Pengertian Teks Prosedur Secara umum, teks prosedur adalah langkah-langkah suatu
aktivitas atau kegiatan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Teks prosedur ini
dibutuhkan sebagai panduan bagi seseorang dalam membuat atau menyusun sesuatu.
Ngomong-ngomong soal teks prosedur, di kelas 7 lalu pernah dibahas juga lho
materinya. Kalau kamu lupa, bisa lihat dulu materi lengkapnya di blog ini
tentang Mengidentifikasi Teks Prosedur.
1. Tujuan
Pada awal pembuatan teks prosedur, penulis biasanya memberikan penjelasan terkait
tujuan dalam penyusunan teks prosedur. Hal ini juga bisa menginformasikan hasil akhir
yang akan dicapai.
2. Material
Merupakan hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan dan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan atau pembuatan kegiatan tersebut. Bagian ini berisi informasi tentang
alat/bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Langkah-langkah
Bagian ini menjelaskan tentang proses atau tahapan yang harus dilakukan demi
mendapatkan hasil maksimal sesuai dengan tujuan dari teks prosedur. Langkah-langkah
yang dibuat harus secara berurutan. Selain itu, susunannya harus logis, sistematis, dan
mudah dipahami oleh pembaca.
4. Penegasan Ulang/Kesimpulan
Bagian terakhir ini menjelaskan tentang simpulan dari suatu prosedur yang telah
dilakukan. Bagian ini bersifat opsional, yakni boleh ada dan boleh tidak ada dalam teks
prosedur.
Ciri-Ciri Teks Prosedur
Sama halnya dengan teks yang lain, teks prosedur memiliki beberapa ciri antara lain:
6. Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan rincian waktu, tempat dan cara;
Teks prosedur juga ternyata memiliki beberapa jenisnya, lho! Penasaran? Berikut jenis-
jenis teks prosedur.
Teks prosedur sederhana hanya berisi dua atau tiga langkah saja. Contohnya prosedur
untuk mengoperasikan setrika.
Teks prosedur kompleks terdiri atas banyak langkah dan jenjang untuk tiap tahapannya.
Contohnya prosedur pembayaran tilang oleh polisi.
Untuk menyusun sebuah teks prosedur, diperlukan kaidah kebahasaan yang tepat agar
sesuai dengan fungsinya. Berikut adalah kaidah kebahasaan yang umum digunakan
dalam penulisan teks jenis prosedur:
1. Kalimat
Kalimat Imperatif
Kalimat Deklaratif
Kalimat ini dikenal sebagai kalimat yang sifatnya lebih memberikan informasi, dan
sering juga disebut sebagai kalimat pernyataan. Pada kalimat ini, tanda baca titik (.)
digunakan untuk mengakhiri kalimat tersebut.
Kalimat Interogatif
Kalimat ini digunakan untuk mencari informasi dengan memberi pertanyaan. Oleh
karena itu, di akhir kalimat interogatif, diberikan tanda baca tanda tanya (?).
2. Konjungsi
Konjungsi juga sering kita sebut sebagai kata penghubung. Dalam teks prosedur,
konjungsi yang kita bahas terdiri dari dua macam, yakni:
Konjungsi Persyaratan
Konjungsi Temporal
Jenis konjungsi ini sifatnya merupakan kata penghubung yang menandai urutan waktu.
Contohnya seperti lalu, kemudian, selanjutnya, setelahnya.
3. Numeralia
Numeralia dalam teks prosedur merupakan pilihan yang bisa digunakan selain
menggunakan konjungsi. Numeralia merupakan kata bilangan yang digunakan untuk
mengurutkan langkah-langkah dalam teks prosedur. Misalkan pertama, kedua, ketiga,
dan seterusnya.
4. Pronomina
Pronomina atau kata ganti, digunakan untuk menggantikan orang atau benda.
Berdasarkan fungsinya yang menggantikan orang atau benda, pronomina dibagi menjadi
dua macam:
Pronomina Penunjuk
Pronomina Persona
Kata ganti untuk menggantikan orang. Pada pronomina persona, bagi kata ganti untuk
orang tunggal, contohnya anda, saya, kamu. Sedangkan untuk orang jamak, contohnya
kita, kalian.
