SURFAKTAN
Disusun Oleh:
2210511061
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
TUJUAN PEMBELAJARAN SURFAKTAN
A. Pendahuluan
Surfaktan adalah suatu zat yang bersifat aktif permukaan yang dapat
menurunkan tegangan antarmuka (interfacial tension) antara dua bahan, baik
berupa cairan-cairan, cairan-padatan, padatan-padatan, atau cairan-gas. Sifat
aktif permukaan yang dimiliki surfaktan memungkinkan dua atau lebih senyawa
yang saling tidak bercampur pada kondisi normal menjadi bertendensi untuk
saling bercampur homogen. Oleh karena itu, surfaktan banyak diaplikasikan
pada berbagai industri seperti industri kosmetika, sabun, deterjen, personal care
products, produk pembersih, kertas, cat, perminyakan, dan lain sebagainya.
Surfaktan bersifat ampifilik, yaitu senyawa yang memiliki dua gugus yang
berlainan sifat dalam satu molekulnya, yaitu gugus hidrofilik dan lipofilik
sehingga mampu menyatukan dua bahan yang berbeda kepolarannya. Bahan
baku yang umumnya dapat digunakan pada proses pembuatan surfaktan berupa
minyak bumi, minyak nabati, karbohidrat (pati), dan hasil aktivitas
mikroorganisme. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara agraris yang
potensi bahan-bahan pertaniannya sangat besar. Indonesia memiliki potensi
bahan baku surfaktan berbasis minyak nabati dan karbohidrat yang cukup besar,
berupa minyak sawit, minyak kelapa, minyak jarak pagar, pati singkong, pati
sagu, dan lain-lainnya. Beberapa keunggulan surfaktan yang berasal dari bahan
baku alami (surfaktan oleokimia), antara lain: (1) dapat terdegradasi, (2) biaya
produksi lebih rendah, (3) kebutuhan energi lebih rendah, (4) bebas dari
hidrokarbon aromatik, dan (5) bebas kontaminan.
B. Pengertian
a. Surfaktan Anionik
b. Surfaktan Kationik
c. Surfaktan Nonionik
E. Karakteristik
c. Tegangan Antarmuka
d. Kemampuan Pembusaan
e. Stabilitas Emulsi
Umumnya asam dan basa dikelompokkan menjadi kuat dan lemah. Hal
ini tergantung dari kemampuannya untuk bereaksi secara sempurna maupun
bereaksi sebagian saja. Asam dan basa lemah termasuk ke dalam golongan
yang bereaksi sebagian saja. Sebagian besar asam karboksilat merupakan
asam lemah dan amina adalah suatu basa lemah (Harris, 1995). Sebagai
contoh adalah pH dari surfaktan dietanolamida. Menurut Kirk dan Othmer
(1968) dalam Hambali, 2019, pH surfaktan nonionik dietanolamida berkisar
antara 9 dan 10. Hal ini sesuai dengan standar surfaktan coco-dietanolamida
komersial, yaitu pH surfaktan nonionik dietanolamida berkisar antara 8.5
dan 10.5 (GSM 2000).
F. Fungsi
a. Deterjensi
Beberapa jenis bahan baku yang selama ini telah umum digunakan untuk
memproduksi surfaktan adalah fraksi minyak bumi, minyak/lemak, karbohidrat
dan mikroorganisme. Bahan baku yang paling banyak digunakan adalah minyak
bumi. Menurut Flider, 2001 dalam Hambali, 2019, surfaktan berbasis bahan
alami dapat dibagi ke dalam empat kelompok dasar, yaitu:
a. Berbasis minyak-lemak, seperti monogliserida, digliserida, poligliserol
ester, MES, dietanolamida, sukrosa ester, dan lainnya.
b. Berbasis karbohidrat, seperti alkil poliglikosida dan N-metil glukamida, dan
lainnya.
c. Ekstrak bahan alami, seperti lesitin dan saponin, dan lainnya.
d. Biosurfaktan yang diproduksi oleh mikroorganisme, seperti rhamnolipida,
sophorolipida, lipopeptida, threhaloslipida dan lainnya.
Selain dari bahan baku yang berbasis bahan alami, Adapun bahan baku
surfaktan yang bukan alami (sintetis), yaitu:
a. Ice cream
b. Selai kacang
c. Makanan yang dipanggang
d. Mayonaise
e. Dressing salad
f. Cokelat
g. Margarin
h. Formula bayi
i. Daging olahan
LATIHAN SOAL
A. Pilihan Ganda
1. Surfaktan banyak diaplikasikan pada berbagai industri, yang bukan salah
satunya adalah …
a. Kosmetika c. Logam
2. Yang bukan keunggulan surfaktan yang berasal dari bahan baku alami
adalah …
a. Cairan-cairan c. Padatan-padatan
b. Cairan-gas d. Gas-gas
a. Rendah c. Tinggi
b. Flexibel d. Lambat
a. Diionik c. Amfoterik
b. Anionik d. Nonionik
a. Deterjensi c. Pembasah
10. Yang bukan merupakan bahan baku alami dari surfaktan adalah …
B. Isian Singkat
1. Surfaktan merupakan suatu zat yang mampu menurunkan … dan …
2. Karena sifat aktivitas permukaannya yang tinggi, seringkali surfaktan
disebut sebagai …
3. Struktur molekul surfaktan dapat divisualisasikan seperti …
4. Bagian kepala dan ekor memiliki sifat yang berbeda karena …
5. Bagian kepala bersifat … merupakan bagian yang sangat polar dan
kompatibel dengan air, sedangkan bagian ekor bersifat … merupakan
bagian non polar dan lebih tertarik ke minyak/lemak.
6. Sifat-sifat surfaktan dipengaruhi oleh adanya bagian … dan … pada
molekul surfaktan.
7. Karakteristik utama surfaktan adalah pada …
8. Beberapa jenis bahan baku yang selama ini telah umum digunakan untuk
memproduksi surfaktan adalah …, …, … dan …
9. Bahan baku yang paling banyak digunakan adalah …
10. Salah satu contoh dari edible surfaktan alami adalah … yang digunakan
dalam proses pembuatan mayonaise atau dressing pada salad.
C. Essay
1. Apa yang dimaksud dengan surfaktan? Jelaskan!
2. Sebutkan sifat-sifat dari surfaktan!
3. Berikan contoh-contoh surfaktan berdasarkan klasifikasinya!
4. Sebutkan bahan baku surfaktan yang berbasis bahan alami!
5. Berikan satu contoh aplikasi surfaktan pada bidang pangan dan sebutkan
makanan apa saja yang menggunakan surfaktan!
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. C
2. B
3. D
4. C
5. A
6. A
7. D
8. C
9. B
10. B
B. Isian Singkat
1. Tegangan permukaan suatu medium, Tegangan antarmuka antar dua fasa
yang berbeda derajat polaritasnya.
2. Bahan aktif permukaan (surface-active agent).
3. Berudu ataupun bola raket mini yang terdiri atas bagian kepala dan ekor.
4. Struktur molekulnya yang tidak seimbang.
5. Hidrofilik, Hidrofobik.
6. Hidrofilik, Hidrofobik.
7. Aktivitas permukaanya.
8. Fraksi minyak bumi, minyak/lemak, karbohidrat, mikroorganisme.
9. Minyak bumi.
10. Lesitin dari kuning telur.
C. Essay
1. Surfaktan adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk
menurunkan tegangan permukaan (surface tension) suatu medium dan
menurunkan tegangan antarmuka (interfacial tension) antar dua fasa yang
berbeda derajat polaritasnya. Struktur molekul surfaktan dapat
divisualisasikan seperti berudu ataupun bola raket mini yang terdiri atas
bagian kepala dan ekor. Bagian kepala dan ekor memiliki sifat yang berbeda
karena struktur molekulnya (konfigurasi kepala-ekor) yang tak seimbang.
Bagian kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) merupakan bagian yang
sangat polar dan kompatibel dengan air, sedangkan bagian ekor bersifat
hidrofobik (benci air) merupakan bagian non polar dan lebih tertarik ke
minyak/lemak. Kepala dapat bersifat anionik, kationik, amfoterik, atau
nonionik, sedangkan ekor dapat berupa hidrokarbon rantai linier atau
cabang.
2. Berikut merupakan sifat-sifat dari surfaktan:
a. Larutan surfaktan berbentuk koloid.
b. Surfaktan dapat terkonsentrasi pada permukaan atau antarmuka, dimana
gugus hidrofob akan terorientasi ke fasa non polar dan gugus hidrofil
terorientasi ke fasa polar.
c. Surfaktan dapat menurunkan tegangan permukaan yang dipengaruhi
oleh konsentrasi surfaktan.
d. Surfaktan dapat menstabilkan busa.
e. Surfaktan dapat membentuk emulsi, misel, membantu proses
solubilisasi, dan pembasahan.
3. Berikut merupakan klasifikasi dari surfaktan:
a. Surfaktan Anionik
b. Surfaktan Kationik
c. Surfaktan Nonionik
Contoh surfaktan yang termasuk dalam kelompok surfaktan nonionik
adalah dietanolamida, polioksietilen sorbitan monostearat, sukrosa
monostearat, sukrosa distearat, sorbitan monostearat, sorbitan
monooleat, sukrosa ester, fatty alkohol poliglikol eter, gliserol
monostearat, propilen glikol monostearat, alkohol etoksilat, dan gliserol
monooleat.
Arnelli, Arnelli & Yayuk Astuti. (2019). Kimia Koloid dan Permukaan. Yogyakarta:
Deepublish.
Hambali, Erliza, et al. (2021). Teknologi Surfaktan dan Aplikasinya Edisi Revisi.
Bogor: IPB Press.
Hui, Y. (1996) Bailey’s Industrial Oil and Fat Products. John Wiley and Sons Inc.,
New York, 281-282.