Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


“Tema-Tema Dalam Studi Sosial”

Dosen Pengampu : Diah Rizky Nur Khalifah, M.PD

Disusun Oleh Kelompok 11 :


1. Indy Kurniawan (2311100235)
2. Dewi Lintang Asih (2311100035)
3. Shifa Anggie Aprilia (2311100328)

Kelas/Semester : PGMI G/2 (Dua)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini yang berjudul “Tema-Tema Dalam Studi Sosial”. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Diah Rizky Nur Khalifah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar Ilmu
Pengetahuan Sosial. Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan.

Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang
kami buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna di masa yang akan datang.

Bandar Lampung, 03 Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………….
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………………
LANDASAN TEORI ……………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………..
2.1 Definisi Konsep Waktu dan Segala Perubahannya ………………………………………
2.2 Tokoh-Tokoh Masa Penjajah dan Gerakan Kebangsaan ..............................................................................
2.3 Sifat Dinamika Interaksi Lingkungan Alam, Sosial, Budaya dan Ekonomi ......................
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………
3.2 Saran ……………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Waktu merupakan salah satu konsep dasar sejarah selain ruang dan kegiatan
manusia, perubahan dan kesinambungan ini merupakan unsur penting dari sejarah
yaitu masalalu. Sejarah merupakan proses perjalanan waktu yang sangat luas dan
panjang. Sejarawan ingin membuat waktu yang terus-menerus bergerak menjadi tanpa
berhenti itu dapat dipahami dengan membagi-baginya dalam unit-unit waktu.

Suatu momentum yang dapat memberikan petunjuk adanya karakteristik dari


suatu kurun waktu yang satu berbeda dari kurun waktu lainnya. Inilah yang
dinamakan perioderisasi atau pembabakan waktu. Jadi sejarah adalah suatu peristiwa
dalam suatu rentang waktu yang langsung terus-menerus yang melibatkan perubahan
dalam kehidupan manusia. Perioderisasi atau pembabakan waktu adalah salah satu
produk penulisan sejarah dalam rangka memahami rangkaian peristiwa tersebut yang
didasarkan pada momentum perubahan sebagai tanda pemisahan waktu.

1.2 Rumusan Masalah


1.Mendefinisikan konsep waktu dan segala perubahannya
2.Mengidentifikasi tokoh-tokoh pada masa penjajahan dan gerakan kebangsaan
3.Mengidentifikasi sifat dinamika interaksi lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi

1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui konsep waktu dan segala perubahannya
2.Untuk mengetahui tokoh-tokoh pada masa penjajahan dan gerakan kebangsaan
3.Untuk mengetahui sifat dinamika interaksi lingkungan alam, sosial,
budaya dan ekonomi
LANDASAN TEORI
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Konsep Waktu dan Segala Perubahannya

Konsep waktu merupakan konsep yang menggambarkan dua aspek utama, yaitu
proses berkelanjutannya peristiwa dalam batasan waktu tertentu dan kesatuan
keberlangsungan waktu dari masa lampau, sekarang, hingga masa yang akan datang.

Waktu (dimensi temporal memiliki dua makna, yaitu makna konotatif dan
makna denotatif. Makna waktu secara denotatif adalah suatu kesatuan: detik, menit,
jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad, dan seterusnya. Sedangkan makna waktu
secara konotatif adalah waktu sebagai suatu konsep.

Konsep waktu pasti tidak akan selalu berkaitan dengan konsep ruang. Konsep
ruang (dimensi special) adalah tempat atau lokasi terjadinya suatu peristiwa, baik itu
peristiwa alam, peristiwa sosial maupun peristiwa sejarah yang menjadi bagian utama
dalam proses perjalanan waktu. Keberadaan manusia dalam hal ini adalah sebagai
pelaku atau subjek dalam peristiwa sosial maupun peristiwa sejarah yang terjadi.

Waktu merupakan konsep yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.


Waktu merupakan fakta yang tidak dapat dibatalkan dan tidak dapat dibuat kembali.
Waktu merupakan konsep yang sangat luas dan bervariasi tergantung pada konteks
dan pemahaman individu.

Konsep waktu mencakup empat hal, yaitu perkembangan, kesinambungan,


pengulangan, dan perubahan. Berikut penjelasannya:

1. Perkembangan

Secara tidak sadar, setiap masyarakat pasti akan mengalami pembaruan dalam
kehidupannya, atau juga disebut dengan perkembangan manusia. Masyarakat yang
berkembang biasanya akan membawa bentuk baru yang lebih relavan pada kondisi
zaman, yang bertujuan untuk memperbarui segala sesuatu yang sudah tidak lagi
dianggap efektif bagi keberlangsungan hidup manusia. Manusia akan belajar dari
kejadian di masa lampau dan dikembangkan sesuai pada zamannya.
2. Kesinambungan

Meskipun dalam sejarah ada perbedaan waktu, kesinambungan akan tetap ada
dalam suatu peristiwa bersejarah. Manusia akan mengambil cara-cara yang sudah
pernah dilakukan, Yang kemudian dijadikan sebagai dasar kesinambungan dari
sejarah di masa lampau. Meskipun ada beberapa hal yang berbeda, seperti latar dan
waktu, pola dan sistemnya tidak berubah dari masa lampau. Contoh aspek
kesinambungan adalah sistem-sistem partai yang mirip dengan sistem kerajaan
pada masa sebelumnya, dalam lingkup yang juga mirip.

3. Pengulangan

Dalam peristiwa bersejarah, secara tidak sadar masyarakat akan mengulangi


peristiwa yang sama, meskipun dengan latar dan waktu yang berbeda. Kejadian ini
kerap terjadi sehingga muncul sebutan "sejarah terulang kembali". Contoh dari
pengulangan konsep waktu adalah lengsernya Soekarno dari jabatan Presiden
Indonesia pada tahun 1966 akibat pergolakan di dalam negeri, yang kemudian juga
terjadi pada Soeharto di tahun 1998.

4. Perubahan

Peristiwa perubahan dalam masyarakat bisa terjadi hanya dalam kurun waktu yang
singkat dan biasanya mendapat pengaruh dari luar. Contoh perubahan dalam
konsep waktu adalah gerakan G30S pada 1965 yang dianggap sebagai pengaruh
paham komunis dari China dan Rusia.

 Perubahan Waktu

Perubahan waktu merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam konsep
waktu. Perubahan waktu merupakan proses yang terus berlangsung dan tidak dapat
dibatalkan. Berikut adalah beberapa contoh perubahan waktu :

a. Perubahan waktu sehari-hari

b. Perubahan waktu sosial

c. Perubahan waktu ekonomi


2.2 Tokoh-Tokoh Masa Penjajahan dan Gerakan Kebangsaan

Berikut ini adalah tokoh-tokoh :

1. Ir. Soekarno

Peran Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia :

a. Mendirikan PNI

Pada 1926, Soekarno mendirikan Algeemene Studie Club di Bandung, yang


merupakan cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI), yang berdiri pada 4 Juli
1927. PNI merupakan salah satu partai yang menuntut tercapainya kemerdekaan
Indonesia dari para penjajah Belanda. Berkat tingginya nasionalisme yang
dijunjung Soekarno lewat Pni, ia sempat ditangkap oleh pemerintah Belanda
pada 29 Desember 1929. Soekarno dipenjara selama empat tahun di Penjara
Sukamiskin, Bandung. Setelah bebas pada 1934, penderitaan Soekarno belum
berakhir. Ia diasingkan ke Kota Ende, Pulau Flores, sebelum akhirnya
dipindahkan ke Bengkulu pada 1938.

b. Membentuk Empat Serangkai

Jepang menduduki Indonesia mulai 1942, setelah berhasil mengusir Belanda.


Merespon hal itu, Soekarno bersama Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan
KH Mas Mansyur, membentuk Empat Serangkai. Empat Serangkai adalah
kelompok nasionalis yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada masa
penjajahan Jepang. Empat Serangkai memutuskan untuk bekerja sama dengan
Jepang supaya mendapat dukungan atas kemerdekaaan Indonesia. Sayangnya,
Jepang justru memanfaatkan kondisi ini agar bisa mengambil kekayaan Indonesia
serta memperkerjakan rakyat pribumi sebagai kerja paksa (Romusha).

c. Merumuskan Pancasila

Pada 29 April 1945, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tujuan dibentuknya BPUPKI adalah untuk
menarik simpati dari masyarakat Indonesia, dengan memberikan janji
kemerdekaan. Setelah dibentuk, BPUPKI melaksanakan sidang pertamanya yang
berlangsung selama tiga hari, yaitu antara 29 Mei - 1 Juni 1945. Dalam sidang
ini, Mohammad Yamin, dan Soepomo menyampaikan gagasan mereka mengenai
dasar negara Indonesia. Gagasan Soekarno adalah sebagai berikut :

- Kebangsaan Indonesia (nasionalisme)

- Internasionalisme (peri-kemanusiaan)

- Mufakat (demokrasi)

- Kesejahteraan sosial

- Ketuhanan yang berkebudayaan

Pada akhirnya, gagaan Soekarno terpilih sebagai dasar negara Indonesia dengan
sedikit perubahan, yang disebut Pancasila.

d. Peran Soekarno dalam PPKI

Setelah BPUPKI dibubarkan, Soekarno membentuk Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus 1945, dengan mendapat
persetujuan Jepang. Tugas PPKI yang diketuai oleh Soekarno adalah melanjutkan
tugas BPUPKI dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Pada sidang PPKI
Pertama pada 18 Agustus 1945, Soekarno terpilih sebagai Presiden
Indonesia yang pertama.

e. Diasingkan ke Rengasdengklok

Pada 15 Agustus 1945, Jepang memutuskan untuk menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu. Berita kekalahan Jepang mulanya disembunyikan supaya tidak terdengar
masyarakat luas. Akan tetapi, salah satu tokoh golongan muda, Sutan Sjahrir,
mendengar berita kekalahan Jepang melalui radio dan segera disebarkan. Setelah
itu, Sutan Sjahrir meminta Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, Soekarno masih
enggan melakukannya karena masih menunggu keputusan PPKI. Merasa tidak
puas dengan keputusan Soekarno-Hatta, golongan muda menculik mereka ke
Rengasdengklok untuk menjauhkan dari pengaruh Jepang. Selama di
Rengasdengklok, golongan muda terus mendesak Soekarno-Hatta untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
2. Mohammad Hatta

Peranan Mohammad Hatta dalam pergerakan nasional Indonesia dengan


bergabungnya menjadi anggota PI di Belanda, dan menjadi ketua dalam organisasi
tersebut. Mohammad Hatta mempropagandakan keinginan Indonesia untuk
merdeka di dunia luar. Sekembalinya di Indonesia, Mohammad Hatta ikut serta
dalam pembentukan PNI baru. Sistem pendidikan kader diterapkan dalam
membentuk generasi pemimpin-pemimpin selanjutnya.

Dalam perjuangan kemerdekaan, beliau memiliki peran dalam pembentukan


Perhimpunan Indonesia, menjadi seorang pemimpin dari PUTERA yaitu Pusat
Tenaga Rakyat, menjadi seorang anggota Panitia Sembilan yang melakukan
perumusan terhadap Piagam Jakarta. Dibidang politik Mohammad Hatta adalah
mengubah demokrasi presidensial menjadi demokrasi parlementer.

Berikut ini adalah lima nilai semangat Mohammad Hatta yang perlu kita tiru :

- Jiwa Solidaritas dan Kesetiakawanan

- Pro Patria dan Primus Patrialis

-Jiwa Toleransi atau Tenggang Rasa

- Jiwa Tanpa Pamrih dan Bertanggung Jawab

- Jiwa Ksatria

3. Ki Hajar Dewantara

Berikut ini peran Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan kemerdekaan


Indonesia :

a. Bergabung dalam Budi Utomo

Pada 20 Mei 1908, dibentuk organisasi sosial dan politik yang bernama Budi
Utomo. Organisasi ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat Indonesia dan
berusaha untuk meningkatkan kemajuan penghidupan bangsa dengan cara
mencerdaskan rakyat nya. Dalam organisasi Budi UtomoUtomo, Ki Hajar
Dewantara berperan sebagai tokoh propoganda untuk menyadari masyarakat
pribumi mengenai pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai
banget Indonesia.
b. Mendirikan Indische Partij

Awalnya Ki Hajar Dewantara hanya seorang penulis dan jurnalis yang kemudian
menjadi aktivis kebangsaan. Ia di ketahui tergabung dalam tokoh Tiga Serangkai
bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo yang mendirikan sebuah
organisasi bernama Indische Partij (IP). Berawal dari mendirikan IP pada 25
Desember 1912, Ki Hajar Dewantara menyadari bahwa jalan untuk melawan
kolonialisme dimulai dari pendidikan.

c. Membentuk Komite Bumiputera

Setelah Indische Partij dibentuk, Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, dan


Tjipto Mangunkusumo melakukan pengajuan status badan hukum bagi
organisasinya kepada Belanda. Namun, Gubernur Belanda Jenderal Idenburg
menolak pengajuan status badan hukum tersebut karena IP dianggap dapat
membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan bergerak dalam satu-kesatuan
untuk menentang Belanda.

Pasca-penolakan tersebut, Ki Hajar Dewantara membentuk Komite Bumiputera


pada 1913. Komite Bumiputera dibentuk dengan tujuan untuk melancarkan
kritik terhadap pemerintah Belanda yang hendak merayakan 100 tahun
kebebasannya dari penjajahan Prancis. Ki Hajar Dewantara melemparkan kritik
mengenai perayaan tersebut lewat tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was
(Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor
Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga).

d. Mendirikan Taman Siswa

Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah bernama Taman Siswa di Yogyakarta


pada 3 Juli 1922. Lewat Taman Siswa, ia berusaha memadupadankan
pendidikan gaya Eropa dengan Jawa tradisional.Di sekolah ini juga, Ki Hajar
Dewantara menumbuhkan kesadaran terhadap siswa bumiputera akan hak-hak
mereka untuk mendapat pendidikan.

Selain mendirikan sekolah, Ki Hajar Dewantara juga menciptakan semboyan


pendidikan yang disebut Tut Wuri Handayani. Isi dari Tut Wuri Handayani
yaitu:
- Ing Ngarsa Sung Tuladha (sang pendidik harus memberi teladan atau tindakan
yang baik)

- Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid guru harus
menciptakan prakarsa dan ide)

- Tut Wuri Handayani (seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan)

e. Mencetuskan Pancadharma

Selain mencetuskan tiga semboyan, Ki Hajar Dewantara juga mencetuskan lima


asas pendidikan yang dikenal dengan Pancadharma, yakni:

- Kodrat alam

- Kemerdekaan

- Kebudayaan

- Kebangsaan

- Kemanusiaan

f. Menjadi Anggota BPUPKI

Menjelang kemerdekaan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menjadi anggota Badan


Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Kemudian, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan
tanggal 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno membentuk kabinet pertamanya,
yaitu Kabinet Presidensial. Di dalam Kabinet Presidensial, Ki Hajar Dewantara
ditunjuk untuk menjabat sebagai Menteri Pengajaran, Pendidikan,
dan Kebudayaan RI.

4. R.A Kartini

Berkat Kartini, perempuan bukan lagi sosok yang hanya berdiam di rumah,
mengurus suami dan anak. Perempuan Indonesia bisa menjadi apa pun dan
berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Kartini adalah pejuang emansipasi kaum
perempuan. Jasanya membuat para perempuan Indonesia kini bisa mengenyam
pendidikan setinggi-tingginya, berpartisipasi dalam kursi pemerintahan, atau
bekerja dengan profesi tinggi dan kedudukannya setara dengan laki-laki.
Untuk menghormati dan mengingat perjuangan serta jasa Kartini, pemerintah
kemudian menetapkan Hari Kartini setiap tanggal 21 April. Hari Kartini mulai
diselenggarakan sejak ditetapkan pada masa pemerintahan Presiden pertama
Indonesia, Ir Soekarno lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108
Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964. Keputusan tersebut bersamaan dengan
ditetapkannya Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia. Selain itu,
pemilihan 21 April sebagai Hari Kartini juga karena tanggal tersebut adalah hari
kelahiran Kartini, yang jatuh pada tanggal 21 April 1879.

