Anda di halaman 1dari 8

Geneologi PAI Vol. xx, No.

xx (Bulan Juni) 2021


Jurnal Pendidikan Agama Islam Pembimbing 1 : Dr. Hj. Eneng Muslihah, Ph.D.
p-ISSN: 2407-4616 Pembimbing 2: Dr. Wasehudin, M.Si.

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MODERASI PENDIDIKAN ISLAM DI MADRASAH ALIYAH


BISMILAH PADARINCANG KABUPATEN SERANG

Implementation Of Moderate Values Of Islamic Education In Madrasah Aliyah Bismilah


In Serang District
MIROJUDIN
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten. Jl. Syech Nawawi Al Bantani Kp. Andamu'i, Kel. Sukawana, Kec. Curug, Kota Serang, Banten.
miroj.judin05@gmail.com

Abstrak. Kajian ini dilatarbelakangi oleh beberapa kelompok keagamaan yang sangat ekstrim, baik
ekstrim kanan maupun ekstrim kiri. Hal semacam ini bila dibiarkan begitu saja dapat berdampak pada
pemikiran yang radikal di satu sisi dan liberal di sisi lain. Penataan kembali pendidikan ini harus
dilakukan dengan sungguh untuk memutus mata rantai ektrimisme dan radikalisme pemahaman islam ini
dengan menghadirkan pendidikan islam yang moderat dengan konsep rahmatal lil alamin dengan
pendekatan-pendekatan uswatun hasanah. Dan menghindari cara-cara yang dapat menimbulkan
kegaduhan di masyarakat. Metode yang digunakan oleh peneliti yaitu metode kualitatif deskriptif. Dalam
penelitian ini, menggunakan teknik pengumpulan data dengan 3 langkah metode yaitu: Obervasi,
wawancara, dan dokumentasi. Adapun analisis datanya menggunakan model Miles dan Huberman.
Adapun langkah-langkahnya yaitu: Reduksi Data, Penyajian Data, dan Pengambilan
Kesimpulan/Verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Nilai-nilai Moderasi yang diterapkan dalam
proses pembelajaran pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Bismillah terdapat dalam proses penyampaian
materi yang diberikan kepada peserta didik dengan mengintegrasikan antara materi yang diajarkan
dengan hasil penelitian sains dan teknologi agar siswa tidak hanya melihat dari satu sisi saja dalam
berfikir ataupun bertindak.
Kata kunci: : Implementasi, Nilai-nilai Moderasi, Pendidikan Islam.

Abstract. This study is motivated by several very extreme religious groups, both extreme right and
extreme left. This kind of thing if left unchecked can have an impact on radical thinking on the one hand
and liberal on the other. This educational restructuring must be done seriously to break the chain of
extremism and radicalism in this understanding of Islam by presenting moderate Islamic education with
the concept of rahmatal lil alamin with uswatun hasanah approaches. And avoid ways that can cause a
commotion in society. The method used by the researcher is descriptive qualitative method. In this study,
using data collection techniques with 3 method steps, namely: observation, interviews, and
documentation. The data analysis uses the Miles and Huberman model. The steps are: Data Reduction,
Data Presentation, and Conclusion/Verification. The results showed that: Moderation values applied in
the learning process of Islamic education at Madrasah Aliyah Bismillah are contained in the process of
delivering material given to students by integrating the material taught with the results of science and
technology research so that students do not only see from one side. only in thinking or acting.
Keywords: Implementation, Moderation Values, Islamic Education.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Masih banyaknya aksi terorisme di Indonesia merupakan bukti konkrit betapa pemahaman dan
penghayatan nilai-nilai moderasi Islam masih rendah. Oleh karena itu, berbagai pendekatan penanganan
terorisme dan radikalisme harus senantiasa diupayakan. Salah satunya adalah dengan program
deradikalisasi melalui pendidikan moderasi Islam. Dalam hal ini, mereka perlu memerhatikan faktor

1
N et PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON 1 (1): xx-xx, Maret Mirojudin

kurikulum, pendidik, dan strategi pembelajaran yang digunakan pendidik (Andik Wahyu Muqoyyidin,
2013:131-151).
Keberagaman masyarakat Indonesia akhir-akhir ini sedikit terganggu dengan munculnya paham-
paham ektrimisme dan radikalisme yang berusaha menghapus keberagaman di masyakat Indonesia dan
berusaha ingin memaksakan pemahaman dengan berbagai upaya dan jalan-jalan tertentu dan bahkan
sampai mengorbankan diri dengan asumsi akan mendapatkan balasan surga disisi tuhannya. Pemahaman
ini, saat ini sangat banyak menginggapi dan menjangkit dikalangan umat Islam yang memahami Islam
secara tekstual dan tidak belajar Islam dengan pondasi yg kuat dengan berbagai literatur keilmuan
keislaman. Fenomena ini akan melahirkan gerakan radikalisme dengan dibungkus nilai-nilai agama.
Melihat hal demikian maka sangat perlu dilakukannya moderasi dalam kehidupan umat Islam di
Indonesia khususnya dan dunia umumnya dengan cara menata kembali pendidikan islam dengan nilai-
nilai rahmatal lil alamin yang telah diwahyukan Allah kepada nabi Muhammad SAW (Hamdi Abdul
Karim, 2019:1-20).
Teologi Islam yang Moderat adalah rahmatal lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam), teologi tersebut
adalah pilar dari perdamaian dan keharmonisan dunia. Disini ajaran Islam tidak diarahkan kepada
ekslusivisme seperti membeci agama lain, merendahkan non-muslim, atau memusuhi, dan menggunakan
kekerasan dalam menyiarkan kebenaran. Sikap moderat jauh dari itu semua, bahkan sebaliknya
mempromosikan toleransi dan kerja sama. Perbedaan agama tidak menjadi penghalang bagi interaksi dan
aksi. Sejak awal, Islam senantiasa mengajurkan untuk merangkul non muslim bekerja sama membangun
masyarakat. Oleh karena itu, dengan sendirinya Islam mempromosikan perdamaian, bukan kekerasan.
Fenomena kekerasan atas nama agama memang bukan hal baru. Sepanjang sejarah peradaban manusia,
aliran “garis keras” kerap muncul seiring dengan perubahan sosial. Belakangan ini, intensitas gerakan
“garis keras”, khususnya di Indonesia tampak lebih semarak menyusul pergantian rezim. Semangat
moderasi beragama yang belakang banyak di usung oleh para intelektual Muslim merupakan salah satu
jawaban terhadap marakanya gerakan “garis keras” (Syarif Hidayatullah, 2010:97).
Dalam kondisi yang sekarang ini banyak kelompok-kelompok terorisme dan radikalisme yang
mengatas namakan agama dan untuk melawan dua arus besar tersebut, pemerintah Indonesia
mewacanakan Islam moderat. Pendidikan merupakan salah satu bagian yang penting dan integral demi
mewujudkan cita-cita moderat yang diusung pemerintah Indonesia.
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar menyiapkan siswa untuk mengimani, meyakini, dan
mengamalkan ajaran agama Islam dengan sepenuh hati, melalui kegiatan bimbingan dan pengajaran
dengan tetap memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar
umat beragama dalam masyarakat demi mewujudkan persatuan nasional. Tujuan pendidikan Islam tidak
terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yakni menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang
selalu bertakwa kepada-Nya, serta mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat (Rusmayani,
2018:789-795).
Pendidikan Islam yang moderat dapat mencegah peserta didik untuk berperilaku radikal baik dalam
sikap maupun pemikiran, sehingga out-put dari lembaga pendidikan Islam dengan adanya pendidikan
Islam berbasis moderasi ini dapat berimplikasi kepada pemahaman semua umat Islam untuk menerima
segala bentuk perbedaan dalam keagamaan dan dapat menghargai keyakinan yang diyakini oleh orang
lain.
Walaupun demikian, realitas yang terjadi sekarang ini di beberapa sekolah masih belum
menanamkan nilai-nilai moderasi dalam proses pembelajaran nya, Maka dari itu, berdasarkan latar
belakang di atas, di sini penulis tertarik untuk meneliti bagaimana implementasi nilai-nilai moderasi di
Madrasah Aliyah Bismillah Padarincang Kab Serang.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat penulis rumuskan tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini yaitu: Mengetahui moderasi dalam pandangan pendidikan Islam dan
Mengetahui implementasi nilai-nilai moderasi Pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Bismillah
Padarincang Kab Serang.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan oleh peneliti yaitu metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,

2
Geneologi PAI Vol. xx, No. xx (Bulan Juni) 2021
Jurnal Pendidikan Agama Islam Pembimbing 1 : Dr. Hj. Eneng Muslihah, Ph.D.
p-ISSN: 2407-4616 Pembimbing 2: Dr. Wasehudin, M.Si.

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2017:9).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang menggunakan data deskriptif yang penekannya pada lingkungan alamiah atau kegiatan real yang
memang dilakukan sebagaimana biasanya serta mengharuskan peneliti memahami fenomena yang terjadi
dan objek dari penelitian kualitatif adalah segala sesuatu yang menyangkut dengan kehidupan manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan situasi, aktivitas atau prilaku sosial secara rinci dan
akurat mengenai Implementasi nilai-nilai moderasi pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Bismillah
Padarincang.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dilembaga formal pendidikan swasta yaitu di Madrasah Aliyah Bismillah
yang beralamat Jl. Palka km 22 Barugbug Kec. Padaricang Kab. Serang-Banten 42164.
Tekhnik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpumpulan data, yaitu wawancara, angket, observasi dan studi
dokumenter. Pengumpulan data dalam penelitian Kualitatif, teknik utama pengumpulan datanya yaitu
pengamatan partisipan/observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi (Andi Prastowo, 2012:35).
Untuk memeroleh data penelitian, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:
Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti
(Husaini Usman dan Purnomo Setiady, 2000:54). Teknik ini bertujuan untuk mengamati dan mencatat
dengan seksama segala pelaksanaan kegiatan kegiatan yang dilakukan di lokasi penelitian yaitu di
Madrasah Aliyah Bismillah Padarincang Kab Serang.
Wawancara
Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan beberapa keterangan
untuk kegunaan penlitian yang merupakan suatu pembantu utama dari metode atau teknik observasi
(Burhan Bungin, 2001:88). Teknik ini bertujuan untuk melibatkan seseorang yang ingin memperoleh
informasi dari seorang lainya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk
mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya
yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan (Haris Herdiansyah, 2010:144). Teknik
dokumentasi ini penulis gunakan untuk melengkapi data yang belum lengkap dan di perlukan.
Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-memilahnya menjadi satuan yang dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
pada orang lain (Lexy J, Moleong 2000:248). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mengacu pada konsep Milles & Huberman yaitu interactive model yang mengklasifikasikan
analisis data dalam tiga langkah sekaligus penjelasan sebagai berikut (Ibrahim, 2015:124).
Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh peneliti di lapangan masih bersifat kompleks, maka perlu dicatat secara rinci.
Data yang diperoleh harus segera dianalisis melalui reduksi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Penyajian Data (Display Data)
Langkah selanjutkan setelah reduksi data adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif
penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan anatara kategori,
flowchart, dan sejenisnya. Namun demikian Milles dan Humberman menyampaikan yang paling sering
digunakan penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3
N et PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON 1 (1): xx-xx, Maret Mirojudin

Penarikan Kesimpulan (Verification)


Dalam penelitian ini akan diungkap mengenai makna dari data yangdikumpulkan. Dari data
tersebut akan diperoleh kesimpulan yang tentatif, kabur, kaku dan meragukan, sehingga kesimpulan
tersebut perlu diverifikasi. Verifikasi dilakukan dengan melihat kembali reduksi data maupun display data
sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Penanaman Nilai dan Sikap Moderasi Pendidikan Islam Madrasah Aliyah Bismillah
Padaricang Kabupaten Serang
Sebagaimana yang didapat dari proses observasi oleh peneliti mengenai penanaman nilai moderasi
pendidikan islam dan sikap moderasi pendidikan dalam proses pembelajaran di lingkungan Madrsah
Aliyah Bismillah Padarincang Kabupaten Serang bahwasannya secara garis besar memiliki kesamaan
yakni melalui proses pengajaran di dalam kelas yang berpatokan pada silabus, dikembangkan lagi oleh
guru bersangkutan, kemudian diterapkan dalam berinteraksi di lingkungan sekolah ataupun lingkungan
tempat tinggalnya, dari sejumlah materi pembelajaran yang paling banyak ditekankan adalah materi
akhlak.
Selain Observasi data juga diproleh melalui wawancara dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah
Bismillah Padaricang Kabupaten Serang, Wawancara dilakukan dengan Bapak H. Rifqi Syujahilman,
S.HI, M.Pd.I. kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi terkait dengan analisis dan
penanaman nilai dan sikap moderasi pendidikan islam madrasah aliyah bismillah padaricang kabupaten
serang. Wawancara dilakukan pada tanggal 23 Februari 2021 berikut ini dipaparkan mengenai hasil
wawancara sebagai analisis kebutuhan penelitian.
Penanaman Nilai Moderasi Pendidikan Islam di Lingkungan Madrasah Aliyah Bismillah
Ada beberapa pola yang kita gunakan untuk menanamkan nilai-nilai moderasi pendidikan Islam di
Madrasah Aliayh Bismillah dan Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang bernuansa nilai-nilai
moderasi Pendidikan Islam, setidaknya diintegrasikan dengan tiga pola yang diantaranya yaitu:
1. Pola Universal
Pola universal mengakar pada pandangan bahwa setiap perbedaan selalu memiliki keyakinan
yang dibenarkan oleh setiap golongan yang berbeda. Setiap agama yang berbeda memiliki nilai
universal bahwa setiap agama menjunjung tinggi nilai keadilan, persamaan, kejujuran dan
keseimbangan. Tuhan mengutus Nabi sebagai pembawa pesan-pesan universal tersebut, oleh
karena itu ajaran setiap nabi mencerminkan prinsip universalitas. Oleh karena itu, bangunan
kurikulum pendidikan Agama Islam yang diterapkan dalam proses pembelajaran hendaknya
mencakup semua aspek yang menyeluruh tanpa dibatasi oleh sekat ideology, aliran, dan golongan
tertentu. Selain itu, totalitas dalam mengembangkan potensi peserta didik juga menjadi prinsip
dalam membangun kurikulum yang bernilai moderasi.
2. Pola Keseimbangan
Pola keseimbangan yang diterapkan dalam proses pembelajaran pendidikan Islam di Madrsah
Aliyah Bismillah dalam proses penyampaian materi pendidikan Islam yang diberikan kepada
peserta didik dengan mengintegrasikan antara materi yang diajarkan dengan hasil penelitian sains
dan teknologi. Selain itu guru dalam menyampaikan materi pelajaran selalu menanamkan
pemahaman tentang bagaimana memahami alam semesta dalam rangka menguatkan keimanan dan
pemahaman atas perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini ditujukan agar peserta didik
dalam melihat dan menyikapi perbedaan apapun tidak ekstrim pada salah satu kutub. Karena
dengan cara seperti itu keadilan akan terwujud, kemudian peserta didik menjadi toleran dan
moderat. Selain itu peserta didik juga diarahkan dan diawasi dalam kegiatan sholat duha

4
Geneologi PAI Vol. xx, No. xx (Bulan Juni) 2021
Jurnal Pendidikan Agama Islam Pembimbing 1 : Dr. Hj. Eneng Muslihah, Ph.D.
p-ISSN: 2407-4616 Pembimbing 2: Dr. Wasehudin, M.Si.

berjama’ah setiap pagi, yaitu selain diberikan teori, siwa juga diarahkan dalam praktek, sehingga
siwa akan tumbuh menjadi siwa yang unggul dalam aspek sosial maupun spiritual.

3. Pola Keberagaman
Penanaman nilai moderasi di Madrasah Aliyah Bismillah juga dimasukan kedalam sendi-sendi
kurikulum, silabus, sendi-sendi mata pelajaran khususnya pelajaran agama. Dalam proses
pembelajaran atau biasa kita sebut Rencana Pembelajara (RPP) itu sudah tertuang ada disitu konsep
tanggung jawabnya, tenggang rasa, tolong menolong, tolerasi tasamuh dan lain sebagainya itu
sudah termasuk didalmnya konsep moderasi sehingga konsep konsep ini sudah menyatu dengan
pembelajaran artinya ketika pembelajaran ini sudah berjalan maka konsep moderasi ini sudah
bukan hal yang kemudian diajarkan secara parsial tetapi sudah menyatu dengan proses
pembelajaran.
Sikap Moderasi Pendidikan Islam dalam Proses Pembelajaran Madrasah Aliyah Bismillah
Padarincang Kabupaten Serang
Melalui wawancara dengan salah satu guru di Madrasah Aliyah Bismillah Padaricang Kabupaten
Serang, yaitu Bapak Eris Arifin Sodiqin, S.Pd, M.Pd kegiatan wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh informasi terkait dengan sikap moderasi pendidikan islam madrasah aliyah bismillah
padarincang kabupaten serang. Wawancara dilakukan pada tanggal 1 Maret 2021 berikut ini dipaparkan
mengenai hasil wawancara sebagai analisis kebutuhan penelitian.
Dalam proses pembelajaran di MA Bismillah ini biasanya menggunakan metode ceramah yang
dimana metode ini adalah paling efektif untuk menanamkan nilai nilai moderasi kepada siswa, jadi ketika
memberikan pembelajaran di dalam kelas tentang fikih dalam materi sholat misalkan, ini diajarkan syarat
sah sholat rukun-rukun sholat gerakan-gerakan sholat atau juga muhtilati sholat nah ini dimasukan unsur-
unsur moderasi bahwasanya sholat itu macem-macem ada yang pakai doa qunut ketika sholat subuh ada
juga yang tidak dari perbedaan khilafiyah ini kemudian dimasukan unsur-unsur moderasinya yang
pertama yaitu bagaimana kita harus memiliki dasar untuk menentukan mana yang menjadi dasar kita
untuk melakukan hal itu, kemudian yang kedua jangan sampai kita menyalahkan orang lain ketika kita
berbeda dengan orang lain ketika kita melihat orang lain tidak pakai doa qunut pada saat sholat subuh itu
hanya masalah khilafiyah tidak ada masalah apapun yang penting masing-masing memiliki dasar. Itu
adalah salah satu konsep moderasi yang dimasukan dalam proses pembelajaran.
Di tengah pergulatan masyarakat Islam menghadapi berbagai persoalan dalam agama Islam yang
disebabkan perbedaan keyakinan dan aliran, dalam dunia pendidikan membutuhkan restorasi dan
rekonstruksi berbasis moderatisme dalam mencegah radikalisme gerakan Islam dan tindakan anarkisme
dewasa ini. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan untuk menkstruksi pendidikan Islam berbasis
moderatisme.
1. Toleransi
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan pernah bisa untuk tidak membutuhkan orang lain,
semua manusia tentu saling membutuhkan. Jalinan persaudaraan dan toleransi antara umat
beragama sama sekali tidak dilarang oleh Islam, selama masih dalam tataran kemanusiaan dan
kedua belah pihak saling menghormati hak-haknya masing-masing (Yusuf Qardhawi, 1997:667).
2. I’tidal atau Keadilan
Keadilan dalam perspektif pendidikan adalah bagaimana mengendalikan pemikiran-pemikiran
agar sesuai dengan norma-norma yang ada dalam al-Qur’an hadis ijma dan qiyas. Mengapa selalu
merujuk pada kitab suci al-Qur’an dan hadis ijma dan qiyas Sebab, dalam perspektif Islam, kitab
al-Qur’an dan hadis diperlukan untuk memberikan arah perjalanan (Muhammad Tholhah Hasan,
2005:280).
3. Tawazzun Keseimbangan
Prinsip tawazun dalam proses pendidikan yakni menjaga keseimbangan dan keselarasan,
sehingga terpelihara secara seimbang antara kepentingan dunia dan akherat, kepentingan pribadi
dan masyarakat, dan kepentingan masa kini dan masa datang. Tetapi, masing-masing siswa harus

5
N et PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON 1 (1): xx-xx, Maret Mirojudin

mampu menempatkan dirinya sesuai dengan fungsinya tanpa mengganggu fungsi dari pihak yang
lain. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya kedinamisan hidup ketika nanti mereka sudah
bermasyarakat (Muhammad Husein, 1999:41).
Kendala dan Upaya dalam Implementasi Pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Bismillah
Padarincang Kabupaten Serang
Sebagaimana yang didapat dari hasil observasi oleh peneliti mengenai kendala dan upaya mengenai
implementasi moderasi pendidikan islam di Madrasah Aliyah Bismillah Setiap usaha selalu menemui
kendala begitupun usaha dalam menanamkan nilai-nilai moderasi pendidikan islam yang dilakukan oleh
guru kepada siswa di kelas, tentu memiliki tantangannya masing-masing. Namun guru-guru disini
mengakui bahwa kendala yang mereka temui tidak cukup berarti, misalnya dalam menyampaikan materi
dalam buku paket. Buku paket tersebut memuat ajaran dari aliran NU (Nahdatul Ulama) seperti materi
sholawatan dan tahlilan, sebagian besar siswa di Madrasah Aliyah Bismillah pasti tidak asing lagi karena
itu semua sudah menjadi bagian dari budaya di daerahnya masing-masing. Akan tetapi ada beberapa
siswa yang khususnya tinggal di lingkungan pesatren bismillah mempunyai pola pikir atau pendapat
yang berbeda mengenai sholawat dan tahlil kenapa bisa seperti itu karena dilingkungan tempat tinggalnya
ada ormas ormas yang memang tidak sepaham dengannya, maka pola pikirnya itu sudah dipengaruhi oleh
ormas-ormas dilingkunganya.
Kendala dalam Implementasi Pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Bismillah
Diproleh hasil dari wawancara dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Bismillah Padaricang
Kabupaten Serang, Wawancara dilakukan dengan Bapak H. Rifqi Syujahilman, S.HI, M.Pd.I. pada
tanggal 23 Februari 2021, ada beberapa kendala dalam meng-implementasikan moderasi dalam
pendidikan khususnya di Madrasah Aliyah, sebagai lembaga pendidikan formal Madrasah Aliyah
Bismillah ada dibawah naungan kementrian agama dimana setiap kegiatan belajar mengajar diatur oleh
kementrian agama., yang menjadi kendala dalam implementasi moderasi di tingkat SLTA yaitu
kurikulum kita lebih menekankan kepada pendidikan umum dibandingkan agama salah satu indikasinya
adalah lebih banyaknya jam pembelajaran di pendidikan umum dibandingkan agama, misalkan
matematika empat jam seangkan pendidikan fikih hanya dua jam saja setiap kali pertemuan. Ini yang
menjadi kendala kita untuk memberikan materi materi tentang moderasi pendidikan kepada siswa,
ditambah lagi kurangnya minat siswa kepada pendidikan agama karena siswa itu sekarang segmentasinya
kalau udah lulus SMA pasti kerja atau kuliah otomatis yang diminati oleh siswa adalah pendidikan umum
atau kejuruan dibandingkan pendidikan agama karenanya Madrasah Aliyah dipandang ketinggalan zaman
oleh sebagian siswa padahal Madrasah Aliyah justru memberikan bukan hanya duniawi saja melainkan
ukhrawi juga.
Upaya dalam Implementasi Pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Bismillah
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah karena kita mempunyai kewengan
untuk mengembangkan kurikulum disitulah kita tambahkan muatan muatan lokal yang berbasis moderasi
seperti kita tambahkan sisa jam pelajaran dengan pembelajaran pondok seperti materi kajian kitab kuning,
aswaja, dan muhadasah.
Selain itu juga upaya yang dilakukan guru guru disini terutama guru agama agar Implementasi
moderasi pendidikan Islam terlaksana sesuai harapan sekolah, Mengkaitkan setiap materi pelajaran dalam
kehidupan sehari-hari siswa misalnya bagaimana bersikap dan bergaul dengan sesama non muslim,
batasan-batasan dalam bergaul dalam ajaran islam, memberikan pemahaman yang mana haram dan halal
dengan menggunakan bahasa yang mudah diterima, Menjadi contoh teladan dalam kehidupan sehari-hari
bagi siswa yang lain Melakukan home visit yakni berkunjung ke rumah orangtua siswa secara bergantian
setiap akhir pekan untuk mengetahui kondisi keluarga siswa, perkembangan siswa, dan pola asuh orang
tua ketika dirumah. Karena bukan hanya disekolah saja nilai-nilai moderasi islam itu diterapkan
melainkan dilingkungan kelurga juga. Kalau saja di lingkungan keluarga tidak bisa memberikan
pendidikan moderasi itu sangat berbahaya karena titik sentral baik buruknya anak itu bagaimana
lingkungan kelurganya, tidak sedikit anak anak di indonesia yang menjadi terorisme pemikiran-
pemikirannya radikal itu bukan karena pendidikan formal saja melainkan pendidikan dalam lingkungan
keluarga juga, maka upaya pihak sekolah untuk mengontrol lingkungan di keluarga setiap siswa yaitu
melakukan home visit atau jaulah kerumah rumah-rumah siswa.

6
Geneologi PAI Vol. xx, No. xx (Bulan Juni) 2021
Jurnal Pendidikan Agama Islam Pembimbing 1 : Dr. Hj. Eneng Muslihah, Ph.D.
p-ISSN: 2407-4616 Pembimbing 2: Dr. Wasehudin, M.Si.

Implementasi Nilai-Nilai Moderasi Pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Bismillah


Padaricang Kab Serang
Melalui wawancara dengan salah satu guru di Madrasah Aliyah Bismillah Padaricang Kabupaten
Serang, yaitu Bapak Eris Arifin Sodiqin, S.Pd, M.Pd. kegiatan wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh informasi terkait dengan Bagaimana proses dan hasil implementasi nilai-nilai moderasi
pendidikan islam di Madrasah Aliyah Bismillah.
Penanaman nilai-nilai moderasi pendidikan islam yang dilakukan di sekolah ini sebagai modal
dasar siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang beragam, karena pada hakikatnya Moderasi
pendidikan islam telah melahirkan sebuah peradaban besar dengan spektrum yang luar biasa
mencengangkan dunia. Kaidah kaidah dari nilai ajaran Islam yang menampilkan moderasi dalam
formatnya yang paling indah telah menjadikannya sangat mudah diterima oleh setiap lapisan manusia.
Sebagai seorang pendidik di sekolah tentunya kita dituntut untuk memiliki sikap yang luwes dalam
berinteraksi dengan peserta didik, karena setiap siswa pasti memiliki karakter yang berbeda pola pikir
yang berbeda kita selaku guru harus cermat dalam menghadapi siswa ketika pembelajaran, karena anak
itu di ibaratkan gelas yang kosong, gelas itu kalo kita di isikan air juss itu pasti akan terasa enak, tetapi
kalo kita isikan arak akan tidak enak. Maka siswa harus kita isi dengan pemikiran-pemikiran yang
menjurus mereka ke arah-arah jalur yang benar dan moderat.
Implementasi nilai moderasi dalam tujuan pendidikan agama Islam termanifestasi dalam penerapan
prinsip keterbukaan. Bila prinsip ini diterapkan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam,
maka akan membuat peserta didik lebih leluasa dalam membangun pengetahuan sesuai dengan bakat,
minat, serta potensi yang dimilikinya. Perkembangan potensi manusia secara maksimal inilah yang pada
akhirnya akan mengarah pada pembentukan manusia secara fitrah yang merupakan tujuan dari pendidikan
agama Islam.

Pembahasan
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa prinsip universal merupakan prinsip yang dipercayai
oleh semua kalangan tanpa terkecuali, sehingga dalam proses pembelajaran pendidikan Agama Islam
nilai moderasi yang hendak ditanamkan hendaknya mendasarkan pada prinsip universalitas yang telah
tercermin dalam proses kenabian. Oleh karena itu, bangunan kurikulum pendidikan Agama Islam yang
diterapkan dalam proses pembelajaran hendaknya mencakup semua aspek yang menyeluruh tanpa
dibatasi oleh sekat ideology, aliran, dan golongan tertentu. Selain itu, totalitas dalam mengembangkan
potensi peserta didik juga menjadi prinsip dalam membangun kurikulum yang bernilai moderasi.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh kepala sekolah bahwa Madrasah Aliyah Bismillah
Padarincang sebagai lembaga Formal Islam terdapat banyak golongan-golongan atau komunitas Islam,
diantaranya adalah Muhammadiyah, Nahdliyah, dan lain-lain. Dari perbedaan tersebut guru dalam proses
pembelajaran Agama Islam di Madrasah Aliyah Bismillah Padarincang menggunakan dasar atau ajaran
Islam Ahlusunnah Waljamaah ala nahdliyah dengan tanpa memaksa perubahan jika ada pemahaman atau
amaliyah yang berbeda-beda.
Prinsip keseimbangan yang diterapkan dalam proses pembelajaran pendidikan Agama Islam di
Madrasah Aliyah Bismillah terdapat dalam proses penyampaian materi pendidikan agama Islam yang
diberikan kepada peserta didik dengan mengintegrasikan antara materi yang diajarkan dengan hasil
penelitian sains dan teknologi.
Selain itu guru dalam menyampaikan materi pelajaran selalu menanamkan pemahaman tentang
bagaimana memahami alam semesta dalam rangka menguatkan keimanan dan pemahaman atas perbedaan
dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini ditujukan agar peserta didik dalam melihat dan menyikapi
perbedaan apapun tidak ekstrim pada salah satu kutub. Karena dengan cara seperti itu keadilan akan
terwujud, kemudian peserta didik menjadi toleran dan moderat. Selain itu peserta didik juga diarahkan
dan diawasi dalam kegiatan sholat duha berjama’ah setiap pagi, yaitu selain diberikan teori, siwa juga
diarahkan dalam praktek, sehingga siwa akan tumbuh menjadi siwa yang unggul dalam aspek sosial
maupun spiritual.

7
N et PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON 1 (1): xx-xx, Maret Mirojudin

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi
nilai-nilai moderasi pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Bismillah Padarincang Kabupaten Serang
adalah sebagai berikut:
1. Moderasi pendidikan Islam adalah usaha untuk memilihara dan mengembangakan fitrah manusia serta
sumber daya manusia dengan menjalankan ajaran agama Islam secara absolut dan adanya pengakuan
atas keberadaan pihak lain, pemilikan sikap toleran, penghormatan atas perbedaan pendapat, dan tidak
memaksakan kehendak dengan cara kekerasan, dan menghargai kemajemukan dan kemauan
berinteraksi serta ekspresi agama yang bijaksana dan santun.
2. Dalam proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Bismillah Padarincang Kabupaten Serang terdapat
beberapa nilai moderasi Islam, diantaranya adalah nilai keberagaman, nilai universal dan nilai
keseimbangan.
Implementasi nilai moderasi dalam Proses pendidikan Islam termanifestasi dalam penerapan
prinsip keterbukaan. Peserta didik yang diajarkan keterbukaan baik dalam berfikir ataupun
mengemukakan pendapat akan lebih bisa memanfaatkan potensi yang ia miliki guna menuju manusia
yang fitrah sesuai tujuan pendidikan agama Islam

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Civitas Akademik Madrasah Aliyah Bismillah yang
telah memberikan izin untuk penelitian Skripsi ini dan membantu dalam pengambilan data selama
penelitian di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
Hasan, Tholhah. Muhammad. Islam dalam Perspektif Sosio Kultural, Jakarta: Lanta Bora Press, 2005.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: Salemba
Humanika, 2010.
Hidayatullah, Syarif. Islam “Isme-Isme Aliran dan Paham Di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
2010.
Husein, Muhammad. Kontroversi Aswaja: Aula Perdebatan dan Reinterpretasi, Yogyakarta: LKiS, 1999.
Ibrahim. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Alfabeta, 2015.
Karim, Abdul. Hamdi, “Implementasi Moderasi Pendidikan Islam Rahmatallil ’Alamin dengan NilaiNilai
Islam”, Jurnal Implementasi Moderasi Pendidikan, Vol 4, No.1 (2019), 1-20.
Muqoyyidin Wahyun, Andik,“Membangun Kesadaran Inklusif-Multikultural untuk Deradikalisasi
Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, No.1 (2013), 131-151.
Moleong, Lexy. J, Metodologi Peneltian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.
Prastowo, Andi. Memahami Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Qardhawi, Yusuf. Thaqafatuna Bayna Al-Infitah Wa Al-Inghilaq, Cairo: Dar al-Shuruq, 2000.
Rusmayani, “Penanaman Nilai-Nilai Moderasi Islam Siswa Di Sekolah Umum”, Jurnal Penanaman
Nilai-nilai Moderasi, (2018), 786-795.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2017.
Usman, Husaini. dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2000.

Anda mungkin juga menyukai