Anda di halaman 1dari 15

1. Oleh :Oleh : Hendrix Yulis Setyawan, STP.Hendrix Yulis Setyawan, STP.

MsiMsi Jurusan
Teknologi Industri PertanianJurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi
PertanianFakultas Teknologi Pertanian Universitas BrawijayaUniversitas Brawijaya Malang
2009Malang 2009 Rekayasa Proses AgroindustriRekayasa Proses Agroindustri TEKNOLOGI
SURFAKTANTEKNOLOGI SURFAKTAN

2. DEFINISI SURFAKTAN Apabila ditambahkan ke suatu cairan pada konsentrasi rendah,


maka dapat mengubah karakteristik tegangan permukaan dan antarmuka cairan tersebut.
SURFAKTAN Senyawa organik yang dalam molekulnya memiliki sedikitnya satu gugus
hidrofilik dan satu gugus hidrofobik. Antarmuka adalah bagian dimana dua fasa saling
bertemu/kontak Permukaan yaitu antarmuka dimana satu fasa kontak dengan gas, biasanya
udara.

3. Ekor : Hidrofobik (grup nonpolar) Kepala : Hidrofilik (grup polar) - Bersifat hidrofobik dalam
media air - Bersifat hidrofilik dalam media hidrokarbon - Bersifat hidrofilik dalam media air -
Bersifat hidrofobik dalam media hidrokarbon Skema Molekul Surfaktan
4. Gugus Hidrofilik : (1) Bermuatan negatif ==> surfaktan anionik. (2) Bermuatan positif ==>
surfaktan kationik. (3) Bermuatan positif dan negatif ==> surfaktan amfoterik (ampholyte,
zwitterion) (4) Tidak bermuatan ==> surfaktan nonionik.
5. Gugus Hidrofilik Struktur Kimia Anionik : - Sulfate - OSO2O- - Sulfonate - SO2O- - Phosphated
ethoxylate - [(OC2H4)x]2 P(O)O- - [(OC2H4)x] P(O)(O- )2 - Karboksilat - COO- Kationik :
Ammonium, primer - NH3 + Ammonium, sekunder l - NH2 + Ammonium, tersier l - NH+
Ammonium, kuartener l - N+ - l Beberapa Gugus Hidrofilik pada Surfaktan Komersial

6. Gugus Hidrofilik Struktur Kimia Nonionik : - Polyoxyethylene (ethoxylate) - (OCH2CH2)xOH -


Monogliserida - OCH2CHOHCH2OH - Digliserida - OCH2CH(O-)CH2OH - OCH2CHOHCH2O- -
Monoetanolamida - NHCH2CH2OH - Dietanolamida - N(CH2CH2OH)2 Amfoterik : -
Aminocarboxylate l -+ NH2(CH2)xCOO- , -N+ H(CH2)xCOO- - Betaine l -N+ (CH2)xCOO- l -
Sulfobetaine l -N+ (CH2)xCH2SO3 - l - Amine oxide l -N+ -O-
7. Gugus Hidrofobik (1) Hidrokarbon Dapat berupa rantai alkyl lurus, becabang, jenuh, tidak
jenuh, sebagian siklik ataupun aromatik. (2) Perfluorohidrokarbon Dapat berupa rantai lurus atau
bercabang, perfluoronated sempurna atau diikat pada hidrokarbon (3) Siloxane Seringkali
diikatkan ke gugus hidrofilik melalui perantara rantai alkyl pendek. (4) Polyoxypropylene atau
polyoxybutylene

8. Gugus Hidrofobik Struktur Kimia Linear, saturated alkyl (n-dodecyl) CH3(CH2)10CH2-


Branched, saturated alkyl (2-ethylhexyl) CH3(CH2)3CHCH2- l CH2CH3 Linear, unsaturated alkyl
(oleyl) cis-CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7CH2- Alkylbenzene (linear dodecylbenzene)
CH3(CH2)11C6H4- Alkyldiphenyl ether C6H5OC6H4(R)- Polyoxypropylene -[OCH(CH3)CH2]x-
Polyoxybutylene -[OCH(C2H5)CH2]x- Polysiloxane (CH3)3Si[OSi(CH3)]xOSi(CH3)3 l
Perfluoroalkyl CF3(CF2)xCF2- Lignin Complex polymeric phenol Beberapa Gugus Hidrofobik
pada Surfaktan Komersial
9. Kelompok Surfaktan Anionik Nonionik Kationik Amfoterik Linier alkilbenzen sulfonat (LAS),
alkohol sulfat (AS), alkohol eter sulfat (AES), metil ester sulfonat (MES) Dietanolamida (DEA),
sukrosa ester, sorbitol, sorbitan ester, ethoxylated alcohol, Fatty amine, amidoamine, diamine,
amine oxide, quaternary amine, amine ethoxylate Aminocarboxylic acid, alkil betain Sumber : Hui
(1996) dan Matheson (1996)
10. Tegangan Permukaan - Terbentuk karena adanya gaya tarik menarik antara molekul-
molekul pada suatu cairan dengan udara. - Surfaktan mengubah tegangan permukaan cairan
dengan cara memecah gaya yang menahan molekul cairan di bagian antarmuka. - Dua macam
cara pengukuran tegangan permukaan : a. Tegangan permukaan kesetimbangan (equilibrium
surface tension), yaitu mengukur seberapa efektif surfaktan mampu menurunkan tegangan
permukaan air. Nilai tegangan permukaan air = 72 dyne/cm. b. Tegangan permukaan dinamis
(dynamic surface tension), yaitu mengukur seberapa cepat surfaktan mampu menurunkan
tegangan permukaan suatu larutan. - Dalam waktu singkat, tegangan permukaan dinamis akan
mencapai nilai tegangan permukaan kesetimbangan.
11. Critical Micelle Concentration (CMC) - Micelle adalah kumpulan unit yang terdiri dari
sejumlah molekul bahan aktif permukaan (surface active material). - Micelle melarutkan kotoran
dan minyak dengan cara mengangkat kotoran tersebut dari permukaan dan mendispersikannya
ke larutan. - CMC adalah konsentrasi surfaktan dimana sejumlah micelle tebentuk dan mampu
memisahkan kotoran. - CMC untuk mengukur efisiensi surfaktan. CMC yang rendah
menunjukkan bahwa makin sedikit surfaktan yang diperlukan untuk menjenuhkan permukaan
dan membentuk micelle. - Untuk mendapatkan kinerja pembersihan yang optimal, umumnya
konsentrasi surfaktan yang digunakan adalah 1-5%.
12. Hydrophile-Lipophile Balance (HLB) - HLB adalah ukuran empiris untuk mengetahui
hubungan antara gugus hidrofilik dan hidrofobik pada suatu surfaktan. - Sistem HLB digunakan
untuk mengidentifikasi emulsifikasi minyak dan air oleh surfaktan. - Dua tipe emulsi, yaitu : a.
Water-in-oil (w/o), artinya air terdispersi di dalam minyak. Memerlukan surfaktan dengan nilai
HLB rendah. b. Oil-in-water (o/w), artinya minyak terdispersi di dalam air Memerlukan surfaktan
dengan nilai HLB tinggi. - Makin tinggi nilai HLB, maka surfaktan makin bersifat larut air. - Makin
rendah nilai HLB, surfaktan makin bersifat larut minyak. - Nilai HLB dapat dihitung untuk jenis
surfaktan alcohol ethoxylate sederhana. - Nilai HLB untuk jenis surfaktan lainnya diperhitungkan
secara eksperimental.
13. Nilai HLB Karakteristik Kinerja < 10 Larut minyak (oil soluble) > 10 Larut air (water soluble) 4
- 8 Bahan anti pembusaan (antifoaming agent) 7 - 11 Emulsifier w/o 12 - 16 Emulsifier o/w 11 -
14 Bahan pembasahan (wetting agent) 12 - 15 Detergent 16 - 20 Penstabil (stabilizer) Nilai HLB
dan Karakteristik Kinerja Surfaktan
14. Cloud Point - Cloud point yaitu suhu dimana larutan surfaktan yang bersifat water soluble
menjadi keruh - Digunakan untuk mempertimbangkan stabilitas penyimpanan surfaktan. -
Penyimpanan surfaktan pada suhu yang lebih tinggi dari cloud point, berakibat terjadinya fase
pemisahan dan ketidakstabilan surfaktan. - Karakteristik wetting, cleaning dan foaming pada
suatu surfaktan dapat berbeda pada titik di atas dan di bawah nilai cloud point. Surfaktan
nonionik memperlihatkan efektifitas yang optimal bila digunakan pada suhu mendekati atau
dibawah nilai cloud pointnya, sementara tipe low- foam surfactant harus digunakan pada suhu
sedikit lebih tinggi dari nilai cloud pointnya. - Cloud point diukur menggunakan larutan surfaktan
1%. - Nilai cloud point berkisar antara 0 - 100 o C, dan dibatasi oleh pembekuan dan titik didih
air.

15. Hydrotrope - Hydrotrope yaitu sejenis bahan yang digunakan untuk meningkatkan
kelarutan surfaktan dalam air, khususnya pada lingkungan yang mengandung builder atau alkali
dalam jumlah besar. - Keberadaan builder atau elektrolit lainnya akan menurunkan suhu cloud
point dan kelarutan surfaktan dalam suatu larutan, sehingga hydrotrope digunakan untuk
menyesuaikan cloud point suatu formula. - Makin tinggi konsentrasi hydrotrope berdampak pada
makin tingginya cloud point. - Hydrotrope tidak berkontribusi ataupun mengurangi kinerja
surfaktan ataupun builder. Drave Wetting Test - Drave wetting test umumnya digunakan untuk
mengukur kecepatan larutan surfaktan dapat membasahi pori-pori, khususnya substrat yang
bersifat hidrofobik.

16. HidrofilikHidrofilik Hidrofobik Hidrofilik COO- COO- COO- COO- COO- COO- COO- - OOC
COO- COO- COO- COO- - OOC - OOC - OOC Struktur molekul surfaktan dalam suatu sistem
emulsi
17. Apakah berdasarkan tingkat kinerja surfaktan? (Efektivitas) Definisikan Maksud Terbaik
Pemilihan Jenis Surfaktan Apakah berdasarkan seberapa banyak surfaktan tersebut
dibutuhkan untuk mencapai tingkat kinerja yang diinginkan ? (Efisiensi) Apakah berdasarkan
seberapa cepat surfaktan mampu mencapai tingkat kinerja yang diinginkan? (Kecepatan aksi)
Surfaktan jenis apa yang terbaik ?
18. Aspek lainnya yang perlu dipertimbangkan : - Stabilitas kimia dari surfaktan Stabilitas kimia
surfaktan dalam suatu sistem sangat penting, misalnya pada formulasi kosmetika. Pada
beberapa kasus, kadang diperlukan surfaktan yang tidak stabil, misalnya pada formulasi coating
menggunakan surfaktan. - Dampak surfaktan terhadap lingkungan Perlu diperhatikan pengaruh
bahan kimia terhadap lingkungan (1) sifat biodegradability Contoh : degradasi alcohol ethoxylate
sekunder lebih lambat dibandingkan alcohol ethoxylate primer. (2) sifat toksisitas terhadap
organisme. - Iritasi terhadap kulit iritasi kulit oleh surfaktan merupakan faktor utama yang perlu
diperhatikan pada produk-produk yang kontak dengan kulit. Contoh : pada produk kosmetika,
shampo, sabun, deterjen.
19. Karakteristik Kinerja Surfaktan Wetting dan Waterproofing - Wetting dan waterproofing
tergantung pada perubahan yang dihasilkan oleh surfaktan terhadap antarmuka. - Semacam
cairan disebarkan ke substrat (cairan atau padatan), cairan tersebut memindahkan fase awal
yang kontak dengan substrat, menggantikannya dengan lapisan yang melingkupi cairan
sehingga terbentuk antarmuka baru dimana baik substrat dan fase awalnya kontak dengan
lapisan baru tersebut. - Perbedaan wetting dan waterproofing : a. Pada wetting, adsorpsi
surfaktan ke pemukaan memungkinkan air untuk disebarkan ke permukaan berlilin atau
berminyak. b. Pada waterproofing, antarmuka suautu permukaan diubah sehingga lebih bersifat
hidrofobik, sehingga pembasahaan oleh air menjadi lebih sulit.
20. Foaming dan Defoaming - Foaming dan defoaming tergantung pada perubahan yang
dilakukan surfaktan terhadap antarmuka gas/larutan. - Foam dihasilkan ketika gas dimasukan ke
dalam larutan dimana terbetuk lapisan permukaan yang bersifat viskoelastis. - Pada foaming,
surfaktan ditambahkan untuk meningkatkan sifat viskoelastis, sehingga terbentuk busa lebih
banyak. - Pada defoaming, surfaktan ditambahkan untuk mengurangi atau menghilangkan sifat
viskoelastis lapisan antarmuka gas/larutan. Hal ini dilakukan baik dengan menetralkan atau
mengganti lapisan awal dengan lapisan baru yang lebih bersifat tidak viskoelastis. Emulsifikasi
dan Demulsifikasi - Emulsi adalah dispersi suatu larutan (fasa diskontinyu) pada cairan yang
bersifat immiscible (fasa kontinyu). - Emulsi distabilkan oleh lapisan surfaktan (emulsifying agent)
pada antarmuka antara dua cairan, sehingga menghasilkan pembatas elektrik yang menghalangi
bersatunya droplet-droplet fase cairan yang terdispersi.
21. - Demulsifikasi suatu emulsi terjadi apabila pembatas elektrik dikurangi atau dihilangkan,
sehingga menyebabkan pecahnya emulsi. Dispersi dan Flokulasi - Dalam emulsi, dispersi
partikel padatan dalam suatu larutan dimana padatan tersebut bersifat tidak larut distabilkan
menggunakan lapisan surfaktan (dispersing agent) pada antarmuka antara dua fasa yang
menghasilkan pembatas elektrik sehingga mencegah bersatunya partikel- partikel padatan yang
terdispersi. - Pengurangan atau penghilangan pembatas elektrik menyebabkan terjadinya
flokulasi. Adhesion Promotion - Adhesi antara 2 fasa immiscible tergentung pada kekuatan
interaksi antara dua molekul berbeda yang berhadapan saling berseberangan antarmuka antara
dua molekul tersebut. - Makin kuat interaksi antara dua molekul tersebut, makin besar gaya
adhesi antara dua fasa tersebut.
22. Air Proses Pembusaan Air Lemak/ Minyak Surfaktan Air Air Air Udara Udara Udara Udara Air
Surfaktan

23. Solubilisasi pelarut yang bersifat tak larut (solvent-insoluble material) - Diperlukan untuk
melarutkan air dengan pelarut yang tidak dapat larut dengan air. - Solubilisasi pelarut yang
bersifat tidak larut dalam air tergantung pada kehadiran micelle surfaktan dalam fasa pelarut,
dengan bagian hidrofobik dari micelle surfaktan berada di bagian dalam. - Contohnya :
melarutkan air ke bahan bakar pesawat terbang untuk mencegah terbentuknya formasi kristal es
di saluran bahan bakar pada suhu di bawah titik beku air. Hydrotropy - Karakteristik yang
sama atau menyerupai molekul surfaktan yang mampu meningkatkan kelarutan berbagai zat
terlarut dalam suatu pelarut. Peningkatan viskositas - Viskositas fase larutan ditingkatkan
dengan meningkatkan fraksi volume bahan terlarut (solute) dalam larutan - Merupakan fungsi
dari micelle dalam sistem, bahkan lebih bergantung pada struktur micelles surfaktan yang
terbentuk.
24. Nilai Tambah Produk Turunan Kelapa Sawit 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 My.
Goreng asam lemak asam stearat Margarin gliserin fatty alcohol Metil ester surfaktan
nilaitambah(%)

