Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TEMA-TEMA DALAM STUDI SOSIAL

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah


Konsep Dasar IPS

Dosen Pengampu : Diah Rizki Nur Kalifah, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 11
1. Dewi Lintang Asih (2311100035)
2. Indy Kurniawan (2311100235)
3. Shifa Anggie Aprilia (2311100328)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1445 H / 2024 M
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini yang berjudul “Tema-Tema Dalam Studi Sosial”. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Diah Rizky Nur Khalifah, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam pembuatan makalah ini,
banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan.
Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tak ada gading yang tak retak.
Begitu pula dengan makalah yang kami buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih
baik serta berdaya guna di masa yang akan datang.
Bandar Lampung, Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Konsep Waktu dan Segala Perubahannya................................................2
B. Tokoh-Tokoh Masa Penjajah dan Gerakan Kebangsaan ......................................4
C. Sifat Dinamika Interaksi Lingkungan Alam, Sosial, Budaya dan Ekonomi ........12
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Konsep Waktu dan Segala Perubahannya...............................................15
B. Tokoh-Tokoh Masa Penjajah dan Gerakan Kebangsaan .....................................16
C. Sifat Dinamika Interaksi Lingkungan Alam, Sosial, Budaya dan Ekonomi ........17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................20
B. Saran.........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Waktu merupakan salah satu konsep dasar sejarah selain ruang dan kegiatan
manusia, perubahan dan kesinambungan ini merupakan unsur penting dari sejarah
yaitu masalalu. Sejarah merupakan proses perjalanan waktu yang sangat luas dan
panjang. Sejarawan ingin membuat waktu yang terus-menerus bergerak menjadi
tanpa berhenti itu dapat dipahami dengan membagi-baginya dalam unit-unit waktu.
Suatu momentum yang dapat memberikan petunjuk adanya karakteristik dari suatu
kurun waktu yang satu berbeda dari kurun waktu lainnya. Inilah yang dinamakan
perioderisasi atau pembabakan waktu. Jadi sejarah adalah suatu peristiwa dalam
suatu rentang waktu yang langsung terus-menerus yang melibatkan perubahan dalam
kehidupan manusia. Perioderisasi atau pembabakan waktu adalah salah satu produk
penulisan sejarah dalam rangka memahami rangkaian peristiwa tersebut yang
didasarkan pada momentum perubahan sebagai tanda pemisahan waktu.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep waktu dan segala perubahannya?
2. Bagaimana tokoh-tokoh pada masa penjajahan dan gerakan kebangsaan?
3. Bagaimana sifat dinamika interaksi lingkungan alam, sosial, budaya dan
ekonomi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep waktu dan segala perubahannya
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh pada masa penjajahan dan gerakan kebangsaan
3. Untuk mengetahui sifat dinamika interaksi lingkungan alam, sosial, budaya dan
ekonomi

1
M. Nursa’ban et al., Ilmu Pengetahuan Sosial (Jakarta : Kencana, 2021),12.

4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Konsep Waktu dan Segala Perubahannya
Konsep waktu merupakan konsep yang menggambarkan dua aspek utama,
yaitu proses berkelanjutannya peristiwa dalam batasan waktu tertentu dan kesatuan
keberlangsungan waktu dari masa lampau, sekarang, hingga masa yang akan datang.
Waktu (dimensi temporal memiliki dua makna, yaitu makna konotatif dan makna
denotatif. Makna waktu secara denotatif adalah suatu kesatuan: detik, menit, jam,
hari, minggu, bulan, tahun, abad, dan seterusnya. Sedangkan makna waktu secara
konotatif adalah waktu sebagai suatu konsep. Konsep waktu pasti tidak akan selalu
berkaitan dengan konsep ruang.
Konsep ruang (dimensi special) adalah tempat atau lokasi terjadinya suatu
peristiwa, baik itu peristiwa alam, peristiwa sosial maupun peristiwa sejarah yang
menjadi bagian utama dalam proses perjalanan waktu. Keberadaan manusia dalam
hal ini adalah sebagai pelaku atau subjek dalam peristiwa sosial maupun peristiwa
sejarah yang terjadi. Waktu merupakan konsep yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Waktu merupakan fakta yang tidak dapat dibatalkan dan tidak
2
dapat dibuat kembali. Waktu merupakan konsep yang sangat luas dan bervariasi
tergantung pada konteks dan pemahaman individu. Konsep waktu mencakup empat
hal, yaitu perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan. Berikut
penjelasannya:
1. Perkembangan
Secara tidak sadar, setiap masyarakat pasti akan mengalami pembaruan
dalam kehidupannya, atau juga disebut dengan perkembangan manusia.
Masyarakat yang berkembang biasanya akan membawa bentuk baru yang lebih
relavan pada kondisi zaman, yang bertujuan untuk memperbarui segala sesuatu
yang sudah tidak lagi dianggap efektif bagi keberlangsungan hidup manusia.
Manusia akan belajar dari kejadian di masa lampau dan dikembangkan sesuai
pada zamannya.

