Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
GEOPOLITIK INDONESIA
Dosen pengampu: Anton, M. E. Sy

Kelompok 6:
Annisa Satya Eriesa (24066122004)
Dimas Marcel Fadillah (24066122007)
Nurlitasari (24066122021)
Andhika Putri Lestari (24066122034)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ISLAM DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS GARUT
GARUT
2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tidak pernah terputuskan. Hanya
karena izin dan ridho-Nyalah penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam semoga selamanya tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagai suri teladan bagi seluruh umat manusia. Juga kepada
keluarganya, sahabatnya, dan kepada seluruh pengikutnya yang senantiasa patuh
atas ajaran-ajarannya sampai akhir zaman.

Penulisan makalah yang berjudul Geopolitik Indonesia ini bertujuan


untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu Pendidika Kewarga Negaraan.

Dalam proses penulisan makalah ini, penulis mendapat banyak hambatan


dan kesulitan. Penulis juga menyadari bahwa tersusunnya makalah ini tidak
terlepas dari bantuan beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis berterima kasih kepada
beberapa pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis adalah insan yang jauh dari
kesempurnaan. Tidaklah mustahil bila penulis melakukan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Hal itu semata-mata karena keterbatasan yang dimiliki
penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca
umumnya.

Garut, 23 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................1
B. TUJUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Pengertian Geopolitik (Indonesia).....................................................2
B. Teori Geopolitik ..................................................................................2
C. Konsep Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia..........4
D. Otonomi Daerah..................................................................................6
E. Hubungan Antara Geopoltik Indonesia dan Otonomi Daerah......9
BAB II KESIMPULAN..................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat Indonesia sejak awal terbentuk dengan ciri kebudayaan yang
sangat beragam yang muncul karena pengaruh ruang hidup berupa kepulauan
dimana ciri ilmiah tiap-tiap pulau berbeda-beda, faktor alamiah terbentuk
perbedaan daya tanggap inderawi serta pola kehidupan baik dalam hubungan
vertical maupun horizotal (Akmaliza et al., 2022). Orang dan tempat tidak dapat
dipisahkan. Kedaulatan sebuah negara dan harga diri sebagai bangsa menjadi
terkait erat dengan persoalan ruang.
Kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan otonomi daerah merupakan
sisi positif yang sangat bermanfaat bagi perlindungan daerah atau pulau-pulau
terpencil yang tidak terjangkau saat ini. Dengan menyerahkan kepada
pemerintah daerah untuk menggali sumber daya yang tersimpan di lingkungan
wilayahnya menjadikan besar kemungkinan wilayah-wilayah yang menjadi
batas terluar dari kepulauan Indonesia dapat terjangkau dan dikelola dengan
baik. Dengan demikian kehilangan wilayah yang dipersengketakan dapat
diantisipasi.
Begitu pentingnya persoalan ruang dalam hubungan dengan negara, maka
ada suatu bidang ilmu yang membahas khusus tentang persoalan ini yakni
GEOPOLITICS. Konsep ini merupakan wujud kesadaran ruang yang lahir dari
kebutuhan ruang hidup bagi manusia dan bahkan bangsa. Bangsa yang
membentuk negara yang berdaulat membutuhkan kejelasan dan kepastian
hukum dari batas-batas negara. Akhirnya juga batas-batas ini merupakan batas
yang menyangkut keamanan dan keutuhan wilayah suatu negara. Bagi bangsa
Indonesia yang sangat majemuk dengan wilayah kepulauan yang menyebar
persoalan geopolitik Indonesia memberikan tantangan tersendiri.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dibuatkannya makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian geopolitik.
2. Untuk mengetahui konsep wawasan nusantara.
3. Untuk mengetahui hal-hal yang ingin dicapai otonomi daerah.
4. Untuk mengetahui kewajiban daerah dalam otonomi daerah
5. Untuk mengetahui tantangan-tantangan yang berkaitan dengan otonomi
daerah.
6. Untuk mengetahui hubungan antara geopolitik Indonesia dan otonomi
daerah.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geopolitik (Indonesia)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geopolitik adalah ilmu
tentang pengaruh faktor geografi terhadap ketatanegaraan. Secara etimologi,
geopolitik berasal dari bahasa Yunani yaitu ”geo” yang berarti bumi dan
”politeia” berari kesatuan masyarakat yang mandiri.
Geopolitik adalah kekuatan dan kekuasaan yang dikembangkan
berdasarkan pada pemahaman tentang paham dan perang dan damai serta
disesuakain dengan kondisi dan konstelasi geografi Indonesia (Ridhuan,
2018).
Geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat
tinggal suatu bangsa. Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara faktor-faktor geografi, strategi, serta politik suatu negara, dan untuk
implementasinya diperlukan suatu strategi yang bersifat nasional.
Geopolitik dapat diartikan sebagai Ilmu Bumi Politik Terapan (Applied
Political Geography). Ada dua pengertian yang terkandung dalam konsep
geopolitik, diantaranya:
A. Geopolitik sebagai ilmu: memberikan wawasan obyektif akan posisi kita
sebagai suatu bangsa yang hidup berdampingan dan saling berinteraksi
dengan negara lain dalam pergaulan dunia.
B. Geopolitik sebagai ideology (landasan ilmiah bagi tindakan politik suatu
negara): hendak menjadikan wawasan tersebut sebagai cara pandang
kolektif untuk melangsungkan, memelihara, dan mempertahankan
semangat kebangsaan.

B. Teori Geopolitik
1. Teori Geopolitik Sir Halford Mackinder
Halford Mackinder mengemukakan bahwa untuk meraih kekuasaan
melalui kekuatan militer tidak dengan menggunakan transfortasi laut,
tetapi dengan railway untuk mensuplai industri militer yang komplek.
Pokok teori Mackinder menganut ”konsep kekuatan darat” dan
mencetuskan Wawasan Benua. Teorinya menyatakan: ”siapa ysng
menguasai Eropa Timur akan menguasai Heartland, yaitu Eurasia (Eropa
dan Asia), siapa yang menguasai Heartland akan menguasai World Island,
yakni Eropa, Asia, dan Afrika. Barang siapa dapat menguasai World Island
akan menguasai dunia.
2. Teori Geopolitik Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan
Pokok teori kedua ahli tersebut menganut ”konsep kekuatan maritim”,
dan mencetuskan ”Wawasan Bahari”, yaitu kekuatan di lautan. Teori ini
menyatakan: Barang siapa menguasai lautan akan menguasai

2
”perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai ”kekayaan
dunia” sehingga pada akhirnya akan menguasai dunia.
3. Teori Geopolitik William Mitcel, Albert Saversky, Gulio Dauhet,
dan John Frederick Charles Fuller
Pokok teori keempat ahli tersebit menganut konsep kekuatan udara dan
melahirkan Wawasan Dirgantara, yaitu kekuatan udara. Dengan
pemikiran bahwa diudara memiliki daya tangkis yang dapat diandalkan
untuk menangkis ancaman dan melumpuhkan lawan.
4. Teori Geopolitik Nicholas J.Spykman
Pokok teori Spykman disebut ”Teori Daerah Batas” atau Wawasan
Kombinasi, yaitu teori yang menggabungkan kekuatan darat, laut dan
udara yang dalam pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi suatu negara.
5. Teori Geopolitik Fredefich Ratzel
Pokoko-pokok teori Ratzel, disebut Teori Ruang. Pandangan Ratzel
tentang geopolitik menimbulkan dua aliran kekuatan, yaitu (1) berfokus
pada kekuatan di darat (kontinental) dan (2) berfokus pada kekuatan di
laut (maritim). Melihat adanya persaingan dua aliran kekuatan yang
bersumber dari teorinya, Ratzel meletakan dasar-dasar suprastruktur
geopolotik, yaitu bahwa kekuatan suatu negara harus mampu mewadahi
tumbuhan kondisi dan kedudukan geografisnya. Dengan demikian, esensi
pengertian geopolitik adalah penggunaan kekuatan fisik dalam rangka
mewujudkan keinginan atau aspirasi nasional suatu bangsa.
6. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen
Pokok-pokok teori Kjellen dengan tegas mengatakan bahwa negara
adalah suatu organisme hidup. Pokok-pokok teori Kjellen menyebutkan:
a. Negara merupakan satuan biologis, suatu organism hidup, yang
memiliki intelektualitas. Negara dimungkinkan untuk mendapatkan
ruang yang cukup luas agar kemampuan dan kekuatan rakyatnya dapat
berkembang secara bebas.
b. Negara merupakan suatu sistem politik yang meliputi geopolitik,
ekonomi politik, demo politik, dan krato politik (politik pemerintah).
c. Negara harus mampu bersembada serta memanfaatkan kemajuan
kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan kekuatan nasionalnya:
ke dalam untuk mencapai persatuan dan kesatuan yang harmonis dan
ke luar untuk mendapatkan batas-batas negara yang lebih baik.
7. Teori Geopolitik Jhon A. Agnew
Agnew memandang geopolitik sebagai representasi hegemoni dan
seperangkat aturan yang dominan dalam mengarahkan percaturan politik
dunia. Agnew membagi wacana geopolitik dalam tiga periode: yaitu:
a. Civilizational Geopolitics (1815-1875), awal periode tumbuhnya
wacana geopolitik kebutuhan terhadap penguasaan ruang, disebabkan
kehilangan atau kehancuran di masa lalu. Dalam konteks ini, negara
memerlukan suatu bangunan masyarakat cosmopolitan baru. Tetapi
kemudian akhir abad 19 terjadi perubahan bahwa negara membutuhkan

3
ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan. Maka dari itu muncul
periode baru dalam wacana geopolitik yaitu hegemoni dalam ekonomi
yang disebut dengan naturalized geopolitics.
b. Naturalized Geopolitics (1875-1945), dalam pandangan ini negara
dilihat sebagai organisme. Negara harus berjuang untuk mendapatkan
legitimasi lingkungan dan memperoleh ruang kosong untuk bertahan.
Kebutuhan untuk berjuang mendapat ruang dan sumber-sumber daya
alam adalah untuk membantu pertumbuhan yang sehat dari negara, tiga
doktrin yang dicapai dalam konteks ini yaitu: keseimbangan negara dan
bangsa, batasan politik yang alamiah, dan nasionalisme ekonomi.
c. Ideologized Geopolitics (1945-1990), periode ini ditandai dengan
pergerakan Amerika menyebarkan pandangannya di satu sisi, di sisi lain
Uni Sovyet dan Cina yang juga bertahan dengan ideologi komunis.
Periode ideologi erakhir dengan keruntuhan Uni Sovyet, namun
percaturan dunia ternyata belum berakhir. Problematika utama adalah
menyangkut hasrat bermasyarakat, kehidupan spiritual.
8. Teori Geopolitik Karl Haushofer
Pokok-pokok teori Haushofer pada dasarnya menganut teori Kjellen
dan bersifat ekspansionis serta rasial, bahkan dicurigai sebagai teori yang
menuju ke peperangan. Teori Haushofer berkembang di Jerman dan
mempengaruhi Adolf Hitler . Teori ini dikembangkan di Jepang dalam
ajaran Hako Ichui yang dilandasi oleh semangat materialisme dan fasisme.
C. Konsep Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia
Konsep geopolitik Indonesia, dalam banyak referensi dikembangkan
dalam doktrin Wawasan Nusantara. Secara substansial, istilah ini berakar pada
sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang menyatakan diri bersatu dimulai
dengan sumpah pemuda tahun 1928. Kemudian tahun 1945, tekad persatuan
ini mendapat legalitas yang jelas dalam Pembukaan UUD 1945. Ikrar bersatu
dan nasionalisme yang terbentang dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia
menuju negara yang berdaulat, dikembangkan dalam konsep geopolitik
Indonesia yang dikenal dengan Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu
sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan
atau cita-cita nasional (Ridhuan, 2018).
Kata wawasan mengandung arti pandangan, tinjauan, penglihatan atau
tanggap inderawi, sedangkan istilah nusantara dipergunakan untuk
menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau
Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia
serta di antara benua Asia dan benua Australia. Untuk membina dan
menyelenggarakan kehidupan nasional, bangsa Indonesia merumuskan suatu
landasan visional yang dapat membangkitkan kesadaran untuk menjamin
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang menjadi cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya. Landasan visional ini dikenal

4
dengan istilah Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional dan diberi nama
Wawasan Nusantara. Konsep Wawasan Nusantara terdiri dari kosep Kesatuan
Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Kesatuan Pertahanan Keamanan.
a. Konsep Politik
Perwujudan Wawasan Nusantara dalam konsep politik diantaranya:
 Kebulatan wilayah dengan segala isinya merupakan model dan
milik bersama bangsa Indonesia.
 Keanekaragaman suku, budaya dan bahasa daerah serta agama
yang dianutnya tetap dalam kesatuan bangsa Indonesia.
 Secara psikologis, bangsa Indonesia merasa satu persaudaraan,
senasib, seperjuangan, sebangsa, dan setanah air untuk mencapai
satu cita-cita bangsa yang sama.
 Pancasila merupakan falsafah dan ideologi pemersatu bangsa
Indonesia yang membimbing kearah tujuan dan cita-cita yang
sama.
 Kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara menggunakan
sistem hukum nasional.
 Seluruh kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan sistem
hukum nasional.
 Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan
ketertiban dunia dan perdamaina abadi melalui politik luar negeri
yang bebas dan aktif.
b. Konsep Kesatuan Ekonomi
Pengelolaan sumber daya ekonomi memerlukan ruang gerak yang bebas,
yang dapat terlaksana melalui proses proses demokratisasi. Dengan adalah UU
NO 33 dan 34 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan Perimbangan
Keuangan antara pusat dan daerah. Maka ruang dan pengelolaan ekonomi
menjadi perhatian bersama seluruh masyarakat. Dalam kedua Undang-Undang
tersebut, diberikan kewenangan khusus kepada daerah untuk melakukan
pengelolaan ekonomi rakyat.
c. Konsep Kesatuan Soaial Budaya
Pengembangan konsep kesatuan sosial budaya yang relevan saat ini adalah
dengan cara berpegang teguh pada nilai-nilai dan semangat kebatin yang
terdapat Pembukaan UUD 1945. Dalam konteks globalisasi dan multikultural
yang sangat kuat saat ini, menjadi tantangan untuk merumuskan kembali
konsep kesatuan sosial budaya dalam kerangka geopolitik Indonesia. Caranya
bukan dengan mengatur penyebaran atau perkembangan budaya memulai
aturan yang ketat, tetapi memberi ruang untuk berdialog dalam tataran
keterbukaan. Sehingga nilai-nilai kultural yang tidak sesuai dengan adab dan
tradisi bangsa yang diakui masyarakat akan tersingkir karena tidak mendapat
tempat dalam ruang keamuniasaan tradisi itu sendiri.
d. Konsep Kesatuan Pertahanan Keaman
Dari doktrin SISHANKAMRATA dijelaskan bahwa kesatuan keamanan
berarti berorientasi pada rakyat, perlibatan secara semesta, digelar di wilayah

5
nusantara secara wilayah. Untuk menjaga kewibawaan Pemerintah hanya ada
satu satuan pengamanan yaitu TNI dan POLRI. Berarti tidak ada kesatuan
bersenjata milik daerah atau partai.

D. Otonomi Daerah
1. Pengertian Otonomi Daerah
Istilah otonomi berasal dari bahasa latin ”authos” yang berarti
”sendiri” dan nomos yang berarti ”mengatur dan mengurus”. Beberapa
penulis memberi arti otonomi sebagai ”zelwetgeving” atau peraturan
perundang-undangan sendiri atau pemerintahan sendiri. Pengertian
otonomi berkaitan erat dengan pengertian sentralisasi dan desentralisasi
kekuasaan. Sentralisasi adalah pola kenegaraan yang memusatkan seluruh
pengambilan keputusan politik, ekonomi, dan sosial di pemerintahan
pusat. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintahan pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dalam sistem NKRI.
Dalam penyerahan wewenang dari pemerintahan pusat kepada daerah
terdapat beberapa bentuk atau ketentuan sebagai berikut:
a. Dekonsentrasu, yaitu penyerahan wewenang pemerintah oleh
pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat
dan atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
b. Tugas pembantu, yaitu penugasan dari pemerintah pusat kepada
daerah atau desa dan dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota
kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
Merujuk uraian diatas, otonomi daerah diartikan sebagai hak,
kewenangan, dan kewajinam daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sementara itu,
daerah otonom selanjutnya disebut daerah-daerah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri.
Arti penting otonomi daerah- desentralisasi:
1) Untuk terciptanya efisiensi-efektivitas penyelenggaraan pemerintah
Pemerintah berfungsi mengelola berbagai dimensi kehidupan ekonomi
seperti bidang sosial, kesejahteraan masyarakat, ekonomi, keuangan,
politik, integrasi sosial, pertahanan, keamanan dalam negeri, dll. Hal-hal
tersebut tidak dapat dilakukan dengan cara yang sentralistik, dan
pemerintahan negara menjadi efisien dan tidak akan mampu menjalankan
tugasnya dengan baik.
2) Sebagai sarana pendidikan politik.
Banyak kalangan ilmuan politik berargumentasi bawha pemerintah daerah
merupakan kancah pelatihan dan pengembangan demokrasu dalam sebuah

6
negaea. Dengan demikian, pendidikan politik pada tingkat lokal sangat
bermanfaat bagi warga masyarakat untuk menetukan pilihan politiknya.
3) Pemerintah daerah sebagai persiapan untuk karir politik lanjutan.
Pemerintah daerah merupakan langkah persiapan untuk meniti karir
lanjutan, terutama karir dibidang politik dan pemerintahan ditingkat
nasional. Sebagai contoh: mantan presiden Ameruka George Bush, Bill
Clinton, Ronald Reagan, Jimmy Carter, dll, mereka sebelumnya adalah
Gubernur di negara bagian mereka berasal.
4) Stabilitas politik
Sharpe berargumentasi bahwa stabilitas politik nasionam mestinya berawal
daro stabilitas politik tingkat lokal. Gejolal disentegrasi yang terjadi di
beberapa daerah merupakan contoh yang sangat konkret bagaimana
hubungan antara pemerintah daerah dengan ketidakstabilan politik kalau
pemerintah nasional tidak menjalankan otonomi daerah.
5) Kesetaraan politik
Dengan dibentuknya pemerintahan daerah maka kesetaraan politik di
antara berbagai komponen masyarakat akan terwujud. Warga masyrakat
baik secara sendiri-sendiri ataupun secara berkelompok akan ikut terlibat
dalam mempengaruhi pemerintahannya untuk membuat kebijakan,
terutama yang menyangkut kepentingan mereka.
6) Akuntabilitas politik
Demokrasi memberikan ruang dalam peluang kepada masyarakat,
termasuk didaerah, untuk berpartisipasi dalam segala bentuk kegiatan
penyelenggaraan negara. Dengan demikian maka kebijakan yang dibuat
akan dapat diawasi secara langsung dan dapat dipertanggung jawabkan
karena masyarkat terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan
pemerintah.
2. Prinsip Otonomi Daerah
a. Otonomi adalah pemberian keleluasaan kepada daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga daerah secara manduru sesuai
situasi, kondisi, dan kakteristik daerah dalam lingkup wilayah.
b. Otonomi daetah menjalankan otonomi seluas-luasnya, dalam arti
bahwa daerah diberi kewengangan mengatur dan mengurus semua
urusan pemerintahan duluar urusan pemerintahan pusat.
c. Dalam menerapkan otonomomi, didasarkan pada prinsip otonomi yang
nyata, bertanggung jawab, dinamis, dan serasi.
d. Dalam menjalankan otonomi daerah, baik pemerintah pusat maupun
daerah memegang teguh prinsip berkeadilan dan berkeadaban,
kegotongroyongan membangun kesejahteraan daerah dan masyarakat,
permusyawarahan, meniadakan ketimpangan sosial-ekonomi serta
ketimpangan daerah.
3. Visi Otonomi Daerah
Visi desentralisasi merupakan simbol adanya trust (kepercayaan) dari
pemerintahan pusat kepada daera. Dengan berlakunya UU No. 22/1999
dan UU No. 25/1999, artinya pemerintah dan masyarakat didaerag

7
dipersilahkan mengurus rumah tangganya sendiri secara bertanggung
jawab. Pemerintahan pusat tidak lagi mendominasi, akan tetapi
pemerintahan malakukan supervisi, memantau, mengawasi, dan
mengevaluasi otonomi daerah.
Visi otonomi daerah sebagai berikut:
a. Politik
Membuka ruang bagi lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih
secara demokratis, memungkinkan berlangsungnya penyelenggaraan
pemerintahan yang responsif.
b. Ekonomi
Terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan kebijakan
regional dan lokal untuk mengoptimalkan pendaya gunaan potensi
ekonomi didaerahnya.
c. Sosial
Menciptakan kemapuan masyarakat untuk merespon dinamika kehidupan
disekitarnya.
Berdasarkan visi ini, maka konsep dasar otonomi daerah yang kemudian
melandasi lahirnya UU No. 22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun 1999,
merangkum hal-hal berikut ini:
1) Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintahan dalam
hubungan domestik kepala daerah.
2) Pengautan peran DPRD sebagai representasi rakyat lokal dalam
pemilihan dan penetapan kepala daerah.
3) Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai dengan kultur berkualitas
tinggo dengan tingkat akseptabilotas yang tinggi pula.
4) Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah.
5) Pengaturan pembagian sumber-sumber pendapatan daerah, pemberian
keleluasaan kepada daerah dan optimalisasi upaya pemberdayaan
masyarakat.
4. Tujuan Otonomi Daerah
a. Tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Perwujudan demokrasi dalam Pemerintahan Daerah
c. Perwujudan kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial daerah
d. Pengembangan kreativitas sumber daya manusia di daerah
e. Pengembangan karakteristik daerah
5. Hak dan Kewajiban Daerah Dalam Menyelenggarakan Otonomi
Daerah
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah memiliki hak:
a. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya;
b. memilih pimpinan daerah;
c. mengelola aparatur daerah;
d. mengelola kekayaan daerah;
e. memungut pajak daerah dan retribusi daerah;
f. mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan

8
sumber dayalainnya yang berada di daerah;
g. mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; dan
h. mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah memiliki kewajiban:
a. melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan
kerukunan nasional,serta keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi;
d. mewujudkan keadilan dan pemerataan;
e. meningkatkan pelayanan dasar pendidikan;
f. menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan;
g. menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak;
h. mengembangkan sistem jaminan sosial;
i. menyusun perencanaan dan tata ruang daerah;
j. mengembangkan sumber daya produktif di daerah;
k. melestarikan lingkungan hidup;
l. mengelola administrasi kependudukan;
m. melestarikan nilai sosial budaya;
n. membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan
sesuai dengan kewenangannya; dan
o. kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
6. Tantangan-Tantangan Dalam Otonomi Daerah
Berbagai masalah dalam implementasi otonomi daerah dapat berasal
dari:
a. Sikap mental para penguasa daerah dan rakyatnya, antara lain sikap
yang mempersepsikan diri sebagai pihak yang harus dilayani oleh
rakyatnya, menciptakan raja-raja kecil didaerahm peratuan dibuat
untuk kepentingan dan keberlanjutan kursi kekuasaan.
b. Kewenangan pemerintah pusat-daerah, anatra lain mengenai tugas
dan tanggung jawab ataupun mengenai penggalian sumber dana
dan pembiayaan pembangunan yang didukung semangat
desentralisasi otonomi daerah.
c. Perolehan keuangan daerah, antara lain penguasa daerah membuat
peraturan yang memungkinkan memperoleh pendapatan asli daerah
dengan mengorbankan rakyatnya melalui berbgai pungutan
retribusi lain yang memberatkan penduduk.
d. Aparatur pemerintahan daerah, antara lain rendahnya kualitas
aparatur pemerintah daerah karena sistem rekrutmen yang kolusi
dan nepotisme mengabaikan kemampuan dan profesionalitas.

E. Hubungan Antara Geopoltik Indonesia dan Otonomi Daerah


Geopolitik Indonesia dan otonomi daerah adalah dua hal yang sejalan.
Pelaksanaan geopolitik Indonesia yang berlandaskan cita-cita persatuan dan

9
nilai-nilai budaya bangsa, dapat terlaksana dengan baik jika daerah
menyambut peluang otonomi dengan cita-cita dan semangat yang sama.
Geopolitik bukan hanya dipandang dalam konsep ancaman, tetapi lebih
dipandang dalam perspektif dinamis sebagai upaya pembangunan NKRI.

BAB III
KESIMPULAN
Wawasan nusantara adalah pandangan untuk menjadi bangsa yang satu
dan utuh dalam satu kesatuan republik Indonesia. Untuk mencapai tujuan nasional
maka diperlukan suatu paham geopolitik dan dikembangkan menjadi wawasan
nusantara dan diwujudkan sebagai suatu kesatuan politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan keamanan. Kesatuan wawasan nusantara ini dilakukan dengan
cara desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintah.

10
DAFTAR PUSTAKA
Akmaliza, A., Nehe, A. S., Sihotang, A. M., Hakim, B., Purmadana, E., Praswadi,
H., Raziq, M., Paulina, M., Darmawan, M. R., Nurdiana, Suhada, R., &
Sabina, S. (2022). Geopolitik Indonesia. Jurnal Riset Pendidikan Dan
Pengajaran, 1(2), 92–109. https://doi.org/10.55047/jrpp.v1i2.217
Ridhuan, S. (2018). Wawasan Nusantara. Pendidikan Kewarganegaraan, 100–
111. http://www.akhwani.com/pendidikan-kewarganegaraan/

11

Anda mungkin juga menyukai