Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Perkembangan Islam di Indonesia dan
Dunia”. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Awal Masuknya Islam di Indonesia...................................................................................2
2.2. Cara Masuknya Islam di Indonesia....................................................................................2
2.3. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara......................................................3
2.4. Peranan Umat Dalam Mengusir Penjajah...........................................................................5
2.5. Peranan Umat Islam Dalam Mempersiapkan dan
Meletakkan Dasar-dasar Indonesia Merdeka.....................................................................7
2.6. Peranan Organisasi-organisasi Islam dan
Partai-partai Politik Islam..................................................................................................8
2.7. Sejarah Perkembangan Islam di Dunia.............................................................................12
2.8. Tokoh-tokoh Yang Berprestasi Dalam
Perkembangan Islam.........................................................................................................17
2.9. Hikmah Belajar Sejarah Perkembangan Islam di Dunia...................................................18
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................19
3.2. Saran.................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Islam dimulai dengan ajaran Muhammad saw, di tempat kelahirannya Mekkah, sifat-sifat
yang menjadi ciri agama baru ini dikembangkan setelah beliau pindah ke Madinah dalam
tahun 622 M. Sebelumnya beliau wafat sepuluh tahun kemudian, telah jelaslah sudah bahwa
Islam bukannya semata-mata merupakan suatu badan kepercayaan agama pribadi, akan tetapi
Islam meliputi pembinaan suatu masyarakat merdeka, dengan sistem sendiri tentang
pemerintahan, hukum, dan Lembaga Generasi Muslimin pertama, telah menginsafi bahwa
Hijrah adalah satu titik perubahan penting dalam sejarah. Merekalah yang menetapkan tahun
622 M sebagai permulaan takwin Islam baru.
Dengan pemerintah yang kuat, cerdas, dan satu kepercayaan yang menggelorakan semangat
penganut-penganut dan tentara-tentara dalam waktu yang tidak lama, masyarakat baru ini
menguasai seluruh Arabia Barat dan mencari dunia baru untuk ditundukkan.
Setelah sedikit kemunduran pada wafat Muhammad saw., gelombang penaklukan bergerak
dengan cepat di Arabia bagian Utara dan Timur, berani menyerang kubu-kubu pertahanan di
perbatasan kerajaan Romawi Timur di Syirq al-Ardun dan kerajaan Persia di Irak. Selatan.
Angkatan-angkatan perang kedua kerajaan raksasa ini –karena perang tidak henti-hentinya–
telah kehabisan kekuatan, dikalahkan satu-persatu dalam suatu rangkaian operasi cepat dan
cemerlang. Dalam waktu enam tahun sesudah Muhammad saw. wafat, seluruh Siria dan Irak
diharuskan membayar upeti kepada Madinah, dan empat tahun kemudian Mesir digabungkan
pada kerajaan Islam baru.
Oleh karena itu, untuk lebih jelasnya makalah ini akan membahas tentang Perkembangan
Islam Di Indonesia dan Dunia.
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar “ masuknya
Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia
pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain
menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur
Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan
Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
ِ َآلِإ ْك َراهَ فِي الدِّي ِن قَد تَّبَي ََّن الرُّ ْش ُد ِم َن ْال َغ ِّي فَ َمن يَ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو
ت َويُْؤ ِمن بِاهللِ فَقَ ِد
صا َم لَهَا َوهللاُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌمَ ِك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْثقَى الَ ا ْنف
َ ا ْستَ ْم َس
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhultali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Al-
Baqarah: 256).
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka
dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab
datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka
mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang
sambil menyiarkan agama Islam.
Kultural
Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh
pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan
kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-
santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku,
Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis
dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja
Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh
Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu
membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini
menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
2.3. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara
1. Di Sumatra
Kesimpulan hasil seminar di Medan tersebut di atas, dijelaskan bahwa wilayah Nusantara
yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang
terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut berdiri
kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.
2. Di Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama
Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya
Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah
bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai
pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya
dilakukan oleh para da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu
lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain
sudah begitu pesat..
Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga,
yaitu sbb :
1. Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para
mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak
pertama), Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana
Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2. Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun
1479 M.
3. Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah
sebagai Sultan
f. Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau
terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan dari
berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
g. Syarif Hidayatullah
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah,
yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai
ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan
Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya
membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri
dan Cirebon. Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol
politik para wali.
h. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun
1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia
membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan
budaya Nusantara.
i. Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau
menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah
lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
Ketika kaum penjajah datang, Islam sudah mengakar dalam hati bangsa Indonesia, bahkan
saat itu sudah berdiri beberapa kerajaan Islam, seperti Samudra Pasai, Perlak, Demak dan
lain-lain. Jauh sebelum mereka datang, umat Islam Indonesia sudah memiliki identitas
bendera dan warnanya adalah merah putih. Ini terinspirasi oleh bendera Rasulullah saw. yang
juga berwarna merah dan putih. Rasulullah saw pernah bersabda :” Allah telah menundukkan
pada dunia, timur dan barat. Aku diberi pula warna yang sangat indah, yakni Al-Ahmar dan
Al-Abyadl, merah dan putih “. Begitu juga dengan bahasa Indonesia. Tidak akan bangsa ini
mempunyai bahasa Indonesia kecuali ketika ulama menjadikan bahasa ini bahasa pasar, lalu
menjadi bahasa ilmu dan menjadi bahasa jurnalistik.
Beberapa ajaran Islam seperti jihad, membela yang tertindas, mencintai tanah air dan
membasmi kezaliman adalah faktor terpenting dalam membangkitkan semangat melawan
penjajah. Bisa dikatakan bahwa hampir semua tokoh pergerakan, termasuk yang berlabel
nasionalis radikal sekalipun sebenarnya terinspirasi dari ruh ajaran Islam. Sebagai bukti
misalnya Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) tadinya berasal dari Sarekat Islam (SI);
Soekarno sendiri pernah jadi guru Muhammadiyah dan pernah nyantri dibawah bimbingan
Tjokroaminoto bersama S.M Kartosuwiryo yang kelak dicap sebagai pemberontak DI/TII;
RA Kartini juga sebenarnya bukanlah seorang yang hanya memperjuangkan emansipasi
wanita. Ia seorang pejuang Islam yang sedang dalam perjalanan menuju Islam yang kaaffah.
Ketika sedang mencetuskan ide-idenya, ia sedang beralih dari kegelapan (jahiliyah) kepada
cahaya terang (Islam) atau minaz-zulumati ilannur (habis gelap terbitlah terang). Patimura
seorang pahlawan yang diklaim sebagai seorang Nasrani sebenarnya dia adalah seorang Islam
yang taat. Tulisan tentang Thomas Mattulessy hanyalah omong kosong. Tokoh Thomas
Mattulessy yang ada adalah Kapten Ahmad Lussy atau Mat Lussy, seorang muslim yang
memimpin perjuangan rakyat Maluku melawan penjajah. Demikian pula Sisingamangaraja
XII menurut fakta sejarah adalah seorang muslim.
Semangat jihad yang dikumandangkan para pahlawan semakin terbakar ketika para
penjajah berusaha menyebarkan agama Nasrani kepada bangsa Indonesia yang mayoritas
sudah beragama Islam yang tentu saja dengan cara-cara yang berbeda dengan ketika Islam
datang dan diterima oleh mereka, bahwa Islam tersebar dan dianut oleh mereka dengan jalan
damai dan persuasif yakni lewat jalur perdagangan dan pergaulan yang mulia bahkan wali
sanga menyebarkannya lewat seni dan budaya. Para da’i Islam sangat paham dan menyadari
akan kewajiban menyebarkan Islam kepada orang lain, tapi juga mereka sangat paham bahwa
tugasnya hanya sekedar menyampaikan. Hal ini sesuai dengan Q.S. Yasin ayat 17 :”Tidak
ada kewajiban bagi
Di bawah ini hanya sebagian kecil contoh atau bukti sejarah perjuangan umat Islam Indonesia
dalam mengusir penjajah.
1. Penjajah Portugis
Kaum penjajah yang mula-mula datang ke Nusantara ialah Portugis dengan semboyan Gold
(tambang emas), Glory (kemulyaan, keagungan), dan Gospel (penyebaran agama Nasrani).
Untuk menjalankan misinya itu Portugis berusaha dengan menghalalkan semua cara. Apalagi
saat itu mereka masih menyimpan dendamnya terhadap bangsa Timur (Islam) setelah usai
Perang Salib.
2. Penjajah Belanda
Belanda pertama kali datang ke Indonesia tahun 1596 berlabuh di Banten dibawah
pimpinan Cornelis de Houtman, dilanjutkan oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jakarta
pada tanggal 30 Mei 1619 serta mengganti nama Jakarta menjadi Batavia. Tujuannya sama
dengan penjajah Portugis, yaitu untuk memonopoli perdagangan dan menanamkan kekuasaan
terhadap kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara. Jika Portugis menyebarkan agama Katolik
maka Belanda menyebarkan agama Protestan. Betapa berat penderitaan kaum muslimin
semasa penjajahan Belanda selama kurang lebih 3,5 abad. Penindasan, adu domba (Devide et
Impera), pengerukan kekayaan alam sebanyak-banyaknya dan membiarkan rakyat Indonesia
dalam keadaan miskin dan terbelakang adalah kondisi yang dialami saat itu. Maka wajarlah
jika seluruh umat Islam Indonesia bangkit dibawah pimpinan para ulama dan santri di
berbagai pelosok tanah air, dengan persenjataan yang sederhana: bambu runjing, tombak dan
golok. Namun mereka bertempur habis-habisan melawan orang-orang kafir Belanda dengan
niat yang sama, yaitu berjihad fi sabi lillah. Hanya satu pilihan mereka : Hidup mulia atau
mati Syahid. Maka pantaslah almarhum Dr. Setia Budi (1879-1952) mengungkapkan dalam
salah satu ceramahnya di Jogya menjelang akhir hayatnya antara lain mengatakan : “Jika
tidak karena pengaruh dan didikan agama Islam, maka patriotisme bangsa Indonesia tidak
akan sehebat seperti apa yang diperlihatkan oleh sejarahnya sampai kemerdekaannya”.
Sejarah telah mencatat sederetan pahlawan Islam Indonesia dalam melawan Belanda yang
sebagian besar adalah para Ulama atau para kyai antara lain :
Di Pulau Jawa misalnya Sultan Ageng Tirtayasa, Kiyai Tapa dan Bagus Buang dari
kesultanan Banten, Sultan Agung dari Mataram dan Pangeran Diponegoro dari Jogjakarta
memimpin perang Diponegoro dari tahun 1825-1830 bersama panglima lainnya seperti Basah
Marto Negoro, Kyai Imam Misbah, Kyai Badaruddin, Raden Mas Juned, dan Raden Mas
Rajab. Konon dalam perang Diponegoro ini sekitar 200 ribu rakyat dan prajurit Diponegoro
yang syahid, dari pihak musuh tewas sekitar 8000 orang serdadu bangsa Eropa dan 7000
orang serdadu bangsa Pribumi. Dari Jawa Barat misalnya Apan Ba Sa’amah dan Muhammad
Idris (memimpin perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1886 di daerah Ciomas)
Di pulau Sumatra tercatat nama-nama : Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Tambusi
(Memimpin perang Padri tahun 1833-1837), Dari kesultanan Aceh misalnya Teuku Syeikh
Muhammad Saman atau yang dikenal Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, Panglima Ibrahim,
Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Dien, Habib Abdul Rahman, Imam Leungbatan, Sultan
Alaudin Muhammad Daud Syah, dan lain-lain
3. Penjajahan Jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia diawali di kota Tarakan pada tanggal 10 januari 1942.
Selanjutnya Minahasa, Balik Papan, Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang dan Bali.
Kota Jakarta berhasil diduduki tanggal 5 Maret 1942.
Untuk sementara penjajah Belanda hengkang dari bumi Indonesia, diganti oleh penjajah
Jepang. Ibarat pepatah “Lepas dari mulut harimau jatuh ke mulut buaya”, yang ternyata
penjajah Jepang lebih kejam dari penjajah manapun yang pernah menduduki Indonesia.
Seluruh kekayaan alam dikuras habis dibawa ke negerinya. Bangsa Indonesia dikerja
paksakan (Romusa) dengan ancaman siksaan yang mengerikan seperti dicambuk, dicabuti
kukunya dengan tang, dimasukkan kedalam sumur, para wanita diculik dan dijadikan pemuas
nafsu sex tentara Jepang (Geisha).
Pada awalnya Jepang membujuk rayu bangsa Indonesia dengan mengklaim dirinya
sebagai saudara tua Bangsa Indonesia (ingat gerakan 3 A yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon
Pelindung Asia dan Nippon Pemimpin Asia). Mereka juga paham bahwa bangsa Indonesia
kebanyakan beragama Islam. Karena itu pada tanggal 13 Juli 1942 mereka mencoba
menghidupkan kembali Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang telah terbentuk pada
pemerintahan Belanda (September 1937). Tapi upaya Jepang tidak banyak ditanggapi oleh
tokoh-tokoh Islam. Banyak tokoh-tokoh Islam tidak mau kooperatif dengan pemerintah
penjajah Jepang bahkan melakukan gerakan bawah tanah misalnya dibawah pimpinan Sutan
Syahrir dan Amir Syarifuddin.
Dalam upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, tidak disangsikan lagi peran kaum
muslimin terutama para ulama. Mereka berkiprah dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dibentuk tanggal 1 maret 1945. Lebih jelas lagi
ketika Badan ini membentuk panitia kecil yang bertugas merumuskan tujuan dan maksud
didirikannya negara Indonesia. Panitia terdiri dari 9 orang yang semuanya adalah muslim
atau para ulama kecuali satu orang beragama Kristen. Mereka adalah Ir. Soekarno,
Drs.Moh.Hatta, Mr.Moh.Yamin, Mr.Ahmad Subardjo, Abdul Kahar Mujakir, Wahid Hsyim,
H.Agus Salim, Abi Kusno Tjokrosuyono dan A.A. Maramis (Kristen)
Meski dalam persidangan-persidangan merumuskan dasar negara Indonesia terjadi
banyak pertentangan antar (mengutip istilah Endang Saefudin Ansori dalam bukunya Piagam
Jakarta) kelompok nasionalis Islamis dan kelompok nasionalis sekuler. Kelompok Nasionalis
Islamis antara lain KH. Abdul Kahar Muzakir, H. Agus Salim, KH.Wahid Hasyim, Ki Bagus
dan Abi Kusno menginginkan agar Islam dijadikan dasar negara Indonesia. Sedangkan
kelompok nasionalis sekuler dibawah pimpinan Soekarno menginginkan negara Indonesia
yang akan dibentuk itu netral dari agama. Namun Akhirnya terjadi sebuah kompromi antara
kedua kelompok sehingga melahirkan sebuah rumusan yang dikenal dengan Piagam Jakarta
tanggal 22 Juni 1945, yang berbunyi :
Rumusan itu disetujui oleh semua anggota dan kemudian menjadi bagian dari
Mukaddimah UUD 45. Jadi dengan demikian Republik Indonesia yang lahir tanggal 17
Agustus 1945 adalah republik yang berdasarkan ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syareat Islam bagi pemeluk-pemeluknya Meskipun keesokan harinya 18 Agustus 1945 tujuh
kata dalam Piagam Jakarta itu dihilangkan diganti dengan kalimat “Yang Maha Esa”. Ini
sebagai bukti akan kebesaran jiwa umat Islam dan para ulama. Muh. Hatta dan Kibagus
Hadikusumo menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan” Yang Maha Esa” tersebut tidak
lain adalah tauhid.
Saat proklamasipun peran umat Islam sangat besar. 17 Agustus 1945 itu bertepatan dengan
tangal 19 Ramadhan 1364 H. Proklamasi dilakukan juga atas desakan-desakan para ulama
kepada Bung Karno. Tadinya Bung Karno tidak berani. Saat itu Bung Karno keliling
menemui para ulama misalnya para ulama di Cianjur Selatan, Abdul Mukti dari
Muhammadiyah, termasuk Wahid Hasyim dari NU. Mereka mendesak agar Indonesia segera
diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
Dalam perjuangan membela bangsa, Negara dan menegakkan Islam di Indonesia, Umat
Islam mendirikan berbagai organisasi dan partai politik dengan corak dan warna yang
berbeda-beda. Ada yang bergerak dalam bidang politik, sosial budaya, pendidikan, ekonomi
dan sebagainya. Namun semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memajukan bangsa
Indonesia khususnya umat Islam dan melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Tercatat
dalam sejarah, bahwa dari lembaga-lembaga tersebut telah lahir para tokoh dan pejuang yang
sangat berperan baik di masa perjuangan mengusir penjajah, maupun pada masa
pembangunan.
1. Sarekat Islam (SI)
Sarekat Islam (SI) pada awalnya adalah perkumpulan bagi para pedagang muslim yang
didirikan pada akhir tahun 1911 di Solo oleh H. Samanhudi. Nama semula adalah Sarekat
Dagang Islam (SDI). Kemudian tanggal 10 Nopember 1912 berubah nama menjadi Sarekat
Islam (SI). H.Umar Said Cokroaminoto diangkat sebagai ketua, sedangkan H.Samanhudi
sebagai ketua kehormatan. Latar belakang didirikannya organisasi ini pada awalnya untuk
menghimpun dan memajukan para pedagang Islam dalam rangka bersaing dengan para
pedagang asing, dan juga membentengi kaum muslimin dari gerakan penyebaran agama
Kristen yang semakin merajalela. Dengan nama Sarekat Islam dibawah pimpinan H.O.S.
Cokroaminoto organisasi ini semakin berkembang karena mendapat sambutan yang luar biasa
dari masyarakat. Daya tarik utamanya adalah asas keislamannya. Dengan SI mereka (umat
Islam) yakin akan dibela kepentingannya.
Keanggotaan SI terbuka untuk semua golongan dan suku bangsa yang beragama Islam.
Berbeda dengan Budi Utomo yang membatasi keanggotaannya pada suku bangsa tertentu
(Jawa). Sehingga banyak sejarawan mengatakan bahwa tanggal berdirinya SI ini lebih tepat
disebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dan bukan tahun 1908 dengan patokan berdirinya
Budi Utomo.
2. Muhammadiyah
Muhammadiyah secara etimologi artinya pengikut Nabi Muhammad. Adalah sebuah
organisasi non-politis yang bertujuan mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan al-Quran
dan Sunnah Nabi Muhammad saw; memberantas kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran
agama (bid’ah) dan memajukan ilmu agama Islam di kalangan anggotanya. Organisasi ini
didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 Nopember 1912. Dalam Anggaran
Dasar Muhammadiyah yang baru, telah disesuaikan dengan UU no.8 tahun 1985 dan hasil
Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta pada tanggal 7-11 Desember 1985, Bab 1
pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf
nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada al-Quran dan Sunnah. Sifat
gerakannya adalah non-politik, tapi tidak melarang anggotanya memasuki partai politik. Hal
ini dicontohkan oleh pendirinya sendiri, KH Ahmad Dahlan, dimana beliau juga adalah
termasuk anggota Sarekat Islam.
Banyak anggota Muhammadiyah yang berjuang baik pada masa penjajahan Belanda,
Jepang, masa mempertahankan kemerdekaan, masa Orde Lama, Orde Baru dan Masa
Reformasi. Mereka tersebar di berbagai organisasi pergerakan, organisasi partai politik dan
lembaga-lembaga negara. Tokoh-tokoh Muhammadiyah yang kita kenal seperti KH. Mas
Mansur, Prof. Kahar Muzakir, Dr. Sukirman Wirjosanjoyo adalah para pejuang yang tidak
asing lagi. Demikian pula seperti Buya Hamka, KH AR. Fakhruddin, Dr. Amin Rais, Dr.
Syafi’i Ma’arif dan Dr. Din Syamsudin adalah tokoh–tokoh Muhammadiyah yang sangat
berperan dalam pentas nasional Indonesia.
Bidang-bidang yang ditangani Muhammadiyah antara lain :
a. Sosial
Dalam bidang sosial Muhammadiyah mendirikan :
b. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan mulai
dari TK sampai perguruan tinggi. Data tahun 1985 Muhammadiyah sudah memiliki 12400
lembaga pendidikan yang terdiri dari 37 perguruan tinggi dan sisanya adalah TK sampai
SLTA. Tahun 1990 jumlah perguruan tinggi Muhammadiyah bertambah menjadi 78 buah.
c. Kesehatan
Dalam bidang kesehatan Muhammadiyah mendirikan Poliklinik, Rumah Sakit dan Rumah
Bersalin. Data tahun 1990 telah memiliki 215 Rumah Sakit, Poliklinik dan Rumah Bersalin.
3. Al Irsyad
Organisasi ini berdiri tanggal 6 September 1914 di Jakarta, dua tahun setelah
Muhammadiyah berdiri, dan bisa dibilang sebagai sempalan dari Jami’atul Khair. Diantara
tokoh al-Irsyad yang terkenal adalah syeikh Ahmad Surkati, berasal dari Sudan yang semula
adalah pengajar di Jami’atul Khair. Al Irsyad ini mengkhususkan diri dalam perbaikan
(pembaharuan) agama kaum muslimin khususnya keturunan Arab Sebagian tokoh
Muhammadiyah pada awal berdirinya juga adalah kader-kader yang dibina dalam lembaga
pendidikan AlIrsyad. Saat itu al-Irsyad sudah memiliki Madrasah Awaliyah (3 tahun),
Madrasah Ibtidaiyah (4 tahun), Madrasah Tajhiziyah (2tahun), dan Madrasah Mu’allimin
yang dikhususkan untuk mencetak guru.
Al-Irsyad bergerak bukan hanya dalam bidang pendidikan, tapi juga bidang-bidang lain
seperti rumah sakit, panti asuhan dan rumah yatim piatu.
4. Nahdlatul Ulama
( NU) artinya kebangkitan para ulama. Adalah sebuah Organisasi sosial keagamaan yang
dipelopori oleh para ulama atau kiyai. Mereka itu ialah K.H.Hasyim Asy’ari, K.H.Wahab
Hasbullah, K.H.Bisri Syamsuri, K.H.Mas Alwi , dan K.H.Ridwan. Lahir di Surabaya pada
tanggal 31 Januari 1926 dan kini menjadi salah satu organisai dan gerakan Islam terbesar di
tanah air. Bertujuan mengupayakan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah
Waljama’ah dan penganut salah satu dari empat mazhab fiqih (Imam Hanafi, Imam Syafi’i,
Imam Hambali dan Imam Maliki).
Pada mulanya NU ini tidak mencampuri urusan politik. Ia lebih memfokuskan diri
pada pengembangan dan pemantapan paham keagamaannya dalam masyarakat yang saat itu
sedang gencar-gencarnya penyebaran faham Wahabiyah yang dianggap membahayakan
paham ahli Sunnah Waljama’ah. Hal ini tersirat dalam salah satu hasil keputusan kongresnya
di Surabaya pada bulan Oktober 1928.
NU semakin berkembang dengan cepat. Pada tahun 1935 telah memiliki 68 cabang dengan
anggota 6700 orang. Pada kongres tahun 1940 di Surabaya dinyatakan berdirinya organisasi
wanita NU atau Muslimat dan Pemuda Anshar.
Menempatkan umat Islam pada kedudukan yang layak dalam masyarakat Indonesia
Mengharmoniskan Islam dengan kebutuhan perkembangan zaman
6. Masyumi
Masyumi kepanjangan dari Majlis Syura Muslimin Indonesia berdiri tahun 1943. Dalam
Muktamar Islam Indonesia tanggal 7 Nopember 1945 disepakati bahwa Masyumi adalah
sebagai satu-satunya partai Islam untuk rakyat Indonesia. Saat itu juga Masyumi
mengeluarkan maklumat yang berbunyi :” 60 Milyoen kaum muslimin Indonesia siap
berjihad fi sabilillah “, Pernyataan ini direkam dengan baik oleh harian Kedaulatan Rakyat
pada tanggal 8 Nopember 1945. Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Mas Mansur dan
didampingi K.H.Hasyim Asy’ari. Tergabung dalam organisasi ini adalah Muhammadiyah,
Nahdlatul Ulama, Persis, dan Sarekat Islam. Tokoh-tokoh lain yang penting misalnya Ki
Bagus Hadikusumo, Abdul Wahab dan tokoh-tokoh muda lainnya misalnya Moh. Natsir,
Harsono Cokrominoto, dan Prawoto Mangunsasmito.
Visi Masyumi bahwa setiap umat Islam diwajibkan jihad Fi sabilillah dalam berbagai bidang,
termasuk dalam bidang politik. Para pemuda Islam, khususnya para santri dipersiapkan untuk
berjuang secara fisik maupun politis. Masyumi dibubarkan oleh Soekarno pada tahun 1960.
Sementara organisasi-organisasi yang semula bergabung dalam Masyumi sudah
mengundurkan diri sebelumnya, seolah-olah mereka tahu bahwa Masyumi akan dibubarkan.
7. Mathla’ul Anwar
Organisasi ini berdiri tahun 1905 di Marus, Menes Banten. Bergerak dalam bidang sosial
keagamaan dan pendidikan. Pendirinya adalah KH. M. Yasin. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan pendidikan Islam khususnya di kalangan masyarakat sekitar Menes Banten.
Aspirasi politik organisasi ini pernah disalurkan melalui Sarekat Islam (SI), tapi
perkembangan selanjutnya organisasi ini menjadi netral, artinya tidak ikut dalam kegiatan
politik, tapi hanya mengkhususkan diri pada kegiatan sosial dan pengembangan pendidikan
Agama. Berkat memfokuskan diri pada pendidikan, organisasi ini sekarang sudah menjadi
organisasi berskup nasional. Lembaga-lembaga pendidikannya berupa madrasah-madrasah
dari mulai TK sampai Madrasah Aliyah (setingkat SMA) tersebar di seluruh Nusantara.
Kesimpulan ini kita dapat dari hikmah Rukun Islam yang pada hakekatnya adalah bagaimana
tata cara menjalin komunikasi dan berinter-aksi dengan 3 jenis bentuk komunikasi.
Pertama, salat yaitu melambangkan komunikasi dengan Allah Sang Mahapencipta manusia.
Syarat untuk dapat berkomunikasi dengan Allah haruslah akui dengan tulus eksistensi Allah,
itulah syahadatain.. Jika ingin aman dan selamat dunia akhirat maka haruslah selalu intensif
berkomunikasi dengan Allah disimbolkan dengan salat dan zikir, jalankan perintahnya
dengan patuh tanpa membantah baik dalam pikiran, perasan maupun sikap dan perilaku.
Kedua, komunikasi dengan musuh/pengganggu (setan). Tekniknya adalah vertikal kebawah
artinya tolak mentah2, hinakan dia dan jangan pernah bernegosiasi dengannya. Jika kita
bernegosiasi dengannya maka dia sangat licik dan selalu berupaya agar kita terikat dia untuk
negosiasi2 berikutnya sampai mati. Ketiga, komunikasi dengan manusia serta alam sekitar
kita, bentuk komunikasi adalah horizontal artinya saling tolong menolong dan tenggang rasa.
Tidak bisa manusia berada diatas manusia lain jika tidak sesuai dengan aturan Allah,
misalnya pemimpin, imam salat dsb. Jika manusia ingin selamat di dunia dan akhirat /
sebagai wakil Allah maka jalankan komunikasi ini dengan baik jangan dibalik2 bentuknya.
Untuk mengetahui perkembangan islam lebih lanjut, dibawah ini akan dijelaskan
perkembangan islam di Negara – Negara seluruh dunia, antara lain:
Agama Islam Di Rusia
Agama Islam masuk ke Rusia pada waktu Dinasti Yuan yang berkuasa, kemudian bangkitlah
kaum revolusioner muslim untuk menumbangkan dinasti Yuan (1279-1368 M). Setelah
dinasti Yuan lalu diganti dengan dinasti Ming. Di bawah kekuasaan Ming, Islam menduduki
jabatan penting antara lain, kemiliteran, keintelekan, dan administrasi pemerintahan. Bahkan,
seorang muslim yang bernama Sang Yu Chuin menjabat sebagai penasehat agung Kaisar
Ming yang pertama dan bernama Hung Yer.
b. Belgia
Di Belgia, berdiri pula gedung Islamic Center sebagai pusat kegiatan dakwah Islam. Jumlah
umat Islam disana sekitar 150.000 orang. Pada tahun 1980 di Brussel
diselanggarakan Mukhtamar Islam Eropa.
c. Austria
Di Austria, pada awala abad 15 H. Pada tahun 1979 dibuka Islamic Center di kota wina yang
dapat menampung 30.000 jamaah, dilengkapi masjid jami’, perpustakaan Muslim’s Social
Service, madrasah dan perumahan imam. Agama Islam diakui agama resmi setelah Kristen.
d. Belanda
Di Belanda, tepatnya di kota Almelo telah dibangun sebuah masjid yang megah. Di kota ini
pula telah dibentuk federasi organisasi Islam dipimpin Abdul Wahid Van Bomel (bangsa
Belanda asli). Bomel memperjuangkan agar buruh-buruh muslim yang umumnya dari Asia
Selatan dan Afrika supaya diberi kesempatan melakukan shalat lima waktu. Tanggal 14
oktober 1983 di kota Redderkerk dibangun sebuah masjid yang dapat menampung 500
jamaah dilengkapi ruang diskusi, ruang tamu, tempat wudhu, dan lain sebagainya.
e. Inggris
Inggris, termasuk salah satu negara yang cukup bagus pengembangan Islamnya. Hal ini
didukung dengan kepeloporannya dalam pemindahan Universitas Islam Toledo di Spanyol ke
Inggris. Sejak itu Inggris mempunyai Universitas Cambridge dan Oxford. Mozarabes salah
satu tokoh yang amat berjasa dan aktif dalam penyebaran ilmu pengetahuan agama Islam. Ia
mengganti namanya menjadi Petrus Al Ponsi, dan beliau menjadi dokter istana Raja Henry I.
Pengembangan Islam dilakukan tiap hari libur, seperti hari Sabtu dan Ahad baik untuk anak-
anak maupun orang dewasa.
f. Roma
Roma merupakan negeri pusat agama Katolik, disana berdiri ± 917 gereja khatolik, protestan,
ortodhox, yunani maupun synagoge. Perkembangan Islam dinegeri itu tidak seperti negara-
negara Eropa lainnya. Meskipun demikian, sejak tahun 1984 umat Islam berhasil meletakkan
batu pertama pembangunan masjid di taman Morst Antene di Pariali, yakni suatu daerah yang
tertib di roma. Selama ini umat Islam di Italia baru memiliki mesjid di kota Catania Sicilia,
dan pertengahan tahun 1995 mesjid bantuan Arab Saudi itu telah diresmikan pemakaiannya.
Jumlah umat Islam di Roma sekitar 30.000 orang, sedang di Italia (selain Roma) berjumlah
29.000 jamaah.
c. Nigeria
Nigeria terletak di sebelah barat Afrika termasuk negara yang kaya minyak yang diekspor ke
Amerika Serikat terbesar kedua setelah Saudi Arabia. Penduduknya terdiri atas macam-
macam suku bangsa berjumlah ± 90 juta dan 75 % beragama Islam selebihnya Kristen
maupun Animisme. Negeri-negeri yang menikmati pengaruh Islam di kawasan Afrika dan
hingga kini penduduknya mayoritas beragama Islam antara lain Maroko, Sudan, Al-Jazair,
dan Ethiopia.
Rosulullah SAW.
Utsman bin affan yang mengutus beberapa orang untuk menyebarkan agama islam
diluar arab
Umar bin Khattab membawa agama islam masuk ke India
Khalifah pada masa Bani Umaiyah. Pada masanya mampu mencapai kejayaan serta
melebarkan syiar islam sampai ke spanyol dan beberapa Negara d eropa.
Dinasti ustmaniah. Membawa islam menuju kejayaan di Bulgaria
Abdullah bin Said bin Ali Sarah. Tokoh yang membawa islam masuk ke Sudan
Idi Amin. Pendiri Uganda Muslim Supreme Cauncil (UMSC) pada tahun 1974. Ia
juga berhasil mengundang Raja Faisal pada peletakan batu pertama pembangunan
Masjid nasional di Old Kampala. Beliau juga membwa Uganda menjadi Organisasi
konferensi Islam (OKI). Saat ini sekitar 15 % penduduk Uganda memeluk agama
Islam.
Mu bin Baig. Nama seorang tokoh Islam yang yang berpengaruh di kawasan
Muzambil. Sehingga namanya di abadikan menjadi nama sebuah Negara Muzambil.
Nama Mozambil berasal Mu bin Baig
Jacobs Salmaan Dhancees. Tokoh muslim yang paling berjasa dalam pegemmbangan
Islam di Namibia
Jamaludin Al afgani (Iran, 1838-turki, 1897) Salah satu sumbangan terpenting di
dunia Islam diberikan oleh Sayyid Jamalidin Al Afgani. Gagasanya mengilhami kaum
muslim di Turki, Iran, Mesir dan India.
Sirsayid Ahmad Khan (India 18817-1898) Adalah pemikir yang menyerukan
saintifikasi masyarakat muslim. Ia amat serius dengan upaya ini, antara lain:
menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al qur’an. Hasilnya adalah teologi yang
memilki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al qur’an.
Sir Muhamad Iqbal (Punjab 1873-1938)Generasi awal ke-20 adalah Sir Muhamdad
Iqbal marupakan seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat
mendalami pemikiran barat modern dan memilki latar belakang yang bercorak
tradisisonal islam. Kedua hal ini muncul dari karya utama di tahun 1930 yang
berjudul the reconstruction of religious thought in islam (pembangunan kembali
pemikiran keagamaan dalam Islam)
Utsman bin affan yang mengutus beberapa orang untuk menyebarkan agama islam
diluar arab
Dinasti Ming dibawah kekuasaan Ming berhasil menjadi pelopor masuknya agama
islam ke Rusia, bahkan Islam menduduki jabatan penting antara lain, kemiliteran,
keintelekan, dan administrasi pemerintahan. Bahkan, seorang muslim yang bernama
Sang Yu Chuin menjabat sebagai penasehat agung Kaisar Ming yang pertama dan
bernama Hung Yer
Wali songo menyebarkan islam di Nusantara dengan berbagai cara yang unik.
Pedagang dari Arab, Persia, Gujarat dan Malabar yang mampu menyebarkan islam
disebagian besar Negara di Asia
Elijah Muhamad pendiri “Black Moslem” (kekuatan islam) di Chicago yang menjadi
1. Hanya dengan kerja keras dan usaha yang maksimal, apa yang diinginkan akan
berhasil. Hal ini dapat dilihat bahwa Islam berkembang dengan baik di berbagai
belahan dunia adalah atas usaha yang maksimal umat muslim.
2. Perjuangan tanpa pamrih dari beberapa tokoh seolah tanpa ada beban apapun,
sehingga kita dapat memetik mengimplementasikan point perjuangannya dalam
kehidupan sehari – hari.
3. Perjuangan yang tak pernah putus asa menjadi motivasi bagi kita dalam ber amar
ma’ruf nahi mungkar.
4. Tidak menjadikan warna kulit, beda bahasa dan sebagainya menjadi jurang pemisah.
Karena Allah hanya membedakan hambanya dari segi ketaqwaannya.
5. Sesama muslim adalah saudara, meskipun dari berbagai benua dan negara yang
berbeda. Persaduaraan itu di ikat adanya aqidah atau ketuhanan yang satu Allah dan
kitab suci yang satu yaitu Al Qur’an.
6. Menjadikan perbedaan dalam hal warna kulit, beda bahasa, suku jenis rabut dan lain
sebagainya sebagi rahmat, bukan sebagai jurang pemisah.
7. Sabar dan menanamkan sikap jihat yang sesuai dengan ajaran islam (Al-qur’an dan
Hadist)
8. Dapat memberikan ide dan kreatifitas tinggi untuk mengadakan perubahan-perubahan
supaya lebih maju dengan cara yang efektif dan efisien, Problema-problema masa lalu
dapat menjadi pelajaran dalam bidang yang sama pada masa yang selanjutnya.
9. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika mengambil
sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan petunjuk Nya,
orang tersebut akan mendapat keselamatan
10. Dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat di
kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan menjadi
pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi
11. Menjadi sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah inovatif agar kehidupan
menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
12. Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta
mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak
akan terualng kembali.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sesungguhnya allah swt menciptakan manusai untuk barpasang-pasangan menjadikan umat
bersuku-suku untuk adanya persatuan bangsa, dan perlu di ingat untuk menyebarkan
perkembangan umat islam di indonesia perlu waktu berangsur-angsur lamanya dan adanya
perlakuan suwenang-wenang antar sesama manusia.
Islam adalah agama yang diridhoi Allah. Islam adalah agama yang cinta perdamaian dan
kesejahteraan, sangat menjunjung keadilan dan kejujuran. Tetapi dewasa ini banyak hal yang
telah mencoreng citra Islam di mata dunia. Mulai dari anggapan bahwa Islam adalah teroris
sampai usaha-usaha untuk mempecah belahkan persatuan dan kesatuan umat Islam di dunia.
Semua hal tersebut juga tidak dipungkiri juga terjadi di Indonesia
3.2. Saran
Semua hal-hal yang merusak citra Islam di mata dunia tidak terlepas dari kurangnya
perhatian umat Islam serta kurangnya pemahaman ajaran Islam di kalangan tertentu, yang
pada akhirnya menyalahgunakan setiap hal tentang Islam guna untuk kepentingan sepihak.
Oleh karena itu sebagai sesam umat Islam kita harus tetap mempertahankan persatuan dan
kesatuan di antara kita agar tidak dapat digoyahkan. Selain itu yang paling penting adalah
memperdalam kajian kita tentang Islam agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dan yang
paling utama harus selalu memperkuatkan keyakinan kita tentang Islam sebagai agama yang
diridhoi Allah SWT
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan hubungi saya.
DAFTAR PUSTAKA
http://bambangajinagan.blogspot.co.id/2013/04/makalah-perkembangan-islam-di-
indonesia.html
http://elviravhira.blogspot.co.id/2012/12/makalah-perkembangan-islam-di-indonesia.html
Prof.Dr. H. I. NURUL Aen, MA.Sejarah peradaban islam, bandung: puistaka setia , 2008.
H.darsono. T. Ibrahim. Tonggak islam kebudayaan islam, solo: tiga serngkai pustaka
mandiri,2008
MAKALAH
Disusun Oleh :
Nita Aprillia
Maemunah
Mila Resmita Sari
Jumirah
Mela Royani
Rukasih
Abdul Hadi
Deden Setiawan
Rizki Nawawi
Ahmad Fahmi
Firman