Abstrak: Penelitian ini di latar belakangi dengan masih banyak anak yang kurang
mampu mengenal warna, saat pembelajaran mengelompokkan warna, menunjuk warna
anak masih bingung dan tampak ragu. Dan masih kurangnya perhatian orang tua untuk
mengenalkan warna di rumah, karena mungkin saja berfikir sudah cukup belajar dengan
guru di sekolah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana peran orang
tua dalam mengenalkan warna kepada anak saat berman di rumah, dan bagaimana
hambatan orang tua dalam mengenalkan warna kepada anak saat bermain. Tujuan
penelitian ini adalah: untuk mengetahui peran orang tua dalam mengenalkan warna
kepada anak saat bemain di rumah, dan untuk mengetahui hambatan orang tua dalam
mengenalkan warna kepada anak saat bermain. Dan manfaatnya adalah bisa menjadi
gambaran bagi orang tua untuk mengembangkan lagi pengenalan warna dengan
permanan yang lainnya. Metode yang di gunakan yaitu metode kualitatif deskriptif, data
penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Objek penelitian adalah anak dan orang tua anak. Teknis analisis data dalam penelitian ini
ada beberapa tahapan diantaranya: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mengenalkan warna
orang tua memfasilitasi permainan, serta dengan cara orang tua meminta tolong kepada
anak untuk mengambil benda di sekitar dengan menyebutkan warna. Hambatannya yaitu
kurangnya fasilitas, kondisi suasana hati anak yang belum stabil, berman warna harus
dengan teman. Simpulannya yaitu orang tua mengenalkan warna kepada anak dengan
cara membiasakan anak agar belajar dan mengenal warna dengan benda yang ada di
sekitarnya, meminta tolong kepada anak supaya mampu mengingat serta
mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari, menyediakan fasilitas penunjang seperti
kartu warna, lego, buku mewarnai dan permainan lain yang disukai anak agar mampu
menarik kengintahuan anak dalam mengenal warna. Dan hambatan yang dialami yaitu
karena kondisi perilaku anak masih kurang stabil dan juga kondisi fasilitas yang masih
kurang.
Kata Kunci : mengenalkan warna, bermain di rumah
colors, children are still confused and seem doubtful. And there is still a lack of
attention from parents to introduce colors at home, because they might think that
it is enough to study with the teacher at school. The formulation of the problem in
this study is: how is the role of parents in introducing color to children when
playing at home, and what are the barriers for parents in introducing color to
children when playing. The aims of this study were: to determine the role of
parents in introducing colors to their children when playing at home, and to find
out the barriers of parents in introducing colors to children while playing. And
the benefit is that it can be an illustration for parents to develop color recognition
with other games. The method used is descriptive qualitative method, research
data obtained by using observation, interview and documentation techniques. The
object of research is the child and the child's parents. Technical analysis of data
in this study there are several stages including: data collection, data reduction,
data presentation and drawing conclusions. The results showed that in
introducing colors, parents facilitated the game, as well as by asking their
children for help to pick up objects around them by mentioning colors. The
obstacles are the lack of facilities, the condition of the child's mood which is not
yet stable, playing colors must be with friends. The conclusion is that parents
introduce colors to children by familiarizing children with learning and
recognizing colors with objects around them, asking for help from children so
that they are able to remember and apply them in daily life, providing supporting
facilities such as color cards, lego, coloring books. and other games that children
like to be able to attract children's curiosity in recognizing colors. And the
obstacles experienced are because the condition of the child's behavior is still less
stable and also the condition of the facilities is still lacking.
Keywords: introduce colors, play at home
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Pada masa ini
proses pertumbuhan dan perkembangan anak sedang mengalami masa keemasan
(golden age). Masa ini merupakan masa dasar untuk mengembangkan berbagai
kegiatan dalam pengembangan anak sejak usia dini. Proses pembelajaran yang
diberikan kepada anak harus di sesuaikan.
Pada rentang usia 0 sampai 6 tahun setiap anak memiliki tugas-tugas
perkembangan dalam tahapan usia tertentu. Tugas-tugas perkembangan anak usia
dini harus dialami oleh setiap anak usia dini pada umumnya. Namun tentunya
2
MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI
RUMAH Mia Revi Ukhtiani
tidak semua anak dapat mengalami tugas perkembangan dengan baik, ada yang
cepat namun ada juga yang lambat, bahkan sebagian anak tidak mengalami tugas
perkembangan dengan baik atau bahkan terlewat. Hal ini tentunya diperlukan
pengawasan dan bimbingan secara tepat untuk mengatasi kesulitan anak dalam
memenuhi tugas perkembangan anak usia dini (Edi Hendri Mulyana dkk, 2017).
Anak usia dini memiliki karakter dan sifat yang berbeda dengan orang dewasa,
anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi dengan sesuatu yang mereka
lihat di sekitarnya. Anak akan terus bertanya sampai mereka menemukan jawaban
yang memuaskan.
Masa kanak-kanak adalah masanya bermain dan dengan bemain anak dapat
belajar melalui aktivitas bermain tersebut. Anak dapat melakukan berbagai
aktivitas seperti menggambar, mewarnai, menyusun balok, berlari, melompat dan
lain sebagainya. Selagi bermain anak juga bisa mengenal warna dengan melihat
benda yang ada di sekeliling mereka.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan
seluruh aspek kepribadian anak. Oleh karena itu, PAUD memberi kesempatan
bagi anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Atas
dasar ini, lembaga PAUD perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat
mengembangkan berbagai aspek perkembangan seperti kognitif, bahasa, sosial,
emosi, fisik dan motoric (Suyadi, 2015).
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa masa usia dini merupakan wahana
pendidikan yang baik untuk memberikan pembinaan agar pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat berkembang dengan baik melalui perawatan dan
pengasuhan. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang dapat diselenggarakan melalui jalur formal, non formal,
dan informal.
Kecerdasan anak tidak hanya diukur dari sisi neurologi (optimalisasi fungsi
otak) semata, tetapi juga diukur dari sisi psikologi, yaitu tahap-tahap
perkembangan atau tumbuh cerdas. Artinya, anak yang cerdas bukan hanya yang
otaknya berkembang cepat, tetapi juga cepat dalam pertumbuhan dan
perkembangan pada aspek-aspek yang lain. Kecerdasan pada aspekaspek yang
lain ini ditentukan oleh tingkat pencapaian tumbuh-kembang pada semua aspek
anak. Aspek-aspek yang dimaksud adalah fisik-motorik, bahasa, kognitif, sosial-
emosional, dan rasa beragama. Semakin lengkap dan sempurna tahap-tahap
perkembangan pada semua aspek itu, semakin sempurna kecerdasan anak
3
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH
kata atau kalimat, mengenai perilaku dan tindakkan orang tua di rumah kp.
Ciparay
1. Lokasi Penelitan
Penelitian ini dilaksanakan di Kp. Ciparay Kec. Cinangka. Alasan penulis
mengadakan penelitian di rumah karena adanya pandemi Covid-19 yang tidak
memungkinkan untuk penelitian di sekolah, dan di kp. Ciparay masih banyak
anak usia dini yang belum mengenal warna.
2. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Observasi
Observasi adalah kegiatan pengambilan data secara langsung untuk melihat
seberapa jauh perkembangan anak dan mengetahui bagaimana karakter anak,
data-data yang diperoleh dari hasil observasi akan di catat ole peneliti, kegiatan
pencatatan ini merupakan bagian dari kegiatan pengamatan.
Wawancara
Metode wawancara yang dilakukan dengan berkomunikasi dengan sumber
data melalui dialog (Tanya Jawab) secara lisan. Lexy J Moeloeng
mendefinisikan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu
percakapan tersebut dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara
(inteviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interview)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy j Moleong, 2002).
Peneliti menggunakan metode wawancara dengan melibatkan orang tua
murid dan wawancara yang akan di lakukan dengan pertanyaan yang sudah di
siapkan sebelumnya. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui lebih jelas
informasi dan melengkapi data dari hasil observasi.
Dokumentasi
Peneliti menggunakan dokumentasi berupa foto-foto kondisi lingkungan
rumah, bahan ajar pada saat anak sedang melakukan pembelajaran di rumah.
Hal ini diperlukan untuk membuktikan fakta yang terjadi pada saat penelitian
dan menunjang keakuratan data berdasarkan observasi dan wawancara yang
dilakukan.
Analisis Data
Pada perinsipnya analisi data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Teknik analisis yang dilakukan dengan menggunakan
dengan menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan
Huberman mencangkup tiga kegiatan yang bersamaan: reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi) (Basrowi Suwandi, 2008).
6
MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI
RUMAH Mia Revi Ukhtiani
7
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH
anak dengan cara bermain. Dari hasil wawancara yang dilakukan penelitian
tehadap orang tua anak di Kp. Ciparay sebagai berikut :
Mengenalkan warna dengan cara bermain di rumah, difasilitasi permainan
seperti alat masak-masakan, lego, permainan kartu warna. Dalam mengenalkan
warna biasanya Ibu meminta tolong kepada anak mengambilkan barang
dengan cara menyebutkan warna, anak dapat mengetahui tanpa menyadari
bahwasannya anak sudah mempelajari berbagai warna.
Foto orang tua dan anak sedang memotong buah-buahan
9
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH
mampu menjawab akan diberikan pujian karena anaknya merasa senang ketika
diberikan pujian.
Foto orang tua sedang bertanya warna kepada anak
10
MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI
RUMAH Mia Revi Ukhtiani
rumah saja. Selain itu hambatan dalam mengenalkan warna kepada anak, anak
mudah mengalami suasana hati yang kurang baik atau kelelahan maka anak
susah untuk menyebutkan warna.
Hambatan dalam mengenalkan warna kepada anak, anak terlebih dahulu
harus dibujuk untuk bermain warna. Namun orang tua selalu mengupayakan
agar anak tetap bisa belajar mengenalkan warna dan bahkan orang tua
mengajak teman-temannya bermain di rumah. Karena ketika bersama teman
anak dapat menyebutkan warna.
Hambatan yang di alami orang tua dalam mengenalkan warna kepada anak
yaitu dari kondisi perilaku anak yang belum stabil dalam hal melakukan
aktifitas, yang belum biasa dilakukan seperti belajar yang diimbangi dengan
bermain dan juga kondisi fasilitas yang kurang. Mengenal warna di rumah jika
tidak ada stimulasi dari orang tua, maka anak sulit untuk mengenal atau
menyebutkan warna dengan baik
Pembahasan
Bermain merupakan kegiatan utama yang dijalani anak-anak usia dini setiap
hari. Melalui kegiatan bermain, banyak hal yang bisa dikembangkan dari seorang
individu anak, yaitu saraf-saraf motoriknya, baik kasar maupun halus, sikap
emosional, kecerdasan, sikap sosial, perilaku bekerja mandiri dan bekerja sama.
Mengenal warna merupakan unsur penting yang dapat membantu anak dapat
dinikmati dengan indra penglihatan sesuai dari ruang (warna). Sebab pengenalan
warna pada anak usia dini dapat merangsang indera penglihatan dan merangsang
kemampuan anak dalam mengenal serta mengekspresikan warna yang ada di
lingkungan seperti menyebutkan warna daun hijau, apel merah, dan lain
sebagainya.
Dalam melatih kemampuan mengenal warna kepada anak dapat dilakukan
melalui kegiatan bermain, karena dengan membiasakan kemampuan mengenal
warna sama dalam kegiatan bermain juga sangat diperlukan. Dengan bermain
dapat melatih anak agar saling berinteraksi, saling membantu, saling berbagi, dan
saling mengenal. Jadi dalam membiasakan kemampuan mengenalkan warna
kepada anak tidak hanya diperhatikan ketika anak di dalam rumah saja tetapi
ketika anak sedang bermain pun orang tua perlu memperhatikan anak agar
kemampuan kerja sama anak hasilnya maksimal.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dlakukan peneliti di Kp.
Ciparay berada di Desa Sindanglaya Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang.
Peran orang tua yang diamati tidak mengenalkan warna melalui bercocok tanam,
namun tetap orang tua mengenalkan warna melalui:
12
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI SENI ORIGAMI DI
PAUD ARROHMAN KELAS B KEC. PATIA-PANDEGLANG Tuti Alawiyah
1. Membiasakan anak agar belajar dan mengenal warna yang ada disekitarnya.
2. Meminta tolong kepada anak untuk mengambil benda dengan menyebutkan
warna supaya mampu mengingat serta mengaplikasikannya pada kehidupan
sehari-hari
3. Menyediakan fasilitas penunjang seperti kartu warna, lego, buku mewarnai
dan permainan lain yang disukai oleh anak agar mampu menarik
keingintahuan anak dalam mengenal warna.
Konsentrasi penglihatan anak usia dini dalam melihat suatu objek diperlukan
frekuensi yang berulang kali sensitifitas benda yang dilihat, intensifitas warna
yang dilihat, efektivitas penglihatan anak, serta durasi atau lamanya waktu yang
digunakan untuk melihat objek benda itu.
Hambatan yang dialami dalam mengenalkan warna kepada anak usia dini,
diantaranya adalah sebagai berikut: kondisi perilaku anak yang masih belum
stabil, dan sikap egosentris anak yang masih tinggi. Maka dari itu, orang tua harus
selalu memberi arahan dan motivasi, memberi contoh terlebih dahulu kepada
anak, dan beri stimulasi kerjasama tanpa adanya rasa tetekan kepada anak. Karena
stimulasi penghargaan akan optimal jika anak merasa tertekan saat dikenalkan
dengan hal yang belum anak ketahui.
Motivasi merupakan suatu energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapa tujuan. Tujuan motivasi
disini yaitu untuk menumbuhkan semangat di dalam pribadi anak untuk belajar
mengenali warna dengan senang.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang “Mengenalkan
warna kepada anak usia dini melalui kegiatan bermain di rumah” di Kp. Ciparay
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peran orang tua dalam mengenalkan warna kepada anak usia dini di Kp.
Ciparay sudah sangat baik, yang dilakukan para orang tua dalam
mengenalkan warna kepada anak usia dini yaitu dengan cara membiasakan
anak agar belajar dan mengenal warna dengan benda yang ada disekitarnya,
memerintah anak supaya mampu mengingat serta mengaplikasikannya pada
kehidupan sehari-hari, menyediakan fasilitas penunjang seperti kartu warna,
lego, buku mewarnai dan permainan lain yang disukai oleh anak agar
mampu menarik keingintahuan anak dalam mengenal warna.
2. Hambatan yang dialami orang tua dalam mengenalkan warna kepada anak
yaitu dari kondisi perilaku anak yang belum stabil dalam hal melakukan
aktifitas yang belum bisa dilakukan seperti belajar sambil bermain dan juga
13
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH
14
Mia Revi Ukhtiani MENGENALKAN WARNA KEPADA ANAK
USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN DI RUMAH
15