Anda di halaman 1dari 15

aṣ-ṣibyān Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini

Vol.4, No.1, Juni 2019, 1-14


(P) ISSN. 2541-5549 (E) ISSN. 2685-1326

MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK USIA DINI MELALUI


KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH
(Penelitian Di Kp. Ciparay Ds. Sindanglaya Cinangka Banten)

Mia Revi Ukhtiani


PIAUD UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Miarevi7@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini di latar belakangi dengan masih banyak anak yang kurang
mampu mengenal warna, saat pembelajaran mengelompokkan warna, menunjuk warna
anak masih bingung dan tampak ragu. Dan masih kurangnya perhatian orang tua untuk
mengenalkan warna di rumah, karena mungkin saja berfikir sudah cukup belajar dengan
guru di sekolah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana peran orang
tua dalam mengenalkan warna kepada anak saat berman di rumah, dan bagaimana
hambatan orang tua dalam mengenalkan warna kepada anak saat bermain. Tujuan
penelitian ini adalah: untuk mengetahui peran orang tua dalam mengenalkan warna
kepada anak saat bemain di rumah, dan untuk mengetahui hambatan orang tua dalam
mengenalkan warna kepada anak saat bermain. Dan manfaatnya adalah bisa menjadi
gambaran bagi orang tua untuk mengembangkan lagi pengenalan warna dengan
permanan yang lainnya. Metode yang di gunakan yaitu metode kualitatif deskriptif, data
penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Objek penelitian adalah anak dan orang tua anak. Teknis analisis data dalam penelitian ini
ada beberapa tahapan diantaranya: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mengenalkan warna
orang tua memfasilitasi permainan, serta dengan cara orang tua meminta tolong kepada
anak untuk mengambil benda di sekitar dengan menyebutkan warna. Hambatannya yaitu
kurangnya fasilitas, kondisi suasana hati anak yang belum stabil, berman warna harus
dengan teman. Simpulannya yaitu orang tua mengenalkan warna kepada anak dengan
cara membiasakan anak agar belajar dan mengenal warna dengan benda yang ada di
sekitarnya, meminta tolong kepada anak supaya mampu mengingat serta
mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari, menyediakan fasilitas penunjang seperti
kartu warna, lego, buku mewarnai dan permainan lain yang disukai anak agar mampu
menarik kengintahuan anak dalam mengenal warna. Dan hambatan yang dialami yaitu
karena kondisi perilaku anak masih kurang stabil dan juga kondisi fasilitas yang masih
kurang.
Kata Kunci : mengenalkan warna, bermain di rumah

INTRODUCING COLOR TO EARLY CHILDREN THROUGH PLAY


ACTIVITIES AT HOME
(Research In Kp. Ciparay Ds. Sindanglaya Cinangka Banten)
Abstract: This research is motivated by the fact that there are still many children
who are not able to recognize colors, when learning to group colors, pointing to
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH

colors, children are still confused and seem doubtful. And there is still a lack of
attention from parents to introduce colors at home, because they might think that
it is enough to study with the teacher at school. The formulation of the problem in
this study is: how is the role of parents in introducing color to children when
playing at home, and what are the barriers for parents in introducing color to
children when playing. The aims of this study were: to determine the role of
parents in introducing colors to their children when playing at home, and to find
out the barriers of parents in introducing colors to children while playing. And
the benefit is that it can be an illustration for parents to develop color recognition
with other games. The method used is descriptive qualitative method, research
data obtained by using observation, interview and documentation techniques. The
object of research is the child and the child's parents. Technical analysis of data
in this study there are several stages including: data collection, data reduction,
data presentation and drawing conclusions. The results showed that in
introducing colors, parents facilitated the game, as well as by asking their
children for help to pick up objects around them by mentioning colors. The
obstacles are the lack of facilities, the condition of the child's mood which is not
yet stable, playing colors must be with friends. The conclusion is that parents
introduce colors to children by familiarizing children with learning and
recognizing colors with objects around them, asking for help from children so
that they are able to remember and apply them in daily life, providing supporting
facilities such as color cards, lego, coloring books. and other games that children
like to be able to attract children's curiosity in recognizing colors. And the
obstacles experienced are because the condition of the child's behavior is still less
stable and also the condition of the facilities is still lacking.
Keywords: introduce colors, play at home

Pendahuluan
1. Latar Belakang
Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Pada masa ini
proses pertumbuhan dan perkembangan anak sedang mengalami masa keemasan
(golden age). Masa ini merupakan masa dasar untuk mengembangkan berbagai
kegiatan dalam pengembangan anak sejak usia dini. Proses pembelajaran yang
diberikan kepada anak harus di sesuaikan.
Pada rentang usia 0 sampai 6 tahun setiap anak memiliki tugas-tugas
perkembangan dalam tahapan usia tertentu. Tugas-tugas perkembangan anak usia
dini harus dialami oleh setiap anak usia dini pada umumnya. Namun tentunya
2
MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI
RUMAH Mia Revi Ukhtiani

tidak semua anak dapat mengalami tugas perkembangan dengan baik, ada yang
cepat namun ada juga yang lambat, bahkan sebagian anak tidak mengalami tugas
perkembangan dengan baik atau bahkan terlewat. Hal ini tentunya diperlukan
pengawasan dan bimbingan secara tepat untuk mengatasi kesulitan anak dalam
memenuhi tugas perkembangan anak usia dini (Edi Hendri Mulyana dkk, 2017).
Anak usia dini memiliki karakter dan sifat yang berbeda dengan orang dewasa,
anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi dengan sesuatu yang mereka
lihat di sekitarnya. Anak akan terus bertanya sampai mereka menemukan jawaban
yang memuaskan.
Masa kanak-kanak adalah masanya bermain dan dengan bemain anak dapat
belajar melalui aktivitas bermain tersebut. Anak dapat melakukan berbagai
aktivitas seperti menggambar, mewarnai, menyusun balok, berlari, melompat dan
lain sebagainya. Selagi bermain anak juga bisa mengenal warna dengan melihat
benda yang ada di sekeliling mereka.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan
seluruh aspek kepribadian anak. Oleh karena itu, PAUD memberi kesempatan
bagi anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Atas
dasar ini, lembaga PAUD perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat
mengembangkan berbagai aspek perkembangan seperti kognitif, bahasa, sosial,
emosi, fisik dan motoric (Suyadi, 2015).
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa masa usia dini merupakan wahana
pendidikan yang baik untuk memberikan pembinaan agar pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat berkembang dengan baik melalui perawatan dan
pengasuhan. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang dapat diselenggarakan melalui jalur formal, non formal,
dan informal.
Kecerdasan anak tidak hanya diukur dari sisi neurologi (optimalisasi fungsi
otak) semata, tetapi juga diukur dari sisi psikologi, yaitu tahap-tahap
perkembangan atau tumbuh cerdas. Artinya, anak yang cerdas bukan hanya yang
otaknya berkembang cepat, tetapi juga cepat dalam pertumbuhan dan
perkembangan pada aspek-aspek yang lain. Kecerdasan pada aspekaspek yang
lain ini ditentukan oleh tingkat pencapaian tumbuh-kembang pada semua aspek
anak. Aspek-aspek yang dimaksud adalah fisik-motorik, bahasa, kognitif, sosial-
emosional, dan rasa beragama. Semakin lengkap dan sempurna tahap-tahap
perkembangan pada semua aspek itu, semakin sempurna kecerdasan anak
3
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH

tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pencapaian perkembangan pada


semua aspek di atas, semakin rendah pula tingkat kecerdasannya (Suyadi, 2010).
Masa petumbuhan dan perkembangan anak usia dni harus terus menerus di
pantau oleh orang tua sehingga dapat terlihat kematangan dan kesiapannya. Baik
yang menyangkut perkembangan kemampuan dasar seperti kognitif, bahasa dan
motorik maupun perkembangan kemampuan lainnya yang akan membangun
karakter mereka kelak. Aspek-aspek perkembangan tersebut berkembang secara
berhubungan antara perkembangan satu dengan yang lainnya. Dari beberapa
aspek tersebut, perkembangan kognitif adalah salah satu aspek penting yang harus
dikembangkan untuk kemampuan berfikir, temasuk mengingat.
Salah satu aspek penting yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran pada
anak usia dini adalah aspek intelektual/kognitif. Aspek perkembangan kognitif
dalam pendidikan anak usia dini sering pula disebut daya pikir. Perkembangan
kognitif pada anak sangat diperlukan guna untuk mengembangkan
pengetahuannya tentang apa yang mereka lihat, dengar, rasa, cium, dan raba
melalui panca indra yang dimiliki anak.
Dalam perkembangan kognitif anak melibatkan keterampilan belajar pada anak
yang terjadi melalui proses dan kegiatan mental internal yang kompleks. Anak
yang berkembang baik aspek kognitifnya akan dapat belajar mengembangkan
proses berfikir, merespon objek dilingkungannya dan merefleksikan
pengalamannya. Terkadang anak belum mampu mengenal warna karena tidak
terbiasanya menyebutkan macam-macam warna dan keterbatasan media untuk
mengenal warna ketika di sekolah. Anak hanya mengenal warna-warna tertentu
yang sering dilihat misalnya hijau karena anak melihat daun, merah dan putih
ketika anak melihat bendera dan ketika anak dihadapkan kepada benda yang
berbeda anak akan kesulitan menebak warnanya (Durratul Milla, Mas’udah,
2017).
Kemampuan mengenal warna bagian dari kemampuan kognitif yang harus di
alami setiap anak, dapat meningkatkan kreativitas anak dan daya pikir yang bisa
mempengaruhi perkembangan intelektual yakni kemampuan mengingat. Oleh
sebab itu mengenalkan warna pada anak usia dini sangat penting agar anak dapat
membedakan dan mengetahui macam-macam warna dasar.
Hasil observasi di kp. Ciparay masih banyak anak usia dini yang kurang
mampu mengenal warna, saat pembelajaran mengelompokkan warna,menunjuk
warna anak masih bingung dan tampak ragu. Pada saat orang tua meminta anak
untuk menunjuk warna kuning anak masih menunjuk warna yang berbeda yaitu
orange.
4
MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI
RUMAH Mia Revi Ukhtiani

Kemudian kurangnya perhatian orangtua untuk mengenalkan warna dirumah,


karena mungkin saja berfikir sudah cukup belajar dengan guru di sekolah.
Padahal bisa di tambah belajar di rumah dengan misalnya mengenalkan warna
ketika ibu sedang masak, bercocok tanam atau kegiatan di rumah lainnya.
Penelitian di rumah ini mengangkat keadaan yang ada saat ini, agar mampu
menciptakan keadaan yang nyaman dirumah tanpa harus keluar rumah. Karena
anak usia dini lebih suka bemain di luar sedangkan untuk keadaan saat ini di
anjurkan oleh pemerintah untuk tetap berada dirumah telebih lagi anak di bawah
umur sangat rentan untuk tekena paparan virus Covid-19, selain karena pandemi
ini bermain di rumah juga dapat membantu anak lebih berkonsentrasi dalam
belajar sambil bermain. karena itu saya mengangkat kalimat bermain di rumah.
2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan pada rumusan masalah, tujuan
penulis dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peran orang tua dalam
mengenalkan warna kepada anak saat bermain di rumah, dan Untuk mengetahui
hambatan orang tua dalam mengenalkan warna kepada anak.
Metode
Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang sesuai dengan fakta di lapangan,
adapun landasan teori juga untuk mencocokkan dengan yang ada di lapangan,
karena penelitian kualitatif memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan
penjelasan. Tujuan penelitian kualitatif menjelaskan suatu fenomena dengan
sedalam-dalamnya dengan cara mengumpulkan data secara lengkap, yang
menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang di teliti.
Dalam penelitian kualitatif, identitas dan peran informan serta informasi-
informasi yang dikumpulkan menjadi hal-hal yang penting sehingga penelitian
harus memiliki tanggung jawab atas identitas diri dan informasi yang
disampaikan oleh informan. Dalam pengambilan dan penelitian kualitatif
sebaiknya peneliti mendapatkan izin baik secara tertulis maupun lisan.
Seorang peneliti kualitatif harus dapat memastikan bahwa sepanjang rangkaian
penelitian (sebelum penelitian, ketika penelitian berlangsung, dan setelah
penelitian usai), ia tidak mengubah apa pun, baik subjek penelitian maupun
lingkungan sosialnya. Segalanya harus seperti kondisi awal yang masih bersifat
alamiah apa adanya. Peneliti tidak boleh mengubah situasi alamiah yang ada,
terlebih lagi merugikan subjek penelitian atau mengganggu hubungan subjek
dengan lingkungan sosialnya (Hardiansyah Haris, 2014).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
menggambarkan secara objektif keadaan di tempat penelitian menggunakan kata-
5
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH

kata atau kalimat, mengenai perilaku dan tindakkan orang tua di rumah kp.
Ciparay
1. Lokasi Penelitan
Penelitian ini dilaksanakan di Kp. Ciparay Kec. Cinangka. Alasan penulis
mengadakan penelitian di rumah karena adanya pandemi Covid-19 yang tidak
memungkinkan untuk penelitian di sekolah, dan di kp. Ciparay masih banyak
anak usia dini yang belum mengenal warna.
2. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Observasi
Observasi adalah kegiatan pengambilan data secara langsung untuk melihat
seberapa jauh perkembangan anak dan mengetahui bagaimana karakter anak,
data-data yang diperoleh dari hasil observasi akan di catat ole peneliti, kegiatan
pencatatan ini merupakan bagian dari kegiatan pengamatan.
Wawancara
Metode wawancara yang dilakukan dengan berkomunikasi dengan sumber
data melalui dialog (Tanya Jawab) secara lisan. Lexy J Moeloeng
mendefinisikan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu
percakapan tersebut dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara
(inteviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interview)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy j Moleong, 2002).
Peneliti menggunakan metode wawancara dengan melibatkan orang tua
murid dan wawancara yang akan di lakukan dengan pertanyaan yang sudah di
siapkan sebelumnya. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui lebih jelas
informasi dan melengkapi data dari hasil observasi.
Dokumentasi
Peneliti menggunakan dokumentasi berupa foto-foto kondisi lingkungan
rumah, bahan ajar pada saat anak sedang melakukan pembelajaran di rumah.
Hal ini diperlukan untuk membuktikan fakta yang terjadi pada saat penelitian
dan menunjang keakuratan data berdasarkan observasi dan wawancara yang
dilakukan.
Analisis Data
Pada perinsipnya analisi data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Teknik analisis yang dilakukan dengan menggunakan
dengan menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan
Huberman mencangkup tiga kegiatan yang bersamaan: reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi) (Basrowi Suwandi, 2008).
6
MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI
RUMAH Mia Revi Ukhtiani

Langkah- langkah proses Analisis Data Kualitatif sebagai berikut:


Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini
berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian
(Basrowi Suwandi, 2008).
Data yang terkumpul sangat banyak dan kompleks serta masih tercampur
aduk, sehingga perlu reduksi data. Reduksi data merupakan aktivitas memilih
data. Data yang dianggap relevan dan penting adalah yang berkaitan dengan
penggunaan alat permainan edukatif lego dalam mengembangkan kreativitas
anak usia 3-4 tahun di Kp.Ciparay. Data ynag tidak sesuai permasalahan tidak
di masukkan.
Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk
penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan
bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik
kesimpulan (Basrowi Suwandi, 2008).
Display data dalam penelitian ini dengan cara menyajikan data inti atau
pokok yang mencangkup hasil keseluruhan penelitian yang telah dilakukan
tentang penggunaan alat permainan edukatif lego dalam mengembangkan
kreativitas anak usia 3-4 tahun di Kp. Ciparay.
Bentuk penyajian adalah teks naratif (pengungkapan secara tertulis atau
kata-kata). Hal ini sesuai dengan masalah penelitian yang diteliti yang bersifat
deskriptif. Display data memiliki tujuan untuk memudahlan dalam
mendeskripsikan suatu peristiwa sehingga memudahkan untuk mengambil
suatu kesimpulan.
Penarikan Kesimpulan atau Verification
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi
yang uutuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji kebenaran
dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin (Basrowi Suwandi, 2008).
Dalam mengambil kesimpulan dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan
cara berpikir induktif atau mengumpulkan bukti-bukti yang beranjak dari sifat-
sifat khusus yang kemudian ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum.

7
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Pada bab ini peneliti membahas tentang pengolahan dan analisis data yang
diperoleh melalui penelitian yang dilakukan, yakni dengan menggunakan metode
dan instrumen yang peneliti tentukan pada bab sebelumnya. Adapun data-data
tersebut peneliti dapatkan melalui observasi dan wawancara sebagai metode
pokok dalam pengumpulan data.
Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai metode yang mendukung untuk
melengkapi data yang tidak peneliti dapatkan melalui observasi dan wawancara.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dihasilkan dari
observasi, wawancara, dan dokumentasi analisis yang telah peneliti lakukan.
Pelaksanaan kegiatan untuk mengenalkan warna kepada anak usia dini melalui
kegiatan bermain di rumah di Kampung Ciparay berada di Desa Sindanglaya
Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang. Adapun hasil observasi peneliti di
Kampung Ciparay, dapat diketahui bahwa orang tua dapat mengenalkan warna
kepada anak usia dini melalui kegiatan bermain di rumah. Berikut ini hasil
observasi dan wawancara kepada empat orang tua anak yang akan diteliti yaitu
Ibu Maesaroh, Ibu Susilawati, Ibu Mala, Ibu Muflihah.
Peran Orang Tua Dalam Mengenalkan Warna Melalui Kegiatan Bermain
di Rumah
Dari hasil penelitian bahwa dalam mengenalkan warna kepada anak yang
diterapkan orang tua di Kp. Ciparay dengan cara bermain, para orang tua
memiliki kemampuan dalam mengenalkan warna kepada anak dengan cara
bermain karena dengan bermain anak akan semakin antusias dalam mengenal
warna.
Bermain merupakan kegiatan utama yang dijalani anak-anak usia dini
setiap hari. Melalui kegiatan bermain, banyak hal yang bisa dikembangkan dari
seorang individu anak, yaitu saraf-saraf motoriknya, baik kasar maupun halus,
sikap emosional, kecerdasan, sikap sosial, perilaku bekerja mandiri dan
bekerjasama, kedisiplinan, dan lan-lain. Namun dalam kegiatan bermain
tentunya para orang tua memiliki berbagai kendala dan menyesuaikan karakter
dari setiap anak. Terlebih lagi ketika anak masih dalam masa egosentris,
dimana anak masih mementingkan dirinya sendiri dan sulit berbagi serta
menerima masukan dari sekitarnya (belajar). Oleh karena itu dalam hal ini
orang tua memiliki peran penting dalam mengajarkan anak dan menanamkan
sikap percaya diri dalam belajar sejak dini.
Wawancara dengan beberapa informasi yaitu orang tua dari anak di Kp.
Ciparay, sesuai dengan indikator pertanyaan: orang tua dalam mengajarkan
8
MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI
RUMAH Mia Revi Ukhtiani

anak dengan cara bermain. Dari hasil wawancara yang dilakukan penelitian
tehadap orang tua anak di Kp. Ciparay sebagai berikut :
Mengenalkan warna dengan cara bermain di rumah, difasilitasi permainan
seperti alat masak-masakan, lego, permainan kartu warna. Dalam mengenalkan
warna biasanya Ibu meminta tolong kepada anak mengambilkan barang
dengan cara menyebutkan warna, anak dapat mengetahui tanpa menyadari
bahwasannya anak sudah mempelajari berbagai warna.
Foto orang tua dan anak sedang memotong buah-buahan

Orang tua mengajarkan anak dengan cara menanyakan berbagai warna


dalam kehidupan sehari-hari dengan barang yang ada disekitarnya dan juga
membiasakan anak mewarnai dengan cara mencontoh gambar yang sudah ada
warnanya sehingga anak akan tebiasa dengan warna yang dilihat dan
disebutkan.
Foto anak sedang mewarnai ditemani orang tua

Dalam mengenalkan warna kepada anak memiliki kesulitan tersendiri


terlebih lagi anak laki-laki yang suka bermain dan memiliki karakter yang
mengikuti keinginannya tersendiri namun sebagai orang tua tentunya memiliki
cara tersendiri untuk mengajarkan atau mengenalkan warna seperti dengan
cara merayu saat anak sedang bermain permainannya di rumah dan ketika anak

9
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH

mampu menjawab akan diberikan pujian karena anaknya merasa senang ketika
diberikan pujian.
Foto orang tua sedang bertanya warna kepada anak

Cara mengenalkan warna yaitu pada saat anak bermain mainannya di


rumah, menonton You Tube yang akan menarik perhatian anak, dan juga
memberikan anak buku pintar mengenai warna ketika anak sedang semangat
pasti akan cepat dalam menangkap dan belajar namun ketika sedang tidak
mood orang tua harus berusaha untuk memancing anak dengan hal baru agar
dapat memiliki rasa penasaran tehadap apa yang belum diketahui olehnya.
Foto anak sedang bermain dan orang tua bertanya warna kepada anak

Mengenalkan warna kepada anak usia dini melalui kegiatan bermain di


rumah, maka peneliti menyimpulkan bahwa hasil wawancara dari beberapa
informan mengajarkan anak agar mampu mengenal warna dengan cara
membiasakan atau meminta tolong. Sebagai perbuatan yang dilakukan
bersama orang tua di rumah. Dengan bermain di rumah dan membantu orang
tua dalam kehidupan sehari-hari akan menumbuhkan rasa keingintahuan pada
diri anak sehingga tanpa ia sadari mereka sudah belajar dengan sarana
bermain.

10
MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI
RUMAH Mia Revi Ukhtiani

Mengenalkan warna kepada anak usia dini melalui kegiatan bermain di


rumah, bisa dengan membiasakan anak dengan benda disekitarnya, selain itu
orang tua juga menyediakan fasilitas kepada anak karena para orang tua
mengerti anak tentunya akan tertarik dengan hal baru yang belum pernah ia
temui sebelumnya dan juga para orang tua membiasakan untuk meminta tolong
kepada anak untuk mengambilkan benda dengan cara menyebutkan warna
dengan demikian secara tidak langsung anak akan terbiasa dengan warna-
warna yang sering ia temui.
Cara orang tua memberikan pujian atau penghargaan kepada anak akan
mampu mendorong anak untuk terus menjawab atau mengkuti cara orang tua
dalam mengajarkan anak laki-laki yang memiliki karakter yang mengkuti
keinginannya sendiri dan jarang sekali berada di rumah maka dari itu Ibu Mala
berkesimpulan dengan memberikan pujian atau penghargaan kepada anak akan
mampu mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu yang kuat.
Peran orang tua dalam mengenalkan warna kepada anak di Kp. Ciparay
yaitu dengan cara bermain bisa dibiasakannya dengan memfasilitasi
permainan, serta memerintahkan anak untuk mengambil benda disekitar
dengan cara menyebutkan warna.
Hasil observasi yang peneliti amati dari ke empat anak telihat berkembang
sangat baik, anak mampu menyebutkan 5 warna berdasarkan warna buah/sayur
dan mampu mengelompokkan berdasarkan warna. Namun sebagian besar
sudah mengenali warna-warna yang sudah dilihat pada benda-benda dalam
rumah dengan orang tua.
Sebagian anak belum berkembang dalam mengenal warna melalui bermain
masak-masakan dan berkebun, dan belum berkembang ketika orang tua
bertanya tentang warna di sayuran ketika memasak dan bercocok tanam.
Hambatan Dalam Mengenalkan Warna Kepada Anak Usia Dini
Melalui Kegiatan Bermain di Rumah
Hasil wawancara dengan beberapa informan yaitu orang tua anak di Kp.
Ciparay mengenai hambatan dalam mengenalkan warna kepada anak usia dini,
sebagai berikut: hasil wawancara dengan Ibu Maesaroh orang tua dari Aqilah
menyatakan bahwa hambatan yang di alami saat mengenalkan warna kepada
anak cenderung jarang sekali di temukan karena anak merupakan anak yang
penurut dan sangat suka dengan bermain.
Hambatan dalam mengenalkan warna kepada anak yaitu terkait fasilitas.
Fasilitas permanan mengenal warna kurang diberikan kepada anak di rumah,
membuat anak mudah bosan untuk mengenal warna melalui benda di sekitar
11
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH

rumah saja. Selain itu hambatan dalam mengenalkan warna kepada anak, anak
mudah mengalami suasana hati yang kurang baik atau kelelahan maka anak
susah untuk menyebutkan warna.
Hambatan dalam mengenalkan warna kepada anak, anak terlebih dahulu
harus dibujuk untuk bermain warna. Namun orang tua selalu mengupayakan
agar anak tetap bisa belajar mengenalkan warna dan bahkan orang tua
mengajak teman-temannya bermain di rumah. Karena ketika bersama teman
anak dapat menyebutkan warna.
Hambatan yang di alami orang tua dalam mengenalkan warna kepada anak
yaitu dari kondisi perilaku anak yang belum stabil dalam hal melakukan
aktifitas, yang belum biasa dilakukan seperti belajar yang diimbangi dengan
bermain dan juga kondisi fasilitas yang kurang. Mengenal warna di rumah jika
tidak ada stimulasi dari orang tua, maka anak sulit untuk mengenal atau
menyebutkan warna dengan baik
Pembahasan
Bermain merupakan kegiatan utama yang dijalani anak-anak usia dini setiap
hari. Melalui kegiatan bermain, banyak hal yang bisa dikembangkan dari seorang
individu anak, yaitu saraf-saraf motoriknya, baik kasar maupun halus, sikap
emosional, kecerdasan, sikap sosial, perilaku bekerja mandiri dan bekerja sama.
Mengenal warna merupakan unsur penting yang dapat membantu anak dapat
dinikmati dengan indra penglihatan sesuai dari ruang (warna). Sebab pengenalan
warna pada anak usia dini dapat merangsang indera penglihatan dan merangsang
kemampuan anak dalam mengenal serta mengekspresikan warna yang ada di
lingkungan seperti menyebutkan warna daun hijau, apel merah, dan lain
sebagainya.
Dalam melatih kemampuan mengenal warna kepada anak dapat dilakukan
melalui kegiatan bermain, karena dengan membiasakan kemampuan mengenal
warna sama dalam kegiatan bermain juga sangat diperlukan. Dengan bermain
dapat melatih anak agar saling berinteraksi, saling membantu, saling berbagi, dan
saling mengenal. Jadi dalam membiasakan kemampuan mengenalkan warna
kepada anak tidak hanya diperhatikan ketika anak di dalam rumah saja tetapi
ketika anak sedang bermain pun orang tua perlu memperhatikan anak agar
kemampuan kerja sama anak hasilnya maksimal.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dlakukan peneliti di Kp.
Ciparay berada di Desa Sindanglaya Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang.
Peran orang tua yang diamati tidak mengenalkan warna melalui bercocok tanam,
namun tetap orang tua mengenalkan warna melalui:
12
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI SENI ORIGAMI DI
PAUD ARROHMAN KELAS B KEC. PATIA-PANDEGLANG Tuti Alawiyah

1. Membiasakan anak agar belajar dan mengenal warna yang ada disekitarnya.
2. Meminta tolong kepada anak untuk mengambil benda dengan menyebutkan
warna supaya mampu mengingat serta mengaplikasikannya pada kehidupan
sehari-hari
3. Menyediakan fasilitas penunjang seperti kartu warna, lego, buku mewarnai
dan permainan lain yang disukai oleh anak agar mampu menarik
keingintahuan anak dalam mengenal warna.
Konsentrasi penglihatan anak usia dini dalam melihat suatu objek diperlukan
frekuensi yang berulang kali sensitifitas benda yang dilihat, intensifitas warna
yang dilihat, efektivitas penglihatan anak, serta durasi atau lamanya waktu yang
digunakan untuk melihat objek benda itu.
Hambatan yang dialami dalam mengenalkan warna kepada anak usia dini,
diantaranya adalah sebagai berikut: kondisi perilaku anak yang masih belum
stabil, dan sikap egosentris anak yang masih tinggi. Maka dari itu, orang tua harus
selalu memberi arahan dan motivasi, memberi contoh terlebih dahulu kepada
anak, dan beri stimulasi kerjasama tanpa adanya rasa tetekan kepada anak. Karena
stimulasi penghargaan akan optimal jika anak merasa tertekan saat dikenalkan
dengan hal yang belum anak ketahui.
Motivasi merupakan suatu energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapa tujuan. Tujuan motivasi
disini yaitu untuk menumbuhkan semangat di dalam pribadi anak untuk belajar
mengenali warna dengan senang.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang “Mengenalkan
warna kepada anak usia dini melalui kegiatan bermain di rumah” di Kp. Ciparay
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peran orang tua dalam mengenalkan warna kepada anak usia dini di Kp.
Ciparay sudah sangat baik, yang dilakukan para orang tua dalam
mengenalkan warna kepada anak usia dini yaitu dengan cara membiasakan
anak agar belajar dan mengenal warna dengan benda yang ada disekitarnya,
memerintah anak supaya mampu mengingat serta mengaplikasikannya pada
kehidupan sehari-hari, menyediakan fasilitas penunjang seperti kartu warna,
lego, buku mewarnai dan permainan lain yang disukai oleh anak agar
mampu menarik keingintahuan anak dalam mengenal warna.
2. Hambatan yang dialami orang tua dalam mengenalkan warna kepada anak
yaitu dari kondisi perilaku anak yang belum stabil dalam hal melakukan
aktifitas yang belum bisa dilakukan seperti belajar sambil bermain dan juga
13
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH

fasilitas permainan yang kurang sehingga membuat anak mudah bosan,


mengenal warna di rumah jika tidak ada perintah dari orang tua dalam
membiasakannya. Tetapi ketika anak bermain, sikap belajar yang tanpa ia
sadari dengan temannya sudah berkembang dengan baik.
Daftar Rujukan
Suwandi, Basrowi. 2014. Memahami Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Rineka Cipta.
Milla, Durrotul dan Mas’udah. 2017. “Pengaruh Berman Lego Terhadap
Kemampuan Mengenal Warna Pada Anak Kelompok A”. Jurnal PAUD Teratai.
Volume 06 Nomor 02 Tahun.
Mulyana, Hendri Edi, dkk. 2017. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Anak Usia
Dini Mengenal Warna”. Jurnal PAUD Agapedia. Vol.1 No.1 Juni.
Haris, Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2014. Jakarta: Salemba
Humanika.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2002. Bandung. PT.
Remaja Rosdakarya.
Suyadi. 2015. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

14
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH

15

Anda mungkin juga menyukai