Anda di halaman 1dari 12

Interaksi kebenaran Al-quran dan hadist dalam ilmu

Kesehatan

Dosen pengajar
Imtihanatul Ma’isyatuts Tsalitsah

Nama Kelompok :
1. Rossie Seftiani Mutia (20191660135)
2. Alika Dwi Yasinta (20191660
3. Shery Aprilia (20191660
4. Fahrur Rozi (20191660
Kata Pengantar

26 Desember 2021

Tim Penulis
Daftar Isi
Bab 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada  Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara lisan & berangsur-angsur antara tahun 610 & 632 atau
selama kira-kira 22 tahun, dimana pada masa itu umat manusia khususnya penduduk Mekkah
& Madinah masih dalam kegelapan & buta huruf, telah membuktikan kebenaran wahyunya
melalui konsistensinya & kesesuainnya dengan  ilmu pengetahuan  teknologi dan
seni  (IPTEKS) yang ditemukan manusia pada  masa yang  jauh  setelah kematian
Muhammad SAW. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan  manusia,
sebagaimana terdapat di dalam Al Qur’an & As sunnah sangat ideal & agung.
Anugerah terbesar yg sangat berharga bagi umat Islam adalah  Al Qur’an. Keluarbiasaan Al
Qur’an itu terletak pada  aspek-aspek di dalamnya antara lain bahasa dan  gaya bahasanya,
substansinya, jangkauannya yang tiada terbatas, dan multifungsinya bagi umat manusia.
Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari Al Qur’an. Ayat 27 surat Al Fath, misalnya
memberi kabar gembira kpd kaum muslimin bahwa mereka akan menaklukan Mekkah, yang
saat itu dikuasai kaum penyembah berhala.
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kpd Rasul-Nya, tentang kebenaran
mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki
Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dgn mencukur rambut kepala &
mengguntingnya, sedang kamu tdk merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yg tiada kamu
ketahui & Dia memberikan sebelum itu kemenangan ygdekat.”(Al Qur’an Q.S. 48: 27).
Ketika kita lebih dekat lagi, ayat tersebut mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan
terjadi sebelum kemenangan di Mekkah. Sebagaimana dikemukakan ayat tersebut, kaum
mukmin terlebih dahulu menaklukkan bentang Khaibar, yg berada di bawah
kekuasaan Yahudi, dan kemudian memasuki Mekkah dengan aman. Pemberitaan tentang
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi masa depan hanyalah salah satu diantara sekian banyak
hikmah yang terkandung dalam al Qur’an. Al Qur’an mempunyai peran yang sangat penting
dalam kehidpan umat Islam di dunia, baik pada peradaban Islam dahulu maupun peradaban
modern seperti sekarang ini.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan & teknologi (IPTEK) sudah semakin berkembang. Di era
globalisasi seperti sekarang ini, manusia memang perlu mengenbangkan IPTEK dalam
kehidupan yg semakin modern. Perkembangan IPTEK dpt memperbaiki kualitas hidup
manusia. Berbagai saran modern industi, komuikasi & transportasi, misalnya terbukti sangat
bermanfaat. Namun, di sisi lain IPTEKS tidak jarang berdampak negatif karena merugikan &
membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu
orang di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II tahun 1945. Selain itu tdk sedikit yg
memanfatkan teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya
(cyber crime), pornografi, kekerasan, & perjudian.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.         Bagaimana Interrelasi Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS?
2.         Apa bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang Keperawatan

C.     TUJUAN
1.         Mendeskripsikan interrelasi Kebenaran Al Qur’an dan IPTEKS
2.         Mendeskripsikan bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Interrelasi Kebenaran Al-Qur’an dan Iptek


            Interrelasi berasal dari dua kata yaitu inter dan relasi. Inter adalah bentuk terikat
diantara dua sedangkan relasi adalah hubungan atau berhubungan. Jadi interrelasi merupakan
hubungan antara dua masalah yang saling terikat. Dalam pembahasan ini berkenaan dengan
“hubungan kebenaran Al-Qur’an dan ipteks.
            Al-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari mempelajari
sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan Al-Quran: Petunjuk bagi manusia,
keterangan mengenai petunjuk serta pemisah antara yang hak dan batil. (QS 2:185).
  Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
Al-Quran demikian menghormati kedudukan ilmu dengan Penghormatan Yang tidak
ditemukan bandingannya dalam Kitab-kitab Suci yang lain sebagai bukti, Al-Quran menyifati
masa Arab pra-Islam dengan jahiliah (kebodohan). Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus
ayat yang menyebut tentang ilmu dan pengetahuan.Di dalam sebagian besar ayat itu
disebutkan kemuliaan dan ketinggian derajat ilmu.
Dalam rangka mengingatkan tentang anugerah yang telah diberikan kepada manusia,
Allah berfirman:
"Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui." (QS 96:5)
"Allah meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman dan mempunyai
ilmu."  (QS 58:11)
"Apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS
39:9)
Di samping itu masih banyak ayat lain yang menyatakan tentang kemuliaan ilmu. Dan
dalam hadis-hadis Rasulullah dan para Imam Ahlul Bait yang kedudukannya mengiringi Al-
Quran terdapat dalil-dalil yang tidak terhitung banyaknya tentang anjuran untuk mencari
ilmu, arti penting dan kemuliaannya.Ayat-ayat Al-Qur'an merupakan petunjuk manusia tidak
saja untuk kehidupan akherat namun juga untuk kebaikan kehidupan di dunia. 
Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah salah satu sarana manusia untuk menuju
kehidupan di dunia lebih baik.Oleh sebab itu, dalam Al-qur'an pun tak luput memberikan
petunjuk tentang ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan manusia.
Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan ratusan ayat yang
membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan bagaimana cara kerja Alam dunia ini.
Tidak kurang dari 700 ayat dari 6000-an ayat Al-Qur'an memberikan gambaran kepada
manusia untuk memperhatikan alam sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang
membahasnya diawali maupun diakhiri dengan sindiran-sindiran seperti; "apakah kamu tidak
memperhatikan?", "Apakah kamu tidak berpikir?", "Apakah kamu tidak mendengar?",
"Apakah kamu tidak melihat?".Sering pula di akhiri dengan kalimat seperti "Sebagai tanda-
tanda bagi kaum yang berpikir", "Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab".Demikianlah
Mukjizat terakhir Rasul, yang selalu mengingatkan manusia untuk mendengar, melihat,
berpikir, merenung, serta memperhatikan segala hal yang diciptakan Allah di dunia ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke 8-10 Masehi di
Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada riset
(dengan cara mendengar, melihat, memperhatikan, merenungkan, dan memikirkan) dan
mengimplementasikannya dalam bentuk alat-alat maupun metode yang berguna bagi
kehidupan manusia. 
Membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan mendapati
begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu pengetahuan dan teknologi.  Pada
masa itu, dunia di luar Islam diselubungi kegelapan Ilmu.Perdukunan, mantra dan jampi-
jampi menjadi jalan untuk pengobatan. Namun berbeda di dunia Islam, seorang Ibnu Sina
telah mengembangkan berbagai metode pembedahan manusia, dialah sang bapak kedokteran
modern. Karya monumentalnya,Alqanun fi At Tib (yang diterjemahkan ke Eropa menjadi
CANON), menjadi rujukan utama dunia kedoktekan sampai  abad ke 19. 

Kita juga harus berterima kasih kepada Al-Khawarizmi, yang telah mengembangkan
metode Al-goritma.  Kenapa disebut Al-goritma? Al-goritma merupakan aksen eropa dari
nama al-khawrizmi. Seperti ilmuwan lainnya, Ibnu Sina menjadi  Avecina, Ibnu Rusyd
menjadi Averoes.  Dan masih banyak lagi penemuan-penemuan di dunia Islam pada masa itu
seperti, metode fotografi paling awal yang disebut ruang gelap, jam air, piston.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali mengapresiasi
kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang tidak paham bahasa Al-Qur’an
(Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham
bahasa Al-Qur’an, membaca Al-Qur’an hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu dasyatnya
Al-Qur’an, sehingga orang yang tidak paham maksudnya pun dapat menjadi tenang hatinya).
Bahkan banyak generasi muda yang enggan untuk sekedar menyentuhnya, apalagi untuk
membacanya. Hal ini tidak lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan generasi muda Islam
tehadap bahasa Al-Qur’an.
Membahas hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari
banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi yang lebih
utama adalah melihat : adakah Al qur’an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu
pengetahuan atau mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur
melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang
dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan social yang
diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan penemuan ilmiahnya
tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah, kecuali dari masyarakat dimana ia hidup.
Mereka memberikan tantangan kepadanya atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo
pada akhirnya menjadi korban penemuannya sendiri.
Dalam Al qur’an ditemukan kata-kata “ilmu” dalam berbagai bentuknyayang terulang
sebanyak 854 kali. Disamping itu, banyak pula ayat-ayat Al qur’an yang menganjurkan untuk
menggunakan akal pikiran, penalaran, dan sebagainya, sebagaimana dikemukakan oleh ayat-
ayat yang menjelaskan hambatan kemajuan ilmu pengetahuan, antara lain :
1.   Subjektivitas (a) suka dan tidak suka (baca antara lain, QS 43:78 ; 7:79); (b)
taqlid atau mengikuti tanpa alasan (baca antara lain, QS 33:67 ; 2:170).
2.   Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (baca antara lain, QS 10:36).
3.   Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau kesimpulan (baca antara lain QS
21:37).
4.   Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima kebenaran) (baca antara lain QS
7:146).

Di samping itu, terdapat tuntutan tuntutan antara lain :


1.   Jangan bersikap terhadap sesuatu tanpa dasar pengetahuan (QS 17:36), dalam arti tidak
menetapkan sesuatu kecuali benar-benar telah mengetahui dulu persoalan (baca antara lain
QS 36:17), atau menolaknya sebelum ada pengetahuan (baca antara lain, QS 10:39).
2.   Jangan menilai sesuatu karena factor ekstern apa pun walaupun dalam dalam pribadi
tokoh yang paling diagungkan.Ayat- ayat semacam inilah yang mewujudkan iklim ilmu
pengetahuan dan yang telah melahirkan pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan Islam dalam
berbagai disiplin ilmu. “tiada yang lebih baik dituntun dari suatu kitab akidah (agama)
menyangkut bidang ilmu kecuali anjuran untuk berpikir, serta tidak menetapkan suatu
ketetapan yang menghalangi umatnya untuk menggunakan akalnya atau membatasinya
menambah pengetahuan selama dan dimana saja ia kehendaki. Dan inilah korelasi pertama
dan utama antara Al qur’an dan ilmu pengetahuan. Sedangkan Korelasi kedua dapat
ditemukan pada isyarat-isyarat ilmiah yang tersebar dalam sekian banyak ayat Al qur’an yang
berbicara tentang alam raya dan fenomenanya. Isyarat-isyarat tersebut sebagian nya telah
diketahui oleh masyarakat arab ketika itu. Namun apa yang mereka ketahui itu masih sangat
terbatas dalam perinciannya.

2.2 Interelasi Kebenaran Al-Quran Dan Hadist Dalam Bidang Kesehatan

Interelasi bisa diartikan sebagai hubungan antara dua masalah yang saling terkait. Dalam
pembahasan ini akan menjelaskan hubungan antara kebenaran Al-Quran dan Hadist yang
dibuktikan dengan dalil-dalil dengan segala hal yang berkenaan dengan bidang kesehatan.

Al-Qur’an merupakan wahyu yang didalamnya terdapat ketentuan- ketentuan Allah swt yang
bersifat absolut berupa kebenaran-kebenaran

Qur’ani dan kebenaran kauni. Kebenaran dalam Al-Quran itu dapat didekati manusia melalui
pendalaman secara kontinue dengan menggunakan sunnah Rasulullah atau yang disebut
dengan hadist.
Agama Islam bisa dikatakan sebagai satu-satunya agama yang mengatur tentang kedokteran,
pengobatan dan kesehatan. Ini bisa di buktikan dengan banyaknya ayat-ayat dalam Al-Quran
maupun hadist Nabi yang menjelaskan mengenai hal ini. Salah satu contoh interelasi

88

kebenaran Al-Qur’an dan hadist dalam bidang kesehatan adalah perhatian Islam tentang tata
cara makan.

Terlalu hemat dan terlalu rakus merupakan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai
ajaran Islam. Menurut ilmu kedokteran, Terlalu banyak makan akan menyebabkan gangguan
pencernaan, makanan menjadi masam, infeksi pada usus besar dan usus dua belas jari. Maka
Islam datang untuk memerangi kebiasaan ini. Sebagaimana Firman Allah Swt:

ْ َ‫’ هَّنا ِ ْا ُو فِرْ ُستَل‬


ْ َ ‫وا ُو بَرْ شا‬
‫وا ُولُ َكو‬

َْ‫ينِفِرْ ُس ْمال ُّبُِيَُ َل‬

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak


menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (Q.S. Al-A’raf: 31)

Rasulullah Saw juga menganjurkan kepada kaum muslimin untuk mengurangi makan sampai
batas yang lazim bagi kebutuhan jasmani. Beliau bersabda:

“Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang

punggungnya, kalau ia terpaksa harus melakukan (lebih dari itu) maka sepertiga untuk
makannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga

untuk napasnya”.

Ayat dari surah Al-A’raf tadi membicarakan fakta ilmiah dalam bidang kesehatan yang
kemudian diperjelas dengan sabda Rosulullah Saw. Perhatian Islam terhadap kesehatan
lingkungan juga terdapat interelasi kebenarannya. Ini terbukti, Dalam surat kedua yang
diturunkan adalah panggilan kepada kebersihan.

ْ‫ِر هَطَف َ َكباَيِثَو‬

“Dan pakaianmu bersihkanlah” (Q.S. Al-Mudatsir: 4)

Dalam hadist nabi telah jelas menjadikan kebersihan sebagai akidak yang kokoh, bukan
hanya ketakutan akan penyakit. Rasulullah saw bersabda:

ِ‫نَاْيَِاَل َنِم ُةَفاَظَّنال‬ “Kebersihan merupakan sebagian dari iman”.

Dari sini telah jelas bahwa terdapat interelasi yang sangat kuat antara kebenaran Al-Qur’an
dan hadist dalam bidang kesehatan.

2.3 Bukti-Bukti Ilmiah Kebenaran Al-Quran dalam Bidang Kesehatan


Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan dunia modern, kehidupan dan pemikiran
manusia semakin mengutamakan aspek materiil dan ilmu. Pola pikir manusia cenderung tidak
menerima suatu teori sebelum melalui proses eksperimen laboratorium dan perhitungan
matematis. Hal ini menuntut para ahli dan sarjana muslim mendalami fakta-fakta dan ajaran
metafisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan otak.

Diantara obyek penelitian adalah buah sebagai makan pembuka. Menurut para ahli, sebelum
makan, seseorang sebaiknya memulai dengan makanan lunak dan mudah dicerna (seperti
buah-buahan) untuk mempersiapkan kelenjar mulut mengeluarkan cairan peptikum (saliva
amilase) atau kelenjar di perut dan duodenum yang berfungsi secara bertahap dalam
mencerna makanan. Setelah beberapa menit barulah mulai makan hidangan utama. Hal ini
sesuai dengan firman Allah:

َ‫ َ ْن ُو َّر يَخَتَ ي َّا ِ ّم ٍةَ ِهكاَفَو‬، ‫ ْن ُوهَ ْت َشي َّا ِ ّم ٍْيَط ِ َْملَِو‬ Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan
daging burung dari  apa yang mereka inginkan. (QS Al-Waqiah:20-21)

Obyek penelitian ilmiah yang lainnya adalah tentang khamar dalam Islam. Islam adalah satu-
satunya agama yang tegas melarang khamar, karena khamar adalah benda yang
memabukkan. Ketika Umar ra

memohon kepada Allah: “Ya Allah terangkanlah khamar kepada kami dengan penjelasan
yang tegas”, maka turunlah ayat tentang khamar

dalam al-Qur’an. Firman Allah Swt.: ‫ َ ْن ُو ِح ْلفُ ت‬، ‫ُنطيَشال ُ ْديِرُياََّنَِّا‬ ْ ‫ي‬ َ َ ‫اَصْ نَاَل َو ُِر ْسيَ ْمالَو ُرْ َْماِل اََّنَِّا ْآ ُو نَما َّ ْنيِ َّذالاَهُّ يَا‬
‫ِف َءَآضْ َغ بالَو َةَواَدَعال‬ ِ ‫صيَو ِِر ْسيَ ْمالَو ِرْ َماِل‬ َ ‫ِنطيَّشال لَ َمع ْنِم ٌ ْس ِجر ُ َم ْلَزَاَل َ ُو ب ِةولَّصال ِنَ َعو ِ لاَّل ِ رْ ِك ْذنَع ْ ُم َّك ُد‬ ْ ‫ْ ُم َّكلَ َعل ُ ْه ُو بِنَ ْتجاَف‬
ُّ‫ت نم‬ ْ ‫ي ب َ ِع ْق ُو ي ْنَا ْ ُم‬
ْ َ‫ت نَا ْلَهَ ف َ ْن ُوه‬ َ ‫ُ ُم َك ْن‬

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, berkorban


untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan- perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan.
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah
dan sembahyang, maka berhentilah kamu

dari mengerjakan perbuatan itu”. (Q.S. Al- Maidah: 90-91)

Berdasarkan penelitian medis, khamar bisa berpengaruh pada manusia dengan dua faktor.
Pertama, kadar kimia alkohol dan masuknya dalam cairan darah. Kedua, kepekaan urat
syaraf. Kecanduan khamar dalam jangka waktu yang lama akan menghancurkan kepribadian
seseorang. Selain itu Alkohol dalam khamar mempengaruhi aktifitas tubuh kita. Hal ini
membuktikan kebenaran firman Allah :

َ َ ‫ق ت ََل ْا ُو نَ َما َ ْنيِ َّذالَهُّ يَا‬


َ‫ب‬ ْ ‫ق تاَم ْا ُو َم ْل َع ت َّتََّح ىَراَ ُكس ْ ُم‬
َ ْ‫ت نَاَو َةولَّصال ْا ُو بَر‬ َ ‫ن ُو ْل ُو‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedangkan kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu

ucapkan”.

(Q.S. An- Nisa: 43)


Bukti kebenaran Al-Qur’an lainnya yaitu tentang pembungkusan tulang oleh otot. Dalam Al-
Qur’an telah dijelaskan tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu. Sebagaimana
firman Allah Swt:

ُ َُّ ‫ب تَ فَ َرخااً ْقلَخ ُه ْنَأ ْشنَا‬


ً‫ث ا‬ ُ َُّ ‫طنالاَ ْنقَلَخ‬
َ َ‫ث َرا‬ ُ ‫َمظعْال َ ْنَ َو َس َكف ًام ِظع َةَ ْغ‬
ُّ ‫ض ْمال اَ ْنقَلَخَف ًةَ ْغضُم َةَقَلَعْال اَ ْنقَلَخَف ًةَقَلَ َعةَ ْف‬ ِ ‫َْم ِل‬

ُ‫نَس َْحا ُ لاَّل َك‬

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu  Kami jadikan tulang-belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS. Al

Mu’minuun: 14)

Para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara
bersamaan. Sehingga banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan
ilmu kedokteran. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, barulah penelitian embrio
ini dilakukan. Sebuah penelitian canggih dengan mikroskop mengungkap bahwa isi dari
surah Al-Mukminun ayat 14 sangat benar. Dimulai dari mengerasnya jaringan tulang rawan
embrio, kemudian sel- sel otot yang terpilih dari jaringan di tulang bergabung dan
membungkus tulang-tulang itu.

Pada pengobatan alamiah, madu dipilih sebagai bahan pengobatan yang efektif terhadap
sejumlah penyakit. Hal ini merupakan bukti kebenaran al-Qur’an. Firman Allah swt:

َ ‫’ هُناَوْ اَل ٌفِلَتُّْ ُم ٌبا َ َرشا َِ ْنِ ُوطُب ْنِم ُج َُْر‬


‫ي‬

َ‫ِْف َّنِا ِساَّنلِلٌءَآفِش ِ ْهيِف‬


ِ ‫ْن ُو َّر َكفَ تَ ي ٍ ْم َوقِل ًةَي َ َل َ ِكالَذ‬

“[D]ari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,


didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah)bagi orang-orang yang
memikirkan”. (Q.S. An- Nahl: 69)

Menurut para Ilmuwan, madu merupakan gizi terpenting untuk mengobati penyakit.
Diantaranya adalah:

- Menyembuhkan luka terbakar dan bernanah

- Mengatasi Kurang darah dan lemah tubuh pada anak - Menyembuhkan Infeksi tenggorokan

- Obat Liver, kedinginan dan bengek - Menenangkan saraf dan obat tidur - Menghilangkan
racun alkohol

- Memperhalus dan memperindah kulit

- Perkembangan pada masa pertumbuhan anak

BAB 3
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
http://ariasandyhasim.blogspot.com/2015/09/interrelasi-kebenaran-al-quran-
dan.html?m=1

http://ejournal.stiqwalisongo.ac.id/index.php/albayan/article/view/90

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
123dok.com/a-article/kebenaran-al-qur-dan-hadist-dalam-bidang-
kesehatan.zpvnxr4z&ved=2ahUKEwiW2d--
2JzzAhVRjeYKHZLyBYoQFnoECBUQAQ&usg=AOvVaw0n3uTt1ciwKZgc
DErKeJx_&ampcf=1

Anda mungkin juga menyukai