25. Produk pembersih 62.9% Pangan 2.3% Plastik 0.5% Kertas 1.4% Tekstil & kulit 8.4% Industri
cat 1.9% Perminyakan 5.1% Agrochemicals 2.3% Polimerisasi emulsi 3.4% Konstruksi 5.5%
Bahan peledak 0.1% Lainnya 6.2% Persentase Pasar Surfaktan Sumber : www.chemsoc.org
26. ROADMAP SURFAKTAN B a h a n B a k u S e le k s i b a h a n b a k u p o t e n s ia l S e le k
s i b a h a n b a k u p o t e n s ia l S e le k s i b a h a n b a k u p o t e n s ia l S u m b e r P a ti & G
u la S u m b e r E m u ls if ie r M in y a k / L e m a k N a b a ti T e k n o lo g i S p litt in g T e k n o
lo g i I s o la s i/ E k s t r a k s i T e k n o lo g i S p lit t in g T e k n o lo g i E s t e r if ik a s i T e k n
o lo g i P e m u r n ia n T e k n o lo g i S u lf a ta s i T e k n o lo g i A m id a s i T e k n o lo g i T r
a n s e s t e r if ik a s i K o n d is i P r o s e s K o n v e r s i P e n g e m b a n g a n P r o s e s K o
n d is i P r o s e s K o n v e r s i * S u h u R e a k s i * S is t e m R e a k s i * R a s io m o l r e a k t
a n * P e m u r n ia n * A g it a s i * F o r m u la s i P e n g g a n d a a n S k a la P r o d u k s i S tu
d i K e la y a k a n R a n c a n g B a n g u n T e k n o lo g i S u lf o n a s i T e k n o lo g i E p o k s
id a s i T e k n o lo g i S u k r o lis is P e m b a n g u n a n K o n s t r u k s i P a b r ik S u r f a k t a
n A m f o t e r ik S u r f a k ta n N o n io n ik S u r f a k t a n A n io n ik S u r f a k t a n K a tio n ik
In d u s tr i S u r f a k t a n In d u s tr i C le a n s in g & W a s h in g P r o d u c t I n d u s t r i K o s
m e t ik a & P e r s o n a l C a r e P r o d u c t s In d u s tr i B a h a n P e le d a k I n d u s t r i P e
r m in y a k a n I n d u s t r i P a n g a n I n d u s t r i F a r m a s i I n d u s t r i O b a t - o b a t a n
P e r t a n ia n P e r t a m b a n g a n K o n s t r u k s i d a n P e k e r ja a n S ip il L a in n y a R &
D T e k n o lo g i P r o d u k M a r k e t
27. Diagram Oleokimia Dasar dan Turunannya M in y a k d a n L e m a k G lis e ro l G lis e rid a
p a rs ia l T ria s e tin E s te r a s a m le m a k A lk y l e p o x y e s te r A s a m le m a k e h o x y
la te C o n ju g a te d fa tty a c id A s a m le m a k je n u h A lk o h o l G u e rb e t A lk y l k lo rid a
F a tty a lk o h o l e th o x y la te F a tty a lk o h o l s u lfa t E s te r α - s u lfo fa tty a c id e s te r F
a tty a c id a lk a n o la m id e E p o x id iz e d trig lis e rid a E th o x y la te d tr ig lis e rid a H y d
ro g e n a te d o il T u rk e y re d o il H id ro lis is A s a m le m a k (fa tty a c id ) E s te rifik a s i E
s te rifik a s i E p o k s id a s i E th o x y la s i K o n ju g a s i H a rd e n in g M e til e s te r a s a m
le m a kT ra n s e s te rifik a s i F a tty a lk o h o l R e a k s i G u e rb e t K lo rin a s i E th o x y la
s i S u lfa ta s i E s te rifik a s iH id ro g e n a s i S u lfo n a s i A m id a s i E p o k s id a s i E th o
x y la s i H id ro g e n a s i S u lfa ta s i F a tty a lk o h o l a lk o x y la te F a tty a lk o h o l e te r s
u lfa t F a tty a lk o h o l e te r fo s fa t F a tty a lk o h o l s u lfo s u c c in a te P ro p o x la tio n S
u lfa ta s i F o s fa tis a s i S u lfita s i E s te rifik a s i S u k ro s a e s te r S u k ro lis is

28. POHON INDUSTRI KELAPA SAWIT K E L A P A S A W IT D a u n T a n g k a i B u n g a B u


n g a B u a h B a ta n g A k a r B a h a n K e r a jin a n T o k o f e r o l N u t r ie n O r g a n ik L ip
id Is o e n z im P u lp N ir a G u la M e r a h A n g g u r S a w it V it a m in B k o m p le k C u k a
K e la p a E s t r a g o l D a g in g B u a h B iji/ In t i K e la p a S a w it ( P K ) C a n g k a n g S a
w it D a g in g B u a h T a n d a n K o s o n g L im b a h P a d a t L im b a h c a ir A r a n g P u lp
P a s t a P a t i L ig n in S ilo s e S ilit o l T a m b a n g / T a li B a h a n K e r a jin a n K a y u K e
la p a S a w it M in y a k K e la p a S a w it K a s a r ( C P O ) L u m p u r K e la p a S a w it G a s
b io A s e t o n - B u t a n o l- E t a n o l P e le t B a h a n B a n g u n a n M e t a n B u n g k il M a
k a n a n A y a m M a k a n T e r n a k R u m in a n s ia M e d ia P e r t u m b u h a n E n z im E k
s t r a S e k u n d e r P a k a n D o m b a P e le t K a r b o n S e lu lo s a A b s o r b e r P o lip o t
T K S ( P o t T a n a m a n ) B io g a s A lk o h o l M e t a n M e d ia P e n g e m b a n g b ia k a n
C a c in g M e d ia P e r tu m b u h a n k a p a n g P u lp L ig n in A b u J a n ja n g S u r f a k t a n
C a m p u r a n P u p u k P a n g a n N o n P a n g a n M in y a k S a w it ( C P O ) S e lu lo s a M
e d ia P e r t u m b u h a n K a p a n g M a k a n a n t e r n a k B a h a n V e r n is , M in y a k R e
n g a s B a h a n B a k a r K a r b o n A k t if P o lib le n L ig n in S u r f a k t a n G lu k o s a T e p
u n g T e m p u r u n g A r a n g K a r b o n A k t if B r ik e t A r a n g T e s t a B u n g k il In t i S a
w it T e p u n g In t i S a w it M in y a k In t i S a w it ( P K O ) K u e - k u e In t i S a w it M o n o G
lis e r id a D ig lis e r id aR a n s u m T e r n a k S ilit o l S ilo s e A s a m A m in o E s k r im M in
y a k G o r e n g K a r o t e nA s a m L e m a k T r ig lis e r id a , D ig lis e r id a , M o n o g lis e r
id a P r o t e in S e l T u n g g a l V it a m in A S t e a r in O le inL ip a s e S o a p s to c k M a r g
a r in e M in y a k S a la d M e t a lic s o a p F a tt y a lk o h o l P o ly e t h o x y la t e d D e r iv a t
e s A s a m O r g a n ik S a b u n E s t e r D ib a s ic A c id F a t t y a m in e s F a t t y A c id e A
m id e s F a t t y A lk o h o l M a r g a r in e C o c o a B u t te r S u b s t it u te S h o r t e n in g V e
g e ta b le s G h e e
29. APLIKASI SURFAKTANAPLIKASI SURFAKTAN PADA INDUSTRIPADA INDUSTRI
30. INDUSTRIAL APPLICATION OF SURFACTANTS Deinking agents Defoaming agents
Dispersants for CaCO3 Additives for polymerization Textile Construction Pulp & Paper Plastics
Palm Oils Energy Environment Fermentation Toiletries Cosmetics Detergent Agro chemicals
Food Others Laundry detergent chemicals Anti-dusting agetns for coals Water treatment
chemicals Scale inhibitors Scouring and bleaching agents Dyeing auxiliaries Softening agents
Antistatic agents Shade improvers Concrete additives Gypsum board additives Asphalt
emulsifiers. Chemical for palm oil fractionation Foaming agents for toothpastes Cosmetics
chemicals Fermentation additives Water Treatment Metal Oilfield Firefighting Foam Emulsion
Polymerization Explosive Material Adjuvants Additives for agrochemicals Anti-caking agents
Wood preservativesv Anionic Surfactant Cationic Surfaktant Amphoteric Surfactant
Nonionik Surfactant Surfactant : Source : Modification of KAO Indonesia Chemicals Information
31. ♣ Agrochemical Biasanya digunakan surfaktan nonionik dan memiliki cabang hidrofobik.
Nilai HLB berkisar antara 9 - 14 Umumnya surfaktan digunakan di bawah atau mendekati nilai
CMC-nya, dengan tujuan untuk mencegah solubilisasi bahan aktif yang dapat menurunkan
aktivitas biologis. Produk berbentuk bubuk (wettable powder) dan larutan suspensi
(suspension concentrate) Surfaktan Minimum tegangan permukaan (dyne/cm) Nonylphenol
ethoxylate (9 EO) 29,1 Lauryl alcoohol ethoxylate (9 EO) 32,2 Tall oil fatty acid ethoxylate (10
EO) 33,5 Tridecyl alcohol ethoxylate (8-9 EO) 27,5 Sodium di (2-ethylhexyl) sulfosuccinate 25,5
Trisiloxane ethoxylate (8 EO), CH3-terminated 21,0 Tabel. Minimum nilai tegangan permukaan
larutan beberapa jenis surfaktan Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).
32. Surfaktan Fungsi Utama Dodecylbenzene sulfonate Wetting Dioctylsulfosuccinate Wetting
Sodium alkylnaphthalene sulfonate Wetting Naphthalenesulfonate-formaldehyde condensate
Dispersing Ethoxylated tristyrylphenol sulfate Dispersing Sodium lignosulfonate Dispersing
Tabel. Surfaktan pada produk berbentuk bubuk (wettable powder) Surfaktan Fungsi Utama
Sodium dodecylbenzene sulfonate Wetting Dibutyl and di-isopropyl naphthalene sufonate
Wetting Dioctyl or dinonylphenolsulfosuccinate Wettaing N-methyl oleyl taurate Wetting and
Dispersing Naphthalene sulfonate-formaldehyde condensate Dispersing Lignosulfonate
Dispersing Dodecyldiphenylether disulfonate Dispersing Ethoxylated (6-12 EO) nonylphenol
phosphate ester Wetting and Dispersing Ethoxylated (14-16 EO) tristyrlphenol phosphate sodium
salt Wetting and Dispersing Tabel. Surfaktan pada produk berbentuk larutan suspensi
(suspension concentrate) Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).aaaa
33. Keuntungan produk berbentuk larutan suspensi (suspension concentrate) dibandingkan
bubuk (wettable powder) : Lebih mudah digunakan karena sudah terdispersi dalam air Lebih
mudah didispersikan ke produk aplikasi Dalam penggunaanya tidak dihasilkan debu Volume
kemasannya lebih rendah Lebih mudah dilarutkan dan menghasilkan bentuk suspensi yang
stabil bila dilarutkan dengan air.
34. ♣ Emulsion Polymerization Surfaktan merupakan bahan yang diperlukan pada proses
polimerisasi emulsi, yaitu sebagai : - monomer emulsifier dan penstabil lateks. - sebagai media
transfer panas - menjaga stabilitas dispersi partikel polimer yang mengembang. Utamanya
digunakan surfaktan anionik. Surfaktan nonionik umumnya digunakan sebagai emulsifier
sekunder. Grup ionik pada molekul surfaktan menjaga stabilitas emulsi monomer/air dan
mengontrol distribusi ukuran partikel dengan cara menstabilkan dispersi partikel.
35. Monomer Surfaktan yang Digunakan Styrene, butadiene Dodecylbenzene sulfonate,
dodecyldiphenyl ether disulfonate Vinyl chloride Partially hydrogenated fatty acid soap, sodium
lauryl sulfate Styrene/butadiene Fatty acid soap, dodecylbenzene sulfonate, dodecyldiphenyl
ether disulfonate, polyoxyethylenated (9-14 EO) octylphenol Methyl or butyl ester of
acrylic/methacrylic acid Sodium lauryl sulfate octyl, nonylphenol ether (4-10 EO) sulfate
Methacrylic acid/acrylic acid Sodium C12-C14 ether (4-8 EO) sulfate, dodecylbenzene sulfonate
Styrene/butyl acrylate Nonyl/octyl phenol polyoxyethylene (9-15 EO) sulfate sodium
polyoxyethylene (4-10 EO) lauryl ether sulfate, sodium or ammonium C12-C14 ether (2-10 EO)
sulfate, polyoxyethylene (30-50 EO) octyl/nonylphenol Vinyl, vinyl acetate, vinyl acetat/butyl
acrylate Sodium polyoxyethylene (30-50 EO) nonylphenol ether sulfate, sodium polyoxyethylene
(30-50 EO) lauryl ether sulfate, polyoxyethylene (30-50 EO) octyl/nonylphenol Tabel. Surfaktan
yang digunakan untuk berbagai monomer Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

