Anda di halaman 1dari 8

Ruh Madani

Aisila Maisya Ayu, Amelia, Anggraeni Salsabila, Aulia Zalsabila, Dava


Assidiqi Maturidi, Chiril Nur Solihin.
UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia;
E-mail: maisyayuaisila07@gmail.com, amelia000560@gmail.com,
anggranisalsabila0206@gmail.com, auliazalsabila162@gmail.com,
davaassidiqi7@gmail.com, chirilnursolihin777@gmail.com

Abstract: Ruh in humans is something that can think and the body is considered
as one that cannot think. Ruh called the Ruh Madani. Ruh Madani is the basic
material on which our material form resides. It is located in a skeletal system
bordering the ruh sirr and ruh sirr al-asrar (the all-secret soul).

Keywords: Ruh, Ruh Madani, Material form.

Abstrak: Ruh dalam diri manusia adalah sesuatu yang dapat berpikir dan tubuh
dianggap sebagai yang tidak bisa berpikir. Ruh ada yang disebut dengan ruh
madani. Ruh madani ialah bahan dasar yang menjadi tempat oleh wujud materi
kita. Ia terletak di dalam sistem kerangka yang berbatasan dengan ruh sirr dan
ruh sirr al-asrar (jiwa maha rahasia).

Kata Kunci: Ruh, Ruh Madani, Wujud materi.

1. Pendahuluan

Pada dasarnya manusia terdiri dari dua unsur, yaitu jasad dan ruh. Allah
Swt. menciptakan manusia lebih mulia dari makhluk ciptaan-Nya yang lain.
Manusia mempunyai kelebihan diantara makhluk yang lain. Kelebihan itu adalah
manusia mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi materi dan dimensi spiritual.
Dimensi materi manusia dinamakan juga dimensi hewani, sedangkan dimensi
spiritual manusia dinamakan dengan ruh.

Ruh dalam diri manusia adalah sesuatu yang dapat berpikir dan tubuh
dianggap sebagai yang tidak bisa berpikir. Ruh ada yang disebut dengan ruh
madani. Dari latar belakang tersebutlah penulis akan menyampaikan lebih detail
lagi tentang ruh madani.

Ruh Madani.
Syifa al-Qulub: Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik, 2022.

2. Pembahasan

Ar-ruh dalam bahasa memiliki beberapa pengertian , diantaranya Al-nafh


(tiupan), Al-nafs (jiwa), sesuatu yang menghidupkan), al-nafas (nafas), wahyu,
nubuwah, jibril, dan Isa As.

Kata ruh ini berdekatan makna maknanya dalam istilah di barat dengan
aspek jiwa yang bersifat non individual, yakni intellect atau nous.

Al-Qur’an menggunakan istilah kata ruh ini untuk beberapa makna,


diantaranya:

- Malaikat (Jibril) dipahami dalam ayat: “yauma yaquumu rruhi


walmalaaikatu shoffa.” (hari ketika para malaikat dan jibril berbaris
dihadapan Allah).
- Wahyu, seperti dalam ayat yang artinya “demikianlah kami wahyukan
kepadamu wahyu dari urusan kami.”

Dari pengertian diatas, maka ruh secara bahasa ini dapat dimaknai sebagai
sesuatu yang menimbulkan gejala-gejala hidup. Al-Qur'an, kenabian, Jibril dan
Nabi Isa pun disebut dengan ruh karena semuanya menyebabkan adanya
kehidupan dan budaya. Dengan demikian ruh memiliki dua siratan;

- Ruh biolgis, ialah pembangkit gejala hidup organism biologis (fisika-kimia).


- Ruh budaya, ialah pembangkit kehidupan sosial budaya.

Ruh adalah sejenis makhluk atau ciptaan yang Allah tiupkan kepada janin
dalam kandungan ibu ketika janin berumur 4 bulan 10 hari. Walaupun dalam
istilah bahasa dikenal sebagai istilah ruhani, kata ini kebih condong kepada aspek
kejiwaan, yang dimana di dalam al-qur'an disebut Nafs.

Dalam diri manusia sendiri, ruh ini memiliki fungsi untuk:

- Membawa dan menerima wahyu (QS. As-syura: 193)

ۙ ‫الر ْو ُح ْاْلَ ِمي ُْن‬


ُّ ‫نَزَ َل ِب ِه‬
Artinya: “Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril),”
- Menguatkan iman (QS. Al-Mujadalah: 22)1

َ ‫اْل ِخ ِر يُ َو ۤاد ُّْونَ َم ْن َح ۤا َّد ه‬


‫ّٰللا‬ ٰ ْ ‫اّٰلل َو ْاليَ ْو ِم‬ ِ ‫َْل ت َ ِج ُد قَ ْو ًما يُّؤْ ِمنُ ْونَ بِ ه‬
‫س ْولَهٗ َولَ ْو َكانُ ْْٓوا ٰابَ ۤا َء ُه ْم ا َ ْو ا َ ْبن َۤا َء ُه ْم ا َ ْو اِ ْخ َوانَ ُه ْم ا َ ْو‬
ُ ‫َو َر‬
1
Bastaman, Hanna Djumhanna. Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1997

Ruh Madani.
Syifa al-Qulub: Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik, 2022.

ْ ُ ُ ٰۤ ُ ْۗ
‫ح‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫م‬ ُ
‫ه‬ ‫د‬ ‫ي‬َ ‫ا‬ ‫و‬
ٍ ْ ُ ِ ْ َ َّ َ َ‫َ ِ ْ ْ ِ ِ ُ ِ َ ان‬ ‫م‬‫ي‬ْ ‫اْل‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ب‬ َ ‫ت‬ َ
‫ك‬ َ ِٕ ‫َع ِشي َْرت َ ُه ْم ا‬
‫ك‬ ‫ى‬ ‫ول‬
‫ي ِم ْن ت َ ْحتِ َها ْاْلَ ْن ٰه ُر ٰخ ِل ِديْنَ فِ ْي َه ْۗا‬ ْ ‫ت ت َ ْج ِر‬ ٍ ‫ِ ّم ْنهُ َْۗويُ ْد ِخلُ ُه ْم َجنه‬
ٰۤ ُ ْۗ
‫ب‬
َ ْ
‫ز‬ ‫ح‬
ِ ‫ن‬َّ ِ ‫ا‬ ْٓ
‫ْل‬ َ َ ‫ا‬ ْۗ ِ
‫ّٰللا‬
‫ه‬ ‫ب‬ُ ْ
‫ز‬ ‫ح‬
ِ ‫ك‬
َ ‫ى‬
ِٕ ‫ول‬ ‫ض ْوا َع ْنهُ ا‬ ُ ‫ّٰللاُ َع ْن ُه ْم َو َر‬ ‫ي ه‬ َ ‫ض‬ِ ‫َر‬
َ‫ّٰللا ُه ُم ْال ُم ْف ِل ُح ْون‬
ِ‫ࣖ ه‬
Artinya: “Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang
beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang
yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya,
anaknya, saudaranya atau keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam
hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka
dengan pertolongan yang datang dari Dia. Lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah
rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-
Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah
yang beruntung.”

Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa, kata al-ruh ini mengandung dua


pengertian.

Pertama, jenis yang halus (insan lathifah). Sumbernya dari hati yang lalu
menyebar ke seluruh tubuh (tajwifu al qalb al jasmani) melalui perantaraan otot
dan urat yang beragam jenisnya. Mengalirnya ruh dalam tubuh dan
membanjirinya cahaya hidup yang berupa perasaan, penglihatan, pendengaran,
penciuman adalah menyerupai cahaya lampu yang menyinari semua ruangan
rumah dan terus menerus meneranginya. Hidup itu bagaikan lampunya.
Sedangkan ruh dan bergeraknya pada bathin bagaikan gerak lampu yang
menerangi segala sudut ruang yang digerakkan oleh penggeraknya.

Pengertian kedua, adalah yang halus pada manusia, tidak termasuk dari
bagian jasmani manusia, tetapi termasuk dari bagian ruhani manusia yang dapat
mengetahui, merasa segala sesuatu, dan dapat menangkap segala pengertian (al-
lathifah al-'alimah al-mudrikah min al-insan). Ia dapat mengenal dirinya sendiri dan
Tuhannya. Juga dapat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan,
berperikemanusiaan, berakhlak mulia yang berbeda dengan binatang.

Ruh ini dapat menerima perintah juga larangan dari Allah Swt. dan
bertanggung jawab atas segala gerak gerik hati, tingkah laku, serta perbuatan-
perbuatan. Ruh pulalah yang memegang kuasa dalam seluruh aktifitas

Ruh Madani.
Syifa al-Qulub: Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik, 2022.

kehidupan manusia. Inilah ruh yang oleh Allah Swt maksud ialah: “qul ar-ruh
min amri rabbi.”

Ruh di badan berdiri sebagai raja, ia memerintah, sedangkan badan


diperintah. Ruh berderajat tinggi, dan mulia, sedangkan badan sesuatu yang hina
dan rendah. Ruh ini memiliki sifat-sifat ketuhanan, tidak dapat habis atau lenyap
dan rusak, sekalipun sudah berpisah antra ruh dan jasad, hanya jasadlah yang
rusak.

Ruh saat berpisah dengan tubuh ia tetap utuh dan yang hancur adalah badan
dimana ia tetap mempunyai pengertian dan kesadaran, mengalami kesenangan
dan kemerdekaan, atau kesengasaraan dan penderitaan. Semuanya bergantung
dengan keadaannya ketika hidup bersama badan. Bila hidup manusia banyak
dosa, kekejian dan kejahatan, yang ia lakulan hanya pemuasan syahwat jasmani
saja. Maka setelah berpisah dengan jasad, ruhnya tidak akan mendapatkan
tempat bahagia, tapi ia mendapatkan kondisi susah, selalu ada dalam
penderitaan dan penyesalan tak berujung.

Adapun ruh-ruh yang mulia, yang semasa hidupnya bersih dari dosa-dosa
kesalahan dan kejahatan. Ruh yang seperti itu terus bergerak naik tingkat ke alam
yang lebih tinggi, yang dinamai oleh socrates sebagai “illahi”.

Keyakinan pada pendapat itu telah membawa ruh pada hukuman mati.
Descartes berpendapat bahwa dalam tubuh manusia sendiri ada dua unsur yang
masing-masing berdiri sendiri, yaitu ruh dan badan. Oleh sebab itu manusia
adalah makhluk dualistis, ini bisa dilihat dari unsurnya, juga sifat dan tabi'atnya.

Al-Ghazali pun mengklasifikasikan ruh menjadi dua bagian, yaitu ruh


material dalam bentuk uap yang membimbing seluruh raga (tubuh), dan ruh
lembut (lathif) yang menjadi tempat pengetahuan dan inspirasi. Banyak kaum sufi
pun berpendapat bahwa ruh adalah esensi manusia, dan bahwa ruh adalah milik
Allah, karena Al-qur'an berbicara : “ruh adalah urusan tuhanku”.

Robert Frager mempersamakam ruh dengan jiwa seperti pendapat Socrates,


ruh atau jiwa menurutnya adalah bagian dari konsep dasar psikolog sufi yaitu
mencakup sebuah model jiwa manusia yang didasari oleh prinsip evolusi,
memiliki tubuh dimensi yang bersifat hirarkis (mineral, nabati, hewani, pribadi,
insane, jiwa rahasia dan maharahasia). Masing-masing memiliki tujuh tingkat
kesadaran.

Ruh Madani.
Syifa al-Qulub: Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik, 2022.

Tasawuf bertujuan agar ketujuh tingkat kesadaran ini dapat bekerja secara
seimbang dan searah. Tasawuf memberikan sebuah pendekatan yang sangat
holistic dibandingkan dengan banyak system psikologi (yang lebih banyak
menekankan aspek rasional, pengalaman dan emosi) serta system spiritual
lainnya yang hanya menekankan kepada satu atau dua tingkat kesadaran
tersebut. Didalam tasawuf keseimbangan emosi dan hubungan yang sehat dan
menyehatkan adalah sama pentingmya dengan kesehatan spiritual dan jasmani.

Model tasawuf ini adalah mengintegrasikan fisik, psikis dan spiritual. Aspek
fisik kahidupan manusia ditopang oleh kearifan mineral (madani), nabati dan jiwa
hewani yang secara potensial sudah ada sejak dahulu kala. Fungsi psikis manusia
berasal dari jiwa pribadi (ruh nafsani) yang terletak di otak, dan merupakan
tempat bernaungnya ego dan kecerdasan. Alam spiritual otak adalah lompatan
kualitatif melampaui fisik dan psikis. Jiwa insan, jiwa rahasia dan maharahasia,
berada dalam hati spiritual yang non-materi. Jiwa insan ialah tempat kasih
sayang dan kreatifitas. Sedangkan jiwa rahasia adalah yang tak terbatas, percikan
ilahiyyah di dalam diri kita.2

Menurut Syaiful M. Maghsri, manusia memiliki tujuh sisi dari keseluruhan


jiwa kita. Masing-masing mewakili tingkat evolusi yang berbeda, yaitu: jiwa
mineral, nabati, hewani, pribadi, insani, rahasia, dan Maha Rahasia.

Syiful M. Magshri berpendapat model mengenai jiwa ini bersifat seimbang.


Perekembangan spiritual bukanlah semata berkenaan dengan mengembangkan
jiwa yang lebih tinggi dan mengabaikan atau bahkan melemahkan yang lebih
rendah. Tapi jiwa memiliki potensi yang berharga. Dalam sufisme,
perkembangan spiritual sejati berarti perkembangan seluruh individu secara
seimbang, termasuk tubuh, akal dan jiwa.

Ada banyak sistem dan disiplin yang memusatkan perhatian pada tubuh,
olah raga, seni perang, teknik penyembuhan, dan beragaman disiplin fisik
lainnya. Pendidikan modern saja hampir memusatkan diri sepenuhnya pada
akal. Banyak disiplin spiritual menekan pada prinsip dan latihan spiritual, tetapi
mengabaikan akal dan tubuh. Di dalam sufisme, seluruh kehidupan adalah
bagian dari pratik spiritual. Keluarga, pekerjaan dan hubungan sosial
memberikan kesempatan yang sama seperti doa dan zikir dalam hal
pengembangan spiritual.

2
Zahri, Mustafa. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995.

Ruh Madani.
Syifa al-Qulub: Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik, 2022.

Kemudian istilah jiwa dalam Bahasa Arab, yakni ruh, juga berati “roh” dan
“nafs”. Difirmankan di dalam Al-Qur’an, “Telah Kusempurnakan kejadiannya
(Adam), dan Kutipkan ke dalamnya roh-Ku.”

Tingkatan tertinggi jiwa yakni yang Maha Rahasia, adalah percikan dari ruh
Tuhan. Syaiful juga berpendapat bahwa masing-masing jiwa memiliki
kedinamisan, kebutuhan, dan kekuatan sendiri-sendiri. Pada saat yang berbeda,
jiwa yang berbeda mungkin saja mendominasi. Mengetahui jiwa mana yang lebih
aktif adalah informasi yang penting bagi seorang guru. Sebagai contoh, sebuah
mimpi yang datang dari jiwa yang satu akan diartikan lain dengan sangat
berbeda dari sebuah mimpi dari jiwa lainnya.

Jiwa mineral ialah bahan dasar yang menjadi tempat oleh wujud materi kita.
Ia terletak di dalam sistem kerangka yang berbatasan dengan ruh sirr dan ruh sirr
al-asrar (jiwa maha rahasia).

Sistem kerangka yang dimaksud ini ialah struktur bathiniah yang


tersembunyi di dalam tubuh kita. Jika diibaratkan kerangka tubuh kita yang
tersembunyi didalam tubuh kerangka, sebagai struktur yang hebat melakukan
beragam aktivitas dan gerakan yang luar biasa.

Contohnya tulang belakang, ia menggabungkan fleksibilitas dan stabilitas


kerja dengan cara yang luar biasa, ia diciptakan untuk mendukung kita dalam
wilayah gravitasi dengan jumlah tegangan otot yang minimum. Dan ketika kita
melakukan aktivitas dan gerak tanpa keseimbangan dan tidak sadar maka yang
dihasilkan adalah timbulnya tidak nyamanan. Begitu pula jika kita bertindak
tanpa menghargai struktur psikologi dan spiritual kita, maka akan menimbulkan
tegangan yang sama.

Sistem kerangka tempat bersemayamnya ruh maddani dalam tubuh kita


sangat penting sebagai bagian dari praktik jalan sufi, yaitu praktek meditasi
sembahyang dari seluruh agama.

Dunia mineral sangatlah berdekatan dengan Tuhan, dimana tidak pernah


memberontak kepada kehendak Tuhan. Seperti dimanapun sebuah batu
ditempatkan, ia akan tetap berada disitu selamanya, kecuali kekuatan dari luar
dirinya yang menggesernya.

Sebagaian besar kita tidak perhatian pada struktur kerangka kita. Kita baru
menyadarinya ketika tulang kita patah, kemudian kita tiba-tiba menjadi begitu
peka terhadapnya.

Ruh Madani.
Syifa al-Qulub: Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik, 2022.

Kebanyakan orang duduk dengan buruk dan bergerak sangat tidak


seimbang. Sebagai contoh, Amir menyuruh para peserta pelatihan untuk duduk
dengan nyaman, dan dalam posisi santai. Hampir semua yang berada di dalam
ruangan aula menyesuaikan posisi duduk mereka. Dengan kata lain, kebanyakan
peserta gemblengan tersebut duduk dengan tidak nyaman hingga Amir
menyinggungnya.

Struktur kerangka kita, khususnya tulang punggung, diciptakan untuk


mendukung kita dalam wilayah gravitasi dengan jumlah tegangan otot yang
minimun. Kapanpun kita duduk atau bergerak secara tidak sadar dan seimbang,
kita menghasilkan tegangan-tegangan yang tidak perlu dan membuat tidak
nyaman.

Contohnya adalah seseorang yang “kolot”, keras, atau kaku, dan tidak mau
mengalah, tidak mau bereaksi lentur dan tepat terhadap perubahan-perubahan di
tengah lingkungan. Sebagian orang “berleher kaku,” terlalu angkuh untuk
menundukkan kepala mereka, sementara sebagian lainnya “keras kepala,” atau
tidak mampu untuk menerima informasi baru.

Salah satu definisi penyakit saraf (neurosis) ialah terus-menerus melakukan


hal yang sama walaupun tidak berhasil. Sebagian orang begitu kaku hingga
mereka tidak mampu berubah untuk menyelamatkan diri mereka. Sebagian
orang paham bahwa mereka harus meninggalkan rokok, namun tidak dapat
melakukannya.

Pada sebuah perusahaan di Jogjakarta, bagian kesehatan mengatakan kepada


para pegawai bahwa tingkat kebisingan dari perusahaan tersebut sangat tinggi,
sehingga mereka secara perlahan kehilangan pendengaran mereka. Banyak
pegawai perusahaan tersebut bertahan dan menjadi semakin tuli karena mereka
tidak sanggup untuk berubah. Kita semua, pada tingkat tertentu, memiliki sikap
yang kaku dan tidak lentur.3

3. Kesimpulan

Ar-ruh dalam bahasa memiliki beberapa pengertian , diantaranya Al-nafh


(tiupan), Al-nafs (jiwa), sesuatu yang menghidupkan), al-nafas (nafas), wahyu,
nubuwah, jibril, dan Isa As. Kata ruh ini berdekatan makna maknanya dalam
istilah di barat dengan aspek jiwa yang bersifat non individual, yakni intellect atau
nous.

3
Frager, Robert.Hati, Diri, dan Jiwa: Psikologi Sufi untuk Transformasi. Jakarta: Serambi, 1999.

Ruh Madani.
Syifa al-Qulub: Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik, 2022.

Ruh memiliki dua siratan, yaitu ruh biolgis dan ruh budaya. Dalam diri
manusia sendiri, ruh memiliki fungsi untuk membawa dan menerima wahyu
(QS. As-syura: 193); serta untuk menguatkan iman (QS. Al-Mujadalah: 22).

Daftar Pustaka

Bastaman, Hanna Djumhanna. 1997. Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju


Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Frager, Robert. 1999. Hati, Diri, dan Jiwa: Psikologi Sufi untuk Transformasi. Jakarta:
Serambi.
Zahri, Mustafa. 1995. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Ruh Madani.

Anda mungkin juga menyukai