Anda di halaman 1dari 20

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

Perkembangan Islam di Indonesia


& Dunia

Disusun oleh :

Reza umami
M.Firlian Alfan
Siva Fuadiyah

MA MA’ARIF NU PAGUYANGAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perkembangan Islam Di Indonesia” ini dengan tepat waktu.

Di tugas kali ini kami akan menyatakan tentang perkembangan Islam di Indonesia. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan dan memerlukan
banyak perbaikan. Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas kami menyampaikan terimakasih
yang tak terhingga kepada kedua orang tua kami, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
kelas XII IPS 3 Dra. Hj. Mardiyah, teman-teman kelas XII IPS 3, dan semua orang yang telah
turut serta membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Kami berharap semua pihak dapat
mendukung berjalannya tugas kami ini, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun guna menjadikan tugas kami menjadi lebih baik kedepannya.

Kami selaku penyusun berharap semoga karya tulis ini ada guna dan manfaatnya bagi para
pembaca. Serta kami minta maaf apabila ada beberapa hal yang belum tepat atau salah.

Penyusun,

Oktober 2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….…..


KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. LATAR BELAKANG……………............................................................
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................
C. TUJUAN PENULISAN………….............................................................
D. MANFAAT PENULISAN………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
A. MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA…………………………...…….
B. PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA………………………….
C. HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA………………
D. PERKEMBANGAN ISLAM DI DUNIA……………………………….
BAB III PENUTUP..............................................................................................
A. KESIMPULAN..........................................................................................
B. SARAN......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut terbesar di dunia. Selain
itu, penganutnya juga terus menerus mengalami peningkatan dan perkembangan yang
sangat signifikan setiap tahunnya. Perkembangan tersebut terjadi di seluruh dunia, tanpa
terikat oleh geografis, etnis, dan lain sebagainya.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa agama Islam diturunkan oleh Allah
kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejak saat itulah, rasulullah SAW
mulai menyebarkan keseluruh penjuru dunia khususnya Jazirah Arab.
Agama Islam lahir dan berkembang di Jazirah Arab. Dalam perkembangannya,
Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Islam masuk ke Indonesia
dibawa oleh para pedagang muslim dari Arab dan India sekitar abad ke-7M. Para
pedagang muslim tersebut melakukan kegiatan perdagangan sambil menyebarkan agama
Islam.
Kehadiran agama Islam pada abad ke-6 Masehi membawa kemajuan peradaban di
Jazirah Arab dan sekitarnya. Peradaban dunia Arab yang semula terbelakang, menjadi
peradaban yang maju dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Seiring dengan
perkembangan Daulah Islamiah, wilayah kekuasaan Islam semakin luas, hingga
mencapai daratan Eropa. Dalam perkembangan selanjutnya, Islam tersebar sampai
keseluruh benua di dunia.
Mengenai sejarah awal mula masuknya Islam di Indonesia sedikit mengalami
kerancuan antara beberapa pakar. Hal itu terjadi karena tidak adanya bukti yang kuat.
Sehingga menimbulkan beberapa teori yang mutlak kebenarannya dan diterima oleh para
ahli sejarah. Sebagai warga negara Indonesia dan umat Islam yang baik, maka kita harus
mengetahui bagaimana perkembangan Islam di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penyebaran Islam di Indonesia?
2. Bagaimana cara masuknya Islam di Indonesia?
3. Bagaimana peran umat Islam pada masa penjajahan, perang kemerdekaan dan
pembangunan?
4. Siapa saja tokoh-tokoh perkembangan Islam di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Khusus :
Untuk memenuhi syarat mengikuti Ujian Nasional Tahun 2014-2015

b. Tujuan Umum :
1. Mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia
2. Mengetahui bagaimana perkembangan Islam pada awal masuknya di Indonesia
3. Dapat mengambil hikmah dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia

D. MANFAAT PENULISAN
Dari data di atas, terdapat manfaat yang dapat diambil yaitu :
1. Bagi masyarakat umum
Membantu memberikan wawasan pada masyarakat tentang perkembangan Islam di
Indonesia.
2. Bagi penulis
a. Dapat memberikan wawasan tentang perkembangan Islam di Indonesia
b. Sebagai tambahan materi di luar sekolah
c. Menambah pembendaharaan pustaka yang menunjang minat baca siswa agar
pengetahuannya lebih lua
BAB II
PEMBAHASAN

A. MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA


Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dan
kepercayaan seperti Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Buddha telah dianut oleh
masyarakat Indonesia. Bahkan pada abad 7-12 M di beberapa wilyah kepulauan
Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha.

Menurut hasil seminar “Masuknya Islam di Indonesia,” pada tanggal 17-20 Maret
1963 di Medan yang dihadiri oleh sejumlah budayawan sejarawan Indonesia, disebutkan
bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pertama kali pada abad pertama Hijriah (kira-
kira abad 8 Masehi).

Cara Masuknya Islam di Indonesia


Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam
berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat
kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S.
al-Baqarah ayat 256 :

‫ت َويُؤْ ِمن بِاهللِ فَقَ ِد‬ َّ ِ‫ي فَ َمن يَ ْكفُ ْر ب‬


ُ ‫الطا‬
ِ ‫غو‬ ِِّ َ‫الر ْشد ُ ِمنَ ْالغ‬ ِ ‫آلَإِ ْك َراهَ فِي ال ِد‬
ُّ َ‫ِّين قَد تَّبَيَّن‬
َ ُ‫ام لَ َها َوهللا‬
‫س ِمي ٌع َع ِلي ٌم‬ َ ‫ص‬َ ‫س َك ِب ْالعُ ْر َوةِ ْال ُوثْقَى الَ ا ْن ِف‬
َ ‫ا ْست َ ْم‬
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.”(Al-Baqarah: 256)

Menurut Uka Tjandrasasmita, masuknya Islam di Indonesia dilakukan enam


saluran yaitu :

1. Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan.
Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagang-
pedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan
dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi
melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut
serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.
Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar
sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu
menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa
yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa
banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang
sedang goyah, tetapi karena faktor hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang
Muslim.
Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan
kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.

2. Saluran Perkawinan
Dilihat dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial lebih
baik dari pada pribumi Indonesia sendiri, sehingga tidak sedikit penduduk pribumi
yang tertarik dengan para pedagang muslim tersebut khususnya putri-putri raja dan
bangsawan. Proses Islamisasi ini dilakukan sebelum adanya pernikahan yang
kemudian dilanjutkan dengan proses pernikahan sampai pada akhirnya mereka
mempunyai keturunan dan mampu membuat daerah-daerah atau bahkan kerajaan-
kerajaan Islam.
Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim
dengan anak bangsawan atau anak raja dan adipati, karena bangsawan, raja, dan
adipati dapat mempercepat proses masuknya Islam di Indonesia.
Demikianlah yang terjadi antara raden rahmat atau sunan ampel dengan nyai
manila. Sunan Gunung Jati dengan Putri Kaunganten. Brawijaya dengan Putri
Campa yang menurunkan Raden Fatah ( Raja pertama Demak ).

3. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawauf atau para sufi, mengajarkan teosofi yangb bercampur
dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka
mempunyai kemampuan dan kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka
ada juga yang mengawini putri-putri bangsawan setempat . dengan ilmu tasawufnya
mereka mengajarkan Islam kepada pribumi yang mempunyai persamaan dengan
alam pikiran mereka yangb se4belumnya menganut agama hindu, sehingga agama
baru itu mudah dimenerti dan di terima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan
ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra Islam itu
adalah Hamzah Fansuri di aceh, syeh lemah abang, dan sunan panggung di jawa.
Ajaran mistik seperti ini masih berkembang di Indonesia di abad ke-19 M bahkan di
abad ke-20 M ini.

4. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok
yang diselenggaakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama. Di
pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama, dam kiai mendapat pendidikan
agama. Setelah kelua dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing
kemudian mereka berdakwah ketempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya,
pesantren yang didirikan oleh raden rahmat di Ampel Denta Surabaya dan sunan giri
di giri. Keluaran pesantren giri ini banyak yang di undang ke maluku untuk
mengajarkan agama Islam.

5. Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan
wayang. Dikatakan, sunan kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam
mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia
meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.
Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita mahabarata dan Ramayana,
tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam.
Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra ( hikayat, babad,
dan sebagainya ), seni bangunan dan seni ukir.

6. Saluran Politik
Di maluku dan sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya
memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya
Islam didaerah ini. Di samping itu, baik di sumatera dan jawa maupun di Indonesia
bagian timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi
kerajaan-kerajaan non-Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak
menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.

Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu:


 Jalur utara, dengan rute: Arab (Mekah dan Madinah) – Damaskus – Bagdad –
Gujarat (Pantai Barat India) – Srilangka – Indonesia
 Jalur selatan, dengan rute: Arab (Mekah dan Madinah) – Yaman – Gujarat –
Srilangka – Indonesia
Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah pantai
Sumatera bagian utara.

Berawal dari daerah itulah Islam mulai menyebar ke berbagai pelosok Indonesia,
yaitu: wilayah-wilayah Pulau Sumatera (selain pantai Sumatera bagian utara), Pulau
Jawa, Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku dan sekitarnya, dalam
kurun waktu yang berbeda-beda. Hal itu disebabkan antara lain sebagai berikut:
 Adanya dorongan kewajiban bagi setiap Muslim/Muslimah, khususnya para
ulamanya, untuk berdakwah mensyiarkan Islam sesuai dengan kemampuan
mereka masing-masing.
 Adanya kesungguhan hati dan keuletan para juru dakwah untuk berdakwah
secara terus-menerus kepada keluarga, para tetangga, dan masyarakat sekitarnya.
 Persyaratan untuk memasuki Islam sangat mudah, seseorang telah dianggap
masuk Islam hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
 Ajaran Islam tentang persamaan dan tidak adanya sistem kasta dan diskriminasi
mudah menarik simpati rakyat, terutama dari lapisan bawah.
 Banyak raja-raja Islam yang ada di berbagai wilayah Indonesia ikut berperan
aktif melaksanakan kegiatan dakwah Islamiah, khususnya terhadap rakyat
mereka.

B. PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

1. Sumatera
Daerah yang dimasuki Islam dari kepulauan Indonesia adalah Sumatera bagian
utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah Sumatera bagian Utara letaknya di
tepi Selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dagang dari India ke Cina.
Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab, Persi, dan Gujarat, yang juga para
mubalig Islam, banyak yang menetap di Bandar-bandar sepanjang Sumatera Utara.
Mereka menikah dengan wanita-wanita pribu yang sebelumnya telah diIslamkan,
sehingga terbentuknya keluarga Muslim. Mereka mensyiarkan Islam dengan cara
bijaksana, baik dengan lisan maupun sikap dan perbuatan, terhadap sanak famili, para
tetangga, dan masyarakat sekitarnya.
Hingga akhirnya berdiri kerajaan Islam pertama, yaitu Samudra Pasai. Kerajaan
ini berdiri pada tahun 1261 M, di pesisir timur Laut Aceh Lhokseumawe (Aceh
Utara), rajanya bernama Merah Silu, bergelar Sultan Al-Malik As-Saleh. Beliau
menikah dengan putrid Raja Perlak yang memeluk agama Islam.
Samudra Pasai makin berkembang dalam bidang politik, ekonomi, dan
kebudayaan. Seiring dengan kemajuan kerajaan Samudra Pasai yang sangat pesat,
pengembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan dukungan penuh. Samudra
Pasai terkenal dengan sebutan Serambi Mekah.

2. Jawa
Penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di daerah Leran/Gresik yang
wafat tahun 1101 M dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa. Hingga
pertengahan abad ke-13, bukti-bukti kepurbakalaan maupun berita-berita asing
tentang masuknya Islam di Jawa sangatlah sedikit. Baru sejak akhir abad ke-13 M
hingga abad-abad berikutnya, terutama sejak Majapahit mencapai puncak
kejayaannya, bukti-bukti proses pengembangan Islam ditemukan lebih banyak lagi.
Misalnya, penemuan kuburan Islam di Troloyo, Trowulan, dan Gresik, juga berita Ma
Huan (1416 M) yang menceritakan tentang adanya orang-orang Islam yang bertempat
tinggal di Gresik.
Pertumbuhan masyarakat Muslim di sekitar Majapahit sangat erat kaitannya
dengan perkembangan hubungan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan orang-
orang Islam yang telah memiliki kekuatan politik dan ekonomi di Kerajaan Samudra
Pasai dan Malaka. Pengembangan Islam di tanah Jawa dilakukan oleh para ulama dan
mubalig yang kemudian terkenal dengan sebutan Wali Sanga (sembilan wali).

1. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik


Maulana Malik Ibrahim merupakan wali tertua di antara Wali Sanga yang
mensyiarkan agama Islam di Jawa Timur, sehingga dikenal pada dengan nama
Sunan Gresik. Maulana Malik Ibrahim menetap di Gresik dengan mendirikan
masjid dan pesantren, tempat mengajarkan Islam kepada para santri dan
kepada para penduduk agar menjadi umat Islam yang bertakwa. Beliau wafat
pada tahun 1419 M (882 H) dan dimakamkan di Gapura Wetan, Gresik.

2. Sunan Ampel
Sunan Ampel nama aslinya adalah Raden Rahmat. Lahir pada tahun 1401
M dan wafat pada tahun 1481 M serta dimakamkan di di desa Ampel. Sunan
Ampel menikah dengan seorang putri Tuban bernama Nyi Ageng Manila dan
dikaruniai empat orang anak, yaitu: Maulana Makdum Ibrahim (Sunan
Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), Nyi Ageng Maloka, dan putri yang
menjadi istri Sunan Kalijaga.
Jasa-jasa Sunan Ampel antara lain:
 Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya.
 Berperan aktif dalam membangun masjid agung Demak, yang
dibangun pada tahun 1479 M.
 Memelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan
Raden Fatah sebagai sultan pertamanya.

3. Sunan Bonang
Sunan Bonang nama aslinya adalah Maulana Makdum Ibrahim, putra
Sunan Ampel. Lahir pada tahun 1465 M dan wafat tahun 1515 M. semasa
hidupnya beliau mempelajari Islam dari ayahnya sendiri, kemudian bersama
Raden Paku merantau ke Pasai untuk mendalami Islam. Jasa beliau sangat
besar dalam penyiaran Islam.

4. Sunan Giri (1365-1428)


Beliau adalah seorang wali yang sangat besar pengaruhnya di Jawa,
terutama di Jawa Timur. Ayahnya, Maulana Ishak, berasal dari Pasai dan
ibunya, Sekardadu, putri Raja Blambangan Minak Sembayu. Belajar Islam di
pesantren Ampel Denta dan Pasai.
Sunan Giri (Raden Paku) mendirikan pesantren di Giri, kira-kira 3 km dari
Gresik. Selain itu, beliau mengutus para mubalig untuk berdakwah ke daerah
Madura, Bawean, Kangean, bahkan ke Lombok, Makassar, Ternate, dan
Tidore.

5. Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifuddin, putra Sunan Ampel dan adik Sunan
Bonang. Beliau berjasa dalam mensyiarkan Islam dan mendidik para santri
sebagai calon mubalig.

6. Sunan Gunung Jati


Sunan Gunung Jati lebih dikenal dengan sebutan Syarif Hidayatullah.
Beliau berjasa dalam menyebarkan Islam di Jawa Barat dan berhasil
mendirikan dua buah kerajaan Islam, yakni Banten dan Cirebon. Syarif
Hidayatullah wafat pada tahun 1570 M dan dimakamkan di Gunung Jati (7 km
sebelah utara Cirebon).

7. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq, lahir pada pertengahan abad ke-15 dan
wafat pada tahun 1550 M (960 H). Beliau berjasa dalam menyebarkan Islam
di daerah Kudus dan sekitarnya, Jawa Tengah bagian utara. Sunan Kudus
membangun sebuah masjid yang terkenal sebagai Masjid Menara Kudus.
Sunan Kudus juga terkenal sebagai seorang sastrawan, di antara karya
sastranya yang terkenal adalah gending Maskumambang dan Mijil.

8. Sunan Kalijaga
Nama aslinya adalah Raden Mas Syahid, salah seorang Wali Sanga yang
terkenal karena berjiwa besar, toleran, dan juga pujangga. Beliau adalah
seorang mubalig yang berdakwah sambil berkelana. Di dalam dakwahnya
Sunan Kalijaga sering menggunakan kesenian rakyat (gamelan, wayang, serta
lagu-lagu daerah). Belau wafat pada akhir ke-16 dan dimakamkan di desa
Kadilangu sebelah timur laut kota Demak.

9. Sunan Muria
Nama aslinya Raden Umar Said, putra dari Sunan Kalijaga. Beliau
seorang mubalig yang berdakwah ke pelosok-pelosok desa dan daerah
pegunungan. Di dalam dakwahnya beliau menggunakan sarana gamelan serta
kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, yang terletak
di sebelah utara kota Kudus.

3. Sulawesi
Menurut berita Tom Pires, pada awal abad ke-16 di Sulawesi banyak kerajaan-
kerajaan kecil yang sebagian masih memeluk kepercayaan Animisme dan
Dinamisme. Di antara kerajaan-kerajaan itu yang paling terkenal dan besar adalah
kerajaan Gowa Tallo, Bone, Wajo, dan Sopang.
Pada tahun 1562-1565 M, di bawah pimpinan Raja Tumaparisi Kolama, kerajaan
Gowa Tallo berhasil menaklukkan daerah Selayar, Bulukumba, Maros, Mandar, dan
Luwu. Pada masa itu, di Gowa Tallo telah terdapat kelompok-kelompok masyarakat
Muslim dalam jumlah yang cukup besar. Atas jasa Dato Ribandang dan Dato
Sulaemana, penyebaran dan pengembangan Islam lebih intensif dan mendapat
kemajuan yang pesat. Pada tanggal 22 September 1605 Raja Gowa yang bernama
Karaeng Tonigallo masuk Islam yang kemudian bergelar Sultan Alaudin. Beliau
berhubungan baik dengan Ternate, bahkan secara pribadi beliau bersahabat baik
dengan Sultan Babullah dari Ternate.
Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam, Gowa melakukan perluasan
kekuasaannya. Daerah Wajo dan Sopeng berhasil ditaklukkan pada tahun 1611 M.
Sejak saat itu Gowa menjadi pelabuhan transit yang sangat ramai.

4. Kalimantan
Sebelum Islam masuk ke Kalimantan, di Kalimantan Selatan terdapat kerajaan-
kerajaan Hindu yang berpusat di negara Dipa, Daha, dan Kahuripan yang terletak di
hulu sungai Nagara dan Amuntai Kimi. Kerajaan-kerajaan ini sudah menjalin
hubungan dengan Majapahit, bahkan salah seorang raja Majapahit menikah dengan
Putri Tunjung Buih. Hal tersebut tercatat dalam Kitab “Negara Kertagama” karya
Empu Prapanca.
Menjelang kedatangan Islam, Kerajaan Daha diperintah oleh Maha Raja
Sukarana. Setelah beliau meninggal digantikan oleh Pangeran Tumenggung. Hal ini
menimbulkan kemelut keluarga, karena Pangeran Samudra (cucu Maha Raja
Sukarama) merasa lebih berhak atas takhta kerajaan. Akhirnya Pangeran Samudra
dinobatkan menjadi Raja Banjar oleh para pengikut setianya, yang membawahi
daerah Masik, Balit, Muhur, Kuwin dan Balitung, yang terletak di hilir sungai
Nagara.
Berdasarkan hikayat Banjar, Pangeran Samudra meminta bantuan Kerajaan
Demak (Sultan Trenggono) untuk memerangi Kerajaan Daha, dengan perjanjian
apabila Kerajaan Daha dapat dikalahkan maka Pangeran Samudra beserta rakyatnya
bersedia masuk Islam. Ternyata berkat bantuan tentara Demak, Pangeran
Tumenggung dari Kerajaan Daha dapat ditundukkan sesuai dengan perjanjian,
akhirnya Raja Banjar, Pangeran Samudra beserta segenap rakyatnya masuk Islam dan
bergelar Sultan Suryamullah. Menurut A.A Cense dalam bukunya, “De Kroniek van
Banjarmasin 1928,” peristiwa itu terjadi pada tahun 1550 M.

5. Maluku dan Sekitarnya


Antara tahun 1400-1500 M (abad ke-15) Islam telah masuk dan berkembang di
Maluku, dibawa oleh para pedagang Muslim dari Pasai, Malaka, dan Jawa. Mereka
yang sudah beragama Islam banyak yang pergi ke pesantren-pesantren di Jawa Timur
untuk mempelajari Islam.

Raja-raja di Maluku yang masuk Islam di antaranya:


1. Raja Ternate, yang kemudian bergelar Sultan Mahrum (1465-1486). Setelah
beliau meninggal, digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang besar jasanya
dalam mensyiarkan Islam di kepulauan Maluku dan Irian, bahkan sampai ke
Filipina.
2. Raja Tidore, yang kemudian bergelar Sultan Jamaludin.
3. Raja Jailolo, yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
4. Raja Bacan, yang masuk Islam pada tahun 1520 dan bergelar Sultan Zaenal
Abidin.

Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian.
Daerah-daerah Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah Miso, Jalawati, Pulau Waigio
dan Pulau Gebi.

C. PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

1. Masa Penjajahan
a. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan
Dengan dianutnya agama Islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia, ajaran
Islam telah banyak mendatangkan perubahan. Perubahan-perubahan itu antara lain:
 Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan raja-
raja serta dibimbing agar menghambakan diri kepada Allah, Tuhan Yang Maha
Esa.
 Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan Islam, (lihat Q.S. An-Nahl:
90), mampu mengubah masyarakat Indonesia yang dulunya menganut system
kasta dan diskriminasi menjadi masyarakat yang setiap anggotanya mempunyai
kedudukan, harkat, martabat, dan hak-hak yang sama.
 Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan Islam
dengan semboyan “Habbul Watan Minal-Iman” (cinta tanah air sebagian dari
iman) mampu mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia, khususnya para
pemuda, yang dulunya bersifat sekatrian (lebih mementingkan sukunya dan
daerahnya) menjadi bersifat nasionalis (lebih mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara).
 Semboyan yang diajarkan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yang cinta
damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat
Indonesia untuk melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan bangsanya
dengan berbagai cara.

Allah SWT berfirman,

َ‫ّللاِ الَذِينَ َولَيُقَاتِلُونَ ُك ْم ت َ ْعتَد ُواۚ ِإ َن ََل َّللَ يُ ِحب ْال ُم ْعتَدِين‬ َ ‫َوقَاتِلُوا فِي‬
َ ‫س ِبي ِل‬
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)
janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas,” (Q.S. Al-Baqarah: 190).
Menurut Islam, berperang dalam rangka mewujudkan dan
mempertahankan kemerdekaan bangsa, negara, dan agama merupakan “Jihad fi
sabilillah” yang hukumnya wajib. Sedangkan umat Islam yang mati dalam
“Jihad fi sabilillah” tersebut dianggap mati syahid, yang imbalannya adalah
surga.

b. Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan

1. Perlawanan terhadap Penjajah Portugis


Bangsa Portugis datang dari Eropa Barat ke Dunia Timur, termasuk
Indonesia, dengan semboyan “gold (tambang emas), glory (kemuliaan,
keagungan), dan gospel (penyebaran agama Nasrani).”
Bangsa Portugis melakukan berbagai usaha dengan menghalalkan segala
cara. Antara lain pada tahun 1511 mereka merebut Bandar Malaka, yang waktu
itu berada di bawah kekuasaan Sultan Mahmud Syah (1488 – 1511).
Sikap bangsa Portugis yang kasar dan angkuh, yang bermaksud merebut
kekuasaan dan memaksakan kemauannya dalah perdagangan, menyebabkan
kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia bangkit untuk memberikan
perlawanan mengusir penjajah Portugis dari bumi Nusantara.
Pada tahun 1526 bala tentara Demak di bawah pimpinan panglima perang
Fatahillah berangkat melalui jalan laut menuju Sunda Kelapa untuk mengusir
penjajah Portugis. Setibanya di Sunda Kelapa, Fatahillah dan bala tentaranya
mengepung Sunda Kelapa dan terjadilah pertempuran sengit melawan penjajah
Portugis. Dalam pertempuran ini Fatahillah dan bala tentaranya memperoleh
kemenangan. Sunda Kelapa direbut dari tangan penjajah. Kemudian Sunda
Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta (Jakarta). Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 22 Juni 1527 M yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya kota
Jakarta. Portugis dan Spanyol mengadakan Perjanjian Tordesilas (1529) yang
isinya:
1) Maluku menjadi milik Portugis
2) Filipina Selatan menjadi milik Spanyol

2. Perlawanan terhadap Penjajah Belanda


Bangsa Indonesia kembali dijajah oleh bangsa Belanda, yang untuk
pertama kali berlabuh di Banten pada tahun 1596 dipimpin oleh Cornelis de
Houtman. Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia sama dengan tujuan
penjajah Portugis, yakni untuk memaksakan praktik monopoli perdagangan
dalam menanamkan kekuasaan terhadap kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah
Nusantara. Penjajah Belanda menempuh berbagai usaha dan menghalalkan
segala cara. Misalkan, menerapkan politik Divide et Impera, muslihat damai,
mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya dari bumi Nusantara untuk
membangun bangsanya, dan membiarkan rakyat Indonesia berada dalam
kemiskinan dan keterbelakangan.
Sejarah mencatat dengan tinta emas, sederetan nama para pejuang kusuma
bangsa yang menderita, bahkan berkorban jiwa dalam berperang melawan
penjajah Belanda, demi tegaknya kemerdekaan bangsa dan negara tercinta
Indonesia.
Di pulau Jawa nama-nama tersebut antara lain: Sultan Ageng Tirtayasa,
Kyai Tapa dan Bagus Buang dari Kesultanan Banten, Sultan Ageng dari
Kesultanan Mataram, dan Pangeran Diponegoro dari Kesultanan Yogyakarta.
Dari Kesultanan Aceh kita bisa mengenal sederetan nama para panglima
perang Islam, seperti: Panglima Polim, Panglima Ibrahim, Teuku Cek Ditiro,
Cut Nyak Dien, Habib Abdul Rahman, Imam Leungbatan, dan Sultan Alaudin
Muhammad Daud Syah.
Dari Maluku, yakni dari Kesultanan Ternate dan Tidore, tercatat nama-
nama para pejuang kusuma bangsa seperti Saidi, Sultan Jamaluddin, dan
Pangeran Neuku.
Dari Sulawesi Selatan, yakni dari kerajaan Gowa-Tallo dan Bone, terkenal
nama pahlawan bangsa seperti Sultan Hasanuddin dan Lamadu Kelleng yang
bergelar Arung Palaka.
Sedangkan dari Kalimantan Selatan, rakyat yang mengalami penderitaan
dan kesengsaraan akibat pajak yang tinggi dan kewajiban kerja paksa serempak
mengangkat senjata di bawah pimpinan para panglima perang, seperti:
Pangeran Antasari, Kyai Demang Lemam, Berasa, Haji Masrin, Haji Bayasin,
Kyai Langlang, Pangeran Hidayat, Pangeran Maradipa, dan Tumenggung
Mancanegara.
Demikianlah nama-nama para pahlawan Islam sebagai para pejuang
kusuma bangsa dari berbagai kepulauan di Nusantara, yang telah berperang
melawan imperialism Belanda. Sayangnya, perlawanan mereka dapat
dipatahkan oleh penjajah Belanda. Hal ini disebabkan antara lain karena
perlawanan mereka lebih bersifat lokal regional sporadis (tidak merata) dan
kurang terkoordinasi serta persenjataan pihak kaum imperialis jauh lebih
canggih.

2. Masa Perang Kemerdekaan


a. Peranan Ulama Islam Pada Masa Perang Kemerdekaan
Peranan ulama Islam Indonesia pada masa perang kemerdekaan ada dua
macam:
 Membina kader umat Islam, melalui pesantren dan aktif dalam pembinaan
masyarakat.
 Turut bejuang secara fisik sebagai pemimpin perang.

Para pahlawan Islam yang telah berjuang melawan imperialis Portugis dan
Belanda, seperti: Fatahillah, Sultan Baabullah, Pangeran Diponegoro, Imam
Bonjol, dan Habib Abdurrahman, adalah juga para ulama yang beriman dan
bertakwa, yang berakhlak baik dan bermanfaat bagi orang banyak sehingga
mereka menjadi panutan umat.

b. Peranan Organisasi dan Pondok Pesantren Pada Masa Perang Kemerdekaan


Organisasi-organisasi tersebut adalah:

1. Serikat Dagang Islam/Serikat Islam


Serikat Dagang Islam didirikan oleh Haji Samanhudi dan Mas Tirta
Adisuryo pada tahun 1905 di Kota Solo. Tujuan organisasi ini pada awalnya
adalah menggalang kekuatan para pedagang Islam melawan monopoli
pedagang Cina (yang mendapat perlakuan istimewa dari penjajahan Belanda)
dan memajukan agama Islam.
Pada tahun 1912 Serikat Dagang Islam diubah menjadi Serikat Islam (SI),
bertujuan bukan hanya untuk memajukan para pedagang Islam, tetapi lebih
luas lagi, yaitu untuk menghapus penderitaan, penghinaan, dan ketidakadilan
yang menimpa seluruh rakyat Indonesia akibat ulah penjajahan Belanda.
Pada tahun 1914 telah berdiri 56 perkumpulan lokal Serikat Islam yang
telah resmi berbentuk badan hukum yang tersebar di kota-kota besar di
Indonesia. Untuk menyeragamkan gerak dan langkah, pada tanggal 18 Maret
1916 dibentuk wadah Serikat Islam Sentral, yang diketuai oleh Haji Omar
Said Cokroaminoto.
Pada bulan Juni 1916 Serikat Islam mengadakan kongresnya yang pertama
yang dinamai Kongres Nasional Serikat Islam. Di dalam kongres itu
dijelaskan bahwa istilah “Nasional” digunakan untuk mempertegas bahwa
Serikat Islam mencita-citakan adanya suatu “Nation” bagi rakyat Indonesia
(baca penduduk pribumi).
Pada tahun 1923 Sentral Serikat Islam mengubah namanya menjadi Partai
Serikat Islam (PSI). Gagasan gerakan Islam Internasional ini dikemukakan
oleh Kyai Haji Agus Salim, dengan nama pan-Islamisme.
2. Muhammadiyah
Organisasi Islam Muhammadiyah didirikan di kota Yogyakarta oleh K.H.
Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. Peranan Muhammadiyah
pada masa penjajahan Belanda lebih dititikberatkan pada usaha-usaha
mencerdaskan rakyat Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan mereka,
yakni dengan mendirikan sekolah-sekolah, baik sekolah umum maupun
sekolah agama, rumah sakit, panti asuhan, rumah-rumah penampungan bagi
warga miskin dan perpustakaan-perpustakaan.
Pada tahun 1925, tidak lama setelah pendirinya, K.H. Ahmad Dahlan
wafat, Muhammadiyah sudah tersebar di semua kota besar di seluruh
Indonesia serta berhasil membangun dan mengelola 1774 buah sekolah, 31
buah perpustakaan, 834 masjid, puluhan rumah sakit, panti asuhan, dan
rumah-rumah penampungan bagi warga miskin.

3. Nahdlatul Ulama (NU)


NU didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Dua tokoh
penting dalam upaya pembentukan NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H.
Wahab Hasbullah.
Pada masa penjajahan Belanda, NU senantiasa berjuang menentang
penjajah dan pernah mengeluarkan pernyataan politik yang isinya:
 Menolak kerja rodi yang dibebankan oleh penjajah kepada rakyat.
 Menolak rencana ordonansi (peraturan pemerintah) tentang perwakinan
tercatat.
 Menolak diadakannya Milisi (wajib militer).
 Menyokong GAPI dalam menuntut Indonesia yang memiliki parlemen
kepada pemerintah colonial Belanda.

4. Pondok Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, yang
penyelenggaraan pendidikannya bersifat tradisional dan sederhana. Mata
pelajaran yang diajarkan di pesantren adalah: Ilmu Tauhid, Fikih Islam,
Akhlak, Ushul Fikih, Nahwu, Saraf, dan Ilmu Mantik. Sumber pelajaraannya,
biasanya kitab-kitab berbahasa Arab yang tidak berharakat atau gundul, yang
biasa disebut dengan “Kitab Kuning”.

3. Masa Pembangunan
a. Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan
Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan negara Republik Indonesia,
umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk, tampil di barisan terdepan dan
perjuangan, baik perjuangan fisik (berperang) maupun perjuangan diplomasi. Di
tahun-tahun awal kelahirannya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat,
bangsa Indonesia harus menghadapi Jepang (September 1945), negara Sekutu
(November 1945 – Maret 1946), dan Belanda (Agresi Belanda I pada 21 Juli 1947
dan Agresi Belanda II pada 19 Desember 1948).
Selain itu, kemerdekaan negara Republik Indonesia dipertahankan melalui
usaha-usaha diplomatic, yaitu perundingan antara Indonesia dan Belanda,
misalnya: perundingan Linggarjati (November 1946), perjanjian Renville
(Desember 1947), perjanjian Roem Royen (April 1949), dan Konferensi Meja
Bundar di Den Haag (2 November 1949).

b. Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan


Organisasi Islam yang ada pada masa pembangunan ini cukup banyak,
antara lain: Muhammadiyah; Nahdlatul Ulama (NU); Himpunan Mahasiswa Islam
(HIM), berdiri tahun 1947 di Yogyakarta; Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII), berdiri pada 17 April 1960 dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdiri
pada 26 Juli 1975.
Peranan Muhammadiyah dalam masa pembangunan antara lain:
 Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuan
tinggi, berbudi luhur, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Melakukan usaha-usaha di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,
antara lain mendirikan Rumah Sakit, Poliklinik, BKIA (Balai Kesehatan Ibu
dan Anak), Panti Asuhan, dan Pos Santunan Sosial.

Nahdlatul Ulama, yang pernah berkiprah di bidang politik, dalam


perkembangan selanjutnya melalui Munas NU pada tanggal 18 – 21 Desember
1984 di Situbondo, dengan tegas menyatakan bahwa NU meninggalkan aktivitas
politik dan kembali ke khittah (tujuan dasar). Usaha-usaha NU antara lain:
 Mendirikan madrasah-madrasah, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah,
Aliyah, dan Perguruan Tinggi.
 Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-pesantren.
 Membantu dan mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin.

Majelis Ulama Indonesia adalah organisasi keulamaan yang bersifat


independen, tidak berafiliasi kepada salah satu aliran politik, mazhab atau aliran
keagamaan Islam yang ada di Indonesia.
Ada peranan Majelis Ulama Indonesia pada masa pembangunan adalah:

 Memberikan fatwa dan nasihat keagamaan dalam masalah sosial


kemasyarakatan kepada pemerintah dan umat Islam pada umumnya, sebagai
amar ma’ruf nahi mungkar dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional.
 Memperkuat Ukhuwah Islamiah dan melaksanakan kerukunan antarumat
beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional.
 MUI adalah penghubung antara Ulama dan Umara serta menjadi penerjemah
timbale-balik antara pemerintah dan umat Islam Indonesia guna
menyukseskan pembangunan nasional.

Organisasi ini pertama kali diketuai oleh Prof. DR. B.J. Habibie, yang
kemudian menjadi presiden ketiga Republik Indonesia.

c. Peranan Lembaga Pendidikan Islam dalam Pembangunan


Lembaga pendidikan Islam adalah badan yang berhubungan dengan
pendidikan Islam untuk memenuhi kebutuhan umatnya di bidang pendidikan.
Lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia ada yang didirikan dan dikelola
langsung oleh pemerintah (Departemen Agama), seperti: Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri
(MAN), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN). IAIN sekarang berubah menjadi
UIN (Unversitas Islam Negeri) yang tidak hanya mendalami ilmu tentang
keIslaman, seperti Fakultas Syariah dan Ushuluddin, tetapi juga mendalami ilmu
pengetahuan umum, seperti Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran.

Adapun peranan-peranan kelembagaan Islam dalam pembangunan antara lain:


 Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia bertakwa pada Tuhan
Yang Maha Esa.
 Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
 Memupuk persatuan dan kesatuan umat.
 Mencerdaskan bangsa Indonesia.
 Mengadakan pembinaan mental spiritual

Sejarah Perkembangan islam didunia


Sebagai umat Islam sungguh kita sangat meyakini bahwa agama kita ini berasal dari Allah Sang
Maha pencipta alam semesta. Agama ini telah ada sejak manusia pertama Adam AS sampai akhir
zaman.
Firman Allah : Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang2 muslim dari dahulu. (QS.22 :
78)
Puncak peradaban Islam atau zaman ke-emasan Islam berada pada masa kekhalifahan Abbasiyah
yang telah melebarkan Islam sampai ke Andalusia (Eropa). Mungkinkah puncak peradaban Islam
berada jauh dibawah zaman Rasulullah serta para Rasulullah lainnya ? Sedang para rasul itu
adalah utusan Allah kemuka bumi ini untuk menata peradaban atau kebudayaan manusia sesuai
dengan aturan Allah . Peradaban atau kebudayaan yang ditata oleh para Rasul berdasarkan
wahyu Allah itulah yang disebut Kebudayaan Tauhid (Kebudayaan Islam). Jika sebagai muslim
kita tetap mengatakan sesuai dengan pernyataan diatas berarti para Manusia Mulia Utusan Allah
ini mempunyai kapasitas kepemimpinan yang lebih rendah dalam menata kebudayaan Islam
dibanding umat sesudahnya yang nota bene adalah umat para Rasul itu. Jika para Rasulullah
mempunyai kapasitas rendah lalu bagaimana dengan yang memberi mandat para Rasulullah
itu,tentu mempunyai kapasitas yang rendah pula, sungguh zalim kita kepada Allah dan Rasulnya,
Nauzubilahi min zalik, segeralah semua umat Islam minta ampun kepada Allah sebelum murka
Allah datang lebih berat lagi.
Peradaban Tauhid dengan kehidupan sekarang. Melihat kemajuan ilmu dan teknologi yang
demikian pesatnya di zaman modern ini, umat Islam/peradaban Islam sering dikatakan sangat
sedikit atau tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan tersebut. Sehingga
ada yang mengatakan bahwa negara ke tiga yang terbanyak di huni oleh umat Islam tertinggal
jauh kira2 1 abad dibanding negara maju. Namun tentunya sangat tidak mustahil, bahkan sangat
mustahil bahwa kita bisa melebihi mereka jika kita memakai standar Allah. Bukankah kita
meyakini bahwa bumi ini sudah diwariskan Allah Sang Maha pemilik alam semesta untuk Umat
ber-Tauhid ? Inilah kesempatan emas bagi bangsa Melayu yang mengatakan budayanya identik
dengan Islam untuk memancarkan budaya Islam kemuka bumi ini dengan mengambil lansung
dari pohon peradaban Islam, bukan rantingnya (Abbasiyah dsb) yaitu dari zaman para Rasulullah
dengan puncaknya Muhammad Rasulullah SAW. Tatacara penggalian peradaban Tauhid yang
mulia itu, adalah:

1. Selalu melakukan muhasabah dan muraqabah? untuk memperkokoh keyakinan Tauhid


kita bahwa kita berasal dari Allah, pasti akan kembali kepada Allah dengan membawa
pertanggungjawaban hidup di muka bumi, karena itu tiada lain budaya hidup di bumi
harus sesuai dengan petunjuk Allah. Itulah keyakinan Tauhid.
2. Alquran dan Sunnah adalah Mahateksbook sebagai pintu satu2nya untuk mengenal
Tauhid dan mengaplikasikan dalam peradaban.
3. Bahasa Arab bahasa yang dipilih Allah untuk membuat Mahateksbook Alquran, karena
itu semestinya harus dikuasai oleh seluruh umat islam terutama generasi muda. Contoh
sederhana, mungkinkah kita akan mengenal ibu atau pasangan hidup kita dengan baik
dan penuh cinta jika bahasanya tidak kita kenal bahkan bahasa isyarat sekalipun.
Mustahil pengenalan dan cinta yang utuh dapat kita berikan jika komunikasi tidak lancar
akibat tidak mengerti bahasa.
4. Pelajari bagaimana Rasulullah menjalani hidup 24 jam sehari, lingkaran pergaulannya,
orang2 yang dekat dan yang jauh darinya, atau sahabat2 beliau dan orang2 yang
memusuhi beliau. Bukankah beliau “TOKOH” satu2nya yang dikirim Allah untuk semua
manusia kemuka bumi ini ?
5. Dalam konteks hidup zaman sekarang yang disebut era informasi dan komunikasi yaitu
menilai keberhasilan adalah dari kemampuan mengakses informasi canggih secepat
mungkin dan mengolahnya sehingga menghasilkan sesuatu yang akan menjadi informasi
berikutnya secepat mungkin pula. Maka Muhammad Rasulullah sesungguhnya adalah
maha pakar komunikasi yang tidak ada tandingannya.

Kesimpulan ini kita dapat dari hikmah Rukun Islam yang pada hakekatnya adalah bagaimana
tata cara menjalin komunikasi dan berinter-aksi dengan 3 jenis bentuk komunikasi.
Pertama, salat yaitu melambangkan komunikasi dengan Allah Sang Mahapencipta manusia.
Syarat untuk dapat berkomunikasi dengan Allah haruslah akui dengan tulus eksistensi Allah,
itulah syahadatain.. Jika ingin aman dan selamat dunia akhirat maka haruslah selalu intensif
berkomunikasi dengan Allah disimbolkan dengan salat dan zikir, jalankan perintahnya dengan
patuh tanpa membantah baik dalam pikiran, perasan maupun sikap dan perilaku.

Kedua, komunikasi dengan musuh/pengganggu (setan). Tekniknya adalah vertikal kebawah


artinya tolak mentah2, hinakan dia dan jangan pernah bernegosiasi dengannya. Jika kita
bernegosiasi dengannya maka dia sangat licik dan selalu berupaya agar kita terikat dia untuk
negosiasi2 berikutnya sampai mati. Ketiga, komunikasi dengan manusia serta alam sekitar kita,
bentuk komunikasi adalah horizontal artinya saling tolong menolong dan tenggang rasa. Tidak
bisa manusia berada diatas manusia lain jika tidak sesuai dengan aturan Allah, misalnya
pemimpin, imam salat dsb. Jika manusia ingin selamat di dunia dan akhirat / sebagai wakil Allah
maka jalankan komunikasi ini dengan baik jangan dibalik2 bentuknya.
Untuk mengetahui perkembangan islam lebih lanjut, dibawah ini akan dijelaskan perkembangan
islam di Negara – Negara seluruh dunia, antara lain:

Agama Islam di India


Setelah agama islam lahir yang mengenalkan islam ke India adalah Khalifah Umar bin Khattab.
Pada tahun 16 H (636 M) Khalifah Umar mengirimkan pasukan ke Persia di bawah pimpinan
Saad bin Abi Waqas. Beliau berjuang selama 16 tahun, akhirnya dapat menguasai seluruh Persi
kemudian diperluas ke Khurasan kemudian diteruskan ke India.
Bukti berkembangnya Islam di India dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam serta
peninggalannya antara lain:
· Kerajaan Sabaktakin
· Kerajaan Ghazi
· Kerjaan Mameluk
· Kerajaan keturunan Kilji
· Kerjaan Taghlak

Agama Islam Di Rusia


Agama Islam masuk ke Rusia pada waktu Dinasti Yuan yang berkuasa, kemudian bangkitlah
kaum revolusioner muslim untuk menumbangkan dinasti Yuan (1279-1368 M). Setelah dinasti
Yuan lalu diganti dengan dinasti Ming. Di bawah kekuasaan Ming, Islam menduduki jabatan
penting antara lain, kemiliteran, keintelekan, dan administrasi pemerintahan. Bahkan, seorang
muslim yang bernama Sang Yu Chuin menjabat sebagai penasehat agung Kaisar Ming yang
pertama dan bernama Hung Yer.

