Anda di halaman 1dari 18

TUGAS RESUME

BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan

Dosen Pengajar

Surti Zahra, SE., MM.

Disusun Oleh : Kelompok 6

1. Euis Suhartini (11011900004)


2. Desi Mayasari (11011900137)
Kelas : 5A- MAN
3. Maylina Ayu Pratiwi (11011900200)
4. Fildzah Hidayati (11011900525)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BINA BANGSA

KOTA SERANG-BANTEN

2021

A. PENGERTIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)

1.Menurut Salman (2013:26), Biaya overhead adalah biaya produksi yang dikeluarkan
perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik
meliputi biaya bahan pembantu atau penolong, biaya penyusutan aktiva pabrik, biaya sewa
gedung pabrik, dan biaya overhead lainnya.

2.Menurut Garrison, dkk(2013:56),Biaya overhsad pabrik adalah seluruh biaya manufaktur


yang Tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung”

3.Menurut Halim (2005:90) Biaya Overhead Pabrik, biaya overhead pabrik adalah seluruh
biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan bahan baku langsung
atau biaya tenaga kerja langsung

4.Menurut Ellen Christina, M. Fuad, Sugiarto, Edy Sukarno tahun 2001

Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya-biaya dalam pabrik yang
dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi,kecuali biaya bahan baku langsung dan
biaya tenaga kerja langsung.

Dapat di simpulkan bahwa Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang tidak bisa dikaitkan
langsung dengan produksi suatu produk maupun jasa. Biaya overhead merupakan jenis
pengeluaran yang pada semua jenis perusahaan. Biaya ini memiliki peran yang sangat
penting pada kelangsungan hidup bisnis maupun perusahaan.

Apabila perusahaan mempunyai departemen selain produksi, maka biaya yang terjadi di
dalam departemen pembantu akan dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik atau BOP. 

Umumnya, BOP muncul dari biaya-biaya untuk tenaga kerja tidak langsung, penggunaan
bahan tambahan, pajak, pengawasan mesin produksi, asuransi, dan juga beragam fasilitas
tambahan dalam proses produksi.

B. JENIS-JENIS BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)

Biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi beberapa jenis klasifikasi yaitu jenis-jenis
BOP menurut perilakunya yang berhubungan dengan perubahan volume produksi dan jenis-
jenis BOP menurut sifat atau objek pengeluarannya. Jenis-Jenis Biaya Overhead pabrik
menurut perilakunya.

Berdasarkan perilakunya yang berhubungan dengan perubahan volume produksi, anggaran


BOP dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu Biaya Overhead Variabel, Biaya Overhead Tetap
dan Biaya Variabel Semi-Variabel.
1 .Biaya Overhead pabrik variabel

Biaya overhead Variabel adalah biaya overhead yang berubah sebanding dengan
perubahan volume produksinya, anggaran dengan kata lain, anggaran Biaya Overhead
Variable ini akan meningkat seiring naiknya volume produksi. Sebaliknya, biaya overhead
variabelnya akan menurun apabila volume produks mengalami penurunan.

Biaya Overhead Pabrik Variabel ini diantaranya adalah Tenanga Kerja tidak langsung,
anggaran biaya perawatan dan perbaikan mesin serta biaya bahan-bahan penolong.

2. Biaya Overhead Pabrik Tetap

Biaya Overhead Tetap atau fixed Overhead cost adalah biaya overhead yang tidak berubah
meskipun terjadi perubahan pada volume produksinya. Dengan kata lain, Biaya tetap per unit
akan berkurang apabila volume produksinya meningkat. Sebaliknya , biaya tetap per unit
akan meningkat apabila volume produksi menurun. Biaya Overhead Pabrik yang tetap ini
diantaranya seperti biaya sewa pabrik atau biaya penyusutan pabrik, biaya penyusutan mesin
dan peralatan kerja, biaya hukum dan gaji para ekskutif perusahaan.

3.Biaya overhead Pabrik Semi-Variabel

Biaya Overhead Semi-Variabel adalah biaya overhead yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume produksi. Artinya, biaya Semi-Variabel ini memiliki karakteristik biaya
overhead tetap maupun biaya overhead variable ini adalah sebagian tetap dan sebagiannya
lagi bervariabel. Biaya Overhead Variabel ini dapat tetap pada tingkat kegiatan produksi
tertentu dan bervariasi setelah tingkat produksi tersebut. Contohnya biaya overhead semi-
variabel ini seperti biaya listrik yang pada volume produksi tertentu akan tetap sama namun
biaya listrik ini akan meningkat apabila terjadi peningkatan volume produksi pada tingkat
tertentu.

C. TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVER HEAD PABRIK

Secara umum anggaran biaya overhead pabrik disusun sebagai alat pedoman kerja,
pengkoordinasian kerja, dan pengawasan kerja yang dapat membantu pihak manajemen
dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Sedangkan secara khusus tujuan penyusunan
anggaran biaya overhead pabrik adalah:

a Mengetahui penggunaan biaya secara lebih efisien.

b. Menentukan harga pokok produk secara lebih tepat.


c. Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dengan tempat (departemen) di
mana biaya dibebankan.

d. Sebagai alat pengawasan biaya overhead pabrik.

Dengan demikian anggaran biaya overhead pabrik berguna sebagai dasar untuk penyusunan
anggaran harga pokok produksi (Cost of Goods Manufactured Budget), anggaran harga
pokok penjualan (Cost of Goods Sold Budget) dan anggaran kas (Cash Budget).

D. PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik harus mencakup perincian tentang:

a. Jenis barang yang dihasilkan.

b. Jumlah barang yang diproduksi.

c. Departemen (tempat) di mana biaya dialokasikan.

d. Tarif biaya overhead pabrik per satuan kegiatan.

e.Waktu (kapan) produksi dilaksanakan.

Dalam kaitannya dengan penentuan besarnya biaya yang harus dianggarkan ke dalam biaya
overhead pabrik, perlu diperhatikan berbagai hal berikut:

1. Penanggung Jawab Perencanaan Biaya

Dalam hal penanggung jawab perencanaan biaya, perlu ditegaskan adanya prinsip akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility a counting) atau prinsip biaya departemen langsung
(direct departemental cost). Untuk merealisasikan prinsip ini, maka departemen dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:

a. Departemen Produksi (Production Department) Yaitu departemen yang menjalankan


kegiatan produksi yang dalam kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi,
sehingga biaya overhead pabrik yang terjadi disebut biaya overhead pabrik langsung.

b. Departemen Jasa/Pembantu (Service Departement) Yaitu departemen yang tidak


menjalankan kegiatan produksi, tetapi membantu kelancaran jalannya proses produksi
sehingga, biaya overhead yang terjadi disebut biaya overhead pabrik tidak langsung,
2. Penentuan Jumlah Biaya

Penentuan biaya overhead pabrik diserahkan kepada masing-masing departemen yang


persetujuannya dapat dilakukan oleh kepala departemen yang bersangkutan dengan izin
pimpinan perusahaan. Dua hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan jumlah biaya
overhead pabrik, adalah:

a. Sifat biaya

Berdasarkan sifatnya dikenal adanya 3 (tiga) macam biaya, yaitu:

1. Biaya tetap (fixed cast), yaitu biaya-biaya yang cenderung bersifat konstan secara total dari
waktu ke waktu, tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan dengan beberapa asumsi tertentu,
seperti kebijaksanaan manajemen, periode waktu, dll. Contohnya: Gaji, asuransi, dll.

2. Biaya variabel (variable cost), yaitu biaya-biaya yang secara total mengalami perubahan,
yang besarnya sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Dalam hal ini tingkat kegiatan
perusahaan dinyatakan dalam satuan aktivitas, seperti jam buruh langsung (DLH), jam mesin
(DMH) atau unit barang (kg, liter, dll.). Contohnya: biaya bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung.

3. Biaya semi variabel (semi variable cost), yaitu biaya-biaya yang tidak bersifat variabel di
mana biaya ini mengalami perubahan, namun tidak sebanding dengan perubahan tingkat
kegiatan. Contohnya: biaya listrik, biaya pemeliharaan, bahan penolong, dll.

b. Wewenang untuk menentukan biaya

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN


BOP

Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka dalam membuat perkiraan perlu di
perhatikan agar tidak jauh berbeda

dengan realisasinya.

1. Anggaran unit yang akan diproduksi, terutama yang berkaitan dengan kualitas dan
kuantitasnya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.

2. Berbagai standard yang telah ditetapkan perusahaan (misalnya stand

ard pemakaian bahan pembantu, pemakaian listrik dan sebagainya).


3: Sistem pembayaran upah yang dipakai oleh perusahaan.

4. Metode depresiasi, khususnya terhadap aktiva tetap.

5. Metode alokasi biaya yang dipakai oleh perusahaan untuk membagi

biaya-biaya yang semula merupakan satu kesatuan, menjadi beberapa kelompok biaya di
mana biaya tersebut terjadi. Pengalokasian biaya tersebut dapat dilakukan dengan metode:

*Perbandingan pemakaian watt

* Perbandingan luas lantai

*Perbandingan jumlah karyawan

*Perbandingan nilai kekayaan (asset) dari masing-masing bagian (departemen)

F. JENIS-JENIS BIAYA OVERHEAD PABRIK MENURUT SIFAT ATAU OBJEK


PENGELUARANNYA

Berdasarkan sifatnya, biaya Biaya Overhead Pabrik dapat dibedakan menjadi Biaya Bahan
Penolong atau Bahan tidak langsung (Indirect Materials), Tenaga kerja tidak langsung
(Indirect Labor), Biaya Tidak langsung ( Indirect Expenses).

1. Biaya Bahan Penolong atau Biaya Bahan Tidak Langsung (Indirect Materials)

Biaya Bahan Penolong atau Biaya Bahan Tidak Langsung adalah biaya bahan yang
digunakan untuk menyelesaikan suatu produk namun dalam jumlah yang relatif kecil serta
sulit untuk dilacak keberadaannya di produk jadi. Bahan-bahan tidak langsung contohnya
seperti cairan pembersih yang digunakan untuk membersikan mesin produksi, lem yang
digunakan untuk menempelkan kertas pada produksi buku bacaan ataupun sarung tangan
yang digunakan oleh pekerja untuk mencegah jejak sidik jari diproduksi ponsel dan
sebagainya.

2. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor)

Biaya Tenaga Kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperkerjakan tenaga kerja yang
secara fisik tidak berhubungan dengan proses pembuatan produk atau dengan tujuan untuk
membantu para pekerja menghasilkan suatu produk. Contohnya seperti Mandor dan Manager
produksi, Staff Administrasi, Staff personalia, Staff Akutansi dan lain sebagainya

3. Biaya Tidak Langsung (Indirect Expenses)


Biaya -biaya tidak langsung tersebut seperti biaya listrik, biaya air, biaya asuransi,biaya sewa
(gedung, mesin, kendaraan bermotor), biaya penyusutan aset, biaya perawatan dan perbaikan.

4. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik


a. Perhitungan selisih biaya overhead pabrik.
Dalam menghitung selusih BOP, harus membandingkan antara BOP
sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan, jika BOP sesungguhnya yang
lebih besar dari BOP dibebankan disebut underapplied factory overhead yang
sifatnya menguntungkan sebaliknya bila biaya dibebankan lebih besar maka
disebut overapplied factory overhead yang sifatnya menguntungkan atau laba.
b. Analisis selisih BOP.
Selisih BOP yang timbul akan dianalisis kedalam 2 macam selisih yaitu:
1) Selisih Anggaran
Selisih anggaran adalah selisih yang disebbakan oleh perbedaan
antara BOP sesungguhnya dibandingkan budget BOP pada kapasitas
sesungguhnya. Selisih anggaran dapat pula dihitung dari perbedaan
BOP variabel sesungguhnya dibandingkan dengan budget BOP
variabel pada kapasitas sesungguhnya.

G. TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK

Dalam kalkulasi biaya normal (normal costing), biaya overhead pabrik dialokasikan ke proses
produksi berdasar tarif yang ditentukan lebih dahulu dikalikan dengan kapasitas pabrik yang
nyata (actual capatity). Kapasitas pabrik itu didasarkan pada Anggaran Perusahaan ada 5
unsur yaitu: (1) biaya bahan langsung, (2) biaya tenaga kerja langsung, (3) jaza naga kerja
langsung, (4) jam mesin, dan (5) unit output yang dihasilkan.

Alokasi biaya

Alokasi biaya adalah salah satu topik dalam akuntansi pertanggungjawaban, karena pada
pusat biaya, manajer biaya harus bertanggung jawab tentang biaya biaya yang dikeluarkan.
Model ini pada umumnya diterapkan pada akuntansi pabrik, di mana manajer pabrik akan
meminta pertanggungjawaban kepada para manajer sub divisi pabrik, misalnya manajer
departemen produksi dan manajer departemen pembantu produksi.

Alokasi biaya mempunyai kegunaan antara lain:


1) Untuk menetapkan harga jual. Setelah biaya tidak langsung produksi dialokasikan ke biaya
produksi, diketahui harga pokok produksi per unit, selanjutnya dapat dijadikan alat untuk
membuat kebijakan penetapan harga jual.

2) Untuk mengukur laba dan menilai aktiva. Dengan ditentukan berapa unit diproduksi dan
dijual, maka dapat dihitung nilai persediaan (masuk ke harta lancar dalam neraca) dan beban
pokok penjualan (masuk dalam perhitungan. rugi-laba).

3) Untuk memotivasi manajer divisi yang kinerjanya diukur dengan efisiensi biaya melalui
perbandingan antara biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual. Biaya aktual lebih besar
dari pada biaya dianggarkan adalah tidak efisien, dan sebaliknya biaya aktual lebih kecil dari
pada biaya dianggarakan adalah efisien.

4) Untuk memonitor departemen pembantu produksi. Manajer departemen produksi harus


memonitor departemen pembantu produksi karena biaya itu akan dialokasikan ke
departemennya dan akan mempengaruhi kinerjanya

Contoh sederhana dari BOP adalah :

1. Bahan baku tidak langsung adalah : pada kemeja, bahan baku langsung adalah bahan,
sedangkan kancing baju merupakan BOP yang di golongkan pada bahan baku tidak
langsung.
2. Tenaga kerja tidak langsung : satpam pabrik berada berada dipabrik tetapi tidak
menangani produk tugasnnya adalah menjaga keamanan pabrik, karena itu masuk ke
dalam BOP (Tenaga kerja tidak langsung) contoh lain adalah supervisor pabrik, tugas
utamannya adalah mengawasi agar aktivitas dipabrk berjalan sesuai SOP yang ada,
karena hanya mengawasi maka supervisor pabrik bukanlah tenaga kerja langsung
melainkan tenaga kerja tidak langsung yang digolongkan dalam BOP.
3. Listrik dan air pabrik : merupakan penunjang beroperasinya aktivitas operasional di
pabrik.
4. Dan baiya lainnya yang ada dipabrik, namun bukanlah hal yang berhubungan langsung
dengan produk.

H. CONTOH SOAL

1. PT “KEMBAR Bersaudara “ menentukan tarif BOP ditentukan dimuka bulan januari


1995,perusahaan membuat anggaran BOP dengan kapasitas normal 30.000 jam mesin dengan
data produksi sebagai berikut :
Jenis Biaya Tetap/Variabel cost Jumlah
Biaya bahan baku Rp. 5.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 2.500.000
Biaya bahan penolong V Rp. 1.100.000
Biaya depresiasi pabrik T Rp. 500.000
Biaya bahan bakar V Rp. 750.000
Biaya listrik V Rp. 1.600.000
Biaya reparsi & pemeliharaan V Rp . 675.000
T Rp. 400.000
Biaya asuransi bangunan T Rp. 800.000
Biaya promosi V Rp. 1.250.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp. 1.400.000
T Rp. 1.850.000
Biaya kesejahteraan karyawan T Rp. 1.050.000
Data-data lain yang berkaitan dengan produksi :

Jam kerja langsung 42.000 jam

Unit produksi 60.000 unit

Pada akhir bulan BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 27.500 jam

Jenis Biaya Tetap/Variabel Jumlah


Biaya bahan baku Rp. 5.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 2.500.000
Biaya bahan penolong V Rp. 1.000.000
Biaya depresiasi pabrik T Rp. 500.000
Biaya bahan bakar V Rp. 750.000
Biaya listrik V Rp. 1.400.000
Biaya reparsi & pemeliharaan V Rp . 600.000
T Rp. 400.000
Biaya asuransi bangunan T Rp. 800.000
Biaya promosi V Rp. 1.050.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp. 1.200.000
T Rp. 1.850.000
Biaya kesejahteraan karyawan T Rp. 1.050.000
Diminta :

1. Berapakah BOP tetap & variabel yang dianggarkan.


2. Hitung tarip BOP bulan januari berdasarkan :
a. Jam mesin (Rp)
b. Biaya bahan baku (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (Rp)
d. Jam kerja langsung (Rp)
e. Unit produksi(Rp)
3. Hitunglah pada BOP sesungguhnya :
a. Tarip BOP variabel & tetap.
b. Selisih BOP
c. Selisih anggaran & kapasitas.
4. Buatlah jurnal yang diperlukan.

Jawaban :

1. BOP Tetap = Rp. 4.600.000.

BOP Variabel = Rp. 5.525.000.

2. A. Tarif BOP Tetap = Rp. 4.600.000 = Rp. 153,3 jam mesin.

30.000

Tarif BOP variabel = Rp. 5.525.000 = Rp. 184,2 jam mesin.

30.000

Tarif BOP = (153,3 + 184,2) = Rp. 337,5 jam mesin.


B. Biaya bahan baku :

Tarif BOP = Rp. 10.125.000 x 100% = 202,5%

5.000.000

C. Biaya tenaga kerja langsung :

Tarif BOP = Rp 10.125.000 X 100% = 405%

2.500.000.

D. Jam kerja langsung :

Tarif BOP = Rp 10.125.000 = Rp 241.

42.000

E. Unit Produksi :

Tarif BOP = Rp 10.125.000 = Rp 168,75

60.000

3. a. BOP tetap = Rp 4.600.000 : 27.500 = 167,3

BOP variabel = Rp 4.750.000 : 27.500 = 172..7

b.Selisih BOP :

BOP yang dibebankan lebih (27.500 x 337,5) Rp. 9.281.250

BOP sesungguhnya Rp. 9.350.000

Selisih BOP (R) Rp. 68.750

cSelisih anggaran :

BOP sesungguhnya Rp. 9.350.000

BOP dianggarkan pada kapasitas :

BOP variabel (27.00 x Rp 184,2) = Rp 5.065.500

BOP tetap 4.600.000

Laba Rp. 9.665.500


Rp. 315.500

Selisih kapasitas :

(metode 1) Rp. 4.600.000

BOP tetap dibebankan pd produk

(27.500 x Rp 153,3) Rp. 4.215.750

Rugi Rp. 384.250

(metode 2)

Kapasitas dianggarkan 30.000 jam mesin.

Kapasitas dicapai 27.500

2.500jam mesin.

Tarif BOP tetap : Rp. 153,3

Selisih kapasitas : (Rp 153,3 x 2500) = Rp. 383.250

4.Mencatat pembebanan BOP :

BDP-BOP 9.281.250 -

BOP yang dibebankan lebih - 9.281.25

Mencatat BOP sesungguhnya :

BOP sesungguhnya 9.350.000 -

Berbagai rekening di kredit - 9.350.000

Mencatat penutupan rekening BOP dibebankan ke

BOP sesungguhnya dan mencatat selisih :

BOP dibebankan 9.281.250 -

Selisih kurang BOP 68.750 -

BOP sesungguhnya - 9.350.000


2. PT SEDERHANA memproduksi 2 produk yaitu produk XX dan YY. Kedua produk
diproses melalui 2 departemen produksi dan 2 departemen jasa. Tarif BOP ditentukan
berdasarkan rencana kegiatan tahunan.

a. Biaya Overhead Pabrik:

Jumlah Biaya Jumlah DMH


Dept. Produksi I Rp 12.000.000,- 63.000
Dept. Produksi II Rp 9.000.000,- 33.000
Dept. Jasa I Rp 3.000.000,- 9.000
Dept. Jasa II Rp 2.4.00.000,- 7.500
b. Penggunaan hasil kegiatan Dapertemen Jasa:

PEMBERI JASA
PEMAKAI JASA Jasa I Jasa II
Produksi I 45% 35%
Produksi II 40% 45%
Jasa I - 20%
Jasa II 15% -

Petunjuk: Angka satuan terkecil dibulatkan dalam puluhan, kecuali untuk pertanyaan no. 3
(Tarif BOP)

Anda diminta untuk:

1. Menghitung besarnya BOP keseluruhan masing-masing departemen Produksi setelah


menyerap BOP dari departemen Jasa.

2. Menghitung BOP Netto masing-masing Departemen Jasa setelah saling memberi dan
menerima jasa.

3. Menghitung tarif BOP masing-masing Departemen Produksi untuk setiap satuan kegiatan.

◆ Penyelesaian:

1). Persamaan: X= 3.000.000+ 0,2 Y

Y=2.400.000+ 0,15 X

X-3.000.000+ 0.2 (2.400.000+ 0,15

X= 3.000.000+ 480.000+ 0,30 X


0,97 X = 3.480.000

X-3.587.628,87= Rp 3. 587.630,

Y = 2.400.000+ 0.15 (3.587.630)

Y = 2.400.000 + 538.144,5 = 2.938.144,5 = Rp 2.938.140,-

BOP departemen produksi setelah menyerap BOP dari departemen jasa:

Dept. Produksi I Dept. Produksi II


Rp. 12.000.000,- Rp. 9.000.000,-
Anggaran BOP
Alokasi BOP:
Rp. 1.614.430,- Rp. 1.435.050,-
-Dept. Jasa 1
Rp. 1.028.350,- Rp. 1.322.160,-
-Dept. Jasa 2
Rp. 14.642.780,- Rp. 11.757.210
BOP netto

2) BOP netto masing-masing depertemen jasa setelah saling memberi dan menerima jasa:

Dept. Jasa 1 Dept. Jasa 2


Rp. 3.000.000,- Rp. 2.400.000,-
Anggaran BOP
Rp. 587.630- Rp. 538.140,-
-Meneerima
(Rp. 538.140,-) (Rp. 587.630,-)
-Memberi
Rp. 3.049.490,- Rp. 2.350.510,-
Bop netto

3) Menghitung tarif BOP untuk masing-masing departemen produksi

Dept. Prod. 1 = Rp 14.642.780,- = Rp 232,43 /DMH

63.000 DMH

Dept. Prod. 2= Rp 11.757.210,- = Rp 356,28 DMH

33.000 DMH
I. RINGKASAN

BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) adalah : biaya yang tidak bisa dikaitkan langsung
dengan produksi suatu produk maupun jasa. Biaya overhead merupakan jenis pengeluaran
yang pada semua jenis perusahaan. Biaya ini memiliki peran yang sangat penting pada
kelangsungan hidup bisnis maupun perusahaan.Apabila perusahaan mempunyai departemen
selain produksi, maka biaya yang terjadi di dalam departemen pembantu akan dikelompokkan
dalam biaya overhead pabrik atau BOP. 

Contoh BOP
1.Bahan baku tidak langsung adalah : pada kemeja, bahan baku langsung adalah bahan,
sedangkan kancing baju merupakan BOP yang di golongkan pada bahan baku tidak langsung.

2. Tenaga kerja tidak langsung : satpam pabrik berada berada dipabrik tetapi tidak menangani
produk tugasnnya adalah menjaga keamanan pabrik, karena itu masuk ke dalam BOP
(Tenaga kerja tidak langsung) contoh lain adalah supervisor pabrik, tugas utamannya adalah
mengawasi agar aktivitas dipabrk berjalan sesuai SOP yang ada, karena hanya mengawasi
maka supervisor pabrik bukanlah tenaga kerja langsung melainkan tenaga kerja tidak
langsung yang digolongkan dalam BOP.

3. Listrik dan air pabrik : merupakan penunjang beroperasinya aktivitas operasional di pabrik.

4.Dan baiya lainnya yang ada dipabrik, namun bukanlah hal yang berhubungan langsung
dengan produk.

Daftar Pustaka

1.Penerbit oleh Ellen Christina, M. Fuad, Sugiarto, Edy Sukarno 2001

2.Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggraini. 2017. Anggaran Bisnis Analisis, Perencanaan,
dan Pengendalian Laba. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

3.Dr. Darsono Prawironegoro, S.E., S.F., M.A.. M.M.

Ari Purwanto, M.Ak.


© 2008, 2010, Penerbit Mitra Wacana Media

4.Gunawan Adisaputro, S.E., M.B.A. Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Gadjah Mada

Yogyakarta Edisi Pertama Cetakan Kelima belas, Mei 2018

5.Dr. Dito Rinaldo Novandi CRA, SE., MM. Vina Anggilia Puspita, S.Sos., MM.

Anda mungkin juga menyukai