Anda di halaman 1dari 3

Nama: Hesti Meilita

Nim: 10122014
Tugas: Farmasetika

SOAL:
Ada berapakah edisi Farmakope Indonesia? Apa fungsi Farmakope dan perbedaan masing-masing
edisi Farmakope Indonesia?

JAWABAN:
 Farmakope Indonesia terdiri dari 6 edisi yang berbeda.
 Tujuan Farmakope
Farmakope adalah buku standar obat yang dikeluarkan oleh badan resmi pemerintah
yang menguraikan bahan obat-obatan, bahan kimia dalam obat dan sifatnya, khasiat obat dan
dosis yang dilazimkan.
 Perbedaan masing-masing edisi Farmakope Indonesia:

1. Farmakope edisi I
Merupakan Farmakope nasional yang diterbitkan untuk pertama kali nya pada tahun
1962 dan diberlakukan oleh Menteri Kesehatan RI pada tanggal 20 Mei 1962 tepat pada
hari Kebangkitan Naisional, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.652/Kab/4 dan merupakan pelaksanaan undang-undang No.9 tahun 1960 tentang
pokook-pokok Kesehatan, yaitu undang-undang yang menjadi pedoman dan landasan
bagi semua kegiatan dalam usaha pembinaan dan pemeliharaan serta peningkatan kualitas
di bidang Kesehatan. Sejarah penyusunan Farmakope Indonesia tersebut telah dimulai
sebelum berlakunya undang-undang pokok Kesehatan, diawali dengan keputusan
Kongres Ikatan Apoteker Indonesia pada tahun 1958, yang mengusulkan kepada
pemerintah untuk membentuk suatu panitia penyusun.

2. Farmakope edisi II
Sebagai pelengkap Faramkope Indonesia edisi 2 diterbitkan pada tahun 1974
dandiberlakukan pada tanggal 1 Aguustus 1974, berdasarkan surat keputusan Mnetri
Kesehatan RI No.5/1/Kab/B.VII/74, tertanggal 1 Juni 1974 untuk memenuhi kebutuhan
akan standar yang berisi persyaratan mutu obat yang mencakup zat, bahan obat dan
sediaan farmasi yang tidak tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi 2. Berdasarkan
surat keputusan Mentri Kesehatan RI No.8/Kab/B.VII/72, tertanggal 8 Januari 1972
dibentuk susunan panitia ekstra Farmakope Indonesia. Farmakope Herbal Indonesia edisi
2 berisi 253 monografi simplisia dan ekstra yang terdiri dari 213 monografi yang
merupakan hasil refisi dari Farmakope Herbal Indonesia edisi 1 dan suplemennya serta 40
monografi berasal dari tumbuhan baru.

3. Farmakope edisi III


Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1858/II/SK/78, tanggal 21
September 1978 dibentuk Panitia Farmakope Indonesia untuk menyusun Farmakope
Indonesia edisi III sebagai revisi Farmakope Indonesia edisi II dan diberlakukan oleh
Menteri Kesehatan RI, berdasarkan Surat Keputusan No. 395/Menkes/SK/X/79,
tertanggal 9 Oktober 1979.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi secara pesat dalam selang waktu
yang relatif panjang, yaitu tahun 1979 sampai tahun 1995, kebutuhan untuk merevisi
Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979 merupakan hal yang sangat mendesak. Untuk
mengantisipasi era globalisasi yang akan terjadi dalam dunia farmasi, Indonesia harus
dapat menangkap peluang bersaing di pasaran bebas dunia dengan menghasilkan produk-
produk farmasi yang bermutu tinggi. Untuk itu Indonesia perlu mengadakan harmonisasi
standarisasi dalam bidang farmasi sesuai dengan perkembangan di negara maju.
Oleh karena itu pada tahun 1990 dibentuk suatu Tim Revisi Farmakope Indonesia edisi
III untuk mengkaji dasar-dasar revisi Farmakope Indonesia edisi III.

4. Farmakope edisi IV
Selanjutnya dibentuk kembali Panitia Farmakope Indonesia berdasarkan SK Menkes
RI No. 695/Men.Kes/SK/VIII/1992 untuk melanjutkan penyusunan Farmakope Indonesia
edisi IV, Untuk memeriksa naskah Farmakope Indonesia edisi IV dibentuk Dewan
Redaksi Panitia Farmakope Indonesia edisi IV berdasarkanberdasarkan SK Dirjen
Pengawasan Obat dan Makanan No. HK.00.06.2.01494,Sesuai dengan amanat Undang-
Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 105.
SEDIAAN FARMASI YANG BERUPA OBAT DAN BAHAN BAKU OBAT HARUS
MEMENUHI SYARAT FARMAKOPE INDONESIA ATAU BUKU STANDAR
LAINNYA
Farmakope memegang peranan penting dalam jaminan mutu obat pada saat proses
produksi dan saat sudah menjadi sediaan obat jadi serta menjadi acuan utama untuk
pengawasan mutu obat beredar, dalam upaya perlindungan kesehatan masyarakat dari
risiko obat yang tidak memenuhi syarat, palsu,
substandar dan ilegal.Oleh sebab itu, dalam rangka up date Farmakope Indonesia Edisi IV
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, maka disusun Suplemen Farmakope Indonesia
Edisi IV yang diberlakukan pada tanggal 27 Januari 2010 oleh Menteri Kesehatan melalui
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.01/MENKES/150/1/2010.
Suplemen Farmakope Indonesia Edisi IV memuat 105 monografi baru, 85 monografi
dengan perubahan, 2 lampiran baru dan 12 lampiran dengan perubahan. Adapun susunan
Panitia Suplemen Farmakope Indonesia Edisi IV sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 712/MENKES/SK/IX/2009 tanggal 1 September 2009.
Farmakope Indonesia Edisi IV yang telah dilengkapi dengan Suplemen I, Suplemen II,
dan Suplemen III perlu direvisi untuk disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian. Farmakope Indonesia Edisi VI berisi
ketentuan umum, monografi sediaan umum, monografi bahan obat dan obat. Disamping
itu, terdapat lampiran yang merupakan informasi dan penjelasan dari metode analisis dan
prosedur pengujian yang terdapat dalam monografi, mencakup pengujian dan penetapan
secara umum, mikrobiologi, biologi, kimia, dan fisika.

5. Farmakope edisi V
Penyusunan Farmakope Indonesia Edisi V didahului dengan Pembentukan Panitia
Penyusun Farmakope Indonesia Edisi V melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor:006/MENKES/SK/I/2014 tanggal 13 Januari 2014. Farmakope Indonesia Edisi V
ditetapkan sebagai standar mutu obat di Indonesia oleh Menteri Kesehatan RI melalui
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 108/MENKES/SK/IV/2014 tanggal 7 April
2014 tentang Pemberlakuan Farmakope Indonesia Edisi V. Farmakope Indonesia Edisi V
kemudian dilengkapi dengan terbitnya Suplemen I melalui Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor: HK.02.02/MENKES/366/2015 tanggal 15 September 2015. Disusul dengan
Suplemen II dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
HK.01.07/MENKES/664/2017 tanggal 28 Desember 2017. Suplemen III dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.01.07/MENKES/457/2018 tanggal 24
Agustus 2018.

6. Farmakope edisi VI
Perkembangan jenis dan sediaan obat beredar di Indonesia serta perkembangan
standar mutu agar terharmonisasi dengan standar internasional mendorong untuk
disusunnya Farmakope Indonesia Edisi VI. Perkembangan jenis dan sediaan obat beredar
di Indonesia serta perkembangan standar mutu agar terharmonisasi dengan standar
internasional mendorong untuk disusunnya Farmakope Indonesia Edisi VI. Untuk itu
dibentuk Panitia Penyusun Farmakope Indonesia Edisi VI melalui Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.01.07/MENKES/39/2020 tanggal 10 Januari 2020.
Farmakope Indonesia Edisi VI ditetapkan sebagai standar mutu obat di Indonesia oleh
Menteri Kesehatan RI melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI ini.

Anda mungkin juga menyukai