Kesehatan
Dosen pengajar
Imtihanatul Ma’isyatuts Tsalitsah
Nama Kelompok :
1. Rossie Seftiani Mutia (20191660135)
2. Alika Dwi Yasinta (20191660
3. Shery Aprilia (20191660
4. Fahrur Rozi (20191660
Kata Pengantar
26 Desember 2021
Tim Penulis
Daftar Isi
Bab 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara lisan & berangsur-angsur antara tahun 610 & 632 atau
selama kira-kira 22 tahun, dimana pada masa itu umat manusia khususnya penduduk Mekkah
& Madinah masih dalam kegelapan & buta huruf, telah membuktikan kebenaran wahyunya
melalui konsistensinya & kesesuainnya dengan ilmu pengetahuan teknologi dan
seni (IPTEKS) yang ditemukan manusia pada masa yang jauh setelah kematian
Muhammad SAW. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia,
sebagaimana terdapat di dalam Al Qur’an & As sunnah sangat ideal & agung.
Anugerah terbesar yg sangat berharga bagi umat Islam adalah Al Qur’an. Keluarbiasaan Al
Qur’an itu terletak pada aspek-aspek di dalamnya antara lain bahasa dan gaya bahasanya,
substansinya, jangkauannya yang tiada terbatas, dan multifungsinya bagi umat manusia.
Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari Al Qur’an. Ayat 27 surat Al Fath, misalnya
memberi kabar gembira kpd kaum muslimin bahwa mereka akan menaklukan Mekkah, yang
saat itu dikuasai kaum penyembah berhala.
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kpd Rasul-Nya, tentang kebenaran
mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki
Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dgn mencukur rambut kepala &
mengguntingnya, sedang kamu tdk merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yg tiada kamu
ketahui & Dia memberikan sebelum itu kemenangan ygdekat.”(Al Qur’an Q.S. 48: 27).
Ketika kita lebih dekat lagi, ayat tersebut mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan
terjadi sebelum kemenangan di Mekkah. Sebagaimana dikemukakan ayat tersebut, kaum
mukmin terlebih dahulu menaklukkan bentang Khaibar, yg berada di bawah
kekuasaan Yahudi, dan kemudian memasuki Mekkah dengan aman. Pemberitaan tentang
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi masa depan hanyalah salah satu diantara sekian banyak
hikmah yang terkandung dalam al Qur’an. Al Qur’an mempunyai peran yang sangat penting
dalam kehidpan umat Islam di dunia, baik pada peradaban Islam dahulu maupun peradaban
modern seperti sekarang ini.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan & teknologi (IPTEK) sudah semakin berkembang. Di era
globalisasi seperti sekarang ini, manusia memang perlu mengenbangkan IPTEK dalam
kehidupan yg semakin modern. Perkembangan IPTEK dpt memperbaiki kualitas hidup
manusia. Berbagai saran modern industi, komuikasi & transportasi, misalnya terbukti sangat
bermanfaat. Namun, di sisi lain IPTEKS tidak jarang berdampak negatif karena merugikan &
membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu
orang di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II tahun 1945. Selain itu tdk sedikit yg
memanfatkan teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya
(cyber crime), pornografi, kekerasan, & perjudian.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Interrelasi Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS?
2. Apa bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang Keperawatan
C. TUJUAN
1. Mendeskripsikan interrelasi Kebenaran Al Qur’an dan IPTEKS
2. Mendeskripsikan bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
Kita juga harus berterima kasih kepada Al-Khawarizmi, yang telah mengembangkan
metode Al-goritma. Kenapa disebut Al-goritma? Al-goritma merupakan aksen eropa dari
nama al-khawrizmi. Seperti ilmuwan lainnya, Ibnu Sina menjadi Avecina, Ibnu Rusyd
menjadi Averoes. Dan masih banyak lagi penemuan-penemuan di dunia Islam pada masa itu
seperti, metode fotografi paling awal yang disebut ruang gelap, jam air, piston.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali mengapresiasi
kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang tidak paham bahasa Al-Qur’an
(Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham
bahasa Al-Qur’an, membaca Al-Qur’an hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu dasyatnya
Al-Qur’an, sehingga orang yang tidak paham maksudnya pun dapat menjadi tenang hatinya).
Bahkan banyak generasi muda yang enggan untuk sekedar menyentuhnya, apalagi untuk
membacanya. Hal ini tidak lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan generasi muda Islam
tehadap bahasa Al-Qur’an.
Membahas hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari
banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi yang lebih
utama adalah melihat : adakah Al qur’an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu
pengetahuan atau mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur
melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang
dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan social yang
diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan penemuan ilmiahnya
tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah, kecuali dari masyarakat dimana ia hidup.
Mereka memberikan tantangan kepadanya atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo
pada akhirnya menjadi korban penemuannya sendiri.
Dalam Al qur’an ditemukan kata-kata “ilmu” dalam berbagai bentuknyayang terulang
sebanyak 854 kali. Disamping itu, banyak pula ayat-ayat Al qur’an yang menganjurkan untuk
menggunakan akal pikiran, penalaran, dan sebagainya, sebagaimana dikemukakan oleh ayat-
ayat yang menjelaskan hambatan kemajuan ilmu pengetahuan, antara lain :
1. Subjektivitas (a) suka dan tidak suka (baca antara lain, QS 43:78 ; 7:79); (b)
taqlid atau mengikuti tanpa alasan (baca antara lain, QS 33:67 ; 2:170).
2. Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (baca antara lain, QS 10:36).
3. Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau kesimpulan (baca antara lain QS
21:37).
4. Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima kebenaran) (baca antara lain QS
7:146).
Interelasi bisa diartikan sebagai hubungan antara dua masalah yang saling terkait. Dalam
pembahasan ini akan menjelaskan hubungan antara kebenaran Al-Quran dan Hadist yang
dibuktikan dengan dalil-dalil dengan segala hal yang berkenaan dengan bidang kesehatan.
Al-Qur’an merupakan wahyu yang didalamnya terdapat ketentuan- ketentuan Allah swt yang
bersifat absolut berupa kebenaran-kebenaran
Qur’ani dan kebenaran kauni. Kebenaran dalam Al-Quran itu dapat didekati manusia melalui
pendalaman secara kontinue dengan menggunakan sunnah Rasulullah atau yang disebut
dengan hadist.
Agama Islam bisa dikatakan sebagai satu-satunya agama yang mengatur tentang kedokteran,
pengobatan dan kesehatan. Ini bisa di buktikan dengan banyaknya ayat-ayat dalam Al-Quran
maupun hadist Nabi yang menjelaskan mengenai hal ini. Salah satu contoh interelasi
88
kebenaran Al-Qur’an dan hadist dalam bidang kesehatan adalah perhatian Islam tentang tata
cara makan.
Terlalu hemat dan terlalu rakus merupakan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai
ajaran Islam. Menurut ilmu kedokteran, Terlalu banyak makan akan menyebabkan gangguan
pencernaan, makanan menjadi masam, infeksi pada usus besar dan usus dua belas jari. Maka
Islam datang untuk memerangi kebiasaan ini. Sebagaimana Firman Allah Swt:
Rasulullah Saw juga menganjurkan kepada kaum muslimin untuk mengurangi makan sampai
batas yang lazim bagi kebutuhan jasmani. Beliau bersabda:
punggungnya, kalau ia terpaksa harus melakukan (lebih dari itu) maka sepertiga untuk
makannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga
untuk napasnya”.
Ayat dari surah Al-A’raf tadi membicarakan fakta ilmiah dalam bidang kesehatan yang
kemudian diperjelas dengan sabda Rosulullah Saw. Perhatian Islam terhadap kesehatan
lingkungan juga terdapat interelasi kebenarannya. Ini terbukti, Dalam surat kedua yang
diturunkan adalah panggilan kepada kebersihan.
Dalam hadist nabi telah jelas menjadikan kebersihan sebagai akidak yang kokoh, bukan
hanya ketakutan akan penyakit. Rasulullah saw bersabda:
Dari sini telah jelas bahwa terdapat interelasi yang sangat kuat antara kebenaran Al-Qur’an
dan hadist dalam bidang kesehatan.
Diantara obyek penelitian adalah buah sebagai makan pembuka. Menurut para ahli, sebelum
makan, seseorang sebaiknya memulai dengan makanan lunak dan mudah dicerna (seperti
buah-buahan) untuk mempersiapkan kelenjar mulut mengeluarkan cairan peptikum (saliva
amilase) atau kelenjar di perut dan duodenum yang berfungsi secara bertahap dalam
mencerna makanan. Setelah beberapa menit barulah mulai makan hidangan utama. Hal ini
sesuai dengan firman Allah:
َ َ ْن ُو َّر يَخَتَ ي َّا ِ ّم ٍةَ ِهكاَفَو، ْن ُوهَ ْت َشي َّا ِ ّم ٍْيَط ِ َْملَِو Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan
daging burung dari apa yang mereka inginkan. (QS Al-Waqiah:20-21)
Obyek penelitian ilmiah yang lainnya adalah tentang khamar dalam Islam. Islam adalah satu-
satunya agama yang tegas melarang khamar, karena khamar adalah benda yang
memabukkan. Ketika Umar ra
memohon kepada Allah: “Ya Allah terangkanlah khamar kepada kami dengan penjelasan
yang tegas”, maka turunlah ayat tentang khamar
dalam al-Qur’an. Firman Allah Swt.: َ ْن ُو ِح ْلفُ ت، ُنطيَشال ُ ْديِرُياََّنَِّا ْ ي َ َ اَصْ نَاَل َو ُِر ْسيَ ْمالَو ُرْ َْماِل اََّنَِّا ْآ ُو نَما َّ ْنيِ َّذالاَهُّ يَا
ِف َءَآضْ َغ بالَو َةَواَدَعال ِ صيَو ِِر ْسيَ ْمالَو ِرْ َماِل َ ِنطيَّشال لَ َمع ْنِم ٌ ْس ِجر ُ َم ْلَزَاَل َ ُو ب ِةولَّصال ِنَ َعو ِ لاَّل ِ رْ ِك ْذنَع ْ ُم َّك ُد ْ ْ ُم َّكلَ َعل ُ ْه ُو بِنَ ْتجاَف
ُّت نم ْ ي ب َ ِع ْق ُو ي ْنَا ْ ُم
ْ َت نَا ْلَهَ ف َ ْن ُوه َ ُ ُم َك ْن
Berdasarkan penelitian medis, khamar bisa berpengaruh pada manusia dengan dua faktor.
Pertama, kadar kimia alkohol dan masuknya dalam cairan darah. Kedua, kepekaan urat
syaraf. Kecanduan khamar dalam jangka waktu yang lama akan menghancurkan kepribadian
seseorang. Selain itu Alkohol dalam khamar mempengaruhi aktifitas tubuh kita. Hal ini
membuktikan kebenaran firman Allah :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedangkan kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu
ucapkan”.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS. Al
Mu’minuun: 14)
Para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara
bersamaan. Sehingga banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan
ilmu kedokteran. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, barulah penelitian embrio
ini dilakukan. Sebuah penelitian canggih dengan mikroskop mengungkap bahwa isi dari
surah Al-Mukminun ayat 14 sangat benar. Dimulai dari mengerasnya jaringan tulang rawan
embrio, kemudian sel- sel otot yang terpilih dari jaringan di tulang bergabung dan
membungkus tulang-tulang itu.
Pada pengobatan alamiah, madu dipilih sebagai bahan pengobatan yang efektif terhadap
sejumlah penyakit. Hal ini merupakan bukti kebenaran al-Qur’an. Firman Allah swt:
Menurut para Ilmuwan, madu merupakan gizi terpenting untuk mengobati penyakit.
Diantaranya adalah:
- Mengatasi Kurang darah dan lemah tubuh pada anak - Menyembuhkan Infeksi tenggorokan
- Obat Liver, kedinginan dan bengek - Menenangkan saraf dan obat tidur - Menghilangkan
racun alkohol
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://ariasandyhasim.blogspot.com/2015/09/interrelasi-kebenaran-al-quran-
dan.html?m=1
http://ejournal.stiqwalisongo.ac.id/index.php/albayan/article/view/90
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
123dok.com/a-article/kebenaran-al-qur-dan-hadist-dalam-bidang-
kesehatan.zpvnxr4z&ved=2ahUKEwiW2d--
2JzzAhVRjeYKHZLyBYoQFnoECBUQAQ&usg=AOvVaw0n3uTt1ciwKZgc
DErKeJx_&cf=1