5. Verba
Kaidah kebahasaan terakhir dalam teks prosedur, adalah verba atau kata kerja. Verba
dalam teks prosedur terbagi menjadi dua macam, yakni:
Verba Material
Kata kerja berimbuhan yang mengacu pada sebuah tindakan atau perbuatan yang
dilakukan secara fisik. Contohnya mengupas, mengiris, memaku, memotong, dan lain
sebagainya.
Kata kerja yang ditunjukkan lewat ungkapan. Verba ini juga dipahami sebagai kata
kerja yang tidak tampak aktivitasnya. Contohnya menyukai, berpikir, dan menyetujui.
Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu
negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan
antar negara. Bagaimana cara mengurus paspor? Berikut ini cara mengurus paspor
dengan baik dan benar:
1. Pertama, datang ke kantor imigrasi! Bisa datang ke kantor imigrasi yang tertera
pada KTP kita atau kantor imigrasi terdekat.
4. Setelah itu, ambil tanda terima dan jadwal foto serta pengambilan sidik jari!
5. Jika sudah berfoto dan mengambil sidik jari, maka Anda sampai pada tahap
wawancara dengan menunjukkan dokumen asli.
6. Setelah tahap wawancara usai, langkah berikutnya membayar buku paspor dan
menandatangani buku paspor. Minta informasi kapan jadwal pengambilan paspor
yang sudah selesai!
7. Pada tanggal yang telah ditentukan sebelumnya, kita dapat datang lagi untuk
mengambil paspor yang telah jadi. Biasanya dalam waktu satu minggu paspor baru
sudah selesai dan bisa diambil.
TEKS CERAMAH
1. Penceramah
2. Pendengar
3. Materi
Materi dalam teks ceramah berasal dari ajaran-ajaran agama. Akan tetapi, ceramah yang
bagus adalah ceramah yang mampu membuat pendengar tergugah dan terdorong untuk
melakukan nasihat-nasihat yang disampaikan oleh penceramah. Selain itu, materi
hendaknya disusun secara sistematis sehingga materi yang disampaikan dapat diterima
dengan baik oleh pendengar.
4. Metode Ceramah
5. Media Ceramah
Media ceramah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada
pendengar. Ceramah di zaman sekarang tidak hanya dilakukan di rumah ibadah, tetapi
juga bisa di banyak tempat. Adapun kegiatan ceramah bisa dilakukan secara langsung
ataupun direkam sehingga pendengar bisa melihat dari internet atau televisi.
1. Pendahuluan
Pembuka: bagian ini berisi salam pembuka, ucapan penghormatan, dan ucapan
syukur.
Pengantar: bagian ini adalah paragraf pengantar yang mengarah pada topik.
Biasanya pengantar berasal dari informasi atau berita yang faktual yang masih
terkait dengan topik ceramah.
2. Isi Ceramah
Inti: berisi paparan dari penceramah, pandangan umum, ilustrasi dari materi
yang disampaikan.
Gagasan: berisi ide besar yang ingin disampaikan kepada pendengar. Ceramah
yang baik berisi satu gagasan besar yang kemudian dikembangkan dalam
subtopik.
3. Penutup
Simpulan
Ucapan permintaan maaf
Salam penutup
TEKS CERPEN
Pengertian : Cerpen itu singkatan dari cerita pendek. Nah, cerita pendek ini
adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa fiksi. Bedanya sama
novel, cerita di dalam cerpen cenderung lebih padat dan biasanya tidak memiliki banyak
tokoh. Yaa.. kalau orang-orang bilang, kita hanya butuh sekali duduk untuk
menyelesaikan satu cerita pendek. Hmm, mungkin bisa dicoba.
Siapa saja bisa membuat cerita pendek. Termasuk kamu yang masih duduk di bangku
sekolah. Kehidupan di sekolah tentunya sangat menarik, dong! Banyak kejadian-
kejadian menarik yang bisa kamu ekspresikan ke dalam sebuah cerita pendek.
Entah itu cerita tentang tingkah lucu temanmu semasa SMA, cerita tentang guru tegas
dan guru jenaka yang selalu membuatmu ingat pada dirinya, atau bahkan cerita-cerita
manis yang mungkin, ketika kamu malu mengekspresikannya, kamu bisa mewakilinya
dengan menciptakan tokoh pada sebuah cerita pendek. Itu menarik banget!
Lalu, bagaimana cara membuat cerpen? Eits, membuat cerpen juga ada tekniknya,
lho! Kamu bisa berkonsultasi dengan guru Bahasa Indonesiamu di sekolah, terus
kalau di rumah, bisa sambil buka aplikasi Ruangguru dan nonton video belajarnya
di ruangbelajar.
Sebenarnya, nggak banyak kok, yang harus dipelajari dalam membuat sebuah cerpen.
Kamu cukup memahami fungsi, unsur intrinsik, dan unsur ekstrinsik cerpen. Lalu,
kamu bisa membuat kerangka cerita dan mulai menulisnya. Setelah jadi, kamu
bisa konsultasikan lagi ke gurumu di sekolah. Kalau menurut beliau oke, tinggal
diterbitin deh, di blog pribadi. Atau bisa juga dikirim ke media-media.
Nah, kalau kamu sudah paham tentang dasar-dasar cerpen, kamu juga perlu membaca
banyak referensi cerita untuk menambah kosakatamu. Untuk membuat cerpen, kamu
juga harus memahami isi dalam sebuah cerita yang dibuat oleh orang lain. Maka dari
itu, di sini kita juga akan membahas tentang analisis cerpen, ya!
Ciri-Ciri Cerpen
6. Alur yang singkat membuat cerpen tidak memiliki tokoh yang banyak
Fungsi Cerpen
Cerpen juga punya fungsi, lho! Apa aja sih, fungsi cerpen? Coba perhatikan infografik
berikut!
Fungsi Rekreatif
Fungsi Estetis
Fungsi Moralitas
Fungsi Didaktif
Fungsi Relegiusitas
Selain kelima fungsi tersebut, cerpen juga memiliki fungsi-fungsi lainnya, tergantung
dari maksud dan tujuan pengarang ketika menulis cerpen.
Struktur Cerpen
Struktur cerpen terdiri dari orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi. Nah,
untuk penjelasan lebih lengkapnya, ada di bawah ini, ya!
1. Orientasi
Bagian ini berisi penentuan peristiwa yang menciptakan gambaran visual dari latar,
atmosfer, dan waktu dari cerita. Di bagian ini, kamu juga akan menemukan pengenalan
para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh.
2. Rangkaian Peristiwa
Lalu, pada bagian ini, kisah akan berlanjut melalui serangkaian peristiwa satu ke
peristiwa lainnya yang tidak terduga.
3. Komplikasi
Kemudian, cerita akan bergerak menuju konflik atau puncak masalah, pertentangan,
atau kesulitan-kesulitan bagi para tokohnya yang memengaruhi latar waktu dan
karakter.
4. Resolusi
Terakhir, pada bagian ini, akan menceritakan solusi dari masalah atau tantangan yang
dicapai. Kamu juga akan mengetahui bagaimana cara pengarang mengakhiri cerita.
Oke, setelah kita mengetahui pengertian, ciri-ciri, fungsi, dan struktur cerpen, nggak
afdhol kalo kita nggak menganalisis contoh cerpen, nih!
Contoh Cerpen
Entah bagaimana caranya tikus itu memasuki rumah kami tetap sebuah misteri. Tikus
berpikir secara tikus dan manusia berpikir secara manusia, hanya manusia-tikus yang
mampu membongkar misteri ini. Semua lubang di seluruh rumah kami tutup rapat
(sepanjang yang kami temukan), namun tikus itu tetap masuk rumah. Rumah kami
dikelilingi kebun kosong yang luas milik tetangga. Kami menduga tikus itu adalah tikus
kebun. Tubuhnya cukup besar dan bulunya hitam legam.
Pertama kali kami menyadari kehadiran penghuni rumah yang tak diundang, dan tak
kami ingini itu, ketika saya tengah menonton film. Tiba-tiba kaki saya diterjang benda
dingin yang meluncur ke arah televisi, dan saya lihat tikus hitam besar itu berlari
kencang bersembunyi di balik rak buku. Jantung saya nyaris copot, darah naik ke kepala
akibat terkejut, dan otomatis kedua kaki saya angkat ke atas.
Baru kemudian muncul kemarahan dan dendam saya. Saya mencari semacam tongkat di
dapur, dan hanya saya temukan sapu ijuk. Sapu itu saya balik memegangnya dan
menuju ke arah balik rak buku.Tangan saya amat kebelet memukul habis itu tikus.
Namun, tak saya lihat wujud benda apa pun di sana. Mungkin begejil item telah masuk
rak bagian bawah di mana terdapat lubang untuk memasukkan kabel-kabel pada televisi.
Untuk memeriksanya, saya harus mematikan televisi dulu. Saya takut kalau tikus
keparat itu menyerang saya tiba-tiba.
“Di dapur, lari dari rak piring menuju belakang kulkas!” Istri saya cemas luar biasa,
menahan napas, sambil mengacung-acungkan pisau dapur ke arah kulkas di dapur.
“Sudah satu tahun enggak ada tikus. Rumah sudah bersih. Mengapa tikus masuk rumah
kita? Tetangga jauh. Dari mana tikus itu?”
“Itu tikus kebun, Mah,” jawab saya santai sambil mengembalikan buku ke rak buku.
Wah, situasi semakin gawat. Saya memenuhi perintah istri saya dengan menyalakan
senter ke bagian kolong kulkas. Tidak ada apa pun. Tikus keparat! Ke mana dia
menghilang?
Sejak itu istri saya amat ketat menjaga kebersihan. Semua piring di rak dibungkus kain,
juga tempat sendok. Tudung saji diberati dengan ulekan agar tikus tidak bisa menerobos
masuk untuk menggasak makanan sisa. Gelas bekas saya minum malam hari harus
ditutup rapat. Tempat sampah ditutupi pengki penadah sampah sambil diberati batu.
Strategi kami adalah semua tempat makanan ditutup rapat-rapat sehingga tikus tak akan
bisa menerobos.
Istri saya memesan dibelikan lem tikus paling andal. Selembar kertas minyak tebal
dilumuri lem tikus oleh istri saya dan di tengah-tengah lumuran lem itu ditaruh ampela
ayam bagian makan malam saya. Jebakan lem tikus ditaruh di kaki kulkas. Pada malam
itu, ketika istri saya tengah asyik menonton sinetron, istri saya tiba-tiba berteriak
memanggil saya yang sedang mengulangi membaca di kamar kerja, bahwa si tikus
terperangkap.
Saya segera menutup buku dan lari ke dapur menyusul istri. Benar, seekor tikus hitam
sedang meronta-ronta melepaskan diri dari kertas yang berlem itu.
“Mana pukul besi?!” saya panik mencari pukul besi yang entah disimpan di mana di
dapur itu.
Saya mengalah. Ketika tikus itu akan saya tutupi kertas koran, matanya kuyu penuh
ketakutan memandang saya. Ah, persetan! Saya menekan rasa belas kasihan saya. Tikus
saya bungkus rapat-rapat, lalu saya buang di tong sampah di depan rumah, sambil tak
lupa memenuhi perintah istri saya agar penutupnya diberati batu.
Siang harinya sepulang dari mengajar, istri saya terbata-bata memberi tahu saya bahwa
tikus itu lepas ketika Mang Maman tukang sampah mau menuangkan sampah ke
gerobaknya. Cerita Mang Maman, ada tikus meloncat dari gerobak sampahnya dan lari
ke kebun sebelah dengan terbungkus kertas coklat. Cerita lepasnya tikus ini beberapa
hari kemudian diperkuat oleh Bi Nyai, pembantu kami, bahwa dia melihat tikus hitam
yang belang-belang kulitnya. Geram juga saya, dan diam-diam saya membeli dua
jebakan tikus. Ketika mau saya pasang malam harinya, istri saya keberatan.
“Ah, gampang, urusan saya. Kalau kena lantai, saya akan pel pakai karbol,” jawabku.
Istri saya mengalah, dan rupanya merasa punya andil bersalah juga. Coba kalau tikus itu
dulu kupukul kepalanya, tentu beres.
Memang benar, seekor tikus hitam terjepit jebakan persis pada lehernya. Darah tak
banyak keluar. Ketika saya amati dari dekat, ternyata bukan tikus yang kulitnya sudah
belang-gundul.
Rasa tidak aman masih menggantung di rumah kami.Tikus belang itu masih hidup.
Dendam kami belum terbalas. Berhari-hari kemudian kami memasang lagi lem tikus
dengan bergantiganti umpan, seperti sate ayam, sate kambing, ikan jambal kegemaran
saya, sosis, namun tak pernah berhasil menangkap si belang.
Bibi mengusulkan agar dikasih umpan ayam bakar. Saya membeli sepotong ayam bakar
di restoran padang yang paling ramai dikunjungi orang. Sepotong kecil paha ayam itu
dipasang istri saya di tengah lumuran lem Fox, sisanya saya pakai lauk makan malam.
