Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga makalah yang berjudul “Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia”
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini, kami ucapkan terimakasih banyak kepada Bpk. Susilo S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen penngampu pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang membantu dan
membimbing kami, dan diucapkan terimakasih juga kepada segenap pihak yang membantu
dalam penyusunan dan penulisan makalah ini.
Oleh karena itu kami berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan Mahasiswa/i mengenai Pancasila. Kami menyadari bahwa tugas yang kami susun
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami terbuka untuk kritik dan saran dari
pembaca, terutama Bpk. Susilo S.Pd., M.Pd. selaku dosen kami. Akhir kata, semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, Amin.

Bandar Lampung, November 2022


Penulis

1|Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................3
Daftar Isi............................................................................................................................4
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................5
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................................6
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................................6
1.4 Tujuan Penulisan....................................................................................................6
1.5 Metode Penulisan....................................................................................................6
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Pancasila Era Pra Kemerdekaan..............................................................................7
2.2 Pancasila Era Awal Kemerdekaan...........................................................................8
2.3 Pancasila Era Orde Lama........................................................................................9
2.4 Pancasila Era Orde Baru........................................................................................10
2.5 Pancasila Era Reformasi........................................................................................10
Bab III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................................12
3.2.1 Mahasiswa...........................................................................................................12
3.2.2 Masyarakat..........................................................................................................12
3.2.3 Pemerintah...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13
LAMPIRAN.....................................................................................................................14

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila merupakan dasar negara yang berisi lima nilai dasar yang dijadikan sebagai kaidah
negara yang fundamental, yang berkembang dengan Indonesia sejak dahulu. Pancasila sebagai
dasar negara memiliki arti bahwa Pancasila menjadi pedoman atau yang mengatur unsur-unsur
Negara Republik Indonesia, yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat.

Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu memberikan
kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada
suatu landasan atau pijakan yaitu Pancasila. Pancasila merupakan buah pikiran, musyawarah,
dan mufakat yang dilakukan para tokoh penting pada masa perjuangan kemerdekaan yang
dirumuskan melalui sidang BPUPKI, pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945.

Sejak awal di posisi persetujuannya pada 1951, banyak sekali rintangan yang harus dilewati
oleh negara ini untuk mempertahankan kedudukan Pancasila sebagai landasan untuk
bernegara, seperti melawan paham komunis, Islam merdeka, sistem pemerintahan presidensial,
parlementer, dan lain-lain. Pancasila merupakan jiwa bangsa yang harus diwujudkan dalam
setiap lembaga atau organisasi dan insan yang ada di Indonesia. Pancasila sebagai jiwa bangsa,
berarti Pancasila memberikan ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia dan membedakannya
dengan bangsa lain.

Semua nilai Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dilaksanakan secara
terpisah-pisah karena Pancasila saling memiliki keterkaitan dari sila pertama hingga sila
kelima, sehingga hal ini mengharuskan kita untuk melaksanakan nilai Pancasila dalam semua
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai ideologi yang bersifat terbuka dan
dinamis, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tentu bersifat abadi, namun dalam
pengaplikasiannya harus bersifat dinamis sesuai dengan dinamika masyarakat yang dapat
menerima dan mengakomodasikan pemikiran dari luar sepanjang tidak bertentangan dengan
nilai-nilai dasar Pancasila yang menjadi identitas bangsa. Oleh karena itu, dalam makalah ini,
kami membahas tentang “Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia” untuk menelusuri
proses sejarah dalam pembentukan Pancasila hingga menjadi pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara serta menjadi jati diri bangsa Indonesia.

3|Page
1.2 Identifikasi Masalah
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar kita semua lebih memahami bahwa Pancasila
adalah suatu hal yang harus dijunjung, dihargai, dan diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dilakukan oleh pemerintah ataupun seluruh warga negara Indonesia, hal ini
membuktikan bahwa Pancasila sangat penting bagi bangsa Indonesia. Agar lebih mudah
dipahami, tujuan penulisan makalah ini akan disajikan dalam poin-poin sebagai berikut:
1. Mengetahui latar belakang dan tujuan orang-orang yang menghina Pancasila.
2. Mengetahui sikap pemerintah terhadap orang-orang yang menghina Pancasila.
3. Hukuman (punishment) terhadap orang-orang yang menghina Pancasila.
4. Cara agar kita lebih mencintai Pancasila dan membuat kasus-kasus seperti ini tidak terulang
lagi.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ditunjukkan untuk merumuskan permasalahan yang akan
dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah, sebagai berikut:

