Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MENULIS TENTANG KEWARGANEGARAAN DAN PENENTUAN PERSOALAN


HAK DAN KEWAJIBAN KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengampu :
Dr.Teuku saiful,SH,M.Hum
( 197401042000031001 )

Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Suhaila Muntaza : 2306101030043
2. Aisyah : 2306101030008
3. Ratu Iklima : 2306101030024
4. Juwairiyah : 2306101030017
5. Novita Sagala : 2306101030071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2024

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah umum PKN, dengan judul "Menulis
tentang Kewarganegaraan dan penentuan persoalan hak dan kewajiban kewarganegaraan ".
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan berbagai sumber referensi yang
relevan dan terpercaya. Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang Kewarganegaraan serta hak dan kewajiban kewarganegaraan. kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Teuku saiful,SH,M.Hum selaku
dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai bidang yang kami tekuni.

Makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini

Banda Aceh 07-Maret- 2024

2
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
BAB II : PEMBAHASAN 2
2.1 Pengertian Pendidikan Kewwarganegaraan 2
2.2 Tujuan Pendidian Kewarganegaraan 3
2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara serta Tugas dan Tanggung Jawab Negara 4
BAB III : PENUTUP 9
3.1 Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pengajaran tentang pendidikan


kebangsaan, demokrasi, hukum, multikultural dan kewarganegaraan. Dalam Undang-undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa mata kuliah ini
merupakan mata kuliah yang wajib diselenggarakan dalam kurikulum di semua jenjang
Perguruan Tinggi. Selain itu, Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi juga mengamanatkan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah
wajib di Perguruan Tinggi.

Menurut undang-undang di atas, jelas bahwa tujuan mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan adalah untuk membentuk mahasiswa yang sadar akan hak dan kewajiban,
serta cerdas, terampil dan berkarakter, sehingga dapat turut dalam pembangunan bangsa dan
Negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sesuai bidang keilmuan dan profesinya. Oleh
karena itu, strategi perkuliahan yang dilakukan adalah melalui strategi pembelajaran yang
membangkitkan daya kritis mahasiswa terhadap isu-isu yang berkembang. Untuk itu, system
perkuliahan lebih kepada penemuan atau inkuiri agar mahasiswa dapat menggali dan
menemukan sendiri makna dari Pendidikan Kewarganegaraan, serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Buku ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan pencerahan bagi para
mahasiswa dalam rangka mengikuti perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga
pada proses pembelajaran tidak terlalu kesulitan untuk memahami materi yang
disampaikan.pembelajaran tidak terlalu kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bentuk pendidikan untuk
mengembangkan budaya demokratis yang mencakup kebebasan, persamaan, kemerdekaan,
toleransi, dan kemampuan untuk menahan diri di kalangan mahasiswa. Berdasarkan
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, tentang sistem Pendidikan Nasional, serta SK dirjen
DIKTI nomor 43/DIKTI/Kep/2006, mata kuliah pengembangan kepribadian di Perguruan
Tinggi terdiri atas pendidikan agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia.
Cakupan materi mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan meliputi identitas nasional,
hak dan kewajiban warga negara, negara dan konstitusi, demokrasi dan pendidikan
demokrasi, HAM dan rule of law, Geopolitik Indonesia dan Geostrategi Indonesia. Dalam
UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 35 ayat (3) Juga mewajibkan
mata kuliah Kewarganegaraan disampaikan di Perguruan Tinggi. Dalam penjelasan pasal 35
ayat (3), dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ”mata kuliah kewarganegaraan” adalah
pendidikan mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk
mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Kewarganegaraan juga dikenal dengan istilah citizenship dalam Bahasa Inggris,
adalah keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan
warganya. Dalam konteks ini, warga negara adalah penduduk dalam sebuah negara
berdasarkan keturunan atau tempat kelahiran. Definisi lainnya menyebutkan bahwa
kewarganegaraan mencakup hal-hal pokok yang melibatkan hak dan kewajiban warga negara.
Kewarganegaraan adalah keanggotaan seseorang dalam suatu satuan politik tertentu (dalam
hal ini negara) yang memungkinkan individu tersebut untuk berpartisipasi dalam kehidupan
politik di negara tersebut .
Jadi, jika kamu adalah warga negara dari suatu negara, berarti kamu memiliki hak dan
kewajiban tertentu yang ditentukan oleh negara tersebut, dan kamu juga memiliki hak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik di negara tersebut.

2
2.2 TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Tujuan pendidikan kewarganegaraan ditetapkan. Dalam hal ini, kompetensi yang
diharapkan dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar mahasiswa menjadi
ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis,
berkeadaban, memiliki daya saing, berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam membangun
kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. Sedangkan standar kompetensi
yang wajib dikuasai mahasiswa mampu berpikir rasional, bersikap dewasa dan dinamis,
berpandangan luas dan bersikap demokratis yang berkeadaban sebagai warga negara
Indonesia. Dengan berbekal kemampuan intelektual ini diharapkan mahasiswa mampu
melaksanakan proses belajar sepanjang hayat (long live learning), menjadi ilmuwan
profesional yang berkepribadian dan menjunjung nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Sedangkan hakikat Pendidikan Kewarganegaraan, untuk membekali dan
memantapkan mahasiswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga
negara Indonesia yang Pancasilais dengan negara dan sesama warga negara. Menurut UU
Nomor20/2003 tentang sistem pendidikan nasional jo. Pasal 35 UU Nomor 12/2012 tentang
pendidikan tinggi, Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan agar peserta didik memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Selain itu, menurut Abdul Azis Wahab dan Sapriya
(2012:311) tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara yang
baik. Menurut SK Dirjen Dikti Nomor43/2006, Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan
untuk menjadikan peserta didik yang menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air; demokratis yang berkeadaban; menjadi warga negara yang
memiliki daya saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang
damai berdasarkan sistem nilai pancasila.
Fungsi pendidikan kewarganegaraan antara lain adalah:
1. Membantu generasi milenial untuk memperoleh pemahaman cita-cita nasional
sebagai tujuan Negara.
2. Generasi milenial dapat mengambil keputusan-keputusan yang bertanggung jawab
dalam menyelesaikan masalah pribadi, masyarakat dan negara.
3 .Dapat mengapresiasikan cita-cita nasional dan dapat membuat keputusankeputusan
yang cerdas.
4. Wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD RI 1945.

3
2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara serta Tugas dan Tanggung
Jawab Negara
Pemahaman tentang hak dan kewajiban terlebih dahulu harus dipahami
tentang pengertian hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah sesuatu yang dasar
yang melekat secara kodrati pada diri manusia dengan sifatnya yang universal dan
abadi.

Oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, tidak boleh diabaikan,
tidak boleh dikurangi dan dirampas oleh siapapun. Hak asasi manusia perlu mendapat
jaminan atas perlindungannya oleh negara melalui pernyataan tertulis yang harus
dimuat dalam UUD negara. Peranan negara sesuai dengan pasal 1 ayat (1) UU No.
39/1999 tentang HAM menyatakan bahwa negara, hukum dan pemerintah serta setiap
orang wajib menghormati, menjunjung tinggi dan melindungi hak asasi manusia.

a. Hak Warga Negara

Dalam UUD 1945 telah dinyatakan hak warga negara sebagai berikut:
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
2. Berhak berserikat, berkumpul serta mengeluarkan pikiran
3. Berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan
4. Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
5. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
perlindungan kekerasan dan diskriminasi
6. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya
7. Berhak mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup
manusia.
8. Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya
4
9. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.
10. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
11. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan
12. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan
13. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali.
14. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
15. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
16. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
17. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
18. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlaskuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik
negara lain.
19. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
20. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai guna
mencapai persamaan dan keadilan.

5
21. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
22. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
23. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun.
24. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.
25. Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.

HAM di Indonesia: Permasalahan dan Penegakannya


Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan
perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya (Wirayuda, 2005). Sesuai
dengan pasal 1 (3), pasal 55 dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM
harus dilakukan melalui suatu konsep kerjasama internasional yang berdasarkan pada prinsip
saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antarnegara serta hukum internasional
yang berlaku.
HAM di Indonesia didasarkan pada Konstitusi NKRI, yaitu: Pembukaan UUD 1945 (alinea
I), Pancasila sila ke-4, Batang Tubuh UUD 1945 (pasal 27, 29 dan 30), UU no. 39/1999
tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM. HAM di Indonesia menjamin
hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak
memperoleh keadilan, hak atas kebebasan, hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak
turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, dan hak anak.
Program penegakan hukum dan HAM (PP No. 7 tahun 2005) meliputi pemberantasan
korupsi, antiterorisme dan pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh

6
sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif, dan
konsisten. Kegiatan-kegiatan pokok meliputi:
a. penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana Aksi
Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009.
b. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009
sebagai gerakan nasional.
c. peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana terorisme dan
penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya.
d. peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hukum maupun lembaga
yang fungsi dan tugasnya mencegah dan memberntas korupsi.
e. peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hukum maupun lembaga
yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia.
f. peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warganegara di depan
hukum melalui keteladanan Kepala Negara dan pimpinan lainnya untuk mematuhi dan
mentaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten dan konsekuen.
g. penyelenggaraan audit reguler atas seluruh kekayaan pejabat pemerintah dan pejabat
Negara.
h. peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan
proses hukum yang lebih sederhana, cepat, tepat dan dengan biaya yang terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat.
i. peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia
dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat berjalan
sewajarnya.
j. pembenahan sistem manajemen penanganan perkara yang menjamin akses public,
pengembangan sistem pengawasan yang transparan dan akuntabel.
k. pengembangan sistem manajemen kelembagaan hukum yang transparan.
l. penyelamatan barang bukti akuntabilitas kinerja yang berupa dokumen/arsip lembaga
Negara dan badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.
m. peningkatan koordinasi dan kerjasama yang menjamin efektivitas penegakan hukum
dan HAM.
n. pembaharuan materi hukum yang terkait dengan pemberantasan korupsi.

7
o. peningkatan pengawasan terhadap lalu lintas orang yang melakukan perjalanan baik
ke luar maupun masuk ke wilayah Indonesia.
p. peningkatan fungsi intelejen agar aktivitas terorisme dapat dicegah pada tahap yang
sangat dini, serta meningkatkan berbagai operasi keamanan dan ketertiban; serta
q. peningkatan penanganan dan tindakan hukum terhadap penyalahgunaan narkotika dan
obat berbahaya melalui identifikasi dan memutus jaringan peredarannya, meningkatkan
penyidikan, penyelidikan, penuntutan serta menghukum para pengedarnya secara maksimal.

b . Kewajiban warga negara adalah:


1. wajib menjunjung hukum dan pemerintah
2. wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara
3. wajib ikut serta dalam pembelaan negara
4. wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
5. wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
6. wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
7. wajib mengikuti pendidikan dasar

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kewarganegaraan merupakan status hukum yang dimiliki seseorang yang


menghubungkan dirinya dengan negara tertentu. Status ini menentukan hak dan kewajiban
yang dimiliki seseorang terhadap negara tersebut.

Penentuan hak dan kewajiban ini didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku di suatu negara. Peraturan tersebut mengatur bagaimana seseorang bisa menjadi
warga negara, hak apa saja yang didapatkan setelah menjadi warga negara, dan kewajiban apa
saja yang harus dipenuhi.

Dengan demikian, kewarganegaraan menjadi hal penting karena:

1. Menetapkan hubungan individu dengan negara.


2. Menjadi dasar penetapan hak dan kewajiban individu terhadap negara.
3. Diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9
DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi. 2003. Demokrasi Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani. Jakarta:
Prenada Media

Indonesia. UUD 1945 dan Amandemennya. Bandung: Fokus Media

Malian, S. dan S. Marjuki (editor). 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi
Manusia. UII Press: Yogyakarta.

Mansoer, Hamdan (Pnyt). 2002. Kapita Selekta Pendidikan Kewarganegaraan Bagian I.


Jakarta: Depdiknas

Pasha, Musthafa Kamal. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Citra Karsa


Mandiri
Soemarsono, S. dan H. Mansyur. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta

Soemiarno, S. 2005. Hak Asasi Manusia. Makalah yang disampaikan dalam Kursus Calon Dosen
Kewarganegaraan Angkatan I , 12 – 23 Desember 2005. Dirjen Dikti Depdiknas, Jakarta.

Syarbani, Syahrial. 2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Edisi Revisi, Jakarta: Ghalia
Indonesia

10

Anda mungkin juga menyukai