Anda di halaman 1dari 8

A.

Pendahuluan
Agama dan Remaja merupakan suatu permasalahan yang menarik untuk
dikaji, hal itu karena kehidupan remaja dan kehidupan keagamaan merupakan dua
istilah yang tampak berlawanan, kehidupan keagamaan sering ditafsirkan dengan
kehidupan yang penuh dengan ketenangan, kedamaian dan kemapanan.
Sedangkan kehidupan remaja cenderung akan kehidupan yang penuh dengan
gejolak, kegoncangan, dan pemberontakan.
Agama, seperti yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, terdiri atas
suatu sistem tentang keyakinan-keyakinan, sikap-sikap dan praktek-praktek yang
kita anut, pada umumnya berpusat sekitar pemujaan. Bagi kebanyakan orang,
agama merupakan jawaban terhadap kehausannya akan kepastian, jaminan, dan
keyakinan tempat mereka melekatkan dirinya dan untuk menopang harapan-
harapannya.
Sedangkan, Kehidupan remaja merupakan masa perkembangan setelah
masa anak-anak menuju dewasa, dari masa tanpa identitas menuju masa
kepemilikan identitas diri. Pada fase tersebut perkembangan semua aspek dari
dalam diri remaja dipengaruhi oleh suasana transisi yang penuh dengan gejolak.
Kemampuan melewati masa transisi inilah yang kemudian akan membawa kepada
fase kedewasaan.

1
B. Pembahasan
1. Definisi Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa Latin yaitu adolescene yang berarti to
grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh
yang mendefinisikan tentang remaja, seperti DeBrun 9dalam Rice, 1990)
mendefinisikan remaja sebagai peride pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan
dewasa. Papalia dan Olds (2001), tidak memberikan pengertian remaja
(adolescent) secara eksplisit melainakan implisit melalu pengertian masa remaja
(adolescence).1
Istilah remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya
adoloscentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.
Kata tersebut mengandung aneka kesan, ada yang berkata bahwa remaja
merupakan kelompok yang potensinya dapat dimanfaatkan dan kelompok yang
bertanggung jawab terhadap bangsa dalam masa depan. Masa remaja merupakan
masa perkembangan menuju kematangan jasmani, seksualitas, pikiran dan
emosional. Masa remaja kadang panjang kadang pendek tergantung lingkungan
dan budaya di mana remaja itu hidup. 
Kehidupan remaja itu sendiri merupakan salah satu fase perkembangan
dari diri manusia. Fase ini adalah masa transisi dari masa kanak-kanak dalam
menggapai kedewasaan. Disebut masa transisi karena terjadi saling pengaruh
antara aspek jiwa dengan aspek yang lain, yang kesumuanya akan mempengaruhi
keadaan kehidupan remaja2

2. Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Remaja


Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang
mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah

1
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), hlm, 219-
220
2
http://warungbelajarbebas.blogspot.co.id/2014/10/perkembangan-agama-pada-masa-
remaja.html, Diakses 23-09-2017, 08.30 WIB

2
kelahiran berikut kematangan prilaku (J.P. Chaplin, 1979). Psikologi
perkembangan merupakan yang mempelajari perubahan tingkah laku dan
kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari masa konsepsi sampai
mati. (Ross Vasta, dkk., 1992)3
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat
penting, yang diawali dengan organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu
bereproduksi. Menurut Konopka (Pikanus, 1976) masa remaja ini meliputi: (a)
remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun; dan (c) remaja akhir:
19-22 tahun. Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa
perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua kearah
kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian
terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.4
Kemampuan berpikir abstrak remaja memungkinkannya untuk dapat
mentransformasikan keyakinan beragamanya. Dia dapat mengapresiasi kualitas
keabstrakan Tuhan sebagai yang Maha Adil, Maha Kasih Sayang.
Berkembangnya kesadaran atau keyakinan beragama, seeiring dengan mulainya
remaja menanyakan atau mempermasalahkan sumber-sumber otoritas dalam
kehidupan, seperti pertanyaan “Apakah Tuhan Maha Kuasa, mengapa masih
terjadi penderitaan dan kejahatan di dunia ini?”5
Untuk memperoleh kejelasan teentang kesadaran beragama remaja ini,
dapat disimak dalam uraian berikut:
1. Masa Remaja Awal (sekitar usia 13-16 tahun)
Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, sehingga
memungkinkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran.
Bahkan, kepercayaan agama yang telah tumbuh pada umur sebelumnya, mungkin
pula mengalami kegoncangan. Kepercayaan kepada Tuhan kadang-kadang sangat
kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi berkurang yang terlihat pada cara
ibadahnya yang kadang-kadang rajin dan kaang-kadang malas penghayatan

3
Yudrik Jahja, op.cit., hlm. 219-220
4
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung; Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 184-205
5
Ibid., hlm. 184-205

3
rohaninya cenderung skeptic (was-was) sehingga muncul keengganan dan
kemalasan untuk melakukan berbagai kegiatan ritual (seperti ibadah shalat) yang
selama ini dilakukannya dengan penuh kepatuhan.
2. Masa Remaja Akhir (17-21 tahun)
Secara psikologis, masa ini merupakan permulaan masa dewasa, emosinya
mulai stabil dan pemikirannya mulai matang (kritis). Dalam kehidupan beragama,
remaja sudah mulai melibatkan diri ke dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.
Remaja sudah dapat membedakan agama sebagai ajaran dengan manusia ebagai
penganutnya.
Dalam pembagian tahap prerkembangan manusia, maka masa remaja
menduduki tahap progresif. Dalam pembagian yang agak terurai masa remaja
mencakup masa juvenulitas (adolescantium), pubertas dan nubilitas.
Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama pada masa
remaja turut dipengaruhi perkembangan itu. Maksudnya penghayatan para remaja
terhadap ajaran agam dan tindak keagamaan yang tampak pada remaja banyak
berkaitan dengan factor perkembangan tersebut.6
Perkembangan agama pada para remaja ditandai oleh beberapa factor
perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut W.
Starbuck adalah:7
1. Pertumbuhan pikiran dan mental
Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-
kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka. Sikap kritis terhadap agama
mulai timbul. Selain masalah agama mereka pun sudah tertarik pada masalah
kebudayaan, social, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya.
2. Perkembangan perasaan
Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan social,
etnis,, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati perikehidupan yang
terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religious akan cenderung mendorong
dirinya lebih dekat kearah hidup yang religious pula.. sebaliknya, bagi remaja

6
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta; Rajawali Pers, 2011), hlm. 74-79
7
Ibid.,

4
yang kurang mendapat pendidikan dan siraman ajaran agama akan lebih mudah
didominasi dorongan seksual. Masa remaja merupakan masa kematangan seksual.
Dodorong oleh perasaan ingin tahu dan perasaan super, remaja lebih mudah
terperosok kearah tindakan seksual yang negative.
3. Pertimbangan sosial
Corak keagamaan para remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan
social. dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan
moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena
kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan akan materi, maka remaja lebih
cenderung jiwanya untuk bersikap materialis.
4. Perkembangan moral
Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan
usaha untuk mencari proteksi. Tipe moral yang juga terlihat pada para remaja juga
mencakup:
a. Self-directive
b. Adaptive
c. Submissive
d. Unadjusted
e. Deviant
5. Sikap dan minat
Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan
sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan
agama yang mempengaruhi mereka (besar kecil minatnya).

3. Konflik dan Keragu-raguan


Dari analisis hasil penelitian W. Starbuck menemukan penyebab
timbulnya keraguan itu anatar lain adalah factor:8
1. Kepribadian, yang manyangkut salah tafsir dan jenis kelamin
2. Kesalahan organisasi keagamaan dan pemuka agama
3. Pernyataan kebituhan manusia

8
Ibid.,

5
4. Kebiasaan
5. Pendidikan
6. Percampuran antara agama dan mistik
Selanjutnya, secara individu sering pula terjadi keraguan yang disebabkan
beberapa hal antara lain mengenai:
1. Kepercayaan, menyangkut masalah ke-Tuhanan dan implikasinya terutama
(dalam agama Kristen) status ke-Tuhanan sebagai Trinitas.
2. Tempat suci, menyangkut masalah pemuliaan dan pengagungan tempat-
tempat suci agama.
3. Alat perlengkapan keagamaan, seperti fungsi salib dan rosario dalam
Kristen.
4. Fungsi dan tugas staf dalam lembaga keagamaan.
5. Pemuka agama, Biarawan dan Biarawati.
6. Perbedaan aliran dalam keagamaan, sekte (dalam agama Kristen), atau
mazhab (Islam).9

C. Kesimpulan
9
Ibid., hlm. 80.

6
Istilah remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial
dan fisik, masa remaja merupakan masa peralihan dan ketergantungan pada masa
anak-anak kemasa dewasa, dan pada masa ini remaja dituntut untuk mandiri
Perkembangan fisik pada remaja mengalami perkembangan dengan cepat
lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Segala fungsi
jasmaniah pada fase ini mulai atau telah dapat bekerja. Kekuatan jasmani mereka
dapat dianggap sama dengan orang dewasa. Dalam aspek psikis, pada usia ini
pribadi mereka masih mengalami kegoncangan dan ketidak pastian.
Adapun penghayatan keagamaan remaja adalah sebagai berikut:
Masa awal remaja (12-18 tahun) diantara tahapannya adalah:  Sikap
negative, pandangan dalam hal ke-Tuhanannya menjadi kacau, dan penghayatan
rohaniahnya cenderung skeptic.
Masa remaja akhir yang ditandai antara lain oleh hal-hal berikut ini: sikap
kembali ke arah positif, pandangan dalam hal ke-Tuhanan dipahamkannya dalam
konteks agama yang dianut dan dipilihnya, dan penghayatan rohaniahnya kembali
tenang.
Diantara faktor yang mempengaruhi agama remaja adalah: concience atau
hati nurani, pertumbuhan dan pikiran mental, perasaaan beragama, pertimbangan
sosial, perkembangan moral

DAFTAR PUSTAKA

7
Jahja Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenadamedia Group
Jalaludin. 2011. Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Pers
Yusuf Syamsu. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung;
Remaja Rosdakarya
http://warungbelajarbebas.blogspot.co.id/2014/10/perkembangan-agama-pada-
masa-remaja.html,

Anda mungkin juga menyukai