Anda di halaman 1dari 13

BAB 1 UNIT 1

CARA BERPIKIR SEJARAH


3.1 Memahami konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah
4.1 Menyajikan hasil penerapan konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang, dan
waktu dalam peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan atau bentuk lain
Cara Berpikir Sejarah
 Cara berpikir kronologis dalam mempelajari sejarah
 Cara berpikir diakronik dalam mempelajari sejarah
 Cara berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah

3.2 Memahami konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah


4.2 Menerapkan konsep perubahan dan keberlanjutan dalam mengkaji peristiwa sejarah
Konsep Perubahan dan Keberlanjutan
 Makna perubahan
 Makna keberlanjutan

RINGKASAN MATERI

A. Konsep Berpikir Sinkronis Dan Kronologis (Diakronis)

Sehubungan dengan penelitian dan penulisan sejarah, Kuntowijoyo, menjelaskan dua kerangka
berfikir yang dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial, yaitu cara berfikir sinkronis dan cara berfikir
diakronis atau kronologis.

1. Cara Berfikir Sinkronis

Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti dengan, dan khronos yang
berarti waktu, masa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik berarti segala sesuatu yang
bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa yang terbatas. Hal ini sesuai dengan
pendapat Galtung, bahwa sejarah dalam pengertian sinkronik adalah mempelajari peristiwa sejarah
dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang terbatas. Lebih lanjut Kuntowijoyo
memberikan ciri-ciri konsep berfikir sinkronis sebagai berikut,
1. Kerangka berfikir sinkronis mengamati kehidupan sosial secara meluas berdimensi ruang.
2. Konsep berfikir sinkronis memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang
terstruktur dan saling berkaitan antara satu unit dengan unit yang lainnya.
3. Menguraikan kehidupan masyarakat secara diskriptif dengan menjelaskan bagian demi bagian.
4. Menjelaskan struktur dan fungsi dari masing-masing unit dalam kondisi statis.
5. Digunakan oleh ilmu-ilmu sosial, seperti, geografi, sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan
arkeologi.

2. Cara Berfikir Diakronis / Kronologis

Menurut Galtung, diakronis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia yang artinya melintasi atau
melewati dan khronos yang berarti perjalanan waktu. Dengan demikian maka cara berfikir diakronis
dalam ilmu sejarah berarti menguraikan proses dan urutan kejadian suatu peristiwa sejarah secara
kronologis atau sesuai dengan urutan waktu kejadiannya.
Setiap peristiwa sejarah mengiktui hukum kausalitas (sebab akibat), sehingga antara satu
peristiwa dengan peristiwa lainnya saling berkaitan dalam urutan sebab akibat. Sehingga dengan
berfikir diakronis kita juga dapat mengamati perkembangan kehidupan masyarakat pada suatu
zaman dengan zaman berikutnya yang salaing terkait mengikuti hukum sebab akibat (causalitas).

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri konsep berfikir diakronis atau
kronologis adalah sebagai berikut :
1. Dalam konsep berfikir kronologis atau diakronis mempelajari kehidupan sosial secara
memanjang berdimensi waktu.
2. Konsep berfikir diakronis memandang masyarakat sebagai sesuatu yang terus bergerak dan
memiliki hubungan kausalitas atau sebab akibat.
3. Menguraikan proses trans formasi (perubahan) yang terus berlangsung dari waktu ke waktu
kehidupan masyarakat secara berkesinambungan.
4. Menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis.
5. Digunakan dalam ilmu sejarah.

C. Pendekatan Multi Dimensional

Dalam ilmu sejarah kerangka berfikir sinkronis yang berdimensi ruang juga diperlukan.
Sehubungan dengan hal ini, dalam ilmu sejarah dikenal dengan pendekatan multi-dimensional.
Pendekatan ini dipelopori oleh Sartono Kartodirdjo. Dalam pendekatan multi-dimensional ini,
sejarah selain dipandang sebagai proses yang dinamis, juga memperhatikan berbagai aspek dalam
kehidupan sosial yang turut mempengaruhi gerak pertumbuhan dan perkembangan sejarah. Karena
sebuah perubahan dalam peristiwa sejarah senantiasa juga diikuti oleh perubahan aspek-aspek lain
di sekitarnya.

Dengan memperlajari sejarah secara multi-dimensional maka akan nampak bahwa rangkaian
peristiwa yang saling terkait satu aspek dengan aspek lainnya. Sehingga semakin memperjelas
keunikan dari setiap peristiwa sejarah. Oleh karena itu, untuk mengungkapkan berbagai dimensi
kehidupan masyarakat pada masa lampau, sejarah memerlukan pendekatan dan konsep-konsep
ilmu-ilmu sosial lainnya.

Contoh-contoh kajian suatu permasalahan sejarah yang menggunakan pendekatan ilmu sosial
sangat misalnya, “Pemberontakan Petani Banten Tahun 1888” karya Sartono Kartodirdjo.
Pemberontakan yang berlangsung di distrik Anyer tersebut, disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
faktor politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama (kepercayaan tentang Ratu Adil). Selain itu
pemberontakan tersebut juga merupakan gerakan sosial yang tidak hanya dari kaum elite, melainkan
juga dari kaum bawah (wong cilik).

Oleh jarena itu, dalam perkembangannya muncul dua pendekatan dalam ilmu sejarah, yaitu (1)
Sejarah Naratif dan (2) Sejarah Non-naratif. Sejarah naratif mengungkapkan peristiwa sejarah terjadi
suatu kurun waktu tertentu sehingga tersusun dalam sebuah kisah atau cerita. Sedangan sejarah
non-naratif lebih berfokus pada masalah (problem oriented) dengan meminjam konsep-konsep ilmu-
ilmu sosial lainnya, untuk mengungkapkan berbagai aspek pada masa lampau. Sejarah naratif
cenderung lebih banyak berkisah tentang aspek kehidupan politk pada masa lampau. Sedangkan
sejarah non-naratif lebih berfokus pada kehidupan sosial, budaya dan ekonomi pada masa lampau.
LATIHAN SOAL

A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Menurut sejarahwan Kuntowijoyo, ada dua kerangka berfikir yang dipergunakan dalam ilmu-
ilmu sosial, yaitu cara berfikir sinkronis dan cara berfikir diakronis atau kronologis. Jelaskan arti
dari konsep berfikir sinkronis dan konsep berfikir diakronis tersebut !
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

2. Baik cara berfikir sinkronis maupun cara berfikir diakronis atau kronologis keduanya
dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Berikan masing-masing satu contoh penggunaan cara
berfikir sinkronis dan diakronis dalam ilmu-ilmu sosial !
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

3. Dalam penelitian sejarah dikenal adanya dua pendekatan, yaitu pendekatan sejarah naratif dan
pendekatan sejarah non-naratif. Berikan contohnya masing-masing !
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

B. Isilah titik pada kolom di bawah ini !

N
SINKRONIS DIAKRONIS / KRONOLOGIS
O
1 ........................................................................ Memanjang, dimensi waktu
2 Sistem terstruktur ........................................................................
3 ........................................................................ Naratif, berproses dan bertransformasi.
4 Statis ........................................................................
5 ........................................................................ Menekankan pada proses dan durasi
6 ........................................................................ Digunakan dalam ilmu Sejarah,

C. Jelaskan perbedaan antara Sejarah Naratif dan Sejarah Non-naratif pada kolok di bawah ini !

N
SEJARAH NARATIF (KRONOLOGIS) SEJARAH NON-NARATIF (SINKRONIS)
O

1 ........................................................................ ........................................................................
........................................................................ ........................................................................
2 ........................................................................ ........................................................................
........................................................................ ........................................................................

3 ........................................................................ ........................................................................
........................................................................ ........................................................................

B. Manusia Hidup dalam Ruang dan Waktu

Ada tiga unsur utama dalam kajian sejarah, yaitu manusia, ruang dan waktu. Ketiga unsur
tersebut saling terkait dan berinteraksi secara berkesinambungan satu dengan yang lainnya, sehingga
membentuk suatu peristiwa bersejarah. Manusia hidup dalam ruang dan waktu. Pada setiap ruang
dan waktu setiap orang atau komunitas mengukir sejarah masing-masing yang unik. Oleh karena itu,
dalam mempelajari sejarah, perlu ditentukan secara tegas, siapa pelakunya (who), kapan
berlangsung (when), dimana peristiwa itu berlangsung (where), serta bagaimana peristiwa sejarah itu
terjadi (how).

Jika diibaratkan dengan sebuah pertunjukkan, maka pada setiap ruang dan waktu manusia
menyajikan pertunjukan yang berbeda-beda dan silih berganti. Sehingga setiap orang atau komunitas
memiliki sejarahnya sendiri-sendiri yang unik pula. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diutarakan
oleh Benedetto Croce (1951), yang menyatakan bahwa penulisan sejarah bukan sekadar
mengungkap peristiwa-peristiwa di masa lampau, tetapi merupakan sebuah proses memahami
secara utuh pola interaksi manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya dalam ruang dan waktu
tertentu.

1. Manusia,

Unsur manusia berperan penting di dalam peristiwa sejarah. Manusia merupakan aktor utama
yang sangat menentukan suatu peristiwa sejarah. Menurut filosof Yunanai, Plato (427-347 SM),
manusia adalah “hewan berpikir”(animal rational). Kemampuan berpikir ini merupakan cikal-bakal
munculnya ide-ide kreatif. Ide-ide kreatif muncul dalam proses dialog interaktif manusia dengan
realitas yang ia hadapi.

Maka sejarah merupakan gambaran bagaimana cara manusia mempertahankan kehidupannya


dengan menggunakan akal pikirannya. Sebagaimana makhluk hidup lainnya, manusia dikaruniai
naluri untuk mempertahankan kehidupannya. Untuk menghadapi tantangan alam dan binatang buas
pada masa pra-aksara misalnya, manusia menggunakan akal dan pikirannya untuk membuat alat-alat
untuk mempertahankan kehidupannya, seperti kapak, alat-alat dari tulang, membuat gerabah, dan
membuat berbagai bentuk persenjataan. Untuk mempertahankan diri dari iklim, manusia
menciptakan rumah-rumah sederhana dan pakaian dari kulit kayu. Demikian pula untuk
memudahkan perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya, manusia menciptakan alat-alat
transportasi seperti perahu bercadik.

Ketika manusia menjalani hidup bersama dalam sebuah kelompok, maka dengan akal
pikirannya, untuk menciptakan keselarasan dan ketertiban antara sesama anggota kelompok,
manusia menciptakan nilai-nilai dan norma-norma. Selain itu, untuk menciptakan kehidupan
masyarakat yang teratur manusia menetapkan seorang pemimpin dalam sebuah kelompok atau
komunitas. Dengan nalurinya utuk bertahan hidup dan dengan akal pikiran serta kreatifitasnya,
manusia telah menuliskan kisah sejarah di permukaan bumi ini. Semua itu merupakan cikal bakal dari
munculnya sebuah peradaban.
Dengan akal pikiran dan kreatifitasnya manusia menciptakan ilmu pengetahuan dan tehnologi,
bangunan-bangunan yang besar, dan kapal-kapal besar untuk menjelajahi permukaan bumi. Manusia
juga menciptakan tatanan sosial dan budaya, ideologi, filsafat hidup, pergaulan dan persahabatan
antar bangsa, yang juga berpengaruh terhadap perjalanan sejarah dari zaman ke zaman.

Dalam perkembangannya, seperti yang diuraikan oleh Ibnu Khaldun, watak dan karakter
manusia memberikan pengaruh besar bagi perkembangan sejarah. Sebuah komunitas bukan hanya
harus bertahan hidup dari tantangan alam, namun juga dari ancaman komunitas lainnya. Berbagai
bentuk penindasan dari sebuah bangsa kepada bangsa yang lain, menimbulkan perlawanan di
berbagai penjuru dunia. Maka menurut Sartono Kartodirdjo, selain akal pikran dan kreatifitas, rasa
patrotisme dan cinta tanah air juga menjadi penggerah sejarah.

2. Ruang

Ruang atau tempat merupakan unsur penting yang harus ada dalam sejarah. Bila diibaratkan
sebuah pertunjukkan, maka ruang merupakan panggung ketika peristiwa sejarah berlangsung. Ruang
atau tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah terkait dengan unsur geografis, seperti daerah tropis
dan sub-tropis, daerah pesisir dan pedalaman, iklim, cuaca, sungai, laut, permukaan bumi ( topografi),
semua berpengaruh terhadap perjalanan sejarah.

Karena tantangan cuaca yang dingin misalnya, penduduk di daerah sub-tropis menciptakan
pakaian yang tebal untuk melindungi diri dari iklim. Sementara penduduk di daerah tropis hanya
menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang tipis. Penduduk di daerah pesisir misalnya
menciptakan sejarah dan kebudayaan yang berbeda dengan penduduk di daerah pedalaman.

Walaupun sama-sama didukung oleh manusia dari ras Papua-Melanesoid, namun penduduk di
daerah pesisir di daerah Langsa, Aceh, pada masa praaksara menciptakan alat-alat, dan peninggalan
yang berbeda dengan penduduk dari ras yang sama di Sampung, Ponorogo.

Demikian pula penduduk pesisir menciptakan mata pencaharian yang berbeda dengan menjadi
nelayan atau pedagang, sementara penduduk pedalaman hidup dengan cara bertani. Sehingga ruang
atau tempat memberikan warna corak tertentu bagi peristiwa sejarah. Kerajaan Sriwijaya misalnya
tumbuh dan berkembang menjadi kerajaan maritim yang besar karena didukung oleh faktor ruang
yaitu faktor geografis berada di perairan internasional yang ramai dilewati pedagaang dari berbagai
belahan dunia.

Selain itu ruang atau tempat terjadinya peristiwa sejarah, juga mempunyai sistem sosial dan
sistem budaya yang berbeda-beda yang biasanya turun temurun dari para pendahulunya yang juga
berpengaruh terhadap gerak sejarah para pendukungnya. Dengan demikian kisah sejarah manusia
merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada suatu ruang
atau tempat tertentu. Hal inilah diantaranya yang menyebabkan setiap kejadian sejarah itu bersifat
unik.

Ketika terjajdi perlawanan terhadap penjajahan Belanda misalnya, maka harus ditegaskan
kapan dan dimana penjajahan tersebut berlangsung. Perlawanan Diponegoro (1825 – 1830), dan
Perang Padri terjadi pada waktu yang beriringan dan keduanya sama-sama menentang penjajahan
Belanda. Akan tetapi keduanya terjadi pada ruang dan tempat yang berbeda, sehingga kedua
mempunyai latar belakang sejarah dan budaya yang berbeda serta memiliki keunikan tersendiri.

3. Waktu
Unsur waktu merupakan unsur penting dalam sejarah. Karena mempelajari sejarah bukanlah
mempelajari sesuatu yang berhenti melainkan mempelajari sesuatu yang terus bergerak seiring
dengan perjalanan waktu. Oleh karena itu waktu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu masa lampau,
sekarang, dan masa yang akan datang. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu
yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya. Begitu pula setiap peristiwa berpengaruh terhadap
kurun waktu berikutnya, sehingga ketiga unsur waktu tersebut saling berkesinambungan.

Seperti halnya unsur ruang atau tempat, maka unsur waktu juga memberikan konteks atau
setting tertentu bagi berlangsungnya peristiwa sejarah. Setiap zaman juga memiliki sistem budaya,
sistem sosial dan semangat zaman (zeitgeist) yang berbeda-beda yang terus bergerak secara dinamis.
Oleh karena itulah unsur waktu ini juga menjadikan setiap peristiwa sejarah itu unik dari waktu ke
waktu. Misalnya, perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia, pada masa sebelum 1908, perjuangan
untuk melepaskan diri dari penjajahan Belanda dilakukan dengan kekerasan fisik bersenjata. Namun
setelah 1908, maka perjuangan yang sama dilakukan dengan cara mendirikan organisasi-organisasi
modern. Begitu pula setelah proklamasi kemerdekaan, maka perjuangan terhadap penjajahan
Belanda berubah menjadi perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan. Oleh karena itulah
unsur waktu memberikan keunikan tersendiri bagi perjalanan sejarah.

  Waktu terus bergerak dan berjalan secara berkesinambungan (continuity). Setiap orang yang
mempunyai kesadaran waktu bisa memanfaatkan waktu dengan baik sehingga terus menerus
melakukan perubahan kearah yang lebih baik.

LATIHAN SOAL

A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Menurut sejarahwan Kuntowijoyo, ada dua kerangka berfikir yang dipergunakan dalam ilmu-
ilmu sosial, yaitu cara berfikir sinkronis dan cara berfikir diakronis atau kronologis. Jelaskan arti
dari konsep berfikir sinkronis dan konsep berfikir diakronis tersebut !
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

B. Isilah titik pada kolom di bawah ini !

N
SINKRONIS DIAKRONIS / KRONOLOGIS
O
1 ........................................................................ Memanjang, dimensi waktu
2 Sistem terstruktur ........................................................................
3 ........................................................................ Naratif, berproses dan bertransformasi.
4 Statis ........................................................................
5 ........................................................................ Menekankan pada proses dan durasi
6 ........................................................................ Digunakan dalam ilmu Sejarah,
C. Konsep Perubahan Dan Berkelanjutan (Kesinambungan)

“Panta Rei”, artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir, masyarakat sewaktu-
waktu bergerak dan berubah. ( Heraclitus)

Sejarah mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Masa lampau
memiliki pengertian yang sangat luas, bisa berarti satu juta tahun yang lalu, dua ratus tahun yang
lalu, setahun yang lalu, sebulan yang lalu, sehari yang lalu, atau sedetik yang lalu. Bahkan waktu
sekarang ketika kita sedang membaca buku ini akan segera menjadi masa lalu. Pada saat ini pula
peristiwa-peristiwa bersejarah terus berlangsung.

Oleh karena itulah dalam mempelajari sejarah kita harus menyadari bahwa rangkaian peristiwa
sejarah sejak adanya manusia sampai sekarang adalah peristiwa-peristiwa yang berkelanjutan atau
berkesinambungan (continuity) dan tidak pernah berhenti (stagnan). Roeslan Abdul Gani
mengatakan bahwa ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi yaitu pertama,
penglihatan ke masa silam; kedua, ke masa sekarang; dan ke masa depan.

Dengan demikian mempelajari sejarah bukan berarti mempelajari sesuatu yang terpencil pada
masa lampau. Melainkan mempelajari sesuatu yang terus berjalan dengan pijakan masa lampau
kemudian menarik “benang merah” ke masa sekarang dan ke masa yang akan datang. Dalam
perjalanan waktu tersebut, senantiasa terjadi “perubahan”(change). Apabila perubahan tersebut
berlangsung dengan lambat disebut evolusi. Bila perubahan tersebut berlangsung dengan cepat dan
mendasar disebut dengan revolusi.

