Anda di halaman 1dari 12

Geopolitik Indonesia Dan Geostrategis Indonesia

Part II

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas :

Mata kuliah : Pancasila

Dosen Pengampu : Achmad Yusron, M.M

Disusun oleh:

NIA ANNISA
(NIM. 2014140123)
MUTMAINAH
(NIM. 2014140143)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat, hidayah dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul “Geopolitik Indonesia
Dan Geostrategis Indonesia Part II” sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar
kita, Nabi Muhammmad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus
berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam
semesta.

Pada dasarnya makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap
kritik serta saran dari para pembaca agar kedepannya makalah yang kami susun akan leih
baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Palangkaraya,1 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...….ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………1

A. Latar Belakang………………………………………………………………….....1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………....1

C. Tujuan……………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….….2

A. Hubungan Geopolitik dan Geostrategis....................................................................... 2


B. contoh kasus geopolitik dan geostrategis yang ada di Indonesia................................. 2
C. wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia........................................................ 6

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..8

A. Kesimpulan………………………………………………………………………...8

B. Saran………………………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………....9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geopolitik dibutuhkan oleh setiap negara di dunia, untuk memperkuat
posisinya terhadap negara lain, untuk memperoleh kedudukan yang penting di antara
masyarakat bangsa-bangsa, atau secara lebih tegas lagi, untuk menempatkan diri pada
posisi yang sejajar di antara negara-negara raksasa. Bangsa Indonesia sebagai negara
kepulauan dengan masyarakatnya yang berbinneka, negara Indonesia memiliki
unsur-unsur kekuatan. Adapun unsur kekuatan itu terletak pada posisi dan keadaan
geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam.
Geostrategis juga diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan
integrasi bangsa dalam masyarakat majemuk dan heterogen berdasarkan pembukaan
dan UUD 1945. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mengetahui bagaimana
hubungan geopolitik dan geostrategis di Indonesia yang didalamnya akan memuat
contoh kasus-kasus geopolitik dan geotrategis yang pernah terjadi di Indonesia, serta
memberikan informasi bagaimana wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.

B. Rumusan masalah
1. Apa hubungan geopolitik dan geostrategis ?
2. contoh kasus geopolitik dan geostrategis yang ada di Indonesia
3. bagaimana wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia
C. Tujuan
1. mengetahui hubungan geopolitik dan geostrategis
2. mengetahui contoh kasus geopolitik yang ada di Indonesia
3. mengetahui bagaimana wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Geopolitik dan Geostrategis


Seperti yang dijelaskan pada materi yang sebelumnya geopolitik dapat
diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan
dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan
yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau teritorial dalam
arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak
langsung kepada sistem politik suatu Negara
Geopolitik tidak semata-mata hanya membicarakan letak geografis dan politik
suatu negara saja, tetapi juga memperhatikan aspek-aspek lain yang mempengaruhi
bentuk dari negara itu sendiri. Konsep dari geopolitik itu sendiri mencakup time,
space, people dan struggle yang akhirnya dapat membentuk kajian dari geopolitik.
Sedangkan geostrategis merupakan Suatu strategi memanfaatkan kondisi
geografi Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujuan
nasional (pemanfaatan kondisi lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik).
Geopolitik agar lebih bermakna akan lebih baik jika disandingkan dengan
geostrategi, dimana kedua studi ini akan saling membutuhkan satu dengan lainnya
yang akan mengefisienkan cara bertindak seseorang dalam mengambil keputusan
kebijakan negara. Geopolitik dan geostrategi sangatlah penting jika dikaitkan dengan
Hubungan Internasional karena akan memperluas cara pandang seseorang dalam
melihat dunia internasional yang tidak hanya tergambarkan seperti yang ada diatas
kertas, melainkan bisa dilihat melalui berbagai aspek yang ada, baik itu ekonomi,
sosial dan budaya.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa geopolitik dan geostrategis
merupakan kedua hal yang sangat erat kaitannya karena kedua hal tersebut sangat
diperlukan untuk mempertahankan kekuatan dan wilayah kekuasaan bangsa dan
negara sehingga tidak akan ada kesalahn atau kekacauan dalam masalah politik
maupun masalah wilayah negara.
B. contoh kasus geopolitik dan geostrategis yang ada di Indonesia
a. kasus geopolitik
Perairan Ambalat di Laut Sulawesi

2
Masalah antara Indonesia dan Malaysia seputar blok Ambalat mengemuka
ketika terbetik kabar bahwa pemerintah Malaysia melalui perusahaan minyak
nasionalnya, Petronas, memberikan konsesi minyak (production sharing contract)
kepada perusahaan minyak Shell, atas cadangan minyak yang terletak di Laut
Sulawesi (perairan sebelah timur Kalimantan). Pemerintah Indonesia mengajukan
protes atas hal ini karena merasa bahwa wilayah itu berada dalam kedaulatan
negara Indonesia. Sebenarnya klaim Malaysia terhadap cadangan minyak di
wilayah itu sudah diprotes Indonesia sejak tahun 1980, menyusul diterbitkannya
peta wilayah Malaysia pada tahun 1979. Peta tersebut mengklaim wilayah di Laut
Sulawesi sebagai milik Malaysia dengan didasarkan pada kepemilikan negara itu
atas pulau Sipadan dan Ligitan. Malaysia beranggapan bahwa dengan
dimasukkannya Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah kedaulatan Malaysia, secara
otomatis perairan di Laut Sulawesi tersebut masuk dalam garis wilayahnya.
Indonesia menolak klaim demikian dengan alasan bahwa klaim tersebut
bertentangan dengan hukum internasional. Untuk memperjelas pokok
permasalahan mengenai sengketa wilayah ini, kutipan dari tulisan Melda Kamil
Ariadno, Pengajar Hukum Laut Fakultas Hukum UI, Ketua Lembaga Pengkajian
Hukum Internasional (LPHI) FHUI, yang dimuat di Kompas, 8 Maret 2005, dapat
membantu.

Aksi dan Reaksi Yang Ditimbulkan

Walaupun pemerintah Indonesia dan Malaysia berulang kali menegaskan


bahwa penyelesaian dengan cara kekerasan bukanlah pilihan yang mau diambil,
dan kedua pihak akan mengedepankan dialog melalui jalur-jalur diplomasi,
masalah ini berkembang menjadi perdebatan seru karena kedua pihak sama-sama
kukuh pada pendiriannya. Malaysia melalui Perdana Menteri Abdullah Badawi dan
Menlu Syeh Hamid Albar menegaskan bahwa pihaknya tidak salah dalam
melakukan uniteralisasi peta 1979, dan bahwa konsesi yang diberikan Petronas
kepada Shell di perairan Laut Sulawesi berada di wilayah teritorial Malaysia.
Sementara pemerintah Indonesia melalui pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan
Deplu, TNI, maupun presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menegaskan bahwa
Indonesia tidak akan melepaskan wilayah itu karena wilayah itu merupakan
kedaulatan penuh Indonesia. Tentang hal itu jurubicara TNI AL, Laksamana
Pertama Abdul Malik Yusuf mengatakan kepada Asia Times, “We will not let an

3
inch of our land or a drop of our ocean fall into the hands of foreigners.” Di
Indonesia masalah ini kemudian menjadi santapan media massa dan memancing
reaksi keras dari berbagai kalangan masyarakat. Sentimen anti-Malaysia dengan
slogan “Ganyang Malaysia” pun lalu berkumandang. Kedutaan Besar dan
Konsulat-konsulat Malaysia tiba-tiba disibukkan dengan aksi unjuk rasa berbagai
elemen masyarakat yang mengecam sikap Malaysia itu. Di beberapa daerah aksi
tersebut diwarnai dengan pembakaran bendera Malaysia dan penggalangan
sukarelawan “Front Ganyang Malaysia.” Pihak DPR-RI pun bersuara keras
meminta pemerintah bertindak tegas atas pelanggaran terhadap wilayah kedaulatan
RI di Laut Sulawesi. Di wilayah yang dipersengketakan pun ketegangan-
ketegangan terjadi antara tentara Malaysia dengan TNI. TNI menggelar pasukan
dan kapal-kapal perangnya di wilayah tersebut, yang dikatakan untuk
mengimbangi kapal-kapal perang Malaysia yang sudah lebih dulu ada di sana.
Bahkan di Pulau Sebatik, yang berbatasan darat dengan Malaysia, TNI dan Tentara
Diraja Malaysia saling mengarahkan moncong senjatanya, dan konon saling ejek
pun kerap terjadi. Kapal-kapal perang Malaysia diberitakan mengganggu
pembangunan mercusuar di atol Karang Unarang, bahkan sempat menangkap dan
menyiksa seorang pekerjanya. Saling intimidasi antara kapal-kapal perang
Malaysia dan kapal-kapal TNI AL terjadi tiap hari. Yang paling parah terjadi pada
tanggal 8 April 2005, ketika KRI Tedong Naga saling serempet dengan KD
Rencong di dekat Karang Unarang. Insiden serempetan dua kapal perang itu
kembali menghangatkan suasana, padahal sebelumnya pada tanggal 22-23 Maret
2005, telah diadakan pertemuan teknis antara perwakilan kedua negara untuk
mencari solusi yang damai. Menlu Malaysia pun telah diterima presiden, dan
beberapa anggota DPR RI pun telah menemui PM Malaysia, untuk membicarakan
langkah-langkah diplomasi. Kedua pemerintahan juga sudah sepakat melanjutkan
dialog berkala setiap dua bulan.

