Anda di halaman 1dari 1350

FARMAKOPE

INDONESIA
EDISI IV

1995

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


MENTERIKESEHAlAN
REPUBLIK INDONESIA

*
KEPUTUSAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor: 1262/Men.Kes./SK/Xll/95
ten tang
PEMBERLAKUAN FARMAKOPE" INDONESIA EDISI IV

Menimbang 1. Bahwa sebagai pelaksanaan dari Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, perlu ditetapkan Farmakope Indonesia.
2. Bahwa Farmakope Indonesia perlu terus-menerus direvisi sesuai keperluan dan
perkembangan ilmu pengetahuan.

Mengingat 1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.


2. Undang-undang No.9 Tahun 1976 tenta~g Narkotika.
3. Undang-undang Obat Keras (St. 1937 No.541).
4. Peraturan Pemerintah RJ No. 15 Tahun 1991 tentang Standar Nasional Indonesia.
5. Keputusan Presiden RI No. 12 tahun 1991 tentang Penyusunan, Penerapan dan
Pengawasan Standar Nasional Indonesia.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 468/Men.Kes./SK/VIII/1991 tanggal 19
Agustus 1991; Keputusan Menteri ~esehatan RI No. 695/Men.Kes./SK/VIII/1992
tanggal24 Agustus 1992 tentang Pem~entukan Panitia Farmakope Indonesia.

MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama Mengesahkan naskah·farmakope hasil karya Panitia Farmakope Indonesia yang dibentuk
dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI ·No. 468/Men.Kes./SK/VIII/1991 tanggal 19
Agustus 1991; Keputusan Menteri Kesehatan Rl No. 695/Men.Kes./SK/VIII/1992 tanggal
24 Agustus 1992 sebagai Farmakope Indonesia edisi IV.
Kedua Mencabutkembali Surat Keputusan Menteri Kesehatan Rl No. 395/Men.Kes./SK/X/1979
tanggal 9 Oktober 1979 tentang berlakunya Farmakope Indonesia edisi Ill dan menetapkan
Farmakope Indonesia edisi IV sebagai farmakope yang berlaku di Indonesia.
Ketiga Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di JAKARTA..
Tanggal 19 Desember 1995

iii
MENTERIKESEHATAN
AEPUBLIK INDONESIA

*
KEPUTUSAN MENTER! KE.SEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 468/Men.Kes./SK/VIII/1991
ten tang
PEMBENTUKAN PANITIA FARMAKOPE INDONESIA

MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

MENIMBANG 1. Bahwa sebagai pelaksanaan dari Undang-undang No.9 Tahun 1960 tentang Pokok-
pokok Kesehatan, perlu ditei:apkan Fannakope Indonesia.

2. Bahwa Fannakope Indonesia perlu selalu direvisi sesuai keperluan dan perkembangan
ilmu pengetahuan.

3. Bahwa untuk revisi Farmakope Indonesia perlu dibentuk Panitia Farm:tkope


Indonesia.

MENGINGAT 1. Undang-und~ng No.9 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan.

2. Undang-undang No. 7 Tahun 1963 tentang Fannasi.

.. 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 395/Men.Kes./SK/X/1979 tanggai 9 Oktober


1979 tentang berlakunya Fannakope Indonesia edisi III.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN KEPUTUSAN MENTER! KESEHATAN Rl TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA


FARMAKOPE INDONESIA

Pertama Membentuk Panitia Farmakope Indonesia dengan susunan sebagai terlampir.

Kedua Panitia Fannakope Indonesia bertugas untuk:

a. Memoerikan arahan umum penyusunan Eannakope Indonesia edisi IV.

b. Membahas dan menetapkan monografi yang akan dimuat dalam Farmakope Indonesia
edisi IV.

c. Memberikan rekomendasi kepada Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan


atas pembahasan seluruh naskah.

iv
v

d. Dalam pelaksanaan tugas Panitia Fannakope Indonesia dibantu oleh Tim Pelaksana
Penyusunan Monografi Fannakope Indonesia yang ditetapkan tersendiri oleh Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Ketiga Panitia Farmakope Indonesia terdiri dari tenaga ahli dalam suatu bidang yang terkait
dengan farmakope, berpengalaman dan masih aktif dalam pengembangan ilmunya dan
bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan c.q. Oirektur Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan.

Keempat Pembiayaan untuk kegiatan keputusan ini dibebankan pada DIP Proyek Pengendalian,
Pengawasan dan Pengelolaan Obat dan Makanan, Farmasi dan Bahan Berbahaya Tahun
Anggaran 1991/1992 No. 308/XXIV /3/-/1992 tanggal 1 Maret 1991 No. Kode Proyek
10.1.05.662120. 24.06.01.

Kelima Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur lebih lanjut oleh Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Keenam Keputusan ini berlaku untuk tahun Anggaran 1991 I 1992 dan bila di kemudian hari temya-
ta terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di JAKARTA
Pada tanggal 19 Agustus 1991
vi

Lampi ran

Keputusan Menteri Kesehatan RI


Nomor: 468/Men.Kes./SK/VIII/1991

PANITIA FARMAKOPE INDONESIA

Ketua Umum Drs. Slamet Soesilo

Ketua Pelaksana Prof. DR. Charles J.P. Siregar, MSc.

Wakil Ketua Pelaksana Dra. Andajaningsih, MSc.

Sekretaris Drs. Richard Panjaitan, SKM

Seksi-seksi

L Tata Nama. Farmasi Umum dan Perundang-undangan

K et ua Drs. Soemitro

Anggota Drs. Wisnu Katim Drs. A. Hadyana Pudjaatmaka, PhD.


Drs. Ading Suryana Drs. Richard Panjaitan, SKM
Drs. H. Nawawi, SKM DR. Virginia

... 2. Biologi/Mikrobiologi

Ke tua Prof. DR. Slamet Djais

Anggota DR. Sudana Dra. Lamria Siregar


Drs. P.S.M. Simatupang Drs. Wusmin Tambunan
DR. Elin Yulinah DR. I wan Soemara

3. Faunasetika /Teknologi Fannasi

Ke tua Prof. DR. Charles J.P. Siregar, MSc.

Anggota Prof. DR. Goeswin Agoes Drs. Tjetje


Prof. Drs. Moh. Anif DR. Uluan Sitorus
Drs. Munazir DR. Uu Mar'u

4. Farmakokinetik/Biofarmasi

Ke tu a Prof. DR. Fauzi Syuib

Anggota Prof. DR. A. Aziz Hubeis Dra. Sri Suryawati, MS


DR. Yeyet Cahyati S. Dra. Syamsiah
Drs. Lukman Hakim, MSc., PhD. Drs. Ibrahim Koatma
Ora. Arini Setiawati, PhD.
vii

5. Farmakologi/ Posologi /Toksiko!Qgi

Ke tu a Prof. DR. J.R. Wattimena, MSc.

Anggota Prof. Ma'arifinHusin Dr. Budiono Santoso, PhD.


Ora. Andajaningsih, MSc. Ora. Sri Endreswari
DR. Sarjono 0. Santoso Drh. Thamrin P
Ora. Maria Setioseputro

6. Farmakognosi I Fitokimja

K e t u a Prof. DR. Sutaryadi

Anggota Prof. DR. Kosasih Padmawinata DR. Suwijiyo Pramono


DR. Iwang Soediro Drs. Sudjaswadi Wiryowidagdo
Drs. Djoko Hargono

7. Imuno!ogi/Sero!ogi

Ke t u a DR. Kusdarminto

Anggota Prof. DR. Dr. Kamen Baratawidjaja Ora. Peggy Sunotoredjo


Drs. Darodjatun Ir. Pudjoprajitno
Dr. Sutaryo DR. Lina Herlina Soemara
Ora. Mulyati Prijanto Ora. Sri Kusmartini

8.~

Ke t u a Prof. Dr. Karyadi

Anggota Prof. DR. Suyono Hadi Dr. Armen Mucht?.r


Prof. Dr. Widjoseno Gardjito Dr. Hanafi B. Trisnohadi

9. Kimja Analisjs/Kjmja Farmasi!Bahan Pembanding

Ketua Prof. DR. Sasongko Adisewojo

Anggota Prof. DR. Kosasih Satyadarma DR. Daniel Santoso


Prof. DR. Soekeni Soedigdo Drs. Swasono R. Tamat, MSc., PhD.
Prof. Drs. Sarjoko DR. Er:rtelia Devi Logawa
Prof. DR. Raslim Rasjid Drs. Kawira
Ora. Sri Sugati Syamsuhididayat Drs. Syahrial Tahir
DR. Sriwoelan Soebito Ora. Wayan Rediatning Supama, MSc.
DR. Makin lbnu Hajar

Ditetapkan di JAKARTA
Pada tanggal 19 Agustus 1991
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

*
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 695/Men.Kes./SK/VIII/1992
ten tang
PEMBENTUKAN PANITIA FARMAKOPE INDONESIA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

MENIMBANG 1. Bahwa sebagai pelaksanaan dari Undatlg-undang No.9 Tahun 1960 tentang Pokok-
pokok Kesehatan, perlu ditetapkan Farmakope Indonesia.

2. Bahwa Farmakope Indonesia perlu selalu direvisi sesuai keperluan dan perkembangan
ilmu pengetahuan.

3. Bahwa untuk revisi Farmakope Indonesia perlu dibentuk Panitia Farmakope


Indonesia.

MENGINGAT 1. Undang-undang No.9 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan.

2. Undang-undang No.7 Tahun 1963 tentang Farmasi.

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 395/Men.Kes./SK/X/1979 tanggal 9 Oktober


1979 tentang berlakunya Fannakope Indonesia edisi III.

4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 468/Men.Kes./SK/VIII/1991 tanggal19 Agustus


1991 tentang Pembentukan Panitia Farmakope Indonesia.

MEMUTUSKAN

. MENETAPKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA


FARMAKOPE INDONESIA

Pertama Membentuk Panitia Farmakope Indonesia dengan susunan sebagai terlampir.

Kedua Panitia Farmakope Indonesia bertugas untuk:

a. Memberikan arahan penyusunan Farmakope Indonesia edisi IV.

b. Membahas dan menetapkan naskah monografi yang akan dimuat dalam Farmakope
Indonesia .edi.si IV

viii
ix

c. Memberikan rekomendasi kepada Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan atas
pembahasan seluruh naskah.

d. Dalam pelaksanaan tugas Panitia Farmakope Indonesia dibantu ole~Tim Pelaksana


Penyusunan Monografi Farmakope Indonesia yang ditetapkan tersendiri oleh Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Ketiga Panitia Farmakope Indonesia terdiri dari tenaga ahli dalam suatu bidang yang terkait
dengan farmakope, berpengalaman dan masih aktif dalam pengembangan ilmunya dan
bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan c.q. Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan.

Keempat Pembiayaan untuk kegiatan kEputusan ini dibebankan pada DIP Proyek Pengendalian,
Pengawasan dan Pengelolaan Obat, Makanan, Farmasi dan Bahan Berbahaya Tahun
Anggaran 1992/1993 No. 340/XXIV /3/-/1992 tanggall4 Maret 1992 No. Kode Proyek
10.1.05.662088.24.06.01.

Kelima Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur lebih lanjut oleh Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Keenam Keputusan ini berlaku untuk tahun Anggaran 1992/1993 dan bila di kemudian hari temyata
terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di JAKARTA
Pada tanggal 24 Agustus 1992
X

Lampiran

Keputusan Menteri Kesehatan RI


Nomor: 695/Men.Kes./SK/VIII/1992

PANITIA FARMAKOPE INDONESIA

Ketua Umum Drs. Slamet Soesilo

Ketua Pelaksana Dra. Andajaningsih, MSc.

Wakil Ketua Pelaksana Drs. Richard Panjaitan, SKM

Sekretaris 1. Drs. Tjartim Hasan


2. Dra. Lucky S. Slamet, MSc.

Seksi-seksi

1. Tata Nama. Farmasj Umum dan Perunqang-undangan

K e tu a Drs. Soemitro
Drs. A. Hadyana Pudjaatmaka, PhD.
Anggota Drs. Ading Suryana, SKM Dra. Siti Nurhayati
Drs. Richard Panjaitan, SKM Drs. Janahar Murad
Dra. Sri Sugati Syamsuhidayat

2. Bjologi!Mikrobjologi

Ke tua DR Sudana Atmawidjaja

Anggota Drs. P.S.M. Simatupang . Drs. Wusmin Tambunan


DR Elin Yulinah DR Iwan Soemara
Dra. Lamria Siregar DR. Virginia

3. Fannasetjka /Teknologi Fannasj

Ketua Prof. DR. Charles J.P. Siregar, MSc.

Anggota Prof. DR. Goeswin Agoes DR. Uu Mar'u


Prof. Drs. Moh. Anif Dra. Maria Setioseputro
Drs. Munazir Drs. Syarif Bastaman
Drs. Tjetje Drs. Soekismono
DR. Uluan Sitorus

4. Fairnakokinetjk/Biofannasj

Ke tu a Prof. DR. Fauzi Syuib

Anggota Prof. DR. A. Aziz Hubeis Dra. Sri S1ll}'awati, MS


DR. Yeyet Cahyati S. Drs. Ibrahim Koatma
Drs. Lukman Hakim,~:' PhD
xi

5. Farmakolog:i I Posologi /Toksjkologi/Klinis

Ke tu a Prof. DR. J.R. Wattimena, MSc.

Anggota Ora. Andajaningsih, MSc. Ora. Arini Setiawati, PhD.


Prof. Dr. Karyadi Dr. Sarjono 0. Santoso
Prof. Dr. Suyono Hadi Dr. Armen Muchtar
Prof. Dr. Widjoseno Gardjito Dr. Hanafi B. Trisnohadi
Dr. Budiono Santoso, PhD. Ora. Aziza Nuraini

6. Farroakognosi/Fjtokjmja

Ketu a Prof. DR. Kosasih Padmawinata

Anggota DR. Iwang Soediro DR. Suwijiyo Pramono


Drs. Djoko Hargono Drs. Sudjaswadi Wiryowidagdo

7. Imunologi!Serologj

K e tu a DR. Kusdarminto

Anggota Prof. DR. Dr. Kamen Baratawidjaja Ora. Sri Endreswari


Drs. Darodjatun Ora. Mulyati Priyanto
Dr. Sutaryo Ora. Peggy Sunotoredjo

9. Kimja Analisjs/Kjmja Farmasi/Bahan Pembanding

Ke tu a Prof. DR. Kosasih Satyadarma

Anggota Prof. DR. Soekeni Soedigdo DR. Kumia Firman, MSc.


Prof. Drs. Satjoko Drs. Kawira
Prof. DR. Raslim Rasjid Drs. Swasono R. Tamat, MSc., PhD.
DR. Sriwoelan Soebito DR. Emelia Devi Logawa
DR. Makin lbnu Hajar Drs. Syahrial Tahir
DR. Daniel Santoso Dra. Wayan Rediatning Supama, MSc.

Ditetapkan di JAKARTA
Pada tanggal 24 Agustus 1992
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

Nomor: HK.00.06.2.00984
ten tang
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA
PENYUSUNAN MONOGRAFI FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV

MENIMBANG Bahwa Fannakope Indonesia perlu terus menerus direvisi sesuai keperluan dan perkembang-
an ilmu pengetahuan.

MENCINGAT 1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 395/Men.Kes./SK/X/1979 tanggal 9 Oktober


1979 tentang berlakunya Fannakope Indonesia edisi III.

3. Keputusan Menteri Kesehacan Rl No. 468/Men.Kes./SK/VIII/1991 tanggal19 Agustus


1991; Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 695/Men.Kes./SK/VIII/1992 tanggal 24
Agustus 1992 tentang Pembentukan Panitia Fannakope Indonesia edisi IV.

4. Surat Keputusan Direktur Jenderal POM Nomor HK.00.06.2.00958 tanggalS April1993


tentang Penetapan Kembali Panitia Fannakope Indonesia.

5. DIP Proyek Pengendalian, Pengawasan dan Pengelolaan Obat, Makanan, Farmasi dan
Bahan Berbahaya Tahun Anggaran 1993/1994 No. 331/XXIV /3/-/1993 tanggal
17 Maret 1993 No. Kode Proyek 10.1.05.662088.24.06.01.

MEMUTUSKAN

MENETAPl<AN

Pertama Menetapkan Tim Pelaksana Penyusunan Monogiafi Fannakope Indonesia dengan susunan
keanggotaan sebagai berikut:

xii
xiii

Ke tu a Ora. Andajaningsih, MSc.

Wakil Ketua Drs. Richard Panjaitan, SKM


Drs. Sudjaswadi Wiryowidagdo

Sekretaris Drs.Tjartim Hasan

Anggota 1. Ora. Lucky S. Slamet, MSc. 19. Drs. Bambang Dwiatmoko


2. DR. Emelia Devi Logawa 20. Ora. Sumaria Sudian
3. Ora. Maryoni M 21. Ora. Augustin Zaini
4. Ora. Lamria Siregar 22. Dra. Ralunaniar Ulfah
5. Ora. Sri Endreswari 23. Dra. Herlina Sibuea
6. Drs. Janahar Murad 24. Ora. Herlina BS
7. Ora. Linda Sitanggang, PhD. 25. Ora. Chrisanty
8. Ora. Nani Sukasediati 26. Dra. Ani Roclunaniati
9. Drs. Syahrial Tahir 27. Ora. Ani Sulistyowati
10. Drs. Mochamad Ma'roef 28. Dra. Ati Setiawati
11. Drs. Ibrahim Koatma 29. Ora. Sukami
12. Drs. Ketut Kartawijaya 30. Ora. Gaya Kartini
13. Drs. Siam Subagyo 31. Ora. Hermini
14. Ora. Sri Kusmartini 32. Ora. Togi Hutadjulu
15. Dra. Sri Tunggalwati 33. Ora. Moriana Hutabarat
16. Ora. Sugiarti 34. Dra. Weliyani M
17. Ora. Sutarni 35. Drs. Antoni I. Tarigan
18. Ora. Siti Rismini, MSc. 36. Ora. Yeni Suciani

Kedua Tim Pelaksana Penyusunan Monografi Farmakope Indonesia bertugas membantu


Panitia Farmakope Indonesia, antara lain melaksanakan penyusunan naskah monografi
;rang akan dimuat dalam Farmakope Indonesia edisi IV dan mempersiapkan
pelaksanaan Sidang P,anitia Farmakope Indonesia.

Ketiga Tim Pelaksan& Penyusunan Monografi Farmakope Indonesia edisi IV bertanggung


jawab kepada Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Keempat Seluruh pembiayaan yang berhubungan dengan tugas penyusunan monografi Farma-
kope Indonesia dibebankan pada DIP Proyek Pengendalian, Pengawasan dan Pengelo-
laan Obat, Makanan, Farmasi dan Bahan Berbahaya Pusat pada Bagian Proyek
Peningkatan Pengendalian, Pengawasan dan Pengelolaan Obat Tahun Anggaran 1993/.
xiv

1994 No. 331/XXIV/3/-/1993 tanggal 17 Maret 1993 No. Kode Proyek


10.1.05.662088.24.06.01 .

Kelima Hal-hal yang belum diatur dalam Surat Keputusan ini akan diatur lebih lanjut oleh
Kepala Direktorat Pengawasan Obat .

Keen am Surat Keputusan ini berlaku untuk tahun anggaran 1993/1994 dan bila dikemudian hari
temyata terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 7 April1993

OBAT DAN MAKANAN

14005134.1

.
'
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

Nomor: HK.00.06.2.01494
ten tang
PEMBENTUKAN DEWAN REDAKSI
PANITIA FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV

MENIMBANG 1. Bahwa Farmakope Indonesia perlu terus menerus direvisi sesuai keperluan dan
perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Bahwa untuk revisi Farmakope Indonesia perlu dibentuk Dewan Redaksi Panitia
Farmakope Indonesia edisi IV.

MENGINGAT 1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 395/Men.Kes./SK/X/1979 tanggal 9 Oktober


1979 tentang berlakunya Farmakope Indonesia edisi III.

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 468/Men.Kes./SK/VIII/1991 tanggal 19


Agustus 1991; Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 695/Men,Kes./SK/VIII/1992
tanggal24 Agustus 1992 tentang Pembentukan Panitia Farmakope Indonesia edisi IV.

4. Surat Keputusan Dire.ktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No.


HK.00.06.2.00959 tanggal 5 April 1993 tentang Penetapan Kembali Panitia Farmakope
"· Indonesia. ·

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN

Pertama Menetapkan Dewan Redaksi Panitia Farmakope Indonesia edisi IV dengan susunan
keanggotaan sebagai berikut:

Pengarah Drs. WISnu Katim

Ketua Dra. Andajaningsih, MSc.

Wakil Ketua Drs. Richard Panjaitan, SKM

Sekretaris 1. .Dra. Lucky S. Slamet, MSc.


2. DR Emelia Devi ·Logawa ·

Anggota 1. Prof.·DR. Charles J.P. Siregar, MSc. 6. DR. Sriwoelan Soebito


2. DR Kurnia Firman, MSc. 7. Drs. Soemitro
3. DR. Makin Ibnu Hajar 8. Drs. A. Hadyana Pudjaatmaka, PhD.
4. Drs. Sudjaswadi Wiryowidagdo 9. DR. Daniel Santoso
5. Ora. Sri Sugati Syamsuhidayat

XV
xvi

Kedua Dewan Redaksi Panitia Farmakope Indonesia edisi IV bertugas memeriksa naskah
Farmakope Indonesia.

Ketiga Dewan Redaksi Panitia Farmakope Indonesia edisi IV terdiri dari tenaga ahli beberapa
bidang dan dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan dan akan ditetapkan tersendiri oleh
Kepala Direktorat Pengawasan Obat sebagai Ketua Dewan Redaksi Panitia Farmakope
Indonesia edisi IV.

Keempat Dewan Redaksi Panitia Farmakope Indonesia edisi IV bertanggung jawab kepada Menteri
Kesehatan c.q. Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Kelima Keputusan ini berlaku untuk penerbitan Farmakope Indonesia edisi IV tahun anggaran
1994 I 1995 dan apabila dikemudian hari temyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di JAKARTA
Pada tanggal 15Juni 1994
DAFTAR lSI

Halaman

Kata Pengantar ................................................................................................................................................. . xix


Sejarah Farmakope Indonesia ........................................................................................................................ . XX

Daftar Sediaan Urn urn ..................................................................................................................................... . xxiv


Daftar Monografi .............................................................................................................................................. . xxiv
Daftar Lampiran ............................................................................................................................................... . xxxii
Daftar Sediaan Umum Baru ........................................................................................................................... . xxxiv
Daftar Monografi Baru .......................... ··················································.················ ........................................ . xxxiv
Daftar Lampiran Baru ..................................................................................................................................... . xxxviii
Daftar Sediaan Umum FI III yang dihapus ................................................................................................. . xxxix
Daftar Monografi FI III yang dihapus .......................................................................................................... . xxxix
Daftar Lampiran FI III yang dihapus ........................................................................................................... . xlii
Daftar Perubahan Nama dan Judul .............................................................................................................. . xlii
Ketentuan Urn urn ....................................................................... ,..................................................................... . xliv
Sediaan Umum ................................................................................................................................................. . 1
Monografi .......................................................................................................................................................... . 21
Lampiran ........................................................................................................................................................... . 839

Pereaksi, Indikator dan Larutan ········································:··········································································· 1119


Daftar Tabel ....................................................................................................................................................... . 1221
Tabel Alkoholometrik ...................................................... :...................................................................... . 1221
Tabel Bobot Molekul ....................................................;.......................................................................... . 1223
Tabel Kesetaraan Termometrik ................................................................................................ :............ . 1234
Tabel Larutan Isotonik ............................................................................................................................ 1236
Indeks Fl IV ..................................................................................................................................................... . 1263

xvii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ·panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya buku Farmakope Indone-
sia (FI) edisi IV ini dapat disusun dan diterbitkan tepat pada waktunya.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta kegiatan standardisasi di semua bidang,
khususnya di biciang farmasi, seperti standardisasi bahan baku obat, sediaan jadi, metode dan prosedur analisis,
maka Farmakope Indonesia edisi III yang 'diterbitkan pada tahun 1979 sudah tidak memadai lagi sebagai Standar
Nasional Indonesia (SNI) di bidang farmasi. Oleh karena itu dilakukan revisi terhadap Farmakope Indonesia edisi III
menjadi Farmakope Indonesia edisi IV agar Fl sebagai SNI di bidang farmasi lebih mutakhir.
Farm~kope Indonesia edisi IV merupakan buku kumpulan standar dalam bidang farmasi terutama untuk
bahan baku obat serta sediaan jadinya; sediaan produk biologis; alat kesehatan; metode analisis, prosedur dan
instrumennya; bahan baku pembanding; sediaan umum; ketentuan umum dan penerapan standar yang berkaitan
dengan standardisasi di bidang farmasi.
Pemilihan monografi bahan baku dan sediaan jadi didasarkan pada ketersediaannya di Indonesia dengan
menggunakan standar dan metode penetapan karakteristik mutu yang disesuaikan dengan standar di negara maju.
Dengan demikian, FI sebagai Standar Nasional Indonesia senantiasa dapat mengikuti perkembangan standar di
negara-negara maju. Disamping itu, mengingat Farmakope Indonesia merupakan Standar Nasional Indonesia, maka
penyusunan FI IV telah dilaksanakan sesuai pedoman Dewan Standardisasi Nasional (DSN) tentang perumusan
Standar Nasional Indonesia.
Farmakope Indonesia edisi IV berisi ketentuan umum, 23 monografi sediaan umum serta 958 monografi bahan
baku dan sediaan jadi. Diantara 958 monografi bahan baku dan sediaan jadi terdapat 13 monografi alat kesehatan,
29 monografi vaksin dan imunosera serta 19 monografi radio farmaka. Disamping itu, terdapat 135 lampiran yang
merupakan informasi dan penjabaran metode analisis dan prosedur pengujian yang terdapat di dalam monogtafi,
yang mencakup pengujian dan penetapan secara umum, mikrobiologi, biologi, kimia dan fisika. Dari sejumlah
monografi dan lampiran dalam FI III, 15 sediaan umum, 306 bahan baku dan sediaan jadi serta 14 lampiran tidak
dimasukkan-lagi ke dalam FI IV karena tidak diperlukan. Dilain pihak banyak monografi baru dan lampiran yang
masuk dalam Fl IV, yaitu 6 sediaan umum, 503 bahan baku dan sediaan jadi serta 82 lamp iran.
Penyusunan edisi FI IV ini dilakukan oleh Panitia Farmakope Indonesia yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan
Rl, dan anggotanya terdiri dari pakar-pakar dalam berbagai bidang keahlian, terutama di bidang farmasetik, farma-
kokinetik, biofarmasi, biologi, mikrobiologi, toksikologi, farmakologi, farmakognosi, fitokimia, imunologi, '.clinis,
medis, kimia farmasi, perundang-undangan, tata bahasa/nama dan standardisasi. Pakar tersebut berasal dari berba-
gai institusi pemerintah dan swasta seperti unit-unit di lingkungan Departemen Kesehatan, Perguruan Tinggi
Farmasi/ Kedokteran, industri farmasi, Badan Tenaga Atom Nasional dan perorangan. .
Dengan menerapkan Cara Produksi Obat Y!!ng Baik (CPOB) dan dengan mengacu pada standar mutu dalam
Farmakope Indonesia edisi IV, diharapkan produk sediaan farmasi Indonesia makin meningkat mutunya dan dapat
makin memberikan jaminan perlindungan terhadap keamanan dan kesehatan masyarakat sehingga mampu bersaing
bukan saja di dalam negeri tetapi juga di dunia intemasional. Secara tidak langsung tersusunnya FI edisi IV ini akan
berdampak positif terhadap perkembangan dan peningkatan mutu profesi apoteker di Indonesia.
Kepada semua pihak yang telah berperan serta mulai dari sumbangan pemikiran, perumusan kriteria dasar
dan isinya sampai dengan tersusunnya FI IV ini, kami sampaikan ucapan banyak terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya.

