Kelas X
Sejarah
Sejarah berasal dari bahasa Arab yakni syajaratun yang berarti pohon. Kata
syajaratun kemudian diserap ke dalam bahasa Melayu menjadi syajarah. Adapun dalam Bahasa
Indonesia disebut dengan sejarah. Sedangkan dalam bahasa Inggris, sejarah disebut dengan
history yang diserap dari bahasa Yunani yakni historia, yang memiliki makna penyelidikan,
pengumpulan, pengorganisasian, dan penyajian informasi mengenai peristiwa masa lampau
dengan manusia sebagai tokoh utamanya.
Kata sejarah dalam Bahasa Arab, syajaratum yang artinya pohon. Sejarah arab diambil dari
silsilah raja-raja Arab. Silsilah ini menyerupai sebuah pohon dari akar, batang, ranting-
ranting hingga ke buah. Oleh karena itu coba buatlah se-kreatif mungkin silsilah keluarga
Anda baik dalam bentuk yang menyerupai pohon yang dikreasikan dalam bentuk buah, bunga-
bunga sehingga berbentuk rangkaian yang indah dan menarik, atau dalam bentuk gambar yang
berbingkai, dan lain-lain, bila perlu sertakan dengan foto-foto keluarga sampai 4 atau lebih
tingkat di atas kamu!
Dan seterusnya
Kronologis
Secara epistemologi atau ilmu asal-usul bahasa, kronologi berasal dari bahasa Yunani
khronos yang artinya waktu, dan logos yang artinya ilmu. Sedangkan pengertian dari konsep
kronologis itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah sesuai urutan
waktu terjadinya, dari awal hingga akhir. Sebab setiap peristiwa sejarah pastilah akan
diurutkan sesuai waktu terjadinya secara runtut dan berkesinambungan. Sejarah
mengajarkan kepada kita cara berpikir kronologis, artinya berpikirlah secara runtut, teratur,
dan berkesinambungan. Tujuannya agar kita dapat dengan mudah menarik manfaat dan makna
dari hubungan peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi. Hal ini dapat dikatakan bahwa cara
berpikir kronologis dapat mempermudah kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua
peristiwa masa lalu dengan tepat.
P a g e | 1 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
Contoh Kronologis kedatangan Spanyol dan Portugis di Indonesia yakni:
Diakronik
Diakronik berasal dari bahasa Latin, dari kata dia dan chronos. Dia artinya melalui dan
chronos artinya waktu. Model diakronik lebih mengutamakan dimensi waktu dengan sedikit
memperhatikan keluasan ruang. Pengertian diakronik adalah suatu yang melintas, melalui, dan
melampaui dalam dalam batasan waktu. Pengertian Diakronik dalam peristiwa sejarah, sesuatu
yang melintas, melalui, atau melampaui tersebut adalah peristiwa atau kejadian. Contoh
Diakronik dimana setiap peristiwa yang terjadi dibatasi oleh waktu yakni:
Sinkronik
Secara etimologis, kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti
‘dengan’ dan chronos yang berarti ‘waktu’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik
diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi apda suatu
masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala
aspeknya pada masa atau waktu tertentu secara mendalam.
Contoh Sinkronik yang meluas dalam ruang dan terbatas dalam waktu yakni : Suasana
di Jakarta Saat Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 : Pembacaan
Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa yang paling bersejarah dan paling
penting bagi bangsa Indonesia dan memiliki arti yang begitu hikmat bagi segenap bangsa
Indonesia serta menandai kelahiran baru.
P a g e | 2 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
Konsep waktu dalam sejarah memiliki empat aspek yaitu perubahan, perkembangan,
pengulangan dan kesinambungan.
a) Keseinambungan b) Pengulangan
c) Perubahan d) Perkembangan
P a g e | 3 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
masa Orde Lama ke orde Baru. Perubahan yang masuk kategori peristiwa sejarah adalah
perubahan yang memiliki makna penting bagi kehidupan masyarakat.
Secara umum, konsep keberlanjutan berkaitan dengan perkembangan.
Keberlanjutan merupakan perwujudan dari suatu proses perkembangan aspek kehidupan
masyarakat yang terus berlanjut meskipun situasi dan kondisi berubah.
Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi tiga factor, yang
dapat anda perhatikan pada uraian berikut.
a. Factor internal penyebab perubahan
Factor internal menyebabkan perubahan dalam masyarakat antara lain bertambah
atau berkurangnya penduduk, penemuan baru, dan pertentangan atau konflik dalam
masyarakat. Penjelasan factor internal penyebab perubahan sebagai berikut.
1) Perubahan jumlah penduduk
Perubahan jumlah penduduk dapat menyebabkan perubahan kehidupan
masyarakat. Sebagai contoh akibat kepadatan penduduk di Pulau Jawa, pemerintah
colonial mengadakan program transmigrasi ke daerah-daerah di luar Pulau Jawa
yang masih jarang penduduknya.
2) Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan baru yang terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu discovery dan invention. Discovery adalah penemuan
suatu unsur kebudayaan baru, baik berupa alat maupun ide baru yang diciptakan
oleh individua tau rangkaian ciptaan individu dalam masyarakat. Sementara itu,
invention adalah penemuan suatu unsur kebudayaan baru yang sudah diakui,
diterima dan diterapkan oleh masyarakat.
3) Konflik dalam masyarakat
Pertentangan (konflik) mengenai nilai, norma, politik, etnik, dan agama
dalam masyarakat dapat menimbulkan perubahan yang meluas. Dalam konteks
sejarah, perubahan semacam itu dapat dicontohkan dalam pertentangan antara
kelompok konservatif dan kelompok liberal di parlemen Belanda pada masa colonial.
P a g e | 4 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
2) Pengaruh Kebudayaan Asing
Terjadinya akulturasi merupakan salah satu ciri perubahan social suatu
masyarakat. Kebudayaan Hindu-Budha dan Islam yang masuk di Indonesia memberi
pengaruh sangat besar bagi perkembangan kebudayaan Indonesia. Sebagai contoh
“candi” pengaruh dari Hindu Budha dan “Mesjid” pengaruh Islam.
P a g e | 5 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
Praaksara
Praaksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yang
berarti tulisan. Dengan demikian, zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum
mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip dengan istilah praaksara, yakni istilah nirleka. Nir
berarti tanpa dan leka berarti tulisan.
1. AZOIKUM/ARCHAEIKUM
Diluvium
Kuarter (Pleistocen)
4. NEOZOIKUM/KAINOZOIKUM
Pliosen,
Tersier
Miosen, Eosen
P a g e | 6 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
KAJIAN ILMU SEJARAH
P a g e | 7 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
5) Mempunyai Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara. Menurut
Sartono Kartodirdjo (1992) metode adalah bagaimana orang memperoleh pengetahuan.
Para sejarawan memerlukan metode tertentu untuk mengungkap dan menghadirkan
kembali masa lalu. Dalam rangkaian penelitian, sejarah mempunyai metode tersendiri
yang disebut metode sejarah.
2) Manfaat Ekstrinsik
Sejarah tidak bisa dipahami secara sempit sebagai masa lalu yang kosong dan tanpa
makna. Sejarah banyak menyimpan banyak pelajaran dan pengalaman bermakna
bagi kehidupan manusia. Manfaat ekstrinsik ilmu sejarah sebagai berikut.
a) Sejarah sebagai Pendidikan Moral
b) Sejarah sebagai Pendidikan Penalaran
c) Sejarah sebagai Pendidikan Politik
d) Sejarah sebagai Pendidikan Kebijakan
e) Sejarah sebagai Pendidikan Perubahan
f) Sejarah sebagai Pendidikan Masa Depan
g) Sejarah sebagai Pendidikan Keindahan
h) Sejarah sebagai Ilmu Bantu
P a g e | 8 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
berimajinasi menuju masa Kerajaan Majapahit. Salain itu, Anda dapat menikmati
peninggalan sejarah dari Kerajaan Majapahit yang menunjukkan nilai-nilai estetika.
2) Fungsi Inspiratif
Sejarah dapat dijadikan sebagai bahan inspirasi dan motivasi bagi generasi
penerus bangsa. Sebagai contoh, Sumpah Pemuda yang diikrarkan para pemuda pada
masa pergerakan nasional digunakan sebagai motivasi dan inspirasi bagi generasi
penerus bangsa ini. Dengan fungsi inspiratif, sejarah dapat memperkuat identitas
bangsa (nation building) dan meningkatkan dedikasi sebuah bangsa untuk berjuang.
3) Fungsi Instruktif
Sebagai sebuah ilmu, sejarah juga memiliki fungsi instruktif. Artinya, sejarah
dapat digunakan sebagai penunjang dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh, ketika
membahas system pemerintahan di Indonesia, seorang Guru Pendidikan
Kewarganegaraan harus menjelaskan system pemerintahan di Indonesia sejak awal
kemerdekaan hingga saat ini.
P a g e | 9 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
Sebagai sebuah peristiwa, sejarah memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Abadi, karena peristiwa tersebut tidak dapat berubah-rubah dan tetap dikenang
sepanjang masa.
2) Unik, karena hanya terjadi satu kali seumur hidup dan tidak akan pernah terulang secara
persis untuk kedua kalinya.
3) Penting, karena dapat dijadikan momentum karena memiliki arti penting bagi
masyarakat luas.
Selain memiliki ciri khas, sejarah sebagai peristiwa memiliki sifat khas. Berikut sifat
khas sejarah sebagai peristiwa.
1) Segala peristiwa dan aktivitas yang terjadi pada masa lalu dilukiskan berdasarkan
urutan waktu (kronologis)
2) Terdapat hubungn sebab-akibat atau kuasalitas dari setiap peristiwa.
3) Kebenaran sejarah bersifat subjektif karena masih perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk mencari kebenaran hakiki.
P a g e | 10 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
Dalam penulisannya, sejarah baru sering menggunakan berbagai teori dari displin ilmu
social yang lain. Sejarah baru juga lebih berorientasi pada masalah, bukan pada peristiwa
dan urutan kejadian. Kontowijoyo dalam buku Metodologi Sejarah menjelaskan jenis-jenis
sejarah sebagai kisah seperti berikut.
1) Sejarah politik
2) Sejarah ekonomi
3) Sejarah social
4) Sejarah pemikiran (intelektual)
5) Sejarah kebudayaan
6) Sejarah teknologi
7) Sejarah Perdesaan
P a g e | 11 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
karakter atau watak tokoh yang dikaji. Hal ini, unsur-unsur seni diperlukan untuk
menggambarkan karakter-karakter tokoh secara jelas.
2) Struktur atau Alur Penulisan
Alur sastra terdiri atas tiga tahap, yaitu pengenalan (pendahuluan), krisis, dan
solusi. Dengan mengikuti alur sastra tersebut, sejarawan akan mampu membawa
pembaca dalam peristiwa yang dituliskanya.
Keberadaan seni dapat memperindah tulisan sejarah. Meskipun demikian,
keberadaan unsur seni yang berlebihan dapat menyebabkan karya sejarah kurang ilmiah.
1) Ketepatan dan Objektivitas Berkurang
Penulisan sejarah memerlukan ketetapan dan objektivitas karena sejarah ditulis
berdasarkan fakta, sedangkan seni merupakan hasil imajinasi. Unsur seni yang terlalu
mendominasi dapat mengurangi ketetapan dan objektivitas karya sejarah yang
dihasilkan.
2) Cakupan Materi Sejarah menjadi Terbatas
Penulisan unsur seni yang berlebihan menyebabkan tulisan sejarah bersifat
deskriptif sehingga cakupan materi terbatas. Bahkan, tulisan sejarah menjadi kurang
objektif. Sebagai contoh, penulisan sejarah politik akan penuh dengan gambaran
tentang perang dan biografi yang penuh sanjungan dan pujian.
P a g e | 12 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo