Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NINA ROSALINA

NIM : 19010379

QUIZ
Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja

1. Mempelajari psikologi perkembangan anak dan remaja akan mendukung kompetensi


pedagogik anda sebagai seorang guru BK, apakah anda setuju dengan hal tersebut, jelaskan!
Jawab :
Saya Setuju, karena dengan mempelajari psikologi perkembangan anak dan remaja akan
memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi Guru BK terhadap keadaan psikologi
anak dan remaja. Selain itu jika Guru BK memahami psikologi anak maka  mereka dapat
memahami karakter, perilaku hingga kebiasaan anak didik. Terlebih lagi setiap anak didik
yang terkumpul dalam satu ruang lingkup belajar memiliki karakter dan latar belakang yang
berbeda-beda dan guru harus siap menghadapi perbedaan itu. Dengan mempelajari psikologi
perkembangan maka guru akan dapat memahami bagaimana menyikapi perilaku atau karakter
yang berbeda tersebut dan juga memungkinkan bagi guru untuk memahami materi dan
metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak, serta akan lebih mudah dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi anak baik di Sekolah maupun diluar Lingkungan
Sekolah.

2. Salah satu tahapan perkembangan yang harus dilalui oleh remaja adalah pembentukan
identitas diri. Oleh karena itu, kerapkali remaja dikenal sebagai tahapan pencarian jati diri.
Apabila seorang remaja mengalami hambatan ataupun kegagalan dalam tahapan ini maka
akan meninggalkan sebuah masalah krisis identitas diri. Jelaskan upaya-upaya yang akan
lakukan sebagai seorang guru BK untuk membantu remaja menemukan identitas diri!
Jawab
Pencarian identitas pertama kali dikemukakan oleh Erikson. Erikson mendefinisikan identitas
sebagai konsepsi koheren tentang diri, membuat tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan keyakinan saat
individu berkomitmen kuat. Proses pencarian jati diri dapat membawa remaja kepada
penundaan psikososial, yaitu remaja pada akhirnya akan mencari komitmen kepada siapa saja,
meskipun hal-hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang ada pada dirinya. Proses
pencarian identitas yang dilakukan oleh remaja memang berliku-liku. Untuk itu orang lain
disekitarnya wajib membantu dan menuntun mereka dalam pencarian identitas tersebut,
termasuk di dalamnya adalahGuru BK. Hal ini dapat dilakukan dengan bertukar pikiran
kepada remaja tentang pilihan-pilihan yang dihadapinya, berupa dampat positif dan negative
dari pilihan-pilihan yang sudah ditentukan oleh remaja. Walaupun pada masa ini, remaja
cenderung merasa diri mereka sudah dewasa sehingga mereka ingin menentukan segala
sesuatunya secara mandiri. Guru dan orangtua dianjurkan untuk membimbing secara perlahan
agar remaja merasa bebas dan tidak terbenani serta jangan memaksakan keinginan orangtua
dalam pilihan-pilihan yang diambil oleh remaja.

3. Perkembangan keagamaan remaja dipengaruhi oleh faktor juvenitilas (adolescantium),


pubertas, dan  nubilitas. Jelaskan pemahaman anda tentang hal tersebut.
Jawab :
Masa remaja merupakan periode dimana individualisme semakin menampakkan wujudnya,
pada masa tersebut memungkinkan mereka untuk menerima tanggung jawab atas perilaku
mereka sendiri dan menjadi sadar terlibat pada perkara hal, keinginan, cita-cita yang mereka
pillih. Masa muda merupakan tahap yang penting dalam pertumbuhan religius.
Masa perkembangan remaja ini dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu:
a. Masa Remaja Awal (Juvenilitas (adolescantium), usia 13-15))
Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya
kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran. Bahkan, kepercayaan agama yang
telah tumbuh pada umur sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan.
Kepercayaan kepada Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang
menjadi berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang- kadang rajin dan
kadang-kadang malas. Penghayatan rohani cenderung skeptis sehingga muncul
keengganan dan kemalasan untuk melakukan berbagai kegiatan ritual yang selama ini
dilakukannya dengan penuh kepatuhan. Kegoncangan dalam keagamaan ini mungkin
muncul, karena disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal
berkaitan dengan matangnya organ seks, yang mendorong remaja untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, namun di sisi lain ia tahu secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif
(psikis). Berkesinambungan diartikan perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu
berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-
loncat. Kondisi ini menimbulkan konflik pada diri remaja. Faktor internal lainnya adalah
bersifat psikologis, yaitu sikap independen, keinginan untuk bebas, tidak mau terikat oleh
norma-norma/aturan keluarga (orangtua). Apabila orangtua atau guru-guru kurang
memahami dan mendekatinya secara baik, bahkan dengan sikap keras, maka sikap itu
akan muncul dalam bentuk tingkah laku negatif, seperti membandel, oposisi, menentang
atau menyendiri, dan acuh tak acuh.
b. Masa Remaja Madya (pubertas, usia 16-18)
Gejala masa remaja pada tahap ini ialah mengidolakan sesuatu (mendewa- dewakan). Di
dalam fase atau masa negatif untuk pertama kalinya remaja sadar akan kesepian yang
tidak pernah dialaminya pada masa-masa sebelumnya. Kesepian di dalam penderitaan,
yaitu tidak ada orang yang dapat mengerti dan memahaminya dan tidak ada yang dapat
memenangkannya. Reaksi pertama-tama terhadap sekitarnya yang dirasanya sebagai sikap
menelantarkan dan memusuhinya. Langkah yang selanjutnya ialah kebutuhan akan adanya
teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka
dan dukanya, teman yang seide dengannya (narcistic). Di sini mulai tumbuh dalam diri
remaja dorongan untuk mencari pedoman hidup, mencari sesuatu yang dapat dipandang
bernilai, pantas dijunjung tinggi, dan dipuja-puja. Pada masa ini remaja mengalami
kegoncangan batin, sebab dia tidak mau lagi menggunakan sikap dan pedoman hidup
kanak-kanaknya, tetapi belum mempunyai pedoman hidup yang baru.
c. Masa Remaja Akhir (nubilitas, usia 19-21)
Masa remaja terakhir dapat dikatakan bahwa anak pada waktu itu dari segi jasmani dan
kecerdasan telah mendekati kesempurnaan. Yang berarti bahwa tubuh dengan seluruh
anggotanya telah dapat berfungsi dengan baik, kecerdasan telah dianggap selesai
pertumbuhannya, tinggal pengembangan dan penggunaannya saja yang perlu
diperhatikan. Akibat pertumbuhan dan perkembangan jasmani, serta kecerdasan yang
telah mendekati sempurna, atau dalam istilah agama mungkin dapat dikatakan telah
mencapai tingkat baligh-berakal, maka remaja itu merasa bahwa dirinya telah dewasa dan
dapat berpikir logis. Di samping itu pengetahuan remaja juga telah berkembang pula,
berbagai ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh bermacam-macam guru sesuai dengan
bidang keahlian mereka masing-masing dan telah memenuhi otak remaja. Remaja saat itu
sedang berusaha untuk mencapai peningkatan dan kesempurnaan pribadinya, maka
mereka juga ingin mengembangkan agama, mengikuti perkembangan dan alur jiwanya
ynag sedang bertumbuh pesat itu.

4. Jelaskan karakteristik perkembangan keagamaan pada masa remaja awal dan akhir!
Jawab :
Menurut Ahli psikologi (Zakiah, Daradjat, Starbuch, William James) sependapat bahwa pada
garis besarnya perkembangan keagamaan itu dibagi dalam dua tahapan yang secara kualitatif
menunjukan karakteristik yang berbeda yaitu :
1. Masa remaja awal
 Sikap negatif disebabkan alam pikirannya yang kritis melihat kenyataan orang-
orang yang beragama secara hipokrit;
 Pandangan dalam ke-Tuhanannya menjadi kacau karena ia banyak membaca atau
mendengar berbagai konsep dan pemikiran yang tidak cocok.
 Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptik, sehingga banyak yang enggan
melakukan berbagai kegiatan ritual.
2. Masa remaja akhir
 Sikap kembali pada umumnya kearah positif dengan tercapainya kedewasaan
intelektual;
 Pandangan dalam hal ke-Tuhanan dipahamkan dalam hal konteks agama yang
dianutnya;
 Penghayatan rohaniahnya kembali tenang.
Sikap-sikap yang dinyatakan diatas tidaklah terjadi pada setiap anak, hal itu bisa saja terjadi
karena pola asuh, pendidikan dan factor lingkungan yang dihadapi setiap anak berbeda-beda.
Sehingga perkembangan keagamaan yang diterima masing-masing anak akan berbeda pula.
5. Bagaimana peran anda sebagai seorang guru BK untuk mengoptimalkan perkembangan jiwa
agama pada remaja sehingga remaja dapat mengaplikasikan pemahaman keagamaan mereka
dalam kehidupan sehari-hari.
Jawab :
Seorang guru BK dapat menenerapkan konsep konseling islami di dalam proses konseling di
lingkungan Sekolah, hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan perkembangan jiwa agama pada
remaja. Karena di Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak-anak dan remaja. Selain itu,
Guru BK dituntut untuk dapat mempersiapkan dan menumbuhkan kompetensi diri remaja
sehingga timbul keyakinan diri pada remaja untuk dapat bersaing dalam kehidupan nyata
yang sedang dan akan dihadapi. Guru BK juga diharapkan dapat membentuk kepekaan sosial
dan kewaspadaan atas potensi infiltrasi budaya dan perilaku yang dapat merusak jati diri
remaja. Sehingga kelak setelah anak menyelesaikan Pendidikannya anak sudah siap dan
mampu untuk berkompetensi dan bersosialisasi dengan masyarakat secara baik dan dapat
bertanggungjawab untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan di sekitar
lingkungan tempat tinggalnya maupun berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai