Anda di halaman 1dari 12

Semester 1

Kelas X

Sejarah

Sejarah berasal dari bahasa Arab yakni syajaratun yang berarti pohon. Kata
syajaratun kemudian diserap ke dalam bahasa Melayu menjadi syajarah. Adapun dalam Bahasa
Indonesia disebut dengan sejarah. Sedangkan dalam bahasa Inggris, sejarah disebut dengan
history yang diserap dari bahasa Yunani yakni historia, yang memiliki makna penyelidikan,
pengumpulan, pengorganisasian, dan penyajian informasi mengenai peristiwa masa lampau
dengan manusia sebagai tokoh utamanya.

Kata sejarah dalam Bahasa Arab, syajaratum yang artinya pohon. Sejarah arab diambil dari
silsilah raja-raja Arab. Silsilah ini menyerupai sebuah pohon dari akar, batang, ranting-
ranting hingga ke buah. Oleh karena itu coba buatlah se-kreatif mungkin silsilah keluarga
Anda baik dalam bentuk yang menyerupai pohon yang dikreasikan dalam bentuk buah, bunga-
bunga sehingga berbentuk rangkaian yang indah dan menarik, atau dalam bentuk gambar yang
berbingkai, dan lain-lain, bila perlu sertakan dengan foto-foto keluarga sampai 4 atau lebih
tingkat di atas kamu!

Dan seterusnya
Kronologis

Secara epistemologi atau ilmu asal-usul bahasa, kronologi berasal dari bahasa Yunani
khronos yang artinya waktu, dan logos yang artinya ilmu. Sedangkan pengertian dari konsep
kronologis itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah sesuai urutan
waktu terjadinya, dari awal hingga akhir. Sebab setiap peristiwa sejarah pastilah akan
diurutkan sesuai waktu terjadinya secara runtut dan berkesinambungan. Sejarah
mengajarkan kepada kita cara berpikir kronologis, artinya berpikirlah secara runtut, teratur,
dan berkesinambungan. Tujuannya agar kita dapat dengan mudah menarik manfaat dan makna
dari hubungan peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi. Hal ini dapat dikatakan bahwa cara
berpikir kronologis dapat mempermudah kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua
peristiwa masa lalu dengan tepat.

P a g e | 1 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
Contoh Kronologis kedatangan Spanyol dan Portugis di Indonesia yakni:

✓ Tahun 1511 Portugis mendarat di Malaka, dipimpin oleh Alfonso d’Alburquerque.


✓ Tahun 1512 Portugis telah berhasil menduduki Maluku.
✓ Tahun 1521 Spanyol tiba di Kepulauan Maluku di bawah pimpinan Sebastian d’Elcano

Diakronik

Diakronik berasal dari bahasa Latin, dari kata dia dan chronos. Dia artinya melalui dan
chronos artinya waktu. Model diakronik lebih mengutamakan dimensi waktu dengan sedikit
memperhatikan keluasan ruang. Pengertian diakronik adalah suatu yang melintas, melalui, dan
melampaui dalam dalam batasan waktu. Pengertian Diakronik dalam peristiwa sejarah, sesuatu
yang melintas, melalui, atau melampaui tersebut adalah peristiwa atau kejadian. Contoh
Diakronik dimana setiap peristiwa yang terjadi dibatasi oleh waktu yakni:

✓ Masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk berlangsung antara tahun 1350-1389.


✓ Perang Diponegoro (Perang Jawa) berlangsung antara tahun 1825-1830.
✓ Penjajahan Jepang di Indonesia berlangsung antara tahyn 1942-1945.

Sinkronik

Secara etimologis, kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti
‘dengan’ dan chronos yang berarti ‘waktu’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik
diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi apda suatu
masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala
aspeknya pada masa atau waktu tertentu secara mendalam.

Contoh Sinkronik yang meluas dalam ruang dan terbatas dalam waktu yakni : Suasana
di Jakarta Saat Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 : Pembacaan
Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa yang paling bersejarah dan paling
penting bagi bangsa Indonesia dan memiliki arti yang begitu hikmat bagi segenap bangsa
Indonesia serta menandai kelahiran baru.

Konsep Ruang dan Waktu

Ruang merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Sedangkan waktu


berhubungan dengan kapan peristiwa tersebut terjadi. Manusia sebagai pelaku dan penulis
sejarah itu sendiri. Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa – peristiwa
sejarah dalam perjalanan waktu. Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai
subyek atau pelaku sejarah.

P a g e | 2 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
Konsep waktu dalam sejarah memiliki empat aspek yaitu perubahan, perkembangan,
pengulangan dan kesinambungan.

a) Keseinambungan b) Pengulangan

c) Perubahan d) Perkembangan

Aktivitas manusia dalam Ruang dan Waktu


Manusia merupakan objek dan subjek dari sebua peristiwa. Setiap peristiwa membawa
pengaruh terhadap perubahan pada dimensi manusia, baik sebagai objek maupun subjek. Oleh
karena itu, diperlukan kesadaran manusia dalam memaknai setiap peristiwa. Meskipin
demikian, pola atau permasalahan pokok pada peristiwa dapat terjadi berulang-berulang. Oleh
karena itu, peristiwa-peristiwa pada masa lalu bisa jadi mirip dengan kejadian masa kini dan
masa mendatang. Dengan memahami hal itu, Anda dapat belajar dari pengalaman masa lalu.

Kehidupan Manusia dalam Perubahan dan Keberlanjutan


Manusia merupakan makhluk yang bersifat dinamis karena kehidupan manusia selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman. Perubahan dalam kehidupan manusia tidak mungkin
terjadi tanpa sebab dan akibat. Sebab dan akibat yang mengiringi perubahan tersebut
menunujukkan proses keberkelanjutan. Artinya, peristiwa yang menjadi penyebab perubahan
tersebut akan mengakibatkan dampak tertentu bagi kehidupan manusia selanjutnya. Sebelum
Anda mempelajari materi mengenai kehidupan manusia dalam perubahan dan berkelanjutan,
lakukan kegiatan berikut.
1. Konsep Perubahan dan Berkelanjutan
Perubahan merupakan ketidaksamaan suatu keadaan dengan keadaan lain dari
waktu ke waktu. Sebagai contoh, perubahan dari masa colonial ke kemerdekaan dan dari

P a g e | 3 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
masa Orde Lama ke orde Baru. Perubahan yang masuk kategori peristiwa sejarah adalah
perubahan yang memiliki makna penting bagi kehidupan masyarakat.
Secara umum, konsep keberlanjutan berkaitan dengan perkembangan.
Keberlanjutan merupakan perwujudan dari suatu proses perkembangan aspek kehidupan
masyarakat yang terus berlanjut meskipun situasi dan kondisi berubah.
Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi tiga factor, yang
dapat anda perhatikan pada uraian berikut.
a. Factor internal penyebab perubahan
Factor internal menyebabkan perubahan dalam masyarakat antara lain bertambah
atau berkurangnya penduduk, penemuan baru, dan pertentangan atau konflik dalam
masyarakat. Penjelasan factor internal penyebab perubahan sebagai berikut.
1) Perubahan jumlah penduduk
Perubahan jumlah penduduk dapat menyebabkan perubahan kehidupan
masyarakat. Sebagai contoh akibat kepadatan penduduk di Pulau Jawa, pemerintah
colonial mengadakan program transmigrasi ke daerah-daerah di luar Pulau Jawa
yang masih jarang penduduknya.
2) Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan baru yang terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu discovery dan invention. Discovery adalah penemuan
suatu unsur kebudayaan baru, baik berupa alat maupun ide baru yang diciptakan
oleh individua tau rangkaian ciptaan individu dalam masyarakat. Sementara itu,
invention adalah penemuan suatu unsur kebudayaan baru yang sudah diakui,
diterima dan diterapkan oleh masyarakat.
3) Konflik dalam masyarakat
Pertentangan (konflik) mengenai nilai, norma, politik, etnik, dan agama
dalam masyarakat dapat menimbulkan perubahan yang meluas. Dalam konteks
sejarah, perubahan semacam itu dapat dicontohkan dalam pertentangan antara
kelompok konservatif dan kelompok liberal di parlemen Belanda pada masa colonial.

