Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

WAWASAN KEMARITIMAN
TEMA :

“GEOSTRATEGIS DAN GEOPOLITIK”


JUDUL :

“KETAHANAN NASIONAL BERBASIS KEMARITIMAN”

OLEH
KELOMPOK 2
TRI RAMADHAN G2T1 18 002
ERWIN G2T1 18 011
EVY FEBRIANTI G2T1 18 026

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan
yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
Posisi Geostrategis dan Geopolitik Indonesia ini.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini. Kelompok 3 Kelas A selaku Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca untuk
memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah kami ini, untuk
kemudian kami akan merevisi kembali pembuatan makalah ini di waktu berikutnya.

Kendari, 6 Maret 2019

Kelompok 2 Kelas A
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konstelasi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan posisi diantara benua
Asia dan Australia serta diantara Samudra Pasifik dan Samudera Hindia, menempatkan
Indonesia menjadi daerah kepentingan bagi negara-negara dari berbagai kawasan. Posisi
strategis ini menyebabkan kondisi politik, ekonomi, dan keamanan ditingkat regional dan global
menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kondisi Indonesia.

Salah satu pintu peran strategis Indonesia berada di Selat Malaka. Selat Malaka memang
memegang peranan yang sangat penting, tidak hanya bagi negara-negara yang berada di
sekitarnya, tetapi juga bagi negara-negara di dunia mengingat keberadaannya sebagai jalur
perdagangan laut tersibuk kedua di dunia setelah Selat Hormuz. Posisi strategis inilah yang
menjadikan Selat Malaka sebagai chokepoints of shipping in the world untuk lalu lintas
perdagangan negara-negara di dunia, baik ekspor maupun impor, yang sebagian besar dilakukan
melalui jalur laut.

Akan tetapi Beberapa indikasi yang menunjukkan belum optimalnya pemanfaatan posisi
strategis ini terlihat pada beberapa indikator perdagangan dan perindustrian. Saat ini, Perjanjian
Perdagangan Bebas ASEAN-China adalah ancaman sekaligus peluang.

Dalam hal infrastruktur, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai pelabuhan di
Indonesia belum siap dalam menghadapi liberalisasi perdagangan bebas termasuk saat kerja
sama perdagangan bebas Asean-China (Asean China Free Trade Agreement/ACFTA).

Dalam pengembangan teknologi sebagai pendorong knowledge economy, Indonesia juga


belum menunjukkan kondisi yang menggembirakan. Rendahnya Kemampuan Indonesia dalam
penguasaan teknologi terlihat dalam penelitian “Indicators of Technology-Based
Competitiveness” yang disusun oleh National Science Foundation – USA. Dalam laporan yang
dikeluarkan tergambar bahwa tingkat daya saing teknologi tinggi Indonesia jauh berada di bawah
negara Asia lain seperti Korea, Taiwan, Singapore, dan China

Tulisan ini berusaha mengungkap bagaimana dalam perubahan global di berbagai aspek,
Indonesia dapat memanfaatkan posisi strategis geografis dan geopolitik sebagai modalitas untuk
meningkatkan keunggulan bersaing bidang IPTEK. Beberapa keunggulan posisi strategis akan
dijadikan dasar untuk membangun deferensiasi unggulan IPTEK.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Geostrategis dan Geopolitik Indonesia?
2. Bagaimana Konsep Kebijakan Strategi Ketahanan Nasional Berbasis Kemaritiman?

1.3.Tujuan Masalah
1. Mengetahui Apa yang dimaksud Geostrategis dan Geopolitik Indonesia
2. Mengetahui Konsep Kebijakan Strategi Ketahanan Nasional Berbasis Kemaritiman?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geostrategis dan Geopolitik

2.1.1 Geostrategis

Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai usaha
dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik sumber daya manusia (SDM)
maupun sumber daya alam (SDA) untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan.
Geostrategis adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis negara dalam
menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana umum untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan
tujuan nasional. Dalam istilah lain, geostrategi disamakan dengan ketahanan nasonal, yaitu
kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan. Kondisi kehidupan nasional harus dibina
secara berkesinambungan dari mulai pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan nasional sehingga
menciptakan satu ketahanan nasional yang tangguh. Geostrategis untuk negara dan bangsa
Indonesia adalah kenyataan posisi silang Indonesia dari berbagai aspek, di samping aspek
demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan hankam. Posisi silang Indonesia
tersebut dapat di rinci sebagai geografi, yaitu wilayah Indonesia terletak di antara dua benua,
Asia dan Australia, serta di antara samudera Pasifik dan Hindia.

Konsep geostrategi Indonesia pada hakikatnya bukan mengembangkan kekuatan untuk


penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara lain, tetapi
konsep strategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara untuk mengembangkan potensi
kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga keutuhan kedaulatan Negara
Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan yang datang dari dalam
maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan geostrategis dirumuskan Ketahanan Nasional
Republik Indonesia.