Agama Islam di Afganistan


Agama Islam masuk ke Afganistan, yaitu sejak masuknya Asim bin Umar Affamini pada masa
Khalifah Umar bin Khattab. Pada masa Khalifah Usman bin Affan, Islam telah masuk ke Kabul,
dan pada tahun 870 M Islam telah mengakar di seluruh negeri Afganistan. Perkembangan Islam
di Afganistan selanjutnya berjalan dengan pesat, tidak ada hamnbatan-hambnatan, dengan bukti
penduduk Afganistan 99 % beragama Islam.

Agama Islam di RRC


Agama Islam masuk ke Wilayah Cina sekitar abad ke-10, yaitu langsung dari bangsa Arab dan
para saudagar yang datang dari India. Agama Islam masuk ke Cina dengan melalui perdagangan
darat dan laut yang disebut jalan sutera. Adapun pertama kali terjadinya penyebaran Islam di
Cina yaitu pada masa Dinasti Tang.

Agama Islam di Indonesia


Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dibawa oleh pedagang Islam dari Arab,
Gujarat dan Malabar. Cara menyiarkan Islam dengan damai tidak dengan kekerasan atau
paksaan. Adapun daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam ialah Sumatera bagian Utara,
sumatera Barat dan Jawa Tengah.
Abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini berdasarkan catatan perjalanan Marco Polo
yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan berjumpa dengan
orang-orang yang telah menganut agama Islam.Bukti yang turut memperkuat pendapat ini ialah
ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun
1297.

Agama Islam di Singapura


Islam masuk Singpura kurang lebih abad ke XVI M. Pada masa Kerajaan Malak dipimpin oleh
Sultan Mansyur Syah, wilayahnya melebar sampai ke Palembang dan Jambi. Dari Jambi melalui
Tanjung Pinang Islam menyebar ke Singapura. Di Singpura Islam dapat berkembang dengan
baik, khuisusnya di bidang pendidikan, seperti penerbitanbuku-buku agama berbahasa Arab,
Madrsah-madrsah banyak didirikan. Islam di Singapura mendapatkan pengkuan dari pemerintah.
Majelis Ulama Singapura (MUIS), mempunyai otoritas bagi pembangunan kehidupan
masyarakat Islam Singapura. MUIS berada di bawah Kementerian Pembangunan Masyarakat
dan ditangani oleh Menteri Lingkungan atau Menteri Sekitaran. Pada tahun 1990 MUIS bernama
Maintenance Religous Harmony Act.

Agama Islam di Malaysia (Malaka)


Sekitar abad ke-14 agama Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia,
Gujarat dan Malabar. Disamping itu, ada seorang ulama bernama Sidi Abdul Aziz dari Jeddah
yang mengislamkan pejabat pemerintah Malaka dan kemudian terbentuklah kerjaan Islam di
Malaka dengan rajanya yang pertama Sultan Permaisura. Setelah beliau wafat diganti oleh Sultan
Iskandar Syah dan penyiaran Islam bertambah maju, pada masa Sultan Mansyur Syah (1414-
1477 M). Sultan suka menyambung tali persahabatan dengan kerajaan lain seperti Syam,
Majapahit, dan Tiongkok.

Agama Islam Di Amerika


Christopher Columbus menyebut Amerika sebagai 'The New World' ketika pertama kali
menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam di era
keemasan, Amerika bukanlah sebuah 'Dunia Baru'. Sebab, 603 tahun sebelum penjelajah Spanyol
itu menemukan benua itu, para penjelajah Muslim dari Afrika Barat telah membangun peradaban
di Amerika.
Sejarah penyebaran dan perkembangan Islam di Amerika tidak terlepas dengan Black Muslim
Amerika. Gerakan Ahmadiyah dalam Islam, sebuah komunitas ortodoks internasional, adalah
organisasi pertama yang berhasil menyelenggarakan upaya memperkenalkan Islam di Amerika
Serikat dan paling sukses di antara Afro-Amerika.
Mubaligh-mubaligh dikirim ke Amerika oleh Gerakan Ahmadiyah untuk menyebarkan Islam,
yang pertama adalah Mufti Muhammad Shadiq, yang menginjakkan kaki di Amerika pada 15
Februari 1920. Muhammad Sadiq menjadi dekat dengan “Universal Negro Improvement
Association” yang didirikan oleh Marcus Garvey dan mengajarkan Islam kepada Garveyites,
yang anggota-anggotanya kemudian termasuk Elia Muhammad dan Noble Drew Ali.

Agama Islam di Eropa


Islam masuk ke Eropa
Kaum muslimin memasuki benua Eropa ialah sejak adanya permintaan bantuan oleh Graf Yulian
seorang bangsawan Gothia Barat yang berkuasa di Geuta Afrika Utara kepada gubernur Afrika
Utara Musa bin Nushair agar membantu keluarga “Witiza” menghadapi tentara roderik yang
memberontak merebut singgasan Witiza pada tahun 710 M.
a. Spanyol
Di Spanyol atau Andalusia pada tahun 1975 sekelompok pemuda masuk Islam, mereka
mendirikan masyarakat muslim di Cordova. Kemudian pada tahun 1978 mereka dapat
melaksanakan Shalat Idul Adha di Kathedtral (bekas masjid) setelah memohon izin Uskup
Cordoba Monseigneur Infantes Floredo. Bahkan, walikota Tulio Anguila melaksanakan teori
kerukunan beragama. Ia menawarkan umat Islam menggunakan taman kota dengan diberi kemah
besar untuk melaksanakan shalat Idul Adha dan shalat berjamaah. Disana terdapat madrasah
yang dikelola Dr. Umar Faruq Abdullah yng mengajar bahasa Arab, ilmu Al Qur’an, tafsir, fiqih,
hadis dan lain sebagainya.

b. Belgia
Di Belgia, berdiri pula gedung Islamic Center sebagai pusat kegiatan dakwah Islam. Jumlah
umat Islam disana sekitar 150.000 orang. Pada tahun 1980 di Brussel
diselanggarakan Mukhtamar Islam Eropa.

c. Austria
Di Austria, pada awala abad 15 H. Pada tahun 1979 dibuka Islamic Center di kota wina yang
dapat menampung 30.000 jamaah, dilengkapi masjid jami’, perpustakaan Muslim’s Social
Service, madrasah dan perumahan imam. Agama Islam diakui agama resmi setelah Kristen.
d. Belanda
Di Belanda, tepatnya di kota Almelo telah dibangun sebuah masjid yang megah. Di kota ini pula
telah dibentuk federasi organisasi Islam dipimpin Abdul Wahid Van Bomel (bangsa Belanda
asli). Bomel memperjuangkan agar buruh-buruh muslim yang umumnya dari Asia Selatan dan
Afrika supaya diberi kesempatan melakukan shalat lima waktu. Tanggal 14 oktober 1983 di kota
Redderkerk dibangun sebuah masjid yang dapat menampung 500 jamaah dilengkapi ruang
diskusi, ruang tamu, tempat wudhu, dan lain sebagainya.

e. Inggris
Inggris, termasuk salah satu negara yang cukup bagus pengembangan Islamnya. Hal ini
didukung dengan kepeloporannya dalam pemindahan Universitas Islam Toledo di Spanyol ke
Inggris. Sejak itu Inggris mempunyai Universitas Cambridge dan Oxford. Mozarabes salah satu
tokoh yang amat berjasa dan aktif dalam penyebaran ilmu pengetahuan agama Islam. Ia
mengganti namanya menjadi Petrus Al Ponsi, dan beliau menjadi dokter istana Raja Henry I.
Pengembangan Islam dilakukan tiap hari libur, seperti hari Sabtu dan Ahad baik untuk anak-anak
maupun orang dewasa.

f. Roma
Roma merupakan negeri pusat agama Katolik, disana berdiri ± 917 gereja khatolik, protestan,
ortodhox, yunani maupun synagoge. Perkembangan Islam dinegeri itu tidak seperti negara-
negara Eropa lainnya. Meskipun demikian, sejak tahun 1984 umat Islam berhasil meletakkan
batu pertama pembangunan masjid di taman Morst Antene di Pariali, yakni suatu daerah yang
tertib di roma. Selama ini umat Islam di Italia baru memiliki mesjid di kota Catania Sicilia, dan
pertengahan tahun 1995 mesjid bantuan Arab Saudi itu telah diresmikan pemakaiannya. Jumlah
umat Islam di Roma sekitar 30.000 orang, sedang di Italia (selain Roma) berjumlah 29.000
jamaah.

Agama Islam di Australia


Islam masuk ke Australia pada abad 19 M, dibawa oleh para pengembara dari Afganistan yang
setiap melakukan perjalanan hanya berbekal tikar untuk shalat. Para pengembara Afganistan
tersebut lama-lama mampu mendirikan masjid di Broken Hill dan New South Wales dari bahan
kayu, selanjutnya ke Perth ibukota Australia Barat dan Adelaide ibukota Australia Tengah. Tahun
1924 pendatang dari Albania sebagai petani tembakau di Australia Utara meningkatkan
perkembangan Islam disini. Kemudian sesudah berakhir perang dunia II orang-orang Yugoslavia
yang belajar di Australia Tengah dipimpin Imam Ahmad Saka lebih menggiatkan pembangunan
masjid-masjid di Adelaide sebagai pusat aktivitas keagamaan. Menurut catatan statistik tahun
1975 Australia berpenduduk 13.130.000 orang yang 1 % nya (132.000) beragama Islam.

Agama Islam di Afrika


Agama Islam masuk ke daratan Afrika pada masa Khalifah Umar bin Khattab, waktu Amru bin
Ash memohon kepada Khalifah untuk memperluas penyebaran Islam ke Mesir lantaran dia
melihat bahwa rakyat Mesir telah lama menderita akibat ditindas oleh penguasa Romawi
dibawah Raja Muqauqis. Sehingga mereka sangat memerlukan uluran tangan untuk
membebaskannya dari ketertindasan itu. Muqauqis sesungguhnya tertarik hendak masuk Islam
setelah menerima surat dari Rasulullah SAW. Namun, karena lebih mencintai tahtanya maka
sebagai tanda simpatinya beliau kirimkan hadiah kepada Rasulullah SAW.

Perkembangan Islam di Afrika


Pemabahasan mengenai masuk dan berkembangnya Islam di Afrika mencakup beberapa wilayah
negara yaitu Mesir, Libia, Tunisia, Aljazair, Maroko, Mauritani eria, Mali, Pantai Gading, Sudan,
Ethiopia, Kenya, Zambia dan lain-laannya. Namun yang akan dibahas kali ini hanya sebagiannya
saja.
a. Mesir
Mesir adalah kawasan Afrika pertama yang menerima masuknya Islam di benua ini,
penduduknya lebih kurang 42 juta jiwa, dimana sekitar tigs jutanya beragama Kristen selebihnya
beragama Islam. Bahkan, di kota Iskandariyah hingga kini masih terjaga segala macam
kebesaran umat Nasrani Orthodox tanpa diganggu keberadaannya oleh umat Islam. Di Mesir
terdapat delapan universitas diantara yang termashyur ke seluruh dunia ialah Al-Azhar di Kairo
yang didirikan oleh Bani Fathimiyah pada tahun 972 M. Disana banyak mahasiswa-mahasiswa
yang belajar dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia yang kebanyakan mendapat beasiswa
untuk belajar ilmu agama maupun pendidikan umum seperti kedokteran, tekhnik dan lain-
lainnya.

b. Libya
Negeri Mouamar Ghadafi ini merupakan kawasan terpanas di Timur Tengah, dengan luas
1.795.540 km berpenduduk ± 3 juta jiwa terdiri dari bangsa Arab, Barbar serta Palestina hampir
seluruhnya beragama Islam. Rakyat hidup dari sektor pertanian, dan setelah ditemukan sumur-
sumur minyak berkualitas tinggi sebagian penduduknya menjadi tenaga kerja dalam industri ini,
selebihnya mengandalkan tenaga-tenaga asing.

c. Nigeria
Nigeria terletak di sebelah barat Afrika termasuk negara yang kaya minyak yang diekspor ke
Amerika Serikat terbesar kedua setelah Saudi Arabia. Penduduknya terdiri atas macam-macam
suku bangsa berjumlah ± 90 juta dan 75 % beragama Islam selebihnya Kristen maupun
Animisme. Negeri-negeri yang menikmati pengaruh Islam di kawasan Afrika dan hingga kini
penduduknya mayoritas beragama Islam antara lain Maroko, Sudan, Al-Jazair, dan Ethiopia.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut hasil seminar “Masuknya Islam di Indonesia,” pada tanggal 17-20 Maret
1963 di Medan menyebutkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pertama kali pada
abad pertama Hijriah (kira-kira abad 8 Masehi).
Perkembangan Islam di Indonesia terbagi menjadi beberapa wilayah diantaranya
yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku. Para tokoh yang menyebarkan
Islam di Indonesia di antaranya yaitu wali songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel,
Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan
Kudus dan Sunan Muria).
Sedangkan masuknya Islam di Indonesia menurut Uka Tjandrasasmita dilakukan
dengan enam saluran yaitu: Saluran perdagangan, Saluran perkawinan, Saluran tasawuf,
Saluran pendidikan, Saluran kesenian, dan Saluran politik. Dari keenam saluran di ataslah
Islam bisa menjangkau hampir ke seluruh pelosok Indonesia yang salah satu pengaruhnya
diakui sebagai kebudayaan Indonesia sendiri sampai sekarang seperti Pengaruh bahasa
dan nama, Pengaruh adat-istiadat, Pengaruh kesenian.

B. SARAN

Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia bukan dengan peperangan
ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara
damai berkat kegigihan para ulama. Maka dari itu melalui makalah ini kita di ajarkan
untuk dapat berdamai dengan orang-orang disekitar kita. Hindarilah segala pertengkaran
yang dapat merusak hubungan silaturrahmi kita.

Anda mungkin juga menyukai