dan lidah buaya (lihat Bab 2.19). Efek pencahar ditimbulkan oleh stimulasi langsung otot-otot
usus besar. Turunan antrakuinon hadir sebagai glikosida. Setelah bagian gula dibelah dalam
usus, ia diserap sampai taraf tertentu dan dihilangkan melalui urin (perubahan warna!).
Antrakuinon tampaknya tidak teratogenik. Masih bisa diperdebatkan apakah mereka memiliki
efek stimulasi pada otot-otot rahim, juga jika ada risiko pelepasan mekonium pada janin yang
dipicu langsung oleh bahan aktif lidah buaya.
Antrakuinon secara struktural terkait dengan antrasena dan memiliki inti 9,10-antrasenione
(Gbr. 12.17). Mereka kadang-kadang disebut sebagai 9,10-dioxoanthracene. Antrakuinon
biasanya terjadi dalam bentuk glikosidik.
Kemampuan dari senyawa antrakuinon ini sebagai anti inflamasi dijelaskan lebih dalam pada
jurnal International Journal of Inflammation tahun 2014 dengan tajuk ‘Anti-Inflammatory
and Antiarthritic Activity of Anthraquinone Derivatives in Rodents.
Sebuah studi terhadap lidah buaya membuktikan bagaimana kinerja senyawa antrakuinon
dalam lidah buaya membantu memperbaiki kerusakan sendi pada kasus artritis. Sebagaimana
diungkap dalam publikasi Journal Of The American Podiatric Medical Association, tahun
2006 dengan tajuk jurnal ‘Antiarthritic Activity Of Anthraquinones Found In Aloe Vera For
Podiatric Medicine.’