Anda di halaman 1dari 16

KONSEP SEJARAH

Sejarah bukan hanya sekumpulan peristiwa masa lalu, melainkan juga sebagai bahan renungan untuk
membangun masa depan yang lebih baik. dalam artikel ini akan dibahas beberapa aspek penting yang
terkait dengan konsep sejarah.

by Titin Sumarni
KEHIDUPAN MANUSIA DALAM
RUANG DAN WAKTU
MANUSIA RUANG
Manusia dalam sejarah berperan sebagai pelaku Ruang dalam peristiwa sejarah merupakan
sejarah,pencipta sejarah,subjek dan objek sejarah tempat dimana peristiwa sejarah terjadi, ruang
dalam terbagai tiga (sejarah lokal,nasional dan
internasional).

WAKTU

Waktu merupakan penanda kapan terjadinya


peristiwa sejarah, waktu dalam sejarah terbagi
tiga (masa lalu, masa kini dan akan datang)
Perspektif Sejarah dari Berbagai
Sudut Pandang

Sejarah dapat dilihat dari berbagai perspektif: sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya. Setiap
sudut pandang memberikan nilai tambah pada pemahaman kita tentang peristiwa masa lalu dan
kaitannya dengan masa kini.
ASESMEN 1
Dari tiga bagan peristiwa dibawah ini tunjukkan lah konsep manusia,ruang dan waktu!!

1 Pemberontakan Trunojoyo

Pemberontakan terbesar selama


penjajahan Belanda selama lebih dari
Perang Dunia Kedua 2 350 tahun. Trunojoyo memimpin
Konflik global yang melibatkan perjuangan melawan VOC dan berhasil
sebagian besar negara di dunia, terjadi menguasai Ponorogo selama 5 tahun.
antara 1939 hingga 1945. Tidak hanya
mengubah peta politik dunia, perang
ini juga menghasilkan teknologi baru Jawab:
dan dampak lain yang masih terasa
hingga saat ini.
3 Proklamasi Kemerdekaan
Jawab:
Indonesia

Momentum penting dalam sejarah


Indonesia ketika Soekarno-Hatta
memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia dari penjajahan Belanda pada
tanggal 17 Agustus 1945.

Jawab:
KEHIDUPAN MANUSIA DALAM
PERUBAHAN DAN BERKELANJUTAN

Peristiwa sejarah tidak terlepas dari manusia,kehidupan manusia akan berlanjut dan terus mengalami
perubahan

1 Hakikat perubahan 2 Paktor penentu perubahan

Disebut mengalami perubahan apabila a. faktor internal (perubahn


dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak penduduk,penemuan baru,konflik dalam
secara berturut-turut dari bentuk yang satu masyarakat,pembenrontakan (revolusi)).
kebentuk yang lainnya. Perkembangan
b. faktor eksternal(kondisi
terjadi biasanya dari bentuk yang
alam,peperangan,pengaruh kebudayaan
sederhana kebentuk yang komplek.
masyarakat lain).

3 Manusia dalam keberlanjutan sejarah

seluruh rangkaian peristiwa dalam sejarah sejak masa praaksara hingga masa modern saat
ini,merupakan suatu proses yang berkelanjutan.

Berkaitan dengan perubahan ada dua jenis perubahan yaitu evolusi(lambat) dan revolusi(cepat).
KAUSALITAS PERISTIWA SEJARAH
BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Sejarah bermula jauh sebelum zaman modern dengan penemuan-penemuan terpenting di masa
prasejarah yang mempengaruhi manusia hingga saat ini.

Terdapat hubungan sebab akibat atau saling mempengaruhi antara sebelum dan sesudah suatu peristiwa
sejarah. Hubungan sebab akibat ini dikaji perkembangannya dari waktu ke waktu. Hal tersebut dapat
diperjelas melalui diagram berikut ini:

Sebagai contoh peristiwa runtuhnya Kerajaan Majapahit sekitar abad ke 12. Kerajaan Majapahit tidak
runtuh begitu saja melainkan bertalian erat dengan peristiwa sebelumnya. Terdapat hubungan sebab
akibat dan saling mempengaruhi pada peristiwa tersebut. Sejarah mempelajari peristiwa runtuhnya
Kerajaan Majapahit secara diakronis, artinya peristiwa runtuhnya itu tidak berdiri sendiri, melainkan
disebabkan oleh berbagai peristiwa yang mendahuluinya. Keruntuhan itu sendiri berdampak pada
berakhirnya masa kerajaan – kerajaan Hindu Buddha di Indonesia dan mulai meluasnya pengaruh Islam di
Nusantara. Berikut ini adalah ilustrasi hubungan sebab akibat diantara faktor – faktor runtuhnya kerajaan
Majapahit.

1. Sepeninggal Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, tidak ada lagi sosok pemimpin kuat dan
tangguh.
2. Hal ini mengakibatkan terjadinya konflik dan perebutan kekuasaan di kalangan internal kerajaan.
3. Konflik internal tersebut melemahkan kekuatan politik dan ekonomi Majapahit.

4. Lemahnya Majapahit mendorong kerajaan – kerajaan bawahannya yang berniat memisahkan diri dan
memberontak kepada Majapahit. Kondisi ini diperparah dengan masuknya pengaruh Islam dibawah
Raden Patah, yang mulai membangun basis wilayah kekuasaan Islam di pesisir utara pulau Jawa.
5. Semakin kuatnya pengaruh Raden Patah di Demak membuat Majapahit semakin kehilangan kekuatan
dan keseimbangan.
6. Ketika Raden Patah selesai mengkonsolidasi kekuatan di wilayah pesisir bersama wilayah – wilayah
Majapahit yang melepaskan diri, serangan ke Majapahit pun tak terhindarkan. Majapahit runtuh.

7. Runtunya Majapahit mengakhiri dominasi Hindu Buddha di Jawa yang selanjutnya digantikan oleh
pengaruh Islam.

Terdapat dua kategori sebab terjadinya sebuah peristiwa, yaitu sebab langsung dan sebab tidak langsung.
Sebab langsung umumnya mudah dikenali. Sebagai contoh apabila mengambil dari peristiwa diatas,
sebab langsung runtuhnya Majapahit adalah masuknya pengaruh Islam, sedangkan sebab tidak langsung
meliputi tidak adanya tokoh yang disegani seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada, adanya konflik dan
perebutan kekuasaan di lingkaran istana Majapahit, dan lain – lain.

Yang jelas, suatu peristiwa sejarah dapat terjadi karena adanya lebih dari satu sebab, entah langsung
ataupun tidak langsung. Setiap faktor tidak berkontribusi secara setara atau sama terhadap terjadinya
peristiwa tersebut.
Pengaruh Sejarah terhadap Masa Kini

Peradaban Manusia Revolusi Industri

Peradaban manusia berkembang setelah Semua yang kita gunakan pada saat ini didasarkan
penemuan mesin, senjata, dan penemuan ilmiah pada revolusi industri: mulai dari teknologi hingga
lainnya. gaya hidup sehari-hari.
CARA BERPIKIR DALAM SEJARAH

Great Wall of China, Piramida Giza, Katedral Notre-Dame; merupakan beberapa contoh bangunan
yang menggambarkan kemakmuran peradaban masa lalu.
CARA BERPIKIR DIAKRONIK
Diakronis secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yakni dia dan khronos. Dia punya arti ‘melewati’
atau ‘melintas’, sedangkan khronos artinya ‘perjalanan waktu’. Dengan begitu, kita bisa mendefinisikan
diakronis sebagai peristiwa yang dalam prosesnya melewati perjalanan waktu karena subjek dalam
sejarah berhubungan dengan segala sesuatu dalam sudut pandang waktu.

Dalam konsep berpikir sejarah, diakronis punya makna terhadap suatu peristiwa dengan cara
penelusuran di masa lalu. Sebuah peristiwa sejarah tidak berdiri sendiri, tapi pasti dibarengi dengan
peristiwa sebelumnya atau yang kita kenal dengan sifat kausalitas (sebab-akibat). Jadi, pola berpikir
diakronis sangat mementingkan proses terjadi sebuah peristiwa.

Melalui pendekatan diakronis, sejarawan bertujuan untuk menganalisis dampak perubahan variabel pada
sesuatu hingga memungkinkan penyebab sebuah peristiwa yang lahir dari peristiwa sebelumnya untuk
ditafsirkan. Misalnya, dalam menjelaskan peristiwa menjelang Sumpah Pemuda, Oktober 1928, harus
dijelaskan pula peristiwa-peristiwa yang jadi latar belakangnya.

PERIODESASI SEJARAH
Konsep Berpikir Periodisasi adalah sebuah tingkat
Kronologis perkembangan masa. Dapat dikatakan pula
pengertian periodisasi adalah pembabakan
Secara sempit, kronologi bisa diartikan sebagai
suatu masa. Periodisasi di dalam sejarah
urutan waktu kejadian. Untuk itu, konsep
merupakan tingkat perkembangan masa di
berpikir kronologis menuntut kita untuk bisa
dalam sejarah.
berpikir secara runtut, teratur, sesuai dengan
urutan waktu dan tidak melompat-lompat atau
berbalik (anakronis).

Dengan konsep berpikir kronologis, sejarah


bisa memberikan gambaran utuh suatu
peristiwa sesuai dengan urutan waktu kejadian.
Dengan kata lain, kronologi bisa membantu
merekonstruksi kembali suatu peristiwa
bersejarah sesuai dengan urutan waktunya.

Nah, dalam kehidupan sehari-hari, konsep


berpikir kronologis ini sangat dibutuhkan untuk
memecahkan masalah. Kalau kamu enggak
berpikir secara runtut dan berkesinambungan,
tentu saja kamu enggak bisa memecahkan
masalah atau menemukan solusi yang tepat.
Pembabakan tersebut dilakukan karena adanya
rentang waktu. Waktu tersebut dari awal
manusia ada sampai saat ini. Waktu tersebut
adalah rentang yang sangat panjang.
Cara berpikir sinkronik
Konsep berpikir yang satu ini ialah memahami sebuah peristiwa dengan mengabaikan aspek
perkembangannya dan lebih memperluas ruang dalam peristiwa tersebut. Cara berpikir sinkronis sangat
memengaruhi kelahiran sejarah baru yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu-ilmu sosial. Pengaruh ini
bisa digolongkan dalam 3 jenis, yakni konsep, teori, dan permasalahan.

Contoh konsep berpikir sinkronis ialah pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 yang
dijelaskan dengan menggunakan aspek sosial, ekonomi, dan politik. Jadi, dalam mempelajari sejarah,
konsep berpikir sinkronis lebih meneliti kepada gejala-gejala yang meluas pada ruang, tapi dalam waktu
yang terbatas.
SUMBER-SUMBER SEJARAH
Pengertian Sumber Sejarah
Menurut R. Moh. Ali dalam Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia (2005), sumber sejarah adalah segala sesuatu
yang berwujud dan tidak berwujud, serta berguna bagi penelitian sejarah indonesia sejak zaman purba
sampai sekarang. Sumber sejarah bisa berbentuk lisan, tulisan, atau audio-visual.
Sumber sejarah pada dasarnya adalah sesuatu yang memberitahu kita tentang sejarah atau peristiwa di
masa lampau. Sumber sejarah dapat dikatakan sebagai data sejarah, karena data yag ada digunakan
sebagai acuan untuk menyusun kembali peristiwa yang telah terjadi di masa lampau.
Informasi yang didapatkan dari data sejarah berupa keterangan dimana peristiwa itu terjadi, Kapan
terjadi, bagaimana peristiwa bisa terjadi, dan siapa pelakunya. Data tersebutlah yang digunakan oleh ahli
sejarah untuk merekontruksi peristiwa sejarah. Kenapa harus menggunakan sumber sejarah? Karena
peristiwa sejarah bersifat nonfiksi dan harus benar-benar terjadi dimasa lampau. Kalau tidak ada data
yang dapat dipertanggungjawabkan maka peristiwa tersebut tidak bisa dikatakan sebagai peristiwa
sejarah.

Jenis-Jenis Sumber Sejarah

Dikutip dari Permendikbud Nomor 69 Tahun 2016, sumber-sumber sejarah memiliki beberapa jenis
berdasarkan sifat dan bentuknya.

Sumber Sejarah Berdasarkan Sifat

Sumber Primer

Sumber Primer adalah kesaksian dari seseorang yang pernah melihat peristiwa dengan indera yang
dimilikinya, baik dengan mata maupun dengan indera yang lainnya. Informasi ini didapatkan dari orang
yang secara langsung terlibat dalam peristiwa sejarah. Informasi tersebut berupa tulisan, lisan, ataupun
audio-visual.
Sumber primer dibuat selama periode waktu masa lampau menurut sudut pandang pelaku selaku
pengamat langsung peristiwa sejarah pada masa lampau. Oleh karena itu, sumber primer harus sezaman
dengan peristiwa sejarah pada masa lampau.
Dalam konteks penelitian historis, sumber primer adalah sumber yang dibuat selama periode waktu
tertentu yang sedang dipelajari. Sumber primer memungkinkan peneliti sedekat mungkin dengan
peristiwa yang sebenarnya terjadi selama peristiwa sejarah atau periode waktu tertentu.

Sumber Sekunder

Sumber sekunder adalah kesaksian dari seseorang yang tidak secara langsung terlibat dalam peristiwa
sejarah pada masa lampau. Sumber sekunder ini bisa berupa tulisan, lisan, dan audio-visual.
Sumber sekunder tidak memberikan bukti secara langsung oleh pelaku, namun sumber sekunder ini
memberikan informasi yang berasal dari data primer yang sudah di rekontruksi atau di tafsirkan. Biasanya
penulis melakukan penelitian secara langsung terhadap peristiwa sejarah yang dibahas.
Para sejarawan akan menghabiskan banyak waktu dengan sumber-sumber sekunder seperti halnya
dengan sumber-sumber primer. Tujuannya untuk memahami bagaimana para sarjana lain menafsirkan
peristiwa-peristiwa yang tidak jelas dan mungkin tidak sepakat dengan analisis mereka.

Sumber Tersier

Sumber Tersier adalah kumpulan sumber sejarah yang berasal dari sumber sejarah sekunder yang telah
ditafsirkan kembali. Sumber sejarah ini merupakan kumpulan dari beberapa hasil penelitian ahli sejarah
yang dianalisis.
Sumber sejarah yang tergolong dalam sumber sejarah tersier ini adalah buku-buku sejarah berdasarkan
laporan hasil penelitian ahli sejarah. Biasanya penulis tidak melakukan penelitian secara langsung
mengenai topik-topik yang dibahas.

Sumber Sejarah Berdasarkan Bentuk

Sumber Tertulis

Sumber tertulis adalah sumber sejarah yang didapatkan dari peninggalan-peninggalan peristiwa pada
masa lampau berupa tulisan dan catatan. Contohnya prasasti, dokumen, piagam, naskah, surat kabar, dan
laporan.

Sumber Lisan

Sumber lisan adalah keterangan langsung dari orang-orang yang mengalami peristiwa sejarah tersebut.
Selain diperoleh dari orang-orang yang mengalami langsung peristiwa tersebut, sumber lisan juga bisa
dipeoleh dari kerabat atau orang lain yang mengetahui peristiwa tersebut secara rinci. Dengan kata lain
sumber sejarah ini bisa digunakan untuk sumber primer dan sumber sekunder. Contohnya wawancara.
Pada dasarnya informasi yang didapatkan tidak langsung dijadikan acuan karena tidak semua pelaku
sejarah ingat dengan peristiwa sejarah secara detail. Sehingga pemakaian sumber lisan ini harus dibarengi
dengan sumber tulisan sebagai penunjang.

Sumber Benda

Sumber benda adalah sumber yang berasal dari peninggalan-peninggalan sejarah berua benda-benda
kebudayaan. Contohnya bangunan, senjata, perkakas dari batu, patung, perhiasan, dan candi.

Contoh Sumber Sejarah

Foto-Foto

Photo by Suzy Hazelwood from Pexels

Foto merupakan sumber sejarah yang berbentuk visual. Foto dalam bentuk primer biasanya tersimpan di
arsip-arsip pemerintah. Foto bisa dipakai sebagai sumber sejarah apabila foto tersebut berhubungan
dengan peristiwa sejarah.

Dokumen

Photo by Suzy Hazelwood from Pexels

Dokumen merupakan sumber tertulis yang dipakai oleh ahli sejarah untuk mengkaji sejarah. Dokumen ini
ada yang dijadikan sumber primer maupun sumber sekunder. Dokumen bisa berbentuk dokumen
pemerintah, dokumen pengadilan, dokumen properti dan dokumen yang mengungkap peristiwa
sejarah.

Candi

Photo by Inimafoto from Pexels

Candi merupakan bangunan yang berasal dari peninggalan-peninggalan sejarah. Kata ‘candi’ mengacu
pada arti sejarah bangunan dengan berbagai bentuk dan fungsi, seperti tempat ibadah, pusat
pengajaran agama, tempat pemakaman untuk menjaga abu raja, tempat tinggal dewa, tempat
pemandian kerajaan, atau pintu gerbang. Meskipun candi pernah melayani banyak fungsi, mereka
dibangun sebagian besar untuk mengakomodasi kegiatan agama Buddha atau Hindu.
Candi merupakan sumber sejarah yang berbentuk benda yang digunakan para ahli sejarah untuk
mengkaji peristiwa sejarah. Sumber benda ini biasanya dijadikan tempat destinasi wisata untuk
menambah kegunaan dari sumber sejarah.

Patung

Photo by Ayadi Ghaith on Unsplash

Patung merupakan salah satu karya seni yang kerap dijadikan objek untuk mengenang dan
mengabadikan suatu momen. Patung adalah benda tiga dimensi karya manusia yang diakui secara khusus
sebagai suatu karya seni. Patung merupakan sumber benda yang banyak ditemukan di Museum atau
diberbagai tempat. Patung selain untuk mengenang sejarah juga ada beberapa patung yang
menyuguhkan spot instagramable. Patung tersebut seperti patung Budha Tidur di Mojokerto, patung
Dewa Murungan di Langkat, dan patung Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Wawancara

Photo by Christina @ wocintechchat.com on Unsplash

Wawancara adalah kegiatan melakukan tanya jawab dengan narasumber untuk mendapatkan keterangan
tertentu. Di Indonesia metode wawancara dalam penulisan sejarah mulai dikembangkan dengan diawali
adanya proyek sejarah lisan yang ditangani oleh Badan Arsip Nasional. Berkembangnya metode
wawancara dalam penulisan sejarah di Indonesia dilatarbelakangi oleh sulitnya menemukan jejak masa
lampau berupa dokumen yang sezaman serta makin berkembangnya perhatian studi sejarah yang
mengarah ke subyek masyarakat berupa orang kecil dalam peristiwa kecil yang biasanya tidak
meninggalkan jejak berupa dokumen.
PENELITIAN DAN HISTORIOGRAFI
SEJARAH

Penelitian Sejarah

Penelitian sejarah adalah penelitian yang berupaya untuk mempelajari, memahami, dan menafsirkan
peristiwa masa lalu, dengan tujuan untuk mencapai wawasan atau kesimpulan tentang orang atau
kejadian masa lalu. Penelitian sejarah mencakup lebih dari sekadar mengumpulkan dan menyajikan
informasi faktual.

Biasanya, sejarah berfokus pada individu tertentu, masalah sosial, dan hubungan antara yang lama dan
yang baru. Beberapa penelitian sejarah bertujuan menafsirkan kembali karya-karya sejarah sebelumnya
dengan merevisi pemahaman yang ada dan menggantinya dengan yang baru, yang seringkali bermuatan
politis.