36. ♣ Metal Cleaning A. Immersion Cleaning Metode : bagian logam yang akan dibersihkan
direndam dalam larutan deterjen dan diagitasi selama beberapa waktu. Pengotor berupa :
minyak, lilin (wax), dan gemuk (grease) Kinerja surfaktan yang disyaratkan : - Good
equilibrium wetting - Efektif menurunkan tegangan permukaan dan antarmuka minyak/air -
Mampu membentuk emulsi yang stabil - Mencegah redeposisi pengotor - Stabil dan kompatibel
pada kondisi basa dan asam - Mencegah korosi (corrosion inhibition) Jenis surfaktan yang
digunakan : surfaktan anionik atau campuran surfaktan anionik-nonionik.
37. Surfaktan Anionik : - Ethoxylated (4-10 EO) nonylphenol phosphate ester - Ethoxylated (4-9
EO) linear (C8-C10) alcohol phosphate ester - Ethoxylated (9-12 EO) dinonylphenol phosphate
ester Surfaktan Nonionik : - Nonylphenol ethoxylate (5-12 EO) - Octylphenol ethoxylate (5-10
EO) - Linear (C9-C11) alcohol ethoxylate (5-12 EO) - Branched (C13-Oxo) alcohol ethoxylate (9-
12 EO) - Tertiary dodecyl (branched) thioethoxylate (6-10 EO) Surfaktan Amfoterik : - Sodium
acylamido aminopropionate - Sodium acylamido aminohydroxypropyl sulfonate Tabel. Surfaktan
yang digunakan pada proses immersion metal (alkali) Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).
38. B. Spray Cleaning Metode : larutan pembersih disirkulasikan menggunakan pompa dan
disemprotkan melalui inlet (nozzle) ke bagian yang akan dibersihkan. Larutan (deterjen)
pembersih yang digunakan harus bersifat sangat rendah busa dan dapat dibersihkan dalam
waktu sangat singkat. Syarat surfaktan yang digunakan : sangat rendah busa hingga tanpa
busa. Surfaktan yang sesuai : surfaktan nonionik dan amfoterik yang rendah busa. Contoh :
nonylphenol ethoxylate (7-12 mol EO), linear alcohol ethoxylate (7-12 mol EO)
39. ♣ Pulp and Paper A. Deresination - Merupakan proses pemisahan resin dari pulp kayu. -
Surfaktan digunakan untuk mencapai efek pembasahan oleh larutan basa dan membentuk
emulsi resin dengan air. - Jenis surfaktan yang digunakan : ethoxylated nonionik, ethoxylated
phosphate ester (anionik). - Anionik lainnya seperti sulfate dan sulfonate tidak digunakan karena
kelarutan dan kemampuan emulsinya rendah dalam media basa. B. Paper Deinking - Digunakan
pada proses daur ulang kertas bekas. - Kinerja surfaktan yang diperlukan : memberi efek
pembasahan (wetting) dan sifat dispersi yang sangat baik pada partikel tinta yang akan
dipisahkan dari serat kertas, serta stabil terhadap hidrolisis. - Jenis surfaktan yang digunakan :
surfaktan nonionik
40. Surfaktan Anionik : - Ethoxylated (6-10 EO) nonyl/octylphenol phosphate ester - Ethoxylated
(4-8 EO) linear (C8-C10) alcohol phosphate ester - Ethoxylated (8-12 EO) dinonylphenol
phosphate ester Surfaktan Nonionik : - Polyoxyethylene (9-15 EO) nonyl/octylphenol -
Polyoxyethylene (12-20 EO) dinonylphenol - Polyoxyethylene (10-15 EO) dodecylphenol -
Polyoxyethylene (10-15 EO) tridecyl (Oxo) alcohol Tabel. Surfaktan yang digunakan pada proses
deresinasi pulp Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).
41. Surfaktan HLB Cloud point, o C (0,5-1,5% NaOH) Draves wetting,sec, 40o C (1% NaOH)
Octylphenol ethoxylate (9 EO) 13,0 54 - 56 9 Octylphenol ethoxylate (11 EO) 13,5 68 - 72 12
Octylphenol ethoxylate (9 EO) 13,0 60 - 63 8 Lauryl alcohol ethoxylate (7 EO) 12,0 48 - 50 18
Linear (C9-C11) alcohol ethoxylate (6 EO) 12,5 46 - 48 8 Branched (C11-C15) secondary alcohol
ethoxylate (9 EO) 13,5 56 - 58 9 Tabel. Surfaktan yang digunakan untuk washing-deinking
Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).
42. ♣ Konstruksi A. Glass Fiber Mat - Glass fiber bersifat tidak larut sempurna dalam air,
walaupun telah dibantu dengan pengadukan. - Sifat surfaktan yang diperlukan : dispersibility dan
wettability. - Karena glass fiber sedikit bermuatan negatif, maka surfaktan yang sesuai adalah
surfaktan berbasis amine. B. Beton - Surfaktan sebagai plastisizer, digunakan untuk
meningkatkan daya kerja semen dengan cara mengurangi air sehingga viskositas berkurang. -
Surfaktan sebagai pengontrol jumlah udara di dalam beton, meningkatkan resistansi freeze-
thaw, menurunkan densitas dan meningkatkan daya kerja. - Surfaktan harus kompatibel dan
stabil dalam lingkungan basa serta toleran dan tetap efektif terhadap berbagai ion logam (Al, Fe,
Ca, Si). - Digunakan surfaktan anionik dengan densitas muatan yang tinggi (sulfate dan sulfonat)
dan memiliki rantai alkyl pendek.
43. Surfaktan Karakteristik Lignosulfonate Dispersing Sodium butyl or isopropyl naphthalene
sulfonate Wetting Sodium naphthalene sulfonic acid-formaldehyde condensate Dispersing
Sodium alkyl (branched C8-C10) sulfate Wetting dan dispersing Sodium alkyl (C6-C10) ethoxy
(2-4) sulfate Foaming and air entrainment Rosin acid soap Foaming and air entrainment Tabel.
Surfaktan yang digunakan untuk beton Sumber : Rosen and Dahanayake (2000). Surfaktan
Keterangan R N+ (CH3)2O- R = C16 - C18 R = C15 CO NH CH2CH2 - hingga C7 CO NH
CH2CH2 - m = 9 - 15, n = 2 m = 8 - 10, n = 3 x = 12 - 15, y = 2 - 4 R1 N+ (CH2CH2OH)2O- R N
[(CH2CH2O)mH]n R N [(C3H7O)x (C2H4O)y H]2 R N+ (CH3)2CH CH (OH) CH2 SO3 - Tabel.
Surfaktan yang digunakan untuk Dispersi Glass Fiber Pada Pembuatan Uniform Glass Fiber
Mats
44. C. Papan Gipsum - Surfaktan digunakan sebagai bahan pembusa (foaming agent) dan untuk
mengurangi air (plasticizing) - Surfaktan harus bersifat sangat good foaming dalam udara/larutan
air yang tinggi kandungan alkali dan ion logamnya. - Surfaktan yang digunakan : sulfated
anionik, dengan rantai alkil C6-C11. D. Aspal - Aspal bersifat padat pada suhu kamar dan