Gagasan Bi Nyai ternyata ampuh. Seekor tikus menggeliat-geliat melepaskan diri dari
karton tebal yang dilumuri lem.Tikus itu benar-benar musuh istri saya, di beberapa
bagian badannya sudah tidak berbulu. Kasihan juga melihat sorot matanya yang
memelas seolah minta ampun.
Istri saya mengambil pukul besi di dapur dan diberikan kepada saya. Ketika mau saya
hantam kepalanya, istri saya melarang sambil berteriak.
“Tunggu dulu! Pukul besinya dibungkus koran dulu. Kepala tikus juga dibungkus
koran. Darahnya bisa enggak ke mana-mana!”
Begitu jengkelnya saya kepada istri yang tidak pernah belajar bahwa tikus yang
meronta-ronta itu bisa lepas lagi.
“Kenapa sih marah-marah saja?” sahut istri saya dongkol juga. Saya diam saja, tetapi
cukup tegang mengawasi tikus yang meronta-ronta semakin hebat itu. Kalau dulu
berpengalaman lepas, tentu dia bisa lepas juga sekarang.
Akhirnya tikus hitam itu saya hantam tiga kali pada kepalanya. Bangkainya dibuang
bibi di tempat sampah.
Beberapa hari setelah itu istri saya mulai kendur ketegangannya. Kalau saya lupa
menutup kopi nescafe, biasanya dia marah-marah kalau bekas kopi susu itu dijilati tikus,
tetapi sekarang tidak mendengar lagi sewotnya. Begitulah kedamaian rumah kami mulai
nampak, sampai pada suatu pagi istri saya mendengar sayup-sayup cicit-cicit bunyi bayi
tikus! Inilah gejala perang baratayuda akan dimulai lagi di rumah kami.
“Harus kita temukan sarangnya! Bayi-bayi tikus itu kelaparan ditinggal kedua
orangtuanya. Kalau mati bagaimana? Kalau mereka hidup, rumah kita menjadi rumah
tikus!” kata istri.
“Nunggu Mang Maman kalau ambil sampah siang,” kata istri. Ketika Mang Maman
mau mengambil sampah di depan rumah, bibi minta kepadanya untuk naik ke para-para
mencari bayi-bayi tikus.
“Tadi hanya terdengar di dapur saja. Mungkin di atas dapur ini atau dekat-dekat sekitar
situ,” sahut istri saya.
Sekitar setengah jam kemudian Mang Mamang berteriak dari para-para bahwa bayi-bayi
tikus itu ditemukan. Mang Maman membawa bayi-bayi itu di kedua genggaman
tangannya sambil menuruni tangga.
“Ini Bu ada lima. Satu bayi telah mati, yang lain sudah lemas. Lihat, napas mereka
sudah tersengal-sengal.”
“Ah ya tidak Bu. Bayi-bayi tikus ini dapat dijadikan obat kuat,” jawab Mang Maman
sambil meringis.
“Ya ditelan begitu saja. Bisa juga dicelupkan ke kecap lebih dulu.”
Setelah memberi upah sepuluh ribu rupiah, istri saya masih terbengong-bengong
menyaksikan Mang Maman memasukkan keempat bayi tikus itu ke kedua kantong
celananya, sedangkan yang seekor dijinjing dengan jari dan dilemparkan ke gerobak
sampahnya.
Tikus-tikus tak terpisahkan dari hidup manusia. Tikus selalu mengikuti manusia dan
memakan makanan manusia juga. Meskipun bagi sementara orang, terutama
perempuan, tikus-tikus amat menjijikkan, mereka sulit dimusnahkan. Perang melawan
tikus ini tidak akan pernah berakhir.
Saya masih menunggu, pada suatu hari istri saya akan terdengar teriakannya lagi oleh
penampakan tikus-tikus yang baru.
Analisis Cerpen
a. Abstrak
b. Orientasi
Kutipan:
Entah bagaimana caranya tikus itu memasuki rumah kami tetap sebuah misteri. Tikus
berpikir secara tikus dan manusia berpikir secara manusia, hanya manusia-tikus yang
mampu membongkar misteri ini. Semua lubang di seluruh rumah kami tutup rapat
(sepanjang yang kami temukan), namun tikus itu tetap masuk rumah. Rumah kami
dikelilingi kebun kosong yang luas milik tetangga. Kami menduga tikus itu adalah tikus
kebun.Tubuhnya cukup besar dan bulunya hitam legam.
Kutipan:
“Mah, cepat ambil pukul besinya.”
Istri saya mengambil pukul besi di dapur dan diberikan kepada saya. Ketika mau saya
hantam kepalanya, istri saya melarang sambil berteriak.
“Tunggu dulu! Pukul besinya dibungkus koran dulu. Kepala tikus juga dibungkus
koran. Darahnya bisa enggak ke mana-mana!”
Begitu jengkelnya saya kepada istri yang tidak pernah belajar bahwa tikus yang
meronta-ronta itu bisa lepas lagi.
“Kenapa sih marah-marah saja?” sahut istri saya dongkol juga. Saya diam saja, tetapi
cukup tegang mengawasi tikus yang meronta-ronta semakin hebat itu. Kalau dulu
berpengalaman lepas, tentu dia bisa lepas juga sekarang.
Akhirnya tikus hitam itu saya hantam tiga kali pada kepalanya. Bangkainya dibuang
bibi di tempat sampah.
Kutipan tersebut merupakan komplikasi karena pada bagian itulah sang tokoh utama
menyelesaikan permasalahannya, yakni dengan melakukan gerakan tangkap tikus
bersama-sama istrinya. Pada bagian itu pula timbul ketegangan puncak antartokoh,
termasuk implikasinya pada pembaca yang turut terlibat emosi dan rasa penasarannya.
Kemudian, hal tersebut terjawab, yakni dengan terkalahkannya tikus-tikus pembawa
masalah mereka itu.
d. Evaluasi
Kutipan:
Beberapa hari setelah itu istri saya mulai kendur ketegangannya. Kalau saya lupa
menutup kopi, biasanya dia marah-marah kalau bekas kopi susu itu dijilati tikus, tetapi
sekarang tidak mendengar lagi sewotnya. Begitulah kedamaian rumah kami mulai
nampak, sampai pada suatu pagi istri saya mendengar sayup-sayup cicit-cicit bunyi bayi
tikus! Inilah gejala perang baratayuda akan dimulai lagi di rumah kami.
Penggalan cerita di atas merupakan akibat atau implikasi dari peristiwa puncak.
Sang istri tokoh utama tidak tegang lagi dengan ulah-ulah tikus itu, kedamaian di
rumahnya pun mulai mereka rasakan walaupun itu bukan yang terakhir karena masih
ada masalah lain yang tersisa, yakni yang disebut dengan perang Baratayuda, pencarian
habis-habisan terhadap sisa-sisa dan sarang-sarang tikus.
e. Resolusi
Kutipan:
“Ah ya tidak Bu. Bayi-bayi tikus ini dapat dijadikan obat kuat,” jawab Mang Maman
sambil meringis.
“Ya ditelan begitu saja. Bisa juga dicelupkan ke kecap lebih dulu.”
Setelah memberi upah sepuluh ribu rupiah, istri saya masih terbengong-bengong
menyaksikan Mang Maman memasukkan keempat bayi tikus itu ke kedua kantong
celananya, sedangkan yang seekor dijinjing dengan jari dan dilemparkan ke gerobak
sampahnya.
f. Koda
Kutipan:
Tikus-tikus tak terpisahkan dari hidup manusia.Tikus selalu mengikuti manusia dan
memakan makanan manusia juga. Meskipun bagi sementara orang, terutama
perempuan, tikus-tikus amat menjijikkan, mereka sulit dimusnahkan. Perang melawan
tikus ini tidak akan pernah berakhir.
Saya masih menunggu, pada suatu hari istri saya akan terdengar teriakannya lagi oleh
penampakan tikus-tikus yang baru.
Bagian-bagian cerita pendek itu merupakan bentuk struktur umum. Artinya sangat
mungkin keberadaan cerpen-cerpen lainnya tidak memiliki struktur seperti itu. Hal ini
terkait dengan kreativitas dan kebebasan yang dimiliki oleh setiap pengarang dalam
berkarya. Nah, kebebasan itu biasa disebut sebagai Licentia Poetica.
MAKALAH
BAHASA INDONESIA
NAMA KELMPOK :
1. ZAHRA MAULINA
2. NIRMA PUSPITA
3. RENO WIBAWA
4. TEGUH FIRMANSYAH
MA BINA NEGARA 1