Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dicky Prayitno

NIM : 202287004
Mata kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar
Prodi : Teknologi Rekayasa Komputer

PERTEMUAN IV
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL
A. Individu dan Masyarakat
1. Manusia sebagai makhluk individu
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur
fisik dan fsikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur–unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jadi pengertian manusia sebagai
makhluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri individu tidak
terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Individu adalah manusia
yang memiliki kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia “perseorangan”
atau “orang seorang” yang memiliki keunikan. Setiap manusia memiliki keunikan atau
ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama.
Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian.
Seseorang yang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain.
Kepribadian seseorang itu dipengaruhi factor bawaan (genotype) dan factor lingkungan
(fenotipe) yang saling berinteraksi terus menerus.
2. Manusia sebagai makhluk sosial
Makhluk social dikatakan sebagai makhluk sosial, juga dikarenakan pada diri
manusia ada dorongan untuk berhubungan dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial
untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk
mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali
didasari atas kesamaan ciri atau kepentingan nya masing-masing.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial,
karena beberapa alasan yaitu:
 Manusia tunduk pada peraturan, norma sosial.
 Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
 Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
 Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup ditengah – tengah manusia.
B. Pengertian Masyarakat dan Ciri-cirinya
Istilah masyarakat dalam bahasa ingrisnya society, sedangkan istilah komunitas dalam
bahasa ingrisnya community. Dalam konteks keseharian, sering kali terjadi kesalahan
pemahaman antara society dan community. Dua istilah tersebut sering ditafsirkan secara sama,
padahal sangat berbeda artinya. Society atau masyarakat berbeda dengan komunitas atau
masyarakat setempat.
Pengertian masyarakat setempat atau komunitas dan ciri- cirinya :
Masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu
derajat hubungan sosial yang tertentu. Dasar–dasar dari masyarakat setempat adalah
lokalitas dan perasaan masyarakat setempat. Unsur pertama dari komunitas adalah adanya
wilayah atau lokalitas. Suatu komunitas pasti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal tertentu.
Meskipun sekelompok mereka adalah pengembara, tetapi pada suatu saat tertentu mereka
menempati wilayah tertentu. Unsur kedua dari komunitas adalah perasaan saling
ketergantungan atau saling membutuhkan. Perasaan anggota masyarakat setempat dengan
anggota lainnya didasari adanya persamaan tempat tinggal.
Perasaan bersama antara anggota masyarakat setempat tersebut di atas disebut
community sentiment dan memiliki unsur sebagai berikut :
1. Seperasaan;
2. Sepenanggungan, dan;
3. Saling memerlukan.
C. Masyarakat Kota dan Desa
Kita sering mendengar jenis-jenis masyarakat seperti masyarakat desa dan
masyarakat kota. Desa dan kota memiliki perbedaan fisik maupun secara social. Sebuah desa
sering kali ditandai dengan kehidupan yang tenang, jauh dari hikuk pikuk keramaian,
penduduknya ramah tamah, saling mengenal satu sama lain, mata pencarian penduduknya
kebanyakan sebagai petani, atau nelayan. Orang di desa mempunyai hubungan yang lebih erat
dan mendalam anara sesame warganya. System kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar
kekeluargaan. Penduduk Masyarakat desa pada umumnya hidup dari pertanian atau nelayan,
meskipun pekerjaan yang lainpun ada seperti tukang kayu, atau tukang batu. Sebuah kota
sering kali ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas, banyak
penduduknya, hubungan yang tidak erat satu sama lain, dan mata pencarian penduduknya
bermacam-macam.
D. Intraksi Sosial dan Pelapisan Sosial
1. Interaksi sosial
Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui bahwa manusia dalam
kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Ada beberapa pengertian interaksi social yang ada di lingkungan masyarakat,
diantaranya
a) Interaksi social sebagai factor utama dalam kehidupan
Adapun factor–factor yang mendasari berlangsungnya interaksi social, yaitu:
 Factor imitasi
 Factor sugisti
 Factor identifikasi
 Factor simpati
b) Syarat–syarat terjadinya interaksi social
 Adanya kontak sosial
 Adanya komunikasi
Selain itu kontak sosial dapat terjadi dan berlangsung dalam tiga bentuk yaitu:
 Antara orang perorangan
 Antara orang perorangan dengan suatu kelompok atau sebaliknya.
 Antara kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Bentuk–bentuk interaksi social Menurut Gillin and Gillin ada dua macam proses sosial yang
timbul sebagai akibat adanya interaksi social yaitu:
1. Bentuk interaksi asosiatif Kerja sama, Kerja sama timbul karena orientasi orang
perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya.
Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu :
 Bargaining, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa
antara dua organisasi atau lebih.
 Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan.
 Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan
yang sama.
Akomodasi Adapun bentuk–bentuk dari akomodasi adalah :
- Coercion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan.
- Compromise, suatu bentuk akomodasi, dimana pihak yang terlibat masing-masing
mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang
ada.
- Arbitration, suatu cara untuk mencapai compromise apa bila pihak yang berhadapan,
tidak sanggup untuk mencapainya sendiri.
- Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi
tercapainya suatu persetujuan bersama.
- Stelemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak- pihak yang berkepentingan
mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan
pertentangan.
2. Bentuk interaksi disosiatif
 Persaingan (competition) Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh
individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu
bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada
tanpa menggunakan kekerasan.
 Kontravensi (contravention) Kontravensi bentuk interaksin yang berbeda
antara persingan dan pertentangan. Kontraversi ditandai oleh adanya ketidakpastian
terhadap diri seseorang, perasaan yang tidak suka disembunyikan dan kebencian
terhadap kpribadian orang, akan tetapi gejala- gejala tersebut tidak sampai menjadi
pertentangan atau pertikaian.
 Pertentangan (conflict) Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi individu atau
kelompok social yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan cara menentang pihak
lain disertai ancaman atau kekerasan.
Pertentangan memiliki bentuk-bentuk khusus, antara lain:
 Pertentangan pribadi, pertentangan antar individu
 Pertentangan rasional, perbedaan yang timbul karena perbedaan ras
 Pertentangan kelas sosial, pertentangan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan
antara kelas sosial
 Pertentangan politik.
E. Stratifikasi Sosial dan Pelapisan Masyaraka
Setiap individu adalah anggota dari suatu kelompok. Tetapi tidak setiap warga dari suatu
masyarakat hanya menjadi anggota dari satu kelompok tertentu, ia bisa menjadi anggota lebih
dari satu kelompok social. Berkaitan dengan penempatan individu dalam kelompok social,
maka individu memiliki kemampuan untuk :
 Menempatkan diri
 Ditempatkan oleh orang lain dalam suatu lapisan social ekonomi tertentu
Penempatan seseorang dalam lapisan social ekonomi tertentu merupakan pembahasan
stratifikasi social. Dalam kaitannya dengan stratifikasi social Max Webber menjelaskan
stratifikasi social ada tiga demensi yaitu:
1. Demensi kekayaan
2. Demensi kekuasaan
3. Demensi prestise.
Lebih jauh Webber dalam “Class, status, party” menjelaskan bahwa, sesuatu disebut kelas
apabila :
1. Sejumlah orang sama-sama memiliki suatu komponen tertentu yang merupakan sumber
dalam kesempatan hidup mereka.
2. Komponen ini secara eksklusif tercermin dalam kepentingan ekonomi berupa
kepemilikan benda-benda dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan.
3. Hal itu terlihat dalam kondisi komoditas atau pasar tenaga kerja.
Gaya hidup menyangkut banyak dimensi kehidupan, tetapi Nas dan Sande berusaha membuat suatu
pengelompokan demensi gaya hidup dalam lima kelompok yaitu:
1. Dimensi Morfologis Dimensi morfologis merujuk kepada lingkungan dan aspek geografis.
Beberapa atau sekelompok orang lebih dibanding tempat yang lainnya, dari mulai lingkungan
yang tradisiolnal sampai kota yang cosmopolitan.
2. Hubungan social dan jaringan kerja. Dimensi ini dibedakan atas tiga bidang yaitu:
 Pengkapsulan: keterkaitan pada lingkungan, suku, etnis, keeratan di berbagai bidang.
 Segregasi: tidak menekankan pada satu kegiatan saja, tetapi pada beberapa kegiatan
tanpa ada keterkaitan yang akrab atau emosional.
 Isolasi: tanpa ada keterkaitan yang mendalam pada bidang apa pun.
3. Penekanan bidang kehidupan (Domain) Seorang dapat menekankan kehidupannya pada suatu
bidang tertentu yang menjadi prioritasnya.
4. Makna gaya hidup. Penilaian atau pemaknaan terhadap bidang–bidang kehidupan.
5. Dimensi simbolik Simbol-simbol yang digunakan dalam kehidupan. Bentuk – bentuk
hubungan social ini baik yang asosiatif atau pun disosiatif akan menimbulkan kelompok-
kelompok sosial. Kelompok–kelompok social yang muncul akan terstratifikasi berdasarkan
penilaian yang diberikan oleh anggota kelompok dalam atau kelompok luar.

Anda mungkin juga menyukai