nonpolar. - Surfaktan berfungsi rangkap : (1) mengurangi tegangan antarmuka aspal/air
sehingga aspal dapat diemulsikan dalam air, kemudian (2) saat emulsi aspal/air kontak dengan
rangka jalan (road-building aggregate), emulsi membasahi dan menyerap ke dalam rangka pada
bagian hidrofobik. - jenis surfaktan yang digunakan : surfaktan kationik, dengan rantai alkil C12-
C20.
45. Surfaktan Kationik RCONHCH2CH2NH3 + X- R N+ H2CH2CH2 NH3 + 2X- R N+
H2CH2CH2CH2NH3 + 2X- R N+ (CH3)3Cl- R CONHCH2CH2 N(CH3)3 + X- R N(CH2CH2OH)2
R N+ (O- )(CH3)2 R = C4 - C18 X- = Cl- , Br- , CH3SO4 - Tabel. Surfaktan yang digunakan pada
emulsi aspal Sumber : Rosen and Dahanayake (2000). Surfaktan Waring blender foam ht, cm in
4% brine R O(C2H4O)2-4SO4 - Na+ R (OC2H4)4-6 O P(O) (OH)2 Mono/di 90:10 R = C6-C11 14
- 16 12 - 16 Tabel. Surfaktan yang digunakan pada industri papan gipsum
46. ♣ Lapangan Minyak Proses rekoveri minyak bumi dari formasi bawah tanah, umumnya
dilakukan peretakan atau pemecahan batuan yang mengandung minyak bumi untuk
menciptakan arus saluran. Surfaktan diperlukan untuk memecah water-bearing zone yang
terbentuk akibat tingginya viskositas, dan mencegah formasi air agar tidak merembes ke sumur
bor saat sumur diproduksi. Jenis surfaktan yang digunakan : surfaktan kationik, dengan rantai
panjang C18-C22 dan linear. Surfaktan digunakan pada konsentrasi yang rendah (<5%)
Makin panjang rantai hidrokarbon (C20-C22), makin tinggi viskositas dan makin rendah
sensitifitas viskositas terhadap suhu di lapangan minyak (> 93 o C atau 200 o F)
47. Surfaktan Viskositas 100-1 s/shear rate at 5% (by wt) C16H33N+ (CH3)3 . CH2(COO- )2 87
C18H37 N+ (CH3)3 . HOCH2C6H4COO- 90 C18H37 N+ (CH3)3 . CH2(COO- )2 110 R N+
(CH3)3 . CH2(COO- )2 140 RN+ (CH2CH2OH)2CH3Cl- 180 R = C22 Tabel. Surfaktan yang
digunakan pada larutan fracturing Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).
48. ♣ Firefighting Foam Busa berperan penting dalam memadamkan api karena bahan bakar,
dengan cara mengurangi densitas air relatif terhadap minyak atau bensin dan mencegah
terjadinya kontak bahan bakar dengan oksigen di udara. 3 karakteristik surfaktan yang
diperlukan : - mampu membasahi dan menyebarkan busa secara menyeluruh ke bahan bakar
(menciptakan penghalang) - Memiliki kekuatan pembusaan dan stabilitas busa dalam air sadah
dan air garam - emulsifikasi minyak/air yang lemah Surfaktan yang digunakan umumnya
merupakan campuran dari berbagai jenis surfaktan, namun yang utama digunakan adalah C6-
C10 fluorosurfaktan, baik berupa surfaktan amfoterik maupun anionik.
49. Fluorosurfaktan C6-10F13-21CH2CH(OCO CH3) CH2 N+ (CH3)2 CH2COO-
C8H17CH2CH2S CH2CH2CONH C(CH3)2 CH2SO3 - Na+ C6-10F13-21CH2CH2N+ (CH3)3
CH3SO4 - C6-10F13-21SO2N(CH2 CH2) C3H6N+ (CH3)3. CH3SO4 - C2F4CONH C3 H6N+
(CH3)2 CH2 CH2 CO2 - C8F17CH2CH2 S CH2 CH2 COO- Li+ Tabel. Fluorosurfaktan yang
digunakan pada hydrocarbon firefighting foam Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).
50. ♣ Tekstil Surfaktan digunakan sebagai antistatic agent untuk serat tekstil Jenis surfaktan
utama yang digunakan : surfaktan anionik Surfaktan Anionik : - Ethoxylated (6-10 EO)
dodecylphenol phosphate ester - Ethoxylated (5-10 EO) linear (C10-C16) alcohol phosphate
ester - Ethoxylated (5-10 EO) tridecylalcohol phosphate ester - Ethoxylated (0-4 EO) alkyl (C12-
C14) sulfate Surfaktan Nonionik : - Ethoxylated (15-20 SEO) castor oil sorbitan monolaurate -
Ethoxylated (5-10 SEO) sorbitan monolaurate Surfaktan kationik : - Ethoxylated (6-12 mol SEO)
tallow amine) Tabel. Surfaktan yang digunakan sebagai antistatic agent Sumber : Rosen and
Dahanayake (2000).
51. ♣ Industrial Water Treatment Polielektrolit sintetis yang bersifat larut air diperlukan pada
proses pengolahan dan purifikasi air limbah industri. Polielektrolit yang digunakan adalah yang
memiliki muatan positif, mengingat partikel limbah padat di industri bermuatan negatif. Polimer
yang sering digunakan adalah kopolimer dari monomer amine. Polimer dibuat dengan cara
teknologi polimerisasi emulsi, dimana monomer dipolimerisasi dalam sistem emulsi air/paraffinic
oil.
52. ♣ Industri Logam Metalworking fluid (MWF) digunakan untuk pelumasan dan pendinginan
selama berlangsung operasi pemotongan logam. Surfaktan digunakan dalam MWF sebagai
emulsifier, lubricant, dispersant, wetting agent, bahkan sebagai corrosion inhibitor. MWF
dikelompokkan atas 4 macam , yaitu straight oil, soluble oil, semi- synthetic, dan synthetic.
jenis surfaktan yang digunakan : surfaktan anionik, berupa garam dari fosfat ester dan asam
lemak, dengan rantai alkil C12-C18 Surfaktan mampu membentuk kompleks yang sangat kuat
dengan metal hingga membentuk monomolecular film, dengan gugus hidrofobik berorientasi
menjauhi permukaan logam. Untuk soluble oil dan semi-synthetic oil digunakan surfaktan
nonionik atau anionik.
53. ♣ Plastik A. Antistatic Agent - Syarat surfaktan yang digunakan : * memiliki kemampuan
migrasi ke permukaan plastik dengan orientasi grup hidrofilik yang polar diarahkan ke udara
untuk membentuk ionic film di permukaan plastik, * kompatibel dengan plastik * stabil terhadap
panas hingga suhu >260 o C (500 o F) * resistant terhadap dekomposisi, volatilisasi, dan
oksidasi. - Jenis surfaktan yang digunakan : surfaktan anionik, jenis phosphate ester. B. Slip and
Mold Release Agent - Syarat surfaktan yang digunakan : kompatibel dan larut dalam resin pada
suhu tinggi. - Fungsi untuk mengurangi surface tackiness dan mencegah permukaan agar tidak
saling melekat.

54. - Jenis surfaktan yang digunakan : alkanolamida dan surfaktan jenis phosphate ester, rantai
panjang C18-C22. - Bila stabilitas warna dan suhu tidak diperlukan : digunakan amida rantai alkil
tidak jenuh (oleat, linoleat, euracyl). C. Defogging Agent - Seringkali plastik berembun akibat
penetrasi lampu atau cahaya, jika digunakan untuk mengemas produk pangan akan
berpengaruh buruk terhadap pangan dan penerimaan konsumen. - Surfaktan yang umum
digunakan : surfaktan jenis polyoxyethylenated atau polyhydroxylated dengan rantai alkil C9-
C12. Lebih disukai apabila memilki struktur aromatik pada gugus hidrofobiknya.
55. TERIMA KASIHTERIMA KASIH

No Nama Keterangan
Biasanya tertulis paling depan Aqua yang berarti air,
1 AQUA produk-produk cair seperti shampoo, body foam, facial
cleanser, body lotion dll itu pasti mengandung air.
Adalah asam organik yang digunakan dalam produk
kosmetik secara tidak langsung berfungsi sebagai
pengawet dengan mengkhelatkan (Chelating
2 CITRIC ACID
agent) logam. Citric acid ditambahkan dalam produk
kosmetik juga untuk mengatur keasaman/kebasaan suatu
produk.
Adalah pengemulsi untuk menyatukan material berbahan
dasar air dan minyak. Banyak digunakan dalam produk
PENTAERYTHRITYL kosmetik sebagai kondisioner untuk kulit atau
3
DISTEARATE pelembab. Pentaerythrityl Distearate tidak berbahaya
bagi kesehatan karena tidak ditemukan dalam jaringan
tubuh manusia ataupun urin.
Berbentuk serbuk putih tidak berbau, dalam produk
kosmetik sebagai bahan pengawet (Preservatives) dan
anti mikroba karena Imidazolidinyl Urea ini dapat
membunuh mikroorganisme ataupun menghambat
IMIDAZOLIDINYL
4 pertumbuhan mikrobakteri. Cosmetic Ingredient
UREA
Review (CIR) Expert Panel telah
mengevaluasi Imidazolidinyl Urea dan menyatakan aman
untuk produk kosmetik dan personal care. Dan batas
maksimum penggunaan adalah 0,6%.
Adalah esterifikasi dari produk glycerine dan asam
stearat yang berbentuk krim berwarna putih. Banyak
digunakan untuk produk lotion, powder, produk skin
GLYCERYL cleansing, tata rias, fondation, eye shadow, eye liner,
5
STEARATE SE mascara, kondisioner, dan sunscreen. Glyseryl
Stearate bisa juga berasal dari derivatif palm kernel,
minyak sayur atau minyak biji kedelai, dalam tubuh
manusia juga di produksi secara alami. Glyseryl
Stearate memberi efek lembut dan halus pada kulit, juga
melembabkan kulit karena memperlambat hilangnya air
pada kulit dengnan membentuk penghalang (skin
barrier). Dan telah terbukti dapat melindungi kulit dari
kerusakan akibat radikal bebas. Food and Drug
Administration (FDA),Generally Recognized As Safe
(GRAS) dan Cosmetic Ingredient Review (CIR) Expert
Panel telah mengevaluasi dan menetapkan
bahwa Glyceryl Stearate SE aman digunakan untuk
kosmetik ataupun aditif untuk makanan.
Dibuat dari Cetearyl Alcohol dan memiliki banyak varian
mulai dari Ceteareth 2-100. Angka tersebut merupakan
indikasi dari jumlah rata-rata Ethylene Oxide(EO) dalam
rantai polyoxyethylene (POE) yang nantinya berpengaruh
dalam pembentukan emulsi jika digabung dengan
6 CETEARETH-20
material-material yang lain. Ceteareth telah di nyatakan
aman digunakan dalam produk kosmetik dan personal
care oleh Cosmetic Ingredient Review (CIR) Expert
Panel. Walaupun dalam jumlah tertentu sebaiknya tidak
digunakan untuk kulit yang rusak.
Banyak ditemukan di produk-produk seperti kondisioner,
foundation,perawatan kulit dan tata rias wajah.
Bentuknya seperti lilin, berwarna putih dan berbau
samar. Stearyl Alcohol berfungsi untuk menyatukan
bahan-bahan yang bentuknya minyak dan air (sebagai
pengemulsi). Dalam produk perawatan kulit Stearyl
Alcohol juga berfungsi untuk mengurangi timbulnya busa,
7 STEARYL ALCOHOL karena banyak bahan-bahan yang dipakai untuk produk
kosmetik dan personal care menghasilkan busa.
Untuk kulit Stearyl Alcohol memberi efek halus dan
lembut pada permukaan kulit. Untuk keamana Stearyl
Alcohol FDA juga sudah melakukan evaluasi dan
mengesahkan bahwa Stearyl alcohol aman untuk produk
kosmetik, bahkan juga aman digunakan sebagai aditif
dalam produk makanan.
Secara alami dihasilkan dari gula, digunakan untuk
produk kosmetik karena kemampuannya
sebagai pengemulsi dan memberikan kelembutan dan
kehalusan pada kulit. Hydroxypropyl Starch
Phosphate adalah komponen yang sangat terkenal dalam
HYDROXYPROPYL produk kosmetik karena merupakan pengemulsi
8
STARCH PHOSPHATE yang stabil dalam berbagai temperatur dancepat
meningkatkan kekentalan (Viscosity). Tidak ada
peringatan tentang penggunaanya yang membahayakan
atau merugikan selama digunakan pada batas antara 3-
10% yang telah di rekomendasikan oleh CIR Expert
Panel.
Sejenis polisakarida yang dihasilkan dari fermentasi
9 XANTHAN GUM karbohidrat . Xanthan Gum dihasilkan dari sirup jagung
atau glukosa
Sejenis garam yang digunakan
sebagai preservatives banyak juga digunakan untuk
industri makanan. U.S. Food and Drug Administration
10 SODIUM BENZOATE
(FDA) menyatakan Sodium Benzoat dalam dosis yang
sangat rendah aman untuk digunakan dalam makanan
ataupun produk kosmetik.
Juga berfungsi untuk menghaluskan dan melembabkan
kulit. Bentuknya cairan tidak berwarna dan tidak berbau.
Dibuat dari minyak palem (palm oil). Dalam
ISOPROPYL suatu produk Isopropyl Palmitate menambah kekentalan
11
PALMITATE produk. CIR Expert Panel telah mengujikan produk yang
mengandung 45% Isopropyl Palmitate ke kulit manusia,
dan tidak menyebabkan iritasi, yang berarti aman untuk
kulit.
Bentuknya serpihan putih, pembuatannya dengan cara
pemanasan minyak kelapa bersama caustik soda, sama
seperti pembuatan sabun. Cetyl Alcohol banyak
digunakan dalam produk kosmetik khususnya
produk lotion, cream dan kondisioner. Cetyl
12 CETYL ALCOHOL Alcohol berfungsi untuk menghaluskan kulit dan
rambut dan dalam produk cream berfungsi juga sebagai
pengental (Thickening Agent) dan pengemulsi . Cetyl
Alcohol telah di nilai, di evaluasi dan di uji oleh Cosmetic
Ingredient Review (CIR) Expert Panel, sebagai bahan
yang aman untuk kandungan dalam kosmetik
Biasanya ada di produk body lotion, body cream, day
cream, night cream, hair conditioner dll. Yang fungsi nya
untuk moisturising atau melembabkan. Glycerine
terdaftar di FDA (The Food and Drugs
13 GLYCERINE
Administration) sebagai aditif dalam produk makanan,
sehingga langsung di anggap sebagai Generally
Recognized As Safe (GRAS) yang berarti aman digunakan
baik untuk makanan atau produk kosmetik.
Cairan bening yang merupakan silicon oil, yang banyak
digunakan dalam industri personal care seperti shampoo
dan kondisioner membuat rambut mudah disisir dan tidak
kusut. Dalam krim dan lotion sebagai pelembab,
14 DIMETHICONE
moisturising dan pelindung kulit. Food and Drug
Administration (FDA) telah mengevaluasi
keamanan Dimethicone sebagai aditif dalam produk
kosmetik.
Adalah extract wewangian untuk memberi keharuman
15 PARFUM
tertentu pada suatu produk
Memiliki fungsi yang hampir sama
dengan Ceteareth sebagai emollient dan skin
BIS-DIGLYCERYL
16 conditioning. Pengganti dari Lanolin yang merupakan
POLYACYLADIPATE-2
pelembab (Moisrurizer) alami yang biasanya berasal dari
lemak domba.
Berfungsi sebagai preservatives sama
seperti Imidazolidinyl Urea untuk menghambat
METHYLPARABEN,
pertumbuhan jamur dan beberapa jenis bakteri. CIR
17 PROPYLPARABEN, dan
Expert Panel telah me-review bahwa Paraben jika
semua jenis PARABEN
digunakan dalam batas tertentu maksimal 0,5% dalam
suatu produk tidak akan menimbulkan iritasi.

Surfactant (1)
a. Anionik
Gol. Alkyl benzene sulfonat
Mis. Sodium dodecyl benzene sulfonate
Gol. Primary alkyl sulfat
Mis. Triethanolamine lauryl sulfate
Gol. Secondary alkyl sulfat
Mis. Lauryc monoglyceride ammonium sulfate
Gol. Sarcosine
Mis. Laurosyl sarcoine, Cocoyl sarcosine

Surfaktan
b. Kationik
Garam amonium kuarterner
Mis. Dstearyl dimethyl ommonium chloride, dilauryl dimethyl ammonium chloride, cetyl
trimethyl ammonium bromide
c. Amfoterik
Mis. Miranol
d. Non Ionik
Mis. Tween, Pluronic F-68
Krim Tangan dan Badan
Hand and Body Cream
Krim tangan dan badan adalah sediaan dan kosmetika yang digunakan untuk maksud
melindungi kulit supaya tetap halus dan lembut dan kering, bersisik dan mudah pecah.
Kulit mengeluarkan lubrikan alami yaitu sebum, untuk mempertahankan agar
permukaan kulit tetap lembut, lunak dan terlindung. Lapisan sebum dapat menjadi rusak atau
hilang jika kulit dicuci atau dicelupkan dalam larutan sabun atau detergen.
Jika sebum hilang sacara lebih cepat dari pada terbentuknya, kulit menjadi kering dan
bersisik. Permukaan kulit dapat pecah, mempermudah masuknya bakteri, dapat terjadi infeksi,
akhirnya kulit akan mengeluarkan cairan, jika dibiarkan dapat menyebabkan dermatitis.
Kulit juga mengandung lapisan lemak yang berfungsi untuk mengontrol penguaan air,
kulit juga mengeluarkan cairan pelembab alami. Keseimbangan kandungan kulit air dalam kulit
sangat penting untuk diperhatikan.
Pada umumnya kulit tahan terhadap penggunaan sabun dan air untuk waktu yang tidak
terbatas. Kulit tidak tahan jika terus menerus terkena angin atau udara kering, atau terlalu sering
dan terus menerus menggunakan sabun atau detergen, kecuali dilindungi dengan cara tertentu.
Biasanya disajikan dalam bentuk krim dan krim cair atau emulsi.
Bahan : bahan yang digunakan mencakup zat emolien, zat sawar (barier), zat penutup
untuk kulit yang berpori lebar, zat humektan, zat pengental dan pembentuk lapisan tipis, zat
pengemulsi, zat pengawet, parfum, dn zat warna.
(Formularium Kosmetika Indonesia, 1985, 330-357)

