Oleh :
Wahyu Ade Putra Pratama (1801055)
Kelas 5 B Keperawatan
KELOMPOK 3A
INTEGRITAS ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
Oleh:
sumarwan soleman 1801036
nurwahida a naris 1801030
naris safitri pattinasarani 1801091
Gloria dina1801030
Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Berdayanya cara
dalam mendapatkan pegetahuan tersebut serta apa yang di kaji oleh pengetahuan tersebut
membedakan antara jenis pengetahuan yang satu dengan yang lainnya.
Pengetahuan dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni :
Pertama : manusia mempunyai Bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan
pikir yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua: kemampuan berfikir menurun suatu
kerangka berfikir tertentu. Secara garis besar cara berfikir seperti ini di sebut penalaran
Dalam Penerapan, Ilmu dapat dibedakan atas berikut di bawah ini:
Ilmu Murni (pure science)
Ilmu Praktis ( applied science)
Ilmu campuran
Hakekat ayat-ayat Allah
Allah SWT menuangkan sebagian kecil dari ilmu Nya kepada umat manusia dengan
dua jalan. Pertama, dengan ath thoriqoh ar rosmiyah (jalan resmi) yaitu dalam jalur wahyu
melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang disebut juga dengan ayat-ayat
qauliyah. Kedua, dengan ath thoriqoh ghoiru rosmiyah (jalan tidak resmi) yaitu melalui
ilham secara kepada makhluq-Nya di alam semesta ini (baik makhluq hidup maupun yang
mati), tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril.
1. Pengertian Etika
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang
oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul
kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 – mengutip dari
Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral)”. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai
arti :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak);
2. umpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. ilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
“Etika adalah studi tentang tingkah laku manusia, tidak hanya menentukan kebenarannya
sebagaimana adanya, tetapi juga menyelidiki manfaat atau kebaikan seluruh tingkah laku
manusia”.
Kedudukan Ilmu Menurut Islam
Peran Islam Dalam Perkembangan Iptek
Hal Hal Yang Berkaitan Peran Islam Dalam Perkembangan Iptek
2. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah Islam harus
dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang
telah dibawa oleh Rasulullah Saw.Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh
kaum muslimin saat ini. Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang
3. Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam)
wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek
yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek
yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Setiap muslim adalah da’i, berdasarkan firman Allah SWT, KATAKANLAH : "Inilah
jalan (agama ) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah
dengan hujjah yang nyata ,Maha Suci Allah , dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik ( QS. Yusuf:108).
Ayat Al-Qur’an dan Hadist yang berisikan tentang hukum menuntut ilmu Hadits
KELOMPOK 7 A
ILMU DAN AMAL SEBAGAI PILAR PERADABAN
OLEH :
1. LAVENIA TANO (1801015)
2. FADHILLAH BACHMID (1801047)
3. RAHMAWATY SASAERILAH (1801094)
4. HAMZAH TALIPI (1801027)
5. IHKMAL GAFIR DUWILA (1601125)
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan).
Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati
bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya,
kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan
secara nyata.
Manusia memerlukan kepercayaan sebagai sumber atau titik ideal dalam hidupnya. Titik
ideal sebagai sumber nilai, menjadi titik nilai yang baku atau konstan. Nilai sebagai penopang
kehidupan manusia dan peradaban manusia tidak boleh berubah, jika nilai ini berubah maka
sama halnya dengan fondasi rumah yang dirubah, secara reaktif maka rumah itu akan rubuh
dan pola rumah itu akan berubah.
Kata ilmu berasal dari kata kerja ‘alima, yang berarti memperoleh hakikat ilmu,
mengetahui, dan yakin.Ilmu, yang dalam bentuk jamaknya adalah ‘ulum, artinya ialah
memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan pengetahuan.
Bahwa ilmu akan mengangkat derajat manusia pada tingkat yang lebih tinggi, sudah
menjadi suatu kenyataan yang koheren, karena seorang yang berilmu secara bersamaan akan
berada pada kedekatannya kepada kebenaran.
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan,
sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal saleh ialah
perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala
yang berlipat di akhirat.
Hubungan Iman dan Ilmu Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan
Rasulullah SAW. Serta dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Untuk dapat
menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul kita harus memahaminya terlebih dahulu
sehingga tidak menyimpang dari yang dikehendaki Allah dan Rasulnya. Cara memahaminya
adalah dengan selalu mempelajari agama (Islam).
Hubungan Iman Dan Amal Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorana.
Artinya orang yang beriman kepada Allah SWT harus menampakan keimanannya dalam
bentuk amal sholeh. Iman dan Amal Sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Mereka bersatu padu dalam suatu bentuk yang menyebabkan ia disebut mata
uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat diibaratkan pohon tanpa buah.
Hubungan Amal Dan Ilmu Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal.
Pertama, ilmu adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus dan
berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia harus disertai
dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya. Kedua jika orang
itu berilmu maka ia harus diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi
dengan ilmu. Begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan
amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah perpaduan yang
saling melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal.
RESUME MATERI KELOMPOK DARI KELAS V B
KELOMPOK 3 B
HAKEKAT IPTEKS DALAM PERSFEKETIF ISLAM
OLEH:
1. Wahdaniyah Ismail (1801044)
2. Adisty M. Posumah (1801002)
3. Julianti Abdullah (1801022)
4. Andikha Yoram Imanuel Masadape (1801100)
5. Friska Palamani (1801095)
Konsep IPTEKS dan Peradaban
Pengertian IPTEKS
Mengenai kata Ipteks orang berbeda pendapat, ada yang menganggap merupakan
singkatan dari dua komponen yaitu “ilmu pengetahuan” dan “teknologi” dan ada pula
yang memasukkan unsur seni di dalamnya sehingga singkatannya menjadi ipteks.
Ilmu pengetahuan merupakan kumpulan beberapa pengetahuan manusia tentang alam
empiris yang disusun secara logis dan sistematis.
Teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan tersebut, yang tujuan
sebenarnya adalah untuk kemaslahatan manusia.
Seni dalam Ensiklopedia Indonesia diartikan sebagai penjelmaan rasa indah yang
terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke
dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), penglihatan
(seni lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama)
Dari Al Qur‟an dapat diketahui banyak sekali ayat yang memerintahkan manusia untuk
memperhatikan alam semesta, mengkaji dan meneliti ciptaan Allah (Fuad Amsari, 1995: 70).
Disinilah sesungguhnya hakikat Iptek dari sudut pandang Islam yaitu pengkajian terhadap
sunnatullah secara obyektif, memberi kemaslahatan kepada umat manusia, dan yang
terpenting adalah harus sejalan dengan nilai-nilai keislaman.
Fakta IPTEKS dalam al-Qur’an
Diantara aspek-aspek terpenting dari pemikiran ini, bahwa al-Qur'an berisi informasi tentang
fakta-fakta ilmiah yang amat sesuai dengan penemuan manusia, yang diantaranya adalah
sebagai berikut:
-Bahwa seluruh kehidupan berasal dari air air QS. Al-Anbiya [21]: 30,- bahwa alam semesta
terbentuk dari gumpalan gas (di dalam al-Qur'an disebut dengan ad-Dukhan) QS. Fushshilat
[41]: 11 .
Ilmu (science) termasuk pengetahuan (knowledge). Yang dimaksud dengan ilmu ialah
pengetahuan yang diperoleh dengan cara tertentu yang dinamakan metode ilmiah.
Dalam hipotesisnya Endang Saifuddin Anshari (1981: 97) menjelaskan ada empat
sumber pengetahuan manusia yaitu:
1) Pikiran manusia.
2) Pengalaman manusia.
3) Intuisi manusia.
4) Wahyu Allah.
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata a berarti tidak dan gama berarti
kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau. Jadi fungsi
agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau sekelompok orang
agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam sekitarnya tidak kacau. Islam
juga mengadopsi kata agama, sebagai terjemahan dari kata al-Din seperti yang
dimaksudkan dalam Al-Qur‟an surat Ali Imran ayat 19. Agama Islam disebut Din dan
Al-Din, sebagai lembaga Ilahi untuk memimpin manusia untuk mendapatkan
keselamatan dunia dan akhirat.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 149), disebutkan bahwa: “budaya“
adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
Walaupun daerah agama dan daerah ilmu yang nyata terpisah satu sama lain, namun
antara keduanya terdapat hubungan yang kuat. Walaupun agama yang menetapkan
tujuan, namun agama tetap belajar dari ilmu dalam arti yang seluas-luasnya. Alat-alat apa
yang dapat membantu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi ilmu hanya
dapat diciptakan oleh orang-orang yang jiwanya penuh dengan keinginan untuk
mencapai kebenaran dan pengertian.
Seperti halnya kebudayaan agama sangat menekankan makna dan signifikasi sebuah
tindakan. Karena itu sesungguhnya terdapat hubungan yang sangat erat antara
kebudayaan dan agama bahkan sulit dipahami kalau perkembangan sebuah kebudayaan
dilepaskan dari pengaruh agama. Sesunguhnya tidak ada satupun kebudayaan yang
seluruhnya didasarkan pada agama.
Terma Sunnatullah yang banyak disebutkan di dalam al-Qur‟an merupakan terma bagi
aturan global yang berlaku dan ditetapkan oleh Allah terhadap seluruh komponen alam
semesta. Mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari yang bersifat materi maupun
yang immateri, seluruhnya berjalan di atas aturan-aturan ini. Dan secara umum, aturan
tersebut berdiri diatas hukum sebab-akibat (kausal) atau premis dan hasil akhir
(conclution).
Di dalam konsep Barat, hukum kausalitas tersebut menafikan adanya ”kekuasaan” dan
”kehendak” di luar kehendak dan kekuasaan manusia. Dalam arti murni didasarkan atas
potensi suatu benda atau usaha manusia saja.
Sedangkan di dalam Islam, justru faktor di luar diri manusia dan benda itulah yang
menentukan hasil akhir dari hukum kausalitas tersebut (Agus Mustafa, 2006: 60-61).
Dengan demikian, hukum kausalitas di dalam Islam diyakini bahwa pada hakikatnya
bukanlah sebab-sebab itu yang membawa akibat. Namun, akibat itu muncul adalah
karena Allah SWT menghendaki demikian.
Dengan demikian, hukum kausalitas di dalam Islam tidak hanya berjalan secara
horisontal dalam dua arah, antara depan dan belakang, antara sebab dan akibat, akan
tetapi berjalan dalam tiga arah. Horisontal dan vertikal, depan dan belakang serta atas.
Sudut ”belakang” adalah peristiwa atau usaha dari potensi suatu benda atau manusia.
Sedangkan sudut vertikal adalah kekuasaan dan kehendak Allah. Dan sudut ”depan”
adalah hasil akhir (conclution) (Agus Mustafa, 2006: 61). Di dalam al-Qur‟an banyak
sekali disebutkan kejadian-kejadian yang ”menyimpang” jika dilihat dari perspektif
hukum kausalitas barat. Inilah sebenarnya yang menunjukkan adanya ”Faktor” penentu
di luar diri manusia dalam setiap kejadian dan peristiwa yang terjadi. Dan hal seperti ini,
di dalam Islam juga disebut sebagai Sunnatullah
Ketentuan Sunatullah
Sunnatullah adalah hubungan ilmiah, dan dapat diterangkan secara ilmiah dan logika
Sunnatullah adalah hukum kausal, hubungan sebab akibat yang terjadi di alam, yang
dapat diterangkan secara ilmiah. Misalnya seseorang sakit, kemudian dia (si sakit)
memakan obat, lantas sembuh. Ini adalah sunnatullah, hubungan sebab akibat, jika
makan obat maka bakteri penyebab sakit akan mati dan, penyakit yang disebabkan oleh
bakteria tersebut akan hilang atau sembuh. Jika tidak makan obat kemungkinan sembuh
dengan segera itu kecil. Dengan mengetahui hubungan sunnatullah di alam maka kita
harus tidak meyakini bahwa obatlah yang menyembuhkan si sakit, tetapi tetap Allah swt
karena dengan sunnatullah yang berlaku dialah yang menyebabkan si sakit sembuh
setelah makan obat. Obat disini hanyalah usaha manusia. Dengan makan obat maka
hubungan sebab akibat berlaku, dan menyembuhkan si sakit.
Sunnatullah sesuatu yang dapat diukur, diperhitungkan dan diramalkan Dengan
mengetahui adanya sunnatullah di alam kita dapat membedakan mana ramalan atau
prediksi ilmiah dengan ramalan yang menyebabkan syirik. Ramalan Cuaca, Ramalan
akan terjadi Gerhana matahari, adalah contoh-contoh ramalan prediksi ilmiah yang
didapat melalui penelitian dan perhitungan ilmiah. Tetapi jika ramalan nasib memakai
kartu, ramalan nasib dengan bintang berdasarkan tanggal lahir, astrologi adalah contoh-
contoh ramalan yang dapat jatuh kepada kemusyrikan.
KELOMPOK 5 B
ETIKA PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN IPTEKS DALAM PERSFEKTIF
ISLAM
OLEH:
1. Fiska Maida (181009)
2. Julia Manumpil (1801067)
3. Julianti Abdullah (1801022)
4. Alfonsina Metiaman (180137)
5. Radina Buamona (1901091)
6. Muhammad Daifullah Olii (1801071)
Sinergi ilmu dan pengintegrasiannya dengan nilai dan ajaran agama
Agama dan ilmu sangatlah saling terkait karena orang yang banyak ilmunya apabila
tanpa di topang oleh agama semua ilmu tidak akan membawa kemaslahatan umat, sebagai
contoh negara- negara maju yang sangat gigih mendalami ilmu dan teknologi, tetapi sering
menjadi sumber pemicu terjadinya peperangan, begitupun juga orang yang sangat sibuk
dengan belajar agama ,tetapi tidak mau menggali ilmu dan pengetahuan alam disekitar kita ,
maka akan mengalami kemunduran , sedangkan untuk mencapai kebahgiaaan akhirat
haruslah banyak berbut/beribadah dalam hal untuk kemajuaan umat, apa jadinya apabila
semua umat berkutik di ritualitas saja, ini adalah suatu pertanyaan gambaran yang
menyedihkan.
pengertian ilmu
Istilah ilmu dalam pengertian klasik diartikan sebagai pengetahuan tentang sebab
akibat atau asal usul. Guston Buchelard menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah
suatu produk pemikiran manusia yang sekaligus menyesuaikan antara hukum-hukum
pemikiran dengan dunia luar.
Ilmu pengetahuan sebagai masyarakat, artinya dunia pergaulan yang tindak
tanduknya, perilaku dan sikap serta tutur katanya diatur oleh empat ketentuan yaitu:
universalisme, komunalisme, tanpa pamrih dan skeptisisme
pengertian nilai
Filsafat sebagai “phylosophy of life” mempelajari nilai-nilai yang ada dalam
kehidupan dan berfungsi sebagai pengontrol terhadap keilmuan manusia. Teori nilai
berfungsi mirip dengan agama yang menjadi pedoman kehidupan manusia. Dalam
teori nilai terkandung tujuan bagaimana manusia mengalami kehidupan dan memberi
makna terhadap kehidupan ini.
Nilai, bukan sesuatu yang tidak eksis, sesuatu yang sungguh-sungguh berupa
kenyataan, bersembunyi dibalik kenyataan yang tampak, tidak tergantung pada
kenyataan- kenyataan lain, mutlak dan tidak pernah mengalami perubahan (pembawa
nilai bisa berubah).
Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dunia, yang kini dipimpin oleh
perdaban barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru
dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan
ipteks modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat
tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif.
KELOMPOK 10 B
PARADIGMA ISLAM TENTANG ILMU KEPERAWATAN
OLEH:
1. Rizky Paramani (1801089)
2. Junia Eka Alvia (1801005)
3. Jeanet Humiang (1801082)
4. Wahyu Ade Putra Pratama (1801055)
5. Vega Sofiana Abraham (1801104)
Hakekat ilmu Keperawatan dalam Islam
Untuk dunia keperawatan seorang tokoh muslimah yang ikut membantu rasul untuk
mengobati kaum muslimin yang terluka yang bernama Rufaidah Binti Sa’ Ad Al- Asalmiya,
Ummu Attiyah, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan keperawatan
lainnya baik dijaman rasul maupun sesudah kerasulan.
Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al-
Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yatsrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu
golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia
mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang
Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di
luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia
menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan
Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah SAW juga
memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu olehnya.
1. Teori Peplau
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan
tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan
dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien,
perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses
interpersonal.
a. Klien
Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia,
fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi
kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman.
b. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan
pasien yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang
menjadi tujuan.
Peran Perawat:
a. Mitra kerja,
b. Nara sumber (resources person)
c. Pendidik (teacher)
d. Kepemimpinan (Leadership)
e. Pengasuh pengganti (surrogate)
f. Konselor (consellor)
c. Sumber Kesulitan/Masalah
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi apabila
komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan
biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan
penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit
biasannya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus
mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa
kondisi klien semakin membaik.
d. Hubungan Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses
interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi
satu dengan yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu
hubungan.
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki
empat tahap diantaranya:
a. Tahap orientasi
b. Fase identifikasi
c. Fase eksplorasi
d. Fase resolusi
2. Teori Keperawatan Ida Jean Orlando
Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi
perawat profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan,
disiplin proses keperawatan serta kemajuan.
a. Tanggung jawab perawat
Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien butuhkan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa aman ketika
dalam mendapatkan pengobatan atau dalam pemantauan.
b. Mengenal perilaku pasien
Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa yang dikatakan pasien
maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien.
c. Reaksi segera
Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien.Reaksi
segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi
individu pasien , berfikir dan merasakan.
d. Disiplin proses keperawatan
Menurut George (1995 hlm 162) mengartikan disiplin proses keperawatan
sebagai interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa
yang terjadi antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien,
reaksi perawat terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan,
mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk
melakukan tidakan yang tepat.
e. Kemajuan / peningkatan
Peningkatan berarti tumbuh lebih, pasien menjadi lebih berguna dan produktif.
3. Teori Imogene King
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu
perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa
konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-
pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King
memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)
pada tahun 1971.
a. Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka). Untuk
sistem personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self),
pertumbuhan dan perkembangan (growth and development), citra diri (body
image), ruang (space), dan waktu (time).
b. Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia.
Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat
orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah
interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress.
c. Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi
sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan
mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995). Konsep
yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan
pengambilan keputusan.
4. Teori Kebutuhan Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang
akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya.
a. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan
kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain
sebagainya.
b. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa
sakit, bebas dari teror, dan semacamnya.
c. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : Memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari
lawan jenis, dan lain-lain.
d. Kebutuhan Penghargaan
Dalam kategori ini dibagi menjadi dua jenis, Eksternal dan Internal.
a) Sub kategori eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan
banyak lagi lainnya.
b) Sedangkan sub kategori internal sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi
tingkat ini tidak memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain
untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
5. Teori Florence Nightingale
a. Lingkungan
Ada tiga ( 3 ) jenis Lingkungan Menurut Florence Nightingale
a) Fisik
lingkungan berkaitan langsung dengan pencegahan penyakit dan kematian
pasien. Aspek lingkungan fisik mempengaruhi lingkungan sosial dan
psikologis dari orang.
b) Psikologis
a. Dapat dipengaruhi oleh lingkungan fisik yang negatif yang kemudian
menyebabkan STRES
b. Memerlukan berbagai kegiatan untuk menjaga pikiran aktif (yaitu,
pekerjaan manual menarik makanan, lingkungan yang menyenangkan)
c. Melibatkan komunikasi dengan orang, tentang orang, dan tentang
orang lain( harus komunikasi terapeutik, menenangkan, & terburu-
buru)
b. Sosial
a) Melibatkan mengumpulkan data tentang penyakit dan pencegahan
penyakit.
b) Meliputi komponen lingkungan fisik - udara bersih, air bersih, drainase
yang tepat.
c) Terdiri dari orang rumah atau kamar rumah sakit, serta total masyarakat
yang mempengaruhi lingkungan khusus pasien.
c. Pokok Lingkungan Sehat
Ada Lima ( 5 ) Komponen Pokok Lingkungan Sehat:
a) Peredaran Hawa yang baik.
b) Cahaya yang memadai.
c) Kehangatan yang cukup.
d) Pengendalian kebisingan.
e) Pengendalian effluvia ( Bau yang berbahaya )
6. Teori Betty Neuman
Asumsi yang dikemukakan Neuman tentang empat konsep utama dari paradigma
keperawatan yang terkait keperawatan komunitas adalah sebagai berikut.
a. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka, yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni
dan merupakan satu kesatuan dari variable-variabel: fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
b. Lingkungan
c. Sehat
d. Keperawatan
Sehat menurut model Neuman adalah suatu keseimbangan biopsiko – sosio – cultural
dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten.
Paradigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-
nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan
sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.
Artinya: “ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.” (QS. At-Tiin: 4)
Berdasarkan dalil diatas , maka manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang terbaik
bentuknya dan dimuliakan Allah, terdiri dari : Jasad, Ruh, dan Psikologis,
Al-Basyar mengambarkan manusia dalam bentuk fisik : diciptakan dari tanah , dapat
dilihat, memakan sesuatu, mendengar, berjalan dan berusaha memenuhi kebutuhan
hidupnya.
An-Naas. Mengindikasikan bahwa manusia adalah mahluk social.
Sebagaimana firman Allah SWT.
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
1. Jasad (fisik )
Artinya: ”Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan
makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.” (QS. Al-Anbiyaa: 8 )
2. Ruh.
3. Nafs (jiwa)
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Lingkungan
Lingkungan Internal:
Lingkungan yang berada dalam diri manusia, meliputi:Genetik, struktur dan tubuh,
psikologis dan internal spiritual.
Lingkungan Eksternal:
Lingkungan sekitas yang berada diluar diri manusia yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi kesehatan maupun perawatan, meliputi:Lingkungan
fisik, biologis, social, cultural dan spiritual
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera , penuh rasa syukur atas nikmat Allah
dalam aspek jasmani, rohani dan social.
Keperawatan.
Justice
Islam mengajarkan kita beberapa aspek nilai-nilai yang dapat menjadikan manusia itu
terlihat baik disisi Allah SWT. Oleh karena itu nilai-nilai keislaman perlu di
integrasikan terhadap ilmu keperawatan yang berkembang pada saat ini. Adanya
pengintegrasian ini dimaksudkan akan terciptanya seorang perawat yang bercirikan
agama Islam.
KELOMPOK 12 B
PRINSIP AJARAN ISLAM DALAM ILMU KEPERAWATAN
OLEH:
1. Apriyani Nahrawi (1801025)
2. Soraya Titania Topayu (1801016)
3. Febio Isini (1801019)
4. Mulyani Ramli (1801034)
5. Dita Sari Mantang (1801058)
Prinsip Ajaran Islam Dalam Ilmu Keperawatan
Prinsip adalah asas, kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir, bertindak, dan
sebagainya. berpegangan pada prinsip - prinsip yang telah disusun dalam menjalani hidup
tanpa harus kebingunan arah karena prinsip bisa memberikan arah dan tjuan yang jelas pada
setiap kehidupan kita. Seorang leader atau pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin
yang berprinsip. Karena seorang pemimpin yang berprinsip pasti akan terarah dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Bukan hanya pemimpin di dalam dunia
keperawatan juga harus memiliki prinsip, bukan hanya prindip tetapi prinsip yang di dasari
dengan ajaran islam. Berikut ini adalah prisip prinsip isalam dalam keperawatan.
Perawat merupakan profesi mulia, Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa
bin Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut nama
Allah sebagai penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan,
ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena Allah-lah yang
mengajarkan kepada manausia apa yang tidak diketahuinya (Inna, 2009). Allah berfirman:
Artinya : “Dengan nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. (1) Bacalah
(nyatakanlah) dengan nama Tuhan mu yang telah menciptakan (segala sesuatu di alam
semesta ini). (2) Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah beku. (3)
Bacalah (umumkanlah !) dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. (4) yang
mengajarkan dengan pena. (5) Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.
Melalui ayat ini Allah menyuruh mempelajari alam semesta beserta segenap
organisme dan anorganisme yang ada di dalamnya dengan nama dan kemuliaan
Tuhan, melalui baca tulis, eksperimen, penelitian, diagnonis, dsb. Ini terbukti dengan
semakin banyaknya studi di bidang kedokteran dan kesehatan, semakin terungkap
tanda-tanda kekuasaan Allah terhadap makhluk-makhluk-Nya. Berkaitan dengan ini
pengadaan praktik kedokteran dan perawatan adalah perintah agama kepada
masyarakat, yang disebut fardlu kifayah, yang diwakili oleh beberapa institusi untuk
melayani kebutuhan kesehatan dan pengobatan masyarakat dan dapat dinikmati oleh
setiap orang tanpa kecuali, tanpa melihat kepada perbedaan ras, agama dan status
sosialnya. Kewajiban ini merupakan tugas negara untuk menjamin kebutuhan bangsa
akan para dokter dan perawat dalam berbagai bidang spesialisiasi.
Allah berjanji akan menolong setiap orang di akhirat dan di hari pembalasan,
siapa saja yang menolong saudaranya di dunia. Walaupun kematian merupakan hak
prerogatif Allah menentukannya, namun manusia diberi kewenangan yang maksimal
untuk mengatasi penyakitnya dengan bantuan dokter dan perawat. Itu sebabnya
terhadap penyakit yang parah sekalipun, dokter dan perawat tetap melakukan usaha
maksimal dan memberi semangat hidup para pasien bersangkutan.
Aspek Teologis
Aspek Teologis yaitu setiap hamba telah dibekali oleh Allah dua potensi yaitu kehendak
(masyiah) dan kemampuan (istitha’ah). Atas dasar kehendak maka seorang muslim memiliki
cita-cita untuk melakukan berbagai rekayasa dan inovasi dalam kehidupannya yang
dibaktikan karena Allah. Dengan adanya kehendak dan kemampuan maka seorang manusia
melakukan upaya yang sungguh-sungguh tanpa menyisakan kemampuannya dan setelah itu
menyerahkan hasilnya menanti ketentuan Allah. Dalam perspektif yang seperti itulah
bertemunya dua hal yang seing dipandang krusial dalam pemahaman akidah yaitu antara
usaha manusia dan takdir Allah. Keduanya adalah merupakan perpaduan dalam perjalanan
hidup manusia yang disebut tawakkal. Hal ini tercermin dalam Al Quran sebagian
diantaranya menekankan manusia agar berbuat secara maksimal karena Allah tidak akan
merubah nasib seseorang sehingga merubah sendiri. Sementara pada ayat yang lain
menegaskan seakan manusia tidak berperan sedikitpun dalam perbuatannya dengan
mengatakan “Dan Allah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu kerjakan”.
2. Aspek fungsi
Aspek fungsi kemanusiaan yaitu khilafah dan ibadah. Tugas khilafah adalah
mengelola seluruh alam semesta untuk kepentingan umat manusia. Dan tentunya harus
diingat bahwa tugas pengelolaan yang baik harus dilakukan oleh hamba-hamba Allah yang
memiliki kepatutan untuk itu. Selanjutnya pelaksanaan tugas khilafah yang benar pastilah
akan menghasilkan ibadah yang benar pula dan demikian sebaliknya. Atas dasar itu, seorang
muslim hendaknya menggali seluruh informasi ilmu pengetahuan tentang alam semesta
termasuk tugas perawatan sekalipun ilmu itu ada pada umat lain yang tidak muslim. Anjuran
tentang hal ini ditegaskan dalam berbagai ayat Al Quran antara lain dengan penyebutan
tipologi orang berilmu itu dengan ulul albab. Allah menegaskan bahwa sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam adalah menjadi tanda-tanda
kebesaran Allah bagi orang yang berpikir. Selanjutnya dalam ayat berikutnya Allah
menjelaskan tanda-tanda orang yang disebut ulul albab yaitu orang yang selalu mengingat
Allah; memikirkan penciptaan langit dan bumi; dan kemudian yang mampu mengambil
keputusan: ya Tuhan kami, tidaklah Engkau jadikan semua ayang ada di alam semesta ini sia-
sia; dan terakhir pernyataan Maha Suci Allah dari sifat kekurangan dan peliharalah kami dari
azab neraka