Anda di halaman 1dari 15

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

MAKALAH

DI
S
U
S
U
N
Oleh

KELOMPOK 2

Nama : MISNARITA
: CUT MAWADDAH
: KHAIRUNNISA
: NURUL ANDIKA PUTRI
: IRWANDA
: NOVI YANTI
: MAULANA IKBAL
: RIZKIRULLAH
SEM : 2 (DUA)
Fak/Prodi : Ilmu Administrasi Negara

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI NEGARA


UNIVERSITAS JABAL GHAFUR
GLE GAPUI SIGLI
2018

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan karunia yang
tidak terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan baik,
shalawat dan salam kepada janjungan alam Nabi besar Muhammad Saw. pembawa
risalah Allah swt mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat manusia
didunia dan diakhirat.
Makalah ini membahas tentang “Pajak Bumi dan Bangunan”. Saya sadar
bahwa penyusun makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan, maka dari ini saya
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca khususnya Mahasiswa/i. Semoga juga menjadi amal
yang baik dan diterima disisi Allah SWT. Amiin.

Sigli, 26April 2018,


Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat.............................................................................. 1
C. Rumusan Masalah................................................................................. 1

BAB II :PEMBAHASAN............................................................................... 2
A. Pengertian Pajak................................................................................... 2
B. Peranan Dan Fungsi Pajak.................................................................... 2
C. Asas–Asas Pemungutan Pajak.............................................................. 4
D. Falsafah Dan Dasar Hukum Pemungutan Pajak................................... 5
E. Penggolongan Atau Pembedaan Pajak................................................. 5
F. Tarif Dan Dasar Pengenaan Pajak........................................................ 7
G. System Pemungutan Pajak.................................................................... 9
H. Reformasi Di Bidang Perpajakan......................................................... 9

BAB III : PENUTUP...................................................................................... 11


A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

 A.    LATAR BELAKANG


Dewasa ini kita sering mendengar istilah pembangunan nasional baik dalam
mata kuliah atau media. Kita juga mengetahui bahwa pembangunan tersebut
pastilah memerlukan dana yang tidak sedikit. Dalam bab ini kita akan
mempelajari salah satu sumber pemasukan negara bagi pembangunan, yaitu
pajak. Secara umum persepsi kita mengenai pajak adalah wujud dari seorang
warga negara untuk memberikan kontribusi dalam membangun negara dengan
mendapat imbalan tidak langsung.
Dalam bab ini kita akan mempelajari sebagian  hal yang berkaitan dengan
pajak, mulai dari pengertian, jenis,fungsi,serta besaran tarif penarikan. Semua
ini akan kita pelajari sebagai pengantar dalam mata kuliah ini , karena materi
yang lebih lanjut akan dipelajari dalam bab-bab selanjutnya.
B.     TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan menulis makalah dengan mengangkat Tema mengenai “PENGERTIAN
POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN” ini adalah guna memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Keuangan dan Perpajakan.
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan pembaca
tentang masalah Pajak bumi bangunan. Selain itu supaya ada kesadaran pada
diri kita dan pembaca untuk tertib membayar pajak.
 C.    RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian pajak ?
2. Bagaimana peran serta fungsi pajak dalam pembangunan ?
3. Perbedaan antara pajak, retribusi, dan sumbangan ?
4. Apa saja asas-asas pemungutan pajak?
5. Apa falsafah, dasar hukum dalam pemungutan pajak ?
6. Bagaimana penetapan tarif pajak ?
7. Bagaimana UU perpajakan itu ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PAJAK


Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani :
Pajak adalah iuran kepada Negara yang terhutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan – peraturan,dengan tidak dapat prestasi
kembali, yang langsung dapat ditunjk dan gunanya untuk membiayai
pengeluaran – pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S. H :
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving
yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
Menurut UU No. 28 Tahun 2007 :
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang – undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung.
B.    PERANAN DAN FUNGSI PAJAK
1.Peranan Pajak dalam Pembangunan
Pajak sangat erat hubungannya dalam pembangunan nasional baik disektor
public maupun disektor swasta. Dengan uang pajak, pemerintah dapat
melaksanakan pembangunan, memperlancar roda pemerintahan, menyiapkan
lapngan pekerjaan serta meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat.
 2.Fungsi Pajak
a. Fungsi Budgetair : pajak merupakan suatu alat untuk memasukan uang
sebanyak – banyaknya ke kas Negara yang pada waktunya nanti akan
digunakan untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran Negara.
b. Fungsi Regulasi : pajak digunakan sebgai alat untuk mencapai tujuan
tertentu di luar bidang keuangan.
3.Pajak, Retribusi dan Sumbangan

