Anda di halaman 1dari 22

Ibtida’i: Jurnal Kependidikan Dasar Vol. 7 No.

2 Desember 2020
p-ISSN: 2407-3571, e-ISSN:2654-4245 Hal. 1-20

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI


BHINEKA TUNGGAL IKA MELALUI METODE ROLE PLAYING
MENGGUNAKAN MEDIA PUPPET
(PTK di kelas IV SDN Kadu Tigaraksa)

Improvement of Learning Results on Materials


Bhineka Tunggal Ika Through Role Playing Method
Using Puppet Media
(PTK in grade IV SDN Kadu Tigaraksa)

Meli Maryani
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten. Email: melimaryani123@gmail.com

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui penerapan metode role
playing menggunakan media puppet yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Selain itu untuk 2)mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode role playing menggunakan media puppet pada materi bhinneka tunggal ika
siswa kelas IV SDN Kadu Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Latar belakang penelitian ini
adalah mengetahui bahwa masih banyak siswa kelas IV SDN Kadu Tigaraksa Kabupaten
Tangerang mengalami hasil belajar yang sangat rendah. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, Model Kemmis &
Taggart yang dilakukan dua siklus yang terdiri empat tahapan yaitu, perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Tindakan penelitian ini dilakukan II Siklus. Tempat
dan subjek penelitian ini adalah kelas IV SDN Kadu Tigaraksa Kabupaten Tangerang,
tahun pelajaran 2019/2020 dengan jumlah siswa 29 siswa yang terdiri atas laki-laki 19
dan perempuan 10.sumber data pokok yang dipakai adalah siswa dan guru.tenik
pengumpulan data yang digunakan adalah berupa tes, observasi dan wawancara. Hasil
penelitian menunjukan bahwa melalui metode role playing menggunakan media puppet
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Bhinneka Tunggal Ika di kelas IV
SD Negeri Kadu Tigaraksa. Hal ini dapat dilihat dari peresentase ketuntasan hasil
belajar siswa pada siklus I yaitu 45%. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II
menjadi 89%. Peningkatan antara siklus I dan siklus II mencapai 44%. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa melalui metode role playing menggunakan media puppet dapat
mengingkatkan hasil belajar siswa pada materi Bhinneka Tunggal Ika.

Kata kunci : Hasil Belajar, Metode Role Playing, Media Puppet, PTK

Abstract: The purpose of this study was to 1) determine the application of the role
playing method using puppet media that can improve student learning outcomes. In
addition, to 2) determine the increase in student learning outcomes by using the role
playing method using puppet media on the material diversity of the students in grade IV
SDN Kadu Tigaraksa Tangerang Regency. The background of this research is knowing
that there are still many fourth grade students of SDN Kadu Tigaraksa Tangerang
Regency experiencing very low learning outcomes. The research method used in this
research is classroom action research, the Kemmis & Taggart model which is carried
out in two cycles consisting of four stages, namely, planning, action, observation and
reflection. This research action was carried out in II Cycles. The place and subject of
this study are class IV SDN Kadu Tigaraksa Tangerang Regency, the 2019/2020 school
year with 29 students consisting of 19 boys and 10 girls. The main resources used were
students and teachers. Data collection techniques used were tests, observations and
interviews. The results showed that through the role playing method using puppet
media can improve student learning outcomes on the material Bhinneka Tunggal Ika in
grade IV SD Negeri Kadu Tigaraksa. This can be seen from the percentage of student
learning outcomes completeness in the first cycle, namely 45%. Then it increased in
cycle II to 89%. The increase between cycle I and cycle II reached 44%. Thus it can be
1
Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Meli Maryani
Bhineka Tunggal Ika Melalui Metode Role
Playing Menggunakan Media Puppet

stated that through the role playing method using puppet media can improve student
learning outcomes in the material Unity in Diversity.

Keywords : Learning Outcomes, Role Playing Methods, Puppet Media, PTK

PENDAHULUAN

Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membina anak peserta didik


agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif, dalam menjalani
kehidupan. Jadi, suatu proses pendidikan dan pembelajaran dikatakan berhasil
apabila para peserta didik beroleh perubahan ke arah yang lebih baik dalam
penambahan pengetahuan, perubahan penguasaan keterampilan, dan perubahan
positif menuju pendewasaan perilaku (Nurjamal et al. 2013).
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang digunakan
sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
yang berbakar pada budaya bangsa indonesia. Nilai luhur dan moral ini
diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-
hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk hidup
lainya.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang harus diperkuat dalam hal
ini adalah pembelajaan PKn di sekolah dasar yang akan menjadi pondasi yang
kuat bagi siswa pada jenjang berikutnya. Pembelajaran PKn di SD akan berhasil
dengan baik apabila seorang guru memahami pengembangan intelektual anak usia
Sekolah Dasar.
Pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa untuk
mengembangkan kompetensi yang diharapkan akan muncul, jika hal tersebut
dapat dilakukan dengan memberikan pembelajaran yang membuat siswa merasa
lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang selama ini
disampaikan oleh guru merupakan pembelajaran informasi yang dimasukan oleh
siswa ke dalam memori ingatan siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, guru
sebaiknya menggunakan metode, strategi serta media yang akan melibatkan dan
peran aktif siswa dalam melakukan pengalaman belajarnya, menerapkan konsep
dan mengkomunikasinya.
Metode mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau
praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu, yang dinilai lebih
efektif dan efesien. Banyak sekali metode dan media pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah.
Metode pembelajaran metode Role Playing bertujuan untuk membantu
siswa menemukan jati dirinya di dunia Pendidikan yaitu membangun sikap siswa
yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas sosial, maka
penerapan metode Role Playing dengan menggunakan media untuk meningkatkan

2
Ibtida’i: Jurnal Kependidikan Dasar Vol. 7 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2407-3571, e-ISSN:2654-4245 Hal. 1-20

hasil belajar siswa pada materi yang diberikan terutama pelajaran Bhineka
Tunggal Ika. Penerapan ini di harapkan bermanfaat dalam proses belajar mengajar
di kelas.
Berdasarkan wawancara menurut ibu Sukmawati wali kelas kelas IV di SDN
Kadu Tigaraksa mengatakkan bahwa masih banyak hasil belajar siswa yang belum
tuntas. Ada 76 % atau sebanyak 22 orang siswa dari 29 jumlah keseluruhan kelas
IV yang belum mencapai Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
telah ditentukan di kelas IV semester I yaitu, memahami makna semboyan Negara
Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika yang disesuaikan dengan Standar
Kompetensi (SK), dan menampilkan sikap kerja sama dalam bentuk keberagaman
suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang disesuaikan Kompetensi Dasar
(KD) serta belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah dibuat oleh
guru. Kenyataannya pembelajaran materi Bhinnika Tunggal Ika di kelas IV SDN
kadu tidak seperti yang diharapkan. Dari 29 siswa, terdapat 22 siswa hasil belajar
yang rendah dari nilai KKM yang telah ditentukan pada saat dilakukan penilaian
mata pelajaran pada bidang PKn yang diterapkan di SDN Kadu Tigaraksa.
Berdasarkan pra observasi, penulis mendapati beberapa gejala-gejala yaitu
Metode dan media pembelajaran pada materi Bhinneka Tunggal ika yang
diterapkan oleh guru di SDN Kadu Tigaraksa belum berhasil dalam meningkatkan
hasil belajar siswa, hasil belajar yang rendah dari nilai KKM yang telah ditentukan
pada saat dilakukannya penilaian, serta rendahnya keaktifan dan kerja sama
siswa dalam proses belajar.
Hal ini terjadi karena selama ini cara pengajaran guru dengan
menggunakan metode atau media pembelajaran belum maksimal. Maka dari itu
peneliti mencoba meningkatkan hasil belajar melalui tindakan kelas dengan
menerapkan metode role playing dengan media puppet dalam pembelajaran PKn
diharapkan peran aktif siswa serta dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang
bersifat percaya diri, dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan melalui metode role playing dengan media puppet.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Meteri Bhinneka Tunggal Ika Melalui
Metode Role Playing Menggunakan Media Puppet Dikelas IV SD Negeri Kadu
Tigaraksa Kab Tangerang”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dan merefleksi tindakan secara
kalaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusuma et al. 2010).

3
Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Meli Maryani
Bhineka Tunggal Ika Melalui Metode Role
Playing Menggunakan Media Puppet

Penelitian tindakan kelas ini peneliti memilih Model Kemmis & Mc Taggart
merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin.
Hanya saja, komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan
sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh
adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting dan observing merupakan dua
kegiatan yang tidak terpisah. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam
satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi harus
dilaksanakan. Untuk lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk desainnya
Model Kemmis & Mc Taggart.

Gambar 1
Bagan Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis Dan Mc.Taggart (Arifin, 2012)

Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Model Kemmis & Mc


Taggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat dengan satu perangkat
terdiri dari empat tahap atau komponen, yaitu: perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu
Siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah putaran
kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refliksi. Pada
gambar di atas tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua siklus atau dapat
dikatakan sebagai dua perangkat komponen. Untuk pelaksanaan sesungguhnya,
jumlah siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan
(Kusuma et al. 2010).
Kondisi siswa dalam hasil belajar dikatakan masih rendah belum mencapai
tujuan pembelajaran, dan guru pun masih kurang dalam menerapkan metode dan

4
Ibtida’i: Jurnal Kependidikan Dasar Vol. 7 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2407-3571, e-ISSN:2654-4245 Hal. 1-20

memanfaatkan media pembelajaran. Maka dari itu penulis menggunakan PTK


dalam penelitian karena pada dasarnya PTK ialah tidak lain untuk membantu para
guru dalam menghadapi persoalan yang terjadi di kelas baik yang berhubungan
dengan pemahaman materi, metode, media maupun alat evaluasi, maka dari itu
guru melakukan suatu tindakan-tindakan secara sistematis dan terarah dalam
suatu proses pembelajaran.
Selain itu alasan penulis menggunakan PTK dalam penelitan adalah PTK
dapat meningkatkan kinerja guru untuk mencapai hasil yang optimal dan
profesioanal. Selain itu dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru
mampu memperbaiki proses pembelajaran praktik yang terjadi di kelas.

TEKNIK ANALISIS DATA


Dalam penelitian ini teknis analisis data yang digunakan adalah teknik data
kualitatif dan kuantitatif.Teknik analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis
data dari hasil pengamantan.Sedangkan teknik analisis kuantitatif digunakan
untuk menganalisis data hasil belajar siswa. Dengan penjelasan sebagai berikut :
Teknik Analisis Data Kualitatif
Dalam penelitian ini dapat dilihat dari lembar observasi yang dianalisis
secara deskriptif. Dari hasil analisis peneliti dapat mengetahui kinerja guru dan
siswa dalam kesulitan proses pembelajaran. Untuk itu data tersebut dapat
deskripsikan secara fakta selama proses pembelajaram berlangsung. Jadi skala
penilaian kualitatif dikategorikan penilaiannya sebagai berikut, baik sekali, baik,
cukup, tidak baik, tidak baik sekali.
Teknik Analisis Data Kuantitatif
Analisis data ini dilakukan terhadap nilai tes dilakukan setelah proses
kegiatan belajar mengajar. Hasil tes siswa dianalisis untuk menentukan
peningkatan hasil belajar. Adapun rumusnya sebagai berikut:
skor seluruh siswa
jumlah seluruh siswa
jumlah siswa yang tuntas skor seluruh siswa
a. ×100Nilai rata-rata:
jumlah keseluruhan siswa jumlah seluruh siswa
b. Presentase ketuntasan :

jumlah siswa yang tuntas


×100%
jumlah keseluruhan siswa
jumlah siswatidak tuntas
c. ×100 %Presentase ketidak tuntasan :
jumlah keseluruhan siswa

jumlah siswatidak tuntas


×100 %
jumlah keseluruhan siswa

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


HASIL PENELITIAN
5
Ibtida’i: Jurnal Kependidikan Dasar Vol. 7 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2407-3571, e-ISSN:2654-4245 Hal. 1-10

Hasil penelitian yang akan diuraikan meliputi kondisi awal siswa (Pra siklus),
siklus I dan siklus II, yang mana di dalamnya terdiri dari perencanaan tindakan
yang akan dilaksanakan, pelaksanan tindakan observasi yang menyajikan data
hasil observasi dan refleksi untuk merangkum hasil tindakan baik dari segi proses
maupun hasil serta mengkaji tindakan yang telah dilaksanakan.
Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Meli Maryani
Bhineka Tunggal Ika Melalui Metode Role
Playing Menggunakan Media Puppet

1. Deskripsi Pra Siklus


Penelitian yang dilaksanakan di SDN Kadu, kelas IV tahun ajaran 2020 yang
terdiri dari 29 siswa, 19 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Berdasarkan
data yang diperoleh bahwa siswa kelas IV pada mata pelajaran PKn masih
kurang dari KKM yang telah ditentukan oleh Sekolah tersebut yaitu 70.
sejumlah 7 siswa dari 29 siswa jumlah keseluruhan kelas IV sudah mencapai
KKM dengan persentase 24% (tuntas), sedangkan 22 siswa belum mencapai
KKM dengan pesentase 76% (belum tuntas).
Pra siklus dalam penelitian ini melakukan beberapa langkah yaitu:
a. Observasi
Sebelum melakukan tindakan peneliti melakukan observasi dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa kelas IV di SDN
Kadu. Pada kegiatan Pra siklus ini peneliti mengamati beserta wawancara
terhadap wali kelas IV di SD Kadu, peneliti menemukan beberapa masalah
di dalam kelas, yaitu hasil belajar siswa yang masih dibawah nilai KKM.
Saat proses kegiatan pembelajaran guru kurang maksimal dalam
menggunakan metode dan media pembelajaan, hanya menggunakan metode
ceramah saja, sehigga siswa kurang bersemangat dan kurang termotivasi
dalam menuangkan pemikirannya. Sehingga hasil belajar merekapun masih
sangat rendah. Ketuntasan hasil belajar pada Pra Siklus pembelajaran
dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
No Nama Nilai Keterangan
1. Aina Nurhumairoh 60 Belum Tuntas
2. Alma Salsabila 70 Tuntas
3. Ardiansyah Putra 60 Belum Tuntas
4. Bagas Cahya Rifayanto 50 Belum Tuntas
5. Bimo Putra Maulana 60 Belum Tuntas
6. Dadan Pratama 50 Belum Tuntas
7. Didah Nafisah 70 Tuntas
8. Dini Lestari 50 Belum Tuntas
9. Dafika Noviansyah 70 Tuntas
10. Firdan 70 Tuntas
11. Geofani Dwi Hermansyah 50 Belum Tuntas
12. Khorunnisa Fajarastuti 70 Tuntas
13. Muhamad Regi Nugraha 40 Belum Tuntas
14. Muhamad Fajri 60 Belum Tuntas

7
Ibtida’i: Jurnal Kependidikan Dasar Vol. 7 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2407-3571, e-ISSN:2654-4245 Hal. 1-20

15. Muhamad Bahru Ilmi 60 Belum Tuntas


16. Muhamad Rapi 50 Belum Tuntas
17. Muhamad Raka 40 Belum Tuntas
18. Muhamad Alvito 50 Belum Tuntas
19. Muhamad Bachdim Al- 50 Belum Tuntas
Khadafi
20. Muhamad Iqbal 70 Tuntas
21. Okta Amanullah 40 Belum Tuntas
22. Palis Sugiharto 60 Belum Tuntas
23. Putri Maylani 50 Belum Tuntas
24. Ropi Maulana 60 Belum Tuntas
25. Sifatur Rahmah 50 Belum Tuntas
26. Siti Maida 70 Tuntas
27. Siylvani Marbani 50 Belum Tuntas
28. Syefti Rosmanita 60 Belum Tuntas
29. Zahra Rahmawati 60 Belum Tuntas
Jumlah 1.650
Nilai Rata-rata 57
Jumlah Siswa Tuntas 7
Peresetase Ketuntasan 24%
Perentase Belum Tuntas 76%
Tabel 1
Data Hasil Belajar Siswa Tahap Pra Siklus
Berdasarkan tabel di atas, bahwa nilai tes hasil belajar siswa pada proses
pembelajaran pra siklus yang sudah dikatakan tuntas belajar sebanyak 7 siswa
dengan persentase ketuntasan 24%, sementara siswa yang belum tuntas
sebanyak 22 siswa dengan persentase ketidaktuntasan 76%, dan nilai rata-rata
yang dicapai siswa pada proses pembelajaran pra siklus adalah 57 nilai yang
dicapai masih di bawah nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Hal ini
menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih rendah, karena masih dibawah
nilai KKM. Untuk itu, diperlukan perbaikkan pada penelitian selanjutnya yaitu
Siklus I. persentase hasil belajar siswa pada pra siklus dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.

8
Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Meli Maryani
Bhineka Tunggal Ika Melalui Metode Role
Playing Menggunakan Media Puppet

Grafik 1

b. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang sebelumnya telah dilakukan
menunjukan bahwa hasil belajar siswa belum maksimal. Oleh karena itu
perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran. Salah satunya pada
saat proses pembelajaran berlangsung peneliti menerapkan metode role
playing dengan menggunakan media puppet dengan tujuan untuk
meningkatkan dan memperbaiki hasil belajar siswa pada mata pelajaran
PKn di SDN Kadu Tigaraksa.

2. Siklus 1
Pelaksanaan pembelajaran siklus I ini dilaksanakan pada hari senin
tanggal 21 September 2020 yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
tindakan, observasi dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada Pra siklus, peneliti dan guru telah
berdiskusi dan menyusun rencana pelaksanaan tindakan pada Siklus I
dengan memberikan tindakan dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan metode role playing menggunakan media puppet. Hal ini guna
memperbaiki proses pembelajaran siswa yang disusun dalam bentuk
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di dalamnya mencakup: data
sekolah, mata pelajaran, kelas atau semester, materi pokok, alokasi
waktu,kompetensi inti, kompetensi dasar, indicator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, karakter siswa yang ingin dicapai ,
materi pembelajaran, pendekatan dan metode pembelajaran, langkah-
langkah kegiatan pembelajaran, antaranya yaitu:
pendahuluan/pembukaan kegiatan pembelajaran, kegiatan inti seperti
9
Ibtida’i: Jurnal Kependidikan Dasar Vol. 7 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2407-3571, e-ISSN:2654-4245 Hal. 1-20

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan


mengkomunikasikan, penutup/ mengakhiri kegiatan pembelajaran,
sumber dan media pembelajaran, serta penilaian hasil belajar. Dari hasil
kegiatan analisis yang dilakukan akan diketahui hasil belajar siswa
tersebut.
b. Tahap Tindakan
Pada siklus pertama yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 21
September 2020 di kelas IV SDN Kadu Tigaraksa dengan jumlah peserta
didik 29 siswa. Dalam pelaksanaan ini peneliti berperan sebagai guru guna
melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat
sebelumnya.
Kegiatan ini diawali dengan guru mengucapkan sallam ketika masuk
kelas dan siswa menjawab sallam dari guru. Kemudian guru menyapa
siswa dengan menanyakan kabar siswa. Setelah itu guru mempersilahkan
ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum pembelajaran berlangsung.
Usai membaca do’a guru mengecek kesiapan siswa dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi tempat duduk di sesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran agar siswa terasa nyaman saat pembelajaran, guru sekaligus
mengisi lembar kehadiran siswa. Selanjutnya guru memberika motivasi
kepada siswa agar semangat dalam belajar dengan melakukan tepuk
semnagat Bersama-sama. Dan guru menanyakan materi pembelajaran
minggu lalu serta menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan diajarkan yaitu menyenai materi keberagaman
Bhinneka Tunggal Ika. Kemudian guru mempersiapkan media
pembelajaran.
Selanjutnya kegiatan pembelajaran diawali guru meminta siswa untuk
mendengarkan penjelasan guru, kemudian mengamati gambar
Keberagaman Bhinneka Tunggal dan media puppet, setelah mengamati
gambar. Selanjutnya guru memberikkan pertanyaan kepada siswa. Lalu,
siswa diberi kesempatan untuk bertanya yang berhubungan dengan
Keberagaman Bhinneka Tunggal Ika. Selanjutnya guru membagi kelompok
dan membagikan media puppet yang telah tersedia. Setelah itu siswa
berdiskusi dengan temannya untuk memberikan penjelasan media puppet
kebudayaan yang mereka dapatkan. Kemudian masing-masing kelompok
untuk memainkan peran menggunakan media puppet nya dari hasil
diskusinya. Selanjutnya siswa mengerjakan lebar kerja mengenai
Keberagaman Bhinneka Tunggal Ika. Guru melakukan refleksi
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan melibatkan siswa dengan
cara bertanya jawab untuk perbaikan selanjutnya.

10
Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Meli Maryani
Bhineka Tunggal Ika Melalui Metode Role
Playing Menggunakan Media Puppet

Sebelum kegiatan pembelajaran selesai guru memberikan kesempatan


kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya terkait pembelajaran
yang telah diikuti, guru menginformasikan pelajaran yang akan dipelajari
selanjutnya, kemudian kegiatan proses pembelajaran sesuai guru dan
siswa menutup pelajaran dengan mengucapkan lafadz Hamdalah dan
membaca do’a sesudah belajar yang dipimpin oleh ketua kelas.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran
berlangsung. Observasi ini di laksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung serta kondisi siswa selama proses pembelajaran. Tentunya
yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah proses belajar mengajar
melalui metode role playing menggunakan media puppet. Instrument yang
digunakan dalam pengamatan ini adalah dengan menggunakan lembar
observasi guru dan lembar observasi siswa. Adapun hasil observasi Siklus I
dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
Aktivitas Siswa
Pada kegiatan observasi aktifitas siswa dilakukan dalam tiga tahap,
yaitu: pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Berikut ini hasil aktivitas
siswa pada siklus I selama proses pembelajaran. Dampak hasil terhadap
aktivitas siswa pada siklus I dalam proses pembelajaran dapat di lihat
pada lampiran.
Deskripsi Hasil observasi siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I
yang terdapat pada lampiran yaitu yang diawali pada kegiatan
pendahuluan menunjukan bahwa siswa melaksanakan kegiatan awal
pembelajaran dengan baik, siswa menunjukan kesiapan dan semangat
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Namun ada satu kegitan yang
belum telaksana yaitu siswa tidak menjawab pertanyaan guru terkait
materi yang telah dipelajari.
Pada kegiatan inti berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa semua
kegiatan masih ada 2 kegiatan yang belum terlaksana, yaitu siswa masih
kurang kondusif saat melakukan diskusi dengan teman kelompoknya
untuk memainkan peran menggunakan puppet nya. Pada saat bermain
peran menggunakan media puppet siswa yang lainnya kurang menghargai
temannya yang sedang memainkan peran media puppetnya, belum
terlaksana dengan baik.
Pada kegiatan penutup pembelajaran siswa melaksanakan dengan baik,
akan tetapi masih ada 2 kegiatan yang belum terlaksana yaitu siswa tidak
mendengarkan guru menginformasikan pembelajaran yang akan dipelajari

11
Ibtida’i: Jurnal Kependidikan Dasar Vol. 7 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2407-3571, e-ISSN:2654-4245 Hal. 1-20

selanjutnya, dan siswa terburu-buru dalam membaca do’a. karena siswa


ingin segera mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Aktivitas Guru
Pada observasi aktivitas guru sama halnya dengan aktivitas siswa yang
dilakukan dalam tiga tahapan yaitu: pendahuluan,kegiatan inti, dan
penutup. Dampak hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus I
dalam proses pembelajaran dapat di lihat pada lampiran.
Berdasarkan tabel yang terdapat pada lampiran deskripsi dari hasil
kegiatan observasi guru pada siklus I menunjukan bahwa guru telah
melakukan semua kegiatan pembelajaran, akan tetapi guru dalam
melakukan kegiatan pembelajaran belum maksimal.
Pada kegiatan awal guru melakukan kegiatan apersepsi untuk
belajar, siswa pun antusias dan semangat sehingga siswa terfokus
terhadap pembelajaran. Hal ini menunjukan dengan guru mengecek
kesiapan siswa dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran, serta meminta
siswa untuk menyimpan benda yang tidak ada hubungannya kegiatan
pembelajaran contohnya seperti makanan dan mainan yang disimpan di
tas mereka.
Pada saat kegiatan inti guru telah memperaktikan bermain peran
menggunakan media puppet yang telah tersedia, namun guru belum
maksimal dalam mengaplikasikan media puppet dalam proses
pembelajaran. Guru belum maksimal dalam membimbing kelompok untuk
bermain peran menggunakan media puppet. Guru telah meminta siswa
untuk bermain peran menggunakan media puppet, namun guru belum
maksimal dalam melakukan bimbangan. Hal tersebut karena guru
meminta siswa bermain peran menggunakkan media puppet di dalam
kelompoknya. Pada kegiatan akhir guru melakukan semua kegiatan
dengan baik.
Penilaian Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar pada materi Bhinneka Tunggal Ika pada siklus
I terlihat pada tabel berikut:
No Nama Nilai Keterangan
1. Aina Nurhumairoh 70 Tuntas
2. Alma Salsabila 70 Tuntas
3. Ardiansyah Putra 60 Belum Tuntas
4. Bagas Cahya Rifayanto 60 Belum Tuntas
5. Bimo Putra Maulana 60 Belum Tuntas
6. Dadan Pratama 50 Belum Tuntas
7. Didah Nafisah 70 Tuntas
8. Dini Lestari 60 Belum Tuntas
9. Dafika Noviansyah 70 Tuntas
12
Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Meli Maryani
Bhineka Tunggal Ika Melalui Metode Role
Playing Menggunakan Media Puppet

10. Firdan 70 Tuntas


11. Geofani Dwi Hermansyah 60 Belum Tuntas
12. Khorunnisa Fajarastuti 70 Tuntas
13. Muhamad Regi Nugraha 60 Belum Tuntas
14. Muhamad Fajri 60 Belum Tuntas
15. Muhamad Bahru Ilmi 70 Tuntas
16. Muhamad Rapi 60 Belum Tuntas
17. Muhamad Raka 50 Belum Tuntas
18. Muhamad Alvito 70 Tuntas
19. Muhamad Bachdim Al-Khadafi 60 Belum Tuntas
20. Muhamad Iqbal 70 Tuntas
21. Okta Amanullah 60 Belum Tuntas
22. Palis Sugiharto 60 Belum Tuntas
23. Putri Maylani 70 Tuntas
24. Ropi Maulana 60 Belum Tuntas
25. Sifatur Rahmah 70 Tuntas
26. Siti Maida 70 Tuntas
27. Siylvani Marbani 60 Belum Tuntas
28. Syefti Rosmanita 50 Belum Tuntas
29. Zahra Rahmawati 70 Tuntas
Jumlah 1.840
Nilai Rata-rata 64
Jumlah Siswa Tuntas 13
Peresetase Ketuntasan 45%
Perentase Belum Tuntas 55%
Tabel 2
Data Hasil Belajar Siswa Materi Bhinneka Tunggal Ika Pada Siklus I

Dari data di atas dapat dikatakan bahwa siswa yang tuntas dalam
pembelajaran siklus I sebanyak 13 siswa (45%), sedangkan yang belum
tuntas pembelajaran sebanyak 16 siswa (55%). Dan nilai rata-rata pada
siklus I ini terlihat meningkat dibandingkan dengan pra siklus. Akan tetapi
masih belum mencapai indicator keberhasilan. Hal ini menjadi masalah
yang perlu dilakukannya perbaikkan.
Grafik 2

13
Ibtida’i: Jurnal Kependidikan Dasar Vol. 7 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2407-3571, e-ISSN:2654-4245 Hal. 1-10
Ibtida’i: Jurnal Kependidikan Dasar Vol. 7 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2407-3571, e-ISSN:2654-4245 Hal. 1-20

d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil dari observasi aktivitas kegiatan belajar mengajar
yang berpedoman pada instrument lembar observasi guru dan siswa, hasil
belajar siswa dan tes siswa pada siklus I, maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan tindakan pada siklus I belum berhasil. Pemahaman siswa
terkait keberagaman Bhinneka Tunggal Ika belum maksimal, peneliti harus
memberikan penjelasan yang lebh akurat serta memberika motivasi yang
lebih kepada siswa agar siswa berani dalam mengajukan pertanyaan
mengenai materi Bhinneka Tunggal Ika, serta berani menjawab pertanyaan
dari guru atau berani dalam bermain peran menggunakan media puppet di
depan kelas. Untuk itu guru harus lebih kreatif dalam penyampain materi
baik dari segi penggunaan media ataupun memberikan contoh lainnya
yang berhubungan dengan Keberagaman Bhinneka Tungal Ika dalam
lingkungan sekitar.

3. Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran siklus II ini dilaksanakan pada hari senin
tanggal 28 september 2020, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
tindakan, observasi dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil refleksi pada siklus I
dijadikan acuan untuk melakukan tindakan pada siklus II, peneliti dan
guru merencanakan untuk menyusun pelaksanaan tindakan pada siklus
II.
Di dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini terdapat beberapa
perubahan dalam bermain peran menggunakan media puppet yaitu guru
memberikan kuis memainkan peran boneka puppet, sehingga siswa
berlomba-lomba menjawab kuis tersebut. Guru memerintahkan siswa yang
menjawab kuis untuk melakukan ulang dengan permainnan peran dengan
media puppet nya di depan kelas agar lebih kondusif.
Pada siklus II peneliti berusaha dengan maksimal untuk
meningkatkan kegiatan pembelajaran dari siklus I. peneliti berusaha untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang lebih nyaman dan
menyenangkan.
b. Tahap Tindakan
Pada tindakan penelitian siklus II yang dilaksanakan pada hari senin,
tanggal 28 september 2020, masih dengan tema yang sama dengan siklus I
yaitu indahnya keberagaman di negeriku. Yang membedakan RPP pada
siklus sebelumnya adalah peneliti menyiapkan media puppet sesuai
15
Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Meli Maryani
Bhineka Tunggal Ika Melalui Metode Role
Playing Menggunakan Media Puppet

jumlah siswa yang ada di kelas dan guru memberikan kuis untuk siswa
yang bisa menjawab kuis tersebut, siswa diminta untuk bermain peran
menggunakan media puppet di depan kelas agar lebih kondusif.
Selanjutnya, tahap awal pembelajaran atau tahap pendahuluan,
tahap penyampaian serta tahap tahap perlatihan tahapannya tidak
berbeda dengan tahapan pada siklus I. namun, pada tahap pendahuluan
ini guru menekankan dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa guna tercapinya hasil belajar yang optimal.
Pada tahap penampilan dalam rencana pembelajaran siswa mengikuti
kuis yang diberikan guru agar siswa tidak merasa jenuh ketika proses
belajar mengajar berlangsung siswa yang benar menjawab kuis tersebut,
diperintahkan oleh guru maju ke depan kelas untuk menampilkan
beramain peran menggunakan media puppet.
Kegiatan akhir pembelajaran atau penutup, guru dan siswa
melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung, setelah itu
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti, guru
menginformasikan pelajaran yang akan dipelajari selanjutnya, guru
mengajak semua siswa untuk berdo’a dengan benar untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
c. Tahap Observasi
Setelah melakukan tindakan yang selanjutnya adalah observasi.
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama
proses belajar mengajar pada materi Bhinneka Tunggal Ika melalui metode
role playing atau bermain peran menggunakan media puppet. Observasi
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
Adapun hasil observasi siklus II yaitu sebagai berikut:
Aktivitas Siswa
Pada kegiatan observasi aktivitas siswa dilakukan dalam tiga tahap,
yaitu: pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Dampak hasil observasi
terhadap aktivitas siswa pada siklus II dalam proses pembelajaran dapat di
lihat pada lampiran.
Deskripsi dari hasil observasi siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran pada siklus II yang terdapat pada lampiran yaitu, siswa
sudah melaksanakan semua kegiatan pembelajaran dengan lebih baik
sesuai prosedur kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan
sebelumnya danmeningkatkan dibandingkan hasil observasi pada siklus I.
pembelajaran menjadi lebih aktif, kretif, dan menyenangkan dalam
pembelajaran.
16
Ibtida’i: Jurnal Kependidikan Dasar Vol. 7 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2407-3571, e-ISSN:2654-4245 Hal. 1-20

Kegiatan awal pembelajaran siswa siap untuk belajar dengan antusias


mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media puppet. Siswa sangat
semangat ketika bertepuk tangan dan menyanyikan lagu “aku tahu sadar
siapdan bersemangat” Siswa juga menjawab pertanyaan guru terkait
materi yang telah dipelajari pada minggu lalu.
Pada kegiatan inti siswa memerhatikan dengan sungguh-sungguh saat
guru mencontohkan bermain peran menggunakan media puppet dan saat
guru mencontohkan siswa sudah mempersiapkan media puppet dimejanya
masing-masing. Siswa sudah kondusif dalam berkerja sama dengan temen
kelompoknya.
Salah satu siswa pada saat bermain peran menggunakan media puppet,
siswa yang lainnya tenang memperhatikan temannya yang sedang
memainkan peran menggunakan media puppet nya. Hal tersebut karna
siswa melakukkannya di depan kelas.
Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa melaksanakan dengan lebih
baik dan meningkat. Siswa mendengarkan guru saat menginformasikan
tema yang akan dipelajari selanjutnya dengan tenang dan kondusif, karena
guru mengajak siswa untuk bertepuk semangat agar siswa lebih semangat
memperhatikan guru.
Aktivitas Guru
Pada observasi aktivitas guru sama halnya dengan aktivitas siswa yang
dilakukan dalam tiga tahapan yaitu: pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup. Dampak hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus II
dalam proses pembelajaran dapat di lihat pada lampiran.
Deskripsi dari hasil observasi yang terdapat pada lampiran
menunjukan bahwa proses pembelajaran pada siklus II guru melakukan
kegiatan proses pembelajaran dengan lebih baik, dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang telah peneliti buat dan menjadi peningkatan
dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
Pada kegiatan awal atau pendahuluan guru melakukan kegiatan
apersepsi pembelajaran siswa lebih semangat dan antusias dalam
pembelajaran dengan cara bertepuk semangat dan menyanyikan lagu “aku
tahu sadar siap dan bersemangat” hal tersebut untuk lebih menarik
perhatian siswa.
Pada kegiatan inti guru telah mencontohkan bermain peran
menggunakan media puppet dengan tepat dan baik. Guru telah
membimbing siswa dalam bekerja kelompok lebih baik dan kondusif. Guru
melakukan kuis, siswa yang bisa menjawab agar maju kedepan kelas
untuk memainkan peran media puppet nya,agar siswa memperhatikan
temannya dalam mempraktikan permainan peran tersebut.
17
Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Meli Maryani
Bhineka Tunggal Ika Melalui Metode Role
Playing Menggunakan Media Puppet

Pada kegiatan akhir guru telah melaksanakan kegiatan dengan lebih


baik, sehingga siswa bisa mendengarkan guru menginformasikan tema
yang telah dipelajari minggu lalu, sebelum mengakhiri kegiatan
pembelajaran guru memberikan motivasi siswa agar lebih giat lagi
belajarnya. Guru memberikan arahhan untuk membaca do’a yang baik
dan benar.
Penilaian Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar pada materi Bhinneka Tunggal Ika pada siklus
II terlihat pada tabel berikut:
No Nama Nilai Keterangan
1. Aina Nurhumairoh 80 Tuntas
2. Alma Salsabila 90 Tuntas
3. Ardiansyah Putra 60 Belum Tuntas
4. Bagas Cahya Rifayanto 70 Tuntas
5. Bimo Putra Maulana 80 Tuntas
6. Dadan Pratama 60 Belum Tuntas
7. Didah Nafisah 80 Tuntas
8. Dini Lestari 80 Tuntas
9. Dafika Noviansyah 80 Tuntas
10. Firdan 90 Tuntas
11. Geofani Dwi Hermansyah 70 Tuntas
12. Khorunnisa Fajarastuti 80 Tuntas
13. Muhamad Regi Nugraha 70 Tuntas
14. Muhamad Fajri 80 Tuntas
15. Muhamad Bahru Ilmi 80 Tuntas
16. Muhamad Rapi 70 Tuntas
17. Muhamad Raka 70 Tuntas
18. Muhamad Alvito 80 Tuntas
19. Muhamad Bachdim Al-Khadafi 90 Tuntas
20. Muhamad Iqbal 80 Tuntas
21. Okta Amanullah 80 Tuntas
22. Palis Sugiharto 80 Tuntas
23. Putri Maylani 80 Tuntas
24. Ropi Maulana 70 Tuntas
25. Sifatur Rahmah 80 Tuntas
26. Siti Maida 90 Tuntas
27. Siylvani Marbani 70 Tuntas
28. Syefti Rosmanita 60 Belum Tuntas
29. Zahra Rahmawati 80 Tuntas
Jumlah 2.230
Nilai Rata-rata 77
Jumlah Siswa Tuntas 26
Peresetase Ketuntasan 89%
Perentase Belum Tuntas 11%
Tabel 3
Data Hasil Belajar Siswa Materi Bhinneka Tunggal Ika Pada Siklus II

18
Ibtida’i: Jurnal Kependidikan Dasar Vol. 7 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2407-3571, e-ISSN:2654-4245 Hal. 1-20

Dari data di atas dapat dikatakan bahwa siswa yang tuntas dalam
pembelajaran siklus II sebanyak 26 siswa (89%), sedangkan yang belum
tuntas dalam pembelajaran sebanyak 3 siswa (11%). Dan nilai rata-rata
pada siklus II ini terlihat mengingkat dibandingkan dengan pra siklus dan
siklus I. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus II
ini hampir semua siswa yang sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukan
bahwa metode role playing menggunakan media puppet untuk
meningkatkan hasil belajar sudah optimal dan sudah mencapai kriteria
ketuntasan.

Grafik 3

Persentase Ketuntasan Siklus II


100%
90%
80%
70%
60%
50% Series 1
40%
30%
20%
10%
0%
Tuntas Tidak Tuntas

d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil data observasi dari siklus II menunjukan bahwa
proses pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, oleh sebab itu peneliti dengan melalui
metode role Playing menggunakan media puppet dapat meningkatkan
hasil belajar pada di kelas IV SD Negeri Kadu Tigaraksa.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Kadu
Tigaraksa. Desa Pete, Kecamatan Tigaraksa, pada mata pelajaran PKn terkait
materi Bhinneka Tunggal Ika. Peneliti dan guru kelas melaksanakan pengamatan
dan pembelajaran dengan beberapa tindakan, yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi, mulai dari siklus I sampai siklus II. peneliti mendapakan
penemuan tersebut yang diuraikan di setiap siklusnya. Dan hasil belajar siswa
dapat dilihat pada tabel-tabel setiap siklusnya.
Pada tabel siklus I belum mencapai ketuntasan dalam belajar karena masih
harus diadakan perbaikkan menuju siklus II. Perbaikan yang diperbaiki pada
siklus II adalah ketika proses pembelajaran yang berlangsung yang tertera dalam
lembar observasi dan hasil penilaian siswa. Dampak perbaikkannya dapat terlihat

19
Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Meli Maryani
Bhineka Tunggal Ika Melalui Metode Role
Playing Menggunakan Media Puppet

dalam tabel 4.7 dan grafik 4.3, karena didukung oleh metode role playing
menggunakan media puppet serta proses kegiatan pembelajaran berbeda.
Hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus I, dan siklus II mengalami
peningkatan yang sudah mencapai target indicator penapaian. Pada Pra siklus
siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa (24%), peneliti melanjutkan ke siklus
selanjutnya yaitu pada siklus I siswa tuntas sebanyak 13 siswa (45%),
dikarenakan belum mencapai kriteria ketuntasan peneliti melanjutkan tindakan
pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa (89%) dan yang belum tuntas
sebanyak 3 siswa, hasil tindakan pada siklus II menunjukan bahwa hasil belajar
siswa pada materi Bhinneka Tunggal Ika sudah mencapai target kriteria
ketuntasan yang diharapkan.
Nilai Yang Diperoleh
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Aina Nurhumairoh 60 70 80
2. Alma Salsabila 70 70 90
3. Ardiansyah Putra 60 60 60
4. Bagas Cahya Rifayanto 50 60 70
5. Bimo Putra Maulana 60 60 80
6. Dadan Pratama 50 50 60
7. Didah Nafisah 70 70 80
8. Dini Lestari 50 60 80
9. Dafika Noviansyah 70 70 80
10 Firdan 70 70 90
11. Geofani Dwi Hermansyah 50 60 70
12. Khorunnisa Fajarastuti 70 70 80
13. Muhamad Regi Nugraha 40 60 70
14.. Muhamad Fajri 60 60 80
15. Muhamad Bahru Ilmi 60 70 80
16. Muhamad Rapi 50 60 70
17. Muhamad Raka 40 50 70
18. Muhamad Alvito 50 70 80
19. Muhamad Bachdim Al-Khadafi 50 60 90
20. Muhamad Iqbal 70 70 80
21. Okta Amanullah 40 60 80
22. Palis Sugiharto 60 60 80
23. Putri Maylani 50 70 80
24. Ropi Maulana 60 60 70
25. Sifatur Rahmah 50 70 80
26. Siti Maida 70 70 90
27. Siylvani Marbani 50 60 70
28. Syefti Rosmanita 60 50 60
29 Zahra Rahmawati 60 70 80
Jumlah 1.650 1.840 2.230
Nilai Rata-Rata 57 64 77
Jumlah Siswa Tuntas 7 13 26
Jumlah Siswa Belum Tuntas 22 16 3
Pesentase Ketuntasan 24% 45% 89%
Presentase Belum Tuntas 76% 55% 11%

20
Ibtida’i: Jurnal Kependidikan Dasar Vol. 7 No. 2 Desember 2020
p-ISSN: 2407-3571, e-ISSN:2654-4245 Hal. 1-20

Tabel 4
Data Hasil Belajar Siswa Mengenai Materi Bhinneka Tunggal Ika Melalui Metode
Role Playing Menggunakan Media Puppet Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kadu
Tigaraksa
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II ini


menunjukan bahwa hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dengan ini peneliti
menjadikan rekapitulasi dan setiap siklus dengan grafik dibawah ini.

Grafik 4
Data Hasil Belajar Siswa Mengenai Materi Bhinneka Tunggal Ika Melalui
Metode Role Playing Menggunakan Media Puppet Di Kelas IV SD Negeri Kadu
Tigaraksa, Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II

Berdasarkan grafik di atas, menunjukan bahwa terjadinya peningkatan


sebelum dan sesudah penggunaan metode role playing menggunakan media
puppet. Pada prasiklus dengan presentase ketuntasan 24% dan ketidaktuntasan
76%. Kemudian terjadi peningkatan setelah penggunaan metode role playing
menggunakan media puppet pada siklus I dengan presentase ketuntasan 45% dan
ketidak tuntasan 55%. Kemudian terjadi peningkatan lanjutan untuk perbaikkan
siklus I yaitu pada siklus II dengan presentase ketuntasan 89% dan
ketidaktuntasan 11%.
Dengan demikian, maka dapat simpulkan bahwa melalui metode role playing
menggunakan media puppet pada materi Bhinneka Tunggal Ika dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kadu Tigaraksa.

21
Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Meli Maryani
Bhineka Tunggal Ika Melalui Metode Role
Playing Menggunakan Media Puppet

Simpulan
Berdasarkan analisis dan frefleksi selama proses pelaksanaan penelitian
tindakan kelas, yang dilaksanakan siswa kelas IV di SDN Kadu Tigaraksa
Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang, pada mata pelajaran PKn materi
Bhinneka Tunggal Ika melalui metode role playing menggunakan media puppet.
Maka diperoleh sebagai berikut :
1. dengan Melalui metode role playing menggunakan media puppet dalam
peningkatan hasil belajar dapat disimpulkan bahwa metode tersebut lebih
menarik dalam proses pembelajaran. kemudian disertai dengan bagaimana
cara bermainkan peran dengan menggunakan media puppet dengan teman
kelompoknya di depan kelas. Kegiatan bermain peran ini dilakukan agar
siswa lebih berani dalam bersosialisasi dengan teman kelas dalam proses
pembelajaran.
2. hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada pembelajaran pada materi
Bhinneka Tunggal Ika melalui metode Role Playing menggunakan media
puppet dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas IV SD
Negeri Kadu Tigaraksa. Hal ini dapat dilihat observasi pada siklus I dan
siklus II yang mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata kelas IV
sudah mulai meningkat menjadi 64, jumlah siswa yang mencapai KKM
meningkat sebanyak 13 dengan peresentase 45%. Namun belum mencapai
kriteria ketuntasan yang telah ditentukan. Sedangkan hasil dari siklus II
nilai rata-rata meningkat sebanyak 26 siswa dengan presentase 89% yaitu
meningakat sebesar 44%. Hal tersebut sudah memenuhi kriteria ketuntasan
yang telah ditentukan yaitu untuk nilai rata-rata 70 dan ketuntasan hasil
belajar 80%. Peningkatan yang terjadi pada siklus I dan siklus II mencapai
44%. Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada materi Bhinneka Tunggal
Ika melalui metode role playing menggunakan media puppet dapat
melibatkan siswa secara langsung dalam melakukan proses pembelajaran
sehingga memudahkan siswa dalam pemahaman mengenai materi Bhinneka
Tunggal Ika.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru: Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Kusuma, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas:
Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media, cet ke 5.
Nurjamal, Daeng dkk. (2013). Terampil Berbahasa: Bandung: Alfabeta CV

22

Anda mungkin juga menyukai