Anda di halaman 1dari 16

SURFAKTAN

DI
S
U
S
U
N
OLEH

KELOMPOK 1
NAMA : MUHIBBURAHMAN
MISNA DUHRA
BELLA MARLINDA
ZAHRATUN NAFIS

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan karunia yang
tidak terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan baik,
shalawat dan salam kepada janjungan alam Nabi besar Muhammad Saw. pembawa
risalah Allah swt mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat manusia
didunia dan diakhirat.
Makalah ini membahas tentang “Surfaktan”. Saya sadar bahwa penyusun
makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan, maka dari ini saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca khususnya Mahasiswa/i. Semoga juga menjadi amal
yang baik dan diterima disisi Allah SWT. Amiin.

Sigli, 20 April 2018


Penyusun

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1

BAB II :PEMBAHASAN............................................................................... 2
A. Pengertian Surfaktan....................................................................... 2
B. Klasifikasi Surfaktan dan Jenis – Jenis Surfaktan.......................... 2
C. Struktur Pembentuk dan Pembuatan Surfaktan.............................. 5
D. Cara Kerja Surfaktan dalam Menurunkan Tegangan Muka Cairan 6
E. Aplikasi Surfaktan.......................................................................... 6

BAB III : PENUTUP...................................................................................... 12


A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zat-zat yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari kebanyakan tidak dalam
keadaan murni, melainkan bercampur dengan dua atau lebih zat lainnya.Campuran
suatu zat akan tetap mempertahankan sifat-sifat unsurnya. Oleh karena itu, suatu
bahan kimia akan dipengaruhi oleh sifat, kegunaan, atau efek dari zat-zat yang
menyusunnya. Kekuatan pengaruh sifat masing-masing zat bergantung pada
kandungan zat dalam bahan yang bersangkutan. Banyak ragam bahan kimia yang ada
dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pada makalah ini hanya akan dibahas beberapa
kelompok bahan kimia saja diantaranya Pewangi,ditergen dan sabun.
Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak
alami lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang tidak
tercemar airnya masih murni dan alami, tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya,
sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh detergen misalnya, mengandung zat
kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di sungai tersebut maupun
bagi makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai tersebut.Polutan adalah zat
atau substansi yang mencemari lingkungan. Lingkungan perairan yang tercemar
limbah deterjen kategori keras dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan
membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota
tersebut.Selain itu banyak dari kita yang belum tahu bahaya atau dampak yang
ditimbulkan dari bahan-bahan kimia yang sering kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Surfaktan
2. Klasifikasi Surfaktan dan Jenis – Jenis Surfaktan
3. Struktur Pembentuk dan Pembuatan Surfaktan
4. Cara Kerja Surfaktan dalam Menurunkan Tegangan Muka Cairan
5. Aplikasi Surfaktan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Surfaktan
Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki gugus hidrofilik dan
gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan
minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh
karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang
suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak
(lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau
netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar
muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana
gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak
dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar
(lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang polar
(hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.

B. Klasifikasi Surfaktan dan Jenis – Jenis Surfaktan


Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu surfaktan
yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air.
1. Surfaktan yang larut dalam minyak
Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai
panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon.
2. Surfaktan yang larut dalam pelarut air
Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat
pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah korosi, dan
lain-lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu surfaktan anion yang
bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak
terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negatif dan positif
bergantung pada pH-nya.

2
Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi
dengan cara menurunkan tegangan antarmuka, antara fasa minyak dan fasa air.
Surfaktan dipergunakan baik berbentuk emulsi minyak dalam air maupun berbentuk
emulsi air dalam minyak.
1. Klasifikasi Surfaktan
Berdasarkan Muatan
Klasifikasi surfaktan berdasarkan muatannya dibagi menjadi empat golongan
yaitu:
a. Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu
anion.
Surfaktan ini membentuk kelompok surfaktan yang paling besar dari
jumlahnya. Sifat hidroliknya berasal dari bagian kepala ionik yang
biasanya merupakan gugus sulfat atau sulfonat. Pada kasus ini, gugus
hidrofob diikat ke bagian hidrofil dengan ikatan C-O-S yang labil, yang
mudah dihidrolisis. Beberapa contoh dari surfaktan anionik adalah linier
alkilbenzen sulfonat (LAS), alkohol sulfat (AS), alpha olefin sulfonat
(AOS) dan parafin atau secondary alkane sulfonat (SAS).
Natrium dodekil sulfonat : C12H23CH2SO3-Na+
Natrium dodekil benzensulfonat : C12H25ArSO3-Na+
b. Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu
kation. Contohnya garam alkil trimethil ammonium, garam dialkil-
dimethil ammonium dan garam alkil dimethil benzil ammonium.
C12H25Cl+ N(CH3)3 →[C12H25N-(CH3)3]+Cl-
c. Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan.
Surfaktan sejenis ini tidak berdisosiasi dalam air, tetapi bergantung pada
struktur (bukan keadaan ion-nya) untuk mengubah hidrofilitas yang
membuat zat tersebut larut dalam air. Surfaktan nonionik biasanya
digunakan bersama-sama dengan surfaktan aniomik. Jenis ini hampir
semuanya merupakan senyawa turunanpoliglikol, alkiloamida atau ester-
ester dari polihidroksi alkohol. Contohnya ester gliserin asam lemak, ester
sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak, polietilena alkil amina,

3
glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol amina dan
alkil amina oksida.
Pentaeritritit palmitat : CH3(CH2)14COO-CH2- C(CH2OH)3
Polioksietilendodekileter : C12H25-O-(CH2-CH2O)2H
d. Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai
muatan positif dan negatif. Contohnya surfaktan yang mengandung asam
amino, betain, fosfobetain.
Surfaktan pada umumnya disintesis dari turunan minyak bumi, seperti
linier alkilbensen sulfonat (LAS), alkil sulfonat (AS), alkil etoksilat (AE)
dan alkil etoksilat sulfat (AES)
Surfaktan dari turunan minyak bumi dan gas alam ini dapat menimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan, karena surfaktan ini setelah digunakan akan
menjadi limbah yang sukar terdegradasi. Disamping itu, minyak bumi yang
digunakan merupakan sumber bahan baku yang tidak dapat diperbaharui. Masalah
inilah yang menyebabkan banyak pihak mencari alternatif surfaktan yang mudah
terdegradasi dan berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui (Herawan, 1998;
Warwel, dkk. 2001).
Berdasarkan Unsur dan Gugus fungsi:
Pembagian ini disusun khusus untuk keperluan analisis surfaktan, yeyapi
dapat pula diterapkan untuk untuk meliputi secara praktis semua jenis surfaktan yang
ada. Kelas unsur unsur tambahan yang ada (N,S,P,atau logam)
I.A tidak ada
I.B hanya logam
ll.A hanya sulfur
ll.B logam dan sulfur
lll.A nitrogen (dengan atau tanpa halogen,HSO 4-,SO42-, H2PO4-,HPO42-, atau
PO43-)
lll.B logam dan nitrogen
lV.A sulfur organik dan nitrogen
lV.B nitrogen, sulfur, dan logam
V.A hanya fosfor

4
V.B fosfor dan logam
V.C nitrogen dan fosfor organik

C. Struktur Pembentuk dan Pembuatan Surfaktan


Surfaktan (surfactant = surfactive active agent) adalah zat seperti detergent
yang ditambahkan pada cairan utuk meningkatkan sifat penyebaran atau pembasahan
dengan menurunkan tegangan permukaan caira khususnya air. Sufaktan mempunyai
struktur molekul yang terdiri dari gugus hydrophobic dan hydrophilic. Gugus
hydrophobic merupakan gugus yang sedikit tertarik/menolak air sedangkan gugus
hydrophilic tertarik kuat pada molekul air. Sturktur ini disebut juga dengan struktur
amphipatic. Adanya dua gugus ini menyebabkan penurunan tegangan muka
dipermukaan cairan. Gugus hidrofilik pada surfaktan bersifat polar dan mudah
bersenyawa dengan air, sedangkan gugus lipofilik bersifat non polar dan mudah
bersenyawa dengan minyak. Di dalam molekul surfaktan, salah satu gugus harus
lebih dominan jumlahnya. Bila gugus polarnya yang lebih dominan, maka molekul-
molekul surfaktan tersebut akan diabsorpsi lebih kuat oleh air dibandingkan dengan
minyak. Akibatnya tegangan permukaan air menjadi lebih rendah sehingga mudah
menyebar dan menjadi fase kontinu. Demikian pula sebaliknya, bila gugus non
polarnya lebih dominan, maka molekul molekul surfaktan tersebut akan diabsorpsi
lebih kuat oleh minyak dibandingkan dengan air. Akibatnya tegangan permukaan
minyak menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase kontinu.
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel.
Konsentrasi terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC).
Tegangan permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai,
tegangan permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi
jenuh dan terbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan
monomernya (Genaro, 1990).

5
D. Cara Kerja Surfaktan dalam Menurunkan Tegangan Muka Cairan
Cara kerja dari surfaktan sangatlah unik karena bagian yang hidrofilik akan
masuk kedalamlarutan yang polar dan bagian yang hirdrofilik akan masuk kedalam
bagian yang non polar sehinggasurfaktan dapat menggabungkan (walaupun
sebenarnya tidak bergabung) kedua senyawa yangseharusnya tidak dapat bergabung
tersebut. Namun semua tergantung pada komposisi darikomposisi dari surfaktan
tersebut. Jika bagian hidrofilik lebih dominan dari hidrofobik maka ia akan melarut
kedalam air, sedangkan jika ia lebih banyak bagian hidrofobiknya maka ia akan
melarutdalam lemak dan keduanya tidak dapat berfungsi sebagai surfaktan.Bagian
liofilik molekul surfaktan adalah bagian nonpolar, biasanya terdiri dari
persenyawaanhidrokarbon aromatik atau kombinasinya, baik jenuh maupun tidak
jenuh. Bagian hidrofilik merupakan bagian polar dari molekul, seperti gugusan
sulfonat, karboksilat, ammonium kuartener,hidroksil, amina bebas, eter, ester,
amida.Biasanya, perbandingan bagian hidrofilik dan liofilik dapat diberi angka yang
disebutkeseimbangan Hidrofilik dan Liofilik yang disingkat KHL, dari surfaktan.

E. Aplikasi Surfaktan
Jenis surfaktan yang biasanya digunakan pada produk-produk kosmetika dan
pangan adalah lemak/asam lemak yang berasal dari minyak kelapa, dan saat ini
seluruhnya diimpor dari negara lain. Surfaktan alkanolamida yang berasal dari
minyak kelapa contohnya coconut dietanolamida. Coconut dietanolamida
dimanfaatkan sebagai penstabil busa, bahan pendispersi, dan viscosity builderpada
produk-produk toiletries dan pembersih seperti shampo, emulsifier, bubble bath,
detergen bubuk dan cair, stabilizer skin conditioner dan sebagainya. Bahkan, aplikasi
surfaktan sangat luas, tak terbatas dalam industri pembersih tapi juga pada industri
cat, pangan, polimer, tekstil, dan lain-lain.
Sampo
Dalam sampo modern, sabun telah diganti dengan bahan aktif yang disebut
surfaktan. Surfaktan adalah senyawa yang molekul-molekulnya mempunyai dua
ujung yang berbeda interaksinya dengan air, yakni ujung satu (biasa disebut kepala)
yang suka air dan ujung satunya (yang disebut ekor) yang tidak suka air.