5
a. Pajak
Ciri – ciri pajak :
1) Pajak dipungut oleh Negara
2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontra prestasi
individual dari pemerintah
3) Digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah
4) Dipungut disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang
memberikan kedudukan tertentu pada seseorang.
b. Retribusi
Menurut Undang – Undang No. 34 Tahun 2000, retribusi dibagi atas 3
golongan yaitu
1)      Retribusi Jasa Umum,terdiri dari :
a)      Retribusi pelayanan kesehatan
b)      Retribusi pelayanan kebersihan
c)      Retribusi pelayanan pasar
d)     Retribusi pelyanan pemakaman
e)      Retribusi pelayanan parker ditempat umum
2)      Retribusi Jasa Usaha, terdiri dari :
a)      Retribusi pemakaian kekayaan daerah
b)      Retribusi pasar grosir
c)      Retribusi terminal
d)     Retribusi tempat pelelangan
e)      Retribusi tempat rekreasi dan olahraga
3)      Retribusi Perizinan Tertentu, terdiri dari :
a)      Retribusi izin mendirikan bangunan
b)      Retribusi tempat penjualan minuman beralkohol
c)       Retribusi izin gangguan
d)      Retibusi izin trayek
c.        Sumbangan
Adalah iuran untuk orang – orang atau badan tertentu yang pembayarnya tidak
dapat ditunjuk atau ditentukan besarnya.

6
C.    ASAS–ASAS PEMUNGUTAN PAJAK
Asas pungutan pajak dibagi dalam :
Asas Falsafah Hukum
Teori – teori  pembenaran pungutan pajak :
1. Teori Asuransi, teori ini mengtakan bahwa pajak iti diibaratkan sebagai premi
yang harus dibayar oleh setiap orang
2. Teori Kepentingan, teori ini mengatakan bahwa pembagian beban pajak harus
didasarkan atas masing – masing kepentingan orangdalam tugas pemerintah.
3. Teori gaya pikul, teori ini mengatakan bahwa setiap orang wajib membayar
pajak sesuia daya pikul masing – masing.
4. Teori Bhakti, teori ini disebut juga “teori kewajiban pajak mutlak”
mengatakan bahwa pembayaran pajak merupakan tanda bhakti  seseorang
kepada Negara.
5. Teori Asas Gaya Beli, menurut teori ini pajak diibaratkan sebagai pompa
yang menyedot daya beli seseorang yang kemudian dikembalikan pada
masyarakat melalui saluran lain.
6. Pungutan Pajak Menurut Pancasila, menurut teori ini pungutan pajak
dibenarkan. Pembayaran pajak adalah pengorbanan setiap anggota keluarga
untuk kepentingan keluarga tanpa mendapat imbalan.
Asas yuridis
Menurut ini pungutan pajak harus didasarkan pada undang – undang. Landasan
hukum pemungutan pajak di Indonesia adalah pasal 23 ayat (2)UUD 1945.
Asas Ekonomis
Asas ini menekankan pada pemikiran bahwa Negara menghendaki agar
kehidupan ekonomi terus meningkat.
Asas Finansial
Sesuai dengan fungsi budgetair maka sudah barang tentu bahwa biaya
pengenaan pajak harus sekecil – kecilnya,dibandingkan dengan pendapatan.

7
D.     FALSAFAH DAN DASAR HUKUM PEMUNGUTAN PAJAK
Terdiri dari :
1.Falsafah Pajak
Falsafah pajak sesuai dengan falsafah bangsa dan Negara itu ,karena falsafah
bangsa Indonesia adalah pancasila maka falsafah pajak di Indonesia tidak boleh
bertentangan dari pancasila dan berstandar pada pancasila.
2.Dasar Hukum Pemungutan Pajak
Dasar hokum pemungutan pajak di Indonesia adalah pasal 23 ayat (2)
UUD1945 yaitu “ Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan undang –
undang “. Jadi, setiap pajak yang dipungut pemerintah harus berdasarkan
undang – undang dan undang – undang tersebut harus disetujui DPR.

E.    PENGGOLONGAN ATAU PEMBEDAAN PAJAK


Para ahli mengadakan penggolongan pembedaan pajak menurut susut pandang
masing-masing, yang pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Pajak langsung dan pajak tidak langsung
a. Pajak langsung
Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan/
digeserkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib
pajakyang bersangkutan. Contoh: pajak penghasilan dan pajak bumi dan
bangunan.
b. Pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan/
digeserkan kepada pihak lain. Contoh: pajak hotel dan restoran, PPN dan PPn-
PM, Bea materai, cukai, dsb.
2. Pajak objektif dan pajak subjektif
a. Pajak objektif
Pajak objektif adalah pajak yang dalam pengenaannya hanya memperhatikan
sifat objek pajaknya saja, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh: pajak hotel dan restoran, PPN dan PPn-PM, Bea materai, cukai, pajak
kendaraan bermotor, pajak radio, dan pajak bumi dan bangunan.

8
b. Pajak subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang dalam pengenaannya memperhatikan
keadaan diri wajib pajak. Contoh: pajak penghasilan.
Dalam pemungutan pajak atas pendapatan (penghasilan), dikenal adanya 3
asas, yaitu:
1) Asas tempat tinggal
Menurut asas ini, wajib pajak yang bertempat tinggal berhak mengenakan
pajak terhadap waajib pajak tersebut atas semua penghasilan darimana saja
diperoleh.
2) Asas sumber
Menurut asas ini, Negara dimana sumber penghasilan itu berada, adalah yang
berhak memungut pajak dengan tidak memperhatikan diamana wajib pajak
tersebut berada.
3) Asas kebangsaan (nationaliteit)
Asas kebangsaan ini menghubungkan pengenaan pajak dengan kebangsaan dari
suatu Negara.
3. Pajak pusat dan pajak daerah
a. Pajak pusat
Pajak pusat atau pajak umum atau pajak Negara adalah pajak yang dipungut
oleh pemerintah pusat dan hasilnya digunakan untuk keperluan rumah tangga
Negara pada umumnya. Contoh: pajak penghasilan, PPN dan PPn-BM, Bea
materai, pajak Bumi dan Bangunan.
Pajak pusat administrasinya dikelola oleh direktorat jendral pajakdengan
kantor-kantor operasional di daerah, yaitu (1) kantor pelayanan pajak, dan (2)
kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan.
b. Pajak daerah
Pajak daerah atau pajak local adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah (propinsi, kota madya, kabupaten), dan hasilnya digunakan untuk
membiayai keperluan ruamh tangga daerah pada umumnya.pajak daerah
ditingkat propinsi dikelola oleh dinas pendapatan daerah Tk. I, sedangkan
ditingkat kabupaten atau kota madya dikelola oleh dinas pendapatan daerah

9
tingkat II. Menurut UU. No. 18 tahun 1997, tentang “pajak daerah dan retribusi
Daerah”, sebagaimana telah diubah dengan UU no. 34 tahun 2000, jenis-jenis
pajak daerah adalah :
1)      Pajak daerah tingkat I/ propinsi terdiri dari
 Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air, tarifnya 5%
 Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air, tarifnya 10%
 Pajak bahan bakar kendaraan bermotor, tarinya 5%
 Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan,
tarifnya 20%
2)      Pajak daerah tingkat II/ kabupaten atau kotamadya, terdiri dari:
 Pajak hotel, tarinya 10%
 Pajak restoran, tarifnya 10%
 Pajak hiburan, tarifnya 35%
 Pajak reklame, tarifnya 25%
 Pajak penerangan jalan, tarifnya 10%
 Pajak pengambilan bahan galian golongan C, tarifnya 10%
 Pajak parkir, tarifnya 20%

F.    TARIF DAN DASAR PENGENAAN PAJAK


1. Dasar pengenaan pajak
Dasar pengenaan pajak (tax rate) atau objek pajak adalah keadaan, perbuatan,
dan peristiwa-peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak (taatsbestand).
2. Tarif pajak
a. Tarif pajak proporsional atau sepadan
Yaitu tariff pemungutan pajak dengan menggunakan presentase yang tetap
beberapapunjumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak.
b. Tarif pajak degresif atau menurun
Yaitu tariff pemungutan pajak dengan menggunakan presentase yang semakin
besarnya jumlah  yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak.

10
Contoh:
Jumalah yang kena Persentase Besarnya pajak
pajak pemungutan terhutang
Rp. 10.000.000,00 10% Rp. 1.000.000,00
Rp. 30.000.000,00 9% Rp. 2.700.000,00
Rp. 50.000.000,00 8% Rp. 4.000.000,00
Rp. 70.000.000,00 7% Rp. 4.900.000,
c. Tarif pajak progresif/meningkat
Yaitu tarif pemungutan pajak yang menggunakan prosentase yang semakin
naik dengan semakin besarnya jumlah yang digunakan sebagai dasar
pengenaan pajak. Menurut pasal 17 UU no. 36 tahun 2008 tarif pajak yang
diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi:
1)      Wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut:
Lapisan penghasilan kena pajak Tariff
pajak
…………………………………………s/d Rp. 5%
50.000.000,00 15%
Diatas Rp. 50.000.000,00 s/d Rp. 250.000.000,00 25%
Diatas Rp. 250.000.000,00 s/d Rp. 500.000.000,00 30%
Diatas Rp. 500.000.000,00
2)      Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah 28%.
Baik tariff pajak degresif maupun tariff pajak progresif dapat dibedakan lagi
menjadi tiga macam, yaitu:
 Tarif pajak degresif
a)      Degresif proporsional
b)      Degresif prigresif
c)      Degresif degresif
 Tarif Pajak depresif atau menutun
Yaitu tarif pemungutan pajak dengan menggunakan prosentase yang semakin
menurun dengan semakin besarnya jumlah yang digunakan debagai dasar
pengenaan pajak.

11
 Tarif pajak progresif
a)      Progresif proporsional
b)      Progresif progresif
c)      Progresif regresif
 Tarif pajak konstan atau tetap
Yaitu tarif pemungutan pajak dengan jumlah yang sama untuk setiap jumlah,
sehingga besarnya pajak terhutang tidak tergantung pada suatu jumlah (nilai objek)
yang dikenakan pajak.
G.       SYSTEM PEMUNGUTAN PAJAK
Ada tiga sistem pemungutan pajak:
1. Office Assessment System
Adalah sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan
besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak berada pada aparat
pemungutan pajak.  Sistem ini sering disebut “sistem SKP” dan pada umumnya
diterapkan pada pengenaan pajak langsung.
2. Self Assessment System
Yaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menghitung besarnya
pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak berada pada wajib pajak tersebut.
3. With Holding System
Yaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya
pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak tidak berada pada aparat
pemungutan pajak maupun oleh wajib pajak, melainkan pihak ketiga yang
ditunjuk oleh menteri keuangan.

H.    REFORMASI DI BIDANG PERPAJAKAN.


1.      Undang-undang Perpajakan Nasional
            reformasi ada sejak tahun 1983, yaitu dengan disahkannya 5 undang-
undang pajak, atau yang lebih dikenal dengan undang-undang perpajakan
nasional. Kelima UU tesebut adalah :
a. UU No. 6 tahun 1983, tentang “Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan”
b. UU No. 7 tahun 1983, tentang “Pajak Penghasilan”

12
c. UU No. 8 tahun 1983, tantang “Pajak Pertambahan Nilai”
d. UU No. 12 tahun 1985, tentang “Pajak Bumi dan Bangunan”
e. UU No. 13 rahun 1985, tentang “Bea Materai”
2.      Perbedaan antara UU Lama dengan UU Baru
a. Ciri dan corak perpajakan lama:
1)      Tanggung jawab pemungutan terletak pada pemerintah
2)      System administrasi tergantung pada aparat perpajakan
b. Ciri dan corak system perpajakan nasional:
merupakan wujud peran serta wapa dalam pembangunan nasional
tanggung jawab pelaksanaan pajak ada pada masyarakat sendiri
wp diberi kepercayaan dalam penetapan pajaknya sendiri
penyempurnaan UU perpajakan ini mengacu pada kebijakan pemerintah
3.      Modernisasi dan reformasi Pelayanan Perpajakan
Modernisasi dilakukan dirjen pajak sejak 2002, srbagai langkah dalam
penerapan good governance. Sebagai implikasi maka dibentuk Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar sebagai pilot project. Setelah itu dibentuk
Kantor Pelayanan Pajak Madya dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari penjelasan materi di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pajak
adalah  pembayaran yang dilakukan rakyat, dan merupakan sumber dana untuk

13
pembangunan. Selain itu pajak berbeda dengan retribusi dan sumbangan.
Dalam penetapan besaran pajak harus sesuai dengan pancasila. Pajak sendiri
memiliki banyak jenis dan asas yang digunakan pun beraneka ragam. Tarif
pajak berbeda tergantung dasar yang digunakan. Selain itu pemerintah telah
memberikan batasan segala hal yang berkaitan dengan pajak di dalam UU
perpajakan nasional yang merupakan modernisasi dari UU pajak jaman
kolonial.
B.     SARAN
Setelah mempelajari materi ini hendaklah kita sadar akan kewajiban kita untuk
membayar pajak, agar pembangunan dapat terus berjalan.

14
DAFTAR PUSTAKA

- Dr. Edi Slamet Irianto, “Pajak Negara Dan Demokrasi” - Raih Asa, “Buku Pintar
Menghitung Pajak”
- Mardiasmo, Akt, “Perpajakan”. Internet :
- http://lovetya.wordpress.com/2008/05/19/hukum-pajak-pajak-penghasilan-pajak-
bumi-dan- bangunan-pbb/
- http://blogingria.blogspot.com
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak
- http://www.stieykpn.ac.id/images/artikel/TEORI%20PAJAK.ppt
 

15

Anda mungkin juga menyukai