Jakarta, Desember 1995

IREKTUR JENOERAL
SAN OBAT DAN MAKANAN

xix
SEJARAH FARMAKOPE INDONESIA

Farmakope Indonesia jilid I edisi I merupakan Internationalis Editio Prima yang diterbitkan oleh
farmakope nasional y,jlng diterbitkan untuk pertama WHO pada tahun 1955. Dalam melaksanakan tugas
kalinya pada tahun 1962 dan diberlakukan oleh menyusun dan memelihara Farmakope ini, Panitia
Menteri Kesehatan RI pada tanggal 20 Mei 1962 tepat Farmakope Indonesia telah mendapat bantuan
pada hari Kebangkitan Nasional, berdasarkan Surat yang sangat besar dari Institut Teknologi Bandung,
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 652/Kab/4 dan khususnya departemen ilmu kimia dan ilmu hayat.
merupakan pelaksanaan Undang-Undang No.9 tahun Pada tahun 1965 diterbitkan Farmakope Indonesia
1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan, yaitu undang- jilid II edisi I yang merupakan pelengkap bagi jilid I
undang yang menjadi pedoman dan landasan bagi dan memuat sediaan-sediaan galenika dan sediaan
semua kegiatan dalam usaha pembinaan dan farmasi lainnya yang belum dimasukkan dalam jilid
pemeliharaan serta peningkatan kualitas di bidang pertama. Farmakope Indonesia jilid II, edisi pertama
kesehatan. Sejarah penyusunan Farmakope Indonesia ini oleh Menteri Kesehatan diberlakukan pada tanggal
tersebut telah dimulai sebelum berlakunya Undang- 20 Mei 1965, tepat pada peringatan Hari Kebangkitan
Undang Pokok Kesehatan, diawali dengan keputusan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kongres Ikatan Apotheker Indonesia (sekarang lkatan Kesehatan RI No. 16001/Kab/54 tanggal10 April1965.
Sarjana Farmasi Indonesia) pada tahun 1958, yang Dalam Farmakope Indonesia jilid kedua ini, telah
mengusulkan kepada Pemerintah untuk membentuk dia.dakan perubahan Panitia dengan Surat Keputusan
suatu panitia penyusun. Pada tahun 1959 dibentuklah Menteri Kesehatan Rl No. 25943/Kab/139 tanggal
Panitia Farmakope Indonesia dengan Surat Keputusan 3 Mei 1962, dengan susunan sebagai berikut: Ketua:
Menteri Kesehatan RI No. 115772/U.P. tanggal 4 Juni Drs. Sunarto Prawirosujanto; Wakil Ketua 1: Drs. E.
1959, kemudian diubah dan ditambah anggotanya, Looho; Wakil Ketua II: Drs. R. Hartono Wignjodisastro;
terakhir dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Sekretaris I: Drs. Poernomosinggih; Sekretaris II: Drs.
RI No. 3/Pd/61 tanggal 3 Nopember 1961, dengan Marisi P. Sihombing.
susunan sebagai berikut: Ketua: Prof. Soetarman; Wakil Seksi-seksi:
Ketua: Drs. E. Looho, Wakil Ketua I: Drs. Sunarto 1. Seksi Tatanama dan Istilah Ketua: Dr. Med. A.
Prawirosuianto; Sekretaris l: Drs. Poernomosinggih; Ramali; Anggota: Drs. Poernomosinggih dan Drs.
Sekretaris II: Drs. Marisi P. Sihombing. Marisi P. Sihombing.
Seksi-seksi: 2. Seksi Farmakologi dan. Klinis Ketua: Prof. Dr. A.J.
1. Seksi Tatanama dan Istilah Ketua: Dr. Med. A. Darman; Anggota: Dr. Med. A. Ramali, Drs. Kwee Tin
Ramali; Anggota: Drs. Poernomosinggih dan Drs. Boh dan Drs. Oei Hong Kian~-
Marisi P. Sihombing. 3. Seksi Farmakognosi Ketua: Drs. Soetarto Mangun-
2. Seksi Farmakologi dan Klinis Ketua: Prof. Dr. A.J. kawotio; AnggoU.: Ora. Sri Sugati Sjamsuhidajat.
Darman; Anggota: Prof. Dr. M.A. Hanafiah S.M., 4. Seksi Kimia Umum, Analisa dan Tetapan Ketua:
Dr. Med. A. Ramali, Drs. Tan Tjoen Gwan dan Prof. Dr. Poey Seng Bou':V; Anggota: Drs. Kosasih
Drs. Kwee Tin Boh. · Satyadarma, Drs. Raslim Rasjid.
3. Seksi Farmakognosi Ketua: Drs. Soetarto Mangun- 5. Seksi Farmasi Ketua: Prof. Dr. H.T. Liem; Anggota:
kawotjo; Anggota: Dr. Tan Tik Poen dan Drs. Raslim Drs. R. Hartono Wignjodisastro, Drs. E. Looho dan
~~~- . Drs. Sirad Atmodjo.
4. Seksi Biologi Ketua: Prof. Soetarman; Anggota: 6. Seksi Biologi Ketua: Prof. Dr. I. Titus; Anggota: Prof.
Ora. Sri Sugati Syamsuhidajat dan Drs. Soendoro Dr. D.A. TISnaamidjaja. .,
Kartosoehardjo. Selain Panitia telah dibentuk pula Dewan Redaksi
5. Seksi Kimia Umum, Analisa dan Tetapan Ketua: dengan Surat Keputusan Direktur Lembaga Farmasi
Prof. Dr. Poey Seng Bouw; Anggota: Drs. Kosasih Nasional Departemen Kesehatan RI No. 413/LFN/64
Satyadarma dan Drs. Kho Han Yao. dengan susunan sebagai berikut: Ketua: Drs. Martono
6. Seksi Farmasi Ketua: Prof. Dr. H.T. Liem; Anggota: Wmotopradjoko; Anggota: Drs. Soebandono, Dr. Marisi
Drs. Sunarto Prawirosujanto, Drs. R. Hartono, Drs. E. P. Sihombing, Drs. M. Soemitro, Drs. R. Bambang
Looho, Dr. Nanizar Zaman Joenoes, Pharm.D. Soetrisno, Drs. Zainal Arifin, Drs. Hamdi Mahmud,
7. Seksi Kedokteran Gigi Ketua: Drs. Nazir Alwi; Drs. Lie Kian Ho, Drs. Tan Liang Gie, Drs. Tjoe Kian
Anggota: Drs. Soedarmadi dan Drs. Oei Hong Kian. Kie, Ora. Aminah Abdulsalam, Ora. Jo Tjoan Swan Nio
8. Seksi Ve.teriner Ketua: o·r. I. Titus; Anggota: Prof. dan Soedarsono B.Sc.
Dr. D.A. Tisnaamidjaja dan Dr. Asoengpranoto. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu
Dalam penyusunan jilid I edisi I tahun 1962 ini, pengetahuan dan agar penerapan Farmakope
Panitia Farmakope Indonesia menggunakan naskah Indonesia dapat lebih diperluas, maka dilakukan revisi
persiapan yang diusulkan oleh lkatan Apotheker Farmakope Indonesia edisi I oleh Panitia dengan Surat
Indonesia dengan meng.ac)..l pada Pharmacopoea Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 72/Kab/B

XX
xxi

VII/70 tanggal 21 Pebruari 1970. Adapun susunan Farmakope Indonesia dengan susunan sebagai berikut:
Panitia Farmakope Indonesia edisi II adalah sebagai Ketua: Drs. Sunarto Prawirosujanto; Wakil K£tua 1: Drs.
berikut: Ketua: Drs.· Sunarto Prawirosujanto; Wakil E. Looho; Wakil Ketua II: Drs. Heman; Sekretaris 1: Drs.
Ketua 1: Drs. E. Looho; Wakil Ketua II: Drs. Heman; R. Bambang Soetrisno; Sekretaris II: Drs. M. Bambang
Sekretaris 1: Drs. R. Bambang Soetrisno; Sekretaris 11: Lesmono.
Drs. M. Bambang Lesmono. Seksi-seksi:
Seksi-seksi: 1. Tatanama dan lstilah Ketua: Drs. Marisi P. Sihom-
1. Tatanama dan Istilah Ketua: Drs. Marisi P. Sihom- bing; Anggota: Drs. Martono Winotopradjoko,
bing; Anggota: Drs. Martono Winotopradjoko, Drs. Heman.
Drs. Heman.
2. Farmakologi dan Klinis Ketua: Prof. Dr. Djoewari; 2. Farmakologi dan Klinis Ketua: Prof. Dr. Djoewari;
Anggota: DR. dr. Jap Tjiang Beng, Drs. Zainal Arifin, Anggota: DR. Dr. Jap Tjiang Beng, Drs. Zainal Arifin,
Dr. B. Setiawan. DR. B. Setiawan.
3. Farmakognosi Ketua: DR. Midian Sirait; Anggota: 3. Farmakognosi Ketua: DR. Midian Sirait; Anggota:
Drs. R. Bambang Soetrisno, Drs. Sutarjadi, Drs. R.M. Drs. R. Bambang Soetrisno, Drs. Sutariadi, Drs. R.M.
Taroeno, Drs. R. Sidik. Taroeno, Drs. R. Sidik, Suryati BSc.
4. Kimia Umum, Analisa dan Tetapan Ketua: Prof. 4. Kimia Umum, Analisa dan Tetapan Ketua: Prof.
DR. Sasongko Adisewojo; Anggota: Drs. M. Soemitro, DR. Sasongko Adisewojo; Anggota: Drs. M. Soemitro,
Drs. Kosasih Satyadarma MSc., Drs. Sardjoko, DR. Kosasih Satyadarma MSc., Drs. Sardjoko,
Drs. Abdulkadir, Drs. M. Bambang Lesmono, Drs. Abdulkadir, Drs. M. Bambang Lesmono,
Dra. Nazly Helmi. Ora. Nazly Helmi, Dra. Sugati Syamsuhidayat,
5. Farmasi Ketua: Drs. Munazir; Anggota: Drs. Sirad Dr.a. Sjamsimar, Dra. Tjuk Sudiarti, Drs. Farouq.
Atmodjo, Drs. Charles Siregar MSc., Dra. Aminah 5. Farmasi Ketua: Drs. Munazir; Anggota: Drs. Sirad
Abdulsalam, Drs. Moh. Anief, Drs. Sukartono, Atmodjo, Drs. Charles Siregar MSc., Dra. Aminah
Dr. Nanizar Zaman Joenoes, Pharm. D, Ora. J.R. Watti- Abdulsalam, Drs. Moh. Anief, Drs. Sukartono, Prof.
mena MSc. Nanizar Zaman Joenoes, Pharm.D, Dra. J.F. Watti-
6. Biologi Ketua: Prof. Dr. Soetarman; Anggota: mena MSc., Drs. Sjahrir.
Dr. Slamet Djais, Drs. M.S. Nasution, Drs. Koesdarmin-
6. Biologi Ketua: Prof. Dr. Soetarman; Anggota:
to, Drs. P.S.M. Simatupang, Drs. Santosoatmodjo.
DR. Slamet Djais, Drs. M.S. Nasution, Drs. Koesdar-
7. Posologi Ketua: Prof. Dr. Sudjono D. Poesponegoro;
minto, Drs. P.S.M. Simatupang, Drs. Santosoatmodjo,
.Anggota: Drs. Agusnama Garmana, Drs. Kirana
Drs. Dzulkarnaen Benny.
Rahardja.
Susunan Dewan Redaksi Farmakope Indonesia 7. Posologi Ketua: Drs. Kirana Rahardja; Anggota:
edisi II tahun 1972 berdasarkan keputusan Panitia Drs. Agusnama Garmana. •
Farmakope Indonesia tanggal23 September 1970 No. Disamping itu, untuk melaksanakan pekerjaan
035/PFI/SK/10/70, dan tanggal 5 Nopember 1971 No. harian, Panitia Ekstra Farmakope Indonesia, telah·
094/PFI/10/71 adalah sebagai berikut: Ketua: Drs. dibentuk Pelaksana Harian dengan Surat Keputusan
Marisi P. Sihombing; Wakil Ketua 1: Drs. Heman; Wakil Ketua Panitia Ekstra Farmakope Indonesia tanggal 24·
Ketua II: Drs. Martono Winotopradjoko; Sekretaris 1: Januari 1972, No.01/SK/E/I/7. Adapun susunan
Drs. R. Bambang Soetrisno; Sekretaris II: Drs. M. Pelaksana Harian adalah sebagai berikut: Ketua:
Bai.nbang Lesmono; Anggota: Ora. Aminah Abdulsa- Drs. Heman; Sekretaris 1: Drs. Resp·ati Bambang
lam, Drs. Kirana Rahardja, Drs. Santosoatmodjo, Drs. Soetrisno; Sekretaris II: Drs. M. Bambang Lesmono;
M. Soemitro, Drs. Zainal Arifin, Drs. P.S.M. Simatu- Anggota: Drs. Zainal Arifin, Drs. M. Soemitro,
pang, Drs. Farouq, Drs. Dzulkarnain Benny. Farma- Dra. Sugati Syamsuhidayat; Dra. Sjamsimat, Dra. Tjuk
kope Indonesia Edisi II ini, oleh Menteri Kesehatan Sudiarti, Drs. Farouq, Dra. Aminah Abdulsaia·m,
diberlakukan pada tanggal 12 Nopember 1972, berda- Drs. Sjahrir, Drs. P.S.M. Simatupang, Drs. Santoso-
sarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI atmodjo, Surjati BSc., Drs. Dzulkamaen Benny..
No.7 /Kab/B.VII/72, tertanggal8 Januari 1972. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Ekstra Farmakope Indonesia sebagai pelengkap RI No. 1858/II/SK/78 tanggal 21 September 1978
Farmakope Indonesia edisi II diterbitkan pada tahun dibentuk P~nitia Farmakope Indonesia untuk
1974 dan diberlakukan pada tanggal1 Agustus 1974, menyusun Farmakope Indonesia edisi III sebagai
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI revisi Farmakope Indonesia edisi II dan diberlakukan
No. 5/I/Kab/B.VII/74 tertanggd 1 Juni 1974 untuk oleh Menteri Kesehatan RI, berdasarkan Surat
memenuhi kebutuhan akan standar yang berisi per- Keputusan No. 395/Menkes/SK/X/79, tertanggal
syaratan mutu obat yang mencakup zat, bahan obat 9 Oktober 1979. Adapun susunan Panitia Farmakope
dan sediaan farmasi yang tidak tercantum dalam Indonesia edisi III adalah sebagai berikut: Ketua:
Farmakope Indonesia edisi II. Berdasarkan Surat DR. Midian Sirait; Wakil Ketua I: Drs. E. Looho; Wakil
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.8/Kab/B.VII/72 Ketua II: Drs. Djasman; Sekretaris I: Drs. M. Bambang
tanggal8 Januari 1972 dibentuk susunan Panitia Ekstra Lesmono; Sekretaris II: Drs. A. Fadilla Rivai.
xxii

Seksi-seksi: Siregar, MSc.; Wakil Ketua Pelaksana: Ora. Andajaning-


1. Tatanama dan lstilah Ketua: Drs. Marisi P. Sihom- sih, MSc; Sekretaris: Drs. Richard Panjaitan, SKM.
bing; Anggota: Drs. Heman, Drs. Martono Winoto- Seksi-seksi:
pradjoko. 1. Tata Nama, Farmasi Umum dan Perundang-
2: Farmakologi dan Klinis K,•tua: Dr. B. Setiawan; undangan Ketua: Drs. Soemitro; Anggota: Drs. Wisnu
Allggota: DR. Dr. Yap Tjiang Beng, Drs. Sjarifuddin Katim, Drs. Richard Panjaitan, SKM, Drs. Ading
Djalil, Prof. H. Nanizar Zaman Joenoes, Ph.1rm.D. Suryana, Drs. H. Nawawi, SKM, Drs. A. Hadyana
3. Farmakognosi Kt'tua: Drs. Sunartl' Prawirosujanto; Pudjaatmaka, Ph.D., DR. Virginia.
A11~~ota: Drs. R.Bambang Soetrisnl,, Ora. Titi Wira- 2. Biologi/Mikrobiologi Ketua: Prof. DR. Slamet Djais;
ha;dja, Drs. R.l\-1. Taroeno,~Drs. lndi.uh'. A11ggota: DR. Sudana, Drs. P.S.M. Simatupang, DR. Elin
4. Kimia ·vmum, Analisa dan Tetapan Kt'tua: Yulinah, Ora. Lamria Siregar, Drs. Wusmin Tambunan,
Prof. DR. S.ls~~n~ko Adise\\"ojo; AIISS<lf,J: Ora. Sugati DR. !wan Soemaca.
Svamsuhidaj.1t, Drs. :\1. Soemitw, Drs. lswandi, Drs. 3. Farmasetika/Teknologi Farmasi Ketua: Prof. DR.
Kosasih Padrn.t\\"inata, Drs. Sardjokp, Ora. Nazlv Charles J.P. Siregar, MSc; Anggota: Prot DR. Goeswin
Helmy, Drs. Far0uq. Agoes, Prof. Drs. Moh. Anif, DR. U!uan Sitorus, DR.
5. Farmasi K,·tu:J: Drs. Munazir Sadjad; A11ggota: Uu Mar'u.
Drs. Sirad Atmodio, Drs. Arifin I. Hidajat, DR. Fauzi 4. Farmakokinetika/Biofarmasi Ketua: Prof. DR.
Syuib, Drs. Charles Siregar, tv1Sc; DR. Emelia De\'i Fauzi"Syuib; Anggota: Prof. DR. A. Aziz Hubeis, DR.
Logawa, Ora. Sofina I. 1\!'asution. Yeyet Cahyati S. Drs. Lukman Hakim, MSc. Ph.D., Ora.
6. Biologi Kt'tua: Prof. Dr. Soetarman; Anggota: . Arini Setiawati, Ph.D., Ora. Sri Suryawati, MS, Ora.
Dr. Slamet Diais, Drs. M.S. -"asution, Drs. P.S.M. Syamsiah, Drs. Ibrahim Koatma.
Simatupang, Drs. B. Dzulkarnain. Drs. Rh·ai Muhibat. 5. Farmakologi/Posologi/Toksikologi Ketua: Prof.
7. Posologi Kt'tua: Drs. Kirana Rahardja; A11ggota: DR. J.R. Wattimena, MSc.; Anggota: Prof. Ma'arifin
Drs. Soepa~di. Drs. Hamdi Mahmud. Husin, Ora. Andajaningsih, MSc., DR. Sarjono 0.
Selain Panitia telah dibentuk pula Dewan Redaksi Santoso, Dr. Budiono Santoso, Ph.D., Ora. Maria Setio-
yang susunannya sebagai berikut: Kctua: Drs. M.P. seputro, Ora. Sri Endreswari, Drh. Thamrin P.
Sihombing; \\",1kil Kt'tua: Drs. M. Bambang Lesmono; 6. Farmakognosi/Fitokimia Ketua: Prof. DR. Sutarya-
Sekretaris: Drs. Soepardi; A11ggota: Drs. Martono di Anggota: Prof. DR. Kosasih Padmawinata, Prof. DR.
Winotopradjoko, Drs. lswandi, Prof. Dr. Slamet Djais. !wang Soediro, Drs. Sadjaswadi Wiryowidagdo, D<s.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan Djoko Hargono, DR. Suwijiyo Pramono.
teknologi secara pesat dalam selang waktu yang rdatif 7. lmunologi/Serologi Ketua: DR. Kusdarminto;
panjang, yaitu tahun 1979 sampai dengan 1995, kebu- Anggota: Drs. Darodjatun, Dr. Sutaryo, Prof. DR.
tuhan untuk mer~dsi Farmakope Indonesia edisi III Kamen Baratawidjaja, Ir. Pudjopt.ajitno, Ora. Mulyati
tahun 1979 merupakan hal yang sangat mendesak. Prijanto, Dr. Lina Herlina Soemara, Dra. Peggy Suno-
Untuk mengantisipasi era globalisasi yang akan terjadi toredjo, Ora. Sri Kusmartini.
dalam dunia farmasi, Indonesia harus dapat menang- 8. Klinis: Ketua: Prof. DR. Karyadi; Anggota: Prof. DR.
kap peluang bersaing di pasaran bebas dunia dengan Suyono Hadi, Prof. Dr. Widjoseno Gardjito, Dr. Armen
menghasilkan produk-produk farmasi yang bermutu Muchtar, Dr. Hanafi B. Trisnohadi.
tinggi. Untuk itu Indonesia perlu mengadakan harmo- 9. Kimia Analisis/Kimia Farmasi/Bahan Pemban-
nisasi standardisasi dalam bidang farmasi sesuai ding Ketua: Prof. DR. Sasongko Adisewojo; Anggota:
dengan perkembangan di negara maju. Prof. DR. Kosasih Satyadarma, Prof. DR. Soekeni
Oleh karena itu pada tahun 1990 dibentuk suatu Soedigdo, Prof. Drs. Sarjoko, Prof. DR. Raslim Rasjid,
Tim Revisi Farmakope Indonesia edisi Ill untuk Ora. Sri Sugati Sjamsuhidajat, DR. Sriwoelan Soebito,
mengkaji dasar-dasar revisi Farmakope Indonesia DR. Makin lbnu Hajar, DR. Daniel Santoso, Drs . .,
edisi Ill yang terdiri atas Ketua: Drs. Slamet Soesilo; Kawira, Drs. Swasono R. Tamat, MSc., PhD., DR.
Wakil Ketua: Prof. DR. Charles J.P. Siregar, MSc.,.Dra. Emelia Devi Logawa, Drs. Syahrial Tahir, Dra. Wayan
Andajaningsih, MSc.; Sekretaris: Drs. Richard Panjaitan, Rediatning Supama, MSc.
S.KM, DR. Emelia Devi; Anggota: Prof. DR. H. Raslim Selanjutnya dibentuk kembali Panitia Farmakope
Rasyid, Prof.DR. Kosasih Satyadarma, Prof. Drs. Indonesia berdasarkan SK Men.Kes. Rl No. 695 I
Soemadi, Prof. DR. j.'Wattimena, MSc., DR. Marcha- Men.Kes./SK/Vlll/1992 untuk' melanjutkan penyu-
ban, DR. Sri~oelan Soebito, DR. Daniel Santoso, Drs. sunan Farmakope Indonesia edisi IV yang susunannya
J.A. Kawira, Ora. Sri Sugati Sjamsuhidajat, Drs. Soemi- sebagai berikut Ketua: Drs. Slamet Soesilo; Ketua Pelak-
tro, Drs. ·H. Tjetje, Drs. Darodjatun,'Dra. Maria Setio- sana: Ora. Andajaningsih,MSc.; Wakil Ketua Pelaksana:
seputro. Sebagai tindak lanjut, dibentuk Panitia Drs. Richard Panjaitan, SKM; Sekretaris: 1. Drs. Tjartim
Farmakope Indonesia untuk pelaksanaan revisi Hasan, 2. Ora. Lucky S. Slamet, MSc.
dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. Seksi-seksi;
468/Men.I<;es./SK/VIll/1991 tanggal19 Agustus 1991, I. Tatanama, Farmasi Umum dan Perundang-
dengan susunan sebagai berikut: Ketua Umum: Drs. undangan Ketua: Drs. Soemitro; Anggota: Drs. Ading
Slamet Soesilo; Ketua Pelaksana: i'rof. DR. Charles J.P. Suryana, Drs. Richard Panjaitan, SKM, Ora. Sri Sugati
xxiii

Syamsuhidajat, Drs. A. Hadyana Pudjaatmaka, Ph.D., 7. Imunologi/SerologiKetua: DR. Kusdarminto~


Ora. Siti Nurhayati, Drs. Janahar Murad. Anggota:Prof. DR. dr. Karnen Baratawijaya, Drs.
2. Biologi/Mikrobiologi Ketua: DR. Sudana Atmawi- Darodjatun, DR. Sutaryo, Ora. Sri Endreswari, Ora.
jaya; Anggota: Drs. P.S.M. Simatupang, DR. Elin Mulyati Priyanto, Ora. Peggy Sunotoredjo.
Yulinah, Ora. Lamria Siregar, Drs. Wusmin Tambunan, 8. Kimia Analisis/Kimia Farmasi/Bahan Pembanding
DR. Iwan Soemara, DR. Virginia. Ketua: Prof. DR. Kosasih Satyadarma, Anggota: Prof.
3. Farmasetika/Teknologi Farmasi Keiua: Prof.DR. DR. Soekeni Soedigdo, Prof. Drs. Sarjoko, Prof. DR.
Charles J.P. Siregar, MSc., Anggota: Prof. DR. Goeswin Raslim Rasjid, DR. Sriwoelan Soebito, DR. rvtakin Ibnu
Agoes, Prof. Drs. Moh. Anif, Drs. Munazir, Drs. Tjetje, Hajar, DR. Kurnia Firman, MSc., DR. Daniel Santoso,
DR. Uluan Sitorus, DR. Uu Mar'u, Ora. Maria Setiose- Drs. Swasono R. Tamat, MSc., PhD., Drs. Kawira, DR.
putro, Drs. Syarif Bastaman, Drs. Soekismono. Emelia Devi Logawa, Drs. Syahrial Tahir, Ora. Wayan
4. Farmakokinetik/Biofarmasi Ketua: Prof. DR. Fauzi Rediatning Suparna, MSc.
Syuib; Anggota: Prof. DR. A. Aziz Hubeis, DR. Yeyet Untuk memeriksa naskah Farmakope Indonesia
Cahyati 5., Drs. Lukman Hakim, MSc., PhD., Ora. Sri edisi I.V dibentuk Dewan Redaksi Panitia Farmakope
Suryawati, MS, Drs. Ibrahim Koatma. Indonesia edisi IV berdasarkan SK Dir.Jen. Pengawas-
5. Farmakologi/Posologi/Toksikologi/Klinis Ketua: an Obat dan Makanan No. HK.00.06.2.01494, dengan
Prof. DR. J.R. Wattimena, MSc., Anggota: Ora. Andaja- susunan sebagai berikut: Pengarah: Drs. Wisnu Katim
ningsih, MSc., Prof.Dr. Karyadi, Prof.DR. Suyono Ketua: Ora. Andajanigsih, MSc; Wakil Ketua: Drs.
Hadi, Prof.Dr. Widjoseno Gardjito, Dr. Budiono Santo- Richard Panjaitan, SKM; Sekretaris: Ora. Lucky S.
so, PhD., Or. Sarjono 0. Santoso, Dr. Armen Muchtar, Slamet, MSc, DR. Emelia Devi Logawa; Anggota: Prof.
Dr. Hanafi B. Trisnohadi, Ora. Aziza Nuraini. DR. Charles J.P. Siregar, MSc, DR. Kurnia Firman,
6. Farmakognosi/Fitokimia Ketua: Prof. DR. Kosasih MSc., DR. Makin Ibnu Hajar, Drs. Sudjaswadi Wiryo-
Padmawinata; Anggota: DR. twang Soediro, Drs. Djoko widagdo, Drs. Soemitro, DR. Sriwoelan Soebito, Ora.
Hargono, DR. Suwijiyo Pramono, Drs. Sudjaswadi Sri Sugati Syamsuhidayat, Drs. A. Hadyana Pudjaat~,
Wiryowidagdo. maka, PhD., DR. Daniel Santoso.
DAFTAR SEDIAAN UMUM

1. Aerosolum 13. Irigationes


2. Capsulae 14. Lozenges
3. Compressi 15. Ophthalmicae Praeparationes
4. Cremores 16. Pastae
5. Emulsa 17. Plester
6. Extractum et Extractum liquidum 18. Pulvis
7. Gel 19. Solutiones
8. Immunosera 20. Suppositoria
9. Implan 21. Suspensiones
10. Infusa 22. Unguenta
11. Inhalationes 23. Vaccina
12. Injectiones
DAFTAR MONOGRAFI

1. Absorbable Gelatin Sponge 39. Acidum Salicylicum


2. Absorbable Surgical Suture 40. Acidum Sorbicum
3. Absorbent Cotton Gauze 41. Acidum Sulfuricum
4. Acetazolamidum 42. Acidum Tartaricum
5. Acetazolamidi Compressi 43. Acidum Undecylenicum
6. Acetazolamidum Natricum pro Injectione 44. Acidum Valproicum
7. Acetonum 45. Acidi Valproici Capsulae
8. Acetophenazini Maleas 46. Acidi Valproici Sirupus
9. Acetylcholini Chloridum 47. Acyclovirum
10. Acetylcysteinum 48. Adeps Lanae
11. Acetylcysteini Solutio 49. Aethacridini Lactas
"12. Acidum Acetylosalicylicum 50. Aethambutoli Hydrochloridum
13. Acidi Acetylosalicylici Compressi 51. Aethambutoli Hydrochloridi Compressi
14. Acidi Acetylosalicylici Compressi Buffered 52. Aethanolum
15. Acidi Acetylosalicylici Compressi 53. Aethanolum Absolutum
Delayed-release 54. Aethanolum Dilutum
16. Acidi Acetylosalicylici Compressi Effervescent 55. Aether
17. Acidum Aminocaproicum 56. Aethylis Aminobenzoas
18. Acidi Aminocaproici Compressi 57. Aethylis Chloridum
19. Acid urn Aminosalicylicum 58. Aethylmorphini Hydrochloridum
20. Acidum Ascorbicum 59. Agar
21. Acidi Ascorbici Compressi 60. Albumini Humani Solutio
22. Acidi Ascorbici Injectio 61. Alcoholum Benzylicum
23. Acidi Benzoici et Salicylici Unguentum 62. Alcoholum Cetylicum
24. Acidum Folicum 63. Allopurinolum
25. Acidi Folici Compressi 64. Allopurinoli Compressi
26. Acidum Mefenamicum 65. Aloe
27. Acidi Mefenamici Capsulae 66. Aloxiprinum
28. Acidum Nalidixicum 67. Aloxiprini Compressi
29. Acidi Nalidixici Compressi 68. Alpha Tocopherol Acetas
30. Acidum Aceticum 69. Alprazolamum
31. Acidum Aceticum Glaciale 70. Alprazolami Compressi
32. Acidum Alginicum 71. Alprenololi Hydrochloridum
33. Acidum Benzoicum 72. Alprenololi Hydrochloridi Compressi
34. Acidum Citricum 73. Aluminii Hydroxidi Gel
35. Acidum Fusidicum 74. Aluminii Hydroxidi Gellatio Siccum
36. Acidum Hydrochloridum 75. Alultlinii Kalii Sulfas
37. Acidum Nitricum 76. Amantadini Hydrochloridum
38. Acidum Phosphoricum 77. Amikacinum

xxiv
XXV

78. Amikacini Sulfas 137. Benzathini Benzylpenicillinum


79. Amikacini Sulfatis Injectio 138. Benzethonii Chloridum
80. Amiloridi Hydrochloridum 139. Benzoyl Peroxidi Gel
81. Amiloridi Hydrochloridi Compressi 140. Benzoyl Peroxidum Hydrous
82. Aminophyllinum 141. Benzylis Benzoas
83. Aminophyllini Compressi 142. Betamethasonum
84. Aminophyllini lnjectio 143. Betamethasoni Compressi
85. Amitriptylini Hydrochloridum 144. Betamethasoni Dipropionas
86. Ammonia 145. Betamethasoni Dipropionatis Cremor
87. Ammonii Chloridum 146. Betamethasoni Dipropionatis Unguentum
88. Amobarbitalum 147. Betamethasoni Natrii Phosphas
89. Amoxicillinum 148. Betamethasoni Natrii Phosphatis Injectio
90. Amoxicillini Capsulae 149. Betamethasoni Valeras
91. Amoxicillinum Natricum 150. Betamethasoni Valeratis Cremor
92. Amoxicillinum pro Suspensione Orale 151. Betamethasoni Valeratis Unguentum
93. Amphetamini Sulfas 152. Bisacodylum
94. Amphetamini Sulfatis Compressi 153. Bisacodyli Compressi
95. Amphetamini Sulfatis lnjectio 154. Bisacodyli Suppositoria
96. Amphotericinum B 155. Bismuthi Subcarbonas
97. Amphotericinum B pro lnjectione 156. Bismuthi Subgallas
98. Amphotericini B Unguentum 157. Bismuthi Subnitras
99. Ampicillinum 158. Bleomicini Sulfas Sterilis
100. Ampicillini Capsulae 159. Bromocriptini Mesilas
101. Ampicillini Compressi 160. Bromocriptini Mesilatis Compressi
102. Ampicillinum pro Suspensione Orale 161. Brompheniramini Maleas
103. Ampicillinum Natricum Sterile 162. Bupivacaini Hydrochloridum
104. Amylum Manihot 163. Bupivacaini Hydrochloridi Injectio
105. Amylum Maydis 164. Busulfanum
106. Amylum Oryzae 165. Busulfani Compressi
107. Amylum Solani 166. Buthylis Hydroxyanisolum
108. Amylum Tritici 167. Buthylis Hydroxytoluenum
109. Anisi Fructus 168. Buthylis Parabenum
110. Antazolini Hydrochloridum 169. Calaminum
111. Antipyrinum 170. Calcii Carbonas
112. Apomorphini Hydrochloridum 171. Calcii Chloridum
lB. Aqua Purif!cata 172. Calcii Chloridi lnjectio
114. Aqua Sterile pro Injectione 173. Calcii Gluconas
115. Argenti Nitras 174. Calcii Hydrogen Phosphas
116. Atenololum 175. Calcii Hydroxidum
117. Atenololi Compressi 176. Calcii Hydroxidi Solutio Topicalis
118. Atropini Sulfas 177. Calcii Lactas
119. Atropini Sulfatis Compressi 178. Caldi Lactatis Compressi
120. Atropini Sulfatis Guttae Ophthalmicae 179. Calcii Pantothenas
121. Atropini Sulfatis Injectio 180. Calcii Sulfas
122. Attapr.lgite Activated Colloidale 181. Camphora
123. Axerophtholum 182. Captoprilum
124. Azatadini Maleas 183. Carbamazepinum
125. Azathioprinum 184. Carbamazepini Compressi
126. Azathioprini Compressi 185. Carbidopum
127. Bacitracinum 186. Carbinoxamini Maleas
128. Bacitracinum Zincum 187. Carbo Adsorbens
129. Barii Sulfas 188. Carbon Dioxidum
130. Barii Sulfas pro Suspensione 189. Carboxymethylcellulosum Natricum
131. Beclomethasoni Dipropionas 190. Carisoprodolum
132. Belladonnae Extractum 191. Carisoprodoli Compressi
133. Belladonnae Extracti Compressi 192. Cefazolinum Natricum pro Injectione
134, Belladonnae Herba 193. -Cefoperazonum Natricum
135. Ben toni tum 194. Cephalexinum
136. Benzalkonii Chloridum 195. Cephalexini Capsulae
xxvi

196. Cephalexini Compressi 255. Clemastini Fumaratis Compressi


197. Cephalexinum pro Suspensione Orale 256. Clidinii Bromidum
198. Cephradinum 257. Clindam ycini Hydrochlorid urn
199. Cephradini Capsulae 258. Clindamycini Hydrochloridi Capsulae
200. Cephradinum pro lnjectione 259. Clindamycini Palmitatis Hydrochioridum
201. Cephradinum pro Suspensione O:ale 260. Clindamycini Phosphas
202. Cera Alba 261. Clindamycini Phosphatis Injectio
203. Cera Flava 262. Clofaziminum
204. Cetrimidum 263. Clomifeni Citras
205. Cetylpyridinii Chloridum 264. Clomifeni Citra tis Compressi
206. Chloralhydras 2115. Clonazepamum
207. Chloramphenicolum 266. Clonazepami Compressi
208. Chloramphenicoli Capsulae 267. Clonidini Hydrochloridum
209. Chloramphenicoli Cremor 268. Clonidini Hydrochloridi Compressi
210. Chloramphenicoli Guttae Auriculares 269. Clonidini Hydrochloridi lnjectio
211. Chloramphenicoli Guttae Ophthalmicae 270. Clotrimazolum
212. Chloramphenicoli Oculentum 271. Clotrimazoli Cremor
213. Chloramphenicoli Solutio Oralis 272. Clotrimazoli Compressi Vaginales
214. Chloramphenicoli Natrii Succinas 273. Clotrimazoli Solutio Topical is
215. Chloramphenicoli Natrii Succinas Sterilis 274. Cloxacillinum Natricum
216. Chloramphenicoli Palmitas 275. Cocaini Hydrochloridum
217. Chloramphenicoli Palmitatis Suspensio Oralis 2711. Codeinum
218. Chlorbutanol urn 277. Codeini Hydrochloridum
219. Chlorbutanolum Anhydras 278. Codeini Phosphas
220. Chlordiazepoxidum 279. Coffeinum (·
221. Chlordiazepoxidi Compressi 280. Colchicinum
222. Chlordiazepoxidi Hydrochloridum 281. Colistini Sulfas
223. Chlordiazepoxidi Hydrochloridi Compressi 282. Concentrated Red Blood Cells
224. Chlorhexidine Gauze Dressing 283. Corticotropini lnjectio
225. Chlorhexidini Acetas 284. Corticotropinum pro lnjectione
226. Chlorhexidini Gluconatis Solutio 285. Cortisoni Acetas
227. Chlorhexidini Hydrochloridum 286. Cortisoni Acetatis Suspensio Sterilis
228. Chlorocresolum 287. Cotton Crepe Bandage
229. Chlorofonnum 288. Creolinum
230. Chloroquinum 289. Cresol urn
231. Chloroquini Phosphas 290. Curcumae Rhizoma
232. Chloroquini Phosphatis Compressi 291. Cyanocobalaminum
233. Chloroquini Sulfas 292. Cyanocobalamini Injectio
234. Chlorpheniramini Maleas 293. Cyanocobalamini 57Co Capsulae
235. Chlorpheniramini Maleatis Compressi 294. Cyanocobalamini 57Co Solutio
236. Chlorpromazini Hydrochloridum 295. Cydophosphamidum
237. Chlorpromazini Hydrochloridi Compressi 296. Cyclophosphamidi Compressi
238. Chlorpromazini Hydrochloridi Injectio 297. Cyclophosphamidum pro Injectione
239. Chlorpropamidum. 298. Cyclosporinum
240. Chlorpropamidi Compressi 299. Cyclosporini Concentratus pro Injectione
241. Chlorthalidonum 300. Cyclosporini Solutio Oralis
242. Chlorthalidoni Compressi 301. Cyproheptadini Hydrochloridum
243. Chlorzoxazonum 302. Cyproheptadini Hydrochloridi Compressi
244. Chlorzoxazoni Compressi 303. Cysteini Hydrochloridum
245. Cholecalciferol urn 304. Cytarabinum
246. Cholestyramini Resin 305. Cytarabinum Sterile
247. Cholestyraminum pro Suspensione Orale 306. Dactinomycinum
248. Chymotrypsinum 301. Dactinomycinum pro Injectione
249. Cimetidinum 308. Dapsonum
250. Cimetidini Compressi 309. Dapsoni Compressi
251. Cinchonae Cortex 310. Daunorubicini Hydrochloridum
252. Cisplatinum 311. Daunorubicini Hydrochloridum pro
253. Cisplatinum pro lnjectione lnjectione
254. Clemastini Fumaras 312. Deferoxamini Mesilas ·
xxvii

313. Deferoxamini Mesilas Sterilis 371. Dipyridamoli Compressi


314. Demeclocyclini Hydrochloridum 372. Disopyram id urn
315. Demeclocyclini Hydrochloridi Capsulae 373. Disopyramidi Phosphas
316. Dequalinii Chloridum 374. Disopyramidi Phosphatis Capsulae
317. Deslanosidum 375. Dopamini Hydrochloridum
318. Deslanosidi Injectio 376. Dopamini Hydrochloridi Injectio
319. Desoximetasonum 377. Doxorubicini Hydrochloridum
320. Dexamethasonum 378. Doxorubicini Hydrochloridum pro lnjectione
321. Dexamethasoni Acetas 379. Doxycyclinum
322. Dexamethasoni Compressi 380. Doxycyclini Hyclas
323. Dexamethasoni Natrii Phosphas 381. Doxycyclini Hyclatis Capsulae
324. Dexamethasoni Natrii Phosphatis Injectio 382. Droperidolum
325. Dexbrompheniramini Maleas 383. Dydrogesteronum
326. Dexchlorpheniramini Maleas 384·. Econazoli Nitras
327. Dexpanther.olum 385. Econazoli Nitratis Cremor
328. Dextranum 40 386. Edrophonii Chloridum
329. Dextrani 40 Injectio 387. Elastic Adhesive Dressing
330. Dextranum 70 388. Emetini Hydrochloridum
331. Dextrani 70 Injectio 389. Emetini Hydrochloridi lnjectio
332. Dextromethorphanum 390. Enfluranum
333. Dextromethorphani Hydrobromidum 391. Ephedrinum
334. Dextromethorphani Hydrobromidi Sirupus 392. Ephedrini Hydrochloridum
335. Dextrosum 393. Ephedrini Hydrochloridi Compressi
336. Dextrosi Injectio 394. Epinephrini Bitartras
337. Diaethylcarbamazini Citras 395. Ergocalciferolum
338. Diaethylcarbamazini Citratis Compressi 396. Ergometrini Maleas
339. Diaethylstilbestrolum 397. Ergometrini Maleatis Compressi
340. Diazepam urn 398. Ergometrini Maleatis Injectio
341. Diazepami Compressi 399. Ergotamini Tartras
=42. Diaz~pami Injectio 400. Erythromycin urn
343. Dibekacini Sulfas 401. Erythromycini Compressi
344. Dibucaini Hydrochloridum 402. Erythromycini Ethylsuccinas
345. Dicloxacillinum Natricum 403. Erythromycini Ethylsuccinatis Compressi
346. Dicloxacillinum Natricum Sterile 404. Erythromycini Ethylsuccinas pro
347. Dicloxacillini Natrici Capsulae Suspensione Orale
•. 348. Dicloxacillinum Natricum pro Suspensi;ne 405. Erythromycini Ethylsuccinatis Suspensio
Orale Ora lis
349. Dicumarolum 406. Erythromycini Unguentum
350. Dicyclomini Hydrochloridum 407. Erythromycini Stearas
351. Digitalis Folium 408. Erythromycini Stearatis Compressi
352. Digitalis Pulvis 409. Estradiolum
353. Digitalis Compressi 410. Estradioli Benzoas
354. Digitoxinurn 411. Estradioli Cipionas
355. Digitoxini Compressi 412. Estriol urn
356. Digoxin urn 413. Estrogen, Conjugated
357. Digoxini Compressi 414. " Ethinyl Estradiolum
358. Dihydroergotamini Mesilas 415. Ethenzamidum
359. Dihydrostreptomycini Sulfas 416. Ethisteronum ·
360. Diltiazemi Hydrochloridum 417. Ethosuximidum
361. Diltiazemi Hydrochloridi Compressi 418. Ethvlestrenolum
362. Dimenhydrinatum 419. Eth)·lis Parabenum
363. Dimenhydrinati Compressi 420. Eugenolum
364. Dimercaprol urn 421. Fentluramini Hvdmchloridum
365. Dimethiconum 422. Fenfluramini Hydrochloridi Compressi
366. Dinatrii Edetas -123. Fenoteroli Hydrobromidum
367. Diphenhydramini Hydrochloridum 424. Fentanyli Citras
368. Diphenhydramini Hydrochloridi Injectio 425. _Fentanyli Citratis Injectio
369. Diphenoxylati Hydrochloridum 426. Ferrosi 5"Fe Citratis Injectio
370. Dipyridamolum 427. Ferrosi Fumaras
xxviii

428. Ferrosi Furnaratis Compressi 486. Hydralazini Hydrochloridurn


429. Ferrosi Gluconas 487. Hydrochlorothiazidum
430. Ferrosi Sulfas 488. Hydrochlorothiazidi Compressi
431. Flucloroloni Acetonidum 489. H ydrocortisonum
432. Flucloxacillinum Natricum 490. Hydrocortisoni Acetas
433. Fludrocortisoni Acetas 491. Hydrocortisoni Acetatis Cremor
434. Fluocinoloni Acetonidum 492. Hydrocortisoni Butiras
435. Fluocortoloni Hexanoas 493. Hydrogeni Peroxydum Concentratum
436. Fluocortoloni Pivalas 494. Hydrogeni Peroxydi Solutio Topicalis
437. Fluoresceinum Natricum 495. Hydroquinonum
438. Fluorouracilum 496. H ydroxocobalaminum
439. Fluorouracili Injectio 497. Hydroxyprogesteroni Caproas
440. Fluoxymesteronum 498. Hydroxyprogesteroni Caproatis Injectio
441. Fluphenazini Decanoas 499. Hydroxyzini Hydrochloridum
442. Fluphenazini Enantas 500. Hyoscini Hydrobromidum
443. Fluphenazini Hydrochloridum 501. Hyoscini Hydrobromidi Compressi
444. Flurazepami Hydrochloridum 502. Hyoscini Hydrobromidi Injectio
445. Flurbiprofenum Natricum 503. Hyoscyamus Folium
446. Fractioni Factor VIII Desiccatum 504. Hyoscyami Extractum Siccum
447. Fractioni Factor IX Desiccatum 505. Hyoscyamini Sulfas
448. Framycetin Gau:.~:e Dressing 506. Ibuprofenum
449. Fresh Frozen Plasma 507. Ibuprofeni Compressi
450. Furosemidum 508. Ichthammolum
451. Furosemidi Compressi 509. Idoxuridinum
452. Furosemidi Injectio 510. Idoxuridini Oculentum
453. Galii 67Ga Citratis Injectio 511. Imipramini Hydrochloridum
454. Gelatinum 512. Immunoglobulinum Hepatitis B
455. Gemfibrozilum 513. Immunoglobulinum Rabiecum
456. Gentamicini Sulfas · 514. Immunoglobulinum Humanum Morbillicum
457. Gentamicini Sulfatis Guttae Ophthalmicae 515. Immunoglobulinurn Humanum Tetanicum
458. Gentamicini Sulfatis Injectio 516. Immunoglobulinum Normal
. 459. Gentamicini Sulfatis Oculentum 517. Immunoserum Botulinicum
460. Gentamicini Su_lfatis Unguentum 518. Immunoserum Diphthericum
461. Gentian Violet 519. Immunoserum Tetanicum
462. Glibenclamidum ·. 520. Indii 111In Oxyquinolini Solutio
.. .
463.
464 .
Glibenclamidi Compressi
Glutethimidum
521.
522.
Indii 111 In Pentetatis Injectio
Indomethadnum
465. Glycerolum 523. Indomethacini Capsulae
466. Glycinum 524. Inositoli Nicotinas
467. Glycyrrhizae Radix · 525. Insulin urn
468. Glycyrrhizae Succus 526. Insulini Injectio Netralis
469. Gonadotropinum Chorionicum 527. Iodii Tmctura
470. Gonadotropinum Chorionicum pro Injectione 528. Iodinated 125I Albumin Injection
471. Gossypium Depuratum 529. Iodinated 1311 Albumin Aggregated
472. Griseofulvinum Injection
473. Griseofulvini Compressi 530. Iodinated 1311 Albumin Injection
474. Guaifenesinum 531. Iodochlorhydroxyquinolinum
475. Guaifenesini Compressi 532. Iodum
476. Gummi Acadae 533. Ipecacuanhae Radix
477. Halcinonidum 534. Isoniazidum
478. Haloperidolum 535. Isoniazidi Compressi
479. Haloperidoli Compressi 536. Isosorbidi Dinitras Dilutum
480. Halothanum 537. Isosorbidi Dinitratis Compressi Sublingual
481. Heparinum Natriciun 538. Isoxsuprini Hydrochloridum
482. Heparini Natrici Injectio 539. Isoxsuprini Hydrochloridi Injectio
483. Hexachlorophenum 540. Kalii Chloridum
484. Homatropini Hydrobromidum 541. Kalii Iodidum
485. Homatropini Hydrobromidi Guttae 542. Ka:lii Klavulanatum
Ophthalmicae 543. Kalii Permanganas
xxix

544. Kalii Sulfoguaiakolas 601. Meprobamatum


545. Kanamycini Sulfas 602. Mepyramini Maleas
546. Kanamycini Sulfatis Capsulae 603. Mercaptopurinum
547. Kanamycini Sulfatis Injectio 604. Mercaptopurini Compressi
548. Kaolinum Levis 605. Mestranolum
549. Ketamini Hydrochloridum 606. Metfonnini Hydrochloridum
550. Ketamini Hydrochloridi Injectio 607. Metfonnini Hydrochloridi Compressi
551. Ketoconazolum 608. Methadoni Hydrochloridum
552. Ketoconazoli Compressi 609. Methadoni Hydrochloridi Compressi
553. Ketoprofenum 610. Methampyronum
554. Ketoprofeni Capsulae 611. Methampyroni Compressi
555. Lactosum 612. Methenaminum
556. Lanatosidum C 613. Methenamini Mandelas
557. Levamisoli Hydrochloridum 614. Methenamini Mandelatis Compressi
558. Levamisoli Hydrochloridi Compressi 615. Methioninum
559. Levodopum 616. Methotrexatum
560. Levonorgestrelum 617. Methotrexati Compressi
561. Levothyroxinum Natricum 618. Methotrexati Natrici Injectio
562. Levothyroxini Natrici Compressi 619. Methoxsalenum
563. Lidocaini Hydrochloridum 620. Methylcellulosum
564. Lidocaini Hydrochloridi injectio 621. Methyldopum
565. Lidocaini Hydrochloridi Solutio Orale 622. Methyldopa Compressi
Topicalis 623. Methylergometrini Maleas
566. Lidocaini et Epinephrini Injectio 624. Methylergometrini Maleatis Compressi
567. Lincomycini Hydrochloridum 625. Methylergometrini Maleatis Injectio
568. Lincomycini Hydrochloridi Capsulae 626. Methylis Parabenum
569. Lincomycini Hydrochloridi Injectio 627. Methylis Salicylas
570. Lind anum 628. Methylprednisoloni Acetas
571. Loperamidi Hydrochloridum 629. Methyltestosteronum
572. Lor.-zepamum 630. Methylthionini Chloridum
573. Lorazepami Compressi 631. Methylthionini Chloridi Injectio
574. Lynestrenolum 632. Metoclopramidi Hydrochloridum
575. Lycini Acetas 633. Metoclopramidi Hydrochloridi Compressi
576. Macrogolum 634. Metoclopramidi Hydrochloridi lnjectio
577. Macrogolum 400 635. Metoclopramidi Hydrochloridi Solutio Oralis
578. Magnesii Carbonas Levis 636. Metoprololi Tartras
579. Magnesii Carbonas Ponderosus 637. Metoprololi Tartratis Compressi
580. Magnesii Hydroxidum 638. Metronidazolum
581. Magnesii Oxidum 639. Metronidazoli Compressi
582. Magnesii Stearas 640. Metronidazoli lnjectio
583. Magnesii Sulfas 641. Mexiletini Hydrochloridum
584. Magnesii Sulfatis Injectio 642. Miconazoli Nitras
585. Magnesii Trisilicas 643. Miconazoli Nitratis Cremor
586. Manganesi Sulfas 644. Minocyclini Hydrochloridum
587. Mannitol urn 645. Mitomycinum
588. Mannitoli Injectio 646. l~litomycinum pro Injectione
589. Maprotilini Hydrochloridum 647. Morphini Hydrochloridum
590. Mebendazolum 648. Morphini Sulfas
591. Mebendazoli Compressi 649. Morphini Sulfa tis Injectio
592. Medazepamum 650. Nadololum
593. Medroxyprogesteroni Acetas 651. Nadololi Compressi
594. Medroxyprogesteroni Aceta tis Suspensio 652. Naloxoni Hydrochloridum
Sterilis 653. Nandroloni" Decanoas
595. Melfalanum 654. Nandroloni Phenpropionas
596. Menadionum 655. Naphazolini Hydrochloridum
597. Menadioni Injectio 656. Naphazolini Nitras
598. Menadionum Natrii Bisulfis 657. Naproxenum
599. Menthae Piperitae Folium 658. Naproxenum Natricum
600. Mentholum 659. Naproxeni Natrici Compressi
XXX

660. Natrii Aminosalicylicum 719. Oleum Olivarum


661. Natrii Aminosalicylici Compressi 720. Oleum Ricini
662. Natrii Ascorbas 721. Opium
663. Natrii Benzoas 722. Opii Pulvis
664. Natrii Chloridum 723. Orchiprenalini Sulfas
665. Natrii Chloridi Injectio 724. Oxprenololi Hydrochloridum
666. Natrii Chloridi Iniectio Compositum 725. Oxygenum
667. Natrii Chromatis 51Cr Injectio 726. Oxygenum 93%
668. Natrii Citras 727. Oxymetazolini H ydrochlorid urn
669. Natrii Fluoridum 728. Oxymetazolini Hydrochloridi Guttae Nasales
670. Natrii Hydroxidum 729. Oxyphenbutazonum
671. Natrii Iodidi 123 1 Capsulae 730. Oxytetracyclinum
672. Natrii Iodidi 1231 Solutio 731. Oxytetracyclini Hydrochloridum
673. Natrii lodidi 131 1 Capsulae 732. Oxytetracyclini Hydrochloridum pro
674. Natrii Iodidi 131 1 Solutio lnjectioPe
675. Natrii Iodohippuratis 123 1 lnjectio 733. Oxytocini lnjectio
676. Natrii Iodohippuratis 131 1 lnjectio 734. Pancreatinum
677. Natrii Laury! Sulfas 735. Pancuronii Bromidum
678. Natrii Metabisulfis 736. Pancuronii Bromidi Injectio
679. Natrii Nitroprussidum 737. Papaverini Hydrochloridum
680. Natrii Pertechnet2.tis '!'lmTc Inje.::tio 738. Papaverini Hydrochloridi Compressi
681. Natrii Phosphatis 32P lnjectio 739. Papaverini Hydrochloridi Injectio
682. Natrii Salicylas 740. Paracetamolum
683. Natrii Subcarbonas 741. Paracetamoli Compressi
684. Natrii Subcarbonatis Compressi 742. Paracetamoli Solutio Ora lis
685. Natrii Subcarbonatis Injectio 743. Paracetamoli Suspensio Oralis
686. Natrii Tetraboras 744. Paraffinum
687. Natrii Thiosulfas 745. Paraformaldehydum
688. Natrii Thiosulfatis Injectio 746. Paromomycini Sulfas
689. Neomycini Sulfas 747. Pectinum
690. Neostigmini Bromidum 748. Permeable Non-Woven Surgical Synthetic
691. Neostigmini Bromidi Compressi Adhesive Tape
692. Neostigmini Methylsulfas 749. Perphenazinum
693. Neostigmini Meti"tylsulfatis Injectio 750. Pethidini Hydrochloridum
694. Nicotinamid urn 751. Pethidini Hydrochloridi Injectio
695. Nicotinyl Alcoholum Tartras 752. Phena::opyridini Hydrochloridum
696. Nifedipinum 753. Pheniramini Maleas
697. Nikethamidum 754. Phenobarbital urn
698. Nitrazepamum 755. Phenobarbitali Compressi
699. Nitrazepami Compressi 756. Phenobarbitalum Natricum
700. Nitrofurantoinurn 757. Phenobarbitali Natrici bi.jectio
701. Nitrofurantoini Capsulae 758. Phenolphthalein urn
702. Nitroglycerinum Dilutum 759. Phenolum
703. Nitroglycerini Compressi 760. Phenolum Liquidum
704. Non Absorbable Surgical Suture 761. Phenoxymethylpenicillinum
705. Norethisteronum 762. Phenoxymethylpenicillini Compressi
706. Norethisteroni Compressi 763. Phenylbutazonum
707. Norgestrelum 764. Phenylephrini Hydrochloridum
708. Nortriptylini Hydrochloridum 765. Phenylhydrargyri Acetas
709. Noscapinum 766. Phenylhydrargyri Nitras
710. Nystatinum 767. Phenylpropanolamini Hydrochloridum
711. Nystatini Compressi · 768. Phenytoinum
712. Nystatini Compressi Vaginales 769. Phenytoinum Natricum
713. Nystatini Suspensio Oralis · 770. Phenytoini Natrici Capsulae
714. Oleum Anisi 771. Phytomenadionum
715. Oleum Eucalypti 772. Phytomenadioni Compressi
716. Oleum Iecoris Aselli 773. Phytomenadioni Injectio
717. Oleum Menthae 774. Pilocarpini Hydrochloridum
718. Oleum Minerale 775. Pilocarpini Hydrochloridi Guttae
xxxi

Ophthalmicae 833. Pyranteli Pamoatis Suspensio Oralis


776. Pilocarpini Nitras 834. Pyrazinam id urn
777. Pilocarpini Nitratis Guttae Ophthalmicae 835. Pyrazinamidi Compressi
778. Pindololum 836. Pyridostigmini Bromidum
779. Piperazinum 837. Pyridoxini Hydrochloridum
780. Piperazini Adipas 838. Pyridoxini Hydrochloridi Compressi
781. Piperazini Citras 839. Pyrimethaminum
782. Piperazini Citratis Compressi 840. Ouinidini Sulfas
783. Piperazini Citratis Sirupus 841. Oui.1idini Sulfatis Compressi
784. Piperazini Phosphas 842. Ouinini Aethylcarbonas
785. Piperazini Phosphatis Compressi 843. Ouinini Hydrochloridum
786. Piroxicamum 844. Ouinini Sulfas
787. Plasma Reduced Blood 845. Quinini Sulfatis Compressi
788. Plaster of Paris Bandage 846: Ranitidini Hydrochloridum
789. Podophylli Rhiz:Jma 847. Ranitidini Hydrochloridi Compress!
790. Polymyxini B Sulfas 848. Rauwolfiae Radix
791. Polysorbatum 20 849. Reserpinum
792. Polysorbatum 60 850. Reserpini Compressi
793. Polysorbatum 80 851. Resorcinol urn
794. Povidoni Iodum 852. Riboflavin urn
795. Povidoni Iodii Solutio Topicalis 853. Riboflavini Natrii Phosphas
796. Praziquantelum 854. Rifampicinum
797. Praziquanteli Compressi 855. Rifampicini Capsulae
798. Prazosini Hydrochloridum 856. Ringeris Lactatis Injectio
799. Prazosini Hidrochloridi Compressi 857. Rose Bengal Natrici 131 1 lnjectio
800. Prednisolonum 858. Saccharin urn
801. Prednisoloni Cremer 859. Saccharinum Natricum
802. Prednisoloni Acetas 860. Salbutamolum
803. Prednisoloni Acetatis Suspensio Guttae 861. Salbutamoli Sulfas
Ophthalmicae 862. Sales Pt>rorales Ad Rehydratationem
804. Prednisonum 863. Salicylamidum
805. Prednisoni Compressi 864. Selenii Sulfidum
806. Primaquini Phosphas 865. Simethiconum
807. Primaquini Phosphatis Compressi 866. Sorbitol urn
808. Probenecid urn 8(;7. Spironolactonum
809. Probenecidi Compressi 868. Stanozololum
810. Procainamidi H ydrochloridum 869. Streptokinasum
811. Procaini Hydrochloridum 870. Streptom ycini Sulfas Sterilis
812. Procaini Penicillinum G Sterile 871. Streptomycini Sulfa tis Injectio
813. Progesteronum 872. Strychnini Nitras
814. Promethazini Hydrochloridum 873. Sucrosum
815. Promethazini Hydrochloridi Injectio 874. Sulfacetamidum
816. Promethazini Teoclas 875. Sulfacetamidum Natricuin
817. Propanthelini Bromidum 876. Sulfacetamidi Natrici Guttae
818. Propranololi Hydrochloridum Ophthalmicae
819. Propranololi Hydrochloridi Compressi 877. Sulfadiazinum .,
820. Propranololi Hydrochloridi Injectio 878. Sulfadimidinum
821. Propylenglycolum 879. Sulfadoxinum
822. Propyliodonum 880. Sulfamerazinum
823. Propylis Parabenum 881. Sulfamethizolum
824. Propylthiouracil urn 882. Sulfamethoxazolum
825. Propylt.hiouracili Compressi 883. Sulfamethoxazoli et Trimethopruru
826. Protamini Sulfas Compressi
827. Protamini Sulfatis Injectio 884. Sulfur Praecipitatum
828. Proteini Plasma Solutio 885. Talcum
829. Pseudoephedrini Hydrochloridum 886. Tamoxifeni Citras
830. Pulvis Agar 887. Tamoxifeni Citratis Compressi
831. Pulvis Gummi Acaciae 888. Terbutalini Sulfas
832. Pyranteli Pamoas 889. Testosteroni Enantas
xxxii

890. Testosteroni Propionas 926. Tropicamidi Guttae Ophthalmicae


891. Tetracainum 927. Tuberculin Purified Protein Derivative
892. Tetracaini H ydrochloridum 928. Tubocurarini Chloridum
893. Tetracyclinum 929. Vaccinum Bacilli Calmette-Guerin
894. Tetracycliru Hydrochloridum Cryodesiccatum
895. Tetracyclini Hydrochloridi Capsulae 930. Vaccinum Cholerae
8%. Tetrahydrozolini Hydrochloridum 931. Vaccinum Diphtheriae et Tetanii
897. Thallosi 201 Tl Chloridi lnjectio Adsorbatum
898. Theophyllinum 932. Vaccinum Diphtheriae, Tetanii et Pertussis
899. Thiamini Hydrochloridum Adsorbatum
900. Thiamini Hydrochloridi Compressi 933. Vaccinum Hepatitis B Explasma Humanum
901. Thiamini Hydrochloridi lnjectio 934. Vaccinum Morbillorum Vivum
902. Thiamini Mononitras 935. Vaccinum Polisaccharidi Meningococcus
903. Thiamphenicolum 936. Vaccinum Polyomyelitidis per Orale
904. Thimerosalum 937. Vaccinum Rabieicum Cryodyesiccatum
905. Thiopentalum Natricum 938. Vaccinum Tetanii Adsorbatum
906. Thiopentalum Natricum pro lnjectione 939. Vaccinum Typhoidi
907. Thymolum 940. Vancomycini Hydrochloridum
908. Timololi Maleas 941. Vanillinum
909. Timololi Maleatis Guttae Ophthalmicae 942. Vaselinum Album
910. Tioconazolum 943. Vaselinum Flavum
911. Tobramycinum 944. Verapamili Hydrochloridum
912. Tocopherolum 945. Verapamili Hydrochloridi Compressi
913. Tolbutamidum 946. Verapamili Hydrochloridi lnjecao
914. Tolbutamidi Compressi 947. Vinblastini Sulfas
915. Tragacantha 948. Vincristini Sulfas
916. Tretinoinum 949. Warfarinum Kalicum
917. Triamcinolonum 950. Warfarinum Natricum
918. Triamcinoloni Acetonidum 951. Whole Blood
919. Trifluoperazini Hydrochloridum 952. Xylometazolini Hydrochloridum
920. Trihexyphenidyli Hydrochloridum 953. Yellow Fever Vaccine, Live
921. Trihexyphenidyli Hydrochloridi Compressi 954. Zinc Oxide Surgical Adhesive Tape
922. Trimethoprimum 955. Zinci E:hloridum
923. Tripelennamini Hydrochloridum 956. Zinci Oxidum
924. Triprolidini Hydrochloridum 957. Zinci Sulfas
925. Tropicamidum 958. Zinci Undecylenas

DAFTAR LAMPIRAN

Persyaratan Umum-untuk Uji dan Penetapan Kadar <111> Penetapan Golongan Rh Donor
<11> Baku Pembanding Farmakope Indonesia. <121> Penetapan Kadar Kalsium Pantotenat
<131> Penetapah Poten.Si Antibiotik secara
Peralatan untuk Uji dan Penetapan Kadar Mikrobiologi
<21> Peralatan Volumetrik <141> Penetapan Potensi Fraksi Faktor VIII
<31> Termometer <151> Penetapan Potensi Fraksi Faktor IX
<41> Tunbangan dan Anak Tunbangan
<161> Penetapan Potensi Insulin
Uji secara Mikrobiologi <171> Penetapan Potensi Streptokinase
<51> Uji Batas Mikroba <181> Perangkat lnfus dan Transfusi
<61> Uji Efektivitas Pengawet Antimikroba <191> Uji Daya Hipotensif
<71> Uji Sterilitas . <201> Uji Endotoksin Bakteri
<211> Uji Hemolisin
Uji dan Penetapan secara Biologi <221> Uji Histamin
<81> Desain dan Analisis Penetapan Hayati <231> Uji Pirogen
<91> Penetapan Aktivitas Vitamin B12 <241> Uji Reaktivitas secara Biologi in-vitro
<101> Penetapan Golongan Darah ABO Donor <2.51> Uji Reaktivitas secara Biologi in-vivo
xxxiii

Uji dan Penetapan Kadar secara Kimia <721> Tutup Elastomerik untuk Injeksi
<731> Uji Bahan Tambahan dalam Vaksin dan
UJI IDENTIFIKASI Imunoserum
<261> ld'!ntifikasi Basa Nitrogen Organik
<271> Identifikasi Tetrasiklin Uji dan Penetapan Kadar secara Fisika
<281> Identiflkasi secara Kromatografi Lapis Tipis <741> Analisis Termal
<291> Uji Identifikasi Umum <751> Bahan Partikulat dalam lnjeksi
<761> Beban Regang Minimum
UJI BATAS <771> Bobot per Satuan Luas
<301> Penetapan Sisa Pemijaran <780> Daya Kait Jarum Benang Bedah
<311> Uji Batas 4-epianhidrotetrasiklir, <781> Daya Regang Benang Bedah
<321> Uji Batas Arsen <791> Daya Rekat
<331> Uji Batas Besi <801> Diameter Benang Bedah
<341> Uji Batas Dioksan <811> Difraksi Sinar-X
<351> Uji Batas Kalsium, Kalium dan Natrium <821> Elastisitas
<361> Uji Batas Klorida dan Sulfat <831> Elektroforesis
<371> Uji Batas Logam Berat <841> ldentifikasi Serat
<381> Uji Batas Raksa <851> Indeks Pengembangan
<391> Uji Batas Selenium <861> lsi Minimum
<401> Uji Batas Timbal <871> Jumlah Benang per Satuan Panjang
<411> Uji Zat Mudah Terarangkan <881> Kejemihan Larutan
<901> Kesempurnaan Melarut
UJI DAN PENETAPAN KADAR LAIN <911> Keseragaman Sediaan
<421> Kadar Zink Oksida dalam Massa Perekat <921> Ketahanan terhadap Air
<431> Kandungan Antiseptik dalam Pembalut <931> Kromatografi
<441> Kandungan Zat Antimikroba <941> Osmolaritas
<451> Kapasitas Penetralan Asaro <951> Panjang Serat
<461> Kelarutan dalam Etanol <961> Pelepasan Obat
· <471> Cemaran Senyawa Organik Mudah <971> Penetapan Batas Flokulasi Vaksin dan
Menguap Toksin Difteri
<481> Cemaran Umum <981> Penetapan Bobo[ Jenis
<491> Lemak dan Minyak Lemak <991> Penetapan Bobot per mililiter
<501> Pembakaran dengan Labu Oksigen <1001> Penetapan Indeks Bias
<511> Penetapan Kadar Akseroftol <1011> Penetapan Jarak Destilasi .
<521> Penetapan Kadar Antibiotik secara <1021> Penetapan Jarak Lebur a tau Suhu Lebur
Iodometri <1031> Penetapan Kadar Air ·
<531> Penetapan Kadar Barbiturat <1041> Penetapan Kadar Etanol
<541> Penetapan Kadar Garam Basa Nitrogen <1051> Penetapan Kekentalan
Organik <1061> Penetapan Partikel Logam dalam
<551> Penetapan Kadar Gula Darah Salep Mata
<561> Penetapan Kadar Kalsiferol <1071> Penetapan pH
<571> Penetapan Kadar Kobalamin secara <1081> Penetapan Rotasi Optik
Perunut Radioaktif <1091> Penetapan Sifat Hablur
<581> Penetapan Kadar Nitrogen <1101> Penetapan Suhu Beku
<591> Penetapan Kadar Nitrogen dalam <1111> Penetapan Su:;ut Pemijaran
Produk Darah <1121> Penetapan Susut Pengeringan •
<601> Penetapan Kadar Riboflavin <1131> Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah
<611> Penetapan Kadar Zink <1141> Pengayak dan Derajat Halus Sei:buk
<621> Penetapan Kadar Sineol <1151> Permeabilitas Uap Air
<631> Penetapan Kadar Steroid <1161 > Polarogr;-.fi
<641> Penetapan Kadar Steroid Tunggal <1171> Radioaktivitas
<651> Penetapan Kadar Tiamin <1191> Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
<661> Penetapan Penisilin G <1201> Spektrometri Massa ·
<671> Pengambilan Contoh dan Metode <1211> Uji Aerosol
Analisis Simplisia <1221> Uji Daya Serap
<681> Titrasi Bebas Air <1231> Uji Disolusi
<691> Titrasi Kompleksometri <1241> Uji Salep Mata
<701> Titrasi Nitrimetri <1251> Uji Waktu Hancur
<711> Titrimetri <1261> Volume Terpindahkan
xxxiv

<1271> Wadah <1331> Pencucian Peralatan Kaca


<1281> Wadah Permeasi <1341> Pengukuran Wama dengan lnstrumen
<1291> Wama dan Akromisitas <1351> Pertimbangan tentang Stabilitas dalam
<1301> Zat Larut dalam Air Pemberian Obat ·
<1311> Zat Larut dalam Erer <1371> Sterilisasi dan Jaminan Sterilitas Bahan
Kompendia
Informasi
<1321> lndikator Bio!ogik

DAFTAR SEDIAAN UMUM BARU

1. Gel 4. Lozenges
2. lmplan 5. Ophthalmicae Praeparationes
3. Irigationes 6. Plester

DAFTAR MONOGRAFI BARU

1. Absorbable Gelatin Sponge 38. Amikacinum


2. Absorbable Surgical Suture 39. Amikacini Sulfas
3. Absorbent Cotton Gauze 40. Amikacini Sulfatis Injectio
4. Acetonum 41. Amiloridi Hydrochloridum
5. Acetophenazini Maleas 42. Amiloridi Hydrochloridi Compressi
6. Acetylcholini Chloridum 43. Amobarbitalum
7: Acetylcysteinum 44. Amoxicillinum
8. Acetylcysteini Solutio 45. Amoxicillini Capsulae
9. Acidi Acetylosalicylici Compressi Buffered 46. Amoxicillinum pro Suspensione Orale
10. Acidi Acetylosalicylici Compressi Delayed- 47. Amoxicillinum Natricum
Release 48. Amphotericinum B
11. Acidi Acetylosalicylici Compressi Effervescent 49. Amphoterieinum B pro Injectio
12. Acidi Aminocaproici Compressi SO. Amphotericini B Unguentum
13. Acidi Benzoici et Salicylici Unguentum 51. Ampicillini Compressi
14. Acidum Mefenamicum 52. Ampicillinum, pro Suspensione Orale
15. Acidi Mefenamici Capsulae 53. Amylum Maydis
16. Acidum Nalidixum 54. Amylum Tritici
17. Addi Nalidixici Compressi 55. Anisi Fructus ·
18. Acidum Aminosalysilicum 56. Atenololum
19. Acidum Fusidicum 57. Atenololi Compressi
20. Acidum Nitricum 58. Atropini Sulfa tis Compressi
21. Acidum Phosphoricum 59. Atropini Sulfatis Guttae Ophthalmicae
22. Acidum Valproicum 60. Attapulgite Activated Colloidale
23. Acidi Valproici Capsulae 61. Azatadini Maleas
24. Acidi Valproici Sirupus 62. Azathioprinum
25. Acyclovirum 63. Azathioprini Compressi
26. Alcoholum Cetylicum 64. Bacitracinum Zincum
27. Allopurinolum 65. Bedomethasoni Dipropionas
28. Allopurinoli Compressi 66. Benzalkonii Chloridum
29. Aloe 67. Benzethonii Chloridum
30. Aloxiprinum 68. Benzoyl Peroxidi Gel
31. Aloxiprini Compressi 69. Benzoyl Peroxidum Hydrous
32. Alpha Tocopherol Acetas · 70. Betamethasonum
33. Alprazolamum 71. Betamethasoni Compressi
34. Alprazolami Compressi 72. Betamethasoni Dipropionas
35. Aluminii Hydroxidi Gel 73. Betamethasoni Dipropionatis Cremor
36. Aluminii Hydroxidi Gellatio Siccum 74. Betamethasoni Dipropionatis Unguentum
37. Amantadini Hydrochloridum . 75. Betamethasoni Natrii Phosphas
X}<XJI

76. Betarnethasoni Natrii Phosphatis Injectio 135. Clidinii Bromidum


77. Betarnethasoni Valeras 136. Clindamycini Palmitatis Hydrochloridum
78. Betarnethasoni Valera tis Cremor. 137. Clindamycini Phosphas
79. Betamethasoni Valeratis Unguentum 138. Clindamycini Phosphatis lnjectio
80. Bleomicini Sulfas Sterilis 139. Clofaziminum
81. Bromocriptini Mesilas 140. Clonazepamum
82. Bromocriptini Mesilatis Compressi 141. Clonazep;pni Compressi
83. Brompheniramini Maleas 142. Clonidini Hydrochloridum
84. Bup!vacaini H ydrochloridum 143. Clonidini Hydrochloridi Compressi
85. Bupivacaini Hydrochloridi lnjectio 144. Clonidini Hydrochloridi Injectio
86. Busulfanurn 145. Clotrimazolum
87. Busulfani Compressi 146. Clotrimazoli Cremor
88. Buthylis Hydroxyanisolum 147. Clotrimazoli Compressi Vaginales
8~. Buthylis Hydroxytoluenum 148. Clotrimazoli Solutio Topicalis
90. Buthylis Parabenum 149. Cloxacillin urn N atricum
91. Calcii Hydrogenphosphas 150. Codeinum
92. Calcii Hydroxidi Solutio Topicalis 151. Colchicinum
93. Captoprilum 152. Colistini Sulfas
94. Carbidopum 153. Concentrated Red Blood Cells
95. Carbinoxamini Maleas 154. Corticotropini Injectio
96. Caroo Adsorbeus 155. Cotton Crepe Bandage
97. Carbon Dioxidum 156. Cyanocobalamini 57Co Capsulae
98. Carisoprodol urn 157. Cyanocobalarnini 57Co Solutio
99. Carisoprodoli Compressi 158. Cyclophosphamidum
'100. Cefazolinum Natricum pro lnjectione 159. Cyclophospharnidi Compressi
101. Cephalexinum pro Suspensione Orale 160. Cyclophosphamidum pro Injectione
102. Cefoperazonum Natricum 161. Cyclosporinum
103. Cephradinum 162. Cyclosporini Concentratus pro Injectione
J-04. Cephradini Capsulae. 163. Cyclosporini Solutio Oralis
105. Cephradinum pro Suspensione Orale 164. Cysteini Hydrochloridum
106. Cephradinum pro Injectione 165. Cytarabinum
107. Cetrimidum 166. Cytarabinum Sterile
108. Cetylpyridinium Chloridum 167. Dactinomycinum
109. Chloramphenicoli Cremor 168. Dactinomycinum pro lnjectione
110. Chloramphenicoli Guttae Auricularis 169. Daunorubicini Hydrochloridum
111. Chlorarnphenicoli Guttae Ophthalmicae 170. Daunorubicini Hydrochloridum pro Injectione
112. Chloramphenicoli Solutio Oralis 171. Deferoxamini Mesilas
113. Chloramphenicoli Natrii Succinas 172. Deferoxamini Mesilas Sterilis
114. Chloramphenicoli Natrii Succinas Sterilis 173. Dequalinii Chloridum
115. Chlordiazepoxidi Hydrochloridi Compressi 174. Deslanosidum
116. Chlorhexid,in Gauze Dressing 175. Deslanosidi Injectio
117. Chlorhexidini Acetas 176. Desoximetasonum
118. Chlorhexidini Gluconatis Solutio 177. Dexbrompheniramini Maleas
119. Chlorhexidini Hydrochloridum 178. Dexchlorpheniramini Maleas
120. ..Chlorocresolum 179. Dexpanthenolum
121. ChlorQquinum 180. Dextranum 40
122. Chlorthalidonum 181. Dextranum 70
123. Chlorthalidoni Compressi 182. Dextromethorphanum
124. Chlorzoxazonum 183. Diaethylcarbamazini Citras
12.5. Chlorzoxazoni Compressi 184. Diaethylcarbamazini Citratis Compressi
126. Cholestyrarninum pro Suspensione Orale 185. Dibekacini Sulfas
127. Cholestyrarnini Resin 186. Dibucaini Hydrochloridum
128. Chymotrypsinum 187. Diclol(acillinum Natricum
129. Cimetidinum 188. Dicloxacillinum Natricum Sterile
130. Cimetidini Compressi 189. Digoxini Compressi
131. Cisplatinum 190. Dihydroergotamini Mesilas
132. Cisplatinum pro Injectione 191. Dihydrostreptomycini Sulfas
133. Clemastini Fumaras 192. Diltiazemi Hydrochloridum
134. Clemastini Fumaratis Compressi 193. Diltiazemi Hydrochloridi Compressi
xxxvi

194. Dimenhydrinati Compressi 251. Fresh Frozen Plasma


195. Dimethiconum 252. Galii 67Ga Citratis Injectio
196. Dinatrii Edetas 253. Gemfibrozilum
197. Diphenoxylati Hydrochloridum 254. Gentamicini SuHatis Guttae Ophthalmicae
198. Dipyridamolum 255. Gentamicini Sulfatis Oculentum
199. Dipyridamoli Compressi 256. Gentamicini Sulfatis Unguentum
200. Disopyramidi Phosphas 257. Gentian Violet
201. Disopyramidi Phosphatis Capsulae 258. Glibendamidum
202. Dopamini Hydrochloridum 259. Glibenclamidi Compressi
203. Dopamini Hydrochloridi Injectio 260. Glutethimidum
204. Doxorubicini Hydrochloridum 261. Glycinum
205. Doxorubicini Hydrochloridum pro Injectione 262. Gonadotrophinum Chorionicum
206. Doxycyclini Hyclas 263. Gonadotrophinum Chorionicum pro Injectione
207. Doxycyclini Hyclatis Capsulae 264. Guaifenesini Compressi
208. Droperidolum 265. Halcinonidum
209. Econazoli Nitras 266. Haloperidolum
210. Econazoli Nitratis Cremor 267. Haloperidoli Compressi
211. Edrophonii Chloridum 268. Heparinum Natricum
212. Elastic Adhesive Dressing 269. Heparini Natrici Injectio
213. Enfluranum 270. Hexachlorophenum
214. Epinephrini Bitartras 271. Homatropini Hydrobromidi Guttae
215. Erithromycini Ethylsuccinas Ophthalrnicae
216. Erithromycini Ethylsuccinatis Compressi 272. Hydrogeni Peroxidi Solutio Topicalis
217. Erithromycini Ethylsuccinas pro 273. Hydroquinonum
Suspensione Orale 274. Hydroxocobalaminum
218. Erithromycini Ethylsuccinatis Suspensio 275. Hydroxyprogesteroni Caproas
Oralis 276. Hydroxyprogesteroni Caproatis Injectio
219. Erythromycini Stearatis Compressi 277. Hydroxyzini Hydrochloridum
·22o. Erythromycini Unguentum 278. Hyoscini Hydrobromidi Compressi
221. Estradiol urn 279. HytlSCyamini Sulfas
222. Estradioli Cipionas 280. Ibuprofenum
223. Estrogen, Conjugated 281. Ibuprofeni Compressi
224. Ethosuximidum 282. Idoxuridinum
225. Ethoxybenzamidum 283. Idoxuridini Oculentum
226. Ethylis Parabenum 284. lmmunoglobulinum Hepatitis B
227. Ethyloestrenolum 285. Immunoglobulinum Rabiecum
228. Eugenolum 286. lmmunoglobulinum Humanum Morbillicum
229. Fenoteroli Hydrobromidum 287. Immunoglobulinum Normal
230. Fentanyli Citras 288. Immunoserum Botulinicum
231. Fentanyli Citratis Injectio 289. Immunoserum Tetanicum
232. Ferrosi Gluconas 290. Indii 111 In Oxyquinolini Solutio
233. Ferrosi 59Fe Injectio Citratis 291. Indii m In Pentetatis Injectio
234. Flucloroloni Acetonidum 292. Inositoli Nicotinas
235. Flucloxacillinum Natricum 293. Insulinum
236. Fludrocortisoni Acetas 294. Insulini· Injectio Netralis
237. Fluocinoloni Acetonidum 295. Iodinated 125 I Albumin Injection
238. Fluocortoloni Hexanoas 296. Iodinated 131 I Albumin Aggregated Injection
239. Fluocortoloni Pivalas 297. Isosorbidi Dinitras Dilutum
240. Fluoxymesteronum 298. lsosorbidi Dinitratis Compressi Sublingual
241. Fluoresceinum Natricum 299. lsoxsuprini Hydrochloridum
242. Fluorouracilurn 300. Isoxsuprini Hydrochloridi Injectio
243. · Fluorouracili Injectio 301. Kalii Klavulanatum
244. Fluphenazini Decanoas 302. Kalii Sulfoguaiakolas
245. Fluphenazini·Enantas 303. Kanamycini Sulfa tis Capsulae
246. Flurazepami Hydrochloridum ~- Ketoconazolum
247. Flurbiprofenum Natricum 305. Ketoconazoli Compressi
248. Fractioni Factor VIII Desiccatum 306. Ketoprofenum
249. Fractioni Factor IX Desiccatum 307. Ketoprofeni Capsulae
250. Framycetin Gauze Dressing 308. . ~amisoli Hydrochloridum
xxxvii

309. Levonorgestrelum 367. Naproxenum Natricum


310. Lidocaini Hydrochloridi Solutio Orale Topicalis 368. Naproxe~ Natrici Compressi
311. Lidocaini et Epinephrini Injecrio 369. Natrii Aminosalicylicum
312. Lincomycini Hydrochloridum 370. Natrii Ascorbas
313. Lincomycini Hydrochloridi Capsulae 371. Natrii Chloridi lnjectio Compositum
314. Lincomycini Hydrochloridi Injectio 372. Natrii Chromatis 5'Cr Injectio
315. Lindanum 373. Natrii Fluoridum
316. Loperamidi I fydrochloridum 374. Natrii Iodidi 123 I Capsulae
317. Lorazepami Hydrochloridi Compressi 375. N atrii Iodidi 123 I Solutio
318. Lorazepamum 376. Natrii Iodohippuratis 123 I Injectio
319. Lysini Acetas 377. Natrii Laurilsulfas
320. Magnesii Hydroxidum 378. Natrii Nitroprussidum
321. Magnesii Sulfatis Injectio 379. Natrii Pertechnetatis 99at'fc Injectio
322. Manganesi Sulfas 380. Natrii Subcarbonatis Compressi
323. Mannitolurn 381. Natrii Subcarbonatis Injectio
324. Mannitoli Injectio 382. Nicotinyl Alcoholum Tartras
325. Maprotilini ·H ydrochlorid urn 383. Nifedipinum
326. Mebendazolum 384. Nitrazepamum
327. Mebendazoli Compressi 385. Nitrazepami Compressi
328. Medazepamum 386. Nitrofurantoini Capsulae
329. Medroxyprogesteroni Acetas 387. Non Absorbable Surgical Suture
330. Medroxyprogesteroni Acetatis Suspensio 388. Nortriptylini Hydrochloridum
Sterilis 389. Noscapinum
331. Melfalanum 390. Nystatinum
332. Menthae Piperitae Folium 391. Nystatini Compressi Vaginales
333. Mercaptopurinum 392. Nystatini Suspensio Oralis
334. Mercaptopurini Compressi 393. Oleum Eucalypti
335. Metformini Hydrochloridum 394. Oleum Minerale
336. Metformini Hydrochloridi Compressi 395. Orchiprenalini Sulfas
337. Methadoni Hydrochloridi Compressi 396. Oxprenololi Hydrochloridum
338. Methenamini Mandelas 397. Oxygenurn
339. Methenamini Mandelatis Compres!'i 398. Oxygenum 93%
340. Methylcellulosum 399. Oxymetazolini Hydrochloridum
341. Methyldopum 400. Oxymetazolini Hydrochloridi Guttae Nasales
342. Methyldopa Compressi 401. Oxyphenbutazonum
343. Methylergometrini Maleas 402. Oxytetracyclinum
344. Methylergometrini Maleatis Compressi 403. Oxytocini Injectio
345. Methylergometrini Maleatis Injectio 404. Pancreatinum
346. Methylprednisoloni Acetas 405. Pancuronii Bromidum
347. Methylthionini QU.oridi Inj~'"tio 406. Pancuronii Bromidi Injectio
348. Metoclopramidi Hydrochloridum 407. Paracetamoli Solutio Oralis
349. Metoclopramidi Hydrochloridi Compressi 408. Paracetamoli Suspensio Oralis
350. Metoclopramidi Hydrochloridi Injectio 409. Paraformaldehydum
351. Metoclopramidi Hydrochloridi Solutio Oralis 410. Paromomycini Sulfas
352." Metoprololi Tartras 411. Pectinurn
353. Metoprololi Tartratis Compressi 412. Permeable Non-Woven Surgical Synthetic
354. Metronidazoli lnjectio Adhesive Tape
355. Mexiletini Hydrochloridum 413. Perphenazinum
356. Miconazoli Nitras 414. Pheniramini Maleas
357. Miconazoli Nitratis Cremor 415. Phenolphthaleinum
358. Mitomycinum 416. Phenoxymethylpenicillini Compressi
359. Mitomycinum C pro Injectione 417. Phenylhydrargyri Acetas
360. Morphini Sulfas 418. Phcnylhydrargyri Nitras
361. Morphini Sulfatis lnjectio 419. Phenytoini Natrici Capsulae
362. Nadololum 420. Pilocarpini Hydrochloridi Guttae
363. Nadololi Compressi Ophthalmicae
364. Naloxoni Hydrochloridum 421. Pilocarpini Nitratis Guttae Ophthalmicae
365. Nandroloni Decanoas 422. Pindololum
366. Naproxenum 423. Piperazini Adipas
xxxviii

424. Piperazini Phosphas 464. Sulfadoxinum


425. Piperazini Phosphatis Compressi 465. Sulfamethizolum
426. Piroxicamum 466. Sulfamethoxazoli et Trimethoprimi Compressi
427. Plester of Paris Bandage 467. Tamoxifeni Citras
428. Podophylli Rhizoma 468. Tamoxifeni Citra tis Compressi
429. Povidoni Iodii Solutio Topicalis 469. Terbutalini Sulfas
430. Praziquantelum 470. Testosteroni Enantas
431. Praziquanteli Compressi 471. Testosteroni Propionas
432. Prazosini Hydrochloridum 472. Tetracainum
433. Prazosini Hydrochloridi Compressi 473. Tetrahydrozolini Hydrochloridum
434. Prednisoloni Acetas 474. Thallosi 201 Tl Chloridi Injectio
435. Prednisoloni Aceta tis Suspensio Guttae 475. Thiamphenicolum
Ophthalmicile 476. Thimerosal urn
436. Prednisoloni Cremor 477. Thvmolum
437. Probenecid urn 478. Timololi lvlaleas
438. Probenecidi Compressi 479. Timololi Ma!eatis Guttae Ophthalmicae
439. Promethazini Teoclas 480. Tioconazolum
440. Propanthelini Bromidum 481. Tobramycinum
441. Propyliodonum 482. Tretinoinum
442. Protamini Sulfatis Injectio 483. Triamcinolonum
443. Pseudoephedrini Hydrochloridum 484. Triamcinoloni Acetonidum
444. Pulvis Agar 485. Trifluoperazini Hydrochloridum
445. Pulvis Gummi Acaciae 486. Trihexyphenidyli Hydrochloridum
446. Pyranteli Pamoas 487. Trihexyphenidyli Hydmchloridi Compressi
447. Pyranteli Pamoatis Suspensio Oralis 488. Triprolidini Hydrochloridum
448. Pyrazinamidum 489. Tuberculin Purified Protein Derivative
449. Pyrazinamidi Compressi 490. Vaccinum Hepatitis B Explasma Humanum
450. Pyrimethaminum 491. Vaccinum Morbillorum Vivum
451. Ranitidini Hydrochloridum 492. Vaccinum Polisaccharidi Meningococcus
452. Ranitidini Hydrochloridi Compressi 493. Verapamili Hydrochloridum
453. Saccharinum 494. Verapamili Hydrochloridi Compressi
454. Salbutamolum 495. Verapamili Hydrochloridi lnjectio
455. Salbutamoli Sulfas 496. Vinblastini Sulfas
456. Sales Perorates Ad Rehydratationem 497. Vincristini Sulfas
457. Selenii Sulfidum 498. Warfarinum Kalicum
.. 458.
459.
Simethiconum
Stanozololum
499 .
500.
Warfarinum Natricum
Whole Blood
460. Streptokinasum 501. Xylometazolini Hydrochloridum
461. Sucrosum 502. Yellow Fever Vaccine, Live
462. Sulfacetamidum 503. Zinc Oxide Surgical Adhesive Tape
463. Sulfacetamidi Natrici Guttae Ophthalmicae 504. Zinci Chloridum

DAFTt\R LAMPI RAN BARU

1. Peralatan Volumetrik 13. Uji Endotoksin Bakteri


2. Termometer 14. Uji Hemolisin
3. Timbangan dan Anak limbangan 15. Uji Histamin
4. Uji Efektivitas Pengawet Antimikroba 16. Uji Reaktivitas secara Biologi in-vitro
5. Penetapan Golongan Darah ABO Donor 17. Uji Reaktivitas secara Biologi in-vivo
6. Penetapan Golongan Rh Donor 18. Identifikasi Tetrasiklin
7. Penetapan Kadar Kalsium Pantotenat 19. Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis
8. Penetapan Potensi Fraksi Faktor VIII 20. Uji Batas 4-epianhidrotetrasiklin
9. Penetapan Potensi Fraksl Faktor IX 21. Uji Batas Dioksan
10. · Penetapan Potensi Insulin i2. Uji Batas Kalsium, Kalium dan Natrium
11. Penetapan Potensi Streptokinase. 23. Uji Batas Raksa
12. Perangkat Infus dan Transfusi · 24. Kad;,;r Zink Oksida dalam Massa Perekat
XXXIX

25. Kandungan Antiseptik dalam Pembalut 54. Kesempwnaan Melarut


26. Kandungan Zat Antimikroba 55. Keseragaman Sediaan
27. Kapasitas Penetralan Asam 56. Ketahanan terhadap Air
28. Kelarutan dalam Etanol 57. Osmolaritas
29. Cemaran Senyawa Organik Mudah Menguap 58. Panjang Serat
30. Cemaran Umum 59. Pelepasan Obat
31. Penetapan Kadar Antibictik secara lodometri 60. Penetapan Jarak Destilasi
32. Penetapan Kadar Barbiturat 61. Penetapan Partikel Logam dalam Salep Mata
33. Penetapan Kadar Kobalamin secara Perunut 62. Penetapan Sif2-t Hablur
Radioaktif 63. Penetapan Susut Pemijaran
34. Penetapan Kadar Nitrogen dalam Produk 64. Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah
Darah 65. Permeabilitas Uap Air
35. Penetapan Kadar Zink 66. Radioaktivitas
36. Penetapan Penisilin G 67. Spektrometri Massa
37. Titrimetri 68. Uji Aerosol
38. Tutup Elastomerik untuk Injeksi 69. Uji Daya Serap
39. Uji Bahan Tambahan dalam Vaksin dan 70. Uji Disolusi
Imunoserum 71. Uji Salep Mata
40. Analisis Termal 72. Uji Waktu Hancur
41. Penetapan Bahan Partikulat dalam Injeksi 73. Volume Terpindahkan
42. Beban Regang Minimum 74. Wadah
43. Bobot per Satuan Luas 75. Wadah Permeasi
44. Daya Kait Jarum Benang Bedah 76. Zat Larut dalam Air
45. Daya Regang Benang Bedah 77. Zat Larut dalam Eter
46. Daya Rekat 78. Indikator Biologik
47. Diameter Benang Bedah 79. Pencucian Peralatan Kaca
48. Difraksi Sinar-X 80. Pengukuran Wama dengan Instrumen
49. Elastisitas 81. Pertimbangan tentang Stabilitas dalam
50. Identifikasi Serat Pemberian Obat
51. Indeks Pengembangan 82. Sterilisasi dan Jaminan Sterilitas Bahan
52. lsi Minimum Komp~ndia
53. Jumlah Benang per Satuan Panjang

DAFTAR SEOIAAN UMUM FI III YANG DIHAPUS

1. Collutoria 6. Olea Volatilia


2. Gargarisma 7. Pilulae
3. Guttae 8. Radio Pharmacopraeparationes
4. Loti ones 9. Simplicia Vegetabilis
5. Olea Pinguia

DAFTAR MONOGRAFf" FI III YANG DIHAPUS

1. Acetaminophen Elixir 12. Aethyldiaminum


2. Acidum Aceticum Dilitum 13. Aethyniloestradiolum Compressi
3. Acidi Folici Injectio 14. Aethysteroni Compressi
4. Acidum Hydrochloridum Dilitum 15. Albumin Siccum
5. Acidum Lacticum 16. Alprenololi Hydrochloridi lnjectio
6. Acidum Mcotinicum 17. Alumini Hydroxydum Colloidale
7. Acidum Oleicum 18. Amitriptilini Hydrochloridi Compressi
8. Acidum Stearicum 19. Amonia Liquida
9. Acidum Sulfuricum Dilitum 20. Amonii Bromida .
10. Acidum Tannicum · 21. Antazolini Hydrochloridi Compressi
11. Acidum Trikloraceticum 22. Antazolini Hydrochloridi Unguentum
xl

23. Aqua Destilata 82.' Diiodohydroxyquinolini Compressi


24. Bacitracinum pro Injectio 83. Dimercaproli Injectio
25. Bacitracini Occulentum 84. Dinatrii Hydrogenphosphas
26. Bacitracini Unguentum 85. Diphenhidramini Hydrochloridi Elixir
27. Balsamum Peruvianum 86. Diphenhidramini Teoclatis Injectio
28. Barbitalum 87. Doxycyclinum pro Suspensio
29. Sarbitalum Natricum 88. Doxycyclini Hydrochloridi Capsulae
30. Belladonae Pulvis 89. Epinephrinum
31. Belladonae Tinctur 90. Epinephrini Bitartratis Injectio
32. Benzoinum 91. Ergometrini Tartratis Compressi
33. Calcii Gluconas Injectio 92. Ergometrini Tartratis Injectio
34. Calcii Glycerophosphas 93. Ferrosi Lactas
35. Calc:ii Phenoxymetil Penicillinum 94. Ferrosi Sulfatis Compressi
36. Carbasonum . 95. Fluphenazini Hydrochloridi Compressi
37. Carbasoni Compressi 96. Fluphenazini Hydrochloridi Injectio
38. Caryophyli Flos 97. Formaldehydi Solutio
39. Cellulosum 98. Framycetini Sulfas
40. Cephaloridinum 99. Gammexanum
41. Cephaloridinum pro Injectio lOO. Gentamycini Sulfatis Cremor
42. Cetaceum 101. Glucosi Natrii Chloridi Infundibilium
43. Chlordiazopoxydi Hydrochloridi Capsulae 102. Glucosi Natrii Citratis Solutio
44. Chlordiazopoxydi Hydrochloridi pro Injectio 103. Heparini Injectio
45. Chlorpheniramini Maleas Injectio 104. Hepatitis Injectio
46. Chlorpheniramini Maleas Sirupus 105. Hexamini Compressi
47. Chlorpromazini Hydrochloridum 106. Hydralazini Hydrochloridi Compressi
48. Chlorpromazini Hydrochloridi Sirupus 107. Hydrargyri Bichloridum
49. Chloroquini Diphosphatis Injectio 108. Hydrargyri Subchloridum
50. Chlortetracyclini H ydrochlorid urn 109. Hydrocortisoni Acetas Injectio
51. Chlortetracyclini Hydrochloridi Occulentum 110. Hydrocortisoni Acetas Oculentum
52. Chinconae Extractum 111. Hydrocortisoni Compressi
53. Cinnamomi Cortex 112. Hydrocortisoni Unguentum
54. Cinnamomi Tinctura 113. Hydrogenperoxydum Dilutum
55. Codnini Phosphatis Compressi 114. Hydromorphini Hydrochloridum
56. Coffeini Citras 115. Hydromorphini Hydrochloridi Injectio
57. Colae Semen 116. Hyoscyami Pulvis
58. Colae Extractum 117. Imipramin Hydrochloridi Compressi
... 59. Corticotropinum 118. Imipramin Hydrochloridi Injectio
60. Cortisoni Acetatis Compressi 119. Immuno serum Anti rabieicum
61. Cresoli Solutio Saponatum 120. Immunoserum Antiveninum Polyvalente
62. Cyproheptadini Hydrochloridi Sirupus 121. Indigocarminum
63. Decavitamini Compressi 122. Indomethacini Suppositoria
64. Desoxycortisoni Acetas 123. Iodochlorhydroxyquinolini Compressi
65. Desoxycortisoni Acetatis Compressi 124. Ipecacuanhae Pulvis
66. Desoxycortisoni Acetatis Injectio 125. Isoniazidi Sirupus
67. Dexamethasoni Natrii PhosFhatis Cremor 126. Isoprenalini Hydrochloridum
68. Dexamphetamini Sulfas 127. Isoprenalini Hydrochloridi Compressi
69. Dexamphetamini Sulfatis Compressi 128. Isoprenalini Hydrochloridi lnjectio
70. Dextran 110 Injectio 129. Isoprenalini Sulfas
71. Dextromethorphani Hydrobromidi Compressi 130. Isoprenalini Sulfatis Compressi
72. Diaethylstilbestroli Compressi 131. Isopropanol urn
73. Diaethylstilbestroli Injectio 132. Kalii Benzylpenicillinum
74. Diastasum 133. Kalii Benzylpenicillini Compressi
75. Diazepami Capsulae 134. Kalii Bromida
76. Dicumaroli Compressi 135. Kalii Phenoxymethylpenicillinum
77. Dicyclomini Hydrochloridi Compressi 136. Kalii Sulfoguaiacolas
78. Digitalis Tinctura 137. Kaolin Naturalis
79. Digitoxini Injectio 138. Lanatosidi C Compressi
80. Digoxini Injectio 139. Lanatosidi C Injectio
81. Diiodohydroxyquinolinum 140. Levarterenoli Bitartras


xli

141. Levarterenoli Bitartras Injectio 200. Oleum Citri


142. Levodopi Capsulae 201. Oleum Citronellae
143. Levodopi Compressi 202. Oleum Cocos
144. Lidocainum 203. Oleum Cocospurum
145. Lidocaini Unguentum 204. Oleum Foeniculi
146. Lysini Hydrochloridum 205. Oleum Rosae
147 Menadioni Compressi 206. Oleum Sesami
148. Menadioni Diacetas 207. Opii Compressi Compositum
149. Menadioni Natrii Bisulfis Injectio 208. Opii Extractum
150. Meprobamati Compressi 209. Opii Pulvis Compositum
151. Mepyramini Maleatis Compressi 210. Opii Tinctura
152. Methadoni Hydrochloridi Compressi 211. Opii Tinctura Aromatica
153. Methdilazini Hydrochloridum 212. Orthosiphonis Folium
154. Methdilazini Hydrochloridi Compressi 213. Oxytetraxyclini Hydrochloridi Capsulae
155. Methdilazini Hydrochloridi Sirupus 214. Panthotenolum
156. Methionini Compressi 215. Paraffinum Solidum
157. Methoxaleni Solutio 216. Parathyreoidi Injectio
158. Methyltestosteron Compressi 217. Pepsinum
159. Minocyclini Hydrochloridi Capsulae 218. Pethidin Hydrochloridi Compressi
160. Morphini Hydrochloridi Injectio 219. Phenylbutazoni Compre:>si
161. Nalorphini Hydrobromidum 220. Pheriylephrini Hydrochloridi Guttae Nasales
162. Nalorphini Hydrobromidi Injectio 221. Phenylephrini Hydrochloridi Injectio
163. Nalorphini Hydrochloridum 222. Phthal ylsulphatiazoli Compressi
164. Nalorphini Hydrochloridi Injectio 223. Physostigmini Salicylas
165. Nandroloni Phenylpropionatis Injectio 224. Physostigmini Sulfas
166. Naphazolini Hydrochloridi Guttae Nasales 225. Plasma Cryodesiccata
167. Natrii Benzylpenicillinum 226. Plumbi Acetat
168. Natrii Bromidum 227. Polyaethilenglycolum-1000
169. Natrii Carbenicillinum 228. Polyaethiienglycolum-1500
170. Natrii Carbenicillinum pro Injectio 229. Polyaethilenglycolum-4000
171. Natrii Carbonas 230. Polyaethilenglycolum-6000
172. Natrii Cephalotinum 231. Povidonum
173. Natrii Cephalotinum pro Injectiv 232. Prednisoloni Compressi
174. Natrii Chloridi lnfundibilium Col!lpositum 233. Prednisoloni Unguentum
.. 175.
176.
Natrii Citratis Solutio
Natrii Cyclamas
234.
235.
Primidonum
Primidoni Compressi
177. Natrii Dihydrogenphosphas 236. Procainamidi Hydrochloridi Injectio
178. Natrii Dioctylsulfosuccinas 237. Procaini Benzylpenicillinum
179. Natrii Dioctylsulfosuccinatis Compressi 238. Procaini Epinephrini Injectio
180. Natrii Liothyronium .239. Procaini Hydrochloridi Injectio
181. Natrii Liothyroni Compressi 240. Progesteroni Injectio
182. Natrii Sulfobromphthaleinum 241. Prometazini Hydrochloridi Compressi
183. Natrii Sulfobromphthaleini Injectio 242. Prometazini Hydrochloridi Sirupus·
184. Nicethamidi Injectio 243. Prophenpyridamini Maieas
185. Nicotinamidi Compressi .. 244. Propoxypheni.Hydrochloridum
186. Nicotinamidi Injectio 245. Propoxypheni Hydrochloridi Capsulae
187. Mtrofurantoini Compressi 246. Pyrethri Flos
188. Noraethisteroni Acetas 247. Pyridoxini Hydrochloridi Injectio ·
189. Norgestrelum Aethinylaestradioli Compressi 248. Ouinini Hydrochloridi Compressi
190. Novobiocini Compressi 249. Ouinini H ydrochloridi Injectio
191: Novobiocinum Calcicum 250. Radio-Auri(198 Au)colloidalis Injectio
192. Novobiocinum Natricum 251. Radiocyanocobalaminum ( 57Co )
193. Nystatini Unguentum 252. Radiocyanocobalaminum ( 57Co ) Solutio
194. Oestradioli Benzoatis lnjectio 253. Rauwolfiae Serpentinae Compressi
195. Oleum Arachidis 254. Rauwolfiae Serpentinae Pulvis
196. Oleum Aurantii 255. Riboflavini Compressi
197. Oleum Cacao 256. Riboflavini Injectio
198. Oleum Caryophili 257. Saccharini Natrici Compressi
199. Oleum Cinnamomi 258. Salicylamidi Compressi
xlii

259. Secale Comutuni. 283. Sulfasoxazoli Compressi


260. Sec~le Comuti Extractum 284. Tetracaini Hydrochloridi Injectio
261. Secale Comuti Pulvis 285. Tetracaini Suspensio
262. Secale Comuti Tmctura 286. Thymi Extractum
263. Sirupus Simplex 287. ThymiHerba
264. Spironolactoni Compressi 288. Thyroidurn
265. Stearylalcoholum 289. Thyroidi Compressi
266. Streptomycini Sulfas pro Injectio 290. Tocopheroli Capsulae
267. Strychnini Hydrochloridum 291. Triaethenolaminum
268. Strychnini Nitratis- Injectio 292. Trimoxazoli Compressi
269. Succinylsulfatiazolum 293. Tripelenamini Hydruchloridi Compressi
270. Succinylsulfatiazoli Compress1 294. Trisulfapyrimidini Compressi
271. Sulfacatamidi Natrii Occulentum 295. Trisulfapyrimidini Suspensio
272. Sulfadiazini Compressi 2%. Tuberculinurn
273. Sulfadimidini Compressi 297. Tubocurarini Chloridi lnjectk>
274. Sulfaguanidum 298. Vaccinum Pertusis
275. Sulfaguanidi Compressi 299. Vaccinum Poliomyelitidis lnactivatum
276. Sulfamerazini Compressi 300. Vaccinum Thyphoidi et Parathypoidi-AB
277. Sulfamethoxinum 301. Vaccinum Variola Cryodessicatum
278. Sulfamethoxini Compressi 302. Valerianaf! Radix
279. Sulfanilamidum 303. Valerianae Tinctura
280. Sulfasomidinum 304. Vasopresini Injectio
281. Sulfasomidini Compressi 305. Viomycini Sulfas
282. Sulfasoxazolum 306. Viomycinl Sulfas pro lnjectio

DAFTAR LAMPIRAN FI III YANG DIHAPUS

1. Daftar Dosis Lazim untuk Anak dan Bayi 7. Penetapan Kadar Bromida, Klorida dan lodida
2. Daftar Dosis Maksimum dan Dosis Lazim secaraPotensiometri
untuk Dewasa 8. Penetapan Kadar ex-Tokoferol
3. Fotomet~i Nyala 9. Penetapan Kadar Ester
4. Penetapan- Bilangan Hidroksil Polisorbat dan 10. Penetapan Kadar Mentol Bebas
Derivat Sorbitol 11. Penetapan Kadar Metoksi
5. Penetapail .Hayati Toksin Uji Schick 12. Perhitungan LDw TCID50 dan ED50
6. Penetapan Kadar Alginat 13. Uji Hayati

DAFTAR PERUBAHAN NAMA DAN JUDUL

· Farmakope Indonesia Edisi III Farmakope Indonesia Edisi IV


SEDIAAN UMUM

1. Elixira Solutio
2. Sirupi Solutio
3. Tmctura Solutio
4. Olea pro lnjectione lnjectiones
5. Infundibilia Injectiones
6. Ovula Suppositoria

MONOGRAFI

1. Acetaminophenum Paracetamolum
2. Acetaminopheni Compressi Paracetamoli Compressi
3. Acetaminopheni Solutio Orale Paracetamoli Solutio Orale
4. Acetaminopheni Suspensio Orale Paracetamoli Suspensio Orale
xliii

LAMPIRAN

1. Zat Pembandi."lg Kimia Baku Pembanding Fa~akope Indonesia


2. Trayek pH dan Perubahan Warna Indikator Indikator (Pereaksi, Indikator dan Larutan)
3. Larutan Titer Larutan Volumetrik (Pereaksi, Indikator dan
Larutan)
4. Larutan Dapar dan Penetapan pH Larutan Dapar (Pereaksi, Indikator dan Larutan)
Penetapan pH
5. Reaksi Identifikasi Uji Identifikasi Umum
6. Penetapan Bobot per ml dan Bobot Jenis Penetapan Bobot per mililiter
Penetapan Bobot Jenis
7. Penetapan Jarak Lebur, Suhu Lebur,Suhu Penetapan Jarak Lebur atau Suhu Lebur
Beku dan Jarak Didih Penetapan Suhu Beku
8. Spektrofotometri Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
9. Fluorometri
10. Identifikasi Senyawa Nitrogen Organik Identifikasi Basa Nitrogen Organik
11. Pemeriksaan Steroid Penetapan Kadar Steroid
Penetapan Kadar Steroid Tunggal
12. Pembakaran dengan Oksigen Pembakaran dengan Labu Oksigen
13. Uji Batas Klorida Uji Batas Klorida dan Sulfat
14. Uji Batas Sulfat
15. Uji Terhadap Zat Terarangkan Uji Zat Mudah Terarangkan
16. Penetapan Bilangan Asam- Lemak dan Minyak Lemak
17. Penetapan Bilangan Iodum
18. Penetapan Bilangan Penyabunan
19. Penetapan Kadar Zat yang tidak Tersabunkan
20. Penetapan Bilangan Ester
21. Penetapan Bilangan Hidroksil
22. Nitrimetri Titrasi Nitrimetri
23. Penetapan Kadar Garam Nitrogen Organik Penetapan Kadar Garam Basa Nitrogen Organik
24. Penetapan Kadar Tiamin dalam Campuran Penetapan Kadar Tiamin
25. Kejernihan dan Tingkat Opalesens Cairan Kejernihan Larutan
tak Berwarna
26. Tingkat Warna Cairan Warna dan Akromisitas
27. Pemeriksaan Simplisia Nabati Pengambilan Contoh dan Metode Analisis
28. Penetapan Kadar Minyak Atsiri Simplisia ·
29. Biometri Desain dan Analisis Penetapari Hayati
30. Penetapan Hayati Antibiotika Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
31. Penetapan Hayati Sianokobalamin Penetapan Aktivitas Vitami~ 812
32. Uji Pirogenitas Uji Pirogen
33. Uji Batas Jasad Renik Uji Batas Mikroba
34. Penetapan Kesetaraan Flokulasi Vaksin Difteri Penetapan Batas Flokulasi Vaksin dan Toksin
dan Vaksin Tetanus Difteri
35. Uji Wadah Kaca untuk lnjeksi Wadah
KETENTUAN UMUM
KETENTUAN UMUM

KETENTUAN DAN judul resmi tidak dapat digunakan untuk judul resmi.
PERSYARATAN UMUM Untuk artikel yang berbeda dari standar kekuatan,
mutu, dan kemurnian yang ditetapkan dengan pene-
rapan penetapan kadar dan pengujian yang tersedia
Ketentuan dan Persyaratan Umum, untuk selan- dalam Farmakope Indonesia, perbedaan tersebut
jutnya disebut "Ketentuan Umum" menetapkan harus dinyatakan dengan jelas pada etiket. Untuk
prosedur singkat pedoman dasar untuk penafsiran artikel yang tidak memenuhi identitas menurut Fl,
dan penerapan standar, pengujian, penetapan ka- atau yang mengandung bahan tambahan yang meng-
dar, dan spesifikasi lain dari Farmakope Indonesia dan gariggu penetapan kadar dan pengujian menurut FI,
menjelaskan perlunya mengulangi di semua bagian artikel tersebut harus diberi nama yang secara jelas
buku persyaratan yang sering berhubungan. membedakannya dari semua nama yang dikenal
Jika dibuat pengecualian terhadap Ketentuan dalam Farmakope Indonesia.
Umum, maka dalam monografi atau lampiran peng- Artikel dalam FI adalah resmi dan standar yang
ujian umum yang bersangkutan akan diungkapkan dicantumkan dalam monografi hanya berlaku jika
terlebih dahulu dan dijelaskan secara khusus tujuan artikel tersebut dimaksudkan atau diberi etiket untuk
atau maksud pengecualian tersebut. Untuk menekan- digunakan sebagai obat atau ·sebagai alat kesehatan
kan bahwa pengecualian seperti itu ada, Ketentuan dan jika dibeli, dijual, a tau diserahkan untuk maksud-
Umum menggunakan ungkapan "kecuali dinyatakan maksud tersebut atau jika diberi etiket memenuhi
lain". Jadi, harus diterima sebagai kenyataan bahwa standar Farmakope Indonesia.
jika ada perbedaan dengan Ketentuan Umum, maka Suatu artikel dinyatakan masuk dalam Farmakope
ungkapan kata-kata khusus dalam standar, pengujian, Indonesia jika monografi untuk artikel tersebut di-
penetapan kadar, dan spesifikasi lain tersebut bersifat terbitkan di dalamnya, termasuk suplemen-suplemen-
mengikat. Begitu pula, jika tidak ada kata-kata khusus nya, lampiran-lampirannya, atau revisi sementara,
yang bertentangan, maka berlaku Ketentuan Umum. yang khusus diberi tanggal resmi.
Peristilahan berikut ini digunakan untuk mem-
JUDUL bedakan artikel yang monografinya dimasukkan
dalam FI: bahan resmi adalah bahan aktif obat atau
Judul lengkap buku ini, termasuk suplemennya, bahan farmasi atau suah.t komponen alat kesehatan
adalah Farmakope Indonesia edisi Empat. Judul ter- jadi yang judul monografinya tidak mencakup indi-
sebut dapat disingkat menjadi Farmakope Indonesia kasi sifat-sifat bentuk jadi tersebut; sediaan resmi adalah
edisi IV atau FI IV. Jika digunakan istilah FI tanpa sediaan obat jadi atau alat kesehatan jadi, adalah sediaan
keterangan lain, selama periode berlakunya Farma- jadi a tau setengah jadi (misalnya suatu padatan steril
kope Indonesia ini, maka yang dimaksudkan adalah yang harus dibuat menjadi larutan jika hendak digu-
FI IV dan semua suplemennya. nakan) atau produk dari satu atau lebih bahan resmi
atau produk yang diformulasikan adalah yang digu-
"RESMI" DAN "ARTIKEL RESMI" nakan pada atau untuk pasien; suatu artikel adalah
bahan resmi dan sediaan resmi.
Kata "resmi" yang digunakan dalam Farmakope
Indonesia ini atau yang merujuk kepadanya, adalah BOBOT ATOM
sinonim dengan "Farmakope Indonesia", atau dengan
"FI". Bobot atom yang digunakan sebagai dasar perhi-
Pencantuman FI di belakang judul resmi dari suatu tungan bobot molekul dan faktor pada penetapan
artikel pada etiket adalah suatu tanda bahwa artikel kadar a tau pada bagian lain Farmakope, adalah sesuai
tersebut diakui memenuhi standar Fl. Pencantuman dengan bobot atom yang disarankan oleh IUPAC
khusus tersebut pada etiket tidak merupakan suatu Commission on Atomic Weight tahun 1981.
gambaran, pengesahan, atau penyatuan penandaan Rurnus kimia, selain yang tertera di dalam definisi,
yang dibuat produsen dengan materi penjelasan yang _pengujian dan penetapan, hanya untuk keperluan
dimuat dalam monografi Fl. Standar FI berlaku sama informasi dan perhitungan.
bagi artikel yang rnenggunakan judul resmi atau
nama-nama yang berasal dari perubahan kata-kata ANGKA YANG SIGNIFIKAN
definitif dari judul resmi a tau perubahan dalam susun- DAN TOLERANSI
an nama dari dua atau lebih bahan dalamjudul resmi,
dengan atau tanpa penggunaan pencantuman tambah- Jika batas-batas dinyatakan dengan bilangan, maka
an "FI". Nama-nama yang dianggap sinonim dengan batas atas dan batas·b~wah suatu rentang sudah

xlv
xlvi

termasuk di dalamnya, sehingga rentang tersebut ETANOL


terdiri atas kedua nilai itu sendiri dan semua nilai-nilai
yang berada di antaranya, tetapi tidak ada nilai di luar Semua pernyataan persentase etanol, seperti di
batas-batas tersebut. Batas yang dinyatakan dalam bawah sub judul Kadar etanol, diartikan persentase
ketentuan monografi dan pengujian, baik nilai tersebut volume per volume dari C 2 H 50H pada suhu 15,56°.
dinyatakan dalam persen atau dalam angka mutlak, Jika digunakan "C/I5 0H", dimaksudkan zat kimia
dianggap signifikan sampai digit terakhir. dengan kemumian mutlak (100 persen).

Pernyataan Ekuivalensi dalam Prosedur Titrimetri Etano/ Apabila etanol diperlukan dalam formula,
Petunjuk untuk prosedur titrimeri diakhiri dengan pengujian dan penetapan kadar, maka digunakan
pemyataan bobot zat yang ditetapkan yang ekuivalen monografi •Etanol·.
dengan tiap ml titran yang telah dibakukan. Dalam
pernyataan ekuivalensi seperti ini, diartikan bahwa Etanol Mutlak Apabila diperlukan etanol mutlak
jumlah angka signifikan dalam kadar titran sesuai dalam pengujian dan penetapan kadar, maka diguna-
dengan jumlah angka signifikan bobot zat yang dite- kan monografi •Etanol Mutlak·.
tapkan. Koreksi dengan blangko dilakukan untuk
semua penetapan kadar titrimetri, jika hal tersebut PEREAKSI
diperlukan.
Kebenaran hasil pengujian dan penetapan kadar,
Tolerar.si Batas-batas yang dicantumkan dalam antara lain tergantung pada mutu pereaksi yang
monografi untuk artikel Farmakope dibuat dengan digunakan. Kecuali dinyatakan lain, semua pereaksi
pertimbangan bahwa zat tersebut digunakaP. sebagai yang digunakan dalam pengujian dan penetapan
obat, kecuali jika monografi menyatakan lain. Penggu- kadar harus mempunyai mutu untuk analisis. Pereaksi,
naan rum us molekul untuk bahan aktif yang disebut- termasuk Indikator dan Larutan Pereaksi yang tertera
kan untuk menyatakan kadar yang dipersyaratkan dalam Pereaksi, Indikator dan Larutan tidak boleh
bagi suatu artikel Farmakope dimaksudkan untuk me- digunakan dalam terapi.
nunjuk bahan atau bahan-bahan kimia yang mem-
punyai kemurnian mutlak (100 persen). BAKU PEMBANDING
Suatu bentuk sediaan harus diformulasikan Baku Pembanding Farmakope Indonesia disingkat
dengan maksud untuk memberikan 100 persen kadar BPFI adalah bahan yang sesuai sebagai pembanding
setiap bahan yang dinyatakan pada etiket. Jika diketa- dalam pengujian dan penetapan kadar yang telah
hui kandungan bahan akan berkurang sesuai dengan disetujui oleh Departemen Kesehatan. BPFI dibuat dan
waktu, suatu jumlah yang berlebih dari yang tertera diedarkan oleh Departemen Kesehatan R!>publik
pada etiket dapat dimasukkan ke dalam bentuk se- Indonesia.
diaan pada waktu pembuatan untuk menjamin kese- Jika suatu pengujian atau penetapan kadar perlu
suaian dengan persyaratan kandungan dari monografi menggunakan artikel Farmakope sebagai baku
selama periode daluarsa. Toleransi dan batas-batas pembanding dan bukan BPFI, maka dapat digunakan
dalam ketentuan dalam monografi untuk artikel suatu bahan yang memenuhi sernua persyaratan
Farmakope membolehkan kelebihan seperti itu, dan dalam monografi Farmakope.
untuk kesalahan analitis, untuk variasi dalam produk-
si dan peracikan yang tidak terhindarkan, dan .untuk BAHAN DAN PROSES
kerusakan, sepanjang dianggap tidak signifikan dalam
keadaan praktis. Sediaan resmi dibuat dari bahan-bahan yang me-
Toleransi yang ditetapkan tersebut didasarkan menuhi persyaratan dalam monografi Farmakope
pada atribut rnutu yang rnungkin diharapkan dapat untuk masing-masing bahan yang bersangkutan, yarig
memberi ciri pada suatu artikel yang diproduksi dari monografinya tersedia dalam Farmakope. Air yang di-
bahan baku yang sesuai berdasarkan prinsip-prinsip gunakan sebagai bahan dalam sediaan resmi harus
Cara Produksi Obat yang Baik. memenuhi persyaratan untuk Air, Air untuk Injeksi
atau salah satu bentuk steril air yang tercantum dalam
Adanya batas-batas dan toleransi dalam Farma- monografi dalam FI ini.
kope tidak rnerupakan suatu dasar untuk menyatakan Air yang dapat diminum. dan memenuhi per-
bahwa bahan resmi yang harnpir mendekati kemur- syaratan air minum yang diatur oleh Pemerintah
nian 100 persen, "rnelampaui" kualitas Farmakope. dapat digunakan dalam memproduksi sediaan resrni.
Demikian pula, suatu artikel yang telah dibuat hingga Bahan resmi harus dibuat sesuai dengan prinsip-
mendekati toleransi seperti yang tertera dalam mono- prinsip c~ra pembuatan yang baik dan dari bahan
grafi tidak merupakan dasar untuk menyatakan bah- yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan,
wa artikel tersebut "melampaui" persyaratan Farma- .unh.tk menjamin agar bahan yang dihasilkan meme-
kope. m.ihi semua persyaratan yang tertera pada monografi
xlvii

Farmakope. segera terbentuk dalam 15 menit.


Apabila monografi suatu sediaan memerlukan Kecuali dinyatakan lain, diameter tabung kroma-
bahan yang jumlahnya dinyatakan sebagai zat yang tografi atau kolom, adalah diameter dalam. Untuk
telah dikeringkan, bahan tersebut tidak perlu dike- jenis tabung dan pipa lainnya, diameter yang dimak-
ringkan terlebih dahulu sebelum digunakan, asalkan sud adalah diameter luar.
adanya air atau zat lain yang mudah menguap di-
perkenankan dalam jumlah yang ditetapkan. Tangas uap Jika dinyatakan penggunaan tangas
Jika tidak secara khusus dikecualikan dalam uap, yang dimaksud adalah tangas dengan uap panas
Farmakope ini, identitas, kadar, kualitas dan ke- mengalir. Dapat juga digunakan pemanas lain yang
mumian ditetapkan oleh ketentuan, sifat fisik, peng- dapat diatur, hingga suhunya sama dengan uap panas
ujian dan penetapan kadar dan spesifikasi lain yang mengalir.
berhubungan dengan artikel, baik yang tertera dalam
monografi sendiri, dalam Ketentuan Umum, atau dalam Ta11gas air Jika dinyatakan penggunaan tangas air,
l.ampiran. tanpa menyebutkan suhu tertentu yang dimabud
adalah tangas air yang mendidih kuat.
Bahan tambahan Bahan resmi, yang dibedakan
dari sediaan resmi, tidak boleh mengandung bahan Senyawa Asing dan Cemaran Pengujian ter-
yang ditambahkan, kecuali secara khusus diperkenan- hadap adanya senyawa asing dan cemaran dimaksud-
kan dalam monografi. Apabila diperkenankan, pada kan untuk membatasi senyawa demikian sampai pada
penandaan harus tertera nama dan jumlah bahan jumlah yang tidak mempengaruhi artikel pada kondbi
tambahan tersebut. penggunaan biasa.
Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau
dalam Ketentuan Umum, bahan-bahan yang diperlukan Prosedur Prosedur penetapan kadar dan peng-
seperti bahan dasar, penyalut, pewarna, penyedap, ujian diberikan untuk menetapkan kesesuaian deng,m
pengawet, pemantap dan pembawa dapat ditambah- persyaratan identitas, kadar, mutu dan kemurnian
kan ke dalam sediaan resmi untuk meningkatkan yang tertera dalam Farmakope.
stabilitas, manfaat atau penampilan maupun untuk Dalam melakukan penetapan kadar dan peng-
memudahkan pembuatan. Bahan tambahan tersebut ujian perlu diikuli prinsip praktek laboratorium yang
rlianggap tidak sesuai dan dilarang digunakan, kecuali aman, termasuk penggunaan tindakan pencegahan,
(a) bahan tersebut tidak membahayakan dalam jum- alat pelindung dan praktek kerja yang sesuai dengan
lah yang digunakan, (b) tidak melebihi jumlah bahan kimia dan prosedur yang digunakan. Sebelum
minimum yang diperlukan untuk memberikan efek melakukan penetapan dan pengujian seperti yang ter-
yang diharapkan, (c) tidak mengurangi ketersediaan tera dalam Farmakope, petugas harus sadar akan
hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi, bahaya yang disebabkan oleh bahan kimia maupun
(d) tidak mengganggu dalam pengujian dan penetap- prosedur, dan harus berupaya melindungi diri terha-
an kadar. dap bahaya tersebut. Farmakope ini tidak bermaksud
Udara di dalam wadah sediaan resmi dapat di- untuk menjabarkan bahaya demikian dan tindakan
keluarkan atau diganti dengan karbon dioksida, pencegahannya.
helium, nitrogen atau gas lain yang sesuai. Gas ter- Semua artikel resmi yang beredar apabila diuji
sebut harus dinyatakan pada etiket, kecuali dinyata- menggunakan prosedur yang telah ditetapkan dalam
kan lain dalam monografi. Farmakope harus memenuhi semua persy.aratan yang
tercantum dalam monografi. Prosedur lain yanc; tidak
tercantum dalam Farmakope dapat digunakan asalkan
PENGUJIAN DAN PENETAPAN KADAR dapat dibuktikan memberikan ketelitian dan ketepat-
an yang paling sedikit sama dengan metode Farma-
Alat Spesifikasi dari ukuran tertentu, jenis wadah kope. Apabila prosedur lain, a tau metode ·alternatif
atau alat dalam pengujian a tau penetapan kadar ha.."tya memberikan hasil yang berbeda dengan metode
diberikan sebagai rekomendasi. Apabila disebutkan Farmakope, maka yang dianggap benar adalah hasil
labu tentukur a tau alat ukur, a tau alat timbang dengan yang menggunakan prosedur Farmakope.
ketepatan tertentu, harus digunakan alat tersebut atau Dalam melaksanakan prosedur penetapan kadar
alat lain dengan ketelitian paling sedikit sama dengan dan pengujian, jumlah satuan dosis y"angdigunakan
alat tersebut. Ap_abila disebutkan ~adah kaca dengan tidak boleh lebih kecil dari yang ditetapkan. Secara se-
aktinik rendah a tau tidak tembus cahaya, dapat di- ·banding, jumlah yang lebih besar atau lebih kecil dari
gunakan wadah bening yang telah dilapisi bahan yang bobot atau volume yang ditetapkari. dari bahan yang
sesuai a tau dibungkus agar kedap cahaya.. ditetapkan kadarnya atau bahan yang diuji dapat di-
Apabila dinyatakan menggunakan sentrifuga, gunakan, asal pengukuran dilakukan dengan keteliti-
maksudnya adalah penggunaan alat yang mem- an yang "ekuivalen dan langkah berikutnya seperti
punyai radius efektif lebih kurang 20 em dan berputar pengenceran,. ciibuat- sedemikian untuk menghasilkan
pada kecepatan yang cukup hingga lc:pisan bening kadar yang ekuivalen ~engan yang ditetapkan.
xlviii

Apabila dalam suatu penetapan kadar atau suatu sesuai dengan petunjuk yang tertera p<>da Baku Fern-
pengujian disebutkan kuantitas bahan tertentu atau banding Farmakope Indonesia <11> atau pada etiket
suatu jumlah terbilang unit sediaan yang harus diuji, bahan pembanding yang bersangkutan. Arabila pe-
kuantitas atau jumlah tertentu dipilih yari.g minimal tunjuk yang tertera pada etiket berbeda dengan yang
hanya untuk kemudahan pelaksanaan analisis; hal itu tertera dalam monografi, digunakan petunjuk yang
tidak untuk membatasi kuantitas bahan atau jumlah tertera pada etiket.
unit yang ditetapkan kadar atau yang harus diuji Pernyataan ·lebih kurang" untuk bobot atau
sesuai dengan cara produksi yang baik. volume zat yang digunakan untuk pengujian atau
Jika dalam penetapan kadar tablet disebutkan penetapan kadar, mempunyai makna dalam batas-
•timbang dan serbukkan tidak kurang dari" suatu jumlah, batas 10% dari bobot atau volume yang ditetapkan,
biasanya 20 tablet, berarti tablet yang telah dihitung dan perhitungan hasilnya didasarkan atas bobot atau
ditimbang terlebih dahulu kemudian diserbukkan. volume yang benar-benar digunakan. Toleransi ini
Sejumlah serbuk tablet yang digunakan dalam pene- juga berlaku untuk ukuran-ukuran yang lain.
tapan mewakili seluruh tablet dan oleh karena itu Jika dalam pengujian atau penetapan kadar di-
harus ditimbang saksama. Berdasarkan hasil penetap- gunakan pipet untuk memindahkan volume tertentu
an tersebut dihitung jumlah bahan aktif tiap tablet dari larutan uji, harus digunakan pipet yang me-
dengan cara mengalikan hasil tersebut dengan bobot menuhi standar seperti tertera pada Peralatan Volu-
rata-rata tablet dan kemudian membagi dengan bobot metrik <21>, serta harus digunakan sedemikian rupa
serbuk tablet yang digunakan dalam penetapan kadar. sehingga kesalahannya tidak melebihi batas yang di-
Del.likia::l jugc. pada per.etapan kadar kapsul yang tetapkan. Penggunaan pipet dapat diganti dengan
menyebutkan "keluarkan dengan sempurna isi tidak buret yang sesuai, yang memenuhi standar seperti
kurang dari" suatu jumlah, biasanya 20 kapsul, berarti tertera pada Peralatan Volumetrik <21>.
kapsul yang telah dihitung dibuka secara hati-hati dan Pernyataan "25,0 ml" dan "25,0 mg" atau "Pipe"t
isi11ya dikeluarkan secara kuantitatif, dicampur dan 25 ml" yang digunakan dalam pengukuran volumetrik
sejumlah isinya ditimbang saksama. Sejumlah isi atau gravimetrik, berarti bahwa jumlah tersebut
kapsul tersebut mewakili seluruh kapsul dan oleh harus "diukur saksama" atau "ditimbang saksama"
karena itu perlu ditimbang saksama. Berdasarkan hasil dalam batas-batas seperti tertera pada Peralatan Volu-
penetapan tersebut dihitung jumlah zat aktif tiap metrik <21> atau Timbangan dan Anak Timbangan <41>.
kapsul dengan cara mengalikan hasil tersebut dengan Istilah "pindahkan" digunakan untuk menyatakan
bobot rata-rata isi kapsul dan kemudian dibagi dengan suatu pelaksanaan yang kuantitatif.
bobot bagian isi kapsul yang digunakan dalam
penetapan. Penetapan blangko Apabila diperlukan koreksi
Apabila dalam syarat kadar bahan dalam mono- terhadap suatu pene.tapan dengan cara penetapan
grafi ada pernyataan "dihitung terhadap zat yang telah blangko, penetapan dilakukan menggunakan pe··
dikeringkan, atau yang telah dipijarkan ctau anhidrat", zat reaksi yang sama, cara yang sama seperti pada larutan
yang bersangkutan tidak perlu dikeringkan atau dipi- atau campuran yang mengandung zat yang ditetap-
Jarkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penetapan kan, tetapi tanpa zat yang ditetapkan tersebut.
kadar. Penetapan kadar dapat menggunakan zat yang
belum dikeringkan atau dipijarkan, kemudian hasil Desikator Pernyataan ·di dalam desikator" menun-
nya diperhitungkan terhadap zat yang telah dikering- jukkan penggunaan wadah yang dapat tertutup rapat
kan atau dipijarkan atau anhidrat dengan mengguna- dengan ukuran yang sesuai dan dengan bentuk sede-
kan faktor yang diperoleh dari hasil Penetapan Susut mikian rupa sehingga dapat mempertahankan kelem-
Pengeringan, Susut Pemijaran atau Kadar Air seperti baban yang rendah dengan pertolongan silika gel a tau
yang tertera pada monografi yang bersangkutan. Jika pengering lain yang sesuai.
kandungan air atau senyawa mudah menguap dalam "Desikator vakum" adalah desikator yang dapat
bahan yang ditetapkan mempengaruhi prosedur, mempertahankan kelembaban rendah pada tekanan
maka pengeringan bahan sebelum penetapan akan di- tidak lebih dari 20 mmHg a tau pada tekanan lain yang
sebutkan secara khusus dalam monografi dan harus ditetapkan dalam monografi.
dilakukan.
Apabila· dalam pengujian disebutkan ·mengguna- Pengenceran Apabila dinyatakan suatu larutan di-
kan zat yang sebelumnya telah dikeringkan • dan tidak ada encerkan ·seazra kUantitatif dJln Qertahap", larutan terse-
penjelasan mengenai cara pengeringannya, maka di- but diukur saksama dan diencerkan dengan air atau
gunakan car a seperti yang tertera "pada Penetapan pelarut lain dengan perbandingan tertentu dalam satu
Susut Pengeringan atau Penetapan Kadar Air Metode atau beberapa langkah. Pada pemilihan alat harus di-
Gravimetri. perhitungkan bahwa kesalahan akan menjadi makin
Kecuali dinyatakan lain pada pengujian atau besar bila. menggunakan alat volumetri dengan
penetapan .kadar dalam monogtafi, Baku Pembanding volume yang makin kecil.
Farmakope Indonesia dikeringkan sebehim digunakan
atau digunakan tanpa pengeringan t~rlebih dahulu, Pengeringan sampai bobot tetap Pernyataan "kering-
xlix

kan sampai bobot tetap" berarti pengeringan harus dilan- dikalibrasi.


jutkan hingga pada perbedaan dua kali penimbangan
berturut-turut tidak lebih dari 0,50 mg untuk tiap Larutan Kecuali dinyatakan lain, larutan untuk
gram zat yang digunakan; penimbangan kedua dila- pengujian atau penetapan kadar dibuat dengan "Air""
kukan setelah dipanaskan lagi selama satu jam. sebagai pelarut. .
Pernyataan (1 dalam 10) mempunyai arti 1 bagian
Penyaringan Jika dinyatakan "saring" tanpa penje- volume cairan atau 1 bagian bobot zat padat dien-
lasan lebih lanjut, dimaksudkan cairan disaring meng- cerkan dengan atau dilarutkan dalam pengencer atau
gunakan kertas saring yang sesuai sampai dihasilkan pelarut secukupnya hingga volume akhir 10 bagian
filtrat yang jernih. volume.
Pernyataan (20:5:2) mempunyai arti beberapa
Uji identifikasi Uji di bawah judul Identifikasi pada cairan dengan perbandingan volume seperti yang
monografi dimaksudl~an sebagai suatu cara untuk disebutkan, dicampur.
membuktikan bahwa bahan yang diperiksa mem- Penulisan LV di belakang larutan volumetrik
punyai identitas yang sesuai dengan yang tert~ra pada menunjukkan bahwa larutan tersebut telah dibakukan
etiket. Pengujian tersebut meskipun spesifik, tetapi sesuai dengan cara yang tersebut pada masing-masing
tidak cukup untuk membuktikan kebenaran identitas, monografi atau pada Larutan Volumetri, dimaksudkan
akan tetapi apabila bahan yang diuji tersebut tidak untuk membedakan dengan larutan lain yang mem-
memenuhi syarat uji identitas membuktikan adanya . punyai normalitas a tau molaritas mendekati.
salah etiket. Pengujian dan spesifikasi lain yang tP.rteri' Apabila dalam pengujian atau penetapan kadar
pada monografi yang bersangkutan biasanya dapat diperlukan Jarutan volumetri dengan kekuatan tertEm-
membantu pembuktian identitas bahan yang diuji. tu, dapat digunakan larutan volumetri dengan norma-
lit as .atau molaritas lain asalkan perbedaan kadar
Pemijaran sampai ·bobot tetap Kecuali dinyatakan dalam larutan volumetrik tersebut masih dapat di-
lain pernyataan "pijarkan sampai bobot tetap" dimak- terima dan tidak mengakibatkan meningkatnya kesa-
sudkan pemijaran yang harus dilanjutkan pada suhu lahan pengukuran.
800° ± 25° hingga hasil dua penimbangan berturut-
turut berbeda tidak lebih dari 0,50 mg tiap gram zat Bobot jenis Kecuali dinyatakan lain, bobot jenis
yang digunakan; penimbangan kedua dilakukan sete- adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25°
lah dipijari<:an lagi selama 15 menit. terha:iap bobot air dengan volume sama pada suhu
25°.
Indikator Kecuali dinyatakan lain jumlah indikator
yang digunakan dalam· pengujian lebih kurang 0,2 ml Suhu Kecuali dinyatakan lain, semua suhu di
atau 3 tetes. · dalam Farmakope dinyatakan dalam derajat Celsius
dan semua pengukuran dilakukan pada suhu 25°. Jika
Logaritma Logaritma yang digunakan adalah dinyatakan ·suhu kamar terkendali", yang dimaksud
logaritma dengan bilangan pokok 10. adalah suhu antara 15° dan 30°.

Bobot yang dapat diabaikan Pernyataan "Bobot yang Batas waktu Pada pelaksanaan pengujian dan pe-
dapat diabaikan" dimaksudkan bobot yang tidak mele- netapan kadar, jika tidak dinyatakan lain, reaksi di-
bihi 0,50 mg. biarkan berlangsung selama 5 menit.

Bau Pernyataan "tidak berbau ", "praktis tidak ber- Hampa udara Kecuali dinyatabn lain istilah "dalam
bau", "berbau khas lemah" atau lainnya, ditetapkan hampa udara" dimaksudkan kondisi dengan tekanan
dengan pengamatan setelah bahan terker\'a udara udara kurang dari 20 mmHg. .
selama 15 menit. Waktu 15 menit dihitung setelah Apabila dalam monografi disebutkan pengeringan
wadah yang berisi tidak lebih dari 25 g bahan dibuka. dalam hampa udara di atas pengering, dapat diguna-
l]ntuk wadah yang berisi lebih dari 25 g bahan pene- kan desikator vakum atau piston pengering vakum
tapan dilakukan setelah lebih kurang 25 g bahan di- a tau alat pengering vakum lain yang sesuai.
pindahkan ke dalam cawan penguap 100 ml. Bau
yang disebutkan hanya bersifat deskriptif dan tidak Air Kecuali dinyatakan lait:t, yang dimaksudkan
dapat dianggap sebagai standar kem\irnian ~ari dengan air dalam pengujian dan penetapan kadar
bahan yang bersangkutan. adalah Air yang dimumilcatt. . ··

Pengukuran tekanan Istilah "mmHg" yang diguna- · Air dan Susut pengerlngan Apabila air hidrat atau
kan dalam pengukuran tekanan rendah, tekanan air yang terserap ditetapkan dengan cara titrimetri,
dalam alat atau tekanan atmosfer dimaksudkan pengujian diberikan di bawah judul K~dar Air. Jika
pengukuran yang dilakukan menggunakan mano- penetapan _dilaku~n. dengan cara pengeringan dalam
meter atau barometer yang sesuai dan yang sudah kondisi tertentu, pengujian diberikan di bawah judul
1

Susut Pengeringan. Akan tetapi pada umumnya judul unit per mg atau unit per mi. Jika pernyataan tersebut
Susut Pengeringan disebutkan jika diketahui bahwa tidak tertera pada etiket, arti potensi yang tertera
kehilangan bobot disebabkan oleh adanya sisa bahan adalah potensi tertentu atau potensi minimum yang
yang mudah menguap, termasuk pelarut organik dan dipersyaratkan dalam monografi. Penafsiran potensi
air. yang tertera berlaku untuk semua monografi kecuali
jika dalam monografi dinyatakan secara khusus. Jika
Pemerian Pemerian memuat paparan mengenai penetapan digunakan untuk mengukur aktivitas total
sifat zat secara umum terutama meliputi ujud, rupa, dalam wadah, arti potensi yang tertera adalah jumlah
warna, rasa, bau dan untuk beberapa hal dilengkapi total unit yang tertera pada etiket a tau, jika pemyataan
dengan sifat kimia atau sifat fisika, dimaksudkan tersebut tidak tercantum, aktivitas total dihitung
untuk dijadikan petunjuk dalam pengelolaan, peracik- berdasarkan petunjuk dalam monografi.
an, dan penggunaan. Jika unit berkaitan dengan penetapan atau peng-
Pernyataan dalam pemerian tidak cukup kuat ujian, unit untuk senyawa a tau sediaan tertentu adalah
dijadikan syarat baku, tetapi meskipun demikian se- aktivitas biologik khas yang terkandung dalam
cara tidak langsung dapat membantu dalam penilaian masing-masing baku primer seperti dinyatakan oleh
pendahuluan terhadap mutu zat yang bersangkutan. organisasi nasional atau intemasional (informasi yang
diperlukan, disertakan bersama baku primer).
Kelarutan Paparan di bawah judul Kelarutan, Jika mungkin baku primer adalah baku interna-
bukanlah merupakan standar atau uji kemumian dari sional atau sediaan pembanding, dan unit ditetapkan
zat yang bersangkutan, tetapi dimaksudkan terutama oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk peng-
sebagai informasi dalam penggunaan, pengolahan dan gunaan secara intemasional (Unit Intemasional).
peracikan suatu bahan; kecuali apabila disebutkan Kecuali dinyatakan lain, hewan yang digunakan
khusus dalam judul tersendiri dan disertai cara ujinya dalam uji atau penetapan potensi adalah hewan sehat
secara kuantitatif. Kelarutan zat yang tercantum dalam yang diperoleh dari persediaan yang seragam yang
Farmakope dinyatakan dengan istilah sebagai berikut: belum pemah diperlakukan dengan bahan yang dapat
mengganggu pengujian dan penetapan potensi. Ke-
cuali dinyatakan lain, bobot tubuh marmut tidak
Jumlah bagian pelarut kurang dari 250 g atau jika digunakan dalam uji toksi-
Istilah kelarutan yang diperlukan untuk sitas sistemik tidak kurang dari 350 g. Jika digunakan
melarutkan 1 bagian zat dalam uji pada .kulit harus berwarna putih atau
berwarna terang. Kecuali dinyatakan lain, bobot tubuh
mencit tidak kurang dari 17 g dan tidak lebih dari 22 g.
Sangat mudah larut Kurang dari 1 Uji dan penetapan hayati tertentu dalam Farma-
· Mudah larut 1 sampai 10 kope dilakukan hanya menurut ketentuan yang
:La rut 10 sampai 30 berlaku atau prosedur ilmiah. Petunjuk yang tP.rmasuk
Agak sukar larut 30 sampai 100 dalam uji dan penetapan di dalam Farmakope, berke-
Sukar larut 100 sampai 1000 naan dengan penanganan hewan, dibatasi oleh keteli-
Sangatsukarlarut 1000 sampai 10.000 tian dan keberulangan uji penetapan atau pengujian
Praktis tidak larut lebih dari 10.000 potensi.

WADAH DAN PENYIMPANAN


Artikel Farmakope Indonesia yang larut, jika dilarut-
Wadah Wadah adalah tempat penyimpanan arti-
kan boleh menunjukkan sedikit pengotoran fisik se-
kel dan dapat berhubu.ngan langsung atau tidak
perti bagian kertas sari;ag, serat butiran bahan. .kecuali
langsung dengan artikel. Wadah langsung adalah
dibatasi atau ditiadakan dengan pengujian tertentu
wadah yang langsung berhubungan dengan artikel
atau spesifikasi lain dalam monografi.
sepanjang waktu. Tutup adalah bagian dari wadah.
Sebelum 9-iisi wadah harus bersih. Prosedur
UJI DAN PENETAPAN HAYATI pencegahan khusus dan pembersihan diperlukan
untuk menjamin agar tiap wadah bersih dan benda
Metode uji dan penetapan hayati (termasuk uji asing tidak masuk ke dalamnya atau pada artikel. .
biokimia dan uji imunokimia) yang tertera dalam Wadah dan sumbatnya ticlak boleh mempengaruhi
monografi merupakan metode yang disarankan, tidak bahan yang disimpan didalamnya baik secara kimia
merupakan keharusan; tetapi jika digunakan metode maupun secara fisika, yang dapat mengakibatkan
lain. ketelitian metode tersebut tidak boleh kurang dari perubahan kekuatan, mutu atau kemumiannya hingga
metode yang disarankan. tidak memenuhi persyaratan resmi.
Jika penetapan potensi digunakan untuk memasti- Kecuali ainyatakan lain, persyaratan wadah yang
kan kemumian bahan, arti potensi yang tertera adalah tertera di Farmakope juga berlaku untuk wadah yang
potensi yang tertera pada etiket dalam unit per gram, digunakan dalam penyerahan obat oleh Apoteker. ·
li

Kemasan tahan dirusak Wadah suatu bahan steril Wadah satuan·ganda Wadah satuan ganda adalah.
yang dimaksudkan untuk pengobatan mata atau wadah yang memungkinkan dapat diambil isinya be-
telinga, kecuali- yang disiapkan segera sebelum di- berapa kali tanpa mengakibatkan perubahan kekuat-
serahkan atas dasar resep, harus disegel sedemikian an, mutu a tau .kemumian sisa zat dalam wadah terse-
rupa hingga isinya tidak dapat digunakan tanpa me- but.
rusak segel.
Wadah dosis ganda Wadah dosis ganda adalah
Wadah tidak tembus cahaya Wadah tidak tembus wadah satuan ganda untuk bahan yang digunakan
cahaya harus dapat melindungi isi dari pengaruh hanya secara parenteral.
cahaya, dibuat dari bahan khusus yang mempunyai
sifat menahan cahaya atau dengan melapisi wadah Suhu penyimpanan
tersebut. Wadah yang bening dan tidak berwama atau
wadah yang tembus cahaya dapat dibuat tidak tembus Dingin Dingin adalah suhu tidak lebih dari so,
cahaya dengan cara memberi pembungkus yang Lemari pendingin mempunyai suhu antara 2° dan sa,
buram. Dalam hal ini pada etiket harus disebutkan sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara
bahwa pembungkus buram diperlukan sampai isi dari -20° dan -10°.
wadah habis karena diminum atau digunakan untuk
keperluan lain. Sejuk Sejuk adalah suhu antara so dan 15°. Kecuali
Jika dalam monografi dinyatakan ~terlindung dari dinyatakan lain, bahan yang narus disimpan pada
cahaya~, dimaksudkan agar penyimpanan dilak\\kan suhu sejuk dapat disimpan di dalam lemari pendingin.
dalam wadah tidak tembus cahaya.
Suhu kamar Suhu kamar adalah suhu pada ruang
Wadah tertutup baik Wadah tertutup baik harus kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang diatur
melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan antara 15° dan 30°.
mencegah kehilangan bahan selama penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan distribusi. Hangat Hangat adalah suhu antara 30° dan 40°.

Wadah tertu:up rapat Wadah tertutup rapat harus Panas berlebih Panas berlebih adalah suhu di atas
melindungi isi terhadap masuknya bahan cair, bahan 40°.
padat atau uap dan mencegah kehilangan, merekat,
mencair atau menguapnya bahan selama penanganan, Perlindungan dari pembekuan Selain bahaya ke-
pengangkutan dan distribusi dan harus dapat ditutup rusakan wadah, pembekuan suatu artikel menyebab-
rapat kembali. Wadah tertutup rapat dapat diganti kan hilangnya kekuatan atau potensi atau merusak
dengan wadah tertutup kedap untuk bahan dosis dan merubah sifat-sifatnya, maka pada etiket wadah
tunggal. harus tercantum petunjuk untuk melindungi artikel
dari pembekuan.
Wadah tertutup kedap Wadah tertutup kedap harus
dapat mencegah menembusnya udara atau gas selama Penyimpanan di .bawah kondisi tidak khusus Jika tidak
penang:man, pengangkutan, penyimpanan dan dis- disebut petWljuk khusus penyimpanan atau pembatas-
tribusi. an dalam monografi, maka kondisi penyimpanan ter-
masuk perlindungan terhadap lembab, pembekuan
Wadah satuan tunggal Wadah satuan tunggal di- dan panas berlebih.
gunakan untuk produk obat yang dimaksudkan Wltuk
digunakan sebagai dosis tunggal yang harus diguna- Penandaan Bahan dan sediaan yang disebutkan
kan segera setelah dibuka. Wadah atau pe~tbung­ dalam Farmakope harus diberi penandaan sesuai
kusnya sebaiknya dirancang sedemikian rupa hingga dengan peraturan perW1dang-undangan yang berlaku.
dapat diketahui apabila wadah tersebut pemah di-
buka. Tiap wadah satuan tunggal harus diberi etiket SIMPLISIA NABATI DAN
yang menyebutkan identitas, kadar atau kekuatan, SIMPLISIA HEWANI
nama produsen, nomor bets dan tanggal kadaluarsa.
Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani
Wadah dosis tunggal Wadah dosis tunggal adalah diberlakukan pada simplisia yang diperdagangkan;
wadah satuan tunggal untuk bahan yang hanya di- tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu
gunakan secara parenteral. pembuatan, atau isolasi minyak atsiri, alkaloid, gliko-
sida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi per-
Wadah dosis satuan Wadah dosis satuan adalah syaratan tersebut.
wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan Persyaratan yang-membedakan struktur mikros-
bukan secara parenteral dalam dosis tunggal, lang- kopik serbuk yang berasal dari simplisia nabati atau
sung dari wadah. simplisia hewani dapat tercakup dalam masing-
Iii

masing monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu kg = kilogram


atau kemurniannya. g = gram
mg = miligram
Benda asing . Simplisia nabati dan simplisia !lg, mkg = mikrogram
hewani tidak boleh mengandung organisme patogen, ng = nanogram
dan harus bebas dari cemaran mikroorganisme, pg = pikogram
serangga, dan binatang lain maupun kotoran hewan. Eq = gram ekuivalen
Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, mEq miliekuivalen
tidak boleh mengandung lendir, atau menunjukkan mol gram molekul
adanya kerusakan. mmol = milimol
Jumlah benda anorganik asing dalam simplisia Osmol = osmol
nabati atau simplisia hewani yang dinyatakan sebagai mOsmol = miliosmol
Kadar abu yang tidak larut dalam asam, tidak boleh lebih Hz = hertz
dari 2%, kecuali dinyatakan lain. kHz = kiloherzt
Sebelum diserbukkan, simplisia nabati harus MeV Mega elektron volt
dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain keY = Kilo elektron volt
yang berasal dari tanah maupun benda anorganik mv = milivolt
asing. dl = desiliter
Dalam perdagangan, jarang dijumpai simplisia l = liter
nabati tanpa terikut atau tercampur bagian la!n mau- ml = mililiter
pun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi Ill = mikroliter
simplisianya sendiri. Simplisia tidak boleh mengan- psi
dung bahan asing atau sisa yang beracun atau mem-
bahayakan kesehatan. Bahan asing termasuk bagian
lain tanaman yang tidak dinyatakan dalam paparan KADAR LARUTAN
monografi.
Larutan Volumetri
Pengawetan Simplisia nabati atau simplisia
hewani harus dihindarkan dari serangga a tau cemaran Molalitas Molalitas, diberi simbol m, adalah jumlah
atau mikroba dengan pemberian bahan atau penggu- gram molekul zat yang dilarutkan dalam 1 kg pelarut.
naan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan
sisa yang membahayakan kesehatan Molaritas Molaritas, diberi simbol M, adalah jumlah
gram molekul zat yang dilarutkan dalam pelarut
BOBOT DAN UKURAN hingga volume 1 1.

Bobot dan ukuran yang digunakan di · dalam Normalitas Normalitas, diberi simbol N, adalah
Farinakope adalah sistem metrik. Satuan bobot dan jumlah bobot ekuivalen zat yang dilarutkan dalam
ukuran serta singkatannya yang sering digunakan pelarut hingga volume 1 l.
dalam Farm~kope adalah sebagai berikut: •
Persen
Ci = Curie
mci milicurie Persen bobot per bobot (b/b) menyatakan jumlah
!lCi = microcurie gram zat dalam 100 gram larutan a tau campuran.
nci = nanocurie
Mrad ="Megarad Persen bobot per volume (b/v) menyatakan jumlah
Bq = becquerel gram zat dalam 100 mllarutan, sebagai pelarut dapat
kbq kilobecquerel digunakan air atau pelarut lain.
MBq = Megabecquerel
G};lq gigabecquerel Persen volume per volume (v/v) menyatakan jumlah
Gy gray ml zat dalam 100 mllarutan.
mgy = miligray Pernyataan persen tanpa penjelasan lebih lanjut
m = meter untuk campuran padat atau setengah padat, yang di-
dm = desimeter · maksud adalah b/b, untuk larutan dan suspensi suatu
em = sentimeter zat padat dalam cairan yang dimaksud adalah b/v,
mm = milimeter untuk larutan cairan di dalam cairan yang dimaksud
!lm mikrometer adalah v/v dan untuk larutan gas da!am cairan yang
nm nanometer dimaksud adalah b/v.
SEDIAAN UMUM
SEDIAAN UMUM

AEROSOLUM PROPELAN
Aerosol
Dalam sistem aerosol propelan memberi tekanan
yang dibutuhkan untuk mengeluarkan bahan d~ri
Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas wadah, dan dalam kombinasi dengan komponen lain,
di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik mengubah bahan ke bentuk fisik yang diinginkan.
yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai Secara umum propelan diklasifikasikan sebagai gas
ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian yang dicairkan atau gas dimampatkan; urnumnya
topikal pada kulit dan juga pemakaian lokal pada mempunyai tekanan uap lebih besar dari tekanan
hidung (aerosol nasal), mulut (aerosol lingual) atau atmosfer. Menurut definisi ini propelan meliputi ber-
paru-paru (aerosol inhalasi). bagai hidrokarbon, khususnya turunan fluorokloro-
Istilah "aerosol" digunakan untuk sediaan semprot- metana dan etana, hidrokarbon dengan bobot molekul
an kabut tipis dari suatu sistem bertekanan tinggi. rendah seperti butana dan pentana dan gas mampat
Tetapi istilah aerosol telah disalah-artikan pada semua seperti karbon dioksida, nitrogen dan nitrosa. Carn-
jenis sediaan bertekanan, sebagian diantaranya me- puran propelan sering digunakan untuk mernperoleh
lepaskan busa atau cairan setengah padat. Dalam hal karakteristik tekanan, pelepasan dan semprotan yang
Aerosol inhalasi, ukuran partikel obat harus dikontrol diinginkan. Sistem propelan yang baik harus mem-
dan ukuran rata-rata partikel harus lebih kecil dari punyai tekanan uap yang tepat sesuai dengan kom-
10 ~m. Sediaan ini juga dikenal sebagai inhaler dosis ponen aerosollainnya.
terukur (lihat Inhalasi). Jenis aerosol lain dapat
mengandung partikel-partikel berdiameter beberapa KATUP
ratus mikrometer.
Komponen-komponen dasar sistem aerosol adalah Fungsi utama katup adalah mengatur aliran zat
wadah, propelan, konsentrat mengandung zat aktif, terapetik dan propelan dari wadah. Karakteristik
katup dan penyemprot. Sifat komponen-komponen ini semprotan aerosol dipengaruhi oleh ukuran, jumlah
menentukan karakteristik distribusi ukuran partikel, dan lokasi lubang. Sebagian besar katup aerosol di-
keseragaman pelepasan dari katup untuk katup rancang untuk penyemprotan yang terus menerus dan
terukur, kecepatan pelepasan, kebasahan dan suhu digunakan pada s~diaan topikal. Namun, sediaan
semprotan, bobot jenis busa a tau kekentalan cairan. farrnasi untuk inhalasi oral atau inhalasi nasal sering
menggunakan katup dosis terukur yang harus
JENIS AEROSOL memberikan jumlah semprotan seragam jika katup
ditekan. Ketepatan dan keterulangan dosis yang di-
Aerosol terdiri dari sistem dua fase (gas dan cair) lepaskan dari katup terukur umumnya baik, se-
atau sistem tiga fase (gas, cair dan padat atau cair). banding dengan keseragaman bentuk sediaan padat
Sistem dua fase terdiri dari larutan zat aktif dalam seperti tablet dan kapsul. Tetapi jika kemasan aerosol
propelan cair dan propelan bentuk uap. Pelarut yang tidak disimpan secara baik, atau bila sediaan sudah
digunakan terdiri dari propelan a tau campuran prope- lama tidak digunakan, fungsi katup harus ciipastikan
lan dan kosolven seperti etanol, propilenglikol dan sebelum digunakan. Bahan-bahan yang digunakan
polietilen glikol yang sering digunakan untuk me- untuk pembuatan katup harus inert terha'dap formula
nambah kelarutan zat aktif. yang digunakan. Komponen katup umumnya plastik,
Sistem tiga fase terdiri dari suspensi atau emulsi karet, aluminium dan baja tahan karat. 'katup dosis
zat aktif dan propelan bentuk uap. Suspensi terdiri terukur harus melepaskan dosis yang tepat dalam
dari zat aktif yang dapat didispersikan dalam sistem batas tertentu.
propelan dengan zat tambahan yang sesuai seperti zat
pembasah dan atau bahan pembawa padat seperti talk PENYEMPROT
atau silika koloidal.
Aerosol busa adalah emulsi yang mengandung Penyemprot adalah alat yang dilekatkan pada
satu atau lebih zat aktif, surfaktan, cairan me- batang katup aerosol yang jika ditekan atau digerak-
ngandung air atau tidak mengandung air dan prope- kan, membuka katup dan mengatur semprotan yang
lan. Jika propelan berada dalam fase internal (misal- mengandung obat ke daerah yang diinginkan. Pe-
nya tipe minyak dalam air), akan menghasilkan busa nyemprot umumnya menunjukkan arah penyemprot-
stabil, dan jika propelan berada dalam fase eksternal an dan melindungi tangan atau jari dari efek beku
(misalnya air dalam rninyak), akan menghasilkan propelan: Penyemprot menyatu dengan lubang pe-
semprotan a tau busa .yang kurang stabil. nyemprotan yang ukuran dan bentuknya dapat sangat

1
2 Capsulae I Sediaan Umum FI IV

beragam. Ukuran lubang penyemprotan, desain Peringatan lsi bertekanan. Wadah jangan ditusuk
wadah, sifat propelan dan formulasi mempengaruhi atau dibakar. Hindari dari panas atau simpan pada
karakteristik fisik semprotan, busa atau aliran partikel suhu di bawah 49°. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
padat yang dikeluarkan. Untuk aerosol inhalasi atau Selain peringatan tersebut di atas, penandaan obat
aerosol oral, digunakan penyemprot yang mampu yang dikemas dalam wadah aerosol yang me-
mengeluarkan obat dalam rentang ukuran partikel ngandung propelan, yang seluruhnya atau sebagian
yang tepat. terdiri dari halokarbon atau hidrokarbon, dicantum-
kan peringatan berikut sesuai peraturan yang berlaku.
WADAH Peringatan Tidak boleh langsung dihir.up, peng-
hirupan secara sengaja dapat menyebabkan kematian
Wadah aerosol biasanya dibuat dari kaca, plastik atau
atau logam, atau kombinasi bahan-bahan ini. Wadah Peringatan Gunakan hanya sesuai petunjuk;
kaca harus dirancang teliti untuk memberikan ke- penggunaan salah dengan sengaja menghirup isi
amanan tekanan maksimum dan tahan tekanan. dapat berbahaya atau beraldbat fatal.
Plastik dapat digunakan untuk melapisi wadah kaca
guna meningkatkan karakteristik keamanan atau
untuk melapisi wadah logam guna memperbaiki daya CAPSULAE
tahan terhadap korosi dan memperbesar stabilitas Kapsul
formula. Logam yang sesuai -meliputi baja tahan karat,
aluminium dan baja yang dilapis timah.
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat
PEMBUATAN dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat
Aerosol biasanya dibuat dengan salah satu dari juga terbuat dari pati atan bahan lain yang sesuai.
dua proses berikut ini. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor
Pada proses pengisian dengan pendinginan, konsen- paling kecil (5) sampai nomor paling besar (000),
trat (umumnya didinginkan sampai suhu di bawah 0°) kecuali ukuran cangkang untuk hewan. Umumnya
dan propelan dingin diukur dengan wadah terbuka ukuran nomor 00 adalah ukuran terbesar yang dapat
(biasanya didinginkan). Katup penyemprot kemudian diberikan kepada pasien. Ada juga kapsul gelatin
dipasang pada wadah hingga membentuk tutup kedap keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (diker.al
tekanan. Selama interval antara penambahan propelan sebagai ukuran OE), yang memberikan kapasitas isi
dan pemasangan katup terjadi penguapan propelan lebih besar tanpa peningkatan diameter. Kapsul
yang cukup untuk mengeluarkan udara dari wadah. gelatin keras terdiri atas dua bagian, bagian tutup dan
Pada metode pengisian dengan tekanan, konsentrat induk. Umumnya, ada ·lekuk khas pada bagian tutup
ditempatkan dalam wadah, dan propelan ditekan dan induk, untuk memberikan penutupan yang baik
.. melalui lubang katup sesudah katup ditutup; atau
propelan dibiarkan mengalir di bawah tutup katup,
. bila bagian induk dan tutup cangkangnya dilekatkan
sepenuhnya, yang mencegah terbukanya cangkang
kemudian katup ditutup (pengisian di bawah tutup). kapsul yang telah diisi, selama transportasi dan
Pada kedua metode pengisian dengan tekanan, harus penanganan. Penutupan sempuma juga dapat dicapai
diusahakan agar terjadi pengosongan udara dengan dengan penggabungan bagian tutup dan induk
alat hampa udara atau dengan pemindahan meng- dengan cara pemanasan langsung atau penggunaan
gunakan sejumlah kecil propelan. energi ultrasonik. Kapsul gelatin keras yang diisi di
. Pengendalian proses pembuatan biasanya meliputi pabrik dapat ditutup secara sempuma dengan cara
pemantauan formulasi yang sesuai dan bobot pe!'gisi- dilekatkan, suatu proses dimana lapisan gelatin
an propelan serta uji tekanan dan uji kebocoran pada dioleskan satu k<5>li atau lebih di seluruh bagian
produk akhir aerosol. pelekatan bagian tutup dan induk; atau dengan proses
pelekatan menggunakan cairan, yaitu kapsul yang
PENANDAAN telah diisi dibasahi dengan campuran air-alkohol yang
akan merembes ke dalam rongga bagian kapsul tutup
Pada penandaan sediaan aerosol obat dicantumkan dan induk yang saling tumpang tindih, kemudian
sekurang-kurangnya peringatan-peringatan berikut .dikeringkan. Kapsul cangkang keras yang terbuat dari
sesuai peraturan yang berlaku. pati terdiri atas bagian tutup dan induk. Karena kedua
Peringatan Hindari )'enghirupan. Jauhkan dari ·bagian tersebut tidak melekat dengan baik, maka
mata a tau selaput lendir lain. · bagian-bagian tersebut dilekatkan menjadi satu pada
Pernyataan "Hindari penghirupan" tidak diperlu- saat pengisian, untuk menghindari pemisahan.
kan pada sediaan yang digunakan untuk inhalasi. Kapsul pati dilekatkan dengan mengoleskan cam-
Pemyataan "atau selaput lendir lain" tidak diper- puran air-aJkohol pada rongga cangkang tutup, segera
lukan untuk sediaan yang digunakan untuk selaput sebelum dilekatkan ke cangkang induk.
lendir. Pelekatan kapsul gelatin cangkang keras atau
FI IV Sediaan Umum I Capsulae 3

pelekatan dengan cairan pada kapsul pati cangkang Dalam pengisian kapsul pati cangkang keras, bagian
keras meningkatkan keamanan karena kapsul sukar tutup dan induk cangkang ditempatkan secara ter-
dibuka tanpa kerusakan nyata dan meningkatkan pisah dan dipasang pada tempat yang berbeda dari
stabilitas isi kapsul dengan membatasi masuknya suatu mesin pengisi. Mesin yang menggunakan ber-
oksigen. Kapsul bercangkang keras yang diisi di bagai prinsip dosis dapat digunakan untuk mengisi-
pabrik sering mempunyai warna dan bentuk berbeda kan serbuk ke dalam kapsul cangkang keras, tetapi
atau diberi tanda untuk mengetahui identitas pabrik. kebanyakan mesin otomatis, membentuk sumbat
Pada kapsul seperti ini dapat dicantumkan jumlah zat serbuk dengan cara pengempaan yang kemudian
aktif, kode produk dan lain-lain yang dicetak secara dilepaskan ke dalam bagian induk kapsul kosong.
aksial atau radial. Tinta cetak kualitas farmasi me- Umumnya bagian pelengkap mesin ini tersedia untuk
mE'nuhi ketentuan yang berlaku mengenai pigmen dan berbagai jenis pengisian lain. Formulasi serbuk sering
zat warna yang diizinkan. membutuhkan penambahan zat pengisi, lubrikan dan
Dillam praktek pelayanan resep di apotik, kapsul glidan pada bahan aktif untuk mempermudah proses
cangkang keras dapat diisi dengan tangan; cara ini pengisi;:m kapsul. Formulasi dan metoJe pengisian,
memberikan kebebasan bagi penulis resep untuk terutama derajat kepadatan. dapat memp~ngaruhi laju
memilih obat tunggal atau campuran dengan dosis pelepasan obat. Penambahan bahan pembasah pada
tepat yang paling baik bagi setiap pasien. Fleksibilitas massa serbuk, biasa dilakukan jika bahan aktif bersifat
ini merupakan kelebihan kapsul cangkang keras hidrofobik. Disintegran dapat ditambahkan ke dalam
dibandingkan bentuk sediaan tablet dan kaps.ul formulasi serbuk untuk memudahkan deagregasi dan
cangkang lunak. Kapsul cangkang keras biasanya dispersi gumpalan kapsul dalam saluran cerna.
terbuat dari gelatin berkekuatan gel relatif tinggi. Formulasi serbuk sering dapat dibuat melalui
Berbagai jenis gelatin dapat digunakan, tetapi gelatin pencampuran kering, sedangkan formulasi ruah
dari campuran kulit dan tulang sering digunakan membutuhkan densifikasi dengan tE'knik rol atau
untuk mengoptimalkan kejernihan dan kekerasan teknik granulasi lain yang sesuai.
cangkang. Kapsul cangkang keras dapat juga dibuat Campuran serbuk yang cenderung meleleh dapat
dari pati atau bahan lain yang sesuai. Kapsul cangkang dimasukkan ke dalam kapsul cangkang keras, jika
keras dapat juga mengandung zat warna yang digunakan absorben, seperti magnesium karbonat,
diizinkan atau zat warna dari berbagai oksida besi, silikon dioksida koloidal, atau zat lain yang sesuai.
bahan opak seperti titanium dioksida, bahan pendis- Obat-obat yang berkhasiat keras sering dicampur
persi, bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet. dengan zat pengencer inert sebelum diisikan ke dalam
Biasanya bahan-bahan ini mengandung air antara 10% kapsul. Jika dua macam obat yang tak tercampurkan
dan 15%. diresepkan bersama, kadang-kadang dimungkinkan
Kapsul gelatin keras dibuat melalui suatu proses untuk menempatkan salah satunya di dalam kapsul
dengan cara mencelup pin ke dalam larutan gelatin, kecil dan menggabungny? dengan kapsul iebih besar
kemudian lapisan gelatin dikeringkan, dirapikan dan yang berisi obat kedua. Obat-obat yang tak tercampur-
dilepaskan dari pin tersebut, kemudian bagian induk kan dapat juga dipisahkan dengan menempatkan pelet
dan tutup dilekatkan. Kapsul pati dibuat dengan atau tablet bersalut, atau kapsul cangkang lunak yang
mencetak campuran pati dan air, kemudian kapsul berisi obat pertama ke dalam cangkilng kapsul se-
dikeringkan. Gunakan cetakan terpisah untuk bagian belum penambahan obat kedua.
tutup dan induk kapsul dan kedua· bagian ini dibuat Bahan semipadat tiksotropik dapat dibentuk
secara terpisah. Kapsul kosong disimpan dalam dengan cara mengubah obat cair atau zat pembawa
wadah tertutup rapat sampai kapsul diisi. Karena menjadi bentuk gel dengan menggunakan silika
gelatin berasal dari hewan dan pati berasal dari koloidal atau serbuk polietilen glikol berbobot molekul
tanaman, maka kapsul ini sebaiknya tflrlindung dari tinggi. Berbagai senyawa malam atau lemak dapat
sumber pencemaran yang potensial atau kontaminasi digunakan untuk menyiapkan matriks semipadat
mikroba. dengan peleburan.
Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan Kapsul cangkang lunak yang dibuat dari gelatin
serbuk, butiran atau granul. Butiran gula inert dapat (kadang-kadang disebut gel lunak) atau bahan lain
dilapisi dengan komposisi bahan aktif dan penyalut yang sesuai membutuhkan metode produksi skala
yang memberikan profil lepas lambat atau bersifat besar. Cangkang gelatin lunak sedikit lebih ·tebal
enterik. Sebagai alternatif, bahan aktif dengan dosis dibanding kapsul cangkang keras dan dapat diplasti-
lebih besar dapat dibuat dalam bentuk pelet dan sasi dengan penambahan senyawa polio!, seperti
kemudian disalut. Bahan semipadat atau· cairan dapat sorbitol atau gliserin. Perbandingan bahan plastisasi
juga diisikan ke dalam kapsul cangkang keras, tetapi kering terhadap gelatin kering menentukan kekerasan
jika cairan dimasukkan dalam kapsul, salah satu cangkang dan dapat diubah untuk penyesuaian
teknik penutupan harus digunakan untuk mencegah dengan kondisi lingkungan dan juga sifat isi kapsul.
terjadinya kebocoran. Seperti cangkang keras, komposisi cangkang dapat
Dalam pengisian kapsul gelatin keras, bagian tutup mengandung·pigmen- atau pewarna yang diizinkan,
dan induk cangkang dipisahkan dahulu sebelum diisi. bahan qp~k seperti titanium dioksida, dan pengawet.
4 Compn!ssi I Sediaan Umum FI IV

Bahan pengharum dapat ditambahkan, selain itu cetak dan tablet kempa ..
sukrosa hingga 5% dapat dimasukkan sebagai pemanis Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pe-
dan untuk menghasilkan cangkang yang dapat di- ngempaan dan merupakan bentuk sediaan yang
kunyah. Cangkang gelatin lunak umumnyjl mengan- paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat
dung 6% hingga 13% air. Kapsul cangkang lunak juga dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau
dapat diberi kode produk, jumlah zat aktif dan lain- granul menggunakan cetakan baja. Tablet dapat di-
lain dengan cara dicetak. Umumnya kapsul cangkang buat dalam berbagai ukuran, bentuk dan penandaan
lunak diisi dengan cairar.. Khususnya bahan aktif permukaan tergantung pada desain cetakan. Tablet
dilarutkan atau disuspensikan dalam bahan pembawa berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus
cair. Dahulu digunakan bahan pembawa minyak adalah tablet besar yang digunakan untuk obat hewan,
seperti minyak nabati; tetapi sekarang ini lebih umum umumnya untuk hewan besar.
digunakan bahan pembawa cair bukan air yang dapat Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa
bercampur dengan air, seperti polietilen glikol ber- serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam
bobot molekul lebih rendah, karena mempunyai lebih lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada
sedikit masalah keter~~diaan hayati. ikatan kristal yang terbentuk seiama proses pengering-
Kapsul cangkang lunak tersedia dalam berbagai an selanjutnya dan tidak tergantung pada kekuatan
bentuk dan ukuran, d<~n dibentuk, diisi serta dilekat- tekanan yang diberikan.
kan dengan menggum•kan mesin yang sama; khusus- Tablet triturat merupakan tablet cetak atau kempa
nya dengan proses berputar, meskipun dapat juga berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk
digunakan suatu proses lempeng atau proses turun memberikan jumlah terukur yang tepat untuk
naik. Kapsul cangkang lunak dapat juga diproduksi peracikan obat. Jenis tablet ini sekarang sudah jarang
melalui proses gelembung yang membentuk kapsul digunakan. Tablet hipodermik adalah tablet cetak
sferik tanpa lekukan. Dengan peralatan yang sesuai, yang dibuat dari bahan yang mudah melarut atau
serbuk dan zat padat kering lain dapat diisikan ke melarut sempurna dalam air, dulu umumnya di-
dalam kapsul cangkang lunak. gunakan untuk membuat sediaan injeksi hipodermik.
Kapsul berisi catran dari setiap jenis kapsul, Diberikan secara oral atau jika diperlukan ketersedia-
melibatkan teknologi form ulasi ·yang sam a dan an obat yang cepat seperti halnya pada Tablet Nitro-
memberikan keuntungan serta keterbatasan yang gliserin, diberikan secara sublingual.
sama. Sebagai contoh, kedua jenis kapsul dapat Tablet bukal digunakan dengan cara meletakkan
memberikan keuntunr;an dibandingkan kapsul berisi tablet di antara pipi dan gusi dan tahlet subling•Ial
zat kering dan tablet dalam hal keseragaman digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah
·kandungan dan disolusi obat. Homogenitas yang lidah, sehingga zat aktif diserap secara Iangsung
lebih besar mungkin terjadi dalam sistem cair, dan melalui mukosa mulut. Beberapa obat mudah di-
cairan dapat diukur lebih tepat. Disolusi obat mungkin serap dengan cara ini (seperti nitrogliserin ·.dan
lebih baik karena obat sudah dalam larutan atau hormon steroid tertentu) dan mempunyai bariyak
.. paling tidak tersuspensi dalam bahan pembawa
hidrofilik. Namun, kontak antara cangkang lunak atau
keuntungan.
Tablet efervesen yang larut, dibuat dengan cara
keras dengan isi zat cair lebih besar dibandingkan dikempa; selain zat aktif, juga mengandung campuran
dengan kapsul berisi serbuk kering, dan dapat asam (asam sitrat, asam tartrat) dan natrium
meningkatkan kemungkinan tezjadinya interaksi yang bikarbonat, yarig jika dilarutkan dalam air akan
tidak diinginkan. Sifat cairan isi kapsul menyebabkan menghasilkan karbon dioksida. Tablet dilarutkan atau
masalah teknologi ya.,g berbeda dibandingkan kapsul didispersikan dalam air sebelum pemberian. Tablet
isi zat kering dalam hal uji waktu hancur dan disolusi. efervesen harus disimpan dalam wadah tertutup
Ditinjau dari segi formulasi, teknologi dan biofarmasi, rapat atau kemasan tahan lembab, pada etiket tertera
kapsul berisi cairan rlari jenis kapsul apa sajc! lebih tidak untuk lan~g ditelan.
seragam dibanding kapsul berisi serbuk kering dari
jenis cangkang yang sama. Oleh karena itu untuk TABLET KUNYAH
penetapan standar resmi dan metode lebih didasarkan
pada pertimbangan sifat isi kapsul dibanding jenis Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah,
cangkangnya. memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga
mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa
pahit atau tidak enak. Jenis tabl~t ini digunakan dalam
COMPRESS I formulasi tablet untuk anak, terutama formuiasi
Tablet multivitamin, antasida dan antibiotika tertentu. Tablet
kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya
menggunakan manito!, sorbitol atau sukrosa sebagai
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan bahan pengikat dan bahan pengisi, mengandung
obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk
metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai .tal;> let merungkatkan penampilan dan rasa.
FIIV Sediaan Umum I CompressJ 5

PEMBUATAN TABLET CETAK Pada \lll\umnya lubrikan bersifat hidrofob~sehiitgga


cenderung menurunkan kecepatan disintegnsi dan
Tablet cetak 4ibuat dari campuran bahan obat dan disolusi tablet. ·Oleh karena itu kadar lubrikan yang
bahan pengisi, umumnya mengandung laktosa dan berlebihan harus dihindarkan. Polietilen gHkol dan
serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa beberapa garam lauril salfat digunakan sebagai
serbuk dibasahi dengan larutan yang mengandung lubrikan yang larut, tetapi lubrikan seperti ini
etanol persentase tinggi. Kadar etanol tergantung pada umumnya tidak memberikan sifat lubrikasi yang
kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam sistem optimal, dan diperlukan dengan kadar yang lebih
pelarut dan derajat kekerasan tablet yang diinginkan. tinggi.
Massa serbuk yang lembab ditekan ke dalam cetakan, Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan
dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak kemampuan mengalir serbuk, umumnya digunakan
rapuh, sehingga harus hati-hati dalam pengemasan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi. Glidan
dan pendistribusian. yang paling efektif adalah silika pirogenik koloidal.
Bahan pewarna dan lak yang diizinkan sering
FORMULAS! TABLET KEMPA ditambahkan pada formulasi tablet untuk menambah
nilai estetik atau untuk identitas produk. Kebanyakc:n
Pada umumnya tablet kempa mengandung zat bahan pewarna peka terhadap cahaya dan warnanya
aktif dan bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran akan memudar jika terpapar cahaya.
dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan warna
dan lak (bahan warna yang diadsorpsikan pada
alumunium hidroksida yang tidak larut) yang CARA PEMBUATAN
diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.
Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat aktif Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi
sedikit atau sulit dikempa. Bahan pengisi tablet basah, granulasi kering (mesin rol atau mesin slag)
yang umum adalah laktosa, pati, kalsium fosfat dibasa dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan
dan selulosa mikrokristal. Tablet kunyah sering kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran
mengandung sukrosa, manito! atau sorbitol sebagai dan atau kemampuan kempa.
bahan pengisi. Jika kandungan zat aktif kecil, sifat Granulasi kering dilakukan dengan cara menekan
tablet secara keseluruhan ditentukan oleh bahan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi
pengisi yang besar jumlahnya. Karena masalah tablet besar yang tidak berbentuk baik, kemudian
ketersediaan hayati obat hidrofobik yang kelarutannya digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan
· dalam air ked!, maka digunakan bahan pengisi yang ukuran partikel yang diinginkan. Keuntungan
larut dalam air. granulasi kering adalah tidak diperlukan panas dan
Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada kelembaban dalam proses granulasi. Granulasi kering
massa serbuk sewaktu granulasi dan pada tablet dapat juga dilakukan dengan meletakkan massa
kempa serta menambah daya kohesi yang telah ada serbuk diantara mesin rol yang dijalankan secara
pada bahan pengisi. Zat pengikat dapat ditambahkan hidrolik untuk menghasilkan massa padat yang tipis,
dalam bentuk kering, tetapi lebih efektif jika selanjutnya diayak atau digiling hingga diperoleh
ditambahkan dalam larutan. Bahan pengikat yang granul dengan ukuran yang diinginkan.
umum meliputi gom akasia,. gelatin, sukrosa, Pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi me-
povidon, metilselulosa, karboksimetilselulosa dan merlukan eksipien yang memungkinkan pengempaan
pasta pati terhidrolisis. Bahan pengikat kering yang langsung tanpa tahap granulasi terlebih dahulu.
paling efektif adalah selulosa mikrokristal, yang Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik khusus
umumnya digunakan dalam membuat tablet kempa seperti laktosa, sukrosa, dekstrosa, atau selulosa yang
langsung. mempunyai sifat aliran dan kemampuan kempa yang
Disintegran membantu hancumya tablet setelah diinginkan. Bahan pengisi untuk kempa langsung
ditelan. Disintegran tablet yang paling banyak diguna- yang paling banyak digunakan adalah selulosa
kan adalah pati. Pati dan selulosa yang termodifikasi mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering,
secara kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal dan sukrosa yang dapat dikempa dan beberapa bentuk pati
povidon sambung-silang juga dapat digunakan. termodifikasi. Kempa langsung menghindari banyak
Campuran efervesen digunakan sebagai disintegran masalah yang timbul pada granulasi basah dan
dalam sistem tablet larut. Kandungan disintegran, cara granulasi kering. Walaupun demikian sifat fisik
penambahan dan derajat kepadat~n berperan dalam masing-masing bahan pengisi merupakan hal kritis,
efektivitas daya hancur tablet. perubahan sedikit dapat mengubah sifat alir dan
Lubrikan mengurangi gesekan selama proses kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa
pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah langsung.
massa tablet melekat pada cetakan. Senyawa asam Kead~an fisik mutu tablet yang kurang baik di-
stearat dengan logam, asam stearat, minyak nabati uraikan dalam Pertimbangan tentang Stabilitas dalam
terhidrogenasi dan talk digunakan sebagai lubrikan. Pemberian Qbat <1351>.
6 Cremores I Sediaan Umum Fl IV

Keragaman bobot dan keseragaman kandungan salut selaput lebih dapat diterima. Zat penyalut
Tablet harus memenuhi uji keragaman bobot seperti selaput berisi zat yang larut atau terdispersi dalam air
yang tertera pada Keseragaman Sediaan <911>, ji~a zat seperti hidroksipropil metilselulqsa, metilselulosa,
aktif merupakan bagian terbesar darHablet dan jika uji hidroksipropilselulosa, natrium karboksimetil-
keragaman bobot dianggap cukup mewakili kese- selulosa, dan campuran selulosa asetat ftalat dan
ragaman kandungan. Keragaman bobot bukan polietilen glikol dalam pelarut yang tidak
merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman mengandung air atau mengandung air. Penguapan
kandungan jika zat aktif merupakan bagian kecil dari pelarut akan mening-galkan lapisan tipis yang
tablet atau jil<a tablet bersalut gula. Oleh karena itu, langsung melekat pada tablet sehingga bentuk aslinya
umumnya farmakope mensyaratkan bahwa tablet dapat dipertahankan, termasuk penandaan untuk
bersalut dan tablet yang mengandung zat aktif 50 mg identifikasi.
atau kurang, dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50%
bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji kese- Tablet salut-enterik Jika obat dapat rusak atau
ragaman kandungan seperti yang tertera pada inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi
Keseragaman Sediaan <911> yang pengujiannya mukosa lambung, diperlukan bahan penyalut enterik,
dilakukan pada tiap tablet. yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat
sampat tablet telah melewati lambung. lstilah lepas-
Waktu hancur dan Disolusi Waktu hancur adalah tunda digunakan untuk tujuan farmakope dan
hal yang penting untuk tablet yang diberikan melalui masing-masing monografi, meliputi pengujian dan
mulut, kecuali tablet yang harus dikunyah sebelum spesifikasi untuk pelepasan obat seperti yang tertera
ditelan dan beberapa jenis tablet lepas-lambat. Uji pada Pelepasan Obat < 961>.
waktu hancur tertera pada Uji Waktu Hancur <1251>
dan batas waktu hancur untuk berbagai jenis tablet Tablet lepas-lambat Tablet lepas-lambat dibuat
tertera pada masing-masing monografi. sedemikian sehingga zat aktif akan tersedia selama
Untuk obat yang kelarutan dalam air terbatas, jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. lstilah
disolusi·akan lebih berarti dari pada waktu hancur. Uji efek-diperpanjang, efek-pengulangan dan lepas- ·
disolusi seperti yang tertera pada Uji Disolusi <1231> lambat telah digunakan untuk menyatakan sediaan
dipersyaratkan dalam sejumlah monografi tablet. tersebut. Tetapi, istilah lepas-lambat digunakan untuk
Dalam banyak hal, kecepatan disolusi dapat dikore- tujuan farmakope dan persyaratan pelepasan obat
lasikan dengan ketersediaan hayati zat aktif. Tetapi uji dijelaskan dalam masing-masing monografi.
tersebut terutama berguna sebagai alat untuk tapis
pendahuluan formulasi dan sebagai prosedur peng-
awasan mutu secara rutin. CREMORES
Krim
PENYALUTAN
... Tablet disalut untuk berbagai alasan, antara lain Krim adalah bentuk sediaan setengah padat
melindungi zat aktif dari udara, kelembaban atau mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
cahaya, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. lstilah ini
membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat secara tradisonal telah digunakan untuk sediaan
pelepasan obat dalam saluran cema. setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif
cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak
Tablet salut biasa Umumnya tablet disalut atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut
dengan gula dari suspensi dalam air mengandung lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi
serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-
talk atau titanium dioksida, yang disuspensikan asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air,
dengan gom akasia atau ge~atin. Untuk tujuan yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan
identifikasi dan nilai estetik, zat penyalut bagian luat untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat
dapat diwar.aai. Tablet yang sudah disalut, dilapisi digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal.
dengan larutan malam yang encer dalam pelarut
seperti kloroform atau campuran serbuk. Penyalut
tahan air berisi zat seperti selak atau selulosa asetat EMULSA
ftalat dalam pelarut yang tidak meng~ndung air sering Emu lsi
digunakan sebelum tablet disalut gula. Jumlah
penyalut yang berlebihan harus dihindarkan.
Kelemahan dari penyalutan dengan gula antara lain Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu
waktu penyalutan lama, perlu penyalut tahan air. cairannya terdispersi dalam cairan yang .lain, dalam
Hal ini dapat memperlambat disolusi dan memper- bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase
besar bobot tablet sehingga menyebabkan penggunaan. terdiSpersi dan larutan air merupakan fase pembawa,
FI IV Sediaan Umum I Gel 7

sistem ini disebut emulsi minyak dalam air. Sebalik- mengurangi efektivitas. Karena itu, efektivitas'sistem
nya, jika air atau larutan air yang merupakan fase pengawetan harus selalu diuji pada sediaan akhir.
terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak Pengawet yang biasa digunakan dalam emulsi adalah
metupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi metil-, etil-, propil-, dan butil-paraben, asam benzoat,
air dalam minyak. Emulsi dapat distabilkan dengan dan senyawa amonium kuatemer.
penambahan bahan pengemulsi yang mencegah
koalesensi, yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi
tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal EXTRACTUM ET EXTRACTUM
yang memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan) LIQUIDUM
menstabilkan dengan cara menempati antar- Ekstrak dan Ekstrak Cair
permukaan antara tetesan dan fase eksternal, dan
dengan membuat batas fisik di sekeliling partikel yang
akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh
tegangan antar permukaan antara fase, sehingga dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati
meningkatkan proses emulsifikasi selama pen- atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
campuran. sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
Polimer hidrofilik alam, semisintetik dan sintetik diuapkan dan massa atau serbtik yang tersisa di-
dapat digunakan bersama surfaktan pada emulsi perlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang
minyak dalam air karena akan terakumulasi pada telah ditetapkan.
antar permukaan dan juga meningkatkan kekentalan Sebagian besar ekstrak dibuat dengan meng-
fase air, sehingga mengurangi kecepatan pembentukan ekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Selu~uh
agregat tetesan. Agregasi biasanya diikuti dengan perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi
pemisahan emulsi yang relatif cepat menjadi fase yang dengan pengurangan tekanan, agar bahan utama obat
kaya akan butiran dan yang miskin akan tetesan. sesedikit mungkin terkena panas.
Secara normal kerapatan minyak lebih rendah dari- Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati,
pada kerapatan air, sehingga jika tetesan minyak dan yang mengandung etanol sebagai pelarut a tau sebagai
agregat tetesan meningkat, terbentuk krim. Makin pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika
besar kecepatan agregasi, makin besar ukuran tetesan tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi,
dan makin besar pula kecepatan pembentukan krim. tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g
Tetesan air dalam emulsi air dalam minyak biasanya simplisia yang memenuhi syarat.
membentuk sedimen disebabkan oleh kerapatan yang Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan
lebih besar. dapat didiamkan dan disaring atau bagian yang
KonsistE~nsi e·mulsi sangat beragam, mulai dari bening dienaptuangkan. Beningan yang diperoleh
cairan yang mudah dituang hingga krim setengah memenuhi persyaratan Farmakope.
padat. Umumnya krim minyak dalam air dibuat pada Ekstrak cair dapat dibuat dari ekstrak yang sesuai.
suhu tinggi, berbentuk cait pada suhu ini, kemudian
didinginkan pada suhu kamar, dan menjadi padat
akibat terjadinya solidifikasi fase internal. Dalam hal GEL
ini, tidak diperlukan perbandingan volume fase Gel
internal terhadap volume fase eksternal yang tinggi
untuk menghasilkan sifat setengah padat, misalnya
krim asam stearat atau krim pembersih adalah Gel, kadang-kadang disebut }eli,· nl'erupakan
setengah padat dengan fase internal hanya 15%. Sifat sistem semipadat terdiri dari suspimsi yang dibuat
setengah padat emulsi air dalam minyak, biasanya dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
diakibatkan oleh fase eksternal se~~ngah padat. organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika
Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang
karena Jase air mempermudah pertumbuhan mikro- terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua Jase
organisme. Adanya pengawet sangat penting dalam (misalnya Gel Aluminium Hidroksida). Dalam sistem
emu lsi minyak dalam air karena kontaminasi fase dua fase, jika ukuran partikel dari fa~e terdispersi
eksternal mudah terjadi. Karena jamur dan ragi lebih relatif besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan
sering ditemi.lkan daripada bakteri, lebih diperlukan sebagai magma (misalnya Magma Bentonit). Baik gel
yang bersifat fungistatik dan bakteriostatik. Bakteri maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk
ternyata dap.at menguraikan bah11n pengemulsi non- semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada
ionik dan anionik, gliserin, dan sejumlah bahan pen- pengocokan. Sediaan harus dikocok dahulu sebelum
stabil alam seperti tragakan dan gom guar. digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal ini
Kesulitan muncul pada pengawetan sistem emulsi, tertera pada etiket (lihat Suspensi).
sebagai akibat memisahnya bahan antimikroba dari Gel f.ase tunggal terdiri dari makromolekul organik
fase air yang sangat memerlukannya, atau terjadinya yang tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemi-
kompleksasi dengan bahan pengemulsi yang akan kian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara mole-
8 lmmunosera I Sediaan Umum FIIV

kul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tung- dalam air membentuk larutan tidak berwarna atau
gal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya warna kuning pucat, dan mempunyai sifat sesuai
Karbomer) atau dari gom alam (misalnya Tragakan). dengan sediaan cair.
Sediaan tragakan disebut juga rr.usilago. Walaupun Imunoserum, bila perlu .d.irekonstitusi seperti ter-
gel-gel ini umumnya mengandung air; etanol dan tera pada label harus memenuhi persyaratan sebagai
minyak dapat digunakan sebagai fase pembawa. berikut:
Sebagai contoh, minyak mineral dapat dikombinasi
dengan resin polietilena untuk membentuk dasar salep pH <1071> Antara 6,0 sampai 7,0.
berm inyak.
Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan Protein toW Tidak lebih dari 17%; lakukan penetapan
secara topikal atau dimasukkan ke dalam lubang seperti yang tertera pada Penetapan Kadar Nitrogen
tubuh. dalam Produk Darah <591> Metode I. Hasil yang diper-
oleh kalikan 6,25.

IMMUNOSERA Albumin Kecuaii dinyatakan lain dalam monografi,


Imunoserum jika ditetapkan secara elektroforesis, imunoserum me-
nunjukkan tidak lebih dari sesepora protein yang
mempunyai mobilitas albumin.
Imunoserum adalah sediaan mengandung imuno-
globulin khas yang diperoleh dari serum hewan Protein asing Jika ditetapkan dengan uji pengendap-
dengan pemurnian. Imunoserum mempunyai ke- an menggunakan imunoserum khas, hanya mengan-
kuatan khas mengikat venin atau toksin yang dibentuk dung protein galur hewan yang digunakan.
oleh bakteri, atau mengikat antigen bakteri, antigen
virus atau antigen lain yang digunakan untuk Fenol Imunoserum yang mengandung fenol sebagai
pembuatan sediaan. pengawet tidak lebih dari 0,25%, lakukan penetapan
Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang seperti yang tertera pada Uji Bahan Tambahan dalam
diimunisasi dengan penyuntikan toksin atau toksoid, Vaksin da~ Imunosemm <731>.
venin, suspensi mikroorganisme atau antigen lain
yang sesuai. Selama imunisasi hewan tidak boleh di- Toksisitas abnormal Memenuhi syarat. Lakukan uji
beri penisilin. Imunoglobulin khas diperoleh dari seperti tertera pada Uji Reaktivitas secara Biologi in-
serum yang mengandung kekebalan dengan peng- vivo <251>.
e.ndapan fraksi dan pe:lakuan dengan enzim atau
dengan cara kimia atau fisika lain. Sterilitas Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
Dapat ditambahkan pengawet antimikroba yang Uji Sterilitas <71>.
sesuai dan ditambahkan serba sama hila sediaan
dikemas dalam dosis ganda. Sediaan akhir steril dibagi Potensi Lakukan penetapan potensi dengan mem-
seca~a C'septtk C.alam wadah steril dan ditutup kedap bandingkan terhadap baku menggunakan metode
untuk menghindari kontaminasi. Alternatif lain, seperti yang tertera pada masing-masing monografi.
setelah sediaan dibagikan dalam wadah steril dapat Hasil dinyatakan dalam unit per ml.
dibekukeringkan untuk mengurangi kadar air hingga
tidak lebih dari 1,0% b/b. Kemudian wadah ditutup Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
kedap dalam hampa udara atau diisi gas nitrogen dari cahaya. Kecuali dinyatakan lain, sediaan cair
bebas oksigen atau gas inert lain yang sesuai sebelum harus disimpan pada suhu r sampai 8°, hindari
ditutup kedap; pada setiap kasus wadah ditutup pembekuan.
kedap sedemikian rupa untuk meniadakan.konta-
minasi. Imun'0serum direkonstitusi segera sebelum Penandaan Pada penandaan tertera: 1) Jumlah
digunakan. minimum unit per ml. 2) Dosis. 3) Tanggal kadaluarsa.
Imunoserum yang diperoleh dengan perlakuan 4) Kondisi penyimpanan. 5) Volume rekonstitusi
enzim dan pengendapan fraksi paling stabil pada untuk serbuk kering. 6) Bahan tambahan. 7) Nama
pH 6. Metode pembuatan imunoserum sedemikian spesies sumber imunoserum.
rupa sehingga kehilangan aktivitas tidak lebih dari 5%
.per tahun hila disimpan pada pH 6 pad a suhu 20° dan
tidak lebih dari 20% per tahun hila disimpan pada IMPLANTS
snhu 37°. 1m plan
lmunoserum berupa cairan hampir tidak berwama
atau berwama kuning pucat, tidak keruh, dan hampir
tidak berbau kecuali bau pengawet antimikroba yang Implan a tau pelet adalah sediaan dengan massa padat
ditambahkan. Sediaan kering berupa padatan atau steril berukuran kecil, berisi obat dengan kemurnian
serbuk wama putih atau kuning pucat, mudah larut tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat d.engan
FI IV Sediaan Umum I Injediones 9

cara pengempaan atau pencetakan. lmplan atau pelet suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat.yang
dimaksudkan untuk ditanam di dalam tubuh (biasa- diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut
nya secara subkutan) dengan tujuan untuk memper- untuk memperoleh efek lokal atau sistemik.
oleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam Larutan bahan obat dalam air steril atau dalam
jangka waktu lama. Implan ditanamkan dengan larutan natrium klorida untuk inhalasi dapat di-
bantuan injektor khusus yang sesuai atau dengan semprotka~ menggunakan gas inert. Penyemprot
sayatan bedah. Bentuk sediaan ini digunakan untuk hanya sesuai untuk pemberian larutan inhalasi jika
pemberian hormon seperti testosteron atau estradiol. memberikan tetesan dengan ukuran cukup halus dan
Sediaan ini dikemas masing-masing dalam vial atau seragam sehingga kabut dapat mencapai bronkioli.
lembaran kertas timah steril. Semprotan larutan dapat diisap langsung dari alat
penyemprot atau alat penyemprot dapat disambung-
kan pada masker plastik, selubung atau alat pemapas-
INFUSA an dengan tekanan positif yang terputus-putus.
Infus Kelompok sediaan lain yang dikenal sebagai in-
haler dosis terukur adalah suspensi atau larutan obat
dalam gas propelan cair dengan atau tanpa kosolven
lnfus adalah sediaan cair yang dibuat dengan dan dimaksudkan untuk memberikan dosis obat
mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu terukur ke dalam saluran pernapasan. Inhaler dosis
90° selama 15 menit. terukur mengandung dosis ganda, biasanya lebih dari
beberapa ratus. Volume dosis tunggal yang umum
Pembuatan Campur simplisia dengan derajat diberikan mengandung 25 J.ll hingga 100 J.ll (dapat juga
hal us yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, dinyatakan dalam mg) tiap kali semprot.
panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung
mulai suhu mencapai 90° sambil sekali-sekali diaduk. Serbuk dapat juga diberikan secara inhalasi, meng-
Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air gunakan alat mekanik secara manual untuk meng-
panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh hasilkan tekanan atau inhalasi yang dalam bagi
volume infus yang dikehendaki. lnfus Daun Sena dan penderita yang bersangkutan.
infus simplisia yang mengandung minyak atsiri, Jenis inhalasi khusus yang disebut inhalan terdiri
diserkai setelah dingin. lnfus Daun Semt, infus Asam dari satu atau kombinasi beberapa obat, yang karena
Jawa dan infus simplisia lain yang mengandung lendir bertekanan uap tinggi, dapat terba,.,·a oleh aliran
tid3k boleh dipt:ras. Asam Jawa sebelum dibuat infus udara ke dalam saluran hidung dan memberikan efek.
.dibuang bijinya dan diremas dengan air hingga di- Wadah obat yang diberikan secara inhalasi disebut
peroleh massa seperti bubur, buah adasmanis dan inhaler.
buah adas harus dipecah dahulu. Pada pembuatan
infus Kulit Kina djtambahkan larutan asam sitrat P 10%
.. dari bobot bahan berkhasiat; pada pembuatan infus
simplisia yang mengandung glikosida antrakinon,
INJECT! ONES
Injeksi
ditambahkan larutan natrium karbonat P 10% dari
bobot simplisia. I<;ecuali dinyatakan lain, dan kecuali
untuk simplisia yang tertera dibawah, infus yang Pembuatan sediaan yang akan digunakan untuk
mengandung bukan bahan berkhasiat keras, dibuat injeksi, harus dilakukan dengan hati-hati untuk
dengan menggunakan 10% simplisia. Untuk pembuat- menghindari kontaminasi mikroba dan bahan asing.
an 100 bagian infus berikut, digunakan sejumlah yang Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB} juga mem-
tertera. persyaratkan tiap wadah akhir injeksi har1:1.s diamati
satu per satu secara fisik dan tiap wadah yang me-
Kulit Kina .................................................~...... 6 bagian nunjukkan pencemaran bahan asing yang terlihat se~
Daun Digitalis ................................................ 0,5 bagian cara v!sual harus ditolak.. ·
Akar Ipeka ........................................................ 0,5 bagian
Daun Kumiskucing ....................................... 0,5 bagian Definisi Dalain Farmakope, sediaan steril untuk
Sekale Kornutum ........................................... 3 bagian kegunaan parenteral digolongkan menjadi 5 jenis yang
Daun· Sena ........................................................ 4 bagian berbeda yaitu: (1) obat atau larutan atau emu1si yang
Temulawak .......... :............................................ 4 bagian digunakan'untuk injeksi, ditandai dengan nama,
lnjeksi ....... ; {2) sediaan padat kering atau cairan pekat
tidak mengandung dapar, pengencer at:1.u bahan
INHALATIONES tambahan lain dan larutan yang diperoleh setelah
Inhalasi penambahan pelarut yang sesuai memenuhi
persyaratan lnjeksi, dan dapat dibedakan dari nama
bentuknya; ...•.•. Steril; (3) sediaan seperti tertera pada
lnhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau (2) tetapi mengandung :satu a tau lebih dapar, pengen~
10 Injectiones I Sediaan Umum FIIV

cer atau bahan tambahan lain, dan dapat dibedakan Lemak <491>.
dari nama bentuknya, ....... untuk lnjeksi; (4) sediaan Bahan pembawa bukan air lain dapat digunakan
berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang apabila aman pemakaiannya dalam volume injeksi
sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau ke dan apabila tidak mempengaruhi efek terapetik sedia-
dalam saluran spinal, dan dapat dibedakan dari nama an atau mempengar.thi respons pada uji dan penetap-
bentuknya, Su::po:::i ...... Steril dan (5) sediaan padat an kadar.
kering dengan bahan pembawa yang sesuai mem-
bentuk laruian yang memenuhi semua persyaratan Bahan Tambahan Bahan tambahan yang sesuai
untuk suspensi steril setelah penambahan bahan dapat ditambahkan ke dalam sediaan untuk injeksi
pemb.lwa y.-mg sesuai. dan d.lpat dibedakan dari nama untuk meningkatkan stabilitas atau efektivitas, kecuali
t-entukny.l, ....... Stail 11111uk Sll:'J't"ll:'i. dinyatakan pada masing-masing monografi, dan bila
Oalam Farmakt'pe. yang dimaksud dengan Larutmz l:>ahan tambahan tidak berbahaya dalam jumlah yang
u;trJ;"tll•l 4.'drllllt' l>t':'<lr adalah injeksi dosis tunggal digunakan dan tidak mempengaruhi efek terapetik
untuk intra\"en.l dan dikemas dalam wadah bertanda atau respons pada uji dan penetapan kadar. Tidak
\"t,lume lebih dari 100 mi. lnj,·k,;i <'•'111111<' kecil adalah boleh ditambah bahan pewarna, jika hanya untuk
inieksi yang dikemas dalam wadah bertanda volume mewarnai sediaan akhir seperti yang tertera pada
100 ml atau kurang. Bal1an Tambahan dalam Ketentuan Umum dan Uji
Oeiinisi sediaan steril untuk penggunaan paren- Efektil,itas Pengawet Antimikroba <61 >.
teral pada umumnya tidak berlaku untuk sediaan Pemilihan dan penggunaan bahan tambahan harus
biologik, karena siiat khusus dan persyaratan per- hati-hati untuk sediaan yang diberikan lebih dari 5 mi.
izin.ln. Kecuali dinyatakan lain berlaku: Zat yang
mengandung raksa dan surfaktan kationik, tidak lebih
Zat pembawa mengandung air Air sebagai zat dari 0,01 %; go Iongan klorbutanol, kresol dan fenol,
pembawa injeksi memenuhi syarat Uji Pirogen tidak lebih dari 0,5%; dan belerang dioksida atau
<231>, Uji Endtllok,;in Baktai <201> seperti yang tertera sejumlah setara dengan kalium atau natrium sulfit,
dalam monografi. Kecuali dinyatakan lain dalam bisulfit, atau metabisulfit, tidak lebih dari 0,2%.
monografi, pada umumnya digunakan Air untuk Bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk
In_f.·ksi sebagai zat pembawa. ;\'atrium k/orida dapat di- mencegah pertumbuhan mikroba harus ditambahkan
tambahkan dalam jumlah sesuai untuk memperoleh dalam injeksi yang dikemas dalam wadah dosis ganda
larutan isotonik. In_it•ksi Natrium Klorida atau lnjeksi apapun metode sterilisasi yang digunakan, kecuali
.~inger dapat digunakan sebagian atau keseluruhan
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, a tau
sebagai pengganti Air rmt11k lnfeksi kecuali dinyatakan kecuali bahan aktifnya sendiri sudah berupa bahan
lain dalam monografi. Penggunaan bahan tambahan antimikroba. Bahan tambahan seperti ini digunakan
lain, seperti yang tertera pada Bahan Tambalmn pada dalam kadar tertentu yang dapat mencegah per-
babini. tumbuhan atau membunuh mikroba dalam sediaan
-. Zat pembawa lain ~1inyak lemilk sebagai zat
injeksi. Bahan tersebut harus memenuhi syarat seperti
tertera pada Uji Efektivitas Pengawet Antimikroba <61>
pembawa untuk injeksi bukan air berasal dari dan Kandungan Zat Antimikroba <441>. Proses
tanaman; tidak berbau atau hampir tidak berbau, dan sterilisasi tetap dilakukan meskipun mengandung
tidak memiliki bau atau rasa tengik. Memenuhi syarat bahan tambahan tersebut (lihat Bahan Tambahtm dalam
Ketentuan Unwm dan Sterilisasi dan faminan Sterilitas
uji Parafin Padat seperti yang tertera pada Minynk
Bahan Kompendia <1371>). Udara dalam wadah dapat
Mineral, tangas pendingin dipertahankan pada suhu
10°, Bilangan Penyabunan antara 185 dan 200. Bilangan dihilangkan atau diganti dengan gas inert. Bila injeksi
lodum antara 79 dan 128 seperti yang tertera pada
sensitif terhadap oksigen, informasi tersebut harus
Lemak dan Minyak Lemak <491> dan memenuhi syarat
tertera dalam penandaan.
uji sebagai berikut:
Wadah untuk Injeksi Wadah untuk injeksi ter-
Baluzn Tak Tersabunkan Memenuhi syarat Balmn Tak masuk penutup tidak boleh berinteraksi melalui ber-
Tersabunkan seperti tertera dalam Lemnk dan Minyak bagai cara baik secara fisik maupun kimiawi dengan
Lemak <491>. sediaan, yang dapat mengubah kekuatan, mutu atau
Asam l.e!Tiak Bebas Tidak lebih dari 2,0 ml natrium kemurnian diluar persyaratan resmi dalam kondisi
hidroksida 0,020 N LV diperlukan untuk menetralkan biasa pada waktu penanganan, pengangkutan, pe-
asam lemak bebas dalam 10 g minyak lemak, seperti nyimpanan, penjualan dan penggunaan. Wadah
yang tertera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>. terbuat dari bahan yang dapat mempermudah peng-
Monogliserida dan digliserida sintetik dari asam lemak amatan terhadap isi. Tipe kaca yang dianjurkan untuk
dapat digunakan sebagai zat pembawa apabila berupa tiap sediaan umumnya tertera dalam masing-masing
cairan dan tetap jernih k!!lau didinginkan pada monograH.
suhu 10° dan mempunyai Bilangan lodum tidak lebih . Definisi wadah dosis tunggal dan dosis ganda
dari 140 seperti tertera pada Lemak dan Minyak seperti yang tertera pada Wadah dan Penyiinplman
FI IV Sediaan Umum I lnjediones '11

dalam Ketentuan Umum. Wadah memenuhi persyarat- Infus Dosis Tunggal, hila wadah berisi lebih dari 100 mi.
an Wadah <1271>. Injeksi yang dikemas dan diberi penandaan ·sebagai
Wadah ditutup dengan cara pelehuran atau larutan irigasi dibebaskan dari persyaratan Bahan
dengan penutup yang sesuai sehingga dapat men- Partikulat.
cegah pencemaran atau kehilangan isi. Penutup
wadah dosis ganda memungkinkan pengamhilan isi Sterilitas Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>.
tanpa memhuka atau merusak penutup. Penutup
dapat ditemhus oleh jarum suntik dan pada saat pe- Penandaan Pada etiket tertera nama sediaan,
narikan jarum, segera menutup kemhali hingga men- untuk sediaa.n cair tertera persentase atau jumlah zat
cegah pencemaran. · aktif dalam volume tertentu, untuk sediaan kering
tertera jumlah zat aktif, cara pemberian, kondisi
Wadah untuk Padatan Steril Wadah untuk penyimpanan dan tanggal kadaluarsa; nama pabrik
padatan kering yang digunakan untuk parenteral pembuat dan atau pengimpor serta nomor lot atau
termasuk penutup tidak boleh herinteraksi melalui bets yang menunjukkan idenfitas. Nomor lot dan
berbagai cara baik secara fisik maupun kimiawi nomor bets dapat memberikan informasi tentang
dengan sediaan, yang dapat menguhah kekuatan, riwayat pembuatan lengkap meliputi seluruh proses
mutu atau kemumian diluar persyaratan resmi dalam pengolahan, sterilisasi, pengisian, pengemasan dan
kondisi hiasa pada waktu penanganan, pengangkutan, penandaan.
penyimpanan, penjualan dan penggunaan. Bila dalam monografi tertera berbagai kadar zat
Wadah unt'.Jk Fadatan steril mem•1ngkinkan aktif dalam sediaan parenteral volume besar, maka
penambahan pelarut yang sesuai dan pengambilan kadar masing-masing komponen disebut dengan
sebagian isi larutan atau suspensi yang dihasilkan nama umum ndsalnya Injeksi Dekstrosa 5% atau
dengan cara sedemikian rupa sehingga sterilitas isi lnjeksi Dekstrosa (5%) dan Natrium Klorida (0,2%).
d'lpat dipertahankan. Bila formula lengkap tidak tertera dalam masing-
Bila Penetapan kadar dalam monografi memberikan masing monografi, Penandaan mencakup informasi
prosedur untuk Sediaan uji, yang pengamhilan isi berikut~ (1} untuk sediaan cair, persentase isi atau
keseluruhan dari satu wadah dosis tunggal meng- jumlah tiap komponen dalam volume tertentu, kecuali
gunakan alat suntik dan jarum suntik hipodermik, isi bahan yang ditambahkan untuk penyesuaian pH atau
harus diambil sesempurna mungkin dengan alat untuk membtiat larutan isotonik, dapat dinyatakan
suntik yang kering dengan ukuran tidai< lehih dari tiga dengan nama dan efek bahan tersebut, (2) sediaan
.kali volume yang akan diamhil dan dilengkapi dengan kering atau sediaan yang memerlukan pengenceran
jarum suntik nomor 21, panjang tidak kurang dari sebelu.m digunakan, jumlah tiap komponen, komposisi
2,5 em. Gelemhung udara harus dikeluarkan dari alat pengencer yang dianjurkan, jumlah yang diperlukan
suntik dan cairan dalam alat suntik dipindahkan ke untuk mendapatkan konsentrasi tertentu zat aktif dan
.. wadah untuk pengenceran pada penetapan kadar. volume akhir larutan yang diperoleh, uraian singkat
pemerian larutan terkonstitusi, cara penyimpanan
Volume dalam Wadah Tiap wadah Injeksi diisi larutan terkonstitusi dan tanggal kadaluarsa yaitu
dengan sejumlah volume sedikit herlebih dari volume batas waktu larutan terkonsitusi masih memenuhi
yang tertera pada etiket atau volume yang akan syarat ·potensi seperti tertera pada etiket hila disimpan
diambil. Kelebihan volume yang dianjurkan dalam seperti yang dianjurkan.
tabel yang tertera pada Penetapan Volume Injeksi dalam
Wadah tintuk injeksi yang akan digunakan untuk
Wadah <1131>, umumnya cukup untuk memenuhi
dialisis, hemofiltrasi atau cairan irigasi dan volume
volume pengamhilan dan pemakaian seperti yang ter-
lebih dari 1 liter, diberi penandaan bahwa.sediaan
tera pada etiket. tidak digunakan untuk infus intravena.
Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah Meme- Injeksi yang digunaka; untuk hewa~ ditandai
nuhi syarat Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah untuk menyatakan khasiatnya.
<1131>. Pemberian etiket pada wadah sedemikian
rupa sehingga sehagian wadah tidak tertutup oleh
Bahan Partikulat Bila monografi mencantumkan etiket, untuk mempermudah pemeriksaan isi secara
persyaratan hahan partikulat maka semua Injeksi visual.
volume besar untuk infus dosis tunggal dan Injeksi
volume kecil, harus memenuhi syarat hatas hahan Pengemasan dan Penyimpanan Volume lnjeksi
partikulat seperti tertera pada Bahan Partikulat dalam wadah dosis tunggal dapat memberikan jumlah
Injeksi <751>. Sediaan yang dikemas dalam Injeksi tertentu untuk pemakaian parenteral sekali pakai dan
volume hesar maupun Injeksi volume kecil memenuhi tidak ada yang memungkinkan pengamhilan isi dan
persyaratan untuk Injeksi volume kecil hila dalam pemherian sebesar 1 liter.
wadah tertera isi 100 ml atau kurang; sediaan Sediaan. untuk pemberian intraspinal, intrasisternal
memenuhi syarat untuk Injeksi Volume Besar untuk atau pemakaian peridural dikemas hanya dalam
12 Irigationes I Sediaan Umum FIIV

wadah dosis tunggal. LOZENGES


Bila tidak dinyatakan lain dalam monografi, tidak Hisap
Tablet
ada wadah dosis ganda yang berisi sejumlah
volume Injeksi yang memungkinkan pengambilan
sebesar 30 mi. Tablet Hisap adalah sediaan padat mengandung
Injeksi yang dikemas untuk digunakan sebagai satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan
larutan irigasi, hemofiltrasi, dialisis atau untuk dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat
makanan secara parenteral dibebaskan dari pembatas- tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.
an pengemasan di atas. Wadah untuk injeksi yang Tablet dibuat dengan cara tuang (dengan bahan dasar
dikemas untuk larutan hemofiltrasi atau larutan gelatin dan atau sukrosa yang dilelehkan a tau sorbitol)
irigasi dapat dirancang agar kosong dengan cepat dan atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan
boleh berisi lebih dari 1 liter. dasar gula. Tablet hisap tuang kadang-kadang disebut
sebagai pastiles, sedangkan tablet hisap kempa
Injeksi yang ditandai untuk hew an dibebaskan dari
disebut sebagai troches. Tablet umumnya ditujukan
persyaratan pengemasan dan penyimpanan khusus-
untuk pengobatan iritasi lokal atau infeksi mulut atau
nya pembatasan terhadap wadah dosis tunggal dan
tenggorokan, tetapi dapat juga mengandung bahan
wadah dosis ganda.
aktif yang ditujukan untuk absorbsi sistemik setelah
ditelan.
LARUTAN TERKONSTITUSI

Pada sediaan steril yang akan dibuat larutan OPTHALMICAE PRAEPARATIONES


terkonstitusi diberi nama sesuai bentuknya .......... . Sediaan Obat Mata
Steril atau ........ untuk Injeksi. Karena sediaan
dikonstitusikan oleh tenaga medik segera pada saat
digunakan, uji dan ketentuan tentang larutan yang Obat mata tersedia dalam berbagai bentuk sedia-
dikonstitusi untuk pemberian tidak dimasukkan an, beberapa diantaranya memerlukan perhatian
dalam masing-masing monografi padatan kering atau khusus.
cairan pekat steril. Untuk menjamin mutu sediaan
injeksi ·sebagaimana diberikan, uji yang tidak merusak Salep Salep mata adalah salep yang digunakan
sediz.an injeksi seperti berikut ini dilakukan untuk pada mata. Pada pembuatan salep mata harus diberi-
memperlihatkan kesesuaian larutan terkonstitusi pada kan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang
saat sebelum digunakan. sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat
serta memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>. Bila bahan
Kesempurnaan dan Kej emihan Melarut. Konsti- tertentu yang.digunakan dalam formulasi tidak dapat
tusikan larutan seperti tertera pada etiket dari pabrik disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan
untuk s~diaan kering steril. bahan yang memenuhi syarat Uji Sterilitas <71 >
A. Padatan melarut sempuma, tidak terlihat me- dengoin pembuatan secara aseptik. Salep mata harus
ninggalkan sisa yang tidak larut. mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai
. B. Kejernihan larutan terkonstitusi tidak kurang untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan
jernih secara signifikan dari volume sama pengencer mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja
atau Air Murni dalam wadah serupa dan diperiksa hila wadah dibuka pada waktu penggunaan; kecuali
dengan cara yang sama. dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya
sendiri sudah bersifat bakteriostatik (lihat Bahan
Bahan Partikulat Konstitusikan larutan dengan Tambahan seperti yang tertera pada Uji Salep
cara seperti yang tertera pada etiket sediaan kering Mata <1241>). Bahan obat yang ditambahkan ke dalam
steril: larutan tidak mengandung partikel bahan asing dasar salep berbentuk larutan atau serbuk halus. Salep
yang dapat dilihat secara visual. mata harus bebas dari partikel kasar dan harus
memenuhi syarat Kebocoran dan Partikel Logam pada
Uji Salep Mata <1241>. Wadah untuk salep mata harus
IRIGATIONES dalam keadaan steril p_ada waktu pengisian dan
Irigasi penutupan. Wadah salep mata harus tertutup rapat
dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian
pertama.
Irigasi adalah l?rutan steril yang digunakan untuk Dasar salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi
mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rong- mata, memungkinkan difusi obat dalam cairan mata
ga-rongga tubuh. Pemakaiannya secara topikal, tidak dan tetap mempertahankan aktivitas obat dalam
boleh digunakan secara parenteral. Pada etiket diberi jangka waktu tertentu pada kondisi penyimpanan
tanda bahwa sediaan ini tidak dapat digunakan untuk yang tepat.
injeksi. •Vase!in merupakan dasar salep mata yang banyak
FIIV Sediaan Umum I Opthalmicae Praeparationes 13

digunakan. Beberapa bahan dasar salep yang dapat mata biasanya cukup untuk menaikkan pH sehingga
menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air tidak terlalu merangsang mata. Dalam beberapa hal,
dan bahan dasar larut dalam air dapat digunakan pH dapat berkisar antara 3,5 dan 8,5. Deberapa obat,
untuk obat yang larut dalam air. Bahan dasar salep seperti pilokarpin hidroklorida dan epinefrin bitartrat,
seperti ini memungkinkan dispersi obat larut air yang lebih asam sehingga melebihi kapasitas dapar air
lebih baik, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata. Secara ideal larutan obat mata mempunyai pH
mata. dan isotonisitas yang sama dengan air mata. Hal ini
tidak selalu dapat dilakukan karena pada pH 7,4
Larutan Larutan obat mata adalah larutan steril, banyak obat yang· tidak cukup larut dalam air. Se-
bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat bagian besar garam alkaloid mengendap sebagai
dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai diguna- alkaloid bebas pada pH ini. Selain itu banyak obat
kan pada mata. Pembuatan larutan obat mata mem- tidak stabil secara kimia pada pH mendekati 7,4.
butuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan Ketidakstabilan ini lebih nyata pada suhu tinggi yang
obat, nilai isotonisitas, kebutuhan akan dapar, ke- digunakan pada sterilisasi dengan pemanasan. Oleh
butuhan akan pengawet (dan jika perlu pemilihan karena itu sistem dapar harus dipilih sedekat mungkin
pengawet) sterilisasi dan kemasan yang tepat. Per- dengan pH fisiologis yaitu 7,4 dan tidak menyebabkan
hatian yang sama juga dilakukan untuk sediaan pengendapan obat a tau mempercepat kerusakan obat.
hidung dan telinga. Pembuatan obat mata dengan sistem dapar
Nilai isotonisitas Cairan mata isotonik dengan darah mendekati pH fisiologis dapat dilakukan.dengan men-
dan mempunyai nilai isotonisitas sesuai dengan larut- campurkan sec:ara aseptik larutan obat steril dengan
an natrium klorida P 0,9%. Secara ideal larutan obat larutan dapar steril. Walaupun demikian, perlu diper-
mata harus mempunyai nilai isotonis tersebut, tetapi hatikan mengenai kemungkinan berkurangnya ke-
mata tahan terhadap nilai isotonis rendah yang setara stabilan obat pada pH yang lebih tinggi, pencapaian
dengan larutan natrium klorida P 0,6% dan tertinggi dan pemeliharaan sterilitas selama proses pembuatan.
setara dengan larutan natrium klorida P 2,0% tanpa Berbagai obat, bila didapar pada pH yang dapat
gangguan nyata. digunakan secara terapetik, tidak akan stabil dalam
Beberapa larutan obat mata perlu hipertonik untuk larutan untuk jangka waktu yang lama. Sediaan ini di-
meningkatkan daya serap dan menyediakan kadar beku-keringkan dan direkonstitusikan segera sebelum
bahan aktif yang cukup tinggi untuk menghasilkan digunakan (misalnya Asetilkolin Klorida untuk Larutan
efek obat yang cepat dan ef~ktif. Apabila larutan obat Obat Mata).
seperti ini dig\inakan dalam jumlah kecil, pengenceran Sterilisasi Pada larutan yang digunakan untuk mata
dengan air mata cepat terjadi sehingga rasa perih yang luk3, sterilitas adalah yang paling penting.
akibat hipertonisitas hanya sementara. Tetapi pe- Sediaan st~ril dalam wadah khusus untuk peng-
nyesuaian isotonisitas oleh pengenceran dengan air gunaan perorangan pada pasien harus tersedia pada
mata tidak berarti, jika digunakan larutan hipertonik setiap rumah sakit atau instalasi lain yang melakukan
dalam jumlah besar sebagai koliria untuk membasahi perawatan mata karena kecelakaan atau pembedahan
mata. Jadi yang penting adalah larutan obat mata mata. Metode untuk mencapai sterilitas terutama
untuk keperluan ini harus mendekati isotonik. ditentukan oleh sifat sediaan tersebut (seperti yang
Pendaparan Banyak obat, khususnya garam alka- tertera pada Sterilisasi dan Jaminan Sterilitas Bahan
loid, paling efektif pada pH optimal bagi pembentuk- Kompendia <1371>).
an basa bebas tidak terdisosiasi. Tetapi pada pH ini Jika memungkinkan, penyaringan dengan pe-
obat mungkin menjadi tidak stabil, sehingga pH harus nyaring membran steril secara aseptik merupakan
diatur dan dipertahankan dengan penambahan dapar. metode yang lebih baik. Jika dapat ditunjukkan bahwa
Salah satu maksud pendaparan larutan obat mata pemanasan tidak mempengaruhi stabilitas sediaan,
adalah untuk mencegah kenaikan pH yang disebabkan sterilisasi obat dalam wadah akhlr dengan otoklaf juga
pelepasan lambat ion hidroksil dari wadah kaca. merupakan metode yang baik. ·
Kenaikan pH dapat mengganggu kelarutan dan sta- Pendaparan obat tertentu disekitar pH fisiologis,
bilitas obat. Penambahan dapar dalam pembuatan dapat menyebabkan obat tidak stabil pada suhu
obat mata harus didasarkan pada beberapa per- tinggi.
timbangan tertentu. Air mata normal memiliki pH Penyaringan menggunakan penyaring bakteri
lebih kurang 7,4 dan mempunyai kapasitas dapar adalah suatu cara yang baik untuk menghindari
tertentu. Penggunaan obat mata akan ·merangsang pemanasan, namun perlu perhatian ·khusus dalam
pengeluaran air mata dan penetralan cepat setiap pemilihan, perakitan dan penggunaan alat-alat.
kelebihan ion hidrogen atau ion hidroksil dalam Sedapat mungkin gunakan penyaring steril sekali
kapasitas pendaparan air mata. Berbagai obat mata pakaL
seperti garam alkaloid bersifat asam lemah dan hanya Pengawet Larutan obat mata dapat dikemas dalam
mempunyai kapasitas dapar yang lemah. Jika hanya wadah takaran ganda bila digunakan secara perorang-
satu atau .d~a tetes larutan yang mengandung obat an pada pasien dan hila tidak terdapat kerusakan pada
tersebut diteteskan.pada mata, pendaparan oleh air permukaan mata. Wadah larutan obat mata harus ter-
14 Pastae I Sediaan Umum FIIV

tutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas dan daya maserasi lebih rendah dari salep. Oleh
pada pemakaian pertama. Larutan harus mengandung karena itu pasta digunakan untuk lesi akut yang
zat atau campuran zat sesuai untuk mencegah per- cenderung membentuk kerak, menggelembung atau
tumbuhan atau memusnahkan bakteri yang mungkin mengeluarkan cairan.
masuk pada waktu wadah dibuka saat digunakan. Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput
Sedangkan untuk penggunaan pada pem})edahan, lendir untuk memperoleh efek lokal (misal Pasta gigi
disamping st~riL larutan obat mata tidak boleh Triamsinolon Asetonida).
mengandung bahan antibakteri karena dapat me-
nimbulkan irit.lsi pada iaringan mata.
Bahan pms<·llt;1/ !\letilselulosa khusus untuk se- PLESTER
diaan tarmasi (misal 1° ~ bila kekentalan 25 sentipois PI ester
atau 0,25'!o bila kekentalan -WOO sentipois) atau bahan
pengental lain yang sesuai seperti hidroksipropil
. metilselulosa atau kadang-kadang polivinil alkohol Plester adalah bahan yang digunakan untuk
dapat ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan pemakaian Iuar terbuat dari bah11n yang dapat melekat
sehingga obat lebih lama kontak dengan jaringan. pada kulit dan menempel pada pembalut. Plester di-
Larutan obat mata yang dikentalkan harus bebas dari maksudkan untuk melindungi dan menyangga, dan
partikel yang dapat terlihat. atau untuk memberikan daya perekat dan daya
maserasi, dan memberikan pengobatan jika melekat
Suspensi ~~spensi obat mata adalah sediaan cair pada kulit. Plester yang mengandung .:>bat, tclah l.1ma
steril yang mengandung partikel-partikel yang ter- digunakan untuk pemberian obat secara lokal atau
dispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian regional sebagai bentuk dasar pemberian obat trans-
pada mata seperti yang tertera pada Suspensiones. dermal.
Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikro- Plester biasanya menempel pada kulit dengan
nisasi agar tidak menimbulkan iritasi dan atau goresan bantuan bahan perekat. Massa perekat harus melekat
pada kornea. Suspensi obat mata tidak boleh diguha- pada bahan plastik penyangga dan pada kulit (atau
kan bila terjadi massa yang mengeras atau peng- pembalut) dengan keseimbangan daya lekat yang
gumpalan. tepat. Keseimbangan daya lekat seperti ini dimaksud-
kan untuk melepa!.kan kembali plester, sehingga bila
Strip Larutan natrium fluoresin harus diracik plester diangkat, permukaan kulit tempat plester
dalam wadah dosis tunggal sleril atau strip kertas menempel tetap bersih.
steril yang diimpregnasi dengan natrium fluor.esin.
Kertas akan melepaskan obat dalam jumlah y~ng
cukup untuk keperluan diagnostik bila disentuhkan PULVIS
pada mata yang diperiksa terhadap benda asing atau Serbuk
abrasi kornea. Kontak an tara kertas dengan mat a
dapat dihindarkan dengan membilas obat dari kertas
ke mata menggunakan air steril atau larutan nat~;ium Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau
klorida steril. zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena
mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih
PASTAE mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk
Pasta sediaan yang dipadatkan. Anak-anak atau orang
dewasa ya~g sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Obat
Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau
satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam
pemakaian topikal. Kelompok pertama dibuat dari gel bentuk serbuk. Sebelum digunakan, biasanya serbuk
fase tunggal mengandung air, misalnya Pasta Natrium oral dapat dicampur dengan air minum.
Karboksimetilselulosa, kelompok lain adalah pasta Masalah stabilitas yang seringkali dihadapi dalam
berlema.k misalnya Pasta Zink Oksida, merupakan sediaan bentuk cair; tidak ditemukan dalam sediaan
salep yang padat, kaku, yang tidak meleleh pada sul;lu bentuk serbuk. Obatyang tidak stabil dalam suspensi
tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk
bagian yang diolesi. atau granul. Konstitusi sediaan dapat dilakukan oleh
Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan apoteker dengan cara menambahkan sejumlah air
lebih menyerap dibandingkan dengan salep karena sebelum diserahkan. Karena sediaan yang sudah
tingginya kadar obat. yang mempunyai afinitas dikonstihtsi ini mempunyai stabilitas yang terbatas,
terhadap air. Pasta ini cenderung untuk menyerap harus dkantumkan waktu kadaluarsa setelah dikonsti-
sekresi seperti serum; dan mempunyai daya penetrasi tusT"dan dapat juga dipersyaratkan untuk disimpan
FI IV Sediaan Umum I Solutiones 15

dalam lemari pendingin. pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau
Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi car.t.puran kosolven-air. Larutan oral dapat diformu-
(Pulveres) atau tidak terbagi (Pulvis). Pada umumnya lasikan untuk diberikan langsung secara oral kepada
serbuk terbagi dibungkus dengan kertas perkamen. pasien atau dalam bentuk lebih pekat yang harus .
Walaupun begitu apoteker dapat lebih melindungi diencerkan lebih dulu sebelum diberikan. Penting
serbuk dari pengaruh lingkungan dengan melapisi untuk diketahui bahwa pengenceran larutan oral
tiap bungkus dengan kertas selofan atau sampul po- dengan air. yang mengandung kosolven seperti
lietilena. etanol, dapat menyebabkan pengendapan bahan ter-
Serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat larut. Jika terd3:pat kosolven, pengenceran larutan
yang relatif tidak poten, seperti laksan, antasida, pekat perlu berhati-hati. Sediaan zat padat atau
makanan diet dan beberapa analgesik tertentu dan campuran zat padat yang harus dilarutkan dalam
pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh pelarut sebelum diberikan secara oral disebut
atau penakar lain. Serbuk tidak terbagi lainnya antara untuk Larutan Orar, misalnya: Kalium Klorida
H •••••••

lain, serbuk gigi, serbuk tabur. Serbuk tidak terbagi untuk Larutan Oral.
sebaiknya disimpan dalam wadah gelas, berm-ulut Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula
Iebar, tertutup rapat, untuk melindungi pengaruh lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai Sirup. Larutan
atmosfer dan mencegah penguapan senyawa yang sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai Sirup
mudah menguap. atau Sirup Simpleks. Penggunaan istilah sirup juga
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk peng- digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat
gunaan topikal, dapat dikemas dalam wadah yang c!engan pengental d~n peman:s, termasuk c;usrensi
bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan oral.
penggunaan pada kulit. Pada umumnya serbuk tabur Disamping sukrosa dan gula lain, senyawa poliol
harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh tertentu seperti sorbitol atau gliserin dapat digunakan
seperti tertera pada Pengayak dan Derajat Halus dalam Larutnn oral untuk menghambat penghabluran
Serbuk <1141> agar tidak menimbulkan iritasi pada dan untuk mengubah kelarutan, rasa, dan sifat lain zat
bagian yang peka. pembawa. Umumnya juga ditambahkan antimikroba
untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi.
Beberapa Larutan oral tidak mengandung gula,
SOLUTIONES melainkan bahan pemanis buatan. seperti sorbitol atau
Larutan a:;partam, dan bahan pengemal seperti gom selulosa.
Larutan kental dengan pemanis buatan seperti ini,
tidak mengandung gula; dibuat sebagai zat pembawa
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung untuk pemberian obat kepada pasien diabetes.
satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal: Banyak larutan oral yang mengandung etanol
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai sebagai kosolven dinyatakan sebagai Eliksir. Banyak
atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena lainnya dinyatakan sebagai larutan oral, juga
molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara mengandung etanol dalam jumlah yang berarti.
merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk Karena kadar etanol yang tinggi dapat menimbulkan
sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman efek farmakologi jika diberikan secara oral. dapat
dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan digunakan kosolven lain seperti gliserin dan propilen
diencerkan atau dicampur. glikol, untuk mengurangi jumlah etanol yang
Sediaan padat secara kimia umumnya lebih stabil diperlukan. Untuk dapat dinyatakan sebagai Eliksir,
dibanding senyawa dalam larutan, dan dapat dikemas larutan harus mengandung etanol.
lebih ringkas dan ringan. Untuk semua larutan, ter-
utama yang mengandung pelarut mudah menguap, Larutan Topikal Larutan Topikal adalah larutan
harus digunakan wadah tertutup rapat dan terhindar yang biasanya mengandung air tetapi seringkali
dari panas berlebih. Jika senyawa tidak stabil dan mengandung pelarut lain, seperti etanol dan poliol,
mudah mengalami degradasi secara fotokimia, peng- · untuk penggunaan topikal pada kulit, a tau dalam hal
gunaan wadah tahan cahaya perlu dipertimbangkan. Larutan Lidokain Oral Topikal, untuk penggunaan
Bentuk sediaan larutan digolongkan menurut cara pada permukaan mukosa mulut. Istilah Lotio diguna-
pemberiannya, misalnya Larutan oral, Larutan topikal, kan untuk larutan atau suspensi yang digunakan
atau penggolongan didasarkan pada sistem pelarut secara topikal.
dan zat terlarut seperti Spirit, Tingtur dan Larutan air.
Larutan yang diberikan secara parenteral disebut Larut3n Otik Larutan Otik adalah larutan yang
Injeksi. mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan
bahan pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga
Larutan oral Larutan oral adalah sediaan cair yang luar misalnya Larutan Otik Benzokain dan Antipirin,
dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau Larutan Otik Neomisin dan Polimiksin B Sulfat dan
lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, ·La:rutan Otik Hidrokortison.
16 Suppositoria I Sediaan Umum Fl IV

Larutan Optalmik Seperti tertera pada Ophthal- 1000 ml tingtur.


micae Praeparationes. Tingtur harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya, jauhkan dari cahaya
Spirit Adalah larutan mengandung etanol atilU matahari langsung dan panas yang berlebihan.
hidroalkohol dari zat mudah menguap, umumnya
merupakan larutan tunggal atau campuran bahan. Air aromatik Kecuali dinyatakan lain Air aromatik
Beberapa spirit digunakan sebagai bahan pengaroma, adalah larutan jemih dan jenuh dalam air, dari minyak
yang lain memiliki makna pengobatan. Penurunan mudah menguap atau senyawa aromatik atau bahan
kadar etanol dalam spirit dengan mencampurkan mudah menguap lain. Bau dan rasanya mirip dengan
sediaan yang mengandung air sering menyebabkan obat atau senyawa mudah menguap yang ditambah-
kekeruhan. kan, dan bebas dari bau empirematik dan bau asing
Spirit harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, lain. Air aromatik dapat dibuat secara destilasi atau
tidak tembus cahaya untuk mencegah penguapan dan dari larutan senyawa aromatik, dengan atau tanpa
memperkecil perubahan akibat oksidasi. menggunakan bahan pendisper.si.
Air aromatik perlu disimpan terlindung cahaya
Tingtur Tingtur adalah larutan mengandung dan panas berlebih.
etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan
atau senyawa kimia.
Jumlah obat dalam tingtur ya.ng berbeda tidak
selalu seragam tetapi ben•ariasi, sesuai dengan SUPPOSITORIA
masing-masing standar yang telah ditetapkan. Secara Supositoria
tradisional tingtur tumbuhan berkhasiat obat me-
nunjukkan aktivitas dari 10 g obat dalam tiap 100 ml
tingtur, potensi ditetapkan setelah dilakukan penetap- Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai
an kadar. Sebagian besar tingtur tumbuhan lain me- bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal,
ngandung 20 g bahan tumbuhan dalam 100 ml tingtur. vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau
Cara perkolasi Campur dengan hati-hati serbuk melarut pada suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak
bahan obat atau campuran bahan obat dengan pelarut sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pem-
atau campuran pelarut tertentu secukupnya, hingga bawa zat terapetik yang bersifat lokal atau sistemik.
rata dan cukup basah, biarkan selama 15 menit, Bahan dasar supositoria yang umuni. digunakan
pindahkan ke dalam perkolator yang sesuai, dan adalah Iemak coklat, gelatin tergliserinasi, minyak
n1ampatkan. Tuangkan secukupnya pelarut atau nabati terhidrogenasi, campuran polietilen glikol ber-
campuran pelarut tertentu sampai terendam bagai bobot molekul dan ester asam lt~mak polietilen
seluruhnya, tutup bagian atas perkolator dan jika glikol. ·
cairan sudah hampir menetes dari perkolator, tutup Bahan dasar supositoria yang digunakan sangat
lubar.g bawah. Perkolasi selama 24 jam atau sesuai berpengaruh pada pelepasan zat ter.apetik. Lemak
dEmgan waktu yang tertera pada monografi. Jika coklat cepat meleleh pada suhu tubuh dan tidak
penetapan kadar tidak dinyatakan lain, lakukan tercampurkan dengan cairan tubuh, oleh karena itu
perkolasi secara perlahan, atau pada kecepatan yang menghambat difusi obat yang larut dalam lemak pada
telah ditentukan dan secara bertahap tambahkan tempat yang diobati. Polietilen glikol adalah bahan
pelarut atau campuran pelarut secukupnya hingga dasar yang sesuai untuk beberapa antiseptik. Jika
diperoleh 1000 ml tingtur, (untuk menetapkan diharapkan bekerja secara sistemik, lebih baik
kecepatan aliran, lakukan seperti yang tertera pada menggunakan bentuk ionik daripada nonionik, agar
Ekstrak dan Ekstrak cair). Jika penetapan kadarnya diperoleh ketersediaan hayati yang maksimum.
dinyatakan, kumpulkan 950 ml perkolat, dan campur, Meskipun obat bentuk nonionik dapat dilepas dari
tetapkan kadar terhadap sebagian perkolat seperti bahan dasar yang dapat bercampur dengan air, seperti
yang dinyatakan. Untuk memperoleh tingtur yang gelatin tergliserinasi dan polietilen gliko!, bahan dasar
memenuhi syarat baku, perlu pengenceran sisa tingtur ini cenderung sangat lambat larut sehingga meng-
dengan sejumlah pelarut atau campuran pelarut hambat pengelepasan. Bahan pembawa berminyak
tertentu yang telah dihitung dari penetapan kadar. seperti lemak coklat jarang digunakan dalam sediaan
Cara maserasi Maserasi bahan obat dengan 750 ml vagina, karena membentuk residu yang ·tidak dapat
pelarut atau campuran pelarut tertentu dalam wadah diserap, sedangkan gelatin tergliserinasi jarang di-
yang dapat ditutup, dan letakkan c;iitempat hangat. gunakan melalui rektal karena disolusinya lambat.
Diamkan selama 3 hari, sambil sering dikocok atau Lemak coklat dan penggantinya (lemak keras) lebih
hingga terlarut. Pindahkan campuran ke dalam baik untuk menghilangkan iritasi, seperti pada sediaan
penyaring, dan jika sebagian besar dari cairan telah untuk hemoroid internal.
mengalir keluar, cuci residu pada penyaring dengan
sejumlah pelarut atau campuran pelarut tertentu ~upositoria Lemak Coklat Supositoria dengan
secukupnya, kumpulkan filtrat, hingga diperoleh bahan dasar lemak coklat dapat dibuat dengan men-
FI IV Sediaan Umum I Suspensiones 17

campur bahan obat yang dihaluskan ke dalam minyak disolusi sehingga menghambat pelepasan. Pada etiket
padat pada suhu kamar dan massa yang dihasilkan supositoria polietilen glikol harus tertera petunjuk
dib~at dalam bentuk sesuai, atau dibuat dengan '"Basahi dengan air sebelum digunakan··. Meskipun
minyak dalam .keadaan lebur dan membiarkan dapat disimpan tanpa pendinginan, supositoria ini
suspensi yang dihasilkan menjadi dingin di dalam harus dikemas dalam wadah tertutup rapat.
cetakan. Sejumlah zat pengeras yang sesuai dapat di-
tambahkan t.mtuk mencegah kecenderungan beberapa Supositoria dengan Bahan Dasar Surfaktan Be-
obat, (seperti kloralhidrat dan fenol) melunakkan berapa surfaktan nonionik dengan sifat kimia mcn-
bahan dasar. Yang penting, supositoria meleleh pada dekati polietilen glikol dapat digunakan sebagai bahan
suhu tubuh. pembawa supositoria. Contoh surfaktan ini adalah
Perkiraan bobot supositoria yang dibuat dengan ester asam lemak polioksietilen sorbitan dan polioksi-
lemak coklat, dijelaskan dibawah ini. Supositoria yang etilen stearat. Surfaktan ini dapat digunakan dalam
dibuat dari bahan dasar lain, bobotnya bervariasi dan bentuk tunggal atau kombinasi dengan pembawa
umumnya lebih berat dari pada bobot yang disebut- supositoria lain untuk memperoleh r~nt<mg suhu lebur
kan di bawah ini. yang Iebar dan konsistensi. Salah satu keuntungan
Supositoria rektal Supositoria rektal untuk dewasa utama pembawa ini adalah dapat terdispersi dalam
berbentuk lonjong pada satu atau kedua ujungnya dan air. Tetapi harus hati-hati dalam penggunaan
biasanya berbobot lebih kurang 2 g. surfaktan, karena dapat meningkatkan kecepatan
Supositoria vaginal Umumnya berbentuk bulat atau absorpsi obat atau dapat berinteraksi dengan molekul
bulat telur dan berbobot lebih kurang 5 g, dibuat dari obat, yang menyebabkan.penurunan aktivitas tera-
zat pembawa yang larut dalam air atau yang dapat petik.
bercampur dalam air, seperti polietilen glikol atau gelatin
tergliserinasi. Supositoria kempa atau Supositoria sisipan
Supositoria dengan bahan dasar lemak coklat Supositoria vaginal dapat dibuat dengan cara
harus disimpan dalam wadah tertutup baik, sebaiknya mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang
pada suhu dibawah 30° (suhu kamar terkendali). sesuai. Dapat juga dengan cara pengkapsulan dalam
gelatin lunak.
Pengganti Lemak Coklat Supositoria dengan
bahan dasar jenis lemak, dapat dibuat dari berbagai
minyak nabati, seperti minyak kelapa atau minyak SUSPENSIONES
kelapa sawit yang dimodifikasi dengan esterifikasi, Suspensi
hidrogenasi dan fraksionasi hingga diperoleh berbagai
komposisi dan suhu lebur (misalnya Minyak nabati
terhidrogenasi dan Lemak padat). Produk ini dapat Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung
dirancang sedemikian hingga dapat mengurangi partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase
terjadinya ketengikan. Selain itu sifat yang diinginkan cair. Sediaan yang digolongkan sebagai suspensi
seperti interval yang sempit antara suhu melebur dan adalah sediaan seperti tersebut di atas, dan tidak ter-
suhu memadat dan jarak lebur juga dapat dirancang masuk kelompok suspensi yang lebih spesifik, seperti
·untuk penyesuaian berbagai formulasi dan k~adaan suspensi oral, suspensi topikal, dan lain-lain. Beberapa
iklim. suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan yang
lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusi-
Supositoi'ia Gelatin Tergliserinasi Bahan obat kan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai
dapat dicampur ke dalam bahan dasar gelatin ter- segera sebelum digunakan. Sediaan seperti ini disebut
gliserinasi, dengan menambahkan sejumlah tertentu ·· ...... untuk Suspensi Oral"". Istilah susu kadang-kadang
kepada bahan pembawa yang terdiri dari lebih kurang digunakan untuk suspensi dalam pembawa yang
70 bagian gliserin, 20 bagian gelatin dan 10 bagian air. mengandung air yang ditujukan untuk pemakaian
Supositoria ini harus disimpan dalam·wadah ter- oral, seperti Susu Magnesia. Istilah Magma sering
tutup rapat, sebaiknya pada suhu di bawah 35°. digunakan untuk menyatakan suspensi zat padat
anorganik dalam air seperti lumpur, jika zat padatnya
Supositoria dengan Bahan Dasar Polietilen glikol mempunyai kecenderungan terhidrasi dan teragregasi
Beberapa kombinasi polietilen glikol mempunyai suhu kuat yang menghasilkan konsistensi seperti gel dan
lebur lebih tinggi dari suhu ba~ari telah digunakan sifat reologi tiksotropik seperti Magma Bentonit.
sebagai bahan dasar supositoria. Karena pelepasan Istilah Lotio banyak digunakan untuk golongan
dari bahan dasar lebih ditentukan oleh disolusi dari - suspensi topikal dan emulsi untuk pemakaian pada
pada pelelehan, maka masalah dalam pembuatan dan kulit seperti Lotio Kalamin. Beberapa suspensi dibuat
penyimpanan jauh lebih sedikit dibanding masalah steril qan dapat digt.~;nakan untuk injeksi, juga untuk
yang disebabkan oleh jenis pembawa yang melebur. sediaan mata dan telinga. Suspensi dapat dibagi
Tetapi polietilen glikol dengan kadar tinggi dan bobot 9-alam 2 jenis, yaitu suspensi yang siap digunakan atau
molekul lebih tinggi dapat memperpanjang waktu yang dikonstitusikan dengan sejumlah air untuk
1'8 \Jnglienta /Sediaan-Utnum FIIV

injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum digitna- Dasar salep hidrokartidn·pasar.salep ini dilcena);
kan. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena sebagai dasar salep- berlemak antara lain' vaseli.n putil\
dan intra~ekal. dan salep pU:tih. Hanya .sejumlah kecU ·lcoh\ponet\
Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan berair dapat dicampurkan ke dlllamnya. Salep inhii-
dengan cara tertentu harus mengandung zat anti- maksudkan untuk m.emperpanjang mn~k bahan-Qbat
mikroba yang sesuai untukmelindungi kcintaminasi dengan kulit dan .bertindak-sebagai pembalut- ~
bakteri, ragi dan jamur seperti yang tertera pada nutup. Dasar salep hidrokarbon diglinakaEt terutama
Emulsa dengan beberapa pertimbangan penggunaan sebagai emolien, dan sukar dicuci. Tidak mengeting>
pengawet antimikroba juga berlaku untuk suspensi. dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
Sesuai sifatnya, partikel yang terdapat dalam
suspensi dapat mengendap pada dasar wadah bila di- Dasar salep serap Dasar salep serap ini dapat di-
diamkan. Pengendapan seperti ini dapat memper- bagi dalam 2 kelompok.·Kelompokpertama terdiri
mudah pengerasan dan pemadatan sehingga sulit ter- atas dasar salep yang.dapat bercampur dengan air
dispersi kembali, walaupun dengan pengocokan. membentuk emlilsi air dalam minyak (Parafin hidrofilik
Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat ditambah- dan Lanolin anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas
kan zat yang sesuai untuk meningkatkan kekentalan emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur
dan bentuk gel suspensi seperti tanah liat, surfaktan, dengan sejumlah larutan air tambahan (Lanolin).
polio!, polimer atau gula. Yang sangat penting adalah Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien.
bahwa suspensi harus dikocok baik sebelum diguna-
kaP untuk menjamin distribusi bahan padat yang Dasar salep yang dapat dicuci dengan· air Dasar:
merata dalam pembawa, hingga menjamin keseragam- salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain
an dan dosis yang tepat. Suspensi harus disimpan Salep hidrofilik dan lebih tepat disebut "Krim" (lihat
dalam wadah tertutup rapat. Cremores). Dasar ini dinyatakan juga sebagai ~dapat
dicuci dengan air" karena mudah dicuci dari kulit atau
Suspensi oral Suspensi oral adalah sediaan.cair dilap basah, sehingga lebih dapat diterima untuk
mengandung partikel padat yang terdispersi dalam dasar kosmetik. Beberapa bahan obat·dapat menjadi
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, lebih efektif menggunakan dasar salep ini daripada
dan ..ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa Dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar
suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan
termasuk dalam kategori ini. mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan
dermatologik.
Suspensi topikal Suspensi topikal adalah sediaan
cair mengandung partikel padat yang terdispersi Dasar salep larut dalam air Kelompok ini disebut
dalam pembawa cair yang ditujukan untuk peng- juga "dasar salep tak berlemak" dan terdiri dari kons-
gunaan pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi tituen larut air. Dasar salep jenis ini memberikan
etiket sebagai ''Lotio" termasuk dalam kategori ini. banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat
dicud dengan air dan tidak mengandung bahan tak.
Suspensi tetes telinga Suspensi tetes telinga larut dalam air seperti parafin, lanolin aruudrat atau
adalah sediaan cair mengandung partikel-partikcl malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut "gel" (lihat
halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga Gel).
bagian luar. Pemilihan dasar salep Pemilihan dasar salep ter-
gantung pada beberapa faktor seperti khasiat yang
Suspensi optalmik Seperti tertera pada Ophthal- diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ke-
micae Praeparationes. tersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan
jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar.
salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas
UNGUENTA yang diinginkan. Misalnya obat-obat ya:ng cepat
Salep terhidrolisis, lebih stabil dalam Dasar salep hidrokarbon
daripada dasar salep yang mengandung air, meskipun
obat. ter5ebut bekerja lebih efektif dalam dasar aalep
Salep aQ.alah sediaan setengah padat ditujukan yang mengandung air.
untuk pemakai?..n topikal pada kulit atau selaput
lendir. ·
Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa di- VACCINA
bagi dalam 4 kelompok: dasar salep senyawa hidro- Vaksin.
karbon, dasar salep serap, dasarsalep yang dapat
dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap
salep obat menggunakan salah satu _dasar salep Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat anti.,
tersebut. - genik yang mampu menimbu:lkan ~kebalan· aktif dan
FIIV Sediaan Umum I Vaccina 19

khas pada manusia. Vaksin dihuat dari bakteria, riketsia dengan virulensi yang telah dilemahkan dan mampu
atau virus dan dapat berupa suspensi organisme merangsang pemhentukan kekebalan terhadap gaiur
hidup atau inaktif atau fraksi-fraksinya atau toksoid. patogen yang sama atau jenis bakteri yang sifat
Metode pemhuatan hervariasi tergantung dari jenis antigeniknya berhuhungan.
vaksin seperti yang tertera di hawah 1m atau dalam Konsentrasi bakteri hidup atau inaktif dari tiap
masing-masing monografi dart dirancang agar: dapat varietas atau jenis hakteri dinyatakan opasitasnya
mempertahankan sifat antigenisitas yang s~suai, mem- dalam Unit Internasiunal Opasitas, atau hila sesuai
huat sediaan tidak berbahaya dan bebas dari kontami- dengan menghitung jumlah sel langsung, atau jika
nasi senyawa asing. Jika memungkinkan pemhuatan hakteri hidup dengan angka viabel.
vaksin harus menggunakan lot henih yang sudah
ditetapkan dan untuk mendapatkan vaksin yang Toksoid bakteri Toksoid hakteri diperoleh dari toksin
haik, vaksin tidak boleh dibuat dari sub kultur benih yang telah dikurangi atau dihilangkan sifat toksisitas-
awal. nya hingga mencapai tingkat tidak terdeteksi, tanpa
Pada waktu pembuatan dapat ditambahkan hahan mengurangi sifat imunogenisitas. dengan cara tertentu
pemhantu yang sesuai tetapi tidak holeh ditambahkan yang dapat menceg:1h berubahnya kerr:.hali toksoid
penisilin pada setiap tahap pembuatan atau pada menjadi toksin. Toksin diperoleh dari galur pilihan
produk akhir. Kecuali dinyatakan lain dalam mono- mikroorganisme khas yang ditumbuhkan dalam
grafi, streptomisin tidak boleh digunakan dalam pem- media yang sedapat mungkin hebas dari senyawa
huatan vaksin; penambahan ke dalam hiakan sel yang yang diketahui menyehahkan reaksi toksik, alergi atau
akan digunakan dalam produksi vaksin diper- yang tidak diinginkan pada manusia. Toksoid hakteri
kenankan, tetapi tidak holeh terdeteksi jika hiakan sel dapat herupa cairan atau heku kering. Bila dijerap,
diinokulasi dengan virus. mengand·ung partikel putih atau kelahu yang ter-
Kemampuan menimbulkan imunitas vaksin dapat dispersi dalam cairan tidak herwama atau herwarna
ditingkatkan dengan penjerapan pada aluminium kuning pucat; partikel seperti ini dapat memhentuk
fosfat, aluminium hidroksida, kalsium fosfat atau endapan pada dasar wadah.
hahar. jerap lain seperti yang tertera pada monografi.
Zat jerap dihuat dalam kondisi yang dapat memheri- Vaksin Virus dan Riketsia Vaksin virus dan riketsia
kan hentuk fisik dan sifat jerap yang tepat. Jika vaksin adalah suspensi virus atau riketsia yang ditumhuhkan
dikemas dalam. wadah dosis ganda, kecuali dinyata- dalam telur heremhrio, dalam hiakan sel atau dalam
kan lain dalam monografi, dapat ditambahkan peng- jaringan yang sesuai dan mengandung virus atau
awet antimikroba ,yang sesuai selain antibiotik pada riketsia hidup atau yang inaktif atau komponen
·vaksin steril dan vaksin inaktif dan penamhahannya imunogeniknya. Umumnya tersedia dalam hentuk
secara hervariasi. Pengawet antimikroba tidak di- sediaan heku kering.
tamhahkan pada sediaan vaksin yang akan dikering- Vaksin virus hidup umumnya dihuat dari virus
kan.: galur khas yang virulensinya telah dilemahkan.
. Produk akhir dibagikan secara aseptik ke dalam Opasitas vaksin virus dapat herheda tergantung
wadah yang memenuhi syarat dan ditutup kedap cara pembuatan, dapat berwarna hila mengandung
untuk mencegah kontaminasi mikroha; atau dihagikan indikator pH seperti merah fenol.
dalam wadah steril, kemudian dihekukeringkan
dengan cara yang sesuai untuk mengurangi kadar air Vaksin campuran Vaksin campuran adalah campur-
hingga tidak lehih dari 2,0% dalam produk akhir, an dua atau lebih vaksin.
kecuali dinyatakan lain dalam.monografi. Wadah Vaksin, bila perlu direkonstitusi, memenuhi syarat
kemudian ditutup kedap dalam hampa udara atau sl!perti di bawah ini, kecuali dinyatakan lain dalam
dapat diisi gas nitrogen behas oksigen atau gas ilV!rt monografi.
lain yang sesuai sebelurr:-wadah dihj.tup kedap untuk
menghindari kontaminasi mikroha. Vaksin kering Fenol Vaksin mengandung fenol sebagai pengawet
direkonstitusi segera sebelum digunal<an. tidak lebih dari 0,25%, kecuali dinyatakan lain dalam
monografi. Lakukan penetapan seperti yang tertera
Vaksin bakteri Vaksin hakteri dihuat dari hiakan pada Uji Bahan Tambahan dalam Vaksin dan Immuno-
galur hakteri yang sesuai dalam media cair atau padat sera <731>.
yang sesuai dan mengandung hakteri hidup atau
inaktif atau komponen imunogeniknya. Sediaan Formaldehida beb~s Vaksin mengandung formal-
berupa suspensi dengan herhagai tingkat opasitas dehida hebas tidak lebih dari 0,02%. Lakukan penetap-
dalam cairan tidak herwama atau hampir tidak her- an seperti yang tertera pada Uji Bahan Tambahan dalam
wama atau herupa sediaan heku kering. Vaksin dan Immunosera <731>.
Vaksin bakteri inaktif mengandung hakteri atau
komponen imunogenik yang diinaktivasi dengan cara Aluminium Vaksin jerap mengandung aluminium,
tertentu sehingga sifat antigenisitas dipertahankaf!. . tidak lebih dari 1,25 mg per dosis, kecuali dinyatakan
Vaksin hakteri hid up -dihuat dari galur hakteri lain dalam monografi. Lakukan penetapan seperU
20 Na'cdna 1 Sediaan·Umum FI IV

yutg tertera pada Uji Bahan Tart¢alutn dlzlilm ·Vaksin:dJJn Biologi in-vivo <251>, kecuali -dinyatakan lain ·dalam
Immunasera <~1>. monografi.

Kalsium Vaksin jerap mengandung kalsium tidak · Sterllitas Jika tidak dinyatakan lain semua vltksin
lebih dari 1,3 mg ·per dosis, kecuali dinyatakan lain memenuhi syarat sterilita~ seperti yang·tertera pada
dalam monografi: Lakukan penetapan seperti yang Uji Sterilitas <71>, kecua~i vaksin bakteri hidup diper-
tertera· pada:.Uji Bahan Tambahan dalam Vaksin dan bolehkan·pertumbuhan bakteri pembuat vakstn.
lmm~trwser!l· <731>.
Wa~ah dan ·penyimpanan Jika tidak dinyatakan lain,
Toksisitas Abnormal Memenuhi syarat Uji toksisitas vaksin disimpan pada suhu 2° sampai 8°, terlindung
abnormal·seperti yang tertera_ pada Uji.-Reaktivitas-secara dari cahaya, tidak boleh dibekukan.

. ·-~··

!.

. ....

·: .. • . ·•
,..
.:
. ...
~

..:: :

: .• :j;..:-' : ..,•·
. . ·,.-.. _.. · •• . :".'!· _ ... :: · ..

:,.--.:,- ....

..· . . . ·::-
..
.; ~;.

.
~ . :,

.· ~--
MONOGRAFI
MONOGRAFI

ABSORBABLE GELATIN SPONGE Larutan baku timbal (10 bpjPb).


Spon Gelatin Terabsorpsikan Prosed~r Masukkan secara terpisah Larutan baku
Spon Gelatin dan Larutan uji ke dalam tabung Nessler,.basakan
dengan amonia LP dan masing-masing tambahkan 1 ml
kalium sianida Pb PbT LP: larutan tidak boleh lebili dari
Spon Gelatin Terabsorpsikan adalah spon dengan opalesensi lemah. Jika wama larutan berbeda, jadikan
dasar gelatin tidak larut dalam air, mudah diserap, sama dengan penambahan lebih kurang 0,2 mllai:utan
dan steril. Dapat di..mat dengan mengaduk cepat gula karamel sangat encer atau zat non-reaktif lain-
larutan gelatin panas menjadi busa dengan porositas nya. Encerkan dengan air hingga 50 ml,·tambahkan
seragam dan dikeringkan. Busa kering dipotong- 0,1 ml larutan natrium sulfida P 10% dan·.campur
potong menjadi potongan dengan ukuran dan bentuk saksama. Amati dengan latar belakang putih: warna
yang sesuai; dimasukkan ke dalam wadah akhir dan yang terjadi pada Larutan uji tidak lebih intensif dari
disterilkan dengan pemanasan kering. Larutan baku.

Pemerian Bahan mirip busa berwarna putih atau Zink Tidak lehih dari 100 hpj; lakukan penetapan
hampir putih, liat, ringan, berpori halus, menjadi menggunakan larutan yang dibuat sebagai herikut:
basah jika diremas dengan jari basah. Pijarkan 1,0 g dalam krus silika pada suhu tidak lebih
dari 450°. Larutkan residu dalam 1 ml asam nitrat 2M
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air. dan encerkan dengan air hingga 10 ml. Tamhahkan
amonia LP hingga netral terhadap kertas lakmus P, tam-
Arsen <321> Tidak lebih dari 1 bpj; lakukan penetap- bahkan 2 ml asam klorida 2 M dan 2,5 g amonium
an menggunakan 25 ml !.Arutan uji yang dibuat seba- klorida P, encerkan dengan air hingga 50 ml di dalam
gai berikut: Pada 2,0 g tambahkan 10 ml air dan tahung Nessler, tambahkan 2 ml larutan ~atrium
biarkan selama 1 jam. Hangatkan hingga larut dan sulfit P 20% dan 0,1 ml larutan kalium heksasiano~
tambahkan 5 ml asam klorida P dan sedikit berlebih air ferat(ll) P 5%: opalesensi yang terjadi tidak lebih inten-
brom P. Tambahkan 2 ml asam klorida bertimah P, re- sif dari yang dihasilkan oleh campuran 6 ml air dan
fluks selama 1 jam, dinginkan, tambahkan 10 ml asam 4 ml Larutan baku zink (25 bpj Zn) dengan cara sama.
klorida P dan encerkan dengan air hingga 50 ml.
Formaldehida Tidak lebih dari 10 hpj; lakukan pene-
Tembaga Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan penetapan tapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
sebagai berikut: Pijarkan 1,0 g dalam krus silika pada berikut: Pada 500 mg tambahkan 100 ml air dan
suhu tidak lebih dari 450°. Larutkan residu dalam 1 ml maserasi selama tidak kurang dari 2 jam, dengan
asam nitrat 2 M, encerkan dengan air hingga 10 ml, kadang-kadang .dikocok. Pipet 0,5 ml beningan. ke
tambahkan amonia LP hingga larutan netral terhadap dalam tabung reaksi bersumbat kaca, tambahkan
kertas lakmus P, asamkan dengan asam asetat 1 M, 10 ml asam kromatropat LP, renggangkan sumbat dan
tambahkan 0,25 ml amonium asetat LP dan 0,1 ml panaskan dalam tangas air selama 30 menit. Serapan
larutan kalium heksasian~J_Ferat(II) P 5%: warna yang larutan ini pada 570 nm tidak lebih dari serapan 0,5 ml
terjadi tidak lebih tua dari warna yang te~jacti Jari formaldehida P 0,001% yang diperlakukan dengan cara
campuran 7 ml air dan 3 ml Larutan baku tembaga sam a.
(10bpj Cu).
Daya serap Tida'k kurang dari 30 kali hobot contoh
Timbal Tidak leLih dari 5 bpj; lakukan penetapan yang diuji; lakukan penetapan sebagai berikut: Tim•
sebagai berikut: bang saksama potongan 9 mm sampai 10 mm bentuk
Larutan uji Pijar 5,0 g dalam krus silika pada suhu kubus, celupkan ke 'dalam air bersuhu 20° hingga
tidak lebih dari 450° hingga hebas karbon. Larutkan jenuh jika perlu, tekan hati-hati di antara jari, ke-
residu dalam campuran 0,5 ml asam nitrat P dan 5 ml luarkan dari air dengan pinset, biarkan air mengalir,
air .dan encerkan dengan air hingga 40 ml, tambah- sambil dipegang hati-hati dengan pinset selama 1 me.,
kan 5 mllarutan amonium tiosianat P 10%, ekstraksi be- nit. Tunbang kembali.
berapa kali, tiap kali dengan campuran amil alkohol P-
eter P volume sama hingga tidak berwama dan huang Digestibilitas Waktu digesti rata-rata 30 sampai
ekstrak. 75 menit; lakukan penetapan sebagai herikut: Timbang
Larutan baku Encerkan 0,5 ml asam nitrat P d~gan sepotong kecil, hobot antara 45 mg dan 50 mg, basah-
air hingga 40 ml dan lanjutkan seperti yang tertera kan seluruhnya dengan air; jika perlu tekan hati-hati di
pada Larutan uji mulai dari "tambahkan 5 mllarutan antara.jari, jangan sampai sobek. Hilangkan kelebihan
amonium tiosianat P 10% ..... dan tambahkan 2,5 ml air dengan kertas saring, masukkan potongan ke

21
22 Absorbable Surgical Suture I Monografi FI IV

dalam 100 ml larutan pepsin P 1% dalam asam klori- tengah ·rentang ukuran yang lebih besar dari nom or
da 0,1 M yang sebelumnya telah dipanaskan dan diper- berikutnya.
tahankan pada suhu 37°, kadang-kadang goyangkan
hati-hati hingga digesti sempurna. Ulangi 2 kali !agi, Daya regang Lakukan penetapan menggunakan tidak
tiap kali dengan potongan lain yang sama. kurang dari 10 benang, seperti yang tertera pada uji
Daya Regang Benang Bedah <781>.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0% Benang kolagen Daya regang, ditetapkan sebagai
daya minimum untuk tiap benang dan hitung daya
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; jika memungkinkan regang rata-rata dari tiap satu lot, seperti yang tertera
lakukan penetapan menggunakan seluruh isi wadah pada Tabell. Jika tidak lebih dari satu benang tidak
untuk setiap uji dan inkubasi selama 14 hari. memenuhi batas syarat masing-masing benang, ulangi
pengujian menggunakan tidak kurang dari 20 benang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup lainnya; persyaratan uji dipenuhi jika tidak satupun
rapat, terlindung dari mikroorganisme. dari benang lainnya berada di bawah batas masing-
masing benang, dan jika daya rata-rata semua benang
yang diuji tidak lebih kecil dari batas yang tertera
ABSORBABLE SURGICAL SUTURE pada Tabell.
Benang Bedah Terabsorpsikan Benang sintetik Daya regang minimum untuk tiap
ukuran benang sintetik, dihitung sebagai daya regang
rata-rata dari setiap lot, seperti yang tertera pada
Benang Bedah Terabsorpsikan adalah benang fleksibel, Tabel2.
steril, terbuat dari kolagen mamalia sehat atau dari Tabel 1 Benang Kolagen
polimer sintetik. Benang yang dibuat dari po!imer
sintetik dapat berbentuk monofilamen atau multi-
filamen. Dapat diserap oleh jaringan mamalia hidup, Batas Diameter Daya RegangTarikan
tetapi dapat dibuat untuk memodifikasi resistensi- Ukuran Nomor Rata-rata (mm) simpul (I<gf)
nya terhadap absorpsi. Diameter dan daya regang FI Ukuran
sesuai yang tertera pada etiket. Dapat dimodifikasi Min. Maks. Batas Batas
Rata- masing-masing
sesuai tubuh dan tekstumya. Dapat diimpregnasi atau rata benang
diperlakukan dengan pelapisan, zat pelembut atau Min. Min.
zat antimikroba yang sesuai dan dapat diberi warna
dengan warna yang diizinka.n sesuai dengan
ketentuan yang bertaku. Benang kol~gen dapat berupa 9-0 0,4 0,040 0,049
benang biasa atau benang krom. Kedua tipe ini terdiri 8-0 0,5 0,050 0,069 0,045 0,025
7-0 0,7 0,070 0,099 0,07 0,055
dari helaian kolagen yang diproses, tetapi benang 6-0 1 0,10 0,149 0,18 0,10
krom diproses secara kimia atali fisika sedemikian 5-0 1,5 0,15 0,199 0,38 0,20
rupa sehingga memberikan resistensi yang besar 4-0 2 0,20 0,249 0,77 0,40
terhadap absorpsi dalam jaringan mamalia hid up. 3-0 3 0,30 0,339 1,25 0,68
2-0 3,5 0,35 0,399 2,00 1,04
0 4 0,40 0,499 2,77 1,45
Panjang Tidak kurang dari 95,0% dari panjang yang 1 5 0,50 0,599 3,80 1,95
tertera pada etiket. Ukur panjang benang tanpa di- 2 6 0,60 0,699 4,51 2,40
tarik. 3 7 0,70 0,799 5,90 2,99
4 8 0,80 0,899 7,00 3,49
Diameter Lakukan penetapan menggunakan 10 be-
nang seperti yang tertera dalam Diameter B.enang
Bedah <801>. Daya kait jarum benang bedah <780> Memenuhi
Benang kolagen Diameter rata-rata pengukuran syarat.
10 benang, tidak kurang 20 dari 30 pengukuran,
berada dalam batas diameter rata-rata yang tertera Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
pada Tabel 1 untuk masing:-masing ukuran. Tidak ada
yang lebih kecil dari titik tengah rentang ukuran yang Zat warna yang dapat terekstraksi (bila benang
lebih kecil dari nom or sebelumnya _a tau lebih besar berwarna) Buat Larutan padanan yang sesuai zat
dari titik tengah rentang ukuran yang lebih besar dari warna yang dapat terekstrakst dari benang dengan
nomor berikutnya. mencampurkan larutan kolorimetri seperti yang ter-
Benang sintetik Diameter rata-rata benang yang tera pada Tabel 3 dan jika perlu, tambahkan air untuk
diukur dengan toleransi yang tertera pada Tabel 2 memperoleh 10,0 bagian.
untuk masing-masing ukuran. Tidak ada yang lebih ·Timbang sejumlah benang setara dengan tidak
kecil dari titik tengah rentang ukuran yang- lebih kecil kurang dari 250 mg, masukkan ke dalam labu Erlen-
dari nomor sebelumnya atau lebih besar dari titik meyer yang berisi 1,0 ml air unthk tiap 10 mg contoh,
FIIV Monografi I Absorbent Cotton Gauze 23

Tutup labu dan biarkan pada suhu 37° ± 0,5° selama Wadah dan penyimpanan Dalam keadaan kering
24 jam. Dinginkan, enaptuangkan air dari benang dan atau dalam cairan, disimpan menggunakan wadah
bandingkan dengan Larutan padanan: warna larutan yang dapat mempertahankan sterilitas sampai kemas-
yang diperoleh tidak lebih intensif dari Larutan an dibuka. Sejurnlah wadah dapat ditempatkan dalam
padanan. satu kotak.
[Catatan Jika benang dikemas menggunakan cairan,
Senyawa kromium yang larut Tidak lebih dari 1 bpj; lakukan pengukuran dari keempat cara pengujian pertama
lakukan penetapan sebagai berikut: Masukkan 5,0 ml seperti tersebut. di alas dalam 2 menit setelah dikeluarkan
larutan yang digunakan pada Zat warna yang dapat dari cairan .]
terekstraksi, ke dalam tabung kecil. Masukkan ke dalam
tabung serupa yang lain 5,0 ml larutan baku kalium
bikromat dengan kadar 2,83 :-tg per mi. Pada kedua
tabung tambahkan 2 ml larutan difenilkarbasida P ABSORBENT COTTON GAUZE
dalam etanol P (1 dalam 100) dan 2 ml asam sulfat 2 N: Kasa Pembalut
warna yang terjadi tidak lebih intensif dari larutan
baku.
Kasa Pembalut terdiri dari kain katun dengan tenunan
Tabel 2 Benang Sintetik sederhana, dikelantang menjadi putih dan dimurni-
kan. Praktis tidak berbau. Hampir bebas dari kerusak-
an tenunan dan mengandung tidak lebih dari sesepora
Batas Diameter DayaRegang sisa daun, perikarp kulit biji atau cemaran lain.
Ukuran Nomor Rata-rata (mm) TarikanSimpul (Kgf)
FI Ukuran (ke::uali dinyatakan Identifikasi serat Lakukan menurut uji A, B dan D
Min. Maks. lain) • seperti yang tertera pada Katun, dalam Jdentifikasi
Batas Rata-rata Min. Serat < 841>. ·

12- 0 0,01 0,001 0,009 Fluoresensi Lakukan pengamatan di bawah cahaya


11- 0 0,1 0,010 0,019 ultraviolet 365 nm; tidak lebih dari beberapa serat
10-0 0,2 0,020 0,029 0,025 .. terisolir menunjukkan fluoresensi biru terang; dua
9-0 0,3 0,030 0,039 0,050 .. lapis lipatan hanya menunjukkan sedikit fluoresensi
8-0 0,4 0,040 0,049 0,07
7-0 0,5 0,050 0,069 0,14 ungu kecoklatan dan beberapa partikel kuning;
6-0 0,7 0,070 0,099 0,25
5-0 1 0,10 0,149 0,68 Keasaman-keba!laan Pada 15;0 g tambahkan 150 ml
4-0 1,5 0,15 0,199 0,95 air be bas karbon dioksida P, maserasi selama 2 jam dalam
3-0 2 0,20 0,249 1,77 labu tertutup, enaptuangkan larutan, peras hati-hati
2-0 3 0,30 0,339 2,68 sisa cairan dengan batang pengaduk kaca dan campur.
0 3,5 0,35 0,399 3,90 Pisahkan 10 ml larutan untuk pengujian Zat aktif
1 4 0,40 0,499 5,08 · permukaan dan saring ·sisanya. Pada 25 ml cairan,
2 5 0,50 0,599 6,35
3 dan 4 6 0,60 0,699 7,29 tambahkan 0,10 ml fenolftalein encer LP dan pada 25 ml
5 7 0,70 0,799 cairan yang lain tambahkan 0,05 ml jingga metil LP.
Kedua cairan tidak berwama merah muda.

• Daya regang yang dinyatakan pada ukuran FI diukur Zat larut dalam eter <1311> Tidak lebih dari 0,50%.
pada regangan maksimum. "' <1301> Tidak lebih dari 0,50%;
Zat larut dalam air
Tabel3 Larutan Padanar. sebelum disaring pisahkan 200 ml larutan untuk
penetapan Pati dan dekstrin.

nap bagian per 10 bagian Warna dan akromisitas <1291> Metode II Ekstraksi
Wamabenang volume jumlah perlahan-lahan 10,0 g dalam perkolator sempit
(wama yang dapat dengan etanol P hingga diperoleh 50 ml. Wama larutan
terekstraksi) Kobalt (II) Besi (lli) Tembaga(ll) tidak lebih tua dari wama Larutan padanan W5 atau X6
klorida LK klorida LK sulfat LK atau terhadap larutan yang dibuat sebagai berikut:
Pada 3,0 ml tembaga(Il) sulfat LK tambahkan 7,0 ml
Kuning coklat 0,2 1,2 a sam klorida P 1%. Encerkan 0,5 ml dengan asam
Merah muda-merah 1,0 klorida P 1% sampai 10 ml.
Hijaubiru 2,0
·Ungu 1,6 8,4 Daya serap <1221>.-Metode II Waktu tenggelam tidak
lebih dari 10 detik.
Ac.etazolamidum l Monografi FIIV

Pati dan dekstrin Pada 200 inl ekstrak dingin yang Beban regang m1mmum <761> Mdode IV Me-
diperoleh pada penetapan Zat l.Arut dalam Air, tam- menuhi syarat seperti yang tertera pada tabel.
bahkan 5 ml asam asetat 5 M dan 0,15 ml larutan
iodum 0,05 M: tidak terjadi wama biru, ungu, kemerah-
an atau kecoklatan. ACETAZOLAMIDUM
Asetazolamida
Serat asing Amati di bawah mik.roskop, hanya terdiri
dari serat kapas yang khas, kadang terdapat juga serat
asing yang terisolir.

Zat aktif permukaan Masukkan 10 ml ekstrak yang


diperoleh pada uji Keasaman-kebasaan ke dalam gelas N-(5-Sulfamoil-1,3,4-tiadiazol-2-il)asetamida [59-66-5]
ukur 25 ml bersumbat kaea, diameter luar 18 mm C4H6Np352 BM 222,24
sampai 22 mm yang telah dibilas dengan asam sulfat P
dan air. Kocok kuat 30 kali selama 10 detik, biarkan Asetazolamida mengandung tidak kurang dari 98,0%
1 menit dan ulangi pengocokan. Setelah 5 menit tinggi dan tidak lebih dari 102,0% C 4 H 6 N 40 3 5 2, dihitung
busa tidak lebih dari 2 mm di atas permukaan eairan. terhadap zat anhidrat.

Susut pengeringan Tidak lebih dari 8,0%; lakukan Pemerian Serbuk hablur, putih hingga putih keku-
pengeringan pada suhu 100° sampai 105° hingga bobot ningan; tidak berbau.
tetap, menggunakan lebih kurang 5 g.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; agak sukar
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,75% larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol.
untuk kasa pembalut jenis 13 ringan dan tidak lebih
dari 0,40% untuk kasa pembalut jenis lain; lakukan Baku pembanding Asetazolamida BPFI; lakukan
penetapan menggunakan 5 g. pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
digunakan.
Jumlah benang per 10 em Memenuhi syarat seperti
yang tertera pada tabel; lakukan penetapan sebagai Identifikasi
berikut: Hitung jumlah benang arah memanjang dan A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
arah melebar pada potongan bentuk segi empat persikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
dengan sisi 10 em, jauh dari tepi pada 3 tempat yang maksimum hanya pada panjang gelombang yang
berbeda, dari gulungan yang sama. Hitung jumlah sama seperti pada Asetazolamida BPFI. Jika ada perbe-
benang rata-rata pada tiap arah.. · daan, larutkan zat uH dan baku pembanding masL"lg-
masing dalam metanol P, uapkan larutan sampai
Bobot per satuan luas Memenuhi syarat seperti yang kering dan ulangi penetapan menggunakan sisa
tertera pada tabel; lakukan penimbangan mengguna- penguapan.
kan sep<..tong pembalut dengan panjang 100 em dan B. Larutkan lebih kurang 100 mg dalam 5 ml
Iebar penuh atau untuk eontoh yimg lebih kecil, natrium hidroksida 1 N. Tambahkan 5 mllarutan yang
potongan luas tidak kurang dari 250 em2, luas per- dibuat dengan melarutkan 100 mg hidroksilamina hi-
mukaan total tidak kurang dari 0,5 m 2• Hitung bobot droklorida P dan 80 mg tembaga(II) sulfat P dalam.10 ml
per satuan luas. · air. Campur dan panaskan larutan berwama kuning

Jenis Jumlah benang per 10 em Bobot minimum per Behan regang minimum
meter persegi N/cm
arah arah g/m2
memanjang melebar arah memanjang arah melebar

13 ringan 69 - 77 53 - 61 14,0
13 berat 66 - 74 56 - .64 17,0 7 4
17 95 - 105 66 74 23,0 10 6
18 95 - 105 75 - 85 24,0 10 6
20 114 - 126 75 - 85 27,0 12 7
22 114 - 126 95 - 105 30,0 12 8
24a 114 - 126 114 - 126 32,0 12 10
24b 134 - 146 94 - 106 32,0 14 8
FI IV Monografi I Acetazolamidi Compressi 25·

pucat yang diperoleh di atas tangas uap selama C adalah kadar Asetazolamida BPFI dalam p.g per ml
5 menit: terjadi larutan jernih berwarna kuning cerah: Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan
tidak terbentuk endapan atau warna coklat tua setelah Larutan uji dan Larutan baku.
pencampuran atau pemanasan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. ACETAZOLAMIDI COMPRESSI


Tablet Asetazolamida
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan
penetapan dengan cara sebagai berikut: Ekstraksi 1,5 g
dengan 75 ml air pada suhu lebih kurang 70° selama Tablet Asetazolamida mengandung Asetazolamida,
5 menit. Dinginkan sampai suhu kamar, saring: 25 ml C 4 H 6 N 40 3S2, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
filtrat menunjukkan klorida tidak lebih dari 0,10 ml dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
asam klorida 0,020 N.
Baku pembanding Asetazolamida BPFI; lakukan penge-
~ulfat <361> Tidak lebih dari 0,04%; lakukan penetap- ringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan.
ai' sebagai berikut: 25 ml filtrat yang diperoleh pada
Uji Balas Klorida <361> menunjukkan jumlah $Ulfat ldentifikasi Timbang sejumlah serbuk tablet setara
tidak lebih dari 0,2 ml asam sulfat 0,002 N. dengan lebih kurang 500 mg asetazolamida, ekstraksi
dengan 50 ml aseton P. Saring dan tambahkan heksa-
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan na P secukupnya ke dalarr. filtrat hingga terbentuk
penetapan menggunakan 200 mg. endapan berat, putih. Saring endapan melalui penya-
ring kaca masir dengan porositas sedang, keringkan
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. dengan penghisapan:. residu memenuhi uji Identifikasi
seperti yang tertera pada Asetazolamida.
Zat mereduksi perak Basahkan 5,0 g zat dengan
etanol P. Tambahkan 125 ml air, 10 ml asam nitrat P dan Disolusi <1231>
5,0 ml perak nitrat 0,1 N LV. Kocok selama 30 menit, Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
saring; pada filtrat tambahkan 5 ml besi(Ill) amonium Alat tipe 1: 100 rpm.
sulfat LP dan titrasi dengan amonium tiosianat 0,1 N LV Waktu: 60 menit.
sampai berwarna coklat kemerahan: diperlukan tidak Prosedur Lakukan penetapan jumlah C4 H 6N 40 352
kurang dari 4,8 ml amonium tiosianat 0,1 N. yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat lar.ttan
uji, yang jika perlu diencerkan dengan Media disoll!si
Cemaran umum <481>. dan serapan larutan-baku Asetazolamida BPFI dalam
Larutan uji Gunakan pelarut campuran aseton P- media yang sama pada panjang gelombang serapan
metanol P (1:1) maksimum lebih kurang 265 nm. · ·
Larutan baku Gunakan pelarut campuran aseton P- Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
metanol P (1:1) kurang dari 75% (Q) C 4 H 6 N 40 3 S2 , dari jumlah yang
Fase gerak Buat campuran n-propanol P-amonium tertera pada etiket.
hidroksida 1 N (88:12).
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
bercak nomor 1.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Krornatografi eair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
200 mg, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, Kromatografi <931>.
larutkan dan encerl<an dengan piridina P sampai tanda. Fase gerak La-rutkan 4,1 g tlatrium asetat anhidrat P
Dengan, cara yang sama larutkan sejumlah Asetazola- dalam 950 mt.:air, tambahkan 20 ml metanol P dan
mida BPFI dalam piridina P hingga diperoleh larutan 30 ml asetonitril P, campur. Atur pH sampai 4,0 ± 0,05
baku dengan kadar lebih kurang 20 mg per ·ml. Ukur dengan penambahan asam asetat glasial P, saring dan
serapan kedua larutan dalam sel 0,1 mm pada panjang awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian.menu-
gelombang serapan maksimum lebih kurang 7,38 p.m, rut Kesesuaian .sistem seperti yang tertera pada Kroma-
dengan. spektrofotometer inframerah, menggunakan tografi <931>.
piridina P $ebaga.i blangko. Hi tung jumlah dalam ·mg, Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
C 4li6N 40 3S2, dengan rumus: kurang 25 mg Asetazolamida BPFI, masukkan ke dalam
labu .tentukur 25-ml, tambahkan 2,5 ml natrium hidrok-
A sida 0,5 N, kocok-hingga larut. Encerkan dengan air
lOC (-u) sampai tanda.
As Larutan baku internal Masukkan lebih kurang
26 Acetazolamidum Na.tricum pro Injectione I Monografi FIIV

100 mg sulfadiazin P ke dalam labu tentukur 100-ml, BM 244,22


tambahkan 10 ml natrium hidroksida 0,5 N, kocok
hingga larut. Encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku persediaan Asetazolamida Natrium untuk Inje!~si dibuat dari
dan 10 ml Larutan baku internal ke dalam labu tentukur Asetazolamida dan Natrium Hidroksida dan diguna-
100-ml, tambahkan 10 ml natrium hidroksida 0,5 N, kan untuk sediaan parenteral. Kandungan setiap
encerkan dengan air sampai tanda, dan campur hing- wadah bila dikonstitusikan seperti dinyatakan pada
ga diperoleh larutan dengan kadar asetazolamida etiket, memberikan larutan yang mengandung tidak
lebih kurang 0,1 mg per ml. kurang dari 95,0% diln tidak lebih dari 110,0%
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang c. H 6 N 40 3S2 , dari jumlah yang tertera pada etiket.
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
yang setara dengan lebih kurang 100 mg asetazolamida, Baku pembanding Asetazolamida BPFI; lakukan pe-
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan ngeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
10 ml natrium hidroksida 0,5 N dan sonikasi selama digunakan. Endotoksin BPFI.
5 menit. Dinginkan hingga suhu kamar, encerkan
dengan air sampai tanda, dan campur. Saring sebagian Identifikasi
larutan, huang 20 ml filtrat pertama. Pipet 10 ml filtrat A. Larutkan lebih !<urang 500 mg dalam 5 ml air,
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml tambahkan 2 tetes asam klorida P, biarkan selama lebih
Larutan baku internal dan 10 ml natrium hidro/r.sida 0,5 N, kurang 15 menit, saring melalui penyaring kaca masir
encerkan dengan air sampai tanda. porositas halus. Cuci beberapa kali setiap kali dengan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera sedikit air, keringkan dalam hampa udara di atas silika
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja gel P selama 3 jam. Hablur yang diperoleh ~emenuhi
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom !dent~Fikasi seperti yang tertera pada Asetazolamida.
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran B. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
terhadap Larutan baku dan rekam respons puncak
seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara Endotoksin bakteri <201> Tidak Iebih dari 0,5 unit
puncak analit dan puncak baku internal tidak kurang Endotoksin FI per mg asetazolamida.
dari 2,0, dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 1,0%. pH <1071> Antara 9,0 dan 10,0; lakukan penetapan
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing menggunakan larutan segar (1 dalam 10).
lebih kurang 20 j.il Larutan baku dan Larutan uji ke
dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. Kesempurnaan melarut Lirutkan 1,0 g zat dalam
Waktu retensi relatif asetazolamida dan sulfadiazin 10 ml air bebas karbon dioksida P:. Iarutan jernih.
berturut-turut adalah lebih kurang 0,7 dan 1,0. Hitung
jumlah dalam mg, C 4 H 6 N 40 3S2 dalam serbuk tablet Larutan terkonstitusi Pada waktu digunakan
yang digunakan dengan rumus: memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti yang
tertera pada Injectiones.
R
1000 C (-u)
Sterilitas, Keseragaman sediaan, Penandaan
Rs Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Injectiones.
C adalah kadar Asetazolamida BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah perban- Penetapan kadar Larutkan dengan saksama isi dari
dingan respons puncak analit terhadap puncak baku satu wadah dosis tunggal dengan air sesuai dengan
internal yan'g diperoleh dari Larutan uji dan.Larutan volume pelarut yang tertera dalam etiket. Encerk~n
baku. sebagian larutan secara kuantitatif dan bertahap
hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 500 J.Lg per ml. Pipet 5 mllarutan ke dalam labu tentu-
baik. kur 250-ml, tambahkan 25 ml asam klorida 1 N dan air
secukupnya sampai tanda. Tunbang saksama sejumlah
Asetazolamida BPFI dan larutkan dalam larutan natrium
ACETAZOLAMIDUM NATRICUM hidroksida P (1 dalam 100) hingga diperoleh larutan
PRO INJECTIONE baku dengan kadar 100 jlg per rnl. Pipet 10 ml larutan
Asetazolamida Natrium unt'uk Injeksi baku, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
Asetazolamida Natrium Steril tambahkan asam klorida 0,1 N sampai tanda. Ukur
serapan larutan uji dan larutan baku yang diencerkan
pada panja~g gelombang serapan maksimum Iebih
Natrium N-(5-sulfomoil-1,3,4-tiadiazol-2-il) · kurang 265 nm menggunakan asam klorida 0,1 N
asetamida [1424-27-7] sebagai blangko. Hitung jumlah dalam ~g C4H 6N 40 3S2
FI IV Monografi I Acetophemi.zini Malea·s 27

dalam 5,0 mllarutan injeksi dengan rumus: gas pembawa.


Prosedur Suntikkan 5,0 JLl Larutan baku ke dalam
A kromatograf gas, ukur luas puncak air dengan waktu
25C (-u-) retensi lebih kurang 1 menit. Dengan cara yang sama
As suntikkan secara terpisah 5,0 JLl zat uji dan 5,0 JLl iso-
propanol dehidrat P sebagai blangko; luas puncak yang
C adalah kadar Asetazolamida BPFI dalam l!g per ml sesuai dengan air tidak boleh lebih besar dari Lar~.;tan
larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah baku setelah dikoreksi terhadap luas puncak air dari
serapan larutan uji dan larutan baku. blangko.

Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Padat- Residu yang tidak menguap Tidak lebih dari 40 bpj;
an 5teril seperti yang tertera pada lnjectiol!es dengan lakukan penetapan sebagai berikut: Uapkan di atas
kaca Tipe Ill. tangas uap 50 ml dalam cawan porselen yang telah
ditara, dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam:
re~idu ti.dak lebih dari 2 mg.
ACETONUM
Aseton Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.

Zat mudah teroksidasi Campur 20 ml zat dan 0,10 ml


btliwn permanganat 0,10 N dalam labu bersumbat kaca:
Aseton [67-64-1] warna merah muda dari campuran tidak ·hilang sama
C3H 60 BM 58,08 sekali dalam waktu 15 menit.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Aseton mengandung tidak kurang dari 99,0% C3 H 60, Kromatrografi gas seperti yang tertera pada Kromato-
dihitung terhadap zat anhidrat. graft < 931>. ·
5istem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Pemerian Cairan transparan, tidak berwarna, mudah pada Kromatograft <931>. Kromatrograf gas dilengkapi
menguap; bau khas. Larutan (1 da\am 2) net::al ter- dengan detE'ktor ionisasi nyala, dan kolom 1,8 m
hadap kertas lakmus. x 3 mm berisi bahan pengisi 54. Suhu kolom diatur
dengan kecepatan kenaikan suhu lebih kurang 8° per
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan menit dari 110° sampai 220°, gunakan helium p sebagc.:i
etanol, dengan eter, dan dengan kloroform. gas pembawa.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume lebih kurang
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah larutan 0,5 Jtl zat uji ke dalam kromatograf gas, dan rekam
dalam btrbon tetraklorida P (1 dalam 10), menggunakan kromatogram. Hitung persentase C 3 H 60 sebagai
sel 0,1 mm dan btrbon tetraklorida P sebagai blangko, anhidrat, dengan membagi luas puncak zat uji dengan
menunjukkan pita yang jelas pada lebih kurang jumlah luas semua puncak, dikalikan dengan 100.
5,8."JLm; .daerah serapan yang kuat antara 6,8 JLrn dan {Catalan Tulak dikllmkan koreksi terpisah untuk btndung-
7;.5 J1m, dengan maksimum ·pada lebih kurang 7,0 JLrn an air, btrena air tidak memberibtn respons terhadap detek-
dan 7,3 JLrn; maksimum yang kuat pada lebih kurang· tor ionisasi nyakl.] ·
8,2 JLm; dan maksimum yang lemah pada lebih kurang
9,2 JLrn dan 11,0 JLrn. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, jauhkan dari api. ·
Bobot.jenis <981> Tidak lebih dari 0,789.

Air Tidak lebih dari 0,:5%; lakukan penetapan dengan ACETOPHENAZINI MALEAS
cara 'Kr.omatografi gas seperti yang tertera pada Asetofenazin Maleat
Kromat:ografi <931:>...
·.lArutan baku Masukkan 0,50 ml air ke dalam labu
tentukur 100-ml yang kering,. encerkan dengan iso-
HC-COOH
propanol dehidrat P sampai tanda. • 2 II .
HC-COOH
5is'tem kr.omatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kroma-
tografi <931>.· Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor pengha:ntar panas, dan kolom baja tahan Garam 10-[.3-[4-(2 -Hidroksietil)-1-piperazinil]propil]
karat 1,:5· m ic" 6 mm berisi bahan pengisi 54. Pertahan~ fenotillzin-2-il metilketon maleaf(1:2) [5714-00-1]
kan suhu·kolom pada 180a;·gunakan helium P sebagai C 23 ~Np 2S.2C 4 Hp4 BM 643,71
28 Acetylcholini Chloridum l Monografi PIIV

Asetofenazin Maleat yang telah dikeringkan pada Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
suhu 65° selama 4 jam mengandung tidak kurang bercak nomor 1.
dari 97,0o/o dan tidak lebih dari 103,0%
~~Np25.:2C4 Hp 4 • Penetapan kadar Timbang saksama letih kurang
500 mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam
Pemerian Serbuk halus, wama kuning. Melebur pada 50 ml asam asetat glasial P, hangatkan perlahan-!ahan
suhu lebih kurang 165° disertai peruraian. sampai larut. Dinginkan hingga suhu kamar, tambah-
kan 10 m! anhidrida asetat P, biarkan selama 5 menit.
Kelarutan Larut dalam air; sukar larut dalam aseton Tambahkan 1 tetes indikator kristal violet LP, titrasi
dan dalam etanol. dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga berwarna
kuning hijau. Lakukan penetapan blangko.
Baku pembanding Asetofenazin Maleat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 65° selama 4 jam sebelum 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
digunakan. 32,19 mg C2fl 2,)'Jp2S.2C 4Hp 4
[Catalan Selama penetapan, lindungi zat uji, bahan
baku dan larutannya dengan cara melakukan penetapan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dengan segera, terhindar dari cahaya langsung, atau rapat, tidak tembus cahaya.
gunakan alat kaca aktinik rendah.]

ldentifikasi ACETYLCHOLINI CHLORIDUM


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Asetilkolin Klorida
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mine-
ral P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang 0

gelombang yang sama seperti pada Asetofenazin Cli1g0Pi,I1 N•(Cii1 1, Cl-

Maleat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam Kolin asetat (ester) klorida [60-31-1]
metana! P (1 dalam 100.000) menunjukkan maksimum <:;i16CIN02 BM 181,66
dan minimum pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Asetofenazin Maleat BPFI; daya serap Asetilkolin Klorida mengandung tidak kurang dari
masing-masing dihitung terhadilp zat yang telah 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 7H 16CIN0 2, dihi-
dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksi- tung terhadap zat yang telah dikeringkan.
m:um lebih kurang 243 nm berbeda tidak lebih dari
3,0%. Pemerian Hablur atau serb.uk hablur, putih atau
C. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang hampir putih. ·
tertera pada · Kromatografi <931>. Totolkan masing-
masing 10 ~llarutan dalam metanol P yang mengan- Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dung (1) zat uji 0,1% dan (2) Asetofenazin Maleat BPFI dalam etanol; tidak larut dalam eter. Terurai dalam air
0,1% pada jarak yang sama, 2,5 em dari tepi bawah panas, dan dalam alkali.
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi Baku pembanding Asetilkolin Klorida BPFI; lakukan
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak campuran pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
astton P-amonium hidroksida P (95:5) dan biarkan fase digunakan.
gerak merambat lebih kurang tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak Identifikasi
menguap. Amati di bawah cahaya ultraviolet 3.66 nm: A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Harga R bercak utama yang diperoleh dari brutan (1) dikeringkan dan didispcrsikan dalam kalium bromida P
sesuai d'ngan yang diperoleh dari larutan (2). . menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
bang yang sama seperti pada Asetilkolin Kloridil BPFI.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebihdari 0,5%; B. Pada 5 ml larutan (1 dalam 10), tambahkan
lakukan pengeringan pada suhu 65° selama 4 jam. 5 ml perak nitrat LP: terbentuk endapan putih seperti
dadih, yang larut dalam amoniuin hidroksida P, tetapi
Sisa p~mijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. tidak larut dalam asam nitrat P.

Cemaran umum <481> Jarak lebur <1021> Metode I Antara 149° dan 152°.
Larutan uji Gunakan pelarut metana! P.
Larutan .baku Gunakan pelarut metana! P. Keas~an Larutkan 100 mg dalam 10 ml air yang baru
Volume penotolan 40 ~- . .. . . dididihkan, tambahkan segera 1 tetes biru bromo-
Fase gerak Buat campuran toluena P-kloroform P- timol .LP: diperlukan tidak lebih dari 0,50 ml natrium
metanol P-amonium hidroksida P '40;10:10:1). hidroksida 0,010 N untuk mengubah wama larutan.
'FI IV Monografi I Acetylcysteinam ;29

S••ut. pengeringan <1121> Tidaklebih dari· l;O·"'o; telah dikeJ:ing·~8.lL dan didisii'C11.6Hdm dalam .hlli11111
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. bromida P, menunjukkan maksimum hanya-.pada
piu\jang gelombang ·yang sama seperti pada Asetilsis-
Siaa p.emija~n <301> Tidak lebih dati 0,2%. lein,BPFI.

Kandungan:klorida. Tidak kurang dari 19,3% dan Jarak lebur <1021> Metode I Antara 104° dan 110°.
tidak lebih ·dari·19,8% dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan; lakukan penetapan sebagai berikut: Rotasi jenis <1081> An tara +21 o dan +27°; lakukan
Masukkan lebih kurang 280 mg yang ditintbang penetapan sebagai berikut: Dalam labu tentukur
saksama ke dalam·cawan porselen, tambahkan 140 ntl 25-ml, campur 1,25 g dengan 1 mllarutan dinatrium
air dan 1 ml diklorofluoresein LP. Campur, dan titrasi edetat P (1 dalam 100), tambahkan 7,5 mllarutan natri-
dengan perak nitrat 0,1 N LV sampai perak klorida um hidroksida P (1 dalam 25), campur sampai larut.
terflokulasi dan campuran berwarna merah muda Encerkan sampai tanda dengan dapar pH 7,0 yang
lemah. dibuat dengan mencampur 29,5 ml natrium hidroksi-
da 1 N, 50 ml kalium fosfat monobasa 1 M dan air se-
l ml perak nitrat 0,1 N setara dengan cukupnya hingga 100 ml. Atur pH 7,0 ± 0,1, menggu·
3,545 mg Cl nakan pH meter, jika perlu dengan penambahan salah
satu dari kedua larutan; rotasi jenis dihitung terhadap
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang zat yang telah dikeringkan, bandingkan dengan
400 mg, larutkan dalam 15 ml air dalam labu blangi<o yang dibuat der.gan juml.ah dan pereaksi
Erlenmeyer bersumbat kaca. Tambahkan 40,0 ml yang sama.
natrium hidroksida 0,1 N LV dan panaskan di atas
tangas uap selama 30 menit. Tutup, biarkan dingin, pH <1071> Antara 2,0 dan 2,8; lakukan penetapan
tambahkan jenolftalein LP dan titrasi kelebihan alkali menggunakan lar.1tan (1 dalam 100}.
dengan asam sulfat 0,1 N LV. Lakukan penetapan
blangko seperti yang tertera pada Titrasi residual dalam Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
Titrimetri <711>. lakukan pengeringan pada tekanan lebih kurang
50 mmHg pada suhu 70° selama 4 jam.
1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan
18,17 mg C.,H16 ClN02 Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
pemijaran dengan cara sebagai berikut: Timbang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup saksama lebih kurang 2 g, masukkan ke dalam cawan
rapat. silika yang telah ditara, panaskan pada lempeng
pemanas hingga memijar, dinginkan, tambahkan 1 m~
asam suljat P dan panaskan perlahan-lahan hingga
ACETYLCYSTEINUM tidak keluar asap lagi. Pijarkan pada suh~ 600° hingga
Asetilsistein karbon terbakar habis. ·

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj;



HSCt1a··-C····COOH lakukan penetapari dengan menambahkan tetes demi
~ tetes 2 ml asam nitrat P untuk membasahi zat dan
selanjutnya lakukan seperti pada l.Arutan uji {Periuztian
N•Asetil-L-sisteina [616-91-1) Hati-hati saat pengerjaan, karena dapat terjadi ledakan].
<;H,No;,s BM 163,19
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Asetilsistein mengandung tidak kurang cl.ari 98,0% Metode I Memenuhi syarat.
dan tidak lebih dari 102,0% C 5 H 9 N03 S, dihitung Larutan uji Buat larutan dengan kadar 20 mg
terhadap zat yang telah dikeringkan. per ml. .
l.Arutan baku Buat larutan dengan kadar dua kali
Pemerian Serbuk hablur, putih; berbau asetat. dari kadar yang tertera pada penetapan. ·

Kelarutan Mudah larut dalam air dari dalam etanol; Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
praktis tidak larut dalam eter dan dalam kloroform. Kromatografi cair kinirja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Baku pembanding Asetilsistein BPFI; lakukan penge- Fase gerak Larutkan.6,8·g kalium fosfat monob_asa P
ringan pada tekanan lebih kurang 50 mmHg pada dalam 1000 ml air, saring melalui penyaring membran
suhu 70° selama 4 jam sebelum digunakan. dengan porQsitas 0,45 J1m dan awaudarakan. ·
Larutan baku internal Timbang saksama lebih ku-
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang rang 1 g DL.,.fenilalanin, masukkan ke d.al~m labu
30 Acetylcysteini Solutio I Monografi FI IV

tentukur 200-ml, tambahkan larutan segar -natrium ring an pada tekanan lebih kurang :50 111mHg pa:da
bisulfit P (1 dalam 2000) sampai tanda .. suhu 70° selama 4 jam, sebehim digwWcan.
Larutan baku Timbang sar.sama sejumlah Asetilsis-
tein BPFI, larutkan dalam larutan natrium bisulftt P ldentifikasi Masukkan lebih kurang 10 ml ke
(1 dalam 2000) hingga kadar lebih kurang 10 mg dalam gelas piala yang sesuai; atur pH lebih
per mi. Pipet 10 mllarutan ini, dan 10 ml Larutan baku kurang 2 (dengan kertas indikator) menggunakan
internal ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan asam klorida 3 N. Tambahkan sampai 2 g serbuk
dengan larutan natrium bisulfit P (1 dalam 2000) halus nJZtrium klorida P, mula-mula dalam 2 bagian,
sampai tanda, hingga kadar Asetilsistein BPFI lebih masing-masing lebih kurang 200 mg, dan kemudian
kurang 0,5 mg per mi. dalam jumlah yang lebih kecil (lebih kurang 25 mg),
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang aduk setelah setiap penambahan sampai natrium
1000 mg, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, klorida larut dan terbentuk endapan. [Catatan Endapan
larutkan dalam larutan natrium bisulfit P (1 dalam berupa serbuk sangat halus, dan larutan menjadi keruh. Jilca
2000), encerkan dengan pelarut yang sama sampai tidak terbentuk endapan, teteskan /cembali asam klorida 3 N,
tanda. Pipet 10 mllarutan ini dan 10 ml Larutan baku dan aduk sampai terbentuk endapan}. Biarkan pada suhu
internal ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan kamar selama 15 menit dan saring endapan dengan
dengan larutan natrium bisulfit P (1 dalam 2000) penghisapan; asetilsistein yang diperoleh setelah dike-
sampai tanda. ringkan seperti yang tertera pada Susut pengeringan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dalam Asetilsistein, memenuhi uji Identifikasi pada
pad3 Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Asetilsistein.
tinggi dilengkapi dengan detektor 214 nm dan kolom
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5.
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan b:zku, rekam respons puncakseperti Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
penyuntL'<an ulang tidak lebih dari 2,0% dan resolusi, Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
R. antara asetilsistein dan DL-fenilalanin tidak kurang Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pad a
dari 6. Kromatografi <931>.
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing Fase gerak, Larutan baku internal dan Laru(an baku
lebih kurang 5 fll Larutan baku. dan Larutan uji ke dalam Lakukan seperti pada Penetapan kadar dalam Asetilsis-
kromatograf, rekam respons puncak utama. Waktu tein.
retensi relatif asetilsistein dan DL-fenilalanin berturut- IArutan uji Pipet sejumlah volume setara dengan
turut adalah lebih kurang 0,4 dan 1,0. Hitung jumlah lebih kurang 1000 mg asetilsistein ke dalam labu
dalam mg, C5 ~N03S, dengan rumus: tentukur 100-ml, encerkan dengan larutan natrium
bisulfit P (1 dalam 2000) sampai tanda. Pipet 10 ml
R larutan ini dan 10 ml Lariltan baku internal ke dalam
2000 c (___!!_) labu tentukur 200-ml, encerkan dengan larutan natrium
Rs bisulfit P (1 dalam 2000) sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
C adalah kadar Asetilsistein BPfj dalam mg per ml pada Sistem kromatografi pada Penetapan kadar dalam
Larutan baku; Ru dan R 5 berturilt-turut .adalah perban- Asetilsistein.
dingan respons puncak asetilsistein dan DL-fenil- Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
alanin dalam Larutan uji dan Larutan baku. tertera pada Penetapan kadar dalam A..~etilsistein. Hitung
jumlah dalam mg, C 5H 9N03S, dalam tiap mllarutan
Wadah dan penyimpanan .Dalam wadah tertutup yang digunakan dengan rumus:
rapat.
C 'R
ilOOO ( - ) (---'!...)
ACETYLCYSTEINI SOLUTIO V Rs
Larutan Asetilsistein ·
C adalah kadar Asetilsrstein BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; Vadalah volume dalam mllarutan yang
Larutan Asetilsistein adalah liuutan steril asetilsistein digunakan; Ru dan R 5 berturut-turut adalah perban-
dalam air, dibuat dengan penambahan natrium dingan respons puncak asetilsistein terhadap DL-
hidroksida. Mengandung Asetilsistein, C 5 H 9N03S, fenilalanin yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%, · baku.
dari jumlah yang tertera pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
Baku pembanding Asetilsistein BPFI; lakukan penge- tunggal atau· dosis :ganda, sebaiknya kaca Tipe I,
FI IV Monografi I Acidum Acetylosalicylicum 31

tertutup rapat dengan penutup yang mengeluarkan klorat P dalam air hingga 1000 ml, gunakan pH meter
oksigen secara efektif seperti tutup kaca atau tutup yang mempunyai kemampuan reprodusibilitas mi-
elastomer bersalut politef. nimum± 0,1 mV dilengkapi dengan sistem elektrode
yang terdiri dari elektrode timbal dan elektrode
pembanding kaca perak-perak klorida yang berisi
ACIDUM ACETYLOSALICYLICUM larutan tetraetilamonimn perk/oral P dalam asam asetat
Asam Asetilsalisilat glasial P (1 dalam 44): digunakan tidak lebih dari
Asetosal 1,25 ml timbal(II) perklorat 0,02 M (Cqtatan Setelah
tArCOOH
pemnkaian, bilas elektrodc timbal dengan air, keringkan
elektrode pembnnding, alirkan air, bilas dmgan metanol,
~OCOCHs dan biarkan kering}.

Asam asetnt snlisilnt [50-78-2) Asam salisilat bebas Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
C~H 6 0 4 BM 180,16 penetapan sebagai berikut: Larurkan 2,5 g dalam
etanol P secukupnya hingga 25,0 mi. Ke dalarr. sepa-
Asam Asetilsalisilat mengandung tidak kurang dari sang tabung pembanding warna, masukkan masing-
99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C9 H 60 4, dihitung masing 48 ml air dan 1 mllarutan segar bcsi(lll) amoni-
terhadap zat yang telah dikeringkan. lml sulfat LP yang dibuat dengan cara menambahkan
1 ml nsam kloridn 1 N ke dalam 2 ml brsi(lllJ amonium
Pemerian Hablur putih, umumnya seperti jarum atau Slllfat l_P, encerkan dengan air hin~ga 100 mi. l<e
lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih; tidak dalam salah satu tabung, pipet 1 mllarutan baku asam
berbau atau berbau lemah. Stabil di udara kering; di salisilat dalam air yang mengandung 0,10 mg per mi.
dalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa Ke dalam tabung yang kedua, pipet 1 ml larutan asam
menjadi asam salisilat dan asam asetat. asetilsalisilat (~ dalam 10). Cam pur isi masin!!-masing
tabung: setelah 30 detik warna pada tabung kedua
· Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam tidak lebih intensif dari tabung yang mengandung
etanol; larut dalam kloroform, dan dalam eter; agak asam salisilat.
sukar larut dalam eter mutlak.
Logam berat <371> Tidak Iebih dari 10 bpj; lakukan
Baku pembanding Asnm Asetilsalisilnt BPFI; iakukan penetapan dengan melarutkan 2 g dalaM 25 ml
pengeringan di atas silikn gel P selama 5 jam, sebelum aseton P, tambahkan 1 ml air dan 10 ml hidrogen
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Sltlfida LP: warna yang terjadi tidak lebih gelap dari
pembanding yang dibuat dari 25 ml nseton P, 2 ml
: Identifikasi Lnrutan baku timbal dan 10 ml hidrogen sulfidn LP.
A. Panaskan dengan air selama beberapa menit,
dinginkan dan tambahkan 1 atau 2 tetes bcsi(lll) klori- Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg
dn LP: terjadi warna merah ungu. dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih
B. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- tua dari Larutan padanan Q.
persikan dalam kalium bromidn P menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang Zat tidak Iarut dalam natrium karbonat LP Larutkan
sama seperti pada Asam Asetilsalisilat BPFI. 500 mg dalam 10 ml larutan natrium karbonat LP
hangat: larutan jemih. ·
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengerin&,an di atas silika gel P selama 5 jam. Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode IV Me~enuhi syarat. . .
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%. Didihkan 1,5 g 1,5 g, masukkan ke dalam labu, tambahkan 50,0 ml
dalam 75 ml air selama 5 menit, ·dinginkan, tambah- natrium hidroksida 0,5 N LV, didihkan campuran secara
kan air secukupnya untuk memperoleh volume perlahan-lahan selama 10 m~nit. Tambahkan indikator
semula, dan saring. Sejumlah 25 ml filtrat menunjuk- fenolftalein LP. Titrasi kelebihan.natrium hidroksida
kan klorida tidak lebih keruh dari larutan pembanding dengan asam sulfat 0,5 N LV. Lakukan penetapan
yang mengandung 0,10 ml asam klorid(l 0,020 N. blangko. ·

Sulfat Tidak lebih dari 0,04%; lakukan penetapan 1 ml natrium hidroksida 0,5 N setara dengan
dengan cara sebagai oerikut: larutkan 6,0 g zat dalam . 45,04 mg Clfp 4
37 ml aseton P, tambahkan 3 ml air. Titrasi secani
potensiometrik dengan timbal(ll) perklorat 0,02 M, yang Wadah dan" penyimpanan Dal~m wadah tertutup
dibuat dengan cara melarutkan 9,20 g timbal(Il) per- rapat
. 32 Acidi Acetylosalicylici Compressi I Monografi FI IV

ACIDI ACETYLOSALICYLICI yang tertera pada Penetapan kadar.


COMPRESS I urutan baku Timbang saksama sejumlah·Asam
Tablet Asam Asetilsalisilat Salisilat BPFI larutkan dalam IArutan baku seperti yang
Tablet Asetosal tertera pada Penetapan kadar, hingga kadar lebih
kurang 0,015 mg per ml.
urutan uji Lakukan seperti yang tertera pada
Tablet Asam Asetilsalisilat mengandung Asam Ase- Penetapan kadar.
tilsalisilat, C 9 H 60 4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak Sistem kromatografi Lakuk<m seperti yang tertera
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi Larutan
(tablet berukuran lebih besar dari 81 mg tidak baku dan ukur respons puncak menurut Prosedur
mengandung pemanis a tau pengaroma lain). seperti yang tertera pada Penetapan kadar. Simpangan
{Catalan Tablet salut enterik memenuhi syarat Tablet baku relatif respons puncak tidak lebih dari 4,0%. Pada
Lepas Tunda Asam Asetilsalisililat.] kromatogram yang sesuai, resolusi, R, antara asam
salisilat dan asam asetilsalisilat tidak lebih dari 2,0.
Baku pembanding Asam Asetilsalisilat BPFI; lakukan Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosed11T
pengeringan di atas silika gel selama 5 jam sebelum di\lam Penetapan kadar. Waktu retensi relatif untuk
digunakan. lisam Salisilat BPFI; lakukan pengeringan asam salisilat dan asam asetilsalisilat berturut-turut
di atas silika gel selama 3 jam sebelum digunakan. lebih kurang 0,7 dan 1,0. Hitung persentase asam sali-
silat, C 7 H 60 3 , dari bagian tablet yang digunakan
ldentifikasi derigan rumus:
A. Gerus' 1 tablet, didihkan der.gan 50 mi. air
selama 5 menit, dinginkan, dan tambahkan 1 atau C 'u
2 tetes besi(Ill) klorida LP: terjadi warna lembayung- 2000 ( - ) ( - )
merah. QA TS
B. Kocak sejumlah serbuk halus tablet setara
dengan lebih kurang 500 mg asam asetilsalisilat C adalah kadar Asam Salisilat BPFI dalam mg per ml
dengan 10 ml etanol P selama beberapa menit, Larutan baku; QA adalah jumlah asam asetilsalisilat,
sentrifus, tuang beningan yang jernih, dan uapkan C 9 H 80 4 dalam tablet yang digunakan seperti yang
hingga kering. Keringkan residu dalam hampa udara tertera pada Penetapan kadar; r u dan r5 berturut-turut
pada suhu 60° selama 1 jam: residu yang diperoleh adalah respons puncak asam salisilat dari Larutan uji
menunjukkan reaksi Identifikasi B seperti yang tertera dan Larutan baku.
pada Asam Asetilsalisilat.
Penetapan kad.ar Lakukan penetapan dengan cara
Disolusi Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Media disolusi: 500 ml Dapar asetat 0,05 M yang Kromatografi <931>.
dibuat dengan mencampur 2,99 g natrium asetat trihi- Fase gerak Larutkan·2 g natrium 1-heptanasulfonat P
drat dan 1,66 ml asam asetat glasial P dengan air hingga dalam campuran 850 ml air dan 150 ml asetonitril P,
1000 ml dengan pH 4,50 ± 0,05. dan tambahkan asam asetat glasial P hingga pH 3,4.
Alat lipe 1: 50 rpm. Larutan pengencer Buat campuran asetonitril P-asam
Waktu: 30 menit. format P (99:1).
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C9 H 10 4 yang Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan uji Asetilsalisilat BPFI, larutkan dalam Larutan pengencer
yang jika perlu diencerkan dengan Media disolusi dan hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mi.
serapan larutan baku Asam Asetilsalisilat BPFI dalam Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
media yang sama pada panjang gelombang dari titik dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
isosbestik asam asetilsalisilat dan asam salisilat pada setara dengan lebih kurang 100 mg asam asetilsalisilat,
265 nm ± 2 nm {Catalan Buat larutan baku segar. Dapat masukkan ke dalam wadah yang sesuai. Tambahkan
digunakan etanol P tidak lebih dari 1% volume total untuk · 20,0 ml Larutan pengencer, dan lebih kurang 10 manik
melarutkan baku pembanding sebelum diencerkan dengan kaca; kocok kuat-kuat selama lebih kurang 10 menit,
Media disolusi.] dan sentrifus (Larutan persediaan). Ukur saksama
Toleransi Dalam waktu.30 menit harus larut tidak sejumlah volume Larutan persediaan, encerkan secara
kurang dari 80% (Q) C9 H 80 4, dari jumlah yang tertera kuantitatif dalam 9 volume l.Arutan pengencer (Larutan
pada etiket. uji). Simpan sisa larutan persediaan untuk uji asam
salisilat.
Keseragaman sediaari <911> Memenuhi syarat. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Asam salisilat bebas Tidak lebih dari 0,3%. Untuk tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
tablet salut tidak lebih dari 3,0%. beruk~ran· 4,0 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll.
Fase gerak dan Larutan pengencer Lakukan seperti Laju aliran lebih kurang ~ ml per menit. Lakukan
FIIV Monografi I Acidi Acetylosalicylici Compressi Buffered -33

kromatografi terhadap Larutan baku, dan ukur respons Waktu: 30 menit.


puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpang- Prosedur Lakukan penetapan jumlah asam asetil-
an baku relatif tidak lebih dari 2,0%. Dalam kroma- salisilat yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat
togram yang ses·uai, faktor ikutan tidak lebih besar larutan uji yang jika perlu diencerkan dengan Media
dari 2,0. disolusi pada panjang gelombang isosbestik asam ase-
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing tilsalisilat dan asam salisilat pada 265 nm ± 2 nm.
lebih kurang 10 J.Ll Larutan baku dan Larutan uji ke Bandingkan dengan larutan baku Asam Asetilsali-
dalam kromatograf, dan ukur respons puncak utama. silat BPFI yang telah diketahui kadamya dalam media
Hitung jumlah dalam mg, asam asetilsalisilat, C 9 H 80 4, yang sama. {Catalan Larutan baku dibuat pada saat akan
dalam bagian tablet yang digunakan dengan rumus: digunakan. Dapat digunakan metanol tidak melebihi 1%
dari volume total untuk melnrutkan baku pembanding
r sebelum diencerkan dengan media disolusi.]
200 C (-u-) Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
r
s kurang dari 80% (Q) C9 H 80 4, dari jumlah yang tertera
pada etiket.
C adalah kadar Asam Asetilsalisilat BPFI dalam mg per
ml Larutan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah Keserag~man sediaan.<911> Memenuhi syarat.
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Kapasitas penetralan asam <451> Tidak kurang dari
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 1,9 mEq asam diperlukan untuk tiap 325 mg asam
rapat, tablet berukuran 81 mg atau lebih kecil asetilsalisilat dalam tablet .
disimpan dalam wadah berkapasitas tidak lebih dari
36 tablet. Asam salisilat bebas Tidak lebih dari 3,0%; lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak dan Larutan pengencer Lakukan seperti
ACIDI ACETYLOSALICYLICI yang tertera pada Penetapan kadar.
COMPRESSI BUFFERED Larutan-baku Larutkan sejumlah Asam Asetilsalisi·
Tablet Asam Asetilsalisilat Didapar lat BPFI yang ditimbang saksama seperti pada pem-
buatan Larutan baku yang tertera pada Penetapan kadar
hingga kadar lebih kurang 0,015 mg per mi.
Tablet Asam Asetilsalisilat Didapar mengandung Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada
Asam Asetilsalisilat dan bahan pendapar yang sesuai. Penetapan kadar.
Tablet mengandung Asam Asetilsalisilat, C 9 ~ 8 0 4, Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
dari jumlah yang tertera pada etiket. Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang
tertera pada Prosedltr dalam Penetapan kadar. Resolusi,
Baku pembanding Asam Asetilsalisilat BPFI; lakukan R, antara puncak Larutan uji dan Larutan baku tidak
pengeringan di atas silika gel P selama 5 jam sebelum kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif dari asam
digunakan. Asam Salisilat BPFI; lakukan pengeringan salisilat tidak lebih dari 4,0%.
di atas silika gel P selama 3 jam sebelum digunakan. Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
tertera pada Penetapan kadar. Waktu retensi relatif Iebih
ldentifikasi kurang 0,7 untuk as.am salisilat dan 1,0 untuk asam
A. Gerus 1 tablet, didihkan dengan 50 ml air se- asetilsalisilat. Hitung persentase asam saHsilat,
lama 5 menit, dinginkan, tambahkan 1 atau 2 tetes ~H60~, dalam bagian tablet yang digunakan dengari
besi(lll) klorida LP: terjadi wama ungu merah. rum us:
B. Kocok sejumlah serbuk halus tablet setara
dengan lebih kurang 500 mg asam asetilsalisilat C ru
dengan 10 ml kloroform P selama beberapa menit, 2000 ( - ) ( - )
sentrifus. Tuang beningan yang jernih, dan uapkan QA rs
hingga kering: sisa menunjukkan reaksi Identifikasi B . .

seperti yang tertera pada As~':-:t Asetilsalisilat. C adalah kadar Asam Salisilat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; QA adalah jumlah mg asam asetilsalisilat
Disolusi <1231> (C9 H 80 4) dalam serbuk tablet yang digunakan seperti
Media disolusi: 500 ml Dapar asetat O,OSM yang yang ditetapkan dalam Penetapan kadar; r u dan r5
dibuat dengim mencampur 2,99 g natrium asetat tri- berturut-turut adalah respons puncak asam salisilat
hidrat dan 1,66 ml asam asetat glasial P dengan air yang dipercileh dari Larutan uji dan Larutan balal_.
sampai 1000 ml dengan pH 4,50 ± 0,05. · -
A/at tipe 2: 75 rpm. Penetapan kadar Lakukan penetapan den.gan 'cara
34 Acidi Acetylosalicylici Compressi Delayed-Release I Monografi FI IV

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Baku pembanding Asam Asetilsalisilat BPFI; lakukan
Kromatograft <931>. pengeringan di atas silika gel P selama 5 jam sebelum
Fase gerak Larutkan 2 g natrium 1-heptanasulfonat P digunakan. Asam Salisilat BPFI; lakukan pengeringan
dalam campuran 850 ml air dan 150 ml asetonitril P, di atas silika gel P selama 3 jam sebelum digunakan. ·
tambahkan asam asetat glasial P hingga pH 3,4.
lArutan prngencer Campuran asetonitril P dan asam ldentifikasi
Jonnat P (99:1). A. Gerus 1 tablet, didihkan dalam 50 ml air selama
Larutan baku Larutkan sejumlah Asam Asetilsali- 5 menit, dinginkan dan tambahkan 2 tetes besi(Ill)
silat BPFI yang ditimbang saksama, dengan lArutan klorida LP: terjadi wama merah ungu.
pengencer hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mi. B. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan
lAnttan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang lebih kurang 500 mg asam asetilsalisilat dengan 10 ml
20 tablet, masukkan sejumlah serbuk ~ablet yang di- etanol P selama beberapa menit, sentcifus, tuang
timbang saksama setara dengan lebih kurang 100 mg beningan dan uapkan hingga kering, keringkan sisa
asam asetilsalisilat ke dalam wadah yang sesuai, dalam hampa udara pada suhu 60° selama 1 jam: sisa
tambahkan 20,0 mllArutan pengenccr dan !ebih kurang menunjukkan reaksi terhadap Identifikasi B seperti
10 manik kaca. Kocok kuat-kuat seiama lebih kurang yang tertera pada Asam Asetilsalisilat.
10 menit dan sentrifus (lArutan persediaan). Encerkan
secara kuantitatif 1 bagian volume lAmtan persediaan Pelepasan obat <961> Metode B
yang di ukur saksama dengan 9 bagian volume larutan A/at tipe 1: 100 rpm.
pengencer lL.frutan ltji). Simpan sisa larutan per- Waktu: 90 menit, untuk Tahap dapar.
sediaan untuk uji asam salisilat. lArutan pengencer Buat campuran asam klorida 0,1 N
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dan natrium fosfat tribasa 0,20 M (3:1), jika perlu, atur
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja pH hingga 6,8 ± 0,05 menggunakan :~sam klorida 2 N
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 l"m dan kolom atau natrium hidroksida 2 N.
berukuran 4,0 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 9 H 80 4 yang
Laju aliran lebih kura11g 2 ml per menit. Lakukan terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan uji,
kromatografi terhadap Lanttan baku, rekam respons jika perlu diencerkan dengan asam klorida 0,1 N (untuk
puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku Tahap asam) atau lArutan pengencer (untuk Tahap dapar),
relatif tidak lebih dari 2,0%. Pada kromatografi yang dan dibandingkan dengan serapan larutan baku Asam
sesuai faktor ikut:m tidak lebih beszr dari 2,0. Asetilsalisil:~t BPFI dalam media yang sama pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah panjang gelombang titik isosbestik asam asetilsalisilat
volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Larutan baku dan dan asam salisilat (lebih kurang 280 nm untuk Tahap
lArutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram asam dan lebih kurang 265 nm untuk Tahap dapar).
dan ukur res pons puncak utama. Hi tung jumlah dalam
mg asam asetilsalisilat, C9 H 80 4, dalam bagian tablet Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
yang digunakan dengan mmus:
Asam salisilat bebas Tidak lebih dari 3,0%; lakukan
T penetapan dengan cara Kroma,togra.ft cair kinerja tinggi
200 c (--.:!._) seperti yang tertera pada Kromatogra.ft <931>.
's Fase gerak dan Lan:tan pengencer Lakukan seperti
yang tertera pada Penetapan kadar.
C adalah kadar Asam Asetilsalisilat BPFI dalam mg Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
per mll.Arutan baku; ru dan's berturut-turut adalah Salisilat BPFI, larutkan dalam Larutan baku yang dibuat
respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan dengan cara seperti yang tertera pada Penetapan kadar
Larutan baku. ., hingga kadar lebih kurang 0,015 mg per ml.
Larutan uji Gunakan Larutan persediaan yang di-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup buat dengan cara seperti yang tertera pada Larutan uji
rap at. dalam Penetapan kadar.
Sistem kromatogra.ft Lakukan seperti yang tertera
pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
ACIDI ACETYLOSALICYLICI Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang
COMPRESS! DELAYED-RELEASE tertera pada Prosedur pada Penetapan kadar: simpangan
Tablet Lepas Tunda· Asam A~etilsalisilat baku relatif respons puncak asam.salisilat tidak lebih
dari 4,0%; resolusi, R, antara puncak asam salisilat dan
asam asetilsalisilat tidak kurang dari 2,0.
Tablet Lepas Tunda Asam Asetilsalisilat mengandung Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
Asam Asetilsalisilat, C9H 80 4, tidak kurang dari 95,0% tertera pada.Penetapan kadar. Waktu retensi relatif asam
dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera salisilat dan asam asetilsalisilat berturut-turut adalah
pada etiket. 0,7 dan 1,0. Hitung persentase asam salisilat C 7H 60 3,
· FI IV Monografi I Acidum Aminocaproicum 35

dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: rapat.

C r
l'
2000 ( - ) ( - ) ACIDI ACETYLOSALICYLICI
QA 's COMPRESS! EFFERVESCENT
Tablet Efervesen Asam Asetilsalisilat
C adalah kadar Asam Salisilat BI'FI dalam mg per rni
Lamtan baku; QA adalah jumlah asam asetilsalisilat,
C9 H 80 4 dalam mg, dalam serbuk tablet yang diguna- TaiJlet Eiervesen Asam Asetilsa!Isilat mengandung
kan, seperti yang tertera dalam Penelapan kadar; r u dan Asarn Asetiisalisilat dan campuran efervesen asam
rs berturut-turut adalah respons puncak asam salisi!at organik yang sesuai dan logam alkali bikarbonat dan
yang diperoleh dari Larutan uj1 dan Landan baku. atau karoonat. Tablet mengandung tidak kurang dari
oi\J,O''o d?.n tidak lebih dari 110,0% C 9 H 8 0 4 dari jumlah
Penetapan kadar Lakukan pr:netapan dengan cara vang tertera pada etiket.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yc.ng tertera pada
Kromatografi <931>. Bai<u pembanding Asam Asetilsalisilat BPFI; lakukan
Fase gerak Larutkan 2 g natm1111 I-heptanasulfonat P rengenngan di atas silika gel p selama 5 jam sebelum
dalam campuran 850 ml air dan 150 ml asetonitri! F, digunakan. Asam Salisilat BPFI; lakukan pengeringan
atur pH hingga 3,4 menggunakan asm11 asetat glasial P. di atas silika gel P selama 3 jam sebelum digunakan.
Lamtan pengencer Buat campuran asetonitril P d;:m
asamformat P (99:1). ldentifikasi 0
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam A. Larutkan 1 tablet dalam !ebih kurang 50 ml
Asetilsalisilat BPFI, larutkan dalam Larutan pengmcer ,;sam i:icnida 1 N, didihkan selama lebih kurang
hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mi. S menit, biarkan dingin. Pada 2 mllarutan tambah-
