dar al-‘Ilmi, 1988),
25.
13
Saire Erfanie, Kebijakan Anggaran Pemerintah, h.145
7
Pengeluaran pemerintah biasanya ditujukan kepada upaya penyediaan infrastruktur
berupa fasilitas umum, maupun berupa transfer langsung yang ditujukan untuk
pemerataan pendapatan dan mengatasi masalah kemiskinan.
1. Teori Adolf Wagner
Adolf Wagner menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah dan kegiatan
pemerintah semakin lama semakin meningkat. Berkaitan dengan hukum Wagner,
dapat dilihat beberapa penyebab semakin meningkatnya pengeluaran pemerintah,
yakni meningkatnya fungsi pertahanan keamanan dan ketertiban, meningkatnya
fungsi kesejahteraan, meningkatnyaa fungsi perbankan dan meningkatnya fungsi
pembangunan. 14
2. Teori Peacock dan Wiseman
Mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai
suatu tingkat toleransi pajak,15 yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat
memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk
membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa pemerintah
membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas pemerintah sehingga mereka
mempunyai tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar pajak. Tingkat toleransi
ini merupakan kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pemungutan pajak secara
semena-mena.
b. Teori Mikro
Teori mikro ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menimbulkan
permintaan akan barang publik dan faktor-faktor yang mempengaruhi tersedianya
barang publik. Interaksi antara permintaan dan penawaran untuk barang publik
menentukan jumlah barang publik yang akan disediakan melalui anggaran belanja.
Jumlah barang publik yang akan disediakan tersebut selanjutnya akan menimbulkan
permintaan akan barang lain.
E. Macam-macam pengeluaran Negara
Pengeluaran negara dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan organisasi dan sifat. Menurut
organisasi, pengeluaran negara digolongkan menjadi 3, yakni:16

14
Wagner and Weber: “Wagner’s Law, Fiscal Institutions, and the Growth of Government,”
National Tax Journal, 30 (1977), 59-68.
15
James M. Buchanan and Richard A. Musgrave, Public Finance and Public Choice, 167-
168.
16
Ferry Prasetya, Modul Ekonomi Publik., h.14

8
a. Pemerintahan Pusat
Dalam pemerintah pusat, terdapat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
yaitu dana yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam
APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi 2 yang meliputi pengeluaran
untuk belanja dan pengeluaran untuk pembiayaan.
b. Pemerintah Provinsi
Dalam pemerintah provinsi terdapat APBD yang merupakan hasil dari dana alokasi
APBN dari pemerintah pusat dan hasil dari pungutan pajak dari masyarakat. Dana
APBN digunakan untuk pengeluaran untuk belanja meliputi belanja operasi dan belanja
modal.
c. Pemerintah kabupaten/kota
APBD dalam Kabupaten/Kota digunakan antara lain untuk pengeluaran untuk
Pembiayaan, terdiri dari, pembayaran Pokok Pinjaman, penyertaan modal pemerintah,
pemberian pinjaman kepada BUMD/BUMN/Pemerintah Pusat/Kepala Daerah otonom
lainnya.
Sedangkan menurut sifatnya, pengeluaran negara dibedakan menjadi 5, antara lain:
a. Pengeluaran Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk menambah kekuatan
dan ketahanan ekonomi di masa datang. Misalnya, pengeluaran untuk pembangunan
jalan tol, pelabuhan, bandara, satelit, peningkatan kapasitas SDM, dll.
b. Pengeluaran Penciptaan Lapangan Kerja dapat memicu peningkatan kegiatan
perekonomian masyarakat.
c. Pengeluaran Kesejahteraan Rakyat adalah pengeluaran yang mempunyai pengaruh
langsung terhadap kesejahteraan masyarakat, atau pengeluaran yang dan membuat
masyarakat menjadi bergembira. Misalnya pengeluaran untuk pembangunan tempat
rekreasi, subsidi, bantuan langsung tunai, bantuan korban bencana, dll.
d. Pengeluaran Penghematan Masa Depan adalah pendapatan yang tidak memberikan
manfaat langsung bagi negara, namun bila dikeluarkan saat ini akan mengurangi
pengeluaran pemerintah yang lebih besar di masa yang akan datang. Contohnya
Pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan masyarakat, pengeluaran untuk anak-anak
yatim, dll.

9
e. Pengeluaran Yang Tidak Produktif Pengeluaran yang tidak produktif adalah
pengeluaran yang tidak memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat,
namun diperlukan oleh pemerintah. Misalnya pengeluaran untuk biaya perang.17
F. Pengeluaran Pada Pemerintahan Islam
Mengenai pengeluaran negara selama masa pemerintahan Rasullah secara sistematis
digunakan untuk hal-hal tertentu seperti18 :
Primer Sekunder

1. Biaya pertahanan seperti persenjataan, 1. Bantuan untuk orang yang belajar di


unta dan persediaan madinah
2. Penyaluran zakat dan ushur kepada yang 2. Hadiah untuk pemerintah negara lain
berhak 3. Pembebasan kaum muslimin menjadi
3. Pembayaran gaji untuk wali, qady, guru, budak
imam dan pejabat negara 4. Pembayaran denda atas mereka yang
4. Pembayaran upah para sukarelawan terbunuh secara tidak sengaja oleh kaum
5. Pembayaran utang negara muslimin
6. Bantuan untuk musafir (dari daerah 5. Pembayaran tunjangan untuk orang
fadak) miskin
6. Tunjangan untuk sanak saudara Rasullah
7. Pengeluaran rumah tangga Rasullah
8. Persediaan darurat

G. Pengaruh pengeluaran terhadap Perekonomian


Dalam pengeluaran negara, dapat menimbulkan dampak atau pengaruh terhadap
perekonomian. Ada beberapa sektor perekonomian yang umumnya terpengaruh oleh besar
atau kecilnya pengeluaran negara, antara lain :
a. Sektor Produksi
Pengeluaran pemerintah untuk pengadaan barang dan jasa akan berpengaruh secara
langsung terhadap produksi barang dan jasa yang dibutuhkan pemerintah. Pengeluaran
pemerintah untuk sektor pendidikan akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap

17
Ferry Prasetya, Modul Ekonomi Publik., h.36
18
Ibid., h.51
10
perekonomian, karena pendidikan akan menghasilkan SDM yang lebih berkualitas.
Dengan SDM yang berkualitas produksi akan meningkat.
b. Sektor Distribusi
Pengeluaran negara secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap sektor
distribusi barang dan jasa. Misalnya, subsidi yang diberikan oleh masyarakat
menyebabkan masyarakat yang kurang mampu dapat menikmati barang/jasa yang
dibutuhkan, misalnya subsidi listrik, pupuk, BBM, dll.
c. Sektor Konsumsi Masyarakat
Pengeluaran negara secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap sektor
konsumsi masyarakat atas barang dan jasa. Dengan adanya pengeluaran pemerintah
untuk subsidi, tidak hanya menyebabkan masyarakat yang kurang mampu dapat
menikmati suatu barang/jasa, namun juga menyebabkan masyarakat yang sudah
mampu akan mengkonsumsi produk/jasa lebih banyak lagi. Kebijakan pengurangan
subsidi, misalnya BBM, akan menyebabkan harga BBM naik, dan kenaikan harga
BBM akan menyebabkan konsumsi masyarakat terhadap BBM turun.
d. Sektor Keseimbangan Perekonomian
Untuk mencapai target-target peningkatan PDB, pemerintah dapat mengatur alokasi
dan tingkat pengeluaran negara. Misalnya dengan mengatur tingkat pengeluaran negara
yang tinggi (untuk sektor-sektor tertentu), pemerintah dapat mengatur tingkat
employment (menuju full employment). Apabila target penerimaan tidak memadai
untuk membiayai pengeluaran tersebut, pemerintah dapat membiayainya dengan pola
defisit anggaran.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendapatan Pemerintah bersumber dari penerimaan pajak dan penerimaan bukan
pajak. Dalam Islam pemerintah memerlukan dana untuk menggunakan APBN dalam
rangka mengendalikan pengeluaran pemerintah yang sesuai dengan jumlah pendapatan.
Tujuan anggaran pemerintah adalah memaksimalkan kesejahteraan seluruh warga negara
dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip keadilan.
APBN dalam sistem ekonomi konvensional sangat mengandalkan pajak dari rakyat
dan hutang, terutama luar negeri jika tidak mencukupi. Sedangkan dalam Islam penggalian
sumber-sumber dana didasarkan pada Syariah. Sumber pendapatan negara (Baitul Mal)
dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu, Bersumber dari kalangan muslim
(zakat, zakat fitrah, wakaf, nawaib, sedekah dan amwal fadla) , Bersumber dari kalangan
non muslim (jizyah, kharaj, dan ushur) dan Penerimaan dari sumber lain (Ghanimah, Fai’,
uang tebusan, hadiah dari pimpinan Negara lain).
Pengeluaran negara dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan organisasi dan sifat.
Sedangkan pengeluaran dalam islam dibagi menjadi 2 yaitu Primer dan Sekunder.

B. Saran
Sebagai pelajar sekaligus warga negara Indonesia kita harus mentaati peraturan
pemerintah, salah satunya yaitu membayar pajak. Karena dengan tertibnya masyarakat
dalam hal tersebut akan memudahkan pemerintah dalam mengelola pengeluaran negara,
sehingga semakin terciptanya kesejahteraan masyarakat.

Kemudian pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penulisan maupun isinya. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritikan yang membangun, sehingga perbaikan yang digunakan untuk masa yang akan
datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Azmi, Sabahuddin. Islamic Economics: Public Finance in Early Islamic Thought


(Penerjemah: Widyawati). Menimbang Ekonomi Islam; Keuangan Publik, Konsep
Perpajakan, dan Peran Baitul Mal. Bandung: Nuansa, 2005.

Mangkoesoebroto, Guritno. Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001.

Mahmud al-Ba’ly, Abdul Hamid. Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan
Syari’ah. Jakarta: RajaGrafindo Press, 2006.

Abu Ubaid. Kitab al-Amwal. Beirut: Dar al-Kutub, 1986.

Suparmoko, M. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
2003

A. Karim Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004)

Jaelani, Aan. Keuangan Publik; Analisis Sejarah Pemikiran Islam, 2018


Jurnal Al-Qanun, Vol. 11, No.2, Desember 2008

13
Lampiran Gambar Screenshoot Diskusi Tugas Makalah

14

Anda mungkin juga menyukai