SELAMAT BELAJAR
BAB 1
KEHIDUPAN MANUSIA DALAM RUANG DAN WAKTU
DALAM PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN
A. Konsep Ruang dan Waktu
Amatilah orang orang yang ada disekitar anda! Tempat Anda berada saat ini
dinamakan ruang. Jika Anda berada di perpustakaan, berarti anda berada di ruang
perpustakaan. Jika Anda berada di kelas, berarti anda berada di ruang kelas. Ruang
merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa alam, peristiwa sosial, dan peristiwa
sejarah dalam proses perjalanan waktu. Ruang tidak bisa dipisahkan dari tempat, area,
kawasan, dan keberadaan. Dalam sejarah, konsep ruang berkaitan dengan aspek
geografis atau tempat terjadinya peristiwa. Keberadaan unsur ruang akan mempermudah
pemahaman tentang suatu peristiwa.
Secara denotatif waktu dapat diartikan sebagai satu kesatuan, seperti detik, jam,
hari, minggu, bulan, tahun, dan abad. Waktu dapat dipahami sebagai sebuah kesempatan
atau peluang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu merupakan seluruh
rangkaian ketika proses, perbuatan, dan keadaan berada atau berlangsung. Konsep waktu
dalam sejarah erat kaitannya dengan peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa yang akan
datang.
Ruang dan waktu merupakan panggung kehidupan manusia. Manusia hidup
dalam ruang dan waktu. Ruang dapat diartikan sebagai tempat terjadinya sesuatu
dan waktu merupakan kapan peristiwa di tempat tersebut terjadi. Segala sesuatu
yang dilakukan oleh manusia tidak dapat dilepaskan dari dimensi ruang dan waktu. Kita
lahir dan besar di suatu ruang (kota) dan waktu (hari, bulan, dan tahun). Kita makan dan
tidur juga terjadi di ruang yang diikuti waktu. Kita belajar pun berlangsung di suatu
ruang yang diiringi waktu.
Sejarah membahas kehidupan manusia pada ruang dan waktu tertentu. Sebagai
contoh, pada waktu kita membicarakan peristiwa Bandung Lautan Api, Sejarah akan
mempertanyakan di mana dan kapan peristiwa tersebut berlangsung. Setelah pertanyaan
tersebut terjawab, barulah aspek yang lainnya dalam peristiwa tersebut dibahas.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor penyebab perubahan yang berasal dari luar masyarakat.
Adapun faktor ekstern penyebab perubahan dalam masyarakat, antara lain perubahan
lingkungan fisik dan pengaruh kebudayaan asing.
1) Perubahan Lingkungan Fisik
Kondisi lingkungan fisik berpotensi menyebabkan terjadinya perubahan, seperti
adanya bencana alam (gempa, banjir, gunung meletus, serta tsunami) memungkinkan
masyarakat meninggalkan daerah asainya dan berpindah ke permukiman yang baru.
Adanya letusan Gunung Sinabung sepanjang tahun 2015 di Kabupaten Karo, Sumatra
Utara menyebabkan sebagian besar penduduk yang tinggal di lereng Gunung
Sinabung meninggalkan permukiman lama dan mendirikan permukiman yang baru.
Mereka mulai dari awal dan mereka juga harus menyusun ulang lembaga-lembaga
masyarakat. Dengan demikian. penduduk yang ada di sekitar wilayah bencana
mengalami perubahan.
2) Pengaruh Kebudayaan Asing
Adanya hubungan antara dua kebudayaan akan menimbulkan pengaruh timbal
balik. Kebudayaan baru yang masuk akan memengaruhi perkembangan kebudayaan
masyarakat. Proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing oleh masyarakat akan
menghasilkan akulturasi. Akulturasi yaitu perpaduan antardua kebudayaan atau lebih
yang berbeda-beda serta berlangsung secara damai dan serasi. Terjadinya akulturasi
tersebut merupakan salah satu ciri perubahan sosial suatu masyarakat.
Adanya kebudayaan Hindu-Buddha dan lslam yang masuk ke Indonesia
memberi pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan kebudayaan Indonesia.
Masyarakat Indonesia menjadi mengenal berbagai bentuk bangunan, baik yang
bercorak Hindu-Buddha maupun yang bercorak Islam. Bangunan candi merupakan
bentuk pengaruh budaya Hindu-Buddha dan bangunan masjid menunjukkan pengaruh
budaya Islam. Pengaruh Hindu-Buddha dan Islam selain dalam bentuk bangunan juga
pada bidang yang lain, seperti sastra, kesenian, dan tradisi.
SEMANGATTT !!!