Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Perkembangan Islam di Indonesia dan
Dunia”. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
       Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
       Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I  PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Awal Masuknya Islam di Indonesia...................................................................................2
2.2. Cara Masuknya Islam di Indonesia....................................................................................2
2.3. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara......................................................3
2.4. Peranan Umat Dalam Mengusir Penjajah...........................................................................5
2.5. Peranan Umat Islam Dalam Mempersiapkan dan 
       Meletakkan Dasar-dasar Indonesia Merdeka.....................................................................7
2.6. Peranan Organisasi-organisasi Islam dan 
       Partai-partai Politik Islam..................................................................................................8
2.7. Sejarah Perkembangan Islam di Dunia.............................................................................12
2.8. Tokoh-tokoh Yang Berprestasi Dalam 
       Perkembangan Islam.........................................................................................................17
2.9. Hikmah Belajar Sejarah Perkembangan Islam di Dunia...................................................18
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................19
3.2. Saran.................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20
 BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Islam dimulai dengan ajaran Muhammad saw, di tempat kelahirannya Mekkah, sifat-sifat
yang menjadi ciri agama baru ini dikembangkan setelah beliau pindah ke Madinah dalam
tahun 622 M. Sebelumnya beliau wafat sepuluh tahun kemudian, telah jelaslah sudah bahwa
Islam bukannya semata-mata merupakan suatu badan kepercayaan agama pribadi, akan tetapi
Islam meliputi pembinaan suatu masyarakat merdeka, dengan sistem sendiri tentang
pemerintahan, hukum, dan Lembaga Generasi Muslimin pertama, telah menginsafi bahwa
Hijrah adalah satu titik perubahan penting dalam sejarah. Merekalah yang menetapkan tahun
622 M sebagai permulaan takwin Islam baru.
Dengan pemerintah yang kuat, cerdas, dan satu kepercayaan yang menggelorakan semangat
penganut-penganut dan tentara-tentara dalam waktu yang tidak lama, masyarakat baru ini
menguasai seluruh Arabia Barat dan mencari dunia baru untuk ditundukkan.
Setelah sedikit kemunduran pada wafat Muhammad saw., gelombang penaklukan bergerak
dengan cepat di Arabia bagian Utara dan Timur, berani menyerang kubu-kubu pertahanan di
perbatasan kerajaan Romawi Timur di Syirq al-Ardun dan kerajaan Persia di Irak. Selatan.
Angkatan-angkatan perang kedua kerajaan raksasa ini –karena perang tidak henti-hentinya–
telah kehabisan kekuatan, dikalahkan satu-persatu dalam suatu rangkaian operasi cepat dan
cemerlang. Dalam waktu enam tahun sesudah Muhammad saw. wafat, seluruh Siria dan Irak
diharuskan membayar upeti kepada Madinah, dan empat tahun kemudian Mesir digabungkan
pada kerajaan Islam baru.
Oleh karena itu, untuk lebih jelasnya makalah ini akan membahas tentang Perkembangan
Islam Di Indonesia dan Dunia.
1.2.     Rumusan Masalah

1. Menjelaskan tentang begaimana Islam datang ke Indonesia.


2. Menjelaskan tentang bagaimana caranya Islam bisa berkembang di Indonesia.
3. Menjelaskan tentang apa saja hikmah bagi Indonesia setelah Islam datang.
4. Bagaimana perkembangan islam didunia?
5. Siapa saja tokoh-tokoh yang berprestasi dalam perkembangan islam didunia?
6. Apa saja hikmah dari perkembangan islam?

1.3.    Tujuan

1. Untuk mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia.


2. Supaya kita bisa mencontoh bagaimana cara berdakwah yang baik 
3. Mengenang kembali jasa-jasa para pejuang terdahulu
4. Agar kita mengetahui seberapa perkembangan islam didunia.
5. Agar kita mampu meningkatkan keimanan melalui hikmah dibalik perkembangan
islam.
6. Agar kita mengenal serta mengetahui tokoh – tokoh yang mempunyai peran penting
dalam perkembangan islam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Awal Masuknya Islam di Indonesia


Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme,
dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa
wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan
Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa
Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-
wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-
prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan
dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan
membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan. 

Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar “ masuknya
Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia
pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain
menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur
Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan
Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.

2.2. Cara Masuknya Islam di Indonesia 


     Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam
berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat
kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-
Baqarah ayat 256 :

ِ ‫َآلِإ ْك َراهَ فِي الدِّي ِن قَد تَّبَي ََّن الرُّ ْش ُد ِم َن ْال َغ ِّي فَ َمن يَ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو‬
‫ت َويُْؤ ِمن بِاهللِ فَقَ ِد‬
‫صا َم لَهَا َوهللاُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬َ ِ‫ك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْثقَى الَ ا ْنف‬
َ ‫ا ْستَ ْم َس‬
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhultali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Al-
Baqarah: 256).
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;

 Perdagangan

Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka
dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab
datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka
mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang
sambil menyiarkan agama Islam. 

 Kultural

Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan,


sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga
dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang
yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya.
Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya
jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak,
seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.

 Pendidikan 

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh
pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan
kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-
santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku,
Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis
dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.

 Kekuasaan politik

Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja
Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh
Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu
membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini
menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
2.3.  Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara
1. Di Sumatra
     Kesimpulan hasil seminar di Medan tersebut di atas, dijelaskan bahwa wilayah Nusantara
yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang
terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut berdiri
kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.

2. Di Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama
Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya
Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah
bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai
pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya
dilakukan oleh para da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu
lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain
sudah begitu pesat..
Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga,
yaitu sbb :

 a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik 


     Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran
Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga
pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik 

b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)


     Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia
sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan
terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat,
yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M. Jasa-jasa Sunan
Ampel : 

1. Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para
mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak
pertama), Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana
Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2. Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun
1479 M.
3. Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah
sebagai Sultan

c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)


     Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak.
Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Raden
Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai
mufti tanah Jawa.
d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
     Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama
Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.

e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)


     Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang
kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena
wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan
ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini
adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam. 

f. Sunan Drajat
     Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau
terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan dari
berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.

g. Syarif Hidayatullah
     Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah,
yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai
ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan
Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya
membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri
dan Cirebon. Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol
politik para wali.

h. Sunan Kudus
     Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun
1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia
membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan
budaya Nusantara.

i. Sunan Muria 
     Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau
menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah
lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.

Raja-raja Maluku yang masuk Islam seperti :

 Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).


 Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya
dalam menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina.
 Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
 Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
 Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.
2.4.  Peranan Umat Islam dalam Mengusir Penjajah.

     Ketika kaum penjajah datang, Islam sudah mengakar dalam hati bangsa Indonesia, bahkan
saat itu sudah berdiri beberapa kerajaan Islam, seperti Samudra Pasai, Perlak, Demak dan
lain-lain. Jauh sebelum mereka datang, umat Islam Indonesia sudah memiliki identitas
bendera dan warnanya adalah merah putih. Ini terinspirasi oleh bendera Rasulullah saw. yang
juga berwarna merah dan putih. Rasulullah saw pernah bersabda :” Allah telah menundukkan
pada dunia, timur dan barat. Aku diberi pula warna yang sangat indah, yakni Al-Ahmar dan
Al-Abyadl, merah dan putih “. Begitu juga dengan bahasa Indonesia. Tidak akan bangsa ini
mempunyai bahasa Indonesia kecuali ketika ulama menjadikan bahasa ini bahasa pasar, lalu
menjadi bahasa ilmu dan menjadi bahasa jurnalistik.

Beberapa ajaran Islam seperti jihad, membela yang tertindas, mencintai tanah air dan
membasmi kezaliman adalah faktor terpenting dalam membangkitkan semangat melawan
penjajah. Bisa dikatakan bahwa hampir semua tokoh pergerakan, termasuk yang berlabel
nasionalis radikal sekalipun sebenarnya terinspirasi dari ruh ajaran Islam. Sebagai bukti
misalnya Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) tadinya berasal dari Sarekat Islam (SI);
Soekarno sendiri pernah jadi guru Muhammadiyah dan pernah nyantri dibawah bimbingan
Tjokroaminoto bersama S.M Kartosuwiryo yang kelak dicap sebagai pemberontak DI/TII;
RA Kartini juga sebenarnya bukanlah seorang yang hanya memperjuangkan emansipasi
wanita. Ia seorang pejuang Islam yang sedang dalam perjalanan menuju Islam yang kaaffah.
Ketika sedang mencetuskan ide-idenya, ia sedang beralih dari kegelapan (jahiliyah) kepada
cahaya terang (Islam) atau minaz-zulumati ilannur (habis gelap terbitlah terang). Patimura
seorang pahlawan yang diklaim sebagai seorang Nasrani sebenarnya dia adalah seorang Islam
yang taat. Tulisan tentang Thomas Mattulessy hanyalah omong kosong. Tokoh Thomas
Mattulessy yang ada adalah Kapten Ahmad Lussy atau Mat Lussy, seorang muslim yang
memimpin perjuangan rakyat Maluku melawan penjajah. Demikian pula Sisingamangaraja
XII menurut fakta sejarah adalah seorang muslim. 
     Semangat jihad yang dikumandangkan para pahlawan semakin terbakar ketika para
penjajah berusaha menyebarkan agama Nasrani kepada bangsa Indonesia yang mayoritas
sudah beragama Islam yang tentu saja dengan cara-cara yang berbeda dengan ketika Islam
datang dan diterima oleh mereka, bahwa Islam tersebar dan dianut oleh mereka dengan jalan
damai dan persuasif yakni lewat jalur perdagangan dan pergaulan yang mulia bahkan wali
sanga menyebarkannya lewat seni dan budaya. Para da’i Islam sangat paham dan menyadari
akan kewajiban menyebarkan Islam kepada orang lain, tapi juga mereka sangat paham bahwa
tugasnya hanya sekedar menyampaikan. Hal ini sesuai dengan Q.S. Yasin ayat 17 :”Tidak
ada kewajiban bagi 
Di bawah ini hanya sebagian kecil contoh atau bukti sejarah perjuangan umat Islam Indonesia
dalam mengusir penjajah.
1. Penjajah Portugis
Kaum penjajah yang mula-mula datang ke Nusantara ialah Portugis dengan semboyan Gold
(tambang emas), Glory (kemulyaan, keagungan), dan Gospel (penyebaran agama Nasrani).
Untuk menjalankan misinya itu Portugis berusaha dengan menghalalkan semua cara. Apalagi
saat itu mereka masih menyimpan dendamnya terhadap bangsa Timur (Islam) setelah usai
Perang Salib.

2. Penjajah Belanda
        Belanda pertama kali datang ke Indonesia tahun 1596 berlabuh di Banten dibawah
pimpinan Cornelis de Houtman, dilanjutkan oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jakarta
pada tanggal 30 Mei 1619 serta mengganti nama Jakarta menjadi Batavia. Tujuannya sama
dengan penjajah Portugis, yaitu untuk memonopoli perdagangan dan menanamkan kekuasaan
terhadap kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara. Jika Portugis menyebarkan agama Katolik
maka Belanda menyebarkan agama Protestan. Betapa berat penderitaan kaum muslimin
semasa penjajahan Belanda selama kurang lebih 3,5 abad. Penindasan, adu domba (Devide et
Impera), pengerukan kekayaan alam sebanyak-banyaknya dan membiarkan rakyat Indonesia
dalam keadaan miskin dan terbelakang adalah kondisi yang dialami saat itu. Maka wajarlah
jika seluruh umat Islam Indonesia bangkit dibawah pimpinan para ulama dan santri di
berbagai pelosok tanah air, dengan persenjataan yang sederhana: bambu runjing, tombak dan
golok. Namun mereka bertempur habis-habisan melawan orang-orang kafir Belanda dengan
niat yang sama, yaitu berjihad fi sabi lillah. Hanya satu pilihan mereka : Hidup mulia atau
mati Syahid. Maka pantaslah almarhum Dr. Setia Budi (1879-1952) mengungkapkan dalam
salah satu ceramahnya di Jogya menjelang akhir hayatnya antara lain mengatakan : “Jika
tidak karena pengaruh dan didikan agama Islam, maka patriotisme bangsa Indonesia tidak
akan sehebat seperti apa yang diperlihatkan oleh sejarahnya sampai kemerdekaannya”. 
Sejarah telah mencatat sederetan pahlawan Islam Indonesia dalam melawan Belanda yang
sebagian besar adalah para Ulama atau para kyai antara lain : 
Di Pulau Jawa misalnya Sultan Ageng Tirtayasa, Kiyai Tapa dan Bagus Buang dari
kesultanan Banten, Sultan Agung dari Mataram dan Pangeran Diponegoro dari Jogjakarta
memimpin perang Diponegoro dari tahun 1825-1830 bersama panglima lainnya seperti Basah
Marto Negoro, Kyai Imam Misbah, Kyai Badaruddin, Raden Mas Juned, dan Raden Mas
Rajab. Konon dalam perang Diponegoro ini sekitar 200 ribu rakyat dan prajurit Diponegoro
yang syahid, dari pihak musuh tewas sekitar 8000 orang serdadu bangsa Eropa dan 7000
orang serdadu bangsa Pribumi. Dari Jawa Barat misalnya Apan Ba Sa’amah dan Muhammad
Idris (memimpin perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1886 di daerah Ciomas)
         Di pulau Sumatra tercatat nama-nama : Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Tambusi
(Memimpin perang Padri tahun 1833-1837), Dari kesultanan Aceh misalnya Teuku Syeikh
Muhammad Saman atau yang dikenal Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, Panglima Ibrahim,
Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Dien, Habib Abdul Rahman, Imam Leungbatan, Sultan
Alaudin Muhammad Daud Syah, dan lain-lain
3. Penjajahan Jepang
     Pendudukan Jepang di Indonesia diawali di kota Tarakan pada tanggal 10 januari 1942.
Selanjutnya Minahasa, Balik Papan, Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang dan Bali.
Kota Jakarta berhasil diduduki tanggal 5 Maret 1942.
Untuk sementara penjajah Belanda hengkang dari bumi Indonesia, diganti oleh penjajah
Jepang. Ibarat pepatah “Lepas dari mulut harimau jatuh ke mulut buaya”, yang ternyata
penjajah Jepang lebih kejam dari penjajah manapun yang pernah menduduki Indonesia.
Seluruh kekayaan alam dikuras habis dibawa ke negerinya. Bangsa Indonesia dikerja
paksakan (Romusa) dengan ancaman siksaan yang mengerikan seperti dicambuk, dicabuti
kukunya dengan tang, dimasukkan kedalam sumur, para wanita diculik dan dijadikan pemuas
nafsu sex tentara Jepang (Geisha).
     Pada awalnya Jepang membujuk rayu bangsa Indonesia dengan mengklaim dirinya
sebagai saudara tua Bangsa Indonesia (ingat gerakan 3 A yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon
Pelindung Asia dan Nippon Pemimpin Asia). Mereka juga paham bahwa bangsa Indonesia
kebanyakan beragama Islam. Karena itu pada tanggal 13 Juli 1942 mereka mencoba
menghidupkan kembali Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang telah terbentuk pada
pemerintahan Belanda (September 1937). Tapi upaya Jepang tidak banyak ditanggapi oleh
tokoh-tokoh Islam. Banyak tokoh-tokoh Islam tidak mau kooperatif dengan pemerintah
penjajah Jepang bahkan melakukan gerakan bawah tanah misalnya dibawah pimpinan Sutan
Syahrir dan Amir Syarifuddin.

4. Sekutu dan NICA


     Tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia baru saja diproklamirkan, tanggal 15
september 1945 datang lagi persoalan baru, yaitu datangnya tentara sekutu yang diboncengi
NICA (Nederland Indies Civil Administration). Mereka datang dengan penuh kecongkakan
seolah-olah paling berhak atas tanah Indonesia sebagai bekas jajahannya. Kedatangan mereka
tentu saja mendapat reaksi dari seluruh bangsa Indonesia. Seluruh umat Islam bergerak
kembali dengan kekuatan senjata seadanya melawan tentara sekutu dan NICA yang
bersenjatakan lengkap dan modern. Perlawanan terhadap sekutu dan NICA antara lain:
Dengan taktik perang gerilya, pertempuran arek-arek Surabaya, Bandung lautan Api,
pertempuran di Ambarawa dan lain-lain.

2.5.  Peranan Umat Islam dalam Mempersiapkan dan Meletakkan Dasar-


dasar Indonesia Merdeka.

     Dalam upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, tidak disangsikan lagi peran kaum
muslimin terutama para ulama. Mereka berkiprah dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dibentuk tanggal 1 maret 1945. Lebih jelas lagi
ketika Badan ini membentuk panitia kecil yang bertugas merumuskan tujuan dan maksud
didirikannya negara Indonesia. Panitia terdiri dari 9 orang yang semuanya adalah muslim
atau para ulama kecuali satu orang beragama Kristen. Mereka adalah Ir. Soekarno,
Drs.Moh.Hatta, Mr.Moh.Yamin, Mr.Ahmad Subardjo, Abdul Kahar Mujakir, Wahid Hsyim,
H.Agus Salim, Abi Kusno Tjokrosuyono dan A.A. Maramis (Kristen)
Meski dalam persidangan-persidangan merumuskan dasar negara Indonesia terjadi
banyak pertentangan antar (mengutip istilah Endang Saefudin Ansori dalam bukunya Piagam
Jakarta) kelompok nasionalis Islamis dan kelompok nasionalis sekuler. Kelompok Nasionalis
Islamis antara lain KH. Abdul Kahar Muzakir, H. Agus Salim, KH.Wahid Hasyim, Ki Bagus
dan Abi Kusno menginginkan agar Islam dijadikan dasar negara Indonesia. Sedangkan
kelompok nasionalis sekuler dibawah pimpinan Soekarno menginginkan negara Indonesia
yang akan dibentuk itu netral dari agama. Namun Akhirnya terjadi sebuah kompromi antara
kedua kelompok sehingga melahirkan sebuah rumusan yang dikenal dengan Piagam Jakarta
tanggal 22 Juni 1945, yang berbunyi : 

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat Islam bagi pemeluk-pemeluknya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

     Rumusan itu disetujui oleh semua anggota dan kemudian menjadi bagian dari
Mukaddimah UUD 45. Jadi dengan demikian Republik Indonesia yang lahir tanggal 17
Agustus 1945 adalah republik yang berdasarkan ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syareat Islam bagi pemeluk-pemeluknya Meskipun keesokan harinya 18 Agustus 1945 tujuh
kata dalam Piagam Jakarta itu dihilangkan diganti dengan kalimat “Yang Maha Esa”. Ini
sebagai bukti akan kebesaran jiwa umat Islam dan para ulama. Muh. Hatta dan Kibagus
Hadikusumo menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan” Yang Maha Esa” tersebut tidak
lain adalah tauhid.
Saat proklamasipun peran umat Islam sangat besar. 17 Agustus 1945 itu bertepatan dengan
tangal 19 Ramadhan 1364 H. Proklamasi dilakukan juga atas desakan-desakan para ulama
kepada Bung Karno. Tadinya Bung Karno tidak berani. Saat itu Bung Karno keliling
menemui para ulama misalnya para ulama di Cianjur Selatan, Abdul Mukti dari
Muhammadiyah, termasuk Wahid Hasyim dari NU. Mereka mendesak agar Indonesia segera
diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.

2.6.  Peranan Organisasi-organisasi Islam dan Partai-partai Politik Islam

     Dalam perjuangan membela bangsa, Negara dan menegakkan Islam di Indonesia, Umat
Islam mendirikan berbagai organisasi dan partai politik dengan corak dan warna yang
berbeda-beda. Ada yang bergerak dalam bidang politik, sosial budaya, pendidikan, ekonomi
dan sebagainya. Namun semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memajukan bangsa
Indonesia khususnya umat Islam dan melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Tercatat
dalam sejarah, bahwa dari lembaga-lembaga tersebut telah lahir para tokoh dan pejuang yang
sangat berperan baik di masa perjuangan mengusir penjajah, maupun pada masa
pembangunan.
1. Sarekat Islam (SI)
     Sarekat Islam (SI) pada awalnya adalah perkumpulan bagi para pedagang muslim yang
didirikan pada akhir tahun 1911 di Solo oleh H. Samanhudi. Nama semula adalah Sarekat
Dagang Islam (SDI). Kemudian tanggal 10 Nopember 1912 berubah nama menjadi Sarekat
Islam (SI). H.Umar Said Cokroaminoto diangkat sebagai ketua, sedangkan H.Samanhudi
sebagai ketua kehormatan. Latar belakang didirikannya organisasi ini pada awalnya untuk
menghimpun dan memajukan para pedagang Islam dalam rangka bersaing dengan para
pedagang asing, dan juga membentengi kaum muslimin dari gerakan penyebaran agama
Kristen yang semakin merajalela. Dengan nama Sarekat Islam dibawah pimpinan H.O.S.
Cokroaminoto organisasi ini semakin berkembang karena mendapat sambutan yang luar biasa
dari masyarakat. Daya tarik utamanya adalah asas keislamannya. Dengan SI mereka (umat
Islam) yakin akan dibela kepentingannya.
Keanggotaan SI terbuka untuk semua golongan dan suku bangsa yang beragama Islam.
Berbeda dengan Budi Utomo yang membatasi keanggotaannya pada suku bangsa tertentu
(Jawa). Sehingga banyak sejarawan mengatakan bahwa tanggal berdirinya SI ini lebih tepat
disebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dan bukan tahun 1908 dengan patokan berdirinya
Budi Utomo.

2. Muhammadiyah
     Muhammadiyah secara etimologi artinya pengikut Nabi Muhammad. Adalah sebuah
organisasi non-politis yang bertujuan mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan al-Quran
dan Sunnah Nabi Muhammad saw; memberantas kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran
agama (bid’ah) dan memajukan ilmu agama Islam di kalangan anggotanya. Organisasi ini
didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 Nopember 1912. Dalam Anggaran
Dasar Muhammadiyah yang baru, telah disesuaikan dengan UU no.8 tahun 1985 dan hasil
Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta pada tanggal 7-11 Desember 1985, Bab 1
pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf
nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada al-Quran dan Sunnah. Sifat
gerakannya adalah non-politik, tapi tidak melarang anggotanya memasuki partai politik. Hal
ini dicontohkan oleh pendirinya sendiri, KH Ahmad Dahlan, dimana beliau juga adalah
termasuk anggota Sarekat Islam.
     Banyak anggota Muhammadiyah yang berjuang baik pada masa penjajahan Belanda,
Jepang, masa mempertahankan kemerdekaan, masa Orde Lama, Orde Baru dan Masa
Reformasi. Mereka tersebar di berbagai organisasi pergerakan, organisasi partai politik dan
lembaga-lembaga negara. Tokoh-tokoh Muhammadiyah yang kita kenal seperti KH. Mas
Mansur, Prof. Kahar Muzakir, Dr. Sukirman Wirjosanjoyo adalah para pejuang yang tidak
asing lagi. Demikian pula seperti Buya Hamka, KH AR. Fakhruddin, Dr. Amin Rais, Dr.
Syafi’i Ma’arif dan Dr. Din Syamsudin adalah tokoh–tokoh Muhammadiyah yang sangat
berperan dalam pentas nasional Indonesia.
Bidang-bidang yang ditangani Muhammadiyah antara lain : 
a. Sosial
Dalam bidang sosial Muhammadiyah mendirikan :

1. Panti asuhan untuk anak yatim piatu


2. Bank Syari’ah untuk membantu pengusaha lemah
3. Organisasi wanita yang bernama Aisiyah dan organisassi kepanduan Hizbul wathan,
Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan ikatan Pelajar
Muhammadiyah

b. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan mulai
dari TK sampai perguruan tinggi. Data tahun 1985 Muhammadiyah sudah memiliki 12400
lembaga pendidikan yang terdiri dari 37 perguruan tinggi dan sisanya adalah TK sampai
SLTA. Tahun 1990 jumlah perguruan tinggi Muhammadiyah bertambah menjadi 78 buah.

c. Kesehatan
Dalam bidang kesehatan Muhammadiyah mendirikan Poliklinik, Rumah Sakit dan Rumah
Bersalin. Data tahun 1990 telah memiliki 215 Rumah Sakit, Poliklinik dan Rumah Bersalin.

3. Al Irsyad
     Organisasi ini berdiri tanggal 6 September 1914 di Jakarta, dua tahun setelah
Muhammadiyah berdiri, dan bisa dibilang sebagai sempalan dari Jami’atul Khair. Diantara
tokoh al-Irsyad yang terkenal adalah syeikh Ahmad Surkati, berasal dari Sudan yang semula
adalah pengajar di Jami’atul Khair. Al Irsyad ini mengkhususkan diri dalam perbaikan
(pembaharuan) agama kaum muslimin khususnya keturunan Arab Sebagian tokoh
Muhammadiyah pada awal berdirinya juga adalah kader-kader yang dibina dalam lembaga
pendidikan AlIrsyad. Saat itu al-Irsyad sudah memiliki Madrasah Awaliyah (3 tahun),
Madrasah Ibtidaiyah (4 tahun), Madrasah Tajhiziyah (2tahun), dan Madrasah Mu’allimin
yang dikhususkan untuk mencetak guru.
Al-Irsyad bergerak bukan hanya dalam bidang pendidikan, tapi juga bidang-bidang lain
seperti rumah sakit, panti asuhan dan rumah yatim piatu.

4. Nahdlatul Ulama
     ( NU) artinya kebangkitan para ulama. Adalah sebuah Organisasi sosial keagamaan yang
dipelopori oleh para ulama atau kiyai. Mereka itu ialah K.H.Hasyim Asy’ari, K.H.Wahab
Hasbullah, K.H.Bisri Syamsuri, K.H.Mas Alwi , dan K.H.Ridwan. Lahir di Surabaya pada
tanggal 31 Januari 1926 dan kini menjadi salah satu organisai dan gerakan Islam terbesar di
tanah air. Bertujuan mengupayakan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah
Waljama’ah dan penganut salah satu dari empat mazhab fiqih (Imam Hanafi, Imam Syafi’i,
Imam Hambali dan Imam Maliki).
    
 Pada mulanya NU ini tidak mencampuri urusan politik. Ia lebih memfokuskan diri
pada pengembangan dan pemantapan paham keagamaannya dalam masyarakat yang saat itu
sedang gencar-gencarnya penyebaran faham Wahabiyah yang dianggap membahayakan
paham ahli Sunnah Waljama’ah. Hal ini tersirat dalam salah satu hasil keputusan kongresnya
di Surabaya pada bulan Oktober 1928.
NU semakin berkembang dengan cepat. Pada tahun 1935 telah memiliki 68 cabang dengan
anggota 6700 orang. Pada kongres tahun 1940 di Surabaya dinyatakan berdirinya organisasi
wanita NU atau Muslimat dan Pemuda Anshar.

5. Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI)


     MIAI ini sebenarnya berdiri pada masa pemerintahan Belanda, yaitu tanggal 21
September 1937 di Surabaya sebagai organisasi federasi yang diprakarsai oleh K.H. Mas
Mansur, K.H. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), K.H. Wahab Hasbullah (NU) dan
Wondoamiseno (PSII).
     Tujuan didirikan MIAI ini adalah agar semua umat Islam mempunyai wadah tempat
membicarakan dan memutuskan semua soal yang dianggap penting bagi kemaslahatan umat
dan agama Islam. Keputusan yang diambil MIAI harus dilaksanakan oleh semua organisasi
yang menjadi anggotanya.
        Pembentukan MIAI mendapat sambutan dari berbagai organisasi Islam di Indonesia
seperti PSII, Muhammadiyah, NU, Persis, dan organisasi-organisasi yang lebih kecil lainnya.
Pada waktu dibentuk anggotanya hanya 7 organisasi, tapi empat tahun kemudian jumlahnya
sudah mencapai dua puluh.
Pada akhir pemerintahan Hindia Belanda MIAI memberikan dukungan terhadap aksi
Indonesia berparlemen yang dicanangkan oleh GAPI (Gabungan Politik Indonesia).
          MIAI berkembang menjadi organisasi yang cukup penting pada masa pendudukan
Jepang. Para tokoh Islam dan para Ulama memanfaatkannya sebagai tempat bermusyawarah
membahas masalah-masalah yang penting yang dihadapi umat Islam. Semboyannya terkenal
Berpegang teguhlah kepada tali Allah dan janganlah bercerai berai.
Diantara tugas MIAI ialah:

 Menempatkan umat Islam pada kedudukan yang layak dalam masyarakat Indonesia 
 Mengharmoniskan Islam dengan kebutuhan perkembangan zaman

6. Masyumi
     Masyumi kepanjangan dari Majlis Syura Muslimin Indonesia berdiri tahun 1943. Dalam
Muktamar Islam Indonesia tanggal 7 Nopember 1945 disepakati bahwa Masyumi adalah
sebagai satu-satunya partai Islam untuk rakyat Indonesia. Saat itu juga Masyumi
mengeluarkan maklumat yang berbunyi :” 60 Milyoen kaum muslimin Indonesia siap
berjihad fi sabilillah “, Pernyataan ini direkam dengan baik oleh harian Kedaulatan Rakyat
pada tanggal 8 Nopember 1945. Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Mas Mansur dan
didampingi K.H.Hasyim Asy’ari. Tergabung dalam organisasi ini adalah Muhammadiyah,
Nahdlatul Ulama, Persis, dan Sarekat Islam. Tokoh-tokoh lain yang penting misalnya Ki
Bagus Hadikusumo, Abdul Wahab dan tokoh-tokoh muda lainnya misalnya Moh. Natsir,
Harsono Cokrominoto, dan Prawoto Mangunsasmito.
Visi Masyumi bahwa setiap umat Islam diwajibkan jihad Fi sabilillah dalam berbagai bidang,
termasuk dalam bidang politik. Para pemuda Islam, khususnya para santri dipersiapkan untuk
berjuang secara fisik maupun politis. Masyumi dibubarkan oleh Soekarno pada tahun 1960.
Sementara organisasi-organisasi yang semula bergabung dalam Masyumi sudah
mengundurkan diri sebelumnya, seolah-olah mereka tahu bahwa Masyumi akan dibubarkan.
7. Mathla’ul Anwar
     Organisasi ini berdiri tahun 1905 di Marus, Menes Banten. Bergerak dalam bidang sosial
keagamaan dan pendidikan. Pendirinya adalah KH. M. Yasin. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan pendidikan Islam khususnya di kalangan masyarakat sekitar Menes Banten.
Aspirasi politik organisasi ini pernah disalurkan melalui Sarekat Islam (SI), tapi
perkembangan selanjutnya organisasi ini menjadi netral, artinya tidak ikut dalam kegiatan
politik, tapi hanya mengkhususkan diri pada kegiatan sosial dan pengembangan pendidikan
Agama. Berkat memfokuskan diri pada pendidikan, organisasi ini sekarang sudah menjadi
organisasi berskup nasional. Lembaga-lembaga pendidikannya berupa madrasah-madrasah
dari mulai TK sampai Madrasah Aliyah (setingkat SMA) tersebar di seluruh Nusantara.

8. Persatuan Islam (Persis)


     Persis adalah organisasi sosial pendidikan dan keagamaan. Didirikan pada tanggal 17
September 1923 di Bandung atas prakarsa KH. Zamzam dan Muhammad Yunus, dua
saudagar dari kota Palembang. Organisasi ini diketuai pertama kali oleh A. Hassan, seorang
ulama yang terkenal sebagai teman dialog Bung Karno ketika ia dipenjara. Bung Karno
banyak berdialog dengan A.Hassan lewat surat-suratnya. Pemikiran-pemikiran keagamaan
Bung Karno selain dari HOS Cokroaminoto, juga banyak berasal dari A.Hassan ini.

Diantara tujuan Persis ini adalah :

 Mengembalikan kaum Muslimin kepada Al-Quran dan Sunnah (hadis nabi)


 Menghidupkan ruh jihad dan ijtihad dalam kalangan umat Islam
 Membasmi bid’ah, khurafat dan takhayul, taklid dan syirik dalam kalangan umat
Islam
 Memperluas tersiarnya tabligh dan dakwah Islam kepada segenap lapisan
masyarakart.

2.7.    Sejarah Perkembangan islam didunia


Sebagai umat Islam sungguh kita sangat meyakini bahwa agama kita ini berasal dari Allah
Sang Maha pencipta alam semesta. Agama ini telah ada sejak manusia pertama Adam AS
sampai akhir zaman.
Firman Allah : Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang2 muslim dari dahulu.
(QS.22 : 78)
Puncak peradaban Islam atau zaman ke-emasan Islam berada pada masa kekhalifahan
Abbasiyah yang telah melebarkan Islam sampai ke Andalusia (Eropa). Mungkinkah puncak
peradaban Islam berada jauh dibawah zaman Rasulullah serta para Rasulullah lainnya ?
Sedang para rasul itu adalah utusan Allah kemuka bumi ini untuk menata peradaban atau
kebudayaan manusia sesuai dengan aturan Allah . Peradaban atau kebudayaan yang ditata
oleh para Rasul berdasarkan wahyu Allah itulah yang disebut Kebudayaan Tauhid
(Kebudayaan Islam). Jika sebagai muslim kita tetap mengatakan sesuai dengan pernyataan
diatas berarti para Manusia Mulia Utusan Allah ini mempunyai kapasitas kepemimpinan
yang lebih rendah dalam menata kebudayaan Islam dibanding umat sesudahnya yang nota
bene adalah umat para Rasul itu. Jika para Rasulullah mempunyai kapasitas rendah lalu
bagaimana dengan yang memberi mandat para Rasulullah itu,tentu mempunyai kapasitas
yang rendah pula, sungguh zalim kita kepada Allah dan Rasulnya, Nauzubilahi min zalik,
segeralah semua umat Islam minta ampun kepada Allah sebelum murka Allah datang lebih
berat lagi.
Peradaban Tauhid dengan kehidupan sekarang.  Melihat kemajuan ilmu dan teknologi yang
demikian pesatnya di zaman modern ini, umat Islam/peradaban Islam sering dikatakan sangat
sedikit atau tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan tersebut.
Sehingga ada yang mengatakan bahwa negara ke tiga yang terbanyak di huni oleh umat Islam
tertinggal jauh kira2 1 abad dibanding negara maju. Namun tentunya sangat tidak mustahil,
bahkan sangat mustahil bahwa kita bisa melebihi mereka jika kita memakai standar Allah.
Bukankah kita meyakini bahwa bumi ini sudah diwariskan Allah Sang Maha pemilik alam
semesta untuk Umat ber-Tauhid ? Inilah kesempatan emas bagi bangsa Melayu yang
mengatakan budayanya identik dengan Islam untuk memancarkan budaya Islam kemuka
bumi ini dengan mengambil lansung dari pohon peradaban Islam, bukan rantingnya
(Abbasiyah dsb) yaitu dari zaman para Rasulullah dengan puncaknya Muhammad Rasulullah
SAW. Tatacara penggalian peradaban Tauhid yang mulia itu, adalah:

1. Selalu melakukan muhasabah dan muraqabah? untuk memperkokoh keyakinan


Tauhid kita bahwa kita berasal dari Allah, pasti akan kembali kepada Allah dengan
membawa pertanggungjawaban hidup di muka bumi, karena itu tiada lain budaya
hidup di bumi harus sesuai dengan petunjuk Allah. Itulah keyakinan Tauhid.
2. Alquran dan Sunnah adalah Mahateksbook sebagai pintu satu2nya untuk mengenal
Tauhid dan mengaplikasikan dalam peradaban.
3. Bahasa Arab bahasa yang dipilih Allah untuk membuat Mahateksbook Alquran,
karena itu semestinya harus dikuasai oleh seluruh umat islam terutama generasi muda.
Contoh sederhana, mungkinkah kita akan mengenal ibu atau pasangan hidup kita
dengan baik dan penuh cinta jika bahasanya tidak kita kenal bahkan bahasa isyarat
sekalipun. Mustahil pengenalan dan cinta yang utuh dapat kita berikan jika
komunikasi tidak lancar akibat tidak mengerti bahasa.
4. Pelajari bagaimana Rasulullah menjalani hidup 24 jam sehari, lingkaran
pergaulannya, orang2 yang dekat dan yang jauh darinya, atau sahabat2 beliau dan
orang2 yang memusuhi beliau. Bukankah beliau “TOKOH” satu2nya yang dikirim
Allah untuk semua manusia kemuka bumi ini ?
5. Dalam konteks hidup zaman sekarang yang disebut era informasi dan komunikasi
yaitu menilai keberhasilan adalah dari kemampuan mengakses informasi canggih
secepat mungkin dan mengolahnya sehingga menghasilkan sesuatu yang akan
menjadi informasi berikutnya secepat mungkin pula. Maka Muhammad Rasulullah
sesungguhnya adalah maha pakar komunikasi yang tidak ada tandingannya.

Kesimpulan ini kita dapat dari hikmah Rukun Islam yang pada hakekatnya adalah bagaimana
tata cara menjalin komunikasi dan berinter-aksi dengan 3 jenis bentuk komunikasi.
Pertama, salat yaitu melambangkan komunikasi dengan Allah Sang Mahapencipta manusia.
Syarat untuk dapat berkomunikasi dengan Allah haruslah akui dengan tulus eksistensi Allah,
itulah syahadatain.. Jika ingin aman dan selamat dunia akhirat maka haruslah selalu intensif
berkomunikasi dengan Allah disimbolkan dengan salat dan zikir, jalankan perintahnya
dengan patuh tanpa membantah baik dalam pikiran, perasan maupun sikap dan perilaku.
Kedua, komunikasi dengan musuh/pengganggu (setan). Tekniknya adalah vertikal kebawah
artinya tolak mentah2, hinakan dia dan jangan pernah bernegosiasi dengannya. Jika kita
bernegosiasi dengannya maka dia sangat licik dan selalu berupaya agar kita terikat dia untuk
negosiasi2 berikutnya sampai mati. Ketiga, komunikasi dengan manusia serta alam sekitar
kita, bentuk komunikasi adalah horizontal artinya saling tolong menolong dan tenggang rasa.
Tidak bisa manusia berada diatas manusia lain jika tidak sesuai dengan aturan Allah,
misalnya pemimpin, imam salat dsb. Jika manusia ingin selamat di dunia dan akhirat /
sebagai wakil Allah maka jalankan komunikasi ini dengan baik jangan dibalik2 bentuknya.
Untuk mengetahui perkembangan islam lebih lanjut, dibawah ini akan dijelaskan
perkembangan islam di Negara – Negara seluruh dunia, antara lain:

Agama Islam di India


Setelah agama islam lahir yang mengenalkan islam ke India adalah Khalifah Umar bin
Khattab. Pada tahun 16 H (636 M) Khalifah Umar mengirimkan pasukan ke Persia di bawah
pimpinan Saad bin Abi Waqas. Beliau berjuang selama 16 tahun, akhirnya dapat menguasai
seluruh Persi kemudian diperluas ke Khurasan kemudian diteruskan ke India.
Bukti berkembangnya Islam di India dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam serta
peninggalannya antara lain:
·    Kerajaan Sabaktakin
·    Kerajaan Ghazi
·    Kerjaan Mameluk
·    Kerajaan keturunan Kilji
·    Kerjaan Taghlak

Agama Islam Di Rusia
Agama Islam masuk ke Rusia pada waktu Dinasti Yuan yang berkuasa, kemudian bangkitlah
kaum revolusioner muslim untuk menumbangkan dinasti Yuan (1279-1368 M). Setelah
dinasti Yuan lalu diganti dengan dinasti Ming. Di bawah kekuasaan Ming, Islam menduduki
jabatan penting antara lain, kemiliteran, keintelekan, dan administrasi pemerintahan. Bahkan,
seorang muslim yang bernama Sang Yu Chuin menjabat sebagai penasehat agung Kaisar
Ming yang pertama dan bernama Hung Yer.

Agama Islam di Afganistan


Agama Islam masuk ke Afganistan, yaitu sejak masuknya Asim bin Umar Affamini pada
masa Khalifah Umar bin Khattab. Pada masa Khalifah Usman bin Affan, Islam telah masuk
ke Kabul, dan pada tahun 870 M Islam telah mengakar di seluruh negeri Afganistan.
Perkembangan Islam di Afganistan selanjutnya berjalan dengan pesat, tidak ada hamnbatan-
hambnatan, dengan bukti penduduk Afganistan 99 % beragama Islam.

Agama Islam di RRC


Agama Islam masuk ke Wilayah Cina sekitar abad ke-10, yaitu langsung dari bangsa Arab
dan para saudagar yang datang dari India. Agama Islam masuk ke Cina dengan melalui
perdagangan darat dan laut yang disebut jalan sutera. Adapun pertama kali terjadinya
penyebaran Islam di Cina yaitu pada masa Dinasti Tang.
Agama Islam di Indonesia
Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dibawa oleh pedagang Islam dari Arab,
Gujarat dan Malabar. Cara menyiarkan Islam dengan damai tidak dengan kekerasan atau
paksaan. Adapun daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam ialah Sumatera bagian
Utara, sumatera Barat dan Jawa Tengah.
Abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini berdasarkan catatan perjalanan Marco
Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan berjumpa
dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam.Bukti yang turut memperkuat
pendapat ini ialah ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malik al-Saleh
yang berangka tahun 1297.

Agama Islam di Singapura


Islam masuk Singpura kurang lebih abad ke XVI M. Pada masa Kerajaan Malak dipimpin
oleh Sultan Mansyur Syah, wilayahnya melebar sampai ke Palembang dan Jambi. Dari Jambi
melalui Tanjung Pinang Islam menyebar ke Singapura. Di Singpura Islam dapat berkembang
dengan baik, khuisusnya di bidang pendidikan, seperti penerbitanbuku-buku agama
berbahasa Arab, Madrsah-madrsah banyak didirikan. Islam di Singapura mendapatkan
pengkuan dari pemerintah. Majelis Ulama Singapura (MUIS), mempunyai otoritas bagi
pembangunan kehidupan masyarakat Islam Singapura. MUIS berada di bawah Kementerian
Pembangunan Masyarakat dan ditangani oleh Menteri Lingkungan atau Menteri Sekitaran.
Pada tahun 1990 MUIS bernama Maintenance Religous Harmony Act.

Agama Islam di Malaysia (Malaka)


Sekitar abad ke-14 agama Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia,
Gujarat dan Malabar. Disamping itu, ada seorang ulama bernama Sidi Abdul Aziz dari
Jeddah yang mengislamkan pejabat pemerintah Malaka dan kemudian terbentuklah kerjaan
Islam di Malaka dengan rajanya yang pertama Sultan Permaisura. Setelah beliau wafat
diganti oleh Sultan Iskandar Syah dan penyiaran Islam bertambah maju, pada masa Sultan
Mansyur Syah (1414-1477 M). Sultan suka menyambung tali persahabatan dengan kerajaan
lain seperti Syam, Majapahit, dan Tiongkok.

Agama Islam Di Amerika


Christopher Columbus menyebut Amerika sebagai 'The New World' ketika pertama kali
menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam di era
keemasan, Amerika bukanlah sebuah 'Dunia Baru'. Sebab, 603 tahun sebelum penjelajah
Spanyol itu menemukan benua itu, para penjelajah Muslim dari Afrika Barat telah
membangun peradaban di Amerika.
Sejarah penyebaran dan perkembangan Islam di Amerika tidak terlepas dengan Black
Muslim Amerika. Gerakan Ahmadiyah dalam Islam, sebuah komunitas ortodoks
internasional, adalah organisasi pertama yang berhasil menyelenggarakan upaya
memperkenalkan Islam di Amerika Serikat dan paling sukses di antara Afro-Amerika.
Mubaligh-mubaligh dikirim ke Amerika oleh Gerakan Ahmadiyah untuk menyebarkan Islam,
yang pertama adalah Mufti Muhammad Shadiq, yang menginjakkan kaki di Amerika pada 15
Februari 1920. Muhammad Sadiq menjadi dekat dengan “Universal Negro Improvement
Association” yang didirikan oleh Marcus Garvey dan mengajarkan Islam kepada Garveyites,
yang anggota-anggotanya kemudian termasuk Elia Muhammad dan Noble Drew Ali.
Agama Islam di Eropa
Islam masuk ke Eropa
Kaum muslimin memasuki benua Eropa ialah sejak adanya permintaan bantuan oleh Graf
Yulian seorang bangsawan Gothia Barat yang berkuasa di Geuta Afrika Utara kepada
gubernur Afrika Utara Musa bin Nushair agar membantu keluarga “Witiza” menghadapi
tentara roderik yang memberontak merebut singgasan Witiza pada tahun 710 M.
a. Spanyol
Di Spanyol atau Andalusia pada tahun 1975 sekelompok pemuda masuk Islam, mereka
mendirikan masyarakat muslim di Cordova. Kemudian pada tahun 1978 mereka dapat
melaksanakan Shalat Idul Adha di Kathedtral (bekas masjid) setelah memohon izin Uskup
Cordoba Monseigneur Infantes Floredo. Bahkan, walikota Tulio Anguila melaksanakan teori
kerukunan beragama. Ia menawarkan umat Islam menggunakan taman kota dengan diberi
kemah besar untuk melaksanakan shalat Idul Adha dan shalat berjamaah. Disana terdapat
madrasah yang dikelola Dr. Umar Faruq Abdullah yng mengajar bahasa Arab, ilmu Al
Qur’an, tafsir, fiqih, hadis dan lain sebagainya.

b. Belgia
Di Belgia, berdiri pula gedung Islamic Center sebagai pusat kegiatan dakwah Islam. Jumlah
umat Islam disana sekitar 150.000 orang. Pada tahun 1980 di Brussel
diselanggarakan Mukhtamar Islam Eropa.

c. Austria
Di Austria, pada awala abad 15 H. Pada tahun 1979 dibuka Islamic Center di kota wina yang
dapat menampung 30.000 jamaah, dilengkapi masjid jami’, perpustakaan Muslim’s Social
Service, madrasah dan perumahan imam. Agama Islam diakui agama resmi setelah Kristen.

d. Belanda
Di Belanda, tepatnya di kota Almelo telah dibangun sebuah masjid yang megah. Di kota ini
pula telah dibentuk federasi organisasi Islam dipimpin Abdul Wahid Van Bomel (bangsa
Belanda asli). Bomel memperjuangkan agar buruh-buruh muslim yang umumnya dari Asia
Selatan dan Afrika supaya diberi kesempatan melakukan shalat lima waktu. Tanggal 14
oktober 1983 di kota Redderkerk dibangun sebuah masjid yang dapat menampung 500
jamaah dilengkapi ruang diskusi, ruang tamu, tempat wudhu, dan lain sebagainya.

e.  Inggris
Inggris, termasuk salah satu negara yang cukup bagus pengembangan Islamnya. Hal ini
didukung dengan kepeloporannya dalam pemindahan Universitas Islam Toledo di Spanyol ke
Inggris. Sejak itu Inggris mempunyai Universitas Cambridge dan Oxford. Mozarabes salah
satu tokoh yang amat berjasa dan aktif dalam penyebaran ilmu pengetahuan agama Islam. Ia
mengganti namanya menjadi Petrus Al Ponsi, dan beliau menjadi dokter istana Raja Henry I.
Pengembangan Islam dilakukan tiap hari libur, seperti hari Sabtu dan Ahad baik untuk anak-
anak maupun orang dewasa.
f. Roma
Roma merupakan negeri pusat agama Katolik, disana berdiri ± 917 gereja khatolik, protestan,
ortodhox, yunani maupun synagoge. Perkembangan Islam dinegeri itu tidak seperti negara-
negara Eropa lainnya. Meskipun demikian, sejak tahun 1984 umat Islam berhasil meletakkan
batu pertama pembangunan masjid di taman Morst Antene di Pariali, yakni suatu daerah yang
tertib di roma. Selama ini umat Islam di Italia baru memiliki mesjid di kota Catania Sicilia,
dan pertengahan tahun 1995 mesjid bantuan Arab Saudi itu telah diresmikan pemakaiannya.
Jumlah umat Islam di Roma sekitar 30.000 orang, sedang di Italia (selain Roma) berjumlah
29.000 jamaah.

Agama Islam di Australia


Islam masuk ke Australia pada abad 19 M, dibawa oleh para pengembara dari Afganistan
yang setiap melakukan perjalanan hanya berbekal tikar untuk shalat. Para pengembara
Afganistan tersebut lama-lama mampu mendirikan masjid di Broken Hill dan New South
Wales dari bahan kayu, selanjutnya ke Perth ibukota Australia Barat dan Adelaide ibukota
Australia Tengah. Tahun 1924 pendatang dari Albania sebagai petani tembakau di Australia
Utara meningkatkan perkembangan Islam disini. Kemudian sesudah berakhir perang dunia II
orang-orang Yugoslavia yang belajar di Australia Tengah dipimpin Imam Ahmad Saka lebih
menggiatkan pembangunan masjid-masjid di Adelaide sebagai pusat aktivitas keagamaan.
Menurut catatan statistik tahun 1975 Australia berpenduduk 13.130.000 orang yang 1 % nya
(132.000) beragama Islam.

Agama Islam di Afrika


Agama Islam masuk ke daratan Afrika pada masa Khalifah Umar bin Khattab, waktu Amru
bin Ash memohon kepada Khalifah untuk memperluas penyebaran Islam ke Mesir lantaran
dia melihat bahwa rakyat Mesir telah lama menderita akibat ditindas oleh penguasa Romawi
dibawah Raja Muqauqis. Sehingga mereka sangat memerlukan uluran tangan untuk
membebaskannya dari ketertindasan itu. Muqauqis sesungguhnya tertarik hendak masuk
Islam setelah menerima surat dari Rasulullah SAW. Namun, karena lebih mencintai tahtanya
maka sebagai tanda simpatinya beliau kirimkan hadiah kepada Rasulullah SAW.

Perkembangan Islam di Afrika


Pemabahasan mengenai masuk dan berkembangnya Islam di Afrika mencakup beberapa
wilayah negara yaitu Mesir, Libia, Tunisia, Aljazair, Maroko, Mauritani eria, Mali, Pantai
Gading, Sudan, Ethiopia, Kenya, Zambia dan lain-laannya. Namun yang akan dibahas kali ini
hanya sebagiannya saja.
a. Mesir
Mesir adalah kawasan Afrika pertama yang menerima masuknya Islam di benua ini,
penduduknya lebih kurang 42 juta jiwa, dimana sekitar tigs jutanya beragama Kristen
selebihnya beragama Islam. Bahkan, di kota Iskandariyah hingga kini masih terjaga segala
macam kebesaran umat Nasrani Orthodox tanpa diganggu keberadaannya oleh umat Islam.
Di Mesir terdapat delapan universitas diantara yang termashyur ke seluruh dunia ialah Al-
Azhar di Kairo yang didirikan oleh Bani Fathimiyah pada tahun 972 M. Disana banyak
mahasiswa-mahasiswa yang belajar dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia yang
kebanyakan mendapat beasiswa untuk belajar ilmu agama maupun pendidikan umum seperti
kedokteran, tekhnik dan lain-lainnya.
b. Libya
Negeri Mouamar Ghadafi ini merupakan kawasan terpanas di Timur Tengah, dengan luas
1.795.540 km berpenduduk ± 3 juta jiwa terdiri dari bangsa Arab, Barbar serta Palestina
hampir seluruhnya beragama Islam. Rakyat hidup dari sektor pertanian, dan setelah
ditemukan sumur-sumur minyak berkualitas tinggi sebagian penduduknya menjadi tenaga
kerja dalam industri ini, selebihnya mengandalkan tenaga-tenaga asing.

c. Nigeria
Nigeria terletak di sebelah barat Afrika termasuk negara yang kaya minyak yang diekspor ke
Amerika Serikat terbesar kedua setelah Saudi Arabia. Penduduknya terdiri atas macam-
macam suku bangsa berjumlah ± 90 juta dan 75 % beragama Islam selebihnya Kristen
maupun Animisme. Negeri-negeri yang menikmati pengaruh Islam di kawasan Afrika dan
hingga kini penduduknya mayoritas beragama Islam antara lain Maroko, Sudan, Al-Jazair,
dan Ethiopia.

2.8.  Tokoh-Tokoh yang Berprestasi dalam Perkembangan Islam

 Rosulullah SAW.
 Utsman bin affan yang mengutus beberapa orang untuk menyebarkan agama islam
diluar arab
 Umar bin Khattab membawa agama islam masuk ke India
 Khalifah pada masa Bani Umaiyah. Pada masanya mampu mencapai kejayaan serta
melebarkan syiar islam sampai ke spanyol dan beberapa Negara d eropa.
 Dinasti ustmaniah. Membawa islam menuju kejayaan di Bulgaria
 Abdullah bin Said bin Ali Sarah. Tokoh yang membawa islam masuk ke Sudan
 Idi Amin. Pendiri Uganda Muslim Supreme Cauncil (UMSC) pada tahun 1974. Ia
juga berhasil mengundang Raja Faisal pada peletakan batu pertama pembangunan
Masjid nasional di Old Kampala. Beliau juga membwa Uganda menjadi Organisasi
konferensi Islam (OKI). Saat ini sekitar 15 % penduduk Uganda memeluk agama
Islam.
 Mu bin Baig. Nama seorang tokoh Islam yang yang berpengaruh di kawasan
Muzambil. Sehingga namanya di abadikan menjadi nama sebuah Negara Muzambil.
Nama Mozambil berasal Mu bin Baig
 Jacobs Salmaan Dhancees. Tokoh muslim yang paling berjasa dalam pegemmbangan
Islam di Namibia
 Jamaludin Al afgani (Iran, 1838-turki, 1897) Salah satu sumbangan terpenting di
dunia Islam diberikan oleh Sayyid Jamalidin Al Afgani. Gagasanya mengilhami kaum
muslim di Turki, Iran, Mesir dan India.
 Sirsayid Ahmad Khan (India 18817-1898) Adalah pemikir yang menyerukan
saintifikasi masyarakat muslim. Ia amat serius dengan upaya ini, antara lain:
menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al qur’an. Hasilnya adalah teologi yang
memilki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al qur’an.
 Sir Muhamad Iqbal (Punjab 1873-1938)Generasi awal ke-20 adalah Sir Muhamdad
Iqbal marupakan seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat
mendalami pemikiran barat modern dan memilki latar belakang yang bercorak
tradisisonal islam. Kedua hal ini muncul dari karya utama di tahun 1930 yang
berjudul the reconstruction of religious thought in islam (pembangunan kembali
pemikiran keagamaan dalam Islam)
 Utsman bin affan yang mengutus beberapa orang untuk menyebarkan agama islam
diluar arab
 Dinasti Ming dibawah kekuasaan Ming berhasil menjadi pelopor masuknya agama
islam ke Rusia, bahkan Islam menduduki jabatan penting antara lain, kemiliteran,
keintelekan, dan administrasi pemerintahan. Bahkan, seorang muslim yang bernama
Sang Yu Chuin menjabat sebagai penasehat agung Kaisar Ming yang pertama dan
bernama Hung Yer
 Wali songo menyebarkan islam di Nusantara dengan berbagai cara yang unik.
 Pedagang dari Arab, Persia, Gujarat dan Malabar yang mampu menyebarkan islam
disebagian besar Negara di Asia
 Elijah Muhamad pendiri “Black Moslem” (kekuatan islam) di Chicago yang menjadi

2.9.    Hikmah Belajar Sejarah Perkembangan Islam di Dunia


Ada beberapa hal yang dapat kita ambil hikmahnya setelah kita belajar sejarah perkembangan
Islam, yaitu antara lain :

1. Hanya dengan kerja keras dan usaha yang maksimal, apa yang diinginkan akan
berhasil. Hal ini dapat dilihat bahwa Islam berkembang dengan baik di berbagai
belahan dunia adalah atas usaha yang maksimal umat muslim.
2. Perjuangan tanpa pamrih dari beberapa tokoh seolah tanpa ada beban apapun,
sehingga kita dapat memetik mengimplementasikan point perjuangannya dalam
kehidupan sehari – hari.
3. Perjuangan yang tak pernah putus asa menjadi motivasi bagi kita dalam ber amar
ma’ruf nahi mungkar.
4. Tidak menjadikan warna kulit, beda bahasa dan sebagainya menjadi jurang pemisah.
Karena Allah hanya membedakan hambanya dari segi ketaqwaannya.
5. Sesama muslim adalah saudara, meskipun dari berbagai benua dan negara yang
berbeda. Persaduaraan itu di ikat adanya aqidah atau ketuhanan yang satu Allah dan
kitab suci yang satu yaitu Al Qur’an.
6. Menjadikan perbedaan dalam hal warna kulit, beda bahasa, suku jenis rabut dan lain
sebagainya sebagi rahmat, bukan sebagai jurang pemisah.
7. Sabar dan menanamkan sikap jihat yang sesuai dengan ajaran islam (Al-qur’an dan
Hadist)
8. Dapat memberikan ide dan kreatifitas tinggi untuk mengadakan perubahan-perubahan
supaya lebih maju dengan cara yang efektif dan efisien, Problema-problema masa lalu
dapat menjadi pelajaran dalam bidang yang sama pada masa yang selanjutnya.
9. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika mengambil
sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan petunjuk Nya,
orang tersebut akan mendapat keselamatan
10. Dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat di
kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan menjadi
pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi
11. Menjadi sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah inovatif agar kehidupan
menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
12. Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta
mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak
akan terualng kembali.
BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
Sesungguhnya allah swt menciptakan manusai untuk barpasang-pasangan menjadikan umat
bersuku-suku untuk adanya persatuan bangsa, dan perlu di ingat untuk menyebarkan
perkembangan umat islam di indonesia perlu waktu berangsur-angsur lamanya dan adanya
perlakuan suwenang-wenang antar sesama manusia.
Islam adalah agama yang diridhoi Allah. Islam adalah agama yang cinta perdamaian dan
kesejahteraan, sangat menjunjung keadilan dan kejujuran. Tetapi dewasa ini banyak hal yang
telah mencoreng citra Islam di mata dunia. Mulai dari anggapan bahwa Islam adalah teroris
sampai usaha-usaha untuk mempecah belahkan persatuan dan kesatuan umat Islam di dunia.
Semua hal tersebut juga tidak dipungkiri juga terjadi di Indonesia

3.2.  Saran
Semua hal-hal yang merusak citra Islam di mata dunia tidak terlepas dari kurangnya
perhatian umat Islam serta kurangnya pemahaman ajaran Islam di kalangan tertentu, yang
pada akhirnya menyalahgunakan setiap hal tentang Islam guna untuk kepentingan sepihak.
Oleh karena itu sebagai sesam umat Islam kita harus tetap mempertahankan persatuan dan
kesatuan di antara kita agar tidak dapat digoyahkan. Selain itu yang paling penting adalah
memperdalam kajian kita tentang Islam agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dan yang
paling utama harus selalu memperkuatkan keyakinan kita tentang Islam sebagai agama yang
diridhoi Allah SWT
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan hubungi saya.
DAFTAR PUSTAKA

http://bambangajinagan.blogspot.co.id/2013/04/makalah-perkembangan-islam-di-
indonesia.html

http://elviravhira.blogspot.co.id/2012/12/makalah-perkembangan-islam-di-indonesia.html

Prof.Dr. H. I. NURUL Aen, MA.Sejarah peradaban islam, bandung: puistaka setia , 2008.

H.darsono. T. Ibrahim. Tonggak islam kebudayaan islam, solo: tiga serngkai pustaka
mandiri,2008
MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERKEMBANGAN ISLAM DI DUNIA

Disusun Oleh :

 Nita Aprillia
 Maemunah
 Mila Resmita Sari
 Jumirah
 Mela Royani
 Rukasih
 Abdul Hadi
 Deden Setiawan
 Rizki Nawawi
 Ahmad Fahmi
 Firman

Anda mungkin juga menyukai