SRI WUNDAYANTI
SRI WAHYUNI R. HASAN
sriwindayanti.uml2020@gmail.com
sriwahyunirhasan28@gmail.com
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK
ABSTRAK
Hakikat ilmu pengetahuan dari perspektif islam adalah penelitian objektif terhadap
sunnatullah, memberikan pemahaman kepada umat manusia, dan harus sejalan
dengan nilai-nilai keislaman. Allah SWT telah memberikan isyarat bijaksana tentang
ilmu, termasuk mukjizat para rasul, dan manusia dianjurkan untuk meningkatkan
keilmuannya. Transformasi teknologi menjadi teknologi manusia yang beriman
terjadi Ketika manusia mengambangkan potensi dan memahami fakta ilmiah yang
tetap relevan. Alquran menghadirkan arahan mengenai fakta-fakta ilmiah, seperti
asal usuk kehidupan dari air, pembentukan alam semesta dari gas, dimensi matahari
dan bulan yang sesuai, dan distribusi oksigen di udara. Manusia diberi tugas untuk
memecahkan tantangan ilmiah dengan merujuk pada ajaran Alquran.
Pembahasan
1. Pemahaman Dan Penerapan IPTEK Menjadi Dasar Penting Dalam
Perkembangan Dan Kemajuan Masyaratat
Pengetahuan ilmiah menjadi aspek yang sangat penting dari kandungan ayat
Alquran. Alquran secara khusus mengistilahkan “pengetahuan” sejumlah
seratus lima kali, dan atas variasi persamaannya, dikatakan tujuh ratus mepat
puluh empat kali. Dalam islam, dimana penentuan waktu dan tempat sangat
penting untuk melaksanakan ibadah seperti shalat, awal bulan Ramadhan, dan
pelaksanaan haji, ilmu astronomi memiliki peran vital. Pada abad pertengahan
dalam konteks islam dikenal istilah sains yang berkaitan dengan penentuan
kesempatan yang ditentukan. Beberapa aspek keyakinan islam yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan, sebagai pelaksanaan ibadah dan berdakwa, yang
memerlukan kendaraan.
Tuhan sudah menyajikan dasar-dasar ilmiah dalam pengetahuan dalam alquran,
dan tugas umat adalah mencari serta mengambangkan konsep teori yang telah
disediakan, sebagaimana diungkapkan dalam ayat Arrahman:33. Pesan ayat
tersebut pada masa lalu telah memberikan petunjuk ilmiah pada jamaah jin dan
manusia bahwa mereka diizinkan Allah untuk menjelajah angkasa luar asal
memiliki kemampuan dan kekuatan (Sulthan). Keberhailsn dalam hal ini
diartikan oleh ulama sebagai ilmu pengetahuan. Fakta ini dibuktikan pada masa
sekarang, dimana kemajuan dalam sains dan teknologi memungkinkan
pembuatan kendaraan dapat batas luar angkasa merupakan prestasi lur biasa
bagi kaum yang telah mencapai kemajuan signifikan diberbagai bidang ini
bahkan berhasil mendarat di planet di luar bumi.
Perkembangan telah dicapai oleh kaum terdepan, terutama kaum luar, pada
pngetahuan, pada era sekarang adalah kalanjutan warisan ilmiah yang
diperkenalkan cendekiawan islam di masa pertangahan. Dengan ini,
cendekiawan islam masih melakukan kontribusi pada cendekiawan asing
disampaikan dari (yatim 1997) pada karyanya “riwayat peradaban muslim”
perkembangan bangsa eropa awalnya pengaruh peradaban islam yang masuk
ke eropa melalui spanyol. Fakta tersebut disetujui oleh Sebagian pihak. Sains
dan ilmu, yang ditemukan oleh cendekiawan islam atau cendekiawan asing
diamasa lalu, kini, mendatang, semuanya menjadi alquran telah memberikan
indikasi mengenai kebenaran informasi sebelum penemuan tersebut terjadi,
dengan hal ini menjadikan aspek dari keajaiban alquran faktanya yang terdapat
dalam selalu terbuka untuk dianalisi, diuji, dan diperiksa oleh siapapun.
Baiquni 1997 menyatakan bahwa ilmu dibutuhkan umat telah terdapat di
kandungan alquran. Salah satu keistimewaan utama alquran merupakan
keterkaitannya atas pengetahuan, mencerminkan utamanya pengetahuan oleh
karena itu diturunkan surat awal, ayat Alalaq :1 sampai 5. Ayat tersebut
menyuruh membaca dengan bacaan yang meciptakan orang oleh gumpalan
darah. Tuhan maha pengasih mengajar umat melalui firman, mengarahkan hal-
hal sebelumnya tanpa diketahui manusia.
Alquran, sebagai firman Allah, tidak diturunkan dengan tujuan praktis. Secara
objektif, Al-qur’an bukanlah ensiklopedia sains dan teknologi, dan tidak
menyatakan hal tersebut secara langsung. Namun, dalam perannya sebagai
petunjuk hidup bagi manusia, al-qur’an memberikan stimulus imformasi
tentang fenomena alam dalam sekitar 750 ayat. Pesan awal yang diterima oleh
Nabi SAW mencerminkan pentingnya proses investigasi. Ghulsyani menyatakan
bahwa informasi al-qur’an tentang fenomena alam bertujuan untuk menarik
perhatian manusia kepada pencipta alam, mendorong refleksi terhadap
kebesaran-Nya, dan menginspirasi usaha manusia untuk mendekat kepada
allah. Dalam visi Al-Qur’an, fenomena alam dianggap sebagai tanda kekuasaan
Allah, sehingga pemahaman terhadap alam dapat membawa manusia lebih
dekat terhadap tuhan. Pandangan AI-Qur’an terhadap sains dan teknologi dapat
dicermati melalui perspektifnya tentang ilmu, dengan menempatkan ilmu pada
posisi yang hampir setara dengan orang-orang beriman yang diberi
pengetahuan beberapa derajat.
Menurut Quraish Shibab, kata “iqra” berasal dari akar kata yang berarti
menghimpun, dengan beragam makna seperti menyampaikan, menelaah,
mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik yeng tertulis
maupun tidak. Perintah” iqra” mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau
oleh manusia. Oleh karena itu, Ghulsiyani menolak dikotomi antara ilmu agama
dan ilmu non agama, karena agama sebagai pandangan dirinya yang paling
lengkap tidak dapat dipisahkan dari persoalan-pesoalan yang berperan penting
dalam meningkatkan kesejahteraan umat-Nya.
1. Pada Sebagian besar ayat alquran, konsep ilmu secara mutlak muncul dalam
maknanya yang umum, seperti yang terdapat dalam ayat 9 surat al-zumar
yang menyatakan “Katakanlah: Apakah orang-orang yang memiliki
pengetahuan sama dengan orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan.
2. Sebagian surah dalam alquran secara jelas menjelaskan factor pengetahuan
bukan hanya terbatas pada ajaran islam. Contohnya, ayat-ayat dalam surah
fathir 27 sampai 28 menyebutkan, “Bukankah kalian perhatikan bagaimana
Tuhan bisa memberikan air dari langit, dan dengan ini, Kami hasilkan
berbagai jenis buah-buahan. Diantara gunung-gunung terdapat garis yang
beraneka ragam warnanya, begitu juga diantara manusia, Binatang-binatang
melata, dan ternak yang memiliki berbagai warna dan jenis. Sesungguhnya
hanya ulama yang benar-benar takut kepada Allah. Allah maha perkasa lagi
maha pengampun.
3. Dalam al-qur’an, terdapat referensi pada kisah Qarun yang menyatakan,
“Qarun berkata: sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada
pada.” (QS Al-qashash:78).
Ghulsyani, 1993 :44-46). Selain itu, surah pertama Alalaq :1 sampai 5
menuntun umat sebagai subyek, untuk kualitas tersebut diberikan oleh
Allah. Untuk umat sebagai Khalifah Allah di muka bumi. Pemberian potensi
ini terkait dengan fungsi dan tanggung jawab manusia. Allah menundukan
bumi, langit, dan isinya untuk kepentingan manusia, sebagaimana
disampaikan pada surah al-jatsiah ayat menundukan.
Parapharaset: dalam al-qur’an, kata “sakhara” yang berarti menundukan
sering disebut, menekankan bahwa Allah SWT mengatur seluruh ciptan
sesuai dengan sunnatullah-Nya. Ini memungkinkan manusia untuk
memanfaatkan akal, pikiran, dan mengikuti prosedur dengan sunnatullah.
Sebagai contoh, Baiquni (1997:1516) menjelaskan bahwa tertiupnya sehelai
daun oleh angin disebabkan oleh aliran udara disekitarnya, yang dapat
dijelaskan dengan konsep aerodinamika dalam ilmu pengetahuan. Dengan
pemahaman tentang aerodinamika dan sifa-sifat material manusia dapat
mengaplikasikan pengetahuan tersebut untuk manciptakan pesawat tebang.
Agar dipahami ketertiban ajaran islam di bumi, umat diberikan oleh Tuhan
kemampuan krusial, adalah kemampuan fitriah (internal) dan potensi
sumber daya alam (eksternal). Al-qur’an memberikan panduan praktis
dalam memahami alam dan meraih manfaat maksimal melalui Langkah-
langkah yang dijelaskan dalam surat al-mulk ayat 3-4, yang melibatkan
proses kagum, observasi, dan pemahaman. Dalam konteks sains, Al-Qur’an
mengajarkan beberapa Langkah dan proses penting.
Pertama, Al-qur’an mendorong manusia untuk secara teliti mengamati
lingkungan sekitarnya dan memahami sifat-sifat serta proses alamiah
didalamnya. Misalnya, dalam surat yunus ayat 101, disampaikan perintah
untuk memperhatikan apa yang ada di langit dan di bumi.
Dengan mengguanakan kata “Unzuruh” (amati), baiquni menyatakan bahwa
perhatian yang dimaksud bukanlah sekedar mengamati tanpa pemikiran,
tetapi melibatkan pengamatan yang cermat.
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran “
Dalam ayat 11-12 surat an-nahl, qur’an menyoroti kepentingan melakukan
analisis dengan penalaran kritis dan sehat. Ayat tersebut mengungkapkan
tumbuhnya tanaman seperti zaitun, kurma, anggur, dan berbagai buah-
buahan sebagai tanda kekuasaan Allah bagi mereka yang mau berpikir.
Selain itu, pengendalian malam, siang, matahari, bulan, dan bintang-bintang
juga diakui sebagai tanda-tanda kekusaan Allah bagi kaum yang berpikir.
Tiga Langkah yang diterapkan oleh ilmu hingga saat ini, yaitu pengamatan,
dan mengambil hasil akhir, sejalan dengan konsep yang dikembangkan oleh
al-qur’an. Meskipun demikian, dalam perspektif al-qur’an, tujuan sejati
bukanlah kesimpulal ilmiah rasioanal semata, melainkan menyadari
keberadaan Allah dengan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna sebagai
tujuan hakiki dibalik fakta-fakta alamiah. Pemahaman terhadap tanda-tanda
kekuasaan pencipta memerlukan pendiidikan, kebijaksanaan, dan upaya
untuk menggali rahasia-rahasia alam dengan ilmu pengetahuan, seperti
matematika, fisika, kimia, astronomi, biologi, dan geologi
KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan merupakan salah satu konsep utama yang terdapat dalam
al-qur’an. Al-qur’an menyebut kata “ilmu” sebanyak 105 kali, dan kata-kata
terkait lebih dari 744 kali. Ini menjadi bagian integral dari agama islam,
digunakan dalan penentuan waktu ibadah awal bulan Ramadhan, serta
pelaksanaan haji. Penggunaan ilmu astronomi menjadi krusial dalam
menentukan waktu yang tepat, dan pada abad pertanganhan, islam
mengenali sains terkait waktu tertentu. Sains dan teknoligi, baik yang
dikembangkan oleh ilmuan muslim maupun bae\ray, merupakan bukti
kebenaran informasi yang terkandung dalam al-qur’an. Kemukjizatan Al-
qur’an tercermin dalam kemampuannya untuk selalu diuji, disesuaikan, dan
diteliti secara ilmiah seiring waktu. Alquran adalah firman Tuhan, tidak
hanya diberikan secara sederhana, tapi juga memberikan informasi
stimulant tentang fenomena alam melalui sekitar 750 ayat.
Gulsiyani menyatakan bahwa informasi mengenai fenomena alam nertujuan
untuk mengundang pandangan umat pada Tuhan. Ini dilakukan untuk
dipikirkan keberadaan alam dan mendorong manusia untuk mendekat
kepada-Nya. Pandangan Al-qur’an terhadap sains dan teknologi dapat
dipahami melalui perspektifnya terhadap ilmu, yang ditempatkan pada
tingkat yang hamoir setara dengan iman, sebagaimana tercermin dalam
surat al-mujadalah ayat 11.
Pada awal diengkapkan, Alquran mengidentifikasikan signifikansi ilmu
pengetahua, menggambarkannya sebagai bentuk ibadah dalam upaya
pencariannya. Al-qur’qn juga menegaskan bahwa satu-satunya sumber
pengetahuan adalah Allah SWT.
Tidap terdapat ayat secara tegas disebutkan dalam alquran yang
memisahkan antara ilmu pengetahuan (sains) dan agama. Dalam perspektif
al-qur’an, sains dan agama dianggap sebagai dua hal yang teritegrasi.
Pembelajaran pada dasarnya melibatkan pengamatan penemuan,
pemahaman, dan penghayatan terhadap sunnatullah, baik dalam maupun
sosial. Kemudian, pemahaman tersebut diterapkan sebagai panduan hidup
bagi manusian dengan keadaannya, yang menyadarkan alkan keberadaan
Tuhan dengan kesempurnaan-Nya sebagai maksud sejati. Di sisi alin,
pembelajaran agama juga harus memberikan motiasi pesrta didik ini untuk
terus melakukan kegiatan ilmiah. Intinya, pandangangan al-qur’an
menekankan integrasi antara sains dan agam dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Fakhri(2010) Eksplores the intersection of scince and technology in the
Qur’an and it’s implacitation for education.
Mukarromah (2016) Discusses the role of Islamic educational technology in
the global era.
Rusdiana. (2014) Fucuses on the integration of Islamic education with
science and technology.
Abdurrahman, (1991) Delfes into the artistic aspects of islam, including ocal
arts, music, and dance.
Hamruni (2009) Emphasizes the development of Islamic educational
technology.
Hasyim (2013) Explores the iflunce of scientific discoveries on islam.
Ilmi (2012) Discuses islam as a foundation for the development of science
and technology.
Noor (2011) Examines the utilization of science and technology in
community serice activities in higher education.
Purwanto (2017) Discuses the role of information technology in the
development of student out reach.
Qutub (2011) Explores the sources of knowledge in the qur’an and hadit.
Suhirman (2015) Focuses on the use of multimedia technology in Islamic
religious education.
Syaifullah (2006) Discusses the concept of science anf technology
integration in the qur’an.