PEMBANGUNAN BANGSA
Dosen Mata Kuliah :
Dr. Saharudin Daming, S.H. M.H.
Nama Penulis :
Putri Aivia Parahida : 221104012145
Alahamdulillah puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan benar dan tepat waktu. Serta memberikan kemudahan bagi saya dalam Menyusun
makalah tugas Pancasila yang berjudul “Memahami Posisi Geopolitik Indonesia dan
Kontribusinya Bagi Pembangunan Bangsa”
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW. Bersama keluarga dan teman-teman-Nya yang telah memberdayakan
umatnya melalui dakwah dan Pendidikan sehingga dapat menjalankan ibadah-Nya kepada
Allah SWT. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen Pancasila Dr. Saharudin
Daming, S.H. M.H Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari dosen mata kuliah Pancasila dan rekan-rekan yang dapat
memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................................................................
Pendahuluan .........................................................................................................................................................
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan dan Manfaat 2
BAB II ..................................................................................................................................................................
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................................
PENUTUP ...........................................................................................................................................................
A. Kesimpulan 25
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................................................
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geopolitik merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad terakhir ini.
Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yang telah berbangsa membutuhkan
wilayah sebagai tempat tinggalnya yang kemudian di kenal dengan Negara. Dalam
perkembangannya pengertian tidak saja diartikan sebagai intuisi yang secara minimal
meliputi unsur wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berkuasa. Unsur rakyat suatu negara
disamping warga negara juga meliputi bukan warga negara. Agar negara mencapai tujuan
nasional aman dan sejahtera (Pembukaan UUD ’45 Alinea IV) perlu pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan yang dimaksud agar warga negara Indonesia tahu tentang hak
dan kewajiban, serta mampu berdiri dan tetap menjaga dirinya di tengah arus globalisasi.
Seperti yang dikatakan Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 dihadapan sidang BPUPKI
bahwa orang dan tempat tak dapat dipisahkan atau rakyat tak dapat dipisahkan dari bumi
yang ada dibawah kakinya. Oleh karena itu, setelah membangsa orang menyatakan tempat
tinggal sebagai negara. Dalam perkembangan selanjutnya pengertian negara tidak hanya
tempat tinggal, tetapi diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu pemerintah,
rakyat, kedaulatan, dan lain-lain.
Karena orang dan tempat tinggalnya tak dapat dipisahkan, ruang yang menjadi hal
yang menimbulkan konflik antar manusia, keluarga, masyarakat, dan bangsa hingga kini,
meskipun bentuknya dapat secara fisik maupun non fisik. Untuk dapat mempertahankan
ruang hidupnya, suatu bangsa harus mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai
wawasan nasional. Para ilmuan politik dan militer menyebutnya sebagai geopolitik yang
merupakan kepanjangan dari geografi politik.
B. Rumusan Masalah
1
3. Apa saja unsur-unsur Geopolitik Indonesia
4. Apakah arti penting Geopolitik bagi bangsa Indonesia?
5. Bagaimana implementasi Geopolitik dalam hukum kewilayahan?
Tujuan dan manfaat makalah geopolitik indonesia atara lain sebagai berikut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti
bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang berarti
kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara dan teia yang berarti urusan
(politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Sebagai acuan
bersama, geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal
suatu bangsa. Dengan demikian geografi bersangkut-paut dengan interrelasi antara
manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu berhubungan
dengan kekuasaan atau pemerintahan.
Sebaliknya, politik Negara itu secara langsung akan berdampak pada geografi
Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum
geografis), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang
dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara. Secara umum geopolitik
adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri, lingkungan, yang
berwujud negara kepulauan berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.
3
memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan
nasional-Nya..Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang
berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut dengan wawasan
nusantara.
4
geomorfologi, karakteristik bentuklahan ini merupakan salah satu faktor yang
menentukan kerawanan longsorlahan tersebut.
Oleh karena itu sangat penting penyediaan informasi geomorfologi untuk
pendidikan mitigasi longsorlahan bagi masyarakat, dengan tujuan untuk meningkatkan
kapasitas masyarakat yang ahkirnya dapat untuk meminimalisir risiko longsorlahan
tersebut.
tumbuh.
5
nasional suatu bangsa. Hal ini seiring kearah politik adu kekuatan dan adu
kekuasaan dengan tujuan ekspansi.
bahasa yang dilakukan pun berbeda dari satu wilayah ke wilayah lain.
a. Amerika
Sebagai negara yang dikelilingi daratan (land lock country) dan pernah
dijajah negara-negara di Benua Amerika cukup memiliki satu Bahasa dengan
6
dominasi terbesar yaitu Bahasa inggris, perancis dan protugis di setiap wilayah
bekas jajahan. Perlu menjadi catatan bahwa Amerika memiliki banyak campuran
Bahasa imigra. Namun, Bahasa Amerindian dan Bahasa inggris tidak termasuk ke
dalam bagian Bahasa UNESCO yang ada di amerika. Amerika dan Australia
memiliki karakteristik yang sama.
b. Eropa
Secara geopolitik negara-negara di benua eropa Sebagian besar merupakan
negara maju dengan system ekonomi dan politik yang stabil. Oleh karena it, di
benua eropa banyak negara yang memiliki Bahasa nasional sendiri seperti
Portugal dengan bahasa Portugis. Swedia dengan Bahasa Swedi, dan Yunani
dengan Bahasa Yunan. Namun eropa juga memiliki beberapa Bahasa
minoritasseperti Bahasa celtic di inggris, Bahasa basque di Perancis dan Spanyo,
Katalan di Spanyol, Breton di Perancis, Saami di bagian utara Skandinavia, dan
banyak lagi.
c. Asia
Berbeda yang terjadi dari di Amerika dan Australia, colonial Eropa tidak
bisa bergerak cepat mempengaruhi budaya dan Bahasa negara-negara jajahan-nya.
Di asia mereka hanya mendirikan benteng dan berdagang. Tetapi, tidak berhasil
mempengaruhi budaya asli. Jdi, meskipun Bahasa eropa hadir di negara-negara
asia, Bahasa itu tidak digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Kecuali
dalam sector tertentu seperti dunia bisnis.
d. Afrika
Di Afrika terdapat ribuan Bahasa asli, namun ada empat kelompok Bahasa
besar yang berasal dari benua ini.
a. Kelompok bahasa Afro-Asiatik yang terdiri atas lebih dari 240 bahasa dan 285
juta penutur yang tersebar luas di sepanjang Afrika Utara, Afrika Timur,
Sahel, dan Asia Barat Daya.
b. Kelompok Bahasa Nil-Sahara terdiri atas lebih dari seratus Bahasa yang
dituturkan oleh 30 juta penutur. Bahasa ini kebanyakan dipakai di Chad,
Sudan, Ethiopia, Uganda, Kenya, dan sebelah utara Tanzania.
7
c. Kelompok bahasa Niger-Kongo. Kelompok Bahasa ini merupakan kelompok
Bahasa yang terbesar dari segi jumlah dan di gunakan disebagian besar Afrika
bagian sub-Sahara.
d. Kelompok bahasa Khoisan yang terdiri atas 50 bahasa dan dituturkan di
sebelah selatan Afrika oleh sekitar 120 ribu jiwa.
Secara umum geopolitik juga bisa diartikan sebagai sistem politik atau peraturan
peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh letak
geografis suatu negara.
8
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.'
Tujuan wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia ke luar yaitu
menjamin kepentingan nasional dalam era globalisasi yang makin mendunia maupun
kehidupan dalam negeri. Tak hanya itu, Bangsa Indonesia juga turut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
kerjasama serta saling menghormati. Ini artinya bangsa Indonesia harus terus menerus
mengamankan serta menjaga kepentingan nasionalnya dalam kehidupan internasional
dan dalam semua aspek kehidupan. Aspek tersebut meliputi politik, ekonomi, sosial
budaya maupun keamanan dan pertahanan. Hal ini demi tercapainya tujuan nasional
sesuai tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Laut Teritorial : Wilayah Laut sebesar 12 mil dari gari pangkal, dihitung waktu
air surut
Laut Dalam : Semua jenis perairan yang ada di darat
Zona tambahan : Wilayah selebar 24 mil untuk pengawasan bea cukai, dsb.
ZEE : Batas laut tidak melebihi 200 mil laut dari garis pangkal
teritorial. Negara berhak dan berdaulat ekspansi, eksploitasi, dsb
Landas Kontinen : Dasar laut dan tanah dibawahnya.
Laut Teritorial (Territorial Sea): Wilayah laut selebar 12 mil dari garis pangkal,
dihitung waktu air surut.
Laut Dalam/Nusantara (Internal Waters): Wilayah laut sebelah dalam dari
daratan/sebelah dalam dari garis pangkal.
Zona tambahan (Continguois Zone): Wilayah laut yang lebarnya tidak boleh
melebihi 12 mil dari laut territorial,merupakan wilayah Negara pantai untuk
9
melakukan pengawasan pabean, fiscal,imigrasi, sanitasi dalam wilayah laut
territorial.
Zona Ekonomi Ekslusif (Exclusive Economic Zone): Wilayah laut yang tidak
melebihi 200 mil dari garis pangkal. Negara yang bersangkutan mempunyai hak
berdaulat untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan
sumber kekayaan hayati perairan.
Landas Kontinen (Continental Shelf): Wilayah laut Negara pantai meliputi dasar
laut dan tanah di bawahnya, terletak di luar territorial sepanjang merupakan
kelanjutan alamiah wilayah jarak 200 mil.
Laut lepas (High Seas): Dikenal pula sebagai laut bebas atau laut internasional :
wilayah laut > 200 mil dari garis pangkal
HUKUM KEWILAYAHAN
Hukum Dirgantara dan perkembangannya Ruang dirgantara dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Ruang Udara, berada di atas suatu wilayah Negara dan dikategorikan sebagai
Ruang Udara Nasional atau wilayah kedaulatan negara kolong.
2. Ruang Antarikasa, pemanfaatannya dikendalikan secara internasional dan tidak
boleh dijadikan subjek negara kolong.
10
yakni mengembangkan berbagai kemampuan bangsa untuk menguasai potensi laut
secara global sesuai peraturan internasional untuk kemakmuran bangsa Indonesia.
Indonesia adalah negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia, hal
ini didukung oleh 17.000 an pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, dengan
panjang pantai sekitar 95.181 km yang menempati urutan ke-4 di dunia setelah
Kanada (265.523 km), Amerika Serikat (133.312 km) dan Rusia (110.310 km) (WRI,
2001).
Oleh karenanya sangat wajar bila konstitusi Indonesia menyebutkan bahwa
Indonesia adalah negara kepulauan. Hal ini sebagaimana dituangkan dalam Pasal 25
Amandemen ke-2 UUD 1945 bahwa "Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan
hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang".
Pencantuman "negara kepulauan yang berciri nusantara" tidak dapat
dilepaskan dari konsepsi Wawasan Nusantara yang dikenal dengan "Deklarasi
Djuanda" pada tanggal 13 Desember 1957. Deklarasi Djuanda merupakan salah satu
tiang utama dalam sejarah kehidupan Bangsa Indonesia. Hal ini sebagaimana
disebutkan Djalal dalam Djamin (2001). bahwa secara historis ada tiga tiang utama
(tonggak) yang penting dalam sejarah kehidupan bangsa Indonesia yaitu:
1) Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menunjukkan bahwa
Indonesia mempunyai kesatuan kejiwaan yaitu satu Nusa, satu Bangsa, dan
satu Bahasa:
2) Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 dimana rakyat Indonesia
yang telah menjadi satu bangsa tersebut ingin hidup dalam satu kesatuan
kenegaraan, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); dan
3) Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957 yang menekankan bahwa
bangsa Indonesia yang kepulauan (Nusantara).
11
secara geopolitik maupun geoekonomi. Implikasi luas pencurian masif sumberdaya
alam lautan Indonesia telah memberikan konsekuensi kerugian ekonomi, ekologis,
dan sosial yang sangat besar. Praktik perikanan illegal yang masif, degradasi
ekosistem pesisir, implikasi perubahan iklim global, pencemaran lingkungan dan
tumpahan minyak menjadi tantangan nyata untuk diselesaikan oleh seluruh pemangku
kepentingan negara.
2.9. GEOPOLITIK DAN OTONOMI DEARAH
Pada dasarnya daerah mempunyai peluang besar untuk melakukan
penyempurnaan perbaikan dan pelaksanaan pembangunan melalui upaya menampung
aspirasi masyarakat. Sebenamya daerah dapat memulai lebih dahulu merumuskan
kebijaksanaan pelaksanaan yang nantinya dapat menjadi peraturan pemerintah
melaksakan undang-undang bahkan dapat men jadi peraturan pemerintah pengganti
undang undang yang sesuai dengan aspirasi dan potensi masyarakat lokal.
Dari segi yuridis dengan di terbitkanya UU Nomor 32 dan UU Nomor 33,
daerah memilikipeluang besaruntuk tataran operasional. Undang-undang tidak dapat
di laksa nakan tanpa adanya peraturan pemerintah sampai dengan pedoman dan
petunjuk pelaksanaan dalam melaksanakan-Nya.
Sedangkan otonomi daerah menga ndung arti kebebasan masyarakat dan
daerah untuk melaksanakan pembangunannya. Otonomi daerah merupakan keadaan
yang memungkinkan daerah dapat mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang
dimilikinya secara optimal. Dengan peluang ini pemda harus makin proaktif Daerah
melalui aparatnya yang pro fessional adalah yang paling memahami po tensi wilayah,
kemampuan, aspirasi masya rakat dan kemampuan (potensi) masyarakat dituntut
untuk dapat melaksanakan misi pemberdayaan masyarakat.
Tujuan otonomi diberikan ke daerah melalui azas desentralisasi adalah dalam
rangka menjawab pemasalahan yang tidak sama disetiap daerah agar kebutuhan
masyarakat dapat dijawab oleh sistim pemerintahan yang digunakan. Pelimpahan
kewenangan bupati atau walikota. kepada camat merupakan momentum untuk
menjawab permasalahan ketidakadilan baik dalam pelayanan, pembangunan serta
pemberdayaan masyarakat selama ini.
Namun disayangkan ketika kebijakan pemerintah telah diberikan ke daerah
tidak semua pemeintah daerah kabupaten atau merosponnya dengan positif. Hal ini
dibuktikan oleh sejumlah kabupaten atau kota yang belum melimpahkan kewenangan
12
bupati atau walikota kepada camat sebagai perangkat pemerintah daerah yang berada
diluar pusat-pusat ibu kota pemerintahan kabupaten atau kota.
Karena itu peran DPRD dalam mengawasi penyelenggraan UU atau Peraturan
Lainnya oleh Pemerintah Daerah sangat diharapkan agar kelalain kelaian dalam
penyelenggaraan pemerintahan tidak merugikan kepentingan masyarakat. Demikiann
juga gubernur sebagai wakil pusat di daerah harus memainkan perannya sebagai
penyelenggara Pemerintahan Umum di daerah, melalui kewenangan mengawasi,
membina atau mengkordinir pemerintahan kabupaten atau kota. Tampa itu sulit
diharapkan otonomi daerah akan dapat dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar oleh
masyarakat.
13
-Wilayah yang terpisah
UNCLOS - Archipelagic State ZEE 200 mil
2. Segi Geografis dan Sosial Budaya
3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional Cita-cita Nasional: Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur (Alenia II
UUD 1945). Tujuan Nasional : salah satunya Melindungi segenap
bangsa
Indonesia dan seluuh tumpah darah Indonesia.
Arah pandang ke dalam, bertujuan menjamin perwujudan
persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan bangsa. Sebagai
bangsa kita harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi sedini
mungkin faktor-faktor penyebab disintegrasi bangsa Arah pandang ke
luar, demi terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang dinamis
dalam melaksanakan ketertiban dunia.
14
2.12 ARAH DAN SASARAN WAWASAN NUSANTARA
Arah pandang wawasan nusantara terbagi menjadi dua bagian besar yaitu ke
dalam dan ke luar. Untuk arah pandang ke dalam, bangsa Indonesia harus peka dan
berusaha mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor yang dapat
menyebabkan disintegrasi bangsa dan mengupayakan tetap terbina dan
terpeliharanya persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia itu sendiri. Hal ini
bertujuan untuk menjamin terwujudnya persatuan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Untuk arah pandang
ke luar, bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan internasional harus
berusaha untuk mengamankan kepentingan nasional dalam semua aspek kehidupan
baik politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan demi tercapainya tujuan
nasional. Tujuan dari arah pandang ini adalah menjamin kepentingan nasional
dalam dunia yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.
Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan manusia baik secara individu
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara semuanya sedang mengalami suatu
proses perubahan dan kita juga menyadari bahwa faktor yang mendorong terjadinya
proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang dibawakan oleh
negara-negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya. Melihat banyaknya
tantangan yang dihadapi oleh generasi saat ini perlu adanya pegangan hidup
bernegara yaitu implementasi wawasan nusantara. Implementasi atau penerapan
wawasan nusantara harus tercermin pada pola piker, pola sikap, dan pola tindak
15
yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada
kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi
pola yang mendasari cara berpikir,bersikap, dan bertindak dalam rangka
menghadapi berbagai menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Implementasi wawasan nusantara bertujuan untuk menerapkan wawasan
nusantara dalam kehidupan sehari. Dengan adanya implementasi Wawasan
nusantara merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh generasi
muda karena mampu mempererat persatuan, mencegah konflik dan memupuk rasa
toleran.
16
2. Implementasi di Bidang Politik
Implementasinya ada dalam Pelaksanaan kehidupan berpolitik
Indonesia. Terdapat juga dalam Undang-Undang, misalnya UU Partai
Politik, dan UU Pemilu. Implementasi wawasan nusantara di bidang
politik juga dimaksudkan untuk menciptakan pemerintahan yang kuat,
bersih, dan dapat dipercaya oleh masyarakat ya. Contoh implementasi
wawasan nusantara di bidang politik yakni: Menjalankan komitmen politik
pada lembaga pemerintahan serta partai politik dalam rangka
meningkatkan persatuan serta kesatuan bangsa. Keikutsertaan Indonesia di
dalam politik luar negeri, dan memperkuat korps diplomatik untuk
menjaga seluruh wilayah Indonesia. Pelaksanaan Pemilu dengan sistem
demokrasi yang menjunjung tinggi keadilan. Mengembangkan sikap
pluralisme dan HAM untuk mempersatukan keberagaman di Indonesia.
17
Indonesia dan menjadikan budaya sebagai tujuan wisata yang
memberikan sumber penghasilan daerah atau nasional. Menjaga
keberagaman Indonesia, baik dari segi budaya, bahasa, serta status sosial,
dan juga
mengembangkan keserasian di dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Kapitalisme
Kapitalisme merupakan suatu sistem ekonomi yang
berdasarkan kepada hak milik swasta atas beragam barang dan
kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain
dan berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang dipilihnya
sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta mencapai laba untuk
dirinya sendiri.
3. Pemberdayaan Masyarakat
18
Memberi peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi
masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan
oleh negara-negara maju dengan Buttom Up Planning, sedang untuk
negara berkembang dengan adanya keterbatasan kualitas SDM
sehingga landasan operasional berupa GBHN.
Ancaman
Ancaman merupakan salah satu bentuk usaha yang bersifat untuk
mengubah atau merombak yang dilakukan secara konsepsional
melalui segala tindak kriminal dan politis. Ancaman Militer ini sendiri
merupakan ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata
terorganisasi dan dinilai memiliki kemampuan yang berbahaya
terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berasal dari
dalam maupun luar negeri. Beberapa macam ancaman dan gangguan
pertahanan dan keamanan negara:
19
f. Gerakan separatis
g. Perusakan lingkungan
Hambatan Hambatan adalah usaha yang ada dan berasal dari dalam diri sendiri
yang memiliki sifat atau memiliki tujuan untuk melemahkan dan menghalangi secara
tidak konsepsional. Gangguan Gangguan merupakan hal atau usaha yang muncul
dari luar yang memiliki sifat atau bertujuan untuk melemahkan atau menghalangi
secara tidak terarah.
Ancaman Nonmiliter merupakan ancaman yang tidak bersenjata akan tetapi apabila
tetap dibiarkan, akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan
keselamatan segenap bangsa.
Tantangan
Tantangan adalah suatu hal atau bentuk usaha yang memiliki tujuan untuk menggugah
kemampuan.
Hambatan
Hambatan adalah usaha yang ada dan berasal dari dalam diri sendiri yang memiliki
sifat atau memiliki tujuan untuk melemahkan dan menghalangi secara tidak
konsepsional.
Gangguan
Gangguan merupakan hal atau usaha yang muncul dari luar yang memiliki sifat atau
bertujuan untuk melemahkan atau menghalangi secara tidak terarah.
20
1. Tantangan Internal
a. Lemahnya koordinasi antara anggota ASEAN, hal ini disebabkan antara
lain oleh vested interest dari beberapa negara anggota yang lebih
mengemuka disbanding dengan we feeling yang selama ini
dikembangkan oleh ASEAN;
b. Menjamurnya pertemuan-pertemuan dan lembaga-lembaga baru dalam
tubuh ASEAN sehingga akhirnya tidak bermuara di suatu titik temu.
Bahkan sering kali dalam KTT/pertemuan ASEAN lainya tidak berhasil
disepakati suatu keputusan yang telah dibahas dalam pertemuan pada
level-level yang lebih rendah;
c. Adanya kesenjangan pembangunan serta sumber daya manusia di antara
anggota ASEAN, kondisi ini secara tidak langsung berpengaruh
terhadap kinerja organisasi regional secara keseluruhan, khususnya
dalam melaksanakan keputusan-keputusan yang telah disepakati dalam
pertemuan-pertemuan ASEAN.
2. Tantangan eksternal
a. Bentuk-bentuk kejahatan baru yang sifatnya non-tradisional antara lain:
perdagangan obat terlarang, pencucian uang, penyelundupan senjata,
penyelundupan manusia, penyelundupan narkoba dan obat terlarang,
bajak laut, kejahatan ekonomi internasional dan kejahatan melalui
internet dimana kejahatan- kejahatan tersebut bersifat lintas batas
negara.
b. Dampak globalisasi Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, dunia
mengalami begitu banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan,
perubahan tersebut menuntut ASEAN agar menyikapi secara cermat,
cepat dan tepat yang meliputi isu-isu global seperti degradasi
lingkungan, penyelundupan senjata, pengungsi, terorisme,
penyelundupan manusia dan sebagainya.
c. Terorisme
Pada saat ini hampir tidak ada satu kawasan yang bebas dari ancaman
terorisme yang menjadi ancaman global yang bergerak didukung
21
jaringan kerja sama diantara berbagai kelompok terror, baik dalam
organisasi, operasi,dukungan keuangan, maupun idealisme.
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Wawasan Nusantara adalah pandangan untuk menjadi bangsa yang satu dan
utuh dalam satu kesatuan republik Indonesia. Untuk mencapai tujuan nasional
maka diperlukan suatu paham geopolitik dan dikembangkan menjadi wawasan
nusantara dan diwujudkan sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan keamanan. Kesatuan wawasan nusantara ini dilakukan dengan cara
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Kamaluddin, Laode M. 1999. “Format Indonesia Baru, Reorientasi Strategi dan Kebijakan
Pembangunan Nasional serta Arah Pembangunan Daerah”. (Hak Cipta No. 020476/4
Nopember 1999).
Suryosumarto, Budisantoso. (1997). Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional Dalam
Kehidupan Nasional dan Perencanaan Pembangunan, II (3), 31- 42
http://silviadewiworld.blogspot.com/2016/10/geopilitik-dan-geostrategi.html?m=1
23