Disusun Oleh
Kelas 2B Kelompok 9:
BANJARMASIN
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt Tuhan yang maha Esa
karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam
Pendidikan dan Geopolitik Indonesia” dengan tepat waktu.
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara konsepsional, wawasan nusantara merupakan wawasan nasional
bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia yang
selanjutnya disebut Wawasan Nusantara, itu merupakan salah satu konsepsi
politik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia. Wawasan Nusantara
sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia dibangun atas pandangan
geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada konstelasi
lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan
Nusantara. Jadi, Wawasan Nusantara merupakan penerapan dari teori
geopolitik bangsa Indonesia. Konsep geopolitik Indonesia berlandaskan pada
pandangan kewilayahan dan kehidupan bangsa. Sebagai Negara yang sangat
luas dengan berbagai keragaman di dalamnya, Indonesia memiliki Wawasan
Nusantara sebagai dasar pengembangan wawasan nasional. Selain faktor
geografi, wawasan nusantara juga mengutamakan kepentingan masyarakat
dalam aspek lain seperti sosial budaya, politik, pertahanan dan keamanan, dan
ekonomi.
1
makalah yang berjudul “WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI
GEOPOLITIK INDONESIA”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hak dan kewajiban warga negara dalam pendidikan?
2. Apa pengertian geopolitik dan teori geopolitik menurut para ahli?
3. Apa pengertian wawasan nusantara dan kedudukan wawasan nusantara?
4. Apa saja faktor yang memengaruhi dan unsur-unsur wawasan nusantara?
5. Bagaimana penerapan wawasan nusantara?
C. TUJUAN
1. Mengetahui hak dan kewajiban warga negara dalam pendidikan.
2. Memahami pengertian geopolitik dan teori geopolitik menurut para ahli.
3. Memahami pengertian wawasan nusantara dan kedudukan wawasan
nusantara.
4. Mengetahui faktor yang memengaruhi dan unsur-unsur wawasan
nusantara.
5. Memahami penerapan wawasan nusantara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
d. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan
belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional.
e. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.
2. Pengertian Geopolotik
Geopolitik berasal dari kata “ego” atau bumi dan “politik” yang
berarti kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar
dalam menentukan alternative kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan
tujuan nasional.
Geopolitik adalah pengetahuan yang mempelajari tentang potensi,
yang dimiliki oleh suatu bangsa, atas dasar jati dirinya dan merupakan
kekuatan, serta kemampuan untuk Ketahanan Nasional. Pada hakikatnya
geopolitik mengajarkan agar dapat selalu diciptakan persatuan bangsa
dan keutuhan wilayah NKRI, berdasarkan semangat Bhinneka Tunggal
4
Ika yaitu untuk kesetaraan, keadilan, dan kebersamaan, serta kepentingan
nasional.
5
3) Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan
luar.
B. Wawasan Nusantara
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan
dan Nusantara. Wawasan berasal dari kata “Wawas” (bahasa jawa) yang
berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah
pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula
cara pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata “nusa” dan
“antara”’. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya
menunjukkan letak antara dua unsur.
7
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.”
b. Pengertian wawasan Nusantara menurut Prof. DR. Wan Usman
(Ketua Program S-2 PKN-UI).
8
a. Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia
merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat
agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya
mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dengan
demikian, Wanus menjadi landasan visional dalam menyelenggarakan
kehidupan nasional.
b. Wanus dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya
sebagai berikut
1) Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara
berkedudukan sebagai landasan idiil.
2) UUD 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan
sebagai landasan konstitusional.
3) Wanus sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan
visional.
4) Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan
sebagai landasan konseptual.
5) GBHN sebagai politik dan strategi atau sebagai kebijaksanaan
dasar nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.
3. Faktor Yang Memengaruhi Wawasan Nusantara
Adapun faktor yang memengaruhi wawasan nusantara
diantaranya adalah faktor wilayah yang meliputi asas kepulauan,
kepulauan Indonesia, konsep tentang wilayah lautan dan karakteristik
wilayah nusantara. Faktor yang kedua adalah faktor geologi dan
geostrategi. Geopolitik menjelaskan dasar pertimbangan dalam
menentukan alternatif kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan
tertentu. Sedangkan, geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan,yaitu
bagaimana mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan politik. Kemudian, faktor ketigayang memengaruhi wawasan
nusantara adalah faktor perkembangan wilayah Indonesia dan dasar
hukumnya.
9
kepentingan yang luhur, yang pada akhirnya menciptakan sebuah
identitas nasional atau identitas sebuah bangsa.
a. Wadah (Countour)
Adalah wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, yang meliputi seluruh wilayah Indonesia dan
10
mewakili kesatuan alam nusantara dengan sumber daya alam,
kemasyarakatan, dan keanekaragaman budaya yang dimiliki.
Berikut bagian dari wadah wawasan nusantara, yaitu:
1) Wujud wilayah
Ditentukan oleh lautan yang terdiri dari kumpulan
ribuan pulau yang saling terhubung oleh perairan,
membatasi ruang lingkup nusantara. Oleh karena itu,
nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan, dan juga
dihubungkan oleh perairan di dalamnya.
Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan
sebagai wadah untuk berbagi aktivitas kenegaraan dalam
wujud suprastruktur politik, dan organisasi kenegaraan
sebagai wadah dalam kehidupan bermasyarakat dalam
wujud infrastruktur politik.
Negara ini terletak di tengah-tengah dunia antara dua
samudra, Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, dan dua
benua, banua Asia dan benua Australia. Pembangunan
wilayah nusantara ini terintegrasi dalam sistem politik,
ekonomi, sosial-budaya, dan keamanan.
2) Tata Inti Organisasi
UUD 1945 menentukan bentuk dan kedaulatan negara,
serta kekuasaan pemerintah, sistem pemerintahan, dan
sistem perwakilan. Ini adalah dasar organisasi negara
Indonesia. Negara Indonesia adalah negara kesatuan
republik. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
melaksanakan kedaulatan di tangan rakyat sepenuhnya.
Sistem pemerintahan, yang menggunakan sistem
presidensial. Menurut UUD 1945, presiden memiliki
otoritas. Indonesia adalah negara hukum, bukan negara
kekuasaan.
3) Tata Kelengkapan Organisasi
Kesadaran politik dan bernegara harus dimiliki oleh
semua orang, termasuk partai politik, golongan, dan
organisasi masyarakat, serta media dan seluruh aparat
11
negara. yang dapat menghasilkan demokrasi yang secara
konstitusional berbasis pada UUD 1945 dan secara ideal
berbasis pada filsafat pancasila.
b. Isi (Content)
Untuk mencapai aspirasi bangsa yang berkembang di
masyarakat, serta cita-cita dan tujuan nasional yang terdapat
pada pembukaan UUD 1945, bangsa Indonesia harus mampu
menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan. Isi
berkaitan dengan dua hal penting:
1) Pencapaian tujuan dan aspirasi nasional melalui
kesepakatan bersama
2) Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang
mencakup semua aspek kehidupan nasional.
12
a) Satu kesatuan wilayah nusantara, yang mencakup
daratan air dan udara secara terpadu.
b) kesatuan politik, yang mencakup ideologi dan
identitas nasional serta UUD dan pelaksanaan
politiknya.
c) Satu kesatuan sosial-budaya, yang mencakup
perwujudan masyarakat Indonesia atas dasar
"Bhinneka Tunggal Ika", sistem sosial, dan sistem
hukum.
d) Satu kesatuan ekonomi dalam sistem ekonomi
kerakyatan yang didasarkan pada asas usaha
bersama dan kekeluargaan.
e) Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam
sistem terpadu, seperti sistem pertahanan
keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
f) Satu kesatuan kebijakan nasional yang mencakup
pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya, yang
mencakup aspek kehidupan nasional.
c. Tata Laku
Tata Laku Wawasan Nusantara Terdiri dari Dua Bagian:
Batiniah dan Lahiriah.
1) Tata laku batiniah mencerminkan jiwa semangat, dan
mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia
Kemanunggalan, atau tata laku lahiriah, adalah kekuatan
yang abadi. Ini mencakup hal-hal seperti perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian.
2) Tata laku lahiriah yang tercermin dalam tindakan,
perbuatan, dan perilaku orang Indonesia.
Kemanunggalan, atau tata laku lahiriah, adalah kekuatan
yang abadi. Ini mencakup hal-hal seperti perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian.
13
5. Penerapan Wawasan Nusantara
a. Identitas Nasional
Wawasan Nusantara mendorong kesadaran akan identitas
nasional yang kuat dan merangkul berbagai budaya, bahasa,
agama, dan suku Indonesia. Wawasan Nusantara dapat
membantu membangun landasan yang kuat untuk perdamaian
dan kesejahteraan dengan mengakui keberagaman masyarakat
Indonesia.
b. Membangun Persatuan dan Kesatuan
14
pentingnya kehidupan yang aman dan damai dengan
meningkatkan pendidikan yang inklusif, mengajarkan sejarah
dan budaya Indonesia, dan menanamkan nilai toleransi.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wawasan Nusantara merupakan sudut pandang suatu bangsa
mengenai diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan
sejarahi bangsa itu sesuai dengan kondisi keberadaan dan kondisi geografi
negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Faktor-faktor
yang memengaruhi memudarnya pemahaman wawasan nusantara dan rasa
nasionalisme adalah disebabkan baik faktor internal maupun faktor eksternal
dimana nasionalisme ini menurun karena adanya beberapa faktor yang
menghambat untuk mewujudkan nasionalisme diantaranya karena
penyelenggara negara dan masyarakat kurang memahami apa itu konsep
kedaulatan negara kita sebagai negara kepulauan. Penerapan ke masyarakat
mengenai wawasan nusantara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara dapat dilakukan baik melalui pendidikan formal maupun
pendidikan nonformal dengan mengenalkan keberadaan negara kita sebagai
Negara Kepulauan yang berdaulat sehingga kita sebagai masyarakat bangsa
Indonesia dapat menghadapi ancaman dan tantangan yang datang baik dari
dalam maupun dari luar.
B. Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna,
masa akan datang penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
makalah ini dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang akan tertuang
pada isi pembahasan dapat dipertanggung jawabkan. Pada pembuatan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan pembaca dapat menyampaikan kritik dan sarannya
terhadap hasil penulisan makalah ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Akmaliza, A., Nehe, A. S., Sihotang, A. M., Hakim, B., Purmadana, E., Praswadi, H.,
. . . Sabina, S. (2022). Geopolitik Indonesia. Jurnal Riset Pendididkan dan
Pengajaran.
Aminullah, R., & Umam, M. (2020). Pancasila Sebagai Wawasan Nusantara. Al-
Allam.
Binawan, R., & Najicha, F. U. (2023). Peranan Wawasan Nusantara Sebagai Upaya
Dalam Mengatasi Konflik Nasional. AZZAHRA: Scientific Journal of Social
Humanities.
Putra, E. E. (2009). Makalah Wawasan Nusantara.
Ratih, L. D., & Najicha, F. U. (2021). Wawasan Nusantara sebagau Upaya
Membangun Rasa dan Sikap Nasionalisme Warga Negara: Sebuah Tinjauan
Literatur. Jurnal Global Citizen.
Sujatmoko, E. (2020). Hak Warga Negara Dalam Memperoleh Pendidikan. Jurnal
Konstitusi.
17