Modifikasi bahan aktif:


- Penambahan cetil alcohol pd modifikasi resep standar karena pada pembanding
tidak ada cetil alcohol jadi kami tambahkan cetil alcohol.Cetil alcohol berfungsi
sebgai stiffening agent utk membuat sediaan lebih sedikit keras tetapi masih dalam
konsistensi lunak shg mudah dipakai hpe 6 p 155
- Penambahan carbomer memberikan efek smoothing,thickening dan member
lapisan/film yg bagus untuk sediaan emulsi o/w hpe 6 p 110 selain itu carbomer
juga sbg moisturizer balsam p 201
- Penambahan propel paraben pd modif meningkatkan efek sinergis bahan
pengawet dengan m paraben hpe 6 p 442
- Kami tambahkan extr madu sebagai pelengkap hand and body
lotion+moisturizer utk melembutkan kulit.
- Silicon oil kami tambahkan sed untuk antibusa pada TEA yg bereaksi dg
mineral oil shg pada sediaan tidak mengalami foaming HPe 6 p 233
Modifikasi Penyusun basis
N(Lauryl calamino formil metal piridum chloride kami ganti dg TEA dimana
piridum chloride pd sediaan hand and body lotion penggunaanya hanya sempit sbg
emulsifier karenaemulsifier gol kationik ini cenderung memproduksi emulsi pada
pH asam mudah diinaktivasi oleh anionic karena gol kation ini bersifat germisida.
Matriks
Cetil alcohol : - Sifat Fisika: Lilin,putih,granul,seperti dadu,bau lemah rasa khas
(hpe 6 p 155)
- Sifat Kimia: mudah larut EtOh 95%,eter,tidak praktis larut dalam air. Hpe6 p
155
- Kadar lazim: 2-10% hpe 6 p155
- Kadar pilihan 2 %
- Fungsi : Stiffening ag,emolien (hpe p 155),penstabil emulsi (new cosmetic
science p227)
- OTT: inkompatibel dg oksidatif kuat
- Alas an pemilihan: sbg pengeras/stiff agent agar sed tidak terlalu encer

As Stearat: - Sifat Fisika: Padat keras,hablur,putih,kuning pucat,mirip lemak lilin


FI 3 p 58
- Sifat kimia : praktis tidak larut dalam airmudah larut dalam EtOh 95% eter dan
CHCl3 FI 3 p58
- Kadar lazim 1-20% hpe 6 p 697
- Kadr plihan 3%
- Fungsi emollient hpe 6 p 697, emulsifier balsam p 189
- OTT incompatible dengan pengoks kuat,basa kuat dan logam hpe 6 p698
- Alas an pemilihan memberikan emulsifying agent dan meningkatkan kelarutan
dan emulsifier dengan TEA atau potassium stearat Balsam p 189
Mineral oil : Sifat Fisika: Cairan kental,transparan,tidak berfluorosensi,tidak berwarna tidak
berbau,tidak berasa fi 3 p 474
- Sifat kimia : praktis tidak larut air dan alcohol larut dalam kloroform dan eter
fi 3 p 474
- Kadar lazim 1-20% hpe 6 p 446
- Kadr pilihan 5 %
- Fungsi emollient hpe 6 p 446
- OTT bila digunakan bersama oksidator kuat hpe 6 p 446
- Alas an pemilihan memberikan kelembapan pada kulit dan tahan lenih lam
balsam p 188
Gliserin : Sifat fisika : cairan jernih tidak berwarna tidak berbau manis diikuti rasa
hangat fi 3 p 271
- Sifat kimia : dapat bercampur air dan etoh 95% praktis tidak larut dalam chcl3
fi 3 p 271
- Kadar lazim : <30 % hpe 6 p 283
- Kadar pilihan 10 %
- Fungsi emolien humektan plastisizer balsam p 199
- OTT incompatible dengan oksidator kuat,chrom,potassium chloride hpe 6 p
283
- Alas an pemilihan memberikan release air pada tubuh karena gliserin bersifat
higroskopis sehingga kulit menjadi lembab balsam p 200
TEA: - Sifat fisika : cairan kental tidak berwarna hingga kuning pucAT bau lemah mirip
NH3,higroskopis Fi 3 p 613
- Sifat kimia mdah larut dalam air etoh 95% fi 3 p 613
- Kadar lazim 0,5-3% balsam p 202
- Kadar pilihan 1,5%
- Fungsi emulsifier balsam p 202
- OTT incompatible denganamine tersier asam2 mineral hpe 6 p 754
- Alas an memberikan emulsifier yg baik dan stabil sertamemberikan efek
sinergi dg as stearat sbg emulsifier balsam p 189
Carbomer : - sifat fisika : putih higroskopis bersifat asam hpe 6 p110
- Sifat kimia mudah larut dalam air dan gliserin etoh 95% hpe 6 p 110
- Kadar lazim 0,1%-0,5% hpe 6p 110
- Kadar pilihan 0,3 %
- Fungsi emulsifying agent emulsion stab hpe 6 p 110,film forming thickeners
balsam p 201
- Ott incompatible dengan fenol,kationik,polimer, as kuat alektrolit kuat hpe 6 p
110
- Alas an memberikan kekntalan untuk sediaan emulsi dan penstabil emulsi
balsam p 201
Dimethicone/silicone oil sifat fisika: cairan tidak berwarna jernih hpe 6 p 233
- Sifat kimia mudah larut etoh 95%,praktis tidak larut dg air gliserin hpe 6 p 233
- Kadar lazim 10-30% hpe 6 p 233
- Kadar pilihan 5%
- Fungsi antifoaming ag water reppeling agent,emolien hpe 6 p 233
- Ott-
- Alasn pemilihan mengurangi busa yag terbentuk akibat reaksi tea dengan
mineral oil dan sifat hidrofobnya berfungsi menolak adanya air utk menjaga
kelembapan kulit hpe 6 p 233
Metal paraben sifat fisika : serbuk hablur putih hamper tidak berbau tidak berasa fi
3 p 378
- Sifat kimia mudah larut dalam air panas etanol dan aseton fi 3 p 378
- Kadar lazim 0,02-0,3 hpe 6 p 442
- Kadar pilihan 0,18
- Fungsi preservative pengawet hpe 6 p 442
- Ott bentonit mg trisilicate talk tragacant sorbitol hpe 6 p 443
- Sinergis denganprop paraben sehingga efek antibakteri menjadi lebih baik hpe
6 p443
Prop paraben sifat fisika hablur putih tidak berbau tidak berasa fi 3 p 535
- Sifat kimia sangat sukar larut air,larut dalam etoh dan aseton fi 3 p 535
- Kadar lazim 0,02% hpe 6 p596
- Kadar pilihan 0,02%
- Fungsi antibakteri,pengawet hpe 6 p 596
- Ott inkompatibel dg iron oxide mg trisilicate hpe 6 p 596
- Alasasn idem hpe 6 p 443
Fragrance q.s
Water ad 100 ml
Extr madu kadar lazim 1-5%,kadar pilihan 1 %,fungsi moisturizer

Bentuk Sediaan
a. Bentuk emulsi o/w
b. Definisi emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan
obat,terdispersi dalam cairan pembawa,distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok fi 3p 9

Anda mungkin juga menyukai