Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Segala Rahmatnya Sehingga Makalah Ini
Dapat Tersusun Hingga Selesai . Tidak Lupa Kami Juga Mengucapkan Banyak Terimakasih
Atas Bantuan Dari Pihak Yang Telah Berkontribusi Dengan Memberikan Sumbangan Baik
Materi Maupun Pikirannya.
Dan Harapan Kami Semoga Makalah Ini Dapat Menambah Pengetahuan Dan Pengalaman
Bagi Para Pembaca, Untuk Ke Depannya Dapat Memperbaiki Bentuk Maupun Menambah Isi
Makalah Agar Menjadi Lebih Baik Lagi.
Karena Keterbatasan Pengetahuan Maupun Pengalaman Kami, Kami Yakin Masih Banyak
Kekurangan Dalam Makalah Ini, Oleh Karena Itu Kami Sangat Mengharapkan Saran Dan
Kritik Yang Membangun Dari Pembaca Demi Kesempurnaan Makalah Ini.
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………......
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………....
A. Latar Belakang………………………………………………………………………............
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………...........
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………………….............
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….....
A.
Kesimpulan…………………………………………………………………………...............
B. Saran…………………………………………………………………………………............
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………........
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berpikir diakronis merrupakan cara berpikir yang khas sejarah, sementara berpikir sinkronik
merupakan cara berpikir yang khas ilmu-ilmu social. Dapat disimpulkan bahwa cara berpikir
sejarah itu bersifat diakronik, memanjang dalam waktu, serta memetingkan proses terjadinya
sebuah peristiwa. Sedangkan cara berpikir ilmu-ilmu sosial itu bersifat sinkronik, melebar
dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa.
Cara berpikir sinkronik sangat mempengaruhi kelahiran sejarah baru yang sangat dipengaruhi
perkembangan imu-ilmu sosial. Pengaruh itu dapat digolongan ke dalam empat macam, yaitu
konsep, teori, dan permasalahan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
PEMBAHASAN
Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati
gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu tertentu. Konsep
berpikir sinkronik banyak diterapkan pada ilmu-ilmu social lainnya, terutama jika ingin
mengetahui secara lebih mendalam tentang sesuatu hal yang tengah menjadi focus perhatian
kita.
Selain melatih kita untuk dapat berpikir kronologi dan sinkronik, sejarah juga mengajarkan
kepada kita cara berpikir holistic. Holistic mempunyai pengertian menyeluruh, artinya dalam
mengamati atau mempelajari suatu peristiwa kita hendaknya menggunakan cara pandang
dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Sebagai contoh, kita ingin mempelajari mengapa
perang dapat terjadi? Dengan cara berpikir holistic kita akan memulai mempelajari sebab-
sebab, tokoh yang terlibat, dimana kejadiannya, kapan terjadinya, factor pemicu, usah-usaha
yang telah dilakuakn untuk mencegah terjadunya perang, korban, dan akibat dari perang
tersebut.
Sejarah berasal dari serapan bahasa arab yaitu kata Syajarotun yang berarti pohon. Pengertian
sejarah secara umum diartikan kisah atau cerita yang mengupas kehidupan manusia dimasa
lampau. Menurut Kuntowijoyo, dalam mempelajari sejarah tidak terlepas dari cara berpikir
Diakronis dan Sinkronis, yang masing-masing saling melengkapai.
a. Berpikir Sejarah Secara Diakronis
Menurut Galtung, diakronis berasal dari bahasa Yunani, diakronis dapat diartikan sebagai
suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri
sendiri atau timbul secara tiba-tiba.
Sejarah adalah proses, dalam kata lain sejarah adalah perkembangan. Ilmu sejarah sendiri
memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruang yang terbatas.
Sejarah mengenal adanya suatu proses kontinuitas atau berkelanjutan
Sedangkan ilmu sosial itu bersifat sinkronis (menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas
dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap
pada waktunya
Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin
mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang
sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial
menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis.
Contoh: Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah kehidupan bangsa Indonesia pada
masa Hindu-Budha. Sehingga dalam menceritakan tentang Candi Borobudur tidak hanya
menceritakan bagaimana urutan waktu (aspek Diakronis) Candi borobudur dibangun tapi juga
bisa kita lihat bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya (Aspek Sinkronis)
pada masa pembangunan Candi tersebut. Secara Diakronis Candi Borobudur dibangun antara
kurun waktu 760 sampai 830 M dan dibangun dalam 4 tahap dengan arsiteknya Gunadarma
dan rampung pada masa pemerintahan Raja Samaratungga. Kita dapat berfikir secara
sinkronik dari Bangunan monumental Semegah candi Borobudur mungkinkah dibangun oleh
masyarakat yang kacau, tentu saja tidak bangunan yang megah tersebut tentu dibangun
masyarakat yang makmur (aspek ekonomi), hidup bergotong royong dan toleransi (Aspek
sosial budaya), memiliki raja yang berwibawa (aspek politik) dan religius (aspek Agama).
d. Keterkaitan Konsep Ruang dan Waktu dalam Sejarah
Konsep Ruang
Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu
Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa sejarah dalam perjalanan
waktu
Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang
waktu terjadinya peristiwa tersebut
Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang
menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
Konsep Waktu
Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau
bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup
Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa
lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah
itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita
untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa
mendatang
Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk
perencanaan masa
Penerapan berfikir sejarah secara diakronik dan sinkronik dalam pembelajaran sejarah, yaitu:
a) Kepentingan (Significance)
Dalam unsur kepentingan sejarah ini, siswa perlu mempunyai kemahiran
membedakan antara peristiwa yang remeh dan penting. Dalam hal ini pemilihan kepentingan
sejarah bergantung kepada minat dan nilai yang terdapat dalam masyarakat tersebut. Oleh itu
siswa disarankan untuk mengkaji sejarah tentang masyarakat, kehidupan dan perkara-perkara
yang mempunyai kepentingan kepada mereka.
b) Epistemologi dan bukti (Epistemology and evidence)
Epistemologi dan bukti melibatkan pemahaman bagaimana kita mengetahui masa
lampau. Apakah bukti yang kita ada ? Sejauhmana bukti tersebut boleh dipercayai?
Bagaimana kita boleh menjelaskan tentang kewujudan tafsiran sejarah yang berbeza dan
bertentangan. Sebagai contoh kanak-kanak tidak sepatutnya dibiarkan dengan pandangan
bahawa hanya ada satu kisah benar sahaja pada masa lampau. Sedangkan pada hakikatnya
sejarawan membuat pelbagai inferens berdasarkan bukti, justeru itu wujud pelbagai tafsiran
tentang sesuatu peristiwa masa lalu.
Elemen terakhir pemikiran sejarah ini merujuk kepada bagaimana dan mengapa
sesuatu perkara itu terjadi. Dalam elemen ini pelajar ditekankan supaya menghargai Sejarah
dan memahami bahawa tindakan rakyat pada masa lampau memberi kesan kepada rakyat
pada masa kini. Seterusnya menyedari bahawa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
mereka pada masa kini akan memberi kesan kepada generasi yang akan datang. Mempunyai
pemikiran Sejarah bukan sahaja memikirkan tentang masa lampau , malah ia melibatkan
melihat diri sendiri sebagai waris daripada masa lampau dan sebagai pelaku pada masa kini.
a. Herodotus
b. Ibnu Khaldun
c. Sartono kartodidjo
Menurut Sartono Kartodidjo, sejarah dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu sejarah
mentalitas (mentalited history), sejarah sosial (sosiological history), dan sejarah struktural
(structural history).
d. Hegel
Hegel berpendapat, bahwa sejarah terbagi menjadi sejarah asli, sejarah reflektif, dan
sejarah filsafati. Pertama sejarah asli, yang memaparkan sebagian besar terbatas pada
perbuatan, peristiwa dan keadaan masyarakat yang ditemukan di hadapan mereka. Kedua
sejarah reflektif, adalah sejarah yang cara penyajiannya tidak dibatasi oleh waktu yang
dengannya penulis sejarah berhubungan. Ketiga sejarah filsafati. Jenis ini tidak menggunakan
sarana apapun kecuali pertimbangan pemikiran terhadapnya.
e. Britannica
f. Wikipedia
Wikipedia menyebut "Sejarah adalah narasi dan penelitian kejadian masa lalu yang
sinambung dan sistematis."
g. E.H Carr
SEJARAH, menurut E.H. Carr dalam buku teksnya What is History, adalah dialog yang tak
pernah selesai antara masa sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang
berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.
Sejarah menurut G.R. Elton dan Henry Pirenne berdasarkan studi displin ilmu yang
bersumber pada ;
Filologi (ilmu yang mempelajari tulisan dan bahasa pada naskah-naskah kuno; daun
lontar, daluwang, kertas).
Epigraf (ilmu yang mempelajari tulisan dan bahasa kuno pada batu, kayu, logam,
dikenal sebagai prasasti),
Arkeologi (ilmu yang mempelajari benda-benda peninggalan sejarah/artefak).
i. Benedetto Croce
Menurut Benedetto Croce (1951) sejarah merupakan rekaman kreasi jiwa manusia di semua
bidang baik teoritikal maupun praktikal. Kreasi spiritual ini senantiasa lahir dalam hati dan
pikiran manusia jenius,budayawan, pemikir yang mengutamakan tindakan dan pembaru
agama.
j. Baverley Southgate
Menurut sejarawan Baverley Southgate (1996), pengertian sejarah dapat didefinisikan
sebagai “studi tentang peristiwa di masa lampau.”Dengan demikian,sejarah merupakan
peristiwa faktual di masa lampau,bukan kisah fiktif apalagi rekayasa. Definisi menurut
Baverley Southgate merupakan pemahaman paling sederhana. Pengertian sejarah menurut
Baverley menghendaki pemahaman obyektif terhadap fakta-fakta historis. Metode
penulisannya menggunakan narasi historis dan tidak dibenarkan secara analitis (analisis
sejarah).
k. Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
l. J.V Brice
Sejarah adalah catatan-catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan dan diperbuat oleh
manusia. Pengertian sejarah berbeda dengan pengertian Ilmu sejarah. Sejarah adalah
peristiwa yang terjadi pada masa lalu manusia sedangkan Ilmu sejarah adalah ilmu yang
digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia.
m. Karl Popper
Ilmu pengetahuan historis (sejarah) menurut Karl Popper adalah ilmu pengetahuan yang
tertarik pada peristiwa-peristiwa spesifik dan penjelasannya. Sejarah sering dideskripsikan
sebagai peristiwa-peristiwa masa lalu sebagaimana peristiwa itu benar-benar terjadi secara
aktual. Popper menyatakan bahwa dalam sejarah tidak teori-teori yang mempersatukan.
Dalam artian, kumpulan hukum universal yang sepele digunakan dan diterima begitu saja
(are taken for granted).
n. Muthahhari
Menurut Muthahhari, ada tiga cara mendefinisikan sejarah dan ada tiga disiplin kesejarahan
yang saling berkaitan, yaitu :
sejarah tradisional (tarikh naqli) adalah pengetahuan tentang kejadian-kejadian,
peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam
kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini;
sejarah ilmiah (tarikh ilmy), yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak
menguasai kehidupan masa lampau yang diperoleh melaluipendekatan dan analisis
atas peristiwa-peristiwa masa lampau;
filsafat sejarah (tarikh falsafi), yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan
bertahap yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas
hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, ia adalah
ilmu tentang menjadi masyarakat, bukan tentang mewujudnya saja.
f. Encarta Sejarah, menurut Encarta adalah "pada pengertiannya yang luas, totalitas dari
semua kejadian masa lalu.
Kronologi
Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya.
Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa
berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk
membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait
peristiwanya.
Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial itu
sinkronis maksudnya melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah akan
membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B.
Sejarah berupaya melihat segala sesuatu dari sudut rentang waktu. Pendekatan diakronis
adalah salah satu yang menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang
memungkinkan seseorang untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu perubahan itu terjadi
sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk menganalisis dampak
perubahan variabel pada sesuatu, sehingga memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan
MENGAPA keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya atau MENGAPA keadaan
tertentu berkembang / berkelanjutan.
Contoh:
Sedangkan contoh penulisan sejarah dengan topik - topik dari ilmu sosial yang disusun
dengan cara sinkronis lainnya misalnya adalah:
Tarekat Naqsyabandiyah
Qodiriyah di pesantren - pesantren Jawa´;
Kota - kota metropolitan : Jakarta , Surabaya dan Medan´; (metode survey dan
interview hanya
memungkinkan topik yang kontemporer dengan jangka waktu yang pendek, tetapi
bisa jadi ruangnya yang sangat luas.
Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin
mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang
sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial
menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis
Contoh:
1. Peranan militer dalam politik,1945-1999 ( yang ditulis seorang ahli ilmu politik )
2. Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis ahli sosiologi )
c. Mendeskripsikan konsep ruang dan waktu
Konsep Ruang
Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu. Ruang merupakan tempat
terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu.
Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang
waktu terjadinya peristiwa tersebut.Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa
itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu
terjadi.
Konsep waktu
Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa
lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup.
Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa
lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah
itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita
untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa
mendatang.
Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk
perencanaan masa yang akan datang
Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian
Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena
perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana
manusia hidup ( beraktivitas )
SINKRONIK
Yang dimaksud dengan cara pikir sinkronis dalam sejarah adalah memperluas ruang dalam
berpikir, namun secara waktu kita terbatas. Dalam pola pikir sinkronik ini, peristiwa sejarah
yang dipelajari adalah sejaman dan melihat sudut sejarah dalam ruangan yang sama.
Pendekatan sinkronis ini mempelajari aspek pada kurun waktu yang terbatas dan memiliki
sifat horizontal dan tidak memiliki konsep perbandingan seperti diakronik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah dikatakan sebagai ilmu karena merupakan pengalaman masa lampau yang
disusun secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah untuk mendapatkan kebenaran
mengenai masa lampau. Dan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan maka harus
dibuktikan secara keilmuan menggunakan metode-metode dan berbagai standard ilmiah yang
dapat dipertanggungjawabkan, dan kebenaran tersebut dapat dibuktikan dengan dokumen
yang telah diuji sehingga dapat dipercaya sebagai suatu fakta sejarah.Sejarah dianggap
sebagai suatu ilmu karena sejarah sendiri mempunyai syarat-syarat ilmu, antara lain:
1. Adanya objek kajian sejarah ialah kejadian-kejadian di masa lalu yang merupakan
sebab akibat;
2. Adanya metode sejarah yang menghubungkan bukti-bukti sejarah;
3. Kisah sejarah tersusun secara sistematis dan kronologis;
4. Kebenaran fakta diperoleh dari penelitian sumber yang disusun secara rasional dan
kritik (penilaian) yang sistematis;
5. Fakta bersifat subjektif karena tiap orang melihat masa lampau dengan cara yang
berbeda.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang
lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar
pustaka makalah.
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmupengetahuansosial2015.blogspot.co.id/2015/11/berpikir-diakronis-dan-
sinkronis-dalam.html
http://haulamahsun99.blogspot.co.id/2015/08/definisi-sejarah-menurut-para-
ahli_9.html
http://focussejarah.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-diakronis-dan-sinkronis.html
http://sejarahkelasx.blogspot.co.id/2014/09/kemampuan-berpikir-diakronis-dan.html
http://gurupintar.com/threads/jelaskan-pengertian-diakronis-dan-sinkronis-dalam-
mempelajari-sejarah.1865/
MAKALAH
BERPIKIR DIAKRONIK DAN SINKRONIK
DALAM SEJARAH
Disusun Oleh :
Erlina
Asep Gojali
Juliyah