Adapun tiga peran penting yang perlu dijaga perempuan Indonesia sebagai
bentuk penghormatan kepada R.A Kartini, yaitu:

1. Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga perempuan


mampu turut serta dalam pembangunan

2. Terus meningkatkan kualitas diri, wawasan sebagai bekal dalam pendidikan


anak-anak. Jadilah kartini-kartini milenial yang melek teknologi dan tidak gagap
akan informasi

3. Perempuan bebas berekspresi, mengutarakan mimpinya, mewujudkan ide-ide


kreatifnya, menyalurkan bakatnya, membuat gerakan, dan menyuarakan hasil
pemikirannya yang bermanfaat bagi sekitarnya.

5. Cit Nyak Dien

Cut Nyak Dien termasuk keturunan dari bangsawan Aceh. Beliau lahir tahun
1848 di kampung Lam Padang Peukan Bada, wilayah VI Mukim, Aceh Besar.
Semasa kecil, Cut Nyak Dien dikenal sebagai gadis yang cantik. Kecantikan itu
semakin lengkap dengan pintarya Cut Nyak Dien dalam bidang pendidikan agama.

Indonesia mempunyai pahlawan perempuan yang berasal dari Aceh. Pahlawan


itu bernama Cut Nyak Dien. Cut Nyak Dien adalah seorang tokoh perempuan hebat
Indonesia yang tak kenal menyerah dalam berjuang melawan penjajah. Cut Nyak
Dien lalu dijuluki sebagai “Ratu Aceh” karena tekadnya yang kuat dalam melawan
kolonial Belanda di Aceh, Indonesia. Sepanjang masa hidupnya, Cut Nyak Dien
terus melakukan pertempuran dan perlawanan dengan tujuan menggapai cita-cita
bangsa, yaitu terbebas dari kekuasaan penjajah.
Cut Nyak Dien, ikut berperang langsung bersama para pejuang melawan
penjajah. Meski seorang wanita, Cut Nyak Dien tidak gentar dan terus memimpin
perlawan melawan Belanda. Cut Nyak Dien, merupakan sosok yang ditakuti oleh
Belanda. Karena mampu mengobarkan semangat perlawanan rakyat Aceh.

6. Sutan Sjahrir

Sutan Sjahrir mempunyai peran penting dalam proses deklarasi kemerdekaan


Republik Indonesia, yaitu:

a. Mengetahui Kabar Kekalahan Jepang

Sebuah peristiwa penting terjadi 2 hari sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI,


yaitu kekalahan Jepang. Namun, kabar kalau Jepang telah menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu tak banyak diketahui oleh orang-orang Indonesia. Sjahrir
adalah orang yang pertama kali mendengarnya.

Saat itu, Jepang melakukan berbagai upaya untuk membatasi penyebaran berita
terkait kekalahannya. Oleh karena itu, mereka pun berupaya untuk melakukan
pelarangan siaran radio. Namun, siapa yang menyangka kalau Sjahrir
mengetahui kabar itu setelah mendengarkan siaran radio luar negeri secara
sembunyi-sembunyi.

Setelah mendengar berita mengejutkan itu, Sjahrir sempat memberitahukannya


kepada Bung Hatta. Namun, Bung Hatta ternyata menganggap kalau kabar
tersebut hoax. Hatta pun memilih untuk menunggu kepastian berita kekalahan
Jepang dari Sekutu tersebut.

b. Berperan Aktif dalam Melakukan Penculikan Soekarno Hatta

Dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI, golongan muda mempunyai andil


besar, termasuk di dalamnya adalah Sjahrir. Mereka mendesak kepada Soekarno
dan Hatta untuk segera memanfaatkan momen kekalahan Jepang dan
memproklamasikan kemerdekaan.

Permintaan tersebut mendapat penolakan dari Soekarno dan Hatta. Keduanya


lebih memilih untuk melaksanakan proklamasi lewat Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk dengan bantuan Jepang.
Sjahrir dan para golongan muda kemudian memilih pendekatan secara ekstrem.
Mereka menculik Soekarno dan Hatta, lalu mengasingkan keduanya ke
Rengasdengklok. Selama proses pengasingan, para pemuda mendesak keduanya
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, paling lambat pada
17 Agustus 1945.

Karena desakan secara terus-menerus dari Sjahrir serta para golongan muda,
Soekarno memilih untuk menyetujui permintaan tersebut. Keduanya pun
dipulangkan ke Jakarta dan akhirnya melaksanakan proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada pukul 10.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945.

Beberapa kiprah tersebut di antaranya adalah:

- Perdana Menteri Pertama Indonesia

- Menjadi Korban Penculikan

7. Tan Malaka

Tan Malaka merupakan Pahlawan Nasional dari Sumatera Barat. Selama masa
penjajahan hingga setelah proklamasi kemerdekaan, perannya bagi bangsa
Indonesia sangat besar. Sebelum Indonesia merdeka, Tan Malaka diketahui meniti
karier sebagai pengajar dan sempat memimpin Partai Komunis Indonesia (PKI).
Setelah proklamasi, ia menjadi salah satu tokoh yang berjuang sekuat tenaga untuk
memperjuangkan kedaulatan Indonesia.

Peran Tan Malaka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia :

a. Menerapkan strategi politik Massa Actie

Ketika Indonesia sudah merdeka pada 17 Agustus 1945, Sekutu mulai mendarat
di Jakarta dengan tujuan ingin melucuti senjata tentara Jepang. Melihat situasi
itu, Tan Malaka berniat menggunakan strategi politik bernama Massa Actie
atau Aksi Massa.

Maksud dari Aksi Massa yakni perbuatan, pergerakan, dan perjuangan rakyat
marhaen (ideologi yang menentang penindasan manusia) yang dilakukan secara
radikal dan revolusioner. Akan tetapi, Tan Malaka khawatir ketika ia sedang
mengumpulkan massa, Sekutu akan mengetahuinya.
Maka dari itu, Tan Malaka memobilisasi massa ke rapat raksasa di Lapangan
Ikada pada 19 September 1945. Sebanyak kurang lebih 200.000 orang
berkumpul di lapangan tersebut dan bertemu dengan pemerintah Indonesia.
Meskipun sebenarnya rapat raksasa dilarang oleh tentara Jepang, rakyat tetap
membanjiri lapangan Ikada tanpa rasa takut.

Sebagian peserta yang datang dalam rapat membawa poster-poster serta bendera
merah putih. Selama rapat berlangsung, tentara Jepang melakukan penjagaan
ketat dengan bersenjata lengkap agar tidak terjadi pertumpahan darah.

2. Membentuk Partai Murba

Pada 7 November 1948, Tan Malaka bersama Chaerul Saleh, Sukarno, dan
Adam Malik membentuk partai politik yang bernama Partai Musyawarah
Rakyat Banyak atau Partai Murba. Tujuan Tan Malaka dan para tokoh
membentuk Partai Murba adalah untuk mempertahankan dan memperkuat
kemerdekaan bagi republik dan rakyat, agar sesuai dengan dasar dan tujuan
proklamasi, yaitu mencapai rakyat yang adil dan makmur.

2.3 Sifat Dinamika Interaksi Lingkungan Alam, Sosial, Budaya dan Ekonomi

Interaksi manusia tidak sebatas dengan individu dan kelompok,melainkan


mencakup interaksi manusia dengan lingkungan alam,social,budaya dan
ekonomi.Didalamnya,terjadi berbagai macam permasalahan yang disebut dengan
dinamika interaksi.Interaksi antara manusia dan lingkungan hidup merupakan proses
saling mempengaruhi antara satu dan lainnya.Lingkungan hidup manusia terdiri atas
lingkungan alam,lingkungan social,budaya dan ekonomi.

1. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam

Lingkungan alam (natural environment) merupakan lingkungan yang terbentuk


secara alamiah tanpa campur tangan manusia.Lingkungan alam mencakup semua
benda hidup dan tidak hidup yang terjadi secara alamiah di bumi.Dapat berbentuk
sungai, danau, laut, gunung, rawa, hutan dan lain lain. Lingkungan alam terdiri atas
komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada di
lingkungan yang bukan makhluk hidup, sedangkan lingkungan biotik adalah segala
benda hidup yang ada di lingkungan. Contoh lingkungan abiotik adalah batuan,
tanah, air, udara, suhu, hujan, dan energi matahari, sedangkan biotik yakni berbagai
jenis tumbuhan dan hewan. Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara
lingkungan abiotik dengan lingkungan biotik atau sebaliknya.Contoh interaksi
antara komponen abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang
memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh suatu daerah. Pada awalnya manusia
memanfaatkan alam hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan dasarnya meliputi
makan dan minum serta pakaian.

2. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Sosial

Manusia tidak bisa hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan pasti
akan membutuhkan orang lain. Bertemunya seseorang dengan orang lain atau
kelompok lainnya, kemudian mereka saling berbicara, bekerja sama, dan
seterusnya untuk mencapai tujuan bersama.Kegiatan itu dapat dikatakan sebagai
proses interaksi sosial yang menjadi dasar proses sosial.Interaksi sosial adalah
hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun
antara orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam interaksi sosial, hubungan
yang terjadi harus secara timbal balik dilakukan oleh kedua belah pihak, artinya
kedua belah pihak harus saling merespon. Kontak sosial dan komunikasi sosial
merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Berlangsungnya suatu proses interaksi
sosial didorong oleh beberapa faktor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan
simpati.

3. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Budaya

Manusia hidup di dalam masyarakat. Artinya, seorang manusia akan hidup bersama
orang lain, bisa bersama keluarga, teman-teman, tetangga, penduduk sedesa,
penduduk sekota, atau dengan penduduk yang tinggal satu negara. Dalam kehidupan
bermasyarakat, seseorang harus dapat beradaptasi dengan lingkungan, termasuk dalam hal
perilaku, aturan, nilai, norma, kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku di lingkungan
tersebut.Perilaku, aturan, nilai, norma, kepercayaan dan adat istiadat merupakan bagian dari
kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting yang dimiliki oleh suatu
masyarakat.

4. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Ekonomi


Lingkungan ekonomi adalah faktor ekonomi yang memengaruhi jalannya usaha atau
kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh
sejumlah faktor yang mempengaruhi atau mendukungnya. Contohnya kebijakan
ekonomi pemerintah, pendapatan masyarakat, sumber daya ekonomi yang tersedia
dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan kegiatan
ekonomi berupa kegiatan jual beli atau perdagangan, kegiatan pengolahan sumber
daya alam, penyediaan jasa dan lain-lain. Setiap hari manusia melakukan kegiatan
untuk memperoleh pendapatan dan memperoleh barang dan jasa dari hasil
pendapatannya. Aktivitas tersebut dapat berlangsung jika lingkungan ekonomi
mendukung aktivitasnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti kelangsungan (continuity) dan satuan
atau jangka berlangsungnya perjalanan waktu (duration).

Pergerakan nasional merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap penjajah.


Perlawanan yang dilakukan tersebut bukan melalui penggunaan angkatan bersenjata,
tetapi melalui penggunaan organisasi budaya, sosial, ekonomi, dan politik.Ada
banyak tokoh pergerakan nasional yang turut berjasa dalam memperjuangkan bangsa
Indonesia.Yaitu Raden R.A Kartini,Dewi Sartika,Ki Hajar
Dewantara,Dr.Sutomo,Ahmad Dahlan,Wahid Hasyim,Saman Hudi dan masih banyak
lagi.

Dinamika interaksi adalah berbagai jenis permasalahan yang terjadi dalam interaksi
manusia." Komponen lingkungan dibedakan menjadi lingkungan abiotik, biotik,
sosial, dan budaya. Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup
seperti tanah, batuan, air, udara, dan lainnya.

3.2 Saran

Demikianlah penjabaran dari makalah ini dan kami sadari masih banyak kelemahan
dan kekurangan dalam makalah ini. Agar makalah ini menjadi lebih bermanfaat kami
menyarankan agar teman-teman berdiskusi untuk dapat berpartisipasi aktif sehingga
kelemahan dan kekurangan yang dimaksud dapat diperbaiki bersama.

Anda mungkin juga menyukai