2 RENCANA
KEGIATAN
2.1. RINGKASAN DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN
Lokasi rencana pembangunan Pelabuhan Laut Munse terdiri atas wilayah darat dan
wilayah laut. Wilayah darat meliputi Kelurahan Munse Kec. Wawonii Timur sedangkan
wilayah laut meliputi wilayah perairan Kecamatan Wawonii Timur dan perairan sekitarnya.
Lokasi pembangunan pelabuhan Laut Munse dapat dilihat pada Gambar II-1.
Gambar II.1. Rencana Lokasi Pembangunan Pelabuhan Laut Munse Kec. Wawonii Timur
Sebagai bahan acuan pelaksanaan kegiatan, penyusunan jadwal merupakan salah satu
bagian dari perencanaan yang matang. Sehubungan dengan itu, pembangunan
Pelabuhan Laut Munse ini direncanakan mengikuti jadwal kegiatan pembangunan.
(2) Rencana penggunaan lahan
Rencana Pengembangan Pelabuhan Laut, pada sisi Utara dan Barat akan
bersinggungan dengan lahan milik masyarakat sedangkan pada sisi Selatan
berbatasan dengan Daerah Aliran Sungai. Hal ini perlu kajian mendalam terkait
dengan analisis Feasibility Study (Studi Kelayakan) khususnya pembebasan lahan milik
warga baik dari sisi ekonomi maupun sosial ekonomi. Mekanisme pembebasan lahan
milik masyarakat ini harus mengikuti prosedur sesuai ketentuan yang berlaku dan
kesepakatan yang dibangun bersama antara pemrakarsa dengan masyarakat.
(3) Rencana penggunaan sumber daya air.
Air digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain keperluan sehari-hari tenaga
kerja, keperluan dan konstruksi. Keperluan air tersebut akan dipenuhi dari sumber-
sumber air terdekat khususnya mata air maupun sumur.
(4) Rencana penggunaan energi.
Kebutuhan energi yang diperlukan dalam kegiatan ini meliputi kebutuhan atas energi
listrik dan bahan bakar minyak (BBM). Kebutuhan energi listrik akan disuplai oleh PLN
ataupun menggunakan generator listrik, antara lain untuk memenuhi keperluan
penerangan di malam hari serta kebutuhan pengelasan saat pembuatan konstruksi
besi. Sedang kebutuhan BBM untuk keperluan pengoperasian dan generator listrik.
Kebutuhan BBM akan dilakukan kontrak pembelian BBM Industri dengan lembaga
penyalur resmi yang ditetapkan oleh pemerintah (Pertamina dan Patra Niaga, dengan
beberapa agennya). Besaran kontrak pembelian BBM berdasarkan besaran
penggunaan BBM yang tertuang dalam RKAB (Rencana Kerja Anggaran Biaya) yang
telah disahkan oleh Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan.
(5) Rencana pengelolaan limbah Cair dan Padat
Limbah padat yang dihasilkan saat proses penyiapan lahan dan material-material
sisa/buangan limbah kapal, kendaraan dan limbah domestik, dikumpulkan pada lokasi
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang berada di lokasi Pelabuhan, sebelum
dibuang secara rutin ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ditunjuk oleh
Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan. Pelabuhan Laut Munse dilengkapi dengan
sarana pengeloaan limbah cair setempat dengan memakai tangki septic (septic tank)
untuk mengolah tinja dan urin. Limbah cair berupa air bilas dan air cucian tidak
dilakukan pengolahan dan langsung dibuang ke badan air melalui saluran yang telah
dibuat di areal pelabuhan tersebut. Air limbah domestik dari kamar mandi dan dapur
akan dibuang ke sistem sumur resapan. Limbah dari WC dibuang ke septic tank. Air
yang telah memenuhi syarat baku mutu akan digunakan kembali di dalam sistem
resirkulasi atau pasokan tambahan, atau kemungkinan juga dilepas ke badan air.
Sedangkan limbah yang termasuk golongan limbah B3 memerlukan penanganan
khusus seperti oli bekas, accu bekas, bahan kimia campuran semen ( Besmittel atau
Addition HE) saat proses konstruksi. Oli bekas dapat berasal dari
perbaikan/pemeliharaan kendaraan dan peralatan mesin lainnya pada tahap konstruksi
serta kegiatan pelayanan kapal pada tahap operasi, penanganannya akan dikumpulkan
dalam drum-drum dan disimpan di dalam gudang khusus untuk selanjutnya
diserahkan/dijual kepada badan usaha/penanggung jawab yang mempunyai izin untuk
mengumpulkan dan memanfaatkan oli bekas/minyak pelumas untuk diolah kembali.
Secara garis besar upaya pengolahan tersebut dilakukan dengan teknik koagulasi,
filtrasi dan netralisasi. Khusus untuk limbah yang mengandung minyak (oli dan BBM)
akan diolah dalam unit oil water separator, ditampung dalam drum, dan selanjutnya
dijual ke badan usaha/penanggung jawab/pedagang pengumpul oli bekas.
Prosedur penanganan minyak pelumas bekas dan limbah lainnya mengacu pada
Peraturan Menteri LH No. 03 tahun 2007 tentang fasilitas pengumpulan dan
penyimpanan limbah B3 di pelabuhan, Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Hidup No. Kep-225/BAPEDAL/08/1996 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas dan Keputusan serta
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana
Perijinan dan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan
Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah B3 oleh Pemerintah Daerah.
dan atau kegiatan. Secara ekologi, lokasi rencana pembangunan pelabuhan Laut Munse
meliputi Pesisir pantai dan kawasan pemukiman penduduk Kelurahan Munse.
Batas Proyek
Batas Ekosistem
Batas Sosial
B. Pembebasan Lahan
Lokasi pembangunan pelabuhan laut berada di Kelurahan Munse Kecamatan
Wawonii Timur. Pada wilayah darat, tanah lokasi merupakan sebagian lahan masyarakat
yang telah dihibahkan untuk kepentingan pemerintah dalam hal ini sebagai lokasi
pelabuhan Laut Munse. Terkait tanah masyarakat yang dihibahkan akan buatkan Akta
Hibah oleh Notaris atau PPAT setempat. Adapun jalan akses menuju pelabuhan yang
direncanakan dengan lebar 30 m sepanjang ± 1 Km melewati area pemukiman penduduk
yang akan direlokasi ke tempat lain. Secara umum, biaya pembebasan lahan meliputi tanah
termasuk bangunan, tanaman, dan utilitas yang berada di atasnya untuk keperluan Daerah
Milik Jalan (damija). Proses pembebasan lahan akan mengikuti prosedur dan peraturan
yang terkait serta melakukan pendekatan dengan masyarakat di bawah koordinasi
dinas/instansi terkait dan aparat pemerintah setempat. Mekanisme persuasif akan
dilakukan secara optimal agar diperoleh hasil yang sesuai dengan keinginan/kesepakatan
bersama.
Tabel II-1
Tenaga Kerja Konstruksi Pelabuhan yang dibutuhkan
No Spesifikasi Jumla No Spesifikasi Jumlah
h
A Tenaga Terampil B Tenaga Tidak Terampil
1 Site Manager 1 Mandor 1
2 Civil 1 Tukang Batu/pekerjaan sipil 15
3 Architecture 1 Kuli Bangunan 30
4 Mechanical dan Electrical 1 Tukang Listrik dan Mesin 15
5 Operator Alat Berat 1 Supir 2
Keamanan 2
Jumlah 5 Jumlah 65
Proses rekruitmen tenaga kerja konstruksi harus melalui berbagai tahapan sesuai
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan Standard Operational Procedure
(SOP) yang telah ditetapkan. Proses penerimaan tenaga kerja diawali pengumuman secara
terbuka, selanjutnya dilakukan proses seleksi sesuai ketentuan yang berlaku. Masyrakat
setempat yang telah memenuhi kualifikasi untuk pekerjaan tertentu akan direkrut.
Tabel II-2.
Peralatan Konstruksi Pembangunan Pelabuhan Laut Munse
Kuantitas
No Nama Alat Keterangan
Puncak
1 Excavator 1 Kebutuhan penyiapan lahan
2 Truck Crane/Drugline 1 Derek untuk konstruksi darat dan Laut
3 Diesel Hammer Pile 1 Penumbuk tiang pancang
4 Mixer Truck 2 Pengaduk campuran material
5 Generator, 220 kW ke bawah 3 Sumber energi listrik
6 Prime movers truck 1 Pengangkut material besar
Untuk mengukur ketepatan posisi dan
7 Teodolit / Waterpass 2
kemiringan tiang saat pemancangan
8 Tandem Roller 2
9 Asphalt Distributor 2
Kebutuhan pengerasan dan pengaspalan
10 Asphalt Mixing Plant 2
11 Pneumatic Tire Roller 2
12 Tangker Bahan Bakar 3
13 Tangker Air 3 Pengangkut
14 Dumping Truk 2
15 Mesin Las, diesel 4
Pengelasan besi/baja
16 Mesin Las, listrik 4
Sumber: Laporan Detail Engineering Design Pelabuhan Munse, 2015
Tabel II-3.
Detail Konstruksi dan Volume Pekerjaan Sarana Cusway, Trestle dan Dermaga Pada
Pembangunan Pelabuhan Laut Munse
Prasarana yang
Detail Konstruksi Luas
Diperlukan
Sarana Tambat/Labuh Dermaga Multipurpose, konstruksi beton dan 800 m2
(dermaga) pondasi pipa baja, ukuran 8 m x 100 m
Sarana Penghubung Trestle, kontruksi beton dan pondasi pipa baja, 900 m2
(Trestle) ukuran 3 segmen @ 6 m x 50 m
Causeway Causeway, kontruksi pasangan batu dan urugan 32 m 2
Gambar II-3. Detail Gabungan Cusway, Trestle dan Dermaga Pada Pembangunan Pelabuhan Laut Munse
Sumber: Laporan Detail Engineering Design Pelabuhan Munse, 2015
start
Persiapan :
Mobilisasi, Kantor Sementara,
Pagar dll
Pekerjaan Beton
Pengecoran Upper plug
Pengecoran pile cap
Pemasangan baok dan pelat precast
finishing
Finish
Gambar II-5. Detail Tiang Pancang Pada Pembangunan Pelabuhan Laut Munse
Sumber: Laporan Detail Engineering Design Pelabuhan Munse, 2015
Pondasi tiang pancang direncanakan dari pipa baja ( steel pipe pile) dengan mutu
baja minimal setara JIS A5525 SKK 400 (fy=2450 kg/cm 2). Secara umum pondasi tiang
pancang dibedakan atas dua jenis tiang yaitu : tiang tegak dan tiang miring (bater pile).
Semua beban dalam arah vertikal diasumsikan diterima/dipikul oleh tiang tegak dan
komponen vertikal dari tiang miring/batter pile. Sedangkan untuk beban dalam arah
horizontal/lateral diasumsikan diterima sepenuhnya oleh tiang miring (batter pile). Pondasi
direncanakan dengan menggunakan steel pipe pile Ø 457 mm dengan tebal dinding 12
mm.
2) Pekerjaan Beton
Pekerjaan struktur beton merupakan pekerjaan struktur atas dermaga dan trestle
yang dilaksanakan setelah pelaksanaan pemancangan. Urutan metode pelaksanaan
pekerjaan struktur beton adalah sebagai berikut :
Pemotongan tiang
Pemancangan
Temporary pile bracing
Pemasangan precast
Pabrikasi precast Selimut beton, pilecap, balok melintang dan
memanjang, listplank, dan pelat lantai bagian bawah
Finishing
Mutu beton yang digunakan pada proyek ini adalah beton dengan karakteristik K
350 dengan slump 10 ± 2 cm. Pekerjaan beton meliputi :
Pekerjaan beton selimut tiang pancang baja
Setelah tiang pancang baja selesai dipancang dan dilakukan cut off level segera
dipasang selimut beton untuk menghindari korosi pada tiang pancang. Pemasangan
selimut beton dengan tower crane, setelah terpasang segera dilakukan grouting
antara precast dengan tiang pancang yang sebelumnya ujung precast bagian
bawah telah disumbat dan air dalam precast dipompa sehingga dalam precast
benar-benar kering.
Tabel II-5
Jenis-Jenis Fasilitas Darat
Jenis Prasarana Yang
Fasilitas Darat Penunjang Volume
Ditunjang
Penumpukan Barang Lapangan Penumpukan, urugan sirtu dan 2000 m2
perkerasan paving blok beton
Areal perkantoran, - Area perkantoran dan pergudangan 3000 m2
pergudangan, Gedung - Jalan lebar 6 meter, perkerasan aspal
Terminal, jalan dan parkir - Lapangan parkir, perkerasan aspal
kendaraan
Sumber: Laporan Detail Engineering Design Pelabuhan Munse, 2015
Jenis konstruksi yang direncanakan untuk bangunan fasilitas darat secara umum adalah
sebagai berikut :
- Lapangan penumpukan : paving blok
- Jalan dan lapangan parkir : perkerasan aspal
2) Fasilitas Laut
Untuk menjaga konstruksi dermaga Pelabuhan Laut Munse maka direncanakan pula
pembangunan Talud Dermaga dan Pengerasan Pelabuhan serta fasilitas pengelolaan
limbah. Talud dermaga berfungsi untuk menjaga agar tidak terjadi kelongsoran dan abrasi
oleh gelombang laut. pekerjaan talud dermaga dilakukan dengan penimbunan batu-
batuan berukuran 10-20 Kg. Sedangkan pengerasan atau pelapisan lahan pelabuhan ( sub
grade) berfungsi untuk menahan beban kendaraan (lalu lintas) di atasnya dengan
menggunakan aspal yang sebelumnya diperkeras dengan batuan ( rubble stone) sebagai
pondasi (rigid flexible moveamant)
kemiringan maksimum 1%. Pada bagian luar bangunan, kemiringan lantai diatur
sedemikian rupa sehingga air hujan dapat mengalir kearah menjauhi bangunan
penyimpanan.
Sarana lain yang harus tersedia adalah
a. Peralatan dan system pemadam kebakaran
b. Pagar pengaman
c. Pembangkit listrik cadangan
d. Fasilitas pertolongan pertama
e. Peralatan komunikasi
f. Gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan
g. Pintu darurat dan alarm
Gambar II-9
Sirkulasi Udara dalam Ruang Penyimpanan Limbah B3
Tabel II-6
Tenaga Kerja Operasional Pelabuhan
No Spesifikasi Jumlah No Spesifikasi Jumlah
A Kepelabuhan Non Kepelabuhan
1 Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan 1 1 Mandor 5
2 Kepala Bagian Tata Usaha 1 2 Tenaga Kerja Bongkar 40
Muat (TKBM)
3 Bagian Pelayanan Jasa, Pemasaran, Fasilitas 1 3 Buruh Pelabuhan 30
Pelabuhan Lalu Lintas dan Angkutan Laut
4 Bagian Penunjang Angkutan Laut 1 4 Kebersihan 10
5 Bagian Tertib Berlayar 1
6 Bagian Keamanan Pelabuhan, Pemanduan dan Patroli 1
7 Bagian Keselamatan Kapal 1
8 Bagian Status Hukum kapal dan kepelautan 1
9 Bagian Pelayanan Teknik dan Peralatan Pelabuhan 1
10 Bagian Lingkungan Pelabuhan 1
Jumlah 10 Jumlah 85