b. Factor ekternal penyebab perubahan


Factor eksternal merupakan factor penyebab perubahan yang berasa dari luar
masyarakat. Factor eksternal penyebab perubahan dalam masyarakat antara lain
lingkunga fisik dan pengaruh budaya asing. Coba anda perhatian penjelasan berikut.
1) Perubahan Lingkungan Fisik
Kondisi fisik lingkungan masyarakat berpotensi menyebabkan perubahan.
Adanya bencana alam seperti gempa, banjir, gunung Meletus, dan tsunami
memungkinkan masyarakat meninggalkan daerah asal dan pindah ke permukiman
baru.

P a g e | 4 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
2) Pengaruh Kebudayaan Asing
Terjadinya akulturasi merupakan salah satu ciri perubahan social suatu
masyarakat. Kebudayaan Hindu-Budha dan Islam yang masuk di Indonesia memberi
pengaruh sangat besar bagi perkembangan kebudayaan Indonesia. Sebagai contoh
“candi” pengaruh dari Hindu Budha dan “Mesjid” pengaruh Islam.

c. Factor penghambat penyebab perubahan


Dalam kehidupan masyarakat, tidak hanya ditemukan factor-faktor penyebab
perubahan, tetapi juga terdapat factor-faktor yang menghambat terjadinya
perubahan. Beberapa factor penghambat perubahan sebagai berikut.
1. Sikap Masyrakat Tradisional
Sikap masyarakat tradisional yang membanggakan dan mempertahankan
tradisi-tradisi lama akan menghambat proses perubahan.
2. Kurang Berhubungan dengan Masyrakat Lain
Kondisi ini biasanya terjadi pada masyarakat yang hidup terasing. Oleh
karena itu, masyarakat terasing tidak mendapat pengetahuan lain yang lebih baik
untuk dibandingkan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
3. Adat dan Kebiasaan
Pola perilaku yang sudah menjadi adat bagi suatu masyarakat akan selalu
dipatuhi dan dijalankan dengan baik. Pola perilaku tersebut akan sulit diubah
karena masyarakat cenderung mepertahankannya.

2. Kehidupan Manusia dalam Perubahan Berkelanjutan


Kehidupan manusia tidak terlepas dari perubahan. setiap perubahan yang dialami
manusia terus berkelanjutan dan menghasilkan perubahan-perubahan lain. Konsep
perubahan telah menjadi bagian penting dalam ilmu sejarah. Kondisi ini terjadi karena
pada hakikatnya sejarah menunjukkan perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa kini memiliki keterkaitan dengan perubahan pada masa lalu dan masa depan.
Oleh karena itu, perubahan yang dilalui manusia dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Melalui perubahan berkelanjutan, manusia akan semakin dewasa dan bijak dalam
menghadapi setiap permasalahan. Perubahan tersebut mencakup perubahan berbagai
aspek dalam masayarakat, seperti komposisi penduduk, kondisi lingkungan, system
hubungan social, dan Lembaga kemasyarakatan. Dengan demikian, perubahan yang dialami
manusia dalam kehidupan bermasyarakat dapat disebut perubahan social. Perubahan
social merupakan bagian perubahan kebudayaan. Perubahan ini mencakup sumua unsur
kebudayaan seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan organisasi social.

P a g e | 5 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
Praaksara

Praaksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yang
berarti tulisan. Dengan demikian, zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum
mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip dengan istilah praaksara, yakni istilah nirleka. Nir
berarti tanpa dan leka berarti tulisan.

Untuk menyelidiki zaman praaksara, para sejarawan harus menggunakan metode


penelitian ilmu arkeologi dan juga ilmu alam seperti geologi dan biologi. Ilmu arkeologi adalah
bidang ilmu yang mengkaji bukti-bukti atau jejak tinggalan fisik, seperti lempeng artefak,
monumen, candi dan sebagainya. Berikutnya menggunakan ilmu geologi dan percabangannya,
terutama yang berkenaan dengan pengkajian usia lapisan bumi, dan biologi berkenaan dengan
kajian tentang ragam hayati (biodiversitas) makhluk hidup. Nilai terpenting dalam
pembelajaran sejarah tentang zaman praaksara, dan sesudahnya ada dua yaitu sebagai
inspirasi untuk pengembangan nalar kehidupan dan sebagai peringatan.

PROSES EVOLUSI BUMI


Proses evolusi bumi dibagi menjadi beberapa periode sebagai berikut.
1. Azoikum/Archaeikum (Yunani: a = tidak; zoon = hewan), yaitu zaman sebelum adanya
kehidupan. Pada saat ini bumi baru terbentuk dengan suhu yang relatif tinggi.
2. Palaezoikum, yaitu zaman purba tertua. Pada masa ini sudah ada nyata hidup mulai dari
binatang-binatang terkecil tak bertulang punggung.
3. Mesozoikum/secundair yaitu zaman purba tengah. Pada masa ini hewan mamalia, hewan
amfibi, burung dan tumbuhan berbunga mulai ada.
4. Neozoikum/Kainozoikum, yaitu zaman purba baru, yang dimulai sejak 60 juta tahun yang
lalu. Zaman ini dapat dibagi lagi menjadi dua tahap (Tersier dan Kuarter).

1. AZOIKUM/ARCHAEIKUM

2. PALAEZOIKUM ………………………………………………………… Primair


3. MESOZOIKUM/SECUNDAIR ………………………………… Secundair
Alluvium
(Holocen)

Diluvium
Kuarter (Pleistocen)
4. NEOZOIKUM/KAINOZOIKUM
Pliosen,
Tersier
Miosen, Eosen

P a g e | 6 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
KAJIAN ILMU SEJARAH

Sejarah sebagai Ilmu, Perisitiwa, Kisah dan Seni


Sejarah memiliki beberapa ruang lingkup. Uraian berikut akan menjelaskan kedudukan sejarah
sebagai ilmu, perstiwa, kisah dan seni.
1. Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah merupakan sebuah ilmu, oleh karena itu, proses rekontruksi terhadap sebuah
peristiwa atau aktivitas manusia harus mengikuti kaidah keilmuan. Sejarah sebagai ilmu
mencakup beragam peristiwa masa lampau yang direkontruksi oleh sejarawan. Oleh karena
itu, sejarah sebagai ilmu membahas periode panjang dalam kehidupan manusia.
a. Ciri-ciri Sejarah sebagai Ilmu
Sebagai ilmu, sejarah memiliki ciri atau kriteria tertentu. Menurut Kuntowijoyo dalam
bukunya Pengantar Ilmu Sejarah, sejarah sebagai ilmu memiliki ciri dan karakteristik
sebagai berikut.
1) Bersifat Empiris
Empiris berasal dari bahasa Yunani empeiria yang berarti pengalaman. Sejarah
sangat tergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman manusia tersebut terekam
baik dalam bentuk artefak-artefak maupun dokumen-dokumen. Artefak-artefak dan
dokumen-dokumen yang merupakan data tersebut diteliti oleh sejarawan untuk
menemukan fakta. Fakta-fakta tersebut diinterpretasi/ditafsirkan. Berdasarkan dari
interpretasi atas fakta-fakta tersebut dibuat dalam bentuk tulisan sejarah.
2) Mempunyai Teori
Teori berasal dari bahasa Yunani theoria yang berarti renungan. Sejarah
memiliki teori ilmu pengetahuan (epistemology) memberikan dasar bagi kaidah-kaidah
penelitian sejarah. Teori dalam sejarah berisi kumpulan kaidah pokok suatu ilmu. Teori
dalam sejarah antara lain teori tentang nasionalisme, teori geopolitik, teori structural
fungsional, teori konflik social Karl Marx, dan teori Future Shock Alfin Tofler. Ketika
sejarawan hendak mengandakan rekontruksi sejarah, ia harus memahami teori-teori
yang terkait dengan kajiannya seperti kausalitas, eksplanasi, objektivitas, dan
subjektivitas sejarah.
3) Mempunyai Objek
Objek berasal dari Bahasa Latin objectus yang berarti hadapan, sasaran, dan
tujuan. Objek kajian sejarah sebagai ilmu adalah manusia dan masyarakat. Akan tetapi,
manusia lebih menekankan sasarannya pada manusia dalam sudut pandang waktu.
Artinya, objek yang diteliti dan dianalisis sejarawan berkaitan dengan peristiwa yang
menyangkut dimensi masyarakat atau kebangsaan pada masa lampau.
4) Mempunyai Generalisasi
Generalisasi dari Bahasa Latin generalis yang berarti umum. Sama halnya
dengan ilmu-ilmu lain, sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum dari
pengamatan yang dilakukan. Sebuah penelitian tentu akan diakhiri dengan kesimpulan
umum atau generalisasi. Kesimpulan umum dalam sejarah diperoleh setelah sejarawan
melakukan serangkaian penelitian dan rekontruksi sejarah.

P a g e | 7 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
5) Mempunyai Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara. Menurut
Sartono Kartodirdjo (1992) metode adalah bagaimana orang memperoleh pengetahuan.
Para sejarawan memerlukan metode tertentu untuk mengungkap dan menghadirkan
kembali masa lalu. Dalam rangkaian penelitian, sejarah mempunyai metode tersendiri
yang disebut metode sejarah.

b. Manfaat Sejarah sebagai Ilmu


Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari masa lalu. Oleh karena itu, segala peristiwa
yang terjadi pada masa lalu, baik peristiwa menyenangkan maupun menyedihkan harus
kita ambil sisi manfaatnya. Sejarah memiliki manfaat secara intrinsic dan ekstrinsik.
1) Manfaat intrinsic
Secara intrinsic, sejarah memiliki beragam manfaat berkaitan dengan
kedudukannya sebagai ilmu. Manfaat intrinsic sejarah antar lain sejarah sebagai cara
untuk mengetahui masa lalu, sejarah sebagai pernyataan pendapat, dan sebagai profesi.
Deskripsin manfaat instrinsik sejarah sebagai berikut.
a) Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau
b) Sejarah sebagai pernyataan pendapat
c) Sejarah sebagai profesi

2) Manfaat Ekstrinsik
Sejarah tidak bisa dipahami secara sempit sebagai masa lalu yang kosong dan tanpa
makna. Sejarah banyak menyimpan banyak pelajaran dan pengalaman bermakna
bagi kehidupan manusia. Manfaat ekstrinsik ilmu sejarah sebagai berikut.
a) Sejarah sebagai Pendidikan Moral
b) Sejarah sebagai Pendidikan Penalaran
c) Sejarah sebagai Pendidikan Politik
d) Sejarah sebagai Pendidikan Kebijakan
e) Sejarah sebagai Pendidikan Perubahan
f) Sejarah sebagai Pendidikan Masa Depan
g) Sejarah sebagai Pendidikan Keindahan
h) Sejarah sebagai Ilmu Bantu

c. Fungsi Sejarah sebagai Ilmu


Selain memiliki manfaat, sejarah sebagai ilmu memiliki fungsi penting bagi kehidupan
manusia.
1) Fungsi Rekreatif
Sejarah adalah ilmu yang meneliti segala warisan budaya masa lampau. Dengan
sejarah kita dapat mengetahui kehidupan masyarakat pada masa lampau. Oleh karena
itu, sejarah dapat menjadi sarana rekreasi ke masa lampau. Berbagai peninggalan
sejarah dapat menjadi sarana rekreasi Pendidikan tentang keindahan. Sebagai contoh,
kitaka Anda berkunjung ke situs Trowulan, Mojokarto, Jawa Timur, Anda akan

P a g e | 8 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
berimajinasi menuju masa Kerajaan Majapahit. Salain itu, Anda dapat menikmati
peninggalan sejarah dari Kerajaan Majapahit yang menunjukkan nilai-nilai estetika.
2) Fungsi Inspiratif
Sejarah dapat dijadikan sebagai bahan inspirasi dan motivasi bagi generasi
penerus bangsa. Sebagai contoh, Sumpah Pemuda yang diikrarkan para pemuda pada
masa pergerakan nasional digunakan sebagai motivasi dan inspirasi bagi generasi
penerus bangsa ini. Dengan fungsi inspiratif, sejarah dapat memperkuat identitas
bangsa (nation building) dan meningkatkan dedikasi sebuah bangsa untuk berjuang.
3) Fungsi Instruktif
Sebagai sebuah ilmu, sejarah juga memiliki fungsi instruktif. Artinya, sejarah
dapat digunakan sebagai penunjang dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh, ketika
membahas system pemerintahan di Indonesia, seorang Guru Pendidikan
Kewarganegaraan harus menjelaskan system pemerintahan di Indonesia sejak awal
kemerdekaan hingga saat ini.

2. Sejarah sebagai Peristiwa


Menurut Kartodirdjo kejadian yang telah terjadi sebagai sejarah dalam arti obyektif
tidak dapat lagi diulang atau dialami kembali. Namun, jejaknya sebagai memori dapat
diungkapkan kembali. Pidato pengunduran diri Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998
hanya terjadi sekali dan tidak bisa terulang kembali (einmalig). Sesaat setelah pidato
dibacakan, peristiwa tersebut telah menjadi masa lampau. Oleh karena itu, sejarah sebagai
peristiwa memiliki arti penting bagi kehidupan manusia.
a. Syarat Sejarah sebagai Peristiwa
Menurut R. Moh. Ali, sejarah sebagai peritiwa adalah kejadian, kenyataan, dan aktualitas
yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada masa lampau. Peristiwa yang terjadi
pada masa lampau dapat dikategorikan sebagai perisitiwa sejarah jika memenuhi syarat
berikut.
1) Objektif artinya sebuah peristiwa didukung oleh fakta sejarah yang dapat menunjukkan
bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Bukti peristiwa tersebut dapat berupa
foto, rekaman, kesaksian pelaku sejarah, atau arsip.
2) Unik berarti tidak ada peristiwa lain yang sama dengan peristiwa yang terjadi pada
waktu itu. Sebagi contoh, pendudukan Gedung DPR/MPR oleh mahasiswa pada bulan
Mei 1998 sering diulang dalam tayangan televisi.
3) Penting artinya setiap peristiwa memiliki arti penting dalam perkembangan ilmu
pengetahuan serta kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Fakta-fakta sejarah tidak
hanya berupa angka, artefak, atau peristiwa, tetapi mengandung pelajaran dan hikmah
tertentu bagi kehidupan manusia pada masa kini dan masa depan.

b. Ciri-ciri Sejarah sebagai Perisitwa


Sejarah merupakan proses rekontruksi peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Suatu
peristiwa akan menjadi peristiwa sejarah jika mampu mempengaruhi kehidupan
masyarakat.

P a g e | 9 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
Sebagai sebuah peristiwa, sejarah memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Abadi, karena peristiwa tersebut tidak dapat berubah-rubah dan tetap dikenang
sepanjang masa.
2) Unik, karena hanya terjadi satu kali seumur hidup dan tidak akan pernah terulang secara
persis untuk kedua kalinya.
3) Penting, karena dapat dijadikan momentum karena memiliki arti penting bagi
masyarakat luas.
Selain memiliki ciri khas, sejarah sebagai peristiwa memiliki sifat khas. Berikut sifat
khas sejarah sebagai peristiwa.
1) Segala peristiwa dan aktivitas yang terjadi pada masa lalu dilukiskan berdasarkan
urutan waktu (kronologis)
2) Terdapat hubungn sebab-akibat atau kuasalitas dari setiap peristiwa.
3) Kebenaran sejarah bersifat subjektif karena masih perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk mencari kebenaran hakiki.

3. Sejarah sebagai Kisah


Buku dan video rekaman yang mengisahkan aktivitas manusia pada masa lampau
disebut rerum gestarum atau kisah dari peristiwa yang terjadi. Sejarah sebagai kisah
merupakan hasil rekontruksi (penggambaran) yang dilakukan sejarawan terhadap suatu
peristiwa. Oleh karena itu, dalam penyusun kisah sejarah, sejarawan memerlukan fakta-fakta
dari sumber sejarah yang diperoleh melalui serangkaian metode sejarah.
a. Interpretasi terhadap Sejarah sebagai Kisah
Penulisan sejarah mengenai suatu peristiwa atau kejadian tidak dapat hanya melihat
bahwa suatu peristiwa atau kejadian telah terjadi. Tetapi hendaknya melihat lebih jauh lagi,
yaitu factor-faktor yang mendukung gingga munculnya peristiwa tersebut. Sejarah sebagai
kisah atau rekaman masa lampau dapat dibaca dan dilihat secara berulang-ulang. Melalui
video, foto, buku, dan media massa Anda dapat mengetahui terjadinya sebuah peristiwa.
Perbedaan interpretasi sejarawan dalam memandang suatu peristiwa disebabkan oleh
factor-faktor berikut.
1) Kepentingan
2) Kelompok Budaya
3) Perbendaharaan Pengetahuan
4) Kemampuan Berbahasa
5) Nilai-nilai
Penyusunan kisah sejarah berdasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melaui
metode ilmiah. Melalui metode sejarah, sejarawan dapat mengungkap peristiwa masa lalu
berdasarkan penafsiran atau interprestasi sejarawan yang dapat dipertanggungjawabkan.
b. Jenis-jenis Sejarah sebagai Kisah
Sebagai sebuah kisah, sejarah dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis. Secara garis
besar, jenis sejarah dibagi menurut subjeknya, yaitu sejarah lama (old history) dan sejarah
baru (new history).

P a g e | 10 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
Dalam penulisannya, sejarah baru sering menggunakan berbagai teori dari displin ilmu
social yang lain. Sejarah baru juga lebih berorientasi pada masalah, bukan pada peristiwa
dan urutan kejadian. Kontowijoyo dalam buku Metodologi Sejarah menjelaskan jenis-jenis
sejarah sebagai kisah seperti berikut.
1) Sejarah politik
2) Sejarah ekonomi
3) Sejarah social
4) Sejarah pemikiran (intelektual)
5) Sejarah kebudayaan
6) Sejarah teknologi
7) Sejarah Perdesaan

4. Sejarah sebagai Seni


Sebagai sebuah seni, sejarah mengutamakan nilai estetika. Seperti yang dikemukakan
Wilhelm Dilthey, sejarah adalah pengetahuan tentang rasa. Sejarah mempelajari suatu proses
dinamis dari kehidupan manusia yang di dalamnya terlihat hubungan sebab-akibat (causal)
yang cukup rumit. Pemahaman terhadap jiwa sejarah hanya mungkin dilakukan oleh seni,
karena telah diketahui bahwa metode ilmiah sangat bermanfaat untuk menguji arti dan nilai
dari bahan sejarah sejarah, mengisi, melacak hubungan sebab-akibat (causal) dan menyusun
ceritera sejarah dengan sistematis dan berlandaskan fakta yang akurat.
a. Unsur Sejarah sebagai Seni
Sejarah memiliki jiwa atau roh yang terdapat dalam diri manusia sebagai pelaku
sejarah. Unsur jiwa merupakan nyala api manusia dalam kehidupannya. Pendekatan
terhadap jiwa sejarah ini hanya dapat dilakukan oleh seni. Sebagai sebuah seni, sejarah
memerlukan beberapa unsur berikut.
1) Intuisi
2) Imajinasi
3) Emosi
4) Gaya Bahasa

Dalam proses rekontruksi, keterlibatan semua unsur di atas diharapkan tidak


mengorbankan proses ilmiah. Sebagai contoh, Anda dapat memperhatikan kitab
Nagarakertagama. Kitab yang ditulis pada masa Singasari dan Majapahit ini menggunakan
gaya sastra yang indah tetapi sebagian isinya tetap berdasarkan pada fakta.

b. Kekuatan dan kelemahan Sejarah sebagai Ilmu


Unsur seni yang disebutkan pada pembahasan sebelumnya dapat memperindah
penulisan karya sejarah dan mempermudah pembaca memahami proses rekontruksi. Inilah
salah satu kekuatan sejarah sebagai seni. Selain itu, sejarah sebagai seni memiliki beberapa
kekuatan berikut.
1) Karakteristik
Karakteristik juga dapat digunakan sejarawan dalam menulis karya sejarah,
terutama biografi. Dalam menulis biografi, sejarawan harus mampu menggambarkan

P a g e | 11 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo
karakter atau watak tokoh yang dikaji. Hal ini, unsur-unsur seni diperlukan untuk
menggambarkan karakter-karakter tokoh secara jelas.
2) Struktur atau Alur Penulisan
Alur sastra terdiri atas tiga tahap, yaitu pengenalan (pendahuluan), krisis, dan
solusi. Dengan mengikuti alur sastra tersebut, sejarawan akan mampu membawa
pembaca dalam peristiwa yang dituliskanya.
Keberadaan seni dapat memperindah tulisan sejarah. Meskipun demikian,
keberadaan unsur seni yang berlebihan dapat menyebabkan karya sejarah kurang ilmiah.
1) Ketepatan dan Objektivitas Berkurang
Penulisan sejarah memerlukan ketetapan dan objektivitas karena sejarah ditulis
berdasarkan fakta, sedangkan seni merupakan hasil imajinasi. Unsur seni yang terlalu
mendominasi dapat mengurangi ketetapan dan objektivitas karya sejarah yang
dihasilkan.
2) Cakupan Materi Sejarah menjadi Terbatas
Penulisan unsur seni yang berlebihan menyebabkan tulisan sejarah bersifat
deskriptif sehingga cakupan materi terbatas. Bahkan, tulisan sejarah menjadi kurang
objektif. Sebagai contoh, penulisan sejarah politik akan penuh dengan gambaran
tentang perang dan biografi yang penuh sanjungan dan pujian.

5. Fiksi dan mitos dalam sejarah


Fiksi merupakan karya rekaan yang melibatkan imajinasi dan merupakan bagian
dari seni. Sejarah dapat juga disebut seni karena sejarah berhubungan dengan kaidah dan
keindahan bahasa. Meskipun demikian, sejarah bukanlah karya fiksi karena berbeda
dengan karya sasatra sebagai hasil subyektivitas sastrawan, sejarah harus berusaha
memberikan informasi selengkapnya dan sejelasnya dengan menghindari subyektivitas
melalui penggunaan metode sejarah. mitos merupakan bagian dari budaya sebagai bagian
dari olah piker manusia.
Baik sejarah maupun mitos, keduanya menceritakan masa lalu tetapi sejarah dan
mitos adalah dua hal yang berbeda. Mitos berasal dari bahasa Yunani, yaitu mythos berarti
dongeng. Oleh karena merupakan dongeng, mitos biasanya menceritakan masa lalu dengan
waktu yang tidak jelas serta kejadian yang tidak masuk akal. Sedangkan sejarah memiliki
waktu yang berlangsungnya suatu peristiwa dengan jelas serta kejadian yang rasional,
terbukti secara empiric dapat dimengerti.
Meskipun mitos bukan sejarah tetapi mitos-mitos memiliki kegunaan sendiri. Mitos
merupakan dari budaya. Bagi Indonesia, mitos dapat menjadi kekuatan sejarah. taufik
Abdullah menuliskan bahwa mitos juga dianggap sebagai peristiwa sejarah yang harus
selalu diingat dan diingatkan, sebagai alat pemersatu. Namun, perlu juga diingatkan untuk
tidak mencampuradukan dengan sejarah karena sejarah adalah hasil dari sebuah usaha
untuk merekam, melukiskan dan menerangkan peristiwa di masa lalu.
“Cogito ergo sum” ~Descartes

P a g e | 12 ModulSejarahKelasX_Semester Ganjil_MasniGulo

Anda mungkin juga menyukai