1. Apa dinamika Pancasila yang ada pada era Pra Kemerdekaan?


2. Apa dinamika Pancasila yang ada pada era awal Kemerdekaan?
3. Apa dinamika Pancasila yang ada pada era Orde Lama?
4. Apa dinamika Pancasila yang ada pada era Orde Baru?
5. Apa dinamika Pancasila yang ada pada era Reformasi?

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dalam makalah ditunjukkan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah. Adapun tujuan penulisan makalah, sebagai
berikut:

1. Menjelaskan dinamika Pancasila pada Era Pra Kemerdekaan.


2. Menjelaskan dinamika Pancasila pada Era awal Kemerdekaan.
3. Menjelaskan dinamika Pancasila pada Era Orde Lama.
4. Menjelaskan dinamika Pancasila pada Era Orde Baru.
5. Menjelaskan dinamika Pancasila pada Era Reformasi.

1.5 Metode Penulisan

• Teknik pengumpulan data melalui referensi dari ebook Pendidikan Pancasila, jurnal dan
makalah lain yang bertema Pancasila sebagai Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
• Teknik Menganalisis Data dengan cara Menarik kesimpulan, Memilah hal hal yg
berkaitan dengan topik yg dibahas dan menjabarkan isi.

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dinamika Pancasila pada Era Pra Kemerdekaan


Zaman Sebelum Proklamasi Pada tanggal 29 Mei 1945, dibentuk suatu badan yang bertugas
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, yaitu Badan Penyelidik Usaha
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuriti Zyunbi Tioosakai. Pada hari itu juga
diumumkan nama-nama Ketua, Wakil Ketua dan anggota sebagai berikut:
• Ketua (Kaicoo) : Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
• Pemimpin Muda: Itibangase (Anggota luar biasa) (Fuku Kaicoo Tokubetsu Iin)
• Pemimpin Muda : R.P. Soeroso (merangkap ketua) (Fuku Kaicoo atau Zimukyoku
Kucoo).
Adapun nama-nama anggota IIN menurut nomor kursinya dalam sidang tersebut adalah sebagai
berikut:
• Ir. Sukarno Bpk.

• Muh Yamin

• Dr. R. Kusuma Atmaja R. Abdulrahim Pratalykrama R.Aris K. H.

• Dewantara dan lain-lain Sidang BPUPKI Pertama dilakukan untuk menentukan dasar
negara Indonesia.

Sidang berlangsung selama empat hari, dan yang hadir untuk menyampaikan orasi adalah
sebagai berikut: Bapak Muh Yamin (29 Mei 1945) Dalam sambutannya pada tanggal 29 Mei
1945, mengusulkan calon-calon rumusan dasar negara Indonesia sebagai berikut:

• Peri Kebangsaan

• Peri Kemanusiaan,

• Peri Ketuhanan

• Peri Kerakyatan

• Kesejahteraan Rakyat

5|Page
Prof.Dr. Soepomo (31 Mei 1945) mengemukakan teori-teori sebagai berikut:

• Teori negara individu (individualis).

• Memahami keadaan kelas (Class Theory).

• Ideologi negara integralistik, diajarkan oleh Spinoza, Adam Muler Hegel (abad 18 dan
19).

Selanjutnya berkaitan dengan falsafah dasar negara Indonesia, Soepomo mengajukan hal-hal
yang menyangkut: persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah,
keadilan rakyat. Ir. Soekarno (1 Juni 1945) Usul dasar negara dalam sidang pertama BPUPKI
dilanjutkan dengan sambutan dari Ir. Soekarno yang menyampaikan secara lisan tanpa teks, ia
mengusulkan dasar negara yang terdiri dari lima prinsip yang rumusannya adalah sebagai
berikut: Nasionalisme (kebangsaan Indonesia) dan Internasionalisme (Peri Kemanusiaan)

Konsensus (Demokrasi) Kesejahteraan sosial Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan


Budaya) Ia juga mengusulkan agar Pancasila menjadi dasar falsafah negara dan pandangan
hidup bangsa Indonesia. Soekarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Sekarang
banyak prinsip: nasionalisme, internasionalisme, konsensus, kesejahteraan, dan ketuhanan,
lima jumlahnya. Namanya bukan Panca Dharma, tapi saya menamakannya atas saran teman
kami yang ahli bahasa namanya Pancasila. Sila berarti asas atau dasar, dan di atas lima asas
inilah kita mendirikan negara Indonesia, abadi dan abadi. Oleh karena itu, 1 Juni 1945
ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila.

2.2 Dinamika Pancasila pada Era Awal Kemerdekaan


Singkat cerita, pada 6 Agustus 1945 dua kota di Jepang (Hirosima dan Nagasaki) mengalami
tragedi genosida, yaitu dengan dijatuhkannya bom atom oleh Amerika di dua kota tersebut.
Atas kejadian itu Jepang akhirnya bertekuk lutut di bawah kekuatan Amerika, hal ini membuat
kekuatan Jepang di negara jajahnya mulai melemah. Setelah mendengar kekalahan Jepang atas
Amerika, para kaum muda yang tidak ingin membuang kesempatan akhirnya meminta
presiden Soekarno untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan segera.

Selanjutnya pada 16 Agustus 1945 digelarlah penyusunan teks proklamasi dengan adanya
perdebatan antara kaum muda dan tua. Sebagaimana yang telah kita tahu, teks proklamasi itu
disusun oleh teks Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dan atas nama bangsa Indonesia. Adapun
yang mengetik ialah Sayuti Melik.

6|Page
Adapun isi dari teks proklamasi 17 Agustus 1945, mereferensikan semangat dari piagam
Jakarta 22 Juni 1945. Akhirnya pada 18 Agustus 1945 Pancasila kembali dirumuskan, yang
mana hal itu menjadi Pancasila yang kita kenal sampai saat ini.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.3 Dinamika Pancasila pada Era Orde Lama


Dalam munculnya Dekrit Presiden, terdapat dua pandangan besar pandangan negara yang
berpengaruh. Dua pandangan besar tersebut yaitu mereka yang memenuhi "anjuran"
Presiden/Pemerintah untuk "kembali kepada UUD 1945" dengan Pancasila yang telah
dirumuskan dalam Piagam Jakarta sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Sementara pihak
lain menyetujui "kembali ke UUD 1945", tanpa cadangan, yang artinya dengan adanya
Pancasila seperti yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD yang disahkan oleh PPKI, pada
tanggal 18 Agustus 1945 sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Namun kedua keputusan
tersebut tidak memenuhi syarat untuk membuat keputusan sidang konstituante, dikarenakan
tidak memenuhi batas minimal anggota yang di per syaratkan. Pada Juni 1959 konstituante
dihadapkan pada hal yang tidak bagus, sehingga hal tersebut menyebabkan Presiden Soekarno
harus turun tangan dengan sebuah Dekrit Presiden yang disetujui oleh kabinet pada 3 Juli 1959,
dirumuskan di Istana Bogor 4 Juli 1959. Kemudian diresmikan oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 5 Juli 1959, pukul 17.00 di depan Istana Merdeka. Isi dari Dekrit Presiden tersebut
antara lain :
1. Pembubaran Konstituante.
2. UUD 1945 kembali berlaku.
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara.
Ir. Soekarno memberi tafsir Pancasila sebagai kesatuan paham dalam doktrin
"Manipol/USDEK". Manifesto Politik (manipol) adalah materi pokok dari pidato Soekarno
pada 17 Agustus 1959, yang berjudul "Penemuan Kembali Revolusi Kita". Manifesto politik
Republik Indonesia tersebut merupakan hasil perumusan sebuah panitia yang dipimpin oleh
D.N. Aidit yang kemudian disetujui oleh DPA pada tanggal 30 September 1959 sebagai haluan
negara. Karena itu, mereka yang berseberangan paham dengan kekuasaan Ir. Soekarno memilih
taktik "gerilya" dengan menggunakan jargon-jargon Ir. Soekarno dengan agenda yang berbeda.
Taktik tersebut yang digunakan oleh sebagian besar kekuatan politik. Meskipun kepentingan
politik mereka berbeda, tetapi kedua arus tersebut memiliki persamaan, keduanya sama-sama
menggunakan Pancasila sebagai pertimbangan. Ir. Soekarno menghendaki persatuan diantar
beragam golongan dan ideologi termasuk komunis, dibawahi satu payung besar, bernama
Pancasila. Saat itu, banyak sekali perbedaan yang sangat kuat dan pertentangan pada
perpolitikan, maka Ir. Soekarno pun dilengserkan sebagai Presiden Indonesia, melalui sidang
MPRS.

7|Page
2.4 Dinamika Pancasila pada Era Orde Baru
Saat Ir. Soekarno lengser sebagai presiden, Jendral Soeharto kemudian dilantik untuk
menggantikan Ir. Soekarno. Kuatnya tekad Presiden Soeharto saat itu dapat merubah Pancasila
sebagai political force di samping sebagai kekuatan ritual. Pancasila bertahan kuat, sehingga
pada 1 Juni 1968 Pancasila dinyatakan sebagai pegangan hidup bangsa yang akan membuat
bangsa tidak loyo, bahkan disebut jika ada pihak-pihak tertentu mau merubah, mengganti dan
menyimpang dari Pancasila pasti akan digagalkan. Setelahnya, Instruksi Presiden Nomor 12
tahun 1968 dikeluarkan oleh Presiden Soeharto, Instruksi itu berlaku mulai 13 April 1968. Hal
tersebut kemudian dijadikan sebagai panduan dalam mengucapkan Pancasila sebagai dasar
negara, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada tanggal 22 Maret 1978 ditetapkan TAP MPR Nomor /MPR/ 1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (Ekaprasetyo Pancokarsa). Nilai-nilai Era Orde Baru
yang dalam Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (Ekoprasetya Pancokarso) terdiri
atas 36 butir yang kemudian dijabarkan kembali oleh BP-7 Pusat menjadi 45 Butir P4 pada
tahun 1994. Sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undangan di negara Indonesia
diatur dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 menegaskan bahwa amanat penderitaan
rakyat hanya dapat diberikan dengan pengalaman Pancasila secara paripurna dalam segala segi
kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan dan dengan pelaksanaan secara murni dan
konsekuen jiwa untuk menegakkan Republik Indonesia sebagai suatu negara hukum yang
konstitusional sebagaimana dinyatakan dalam UUD 1945. Pemerintah tidak akan mengubah
Pancasila dan UUD 1945, sebaliknya, Pancasila dan UUD 1945 akan diperkuat sebagai
comparatist ideology. Karena itu pemerintah perlu membentengi Pancasila dan TAP itu dengan
gaya militer. Pada bulan Agustus 1982 Pemerintahan Orde Baru menjalankan "Azas Tunggal",
hal tersebut merupakan pengakuan terhadap Pancasila sebagai Azas Tunggal, bahwa setiap
partai politik harus mengakui posisi Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Sering dengan
informasi dunia yang semakin terbuka, pengaruh luar masuk ke Indonesia pada akhir tahun
1990-an yang secara tidak langsung telah mengancam aplikasi Pancasila yang dilakukan oleh
pemerintah Orde Baru. Demikian pula demokrasi semakin keras mengkritik hasil kerja
pemerintahan Orde Baru yang tidak transparan dan otoriter, represif, korup dan manipulasi
politik yang terjadi hingga saat lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998.

2.5 Dinamika Pancasila pada Era Reformasi


Warga Indonesia kerap kali keliru dalam mengartikan reformasi, contohnya saat segerombol
orang melakukan tindakan anarkis di tempat umum hingga menyebabkan adanya korban yang
mengatasnamakan pergerakan reformasi. Arti atau makna reformasi adalah sebuah gerakan
menata kembali segala hal yang melenceng agar kembali pada bentuk semula yang sesuai
dengan norma-norma dan tujuan rakyat Indonesia. Pada saat masa orde baru Pancasila identik
dengan Pemerintahan karena dianggap sebagai satu-satunya sumber nilai dan ideologi tunggal
serta kebenaran. Tertekannya masyarakat pada masa orde baru menyebabkan
dikesampingkannya Pancasila di era reformasi. Sikap acuh ini menyebabkan beberapa dampak
negatif yaitu:

8|Page
1. Sering terjadi konflik horizontal atau vertikal dalam kehidupan sosial karena kurangnya
pengendalian diri. Hal tersebut memicu perpecahan kesatuan bangsa.
2. Lunturnya kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia karena kurangnya kesadaran
mengenai nilai luhur kebangsaan.
3. Terjadi ketimpangan dan modal asing dalam bidang ekonomi semakin marak terjadi
dalam perekonomian Indonesia.
4. Semakin besar kepentingan konflik kelompok atau individu diatas kepentingan Bangsa
Indonesia dalam bidang politik.
Dalam konteks kenegaraan dan sebagai landasan ideologis negara memahami peranan Pancasila
di era reformasi sangat penting bagi seluruh warga negara Indonesia agar memiliki pandangan
yang sama tentang status dan makna Pancasila dalam kehidupan. Pancasila sebagai representasi
ketatanegaraan mengandung arti, bahwa Pancasila adalah gagasan atau pandangan bangsa
Indonesia, terutama sebagai asas kehidupan dan dasar negara. Indonesia sebagai negara hukum,
segala tindakan warga negara dan pejabat publik harus berdasarkan undang-undang yang
tertulis maupun tidak tertulis. Dalam undang-undang, Pancasila harus menjadi tumpuan.
Artinya peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak boleh berlawanan dengan Pancasila.

9|Page
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan nilai luhur sebagai dasar negaraIndonesia serta pedoman
hidup dan identitas diri bangsaIndonesia, yang dilegalkan oleh Instruksi Presiden Nomor
12/1968. Pancasila terbentuk melalui proses sejarah yang panjang dan bertahap,mulai dari
proses pengumpulan sila-sila Pancasila, proses perumusanPancasila, hingga proses
pengesahan Pancasila. Alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah
bangsaIndonesia adalah karena Pancasila merupakan identitas dan jiwa bangsa,
sertamencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
Sejarah Pancasila dari era Pra Kemerdekaan hingga era reformasi menjadi salah satu
perjuangan bahwa masyarakat memberikan kontribusi yaitu dengan cara menerapkan nilai-nilai
Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Banyak ancaman dalam kehidupan masyarakat yg
maju, salah satunya yaitu arus globalisasi. Pancasila harus dengan tegas diyakini oleh seluruh
lapisan masyarakat sebagai nilai moralitas sehingga arus globalisasi tetap terjawab dengan nilai-
nilai Pancasila.

3.2 Saran

3.2.1 Mahasiswa
Kita sebagai Mahasiswa/I yang berpendidikan harus dapat menjadikan kasus yang
sudah dilampirkan sebagai pembelajaraan agar tidak mengikuti atau meniru apa yang sudah
dilakukan oleh pelaku.

3.2.2 Masyarakat
Kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa menjaga dan mengikuti Pancasila
sebagai pedoman kita untuk bermasyarakat di Indonesia agar kasus-kasus seperti itu tidak
terulang kembali di masa yang akan datang.

3.2.3 Pemerintah
Kami sebagai masyarakat Indonesia sangat mengharapkan agar pemerintah
Indonesia dan aparat hukum yang bertugas, untuk bisa menghukum pelau-pelaku sesuai
dengan aturan yang berlaku, dan memberi hukuman dengan seadil-adilnya.

10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Pendidikan Pancasila RISETDIKTI

2. Buku Ajar Bersama BKS MK Pendidikan Pancasila

3. Wici Mardiani Putra. AKBP STIE KBP Padang. Sumber Historis Pancasila Sebagai
Kajian Sejarah Bangsa Indonesia.pdf.

4. Gumilangrama95. Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia. 13 September


2015. https://blog.ub.ac.id/gumilangrama95/2015/09/13/pancasila-dalam-kajian-
sejarah-bangsa-indonesia/ diakses pada tanggal Selasa, 1 November 2022.

5. Tri Puspita S. Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia.


https://www.slideshare.net/tugas_tripuspitaps/pancasila-dalam-kajian-sejarah-bangsa-
indonesia-73298127 diakses pada tanggal Selasa, 1 November

11 | P a g e
12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai