A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
b. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan bencana
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.27/PRT/M/2015 tentang
Bendungan
e. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 2/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan
Pemerintah Dan Dilaksanakan Sendiri
g. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 104/PMK.02/2010 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun
1
Anggaran 2011
i. Perubahan Peraturan Menteri Nomor: 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis
Kementerian PU 2010-2014
Pelaksana Tugas:
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 12/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Besar Wilayah Sungai
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2006 tentang Perubahan atas
Permen Nomor: 12/PRT/M/2006 dan Nomor: 13/PRT/M/2006
d. Peraturan Kepala BADAN Nasional Penaggulangan Bencana No. 04 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana
2. Gambaran Umum
Keberadaan suatu waduk merupakan salah satu upaya manusia untuk mencukupi
kebutuhan dan menjaga ketersediaan air sepanjang tahun sesuai dengan fungsi
utamanya yaitu menampung air yang berlebih pada musim hujan untuk kemudian
secara teratur dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan sepanjang tahun.
Namun, ketersediaan dan kebutuhan air kadang kala tidak selalu mencukupi
kebutuhan hidup, baik bagi manusia, hewan maupun tumbuhan. Hal ini terjadi
karena tidak adanya keseimbangan antara ketersediaan air dengan kebutuhan air.
Salah satu faktor yang mempengaruhi berkurangnya ketersediaan air adalah
adanya sedimen yang mengendap pada dasar waduk. Pola penyebaran sedimen
tergantung dari topografi waduk, ukuran butiran dan pola operasional waduk
tersebut. Endapan sedimen pada dasar waduk menyebabkan berkurangnya
volume efektif waduk yang selanjutnya akan mempengaruhi umur operasional
waduk.
2
bagi kehidupan masyarakat sekitar. BBWS Pompengan Jeneberang berencana
untuk melaksanakan kegiatan untuk melakukan studi bangunan konservasi di
bagian hulu Waduk Kalola, Salomekko dan Ponre-Ponre untuk melestarikan
lingkungan sekitar waduk sehingga fungsinya sebagai tampungan sumber air
dapat berfungsi secara optimal dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
sekitar waduk.
Selain itu dalam upaya mengantisipasi berbagai dampak yang ditimbulkan oleh
Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan Kalola,Salomekko dan Ponre-Ponre,
maka perlu dilakukan studi Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan
Kalola dan Salomekko sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL). Dengan studi UKL-UPL ini diharapkan nantinya dapat digunakan
sebagai Acuan bagi Rencana Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan Kalola,
Salomekko dan Ponre-Ponre agar berwawasan lingkungan.
3
dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang di dalam
lampiran keputusannya dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan pembuatan
Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan Kalola dan Salomekko merupakan
jenis pembangunan yang wajib dilengkapi dengan dokumen lingkungan berupa
studi UKL- UPL.
Secara teknis penyusunan dokumen ini didasarkan pada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Lampiran IV tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (Pedoman Pengisian Formulir UKL-UPL)
Dengan studi ini diharapkan mendapat suatu gambaran kondisi bangunan baik
segi teknik, fungsi, lingkungan, dan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk
memelihara maupun memperbaiki, maka BBWS Pompengan Jeneberang akan
melaksanakan kegiatan Detail Desain dan Studi UKL/UPL Konservasi di Hulu
Bendungan Kalola, Salomekko dan Ponre-Ponre.
2. UKL/UPL :
a. Mengevaluasi berbagai kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pra-
konstruksi, konstruksi, pembuatan Bangunan Konservasi di Hulu
Bendungan Kalola, Salomekko dan ponre-Ponre yang dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
b. Mengidentifikasi rona lingkungan awal yang akan terkena dampak
maupun sebaliknya, yaitu kemungkinan adanya dampak lingkungan
terhadap rencana pembuatan Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan
Kalola, Salomekko dan Ponre-Ponre.
c. Mempelajari dan menganalisa kondisi lingkungan di dalam wilayah
rencana kegiatan,
d. untuk mengidentifikasi parameter lingkungan yang akan terkena
dampak selama tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasional
pembuatan Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan Kalola, Salomekko
dan Ponre-Ponre.
4
e. Memperkirakan dan mengevaluasi dampak secara kuantitatif dan
kualitatif antara
C. SASARAN
Hasil keluaran yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Daftar Informasi menyeluruh mengenai infrastruktur yang ada sekitar daerah hulu
waduk termasuk kondisi lingkungannya, meliputi:
Data tingkat erosi permukaan yang terjadi di DAS Waduk bagian hulu;
Data besaran Sediment Yield yang terdapat di Waduk Kalola yang berasal dari
DAS bagian hulu;
Data perkiraan sisa umur Waduk Kalola.
2. Desain atau rencana konservasi yang akan dilakukan dengan estimasi biayanya
yang diperlukan untuk meningkatkan fungsi lingkungan sebagai daerah tangkapan air.
3. Rekomendasi tindak lanjut yang diperlukan untuk menjaga agar kondisi dan
fungsinya tetap baik.
D. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan jasa konsultansi ini berada di DAS Bendungan Kalola Kabupaten
Wajo, DAS Bendungan Salomekko Kabupaten Bone dan Bendungan Ponre-Ponre
Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
F. SUMBER DANA
Sumber dana yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah dari
DIPA DOISP-2, Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Pompengan
Jeneberang, Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2019, sebesar Rp. 2.500.000.000,- (Dua
Milyar Lima Ratus Juta Rupiah).
5
G. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kerangka acuan ini adalah:
Detail Desain :
1. Persiapan
a. Mobilisasi Personil dan Peralatan
Mempersiapkan personil tenaga ahli dan peralatan sebelum dimulainya
kegiatan.
b. Penyusunan Rencana Kerja
Rencana kerja ini diperlukan sebagai panduan dalam pelaksanaan teknis di
lapangan maupun dalam pembiayaan. Dalam rencana kerja perlu dituangkan
secara cermat, mengenai macam dan volume kegiatan, serta waktu yang
diperlukan, sejak awal sampai akhir pelaksanaannya, metodologi dan
sebagainya.
c. Pengumpulan data sekunder
Data sekunder yang diperlukan sebagai berikut:
Gambar perencanaan konservasi sipil teknis dan vegetasi berikut
penjelasannya secara terperinci.
Gambar situasi bagian hulu waduk Kalola
Informasi menyeluruh mengenai riwayat bangunan/infrastruktur yang ada
beserta kondisi lingkungan sekitar waduk.
Data kondisi teknis bangunan yang ada
Data inventarisasi skema sungai
Peta topografi/rupabumi
Peta DAS
Peta geologi
Peta desa/kecamatan
Peta tata guna tanah
2. Inventarisasi dan Evaluasi Lingkungan Sekitar Infrastruktur
a. Melakukan penelusuran daerah hulu waduk Kalola, kegiatan iniditujukan untuk
mengetahui kondisi lingkungan secara langsung untuk dapat mengantispasi
kemungkinan adanya kerusakan-kerusakan lingkungan yangterjadi.
b. Membuat dokumentasi dengan foto digital atau drone;
c. Plotting daerah hulu waduk pada peta digital;
d. Melakukan evaluasi secara teknis dari infrastruktur/bangunan sertalingkungan
disekitarnya untuk melihat kondisi dan fungsinya.
6
b. Penetapan lay out sementara rencana bangunan pengendali sedimen pada
peta topografi
c. Penetapan lokasi titik- titik penyelidikan geoteknik dan detail rencana
pengukuran
d. Melakukan rencana pengambilan dan atau pembuangan material.
7
Pengukuran Sudut
o Alat yang digunakan teodolite fraksi 1 second (Wild T2 atau yang
sederajat)
o Salah penutup yang diijinkan 10 second √n dimana n adalah jumlah
titik pengamatan.
Pengukuran Jarak
o Pengukuran jarak pada setiap profil dapat menggunakan EDM, atau
meteran yang dibantu dengan jarak optis.
o Diharapkan setelah peralatan sudut, salah linier tidak lebih dari 1 :
5.000.
- Kegiatan Pengukuran Kerangka Vertikal
Alat yang dipergunakan adalah automatic level orde 2 (Wild NAK 2,
Sokkisha B2 atau sederajat)
Kesalahan penutup beda tinggi diharapkan tidak lebih besar dari 10 mm
√D, dimana D adalah jumlah jarak ukur dalam km.
Pengukuran harus melewati seluruh titik polygon dan Bench Mark
Referensi/Elevasi yang digunakan harus sesuaidengan petunjuk dan atau
ditetapkan oleh Direksi.
- Kegiatan Pengukuran Situasi Detail
Pengukuran Situasi Detail yang harus dilakukan adalah pada lokasi
bangunan pengendali sedimen dan bungunan pelengkap lainnya dengan
skala gambar 1 : 500.
Alat yang digunakan
Alat yang digunakan adalah Theodolite Wild To atau yang
sederajat agar bisa melakukan pengukuran secara tachimetris dari titik
kerangka yang telah diukur.
Metode Pengukuran
o Pengambilan detail dilakukan secara tachimetris dari
titikpolygon utama ataupun polygon sepanjang 1 (satu) km kehilirdan 1
(satu) km kehulu sungai atau sesuai arahan direksi pekerjaan, yang
dimulai dari As rencana bangunan pengendali sedimen dengan lebar
As Sungai 100 meter kekiri dan 100 meter kekanan sungai
o Detail yang diambil meliputi setiap perubahan bentuk morfologi serta
kenampakan yang ada (unsure alam maupun buatan manusia)
dengan memperhatikan kerapatan detail untuk mencukupi
kebutuhan skala 1 : 500 atau rata – rata setiap kerataan 10 m di
lapangan dilakukan pengukuran (di peta rata– rata kerapatan 2 cm)
o Tidak diperkenankan melakukan pengukuran tachimetris (pengambilan
detailnya) dari titik yang bukan termasuk kerangka ukur
- Kegiatan Pengukuran Penampang Memanjang & Melintang
Alat yang digunakan
8
Alat yang dipergunakan adalah automatic level orde 2 (Wild NAK 2,
Sokkisha B2 atau yang sederajat)
Metode Pengukuran
o Pengukuran potongan mellintang dilakukan setiap 50 meter
dengan lebar koridor 100 m ke kiri dan 100 meter kekanan dari As
sungai
o Tempat melakukan pengukuran potongan melintang harus
diukur posisi vertikalnya dengan automatik level dan posisi
horizontalnya harus terikat pada jalur polygon di- sisi sungai.
- Penggambaran
Gambar yang harus diserahkan, antara lain:
o Peta situasi 1 :500 untuk lokasi rencana bangunan pengendali
sedimen danbangunan pelengkapnya.
o Peta situasi 1 :500 untuk lokasi rencana masing-masingdesain
fasilitas bangunan pengendali sedimen.
o Peta situasi skala 1 :1000 atau atas Petunjuk
Direksisepanjang sungai serta potongan memanjang saluran dengan
skala panjang 1 : 1000 dan skala tinggi 1 : 100.
Metode Penggambaran
Kriteria penggambaran mengikuti standar penggambaran yang telah
ditetapkan sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pengairan No.
185/KPTS/A/1986, tanggal 1 Desember 1986 tentang Standar
Perencanaan irigasi yaitu Kriteria Perencanaan – Bagian Standar
Penggambaran KP. 07.
Pengukuran situasi bangunan khusus (bila ada), skala sesuai permintaan
direksi pekerjaan.
9
o Melakukan survey hidrometri pada lokasi yang telah ditentukan konsultan
sebelumnya dengan menggunakan current meter.
Kegiatan Analisa Hidrologi
o Mengolah data hidrometri untuk kebutuhan perencanaan
o Melakukan uji validitas, kompilasi dan completeness data hidrologi
o Melakukan routing banjir sungai
o Melakukan analisa banjir rencana untuk mendukung penentuan
dimensi bangunan pengendali sedimen.
10
9. Survey dan Analisa Sosial Ekonomi dan Budaya
Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat
Melakukan survey dan mensosialisasikan pengisian form yang telah
disediakan yang datanya digunakan untuk kegiatan analisa.
Membuat analisa sosial ekonomi dan budaya dengan caradiskriptif (kepadatan
penduduk, penyebaran, tingkat pendidikan. Penghasilan,
rasioketergantungan dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan detail
desain ini).
Melakukan PKM dimana lokasi pekerjaan berada bekerjasama dengan aparat
pemerintah setempat.
11
Studi UKL/UPL :
a. Survey Komponen Lingkungan
Penyedia jasa harus melakukan survey di wilayah studi untuk mengetahui
kondisi lingkungan awal. Survey tersebut terutama dilakukan untuk
komponen lingkungan yang diperkirakan terkena dampak kegiatan
proyek yang meliputi komponen lingkungan biogeofisik, sosial ekonomi-
budaya dan kesehatan masyarakat. Selain itu juga dilakukan inventarisasi
terhadap sarana/prasarana umum yang terkena dampak akibat adanya
aktifitas tersebut.
b. Analisis Data
Data-data yang telah diperoleh, data primer dan sekunder, dilakukan
analisis dan merupakan data untuk rona lingkungan hidup. Data tersebut
dapat dijadikan sumber data dasar dalam melakukan prakiraan dampak.
12
UPL hendaknya berisi tentang ketentuan-ketentuan pokok
pemantauan yang meliputi : parameter lingkungan yang dipantau,
metode pemantauan yang mencakup metode pengumpulan dan
analisa data, lokasi dan jangka waktu dan frekuensi pemantauan,
serta institusi pemantau lingkungan.
13
I. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam melakukan detail desain ini dipergunakan metode
yang sesuai dengan NSP (Norma, standar, Pedoman Manual) bidang perencanaan
dan konstruksi, yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan umum.
K. TENAGA AHLI
Profesional Staff
1. Ketua Tim/Ahli Bendungan/Ahli SDA
Seorang Sarjana (S1)Teknik Sipil atau Teknik Pengairan, memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) Ahli Bendungan / Bangunan Air yang dikeluarkan oleh LPJK
dengan kualifikasi Ahli Utama dengan pengalaman kerja di bidang
Pengembangan Sumber Daya air minimal 3 (Tiga) tahun, atau Kualifikasi Ahli
Madya dengan pengalaman 6 (enam) tahun serta pengalaman sebagai Team
Leader dalam melaksakan pekerjaan sejenis.
Tugas dan tanggung jawab Team Leader meliputi mengkoordinir dan ikut
dalam seluruh kegiatan pekerjaan tim konsultan serta memeriksa
pekerjaan yang ditugaskan, mengadakan hubungan dengan pemberi kerja
dan instansi lain yangterkait, menyusun jadwal waktu kerja aktual para tenaga
ahli dalam pelaksanaan pekerjaan, bertanggung jawab terhadap seluruh
hasil pekerjaan studi dan laporan yang disajikan kepada pemberi kerja.
3. Ahli Geodesi
Seorang Sarjana Teknik Geodesi (S1) memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli
Geodesi yang dikeluarkan oleh LPJK dengan kualifikasi Ahli Madya dengan
pengalaman kerja di bidang SDA air minimal 2 (dua) tahun atau Kualifikasi Ahli
Muda dengan pengalaman 4 (empat) tahun
14
Tugas dan tanggung jawab meliputi menyusun rencana investigasi situasi
medan kerja pada rencana lokasi studi, mengkoordinir pelaksanaan survei
topografi dan pemetaan, menyusun laporan topografi dan penggambaran.
5. Ahli Hidrologi/Hidrolika
Seorang Sarjana Teknik Sipil atau Teknik Pengairan (S1), memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) yang dikeluarkan oleh LPJK dengan kualifikasi Ahli Madya
dengan pengalaman kerja di bidang Pengembangan Sumber Daya air minimal
2 (dua) tahun, atau Kualifikasi Ahli Muda dengan pengalaman 4 (empat)
tahun .
Tugas dan tanggung jawabnya meliputi pengumpulan data, analisa hidrometri,
analisa hidrologi/hidrolika untuk perencanaan bangunan air.
15
Memberikan rekomendasi tentang rencana jenis vegetasi dan membantu
menentukan lokasi rencana bangunan sipil.
16
6. Ahli Kualitas Air dan Biota air
Seorang Ahli Kualitas Air dan Biota air dipersyaratkan berlatar belakang
Sarjana Biologi / Teknik Kimia / Fisika dengan pengalaman dalam penyusunan
AMDAL / UKL-UPL minimal 3 tahun
7. Surveyor
Dua Orang lulusan D3/STM Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimal
3 (tiga) tahun untuk D3 dan 6 (enam) tahun untuk STM dan ditugaskan
sebagai personil yang memberikan dukungan dalam hal survei topografi.
8. Juru Bor
Seorang lulusan D3/STM Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimal 3
(tiga) tahun untuk D3 dan 6 (enam) tahun untuk STM dan ditugaskan sebagai
personil yang memberikan dukungan dalam hal survei investigasi geologi.
Supporting Staff
1. Tenaga Administrasi / Keuangan
Seorang lulusan D3/SMK dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun
untuk D3 dan 5 (lima) tahun untuk SMK dan ditugaskan terutama dalam
mengatur administrasi dan keuangan proyek.
2. Komputer Operator
Seorang lulusan D3/SMK dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun
untuk D3 dan 5 (lima) tahun untuk STM dan ditugaskan membantu Tenaga
Ahli dalam input data dan penyusunan laporan.
L. LAPORAN
Laporan Penyusunan “Detail Desain dan Studi UKL/UPL Bangunan Konservasi di
Hulu Bendungan Kalola” terdiri dari:
1. Rencana Mutu Kontrak
Menampung keseluruhan rencana kerja konsultan baik itu berupa jadwal personil,
nama personil, time schedule dan lainnya. Rencana Mutu Kontrak dicetak
sebanyak 5 eksemplar dan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
17
2. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan garis besar kondisi pekerjaan, pemahaman
konsultan terhadap daerah pekerjaan, rencana kegiatan dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan, jadwal penugasaan tenaga ahli yang dilibatkan,daftar
data yang sudah/belum dikumpulkan, rencana kerja yang akan dilaksanakan,
permasalahan dan dokumentasi kondisi eksisting. Laporan pendahuluan
dicetak sebanyak 10 eksemplar.
3. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang berisikan seluruh aktifitas yang
dilakukan oleh konsultan. Laporan ini bermaterikan keadaan keuangan,
penggunaan tenaga kerja, permasalahan yang dihadapi dan langkah-langkah
yang diambil. Laporan Bulanan dicetak sebanyak 5 eksemplar pada masing-
masing laporan bulanan.
4. Laporan Antara
Laporan antara merupakan konsep perencanaan konsultan terhadap daerah
pekerjaan.Aplikasi metode yang dipakai dan hasil perhitungan sementara
berdasarkan survey dan saran tambahan. Laporan dicetak sebanyak 5
eksemplar.
5. Laporan Akhir (Final Report)
Laporan ini berisi Laporan Detail Desain dan Laporan UKL/UPL tentang hasil dari
keseluruhan pekerjaan yang telah di revisi pada saat asistensi Konsep Laporan
Akhir atau pada saat ekspose akhir. Laporan dicetak sebanyak 10 eksemplar.
6. Laporan Penunjang Detail Desain
Laporan ini berisi tentang hasil dari Laporan Topografi, Hidrologi, Geoteknik dan
Mekanika tanah, Konservasi, Nota Desain dan BOQ dan RAB. Laporan dicetak
sebanyak 5 eksemplar.
7. Laporan Penunjang UKL-UPL
Laporan ini berisi tentang hasil dari Survey dan Kajian Sosial Ekonomi dan
Budaya, Laporan Operasi dan Pemeliharaan, Laporan UKL/UPL, Laporan
Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan. Laporan dicetak sebanyak 5
eksemplar.
8. Laporan Ringkasan (Executive Sumarry)
Laporan ini berisi tentang ringkasan hasil dari keseluruhan pekerjaan dalam
format Bahasa inggris dan Bahasa Indonesia. Laporan dicetak sebanyak 5
eksemplar.
18