TUGAS 2
A) Waktu (dimensi temporal) memiliki dua makna, yakni makna denotatif dan makna
konotatif. Makna waktu secara denotatif adalah merupakan satu kesatuan: detik,
menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad,dst. Sedangkan makna waktu secara
konotatif adalah waktu sebagai suatu konsep.
Sebagai contoh, kamar mandi kecil pada zaman sebelumnya diartikan sebagai
kamar yang berukuran kecil (denotatif), tetapi kamar kecil dalam generasi yang
berbeda diartikan sebagai kamar mandi (konotatif).
Adapun beberapa konsep waktu dalam memahami sejarah pada umumnya sebagai
berikut:
•Masa lampau merupakan waktu yang sudah terlewat (terjadi). Namun, masa
lampau terkadang masa yang yang masih berlanjut dan belum berhenti.
•Masa lampau bersifat terbuka dan saling terhubung antar waktunya. Sehingga,
apapun yang sudah terjadi di masa lampau dapat dijadikan sebuah pembelajaran
untuk waktu yang akan datang.
1. Perkembangan
Setiap generasi masyarakat yang baru akan terus memperbarui dan membawa
bentuk baru yang sesuai dengan kondisi zamannya. Pembaruan setiap generasi
menjadikan keberhasilan dalam kehidupan masyarakat.
2. Kesinambungan
Masyarakat akan mengambil beberapa cara yang dapat dipakai dari zaman-zaman
sebelumnya yang menyebabkan adanya kesinambungan sejarah. Walaupun
mengambil pembelajaran dari masa lalu, masyarakat tetap mengembangkan
sesuatu sesuai zamannya.
3. Pengulangan
4. Perubahan
Perubahan dalam masyarakat yang terjadi secara besar dan singkat, biasanya
dipengaruhi adanya kekuatan dari luar yang menjadikanya perubahan.
Konsep ruang berarti lokasi (tempat) terjadinya peristiwa dan kejadian sejarah.
Secara umum pengertian konsep dimensi spasial dalam mengungkap (mempelajari)
sejarah adalah sebagai berikut:
•Penelaahan peristiwa atau kejadian berdasarkan dimensi waktu yang tidak dapat
terlepas dari ruang dan waktu keberlangsungannya.
•Konsep waktu bertumpu kepada kapan peristiwa atau kejadian tersebut terjadi di
waktu lampau. Sedangkan konsep ruang berfokus kepada di mana peristiwa atau
kejadian sejarah tersebut pernah terjadi sebelumnya.
C) Manusia (dimensi manusia) adalah pelaku dalam peristiwa sosial dan peristiwa
sejarah.
Manusia dianggap sebagai dimensi penting dalam sejarah karena berperan sebagai
penggerak, pelaku, sekaligus saksinya. Maka dari itu, apabila tidak ada manusia,
maka sejarah masa lalu tidak akan diketahui. Selain itu, manusia juga termasuk
sebagai subjek sekaligus objek dalam sejarah.
Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena
perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat
dimana manusia hidup (beraktivitas). Unsur penting dalam sejarah adalah manusia,
ruang, waktu dan peristiwa.
Dengan demikian, ketiga konsep tersebut, yaitu: waktu, ruang, dan manusia
merupakan kesatuan tiga unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
peristiwa dan perubahannya.
Sumber belajar:
Perubahan sosial budaya mengacu pada transformasi yang terjadi dalam nilai-nilai,
norma-norma, keyakinan, perilaku, dan struktur sosial suatu masyarakat atau
kelompok budaya. Ini mencakup perubahan dalam pola interaksi, hubungan sosial,
institusi, dan praktik budaya yang terjadi seiring waktu.
Perubahan sosial budaya dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti
agama, keluarga, pendidikan, politik, ekonomi, budaya populer, dan gaya hidup. Ini
dapat mencakup perubahan dalam pandangan tentang peran gender, pernikahan,
sistem nilai, pendidikan formal dan non-formal, organisasi politik, struktur keluarga,
pola konsumsi, dan preferensi budaya lainnya.
Perubahan sosial dan budaya yang terjadi di dalam masyarakat dapat dibedakan ke
dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
a. Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat
Agak sukar untuk menjelaskan perbedaan dari kedua pengertian di atas, karena
batas-batasnya sangat relatif.
Sumber belajar:
Sumber belajar:
Pearson Education
4. Pada dasarnya, konflik adalah hal yang normal di dalam kehidupan sosial
masyarakat. Tidak ada masyarakat yang berdekatan yang tidak memilliki konflik dan
tidak ada cara pamungkas untuk menyelesaikan konflik. Semakin bebas
masyarakat, maka semakin besar peluang untuk terciptanya suatu konflik.
Konflik tingkat horizontal ini merupakan konflik yang tidak rasional yang bertujuan
untuk membinasakan lawan secara langsung dengan menggunakan kekerasan.
Konflik ini bersifat emosional yang dapat terjadi pada setiap individu atau kelompok,
misalnya perkelahian antardua geng atau perkelahian antarpelajar.
Pada tingkat ini, konflik yang terjadi merupakan pertentangan yang menggunakan
strategi untuk mengalahkan lawan, mungkin dengan cara kekerasan yang
menggunakan pihak lain atau memaksakan kehendak dengan memberikan
pengaruh. Misalnya, seorang calon kepala desa menggunakan money politic untuk
mengalahkan lawannya.gunakan masyarakat untuk menyelesaikannya:
1) Konsiliasi
Konsiliasi berasal dari kata consilation yang memiliki arti perdamaian. berselisih
guna Cara ini digunakan dalam menyelesaikan suatu konflik melalui upaya
mempertemukan dua pihak yang bertikai atau tercapainya kesepakatan untuk
mengadakan damai di antar keduanya. Terjadinya konsiliasi ini dapat berasal dari
keinginan salah satu pihak sehingga menjadi pemrakarsa atau keinginan kedua
belah pihak yang berselisih. Cara ini dipandang lebih baik karena kedua belah pihak
menyadari akan dampak negatif dari suatu perselisihan sehingga masing- masing
merasa terdorong untuk mengakhirinya dan terdapat kemungkinan akan terjalin
kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak.
2) Mediasi
Mediasi berasal dari kata mediation yang berarti perantara atau media. Mediasi
dijadikan sebagai salah cara untuk menyelesaikan suatu konflik dengan
menggunakan jasa pihak ketiga sebagai perantara (media) yang menjadi
penghubung di antara kedua belah pihak yang berselisih. Perantara berperan
sebagai penampung dan penyampai keluhan serta aspirasi yang dirasakan oleh
masing-masing pihak yang bertikai sehingga perantara ini tidak memiliki
kewenangan dalam menentukan atau mengambil keputusan untuk menyelesaikan
konflik tersebut, melainkan pihak yang bertikai yang menyelesaikan dan
memutuskannya. Misalnya, UNTAET dalam menyelesaikan pertikaian antara
Indonesia dengan Timor Timur.
3)Arbitrase
Arbitrase berasal dari kata arbitration dan yang menentukan keputusan disebut
arbitrer. Penyelesaian konflik dengan cara arbitrase, yaitu melalui pengadilan yang
dipimpin oleh seseorang yang berperan untuk memutuskan. Arbitrase ini dapat
berlangsung tidak saja pada masyarakat yang sudah memiliki lembaga peradilan
secara formal yang disebut adjudication di mana hakim menjadi arbitrer, melainkan
dapat pula dilakukan oleh masyarakat secara informal dengan pemimpin informal
berperan sebagai arbitrer, atau secara nonformal dalam kegiatan- kegiatan sosial
seperti wasit menjadi arbitrer dalam sepak bola.
4) Paksaan
5) Detente
Sumber belajar:
Sumber belajar: