Anda di halaman 1dari 13

SUMBER-SUMBER PEMBENTUKAN

DALAM PANCASILA

LAPORAN TUGAS
Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Mata Kuliah Pancasila

Disusun Oleh :

Hafis Afdalu
4202127048

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (D-IV)
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpah berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas untuk mata kuliah
Pancasila ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan mata kuliah Pancasila pada program Sarjana Terapan pada Jurusan Teknik
Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Selaku Dosen pengampu mata kuliah Pancasila,
2. Orang Tua serta Orang-orang terdekat saya yang setiap harinya selalu mendukung dan
memberikan motivasi, baik secara moril maupun materil,
3. Serta rekan-rekan mahasiswa jurusan teknik arsitekur yang telah banyak memberikan
semangat kepada penulis dalam proses penyelesaian laporan ini.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk bisa memperbaiki tulisan
ini di kemudian hari. Demikian yang dapat saya sampaikan, saya mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penyempurnaan laporan ini. Semoga hasil
dari penelitian tugas akhir ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun pihak-pihak yang lain.
Pontianak, 26 november 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1


1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 2
1.3 TUJUAN ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3


2.1 SEJARAH TERBENTUK NYA PANCASILA ......................................................... 3
2.2 PENGERTIAN PANCASILA SEBGAI DASAR NEGARA .................................... 4
2.3 NILAI-NILAI DALAM PANCASILA ...................................................................... 4
2.4 PANCASILA SEBAGAI LANDASAN BERBANGSA DAN BERNEGARA ........ 6

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 8


3.1 KESIMPULAN .......................................................................................................... 8
3.3 KRITIK DAN SARAN .............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 9


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pancasila merupakan sebuah ideologi yang menjadi asas atas terbentuk nya negara
Indonesia. Terdapat berbagai aspek yang menciptakan pembentukan ideologi yang demikian,
sehingga dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat
usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia.
Pancasila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato
spontannya yang kemudian dikenal dengan judul Lahirnya Pancasila. Soekarno
mengemukakan gagasan dasar negaranya, yang ia namakan "Pancasila". Gagasan tersebut di
antaranya: kebangsaan Indonesia atau nasionalisme, kemanusiaan atau internasionalisme,
mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, serta ketuhanan yang berkebudayaan.
Setelah rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi, beberapa dokumen
penetapannya ialah:
 Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) – tanggal 22 Juni 1945
 Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 -–tanggal 18 Agustus 1945
 Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – tanggal 27
Desember 1949
 Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal 15
Agustus 1950
 Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suatu
rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret presiden 5 juli 1959).
Dari rumusan tersebut diketahuilah bahwasan nya Pancasila terbentuk atas dasar-dasar
yang menjadi pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sehingga atas berbagai aspek yang di dasari atas rumusan yang ada tersebut, maka
terbentuklah sebuah ideologi negara atas dasar Pancasila dengan bunyi:
1. Ketuhanan yang maha esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini.
Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
1. Bagaimana sejarah terbentuk nya Pancasila?
2. Mengapa Pancasila dijadikan sebagai dasar negara?
3. Apa saja nilai-nilai yang ada pada Pancasila?
4. Apa saja yang menjadi landasan dalam Pancasila?

1.3 TUJUAN
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, sehingga
menghasilkan beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah terbentuk nya Pancasila.
2. Untuk mengetahui alasan dijadikan nya Pancasila sebagai dasar negara.
3. Untuk mengetahui nilai-nilai Pancasila.
4. Untuk mengetahui isi landasan dalam Pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH TERBENTUK NYA PANCASILA


Tanggal 1 Juni merupakan salah satu hari penting dalam kalender bangsa Indonesia.
Pasalnya, di tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Pemilihan tanggal 1
Juni sebagai Hari Lahir Pancasila merujuk pada momen sidang Dokuritsu Junbi Cosakai
(Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI) dalam upaya merumuskan dasar
negara Republik Indonesia. Badan ini menggelar sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei
1945. Dalam sidang tersebut, anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar Indonesia
merdeka.
Dalam sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk “Lahirnya
Pancasila” berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang
menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni 1945. Pidato ini pada awalnya
disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan
"Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata
pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI.
Dalam pidatonya Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara
Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya
prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia,
yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila
ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha
Esa”.
Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang
berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia
yang disebut sebagai panitia Sembilan. Berisi Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno
Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr.
AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.
Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada
Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut, disetujui bahwa Pancasila
dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia
yang sah.
2.2 PENGERTIAN PANCASILA SEBGAI DASAR NEGARA
Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa
Sanskerta, yaitu panca artinya lima dan sila artinya prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Di
dalamnya terdapat sila-sila yang digunakan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Sila-
sila yang ada di Pancasila memiliki maknanya masing-masing yang harus diterapkan ke
dalam kehidupan setiap masyarakat Indonesia sehari-hari. Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia, tercantum dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945, yaitu:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila yang digambarkan dengan lambang seekor burung Garuda memiliki makna
yaitu sebuah sumber kekuatan. Selain itu, dengan warna emas yang ada pada burung Garuda
tersebut memiliki makna sebagai simbol kemuliaan.sehingga dapat di artikan pembentukan
Pancasila itu sendiri ditentukan oleh berbagai faktor yang dapat melambangkan nya sebagai
sebuah dasar negara.

2.3 NILAI-NILAI DALAM PANCASILA


Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila ini merupakan dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat universal, yakni berlaku di manapun atau
universal sehingga dapat diterapkan negara lain kendati negara tersebut tidak menggunakan
Pancasila sebagai dasar negara, seperti dikutip dari Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan oleh Edi Rohani.

1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.


Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa bukanlah suatu kepercayaan yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya melalui penalaran, melainkan suatu kepercayaan yang berpangkal
dari kesadaran manusia sebagai makhluk Tuhan. Keyakinan yang demikian maka negara
Indonesia berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa, dan negara memberi jaminan sesuai
dengan keyakinannya, dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
Sebagai sila pertama menjadi sumber pokok nilai-nilai kehidupan, yang menjiwai dan
mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan
persatuan Insonesia yang telah membentuk RI yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hakekat pengertian nilai-nilai
diatas sesuai dengan Pernyataan dalam Pembukaan Uud 1945 yaitu keyakinan atas berkat
rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sial pertama ini tercakup nilai religi yang mengatur
hubungan negara dan agama, sehubungan dengan manusia dengan Sang Pencipta, serta nilai
yang menyangkut hak asasi yang paling asasi.

2. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.


Dalam sila ini merupakan norma untuk menilai apa pun yang menyangkut kepentingan
manusia sebagai makhluk Tuhan yang mulai dengan kesadaran martabat dan derajatnya,
nilai-nilai dalam sila ini adalah refleksi dari martabat serta harkat manusia yang memiliki
potensi kultural. Menurut sila ini setiap manusia Insonesia adalah bagian dari warga dunia,
yang meyakini adanya prinsip persamaan hak dan martabatnya sebagai hamba Tuhan.

3. Nilai persatuan Indonesia.


Sila ketiga ini meliputi makna persatuan dan kesatuan dalam arti Ideologis, ekonomi, politik,
sosial budaya, dan keamanan. Nilai persatuan ini dikembangkan dari pengalaman sejarah
bangsa Indonesia, yang senasib dan didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang
bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Dan bertujuan untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan perdamaian
dunia yang abadi. Sila ini mengandung nilai-nilai kerohanian dan nilai etis yang mencakup
kedudukan dan martabat manusia Indonesia untuk menghargai keseimbangan antara
kepentingan pribadi dan masyarakat. Nilai yang menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan
kerelaan untuk berkorban dan membela kehormatan bangsa dan negara.

4. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan
Dalam sila ini, diakui bahwa negara RI menganut asas demokrasi yang bersumber kepada
nilai-nilai kehidupan yang berakar dalam budaya bangsa Indonesia. Perwujudan demokrasi
itu dipersepsi sebagai paham kedaulatan rakyat, yang bersumber nilai kebersamaan,
kekeluargaan, dan kegotongroyongan

5. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Nilai-nilai yang terkandung dalam sial ini meliputi nilai keselarasan, keseimbangan, dan
keserasian yang menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh rakyat Indonesia, tanpa
membedakan asal suku, agama yang dianut, keyakinan politik, serta tingkat ekonominya.
Didalam sila ini pun terkandung nilai kedermawaan kepada sesama, memberi tempat kepada
sikap hidup hemat, sederhana, dan kerja keras.
Sila kelima ini juga mengembangkan nilai untuk menghargai karya, dan norma yang
menolak adanya kesewenang-wenangan, serta pemerasan kepada sesama. Juga mengandung
nila vital yaitu keniscayaan secara bersama mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial, dalam makna untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
Nilai-nilai yang tercakup dalam sila ini memberi jaminan untuk mencapai taraf kehidupan
yang layak dan terhormat sesuai dengan kodratnya, dan menempatkan nilai demokrasi dalam
bidang ekonomi.

2.4 PANCASILA SEBAGAI LANDASAN BERBANGSA DAN BERNEGARA


Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki beragam ras, suku, adat,
dan agama. Dengan keberagaman tersebut pasti menimbulkan banyak perbedaan yang terjadi
di Indonesia. Dengan perbedaan tersebut Indonesia tidak langsung menyatu menjadi satu
kebangsaan, namun terpisah-pisah menjadi beberapa suku masing-masing. Mempunyai
banyak perbedaan dan keberagaman bukan merupakan hal yang mudah bagi sebuah bangsa
bila bangsa tersebut tidak menyikapinya dengan benar. Setelah menjelang kemerdekaan,
Indonesia menyikapi perbedaan tersebut dengan cara menyatukan seluruh wilayah menjadi
satu kesatuan, yaitu Negara Kesatuan Indonesia (NKRI) yang menjadi awal mula lahirnya
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa.
Penetapan Pancasila sebagai dasar dari ideologi-ideologi negara Indonesia memberikan
pengertian bahwa negara Indonesia merupakan negara Pancasila, hal tersebut berarti bahwa
semua harus tunduk pada Pancasila, dengan membela, dan melaksanakan dalam seluruh
perundang-undangan bedasarkan Pancasila. Pandangan tersebut melukiskan bahwa Pancasila
merupakan penopang yang kokoh bagi suatu bangsa, dipertahankan dan dikembangkan
dengan tujuan bersama untuk melindungi martabat, kewajiban, dan hak hak semua warga
bangsa Indonesia.
Terkait kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, diterangkan M. Syamsudin dkk.
dalam Pendidikan Pancasila: Menempatkan Pancasila dalam Konteks Keislaman dan
Keindonesiaan, kedudukan atau fungsi Pancasila sebagai dasar negara dapat ditinjau dari
berbagai aspek, yakni aspek historis, kultural, yuridis, dan filosofis.
Secara historis, Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai sebagai dasar negara
Indonesia Merdeka. Dalam prosesnya, segala perumusan Pancasila sebagai dasar negara ini
digali dan didasarkan dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia dan dituangkan
menjadi kesatuan sebagai pandangan hidup bangsa.
Secara kultural, Pancasila sebagai dasar negara merupakan sebuah hasil budaya bangsa.
Oleh karenanya, Pancasila haruslah diwariskan kepada generasi muda melalui pendidikan.
Jika tidak diwariskan, negara dan bangsa akan kehilangan kultur yang penting. Penting untuk
diingat bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki kepedulian kepada pewarisan
budaya luhur bangsanya.
Secara yuridis, Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Sehubungan dengan itu, Pancasila memiliki kekuatan yang mengikat. Seluruh tatanan hidup
bernegara yang bertentangan dengan Pancasila dinyatakan tidak berlaku dan harus dicabut.
Secara filosofis, nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Tatanan nilai ini tidak lain merupakan ajaran tentang berbagai bidang kehidupan yang
dipengaruhi oleh potensi, kondisi bangsa, alam, dan cita-cita masyarakat. Lebih lanjut, dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila diakui sebagai filsafat hidup yang berkembang
dalam sosial budaya Indonesia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah kita mempelajari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa Pancasila adalah
sebuah dasar atau landasan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia yang
memiliki filosofi serta nilai-nilai berharga didalam nya. Sehingga dalam proses
pembentukannya terdapat berbagai faktor yang menjadikan nya selaras dengan unsur-unsur
karakteristik bangsa Indonesia.

3.2 Kritik dan saran


Akhirnya terselesaikannya makalah ini kami selaku pemakalah menyadari dalam
penyusunan makalah ini yang membahas tentang sumber-sumber pembentuk dalam Pancasila
masih jauh dari kesempurnaan baik dari tata cara penulisan dan bahasa yang dipergunakan
maupun dari segi penyajian materinya.
Untuk itu kritik dan saran dari pembimbing atau dosen yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini yang bersifat kousteuktif dan bersifat komulatif sangat kami harapkan supaya
dalam penugasan makalah yang akan datang lebih baik dan lebih sempurna.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Hellen. 2022. “hari lahir Pancasila”.


https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/15075/Hari-Lahir-Pancasila-Sejarah-dan-
Maknanya.html, di akses 27 november 2022 pukul 01:33.

Setiawan, Willy Putra. 2020. “Pancasila Sebagai Landasan Berbangsa dan Bernegara”,
https://binus.ac.id/character-building/pancasila/pancasila-sebagai-landasan-berbangsa-
dan-bernegara/, diakses 27 november 2022 pukul 01:40.

Wulandari, trisna. 2022. “Nilai-nilai Pancasila dan Contohnya di Kehidupan Sehari-hari”,


https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6257698/nilai-nilai-pancasila-dan-contohnya-di-
kehidupan-sehari-hari, diakses 27 november 2022 pukul 01:55.

Anda mungkin juga menyukai