Anda di halaman 1dari 26

INTERRELASI KEBENARAN

AL-QUR’AN DAN IPTEKS


(Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah AIK )

Penyusun :
NANA YUNIVA (18.3.009)
M WILDAN MIZANA (18.2.001)

POLITEKNIK MUHAMMADIYAH
MAGELANG
TA 2020

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi...........................................................................................................2
Kata Pengantar..................................................................................................3
Bab I Pendahuluan............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................5
Bab II Landasan Teori......................................................................................6
2.1 Hakikat Pendidikan Muhammadiyah..................................................6
2.2 Pendidikan Muhammadiyah dalam Perspektif Historis
dan Sosiologis......................................................................................9
2.3 Persoalan yang dihadapi pendidikan Muhammadiyah........................14
2.4 Reorientasi Pendidikan Muhammadiyah.............................................16

Bab III Pembahasan..........................................................................................21


3.1 Hakikat Pendidikan Muhammadiyah..................................................21
3.2 Pendidikan Muhammadiyah dalam Perspektif Historis
dan Sosiologis......................................................................................24
3.3 Persoalan yang dihadapi pendidikan Muhammadiyah........................29
3.4 Reorientasi Pendidikan Muhammadiyah.............................................33

Bab IV Penutup.................................................................................................37
4.1 Kesimpulan..........................................................................................37
4.2 Saran....................................................................................................37
Daftar Pustaka...................................................................................................38

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sesuai waktu yang
ditentukan.

Makalah ini membahas tentang di Interrelasi Kebenaran Al-Qur’an Dan


Ipteks banyak pihak yang telah membantu menyusun makalah ini. Oleh sebab
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen pengampu mata kuliah AIK yaitu Samsudin, S. Ag, M. Pd


2. Teman-teman yang penulis sayangi
3. Serta pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis
butuhkan demi sempurnakan makalah ini. Dan dapat menjadikan pelajaran
yang sangat berharga bagi kehidupan penulis nantinya. Semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat dikemudiaan hari.

Magelang, 27 Maret 2020

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada


Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara lisan & berangsur-
angsur antara tahun 610 & 632 atau selama kira-kira 22 tahun, dimana
pada masa itu umat manusia khususnya penduduk Mekkah & Madinah
masih dalam kegelapan & buta huruf, telah membuktikan kebenaran
wahyunya melalui konsistensinya & kesesuainnya dengan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) yang ditemukan manusia
pada masa yang jauh setelah kematian Muhammad SAW. Petunjuk-
petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana
terdapat di dalam Al Qur’an & As sunnah sangat ideal & agung.

Anugerah terbesar yg sangat berharga bagi umat Islam adalah Al


Qur’an. Keluarbiasaan Al Qur’an itu terletak pada aspek-aspek di
dalamnya antara lain bahasa dan gaya bahasanya, substansinya,
jangkauannya yang tiada terbatas, dan multifungsinya bagi umat
manusia. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari Al Qur’an. Ayat 27
surat Al Fath, misalnya memberi kabar gembira kpd kaum muslimin
bahwa mereka akan menaklukan Mekkah, yang saat itu dikuasai kaum
penyembah berhala.

“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kpd Rasul-Nya, tentang


kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya
kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan
aman, dgn mencukur rambut kepala & mengguntingnya, sedang kamu
tdk merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yg tiada kamu ketahui &
Dia memberikan sebelum itu kemenangan yg dekat.”

(Al Qur’an Q.S. 48: 27).

4
Ketika kita lebih dekat lagi, ayat tersebut mengumumkan adanya
kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan di Mekkah.
Sebagaimana dikemukakan ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu
menaklukkan bentang Khaibar, yg berada di bawah kekuasaan Yahudi,
dan kemudian memasuki Mekkah dengan aman. Pemberitaan tentang
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi masa depan hanyalah salah satu
diantara sekian banyak hikmah yang terkandung dalam al Qur’an. Al
Qur’an mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan umat
Islam di dunia, baik pada peradaban Islam dahulu maupun peradaban
modern seperti sekarang ini.

Dewasa ini, ilmu pengetahuan & teknologi (IPTEK) sudah semakin


berkembang. Di era globalisasi seperti sekarang ini, manusia memang
perlu mengembangkan IPTEK dalam kehidupan yg semakin modern.
Perkembangan IPTEK dpt memperbaiki kualitas hidup manusia.
Berbagai saran modern industi, komuikasi & transportasi, misalnya
terbukti sangat bermanfaat. Namun, di sisi lain IPTEKS tidak jarang
berdampak negatif karena merugikan & membahayakan kehidupan dan
martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu orang di
Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II tahun 1945. Selain itu tdk
sedikit yg memanfatkan teknologi internet sebagai sarana untuk
melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime), pornografi, kekerasan, &
perjudian

1. 2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan


masalah sebagai berkut.
1.      Bagaimana Interrelasi Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS?

2. Apa bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang


pengetahuan

5
1.3   Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka


tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui Interrelasi Kebenaran Al’Quran dan
IPTEKS

2.      Untuk mengetahui bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an


dalam bidang pengetahuan

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Interrelasi Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS


 Interrelasi berasal dari dua kata yaitu inter dan relasi. Inter adalah
bentuk terikat diantara dua sedangkan relasi adalah hubungan atau
berhubungan. Jadi interrelasi merupakan hubungan antara dua masalah
yang saling terikat. Dalam pembahasan ini berkenaan dengan “hubungan
kebenaran Al-Qur’an dan ipteks.

      Al-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yangkita peroleh dari


mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan PenegasanAl-
Quran: “Petunjuk bagi manusia, keteranganmengenai petunjukserta
pemisah antara yang hak dan batil”. (QS 2:185).
 Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
Al-Quran demikian menghormati kedudukan ilmu dengan
penghormatan yang tidak ditemukan bandingannya dalam kitab-kitab suci
yang lainsebagai bukti, Al-Quran menyifati masa Arab pra-Islam dengan
jahiliah (kebodohan). Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus ayat yang
menyebut tentang ilmu dan pengetahuan.Di dalam sebagian besar ayat itu
disebutkan kemuliaan dan ketinggian derajat ilmu.
Dalam rangka mengingatkan tentang anugerah yang telah diberikan
kepada manusia, Allah berfirman:
"Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui." (QS
96:5)
"Allah meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman dan
mempunyai ilmu."  (QS 58:11)
"Apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak
mengetahui?" (QS 39:9)
Di samping itu masih banyak ayat lain yang menyatakan tentang
kemuliaan ilmu. Dan dalam hadis-hadis Rasulullah dan para Imam Ahlul

7
Bait yang kedudukannya mengiringi Al-Quran terdapat dalil-dalil yang
tidak terhitung banyaknya tentang anjuran untuk mencari ilmu, arti penting
dan kemuliaannya.Ayat-ayat Al-Qur'an merupakan petunjuk manusia tidak
saja untuk kehidupan akherat namun juga untuk kebaikan kehidupan di
dunia. 
Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah salah satu sarana manusia
untuk menuju kehidupan di dunia lebih baik.Oleh sebab itu, dalam Al-
qur'an pun tak luput memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi kehidupan manusia.
Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan
ratusan ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan
bagaimana cara kerja Alam dunia ini. Tidak kurang dari 700 ayat dari
6000-an ayat Al-Qur'an memberikan gambaran kepada manusia untuk
memperhatikan alam sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang
membahasnya diawali maupun diakhiri dengan sindiran-sindiran seperti;
"apakah kamu tidak memperhatikan?", "Apakah kamu tidak berpikir?",
"Apakah kamu tidak mendengar?", "Apakah kamu tidak melihat?".Sering
pula di akhiri dengan kalimat seperti "Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir", "Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab".Demikianlah
Mukjizat terakhir Rasul, yang selalu mengingatkan manusia untuk
mendengar, melihat, berpikir, merenung, serta memperhatikan segala hal
yang diciptakan Allah di dunia ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke 8-10
Masehi di Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan
yang berlandaskan pada riset (dengan cara mendengar, melihat,
memperhatikan, merenungkan, dan memikirkan) dan
mengimplementasikannya dalam bentuk alat-alat maupun metode yang
berguna bagi kehidupan manusia. 
Membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan
mendapati  begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu
pengetahuan dan teknologi.  Pada masa itu, dunia di luar Islam diselubungi

8
kegelapan Ilmu.Perdukunan, mantra dan jampi-jampi menjadi jalan untuk
pengobatan. Namun berbeda di dunia Islam, seorang Ibnu Sina telah
mengembangkan berbagai metode pembedahan manusia, dialah sang
bapak kedokteran modern.Karya monumentalnya,Alqanun fi At Tib (yang
diterjemahkan ke Eropa menjadi  CANON), menjadi rujukan utama dunia
kedoktekan sampai  abad ke 19. 
Kita juga harus berterima kasih kepada Al-Khawarizmi, yang telah
mengembangkan metode Al-goritma.  Kenapa disebut Al-goritma? Al-
goritma merupakan aksen eropa dari nama al-khawrizmi. Seperti ilmuwan
lainnya, Ibnu Sina menjadi  Avecina, Ibnu Rusyd menjadi Averoes.  Dan
masih banyak lagi penemuan-penemuan di dunia Islam pada masa itu
seperti, metode fotografi paling awal yang disebut ruang gelap, jam air,
piston.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali
mengapresiasi kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang tidak
paham bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas
pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham bahasa Al-Qur’an,
membaca Al-Qur’an hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu dasyatnya
Al-Qur’an, sehingga orang yang tidak paham maksudnya pun dapat
menjadi tenang hatinya). Bahkan banyak generasi muda yang enggan
untuk sekedar menyentuhnya, apalagi untuk membacanya. Hal ini tidak
lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan generasi muda Islam tehadap
bahasa Al-Qur’an.
Membahas hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan
dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat : adakah Al qur’an
atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau
mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur
melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide
dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-