6
Berdasarkan muatan kepalanya, surfaktan dibagi atas surfaktan anionik,
kationik, nonionik, dan amfoterik. Surfaktan akan berbusa dengan baik di segala
jenis air dan akan dapat dibilas dengan mudah dan sempurna. Sebagian besar sampo
kini dalam kemasan 2 in 1, bahan pembersih sekaligus conditioner. Bahan
pembersihnya akan membersihkan rambut dan kulit kepala, sementara conditioner-
nya akan membuat rambut lebih mudah disisir ketika basah dan akan membuat
rambut ketika kering lebih tampak "berisi (seolah lebih besar volumenya)" tanpa
tampak beterbangan.
Seperti telah disinggung di atas, kandungan sampo 2 in 1 utamanya adalah
bahan pembersih dan conditioner. Lebih lengkapnya, kandungan sampo yang beredar
di pasar kini umumnya adalah, pertama, bahan pembersih, umumnya berupa sistem
surfaktan. Kadang selain surfaktan, ditambahkan pula sedikit booster busa untuk
mengubah sifat busa yang dihasilkan surfaktan. Bahan surfaktan yang umum
digunakan adalah surfaktan anionik, seperti natrium lauril eter sulfat (juga sering
disebut natrium lauret sulfat), natrium lauril sulfat, dan senyawa amonium. Kedua,
bahan conditioner, biasanya digunakan bahan berupa surfaktan kationik, seperti
olealkonium klorida, distearildimonium klorida, dan isostearil etildimonium
etosulfat.
Ketiga, bahan aditif fungsional, termasuk di dalamnya bahan yang dapat
mengontrol viskositas sampo. Dapat dibayangkan apabila sampo terlalu encer, sampo
akan sukar dipakai, demikian pula jika sampo, misalnya, sekental pasta gigi. Bahan
yang umum digunakan adalah surfaktan amfoterik, seperti kokamidopropil betain
atau kokamidopropil hidroksisultain. Aditif lain adalah pengontrol pH, agar sampo
mempunyai pH antara 3,5 dan 4,5. Keempat, pengawet. Sampo tanpa pengawet akan
merupakan tempat ideal bagi berkembangnya berbagai jenis bakteri. Hal ini akan
membuat produknya cepat rusak dan dapat membahayakan kesehatan. Pengawet
yang umum digunakan adalah natrium benzoat, paraben, tetranatrium EDTA.
Kelima, bahan aditif estetik, termasuk di dalamnya pewarna, parfum yang
membuat sampo enak dipakai. Keenam, bahan-bahan aktif medis, misalnya beberapa
sampo mengandung seng piritionin yang dapat mengobati ketombe, atau pantenol

7
yang penting untuk pertumbuhan rambut dan yang meningkatkan kelembaban
rambut.
Ketika pertama kali ditemukan pada tahun 1986, sampo 2 in 1 menjadi topik
perdebatan yang sengit di kalangan ilmuwan. Pasalnya, kimiawan sebelum tahun
1980-an percaya penuh bahwa tidak mungkin mencampurkan bahan pembersih dan
conditioner, seperti disebut di atas pembersihnya adalah surfaktan anionik,
sedangkan conditoner-nya adalah surfaktan kationik. Namun, beberapa orang,
terutama di perusahaan Procter & Gamble, berhasil melakukannya dengan
menambahkan bahan khusus, yakni suatu senyawa karbon dari silikon (yakni
silicone, sejenis yang dipakai dalam kosmetik dan jangan dikacaukan dengan unsur
silikon).
Bahan kondisioner yang bermuatan positif akan tertarik ke rambut yang
bermuatan negatif (mengenai rambut yang bermuatan listrik tentu sudah kita kenal,
inilah yang menyebabkan mengapa sisir plastik pun dapat diberi muatan apabila
digunakan untuk menyisir rambut kering). Akibatnya, rambut akan menjadi netral
sehingga tolak-menolak antarhelai rambut akan berkurang, dan kesan beterbangan
pun berkurang.
Surfaktan Pengusir Kuman dan Racun
Beberapa pestisida bersifat lipofil dan dapat mengganggu kesehatan manusia.
Oleh karenanya, diperlukan usaha untuk menghilangkan pestisida yang terdapat pada
produk pertanian seperti sayur dan buah yang akan kita santap. Mengingat sifatnya
yang lipofil, maka pencucian menggunakan air saja tidaklah cukup.Nah, di sinilah
diperlukan surfaktan untuk meningkatkan daya bersih air, terhadap makanan yang
akan kita masak. Apa itu surfaktan dan bagaimana kerjanya untuk melenyapkan
residu pestisida pada produk pertanian yang biasa dimasak ibu di dapur?
Surfaktan merupakan singkatan dari surface active agents, bahan yang
menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di antarmuka fasa (baik cair-gas
maupun cair-cair), sehingga mempermudah penyebaran dan pemerataan.Dimana
surfaktan adalah senyawa kimia, yang dalam molekulnya memiliki dua ujung yang
berbeda interaksinya dengan air yakni ujung yang biasa disebut kepala (hidrofil),
sifatnya `suka` air dan ujung yang disebut ekor (lipofil), sifatnya tidak `suka` air.

8
Dalam proses pencucian menggunakan air, bagian hidrofil akan berinteraksi dengan
air, sedangkan bagian lipofil akan berinteraksi dengan kontaminan seperti pestisida.
Dengan demikian, surfaktan bertindak sebagai jembatan dan dengan sendirinya akan
meningkatkan efektivitas pencucian pestisida menggunakan air.
Surfaktan dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat pada sabun, yang berupa
garam natrium (Na) dari asam lemak yaitu asam stearat, asam palmitat, dan asam
oleat. Umumnya, surfaktan digunakan sebagai bahan pembersih. Hal ini, karena
surfaktan lebih ramah lingkungan.
Detergen
Detergen adalah salah satu senyawa yang memudahkan proses pembersihan.
Istilah detergen, kini dipakai untuk membedakan antara sabun dengan surfaktan jenis
lainnya.Produk yang disebut detejen ini merupakan pembersih yang terbuat dari
bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibandingkan dengan sabun, detergen
mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
terpengaruh oleh kesadahan air.
Detergen pun mengandung bahan surfaktan. Pada detergen, jenis muatan
yang dibawa surfaktan adalah anionik. Kadang ditambahkan surfaktan kationik
sebagai bakterisida atau pembunuh bakteri. Bahan aktif ini berfungsi sama, yaitu
menurunkan tegangan permukaan air, sehingga dapat melepaskan kotoran yang
menempel pada permukaan bahan, termasuk racun pestisida yang menempel pada
sayur dan buah.Kemampuan detergen untuk menghilangkan berbagai kotoran yang
menempel pada tangan, kain, dan bahan lain mengurangi keberadaan kuman dan
bakteri, yang menyebabkan infeksi dan meningkatkan umur pakai kain, karpet, alat
rumah tangga, dan peralatan rumah lainnya sudah tidak diragukan lagi.
Kosmetika
Pada kosmetik dan personal care, surfaktan juga memiliki syarat-syarat.
Syarat-syaratnya sebagai surfaktan :
1. Anti alergi
2. Anti iritasi
3. Bau dan warna berlebihan tidak anjurkan
4. Reaksi yang merugikan diminimalkan

9
5. Bebas dari kotoran dan tidak toksik
Untuk meminimalkan risiko medis, pembuat kosmetik cenderung
menggunakan surfaktan polimer. Selain itu surfaktan anionik, kationik, nonionik, dan
amfoterik juga dapat digunakan. Beberapa penelitian menggunakan surfaktan alami
karena lebih aman untuk aplikasi.
Jenis-jenis dari surfaktan yang digunakan dalam kosmetik dan personal care :
1. Surfaktan anionik
Surfaktan anionik adalah memiliki muatan negatif pada kepala. Termasuk
pada kelompok-kelompok seperti asam karboksilat, sulfat, asam sulfonat,
asam fosfat dan turunannya, dan berguna untuk aplikasi yang memerlukan
pembersihan (perlengkapan mandi dan busa).
2. Surfaktan Asam Karboksilat : stearat berguna untuk produk seperti
deodoran dan antiperspirant. Garam (natrium stearat) membuat sabun yang
sangat baik.
3. Sulfat : natrium lauril sulfat (SLS), amonium sulfat lauril (ALS), atau
teretoksilasi, natrium sulfat laureth (SLES) dalam penggunaan pembuatan
sabun. Surfaktan tersebut pembuat foam sangat baik, agen pembersih, dan
relatif murah.
4. Asam sulfonat  : umumnya lebih ringan dibandingkan sulfat. Mereka
termasuk Taurates (berasal dari taurin), Isethionates (berasal dari asam
isethionic), sulfonat olefin, dan Sulfosuccinates. Alasan mereka tidak
digunakan lebih sering adalah bahwa mereka lebih mahal untuk diproduksi.
5. Surfaktan kationik
Surfaktan kationik memiliki muatan positif pada kepala. Termasuk kationik
yaitu seperti Amin, Alkylimidazolines, Amin Alkoxylated, dan Senyawa
Amonium Quaternized (atau Quats). Masalah dari surfaktan kationik
biasanya tidak kompatibel dengan surfaktan anionik. sulit untuk
menghasilkan produk yang secara bersamaan bersih. Surfaktan kationik juga
bisa menyebabkan iritasi sehingga ini harus dipertimbangkan ketika
menggunakan kosmetik dengan kationik.

10
6. Surfaktan amfoter : Contohnya termasuk Lauriminodipropionate Natrium
dan Lauroamphodiacetate Dinatrium.Amphoterics terutama digunakan dalam
kosmetik sebagai surfaktan sekunder. Amfoterik dapat membantu
meningkatkan busa,dan bahkan mengurangi iritasi. Juga digunakan untuk
shampoo bayi dan produk pembersih lain yang memerlukan kelembutan.
Kekurangan adalah bahwa mereka tidak memiliki sifat pembersihan yang
baik dan tidak berfungsi dengan baik sebagai emulsifier.
7. Surfaktan Non ionik : Surfaktan yang tidak bermuatan. Paling sering
digunakan sebagai emulsifier, bahan pendingin, dan agen pelarut. Nonionics
utama yang digunakan untuk kosmetik termasuk alkohol, alkanolamides,
ester, dan oksida amina.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada tiga jenis surfaktan yaitu anionic, kationik, dan non-ionik. Ada dua jenis
karakteristik detergent yang berbeda yaitu fosfat deterjen dan surfaktan deterjen.
Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami
yamg ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar.
Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah
terjadinya eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Selain
merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak lepas dari
para konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada
lingkungan kesehatan manusia.Kita perlu hati-hati dalam memilih bahan pembersih,
bahan tersebut jangan sampai menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap
lingkungan.

B. Saran
Selaku konsumen dan pemakai produk-produk yang terbuat dari bahan
kimia.kita harus lebih jeli dalam memilih produk yang akan kita pakai supaya
dampak yang ditimbulkan dari bahan kimia tersebut dapat diminimalisir. Upayakan
pemakaian bahan kimia tersebut sehemat mungkin untuk menghindari dampak
pencemaran lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan mahluk hidup.
Gunakanlah bahan kimia sebijaksana mungkin, jangan buang air cucian ke perairan
yang banyak organisme yang hidup di dalamnya. Gunakanlah ilmu pengetahuan kita
untuk menciptakan solusi masalah ini, misalnya bahan yang ramah lingkungan. Dan
yang paling penting, mari kita memohon ampun pada Allah Swt., karena selama ini
kita telah meracuni alam-Nya, alam sekitar kita.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tony. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga


Buku Applied surfactant: principles dan application  oleh penulis  Prof. Dr. Tharwat
F. Tadros tahun  2005 WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim
Day.R.A dan Underwood.1981. Analisis Kimia Kualitatif. Edisi ke-4. Jakarta:
Erlangga
http://www.scribd.com/doc/22199614/SURFAKTAN
P.W Atkins. 1994. Kimia Fisika. Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga

13

Anda mungkin juga menyukai