Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN BUDAYA KOTA Sangihe TENTANG PERAWATAN

PALIATIF

Nama : WINDA LIA TAMAROL (1801118)

Kelas : Keperawatan 5’A

Mata Kuliah: Keperawatan Menjelang Ajal Dan Paliatif

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)

MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

            

Alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Allah swt yang dengan rahmat
dan taufik -Nya kami telah menyelesai kan makalah ini dengan judul “Tinjauan
Budaya Kota Sangihe Tentang Perawatan Paliatif” tepat pada waktu nya dengan
sebaik-baik nya.

            Kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua


terutama bagi penyusun sendiri. Kami sadar bahwa kalah yang kami buat masih
banyak lubang yang berlinang dan masih banyak rongga yang terangah dan jauh
dari sempurna, karna itu kami mengharapkan keritik dan sarat dari pembaca.

            Akhir nya, hanya kepada Allah swt kami mohon keridhoan-Nya apabila
ada kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelum
nya kami mengucapkan terima kasih.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
1. Pengertian Perawatan Plitif
Perawatan Paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan
beban pasien terutama yang tidak dapat disembuhkan. Tindakan aktif yang
dimaksud ialah antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain,serta
perbaikan dalam bidang psikologis, sosial dan spiritual. Perawatan ini
tidak saja diberikan kepada pasien yang tidak dapat disembuhkan tetapi
juga pasien yang mempunyai harapan untuk sembuh bersama-sama dengan
tindakan kuratif (Departemen Kesehatan [Depkes] RI, 1997).

2. Pengertian Budaya
Sosial budaya merupakan segala hal yang diciptakan oleh manusia
dengan pikiran dan budinya dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut
Andreas Eppink, sosial budaya atau kebudayaan adalah segala sesuatu atau
tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari
masyarakat tersebut. Sedangkan menurut Burnett, kebudayaan adalah
keseluruhan berupa kesenian, moral, adat istiadat, hukum, pengetahuan,
kepercayaan, dan kemampuan olah pikir dalam bentuk lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks.
Dari kedua pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa social budaya
memang mengacu pada kehidupan bermasyarakat yang menekankan pada
aspek adat istiadat dan kebiasaan masyarakat itu sendiri.

3. Tinjauan Kebudaya Kota Sangihe tentang Perawatan Paliatif


Sangihe adalah daerah kepulauan yang dahulunya satu bagian dengan
kepulauan talaud dan kepulauan sitaro dalam system pemerintahan.
Masyarakat sangihe memiliki kebudayaan yang dipengaruhi oleh budaya
sangihe,karna banyaknya penduduk yang berasal dari etnis sangihe.
Tentang budaya pengobatan di sangihe, masyarakat sangihe tidak terlalu
percaya dengan adat atau kebudayaan leluhur atau pengobatan pada
orangtua/dukun.Hanya saja sebagian warga sangihe yang masih
mempercayai pengobatan tersebut,misalnya terkenan demam atau panas
tinggi mereka langsung mencari orangtua/dukun untuk memberikan
pengobatan. Hanya sedikit sekali warga sangihe yang mempercayai akan
hal itu dan kebanyakan mempercayai tenaga medis karna sesuai dengan
keadaan yang saya rasakan sekarang. Lebih banyak yang memilih pergi
dirumah sakit ketimbang ke orangtua/ dukun.

Anda mungkin juga menyukai