9
syarat psikologis dan social yang diwujudkan, sehingga mempunyai
pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan penemuan
ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah, kecuali dari
masyarakat dimana ia hidup. Mereka memberikan tantangan kepadanya
atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada akhirnya menjadi
korban penemuannya sendiri.
Dalam Al qur’an ditemukan kata-kata “ilmu” dalam berbagai
bentuknyayang terulang sebanyak 854 kali. Disamping itu, banyak pula
ayat-ayat Al qur’an yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran,
penalaran, dan sebagainya, sebagaimana dikemukakan oleh ayat-ayat yang
menjelaskan hambatan kemajuan ilmu pengetahuan, antara lain :
1.   Subjektivitas (a) suka dan tidak suka (baca antara lain, QS 43:78 ;
7:79); (b) taqlid atau mengikuti tanpa alasan (baca antara lain, QS 33:67 ;
2:170).
2.   Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (baca antara lain, QS
10:36).
3.   Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau kesimpulan (baca
antara lain QS 21:37).
4.   Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima kebenaran) (baca
antara lain QS 7:146).

Di samping itu, terdapat tuntutan tuntutan antara lain :


1.   Jangan bersikap terhadap sesuatu tanpa dasar pengetahuan (QS 17:36),
dalam arti tidak menetapkan sesuatu kecuali benar-benar telah mengetahui
dulu persoalan (baca antara lain QS 36:17), atau menolaknya sebelum ada
pengetahuan (baca antara lain, QS 10:39).
2.   Jangan menilai sesuatu karena factor ekstern apa pun walaupun dalam
dalam pribadi tokoh yang paling diagungkan.Ayat- ayat semacam inilah
yang mewujudkan iklim ilmu pengetahuan dan yang telah melahirkan
pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin

10
ilmu. “tiada yang lebih baik dituntun dari suatu kitab akidah (agama)
menyangkut bidang ilmu kecuali anjuran untuk berpikir, serta tidak
menetapkan suatu ketetapan yang menghalangi umatnya untuk
menggunakan akalnya atau membatasinya menambah pengetahuan selama
dan dimana saja ia kehendaki. Dan inilah korelasi pertama dan utama
antara Al qur’an dan ilmu pengetahuan. Sedangkan Korelasi kedua dapat
ditemukan pada isyarat-isyarat ilmiah yang tersebar dalam sekian banyak
ayat Al qur’an yang berbicara tentang alam raya dan
fenomenanya. Isyarat-isyarat tersebut sebagian nya telah diketahui oleh
masyarakat arab ketika itu. Namun apa yang mereka ketahui itu masih
sangat terbatas dalam perinciannya

2.2    Bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang pengetahuan


Seperti yang telah dikemukakan bahwa salah satu pembuktian tentang
kebenaran Al qur’an adalah ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang
diisyaratkan. Memeng terbukti, bawa sekian banyak ayat-ayat Al qur’an
yang berbicara tentang hakikat ilmiah yang tidak dikenal pada masa
turunnya, namu terbukti kebenarannya di tengah-tengah perkembangan
ilmu, seperti :
1. Teori tentang expanding universe (kosmos yang mengembang) (QS
51:47).
2. Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah
pantulan dari cahaya matahari (QS 10:5).
3. Pergerakan bumi mengelilingi matahari, gerakan lapisa-lapisan yang
berasal dari perut bumi, serta bergeraknya gunung sama dengan
pergerakan awan (QS 27:88).
4. Zat hijau daun (klorofil) yang berperanan dalam mengubah tenaga
radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses foto sintesis
sehingga menghasilkan energy (QS 36:80).bahkan, istilah Al qur’an, al
syajar al akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih tepat dari istilah
klorofil (hijau daun), karena zat-zat tersebut bukan hanya terdapat

11
dalam daun saja tapi di semua bagian pohon, dahan dan ranting yang
warnanya hijau.
5. Bahwa manusia diciptakan dari sebagian kecil sperma pria dan yang
setelah fertilisasi(pembuahan) berdempet di dinding rahim (QS 86:6
dan 7; 96:2).
Salah satu contoh dari beberapa bukti diatas misalnya awan. Para
ilmuwan telah mempelajari tentang tipe-tipe awan dan meyakini bahwa
awan hujan terbentuk dari sistem tertentu dan berikatan dengan tipe-dpe
angin dan awan tertentu.Salah satu jenis awan hujan adalah awan
cumulonimbus bercampur dengan hujan angin ribut disertai petir dan
gemuruh.Para ahli meteorologi telah mempelajari bagaimana awan
cumulonimbus terbentuk dan bagaimana awan itu menghasilkan hujan,
hujan es, dan halilintar/kilat. Para ahli meteorologi juga menemukan
langkah-langkah yang dilewati awan cumulonimbus dalam menghasilkan
Hujan Sebagai berikut:
1. Awan
Didorong AnginAwan cumulonimbus mulai terbentuk ketika angin
mendorong sebagian kecil awan cumulus ke sebuah area di mana awan-
awan Ini berkumpul.
2. Penggabungan
Awan kecil bergabung bersama membentuk awan besar.
3. Penumpukan
Ketika awan-awan kecil bergabung, udara yang bergerak ke atas di
dalam awan yang besar meningkat. Udara yang bergerak ke atas dekat
dengan pusat awan lebih kuat dibanding dengan yang dekat dengan
tepi. Udara yang bergerak ke atas ini menyebabkan badan awan
tumbuh secara vertikal, sehingga awan menunggu di udara.
Pertumbuhan vertikal ini menyebabkan badan awan menjadi bagian
yang lebih dingin di atmosfer di mana tetesan air dan hujan es
merumuskan dan mulai berkembang melebar.Ketika tetesan air dan
hujan es ini menjadi sangat ringan sehingga udara yang bergerak ke

12
atas menyokong mereka, dengan demikian mereka mulai turun dari
awan menjadi hujan, hujan es, dan lain-lain. Allah berfirman di dalam
Al-Qur’an.
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-
celahnya. . . " (QS anNur: 43)
Akhir-akhir ini, ahli meteorologi mengetahui pembentukan, struktur,
dan fungsi awan secara detail dengan menggunakan peralatan canggih
seperti pesawat, satelit, komputer, balon, dan mempelajari angin dan
petunjuknya untuk ukuran kelembaban dan variasinya dan untuk
menentukan tingkatan dan variasi tekanan atmosfir.
Ayat yang terdahulu setelah menyebutkan awan dan hujan, belum bicara
tentang hujan es dan hlilintar.
".... dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit (yaitu)
dari (gumpalangumpalan awan seperti) gunung-gunung maka ditimpakan-
Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan
dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu
hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS an-Nur: 43)
Para ahli meteorologi telah menemukan awan cumulonimbus ini, hujan es,
mencapai ketinggian 25.000 sampai 30.000 kaki (4,7 sampai 5,7 mil)
seperti gunung, sebagaimana telah tersebut di dalamal-Quran
". . . dan Allah (juga) menurunkan (butiranbutiran) es dari langit. . .. " (QS
an-Nur:43)
Ayat ini mungkin menimbulkan sebuah pertanyaan mengapa ayat ini
menyebutkan "....halilintarnya' dalam referensi hujan es?Apakah hal ini
berarti hujan es adalah faktor mayoritas dalam menghasilkan halilintar?
Mari kita lihat buku yang berjudul "Meteorology Today" juga
menyebutkan tentang hal ini. Buku itu menyebutkan bahwa awan
mengelektrifikasikan hujan es melalui bagian tetesan awan yang paling
dingin dan kristal es. Sebagai tetesan cair yang bertabrakan dengan hujan

13
es, mereka membeku yang berhubungan dan melepaskan panas yang
terpendam.Dia menjaga permukaan hujan es lebih hangat daripada
sekelilingKristal es.
Ketika hujan es berhubungan dengan kristal es, maka terjadilah
fenomena yang penting. Aliran elektron dari objek yang lebih dingin
menuju objek yang lebih panas. Oleh karena itu, hujan es menjadi
beraliran negatif Efek yang sama terjadi ketika tetesan yang paling dingin
berhubungan dengan sebongkah hujan es dan pecahan es kecil yang
beraliran positif Geretan partikel beraliran positif ini kemudian dibawa ke
bagian atas awan oleh udara yang bergerak ke atas. Hujan es yang
beraliran negatif turun ke dasar awan, dengan demikian bagian awan yang
paling rendah beraliran negatif.Aliran negatif ini kemudian turun ke tanah
menjadi halilintar.Kami menyimpulkan bahwa hujan es ini karena faktor
hasil dari halilintar.
Informasi tentang halilintar akhir-akhir ini ditemukan.Sampai tahun
1600 Masehi, ide Aristoteles tentang meteorologi sangat dominan.Sebagai
contoh, dia menyatakan bahwa atmosfir berisi dua jenis pernafasan keluar,
basah dan kering. Dia juga mengatakan bahwa guntur adalah suara
tumbukan dari pernafasan keluar yang kering dengan sekitar awan dan
halilintar adalah peradangan dan terbakarnya pernafasan keluar yang
kering dengan api yang kecil dan redup. Inilah beberapa ide tentang
meteorologi yang dominan pada saat al-Quran turun pada 14 abad yang
lalu.

14
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Interrelasi Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS


Saya sependapat dengan karya tulis yang berjudul Interrelasi
Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS oleh Fuzia’s Life Style yang di
posting pada tanggal 17 Mei 2015, dalam link
http://inafauzia95.blogspot.com/2015/05/interrelasi-kebenaran-al-
quran-dan.html
 Interrelasi berasal dari dua kata yaitu inter dan relasi. Inter
adalah bentuk terikat diantara dua sedangkan relasi adalah hubungan
atau berhubungan. Jadi interrelasi merupakan hubungan antara dua
masalah yang saling terikat. Dalam pembahasan ini berkenaan dengan
“hubungan kebenaran Al-Qur’an dan ipteks.

      Al-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yangkita peroleh


dari mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan
PenegasanAl-Quran: “Petunjuk bagi manusia, keteranganmengenai
petunjukserta pemisah antara yang hak dan batil”. (QS 2:185).
 Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
Al-Quran demikian menghormati kedudukan ilmu dengan
penghormatan yang tidak ditemukan bandingannya dalam kitab-kitab
suci yang lainsebagai bukti, Al-Quran menyifati masa Arab pra-Islam
dengan jahiliah (kebodohan). Di dalam Al-Quran terdapat beratus-
ratus ayat yang menyebut tentang ilmu dan pengetahuan.Di dalam
sebagian besar ayat itu disebutkan kemuliaan dan ketinggian derajat
ilmu.
Dalam rangka mengingatkan tentang anugerah yang telah diberikan
kepada manusia, Allah berfirman:
"Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui."
(QS 96:5)

15
"Allah meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman dan
mempunyai ilmu." (QS 58:11)
"Apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang
tidak mengetahui?" (QS 39:9)
Di samping itu masih banyak ayat lain yang menyatakan tentang
kemuliaan ilmu. Dan dalam hadis-hadis Rasulullah dan para Imam
Ahlul Bait yang kedudukannya mengiringi Al-Quran terdapat dalil-
dalil yang tidak terhitung banyaknya tentang anjuran untuk mencari
ilmu, arti penting dan kemuliaannya.Ayat-ayat Al-Qur'an merupakan
petunjuk manusia tidak saja untuk kehidupan akherat namun juga
untuk kebaikan kehidupan di dunia. 
Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah salah satu sarana manusia
untuk menuju kehidupan di dunia lebih baik.Oleh sebab itu, dalam Al-
qur'an pun tak luput memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi bagi kehidupan manusia.
Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan
ratusan ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk
memperhatikan bagaimana cara kerja Alam dunia ini. Tidak kurang
dari 700 ayat dari 6000-an ayat Al-Qur'an memberikan gambaran
kepada manusia untuk memperhatikan alam sekitarnya. Selain itu,
biasanya ayat-ayat yang membahasnya diawali maupun diakhiri
dengan sindiran-sindiran seperti; "apakah kamu tidak
memperhatikan?", "Apakah kamu tidak berpikir?", "Apakah kamu
tidak mendengar?", "Apakah kamu tidak melihat?".Sering pula di
akhiri dengan kalimat seperti "Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir", "Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab".Demikianlah
Mukjizat terakhir Rasul, yang selalu mengingatkan manusia untuk
mendengar, melihat, berpikir, merenung, serta memperhatikan segala
hal yang diciptakan Allah di dunia ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke
8-10 Masehi di Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu

16
pengetahuan yang berlandaskan pada riset (dengan cara mendengar,
melihat, memperhatikan, merenungkan, dan memikirkan) dan
mengimplementasikannya dalam bentuk alat-alat maupun metode
yang berguna bagi kehidupan manusia. 
Membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita
akan mendapati  begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia
Ilmu pengetahuan dan teknologi.  Pada masa itu, dunia di luar Islam
diselubungi kegelapan Ilmu.Perdukunan, mantra dan jampi-jampi
menjadi jalan untuk pengobatan. Namun berbeda di dunia Islam,
seorang Ibnu Sina telah mengembangkan berbagai metode
pembedahan manusia, dialah sang bapak kedokteran modern.Karya
monumentalnya,Alqanun fi At Tib (yang diterjemahkan ke Eropa
menjadi  CANON), menjadi rujukan utama dunia kedoktekan sampai
abad ke 19. 
Kita juga harus berterima kasih kepada Al-Khawarizmi, yang telah
mengembangkan metode Al-goritma.  Kenapa disebut Al-goritma?
Al-goritma merupakan aksen eropa dari nama al-khawrizmi. Seperti
ilmuwan lainnya, Ibnu Sina menjadi  Avecina, Ibnu Rusyd menjadi
Averoes.  Dan masih banyak lagi penemuan-penemuan di dunia Islam
pada masa itu seperti, metode fotografi paling awal yang disebut
ruang gelap, jam air, piston.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali
mengapresiasi kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang
tidak paham bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab), meskipun hanya
sebatas pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham bahasa Al-
Qur’an, membaca Al-Qur’an hanya sebatas ritual saja (meskipun
begitu dasyatnya Al-Qur’an, sehingga orang yang tidak paham
maksudnya pun dapat menjadi tenang hatinya). Bahkan banyak
generasi muda yang enggan untuk sekedar menyentuhnya, apalagi
untuk membacanya. Hal ini tidak lain disebabkan oleh minimnya
pengetahuan generasi muda Islam tehadap bahasa Al-Qur’an.

17
Membahas hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan
dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan
yang dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat : adakah
Al qur’an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau
mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya
diukur melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau
kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada
sekumpulan syarat-syarat psikologis dan social yang diwujudkan,
sehingga mempunyai pengaruh (positif atau negative) terhadap
kemajuan ilmu pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan
penemuan ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga
ilmiah, kecuali dari masyarakat dimana ia hidup. Mereka memberikan
tantangan kepadanya atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya,
Galileo pada akhirnya menjadi korban penemuannya sendiri.
Dalam Al qur’an ditemukan kata-kata “ilmu” dalam berbagai
bentuknyayang terulang sebanyak 854 kali. Disamping itu, banyak
pula ayat-ayat Al qur’an yang menganjurkan untuk menggunakan akal
pikiran, penalaran, dan sebagainya, sebagaimana dikemukakan oleh
ayat-ayat yang menjelaskan hambatan kemajuan ilmu pengetahuan,
antara lain :
1.   Subjektivitas (a) suka dan tidak suka (baca antara lain, QS 43:78 ;
7:79); (b) taqlid atau mengikuti tanpa alasan (baca antara lain, QS
33:67 ; 2:170).
2.   Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (baca antara lain, QS
10:36).
3.   Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau kesimpulan
(baca antara lain QS 21:37).
4.   Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima kebenaran)
(baca antara lain QS 7:146).

18
Di samping itu, terdapat tuntutan tuntutan antara lain :
1.   Jangan bersikap terhadap sesuatu tanpa dasar pengetahuan (QS
17:36), dalam arti tidak menetapkan sesuatu kecuali benar-benar telah
mengetahui dulu persoalan (baca antara lain QS 36:17), atau
menolaknya sebelum ada pengetahuan (baca antara lain, QS 10:39).
2.   Jangan menilai sesuatu karena factor ekstern apa pun walaupun
dalam dalam pribadi tokoh yang paling diagungkan.Ayat- ayat
semacam inilah yang mewujudkan iklim ilmu pengetahuan dan yang
telah melahirkan pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan Islam dalam
berbagai disiplin ilmu. “tiada yang lebih baik dituntun dari suatu kitab
akidah (agama) menyangkut bidang ilmu kecuali anjuran untuk
berpikir, serta tidak menetapkan suatu ketetapan yang menghalangi
umatnya untuk menggunakan akalnya atau membatasinya menambah
pengetahuan selama dan dimana saja ia kehendaki. Dan inilah korelasi
pertama dan utama antara Al qur’an dan ilmu
pengetahuan. Sedangkan Korelasi kedua dapat ditemukan pada
isyarat-isyarat ilmiah yang tersebar dalam sekian banyak ayat Al
qur’an yang berbicara tentang alam raya dan fenomenanya. Isyarat-
isyarat tersebut sebagian nya telah diketahui oleh masyarakat arab
ketika itu. Namun apa yang mereka ketahui itu masih sangat terbatas
dalam perinciannya

3.2 Bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang


pengetahuan
Saya sependapat dengan karya tulis yang berjudul Interrelasi
Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS oleh Fuzia’s Life Style yang di
posting pada tanggal 17 Mei 2015, dalam link
http://inafauzia95.blogspot.com/2015/05/interrelasi-kebenaran-al-
quran-dan.html
Seperti yang telah dikemukakan bahwa salah satu pembuktian
tentang kebenaran Al qur’an adalah ilmu pengetahuan dari berbagai

19
disiplin yang diisyaratkan. Memeng terbukti, bawa sekian banyak
ayat-ayat Al qur’an yang berbicara tentang hakikat ilmiah yang tidak
dikenal pada masa turunnya, namu terbukti kebenarannya di tengah-
tengah perkembangan ilmu, seperti :
1. Teori tentang expanding universe (kosmos yang mengembang)
(QS 51:47).
2. Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah
pantulan dari cahaya matahari (QS 10:5).
3. Pergerakan bumi mengelilingi matahari, gerakan lapisa-lapisan
yang berasal dari perut bumi, serta bergeraknya gunung sama
dengan pergerakan awan (QS 27:88).
4. Zat hijau daun (klorofil) yang berperanan dalam mengubah
tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses
foto sintesis sehingga menghasilkan energy (QS 36:80).bahkan,
istilah Al qur’an, al syajar al akhdhar (pohon yang hijau) justru
lebih tepat dari istilah klorofil (hijau daun), karena zat-zat
tersebut bukan hanya terdapat dalam daun saja tapi di semua
bagian pohon, dahan dan ranting yang warnanya hijau.
5. Bahwa manusia diciptakan dari sebagian kecil sperma pria dan
yang setelah fertilisasi(pembuahan) berdempet di dinding rahim
(QS 86:6 dan 7; 96:2).
Salah satu contoh dari beberapa bukti diatas misalnya awan. Para
ilmuwan telah mempelajari tentang tipe-tipe awan dan meyakini
bahwa awan hujan terbentuk dari sistem tertentu dan berikatan dengan
tipe-dpe angin dan awan tertentu.Salah satu jenis awan hujan adalah
awan cumulonimbus bercampur dengan hujan angin ribut disertai petir
dan gemuruh.Para ahli meteorologi telah mempelajari bagaimana
awan cumulonimbus terbentuk dan bagaimana awan itu menghasilkan
hujan, hujan es, dan halilintar/kilat. Para ahli meteorologi juga
menemukan langkah-langkah yang dilewati awan cumulonimbus
dalam menghasilkan Hujan Sebagai berikut:

20
1. Awan
Didorong AnginAwan cumulonimbus mulai terbentuk ketika
angin mendorong sebagian kecil awan cumulus ke sebuah area di
mana awan-awan Ini berkumpul.
2. Penggabungan
Awan kecil bergabung bersama membentuk awan besar.
3. Penumpukan
Ketika awan-awan kecil bergabung, udara yang bergerak ke atas
di dalam awan yang besar meningkat. Udara yang bergerak ke
atas dekat dengan pusat awan lebih kuat dibanding dengan yang
dekat dengan tepi. Udara yang bergerak ke atas ini menyebabkan
badan awan tumbuh secara vertikal, sehingga awan menunggu di
udara. Pertumbuhan vertikal ini menyebabkan badan awan
menjadi bagian yang lebih dingin di atmosfer di mana tetesan air
dan hujan es merumuskan dan mulai berkembang melebar.Ketika
tetesan air dan hujan es ini menjadi sangat ringan sehingga udara
yang bergerak ke atas menyokong mereka, dengan demikian
mereka mulai turun dari awan menjadi hujan, hujan es, dan lain-
lain. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an.
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian
menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan
keluar dari celah-celahnya. . . " (QS anNur: 43)
Akhir-akhir ini, ahli meteorologi mengetahui pembentukan, struktur,
dan fungsi awan secara detail dengan menggunakan peralatan canggih
seperti pesawat, satelit, komputer, balon, dan mempelajari angin dan
petunjuknya untuk ukuran kelembaban dan variasinya dan untuk
menentukan tingkatan dan variasi tekanan atmosfir.
Ayat yang terdahulu setelah menyebutkan awan dan hujan, belum
bicara tentang hujan es dan hlilintar.

21
".... dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit
(yaitu) dari (gumpalangumpalan awan seperti) gunung-gunung maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa saja yang
dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-
Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan." (QS an-Nur: 43)
Para ahli meteorologi telah menemukan awan cumulonimbus ini,
hujan es, mencapai ketinggian 25.000 sampai 30.000 kaki (4,7 sampai
5,7 mil) seperti gunung, sebagaimana telah tersebut di dalamal-Quran
". . . dan Allah (juga) menurunkan (butiranbutiran) es dari langit. . .. "
(QS an-Nur:43)
Ayat ini mungkin menimbulkan sebuah pertanyaan mengapa ayat ini
menyebutkan "....halilintarnya' dalam referensi hujan es?Apakah hal
ini berarti hujan es adalah faktor mayoritas dalam menghasilkan
halilintar?Mari kita lihat buku yang berjudul "Meteorology Today"
juga menyebutkan tentang hal ini. Buku itu menyebutkan bahwa awan
mengelektrifikasikan hujan es melalui bagian tetesan awan yang
paling dingin dan kristal es. Sebagai tetesan cair yang bertabrakan
dengan hujan es, mereka membeku yang berhubungan dan
melepaskan panas yang terpendam.Dia menjaga permukaan hujan es
lebih hangat daripada sekelilingKristal es.
Ketika hujan es berhubungan dengan kristal es, maka terjadilah
fenomena yang penting. Aliran elektron dari objek yang lebih dingin
menuju objek yang lebih panas. Oleh karena itu, hujan es menjadi
beraliran negatif Efek yang sama terjadi ketika tetesan yang paling
dingin berhubungan dengan sebongkah hujan es dan pecahan es kecil
yang beraliran positif Geretan partikel beraliran positif ini kemudian
dibawa ke bagian atas awan oleh udara yang bergerak ke atas. Hujan
es yang beraliran negatif turun ke dasar awan, dengan demikian
bagian awan yang paling rendah beraliran negatif.Aliran negatif ini

22
kemudian turun ke tanah menjadi halilintar.Kami menyimpulkan
bahwa hujan es ini karena faktor hasil dari halilintar.
Informasi tentang halilintar akhir-akhir ini ditemukan.Sampai
tahun 1600 Masehi, ide Aristoteles tentang meteorologi sangat
dominan.Sebagai contoh, dia menyatakan bahwa atmosfir berisi dua
jenis pernafasan keluar, basah dan kering. Dia juga mengatakan
bahwa guntur adalah suara tumbukan dari pernafasan keluar yang
kering dengan sekitar awan dan halilintar adalah peradangan dan
terbakarnya pernafasan keluar yang kering dengan api yang kecil dan
redup. Inilah beberapa ide tentang meteorologi yang dominan pada
saat al-Quran turun pada 14 abad yang lalu.

23
BAB IV

PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Al Qur’an sebagai kitab suci ummat Islam, seringkali diragukan dalam
hal keterkaitannya dengan ilmu pengetahuan. Hal ini tentulah menjadi
suatu tantangan tersendiri bagi ummat islam untuk menelaah lebih jauh
kandungan dan isi dari kitabnya tersebut.

Sebenarnya, bila kita telaah ayat per ayat dalam Al Qur’an, keraguan
akan keabsahan dan kualitas materi kitab ini bisa terjawab dengan
mudah. Maka, hanya orang-orang yang mengamati dan memperhatikan
Al Qur’an dengan cermatlah, yang akan mendapatkan tanda-tanda
kebesaran Allah SWT dan kebenaran Al Qur’an pada setiap penemuan
ilmiah yang diperoleh oleh manusia.

Al Qur’an menganjurkan manusia untuk mencari ilmu pengetahuan


yang terdapat di langit dan bumi. Namun tentulah hal tiu jangan sampai
menyimpang dari apa yang telah digariskan dan dibatasi oleh Allah SWT
sebagaimana tetera dalam Al Qur’an.

Beberapa bukti autentik dari penelitian-penelitian ilmiah tentang alam


yang telah dilakukan sampai saat ini, setidaknya telah menjadi bukti
bahwa kandungan Al Qur’an tentang ilmu dan fenomenanya sangatlah
benar apa adanya. Maka, sebaiknya mulai saat ini seluruh umat islam dan
seluruh kamu ilmuan sadar, bahwa kandungan Al Quran tentang ilmu
pengetahuan tidak dapat diragukan lagi. Damn tentulah hal ini ditujukan
pada, penguatan akan adanya pencipta Al Qur’an itu sendiri, yang tiada
lain adalah Allah SWT

4.2     Saran
Sebagai umat muslim seharusnya kita lebih semangat lagi
mempelajari Al-Qur’an, kitab dan pedoman bagi kita semua. Karena

24
sebenarnya permasalahan-permasalahan di dunia ini dapat terjawab di
dalam Al-Qur’an. Bukan hanya membacanya saja tetapi memaknai dan
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana dengan yang
tidak pernah membacanya? Bukankah rugi hidup kita tanpa diisi dengan
Al-Qur’an?
Kejayaan Islam dulu dapat diraih dengan berpedoman dalam Al-
Qur’an dan memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk itu di zaman
yang sudah modern ini kita harus pintar-pintar menggunakan dan
memanfaatkan teknologi dengan tetap berpedoman pada Al-Qur’an
untuk terus memajukan negara, bangsa dan agama.

25
DAFTAR PUSTAKA

 Fauzia’s Life Style. (2015,17 Mei). interrelasi kebenaran al-quran


dan ipteks. Diakses pada 27 Maret 2020 pukul 10:16 WIB, dari
http://inafauzia95.blogspot.com/2015/05/interrelasi-kebenaran-al-
quran-dan.html
 Blog Keperawatan.(2015, 10 September). “INTERRELASI
KEBENARAN AL-QUR’AN DAN IPTEKS”.Diakses pada 27 Maret
2020 pukul 11.00 WIB dari
http://ariasandyhasim.blogspot.com/2015/09/interrelasi-kebenaran-al-
quran-dan.html

26

Anda mungkin juga menyukai