Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 2

PEMBELAJARAN IPS SD

(YOLA ARDAYANI,S.Pd.I)
(856278974)

UT DAERAH (UPBJJ PADANG)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
Nama : YOLA ARDAYANI,S.Pd.I
NIM/ID Lainnya : 856278974
Program Studi : PGSD
Nama Sekolah : UPT SDN 06 III KOTO
: Jr.Balimbiang Nagari Balimbiang
Kecamatan Rambatan Kabupaten
Alamat
Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat-
Indonesia

Pertanyaan:

1. Konsep waktu, ruang dan manusia merupakan kesatuan penting dalam suatu
peristiwa sejarah dan perubahannya! Uraikan keterkaitan konsep waktu, ruang
dan manusia dalam sejarah!

Konsep waktu, ruang, dan manusia memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk dan memahami peristiwa sejarah. Berikut adalah penjelasan rinci tentang
bagaimana konsep-konsep tersebut saling terkait:

1. Waktu:
• Waktu merujuk pada dimensi kronologis yang mengukur peristiwa dalam
urutan seiring berjalannya waktu. Sejarah mengorganisir peristiwa dalam
rentang waktu yang membentang dari masa lampau, masa kini, hingga masa
depan. Waktu menjadi landasan untuk menempatkan peristiwa dalam
konteks sejarah. Waktu adalah dimensi kritis dalam pemahaman sejarah.
Waktu memberikan kerangka waktu yang memungkinkan kita menyusun
peristiwa sejarah secara kronologis. Sejarah mengorganisir peristiwa-
peristiwa ini ke dalam rentang waktu, memungkinkan kita melihat
perkembangan, perubahan, dan keterkaitan antara satu peristiwa dengan
yang lain.
2. Ruang:
• Ruang menunjukkan dimensi geografis atau tempat di mana peristiwa
sejarah terjadi. Lokasi geografis suatu peristiwa memiliki dampak besar
pada cara peristiwa tersebut berkembang. Konsep ruang membantu kita
memahami konteks geografis, budaya, dan lingkungan fisik dari suatu
peristiwa. uang merujuk pada lokasi atau tempat di mana peristiwa sejarah
terjadi. Jadi keterkaitan antara ruang dan sejarah memberikan pemahaman
tentang konteks geografis, lingkungan sosial, dan budaya tempat peristiwa
berlangsung. Lokasi geografis suatu peristiwa dapat mempengaruhi
jalannya peristiwa dan memberikan dimensi spesifik pada analisis sejarah.
3. Manusia:
• Manusia merupakan aktor utama dalam peristiwa sejarah. Tindakan,
keputusan, dan interaksi manusia membentuk arah dan makna peristiwa.
Perubahan sejarah terjadi karena interaksi kompleks antara manusia dan
faktor-faktor lingkungan. Faktor manusia mencakup individu, kelompok,
masyarakat, dan pemerintahan. Manusia adalah pemeran utama dalam
peristiwa sejarah. Keputusan, tindakan, dan interaksi manusia membentuk
arah dan makna peristiwa. Sejarah mencerminkan peran manusia dalam
menciptakan, memodifikasi, atau menghadapi perubahan. Pemahaman
tentang peran manusia membantu kita memahami motivasi, konflik, dan
dampak individu serta kelompok dalam sejarah.

4. Interaksi Antar Konsep:


• Peristiwa sejarah sebenarnya terjadi dalam ruang dan waktu tertentu, dan
pengaruhnya dirasakan oleh manusia. Contohnya, perang dunia dapat
dijelaskan sebagai serangkaian peristiwa (waktu) yang melibatkan berbagai
lokasi (ruang) dan melibatkan partisipasi banyak individu dan negara
(manusia).
5. Perubahan Sejarah:
• Perubahan dalam sejarah terjadi karena adanya interaksi antara faktor
waktu, ruang, dan manusia. Misalnya, revolusi atau perubahan besar dalam
masyarakat dapat diidentifikasi dengan merinci bagaimana waktu, ruang,
dan peran manusia saling terkait.
6. Contoh Konkrit:
• Sebagai contoh, Revolusi Industri di abad ke-18 membawa perubahan besar
dalam cara manusia bekerja dan hidup (aspek waktu). Perubahan ini tidak
hanya mempengaruhi individu atau komunitas tertentu, tetapi juga merubah
tata letak geografis dan struktur sosial di berbagai tempat (aspek ruang).
Jadi, Ketiga konsep tersebut saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain.
Sebuah peristiwa sejarah terjadi pada suatu waktu tertentu, di suatu tempat tertentu, dan
melibatkan manusia sebagai aktor. Misalnya, sebuah revolusi politik mungkin terjadi
pada suatu periode waktu tertentu, di suatu wilayah atau negara tertentu, dan melibatkan
partisipasi aktif manusia. Melalui pemahaman yang holistik terhadap konsep waktu,
ruang, dan peran manusia, kita dapat lebih baik menggali dan mengartikan peristiwa
sejarah serta memahami kompleksitas hubungan antara berbagai faktor yang
membentuk jalannya sejarah.

2. Dalam konteks kehidupan manusia, dikenal adanya dua macam perubahan yaitu
perubahan sosial dan perubahan budaya. Uraikan bentuk perubahan sosial dan
budaya yang terjadi pada masyarakat beserta contohnya!

Perubahan sosial adalah perubahan dalam struktur, norma, nilai, dan interaksi sosial
suatu masyarakat

Perubahan Sosial:

Merujuk pada proses di mana masyarakat mengalami perubahan dalam berbagai


aspek kehidupan mereka. Ini mencakup perubahan dalam nilai-nilai, norma-norma,
institusi, struktur sosial, teknologi, dan berbagai elemen lainnya yang membentuk
kehidupan sosial. Perubahan sosial bisa bersifat lambat atau cepat, bersifat progresif
atau regresif, dan dapat terjadi karena berbagai faktor internal dan eksternal.

1. Perubahan Struktural:
• Contoh: Migrasi penduduk dari pedesaan ke perkotaan, mengubah
struktur populasi dan pekerjaan.
2. Perubahan Norma dan Nilai:
• Contoh: Peningkatan kesadaran tentang hak asasi manusia,
mengubah norma sosial terkait keadilan.
3. Perubahan Teknologi:
• Contoh: Revolusi Industri 4.0 yang membawa perubahan
signifikan dalam cara produksi dan interaksi manusia.
4. Perubahan Populasi:
• Contoh: Peningkatan populasi lansia yang memengaruhi kebijakan
sosial dan kesehatan.

Perubahan Budaya:

Merujuk pada transformasi atau modifikasi dalam nilai-nilai, norma-norma,


kepercayaan, adat istiadat, bahasa, dan unsur-unsur budaya lainnya di dalam suatu
masyarakat. Perubahan budaya dapat bersifat lambat dan evolusioner, atau dapat pula
bersifat cepat dan revolusioner.

1. Perubahan Tradisi dan Adat Istiadat:


• Contoh: Pergeseran dalam ritual pernikahan yang mencerminkan
nilai-nilai kontemporer.
2. Perubahan Gaya Hidup:
• Contoh: Perubahan pola makan menuju gaya hidup yang lebih sehat.
3. Perubahan Bahasa dan Komunikasi:
• Contoh: Penggunaan platform media sosial yang memengaruhi
cara orang berkomunikasi.
4. Perubahan Pemikiran dan Nilai:
• Contoh: Peningkatan kesadaran akan keberlanjutan dan
perlindungan lingkungan.
5. Perubahan Seni dan Hiburan:
• Contoh: Evolusi genre musik yang mencerminkan tren sosial dan
ekonomi.

3. Menurut teori psikososial maupun teori perkembangan kognitif menyatakan


bahwa perilaku yang ada pada diri seseorang berlandasan pada pertimbangan-
pertimbangan moral kognitif. Terkait dengan hal tersebut apa fungsi aturan,
norma, nilai, etika, akhlak dan estetika dalam perilaku kehidupan manusia?

Aturan, norma, nilai, etika, akhlak, dan estetika memiliki peran penting dalam
membentuk perilaku dan kehidupan manusia. Berikut adalah fungsi masing-masing:
1. Aturan (Rules): Aturan adalah pedoman atau petunjuk perilaku yang
ditetapkan oleh suatu kelompok atau otoritas. Fungsi aturan melibatkan
pengaturan dan pembatasan perilaku individu atau kelompok untuk mencapai
ketertiban, keamanan, dan kesejahteraan bersama.
2. Norma (Norms): Norma adalah harapan sosial atau standar perilaku yang
diharapkan oleh masyarakat atau kelompok tertentu. Norma membantu
mempertahankan harmoni sosial dan memberikan petunjuk tentang apa yang
dianggap wajar dan sesuai.
3. Nilai (Values): Nilai adalah keyakinan atau prinsip yang dianggap penting
oleh individu atau masyarakat. Nilai membentuk landasan moral dan
memberikan arah dalam membuat keputusan dan mengarahkan perilaku.
4. Etika (Ethics): Etika berkaitan dengan prinsip-prinsip moral dan kebenaran
yang membimbing perilaku manusia. Etika memberikan panduan tentang
tindakan yang dianggap baik atau buruk, adil atau tidak adil.
5. Akhlak (Morality): Akhlak mengacu pada perilaku moral dan sikap individu.
Akhlak mencakup kebajikan dan norma-norma moral yang membentuk karakter
seseorang.
6. Estetika (Aesthetics): Estetika berkaitan dengan nilai-nilai seni, keindahan,
dan apresiasi terhadap karya seni atau keindahan dalam kehidupan. Estetika
memberikan dimensi kehidupan yang lebih kaya dan bermakna.

Fungsi-fungsi ini bersama-sama membentuk kerangka kerja moral dan perilaku


dalam kehidupan manusia. Mereka membantu mengarahkan individu dan masyarakat
dalam menjalani kehidupan yang bermakna, adil, dan harmonis. Selain itu, fungsi-
fungsi ini juga mendukung proses sosialisasi dan integrasi individu dalam masyarakat.
4. Konflik dapat dibedakan menjadi konflik yang bersifat horisontal dan vertikal,
dimana keduanya sama-sama besarnya berpengaruh terhadap upaya
pemeliharaan kedamaian di negara ini. Uraikan contoh konflik vertikal dan
horisontal yang terjadi di masyarakat global saat ini dan berikan solusi
pemecahannya!

1. Konflik horizontal
Konflik horizontal merujuk pada konflik yang terjadi antara kelompok atau individu
yang memiliki kedudukan setara atau sejajar dalam suatu struktur sosial. Ini berbeda
dengan konflik vertikal, yang melibatkan konflik antara pihak-pihak yang memiliki
perbedaan status atau kekuasaan yang signifikan.

Ciri-ciri Konflik Horizontal:

1. Kedudukan Sejajar: Pihak-pihak yang terlibat memiliki posisi atau status


yang relatif setara dalam masyarakat.
2. Persaingan Sumber Daya: Konflik sering kali timbul karena adanya
persaingan atas sumber daya, kebijakan, atau hak-hak yang dianggap penting
oleh pihak-pihak yang terlibat.
3. Tujuan Bersaing: Pihak-pihak bersaing untuk mencapai tujuan atau
kepentingan masing-masing, dan konflik muncul ketika ada ketidaksetujuan
atau perselisihan dalam mencapai tujuan tersebut.
Contoh: Konflik antara dua kelompok etnis di suatu negara yang bersaing
untuk sumber daya ekonomi dan politik. Misalnya, konflik antara kelompok etnis
A dan B di negara X yang bersaing untuk kendali atas wilayah tertentu.
Solusi: Mendorong dialog antar kelompok, mempromosikan inklusi sosial,
dan menciptakan kebijakan yang mendukung keadilan dan kesetaraan untuk
mengurangi persaingan dan konflik antar kelompok.

Contoh Konflik Horizontal:

1. Konflik Sosial: Perselisihan antara kelompok etnis, agama, atau budaya


dalam suatu masyarakat yang bersaing untuk sumber daya atau pengakuan.
2. Persaingan Bisnis: Kompetisi antara perusahaan-perusahaan yang beroperasi
dalam industri yang sama untuk mendapatkan pangsa pasar dan keuntungan.
3. Konflik Pekerjaan: Perselisihan antara kelompok pekerja atau serikat buruh
dan pengusaha dalam hal kondisi kerja, upah, atau hak-hak pekerja.

Strategi Penyelesaian:

1. Dialog dan Mediasi: Mendorong komunikasi terbuka dan mencari solusi


melalui dialog atau mediasi.
2. Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan pemahaman dan kesadaran antar
kelompok untuk mengurangi prasangka atau stereotip yang dapat memicu
konflik.
3. Kolaborasi: Membangun kerjasama antar kelompok untuk mencapai tujuan
bersama dan meminimalkan persaingan yang merugikan.

2. Konflik Vertical:

Konflik vertikal merujuk pada konflik yang terjadi antara kelompok atau
individu yang memiliki perbedaan status, kekuasaan, atau hierarki yang signifikan
dalam suatu struktur sosial. Ini berbeda dengan konflik horizontal, yang melibatkan
konflik antara pihak-pihak yang memiliki kedudukan setara atau sejajar.

Ciri-ciri Konflik Vertikal:

1. Perbedaan Status atau Kekuasaan: Pihak-pihak yang terlibat memiliki


perbedaan status, kekuasaan, atau kedudukan dalam masyarakat atau organisasi.
2. Hierarki yang Jelas: Terdapat hierarki atau struktur kekuasaan yang jelas di
antara pihak-pihak yang berselisih.
3. Ketidaksetaraan Akses: Konflik muncul karena adanya ketidaksetaraan
akses terhadap sumber daya, kebijakan, atau hak-hak tertentu.
Contoh: Konflik antara pemerintah dan kelompok masyarakat sipil yang
menuntut perubahan politik atau reformasi. Misalnya, demonstrasi besar-besaran
oleh masyarakat sipil yang menuntut reformasi pemerintahan dan kebijakan di suatu
negara.
Solusi: Membuka dialog antara pemerintah dan masyarakat sipil,
mendengarkan aspirasi masyarakat, dan menciptakan mekanisme partisipasi publik
untuk memperkuat demokrasi dan mencegah eskalasi konflik.

Contoh Konflik Vertikal:

1. Konflik Kelas: Pertentangan antara kelompok sosial atau ekonomi yang


memiliki perbedaan kekayaan atau akses terhadap peluang.
2. Konflik Generasi: Perselisihan antara generasi yang berbeda dalam hal nilai,
norma, atau kebijakan.
3. Konflik Pekerja-Pengusaha: Ketegangan antara pekerja atau serikat buruh
dengan pengusaha atau pemilik perusahaan dalam hal kondisi kerja, upah, atau
hak-hak pekerja.

Strategi Penyelesaian:

1. Negosiasi: Pihak-pihak yang terlibat dapat mencapai kesepakatan melalui


perundingan atau negosiasi.
2. Mediasi: Penyelenggaraan mediasi oleh pihak ketiga yang netral untuk
membantu mencapai solusi yang adil.
3. Perubahan Struktur: Mengubah struktur atau kebijakan yang menjadi
sumber ketidaksetaraan atau ketegangan.
4. Dialog Inter-generasi: Membangun komunikasi dan pemahaman antara
generasi yang berkonflik.

Jadi,

• Konflik Horizontal: Terjadi antara kelompok sejenis atau setara dalam struktur sosial.
• Konflik Vertical: Terjadi antara kelompok yang memiliki perbedaan status atau
kekuasaan yang signifikan.

Solusi Umum untuk Konflik:

• Dialog: Mendorong komunikasi terbuka dan dialog antar pihak yang terlibat.
• Partisipasi: Meningkatkan partisipasi publik dalam pengambilan keputusan untuk
menciptakan inklusi sosial.
• Reformasi: Melakukan perubahan struktural atau kebijakan yang dapat mengatasi
akar penyebab konflik.
• Pendidikan: Mendorong pemahaman dan toleransi melalui pendidikan dan
promosi keberagaman.

5. Dalam teori dan konsep pembangunan ekonomi apapun, tujuan akhirnya adalah
kesejahteraan rakyat. Melalui pertumbuhan output yang tinggi, maka
diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja yang luas dan meningkatkan
tingkat konsumsi masyarakat, yang pada akhirnya muaranya adalah bagaimana
kesejahteraan rakyat tercapai. Dua ukuran dari sejumlah ukuran kesejahteraan
rakyat dari sisi ekonomi adalah kemampuan rakyat untuk memenuhi kebutuhan
barang dan jasa dan ketersediaan barang dan jasa. Kemampuan rakyat untuk
memenuhi kebutuhan barang dan jasa, salah satunya diukur melalui income(Y).
Sedang ketersediaan barang dan jasa diukur dari tingkat output yang diproduksi
dalam perekonomian. Bagaimana konsep ekonomi kerakyatan akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat berdasarkan ukuran kesejahteraan
rakyat dari sisi ekonomi?

Konsep ekonomi kerakyatan berfokus pada partisipasi masyarakat,


pemberdayaan ekonomi lokal, distribusi yang merata, keberlanjutan, kebijakan
redistribusi, dan pengembangan usaha mikro dan kecil untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Masyarakat diberdayakan untuk turut
serta dalam proses ekonomi dan menikmati hasilnya dalam bentuk distribusi yang adil
dan keberlanjutan lingkungan.

Konsep Ekonomi Kerakyatan dan Kesejahteraan Masyarakat:

1. Distribusi Pendapatan:

• Konsep Ekonomi Kerakyatan: Mengedepankan prinsip distribusi yang


merata. Pendapatan dihasilkan dan didistribusikan secara adil kepada seluruh
lapisan masyarakat.
• Meningkatkan Kesejahteraan: Dengan distribusi pendapatan yang merata,
masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik untuk memenuhi
kebutuhan barang dan jasa.

2. Partisipasi Masyarakat:

• Konsep Ekonomi Kerakyatan: Melibatkan partisipasi aktif masyarakat


dalam pengambilan keputusan ekonomi dan kepemilikan usaha.
• Meningkatkan Kesejahteraan: Dengan partisipasi yang lebih besar,
masyarakat memiliki kontrol lebih terhadap kebijakan ekonomi dan dapat
memastikan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi.

3. Pemberdayaan Ekonomi Lokal:

• Konsep Ekonomi Kerakyatan: Mengutamakan pemberdayaan ekonomi di


tingkat lokal, menggerakkan potensi ekonomi masyarakat lokal.
• Meningkatkan Kesejahteraan: Dengan pemberdayaan ekonomi lokal,
sumber daya dan potensi ekonomi daerah dimanfaatkan secara optimal,
memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat.

4. Keberlanjutan Ekonomi:

• Konsep Ekonomi Kerakyatan: Menekankan keberlanjutan ekonomi dengan


memperhatikan dampak lingkungan dan sosial.
• Meningkatkan Kesejahteraan: Dengan menjaga keberlanjutan, masyarakat
dapat menikmati kesejahteraan jangka panjang tanpa merugikan lingkungan dan
generasi mendatang.

5. Kebijakan Redistribusi:

• Konsep Ekonomi Kerakyatan: Mengimplementasikan kebijakan redistribusi


untuk mengurangi kesenjangan ekonomi.
• Meningkatkan Kesejahteraan: Dengan redistribusi yang efektif, pendapatan
dan sumber daya dapat dialokasikan lebih merata, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
6. Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil:

• Konsep Ekonomi Kerakyatan: Memberikan perhatian khusus pada


pengembangan usaha mikro dan kecil sebagai motor ekonomi masyarakat.
• Meningkatkan Kesejahteraan: Dengan memberdayakan usaha mikro dan
kecil, masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dan memiliki akses lebih
besar terhadap barang dan jasa.

Kesimpulan: Konsep ekonomi kerakyatan bertujuan untuk menciptakan


struktur ekonomi yang berpihak pada kesejahteraan rakyat. Dengan
mengedepankan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan masyarakat dapat menikmati
tingkat kesejahteraan yang lebih baik melalui distribusi pendapatan yang merata,
partisipasi aktif, pemberdayaan ekonomi lokal, dan keberlanjutan ekonomi.

Sumber Bacaan :
1. Pedoman PenscORAN Tugas 2,
2. Mengembangkan pedoman jawaban di penscoran dengan materi youtube, google dan
buku
3. https://www.kompasiana.com/muhammadfahrizal9631/628c8fe7f1f29806ab5202f2/p
erkembangan-pendidikan-ips-di-indonesia-dahulu-hingga-kini?page=all#section1
4. https://www.motorcomcom.com/2023/10/pendidikan-ips-di-indonesia-terpilah.html
5. Supriadi,Adi, Arti Penting Lembaga Sosial Bagi Kehidupan Masyarakat,
2017:Gramedia

Anda mungkin juga menyukai