b. Kasus geostrategis

1. Masalah Perbatasan Timor Timur Indonesia

Salah satu contoh kasus geostrategi di Indonesia adalah masalah perbatasan


negara yang di lakukan oleh Timor Leste, sebuah negara baru yang mulai berdiri
semenjak lepas dari NKRI pada tahun 1999 silam. Ini merupakan sebuah kasus

4
geostrategi dimana masyarakat timor leste mengklaim wilayah Indonesia yang
tepatnya ada di perbatasan wilayah mereka dengan perbatasan wilayah indonesia
yaitu perbatasan antara Timor Leste dan kabupaten Timur Tengah Utara. Ada lima
titik yang belum bisa terselesaikan dengan baik yang akan dibawa ke meja PBB
sebagai bentuk Perwujudan Nilai Pancasila Bidang Politik. Lima titik tersebut
adalah Tubu Banat, Nimlat, Imbate, Sumkaem dan Haumeniana yang total luas di
kuasai oleh timor leste sebanyak 1.301 ha. Sedangkan tiga titik yang ada diantara
kelima titik tersebut ada di perbatasan Timor Leste dengan kabupaten timur tengah
dan di perbatasan belu. Penetapan batas lautpun menjadi imbas dai lamanya dan
berlarutnya penyelesaian masalah perbatasan ini.

2. Sengketa Pulau Miangas Indonesia – Filipina

Kemudian contoh kasus geostrategi di Indonesia lainnya adalah sengketa


perebutan pulau Miangas yng di perebutkan Filipina dengan indonesia. Sengketa
perebutan pulai ini terjadi pada tahun 1979 silam dimana adanya perebutan antara
pantai Mindanao yang merupakan wilayah filipina dan pulau miangas di indonesia.
Karena jika mengkaji secara jauh maka kasus ini akan berbuntut panjang seperti
halnya Sejarah UUD. Pulau Miangas sendiri telah di putuskan menjadi bagian
wilayah Hindia Belanda pada tahun 1928, namun letak dari pulau ini yang berada
di sebelah perairan Filipina menyebabkan adanya sengketa tersebut. Bahkan
kepemilikan pulau ini semakin di perjelas dengan adanya tugu perbatasan yang
terjadi antara wilayah Indonesia dengan wilayah Filipina di tahun 1955.

3. Batas Perairan Antara Indonesia Dengan Malaysia di Selat Malaka

Ini merupakan salah satu perselisihan yang di picu pada tahun 1969 dimana
kala itu Malaysia menyatakan bahwa mereka memiliki lebar wilayah 12 mil laut
ketika melakukan pengukuran garis dasar yang mengacu pada ketetapan di dalam
Konvensi Jenewa yang terjadi tahun 1958. Padahal indonesia sebenarnya lebih
dahulu telah melakukan penentapan batas wilayahnya sekitar 12 mil laut yang
berada di garis dasar ini juga termasuk selat malaka tentunya. Ini menjadi sebuah
perseteruan antara kedua belah pihak negara tersebut tentang batas dari laut wilayah
perairan mereka di selat malaka yang tidak sampai 24 mil laut. Namun pada tahun
1970 pada bulan februari hingga bulan maret, diadakan sebuah perundingan tentang

5
batas wilayah tersebut hingga akhirnya melahirkan sebuah perjanjian tentang batas
batas wilayah perairan yang dimiliki kedua negara di selat malaka.

C. wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia

Cara pandang suatu bangsa memandang tanah air dan beserta lingkungannya
menghasilkan wawasan nasional. Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi
pandangan atau visi bangsa dalam menuju tuannya. Namun tidak semua bangsa
memiliki wawasan nasional Inggris adalah salah satu contoh bangsa yang memiliki
wawasan nasional yang berbunyi” Britain rules the waves”. Ini berarti tanah inggris
bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya. Adapun bangsa Indonesia
memiliki wawasan nasional yaitu wawasan nusantara.Sebagai Wawasan nasional dari
bangsa Indonesia naka wilayah Indonesia yang terdiri dari daratan, laut dan udara
diatasnya dipandang sebagai ruang hidup (lebensraum) yang satu atau utuh. Wawasan
nusantara sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia dibangunatas pandangan
geopolitik bangsa.

Pandangan bangsa Indonesia didasarkan kepada konstelasi lingkungan tempat


tinggalnya yang menghasilakan konsepsi wawasan Nusantara. Jadi wawasan
nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia. Wawasan
Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal dari kata
wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi.
Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang, meninjau atau melihat.
Wawasan artinya pandangan, tujuan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti
pula cara pandang, cara melihat.

Kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai visi bangsa. Visi adalah


keadaan atau rumusan umum mngenai keadaan yang dinginkan. Wawasan nasional
merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa
Indonesia sesuai dengan konsep wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu
dengan wilayah yang satu dan utuh.

Tujuan wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia secara umum tertuang


dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam UUD 1945, dijelaskan bahwa
tujuan kemerdekaan Indonesia ialah 'Untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan

6
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

tujuan wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia dibagi menjadi 2


macam:

1. sebagai Geopolitik Indonesia Keluar

Tujuan wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia ke luar yaitu


menjamin kepentingan nasional dalam era globalisasi yang makin
mendunia maupun kehidupan dalam negeri. Tak hanya itu, Bangsa
Indonesia juga turut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan kerjasama serta saling menghormati.

Ini artinya bangsa Indonesia harus terus menerus mengamankan serta


menjaga kepentingan nasionalnya dalam kehidupan internasional dan
dalam semua aspek kehidupan. Aspek tersebut meliputi politik, ekonomi,
sosial budaya maupun keamanan dan pertahanan. Hal ini demi tercapainya
tujuan nasional sesuai tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945.

2. Sebagai Geopolitik Indonesia ke Dalam


Maksud dari tujuan wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia
ke dalam yaitu menjamin persatuan dan kesatuan di segenap aspek
kehidupan nasional. Aspek ini meliputi aspek ilmiah maupun aspek sosial.
Bangsa Indonesia harus meningkatkan kepekaan dan berusaha untuk
mencegah serta mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab
timbulnya disintregasi bangsa. Bangsa Indonesia juga harus terus menerus
mengupayakan terjaganya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
geopolitik dan geostrategis merupakan hal yang sangat berkaitan dan sangat
diperlukan untuk membantu memajukan dan mengamankan bangsa dan negara yang
dituangkan melalui wawasan nusantara dan kesadaran bernegara.
Pada dasarnya kasus geopolitik dan geostrategis di indonesia disebabkan karena
kurangnya rasa wawasan nusantara yang ditanamkan dalam setiap bangsa, konflik-
koflik yang pernah terjadi itu dapat dijadikan sebgai pengalam bag Indonesia agar
lebih hati-hati lagi dalam menjalin hubungan dengan setiap negara dan selalu menjaga
kehormatan negara agar tidak mudah diruntuhkan oleh negara lain. Pemerintah juga
harus tegas dalam menangani setuapkasus dan konflik yang terjadi di negara
Indonesia.
Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
mempunyai arti pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia
sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan Negara.
B. SARAN
Dari kesimpulan diatas kami berharap agar pemerintah dapat lebih tegas lagi
dalam mengadapi setiap konflik yang berkaitan dengan geopolitik dan geostrategis di
Indonesia. Masyarakat Indonesia sendiri jangan mudah terpengaruh oleh isu-isu hoax
yang dapat mengancam kedaulatan negara kita.
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan semoga dapat menjadikan
sumber pengetahuan bagi para pembaca, dan kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar kedepannya kami lebih baik lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Addina Zulfa Fa'izah, Tujuan Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia, Manfaat
Serta Fungsinya, 2020, Merdeka.com
Dr. I Putu Ari Astawa, S.Pt, MP, WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK DI
INDONESIA, 2017, Universitas Udayana

Dwi Sulisworo, Geopolitik Indonesia, Hibah Materi Pembelajaran Non Konvensional, 2012

Gardenia annisa,dkk, Makalah Geopolitik dan geostrategis Indoonesia, 2018, Universitas


Hasanudin

http://putu-mia-fisip15.web.unair.ac.id/artikel_detail-171561-SOH308%20%20Geopolitik
%20dan%20Geostrategi-Geopolitik%20dan%20Geostrategi:%20Definisi
%20Konseptual.html

https://guruppkn.com/contoh-kasus-geostrategi-di-indonesia

https://www.studocu.com/id/document/universitas-padjadjaran/hukum/summaries/makalah-
geopolitik-dan-geostrategi-kwn/3504498/view

Surya Esra Pati Br.Sinaga,dkk, Geopolitik dan geostrategi, 2019, Politeknik Kesehatan
Medan

Anda mungkin juga menyukai