Penekanan utama dalam penelitian sejarah adalah pada penafsiran dokumen, buku harian dan
sejenisnya. Data historis dikategorikan ke dalam sumber primer atau sekunder. Sumber primer mungkin
lebih sulit ditemukan tetapi umumnya lebih akurat dan disukai oleh para peneliti sejarah.

Masalah utama dengan banyak penelitian sejarah adalah ketergantungan yang berlebihan pada sumber-
sumber sekunder. Penelitian tidak dapat menerima data historis pada nilai nominal, karena banyak buku
harian memoar, repost dan kesaksian ditulis untuk meningkatkan posisi, status, atau kepentingan
penulis.

Karena kemungkinan tersebut, data historis harus diperiksa keaslian dan kebenarannya. Pemeriksaan
semacam itu dilakukan melalui kritik; dengan bertanya dan meneliti untuk membantu menentukan
kebenaran, bias, kelalaian dan konsistensi dalam data.
Pengertian Penelitian Sejarah Menurut Para Ahli

Adapun definisi penelitian sejarah menurut para ahli, antara lain:

1. H. Carr

Penelitian sejarah adalah sebagai proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencari data agar dapat
menjawab pertanyaan tentang fenomena yang terjadi dari masa lalu agar diperoleh pemahaman yang
lebih baik dari suatu institusi, praktik, tren, keyakinan, dan isu-isu dalam pendidikan.

2. Jack. R. Fraenkel dan Norman E. Wallen

Definisi penelitian sejarah adalah sebagai penelitian yang secara eksklusif memfokuskan pada masa lalu.
Penelitian sejarah mencoba untuk merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan
seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi.
Langkah-Langkah Penelitian Sejarah

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian sejarah, yaitu:

1. Mencari Topik

Seperti halnya penelitian ilmiah lainnya, penelitian sejarah juga diawali dengan pemilihan topik
penelitian. Dalam lingkup sejarah, topik penelitian harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya yaitu:

a. Pokok permasalahan pada topik harus memiliki arti penting (significant topic), baik bagi ilmu
pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu

b. Usahakan memilih topik yang menarik (interesting topic), dalam arti menarik sebagai obyek penelitian,
termasuk adanya keunikan (uniqueness topic)

c. Permasalahan yang terdapat dalam topik memungkinkan untuk diteliti (manageable topic).
Persyaratan ini berkaitan dengan sumber, yaitu sumber-sumbernya dapat diperoleh, karena meskipun
topik sangat menarik dan dan mempunyai arti penting, tapi jika sumbernya tidak tersedia, terutama
sumber primernya, masalah pada topik tidak akan bisa diteliti.

2. Heuristik

Heuristik merupakan tahap untuk mencari, menemukan, serta mengumpulkan sumber-sumber atau
berbagai data yang relevan dangan topik penelitian. Tujuan dari langkah kedua ini adalah untuk
mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian sejarah pada masa lalu. Agar bisa menemukan sumber
sejarah tersebut, seorang peneliti harus bisa mencarinya pada dokumen-dokumen, misalnya:

1. Peneliti dapat mengunjungi situs sejarah dari topik tersebut.

2. Peneliti dapat menggunakan metode kepustakaan atau arsip nasional.

3. Penelitia dapat melakukan berbagai wawancara untuk melengkapi data, sehingga dapat menunjang
terwujudnya sejarah yang mendekati kebenaran atau fakta. Pada dasarnya, sejarah yang terjadi memiliki
begitu banyak masa dan bagian (seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya), sehingga perlu untuk
memiliki sumber data yang bermacam-macam. Meskipun demikian penting adanya klasifikasi data dari
banyaknya sumber tersebut.

3. Veritifikasi/Kritik Veritifikasi

adalah langkah dalam penelitian sejarah yang dilakukan untuk menilai sumber-sumber sejarah. Atau
dengan kata lain, verifikasi memiliki arti pemeriksaan atau pengujian terhadap kebenaran laporan
tentang suatu peristiwa sejarah. Veritifikasi terhadap sumber-sumber sejarah menyangkut dua aspek
yaitu aspke interen dan ekstern. Berikut penjelasannya:

1. Aspek Intern,

yaitu aspek yang membahas tentang isi yang terdapat pada sumber sejarah, sehingga bisa memberikan
informasiyang diperlukan, misalnya berupa proses analisis terhadap suatu dokumen.

2. Aspek ekstern,

yaitu aspek yang membahas tentang keaslian pada sumber, sehingga peneliti harus bisa menguji tentang
kebenaran dokumen sejarah tersebut. Pada aspek ini harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut

1. Apakah sumber itu asli atau turunan (orisinalitas)?


2. Apakah sumber itu merupakan sumber yang dikehendaki (autentitas)?

3. Apakah sumber itu masih utuh atau sudah diubah (integritas)?


4. Interpretasi
Interpretasi merupakan langkah dalam penelitian sejarah yang berupa kegiatan menafsirkan fakta-fakat
sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Atau dengan
kata lain, langkah interpretasi dalam penelitian diartikan sebagai penafsiran peristiwa atau memberikan
pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa. Penafsiran tersebut harus bersifat logis terhadap
keseluruhan konteks peristiwa, sehingga fakta-fakta yang lepas satu sama lainnya bisa disusun dan
dihubungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal. Dalam hal ini, interpretasi harus bersifat deskriptif
sehingga para akademisi dituntut untuk mencari landasan terhadap interpretasi yang mereka gunakan.

1. Historiografi
Historiografi berasal dari kata historia, yang artinya sejarah dan kata graphia artinya penulisan. Jadi
historiografi bisa diartikan sebagai tahap atau langkah paling akhir dalam kegiatan penelitian untuk
penulisan sejarah. Menuliskan peristiwa sejarah bukan sekedar menyusun dan merangkai fakta-fakta
yang diperoleh dari hasil penelitian, tapi dalam menuliskan peristiwa tersebut juga harus menyampaikan
suatu pikiran melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian. Oleh sebab itu, dalam
menulis sejarah dibutuhkan kepandaian dan keahlian agar dapat menghasilkan historiografi yang baik,
yang mampu memunculkan latar belakang, kronologi peristiwa, analisis sebab akibat, dan uraian
mendalam mengenai hasil penelitian, dampak, serta kesimpulan.
Historiografi sejarah

Jenis-jenis Historiografi

Pembagian jenis historiografi di Indonesia dibagi berdasarkan ciri dan karakteristiknya. Berurutan dari
historiografi tradisional, historiografi kolonial, historiografi nasional dan historiografi modern. Ini dia
penjelasan dari 4 jenis historiografi tersebut:

1. Historiografi Tradisional

Historiografi tradisional merupakan penulisan sejarah yang umumnya dilakukan oleh para sastrawan atau
pujangga keraton dan bangsawan kerajaan.

Sedangkan dari segi karakteristiknya, historiografi tradisional bersifat kultural dan politis, serta belum
menggunakan metode ilmiah dalam penyusunannya, sehingga unsur subjektivitasnya tinggi.

Ciri-ciri historiografi tradisional Sudut pandang penulisannya berbentuk Istanasentris Tujuan


penulisannya sebagai alat legitimasi raja Terdapat rasa anakronis atau ketidakpastian keterangan waktu
Banyak mengandung unsur mitos Bersifat Regio-sentris atau kaya akan unsur kedaerahan Historiografi
Tradisional berkembang sejak masa Kerajaan Hindu dan Buddha sekitar abad ke-14 M hingga masa
Kerajaan Islam pada awal abad ke-20 M.

Ciri-ciri historiografi tradisional masa Hindu dan Buddha Karya yang dihasilkan berupa terjemahan dari
naskah-naskah dari India. Bersifat religio magis. Bersifat istanasentris. Contoh historiografi masa Hindu
dan Buddha adalah Kitab Mahabarata dan Ramayana, Kitab Pararaton, Kitab Negarakertagama, Babad
Arya Tabanan, Babad Tanah Jawi, dan lain sebagainya.

Ciri-ciri historiografi tradisional masa Islam Masih mengandung unsur mitos. Sudah mengenal unsur
kronologi. Bersifat etnosentris. Contoh historiografi masa Islam adalah Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat
Aceh, Babad Demak, Babad Tanah Jawi, dan Babad Giyanti.

2. Historiografi Kolonial

Historiografi Kolonial adalah penulisan sejarah yang berkembang pada masa Kolonial Belanda sejak abad
ke-17 M hingga Pemerintahan Hindia Belanda pada abad ke-20 M.

Fokus utama historiografi kolonial adalah kehidupan warga Belanda (Eropa) di Hindia Belanda karena
ditulis oleh orang-orang Belanda atau Eropa. Tujuan penulisannya untuk memperkuat kedudukan mereka
di Indonesia. Ciri-ciri historiografi masa kolonial adalah:

Ciri-ciri historiografi kolonial Sudut pandang penulisannya adalah Neerdelandosentris atau Eropasentris
Tulisannya bersifat subjektif pemerintah kolonial Dalam penyusunannya cenderung mengabaikan
sumber lokal Mengisahkan sejarah dari orang-orang besar, misalnya Daendels dan Raffles Tulisannya
bersifat diskriminatif terhadap rakyat Hindia Belanda Karakteristik historiografi kolonial berfokus pada
kajian penguasaan Belanda atau Eropa di Hindia Belanda, sedangkan kondisi rakyat Hindia Belanda
(Indonesia) yang terjajah tidak mendapat perhatian.

Contoh historiografi masa kolonial Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie karya
A.J. Eijkman dan F.W. Stapel. Schets eener Economische Geschiedenis van Nederlands-Indie karya G.
Gonggrijp. Geschiedenis van den Indischen Archipel karya B.H.M. Vlekke. Geschiedenis van Indonesie
karya H. J. de Graaf. History of Java (1817) karya Thomas S. Raffles.
3. Historiografi Nasional

Ialah penulisan sejarah dengan bangsa Indonesia sebagai subjek utama. Model historiografi ini mulai
marak setelah bangsa ini merdeka pada agustus 1945

Penulisannya bersifat Indonesiasentris, dengan tujuan untuk kepentingan menanamkan rasa


nasionalisme kepada seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan ciri dari historiografi nasional antara lain
menggunakan perspektif nasionalisme Indonesia.

Dari karakteristiknya, penulisan sejarah memiliki tujuan untuk kepentingan bangsa Indonesia. Tulisan
sejarah sengaja dibuat berdasarkan perspektif bangsa Indonesia.

Contoh historiografi nasional

6000 Tahun Sang Merah Putih karya Muhammad Yamin Gadjah Mada: Pahlawan Persatuan Nusantara
Karya Muhammad Yamin Atjeh Sepintas Lalu Karya SM Amin

4. Historiografi Modern

Historiografi modern muncul akibat tuntutan ketepatan teknik untuk mendapatkan fakta-fakta sejarah.
Fakta sejarah didapat melalui penetapan metode penelitian, memakai ilmu-ilmu bantu, adanya teknik
pengarsipan, dan rekonstruksi melalui sejarah lisan.

Masa ini dimulai dengan munculnya studi sejarah kritis, yang menggunakan prinsip-prinsip metode
penelitian sejarah.

Contoh historiografi modern adalah Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo dan
Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson.

Historiografi modern tentunya berkembang sesuai dengan zaman. Historiografi masa kini sudah semakin
objektif dan kritis terhadap satu peristiwa sejarah.

Ciri-ciri historiografi modern Bersifat metodologis: sejarawan diwajibkan menggunakan kaidah-kaidah


ilmiah. Bersifat kritis historis: artinya dalam penelitian sejarah menggunakan pendekatan
multidimensional. Sebagai kritik terhadap historiografi nasional: lahir sebagai kritik terhadap historiografi
nasional yang dianggap memiliki kecenderungan menghilangkan unsur asing dalam proses
pembentukan keindonesiaan. Munculnya peran-peran rakyat kecil.

Anda mungkin juga menyukai