Konsep geostrategi negeri ini pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada 10 Juni
1948 di Kotaraja. Namun, gagasan ini kurang dikembangkan oleh para pejabat bawahan, karena
seperti yang kita ketahui wilayah NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir Desember 1948,
sehingga kurang berpengaruh. Akhirnya, setelah pengakuan kemerdekaan pada 1950 garis
pembangunan politik berupa “Nation and character and building “ yang merupakan wujud tidak
langsung dari geostrategi Indonesia, yakni pembangunan jiwa bangsa. Geostrategi Indonesia
secara pendidikan digagas Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung
tahun 1962. Konsep geostrategi Indonesia yang terumus adalah pentingnya pengkajian terhadap
perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia, yang ditandai meluasnya pengaruh
komunis. Geostrategi Indonesia saat itu dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan
membangun kemampuan territorial dan kemampuan gerilya untuk menghadapi ancaman
komunis di Indonesia.

Adapun tujuan Geostrategi Indonesia, adalah menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan
nasional baik yang berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial budaya, bahkan aspek-aspek
alamiah. Hal ini sebagai upaya kelestarian, eksistansi hidup negara dan bangsa dalam
mewujudkan cita-cita proklamasi serta tujuan nasional. Kemudian, menunjang tugas pokok
pemerintah Indonesia, yakni menegakkan hukum dan ketertiban (law and order); terwujudnya
kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity); terselenggaranya pertahanan dan
keamanan (defense and prosperity); Terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial (yuridical
justice and social justice); Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri
(freedom of the people).

2.2.2 Geopolitik

Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan politik berasal dari
bahasa Yunani politeia. Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, dan teia artinya
urusan. Geopolitik di Indonesia biasa disebut dengan istilah wawasan nusantara. Geopolitik
diawali dengan konsepsi geografi politik. Pertama kali geografi politik diperkenalkan oleh
seorang ahli geografi lulusan farmasi, Friedrich Ratzel, pada pertengahan abad ke-19. Sebagai
peneliti dalam bidang farmasi, Ratzel terinspirasi karya-karya yang menjelaskan hubungan
antara alam dengan makhluk hidup, terutama Darwin dan Alexandre Von Humboldt.

Mengacu pada pengertian di atas, secara geografis Indonesia sebenarnya termasuk negara
posibilitis karena tidak berdekatan dengan letak geografis negara-negara raksasa, akan tetapi
secara politis Indonesia dapat digolongkan dalam negara diterminis karena dipengaruhi oleh
(terkena dampak) kebijakan politik luar negeri negara raksasa, termasuk dalam hal ini
menyangkut ruang dan pengaruh pembentukan frontier (batas imajiner) dari kekuatan politik dan
militer Amerika. Pandangan geopolitik Indonesia berlandaskan pada pemikiran kewilayahan dan
kehidupan bangsa Indonesia. Wawasan nusantara mempunyai latar belakang, kedudukan, fungsi,
dan tujuan filosofis sebagai dasar pengembangan wawasan nasional Indonesia. Nilai-nilai
pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah penerapan
Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama masing-masing; Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan;
serta Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

2.2 Posisi Strategis Geografis dan Geopolitik Indonesia


Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara
kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut
memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan
Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah,
akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan
mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Indonesia wawasan nasionalnya adalah wawasan nusantara yang disingkat wasantara.


Wasantara ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya (Sumardiman, 1982) serta memperhatikan sejarah
dan budaya (Oetama, 2010) sebagai jembatan strategis peradaban (Pranarka, dkk.;1986) dalam
eksistensinya yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai
bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional (Oetama, 2010). Unsur-unsur dasar wasantara
itu ialah: wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu,
tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam wilayah,
bangsa, budaya, ekonomi, dan hankam.

Jelaslah disini bahwa wasantara adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD
1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan
wasantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa
harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat
jika ada pembangunan yang meningkat, dalam “koridor” wasantara. Wawasan Nusantara
mempunyai fungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan
segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara Negara di tingkat
pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Selain fungsi, Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan
nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan
kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau
daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok,
golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui
dan dipenuhi, selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.

2.3 Konsep Kebijakan Strategi Ketahanan Nasional Berbasis Kemaritiman :


Laut merupakan wilayah yang strategis, karena itu laut adalah wilayah kedaulatan penting
yang diincar, diperebutkan, dan dipertahankan oleh banyak bangsa dan negara sejak dulu kala
sampai saat ini. Bangsa yang jaya di masa lampau adalah bangsa yang menguasai lautan dengan
teknologi pelayaran, astronomi, pembangunan kapal, dan armada perangnya. Menguasai laut,
terutama selat, dari zaman dulu berarti menguasai "jalan air" sebagai jalur perdagangan yang
berarti mengendalikan perekonomian dan sekaligus pertahanan dan keamanan suatu bangsa dan
negara.
Kewajiban Pemerintah untuk menyusun Kebijakan Kelautan Nasional telah diamanatkan
dalam Pasal 13 UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan. Kebijakan Pembangunan Kelautan
tersebut kemudian dijabarkan ke dalam program setiap sektor dalam rencana pembangunan dan
pengelolaan Sumber Daya Kelautan. Kebijakan Pembangunan Kelautan meliputi: pengelolaan
Sumber Daya Kelautan; pengembangan sumber daya manusia; pertahanan, keamanan,
penegakan hukum, dan keselamatan di Laut; tata kelola dan kelembagaan; peningkatan
kesejahteraan; ekonomi kelautan; pengelolaan ruang Laut dan Pelindungan Lingkungan Laut;
dan budaya bahari.
Perjuangan menuju negara maritim memang tidak mudah, namun jika seluruh bangsa ini
memiliki kesamaan visi dan kebulatan tekad maka hal tersebut bukanlah hal yang mustahil.
Deklarasi Djuanda 1957 dan UNCLOS 1982 memberikan peluang yang besar bagi bangsa
Indonesia untuk diimplementasikan secara serius melalui kebijakan – kebijakan pembangunan
nasional yang memprioritaskan orientasi yang berbasis maritim. Melahirkan kebijakan
pembangunan melalui perundang – undangan, pembangunan kekuatan armada pertahanan,
armada perdagangan, industri dan jasa maritim yang ditunjang dengan penguasaan Iptek,
merupakan upaya serius yang harus segera dilakukan menuju Indonesia sebagai Negara Maritim.
Indonesia adalah satu – satunya negara yang mampu memperluas wilayah kedaulatan dan
hak berdaulatnya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang mendapatkan pengakuan
internasional tanpa kekuatan militer. Pengakuan internasional tersebut telah memperkuat cara
pandang mendasar bangsa Indonesia dan wawasan nusantara, tidak hanyasebagai bangsa yang
merdeka, tetapi juga dengan keutuhan wilayah tanahair yang berbentuk kepulauan nusantara
sebagai satu kesatuan politik,ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Kemerdekaan
dankeutuhan wilayah tersebut menjadi modal Indonesia dalam merencanakanstrategi
pembangunan nasional secara utuh dan menyeluruh.
Keutuhan tanah air kepulauan Indonesia sebagai suatu kesatuan politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan keamanan membawa berkah sekaligus tantangan bagi bangsa Indonesia.
Puluhan ribu pulau yang membentang dari Asia Selatan, Asia Tenggara hingga Pasifik Barat dan
menjangkau tiga zona waktu memberikan Indonesia ruang wilayah darat,laut, dan udara yang
sangat masif dengan kedaulatan dan hak berdaulat diberbagai zona maritim dan udara yang
sangat luas. Di sisi Iain, Indonesiaadalah negara "ring of fire” dengan lebih dari 150 gunung
berapi, termasukgunung berapi di dalam laut. Terdapat lebih dari 500 kelompok etnis
denganbahasa, serta agama dan kepercayaan yang berbeda, tinggal di Indonesiayang tersebar di
pegunungan, perbukitan, dataran rendah, danpesisirdengan tingkat keanekaragaman hayati yang
sangat tinggi.
Pesatnya perkembangan teknologi dan tuntutan penyediaan kebutuhan sumberdaya yang
semakin besar mengakibatkan sektor kelautan menjadi sangat penting bagi pembangunan
nasional. Oleh karena itu, perubahan orientasi pembangunan nasional Indonesia ke arah
pendekatan maritim merupakan suatu hal yang sangat penting dan mendesak. Wilayah laut harus
dapat dikelola secara profesional dan proporsional serta senantiasa diarahkan pada kepentingan
asasi bangsa Indonesia. Beberapa fungsi laut yang harusnya menjadi pertimbangan pemerintah
dalam menetapkan kebijakan – kebijakan berbasis maritim adalah; laut sebagai media pemersatu
bangsa, media perhubungan, media sumberdaya, media pertahanan dan keamanan sebagai negara
kepulauan serta media untuk membangun pengaruh ke seluruh dunia.
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan wilayah laut yang sangat terbuka dan posisi
geostrategis yang memiliki tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan lima wilayah choke
points (Selat Malaka, Selat Singapura, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Ombai – Wetar)
membuat Indonesia rentan terhadap berbagai bentuk ancaman, misalnya jalur pelayaran yang
dapat dilalui kapal selam nuklir asing, tindakan kekerasan bersenjata di laut, penyelundupan
senjata,perbudakan di laut, penyelundupan manusia, perdagangan manusia,perusakan sumber
daya kelautan, pencurian underwater cultural heritage, pencurian Benda Muatan Kapal
Tenggelam (BMKT), danpencurian kekayaan laut. Selain itu, kondisi laut Indonesia yang
sangatterbuka juga berpotensi mengalami dampak dari konflik regional dilaut. Oleh karena itu,
sangat dibutuhkan dukungan sistem pertahanandan keamanan laut yang kuat dengan postur yang
proporsional sesuai dengan luas wilayah dan ancaman yang dihadapi.

Misi dari Kebijakan Kelautan Indonesia adalah :


a. terkelolanya sumber daya kelautan secara optimal dan berkelanjutan;
b. terbangunnya kualitas sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan yang
andal;
c. terbangunnya pertahanan dan keamanan kelautan yang tangguh;
d. terlaksananya penegakan kedaulatan, hukum, dan keselamatan di laut;
e. terlaksananya tata kelola kelautan yang baik;
f. terwujudnya kesejahteraan masyarakat pesisir dan pulau – pulau kecil yang merata;
g. terwujudnya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan industri kelautan yang berdaya saing;
h. terbangunnya infrastruktur kelautan yang andal;
i. terselesaikannya aturan tentang tata ruang laut;
j. terlaksananya pelindungan lingkungan laut;
k. terlaksananya diplomasi maritim; dan
I. terbentuknya wawasan identitas, dan budaya bahari.

Kebijakan Kelautan Indonesia itu terdiri atas 7 (tujuh) pilar, yaitu :


1. Pengelolaan sumber daya kelautan dan pengembangan sumber daya manusia;
2. Pertahanan, Keamanan, Penegakan Hukum, dan Keselamatan di Laut;
3. Tata kelola dan kelembagaan laut;
4. Ekonomi dan infrastruktur kelautan dan peningkatan kesejahteraan;
5. Pengelolaan ruang laut dan perlindungan lingkungan laut;
6. Budaya Bahari; dan
7. Diplomasi Maritim.
Untuk Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia 2016 – 2019, terdiri atas 5 (lima) kluster
program prioritas, yaitu :
1. Batas Maritim, Ruang Laut, dan Diplomasi Maritim;
2. Industri Maritim dan Konektivitas Laut;
3. Industri Sumber Daya Alam dan Jasa Kelautan Serta Pengelolaan Lingkungan Laut;
4. Pertahanan dan Keamanan Laut; dan
5. Budaya Bahari.

Kebijakan pertahanan, keamanan, penegakan hukum, dan keselamatan di laut bertujuan


untuk menegakkan kedaulatan dan hukum, mempertahankan keutuhan wilayah Negara
KesatuanRepublik Indonesia dan melindungi segenap bangsa dan seluruhtumpah darah
Indonesia dari ancaman, tantangan, hambatan, dangangguan di wilayah laut.Program – program
utama dalam melaksanakan strategi kebijakanpertahanan dan keamanan maritim, sebagai
berikut:
a. pembangunan pertahanan dan keamanan laut yang tangguh melalui postur pertahanan
kelautan Indonesia yang proporsional dengan luas wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi
Indonesia, serta mampumenanggulangi ancaman dan gangguan dari dalam dan luar
negeri,ikut berperan dalam membangun perdamaian dan keamanankawasan;
b. peningkatan kemampuan dan kinerja pertahanan dan keamanan secara terpadu di seluruh
wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi,serta di luar wilayah yurisdiksi sesuai dengan
hukum internasional;
c. peningkatan pembangunan kawasan perbatasan di laut dan pulau – pulau kecil terluar;
d. peningkatan peran aktifIndonesia dalam kerja sama pertahanan dan keamanan laut baik di
tingkat regional maupun internasional;
e. penegakan kedaulatan dan hukum di wilayah perairan dan wilayahyurisdiksi;
f. optimalisasi sistem komando, kendali, komunikasi, komputerisasi, intelijen, serta
pengawasan dan pengintaian;
g. pembangunan karakter bangsa yang berorientasi kelautan dalam upaya bela negara; dan
h. meningkatkan keamanan dan keselamatan pelayaran.

Program prioritas pertahanan dan keamanan laut terdiri dari 3 (tiga) kegiatan prioritas,
yaitu :
1. Pertahanan Laut;
2. Keamanan Laut; dan
3. Perikanan Ilegal, Tidak Dilaporkan, dan Tidak Diatur (Illegal, Unreported, and Unregulated
Fishing).

Posisi geografis dan geopolitis Indonesia yang sangat strategis membentang dari timur
Samudera Hindia hingga barat Samudera Pasifik, dengan luas wilayah perairan dan yurisdiksi
laut mencapai 5,8juta km2atau merupakan 70% dari total wilayah Indonesia, yang terdiri dari 3,1
jutakm2 perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial dan 2,7 km2perairan Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), serta berbatasanmaritim dengan 10 (sepuluh) negara
tetangga Hal tersebut menjadikanposisi Indonesia sebagai persinggungan berbagai kepentingan
pihak/negaraIain, sehingga kemampuan pertahanan laut yang kuat menjadi sebuahkebutuhan
untuk menegakkan kedaulatan nasional dari berbagai ancaman yang muncul.
Berbagai kepentingan yang akan saling bertemu di wilayah laut Indonesia, mengharuskan
adanya kekuatan pertahanan laut yang kuat dan efektif dalam menjaga kedaulatan bangsa.
Sengketa perbatasan laut danadanya kapal – kapal asing yang berlayar tanpa memerlukan izin
melalui wilayah kedaulatan RI merupakan beberapa tantangan yang harus selalu diperhitungkan.
Kemampuan TNI sebagai penjaga kedaulatan perludidukung dengan alutsista yang memadai
sejalan dengan luasnya cakupanwilayah operasi. Pemenuhan minimum essential forcemerupakan
programpemerintah untuk modernisasi militer Indonesia sebagai suatu kebutuhanyang penting
menuju sistem pertahanan dan keamanan laut yang kuatdengan postur yang proporsional sesuai
dengan luas wilayah dan ancaman yang dihadapi.
Sistem pertahanan negara Indonesia pada dasarnya merupakan sistem pertahanan semesta
(sishanta) yang terdiri dari komponen utama (TNI), komponen cadangan dan komponen
pendukung. Komponen cadangan/pendukung matra laut dapat berupa kapal – kapal
pemerintah,kapal – kapal sipil, kapal nelayan, dan masyarakat maritim. Untuk itu,kemampuan
sistem pertahanan semesta merupakan sebuah keharusan.
Keamanan laut yang diharapkan adalah terciptanya kondisi laut yang bebas dari ancaman
kekerasan, ancaman terhadap sumber daya laut danlingkungan, ancaman pelanggaran hukum.
Keamanan laut/maritim menjadi unsur penting pembangunan kemaritiman. Secara garis
besar,tantangan dan isu – isu utama dari ancaman keamanan maritim diIndonesia adalah:
1. perompakan, kekerasan dan tindak kejahatan di laut,serta trans – national crimes;
2. klaim kedaulatan;
3. pengamanan navigasilaut baik yang melalui ALKI ataupun alur laut lainnya dalam laut
wilayahdan laut perairan kepulauan Indonesia;
4. belum optimalnya sumber dayapertahanan laut Indonesia, yang terdiri atas sumber daya
manusia,alutsista dan infrastruktur pengawasan, teknologi pertahanan, serta datadan
informasi pertahanan.
Tantangan lainnya, dibutuhkan sebuahNational Integrated Surveillance System (NISS) yang
mampu mengoptimalkan sumber daya dalam sebuah Sistem Komando Pengambilan Keputusan.
Saat ini, penjagaan terhadap keamanan laut masih dihadapkanpada kendala keterbatasan sistem
dan informasi serta sarana danprasarana dalam pengawasan dan penindakan, serta belum
optimalnyaketerpaduan antar pemangku kepentingan dalam menangani masalah keamanan
laut.Ancaman terhadap pertahanan dan keamanan akan terus ada sejalan dengan perkembangan
di bidang ekonomi serta teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itulah dalam konteks
keamanan laut/maritim ini dibutuhkan peran TNI yang kuat sebagai penjaga kedaulatan
danmempunyai kemampuan deterence effect terhadap negara lain yang beranimencoba mengusik
kedaulatan di wilayah Indonesia.
Kelautan Indonesia kedepan diharapkan dapat menjadi arus utama mainstream (arus
utama) pembangunan nasional dengan memanfaatkan ekosistem perairan laut beserta segenap
sumberdaya yang terkandung di dalamnya secara berkelanjutan (on a sustainable basis) untuk
kesatuan, kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Keinginan tersebut dijabarkan dalam lima tujuan
yang harus dicapai, yaitu :
1. Membangun jaringan sarana dan prasarana sebagai perekat semua pulau dan kepulauan
Indonesia,
2. Meningkatkan dan menguatkan sumber daya manusia di bidang kelautan yang didukung
oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, aset – aset, dan hal – hal yang
terkait dalam kerangka pertahanan negara,
4. Membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan, dan
5. Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut.

2.4 Tatanan Strategi Maritim dalam Konsep Strategi Pertahanan Maritim di Indonesia:
Strategi pertahanan negara maritim harus berpijak berdasarkan sejarah perkembangan
kemaritiman di Indonesia dan di dunia. Dari sejarah – sejarah itulah banyak pembelajaran dan
contoh strategi yang didapat dan bisa menjadi contoh dalam implementasi strategi maritim
modern.Strategi maritim dapat didefinisikan sebagai suatu seni yang mengarahkan aset – aset
maritim untuk mencapai tujuan atau sasaran politik yang diinginkan.
Strategi pertahanan negara maritim hendaknya disusun berdasarkan faktor – faktor seperti
determinan, tujuan, tinjauan singkat dengan negara – negara yang berbatasan langsung, maritime
domain awareness, dan penggunaan kekuatan. Sedangkan kekuatan maritim itu merupakan
segala upaya dalam pengelolaan laut untuk kepentingan nasional baik di masa perang maupun
damai.Lingkungan politik, ekonomi, dan teknologi memiliki hubungan secara langsung pada
strategi pertahanan negara maritim suatu bangsa.Strategi pertahanan negara maritim
menggunakan laut untuk mendayagunakan posisi geografi dari negara pantai dan menolak untuk
memberikan keuntungan bagi musuh.
Sea Power adalah hal – hal dasar menuju kebesaran bangsa. Sea Power secara umum
dijelaskan termasuk di dalamnya semua aspek kekuatan, dan perikanan. Sea Power ini
mengangkat pentingnya aspek laut dan kekuatan maritim bagi kesejahteraan bangsa.
Kepentingan tersebut bisa terwujud bila memiliki elemen – elemen yang dibutuhkan untuk
membangun negara maritim. Umumnya pembahasan itu dapat dibagi ke dalam dua aspek yaitu,
strategis dan operasional.
Elemen dalam aspek strategis mencakup karakter geografi, dekat dengan laut, memiliki
pantai yang relatif cukup panjang, karakter bangsa yang menganggap laut sebagai aset penting
untuk meningkatkan kesejahteraan nasional, ada sumber daya alam yang mendukung kekuatan
maritim, dan karakter pemerintah yang memiliki mindset berorientasi ke domain maritim.
Sedangkan aspek operasional, lazimnya terdiri dari tiga elemen besar, yaitu, kekuatan
pengamanan atau dalam istilah teknis fighting instrument untuk melindungi aset dan
kepentingan, armada niaga, dan yang terakhir berhubungan dengan industri dan jasa yang
mampu mendukung kedua elemen operasional meliputi berbagai kegiatan yang terkait dengan
laut.Oleh karena itu harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya.
Strategi pertahanan negara maritim sangat erat hubungannya dengan keamanan maritim.
Keamanan maritim adalah keamanan yang lebih kombinatif preventif dan responsif yang terukur
untuk melindungi seluruh elemen domain maritim terhadap pengancamnya dari setiap tindakan
yang tidak didasari dengan regulasi yang sah, atau bisa juga didefinisikan sebagai kegiatan
internasional, interagensi, interoperability, baik oleh sipil maupun militer untuk memitigasi
risiko serta melawan kegiatan ilegal dan ancaman dalam ruang domain maritim. Masalah
keamanan maritim yang akan dihadapi ke depan masih akan berkisar pada sea robbery and
piracy, illegal fishing, transnational threat, illicit trafficking in weapon of mass destruction and
related materials, pelanggaran wilayah, lalu lintas di laut yang terkait dengan gerakan separatis
dan sangat mungkin ancaman maritime terrorism. Diperkirakan pula bahwa ancaman tersebut
akan semakin meningkat yang diukur dari intensitas, penggunaan teknologi maju, dan
pengembangan modus operandi.
Aspek – aspek yang mendukung pembangunan maritim antara lain : Aspek Kehidupan sosial
dan budaya, Aspek Ekonomi, Aspek pertahanan dan keamanan, dan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Untuk mengoptimalkan aspek ekonomi dari sumber daya maritim, armada nasional
harus mampu mengangkut 100 persen. Peranan armada nasional dalam angkatan laut
internasional, baik ekspor maupun impor harus lebih dominan. Pelabuhan nasional harus tertata
secara konseptual tentang pelabuhan utama ekspor – impor dan pengumpan. Selain itu,
keamanan dan efisiensi pelabuhan sudah tidak diragukan lagi, terutama bila dihadapkan pada
pemenuhan persyaratan International Ship and Port Safety (ISPS) Code. Tentunya untuk
mengoptimalkan aspek ini harus didukung oleh SDM yang berkualitas, teknologi yang memadai,
serta pengembangan dengan memanfaatkan data – data dari survei, penelitian dan sumber daya
lainnya.
Tujuan dari Strategi pertahanan negara maritim adalah (i) it’s a design for relating ends to
means, (ii) it is a significant tool in maritime planning because it provides the rationale for the
application of maritime power flexibility over a range of contingencies and areas, dan
(iii) preparation for conflict is critical for ensuring that deterrence is effective. Ends dari strategi
pertahanan negara maritim adalah penangkalan, baik konvensional maupun strategis. untuk
menciptakan penangkalan itu, means – nya adalah a three – dimensional, versatile, manned by
our skilled human resources.
Dalam penyusunan strategi pertahanan negara maritim di Indonesia sebagai poros maritim
dunia hendaknya mengandung hal – hal sebagai berikut :
- Sejarah kemaritiman yang up to date, yaitu menggambarkan tentang implikasi sejarah
maritim yang ada di Indonesia mulai dari evolusi penjajahan oleh Belanda sampai dengan
beberapa operasi yang telah dilaksanakan oleh TNI AL.
- Menjelaskan tentang geopolitik dan konstelasi kawasan Indonesia.
- Menjelaskan tentang perdagangan maritim dan security of energy.
- Menjelaskan dan membahas tentang Maritime Domain Awareness dengan permasalahan –
permasalahan perbatasan dengan negara tetangga baik batas laut maupun batas darat.
- Menjelaskan tentang penggunaan strategi di masa damai.
- Menjelaskan tentang penggunaan strategi kekuatan di masa konflik.
- Menjelaskan strategi pembangunan kekuatan.

2.5 Konsep Perencanaan Maritime Strategy dengan Basis Indonesia sebagai Negara
Maritim :
Wawasan Nusantara merupakan dasar penyelenggaraan pembangunan nasional untuk
mencapai tujuan pembangunan yang sebelumnya pernah dimuat dalam Ketetapan MPR
NomorII/MPR/1993 tentang Garis – Garis Besar Haluan Negara.Wawasan Nusantara adalah
wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yaitu cara pandang dan sikap bangsaIndonesia mengenai diri dan
lingkungannya denganmengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat.
Indonesia adalah Negara Kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar dengan berbagai
corak ragam kondisi sosial budaya secara historis memiliki karakter bahari yang kuat. Namun
disayangkan bahwa sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia belum mampu
memanfaatkan potensi sumber daya laut tersebut secara maksimal. Diperlukan konsep dan
strategi untuk membangun Indonesia menjadi sebuah negara maritim yang tangguh dan
berdaulat.
Sebagai negara kepulauan, wilayah Indonesia didominasi oleh pulau – pulau kecil yang
tersebar. Dari 17.504 pulau di Indonesia, 34 pulaudi antaranya merupakan pulau besar, dengan
luasan di atas 2.000 km2, sementara 17.470 pulau lainnya merupakan pulau – pulau kecil
denganluasan lebih kecil atau sama dengan dari 2.000 km2. Selanjutnya dari komposisi
kependudukan, jumlah pulau yang berpenduduk hanyaberjumlah 1.753 pulau. Sebanyak 111
pulau – pulau kecil terluar berada diwilayah perbatasan, di mana 31 diantaranya merupakan
pulauberpenduduk. Pulau – pulau kecil terluar tersebut memerlukan perhatian khusus karena
menjadi lokasi penempatan titik dasar penarikan garis batas laut. Selain itu, pulau – pulau kecil
terluar juga memiliki nilai strategis dalam aspek pertahanan, keamanan, ekonomi, dan
lingkungan, juga memiliki potensi wisata bahari, perikanan, dan jasa kelautan, sehingga
isukesejahteraan dan infrastruktur dasar menjadi hal yang perlu ditingkatkan
Istilah maritim dapat berkaitan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan
perdagangan di laut. Secara primer pengertiannya adalah sifat yang menggambarkan obyek atau
aktivitas berkenaan dengan laut. Dalam konteks negara kepulauan negara maritim adalah negara
yang mempunyai sifat memanfaatkan laut untuk kejayaan negaranya, sedangkan negara kelautan
lebih menunjukkan kondisi fisiknya, yaitu negara yang berhubungan, dekat dengan atau terdiri
dari laut.
Konsep negara maritim, adalah negara yang mampu memanfaatkan dan menjaga wilayah
lautnya. Saat ini telah terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap perubahan lingkungan
strategis maritim, baik kawasan regional maupun internasional hal ini sangat mempengaruhi pola
berpikir, cara bertindak dalam penentuan kebijakan politik suatu negara. Perubahan tersebut
secara otomatis pula mempengaruhi penentuan strategi maritim masing – masing negara, yang
merupakan aplikasi dari doktrin maritim yang dilaksanakan oleh setiap negara.
Indonesia membutuhkan doktrin maritim sebagai pengoperasionalan pilihan strategi dan
prioritas pembangunan ke depan. Pemerintah harus berani menjadikan sejarah kejayaan maritim
Nusantara sebagai sebagai lesson learned yang bukan saja menyangkut tentang
keberhasilan,tetapi juga kegagalan atau kekurangan yang terjadi. Hal ini sebagai pijakan dalam
membangun Kekuatan Maritim Indonesia. Dalam menyusun Strategi MaritimIndonesia tak luput
juga dengan melihat kondisi di alam nyata yang kompleks, multidimensi dan saling terkait.
Keterkaitan antara strategi dengan kondisi di alamnyata merupakan salah satu isu kritis dalam
penyusunan strategi, karena kegagalanuntuk menghubungkan keduanya akan mempengaruhi
rumusan strategi menjadisesuatu tidak bisa dioperasionalkan.
Berdasarkan Perkembangan Lingkungan Strategis Dan Menguatnya Isu Maritime Security,
Maka Indonesia Akan Melaksanakan Transformasi Dari Status negara berkembang menuju
negara maju. Strategi Maritim Yang Akan Disusun Ini dipandang akan mampu mengamankan
aspirasi kepentingan nasional Indonesia yang masih berstatus negara berkembang. Namun dalam
20 sampai dengan 30 tahun ke depan,bisa jadi status Indonesia telah meningkat menjadi negara
maju sehinggaaspirasinya mengalami perluasan dibandingkan saat ini. Perubahan itu akan
diikutipula strategi keamanan nasionalnya, termasuk pula strategi maritim.
Untuk mengembalikan kejayaan nusantara maka Indonesia harus mengedepankan strategi
pembangunan Negara Maritim. Indonesia sebagai sebuah Negara Maritim memiliki kriteria :
1. berdaulat di wilayah NKRI dan disegani negara lain atas wilayahnya,
2. menguasai seluruh wilayah darat dan laut melalui “effective occupancy” dan memiliki “sea
power” yang diandalkan secara nasional dan global,
3. mampu mengelola dan memanfaatkan berbagai potensi pembangunan sesuai aturan nasional
dan internasional,
4. menghasilkan kemakmuran bagi segenap rakyat Indonesia.
Dengan demikian maka keterpaduan darat dan laut dalam pembangunan harus menjadi dasar
spasial serta berorientasi pada wawasan nasional maupun global dengan mengutamakan
kepentingan nasional.
Perspektif pembangunan Negara Maritim juga didasari bahwa keberlanjutan pembangunan
guna mencapai keberlanjutan bangsa Indonesia. Karakteristik laut berbeda dengan darat,
keberlanjutan (sustainability) pembangunan kemaritiman ditentukan oleh kelestarian
sumberdaya pulih (renewable resources) sehingga perlu adanya ambang batas (threshold)
aktivitas pembangunan ekonomi sektor lainnya pada tingkat yang tidak membahayakan
kelestarian sumberdaya pulih. Dengan demikian keberhasilan pengelolaan pembangunan
kemaritiman (ocean development management) memerlukan keterpaduan perencanaan dan
implementasi pembangunan yang kuat agar tidak mengulang kesalahan pengelolaan
pembangunan di darat.
Pembangunan Poros Maritim meliputi :
1. Membangun budaya maritimIndonesia;
2. Menjaga laut dan sumber daya laut, dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut
melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar
utama;
3. Memberi prioritas padapengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, dengan
membanguntol laut, deep seaport, logistik dan industri perkapalan, dan pariwisata maritim;
4. Memperkuat diplomasi maritim, kerja sama di bidang kelautan, menghilangkan sumber
konflik di laut seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah,
perompakan, dan pencemaran laut; serta
5. Membangun kekuatan pertahanan maritim untuk menjaga kedaulatan dankekayaan maritim
serta bentuk tanggung jawab dalam menjaga keselamatanpelayaran dan keamanan maritim.

Kelautan adalah tumpuan masa depan Indonesia yang harus dikembangkan secara lestari dan
mampu menyejahterakan segenap komponen bangsa di tanah airnya sendiri serta sebagai unsur
utama dalam membangun Indonesia sebagai Negara Maritim. Pembangunan kemaritiman
memerlukan suatu perencanaan yang terkoordinasi, komprehensif dan berpihak terhadap
kepentingan masyarakat serta lingkungan. Oleh karenanya keterpaduan tujuan pembangunan
antar stakeholders serta antar sektor dalam bidang kemaritiman harus dapat dituangkan melalui
kebijakan dan strategi pembangunan nasional yang dapat diimplementasikan.
Dalam membangun negara maritim perlu adanya keterlibatan seluruh komponen bangsa dan
membuat suatu komitmen bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berorientasi
maritim. Bila ditinjau dari kondisi bangsa Indonesia saat ini kebijakan pembangunan
kemaritiman pemerintah Indonesia telah berupaya membentuk lembaga pemerintah kelautan
(ocean governance), dengan melihat konstelasi geografis Indonesia, seperti adanya kementrian
yang bergerak di bidang kelautan, lembaga transportasi laut di bawah Kementrian Perhubungan,
Kementrian ESDM, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementrian Pertahanan,
Kementrian BUMN (Pelni), Kementerian Lingkungan Hidup dan asosiasi – asosiasi bidang
kelautan dan kemaritiman, namun semuanya belum terintegrasi dengan manajemen yang
terkotak – kotak sehingga upaya yang dilakukan pemerintah tidak optimal. Berdasarkan hal
tersebut, diperlukan suatu kebijakan pembangunan kelautan nasional (NationalOcean
Development Policy) yang integral dan komprehensif dalam satu kesatuan strategi pembangunan
nasional.
Kebijakan tersebut diharapkan menjadi payung politik bagi semua institusi negara, swasta
dan masyarakat yang mendukung transformasi Indonesia menjadi Negara Maritim yang maju,
adil, mandiri berbasiskan kepentingan nasional. Pengembangan formulasi kebijakan tersebut
terdiri dari pilar utama yakni Kebijakan Kelautan (Ocean Policy) dengan pilar pendukung
penting yakni Kebijakan Ekonomi Kelautan (Ocean Economic Policy) yang mampu mendorong
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional serta Kebijakan Tata Kelola Kelautan (Ocean
Governance Policy) yang jujur, bersih, dan berwibawa yang diperkuat dengan Kebijakan
Lingkungan Laut (Ocean Environmental Policy), Kebijakan Budaya Bahari (Maritime Culture
Policy), dan didukung Kebijakan Keamanan Maritim (Maritime Security Policy) yang kuat.
Dengan demikian kelautan sebagai arus utama dalam pembangunan Negara Maritim, maka
pendekatan kebijakan yang dilakukan harus dilaksanakan secara terpadu antar sektor ekonomi
dalam lingkup bidang kelautan maupun sektor ekonomi berbasis daratan bagi kemakmuran
bangsa dan negara Indonesia.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai