Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DETAIL DESAIN DAN STUDI UKL/UPL BANGUNAN


KONSERVASI DI HULU BENDUNGAN KALOLA, SALOMEKKO
DAN PONRE-PONRE

Kementerian : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Program : Pengelolaan Sumber Daya Air
Hasil : Untuk mendapatkan perencanaan kegiatan konservasi
baik secara konstruktif maupun non kontruktif dan
rencana anggaran biaya,
Satker : Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Pompengan
Jeneberang.
Kegiatan : Peningkatan kualitas pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu
Indikator Kinerja Kegiatan : Tersedianya detail desain dan kajian UKL/UPL bangunan
konservasi di hulu Bendungan Kalola, Salomekko dan
Ponre-Ponre.
Satuan Ukur dan
Jenis Keluaran : Laporan dan gambar detail desain dan Kajian UKL/UPL
bangunan konservasi di hulu Bendungan Kalola,
Salomekko dan Ponre-Ponre

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
b. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan bencana
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.27/PRT/M/2015 tentang
Bendungan
e. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 2/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan
Pemerintah Dan Dilaksanakan Sendiri
g. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 104/PMK.02/2010 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun

1
Anggaran 2011
i. Perubahan Peraturan Menteri Nomor: 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis
Kementerian PU 2010-2014
Pelaksana Tugas:
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 12/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Besar Wilayah Sungai
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2006 tentang Perubahan atas
Permen Nomor: 12/PRT/M/2006 dan Nomor: 13/PRT/M/2006
d. Peraturan Kepala BADAN Nasional Penaggulangan Bencana No. 04 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana

2. Gambaran Umum
Keberadaan suatu waduk merupakan salah satu upaya manusia untuk mencukupi
kebutuhan dan menjaga ketersediaan air sepanjang tahun sesuai dengan fungsi
utamanya yaitu menampung air yang berlebih pada musim hujan untuk kemudian
secara teratur dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan sepanjang tahun.
Namun, ketersediaan dan kebutuhan air kadang kala tidak selalu mencukupi
kebutuhan hidup, baik bagi manusia, hewan maupun tumbuhan. Hal ini terjadi
karena tidak adanya keseimbangan antara ketersediaan air dengan kebutuhan air.
Salah satu faktor yang mempengaruhi berkurangnya ketersediaan air adalah
adanya sedimen yang mengendap pada dasar waduk. Pola penyebaran sedimen
tergantung dari topografi waduk, ukuran butiran dan pola operasional waduk
tersebut. Endapan sedimen pada dasar waduk menyebabkan berkurangnya
volume efektif waduk yang selanjutnya akan mempengaruhi umur operasional
waduk.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang memiliki tugas


pokok dan kewenangan sebagai institusi pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah
Sungai Pompengan Jeneberang dalam meningkatkan pelestarian dan
pemanfaatan potensi sumber air. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan
konservasi sungai, waduk, danau dan sumber air lainnya yang memerlukan
perbaikan dan peningkatan fungsi (rehabilitasi) sehingga mampu memberikan
layanan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat melalui penyediaan air baku,
selain itu infrastruktur tersebut memiliki fungsi konservasi air dan pengendalian
banjir.

Salah satu infrastruktur SDA yang memerlukan konservasi adalah Waduk.


Masyarakat sekitar baik langsung maupun tidak langsung memiliki kepentingan
terhadap keberadaan bangunan/infrastruktur tersebut, sehingga penurunan
layanan manfaat dari bangunan waduk tersebut, memberikan dampak penting

2
bagi kehidupan masyarakat sekitar. BBWS Pompengan Jeneberang berencana
untuk melaksanakan kegiatan untuk melakukan studi bangunan konservasi di
bagian hulu Waduk Kalola, Salomekko dan Ponre-Ponre untuk melestarikan
lingkungan sekitar waduk sehingga fungsinya sebagai tampungan sumber air
dapat berfungsi secara optimal dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
sekitar waduk.

Selain itu dalam upaya mengantisipasi berbagai dampak yang ditimbulkan oleh
Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan Kalola,Salomekko dan Ponre-Ponre,
maka perlu dilakukan studi Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan
Kalola dan Salomekko sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL). Dengan studi UKL-UPL ini diharapkan nantinya dapat digunakan
sebagai Acuan bagi Rencana Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan Kalola,
Salomekko dan Ponre-Ponre agar berwawasan lingkungan.

Penyusunan kajian lingkungan Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan Kalola,


Salomekko dan Ponre-Ponre tentunya memerlukan analisa dampak lingkungan
yang akan terjadi baik berupa dampak negatif maupun dampak positif terhadap
lingkungan hidup, sehingga sejak tahap awal perlu dipersiapkan
penanggulangan dampak yang mungkin akan terjadi. Untuk proses tersebut,
pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan diperlukan suatu studi mengenai analisis dampak lingkungan
(AMDAL) dan untuk rencana kegiatan yang tidak mempunyai dampak penting
dilakukan studi UKL-UPL.

Setiap kegiatan, termasuk kegiatan sarana akan menimbulkan dampak, baik


dampak negatif maupun dampak positif terhadap lingkungan akibat dari
persiapan kegiatan, seperti mobilisasi dan demobilisasi peralatan, konstruksi dan
operasi. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai
dengan ketetapan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), UKL-UPL dan Ijin
Lingkungan yang dijabarkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
5 Tahun 2012 tentang jenis-jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib

3
dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang di dalam
lampiran keputusannya dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan pembuatan
Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan Kalola dan Salomekko merupakan
jenis pembangunan yang wajib dilengkapi dengan dokumen lingkungan berupa
studi UKL- UPL.
Secara teknis penyusunan dokumen ini didasarkan pada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Lampiran IV tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (Pedoman Pengisian Formulir UKL-UPL)
Dengan studi ini diharapkan mendapat suatu gambaran kondisi bangunan baik
segi teknik, fungsi, lingkungan, dan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk
memelihara maupun memperbaiki, maka BBWS Pompengan Jeneberang akan
melaksanakan kegiatan Detail Desain dan Studi UKL/UPL Konservasi di Hulu
Bendungan Kalola, Salomekko dan Ponre-Ponre.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pekerjaan ini adalah:
1. Detail Desain :
a. Melakukan pendataan kondisi lingkungan sekitar waduk, khususnya pada bagian
hulu waduk, kondisi teknis dan fungsi infrastruktur bangunan utama maupun
pelengkapnya pada daerah tampungan air.
b. Menyusun usulan bentuk konservasi pada bagian hulu berupa bangunan
pengendali sedimen untuk pelestarian waduk termasuk estimasi biayanya.

2. UKL/UPL :
a. Mengevaluasi berbagai kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pra-
konstruksi, konstruksi, pembuatan Bangunan Konservasi di Hulu
Bendungan Kalola, Salomekko dan ponre-Ponre yang dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
b. Mengidentifikasi rona lingkungan awal yang akan terkena dampak
maupun sebaliknya, yaitu kemungkinan adanya dampak lingkungan
terhadap rencana pembuatan Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan
Kalola, Salomekko dan Ponre-Ponre.
c. Mempelajari dan menganalisa kondisi lingkungan di dalam wilayah
rencana kegiatan,
d. untuk mengidentifikasi parameter lingkungan yang akan terkena
dampak selama tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasional
pembuatan Bangunan Konservasi di Hulu Bendungan Kalola, Salomekko
dan Ponre-Ponre.

4
e. Memperkirakan dan mengevaluasi dampak secara kuantitatif dan
kualitatif antara

Tujuan Detail Desain Bangunan Konservasi ini:


a. Untuk melihat efektifitas dan manfaat lingkungan sekitar waduk khususnya pada
bagian hulu sebagai daerah tampungan air.
b. Identifikasi tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki/meningkatkan kondisi
dan fungsi lingkungan waduk tersebut.

Tujuan penyusunan UKL/UPL kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen lingkungan


sebagai pedoman dalam kegiatan pra-konstruksi, operasi dan pasca operasi
pembangunan bangunan konservasi serta sebagai panduan bagi pengambil
kebijakan dalam mengelola lingkungan di sekitar waduk.

C. SASARAN
Hasil keluaran yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Daftar Informasi menyeluruh mengenai infrastruktur yang ada sekitar daerah hulu
waduk termasuk kondisi lingkungannya, meliputi:
 Data tingkat erosi permukaan yang terjadi di DAS Waduk bagian hulu;
 Data besaran Sediment Yield yang terdapat di Waduk Kalola yang berasal dari
DAS bagian hulu;
 Data perkiraan sisa umur Waduk Kalola.
2. Desain atau rencana konservasi yang akan dilakukan dengan estimasi biayanya
yang diperlukan untuk meningkatkan fungsi lingkungan sebagai daerah tangkapan air.
3. Rekomendasi tindak lanjut yang diperlukan untuk menjaga agar kondisi dan
fungsinya tetap baik.

D. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan jasa konsultansi ini berada di DAS Bendungan Kalola Kabupaten
Wajo, DAS Bendungan Salomekko Kabupaten Bone dan Bendungan Ponre-Ponre
Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan

E. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


PPK Operasi & Pemeliharaan SDA II Satker Operasi dan Pemeliharaan SDA
Pompengan Jeneberang, Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang.

F. SUMBER DANA
Sumber dana yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah dari
DIPA DOISP-2, Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Pompengan
Jeneberang, Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2019, sebesar Rp. 2.500.000.000,- (Dua
Milyar Lima Ratus Juta Rupiah).

5
G. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kerangka acuan ini adalah:
Detail Desain :
1. Persiapan
a. Mobilisasi Personil dan Peralatan
Mempersiapkan personil tenaga ahli dan peralatan sebelum dimulainya
kegiatan.
b. Penyusunan Rencana Kerja
Rencana kerja ini diperlukan sebagai panduan dalam pelaksanaan teknis di
lapangan maupun dalam pembiayaan. Dalam rencana kerja perlu dituangkan
secara cermat, mengenai macam dan volume kegiatan, serta waktu yang
diperlukan, sejak awal sampai akhir pelaksanaannya, metodologi dan
sebagainya.
c. Pengumpulan data sekunder
Data sekunder yang diperlukan sebagai berikut:
 Gambar perencanaan konservasi sipil teknis dan vegetasi berikut
penjelasannya secara terperinci.
 Gambar situasi bagian hulu waduk Kalola
 Informasi menyeluruh mengenai riwayat bangunan/infrastruktur yang ada
beserta kondisi lingkungan sekitar waduk.
 Data kondisi teknis bangunan yang ada
 Data inventarisasi skema sungai
 Peta topografi/rupabumi
 Peta DAS
 Peta geologi
 Peta desa/kecamatan
 Peta tata guna tanah
2. Inventarisasi dan Evaluasi Lingkungan Sekitar Infrastruktur
a. Melakukan penelusuran daerah hulu waduk Kalola, kegiatan iniditujukan untuk
mengetahui kondisi lingkungan secara langsung untuk dapat mengantispasi
kemungkinan adanya kerusakan-kerusakan lingkungan yangterjadi.
b. Membuat dokumentasi dengan foto digital atau drone;
c. Plotting daerah hulu waduk pada peta digital;
d. Melakukan evaluasi secara teknis dari infrastruktur/bangunan sertalingkungan
disekitarnya untuk melihat kondisi dan fungsinya.

3. Orientasi dan Identifikasi Lokasi Bangunan Pengendali Sedimen


a. Orientasi Medan dan Identifikasi Lokasi
- Menentukan alternative lokasi bangunan pengendali sedimen yang
memenuhi syarat teknis dan ekonomis.
- Meninjau sarana jalan akses terdekat ke lokasi

6
b. Penetapan lay out sementara rencana bangunan pengendali sedimen pada
peta topografi
c. Penetapan lokasi titik- titik penyelidikan geoteknik dan detail rencana
pengukuran
d. Melakukan rencana pengambilan dan atau pembuangan material.

4. Melakukan Survey dan Investigasi tentang manajemen pengendalian erosi


dan sedimen dalam 1 (satu) Daerah Pengaliran Sungai
Dalam melakukan perencanaanbangunan pengendali sedimen, survei dan
pelaksanaanya harus di kaitkan dengan upaya-upaya proses pengendalian bukan
hanya tampungan, akan tetapi harus ada upaya pengendalian agar masalah
sosial ekonomi dan lingkungan yang dihadapi di DPS dapat di minimalkan.

5. Survey Pengukuran Topografi


 Pekerjaan Survey dan Pengukuran yang akan dilaksanakan harus mengacu
pada keputusan Direktur Jenderal Pengairan No.185/KPTS/A/1986, tanggal 1
Desember 1986 tentang Standar Perencanaan Irigasi yaitu Persyaratan Teknis
Bagian Pengukuran PT.02.
 Pemeriksaan peralatan survey/kalibrasi alat
 Dalam penentuan titik acuan (referensi) pengukuran berkoordinasi dengan
pihak direksi pekerjaan.
 Pemasangan patok Bench Mark
- Spesifikasi Bench Mark
Berukuran 20 x 20 x 100 cm, terbuat dari beton campuran 1 : 2 : 3 dengan
memakai tulangan besi dan notasi Bench Mark terbuat dari marmer
berukuran 12 x 12 cm yang digrafir yang bertuliskan BBWS Pompengan
Jeneberang.
- Penetapan Bench Mark
 Penetapan Bench Mark harus terlewati oleh ukuran kerangka horizontal
maupun vertikal sehingga ketelitian titik-titik tersebut sesuai dengan
hasil pengukuran.
 Bench Mark ditetapkan pada sisi kiri dan kanan sungai pada asrencana
bangunan pengendali sedimen.
 BM yang dipasang harus mempunyai ikatan dengan
titikreference lain (misalnya CP).
- Pengukuran Kerangka Horisontal
 Titik Referensi
o Titik koordinat x ; y , harus menggunakan Sistem Posisi Global (“
Global Positioning System”).
o Melakukan Pengukuran Kerangka Horizontal.
o Pengukuran menggunakan metode poligon tertutup (mulai darikiri
sungai kembali dari kanan sungai).

7
 Pengukuran Sudut
o Alat yang digunakan teodolite fraksi 1 second (Wild T2 atau yang
sederajat)
o Salah penutup yang diijinkan 10 second √n dimana n adalah jumlah
titik pengamatan.

 Pengukuran Jarak
o Pengukuran jarak pada setiap profil dapat menggunakan EDM, atau
meteran yang dibantu dengan jarak optis.
o Diharapkan setelah peralatan sudut, salah linier tidak lebih dari 1 :
5.000.
- Kegiatan Pengukuran Kerangka Vertikal
 Alat yang dipergunakan adalah automatic level orde 2 (Wild NAK 2,
Sokkisha B2 atau sederajat)
 Kesalahan penutup beda tinggi diharapkan tidak lebih besar dari 10 mm
√D, dimana D adalah jumlah jarak ukur dalam km.
 Pengukuran harus melewati seluruh titik polygon dan Bench Mark
 Referensi/Elevasi yang digunakan harus sesuaidengan petunjuk dan atau
ditetapkan oleh Direksi.
- Kegiatan Pengukuran Situasi Detail
Pengukuran Situasi Detail yang harus dilakukan adalah pada lokasi
bangunan pengendali sedimen dan bungunan pelengkap lainnya dengan
skala gambar 1 : 500.
 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan adalah Theodolite Wild To atau yang
sederajat agar bisa melakukan pengukuran secara tachimetris dari titik
kerangka yang telah diukur.
 Metode Pengukuran
o Pengambilan detail dilakukan secara tachimetris dari
titikpolygon utama ataupun polygon sepanjang 1 (satu) km kehilirdan 1
(satu) km kehulu sungai atau sesuai arahan direksi pekerjaan, yang
dimulai dari As rencana bangunan pengendali sedimen dengan lebar
As Sungai 100 meter kekiri dan 100 meter kekanan sungai
o Detail yang diambil meliputi setiap perubahan bentuk morfologi serta
kenampakan yang ada (unsure alam maupun buatan manusia)
dengan memperhatikan kerapatan detail untuk mencukupi
kebutuhan skala 1 : 500 atau rata – rata setiap kerataan 10 m di
lapangan dilakukan pengukuran (di peta rata– rata kerapatan 2 cm)
o Tidak diperkenankan melakukan pengukuran tachimetris (pengambilan
detailnya) dari titik yang bukan termasuk kerangka ukur
- Kegiatan Pengukuran Penampang Memanjang & Melintang
 Alat yang digunakan

8
Alat yang dipergunakan adalah automatic level orde 2 (Wild NAK 2,
Sokkisha B2 atau yang sederajat)

 Metode Pengukuran
o Pengukuran potongan mellintang dilakukan setiap 50 meter
dengan lebar koridor 100 m ke kiri dan 100 meter kekanan dari As
sungai
o Tempat melakukan pengukuran potongan melintang harus
diukur posisi vertikalnya dengan automatik level dan posisi
horizontalnya harus terikat pada jalur polygon di- sisi sungai.
- Penggambaran
 Gambar yang harus diserahkan, antara lain:
o Peta situasi 1 :500 untuk lokasi rencana bangunan pengendali
sedimen danbangunan pelengkapnya.
o Peta situasi 1 :500 untuk lokasi rencana masing-masingdesain
fasilitas bangunan pengendali sedimen.
o Peta situasi skala 1 :1000 atau atas Petunjuk
Direksisepanjang sungai serta potongan memanjang saluran dengan
skala panjang 1 : 1000 dan skala tinggi 1 : 100.
 Metode Penggambaran
Kriteria penggambaran mengikuti standar penggambaran yang telah
ditetapkan sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pengairan No.
185/KPTS/A/1986, tanggal 1 Desember 1986 tentang Standar
Perencanaan irigasi yaitu Kriteria Perencanaan – Bagian Standar
Penggambaran KP. 07.
 Pengukuran situasi bangunan khusus (bila ada), skala sesuai permintaan
direksi pekerjaan.

6. Survey dan Analisa Hidrologi


Kegiatan yang harus dilakukan dalam melakukan analisa ini terjadi dari 3 (tiga)
kegiatan yaitu: (a). Kegiatan pengumpulan data sekunder hidrologi ; (b).
Kegiatan survey hidrometri untuk keperluan analisatransportasi sedimen dan
(c) Kegiatan Analisa.
 Kegiatan Pengumpulan Data Sekunder
o Data curah hujan dari stasiun yang berpengaruh terhadap lokasi kegiatan,
data yang didapat diupayakan lebih dari 10 tahun
o Data catatan debit tahunan
o Data dan peta tata guna lahan
o Peta-peta pendukung lainnya.
o Kegiatan survey hidrometri
o Menentukan titik lokasi survey hidrometri untuk kebutuhan
perencanaan dan analisa transportasi Sedimen.

9
o Melakukan survey hidrometri pada lokasi yang telah ditentukan konsultan
sebelumnya dengan menggunakan current meter.
 Kegiatan Analisa Hidrologi
o Mengolah data hidrometri untuk kebutuhan perencanaan
o Melakukan uji validitas, kompilasi dan completeness data hidrologi
o Melakukan routing banjir sungai
o Melakukan analisa banjir rencana untuk mendukung penentuan
dimensi bangunan pengendali sedimen.

7. Survey Dan Analisa Geoteknik


 Pengamatan Geologi Permukaan
Pengamatan yang harus dilakukan mencakup lokasi yang berada pada daerah
sekitar sungaisesuai hasil diskusi dengan direksi.Penyelidikan yang harus
dilakukan adalah mengenai jenisbatuan dan kondisinya, mengukur strike/dip,
kekar/sesar dan struktur yang ditemukan sesar dan struktur yang ditemukan.
 Pekerjaan Pemboran Inti
Pemboran inti yang dilakukan disesuaikan kebutuhan dengan total pengeboran
100 meter, yang akan dialokasikan untuk 3 (tiga) lokasi bangunan pengendali
sedimen
 Standar Penetrasion Test
SPT dilakukan untuk mengetahui kapasitas daya tahun/lapisan bantuan, nilai
SPT yang diisyaratkan mempunyai jumlah pukulan N > 50.
 Pengambilan Sample Tanah
Pemboran contoh tanah dilakukan untuk kebutuhan test Laboratorium.
Pengambilan contah tanah dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu contoh
tanah asli (Undisturbed Sample) yang diambil dari setiap bor inti.
Sedangkan pengambilan contoh tanah terganggu (Disturbed Sample) diambil
pada setiap pengujian Test Pit dengan berat contoh ± 20 kg.
 Uji laboratorium untuk mengetahui : “index properties“ dan “engineering
properties“.

8. Survey dan Analisa Sedimentasi


 Melakukan survey dan pengambilan sample sediment :
 Sample sedimen Was load
 Sample sedimen Suspended load
 Sample sedimen Bed load
 Melakukan pengujian laboratorium (seperti analisa saringan /hidrometer,
kerapatan air dan kerapatan sedimen) .
 Analisa sedimentasi.
 Penentuan tipe erosi dan jenis bangunan yang diperlukan
 Penyusunan rencana sistem pengendalian sedimen

10
9. Survey dan Analisa Sosial Ekonomi dan Budaya
 Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat
 Melakukan survey dan mensosialisasikan pengisian form yang telah
disediakan yang datanya digunakan untuk kegiatan analisa.
 Membuat analisa sosial ekonomi dan budaya dengan caradiskriptif (kepadatan
penduduk, penyebaran, tingkat pendidikan. Penghasilan,
rasioketergantungan dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan detail
desain ini).
 Melakukan PKM dimana lokasi pekerjaan berada bekerjasama dengan aparat
pemerintah setempat.

10. Detail Desain Bangunan Pengendali Sedimen


 Prakiraan jumlah produksi sedimen
 Penyusunan formulasi perencanaan bangunan pengendali sedimen
(meliputi perencanaan jumlah material yang harus ditahan, ditampung, maupun
diatur)
 Menentukan beberapa alternatif bangunan pengendali sedimen dan
pelengkapnya.
 Merencanakan tata letak bangunan pengendali sedimen berdasarkan
rekomendasi dari analisa geoteknik.
 Melakukan analisa pengendalian sedimen pada wilayah studi
 Merencanakan detail desainbangunan pengendali sedimen
 Melakukan analisa kurva air balik akibar pembendungan
 Membuat desain tanggul dan menentukan elevasi tanggul
 Menghitung stabilitas bangunan pengendali sedimen
 Merencanakan bangunan pelengkap lain yang diperlukan sesuai dengan
topografi yang ada

11. Merekomendasikan Fasilitas Bangunan Pengendali Sedimen lainnya


untuk keperluan pekerjaan studi dimasa datang.
Yang dimaksud dengan fasilitasbangunan pengendali sedimen ini adalah
segala macam fasilitas bangunan pengendali sedimen yang masuk dalam
lokasi survei topografi, misalnya, desain ground sill, desain perkuatan
lereng dan desain krib.

12. Kajian Operasi Dan Pemeliharaan


Kajian ini perlu dilakukan untuk mengetahui sistem operasi dan pemeliharaan
bangunan pengendali sedimen apabila hasil dari detail desain tersebut telah di
konstruksikan.

11
Studi UKL/UPL :
a. Survey Komponen Lingkungan
Penyedia jasa harus melakukan survey di wilayah studi untuk mengetahui
kondisi lingkungan awal. Survey tersebut terutama dilakukan untuk
komponen lingkungan yang diperkirakan terkena dampak kegiatan
proyek yang meliputi komponen lingkungan biogeofisik, sosial ekonomi-
budaya dan kesehatan masyarakat. Selain itu juga dilakukan inventarisasi
terhadap sarana/prasarana umum yang terkena dampak akibat adanya
aktifitas tersebut.

b. Analisis Data
Data-data yang telah diperoleh, data primer dan sekunder, dilakukan
analisis dan merupakan data untuk rona lingkungan hidup. Data tersebut
dapat dijadikan sumber data dasar dalam melakukan prakiraan dampak.

c. Penyusunan Dokumen UKL-UPL


Dari hasil survey dan evaluasi tersebut diatas, penyedia jasa harus
menyusun dokumen UKL-UPL yang memberikan gambaran kondisi
lingkungan awal dan perubahan-perubahannya yang akan terjadi pada
masing-masing tahap kegiatan proyek. Hal yang terpenting dalam
Dokumen UKL-UPL adalah rencana kegiatan, rona lingkungan, ruang
lingkup, prakiraan dampak (dalam ukl/upl tidak ada dampak penting),
karena hal inilah yang akan menjadi dasar rumusan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
Dampak yang akan terjadi pada masing masing tahap kegiatan harus
dikelola dan dipantau yang dituangkan dalam dokumen Upaya Kelola
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Dokumen
dokumen ini harus disusun dengan memperhatikan dan mengacu pada
peraturan penyusunan UKL-UPL yang berlaku.
1). Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) harus serinci mungkin dan
berisi tentang :
Jenis dampak dan sumber dampak yang dikelola, Tolak ukur
dampak,
Pengelolaan lingkungan hidup, lokasi dan periode pengelolaan, dan
institusi pengelolaan lingkungan.
2). Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

12
UPL hendaknya berisi tentang ketentuan-ketentuan pokok
pemantauan yang meliputi : parameter lingkungan yang dipantau,
metode pemantauan yang mencakup metode pengumpulan dan
analisa data, lokasi dan jangka waktu dan frekuensi pemantauan,
serta institusi pemantau lingkungan.

d. Pemerikasaan Dokumen UKL-UPL


Penyedia jasa diminta kesanggupannya untuk mendampingi pemrakarsa
dalam melakukan pemeriksanaan Dokumen UKL-UPL di Komisi penilai
pada waktu yang ditentukan kemudian.
e. Perbaikan Dokumen
Perbaikan dokumen UKL-UPL adalah perbaikan/penyempurnaan dokumen
UKL- UPL yang telah diperiksa oleh SKPD teknis lingkungan dan SKPD
terkait sesuai dengan masukan, saran, atau perbaikan atas saran dan
masukan dari pemeriksa.

f. Persetujuan/pengesahan Dokumen UKL-UPL


Persetujuan Dokumen UKL-UPL adalah persetujuan oleh lembaga yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup terhadap Dokumen
UKL-UPL
yang telah dilakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan masukan
/ tanggapan pada saat presentasi.

H. PEDOMAN, KRITERIA DAN STANDAR


Pedoman kriteria dan standar yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan
adalah pedoman, criteria dan standar yang berlaku di Indonesia atau spesifik dilokasi
proyek pada saat ini, antara lain:
1. Standar Nasional Indonesia sesuai Instruksi Menteri Pekerjaan Umum
No.04/IN/M/1991 tanggal 24 Januari 1991
2. Norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) yang terkait dilingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum.
3. Standart Tentang Penjaminan Mutu
4. Peraturan Menteri pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 27/PRT/M/2015
tentang bendungan.
5. Standar-standar lainnya yang berlaku secara nasional (Indonesia)

13
I. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam melakukan detail desain ini dipergunakan metode
yang sesuai dengan NSP (Norma, standar, Pedoman Manual) bidang perencanaan
dan konstruksi, yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan umum.

J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Pekerjaan ini memerlukan waktu pelaksanaan 240 hari kalender (8 Bulan) sejak
ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

K. TENAGA AHLI
 Profesional Staff
1. Ketua Tim/Ahli Bendungan/Ahli SDA
Seorang Sarjana (S1)Teknik Sipil atau Teknik Pengairan, memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) Ahli Bendungan / Bangunan Air yang dikeluarkan oleh LPJK
dengan kualifikasi Ahli Utama dengan pengalaman kerja di bidang
Pengembangan Sumber Daya air minimal 3 (Tiga) tahun, atau Kualifikasi Ahli
Madya dengan pengalaman 6 (enam) tahun serta pengalaman sebagai Team
Leader dalam melaksakan pekerjaan sejenis.
Tugas dan tanggung jawab Team Leader meliputi mengkoordinir dan ikut
dalam seluruh kegiatan pekerjaan tim konsultan serta memeriksa
pekerjaan yang ditugaskan, mengadakan hubungan dengan pemberi kerja
dan instansi lain yangterkait, menyusun jadwal waktu kerja aktual para tenaga
ahli dalam pelaksanaan pekerjaan, bertanggung jawab terhadap seluruh
hasil pekerjaan studi dan laporan yang disajikan kepada pemberi kerja.

Tenaga Ahli untuk Pekerjaan Detail Desain


2. Ahli Bangunan Air
Seorang Sarjana Teknik Sipil atau Teknik Pengairan (S1), memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) Ahli SDA/Bangunan Air yang dikeluarkan oleh LPJK dengan
kualifikasi Ahli Madya dengan pengalaman kerja di bidang Pengembangan
Sumber Daya air minimal 2 (dua) tahun, atau Kualifikasi Ahli Muda dengan
pengalaman 4 (empat) tahun .
Tugas dan tanggung jawabnya meliputi pengumpulan data, survei inventarisasi,
dan merencakan desain bangunan air.

3. Ahli Geodesi
Seorang Sarjana Teknik Geodesi (S1) memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli
Geodesi yang dikeluarkan oleh LPJK dengan kualifikasi Ahli Madya dengan
pengalaman kerja di bidang SDA air minimal 2 (dua) tahun atau Kualifikasi Ahli
Muda dengan pengalaman 4 (empat) tahun

14
Tugas dan tanggung jawab meliputi menyusun rencana investigasi situasi
medan kerja pada rencana lokasi studi, mengkoordinir pelaksanaan survei
topografi dan pemetaan, menyusun laporan topografi dan penggambaran.

4. Ahli Geoteknik & Mekanika Tanah


Seorang Sarjana Teknik Geologi (S1) dengan pengalaman minimal 2 (dua)
tahun sebagai Ahli Madya atau Kualifikasi Ahli Muda dengan pengalaman 4
(empat) tahun dalam bidang penyelidikan geologi dan mekanika tanah atau
menangani pekerjaan sejenis serta memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) yang
dikeluarkan oleh LPJK.
Tugas dan tanggung jawabnya yaitu mengkoordinir survei investigasi geologi,
penyelidikan laboratorium, analisa karakteristik dan daya dukung tanah,
memberikan rekomendasi tipe pondasi bangunan.

5. Ahli Hidrologi/Hidrolika
Seorang Sarjana Teknik Sipil atau Teknik Pengairan (S1), memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) yang dikeluarkan oleh LPJK dengan kualifikasi Ahli Madya
dengan pengalaman kerja di bidang Pengembangan Sumber Daya air minimal
2 (dua) tahun, atau Kualifikasi Ahli Muda dengan pengalaman 4 (empat)
tahun .
Tugas dan tanggung jawabnya meliputi pengumpulan data, analisa hidrometri,
analisa hidrologi/hidrolika untuk perencanaan bangunan air.

6. Ahli Manajemen Konstruksi/Cost Estimate


Seorang lulusan S1 Teknik Sipil/Pengairan, memiliki Sertifikat Keahlian (SKA)
yang dikeluarkan oleh LPJK dengan kualifikasi Ahli Madya manajemen
Konstruksi dengan pengalaman kerja di bidang Pengembangan Sumber Daya
air minimal 2 (dua) tahun, atau Kualifikasi Ahli Muda dengan pengalaman 4
(Empat) tahun.
Tugas dan tanggung jawab sebagai personil yang menghitung volume (BoQ)
dan rencana anggaran biaya (RAB) bangunan yang direncanakan berdasarkan
harga satuan wilayah setempat yang terbaru

Tenaga Ahli untuk Pekerjaan UKL/UPL


7. Ahli Konservasi/Lingkungan
Seorang Sarjana Kehutanan atau Teknik Pertanian (S1), memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) di bidang Konservasi/lingkungan yang dikeluarkan oleh LPJK
dengan kualifikasi Ahli Madya dengan pengalaman kerja di bidang penyusunan
dokumen amdal/ UKL-UPL minimal 2 (dua) tahun, atau Kualifikasi Ahli Muda
dengan pengalaman 4 (empat) tahun.
Tugas dan tanggung jawabnya meliputi identifikasi lokasi rencana
pengembangan konservasi dan, inventarisasi kondisi lahan, tanah dan air.

15
Memberikan rekomendasi tentang rencana jenis vegetasi dan membantu
menentukan lokasi rencana bangunan sipil.

8. Ahli Sosial Ekonomi


Seorang tenaga ahli berpendidikan Sarjana Ekonomi / Sarjana Sosek
Pertanian (S1) dengan pengalaman minimal 6 (lima) tahun dalam pekerjaan
di bidang sosial ekonomi. Mempunyai kemampuan menganalisa dampak
sosial ekonomi pada lokasi pekerjaan dan dapat memberikan pemecahan
masalah sosial ekonomi.

9. Ahli Kualitas Air dan Biota air


Seorang Ahli Kualitas Air dan Biota air dipersyaratkan berlatar belakang
Sarjana Biologi / Teknik Kimia / Fisika dengan pengalaman dalam penyusunan
AMDAL / UKL-UPL minimal 6 tahun.

 Sub Profesional Staff


1. Asisten Ahli SDA
Seorang lulusan S1 Teknik Sipil/Pengairan dengan pengalaman kerja minimal
3 (tiga) tahun dan ditugaskan sebagai personil dalam Pengembangan Sumber
Daya Air dan bangunan yang direncanakan.
2. Asisten Ahli Bangunan Air/Hidrologi
Seorang lulusan S1 Teknik Sipil/Pengairan dengan pengalaman kerja minimal
3 (tiga) tahun dan ditugaskan sebagai personil dalam analisa hidrologi/hidrolika
bangunan yang direncanakan.
3. Asisten Ahli Manajemen Konstruksi/Cost Estimate
Seorang lulusan S1 Teknik Sipil/Pengairan dengan pengalaman kerja minimal
3 (tiga) tahun dan ditugaskan sebagai personil yang menghitung volume (BoQ)
dan rencana anggaran biaya (RAB) bangunan yang direncanakan berdasarkan
harga satuan wilayah setempat yang terbaru.
4. Asisten Ahli Konservasi/Lingkungan
Seorang lulusan S1 Teknik Sipil/Pengairan dengan pengalaman kerja minimal
3 (tiga) tahun dan ditugaskan sebagai personil dalam penyusunan laporan
Operasi & Pemeliharaan bangunan yang direncanakan.
5. Asisten Ahli Sosial Ekonomi
Seorang berpendidikan Sarjana Ekonomi / Sarjana Sosek Pertanian (S1)
dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun dalam pekerjaan di bidang
sosial ekonomi. Mempunyai kemampuan menganalisa dampak sosial ekonomi
pada lokasi pekerjaan dan dapat memberikan pemecahan masalah sosial
ekonomi.

16
6. Ahli Kualitas Air dan Biota air
Seorang Ahli Kualitas Air dan Biota air dipersyaratkan berlatar belakang
Sarjana Biologi / Teknik Kimia / Fisika dengan pengalaman dalam penyusunan
AMDAL / UKL-UPL minimal 3 tahun

7. Surveyor
Dua Orang lulusan D3/STM Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimal
3 (tiga) tahun untuk D3 dan 6 (enam) tahun untuk STM dan ditugaskan
sebagai personil yang memberikan dukungan dalam hal survei topografi.

8. Juru Bor
Seorang lulusan D3/STM Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimal 3
(tiga) tahun untuk D3 dan 6 (enam) tahun untuk STM dan ditugaskan sebagai
personil yang memberikan dukungan dalam hal survei investigasi geologi.

9. Juru Gambar/Cad Draffter


Seorang lulusan D3/STM Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimal 3
(tiga) tahun untuk D3 dan 6 (enam) tahun untuk STM dan ditugaskan
terutama dalam menyiapkan gambar perencanaan.

 Supporting Staff
1. Tenaga Administrasi / Keuangan
Seorang lulusan D3/SMK dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun
untuk D3 dan 5 (lima) tahun untuk SMK dan ditugaskan terutama dalam
mengatur administrasi dan keuangan proyek.

2. Komputer Operator
Seorang lulusan D3/SMK dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun
untuk D3 dan 5 (lima) tahun untuk STM dan ditugaskan membantu Tenaga
Ahli dalam input data dan penyusunan laporan.

3. Tenaga Lokal, dibutuhkan (6) orang


4. Office Boy, dibutuhkan 1 (satu) orang

L. LAPORAN
Laporan Penyusunan “Detail Desain dan Studi UKL/UPL Bangunan Konservasi di
Hulu Bendungan Kalola” terdiri dari:
1. Rencana Mutu Kontrak
Menampung keseluruhan rencana kerja konsultan baik itu berupa jadwal personil,
nama personil, time schedule dan lainnya. Rencana Mutu Kontrak dicetak
sebanyak 5 eksemplar dan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

17
2. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan garis besar kondisi pekerjaan, pemahaman
konsultan terhadap daerah pekerjaan, rencana kegiatan dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan, jadwal penugasaan tenaga ahli yang dilibatkan,daftar
data yang sudah/belum dikumpulkan, rencana kerja yang akan dilaksanakan,
permasalahan dan dokumentasi kondisi eksisting. Laporan pendahuluan
dicetak sebanyak 10 eksemplar.
3. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang berisikan seluruh aktifitas yang
dilakukan oleh konsultan. Laporan ini bermaterikan keadaan keuangan,
penggunaan tenaga kerja, permasalahan yang dihadapi dan langkah-langkah
yang diambil. Laporan Bulanan dicetak sebanyak 5 eksemplar pada masing-
masing laporan bulanan.
4. Laporan Antara
Laporan antara merupakan konsep perencanaan konsultan terhadap daerah
pekerjaan.Aplikasi metode yang dipakai dan hasil perhitungan sementara
berdasarkan survey dan saran tambahan. Laporan dicetak sebanyak 5
eksemplar.
5. Laporan Akhir (Final Report)
Laporan ini berisi Laporan Detail Desain dan Laporan UKL/UPL tentang hasil dari
keseluruhan pekerjaan yang telah di revisi pada saat asistensi Konsep Laporan
Akhir atau pada saat ekspose akhir. Laporan dicetak sebanyak 10 eksemplar.
6. Laporan Penunjang Detail Desain
Laporan ini berisi tentang hasil dari Laporan Topografi, Hidrologi, Geoteknik dan
Mekanika tanah, Konservasi, Nota Desain dan BOQ dan RAB. Laporan dicetak
sebanyak 5 eksemplar.
7. Laporan Penunjang UKL-UPL
Laporan ini berisi tentang hasil dari Survey dan Kajian Sosial Ekonomi dan
Budaya, Laporan Operasi dan Pemeliharaan, Laporan UKL/UPL, Laporan
Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan. Laporan dicetak sebanyak 5
eksemplar.
8. Laporan Ringkasan (Executive Sumarry)
Laporan ini berisi tentang ringkasan hasil dari keseluruhan pekerjaan dalam
format Bahasa inggris dan Bahasa Indonesia. Laporan dicetak sebanyak 5
eksemplar.

18

Anda mungkin juga menyukai