2
Guntur Guswantoro, Konsep Waktu Perubahan Dan Kebudayaan (Jakarta : Bulan Bintang,
2020),87.

5
2. Kesinambungan
Meskipun dalam sejarah ada perbedaan waktu, kesinambungan akan tetap
ada dalam suatu peristiwa bersejarah. Manusia akan mengambil cara-cara yang
sudah pernah dilakukan, Yang kemudian dijadikan sebagai dasar kesinambungan
dari sejarah di masa lampau. Meskipun ada beberapa hal yang berbeda, seperti
latar dan waktu, pola dan sistemnya tidak berubah dari masa lampau. Contoh
aspek kesinambungan adalah sistem-sistem partai yang mirip dengan sistem
kerajaan pada masa sebelumnya, dalam lingkup yang juga mirip.
3. Pengulangan
Dalam peristiwa bersejarah, secara tidak sadar masyarakat akan mengulangi
peristiwa yang sama, meskipun dengan latar dan waktu yang berbeda. Kejadian
ini kerap terjadi sehingga muncul sebutan "sejarah terulang kembali". Contoh dari
pengulangan konsep waktu adalah lengsernya Soekarno dari jabatan Presiden
Indonesia pada tahun 1966 akibat pergolakan di dalam negeri, yang kemudian
juga terjadi pada Soeharto di tahun 1998.
4. Perubahan
Peristiwa perubahan dalam masyarakat bisa terjadi hanya dalam kurun
waktu yang singkat dan biasanya mendapat pengaruh dari luar. Contoh perubahan
dalam konsep waktu adalah gerakan G30S pada 1965 yang dianggap sebagai
pengaruh paham komunis dari China dan Rusia. Perubahan waktu merupakan
salah satu aspek yang sangat penting dalam konsep waktu. Perubahan waktu
merupakan proses yang terus berlangsung dan tidak dapat dibatalkan. Berikut
adalah beberapa contoh perubahan waktu :
a. Perubahan waktu sehari-hari
b. Perubahan waktu sosial
c. Perubahan waktu ekonomi.3

3
Johan Robert Saimima, “Membumikan Sejarah Sosial,” Jurnal Seuneubok Lada 1, no. 1 (2019):
46–51.

6
B. Tokoh-Tokoh Masa Penjajahan dan Gerakan Kebangsaan
Berikut ini adalah tokoh-tokoh :
1. Ir. Soekarno
Peran Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia :
a. Mendirikan PNI
Pada 1926, Soekarno mendirikan Algeemene Studie Club di Bandung,
yang merupakan cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI), yang berdiri pada
4 Juli 1927. PNI merupakan salah satu partai yang menuntut tercapainya
kemerdekaan Indonesia dari para penjajah Belanda. Berkat tingginya
nasionalisme yang dijunjung Soekarno lewat Pni, ia sempat ditangkap oleh
pemerintah Belanda pada 29 Desember 1929. Soekarno dipenjara selama
empat tahun di Penjara Sukamiskin, Bandung. Setelah bebas pada 1934,
penderitaan Soekarno belum berakhir. Ia diasingkan ke Kota Ende, Pulau
Flores, sebelum akhirnya dipindahkan ke Bengkulu pada 1938. 4
b. Membentuk Empat Serangkai
Jepang menduduki Indonesia mulai 1942, setelah berhasil mengusir
Belanda. Merespon hal itu, Soekarno bersama Mohammad Hatta, Ki Hajar
Dewantara, dan KH Mas Mansyur, membentuk Empat Serangkai. Empat
Serangkai adalah kelompok nasionalis yang memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia pada masa penjajahan Jepang. Empat Serangkai memutuskan untuk
bekerja sama dengan Jepang supaya mendapat dukungan atas kemerdekaaan
Indonesia. Sayangnya, Jepang justru memanfaatkan kondisi ini agar bisa
mengambil kekayaan Indonesia serta memperkerjakan rakyat pribumi sebagai
kerja paksa (Romusha).
c. Merumuskan Pancasila
Pada 29 April 1945, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tujuan dibentuknya BPUPKI
adalah untuk menarik simpati dari masyarakat Indonesia, dengan memberikan
janji kemerdekaan. Setelah dibentuk, BPUPKI melaksanakan sidang

4
Gita Ramadia et al., “Analisis Konsep Sejarah Masa Penjajahan Bangsa Eropa Pada
Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar,” Jurnal Fundadikdas 4, no. 3 (2021): 304–14.

7
pertamanya yang berlangsung selama tiga hari, yaitu antara 29 Mei - 1 Juni
1945. Dalam sidang ini, Mohammad Yamin, dan Soepomo menyampaikan
gagasan mereka mengenai dasar negara Indonesia. Gagasan Soekarno adalah
sebagai berikut :
1) Kebangsaan Indonesia (nasionalisme)
2) Internasionalisme (peri-kemanusiaan)
3) Mufakat (demokrasi)
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan
Pada akhirnya, gagaan Soekarno terpilih sebagai dasar negara Indonesia
dengan sedikit perubahan, yang disebut Pancasila.
d. Peran Soekarno dalam PPKI
Setelah BPUPKI dibubarkan, Soekarno membentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus 1945, dengan mendapat
persetujuan Jepang. Tugas PPKI yang diketuai oleh Soekarno adalah
melanjutkan tugas BPUPKI dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Pada
sidang PPKI Pertama pada 18 Agustus 1945, Soekarno terpilih sebagai
Presiden Indonesia yang pertama.5
e. Diasingkan ke Rengasdengklok
Pada 15 Agustus 1945, Jepang memutuskan untuk menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu. Berita kekalahan Jepang mulanya disembunyikan supaya tidak
terdengar masyarakat luas. Akan tetapi, salah satu tokoh golongan muda, Sutan
Sjahrir, mendengar berita kekalahan Jepang melalui radio dan segera
disebarkan. Setelah itu, Sutan Sjahrir meminta Soekarno dan Mohammad Hatta
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi,
Soekarno masih enggan melakukannya karena masih menunggu keputusan
PPKI. Merasa tidak puas dengan keputusan Soekarno-Hatta, golongan muda
menculik mereka ke Rengasdengklok untuk menjauhkan dari pengaruh Jepang.

5
Bela Wahyuni and Irhas Fansuri Mursal, “Analisis Masa Pergerakan Nasional Indonesia 1908-
1942,” Jurnal Sejarah 2, no. 1 (2022): 54–66.

8
Selama di Rengasdengklok, golongan muda terus mendesak Soekarno-Hatta
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
2. Mohammad Hatta
Peranan Mohammad Hatta dalam pergerakan nasional Indonesia dengan
bergabungnya menjadi anggota PI di Belanda, dan menjadi ketua dalam organisasi
tersebut. Mohammad Hatta mempropagandakan keinginan Indonesia untuk
merdeka di dunia luar. Sekembalinya di Indonesia, Mohammad Hatta ikut serta
dalam pembentukan PNI baru. Sistem pendidikan kader diterapkan dalam
membentuk generasi pemimpin-pemimpin selanjutnya. Dalam perjuangan
kemerdekaan, beliau memiliki peran dalam pembentukan Perhimpunan Indonesia,
menjadi seorang pemimpin dari PUTERA yaitu Pusat Tenaga Rakyat, menjadi
seorang anggota Panitia Sembilan yang melakukan perumusan terhadap Piagam
Jakarta. Dibidang politik Mohammad Hatta adalah mengubah demokrasi
presidensial menjadi demokrasi parlementer. Berikut ini adalah lima nilai
semangat Mohammad Hatta yang perlu kita tiru :
1) Jiwa Solidaritas dan Kesetiakawanan
2) Pro Patria dan Primus Patrialis
3) Jiwa Toleransi atau Tenggang Rasa
4) Jiwa Tanpa Pamrih dan Bertanggung Jawab
5) Jiwa Ksatria .6
3. Ki Hajar Dewantara
Berikut ini peran Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia :
a. Bergabung dalam Budi Utomo
Pada 20 Mei 1908, dibentuk organisasi sosial dan politik yang bernama
Budi Utomo. Organisasi ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat
Indonesia dan berusaha untuk meningkatkan kemajuan penghidupan bangsa
dengan cara mencerdaskan rakyat nya. Dalam organisasi Budi UtomoUtomo,
Ki Hajar Dewantara berperan sebagai tokoh propoganda untuk menyadari

6
Yeni Asmara, “Pembelajaran Sejarah Menjadi Bermakna Dengan Pendekatan Kontektual,”
Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora 2, no. 2 (2021): 105–20.

9
masyarakat pribumi mengenai pentingnya semangat kebersamaan dan
persatuan sebagai banget Indonesia.7
b. Mendirikan Indische Partij
Awalnya Ki Hajar Dewantara hanya seorang penulis dan jurnalis yang
kemudian menjadi aktivis kebangsaan. Ia di ketahui tergabung dalam tokoh
Tiga Serangkai bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo yang
mendirikan sebuah organisasi bernama Indische Partij (IP). Berawal dari
mendirikan IP pada 25 Desember 1912, Ki Hajar Dewantara menyadari bahwa
jalan untuk melawan kolonialisme dimulai dari pendidikan.
c. Membentuk Komite Bumiputera
Setelah Indische Partij dibentuk, Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker,
dan Tjipto Mangunkusumo melakukan pengajuan status badan hukum bagi
organisasinya kepada Belanda. Namun, Gubernur Belanda Jenderal Idenburg
menolak pengajuan status badan hukum tersebut karena IP dianggap dapat
membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan bergerak dalam satu-kesatuan
untuk menentang Belanda. Pasca-penolakan tersebut, Ki Hajar Dewantara
membentuk Komite Bumiputera pada 1913. Komite Bumiputera dibentuk
dengan tujuan untuk melancarkan kritik terhadap pemerintah Belanda yang
hendak merayakan 100 tahun kebebasannya dari penjajahan Prancis. Ki Hajar
Dewantara melemparkan kritik mengenai perayaan tersebut lewat tulisan
berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan
Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua
untuk Satu Juga). 8
d. Mendirikan Taman Siswa
Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah bernama Taman Siswa di
Yogyakarta pada 3 Juli 1922. Lewat Taman Siswa, ia berusaha
memadupadankan pendidikan gaya Eropa dengan Jawa tradisional.Di sekolah
ini juga, Ki Hajar Dewantara menumbuhkan kesadaran terhadap siswa

7
Khirjan Nahdi, Sitti Rohmi Djalilah, and M Deni Siregar, “Gerakan Kebangsaan Melalui
Pendidikan Berbasis Lokal Bermatra Nasional,” Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora
3, no. 2 (2020): 111–121.
8
Darmawijaya, “Islam Dan Nasionalisme Indonesia,” Jurnal Etnohistori 3, no. 2 (2021): 149–60.

10
bumiputera akan hak-hak mereka untuk mendapat pendidikan. Selain
mendirikan sekolah, Ki Hajar Dewantara juga menciptakan semboyan
pendidikan yang disebut Tut Wuri Handayani. Isi dari Tut Wuri Handayani
yaitu:
1) Ing Ngarsa Sung Tuladha (sang pendidik harus memberi teladan atau
tindakan yang baik)
2) Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid guru harus
menciptakan prakarsa dan ide)
3) Tut Wuri Handayani (seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan)
e. Mencetuskan Pancadharma
Selain mencetuskan tiga semboyan, Ki Hajar Dewantara juga
mencetuskan lima asas pendidikan yang dikenal dengan Pancadharma, yakni:
1) Kodrat alam
2) Kemerdekaan
3) Kebudayaan
4) Kebangsaan
5) Kemanusiaan
f. Menjadi Anggota BPUPKI
Menjelang kemerdekaan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menjadi anggota
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Kemudian, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan
tanggal 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno membentuk kabinet pertamanya,
yaitu Kabinet Presidensial. Di dalam Kabinet Presidensial, Ki Hajar Dewantara
ditunjuk untuk menjabat sebagai Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan
Kebudayaan RI. 9
4. R.A Kartini
Berkat Kartini, perempuan bukan lagi sosok yang hanya berdiam di rumah,
mengurus suami dan anak. Perempuan Indonesia bisa menjadi apa pun dan
berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Kartini adalah pejuang emansipasi kaum
perempuan. Jasanya membuat para perempuan Indonesia kini bisa mengenyam

9
Mestika Zed, “Tentang Konsep Berfikir Sejarah,” Lensa Budaya 13, no. 1 (2020): 54–60.

11
pendidikan setinggi-tingginya, berpartisipasi dalam kursi pemerintahan, atau
bekerja dengan profesi tinggi dan kedudukannya setara dengan laki-laki Untuk
menghormati dan mengingat perjuangan serta jasa Kartini, pemerintah kemudian
menetapkan Hari Kartini setiap tanggal 21 April. Hari Kartini mulai
diselenggarakan sejak ditetapkan pada masa pemerintahan Presiden pertama
Indonesia, Ir Soekarno lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108
Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964. Keputusan tersebut bersamaan dengan
ditetapkannya Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia. Selain itu,
pemilihan 21 April sebagai Hari Kartini juga karena tanggal tersebut adalah hari
kelahiran Kartini, yang jatuh pada tanggal 21 April 1879. Adapun tiga peran
penting yang perlu dijaga perempuan Indonesia sebagai bentuk penghormatan
kepada R.A Kartini, yaitu:
a. Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga perempuan
mampu turut serta dalam pembangunan
b. Terus meningkatkan kualitas diri, wawasan sebagai bekal dalam pendidikan
anak-anak. Jadilah kartini-kartini milenial yang melek teknologi dan tidak
gagap akan informasi
c. Perempuan bebas berekspresi, mengutarakan mimpinya, mewujudkan ide-ide
kreatifnya, menyalurkan bakatnya, membuat gerakan, dan menyuarakan hasil
pemikirannya yang bermanfaat bagi sekitarnya.10
5. Cit Nyak Dien
Cut Nyak Dien termasuk keturunan dari bangsawan Aceh. Beliau lahir
tahun 1848 di kampung Lam Padang Peukan Bada, wilayah VI Mukim, Aceh
Besar. Semasa kecil, Cut Nyak Dien dikenal sebagai gadis yang cantik.
Kecantikan itu semakin lengkap dengan pintarya Cut Nyak Dien dalam bidang
pendidikan agama. Indonesia mempunyai pahlawan perempuan yang berasal dari
Aceh. Pahlawan itu bernama Cut Nyak Dien. Cut Nyak Dien adalah seorang
tokoh perempuan hebat Indonesia yang tak kenal menyerah dalam berjuang
melawan penjajah. Cut Nyak Dien lalu dijuluki sebagai “Ratu Aceh” karena

10
Maulana Agil Wicaksono, “Konsep Dasar Sejarah Indonesia,” Jurnal Pendidikan Tematik 4, no.
1 (2023): 162–70.

12
tekadnya yang kuat dalam melawan kolonial Belanda di Aceh, Indonesia.
Sepanjang masa hidupnya, Cut Nyak Dien terus melakukan pertempuran dan
perlawanan dengan tujuan menggapai cita-cita bangsa, yaitu terbebas dari
kekuasaan penjajah Cut Nyak Dien, ikut berperang langsung bersama para
pejuang melawan penjajah. Meski seorang wanita, Cut Nyak Dien tidak gentar
dan terus memimpin perlawan melawan Belanda. Cut Nyak Dien, merupakan
sosok yang ditakuti oleh Belanda. Karena mampu mengobarkan semangat
perlawanan rakyat Aceh.11
6. Sutan Sjahrir
Sutan Sjahrir mempunyai peran penting dalam proses deklarasi
kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu:
a. Mengetahui Kabar Kekalahan Jepang
Sebuah peristiwa penting terjadi 2 hari sebelum Proklamasi
Kemerdekaan RI, yaitu kekalahan Jepang. Namun, kabar kalau Jepang telah
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu tak banyak diketahui oleh orang-orang
Indonesia. Sjahrir adalah orang yang pertama kali mendengarnya. Saat itu,
Jepang melakukan berbagai upaya untuk membatasi penyebaran berita terkait
kekalahannya. Oleh karena itu, mereka pun berupaya untuk melakukan
pelarangan siaran radio. Namun, siapa yang menyangka kalau Sjahrir
mengetahui kabar itu setelah mendengarkan siaran radio luar negeri secara
sembunyi-sembunyi. Setelah mendengar berita mengejutkan itu, Sjahrir
sempat memberitahukannya kepada Bung Hatta. Namun, Bung Hatta ternyata
menganggap kalau kabar tersebut hoax. Hatta pun memilih untuk menunggu
kepastian berita kekalahan Jepang dari Sekutu tersebut.
b. Berperan Aktif dalam Melakukan Penculikan Soekarno Hatta
Dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI, golongan muda
mempunyai andil besar, termasuk di dalamnya adalah Sjahrir. Mereka
mendesak kepada Soekarno dan Hatta untuk segera memanfaatkan momen
kekalahan Jepang dan memproklamasikan kemerdekaan. Permintaan tersebut
mendapat penolakan dari Soekarno dan Hatta. Keduanya lebih memilih untuk

11
M. Nursa’ban et al., Ilmu Pengetahuan Sosial (Jakarta : Kencana, 2021),21.

13
melaksanakan proklamasi lewat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) yang dibentuk dengan bantuan Jepang. Sjahrir dan para golongan muda
kemudian memilih pendekatan secara ekstrem. Mereka menculik Soekarno dan
Hatta, lalu mengasingkan keduanya ke Rengasdengklok. Selama proses
pengasingan, para pemuda mendesak keduanya untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, paling lambat pada 17 Agustus
1945. Karena desakan secara terus-menerus dari Sjahrir serta para golongan
muda, Soekarno memilih untuk menyetujui permintaan tersebut. Keduanya pun
dipulangkan ke Jakarta dan akhirnya melaksanakan proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada pukul 10.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945. Beberapa kiprah
tersebut di antaranya adalah:
a. Perdana Menteri Pertama Indonesia
b. Menjadi Korban Penculikan
7. Tan Malaka
Tan Malaka merupakan Pahlawan Nasional dari Sumatera Barat. Selama
masa penjajahan hingga setelah proklamasi kemerdekaan, perannya bagi bangsa
Indonesia sangat besar. Sebelum Indonesia merdeka, Tan Malaka diketahui meniti
karier sebagai pengajar dan sempat memimpin Partai Komunis Indonesia (PKI).
Setelah proklamasi, ia menjadi salah satu tokoh yang berjuang sekuat tenaga
untuk memperjuangkan kedaulatan Indonesia. Peran Tan Malaka dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia :
a. Menerapkan strategi politik Massa Actie
Ketika Indonesia sudah merdeka pada 17 Agustus 1945, Sekutu mulai
mendarat di Jakarta dengan tujuan ingin melucuti senjata tentara Jepang.
Melihat situasi itu, Tan Malaka berniat menggunakan strategi politik bernama
Massa Actie atau Aksi Massa. Maksud dari Aksi Massa yakni perbuatan,
pergerakan, dan perjuangan rakyat marhaen (ideologi yang menentang
penindasan manusia) yang dilakukan secara radikal dan revolusioner. Akan
tetapi, Tan Malaka khawatir ketika ia sedang mengumpulkan massa, Sekutu
akan mengetahuinya. Maka dari itu, Tan Malaka memobilisasi massa ke rapat
raksasa di Lapangan Ikada pada 19 September 1945. Sebanyak kurang lebih

14
200.000 orang berkumpul di lapangan tersebut dan bertemu dengan pemerintah
Indonesia. Meskipun sebenarnya rapat raksasa dilarang oleh tentara Jepang,
rakyat tetap membanjiri lapangan Ikada tanpa rasa takut. Sebagian peserta
yang datang dalam rapat membawa poster-poster serta bendera merah putih.
Selama rapat berlangsung, tentara Jepang melakukan penjagaan ketat dengan
bersenjata lengkap agar tidak terjadi pertumpahan darah.
b. Membentuk Partai Murba
Pada 7 November 1948, Tan Malaka bersama Chaerul Saleh, Sukarno,
dan Adam Malik membentuk partai politik yang bernama Partai Musyawarah
Rakyat Banyak atau Partai Murba. Tujuan Tan Malaka dan para tokoh
membentuk Partai Murba adalah untuk mempertahankan dan memperkuat
kemerdekaan bagi republik dan rakyat, agar sesuai dengan dasar dan tujuan
proklamasi, yaitu mencapai rakyat yang adil dan makmur.
C. Sifat Dinamika Interaksi Lingkungan Alam, Sosial, Budaya dan Ekonomi
Interaksi manusia tidak sebatas dengan individu dan kelompok,melainkan
mencakup interaksi manusia dengan lingkungan alam,social,budaya dan ekonomi.
Didalamnya,terjadi berbagai macam permasalahan yang disebut dengan dinamika
interaksi. 12Interaksi antara manusia dan lingkungan hidup merupakan proses saling
mempengaruhi antara satu dan lainnya.Lingkungan hidup manusia terdiri atas
lingkungan alam,lingkungan social,budaya dan ekonomi.
1. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam
Lingkungan alam (natural environment) merupakan lingkungan yang
terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia.Lingkungan alam
mencakup semua benda hidup dan tidak hidup yang terjadi secara alamiah di
bumi.Dapat berbentuk sungai, danau, laut, gunung, rawa, hutan dan lain lain.
Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik
adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk hidup,
sedangkan lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan.
Contoh lingkungan abiotik adalah batuan, tanah, air, udara, suhu, hujan, dan

12
Firdaus Su’udiah, Pendidikan Ips Sd Kelas Awal (Sidoarjo : Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo, 2020),18.

15
energi matahari, sedangkan biotik yakni berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan
lingkungan biotik atau sebaliknya.Contoh interaksi antara komponen abiotik
dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis
tanaman yang tumbuh suatu daerah. Pada awalnya manusia memanfaatkan alam
hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan dasarnya meliputi makan dan minum
serta pakaian. 13
2. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Sosial
Manusia tidak bisa hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan
pasti akan membutuhkan orang lain. Bertemunya seseorang dengan orang lain
atau kelompok lainnya, kemudian mereka saling berbicara, bekerja sama, dan
seterusnya untuk mencapai tujuan bersama.14Kegiatan itu dapat dikatakan sebagai
proses interaksi sosial yang menjadi dasar proses sosial.Interaksi sosial adalah
hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun
antara orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam interaksi sosial,
hubungan yang terjadi harus secara timbal balik dilakukan oleh kedua belah
pihak, artinya kedua belah pihak harus saling merespon. Kontak sosial dan
komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Berlangsungnya
suatu proses interaksi sosial didorong oleh beberapa faktor, antara lain imitasi,
sugesti, identifikasi, dan simpati.
3. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Budaya
Manusia hidup di dalam masyarakat. Artinya, seorang manusia akan hidup
bersama orang lain, bisa bersama keluarga, teman-teman, tetangga, penduduk
sedesa, penduduk sekota, atau dengan penduduk yang tinggal satu negara. Dalam
kehidupan bermasyarakat, seseorang harus dapat beradaptasi dengan lingkungan,
termasuk dalam hal perilaku, aturan, nilai, norma, kepercayaan dan adat istiadat
yang berlaku di lingkungan tersebut.Perilaku, aturan, nilai, norma, kepercayaan

13
Raden Mas Sukarna, “Interaksi Manusia Dan Lingkungan Dalam Perspektif Antroposentrisme,
Antropogeografi Dan Ekosentrisme,” Jurnal Hutan Tropika 16, no. 1 (2021): 83–100.
14
Nerisa Sertiawan, “Konsep Dasar Sistem Sosial Indonesia Dan Masyarakat Sebagai Suatu
Sistem,” Jurnal Faidatuna 4, no. 2 (2023): 123–34.

16
dan adat istiadat merupakan bagian dari kebudayaan. Kebudayaan merupakan
salah satu unsur penting yang dimiliki oleh suatu masyarakat.15
4. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Ekonomi
Lingkungan ekonomi adalah faktor ekonomi yang memengaruhi jalannya
usaha atau kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik jika
didukung oleh sejumlah faktor yang mempengaruhi atau mendukungnya.
Contohnya kebijakan ekonomi pemerintah, pendapatan masyarakat, sumber daya
ekonomi yang tersedia dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia
melakukan kegiatan ekonomi berupa kegiatan jual beli atau perdagangan, kegiatan
pengolahan sumber daya alam, penyediaan jasa dan lain-lain. Setiap hari manusia
melakukan kegiatan untuk memperoleh pendapatan dan memperoleh barang dan
jasa dari hasil pendapatannya. Aktivitas tersebut dapat berlangsung jika
lingkungan ekonomi mendukung aktivitasny

15
Muhamad Ngafifi, “Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia Dalam Perspektif Sosial
Budaya,” Jurnal Pembangunan Pendidikan Fondasi Dan Aplikasi 2, no. 1 (2020): 33–47.

17
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi Konsep Waktu dan Segala Perubahannya
Waktu (dimensi temporal) memiliki dua makna yakni makna denotative dan
makna konotatif. Makna waktu secara denotatif adalah merupakan satu kesatuan:
detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad,dst. Sedangkan makna waktu
secara konotatif adalah waktu sebagai suatu konsep. Waktu adalah konsep yang
kompleks dan multidimensi, dengan berbagai definisi dan interpretasi.: Dalam fisika,
waktu dianggap sebagai dimensi keempat, bersama dengan tiga dimensi ruang
(panjang, lebar, dan tinggi).Waktu sering didefinisikan sebagai pergerakan maju
yang konstan dan tak terelakkan, yang membawa perubahan pada segala
sesuatu.Waktu juga dapat diukur sebagai durasi, yaitu periode antara dua peristiwa.
Persepsi manusia tentang waktu dapat berbeda-beda, tergantung pada faktor internal
dan eksternal. BSifat-sifat Waktu :
1. Linear: Waktu umumnya dianggap linear, bergerak maju dengan kecepatan
konstan dan tidak dapat diubah.
2. Irreversible: Waktu tidak dapat diputar balik, dan peristiwa yang telah terjadi
tidak dapat diubah.
3. Relatif: Persepsi waktu dapat bersifat relatif, tergantung pada pengamat dan
kondisi yang dialaminya.
Waktu diukur dengan berbagai cara, seperti:
a. Sistem kalender: Kalender digunakan untuk membagi waktu menjadi periode
yang lebih kecil, seperti hari, minggu, bulan, dan tahun.
b. Jam: Jam digunakan untuk mengukur durasi waktu yang lebih pendek, seperti
detik, menit, dan jam.16
Konsep waktu telah mengalami perubahan dan perkembangan sepanjang sejarah.
Berikut beberapa contohnya:
1) Masyarakat tradisional: Masyarakat tradisional memiliki konsep waktu yang
lebih siklik dan berorientasi pada alam.
16
Wahju Dyah Laksmi Wardhani And Dewi Khoirotus Sadiyah, “Konstruksi Berfikir Kritis
Melalui Pengenalan Fungsi Jam Dan Konsep Waktu Pada Anak Usia Dini,” Jurnal Pendidikan Early
Childhood 2, no. 2 (2020): 1–14.

18
2) Masyarakat modern: Masyarakat modern memiliki konsep waktu yang lebih
linear dan terstruktur, dengan fokus pada efisiensi dan produktivitas.
3) Teknologi: Perkembangan teknologi telah mengubah cara manusia mengukur
dan menggunakan waktu.
Perubahan konsep waktu memiliki berbagai dampak pada kehidupan manusia,
seperti:
a) Perubahan cara hidup: Masyarakat modern cenderung hidup dengan ritme yang
lebih cepat dan terburu-buru.
b) Perubahan nilai: Nilai-nilai seperti efisiensi dan produktivitas menjadi semakin
penting dalam masyarakat modern.
c) Perubahan hubungan: Konsep waktu yang berbeda dapat memengaruhi
hubungan antar individu dan kelompok.
Waktu adalah konsep yang kompleks dan dinamis, yang terus berkembang dan
berubah. Pemahaman tentang waktu dapat membantu kita untuk memahami diri
sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita.17
B. Tokoh-Tokoh Masa Penjajah dan Gerakan Kebangsaan
Munculnya tokoh-tokoh pada masa penjajah dan gerakan kebangsaan tidak
terlepas dari kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi pada masa itu. Berikut
beberapa faktor yang mendorong munculnya tokoh-tokoh tersebut:
1. Penjajahan
Penjajahan Belanda selama berabad-abad telah menimbulkan berbagai
dampak negatif bagi rakyat Indonesia, seperti eksploitasi ekonomi, diskriminasi,
dan penindasan. Kondisi ini memicu munculnya rasa nasionalisme dan
perlawanan rakyat terhadap penjajah.
2. Lahirnya Kaum Terpelajar
Kebijakan Politik Etis yang diterapkan Belanda di awal abad 20 melahirkan
kaum terpelajar yang memiliki akses pendidikan dan pengetahuan yang lebih luas.
Kaum terpelajar ini kemudian menjadi motor penggerak utama dalam pergerakan
nasional.

17
Sulaeman, “Konektivitas Antar Ruang,” Jurnal Agama Sosial Dan Budaya 2, no. 1 (2021): 1–
10.

19
3. Kebangkitan Nasional
Kebangkitan nasional yang diawali dengan lahirnya Budi Utomo pada tahun
1908 menandai munculnya kesadaran nasional dan persatuan bangsa Indonesia.
Kesadaran ini mendorong munculnya banyak tokoh yang ingin memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. 18
4. Perkembangan Media Massa
Perkembangan media massa seperti surat kabar dan majalah memungkinkan
penyebaran informasi dan ide-ide nasionalisme dengan lebih luas. Hal ini
mendorong munculnya lebih banyak tokoh yang terinspirasi untuk
memperjuangkan kemerdekaan.
5. Pengaruh Tokoh Dunia
Munculnya tokoh-tokoh dunia seperti Mahatma Gandhi dan Nelson
Mandela yang berhasil memperjuangkan kemerdekaan negaranya menjadi
inspirasi bagi tokoh-tokoh di Indonesia.
6. Faktor Kepemimpinan
Tokoh-tokoh yang muncul pada masa penjajah dan gerakan kebangsaan
memiliki karakteristik dan kemampuan yang luar biasa, seperti karisma,
kecerdasan, keberanian, dan kegigihan. Kemampuan mereka dalam memimpin
dan mengorganisir rakyat menjadi kunci dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia.19
C. Sifat Dinamika Interaksi Lingkungan Alam, Sosial, Budaya dan Ekonomi
Interaksi antar lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi bersifat dinamis
dan kompleks, saling terkait dan memengaruhi satu sama lain. Interaksi antar
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi merupakan proses yang dinamis dan
kompleks. Memahami sifat dinamisnya dan mencari solusi untuk menjaga
keseimbangan antar lingkungan merupakan kunci untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan dan masa depan yang lebih baik. Berikut beberapa sifat dinamisnya:

18
Iqrima Basri and Hera Hastuti, “Bagaimana Sejarah Seharusnya Diajarkan Sebuah Kajian
Pemikiran Pembelajaran Sejarah,” Kronologi 2, no. 4 (2020): 140–48.
19
Serli Mahroes, “Kebangkitan Pendidikan Bani Abbasiyah Perspektif Sejarah Pendidikan Islam,”
Jurnal Tarbiya 1, no. 1 (2020): 77–108.

20
1. Saling Ketergantungan
a. Alam
Manusia bergantung pada alam untuk menyediakan kebutuhan dasar
seperti air, udara, makanan, dan sumber daya alam lainnya.
b. Sosial
Interaksi sosial dan budaya membentuk norma dan nilai yang
memengaruhi cara manusia memanfaatkan alam dan mengelola sumber daya.
c. Budaya
Budaya dan tradisi masyarakat dapat memengaruhi cara mereka
menggunakan dan mengelola sumber daya alam.
d. Ekonomi
Kegiatan ekonomi seperti pertanian, industri, dan pariwisata dapat
memengaruhi kualitas alam dan keseimbangan ekologis.
2. Pergeseran dan Perubahan:
a. Alam
Bencana alam, perubahan iklim, dan eksploitasi sumber daya alam dapat
mengubah kondisi alam dan memengaruhi kehidupan sosial, budaya, dan
ekonomi.
b. Sosial
Pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup dapat
meningkatkan permintaan terhadap sumber daya alam dan memengaruhi
keseimbangan ekologis.
c. Budaya
Perkembangan teknologi dan globalisasi dapat membawa perubahan nilai
dan norma yang memengaruhi cara manusia berinteraksi dengan alam. 20
d. Ekonomi
Perkembangan ekonomi dan perubahan kebijakan ekonomi dapat
memengaruhi eksploitasi sumber daya alam dan tingkat pencemaran
lingkungan.
20
Zurahmah, Agustan, and Ilham Laman, “Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial Dan Ilmu Sosial
Sebagai Bahan Materi Ips Untuk Sekolah Dasar,” Jurnal Pendidikan Dasar Dan Keguruan 7, no. 2
(2022): 20–25.

21
3. Dampak Positif dan Negatif
a. Positif: Interaksi yang harmonis antar lingkungan dapat menghasilkan
pembangunan berkelanjutan, kesejahteraan masyarakat, dan pelestarian
budaya.
b. Negatif: Eksploitasi berlebihan, pencemaran lingkungan, dan degradasi sumber
daya alam dapat menyebabkan kerusakan alam, konflik sosial, dan krisis
ekonomi.
4. Upaya Menjaga Keseimbangan
a. Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan
b. Pengembangan ekonomi hijau
c. Pendidikan dan kesadaran.
d. Kerjasama antar berbagai pihak.

22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Waktu adalah konsep yang kompleks dan dinamis, yang terus berkembang dan
berubah. Pemahaman tentang waktu dapat membantu kita untuk memahami diri
sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita.
2. Tokoh-tokoh masa penjajah dan gerakan kebangsaan muncul sebagai respon
terhadap kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi pada masa itu. Faktor-
faktor seperti penjajahan, lahirnya kaum terpelajar, kebangkitan nasional,
perkembangan media massa, pengaruh tokoh dunia, dan faktor kepemimpinan
menjadi pendorong utama dalam kemunculan mereka.
3. Dinamika interaksi adalah berbagai jenis permasalahan yang terjadi dalam
interaksi manusia." Komponen lingkungan dibedakan menjadi lingkungan
abiotik, biotik, sosial, dan budaya. Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
benda-benda tidak hidup seperti tanah, batuan, air, udara, dan lainnya
B. Saran
Demikianlah penjabaran dari makalah ini dan kami sadari masih banyak
kelemahan dan kekurangan dalam makalah ini. Agar makalah ini menjadi lebih
bermanfaat kami menyarankan agar teman-teman berdiskusi untuk dapat
berpartisipasi aktif sehingga kelemahan dan kekurangan yang dimaksud dapat
diperbaiki bersama

23
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, Yeni. “Pembelajaran Sejarah Menjadi Bermakna Dengan Pendekatan
Kontektual.” Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora 2, no. 2
(2021): 105–20.
Darmawijaya. “Islam Dan Nasionalisme Indonesia.” Jurnal Etnohistori 3, no. 2 (2021):
149–60.
Guswantoro, Guntur. Konsep Waktu Perubahan Dan Kebudayaan. Jakarta : Bulan
Bintang, 2020.
Iqrima Basri and Hera Hastuti, “Bagaimana Sejarah Seharusnya Diajarkan Sebuah
Kajian Pemikiran Pembelajaran Sejarah,” Kronologi 2, no. 4 (2020): 140–48
Mahroes, Serli. “Kebangkitan Pendidikan Bani Abbasiyah Perspektif Sejarah
Pendidikan Islam.” Jurnal Tarbiya 1, no. 1 (2020): 77–108.
Nahdi, Khirjan, Sitti Rohmi Djalilah, and M Deni Siregar. “Gerakan Kebangsaan
Melalui Pendidikan Berbasis Lokal Bermatra Nasional.” Jurnal Pendidikan
Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora 3, no. 2 (2020): 111–21.
Ngafifi, Muhamad. “Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia Dalam Perspektif
Sosial Budaya.” Jurnal Pembangunan Pendidikan Fondasi Dan Aplikasi 2, no. 1
(2020): 33–47.
Nursa’ban, M., Supardi, Mohammad Rizky Satria, and Sari Oktaiana. Ilmu
Pengetahuan Sosial. Jakarta : Kencana, 2021.
Ramadia, Gita, Yosi Mediana Lestari, Muh. Husen Arifin, and Yona Wahyuningsih.
“Analisis Konsep Sejarah Masa Penjajahan Bangsa Eropa Pada Pembelajaran IPS
Di Sekolah Dasar.” Jurnal Fundadikdas 4, no. 3 (2021): 304–14.
Saimima, Johan Robert. “Membumikan Sejarah Sosial.” Jurnal Seuneubok Lada 1, no.
1 (2020): 46–51.
Sertiawan, Nerisa. “Konsep Dasar Sistem Sosial Indonesia Dan Masyarakat Sebagai
Suatu Sistem.” Jurnal Faidatuna 4, no. 2 (2023): 123–34.
Su’udiah, Firdaus. Pendidikan Ips Sd Kelas Awal. Sidoarjo : Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo, 2020.
Sukarna, Raden Mas. “Interaksi Manusia Dan Lingkungan Dalam Perspektif
Antroposentrisme, Antropogeografi Dan Ekosentrisme.” Jurnal Hutan Tropika 16,
no. 1 (2021): 83–100.
Sulaeman. “Konektivitas Antar Ruang.” Jurnal Agama Sosial Dan Budaya 2, no. 1
(2021): 1–10.
Wahyuni, Bela, and Irhas Fansuri Mursal. “Analisis Masa Pergerakan Nasional
IndonesiA 1908-1942.” Jurnal Sejarah 2, no. 1 (2022): 54–66.
Wardhani, Wahju Dyah Laksmi, and Dewi Khoirotus Sadiyah. “Konstruksi Berfikir
Kritis Melalui Pengenalan Fungsi Jam Dan Konsep Waktu Pada Anak Usia Dini.”
Jurnal Pendidikan Early Childhood 2, no. 2 (2020): 1–14.
Wicaksono, Maulana Agil. “Konsep Dasar Sejarah Indonesia.” Jurnal Pendidikan
Tematik 4, no. 1 (2023): 162–70.
Zed, Mestika. “Tentang Konsep Berfikir Sejarah.” Lensa Budaya 13, no. 1 (2020): 54–
60.
Zurahmah, Agustan, and Ilham Laman. “Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial Dan Ilmu
Sosial Sebagai Bahan Materi Ips Untuk Sekolah Dasar.” Jurnal Pendidikan Dasar
Dan Keguruan 7, no. 2 (2022): 20–25.

24
25

Anda mungkin juga menyukai