Anda di halaman 1dari 19

SURFAKTAN

Nama : Indri Setyawati


NIM : 1904048
Prodi : D3 Farmasi 2B

STIKES Muhammadiyah
Klaten
Surfaktan (Surfactant)
merupakan molekul yang
Pengertian memiliki gugus polar yang suka
air (hidrofilik) dan gugus non
SURFAKTAN polar yang suka minyak
(lipofilik) sekaligus, sehingga
dapat mempersatukan campuran
yang terdiri dari minyak dan air.
Surfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang
bekerja menurunkan tegangan permukaan
cairan, sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda
molekulnya. Bagian polar molekulnya dapat
bermuatan positif, negatif ataupun netral, bagian
polar mempunyai gugus hidroksil semetara
bagian non polar biasanya merupakan rantai alkil
yang panjang
Struktur
SURFAKTAN
Surfaktan biasanya berupa senyawa organik
yang bersifat amfifil, yang artinya mereka
memiliki baik gugus hidrofobik (ekor) dan
gugus hidrofilik (kepala). Oleh karena itu,
surfaktan mengandung komponen tak larut
air (atau larut dalam minyak) dan
komponen yang larut dalam air sekaligus.
Surfaktan akan terdifusi dalam air
dan teradosorpsi pada antarmuka antara
udara dan air atau antarmuka antara
minyak dan air, ketika air dicampur dengan
minyak. Gugus hidrofobik yang tidak larut
dalam air dapat menerobos keluar dari fase
air, menuju fase udara atau fase minyak,
sementara gugus kepala yang larut dalam
air tetap berada di fase air.
Mekanisme Kerja Surfaktan

Pada aplikasinya sebagai bahan


pembersih untuk material kain, tanah
dan sejenisnya, surfaktan dapat bekerja Mekanisme Kerja
melalui tiga cara yang berbeda, yakni
roll up, emulsifikasi dan solubilisasi. SURFAKTAN
a. Roll Up
Pada mekanisme ini,
surfaktan bekerja b. Emulsifikasi
dengan menurunkan Pada mekanisme ini
tegangan antarmuka surfaktanmenurunkan
antara minyak dengan tegangan antarmuka
kain atau material lain minyak-larutan dan
yang terjadi dalam menyebabkan proses
larutan berair. emulsifikasi terjadi.
c. Solubilisasi
Melalui interaksi dengan misel dari surfaktan dalam
air (pelarut), senyawa secara simultan terlarut dan
membentuk larutan yang stabil dan jernih.
1. Surfaktan anionik.
Surfaktan ini memiliki kepala yang
bermuatan negatif. Surfaktan jenis
ini banyak digunakan pada industri
laundri dan juga efektif
dimanfaatkan dalam proses
perbaikan atau perawatan tanah
yang tercemar minyak dan senyawa
hidrofobik lainnya. Surfaktan ini
Macam-macam
dapat bereaksi dalam air cucian
dengan ion air sadah bermuatan
SURFAKTAN
positif seperti kalsium dan
magnesium. Reaksi ini
menyebabkan deaktifasi parsial
pada surfaktan.
2. Surfaktan Kationik 
a. Pada industri pelembut dan deterjen, surfaktan kationik
menybabkan terjadinya kelembutan. Penggunaan utamanya adalah
pada produk-produk laundri sebagai pelembut. Salah satu contoh
surfaktan kationik adalah esterquat.
b. Pada laundri deterjen, surfaktan kationik (muatan positif)
meningkatkan packing molekul surfaktan anionik (muatan negatif)
pada antarmuka air. Contoh surfaktan ini adalah surfaktan dari
sistem mono alkil kuartener.
c. Pada pembersih rumah dan kamar mandi, surfaktan kationik
sebagai agen disinfektan.
3. Surfaktan nonionik
Surfaktan ini tidak memiliki muatan, sehingga menjadi
penghambat bagi dekativasi kesadahan air. Kebanyakan
surfaktan nonionik berasal dari ester alkohol lemak.
Contoh surfaktan ini adalah ester gliserin asam lemak
dan ester sorbitan asam lemak. Gambar 6 menunjukkan
representasi surfaktan nonionik.
4. Surfaktan amfoter/zwiterionik
Surfaktan ini memiliki muatan positif dan negatif. Ia
dapat berupa anionik, kationik atau ninionik dalam
suatu larutan tergantung pada pH air yang digunakan.
Surfaktan ini bisa terdiri dari dua gugus muatan dengan
tanda yang berbeda.
Pembuatan
SURFAKTAN
Proses pembuatan surfaktan dapat
dibuat dengan 2 proses yaitu :
1. Proses gliserolisis
2. Proses etoksilasi
Aplikasi surfaktan
dalam bidang farmasi
Surfaktan memiliki peran yang cukup besar dalam bidang
farmasi karena seringkali digunakan dalam formulasi
sediaan. Seiring berkembangnya zaman dengan kebutuhan
obat-obatan yang semakin beragam dan meningkatnya pula
kesadaran penduduk dunia terhadap limbah dari industri,
salah satunya industri farmasi terkait efek pencemaran dari
zat yang tidak dapat diperbaharui dan tidak ramah
lingkungan maka terdapat beberapa penelitian yang
membahas seputar produksi surfaktan dan penggunaan
surfaktan alami atau dapat disebut biosurfaktan.
Beberapa contoh aplikasi
surfaktan antara lain bahan
utama untuk industri deterjen
dan pembersih lainnya, bahan
emulsifier pada industri
kosmetik dan farmasi, bahan
penstabil busa, bahan
pendispersi, dan viscosity
builder pada produk seperti
sampo, bubble bath, deterjen
bubuk dan cair, dan sebagainya.
Surfaktan dapat digunakan
untuk mengemulsikan kedua
fase yang tidak saling
bercampur, digunakan untuk
enchanced oil recovery (EOR).
DAFTAR PUSTAKA

http://dunia-wahyu.blogspot.com/2012/03/kimia-permukaan-surfaktan.html

file:///C:/Users/SAMSUNG/Downloads/1522-3411-1-SM.pdf

https://gudangilmu.farmasetika.com/surfaktan-zat-penting-di-bidang-farmasi/
#:~:text=Surfaktan%20dapat%20digunakan%20untuk%20mengemulsikan,m
embentuk%20busa%20dari%20pasta%20gigi
.
THANK YOU
THANK YOU
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai