Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu mata kuliah yang termasuk mata kuliah umum
yakni mata kuliah dengan bobot 2 sks,ini wajib diikuti oleh setiap mahasiswa. Materi Ilmu Alamiah
dasar ini tentu saja hanya bersifat dasar,umum dan pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam
dan daya fikir manusia hingga mampu memperoleh budaya modern yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang sebagai hasil perkembangan pola piker manusia
yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia untukmelahirkan
pendekatan kebenaran yang tidak hanya mengendalikan kemampuan rasio belaka.

2. Rumusan Masalah
a. Perkembangan: Bagaimana faktor genetik dan lingkungan memengaruhi perkembangan anak
secara holistik?
b. Pengetahuan Islam: Bagaimana pengetahuan agama islam dapat berkontribusi pada pemahaman
sains dan etika di dunia modern?

3. Tujuan Masalah
a. Untuk menggabungkan perspektif-perspektif yang berbeda dan membangun pemahaman yang
holistic tentang dunia saat ini.
b. Dengan melibatkan integritasi pemikiran dan ajaran-ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan,
memperluas pandangan, serta mempromosikan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu
global,etika, dan nilai-nilai kemanusiaan.

1
BAB II

BIOLOGI,FISIKA,KIMIA DAN PERKEMBANGAN DARI ILMU PENGETAHUAN


MODERN DAN ISLAM
A. Ilmu Biologi
1. Biologi Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Islam
Ilmu pengetahuan (sains) adalah teori-teori yang dikumpulkan manusia melalui suatu proses
pengajian dan dapat diterima oleh rasio. Dalam pengumpulan data dan berbagai observasi dan
pengukuran pada gejala alamiyah itu dianalisis, kemudian diambil kesimpulan. Inilah yang diberi
istilah intizhar suatu kajian yang ada hubungannya dengan nazhar, yang bunyi dan artinya dekat
dengan nalar. Ciri khas dan sains natural, ialah disusun atas dasar intizhar terhadap gejala-gejala
alamiyah yang dapat di teliti ulang oleh orang lain, dan merupakan hasil konsensus masyarakat
ilmuan yang bersangkutan.

Ada banyak cara yang untuk mengamati dunia biologi misalnya,memanfaatkan wacana
untuk paradikma Genetika dan membahas Palseotologi secara Panjang lebar,meskipun kajian
intelektual tebesar dalam sejarah Biologi dapat ditemukan dalam Sosibiologi,sekalipun demikian
bahaya yang sesungguhya akan tiba jika disiplin,Biologi mendorong pencarian karakter moral tidak
melalui medium idiologis.

Aya-ayat Alquran tidak satu pun yang menentang ilmu pengetahuan, tetapi sebaliknya
banyak ayat-ayat Alquran menghasung dan menekankan kepentingan ilmu pengetahuan. Bahkan
salah satu pembuktian tentang kebenaran Alquran adalah ilmu pengetahuan dan berbagai disiplin
yang diisyaratkan. Memang terbukti, bahwa sekian banyak ayat-ayat Alquran yang berbicara
tentang hakikat-hakikat ilmiyah yang tidak dikenal pada masa turunnya, namun terbukti
kebenarannya di tengah-tengah perkembangan ilmu, seperti:
a) Teori tentang expanding universe (kosmos mengembang), QS: 51: 47).
b) Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah pantulan cahaya
matahari. (QS: 10 5), Bumi bergerak mengelilingi matahari ...(QS: 27: 88).
c) Zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam mengubah tenaga radiasi matahari
menjadi tenaga kimia melalui proses fotosintesis sehingga menghasilkan energi (QS:
36:). Bahkan, istilah Al-Quran al-syajar al-akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih tepat

2
dan istilah klorofil (hijau daun), karena zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun,
tetapi di semua bagian pohon.
d) Bahwa manusia diciptakan dari sebagian kecil sperma pria dan setelah fertilisasi
(pembuahan) berdempet di dinding rahim (QS:86: 6 dan 7; 96: 2).
Salah seorang tokoh pembaharuan dalam Islam, Muhammad Abduh mengatakan, Islam
adalah agama yang rasional, agama yang Sejalan dengan akal, bahkan agama didasarkan atas akal.
Pemikiran rasional merupakan dasar pertama dari dasar-dasar Islam yang lain. Pemikiran rasional
menurutnya adalah jalan untuk memperoleh iman sejati. Iman, tidaklah sempurna, kalau tidak
didasarkan atas akal.

Al-Qur’an antara lain menganjurkan untuk mengamati alam raya, melakukan eksperimen
dan menggunakan akal untuk memahami fenomenanya, yang dalam hal ini ditemukan
persamaannya dengan para ilmuan, namun di lain segi terdapat pula perbedaan yang sangat berarti
antara pandangan atau penerapan keduanya. Dibalik alam raya ini ada Tuhan yang wujud-Nya
dirasakan di dalam diri manusia, dan bahwa tanda-tanda wujud-Nya itu akan diperlihatkan-Nya
melalui pengamatan dan penelitian manusia, sebagai bukti kebenaran Alquran. Hal ini dapat
dibuktikan dengan memperhatikan bagaimana Alquran selalu rnengaitkan perintah-perintah-Nya
yang berhubungan dengan alam raya dengan perintah pengenalan dan pengakuan atas kebesaran
dan kekuasaan-Nya. Bahkan, ilmu dalam pengertian yang umum sekalipun oleh wahyu pertama
Alquran (iqra'), telah dikaitkan dengan bismi rabbika. Ini memberi isyarat bahwa “ilmu tidak
dijadikan untuk kepentingan pribadi, regional, atau nasional, dengan mengorbankan kepentingan-
kepentingan lainnya‟.

Ilmu pada saat dikaitkan dengan bismi rabbika kata Prof. Dr. „Abdul Halim Mahmud, syaikh
Jami‟ Al-Azhar- menjadi “demi karena Tuhan Pemeliharamu, sehingga harus dapat memberikan
manfaat kepada pemiliknya, warga masyarakat dan bangsanya. Juga kepada manusia secara umum.
Ia harus membawa bahagia dan cahaya keseluruh penjuru dan sepanjang masa.”

Di Italia pernah diadakan suatu permusyawaratan ilmiyah tentang cultural relations for the
future, yang kesimpulannya antara lain; Untuk menetralkan pengaruh tenologi yang menghilangkan
kepribadian, kita harus menggali nilai-nilai keagamaan dan spiritual.

3
Muhammad Iqbal, pernah mengungkapkan senada dengan pernyataan di atas, ketika ia
menyadari dampak negatif perkembangan ilmu dan teknologi. Katanya; kemanusiaan saat ini
membutuhkan tiga hal, yaitu penafsiran spritual atas alam raya, emansipasi spritual atas individu,
dan satu himpunan asas yang dianut secara universal yang akan menjelaskan evolusi masyarakat
manusia atas dasar spiritual. Sungguhpun ungkapan ini lebih dahulu dan pertemuan di Italia
tersebut, namun tujuannya sama yakni pentingnya nilai-nilai agama untuk pengendalian diri dan
pengaruh negatif yang timbul dan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Allah dalam ayat-ayat-Nya, disamping menggambarkan bahwa alam raya dan seluruh isinya
adalah intelligible, sesuatu yang dapat dijangkau oleh akal dan daya fikir manusia, juga
rnenjelaskan bahwa segala sesuatu yang ada dialam raya ini telah dimudahkan untuk dimanfaatkan
manusia. Dengan demikian, ayat ini dan ayat lain yang senada dengan ini, memberi tekanan yang
sama pada sasaran ganda: tafakkur yang menghasilkan sains, dan tasykhir menghasilkan teknologi
guna kemudahan dan kemanfantan manusia. Ini memberi isyarat, bahwa Alquran membenarkan
bahkan mewajibkan usaha-usaha pengembangan ilmu dan teknologi, selama ia membawa manfaat
untuk menusia serta memberi kemudahan bagi mereka. "Tuhan menginginkan kemudahan untuk
kamu dam tidak menginginkan kesukaran". Dan Tuhan “tidak ingin menjadikan sedikit kesulitan
pun untuk kamu." Ini berarti bahwa segala produk perkembangan ilmu dan teknologi dibenarkan
oleh Alquran, selama untuk kemudahan dan kesejahteraan manusia itu sendiri.

Teori evolusi Darwin (1804-1872) yang dianggap sebagai penemuan terbesar dan
mengagumkan, padahal „Abdu al-Rahman Ibn Khaldun (1532-1406), lima abad sebelum Darwin,
telah menulis dalam bukunya tentang hal yang sama. Apa yang telah penulis kemukakan
merupakan bukti sikap positif Islam terhadap ilmu pengetahuan. Umat Islam adalah yang pertama
menyatukan seluruh ilrnu pengetahuan warisan kemanusiaan, kemudian dikembangkan dengan
menambah berbagai unsur yang kelak menjadi benih-benih ilmu pengetahuan moderan seperti
aljabar, penemuan lensa tentang cahaya kimia, dan menciptakan berbagai instrumen teknis seperti
alembic (al-anbiq) untuk distilasi parfum. Oleh karena itu tidak benar penilaian subyektif beberapa
sarjana Barat bahwa kaum muslim dahulu kurang/kekurangan kreatifitas dan orisinalitas dalam
ilrnu pengetahuan. Memang diakui sumbangan kekayaan falsafah Yunani juga dan yang lain,
namun dalam ilmu pengetahuan empiriklah Islam memberikan kontribusi yang amat menentukan.
2. Biologi Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Modern

B. Illmu Fisika

4
1. Fisika Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Islam
Istilah alkimia dan kimia berasal dari bahasa arab, alkimiya. Alkimia adalah ilmu tentang
kosmos sekaligus ilmu tentang jiwa dan ilmu tentang material yang juga berhubungan dengan obat-
obatan. Dari apek material alkimia itulah kemudian secara beransur-ansur lahir ilmu kimia. Ahli
alkimia islam pertama kali adalah jabir ibn hayyan hidup pada abad islam kedua.sejumlah karyanya
tentang berbagai sains tetapi khususnya al-kimia. Sosok besar kedua adalah ibn zakaria al-
razi.hidup pada abad ketiga islam, berdasarkan pada karya jabir mimisahkan kimia dan alkimia.
Dia merumuskan ilmu tentang substansi tampa kepentingan batin, simbolik dan spiritual yang
selalu ditekankan dalam al-kimia.
Banyak ahli kimia berikutnya seperti: al Iraqi, al majrithi dan al jaldaki. Dalam kasus apapun
alkima islam adalah bidang yang sangat penting untuk memahami berbagai aspek tertentu sains
islam maupun psikologi spiritual tertentu atau ilmu tentang jiwa seperti halnya juga aliran-aliran
kosmologi tertentu.
Untuk ilusterasi ada 3 contoh disini :
1. Teori bahwa bumilah yang pusat tata surya (geosentris), bahkan alam semesta , karena di Al
Qur'an tidak pernah menyebutkan ada ayat menyatakan bumi beredar, tetapi matahari, bulan,
dan bintanglah yg beredar (QS 13:2, 14:33). Teori ini bahkan didukung seorang syeikh
terkemuka dari Arab Saudi, yg memfatwakan bahwa percaya kepada teori heliosentris bisa
menjerumuskan pada kemusrikan.
2. Teori bahwa besi magnet dapat digunakan sebagai pembangkit energi yg tak ada habisnya,
dengan dalil QS 57:25 yang menyatakan bahwa Allah menciptakan besi yg di dalamnya
terdapat kekuatan yang hebat, yang ia tafsirkan sebagai energi.
3. Teori 7 lapis atmosfir, karena dikatakan hujan turun dari langit QS 35:27 sedangkan Allah
menciptakan tujuh langit QS 41:12, sehingga hujan itu terjadi pada lapis langit pertama.
Para fisikawan muslim pada masa keemasan Islam adalah orang-orang yang dididik dari
awal dengan aqidah Islam,rata2 mereka hapal Qur'an sebelum baligh.Mereka sagat memahami
bahwa alam memiliki hukum-hukumnya yang obyektif, yang dapat terungkap sendiri pada mereka
yag sabar melakukan pengamatan dan penelitian dengan sangat cermat.

Ibnu Al-Haytsam (al-Hazen) adalah pioner modern ketika menerbitkan bukunya pada tahun
1021 M.Dia menemukan bahwa proses melihat adalah jatuhnya cahaya ke mata, bukan karena sorot
mata sebagaimana diyakini orang sejak zaman Aristoteles.Dalam kitabnya Al-Haytsam
menunjukkan berbagai cara untuk membuat teropong dan juga kamera sederhana (Camera
obscura).

5
Ibn al-Haytsam juga memulai suatu tradisi metode ilmiah untuk menguji sebuah hipotesis,
600 tahun mendahului Rene Descartes yg dianggap bapak metode ilmiah eropa di zaman
rennaisance.Metode ilmiah Ibn al-haytsam dimulai dari pengamatan empiris, perumusan masalah,
formulasi hipotesisi,uji hipotesis,dgn eksperimen,analisis hasil eksperimen,interprestasi data dan
formulasi kesimpulan, dan diakhiri dengan publikasi.
”Fisikawan terbesar sepanjang sejarah.” Begitulah Charles C Jilispe, editor Dictionary of
Scientyfic Bibliography menjuluki saintis Muslim, al-Khazini. Para sejarawan sains menempatkan
saintis kelahiran Bizantium alias Yunani itu dalam posisi yang sangat terhormat. Betapa tidak,
ilmuwan Muslim yang berjaya di abad ke-12 M – tepatnya 1115-1130 M – itu telah memberi
kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, terutama dalam fisika dan
astronomi. al-Khazini merupakan saintis Muslim serbabisa yang menguasai astronomi, fisika,
biologi, kimia, matematika serta filsafat.

Sederet buah pikir yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang zaman. al-Khazini merupakan
ilmuwan yang mencetuskan beragam teori penting dalam sains seperti: metode ilmiah
eksperimental dalam mekanik; energi potensial gravitasi; perbedaan daya, masa dan berat; serta
jarak gravitasi.

Para sejarawan sains mengungkapkan, pemikiran-pemikiran al-Khazini sangat dipengaruhi


oleh sejumlah ilmuwan besar seperti Aristoteles, Archimedes, Al-Quhi, Ibnu Haitham atau
Alhacen, al-Biruni serta Omar Khayyam. Selain itu, pemikiran al-Khazini juga sangat berpengaruh
bagi pengembangan sains di dunia Barat dan Islam. Salah satu ilmuwan Barat yang banyak
terpengaruh al-Khazini adalah Gregory Choniades – astronom Yunani yang meninggal pada abad
ke-13 M.
1. Pemikiran
Kontribusi penting lainnya yang diwariskan al-Khazini dalam bidang fisika adalah kitab
Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya pada 1121 M itu mengungkapkan
bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan
teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori
statika atau ilmu keseimbangan dan hidrostatika.
Selain menjelaskan pemikirannya tentang teori-terori itu, al-Khazani juga menguraikan
perkembangan ilmu itu dari para pendahulu serta ilmuwan yang sezaman dengannya. Dalam
bukunya itu, al-Khazini juga menjelaskan beberapa peralatan yang diciptakan ilmuwan
pendahulunya seperti araeometer buatan Pappus serta pycnometer flask yang diciptakan al-Biruni.

6
Al-Biruni and al-Khazini merupakan dua ilmuwan Muslim yang pertama kali
mengembangkan metode ilmiah dalam bidang ilmu keseimbangan atau statika dan dinamika.
Metode itu dikembangkan untuk menentukan berat yang didasarkan pada teori kesembangan dan
berat. Al-Khazini dan ilmuwan pendahulunya menyatukan ilmu statika dan dinamika ke dalam
ilmu baru bernama mekanika.
2. Sumbangan Sang Ilmuwan
Selain berjasa mengembangkan fisika dan astronomi, al-Khazimi juga turut membesarkan
ilmu kimia dan biologi. Secara khusus, dia menulis tentang evolusi dalam kimia dan biologi. Dia
membandingkan transmutasi unsur dengan transmutasi spesies.
Secara khusus, al-Khazini juga meneliti dan menjelaskan definisi ”berat”. Menurut dia, berat
merupakan gaya yang inheren dalam tubuh benda-benda padat yang mnenyebabkan mereka
bergerak, dengan sendirinya, dalam suatu garis lurus terhadap pusat bumi dan terhadap pusat benda
itu sendiri. Gaya ini pada gilirannya akan tergantung dari kerapatan benda yang bersangkutan.
2. Fisika Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Modern
Istilah fisika modern diperkenalkan karena banyaknya fenomena-fenomena mikroskopis dan
hukum-hukum baru yang ditemukan sejak tahun 1890. Fenomena mikroskopis yaitu fenomena-
fenomena yang tidak dapat dilihat secara langsung, seperti elektron, proton, neutron, atom, dan
sebagainya. Ahli fisika telah mencoba memecahkan persoalan tentang struktur atom, elektron,
radiasi dengan fisika klasik. Namun, tidak berhasil menerangkan fenomena-fenomena tersebut.
Karena itu para ahli fisika mencari ilmu dan model-model lain yang baru. Dengan didapatnya teori-
teori baru yang daat menerangkan fenomena-fenomena mikroskopis itu, maka fisika telah
memperluas ilmu ke arah yang lebih jauh lagi.
Meskipun mekanika klasik hampir cocok dengan teori klasik lainnya seperti elektrodinamika
dan termodinamika klasik, ada beberapa ketidaksamaan ditemukan di akhir abad 19 yang hanya
bisa diselesaikan dengan fisika modern. Khususnya, elektrodinamika klasik tanpa relativitas
memperkirakan bahwa kecepatan cahaya adalah relatif konstan dengan Luminiferous aether,
perkiraan yang sulit diselesaikan dengan mekanik klasik dan yang menuju kepada pengembangan
relativitas khusus. Ketika digabungkan dengan termodinamika klasik, mekanika klasik menuju ke
paradoks Gibbs yang menjelaskan entropi bukan kuantitas yang jelas dan ke penghancuran
ultraviolet yang memperkirakan benda hitam mengeluarkan energi yang sangat besar. Usaha untuk
menyelesaikan permasalahan ini menuju ke pengembangan mekanika kuantum.
Seperti kata Newton dalam Makna Fisika Baru dalam Kehidupan:
...menciptakan teori baru bukan berarti merobohkan gudang tua untuk dibangun gedung
pencakar langit diatasnya. Ini lebih seperti mendaki gunung, makin ke atas makin luas

7
pandangannya, makin menemukan hubungan antara titik awal pendakian dengan hal-hal
disekelilingnya yang ternyata sangat kaya raya dan tak terduga sebelumnya. Namun titik awal
tersebut tetap ada dan dapat dilihat, meskipun tampak lebih kecil dari pemandangan luas yang kita
peroleh dari hasil perjuangan mengatasi rintangan selama mendaki ke atas.
Teori-teori di atas, meskipun sukses, tetapi sangat fenomenologikal: tidak ada penjelasan
jelas untuk kuantisasi. Mereka dikenal sebagai teori kuantum lama. Frase "Fisika kuantum"
pertama kali digunakan oleh Johnston dalam tulisannya Planck's Universe in Light of Modern
Physics (Alam Planck dalam cahaya Fisika Modern).
Mekanika kuantum modern lahir pada tahun 1925, ketika Werner Karl Heisenberg
mengembangkan mekanika matriks dan Erwin Schrödinger menemukan mekanika gelombang dan
persamaan Schrödinger. Schrödinger beberapa kali menunjukkan bahwa kedua pendekatan tersebut
sama.
Pada 1927, percobaan untuk menggunakan mekanika kuantum ke dalam bidang di luar
partikel satuan, yang menghasilkan teori medan kuantum. Pekerja awal dalam bidang ini termasuk
Dirac, Wolfgang Pauli, Victor Weisskopf dan Pascaul Jordan. Bidang riset area ini dikembangkan
dalam formulasi elektrodinamika kuantum oleh Richard Feynman, Freeman Dyson, Julian
Schwinger, dan Tomonaga Shin'ichirō pada tahun 1940-an. Elektrodinamika kuantum adalah teori
kuantum elektron, positron, dan Medan elektromagnetik, dan berlaku sebagai contoh untuk teori
kuantum berikutnya.
Interpretasi banyak dunia diformulasikan oleh Hugh Everett pada tahun 1956. Teori
Kromodinamika kuantum diformulasikan pada awal 1960-an. Teori yang kita kenal sekarang ini
diformulasikan oleh Polizter, Gross and Wilzcek pada tahun 1975. Pengembangan awal oleh
Schwinger, Peter Higgs, Goldstone dan lain-lain. Sheldon Lee Glashow, Steven Weinberg dan
Abdus Salam menunjukan secara independen bagaimana gaya nuklir lemah dan elektrodinamika
kuantum dapat digabungkan menjadi satu gaya lemah elektro.
Mekanika kuantum sangat berguna untuk menjelaskan apa yang terjadi di level mikroskopik,
misalnya elektron di dalam atom. Atom biasanya digambarkan sebagai sebuah sistem di mana
elektron (yang bermuatan listrik negatif) beredar seputar nukleus (yang bermuatan listrik positif).
Menurut mekanika kuantum, ketika sebuah elektron berpindah dari energi level yang lebih tinggi
(misalnya n=2) ke energi level yang lebih rendah (misalnya n=1), energi berupa sebuah cahaya
partikel, foton, dilepaskan:
E = hv
di mana
E adalah energi (J),

8
h adalah tetapan Planck, h = 6,63 x 10-34 (Js)
v adalah frekuensi dari cahaya (Hz).
Dalam spektrometer masa, telah dibuktikan bahwa garis-garis spektrum dari atom yang di-
ionisasi tidak kontinu; hanya pada frekuensi/panjang gelombang tertentu garis-garis spektrum dapat
dilihat. Ini adalah salah satu bukti dari teori mekanika kuantum.
C. Ilmu Kimia
1. Kimia Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Islam
Istilah alkimia dan kimia berasal dari bahasa arab, alkimiya. Alkimia adalah ilmu tentang
kosmos sekaligus ilmu tentang jiwa dan ilmu tentang material yang juga berhubungan dengan obat-
obatan. Dari aspek material alkimia itulah kemudian secara beransur-ansur lahir ilmu kimia. Ahli
alkimia islam pertama kali adalah jabir ibn hayyan hidup pada abad islam kedua.sejumlah karyanya
tentang berbagai sains tetapi khususnya al-kimia. Sosok besar kedua adalah ibn zakaria al-
razi.hidup pada abad ketiga islam, berdasarkan pada karya jabir mimisahkan kimia dan alkimia.
Dia merumuskan ilmu tentang substansi tampa kepentingan batin, simbolik dan spiritual yang
selalu ditekankan dalam al-kimia.
Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para kimiawan Muslim di
abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat pun mengakui bahwa
dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para kimiawan Muslim. Tak heran, bila dunia
menabalkan kimiawan Muslim bernama Jabir Ibnu Hayyan sebagai 'Bapak Kimia Modern'."Para
kimiawan Muslim adalah pendiri ilmu kimia," cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18
M. Tanpa tedeng aling-aling, Will Durant dalam The Story of Civilization IV: The Age of Faith,
juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi
ilmu kimia modern.
Menurut Durant, kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh peradaban
Islam. "Dalam bidang ini (kimia), peradaban Yunani (seperti kita ketahui) hanya sebatas
melahirkan hipotesis yang samar-samar," ungkapnya.
Sedangkan, peradaban Islam, papar dia, telah memperkenalkan observasi yang tepat,
eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen yang begitu teliti.Tak hanya itu, sejarah
mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah melakukan revolusi dalam bidang kimia.
Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia mengenal berbagai
industri serta zat dan senyawa kimia penting. Adalah fakta tak terbantahkan bahwa alkohol, nitrat,
asam sulfur, nitrat silver, dan potasium--senyawa penting dalam kehidupan manusia modern--
merupakan penemuan para kimiawan Muslim. Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan
Muslim di abad kejayaan juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi, dan distilasi.

9
Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya mampu membidani kelahiran
sederet industri penting bagi umat manusia, seperti industri farmasi, tekstil, perminyakan,
kesehatan, makanan dan minuman, perhiasan, hingga militer.
Pencapaian yang sangat fenomenal itu merupakan buah karya dan dedikasi para ilmuwan
seperti Jabir Ibnu Hayyan, Al-Razi, Al-Majriti, Al-Biruni, Ibnu Sina, dan masih banyak yang
lainnya. Setiap kimiawan Muslim itu telah memberi sumbangan yang berbeda-beda bagi
pengembangan ilmu kimia. Jabir (721 M-815 M), misalnya, telah memperkenalkan eksperimen
atau percobaan kimia. Ia bekerja keras mengelaborasi kimia di sebuah laboratorium dengan
serangkaian eksperimen. Salah satu ciri khas eksperimen yang dilakukannya bersifat kuantitatif.
Ilmuwan Muslim berjuluk 'Bapak Kimia Modern' itu juga tercatat sebagai penemu sederet proses
kimia, seperti penyulingan/distilasi, kristalisasi, kalnasi, dan sublimasi.
Cendekiawan-cendikiawan Barat mengakui bahwa Jabir Ibnu Hayyan (721-815 H.) adalah
orang yang pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan penelitiannya dalam bidang
alkemi yang kemudian oleh ilmuan Barat diambil dan dikembangkan menjadi apa yang dikenal
sekarang sebagai ilmu kimia. Jabir, di Barat dikenal Geber, adalah orang yang pertama mendirikan
suatu bengkel dan mempergunakan tungku untuk mengolah mineral-mineral dan mengekstraksi
dan mineral-mineral itu zat-zat kimiawi serta mengklasifikasikannya.
Sosok kimiawan Muslim lainnya yang tak kalah populer adalah Al-Majriti (950 M-1007 M).
Ilmuwan Muslim asal Madrid, Spanyol, ini berhasil menulis buku kimia bertajuk, Rutbat Al-
Hakim. Dalam kitab itu, dia memaparkan rumus dan tata cara pemurnian logam mulia. Dia juga
tercatat sebagai ilmuwan pertama yang membuktikan prinsip-prinsip kekekalan masa --yang
delapan abad berikutnya dikembangkan kimiawan Barat bernama Lavoisier.
Sejarah peradaban Islam pun merekam kontribusi Al-Biruni (wafat 1051 M) dalam bidang
kimia dan farmakologi. Dalam Kitab Al-Saydalah (Kitab Obat-obatan), dia menjelaskan secara
detail pengetahuan tentang obat-obatan. Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya peran farmasi
dan fungsinya. Begitulah, para kimiawan Muslim di era kekhalifahan berperan melakukan revolusi
dalam ilmu kimia.
2. Kimia Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Modern
Kimia modern dimulai oleh kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier (17431794). Ia
menemukan hukum kekekalan massa dalam reaksi kimia, dan mengungkap peran oksigen dalam
pembakaran. Berdasarkan prinsip ini, kimia maju di arah yang benar.
Sebenarnya, teori atom tetap tidak ortodoks dalam dunia kimia dan sains. Orang-orang
terpelajar tidak tertarik pada teori atom sampai abad ke-18. Di awal abad ke-19, kimiawan Inggris
John Dalton (1766-1844) melahirkan ulang teori atom Yunani kuno. Bahkan setelah kelahirannya

10
kembali ini, tidak semua ilmuwan menerima teori atom. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah
yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh
Dmitri Mendeleev pada tahun 1869. Tidak sampai awal abad 20 teori atom, akhirnya dibuktikan
sebagai fakta, bukan hanya hipotesis. Hal ini dicapai dengan percobaan yang terampil oleh
kimiawan Perancis Jean Baptiste Perrin (1870-1942). Jadi, perlu waktu yang cukup panjang untuk
menetapkan dasar kimia modern.
Penghargaan Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901 memberikan gambaran
bagus mengenai penemuan kimia selama 100 tahun terakhir. Pada bagian awal abad ke-20, sifat
subatomik atom diungkapkan dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan sifat fisik ikatan
kimia.

11
Bab III
Penutup
1. Kesimpulan

12
MAKALAH
BIOLOGI, FISIKA, KIMIA, DAN PERKEMBANGAN KETIGANYA DITINJAU DARI
ILMU PENGETAHUAN MODERN DAN ISLAM
MATA KULIAH: ILMU ALAMIAH DASAR
DOSEN PENGAMPU: MUHAMMAD TOHA,M.Pd.I

Kelompok 5 :
Aditia Putra
Ahmad Sofiyullah
Nisa Aprilia
Nizar
Dea Nurazizah

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-AZAMI CIANJUR
TAHUN AJARAN 2023-2024

13
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat,hidayah, serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancer. Makalah ini
disusun sebagai tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar guna memperdalam pemahaman
mengenai konsep-konsep dasar ilmu alamiah.

Kami juga ingin mengucapkan berterima kasih yang sebesar-besarya kepada dosen pengampu,
yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama proses penyusunan makalah ini. Tak lupa,
terima kasih kami sampaikan kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan
motivasi selama pengerjaan makalah ini.

Akhir kata,semoga makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat dan dapat
menambah wawasan bagi pembaca. Terima Kasih.

14
Daftar Isi
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1. Latar Belakang.................................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
3. Tujuan Masalah...............................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
BIOLOGI,FISIKA,KIMIA DAN PERKEMBANGAN DARI ILMU PENGETAHUAN MODERN DAN
ISLAM........................................................................................................................................................2
A. Ilmu Biologi....................................................................................................................................2
1. Biologi Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Islam............................................................................2
2. Biologi Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Modern........................................................................4
B. Illmu Fisika......................................................................................................................................4
1. Fisika Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Islam..............................................................................4
2. Fisika Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Modern..........................................................................7
C. Ilmu Kimia......................................................................................................................................9
1. Kimia Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Islam..............................................................................9
2. Kimia Ditinjau Dari Ilmu Pengetahuan Modern........................................................................10
Bab III.......................................................................................................................................................12
Penutup......................................................................................................................................................12
1. Kesimpulan....................................................................................................................................12

15

Anda mungkin juga menyukai