Dinamika kesinambungan peristiwa-peristiwa sejarah mengikuti hukum kausalitas (causality).


Sehingga suatu peristiwa sejarah senantiasa disebabkan oleh peristiwa-peristiwa sebelumnya.
Demikian juga suatu peristiwa sejarah menjadi sebab dari peristiwa berikutnya. Misalnya, terjadi
Jerman muncul sebagai negara yang berhaluan naziisme disebabkan oleh kekalahan dalam Perang
Dunia I yang dianjutkan dengan perjanjian Versailes yang sangat merugikan Jerman. Sehingga Jerman
menjadi terpuruk dalam berbagai bidang. Keterpurukan ini menjadi sebab munculnya seorang tokoh
otoriter yang bernama Adolf Hitler yang berhaluan Naziisme. Setelah Jerman bangkit kembali muncul
semangat revance ide (balas dendam) sehingga terjadilah Perang Dunia II. Setelah Perang Dunia II,
juga berdampak bagi terjadinya dekolonisasi, sehingga banyak negara-negara di Asia Afrika
memperoleh kemerdekaan.

Hukum kausalitas, dibagi 2 yaitu, (1) Mono-kausalitas, yaitu satu sebab atau satu peristiwa
sejarah bisa menjadi sebab terjadi satu peristiwa. (2) Multi-kausalitas, yaitu beberapa sebab bisa
menimbulkan satu akibat, atau satu sebab bisa menimbulkan beberapa akibat. Demikian pula
beberapa sebab bisa menimbulkan beberapa akibat. Oleh karena itu, dalam mengkaji sejarah
seringkali kita membahas tentang latar belakang, faktor-faktor pendorong, faktor-faktor pendukung,
sebab-sebab umum, sebab-sebab khusus, dan akibat-akibat dari satu peristiwa sejarah.

2. Konsep Kronologi dan Periodisasi

a. Kronologi

Kronologi berarti sesuai dengan urutan waktu kejadiannya. Peristiwa sejarah tidak pernah
terjadi melompat-lompat urutan waktunya, atau bahkan berbalik urutan waktunya (anakronis). Oleh
karena itulah dalam mempelajari sejarah agar kita mendapatkan pemahaman yang baik harus
memperhatikan urutan-urutan kejadiannya atau kronologinya. Pemahaman sejarah yang bersifat
anakronis (tidak kronologis) akan menimbulkan kerancuan bahkan akan membuat pemahaman yang
keliru tentang sejarah.
Sedangkan kronik merupakan kisah atau catatan sejarah yang diceritakan berdasarkan urutan
waktu. Di Eropa pada Zaman Kristen Awal dan Zaman Pertengahan banyak ditulis karya-karya sejarah
yang disebut Annal dan Chronicles. Kedua karya sejarah tersebut disusun berdasarkan urutan waktu.
Catatan-catatan dan kisah-kisah sejarah pada zaman kekaisaran di Cina juga disebut dengan kronik.
Salah satu kronik Cina catatan perjalanan Fa Hien sehingga sampai di Tarumanegara dan kisah
perjalanan I-tsing dari Cina ke India lewat jalur laut dan singgah di Sriwijaya.

b. Kronologi Sebagai Ilmu Bantu Sejarah

Kronologi sebagai ilmu bantu sejarah mempelajari tentang berbagai tarikh (sistem kalender)
yang digunakan di berbagai tempat dan berbagai zaman serta menterjemahkan suatu sistem
kalender terhadap sistem kalender lainnya.

c. Periodisasi

Periodisasi adalah pembagian atau pembabakan peristiwa-peristiwa masa lampau yang sangat
panjang menjadi beberapa babak, zaman, atau periode. Dalam kenyataan sejarah yang sebenarnya,
tidak dikenal adanya periodisasi sejarah. Karena pada hakekatnya peristiwa-peristiwa sejarah saling
berkesinambungan satu dengan yang lainnya dan tidak terputus-putus dalam beberapa tahapan
periodisasi. Penyusunan periodisasi dalam penulisan sejarah bertujuan untuk :
1. memudahkan mempelajari sejarah
2. memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis

LATIHAN SOAL

A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Prof.Wertheim menyatakan bahwa : “History is a continuity and change”. Jelaskan pernyataan


tersebut ? Berikan contohnya !
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

2. Apakah yang dimaksud dengan hukum kausalitas ? Berikan contohnya !


..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

3. Apakah yang dimaksud dengan kronik ? Berikan contohnya !


..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
LATIHAN SOAL
PILIHAN GANDA

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !

1.
2. Perhatikan pernyataan-pernyataan di maka peneliti tersebut menggunakan
bawah ini, konsep berfikir ....
1. meluas, berdimensi ruang, A. sinkronis
2. sistem terstruktur B. diakronis
3. deskripsi integratif C. kronologis
4. menekankan pada proses dan durasi D. anakronis
5. digunakan dalam ilmu geografi, E. dinamis
sosiologi, politik, ekonomi,
antropologi, dan arkeologi 5. Perhatikan pernyataan-pernyataan di
Dari pernyataan-pernyataan bawah ini,
tersebut di atas, yang merupakan ciri-ciri 1. sosiologi
dari konsep berfikir sinkronis adalah 2. politik
sebagai berikut, 3. ekonomi
A. (1), (2), (3) dan (4) 4. anthropologi
B. (1), (2), (3) dan (5) 5. sejarah
C. (1), (2), (4) dan (5) Dari pernyataan-pernyataan
D. (1), (3), (4) dan (5) tersebut di atas, yang merupakan ilmu-
E. (2), (3), (4( dan (5) ilmu sosial yang menggunakan konsep
berfikir sinkronis adalah sebagai berikut,
3. Perhatikan pernyataan-pernyataan di A. (1), (2), (3) dan (4)
bawah ini, B. (1), (2), (3) dan (5)
1. memanjang, berdimensi ruang C. (1), (2), (4) dan (5)
2. terus bergerak dalam hubungan D. (1), (3), (4) dan (5)
kausalitas E. (2), (3), (4( dan (5)
3. naratif, berproses dan
bertransformasi 6. Akhir-akhir ini dalam melakukan penulisan
4. menekankan pada proses dan durasi sejarah, sejarawan tidak hanya
5. digunakan dalam ilmu sejarah menerapkan konsep berfikir diakronik
Dari pernyataan-pernyataan melainkan juga mengembangkan dan
tersebut di atas, yang merupakan ciri-ciri menerapkan konsep berfikir sinkronik.
dari konsep berfikir diakronis adalah Penerapan konsep berfikir sinkronik
sebagai berikut, tersebut dilakukan dengan cara ....
A. (1), (2), (3) dan (4) A. mengkaji peristiwa sejarah dilakukan
B. (1), (2), (3) dan (5) secara kronologis
C. (1), (2), (4) dan (5) B. menciptakan karya sejarah sesuai alur
D. (1), (3), (4) dan (5) perjalanan waktu
E. (2), (3), (4( dan (5) C. mengungkap latar belakang dan
dampak yang ditimbulkan
4. Seorang peneliti melakukan penelitian D. mengurutkan waktu sesuai dengan
terhadap sebuah desa yang menghasilkan kejadian peristiwanya
laporan penelitian meliputi jumlah E. mengkaji sejarah secara melebar dan
penduduk, hubungan sosial, struktur meluas pada ruang
sosial, adat istiadat, tradisi desa tersebut,
7. Sejarah itu bersifat saling keterkaitan dari B. faktor manusia
peristiwa yang satu dengan peristiwa yang C. faktor ruang
lain atau dikenal dengan diakronis, D. faktor iklim
sedangkan ilmu-ilmu sosial lain bersifat E. faktor topografi
sinkronis yaitu ...
A. memanjang dalam perjalanan waktu 11. Walaupun sama-sama didukung oleh
B. terbatas pada ruang dan waktu manusia dari ras Papua-Melanesoid,
tertentu namun penduduk di daerah pesisir di
C. tidak memiliki batasan dalam waktu daerah Langsa, Aceh, pada zaman
D. melebar dan meluas dalam ruang mesolithikum memiliki mata pencaharian
E. menyempit dalam ruang dan waktu yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka sehari-hari. Pendukung
8. Sejarah itu bersifat saling keterkaitan dari Kebudayaan Tulang Sampung hidup
satu peristiwa ke peristiwa yang lain dan dengan berburu dan mengumpulkan
terus mengalami keberlajutan hingga ke makanan dan mulai bercocok tanam.
masa depan. Dalam ilmu sejarah, konsep Sementara pendukung kebudayaan Kapak
ini dikenal dengan diakronis. Sedangkan Sumatera yang hidup di pesisir hidup
pada ilmu-ilmu sosial lainnya dalam dengan mencari ikan dan kerang di laut.
mengkaji kehidupan manusia mengacu Perbedaan tersebut disebabkan oleh ....
pada konsep berfikir sinkronis yaitu .... A. faktor waktu
A. menyempit dalam ruang dan waktu B. faktor manusia
B. meluas dan melebar dalam ruang C. faktor ruang
C. memanjang dalam ruang dan waktu D. faktor iklim
D. terbatas pada ruang dan waktu E. faktor topografi
tertentu
E. tidak memiliki batasan dalam waktu 12. Perlawanan Diponegoro (1825 – 1830),
dan Perang Padri terjadi pada waktu yang
9. Unsur geografis, seperti daerah tropis dan beriringan dan keduanya sama-sama
sub-tropis, daerah pesisir dan pedalaman, menentang penjajahan Belanda. Akan
iklim, cuaca, sungai, laut, permukaan bumi tetapi keduanya memiliki keunikan
(topografi), semua berpengaruh terhadap tersendiri. Hal ini disebabkan oleh ....
perjalanan sejarah umat manusia. Sebagai A. faktor waktu
faktor yang berpengaruh terhadap B. faktor manusia
perjalanan sejarah, unsur-unsur tersebut C. faktor ruang
dikenal sebagai .... D. faktor iklim
A. faktor waktu E. faktor topografi
B. faktor manusia
C. faktor ruang 13. Pada masa sebelum 1908, perjuangan
D. faktor iklim untuk melepaskan diri dari penjajahan
E. faktor topografi Belanda dilakukan dengan kekerasan fisik
bersenjata. Namun setelah 1908, maka
10. Setiap wilayah kebudayaan mempunyai perjuangan yang sama dilakukan dengan
sistem sosial, sistem budaya, politik, cara mendirikan organisasi-organisasi
ekonomi, nilai-nilai dan norma-norma modern. Perbedaan corak antara kedua
yang berbeda-beda dengan wilayah yang bentuk perjuangan tersebut disebabkan
lain. Semua aspek tersebut oleh ...
mempengaruhi perjalanan sejarah di A. faktor waktu
setiap wilayah kebudayaan yang berbeda B. faktor manusia
dengan wilayah kebudayaan yang lain, C. faktor ruang
sehingga setiap peristiwa sejarah bersifat D. faktor iklim
unik. Hal itu berkaitan dengan ... E. faktor topografi
A. faktor waktu
14. Peristiwa sejarah tidak terlepas dari tiga E. bendera merah putih dijahit oleh
dimensi waktu yang saling terkait yaitu Fatmawati
masa lampau, kini dan akan datang.
Berkaitan dengan dimensi waktu, dalam 17. Sejarah adalah suatu konstruksi
ilmu sejarah dikenal dengan konsep (bangunan) yang disusun oleh penulis
berfikir diakronis. Penerapan konsep sebagai suatu uraian cerita (kisah) yang
berfikir tersebut dalam penulisan sejarah merupakan suatu kesatuan dari rangkaian
adalah .... fakta-fakta yang saling berkaitan.
A. bersifat kronologis atau memanjang
dalam waktu Pernyataan tersebut sesuai dengan
B. mencari waktu yang tepat untuk konsep sejarah menurut Sartono
menulis sejarah Kartodirdjo, yaitu sejarah dalam arti ...
C. karya sejarah membahas kehidupan A. obyektif
waktu lampau B. subyektif
D. bersifat anakronisme, mengabaikan C. interpretatif
urutan waktu D. empiris
E. bersifat dialogis dari cerita para E. einmaligh
pelaku sejarah
18. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut
15. Kajian tentang kehidupan manusia pada ini,
masa lampau pada dasarnya tidak dapat 1. Peristiwa tersebut menyangkut
dilepaskan dari konsep ruang dan waktu. kehidupan manusia
Berkaitan dengan hal tersebut, maka jika 2. Peristiwa tersebut terjadi pada masa
kita mengkaji sejarah sekitar proklamasi lampau
kemerdekaan Indonesia, maka “konsep 3. Peristiwa tersebut besar
ruangnya” adalah .... pengaruhnya
A. Sukarno dan Hatta berperan sebagai 4. Peristiwa tersebut terjadi berulang-
proklamator ulang
B. pengibar bendera Latif Hendraningrat 5. Peristiwa tersebut hanya sekali
dan Suhut terjadi
C. dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus Dari pernyataan-pernyataan
1945 tersebut di atas, yang merupakan ciri-ciri
D. dilaksanakan di jalan Pegangsaan dari peristiwa sejarah adalah sebagai
Timur 56 Jakarta berikut,
E. dilaksanakan hari Jumat Legi bulan A. (1), (2), (3) dan (4)
Ramadhan B. (1), (2), (3) dan (5)
C. (1), (2), (4) dan (5)
16. Kajian tentang sejarah pada dasarnya D. (1), (3), (4) dan (5)
tidak dapat dilepaskan dari konsep ruang E. (2), (3), (4( dan (5)
dan waktu. Berkaitan dengan hal tersebut,
jika mengkaji sejarah proklamasi 19. Perhatikan pernyataan berikut ini,
kemerdekaan Indonesia, maka “konsep 1. peristiwa sejarah merupakan
waktunya” adalah .... peristiwa yang unik
A. Sukarno dan Hatta berperan sebagai 2. setiap peristiwa sejarah hanya satu
proklamator kali terjadi (once)
B. pengibar bendera Latif Hendraningrat 3. tidak ada peristiwa sejarah yang
dan Suhut berulang
C. dilaksanakan di jalan Pegangsaan Pernyataan-pernyataan tersebut
Timur 56 Jakarta sesuai dengan ciri-ciri peristiwa sejarah
D. dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus yang dalam bahasa Jerman disebut ....
1945 A. geschichte
B. geschehen
C. istoria C. pengungkapan peristiwa sejarah harus
D. scientia dilakukan secara mendetail.
E. einmaligh D. kisah sejarah yang panjang harus
disusun dengan memberikan
20. Perhatikan pernyataan berikut ini, periodisasi-periodisasi tonggak-
1. Orde Baru tonggak sejarah.
2. Masa Pemerintahan RIS E. pengungkapan peristiwa sejarah harus
3. Masa Demokrasi Terpimpin diseleksi sesuai dengan tingkat
4. Penerapan Sistem Liberal urgensinya.
Parlementer
5. Perjuangan Mempertahankan 23. Penulisan sejarah yang tidak sesuai
Kemerdekaan dengan urutan waktu kejadiannya, akan
menimbulkan pemahaman yang rancu
Urutan periodisasi yang kronologis terhadap peristiwa sejarah tersebut.
dari pernyataan diatas adalah ... Dalam ilmu sejarah hal itu disebut
A. (3), (2), (1), (4), dan (5) dengan ....
B. (1), (2), (3), (4), dan (5) A. kronik
C. (2), (4), (5), (3), dan (1) B. kronologi
D. (4), (2), (5), (3), dan (1) C. anakronis
E. (5), (2), (4), (3), dan (1) D. einmaligh
E. continuety
21. Peristiwa-peristiwa sejarah merupakan
suatu proses yang berkelanjutan. 24. Peristiwa-peristiwa sejarah tidak pernah
Pernyataan tersebut mengandung stagan (berhenti), melainkan terus
pengertian … berlangsung dan berkelanjutan. Akan
A. peristiwa-peristiwa sejarah saling tetapi untuk mempelajari sejarah
terkait antara satu dengan lainnya diperlukan adanya periodisasi yang
dalam hubungan sebab akibat dan bertujuan untuk ...
terus berjalan seiring dengan A. memahami peristiwa-peistiwa sejarah
perjalanan waktu. secara simultan
B. kejadian-kejadian sejarah seringkali B. memahami keterkaitan antara
berulang pada masa-masa berikutnya peristiwa satu dengan peristiwa
karena keserakahan manusia. lainnya
C. peristiwa bersejarah senantiasa C. memudahkan mempelajari sejarah
berganti-ganti dari zaman ke zaman. dan agar dapat memahami peristiwa-
D. sejarah selalu berawal dari sesuatu peristiwa sejarah secara kronologis
yang sederhana menuju kepada yang D. memudahkan dalam mengambil
lebih komplek dan maju. hikmah dari belajar sejarah
E. peristiwa-peristiwa masa lalu dapat E. menyederhanakan peristiwa-peristiwa
dijadikan pedoman untuk masa yang komplek
sekarang dan masa yang akan datang.
25. Dalam mengungkap peristiwa kehidupan
22. Untuk memahami peristiwa sejarah manusia masa lampau, penulis sejarah
dengan baik, maka penulisan peristiwa antara lain berupaya untuk menerapkan
sejarah harus dilakukan secara kronologis. konsep berfikir kronologis. Wujud
Pernyataan tersebut mengandung arti .... penerapan konsep berfikir kronologis
A. peristiwa sejarah harus disusun tersebut adalah ....
berdasarkan urutan waktu penemuan A. mengurutkan cara kerja sesuai
peninggalannya. rencana
B. peristiwa-peristiwa sejarah harus B. menurutkan waktu penulisan sejarah
disusun berdasarkan urutan waktu C. membuat urutan waktu peristiwanya
kejadiannya.
D. menetapkan suatu peristiwa sejarah lain. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam
E. mengelompokkan berbagai peristiwa mempelajari sejarah diperlukan konsep
kronologi yaitu...
26. Waktu terus mengalami perputaran dan A. menetapkan suatu peristiwa sejarah
tiada berhenti, dari masa lampau ke masa B. mengelompokkan berbagai peristiwa
kini dan menuju masa depan. Demikian C. menyeleksi berbagai peristiwa
pula peristiwa sejarah senantiasa D. mengungkapkan berbagai peristiwa
mengikuti perjalanan sang waktu, dari E. membuat urutan waktu peristiwanya
peristiwa yang satu menuju peristiwa yang

Anda mungkin juga menyukai