Anda di halaman 1dari 3

MEMBENTUK BUDAYA PERUSAHAAN UNTUK MENENTUKAN RESPONS INOVATIF

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang profesor di Stanford University

menunjukkan bahwa faktor yang paling meningkatkan nilai perusahaan adalah orang-

orangdi dalamnya dan bagaimana mereka diperlakukan." Selain itu, survei menunjukkan

bahwa CEO memuji budaya organisasi sebagai mekanisme terpenting bagi mereka dalam

menarik, memotivasi, dan mempertahankan pegawai berbakat, sebuah kemampuan yang

mereka anggap satu-satunya peramal terbaik dari seluruh mutu di organisasi"

 Mengatur Budaya Berkineria Tinggi

Perusahaan yang sukses dalam dunia yang penuh guncangan

adalab perusahaan yang yang memperhatikan dengan teliti terhadap nilai-nilai budaya dan kinerja
bisnis. Nilai niai budaya dapat memberi tenaga dan memotivasi pegawai dengan mengacu pada cita-cita
yang lebih tinggi dan dengan mempersatukan orang-orang di dalamnya untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapai. Selain itu, nilai dapat memicu kinerja dengan cara membentuk dan membimbing
perilaku pegawai, sehingga tindakan setiap pegawai diluruskan dengan prioritas strategis.

C D

Baik untuk dasar jangka pendek, tetapi akankah Hasil dasar serta InspirasiKesuskesan yang tahan lama
bertagan lama dengan adanya budaya kinerja tinggi. Perhatian
terhadap budaya kinerja tinggi.

A B

Dapat keluar dari bisnis. Sedikit penekanan terhadap Budaya yang kuat akan berpengaruh baik pada
hasil atau nilai. semangat kerja, tetapi bisakah manajer tetap menjaga
semangat kerja tanpa hasil bisnis?

Panah vertikal (Perhatian terhadap kinerja bisnis): arah panah menunjukan tinggi rendah perhatian

Panah horizontal (Perhatian terhadap Nilai nilai): arah panah menunjukan tinggi rendah perhatian

Perusahaan di Kuadran A memberikan perhatian yang sedikit baik pada nilai atau hasil bisnis dan
kemungkinan besar tidak akan bertahan lama.

Manajer di organisasi Kuadran B sangat tokus dalam menciptakan budaya kohesif yang kuat tetapi
manjer tersebut tidak mengikat nilai-nilai organisasi langsung tehadap tijuan dan hasil bisis yang
diinginkan.
Kuadran C mewakili organisasi yang utamanya berfokus pada hasil mendasar dan sedikit memberikan
perhatian pada nilai-nilai organisasi, Pendekatan ini mungkin dapat mendatangkan keuntungan dalam
jangka pendek, tetapi kesuksesan tersebut sulit dipertahankan dalam jangka panjang karena 'lem' yang
merekatkan organisasi nilai budaya yang dianut-tidaklah ada.

Hal yang terakhir perusahian-perusahaan di Kuadran D menempatkan tekanannya baik pada budaya dan
kinerja bisnis yang solid sebagai panduan untuk mencapai kesuksesan organisasi. Manajer di organisasi-
organisasi ini menyejajarkan nilai-nilai dengan operasional harian perusahaan-kegiatan perekrutan,
manajemen kinerja, penganggaran, kriteria untuk promosi dan penghargaan, dan sebagainya.

Organisasi-organisasi di Kuadran D mewakii budaya kinerja tinggi (high performance culture), yaltu
sebuah budaya yang

(I) bekerja berdasarkan misi atau tujuan organisasi yang solid.

(2)mewujudkan nilai-nilai adaptif yang dianut dalam pengambilan keputusan dan praktik-praktik bisnis,
serta

(3) mendorong kepemilikan pegawai per individu baik akan hasil-hasil mendasar dan tulang punggung
budaya organisasi. salah satu yang paling penting dilakukan manajer adalah menciptakan dan
memengaruhi budaya organisasi guna memenuhi tujuan-tujuan strategis karena memberikan dampak
yang sangat besar terhadap kinerja. Dalam Corporate Cu formance, Kotter dan Heskett memberikan
bukti bahwa perusahaan yang secara sengaja mengelola nilai-nilai budaya menunjukkan kinerja yang
lebih baik dari perusahaan Serupa yang tidak mengelola nilai-nilai budayanya. Penelitian yang dilakukan
baru-baru menegaskan bahwa beberapa elemen dari budaya perusahaan berkorelasi dengan kinerja
keuangan yang lebih tinggi

 Kepemimpinan Budaya

Satu cara utama di mana manajer membentuk norma dan nilai budaya untuk membangun suatu budaya
kinerja tinggi adalah kepemimpinan buidaya. Manajer harus sering melakukan komunikasi untuk
menjamin bahwa para pegawai memahami nilai-nilai budaya yang manajer pun menunjukkan nilai-nilai
tersebut dengan perbuatan, tidak hanya dengan kata kata.

 Seorang pemimpin budaya (cultural leader) mengartikan dan menggunakan tanda simbol untuk
memengaruhi budaya perusahaan. Pemimpin budaya memengaruhi budaya dalam dua area
penting:

1.Pemimpin budaya mengartikulasikan sebuah visi untuk budaya organisasi yang dapat diyakini para
pegawainya.
Pemimpin mengartikan dan menyampaikan nilai inti yang diyakini dan dianut pegawai, Nilai-nilai di
ikatkan dengan misi pendorong yang jelas, atau tujuan inti.

2.Pemimpin budaya memperhatikan aktivitas dari hari-ke-hari yang memperkuat visi budaya. Pemimpin
menjamin bahwa prosedur kerja dan sistem penghargaan sesuai dengan nilai-nilai dan memperkuat
nilai-nilai tersebut. Tindakan lebih berarti daripada kata-kata, jadi seorang pemimpin budaya harus
melakukan apayang diucapkannya.

menejer secara luas menyampaikan nilai-nilai budaya melalui kata-kata dan perbuatan. Nilai-nilai yang
diucapkan tetapi tidak diperkuat dengan perilaku menejemen tidaah akan berarti atau bahkan
berbahaya bagi pegawai dan organisasi

Pendiri sekaligus CEO Whole Foods., John Mackey menginginkan manajernya untuk menempatkan lebih
banyak nilai-nilai dalam menciptakan seseorang, perushaa dan dunia yang lebih baik' daripada mengejar
keuntungan finansial pribadi. Untuk menunjukkan komitmen pribadinya terhadap keyakinan ini, John
meminta dewan direksi untuk menyumbangkan semua opsi saham John pada dua yayasan milik
perusahaanya yaitu the Animal Compassion Foundation dan the Whole Planet Foundation."

Anda mungkin juga menyukai