Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi jabatan untuk standar
kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik Kimia Farmasi, (yang tergolong sektor
kesehatan) bagi jabatan yang berhubungan erat dengan obat-obatan, dengan persyaratan :
pendidikan Sarjana Teknik Farmasi. Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia
mayoritas farmasi belum merupakan bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang
MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni
(basic science) sehingga lulusan S1-nya pun bukan disebut Sarjana Farmasi melainkan
Sarjana Sain.
Demikian beberapa ulasan sejarah farmasi Dunia barat yang semuanya berawal dari
Hipocrates yang dikenal sebagai bapak kedokteran, jika dilihat secara mendalam maka ilmu
kefarmasian dan ilmu kedokteran memiliki sumber yang sama sehingga diharapkan keilmuan
ini dapat bekerja sama untuk mencapai efek terapi yang maksimal bagi pasien.
Apakah sahabat mengetahui bagaimana awal mulanya kefarmasian di Indonesia? Hal ini
berpacu pada jaman dahulu kala. Farmasi ini berasal dari kata Pharma. Farmasi merupakan
istilah yang dipakai pada tahun 1400-1600an.
Dalam bahasa inggris Farmasi adalah pharmacy, sedangkan dalam bahasa yunani adalah
pharmacon, yang artinya obat. Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu professional
kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan, ilmu fisika, dan ilmu kimia. Yang
mempunyai tanggung jawab untuk memastikan efektivitas, keamanan, dan penggunaan obat.
Menurut kamus, farmasi adalah seni dan ilmu meracik dan menyerahkan atau membagikan
obat. Sedangkan farmasis adalah seseorang yang meracik dan menyerahkan atau
membagikan obat. Menurut kamus lainnya farmasi adalah seni atau praktek penyiapan,
pengawetan, peracikan dan penyerahan obat ( Webster’s New Collegiate Dictionary.
SpringField, MA, G. & C. Merriam Co, 1987 ).
Menurut Smith dan Knapp, seorang farmasis adalah seseoarang yang telah lulus dari
perguruan tinggi farmasi. Untuk melakukan praktek farmasi, seorang lulusan harus
memperoleh izin/lisensi dari suatu dewan atau badan negara bagian. Agar supaya mendapat
izin/lisensi, lulusan suatu pergurun tinggi farmasi di seluruh negara bagian atau daerah
disyaratkan untuk menyelesaikan persyaratan pengalaman praktek dan untuk lulus ujian yang
diselenggarakan oleh badan farmasi negara.
Berbagai konsep dasar dan teori dalam ilmu fisiologi, patologi, farmakologi, farmakognosi,
fitokimia, kimia analisis, kimia sintesis, kimia medisinal, farmasetika/formulasi obat dapat
ditemukan pada tiap jaman dalam sejarah perkembangan kefarmasian. Mitologi, konsep dan
praktek pengobatan, praktisi/profesi pengobatan, bentuk sediaan obat serta bahan obat di
berbagai jaman atau di suatu kebudayaan tertentu ternyata tidak hanya mendasari dan
mempengaruhi perkembangan ilmu kefarmasian dan ilmu kedokteran saat ini, namun
mendasari dan mempengaruhi perkembangan ilmu pengobatan tradisional di suatu suku
bangsa tertentu, bahkan beberapa konsep dasar masih dipakai dalam sistem pengobatan
tersebut.
Ruang lingkup farmasi sangatlah luas termasuk penelitian, pembuatan, peracikan, penyediaan
sediaan obat, pengujian, serta pelayanan informasi obat. Farmasi sebagai profesi di Indonesia
sebenarnya relatif masih muda dan baru dapat berkembang secara berarti setelah masa
kemerdekaan. Pada zaman penjajahan, baik pada masa pemerintahan Hindia Belanda maupun
masa pendudukan Jepang,
kefarmasian di Indonesia pertumbuhannya sangat lambat, dan profesi ini belum dikenal
secara luas oleh masyarakat. Sampai proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, para
tenaga farmasi Indonesia pada umumnya masih terdiri dari asisten apoteker dengan jumlah
yang sangat sedikit.
Awal mulanya muncul kefarmasian, berbagai aspek dan perkembangan ilmu kefarmasian
didasarkan urutan sejarah farmasi yang seharusnya dimulai dari zaman pra sejarah, zaman
Babylonia-Assyria, zaman Mesir kuno, zaman Yunani kuno dan zaman abad pertengahan.
Namun kali ini hanya membahas bagaimana sejarahnya farmasi yang berkembang di
Indonesia. Mula – mula dari periode zaman penjajahan sampai perang kemerdekaan,
kemudian setelah perang kemerdekaan sampai tahun 1958 serta pada periode tahun 1958 –
1967.
Wadah dan sumbatnya dapat mempengaruhi bahan yang disimpan di dalamnya baik secara
kimia maupun fisika yang dapat mengakibatkan perubahan khasiat, mutu atau kemurniannya
hingga tidak memenuhi syarat baku.
Ada tiga kategori kualitas wadah, yaitu:
1. Wadah tertutup baik, harus melindungi isinya terhadap pemasukan bahan padat dari
luar dan mencegah kehilangan isi waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan,
dan penjualan dalam kondisi normal.
2. Wadah tertutup rapat, harus melindungi isinya terhadap masuknya bahan padat,
lengas dari luar dan mencegah kehilangan, pelapukan, pencairan, dan penguapan pada
waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan dan penjualan dalam kondisi normal.
3. Wadah tertutup kedap, harus mencegah menembusnya udara atau gas pada waktu
pengurusan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam kondisi normal.
Wadah satuan tunggal, harus tertutup sehingga isinya tidak dapat dipindahkan tanpa
merusak tutupnya. Wadah satuan tunggal untuk injeksi disebut wadah dosis tunggal.
Wadah dosis satuan, adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan bukan
secara parenteral dalam dosis tunggal langsung dari wadah.
Wadah satuan ganda, memungkinkan dapat diambil sebagian isinya tanpa ada perubahan
potensi, mutu, dan kemurnian zat dalam wadah. Wadah satuan ganda untuk injeksi
disebut wadah dosis ganda.
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya, baik
secara kimia maupun secara fisika yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau
kemurniannya sehingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
Wadah tidak tembus cahaya
Wadah tidak tembus cahaya harus dapat melindungi isi dari pengaruh cahaya, dibuat dari
bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya. Wadah yang bening dan tidak
berwarna atau wadah yang tembus cahaya dapat dibuat tidak tembus cahaya dengan dengan
cara memberi pembungkus yang buram.
PENYIMPANAN OBAT
Obat harus disimpan sehingga tercegah cemaran dan peruraian, terhindar dari pengaruh
udara, kelembapan, panas, dan cahaya.
Obat yang mudah menguap atau terurai harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
Obat yang mudah menyerap lembab harus disimpan dalam wadah tertutup rapat berisi kapur
tohor.
Obat yang menyerap CO2 harus disimpan dalam wadah dengan pertolongan kapur tohor atau
zat lain yang cocok.
Keadaan kebasahan udara dinyatakan dengan tekanan uap air relatif, yaitu perbandingan
antara tekanan uap di udara dengan tekanan uap maksimum pada temperatur tersebut.
Tekanan uap relatif ditentukan dengan higrometer.
Arti disimpan terlindung dari cahaya berarti disimpan dalam wadah inaktinik, sedang
disimpan sangat terlindung dari cahaya berarti disimpan terlindung cahaya dan wadahnya
masih harus dibungkus dengan kertas hitam atau kertas lain tidak tembus cahaya.
Penyimpanan pada suhu kamar adalah disimpan pada suhu 15°C hingga 30°C
Penyimpanan di tempat sejuk adalah disimpan pada suhu 5°C hingga 15°C
Penyimpanan di tempat dingin adalah disimpan pada suhu 0°C hingga 5°C
Penyimpanan di tempat lewat dingin adalah disimpan pada suhu -15°C hingga 0°C
SUHU PENYIMPANAN