Lamtan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang Kan 2. ;Jtau 3 tetes besi(III) klorida LP: terjadi warna
dari 20 tablet. Timbang sejumlah serbuk tablet setara merah ungu.
dengan Iebih kurang 100 mg asam asetilsalisilat, B. Tambahkan lebih kurang setengah tablet pada
· masukkan ke dalam wadah yang sesuai. Tambahkan 50 ml air dalam labu, tutup segera dengan sumbat
20,0 ml Larutan pengwcer dan lebih kurang 10 manik yang dilengkapi dengan pipa sehingga gas yang
kaca, kocok kuat-kuat selama lebih kurang 10 menit terbentuk mengalir ke dalam .l:alsium ltidroksida LP:
dan sentrifus (Larutan persediaan). Pipet 1 bagian terbentuk endapan putih.
volume Larutan persediaan, encerkan dengan 9 bagian
volume Larutan pwgencer (Laru!an uji). Simp.::n sisa \\'aktu larut Dua tablet larut sempurna dalam 180 ml
Larutan persediaan untuk uji Asam salisilat. air pada suhu 17,5° ± 2,5°, dalam waktu 5 menit.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kit:terja Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
4,0 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran Kapasitas penetralan asam <451> Tidak kurang dari
Iebih kurang 2. mi. per menit. Lakukan kromatografi 5,0 mEq asam yang diperlukan untuk 1 tablet.
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif Salisilat bebas Tidak lebih dari 8,0%; lakukan pene-
tidak lebih dari 2,0%; faktor ikutan tidak lebih tapan menurut cara ujiAsam salisilat bebas seperti yang
dari 2,0. tertera pada Tablet Asam Asetilsalisilat Didilpar.
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
lebih kurang 10 Jll Larutan baku dan Larutan uji ke PenetaNn kadar Lakukan seperti tertera pada Pene-
dalam kromatograf, ul<.ur respons puncak utama. fapan kadar dala~ Tablet Asam Asetilsalisilat Didapar.
Hitung jumlah dalam mg, asam asetilsalisilat, C9 H 80 4,
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rum us: Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat.
r
200 C (-u-)
rs ACIDUM AMINOCAPROICUM
Asam Aminokaproat
C adalah Asam Asetilsalisilat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah res pons
puncak asam asetilsalisilat dari Larutan uji dan Lamtan
baku.
Asam 6-aminoheksanoat [60-32-2]
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup C6 H 33 N0 2 BM 131,17
Acidi Aminocaproici Compressi I Monografi FIIV

Asam Aminokaproat mengandung tidak kurang dari Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C6H 13N02 , dihitung pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
sebagai anhidrat. tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
4,6 mm x 15 em berisi bahan pengisi L1.Pertahankan
Pemerian Serbuk hablur halus, putih; tidak berbau pad a suhu 30°. Laju ali ran lebih kurang 0,7 ml per
atau praktis tidak berbau. Larutannya bereaksi netral menit. Lakukan kromatografi terhadap l.Arutan baku,
terhadap lakmus; melebur pada suhu lebih kurang rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose-
205°. dur: resolusi, R, antara asam aminokaproat dan
metionin tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam asam, dalam relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
alkali; sukar larut dalam metana! dan dalam etanol; Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. volume sama (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan baku dan
Lan;tan uji ke dalam kromatograf dan biarkan l.Arutan
Baku pembanding Asam Aminokaproat BPFI; lakukan uji terelusi tidak kurang dari dua kali waktu retensi
pengeringan pada suhu 105° selama 30 menit sebelum <>.sam aminokaproat. Rekam kromatogram, ukur
digunakan. s~mua re5pons puncak. Waktu retensi relatif asam
aminokaproat dan metionin berturut-turut 0,76 dan
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang .1,0. Hitung jumlah dalam mg, C 6 H 13N02 dengan
telah dikeringkan pada suhu 105° selama 30 menit dan rum us:
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang R
sama seperti pada Asam Aminokaproat BPFI. 2C (-u)
Rs
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
C adalah kadar Asam Aminokaproat BPFI dalam mg
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. per ml Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak asam aminokaproat
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. terhadap baku internal dari lArutan uji dan Larutan
baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Kromatografi <931>. rapat.
Larutan A Timbang !-ebih kurang 550 mg natrium
1-heptanasulfonat P, masukkan ke dalam labu tentukur
1000-ml, tambahkan air sampai tanda. ACIDI AMINOCAPROICI COMPRESS!
Fase gerak Tim bang lebih kurang 10 g kalium fosfat Tablet Asam Aminokaproat
monobasa P, masukkan ke dalam gelas piala 1000 ml,
larutkan dalam 300 ml Larutan A, tambahkan 250 ml
metanol P, kemudian tambahkan lagi 300 m!lArutan A Tablet Asam Aminokaproat mengandung Asam
dan campur. Atur pH campuran menjadi 2,2 dengan Aminokaproat, C 6H 13N02, tidak kurang dari 95,0%
asam fosfat P. Pindahkan campuran ke dalam labu dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera
tentukur 1000-ml, tarribahkan lArutan A sampai tanda pada etiket.
dan campur.·Saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penycsuaian menurut Kesesuaian sistem seperti Baku pembanding Asam Aminokaproat BPFI; lakukan
yang tertera pada Kromatografi <931>. . pengeringan pada suhu 105° selama 30 menit sebelum
l.Arutan baku internal Buat larutan metionin dalam digunakan.
air hingga kadar 1,25 mg per mi.
l.Aruta~ baku persediaan Timbang saksama sejumlah Identifikasi Gerus 2 tablet dengan 10 ml air, dan
Asam Aminokaproat BPFI, larutkan dalam air hingga saring ke dalam 100 ml aseton P. Goyang campuran,
kadar 12,5 mg per mi. biarkan selama 15 menit hingga menghablur sempur-
lArutan baku Pipet 5 m!l.Aruta~ baku persediaan ke na. Saring melalui penyaring kaca masir dengan
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 2,0 mllArutan porositas sedang, dan cud hablur dengan 25 ml.
baku internal, tambahkan air sampai tanda dan campur. aseton P. Hilangkan sisa pel'!-rut dengan hampa udara
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,25 g, dan keringkan pada suhu 105° selama 30 menit,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dinginkan; sisa yang diperoleh memenuhi ldentifikasi
dan encerkan dalam air sampai tanda. Pipet 5 ml seperti yang tertera dalam Asam Aminokaproat.
larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml. tambahkan
2,0 mll.Arutan baku internal, dan tambahkan air sampai Disolusi <1231>
tanda, campur. · Media disolusi: 900 ml air.
FIIV Monografi I Acidum Aminosalicylicum 37

Alat tipe 1: 100 rpm. Asam Aminosalisilat mengandung tidak kurang·dari


Waktu: 45 menit. 98,5% dan tidak lebih dari 100,5% c7~03, dihitung
Dapar borat pH 9,5 Larutkan 6,185 g asam borat P terhadap zat anhidrat.
dan 7,930 g kalium klorida P dalam lebih kurang [Catalan LArutan dibuat segar.]
1000 ml air, tambahkan 60 ml natrium hidroksida 1,0 N,
campur. Encerkan dengan air hingga 2000 ml, campur Pemerian Serbuk ruah, berwarna putih atau praktis
dan jika perlu atur pH hingga 9,5 ± 0,1 dengan putih, menjadi gelap bila terkena cahaya dan udara;
penambahan natrium hidroksida 1,0 N. tidak berbau a tau sedikit berbau cuka.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
Aminokaproat BPFI, larutkan dalam air, encerkan secara Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam eter; Iarut
kuantitatif dengan air hingga kadar lebih kurang dalam etanol; prakti5 tidak larut dalam benzena.
0,5 mg per ml.
Prosedur Pipet ke dalam masing-masing 3 labu Baku pembanding Asam Aminosalisilat BPFI; lakukan
tentukur 50-ml, 1 ml larutan uji yang telah disaring, pengeringan dalam hampa udara pada suhu 50°
1 ml Larutan baku dan 1 ml air sebagai blangko. Tam- selama 1 jam sebelum digunakan. m-Aminofenol BPFI;
bahkan ke dalam masing-masing labu 20,0 ml Dapar tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
borat pH 9,5 dan 3,0 ml larutan segar fi-naftokuinon 4-
natrium sulfonat P (1 dalam 500), goyang hingga ter- ldentifikasi
campur, dan letakkan ketiga labu tentukur di dalam A. Larutkan 250 mg dalam 3 ml natrium hidroksida
tangas air yang dipertahankan pada suhu 65° ± 5° 1 N, masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, en-
selama 45 menit. Dinginkan, encerkan dengan air cerkan dengan air sampai tanda. Masukkan S ml
sampai tanda. Hitung jumlah C 6 H 13N02 yang terlarut larutan ke dalam labu tentukur 250-ml berisi 12,5 ml
dengan mengt•kur scrapan larutan uji dan Larutan larutan dapar fosfat pH 7, encerkan dengan air sampai
baku pada panjang gelombang serapan maksimum tanda. Ukur serapan menggunakan larutan dapar
lebih kurang 460 nm terhadap larutan blangko. fosfat sebagai blangko; maksimum tercapai pada
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak panjang gelombang 265 nm ± 2 nm dan 299 nm ± 2 nm.
kurang dari 75% (Q) C 6 H 13N02, dari jumlah yang ter- Perbandingan serapan A 265 /A 299 antara 1,50 dan 1,56.
tera pada etiket. B. Timbang lebih kurang 1 g, masukkan ke dalam
labu beralas bulat kecil, dan tambahkan 10 ml anhidri-
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. da asetat. Panaskan labu di atas tangas uap selama
30 menit, tambahkan 40 ml air, campur, saring, dingin-
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kan, dan biarkan hingga terbentuk hablur derivat
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah diasetil. Kumpulkan endapan pada penyaring, cuci
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 500 mg asam baik-baik dengan air, dan keringkan ;:>ada suhu 105°
aminokaproat, masukkan ke dalam gelas piala, selama 1 jam: derivat diasetil ini meleleh antara 191°
tambahkan lebih kurang 100 ml asam asetat gla- dan 197°.
sial P, panaskan perlahan-lahan hingga larut, dan C. Kocak 100 mg dengan 10 ml air•. sa ring. Pada
dinginkan. Tambahkan 10 tetes larutan krista! 5 ml filtrat tambahkan 1 tetes besi(lll) klorida LP: tecjadi
violet P dalam klorobenzena P (1 dalam 500), titrasi warna ungu.
dengan asam perklorat 0,1 N LV dalam dioksan P hingga
terjadi wama biru. Lakukan penetapan blangko. Kejernihan dan Warna larutan Timbang 1 g zat,
Iarutkan dalam 10 ml larutan mztrium bikarbonat P (1
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan dalam 15): diperoleh larutan jernih dan wama larutan
13,12 mg C6H13N0 2 tidak lebih dari warna kuning lemah. Timbang 1 g,
larutkan dalam campuran segar 5 ml asam nitrat P dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 45 ml air: diperoleh larutan jernih dan hampir tidak
rapat. berwarna. ·

pH <1071> Antara 3,0 dan 3,7; lakukan penetapan


ACIDUM AMINOSALICYLICUM menggunakan larutan jenuh.
Asam Aminosalisilat
Air <1031> Metof!e I Tidak lebih dari 0,5%.
rArCOOH
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
t-4zN~OH
Klorida <351> Tidak lebih dari 0,042%; larutkan
500 mg dalam campuran 5 ml asam nitrat P dan 15 ml
Asam 4-aminosalisilat [65-49-6] air, dan bandingkan kekeruhan dengan 0,30 ml asam
Cl1~0 3 BM 153,14 klorida 0,020 N yang diperlakukan sama.
38 Acidum Aminosalicylicum I Monografi FI IV

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 bpj. lemah ami! alkohol. Sepotong kertas uji yang dilem-
babkan dengan timbal asetat yang diletakkan di atas
m-Aminofenol Tidak lebih dari 0,25%. campuran hdak berubah wamanya.
Fase gemk Buat larutan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar. Penetapao kadar
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah Fase gerak Buat campuran 425 ml natrium fosfat
sulfanilamida, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar dibasa 0,05 M, 425 ml natrium fosfat monobasa 0,05 M
lebih kurang 5 !lg per mi. dan 150 ml metana/ P yang mengandung 1,9 g tetrabu-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah m-Amino- tilamonium hidroksida. Saring dan awaudarakan. Jika
fenol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar perlu lakukan penyesuaian seperti yang tertera pada
lebih kurang 12 f.J.g per mi. Pipet 10 ml larutan dan Kesesuaian sistem pada Kromatografi <931>.
10 ml Larutan baku internal ke dalam labu tentukur Larutan baku internal Buat larutan asetaminofen
aktinik rendah 100-ml, encerkan dengan Fase gerak dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 5 mg
sampai tanda. per mi.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
asam aminosalisilat, masukkan ke dalam labu tentu- Asum Aminosu/isilat BPF!, masukkan ke dalam labu
kur aktinik rendah 100-ml, tambahkan 50 ml Fase tentukur aktinik rendah 100-ml, tambahkan 50 ml Fase
gerak, dan goyang hingga larut. Tambahkan 10,0 ml gerak, dan goyang hingga iarut. Tambahkan 10,0 ml
Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Larutan uji Buat seperti terte:-a pada larutan bah',
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja kecuali gunakan asam aminosalisilat sebagai penggan-
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom ti Asam Amh10salisilat BPFI.
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1 10 j.lm. Laju Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
aliran lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kroma- pada Kromatografi <931>. Kromatograf cdr kinerja
tografi terhadap Larutan baku, dan rekam respons tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
antara puncak m-aminofenol dan sulfc:nilamida tidak lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
kurang dari 2,5 dan simpangan baku relatif pada terhadap Larutan baku, rekam respons puncak dari
penyuntikan ulang tidak lebih dari 7%. penyuntikan ulang seperti yang tertera pada Prosedur:
Prosedur [Catalan Setelah digunakan, cud kolom simpangan baku relatif dari perbanciingan respons
sdama 30 menit dengan campuran metana/ P-air-asam puncak asam aminosalisilat dan respons puncak
fosfat P (77:23:0,6) yang telah disaring dan diawaudarakan, asetaminofen tidak lebih dari 1,0% dan resolusi, R,
kemudian cuci selama 30 menit dengan campuran meta- antara asam amir10salisilat dan asetaminofen tidak
no/ P-air (50:50) yang telah disaring dan diawaudarakan.) kurang dari 1,7.
Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama Prosedur (Catalan Sctelah digunakan, cuci kolom
(lebih kurang 20 Ill} Larutan baku dan Larutan uji ke selama 30 menit dengan campuran metanol P-air-asam
dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. fosfat P (77:23:0,6) yang telah disaring dan diawaudarakan,
Waktu retensi relatif sulfanilamida dan m-aminofenol kemudian cuci sclama 30 menit dengan campuran meta-
masing-masing adalah lebih kurang 0,66 dan 1,0. no/ P - air (50:50) yang telah disaring dan diawaudarakan).
Hitung persentase m-aminofenol, terhadap asam Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama
aminosalisilat yang digunakan, dengan rum us: (lebih kurang 20 j.Ll} Larutan baku dan Larutan uji ke
dalam kromatograf, ukur respons puncak utama:
C R11 waktu retensi relatif asetaminofen dan asam aminosa-
10 ( - ) ( - ) lisilat masing-masing adalah lebih kurang 0,83 dan 1,0.
W R5 Hitung jumlah, dalam mg, C7 H 7 N03 dengan rumus:

C adalah kadar m-Aminofenol BPFI dalam llg per ml R


Larutan baku; W adalah jumlah zat uji yang digunakan 100 C (--u)
dalam mg, seperti yang ditetapkan dalam·Penetapan Rs
kadar; R 11 dan R 5 berturut-turut adalah perbandingan
respons puncak m-aminofenol dan sulfanilamida C adalah kadar Asam Aminosalisilat BPFI dalam mg
dalam Larutan uji dan Larutan baku. per ml Lanttan baku; Ru d an R5 berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak asam aminosalisilat dan
Hidrogen sulfida, Belerang dioksida dan Ami! asetaminofen dalam Lanttan Hji dan Larutan baku.
alkohol Larutkan lebih kurang 500 mg dalam 5 ml
natrium hidroksida 1 N, tambahkan 6 ml asam klorida Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
3 N, dan aduk kuat-kuat: tidak berbau hidrogen sulfi- rapat, tidak tembus cahaya, paoa suhu tidak lebih
da atau belerang dioksida, dan tidak lebih dari bau dari 30°.
FI IV Monografi I Acidi Ascorbici Injectio 3.9

ACIDUM ASCORBICUM ACIDI ASCORBICI COMPRESS!


Asam Askorbat Tablet Asam Askorbat
Vitamin C Tablet Vitamin C

rHzOH
Tablet Asam Askorbat mengandung Asam Askorbat
H-~~')=o
C 6H8 0 6 , tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
~w llO,O% dari jumlah yang tertera pada etiket.
~OH

Identifikasi Kocak sejumlah serbuk tablet dengan


L-Asam askorbat [50-81-7] etanol encer P secukupnya hingga kadar asam askorbat
C6Hs06 BM 176,13 lebih kurang 2%, saring dan lakukan pengujian seba-
gai berikut:
Asam Askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0% A. Filtrat memenuhi Identifikasi B seperti yang
dan tidak lebih dari 100,5% C£HE06 • tertera pada Asam Askorhat.
B. Pada 2 ml filtrat, lambahkan 4 tetes biru meti-
Pemerian Hablur atau serbuk putih atau agak kuning. lena LP, hangatkan hingga suttu 40°: warna biru tua
Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi berwarna menjadi lebih muda atau hilang dalam waktu 3 menit.
gelap. Dalam keadaan kering stabil di udara, dalam C. Pada 1 ml filtrat tambahkan 15 mllarutan asam
larutan cepat teroksidasi. Melebur eada suhu lebih triklorasetat P (1 dalam 20), tambahkan lebih kurang
kurang 190°. 200 mg arang aktif P, l<ocok kuat-kuat selama 1 menit.
Saring melalui kertas saring lipat, jika perlu kembali-
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut kan filtrat ke dalam penyaring sampai jernih. Pada
dalam etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter 5 ml filtrat tambahkan 1 tetes pirol P, goyang hati-hati
dan dalam benzena. hingga larut, kemudian panaskan di dalam tangas air
pada suhu 50°: terjadi warna biru.
Baku pembanding Asam Askorbat BPFI.
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit.
ldentifikasi
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Penetapan kadar Masukkan tidak kurang dari
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
20 tablet ke dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi
sama seperti pada Asam Askorbat BPFI.
250 ml asam metafosfat asetat LP. Sumbat l~bu, kocok
B. Larutan (1 dalam 50) mereduksi tembaga(Il) secara mekanik selama 30 menit hingga tablet hancur
tartrat alkali LP secara perlahan-lahan pada suhu sempurna. Encerkan dengan air sampai tanda, dan
kamar, tetapi lebih cepat bila dipanaskan. campur. Pindahkan sebagian larutan ke dahim tabung
sentrifuga, sentrifus hingga diperoleh beningan jernih.
Rotasi jenis <1081> Antara +20,5° dan +21,5°; lakukan Jika perlu encerkan secara kuantitatif beningan dengan
penetapan menggunakan larutan dalam air bebas air, hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih
karbon dioksida P dengan kadar 1 g per 10 ml dan kurang 500 JA.g per ml. Pipet 4 mllarutan setara dengan
diukur segera setelah larutan disiapkan. lebih kurang 2 mg asam askorbat, masukkan ke dalam ·
labu Erlenmeyer 50 ml, lanjutkan penetapan seperti
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. yang tertera pada Penetapan ka,dar dalam Injeksi Asam
Askorbat, mulai dari "..... tambahkan 5 ml asam
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 · bpj; metafosfat asetat LP..... ". Hitung jumlah mg asam
lakukan penetapan dengan melaruti.<an 1 g dalam askorbat dalam tiap tablet dari asam askorbat yang
25 ml air. setara dengan Larutan baku diklorofenol indofenol LV.. .

Penetapan kadar Timbang saksaina lebih kurang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
400 mg, larutkan dalam campuran 100 ml air dan rapat, tidak tembus cahaya.
25 ml asam sulfat 2 N, tambahkan 3 ml kanji LP. Titrasi
segera dengan iodum 0,1 N LV.
ACID! ASCORBIC! INJECTIO
1 ml iodum 0,1 N setara dengan Injeksi Asam Askorbat
8,806 mg C6 H,0 6 InJeksi Vitamin C
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. Injeksi Asam Askorbat adalah larutan steril Asam
40 Addi Benzoici et Salicylici Unguentum I Monogr.afi FIIV

Askorbat dalam Air zmtuk Injeksi, yang dibuat ACIDI BENZOICI ET


dengan penambahan natrium hidroksida, natrium SALICYLICI UNGUENTUM
karbonat atau natrium bikarbonat; mengandung Asam Salep Asam Benzoat dan Salisilat
Askorbat, C 6 H 8 0 6 , tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket. Salep Asam Benzoat dan Salisilat adalah Asam
Benzoat, C7 H 60 2, dan Asam Salisilat, C 7 H 6 03' dengan
Identifikasi perbandingan lebih kurang 2 berbanding 1 yang di-
kandung dalam dasar salep yang sesuai. Mengandung
A. Pada sejumlah volume injeksi setara dengan
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
40 mg asam askorbat, tambahkan 4 ml asam klorida
C 7 H60 2 dan C 7 H 60 3 dari jumlah masing-masing seper-
0,1 N kemudian 4 tetes bint meti/ena LP, hangatkan
ti yang tertera pada etiket.
hingga suhu 40°: warna biru tua berubah menjadi lebih
muda atau hilang dalam waktu 3 menit.
Baku pembanding Asam Benzoat BPFI; lakukan
B. Pada sejumlah volume injeksi setara dengan pengeri;;gan di atas silika gel P selama 3 jam sebelum
15 mg asam askorbat, tambahkan 15 ml larutan asam digunakan. Asa111 Salisilat BPFI; lakukan pengeringan
triklorasetat P (1 dalam 20), tambahkan lebih kurang di ata;; silika gel P selama 3 jam sebelum digunakan .
200 mg arang aktif P, koeok kuat-kuat selama 1 menit.
Saring melalui kertas saring berlipat, jika perlu Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
kembalikan filtrat ke dalam penyaring sampai jernih. yang tertcra pad a Kromatografi <931 >. Pad a jarak
Pco.da 5 ml filtrat tambahkan 1 tetes pirol P, goyang hati- 2,5 em dari tepi lempeng kromatografi silika gel sete-
hati hingga larut, kemudian panaskan di dalam tangas . bal 0,25 mm, totolkan masing-masing 3 1-11 larutan
air pada suhu 50°: terjadi warna biru. dalam eampuran kloroform P dan metana/ P dengan
C. Memenuhi uji Natrium cara A dan B seperti volume sama yang mengandung (1) zat uji setara
yang tertera pada Uji Identijlkasi Umum <291>. dengan lebih kurang asam benzoat 2,4 mg per ml dan
asam salisilat 1,2 mg per ml, (2) Asam Benzaat BPFI
pH <1071> Antara 5,5 dan 7,0. 2,4 mg per ml dan (3) Asam Salisilat BPFI 1,2 mg
per mi. Masukkan lempeng ke dalam bcjana kromato-
grafi berisi fase gerak eampuran kloroform P-aseton ?-
Oksalat Eneerkan dengan air sejumlah volume injeksi
setara dengan 50 mg asam askorbat hingga 5 mi. isopropanol P-metanol P-amonium hidroksida P
(30:30:15:15:10), dan biarkan fase gerak merambat
Tambahkan 0,2 ml asam asetat P dan 0,5 ml kalsium
kiorida LP: tidak terjadi kekeruhan dalam waktu lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
Iempeng, biarkan fase gerak menguap. Amati di
1 menit.
bawah eahaya ultraviolet 254 nm: harga R bercak
utama yang diperoleh dari larutan (1) sesua{ dengan
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera yang diperoleh darilarutan (2} dan (3).
pada Injectioncs.
lsi minimum <816> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume
injeksi setara dengan lebih kurang 50 mg asam Penetapan kadar
askorbat, jika perlu sebelumnya eneerkan dengan air Pereaksi urea-besi(Ill) klorida Untuk penggunaan
seeukupnya, masukkan ke dalam labu tentukur dalam sehari, larutkan tanpa pemanasan, 18 g urea
100-ml. Tambahkan 20 ml asam metafosfat asetat l.P, dalam eampuran 2,5 ml larutan besi(lll) klorida P
eneerkan dengan air seeukupnya sampai tanda. Ukur (6 dalam 10) dan 12,5 ml asam klorida 0,05 N.
saksama sejumlah volume larutan tersebut setara Kolom A Masukkan sedikit wol kaea d? batas pe-
dengan lebih kurang 2 mg asam askorbat, masukkan nyempitan tabung kromatografi 20 em X 2,5 em.
ke dalam labu Erlenmeyer 50 ml, tambahkan 5 ml asam Campur 1 g tanah silika untuk kromatografi dengan
metafosfat asctat LP. Titrasi dengan Larutan baku 0,5 ml larutan asam fosfat P (3 dalam 10) sampai
diklorofenol indofenol LV, hingga terjadi warna merah homogen. Masukkan eampuran halus ke dalam
muda selama paling sedikit 5 detik. Lakukan tabung kromatografi, di atas wol kaea, tekan perlahan-
penetapan blangko menggunakan eampuran 5,5 ml lahan. Dengan eara sama, campur 4 g tanah silika
asam metafosfai asetat LP dan 15 ml air. Hitung jumlah untuk kromatografi dengan 3 ml Pereaksi urea-besi(lll)
asam askorbat dalam mg per ml injeksi dari asam klorida, dan masukkan ke atas lapisan pertama. Tutup
askorbat yang setara dengan Larutan baku diklorofenol kolom dengan wol kaea.
indofenol LV. .Kolom B Masukkan sedikit wol kaca di atas batas
penyempitan tabung kromatografi 20 em x 2,5 em.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tern- Campur 4 I? tanah silika untuk kromatografi dengan
bus eahaya, dosis tunggal, sebaiknya dari kaea Tipe I 2 mllarutan natrium bikarbonat P (1 dalam 12) sampai
atau Tipe II. homogen. Masukkan eampuran ke atas wol kaea.
FIIV Monografi I Acidum Folicum 41

Tutup kolom dengan wol kaca. Larutan uji dan Larutan baku.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
setara clengan lebih kurang 100 mg asam benzoat dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
50 mg asam salisilat, masukkan ke dalam labu baik, dan hindarkan dari suhu lebih dari 30°.
tentukur 250-ml, larutkan dalam lebih kurang 150 ml
k/oroform P dengan pemanasan di atas tangas uap.
Dinginkan, encerkan dengan klorofornr P sampai tanda. ACIDUM FOLICUM
Proscd11r Pasangkan Kolom A dt atas Kalan• B, Asam Folat
kemudian pipet 10 ml Larutan 11ji. masukkan ke dalam
kolom A, dan biarkan zat melewati kolom. Cuci kolom
dua kali, tiap kali dengan 40 ml kloraform P, biarkan
bagian pertama surut sampai rnencapai bagian atas
setiap kolom sebelum ditambah bagian kedua. Buang
eluat, dan pisahkan kolom-kolom tersebut.
KANDUNGAN ASAM SAUSILAT
A sam N -[p-{ [ (2 -am ina-4-hid rohi-6-ptcrid mil )me til]
Larutan uji Eluasi Kolom A dcngan 95 ml campuran
amino)bmzoil}-L-glutamat [5Y-3U-3)
asam asetat glasial P dalam klorofonii P (3 dalam 100),
C 19 H 1qN 7 0 6 BM 441,40
kumpulkan eluat dalam labu tentukur 100-ml. encer-
kan dengan pelarut yang sama sampai tanda.
Asam Folat mengandun~ ticlak kurang dari 95,0% dan
Laruta11 baku Timbang saksama sejumlah Asam
Salisilat BPFI, larutkan dalam pelarut yang sama, jika tidak lebih dari 102,0% C 19 H 19 N 70~, dihitung terhadar,
zat anhidrat.
perlu encerkan bertahap dengan pelarut yang sama
hingga kadar Iebih kurang 20 ).l.g per mi.
l'emerian Serbuk hablur, kuning, kun:ng kecoklatan
Proscd11r Ukur serapan LaTIIILl/1 uji dan Larutan bak11
a tau jingga kekuningan; tidak berbau.
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 311 nm terhadap blangko campuran asam
asctat P daiam klaroform P (3 dalam 100). Hitung Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; tidak larut
dalam etanol, dalam aseton, dalam kloroform dan
jumlah dalam mg, C 7 H 6 0 3 , dalam bagian salep yang
dalam eter; segera larut dalam alkali hidroksida dan
digunakan dengan rumus:
dalam alkali karbonat encer· larut dala:n asam klor!da
A 3 N panas dan dalam asam sulfat 2 N panas. La·rut
2,5 c (--!1) dalam asam klorida dan dalam asam sulfat menghasil-
A kan larutan berwarna kuning pucat.
5

C adalah kadar Asam Salisilat BPFI dalam Jlg per ml Baku pembanding Asanr Folat BPFI; tidak boleh di-
Larutcm baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan keringkari; lakukan penetapah kadar air pada saat
Larutan uji dan Larutan baku. digunakan.
KANDLINGAN ASAM BENZOAT
Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet larutari
Larutan uji Eluasi Kolom B dengan 95 ml campuran
(1 dalam 100.000) dalam larutan natrium hidroksida P
asam asetat glasia/ P dalam kloroform P (3 dalam 100),
(1 dalam 250) menunjukkan maksimum dan· minimum
kumpulkan eluat dalam labu tentukur 100-ml dan
hanya pada panjang gelombang yang Sarna seperti
enc:erkan dengan pelarut yang sama sampai tanda.
pada Asam Folat BPFI. Perbandingan serapan pada
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
maksimum 256 nm dan 365 nm ~dalah antara 2,80 dan
B1!nzoat BPFI, larutkan dalam pelarut yang sama, jika 3~ .
perlu encerkan bertahap dengan pelarut yang sama
hingga kadar lebih kurang 40 llg per mi.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 8,5%;· aduk
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pelarut metanolP sebelum dan selama penambahan zat
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
uji .dan selama titrasi.
kurang 275 nm terhadap blangko campuran asam asetat
glasial P dalam kloroform P (3 dalam 100). Hitung
Sisa pemijaran <301> Tidaklebih dari 0,3%.
jumlah dalam mg, C 7 H 60 2, dalam bagian salep yang
digunakan dengan rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
A Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
2,5 C (-u-) Kromatografi <931>.
As Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 30 mg
Asam Folat.BPFI yang telah dikoreksi terhadap kadar
C adalah kadar Asam Benzoat BPFI dalam llg per ml air, larutkan dan ericerkan dengan pelarut air yang
Larutall baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan mengandung 2 ml amonium hid,ro~ida P dan 1 g ndtri-
42 Acidi Folici Compressi I Mo11ograji · FI IV

um perk/oral P tiap 100 ml, hingga kadar 5 11g sampai Asam Folat BPFI dalam mg per mll.Arutan baku; P u dan
20 l!g. P 5 berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg dan Larutan baku.
dan lanjutkan menurut eara seperti yang tertera pada
Lamtan baku. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Fase gerak Masukkan 35,1 g natrium perk/oral P, baik, tidak tembus eahaya.
1,40 g kalium fosfat monobasa P, 7,0 ml kalium hidroksida
1 N dan 40 ml metana/ P ke dalam labu tentukur
1000-ml, eneerkan dengan air sampai tanda. Atur pH ACIDI FOLICI COMPRESSI
hingga 7,2 dengan kalium hidroksida 1 N atau asam Tablet Asam Folat
fosfat P, saring dan awaudarakan. Kadar metanol
dapat bervariasi untuk memenuhi syarat Kesesuaian
sistcm dan penetapan waktu eluasi asam folat yang Tablet Asam Folat mengandung Asam Folat,
sesuai. C 19 H 19 N 7 0 6 , tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Sistem kromatografi Lakuk'ln seperti yang tertera dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Baku pembanding Asam Folat BPFI; tidak boleh
4 mm x 25 em sampai 30 em berisi bahan pengisi Ll. dikeringkan; lakukan penetapan kadar air pada saat
Fase gerak dipertahankan pada tekanan dan laju a! iran digunakan.
yang mampu memberikan resolusi yang diper-
:;yaratkan dan waktu eluasi yang sesuai seperti tertera Identifikasi Larutkan sejumlah serbuk tablet setara
pada Uji kesesuaian sistem. dengan lebih kurang 100 mg asam folat dalam 100 ml
Larutan kesesuaian sistem Buat larutan yang me- larutan n~triwn llidroksida P (1 dalam 250) dan saring.
ngandung Asam Folat BPFI dan kalsium formiltetrahi- Atur pH hingga 3,0 dengan asam klorida P, dinginkan
drofolat masing-masing lebih kurang 1 mg per ml sampai 5?, saring dan euci endapan dengan air dingin
.dalam pelarut air yang mengandung 2 ml amonium sampai air eucian terakhir tidak mengandung klorida .
hidroksida P dan 1 g natrium perklorat P tiap 100 mi. Kemudian euci dengan aseton P dan keringkan pada
Saring dengan penyaring membran dengan porositas suhu 80° selama 1 jam; spektrum serapan ultraviolet
1 11m a tau lebih halus, sebelum digunakan. Iarutan zat yang telah dikeringkan (1 dalam 100.000)
Uji kesesuaian sistem Suntikkan sejumlah volume dalam larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250)
yang sama (sampai dengan 25 111) Larutan baku ke menunjukkan maksimum dan minimum hanya pada
-d.alam kromatograf. Lakukan penyuntikan ulang panjang gelombang yang sama seperti pada Asnm
hingga lima kali. Ukur respons puneak seperti yang Folat BPF/. Perbandingan serapan pada maksimum
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada 256 nm dan 365 nm adalah antara 2,80 dan 3,00.
penyuntikan ulang dihitung dengan rum us:
Waktu haneur <1251> Tidak lebih dari 30 menit.
simpangan baku
100 [ - - - - - - - - Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
respons puncak rata-rata
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak
tidak lebih dari 2%. Suntikkan sejumlah volume kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
(sampai dengan 25 !11) Larutan kesesuaian sistem ke serbuk tablet setara dengan lebih kurang 10 mg asam
dalam kromatograf. Resolusi antara kalsium formil- folat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml dengan
tetrahidrofolat dan asam folat tidak kurang dari 3,6 pelarut air yang mengandung 2 ml amonium hidrok-
yang dihitung dengan persamaan 6~ seperti. yang sida P dan 1 g natrium perklorat P tiap 100 mi. Koeok
tertera pada Kromatografi <931>. [Untuk kolom tertentu, hati-hati sampai asam folat larut dan eneerkan dengan
resolusi dapat ditingkatkan dengan memmmkan junrlah pelarut yang sama sampai tanda. Saring melalui
metanol dalam Fase gerak]. penyaring kering, buang sejumlah filtrat pertama.
Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah volume Eneerkan sejumlah filtrat jernih dengan pelarut yang
sama (sampai dengan 25 !11) Larutan baku dan Larutan sama dengan pengeneeran seeara bertahap dan
uji ke dalam kromatograf, ukur respons puneak kuantitatif hingga kadar asam folat 5 11g sampai
utama. Hitung jumlah dalam mg, C 19H 19N 706' dengan 20 Jlg. Larutan ini digunakan sebagai Larutan uji dan
rumus: lakukan penetapan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Asam Folat. Hitung jumlah
p dalam mg, C 19 H 19 N 70 6 , dalam serbuk tablet yang
vc (-':!_) digunakan.
ps
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
V adalah volume Larutan uji dalam ml; Cadalah kadar baik ...
FIIV Monografi I Acidum Mefenamici Capsulae 43

ACIDUM MEFENAMICUM Kromatografi <931>.


Asam Mefenamat Fase.g.erak Buat campuran tetrahidrofuran P-air-
asetonitril P (9:8:3), atur hingga pH 2,2 dengan asam
fosfat P, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Asam N-2,3-xililantranilat (61-68-7] Asam 1.1efenamat BPFI, masukkan ke dalam labu tentu-
CtsH1sN02 BM 241,29 kur 250-ml, tambahkan 5,0 ml tetrahidrofuran P, kocok
hingga larut. Encerkan dengan Fase gerak sampai
Asam Mefenamat mengandung tidak kurang dari tanda. Kadar Asam Mefenamat BPFI lebih kurang
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 15 H 15 N02, dihitung 0,2 mg per ml.
terhadap zat yang telah dikeringkan. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, tambahkan
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih; 10,0 ml tetrahidrofuran P, kocok hingga Iarut. En-
meiebur pada suhu lebih kurang 230° disertai cerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
peruraian. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Kelarutan Larut dalam larutan alkali hidroksida; agak tinggi dilengkapi dengan detektor 279 nm dan kolom
sukar larut dalam kloroform; sukar larut dalam 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju al'iran
etanol dan dalam metanol; praktis tidak larut dalam lebih kurang 1 ml per _menit. Lakukan kromatografi
air. terhadap Larutan baku, rekam respons puncak ~eperti
yang tertera pada l'rosedur: faktor ikutan untuk
Baku pembanding Asam Mefenamat BPFI; lakukan pe- puncak analit tidak lebih dari 2,0, dan simpangan baku
ngeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum di- relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
gunakan. Prosed1tr Suntikkan secara terpisah masing-masing
lebih kurang 10 J.Ll Larutan baku dan Larutan uji ke
Identifikasi dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Hitung jumlah dalam mg, C 15 H 15 N0 2, dengan rumus:
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- r
bang yang sama seperti pada Asam Mefenamat BPFI. 500 C (-u-)
B. Barga R1 bercak utama pada kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti tertera
's
pada penetapan Cemaran Umum <481>. C adalah kadar Asam Mefenamat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; puncak Larutan uji dan Larutan baku.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. rapat, .idak tembus cahaya.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj.

Cemaran umum <481>


ACIDI MEFENAMIC! CAPSULAE
Lc.rutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
Kapsul Asam Mefenamat
larutkan dalam campuran kloroform P-metanol P (3:1)
hingga kadar 5 ing per mi.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam Kapsul Asam Mefenamat mengandung Asam Mefe-
Mefenamat BPFI, larutkan dalam campuran kloroform P- namat, C 15H 15 N02, tidak kurang ~ari 90,0% dan tidak
metanol P (3:1) hingga kadar 5 J.Lg per ml, 25 J.Lg per ml, lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
50 J.Lg per ml dan 100 J.Lg per ml.
Fase gerizk Buat campuran kloroform P-etil asetat P- Baku pembanding Asam Mefenamat Bl'Fl; lakukan
asam asetat glasial P (75:25:1). pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
Fase diam Silika gel. digunakan.
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
bercak nomor 17. ldentifikasi
A. Masukkan isi kapsul setara dengan lebih
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara kurang 250 mg asam mefenamat ke dalam labu tentu-
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pa_da kur 250-ml, tambahkan lebih kurang 100 ml campuran
44 Ac.idum Nalidixicum I Monografi F1 IV

kloroform P-metanol P (3:1), kocok kuat-kuat. Encerkan tun~ terhadap zat yang telah dikeringkan.
dengan campuran yang sama sampai tanda, kocok dan
saring: filtrat memberikan reaksi seperti yang tertera Pemerian Serbuk hablur, putih sampai kuning sangat
pada ldentifibsi secara Kromatografi Lapis Tipis <281> pucat; tidak berbau.
dengan fase gerak campuran kloroform P-etilasetat P-
asam asetat glasial P (75:25:1) dan dengan teknik Kelarutan Larut dalam kloroform, dalam diklorome-
penampakan bercak nomor 17 seperti yang tertera pada tana dan dalam larutan alkali hidroksida dan karbo-
Cemaran Umum <481>. nat; sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dalam
B. Waktu retensi puncak utama l.anttan uji pada metanol dan dalam toluena; sangat sukar larut dalam
Penetapan kadar sesuai dengan Lanttan baht. eter dan dalam air.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Baku pembanding Asam Nalidiksat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara digunakan.
Kromatografi cair kinerjn ti;tggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Identifikasi
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
dalam ~sam Mefenamat. ':"enunjukkan maksimum hanya pada gelombang
Larutan uji Keluarkan isi tidak kurang dari 20 kap- yang sama seperti pada Asam Nalidiksat BPFI.
sul, timbang dan tentukan bobot rata-rata isi kapsul. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam
Timbang saksama sejumlah isi kapsul yang telah di- natrium hidroksida 0,01 N (1 dalam 200.000) menuniuk-
carnp\Jr, setara dengan lebih kurang 100 mg asam me- kan maksimum dan minimum hanya pac!a panfang
fenamat, masukkan ke dalar.1 labu tentukur 500-ml. gelombang yang sama seperti pada Asam Nalidik-
Tambahkan 10,0 ml tetrahidrofuran P dan sonikasi lebih sat BPFI; daya serap masing-masing dihitung terhadap
kuning 5 menit dengan sekali-sekali diaduk. Encerkan zat yang telah dikeringkan pada panjang gelombang
dengan Fase gerak sampai tanda, campur dan saring. serapan maksimum 258 nm tidak boleh berbeda lebih
Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosed1tr dari 3,0%.
seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam Asam
Mefentimat. Hitung jur.1lah dalarn mg, C 15 H 15N0 2 Jarak lebur <1021> Antara 225° dan 231°.
dalam isi kapsul yang digunakan dengan rum us:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
r lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
SOOC (-u)
's Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

C adalah kadar Asam Mefenamat BPFI dalam mg per ml Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 hpj.
Larutan baku; ru dan r5 bertur~t-turut adalah res pons
puncak Lanttan uji dan Lanttan baku. Kemumian kromatografi
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Nalidiksat BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga
rapat. kadar 1,0 mg per ml.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
Larutan baku dalam kloroform P hingga kadar 0,1; 0,04
ACIDUM NALIDIXICUM dan 0,02 mg per m! setara dengan 0,5; 0,2 dan 0,1%
Asam Nalidiksat cemaran uji.
Ltzrutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut-
kan dalam kloroform P hingga kadar 20 mg per ml.
Prosed1tr Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
terpisah masing-masing 10 J.ll Enceran larutan baku dan
Larutan -uji pada lempeng kromatografi silika gel.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
Asam 1-etil-1,4-dihidro-7-metil-4-okso-1,8-naftiridina- yang telah dijenuhkan dengan fase gerak etanol P-
3-brboksilat [389-08-2] kloroform P-amonia LP (70:20:10) hingga fase gerak
C 12H 12N 20 3 BM 232,24 merambat lebih kurang tiga per empat panjang lem-
peng. Angk.at lempeng, biarkan fase gerak menguap
Asam Nalidiksat mengandung tidak kurang dari dengan aliran udara hangat. Amati lempeng di bawah
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 12 H 12 N 20 3 , dihi- cahaya ultraviolet 254 nm. Bandingkan setiap bercak
Fl IV Monografi I Ad dum Aceticum 45

lain selain bercak utama Larutan uji dengan bercak Waktu~ 30 menit.
utama Enceran larutan baku: tidak satupun bercak lain Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 12H 12N 20 3,
lebih intensif dari bercak utama yang diperoleh dari yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
Enceran larutan baku 0,1 ~g per ml setara dengan uji, jika perlu encerkan dengan natrium hidroksida
cemaran 0,5% dan jumlah intensitas semua bercak lain 0,01 N, dan serapan larutan baku Asam Nalidiksat BPFI
selain bercak utama dari Larutan uji tidak lebih dari dalam natrium hidroksida 0,01 N pada panjang gelom-
1%. bang serapan maksimum 258 nm menggunakan
blangko campuran Media disolusi dan natrium hi-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang droksida 0,01 N dalam perbandingan yang sama seperti
250 mg zat, larutkan dalam 30 ml dimetilformamida P larutan uji.
yang sebelumnya telah dinetralkan terhadap timolfta- Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
lein LP. Titrasi dengan litium metoksida 0,1 N LV kurang dari 80% (Q) C 12H 12 N 20 3, dari jumlah yang
menggunakan pengaduk magnetik dan hindari penye- tertera pada etiket.
rapan karbon dioksida dari udara.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
1 mllitium metoksida 0,1 N setara dengan
23,22 mg C1!f12Np 3 Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Nalidiksat BPFI, larutkan dalam pelarut yang sama
rap at. seperti pada Larutan uji hingga kadar 7,5 ~g per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
setara dengan lebih kurang 150 mg asam nalidiksat,
ACIDI NALIDIXICI COMPRESS! masukkan ke dalam corong pisah, tambahkan 100 ml
Tablet Asam Nalidiksat kloroform P, kocok selama 5 menit. Ekstraksi lima kali,
tiap kali dengan 20 ml natrium hidroksida 1 N.
Kumpulkan ekstrak dalam labu tentukur 200-ml,
Tablet Asam Nalidiksat mengandung Asam Nali- encerkan dengan natrium hidroksida 1 N sampai tanda,
diksat, C 12H 12N 20 3, tidak kurang dari 93,0% dan tidak campur, saring, buang 20 ml filtrat pertama. Encerkan
lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. 10,0 ml filtrat dengan air dalam labu tentukur 100-ml
sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu
Baku pembanding Asam Nalidiks_at BPFI; lakukan tentukur 100-ml yang kedua, encerkan dengan air
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum sampai tanda.
digunakan. · Prosedur Ukur sera pan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Identifikasi kurang 258 nm, menggunakan air sebagai blangko.
A. Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji dan Hitung jumlah dalam mg, C12H 12N 20 3, dalam serbuk
Larutan baku seperti yang tertera pada. Penetapan kadar tablet yang digunakan dengan rumus:
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
gelombang yang sama. A
B. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan 20 c (__;,}!_)
100 mg asam nalidiksat, larutkan dalam 50 ml kloro- As
fom P, kocok selama 15 menit dan saring. Uapkan fil-
trat di atas tangas uap hingga kering, dan keringkan C adalah kadar Asam Nalid~t BPFI dalam ~g per. ml
residu pada suhu 105° selama 2 jam. Spektrum serapan " Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah serapan
inframerah residu yang didispersikan dalam kaiium Larutan uji dan Larutan baku.
bromida P, mcmunjukkan maksimum hanya pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Asam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Nalidiksat BPFI. rapat.

Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 mllarutan· dap11r pH 8,60; yang
dibuat sebagai berikut: campur 2,3 bagian volume ACIDUM ACETICUM
natrium hidroksida 0,2 N, dan 2,5 bagian volume kalium Asam Asetat
fosfat monobasa 0,2 N, dan 2,0 bagian volume metanol P,
dinginkan, tambahkan air hingga 10 bagian volume.
Jika perlu atur pH dengan penambahan natrium
hidroksida 1 N hingga 8,60 ± 0,05. · · ·
Alat tipe 2: 60 rpm. Asam asetat {64-19-7]
46 Acidum Aceticum Glaciate I Monografi FI IV

BM 60,05 ACIDUM ACETICUI\1 GLACIALE


Asam Asetat Glasial
Asam Asetat mengandung tidak kurang dari 36,0%
dan tidak lebih dari 37,0% b/b C 2H 40r

Asam asetat (64-19-7]


Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; bau khas, ClH40l BM 60,05
menusuk; rasa asam yang tajam.
Asam Asetat Glasial mengandung' tidak kurang dari
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% b/b C 2 H.Or
etanol, dan dengan gliserol.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; bau khas,
ldentifikasi Menunjukkan reaksi Asetat seperti yang menusuk; rasa asam jika diencerkan dengan air.
tertera pada Uji ldentifikasi IJmum <291>. Mendidih pada suhu lebih kurang 118°. Bobot jenis
lebih kurang 1,05.
Klorida <361> Pada 10 ml la!"utan (1 dalam HJ)
tambahkan 5 tetes perak nitrat LP: tidak terbentuk Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan
opalesensi. etanol, dan dengan gliserol.

Sulfat <361> Pada 10 ml larutan (1 dalam 10) tam- Identifikasi Campuran 1 bagian volume dengan
bahkan 5 tetes barium klorida LP: tidak terbentuk 2 bagian volume air menunjukkan reaksi Asetat seperti
kekeruhan. yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,005%; lakukan Suhu beku Tidak lebih rendah dari 15,6°.
penetapan sebagai berikut: uapkan 20 ml dalam cawan
porselen yang telah ditara di atas tangas uap, dan Klorida Encerkan 1,0 ml dengan 20 ml air, dan tam-
keringkan pada suhu 105° selama 1 jam. bahkan 5 tetes perak nitrat LP: tidak terjadi opalesensi.

Centaran senyawa organik mudah menguap <471> Sulfat Encerkan 1,0 ml dengan 10 ml air, dan tambah-
Mdode I Memenuhi syarat. kan 1 ml bariz!m klorida LP: tidak terbentuk kekeruhan.
Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji
dengan kadar 20 mg per ml, dan buat Larutan baku Sisa penguapan Tidak lebih dari 1,0 mg; lakukan
dengan kad~r dua kali kadar yang ditetapkan. penetapan dengan menguapkan 20 ml dalam cawan
yang telah ditara, dan keringkan pada suhu 105°
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 hpj; lakukan selama 1 jam.
penetapan Irienggunakan 10 ml larutan yang dibuat
sebagai berikut: pada sisa yang diperoleh dari Sisa Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan
penguapan tambahkan 8 ml asam klorida 0,1 N, hangat- penetap_an menggunakan 20 mllarutan yang dibuat
kan perlahan-lahan sampai larut sempurna, encerkan sebagai berikut: Pada sisa yang diperoleh dari Sisa
dengan air hingga 100 mi. penguapan tambahkan 8 ml asam klorida 0,1 N, hangat-
kan perlahan-lahan sampai larut sempurna, encerkan
Zat mudah teroksidasi Encerkan 4,0 ml dengan 20 ml dengan air hingga 100 ml.
air dalam labu bersumbat kaca, tambahkan 0,30 ml
kalium pennanganat 0,10 N: wama merah muda tidak Zat mudah teroksidasi Encerkan 2,0 ml dengan 10 ml
segera berubah menjadi coklat, .,dan cairan tidak air dalam labu bersumbat kaca, dan tambahkan
seluruhnya menjadi coklat atau tidak menjadi merah 0,10 ml kalium permanganat 0,10 N: wama merah muda
muda dalam waktu kurang dari 30 detik. tidak berubah menjadi coklat dalam waktu 2 jam.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 6 ml Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 ml
dalam labu bersumbat kaca yang telah ditara. dalam labu bersumbat kaca yang berisi lebih kurang
Tambahkan 40 ml air dan titrasi dengan natrium hi- 20 ml air yang telah ditara. Tambahkan 20 ml air dan
droksida 1 N LV menggunakan indikator fenolftalein LP. titrasidengan natrium hidroksida 1 N LV mE>nggunakan
indikator fenolftalein LP
1 ml natrium hidroksida 1 N selara dengan
60,05 mg C2 Hp 2 1 ml natrium hidroksida 1 N setara dengan
60,05 mg Cjlp2

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat. · rapat.
FI IV Monografi I Addum: Benzoicum 47

ACIDUM ALGINICUM 250 ri\1, cam put dan partaskan perlahan-lahan hin:gga
Asam Alginat larut. Lanjutkan pemanasan hingga volume menjadi
lehih kurang 7 mi. Dinginkan cepat hingga suhu
kamar, masukkan ke dalam lahu tentukur 100-ml,
Asnm alginnt (9005-32-7] encerkan dengan air sampai tanda. Pada sejumlah
50,0 ml larutan ini tamhahkan 15 ml Larutan amonium
Asam Alginat adalah karhohidrat keloid hidrofilik sitrat, 3 ml Larutan kalium sianida dan 500 Jll Larutatl
yang diekstraksi dengan alkali encer dari herhagai hidroksilamina hidroklorida. Setelah ekstraksi pertama
spesies rumput taut coklat (Familia Phaeophyceae). dengan ditizon, cuci kumpulan ekstrak kloroform
dengan 5 ml air, huang lapisan air dan lanjutkan
Pemerian Serhuk herserat, putih hingga putih penyarian dengan 20 ml asam nitrat 0,2 N.
kekuningan; tidak herbau atau praktis tidak herhau;
tidak herasa. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 40 hpj;
lakukan penetapan menggunakan krus platina dan
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam pelarut gunakan asam nitrat P sehagai pengganti asarn sulfat P.
organik; larut dalam larutan alkali.
Hilangan asam Tidak -kurang dari 230 dihitung
Identifikasi terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
A. Pada 5 ml larutan dalam natrium hidrok- penetapan sehagai berikut: Timbang saksama lehih
sida 0,1 N (1 dalam 150), tamhahkan 1 ml kalsium kurang 1 g zat, suspensikan dalam campuran 50 ml.air
klorida LP: terhentuk endapan ruah menyerupai jeli. dan 30,0 mllarutan kalsium asetat P (11 dalam 250).
B. Pada 5 ml larutan dalam natrium hidrok- Kocok kuat-kuat, biarkan selama 1 jam, tambahkan
sida 0, t N (1 dalam 150), tamhahkan 1 ml asam fenolftalein LP, titrasi asam asetat yang dibehaskan
sulfat 4 N: terhentuk endapan herat menyerupai jeli. dengan natrium hidroksida 0,1 N LV. Lakukan
C. Masukkan lehih kurang 5 mg ke dalam tahung penetapan blangko, hitung bilangan asam dengan
reaksi, tambahkan 5 ml air, 1 ml larutan segar 1,3-nafta- rum us:
lendiol P 1% dalam etanol P dan 5 ml asam klorida P.
Panaskan hingga mendidih, didihkan perlahan-lahan 5,611 (A- BJ
selama 3 menit, dinginkan hingga suhu lehih kurang
15°. Pindahkan ke dalam corong pisah 30 ml dengan w
5 ml air. Ekstraksi dengan 15 ml isopropil eter P: lapisan
isopropil eter menunjukkan warna. lehih ungu di- 5,611 adalah sepersepuluh hohot molekul kalium
handingkan warna hlangko yang dihu~t dengan cara hidroksida; A dan B berturut-turut adalah volume
yang sama. dalam ml natrium hidroksida 0,1 N yang digunakan
dalam titrasi Larutan uji dan Larutan blangko; W adalah
Batas mikrob2 <51> Jumlah angka kim\an tidak lebih bobot dalam g asam alginat yang digunakan.
dari 200 per g: uji Salmonella sp dan Escherichia coli
negatif. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik.
pH <1071> Antara 1,5 dan 3,5; lakukan penetapan
menggunakan 3% zat yang terdispersi dalam air.
ACIDUM BENZOICUM
Susut pengeringan <1121> Tidak lehih dari 15,0%; Asam Benzoat
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.

Kadar abu Tidak lebih dari 4,0%; !akukan Penetapan


kadar abu seperti yang tertera pada Pengambilan Contoh
dan Metode Analisis Simplisia <671>. Pijarkan hati-hati,
lehih kurang 4 g zat yang ditimhang saksama dalam Asam benzoat (65-85-0]
cawan platina yang sudah ditara hingga residu <;H,02 BM 122,12
mengarang sempurna (lehih kurang 5 menit).
Kemu.dian pijarkan di dalam tanur pac;ia suhu-800° ± Asam Benzoat mengandung tidak kurang· dari 99,5%
25° hingga semua arang terhaka.r habis (20 menit dan tidak l.!hih dari 100,5% <;H60 2, dihitung terhadap
sampai 35 menit). zat anhidrat.

Arsen <321> Mctode II Tidak lehih dari 3 hpj. Pemerian Hahlur bentuk jarum atau sisik, putih;
sedikit herhau, hiasanya hau henzaldehida atau ben-
Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj; tambahkan 1,0 g zoin. Agak m·udah menguap pada suhu ha~gat.
zat pada 20 ml asam nitrat P dalam lahu Erlenmeyer Mudah menguap dalam uap air.
48 Acidum Citricum I Monografi FI IV

Kelarutan Sukar larut dalarn air; rnudah larut dalarn Asaro Sitrat berbentuk anhidrat atau mengandung
etanol, dalarn kloroforrn dan dalarn eter. satu molekul air hidrat. Mengandung tidak kurang
dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C 6 H 8 0 7 ,
ldentifikasi Menunjukkan reaksi Benzoat seperti yang dihitung terhadap zat anhidrat.
tertera pada Uji Identiftkasi Umum <291>.
Pemerian Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk
Jarak lebur <1021> Antara 121 o dan 123°. hablur granul sampai halus, putih; tidak berbau atau
praktis tidak berbau; rasa sangat asam. Bentuk hidrat
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,7%; lakukan rnekar dalam udara kering.
penetapan rnenggunakan pelarut carnpuran metanol P
dalarn piridina P (1 dalarn 2). Kelarutan Sangat rnudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol; agak sukar larut dalam eter.
Sisa pernijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%.
Identifikasi Menunjukkan reaksi Sitrat seperti yang
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj. tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; l~kukan Air <1031> Metode I Bentuk anhidrat tidak lebih dari
penetapan sebagai berikut: Larutkan 2,0 g dalam 25 ml o;5% dan bentuk hidrat tidak lebih dari 8,8%.
aseton P, tambahkan 2 ml air dan 10 rnl hidrogen sulfi-
da LP: warna yang terjadi tidak lebih gelap dari warna Sisa pemijaran <301> Tid3k le!Jih dari 0,05%.
yang dihasilkan oleh pembanding yang dibuat dari
25 ml aseton P, 2,0 ml Larutan baku timbal dan 10 ml Oksalat Netralkan 10 mllarutan (1 dalam 10) dengan
hidrogen sulfida LP. amonium hidroksida 6 N, tarnbahkan 5 tetes asam klori-
da 3 N, dinginkan dan tambahk;;n 2 rnl kalsium klori-
Zat rnudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg da LP: tidak terbentuk kekeruhan.
dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih
intensif dari warna Larutan padanan Q. Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 10) tarnbahkan
1 rnl barium klorida LP yang telah ditambah 1 tetes asarn
Zat rnudah teroksidasi Tambahkan 1,5 ml asam klorida P: tidak terbentuk kekeruhan.
sulfat P pada 100 ml air, panaskan sampai mendidih,
.tarnbahkan kalium permanganat 0,1 N tetes demi tetes Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj.
sampai warna merah muda tidak hilang selarna 30 de-
tik. Larutkan l,OO g asarn benzoat dalarn larutan panas Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 hpj.
dan titrasi dengan kalium permanganat 0,1 N LV hingga
warna rnerah muda tidak hilang selama 15 detik: Zat mudah terarangkan Masukkan 1,0 g ke dalam
digunakan tidak lebih dari 0,50 ml kalium permanga- tabung reaksi dengan ukuran 22 rnm x 175 rnrn yang
nat 0,10 N. telah dibilas dengan 10 rnl asam suljat LP dan tiriskan
selama 10 rnenit. Tarnbahkan 10 rnl asam sulfat LP,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang goyang sarnpai larut sempurna dan celupkan dalam
500 mg, larutkan dalam 25 rnl etanol encer P yang telah tangas air pada suhu 90° ± 1° selarna 60 ± 0,5 menit,
dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N. Tambah- jaga perrnukaan asarn di bawah permukaan air selama
kanfenolftalein LP, titrasi dengan natrium hidroksida pernanasan. Dinginkan tabung reaksi dengan air
0,1 N LV sampai warna merah muda. mengalir dan pindahkan larutan asarn ke dalarn
tabung pembanding wama: warna asarn tidak lebih
1 ml natrium hidroksida 0,1 N sitara dengaiz tua dari ·volume sam a Larutan padanan K seperti
12,21 mg C.,Hp2 yang tertera pada Warna dan Akromisitas <1291> dalarn
tabung padanan, tabung diamati vertikal dengan latar
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup belakang putih.
baik.
Penetapan kadar Tirnbang saksama lebih kurang 3 g
di dalam labu yang telah ditara. Larutkan dalam 40 ml
ACIDUM CITRICUM air, tambahkan indikator fenolftalein LP dan titrasi
Asam Sitrat dengan natrium hidroksida 1 N LV.

C~(COOH)C(OH)(COOH)C~COOH 1 ml natrium hidroksida 1 N setara dengan


64,04 mg C6 H 10 7
Asam sitrat [77-92-9]
C6Hs07 BM 192,12 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
C 6HpTHp [5949-29-1] BM 210,14 rapat.
FI IV Monografi I Acidum Hydrochloridum 49

ACIDUM FUSIDICUM menguap, keringkan pada suhu 110° selama 10 menit.


Asam Fusidat Semprot lempeng dengan larutan asam sulfat P 10%
dalam etanol P; keringkan pada suhu 110° selam'l
10 menit dan amati di bawah cahaya ultraviolet
366 nm. Bercak merah lain selain bercak utama dari
co,H Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak utama
Larutan baku I. Bercak kuning dari Larutan uji tidak
lebih intensif dari bercak utama yang diperoleh dari
COOCH 1
Larutan baku II.
HO
Air <1031> Metode I 1,4% hingga 2,0% b/b; lakukan
penetapan menggunakan 1,5 g.
Asam (17ZJ-16fl asetoksi-3cr:,11 cr:-dihidroksifusida-17(20),
24-dir.n-21-oat hemihidrat [6990-06-3] Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
C 31 H 4 RO~.V1H 2 0 BM 525,70
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Asam Fusidat adalah zat antimikroba yang dihasilkan 500 mg, larutkan dalam 10 ml etanol P dan titrasi
dari Fusidium coccineum (K. Tubaki), mengandung dengan natrium hidroksida 0,1 N LV menggunakan
tidak kurang dari 97,5% dan tidak lebih dari 100,5% indikator Jenolftalein LP.
C:nH 4 RO~, dihitung terhadap zat anhidrat.
1 mlnatrium lzidroksida 0,1 N setara dengan
Pemerian Serbuk hablur, putih. 51,67 mg C_11 H, 80 0

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
5 bagian etanol, dalam 4 bagian kloroform, dan dalam baik, terlindung dari cahaya.
60 bagian eter.

Baku pembanding Asam Fusidat BPFI; Dietanolamin ACIDUM HYDROCHLORIDUM


Fusidat BPFI; Asam 3-Ketofusidat BPFI. Asam Klorida
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Asam klorida [7647 -01-0]
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, HCI BM 36,46
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
bang yang sama seperti pada Asam Fusidat BPFI. Asam Klorida mengandung ti·~ak kurang dari 36,5%
B. Lakukan penetapan ·seperti yang tertera pada b/b dan tidak lebih dari 38,0% b/b HCI.
Senyawa sejenis. Totolkan secara terpisah masing-
masing 5 J.Ll larutan dalam etanol P yang mengandung Pemerian Cairan tidak berwarna; berasap; bau me-
(1) zat uji 0,20% dan {2) Dietanolamin Fusidat BPFI rangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian volume air,
0,24%: bercak utama yang diperoleh dari larutan {1) asap hilang. Bobot jenis lebih kurang 1,18.
sesuai dengan yang diperoleh dari larutan {2).
Identifikasi Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B
Senyawa sejenis dan C seperti yang tertera pada Uji Identifikasi
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut- U1:rum <291>.
kan dalam etanol p ningga kadar 2,0%.
Larutan baku I Timbang saksama sejumlah Dieta- Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 80 bpj; lakuhn
110/amin Fusidat BPFI, larutkan dalam etanol P hingga penetapan menggunakan 20 ml, tambahkan 2 tetes
kadar 0,040%. asam sulfat P, uapkan hingga kering dan pijarkan: .sisa
Larutan baku II Timbang saksama sejumlah Asam tidak lebih dari 2 mg.
3-Ketofusidat BPFI, larutkan dalam etanol P hingga
kadar 0,040%. Bromi~a atau iodida, Brom atau klor bebas, Sulfat
Prosed11r Lakukan Kromatografi lapis t.ipis seperti dan Sulfit Encerkan dengan 2 bagian volume air
y<'ng tertera pada Kromatografi <93~>. Totolkan secara untuk melakukan uji berikut:
terpisah masing-masing 5 J.Ll Larutan uji, Larutan baku I Bromida a tau iodida Pada 10· ml enceran, tambahkan
dan Lnnttan baku II pada lempeng kromatografi silika 1 ml kloroform P, tambahkan dengan hati-hati, tetes
gel G. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromato- demi tetes, klor LP yang telah diencerkan dengan air
grafi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak kloro- volume sama sambil digoyang kuat-kuat: lapisan
Jorm P-asa m a seta t g!asial P-sikloheksana P-metan.oL P kloroform tidak berwarna kuning, jingga atau ungu.
(160:20:20:5). Angkat lempeng, biarkan fase gerak Brom atatt klor bebas Pada 10 ml enceran tambah-
50 Acidum Nitricum I Monografi FI IV

kan 1 mllazlium iodida LP dan 1 ml kloroform P, goyang lakukan penetapan menggunakan 70 ml (100 g) dalam
dengan kuat: lapisan kloroform tidak berwarna ungu krus yang telah ditara, tambahkan 2 tetes asam suifat P,
paling tidak selama 1 menit. uapkan hingga kering. Pijarkan selama 15 menit.
Sulfat Pada campuran 3 ml enceran dan 5 ml air,
tambahkan 5 tetes barium kloridt! LP: tidak terjadi Klorida <361> Tidak lebih dari 0,5 bpj; lakukan pene-
kekeruhan atau endapan dalam waktu 1 jam. tapan menggunakan 35 ml larutan (50 g) dar: ban-
Sulfit Pada larutan yang telah digunakan untuk uji dingkan kekeruhan dengan 35 ~tl nsam klorida 0,020 N.
Sulfat, tambahkan 2 tetes iodum 0,1 N: tidak terbentuk
kekeruhan atau hilangnya warna iodum. Sulfat <361 > Tidak lebih dari 1 bpj; lakukan penetap-
an sebag.1i berikut: Pada lebih kurang 28 ml, tambah-
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 1 hpj; lakukan kan 10 mg natri11m knrbo11nt P. Uapkan hingga kering,
penetapan menggunakan Lnrutan ltji yang dibuat se- larutkan dalam campuran 4 ml air dan 1 ml larutan
bagai berikut: pada 2,5 ml (3 g) tambahkan 2,5 ml asam asam klorida P (1 dalam 20}, dan saring jika perlu. Cuci
klorida P, encerkan dengan air hingga 55 ml; larutan 2 kali, tiap kali dengan 2 ml air, encerkan dengan air
memenuhi Uji batas arsm tanpa penambahan 20 ml hingga 10 ml, tambahkan 1 ml barium klorida LP. Amati
asam sulfat 7 N seperti yang tertera pada Prosedztr. 10 menit setelah penambahan larutan barium klorida
dan bandingkan kekeruhan dengan 40 111 asam sulfat
Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan pe- 0,020 N.
netapan menggunakan Lnmtmz 11ji yang dibuat sebagai
berikut: Uapkan 3,4 ml (4 g) di atas tangas uap hingga Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 0,01 bpj; laku-
kering, tambahkan 2 ml asam asetat 1 N, kemudian kan penetapan menggunakan Lam/an uji yang dibuat
encerkan dengan air hingga 25 mi. sebagai berikut: Pada 210 ml (300 g) dalam gelas piala
1000 ml, tambahkan 5 ml asam sulfat P, uapkan hingga
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 3 ml terbentuk asap tebal belerang trioksida. Dinginkan,
di dalam labu bersumbat kaca berisi lebih kurang hati-hati tambahkan 500 ml air, uapkan kembali
20 ml air, yang telah ditara. Encerkan dengan lebih hingga terbentuk asap tebal sulfur trioksida. Jika perlu
kurang 25 ml air, titrasi dengan natrium hidrok- ulangi pengenceran dan penguapan untuk menghi-
sida 1 N LV menggunakan indikator merah metil LP. langkan semua asam nitrat. Encerkan hati-hati dengan
air hingga 35 mi.
1 ml natrium lzidroksida 1 N setara dengan
36,46 mg HCl Besi <331> Tidak lebih dari 0,2 bpj; lakukan penetap-
an menggunakan 35 ml (50 g), uapkan hingga kering,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup larutkari sisa dalam 2 ml asam klorida P, dan encerkan
rap at. dengan ail;" hingga 47 ml.

Logam becat <371> Metode I Tidak lebih dari 0,2 bpj;


lakukan penetapan sebagai berikut: Masukkan 70 ml
ACIDUM NITRICUM (100 g) dalam gelas piala 250 ml, tambahkan lebih
Asam Nitrat kurang 10 mg natrium karbonat P, uapkan di atas
tangas uap hingga kering, tambahkan 25 ml air.

Asam nitrat [7697-37-2] Kejemihan larutan Kocok di dalam wadah asli, pipet
HN03 BM 63,01 10 ml ke dalam tabung reaksi berukuran 20 mm x
150 mm. Bandingkan dengan air dalam tabung reaksi
Asam Nitrat mengandung tidak kurang dari 69,0% lain berukuran sama; cairan §ama jernih dan bebas
dan tidak lebih dari 71,0% b/b HN03• dari bahan tersuspensi dan jika dilihat melalui cahaya
{Perhatian Hindari kontak langsung, dapat merusak transmisi, tidak menunjukkan perbedaan wama.
jaringan dengan cepat}.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 ml
Pemerian Cairan berasap, sangat korosif, bau khas, dalam.labu Erlenmeyer bersumbat kaca yang telah
sangat merangsang. Mendidih pada suhu lebih kurang ditara, tambahkan 25 ml air. Titrasi dengan natrium
120°; bobot jenis lebih kurang 1,41. Merusak jaringan hidroksida 1 N LV menggunakan indikator merah
hewan menjadi kuning. metil LP.

Identifikasi Menunjukkan reaksi Nitrat cara A, B 1 ml natrium hidroksida 1 N setara dengan


dan C seperti yang tertera pada Uji Identifikasi 63,01 171g HN03
Umum <291>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Sisa pe0:1ij~ran <301> Tidak lebih dari 0,5 mg (5 bpj); rapat.
FIIV Monografi I Acidum Salicylicum 51

ACIDUM PHOSPHORICUM ACIDUM SALICYLICUM


Asam Fosfat Asam Salisi!at

Asam fosfat [7664-38-2]


H 3 P0 4 BM 98,00

Asam Fosfat mengandung tidak kurang dari 85,0% Asam salisilat (69-72-7]
dan tidak lebih dari 88,0% b/b H 3 PO~. C?HpJ BM 138,12
[Perltatian Hindari kontak /angsung, dapat merusak
jaringan dengan cepat.]
Asam Salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5%
dan tidak lebih dari 101,0'Yo C 7 H 60 3, dihitung terhadap
Pemerian Cairan kEntal s!:>perti sir.1p, tidak berwarna; zat yang telah dikeringkan.
tidak berbau. Bobot jenis lebih kurang 1,71.

Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan Pemerian Hablur putih; biasanya berbentuk jarum
eta no!. halus atau serbuk hablur ha!us putih; rasa agak manis,
tajam dan stabil di udara. Bentuk sintetis warna putih
ldentifikasi Netralkan hati-hati dengan natrium hi- dan tidak berbau. Jika dibuat dari metil salisilat alami
droksida 1 N menggunakan indikator fcnolftaleilr LP: dapat berwarna kekuningan atau merah jambu dan
menunjukkan reaksi Fosfat seperti yang tertera pada berbau lemah mirip mental.
Uji ldentifikasi Umum <291>.
Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam benzena;
Nitrat Encerkan zat dengan 14 bagian volume air, mudah larut dalam etanol dan dalam eter; larut dalam
campur 5 ml larutan dengan lebih kurang 0,1 ml air mendidih; agak sukar larut dalam kloroform.
indigo karmin LP, kemudian tambahkan 5 ml asa111
S!tlfat P: warna biru tidak hilang dalam waktu 1 menit. Identifikasi Menunjukkcln reaksi Salisilat seperti yang
tertera pada Uji ldent~(ikasi Umrtm <291>.
Asam fosfit atau Asam hipofosfit Encerkan zat
dengan 14 bagian volume air. Hangatkan hati-hati Jarak lebur <1 021 > Antara 158° dan 161°.
5 ml larutan ini, tambahkan 2 ml perak nitrat LP: cam-
puran tidak menjadi kecoklatan. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan di atas silika gd P selama 3 jam.
Sulfat <361> Encerkan zat denp,an 90 bagian volume
air dan tambahkan 1 ml barium klorida LP: tidak segera Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%.
terbentuk endapan.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; iakukan
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj. penet"apan menggunakan larutan uji yang dibuat
sebagai berikut: Panaskan 1,5 g zat dalam 75 ml air
Alkali fosfat Masukkan 1 ml ke dalam gelas ukur, hingga larut, dinginkan, tambahkan air sampai
tambahkan 6 ml eter P dan 2 ml etanol P: tidak terjadi volume semula dan saring: 25 ml filtrat tidak lebih
kekeruhan. keruh dari larutan blangko yang ditambah 0,10 ml
asr.m klorida 0,020 N.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj ..
Sulfat Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g sebagai berikut: Larutkan 12,0 g zat dalam 37 ml
dalam labu bersumbat kaca yang telah ditara, en- aseton P, tambahkan 3 ml air. Lakukan titrasi secara
cerkan dengan air hingga lebih kurang 120 mi. potensiometrik dengan timba/ perklorat 0,02 M yang
Tambahkan 0,5 ml timolftalein LP dan titrasi dengan dibuat dengan melarutkan 9,20 g timbtil perk/oral P
natrium hidroksida 1 N LV hingga terjadi warna biru. dalam air hingga 1000 ml. Gunakan pH meter dengan
Lakukan penetapan blangko. reprodusibilitas minimum ± 0,1 m V seperti yang ter-
tera pada Penetapan pH <1071> yang dilengkapi
1 ml nat rum ltidroksida 1 N setara dengan dengan elektrode timbal dan elektrode kaca pem-
49,00 mg H 3 P0 4 banding perak-perak klorida yang berisi larutan
tetraetilamonium perklorat P dalam asam asetat glasia/ P
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup (1 dalam 44): digunakan tidak lebih dari 1,25 ml timbal
rapat. perklorat 0,02 M. ·
52 Acidum Sorbicum I Monografi FI IV

Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan ACID.UM SORBICUM
penetapan dengan melarutkan 1 g dalam 25 ml Asam Sorbat
aseton P, tambahkan 2 ml air dan 10 ml hidrvgen sulfi- H H
I I
da LP: wama yang terjadi tidak lebih gelap dari larutan H,C 'c-;/ C 'c..;::::.. C 'COOH
pembanding yang dibuat dari 25 ml asetcm P ditambah I I
H H
2 ml l..Arutan baku timbal dan 10 ml hidrognz sulfida LP.
Asam sorbat (110-44-1]
C6Hs0z BM 112,13
Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg
dalam 5 ml n5mn su!fat LP: larutan tidak lebih berwarna Asam Sorbat mengandung tidak kurang dari 99,0%
dari l..Arutan padanan C. dan tidak Jebih dari 101,0% C 6 H8 0 2, dihitung terhadap
zat anhidrat.

Kemumian kroma!ografi Pemerian Serbuk hablur, putih; mengalir bebas; bau


Pelarut Buat campuran klorofvrm P-mt'/anol P (9:1). khas.
Larztfan baku Timbang saksama se1umlah Asam
Salisilat BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar Kelarutan Sukar larut dalam air; Jarut dalam etanol
2,5 mg per mi. dan dalam eter.
Enceran laTlltan baku Buat satu seri pengenceran
Larutan baku dalam Pelarut hingga diperoleh kadar ldentifikasi
masing-masing 0,375; 0,25 dan 0,05 mg per mi. A. Pada Iarutan 200 mg dalam 2 ml etanol P,
l..Arutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut- tambahkan beberapa tetes air brom LP: warna hilang.
kan dalam Pelarut hingga kadar 50 mg per mi. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam
Prvsed11r Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti isopropanol P (1 dalam 400.000) menunjukkan maksi-
yang tertera pada Kromatograft <931>. Totolkan secara mum pada panjang gelombang 254 nm ± 2 nm.
terpisah masing-masing 20 ~~ LaTlllan uji dan Enceran
larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel Jarak lebur <1021> Antara 132° dan 135°.
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang berisi fase gerak campuran sama Air <1031> Metode I Tidak Jebih dari 0,5%.
banyak n-butanol P yang telah dijenuhkan dengan
amoniwn hidroksida P dan aseton P hingga merambat Sisa pemijaran <301> Tidak Jebih dari 0,2%.
lebih kurang tiga per empat panjang lempeng. Angkat
lempeng, tandai batas perambatan, dan biarkan fase Logam berat <371> Metode III Tidak Jebih dari 10 bpj.
gerak menguap dengan bantuan ali ran udara hangat.
Amati lempeng di bawah cahaya ultra violet 254 nm Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
dan 366 run; semprotdengan larutan besi([ll) klorida P 250 mg, Jarutkan dalam campuran 50 ml metanol P dan
(1 dalam 60) dan panaskan pada suhu 60° selama 25 ml air, yang sebelumnya telah dinetralkan dengan
3 menit. Pada setiap langkah visualisasi, bandingkan natrium hidroksida 0,02 N. Tarnbahkanfenolftdein LP
intensitas setiap bercak lain l..Arutan uji dengan bercak dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV sampai
utama Enceran larutan baku; tidak ada satupun bercak terjadi warna merah muda yang stabil selama tidak
lain yang lebih intensif dari bercak utama Enceran kurang dari 30 detik.
hlrutan baku dengan kadar 0,375 mg per ml dan jumlah
intensitas semua bercak lain l..Arutan uji tidak lebih 1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan
dari 2,0"/o. 11,21 mg C6H/2 2

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang rapat, terlindung dari cahaya dan hindarkan dari
500 mg, larutkan dalam 25 ml etanol encer P yang panas berlebih.
sudah dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N,
tambahkan fenolftalein LP dan titrasi dengan natrium
hidroksida 0,1 N LV. - ACIDUM · SULFURICUM
Asam-Sulfat
1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan
13,81 mg C/{p 3 Asam sulfat .[7664-93-9]
H2S04 BM 98,07

Wadah dan penyimpanan Dala_rn wadah tertutup Asam Sulfat mengandung tidak kurang dari 95,0% dan
baik. · · tidak lebih dari 98,0"/o b/b H 2S04
FIIV Monografi I Acidum·Tartarkum 53

[Perhatian Bila Asam Sulfat akan dicampur dengan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
cairan lain, selalu. tambahkan asam ke dalam cairan rapat.
pertgrncer dan Iakukan dengan san!(at hati-hati}.

Pemeriaan Cairan jernih, seperti minyak, tidak her- ACIDUM TARTARICUM


wama, hau sangat tajam dan korosif. Bobot jenis lebih Asam Tartrat
kurang 1,84.
F
Kelarutan Bercampur dengan air dan dengan etanol, H-~-C»<
dengan menimbulkan panas. t«l-~-H
Coo-1
Identifikasi Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B
dan C seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Asam tartrat [526-83-0]
Umum <291>. L-(+)-Asam tartrat (87~9-4]
C4H606 BM 150,09
Sisa pemijaran <301> Tidak Jebih dari 0,005%;
lakukan penetapan dengan menguapkan 22 ml (40 g) Asam Tartrat yang dikeringkan di atas fosfor pentok-
hingga kering dan pijarkan: residu tidak Jebih dari sida P selama 3 jam, mengandung tidak kurang dari
2mg. 99,7% dan tidak lebih dar: 100,5% C 4 H 60 6 .

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,005%; lakukan Pemerian Hablur, tidak herwarna atau bening atau
penetapan menggunakan 1,1 ml (2,0 g), encerkan serbuk hablur halus sampai granul, wama putih; tidak
dalam air dan bandingkan kekeruhan dengan 0,15 ml herbau; rasa asam dan stahil di udara.
asam klorida 0,020 N.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
Arsen <321> Tidak lebih dari 1 hpj; lakukan penetap- dalam etanol.
an menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai
herikut: Pada 3 ml asam nitrat P dan 20 ml air, tam- ldentifikasi
bahkan 1,6 ml (3,0 g) zat uji, uapkan sampai terjadi A. Menunjukkan reaksi Tartrat seperti yang tertera
asap tt!hal !Jelerang tnoksida. Dinginkan, cuci larutan pada Uji Identifikasi Umum <291>.
. hati-hati dengan 50 ml air ke dalam Jahu generator B. Jika dipijarkan, perlahan-lahan terurai, bau
arsin. Larutan memenuhi Uji batas arsen tanpa penam- seperti gula terbakar (perbedaan dari Asam Sitrat).
bahan 20 ml larutan asam sulfat P (1 dalam 5) seperti
yang tertera pada Prosedur. Rotasi jenis <1081> Antara +12,0° dan +13,0°, dihi-
tung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pe-
Logam berat <371> Tidak lehih dari 5 hpj; lakukan netapan menggunakan larutan yang mengandung 2 g
penetapan menggunakan laruta~ yang dihuat sehagai per 10 ml.
herikut: Pada lehih kurang 10 mg rvztrium karbonat P
yang dilarutkan dalam 10 ml air, tamhahkan 2,2 ml Susut pengeringan <1121> Tidak lehih dari 0,5%;
(4,0 g) zat uji. Panaskan hingga hampir kering, tam- lakukan pengeririgan di atas fosfor pmtoksida P selama
hahkan 1 ml asam nitrat P, uapkan hingga kering, 3jam.
tambahkan 2 ml asam asetat 1 N pada residu dan
encerkan dengan air hingga 25 ml. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Zat pereduksi Encerkan hati-hati 4,4 ml (8,0 g) dengan Oksalat Netralkan 10 mllarutan (1 dalam 10) dengan
lehih kurang 50 ml air es, jag a larutan tetap ·dingin amonium hidroksida 6 N dan .tamhahkan 10 ml kalsium
selama penambahan. Tamhahkan 0,10 ml kalium sulfat LP: tidak terbentuk kekeruhan.
permanganat 0,10 N: larutan tetap herwarna merah
muda selama 5 menit. Sulfat <361> Pada 10 mllarutan (1 dalam 100) tam-
hahkan 3 tetes asam klorida P dan 1 ml barium klori-
Penetapan kadar Timbang saksama lahu hersumhat da LP: tidak terhentuk kekeruhan.
kaca yang herisi 20 ml air, masukkan lehih kurang 1 ml
zat uji, timbang lagi untuk mendapatkan hohot zat uji. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Encerkan dengan !ebih kurang 25 ml air, dinginkan
dan tambahkan jingga metil LP, titrasi dengan natrium Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g
hidroksida 1 N LV. yang sebelumnya telah dikeringkan, masukkan ke
dalam labu Erlenmeyer. Larutkan dalam 40 ml air,
1 ml natnum nzarokSzda 1 N setara dengan tambahkan fmolftalein LP dan titrasi dengan natrium
49,04 mg H 2 S0 4 hidroksida 1 N LV. ·
54 Acidum Undecylenicum I Monografi Fl IV

1 ml natrium hidroksida 1 N setanl dmgan bahkan 1 tetes jingga metil LP, titrasi dengan natrium
75,04 mg C4 Hp 6 hidroksida 0,01 N LV: diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml
natrium hidroksida 0,01 N LV untuk menyesuaikan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup warna dengan larutan 1 tetes jingga metil LP dalam
baik. 5 ml air.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang


ACIDUM UNDECYLENICUM 750 mg, larutkan dalam 50 ml etanol P, tambahkan
Asam Undesilenat 3 tetes fenolftalein LP, titrasi dengan natrium hidroksi-
da 0,1 N LV hingga terbeqtuk warna merah muda
pertama yang bertahan selama tidak kurang dari
30 detik. Lakukan penetapan blangko.
Asam 10-undesenoat [112-38-9]
CuH2o02 BM 184,28 1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan
18,43 mg C11 H 2 2 p
Asam Undesilenat mengandung tidak kurang dari
97,0% dan tidak lebih dari 100,5% cn~oor Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna sampai
kuning pucat; bau khas. ·
ACIDUM VALPROICUM
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; dapat her- Asam Valproat
cam pur dengan etanol, dengan kloroform, dengan
eter, dengan benzena dan dengan minyak lemak dan CH 1 CH 1 CH 1 ~
minyak atsiri. CH1CH1 CH 1

ldentifikasi Asam propilva/erat [99-66-1]


A. Pada 1 ml tambahkan kalium permanganat LP CsHt602 BM 144,21
tetes demi tetes: wama kalium permanganat hilang.
B. Panaskan 3 ml zat uji dengan 3 ml ani/in P Asam Valproat mengandung tidak kurang dari 98,0%
y.ang baru disuling, dalam tabung reaksi panjang, se- dan tidak lebih.dari 102,0% C 8 H 160 2 , dihitung terha-
Iama 10 menit, atur pemanasan hingga cincin konden- dap zat anhidrat.
sasi yang terbentuk tetap di bawah mulut tabung.
Dinginkan, tambahkan 10 ml etanol P dan 10 ml eter P, Pcmerian Cairan jernih, tidak berwarna hingga kuning
pindahkan ke dalam corong pisah. Cud lapisan eter pucat; agak kental; bau khas.
4 kali, tiap kali dengan 20 ml air, huang cairan cucian.
Panaskan di atas tangas uap hingga bau eter tak ter- Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
cium lagi, kemudian tambahkan beberapa mg arang natrium hidroksida 1 N, dalam metanol, dalam etanol,
aktif P, campur dan saring. Uapkan filtrat hingga dalam aseton, dalam kloroform, dalam benzena,
hampir kering dan hablurkan kembali residu dengan dalam eter dan dalam n-heptana; sukar larut dalam
etanol P 70%: .hablur anilida yang diperoleh melebur asam klorida 0,1 N.
pada suhu antara 66° dan 67,5°.
Baku pembanding Asam Valproat BPFI; gunakan
Suhu beku <1101> Tidak lebih dari dari 21°. tanpa dikeringkan. Asam Benzoat BPFI.

Bobot jenis <981> .c\ntara 0,910 dan 0,913. · Identifikasi


A. Spektrum serap(\n inframerah zat yang dise-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%. barkan sebagai lapisan film tipis di antara lempeng
natrium klorida, menunjukkan maksimum hanya pada
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 hpj. panjang gelombang yang sama seperti pada Asam
Valproat BPFI.
Indeks bias <1001> Antara 1,447 dan 1,448. B. Masukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml
larutan kalium iodida P (1 dalam 50) dan 0,5 mllarutan
Bilangan iodum Antara 131 dan 138; lakukan pene- kalium iodat P (1 dalam 25); dan campur. Tambahkan
tapan seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak 2 tetes zat dan cam pur: tetjadi wama kuning.
Lemak <491>.
lndeks bias <1001> Lebih kurang 1,423 pada suhu 20°.
Asam larut dalam air Kocok 5 ml dengan 5 ml air dan
saring lapisan air melalui kertas saririg basah. Tam- Air d031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.
FI IV Monografi I Acidi Valproici Capsulae ·- 55

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. hati-hati terhadap penyerapan karbon dioksida dari
atmosfer. Tetapkan titik akhir secara potensiometrik
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 hpj. menggunakan elektrode kaca dan elektrode kalomel
yang berisi tetrabtttilamonium klorida 1,0 M, seperti
Kemumian kromatografi yang tertera pada Titrimetri <711>. Lakukan penetapan
Sistem kromatograft Lakukan Kromatograft gas seper- blangko._
ti yang tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf
dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan ko!om 1 ml tetrabutilamonium hidroksida 0,1 M setara dengan
1,8 m x 2 mm berisi 10% fase diam G34 pada partikel 14,42 mg C,H1p 2
penyangga S1A 80 mesh hingga 100 mesh. Perta-
hankan suhu kolom, injektor dan detektor berturut- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca, baja
turut pada lebih kurang 140°, 225° dan 235°. Gunaka11 tahan karat atau polietiien, tertutup rapat.
helium P kering sebagai gas pembawa dengan laju
aliran Jebih kurang 50 ml per menit. Lakukan
penyuntikan ulang dua kali (Iebih kurang 1 J-Ll) Asam ACIDI VALPROICI CAPSULAE
Valproat BPFI, ukur ·respons puncak seperti pada Kapsul Asam Valproat
Prosedur: respons puncak dan waktu retensi asam
valproat pada kromatogram berturut-turut tidak boleh
berbeda lebih dari 1% dan 3%. Kapsul Asam Valproat mengandung Asam Valproat,
Prosedttr Suntikkan sejumlah volumP. (lebih kurang C8 H 160 2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebjh dari
1 J-Ll) zat ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
dan uk~r respons puncak: perbandingan respons
puncak asam valproat terhadap jumlah semua respons Baku pembanding Asam Valproat BPFI; gunakan
puncak tidak kurang dari 0,98. tanpa dikeringkan.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Identifikasi


Metode V Memenuhi syarat. A. Perbandingan waktu retensi puncak zat dan
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. baku internal yang diperoleh dari Larutan baku dan
Larutan uji seperti yang tertera pada Penetavan kadar:
Penetapan kadar tidak boleh berbeda lebih dari 2,0%.
Larutan pentiter tetrabutilamonium hidroksida En- B. Masukkan sejumlah isi kapsul setara dengan
cerkan 1 bagian volume larutan tetrabutilamonium hi- • lebih kurang 250 mg asam valproat ke dalam corong
droksida 1 M dalam metana! P dengan 9 bagian volume pisah. Tambahkan 20 ml natrium hidroksida 1 N, kocok
klorobenzena P, aliri larutan dengan nitrogen P bebas dan biarkan hingga lapisan memisah. Pindahkan
karbon dioksida selama 10 menit dan kocok. Simpan lapisan air ke dalam corong pisah kedua, tambahkan
dalam wadah terlindung dari karbon dioksida dan 4 ml asar.t klorida P, campur dan ekstraksi dengan
kelembaban, dan tidak boleh digunakan setelah 60 ha- 40 ml n-heptana P. Saring lapisan n-heptana melalui
ri. Tetapkan molaritas larutan pen titer ·pada hari wol kaca ke dalam gelas piala, dan uapkan ekstrak di
penggunaan dengan cara sebagai berikut: Timbang atas tangas uap dengan mengalirkan udara hingga
saksama 125 mg Asam Benzoat BPFI~ larutkan dalam kering: residu menunjukkan reaksi ldentifikasi B seperti
100 ml aseton P. Titrasi dengan Larutan pentiter tetrabu- yang tertera pada Asam Valproat.
tilamonium hidroksida, hindari terjadinya penyerapan
karbon dioksida dari atmosfer, tetapkan titik akhir Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 15 menit;
secara potensiometrik menggunnkan elektrode kaca lakukan penetappn seperti yang tertera pada -Kapsul
dan elektrode kalomel yang berisi tetrabutilamonium Gelatin Lunak
klorida 1,0 M seperti yang tertera pada Titrimetri <711>.
Hitung molaritas larutan pentiter dengan rumus: Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat;
lakukan penetapan seperti yang tertera pada Kapsul
w lunak menggunakan kloroform P sebagai pelarut.

122,12 v Penetapan kadar Lakukan Kromatografi gas seperti


yang tertera pada Kromatograji <931>.
W adalah bobot dalam mg Asam Benzoat BPFI yang Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah
digunakan; 122,12 adalah bobot molckul asam ben- bifenil P, larutkan dalam n-heptana P hingga kadar
zoat; V adalah volume dalam ml Larutan pentiter tetra- Jebih kurang 5 mg per mi.
butilamonium hidroksidil yang digunakan. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
Prosedur Timbang saksama Jebih kurang 160 mg Valproat ·BPFI, larutkan dalam n-heptana P hingga
zat, Jarutkan dalam 100 ml aseton P. Titrasi larutan kadar lebih kurang 2,5 mg per mi. Pipet 5 ml ke dalam
dengan Lam tan pen titer tetrabutilamonium hidroksida, wadah yang dilengkapi dengan penutup, tambahkan
56 Acidi Valproici Sirupus I Monografi FI IV

2,0 ml Larutan baku internal, campur. 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Sediaan
Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 20 kapsul in.i dibuat dengan bantuan natrium hidroksida.
ke dalam·blender atau wadah yang lain, tambahkan
lebih kurang 150 ml diklorometana P, dinginkan dalam Baku pembanding Asam Valproat BPFI; gunakan
campuran karbon dioksida padat P-aseton P hingga larut- tanpa dikeringkan.
an memadat. Jika perlu, pindahkan campuran ini ke
dalam blender dan haluskan dengan kecepatan tinggi ldentifikasi
hingga seluruh padatan menjadi partikel halus. Pin- A. Perbandingan waktu retensi puncak zat dan
dahkan campuran ke dalam labu tentukur 500-ml, baku internal yang diperoleh dari Larulan baku dan
tambahkan n-heptana P hingga tanda, campur, dan Larutan uji seperti yang tertera pada Penetapan kadar,
biarkan padatan mengendap. Pipet sejumlah volume berbeda tidak lebih dari 2,0%.
larutan ini setara dengan lebih kurang 250 mg asam B. Masukkan sejumlah volume sirup, setara
valproat ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan lebih kurang 250 mg asam valproat ke dalam
dengan n-heptana P h.ingga tanda. Pipet 5 ml ke dalam corong pisah. Tambahkan 40 ml air dan 2 ml asam
wadah yang dilengkapi dengan penutup, tambahkan klorida P, kocok dan ekstraksi dengan 40 ml n-hepta-
2,0 ml ml Larutan baku internal, campur. na P. Saring lapisan n-heptana melalui wol kaca ke
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dalam gelas piala, dan uapkan ekstrak di atas tangas
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi uAp dengan mengalirkan udara hingga kering: residu
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 1,8 m x menunjukkan reaksi ldentiftkasi B seperti yang tertera
2 mm berisi bahan pengisi 10% fase diam G34 pada pada Asam Valproat.
partike\ penyangga S1A 80 mesh hingga 100 mesh.
Pertahankan suhu kolom, injektor dan detektor pH <1071> Antara 7,0 dan 8,0.
berturut-turut pada lebih kurang 150°, 250° dan 250°.
Gunakan helium P kering sebagai ·gas pembawa Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dengan laju aliran lebih kurang 40 ml per menit. Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato-
Lakukan kromatografi Larutan baku, rekam respons grafi <931>.
puncak, hi tung R 5 seperti yang· tertera pada Prosedur: Larutan baku internal, Larutan baku dan Sistem
waktu retensi relatif asam valproat dan bifenil kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Pene-
berturut-turut lebih kurang 0,5 dan 1,0. Simpangan tapan kadar dalam Kapsul Asam Valproat. .
baku relatif per-bandingan respons puncak pada Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume sirup
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% dan resolusi, setara dengan Jebih kurang 250 mg asam valproat,
· R, antara asam valproat dan bifenil tidak kurang dari masukkan ke dalam corong pisah. Tambahkan 40 ml
3,0. air dan 2 ml asam klorida P, kocok dan ekstraksi hati-
Prosetfur Suntikkan secara terpisah masing-masing hati dengan 80 ml n-heptana P hingga lapisan air jemih
lebih kurang 2 !J.l Larutan baku da'n Larutan uji ke dalam (lebih kurang 3 menit}. Saring lapisan n-heptana
kromatograf, rekam kromatogram, ukur respons melalui wol kaca, kumpulkan filtrat dalam labu tentu-
"· puncak asam valproat dan bifenil. Hitung jumlah kur 100-ml. Bilas corong pisah dan wol kaca beberapa
dalam mg, C 1 H 160 2, dalam kapsul yang digunakan kali, setiap kali dengan sedikit n-heptana P, tambahkan
dengan rumus: bilasan ke dahim labu tentukur yang sama dan encer-
kan dengan n-heptana P sampai tanda.
R Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
100 c (__!!.__) lebih kurang 2 !J.} Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
Rs kromatograf. Rekam kromatogram, ukur respons
puncak asam valproat dan bifenil. Hitung jumlah
C adalah kadar Asam Valproat BPFI dalam mg per mJ dalam mg, C 8 H 160 2, dari· sirup yang digunakan
Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah perb'an- dengan rumus:
dingan resptms puncak asam valproat dan bifenil
dalam Larutan uji dan Larutan baku. C Ru
100 ( - ) ( - )
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, V R5
pada suhu kamar yang terkendalL .
C adalah kadar Asam Valproat BPFI dalam mg pe.r ml
Larutan baku; V adalah volume dalam mlsirup yang
ACIDI VALPROICI SIRUPUS digunakan; Ru dan R 5 berturut-turut adalah perban-
Sirup Asam Valproat dingan respons puncak asam valproat dan bifenil
dalam Larutan uji dan Larutan baku.

Sirup Asam Valproat mengandung Asam Valproat, . Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
C 8 H 160 2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari rap at.
FI IV Monografi I Adeps Lanae 57

ACYCLOVIRUM da 0,1 N, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet


Asiklovir 10 ml larutan ini dan 2 ml Larutan baku guanin ke
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan natrium
hidroksida 0,01 N sampai tanda, campur hingga diper-
oleh larutan yang mengandung asiklovir 0,1 mg per
ml dan guanin 0,7 J.Lg per ml. ·
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan
9-((2-Hidroksietoksi)metil]guanina (59277-89-3) dalam 20 ml natrium hidroksida 0,1 N, encerkan dengan
C8H 11N 50 3 BM 225,21 air sampai tanda. Pipet 10 mllarutan ini ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan natrium hidroksi-
Asiklovir mengandung tidak kurang dari 98,0% dan da 0,01 N sampai tanda.
tidak lebih dari 101,0% C6 H 11 N 50 3, dihitung terhadap Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
zat anhidrat. Kromat~grafi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi d~ngan detektor 254 nm dan kolom
Pemerian Serbuk hablur, putih hingga hampir putih; 4,2 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
melebur pada suhu !ebih dari 250° disertai peruraian. lebih kurang 3 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Lanlfan baku, rekam respons puncak seperti
Kelarutan Larut dalam asam klorida 0,1 N; agak sukar tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak asi-
larut dalam air; tidak larut dalam etanol. klovir dan guanin tidak kurang dari 2,0; faktor ikutan
untuk puncak analit tidak lebih dari 2, dan simpangan
Baku pembanding Asiklovir BPFI; tidak boleh di- baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
keringkan. Tetapkan kadar air pada waktu akan 2,0%.
digunakan untuk analisis kuantitatif. Prosedrtr Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 IJ.l) Lnrutan baku, Lnrutan
ldentifikasi baku guanin dan Larutan uji ke dalam kromatograf,
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- ukur respons puncak. Hitung jumlah dalam IJ.g guanin,
persikan dalam kalium bromida P menunjukkan dengan rumus:
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Asiklovir BPFI. r
B. Waktu retensi puncak utama pada kromato- ZOOOC (-u-)
gram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti r
~
yang tertera pada Penetapan kadar dan batas guanin.
C adalah kadar guanin dalam J.1g per m!Lnrut.an baku
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 6,0%. guanin; ru dan r5 berturut-turut adalah respons puncak
guanin dalam Larutan uji dan l.arutan baku guanin:
Cemaran umum <481> Tidak lebih dari 1%. kandungan guanin tidak lebih dari 0,7%. Hitung
Larutan uji Gunakan pelarut dimetil sulfoksida P. jumlah, dalam mg, C8 H 11 N 50 3, dengan rumus:
Larutan baku Gunakan pelarut dimetil sttlfoksida P.
Fase gerak Buat campuran kloroform P-metanol P- r
amonium hidroksida P (80:20:2). IOOOC (-u)
Volume penotolan: 5 IJ.l. rs
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
bercak nomor 1. C adalah kadar Asiklovir BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rv dan r~ berturut-turut adalah respons
Penetapan kadar dan batas guanin Lakukan pe- puncak asiklovir dalam Lnrutan ·uji dan Lnriltan balai.
netapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Fase gerak Buat hirutan asam asetat glasial P dalam
air (1 dalam 1000), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistern seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. ADEPS LANAE
Larutarl baku guanin Timba.ng saksama lebih Lemak Bulu Domba
kurang 8,75 mg guanin, masukkan ke dalam labu Lanolin
tentukur 500-ml, larutkan dalam 50 ml natrium hidrok-
sida 0,1 N, encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg Lemak ~ulu Domba adalah zat serupa lemak yang
Asiklovir BPFI, masukkan ke dalam labu tentu- dimurnikan, diperoleh.dari bulu domba Ovis aries
kur 50-ml, larutkan dalam 5 ml natrium·hidroksi- Linne (Familia Botiidae) yang dibersihkan dan
58 Adeps Lanae I Monografi Fl IV

dihilangkan wama dan baunya. Mengandung air tidak Asam dan basa /arut air, didihkan: uap yang terjadi
lebih dari 0,25%. Boleh mengandung antioksidan tidak mengubah kertas /akmus P.
yang sesuai tidak lebih dari 0,02% .
Bilanganiodum Antara 18 dan 36; lakukan penetap-
Pemerian Massa seperti lemak, lengket, warna an seperti yang tertera pada Penetapan bilangan iodwn
kuning; bau khas. dalam Lemak dan Minyak Lemak <491>, menggunakan
780 mg sampai 820 mg zat.
Kelarutan Tidak larut dalam air; dapat bercampur
der.gan air l~bil-. kurang 2 kali beratnya; agak sukar Vaselin Didihkan 500 mg zat dengan 40 ml elanol
larut dalam etanol dingin; lebih larut dalam etanol mut/ak P: larutan jernih atau tidak lebih dari opalesen.
panas; mudah larut dalam eter, dan dalam kloro-
form. Senyawa asing [Catalan Lakukan uji dengan mengguna-
kan pereaksi dan pelarztt bebas peslisida. Bahan pembanding
Baku pembanding Lemak Bulu Dom/Ja BPFI. peslisida yang digzmakan pada Lamlan baku dapal diper-
oleh dari perdagangan.}
Jarak lebur <1021> Metode IV Antara 38° dan 44°; LaTlllan baku perse.diaan Buat larutan persediaan
lakukan penetapan menggunakan contoh yang telah dalam heksana P masing-masing hingga kadar 100 mg
didinginkan pad a suhu an tara 8° dan 10°. pesti_sida pembanding per liter. [Catalan Larztlan baku
persediaan pekat dapal disimpan di lempal geiap da/am
Keasaman Untuk menetralkan asam bebas dalam wadah kaca bersumbat kaca, dalam Iemari pendingin pada
lu,O g zat: diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml natrium su/111 2 o sampai 5°, selama 1 lahrm. Hampir semua pestisida
hidroksida 0,10 N; lakukan penetapan seperti yang dapat segera lam! dalam heksana P, meskipun isomer
tertera pada Lemak d.w Minyak lcmak <491>. lzt>ksaklorosik/olzeksnna d:m golongan DDT hams dilamtkan
tcrlebih dalw/u dengan sesedikit mungkin aselon P kemzt-
Kebasaan Larutkan 2,0 g zat dalam 10 ml eter P, dian diencerkan dwgan heksana P hingga kadar yang
tambahkan 2 tetes fenolftalein LP: larutan tidak ber- ditentukan./
warna merah. · Larutan baku Encerkan dengan saksama sejumlah
volume LaTIItan baku persediaan secara kuantitatif dan
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,25%; lakukan bertahap dengan lreksana P hingga diperoleh Larutan
penetapan menggunakan 10,0 ml larutan yang dibuat baku dengan kadar seperti pada Tabel. Simpan Larutan
sebagai berikut: Timbang saksama lebih kurang 25 g baku dalam wadah kaca bersumbat kaca di tempat
zat, larutkan daiam 75 ml campuran pelarut kloro- gelap pada suhu 2° sampai 5°, dan ganti setiap 2 bulan.
form P-metanol P (3:2), encerkan dengan campuran [Catalan fika diper/ukan dapat dibuat dua alau /ebih Larrtt-
pelarut hingga 100,0 mi. Lakuk~n penetapan blangko an baku masing-masing ni.engandung lidak Iebih dari
menggunakan 10,0 mlcampuran pelarut. 8 pestisida pembanding. Pestisida pembanding untuk
Larrtfan baku campuran har-us dipilih berdasarkan waktu
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. retensi relatif (seperli pada Tabel) yang cukup berbeda
sehingga prmcak kromatogram diharapkan tidak tumpang
Asam dan basa larut air Hangatkan 10,0 g dengan tindih dan /rarus dipilih serta dikombinasi sesuai rmtuk
50 ml air di atas tangas uap, aduk terus hingga lemak sis tern dan detektor kromatografyang digunakan.}
meleleh dan terpisah sempurna pada pendinginan:
lapisan air hampir jernih dan bereaksi netral terhadap Sistem pembersih kromatogafi penneasi gel
kertas lakmus P. Simpan lapisan air. FASE GERAK Buat campuran diklorometana P-heksa-
na P (1 :1).
Senyawa mudah teroksidasi larut air Pada 10 ml ALAT Kromatograf permeasi gel dilengkapi Eiengan
larutan yang diperoleh dari penetapan Asam dan basa kolom 25 mm x 50 em berisi 35 g butiran kopolimer
larut air tidak menghilangkan wama secara sempurna stirena-divinilbenzena yang dimampatkan menjadi
50 J.L]. kalium permanganat 0,10 N dalam waktu 10 menit. kolom dengan panjang 20 em. Fase gerak dipompakan
dengan laju aliran lebih kurang 5 ml per menit, tekan-
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,035%; lakukan an 8 psi sampai 11 psi. Atur pemisahan fraksi eluat
penetapan sebagai berikut: Refluks 1,0 g zat dengan dari 0 sampai 12 menit, kumpulkan fraksi eluat dari
20 ml etanol P, dinginkan, tambahkan 1 ml asam 12 sampai 28 menit, bilas selama 2 menit dan buang
nitrat 2 N, saring. Pada filtrat tambahkan 5 tetes larut- fraksi bilasan.
an perak nitrat P dalam etanol P (1 dalam 50): larutan
yang diperoleh tidak lebih keruh dari blangko yang di- Kesesuaian sistem
tambah 0,50 ml asam klorida 0,020 N. ELUASI LEMAK BULU DOMBA Leburkan sejumlah
tertentu za_t uji dan saring dengan kertas saring berli-
Amonia Tambahkan 1 mlnatrium hidrok.sida 1 N ke pat ke dalam wadah. Timbang saksama 5,0 g filtrat
dalam 10 mllapisan air yang diperoleh dari penetapan hangat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml.
FI IV Monografi I Adeps Lanae 59

Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Masukkan Sistem ~romatografi I Lakukan seperti yang tertera
5,0 mllarutan ini ke dalam kolom kromatograf per- pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
measi gel dan eluasi dengan Fase gerak. Kumpulkan dengan detektor penangkap elektron dan kolom
100 ml eluat dalam 10 gelas piala yang telah ditara; 2 mm x 1,8 m berisi bahan pengisi 5% fase cair Gl
masing-masing berisi 10 ml eluat; uapkan pelarut, pada partikel penyangga S1A 80 mesh sampai
dinginkan, timbang gelas piala dan isi, dan hitung 100 mesh. Pertahankan suhu kolom pada 200°. (Catalan
jumlah lemak bulu domba yang diperoleh dari Suhu awal kolom disesuaikan agar waktu retensi relatif
masing-masing 10 ml eluat. Kolom sesuai jika tidak p,p'-DDT dan etion lebih kurang 3,1 dan 2,56 terhadap
kurang dari 96% lemak bulu domba tereluasi dalam klorpirifos.} Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa
60 ml eluat pertama. dengan laju aliran diatur 60 ml per menit, hingga
ELUASI PESTTSIDA DAR! LEMAK BULU DOMBA waktu retensi klorpirifos lebih kurang 4 menit.
Larutkan sejumlah diazinon, diklofention, bromofos Sistem kromatografi II Lakukan seperti yang tertera
etil, lindan dan dieldrin dalam Fase gerak untuk pada Kromatogmfi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
memperoleh larutan baku dengan kadar berturut-turut dengan detektor foto;netri nyala dan kolom 2 mm
0,4; 0,4; 1,0; 0,1; dan 0,6 11g per mi. Masukkan 5,0 ml x 1,8 m berisi bahan pengisi 3% fase cair G3 pada
larutan ini ke dalam tabu tentukur 10-ml yang berisi partikel penyangga SlA 80 mesh sampai 100 mesh.
2 g Lemak Bu/11 Domba BPFI, encerkan dengan Fase Pertahankan suhu kolom pada 200°. [Catalan Suhu awal
gerak sampai tanda. Masukkan 5 ml larutan ini ke kolom disesuaikan dengan waktu retensi relatif etion lebih
dalam kolom kromatografi permeasi gel dan eluasi kurang 3,36 terhadap klorpirifos./ Gur.akan nitrogen P
dengan 160 ml Fase gerak. Buang 60 ml fraksi pertama sebagai gas pembawa dengan laju aliran diatur lebih
dan kumpulkan 100 ml fraksi berikutnya (dari 60 ml kurang 60 ml per menit, hingga waktu retensi
sampai 160 ml). Masukkan kumpulan fraksi ke dalam klorpirifos lebih kurang 4 menit. (Catalan Tentukan
konsentrator yang dilengkapi dengan labu penam- kepekaan detektor untuk Sistem kromatografi I dan II: pilih
pung berskala, tambahkan 50· ml heksana P dan atenuasi elektrometer sehingga penyuntikan 1,5 mg
pekatkan dengan penguapan hingga 5 mi. Suntikkan klorpirifos menghasilkan defleksi 50% dari skala penuh
lebih kurang 5 jll fraksi ini ke dalam kromatograf pada a/at perekam. Jika kondisi detektor menyimpang dari
seperti yang tertera pad a Sistem kroma tografi I dan renlang linier detektor, atur rentang Iinier dan rekam
Sistem kromatosrafi II. Rekam kromatogram dan ukur _iumlah dalam ng klorpirifos ycng menghusilka;t defleksi
tinggi puncak yang diperoleh dari 5 pestisida dalam 50% skala penuh pada kondisi ini.}
Larutan baku. Hitung perc1ehan kembali tiap Prosedttr (Catalan Prosedttr di bawah ini harus diikuti
5 pestisida yang digunakan dalam larutan Lemak Bulu untuk Sistem kromatografi 1 dan Ill Suntikkan secara
Domba BPFI yang dipekatkan. Siapkan larutan uji terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 5 IJ.l}
dengan mencampur heksana -P~Larutan baku (1:1). Lanttan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf gas,
Suntikkan 5 ~tl Larutan uji ke dalam kromatograf rekam kromatogram dan ukur luas semua puncak
seperti yang tertera pada Sistem kromatografi I dim dalam kromatogram. Bandingkan luas puncak setiap
Sistem kromatografi II, rekam kromatogram dan ukur residu pestisida dalam kromatogram Larutan uji yang
tinggi puncak dari 5 pestisida dalam Larutan uji. diperoleh dari setiap sistem kromatografi dengan luas
Bandingkan tinggi puncak yang diperoleh dari fraksi puncak yang sesuai dengan waktu retensi dalam
Larutan baku terhadap tinggi puncak pestisida yang kromatogram Larutan baku. Hitung jumlah dalam bpj,
diperoleh dari Larutan uji: tidak kurang dari 85% masing-masing residu pada contoh dengan rumus:
jumlah setiap pestisida yang ditambahkan diperolel.!
kembali.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 6 g zat C 'u
"·30 ( - ) ( - )
yang telah dileburkan dengan memanaskan di atas
tangas air dan masukkan ke dalam labu tentu-
w
kur 50-ml. Larutkan dalam 25 ml Fase gerak, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda dan saring. Masukkan r u dan r 5 berturut-turut adalah luas puncak residu
5,0 mllarutan ini ke dalam kolom dan eluasi dengan pada Larutan uji dan Larutan baku; C adalah kadar
160 ml Fase gerak. Buang 60 ml.fraksi pertama dan pestisida pembanding dalam mg per liter LaTlllan baku;
kumpulkan fraksi berikutnya ke "dalam evaporator. W adalah bobot zat uji dalam g: masing-masing residu
Pekatkan dengan penguapan di atas tangas air hingga tidak lebih dari 10 bpj dan jumlah seluruh residu yang
· 3 ml, tambahkan lebih kurang 50 ml heksana P dan ditetapkan tidak lebih dari 40 bpj.
uapkan kembali untuk menghilangkan seluruh
sesepora diklormetana, tambahkan heksana P hing.ga Wadah dan penyimpanan Dctlam wadah tertutup
3,0 ml. baik, sebaiknya pada suhu kamar terkendali.
60 Adeps Lanae I Monografi FI IV

Tabel

Larutan baku Waktu retensi relatif


(J.lg/ml) terhadap klorpirifos

Detektor Detektor
Pembanding pestisida penangkap fotometri Sistem 1 Sistem 2
clektron nyala

Tetrakloronitrobenzena (TCNB) 0,05 0,29 0,24


Alfa heksaklorosikloheksana
(alfa BHC) 0,05 0,40 0,35
Beta heksaklorosikloheksana
(beta BHC) 0,30 0,43 0,56
Heksaklorobenzena HCB) 0,05 0,45 0,33
Gamma heksaklorosikloheksana
(Lind an) 0,05 0,48 0,41
Propetamfos 0,30 0,48 0,42
Diazinon 0,20 0,52 0,40
Diklofention 0,10 0,20 0,67 0,56
Ronnel 0,30 0,40 0,81 0,66
Heptaklor 0,10 0,83 0,60
Malation 0,40 0,91 1,05
Klorpirifos 0,30 0,30 1,00 1,00
Aldrin 0,20 1,05 0,76
Etil pirimifos 0,40 1,14 1,14
Klorfenvinfos 0,40 0,40 1,17 1,40
Heptaklor epoksida 0,20 1,29 1,17
Klorfeiwinfos Z 0,40 0,50 1,30 1,51
Etil bromofos 0,40 0,50 1,51 1,45
1,1'-Dikloro-2-(2-klorofenil)-2-
~.
(4-klorofenil)etena (o,p-DDE) 0,30 1,55 1,51
1,1'-Dikloro-2-(4-klorofenil)-2-
(4-klorofenil)etana (p,p-DDE) 0,30 1,88 1,86
Stirofos 0,60 0,80 1,58 1,97
Alfa endosulfan 0,40 1,63 1,47
1,1'.;Dikloro-2-(2-klorofenil)-2-
(4-klorofenil)etana {o,p-TDE) 0,40 1,90 2,19
Dieldrin 0,30 1,91 1,84
Endrin 0,40 2,13 2,29
Beta endosulfan 0,40 2,19 2,77
1,1 -Dikloro-2,2-bis(4-klorofenil)
etana (p,p-TDE) 0,40 2,41 2,87
1,1,1 -Trikloro-2-(2-klorofenil)-2-
(4-klorofenil)etana (o,p-DDT) 0,40 2,55 2,70
Etion 1,00 0,40 2,56 3,36
Karbofenotion 0,80 1,00 2,94 3,70
1,1,1 -Trikloro-2,2-bis(4-kloro-
fenil)etana (p,p'-DDT) 0,50 3,13 3,50
Metoksiklor 0,60 4,70 7,20
Karbofenotion sulfon 5,00 5,10 9,20
Karbofenotion sulfoksida 5,00 5,40 10,00
FI IV Monografi f. A,eth~blltoli Hydrochloridum 61

AETHACRIDINI LACTAS Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,25% ..


Etakridin Laktat
Rivanol Logam berat Lakukan penetapan sebagai berikut:

[
N~
~OC,H,
H 1 N~N~
~H(OHl.H 1 0l co,H

I
CH,
Larutkan 500 mg dalam 20 ml air mendidih, tambah-
kan 3 tetes asam asetat P dan 3 tetes natrium sulfida LP:
tidak terjadi perubahan wama.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang


300 mg, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
2-(Etoksi-6,9-diaminoakridina mono/aktat tambahkan 25 ml air, 20 ml natrium asetat LP dan
monohidrat [1837-57-6] 1,25 ml asam klorida 2 N sampai larut. Tambahkan
CISH21N304.H20 BM 361,41 50,0 ml kalium bikromat 0,1 N LV dan air secukupnya
sampai tanda. Biarkan selama 1 jam sambil sesekali
Etakridin Laktat mengandung tidak kurang dari 99,0% digoyang, saring, huang 20 ml filtrat pertama. Masuk-
CtsHztNJ04.H20. kan 50,0 ml filtrat ke dalam labu iodum, tambahkan
30 ml asam klorida 2 N kemudian 6 ml kalium iodidll LP,
Pemerian Serbuk hablur, kuning; tidak berbau; rasa tutup segera, biarkan selama 5 menit dalam gelap.
sepat dan pahit. Larutan dalam air bereaksi netral, Tambahkan SO ml air, titrasi dengan natrium tiosul-
jika diencerkan berfluoresensi hijau. Jat 0,1 N LV menggunakan indikator 3 ml kanji LP.
Lakukan penetapan blangko.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; mudah larut
dalam air panas; sukar larut dalam etanol. 1 ml kalium bikromat 0,1 N setara dengan
12,047 mg C1,H21 Np 4.Hz0
ldentifikasi
A. Pada 5 mllarutan 2%, tambahkan 2 tetes larut- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
an natrium nitrit P 10% dan 2 tetes asam klorida encer P: rapat dan terlindung dari·cahaya.
terjadi wama coklat merah tua.
B. Pada 5 ml larutan 2%, tambahkan 1 ml natrium
hidroksida 2 N: terbentuk endapan kuning.
C. Pada 5 ml larutan 0,1 %, tambahkan 3 tetes AETHAMBUTOLI HYDROCHLORIDUM
iodum LP: terbentuk endapan hijau biru tua, jika Etambutol Hidroklorida
ditambahkan etanol P larut.
~zOH ·: ~
Suhu lebur <1021> Lebih kurang 245°, disertai I
I
I
I
'· peruraian. CH10i1 - : - ~1CHi,NH- ~- CH1CH1 • ZHO
I I
H CH 10H
Klorida <361> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
menggunakan 50 ml filtrat yang dibuat sebagai beri-
kut: Larutkan 1,0 g dalam 7 ml asam nitrat encer P dan (+)-2,2 '-( Etilenadiimino)-di-1-butanol
air secukupnya hingga 100,0 ml, goyangkan, saring. dihidroklorida [1070-11-7]
Bandingkan opalesensi dengan 0,35 ml asam klorida C 10Hz4N20 2.2HCI BM277,23
0,01 N yang diperlakukan sama.
Etambutol Hidroklorida mengandung tidak. kurang
Sulfat Larutkan 500 mg dalam 20 ml air yang dari 98,0% dan tidak. lebih dari 100,5%
mengandung 5 ml asam klorida encer P, goyangkan, C 10H 24 N 20 2.2HCI, dihitung terhadap zat yang telah
saring. Pada filtrat, tambahkan 3 tetes barium klori- dikeringkan. ·
da LP: tidak terjadi kekeruhan.
Pemerian Serbuk hablur, putih.
Asam lemak mudah menguap Larutkan 500 r,ng
dalam 20 ml air yang mengandung 5 ml asam sulfat Kelarutan Mudah larut c:ialam air; larut dalam etanol
_encer P, campur baik-baik, saring, panaskan fiitrat: dan dalam metanol; sukar larut dalam eter dan. dalam
tidak terjadi bau asam lemak mudah menguap. kloroform.

Amonia Larutkan 500 mg dalam 20 ml air mendidih, Baku pembanding Aminobutiznol BPF1; .higroskopik,
tambahkan 0,5 ml natrium hidroksida 2 N, saring, sesudah ampul dibuka, simpan dalam wadah te$tup
didihkan filtrat: tidak terjadi gas yang dapat rapat. Tidak boleh dikeringkan; lakukan penetapan
mengubah wama kertas lakmus merah P. kadar air.secara titrasi pada saat akan digtinakan.
Etambutol Hidroklorida BPFI; lakukan pengerin_gan pada
Air <1031> Metode I Antara 4,5% dan 5,5%·. suhu 105° selama 2 jam sebelum digunakan.
62 Aethambutoli Hydrochloridi Compressi I Monografi FI IV

Identifikasi Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Md(lde I Memenuhi syarat.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
gelombang yang sama seperti pada Etambutol Hidro- 200 mg, larutkan dalam campuran 100 ml asam asetat
klorida BPFI. glasial P dan 5 ml raksa(Il) asetat LP, tambahkan krista/
B. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi violet LP dan titrasi dengan asam perk/oral 0,1 N LV,
Klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji sampai warna biru menjadi biru hijau. Lakukan pe-
Identifikasi Umum <291>. netapan blangko.

Rotasi jenis <1021> Antara +6,0° dan +6,7°, dihitung 1 ml asam perk/oral 0,1 N setara dengan
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap- 13,86 mg Clt,H 24 Npr2HCI
an menggunakan larutan 10%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari O,S%; baik.
lakukan pengeringan pada suhu lOS selama 2 jam.
0

-
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. AETHAMBUTOLI HYDROCHLORIDI
COMPRESS I
Aminobutanol Tidak lebih dari 1,0%; lakukan pe- Tablet Etarnbutol Hidroklorida
netapan sebagai berikut:
Dapar borat 0,2 M Larutkan 1,24 g asam borat P
dalam 90 ml air dengan diaduk, atur pH hingga 9,0 Tablet Etambutol Hidroklorida mengandung Etambu-
dengan larutan natrium hidroksida P 20%. Pindahkan ke tol Hidroklo~ida, C 10H 24 N 20 2.2HCI, tidak kurang dari
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air 95,0% dan tidak lebih dari IOS,O% dari jumlah yang
sampai tanda. tertera pada etiket.
Larutan baku aminobutanol Timbang saksama lebih
kurang SO mg Aminobutanol BPFI, larutkan dengan air Baku pembanding Aminobutanol BPFI; higroskopik;
dalam tabu tentukur 100-ml, encerkan dengan air setelah ampul dibuka, simpan dalam wadah tertutup
sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ke dalam labu tentu- rapat. Tidak boleh dikeringbn; lal<.ukan penetapan
kur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. kadar air secara titrasi pada saat akan digunakan.
· Larutan Jluoreskamina Larutkan S mg fluoreskami- Etambutol Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan
na P dalam SO ml aseton P dalam gelas ukur bersumbat pada suhu 105° selama 2 jam sebelum digunakan.
kaca.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang SO mg Idcntifikasi Gerus sejumlah serbuk tablet setara
etambutol hidroklorida, masukkan ke dalam labu dengan lcbih kurang 100 mg etambutol dengan 3 rnl
tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. metanol P dalam mortir kaca. Tambahkan S ml
Prosedur Pipet 10 ml Larutan uji ke dalam labu metanol P hingga diperoleh suspensi, saring dengan
Erlenmeyer 100 ml bersumbat kaca, tambahkan 10 ml kertas saring Whatman nomor 42 atau yang sesuai
air dan 20 ml Dapar borat 0,2 M. Pada labu lain, yang telah dilembabkan dengan metana/ P, kumpulkan
masukkan 10,0 ml Larutan uji, 10,0 ml Larutan baku filtrat dalam gelas piala yang berisi 100 ml aseton P.
aminobutanol dan 20 ml Dapar borat 0,2 M. Letakkan Aduk, biarkan menghablur selama 1S menit. Enap-
labu di atas pengaduk magnetik, tambahkan 10 ml tuangkan cairan, keringkan hablur hati-hati dengan
Larutan Jluoreskamina dengan cepat sambil diaduk, aliran udara sampai tidak berbau metanol: hablur
tutup labu dan kocok sebentar. Setelah tepat 1 rrienit, yang diperoleh menunjuKkan reaksi Identifikasi seperti
ukur intensitas fluoresensi relatif kedua larutan pada yang terte.-a pada Etambutol Hidroklorida.
panjang gelombang lebih kurang 48S nm, dan panjang
gelombang eksitasi lebih kurang 38S nm. Intensitas Disolusi <1231>
fluoresensi larutan yang diperoleh dari Larutan uji Media disol1tsi: 900 ml air.
tidak lebih besar dari perbedaan intensitas kedua Alat tipe 1: 100 rpm.
larutan. Waktu: 4S menit.
Dapar fosfat Larutkan 38,0 g natrium fosfat mono-
Cemaran umum <481> basa P dan 2.0 g natrium fosfat dibasa anhidrat P dalam
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P. air hingga 1000 mllarutan.
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P. Larutan hijau bromokresol Larutkan 200 mg hijau
Fase gerak Buat campuran mctanol P dan amonium bromokresol P dalam 30 ml air dan 6,5 ml natrium hi-
hidroksida P (18:1). droksida 0,1 N. Encerkan dengan Dapar fosfat hingga
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan SOO ml, campur dan atur hingga pH 4,6 ± 0,1 dengan
bexa.k nomor 16. asam klorida 0,1 N.
FIIV Monografi I Aethanolum 63

Lanttan baku Tirnbang saksarna sejurnlah Etambutal Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Hidraklarida BPFI, larutkan dalam air hingga kadar baik.
lebih kurang 0,1 ing per ml.
Prosedttr Ke dalam masing-masing 3 tabung sentri-
fuga 50 ml bersumbat kaca, masukkan berturut-
turut 1 ml Larutan uji yang telah disaring, 1 ml Larutan AETHANOLUM
baku dan 1 ml air sebagai blangko. Tambahkan 5,0 ml Etanol
Larutan hijau bromakresal, 10,0 ml k/oroform P, tutup dan
kocok kuat. Diamkan sampai terpisah, huang lapisan
air dan saring lapisan kloroform melalui kapas.
Lakukan penetapan jumlah C 10 H 24 N 20 2 .2HCI yang Etil alkoltol [64-17-5]
terlarut, dengan mengukur serapan larutan yang C2H60 BM 46,07
diperoleh dari Larutan uji dan Lanttan baku pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
415 nm. Etanol mengandung tidak kurang dari 92,3% b/b dan
Taleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak tidak lebih dari 93,8% b/b, setara dengan tidak kurang
kurang dari 75% (Q) C 10 H 24 N 2 0 2 .2HCI, dari jumlah dari 94,9% v /v dan tidak lebih dari 96,0% v /v,
yang tertera pada etiket. C 2H 50H, pada suhu 15,56°.

Keseragaman sediaan <911 > Memenuhi syarat.


Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak ber-
Amino butanol warna. Bau khas dan rnenyebabkan rasa terbakar pada
Dapar borat 0,2 M, Larutan baku aminobutanol dan lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah
Larutan fluareskamina Buat seperti yang tertera pada uji dan mendidih pada suhu 78°. Mudah terbakar.
Aminabutanol dalam Etambl!tal Hidroklarida.
Larutan uji Masukkan sejumlah tablet setara Kidarutan Bercampur dengan air dan praktis ber-
dengan 400 rng etambutol hidroklorida ke dalarn gelas campur dengan semua pelarut organik.
piala, rendarn dengan aseton P selarna 15 rnenit.
Enaptuangkan aseton, keringkan tablet, dan hilangkan Identifikasi
penyalut. Gerus inti tablet dalam mortir sampai halus, A. Campur 5 tetes dalam gelas piala kecil dengan
basahi dengan metana/ P dan gerus sampai diperoleh 1 ml larutan kalium pennanganat P (1 dalam 100) dan
pasta halus. Masukkan campuran menggunakan 5 tetes asam sulfat 2 N, tutup segera gelas piala dengan
metana/ P ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan kertas saring yang dibas.:thi dengan larutan segar
dengan metana/ P sarnpai tanda. Saring campuran 100 mg natrium nitraferisianfda P dan 250 mg pipera-
rnelalui kertas saring kering yang dilipat. Pipet 25 ml zina P dalam 5 ml air: terjadi warna biru intensif pada
f!ltrat ke dalarn labu tentukur 200-rnl, encerkan kertas saring, warna akan memucat setelah beberapa
dengan air sampai tanda. Diarnkan selama 15 menit menit. .· ·
dan saring dengan kertas saring kering yang dilipat, B. Pada 5 mllarutan {1 dalam 10) tambahkan 1 ml
buang sebagian filtrat pertarna yang keruh. Gunakan natrium hidraksida 1 N dan perlahan-lahan (setelah
filtrat jemih sebagai Larutan uji. 3 menit) tambahkan 2 mLiadum 0,1 N: timbul bau iodo-
Prasedur Lakukan menurut Prasedttr uji Aminabu- form dan terbentuk endapan kuning dalam waktu
tanal seperti yang tertera pada Etambutal Hidraklarida. 30 menit.

Penetapan kadar Tirnbang dan serbukkan tidak Bobot jenis <991> Antara 0,812 dan 0,816; lakukan
kurang ciari. 20 tablet. Timbang saksama sejumlah penetapan pada suhu 15,56°: menunjukkan antara
serbuk setara dengan lebih kurang 200 mg etambutol 92,3% b/b dan 93,8% b/b atau antara 94,9% v/v dan
hidroklorida, masukkan ke dalam corong pisah 96,0% v /v CzHpH.
125 ml dengan bantuan 10 rnl larutan natrium hi-
draksida P (1 dalam 12) dan goyang sal!'pai terbentuk Keasaman Pada 50 ml dalam labu bersumbat kaca,
suspensi halus. Ekstraksi 5 kali, tiap kali dengan tambahkan 50 ml air yang baru dididihkan. Tambah-
25 ml klarafarm P, saring ekstrak kloroform melalui kan fenolftalein LP dan titrasi dengan natrium hidrok-
natrium sulfat anhidrat P ke dalam gelas piala 400 ml. sida 0,020 N sampai terjadi wama merah muda yang
Uapkan kumpulan ekstrak klorofo~ di atas tangas air stabil selama 30 detik: diperlukan tidak lebih dari
hingga hampir kering, hilangkan sisa kloroform 0,90 ml natrium hidraksida 0,020 N untuk menetralkan.
dengan aliran udara.Tambahkan 100 ml asam asetat
glasial P dan 5 ml raksa(ll) asetat LP, aduk sampai larut Sisa penguapan Tidak lebih dari 1 mg; lakukan
dan lanjutkan penetapan menurut cara Penetapan penetap~n sebagai berikut: Uapkan 40 ml dalam
kadar seperti yang tertera pada Etambutal Hidroklorida cawan penguap yang telah ditara di atas tangas air
mulai dari "tambahkan krista/.violet LP ..... ". dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam.
64 Aethanolum Absolutum I Monografi FIIV

Zat tidak larut air Encerkan dengan air volume sama: AETHANOLUM ABSOLUTUM
campuran jernih dan tetap jernih selama 30 menit, Etanol Absolut
setelah didinginkan pada suhu 10°. Etanol Mutlak

Aldehida dan bahan organik asing lain Masukkan


20 ml ke dalam tabung bersumbat kaca yang sudah
dicuci dengan asam klorida P dan dibilas dengan air, Etil alkolwl [64-17-5]
kemudian dibilas dengan etanol yang akan diuji. C 2H 60 BM 46,07
Dinginkan sampai suhu lebih kurang 15°, tambahkan
dengan pipet yang betul-betul bersih 0,10 ml kalium
permanganat 0,10 N, catat saksama waktu penambahan. Etanol Mutlak mengandung tidak kurang dari
Campur segera dengan membalikkan tabung dan 99,2% b/b, setara dengan tidak kurang dari 99,5% v /v,
diamkan pada suhu 15° selama 5 menit: wama merah C2ffs0H, pada suhu 15,56°.
muda tidak seluruhnya hilang.
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih; tidak
Amil alkohol dan bahan tidak menguap, mudah berwama. Bau khas· dan menyebabkan rasa terbakar
terarangkan, dan lain-lain Masukkan 25 ml ke dalam pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu
cawan penguap porselen, terlindung dari debu, rendah dan mendidih pada suhu 78°. Mudah terbakar.
biarkan menguap sampai permukaan cawan masih
lembab, tambahkan beberapa tetes asam sulfat P: tidak
Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis ber-
segera terjadi wama merah atau coklat.
campur dengan semua pelarut organik.

Minyak fusal Basahi kertas penghisap yang bersih ldentifikasi


dan tidak berbau dengan campuran 10 ml etanol, 5 ml
air dan 1 ml gliserin P, biarkan menguap: tidak tercium A.· Campurkan 5 tetes dalam gelas piala kecil
bau lain setelah alkohol habis menguap. dengan 1 ml larutan kalium pernwnganat P (1 dalam
100) dan 5 tetes asam suifat 2 N, tutup segera gelas piala
dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan
Aseton dan Isopropanol Pada 1,0 ml tambahkan larutan segar 100 mg natrium nitroferisianida P dan
1,0 ml air, 1,0 ml larutan jenuh natrium fosfat dibasa P 250 mg piperazina dalam 5 ml air:· terjadi warna biru
dan 3,0 ml larutan jenuh kalium ptrmanganat P. intensif pada kertas saring, dan akan memucat setelah
Hangatkan campuran pada suhu 45° sampai 50°, beberapa menit.
diamkan sampai wama permanganat hilang. Tambah- B.·. Pada 5 mllarutan (1 dalam 10) tambahkan 1 ml
... kan 3,0 mllUltrium hidroksida 2,5 N, saring, tanpa pen-
cucian, dengan penyaring kaca masir. Buat pem-
natrillm hidroksida 1,0 N, kemudian dengan perlahan-
lah~n·tambahkan 2 ml iodum 0,1 N (dalam waktu
banding dengan mencampur 1,0 ml larutan jenuh 3 menit): timbul bau iodoform dan terbentuk endapan
natrium fosfat dibasa P, 3,0 ml natrium hidroksida 2,5 N, kuning dalam waktu 30 menit.
8 Jig aseton P dan 5,0 ml air. Pada masing-masing
larutan tambahkan 1 ml larutan furfural P (1 dalam
100) diamkan selama 10 menit dan kemudian pada Bobot jenis <991> Tidak lebih dari 0,7964; lakukan
1,0 ml masing-masing larutan tambahkan 3 ml asam penetapan pada suhu 15,56°, menunjukkan tidak
klorida P: wama merah muda yang terjadi pada larutan kurang dari 99,2% b/b C2ffsOH.
uji _tidak lebih intensif dari pembanding.
Keasaman Pada 50 ml d~lam labu bersumbat kaca
Meta~ol Pada 1 tetes tambahkan 1 tetes air, 1 tetes tambahkan SO ml air yang baru dididihkan. Tambah-
larutan asam fosfat P (1 dalam 20), dan 1 tetes larutan kan fenolfozlein LP dan titrasi dengan natrium hidroksi-
kalium permanganat P (1 dalam 20). Campur, diamkan da 0,020 N LV sampai terjadi wama merah muda yang
selama 1 menit, tambahkan tetes demi tetes larutan stabil selama 30 detik: dibutuhkan tidak lebih dari
lflltrium bisulfit P (1 dalam 20) sampai warna perma- 0,90 mllflltrium hidroksida 0,020 N untuk menetralkan.
nganat hilang. ·Jika mas1h ada warn a coklat, tam-
bahkan 1 tetes larutan asam fosfat yang sama. Pada Sisa penguapan Tidak lebih dari 1 mg; lakukan pe-
larutan yang tidak .berwama tambahkan 5 ml asam netapan sebagai berikut: Uapkan 40 ml dalam cawan
kromotropat LP segar dan panaskan di atas tailgas air penguap yang telah ditara di atas tangas air. Kering-
pada suhu 60° selama 10 menit: tida~ terjadi wama kan pada suhu 105° selama 1 jam.
lembayung. · · ·
Zat tak larut air Encerkan dengan air volume sama:
Wa~ah dan penyimpanim Dalam 'va.dah tertutup campuran jernih dan tetap jernih selama 30 menit
rapat, jauh dari api. setelah didinginkan pada suhu 10•.
FI IV Monografi I Aether 65

Aldehida dan bahan organik asing lain Masukkan AETHANOLUM DILUTUM


20 ml ke dalam tabung bersumbat kaca yang sudah Etanol Encer
dicuci dengan as_am klorida P dan dipilas dengan air,
kemudian dengan etanol mutlak yang akan diuji.
Dinginkan sampai suhu Iebih kurang 15°, tambahkan Etanol Encer adalah campuran etatzol P dan air. Dibuat
dengan pipet yang betul-betul bersih 0,10 ml kalium dengan mencampurkan 73,7 ml etanol P dan air hingga
permanganat 0,10 N, catat saksama waktu penambahan. 100 mi. Mengandung tidak kurang dari 68,0% dan
Campur segera dengan membalikkan tabung dan tidak lebih dari 69,2% b/b C 2 H 5 0H setara dengan
diamkan pada suhu 15° selama 5 menit: wama merah tidak kurang dari 69,9% dan tidak lebih dari 70,8%
muda tidak seluruhnya hilang. v/v C 2H 50H.

Amil alkohol dan bahan tidak menguap, mudah Pemerian Cairan jemih mudah menguap dan mudah
terarangkan Masukkan 25 ml ke dalam cawan bergerak, tidak berwama; bau khas; rasa terbakar pada
penguap porselen, terlindung dari debu, biarkan lidah, mudah terbakar.
mengua!=' sampai permukaan cawan masih lembab,
tambahkan beberapa tetes asam sulfat P: tidak segera Bobot jenis <991> Antara 0,882 dan 0,886; lakukan
terjadi wama merah atau coklat. penetapan pada suhu 25°.

Serapan ultraviolet Rekam spektrum serapan ultra- Keasaman; Sisa penguapan; Aldehida dan bahan
violet pada panjang gelombang antara 350 nm dan organik asing lain; Amil alkohol dan Bahan tidak
220 nm dengan air sebagai pembanding: serapan pada menguap, mudah terarangkan; Aseton dan Isopropa-
220 nm tidak lebih dari 0,30, pada 230 nm 0,18, pada nol; dan Metanol Memenuhi syarat seperti yang
240 nm 0,08, dan pada 270 nm sampai 350 nm 0,02. tertera pada Etanol.

Minyak fusel Basahi kertas penghisap yang bersih Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dan tidak berbau dengan campuran dari 10 ml zat, rapat, jauhkan dari a pi.
5 ml air dan 1 ml gliserin P, biarkan menguap: tidak
tercium bau lain setelah etanol mutlak menguap.
A ETHER
Aseton dan isopropanol Pada 1,0 ml tambahkan 1 ml Eter
air, 1 ml larutan jenuh natrium fosfat dibasa P dan 3 ml
iarutan jenuh kalium permanganat P. Hangatkan
campuran pada suhu 40° sampai 50°, diamkan sampai
warna permanganat hilang. Tambahkan 3 ml natrium Etil eter [60-29-7)
.. hidroksida 2,5 N, saring tanpa pencucian dengan
penyaring kaca masir. Buat perr.banding yang berisi
C4HIOO BM 74,12

campuran 1 ml larutan jenuh natrium fosfat dibasa P, Eter mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak
3 ml natrium hidroksida 2,5 N, dan 8 J.tg aseton P dalam lebih dari 98,0% C 4H 100. Selebihnya terdiri dari etanol
9 ml air. Pada masing-masing larutan tambahkan 1 ml dan air.
larutan furfural P (1 dalam 100) dan diamkan selama [Perhatian Eter sangat mudah menguap dan terbakar.
10 menit, kemudian pada 1,0 ml masing-masing larut- Uapnya dapat meledak jika bercampur dengan udara dan
an tambahkan 3 ml asam klorida P: wama merah muda nyala api.]
yang terjadi pada larutan uji tidak lebih intensif dari [Catalan Eter untuk anestesi harus disimpan dalam
pembanding. wadah tertutup rapat dengan kapasitas tidak lebih dllri 3 kg,
dan tidak boleh digunakan untuk anestesi apabila te.lah
Metanol Pada 1 tetes tambahkan 1 tetes air, 1 tetes dipindahkan dari wadah aslinya lebih dari 24 jam. Eter
larutan asam fosfat P (1 dalam 20) dan 1 tetes larutan untuk anestesi jika dilcemas dalam wadah lebih besar, untuk
kalium permanganat P (1 dalam 20). Campur, diamkan pengemasan kembali seperti di atas, harus memenuhi syarat
selama 1 menit, tambahkan tetes demi tetes larutan uji seperti yang tertera pada Farmakope.] · ·
natrium bisulfit P (1 dalam 20) sampai -warna
permanganat hilang. Bila masih ada warna coklat, Pemerian Cairan mudah mengalir, mudah menguap,
tambahkan 1 tetes larutan asam fosfat yang sama. tak berwama; berbau khas; Teroksidasi perlahan-lahan
Pada larutan yang tidak berwarn!l tambahkan 5 mi oleh udara dan cahaya dengan membentuk peroksida.
asam kromotropat LP segar dan panaskan di atas tangas Mendidih pada suhu lebih kurang 35°.
air pada suhu 60° selama 10 menit: tidak terjadi wama
lembayung. Kelarutan Larut dalam air; dapat bercampur dengan
etanol, d~ngan benzena, dengan kloroform, dengan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pelarut heksana, dengan minyak lemak dan minyak
rapat, jauhkan dari api. menguap;
66 Aethylis Aminobenzoas I Monografi Fl IV

Keasaman Tidak lebih dari 0,003% sebagai an yang dibuat dengan mencampurkan 5,0 ml Larutan
CHFOOH; l<".kukan penetapan sebagai berikut: Ke titanium tetraklorida dan 1,0 ml Larutan baku peroksida ke
d.alam 10 ml air dalam labu bertutup kaca, tam- dalam gelas ukur bersumbat kaca 25 ml, dan dien-
bahkan 0,10 ml hint bromotimol LP da·n natrium cerkan dengan air sampai 10,0 ml, jika diukur meng-
hidroksida 0,010 N hingga warna biru tetap bertahan gunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
setelah pengocokan kuat-kuat. Tambahkan 25 ml eter, 410 nm.
kocok cepat untuk mencampur kedua lapisan. Jika
warna biru hilang, titrasi dengan natrium hidrok- Hidrokarbon dengan suhu didih rendah Tidak lebih
sida 0,010 N hingga warna biru kembali dan tetap dari 0,2%; lakukan penetapan dengan cara Kromatogra-
bertahan beberapa menit: dibutuhkan tidak lebih dari fi gas seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
0,80 ml natrium hidroksida 0,010 N. Lamtan baku Pindahkan lebih kurang 50 ml etil eter
[Catalan Hindarkan kontaminnsi karbon dioksida pada anhidrat P yang sebelumnya telah diuji bebas pirogen,
waktu menambahkan eter dan titrasi.] seperti yang tertera pada Prosedur ke dalam labu
tentukur 100-ml. Tambahkan 0,20 ml pentana P, en-
Bobot jenis <981> Antara 0,713 dan 0,716 (menunjuk- cerkan dengan etil eter anhidrat P sampai tanda.
kan 96,0% hingga 98,0% C 4 H 100). Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (1 ~I) Larutan baku dan eter ke dalam
Air <1031> Metode I Tidak boleh lebih dari 0,5%, ke- kr~matograf yang dilengkapi dengan detektor ionio-
cuali jika pada penandaan dinyatakan untuk anestesi sasi nyala dan kolom baja tahan karat 3,7 m x 2 mm
tidak lebih dari 0,2%. berisi bahan pengisi 30% fase diam G22 pada partikel
penyangga S1C 30 mesh sampai 60 mesh. Pertahankan
Sisa tidak menguap Tidak lebih dari 1 mg (0,003%); suhu injektor, kolom dan detektor berturut-turut
lakukan penetapan sebagai berikut: Biarkan menguap pada suhu 230°, 80°, dan 250°. Gunakan l:itrogen P
50 ml dalam cawan penguap yang telah ditara, dan sebagai gas pembawa dengan laju aliran lebih kurang
keringkan pada suhu 105° selama 1 jam. 30 ml per menit. Tentukan jumlah luas puncak hidro-
karbon yang terdapat dalam eter (waktu retensi iso-
Bau asing Biarkan menguap 10 ml dalam cawan pentana, pentana dan 2-metilpentana berturut-turut
penguap bersih dan kering hingga volume lebih adalah 2,3; 2,7 dan 4,3 menit). Jumlah luas puncak
kurang 1 ml: tidak ada bau asing yang jelas. Tuangkan hidrokarbon tidak melebihi luas puncak pentana dari
sisa ke atas sepotong kertas saring yang bersih dan Larutan baku.
tidak berbau: tidak ada bau asing yang jelas dari
penguapan sisa akhir etcr pada kertas. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya, diisi sebagian; pada suhu
Aldehida Masukkan 20 ml ke dalam gelas ukur tidak lebih dari 30°; jauhkan dari api.

... bersumbat kaca, tambahkan 7 ml campuran 1 ml


Pereaksi Nessler dan 17 ml larutan natrium klorida P
AETHYLIS AMINOBENZOAS
jenuh. Tutup dan kocok kuat-kuat selama 10 detik,
diamkan selama 1 menit: lapisan air tidak keruh. Benzokain

Peroksida Tidak lebih dari 0,3 bpj.


Larutan titani11m tetraklorida Dinginkan secara ter-
pisah dalam gelas piala kecil di dalam tangas es, 10 ml
asam klorida 6 N dan 10 ml titanium tetraklorida P. Etil p-aminobenwat [94-09-7]
Tambahkan tetes demi tetes titanium tetraklorida P ke C9 H 11 N02 BM 165,19
dalam asam yang dingin. Biarkan campuran pada
suhu tangas es hingga seluruh padatan kuning me- Benzokain yang telah dikeringkan di atas fosfor pentok-
larut, encerkan dengan asam klorida 6 N hingga sida P selama 3 jam mengandung tidak kurang dari
1000 ml, campur. 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 9 H 11 N02 .
Larutan ·baku peroksida Pipet 25 ml hidrogen peroksi-
da P ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan Pemerian Hablur kecil atau serbuk hablur putih;
air sampai tanda. Pipet 15 mllarutan ini ke dalam labu tidak betbau; stabil di udara; bersifat anestesi lokal
tentukur 1000-ml encerkan dengan air sampai tanda. pada lidah.
Tiap ml meh.gandung 0,011 mg H 20r .
Prosedur Pipet 50 ml eter ke dalain corong pisah, Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
tambahkan 5,0 ml Larutan titanium tetraklorida. Kocok dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter; agak
kuat-kuat, biarkan lapisan memisah dan alirkan·lapis- sukar larut dalam minyak zaitun dan minyak aman-
an bawah ke dalam gelas ukur bersumbat kaca 25 ml. del; larut da~am asam encer.
Encerkan dengan air sampai 10,0 ml, kocok. Warna
kuning yang terjadi tidak lebih kuat dari warna larut- . Baku pembanding Benzokain BPFI; lakukan penge-
FI IV · lyfonografi I Aethylis Chlorid~ 67

ringan di atas fosfor pentoksida P selama 3 jam sebelum dalam CC\ffipuran 100 ml air dan 15 ml asam kloritUl P.
digunakan. Dinginkan dalam tangas es hingga suhu lebih kurang
10°. Titrasi dengan natrium nitrit 0,1 N LV hingga
Identifikasi terjadi warna biru dengan segera bila larutan yang
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dititrasi digoreskan pada kertas kanji iodida P. Titrasi
dikeringkan di atas fosfor pentoksida P selama 3 jam dan dinyatakan selesai bila campuran yang telah didiam-
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan kan selama 5 menit masih memberikan wama biru jika
maksimum hanya pada panjang gelombang yang digoreskan pada kertas kanji iodida P. Lakukan pene-
sama seperti pada Benzokain BPFI. tapan blangko.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat dalam
kloroform P (1 dalam 200.000), menunjukkan maksi- 1 ml natrium nitrit 0,1 N setura dengan
mum dan minimum pada panjang gelombang yang 16,52 mg C;I 11 N0 2
sama seperti pada Benzokain BPFI, daya serap masing-
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih baik.
kurang 278 nm berbeda tidak lebih dari 3%.
C. Larutkan lebih kurang 20 mg dalam 10 ml air
dengan penambahan beberapa tetes asam klorida 3 N, AETHYLIS CHLORIDUM
tambahkan 5 tetes larutan natrium nitrit P (1 dalam 10) Etil Klorida
dan 2 ml larutan 100 mg 2-naftol P dalam 5 ml natrium
hidroksida 1 N: terbentuk endapan merah jingga.

Jarak lebur <1021> Metode I Antara 88° dan 92°, tetapi


rentang lebur awal dan akhir tidak lebih dari r.
Kloroetana [75-00-3]
Reaksi Larutkan 1,0 g dalam 10 ml etanol P netral: C 2H 5Cl BM 64,51
diperoleh larutan jernih. Encerkan larutan dengan
10 tnl air, tambahkan 2 tetes fenolftalein LP dan 1 tetes Etil Klorida mengandung tidak kurang dari 99,5% dan
natrium hidroksida 0,10 N: terjadi wama merah. tidak lebih dari 100,5% C2H 5Cl.
[Perhatian Etil Klorida sangat mudah terbakar. Jangan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; digunakan di tempat yang membuatnya dapat terbakar.]
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P selama
3 jam. Pemerian Cairan sangat mudah menguap pada suhu
rendah atau di bawah tekanan; tidak berwarna;
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1% . mudah mengalir; bau khas eter. Mendidih pada suhu
... antara 12° dan 13°; bobot jenis pada suhu 0° lebih
Klorida Pada larutan 200 mg dalam 5 ml etanol P, kurang 0,921. Jika dibebaskan dari wadah bertutup
yang sebelumnya telah diasamkan dengan beberapa pada suhu kamar akan segera menguap. Terbakar
tetes asam nitrat encer P, tambahkan beberapa tetes dengan nyala kehijauan, berasap, membentuk asam
perak nitrat LP: tidak segera terjadi kekeruhan. klorida.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
etanol dan dalam eter.
Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg
dalam 5 ml asam sulfat P: wama larutan tidak lebih tua Reaksi Kocok 10 ml dengan 10 ml air, yang masing-
dari wama Larutan padanan A. masing telah didinginkan hingga suhu 0°, biarkan
lapisan etil klorida menguap; cairan yang tersisa
Cemaran urn urn <481> Tidak lebih dari 1%. bereaksi netral terhadap kzkmus P. Gunakan cairan ini
Lamtan uji Gunakan pelarut etanol mutlak P. untuk uji Etanol.
Larutan baku Gunakan pelarut etanol mutlak P.
Volume penotolan 10 111. Etanol Tambahkan beberapa tetes kalium bikromat LP
Fase gerak Kloroform P yang mengandung lebih dan 2 ml asam sulfat 2 N ke dalam cairan yang dipero-
kurang 0,75% etanol mutlak P sebagai pengawet, dalam leh dari Reaksi, didihkan: tidak berbau asetaldehida
bejana yang tidak dijenuhkan. · dan tidak terjadi wama kehijauan atau keunguan.
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
bercak nomor 1. Sisa tidak mudah menguap dan bau Biarkan 5 ml
menguap dalam cawan dangkal yang telah ditara:
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang tidak terjadi bau asing selama penguapan dan bobot
300 mg yang sebelumnya telah dikeringkan, larutkan sisa dapat diabaikan..
68 Aethylmorphini Hydrochloridum I Monograft FI IV

Klorida Tambahkan beberapa tetes perak nitrat LP ke menunjukkan maksimum hanya pada panjang
dalam 10 ml etanol P, dinginkan hingga suhu 0°. gelombang yang sama seperti pada Etilmorfin Hidro-
Tainbahkan kepada cairan yang jernih lebih kurang klorida BPFI.
500 J1l etil klorida yang telah didinginkan hingga suhu B. Campur 10 mg dengan 1 ml asam sulfat P dan
sama: tidak segera terjadi kekeruhan. 0,05 mllarutan besi(lll) klorida heksahidrat P 1,3%.
Panaskan di atas tangas air: terjadi warna biru yang
Penetapan kadar Masukkan lebih kurang 1,5 ml etil berubah menjadi warna merah setelah ditambah
klorida dingin ke dalam botol tahan tekanan ber- 0,05 ml asam nitrat P.
sumbat kaca yang telah ditara dan berisi 25,0 ml kalium C. Larutkan 500 mg dalam 6 ml air, tambahkan
lzidroksida etanol 1 N LV, tutup segera dan timbang 15 ml natrium hidroksida 0,1 N, gores dinding tabung
saksama. Ikat sumbat, masukkan botol ke dalam dengan pengaduk kaca, terbentuk endapan hablur
keranjang kawat dan celupkan dalam tangas air pada putih. Kumpulkan endapan, cuci dengan air, larutkan
suhu kamar. [Perhatian Sebelum menaikkan suhu tangas, dalam 20 ml air pada suhu 80°, saring dan dinginkan
perhatikan agar botol tertut11p dengan baik, atau buatlah dalam es. Keringkan hablur di atas fosfor pentoksida P
pelindung yang sesuai sebagai pengaman untuk mencegah pada tekanan antara 11,1 mmHg sampai 18,6 mmHg
kecelakaan jika botol meledak.] Panaskan tangas air selc;ma 12 jam. Suhu lebur antara 85° sampai 89°.
sampai mendidih, pertahankan suhu tersebut selama D .. Larutan 2% menunjukkan reaksi Klorida cara A
30 menit dan dinginkan perlahan-lahan sampai suhu seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
kamar sebelum botol dibuka. Buka tutup, tambah-
kanfenolftalein LP dan titrasi kelebihan alkali dengan pH <1071> Antara 4,3 dan 5,7; lakukan penetapan
asam klorida 1 N LV. Lakukan penetapan b!angko. menggunakan Iarutan 2%.

1 ml kalium hidroksida etanol 1 N setara dengan Kejernihan larutan <881> Harus jernih; Iakukan
64,51 mg C2H 5 Cl penetapan menggunakan larutan 2,0% dalam air bebas
karbon dioksida P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, sebaiknya dengan tutup kedap udara dan Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna
jauhkan dari api. larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan V6.
Lakukan penetapan menggunakan larutan 2,0% dalam
a;r bebas karbC1n dioksida P.
AETHYLMORPHINI HYDROCHLORIDUM
Etilmorfin Hidroklorida Rotasi jenis <1081> Antara -102° dan -105°; Iakukan
penetapan menggunakan larutan 2% dalam air bebas
karbon dioksida P.

•HCI Senyawa sejenis


Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Totolkan secara terpisah
masing-masing 10 J.Lllarutan dalam campuran etanol P-
7,8-Didchidro-4,5-epoksi-3-etil-17-met il- air (1:1) yang mengandung (1) zat uji 2,5% dan (2) zat
morfinan-6-ol hidroklorida dihidrat [125-30-4] uji 0,0125% pada Iempeng kromatografi silika gel G.
C 1 ~N03 HCI.2Hp BM 385,9 Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak toluena P-
Etilmorfin Hidroklorida mengandung tidak kur:ang aseton P-etanol P-amonium hidroksida·P (70:65:35:5).
dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C 19H 23 NOjHCI, Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap dan
dihitung terhadap zat anhidrat. semprot lempeng dengan kalium iodobismutat encer LP.
Bercak lain selain bercak utama larutan (1) tidak lebih
Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih. intensif dari bercak larutan (2).

Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; sukar Air <1031> Metode I .t.ntara 8,0% dan 10,0%; lakukan
larut dalam kloroform; praktis tidak larut dalam eter. penetapan menggunakan 250 mg.

Baku pembanding Etilmorfin Hidroklo~ BPFI. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan
penetapan menggunakan 1 g.
ldentifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B, C dan D
dilakukan. Uji B dan C dapat diabaikan jika uji A dan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
D dilakukan. 300 mg, laru.tkan dalam 30 ml asam asetat glasial P, jika
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah perlu hangatkan, hingga larut. Dinginkan, tambahkan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, 20 rnl anhidrida asetat P, 5 ml raksa([[) asetat LP dan
FI IV Monografi I Albumini Humani Solutio 69

tetapkan titik akhir titrasi secara potensiometrik. Titra- Gelatin Panaskan 1,00 g dalam 100 ml air sampai
si dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan larut dan biarkan dingin hingga suhu 50°. Pada 5 ml
blangko. tambahkan 5 ml larutan 2,4,6-trinitrofenol P 1 o/o: tidak
terjadi kckeruhan dalam waktu 10 menit.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
34,99 mg C 11f23 NO/{Cl Zat tidak laru.t Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pene-
tapan dengan cara sebagai berikut: Pada 5 g zat yang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup telah diserbuk dan diayak dengan pengayak nomor
baik, terlindung dari cahaya. 270, tambahkan 100 ml air dan 14 ml asam klorida 2M,
didihkan perlahan-lahan selama 15 menit, sambil
sering diaduk. Saring selagi panas melalui penyaring
AGAR kaca masir, cuci sisa dengan air panas dan keringkan
Agar pada suhu 100° sampai 105°.
Agar-Agar
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 20,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 100° sampai 105°,
Agar terdiri dari polisakarida yang diperoleh dengan menggunakan 1 g zat dalam bentuk serbuk yang
ekstraksi berl:oagai spesies Rhodophyceae, terutama lewat pengayak nomor 270.
yang termasuk genus Gelidium, dengan air mendidih,
disaring selagi panas dan diuapkan sampai kering. Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 4,5%;
lakukan penetapan menggunakan 1 g serbuk yarig
Pemerian Tidak berbau, atau bau lemah; berasa lewat pengayak nomor 270.
musilago pada lidah.
lndeks pengembangan <851> Tidak kurang dari 1S;
Kelarutan Tidak larut dalam air dingin; Iarut dalam lakukan penetapan menggunakan zat dalam bentuk
air mendidih. serbuk yang lewat pengayak nomor 270.

Makroskopik Gumpalan potongan memanjang de- Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Esche-
ngan Iebar 2 mm sampai S mm, kadang-kadang dalam richia coli; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g.
bentuk kepingan, tidak berwarna sampai kuning
pucat, bening, agak liat dan sukar dipatahkan, menjadi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
lebih rapuh pada pengeringan. baik.

Mikroskopik Dalam io~um 0,005 M, sebagian herwar-


na ungu kecoklatan. Menunjukkan banyak butiran ALBUMIN! HUMANI SOLUTIO
•. kecil tidak benvarna, bulat telur atau l:oulat dengan Larutan Albumin
latar belakang amorf; kadang-kadang ada yang ber- Albumin
bentuk spora bulat atau bulat telur berwarna cokJat Albumin Manusia
dengan ukuran sampai 60 J.Lm dengan permukaan
seperti jala.
Larutan Albumin adalah larutan protein dalam air
ldentifikasi yang diperoleh dari plasma, serum atau plasenta
A. Larutkan 100 mg dalam SO ml air dengan normal dan segera dibekukan setelah dikumpulkan.
pemanasan dan biarkan dingin. Pada 1 ml larutan ini Plasma, serum atau plasenta diperoleh dar.i donor
tambahkan tanpa dicampur 3 ml air d~n 0,1 ml sehat. S~dapat ~ungkin disertai pemeriksaan klinik,
iodum 0,05 M: terjadi wama ungu kecoklatan di antara uji laboratorium dan telah diketahui riwayat. medik~
dua lapisan cairan. Jika dicampur, cairan menjadi nya, hebas dari infeksi yang dapat tertular melalui
kuning pucat. · . transfusi darah atau derivat darah. Pemeriksaan.dan
B. Larutkan 100 mg dalam SO ml air dengan pengujian ditetapkan oleh instansi yang berwenang,
pemanasan, biarkan dingin. Panaskan 5 ml larutan ini terutama uji antigen hepatitis B (HbsAg) permukaan
dengan 0,5 ml asam klor!da P selama 30 menit di dalam dan. antibodi HIV dengan metode yang,sensitif
tangas air, kemudian tambahkan 1 mllarutan barium dan memberikan hasil negatif terhadap kedua hal
klorida P 6,1%: terjadi kekeruhan berw~rna. putih tersebut. . . .
dalam waktu 30 menit. · Pemisahan albumin dilakukan dengan kondisi ter-
C. Larutkan 500 mg dalam 50 ml air di dalam kendali terutama pH, kekuatan ion dan suhu sehingga
tangas air; hanya beberapa bagian tetap tidak.larut produk akhir tidak kurang dari 95% protein total
dan pada pendinginan antara 35° dan 30° merpbentuk adalah albumin.
gel. Bila dipanaskan di dalam tangas air, gel tidak Larutan Albumin tersedia sebagai larutan pekat
mencair pada suhu di bawah 80°. mengandung 15,0% - 25,0% protein total atau sebagai
70 Albumini Humani Solutio I Monografi FI IV

larutan isotonik mengandung 4,0% - 5,0% protein total. 118,3 X


Untuk menghindari pengaruh pemanasan dapat
ditambahkan stabilisator yang sesuai seperti natrium p
kaprilat dengan kadar tertentu, tapi tidak boleh di-
tambahkan pengawet yang bersifat antimikroba pada P adalah kandungan protr!in dalam gram per liter
setiap tahap pembuatan. Larutan disterilkan dengan yang diperoleh pada Penetapan kadar.
penyaringan dan dibagikan secara aseptik ke dalam
wadah steril dan ditutup kedap untuk mencegah Haem Lakukan penetapan dengan cara Spektrofoto-
kontaminasi mikroba. Larutan dalam wadah akhir di- metri Ultraviolet dan Cahr.!t'l Tampak 5eperti yang tertera
panaskan pada suhu 59,5° sampai 60,5° selama 10 jam. pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.
Kemudian diinkubasi pada suhu 30° sampai 32° Encerkan zat uji denga""l larutan natrium klorida P 0,9%
selama tidak kurang dari 14 hari atau pada suhu 20° hingga mengandung 1% protein. Serapan larutan pada
sampai 25° selama tidak kurang dari 4 minggu dan 403 nm tidak lebih dari 0,15. Gunakan air sebagai
amati secara visual adanya kontaminasi mikroba. blangko.

Pemerian Cairan jernih agak kental, tidak berwarna Polimer dan agregat Nitrogen tot::ll dabm kumpulan
hingga berwarna kekuningan tergantung kadar fraksi tidak lebih dari 5%. Lakukan penetapan dengan
protein. cara Kromatografi eksklusi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Lakukan penetapan pada suhu
Baku pembanding Larutan Albumin Manusia untuk kamar. Jika perlu encerkan zat uji dengan Dapar
Elektroforesis BPFI. fosfat campuran pH 7,0 mengandung azida hingga
mengandung protein 4,0% - 5,0%, masukkan 2 ml
Identifikasi sediaan uji pada kolom 1 m x 25 mm berisi dekstran
A. Lakukan reaksi pengendapan menggunakan sambung silang dengan bobot molekul dari 5000
anti serum khas terhadap protein plasma manusia dan sampai 350.000 (misalnya Scphadex G150). Eluasi
. antiserum khas terhadap protein plasma dari setiap dengan fase gerak Dapar fosfat campuran pH 7,0
galur hewan domestik yang umum digunakan untuk mengandung azida dengan laju a !iran 20 ml (4 ml per
pembuatan produk biologis. Sediaan mengandung s.entimeter kuadrat luas kolom) per jam. Ukur sera pan
. protein asal manusia dan memberikan reaksi negatif eluat pada panjang gelombang 280 nm. Kumpulkan
dengan anti-serum khas terhadap protein plasma eluat dalam tiap fraksi lebih kurang 4 ml dan
galur lain. kumpulkan fraksi untuk setiap puncak dan gunakan
B. Lakukan penetapan dengan cara imunoelektro- untuk penetapan kadar nitrogen dengan Metode I
foresis yang sesuai, bandingkan serum normal manu- seperti yang tertera pada Penetapau Kadar Nitrogen
. sia dengan sediaan uji menggunakan antiserum, ke dalam Produk Darah <591>.
:duanya diencerkan hingga mengandung 1% protein .
... . Komponen utama sediaan uji sesuai dengan kompo- Kalium <351> Tidak lebih dari 50 J.Lmol per g protein.
nen utama serum normal manusia. Larui:an dapat Lakukan penetapan dengan cara Spektrofotometri atom:
mengandung sejumlah kecil protein plasma lain. emisi dan serapan seperti yang tertera pada Spektrofoto-
C. Elektroforetogram yang diperoleh dari uji metri dan Hamburan Cahaya <1191>. Ukur serapan pada
Komposisi protein dapat dibedakan dari larutan protein 766 nm dan gunakan larutan 114,4 mg kalium klorida P
plasma. (yang telah dikeringkan pada suhu 130° hingga bobot
tetap) dalam air hingga 1000 ml sebagai baku.
Keasaman atau kebasaan pH antara 6,7 dan 7,3;
lakukan penetapan dengan mengencerkan zat uji Natrium Mengandung 95% sampai 105% dari jumlah
dengan larutan nMrium klorida P 0,9% hingg'a me- yang tertera pada etiket, untuk hal tertentu tidak lebih
ngandung 1% protein. · dari 160 mmol per liter. Lakukan penetapan dengan
cara Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.
Alkalin fosfatase Tidak lebih dari 0,1 unit per gram Ukur serapan pada 589 nm dan gunakan larutan
protein. Lakukan penetapan dengan cara Spektrofoto- 508,4 mg natrium klorida P (yang telah dikeringkan
metri UltraViolet dan Cahaya Tampak seperti yang tertera pad a suhu 130° hingga bobot tetap) dalam air hingga
.pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>. 1000 ml sebagai baku.
Pada campuran 0,5 ml larutan uji dan 0,5 ml dapar
·dietanolamina pH 10,0 dalam sel spektrofotometer pada Komposisi protein Lakukah penetapan dengan
suhu 36,8° sampai 37,r, tambahk"an 0,1 ml nitrofenil Metode II Elektroforesis Selulosa Asetat seperti yang
fosfat LP. Catat serapan terus-menerus pada 405 nm tertera pada Elektroforesis <831> menggunakan Iarutan
selama tidak kurang 30 detik sejak pex,tambahan sebagai berikut: Larutan 1) encerkan sediaan uji
nitrofenil fosfat LP. Catat kenaikan rata-rata sera pan per dengan ~arutim natrium klorida P 0,9% hingga me-
menit (X), hitung aktivitas alkalin fosfatase pada suhu ngandung 2% protein. Larutan 2) encerkan Larutan
37o dalam unit per gram protein dengan rum us: Albumin Manusia untuk Elektroforesis BPFI dengan
FIIV Monografi I Alcoholum Benzylicum 71

larutan natrium klorida P 0,9% hingga mengandung 2% Kelarutan Agak sukar larut dalam air; mudahdarut
protein. Pita bercak lain selain bercak utama yang dalam etanol 50%; bercampur dengan etanol, dengan
diperoleh dari lariltan 1) mengandung tidak lebih dari eter dan dengan kloroform.
5% protein. Uji tidak absah kecuali perbandingan
protein dalam pita bercak utama yang diperoleh dari Identifikasi Tambahkan 2 atau 3 tetes ke dalam 5 ml
larutan 2) dalam batas yang tertera pada etiket Albu- larutan kalium permanganat P (1 dalam 20), dan asam-
min Manusia tmtuk Elektroforesis BPFl. kan dengan asam sulfat 2 N: tercium bau benzaldehida.

Toksisitas abnormal Memenuhi syarat Uji toksisitas Bobot jenis <981> Antara 1,042 dan 1,047.
abnormal seperti yang tertera pada Uji Reaktivitas secara
Biologi in-vivo <251>. Indeks bias <1001> Antara 1,539 dan 1,541; lakukan
penetapan pada suhu 20°.
Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
menggunakan dosis !.lji 3 ml per kg bobot kelinci. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan
penetapan sebagai berikut: uapkan 25 ml dalam krus
Sterilitas <71> Memenuhi sy11rat. yang sesuai dan pijarkan hingga bobot tetap.

Penetapan kadar Mengandung 95% sampai 105% Keasaman Netralkan 50 ml etanol P yang mengan-
protein dari jumlah protein yang tei"tera pada etiket. dung 1 ml fmolftalein LP dengan natrium ltidroksi-
Lakukan penetapan dengan Metode I seperti yang ter- da 0,1 N. Larutkan 10 ml zat dalam 10 ml etanol P yang
tera pada Penetapan Kadar Nitrogen dalam Produk telah dinetralkan dan titrasi dengan natrium hidroksi-
Darah <591>. Encerkan sediaan uji dengan larutan da 0,1 N: tidak lebih dari 1,0 ml.
natrium kloridn P 0,9% hingga diperoleh larutan yang
mengandung lebih kurang 15 mg protein per 2 mi. Sisa tidak menguap Tidak lebih dari 1 mg; lakukan
Masukkan 2 ml larutan ini ke dalam tabung sentrifuga penetapan sebagai berikut: uapkan 2,0 g sampai
alas bulat, tambahkan 2 ml larutan natrium molibdat P kering di atas tangas air, dan keringkan residu pada
7,5% dan 2 ml campuran air dan asam sulfat bebas suhu 105° selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator
nitrogen P (30:1). Kocok dan sentrifus selama 5 menit, dan timbang.
tuang beningan, dan letakkan tabung sentrifuga di
atas kertas saring dalam posisi terbalik, hingga kering. Senyawa terhalogenisasi dan halida Tidak Iebih dari
Tetapkan kadar nitrogen dalam resid•1. Hasil yang di- 0,03% sebagai Cl. (Catatan Sewua alat kaca yang diguna-
peroleh kalikan 6,25 untuk memperoleh kadar protein. kan pnda prosedur ini h.'ITIIS bebas k/orid,t dengan merm-
dam semalaman dalam cawpuran air dan asnm nitrat (1:1),
Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu 2° bilas dengan air dan simpan dalam keadaan penuh air.}
sampai 25° terlindung dari'_cahaya. Bila disimpan pada Lartllan baku Timbang saksama natrium klorida P,
.. suhu 2° sampai 8° diharapkan memenuhi syarat
selama 5 tahun sejak sediaan dipanaskan pada suhu
larutkan da!am air, dan encerkan secara kuantitatif.
jika perlu secara bertahap hingga kadar 0,0132 mg
60,0° selama 10 jam. Bila disimpan pada suhu tidak per ml.
lebih dari 25° diharapkan memenuhi syarat selama Larutan uji Larutkan 6,7 g dalam 50 ml etnnol P,
3 tahun sejak sediaan dipanaskan pada suhu 60,0° encerkan dengan air hingga 100,0 ml. Pada 10,0 ml
selama 10jam. larutan ini tambahkan 7,5 ml natrium hidroksida 2 N
dan 0,125 g nikel aluminium katalis P, dan panaskan
campuran dalam labu Erlenmeyer di atas tangas air
ALCOHOLUM BENZYLICUM selama 10 menit. Biarkan dingin hingga. suhu kamar,
Benzil Alkohol saring, kumpulkan filtrat dalam Jabu tentukur 25-ml.
Cud tiga kali, tiap kali dengan 2 ml etanol P, encerkan
kumpulan filtrat dan cucian d€mgan air sampai· tanda; ~
i.arutan blangko Buat seperti yang tertera pada
LaTif tan uji tanpa penambahan benzil alkohol. ·
!..arutan besi(IIIJ amonium sulfat Kocok 30,0 g
Benzil alkolzol [100-51-6] besi([[J) amonium sulfat P dcngan 40 ml asam nit rat P,
C 7 H~O BM 108,14 encerkan dengan air hingga 100 ml. Sentrifus atau
saring jika perlu hingga diperoleh larutan jemih.
Benzil Alkohol mengandung tidak kurang dari 97,0% Pmsedur Pipet secara terpisah ke dalam 4 labu
dan tidak lebih dari 100,5% C 7H 80. · tentukur 25-ml masing-masing 10,0 ml Larutan uji,
10,0 ml Lamtan baku, 10,0 ml Larutan blang~o dan
Pemerian Cairan tidak berwama, bau aromatik lemah; 10,0 ml air. Pada tiap labu tambahkan 5,0 ml Larutan
rasa membakar tajam. Mendidih pada suhu 206° tanpa besi([[[) am!Jnium suljat, campur dan tambahkan tetes
peruraian. Netral terhadap lakmus. demi tetes sambil digoyang 2 ml asam nitrat P dan
72 Alcoholum Cetylicum I Monografi FIIV

5,0 mllarutan raksa(II) tiosianat p·dalam t!tanol mutlak P Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
(0,3 dalam 100). Kocak, encerkan isi tiap wadah 900 mg, tambahkan 15,0 ml campuran piridina P-anhi-
dengan air sampai tanda, dan biarkan larutan dalam drida asetat P (7:1) dan refluks di atas tangas air selama
tangas es pada suhu 20° selama 15 menit. Ukur serap- 30 menit. Dinginkan, tambahkan 25 ml air, 5 tetes
an larutan yang dibuat dari Llzrutan uji terhadap iarut- Iarutanfenolftalein P dalam piridina P (1 dalam 100) dan
an yang dibuat dari Llzrutan blimgko, dan ukur serapan titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV. Lakukan
Iarutan yang dibuat dari Llzrutan baku terhadap larutan penetapan blangko. Hitung persentase C7 H 80 dengan
yang dibuat dari air masing-masing pada panjang rum us:
gelombang 460 nm. Serapan Larutan rtji tidak boleh
lebih besar dari Larutan baku. V-V
10,81 N ( B u )
Benzaldehida Tidak lebih dari 0,20%. Lakukan pene- w
tapan sebagai berikut:
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (62:38) V u dan V 8 berturut-turut adalah jumlah ml natrium
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penye- hidroksida 1 N LV yang digunakan untuk titrasi zat dan
suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera blangko; W adalah bobot dalam g zat yang digunakan.
pada Kromatografi <931>.
Llzrutan baku internal Buat larutan dalam asetoni- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tril P yang mengandung lebih kurang 0,2 mg metil- rapat, terlindung dari cahaya.
paraben per mi.
Llzrutan baku induk Buat larutan dalam asetonitril P
mengandung 0,200 mg benzaldehida per mi. ALCOHOLUM CETYLICUM
Llzrutan baku Pipet 5 mllArutan baku induk dan 5 ml Setil Alkohol
Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 50-ml.
Tambahkan asetonitril P sampai tanda. CH3(CH2) 14CHzOH
Larutan uji Pipet 2 ml zat uji dan 10 ml Larutan
baku internal ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan 1-Heksadelaznol [124-29-8; 36653-82-4]
ciengan asetonitril P sampai tanda. c.6H34o BM 242,44
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Setil Alkohol mengandung tidak kurang dari 90,0%
tinggi diiengkapi dengan detektor 282 nm dan kolom C 16H 340, selebihnya terdiri dari alkohol lain yang
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran sejenis.
·lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi
· tethadap Llzrutan rtji, dan rekam respons puncak seper- Pemerian Serpihan putih licin, granul, atau kubus,
ti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara putih; bau khas lemah; rasa lemah.
pitncak benzil alkohol dan metil paraben tidak kurang
. d!!ri 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol
dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada dan dalam eter, kelarutan b~rtambah dengan naik-
Prosedur: simpangan baku relatif dari perbandingan nyasuhu.
-respons puncak pada penyuntikan ulang tidak lebih
dari 2.0'Yo. Baku pembanding Stearil Alkohol BPFI; tidak boleh
. · Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dikeringkan sebelum digunakan. Setil Alkohol BPFI;
volume sama (lebin kurang 10 fll) Larutan baku dan tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Waktu retensi relatif benzil alkohol, ldentifikasi Waktu retensi puncak utama kromato-
metilparaben dan be:;ozaldehida berturut-turut lebih gram Llzrutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti
kurarig 0,6; 0,7 dan 1,0. Hitung persentase benzaldehi- yang tertera pada Penetapan lazdtlr.
da dengan rumus:
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 45° dan 50°;
R kecuali zat uji dimasukkan ke dalam tangas pada suhu
0,1 (_!!_) . lebih kurang sama dengan suhu kamar.
Rs
Bilangan asam Tidak lebih dari 2; lakukan penetap-
Ru dan R5 berturut-turut adalah perbandingan respons an seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak
puncak benzaldehida terhadap nietilparaben yang Lemak <491> .
diperoleh dari Larutan uji dan Llzrutan ba~Ql.
Bilangan iodum Tidak lebih dari S; lakukan penetap-
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> an seper~i yang tertera pada Lemak dan Minyak
· Mett:ide I Memenuhi syarat. . Lemak <491>.
FIIV Monografi I Allopurinolum 73

Bilangan hidroksil Antara 218 dan 238. Timbang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
saksama lebih kurang 2 g masukkan ke dalam labu baik.
250-ml yang kering bersumbat kaca, tambahkan 2 ml
piridina P, kemudian 10 ml toluena P. Tambahkan ke
dalam campuran ini 10,0 mllarutan asetil klorida yang ALLOPURINOLUM
dibuat dengan mencampur 10 ml asetil klorida P Alopurinol
dengan 90 ml toluena P. Tutup dan celupkan ke dalam H

tangas air pada suhu antara 60° dan 65° selama


20 menit. Tambahkan 25 ml air, tuh.:p kembali dan HN
:P
,.... I
N ~'
I
N

kocok kuat-kuat selama beberapa menit untuk meng- II


0
uraikan ke!ebihan asetil klorida. Netralkan dengan
natrium ltidroksida 1 N LV menggunakan indikator 1H-Pirazolo[3,4-d}pirimidin-4-ol [315-30-0)
0,5 ml fenolftalein LP sampai warna merah mud a yang C5 H 4 N 40 BM 136,11
tidak berubah, kocok kuat-kuat menjelang akhir titrasi
untuk menjaga agar larutan tetap dalam kondisi Alopurinol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
teremulsi. Lakukan penetapan blangko. Selisih tidak leoih dari 101,0% C 5 H 4 !\J 4 0 dihitung terharlap
jumlah ml natrium hidroksida 1 N LV yang digunakan zat yang telah dikeringkan.
pada penetapan Larutan uji dan Larut.m blangko, dika-
likan dengan 56,1 dan hasilnya dibagi dengan bobot, Pemerian Serbuk halus putih hingga hampir putih;
dalam g setil alkohol yang digunakan, adalah bilangan berbau lemah.
hidroksil dari setil alkohol.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan etanol;
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara larut dalam larutan kalium dan natrium hidroksida;
Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromatogra- pr:iktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
fi < 931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang Baku pembanding Alopurinol BPFI; lakukan penge-
90 mg Setil Alkol10l BPFI dan 10 mg Stearil Alkoho/ BPFI, ringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama
larutkan dalam 10,0 ml etanol P. 5 jam sebelum digunakan; 3-Amino-4-karboksamidopira-
Uji kesesuaian sistem Suntikkan 2 J.Ll Ltrrutan zol Hemisuljflt BPFI; lakukan pengeringan dalam
kesesuaian sistem dan hitung resolusi, R, setil alkohol hampa udara pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
dan stearil alkohol: tidak kurang dari 4,0. Lakukan digunakan.
penyuntikan ulang 2 J.!l Larutan kesesuaian sistem
· hingga diperoleh perbandingan luas puncak antara Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
setil alkohol dan stearil alkohol pada lima kali didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
penyuntikan ulang masing-masing sekitar 1,5% maksimum hanya pada panjang gelombang yang

.. terhadap rata-rata dari perbandingan luas puncak


pada kelima penyuntikan. .
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
sama seperti pa4a Alopurinol BPFI.

Susut penge£in.gan <1121> Tidak lebih .dari 0,5%;


pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 2 m x 3 mm 1OS" selama 5 jam.
berisi bahan pengisi 10% fase diam G2 pada partikel
penyangga SIA. Gunakan helium P kering sebagai gas Cemaran secara kromatografi Tidak le~ih dari 0,2%;
pembawa. Pertahankan suhu kolom, injektor dan Jakukan penetapan secara Kromatografi lapis tipis
detektor berturut-turut pada lebih kurang 205°, 275° seperti yang tertera pada Kromatrografi <931>..
dan 250c. · . Larutan baku Timbang saksama sejumfah 3-Am~no-
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 4-karboksamid(>pirazol Hemisulfat BPFI,. larutkan dalam
2 JLl) larutan setil alkohol dalam etanol mutlak P amoniwn hidroksida 6 N hingga kadarol50 JLg per ml. ... •
(1 dalam 100). Ukur luas puncak dari komponen I..arutau uji 'fimbang saksama lebih kurang 250 mg
alkohol berantai panjang di dalam kromatogram dan zat, larutkan dalam campuran amonium hidroksida 6 N
tetapkan persentase C 16H 34 0 dalam setil alkohoi yang d;m natrium hidroksida 1 N (9:1) hingga 10,0 ml,
digunakan dengan rumus: campur. .
Prosedur Totolkan masing-masing secara terpisah
c 10 J.Ll Larutan baku dan l.arutan uji pada lempeng
100 ( - ) kr~matografi selulosa setebal 0,16 mm yang mengan-
B dung indikator fluoresensi. Masukkan lempeng ke da-
lam bejana yang berisi fase gerak yang dibuat sebagai
C adalah luas puncak yang dihasilkan oleh setil berikut : Kocok 200 ml n-butanol P dan 200 inl amonium
alkohol; B adalah jumlah luas puncak semua alkohol hidroksida 6 N, huang lapisan bawah dan tambahkan
berantai panjang dalam kromatogram. 20 ml n-bittanol P pada lapisan atas. Eluasi hingga fase
74 Allopurinoli Compressi I Monografi FI IV

gerak merambat 1 em di bawah ujung lempeng, Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
angkat dan keringkan di udara, amati di bawah kurang dari 75% (Q) C 5 H 4 N 4 0, dari jumlah yang
cahaya ultraviolet; intensitas bercak lain selain bercak tertera pada etiket.
utama dari Larutan uji tidak lebih besar dari bercak
utama Larutan baku. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Metode V Memenuhi syarat. Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. Kromatograft <931>.
Fase gerak Buat larutan amonium fosfat monoba-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang sa 0,05 M, saring dan awaudarakan. [Catalan Tidak
100 mg, larutkan dalam 30 ml dimetilformamida P, boleh ada sisa fase gerak dalam kolom semalaman. Sesudah
hangatkan bila perlu. Titrasi dengan tetrabutilamonium digunakan cuci kolom dengan aliran air selama 20 menit,
hidroksida 0,1 N LV, amati titik akhir secara potensio- kemudian dilanjutkan dengan metanol P selama 20 menit.]
metri menggunakan sistem elektrode kaca-kalomel, Larutan baku internal Larutkan lebih kurang 50 mg
jaga agar tidak terjadi penyerapan karbon dioksida hipoksantin P dalam 10 ml natrium hidroksida 0,1 N,
dari udara. Lakukan penetapan blangko. kocok selama 10 menit hingga larut. Encerkan dengan
air hingga SO mi. Buat larutan pada saat akan di-
1 ml tetrabutilamonium hidrolcsida 0,1 N setara dengan gunakan.
13,61 mg C5H 4Np Lart1tan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Alopurinol BPFI, masukkan ke dalam labu tentu-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup kur 50-ml, tambahkan 10 ml natrium hidro/csida 0,1 N,
baik. kocok selama 10 menit, encerkan dengan air sampai
tanda. Masukkan 4,0 ml larutan ini dan 2,0 ml Larutan
baku internal ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
ALLOPURINOLI COMPRESSI dengan Fase gerak sampai tanda. Buat larutan pada
Tablet Alopurinol saat akan digunakan.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
Tablet Alopurinol mengandung Alopurinol, C 5H 4N 40. setara dengan lebih kurang 50 mg alopurinol, masuk-
tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dar! 107,0% kan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 10 ml
: dari jumlah yang tertera pada etiket. natrium hidroksida 0,1 N, kocok selama 10 menit,
tambahkan air sampai tanda. {Catalan Penetapan selan-
Baku pembanding Alopurinol BPFI; lakukan jutnya tidak boleh ditunda.] Saring, huang 10 ml filtrat
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105. 0
pertama. Masukkan 4,0 ml filtrat dan 2,0 ml Larutan
.. . selama 5 jam sebelum digunakan. baku internal ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda.
Identifikasi Timbang sejumlah serbuk tablet setara Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera
dengan 50 mg alopurinol, gerus dengan 10 ml natrium pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
hiiiroksida 0,1 N, saring. Asamkan filtrat dengan asam tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
as(!tat 1 N, diamkan 10 sampai 15 menit agar terjadi ukuran 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju
pengendapan yang cukup, kumpulkan endapan yang aliran lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kroma-
terbentuk. Cud endapan dengan 3 ml etanol mutlak P tografi terhadap Larutan baku, rekam respons puncak
sedikit demi sedikit, dan akhirnya cud dengan 4 ml seperti yang tertera pada Prosedur. Resolusi, R, antara
eter P. Biarkan kering di udara selama 15 menit, puncak zat uji dan baku internal tidak kurang dari 5
keringkan pada suhu 105° selama 3 jam: endapan yang dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
diperoleh memenuhi ldentifikasi seperti ter.tera pada tidak lebih dari 3,0%. ·
Alopurinol. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 15 J.Ll) Larutan baku dan
Disolusi <1231> Larutan _uji ke dalam kromatograf, ukur tinggi puncak
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N. utama. Waktu retensi relatif dari hipoksantin 0,6 dan
Alat tipe 2: 75 rpm. alopurinol 1,0. Hitung jumlah dalam mg, C5 H 4 N 40,
Waktu: 45 menit. dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
Prosedur Lakukan penetapan.jumlah, C 5H 4 N 4 0;
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan R·
uji, jika perlu diencerkan dengan asam klorida 0,1 N, 2,5C (-u)
dan serapan larutan baku Alopurinol BPFI dalam media Rs
yang sama pada panjang gelombang serapan maksi-
mum lebih kurang 250 nm. C adalah kadar Alopurinol BPFI dalam !!g per ml
FI IV Monografi I Aloxiprinum 75

Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah Senyawa tidak larut dalam etanol Tidak lebih dari
perbandingan respons puncak antara alopurinol dan lO,O'Yo; lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang
baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku. saksama lebih kurang 1 g serbuk, tambahkan 50 ml
etanol ·P. Panaskan campuran sampai mendidih selama
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 15 menit, ganti cairan yang hilang. Kocok sesekali
baik. selama 1 jam, saring melalui kertas saring kering kecil
atau penyaring kaca masir, masing-masing yang telah
ditimbang. Cuci sisa pada penyaring dengan etanol P
ALOE hingga hasil cucian tidak berwarna. Kenngkan sisa
Aloe pada suhu 105" hingga bobot tetap.

Penetapan kadar Maserasi lebih kurang 2 g zat yang


Aloe adalah getah yang dikeringkan dari daun Aloe ditimbang saksama dengan 70 ml air dalam labu yang
barbadensis Miller (Aloe vera Linne) (Familia Liliaceae), sesuai. Kocok setiap 30 menit selama 8 jam dan biar-
yang dikenal sebagai Aloe Curacao atau dari daun Aloe kan selama 16 jam ta:1pa per.gocokan. Saring, cud labu
ferox Miller dan hibridanya dengan Aloe africana Miller dan residu dengan sedikit air. Masukkan air cucian ke
dan Aloe spicata Baker yang dalam perdagangan dalam labu tentukur 100-ml melalui penyaring hingga
dikenal dengan nama Aloe Cape. Kadar ekstrak yang tanda. Uapkan 50,0 ml filtrat, pada cawan yang telah
larut dalam air tidak kurang dari 50,0%. ditara di atas tangas uap sampai kering. Keringkan
pada suhu 110° hingga bobot tetap. Kadar ekstrak
Pemerian Bau sedikit asam dan tidak enak, khas. yang larut dalam air tidak boleh kurang dari 50',0%
Aloe Curacao berupa massa buram berwama hitam dihitung terhadap bahan yang digunakan.
kecoklatan, permukaan patahan tidak rata, seperti
lilin dan agak menyerupai resin.
Aloe Cape berupa massa tidak beraturan berwarna
gelap sampai coklat tua dengan permukaan sering
ALOXIPRINUM
tertutup serbuk berwarna kekuningan. Permukaan
Aloksiprin
patahan halus dan mengkilat.
Serbrtk Aloe berwarna kuning, coklat kekuningan Aloksipritl (9014-67-9]
sampai coklat-hijau kekuningan. Bila dilihat di bawah
mikroskop dalam minyak lemak yang tidak berwarna, Aloksiprin ada!ah senyawa polimer hasil kondensasi
tampak seperti fragmen bersudut-sudut atau tidak aluminium oksida dan asam 0-asetilsalisilat,
beraturan, kuning kehijauan hingga coklat kemerahan. mt!ngandung tidak kurang dari 7,5% dan tidak lebih
Warna sediaan tergantung dari ketebalan fragmen. dari 8,5% aluminiUI~ (AI), dan tidak kurang dari 79,0%
.
'
ldentifi.kasi
dan tidak lebih da·ri 87,4% salisilat total, dihitung
sebagai asam 0-asetilsalisilat, C9 H~O~, keduanya di-
A. Larutkan serbuk dalam asam nitrat P: larutan hitung terhadap zat yang telah .dikeringkan.
berwama coklat kemerahan sampai coklat atau hijau.
B. Campur 1 g serbuk halus dengan 25 ml air Pemerian Serbuk ha.lus, puti,h atau agak merah muda;
dingin. Kocok sesekali selama 2 jam, saring. Cuci tidak berbau a tau hampir tidak berbau.
saringan dan sisa dengan air dingin secukupnya
sampai diperoleh 100 ml filtrat. Dilihat dalam labu Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol,
tentukur 100-ml Aloe Curacao berwama jingga tua dan dan dalam eter; sukar larut dalam kloroform..
Aloe Cape berwarna kuning kehijauan. Filtrat berwarna
lebih tua apabild didiamkan. ldentifikasi .,
C. Tambahkan 2 ml asam nitrat P pada 5 ml filtrat · A. Didihkan 1. g dengan 20 ml asam klorida 2 M,
dari ldentifikasi B, kocok: Aloe Curacao berwarna jingga dinginkan, saring dan simpan residu. Filtrat me-
kemerahan dan Aloe Cape berwarna coklat kemerahan nunjukkan reaksi Aluminium cara C dan D seperti yang
dan segera berubah menjadi hijau. tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
D. Campur 10 ml filtrat pada ldentiftkasi B dengan B. Larutkan residu yang diperoleh pada· Iden-
2 ml amonium hidroksida P: Aloe Curacao berwarna tifikasi A dalam 10 ml natrium hidroksida 0,1 M dan ne-
coklat kekuningan dan Aloe Cape berwarna coklat tua. tralk<&n dcngan asam asetat 1M. Larutan l ml menun-
jukkan reaksi Salisilat cara A seperti yang tertera pada
Air <1031> Metode Ill Tidak lebih Ciari 12,0%; lakukan Ufi Ident~fikasi Umum <291>.
pengeringan pada suhu 105° selama 5 jam meng-
gunakan serbuk yang dapat melalui pengayak Salisilat.terikat Tidak lebih dari 9,5% dihitung seba-
nomor 40 dan cam pur sebelum ditimbang. gai iOISam. salisilat, C 7 H 6 0 3, dibandingkan terhadap
asam 0-asetilsalisilat, yang ditetapkan dengan cara
Kadar abu Tidak iebih dari 4,0%. sebagai berikut: Pada 100 mg zat, tambahkan 40 ml
76 Aloxiprini Compressi I Monografi Fl IV

larutan natrium fluorida P 0,5% dalam asam klori- bih kurang 530 nm, terhadap blangko 4,0 ml besi(III)
da 0,1 M, kocok selama 5 menit. Biarkan 10 menit k/orida LP yang diencerkan dengan air sampai 50,0 mi.
sambil sering dikocok. Ekstraksi 6 kali, tiap kali Hitung Salisilat total sebagai C9 H 8 0 4 , dari serapan
dengan 20 ml kloroform P, saring kumpulan ekstrak yang diperoleh dengan penetapan ulang menggur.a-
kloroform melalui natrium sulfat anhidrat P, cuci kan 4,0 ml larutan asam salisilat 0,05% pengganti
dengan 30 ml kloroform P dan encerkan kumpulan larutan uji, mulai dari "tambahkan 4,0 ml besi(l[l) klori-
ekstrak dan cucian dengan kloroform P hingga da LP. ...... ··.
200,0 mi. Encerkan 20,0 ml larutan ini dengan kloro-
Jorm P hingga 50,0 ml, ukur serapan pada panjang 1 g asam salisilat setara dengan
gelombang maksimum 308 nm. Hitung jumlah, 1,305 g C9 Hp~
C 7 H 6 0" bila serapan jenis pada panjang gelombang
308 nm adalah 293.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Asam asetilsalisilat bebas Tidak lebih dari 0,5% di- baik.
hitung terhadap salisilat total; lakukan penetapan
sebc:.gai berikut: Pada sejumlah zat yang setara dengan
1,0 g salisilat total, tambahkan 50 ml eter P kering, ALOXIPRINI COMPRESS!
kocok selama 30 menit. Saring dengan cepat melalui Tablet Aloksiprin
kertas saring lipat, cuci kertas saring beberapa kali
dengan eter P kering, encerkan kumpulan filtrat dan
cucian dengan eter P kering sampai 100,0 mi. Serapan Tablet Aloksiprin mengandung Aloksiprin. Memenuhi
pada panjang gelombang maksimum lebih kurang syarat Compressi dan syarat berikut ini.
278 nm tidak lebih dari 0,36.
Salisilat total Tablet Aloksiprin mengandung 92,5%
Asam salisilat Tidak lebih dari 0,15% dihitung ter- sampai 107,5% dihitung sebagai asam 0-asetilsalisilat,
hadap salisilat total; serapan pada penetapan Asam C 9 H 80 4 dari jumlah yang tertera pada etiket.
asetilsalisilat bebas pada panjang gelombang maksimum
lebih kurang 308 nm tidak lebih dari 0,50. ldentifikasi Pada 500 mg serbuk tablet, tambahkan
5 ml asam klorida P, didihkan, dinginkan, saring. Cuci
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; sisa dengan 20 ml air, kumpulkan filtrat dan hasil
lakukan pengeringan di atas Josfor pentoksida P pada cucian. Larutan yang diperoleh memberikan reaksi
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, menggunakan 1 g. Aluminium cara C dan D seperti yang tertera pada llji
Identifikasi Umum < 291>. Netralkan larutan dengan
Logam berat <371> Metode IV Tidak lebih dari 10 bpj; natrium hidroksida 1 N, larutan memberikan· reaksi
lakukan penetapan sebagai berikut: Pijarkan 2,0 g zat Salisilat cara A seperti yang tertera pada Uji Identifikasi
pada suhu rendah sampai pengarangan sempurna, Umum <291>.
dinginkan, tambahkan 2 ml asam nitrat P dan 0,25 ml
asam sulfat P, panaskan hati-hati hingga terbentuk Salisilat bebas Tidak lebih dari 1,5%, dihitung ter-
asap putih dan pijarkan pada suhu 500° sampai 600°. hadap Salisilat total. Penetapan dilakukan dengan
Dinginkan, tambahkan 2 ml asam klorida P. Uapkan cara sebagai berikut: Pada sejumlah serbuk tablet
hingga kering di atas tangas air dan lanjutkan seperti setara dengan 600 mg Salisilat total, tambahkan
yang tertera pada Metode IV, mulai dari "Larutkan 50 ml eter P kering, kocok selama 30 menit. Saring
sisa .... ". Gunakan 2 ml Larutan baku timbal (10 bpj) dengan cepat melalui kertas saring lipat, cuci kertas
sebagai baku. saring beberapa kali dengan eter P kering. Tambahkan
pada kumpulan filtrat dan cucian, 10 ml natrium
Penetapan ka~ar . hidroksida 1 N, ioyangkan dan cam pur, uapkan eter di
Aluminium Pijarkan 2 g zat dalam krus silika yang atas tangas air. Dinginkan, atur pH antara 2,40 dan
telah ditara, panaskan perlahan-lahan sampai senyawa 2,50 dengan asam klorida 1 N, encerkan dengan air
organik terurai, dan pijarkan sampai bobot tetap pada sampai 100 mi. Pada 20,0 ml larutan tambahkan 4,0 ml
suhu 1000°. Tiap g sisa pemijaran setara dengan besi(lll) klorida LP, encerkan dengan dapar asetat pH 2,45
529,2 mgAl. hingga 50,0 ml. Biarkan selama 30 menit, saring bila
Salisilat total Pada 250 mg zat, tambahkan 50 ml perlu melalui kertas saring lipat rangkap, dan ukur
larutan natrium hidroksida 1 N, didihkan perlahan- serapan pada maksimum lebih kurang 530 nm. Serap-
lahan sampai larut. Dinginkan( tambahkan 50 ml an yang diperoleh tidak boleh lebih besar dari serap-
air, atur pH antara 2,40 dan 2,50 dengan asam an larutan yang dibuat sebagai berikut: encerkan
klorida 1· M, encerkan dengan air sampai 500,0 mi. Pada 5,0 ml asam salisilat P 0,036% dengan air hingga
5,0 ml tambahkan 4,0 ml besi(Ill) klorida LP, biarkan 20,0 ml, dan tetapkan dengan cara seperti di atas mulai
· 30 me nit, encerkan dengan air sampai 50,0 mi. Ukur dari ••tambahkan 4,0 ml besi(Ill) klorida LP...... :·. Sebagai
serapan pada panjang gelombang maksimum le- blangko gunakan 4 ml besi(lll) klorida LP yang
FIIV Monografi I Alpha-Tocopherol Acetas 77

diencerkan dengan dapar asetat pH 2,45 hingga 50,0 mi. Alfa Tokoferol Asetat adalah semua bentuk iasemat
a-tokoferol asetat. Mengandung tidak kurang dari
Salisilat terikai Tidak lebih dari 15,0%, dihitung 96,0% dan tidak lebih dari 102,0% C H 0 .
31 52 3
sebagai asam salisilat, C 7 H 60 3, terhadap Salisilat total.
Lakukan penetapan dengan cara sebagai berikut: Pemerian Cairan berminyak, jernih, kental; warna
Pada sejumlah serbuk tablet yang setara dengan agak kuning kehijauan.
150 mg Salisilat total, tambahkan 40 ml natrium fluo-
rida P 0,5% dalam asam klorida 0,1 N, kocok selama
Kelarutan Praktis tidak larut d;llam air; mudah larut
5 menit. Diamkan selama 10 menit, sambil sering
dalam etanol mutlak, dalam aseton, d;!lam kloroform.
dikocok. Ekstraksi 6 kali, tiap kali dengan 20 ml kloro-
dalam eter, dan dalam minyak lemak; larut dalam
Jorm P, saring kumpulan kloroform melalui natrium
eta no!.
sulfat anhidrat P, cuci dengan 30 ml kloroform P, en-
cerkan dengan kloroform P hingga 200,0 mi. Encerkan
20,0 mllarutan dengan kloroform P hingga 100,0 ml, Baku pembanding a-Tvkoferollb<'lal Bl'Fl.
ukur serapan pada maksimum lebih kurang 308 nm.
Hitung jumlah, C 7 H 6 0 3 ; serapan jenis pada panjang Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji R dan C
gelombang maksimum lebih kurang 308 nm adalah dilakukan. Uji B dan C dapat diab.1ibn, jib uji A d;!a-
293. kukan.
A. Spektrum serapan inframerilh scsuai dengan
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 5 menit. spektrum a-Tokoferol Asetat BPFI.
B. Spektrum sera pan ultraviolrt. larutan 0,01%
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan 20 tablet. b/v dalam etanol mutlak P menunjukk<~n maksimum
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet, setara pada 284 nm, bahu pada 278 nm d;~n minimum pada
dengan lebih kurang 300 mg Salisilat total, tambah- 254 nm.
kan 50 ml natrium hidroksida 1 N, didihkan hati-hati C. Lakukan Kromntografi lnpi,: tiJ'i~ sepcrti yang
selama 15 menit, sambil sesekali digoyang. Dinginkan, tertera pad a Kromatografi <931 >. Tnt,)! kan pad a
atur pH antara 2,40 dan 2,50 dengan asam kloridn 1 N, lempeng kromatografi silika gel IIF254 (dengan
encerkan dengan air hingga 500,0 mi. Saring sebagian diameter 10 !J.m hingga 40 J.lm lwrisi indikator
suspensi; pada 5,0 ml filtrat tambahkan 35 ml dapar fluoresensi 1,5% dengan intensitas maksimum pada
asetat pH 2,45 dan 4,0 ml besi(lll) klorida LP, encerkan 254 nm) masing-masing 10 !J.llarutan (1), (2), (3) dan (4)
dengan air hingga 50,0 mi. Diamkan selama 30 menit yang dibuat sebagai berikut: Lar'.ltan (1) berisi 0,5% b/
dan ukur serapan pada maksimum lebih kurang v zat uji dalam siklol1eksana P. Larutan (2) dibuat
530 run. Sebagai blangko gunakan larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 mg zat uji dalam 2 ml asam
sebagai berikut: encerkan 4,0 ml besi([Jl) klorida LP su~fat etanol 5 M, panaskan di dalam t;,ngas air sebma
dengan dapar asetat pH 2,45 hingga 50,0 mi. Hitung 5 menit, dinginkan, tambahkan 2 ml air dan 2 ml
kadar Salisilat total sebagai asam 0-asetilsalisilat, sikloheksana P, kocok selama 1 menit, gunakan lapisan
C 9 H 80 4, dari serapan yang diperoleh dengan atas. Larutan (3) a-Tokoferol Asetat BPFI 0,5% b/v
mengulangi penetapan menggunakan 4,0 mllarutan dalam sikloheksana P. Buat larutan (4) seperti tertera
asam salisilat P 0,05% pengganti larutan uji, yang pada larutan (2}, menggunakan 10 mg a-Tokoferol
ditetapkan dengan cara sama dimulai dari "tambahkan Asetat BPFI sebagai pengganti zat uji. Masukkan
35 ml dapar asetat pH 2,45 ...... ". lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dijenuhkan dengan campuran fase gerak sikloheksana P-
1 g asam salisilat setara dengan eter P (80:20} dan biarkan fase geral< merambat 15 em
1,305 g C/f,0 4 di atas garis penotolan~ Angkat lempeng, biarkan
kering di udara dan amati di bawah cahaya ultraviolet
254 nm. Bercak utama yang diperoleh dari la.rutan (1)
ALPHA-TOCOPHEROL ACETAS mempunyai harga R dan ukuran yang sama dengan
Alfa Tokoferol Asetat larutan (3). Terbentuk dua bercak dari masing-masing
Vitamin E Asetat larutan (2) dan (4). Bercak dengan harga R1 lebjh tinggi
adalah a-tokoferol a~at, sesuai dengan yang
diperoleh dari larutan {3}. Bercak dengan harga R1 lebih
CH 3 . rendah adalah a-tokoferol. Semprot lempeng dengan
CH 3 campuran 1 bagian volume asam klorida P, 4 bagian
cH,coo volume larutan besi(lll) klorida P 0,25% dalam etanol P
dan 4 bagian volume larutan 1,10-Jenantrolin hidro-
k~oridaP 1%.dalam etanol P. Bercak dengan harga R1
3,4-Dihidro-2,5,7,8-tetrametil-2-(4,8,12-trimetiltridesil)- rendah (a-tokoferol) pada kromatogram yang
2H-1-benzopiran-6-ol asetat [7695-91-2] diperole.h dari larutan (2} dan larutan (4) berwarna
C 31 H 520 3 BM 472,7 jingga.
78 Alpha-Tocopherol Acetas I Monograft FI IV

Bib.ngan asam Tidak lebih dari 2,0; lakukan penetap- Choromosorb WI AW /DMCS 80 mesh sampai
an seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak 100 mesh dan disalut dengan 1% sampai S% gom metil
Lemak <491>, menggunakan 2 g. silikon. Tutup masing-masing ujung kolom dengan
wol kaca tersilanisasi. Pertahankan suhu kolom antara
Serapan cahayO< Larutkan 150 mg dalam sejumlah 24S sampai 280°, suhu injektor dan detektor berturut-
0

etanol mutlak P hingga 100 ml. Encerkan secara terpisah turut antara 270° dan 320°. Gunakan gas nitrogen P
dengan pelarut yang sama 10 ml larutan hingga sebagai gas pembawa dengan laju aliran lebih kurang
100 ml (Larutan A) dan 20 ml larutan hingga 50 ml 25 ml sampai 90 ml per menit hingga persyaratan
(Larutan B). Ukur serapan Larutan A pada panjang resolusi terpenuhi. Gunakan integrator elektronik atau
gelombang serapan maksimum 284 nm dan serapan alat yang sesuai untuk mengukur luas puncak. Faktor
Larutan B pada panjang gelombang serapan minimum resolusi antara puncak baku internal dan a-tokoferol
254 nm. Serapan jenis pada 284 nm adalah 42,0 hingga asetat yang diperoleh dari Larutan baku harus lebih
45,0 dan serapan jenis pada 254 nm adalah 7,0 hingga besar dari 1,4. Suntikkan berulang 1 J.Ll Larutan baku
.
9,0 . sampai faktor respons yang diamati stabil dan tidak
lebih dari 2%. Suntikkan 1 J.Ll Larutan 11ji (2) dan amati
Tokoferol bebas Tidak lebih dari 1,0%; lakukan kromatogram menggunakan atenuasi hingga tinggi
penetapan sebagai berikut: Larutkan 500 mg dalam puncak a-tokoferol asetat lebih besar dari SO% skala
100 ml asam sulfat etanol 0,25 M, tambahkan 20 ml air penuh pada kertas kromatogram. Selama perekaman,
dan 0,1 ml larutan difenilamina P 0,25% dalam asam ubah atenuasi hingga setiap puncak yang mempunyai
sulfat P. Titrasi dengan serium(IVJ amonium nitrat waktu retensi sama dengan baku internal terekam
0,01 M LV hingga terjadi warna biru yang stabil dengan sensitivitas paling sedikit delapan kali lebih
selama tic!ak kurang dari 5 detik. Lakukan penetapan besar dari yang digunakan untuk merekam puncak
blangko. a-tokoferol asetat. Bila tinggi puncak paling kecil 2%
dari skala penuh pada kertas perekam, gunakan per
1 ml serium(lVJ amonium nitrat 0,01 M setara dengan hitungan terakhir untuk mengkoreksi luas puncak (a),
2,154 mg tokoferol dengan rumus:

Logam be rat <371> Metode VI Tidak lebih dari 20 hpj; ia 1


lakukan penetapan menggunakan 1 ml Larutan baku a= D - ( - - )
timbal (10 bpj) untuk menyiapkan larutan baku. fa2
Sis a pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1 %; D adalah luas puncak baku internal dalam Larutan
Iakukan penetapan menggunakan 1 g. uji (1); i adalah luas puncak yang dapat mempenga-
ruhi pemisahan; a1 adalah luas puncak a-tokoferol
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi gas seperti asetat yang diperoleh dari Larutan uji (1); a2 a9alah
yang tertera pada Kromatografi <931>. luas puncak a-tokoferol asetat dalam kromatogram
Larutan baku internal Timbang 1 g dotriakontana P, yang diperoleh dari Larutan uji (2); f adalah faktor
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan yang disebabkan oleh perubahan atenuasi. Setelah
dalam heksana p dan encerkan sampai tanda. mendapatkan faktor resolusi dari kolom, hitung faktor
Larutan uji (1) Timbang saksama lebih kurang respons dengan cara sebagai berikut: Suntikkan 1 J.Ll
100 mg, larutkan dalam 10 ml Larutan baku internal Larutan baku menggunakan atenuasi dengan tinggi
dalam labu tentukur 50-ml dan encerkan dengan puncak a-tokoferol asetat lebih besar dari SO% skala
heksana P sampai tanda. penuh pada kertas perekam. Ukur luas puncak
Larutan uji (2) Timbang saksama lebih kurang a-tokoferol asetat dan Larutan baku internal dan hitung
100 mg, larutkan dalam labu tentukur 50-ml dengan respons, R, sebagai perbandingan luas puncak
heksana P sampai tanda. baku internal dan luas· puncak a-tokoferol asetat.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang · Suntikkan 1 J.Ll Larutan uji (1) menggunakan atenuasi
100 mg a-Tokoferol Asetat BPFI, larutkan dalam sama dan ukur luas puncak baku internal dan a-toko-
.10,0 ml Llzrutan baku internal dalam labu tentu- · ferol asetat. Hitung persentase C 31 H 520 3, dengan
kur 50-ml dan encerkan dengan heksana P sampai rum us:
tanda.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 1 J.Ll) Larutan baku dan
Larutan uji (1) ke dala.'l\ kromatograf yang dilengkapi aw
dengan detektor ionisasi nyala dan ·kolom kaca tersila-
nisasi (2m sampai 3 m x 2,2 mm sampai 4,0 mm) w adalah bobot zat uji dalam mg.
berisi partikel penyangga diatome (125 mesh sampai
150 mesh a tau 150 mesh sampai 180 mesh) tersilanisasi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dengan dimetil diklorosilan (yang sesi.tai adalah baik, terliridung dari cahaya.
FI IV Monografi I Alprazolamum 79

ALPRAZOLAMUM cara Kromatografj gas seperti yang tertera pada Kroma-


Alprazolam tografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 3 mm x 120 em
berisi bahan pengisi 3% fase diam G6 pada partikel
penyangga SlAB. Pertahankan suhu injektor dan suhu-
kolom pada lebih kurang 240°, detektor pada lebih
kurang 20° hingga 50° di atas suhu kolom. Gunakan
helium P sebagai gas pembawa.
Prosedur [Catalan Biarkan e/uasi berlangsung lebih
kurang tiga kali waktu retensi dari komponen utama sebe-
lum penyuntikan berikutuya./ Suntikkan lebih kurang
8- Kloro-1-metil-6-fenil-4H -s-triazolo[4,3-a] 4 Ill Larutau uji, rekam kromatogram. Hitung jumlah
{1,4/bmzodiazepina [28981-97-7] cemaran dalam persen dengan rum us:
C17H13ClN4 BM 308,77
(r 11 + r 8 + ........... r 1i
Alprazolam mengandung tidak kurang dari 98,0% dan (100)
tidak lebih dari 102,0% C 17 H 1FIN 4 .
[Perhatian Hindari terhirupnya partikel Alprazolam
dan pemaparan pada kulit.]
r , r , .......... r1 masing-masing adalah respons puncak
Pemerian Serbuk hablur putih sampai hampir putih, s~Iafn puncak alprazolam pada Larutan uji; r aaalah
melebur pada le:bih kurang 225°. respons puncak alprazolam pada Larutau uji. Jumlah
cemaran tidak lebih dari 1,0%.
Kelarutan Tidak Iarut dalam air; sukar Jarut dalam Metode B
etil asetat; agak sukar larut dalam aseton; Jarut dalam Larutan baku Buat larutan baku Alprazolam BPFI
etanol; mudah larut dalam kloroform. dalam kloroform P hingga larutan mengandung 4,0 mg
per ml. Pipet masing-masing 1,3 dan 5 ml larutan, ke
Baku pembanding Alprazolam BPFI; tidak boleh di- dalam Jabu tentukur 100-ml, encerkan masing-
keringkan sebelum digunakan. masing dengan kloroform P sampai tanda. Kadar Lantt-
an baku berturut-turut adalah 0,1 %; 0,3% dan 0,5%.
Identifikasi. Lantlan uji Buat larutan dalam kloroform P mengan-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didi~­ dung 40 mg per ml.
persikan dalam minyak mineral P menunjukkan makst- Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
mum hanya pada panjang gelombang yang sama yang tertera pada Kromatografi <931> Totolkan secara
seperti pada Alprazolam BPFI, kecuali pada daerah terpisah masing-masing 10 J.ll Larutan baku dan Larutan
880 cm·l hingga 890 cm· 1 maksimum akan berbeda uji pada Jempeng silika gel dengan ketebalan 0,50 mm.
dengan perbandingan dari polimorf alprazolam. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
B. Larutkan sejumlah zat dalam etanol P hingga yang telah dijenuhkan dengan fase gerak campuran
kadar 4 ~g per ml: spektrum serapan ultraviolet larut- kloroform P-aseton P-etil asetat P~metanol P (50:50:50:5)
an ini menunjukkan maksimum dan minimum pada hingga fase gerak merambat tiga perempat tinggi
panjang gelombang yang sama seperti pada larutan lempeng. Angkat lempeng dan biarkan fase gerak
Alprazolam BPFI; daya serap masing-masing dihitung menguap. Ulangi eluasi untuk kedua kali. Amati
terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang bercak di bawah cahaya ultraviolet 254 nm: masing-
gelombang serapan maksimum lebih kurang 220 nm masing bercak lain selain bercakutama.Larutan uji
tidak boleh berbeda lebih dari 3,0%. . tidak boleh mempunyai ukuran dan intensitas lebih
besar dari bercak yang dihasilkan oleh Larutan baku
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5 %; 0,3% dan jumlah bercak yang terdeteksi ini tidak
lakukan pengeringan pada suhu 60° selama 16 jam dan lebih.besar dari 1%.
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. . . .
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. Larutan baku internal Buat larutan triazolam dalam
asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,3.mg per ml.
Kemurnian kromatografi Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
Metoda A 2,5 mg_Alprazolam BPFI, masukkan ke dalam labu
Lanttan uji Buat larutan zat dalam kloroform P tentukur 100-ml, larutkan dalam 10,0 ml Larutan baku
mengandung lebih kurang 2 mg per ml. internal, encerkan dengan asetonitril P sampai tanda,
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cam pur.
80 Alprazolami Compressi I Monografi FIIV

Larutan uji Buat seperti pada Larutan baku. kering dan cetak: spektrum serapan inframerah yang
Fase gerak Buat campuran pelarut asetonitril P-kloro- diperoleh dengan cara tersebut menunjukkan mak-
form P-It-butanol P-air-asam asetat glasial P (850:80:50: simum hanya pada panjang gelombang yang sama
20:0,5), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan seperti pada Alprazolam BPFI yang diperlakukan sama
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang dengan bilangan gelombang pada 1609, 1578, 1566,
tertera pada Kromatografi <931>. 1539, 1530, 1487, 1445, 1428, 1379, 1337 dan 1320 pada
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera daerah bilangan gelombang 1650 sampai 1300 ~m· 1 ;
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja pada 970, 932, 891, 826, 797, 779, 746, 696, 669, 658 dan
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 run dan kolom 640 pada daerah bilangan gelombang 975 sampai
4,6 mm x 30 em berisi bahan pengisi L3. Laju aliran 600 cm·1•
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, reka•n respons puncak seperti Disolusi <1231>
yang tertera pada Prusedur: resolusi, R, antara puncak Larutan dapar persediaan Larutkan 160 g kalium
bah1 internal d;.m ;;:at uji tidak kurang dari 2,0 dan fosfat monobasa P dan 40 g kalium fosfat dibasa P dalam
simpangan baku re!Jtif pada penyuntikan ulang tidak air, encerkan dengan air hingga 2,0 liter. Tambahkan
lebih dari 2,0%. bila diperlukan, asam fosfat P a tau larutan kalium hi-
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah droksida P (45 dalam 100) untuk mengatur larutan
volume sama lmuta11 baku dan Larutan uji ke dalam hi!'gga apabila 1 bagian Larutan dapar persediaan
kromatograf, wkam kromatogram dan ukur respons diencerkan dalam 10 bagian air akan diperoleh larutan
puncak utama. W.tktu retensi relatif baku intemallebih dapar dengan pH 6,0 ± 0,1.
kurang 0,6 d •• n alprazolam 1,0. Hitung jumlah Lanctan dapar Encerkan 1 bagian Larutan dapar
dalam mg, C17 H 13CIN 4 , dengan rumus: persediaan dalam 10 bagian air; larutan dapar mem-
punyai pH 6,0 ± 0,1.
R Media disolusi: 500 ml Larutan dapar.
100 c (___::__) A/at tipe 1: 100 rpm.
Rs Waktu: 30 menit.
Prosedur:
C adalah k<JJar Alprazolam BPFI dalam mg per ml Larutan baku persediaan Larutkan Alprazolam BPFI
Lane tan baku; Ru dan R 5 berturut ·turut adalah dalam meta(lol P hingga kadar 0,05 mg per mi.
perbandingan tf'Spons puncak antara alprazolam dan Larutan baku Masukkan 50 ml Larutan dapar per-
baku internal d,ui Lanctan uji dan Larutan baku. sediaan dan 250 ml air ke dalam labu tentukur 500-ml.
Tambahkan 5,0 ml Lanctan baku persediaan untuk
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup setiap 0,25 mg alprazolam yang terkandung dalam
baik. tablet yang diuji. Encerkan dengan air sampai tanda ..
Fasc gerak Campur Larutan dapar-asetonitril F-tetra-
hidrofuran P (60:35:5), saring dan awaudarakan. Jika
perlu lal..-ukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
ALPRAZOLAMI COMPRESS! seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Tablet Alprazolam Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 run dan kolom
Tablet .Alpra:t:olam mengandung Alprazolam, 4,6 mm x 10 em berisi bahan pengisi L7. Laju aliran
C 17H 13ClN 4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. terhadap l.Arutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: jumlah lempeng teoritis
Baku pembanding Alprazolam BPFI; tidak boleh tidak kurang dari 500. Simpangan baku relatif pada
dikeringkan sebelum digunakan. penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.
Frosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Identifikasi Larutkan sejumlah serbuk hal us tablet, volume sama Larutan uji dan l.Arutan baku yang telah
setara dengan lebih kurang 15 mg alprazolam dalam disaring ke dalam kromatograf, rekam kromatogram,
10 ml Jarutan natrium karbonat P (1 dalam 100). ukur respons puncak-puncak utama. Hitung jumlah
Tambahkan 15 ml kloroform P kocok 1\uat-kuat selama C 1 ~ 13 ClN 4, yang terlarut berdasarkan respons puncak
30 menit. Sentrifus, buang lapisan air, pindahkan Larutan uji dan l.Arutan baku:
lapisan kloroform dalam wadah yang bersih. Tambah- Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kan lebih kurang 200 mg kalium bromida P. Uapkan kurang dari 80% (Q) C 17H 13ClN 4, dari jumlah yang
klorofonn dari campuran ini hingga kering, keringkan tertera pada .etiket.
dalam hampa udara pada suhu 60° selama 24 jam.
Gerus hingga menjadi serbuk hal us; taburkan 20· mg Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
serbuk ini di antara lapisan 100 mg kalium bromida Prosedur penetapan keseragaman kandungan
FI IV Monografi I Alprenololi Hydrochloridum 81

Fase gerak Buat larutan seperti yang tertera pada zolam dan baku internal dari Larutan uji dan: Larutan
Penetapan kadar da.lam Alprazolam. baku.
Larutan baku internal Buat larutan triazolam dalam
asetonitril P hingga kadar 0,032 mg per mi. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu, rapat, tidak tembus cahaya.
tambahkan lebih kurang 0,4 ml air langsung pada
tablet, biarkan selama 2 menit goyangkan labu hingga
tablet terdispersi. Untuk setiap kandungan 0,25 mg
alprazolam dalam tablet, tambahkan 10,0 ml Larutan
ALPRENOLOLI HYDROCHLORIDUM
baku internal. Kocok dan sentrifus bila perlu.
Alprenolol Hidroklorida
Larutan baku Buat Jarutan Alprazolam BPFl dalam
Larutan baku internal hingga kadar 0,025 mg per mi. A- 0- CH 2 - CH(OH] - CH 2 - NHCH[CH 1 ] 2 .HCI
Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti ~CH 2 CH-CH 2
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Alprazolam.
Hitung jumlah dalam mg, C 17H 13CIN 4, dalam serbuk
tablet yang digunakan, dengan rumus: 1-[(1-Me til)eti /amino l-3-(2 -(2 -(prop~nil)
fenoksi/-2-propanol hidroklorida [13707-88-5]
R C 15 H 23 N02 .HC1 BM 285,80
CV (-u)
Rs Alprenolol Hidroklorida mengandung tidak k4rang
dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 15 H 23 NOrHCI,
C adalah kadar Alprazolam BPFI dalam ~g per ml dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Larutan baku; V adalah volume dalam ml Larutan baku
internal dalam Larutan uji; Ru dan R 5 berturut-turut Pemerian Serbuk hablur, tidak berwarna atau putih;
adalah perbandingan respons puncak antara alpra- tidak berbau atau berbau lemah; rasa pahit, kemudian
zolam dan baku internal dari Larutan uji dan Larutan menghilangkan rasa.
baku.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dalam etanol dan dalam kloroform; praktis tidak larut
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada dalam eter.
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku internal dan Larutan baku Baku pembanding Alprenolol Hidroklorida BPFI; 1-(2-
Buat seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam Alilfenoksi)-propana-2,3-diol BPFI.
Alprazolam.
·•.
Larutan uji Masukkan 6 tablet ke dalam labu, ldentifikasi
untuk tablet yang mengandung aprazolam 1 mg atau A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
kurang, tambahkan 2 ml air. Untuk tablet yang dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
mengandung lebih dari 1 mg alprazolam tambahkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang
8 ml air. Goyangkan labu hingga tablet terdispersi. sama seperti pada Alprenolol Hidroklorida BPFI. ·
Tambahkan sejumlah volume Larutan baku internal B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam
yang diukur saksama hingga perbandingan volume etanol P (1 dalam 10.000) setebal 2 em pada panjang
Larutan baku internal dalam ml, terhadap bobot alpra- gelombang antara 230 nm dan 350 nm menunjukkan
zolam dalam mg adalah antara 3 sampai 4,5. Kocok maksimum pada panjang ·gelombang lebih kurang
selama 10 menit, sentrifus. bili9 perlu. Encerkan secata 271 nm dan. 277 nm; sera pan pada 271 nm: lebih
kuantitatif sejumlah volume larutan ini dengan asetoni- kurang 1,3 dan pada 277 nm lebih kurang 1,2.
tril F hingga 10 kali volumenya, campur. C. Larutkan lebih kurang 300 mg dalam 10 ml air,
Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan pe- basakan dengan larutan natrium hidroksida P 5%.
netapan seperti yang tertera pada Penetapan kadar Ekstraksi 2 kali, 'tiap kali dengan 5 ml eter P. Cuci
dalam Alprazolam, hitung jumlah mg, C 17H 13 ClN 4, kumpulan ekstrak dengan air secukupnya hingga
dalam tablet yang digunakan dengan rumus: cairan cudan bebas alkali~ Keringkan dengan natrium
suifat anhidrat P, saring, uapkan hingga kering~ Suhu
R lebur residu lebih kurang 58°.
IOCV (~) D. Menunjukkan reaksi Klorida seperti yang ter-
Rs tera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

C adalah kadar Alprazolam BPFI dalam mg per ml pH <1071>· Antara 5,5 dan 6,5; lakukan penetapan
Larutan bak11; V adalah volume dalam ml Larutan baku menggtinaka~·larutan5% ..
internal yang ditambahkan; Ru dan R5 berturut-turut
adalah perbandingan respons puncak antara alpra- Jarak lebur <1021:> Antara 108° dan 111°.
82 Alprenololi Hydrochloridi Compressi I Monografi FIIV

Serapan ultraviolet Tidak lebih dari 0,2; lakukan Spektrum serapan inframerah residu menunjukkan
penetapan menggunakan larutan 0,5% dalam etanol P maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
pada 297 :un. dan mempunyai intens:;:.s relatif yang sama seperti
pada Alprenolol Hidroklorida BPFI.
Senyawa sejenis B. Lapisan air yang diperoleh pada Identifikasi A
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut- menunjukkan reaksi Klorida seperti yang tertera pada
kan dalam etanol mutlak P hingga kadar lebih kurang Uji Identiftkasi Umum <291>.
SOmgperml. C. Spektn,.1m serapan ultraviolet larutan yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 1-(2- rlibuat untuk Penetapan kadar pada panjang gelombang
Alilfenoksi)-propana-2,3-diol BPFI, larutkan dalam etanol antara 230 nm dan 350 nm menunjukkan rnaksimum
mutlak P hingga kadar 0,25 mg per mi. pada lebih kurang 271 nm dan 277 nm.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
terpisah masing-masing 5 111 Larutan uji dan Larutan pada Compressi.
baku pada jarak yang sama 2,5 em dari tepi bawah
lempeng kromatografi silika gel. Masukkan lempeng Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak
ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuh- kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
kan dengan fase gerak metana/ P-benzena P-asam asetat serbuk tablet setara dengan 50 mg alprenolol hidro-
glasial P (20:70:10). Angkat Iempeng, biarkan fasc klprida, kocok dengan dengan 50 ml etanol P selama
gerak menguap, semprot dengan anisaldehida LP. 10 menit, tambahkan etanol P sccuk<tpnya hingga
Panaskan lempeng pada suhu 120° selama 15 me- 100,0 ml, sa ring. Encerkan 10,0 ml filtra t dengan
nit: bercak Larutan baku lebih intensif dari bercak etanol P secukupnya hingga 50,0 mi. Ukur serapan
Larutan uji. Iarutan pada maksimum lebih kurang 271 nrn. Hitung
kadar C 15H 23N02"HCl; serapan jenis pada maksimum
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 271 nm adalah 65.
lakukan pengeringan di at as fosfor pentoksida P pad a
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg selama 24 jam. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, terlindung dari cahaya.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang ALUMINII HYDROXYDI GEL


tertera pada Titrasi Bebas Air <681> Metode I meng- Gel Aluminium Hidroksida
gunakan 500 mg yang ditimbang saksama dan
indikator 1-nafto/ber)zeina LP.
... 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
Aluminium llidroksida (21645-51-2]
Al(OH) 3 BM 78,00
28,58 mg C1/f 23N0 2.HC1
Gel Aluminium Hidroksida adalah suspensi dari
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup aluminium hidroksida bentuk amorf, sebagian hidrok-
baik, tidak tembus cahaya. sida disubstitusi dengan karbonat. Mengandung
aluminium hidroksida setara dengan tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% AI(OH) 3, dari jumlah
ALPRENOLOLI HYDROCHLORIDI yang tertera pada etiket. Dapat mengandung minyak
COMPRESS I permen, gliserol, sorbitol, sukrosa, sakarin atau
Tablet A.lprenolol Hidroklorida penambah rasa lain dan dapat mengandung bahan
antimikroba yang sesuai.

Tablet Alprenolol Hidroklorida mengandung Alpreno- Pemerian Suspensi kental, putih, jika dibiarkan akan
lol Hidroklorida, C 15H 23N02.HCI, tidak kurang dari terjadi sedikit cairan jernih yang memisah.
92,5% dan tidak lebih dari 107,5% dari jumlah yang
tertera pada etiket. Identifikasi
A. Masukkan 1 g zat dalam labu bersumbat di-
Baku pembanding Alprenolol Hidroklorida BPFI lengkapi pipa kaca yang ujungnya dicelupkan ke
dalam kalsium hidroksida LP dalam labung reaksi.
Identifikasi Tambahkan ke dalam labu 5 ml asam klorida 3 N dan
A. Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan tutup segera: terbentuk gas dalam labu dan terbentuk
50 rng alprenolol hidroklorida, tambahkan 25 mi. air endapan dalam tabung reaksi.
dan 2 ml amonia LP. Ekstraksi dengan 20 ml kloroform P, B. Larutan dalam labu yang diperolel). dari ldenti-
saring ekstrak kloroform, uapkan 1 ml hingga kering. fikasi A memberikan reaksi Aluminium carci A dan B
FIIV Monografi I Aluminii Hydroxydi Gelb.tio Siccum 83

seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. amonium asetat LP, kemudian panaskan larutan
mendekati titik didih selama 5 menit. Dinginkan dan
Batas mikroba <51> Jumlah mikroba aerob tidak tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml ditizon LP. Titrasi
lebih dari 100 per ml, dan tidak mengandung Escheri- larutan dengan zink sulfat 0,05 M LV sampai warna
chia coli. berubah dari hijau lembayung menjadi merah muda.
Lakukan penetapan blangko menggunakan 20 ml air.
Kapasitas p<:!netralan asam <451> Tidak kurang dari
65,0% dari angka miliekuivalen yang dihitung dari 1 ml titran dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
hasil Penetapan kadar yang diperoleh. Tiap mg Al(OH) 3 3,900 mg Al(OH)3
mempunyai kapasitas penetralan asam 0,0385 mili-
ekuivalen. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat dan hindarkan dari pembekuan.
pH <1071> Antara 5,5 dan 8,0; lakukan penetapan
secara potensiometrik.
ALUMINII HYDROXYDI GELLATIO
Klorida Tidak lebih dari 4,7% dihitung terhadap SIC CUM
kandungan AI(OH) 3 • Timbang saksama gel setara Gel Aluminium Hidroksida Kering
dengan 600 mg AI(OH) 3 , masukkan ke dalam cawan
porselen. Tambahkan 0,1 ml kalium kromat LP dan
25 ml air. Aduk dan tambahkan perak nitrat 0,10 N Aluminium hidroksida [21645-51-2]
hingga terjadi warna merah muda lemah yang stabil: Al(OH) 3 BM 78,00
diperlukan tidak lebih dari 8,0 IT'.! perak nitrat 0,10 N.
Gel Aluminium Hidroksida Kering adalah bentuk
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,8% dihitung terhadap amorf aluminium hidroksida, sebagian hidroksida
~andungan Al(OH) 3 ; lakukan penetapan dengan disubstitusi dengan karbonat. Mengandung setara
menambahkan 5,0 ml asam klorida 3 N pada sejumlah tidak kurang dari 76,5% Al(OH) 3 dan dapat mengan-
gel yang ditimbang saksama setara dengan 300 mg dung aluminium karbonat dan aluminium bikarbonat
Al(OH)r Panaskan sampai larut, dinginkan, encerkan basa dalam jumlah bervariasi.
dengan air sampai 250 ml dan saring bila perlu: 20 ml
filtrat yang diperoleh menunjukkan sulfat tidak lebih Pemerian Serbuk amorf, putih; tidak berbau; tidak
keruh dari 0,20 ml asam sulfa! 0,020 N. be rasa.

Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj, dihi~ung Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam
terhadap kandungan Al(OH) 3 • Buat Larutan baku etanol; larut dalam asam mineral encer dan larutan
seperti pada Uji Batas Arsen, kecuali 3 ~g arsen diganti alkali hidroksida.
5 ~g. Buat Lar utan uji sebagai berikut: Tim bang
saksama gel setara dengan 500 mg Al(OH) 3 , larutkan Baku pembanding Gel Aluminium Hidroksida Kering
dalam 20 ml asam sulfat 7 N. BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 83 bpj, dihitung Identifikasi


terhadap kandungan Al(OH) 3; lakukan penetapan A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
dengan melarutkan sejumlah gel yang ditimbang persikan dalam kalium bromida P menunjukkan
saksama setara dengan 240 mg Al(OH) 3 dalam 10 ml maksimum hanya pada panjang gelombang yang
asam klorida 3 N dengan pemanasa.<l, saring bila perlu sama seperti pada Gel Aluminium Hidroksida Kering
dan encerkan dengan air hingga 25 mi. BPFI.
B. Larutkan 500 mg dalam 10 ml asam klorida 3 N
Penetapan kadar dengan penghangatan: larutan menunjukkan reaksi
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti Aluminium cara A, B seperti yang tertera pada Uji
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Aluminium Jdentifikasi Umum <291>.
Kalium Suifat.
Prosedur Timbang saksama sejumlah gel setara Kapasitas penetralan asam <451> Tidak kurang dari
dengan 1,5 g Al(OH)3 , masukkan ke dalam gelas piala, 25,0 miliekuivalen per gram; lakukan penetapan
tambahkan 15 ml asam klorida P·dan panaskan per- menggunakan 400 mg zat seperti yang tertera pada
lahan-lahan sampai larut sempu.rna. Dinginkan, Serbuk dalam Larutan uji.
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, encerkan
dengan air sampai tanda, campur. Pipet 20 ml larutan pH <1071> Tidak lebih dari 10,0; lakukan mengguna-
ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan secara ber- kan larutan terdispersi dalam air (1 dalam 25).
urutan sambil diaduk terus-menerus 25,0 ml Titran
dinatrium edetat, dan 20 mllarutan dapar asam asetat- Klorida <361> Tidak lebih dari 0,85%; lakukan pene-
84 Aluminii Kalii Sulfas I Monografi FI IV

tapan sebagai berikut: Larutkan 1,0 g dalam 30 ml Pemerian Hablur kasar tidak berwarna, pecahan
asam nitrat 2 N, didihkan, tambahkan air hingga hablur atau serbuk putih; tidak berbau; rasa agak
100 ml, dan saring. Encerkan 5,0 ml filtrat dengan air manis dan kelat. Larutan bereaksi asam terhadap
volume sama: menunjukkan klorida tidak lebih keruh lakmus.
dari 0,60 ml asam klorida 0,020 N.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat mudah larut
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,6%, lakukan penetap- dalam air mendidih; mudah larut meskipur. lambat
an sebagai berikut: Larutkan 330 mg dalam 15 ml asam dalam gliserin; tidak larut dalam etanol.
klorida 3 N, didihkan, tambahkan air hingga 250 ml,
dan saring: 25,0 ml filtrat menunjukkan sulfat tidak Identifikasi
lebih keruh dari 0,20 ml asam sulfat 0,020 N. A. Pada larutan (1 dalam 20) tambahkan tetes
demi tetes natrium hidroksida 1 N: terbentuk endapan
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj; lakukan yang larut dalam pereaksi berlebih. Tidak terbentuk
penetapan sebagai berikut: Larutkan 1,5 g dalam 80 ml amoniak.
asam sulfat 7 N, encerkan dengan air hingga 220 ml; B. Bakar di dalam nyala api tidak berwarna:
55 ml larutan memenuhi syarat Uji Balas Arsen tanpa terjadi nyala warna ungu.
penambahan 20 ml asam sulfat 7 N seperti yang tertera C. Pada 5 ml larutan jenuh tambahkan 10 ml
pada Prosedur. natrium bitartrat LP: terbentuk endapan hablur putih
dalam waktu 30 menit.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 60 hpj; D. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 330 mg Aluminium cara A dan 8, dan reaksi Sulfat cara A, B
dalam 10 ml asam klorida 3 N dengan pemanasan, jika dan C seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi
perlu saring, encerkan dengan air hingga 25 mi. Umwn <291>.

Penetapan kadar Susut pengeringan <1121> Antara 43,0% dan 46,0%;


Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti lakukan pengeringan dengan cara sebagai berikut:
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Aluminium Panaskan 2,0 g dalam krus porselen di dalam tanur
Klllium Sulfat. pada suhu 200°. Naikkan suhu sampai 400° dan
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 2 g, larut- keringkan pada suhu 400° hingga bobot tetap.
kan dalam 15 ml asam klorida P dengan pemanasan, Dinginkan dalam desikator dan timbang.
dinginkan dan masukkan ke dalam labu tentu-
kur 500-ml, tambahkan air sampai tanda dan cam pur. Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj.
Pipet 20 ml larutan ke dalam gelas piala 250 ml,
tambahkan secara berurutan 25,0 ml Titran dinatrium Logam berat <371 > Metode I Tidak Iebih dari 20 bpj;
~- edetat dan 20 ml Dapar asam asetat-amonium asetat LP, lakukan penetapan dengan melarutkan 1 g dalam air
panaskan larutan hingga hampir mendidih selama sampai 20 ml, tambahkan 5 ml asam klorida 0,1 N.
5 menit. Dinginkan, tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml Uapkan larutan dalam cawan porselen sampai kering.
ditizon LP. litrasi dengan zink sulfat 0,05 M LV sampai Tambahkan 20 ml air pada residu, dan tambahkan
berwarna merah muda cerah. Lakukan penetapan 50 mg hidroksilamina hidroklorida P. Panaskan larutan di
blangko menggunakan 20 ml air. atas tangas uap selama 10 menit, dinginkan, encerkan
dengan air hingga 25 ml, lanjutkan penetapan, kecuali
1 ml titran dinatrium edetat 0,05 M setara dengan pada Larutan baku tambahkan 50 mg hidroksilamina
3,900 mg A[(OH)3 hidroklorida P.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Besi <331> Pada 20 ml Iarutan (1 dalam 150) tambah-
rapat. kan 5 tetes kalium heksasianoferat(Il) LP: tidak segera
terjadi warna biru.

ALUMINII KALil SULFAS Penetapan kadar


Aluminium Kalium Sulfat Titran dinatrium edetat Larutkan 18,6 g dinatrium
Tawas edetat P dalam air hingga 1000 ml dan bakukan larut-
an dengan cara sebagai berikut: Timbang saksama
lebih kurang 2 g kawat aluminium, masukkan ke ·
Aluminium kalium sulfat (1:1:2) dodekahidrat (7784-24-9) dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan 50 ml cam-
AlK(SO4) 2 .12Hp BM 474,38 puran asam klorida P-air (1:1). Goyang labu dan diam-
kan hingga seluruh aluminium terlarut. Encerkan
Aluminium Kalium Sulfat mengandung tidak kurang dengan air sampai tanda. Pipet 10 mllarutan ke dalam
dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% AlK(S0 4 ) 2, gelas piala 250 ml, tambahkan dengan pengadYkan
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. terus-menerus berturut-turut 25,0 ml Titran dinatrium
FIIV Monografi I Amikacinum 85

edetat dan 20 ml dapar asam asetat-amonium asetat LP, natrium sulfat. anhidrat P, bilas natrium sulfat anhidrat
didihkan hati-hati selama 5 menit. Dinginkan, tambah- dengan 2 ml diklorometana P; spektrum serapan infra-
kan 50 ml etanol P dan 2 ml ditizon LP dan titrasi merah filtrat dalam sel 1 mm menunjukkan maksi-
dengan zink sulfat 0,05 M LV hingga terjadi warna mum hanya pada panjang gelombang yang sama
merah muda cerah. Lakukan penetapan blangko. seperti pada Amantadin Hidroklorida BPFI.
Hitung molaritas larutan dengan rumus:
Kejernihan dan Warna larutan Larutkan 2 g dalam
w 10 ml air: larutan jernih dan hampir tidak berwama.

26,98 v pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5; lakukan penetapan


menggunakan larutan (1 dalam 5).
W adalah bobot dalam mg aluminium dalam larutan
yang digunakan; V adalah volume dalam ml Titran Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 hpj;
dinatrium edetat yang digunakan. lakukan penetapan menggunakan 1 ml asam asetat 1 N
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 800 mg, pada Larutan uji.
masukkan ke dalam gelas piala 400 ml, basahkan
dengan 1 ml asam asetat glasial P dan tambahkan 50 ml Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
air, 50,0 ml Titran dinatrium edetat dan 20 ml dapar Metode I Memenuhi syarat.
asam asetat-amonium asetat LP. Hangatkan di atas
tangas uap sampai melarut sempurna, didihkan perla- Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
han selama 5 menit. Dinginkan, tambahkan 50 ml 120 mg, larutkan dalam campuran 30 ml asam .asetat
etanol P dan 2 ml ditizon LP. Titrasi dengan zink glasial P dan 10 ml raksa(ll) asetat LP; titrasi dengan
sulfat 0,05 M sampai berwarna merah muda cerah. asam perklorat 0,1 N LV. Tetapkan titik akhir secara
Lakukan penetapan blangko. potensiometrik menggunakan elektrode yang sesuai.
Lakukan penetapan blangko.
1 ml Titran dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
12,91 mg AIK(S04) 2 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
18,77 mg C 10H 1 ~.HCI
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik.

AMANTADINI HYDROCHLORIDUM
.. Amantadin Hidroklorida AMIKACINUM
Ami~asin

• tKI

~0
1-Adamantanamina hidroklorida [665-66-7]
C 10 H 1 ~.HCl BM 187,71

Amantadin Hidroklorida mengandung tidak kurang iiH


dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C1aH1~-HO. 0-3 -Amino-3-deoksi-a-D-gluknpiranosil(Z-+1)-0-[6- ..
amino-6-deoksi-a-D-glukopiranosil(l ~)J-N3-(4-amino-
Pemerian Serbuk hablur putih atau praktis putih; rasa L-2-Ilidroksi-butiril)-2-deoksi-L-streptamina [37517-28-5]
pahit. C22H 43Np13 BM 585,61

Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol Amikasin mempunyai potensi tidak kurang dari
dan dalam kloroform. 900 ~g C 22 I-I 43 N 50 13 per mg, dihitung terhadap zat
anhidrat.
Baku pembanding Amantadin Hidroklorid:t BPFI; tidak
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Pemerian Serbuk hablur putih.

ldentifikasi Larutkan lebih kurang 50 mg dalam 10 ml Kelaruta~ Agak sukar larut dalam air.
asam klorida 0,1 N, saring ke dalam corong pisah, '
tambahkan 1 ml natrium hidroksida 5 N dan ekstraksi Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh di-
dengan 5 ml diklorometana P. Saring ekstrak melalui keringkan sebelum digunakan.
86 Amikacini Sulfas I Monografi FI IV

Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti BM 762,14


yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara BM781,75
terpisah masing-masing 3 J.ll larutan uji 6 mg per ml,
3 J.ll larutan Amikasin BPFI 6 mg per ml dan 3 J.ll Amikasin Sulfat dengan perbandingan molar amikasin
campuran dengan volume sama dari kedua larutan dan sulfat 1:2 mengandung setara tidak kurang dari
tersebut pada lempeng silika gel setebal 0,25 mm. 674 J.lg dan tidak lebih dari 786 J.lg C 22 H 43 N 5 0 13
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi per mg, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
yang sesuai dan eluasi bersinambung selama 5,5 jam Amikasin Sulfat dengan perbandingan molar amikasin
dengan fase gerak campuran metanol P-amonium dan sulfat 1:1,8 mengandung setara tidak kurang dari
hidroksidil P-kloroform P (60:30:25). Angkat lempeng, 691 J.lg dan tidak lebih dari 806 J.lg C 22 H 43 N 5 0 13
keringkan di udara, panaskan pada suhu 110° selama per mg, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
15 menit. Segera tandai bercak dengan menyemprot
lempeng dengan larutan ninhidrin P (1 dalam 100) Pemerian Serbuk hablur putih.
dalam campuran butanol P-piridina P (100:1). Amikasin
tampak sebagai bercak berwarna merah muda. Bercak Kelarutan Mudah larut dalam air.
Iarutan uji dan bercak campuran larutan uji dan
larutan baku memberikan warna dan harga R1 yang Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh di-
sama dengan bercak larutan baku. keringkan sebelum digunakan. Kanamisin Sulfat BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Rotasi jenis <1081> Antara +97° dan +105°, dihitung
terhadap zat anhidrat; Iakukan penetapan mengguna- ldentifikasi Lakukan penetapan seperti yang tertera
kan larutan 20 mg per ml. pada Identifik11si dalam Amikl1sin.

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Rotasi jenis <1081> Antara +76° dan +84°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap-
pH <1071> Antara 9,5 dan 11,5; lakukan penetapan an menggunakan larutan 20 mg per mi.
menggunakan larutan 10 mg per ml.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 8,5%.
pH <1071> Antara 2,0 dan 4,0 (garam 1:2) atau antara
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; sisa 6,0 dan 7,3 (garam 1:1,8); lakukan penetapan menggu-
pengarangan dibasahkan dengan 2 ml asam nitrat p nakan larutan 10 mg per mi.
dan 5 tetes asam sulfat P. ·
... Penetapan potertsi Lakukan penetapan seperti yang
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 13,0%; la-
kukan pengeringan dalam hampa udara dengan
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro- tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 110°
biologi <131>. selama 3 jam.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; sisa
rapat. pengarangan dibasahkan dengan 2 ml asam nitrat P
dan 5 tetes asam sulfot P.

AMIKACINI SULFAS Penetapan kadarLakukan penetapan dengan cara


Amikasin Sulfat Kronui".ografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatograft <931>.
Pereaksi derivatisasi Buat larutan asam 2,4,6-trinitro-
benzenasulfonat P dalarn air hingga kadar 10 mg per ml.
Fase gerak Timbang dan larutkan 2,7 g kl1lium fosfat
monobasa P dalam 800 ml air, atur pH hingga 6,5
dengan penambahan kl1lium hidroksida 0,4 N, encerkan
dengan air hingga 1000 mi. Saring menggunakan
penyaring dengan porositas 0,5 J.lm atau lebih halus,
awaudarakan sebelum digunakan. Campur larutan ini
dengill\ metanol P (280:720). Jika perlu lakukan penye-
suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera
0-3-Amino-3-deoksi-a-D-glukopiranosil(l ~)-0- pada Krom(Ztograft <931>.
[6-amino-6-deoksi-a-D-glukopiranosil(l-+6) ]-N3- Larutan resolusi Buat larutan dalam- air yang
(4-amino-L-2-hid roksibutiril)-2-deoksi-L-streptamina mengandung Amikasin BPFI dcngan kadar lebih
suifat (1:2 atau 1:1,8) [39831-55-5] kurang 1 mg per ml dan Kanamisin Su/fat BPPI dengan
FI IV Monografi I Amikacini Sulfatis Injectio 87

kadar lebih kurang 1,3 mg per mi. W 5 adalah ·jumlah dalam mg Amikasin BPFI dalam
Larutan bak!l Timbang saksama sejumlah Amika- Larutan baku; E' adalah kandungan amikasin dalam J.Lg
sin BPFI setara dengan lebih kurang 100 mg amikasin per mg Amikasin BPFI; W u adalah jumlah dalam mg
(C 22 H 43 N 5 0 13 ), masukkan ke dalam labu tentu- amikasin sulfat dalam Larutan uji; r u dan r5 berturut-
kur 100-ml, tambahkan 50 ml air, goyang sampai larut, turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan
encerkan dengan air sampai tanda. Larutan baku yang terderivatisasi.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara
dengan lebih kurang 100 mg amikasin (C 22 H 43 N 50 13 ), Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan rapat.
SO ml air, goyang hingga larut, encerkan dengan air
sampai tanda.
Prosedur derivatisasi Masukkan secara terpisah dan AMIKACINI SULFATIS INJECTIO
hati-hati ke dalam dasar tabung sentrifuga yang di- Injeksi Amikasin Sulfat
lengkapi dengan penutup yang kedc:p, masing-masing
50,0 J.Ll Larutan resolusi, Larutan baku dan Larutan uji.
Pada masing-masing tabung tambahkan 3,2 ml piri- Injeksi Amikasin Sulfat adalah larutan steril amikasin
dina P dan 2,0 ml Pereaksi derivatisasi. Tutup rapat dan sulfat dalam Air untuk Injeksi atau larutan steril amika-
kocok. Panaskan di dalam tangas air pada suhu 75° ± sin dalam Air untuk Injeksi yang dibuat dengan ban-
1° selama 45 menit. Dinginkan sampai suhu kamar, tuan asam sulfat. Mengandung amikasin, C 22 H 43 N 50 13,
dan saring masing-masing larutan melalui penyaring tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0%
dengan porositas 0,5 J.Lm a tau lebih halus. dari jumlah yang tertera pada etiket.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Krf'Jmatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh dike-
tinggi dilengkapi dengan detektor 340 nm dan kolom ringkan sebelum digunakan. Kanamisin Sulfat BPFI;
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1 dengan tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Endotok-
ukuran 5 J.Lrn, suhu dipertahankan pad a 30° ± 1o. Laju sin BPFI.
aliran lebih kurang 0,8 ml per menit. Suntikkan Larut-
an reso/usi, rekam respons puncak seperti yang tertera ldentifikasi Encerkan dengan air hingga kadar 6 mg
pada Prosedur. Waktu retensi rel'ltif derivat a!llikasin per ml. Larutan yang diperoleh memenuhi syarat
dan derivat kanamisin berturut-turut 0,65 dan 1,0. Identifikasi seperti yang tertera pada Amikasin.
Resolusi, R, antara puncak derivat amikasin dan
derivat kanamisin tidak kurang dari 5,0. Suntikkan Endotoksin bal<teri <201> Tidak lebih dari 0,33 unit
Larutan baku dan rekam respons puncak seperti yang Endotoksln FI per mg.
''· tertera pada Prosedur; efisiensi kolom tidak kurang
dari 4000 lempeng teoretis jika dihitung dengan pH <1071::> An tara 3,5 dan 5,5.
rum us:
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
tr
2 tertera pada Injeksi volume keci/.
5,545 ( - - )
whfl Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Injectiones.
faktor ikutan tidak lebih dari 1,3, jika dihitung dengan
rum us:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
w0,1 Kromatografi Cllir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
2f Pereaksi derivatisasi, Fase gerak, Larutan baku, Sistem
kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Penetapan kadar dalam Amikasin Sulfot.
tidak lebih dari 2,0%. Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah encerkan dengan air secara bertahap dan kuantitatif
volume sama (lebih kurang 4 J.Ll) Larutan baku dan hingga kadar lebih kurang 1 mg amikasin per ml.
Larutan uji yang telah dideriyatisasi, ke dalam Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
kromatograf, ukur respons puncak utama. Hitung Prosedur pada Penetapan kadar dalam Amikasin Sulfot.
jumlah dalam J.lg, C 22 H 43 N 50 13, per mg amikasin sulfat Hitung jumlah dalam mg, C 22 H 43 N 50 13 , per ml dalam
dengan rumus: injeksi yang digunakan dengan rumus:

WE r L WE r
(-s-)(_u_) (-) <-"-·-) (_!!..._)
Wu r5 D 100.000 T
s
88 Amiloridi Hydrochloridum I Monografi FIIV

.L adalah jumlah mg per r,1! amikasin yang tertera pad a lebih kurang 9,6!lg per mi. Spektrum serapan ultravio-
etiket; D adalah kadar .amikasin dalam mg per ml let larutan ini menunjukkan maksimum dan minimum
Larutan uji berdasarkan jumlah mg per ml yang tertera pada panjang gelombang yang sama seperti pada
pada etiket dan faktor pengenceran; W5 adalah jumlah Amilarida Hidroklorida BPFI.
dalam mg Amikasitt BPFI dalam Larutan baku; E adalah C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, 8, dan C
kandungan amikasin dalam !lg per mg Amikasin BPFI; seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umwn <291>.
r u dan r5 berturut-turut adalah res pons puncak dari
Larutan uji dan Larutan baku yang terderivatisasi. Keasaman Larutkan 1,0 g dalam 100 ml campuran
metana/ P-air (1:1), titrasi dengan natrium hidraksida
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis 0,10 N L\~ tetapkan titik akhir secara potensiometrik:
tunggal atau wadah dosis ganda, sebaiknya dari kaca diperlukan tidak Iebih dari 0,30 ml (0, 1% sebagai HCI).
Tipe I atau Tipe III.
Susut pengeringan Tidak kurang dari 11,0% dan
tidak lebih dari 13,0%; (Catalan fumlah zat l(ji yang di-
AMILORIDI HYDROCHLORIDUM gunakan pada penetapan jika perlu dapat disesuaikan de-
Amilorida Hidroklorida ngan kepekaan alat/. Lakukan penetapan secara Ana/isis
Termal <741> sebagai berikut: Timbang saksama Jebih
NH kurang 10 mg, panaskan dengan kenaikan suhu 10°
(IYfQN\YCON~NH, per menit antara suhu kamar dan 225° di bawah aliran
~ ?i.._ • HCI • 2H 1u
nitrogen P dengan laju aliran 40 ml per menit. Dari
HzN N M-4:1
termogram tetapkan akumulasi penyusutan bot.ot
selama pemanasan antara suhu kamar dan suhu Jebih
N-A midi no-3 ,5 -d ia m i no-6 -kloropi ra zi nakarboksa mid a kurang 200' saat kurva mulai mendatar.
monohidroklorida dihidrat [17440-83-4]
C 6H 8ClNp.HCI.2Hp BM 302,12 Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Amilorida Hidroklorida mengandung tidak kurang Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% Metode V Memenuhi syarat.
C 6 H 8ClN 70.HCl, dihitung terhadap zat yang telah Pelarut Gu~akan pelarut dimetil sulfoksida P.
dikeringkan.
Logam berat <371> Metade Ill Tidak lebih dari 20 bpj.
Pemerian Serbuk, kuning hingga kuning kehifauan;
tidak berbau atau praktis tidak berbau. Kemumian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis
tipis seperti yang tertera pada Kramatografi <931>.
Kelarutan Sukar larut dalam air; tidak larut dalam Larutan baku Timl?ang saksama sejuml<~h Amilorida
eter, dalam etil asetat, dalam aseton dan dalam kloro- Hidroklarida BPFI dan buat satu seri larutan A, B, C, D,
form; mudah larut dalam dimetilsulfoksida; agak E dan F dengan melarutkan dan mengencerkan dalam
sukar larut dalam metanol. campuran metana[ P-klarofarm P (4:1) hingga kadar
berturut-turut 4000, 40, 20, 8, 4, dan 2 J.lg per mi.
Baku pembanding Amilorida Hidroklorida BPFI; laku- Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
kan Analisis termogravimetri seperti yang tertera pada larutkan daiam campuran metana[ P-k/oraform P (4:1)
Analisis Termal <741>; lakukan penetapan sebagai hingga kadar 4 mg per mi.
berikut: Tunbang saksama lebih kurang 10 mg, panas- Prasedur Totolkan secara terpisah masing-masing
kan dengan kenaikan suhu 10° per menit antara suhu 5 J.Ll LarutCn baku A, B, C, D, E dan F, dan Larutan uji
kamar sampai 225° di bawah aliran nitrogen P dengan pada lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm
laju aliran 40 ml per menit. Dari termogram tetapkan yang sebelumnya telah dicuci dengan metana/ P.
akumulasi penyusutan bobot selama pemanasan Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
antara suhu kamar dan suhu lebih kurang 200° saat berisi fase gerak campuran tetrahidrofuran P-amonium
kurva mulai mendatar. hidraksida 3 N (15:2) hingga fase gerak merambat lebih
kurang tiga per empat panjang lempeng. Angkat
Identifikasi lempeng, biarkan fase gerak menguap. Amati di
A. Spektrum serapan inframera_h zat yang telah bawah cahaya ultraviolet panjang gelombang 366 nm:
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan harga R1 bercak utama dari Larutan uji sesuai dengan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang Larutan baku A. Perkirakan kadar setiap bercak lain
sama seperti pada Amilorida Hidraklarida BPFI yang selain bercak utama dari Larutan uji dengan memban-
tidak dikeringkan. dingkan ter~adap bercak utama dari Larutan baku B, C,
B. Buat larutan dalam air hingga kadar lebih D, E dan F: jumlah intensitas bercak lain tidak lebih
kurang 600 !lg per ml, dan encerkan secara kuantitatif dari bercak utama Larutan baku B atau tidak lebih dari
dan bertahap dengan asam klorida 0,1 N hingga kadar 1,0%.
FIIV Monografi I Amiloridi Hydrochloridi Compressi 89

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang C 6 H 8 CIN 70.HCI, yang terlarut.dengan mengukur
450 mg, larutkan dalam 100 ml asam asetat glasial P, sera pan filtrat larutan uji, jika perlu encerkan dengan
tambahkan 10 ml raksa(ll) asetat LP, dan 15 ml diok- asam klorida 0,1 N- dibandingkan dengan serapan larut-
san P, campur. Tambahkan kristal violet LP dan titrasi an baku Amilorida Hidroklorida BPFI dalam media
dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan yang sama pada panjang gelombang serapan maksi-
blangko. mum lebih kurang 363 nm. Sejumlah metana!, tidak
lebih dari 2% dari volume total Larutan baku dapat
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengar. digunakan untuk melarutkan amilorida hidroklorida.
26,61 mg C6H 8CINp.HCI Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C 6 H 8 CIN 7 0.HC1, dari jumlah
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup yang tertera pada etiket.
baik.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan keseragaman kandungan Masukkan
AMILORIDI HYDROCHLORIDI 1 tablet yang telah diserbuk halus ke dalam labu
COMPRESS I tentukur 100-ml, tambahkan 60 ml asam klorida 0,1 N,
Tablet Amilorida Hidroklorida kocok secara mekanik selama 30 menit. Encerkan
dengan asam klorida 0,1 N sampai tanda, campur dan
sentrifus. Encerkan sejumlah beningan hingga kadar
Tablet Amilorida Hidroklorida m~ngandung Amilcri- 10 Jlg per mi. Ukur sera pan larutan ini dan larutan
da Hidroklorida, C 6 H 8ClN 70.HCl, tidak kurang dari baku Amilorida Hidroklorida BPF110 Jlg per ml dalam
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang pelarut yang sama, pada panjang gelombang s~rapan
tertera pada etiket. maksimum lebih kurang 363 nm, menggunakan asam
klorida 0,1 N sebagai blangko. Hitung jumlah dalam
Baku pembanding Amilorida Hidrok/orida BPFI; Iaku- mg C 6H 8ClN7 0.HCI dalam tablet dengan rumus:
kan Analisis termogravimetri seperti yang tertera pada
Analisis Termal <741>; lakukan penetapan sebagai TC Au
berikut: Timbang saksama lebih kurang 10 mg, panas- (-) (-)
kan dengan kenaikan suhu 10° per menit antara suhu D A5
kamar sampai 225° c!i bawah a!iran nitrogen P dengan
Jaju aliran 40 ml per menit. Dari termogram tetapkan T adalah jumlah mg amilorida hidroklorida yang ter--
akumulasi penyusutan bobot selama pemanasan tera pada etiket; C adalah kadar Amilorida Hidroklo-
antara suhu kamar dan suhu Jebih kurang 200° saat rida BPFI dalam Jlg per ml Larutan baku yang telah
kurva mulai mendatar. dikoreksi terhadap penyusu.tan bobot; D adalah kadar
'. amilorida hidroklorida dalam ~g per ml Larutan uji
Identifikasi sesuai etiket dan pengenceran; Au dan A 5 berturut-
A. Waktu retensi puncak utama pada kromato- turut adalah serapan Larutan uji dan Lanttan baku.
gram yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan
Larutan baku seperti yang tertera pada Penetapan kadar. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
B. Masukkan sejumlah serbuk tablet yang setara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
dengan 5 mg amilorida hidroklorida ke dalam labu Kromatografi <931>.
tentukur 25-ml, tambahkan metanol P sampai tanda, Larutan dapar Larutkan 136 g kalium fosfat
campur dan saring. Totolkan secara terpisah 10 ~1 monobasa P dalam 800 ml air, tambahkan asam
filtrat dan 10 ~~ larutan Amilorida Hidroklorida BPFI fosfat P · secukupnya hingga diperoleh · pH 3,0.
0,2 mg per ml dalam metanol P pada lempeng kroma- Encerkan dengan air hinggc. 1000 mi.
tografi silika gel P. Masukkan lempeng dalam bejana Fase gerak Buat campuran air-metana! P- ·
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak Larutan dapar (71:25:4), saring dan awaudarakan.
tetrahidrofuran P-amonium hidroksida 3 N (22:3), biarkan Larutan baku Timbang saksama sejumlah
fase gerak merambat hingga lebih kurang tiga Amilorida Hidroklorida · BPFI, larutkan dalam
perempat panjang lempeng. Angkat lempeng, biarkan metanol P hingga kadar 1,0 mg per ml. Masukkan ·
kering di udara dan amati dengan cahaya ultraviolet 5,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml,
254 nm; harga R bercak utama Larutan uji sesuai tambahkan 10,0 ml metanol P dan 2,0 ml asam klori-
dengan bercak uta'ma Larutan baku. · · da 0,1 N, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan
baku ini mengandung Amilorida Hidroklorida BPFI,
Disolusi <1231> lebih kurang 0,1 mg per mi.
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N. Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak
Alat tipe 2: 50 rpm. kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
Waktu: 30 menit. serbuk tablet setara dengan lebih kurang 5 mg
Prosedur Lakukan penetapan jumlah ·amilorida hidroklorida, masukkan ke dalam labu
90 Aminophyllinum I Monografi FIIV

tentukur 50-ml yang berisi 15,0 ml metanol P dan Kelarutan Tidak larut dalam etanol dan dalam eter.
2,0 ml asam klorida 0,1 N. Sonikasi selama 10 menit, Larutan 1 g dalam 25 ml air menghasilkan larutan
encerkan dengan air sampai tanda, sonikasi lagi jernih; larutan 1 g dalam 5 ml air menghablur jika
selama 10 menit, saring. didiamkan dan larut kembali jika ditambah sedikit
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang etilenadiamina .
tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf
cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 286 nm Baku pembanding Teofilin BPFI; lakukan penge-
dan kolom 3,9 mm x 30 em berisi bahan perigisi Ll. rinr.an pada suhu 105° selama 4 jam sebelum diguna-
Laju aliran lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kan.
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
respons puncak seperti yang tertera pada Prose- Identifikasi
dur; simpangan baku relatif pada penyuntikan A. Larutkan lebih kurang 500 mg dalam 20 ml air,
ulang tidak lebih dari 2,0% dan faktor ikutan dari tambahkan sambil diaduk 1 ml asam klorida 3 N. Saring
puncak utama tidak lebih dari 2,0. dan simpan filtrat Cuci endapan dengan air dingin
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dan keringkan pada suhu 105° selama 1 j<:m: endapan
volume sama (lebih kurang 10 Ill) Larutan uji dan teofilin yang diperoleh melebur antara 270° dan 274°.
Larutan baku ke dalam kromatograf. Ukur respons
B. Pada lebih kurang 10 mg endapan kering yang
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
diperoleh pada ldentifikasi A, masukkan ke dalam
C6 H 8ClN70.HCl dalam serbuk tablet yang digunakan
cawan porselen, tambahkan 1 ml asam klorida P dan
dengan rumus: 100 mg kalium klorat P, uapkan di atas tangas uap
hingga kering, balikkan cawan di atas wadah yang
T
berisi beberapa tetes amonium hidroksida 6 N: residu
SOC (-u-)
berwarna ungu yang hilang dengan penanbahan
larutan alkali.
C adalah kadar Amilorida Hidrok/orida BPFI dalam mg C. Pada filtrat yang diperoleh dari ldentifikasi A
per ml Larutan baku yang telah dikoreksi terhadap tambahkan 0,5 ml benzenasulfonil klorida P dan basakan
penyusutan bobot; r u dan r 5 berturut-turut adalah dengan 5 ml natrium hidroksida 1 N, kocok selama
respons puncak Lanttan uji dan Larutan baku. 10 menit, asamkan dengan 5 ml asam klorida 3 N,
dinginkan, kumpulkan endapan etilenadiamina di-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup sulfonamida, cuci dengan air, hablurkan kembali dari
baik. air, keringkan pada suhu 105° selama.l jam: endapan
melebur antara 164° dan 171°.

AMINOPHYLLINUM Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,75% (uentuk


~.
Aminofilin anhidrat) dan tidak lebih dari 7,9% (bentuk hidrat);
Teofilin Etilendiamin lakukan penetapan menggunakan 1,5 g zat, dengan
campuran 25 ml kloroform P dan 25 ml metana[ P
sebagai pengganti pelarut metanol. ·

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


Senyawa teoftlin dengan etilenadiamina (2:1) [317-34-0) Metode I Memenuhi syarat.
C 16 ~4 N 10 04 BM 420,43 Larutan uji Buat larutan dengan kadar 20 mg
C: 6 ~ 4 N 100 4 .2~0 [49746-06-7) BM 456,46 per ml.
Larutan baku Buat larutan dengan kadar dua kali
Aminofilin adalah seny3wa anhidrat atau mengan- yang tertera pada Larutan baku dalam uji Cemaran
dung tidak lebih dari 2 molekul hidrat. Mengandung Senyawa Organik Mudah Menguap <471>.
tidak kurang dari 84,0% dan tidak lebih dari 87,4%
teofilin anhidrat, C 7 H 6 N 40 2, dihitung tcrhadap zat Kandungan etilenadiamina Antara 157 mg dan
anhidrat. 175 mg per g C~ 8 N 4 02, yang diperoleh pada Pene-
tapan kadar. Lakukan penetapan sebagai berikut: tim-
Pemerian Butir atau serbuk putih atau agak keku- bang saksama lebih kurang 500 mg aminofilin, larut-
ningan; bau amonia lemah, rasa pahit. Jika dibiarkan kan dalam 30 ml air, tambahkan jingga me til LP, titrasi
di udara terbuka, perlahan-lahan kehilangan etilena- dengan asam klorida 0,1 N LV.
diamina dan menyerap karbon dioksida dengan
melepaskan teofilin. Larutan bersifat·basa terhadap 1 ml asam klorida 0,1 N setara dengan
kertas lakmus. 3,005 mg C2H/J 2
FI IV Monografi I Aminophyllini Compressi 91

Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja dengan tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931> 107,0% teofilin anhidrat, C7 H 8 N 4 0 2 , dari jumlah yang
Fase gerak Buat campuran 200 ml metanol P dan tertera pada etiket.
960 mg natrium-1-pentanasulfonat P dan air secukupnya (Catalan Tablet Aminofilin yang disimpan da/am
hingga 1 liter. Atur dengan penambahan asam asetat wadah tertutup rapat, bila dibuka akan memberikan bau
glasial P hingga pH 2,9 ± 0,1, saring dan awaudarakan. amoniak yang heat. Ini disebabkan terbentuknya uap dari
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian eti/enadiamina.]
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan pengencer Buat campuran air-metanol P Baku pembanding Teofilin BPFI; lakukan pengeringan
(4:1). pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Teo-
filin BPFI, larutkan dan encerkan secara bertahap Identifikasi
dengan Lanttan pengencer hingga kadar lebih kurang A. Maserasi sejumlah tablet setara dengan lebih
0,08 mg per mi. kurang 500 mg aminofilin dengan 25 ml air dan saring:
Larutan resolusi Larutkan sejumlah teobromin filtrat menunjukkan reaksi basa terhadap /akmus P.
dalam Lanctan pengencer hingga kadar lebih kurang Pada filtrat tambahkan 1 ml asam klorida 3 N, aduk dan
0,08 mg per mi. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam labu dinginkan jika perlu, hingga .terbentuk endapan.
tentukur 25-ml, tambahkan 20,0 ml Lanctan baku, Saring dan simpan filtrat. Cuci endapan dengan sedi-
encerkan dengan Larutan pengencer sampai tanda. kit air yang didinginkan dan keringkan pada suhu
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg 105° selama 1 j::~m: e!'ldaran yang diperoleh menun-
aminofilin, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, jukkan Identifikasi B seperti yang tertera pada Amino-
larutkan dan encerkan dengan Lanctan pengencer filin, dan jika dihablurkan kembali dari air dan di-
sampai tanda. keringkan pada suhu 105° selama 1 jam, melebur
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera antara 270° dan 274°.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja B. Filtrat yang diperoleh dari ldentifikasi A menun-
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nrn dan kolom jukkan Identifikasi C seperti yang tertera pada Amino-
3,9 mm x 15 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran filin.
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan resolusi, rekam respons puncak seperti yang Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit
tertera pada Prosedur. Waktu retensi relatif teobrorrdn untuk tablet salut enterik; lakakan penetapan seperti
dan teofilin berturut-turut 0,65 dan 1,0, faktor ikutan yang tertera pada Tablet Sahel Enterik.
puncak teofilin tidak lebih dari 2,0 dan resolusi, R,
antara puncak teobromin dan teofilin tidak kurang Disolusi <1231>
dari 3,0. Lakukan penyuntikan ulang Larutan baku, Media disolusi: 900 ml air.
'· rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose- Alat tipe 2: 50 rpm.
dur: simpangan baku relatif tidak lebih dari 2,0%.
Prosedltr Suntikkan secara terpisah sejumlah Waktu: 45 menit.
volume sama (lebih kurang 10 Jll) Larutan baku dan Prosedltr Lakukan penetapan sejumlah teofilin
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons anhidrat, C 7 H 8 N 40 2 yang larut dengan mengukur
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 7H 8 N 40 2 , serapan filtrat larutan uji, jika perlu diencerkan
dengan rumus: dengan Media disolusi dan serapan larutan baku
Teofilin BPFI dalam media yang sama pada panjang
r gelombang serapan maksimum lebih kurang 269 nrn.
250C (-u) Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
rs kurang dari 75% (Q) C 7 H 8 N 40 2, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
C adalah kadar Teofilin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; r u dan r5 berturut-turut adalah respons puncak Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
yang dihasilkan oleh Larutan uji dan Larutan baku. · Prosedur penetapan keseragaman kandungan Masuk~
kan satu tablet ke dalam labu tentukur 250-ml, tam-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup bahkan 200 ml air, kocok hingga hancur sempurna.
rapat. Tambahkan air sampai tanda. Saring dan buang 20 ml
filtrat pertama. Ukur serapan larutan ini (jika perlu
diencerkan) dan larutan baku Teofilin BPFI lebih
AMINOPHYLLINI COMPRESS! kurang 10 Jlg per ml, pada panjang gelombang serap-
Tablet Aminofilin an maksimum lebih kurang 269 nm terhadap air
sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg, teofilin
anhidrat, C 7 H 8 N 40 2, dalam tablet yang digunakan
Tablet Aminofilin mengandung Aminofilin setara dengan rumus:
92 Aminophyllini Injectio I !vfonografi FIIV

TC Au AMINOPHYLLINI INJECTIO
(-) (-) Injeksi Aminofilin
D A5

Injeksi Aminofilin adalah larutan steril Aminofilin


T adalah jumlah teofilin anhidrat dalam mg yang dalam Air untuk Injeksi, atau larutan steril teofilin
tertera pada etiket; D adalah kadar teofilin dalam J.l.g dalam Air untuk lnjeksi yang dibuat dengan penam-
per ml larutan tablet, berdasarkan jumlah per tablet bJhan etilenadiamina. Tiap ml mengandung amino-
yang tertera pada etiket dan pengenceran yang di- film setara dengan tidak kurang dari 93,0% dan tidak
lakukan; C adalah kadar Teofilin BPFI dalam J.l.g lebih dari 107,0% teofilin anhidrat, C 7 H 8 N 4 0 2 , dari
per mllarutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah jumlah yang tertera pada etiket. Injeksi Aminofilin
serapan yang diperoleh dari larutan uji dan larutan boleh mengandung etilenadiamina berlebih, tetapi
baku. tidak boleh ditambah zat lain untuk pengaturan pH.
[Catalan Injeksi tidak boleh digunakan jiial telah terlihat
hablur yang memisah.]
Kandungan etilenadiamina Antara 1S2 mg dan
178 mg per g teofilin anhidrat, C7H 8Np2, yang diper- Identifikasi Encerkan sejurnlah volu:ne injeksi yang
oleh pada Penetapan kadar. Lakukan penetapan sebagai setara dengan lebih kurang SOO mg aminofilin dengan
berikut: Timbang saksama sejumlah serbuk tablet air hingga lebih kurang 20 ml, tambahkan 1 ml asam
seperti yang tertera pada Penetapan kadar setara klorida 3 N atau secukupnya sambil terus diaduk
dengan Iebih kurang 350 mg aminofilin, masukkan ke hingga teofilin mengendap sempurna. Saring, filtrat
dalam Iabu Erlenmeyer 100 ml, tambah!<an 20 ml air menunjukkan ldentifikasi C seperti yang tertera pada
dan digesti pada suhu so•, sambil sering dikocok Aminofilin.
selama 30 menit. Dinginkan, saring ke dalam labu Cuci endapan dengan sedikit air dingin, keringkan
Erlenmeyer 250 ml dan cuci dengan air hingga air pada suhu 10s• selama 1 jam: endapan melebur antara
cucian bereaksi netral terhadap Iakmus P. Kumpulkan 270• dan 274•, dan menunjukkan Identifikasi B seperti
filtrat dan cairan cucian, tambahkan jingga metil LP yang tertera pada Aminofilin.
dan titrasi dengan asam klorida 0,1 N LV:
pH <1071> Antara 8,6 dan 9,0.

1 ml asam klorida 0,1 N setara dengan Bahan partikulat <7S1> Memenuhi syarat seperti
3,005 mg C2 H~2 yang tertera pada bzjeksi volume kecil. •

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera


Penetapan kadar Timbang dan serbukkan Udak pada lnjectiones.
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
serbuk setara dengan lebih kurang 2 g aminofilin, Kandungan etilenadiamina Antara 166 mg dan
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambah 192 mg per g teofilin anhidrat, C 7 H 8N 40 2; yang diper-
kan campuran 50 ml air dan 1S ml amonium hidrok- oleh pada Penetapan kadar. Lakukan penetapan sebagai
sida 6 N, biarkan selama 30 menit dengan seringkali berikut: Ukur saksama sejumlah volume setara dengan
dikocok, hila perlu hangatkan sampai suhu lebih lebih kurang SOO mg aminofilin, jika perlu encerkan
kurang so· untuk membantu kelarutan. Jika dihangat- dengan air hingga lebih kurang 30 mi. Tambahkan
kan, dinginkan campuran hingga suhu kamar, tam- jingga metil LP, titrasi dengan asam klorida 0,1 N LV.
bahkan air sampai tanda. Sentrifus lebih kurang SO ml
campuran dan pipet beningan setara dengan.lebih 1 ml asam klorida 0,1 N setara dengan
kurang 250 rrig aminofilin, ke dalam labu Erlenmeyer 3,005 mg C2H 8N 2
250 ml dan encerkan dengan air hingga lebih kurang
40 mi. Tambahkan 8 ml amonium hidroksida 6 N dan Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume
lakukan Penet"apan kadar seperti yang tertera pada injeksi yang setara dengan lebih kurang 250 mg ami-
Injeksi Aminofilin, mulai dari "Tambahkan 20,0 ml perak nofilin, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml,
nitrat 0~1 N LV. ... ." encerkim dengan air hingga lebih kurang 40 ml dan
tambahkan 8 ml amonium hidroksida 6 N. Tambahkan
20,0 ml perak nitrat 0,1 N LV, campur, didihkan selama
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan 15 menit. Dinginkan hingga suhu antara s• dan 10•
18,02 mg C.JI~p2 selama 20 meriit, sai:ing, sebaiknya melalui penyaring
J<rus dengan pengurangan tekanan dan cuci endapan
tiga kali, tiap kali dengan 10 ml air. Asamkan kum-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pulan filtrat dan cairan cucian dengan asam nitrat P
rapat. · dan lebihkan asam nitrat P sebanyak 3 ml. Dinginkan,
FIIV Monogr-afi I Amitriptylini Hydrochloridum 93

tambahkan 2 ml besi(Ill) amonium sulfat LP dan menggunakan la~tan (1 dalam 100).


titrasi kelebihan perak nitrat dengan amonium tio-
sianat 0,1 N LV. · Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan 5 mmHg pada suhu 60° hingga bobot tetap.
18,02 mg C.,H/'fP2
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari. 0,1 %.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
bebas karbon dioksida, dari kaca Tipe I, terlindung Logam berat <371> Metode Ill Tidak Iebih dari 10 bpj.
dari cahaya.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
AMITRIPTYLINI HYDROCHLORIDUM
Amitriptilin Hidroklorida Kemumian kromatografi
l.Arutan baku Timbang saksama sejumlah Amitripti-
©()0 II •
• HCI
lin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
kadar 0,8 mg per ml.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
l.Arutan baku dalam metanol P hingga kadar 400; 200;
10, 11-Dihidro-N,N-dimetil-5H-dibenzo[a,d ]sikloheptana- 160; 80; 40 Jig per mi.
t15'7-propilamina hidroklorida [549-18-8]
C 20 H 23N.HCI BM 313,87
Pengenceran Kadar (JJ.g/ml) Persentase ter-
Amitriptilin Hidroklorida mengandung tidak kurang hadap zat uji
dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C 20H 23N.HCI,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. A (1 dalam 2) 400 1,0
B (1 dalam 4) 200 0,5
Pemerian Serbuk hablur atau hablur kecil, putih atau C (1 dalam 5) 160 0,4
hampir putih; tidak berbau atau hampir tidak ber?au. D (1 dalam 10) 80 0,2
E (1 dalam 20) 40 0,1
Kel.aruta-n Mudah larut dalam air, dalam etanol,
dalarp. kloroform dan dalam metanol; tidak larut
dalam eter. · Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat
.. Baku' pembanding Amitriptiljn Hidroklorida BPFI;
uji, larutkan dalam metanol P hingga kadar
40mgperml. .
lakukan pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari Prosedur Lakukan Kroma~ografi lapis l.ipis seperti
5 mmHg pada suhu 60° hingga: bobot tetap sebelum yang tertera pada Kromatografi <931>. Pada lempeng
digunakan. · kromatografi silika gel, totolkan secara terpisah
masing-masing 10 Jil Larutan uji dan Enceran larutan
Identifikasi baku pada jarak yang sama. Biarkan tot9.Ian kering.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromi- yang telah dijenuhkan dengan fase geia.k"kloroform P-
da P, menunjukan maksimum hanya pada panjang metanol P-amonium hfdroksida ·p (135:15:1) hingga.
gelombang yang sama seperti pada Amitriptilin Hi- mera~bat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
droklorida BPFI. Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap, amati.
B . Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Bandingkan
metanol P (1 dalam 100.000) menunjukkan maksimum bercak lain selain bercak utama dalam Larutan uji
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti dengan b.er.:cak utama Larutan baku. (Catatan Abaikan
pada. Amitriptilin Hidroklorida BPFI; daya serap berazk yang berada pada titik penotolfzn.] Tidak terdapat.
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah bercak lain selain bercak utama dari Larutan ~ji yang
dikeringkan pada panjang gelombang serapan lebih besar atau lebih intensif dari bercak utama
maksimum lebih kurang 239 nm berbeda tidak lebih · l.Arutan baku B (0,5%). Jumlah iritensitas semua bercak
dari 3,0%. lain selain bercak utama dari Larutan uji tidak lebih
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C dari l.Arutan baku A (1,0%). Abaikan bercak dari Larutan
seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. uji yang lebih kecil atau kurang intensif dari bercak
utama l.Arutan baku E (0,1 %).
Jarak lebur <1021> Antara 195° dan 199°.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g, .
pH <1071> Antara 5,0 dan 6,0; lakukan penetapan larutkan dalam 30 ml asam asetat glasial P, jika perlu
94 Ammonia I Monografi FIIV

hangatkan sebentar sampai larut. Dinginkan, tambah- ukur 10 ml ke dalam amonia yang telah didinginkan,
kan 10 ml raksa(Il) asetat LP dan krista/ violet LP. Titrasi biarkan cairan naik ke dalam pipet tanpa dihisap,
dengan asam perk/oral 0,1 N LV hingga warna hijau, angkat pipet dan bersihkan cairan yang menempel dan
lakukan penetapan blangko. huang 1 ml larutan pertama. Letakkan ujung pipet
tepat di atas permukaan asam sulfat 1 N dalam labu
1 ml asam perk/oral 0,1 N setara dengan Erlenmeyer, dan alirkan lebih kurang 2 ml ke dalam
31,39 mg C 2Ji11N.HCI labu. Tutup labu, campur dan timbang kembali untuk
memperoleh bobot contoh. Titrasi kelebihan ·a sam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dengan natrium hidroksida 1 N LV, menggunakan indi-
baik. kator merah metil LP. Lakukan penetapan blangko
seperti yang tertera pada Titrasi residual dalam Titri-
metri <711>.
AMMONIA
Arnonia 1 ml asam su!Jat 1 N setara dengan
17,03 mg NH 3

Amonia [7664-41-7] Wadah dan penyirnpanan Dalam wadah tertutup


NH3 BM 17,03 rapat, pada suhu tidak lebih dari 25°.

Amonia adaiah larutan NH 3 yang mengandung tidak


kurang dari 27,0% dan tidak lebih dari 31,0% b/b NH 3 .
Di udara terbuka amonia c~pat hilang. AMMONII CHLORIDUM
(Perhatian Penanganan amonia harus hati-hati sebab Arnonium Klorida
larutan bersifat kaustik dan uapnya bersifat iritasi.
Dinginkan wadah sebelum dibHka dan tutup dengan kain
atau sejenisnya pada waktu membuka. fangan dicicipi dan Amonium klorida [12125-02-9]
cegah penghirupan uap]. NH 4Cl BM 53,49

Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; bau khas, Amonium Klorida mengandung tidak kurang dari
menusuk kuat. Bobot jenis lebih kurang 0,90. 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% NH 4Cl, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Identifikasi Letakkan batang pengaduk kaca yang
telah dibasahi dengan asam klorida P de kat permukaan Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
larutan: terbentuk kabut tebal putih. hal us a tau kasar, berwama putih; rasa asin dan dingin;
higroskopik.
Sisa tidak menguap 1idak lebih dari 0,05%; lakukan
penetapan dengan menguapkan 10 ml dalam caw an Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam gliserin
platina atau cawan porselen yang telah ditara hingga dan lebih inudah larut dalam air rnendidih; sedikit
kering dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam. larut dalam etanol.

Logan\ berat <371> Metode I Tidak lebih dari 13 bpj; Identifikasi Larutan (1 dalam 10) menunjukkan
lakukan penetapan menggunakan larutan yang dibuat reaksi Amonium dan Klorida cara A, B dan C seperti
sebagai berikut: Uapkan 1,7 ml di atas tangas uap yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
hingga kering, tambahkan 1 ml asam klorida 3 N dan
uapkan hingga kering. Larutkan sisa dalam 2 ml asatn pH <1071> Antara 4,6 dan 6,0; lakukan penetapan
asetat 1 N dan encerkan dengan air hingga 25 mi.- menggunakan larutan(1 dalarn 20).

Zat mudah tero·ksidasi Pada campuran 4,0 ml dan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
6 ml air tambahkan asam sulfat 2 N sampai sedikit lakukan pengeringan di atas silika gel P selarna 4 jam.
asam dan 0,10 ml kalium permanganat 0,1 N: warna
merah muda tidak hilang sempuma dalam 10 menit. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan
penetapan sebagai berikut: Timbang saksarna lebih
Penetapan kadar Masukkan dengim cepat sejumlah kurang 2 g, tambahkan 1 ml asam sulfat P, panaskan
zat ke dalam wadah bertutup, berdinding tebal (dapat hati-hati hingga menguap sempurna; sisa berwarna
digunakan botol tahan tekanan) hingga tinggi cairan putih, kemudian pijarkan hingga bobot tetap.
lebih kurang 20 em, tutup. Kemudian dingirikan wa-
dah dan isi hingga suhu 10° atau lebih rendah. Tim- Tiosianat Asarnkan 10 rnllarutan (1 dafarn 10) dengan
bang saksama labu Erlenmeyer 125 ml bersumbat kaca asam klorida P dan tarnbahkan l:>e~erapa tetes besi(lll)
yang berisi 35,0 ml asam sulfat 1 N LV. Masukkan pipet klorida LP: tidak terjadi wama merah jingga.
FI IV Monografi l Amoxicillinum 95

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj. tetapi rentang antara awal dan akhir melebur tida.k
lebih dari 3°.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
100 mg. larutkan dalam 100 ml air dalam cawan parse- Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
len. Tambahkan 1 ml diklorojluoresein LP, campur dan lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga terbentuk
flokulasi dan campuran berubah menjadi merah muda Sis a pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
lema h.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan Metode V Memenuhi syarat.
5,349 mg NH4Cl Pelarut Gunakan dime til sulfoksida P.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Penetapan kadar Timbang saksama Iebih kurang
rapat. 450 mg, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml,
larutkan dalam 60 ml dimetilformamida P. Tambahkan
4 tetes bint timol LP dan titrasi dengan natrium metoksi-
AMOBARBITALUM da 0,1 N LV, gunakan pengaduk magnetik can hin-
Amobarbital darkan serapan karbon dioksida dari udara. Lakukan
penetapan blangko.

1 ml natrium metoksida 0,1 N setara dengan


22,63 mg C11 H 1!Jp3

Asam.S-etil-5-isopentilbarbiturat [57-43-2] Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


CuHtsNz03 BM 226,27 baik.

Amobarbital mengandung tidak kurang dari 98,5%


dan tidak lcbih dari 101,0% C 11 H 18 N 20 3 , dihitung AMOXICILLINUM
terhadap zat yang telah dikeringkan. Amoksisilin

Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa


pahit; pH larutan jenuh lebih kurang 5,6, tetapkan
JH,o
secara potensiometrik.

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut


dalam ~tanol dan dalam eter; larut dalam kloroform, Asam (2S,5R,6R)-6-[(R)-(-)-2-amino-2-(p-hidroksifenil)
-. dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali
karbonat.
asetamido}-3 ,3-dimetil-7-okso-4-tia-1-azabisiklo[3,2,0]-
heptana-2-karboksilat trihidrat [61336-70-7]
C 16 H 19 N 3 0~.3~0 BM 419,45
Baku pembanding Amobarbital BPFI; lakukan penge- Anhidrat (26787-78-0] BM365,40
ringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan.
Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 90,0%
ldentifikasi C 16H 19N 30 5S, dihitung terhadap zat anhidrat.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- Mempunyai potensi setara dengan tidak kurang
persikan dalam kalium bromida P~ menunjukkan dari 900 ~g dan tidak lebih dari 1050 ~g per mg
maksimum hanya pada p.,anjang gelombang yang C 16H 1 ,N30~, dihitung terhadap zat anhidrat. _
sama seperti pada Amobarbital BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Pemerian Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.
100.000) dalam campuran etanol P - dapar borat
alkali pH 9,6 (1 dalam 20) menunjukkan maksimum Kelarutan Sukar larut dalam air dan metanol; tidak
dan minimum pada panjang gelombang yang sama larut dalam benzena, dalam karbon tetr~klorida dan
seperti.pada Amobarbital BPFI; daya serap masing- dalam kloroform.
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih Baku pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh di-
kurang 239 nm berbeda tidak lebih 4ari 3,0%. keringkan sebelum digunakan. ·
C. Didihkan 200 mg dengan 10 ml natrium hidrok-
sit:Uz 1 N: terbentuk amoniak. l~entifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Jarak lebur <1021> Metode II Antara 156° dan 161°, maksimu~p hanya pada panjang gelombang yang
96 Amoxicillini Capsulae I Monografi FIIV

sama seperti pada Amoksisilin BPFI. 6jam.


Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 240 mg,
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Guna-
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan kan larutan dalam waktu 6 jam.
menggunakan larutan 2 mg per ml. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Air Metode I <1031> Antara 11,5% dan 14,5%. tinggi dilengkapi dengan detektor 230 run dan kolom
4 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih
Dimetilanilina Tidak lebih dari 0,002%. kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terha-
Larutan baku internal Masukkan larutan naftalena P dap Larutan baku dan rekam respons puncak seperti
dalam sikloheksana P hingga kadar lebih kurang 50 ~g yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k', antara
per ml. 1,1 dan 2,8; efisiensi kolom tidak kurang dari 1700
Larutan baku Masukkan 50,0 mg N,N-dimetilani- lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,5; dan
lina P ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 25 ml simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
asam klorida 1 N, goyang hingga larut, dan encerkan lebih dari 2,0%.
dengan air sampai tanda. Pindahkan 5,0 mllarutan ini Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah
ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan air volume sama (lebih kurang 10 ~I) Larutan baku dan
sampai tanda. Pipet 1,0 ml ke dalam tabung sentrifuga, Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato-
tambahkan 5,0 ml larutan natrium hidroksida P dan gram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah
1,0 ml Larutan baku internal, kocok kuat-kuat selama dalam ~g, C 16 H 19 N 3 0 5S per mg yang digunakan
1 menit, sentrifus. Gunakan beningan sebagai Larutan dengan rumus:
baku.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,0 g CP 'u
masukkan ke dalam tabung sentrifuga, tambahkan 200 ( - ) ( - )
5 ml natrium hidroksida 1 N, goyang hingga larut, w rs
tambahkan 1,0 ml Larutan baku internal, kocok kuat
selama 1 menit dan sentrifus. Gunakan beningan C adalah kadar Amoksisilin BPFI dalam mg per ml
sebagai Larutan uji. Larutan baku; P adalah kandungan amoksisilin yang
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera tercantum dalam Amoksisilin BPFI dalam IJ.g per mg;
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi W adalah jumlah zat yang ditimbang untuk pem-
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 2 mm x 2 m buatan Larutan uji dalam mg; r u dan r5 berturut-turut
berisi bahan pengisi 3% fase cair G3 pada partikel adalah respons puncak yang diperoleh dari Lanttan uji
penyangga SlA tersilanisasi dan pertahankan suhu dan Larutan baku.
pada 120°. Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa
dengan Iaju aliran lebih kurang 30 ml per menit. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
... Prosedur {Catalan· Gunakan luas puncak bila
dinyatakan respons·puncak.} Suntikkan secara terpisah
rapat, pada suhu kamar terkendali.

sejumlah volume sama (lebih kurang 20 JJ,I) Larutan


baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam AMOXICILLINI CAPSULAE
kromatogram, ukur respons puncak utama. Per- Kapsul Amoksisilin
bandingan respons puRcak dimetilanilina terhadap
respons pu,ncak naftalena yang diperoleh dari Larutan
uji tidak lebih besar dari yang diperoleh Larutan baku. Kapsul .Amoksisilin mengandung Amoksisilin,
ct,H,.~30s5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromtztografi <931>. Baku pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh tii-
Pengenur Larutkan 13,6 g kalium fosfat monobasa P keringkan sebelwn digunakan.
dalam 2 liter air, atur pH hingga 5,0 ± 0,1 dengan
larutan kalium lridroksida P 45'Y~ b/b. Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
Fase gerak Buat campuran Pengencer dan (lsetoni- yang tertera pada Kromatografi <931>. Buat Larutan uji
tril P {96:4), saring. Jika perlu lakukan penyesuaian setara dengan 4 mg amoksisilin per ml dengan me-
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada nambahkan asam klorida 0,1 N pada serbuk isi kapsul.
Kromatografi <931>. Turunkan kadar·asetonitril P untuk Buat Larutan baku Amoksisilin BPFI dalam asam klori-
menaikkan waktu retensi amoksisilin. da 0,1 N hingga kadar 4 mg per ml. Gurtakan dalam
Larutan baku Trmbang saksama sejumlah Amoksisi- waktu 10 menit setelah penyiapan. Totolkan secara
lin BPfllarutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih terpisah masing-masing 5 ~llarutan uji dan larutan
kurang 1,2 mg per ml. Gunakan larutan dalam waktu baku pada lempeng kromatografi campuran· silika gel
FI IV Monografi I Amoxicillinum Natricum 97

setebal 0,25 mm Masukkan lempeng ke dalam bejana AMOXICILLINUM NATRICUM


kromatografi yang telah dijenuhkan dengan campuran Amoksisilin Natrium
fase gerak metanol P-kloroform P-air-piridina P
COON•
(90:80:30:10) dan biarkan fase gerak merambat lebih
kurang tiga per empat dari tinggi lempeng. Angkat
lempeng, biarkan fase gerak menguap dan keringkan HO -o- ~H, ~ Orrt-r~:
~-C-NH····H H S

dengan aliran udara hangat selama 10 menit dan H

semprot lempeng dengan larutan ninhidrin P dalam Natrium-(25 ,5 R,6 R)-6-[( R)-2-amino-2-(4-hidroksifenil)
etanol P dengan kadar 3 mg per ml, dan keringkan aselamido }-3 ,3-d imet il-7-okso-4-tia-1-aw bisiklo[3,2,0]-
pada suhu 110° selama 15 menit. Harga R1 dari bercak heptana-2-karboksilat
utama yang diperoleh dari larutan uji sesuai dengan C 16H 18N 3 Na05S BM 387,4
yang diperoleh dari larutan baku.
Amoksisilin Natrium mengandung tidak kurang dari
Disolusi <1231> 85,0% dan tidak lebih dari 100,5% C 16 H 18 N 3 Na0 5S,
Media diso/usi: 900 ml air. dihitung sebagai anhidrat. Jumlah persentase kan-
A/at tipe 1: 100 rpm. dungan hasil uraian, dinyatakan sebagai
Waktu: 90 menit. C 16 H 18 N 3 Na0 5S, amoksisilin natrium, asam 2-etil-
Prosedttr Lakukan penetapan jumlah heksanoat dan natrium klorida, tidak kurang dari
C 16 H 19 N 3 0 5S.3H 20, yang terlarut dengan mengukur 95,0% dihitung terhadap zat anhidrat.
serapan filtrat larutan uji dan jika perlu diencerkan
dengan air dan serapan larutan baku Amoksisilin BPFI Pemerian Serbuk putih atau hampir putih; sangat
dalam media yang sama dan diketahui kadarnya pada higroskopik.
panjang gelombang lebih kurang 272 nm.
Toleransi Dalam waktu 90 menit harus larut tidak Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; agak sukar
kurang dari 80% (Q) C 16 H 19 N 30 5S.3H 20, dari jumlah larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam aseton;
yang tertera pada etiket. praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Baku pembanding Amoksisilin Natrium BPFJ, Amoksi-
silin Trihidrat BPFJ, Ampisilin Trihidrat BPFJ.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 14,5%.
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B, C dan D
Penetapan kadar Lakukan penetapan secara Kromato- dilakukan. Uji B dan C dapat diabaikan jika uji A dan
grafi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kroma- D dilakukan.
tografi <931>. A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
Pengencer, Fase gerak, Larutan baku dan Sistem persikan dalam kalium bromida P menunjukkan
kromatografi Lakukan seper_ti yang tertera pada Pe- maksimum hanya pada panjang gelombang yang
netapan kadar dalam Amoksisilin. s.ama seperti pada Amoksisilin Natrium BPFJ.
Larutan uji Timbang isi tidak kurang dari 20 kap- B. Lakukan-penetapan secara Kromatografi lapis
sut keluarkan isi semua kapsul dan cam pur, bersihkan tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>,
cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung bobot · menggunakan lempeng silika gel H P yang tersilanisasi.
rata-rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi Larutan uji Larutkan 25 mg zat dalam 10 ml natri-
kapsul setara dengan lebih kurang 200 mg amoksisilin um bikarbonat LP.
anhidrat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, Larutan baku A Larutkan 25,0 mg Amoksisilin Trihi-
tambahkan Pengencer sampai tanda. Jika perlu sonika- drat BPFJ dalam 10 ml natrium bikarbonat LP.
sikan agar larut sempurna. Saring larutan melalui Larutan baku B Larutkan 25,0 mg Amoksisilin Trihi-
penyaring 1 J.Lrn atau dengan porositas lebih halus, dan drat BPFJ dan 25,0 ~g Ampisilin Trihidrat BPFJ dalam
gunakan filtrat sebagai Larutan uji. Gunakan larutan 10 ml natrium bikarbonat LP.
dalam waktu 6 jam. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Prosedur Lakukan sesuai Prosedur seperti yang 1,0 J.Ll Larutan uji, Larutan baku A, Larutan baku B pada
tertera pada Penetapan kadar dalam Amoksisilin. Hitung lempeng kromatografi. Lakukan kromatografi dengan
jumlah dalam mg, C 16H 19 N 30 5S, dalam scrbuk kaps4l jarak rambat 15 em dalam campuran aseton P.dan
yang digunakan dengan rum us: larutan amonium asetat P 15,4% (10:90) dan atur pH
hingga 5,0 dengan menggunakan asam asetat glasial P.
r Biarkan lempeng kering di udara dan paparkan
0,2 CP (-u-) dengan·uap iodum hingga bercak tampak. Bercak
utama yang diperoleh dari Larutan uji mempunyai
's harga Rf' warna dan ukuran yang sama dengan
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah tertutup bercak utama yang diperoleh dari Larutar. baku A.
rapat, pada suhu kamar terkendali. Pengu.jian·tidak memenuhi syarat kecuali kromato-
98 Amoxicillinum Natricum I Monografi FIIV

gram yang diperoleh dari l.Arutan baku B menunjukkan Tutup tabung dan kocok kuat-kuat selama 1 menit.
dua bercak yang terpisah dengan sempuma. Jika perlu sentrifus dan gunakan lapisan alas.
C. Masukkan lebih kurang 2 mg dalam tabung Larutan uji Masukkan sejumlah 1,0 g zat ke dalam
reaksi dengan ukuran panjang lebih kurang 150 mm tabung bersumbat kaca, tambahkan 5 ml natrium hi-
dan diameter 15 mm. Basahkan dengan 0,05 ml air dan droksida 1 N dan 1,0 ml !Arutan baku internal. Tutup
tambahkan 2 ml asam sulfat-formaldehida LP, goyang- tabung dan kocok kuat-:kuat selama 1 menit. Jika perlu
kan tabung: larutan praktis tidak berwama. Panaskan sentrifus dan gunakan lapisan atas.
tabung dalam tangas air selama 1 menit: terjadi wama Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
kuning tua. volume sama (lebih kurang 1 ~I) Larutan baku dan
D. Menunjukkan reaksi Natrium cara C dan D Larutan uji ke dalam kromatograf yang dilengkapi
seperti yang tertera pada Uji Identiftkasi Umum <291>. detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 2 m x 2 mm
berisi bahan pengisi 3% fase diam G3 pada partikel
Kejernihan larutan <881> Tidak lebih opalesen dari penyangga S1A. Pertakankan suhu injektor, detektor
Suspensi padanan II; larutkan 1,0 g dalam 10,0 ml air: dan kolom berturut-turut pada 150", 150° dan 120°.
larutan tidak boleh lebih keruh dari Suspensi padan- Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju
an II. Larutan mula-mula boleh berwarna merah aliran 30 ml per menit.
muda. Setelah 5 menit, ukur serapan pada 430 nm:
serapan tidak lebih besar dari 0.20. Asam 2-etilheksanoat Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
pe;etapan dengan cara Kromatografi gas. seperti yang
pH <1071> Antara 8,0 dan 10,0; fakukan penetapan tertera pada Kromatografi <931>.
menggunakan larutan 2,0 g zat dalam 20 ml air bebas l.Arutan baku internal Larutkan 0,50 g asam valerat P
karbon dioksida P. dalam 50 ml heksana P.
Larutan baku Suspensikan 20,0 mg asam 2-etil
Rotasi jenis <1081> Antara +240° dan +290° dihitung· heksanoat P dengan 5 ml air dalam labu bersumbat
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan mengguna-· kaca. Tambahkan 3 ml asam klorida encer P, 1,0 ml
kan 62,5 mg, yang dilarutkan dalam larutan kalium l.Anttan baku internal dan 5,0 ml heksana P. Tutup labu,
biftalat P 0,4% hingga 25,0 mi. kocok kuat-kuat selama·1 menit dan biarkan lapisan
memisah. Gunakan lapisan atas.
Hasil degradasi Tidak lebih dari 9,0%; lakukan pene- Larutan uji Larutkan 1,00 g zat dalam 5 ml air
tapan sebagai berikut: Pada 250 mg tambahkan 25 ml dalam tabu bersumbat kaca asah. Tambahkan 3 ml
dapar pH 9,0 dan 0,5 ml anhidrida asetat P, aduk asam klorida encer P, 1,0 ml Larutan baku internal dan
selama 3 menit. Tambahkan 10 ml dapar asetat pH 4,6. 5,0 ml heksana P. Tutup labu, kocok kuat-kuat selama
Segera titrasi dengan raksa(Il) nitr~t 0,02 M LV. Tetap- 1 menit dan biarkan lapisan memisah. Gunakan lapis-
kan titik akhir secara potensiometr.ik, menggunakan an atas.
elektrode baku raksa(l) sulfat dan el~ktrode indikator Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
... platina atau raksa. Abaikan infleksi awal pada kurva
titrasi. Hitung persentase hasif degradasi (D)
volume sama (lebih kurang 1 JLl) l.Arutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf yang dilengkapi
C 16H 1&N3Na05S, dengan rumus: tlengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 1,8 m x
4 mm berisi bahan pengisi fase diam yang dapat
0,7748 n- memisahkan asam lemak bebas pada partikel
penyangga. Pertahankan suhu injektor, detektor dan
m kolom berturut-turut pada 150°, 150° dan 145°. Guna-
kan nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju aliran
m adalah bobot dalam g zat uji; n adalah volume 45 ml per menit.
dalam ml raksa(l[) nitrat 0,02 M LV yang digunakan.
Natrium klorida Tidak lebih dari 2,0% dihitung
Dimetilanilina Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan pene- terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan sebagai
tapan d~ngan cara Kromatografi gas seperti yang tertera berikut: Larutkan 1,000 g dalam 50 ml air dan
pada Kromatografi <931>. tambahkan 10 ml asam nitrat encer P. Titrasi dengan
Larutan· baku internal Larutkan 50,0 mg naftaletr~~ P perak ni.trat 0,1 N LV.. Tetapkan titik akhir secara
dalam siklohdcsana P hingga 50,0 mi. Pipet 5,0 mllarut- potensiometrik, menggunakan elektrode indikator
an ini, tambahkan ·siklohelcsana P hingga 100,0 mi. perak dan elektrode baku raksa(l) sulfat atau elektrode
Larutan baku Pada 50,0 mg dimetilanilina P tambah- lain yang sesuai.
kan 2 ml asam klorida p dan 20 ml air, kocok hingga
larut dan encerkan dengan air hingga 50,0 ml. Pipet 1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan
5 mllarutan ini, encerkan dengan air hingga 250,0 ml. 5,845 mg NaCl
Pipet 1 mllarutan yang telah diencerkan, masukkan ke
dalam tabung bersumbat kaca, tambahkan 5 ml natri- Logam berat <371> Metode IV Tidak lebih dari 20 bpj;
um hidroks"ida 1 N dan 1,0 ml Larutan baku internal. lakukan penetapan menggunakan 1,0 g dan 2 ml
FI IV Monografi I Amphetamini Sulfas 99

Larutan baku timbal (10 bpj). da 0,1 N pada sejumlah Amoksisilin untuk Suspensi
Oral. Biarkan larutan selama 5 menit sebelum diguna-
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 4,0%; lakukan kan: larutan memenuhi uji Identifikasi seperti yang
penetapan menggunakan 400 mg. tertera pada Kilpsu/ Amoksisilin.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; dalam suspensi yang
50 mg, tambahkan 10 ml dapar pH 9,0 dan 0,2 ml anhi- disiapkan seperti pada etiket.
drida asetat P, aduk selama 3 menit. Tambahkan
10,0 ml natrium hidroksida 1 N. Biarkan selama 15 me- Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.
nit. Tambahkan 10,0 ml asam nitrat 1 N dan 20 ml dapar
asetat pH 4,6. Titrasi segera dengan raksa(Il) nitrat Keseragaman sediaan <911> Untuk padatan yang di-
0,02 M LV. Tetapkan titik akhir secara potensiometrik kemas dalam wadah satuan tunggal: memenuhi syarat.
menggunakan elektrode baku raksa(I) sulfat dan elek-
trode indikator platina atau raksa. Titrasi perlahan Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
hingga waktu titrasi lebih kurang 15 menit. Abaikan
infleksi awal pada kurva. Hitung jumlah dalam per- Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
sentase, C 16H 18 N 3 Na05S, dengan rum us: Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
0,7748 n 1 Pengencer, Fase gerak, Larutan baht dan Sistem
-----D kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Pe-
netapan kadar dalam Amoksisilin.
Larutan uji Encerkan secara kuantitatif dan
m 1 adalah bobot zat dalam g; n 1 adalah volume bertahap sejumlah volume seperti yang tertera pada
raksa(Il) nitrat 0,02 M yang digunakan dalam ml; D etiket, dicampur segar dan bebas gelembung udara,
adalah persentase hasil degradasi. dalam Pengencer hingga diperoleh larutan yang
mengandung 1 mg amoksisilin anhidrat per mi. Saring
Amoksisilin Natrium yang dimaksud untuk pembuatan melalui penyaring 1 Jlm atau porositas lebih halus
sediaan parenteral tanpa prosedur sterilisasi lebih lanjut dan gunakan filtrat sebagai Larutan uji. Gunakan
harus memenuhi tambahan persyaratan berikut: larutan dalam waktu 6 jam.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur yang tertera
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. pada Penetapan kadar dalam Amoksisilin. Hitung jumlah
dalam mg, C 16 H 19 N 30 5S dalam tiap ml suspensi oral
Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan yang dikonstitusi dengan rum us:
menggunakan dosis uji 1 ml per kg yang mengandung
20 mg zat uji per ml dalam air untuk injeksi P. L CP 'u
(-) (--) (-)
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kedap udara D 1000 r5
pada suhu antara 8° dan 15°. Jika bahan steril, simpan
dalam wadah steril kedap udara. L adalah jumlah dalam mg per ml amoksisilin anhidrat
yang tertera pada etiket Amoksisilin untuk Suspensi
Oral yang disiapkan; D adalah kadar dalam mg per ml
amoksisilin anhidrat dalam Larutan uji berdasarkan
AMOXICILLINUM PRO jumlah yang tercantum pada etiket dalam Amoksisilin
SUSPENSION£ ORALE untuk Suspensi Oral yang disiapkan dan faktor
Amoksisilin untuk Suspensi Oral pengencerart.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


Amoksisilin untuk Suspensi Oral mengandung tidak rapat, pada suhu kamar terkendali.
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0%
C 16H 19 N 30 5 S dari jumlah yang tertera pada etiket.
Mengandung satu atau lebih dapar, · pewarna, AMPHETAMINI SULFAS
pengaroma, pengawet, penstabil, pemanis dan pen- Amfetamin Sulfat
suspensi yang sesuai.

Baku pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh di-


keringkan sebelum digunakan.
[o"'~~."t ,~.
Identifikasi Buat larutan yang mengandung setara (::1:)-a-Metilfenetilamitta sulfat (2:1)
4 ~g amoksisilin dengan penambahan asam klori- C!sJ\6N2:H2S04 BM 368,49
100 Amphetamini Sulfatis Compressi I Monografi FI IV

Amfetamin Sulfat mengandung tidak kurang dari tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
99,0% C 18 H 26 NrH 2SO., dihitung terhadap zat yang etiket.
telah dikeringkan.
ldentifikasi
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; agak A. Sejumlah serbuk tablet setara dengan 10 mg
pahit disertai rasa tebal. amfetamin sulfat, gerus dengan campuran 10 ml
natrium hidroksida 1 N dan 10 ml air. Ekstraksi 4 kali,
Kelarutan Larut dalam 9 bagian air, dalam 515 bagian tiap kali dengan 15 ml eter P. saring kumpulan ekstrak,
etanol; praktis tidak larut dalam eter. uapkan eter di atas tangas air; residu memenuhi syarat
berikut: Pada 1 mg tambahkan 3 tetes campuran 3 ml
Identifikasi asam sulfat P dan 0,1 ml larutan formaldehida P: terjadi
A. Larutkan 1 g dalam 50 ml air, tambahkan 10 ml warna merah bata intensif, yang segera menjadi coklat,
natrium hidroksida 1 N dan 0,5 mll>cn:oil klorida P, kemudian lambat laun menjadi hijau pudar. Pada
kocok, ulangi penambahan benzoil klorida P tiap kali larutan 2 mg residu dalam 1 ml asam klorida 1 N,
0,5 ml hingga tidak terbentuk endapan. Hablurkan tambahkan 4 ml air, 2 ml nitranilina diazotasi LP, 4 ml
kembali 2 kali dengan ctmrol P 50%: suhu lebur hablur natrium hidroksida 1 N dan 2 ml butanol P, kocok,
lebih kurang 135". biarkan memisah: terjadi warna merah dalam lapisan
B. Larutkan 2 mg dalam 4 ml air, tambahkan 1 ml butanol (perbedaan dari metil amfetamin).
asam klorida 1 N, 2 ml nitrani/ina diazotasi LP, 4 ml B. Serbuk tablet menunjukkan reaksi Sulfat cara A
natrium hidroksida 1 N dan 2 ml n-butanol P, kocok, dan B seperti yang tertera pada Uji Identifikasi
biarkan memisah: terjadi warna merah dalam lapisan Umwn <291>.
butanol (perbedaan dari metilamfetamin).
C. Larutan 2% tidak optik aktif (perbedaan dari Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
deksamfetamin) . pada Compressi.
D. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A dan B seperti
yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>. Waktu hancur <1251 > Tidak lebih dari 30 menit.

Keasaman-kebasaan Larutkan 500,0 mg dalam 10 ml Penetapan kadar Timbang dan serbukkan 20 tablet.
air, titrasi dengan asam k/orida 0,01 N LV atau natrium Timbang saksama sejumlah serbuk setara dengan
hidroksida 0,01 N L\f dengan indikator merah metil LP: 100 mg amfetamin sulfat, larutkan dalam 20 ml air,
diperlukan tidak lebih dari 0,1 ml asam k/orida 0,01 N tambahkan 8 g natrium klorida P dan 2 ml natrium
atau 0,1 ml natrium hidroksida 0,01 N. · hidroksida 1 N. Ekstraksi dengan 50 ml eter P. kemudian
lanjutkan ekstraksi 3 kali, tiap kali dengan 20 ml eter P.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih.Jari 1,0%. Ekstraksi kumpulan ekstrak eter 4 kali, tiap kali
dengan 10 ml asam k/orida 0,1 N. Basakan kumpulan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. ekstrak dengan natrium hidroksida 1 N, encerkan
dengan air secukupnya hingga 120 ml. Destilasi ke
Penctapan kadar Timbang saksama lebih kurang dalam 20,0 ml asam klorida 0,05 N LV hingga cairan sisa
400 mg, larutkan dalam 120 ml air, tambahkan 2 ml dalam labu lebih kurang 5 ml, didihkan, kemudian
natrium hidroksida 1 N, destilasi ke dalatri 50 ml asam dinginkan. Titrasi dengan natrium hidroksida 0,05 N LV
klorida 0,1 N LV. Lanjutkan destilasi hingga cairan sisa menggunakan indikator merah metil LP.
dalam labu lebih kurang 5 mi. Titrasi dengan natrium
hidroksida 0,1 N LV menggunakan indikator merah 1 ml asam k/orida 0,05 N setara de11gan
metil LP. 9,212 mg C 1/ { 2,N2.H2S04

1 ml asam klorida 0,1 N setara dengan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
18,42 mg C1,J:l2,N2.H2S04 baik, terlindung dari cahaya.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


baik, terlindung dari cahaya. AMPHETAMINI SULFATIS INJECTIO
Injeksi Amfetamin Sulfat
AMPHETAMINI SULFATIS
COMPRESS I lnjeksi Amfetamin Sulfat mengandung_Amfetamin
Tablet Amfetamin Sulfat Sulfat, Cj 8 H 26 N 2 .H 2SO~, tidak kurang dari 95,0% dan
tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Tablet Amfetamin Sulfat mengandung Amfetamin
Sulfat, C 18 H 26N 2 .H2SO., tidak kurang dari 90,0% dan Identifikasi Memenuhi Identifikasi seperti yang tertera
FI IV Monografi I Amphotericinum B 101

pada Amfetamin Sulfat. belum digunakan. Nistatin BPFI; lakukan pengeringan


dalam hampa udara pada tekanan tidak lebili dari
pH <1071> 5,8 sampai 6,3. 5 mmHg pada suhu 40° selama 2 jam sebelum diguna-
kan.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
Injectiones. Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet Lantlan uji
yang dibuat seperti yang tertera pada uji Amfoterisin A
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang menunjukkan maksimum pada panjang gelombang
tertera pada Titrasi Bebas Air <681> Metode I, yang sama antara 240 nm dan 320 nm seperti pada
menggunakan sisa yang diperoleh sebagai berikut: Larutan baku Amfoterisin B dalam uji Amfoterisin A,
Sejumlah volume injeksi setara dengan 300 mg, kecuali adanya puncak tambahan pada lebih kurang
masukkan ke dalam corong pisah. Tambahkan 4 ml 304 nm. Spektrum serapan ultraviolet dan cahaya
natrium karbonat LP, ekstraksi 4 kali tiap kali dengan tampak larutan yang diperoleh dengan pengenceran
10 ml kloroform P. Saring kumpulan ekstrak melalui Larutan uji dengan 9 volume metana! P menunjukkan
kapas yang dilapisi dengan natrium sulfat an!zidrat P, maksimum p;.da panjang gelombang 320 nm hingga
uapkan ekstrak di atas tangas .~ir. 400 nm seperti pada Larutan baku Amfoterisin B.

1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
18,42 mg C1 ;-I;6N 2.H2S04 lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan
tunggal. lebih kurang ~00 mg.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%; sisa


AMPHOTERICINUM B pengarangan dibasahi dengan 2 ml asam nitrat P dan
Amfoterisin B 5 tetes asam sulfat P. [Catufan Amfoterisin B yang diguna-
kan untuk menyiapkan sediaan dermatologi krim, losio,
salep, suspensi oral dan kapsul: hasil tidak lebih dari 3,0%.)
110
Amfoterisin A Tidak lebih dari 5,0%, dihitung terha-
da? zat yang telah dikeringkan.
Lanctan uj: Timbang saksama letih kurang 50 mg
f-oJ Amfoterisin B, larutkan dengan 10,0 ml dimetil sulfoksi-
.~ da P dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
metana! P sampai tanda. Pindahkan 4,0 ml larutar.· ini
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
'· Asam [1 R-(1R*,3S*,5R".,6R *,9R *,11R*,15S*, metano/ P sampai tanda. ·
16R*,17R*,18S*,19E,21E,23E,25E,27E,29E,31E,33R*, Larutan baku Nistatin Timbang saksama lebi.h
35S*,36R*,37S*))-33-[(3-amino-3,6-dideoksi-fi-D-mano- kurang 20 mg Nistatin BPFI, larutkan dengan 40,0 ml
piranosil)-oksi]-1,3 ,5,6 ,9,11,17,37-oktahidroksi-15,16,18- dimetil sulfoksida P dalam labu tentukur 200-ml,
trimetil-13-okso-14,39-dioksabisiklo[33 .3.1}nonatriakonta- encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pindahkan
19,21,23,25,27,29,31-heptaena-36-karboksilat [1397-89-3) 4,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml,
C 47 H 13N017 BM 924,09 encerkan dengan metanol P sampai tanda. . .
Larutan baku Amfoterisin B Tim bang saksama lebih
Amfoterisin B mempunyai potensi tidak kurang dari kurang 50 mg Amfoterisin B BPFI, larutkan dengan
750 J.Lg C47~N0 17 per mg, dihitung terhadap zat yang 10,0 ml dimetil St•lfoksidJz P dalam labu tentukur 50-ml,
telah dikeringkan. encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pindahkan
4,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml dan
Pemerian Serbuk, kuning sampai jingga; tidak berbau encerkan dengan metanol P sampai tanda. Larutan
atau praktis tidak berbau. dibuat segar.
Prosedur Tetapkan sera pan Larutan baku dan Larut-
Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol mt.itlak, an uji pada panjang gelombang 304 nm dan 282 nm,
dalam eter, dalam benzena, dan dalam toluena; larut gunakan dimetil sulfoksida P.dalam metanol P (1 dalam
dalam dimetilformamida; dalam dimetil sulfoksida 62,5) sebagai blangko. Hitung persentase Amfoteri-
dan dalam propilena glikol; sukar larut dalam metanol. sin A dengan rumus:

Baku pembanding Amfoterisin B BPFI; lakukan penge- 25 W J(Aezsz x Aud- (AB.304 x AU2B2)}
ringan dalam hampa udara dengan tekanan tidak
lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam se- . [(AB282 X ANd- (AB304 X AN282)] wu
102 Amphotericinum B pro Injectione I Monografi FI IV

WN adalah bobot Nistatin BPFI dalam mg; A 8282 dan Penetapan kadar
A 8304 berturut-turut adalah serapan Larutan baku Larutan uji 1 (Jika dikemas dalam wadah dosis
Amfoterisin B pada panjang gelombang 282 nm dan tunggal) Larutkan sesuai dengan yang tertera pada
304 nm; AN282 dan AN.llu berturut-turut adalah serapan etiket. Keluarkan seluruh isi menggunakan jarum
Larutan baku Nistatin pada panjang gelombang 282 nm suntik yang sesuai. Encerkan secara kuantitatif dan
dan 304 nm; Au282 dan Au304 berturut-turut adalah bertahap dengan dimetil sulfdksida P hingga kadar lebih
serapan Larutan uji pada panjang gelombang 282 nm kurang 20 ~g amfoterisin B per ml.
dan 304 nm; W u adalah bobot Amfoterisin B dalam mg, Larutan uji 2 (Jika etiket mencantumkan jumlah
(Catalan Amfoterisin B yang digunakan untuk sediaan amfoterisin B dalam volume larutan terkonstitusi)
dermatologi krim, losio, salep, suspensi oral dan kapsul Larutkan sesuai dengan yang terter'i pada etiket. Ukur
mengandung tidak lebih dnri 15% Amfoterisin A yang saksama sejumlah volume yang dikeluarkan meng-
dihihmg terhadap zat yang Ielah dikeringkan.) gunakan jarum suntik yang sesuai dan encerkan
secara kuantitatif dan bertahap dengan dimetil sulfok-
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang sida P hingga kadar lebih kurang 20 ~g amfoterisin B
tertera pada Penetapan Potmsi Antibiotik secara Mikro- per ml.
biologi <131>. Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera
pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup bioJogi <131>, menggunakan volume Larutan uji yang
rapat, tidak tembus cahaya, simpan di tempat dingin. diukur saksama, encerkan secara kuantitatif dan ber-
tahap dengan Dal'ar nomor 10 untuk mendapatkan
Encerau larutan uji yang mempunyai kadar setara
AMPHOTERICINUM B PRO dengan aras dosis tengah baku.
INJECTIONE
Amfoterisin B untuk Injeksi Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk
Padatan Steril seperti yang tertera pada lnjectiones,
simpan dalam lemari pendingin dan terlindung dari
Amfoterisin B untuk lnjeksi adalah sediaan steril cahaya.
kompleks Amfoterisin B dan Natrium Deoksikolat dan
satu atau lebih dapar yang sesuai. Mengandung tidak
kurang · dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0%
C 47~3 N0 17 , dari jumlah yang tertera pada etiket.
AMPHOTERICINI B UNGUENTUM
Salep Amfoterisin B
Baku pembanding Amfoterisin B BPFI; lakukan pe-
ngeringan dalam hampa udara dengan tekanan tidak
lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam sebe- Salep Amfoterisin B adalah Amfoterisin B dalam dasar
lum digunakan. salep yang sesuai. Menganduri.g tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 125,0% C 47 H 73 N0 17, dari
~.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 5,0 unit jumlah yang tertera pada etiket. ·
Endotoksin Fl per mg amfoterisin B. Bila digunakan
atau dicantumkan pada etiket untuk injeksi intratekal, Baku pembanding Amfoterisin 8 BPFI; lakukan pe-
tidak lebih dari 0,9 unit Endotoksin Fl per mg ngeringan dalam hampa udara· dengan tekanan tidak.
amfoterisin B. lebih dari 5 mmHg pada suhu 60c selama 3 jam sebe-
lum digunakan.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan membran, lsi minimum <861> Memenuhi syarat.
menggunakan 50 mg dari tiap wadah.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
pH <1071> Antara 7,2 dan 8,0; lakukan penetapan · penetapan menggunakan campuran 20 ml karbon te-
menggunakan larutan 10 mg amfoterisin B per ml. traklorida P-kloroform P-metanol P (2:2:1) sebagai ganti
metana/ P.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 8,0%;
lakukan pengeringan dalam botol bertutup kapiler Penetapan kadar Lakukan penetapan amfoterisin B
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari seperti yang tertera pada Penetapan· Potensi Antibiotik
5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakari secara Mikrobiologi <131>. Timbang saksama sejumlah
lebih kurang 100 mg. salep setara dengan 30 mg amfoferisin B, tambahkan
10,0 ml eter P dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca
Syarat lain Memenuhi syarat Keseragaman sedia- yang sesuai, biarkan selama 1 jam dengan sekali-kali
an <911> dan Penandaan seperti yang tertera pada dikocok. Tambahkan 20,0 ml dimetil sulfoksida P, kocok
Injectiones. secara me}sanik selama 10 menit. Encerkan secara
FIIV .Monogrllfi I Ampicillinum 103

kuantitatif dan bertahap dengan dimetil sulfoksida P Larutan baku Masukkan 50,0 mg N,N-dimetilanili-
hingga kadar lebih kurang 20 IJ.g per ml. Encerkan na P ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 25 ml
dengan Dapar nomor 10 untuk mendapatkan Enceran asam k/orida 1 N, goyangkan hingga larut, encerkan
larutan uji yang mempunyai kadar setara dengan aras dengan air sampai tanda. Pindahkan 5,0 ml larutan ke
dosis tengah baku. dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan air
sampai tanda. Masukkan 1,0 ml larutan ini ke dalam
Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau dalam tabung sentr~fuga yang sesuai, tambahkan 5,0 ml
wadah tertutup baik. natrium hidroksida 1 N dan 1,0 ml Larutan baku internal,
kocok kuat selama 1 menit, sentrifus. Gunakan bening-
an jernih sebagai Larutan baku.
AMPICILLINUM Larutan uji Masukkan 1,0 g ampisilin ke dalam
Ampisilin tabung sentrifuga yang sesuai, tambahkan 5 ml natri-
um hidroksida 1 N, goyangkan hingga larut, tambahkan
H COOH
1,0 ml Larutan baku internal, kocok kuat selama 1 mcnit,
H o.., N~CH,
sentrifus. Gunakan beningan jernih sebagai Larutan uji.
0---~----cONH··-f=l S CH,
Sistem kromatagrafi Lakukan seperti yang tertera
NHz H H
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan
Asam(25,5R,6R)-6-[(R)-2-amino-2-fenilasetamido]-3,3- kolom 2 mm x 2 m berisi bahan pengisi 3% fase cair G3
dimetil-7 -okso-4-tia-1-aza bisiklo[32,01 heptana- 2- pada partikel penyangga S1A yang telah disilanisasi
karboksilat [69-53-4] dan pertahankan suhu pada 120°. Gunakan nitrogen P
C16H19N304S BM 349,40 sebagai gas pembawa dengan laju aliran lebih kurang
Trihidrat [7177-48-2] BM 403,45 30 ml per menit.
Prosedur [Catalan Gunakan luas puncak jika dinyata-
Ampisilin berbentuk anhidrat atau trihidrat. kan respons puncak.] Suntikkan secara terpisah sejum-
Mengandung tidak kurang dari 900 IJ.g dan tidak lebih lah volume sama (lebih kurang 20 1J.l) Lamtan baku dan
dari 1050 IJ.g per mg C 16 H 19 Np4S, dihitung terhadap Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato-
zat anhidrat. gram dan ukur respons puncak utama. Perbandingan
respons puncak dimetilanilina terhadap respons
Pemerian Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau. puncak naftalena yang diperoleh dari Lamtan uji tidak
lebih besar dari Larutan baku.
Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam metanol;
tidak larut dalam benzena, dalam karbon tetraklorida Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dan dalam kloroform. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Baku pembanding Ampisilin BPFI; tidak boleh di-
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-kalium
keringkan sebelum digunakan. fosfat monobasa 1 M-asam asetat 1 N (909:80:10:1), saring
dan awaudarakan. jika perlu lakukan penyesuaian
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium Kromatografi <931>.
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
Pengencer Campur 10 ml kalium fosfat monobasa 1 M
panjang gelombang yang sama seperti pada Ampisi-
dan 1 ml asam asetat 1 N, encerkan dengan air hingga
lin BPFI.
1000 mi.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ampisi-
lin BPFI, larutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan kurang 1 mg per ml, gunakan pengocokan dan s<mi-
menggunakan larutan 10 mg per mi. kasi hingga larut sempurna. Gunakan larutan segera
setelah dibuat.
Susut pengeringan <1121> Ampisilin anhidrat tidak Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara
lebih dari 2,0%. Ampisilin trihidrat antara 12,0% dan dengan lebih kurang 100 mg ampisilin anhidrat,
15,0%; lakukan pengeringan dalam hampa udara masukkan ke dalam labu tentUkur 100-ml, tambahkan
pada tekanan tidak lebih dari 5 r:nmHg pad a silhu 60° lebih kurang 75 ml Pengencer, jika perlu kocok dan ·
selama 3 jam menggunakan lebih kurang 100 mg zat sonikasi hingga larut sempurna, encerkan dengan
yang ditimbang saksama. Pengencer sampai tanda. Gunakan larutan segera
setelah dibuat.
Dimetilanilina Tidak lebih dari 20 bpj. Larutan resolusi Larutkan sejumlah kafein dalam
Larutan baku internal Buat larutan Iebih kurang Larutan baku hingga kadar lebih kurang 0,12 mg per mi.
50 1!8 per ml naftalena P dalam sikloheksana P. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
104 Ampicillini Capsulae I Monografi FIIV

pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja fase gerak merambat tiga per empat tinggi lempeng.
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm, pra-kolom Angkat lempeng biarkan mengering di udara. Semprot
4 mm x 5 em, dan kolom analisis 4 mm x 30 em berisi lempeng dengan larutan ninhidrin P 0,3% dalam
bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 Jlm hingga etanol P, dan panaskan lempeng pada suhu 90° selama
10 Jlm. Laju aliran lebih kurang 2 ml per menit. 15 menit; harga ~dari bercak utama larutan (1) sesuai
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi dan dengan Iarutan (LJ.
rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedur: resolusi, R, antara puncak kafein dan iJisolusi <1231>
ampisilin tidak kurang dari 2,0. Waktu retensi relatif Media disolusi: 900 ml air.
ampisilin dan kafein berturut-turut lebih kurang 0,5 A/at tipe 1: 100 rpm.
dan 1,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, Waktu: 45 menit.
rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedztr Lakukan penetapan jumlah C 16 H 19 N~04 S,
Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak lebih dari 2,5;
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat Iarutan
faktor ikutan tidak lebih dari 1,4 dan simpangan baku
uji secara spektrofotometri, jika perlu encerkan dengan
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Media disolusi dan bandingkan dengan serapan larutan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
baku Ampisilin BPFI dalam media yang sama.
volume sama (lebih kurang 20 J.1l) Larutan baku dan
Ldrutan uji ke dalam kromatograf, rekam kroma- Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
togram dan ukur respons puncak utama. Hitung kurang dari 75% (Q) C 16H 19 N 30 4S, dari jumlah yang
jumlah dalam 11g, C 16 H 19 N 3 0 4S, dalam tiap mg tertera pada etiket.
ampisilin dengan rum us:
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
CP r
100 ( - ) ( - u - ) Susut pengeringan <1121> Serbuk kapsul yang
mengandung ampisilin anhidrat tidak lebih dari 4,0%
W 's dan serbuk kapsul yang mengaridung ampisilin
C adalah kadar Ampisilin BPFI dalam mg per ml trihidrat antara 10,0% dan I-5,0%. Lakukan
Larutan baku; P adalah potensi Ampisilin BPFI dalam Jlg pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak
per mg; W adalah bobot dalam mg ampisilin yang lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam,
digunakan; r u dan r 5 berturut-turut adalah res pons menggunakan lebih kurang 100 mg isi dari 4 kapsul.
puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan
baku. Penetapan kadar
Larutan baku Buat seperti yang.tertera pada Lantt-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup an baku pada Penetapan Kadar Anti~iotik secara Iodo-
rapat. metri < 521>, menggunakan Ampisilin: BPFI.
Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 5 kapsul
ampisilin ke dalam tabung blender kaca berkecepatan
tinggi yang berisi sejumlah air yang diukur saksama,
AMPICILLINI CAPSULAE blender selama 4 ± 1 menit. Encerkan sejumlah volume
Kapsul Ampisilin larutan ini yang diukur saksama secara kuantitatif
dan bertahap hingga kadar lebih kurang 1,25 mg
ampisilin per ml.
Kapsul Ampisilin merigandung sejumlah Ampisilin Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Prose-
(anhidrat atau trihidrat) setara dengan tidak kurang dur pada Penetapan Kadar Antibiotik secara Iodo-
dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% C 16H 19N 30 4S metri <521>. Hitung jumlah dalam mg C 16H 19N 30 4S,
dari jumlah yang tertera pada etiket. pada tiap kapsul dengan rumus:

Baku pembanding Ampisilin BPFI; tidak boleh di- T F


keringkan sebelum digunakan. ( - ) ( - - ) (B - l)
D 2000
ldentifik_asi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan T adalah. kadar ampisHin dalam mg per kapsul
masing-masing 2 J.1l larutan dalam campuran 11seton P- seperti_yang tertera pada etiket; D adalah kadar ampi-
asam klorida 0,1 N (4:1) yang mengandung (1) zat uji silin dalam mg per ml Larutan uji berd_asarkan jumlah
0,5% dan (2) Ampisilin BPFI 0,5% pada lempeng per kapsul yang tertera pada etiket dan faktor
kromatografi campuran silika gel_ setebal 0,25 mm. pengenceran.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak; aseton P-air- Wadah dari penyimpanan Dalam wadah tertutup
toluena P-asam asetat glasial P (650:100:100:25) hingga rapat.
F1 IV Monografi I Ampicillinum pro Suspensione Orale 105

AMPICILLINI COMPRESS! Prosedur Lakukan seperti pada Prosedztr yang ter-


Tablet Ampisilin tera pada Penetapan Kadar. Antibiotik secara Iodo-
metri <521>. Hitung kadar dalam mg C 16H 19 N 3 0 4S,
pada tiap tablet.dengan rumus:
Tablet Ampisilin mengandung sejumlah Ampisilin
(anhidrat atau trihidrat) setara dengan tidak kurang T F
dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% C 16 H 19 N 30 4S, ( - ) ( - ) (8 - I)
dari jumlah yang tertera pada etiket. D 2000

Baku pembanding Ampisilin BPFI; tidak boleh dike- T adalah kadar ampisilin dalam mg seperti yang
ringkan sebelum digunakan. tertera pada setiap tablet; D adalah kadar ampisilin
dalam mg per ml Latufan uji berdasarkan jumlah per
ldentifikasi Serbukkan satu atau lebih tablet ampisi- tablet yang tertera pada etiket dan besarnya faktor
lin, buat larutan yang mengandung 5 mg per ml dalam pengenceran.
campuran pelarut aseton P-asam klorida 0,1 N (4:1);
larutan ini memenuhi uji Identifikasi seperti yang ter- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tera pada Kapsul Ampisilin. rap at.

Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air. AMPICILLINUM PRO SUSPENSIONE
Alat tipe 1: 100 rpm. ORALE
Waktu: 45 menit. Ampisilin untuk Suspensi Oral
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 16H 19 N 3 0 4S,
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
uji secara spektrofotometri, jika perlu encerkan dengan Ampisilin untuk Suspensi Oral mengandung sejumta.h
. Media disolusi dan bandingkan dengan serapan larutan Ampisilin (anhidrat atau trihidrat) setara dengan tidak
baku Ampisilin BPFI yang diketahui kadarnya dalam kurang dari 90,0% dan tidak Iebih dari 120,0%
media yang sama. C 16H 19Np4S dari jumlah yang tertera pada etiket, bila
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak dikonstitusi sesuai petunjuk. Mengandung satu atau
kurang dari 75% (Q) C 16H 19 N 30 4S, dari jumlah yang lebih dapar yang sesuai, bahan pewarna, penyedap,
tertera pada etiket. pengawet dan pemanis.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Baku pembanding Ampisilin BPFI; tidak boleh di-
keringkan sebelum digunakan.
: Susut pengeringan <1121> Jika tablet mengandung
~. . ampisilin anhidrat, serbuk bukan tablet kunyah tidak Identifikasi Larutkan sejumlah zat dalam campuran
lebih dari 4,0%, serbuk tablet kunyah tidak lebih dari aseton P dan asam klorida 0,1 N (4:1) hingga kadar 5 mg
3,0%. Jika tablet mengandung ampisilin trihidrat ampisilin per ml: larutan yang diperoleh menunjukkan
·serbuk tablet untuk obat hewan tidak lebih dari 13,0%. uji ldcntifikasi seperti yang tertera pada Kapsul
Lakukan pengeringan menggunakan 100 mg serbuk Ampisilin. ·
tablet dalam hampa udara dengan tekanan tidak lebih
dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat untuk
zat padat terkemas dalam wadah satuan tunggal.
Air <1031> Metode I Untuk tablet kunyah mengan-
dung ampisilin trib,idrat: tidak lebih dari 5,0%; untuk pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan
yang bukan tablet kunyah, mengandung ampisilin menggunakan suspensi yang dibuat sesuai petunjuk
trihidrat: antara 9,5% dan 12,0%. pada etiket. ·

Penetapan kadar Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,5%, atautldak
Lanlfan baku Buat seperti yang tertera pada Pe- lebih dari 5,0% bila mengandung ampisilin t~ihidrat
. netapan Kadar Antibiotik secara Iodometri <521>, meng- dan mengandung setara dengan 100 mg ampisilin
gunakan Ampisilin BPFI. per ml bila dikonstitusi sesuai petunj'!k pada _etiket.
Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 5 Tablet
Ampisilin ke dalam bejana blender kaca berkecepatan Penetapan kadar
tinggi yang berisi sejumlah air yang diukur saksama, I..ilrutan· baku Buat Larutan baku seperti yang tertera
blender selama 4 ± 1 menit. Encerka:n sejumlah volume pada Penetapan hzdar Antibiotik secara Iodometri <521>,
larutan ini yang diukur saksama secara kuantitatif menggunak:in Ampisilin BPFI. ·
dan bertahap hingga kadar lebih kurang 1,25 mg La'rutim itji Ukur saksama sejumlah volume sus-
ampisilin per ml. · pensi oral yang dibuat segar sesuai petunjuk pada
106 Ampicillinum Natricum Sterile I Monografi FIIV

etiket dan bebas dari gelembung udara, encerkan Kecuali untuk Ampisilin Natrium Steril dalam bentuk
bertahap secara kuantitatif dengan air hingga kadar beku-kering, tidak perlu memenuhi persyaratan ini.f
lebih kurang 1,25 mg ampisilin per ml.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,15 unit
tertera pada Penetapan kadar Antibiotik secara Iodo- Endotoksin Fl per mg ampisilin.
metri <521>. Hitung jumlah dalam mg, C 16 H 19 N 3 0 4S,
tiap ml suspensi yang digunakan, dengan rumus: p~ <1071> Antara 8,0 dan 10,0; lakukan penetapan
dengan larutan yang mengandung 10,0 mg per mi.
T F
( - ) ( - ) (8 - 1) Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
D 2000
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
T adalah jumlah ampisilin dalam mg per ml suspensi yang tertera pada Injeksi volume kecil.
yang dibuat sesuai petunjuk pada etiket; D adalah
kadar ampisilin dalam mg per ml Larulan uji ber- Dimetilanilina Tidak lebih dari 20 hpj.
dasarkan jumlah yang tertera pada etiket dan faktor Larutan baku internal Larutkan 75 mg N,N-dietilani-
pengenceran. lina P dalam 25 ml asam klorida 1 N, dan encerkan
secara bertahap dan kuantitatif dengan air hingga
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 30 11g
rapat. per mi.
l.Arutan baku Masukkan 50,0 mg N,N-dimetilanili-
na P ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 25 ml
asam klorida 1 N, goyang hingga larut, encerkan
AMPICILLINUM NATRICUM STERILE dengan air sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ini ke
. Ampisilin Natrium Steril dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air
sampai tanda. Pipet 1 mllarutan ini ke dalam tabung
sentrifuga yang sesuai, tambahkan 1,0 ml natrium
Mononatrium D-(- )-6-(2-amino-2fenilasetamido)-3,3- hidroksida 1,25 N, 1,0 ml Lanttan baku internal dan
dimetil-7-okso-4-tia-1-azabisiklo[3.2.0]heptnna-2-kar- 1,0 ml sikloheksana P, kocok kuat-kuat selama 1 menit
boksilat [69-52-3] dan sentrifus. Gunakan beningan yang jernih sebagai
C16H 18 N 3 Na04S BM 371,39 Lanttan baku.
Larutan ttji Masukkan 1,0 g ke dalam tabung sen-
Ampisilin Natrium Steril mempunyai potensi setara trifuga yang sesuai, tambahkan 2 ml natrium hidroksi-
dengan tidak kurang dari 854 J.Lg dan ~idak lebih dari da 1,25 N, goyang hingga larut, tambahkan 1,0 ml
988 JLg ampisilin, C 16H 19 N 3 0 4 S, per mg, dihitung l.Arutan baku internal dan 1,0 ml sikloheksana P, kocok
.... sebagai anhidrat. Bila dikemas '.lntuk sediaan, kuat-kuat selama 1 menit, dan sentrifus. Gunakan
mengandung tidak kurang dari dari 90,0% dan tidak beningan yang jemih sebagai Larutan uji.
lebih dari 115,0% ampisilin, C 16H 19N30 4S, dari jumlah Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
yang tertera pada etiket. · pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 4 mm
Baku pembanding Ampisilin BPFI; tidak boleh dike- x 1,5 m berisi bahan pengisi 3% fase cair G26 dengan
ringkan sebelum digunakan. Ampisilin Natrium BPFI; partikel penyangga S1A tersilanisasi dan pertahankan
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Endotok- suhu pada 80°. Gunakan nitrogen P sebagai gas
sin BPFI. pembawa, dengan laju aliran lebih kurang 30 ml per
menit.
Larutan terkonstitusi Pada saat penggunaan l.Arutan Prosedur {Catalan Gunakan luas puncak jika
terkonstitusi dibuat dari Ampisilin Natrium Steril yang dinyatakan respons puncak]. Suntikkan secara terpisah
memenuhi syarat untuk lArutan terkonstitusi pada sejumlah volume sama (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan
Injectiones. baku dan lArutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama.
Identifikasi Perbandingan respons tiap puncak dimetilanilina
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- terhadap respons puncak dietilanilina yang diperoleh
persikan dalam minyak mineral P menunjukkan maksi- · dari Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan baku.
mum hanya pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Ampisilin Natrium BPFI. Metilena klorida Tidak lebih dari 0,2%.
B. Menunjukkan reaksi Natrium cara A.dan B Larutan baku internal Buat larutan dioksan P dalam
seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. dirnetil s~;~lfoksida P hingga kadar lebih kurang 2,1 mg
per mi.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. {Catalan Larutan baku Timba·n& saksama sejumlah metilena
FIIV Monografi I Amylum Maniho-t 107

klorida P, larutkan dalam Larutan baku internal hingga suntik hipodermil< yang sesu~i, dan encerkan· secara
kadar lebih kurang 0,33 mg per mi. bertahap dan kuantitatif dengan Pengencer hingga
Lantlan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg, kadar lebih kurang 1 mg ampisilin per mi. Gunakan
larutkan dalam 3,0 ml Larutan baku internal. larutan segera sesudah dibuat.
• Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Larutan uji 3 (Jika pada etiket tertera jumlah
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi ampisilin _dalam volume larutan terkonstitusi yang
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 4 mm diberikan) Konstitusikan isi 1 wadah dalam Pengencer
x 1,8 m berisi bahan pengisi 10% G39 dengan partikel dengan volume yang diukur saksama, sesuai dengan
penyangga S1A yang tidak tersilanisasi. Pertahankan volume pelarut yang tertera pada etiket. Encerkan
suhu kolom, suhu injektor dan suhu detektor berturut- larutan terkonstitusi yang diukur saksama dengan
turut pada lebih kurang 65°, 100° dan 260°. Gunakan Pengencer secara bertahap dan kuantitatif hingga
nitrogen P sebagai gas pembawa, dengan laju aliran diperoleh kadar ampisilin lebih kurang 1 mg per mi.
lebih kurang 60 ml per menit. Suntikkan Larutan baku Gunakan larutan segera sesudah dibuat.
ke dalam kromatograf, dan rekam respons puncak Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
seperti yang tertera pada Prosedur. Waktu retensi rela- tertera pada Penetapan kadar dalam Ampisilin. Hitung
tif metilena klorida lebih kurang 0,5 dan dioksan lebih jumlah dalam 11g, C 16H 19 N 30 4S, dalam tiap mg Ampisi-
kurang 1,0; resolusi, R, antara puncak metilena klorida lin Natrium Steril yang digunakan dengan rumus:
dan puncak dioksan tidak kurang dari 4 dan penyim-
pangan baku relatif untuk penyuntikan ulang tidak CP r
lebih dari 5%. 100 ( - - ) (-u-)
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah w
volume sama (lebih kurang 1 ~I) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato- W adalah bobot dalam mg Ampisilin Natrium Steril
gram dan ukur respons puncak metilena klorida dan Larutan uji 1; dan C, P, '"u dan r5 adalah seperti yang
dioksan. Hitung persentase metilena klorida dalam tertera pada Penetapan kadar dalam Ampisilin. Hitung
.ampisilin natrium steril yang digunakan dengan jumlah dalam mg, ampisilin, C 16 H 19 N 3 0 4S, dalam
rum us: wadah, dan dalam volume larutan terkonstitusi yang
digunakan dengan rumus:
300 c R
( - - ) (-t_l) L CP r
111 R ( - ) ( - - ) (-u-)
s
D 1000 r
s
C adalah kadar metilena klorida dalam mg per ml
·.Larutan baku; m adalah jumlah dalam mg Ampisilin L adalah jumlah dalam mg, ampisilin, C 16 H 19 N 30 4S,
·Natrium Steril dalam Larutan uji; Ru dan R 5 berturut- dalam wadah seperti yang tertera pada etiket, atau
·turut adalah perbandingan respons puncak metilena dalam volume larutan terki:mstitusi yang digunakan;
klorida terhadap respons puncak dioksan yang D adalah kadar ampisilin, C 16 H 19 N30~S, dalam mg per
diperoleh dari Larutan ttji dan Larutan baku. ml Larutan uji 2 atau Larutan uji 3 bcrdasarkan pada
jumlah yang tertera pada etiket dalam wadah atau
Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>, Kese- dalam bagian larutan terkonstitusi dan jumlah pe-
ragaman Sediaan <911>, dan Pcnandaan seperti yang ngenceran yang digunakan dan C, P, r u dan r 5 adalah
tertera pada Injectiones. seperti yang telah disebutkan. · ·

Penetapan kadar Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah 11ntuk Padat-


Fase gerak, Pengt.".tcer, Larutan baku, Larutan resolusi an Steril seperti yang tertera pada lnjectiones. Lindungi
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera larutan terkonstitusi dari pembekuan.
pada Penetapan kadar dalam Ampisilin.
Larutan uji 1 [Catalan Ampisilin Natrium bersifat
higroskopis, hindari paparan terhadap udara dan timbang AMYLUM MANIHOT
segera.] Timbang saksama sejumlah Ampisilin Natrium Pati Singkong
Steril setara dengan lebih kurang 100 mg ampisilin
anhidrat dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam
·Pengencer, dan encerkan dengan Pengencer sampai Pati Singkong adalah patf yang diperoleh dari umbi
tanda. Gunakan larutan segera sesu"dah dibuat. akar Manilwt utilissima Pohl (Familia Euphorbiaceae).
Larutan uji 2 (Jika dikemas untuk sediaan dan
dianggap sebagai wadah dosis tunggal) Konstitusikan Pemerian Serbuk sangat halus, putih.
dalam Pengencer dengan volume yang diukur saksa-
ma, sesuai volume pelarut yang tertera pada etiket. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin dan
Keluarkan semua isi, menggunakan jarum dan alat dalam etanol.
108 Amylum Maydis I Monografi FI IV

Mikroskopik Butir tunggal, agak bulat atau bersegi pada hilus.


banyak; butir kecil diameter 5 11m sampai 10 IJ.m, butir
besar.bergaris tengah 20 IJ.m sampai 35 IJ.m; hilus di
tengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga;
lamela tidak jelas, konsentris; butir majemuk sedikit, AMYLUM ORYZAE
terdiri dari 2 atau 3 butir tunggal yang tidak sama Pati Beras
bentuknya.

Identifikasi Pati Beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza
A. Panaskan sampai mendidih selama 1 menit sativa L. (r;.milia Poaceaei.
suspensi 1 g dalam 50 ml air, dinginkan: terbentuk
larutan kanji yang encer. Pemerian; Kelarutan; Identifikasi; Keasaman; Susut
B. Cam pur 1 mllarutan kanji yang diperoleh pad a pengeringan; Bahan organik asing; Batas mikroba;
Identifikasi A dengan 0,05 ml iodum 0,005 M, terjadi Wadah dan penyimpanan Memenuhi syarat yang
warna biru tua yang hilang pada pemanasan dan tertera pada Pati Singkong.
timbul kembali pada pendinginan.
Mikroskopik Butir bersegi banyak ukuran 2 IJ.m
Keasaman Tambahkan 10 g pada 100 ml etanol P 70% sampai 5 IJ.m, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur
yang telah dinetralkan terhadap 0,5 ml larutan ukuran 10 11m sampai 20 IJ.m. Hilus di tengah, tidak
fenolftalein P 0,1% dalam etanol P 80%; kocok selama terlihat jelas; tidak ada lamela konsentris. Amati di
1 jam, saring.dan titrasi 50 ml filtrat dengan natrium bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang
hidroksida 0,1 N LV: diperlukan tidak lebih dari berwarna hitam, memotong pada hilus.
2,0 mi.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 15,0%; penetapan menggunakan 1 g.
lakukan pengeringan pada suhu 100° sampai 105°,
menggunakan 1 g.

Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,6%; AMYLUM SOLAN!
Iakukan penetapan menggunakan 1 g. Pati Kentang
Bahan organik asing Tidak lebih dari sesepora sel.
Pati Kentang adalah pati yang diperoleh dari umbi
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Escheri- Solanum tuberosum L. (Familia Solanaceae).
chia coli; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g.
Pemerian; Kelarutan; Identifikasi; Keasaman; Sisa
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pemijaran; Bahan organik asing; Batas mikroba;
rapat. Wadah dan penyimpanan Memenuhi syarat yang
tertera pada Pati Singkong.

Mikroskopik Butir tunggal, tidak beraturan, atau


AMYLUM MAYDIS bulat telur ukuran 30 ~J.m sampai 100 ~J.m, atau
Pati Jagung membulat ukuran 10 ~J.m sampai 35 IJ.m. Butir
majemuk jarang, terdiri dari majemuk 2 sampai 4;
hilus berupa titik pada ujung yang sempit, dengan
Pati ]agung adalah pati yang diperoleh da.Fi biji Zea lamela konsentris jelas terlihat. Amati di bawah cahaya
mays L. (Familia Poaceae). terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam
memotong pada hilus.
Pemerian; Kelarutan; Identifikasi; Keasaman; Susut
pengeringan; Sisa pemijaran; Bahan organik asing; Besi Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan
Batas mikroba; Wadah dan penyimpanan Memenuhi sebagai berikut: Kocok 1,5 g dengan 15 ml asam
syarat seperti yang tertera pada Pati Singkong. klorida 2 N, saring; gunakan filtrat untuk penetapan
selanjutnya seperti tertera pada Uji Batas Besi dalam
Mikroskopik Butir bersegi banyak, bersudut, ukuran Magnesium Karbonat Berat mulai dari ".... masukkan ke
2 J.un sampai 23 IJ.m a tau butir butat dengan diameter dalam tabung Nessler ..... "
25 IJ.m sampai 32 IJ.m. Hilus di tengah berupa rongga
yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5; tidak Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 20,0%;
ada lamela. Amati di bawah cahaya terpolarisasi, lakukan pengeringan pada suhu 100° sampai 105°
tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong hingga bobot tetap menggunakan 1 g.
FIIV Monografi /,Anisi Fructus 109

AMYLUM TRITICI Identifikasi Lakukan Kromatograft lapis tipis seperti


Pati Gandum yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Aduk 100 mg serbuk simplisia
dengan 2 ml diklormetana P selama 15 menit saring,
Pati Gandum adalah pati yang diperoleh dari biji uapkan filtrat di atas tangas air pada suhu 60° dan
Triticum aestivum L. (T. vulgare Vill.) (Familia Poaceae). larutkan re~idu dalam 0,5 ml toluena P.
Larutan pembanding Larutkan 3 ~I anetol dan 40 ~1
Pemerian; Kelarutan; Identifikasi; Keasaman; Susut minyak zaitun P dalam 1 m1 toluena P.
pengeringan; Sisa pemijaran; Bahan organik asing; Prosedur Totolkan secara terpisah 2 ~1 dan 3 Jtl
Batas mikroba; Wadah dan penyimpanan. Memenuhi Larutan uji dan 1 Jll, 2 Jtl dan 3 Jll Larutan pembanding
syarat yang tertera pada Pati Singkong. pada lempeng silika gel GF254 (diameter 10 ~m
sampai 40 ~m, mengandung lebih kurang 13% kalsium
Mikroskopik Butir, bentuk cakram besar atau seperti hemihidrat dan 1,5% indikator fluoresen, intensitas
ginjal ukuran 10 J.Un sampai 45 ~m; bentuk bulat telur, maksimum pada 254 nm). Masukkan lempeng ke
terbelah sepanjang poros utama; butir bersegi banyak dalam bejana kromatografi berisi fase gerak toluena P
atau bulatan kecil, ukuran 2 ~m sampai 10 ~m. Jarang hingga merambat 10 em di ata_s garis penotolan.
diketemukan butiran dengan ukuran sedang. Hilus Angkat lempeng dan biarkan kering di udara. Amati
dan lamela sukar terlihat. Amati di bawah cahaya lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254 nm, bercak
terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, gelap sesuai dengan anetol terlihat pada bagian tengah
memotong pada hilus. kromatogram. Semprot lempeng dengan larutan Sligar
asam fosfomolibdat P 20% dalam eta no/ P dan panaskan
pada suhu 120° selama 5 menit. Kromatogram yang
ANISI FRUCTUS diperoleh dari 2 ~1 Larutan uji menunjukkan bercak
Buah Adasmanis warna biru dengan latar belakang kuning sesuai
dengan bercak anetol. Ukuran bercak ini lebih besar
dari kromatogram 1 Jll Larutan pembanding dan lebih
Adasmanis adalah buah Pimpinella anisum L. {Familia kecil dari kromatogram 3 Jll Larutan pembanding.
Umbelliferae) yang telah dikeringkan. Kadar minyak Bercak biru trigliserida terlihat pada sepertiga bagian
atsiri tidak kurang dari 2,0% v /b. bawah kromatogram Larutan uji, sesuai dengan letak
bercak biru trigliserida minyak zaitun kromatogram
Pemerian Bau menyerupai anetol. Larutan pembanding.

Makroskopik Buah utuh dengan tangkai kecil, tip;s, Bahan asing Tidak lebih dari 2%; lakukan penetapan
kaku, agak melengkung; kremokarp bulat telur, agak seperti yang tertera pada Pengambilan Contoh dan
tertekan secara lateral, hijau kekuningan atau abu-abu: Metode Analisis Simplisia <671>.
~.
kehijauan, panjang 3 mm hingga 5 mm, Iebar hingga
3 mm, stilopodium dengan dua ujung tangkai pendek Abu tidak larut dalam asam Tidak lebih dari 2,5%;
melengkung. terbalik. Merikarp melekat dengan lakukan penetapan sebagai berikut: Abu yang di-
puncaknya pada karpofora dengan bidang permukaan · peroleh dari penetapan seperti yang tertera pada
sambungan dan. permukaan punggung cembung yang Pengambilan Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>
akhirnya ditutup dengan trikoma berbintik-bintik ditambah 15 ml air dan 10 m1 asam klorida P, tutup krus
pendek yang dapat dilihat menggunakan lensa dengan dengan kaca arloji, didihkan selama 10 menit dan
lima punggung bukit primer, terbentang membujur biarkan dingin. Saring melalui kertas saring bebas abu,
terdiri atas 3 punggung dorsal dan 2 punggung lateral, cuci dengan air panas sampai filtrat tidak bereaksi
wama tidak mencolok dan pucat. asam; kering!<an dan pijarkan; biarkan dingin dalam
desikat~r, timbang. Ulangi pemijaran hingga per-
Mikroskopik Irisan melintang merikarp· menunjuk- bedaan dua kali penimbangan berturut-turut tidak
kan epikarp ditutup sejumlah rambut penutup pen- lebih dari 1 mg. Hitung persentase terhadap simplisia
dek, biasanya berupa sel tunggal berbentuk kerucut yang digunakan.
dengan dinding tebal dan kulit luar berbintik-bintik.
Pada sisi dorsal mesokarp menunjukkan sebagian Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari
besar lapisan sel vitae yang bersambungan. Punggung 12,0%; lakukan ~netapan menggunakan 2 g serbuk.
bukit mengandung jaringan fibrovaskule~ ya_ng sem-.
pit. Pada daerah sambungan terdapat sklerida sempit Air <1031> Metode II Tidak lebih dari 7,0%; lakukan
memanjang membujur dengan banyak noktah. Endos- penetapan menggunakan 10 g serbuk.
perm di dalam selubung sel poligonal berdinding
tebal, tidak berwarna, mengandung banyak tetesim Penetapan kadar Lakukan Penetapan kadar minyak
minyak lemak, butiran aleuron dan kalsium oksalat atsiri dengan Alat 1 seperti yang tertera pada Pengam-
bentuk roset. bilart Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>, meng-
110 Antazolini Hydrochloridum I Monografi FI IV

gunakan 10 g bahan, 100 ml air sebagai cairan destila- tes kristal violet LP dan titrasi dengan asam per-
si, labu ah_s bulat 250 ml dan destilasi selama 2 jam. klorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
rapat, terlindung dari cahaya dan lembab. · 30,18 mg C1!f11J3.HCI

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


ANTAZOLINI HYDROCHLORIDUM baik, terlindung dari cahaya.
Antazolin Hidroklorida
ANTIPYRINUM
Antipirin
c:_yCH2-N-CHz---O HCI
~ 6 ~.. r...
"~r'N
CH
,
1=.1...- CH,
2 -(N-Benzilanilina)-metil- 2-i midazolina
hidroklorida (2508-72-7] 2,3-Dimetil-1-fenil-3-pirazolin-5-on [60-80-0]
C 17H 19N 3 .HC1 BM 301,82 CIIHI2N20 BM 188,23

Antazolin Hidroklorida mengandung tidak kurang Antipirin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 17H 19N 3 .HCl, tidak lebih dari 100,5% C 11 H 12 N 20, dihitung terhadap
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. zat yang telah dikeringkan.

Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih; Pemerian Sebuk hablur, hablur tidak berwarna atau
tidak berbau atau hampir tidak berbau; rasa pahit. putih, tidak berbau dan agak pahit. Larutan netral
terhadap lakmus.
Kelarutan Agak sukar Jarut dalam air; larut dalam
etanol; sangat sukar larut dalam kloroform; praktis Kelarutan Sangat mudah Iarut dalam air; mudah larut
tidak larut dalam eter, dalam etan.Jl dan dal<tm klNoform; agak sukar !arut
dalam eter.
Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Baku pembanding Atzlipirin BPFI; lakukan penge-
100.000) dalam asam klorida 0~1 N setebal 2 em pada ringan pada suhu 60° selama 2 jam sebelum diguna-
daerah panjang gelombang antiua 230 nm dan 350 nm kan.
menunjukkan maksimum pada lebih kurang 241 nm
dan 291 nm; serapan pada 241 nm lebih kurang 1,0 Kesempurnaan melarut dan warna larutan Larut
dan pada 291 nm lebih kurang 0,13. sempurna dalam 1 bagian air dingin, jika diamati
B. Pada 5 mllarutan 1,0o/o tambahkan 0,5 ml asam secara melintang dalam tabung yang berdiameter
nitrat P: terjadi warna merah yang segera menjadi lebih kurang 20 mm, larutan tampak tidak berwarna
hijau tua. atau tidak lebih berwama dari kuning pucat.
·C. Menunjukkan reaksi Klorid4 seperti yang ter-
tera pada Uji Identiftkasi Umum <291>. ldentifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
Suhu lebur <1021> Metode II Lebih kurang .24U 0 , persikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksi-
disertai ·peruraian. mum hanya pada panjang gelombang sama seperti
pada Antipirin BPFI.
pH <1071> 5,0 sampai 6,5;_lakukan penetapan meng- · B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
gunakan larutan (1 dalam 100). 50.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
minimum pada. panjang gelombang yang sama seperti
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%. pada Antipirin BPFI, daya serap masing-masing di-
hitung terhadap zat yarig telah dikeringkan pada
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih da;i 0,1%. panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
266 nm: berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Penetapan kadar Timb.ang saksama lebih kurang C. Pada larutan tambahka11 asam tanat LP:
500 mg, larutkan dalam 50 ml asam aseta.t glasial P, terbentuk endapan putih.
hangatkan bila perlu hingga larut. Dinginkan,
tambahkan 15 ml raksa(ll) asetat LP dan 2 sampai 3 te- Jarak lebur <1021> Antara 110° dan 112,5°.
FI IV Monografi I Apomorphini Hydrochloridum 111

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; etanol; larut dalam air pada suhu 80°.
lakukan pengeringan pada suhu 60° selama 2 jam.
Baku pembanding Apomorfin Hidroklorida BPFI; laku-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%. kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam se-
belum digunakan.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 hpj; lakt:kan
penetapan menggunakan 1 g zat yang dilarutkan ldentifikasi
dalam 2 ml asam asetat 1 N, dan tambahkan air hingga A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
25 mi. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge-
Cemaran umum < 481> lombang yang sama seperti pada Apomorfin Hidro-
Larutan uji Gunakan pelarut kloroform P. klorida BPFI.
Larutan baku Gunakan pelarut kloroform P. B. Pada 5 ml Iarutan (1 dalam 100) tambahkan
Fase gerak Campuran kloroform P-aseton P-butil larutan natrium bikarbonat P (1 dalam 20) sedikit ber-
alkohol P-asam format P (60:15:15:15). lebih: terbentuk endapan putih atau putih kehijauan.
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan Tambahkan 3 tetes iodum LP, kocok kuat: terjadi wama
bercak nomor 1. hijau zamrud. Tambahkan 5 ml eter. P, kocok kuat dan
biarkan memisah: lapisan eter berwarna merah deli-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang rna yang intensif sedangkan lapisan air tetap berwarna
100 mg, masukkan ke dalam labu iodum 250 ml, !arut- hijau.
kan dalam 25 ml air. Tambahkan 2 g natrium asetat P C. Larutkan dalam asam nitrat P: terjadi warna
dan 20,0 ml iodum 0,1 N LV, biarkan di tempat gelap ungu gelap.
dan sejuk selama 20 menit, tambahkan 25 ml etanol P D. Pada larutan di atas tambahkan perak nitrat LP:
hingga endapan larut. Titrasi kelebihan iodum dengan terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam asam
natrium tiosulfat 0,1 N LV, menggunakan kanji LP nitrat P. Endapan ini segera menjadi gelap karena
sebagai indikator. · direduksi menjadi logam perak yang dipercepat
dengan penambahan amonium hidroksida 6 N.
1 ml iodum 0,1 N setara dengan
9,412 mg C 11 H 12 N 20 Rotasi jenis <1081> Antara -60,5° dan -63,0°; dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; Iakukan penetap-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup an menggunakan larutan dalam dimetil sulfoksida P
rap at. yang mengandung 150 mg per 10 mi.

Warna larutan Masukkan 100 mg zat ke dalam


... APOMORPHINI HYDROCHLORIDUM tabung reaksi yang sesuai, ·tambahkan 10 ml air bebas
4 Apomorfin Hidroklorida oksigen yang dingin, kocok secara perlahan hingga
larut: amati segera wama larutan yang diperoleh tidak
boleh lebih intensif dari warna larutan baku yang
N- CH 1 .
dibuat sebagai berikut: Larutkan 5 mg Apomorfin
• HCI • IH,O
HO Hidroklorida BPFI dalam 100,0 ml air. Pipet 1 mllarutan
ini ke dalam tabung yang ukurannya sama dengan
HO
tabung untuk larutan uji, encerkan dengan 6 ml air,
6afl-Aporfina-10,11-diol hidroklorida hemi- tambahkan 1 ml larutan natrium bikarbonat P (1 dalam
hidrat [41372-20-7] 20), tambahkan 0,50 ml iodum LP. Biarkan selama
C 1 :)1 17 NOrHCl.1h~O BM312,80 30 detik, tambahkan 0,60 mllarutan natrium tiosuljat P
Anhidrat [314-19-2] BM 303,79 (1 dalam 40), dan encerkan dengan air hingga 10 inl.

Apomorfin Hidroklorida mengandung tidak kurang Susut pengeringan <1121> Antara 2,0% dan 3,5%;
dari 98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C 1:)1 1~02 .HC1, lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Pemerian Serbuk putih atau hablur berkilauan, kedl,
putih atau putih keabu-abuan; tidak berbau. Di udara Hasil urai Kocok 100 mg dengan 5 ml eter P: warna
terbuka dan pemaparan cahaya perlahan:-lahan ber- larutan tidak lebih dari merah pucat.
ubah menjadi hijau. Larutan dalam air bereaksi netral
terhadap Iakmus. Cemaran umum-<481>
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam kloroform dan Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.
dalam eter; agak sukar larut dalam air dan dalam Fase gerak Buat campuran 1-butanol P-air-asam
112 Aqua Purificata / Monografi FIIV

format P (7:2:1). Amonia Tidak lebih dari 0,3 hpj; lakukan penetapan
Penampakan bercak Buat campuran segar besi(lll) dengan menambahkan 2 ml kalium raksa(ll) iodida
klorida P 10%-kalium besi(III) sianida P 5% (2:1). Masuk- alkalis P pada 100 ml segera terbentuk warna kuning
kan lempeng ke dalam bejana kromatografi hingga yang tidak lebih gelap dari Air dengan kemumian tinggi
Fase gerak merambat lebin kurang 8 em di atas garis seperti tertera pada Pertaksi dalam Wadah <1271> yang
penotolan {Catalan Waktu merambat antara 1,5 jam ditambahkan 30 J.Lg NH3 •
sampai 2 jam.) Angkat lempeng, biarkan kering pada
suhu kamar selama 1 jam sebelum disemprot. Kalsium Pada 100 ml tambahkan 2 ml amonium oksa-
lat P: tidak terjadi kekeruhan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
300 mg, larutkan dalam 100 ml asam asetat glasial P dan Karbon dioksida Pada 25 ml tambahkan 25 ml kalsi-
panaskan di atas tangas uap. Tambahkan 0,1 ml um l1idroksida LP: campuran tetap jemih.
anhidrida asetat P ke dalam larutan panas, aduk selama
5 menit. Dinginkan hingga suhu kamar, tambahkan Logam be rat Pada 40' ml Air Murni atur pH antara 3,0
5 ml raksa(IIJ ast'fat LP dan 0,25 ml kristal violet LP, dan 4,0 dengan penambahan :zsam asetat 1 N (guna-
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga titik akhir kan kertas indikator dengan rentang pH pendek),
berwarna biru. Lakukan penetapan blangko. tambahkan 10 ml hidrogen sulfida LP yang dibuat segar,
dan diamkan selama 10 menit; jika diamati dengan
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan arah tegak lurus dengan dasar putih, warna cairan
30,38 mg C 17H1 ~0z-HCI tidak lebil;l tua dari warna campuran 50 ml air murni
dengan asam asetat 1 N dalam jumlah yang sama.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kecil tertu-
tup rapat, tidak tembi..ts cahaya. Wadah tempat apo- Zat mudah teroksidasi Pada 100 ml tambahkan 10 ml
morfin hidroklorida diambil untuk segera digunakan, asam sulfat 2 N, panaskan hingga mendidih. Tambah-
berisi tidak lebih dari 350 mg. kan 0,1 ml kalium permanganat 0,1 N, didihkan selama
10 menit: warna merah muda tidak hilang sempurna.

AQUA PURIFICATA Zat pad at total Tidak lebih dari 0,001 %; uapkan
Air Murni 100 ml di atas tangas uap hingga kering, kermgkan
residu pada suhu 105° selama 1 jam.

BM 18,02 Kemurnian bakteriologi Memenuhi syarat air


minum.
Air Murni adalah air yang dimurnikan yang diperoleh
dengan destilasi, perlakuan menggunakan penukar Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
"ion, osmosis balik, atau proses· lain yang sesuai. Dibuat rapat.
dari air yang memenuhi persyaratan air minum. Tidak
mengandung zat tambahan lain. .
[Catatan Air Murni digunaklln untuk pembuatan se- AQUA STERILE PRO INJECTIONE
diaan-sediaan. Bila digunaklln untuk sediaan steril, sehzin Air Steril untuk lnjeksi
untuk sediaan parenteral, air harus me.menuhi persyaratan
Uji Sterilitas ·<71>, atau gunakar. air mumi steril yang di-
lindungi terhadap kontaminasi mikroba. Tidak boleh Air Steril untuk Injeksi adalah Air untuk lnjeksi yang
menggunakan Air Mur~i untuk sediaan parenteral. Untuk disterilkan dan dikemas dengan cara yang sesuai.
kepeTluan ini gunaklln Air. untuk Injeksi, Air untuk lnj'tksi Tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan
Balcteriostatik atau Air Steril un.tuk Injeksi.J tambahan lainnya.

Pemerian Cairan jernih. tidak berwama; tidak berbau. Pemerian Cairan, jemih, tidak berwarna; tidak berbau.

pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan Baku pembanding E11dotoksin BPFI.
secara potensiometrik pada larutan yang ditambah-
kan 0,30 mllarutan kalium klorida P jenuh pada 100 ml Endotoksin bakteri <201> Tidak boleh lebih dari
zat uji. · 0,25 unit Endotoksin Fl per ml, menggunakan
Endotoksin BPFI sebaga.i pembanding.
Klorida Pada 100 ml tambahkan 5 tetes asam nitrat P
dan 1 ml perak nitrat LP: tidak terjadi opalesensi. Klorida Pada 20 ml zat uji dalam tabung pembanding
warna tambahkan 5 tetes asam nitrat P dan 1 ml perak
Sulfat Pada 100 ml tambahkan 1 ml barium klorida LP: nitrat LP, dan campur perlahan: terjadi kekeruhan
tidak terjadi kekeruhan. dalam waktu 10 menit yang tidak Iebih keruh dari
FIIV Monografi I Atenololum 113

'
20 ml Air dengan kemurnian tinggi seperti yang tertera Perak Nitrat yang telah diserbukkan dan dikeringkan
pada Pereaksi dalam Wadah <1271> yang mengandung dalam gelap di atas silika gel P selama 4 jam, mengan-
10 JLg Cl (0,5 bpj), diamati dengan arah tegak lurus dung tidak kurang dari 99,8% dan tidak lebih dari
tabung dengan dasar gelap dengan cahaya yang 100,5% AgN03 •
masuk dari samping.
Pemerian Hablur; tidak berwarna atau putih; hila
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. dibiarkan terpapar cahaya dengan adanya zat organik,
menjadi berwarna abu-abu atau hitam keabu-abuan.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti pH larutan lebih kurang 5,5.
yang tertera pada Injeksi volume kecil.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, terlebih
Amonia Lakukan penetapan sebagai berikut: Untuk dalam air mendidih; agak sukar larut dalam etanol;
Air Steril untuk Injeksi dalam wadah dengan volume mudah larut dalam etanol mendidih; sukar larut
kurang dari 50 ml, encerkan 50 ml dengan 50 ml Air dalam eter.
dengan kem1:rnian tinggi seperti yang tertera pada
Pereaksi dalam Wadah <1271> dan gunakan larutan ini ldentifikasi
sebagai larutan uji. Untuk volume 50 ml atau lebih A. Pada larutan (1 dalam 5(B menunjukkan reaksi
gunakan 100 ml Air Steriluntuk Injeksi sebagai larutan Perak seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi
uji. Pada 100 ml larutan uji tambahkan 2 ml kalium Umum <291>.
raksa(ll) iodida ulkalis LP: segera terjadi warna kuning B.. Campur laJ;"utan (1 dalam 10) dalam tabung
yang tidak lebih gelap dari Air dengan kemurnian tinggi reaksi dengan 1 tetes difenilamina LP, tambahkan hati-
yang ditambah 30 JLg NH3 (0,6 bpj untuk Air Steril hati melalui dinding tabung asam sulfat P: terj;.di
untuk Injeksi dalam wadah dengan volume kurang dari warna biru tua pada bidang batas kedua cairan.
50 ml; 0,3 bpj untuk wadah dengan volume 50 ml a tau
lebih). Kejernihan dan warna larutan Harus jernih dan
tidak berwarna; lakukan penetapan menggunakan 2 g
· Zat yang mudah teroksidasi Pada 100 ml tambahkan dalam 20 ml air.
10 ml asam sulfat 2 N, panaskan hingga mendidih.
Untuk Air Steril untuk Injeksi dalam wadah dengan Tembaga Pada 5 ml larutan (1 dalam 10) tambahkan
volume kurang dari 50 ml, tambahkan 0,4 ml kalium amonium hidroksida 6 N tetes demi tetes sampai endap-
permanganat 0,1 N, dan didihkan selama 5 menit; untuk an yang mula-mula terbentuk larut: tidak terjadi
volume 50 ml atau lebih tambahkan 0,2 ml kalium warna biru.
permanganat 0,1 N, didihkan selama 5 menit. Bila
.. terbentuk endapan dinginkan dalam tangas es hingga
suhu kamar dan saring melalui penyaring kaca masir:
Penetapan kadar Serbukkan lebih kurang 1 g, kering-
kan dalam gelap di atas silika gel P selama 4 jam .
warna merah muda tidak hilang sempurna. Timbang saksama lebih kurang 700 mg, larutkan
dalam 50 ml air, tambahkan 2 ml asam nitrat P dan
Zat padat total Tidak lebih dari 0,004% untuk Air Steril 2 ml besi(lll) amonium sulfat LP, titrasi dengan amonium
untuk Injeksi dengan kemasan kurang dari 30 ml; tidak tiosianat 0,1 N LV.
lebih dari 0,003% untuk kemasan 30 ml atau lebih,
tetapi kurang dari 100 ml; tidak lebih dari 0,002% 1 ml amonium tiosianat 0,1 N setara tkngan
untuk kemasan 100 ml atau lebih; lakukan penetapan 16,99 mg AgN03
seperti pada Zat padat total dalam Air Murni.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Syarat lain Memenuhi uji pH, Sulfat, Kalsium, Karbon rapat, tidak tembus cahaya.
dioksida, dan Logam berat seperti yang tertera pada Air
Murni.
ATENOLOLUM
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- Atenolol
gal, dari kaca a tau plastik, tidak lebih besar dari 1liter.
. Wadah kaca sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe II.

ARGENT! NITRAS
Perak Nitrat
4-(2-Hidtoksi-3-isopropilamino propoksi)
Perak nitrat [7761-88-8] fenilasetamida [29122~7]
AgN03 BM 169,87 C 14 ~N 2 0 3 BM 266,3
114 Atenololi Compressi I Monografi FI IV

Atenolol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan kadar masing-masing 1%.
tidak lebih dari 101,0% C 14HnNp3, dihitung terhadap Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
zat yang telah dikeringkan. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 226 nm dan kolom
Pemerian Serbuk putih atau hampir putih; tidak baja tahan karat 5 mm x 20 em berisi bahan pengisi Ll
berbau atau hampir tidak berbau. dengan diameter partikel 5 IJ.m. Laju aliran lebih
kurang 1 ml per menit.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
etanol mutlak; praktis tidak larut dalam eter. volume sama (lebih kurang 10 !J.l) Larutan balm, Lamtan
uji dan Encerim larutan uji ke dalam kromatograf.
Baku pembanding Atmolol BPFI; baku cemaran ateno- Luas puncak lain selain puncak utama dari kromato-
lol terdiri dari: 4-Hidroksifenilasetamida BPFI; p-2,3- gram Larutan uji, yang waktu retensinya lebih besar
Dihidroksipropoksifenilasetamida(diol) BPFI; p-p' -[N- dari waktu retensi puncak 4-hidroksifenilasetamida
Isopropil-3,3 '-im inobis(2 -hidroksipropoksi)1bis(fenilaseta- dan waktu retensi puncak p-2,3-dihidroksipropoksife-
mida) BPFI; Asam 4-(2-hidroksi-3-isopropilaminopropoksi) nilasetamida(diol) dari kromatogram Larutan baku
fenilasetat BPFI. tidak lebih besar dari luas puncak Enceran larutan ttji,
dan jumlah luas puncak lain selain puncak utama
ldentifikasi tidak lebih dari 1,5 kali luas puncak Enceran larutan uji.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Uji dinyatakan tidak absah kecuali jika puncak 4-hi-
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, droksifenilasetamida dan puncak p-2,3-dihidroksipro-
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- poksifenilasetamida dari Larutan baku tereluasi dalam
bang yang sama seperti pada Atenolol BPFI. waktu 5 menit setelah penyuntikan dan puncak p,p'-
B. Spektr'!lm sera pan ultraviolet larutan 0,01% [N-isopropil-3,3'-iminobis(2-hidroksipropoksi)]bis(fenil-
dalam metanol P pada panjang gelombang antara asetamida) (amina tersier) dan puncak asam 4-(2-
230 nm dan 350 nm menunjukkan maksimum pada hidroksi-3-isopropilaminopropoksi)fenilasetat dari La-
275 nm dan 282 nm; serapan pada 275 nm lebih rutan baku tereluasi sesudah puncak utama. Atur
kurang 0,54 dan pada 282 nm lebih kurang 0,46. kepekaan sedemikian hingga puncak amina tersier
Larutan baku antara 30% dan 80% skala penuh pada
Suhu lebur <1021> 15ZO sampai 155°. kertas. Ukur tinggi puncak amina tersier (a) dan tinggi
bagian terendah kurva yang memisahkan puncak ini
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; dari puncak utama (b). Uji dinyatakan tidak absah
.!akukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot kecuali jika a lebih besar dari 3 b.
tetap, menggunakan 1 g.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. 600 mg zat uji, larutkan, dalam sejumlah asam asetat
glasial P, hangatkan hingga larut. Dinginkan, tambah-
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan pene- kan 3 tetes 1-naftolbenzein LP dan titrasi dengan asam
tapan sebagai berikut: perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.
Larutan uji Larutkan 50 mg dalam 15 ml air; laku-
kan penetapan seperti yang tertera pada Uji batas klori- 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
da dalam Klorokuin Sulfot, mulai dari "tambahkan 1 ml 26,63 mg C1J12.JVz03
asam nitrat 2 N ......."
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi cair kinerja rapat.
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran natrium oktil sulfat P
0,166%-asam sulfat P 10% (600:10) dan metanol P secu-
kupnya untuk memperoleh kromatogram Laruflln baku
ATENOLOLI COMPRESS!
yang menyerupai kromatogram baku cemaran atenolol
Tablet Atenolol
dan dinyatakan memenuhi syarat (biasanya diperlu-
kan lebih kurang 400 bagian volume mefllnol P).
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg Tablet Atenolol mengandung Atenolol, C 14HnN 20 3
zat, larutkan dalam mefllnol P 40% hingga 10,0 ml. tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5%
· Enceran larutan uji Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam dari jumlah yang· tertera pada etiket.
labu tentukur 200-ml, encerkan dengan metanol P 40%
sampai tanda. Baku pembanding Atenolol BPFI.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah baku
cemaran atenolol seperti yang tertera pada Baku Identifikasi
Pembanding, larutkan dalam metanol P 40% hingga A. Panaskan sejumlah serbuk tablet setara dengan
FIIV Monografi I Atropini Sulfas 115

lebih kurang 100 mg atenolol dalam 15 ml metanol P {Perhatian Atropin Sulfat perlu penanganan khusus
hingga suhu 50°, kocok selama 5 menit; saring meng- karena sangat beracun].
gunakan kertas saring Whatman nomor 42 dan uap-
kan filtrat di atas tangas air hingga kering. Hangatkan Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
residu dengan 10 ml asam klorida 0,1 N, kocok dan putih; tidak berbau; mengembang di udara kering;
saring. Pada filtrat tambahkan natrium hidroksida 1 N perlahan-lahan terpengaruh oleh cahaya.
hingga basa, ekstraksi dengan 10 ml kloroform P,
keringkan dengan natrium suifat anhidrat P, saring dan Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah Iarut
uapkan filtrat di atas tangas air hingga kering dan dalam etanol, terlebih dalam etanol mendidih; mudah
panaskan residu pada suhu 105° selama 1 jam. larut dalam gliserin.
Spektrum serapan inframerah residu hasil pemurnian
yang telah didispersikan dalam kalium bromida P Baku pembanding Atropin Sulfat BPFI {Perhatian
menunjukkan maksimum hanya pada panjar..g gelom- Hindari kontak.]; lakukan pengeringan pada suhu 120°
bang yang sama seperti pc:da Atenolol BPFI selama 4 jam sebelum digunakan.
B. Spektrum serapan ultraviolet Jarutan yang
diperoleh dari Penetapan kadar pada panjang gelom- Identifikasi
bang antara 230 nm dan 350 nm menunjukkan maksi- A. Memenuhi syarat Identifikasi Basa ]\/itrogen
mum hanya pada 275 nm dan 282 nm. Organik <261>.
Senyawa sejenis B. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
Fase gerak, Larutan baku, Enceran larucan uji, Sistem Sulfut cara A, B dan C scperti yang teclera pada Uji
kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti yang tertera ldentifikasi Umum <291>.
pada Senyawa sejenis dalam Atenolol.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk Suhu lebur <1021> Metode II Tidak lebih rendah dari
tablet setara dengan lebih kurang 200 mg atenolol, 187°; lakukan penetapan setelah dikeringkan pada
tambahkan 20 ml etanol mutlak P, kocok dalam tangas suhu 120° selama 4 jam.
ultrasonik selama 20 menit. Biarkan selama 15 menit {Catatan Atropin Suifat anhidrat bersifat higroskdpis,
hingga mengendap dan gunakan beningannya. setelah dikeringkan segera masukkan ke dalam pipa kapiler
dan segera lalmkan penetapan suhu lebur].
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak ku-
rang dari 20 tablet, masukkan serbuk tablet ke dalam Rotasi optik <1081> Antara -0,60° dan +0,05° (batas
tabu tentukur 500-ml, tambahkan 300 ml metanol P. hiosiamin); lakukan penetapan sebagai bedkut:
Panaskan hingga suhu 60° dan kocok selama 15 menit. Timbang saksama 1 g, larutkan dalam air pada.suhu
Dinginkan dan encerkan dengan metanol P sampai 25°, hingga 20 mi. Tetapkan rotasi optik mengguna.kan
tabung polarimeter yang sesuai pada suhu 25°. H~sil
... tanda. Saring dengan kertas saring kaca halus serat-
mikro {Whatman GF/C) dan encerkan sejumlah pembacaan rotasi dalam derajat, dikalikan 200 dan
volume filtrat dengan metanol P secukupnya hingga dibagi panjang tabung polarimeter dalam mm nu!ru-
kadar 0,01 'Yo. Ukur sera pan larutan pad a panjang pakan rotasi optik.
gelombang serapan maksimum lebih kurang 275 nm.
Hitung jumlah dalam mg, C 14H 22N 20 3; serapan jenis Keasaman Larutkan 1,0_g dalam 20 ml air, tambahkan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih 1 tetes merah metil LP dan titrasi dengan natrium
kurang 275 nm adalah 53,7. hidroksida 0,020 N LV hingga wama kuning: diperlukan
tidak lebih dari 0,30 ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat. Air <1031> Metode I Tidak lebih da,ri 4,0%.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.


ATROPINI SULFAS
Atropin Sulfat Alkalo.ida lain Larutkan 150 mg dalam 10 ml air.
Pada 5 ml larutan tambahkan beberapa tetes
platina([V) klorida LP: tidak terbentuk endapan.. Pada
Garam sulfat (2:1) monohidrat 1aH,5aH-tropan- 5 inl sisa larutan, tambah~an 2 ml amonium hidroksi-
3-a-ol(:t)-tropat(ester) [5908-99-6] da 6 N, kocok kuat-kuat: dapat terjadi opalesensi lemah
(C 1 ~N0~ 2 .~S04 .Hp BM694,84 tetapi tidak te*di kekeruhcin.
Anhidrat [55-48-1] BM676,82
Cemaran senyawa organik.mudah menguap <471>
Atropin Sulfat mengandung tidak kurang dari 98,5% Metotk I M~menuhi syarat.
dan tidak lebih dari 101,0% (C 17H 23 N03 ) 2 .H2S04 ,
dihitung terhadap zat anhidrat. · · . Penetapan.kada~ Timbang saksama lebih kurang 1·g,
116 Atropini Sulfatis Compressi I Monografi FI IV

larutkan dalam SO ml asam asetat glasial P, titrasi nitrogen hingga kering, larutkan residu dalam 2,0 ml
dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir metilena klorida P.
secara potensiometrik. Lakukan penetapan· blangko. LaTtttan uji (7.), Larutan baku (2) dan Prosedur.
Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
1 ml asam perk/oral 0,1 N setara dengan dalam Tetes Mata Atropin Sulfat. Hitung jumlah, dalam
67,68 mg (C 1 jl 2JV0 3 ) 2.H2S0 4 mg, (C 17 H 23 N0 3 ) 2 .H 2S0 4 .H 20, dalam serbuk tablet
yang digunakan, dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rap at. 694,84 W Ru
( )(-)(-)
676,82 10 R_
~
ATROPINI SULFATIS COMPRESS!
Tablet Atropin Sulfat 694,84 dan 676,82 berturut-turut adalah bobot molekul
atropin sulfat monohidrat dan atropin sulfat anhidrat;
W adalah bobot Atropin Sulfat BPFI dalam mg dalam
Tablet Atropin Sulfat mengandung Atropin Sulfat, LaTtttan baku (1); Ru dan R 5 berturut-turut adalah
(C 1lf23 N03} 2.H2S04 .H20, tidak kurang dari 90,0% dan P.erbandingan respons puncak atropin sulfat dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada homatropin hidrobromida dalam Larutan uji (2) dan
etiket. Larutan baku (2).

Baku pembanding Atropin Sulfat BPFI. [Perhatian Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Hindari kontak.] Lakukan pengeringan pada suhu 120° baik.
selama 4 jam sebelum digunakan.

Identifikasi
ATROPINI SULFATIS GUTTAE
A. Gerus sejumlah serbuk tablet setara dengan OPHTHALMICAE .
lebih kurang S mg atropin sulfat dengan 10 ml air
Tetes Mata Atropin Sulfat
selama beberapa menit, saring ke dalam corong pisah
kecil. Basakan larutan dengan amonium hidroksida 6 N,
dan ekstraksi dengan SO ml k/oroform P. Saring lapisan
kloroform, uapkan hingga kering: sisa memenuhi Tetes mata Atropin Sulfat adalah larutan steril dari
· syarat seperti yang tertera pada Identifikasi Basa Nitro- Atropin Sulfat dalam ait;. Mengandung Atropin Sulfat,
gen Organik <261>. (C 17H 23 N03 )rH2S04.Hp, tidak kurang dari 93,0% dan
B. Filtrat dari larutan tablet menunjukkan reaksi tidak lebih dari 107,0% da·ri jurn!ah yang tertera pada
terhadap Sulfat cara A, B dan C seperti yang tertera etiket. Dapat mengandung bahan stabilisator dan anti-
pada Uji ldentifikasi Umum <291>. mikroba yang sesuai . ·

Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 15 menit. Baku pembanding Atropin Sulfat BPFI. [Perhatian
Hindari kontak.] Lakukan pengeringan pada suhu 120°
Keseragaman sediaan <911> Mernenuhi syarat. selama 4 jam sebelum digunakan.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara ldentifikasi Sisa penguapan atau larutan dengan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada kadar tertentu memberikan reaksi seperti yang tertera
Kromatografi <931>. pada uji Identifikasi dalam Atropin Sulfat.
Dapar pH 9,0, Larutan baku internal, Larutan baku (1),
Sistem kromatografi dan Kesesuaian sistem Lakukan Sterilit.as <71> Memenuhi syarat.
seperti yang tertera pada Penetapan·kadar dalam Tetes
Mala Atropin Sulfat. pH <1071> Antara 3,S dan 6,0.
Larutan uji (1) Tirnbang dan serbukkan tidak
kurang dari 20 tablet. Timbang saksarna sejumlah Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 1,0 rng atro- Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato-
pin sulfat, rnasukkan ke dalam corong pisah yang grafi <931>.
berisi 5 rnl Larutan dapar pH 9,0,.tambahkan 2,0 ml Dapar pH 9,0 Larutkan 34,8 g kalium fosfat dibasa P
Larutan baku internal. Atur pH hingga 9,0 dengan dalam 900 ml air, atur pH hingga 9,0 secara elektro-
penambahan natrium hidroksida 1 N. Ekstraksi dua kali, metrik dengan penambahan asam klorida 3 N atau
tiap kali dengan 10 ml metilena klorida P, saring ekstrak natrium hidroksida 1 N.
metilena klorida ke dalarn gelas piala SO rnl melalui 1 g Larutan baku internal Timbang saksama lebih
natrium sulfot anhidrat P yang diletakkan, di atas sedikit kurang 25 mg homatropin hidrobromida, masukkan
kapas pada corong. Uapkan ekstrak menggunakan gas ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan
FIIV Monografi-l Atropini Sulfatis lnjectio 117

dengan air sampai tanda. Buat larutan segar setiap ATROPINI SULFATIS INJECTIO
hari. Injeksi Atropin Sulfat
Larutan baku (l) Timbang saksama lebih kurang
10 mg Atropin Sulfat BPFl, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan air Injeksi Atropin Sulfat adalah larutan steril Atropin
sampai tanda. Buat larutan segar setiap hari. Sulfat dalam Air untuk lnjeksi. Mengandung atropin
Larutan uji (1) Ukur saksama sejumlah tetes mata sulfat, (C 17H.23 N03 ) 2.H2S0 4.H20, tidak kurang dari
setara dengan lebih kurang 10 mg atropin sulfat, 93,0"/o dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan tertera pada etiket.
dengan air sampai tanda.
Larutan uji (2) dan Larutan baku (2) Pipet masing- Baku pembanding Atropin Sulfat BPFl [Perhatian
masing 10 ml Larutan uji (1) dan Larutan baku (l) ke Hindari kontak}; lakukan pengeringan pada suhu 120°
dalam dua corong pisah; lakukan terhadap masing- selama 4 jam sebelum digunakan.
masing dengan cara yang sama sebagai berik.ut:
Tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal dan 5,0 ml ldentifikasi Lakukan penetapan seperti yang tertera
Dapar pH 9,0, atur pH hingga 9,0 dengan penambahan pada ldentifilazsi seazra Kromatografi Lapis Tipis <281>.
natriatm hidroksida 1 N. Ekstraksi dua kali, tiap kali Fase diam: silika gel untuk kromatografi.
dengan 10 ml metilena klorida P, saring ekstrak metilena Fase gerak: campuran kloroform P-dietilamina P (9:1).
klorida ke dalam gelas piala 50 ml melalui 1 g natrium Larutan uji: gunakan 15 ~I zat uji tanpa pengen-
sulfot anhidrat P yang diletakkan di atas sedikit kapas ceran.
pada corong. Uapkan menggunakan gas nitrogen Penampakan berazk Kalium iodoplatinat LP.
hingga hampir kering, larutkan residu dalam 2,0 ml Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
metilena klorida P. Prosedur dalam Identifikasi secara Kromatografi Lapis
Sistem kromatogarafi Lakukan seperti yang tertera Tipis <28.1>. Semprot lempeng dengan penampak
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi bercak.
dengan kolom kaca 1,8 m x 2 mm berisi bahan pengisi
3"/o fase diam G3 pada partikel penyangga SlAB. Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 55,6 unit
Pertahankan suhu kolom pada 225° dan gunakan Endotoksin FI per mg atropin sulfat.
nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju aliran
lebih kurang 25 ml per menit. pH <1071> Antara 3,0 dan 6,5.
Kesesuaian sistem Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku (2) enam sampai sepuluh kali, rekam luas Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
puncak seperti yang tertera pada Prosedur. Sist~m ini lnjectiones.
sesuai untuk penetapan kadar jika penyimpangan
.... baku relatif untuk perbandingan luas puncak tidak Penetapan kadar [Catatan Gunakan luas puncak bila
lebih dari 2,0%; resolusi, R, tidak kurang dari 4,0 dan dinyatakan respons punazk]. Lakukan penetapan dengan
faktor ikutan tidak lebih dari 2,0. cara Kromatografi azir kinerja tinggi seperti yang tertera
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing- masing pada Kromatografi <931>
1 ~l Larutan atji (2) dan Larutan baku (2) ke dalam Larutan dapar asetat Buat larutan dalam air yang
kromatograf. Ukur luas puncak atropin sulfat dan mengandung·masing-masing 0,05 mol natrium a5etat P
homatropin hidrobromida dari tiap kromatogram. dan 2,9 ml asam asetat glasitll P per liter.
Hitung jumlah, dalam mg, (C 1 ,JiuN03) 2 .HzS04.~0, Fase gerak Masukkan 5~1 g tetrab1ltilamoniuin hidro-
dalam tiap ml tetes mata yang digunakan dengan gen sulfot P ke dalam labu tentukur 1000-ml, tambah-
run-: us: kan 50 ml asetonitril P, encerkan dengan Larutan dapar
694,84· W Ru asetat sampai tanda. Atur pH hingga 5,5 ± 0,1 dengan
(--)(-)(--) penambahan natrium hidroksida 5 N.
676,82 V R5 Larutan baku Timbang saksama sejumlah Atropin
Sulfat BPFI, larutkan dalam air, encerkan dengan air
694,84 dan 676,82 berturut-turut adalah bobot molekul · hingga kadar lebih kurang 80 ~g per ml. ·
atrop~ sulfat monohidrat dan atropin sulfat anhidrat; Larutizn uji Ukur saksama sejumlah volume ·h\jeksi
W adalah bobot Atropin Sulfat BPFI dalam mg dalam setara dengan lebih kurang 2 mg ·atropin ·sulfat,
Larutan baku (1); V adalah volume larutan t~tes ·mata masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan
yang digunakan dalam ml; Ru dcin R5 berturut-turut dengan air sainpai tanda.
adalah perbandingan luas puncak atropin sulfat dan Larutan resolusi Buat larutan asam p-hidroksiben-
homatropin hidrobromida dalam Larutan uji (2) dan zoat dalam air hingga kadar lebih kurang 80 p.g
Larutan baku (2). per mi. Encerkan 1 bagian volume larutan dengan
4 bagian volume Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Sistem kroinatografi Lakukan seperti yang tertera
rap at. pada Kromatografi <931>. Krorriatograf cair kinerja
118 Attapulgite Activated Colloidale I Monografi FI IV

tinggi dilengkapi dengan detektor 254 run dan kolom d: terlihat beberapa puncak, puncak karakteristik
30 em x 3,9 mm berisi bahan pengisi L1. Laju aliran sesuai dengan harga d antara 10,3 dan 10,7 satuan
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi Angstrom.
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Es-
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. Dengan cherichia coli.
cara yang sama. lakukan kromatografi terhadap Larut-
an resolusi; waktu retensi relatif asam p-hidroksiben- pH <1071> Antara 7,0 dan 9,5; lakukan penetapan
zoat lebih kurang 1,6 terhapap atropin, dan resolusi, R, menggunakan 1,0 g dalam 10 ml air bebas karbon dioksi-
antara puncak asam p-hidroksibenzoat dan atropin da P.
tidak kurang dari 2,2.
Prosedur Sunt.ikkan secara terpisah sejumlah Susut pengeringan <1121> Antara 5,0% dan 17,0%;
volume sama (lebih kurang 100 JJ.l) Larutan baku dan lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons tetap.
puncak utama. Hitung jumlah, dalam mg,
(C 17 H 23 N03 ) 2.H 2S04 .H 20 dalam tiap ml injeksi yang Zat yang menguap Antara 7,5% dan 12,5% dihitung
digunakan dengan rumus: terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pemijar-
an pada suhu 600° selama 1 jam.
694,84 25 C rU
(--) (--)(-) Susut pemijaran <1111> Antara 17,0% dan 27,0%;
676,82 V r5 lakukan pemijaran pada suhu 1000° selama 1 jam.

694,84 dan 676,82 berturut-turut adalah bobot molekul Zat larut dalam asam Tidak lebih dari 150 mg (15%j;
atropin sulfat monohidrat dan atropin sulfat anhidrat; lakukan penetapan sebagai berikut: Didihkan 2,0 g
C adalah kadar Atropin Sulfat BPFI dalam mg per ml dengan 100 ml asam klorida 0,2 N selama 5 menit,
Larutan baku; V adalah volume injeksi yang digunakan dinginkan dan saring. Uapkan 50 ml filtrat hingga
dalam ml; ru dan r 5 berturut-turut adalah respons kering dan pijarkan sisa pada suhu 600°.
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku .
Karbonat Campur 1,0 g dengan 15 ml asam sulfat 0,5 N:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- tidak terjadi gelembung udara.
gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.
Arsen dan Timbal Pada 5,0 g tambahkan 50 ml asam
nitrat 1 N, didihkan selama 30 menit dan tambahkan
ATTAPULGITE ACTIVATED asam nitrat 1 N agar volume tetap. Saring ke dalam
COLLOID ALE labu tentukur 100-ml, cuci penyaring dengan air dan
Koloidal Atapulgit Teraktivasi encerkan dengan air sampai tanda.
Arsen Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan
dengan spektrofotometri serapan atom seperti yang
Koloidal Atapulgit Teraktivasi adalah magnesium tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
aluminium silikat alam yang dimumikan. <1191>, yang dilengkapi dengan tanur grafit untuk
menguap-kan arsen dan ukur serapan pada panjang
Pemerian Serbuk sangat halus; tidak mengembang; gelombang 189,0 nm bandingkan terhadap baku.
-tidak mengandung partikel seperti pasir; wama krem. Timbal Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan
Jika disebarkan dalam ~ir, terbentuk suspensi yang dengan spektrofotometri serapan atom seperti yang
kental. tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya,
yang dilengkapi dengan tanur grafit untuk menguap-
Kelarutan Tidak larut dalam air. kan timbal dim ukur serapan pada panjang gelombang
283,3 run bandingkan terhadap baku.
Identifikasi Tambahkan 2 g sedikit demi sedikit ke
dalam 100 ml air, kocok kuat.. Biarkan selama 12 jam Kehalusan serbuk <1141> Tambahkan 50 g ke dalam
a btu lebih agar· terbasahi s~puma. Tempatkan 2 ml 450 ml air yang mengandung 5 g natrium pirofosfat P,
campuran pada lempeng kaca yang sesuai dan biarkan aduk selama 10 menit, ayak dengan Pengayak
kering di udara pada suhu kamar hlngga terbentU.k nomor 325, cud sisa dengan hati-hati sampai bersih.
lapisan film yang.merata. Masukkan l~mp«:ng ke Keringkan sisa pada suhu 105° hingga bobot tetap:
dalam desikator hampa udara yang berisi etilen glikol tidak lebih dari 0,30% dihitung terhadap bobot contoh.
dalam wadah terbuka. Hampakan desikator, tutup
hingga ruang desikator jenuh etilen glikol. Biarkan Kapasitas ·adsorpsi Pada 10 ml suspensi dalam air
selama 12 jam. Catat pola difraksi sinar X seperti yang (1 dalam 10), tambahkan 80 ml biru metilena LP (1 dalam
tertera pad a Difraksi Sinar-X <811>, dan hi tung harga 1000), kocok. Tambahkan 10 mllarutan barium klorida
FIIV Monografi I Azatadini Maleas 119

(1 dalam 50), dan kocok. Biarkan selama 15 menit. dalam k/oroform P hingga 25,0 mi.
Masukkan 40 ml beningan ke dalam tabung sentrifuga Larutan uji ]ika vitamin A dalam bentuk cairan,
50 ml dan sentrifus. Pada 5 ml beningan tambahkan larutkan sejumlah volume yang setara dengan lebih
495 ml air: wama larutan tidak lebih gelap dari Jarutan kurang 15.000 unit FI dalam kloroform P hingga 10 mi.
yang mengandung biru metilen 1,5 Jlg per mi. Jika dalam bentuk padat, timbang sejumlah zat setara
dengan lebih kurang 15.000 unit FI, masukkan ke
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dalam corong pisah, tambahkan 75 ml air, kocok kuat
baik. selama 1 menit. Ekstraksi dengan 10 ml kloroform P
dengan mengocok selama 1 menit dan sentrifus untuk
menjernihkan ekstrak kloroform.
AXEROPHTHOLUM Prosedur Totolkan secara terpisah 15 Jll Larutan baku
Akseroftol dan 10 Jll Lartttan uji pada lempeng kromatografi silika
Vitamin A gel. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatogafi
Retinol yang dilapisi dengan kertas saring dan berisi fase
gerak canipuran sikloheksana P-eter P (4:1) hingga fase
gerak merambat 10 em. Angkat lempeng, biarkan
3,7-Dimetil-9-(2,6,6-trimetil-1-sikloheksena-1-il)- kering di udara, semprot lempeng dengan asam
2,4,6,8-nonatetraena-1-o/ [68-26-8] fosfomolibdat LP: bercak biru hijau yang terjadi
menunjukkan adanya vitamin A. Perkiraan harga R1
Vitamin A mengandung bentuk vitamin A yang sesuai vitamin A dalam bentuk alkohol, asetat dan palmilat
(C 20 H 300; vitamin A alkohol) mempunyai aktivitas berturut-turut adalah 0,1; 0,45; 0,7.
vitamin A tidak kurang dari 95,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket. Vitamin A dapat mengandung Perbandingan serapan Tidak kurang dari 0,85.
vitamin A atau ester vitamin A yang dibentuk dari Tetapkan rasio serapan yang telah dikoreksi (A 325 )
asam Jemak yang dapat dimakan terutama asam asetat terhadap serapan yang diamati (A 325 ) seperti yang
dan asam palmitat. Vitamin A dapat diencerkan tertera pada Penetapan Kadar Akseroftol <511>.
dengan minyak yang dapat dimakan atau dapat
ditambahkan pada zat pembawa atau zat tambahan Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar seperti
padat yang dapat dimakan, dan dapat mengandung yang tert~ra pada Penetapan Kadar Akseroftol <511>
zat antimikroba, zat pendispersi dan antioksidan. menggunakan sejumlah zat yang ditimbang saksama.

Pemerian Dalam bentuk cair berupa minyak berwar- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
na kuning muda sampai merah yang dapat memadat rapat, sebaiknya dalam gas inert, terlindung dari
pada pendinginan. Dalam bentuk padat mempunyai cahaya.
... penampilan seperti pengencer yang ditambahkan;
praktis tidak berbau atau sedikit berba~ ikan, tetapi
tidak berasa atau berbau tengik. Tidak stabil terhadap AZATADINI MALEAS
udara dan cahaya. Azatadin Maleat
Kelarutan Dalam bentuk cair tidak larut dalam air
dan dalam gliserin; sangat larut dalam kloroform dan
dalam eter; larut dalam etanol mutlak dan dalam
minyak nabati. Dalam bentuk padat dapat terdispersi
dalam air."

Baku :pembanding Vitamin A BPFI; huang sisa yang 6,11-Dihidro-11-(1-metil-4-piperidilidena)-5H-benzo(5,6 ]-


tidak digunakan setelah kapsul dibuka. Simpan wadah siklohepta(1,2-b]piridina maleat (1:2) [3978-86-7]
dalam keadaan tertutup rapat, pada tempat sejuk dan C20H 22 Nr2C4Hp4 BM 522,55
kering, atau dalam lemari pendingin terlindung dari
cahaya. Azatadin Maleat mengandung tidak huang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 20 H 22 Nr2C4 H 40 4 ,
Identifikasi dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
A. Pada 1 ml larutan dalam 'kloroform P yang
mengandung lebih kurang 6 Jlg vitamin A, tambah- Pemerian Serbuk, putih sampai krem muda; tidak
kan 10 ml antimon triklorida LP: segera terjadi warna berbau. Melebur pada lebih kurang 153°.
biru tidak mantap.
B. Lakukan Kro11J.atografi lapis tipis seperti yang Kelanitari. Mudah larut daiam air, dalam etanol, dalam
tertera pada Kromatografi <931>. kloroform dan da1am metanol; prak.tis tidak larut
Larutan baku Larutkan isi 1 kapsul Vitamin A BPFI dalam benzena dan dalam eter. ·
120 J\,zathioprinum I Monografi FJIV

Baku pembanding Azatadin Maleat BPFI; lakukan Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan Larutan uji
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° dan Larutan baku; C5 dan Cu berturut-turut adalah
selama 3 jam sebelum digunakan. kadar dalam mg per ml Larutan baku dan Larutan uji.

ldentifikasi Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang


A. Spektrum serapan inframerah zat yang 650 mg, larutkan dalam SO ml asam asetat glasial P,
telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak tambahkan 2 tetes kristal violet LP, titrasi dengan asdm
mineral P menunjnkkan maksim•.tm hanya pada perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.
panjang gelombang yang sama seperti pada Azatadin
Maleat BPFI. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan 26,13 mg
8. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Czrfiz.Jlz· 2C4Hp4
25.000) dalam asam klorida 0,25 N dalam metanol P
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
gelombang yang sama seperti pada Azatadin baik.
Maleat BPFI.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; AZATHIOPRINUM


lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu Azatioprin
60° selama 3 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Kemumian kromatografi Tidak kurang dari 98,0%.


Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut-
kan dalam campuran toluena P-metanol P (1:1) hingga
kadar lebih kurang 7 mg per ml. 6-{(1-Metil-4-nitroimidazol-5-il)tio ]purina [446-86-6]
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Azatadin Cli7N 70 2S BM 277,26
Maleat BPFI larutkan dalam campuran toluena P-meta-
nol P (1:1) hingga kadar lebih kurang 7 mg per ml. Azatioprin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tidak lebih dari !01,5% C9H.,Np 2S, dihitung terhadap
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara zat yang telah dikeringkan.
terpisah masing-masing 100 J.Ll Larutan uji dan Larutan
baku pada lempeng kromatografi silika gel setebal Pemerian Serbuk, kuning pucat; tidak berbau.
0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kroma-
tografi berisi fase gerak campuran toluena P-isopropa- Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam larutan
nol P-dietilamina P (10:10:1) hingga fase gerak meram- alkali hidroksida encer; agak sukar larut dalam a sam
bat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. mineral encer; sangat sukar larut dalam etanol dan
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap. Amati dalam kloroform.
di bawah cahaya ultraviolet 254 run dan tandai bercak
utama. Kerok bercal<; ut~a, masukkan secara terpisah Baku pembanding Azatioprin BPFI; lakukan penge-
ke dalam tabung sentrifuga bersumbat kaca. [Catatatt ringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama
Lakukan hati-hati untuk memisahkan bercak utama dari 5 jam sebelum digunakan. Merkaptopurin BPFI; tidak
bercak lain yang be;i(ekatan.J Dengan cara yang sama boleh dikeringkan; tetapkan kadar air seperti yang
kerok bagian yang bersih dari lempeng pada daerah tertera pada Penetapan Kadar Air <1031> Metode I
yang sejajar dengan bercak sejumlah yang sama silika sebelum digunakan.
gel, masukkan ke dalam tabung sentrifuga yang lain.
Ke dalam masing-masing tabung,tambahkan 15,0 ml Identifikasi
campuran metanol P-asam klorida 0;5 N (4:1), kocok A Spektrum serapan inframerah zat yang
kuat-kuat selama lebih kurang 15 menit dan sentrifus. didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Ukur serapan beningan yang didapat dari Larutan uji maksimum hanya pada panjang gelombang yang
dan Larutan baku pada panjang gelombang serapan sama seperti pada Azatioprin BPFI.
maksimum lebih kurang 284 nm, menggunakan B. · Harga R1 bercak utama yang diperoleh pada uji
larutan yang diperoleh dari bagian yang bersih dari Batas merkaptopurin sesuai dengan yang diperoleh dari
lempeng sebagai blangko. Hitung kemumian kromato- larutan Azatioprin BPFI.
grafi dengan rumus:
Keasaman atau kebasaan Kocok 2,0 g zat dengan
A C 100 ml a~r selama 15 menit, saring: untuk menetralkan
100 (_!!._) ( -5-) 20,0 ml filtrat, diperlukan tidak lebih dari 0,10 ml asam
As Cu klorida 0,020 N.at~u tidak lebih dari 0,10 ml natrium
FIIV Monografi I Azathioprini Compressi 121

hiaroksida 0,020 N, menggunakan merah metil LP totolkan masing-masing 5 !!I larutan dalam amonium
sebagai indikator, hidrolcsida 6 N, yang mengandung (1) zat uji 20 mg per
ml dan (2) Azatioprin BPFI 20 mg per ml, pada jarak
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; yang sama, 2,5 em dari tepi lempeng kromatografi
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu selulosa mikrokristal setebal 0,25 mm. Masukkan
105° se!ama 5 jam. Iempeng ke dalam bejana berisi fase gerak butanol P
yang telah dijenuhkan dengan amonium hidrolcsida 6 N.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Dissolusi <1231>
Batas merkaptopurin Lakukan Kromatografi lapis tipis Media disolusi: 900 ml air.
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan Alat tipe 2: 50 rpm.
masing-masing 5 111 !arutan dalam amonium hidrok- Waktu: 45 menit.
sida 6 N yang mengandung (1) zat uji 20 mg per ml, Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 9 H 7 N 70 2S,
(2) Azatioprin BPFI 20 mg per ml dan (3) Metkapto- yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
purin BPFI 200 11g per ml, dihitung sebagai zat anhi- uji, jika perlu dieneerkan dengan Media disolusi dan
drat, pada jarak lebih kurang 2 em dari tepi lempeng serapan larutan baku Azatioprin BPFI dalam media
kromatografi selulosa mikrokristal setebal 0,25 mm. yang sama pada panjang gelombang serapan maksi-
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi mum lebih kurang 280 nm.
yang berisi fase gerak butanol P yang telah dijenuhkan Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
dengan amonium hidrolcsida 6 N dan biarkan fase gerak kurang dari 65% (Q) C 9 H 7 N 7 0 2S, dari jumlah· yang
merambat 15 em di atas garis penotolan. Angkat tertera pada etiket.
lempeng, biarkan fase gerak menguap dan amati di
bawah cahaya ultraviolet 254 nm dan 366 nm: bereak Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
selain bereak utama yang diperoleh dari larutan (1),
tidak lebih intensif dari !arutan (3). Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan eara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Kromatografi <931>.
Metode V Memenuhi syarat. Fase gerak Larutkan 1,1 g natrium 1-heptanasulfo-
Pelarut Gunakan dimctil sulfolcsida P. nat P dalam 700 ml air, tambahkan 300 ml metanol P,
dan eampur. Atur pH hingga 3,5 dengan asam klori-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang da 1 N, saring melalui membran 0,8 11m yang sesuai,
300 mg, larutkan dalam 80 ml dimelilformamida P. dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Tambahkan 5 tetes biru timol P dalam.dimetilforma- sistem menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera
mida P (1 dalam 100) dan titrasi dengan:tetrabutilamo- pada Kromatografi <931>.
nium hidroksida 0,1 N LV, menggunakan pengaduk l.Arutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
magnetik dan eegah terjadiriya penyerapan karbon Azatioprin BPFI, masukkan ke dalam labu tentu-
dioksida dari udara. Lakukan penetapan blangko. kur 50-ml. Tamba:hkan lebih kurang 15 ml metanol P
dan 0,5 ml amonium hidroksida P, goyang dan sonikasi
1 ml tetrabutilamonium hidrolcsida 0,1 N setara dengan selama 2 menit. Eneerkan dengan metanol P sampai
27,73 mg C,H7 Np 2 S tanda. Masukkan 10,0 ml larutan ini ke dalam labu
tentukur 50-ml, eneerkan dengan aii sampai tanda.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup l.Arutan uji Timbang dan s~ukkan tidak kurang
rapat, tidak tembus eahaya. dari 20 tablet. Timbang saksama sej~mlah serbuk
.,tablet setara dengan lebih kurang :SO mg azatioprin,
masukkan ke dalam labu tentukur lOQ-ml, tambahkan
AZATHIOPRINI COMPRESS! 25 ml meianol P dan 1,0 ml amonium hidroksida P,
Tablet Azatioprin goyang dan sonikasi sel~ma 2 menit. Encerkan dengan
metanol P sampai tanda, biarkan bahan pembantu
memisah. Masukkan 10,0 ml beningan ke dalam labu
Tablet Azatioprin mengandung . Azatioprin, tentukUr 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
C 9H 7N 7 0 2S, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih · Slstem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. pada Kromatografi <931>. Kromatograf c~ir kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Baku pembanding Azatioprin BPFI; lakukan penge- 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih
ringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama kurang 2,0 ml per menit. Lakukan kromatografi terha-
5 jam sebelum digunakan. dap l.Arutan baku, rekam respons puncak seperti yang
tertera p"ada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang
Identifikasi Memenuhi Uji Identifikasi Kromatografi dari 800 lempeng teoritis, faktor ikutan puncak aza-
Lapis Tipis <281>. Lakukan penetapan sebagai berikut: tioprin tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif
122 Bacitracinurn I Monografi FIIV

pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. lempeng dengan larutan triketohidrindena hidrat P
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah (1 dalam 100) dalam campuran butanol P-piridina P
volume sama (lebih kurang 10 !11) Larutan baku dan (99:1). Panaskan lempeng pada suhu lebih kurang noo
Larutan uji ke dalam kromatograf; rekam kromato- selama lebih kurang 5 menit: harga R1 bercak
gram, ukur respons puncak utama. Hitung jumlah, utama yang diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan
dalam mg, C 9 H 7 N 7 0 2S dalam serbuk tablet yang larutan (2).
digunakan dengan rumus:
r pH <1071> Antara 5,5 dan 7,5; lakukan penetapan
500(C) (-u) menggunakan larutan yang mengandung 10.000 unit
per mi.
rs
C adalah kadar Azatioprin BPFI dalam mg per ml Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
Larutan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah res pons lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
puncak azatioprin pada Larutan uji dan Larutan baku. daiam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari
5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan
Wadah· dan penyimpanan Dalam wadah terlindung lebih kurang 100 mg.
dari cahaya.
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro-
BACITRACINUM biologi <131>.
Basitrasin
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, di tempat sejuk.
Basitrasin [1405-87-4]

Basitrasin adalah suatu polipeptida yang dihasilkan BACITRACINUM ZINCUM


dari pertumbuhan.organisme kelompok licheniformis Zink Basitrasin
dari Bacillus subtilis (Familia Bacillaceae). Potensi tidak
kurang dari 40 unit per mg.
Kompleks zink basitrasin [1405-89-6]
Pemerian Serbuk, putih hingga kekuningan; tidak
b~rbau atau berbau lemah; higroskopik; larutan terurai Zink Basitrasin adalah garam zink dari satu jenis basi-
dengan cepat pada suhu kamar; mengendap dan tidak trasin atau campuran dua atau lebih beberapa garam.
aktif oleh garam dari beberapa logam berat. Potensi tidak kurang dari 40 unit per mg, me-
ngandung tidak kurang dari 2,0% dan tidak lebih dari
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam 10,0% Zn, dihitung terhadap zat yang telah dikering-
etanol, dal.am metanol dan dalam asarn asetat glasial; kan.
larutan dalam pelarut organik biasanya menunjukkan
sisa yang tidak lanit; tidak larut dalam aseton, dalam Pemerian Serbuk~ putih hingga coklat muda; tidak
kloroforrn dan dalam eter. berbau atau berbau lemah; higroskopik.

Baku pembanding Zink Basitrasin BPFI; lakukan Kelarutan Agak sukar larut dalam air.
pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak
lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam Baku pembanding Zink Basitrasin BPFI; lakukan pe-
sebelum digunakan. ngeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak
lebih .dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam se-
Identifikasi Lakukan Kromatografi lap.is tipis seperti belum digunakan.
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan
masing-masing 1 J.Lllarutan dalam dinatrium edetat p ldentifikasi Menunjukkan reaksi Identifikasi seperti
(1 dalam 100) yang mengandung (1) zat uji 6,0 mg yang tertera pada Basitrasin.
per ml dan (2) Zink Basitrasin BPFI 6,0 mg per ml pada
jarak yang sama, 2;5 em dari tepi lempeng kromato- pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5; lakukan penetapan
grafi campuran silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan menggunakan larutan jenuh yang mengahdung lebih
lempeng ke dalam bej~na kromatografi yang telah kurang 100 mg per ml.
dijenuhkan dengan fa~ gerak campuran butanol P-
asam asetat glasial P-air-piridina P-etanol P (60:15:10:6:5) Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
selama 30 menit, dan biarkan fase gerak merambat lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lem- dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam,
peng, biarkan fase gerak meriguap dan semprot menggunakan lebih kurang 100 mg.
FI·IV Monografi I Barii Sulfas 123

Kandungan zink [Catatan l.Arutan baku dan Larutan uji dan tidak lebih dari 100,5% BaS04•
diencerkan secara kuantitatif dengan asam klorida 0,001 N,
jika perlu buat kadar Iarutan hingga diperoleh kurva linier. Pemerian Serbuk ruah halus, tidak mengandung
Lakukan penetapan secara spektrofotometri serapan atom butiran, putih; tidak berbau; tidak berasa.
seperti tertera pada Spe!ctrofotometri dan Hamburan
CP.haya <1191> scsuai dengan batas kerja a/at.] Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut
Larutan baku Timbang saksama 3,11 g zink oksida organik, dalam larutan asam dan dalam larutan alkali.
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan
80 ml asam klorida 1 N, hangatkan hingga larut, dingin- Identifikasi
kan, eneerkan dengan air sampai tanda. Larutan ini A. Campur 500 mg dengan 2 g natrium karbonat
mengandung 10 mg zink per ml. Buat satu seri peng- anhidrat P dan 2 g kalium karbonat anhidrat P, panaskan
enceran l.Arutan baku dalam asam klorida 0,001 N hingga dalam krus hingga melebur sempuma, tambahkan air
kadar 0,5; 1,5 dan 2,5 ~g zink per ml. panas, dan saring: filtrat yang telah diasamkan
Larutan uji Timbang saksama Iebih kurang 200 mg dengan asam klorida P menunjukkan reaksi Sulfat eara
zat uji, masukkan ke dalam Iabu tentukur 100-ml, A, B dan C seperti yang terter~ pada Uji Identifikasi
Iarutkan dalam asam klorida 0,01 N dan encerkan Umum < 291>.
dengan pelarut yang sama sampai tanda. Pipet 2 ml B. Larutkan sebagian residu yang telah dicuci
larutan ke dalam labu tentukur 200-ml dan encerkan yang diperoleh dari ldentifikasi A dalam asam ase-
dengan asam klorida 0,001 N sampai tanda. tat 6 N: larutan menunjukkan reaksi Barium s~perti
Prosed11r Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
pada panjang gelombang 213,8 nm, menggunakan
spektrofotometer serapan atom yang dilengkapi Keruahan Masukkan 5,0 g yang sebelumnya telah
lampu tabung katode dan nyala udara asetilena P, diayak melalui pengayak baku nomor 60 ke dalam
gunakan asam klorida 0,001 N sebagai blangko. Buat gelas ukur kering bersumbat kaca, mempunyai skala
kurva serapan larutan baku terhadap kadar zink 50 ml dengan jarak 11 em sampai 14 em dari dasar
dalam ~g per ml, tarik garis lurus yang paling baik gelas ukur. Eneerkan dengan air hingga diperoleh
melalui ketiga titik larutan baku tersebut. Dari kurva ·eampuran 50 ml. Kocok kuat-kuat selama tepat
yang diperoleh tentukan kadar zink dalam Larutan uji. 1 menit, biarkan mengendap. Barium sulfat tidak me-
Hitung jumlah zink dalam persen, dengan rum us: ngendap di bawah skala 11 ml selama 15 menit.

c Keasaman atau kebasaan Ekstraksi 1 g dengan 20 ml


1000 ( - ) air selama 5 menit: air tetap bereaksi netral terhadap
w lakmus P.

... C adalah kadar zirtk dalam ~g per ·mi Lanttan uji;


W adalah bobot zat uji dalam mg.
Sulfida (S) Tidak Lebih dari 0,5 bpj; lakukan penetap-
an sebagai berikut: Masukkan 10 g ke dalam labu
Erlenmeyer 500 ml tambahkan 100 ml asam klori-
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang da 0,3 N. Tutup mulut labu dengan kertas saring yang
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik setara Mikro- telah dibasahi dengan 0,15 ml timbal(ll) ttsetttt LP,
biologi <131>. kertas saring diikat rapat sepanjang leher labu. Didih-
kan eampuran perlahan-lahan selama 10 menit, jaga
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup agar larutan tidak memercik pada kertas: 'Warna gelap
rapat dan di tempat dingi~. yang terjadi pada kertas tidak lebih gelap dari wama
yang ditimbulkan oleh pembanding yang diperlaku-
Penandaan Cantumkan keterangan yang menunjuk- kan •dengan cara yang sama terdiri dari 100 ml ttsam
kan hanya digunakan untuk obat non parenteral. Jika klorida 0,3 N mengandung 0,5 Jl.g sulfida (S).
dikemas untuk pemakaian resep, tidak steril dan
potensi tj.dak dijamin lebih dari 60 hari setelah dibuka, Zat larut dalam asam Tidak lebih dari 0,3%; lakukan
eantumkan jumlah basitrasin dalam unit per mg. · penetapan ··sebagai berikut Dinginkan eampuran yang
diperoleh dari pengujian Sulfidtt, tambahkan air
sampai lebih kurang volume semula. Saring melalui
BARil SULFAS kertas saring yang telah dicuci dengan campuran 10 ml
Barium Sulfat ttsam klorida 3 N dan 90 ml air, jika perlu masukkan
kembali filtrat pertama untuk memperoleh filtrat
jernih. Uapkan 50 ml filtrat di atas tangas uap hingga
Barium sulfat (1:1) [7727-43-7] kering; tambahkan 2 tetes asam klorida P dan 10 ml air
BaS04 BM233,39 panas. Saring melalui kertas saring yang telah dicuci
dengan asam, yang disiapkan dengan eara seperti di
Barium Sulfat mengandung tidak kurang dari 97,5% atas, cuci penyaring den6an 10 ml air panas. Uapkan
124 Barii Sulfas pro Suspensione I Monografi FI IV

kumpulan filtrat dan cairan cucian dalam cawan yang mengenap, tuang beningan melalui kertas saring yang
,- telah ditara di atas tangas uap hingga kering. Kering- sama, dengan sesedikit mungkin adanya endapan
kan sisa pada suhu 105° selama 1 jam, timbang: bobot masuk ke dalam kertas saring. Letakkan gelas piala
tidak leb1h dari 15 mg. · berisi endapan barium karbonat di bawah corong, cud
kertas saring lima kali, tiap kali dengan 1 ml asam
Garam barium larut Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan klorida 3 N, kemudian cud dengan air. [Catalan Larutan
penetapan sebagai berikut: Pada sisa yang diperoleh mungkin agak berkabut.} Tambahkan 100 ml air, 5,0 ml
dari Zat larut dalam asam, tambahkan 10 ml air, saring asam klorida P, 10,0 mllarutan amonium asetat P (2 da-
melalui kertas saring yang telah dicuci dengan 100 ml lam 5), 25 ml larutan kalium bikromat P (1 dalam 10)
asam klorida 0,3 N, tambahkan 0,5 ml asam sulfat 2 N: dan 10,0 g ureum P. Tutup gelas piala dengan kaca
kekeruhan yang terjadi dalam waktu 30 menit tidak arloji, digesti pada suhu 80° sampai sse selama tidak
lebih keruh dari pembanding yang terdiri dari 10 ml kurang dari 16 jam. Saring selagi panas melalui krus
air yang mengandung 50 Jlg barium dan 0,5 ml asam penyaring kaca masir berpori halus yang telah ditara
sulfat 2 N yang diperlakukan dengan cara sama. dan pindahkan semua endapan dengan pertolongan
pengaduk berujung karet. Cud endapan dengan Jarut-
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 0,8 bpj; lakukan an kalium bikromat P (1 dalam 200) dan akhirnya
penetapan menggunakan Lanttan uji yang dibuat se- dengan Jebih kurang 20 ml air. Keringkan pada suhu
bagai berikut: Pada 3,75 g zat dalam gelas piala 150 ml, 105° selama 2 jam, dinginkan, timbang: bobot barium
tambahkan 40 ml air dan 10 ml asam nitrat P, tutup_ dan kromat yang diperoleh dikalikan dengan 0,9213
ekstraksi di atas tangas uap selama 1 jam sambil sering menunjukkan bobot BaS0 4 •
diaduk. Saring, cuci residu yang tidak larut dengan
20 ml asam sulfat 7 N sedikit demi sedikit, kemudian Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dengan 10 ml air, kumpulkan filtrat dan cairan cudan baik.
ke dalam labu arsin. Uapkan hingga terbentuk uap
putih, dinginkan, bilas dinding labu, uapkan lagi
hingga terbentuk asap putih. Ulangi pencucian dan BARil SULFAS PRO SUSPENSIONE
penguapan. Dinginkan dan encerkan hati-hati dengan Barium Sulfat untuk Suspensi
air secukupnya hingga 55 mi. Larutan memenuhi Uji
Batas Arsen <321> tanpa penambahan 20 ml asam
su/fat 7 N seperti yang tertera pada Prosedur. Barium Sulfat untuk Suspensi acialah campuran kering
dari Barium Sulfat dengan satu atau Jebih bahan
· Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan pendispersi yang sesuai dan atau bahan pensuspensi,
penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat mengandung tidak kurang dari 90,0% BaS0 4 • Dapat
sebagai berikut: Didihkan 4,0 g dalam campuran 2 ml mengandung satu atau Jebih bahan pewarna,
asam asetat glasial P: dan 48 ml air selama 10 menit. penyedap, pengencer dan pengawet yang sesuai.
Encerkan: dengan air hingga 50 ml, saring. Gunakan
25 ml filtrat. Identifikasi Pijarkan 1 g hingga bobot tetap, sisa
Penetapan kadar Timbang saksama tidak kurang dari pemijaran memenuhildentifikasi A dan B seperti yang
580 mg dan tidak lebih dari 620 mg di dalam krus tertera pada Barium Sulfat.
platina yang telah ditara, tambahkan 10 g natrium
karbonat anhidrat P, campur dengan memutar krus. pH <1071> Antara 4,0 dan 10,0; lakukan penetapan
Lebur di atas a pi besar hingga leburan jernih, lanjut- menggunakan suspensi 60% b/b dalam air.
kan pemanasan selama 30 menit. Dinginkan, letakkan
krus dalam gelas piala 400 ml, tambahkan 250 ml air, Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
aduk dengan batang pengaduk kaca, pan,askaq hingga lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
leburan melepas. Angkat krus dari gelas piala, cuci
dengan air, kumpulkan cairan cudan di dalam gelas Logam berat <371> Metode V Tidak lebih dari 10 bpj;
piala. Bilas bagian dalam krus dengan 2 ml asam lakukan penetapan sebagai berikut: Didihkan 2,0 g
asetat 6 N kemudian dengan air, kumpulkan cairan dengan campuran 1 ml asam asetat glasial P dan 24 ml
cucian di dalam gelas piala, lanjutkan pemanasan air selama 10 menit. Saring selagi panas melalui
dan pengadukan hingga leburan hancur. Dinginkan penyaring membran dengan porositas 0,45 Jlm, cuci
gelas piala dalam tangas es hingga endapan menge- dengan sedikit air panas, kumpulkan filtrat dan cairan
nap, tuangkan beningan hati-hati melalui kertas saring cucian, tambahkan setengah dari campuran 8 ml asam
Whatman nomor 40 atau yang setara, jaga sesedikit sulfat P dan 10 ml asam nitrat P. Hangatkan hati-hati,
mungkin adanya endapan masuk ke dalam kertas Janjutkan penetapan seperti yang tertera pada Larutan
saring. Cuci endapan dua kali dengan cara enap- uji. Bila zat berupa padatan mulai dari "tambahkan
tuang sebagai berikut: Cud bagian dalam gelas piala sejumlah sama campuran asam ........ ".
dengan lebih kurang 10 mllarutan natrium karbonat P
(1 dalam 50) dingin sambil digoyang, biarkan endapan Syarat lain Memenuhi syarat uji Sulfida dan Arsen
FIIV Monografi I Beclomethasoni Dipropionas 125

seperti yang tertera pada Barium Sulfat. Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sangat
mudah larut dalam kloroform; mudah larut dalam
Penetapan kadar Timbang saksama sejumlah suspen- aseton dan dalam etanol.
si setara dengan lebih kurang 600 mg Ba504 dalam
krus platina yang telah ditara, panaskan dengan nyala Baku pembanding Beklometason Dipropionat BPFI;
api kecil hingga mengarang sempurna. Dinginkan, lakukan pengeringan pada su!"m 105° selama 3 jam
tambahkan hati-hati 0,5 ml asam nitrat P dan 0,5 ml sebelum digunakan. Testosteron Propionat BPFI; laku-
asam sulfat P. Lanjutkan pemanasan dengan nyala api kan pengeringan dalam hampa udara di atas silika
kecil hingga sisa berwarna abu-abu, kemudian pijar- gel selama 4 jam sebelum digunakan.
kan dengan suhu tinggi, biarkan dingin hingga suhu
kamar. ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Catalan 1. fika sampel mengandung silikat seperti telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak
bentonit, lanjutkan penetapan sebagai berikut: Tambahkan mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada
10 ml air dan 1 ml asam sulfat P pada sisa di dalam panjang gelombang yang sama seperti pada Beklometa-
krus, campur, tambahkan 10 ml asam fluorida P. son Dipropionat BPFI.
Panaskan hati-hati di atas nyala api kecil hingga
timbul asap belerang trioksida. Tambahkan lagi 5 ml Rotasi jenis <1081> Antara +88° dan +94°, dihilung
asam fhtorida P, panaskan dengan nyala a pi kecil terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
hingga timbul asap tebal, kemudian lanjutkan tapan menggunakan larutan dalam dioksan P yang
pemanasan hingga asam sulfat menguap sempurna, mengandung 100 mg per 10 ml.
biarkan dingin.
Catatan 2. Jika sampel tidak mengandung sililcat, /aku- Susut pengeringan <1121> Bentuk anhidrat, tidak
Jcan pertetapcn tanpa penambahan asam fluorida P dan asam lebih dari 0,5%. Bentuk monohidrat, antara 2,8%
sulfat P. sampai 3,8%; lakukan pengeringan pada suhu 105°
Pada residu dalam krus platina, baik yang diper- selama 3 jam.
lakukan dengan asam sulfat P dan asam fluorida P a tau
tidak, tambahkan 10 g natrium Jcarbonat anhidrat P, lebur Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
di atas suhu tinggi hingga diperoleh leburan jernih,
lanjutkan pemanasan selama 30 menft. Lanjutkan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
penetapan seperti yang tertera pada Penetapan kadar Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
dalam Barium Sulfat, mulai dari "Dinginkan, letakkan Kromatografi <931>.
krus dalam gelas piala 400 ml ...... ". Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (3:2),
saring dan awaudarakan, waktu '"etensi beklometason
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dipropionat lebih kurang 6 menit dan testosteron
baik. propionat lebih kurang 10 menit.
... Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah
Testosteron Propionat BPFI, larutkan dalam metanol P
BECLOMETHASONI DIPROPIONAS hingga kadar lebih kurang 1~ mg per mi.
Beklometason Dipropionat l.arutan baku Tunbang saksama sejumlah Beklometa-
son Dipropionat BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
~"rCX:CX:tHa kadar lebih kurang 1,4 mg per ml. Masukkan 4,0 ml
c:=o larutan ini ke dalam vial yang sesuai dan tambahkan
01· .••• -ococ;....
··~ 4,0 ml Larutan baku internal hingga kadar Beklometason
Dipropionat BPFI 0,1 mg per ml dan kadar Testosteron
Propionat BPFI 0,6 mg per mi.
l.arutan uji Timbang saksama lebih kurang 70 mg,
9-Kloro-11fi,17,21-trihidroksi-16fi-metilpregna-1,4-diena- masukkan ke dalam labu tentukur 50'-ml, encerkan
3,20-dion 17,21-dipropionat [5534-09-8] dengan metanol P sampai tanda. Masukkan 4,0 ml
C 28 H 37Cl07 .BM521,05 larutan ini ke dalam vial yang sesuai dan tambahkan
C 28H 37Cl07"H 20 BM539,07 4,0 ml Larutan baku internal.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Beklometason Dipropionat berbentuk anhidrat atau pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
mengandung satu molekul air. Mengandung tidak tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom
kurang dari 97,0% dan tidak 'lebih dari 103,0% 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1 dan pompa yang
C 28 H 37 Cl0 7, dihitung terhadap zat yang telah di- dapat dijalankan pada tekanan kolom hingga 3500 psi.
keringkan. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume. sam a (an tara 5 }11 dan 25 p.l) l.arutan uji dan
Pemerian Serbuk, putih sampai putih krem; tidak Larutan baku ke dalam kromatograf, atur jumlah
berbau. · contoh yang disuntikkan dan parameter lainnya
126 Belladonnae Extractum I Monografi FIIV

hingga puncak baku internal yang diperoleh lebih larutan asam sulfat P (1 dalam 350) sampai tanda.
kurang 0,6 hingga 0,9 dari skala penuh. Pada Larutan ini dibuat segar.
kromatogram yang sesuai, koefisien variasi pada lima Blangko ekstraksi Masukkan lebih kurang 10 ml
kali penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari larutan asam sulfat P (1 dalam 350) ke dalam corong
3,0%. Hitung jumlah dalam mg, C 28 H 37Cl0 7, dengan pisah 60 ml. Lanjutkan menurut cara yang tertera
rum us: pada Larutan uji dimulai dengan " ..... kemudian
tambahkan 15 ml kloroform P ..... ". Pada kromatogram
blangko tidak ada gangguan atropin, skopolamin atau
lOOC homatropin.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah lebih
kurang 500 mg, masukkan ke dalam labu Erlen-
C adalah kadar Beklometason Dipropior.at BPFI dalam meyer 125 ml dan tambahkan 40 ml larutan asam
mg per ml Lantlan baku; Ru dan R 5 berturut-turut sulfat P (1 dalam 350). Panaskan pada suhu tidak lebih
adalah perbandingan tinggi puncak beklometason dari 45° dan aduk untuk mempercepat kelarutan.
<jiipropionat dan testosteron propionat dalam Larutan Saring melalui kertas saring ke dalam labu tentukur
U]i dan Larutan baku. 100-ml. Cuci labu dan kertas saring dua kali, tiap kali
dengan 20 ml larutan asam sulfat P (1 dalam 350)
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup hangat dan kumpulkan cairan cucian dalam labu
baik. tentukur 100-ml. Tambahkan larutan asam sulfat P
(1 dalam 350) sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke
dalam corong pisah 60 ml, tambahkan 1,0 ml Larutan
BELLADONNAE EXTRACTUM baku internal, kemudian tambahkan 15 ml klorofnrm P,
Ekstrak Beladon kocok kuat-kuat, biarkan memisah, buang lapisa!1
kloroform. Uika terbentuk emulsi, kloroform P diganti
dengan campuran kloroform ?-isopropanol P (10:3) pada
Ekstrak Beladon mengandung tidak kurang dari 1,15 g seluruh prosedur ekstraksi). Tambahkan 15 ml
dan tidak lebih dari 1,35 g alkaloid Herba Beladon kloroform P, dan ekstraksi lagi, huang lapisan
dalam setiap 100 g ckstrak. kloroform. Tambahkan 15 ml Dapar fosfat pH 9,5 dan
natrium hidroksida 1 N secukupnya hingga pH antara
Baku pembanding Atropin Sulfa! BPFI. I Perhatian 9,0 dan 9,5. Tambahkan 15 ml kloroform P, kocok kuat-
Hindari kontak.] Lakukan pengeringan pada suhu 120° kuat dan biarkan lapisan memisah. Saring fase organik
selama 4 jam sebelum digunakan. Homatropin Hidro- melalui 10 g natrium sulfat anlzidrat P (lihat Kesesuaian
bromida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° tmtuk pene!apan kadar alkaloid seperti yang tertera pada
selama 2 jam sebelum digunakan. Skopolamin Hidro- natrium sulf.at anltidrat P), yang sebelumnya telah
bromida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° dicuci deng·an kloroform P dan ditempatkan pada
selama 3 jam, sebelum digunakan. corong berisi wol kaca ke dalam wadah yang sesuai.
Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 15 ml klorofonn P,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara kumpulkan fase organik, cuci natrium sulfat dan ujung
Kromatografi gas seperti yang tertera padaKromato- corong dengan 5 ml kloroform P. Uapkan kumpulan
grafi <931>. fase organik pada tekanan rendah, pada_ suhu di
Dapar fosfat pH 9,5 Larutkan 34,8 g kalium fosfat bawah 45°, tambahkan 1 ml kloroform P dan campur
dibasa P dalam 900 ml air, dan atur pH hingga 9,5 hingga melarutkan alkaloid dan hati-hati saat
secara elektrometrik dengan penambahan asam klo- membasahi bagian dalam dinding wadah.
rida 3 N atau natrium hidroksida 3 N. Kurva baku Buat tiga Larutan baku kurva dengan
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah cara sebagai berikut: Pipet ke dal"m tiga corong pisah
lebih kurang 40 mg Homatropin Hidrobromida BPFI 60 ml yang berbeda masing-masing 1,0 ml; 2,0 ml; dan
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan 3,0 ml Larutan baku dan tambahkan masing-masing
dengan lebih kurang 25 ml larutan asam sulfat P 9,0 ml; 8,0 ml; dan 7,0 mllarutan asam sulfat P (1 dalam:
{1 dalam 350) dan encerkan dengan asam ya~g s'ama 350). Lanjutkan menurut cara yang tertera pada
sampai tanda. Larutan ini dibuat segar. Larutan uji, dimulai dengan " .... tambahkan 1,0 ml
Lantlan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg Larutan baku internal .... ".
Skopolamin Hidrobromida BPFI, masukkan ke dalam S_istem_ kromatografi Lakukan seperti yang tertera
labu tentukur 10-ml, larutkan dengan larutan asam pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
sulfat P (1 dalam 350) dan encerkan dengan asam yang detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 1,2 m x 4 mm
sama sampai tanda (Larutan A). Timbang saksama berisi bahan pengisi 3% fase diam G3 pada partikel
lebih kurang 20 mg Atropin Sulfat BPFI, masukkan ke penyangga SlAB. Kondisikan kolom dengan cara
dalam labu tentukur 50-ml, larutkan: dengan lebih seperti yang tertera pada Kromatografi gas dalam
kurang 25 ml larutan asam sulfat P (1 dalam 350), Kromatogtafi <931>. Pertahankan suhu injektor, detek-
tambahkan 2,0 ml Larutan A, campur. Tambahkan tor dan kolom masing-masing pada lebih kurang 240°,
FIIV Monografi I Belladonnae Herba 127

240° dan 215°. Gunakan helium P kerin·g sebagai Homatropin Hidroklorida BPFI, lakukan pengeringan
gas pembawa dengan laju aliran lebih kurang 65 ml pada suhu 105° selama 2 ja~ sebelum digunakan.
per menit. Skopolamin Hidrobromida BPFI; simpan dalam wadah
Kesesuaian sistem Suntikkan 6 hingga 10 kali larut- tertutup rapat terlindung dari cahaya; lakukan penge-
an ke dalam kromatograf dan rekam luas puncak ringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum digunakan.
seperti yang tertera pada Prosedur. Sistem analitik
dinyatakan sesuai untuk Penetapan kadar jika simpang- Identifikasi Maserasi sejumlah serbuk tablet setara
an baku relatif untuk perbandingan, R 11 , dihitung dengan lebih kurang 5 mg alkaloid ekstrak beladon,
dengan rumus: dengan 20 ml air dan masukkan ke dalam corong
simpangan baku pisah. Basakan larutan dengan amonium hidroksida 6 N
100 ( - - - - - - - dan ekstraksi dengan SO ml kloroform P. Saring lapisan
perbandingan rata-rata klorofonn dan bagi dua sama eanyak filtrat yang
diperoleh, uapkan filtrat hingga kering. Lakukan
tidak lebih dari 2,0%, resolusi, R, antara aH dan a11 tidak pengujian sebagai berikut:
kurang dari 3 dan faktor ikutan diukur pada 5% tinggi A. Pada sebagian residu kering, tambahkan 2 tetes
puncak a11 : tidak lebih dari 2,0. asam nitrat P, uapkan di atas tangas air hingga
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang kering dan tambahkan beberapa tetes kalium hidrok-
5 ~l) Larutan baku kurva. Ukur luas puncak a11 , aH dan a5 sida-etanol LP: terjadi wama lembayung.
dari atropin, homatropin dan skopolamin secara B. Pada sebagian residu yang lain, larutkan dalam
berurutan, pada masing-masing kromatogram; dan 1 ml larutan asam klorida P (1 dalam 120) pan
hitung A 11 dan A 5 dengan rum us: tambahkan ernas(Ill) klorida LP tetes demi tetes sambil
dikocok, hingga terbentuk endapan. Panaskan
as perlahan-lahan hingga endapan larut, biarkan dingin:
terbentuk endapan tidak mengkilat.

Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit.


Gambar Kun•a baku dari harga R 11 dan R 5 terhadap
jumlah dalam mg, atropin dan skopolamin dalam Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
larutan. (Perbandingan bobot molekul atropin dengan
atropin sulfat anhidrat adalah 0,8551, dan perban- Penetapan kadar
dingan bobot molekul skopolamin dan skopolamin Larutan baku internal, Larutan baku, Blangko ekstraksi,
. hidrobromida anhidrat adalah 0,7894). Suntikkan Kurva baku, Sistem kromatografi dan Kesesuaian sistem
sejumlah volume Larutan uji ke dalam kromatograf, Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
rekam kromatogram yang diperoleh, ukur luas dalam Ekstrak Beladon.
puncak, dan hitung perbandingan luas seperti pada Lamtan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
... Larutan baku kurva. Hitung dari Kurva baku jumlah dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
dalam mg a"tropin dan :;kopolamin dalam volume tablet setara dengan lebih kurang 600 ~g atropin dan
yang digunakan. Jumlahkan atropin dan skopolamin, skopolamin, masukkan ke dalam corong pisah 60 ml,
dalam mg, dan kalikan dengan angka 10, akan tambahkan 10,0 ml larutan asa~ sulfat P (1 dalam 350),
diperoleh bobot alkaloid dalam mg, dalam ekstrak dan sonikasi hingga larut sebanyak mungkin.
yang digunakan. Lanjutkan menurut Larutan uji seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Herba Beladon, dimulai dengan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup "...... tambahkan 1,0 ml Larutan baku internal ...... ".
rap at, pada suhu tidak lebih dari 30°. Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Ekstrak
Bcladon. Hitung jumlah dalam mg atropin dan skopo-
BELLADONNAE EXTRACT! lamin dalam serbuk tablet yang digunakan dengan
COMPRESS I menggunakan Kurva baku.
Tablet Ekstrak Beladon
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
Tablet Ekstrak Beladon mengandung tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% al"kaloid Herba
Beladon dari jumlah yang tertera pada etiket: · · BELLADONNAE HERBA
Herba Beladon
Baku pembanding Atropin Sulfat BPFI; simpan dalam
wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
[Perhatian Hindari kontak.] Lakukan pengeringan pada Herba Beladon adalah daun dan pucuk berbunga atau
suhu 100° hingga bobot tetap; sebelum digunakan. P'!-cuk berbuah yang dikeringkan dari tanaman Atropa
128 Belladonnae Herba I Monografi FI IV

belladonna Linne, atau varietas Acuminata Royle ex dengan kutikula bergaris dan beberapa rambut,
Lindley (Familia Solanaceae). Mengandung tidak endodermis jelas, serabut perisikel berupa berkas
kurang dari 0,35% alkaloid Herba Beladon. memanjang, dinding tipis, sedikit berkayu dan berkas
pengangkut bikolateral berbentuk bulat, parenkhim
Pemerian Jika dibasahi, sedikit berbau seperti temba- korteks dan empulur diselingi dengan sel hablur.
kau; rasa pahit dan pedas. Bunga: daun kelopak memiliki banyak rambut kelen-
jar, tangkai terdiri dari 1 deret sel dengan 1 sel sampai
Baku pembanding Atropin Sulfat BPFI; simpan dalam 3 sel kepala. Mahkota: epidermis dalam berpapil, epi-
wadah tertutup rapat dan tedindung dari eahaya. dermis luar dengan rambut kelenjar seperti pada
[Perhatian Hindari kontak.) Lakukan pengeringan pada kelopak. Serbuk sari: dalam larutan kloral hidrat P,
suhu 100° hingga bobot tetap, sebelum digunakan. bentuk hampir bulat, diameter lebih kurang 40 J.tm,
Homatropin Hidrobromida BPFI; lakukan pengeringan trikolpat; pada eksin terdapat 3 alur dan deretan
pada suhu 105° selama 2 jam sebelum digunakan. noktah berseling dengan rusuk. Buah: Epikarpium, sel
Skopolamin Hidrobromida BPFI; simpan dalam wadah epidermis poligonal, dengan kutikula bergaris dan
tertutup rapat, terlindung dari eahaya. Lakukan stomata; mesokarpium mengandung sel besar berisi
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebeium ku::npulan hablur kalsium oksalat bcrbentuk roset. Biji:
digunakan. khas dengan epidermis besar, dinding sel berombak,
menonjol pada dinding antiklinal.
Makroskopis Daun: Campuran potongan atau gum-
palan daun, ranting kecil, bunga dan buah. Daun tipis Abu tidak larut dalam asam Tidak lebih dari 3,0%;
dan rapuh, warna hijau muda hingga hijau pudar. lakukan penetapan seperti yang tert~ra pada Pengam-
Helai datin umumnya mempunyai panjang 5 em bilan Contoh dan Metode Analisis Simplisin <671>.
sampai 25 em dan Iebar 4 em sampai 12 em, berbentuk
bulat telur sampai bulat telur melebar, ujung merun- Batang Batang dengan diameter lebih besar dari
cing bagian tepi rata dan permukaannya sedikit 10 mm: tidak leb!h dari 3,0%.
berambut yang semakin lebat sepanjang urat daun;
pada bekas patahan melintang terdapat bintik-bintik Penetapan kadar
berwarna terang (sel hablur), yang terlihat dengan Larutan baku internal, Larutan baku, Blangko ekstraksi,
lensa. Tangkai daun pipih dan umumnya panjang Kurva baku, Sistem kromatografi dan Kesesuaian sistcm
hingga 4 em. Bunga: Berbentuk lonceng memiliki Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
5 daun mahkota kecil, berbentuk euping, warna dalam Ekstr:zk Bel:~don.
keunguan, hingga ungu kekuningan, memudar hingga Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 g
eoklat atau kuning kehitaman atau kuning; daun serbuk yang sebelumnya diserbukkan.sampai agak
kelopak hijau berbentuk euping. 13enang sari: halus, basahi dengan campuran 8 ml amonium lzidroksi-
5 epipetal dan indung telur menonjol, beruang ganda da P, 10 ml etanol P, dan 20 ml eter P dan ekstraksi
dengan sejumlah bakal biji. Buah: Hampir bulat, dengan salah satu dari dua metode berikut ini. Bila
wama kuning gelap hingga eoklat kekuningan hingga perlu pekatkan ekstrak hingga "LOO ml dengan ca!"a
merah kehitaman atau hitam; Iebar hingga lebih diuapkan di atas tangas uap.
kurang 12 mm, kadang-kadang berlekatan dengan Metode 1 Masukkan serbuk yang telah dibasahi ke
kelopak berisi sejumlah biji berbentuk ginjal, pipih dalam selongsong ekstraksi dan maserasi selama satu
dengan Iebar hingga lebih kurang 2 mm. Tangkai malam dalam alat Soxhlet, kemudian ekstraksi dengan
tumbuh menjadi lebih, atau kurang rata, berlubang, eter P selama 3 jam atau lebih, jika perlu hingga semua
sewaktu muda berambut halus. alkaloid terekstraksi sempuma.
Metode ll Masukkan bahan yang telah dibasahi ke
Mikroskopis Daun: Sel epidermis dinding antiklinal, dalam perkolator kecil dan maserasi selama semalam.
agak berombak dan kutikula bergaris jelas. Stdmata Perkolasi pelan-pelan dengan campuran eter P-kloro-
lebih banyak terdapat pada sel epidermis bawah dan form P (3:1). Lanjutkan perkolasi hingga residu dari
dikelilingi 3 sel atau 4 sel tetangga, satu lebih kecil dari 3 ml sampai 4 ml perkolat terakhir, hila dilarutkan
yang lain. Rambut penutup berupa sederet sel terdiri dalam larutan asam suifat P (1 dalam 70) dan ditambah
dari hingga 6 sel. Rambut kelenjar pendek dengan dengan raksa(ll) iodida LP tidak menunjukkan keke-
1 sel tangkai dan banyak sel kepala. Rambut kelenjar ruhan yang lemah.
panjang terdiri satu deret sel tangkai dan satu sel Masukkan perkolat ke dalam eorong pisah dengan
kepala, terdapat pada kedua epidermis. Mesofil terdiri bantuan eter P. Ekstraksi 5 kali,tiap kali dengan 15 ml
dari lapisan palisade parenkhim tunggal terdapat di larutan asam sulfat P (1 dalam 70), saring masing-
bawah parenkhim bunga karang, dengan sel menyebar masing ekstrak dan masukkan ke dalam labu tentukur
berisi hablur bentuk pasir. Tulang tengah daun: Terda- 100-ml. Cud penyaring dengan larutan asam sulfat P
pat berkas pengikat bikolateral, kolenkhim di bawah (1 dalam 70) dan masukkan eairan cucian ke dalam
sel epidermis atas, dan sel-sel parenkhim tersebar labu tentukur. Tambahkan larutan asam sulfat P
dengan hablur bentuk pasir. Tangkai daun: Epidermis (1 dalam 70) sampai tanda. Encerkan 20,0 ml larutan
FIIV Monografi I Bentonitum 129

ini dengan larutan asam sulfat P (1 dalam 70), hingga ldentifikasi Tambahkan sedikit demi sedikit 2 g
100,0 mi. serbuk ke dalam 100 ml air sambil dikocok kuat.
Pipet 10 nil larutan ini ke dalam corong pisah Biarkan selama 12 jam agar terhidrasi sempurna;·., ·
60 ml, tambahkan 1,0 ml Larutan baku internal, dan Masukkan 2 ml campuran yang diperoleh di atas kaca
15 ml kloroform P, kocok kuat-kuat, biarkan lapisan obyek yang sesuai, biarkan mengering pada suhu
memisah dan buang lapisan kloroform. Oika terbentuk kamar sampai terbentuk selaput. Letakkan kaca obyek
emulsi, kloroform diganti campuran kloroform P- di atas etilen glikol dengan permukaan bebas di
isopropanol P (10:3) pada seluruh proses ekstraksi). dalam desikator vakum. Vakumkan desikator, dan
Tambahkan 15 ml kloroform P, dan ekstraksi lagi, buang tutup kran sehingga desikator jenuh etilen glikol.
fase kloroform. Tambahkan 15 ml dapar fosfat pH 9,5 Biarkan selama 12 jam, catat pola difraksi sinar-X
dan natrium hidroksida 1 N secukupnya hingga seperti yang tertera pada Difraksi Sinar-X <811> dan
diperoleh pH antara 9,0 dan 9,5. Tambahkan 15 ml hitung harga d: puncak terbesar sesuai dengan harga d
kloroform P, kocok kuat-kuat dan biarkan lapisan antara 15,0 sampai 17,2 satuan Angstrom. Siapkan
memisah. Saring fase organik ke dalam wadah yang secara acak serbuk bentonit, catat pola difraksi sinar-X
sesuai, melalui corong bersumbat wol kaca, berisi 10 g dan tetapkan harga d pada rentang antara 1,48 dan
natrium sulfat anhidrat P (seperti yang tertera pada 1,54 satuan Angstrom: puncak terletak antara 1,492
Kesesuaian untuk penetapan kadar alkaloid dalam natrium dan 1,504 satuan Angstrom.
sulfat anhidrat P) yang sebelumnya telah dicuci dengan
kloroform P. Ekstraksi lagi dua kali, tiap kali dengan Batas mikroba <51> Tidak mengandung Escherichia
15 ml kloroform P, dan kumpulkan fase organik yang coli.
jernih. Cuci natrium sulfat dan 11jung corong dengan
5 ml kloroform P. Uapkan kumpulan fase organik pada pH <1071> Antara 9,5 dan 10,5; lakukan penetapan
tekanan rendah pada suhu di bawah 45°, tambahkan dengan mendispersikan 4,0 g dalam 200 ml air sambil
1 ml kloroform P dan campur untuk melarutkan dii<ocok kuat untuk memudahkan pembasahan.
alkaloid dan membasahi dinding bagian dalam.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang Susut pengeringan <1121> Antara 5,0% dan 8,0%;
tertera pada Penetapan kadar dalam Ekstrak Beladon lakukan pengeringan pad a suhu 105° selama 2 jam.
sampai kalimat "...... Hitung dari Kurva baku jumlah
dalam mg, atropin dan skopolamin dalam volume Arsen <321> Tidak lebih dari 5 bpj.
yang digunakan". Jumlahkan atropin dan skopolamin, Larutan uji Masukkan 8,0 g ke dalam gelas
dalam mg, kalikan dengan 50 hingga diperoleh bobot piala 250 ml yang mengandung 100 mllarutan asam
alkaloid, dalam mg, dalam Herba Beladon yang di- klorida P (1 dalam 25), campur, tutup d~ngan kaca
gunakan. arloji, dan didihkan dengan hati-hati selama 15 menit,
dengan sesekali diaduk, untuk mencegah terbentuk-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup nya busa yang berlebihan. Saring beningan panas
... baik, ·hindarkan dari cahaya matahari langsung dalam melalui kertas saring aliran cepat ke dalam labu tentu-
waktu lama. Simpan serbuk Herba Beladon dalam kur 200-ml, cuci empat kali, tiap kali dengan 25 ml
wadah tidak tembus cahaya. larutan asam klorida P {1 dalam 25) panas, kumpulkan
cucian ke dalam labu tentukur. Dinginkan kumpulan
filtrat hingga suhu kamar, tambahkan larutan asam
klorida P (1 dalam 25) sampai tanda. · ·
BENTONITUM Prosedur Gunakan 25 ml alikot Larutan uji. Serapan
Bento nit yang disebabkan oleh setiap warna merah dari Larutan
uji tidak lebih dari serapan yang dihasilkan oleh 5,0 ml
Larutan baku (5 Jig As) yang diperlakukan dengan
Bentonit [1302-78-9] pereaksi dan cara yang sama.

Bentonit adalah koloidal alam dari aluminium silikat Timbal <401> Tidak lebih dari 40 bpj.
terhidrasi. {Catalan Jilai perlu Larutan baku dan Larutan uji dapat
diniodifikasi untuk memperoleh larutan dengan kadar yang
Pemerian Serbuk sangat halus bebas dari butiran sesuai dengan linearitas dan rentang kerja alat.]
kasar, warna kekuningan pucat sampai krem atau Larutan baku Pada· saat digunakan, encerkan 3,0 ml
keabu-abuan; tidak berbau; rasa agak seperti fanah;. Larutan persediaan timbal(Il) nifl'at seperti yang tertera
higroskopis. · · pada Uji Batas Logam Berat <371> dengan air hingga
100 ml. Tiap ml Larutan baku. mengandung setara
Kelarutan Tidak larut dalam air, tetapi mengembarig dengan 3 Jig timbal
sampai hampir dua belas kali volume jika ditambah · Larutan uji Masukkan 3,7!5 g ke dalam gelas
air; tidak larut dan tidak mengembang dalam pelarut piala 250 ml yang mengandung 100 ml larutan asam
organik. klorida P (1 dalam 25), aduk, tutup dengan kaca arloji, .
130 Behzalkonii Chloridum I Monografi FIIV

dan didihkan selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu


kamar, saring melalui kertas saring aliran cepat ke
dalam gelas piala 400 mi. Cuci penyaring empat kali, R adalah campuran alkil, termasuk semua atau
tiap kali dengan 25 ml air panas, kumpulkan ekstrak beberapa gugus dimulai dengan n-C 8 H 17 sampai ke
dengan pendidihan perlahan-lahan hingga mendekati homolog lebih tinggi, dengan bagian utama n-C 12 H 25 ,
20 mi. Jika timbul endapan, tambahkan 2 tetes sampai n-C 14 H 29 , dan n-C 16H 33 • Pada zat anhidrat, kadar
3 tetes asam nitrat P, panaskan hingga mendidih, dan homolog n-C 12H 25 tidak kurang dari 40,0%, dan l<adar
dinginkan hingga suhu kamar. Saring ekstrak pekat dari homolog n-C 14 H 29 tidak kurang dari 20,0%, dari
melalui kertas saring aliran cepat ke dalam labu tentu- kan.dungan total alkilbenzildimetilamonium klorida.
kur 50-ml. Masukkan sisa isi dari gelas piala ke dalam Jumlah komponen homolog n-C 12 H 2s dan n-C 14 H 29
labu tentukur melalui kertas saring dengan bantuan tidak kurang dari 70,0% dari kandungan total
air sampai tanda. alkilbenzildimetilamonium klorida. Kandungan total
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan alkilbenzildimetilamonium klorida dihitung terhadap
baku pada panjang gelombang 284 nm dengan zat anhidrat, sedemikian hingga sisa pemijaran, tidak
spektrofotometer serapan atom yang dilengkapi kurang dari 97,0% dan tidak lebih 103,0%
dengan lampu timbal tabung katode deuterium [C 6 H 5CH 2N(CH3) 2RjCI, bobot molekul rata-rata 360.
dengan koreksi latar belakang, dan pembakar bercelah
tunggal menggunakan nyala pengoksidasi udara dan Pemerian Gel kental ata~ potongan seperti gelatin,
asetilena. Serapan Larutan uji tidak lebih besar dari putih atau putih kekuningan. Biasanya berbau aroma-
Larutan baku. tik lemah. Larutan dalam air berasa pahit, jika dikocok
sangat berbusa dan biasanya sedikit alkali.
Pembentukan gel Campur 6 g dengan 300 mg magne-
sium oksida P. Masukkan campuran ini sedikit demi Kelarutan Sangat mudah larut dalam air dan etanol;
sedikit ke dalam 200 ml air di dalam blender dengan bentuk anhidrat mudah larut dalam benzena dan
kapasitas 500 mi. Campur selama 5 menit pada kece- agak sukar larut dalam eter.
patan tinggi, pindahkan 100 ml campuran ke dalam
gelas ukur 100 ml, dan biarkan tanpa diganggu selama Baku pembanding Bmzalkonium klorida BPFI; setelah
24 jam: tidak lebih dari 2 ml beningan timbul pada ampul dibuka, simpan dalam wadah tertutup rapat.
permukaan.
ldentifikasi
Daya mengembang Ke dalam 100 ml air di dalam A. Pada larutan (1 dalam 100) tambahbn asnm
gelas ukur bersumbat dengan kapasitas 100 ml, nitrat 2 N atau raksa(Il) klorida LP: terbentuk endapan
· tambahkan 2 g sedikit demi sedikit ke permukaan air putih yang larut dalam ~tanol P.
dan biarkan tiap bagian mengenap sebelum penam- B. Larutkan lebih kurang 200 mg dal<~m 1 ml n~nm
bahan berikutnya. Massa pada dasar perlahan-lahan suifat P, tambahkan 100 mg natrium nitrat P, panaskan
mengembang hingga pada akhir periode 2 jam, di atas tangas uap selama 5 menit. Dinginkan,
volume tidak kurang dari 24 mi. encerkan dengan air hingga 10 ml, tambahkan 500 mg
serbu.lc zink P dan hangatkan di atas tangas uap selama
Derajat halus serbuk Taburkan 2 g di atas 20 ml air di 5 menit. Pada 2 ml beningan tambahkan 1 ml larutan
dalam lumpang. Biarkan mengembang, dispersikan natrium nitrit P (1 dalam 20), dinginkan dalam air es,
dengan alu, dan encerkan dengan air hingga 100 ml. kemudian tambahkan 3 ml larutan 2-naftol P dalam
Tuang suspensi melalui pengayak baku nomor 200, dan 10 ml amonium hidroksida 6 N: terjadi warna merah
.cuci pengayak dengan air. Tidak ada butiran kasar jingga.
yang jatuh pada saat jari-jari digosokkan pada kawat C. Larutan dalam campuran air dan rtnnol P
pengayak. volume sama, menunjukkan reaksi Klorida cara A, B
dan C seperti yang tertera pada Uji ldentifiknsi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Urm11n <291>.
rapat. .
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 15,0%.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0%.


BENZALKONII CHLORIDUM
Benzalkonium Klorida Zat tidak larut dalam air Larutan (1 dalam 10) tidak
menunjukkan kekeruhan dan zat tak Ia rut.

Alkilbenzildimetilamonium klorida [8001-54-5] Amina asing Pada 5 ml larutan (1 dalam 50)


tambahkan 3 ml natrium hidroksida 1 N: tidak terbentuk
Benzalkonium klorida adalah campuran alkilben- endapan. Panaskan hingga mendidih: tidak terbentuk
zildimetilamonium klorida dengan rumus umum: uap amina.
Fi IV Monografi I Benzathini Benzylpenicillinum 131

Perbandingan komponen alkil jadi tidak berwarna dan lapisan air menjadi kuning
Fase ger4k Buat" campuran natrium asetat 0,1 M terang. Lakukan penetapan blangko, menggunakan
dengan asam asetat glasial P, atur pH hingga 5,0. 20 ml air. Perbedaan antara dua titrasi menyatakan
Campur 55 bagian larutan ini dengan 45 bagian aseto- jumlah kalium iodat yang setara bobot benzalkonium
nitril P, saring dan awaudarakan. Kadar asetonitril klorida yang digunakan.
bervariasi antara 40 sampai 60 bagian hingga meme-
nuhi Kesesuaian sistem. 1 ml kalium iodat 0,05 M seiara dengan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Benzalko- 36,0 mg benzalkonium klorida
nium Klorida BPFI, l~rutkan dalam air hingga kadar
lebih kurang 4 mg per ml. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan ltji Timbang saksama lebih kurang 1 g, rap at.
masukkan dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan d~ngan air sampai tanda. Pipet 5,0 mllarutan
ini ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan air BENZATHINI BENZYLPENICILLINUM
sampai tanda. Benzatin Benzilpenisilin
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Benzatin Penisilin G
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
berisi bahan pengisi LIO. Laju aliran lebih kurang 2 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku rian rekam luas puncak seperti yang tertera pada
Prosedur; jumlah lempeng teoritis puncak C 12 tidak
kurang dari 1000, resolusi antara puncak cl2 dan cl4 Asam (2S,5R,6R)-3,3-dimetil-7-okso-6-(2-fenilasetamido)-
tidak kurang dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada 4-tia-1-azabisiklo{3.2.0]heptana-2-ka rbosiklat
penyunhkan ulang tidak lebih dari 2,0% untuk puncak senyawa dengan N,N'-dibenziletilendiamina (2:1),
c12· · tetrahidrat (41372-02-5)
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah C48 H 56 N 60;i2.4Hp BM 981,19
volume sama (lebih kurang 20 !J.l) Larutan baku dan Anhidrat [1538-09-6) BM909,13
Larrttan uji ke dalam kromatograf, ukur luas puncak.
Puncak-puncak homolog dapat diketahui dengan Benzatin Benzilpenisilin mempunyai potensi tidak
membandingkan waktu retensi. Hitung persentase kurang dari 1090 unit Benzilpenisilin dan tidak lebih
amodum kuaterner homolog dengan rum us: dari 1272 unit Benzilpenisilin per mg.

A Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau.


... 100 ( - )
B Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; agak sukar
larut dalam etanol.
A adalah hasil perkalian luas homolog dengan bobot
molekulnya; B adalah jumlah luas seluruh homolog. Baku pembanding Kszlium Benzilpenisilin BPFI;tidak
Bobot molekul homolog C 1o- C 12, C 14 dan C 16 berturut- boleh'dikeringkan sebelum digunakan. Benzatin Ben-
turut adalah 312, 340, 368 dan 396. zilpenisilin BPFI; tidak boleh dikeringkan, sebelum
digunakan. ··-
Penetapan bdar alkilbenzildimetilamonium klorida
total Timbang saksama setara dengan lebih kurang Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet larutan
500 mg benzalkonium klorida anhidrat dan masukkan 0,05% dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
dengan bantuan 35 ml air ke dalam corong pisah minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
250 ml bersumbat kaca yang berisi 25 ml kloroform P. pada Benzatin Benzilpenisilin BPFI; daya serap pada
Tambahkan 10,0 mllarutan kalium iodida P (1 dalam 20) panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
yang dibuat segar, kocok dan biarkan memisah, buang 263 nm antara 85,0% dan 110,0% dari Benzatin Benzil-
lapisan kloroform. Cuci lapisan air 3 kali, tiap kali penisilin BPFI.
dengan 10 ml kloroform P dan huang lapisan kloroform.
Masukkan lapisan air ke dalam labu Erlenmeyer Sifat hablur <1091> Memenuhi sy<trat.
250 ml bersumbat kaca dan bilas corong pisah 3 kali,
tiap kali dengan 5 ml air. Tambahkim 40 ml asam klori- pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5; lakukan penetapan
da P riingin ke dalam labu, campur dan titrasi dengan menggunakan larutan yang dibuat dengan melarutkan
kalium iodat 0,05 M LV hingga larutan berwama coklat 50 mg dalam 50 ml etanol mutlak P dan tambahkan
muda. Tamba,hkan 5 ml kloroform P ke dalam labu dan 50 ml air.
kocok kuat. Lanjutkan titrasi tetes demi tetes, kocok
tiap kali penambahan hingga lapisan kloroform men- Air <1031> Metode I Antara 5,0% dan 8,0%.
132 Benzethonii Chloridum I Monografi FI IV

Kandungan benzilpenisilin Antara 61,3% dan 71,6% Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
C 16H 18N 20 4S; lakukan penetapan seperti yang ter- rap at.
tera pada Penetapan Penisilin G <661>. Timbang
saksama lebih kurang 40 mg Kalium Benzilpenisi-
lin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, BENZETHONII CHLORIDUM
yang berisi 10 ml asetonitril P, kemudian tambahkan Benzetonium Klorida
5 ml metanol P untuk melarutkan. Segera encerkan
dengan dapar fosfat 0,05 MpH 6 sampai tanda (Larutan
baku). Larutan uji dibuat dengan cara yang sama
menggunakan 53 mg yang ditimbang saksama.

Kandungan benzatin Antara 24,0% dan 27,0%, dihi-


tung terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan seba-
gai berikut: Timbang saksama lebih kurang 1 g, tam- Benzildimetil[ 2-{2 -{ p-(1 ,1 ,3 ,3-tetrameti/buti1)-
bahkan 30 mllarutan jenuh natrium klorida P dan 10 ml fenoksi]etoksi]etil}amonium klorida [121-54-0}
natrium hidroksida 5 N, ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan C 27 H 4 ~CIN0 2 BM 448,09
SO ml eter P. Cuci kumpulan ekstrak eter 3 kali, tiap
kali dengan 10 ml air. Ekstraksi kumpulan air cucian Benzetonium Klorida mengandung tidak kurang dari
dengan 25 ml eter P dan tambahkan ke dalam ekstrak 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 27 H 42CIN0 2, di-
eter yang telah dicuci dengan air. Uapkan hingga hitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
volume lebih kurang 5 ml, tambahkan 2 ml etanol
mutlak P dan uapkan hingga kering. Larutkan residu Pemerian Hablur putih; bau lemah; larutan (1 dalam
dalam 50 ml asam asetat glasial P, tambahkan 1 ml 100) bereaksi agak basa terhadap lakmus P.
p-naftolbenzein LP dan titrasi dengan asam perklo-
rat 0,1 N LV hingga titik akhir warna hijau. Lakukan Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol, dan dalam
penetapan blangko. kloroform; sukar larut dalam eter.

1 ml asnm perk/oral 0,1 N setara dengan ldentifikasi


12.02 mg benzatin (C 16H 21/'J 1) A. Pada 1 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan
2 ml etanol P, 0,5 ml asam nitrat 2 N, dan 1 ml perak
Penetapan kadar nitrat LP: terbentuk endapan putih, yang tidak larut
Larutan baku Buat Lantlan baku seperti yang tertera dalarn asam nitrnt 2 N, tetapi larut dalam amonium
pada Pwetapan Kadar Antibiotik secara lodometri <521> hidroksida 6 N.
menggunakan Kalium Benzilpenisilin BPFI. B. ·Larutan (1 dalam 100) membentuk cndapan
Larztlan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, dengan asam 11itrat 2 N dan dengan raksa(liJ k/orida LP:
larutkan dalam natrium lzidroksida 1 N hingga kadar kedua endapan larut pada penambahan etanol P.
lebih kurang 2000 unit Benzilpenisilin per mi. Pipet C. Larutkan 100 mg dalam 1 ml asam sulfat P,
2 ml larutan ini, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer tambahkan 100 mg kalium nitrat P, panaskan di ata;,
125 ml bersumbat kaca. tangas uap selama 3 menit. Encerkan hati-hati dengan
Larutan blangko Timbang saksama sejumlah Benza- air hingga 10 ml, tambahkan 500 mg zink granul P,
tin Benzilpenisilin BPFI, suspensikan dalam Dapar hangatkan selama 10 menit. Dinginkan, tambahkan
nomor 1 hingga kadar lebih kurang 2000 unit Benzil- 200 mg natrium nitrit P pada 1 ml cairan jernih,
penisilin per mi. Pipet 2 ml larutan ini masukkan ke kemudian tambahkan campuran pada 20 mg naftol
dalam labu Erlenmeyer 125 ml bersumbat kaca. kalium disulfonat P dalam 1 ml amonium hidroksida P:
Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur larutan berubah menjadi merah jingga dan kemung-
seperti yang tertera pada Penetapan Kadar Antibiotik kinan terbentuk endapan coklat.
secara Iodometri <521>, hilangkan penambahan natrium
hidroksida 1,0 N pada Larutan Uji pada waktu melaku- Jarak lebur <1021> Antara 158° dan 163°; lakukan
kan inaktivasi dan titrasi, dan gunakan Iarutan blang- penetapan menggunakan zat yang sebelumnya telah
ko sebagai ganti Larutan Uji pada penetapan blangko. dikeringkan.
Hitung potensi dalam unit Benzilpenisilin per mg
dengan rumus: Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
F lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
( - ) (B-l)
2D Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

D adalah kadar Larutan uji dalam mg per ml, dihitung · Senyawa amonium Pada 5 mllarutan (1 dalam 50)
terhadap bobot Benzatin Benzilpenisilin yang tambahkan 3 ml natrium hidroksida 1 N, panaskan
digunakan dan memperhitungkan pengencerannya. sampai mendidih: tidak terdum bau amoniak.
FI IV Monografi I Benzoyl ~eroxidi Gel 133

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Sistem kromatografi·Lakukan.seperti- yang re"iiera
300 mg, larutkan <;ialam 75 ml air dalam labu bersum- pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
bat kaca 250 ml, tambahkan 0,4 mllarutan biru bromo- tinggi dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kQlom
fenol P (1 dalam 2000), 10 ml kloroform P dan 1,0 ml 3,9 mm x 15 em berisi bahan pengisi LI dan menggu.-. ·
natrium hidroksida 1 N. Titrasi dengan natrium tetrafenil- nakan sistem gradien. Mula-mula alat dijalankan
boron 0,02 M LV hingga warna biru hilang dari lapisan menggunakan campuran Fase gerak A-Fase ger11k B
kloroform. Mendekati titik akhir lanjutkan titrasi tetes (18:82}. Setelah masing-masing Larutan baku dan l.Arut-
demi tetes, kocok kuat tiap kali penambahan. an uji disuntikkan, atur perbandingan fase gerak,
komposisi fase gerak diubah secara linier selama
1 ml natrium tetrafenilboron 0,02 M setara dengan 10 menit berikutnya, hingga terdiri dari Fase gerak A-
8,962 mg C2 /f 42CIN0 2 Fase gerak B (60:40), dan pertahankan pada komposisi
ini hingga benzoil peroksida tereluasi sempuma. Laju
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup aliran lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan
rapat, tidak tembus <.:ahaya. kromatografi terhadap Larutan resolusi dan rekam
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
resolusi, R, antara puncak asam benzoat dan metil-
BENZOYL PEROXIDI GEL paraben tidak kurang dari 3,0 dan faktor ikutan
Gel Benzoil Peroksida puncak asam benzoat dan metilparaben tidak lebih
dari 2,0.
ProsedtiT (Catalan Gunakan luas puncak jika ~inyll­
Gel Benzoil PerC'ksida adalah Benzoil Peroksida dalam takcm respons puncak.] Suntikkan secara terpisah
dasar gel yang sesuai. Mengandung tidak kurang dari sejumlah volume sama (lebih kurang 10 JLl} Larutan
90,0% dan tidak lebih dari 125,0% C 14H 100 4, dari baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, mengguna-
jumlah yang tertera pada etiket. kan eluasi gradien seperti yang tertera pada Sistem
kromatografi, dan ukur respons puncak. Setiap respons
Pemerian Massa lunak seperti gel, putih; bau khas. puncak dari Larutan ttji yang sesuai dengan asam
benzoat, etil benzoat dan benzaldehida tidak lebih
ldentifikasi Buat Larutan baku dan Lanttan uji seperti besar dari respons puncak utama yang diperoleh dari
yang tertera pada Penetapan kadar, tanpa penambahan Larutan baku A (10%), l.Arutan baku B (1%), dan l.Arutan
Larutan l;aku internal dan Iakukan kromatografi seperti baku C (1 %}. Respons puncak lain selain puncak utama
yang tertera pada Penetapan kadar: Larutan uji menun- benzoil peroksida yang diperoleh dari Lllrutan uji,
jukkan puncak utama benzoil peroksida dengan setiap respons puncak metilparaben atau propil-
waktu retensi sesuai dengan Larutan baku. .paraben, dan setiap puncak pelarut, tidak lebih besar
d;ui Larutan baku D, dan jumlah respons puncak dari
... pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0. semua cemaran tidak lebih dari 6 kali yang diperoleh
dari l.Arutan baku D .
Senyawa sejenis
Fase gerak A Buat campuran asetonitril P-asam asetat Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
glasial P (1000:1). .Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Fase gerak B Buat campuran air-asam asetat Kromatografi <931>.
glasilll P (1000:1). Fase gerak Buat campuran asetonitril P dan air
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji (lebih kurang 5 dalam 10), hingga waktu retensi etil
setara dengan lebih kurang 100 mg benzoU peroksida, benzoat dan benzoil peroksida berturU.t,-turut lebih
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan kurang 7 menit dan 14 menit.
25 ml asetonitril P, kocok kuat hingga terdispersi, l.Arutan baku internal Larutkan etil benzoat dalam
sonikasi selama 5 menit, encerkan dengan asetonitril P asetonitril P hingga kadar lebih kurang 3,6 mg per mi.
sampai tanda, dan saring. . Laruta71 baku Masukkan sejumlah zat uji ke dalam
Larutan baku A Buat larutan asam benzoat P dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca yang telah .ditimbang
asetonitril P hingga kadar 200 JJ.g per mi. saksama, dan timbang kembali untuk mendapatlqm.
Larutan baku B Buat larutan etil benzoat P dalam bobot zat uji. Larutkan secara kuantitatif dalam asetoni-
asetonitril P hingga kadar 20 JJ.g per ml. tr# P hingga kadar lebih kurang 0,8 mg benzoil perok-
Larutan baku C Buat larutan benzaldehida P dalam sida per mi. Pipet 10 mllarutan ini dan 5 mll.Arutan
asetonitril P hingga kadar 20 p.g per mL baku internal ke dalam liibu tentukur :ZS..ml, encerkan
Larutan baku D Buat larutan benzoi_l peroksida dengan asetonitril P sampai tanda.
hidrat P dalam asetonitril P hingga kadar setara dengan Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji
40 JJ.g benzoil peroksida anhidrat per mi. setara dengan lebih kurang 40 mg benzoil peroksida,
Larutan resolusi Buat larutan dalam asetonitril P masukkan ke dalam labu tentukur SG-ml. Tambahkan
yang mengandung 100 J.Lg asam benzoat P dan ~0 JLg 40 ml aset<Jnitril P, kocok hingga zat .terdispersi
· metilparaben P per ml. sempurna. Sonikl!Si campuran selama 5 menit, encer-
134 Benzoyl Peroxidum Hydrous I Monografi FI.IV

kan dengan asetonitril P sampai tanda, dan saring. etanol; larut dalam aseton, dalam kloroform dan
Pipet 10 ml filtrat dan 5 ml Larutan baku internal ke dalam eter.
dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan aseto-
nitril P sampai tanda. ldentifikasi
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom masing 5 111 larutan dalam metana/ P yang mengan-
baja tahan karat 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. dung (1) zat uji 10 mg per ml dan (2) Benzoil Peroksida
Laju aliran lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan Hidrat BPFI 10 mg per ml yang dibuat segar, pada
kromatografi dengan tiga kali penyuntikan Larutan jarak yang sama, 2,5 em dari tepi lempeng kromato-
baku, dan rekam respons puneak seperti yang tertera grafi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke
pada Prosedur: perbandingan respons puneak terendah dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
dan tertinggi (R~ ) tidak lebih dari 2,0%, faktor resolusi dengan fase gerak toluena P-diklorometana P-asam asetat
untuk puneak etil benzoat dan benzoil peroksida tidak glasia/ P (50:2:1) dan biarkanfase gerak merambat
kurang dari 2,0, dan faktor ikutan puneak etil benzoat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
dan benzoil peroksida tidak lebih dari 2,0. lempeng, biarkan fase gerak menguap dan amati di
Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah bawah cahaya ultraviolet 254 nm: harga R, bereak
volume sama (lebih kurang 10 J..Ll) Larutan baku dan utama dari larutan (1) sesuai dengan Iarutan (2).
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons B. Larutkan sejumlah zat yang ditimbang
puncak utama. Hitung jumlah, dalam mg, CHH 100 4, saksama d;tlam asetonitril P hingga kadar 0,32 mg
dalam gel yang digunakan dengan rumus: per mi. Lakukan kromatografi larutan uji dan larutan
baku benzoil peroksida hidrat dalam asetonitril P yang
Ru dibuat segar, yang mengandung 0,32 mg per ml,
125 c (--) seperti yang tertera pada uji Senyawa sejenis pada
R, Benzoil Peroksida Gel: larutan uji menunjukkan puncak
utama benzoil peroksida, dengan waktu retensi sesuai
C adalah kadar benzoil peroksida dalam mg per ml dengan larutan baku.
Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-tunit adalah perban-
dingan respons puneak benzoil peroksida dan etil Kemurnian kromatografi Hitung persentase luas tiap
benzoat dari Lamtan uji dan Larutan baku. puneak dalam kromatogram dari larutan uji, seperti
yang diperoleh pada ldentifikasi B: jumlah luas semua
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup puncak selain puneak utama tidak lebih dari 2,0% dari
rapat. luas total, dan luas masing-masing puncak selain
puneak utama tidak lebih dari 1,5% luas total.

Penetapan kadar Tim bang lebih kurang 500 mg zat uji


BENZOYL PEROXIDUM HYDROUS yang telah dicampur homogen, masukkan ke dalam
Benzoil Peroksida Hidrat labu Erlenmeyer bersumbat kaea, yang telah ditim-
bang saksama, dan timbang kembali untuk mendapat-
kan bobot zat uji. Tambahkan 30 ml aseton P, goyang
labu perlahan-Iahan hingga larut. Tambahkan 5 ml
larutan kalium iodida P (1 dalam 5), dan campur. Cuci
dinding labu dengan beberapa ml aseton P dan
Benzoil peroksida (94-36-0) biarkan larutan selama 1 menit. Titrasi iodum bebas
cl4Hloo• BM 242,23 dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV. Tambahkan 1 tetes
., pasta kanji-iodida LP mendekati titik akhir, dan
Benzoil Peroksida Hidrat mengandung tidak kurang lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang. Lakukan
dari 65,0% dan tidak lebih dari 82,0% C! 4 H 10 0 4 • penetapan blangko.
Mengandung lebih kurang 26% air untuk mengurangi
sifat mudah menyala dan kepekaan terhadap gon- 1 ml natrium tiosulfat 0,1 N setara dengan
cangan. 12,11 mg C14H 100 4
{Perlultian Benzoil peroksida hidrat dapat meledak pada
suhu lebih dari 60° a tau menyala dengan adanya reduktor. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah asli, pada
Simpan d11lam wadah asli, lakukan pengurangan muatan suhu kamar. {Catalan Jangan simpan benzoil peroksida
statik.] hidrat tklam watkh logam atau kaca dengan penutup yang
dapat bergeser. fangan mengembalikan zat yang tidak
Pemerian Serbuk granul, putih; berbau khas. terpakai ke wadah asli, tetapi musnahkan dengan Jarutan
natrium hidroksida (1 dalam 10) hingga pada penambahan
Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam hablur kalium iodida P tidak terjadi iodum bebas.]
FIIV Monografi I Betamethasonum 135

BENZYLIS BENZOAS masukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang dilerigkapi


Benzil Benzoat dengan pendingin refluks, tambahkan 50,0 ml kalium
hidroksida etanol 0,5 N LV dan didihkan hati-hati
Q-coo-cH2 -g selama 1 jam. Dinginkan, tambahkanfenolftalein LP,
titrasi dengan asam klorida 0,5 N LV. Lakukan pene-
tapan blangko seperti yang tertera pada Titrasi residual
Benzil benzoat [120-51-4) dalam Titrimetri <711>.
c14Hl2o2 BM 212,25
1 ml kalium hidroksida etanol 0,5 N setara dengan
Benzil Benzoat mengandung tidak kurang dari 99,0% 106,1 mg C 14 H 1p 1
dan tidak lebih dari 100,5% C 14 H 120 2 .
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Pemerian Cairan seperti minyak, jernih, tidak ber- rapat, tidak tembus cahaya, terisi penuh dan hin-
warna; bau sedikit aromati:;; menimbulkan ras<J tajam darkan dari panas berlebih.
membakar lidah.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air da11. dalam BETAMETHASONUM


gliserol; bercampur dengan etanol, dengan kloro- Betametason
form dan dengan eter.

Baku pembanding Benzil Benzoat BPFI; ampul yang


telah terbuka simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya.

ldentifikasi Spektrum serapan inframerah lapisan


tipis zat di antara lempeng natrium klorida menun- 9-Fluoro-11fi, 17,21-trihidroksi-16fi-metilpregna-1 ,4-
jukkan maksimum hanya pada panjang gelombang diena-3,20-dion [378-44-9]
yang sama seperti pada Benzil Benzoat BPFI. C 22 H 29 F05 BM 392,47

Bobot jenis <981> Antara 1,116 di'n 1,120. Betametason mengandung tidak kurang dari 97,0%
dan tidak lebih dari 103,0% C 22 H 29 F05, dihitung terha-
Suhu beku <1101> Tidak lebih rendah dari 18,0°; dap zat yang telah dikeringkan.
pembekuan dapat dicapai dengan penambahan sedikit
fragmen benzil benzoat yang telah dibekukan, bila Pep-terian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih;
suhu telah mencapai suhu beku yang diperkirakan. tidak berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 240°
disertai sedikit peruraian.
lndeks bias <1001> Antara 1,568 dan 1,570; lakukan
penetapan pada suhu 20°. Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut
dalam aseton, dalam etanol, dalam dioksan dan dalam
Aldehida Tidak lebih dari 0,05% dihitung sebagai metana!; sangat sukar larut dalam kloroform dan
benzaldehida; lakukan penetapan sebagai berikut: dalam eter.
Masukkan 10,0 g ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml
yang berisi 50 ml etanol P dan 5 ml larutan hidroksil- Baku pembanding Betametason BPFI; lakukan penge-
amina hidroklorida P (3,5 dalam 100), campur, biarkan ringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum diguna-
selama 10 menit. Tambahkan 1 ml biru bromofenol LP kan. <-
dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV hingga
titik akhir hijau muda. Lakukan penetapan blangko: Identifikasi ·
volume natrium hidroksida 0,1 N LV yang diperlukan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
tidak lebih dari 0,50 mi. dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
Keasaman Tambahkan 2 tetes fenolftalein LP pada bang yang sama seperti pada Betametason BPFI.
25 ml etanol P, dan tambahkan natrium hidroksi- B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
da 0,020 N hingga terjadi warna merah muda. Kemu- tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
dian tambahkan 5,0 g benzil benzoat, campur. Titrasi masing 10 J!.l larutan dalam etanol mutlak P yang
dengan natrium hidroksida 0,020 N LV: diperlukan tidak m:engandung (1) zat uji 0,5 mg per ml dan (2) Betameta-
lebih dari 1,5 ml untuk terjadi warna merah muda son BPFI 0,5 mg·per ml pada jarak yang sama, 2,5 em
kembali. dari tepi lempeng kromatografi silika gel setebal
0,25 mm.· Masukkah lempeng ke dalam bejana
Peiletapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g, kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
136 Betamethasoni Compressi I Monografi FIIV

campuran kloroform P-dietilamina P (2:1) dan biarkan Kolom 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll dan
fase gerak merambat hingga lebih kurang tiga per pampa yang dapat dijalankan pada tekanan kolom
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase hingga 3500 psi.
gerak menguap, semprot lempeng dengan larutan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
asam sulfat P (1 dalam 2) dan panaskan di atas lempeng volume sama (antara 5 111 dan 25 J.Ll) Larutan uji dan
pemanas atau di bawah lampu hingga bercak tampak: Larutan baku ke dalam kromatograf, atur jumlah
harga Rl bercak utama larutan (1) sesuai dengan contoh yang disuntikkan dan parameter kromatografi
larutan (2). hingga puncak baku internal yang diperoleh lebih
kurang 0,6 skala penuh. Perbandingan luas puncak
Rotasi jenis <1081> Antara +ll2° dan +120°, dihitung terkecil dan terbesar, R 5 pada tiga kali penyuntikan
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap- ulang Larutan baku tidak lebih dari 2,0%. Tetapkan
an menggunakan larutan dalam dioksan P yang perbandingan tinggi puncak pada waktu retensi yang
mengandung 100 mg per 10 mi. sama dari Larutan uji dan Lanttan baku. Hitung jumlah,
dalam mg, C 22 H 29 F05, dengan rumus:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan


penetapan menggunakan krus platina.
C adalah kadar Betametason BPFI dalam mg per ml
Cemaran umurr. <481> Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah perban-
Lam tan 11ji Gunakan pelarut meta no/ P. dingan tinggi puncak betametason dan propilparaben
Larutan baku Gunakan pelarut metana/ P. dalam Larutan uji dan Lantfan baku.
Volume penotolan 10 111.
Fase gerak Buat campuran toluena P-aseton P-metil Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
etil keton P-asam format P (55:20:20:5) dalam bejana baik.
tanpa penjenuhan.
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
nomor 5. BETAMETHASONI COMPRESS!
Tablet Bctametason
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Tablet Betametason mengandung Betametason,
Fase gerak Buat campuran aseton.itril P-air (lebih C 22 H 29 F05, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
kurang 37 dalam 100), saring dan awaudarakan selama dari llO,O% dari jumlah yang tertera pada etiket.
5 menit sampai 10 menit hingga waktu retensi beta-
metason lebih kurang 3,3 menit dan propilparaben B;aku pembanding Betametason BPFI; lakukan pe-
lebih kurang 5,4 menit [Catatan Fase geuzk tidak ngeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
boleh dibiarkan dalam kolom sepanjang malam, setelah digunakan.
digunakan, cuci dengan air selama 15 menit, kemudian
dengan metana/ P selama 15 menit]. Identifikasi Lakukan seperti yang tertera pada uji
Larutan baku internal Timbang sejumlah propil- Identifikasi B dalam Betametason, menggunakan larutan
paraben larutkan dalam etanol P hingga kadar lebih (1) yang dibuat sebagai berikut: Uapkan 50 ml Larutan
kurang 0,25 mg per ml. uji seperti yang tertera pada Penetapan kadar, di atas
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Betameta- ., tangas air hingga hampir kering, larutkan residu
son BPFI, larutkan dalam etanol P hingga kadar lebih dalam 1 ml kloroform P.
kurang 0,2 mg per mi. Masukkan 10,0 ml.larutan ini ke
. dalam vial yang sesuai, tambahkan 10,0 ml Larutan Disolusi <1231>
baku internal hingga kadar betametason lebih kurang Media disolusi: 900 ml air. Tambahkan 1,0 ml
0,1 mg per ml dan kadar propilparaben lebih kurang Larutan baku internal pada masing-masing bejana
0,125 mg per ml. disolusi.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 80 mg, A/at tipe 2: 50 rpm.
lanjutkan seperti yang tertera pada Larutan baku. Waktu: 45 menit.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Fase gerak Buat campuran metanol P-air (60:40),
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan pe-
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm atau hila nyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
digunakan detektor yang dapat diatur panjang gelom- pada Kromatografi <931>.
bangnya, pengukuran dapat dilakukan pada panjang Lanztan baku internal Timbang sejumlah testosteron,
gelombang serapan maksimum lebih kurang 240 nm. larutkan dalam metana/ P hingga kadar lebih kurang
FIIV Monografi I Betamethasoni Compressi 137

0,5 mg per ml. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan.cara


Larutan baku Timbang saksama sejumlah Betame- Kromatografi cai1·1<inerjR tinggi seperti yang tertera pada
tason BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar Kromatografi <931>.
lebih kurang 0,5 mg per ml. Cam pur 1,0 ml larutan ini Fase gerak Buat eampuran asetonitril P-air (1 :2),
dan 1,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan air saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
hingga 900 ml. penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera tertera pada Kromatografi <931>.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Larutan baku internal Timbang lebih kurang 25 mg
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom beklometason masuki<an ke dalam labu tentu-
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran kur 200-ml, tambahkan metana/ P sampai tanda.
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi Larutan baku Timbang saksama sejumlah Betame-
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti tason BPFI, larutkan dalam metana[ P, jika perlu encer-
yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak kan secara kuantitatif dan bertahap dengan metana! P
analit dan puncak Larutan baku internal tidak kurang hingga kadar lt:bih kurang 0,1 mg per mi. Cam pur
dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan sejumlah volume ya:1g sarr.a larutan ini dan Larutan
ulang tidak lebih dari 3,0%. baku internal yang diukur saksama hingga kadar lebih
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah kurang 0,05 mg Betametason BPFI per mi.
volume sama (lebih kurang 200 Jll) Larutan baku dan Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respo"ns dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
puncak utama, waktu retensi relatif betametason dan tablet setara dengan lebih kurang 0,5 mg betametason,
testosteron masing-masing lebih kurang 0,5 dan 1,0. masukkan ke dalam eorong pisah 125 ml, tambahkan
Hitung jumlah C 22 H 29F05 yang terlarut. . 25 ml air dan kocok dengan pengoeok mekanik selama
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak lebih kurang 15 menit. Tambahkan 5,0 ml Larutan baku
kurang dari 75% (Q) C 22 H 29 F05 , dari jumlah yang internal. Ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 25 ml kloro-
tertera pada etiket. Jorm P. Saring ekstrak kloroform melalui lebih kurang
4 g natrium sulfat anhidrat P yang telah dicuci dengan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. kloroform P. Kumpulkan ekstrak dalam gelas piala
Prosedur keseragaman kandungan 150 ml. Uapkan ekstrak di atas tangas uap dengan
Larutan baku Lakukan seperti yang tertera pada mengalirkan nitrogen P hingga kering, hindarkan
Penetapan Kadar Steroid <631> menggunakan Betameta- pemanasan berlebih:m. Larutkan residu d:tlam 2 ml
son BPFI dengan kadar lebih kurang 12 Jlg per mi. metana/ P dan pindahkan ke dalam labu tentukur 10-ml.
· Larutan uji Timbang dan serbukkan 1 tablet. Bilas gelas piala dengan sedikit metanol P, pindahkan
Masukkan ke dalam corong pisah 125 ml, tambahkan bilasan ke dalam labu tentukur yang sama. Eneerk:m
20 ml air dan kocok. Ekstraksi 3 kali, tiap kali dengan dengan metana/ P sampai tanda.
15 ml kloroform P. Saring ke dalam labu tentukur 50-ml Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera:
melalui kapas yang telah dicuci dengan kloroform P. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Encerkan dengan kloroform P sampai tanda. Masukkan tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolam·
20,0 ml larutan ini ke dalarh labu Erlenmeyer 50 ml berukuran 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju
bersumbat kaea, uapkan di atas tangas uap hingga a !iran lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan kroma- ·
hampir kering, dinginkan, larutkan residu dalam tografi terhadap Larutan baku, rekam tinggi puncak
20,0 ml etanol P. seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera puneak analit dan baku internal tidak kurang dari 1,7
pada Penetapan Kadar Steroid <631>, keeuali meletak- dan simpangan baku relatif padapenytintikan ulang
kan labu di atas tang as bersuhu 45° ± 1° selama tidak lebih dari 2,0%. ·
90 menit, tambahkan 1,0 ml asam asetat glasial P dan Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah volu-
dinginkan. Hitung jumlah dalam mg, C 22 H 29 FO~, me sama (lebih kurang 10 Jll) Larutan baku dan Larutan
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: uji ke dalam kromatogr~f, rekam kromatogram; ukur
tinggi puncak utama~ Waktu retensi relatif beklometa-
TC Au son dan betametason berturut-turut lebih kurang_l,4
(-) (-) dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg, C 22 H 29 F05, dalam
o· As serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:

T adalah jumlah betametason dalaf!l mg tablet seperti . Ru


yang tertera pada etiket; C adalah kadar Betameta- lOC ( - )
son BPFI dalam v.g per ml Larutan baku; D adalah kadar Rs
betametason dalam Jlg per ml Larutan uji, berdasarkan
jumlah per tablet yang tertera pada etiket dan faktor C adalah _kadar Betametason BPFI dalam mg per ml
pengeneeran; Au dan As berturut-turut adalah serapan Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut ·adalah ·perbim-
Larutan uji dan Larutan baku. dingan tinggi puncak betametason dan beklometason
138 Betamethasoni Dipropionas I Monografi FI IV

dalam Larutan uji dan Larutan baku. 100 mg per 10 ml dalam dioksan P.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
baik. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan


BETAMETHASONI DIPROPIONAS penetapan menggunakan krus platina.
Betametason Dipropionat
Cemaran umum <481>
Larutan ujz Gunakan pelarut campuran asam
asetat P-metanol P {1 dalam 1000).
Larutan baku Gunakan pelarut campuran asam
asetat P-metanol P {l dalam 1000).
Volume pcnotolmz 10 j.tl.
Fasc gerak Buat campuran toluma ?-isopropanol P
9-Fluoro-llfl, 17,21-trihidroksi-16jJ-metilpregna-1,4-diena- {90:10) dalam beiana tanpa penjenuhan.
3,20-dion 17,21-dipropionat [5593-20-4) Pet;nmpakan bercak Gunakan teknik penampakan
C 28 H 37 F07 BM 504,59 bercak no!nor 5.

Betametason Dipropionat mengandung tidak kurang Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 28 H 37 F0 7, Kromc:tografi cair kinerja ting8i sepcrti yang tert~ra pada
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kromatografi <931>.
Fasc gcrak Buat campuran aseto11itril P-air (lebih
Pemerian Serbuk, putih sampai putih krem; tidak kurang 1 dalam 2), saring dan awaudarakan selama
berbau. 5 samp<:.i 10 menit dengan vibrasi ultrasonik hingga
memberikan waktu retensi betametason dipropionat
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam lebih kurang 14 menit dan beklometason dipropionat
aseton dan dalam kloroform; agak sukar larut dalam lebih kurang 18 menit [Catalan Fase gerak tidak bolelz
etanol. dibiarkan dalam kolom sepanjang malam, setelah digzma-
kan, cuci sistem dengan air selama 15 menit, dan dengan
Baku pembanding Betametason Dipropionat BPFI; Ja- metana/ P selama 15 menit/.
kukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah
sebelum digunakan. Beklometason Dipropionat BPFI; campuran beklometason dipropionat, larutkan dalam
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam asam asetat P-metanol P (1 dalam 1000) hingga kadar
sebelum digunakan. lebih kurang 0,9 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejl!mlah Beta-
ldentifikasi metason Dipropionat BPFI, Iimitkan dalam campuran
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah asam asetat P-metanol P {1 dalam 1000) hingga kadar
dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam dan didis- lebih kurang 0,6 mg per ml. Masukkan 5,0 ml larutan
persikan dalam minyak mineral P, menunjukkan ke dalam vial yang sesuai, tambahkan 5,0 ml Larutan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang baku internal hingga kadar betametason dipropionat
sama seperti pada Betametason Dipropionat BPFI. lebih kurang 0,3 mg per ml dan kadar beklometason
B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang dipropionat lcbih kurang 0,45 mg per ml.
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing- Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 60 mg,
masing 10 J.l.l larutan dalam kloroform P yang mengan- encerkan secara kuantitatif dan bertahap dalam
dung (1} zat uji 1 mg per ml dan (2) Betametason Dipro- campuran asam asetat P-metarzol P (1 dalam 1000)
pionat BPFI 1 mg per ml pada Jcmpeng silika gel P hingga kadar lebih kurang 0,6 mg per mi. Masukkan
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana 5,0 ml larutan ini ke dalam vial yang sesuai, tambah-
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak kan 5,0 ml Larutan baku internal.
kloroform P-aseton P (7:1) dan biarkan fase gerak Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
merambat hingga lebih kurang tiga per empat tinggi pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak tinggi dilengkapi dengan detektor yang dapat cliatur
menguap. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm atau 240 nm dan
254 nm: Harga R1 bercak utama·larutan (1) sesuai kolom 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1 dan
dengan larutan (2). pompa yang dapat mengatur tekanan dalam kolom
hingga 3500 psi. Lakukan kromatografi terhadap
Rotasi jenis <1081> Antara +63° dan +70°, dihitung Larutan baku, perbandingan luas puncak terendah dan
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan tertinggi· dari 3 kali penyuntikan berbeda tidak lebih
penetapan menggunakan Iarutan yang mengandung dari 2,0%.
FIIV Monografi I Betamethasoni Dipropionatis Cremor 139

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah lempeng kromatografi silika gel p setebal 0,25 mm.
volume sama (antara 5 J.Ll dan 25 J.Ll) Larutan baku dan Masukkan ke dalam bejana kromatografi yang berisi
I.Arutan uji ke dalam kromatograf, ukur perbandingan fase gerak kloroform P-aseton P (7:1), hingga fase gerak
tinggi puncak pada waktu cetensi yang sama dari merambat lebih kurang tiga per empat bagian tinggi
I.Arutan uji dan I.Arutan baku. Hitung jumlah dalam mg, lempeng. Angkat lempeng dan biarkan fase gerak
c28~~07, dengan rumus: menguap. Amati be.rcak di bawah cahaya ultraviolet
pada panjang gelombang 254 nm. Harga R1 bercak
utama l.Arutan uji sesuai dengan bercak utama l.Arutan
baku.

C adalah kadar Betametason Dipropionat BPFI dalam mg lsi minimum <861> Memenuhi syarat.
per mli.Arutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah
perbandingan tinggi puncak betametason dipropionat Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dan beklometason dipropionat dalam Larutan uji dan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti y<mg tertera pada
l.Arutan baku. Kromatografi <931>
Fnse g~rak Lakukan sepe:ti y.ang tertera pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Penetapan kadar dalam Betametason Dipropionat.
baik. Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah
beklometason dipropionat, larutkan dalam campuran
nsam asetat P-metanol P (1 dalam 1000) hingga kadar
BETAMETHASONI DIPROPIONATIS lebih kurang 0,45 mg per mi.
CREMOR Larutan baku Timbang saksama sejumlah Betn-
Krim Betametason Dipropionat metason Dipropionat BPFI, larutkan dalam campuran
asam asetat P-metanol P (1 dalam 1000) hingga kadar
lebih kurang 0,2 mg per mi. Pipet 10 ml ke dalam vial
Krim Betametason Dipropionat mengandung betame- dan tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal hingga
tason dipropionat, C28 H 37F07, setara tidak kurang dari diperoleh Larutan baku dengan kadar betametason
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% betametason, dipropionat lebih kurang 0,133 mg per ml dan beklo-
C 22 H 29 F05, dari jumlah yang tertera pada etiket dalam metason dipropionat lebih kurang 0,15 mg per mi.
dasar krim yang sesuai. Larutan uji Masukkan sejumlah krim yang di-
timbang saksama setara dengan lebih kurang 2 mg
Baku pembanding Betametason Dipropionat BPFI; laku- betametason dipropionat ke dalam tabung sentrifuga
kan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebe- 50 ml bersumbat. Tambahkan 5,0 ml Larutan baku
lum digunakan. Beklometason Dipropionat BPFI; laku- internal dan 10,0 ml campuran asam asetat P-metanol P
kan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebe- (1 dalam 1000). Panaskan di dalam tangas air suhu 60°,
lum digunakan. kocok sesekali hingga melebur. Pindahkan dari tangas
air dan kocok kuat hingga zat uji memadat kembali.
Identifikasi Ulangi pemanasan dan pengocokan. Bekukan dalam
I.Arutan uji Masukkan lebih kurang 1,5 g ke dalam tangas metanol-es selama lebih kurang 15 menit dan
tabung sentrifuga bersumbat kaca 50 ml, tambahkan sentrifus pada 2500 rpm selama lebih kurang 5 menit.
15 ml campuran 1 bagian volume larutan asam klorida P Pindahkan bagian beningan ke dalam vial yang sesuai.
(1 datam 120) dengan 4 bagian volume metanol P. Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
Kocok sampai homogen. Tambahkan 30 ml heksana P, tertera pada Penetapan kadar dalam Betametason
kocok selama 10 menit dan sentrifus. Pindahkan lapis- Dipropionat. Hitung jumlah dalam mg, C 22 H 29 F0 5
an air ke dalam tabung sentrifuga kedua mengguna- dalam krim yang digunakan dengan rum us:
kan alat suntik, tambahkan lebih kurang 20 ml air dan
campur. Ekstraksi campuran ini dengan kloroform P, 392,47 Ru
dengan mengocok dan sentrifus. Pindahkan lapisan ( ) 15C ( - )
kloroform dengan alat suntik. Uapkan kloroform di 504,59 R5
atas tangas uap dengan aliran gas nitrogen P sampai
kering, dinginkan dan larutkan residu dalam kloro- 392,47 dan 504,59 ber_turut-turut adalah bobot molekul
Jorm P hingga diperoleh kadar betametason dipro- betametason dan betametason dipropionat; C adalah
pionat lebih kurang 150 J.Lg per ml. kadar Betametason Dipropionat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Betame- Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah per-
tason Dipropionat BPFI, larutkan dalam kloroform P bandingan tinggi puncak betametason dipropionat
hingga kadar 150 J.Lg per ml. dan baku internal dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan Wadah dan penyimpanan Dalam tube a tau dalam
masing-masing 40 J.Lll.Arutan uji dan Larutan baku pada wadah tertutup rapat.
140 Betamethasoni Dipropionatis Unguentum I Monografi FI IV

BETAMETHASONI DIPROPIONATIS
UNGUENTUM
Salep Betametason Dipropionat Pemerian Serbuk, putih hingga praktis putih; tidak
berbau; higroskopik.

Salep Betametason Dipropionat mengandung Betame- Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam meta-
tason Dipropionat, C 2 ~H 37 F0 7, setara tidak kurang dari no!; praktis tidak larut dal<.m aseton dan dalam kloro-
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% Betametason, form.
C,H,)'"O,, dari jumlah yang tertera pada etiket dalam
dasai salcp yang sesuai. Baku pembanding Betametnson Natrium Fosfat BPFI;
lakukan Penetapnn Kadar Air <1031> Me/ode I sebelum
Baku pembanding Bctnmf'fason Oipmpranat BPFI; laku- digunakan. Butilparaben BPFI; lakukan pengeringan di
kan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebe- atas silika gl'l P selama 5 jam sebelum digunakan.
lum digunakan. Beklomctnson Ozpropionnt BPFI, laku-
bn pengering<1n padil suhu 105° selama 3 jam sebe- ldentifikasi
lum digunilkiln. A. Spektrum serap<~n inframerah Lat yang telah
dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam dan
Identifikasi Lilkukan seperti yang tertera pada Identi- didispersikan dalam minyak mi11cral P, menunjukkan
fzknsi dalam Kri111 Betnmetason Dipropiozwt. maksimum hanya padil p;~njilng gelombilng yang
sama seperti pada Betametason Natrium Fo~(rlt BPFl.
lsi minimum <861> Memenuhi syarat. B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera
pad a Kromatografi <931 >. Totolkil n masing-masing
Penetapan kadar 10 111 larutiln dalam metana/ P yang mengandung
Fnse gernk Lakukan seperti yang tertera pada Pe- (1) zat uji 1 mg per ml diln (2) Bctame!ason Natrium
m•tapnn kndar dalam Bctametason Dipropionat. Fosfat BPFI 1 mg per ml pada lempeng kromatografi
Larutan baku intemnl dan Lnruta11 baku Lakukan silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke
seperti yang tertera pada Penetapan kadnr dalarn Krim dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak
Betamelason Dipropional kecuali rnenggunakan asam butanol P jenuh dengan larutan asam kloridn P (1 dalam
asetnl P-etanol P (l dalarn 1000) sebagai pelarut. 12) dan biarkan fase gerak meramhat hingga lebih
Larutan uji Timbang saksama sejumlah salep setara kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
dengan 2 mg betametason dipropionat, masukkan lempeng, biarkan fase gerak menguap, semprot
secara kuantitatif ke dalam tilbung sentrifuga 50 ml lempeng dengan campuran asam sulfnt P-metanol P-
bersumbat. Tambahkan 5,0 ml Lnrzttan baku internal asam nitrat P (10:10:1), pana::kan pada suhu 105°
d.-.n 10,0 ml campuran asam asetat P-etanol P (1 dalam selama 10 menit: harga R1 bercak utama larutan (1)
1000). Panaskan dalam tangas air pada suhu 70° sambil sesuai dengan larutan (2). :
sesekali dikocok hingga melebur. Pindahkan dari C. Pijarkan pada suhu 800~; li!kukan seperti yang
tangas dan kocok kuat hingga zat uji memadat tertera pada Penetapan Sisa Pcmijaran <301>: sisa
kembali. Ulangi pemanasan dan pengocokan. Lakukan menunjukkan reaksi Natrium dan Fosfat cara A dan B
seperti yang tertera pada Larutan uji pada Penetapan seperti yang tertera pad a Uji Tdentifiknsi Umum <291 >.
kadar dalam Krim Belamelason Dipropionat mulai dari
"Bekukan dalam tangas metanol-es ...... ". Rotasi jenis <1081> Antara +99° dan +105°, dihitung
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang terhadap zat anhidrat. Lakukan penetapan menggu-
tertera pada Penetapan kadar dalam Krim Betametason nakan larutan 100 mg per 10 ml air.
Dipropionat.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 10,0%.
Warlah dan penyimpanan Dalam tube atau dalam
wadah tertutup baik. Ion fosfat Tidak lebih dari 1,0%.
Larutan baku fosfat dan Percaksi fosfat A Lakukan
seperti pada Fosfat dalam pereaksi yang tertera pada
BETAMETASONI NATRII PHOSPHAS Pereaksi, Indikator dan Larutan.
Betametason Natrium Fosfat Pereaksi fosfat B Larutkan 350 mg p-metilaminofenol
sulfat P dalam 50 ml air, tambahkan 20 g natrium bisul-
fit P, campur hingga larut, dan encerkan dengan air
9-F/uoro-11}1,17,21-trihidroksi- 16fi-metilpregna-1, hingga 100 mi.
4-diena-3,20-dion 21-(dinatrium fosfat) [151-73-5] Prosedur Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
C 22 f\ 8 FNap8 P BM 516,41 masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml dan larutkan
dalam campuran 10 ml air dan 5 ml asam sulfat 2 N,
Betametason Natrium Fosfat mengandung tidak bila perh.i hangatkan. Tambahkan masing-masing 1 ml
kurang dari 97,0% dan tidak Jebih dari 103,0% Pereaksi fosfat A dan Pereaksi fosfat B, encerkan dengan
FIIV Monografi I Betamethasoni Natrii Phosphatis Injectio 141

air hingga 25,0 ml, dan campur, biarkan pada suhu tekanan sampai 3500 psi. Lakukan kromatografi
kamar selama 30 menit. Dengan cara yang sama buat terhadap IArutan baku~ rekam tinggi puncak seperti
Larutan baku, menggunakan 5,0 ml Larutun baku fo~fat yang tertera pada Prosedur. Tinggi puncak baku inter-
sebagai pengganti 50 mg zat uji. Dengan cara yang nal dalam Larutan baku lebih kurang 0,6 skala penuh.
sama, ukur serapan kedua larutan pada sel 1-cm Simpangan baku relatif pada 5 kali penyuntikan ulang
menggunakan spektrofotometer yang sesuai dan air tidak lebih dari 3,0%.
sebagai blangko pada panjang gelombang serapan Prosedur .Suntikkan secara terpisah sejumlah
maksimum lebih kurang 730 nm. Serapan larutan zat volume sama (antara 5 JLI dan 25 JLI) l.Arz.tan uji dan
uji tidak lebih dari serapan Larutan baku. Larutan bakl:, tentukan perbandingan tinggi puncak
pada waktu retensi yang sama yang diperoleh dari
Batas betametason bebas Tidak lebih dari 1,0%. Larutan uji dan Larutan baku. Hitung jumlah dalam mg,
Larutan uji Larutkan 25,0 mg dalam air hingga C22 H 28 FNa 20 8 P dengan rum us:
diperoleh larutan 25,0 mi. Pindahkan 5,0 mllarutan ke
dalam corong pisah, ekstraksi 3 kali, tiap kali dengan Ru
25 ml kloroform P, saring melalui kapas yang telah 267C ( - J
dijenuhkan dengan kloroform P, dan kumpulkan Rs
ekstrak dalam labu Erlenmeyer. Uapkan kloroform di
atas tangas uap dengan a!iran udara hingga kering C adalah kadar Betametason Natrium Fosfat BPFI,
dan larutkan residu dalam metana/ P hingga 25,0 mi. dalam mg per ml Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-
Larutan blangko Pindahkan 5,0 ml air ke dalam turut adalah perbandingan tinggi puncak betametason
corong pisah, selanjutnya lakukan seperti yang tertera natrium fosfat dan butilparaben dalam Larutan uji dan
pada Larutan uji. Larutan baku.
Prosedur Ukur serapan (A) Larutan uji pada pan-
jang gelombang serapan maksimum lebih kurang Wadah dan penyirnpanan Dalam wadah tertutup
239 nm menggunakan spektrofotometer yang sesuai rapat.
dan Larutan blangko. Hitung jumlah dalam mg, beta-
metason bebas dengan rumus:
BETAMETHASONI NATRII
3,125 A PHOSPHATIS INJECTIO
Injeksi Betametason Natrium Fosfat
Batas tidak lebih dari 250 11g.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Injeksi Betametason Natrium Fosfat adalah larutan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada steril Betametason Natrium Fosfat dalam Air untuk
Kromatograft <931>. lnjeksi. Mengandung Betametason Natrium Fosfat,
Fase gerak Buat campuran metanol P-kalium fosfat C22 H 28 FNa 20 8 P, setara tidak kurang dari 90,0% dan
monobasa 0,07 M yang telah disaring melalui penyaring tidak lebih dari 110,0% Betametason, C 22 H 29F05, dari
membran (3:2), awaudarakan dengan ultrasonik jumlah yang tertera pada etiket.
selama 5 menit. Waktu retensi betametason natrium
fosfat lebih kurang 1,2 menit dan butilparaben lebih Baku peinbanding Betametason Natrium Fosfat BPFI;
kurang 2,5 menit. lakukan Ptnetapan Kadar Air dengan Metode I sebelum
Larutan baku internal Timbang saksama lebih digunakan. En®toksin BPFI. ·
kurang 50 mg butilparaben, masukkan ke dalam labu
tentukur 200-ml, larutkan dengan aseton P sampai ldentifikasi Lakukan Kromatografi lapis iipis seperti
tanda. yang tertera pada Kromatografi <931>. :Totolkan
l..orutan baku Timbang saksama lebih kurang 45 mg masing-masing 10 JLllarutan dalam metanol P yang me-
Betametason Natrium Fosfat BPFI, masukkan ke dalam ngandung (1) zat uji 2 mg per ml dan (2) Betametason
labu tentukur 100-ml, tambahkan air sampai tanda. Natrium Fosfat BPF12 mg per ml pada lempeng kroma-
Masukkan 3,0 ml ke dalam vial yang sesuai, tambah- tografi silika gel P setebal 0,25 mm; Masukkan lempeng
kan 2,0 ml Larutan baku internal dan 3,0 ml air untuk ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
mendapatkan larutan dengan kadar lebih kurang dengan fase gerak n-butanol P yang sebelumnya
0,17 mg betametason natrium fosfat dan 0,06 mg butil- dikocok dengan asam klorida 1 N dan biarkan fase
paraben per mi. . gerak merambat sampai lebih kurang tiga per empat
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 45 mg, tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
buat larutan seperti tertera pada IAruum baku. menguap dan semprot lempeng dengari campuran
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera asam suifat P-metanol P-asam nitrat P (10:10:1). Panas-
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair ldnerja kan lemp~ng_ pada suhu 105°_ selama 10 menit dan
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom amati di bawah caJ:taya ,~ltra~iolet 254 nm: harga R1
4 mm x 30 em yang berisi bahan pengisi L1 pada bercakutama larutiu\ (1) sesua1 dengan larutan (2).
142 Betamethasoni Valeras I Monografi FIIV

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 29,2 unit kadar Betametason Natrium Fosfat BPFI dalam mg
Endotoksin Fl per mg betametason, menggunakan per ml Larutan baku; V adalah volume injeksi dalam
Endotoksin BPFI_sebagai pembanding. ml; Ru dan R 5 berturut-turut adalah perbandingan
respons pur.cak betametason natrium fosfat dan butil-
pH <1071> Antara 8,0 dan 9,0 paraben yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan
baku.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
yang tertera pada lnjeksi volume keci/. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
lnjcctiones
BETAMETHASONI VALERAS
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Betametason Valerat
Kromatografi cair kinerja tin~gi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran metanol P-kalium fosfat
monobasa 0,05 M (1 :1), sa ring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 100 mg
butilparaben, masukkan ke dalam labu tentukur 9-Fluoro-11fl,17,21-trihidroksi-16fl-metilpregna-1 ,4-
100-ml, tambahkan metana/ P sampai tanda. . diena-3,20-dion 17-va/erat [2152-44-5]
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Betame- C27 H37 F06 BM 476,58
tason Natrium Fosfat BPF/Iarutkan dalam air hingga
kadar 4 mg per mi. Masukkan 3,0 ml larutan ini ke Betametason Valerat mengandung tidak kurang dari
dalam Jabu tentukur 25-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 27 H 3;f06, dihitung
baku internal, encerkan dengan air sampai tanda, terhadap zat yang telah dikeringkan.
campur hingga diperoleh larutan dengan kadar Jebih
kurang 0,5 mg Betametason Natrium Fosfat BPFI per mi. Pe~erian Serbuk, putih sampai praktis putih; tidak
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume berbau; melebur pada suhu lebih kurang 190° disertai
injeksi setara dengan Iebih kurang 9 mg betametason. peruraian.
Masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan
5,0 ml Lantlan baku internal, encerkan dengan air Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
sampai tanda. dalam aseton dan dalam kloroform; larut dalam eta-
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera no!; sukar larut dalam benzena dan dalam eter.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Baku pembanding Betametason Valerat BPFI; lakukan
3,9 mm X 30 em yang berisi bahan pengisi L1. Laju pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
aliran lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan digunakan. Beklometason Dipropionat BPFl; lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam respons pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, digunakan.
antara puncak analit dan puncak baku internal tidak
kurang dari 5 dan simpangan baku relatif pada ldentifikasi
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Prosedttr Suntikkan secara terpisah masing-masing dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
lebih kurang 20 111 Larutan baku dan Larutan uji ke menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
dalain kromatograf, rekam kromatogram dan ukur bang yang sama seperti pada Betametason Valerat BPFI.
respons puncak utama. Waktu retensi relatif butil- B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
paraben lebih kurang 2,4 dan betametason natrium tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing- _
fosfat 1,0. Hitung jumlah, dalam mg, C 22}\,F05 dalam masing 10 J1llarutan dalam etanol P yang mengandung
tiap mllnjeksi Betametason Natrium Fosfat yang (1) zat uji 1 mg per ml dan (2) Betametason Valerat BPFI
digunakan dengan rumus: 1 mg per ml pada lempeng siliktl gel P setebal 0,25 mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
392,47 25 C · Ru yang telah dijenuh~n dengan fase gerak toluena P-etil
( ) (--) (-) asetaiP (1:1) dan biarkan fase gerak merambat hingga
516,41 V R_s lebih kurarig tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
lempeng, biarkan fase gerak menguap. Semprot
392,47 dan 516,41 berturut-turut adalah bobot molekul lempeng dengan campuran asam sulfat P-metanol P-
betametason dan betametason natrium fo5fat; C adalah asam nitrat P (10:10:1) dan panaskan pada suhu 105°
Fl IV Monografi I Betamethasoni Valeratis Cremor 143

selama 15 menit: harga R1 bercak utama larutan (1) C adalah kadar Betametason Valerat BPFI dalammg
sesuai dengan larutan (2). per ml LaTI(tan baku ; Ru d an Rs berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak betametason valerat
Rotasi jenis <1081> Antara +75° dan +82°, dihitung dan beklometason dipropionat dalam Larutan uji dan
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap- Larutan baku.
an menggunakan larutan dalam dioksan P yang
mengandung 100 mg per 10 ml. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rap at.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
BETAMETHASONI VALERATIS
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan CREMOR
penetapan menggunakan krus platina. Krim Betametason Valerat
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi azir kinerja tinggi seperti yang tertera pada Krim Betametason Valerat mengandung Betametason
Kromatografi <931>. Valerat, C 27 H 37F0 6 , setara dengan Betametason,
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (3:2), C 22 H 29 F05, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
saring dan awaudarakan, jika perlu lakukan penye- dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket dalam
suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera dasar krim yang sesuai.
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Timbang saksama lebih Baku pembanding Betametason Valerat BPFI; lakukan
kurang 40 mg beklometason dipropionat masukkan ke pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan larutan asam digunakan. Beklometason Dipropionat BPFI; lakukan
asetat glasial P-metanol P (1 dalam 1000) sampai tanda. pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
Lanttan baku Timbang saksama lebih kurang 30 mg digunakan.
Betametason Valerat BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan larutan asam asetat Identifikasi Lakukan seperti yang tertera pada uji
glasial P-metanol P (1 dalam 1000), sampai tanda. Identifikasi B dalam Betametason Valerat, menggunakan
Campur 5,0 ml larutan ini dan 10,0 ml Larutan baku larutan (1) yang dibuat sebagai berikut: Masukkan
internal dalam vial bersumbat yang sesuai hingga sejumlah krim setara dengan lebih kurang 2 mg
kadar betametason valerat lebih kurang 0,2 mg per ml. betametason ke dalam corong pisah, tambahkan 20 ml
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 60 mg, air dan 2 ml larutan asam klorida P (1 dalam 120).
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan Ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 50 ml kloroform P dan
larutan asam asetat glasiizl P-metanol P (1 dalam 1000) kumpulkan ekstrak. Saring ekstrak melalui kapas yang
sampai tanda. Masukkan 5,0 ml larutan ini ke dalam dilapisi natrium sulfat anhidrat P. Uapkan filtrat sampai
vial bersumbat yang sesuai, tambahkan 10,0 ml kering di atas tangas uap dengan dialiri gas nitrogen P
Larutan baku internal. kering. Larutkan residu dalam etanol P hingga kadar
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera lebih kurang 1 mg per mi.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Staphy-
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran lebih lococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
kurang 1,2 ml per menit. Lakukan kromatografi terha-
dap Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang lsi minimum <861> Memenuhi syarat.
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
betametason valerat dan beklometason dipropionat Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
tidak kurang dari 4,5 dan simpangan baku relatif pad a Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Krorruttografi <931>.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku dan
volume sama (lebih kurang 10 JLl) Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato- Penetapan kadar dalam Betametason Valerat. · ·
gram dan ukur respons puncak utama. Waktu retensi Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim setiua
relatif beklometason dipropionat Q.an betametason dengan lebih kurang 2,5 mg betametason, masukkan
valerat berturut-turut lebih kurang 1,7 dan 1,0. Hitung ke dalam tabung sentrifuga 50 mi. Tambahkan 10,0 ml
jumlah dalam mg, <;,Ji3;rF06' dengan rumus: Larutan baku internal dan 5,0 ml campuran asam asetat
glasiizl P-metanol P (1 dalam 1000). Tutup tabung, dan
masukkan. dalam tangas air pad a suhu 60° hingga
·krim melebur. Angkat dan kocok kuat hingga me-
madat kembali. Ulangi pemanasan dan pengocokan
144 Betamethasoni Valeratis Unguentum I Monografi FIIV

2 kali. Masukkan tabung dalam tangas metanol-es glasial P-etanol P (1 dalam 1000) sampai tanda.
selama 20 menit, sentrifus hingga terjadi pemisahan. Larutan baku Timbang saksama Jebih kurang 30 mg
Enap-tuangkan beningan ke dalam labu bersumbat Betametason Valera! BPFI, masukkan ke dalam Jabu
yang sesuai, biarkan hingga suhu kamar. tentukur 50-ml, encerkan dengan campuran asam asetai
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang glasial P-etanol P (1 dalam 1000) sampai tanda. Masuk-
tertera pada Penetapan kadar dalam Betametason Valera!. kan 5,0 ml Iarutan ini ke dalam vial bersumbat yang
Hitung jumlah dalam mg, C 22 H 29 F0 5 , dalam krim sesuai, tambahkan 10,0 ml Larutan baku intemal hingga
yang digunakan, dengan rumus: kadar betametason valerat lebih kurang 0,2 mg per mi.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah salep
392,47 Ru setara dengan lebih kurang 2,5 mg betametason,
( ) (15 C ) ( - ) masukkan ke dalam tabung sentrifuga 50 mi. Tambah-
476,58 R5 kan 10,0 ml Larutan baku internal dan 5,0 ml campuriln
asam ast'tat glasial P-etanol I' (1 dalam 1000). Tutup
392,47 dan 476,58 beturut-turut adalah bobot molekul tabung dan masukkan dalam tangas air pada suhu 70°
betametason dan betametason valerat; C ada!ah kadar hingga melebur. Angkat dan kocok kuat hingga
Betametason Valera! BPFI dalam mg per ml Larutan memadat kembali. Ulangi pemanasan dan pengocokan
baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perbandingan 2 kali. Letakkan tabung dalam tangas metanol-es
respons puncak betametason valerat dan beklome- selama 20 menit, sentrifus hingga terjadi pemisahan.
tason dipropionat dalam Larutan uji dan Lam tan baku. Enaptuangkan beningan ke dalam labu bersumbat
yang sesuai, biarkan hangat hingga suhu kamar.
Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau dalam Prosedrtr Lakukan menurut Prosedur seperti yang
wadah tertutup rapat. tertera pada Penetapan kadar dalam Betametaso11 Vnlant.
Hitung jumlah dalam mg, C 22 H 2,FO,, dalam salep
yang digunakan dengan rum us:

BETAMETHASONI VALERATIS 392,47 R 11


UNGUENTUM ( - - ) (15 C) ( - )
Salep Betametason Valerat 476,58 R,

392,47 dan 476,58 berturut-turut adalah bobot


Salep Betametason Valerat mengandung Betametason molekul betametason dan betametason valerat; C
Valerat, C 27 H 37 F0 6, setara dengan tidak kurang dari adalah kadar Betamctason Valera! BPFl dalam mg
90,0% dan tidak Iebih dari 110,0% Betametason, per ml Larutan baku ; I<u dan R5 berturut-turut adalah
C 22 H 29 F0 5, dari jumlah yang tertera pada etiket dalam perbandingan respons puncak betametason valerat
dasar salep yang sesuai. dan beklometason dipropionat dalam LaTIItan uji dan
Lar11ta11 bak11.
Baku pembanding Betamelason Valera! BPFI; Iakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau dalam
digunakan. Beklometason Dipropionat BPFI; lakukan wadah tertutup rapat, hindarkan dari panas berlebih.
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
digunakan.
BISACODYLUM
Identifikasi Lakukan seperti yang tertera pada Jdenti- Bisakodil
fikasi dalam Krim Betametason Valerat.

Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Staphy-


lococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.

lsi min~mum <861> Memenuhi syarat.


4,4'-(2-Piridilmetilena) difenol diasetat (ester)[603-50-9)
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara C22 H 19N04 BM 361,40
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Bisakodil mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Fast gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tidak lebih dari 101,0% C 22H 19N04 , dihitung terhadap
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Betametason zat yang telah dikeringkan.
Valerat. · [Catalan Hindllri inhalasi dan kontak dengan mata,
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 20 mg kulit sertll selaput lendir.]
beklometason dipropionat, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, tambahkan campuranirsam a:;etat Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih,
FIIV Monografi I Bisacodyli Compressi 145

terutama terdiri dari partikel dengan diameter terpan- ldentifikasi


jang lebih kecil dari 50 J.l.m. A. Maserasi sejumlah serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 300 mg bisakodil dengan 100 ml aseton P.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam Panaskan di atas tangas uap hingga mendidih, saring
klorofonn, dan dalam benzena; agak sukar larut dalam dan uapkan hingga lebih kurang 20 mi. Tambahkan
etanol dan dalam metanol; sukar larut dalam eter. 200 ml air, hangatkan di atas tangas uap, alirkan gas
nitrogen P di atas permukaan untuk menguapkan
Baku pembanding Bisakodil BPFI; lakukan penge- aseton. Setelah 30 menit, dinginkan, saring melalui
ringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum digunakan. penyaring kaca masir. Buang filtrat, larutkan hablur
dalam 50 ml aseton P, uapkan hingga lebih kurang
ldentifikasi 15 mi. Tambahkan lebih kurang 75 ml air, panaskan di
A. Spektrum serapan inframerah larutan dalam atas tangas uap selama 15 menit, dinginkan. Gores
kloroform P {1 dalam 200) zat yang telah dikeringkan dinding bagian dalam gelas piala untuk mempercepat
dalam sel setebal 1,0 mm menunjukkan maksimum penghabluran. Saring hablur dan keringkan pada suhu
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti 100° selama 15 menit. Hablur memenuhi uji Identifi-
pada Bisakodil BPFI. kasi A pada Bisakodil.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji yang
asam klorida 0,05 N (1 dalam 50.000) menunjukkan diperoleh dari Pent'tapan kadar sesuai dengan yang
maksimum dan minimum pada panjang gelombang diperoleh dari Larutan baku.
yang sama seperti pada Bisakodil BPFI; daya serap
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah Waktu hancur <1251> Lakukan penetapan seperti
dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksi- yang tertera pada Tablet Salut Enterik: tablet tidak
mum lebih kurang 263 nm, berbeda tidak lebih dari hancur setelah 1 jam dalam cairan lambung buatan LP,
3,0%. tetapi larut dalam waktu 45 menit dalam cairan usus
buatan LP.
Jarak lebur <1021> Antara 131 o dan 135°.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Sis a pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 10 bpj. Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
dalam Supositoria Bisakodil.

-. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang


250 mg, larutkan dalam 70 ml asam asetat glasial P.
Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV menggunakan
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 .tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan 100 mg bisakodil, masukkan ke
3 tetes indikator p-naftolbenzein LP. Lakukan penetap- dalam labu tentukur 200-ml. Tambahkan 25 ml air,
an blangko. kocok secara mekanik selama 15 menit dan sonikasi
selama IS menit. Tambahkan 100 ml asetpnitril P,
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan kocok secara mekanik selama 15 menit, d!ln sonikasi
36,14 mg C22H 1/10 4 selama 15 menit. Encerkan dengan asetonitril P sampai
tanda, saring. · ·...
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
baik. volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Larutan baku dan
Larutan uji kP dalam kromatograf, rekam kromato-
gram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah
dalam mg, C 22 H 19N0 4, dalam serbuk tablet yang
BISACODYLI COMPRESS! digunakan dengan rumus:
Tablet Bisakodil

Tablet Bisakodil mengandung Bisakodil, C 22 H 19N04,


tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0:'/o C adalah kadar Bisakodil BPFI dalam mg per ml Larutan
dari jumlah yang tertera pada etiket. Tablet Bisakodil baku; ru dan r5 berturut-turut adalah res pons puncak
merupakan tablet salut enterik. Larutan uji dan Larutan baku.

Baku pembanding Bisakodil BPFI;lakukan pengering- Wadah dan penyimp_anan Dalam wadah .tet.;tutup
an pad a suhu 105° selama 2 jam sebelum digunakan. baik, pada suhu tidak lebih dari 30°.
146 Bisacodyli Suppositoria I Monografi FIIV

BISACODYLI SUPPOSITORIA Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera


Supositoria Bisakodil pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 265 nm, kolom
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll, dan kolom
Supositoria Bisakodil mengand ung Bisakodil, pelindung berisi bahan pengisi L2. Laju aliran lebih
C 22 H 19N04, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi terha-
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. dap Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang
tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0
Baku pembanding Bisakodil BPFI; lakukan pengering- dan simpangan baku relatif tidak lebih dari 2,0%.
an pada suhu 105° selama 2 jam sebelum digunakan. Prosedrtr Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 J.ll) Lanltan baku dan
Identifikasi Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
A. Masukkan sejumlah supositoria setara dengan puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 22 H 19N04,
lebih kurang 150 mg bisakodil ke dalam labu Erlen- dalam supositoria yang digunakan dengan rumus:
meyer 500 ml, tambahkan 75 ml heksana P, panaskan di
ata!> tangas uap sampai melebur. Saring larutan me- 'u
lalui penyaring kaca masir dengan porositas sedang 200C ( - J
menggunakan pompa hisap udara. Cud residu dengan
lebih kurang 100 ml heksana P hangat hingga bebas
lemak, lanjutkan penghisapan hingga residu kering. C adalah kadar Bisakodil BPFI dalam mg per ml Larutan
Larutkan residu dengan membilas saringan dengan baku; r11 dan r5 berturut-turut adalah respons puncak
lebih kurang 50 ml aseton P hangat, kumpulkan filtt·at Larutan uji dan Larutan baku.
dalam gelas piala 150 ml, uapkan di atas tangas uap
sampai lebih kurang 5 mi. Pada cairan residu tambah- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kan l<>bih kurang 75 ml air, panaskan di atas tangas baik, pada suhu tidak lebih dari 30°.
uap selama 15 menit, dinginkan. Gores dinding bagian
dalam gelas piala untuk mempercepat penghabluran,
saring hablur dan keringkan pada suhu 100° selama BISMUTHI SUBCARBONAS
lebih kurang 15 menit: hablur melebur pada suhu Bismut Subkarbonat
antara 129° dan 135° dan memenuhi Identifilalsi A pada
Disako.:iil.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji yang Bismut Subkarbonat mengandung tidak kurang dari
diperoleh pada Penetapan kadar sesuai dengan yang 80,0% dan tidak lebih dari 82,5% Bi, dihitung terhadap
diperoleh dari Larutan baku. zat yang telah dikeringkan.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih; tidak
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada berbc1u.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran natrium asetat 0,074 M Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol
dalam air [yang telah diatur pH nya hingga 7,4 mutlak dan dalam eter; larut dalam asam mineral
menggunakan asam asetat P 2,5% v /v) dengan asetoni- disertai gelembung gas.
tril P (55:45), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti ldentifikasi Menunjukkan reaksi Bismut cara A dan B
yang tertera pada Kromatografi <931>. dan Karbonat cara A seperti yang tertera pada Uji Iden-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah' Bisako- tifilalsi Umum <291>.
dil BPFI, larutkan dalam asetonitril P hingga kadar
lebih kurang 0,5 mg per mi. Kejemil::.an larutan <881> Kocok 5,0 g dengan 10 ml
Larutan uji Timbang sejumlah supositoria setara air, tambahkan 20 ml asam nitrat P. Panaskan hingga
dengan lebih kurang 100 mg bisakodil, masukkan ke larut, dinginkan dan encer~an dengan air hingga
dalam corong pisah 500 ml, tambahkan 150 ml n-heksa- 100,0 ml: opalesensi larutan tidak lebih intensif dari
na P, kocok hingga supositoria larut. Tambahkan Suspensi pembanding II.
SO ml asetonitril P, kocok selama 1 menit dan biarkan
memisah. Alirkan lapisan bagian bawah ke dalam Warna dan akromisitas <1291> Metode III Larutan
labu tentukur 200-ml,_ekstraksi lapisan n-heksana yang diperoleh dari uji Kejernihan larutan: tidak
yang tersisa dalam corong pisah 2 kali, tiap kali berwama.
dengan SO ml asetonitril P, kumpulkan lapisan bawah ·
ke dalam labu tentukur di atas. Encerkan kumpulan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
ekstrak dalam labu tentukur dengan asetonitril P lakukan pengeringan pada suhu 100° sampai 105°
sampai tanda, kocok dan sating. hingga bobot tetap, menggunakan 1 g.
FI IV Monografi I Bismuthi Subgallas 147

Alkali dan alkali tanah Tidak lebih dari 1,0%; laku·- sebagai berikut: Pada 2,0 g tambahkan 1 ml air dan
kan penetapan sebagai berikut: Pada 1 g tambahkan 4 ml asam nitrat P, panaskan pada suhu rendah
10 ml air dan 10 ml asam asetat 5 N, didihkan selama hingga larut dan encerkan dengan air hingga 11 ml.
2 menit, dinginkan, saring dan cuci residu dengan Dinginkan, tambahkan 2 ml asam klorida 1 N, biarkan
20 ml air. Pada kumpulan filtrat dan cairan cucian selama 5 menit, terlindung dari cahaya. Opalesensi
tambahkan 2 ml asam klorida 2 N dan 20 ml air. Didih- yang terjadi tidak lebih intensif dari larutan yang
kan, alirkan hidrogen sulftda P ke dalam larutan yang mengandu.ng 10 ml Larutan baku perak (5 bpj Ag),
mendidih hingga tidak terbentuk endapan lagi, saring 2 ml asam klorida 1 N dan 1 ml asam nitrat P yang
dan cuci endapan dengan air. Uapkan kumpulan fil- diperlakukan sama.
trat dan cairan cucian hingga kering, tambahkan 0,5 ml
asam sulfat P. Pijarkan residu perlahan-lahan dan Klorida <361> Tidak lebih dari 0,05%; lakukan pene-
biarkan dingin: bobot residu tidak lebih dari 10 mg. tapan sebagai berikut: Pada 6,6 ml larutan yang
diperoleh dari uji Kejernihan Larutan <881> tambahkan
Arsen <321> Metode III Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan 4 ml asam nitrat P, encerkan dengan air hingga SO ml:
penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat 15 mllarutan memenuhi uji Klorida seperti yang tertera
sebagai berikut: Masukkan 500 mg ke dalam labu pada Klorokuin Sulfat.
destilasi, tambahkan 5 ml air dan 7 ml asam sulfat P,
dinginkan. Tambahkan 5 g campuran yang dibuat Nitrat Tidak lebih dari 0,4%; lakukan penetapan
dengan menggerus secara berurutan 20 mg kalium sebagai berikut: Pada 250 mg tambahkan 20 ml air,
bromida P, 500 mg hidrazina sulfat P, dan 5 g natrium 0,05 ml indigo karmin LV, kemudian tambahkan hati-
klorida P. Tambahkan 10 ml asam klorida P, hubungkan hati 30 ml asam sulfat P sekaligus. Segera titrasi der\gan
Iabu dengan pendingin udara. Panaskan bertahap indigo karmin LV hingga tE:rjadi warna biru stabil:
hingga mendidih selama 15 menit samp.1i 30 menit volume indigo karmin LV yang dibutuhkan tidak lebih
dan lanjutkan pemanasan sehingga destilasi teratur dari volume yang setara dengan 1 mg N03•
dan volume dalam labu tinggal setengah atau sampai
5 menit setelah pendingin penuh dengan uap. Destilasi Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
harus dihentikan sebelum timbul uap belerang 500 mg, larutkan dalam 3 ml asam nitrat P, encerkan
trioksida. Kumpulkan destilat ke dalam tabung yang dengan air hingga 250 ml dan lakukan Penetapan
berisi 15 ml air yang telah didinginkan dalam es. Bilas Bismut seperti yang tertera pada Titrasi Kompleksometri
pendingin dengan air, encerkan kumpulan destilat dan <691>.
bilasan dengan air hingga 25 mi. Larutan memenuhi
Uji Batas Arsen <321>, menggunakan 2,5 ml Lanttan 1 ml dinatrium edetat 0,1 M setara dengan
baku arsen (1 bpj As) yang diencerkan dengan air 20,90 mg Bi
hingga 25 ml sebagai pembanding.

-. Tembaga Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan penetapan


Wadah dan penyimpanan Dalam wadah teclindung
dari cahaya.
sebagai berikut: Pada 5 ml larutan yang diperoleh dari
uji Kejernihan larutan tambahkan 2 ml amonium hidrok-
sida 10 N, encerkan dengan air hingga 50 ml, saring. BISMUTH! SUBGALLAS
Pada 10 ml filtrat tambahkan 1 ml larutan natrium di- Bismut Subgalat
etilditiokarbamat P 0,1%: warna yang terjadi tidak lebih

~~
intensif dari warna yang ditimbulkan oleh larutan
yang mengandung 0,25 ml Larutan baku tembaga
(10 bpj Cu) diencerkan dengan air hingga 10 ml, dan
diperlakukan sama. 0-BIOH

Timbal Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan Garam basa bismut asam galat (99-26-3]
sebagai berikut: Larutkan 12,5 g dalam 75 ml cam- <;H5Bi06 BM394,09
puran asam nitrat P dan air volume sama, didihkan
selama 1 menit, dinginkan dan encerkan dengan air Bismut Subgalat adalah garam basa yang jika di-
hingga 100 ml. Tetapkan dengan cara Spektrofotometri keringkan pada suhu 105° selama 3 jam mengandung
Serapan Atom seperti yang tertera pada Spelctrofotometri tidak kurang dari 52,0% dan tidak lebih dari 57,0%
dan Hamburan Cahaya <1191>, pada panjang gelom- Bi 20 3 •
bang 217,0 nm atau 283,3 nm tergantung dari alat yang
digunakan, menggunakan nyala udara asetilena. Pemerian Serbuk amorf, kuning terang; tidak berbau;
Sebagai larutan baku gunakan Larutan Timbal ASp tidak berasa; stabil di udara tetapi dipengaruhi oleh
yang diencerkan dengan asam nitrat P 37%. cahaya.

Perak Tidak lebih dari 25 bpj; lakukan penetapan Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam
148 Bismuthi Subnitras I Monografi FI IV

etanol, dalam kloroform dan dalam eter; tidak larut hingga kering di atas tangas uap, keringkan residu
dalam asam mineral sangat encer. Mudah larut pada suhu 105° selama 1 jam: bobot residu tidak lebih
dalam asam klotida encer hangat, dalam asam nitrat dari 5 mg.
hangat atau dalam asam sulfat hangat disertai per-
uraian; mudah larut dalam larutan alkali hidroksida, Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g
membentuk lanltan jernih warna kuning yang cepat yang telah dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam,
berubah menjadi merah gelap. pijarkan dalam krus porselen. Biarkan dingin, tambah-
kan asam nitmt P tetes demi tetes, sambil dihangatkan
ldentifikasi hingg<t larut. Uapkan hingga kering dan pijarkan hati-
A. Jika dipijarkan: mula-mula meng.uang, dan hati hingga bobot tetap. Dari bobot residu yang
residu berwarna kuning. Residu menunjukkan reaksi diperoleh, hitung persentase Bi 20 3 dalam contoh yang
Bismrtl cara A seperti yang terter<t pada Uji lndmtifikasi digunakan.
Umrtm <291>.
B. Kocak lcbih kurang 100 mg d.mgan llidrogen Wadah dan penyimpanan Dalam wad<Ih tertutup
sulfida LP berlebih, saring dan didihkan untuk rapat, tidak tembus cah<Ip.
membebaskan gas terlarut. Din)!inkan dan tambahkan
1 tetes bcsi(JflJ klorida Ll': te1;adi warna bim lemhayung.
BISMUTH! SUBNITRAS
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; Bismut Subnitrat
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.

Nitrat Campur lebih kurang 100 mg dengan 5 ml asam Bismrtt hidroksida nitrat oksida (1304-85-4]
sulfat 2 N dan 5 ml bcsi(I/J sulfat LP, saring dan tuang- Bi 5 0(0H)~fN0 3 )~ B~vl 1-161,99
kan filtrat hati-hati tanpa tercampur pada 5 ml asam
sulfat P dalam tabung reaksi: tidak terjadi warna Cl,klat Bismut Subnitrat adalah garam basa mengandung
kemerahan pada bidang batas kedua cairan. setara tidak kurang dari 79,0% Bi.01 dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan. - ·
Alkali dan alkali tanah Tidak lebih dari 0,5%; laku-
kan penetapan sebagai berikut: Didihkan 1,0 g dengan Pemerian Serbuk, putih; agak higwskopis.
20 ml campuran asam asrfaf 6 N dan air volume sama,
dingink<ln dan s<~ring. Endapkan bismut dari filtr<~t Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam
dengan mengalirkan hidrogm srtlfida P, didihkan dan etanol; mudah larut dalam asam klorid<I d<1n d.1lam
saring. Tambahkan 5 tetes asc1111 sulfat P pada filtrat! asam nitrat.
uapkan hingga kering, pijarkan hingga hobot tetap.
Bobot residu tidak lebih dari 5 mg. ldentifikasi Menunjukkan reaksi Bismut car<I A dan
Nitrat cara A, B, dan C seperti yang tertera p<~da Uji
Arsen <321> Tidak lebih dari 7,5 bpj; lakukan pe- ldentifikasi Umum <291 >.
netapan menggunakan Larrtlan uji yang dibuat sebagai
berikut: Gerus 400 mg dengan kalsium hidroksida P Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%;
hobot sama, pijarkan. Larutkan residu dalam 5 ml asam lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
klorida 3 N: tanpa perlakuan lebih lanjut larutan
memenuhi Uji batas arsen. Karbonat Tambahkan 3 g pada 3 ml asam nitrat P
hangat; tidak terjadi gelembung gas. Tuang Jarutan
Tembaga, Timbal, Perak Pijarkan 3 g ke dalam krus ke dalam 100 ml air; terbentuk endapan putih, saring,
porselen, dinginkan dan tambahkan hati-hati tetes uapkan filtrat di atas tangas uap hi.1gga 30 ml dan
demi tetes asam nitrat P secukupnya sambil dihangat- saring. Bagi filtrat menjadi beberapa bagian masing-
kan hingga la~ut. Uapkan larutan hingga kering, masing 5 ml, gunakan untuk pengujian Klorida, Sulfat,
pijarkan dan dinginkan. Larutkan residu hati-hati Tembaga, Timbal dan Per:zk.
dalam asam nitrat P secukupnya dengan pemanasan
rendah, pekatkan larutan hingga lebih kurang 4 mi. Klorida <361> Tidak lebih dari 0,035%; lakukan
Tuang ke dalam 100 ml air, saring, uapkan filtrat di penetapan menggunakan 10 mllarutan yang diperoleh
atas tangas uap hingga 20 ml, saring dan bagi filtrat dari uji l<Jzrbonat: larutan yang diperoleh tidak lebih
menjadi beberapa bagian masing-masing 5 ml. keruh dari 0,50 ml asam klorida 0,020N.
Gunakan sebagai larutan uji untuk Tembaga, Timbal
dan Perak seperti yang tertera pada Bismut Subnitrat. Sulfat <361> Pada 5 ml larutan yang diperoleh dari
uji l<Jzrboruzt tambahkan 5 tetes barium nitrat LP: tidak
Asam gatat bebas Tidak h~bih darl 0,5%; lakukan segera terjadi kekeruhan.
penetapan sebagai berikut: Kocok 1,0 g dengan 20 ml
etanol P selama 1 meni~. saring.dan 1:1apkan filtrat Alkali dan alkali tanah Tidak lebih dari 0,5%; laku-
F1 iV Monografi I Bleomicini Sulfas Sterilis l49

kan penetapan sebagai berikut: Didihkan 1,0 g dengan kan dari pertumbuhan Streptomyces verticillus, atau
20 ml campuran asam asetat 6 N dan air volume sama, dihasilkan dengan cara lain. Potensi tidak kurang dari
dinginkan, dan saring. Tambahkan 2 ml asam klori- 1,5 unit Bleomisin dan tidak lebih dari 2,0 unit Bleo-
da 3 N, endapkan bismut dengan mengalirkan hidrogen misin per mg. Bila dikemas untuk bentuk sediaan,
sulfida P, didihkan dan saring. Pada filtrat tambahkan mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
5 tetes asam sulfat P, uapkan hingga kering dan pi- dari 120,0% bleomisin dari jumlah yang tertera pada
jarkan hingga bobot tetap: bobot residu tidak lebih etiket. ·
dari 5 mg.
Pemerian Serbuk amorf, warna krem.
Garam amonium Didihkan lebih kurang 100 mg
d~ngan 5 ml natrium hidroksida 1 N: uap yang terjadi Kelarutan Sangat mudah larut dalam air.
tidak mengubah warna kertas lakmus merah P lembab
menjadi biru. Baku pembanding Bleomisin Sulfat BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj; lakukan
penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat Larutan terkonstitusi Pada saat digunakan, larutan
sebagai berikut: Campur 375 mg dengan 5 ml air, terkonstitusi yang dibuat dari Bleomisin Sulfat Steril
tambahkan 2 ml asam sulfat P dengan hati-hati dan memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti yang
panaskan sampai terjadi asap belerang trioksida tertera pada lnjectiones.
dalam jumlah banyak. Dinginkan, tambahkan dengan
hati-hati 10 ml air, uapkan lagi sampai terjadi asap ldentifikasi
kuat; ulangi jika perlu untuk menghilangkan sisa asam A. Spo;!ktrum serapan inframerah zat yang telah
nitrat. dikeringk'ln dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanyn pada panjang gelom-
Tembaga Pada 5 ml larutan yang diperoleh dari uji bang yang sama seperti pada Bleomisin Sulfat BPFI.
Karbonat tambahkan amonium hidroksida 6 N sedikit B. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C
berlebih: tidak terjadi wama kebiruan. seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.

Timbal Pada 5 ml larutan yang diperoleh dari uji Zat hipotensif <191> Memenuhi syarat; lakukan
Karbonat, tambahkan 5 ml asam sulfat 2 N: larutan penetapan menggunakan dosis uji 1,0 ml per kg yang
tidak berkabut. mengandung 0,5 unit Bleomisin per ml dalam larutan
natrium klorida P 0,9%.
Perak Pada 5 ml larutan yang diperoleh dari uji
Karbonat tambahkan asam klorida P tetes demi tetes: Endoktosin bakteri <201> Tidak lebih dari 10,0 unit
tidak terbentuk endapan yang tidak larut dalam asam Endoktosin Fl per unit Bleomisin .
.... klorida P sedikit berlebih, tetapi larut dalam amoniwn
hidroksida 6 N. Sterilitas <71> Memenuhi syarat.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0; lakukan penetapan
·400 mg, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, menggunakan larutan 10 unit Bleomisin per mi.
tambahkan 5 ml air dan 2 ml asam nitrat P, jika perlu
hangatkan agar larut. Encerkan dengan air hingga Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 6,0%;
100 ml, tambahkan 0,3 ml indikator jingga xilenol LP. lakukan pengeringan dalam hampa udara, pada
Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV hingga wama tekanan tidak lebih dari 5. mmHg pada suhu 60°
kuning. selama 3 jam, menggunakan seluruh isi dari 2 wadah.

1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan Kandungan bleomisin Lakukan Kromatogra!f cair
11,65 mg Biz03 kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromato-
grafi"<93l>. ·
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Fast gerak Timbang 960 mg natrium 1-pentariasulfo-
baik. nat .f', larutkan dalam 1000 ml asam asetat o;os N, atur
pH 4,3 dengan amonium hidroksida P, saring dim
awaudarakan. (Catalan Untuk meinperoleh kromatogram
BLEOMICINI SULFAS STERILIS yting memuaskan, dapat ditambahkan 1,86 g dinatrium
Bleomisin Sulfat Steril etilendiaminatetraasetat P.l Gunakan gradien linier dari
10% sampai 40'l'o metanol P dalam campuran larutan di
ata!l, dengan waktupencampuran gradien 60 menit
Bleomisin Sulfat Steril adalah garam sulfat bleomisin, dan biarkan krOmatografi berlanjut dengan·campuran
suatu campuran glikopeptida sitotoksik yang dihasil- gradien terakhir selaina 20 menit atau hingga dimetil-
150 Bromocriptini Mesilas I Monografi FIIV

bleomisin A 2 tereluasi. c
Larutan uji Larutkan sejumlah zat dalam air yang
telah diawaudarakan hingga kadar lebih kurang w
2,5 unit Bleomisin per mi. Simpan dalam lemari pen-
dingin sebelum digunakan. W adalah bobot zat uji dalam mg, yang digunakan
Sistem kramatagrafi Lakukan seperti yang tertera untuk membuat Larutan uji.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkilpi dengan detektor 254 nm dan kolom Syarat lain Bila dikemas untuk bentuk sediaan,
baja tahan karat 4,6 mm x 250 mm berisi bahan pengisi memenuhi syarat Keseragaman Sediaan <911> dan
Ll. Lilju aliran lebih kurang 1,2 ml per menit. Penandaan seperti yang tertera pada Injectiones.
Prascdur Suntikkan lebih kurang 10 ~I Larutan uji
ke dalam kromatograf. Ukur respons puncak dari Penetapan kadar
semua puncak. Urutan eluasi adalah asam bleomisi- Larutan uji 1 Timbang saksama sejumlah Bleomi-
nilt, bleomisin A 2 (puncak utama), bleomisin A 5 , sin Sulfat Steril larutkan dalam Dapar nomor 16, dan
ble,1misin B2 (puncak utama), bleomisin B4 , dan deme- encerkan secara kuantitatif dengan Dapar nomor 16
tilbleomisin A 2• Hitung persentase dari bleomisin A 2 , hingga diperoleh larutan dengan kadar yang sesuai.
bleomisin B2 dan bleomisin B4 dengan rum us: Larutan uji 2 (Untuk zat yang dikemas untuk
b~ntuk sediaan) Larutkan Bleomisin Sulfat Steril seper-
T
ti yang tertera pada etiket._Keluarkan sebanyak
100 - 1-
mungkin isi dengan menggunakan jarum hipodermik
r,
dan alat suritik yang sesuai, dan encerkan dengan
r1 adalah respons puncak bleomisin yang ditentukan Dapar nomor 16 hingga diperoleh larutan dengan kadar
dan r 1 adalah total respons semua puncak. Kan- yang sesuai.
dungan bleomisin A 2 adalah antara 55% dan 70%; Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera
bleomisin B1 adalah antara 25% dan 32%; bleomisin B4 pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro-
tidak lebih dari 1%; dan persentase campuran bleomi- bialogi <131>, menggunakan sejumlah volume Lanttan
sin A 2 dan bleomisin B2 tidak kurang dari 85%. uji yang diukur secara saksama, encerkan secara
kuantitatif dan bertahap dengan Dapar namor 16
Tembaga Tidak lebih dari 0,1 %. hingga diperoleh Enceran larutan uji dengan kadar
Enceran asam nitrat encer Encerkan 20 ml asam yang diperkirakan sama dengan aras dosis tengah
nitrat P dengan air hingga 2000 mi. baku.
Larutan persediaan tembaga Timbang saksama
1000 g tembaga P, masukkan ke dalam labu tentu- Wadah dan penyimpanan Dalam Wada/z untuk Padatan
kur 1000-ml, larutkan dalam 20 ml asam nitrat P, Steril seperti yang tertera pada lnjectiones.
encerkan dengan Enccran asam nitrat sampai tanda.
Simpan dalam botol polietilen. Larutan ini mengan-
dung 1000 ~g tembaga per mi. BROMOCRIPTINI MESILAS
Larutan baku Masukkan 5,0 ml Larutan pcrsediaan Bromokriptin Mesilat
tembaga ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan Asam nitrat encer sampai tanda. Pipet berturut-
turut 3,0 ml, 9,0 ml dan 15,0 ml larutan ini ke dalam
tiga labu tentukur 100-ml yang berbeda, encerkan
masing-masing dengan Enceran asam nitrat sampai
tanda. Larutan baku ini berturut-turut mengandung
1,5 ~g, 4,5 ~g dan 7,5 ~g tembaga per mi. .
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 75 mg,
larutkan dalam 10,0 ml Enceran asam nitrat. 2-Bromoergokriptina monumetanasulfonat
Prasedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan (garam) [22260-51-1]
baku pada panjang gelombang emisi 324,8 nm dengan C 32 H 40 ~rN 5 0 5 .CH 4 S0 3 BM 750,70
spektrofotometer serapan atom; lakukan seperti
yang tertera pada Spektrofatometri dan Hamburan Bromokriptin Mesilat mengandung tidak kurang
Cahaya <1191> yang dilengkapi dengan lampu tabung- dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
katode tembaga dan nyala udara-asetilena meng- C 32 H 40 BrN 50 5 .CH4S03, dihitung terhadap zat yang
gunakan Enceran asam nitrat sebagai blangko. Buat telah dikeringkan.
kurva kalibrasi scrapan Larutan baku terhadap kadar
tembaga dalam ~g per ml. Dari kurva yang diperoleh Pemerian Serbuk hablur halus, putih atau sedikit
hitung kadar tembaga, C, dalam J.Lg per ml Larutan uji. berwama; tidak berbau atau berbau khas lemah.
Hitung persentase dalam serbuk yang digunakan,
dengan nimus: Baku pembanding Bromokriptin Mesilat BPFI; laku-
FI IV Monografi I Bromocriptini Mesilatis Compressi 151

kan Penetapan Susut Pengeringan <1121> menggunakan (1:1) hingga kadar setara dengan 0,10; 0,05 dan
analisis tennogravimetrik. Panaskan 5 mg sampai 10 mg 0,025 mg bromokriptin per ml atau setara 1,0%; 0,5%
mulai dari 25° sampai 160° dengan kenaikan 10° per dan 0,25% dari Larutan baku.
menit dan dialiri nitrogen P lebih kurang 45 ml per menit. Prosed1tr Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan seeara
Identifikasi terpisah masing-masing 10 J.LI Larutan 11ji dan Enceran
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di- larutan baku dalam bentuk pita 1 em pada lempeng
dispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan kromatografi eampuran silika gel setebal 0,25 mm.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
sama seperti pada Bromokriptin Mesilat BPFI. yang dilapisi dengan kertas saring dan yang
B. Larutkan lebih kurang 10 mg dalam 200 ml sebelumnya telah dijenuhkan selama 20 menit dengan
asam metanasulfonat 0,1 M dalam metanol P: spektrum fase gerak metilena klorida P-dioksan P-etanol P-amoni-
serapan ultraviolet menunjukkan maksimum dan um hidroksida P (180:15:5:0,1) hingga fase gerak me-
minimum pada p:mjang gelombang yang sama seperti rambat 10 em di atas garis penotolan. Angkat lem-
pada Bromokriptin Mesilat BPFI. peng, keringkan dalam hampa udara pada suhu
kamar selama 30 menit. Semprot lempeng dengan
Wama dan Akromisitas <1291> Pereaksi Dragendorf, kemudian dengan hidrogen peroksi-
Larutan padanan Buat larutan A, B dan C yang da LP, tutup dengan lempeng kaea untuk meneegah
masing-masing mengandung kobalt(Il) klorida LP, pemueatan dan segera amati: bereak lain selain bereak
besi(JlJ) klorida LP, tembaga(ll) sulfat LP dan larutan utama dari Lar11tan 11ji tidak lebih besar atau lebih
asam klorida P (1 dalam 40) dengan perbandingan intensif dari bereak Enceran larutan baku 1,0%. dan
sebagai berikut: A. (3,0:3,0:2,4:31,6), B. (1,0:2,4:0,4: bereak lain tidak lebih besar atau lebih intensif bereak
36,2) dan C. (0,6:2,4:0:37,0). Enceran larutan baku 0,5%. Jumlah senyawa sejenis
Prosedur Larutkan 100 mg dalam 10,0 ml metanol P, tidak lebih besar dari 1,5%.
bandingkan larutan ini dengan 10 ml Larutan padanan
dalam tabung yang jenisnya sama: Larutan harus Kandungan asam metanasulfonat Tidak kurang dari
jernih dan warnanya tidak lebih gelap dari Larutan 12,5% dan tidak lebih dari 13,4% CH3503 H, dihitung
ptidarian A, B dan C. terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap-
an dengan eara berikut: Timbang saksama lebih
Rotasi jenis <1081> Antara +95° dan +105°, dihitung kurang 400 mg, masukkan ke dalam labu titrasi, larut-
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap- kan dalam 70 ml metanol P, titrasi dengan kalium hi-
an menggunakan 100 mg dalam 10 ml metilena klori- droksida-metanol 0,1 N LV dengan dialiri gas nitrogen P,
da P-metanol P (1:1). tentukan titik akhir seeara potensiometrik dan lakukan
penetapan blangko.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%;
.... lakukan penetapan dengan cara Analisis Termal <741>, 1 m! kalium hidroksida metanol 0,1 N setara dengan
tetapkan persentase zat yang menguap dengan analisis 9,61 mg CH3S0 3H
termogravimetrik menggunakan lebih kurang 10 mg
yang ditimbang saksama. Panaskan zat uji dengan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
kecepatan 10° per menit dengan dialiri nitrogen P pada 600 mg, masukkan ke dalam labu titrasi, larutkan
laju aliran lebih kurang 45 ml per menit. Rekam dalam 80 ml eampuran anhidrida asetat P-asam asetat
termogram dari suhu 25° hingga 160°. glasial P (7:1). Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV,
tentukan titik akhir seeara potensiometrik dan laku-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. kan titrasi blangko.

Lagam be rat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 bpj. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
75,07 mg C3~~rNp5 .CH4 S03
Senyawa sejenis {Catatan Lakukan pengujian dengan
segara dan terlindung dari cahaya matahari maupun cahaya Wadah dan penyimpanan Dalam wadah· tertut_up
lampu, pembuatan larutan uji dan penotolan dilakukan rapat, tidak tembus eahaya dan di tempat sejuk.
terakhir.]
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
larutkan dalam campuran kloroform P-metanol P (1:1) BROMOCRIPTINI MESILATIS
hingga kadar bromokriptin 10 mg per ml. COMPRESS I
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Bromo- Tablet Bromokriptin Mesilat
kriptin Mesilat BPFI, larutkan dalam campuran kloro-
form P-metanol P (1:1) hingga kadar 10 mg per mi.
Enceran larutan baku Buat satu seri.pengenceran Tablet Bromokriptin Mesilat mengandung Bromokrip-
Larutan baku dalam eampuran kloroform P-metanol P tin Mesilat, C 32 H 40 BrN50 5.CH4S03, tidak kurang dari
152 Bromocriptini Mesilatis Compressi I Monografi F!lV

90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang Waktu: 60 menit.
tertera pada etiket. Prosedur Lakukan penetapan jumla h
C 32 H~ 0 BrN 5 0 5 .CH 4 S0 3 , yang terlarut sec<lra sp<'ktrn-
Baku pembanding Bromokriptin Mesilat BPFI; lakukan fluorometri dari filtrat larutan uji yang buu di~ilring
Pcnela11an Susut Pengeringan <1121> menggunakan dengan penyaring serat kaea d<~n L1rut.lil h;,:,,l ~;,,,,/"
analisis termogrilvimetrik. Panaskan 5 mg sampa1 kriptin Mesilat BPFI dalam media y.lll(' ~.1111.1 pad il
10 mg mulai dari suhu kamar hingga 160° dengan panjang gelombang eksitasi 315 nrn d.111 l'"nj.1ng
kenaikan 10° per menit dan dialiri nitrogen p lebih gelombang emisi 445 nm. Sejumbh et.uwi lidak lc'bih
kurang 45 ml per menit. dari 5% dari volume totallarutan i.Jaku cLlp<lt di!~una­
kan untuk melarutkan Bromokrip/111 A•k:;iiat Ufl/1 sebe-
Identifikasi Harga R1 dan warna bereak utama Larut- lum dieneerkan dengan Media disolu~•·
uii sesuai dengan Enceran /arutan baku yang diper-
,111 Trleransi Dalam waktu 60 men:• it:lrus i.1: t't t.idak
clkh pada penetapan Senyawa sejenis. kurang dari 80% (Q) bromokriplin, u.::, . i: .. \ir!•J ,0,),
dari jumlah yang tertera pada etiket. .- ·
Senyawa sejenis [Catalan Lakukan pengujian dengan
;<~eul dan terlindung dari cahaya mataltari maupun cahaya Keseragaman sediaan <911> !'vluth·J,utl: :'···'·''·
inmp11, pembullfan Lamtan IIJi dan pmotolan dilakukan Prvsedur keseragaman kandrmgnn
t,•mkhir./ Larutan baku Timbang saksama_~·l'jun:l.t;l ~3rowu­
LaTlltan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang kriptin Mesilat BPFI, larutkan dalam c<mpur,,:: 'follh>l i'-
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk air (1:1) hingga kadar 57 J..Lg per rnl.
t:tblet set:tra dengan lcbih kurang 20 mg bromokriptin, Larutan uji Masukkan 1 tablet ke d .t;:un Ll•1: !t.:ntu-
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan kur 50-ml, tambahkan lebih kurang ~··::; JJII ,·;;,11puran
10,0 ml metana/ P, dan eampur selama 20 menit. ctano! P-air (1:1) dan koeok selam:1 3(1 :nc·ni!. i:ncc·rkan
s~ntrifus pada 4000 rpm selama 10 menit biarkan dengan pelarut yang sama S<1m~>:li t;,.,d.,, ,,Htng
memisah dan ambil beningannya. melalui penyaring serat kaea berpuri o,;- 1-JIII, bu .• n,;
Larulan baku Timbang saksama sejumlah Bromo- beberapa ml filtrat pertama.
kriptin Mesilat BPFJ, larutkan dalam metanol P hingga Proscdur Ukur sera pan Larutan 11ji lb!l L,!, ,tf u1 {;akll
kadar 1 mg per ml. pada panjang gelombang seri.lp<l:, !llak!->illlllin kbih
Enceran larutan baku Buat satu seri pengeneeran kurang 306 mn terhadap blangko c::mpur;:n, i,:nc•i !'-
L.arutan baku dalam melanol P hingga kadar setara air (1:1). Hitung jumlah dal<:~m :n~;. :.'~'"''.''.>Lriptm
den.gan 0,10 mg; 0,30 mg dan 0,50 mg bromokriptin (C 32 H~~BrN 5 0,), dalam t<:~blet deng.:m nmtw·
per ml atau setara dengan 1,0'Yo; 3,0% dan 5,0%
Prosfdur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti 654,60 TC .·• ..
y<>r<g tertcra pada Kromatografi <931>. Totolkan secara - - - ) ( - - ) (- - - i
terp1sah masing-masing 10 Jll Laruta11 baku dan Encaan 750,71 D t\
larutan baht serta 50 Jll Lar11tan uji dalam bentuk pita
; em pada lempeng kromatografi eampuran silika gel 654,60 dan 750,71 berturut-turut adalah bobct molekul
setebal 0,25 mm. Keringkan lempeng dalam aliran dari bromokriptin dan bromokriptin mesibt: T adabh
udara dingin selama 5 menit. Masukkan lempeng ke 1umlah bromokriptin dalam tablet ya11g tertera pada
dalam bejana kromatografi yang sebelumnya tclah etiket dalam mg; C adalah kadar Bromo!;rij)iill Mcsilat
dijenuhkan selama 20 menit dengan fase gerak metile11a BPFI dalam J..Lg per ml Larutan baku; D adalah bdar
klorida P-dioksan P-etanol P-amonirtm hidroksida P bromokriptin dalam J.J.g per ml Lamta11 ujr, c!an jumbh
(180:15:5:0,1) hingga mcrambat 10 em di atas garis per tablet yang tertera pada etiket d,m besarny<:~ faktnr
penotolan. Angkat lempeng, keringkan dalam hampa pengeneeran; Au dan As berturut-turut adalah sera pan
udara pada suhu kamar selama 15 menit. Semprot l..arutan uji dan Lamtan baku.
lcmpeng dengan Pereaksi Dragendorf, kemudian
dengan hidrogen peroksida LP, tutup dengan lempeng Penetapan kadar Lakukan penetapi!n J~ngan eara
kaca untuk meneegah pemueatan dan segera amati. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
jangan mcngamati bereak pertama 2 em di atas garis Kromatografi <931>.
penotolan (bereak pengisi), segera amati: bereak lain Fase gerak Buat eampuran aseto11itril P dan amoniunz
selain bereak utama dari Larutan uji tidak lebih besar karbonat 0,01 M (65:35), saring dan awaudarakan.
atau lebih intensif dari bereak Encaan larutan Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 11 mg
baku 3,0% dan bereak lain tidak lebih bt:sar atau lebih Bromokriptin Mesilat BPFI, masukkan ke dalam labu
intensif dari bereak Enceran larutarl baku 1,0%. Jumlah tentukur 50-ml, larutkan dan enecrkan dengan meta-
senyawa sejenis tidak lebih besar dari 5,0%. no/ P sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Disolusi <1231> 20 tablet: Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
Media disolusi: 500 ml asam klorida 0,1 N. setara dengan lebih kurang 10 mg bromokriptin,
Alat tipe 1: 120 rpm. · masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan
FIIV Monografi I Brompheniramini Maleas 153

40 ml metanol P dan aduk selama 20 menit, terlindung Identifikasi·


dari cahaya. Saring secara kuantitatif melah.!i penya- A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
ring kaca masir halus ke dalam labu tentukur 50-ml, dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
cuci penyaring dengan metanol P, tambahkan cairan menunjukkan maksimum hanya pada panjang
cucian pada filtrat dan encerkan dengan metanol P gelombang yang sama seperti pada Bromfeniramin
sampai tanda. Maleat BPFI.
Sistcm kromatvgrafi Lakukan seperti yang tertera B. Spektrum serapan ultraviolet Iarutan dalam
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja metanol P (1 dalam 30.000) menunjukkan maksimum
tinggi dilengkapi dengan detektor 300 nm dan kolom dan minimum pada panjang gelombang yang sama
4 mm x 250 mm bcrisi bahan pengisi L1. Laju aliran seperti pada Bromfeniramin Malent BPFI.
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam luas puncak seperti yang pH <1071> Antara 4,0 dan 5,0; lakukan penetapan
tertera pada Proscdur: koefisien variasi pada 3 kali menggunakan larutan (1 dalam 100).
penyuntikan ulang tidak lcbih dari 3,0%.
Prosed1tr Suntikkan se.:ara terpisah sejumlah Jarak lebur <1021> Antara 130° dan 135°.
volume sama (lebih kurang 50 Jll) Lt-.nttr.n baku dan
Larutnn 11ji ke dalam kromatograf, ukur luas puncak Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
utama. Hitung jumlah dalam mg, bromokriptin, lakukan pengeringan pada suhu lOSe selama 3 jam.
(C 32 H 40 BrN 50 5), dalam serbuk tablet yang digunakan
dengan rumus: Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.

654,60 Au Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi gas seperti


---)soc(-) yang tertera pada Kromatogra.fi <931>.
750,71 A5 Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg
larutkan dalam 5 ml metilenn klorida P.
654,60 dan 750,71 adalah bobot molekul bromokriptin Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
dan bromokriptin mesilat; C adalah kadar Bromokriptin pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
· Mesilat BPFI dalam Jlg per ml Larutan baku; Au dan A 5 dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 1,2 m x
berturut-turut adalah luas puncak Larutan uji dan 4 mm berisi bahan pengisi 3% fase diam G3 pada
Larutan bak11. rartikel penyangga SlAB. Pertahankan suhu kolom,
injektor dan detektor masing-masing pada suhu 190°,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 250° dan 250°. Gunakan helium P kering sebagai gas
rapat, tidak tembus cahaya. pembawa, laju aliran diatur hingga waktu retensi
puncak utama 6 sampai 7 menit. Lakukan kromatogra-
... BROMPHENIRAMINI MALEAS
fi terhadap Larutan ltji, ukur luas puncak seperti yang
tertera pada Prosed11r: faktor ikutan puncak bromfe-
Bromfeniramin Maleat niramin maleat tidak lebih dari 1,8.
Prosed11T Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
1 p.l) Larutan uji. Rekam kromatogram selama tidak
HC-COCH
II kurang dari dua kali waktu retensi puncak bromfe-
HC-COCH
niramin dan ukur masing-masing luas puncak. Total
luas puncak relatif semua puncak asing (kecuali
2-(p-Bromo-a-(2-(dimetilamino)etil]benzil} puncak pelarut dan asam maleat jika ada), tidak lebih
piridina maleat (1:1) [980-71-2] dari 2,0%.
C16H 19BrN2 .C4H 40 4 BM 435,32
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Bromfeniramin Maleat dikeringkan pada suhu 105° Metode I Memenuhi syarat.
selama 3 jam, mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 100,5% C 16H 19BrN2.C4H 40 4• Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
425 mg yang sebelumnya telah dikeringkan, larutkan
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau. dalam 50 ml asam asetat glasial P, tambahkan indikator
1 tetes kristal violet LP. Titrasi dengan asam perklo-
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol rat 0,1 N LV hingga warna hijau. Lakukan penetapan
dan dalam kloroform; agak sukar larut dalam eter dan blangko.
dalam benzena.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
Baku pembanding Bromfeniramin Maleat BPFI; laku- 21,77 mg C1/f 19BrN1 .C4Hp 4
kan pengeringan pad a suhu 105° selama 3 jam se- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
belum digunakan. rapat, tidak tembus cahaya.
154 Bupivacaini Hydrochloridum I Monografi FI IV

BUPIVACAINI HYDROCHLORIDUM Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Bupivakain Hidroklorida
Sisa pelarut Jumlah kandungan etanol dan isopropa-
nol tidak lebih dari 2%.
• k(l • H,O
Larrtlan baku etanol Pipet 2,0 ml etanol mutlak P ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air
sampai tanda. Pipet 2 mllarutan ke ::ialam labu tentu-
kur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan
1-Butil-2 ',6 ·-pipekoloksilidida monohidroklorida, mengandung 0,08% etanol. ·
monohidrat [14252-80-3] Larutan baku isopropanol Pipet 2 ml isopropanol P
c ISH2~1\ip.HCI BM 342,91 dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air
Anhidrat [18010-40-7] BM 324,89 sampai tanda. Pipet 2 mllarutan ke dalam labu tentu-
kur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Bupivakain Hidroklorida mengandung tidak kurang Larutan mengandung 0,004% isopropanol.
dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,5'}o C 18 H28 Np.HCI, Larulan uji Timbang saksama 1,0 g masukkan ke
dihitung sebagai zat anhidrat. dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan air
sampai tanda.
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; melebur · Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada lebih kurang 248° disertai peruraian. pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 2 m x 6 mm
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etaPol; berisi bahan pengisi 53. Pcrtahankan suhu injektor,
sukar larut dalam kloroform dan dalam aseton. detektor dan kolom masing-masing pada suhu 200°,
175° dan 280°. Gunakan nitrogen P sebagai gas pem-
Baku pembanding Bupivakain Hidrok/orida BPFI; tidak bawa dengan Iaju aliran lebih kurang 40 ml per menit.
boleh dikeringkan, tetapkan kadar air pada waktu Prosed1tr Lakukan penetapan dengan cara Kroma-
akan digunakan. tografi gas seperti yang tertera pada Kromatogra-
fi <931>. Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
ldentifikasi sama (lebih kurang 5 J.LI) Larutan uji, Larrttan baku elanol
A. Larutkan Iebih kurang 230 mg dalam 15 ml air dan Larutan baku isopropanol ke dalam kromatograf.
masukkan ke dalam corong pisah, tambahkan 1 ml Ukur respons puncak etanol dan isopropanol dalam
amonium hidroksida 6 N, ekst~aks! 3 kali, tic.p kali tiap kromatogram. Hitung persentase etanol dengan
dengan 30 ml k/oroform P, uapkan kloroform pada rum us:
· suhu kamar dengan mengalirkan nitrogen dan kering-
kan sisa dalam hampa udara. Tambahkan 2 ml kloro-
form P, dan larutkan: spektrum serapan inframerah 's
larutan menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Bupivakain Hidro- Hitung persentase isopropanol dengan rumus:
klorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam
asam k/orida 0,01 N (1 dalam 2000) menunjukkan
maksimum dan minimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Bupivakain Hidro-
klorida BPFI. Hitung dan ukur serapan pada panjang r u dan r5 berturut-turut adalah respons analit Lam tan
gelombang maksimum lebih kurang 271 nm: per- uji dan analit yang sesuai dalam Larutan baku etanol
bedaan tidak lebih dari 3,0% dihitung terhadap zat dan Larutan baku isopropanol. Jumlah kandungan etanol
anhidrat. dan isopropanol tidak lebih dari 2%.
C. Larutkan Iebih kurang 50 mg dalam 10 ml air,
masukkan ke dalam corong pisah kecil, basakan Ketttumian kromatografi
dengan amonium hidroksida 6 N, ekstraksi dengan 10 ml Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut-
eter P: lapisan air menunjukkan reaksi Klorida cara A, kan dalam campuran kloroform P-isopropilamina P
B dan C seperti yang tertera pada Uji Identifikasi (99:1) hingga kadar 20,0 mg per ml.
Umum <291> .. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Bupiva-
k.ain Hidroklorida BPFI, larutkan dalam campuran kloro-
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0; lakukan penetapan form P-isopropilamina P (99:1) hingga kadar 20,0 mg
menggunakan larutan (1 dalam 100). perml.
Enceran larutan baku Encerkan sejumlah Laruta.~
Air <1031> Metode I Antara 4,0% dan 6,0%. baku dengan pelarut yang sama hingga kadar 100 11g
per ml.·
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. · Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
FI IV Monografi I Bupivacaini Hydrochloridi Injectio 155

yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara B. Masukkan sejumlah injeksi, setara dengan lebih
terpisah masing-inasing 10 ~1 Larutan uji, Larutan baku kurang 50 mg bupivakain hidroklorida ke dalam
dan Enceran larutan baku pada jarak yang sama, 2,5 em corong pisah, tambahkan amonium hidroksida 6 N
dari tepi bawah lempeng kromatografi silika gel sampai basa, dan ekstraksi dengan 10 ml der P: lapis-
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana an air menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, C seperti
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
heksana P-isopropilamina P (97:3) hingga fase gerak
merambat tiga per empat tinggi lempeng. Angkat pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5.
lempeng, tandai batas fase gerak, biarkan kering di
udara panas. Masukkan lempeng ke dalam bejana Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
tertutup dengan cawan berisi 1 g iodum P dan biarkan In jectiones.
selama lebih kurang 5 menit. Angkat Jempeng, sem-
prot Jempeng dengan asam sulfat 7 N, amati kromato- Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
gram. Harga R, bercak utama Larutan uji sesuai Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
dengan Larutan baku, ukuran dan intensitas bercak Jain Kromatografi <931>.
dari Larutan uji tidak Jebih dari bercak utama yang Dapar fosfat pH 6,8 Larutkan 1,94 g kalium fosfat
diperoleh dari Enceran larutan baku (0,5%), dan jumlah monobasa P dan 2,48 g kalium fosfat dibasa P dalam
ukuran dan intensitas dari semua bercak yang di- 1000 ml air. Jika perlu atur pH dengan kalium hidrok-
peroleh dari Larutan u}i tidak Jebih dari 4 kali bercak sida 1 N a tau asam fosfat 1 M hingga pH 6,8.
utama dari Enceran larutan baku (2,0%). Fase gerak Buat larutan segar campuran asetonitril P
dan Dapar fosfat pH 6,8 (65:35). Jika perlu atur hingga
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang pH 7,7 ± 0,2 dengan asam fosfat 1 M. Sa ring melalui
600 mg, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, penyaring membran 1 1-1m atau porositas Jebih halus
larutkan dalam 20 ml asam asetat glasial P, tambahkan dan awaudarakan.
10 ml raksa(ll) asetat LP dan 3 tetes kristal violet LP dan Larutan baku internal Buat larutan dibutil Jlatat P
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai titik akhir dalam metanol P dengan kadar lebih kurang 1,3 mg
warna hijau. Lakukan penetapan blangko. per mi.
Lamtan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan Bupivakain Hidroklorida BPFJ, masukkan ke dalam labu
32,49 mg C1/f 2/'lp.HC1 tentukur 100-m!, larutkan dalam 10,0 ml air, jika perlu
sonikasi. Tambahkan 10 ml Larutan baku internal dan
· Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup encerkan dengan metanol P sampai tanda.
baik. Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume setara
dengan Jebih kurang 50 mg bupivakain hidroklorida,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambah-
kan 10,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan
BUPIVACAINI HYDROCHLORIDI metanol P sampai tanda.
INJECTIO Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
InJeksi Bupivakain Hidroklorida pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 263 nm, kolom
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran 2 ml
Injeksi Bupivakain Hidroklorida adalah larutan steril per menit. Suntikkan 3 kali Larutan baku dan rekam
Bupivakain Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi. .respons puncak seperti tertera pada Prosedur; perban-
Injeksi Bupivakain Hidroklorida mengandung dingan simpangan baku relatif puncak bupivakain
Bupivakain Hidroklorida, C 18 H 28 N 2 0.HC1, tidak hidroklorida terhadap puncak dibutil ftalat tidak lebih
kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari dari 1,0% dan faktor resolusi antara bupivakain hi-
jumlah yang tertera pada etiket. droklorida dan dibutil ftalat tidak kurang dari 2,0. .
Prosed1tr Suntikkan secara terpisah sejumlah
Baku pembanding Bupivakain Hidroklorida BPFI; tidak volume sama (lebih kurang 20 Ill) Larutan baku dan
boleh dikeringkan, tetapkan kadar air pada waktu Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
akan digunakan. puncak utama. Waktu retensi relatif dibutil ftalat
dan bupivakain hidroklorida masing-masing adalah
Identifikasi . Jebih kurang 1,2 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg,
A. Encerkan sejumlah injeksi setara dengan lebih C 18H 28 N;zO.HCl, dalam volume injeksi yang diguna-
kurang 50 mg bupivakain hidroklorida dengan asam kan dengan rum us:
klorida 0,01 N hingga 25 ml dan lanjutkan menurut
cara yang tertera pada Identifikasi Basa Nitrogen
Organik <261>, mulai dari "Pindahkan larutan ke
dalam corong pisah."
156 Busulfanum I Monografi FIIV

W adalah bobot dalam mg Bupivakain Hidroklori- 80 mg, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mi.
da BPFI, dihitung sebagai anhidrat dalam Larutan baku;~ Tambahkan lebih kurang 30 ml air, goyangkan,
Ru dan R 5 berturut-turut adalah perbandingan tambahkanfenoiftalein LP dan netralkan dengan natri-
respons puncak bupivakain hidroklorida terhadap um hidroksida 0,05 N. Hubungkan labu dengan pen-
baku internal dalam Larutan uji dan Larutan baku. dingin udara, refluks dan didihkan perlahan-lahan
selama tidak kurang dari 30 menit, jika perlu tambah
Wadah dan penyimpanan Da!am wadah dosis tung- air agar volume tetap. Dinginkan hingga suhu kamar.
gal atau dosis ganda, sebaikny:t dari kaca Tipe J. Injek- Titrasi dengan natrium hidroksida 0,05 N LV, menggu-
si yang mengandung bupivakain hidroklorida 0,5% nakan indikator fenoiftalein LP.
atau kurang dapat dikemas dalam wadah dosis
ganda 50 mi. I ml natrium hidroksida 0,05 N setara dengan
6,158 mg C6H 1p 6S2

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


BUSULFANUM rapat.
Busulfan

BUSULFAN! COMPRESS!
1,4- Butanadiol dimetanasulfonat [55-98-1]
Tablet Busulfan
C6Ht406S2 BM 246,29

Busulfan mengandung tidak kurang dari 98,0% dan Tablet Busulfan mengandung Busulfan, C 6 H 14 0 6S 2,
tidak lebih dari 100,5% C 6 H 14 0 6S2 , dihitung terhadap tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0%
zat yang telah dikeringkan. dari jumlah yang tertera pada etiket.

Pemerian Serbuk hablur, putih. ldentifikasi Serbukkan sejumlah tablet secukupnya,


ekstraksi beberapa kali dengan aseton P. Uapkan
Kelarutan Sangat sukar Jarut dalam air; agak sukar kumpulan ekstrak di atas tangas uap dengan aliran
larut dalam aseton; sukar larut dalam etanol. udara sa1npai kering: sisa memenuhi uji Identifikasi
seperti yang tertera pada Busulfan, dan melebur pada
ldentifikasi suhu lebih kurang 115°.
A. Lebur lebih kurang 100 mg dengan lebih
kurang 100 mg kalium nitrat P dan lebih kurang 250 mg Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit;
kalium hidroksida P. Dinginkan, larutkan sisa dalam air, lakukan penetapan tanpa cakram.
asamkan dengan asam klorida 3 N, dan tambahkan
beberapa tetes barium klorida LP: terbentuk endapan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
putih.
B. Pada 100 mg tambahkan 10 ml air dan 5 ml Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak
natrium hidroksida 1 N. Panaskan hingga diperoleh kurang dari 40 tablet [Perhatian Hindari terhirupnya
larutan jemih: terjadi bau khas asam metanasulfonat. serbuk halus]. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
C. Dinginkan larutan yang diperoleh pada uji setara dengan lebih kurang 80 mg busulfan, masukkan
Identifikasi B, dan bagi menjadi dua bagian sama ke dalam gelas piala 100 mi. Ekstraksi 4 kali, tiap kali
banyak. Pada larutan pertama tambahkan 1 tetes dengan 20 ml aseton P, tiap kali aduk baik-baik, diam-
kalium permanganat LP: wama merah ungu berubah kan agar zat yang tidak larut mengenap, kemudian
menjadi lembayung kemudian biru dan akhirnya tuang beningan melalui penyaring kaca masir ke
berwarna hijau zamrud. Asamkan larutan kedua dalam labu Erlenmeyer 250 mi. Uapkan kumpulan
dengan asam sulfat 2 N, tambahkan 1 tetes kalium ekstrak aseton sampai lebih kurang 10 mi. tambahkan
permanganat LP: wama permanganat tidak hilang. fenolftalein LP dan netralkan dengan natrium hidrok-
sida 0,05 N. Uapkan sampai kering, tambahkan 30 ml
Jarak lebur <1021> Antara 115° dan 118°. air dan lanjutkan penetapan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Busulfan, mulai dari "Hubung-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; kan labu .......".
lakukan pengeringan pada suhu 60° dalam hampa
udara hingga bobot tetap. · 1 ml natrium hidroksida 0,05 N setara dengan
6,158 mg C/f1 P~2
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Penetapan kadar Timbang saksama iebih kurang baik. ·
FIIV Monografi I Buthylis Hydroxytoluenum 157

BUTHYLIS HYDROXYANISOLUM Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera


Butil Hidroksianisol pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala, kolom baja tahan karat
1,8 m x 2 mm berisi bahan pengisi 10% fase cair G26
pada partikel penyangga S1A. Pertahankan suhu
kolom antara 175° sampai 185°. Gunakan helium P
kering sebagai gas pembawa. Suntikkan beberapa kali
tert- Buti/-4-metoksifeno/ [25013-16-5] Larutan baku dan rekam Juas seperti yang tertera pada
CIIH1602 BM 180,25 Prosedur. Simpangan baku relatif tidak lebih dari 2%
untuk 3-tert-butil-4-hidroksianisol dan 6% untuk
Butil Hidroksianisol mengandung tidak kurang dari isomer 2-tert-butil-4-hidroksianisol. Resolusi kedua
98,5% CIIH1602. isomer tidak kurang dari 1,3 dan faktor ikutan tidak
lebih dari 2,0.
Pemerian Padatan seperti lilin, putih atau agak Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
kekuningan; bau khas lemah. volume sama (lebih kurang 5 J.!l) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf. Hitung Iuas puncak
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam tiap isomer dan baku internal dalam tiap kromatogram
etanol, dalam propilen glikol, dalam kloroform, dan dan hitung jumlah dalam mg, tiap isomer butil
dalam eter. hidroksianisol yang digunakan dengan rumus:

Baku pembanding 3-tert-Butil-4-hidroksianisol BPFI;


simpan dalam wadah tertutup rapat; tidak boleh di-
keringkan sebelum digunakan. 2-tert-Butil-4-hidroksi-
aniso/ BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat; tidak
boleh dikeringkan sebelum digunakan. C5 adalah kadar isomer dalam mg tiap ml isomer
dalam Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah
ldentifikasi Pada 5 mi larutan dalam etanol P 72% perbandingan luas puncak tiap isomer dan baku inter-
(1 dalam 10.000) tambahkan 2 ml larutan natrium nal dalam kromatogram Larutan baht dan Lanttan uji.
borat P (1 dalam SO) dan 1 mllarutan 2,6-diklorokui- Hitung jumlah dalam mg C 11 H 160 2, dengan me-
non-klorimida dalam etanol mut/ak P (1 dalam 10.000): nambahkan jumlah kedua isomer.
terjadi warna biru.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,01 %; lakukan baik.
penetapan menggunakan 10 g .
... Arst!n <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj. BUTHYLIS HYDROXYTOLUENUM
Butil Hidroksitoluen
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
()I<
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode V Memenuhi syarat.
1,C*CICH
ICH1 111

Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.


CH,

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato- 2,6-Di-tert-butil-p-kresol [128-37-0]
grafi <931>. c1s~P BM 220,35
Larutan baku internal Timbang saksama 500 mg
4-tert-butilfenol, larutkan dalam labu tentukur 100-ml, Butil Hidroksitoluen mengandung tidak kurang dari
tambahkan ascton P sampai tanda. 99,0% C15H 240. -
Larutan baku Timbang saksama 3-tert-Butil-4-hi-
droksianisol BPFI dan 2-tert-Butil-4-hidroksianisol BPFI, Pemerian Hablur padat, putih; bau khas, lemah.
larutkan masing-masing dalam Larutan baku internal
hingga kadar lebih kurang 9 mg ~-tert-Butil-4-hidrok­ Kelarutan Tidak larut dalam air dan propilen glikol;
sianisol BPFI dan lebih kurang 1 mg 2-tert-Butil-4-hi- mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan
droksianisol BPFI per ml. dalam eter.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
larutkan dalam labu tentukur 10-ml dengan. Larutan ldentifi.kasi Pada 10 ml Iarutan dalam metanol P
baku internal, encerkan dengan Larutan baku internal (1 dalam 100.000) tambahkan 10 ml air, 2 ml Iarutan
sampai tanda. tuitrium nitrit P (3 dalam 1000) dan 5 ml larutan dianisi-
158 Buthylis Parabenum I Monografi FIIV

dina dihidroklorida P (1 dalam 500), yang dibuat dengan Keasaman Panaskan 750 mg dalam 15 ml air pada
melarutkan 200 mg dianisidina dihidroklorida P dalam suhu 80° selama 1 menit, dinginkan dan saring:
campuran 40 ml metar1ol P dan 60 ml asam klorida 1 N: filtrat bereaksi netral atau asam terhadap lakmus P.
terjadi warna jingga merah dalam waktu 3 menit. Pada 10 ml filtrat, tambahkan 0,20 ml natrium hi-
Tambahkan 5 ml kloroform P, kocok: lapisan kloroform droksida 0,10 N dan 2 tetes merah metil LP: larutan
menunjukkan warna ungu atau warna magenta yang berwarna kuning.
memudar hila terkena cahaya.
Jarak lebur <1021> Antara 68° dan 72°.
Suhu beku <1101> Tidak kurang dari 69,2°; sesuai
tidak kurang dari 99,0% C15H 240. Susut peng~ringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 5 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,002%;
lakukan penetapan dengan cara berikut: Timbang Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%.
saksama lebih kurang 50 g, masukkan dalam krus
yang telah ditara, pijarkan hingga mengarang dan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
dinginkan, basahi abu dengan 1 ml asam sulfat P dan 2 g, masukkan ke dalam labu, tambahkan 40,0 ml
lanjutkan pemijaran hingga sempurna dengan natrium hidroksida 1 N LV dan bilas dinding labu,
pemanasan pada suhu 800° ± 25° selama 15 menit refluks selama 1 jam dan dinginkan. Tambahkan
sampai bobot tetap. 5 tetes biru bromotimol LP dan titrasi kelebihan
natrium hidroksida dengan asam sulfat 1 N LV
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj. sampai pH 6,6 dengan membandingkan warna
dapar fosfat pH 6,6 yang mengandung indikator
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 10 bpj. dengan perbandingan sama. Lakukan penetapan
blangko.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik. 1 ml natrium hidroksida 1 N setara dengan
194,2 mg C11 H 1p 3

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


BUTHYLIS PARABENUM baik.
Butilparaben
CALAMINUM
Kalamin

Butil-p-hidroksibenzoat (94-26-8) Kalamin [8011-96-9)


CIIHUOJ BM 194,23
Kalamin adalah Zink Oksida dengan sebagian kecil
Butilparaben mengandung tidak kurang dari 99,0% besi oksida, mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 100,5% C 11 H 140 3 , dihitung dan tidak lebih 100,5% ZnO, dihitung terhadap zat
terhadap zat yang telah dikeringkan. yang telah dipijarkan.

Pemerian Hablur halus tidak berwarna atau Pemerian Serbuk halus, merah muda; tidak berbau:
serbuk putih. praktis tidak berasa.

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan dalam Kelandan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
gliserin; mudah Iarut dalam aseton, dalam etanol, asam mineral.
dalam eter dan da_Iam propilen glikol.
ldentifikasi
Baku pembanding Butilparaben BPFI; lakukan A. Campurkan 1 g dengan 10 ml asam klorida 3 N
pengeringan di atas silika gel P selama 5 jam sebe- dan saring. Filtrat menunjukkan reaksi Zink seperti
lum digunakan. yang tertera pada Uji ldentijilazsi Umum <291>.
B. Campur 1 g dengan 10 ml asam klorida 3 N,
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat panaskan hingga mendidih, saring. Pada filtrat tam-
yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam bahkan amonium tiosianat LP: terjadi wama kemerahan.
minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya
pada panjang gelombang yang sama seperti pada Batas mikroba <51> Tidak boleh mE:ngandung Staphy-
Butilparaben BPFI. lococus aunus dan Pseudomonas aeruginosa.
FIIV Monografi I Calcii Carbonas 159

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan Kalsium Karbonat jika dikeringkan pada suhu 200°
pemijaran pada suhu 500°, menggunakan 2,0 g. selama 4 jam mengandung kalsium setara tidak
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% CaC03 •
Zat tak larut dalam asam Tidak lebih dari 2,0%;
lakukan penetapan dengan melarutkan 2 g dalam Pemerian Serbuk, hablur mikro, putih; tidak berbau;
50 ml asam klorida 3 N. Zat yang tidak larut saring tidak berasa; stabil di udara.
dengan penyaring yang Ielah ditara, cud dengan air,
keringkan pada suhu 105° selama 1 jam, dinginkan Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; kelarutan
clan timbang. Bobot tidak lebih dari 40 mg. dalam air meningkat dengan adanya sedikit garam
amonium atau karbon dioksida; adanya alkali hidrok-
Zat bereaksi basa Ekstraksi 1 g dengan 20 ml air di sida menurunkan kelarutan; tidak larut dalam etanol;
atas tangas uap selama 15 menit, saring, tambahkan larut dalam asam asetat 1 N, dalam asam klorida 3 N
2 tetes fenolftalein LP: untuk menghilangkan warna dan dalam asam nitrat 2 N dengan membentuk gelem-
merah yang terbentuk, dibutuhkan tidak lebih 0,2 ml bung gas.
asam sulfat 0,10 N.
Identifikasi Penambahan asam asetat P pada sejumlah
Kalsium Ekstraksi 1 g dengan 25 ml asam klorida 3 N zat membentuk gelem~ung gas dan cairan yang ter-
selama 30 menit, saring besi oksida yang tidak larut. bentuk, setebh dididihkan menunjukkan reaksi
Pada filtrat tambahkan amonium hidroksida 6 N hingga Kalsium cara A, B seperti yang tertera pada Uji ldentifi-
endapan yang terbentuk larut kembali, tambahkan kasi Umum <291>.
5 ml amonium hidroksida 6 N. Pada 10 ml larutan
tambahkan 2 ml amonium oksalat LP. Larutan hanya Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
boleh agak keruh. Iakukan pengeringan pada suhu 200° selama 4 jam.

Kalsium atau Magnesium Pada 10 ml larutan yang Senyawa tak larut dalam asam Tidak lebih dari 0,2%;
dibuat untuk uji Kalsium tambahkan 2 ml larutan lakukan penetapan sebagai berikut: Campur 5,0 g
natrium fosfat dibasa P: Iarutan hanya boleh agak keruh. dengan 10 ml air, tambahkan asam klorida P tetes demi
tetes sambil dikocok, sampai tidak terbentuk gelem-
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj. bung gas, kemudian tambahkan air sampai 200 ml dan
saring. Cud sisa yang tidak larut sampai air cucian
Timbal Pada 1,0 g tambahkan 15 ml air, kocok baik, terakhir tidak mengandung klorida dan pijarkan.
tambahkan 3 ml asam asetat glasial P, hangatkan di atas Bobot sisa tidak lebih dari 10 mg.
tangas uap hingga larut, saring. Pada filtrat tambah-
kan 5 tetes kalium kromat LP: tidak terjadi kekeruhan. Fluorida Tidak lebih dari 0,005% [Catalan Siapkan dan
... Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g
simpan semua larutan dalam wadah plastik.]
Larutan dapar, larutan baku dan Sistem elektrode
yang telah dipijar, ekstraksi dengan 50,0 ml asam Lakukan seperti yang tertera pada uji Fluorida dalam
sulfat 1 N LV panaskan hati-hati hingga tidak terjadi KJzlsium Hidrogenfosfat.
lagi pelarutan zat. Saring, cud sisa dengan air panas Garis respons baku Lakukan seperti yang tertera
sampai cairan cudan bereaksi netral terhadap ktrtas pada uji Fluorida dalam KJzlsium Hidrogenfosfat, kecuali
lakmus P. Pada kumpulan filtrat dan cairan cudan menggunakan 4,0 ml asam klorida P menggantikan
tambahkan 2,5 g amorrium klorida P; dinginkan. Titrasi 2,0 ml.
dengan natrium hidroksida 1 N LV menggunakan indi- Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada uji
kator jingga metil LP. Fluorida dalam KJdsium Hidrogenfosfat, menggunakan
4,0 ml asam klorida P.
1 ml asam sulfat 1 N setara dmgan
40,69mgZnO Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan
pen.etapan menggunakan Larutan ·ttji yang dibuat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup sebagai berikut: Larutkan perlahan-lahan·1,0 g dalam
baik. 15 ml aSllm klorida P dan encerkan dengan air hingga
55 ml. Larutan memenuhi Uji Balas Arsen~' tanpa
penambahan 20 inl asam sulfat 7 N, seperi:i yang ter-
tera pada Prostdur. ·
CALCII CARBONAS
Kalsium Karbonat
Barium: Celupkan kawat platina·ke dalam filtratyang
· diperoleh dari uji Smyawa tak larut dalam asam, bakar:
nyala ti~ak be~ama hijau. .. ·
KJzlsium karbonat (1:1) [471-34-1]
CaC03 BM 100,09 Timbal <401> Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan 'pene-
160 Calcii Chloridum I Monografi FllV

tapan menggunakan zat uji yang dibuat sebagai beri- sempurna. Tambahkan 100 ml air, 1S ml natrium
kut: Campur 1,0 g dengan S ml air, tambahkan perla- hidroksida 1 N dan 300 mg biru hidroksinaftol P. Titrasi
han-lahan 8 ml asam klorida 3 N, uapkan di atas tangas dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai titik akhir
uap hingga kering, residu dilarutkan dalam S ml air. wama biru.

Besi Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan penetapan sebagai 1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
berikut: Buat Laruta11 uji dengan melarutkan 40 mg 5,004 mg CaC0 3
dalam 5 ml asam klorida 2 N, masukkan ke dalam gelas
piala dan encerkan dengan air hingga 10 mi. Buat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan baku seperti yang tertera pada Uji Batas Besi baik.
<331>, menggunakan 4,0 mll.arutan baku dalam gelas
piala dan encerkan dengan air hingga 10 mi. Pada
masing-masing gelas piala tambahkan 2 ml larutan
asnm sitrnt P (1 dalam 5) dan 2 tetes asam tioglikolat P,
CALCII CHLORIDUM
atur hingga pH 9,5 ± 0,1 dengan larutan amonia LP,
Kalsium Klorida
encerkan dengan air hingga 20 ml, campur, diamkan
selama 5 menit. Encerkan hingga SO mi. Ukur serapan
Larutan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang l<Jilsium klorida dihidrat (10035-04-8]
maksimum lebih kurang 530 nm menggunakan CaCi 2 .2H~O BM 147,02
blangko air, serapan larutan uji tidak lebih dari larutan Anhidrat tl0043-S2-4] BM 110,99
baku.
Kalsium Klorida mengandung sejumlah CaCI 2 setara
Raksa <381> M,·todc /In Tidak lebih dari 0,5 bpj; laku- tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 107,0'Yo
kan penetapan menggunakan larutan yang dibuat CaCI1 .2Hp.
sebagai berikut: l'indahkan 4,0 g ke dalam gelas piala
100m!, larutkan h<lti-hati dalam 14 ml asam k/orida 6 N. Pemerian Granul atau serpihan, putih, keras; tidak
berbau.
Logam berat <371> Tidak Iebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan menggunakan zat uji yang dibuat sebagai Kelarutan Mudah larut dalarn air, dalam etanol, dan
berikut: Campur 1,0 g dalam S ml air, tambahkan dalam etanol mendidih; sangat mudah Iarut dalam air
perlahan-Iahan 8 ml asam k/orida 3 N dan uapkan di panas.
a.ta~ tangas uap hingga kering. Larutkan residu daiam
20 ml air, saring dan tambahk.m air pada filtrat hingga ldentifikasi Larutan (1 dalam 10) menunjukkan
25 mi. reaksi l<Jilsium cara A, 8 dan reaksi Klorida cara A, B, C
seperti yang tertera pad a Uji Identifikasi Umum <291 >.
Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari
1,0%; Iakukan pene!apan sebagai berikut: Caopur pH <1071> Antarn 4,S dan 9,2; lakukan penetapan
1,0 g dengan 35 ml air tambahkan hati-hati 3 ml asam menggunakan larutan (1 dalam 20).
klorida P, panaskan larutan dan didihkan selama 1 me-
nit. Tambahkan dengan cepat 40 ml asam oksalat LP Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj.
dan aduk kuat sampai terbentuk endapan. Tambahkan
segera pada campuran hangat 2 tetes Iarutan merah Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
metii LP dan amonium hidroksida 6 N tetes demi tetes penetapan dengan rnelarutkan 2,0 g dalam 2S ml air.
sampai campuran tepat basa, dinginkan hingga suhu
kamar. Masukkan ke dalam gelas ukur 100 ml, en- Besi, aluminium dan fosfat Pada larutan (1 dalam
cerkan dengan air sampai tanda, dan diamkan selama 20), tambahkan 2 tetes asam klorida 3 N dan 1 tetes
4 jam atau semalam. Saring, masukkan SO ml filtrat fenoljtalei:t LP. Tambahkan amonium klorida-amonium
jemih ke dalam cawan platina, tambahkan 0,5 ml asam hidroksida LP tetes demi tetes sampai larutan berwarna
sulfat P, uapkan di atas tangas uap sampai hampir merah muda pucat, tambahkan 2 tetes berlebih dan
kering. Panaskan perlahan-lahan di atas api bebas panaskan sampai mendidih: tidak terbentuk kekeruh-
sampai kering, lanjutkan pemanasan sampai garam- an atau endapan.
garam amonium terurai dan menguap. Pijarkan sisa
sampai bobot tetap. Bobot sisa tidak lebih dari 5 mg. Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 1,0%.
Larutkan 1 g dalam SO ml air, tambahkan SOO mg
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang amonium klorida P, lanjutkan penetapan menurut uji
200 mg zat yang telah dikeringkan pada suhu 200° Magnesium dan garanr alkali seperti yang tertera pada
selama 4 jam. Masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, Kalsium Karbonat mulai dari "panaskan Iarutan dan
basahkan dengan beberapa ml air, tambahkan tetes didihkan selama 1 menit ...... ": bobot sisa tidak lebih
demi tetes asam klorida 3 N secukupnya hingga larut dariSmg.
FIIV Monografi I Calcii Gluconas 161

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g, CALCII GLUCONAS


masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, larutkan dalam Kalsium Glukonat
campuran 100 ml air dan 5 ml asam klorida 3 N. Pin-
dahkan larutan ke dalam labu tentukur 250-ml, encer-
kan dengan air sampai tanda. Pipet 50 ml larutan ke
dalam labu Erlenmeyer, tambahkan 100 ml air, 15 ml ~~?H~
[ HOCHz-c-c-c-c-coo-
t I I I
J CG
natrium hidroksida 1 N dan 300 mg indikator biru OHOHH OH I

hidroksi naftol LP. Titrasi dengan dinatrium edetat


0,05 M LV sampai titik akhir berwarna biru tua.
Kalsium D-glukonat (1:2) [299-28-5]
1 ml dinatritim edetat 0,05 M setara dengan C 12H 22Ca014 BM 430,38
7,351 mg CaCl2.2Hp Monohidrat [18016-24-5] BM 44!!,39

Wadah dan penyimpan;.n Dalam wadah terhitup Kalsium Glukonat ada,lah senyawa anhidrat atau
rap at. mengandung 1 molekul air hidrat. Bentuk anhidrat
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 102,0% C 12 H 22Ca0w dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan, dan bentuk monohidrat me-
CALCII CHLORIDI INJECTIO ngandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari
Injeksi Kalsium Klorida 98,9% C 12 H 22 Ca0w dihitung terhadap zat yang te)ah
diker:ngkan, sesuai d.engan tidak kurang dari 99,0%
dan tidak lebih dari 103,0% C 12H 22CaOwH20.
lnjeksi Kalsium Klorida adalah larutan steril dari
Kalsium Klorida dalam Air untuk Injeksi. Mengandung
Kalsium Klorida, CaClz-2H 20 tidak i.:.urang dari 95,0% Pemerian Hablur, granul atau serbuk putih; tidak
dan tidak lebih dari 165,0% dari jumlah yang tertera berbau; tidak berasa. Stabil di udara.
pada etiket.
Kelarutan Agak sukar (dan lambat) larut dalam air;
mudah larut dalam air mendidih; tidak larut dalam
ldentifikasi Menunjukkan reaksi Kalsium cara A, B etanol. Larutan bersifat netral terhadap lakmus.
dan Klorida cara A, B, C seperti yang tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>. Baku pembanding Kalsium Glukonat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada 105° selama
pH <1071> Antara 5,5 sampai 7,5 dalam larutan injek- 4 jam sebelum digunakan.
... si yang tidak diencerkan, kecuali jika kadar lebih
besar dari 1 dalam 20, yaitu jika digunakan injeksi ldentifik3si
yang diencerkan dengan air hingga kadar 1 dalam 20. A. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi
· Kalsium cara A dan B seperti yang tertera pada Uji
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti yang ldentifikasi Umum <291>.
tertera pada lnjeksi volume kecil. B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing 5 J.Ll larutan dalam air (hila perlu panaskan
Injectiones. pada tangas air 60°) yang mengandung (1) zat uji
10 mg per ml dan (2) Kalsium Glukonat BPFI 10 mg
Penetapan kadar Masukkan sejumlah volume injeksi per ml, pada tepi lempeng kromatografi campuran
yang diukur saksama setara dengan lebih kurang 1 g silika gel P setebal 0,25 em. Masukkan lempeng ke
kalsium klorida ke dalam labu tentukur 250-ml, dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak
tambahkan 5 ml asam klorida 3 N, encerkan dengan air campuran etanol P-air-amonirim hidroksida P-etil asetat P
sampai tanda. Pipet 50 ml larutan ke dalam labu ~ (50:30:10:10) dan biarkan f~ gerak merambat tiga per
Erlenmeyer, tambahkan 100 ml air, 15,0 ml natrium empat tinggi lempeng. Angkat lempeng; keringkan
hidroksida 1 N dan 300 mg indikator biru hidroksi pada suhu 110° selama 20 menit, biarkan dingin,
naftol LP dan titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV semprot dengan pereaksi yang dibuat sebagai berikut:
sampai titik akhir wama biru tua. Larutkan 2,5 g amonium molibdat P dalam lebih kurang
50 ml asam sulfat 2 N dalam labu tentukur 100-ml,
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan tambahkan 1,0 g serium(IV) sulfat P, goyang sampai
7,351 mg CtzCI2.2Hp larut, encerkan dengan asam sulftzt 2 N sampai tanda.
Panaskan lempeng pada 110° selama 10 menit. Wama,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- ukuran dan harga R1 bercak utama yang diperoleh dari
gal, sebaiknya dari kaca lipe I. larutan (1) sesuai dengan bercak utama larutan (2).
162 Calcii Hydrogen Phosphas I Monografi FIIV

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%; CALCII HYDROGEN PHOSPHAS
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 16 jam. Kalsium Hidrogen Fosfat
Kalsium Fosfat Dibasa
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,07%; lakukan pe-
netapan menggunakan 1,0 g zat: mengandung klorida Kalsium fosfat (1:1) [7757-93-9]
tidak lebih dari yang terdapat dalam 1 ml asam klorida CaHP0 4 BM 136,06
0,020 N. Dihidrat (7789-77-7] BM 172,09

Kalsium Hidrogen Fosfat adalah senyawa anhidrat


Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,05%; lakukan pe- atau mengandung dua molekul air hidrasi.
netapan menggunakan larutan 2,0 g zat dalam air Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
mendidih: tidak lebih dari yang terdapat dalam 1 ml dari 105,0% kalsium hidrogen fosfat anhidrat
asam sulfat 0,020 N. (CaHP0 4 ) atau kalsium hidrogen fosfat dihidrat
(CaHPO 4 .2Hp).

Arsen <331> Metode I Tidak Jebih dari 3 bpj; lakukan Pemerian Serbuk, putih; tidak berbau; tidak berasa;
penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai stab·il di udara.
berikut: Larutkan 1,0 g dalam campuran 10 ml asam
klorid"a P dan 20 ml air, dan encerkan dengan air Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
hingga 55 ml: larutan memenuhi Uji Balas Arsen tanpa asam k/orida 3 N, dalam asam nitrat 2 N; tidak larut
penambahan 20 ml asam sulfat 7 N seperti yang tertera dalam etanol.
pada Prosedur.
Baku pembanding Natrium Fluorida BPFI.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan Identifikasi


penetapan menggunakan 1 g zat yang dilarutkan A. Larutkan lebih kurang 100 mg dengan peng-
dalam 4 ml asam klorida 1,2 N dan tambahkan air hangatan dalam campuran 5 ml asam klorida 3 N dan
hingga 25 ml, hangatkan perlahan-lahan sampai 5 ml air, tambahkan 2,5 ml amonium hidroksida 6 N tetes
melarut dan dinginkan. demi tetes dengan pengocokan, kemudian tambahkan
5 ml amoniwn oksa/at LP: terbentuk endapan putih.
Senyawa mereduksi Tidak lebih dari 1,0%. Masukkan B. Pada 10 ml larutan hangat (1 dalam 100) dalam
1,0 g ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, larutkan asam nitrat P sedikit berlebih, tambahkan 10 ml amoni-
dalam 20 ml air panas, dinginkan dan tambahkan um molibdat LP: terbentuk endapan kuning amonium
25 ml tembaga(ll) sitrat basa LP. Tutup, didihkan hati- fosfomolibdat.
hati selama tepat 5 menit dan segera dinginkan hingga
suhu kamar. Tambahkan 25 ml asam asetat 0,6 N, Sisa pemijaran <301> Kalsium hidrogen fosfat anhi-
10,0 mllarutan iodum 0,1 N dan 10 ml asam klorida 3 N drat antara 6,6% dan 8,5% dan kalsium hidrogen fosfat
dan titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambah- dihidrat antara 24,5% dan 26,5%; Iakukan pemijaran
kan 3 ml larutan kanji LP mendekati titik akhir. Laku- pada suhu 800° sampai 825° hingga bobot tetap.
kan penetapan blangko.
Zat tak larut dalam asam Tidak lebih dari 0,2%;
1 inl natrium tiosulfat 0,1 N setara dengan Jakukan penetapan sebagai berikut: Panaskan 5,0 g
2,7 mg senyawa mereduksi (sebagai dekstrosa) dalam campuran 40 ml air dan 10 ml asam klorida P
sampai tidak lagi melarut, encerkan dengan air sampai
Penetapan kadar Timbang saksama iebih kurang 100 mi. Sa:ing, jika perlu cud dengan air panas sampai
800 mg, larutkan dalam 150 ml air yang mengandung air cucian terakhir tidak memberikan reaksi Klorida·,
2 ml asam klorida 3 N. Sambi! diaduk, sebaiknya meng- keringkan sisa pada suhu 105° selama 1 jam: bobot sisa
gunakan pengaduk magnetik, tambahkan lebih ku- tidak lebih dari 10 mg.
rang 30 ml dintitrium edetat 0,05 M LV melalui buret
50 ml, kemudian tambahkan 15 ml natrium hidroksi- Karbonat Campur 1,0 g dengan 5 ml air, dan tambah
da 1 N dan 300 mg indikator birtt hidroksi naftol LP, 2 ml izsam klorida P: tidak terjadi gelembung gas.
lanjutkan titrasi sampai titik akhir wama biru.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,25%; pada 300 mg
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan tambah 10 ml air dan 2 ml asam nitrat P dan hangatkan
21,52 mg C 1 /f22 Ca0 1 ~ · perlahan-lahan, jika perlu, sampai tidak lagi melarut.
Encerkan sampai 25 ml, saring, jika perlu, dan tambah
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 1 ml perak ~itrat LP: larutan yang diperoleh tidak lebih
baik. · · · keruh dari 1,0 ml asam klorida 0,020 N.
FI IV Monografi I .Calcii Hydroxidum 163

Fluorida Tidak lebih dari SO bpj. (Catatan Siapkan dan Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 30 bpj;
simpan semua larutan dtilam wadah plastik.] lakukan penetapan menggunakan larutan uji yang
Larutan dapar Larutkan 73,5 g natrium sitrat P dalam dibuat dengan menghangatkan 1,3 g dengan ~ ml asam
air hingga volume 250 mi. klorida 3 N sampai tidak lagi melarut, encerkan dengan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Natrium air sampai 50 ml, dan saring.
Fluorida BPFI, larutkan dalam air hingga kadar
1,1052 mg per mi. Masukkan 20,0 mllarutan ke dalam Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
labu tentukur 100-ml yang berisi 50 ml Larutan dapar, 250 mg, larutkan jika perlu dengan bantuan pemanas-
encerkan dengan air sampai tanda. Tiap mllarutan ini an lemah dengan campuran 5 ml asam klorida P dan
mengandung 100 J.Lg ion fluorida. 3 ml air dalam labu piala 250 ml dilengkapi dengan
Sistem elektrode Lakukan seperti yang tertera pada pengaduk magnit, dan tambahkan hati-hati 125 ml air.
Penetapan pH <1071>. Gunakan elektrode penunjuk ion Sambi! diaduk, tambahkan berurutan, 0,5 ml trietanol-
fluorida khusus dan elektrode pembanding peral<- amina P, 300 mg indikator biru hidroksi naftol P, dan
perak klorida yang dihubungkan pada pH-meter yang dari buret 50-mllebih kurang 23 ml dinatrium ede-
mampu mengukur potensial dengan reprodusibilitas tat 0,05 M LV. Tambahkan larutan natrium hidroksi-
minimum ± 0,02 m V. da P (45 dalam 100) sampai warner merah berubah
Garis baku respons Masukkan 50,0 ml Larutan dapar menjadi biru jernih, kemudian lanjutkan tetes demi
dan 2,0 ml asam klorida P ke dalam gelas piala dan tetes sampai warna kembali menjadi ungu, dan
tambah air sampai 100 ml. Masukkan pengaduk tambah lagi 0,5 ml. pH antara 12,3 dan 12,5. Lanjutkan
magnetik berlapis plastik, celupkan elektrode ke titrasi tetes demi tetes dengan dinatrium edetat
dalam larutan, aduk selama 15 menit, dan baca paten- 0,05 /.A. LV sampai titik akhir bi:u jernih yang stabil
sial dalam mV. Lanjutkan pengadukan dan pada selama tidak kurang dari 60 detik.
setiap interval 5 menit tambah 100 J.l.l, 100 J.Ll, 300 J.Ll,
dan 500 J.Ll Larutan baku, baca potensial 5 menit setelah 1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
tiap penambahan, gambar kurva logaritma antara 6,803 mg CaHP04 atau 8,604 mg CaHP04.2Hp
kumulatif kadar ion fluorida (0,1, 0,2, 0,5 dan 1,0 J.Lg
per ml) dengan potensial dalam m V. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Larutan uji Timbang 2,0 g zat, masukkan ke dalam
gelas piala berisi pengaduk magnetik berlapis plastik,
tambahkan 20 ml air dan 2 ml asam klorida P dan aduk CALCII HYDROXIDUM
sampai melarut. Tambahkan 50,0 ml Larutan dapar dan Kalsium Hidroksida
·air secukupnya hingga 100,0 ml (Larutan ujz). 13ilas dan
keringkan elektrode, masukkan ke dalam Larutan uji,
aduk selama 5 menit dan baca potensial mV. Ukur Klllsium hidroksida
potensial dan garis baku respons, tetapkan kadar C Ca(OH)2 [1305-62-0] BM 74,09
dalam J.Lg per ml, dari ion fluorida dalarr, Larutan uji.
Hitung persen fluorida dalam spesimen dengan Kalsium Hidroksida mengandung tidak kurang dari
mengalikan C dengan 0,005. 95,0% dan tidak lebih dari 100,5% Ca(OH) 2•

Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan penetap- Pemerian Serbuk putih. bersifat basa; rasa agak pahit.
an menggunakan larutan 1,0 g dalam asam kwrida 3 N
sesedikit mungkin, encerkan dengan air hingga Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam gliserin
100,0 ml, dan saring, jika perlu. Pada 20 ml filtrat dan dalam sirop; sangat sukar larut dalam air men-
tambahkan 1 ml barium klorida LP dan bandingkan didih; tidak larut dalam etanol.
kekeruhan dengan 1,0 ml asam sulfat 0,020 N.
ldentifikasi . .
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 hpj; lakukan A. Campur sejumlah zat dengan air.3 sampai 4 ka-
penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat li bo!?otnya: akan menjadi bubur halus. Beni.l\gan yang
sebagai berikut: Larutkan 1,0 g dalam 25 ml tisam jemih befeab.i basa terhadap kertas llzkmus P..
klorida 3 N dan encerkan dengan air sampai 55. ml. B. Campur 1 g dengan 20 ml air, tambahkan asam
Larutan memenuhi Uji Batas Arsen tanpa penambahan asetat .6. N .secukupnya hingga larut, menunjukkan
20 ml asam sulfat 7 N, seperti yang tertera pada reaksi Kllfsium cara A !ian 8 ~per:ti yang tertera. pada
Prosedur. Uji ldentiftlazsi Umum <291>. · ·

Barium Panaskan 0,50 g dalam 10 ml air, dan tam- Zat tak larut dalam asam Tidak lebih dari 0,5%;
bahkan asam klorida p tetes demi tetes, aduk setelah lakukan penetapan dengan melarutkan 2,0 g dalam
tiap penambahan, sampai tidak lagi melarut, saring, 30 ml asam klor:ida P, panaskan sampai mendidih,
dan pada filtrat tambahbn 2 ml kalium suljtit LP: saring. Cuci sisa dengan air panas dan pijarkan: bobot
tidak terjadi kekeruhan dalam 10 menit. · · tidak lebih dari 10 mg.
164 Calcii Hydroxidi Solutio Topicalis I Monografi Fl IV

Karbonat Campur 2 g dengan 50 ml air, tambahkan tergantung suhu suatu larutan disimpan, lebih kurang
asam klorida 3 N berlebih: hanya boleh terjadi gelem- 170 mg per 100 ml pada suhu 15°, dan berkurang pada
bung udara sedikit. suhu yang lebih tinggi. Kndar dihitung berdasarlazn pada
suhu 25°.]
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan Bagian yang tidak larut tidak dapat digunakan lagi
penetapan menggunakan larutan uji yang dibuat untuk membuat Larutan Topikal Kalsium Hidroksida.
sebagai berikut: Larutkan hati-hati 1,0 g dalam 15 ml
asam klorida P dan encerkan dengan air hingga 55 mi. ldentifikasi
Larutan memenuhi Uji Batas Arsen tanpa penambahan A. Menyerap karbon dioksida dari udara: terben-
20 ml asam sulfat 7 N seperti yang tertera pada tuk lapisan kalsium karbonat pada permukaan cairan.
Proscdur. B. Jika dipanaskan, menjadi keruh, karena terjad i
pemisahan kalsium hidroksida.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 40 bpj; lakukan C. Menunjukkan reaksi Kalsium cara A dan B
penetapan menggunakan l..Arutan uji sebagai berikut: seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
Larutkan 1 g dalam 10 ml asam klorida 3 N, uapkan di
atas tangas uap hingga kering. Larutkan residu dalam Senyawa alkali karbonat Sejumlah larutan, jenuhkan
20 ml air, saring. Encerkan filtrat dengan air hingga dengan karbon dioksida dan didihkan, bereaksi netral.
40 ml air. Pada 20 ml larutan tambahkan 1 ml asam
klorida 0,1 N, encerkan dengan air hingga 25 ml. Penetapan kadar Pipet 100 ml ke dalam wadah yang
sesuai, tambahkan 50 ml air, 15 ml natrium hidroksi-
Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 4,8%; da 1 N, dan 300 mg gerusan biru hidroksi naftol P, dan
lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 500 mg titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV hingga titik
dalam campuran 30 ml air dan 10 ml asam klorida 3 N, akhir berwarna biru.
lanjutkan penetapan menurut uji Magnesium dan
garam alkali seperti yang tertera pada Knlsiztm Knrbonat 1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
mulai dari '"panaskan larutan dan didihkan selama 3,705 mg Ca(OHJ 2
1 menit .... '": bobot sisa tidak lebih dari 12 mg.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g, rapat, terisi penuh, pada suhu tidak lebih dari 25~.
masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan 30 ml asam
klorida 3 N sedikit demi sedikit hingga larut sempuma.
Masukkan larutan ke dalam labu tentukur 500-ml, cuci CALCII LACTAS
gelas piala, tambahkan cairan cucian ke dalam labu, Kalsium Laktat
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 50 mllarutan,
masukkan ke dalam labu yang sesuai, tambahkan
100 ml air, 15 ml natrium hidroksida 1 N dan 300 mg I:,... I
[ CH CHCOO-J C• • xHzO
biru hidroksi naftol P. Titrasi dengan dinatrium edetat
0,05 M LV sampai titik akhir berwarna biru tua.
Knlsium laktat (1:2) hidrat [41372-22-9]
1 ml dinatri!lm edetat 0,05 M setara dengan C6H 10Ca06.xl\0
3,705 mg Ca(OHJ 2 Pentahidrat [63690-56-2] BM 308,30
Anhidrat (814-80-2) BM 218,22
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rap at. Kalsium Laktat mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 101,0% C 6 H 10Ca0 6 , dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
CALCII HYDROXIDI SOLUTIO
TOPICALIS
Larutan Topikal Kalsium Hidroksida Pemerian Serbuk atau granul putih; praktis tidak
berbau; bentuk pentahidrat sedikit mekar pada suhu
120° menjadi bentuk anhidrat.
Larutan Topikal Kalsium Hidroksida adalah larutan
yang mengandung tidak kurang dari 140 mg Ca(OH) 2 Kelarutan Kalsium laktat pentahidrat larut dalam air;
per 100 ml. Larutan Topikal Kalsium Hidroksida praktis tidak larut dalam etanol.
dapat dibuat dengan cara menambahkan 3 g lazlsium
hidrolcsida P pada 1000 ml air dingin, kocok kuat dan ldentifikasi
berulang kali selama 1 jam. Biarkan kelebihan kalsium A. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
hidroksida mengendap. Ambil beningan. KAlsium ~ A, B seperti yang tertera pada Uji Identifi-
{Catatan Kelarutan kalsium hidroksida bervariasi lazsi Umum <291>.
FI IV Monograft I Calcii Pantothena& 165

B. Pada 10 mg zat tambahkan 1 ml asam sulfat P CALCII LACTATIS COMPRESS!


dan panaskan selama. 2 menit di atas tangas air pada Tablet Kalsium Laktat
suhu 85°. Dinginkan larutan hingga suhu ,kamar,
tambahkan lebih i<urang 10 mg hablur 4-fenilfenol,
goyangkar. dan diamkan selama 20 menit: terjadi Tablet Kalsium Laktat mengandung Kalsium Laktat,
warna ungu, warna menjadi gelap jika didiamkan. C 6 H 10 Ca0 6 .5~ 2 0, tidak kurang dari 94,0% dan tidak
lebih dari 106,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
Keasamar- Tidak lebih dari 0,45% (sebagai asam [Catatan IVzlsium Laktat dengan air hidrat yang lebih kecil
laktat). Titr;~si 20 rnl larutan (1 dalam 20) dengan natri- dapat digunakan untuk menggantikan C/lmCa06.5H1 0
um hid.·oksida 0.10 N, menggunakan indikator fenolfta- dalam pembuatan tablet dengan jumlah Kalsium Laktat
lcin Ll': tmh:k nwnP.tralkan diperlukan tidak lebih dari yang sctara].
0,50 mi.
ldentifikasi
Susd P'"l;"_;rdng::n <1121> Pentahidrat antara 22,0% A. Filtrat larutan tablet setara dengan kalsium
dan 2:',0'/.,; trihi.irat antara 15,0% dan 20,0%; monohi- laktat {1 dalam 20) menunjukkan reaksi Kalsium cara
drat :mt.1r:1 ~.0'~·;, dan 8,0%; dan untuk bentuk anhi- A dan B seperti yang tertera pada Uji ldmtifikasi
drat tirl;:k l!'bii1 :i::ri 3,0%. Lakukan pePetapan rheng- Umum <291>.
gunakan 1 g s<1mpai 2 g zat dengan ketebalan tidak B. Filtrat larutan tablet setara dengan kalsium
lebih da~i .1 ;~·.m, dipanaskan pada suhu 120° selama laktat (1 dalam 20) memenuhi ldentifikasi B yang
4 jam. tertera pada IVzlsium Laktat; gunakan 1 tetes larutan.

LoAam lwr::• <.? 7 1-:. Metodc III Tidak lebih dari 20 hpj; DisoJusi <1231>
lal:uk:!n p••;vt::r>.n menggunakan 1 g zat yang dila- Media disolusi: 500 ml air.
rutkar: <'"~i-1:11 :'.,:; ml asam asetat 1 N dan encerkan Alat tipe 1: 100 rpm.
dengan ;1!r hir.g~::l 25 mi. Waktu: 45 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah
Cemaran s!:';1y:~wa organik mudah menguap <471> C 6 H 10Ca06 .5H 20 yang terlarut seperti yang tertera
· Metodc I h~n~enuhi syarat. pada Penetapan kadar, jika perlu Iakukan modifikasi.
Lr.nrt:111 b:;ku d:m Larutan uji Buat Larutan uji Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
dengan kad:u 20 mg per ml, dan buat Lartttan baku kurang dari 75% (Q) C 6 H 10Ca06.5H 20, dari jumlah
dengar. l:ad~r rJq;, kali kadar yang tertera. yang tertera pada etiket.

Magnc~iu;n rlan r,aram alkali Tidak lebih dari 1,0%. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Campur 1/· g Z'lt dalam 40 ml air, tambahkan 1 ml
asam kloridn P perlahan-lahan dan didihkan. Lakukan Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak
seperti yan1~ tertera pada uji Magnesium dan garam kurang 20 tablet. Timbang saksam.a sejumlah serbuk
alkali pada I<.nlsium Karbonat, mulai dari "Tambahkan setara dengan lebih kurang 350 mg kalsium laktat,
dengan ct-pat 40 ml asam oksalat LP...... ": bobot sisa masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan
tidak Iebih dari 5,0 mg. 150 ml air_ dan 2 ml asam klorida 3 N, aduk mengguna-
kan pengaduk magnetik selama 3 sampai 5 menit.
Asam Jemak menguap Aduk lebih kurang 500 mg Sambil diadu.k tambahkan lebih kurang 30 ml dinatri-
zat dengan 1 ml a~am sulfat P, hangatkan: campuran um edetat 0,05 M LV melalui buret 50 ml, tambahkan
tidak mengeluarkan bau uap asam lemak. 15 ml natrium hidroksida 1 N dan 300 mg indikator biru
hidroksi naftol P, Lanjutkan titrasi hingga titik akhir
Penetapan kadar Timbang saksama, setara dengan warna biru.
lebih kurang 350 mg C 6 H 10Ca06 , masukkan ke dalam
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
labu Erlenmeyer dan larutkan dalam campuran 150 ml
15,42 mg C/l100l065Hp
air dan 2 ml asam klorida 3 N. Sambil diaduk. sebaiknya
menggunakan pengaduk magnetik, tambahkan lebih Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
kurang 30,0 ml dinatrium edetat 0,05 M LV dari ·buret
50 ml, tamhahkan 15 ml natrium hidroksida 1 N dan
300 mg indikator birtt hidroksi naftol LP dan lanjutkan CALCII PANTOTHENAS
titrasi sampai titik akhir wama bir:u. Kalsium Pantotenat
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
10,91 mg C/l100l06
[HOCH1C(CH,)1 f-<oNH{CHz) coo-J. Co
1

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup IVzJsium o-jHmtoten~~t (i:2J [137-08-61
rapat. cts~zcaN2olo BM476,54
166 Calcii Sulfas I Monografi FI IV

Kalsium Pantotenat adalah garam kalsium isomer bercak nomor 4.


asam pantotenat yang memutar bidang polarisasi ke
kanan. Kalsium pantotenat mengandung tidak kurang Kandungan nitrogen Metode I Timbang saksama lebih
dari 5,7% dan tidak lebih dari 6,0% nitrogen (N), dan kurang 500 mg, masukkan dalam labu Kjeldahl, dan
mengandung tidak kurang dari 8,2% dan tidak lebih lanjutkan penetapan seperti yang tertera pada Penetap-
dari 8,6% kalsium (Ca), keduanya dihitung terhadap an Kadar Nilrogen <581>.
zat yang telah dikeringkan.
Kandungan kalsium Timbang saksama lebih kurang
Pemtrian Serbuk, putih; agak higroskopis; tidak BOO mg, larutkan dalam 150 ml air yang mengandung
berbau, rasa pahit. 2 ml asam klorida 3 N. Tambahkan 15 ml natrium hidrok-
sida 1 N dan 300 mg indikator biru hidroksi naftol P.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam glise- Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai titik
rin; praktis tidak larut .:ialam etanol, dalam kloroform akhir warna biru.
dan dalam eter.
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
Baku pembanding Kalsiwn Pantotenat BPFI; lakubn 2,004 mg Ca
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum di-
gunakan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup r:_apat.

Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang Ielah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
CALCII SULFAS
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
Kalsium Sulfat
bang yang sam a seperti pada Kalsium Pantotenat BPFI.
B. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
Kalsium cara A dan B seperti yang tertera pada Uji Kafsiwn sulfat (1:1) [7778-18-9)
Identiftkasi Umum <291>. CaSO. BM 136,14
Dihid~at [10101-41-4) BM 172,17
Kebasaan Larutkan 1,0 g dalam 15 ml air bebas karbon
dioksida P dalam labu kecil. Segera setelah melarut Kalsium Sulfat berbentuk anhidrat atau mengandung
sempurna, tambahkan 1,0 ml asam k/orida 0,10 N dan 2 r,lOiekul air hidrasi. Mengandung ti:iak kurang dari
0,05 ml fenolftalein LP, cam pur: tidak terjadi warna 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% CaS0 4 , dihitung
merah muda dalam waktu 5 detik. terhadap zat yang telah dikeringkan.

Rotasi jenis <1081> Antara +25,0° dan +27,5°, dihi- Pemerian Serbuk halus, putih sampai putih keku-
.... tung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan ningan; tidak berbau .
penetapan menggunakan larutan yang mengandung
500 mg per 10 mi. Kelarutan Sukar lax:ut dalam air; larut dalam asam
klorida 3 N.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. Identifikasi Larutkan lebih kurang 200 mg dengan
penghangatan dalam campuran 4 ml asam klorida 3 N
Log am be rat <371 > Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan dan 16 ml air. Larutan ini menunjukkan reaksi Klzlsium
penetapan menggunakan larutan 1,0 g dalam 25 ml cara A, B dan Sulfat cara A, B, C seperti yang tertera
air. pada Uji Identiftka~i Umum <291>.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Susut p""!ngeringan <1121> Bentuk anhidrat: tidak
Metode I Memenuhi syarat. lebih dari 1,5% dan bentuk dihidrat: antara 19,0% dan
. Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji 23,0%. Lakukan pengeringan pada suhu tidak lebih
dengan kadar 20 mg per ml, dan buat Larutan baku rendah dari 250° hingga bobot tetap.
dengan kadar dua kali kadar yang tertera.
Besi <331> Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetap-
Cemaran umum <481> Tidak lebih dari 1,0o/o. an menggunakan 100 mg dalam 8 ml asam klorida 3 N
Larutan uji Gunakan pelarut air.. dan encerkan dengan air hingga 47 ml.
Larutan baku Gunakan pelarut air. Gunakan Asam
3-aminopropionat sebagai pengganti Klzlsium Pantote- Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj;
nat BPFI sebagai baku. lakukan penetapan menggunakan larutan uji yang
Fase gerak Buat campuran etanol P-air (65:35). dibuat seb.agai berikut: campur 2,0 g dengan 20 ml air,
Penamp2kan bercak Gunakan teknik penampakan tambahkan 25 ml asam klorida 3 N dan didihkan
FIIV Munograft I Captoprilum 167

sampai larut. Dinginkan, dan tambahkan Rmonium Air Larutan dalam htksana P (1 dalam 10) harus jemih.
hidroksida P sampai pH 7. Saring, uapkan sampai
volume lebih kurang 25 ml, dan saring kembali jika Sisa senyawa tidak mudah menguap Tidak lebih dari
perlu, hingga diperoleh larutan jemih. 0,05%; panaskan 2,0 g dalam cawan yang telah ditara
di atas tangas uap hingga tersublimasi sempurna.
Penetapan kadar Timbang saksama, lebih kurang Keringkan residu pada suhu 120° selama 3 jam,
300 mg, larutkan dalam 100 ml air dan 4 ml asam klori- dinginkan dan timbang: bobot tidak lebih dari
da 3 N. Didihkan jika perlu, untuk melarutkan, dan 1,0 mg.
dinginkan sebelum titrasi. Sambil diaduk, sebaiknya
dengan pengaduk magnetik, tambahkan secara ber- Halogen Tidak lebih dari 0,035%; campur 100 mg yang
urutan: 0,5 ml trietanolam.ina P, 300 mg bim hidroksi telah dihaluskan dengan 200 mg natrium peroksida P
naftol P dan dari buret 50 ml lebih kurang 30 ml dina- dalam tabung reaksi kaca keras bersih, kering,
trium edttat 0,05 M LV. Tambahkan larutan natrium diameter dalam lebih kurang 25 mm dan panjang
hidroksida P (45 dalam 100) sampai warna merah 20 em. Gantung tabung dengan sudut lebih kurang 45°
berubah menjadi biru jelas, kemudian lanjutkan dengan menjepit tabung pada ujung atas dan
penambahan tetes demi tetes sampai warna berubah panaskan tabung perlahan-lahan, mulai dc:kat ujung
menjadi ungu, kemudian tambah 0,5 mllagi. pH larut- atas sampai bagian bawah hingga pembakaran
an antara 12,3 dan 12,5. Lanjutkan titrasi dengan sempurna. Larutkan residu dalam 25 ml air hangat,
dinatrium edetat 0,05 M LV sampai titik akhir warna asamkan dengan asam nitrat P, dan saring ke dalam
biru terang yang mantap selama tidak kurang dari tabung !ain. Cud tabung reaksi dan penyaring 2 kali,
60 detik. tiap kali dengan 10 ml air panas. Tambahkan hasil
cucian kc dalam filtrat. Pada filtrat tambahkan 0,50 ml
1 ml dinalrium tdetat 0,05 M setara dengan perak nilrat 0,10 N, encerkin dengan air hingga 50 ml:
6,807 mg easo, larutan yang diperoleh tidak lebih kcruh dari blangko
yang dibuat dengan jumlah pereaksi yang sama di-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. tambah 0,050 ml asam klorida 0,020 N.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


CAMPHORA rapat, hindarkan dari panas berlebihan.
Kamfer

CAPTOPRILUM
Kaptopril

... 2-Bornanon [76-22-2]


c1oH16o BM 152,24

Kamfer adalah suatu keton yang diperoleh dari


Cinrramomum Campllora (Linne) Nees et Ebermaier
(Fam. LRuraceae) (kamfer alam) atau dibuat secara I -{(25)-3-Mtrkapto-2-met ilpropionil1-
sintetik (kamfer sintetik). L-prolina [62571-86-2]
C9H 15 N03S BM 217,28
Pemerian Hablur, granul atau masa hablur; putih,
atau tidak berwama, jemih; bau khas tajam; rasa pedas Kaptopril mengandung tidak kurang dari 97,5% dan
dan aromatik; menguap pertahan-lahan pada suhu tidak lebih dari 102,0% C9H 15N03S, dihitung terhadap
kamar: bobot jenis lebih kurang 0,99. zat" yang telah dikeringkan. · ·

Kelarutan Sukar larut dalam air; sangat mudah lanit Pemerian 5erbuk hablur putih atau· hampir putih; bau
dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter; mudah khas seperti sulfida. Melebur pada suhu 104° sampai
larut dalam karbon disulfida, dalam heksana, dalam 110°.
minyak lemak, dan dalam minyak menguap.
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam metanol,
Jarak lebur <1021> Antara 174° dan,179°. dalam etanol, dan dalam kloroform. ·

Rotasi jenis <1081> Antara +41 o dan +43° untuk Baku ·pembanding Knptopril BPFI; tidak boleh di-
karr.fer alam; lakukan penetapan menggunakan larut- keringkan sebelum digunakan. Garam dari Asam 3-m!'r-
an 1 g dalam 10 ml etanol P. Kamfer sintetik adalah lazpto-2-metilpropanoat dan 1,2-Difenil~tilamin BPFI; tidak
bentuk rasemik, tidak optik aktif. · bole~ dikeringkan sebelum digunakan. · ·
168 Carbamazepinum I Monografi FIIV

ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang selama 30 menit, angkat dan biarkan dingin. Suntik-
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan kan 1,0 111 Larutan baku ke dalam kromatograf dan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama rekam luas puncak dari larutan baku internal dan
seperti pada KJzptopril BPFI. garam dari asam 3-merkapto-2-metilpropanoat dan
1,2-difenil-etilamin (MMPA). Perbandingan simpang-
Rotasi jenis <1081> Tidak kurang dari -125° dan tidak an baku relatif luas puncak MMPA dan luas pun::ak
lebih dari -134°, dihitung terhadap zat yang telah larutan baku internal pada penyuntikan ulang tidak
dikeringkan; lakukan penetapan menggunakan larut- lebih dari 2,0%. Waktu retensi relatif derivat silil dari
an dalam etanol mutlak P yang mengandung 10 mg larutan baku internal dan derivat silil dari MMPA
per mi. berturut-turut adalah lebih kurang 0,85 dan 1,0.
Dengan cara yang sama suntikkan sejumlah volume
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; 1,0 )11 Larutan uji. Hitung persentase asam 3-merkapto-
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 2-metilpropanoat dalam kaptopril yang digunakan
60° selama 3 jam. dengan rumus:

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. 120,17 2,5 C Ru


( }(--)(-)
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 bpj. 317,45 W R5

Zat sejenis Tidak lebih dari 0,1%. Lakukan penetapan 120,17 dan 317,45 berturut-turut adalah bobot mole-
dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada kul asam 3-merkapto-2-metilpropanoat dan MMPA;
Krornutografi <931>. C adalah kadar Garam dari Asam 3-merkapto-2-
Cemaran (Asam 3-merknpto-2-meti/propanoat) meti/propanoat dan 1,2-Difeniletilamin BPFI dalam mg
Pereaksi sililasi Buat larutan tert-butildimetilkloro- per ml Larutan baku; W adalah bobot kaptopril dalam
silan dalam N-metil-N-tert-butildimetilsililtrifluoro- mg; R5 dan Ru berturut-turut adalah perbandingan
asetamida (1 dalam 100). luas puncak asam 3-merkapto-2-metilpropanoat dan
Larutan baku internal Masukkan lebih kurang 0,4 ml baku internal dalam Larutan uji dan Larutan baku.
asam 3-merkaptopropanoat ke dalam labu tentukur
10-ml, encerkan dengan metilena klorida P sampai Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
tanda. Metode I Memenuhi svarat.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Garam
dari Asam 3-merkapto-2-metilpropanoat dan 1,2-Difenil- Penetapan kadar
eti/amin BPFI, larutkan dalam metilena klorida P dan Titran kalium iodat 0,1 N Larutkan 3,567 g kalium
encerkan dengan meti/ena klorida P hingga kadar lebih iodat yang telah dikeringkan pada 110° hingga bobot
kurang 12 mg per mi. [Catalan Buat segar bila hendak tetap, dalam air hingga 1000,0 mi.
digunakan. Larutan ini stabil selama lebih kurang 5 jam]. Prosedur Timbang saksama lebih kurang 300 mg,
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bertutup kaca
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi berisi 100 ml air, larutkan, tambahkan 10 ml asam sui-
dengan detektor ionisasi nyala, pertahankan suhu fat 3,6 N, 1 g kalium iodida P, dan 2 ml kanji LP. Titrasi
pada lebih kurang 310° dan kolom kapiler silika dengan knlium iodat 0,1 N sampai warna biru lemah
15m x 0,32 mm dilapisi 1 11m fase diam G27 dan yang bertahan selama tidak kurang dari 30 detik.
pemisahan sistem injeksi dilapisi dengan wol kaca Lakukan penetapan blangko.
yang telah disililasi dengan perbandingan pemisahan
lebih kurang 25:1, pertahankan suhu lebih kurang 1 ml knlittm iodat 0,1 N setara dengan
250°. Pertahankan suhu kolom pada l25°·selama 21,73 mg CgH1 ~0?
11 menit setelah penyuntikan, naikkan suhu 30° per
menit hingga 300° dan pertahankan selama 8 menit. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Gunakan helium P sebagai gas pembawa dan laju rap at.
aliran lebih kurang 1,7 ml per-menit pada 125°,
selanjutnya laju aliran lebih kurang 25 ml per menit.
Prosedur Pada dua tabung vial yang bertutup ulir CARBAMAZEPINUM
masukkan masing-masing 0,5 ml metilena klorida P. Karbamazepin
Tambahkan 25,0 Ill Larutan baku pada salah satu
tabung. Masukkan lebih kurang"lOO mg kaptopril
pada tabung ke dua dan campur. Tambahkan 15,0 j.ll
Larutan baku internal dan 0,4 ml Pereaksi silillzsi pada
tiap tabung, tutup rapat tabung dengan penutup ulir
dan campur hati-hati dengan pengocok _vortex ..Letak- 5H-Dibenz[b J]azepina-5-karboksamida [298-46-4]
kan tabung pada lempeng pemanas pada suhu 60° C15 H 12Np BM 236,27
FIIV Mon.ografi I Carbamazepinum 169

Karbamazepin mengandung tidak kurang dari 98,0% kadar berturut-turut lebih kurang 0,6 mg per ml
dan tidak lebih dari 102,0% C15 H 12 N 20, dihitung ter- dan 0,2 mg per mi. Encerkan bertahap dengan Fase
hadap zat yang telah dikeringkan. gerak hingga kadar masing-masing lebih kurang 60 JLg
per ml dan 20 JLg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karba-
Pemerian Serbuk putih sampai hampir putih. mazepin BPFI, larutkan dalam metanol P. Encerkan
bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 4 JLg per ml.
etanol dan dalam aseton. Larutaoz uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
larutkan dalam metanol P hingga kadar 4,0 mg per ml.
Baku pembanding Karbamazepin BPFI; lakukan pe- Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
ngeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum di- pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
gunakan. tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. [Catalan Cuci
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang kolom dengan 50 ml hingga 100 ml metanol P, sebelum dan
telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak sesudah digunakan.] Laju aliran lebih kurang 2 ml per
mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi
panjang gelombang yang sama seperti pada Karbama- dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada
zepin BPFI. Prosedur. Resolusi, R, antara puncak fenitoin dan
karbamazepin tidakkurang dari 2,8 dan simpa:ngan
Difraksi sinar-X <811> Difraksi sinar-X menunjukkan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
pola yang sama seperti pada· Karbamazepin BPFI. 2,0%. Waktu retensi relatif fenitoin dan karbamazepin
berturut-turut adalah lebih kurang 0,7 dan 1,0.
Keasaman Tambahkan 2,0 g zat ke dalam 40,0 ml air, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
kocok selama 15 menit dan saring melalui kertas volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Lanttan baku dan
saring. Pipet 10,0 ml filtrat dan titrasi dengan natrium Larutan uji ke dalam kromatograf, dan ukur respons
hidroksida 0,01 N LV menggunakan buret 10 ml dan puncak. Hitung persen tiap puncak selain puncak
1 tetes fenolftalein LP sebagai indikator, lakukan titra- karbamazepin, dalam zat uji yang digunakan dengan
si blangko: tidak lebih dari 1,0 ml natrium hidroksi·· rum us:
da 0,01 N diperlukan untuk tiap 1,0 g karbamaz.epin.
Cs ~"u
Kebasaan Pada 10,0 ml filtrat di atas tambahkan 100 ( - ) ( - )
1 tetes merah metil LP dan titrasi dengan asam klori- Cu 's
da 0,01 N LV menggunakan buret 10-ml, Iakukan
... penetapan blangko: tidak lebih dari 1,0 ml asam klori-
da 0,01 N diperlukan untuk setiap 1,0 g zat.
C 5 adalah kadar l(Jzrbamazepin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; Cu adalah kadar karbamazepin dalam
mg per ml Larutan uji; ru dan r5 berturut-turut adalah
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; respons puncak selain puncak karbamazepin dalam
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. Larutan uji dan Larutan baku.
Cara il
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan Fase gerak Buat campuran air-metanol P-asetonitril P
penetapan menggunakan 2,0 g. (10:7:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem· seperti ·yang·
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan pe- tertera pada Kromatografi <931>. .
netapan menggunakan 1,0 g zat dalam 20,0 ml air, Larutan resolusi Timbang sejumlah iminostilbena
didihkan selama 10 menit, dinginkan, tambahkan air dan l(Jzrbamazepin BPFI dalam metanol P hingga kadar
hingga 20,0 ml dan saring; 10,0 ml filtrat menunjukkan berturut-turut lebih kurang 12,5 JLg per ml dan 5,0 JLg
klorida tidak leb!Jl. dari 0,10 ml asam klorida 0,020 N. per mi.· . .
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karba-
Logam berat Metode III <371> Tidak lebih dari 10 bpj. mazepin BPFI, larutkan dalam metanol P, encerkan
bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang
Kemumian kromatografi Tidak lebih dari 0,2% l.intuk 4 11g per ml. ·
cemaran tunggal dan tidak lebih .dari 0,5% untuk Larutan uji Timbang saksama sejumlah z'at,
cemaran total dengan menggunakan Cara I dan II. larutkan dalam metanol P hingga kadar 4,0 mg per Jt\1.
Caral Sistem kromatografi Lakukan seperti yang .tertera
Fase gerak Lakukan seperti yang tertera pada pada KrC?matografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Penetapan kadar. tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom
Larutan resolusi Tim bang sejumlah fenitoin P dan 3,9 mm x 30 em berisibahan pengisi L1. Laju·alirim
l(Jzrbamazepin BPFI, larutkan dalam metanol P hingga lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
170 Carbamazepini Compressi I Monografi FIIV

terhadap l.Arutan resolusi dan rekam respons puncak respons puncak yang tertera pada Prosedur: resolusi, R,
seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak analit dan puncak baku internal tidak
antara puncak karbamazepin dan iminostilbena tidak kurang dari 2,8 dan simpangan baku relatif pada
kurang dari 10,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Waktu teten- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
si relatif karbamazepin dan iminostilbena berturut- volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Larutan baku dan
turut adalah lebih kurang 0,3 dan 1,0. Larutan rtji ke dalam kromatograf, ukur respons
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah puncak utama. Waktu retensi relatif fenitoin dan
volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) l.Arutan baku dan karbamazepin berturut-turut adalah lebih kurang 0,7
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kroma- dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg, C 15 H 12 N 20 dalam
togram dan ukur respons puncak. Hitung persen tiap karbamazepin yang digunakan dengan rumus:
puncak selain puncak karbamazepin, dalam zat uji
yang digunakan dengan rumus:

Cs
100 ( - ) ( - )
'u
Cu 's C adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml
. l.Arutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban-
dingan respons puncak karbamazepin dan fenitoin
C5 adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml dalam l.Arutan uji dan l.Arutnn baku.
l.Arutun baku; Cu adalah bd&r karbamaz~pin dalam
mg per mll.Arutan 11ji; ru dan r5 berturut-turut adalah Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
respons puncak selain puncak karbamazepin dalam rapat.
l.Arutan rtji dan l.Arutan baku.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara CARBAMAZEPINI COMPRESS!


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Tablet Karbamazepin
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-metilena
klorida P (40:30:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu Tablet Karbamazepin mengandung Karbamazepin,
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti C 15 H 12 N 20. tidak kurang dari 92,0% dan tidak lebih
yang tertera pada Kromatografi <931>. dari 108,0%, dari jumlah yang tertera pada etiket.
l.Arutan baku internal Timbang lebih kurang 60 mg
fenitoin P, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
larutkan dalam lebih kurang 80 ml metanol P dan Baku pembanding Karbamazepin BPFI; lakukan pe-
encerkan dengan metanol P sampai tanda. ngeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum di-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah KJzrbama- gunakan.
zepin BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar
lebih kurang 0,2 mg per ml. Masukkan 10,0 mllarutan
ini ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 10,0 ml Identifikasi Sejumlah serbuk tablet, setara dengan
Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak lebih kurang 250 mg karbamazepin, masukkan ke
sampai tanda, hingga diperoleh kadar Karbamaze- dalam gelas piala 50 ml, tambahkan 15 ml aseton P,
pin BPFI lebih kurang 20 J.Lg per mi. didihkan selama 5 menit. Saring selagi panas ke dalam
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg gelas piala ke dua, cuci penyaring 2 kali, tiap kali
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,·larutkan dengan 5 mltzseton P panas. Uapkan dengan aliran
dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. Masuk- nitrogen P hingga lebih kurang 5 ml, dan dinginkan
kan 10,0 mllarutan ke dalam labu tentukur 100-ml, dalam tangas es sampai terbentuk hablur. Saring
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Masukkan hablur, cuci dengan 3 ml aseton P dingin, dan kering-
10,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, kan dalam hampa udara pada suhu 70° selama
tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal dan encerkan 30 menit: hablur menunjukkan reaksi seperti yang
dengan Fase gerak sampai tanda. tertera pada Identifilazsi dalam Karbamaupin.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom Air <1031> Metode Illl'idak lebih dari 5,0%; lakukan
3,9 mm x 30 em ber'.si bahan pengisi Ll. (Caflltim Bilas penetapan sebagai berikut: Serbukkan 20 tablet dan
kolom dengan SO ml sampai 100 ml metanol P sebelum dim timbang saksama lebih kurang 1,5 g serbuk dalam
sesudilh.digunalazn./ Laju aliran lebih kurang 2 ml per cawan penguap yang telah ditara. Lakukan
menit. Lakukan kromatografi Larutan baku dan rekam pengeringan pada suhu 120° selama 2 jam.
FIIV Monografi I Carbidopum . 171

Disolusi <1231> CARBIDOPUM


Media disolusi: 900 ml air yang mengandung Karbidopa
ruztrium lRuril sulfat P 1%.
Alat tipe 2: 75 rpm.
Waktu: 60 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah karbama-
zepin, C 15 H 12 N 20, yang terlarut dengan mengukur
serapan filtrat larutan uji, jika perlu diencerkan
dengan Media disolusi dan serapan larutan baku Asam(-)-L-a-hidrazino-3,4-dihidroksi-a-
Karbamazepin BPFI dalam media yang sama pada metilhidrosinamat monohidrat [38821-49-7]
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang CtoHt4N204.~0 BM 244,25
288 nm. Anhidrat [2886-95-9) BM 226,23
(Catatan Dapat digunakan sejumlah metanol P tidak
lebih dari 1% dJzri jumlah volume akhir Larutan bal.:u. untuk Karbidopa mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
melarutlazn lazrbamazepin}. tidak lebih dari 101,0% C 10H 14 Np4 .Hp.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C 15 H 12 N 20, dari jumlah yang
tertera pada etiket. Pemerian Serbuk, putih sampai putih krem; tidak
berbau atau praktis tidak berbau.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam metanol;
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara mudah larut dalam asam klorida 3 N; praktis tidak larut
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada dalam etanol, dalam aseton, dalam kloroform, dan
Kromatografi <931>. dalam eter.
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan uji dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti pada Penetapan Baku pembanding Karbidopa BPFT; tidak boleh
kadar dalam Karbamazepin. dikeringkan sebelum digunakan; lakukan pengeringan
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 100°
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet, hingga bobot tetap dan gunakan sebagai koreksi Susut
setara dengan lebih kurang 200 mg karbamazepin, pengeringan untuk analisis kuantitatif. Metildopa BPFI;
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan tidak boleh dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar
·Iebih kurang 70 ml metanol P, kocok secara mekanis Air <1031> Metode 1 sebelum digunakan. 3-0-Metilkar-
selama lebih kurang 30 menit, sonikasi selama lebih bidopa BPFI.
kurang 2 menit, encerkan dengan metanol P sampai
tanda. Diamkan selama lebih kurang 10 menit, pipet Identifikasi
-. 10,0 ml beningan ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 10,0 ml
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
persikan .dalam minyak mineral P menunjukkan
larutan ini ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan maksimum:hanya pada panjang gelombang yang sama
10,0 ml Larutan baku internal, dan cam pur. seperti pada Karbidopa BPFI.
Prosedur Lakukan menurut Prosed1tr seperti yang B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
tertera pada Penetapan kadar dalam Karbamazepin. 25.000) dalam campuran asam klorida P dan metanol P
Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (1 dalam 100) menunjukkan maksimum dan minimum
(lebih kurang 10 J.ll) Larutan baku dan Larutan uji ke pada panjang gelombang yang sama seperti pad a
dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. Karbidopa BPFI: daya serap masing-masing dihitung
Hitung jumlah dalam mg, C 15H 12 N 20, dalam serbuk terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang
tablet yang digunakan dengan rumus: gelombang serapan rnaksimum lebih kurang 282 nm
berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Ru
2C ( - ) Rotasi jenis <1081> Antara -21,0° dan -23,5°, ·dihitting
Rs sebagai monohidrat; lakukan penetapan mengguna-
kan larutan 100 mg per 10 ml dalam larutan aluminium
C adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml kloridJz P (2 dalam 3) yang telah disaring dan diatur pH
Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah per- 1,5 dengan larutan ruztrium hidroksidJz P (1 dalam 100).
bandingan respons puncak karbamci.zepin dan fenitoin
dalam Larutan uji dan Larutan baku. Susut pengeringan <1121> Tidak kurang dari 6,9%
dan tidak lebih dari 7,9%; lakukan pengt!ringan
dengan teP,nan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 100° hingga bobot tetap, menggunakan 1 g zat yang
rapat, sebaiknya dari kaca. ditfinbang saksama.
172 Carbinoxamini Maleas I Monografiw FIIV

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Logam berat <371> Metode Illlidak lebih dari 10 bpj. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Metildopa dan 3-0-metilkarbidopa Metildopa tidak tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
lebih dari 0,5%; 3-0-metilkarbidopa tidak lebih dari 4 mm x 30 em yang berisi bahan pengisi L1. Laju ali ran
0,5%. Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
yang tertera pada Kromatografi <931>. dengan penyuntikan 3 kali l..Arutan baku, dan rekam
Fase gerak, l..Arutan resolusi, lAmtan balm, lArutan uji respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera simpangan baku relatif tidak lebih dari 1,5%. Lakukan
pada Penetapan kadar. kromatografi lArutan resolusi: faktor resolusi antara
l..Arutan baku ketakmurnian Timbang saksama se- karbidopa dan metildopa tidak kurang dari 0,9.
jumlah Metildopt! BPFI dan 3-0-Metilkarbidopa BPFI, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
masing-masing larutkan dalam Fase gerak hingga volume sama (lebih kurang 20 J.ll) l..Arutan baku dan
kadar lebih kurang 2,5 J.lg per mi. lArutan u;i, ukur respons puncak utama. Waktu retensi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah untuk karbidopa lebih kurang 6 menit. Hitung jumlah,
volume sama (lebih kurang 20 J.ll) lArutan baku ketak- dalam mg, C 10 H 14 N 20 4 .H 20, dari karbidopa yang
murnian dan Larutan uji dan rekam respons puncak. digunakan dengan rumus:
Waktu retensi karbidopa, metildopa dan 3-0-metil-
karbidopa berturut-turut lebih kurang 6, 5 dan 11 'u
menit. Hitung persentase metildopa dalam karbidopa 10CC 1--)
yarig digunakan dengan rumus:

C 'u C adalah kadar KarL,idopa BPFI sebagai monohidra t


10 ( - ) ( - ) dalam mg per ml Lanttan baku; ru dan r5 berturu t-
W 's turut adalah respons puncak utama dari Larutan uji
dan lArutan baku.
C adalah kadar Metildopa BPFI dalam 11g per ml
lArutan baku ketakmurnian; W adalah bobot karbidopa Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dalam mg, yang digunakan untuk membuat l..Arutan baik, tidak tembus cahaya.
uji; ru dan r5 berturut-turut adalah res pons puncak
metildopa dari l..Arutan uji dan lArutan baku ketakmurni-
an. Hitung persentase dari 3-0-metilkarbidopa dalam
karbidopa yang digunakan dengan rumus: CARBINOXAMINI MALEAS
Karbinoksamin Maleat
C 'u
10 ( - ) ( - )
W 's
C adalah kadar 3-0-Metilkarbidopa BPFI dalam J.lg per
ml Larutan baku ketakmurnian dalam J.lg per ml; W
adalah bobot karbidopa dalam mg yang digunakan 2-(p-Kloro-a-(2-(dimetilamino)etoksi]-
untuk membuat lArutan uji; 'u dan r 5 berturut-turut benzil]piridina maleat (1:1) [3505-38-2]
adalah respons puncak 3-0-metilkarbidopa dari C16 H 19ClN20.C4H 40 4 BM 406,87
lArutan uji dan l..Arutan baku ketakmumian.
Karbinoksamin Maleat mengandung tidak kurang
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. C 16 H 19 ClN 2 0.C 4H 40 4 , dihitung terhadap zat yang
_ Fase gerak Buat campuran etanol P-natrium fosfat telah dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam.
monobasa 0,05 M (5:95), atur pH 2,7 dengan asam
fosfat P dan awaudarakan. Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau.
l..Arutan baku Timbang saksama sejumlah I<Jzrbido-
pa BPFI, larutkan dalam Fa~ gerak hingga kadar lebih Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah
kurang 0,5 mg per ml, jika perlu lakukan pemanasan larut dalam etanol dan dalam klorofonn; sangat sukar
· hati-hati dan ultrasonifikasi untuk melarutkan.. . larut dalam eter.
Larutan resolusi Buat larutan dalam Fase gerak,
masing-masing I<Jzrbidopa BPFI dan Metildopa BPFI Baku pembanding Karbinoksamin Maleat BPFI; laku-
_ hingga kadar 0,1 mg per ml. . . . kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebe-
l..Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg, lum digunakan.
Fl IV Monografi I Carbo Adsorbens 173

Identifikasi etanol.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P, Keasaman-kebasaan Didihkan 3,0 g dengan 60 ml air
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- selama 5 menit, biarkan dingin, tambahkan air sampai
lombang yang sama seperti pada Karbinoksamin volume semula, saring: filtrat tidak berwarna dan
Maleat BPFI. bereaksi netral terhadap lakmus P.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
20.000) dalam metanol P menunjukkan makSimum dan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 15,0%;
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti lakukan pengeringan pada suhu 120° selama 4 jam.
pada Kllrbinoksamin Maleat BPFI. Daya serap masing-
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 4,0%; lakukan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih penetapan menggunakan 500 mg.
kurang 260 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Senyawa larut dalam asam Tidak lebih dari 3,5%;
Jarak lebur <1021> Antara 116° dan 121°; lakukan lakukan penetapan dengan cara sebagai berikut:
penetapan menggunakan zat yang telah dikeringkan. Didihkan 1,0 g dengan campuran 20 ml air dan 5 ml
asam klorida P selama 5 menit, saring ke dalam krus
pH <1071> Antara 4,6 dan 5,1; lakukan penctapan porselen yang telah ditara, cuci sisa dengan 10 ml air
menggunakan larutan (1 dalam 100). panas, tambahkan air cucian ke dalam filtrat. Pada
campuran filtrat dan air cucian tambahkan 1 ml asam
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; sulfat P, uapkan sampai kering dan pijarkan hingga
lakukan pengeringan pada- suhu 105° selama 2 jam. bobot tetap.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. Klorida <361> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan
penetapan menggunakan 10 ml filtrat yang diperoleh
Cemaran umum <481> pada uji Keasaman-kebasaan: tidak lebih keruh
lArutan uji Gunakan pelarut kloroform P. dibandingkan larutan pembanding yang mengandung
lArutan baku Gunakan pelarut kloroform P. 1,5 ml asam klorida 0,020 N.
Fase gerak Buat campuran sikloheksana P-kloro-
form P-dietilamina P (75:15:10) Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetap-
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan an menggunakan 10 ml filtrat yang diperoleh pada uji
bercak nomor 1. Keasaman-kebasaan: tidak lebih keruh dibandingkan
larutan pembanding yang mengandung 1,0 ml asam
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang sulfat 0,020 N.
400 mg zat yang telah dikeringkan larutkan dalam
50 ml asam asetat glasial P, tambahkan 1 tetes kristal . Sulfida Didihkan perlahan-lahan 0,50 g dengan 20 ml
violet LP, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga air dan 5 ml asam klorida P dalam labu Erlenmeyer
titik akhir biru hijau. Lakukan penetapan blangko. kecil: terbentuk uap yang tidak menghitamkan kertas
saring yang dibasahi dengan timbal(ll) asetat LP.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
20,34 mg Cu!f19C1Np.C4HP 4 Senyawa sianogen Masukkan campuran 5 g zat,
50 ml air dan 2 g asam tartrat P ke dalam labu destilasi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup yang dihubungkan den~n pendingin dilengkapi
rapat, tidak tembus cahaya. dengan adaptor yang dipasang rapat, dengan salah
satu ujung tercelup di dalam campuran 2 ml natrium
hidroksida 1 N dan 10 ml air -Q.i dalam labu kecil yang
direndam es. Panaskan campuran di dalam labu desti-
CARBO ADSORBENS lasi sampai mendidih dan destilasi hingga lebih
ArangJerap kurang 25 ml. Encerkan destilat dengan air hingga
50 ml. Pada 25 ml destilat yang telah diencerkan
tambahkan 12 tetes besi(l[) sulfat LP, panaskan hingga
Arang Jerap adalah sisa destilasi destruktif dari bebe- hampir .mendidih, dinginkan dan tambahkan 1 ml
rapa bahan organik yang telah di]?eri perlakuan untuk asam klorida P: tidak terjadi wama biru.
mempertinggi daya jerap.
Logam berat <371> Tidak lebih dari SO bpj; takukan
Pemerian Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam; penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
tidak berbau; tidak berasa. berikut:. Didihkan 1,0 g zat dengan campuran 20 ml
asam klorida 3 N dan 5 ml brom LP selama: 5 menit,
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam ~, cuci dengan SO ml air mendidih. Uapkan filtrat
174 Carbon Dioxidum I Monografi FIIV

dan air cucian sampai kering, pada residu tambahkan pernah dibukll. Kurangi tekanan wadall sedemikian rupa
1 ml asam klorida 1 N, 20 ml air dan 5 ml asam sulfit P. dengan alat pengatur. Lakuklln pengambilan zat uji secara
Didihkan larutan sampai seluruh belerang dioksida benar sehingga terlepasnya karbon dioksida dari peralatatt
hilang, saring jika perlu, encerkan dengan air hingga pengambilan contoh sekecil mungkin. Ukur gas dengan
50 ml. Pada 20 mllarutan tambahkan air hingga 25 ml. volume meter gas aliran menurun dari tabung detektor
untuk memperkecil kontaminasi atau berubahnya zat uji.
Zat tak terarangkan Didihkan 250 mg dengan 10 ml Lakukan pengujian dengan urutan sesuai daftar. fenis
natrium hidroksida 1 N selama 5 detik, saring: filtrat tabung detektor yang digunakan dalam pengujian ini ter-
tidak berwama. tera padD Pereaksi dDlam Pereaksi, Indikator dan Larutan].

Daya jerap ldentifikasi Alirkan 100 ml ± 5 ml yang dilepaskan


Alkaloid Kocok 1 g zat yang telah dikeringkan dari fase uap dari isi wadah melalui tabung detektor
pada 120° selama 4 jam, dengan larutan 100 mg strik- karbon dioksida dengan kecepatan yang ditetapkan
nin sulfot P dalam 50 ml air selama 5 menit, saring dan untuk tabung: perubahan indikator menjangkau
huang 10 ml filtrat pertama. Pada 10 ml filtrat tambah- seluruh kisaran indikasi tabung.
kan 1 tetes asam klorida P dan 5 tetes kalium raksa(Il)
iodidD LP: tidak terjadi kekeruhan. Karbon monoksida Perubahan indikator menunjuk-
Zat wama Pipet 50 mllarutan metilena biru P (1 da- kan setara dengan tidak lebih dari 10 bpj; alirkan
lam 1000) masing-masing ke dalam dua labu 100 ml 1050 ml ± 50 ml yang dilepaskan dari fase uap dari isi
bersumbat kaca. Tambahkan ke dalam salah satu labu wadah melalui tabung detektor karbon monoksida pada
250 mg zat, yang ditimbang saksama, tutup dan kocok kecepatan yang ditetapkan untuk tabung.
selama 5 menit. Saring isi masing-masing labu melalui
penyaring kering, huang 20 ml dari masing-masing Hidrogen sulfida Perubahan indikator menunjukkan
.filtrat pertama. Pipet 25,0 ml masing-masing filtrat ke setara dengan tidak lebih dari 1 bpj; alirkan 1050 ml ±
dalam dua labu tentukur 250-ml. Tambahkan ke 50 ml yang dilepaskan dari fase uap melalui tabung
dalam masing-masing labu 50 ml larutan natrium detektor hidrogen sulfida pada kecepatan yang ditetap-
asetat P (1 dalam 10), campur; tambahkan melalui kan untuk tabung.
buret 35,0 ml iodum 0,1 N, sambil digoyang. Tutup
labu, biarkan selama 50 menit, kocok kuat dengan Nitrogen oksida Perubahan indikator menunjukkan
selang waktu 10 menit. Encerkan masing-masing setara dengail tidak lebih dari 2,5 bpj; alirkan 550 ml ±
campuran dengan air sampai tanda, campur, diamkan 50 ml yang dilepaskan dari fase uap melalui tabung
selama 10 menit, saring melalui penyaring kering, detektor nitrogen oksida-nitrogen dioksida pada kecepatan
buang masing-masing 30 ml filtrat pertama. Titrasi yang ditetapkan untuk tabung.
kelebihan iodum dalam masing-masing 100 ml filtrat
dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV menggunakan 3 ml Nitrogen dioksida Perubahan indikator menunjukkan
indikator kllnji LP. Hitung jumlah ml iodum 0,1 N yang tidak lebih dari 2,5 bpj; atur wadah sedemikian rupa
diperlukan pada masing-masing titrasi: perbedaan hingga jika katup dibuka, isi bagian fase cair dilepas
antara kedua volume tidak kurang dari 0,7 ml. . melalui tabung yang cukup panjang untuk dapat
menguapkan semua cairan pada saat melewati saluran
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung tersebut, dan untuk mencegah pembekuan pada
Salmonella sp dan EscherichiJz coli. bagian dalam tabung detektor. Lepaskan ke dalam
aliran cairan secukupnya untuk memperoleh 550 ml
. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup spesimen uap, ditambah kelebihan guna menjamin
baik. pengusiran udara dari sistem. Alirkan 550 ml ± 50 ml
gas ini melalui tabung detektor nitrogen oksida-nitrogen
dioksida pada kecepatan yang ditetapkan untuk
tabung.
CARBON DIOXIDUM
Karbon Dioksida Amonia Perubahan indikator .menunjukkan setara
dengan tidak lebih dari 25 bpj; lakukan penetapan
seperti yang tertera pada uji Nitrogen dioksida, meng-
Ktzrbon dioksida [124-38-9] . gunakan zat uji sejumlah 1050 ml ± 50 ml yang
C02 BM44,01 dilewatkan melalui tabung detektor amonia pada
kecepatan yang ditetapkan untuk tabung.
Karbon dioksida mengandung tidak kurang dari
99,0%C02• . Belerang dioksida Perubahan indikator menunjukkan
(Oltlltan PengujiJzn bcrikut ini dirtmamg rmtuk menyaltl- setara dengan tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetap-
kan lauzlitlls kllrlxm dioksida dDlllm kedUil fose ~itu uap dDn an seperti yang tertera pada uji Nitrogtn dioksida
a~iran yang berada dalttm silindir yang sebelumnya belum menggunakan zat uji sejumlah 1050 ml ± 50 ml yang
FIIV Monografi I Carboxymethylcellulosum Natricum 175

dilewatkan melalui tabung detektor belerang dio/csida Kelarutan Mudah terdispersi dalam air membentuk
pada kecepatan yang ditetapkan untuk tabung. larutan koloidal; tidak larut dalam etanol, dalam eter
dan dalam pelarut organik lain.
Air Perubahan indikator menunjukkan setara dengan
tidak lebih dari 150 mg per m 3 . Bilas regulator yang ldentifikasi Tambahkan lebih kurang 1 g zat pada
telah dibilas dengan 5 liter a tau lebih gas uji. Lewatkan 50 ml air sambil diaduk hingga terdispersi homogen.
50 liter± 5 liter gas yang dilepaskan dari fase uap Lanjutkan pengadukan hingga diperoleh larutan jer-
melalui tabung detektor uap air yang dihubungkan nih, dan gunakan larutan ini untuk pengujian sebagai
dengan regulator dengan tabung logam atau poli- berikut:
etilena dengan panjang minimum. Ukur gas yang A. Encerkan 1 ml larutan dengan 1 ml air dalam
melalui tabung detektor dengan alat pengukur aliran tabung reaksi kecil, tambahkan 5 tetes 1-naftol LP.
gas pada laju aliran 2 liter per menit. Miringkan tabung dan tuangkan hati-hati melalui
dinding tabung 2 ml asam sulfat P: terjadi warna merah
Penetapan kadar (Catalan Pengarnbilan zat uji untilk ungu pada bidang batas antara dua lapisan.
penetapan kadar dapat dilakukan dari Jase uap untuk B. Pada 5 ml larutan tambahkan 5 ml barium klori-
kemudaluzn, tetapi alcibatnya alazn menambah volume residu. da LP: terbentuk endapan halus putih.
fika spesijilazsi I ml berlebih dari fose uap, dapat digunalazn C. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B
sediaan uji cairan]. Hubungkan buret gas 100 ml yang seperti yang tertera pada Uji ldentijilcasi Umum <291>.
dilengkapi dengan pelampung gelembung dan kran
2 arah ke pipet serapan gas dengan kapasitas yang pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5; lakukan penetapan
sesuai dengan cara menghubungkan pipet dengan menggunakan larutan (1 dalam 100).
salah satu saluran keluar buret. lsi buret dengan air
yang sedikit diasamkan (dengan jingga metil menjadi Kek~ntalan <1051> Tidak kurang dari 80,0% dan
merah muda). lsi pipet dengan larutan lazlium hidrok- tidak lebih dari 120,0% dari yang tertera pada etikct
sida P (1 dalam 2). Dengan menyesuaikan pelampung untuk kadar larutan 2%; tidak kurang dari 75,0% dan
gelembung dan pelampung air, dorong larutan kalium tidak lebih dari 140,0% dari yang tertera pada etiket
hidroksida untuk mengisi pipet dan sambungkan untuk kadar larutan 1%; lakukan penetapan sebagai
kapiler sampai kran, kemudian isi buret dengan berikut: Timbang saksama sejumlah zat yang tidak
pelampung air dan dorong melalui kran yang lain dikeringkan dan bila dilarutkan setara dengan 200 g
sedemii<ian sehingga semua gelembung gas di- larutan zat, yang telah dikeringkan, pada konsentrasi
hilangkan dari sistem. Dorong ke dalam buret 100,0 ml yang dinyatakan. Tambahkan zat sedikit demi sedikit
zat uji yang diambil dari fase cair seperti yang tertera sambil diaduk ke dalam lebih kurang 180 ml air dalam
pada uji Nitrogen dioksida. Dengan menaikkan pelam- botol bermulut Iebar yang telah ditara. Lanjutkan
pung botol, paksakan dengan mendorong zat uji ke pengadukan dengan cepat hingga seluruhnya basah.
.... dalam pipet. Serapan dapat dibantu dengan meng- Tambahkan air secukupnya hingga berat 200 g,
biarkan sambil sekali-kali diaduk hingga larut
gosok-gosok pipet atau dengan :nengalirkan zat uji
antara pipet dan buret. Dorong setiap sisa gas ke sempurna. Ukur kekentalan pada suhu 25° ± o,r
dalam buret dan ukur volumenya: tidak lebih dari menggunakan Vislwsimeter rotasi.
1 ml gas yang tinggal.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 10,0%;
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah silinder. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.

Logam berat <371> Metode 11I Tidak lebih dari 40 bpj;


lakukan penetapan sebagai·berikut: Pada residu yang
CARBOXYMETHYLCELLULOSUM diperoleh dari 500 mg zat tambahkan 1 ml larutan
NATRICUM hidroksiltlmina hidroklorida P {1 dalam 5).
Karboksimetilselulosa Natrium
Penetapan kadar Ti.mbang saksama lebih kurang
500 mg, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P,
Garam selulosa lcarbo/csimetil eter natrium [9004-32-4) panaskan di atas tangas air mendidih selama 2 jam,
. dinginkan hingga suhu kamar dan titrasi dengan asam
I<arboksimetilselulosa Natrium adalah garam natrium perklorat O,I N LV, tetapkan titik akhir secara poten-
dari polikarboksimetil eter selulosa, mengandung sioinetrik.
tidak kurang dari 6,5'Yo dan tidak lebih dari 9,5%,
natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah I ml asam perklorat O,I N setara dengan
dikeringkan. 2,299 mg Na

Pemerian Serbuk atau granul, putih sampai krem; ~adah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
higroskopik. rapat.
176 Carisoprodolum I Monografi FIIV

CARISOPRODOLUM lempeng pada suhu 110° selama 15 menit: harga R1


Karisoprodol bercak lain selain bercak utama larutan (1) sesua1
~H1 dengan harga R1 dan tidak lebih intensif dari bercak
(CH 1)zCHNHCOOCHzCCHzOOCNHz larutan (2).
I
CHzCH 1CH 1
Peneta!'an kadar
2-Metil-2-propil-1,3-propanadiol karbamat Titran natrium metoksida Buat dan Iakukan pemba-
isopropilkarbamat (78-44-4) kuan natrium metoksida 0,1 M dalam toluena P seperti
Ct2H24N204 BM 260,33 yang tertera pada l.Arutan volumetrik dalam Pereaksi,
lndikator dan Lanttan kecuali penggunaan 200 ml untuk
Karisoprodol mengandung tidak kurang dari 98,0% melarutkan logam natrium, tambahkan 750 ml tolue-
dan tidak lebih dari 102,0% C 12 H 24 N 20 4, dihitung na P dan encerkan dengan metanol P hingga 1000 mi.
terhadap zat yang telah dikeringkan. Prosedrtr Timbang saksama lebih kurang 400 mg,
tambahkan 10 ml piridina P dan 1 tetes Jenolftalein P,
Pemerian Serbuk hablur putih; bau khas lemah; rasa campur. Titrasi dengan Tltran natrium metoksida hingga
pahit. warna merah muda yang stabil. Tambahkam 25,0 ml
Titran natrirtm metoksida dan refluks di atas lempeng
KtHarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut pemanas selama 30 menit. Biarkan dingin, tambahkan
dalam etanol, dalam kloroform dan dalam aseton. 40 ml etanol P dan 1 tetes Jenolftalcin LP. Titrasi kele-
bihan basa dengan asam klorida 0,1 N L\1 hingga wama
Baku pembanding Karisoprodol BPFI; lakukan penge- merah muda hilang. Lakukan penetapan blangko
ringan dalam hampa udara selama 3 jam pada suhu seperti yang tertera pada Titrasi residual dalam Titri-
60° sebelum digunakan. Meprobamat BPFI; lakukan metri <n1>.
pengeringan dalarn hampa udara pada suhu 60°
selama 3 jam sebelum digunakan. 1 ml titran natrium metoksida setara dengan
26,03 mg C12H 24 Np4
19entifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan rapat.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Kllrisoprodol BPFI.
. B. Harga R1 bercak utama Larutan uji yang di- CARISOPRODOLI COMPRESS!
peroleh pada ujt Meprobamat, sesuai dengan harga R1 Tablet Karisoprodol
larutan Karisoprodol BPFI dalam kloroform P dengan
kadar 100 mg per ml, yang diperlakukan sama.
Tablet Karisoprodol mengandung Karisoprodol,
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 91° dan 94°. C 12 H 24 N 20 4, tidak kurang dari 90,0'Yo dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu Baku pembanding Karisoprodol BPFI; lakukan pe-
60° selama 3 jam. ngeringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama
3 jam sebelum digunakan.
Logam berat <371> Metode ll1 Tidak lebih dari 10 bpj.
ldentifikasi Waktu retensi puncak pada kromato-
Meprobamat Tidak lebih dari 0,5%. Lakukan Kroma- gram l.Arutan uji sesuai dengan kromatogram l.Arutan
tografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kromato- baku yang diperoleh pada Pmetapan kadar.
grafi <931>. Totolkan secara terpisah berturut-turut
10 J1l dan 5 J1llarutan dalam kloroform P yang mengan- Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dung (1) 100 mg per ml zat uji dan (2) 1 mg per ml
Meprobamat BPFI pada lempeng kromatografi silika gel Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
setebal 0,25 mm. Biarkan bercak mengering di udara. Kromatogfafi azir lcinerja tinggi seperti yang tertera pada
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi Krotnlltografi <931>.
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak lcloroform P- Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (60:40),
aseton P (4:1) dan biarkan fase gerak merambat tiga per saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan pe-
empat panjang lempeng. Angkat lempeng dan biarkan nyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang ter-
fase gerak menguap dan semprot lempeng dengan tera pada Kromatografi <931>.
pereaksi antimon triklorida LP kemudian dengan l.Arutan pengencer Buat campuran metanol P-asam
larutan furfural P dalam kloroform P (3 dalam 100) sulfot 0,01 N (60:40) ..
hingga timbul satu atau iebih bercak _hitam. Panaskan Larutan baku Timbang saksama sejumlah KJzriso-
Fl IV Monografi I Cefazolinum Natricum pro Injectione 177

prodol BPFI, larutkan dalam Larutan pengencer bila (1 H-tetrazol-1-il)asetamido ]-5-tia-1-azabisiklo


perlu gunakan sonikasi, hingga kadar lebih kurang [4.2.0]okt-2-ena-2-karboksilat (27164-46-1)
3,5 mg per ml. C 14 H 13 N 8 Na04S3 BM 476,48
Larutan resolusi Timbang sejumlah 2-metil-2-propil-
1,3-propanadiol dan karisoprodol, larutkan dalam Fase Sefazolin Natrium Steril mempunyai potensi setara
gerak hingga kadar masing-masing 2,4 mg aan 3,4 mg dengan tidak kurang dari 850 IJ.g dan tidak lebih dari
per mi. 1050 IJ.g Sefazolin, CuH 13 N 8 Na0 4S3, per mg dihitung
Larutan ·uji Tim bang dan serbukkan tidak kurang terhadap zat anhidrat. Bila dalam kemasan untuk
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk sediaannya, mengandung Sefazolin setara dengan
setara dengan lebih kurang 350 mg karisoprodol, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0%
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan dari jumlah yang tertera pada etiket.
50 rnl Larutan pengencer, masukkan dalam tangas ultra-
sonik selama :;o menit, dan kocok selama 60 menit. Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih;
Encerkan dengan Larutan pengencer sampai tanda. praktis tidak berbau atau padatan putih sampai
Saring rnelalui penyaring membran berpori 0,5 IJ.m hampir putih dengan penampakan yang khas sebagai
atau lebih kecil, dan gunakan beningan sebagai Larut- hasil proses beku kering.
an uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam larutan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja natrium klorida P 0,9%, dan dalam dekstrosa; sangat
tinggi dilengkapi dengan detektor indeks refraksi dan sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam
kolom 3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi LI. Suhu kloroforrn dan dalam eter.
detektor dan kolom 30° ± 1o. Laju aliran lebih kurang
2 rnl per menit. Lakukan kromatografi terhadap Lantt- Baku pembanding Sefazolin BPFI; tidak boleh dike-
an resolusi dan Larutan l•aku, rekarn respons puncak ringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI.
seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
puncak 2-metil-2-propil-1,3-propanadiol dan puncak Larutan terkonstitusi Pada saat digunakan larutan
karisoprodol tidak kurang dari 2,0 dan simpangan terkonstitusi yang diperoleh dari Sefazolin Natrium
baku relatif pada 3 kali penyuntikan ulang tidak lebih Steril memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti
dari 2,0%. Waktu retensi relatif 2-rnetil-2-propil-1,3- yang tertera pada lnjectione;;.
propanadiol dan karisoprodol masing-rnasing !ebih
kurang 0,5 dan 1,0. ldentifikasi
Prosedur (Catalan Gunakan tinggi puncak sebagai A. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat (1 da-
r~;spons puncak.] Suntikkan secara terpisah sejumlah lam 50.000) dalam natrium bikarbonat 0,1 M menunjuk-
volume sama (lebih kurang 35 1J.I) Larutan baku dan kan maksimum dan minimum pada panjang gelom-
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekarn kromatogram bang yang sama seperti Sefazolin BPFI.
dan ukur tinggi puncak utama. Hitung juml;~h dalam B. Kromatogram Larutan uji yang diperoleh pada
mg, C 12 H 24 N 20 4, dalam serbuk tablet yang digunakan Penetapan kadar menunjukkan puncak utama dengan
dengan rumus: waktu retensi seperti kromatogram Larutan baku.
C. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B se-
perti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.

Rotasi jenis <1081> Antara -24° dan -10°; lakukan


C adalah kadar Karisoprodol BPFI dalarn rng per rnl penetapan rnenggunakan 55 mg per ml dalam larutan
Larutan baku; ru dan r 5 berturut-turut adalah tinggi natrium bikarbonat 0,1 M, dihitung sebagai anhidrat.
puncak karisoprodol yang diperoleh dalam Larutan uji
dan Larutan baku. Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih
dari 0,15 unit Endotoksin FI per mg sefazolin.
Wadah dan penyimpanan Dalarn wadah tertutup
baik. Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetap-
an dengan Prostdur uji menggunakan penyaringan
membran.
CEFAZOLINUM NATRICUM
PRO INJECTIONE . pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan
Sefazolin Natrium untuk Injeksi rnenggunakan larutan yang mengandung sefazolin
Sefazolin Natrium Steril 100 mg per mi.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 6,0%.


Natrium (6R,7R)-3-{[(5-metil-1,3,
4-tiadiazol- 2-il)tio1-metil]-8-okso-7-(- 2- Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
178 Cefoperazonum Natricum I Monografi FIIV

yang tertera pada Injeksi volume kecil. tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom
4,0 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll dengan ukuran
Syarat lain Memenuhi syarat Keseragaman Se- partikel 10 flm. Laju aliran lebih kurang 2 ml per menit
diaan <911> dan Penandaan pada Injectiones. lakukan kromatografi terhadap Lllrutan bakll, rekam
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak analit
Kromatogra.fi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis; faktor ikutan
Kromatografi <931>. puncak analit tidak lebih dari 1,5: resolusi, R, antara
Lllrutan dapar pH 3,6 Larutkan 900 mg natrium puncak analit dan puncak baku internal tidak kurang
fosfat dibasa anhidrat P dan 1,298 g asam sitrat monohi- dari 4,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
drat dalam air hingga 1000 ml. ulang tidak lebih dari 2,0%.
Larutan dapar pH 7,0 Larutkan 5,68 g natrium fosfat Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
dibasa an hid rat P dan 3,63 g kalium fosfat monobasa P volume sama (lebih kurang 10 fll) Lamtan baku dan
dalam air hingga 1000 ml. Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Fase gerak Buat campuran Larutan dapar pH 3,6- puncak utama. Waktu retensi relatif asam salisilat
asetonitril P (9:1) saring melalui penyaring membran dan sefazolin berturut-turut adalah lebih kurang 0,7
dengan porositas 1 J.1m atau lebih kecil dan awaudara- dan 1,0. Hitung jumlah sefazolin, C 14 H 14 N 8 0~S 3 ,
kan. dalam flg per ml sefazolin steril dari Larutan uji 1
Larutan baku internal Masukkan 750 mg asam salisi- dengan rumus:
lat P ke dalam labu tentukur 100-ml larutkan dalam Ws Ru
5 ml metanol P encerkan dengan Larutan dapar pH 7,0 ( - ) (P) ( - )
sampai Ianda, campur. Wu Rs
Larutan baklt Timbang saksama lt:!bih kurang SO mg
Sefazolin BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml Wu adalah bobot dalam mg sefazolin natrium steril
larutkan dan encerkan dengan Larutan dapar pH 7,0 yang digunakan; W5 adalah bobot dalam mg Sefazo-
sampai tanda, camj:>Ur. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam /in BPFI dari Larutan baku; P adalah J.Lg sefazolin
labu tentukur 100-ml, tambahkan 5,0 ml Lanttan baku per mg Sefazolin BPFI; Ru dan R5 berturut-turut adalah
internal, encerkan dengan Larutan dapar pH 7,0 sampai perbandingan respons puncak sefazolin terhadap baku
tanda, campur. internal yang diperoleh dari Lanttan uji dan Larutan
Larutan uji 1 Timbang saksama lebih kurang 50 mg baku. Hitung jumlah, dalam mg sefazolin,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan C 14 H 14 N 80 4S3, dalam wadah dosis tunggal dan dalam
encerkan dengan Larutan dapar pH 7,0 sampai tanda. \'Olume larutan terkonstitusi dengan rumus:
Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml,
tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal, encerkan L W5 Ru
( - ) ( - - ) ( p) ( - )
dengan Lanttan dapar pH 7,0 sampai tanda.
Larutan 11ji 2 (Bila dalam kemasan untuk sediaan D 50.000 R5
dalam wadah dosis tunggal) Timbang saksama
L adalan jumlah dalam mg sefazolin yang tertera pada
sejumlah sefazolin natrium steril, konstitusikan dalam
etiket dalam wadah dosis tunggal atau volume larutan
air dengan volume secukupnya seperti yang tertera
terkonstitusi; D adalah kadar sefazolin dalam mg
pada etiket. Ambil sebanyak mung kin isi menggunakan
per ml Lanttan uji 2 atau lArutan uji 3 sebelum dien-
alat suntik yang dilengkapi jarum hipodermik dan
cerkan.
encerkan dengan Larutan dapar pH 7,0 hingga diperoleh
larutan persediaan dengan kadar 1 mg sefazolin per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Padat-
Pipet 5 mllarutan ini ke dalam tabu tentukur 100-ml,
tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal, encerkan
an Steril seperti yang tertera pada Injectiones.
dengan Larumn dapar pH 7,0 sampai tanda, campur.
Lllrutan uji 3 (Untuk sediaan yang menyebutkan
jumlah sefazolin dalam sejumlah volume larutan
CEFOPERAZONUM NATRICUM
terkonstitusi seperti yang tertera pada etiket) Tunbang
Sefoperazon Natrium
saksama sejumlah sefazolin natrium steril, konstitusi-
kan dalam air dengan volume seperti yang tertera pada
etiket. Encerkan sejumlah volume larutan terkonstitusi r\
¢ OK

0~
C()()tq

NYSY.N'I<
II 11
fKs

dengan lArutan dapar pH 7,0 hingga diperoleh larutan c


K 1 1-N N-DlNi-<:-CONi··K H-N
\._/ I H NS
persediaan dengan kadar 1 mg sefazcilin per ml. Pipet o" ."o "
5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, Natrium(6R,7R)-7-{(RJ-2-(ktil-2,3-diokso-1-
tambahkan 5,0 ml Lllrutan baku internal, encerkan pipcrazinlazrbokSamido)-2-(p-hidroksifonil)asetamido-3-
dengan lArutJzn dapar pH 7,0 sampai tanda. {{ (1-metil-H-tetrazol-5-il)tio]metill-8-okso-5-tia-1-
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera llzabisiklo(4.i.O]okt-2-ena-2-lazrboksilat [62893-20-~]
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja C25 ~N9NaO.S2 BM 667,65
FIIV Monografi I Cephalexinum 179

Sefoperazon Natrium mengandung setara dengan respons puncak utama. Hitung jumlah sefoperazon,
tidak kurang dari 870 f.Lg, dan tidak lebih dari 1015 f.Lg dalam f.Lg per mg sefoperazon natrium yang diguna-
sefoperazon (C:is~~p8 S2 ) per mg, dihitung terhadap kan, dengan rumus:
zat anhidrat.
C ru
remerian Serbuk hablur, putih hingga kuning pucat. 1000 ( - ) ( - )
M r5
Kelatutan Mudah larut dalam air dan dalam metanol;
agak sukar larut dalam etanol mutlak; tidak larut C adalah hdar sefoperazon, C25 H27 N 90 8S2, dalam mg
dalam aseton, dalam etil asetat dan dalam eter. per ml Larutan baku; M adalah kadar dalam mg per ml
Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang dan
Baku pembanding Sefoperazon Dihidrat BPFI; tidak faktor pengenceran; r u dan r 5 berturut-turut adalah
boleh dikeringkan sebelum digunakan. respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.

Identifikasi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


A. Kromatogram Larutan uji yang diperoleh pada rapat.
Penetapan kadar menunjukkan puncak utama sefopera-
zon dengan waktu retensi yang sama seperti pada
Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan kadar. CEPHALEXINUM
B. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B Sefaleksin
seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. [Catatan Da-


lam bentuk beku kering dibebaskan dari persyaratan ini.]

pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan


menggunakan Jarutan (1 dalam 4).
Asam(6R,7R)-7-{(R)-2-amino-2-Jenilasetamido]-3-metil-
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5,0%, kecuali 8-okso-5-tia-1-azabisiklo[4,2,0]okt-2-ena-2-
dalam bentuk beku kering, tidak lebih dari 2,0%. karboksilat monohidrat [23325-78-2]
C 16 H 1 ~p.s.Hp BM 365,40
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Anhidrat [15686-71-2] BM 347,39
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Sefaleksin mempunyai potensi tidak kurang dari
Fase gerak Masukkan 14 ml trietilamina P dan 5,7 ml 900 f.Lg per mg C 16 H 17 N 3 0 4S, dihitung terhadap zat
asam asetat glasial P ke dalam labu tentukur 100-ml, anhidrat.
encerkan dengan air sampai tanda. Buat campuran
larutan ini dengan asam asetat 1 N-asetonitril P-air Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih.
(1,2;2,8:120:876). Saring melalui penyaring membran
dengan porositas 1 f.Lm atau lebih kecil dan awa- Kelarutan Sukar Jarut dalam air; praktis tidak larut
udarakan. dalam etanol, dalam klorofonn dan dalam eter.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sefopera-
zon Dihidrat BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga Baku pembanding Sefaleksin BPFI; tidak boleh di-
kadar lebih kurang 0,16 mg sefoperazon, ~livN90852 keringkan sebelum digunakan.
per ml.
LArutan uji Timbang saksama sejumlah zat, Identifikasi •
lanjutkan seperti pada Larutan baku. A. Spektrum serapan iitlramerah zat yang didis-
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera persikan dalam kalium bromida P menunjukkan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom seperti pada Sefoleksin BPFI.
4,0 mm x 30 em berisi bahan pengisi LI. Laju aliran B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi 50.000) menunjukkan maksimum dan minimum pada
terhadap Larutan baku dan rekam respons puncak panjang gelombang yang sama seperti pada larutan
seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku Se.foleksin BPFI; daya serap masing-masing dihitung
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% terhadap zat anhidrat pada panjang gelombang serap-
dan faktor ikutan tidak lebih dari 1,5. an maksimum lebih kurang 262 nn. tidak kurang dari
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing 95,0% dan tidak lebih dari 104,0% dihitung terhadap
sejumlah volume sama (lebih kurang 10 f.Ll) Larutan Scfoleksin BPFI, potensi Baku pembanding telah diper-
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur hasil hitungkan. · ··
180 Cephalexinum I Monografi FIIV

C. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1 keasaman
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara ter- rendah dan diprogram untuk menetapkan campuran
pisah masing-masing 5 J.Ll larutan dalam air dengan Fase gerak A dan Fase gerak 8 yang beragam. Sistem
penambahan asam klorida 0,1 N yang mengandung disetimbangkan dengan menggunakan Fase gerak A
(1) zat uji kadar 25 mg per ml dan (2) Sefaleksin BPFI 100%, suntikkan secara terpisah Larutan baku dan
kadar 25 mg per ml pada lemp~ng kromatografi silika Larutan uji, dan pertahankan sistem pada Fase gerak
gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam A 100% selama 60 detik. Fase gerak B dinaikkan secara
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan proporsional mengikuti garis lurus mulai dari 0%
fase gerak elil asetat P-air-asetonitril P-asam asetat gla- hingga 100% lebih dari 2000 detik, dan pertahankan
sial P (42:18:14:14) dan dilapisi kertas saring dan selama 60 detik. Laju aliran lebih kurang 1 ml per
biarkan fase gerak merambat tiga perempat tinggi menit.
lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak Prosedltr Suntikkan secara terpisah masing-masing
menguap. Amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm, sejumlah volume sama (lebih kurang 20 J1)) LJZrutan
harga R1 bercak utama yang diperoleh dari larutan (1) baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2). kromatogram. Ukur respons puncak utama Larutan
baku dan ukur semua puncak utama dan puncak
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. lainnya dari Larutan uji. Gambarkan respons puncak
yang menyatakan hubungan antara harga pembacaan
pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5; lakukan penetapan masing-masing puncak Larutan baku terhadap ka-
menggunakan suspensi dalam air yang mengandung darnya dalam mg per ml yang dihitung terhadap zat
5G mg per ml. anhidrat dan buat garis lurus melalui 2 titik dan titik 0.
Dari garis lurus yang didapat dan dari respons puncak
Rotasi jenis <1081> Antara +149° dan +158°, dihitung Larutan uji, diperoleh kadar SE'nyawa sejenis sefalek-
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan mengguna- sin (I) dalam mg per ml yang diperoleh dari tiap
kan larutan yang mengandung 50 mg per 10 ml dalam puncak. Hitung persentase senyawa sejenis sefaleksin
dapar ftalat netral pH 4,4. masing-masing puncak dengan rumus:

Air <1031> Metode I Antara 4,0% dan 8,0%. I


500
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0% masing- w
masing senyawa sejenis sefaleksin dan tidak lebih dari
5,0% jumlah seluruh senyawa sejenis yang ditemukan. W ialah jumlah sefaleksin dalam mg yang digunakan
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair untuk membuat Larutan uji, dihitung sebagai zat
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromato- anhidrat.
grafi <931>.
Fase gerak A Timbang sejumlah 1 g natrium 1- Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan
pentanasulfonat P, larutkan dalam campuran air-trieta- cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
nolamina P (1000:15), atur pH hingga 2,5 ± 0,1 dengan pada Kromatografi <931>.
asam fosfot P. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Fase gerak Buat sejumlah 1015 ml campuran air-
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromato- asetonitril P-metanol P-trietanolamina P (850:100:50:15).
grafi <931>. Larutkan 1,0 g natrium I -pentanasulfonat P dalam
Fase gerak B Timbang sejumlah 1 g natrium 1-pen!a- campuran ini, atur pH hingga 3,0 ± 0,1 dengan asam
nasulfonat P, larutkan dalam campuranair trietanol- fosfat P dari awaudarakan. Jika perlu lakukan penye-
amina P (300:15), atur pH hingga 2,5 ± 0,1 dengan asam suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera
fosfat P. Tambahkan 350 ml asetonitril P. dan 350 ml pada Kromatografi <931>.
metanol P. Jika perlu lakukan penyesuaian menu·rut Larutan baku internal Timbang 300 mg 1-hidroksi-
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromato- benzotriazol, masukkan ke dalam labu tentukur
grafi.<931>. 1000-ml, larutkan dalam 10 ml metanol P, encerkan
Pehzrut Timbang sejumlah 18 g kalium fosfat mono- dengan Fase gerak sampai tanda.
basa P, larutkan dalam 1000 ml air. · Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sefalek-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Seftzlek- sin BPFI, iarutkan dalam air hingga kadar lebih kurang
sin BPFI, larutkan dalam Pelarut secara kuantitatif 1 mg per mi. Masukkan 10,0 mllarutan persediaan ini
hingga kadar lebih kurarig o,os dan 0,16 mg per ml." Ice dalain labu bersumbat kaca dan 15,0 ml Larutan
·Laruilm uji Tunbang saksama lebih kurang 25 mg, baku internal.
masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, tambahkan La"!tan ·uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
Pehzrut sampai tanda . masukkan dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera encerkan dengan air sampai tanda. Campurkan
pa_~a J<.romatografi <931>. Kro~~togra~ cair ~inerj~ 10,9 mllarU.tan ini d.engan 15,0 ml Larutan brlku internal
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom dalam labu bersumbat kaca 50 ml.
FIIV Monografi I Cephalexini Capsulae 181

Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera lempeng ke dalam bejana kromatografi y~ng telah
pada Kromatagrafi <931>. Kromatograf cair kinerja dijenuhkan dengan fase gerak asam sitrat 0;1 M-1111trium
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 run dan kolom fosfat dibasa 0,1 M-ninhidrin P dalam aseton P 1 dalam
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll keasaman 15 (60:40:1,5) dan biarkan fase gerak merambat lebih
rendah. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml per menit. kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lem-
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam peng, l<eringkan pada suhu 110° selama 10 menit:
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur, harga R1 bercak utama yang diperoleh dari larutan (1)
resolusi, R, antara puncak baku internal dan puncak sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2).
analit tidak kurang dari 5, dan simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih 2,0%. Disolusi <1231>
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing Media disolusi: 900 ml air.
sejumlah volume sama (lebih kurang 20 11l) Larutan Alat tipe 1: 100 rpm.
baku dan Larutan ltji ke dalam kromatograf, rekam Waktu: 45 menit.
kromatogram, ukur respons puncak utama. Waktu Prosedur Lakukan penetapan jumlah C16H 1.,N30 4S,
retensi relatif 1-hidroksibenzotriazol dan sefaleksin yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat Larutan
masing-masing adalah lebih kurang 0,35 dan 1,0. uji, jika perlu encerkan derigan Media disolusi dan
Hitung jumlah dalam 11g, C 16H 1 ~3045, per mg dengan serapan Larutan baku Sefaleksin BPFI hingga kadar lebih
rum us: kurang 20 11g per ml dalam media yang sama pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
CP Ru 262 run. ·
100 ( - ) ( - ) Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
M R5 kurang dari 75% (Q) C 16H 17N 30 4S, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
C adalah kadar Sefaleksin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku;. P adalah kadar sefaleksin yang tertera Keseragaman sediaan ...-911> Memenuhi syarat.
pada etiket Sefaleksin BPFI dalam 11g per mg; M adalah
kadar sefaleksin Larutan uji dalam mg; Ru dan R 5 Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 10,0%.
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
sefaleksin terhadap puncak 1-hidroksibenzotriazol Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan uji dan Larutan baku. Kromatografi cair kinerju tinggi sep~rti tertera pada
Kromatograft <931>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Fase gerak, Larutan baku intemal, Larutan baku dan
Sistem kromatograft Lakukan seperti pada Penetapan
laldar dalam Sefaleksin.
... CEPHALEXINI CAPSULAE
Larutan uji Timbang saksama isi tidak kurang dari
20 kapsul. Ttmbang saksama sejumlah isi kapsul setara
Kapsul Sefaleksin lebih kurang 500 mg sefaleksin, masukkan ke dalam
labu tentukur 500-ml dan tambahkan air sampai
tanda. Jika perlu sonikasi hingga larut sempuma dan
Kapsul Sefaleksin mengandung Sefaleksin, saring hingga diperoleh larutan jernih. Pipet 10 ml
C 16H 1.,N30 4S, setara dengan tidak kurang dari 90,0% larutan ke dalam labu bersumbat kaca 50 ml, tambah-
dan tidak lebih dari 120,0"/o dari jumlah yang tertera kan 15,0 ml Larutan baku internal, cam pur dan saring.
pada etiket. Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
tertera pada Penetapan kadar dalam Sefaleksin. Hitung
Baku pembanding Sefaleksin BPFI; tidak boleh di- jumlah dalam mg, C 16H 1.,Np4S, dalam kapsul dengan
keringkan sebelum digunakan. rumus:

ldentifikasi Lakukan Kromatograft lapis tipis sePerti Ru


yang tertera pada Kromatografi <931>. Masukkan O,SCP ( - )
lempeng kromatografi silika gel tanpa bahan pengikat Rs
setebal 0, 25 mm ke dalam bejana kromatografi yang
berisi campuran n-heksana P-tetradekana P (95:5) se- C adalah kadar Sefaleksin BPFI dalam mg per ml
tinggi lebih kurang 1 em, biarkan -pelarut merambat Larut«n baku; P adalah kadar &efaleksin yang tertera
sepanjang lempeng, angkat lempeng, dan biarkan pada etiket dalam Jlg per mg Sefoleksin BPFl; Ru dan R5
pelarut menguap. Totolkan masing-masing 10 Jll berturut.:.tunit adalah perbandingan resporu;. puncak
larutan dalam air ya~g mengandung (1) campur isi dari Larutan uji dan Larutan .baku.
1 kapsul dalam air hingga kadar setara dengan lebih
kurang 3 mg sefaleksin per ml dan Saring dari. (2) Sefil- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
leksin BPFf 3 mg per ml pada lempeng. Masukkan rapat.
182 Cephalexini Compressi I Monografi FIIV

CEPHALEXINI COMPRESSI jumlah dalam mg sefaleksin, C 16 H 17 N 30 4S, dalam


Tablet Sefaleksin tablet yang digunakan dengan rum us:

Ru
Tablet Sefaleksin dibuat dari Sefaleksin atau Sefaleksin 0,5 CP (-.- )
Hidroklorida. Mengandung Sefaleksin, C 16 H 17 N 30 4S, Rs
setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. C adalah kadar Sefaleksin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; P adalah kadar sefaleksin yang tertera
pada Sefaleksin BPFI dalam J.Lg per mg; Ru dan R5
Baku pembanding Sefaleksin BPFI; tidak boleh di- berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
keringkan sebelum digunakan. dari Larutan ttji dan Larutan baku.

ldentifikasi Campur sejumbh serbuk halus tablet Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dengan air hingga kadar 3 mg per ml dan .saring rapat.
(larutan uji). Lakukan seperti yang tertera pada Prose-
dur dalam identifikasi Kapsul Sefaleksin mulai dengan
"'Masukkan lempeng kromatografi silika gel ......... .
Harga R1 bercak utama larutan uji sesuai dengan CEPHALEXINUM PRO SUSPENSIONE
bercak utama larutan baku. ORALE
Sefaleksin untuk Suspensi Oral
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe 1: 150 rpm (sefaleksin hidroksida), Sefaleksin untuk Suspensi Oral adalah campuran
100 rpm, hila tablet mengandung sefaleksin. !<ering Sefaleksin dengan satu atau lebih dapar, zat
Waktu: 45 menit. pewarna, pengisi dan bahan penyedap yang sesuai.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 16 H 17 N 30 4S, Jika dikonstitusikan seperti yang tertera pada etiket
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan mengandung Sefaleksin, C 16H 17 N 30 4S, setara dengan
uji, jika perlu diencerkan dengan Media disolusi dan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0%
sera pan Larutan baku Sefaleksin BPFI lebih kurang 20 J.Lg dari jumlah yang tertera pada etiket.
per ml dalam Media disolusi pada panjang gelombang
sera pan maksimum lebih kurang 262 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak Baku pembanding Sefaleksin BPFI; tidak boleh di-
kurang dari 75% (Q) C 16 H 17 N30 4S, dari jumlah yang keringkan sebelum digunakan.
tertera pada etiket.
ldentifikasi
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan uji Konstitusikan satu wadah Sefaleksin
untuk Suspensi Oral seperti yang tertera pada etiket.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 9,0% bila tablet Campurkan sejumlah suspcnsi dengan air hingga
mengandung sefaleksin, dan tidak l~bih dari 8,0% hila diperoleh kadar lebih kurang 3 mg per ml dan saring.
tablet mengandung sefaleksin hidroklorida . Lakukan seperti yang tertera pzda ldentifikasi dalam
Kapsul Sefaleksin mulai dengan "'Masukkan lempeng .. "':
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara harga R1 bercak utama Larutan uji sesuai dengan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pad a bercak lArutan baku.
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku dan Keseragaman sediaan <911> Untuk kemasan padat
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada dalam wadah dosis tunggal: memenuhi syarat.
Penetapan kadar dalam Sefaleksin.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
setara dengan lebih kurang 500 mg sefaleksin, masuk- pH <1071> Antara 3,0 dan 6,0; lakukan penetapan
kan ke dalam labu tentukur 500-ml, dan tambahkan air menggunakan suspensi terkonstitusi yang diperoleh
sampai tanda. Jika perlu sonikasi sampai sefaleksin dengan cara seperti tertera pada etiket.
larut semua. Jika perlu saring hingga diperoleh larutan
jernih. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu bersumbat Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
kaca 50 ml, tambahkan 15,0 ml Larutan baku internal,
saring. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
tertera pada Penetapan kadar dalam Sefaleksin. Hitung Kromatografi <931>.
FIIV Monografi I Cephradinum 183

Fase ger11k, l.Arutan baku internal, Laru!an baku dan larut dalam eter.
Sistem kromatografi Lakukan seperti pada Penetapan
lwlar dalam Sefaleksin. Baku pembanding Sefradin BPFI; tidak boleh dike-
l.Arutan uji Konstitusikan sediaan uji seperti tertera ringkan sebelum digunakan. Sefaleksin BPFI; tidak
pada etiket. Pipet saksama suspensi segar dan bebas boleh dikeringkan sebelum digunakan.
gelembung udara setara dengan lebih kurang 250 mg
sefaleksin, ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
dengan air sampai tanda. Jika perlu sonikasi, hingga didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
sefaleksin larut sempurna, dan saring hingga diper- maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
oleh larutan jernih. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu seperti pada Sefradin BPFI.
bersumbat kaca 50 ml, tambahkan 15,0 ml Fase gerak,
campur dan saring. Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
tertera pada Penetapan kadar dalam Sefaleksin. Hitung Keamanan Memenuhi syarat untuk antibiotik; laku-
jumlah dalam mg, Sefaleksin, C16H 17N 30 4S, mg per ml kan penetapan seperli yang tertera pada Uji Ret~ktivitas
dalam suspensi terkonstitusi yang digunakan dengan secara Biologi in-vivo <251>, melalui oral, mengguna-
rum us: kan 0,5 ml larutan yang dibuat dengan melarutkan
sejumlah zat yang ditimbang saksama dalam larutan
CP Ru metilselulosa P (4000 cps) (1 dalam 100) hingga di-
0,25 ( - ) ( - ) peroleh kadar sefradin 40 mg per ml.
V R5
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan
V adalah volume suspensi terkonstitusi dalam ml yang menggunakan larutan yang mengandung 10 mg zat
digunakan; C adalah kadar Sefaleksin BPFI dalam mg per mi.
per ml l.Arutan balm; P adalah kadar Sefaleksin yang
tertera pada etiket dalam ~g per mg Sefaleksin BPFI; Air <1031> Metode 1 Tidak lebih dari 6,0'Yu, kecuali jika
Ru dan R5 berturut-turut ada\ah perbandingan respons bentuk dihidrat, antara 8,5% dan 10,5'1";•.
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Sefaleksin Tidak lebih dari 5,0%, dihitung sebagai
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup anhidrat; lakukan penetapan dengan Kr~matngrnfi .:air
rapat. kinerja tiuggi seperti yang tertera pada Kromntogra-
fi <931>.
· Fase gtrak Larutkan 20 ml asnm asetat 1 N dan
48,4 g natrium sulfat anhidrat P dalam 1900 ml air, atur
.... CEPHRADINUM pH hingga 4,7 dengan natrium hidroksida 1 N, encerkan
Sefradin dengan air hingga 2000 ml, campur dan awaudarakan.
Dapar fosfat pH 8,3 Larutkan 28,4 g natrium fosfat
COOH dibasa anhidrat P dalam 1900 ml air, atur pH hingga
0~ N~CH 1 8,3 dengan asam fosfat P, encerkan dengan air hingga
0 . .!.--<0NH···i=t~)
H

2000 ml. Simpan larutan ini dalam lemari pendingin.


I H H S
NH 1 Larutan baku internal Timbang saksama 75 mg
N ' (4-metoksi-metil-6-metil-2-pirimidil) sulfanilamida,
Asam (6R,7R)-7-{(R)-2-amino-2-(1,4-sikloheksadien- masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan
1-il)asetamido]-3-metil-8-okso-5-tia-1-azabisiklo[4,2,01 10,0 ml natrium hidroksida 0,1 N, campur sampai. larut.
okt-2-ena-2-latrboksilat [38821-53-3 (anhidrat)] Encerkan dengan Dapar fosfat pH 8,3 sampai tanda.
C 16H 19N 30 4S BM 349,40 Simpan larutan dalam lemari pendingin.
Monohidrat .... [31828-50-9] hidrat non-sto- Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sefalek-
kiometrik BM367,42 sin BPFI yang setara dengan lebih kurang 30 mg sefa-
Dihidrat •....... [58456-46-3] BM385,43 leksin, masukkan ke dalam tabu tentukur 100-ml, tam-
bahkan lebih kurang 15 ml air, kocok sampai larut.
Sefradin mempunyai potensi tidak kurang dari 900 ~g Encerkan dengan air sampai tanda. Dalam waktu
dan tidak lebih dari 1050 ~g C 16H 19N30~ per mg, dihi- 2 jam, campur sejumlah volume .arutan ini yang
tung terhadap zat anhidrat. diukur saksama dengan sejumlah volume yang sama
Larutan baku internal. Larutan ini mengandung sefalek-
sin lebih kurang 0,15 mg per mi.
Pemerian Serbuk hablur, putih a tau hampir putih. Larutan uji Timbang saksama lebih kui:ang 36 mg,
masukkatt ke dalam tabu tentukur 25-ml, tambahkan
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sangat sukar lebih kurang 15 ml air, kocok sampai larut. Encerkan
larut dalam etanol dan dalam kloroform; praktis tidak dengan air sampai tanda. Dalam waktu 2 jam, cam pur
184 Cephradini Capsulae I Monografi FI IV

sejumlah volume larutan ini yang diukur saksama pada Kromatografi <931>. Masukkan lempeng kroma-
dengan sejumlah volume yang sama Larutan baku tografi yang sesuai dengan lapisan silika gel P tanpa
internal. bahan pengikat, ke dalam bejana kromatografi berisi
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera campuran n-heksana P-tetradekana P (95:5) dengan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja kedalaman lebih kurang 1 em. Biarkan fase gerak
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom merambat sampai tepi atas lempeng, angkat lempeng,
pelindung 2 mm x 20 em berisi bahan pengisi L6 dan biarkan fase gerak menguap. Pada lempeng ini totol-
kolom analitik 2 mm x 1 m berisi bahan pengisi L6. kan masing-masing 10 J.Ll Larutan uji dan Larutan baku
Laju aliran lebih kurang 0,5 ml per menit. Lakukan yang mengandung 3 mg Sefradin BPFJ per ml. Biarkan
kromatografi terhadap Larutan baku, pada tiga kali bercak mengering. Masukkan lempeng ke dalam
penyuntikan ulang. Rekam respons puncak seperti bejana kromatografi yang berisi campuran asam
yang tertera pada Prosedur; simpangan baku relatif sitrat 0,1 M-natrium fosfat dibasa 0,1 M dan larutan
tidak lebih dari 2,0%. Buat larutan Sefradin BPFJ seperti ninhidrin P dalam aseton P (1 dalam 15), (60:40:1,5),
yang tertera pada Larutan uji dan lakukan kromatogra- sampai fase gerak merambat setinggi tiga per empat
fi seperti yang tertera pada Prosedur; diperoleh 90% tinggi lempeng. Angkat lempeng, keringkan pada
sampai 110% dari jumlah sefaleksin yang dinyatakan. suhu 110° selama 10 menit; harga R. ber~ak utama
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah pada kromatogram Larutan uji sama aengan Larutan
volume sama (lebih kurang 5 J.LI) Larutan baku dan baku.
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puneak utama. Urutan eluasi adalah sefaleksin, sefra- Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%;
din dan baku internal. Hitung jumlah dalam mg sefa- lakukan pengeringan dalam botol bcrsumbat kapiler,
leksin, C 16 H 17N 30 4S, dalam sefradin yang digunakan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60~
deng·an rumus: selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg
eampuran isi dari 4 kapsul.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 11,0% (jika


kapsul berisi sefradin dihidrat).

Disolusi <1231>
C adalah kadar sefaleksin dalam mg per ml Larutan Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,12 N.
baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perbandingan Alat tipe 1: 100 rpm.
respons puncak sefaleksin dan baku internal dalam Waktu: 45 menit.
Larutan uji dan Larutan baku. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 16H 19 N 30 4S,
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
Penetapan potensi Lakukan penetapan potensi uji, jika perlu dieneerkan dengan Media disolusi, dan
sefradin seperti yang tertera pada Penetapan Potensi serapan Larutan baku Sefradin BPFI pada media yang
Antibiotik secara Mikrobiologi <131>. sama, pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 262 nm.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
rapat. kurang dari 75% (Q) C 16 H 19 N 3 0 4S, dari jumlah yang
tertera pada etiket.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


CEPHRADINI CAPSULAE
Kapsul Sefradin Penetapan potensi Masukkan tidak kurang dari
5 kapsul ke dalam blender kecepatan tinggi berisi
Dapar nomor 1 yang diukur saksama, hingga kadar
Kapsul Sefradin mengandung Sefradin, C 16H 19N 30 4S, larut-an persediaan tidak kurang dari 10 mg sefradin
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% (C 16H 19N 3 0 4S) per ml, campur selama 3 sampai
dari jumlah yang tertera pada etiket. · 5 menit. lakukan seperti yang tertera pada Penetapan
Potrnsi Antibiotik secara Mikrobiologi <131> mengguna-
kan sejumlah volume larutan persediaan yang diukur
Baku pembanding Sefradin BPFI; tidak boleh di- saksama, diencerkan seeara bertahap dengan Dapar
keringkan sebelum digunakan. nomor 1 hingga diperoleh Larutan uji dengan kadar
yang diperkirakan sama dengan aras dosis tengah
ldentifikasi baku.
Larutan uji Campur isi 1 kapsul dengan air hingga
kadar sefradin lebih kurang 3 mg per ml, saring. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Lakukan Kromatogra.fi lapis "tipiS seperti yang tertei'a rapat.
FI IV Monografi I Cephradinum pro Suspensione Or.ale 185

CEPHRADINUM PRO INJECTIONE Penetapan potensi


Sefradin untuk Injeksi Larutan uji 1 Timbang saksama sejumlah sefradin
steril, larutkan dan encerkan dalam larutan Dapar
nomor 1 hingga diperoleh larutan dengan kadar -yang
diinginkan.
Sefradin untuk Injeksi adalah campuran kering Sefra-
Larutan uji 2 (Contoh terkemas dalam wadah dosis
din dan satu atau lebih dapar yang sesuai dan bahan
tunggal) Konstitusikan isi wadah dengan sejumlah
untuk membantu pelarutan. Mengandung Sefradin,
volume air diukur saksama sesuai yang tertera pada
C 16H 19N 30 4S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
etiket. Keluarkan seluruh isi menggunakan alat suntik
dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
dengan jarum hipodermik yang sesuai, dan encerkan
secara kuantitatif dengan larutan Dapar nomor 1 hingga
diperoleh larutan dengan kadar yang diinginkan.
Baku pembanding Sefradin BPFI; tidak boleh di-
Larutan uji 3 (Jika pada etiket dinyatakan jumlah
keringkan sebelum digunakan.
sefradin dalam sejumlah tertentu volume larutan
terkonstitusi) Konstitusikan contoh dengan sejumlah
Identifikasi Encerkan isi satu wadah Sefradin untuk volume air yang diukur saksama seperti yang tertera
Injeksi dengan air sampai kadar larutan lebih kurang pada etiket. Encerkan sejumlah larutan terkonstitusi
3 mg sefradin per ml (Larutan uji). Lakukan seperti dengan larutan Dapar nomor 1 hingga diperoleh larut-
yang tertera pada uji Identifikasi dalam Kapsul Sefradin, an dengan kadar sefradin yang sesuai.
mulai dari "Masukkan Jempeng kromatografi .... ": Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera
harga R1 bercak utama pada kromatogram Larutan ufi pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro-
sama dengan Larutan ba(cu. biologi <131>, menggunakan sejumlah volume larutan
uji yang diukur saksama, dan diencerkan dengan
pH <1071> Antara 8,0 dan 9,6; lakukan penetapan Dapar nomor 1 hingga diperoleh Larutan uji dengan
menggunakan larutan yang mengandung 10 mg kadar yang diperkirakan sama dengan aras dosis
per mi. tengah baku.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Padatan
Jakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, steril seperti yang tertera pada Injectiones.
pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60°
seiama 3 jam, menggunakan Jebih kurang 100 mg.
CEPHRADINUM PRO SUSPENSIONE
Larutan terkonstitusi <751> Memenuhi syarat seperti ORALE
yang tertera pada Injectiones. Sefradin untuk Suspensi Oral
Pirogenitas <231> Memenuhi syarat; iakukan pe-
netapan menggunakan dosis uji 1,0 ml per kg yang Sefradin untuk Suspensi Oral adalah campuran kering
mengandung 80 mg Sefradin (C 16H 19N 3 0 4S) per ml, Sefradin dan satu atau lebih dapar, zat warna,
hasil pengenceran dengan larutan natrium karbonat P pengencer dan penyedap yang sesuai. Mengandung
bebas pirogen, yang dibuat dengan melarutkan 2,56 g sefradin, C 16H 19N 3 0 4S, tidak kurang dari 90,0% dan
natrium karbonat P, yang sebelumnya dikeringkan tidak lebih dari 125,% dari jumlah yang tertera pada
pada suhu 170° selama tidak kurang dari 4 jam, dalam etiket.
100 ml Air untuk Injeksi.
Baku pembanding Sefradin BPFI; tidak boleh di-
Toksisitas abnormal Memenuhi syarat untuk keringkan sebelum digunakan. ·
antibiotik seperti yang tertera pada Uji Reaktivitas
seazra Biologi in-vivo <251>; lakukan penetapan dengan Identifikasi Konstitusikan 1 wadah Sefradin untuk
dosis uji 0,5 ml melalui intravena, menggunakan Suspensi Oral seperti yang tertera pada etiket. Campur
larutan yang dibuat dengan melarutkan zat dalam sejumlah suspensi yang diperoleh dengan air hingga
larutan natrium karbonat 0,07 M steril dan mengencer- kadar sefradin lebih kurang 3 mg per ml, saring
kannya dengan pelarut yang sama sampai diperoleh (Larutan uji). Lakukan seperti yang tertera pada ldenti-
larutan yang mengandung 11,6 mg sefradin fikasi dalam Kapsul Sefradin, mulai dengan "Masukkan
(C16H 19 N3 0 4S) per ml. lempeng kromatografi ....... ": harga R1 bercak utama
pada kromatogram Larutan uji, sama dengan Larutan
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan baku.
dengan cara penyaringan membran.
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan
Keseragaman sediaan <911> dan Penandaan Me- menggunakan suspensi yang dikonstitusikan seperti
menuhi syarat seperti yang tertera pada Injectiones. yang tertera pada etiket.
186 Cera Alba I Monografi FI IV

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,5%. didihkan selama 30 menit. Pertahankan volume dengan
sesekali menambahkan air, dan biarkan campuran
Penetapan potensi Konstitusikan Sefradin untuk Sus- mendingin pada suhu kamar selama lt>uih kurang
pensi Oral seperti yang tertera pada etiket. Lakukan 2 jam: malarn akan memisah, meninggalkan cairan
penetapan seperti yang tertera pada Penetapan Potensi jemih, keruh atau tembus cahaya, tetapi tH1ak buram.
Antibiotik secara Mikrobiologi <131>, menggunakan Saring campuran dingin dan asamkan llltrat jernih
sejumlah volume suspensi yang diukur saksama, dengan asam klorida P: cairan tetap jemih .. tau menun-
diencerkan dengan Dapar nomor 1 hingga diperoleh jukkan tidak lebih dari sedikit kekeruhan atau
l.Arutan uji dengan kadar yang diperkirakan sama endapan.
dengan aras dosis tengah baku.
Bilangan asam <491> Antara 17 dan :·4; lakukan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup penetapan dengan cara sebagai berit..ut: timbang
rapat. saksama lebih kurang 3 8i• masukkan dalam labu
200 ml, tambahkan 25 ml etanol nwtluk P netral,
hangatkan sampai lebur, kocok campurdt•_ tambahkan
CERA ALBA 1 ml fenolftalein LP dan titrasi dengan < •• tran hangat
Malam Putih kalium hidroksida etanol 0,5 N LV sampai wo.~rna merah
muda tetap.

Malam Putih adalah hasil pemumian dan pengelan- Bilangan ester <491> Antara 72 dan /'J; lakukan
tangan Malam Krming yang diperoleh dari sarang penetapan sebagai berikut: pada larut..ln hasil dari
lebah madu Apis mellifera Linne (Familia Apidae) dan penetapan Bilangan asam tambahkan 2~.0 ml kalium
memenuhi syarat Uji kekeruhan penyabunan. hidroksida etanol 0,5 N LV dan 50 ml etanol bebas alde-
hida P, refluks selama 4 jam dan titrasi kel<·oihan alkali
Pemerian Padatan putih kekuningan, sedikit tembus dengan asam klorida 0,5 N LV. Lakukau penetapan
cahaya dalam keadaan lapisan tipis; bau khas lemah blangko.
dan bebas bau tengik. Bobot jenis lebih kurang 0,95.
Wadah dan penyimpanan Dalam waddh tertutup
Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut baik.
dalam etanol dingin. Etanol mendidih melarutkan
asam serotat dan bagian dari mirisin, yang merupakan
kandungan malam putih. Larut sempurna dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan CERA FLAVA
minyak atsiri. Sebagian larut dalam benzena dingin Malam Kuning
dan dalam karbon disulfida dingin. Pada suhu lebih
kurang 30° larut sempuma dalam benzena, dan dalam
karbon disulfida. Malam Kuning adalah hasil pemurnian malam dari
sarang madu lebah Apis mellifera Linne (Familia
Jarak lebur <1021 > Metode IV Antara 62° dan 65°. Apidae).
[Catatan Untuk memenuhi spesifikasi uwnografi ini,
Uji kekeruh.an penyabunan Masukkan 3,00 g dalam malam kbah mentah yang digunalazn untuk pembuatan
labu didih alas bulat 100 ml yang dipasang dengan Malam Kuning harus memenuhi Uji kekemltun penyabun-
sambungan kaca. Tambahkan 30 ml larutan yang an].
dibuat dengan melarutkan 40 g lazlium hidroksida P
dalam lebih kurang 900 ml etanol bebas aldehidJz P dan Pemerian Padatan berwarna kuning sampai coklat
suhu diatur tidak lebih dari 15°. Setelah larut sempur- keabuan; berbau enak seperti madu. Ag.1k rapuh bila
na hangatkan hingga suhu kamar dan tambahkan lagi dingin, dan bila patah membentuk granul, patahan
etlmol bebas aldehidJz P sampai 1000 mi. Refluks cam pur- non-hablur. Menjadi lunak oleh suhu tangan. Bobot
an perlahan-lahan selama 2 jam. Pada akhir tahap ini, jenis lebih kurang 0,95.
buka labu, masukkan termometer ke dalam larutan
dan letakkan labu ke dalam wadah berisi air dengan Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut
suhu 80°. Putar labu dalam tangas sampai tangas dan dalam etanol dingin. Etanol mendidih melarutkan
Iarutannya mendingin: lari.ttan tidak boleh meniuijuk:. asam serotat dan sebagian dari m1nsin, yang
kan kekeruhan atau bentuk tetesan sebelum suhu merupakan kandungan malam kunmg. Larut
mencapai 65°. sempuma dalam kloroform, dalam eter, cialdm minyak
lemak dan dalam minyak atsiri. Larut Sl'uo.~gian dalam
Lemak atau asam lemak, malam Jepang, rosin, dan benzena dan karbon disulfida dingin; pa..i ... s.uhu lebih
sabun Timbang 1 g, masukkan ke dalam gelas piala - kurang 30"' larut sempurna dalam b.;n.zena, dan
100 ml; tambahkan 35 ml ncltrium hidroksida 3,5 N, karbon disulfida.
FIIV Monografi I Cetylpyridinium Chloridum 187

Syarat lain Memenuhi syarat untuk Jarak lebur, Uji campuran metanol P-asam klorida 1 N (99:1), tambahkan
kektruhan penyabunan, Lemak atau asam lemak, Malam 100 ml isopropanol P. Alirkan perlahan-lahan nitrogen P
Jepang, Rosin dan sabun, Bilangan asam; dan Bilangan melalui larutan dan titrasi secara potensiometrik
ester seperti yang tertera pada Malam Putih. dengan tetrabutilamonium hidroksida 0,1 M LV sampai
sebanyak 15,0 mi. Jika diamati adanya dua infleksi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup maka volume larutan titer yang ditambahkan di
baik. antara dua titik infleksi tidak lebih dari 2,0 mi.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;


CETRIMIDUM lakukan pengeringan pada suhu antara 100° sampai
Setrimida 105° selama 2 jam, menggunakan 1 g.

Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,5%;


Setrimida (505-86-2] lakukan penetapan menggunakan 1 g.
C 11f38BrN BM 336,4
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g,
Setrimida terdiri dari trimetiltetradesilamonium larutkan dalam air secukupnya hingga 100 ml. Pipet
bromida dan boleh mengandung sejumlah kecil 25 ml ke dalam corong pisah, tambahkan 25 ml kloro-
dodesil dan heksadesil-trimetilamonium bromida. form P, 10 ml natrium hidroksida 0,1 N dan 10,0 ml
Setrimida mengandung tidak kurang dari 96,0% dan larutan segar kalium iodida P 5,0%. Kocok, biarkan
tidak lebih dari 101,0% alkiltrimetilamonium bromida memisah dan buang lapisan kloroform. Cud lapisan
dihitung sebagai, C 17 H~ 8 BrN, terhadap zat yang telah air tiga kali,· tiap kali dengan 10 ml kloroform P dan
dikeringkan. buang kloroform. Tambahkan 40 ml asam klorida P,
dinginkan dan titrasi dengan kalium iodat 0,05 M LV
Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih; volumi- sampai warna coklat tua hampir hilang. Tambahkan
nus; mengalir bebas; agak berbau dan khas. 2 ml kloroform P dan lanjutkan titrasi dengan pengo-
cokan sampai lapisan klorofonn tidak berubah wama.
Kelarutan Larut dalam 2 bagian air; mudah larut Lakukan penetapan blangko terhadap campuran
dalam etanol dan dalam kloroform; praktis tidak larut 10,0 ml larutan segar kalium iodida P, 20 ml air dan
dalam eter. 40 ml asam klorida P. Perbedaan pada titrasi menun-
jukkan jumlah kalium iodat yang diperlukan.
Identifikasi
A. Serapan larutan 250 mg dalam 25 ml etanol P 1 ml kalium iodat 0,05 M setara dengan
pada panjang gelombang antara 260 nm dan 280 nm 33,64 mg C1.,H38 BrN
tidak lebih dari 0,05.
B. Larutkan 5 mg dalam 5 ml dapar fosfat pH 8, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tambahkan sepotong kertas hijau metil-raksa(ll) iodida P: baik.
setelah 5 menit warna biru kehijauan larutan lebih
intensif daripada warna larutan blangko yang diper-
lakukan sama. CETYLPYRIDINIUM CHLORIDUM
C. Menunjukkan reaksi Bromida cara B seperti Setilpiridinium T<Iorida
yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
D. Larutan 2,0% dalam air bebas karbon dioksida P
(Larutan A): terbentuk busa yang banyak pada
pengocokan.

Keasaman-kebasaan Pada 50 ml Larutan A tambahkan 1-Heksadesilpiridinium kloridJz monohidrat [6004-24-6]


0,1 ml ungu bromokresol LP: tidak lebih dari 0,1 ml asam <; 1 ~CIN.Hp BM 358,01
klorida 0,1 N LV atau natrium hidroksidJz 0,1 N LV yang Anhidrat [123-03-5] BM 339,99
diperlukan untuk mengubah wama larutan.
Setilpiridinium Klorida mengandung tidak kurang
Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan dari 99,0o/o dan tidak lebih dari 102,0% C 21 H 38CIN,
penetapan menggunakan Larutan·A yang diperoleh dihitung terhadap zat anhidrat.
dari Identifikasi.
Pemerian Serbuk putih; bau khas lemah.
Wama dan Akromisitas <1291> Metode III Larutan A
tidak berwama. Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol
dan dalam klorofonn; sukar larut dalam benzena dan
Amina non kuaterner Larutkan 5 g dalam 30 ml dalam eter.
188 Chloralhydras I Monografi FI IV

Baku pembanding Setilpiridinium Klorlda BPFI; tidak baik.


boleh dikeringkan sebelum digunakan.

ldentifikasi CHLORALHYDRAS
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di- Kloral Hidrat
dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Setilpiridinium Klorida BPFI. CCIFH(OH)2
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
25.000) menunjukkan maksimum dan minimum pada Kloral hidrat (302-17-0)
panjang gelombang yang sama seperti pada Setil- C2HJCIJ02 BM 165,40
piridinium Klorida BPFI.
C. Larutkan 100 mg dalam 50 ml air. Pada 10 ml Kloral Hidrat mengandung tidak kurang dari 99,5%
larutan memberikan reaksi Klorida, seperti yang tertera dan tidak lebih dari 102,5% C2 HFI 30 2.
pada reaksi Uji Identifikasi Umum <291> kecuali tidak
terbentuk endapan putih, melainkan kekeruhan, pada Pemerian Hablur tidak berwarna, transparan atau
waktu ditambahkan larutan perak nitrat LP. putih; bau aromatis tajam dan sedikit asam; rasa
membakar dan agak pahit. Melebur pada lebih kurang
Jarak lebur <1021> Antara 80° dan 84°; lakukan pe- 55° dan perlahan-lahan menguap bila kena udara.
netapan tanpa dikeringkan terlebih dahulu.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam
Keasaman <1071> Timbang saksama dan larutkan minyak zaitun; mudah larut dalam etanol, dalam
500 mg zat dalam 50 ml air, netralkan dengan natrium kloroform dan dalam eter.
hidroksida 0,020 N menggunakan indikator fenolfta-
lein LP: dibutuhkan tidak lebih dari 2,5 mi. ldentifikasi Masukkan ke dalam labu Erlemeyer
125 ml sejumlah larutan dalam air setara dengan lebih
Air <1031> Antara 4,5% dan 5,5%; lakukan penetapan kurang 1 mg kloral hidrat. Tambahkan air hingga lebih
menurut Metode I seperti yang tertera pada Penetapan kurang 10 ml, dan 10 ml larutan 1-etilkuinaldinium
Kadar Air. iodida P (15 dalam 1000) yang sudah disaring melalui
penyaring dengan porositas 0,45 Jl.m. Tambahkan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%, dihitung 60 ml isopropil alkohol P, 5 ml larutan monoetanol-
. terhadap zat anhidrat. arr.in 0,1 M dan 15 ml air. Campur dan panaskan di
dalam tangas air pada 60° selama 15 menit: terjadi
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. w.una biru.

Piridina Larutkan i g dalam 10 ml natrium hidroksidtl P Kusaman Larutan 5% dalam etanol P tidak segera
10% tanpa pemanasan: hau piridina tidak segera dapat mengubah kertas lakmus biru P basah menjadi merah.
tercium.
Klorida Tidak lebih dari 70 bpj; lakukan penetapan
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> sebagai berikut: Ke dalam larutan 10% b/v dalam
Memenuhi syarat. · etanol P tambahkan beberapa tetes perak nitrat LP:
Larutan baku dan Llzrutan uji Buat Larutan uji kekeruhan yang terbentuk tidak lebih kuat dari larut-
dengan kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan an pembanding yang mengandung 0,10 ml asam klori-
kadar dua kali Larutan uji. da0,020N.

Penetapan kadar Timbang saksama !ebih kurang ut mudah terarangkan <411> Kocok dengan interval
200 mg masukkan ke dalam gelas ukur 250 ml bersum- waktu 5 menit selama 1 jam, 500 mg dengan 5 ml asam
bat kaca yang berisi 75 ml air. Tambahkan 10 ml kloro- sulfat P dalam gelas ukur bersumbat kaca yang telah
form P, 0,4 mllarutan biru bromofenol P .(1 dalam 2000) dibilas dengan tzsam sulfat P. Pindahkan ke dalam
dan 5 ml larutan segar natrium bikarbonat P 0,42%. tabung -pembanding warna: warna campuran tidak
Titrasi dengan natrium tetrafenilboron 0,02 M LV hingga lebih tua dari Lanttan padtlnan P.
wama biru hilang dari lapisan kloroform. Mendekati
titik akhir lakukan titrasi perlahan-lahan dan kocok Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
kuat-kuat setiap kali penambahan. . Memenuhi syarat.
Larutan bak_u, Larutan uji Buat Larutan uji dengan
1 ml natrium tetrafenilboron 0,02 M setara dengan kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan kadar
6,800 mg C21H31ClN dua kali kadar Larutan uji.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah bertutup Sisa.pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
FI IV Monografi I Chloramphenicolum 189

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 4 g, menggunakan suspensi dalam air 25 mg per mi.
larutkan dalam 10 ml air. Tambahkan 30,0 ml natrium
hidrolcsida 1 N LV dan biarkan selama 2 menit. Titrasi Kemumian kromatografi
kelebihan alkali dengan asam sulfat 1 N LV meng- Larutan uji Timbang saksama sejumlah kloramfe-
gunakan indikator fenolftalein LP. Lakukan penetapan nikol, larutkan dalam metanol P hingga kadar 10 mg
blangko. perm!.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kloram-
1 ml natrium hidrolcsida 1 N setara dengan Jenikol BPFJ, larutkan dalam metanol P hingga kadar
165,4 mg C 2HFIP 2 10 mg per ml (Larutan A).
Enceran LaT!Itan baku Buat pengenceran Larutan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baku dari Larutan A dalam metana/ P secara kuantitatif
rapat. hingga kadar 100 J.Lg per ml (Larutan B) dan 50 J.Lg
per ml (Larutan C).
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Kroma-
CHLORAMPHENICOLUM tografi <931>. Totolkan secara terpisah masing-masing
Kloramfenikol 20 fll Larutan uji, Larutan A, Larutan 8 dan Larutan C
pada lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm.
OHH Masukkan lempeng dalam bejana kromatografi yang
O,N-o-~-{-CH 1 CH berisi campuran fase gerak kloroform P-metanol P-asam
H HHCOCHCI, asetat glasial P (79:14:7) hingga merambat tiga perem-
pat tinggi lempeng. Angkat lempeng biarkan fase
D-treo-(- )-2,2 -Dikloro-N-{jl-hidrolcsi-a-(hid rolcsimetil)- gerak menguap, lihat di bawah sinar ultraviolet pada
p-nitrofenetil]asetamida [56-75-7) panjang gelombang 254 nm: Bercak yang diperoleh
C 11 H 12Cl 2Np5 BM 323,13 dari Larutan uji kecuali bercak utama, tidak lebih besar
ukurannya atau tidak lebih intensif dari bercak utama
Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97,0% Larutan B (1 %) dan jumlah intensitas seluruh bercak
dan tidak lebih dari 103,0% C 11 H 12Cl 2N 20 5 • sekunder Larutan 11ji dibanding jumlah intensitas
bercak utama Larutan B dan Larutan C: tidak lebih
Pemerian Hablur hal us berbentuk jarum a tau lempeng dari 2%.
memanjang; putih hingga putih kelabu atau putih
kekun.ingan; larutan praktis netral terhadap lakmus P; Penet.tpan kadar Lakukan penetapan dengan cara
stabil dalam larutan netral a tau larutan agak asam. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam Fase gerak Buat campuran air-metana/ P-asam asetat
etanol, dalam propilen glikol, dalam aseton dan dalam glasial P (55:45:0,1). Jika perlu lakukan penyesuaian
etil aseta t. menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Kromatograft <931>.
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh di- Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kloram-
keringkan sebelum digunakan. fenikol BPFI, larutkan dalam Fase gerak bila perlu
encerkan bertahap hingga kadar lebih kurang 80 J.Lg
ldentifikasi per mi. Saring melalui penyaring dengan porositas
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di- 0,5 J.Lm a tau lebih halus dan gunakan filtrat yang jernih
dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan sebagai Larutan bdku.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg
sama seperti pada Kloramfenikol BPFI. kloramfenikol masukkan ke dalam labu tentukur
B. Waktu retensi puncak utama pada kromato- 100-ml, larutkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet
gram Larutan uji sesuai dengan waktu retensi puncak 4 mllarutan ke dalam labu tentukt.Jr 100-ml dan en-
utama pada kromatogram Larutan baku yang diperoleh cerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring melalui
pada Penetapan kadar. penyaring dengan porositas 0,5 J.Lrn atau lebih halus
dan gunakan filtrat yang jernih sebagai Larutan uji.
Jarak lebur <1021> Antara 149° dan 153°. · Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Rotasi jenis <1081> Antara +17,0° dan +20,0°; lakukan tinggi dilengkapi dengan detektor 280. nm dan ~lorn
penetapan menggunakan lamtan.1,25 g 4alam 25 ml 4,6 mm x 10 em berisi bahan pengisi Ll dengan ukuran
etanol mutlak P. partikel 5 J.Lm. Laju aliran lebih kurang 1 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. rekam tinggi puncak seperti yang tertera pada Prose-
dur: efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak analit
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,5; lakukan penetapan tidak kurang dari 1800 lempeng teoritis, faktot; ikutan
190 Chloramphenicoli Capsulae I Monografi FIIV

tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada lArutan baku Ttmbang saksama lebih kurang 25 mg
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. Kloramfenikol BPFI, masukkan ke dalam labu tentu-
Prostdur {Catalan Gunakan tinggi puncak jika di- kur 200-ml, tambahkan 10 ml air dan panaskan di atas
nyatakan rtspons puncak/ Suntikkan secara terpisah tangas uap hingga larut sempuma. Dinginkan hingga
masing-masing sejumlah volume sama (lebih kurang suhu kamar, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
10 JLI) lArutan baku dan lArutan uji, ke dalam kr<'mato- Saring melalui penyaring dengan porositas 0,5 11m
graf, rekam dan ukur respons puncak utama. Hitung atau lebih halus, dan gunakan filtrat yang jernih
jumlah dalam mg, C 11 H 12CI 2N 20 5, yang digunakan sebagai lArutan baku.
dengan rumus: Larutan uji Timbang saksama sejumlah Kapsul
Kloramfenikol yang setara dengan lebih kurang
ru 2500 mg kloramfenikol, masukkan ke dalam labu
2,5C ( - ) tentukur 1000-ml, tambahkan 100 ml air dan panaskan
rs di atas tangas uap hingga cangkang terlarut. Tambah-
kan 300 ml air dan panaskan di atas tangas uap selama
C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam J.Lg per ml 20 menit sambil sesekali dicampur. Dinginkan hingga
Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah res pons suhu kamar, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet
puncak yang dihasilkan oleh Larutan uji dan lArutan 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
baku. dengan Fase gerak sampai tanda. Saring melalui
penyaring dengan porositas 0,5 JLm atau lebih halus,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dan gunakan filtrat yang jernih sebagai lArutan uji.
rapat. Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
tertera pada Penetapan kadar dalam Kloramfenikol.
Hitung jumlah dalam mg, C 11 H 12Cl 2 N 20.s, dalam tiap
CHLORAMPHENICOLI CAPSULAE kapsul yang digunakan dengan rum us:
Kapsul Kloramfenikol
C ru
20 ( - ) ( - )
Kapsul Kloramfenikol mengandung Kloramfenikol, N r5
C 11 H 12Cl2N 20 5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. N adalah jumlah kapsul yang digunakan; r!l dan r_..,
berturut-turut adalah respons puncak y•m~ dih,1silbn
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh dari Larutan uji dan Lnrulan bak11.
dikeringkan sebelum digunakan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wad.1h tt'rtutup
ldentifika.si Waktu retensi puncak utama lArutan uji rapat.
· sesuai dengan waktu retensi puncak utama lArutan
baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
CHLORAMPHENICOL! CREMOR
Disolusi <1231> Krim Kloramfenikol
Mtdill disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
A/at tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 30 menit. Krim Kloramfenikol mengandung KloramfenikoL
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 11 H 12CI 2N 20 5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
C 11 H 12Cl 2 N 20 5, yang terlarut dengan mengukur dari 130,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
serapan filtrat lArutan uji, jika perlu encerkan dengan
Media disolusi dan serapan lArutan baku Kloramfeni- Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh
kol BPFI dalam media yang sama pada panjang dikeringkan sebelum digunakan.
gelombang sera pan maksimum lebih kurang 278 nm.
Toltransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak ldentifikasi Waktu retensi puncak utama dari lArutan
kurang dari 85% (Q) C11 H 12Cl2Np5' dari jumlah yang uji sesuai dengan waktu retensi puncak utama lArutan
tertera pada etiket. baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. · lsi minimum <861> Memenuhi syarat.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatognzfi mir kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromiltognzfi mir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatognzfi <931 >. KroiTUltogntfi <931>.
Fast gerak dan Sistem kroiTUltografi Lakukan seperti Fast gtrak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
yang tertera pada Pentlapan kadar dalam Kloramfonilwl. yang tertera pada Penetapan kadar dalam Kloramfenikol.
FIIV Monografi I Chloramphenicoli Guttae Ophthalmicae 191

Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 40 mg menggunakan sejumlah larutan tetes telinga yang
Kloramfenikol BPFl masukkan ke dalam labu tentu- diencerkan dengan air volume sama.
kur 100-ml. Larutkan dalam metanol P, encerkan
dengan metanol P sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
dalam labu tentukur 50-ml dan encerkan dengan Fase
gerak sampai tanda. Saring menggunakan penyaring Penetapan kadar Lakukan penetapan secara
dengan porositas 0,5 Jlm atau lebih halus, dan guna- Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
kan filtrat yang jemih sebagai I.Arutan baku. Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim Fase gera.lc dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
kloramfenikol setara dengan lebih kurang 40 mg yang tertera pada Penetapan kadar dalam Kloramfenikol.
kloramfenikol, masukkan ke dalam labu tentukur Lamtan baku Timbang saksama sejumlah Kloramfe-
100-ml, tambahkan lebih kurang 80 ml metanol P dan nikol BPFI, larutkan dalam Fase gerak, encerkan secara
sonikasi selama lebih kurang 10 menit. Dinginkan kuantitatif, jika perlu dengan pengenceran bertahap
hingga suhu kamar, encerkan dengan metanol P menggunakan Fase gerak hingga kadar larutan lebih
sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu kurang 100 ~g per mi. Saring melalui penyaring
tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai dengan porositas 0,5 J.Lm atau lebih halus, dan guna-
tanda. Saring menggunakan penyaring dengan porosi- kan filtrat yang jemih sebagai Larutan baku.
tas 0,5 ~m atau lebih halus dan gunakan filtrat yang Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume tetes
jemih sebagai Larutan uji. telinga kloramfenikol setara dengan lebih kurang
Prosedttr Lakukan menurut Prosedttr pada Penetap- 50 mg kloramfenikol, masukkan ke dalam labu tentu-
an kadar dalam Kloramfenikol. Hitung jumlah dalam kur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
mg, C 11 H 1FI 2 N 20 5 , dalam krim yang digunakan Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 25-ml,
dengan rumus: encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, saring
melalui penyaring dengan porositas 0,5 ~m atau lebih
'u halus, dan gunakan filtrat yang jernih sebagai Larutan
O,SC ( - ) uji.
's Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur
seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam
Cadalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam ~g per ml Kloramf.enikol. Hitung jumlah dalam mg,
Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah res pons CnH 12 CI 2 N 2 0~, dalam tiap mllarutan tetes mata yang
puncak yang dihasilkan oleh I.Arutan uji dan Larutan digunakan dengan rumus:
[111krt.
C 'u
Wadah dan pcnyimpanan Dalam tube atau dalam 0,5 ( - ) ( - )
wadah tL·rtutup rap.1!. V 's
C adal<~h kadar Kloramfwikol BPFI dalam J.lg per ml
CHLORAMPHENICOLI GUTTAE Lzrtttau baku; r11 dan's berturut-turut adalah respons
AURICULARES puncak yang dihasilkan oleh Laruta11 uji dan LaTIItan
Tetes Telinga Kloramfenikol 1111ku; V adalah vol~me larutan tetes telinga yang
digunakan d<1lam mi.

Tetes Tl!ling.l Klur,uniL·nik,,J .td.ll.th larutan sleril Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Kloramfenikol d.1l.1m pt.•larut y.111g sesuai, rapat.
mengandung tidak kur<~ng d.ui 'JO,U'/<. dan tidak ll•bih
dari 130,0% C 11 H 12CI"N 2l\. dari jumlilh yang tertna
pada etiket. CHLORAMPHENICOL! GUTTAE
OPHTHALMICAE
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak bolch Tetes Mata Kloramfenikol
dikeringkan sebelum digunakan.

ldentifikasi Waktu retensi puncak utama dari Larutan Tetes Mata Kloramfenikol adalah l;~rutan steril
uji sesuai dengan waktu retensi puncak utama Larutan Kloramfenikol. Mengandung Kloramfenikol,
baku yang diperoleh pada Penetapan kadllr. C 11 H 12Cl 2 N 20s, tidak.kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 130,0% dari jumlah yang tcrtera pada
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan etiket.
dengan P1vsedur uji menggunakan penyaringtm membran.
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh
pH <1071> Antara 4,0 dan 8,0; lakukan penetapan dikeringkan sebelum digunakan.
192 Cl1.loramphenicoli Ocule~tum I Monografi FI IV

ldentifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh
sesuai dengan Larutan baku, yang diperoleh pada dikeringkan sebelur.l digunakan.
Penctapan kadar.
ldentifikasi Waktu retensi puncak utama dari Larutan
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan uji sesuai dengan waktu _retensi puncak utama Larutan
dengan Prosedur uji menggunaknn penyaringan membran. baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.

pH <1071> Antara 7,0 dan 7,5; kecuali tetes mata Sterilitas Memenuhi syarat Uji Sterilitas seperti yang
tanpa larutan dapar atau digunakan untuk hewan. tertera dalam Uji Salep Mata <1241>.
Antara 3,0 dan 6,0.
lsi minimum <861> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Partikellogam <1061> Memenuhi syarat.
Kromatografi <931>.
Sistem kromatografi dan Fase gerak Lakukan seperti Penetapan kadar Lakukan penetapan d~ngan cara
pada Penetapan kndar dalam Kloramfenikol. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pad a
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kloram- Kromatografi <931>.
fenikol BPFl, larutkan dalam Fase gerak dan encer- Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
kan secara kuantitatif, jika perlu bertingkat hingga di- yang tertera pada Penetapan kadar dalam K!oramfmikol.
peroleh larutan dengan kadar lebih kurang 100 Jlg Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
per ml. Saring melalui penyaring dengan porositas Kloramfenikol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
0,5 IJ:IR atau lebih kecil dan gunakan filtrat yang jemih 100-ml. Larutkan dalam metanol P, tambahkan meta-
sebagai Larutan baku. nol P sampai Ianda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume sediaan tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
uji setara dengan lebih kurang 50 mg kloramfenikol tanda. Saring menggunakan penyaring dengan
masukkan ke dalam tabu tentukur 100-ml, tambahkan porositas 0,5 Jlm atau lebih halus dan gunakan filtrat
Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam yang jernih sebagai Larutan baku.
labu tentuku.r 25-ml, encerkan dengan Fase gerak Larutan uji Timbang saksama sejumlah Salep Mata
sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan Kloramfenikol setara dengan lebih kurang 25 mg
porositas 0,5 Jlm atau lebih kecil dan gunakan filtrat kloramfenikol, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
yang jernih sebagai Lamtan uji. yang sesuai, tambahkan 20 ml sikloheksana P, campur
Prosedur Lakukan menurut Proscdur yang tertera dan sonikasi selama lebih kurang 2 menit. Tambahkan
pada Pcnetapan kadar pada Kloramfenikol. Hitung 60 ml metanol P, saring ke dalam tabu tentukur 100-ml,
jumlah dalam mg, C 11 H 12Cl 2N 20 5, dalam tiap ml tetes cud penyaring dengan metanol P, kumpulkan cucian
mata dengan rumus: dengan filtrat. Tambahkan metanol P sampai Ianda.
Masukkan 50,0 ml larutan ke dalam tabu ala~ bulat
C 'u yang sesuai dan uapkan sampai kering menggunakan
0,5 ( - ) ( - ) penguap rotasi hampa udara di dalam tangas air pada
V 's suhu 35°. Larutkan sisa dalam 50,0 ml metanol P. Pipet
10 ml larutan, masukkan ke dalam labu tentukur
C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam mg per ml 25-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Larutan baku; V adalah volume tetes mata yang diguna- Saring melalui penyaring dengan porositas 0,5 J.Lm
kan dalam q~l; r11 dan r5 berturut-turut adalah respons atau lebih halus, dan gunakan filtrat yang jernih
puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan sebagai Larutan uji.
baku. · Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur se-
perti yang tertera pada Penetapan kadar dalam Kloram-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup fenikol. Hitung jumlah dalam mg, C 11 H 12Cl 2 N 20 5,
rapat dan di~impan di lemari pendingin sampai di- dalam salep mata yang digunakan dengan rumus:
serahkan. Wadah atau karton disegel untuk menjamin
sterilitas pada pemakaian pertama.
0,25C ( - )
'u
's
CHLORAMPHENICOLI OCULENTUM C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam J.Lg per ml
Salep Mata Kloramfenikol · . Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah res pons
puncak yang dihasilkan oleh Larutan uji dan Larutan
baku.
Salep Mata Kloramfenikol mengandung Kloramfeni-
kol, C~1 ~ 2ClzN205' tidak kurang dari 90,0% dan tidak Wadah dan penyirnpanan Dalam tube untuk salep
lebih dari 130,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. mata.
FIIV Monografi I Chloramphenicoli Natrii Succinas ~93

CHLORAMPHENICOL! SOLUTIO Baku pembanding Kloramfenikol BPFI.


ORALIS
Larutan Oral Kloramfenikol ldentifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,004%
pada panjang gelombang 230 nm sampai 350 nm
Larutan Oral Kloramfenikol adalah larutan Kloramfe- menunjukkan maksimum hanya pada 276 nm: serapan
nikol dalam pelarut yang sesuai, mengandung satu pada 276 nm lebih kurang 0,86.
atau lebih dapar yang sesuai dan bahan pengawet. B. Larutkan 10 mg dalam 2 ml etanol P 50%,
Potensi C 11 H 12Cl 2N 20 5, tidak kurang dari 90,0% dan tambahkan 4,5 ml asam sulfat 2 N dan 50 mg serbuk
tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada zink P. diamkan selama 10 menit dan enaptuangkan
etiket. atau saring hila perlu. Dinginkan larutan di dalam es
dan tambahkan 0,5 ml natrium nitrit LP, setelah
2 menit tambahkan 1 g urea P, kemudian 1 ml2-naf-
Baku pembanding K/oramfenikol BPFI; tidak boleh tol LP dan 2 ml natrium hidroksida 10 N: terjadi warna
dikeringkan sebelum digunakan. merah. Ulangi pengujian tanpa menggunakan serbuk
zink P: tidak terjadi warna merah.
ldentifikasi Sejumlah vo'lume setara dengan lebih C. Ke dalam 5 ml larutan 0,1% tambahkan 0,2 ml
kurang 250 mg kloramfenikol menunjukkan Uji Identi- perak nitrat 0,1 N: tidak terbentuk endapan. Panaskan
filazsi seperti yang tertera pada Kllpsul Kloramfenikol. 50 mg dengan 2 ml kalium hidroksida etanol LP di atas
tangas air selama 15 menit, tambahkan 15 mg arang
pH <1071> Antara 5,0 dan 8,5; lakukan penetapan penghilang warna, kocok dan saring. Pada filtrat
dengan mengencerkan sejumlah zat uji dengan air tambahkan per.ak nitat 0,1 N: terbentuk endapan seperti
volume sama. dadih yang tidak larut dalam asam nitrat P, cuci
endapan dengan air, endapan larut dalam amonium
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang hidroksida 5 N, dan mengendap kembali pada pe-
tertera pada Penetapan Pottnsi Antibiotik secara Mikro- nambahan asam nitrat P.
biologi <131>, menggunakan sejumlah larutan yang D. Menunjukkan reaksi Natrium seperti yang
diukur saksama. Encerkan bertahap dengan air hingga tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
diperoleh Larutan uji dengan potensi yang diperkira-
kan sama dengan aras dosis tengah baku.
pH <1071> 6,0 sampai 7,0; Iakukan penetapan meng-
Wadah dan pt,!nyimpanan Dalam wadah tertutup gunakan larutan 25%.
rapat.
Rotasi jenis <1081> +5,0° sampai ..-8,0°; lakukan pene-
tapan menggunakan larutan 5%.

CHLORAMPHENICOL! NATRII Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
SUCCINAS penetapan menggunakan 1,25 g.
Kloramfenikol Natrium Suksinat
Kloramfenikol Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kroma-
tografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kloramfe-
nikol BPFI, larutkan dalam aseton P hingga kadar
0,2 mg per mi.
D-treo-(-)-2,2-Dikloro-N-{fl-hidroksi-a-(hidroksimetil)- Larutan uji Timbang saksama sejumlah kloram-
p-nitrofonttil] asetamidJz a-(natrium suksinat) [982-57-0] fenikol natrium suksinat, larutkan dalam aseton P
C 15H 15~N2Na0 8 BM 445,2 hingga kadar 10 mg per mi.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Kloramfenikol Natrium Suksinat mengandung tidak 10 J.Ll Ltzrutan uji dan Ltzrutan baku pada jarak yang
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% sama 2,5 em dari tepi lempeng kromatografi silika
C 15H 15ClzN2Na01, dihitung terhadap zat anhidrat. gel GF254 20 em x 20 em setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng.ke dalam bejana kromatografi yang telah
Pemerian Serbuk, putih atau putih kekuningan; dijenuhkan dengan fase gerak kloroform P-metanol P-air
higroskopik. (90:10:1), biarkan merambat 15 em di atas garis pe-
notolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak meng-
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut uap, amati di bawah eahaya ultraviolet 254 nm. Bercak
dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan Larutan uji yang sesuai dengan bercak kloramfenikol
dalam eter. tidak lebih intensif darfbercak Larutan baku.··
194 Chloramphenicoli Natrii Succinas Sterilis I Monografi FI IV

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pH <1071> Antara 6,4 dan 7,0; lakukan penetapan
Spektrofotometri dan Hamburan Ctllulya <1191>. Tunbang menggunakan larutan yang setara dengan 250 mg
l!aksama lebih kurang 200 mg, masukkan ke dalam kloramfenikol per ml.
labu tentukur 500-ml, larutkan dan encerkan dengan
air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu Rotasi jenis <1081> Antara +5,0° dan +8,0°, dihitung
tentukur 100-ml, tambahkan air sampai tanda. Ukur terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan mengguna-
serapan pada panjang gelombang serapan maksimum kan larutan 50 mg per ml.
lebih kurang 276 nm. Hitung jumlah dalam mg,
C 15H 15ClzN1Na08; serapan jenis pada panjang gelom- Air <1031> Metodc I Tidak lebih dari 5,0%.
b;mg serapan maksimum lebih kurang 276 nm adalah
216. Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
yang tertera pada lnjeksi volume kecil.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, terlindung dari cahaya. Jika dimaksudkan untuk Kloramfenikol bebas Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
pembuatan sediaan parenteral, wadah harus steril dan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
ditutup sedemikian rupa untuk rnenghindari konta- seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
minasi mikroba. Fase gerak Buat campuran amoriium fosfat monobasa
0,05 N yang sebelumnya pH diatur 2,5 ± 0,1 dengan
"penambahan asam fosfat P 10%-metanol P (60:40), saring
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
CHLORAMPHENICOL! NATRII menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
SUCCINAS STERILIS Kromatografi <931>.
Klotamfenikol Natrium Suksinat Steril Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kloramfe-
nikol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar
D-treo-(-)-2,2-Dikloro-N-[fl-hidroksi-a-(hidroksimetil)-p- lebih kurang 6 J.Lg per ml, saring melalui penyaring
dengan porositas 0,5 J.lffi a tau lebih halus dan gunakan
nitrofenetil]asetamtda a-(natrium suksinat) [982-57-0)
filtrat yang jernih sebagai Larutan baku.
C15H 15ClzN2Na08 BM 445,19
Larutan uji Tunbang saksama isi dari satu kemasan
Kloramfenikol Natrium Suksinat Steril mempunyai sediaan uji, larutkan dalam sejumlah Fase gerak hingga
potensi setara dengan tidak kurang dari 650 11g dan kadar setara dengan lebih kurang 10 mg kloramfenikol
.tidak lebih dari 765 J.Lg kloramfenikol (C11H 12Cl1Nz05 ), per ml. Encerkan secara kuantitatif, jika perlu secara
per mg. Bila dikemas untuk campuran dan dikonsti- bertahap dengan Fase gerak hingga kadar setara
tusi seperti yang tertera pada etiket, mengandung dengan lebih kurang 0,5 mg kloramfenikol per ml.
setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih Saring sebagian larutan melalui penyaring dengan
dari 115,0'Yo C 11 H 12Cl1N 20 5, dari jumlah yang tertera porositas 0,5 J.Lm atau lebih halus, dan gunakan filtrat
pada etiket. yang jernih sebagai Larutan uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Pemerian Serbuk, kuning muda. tinggi dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom
4,6 mm x 10 em yang berisi bahan pengisi L1 dengan
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol. ukuran partikel 5 J.lm. Laju aliran lebih kurang 1 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji
Baku pembanding Kloramfenikol BPFI; tidak boleh dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada
dikeringkan sebelum digunakan. Prosedur: efisiel'lsi kolom yang ditetapkan dari dua
puncak utama, kloramfenikol-1-suksinat dan kloram-
Identifikasi lArutan uji disiapkan seperti yang tertera fenikol-3-suksinat, tidak kurang dari 1750 lempeng
pada Penetapan lcadar, jika ditetapkan seperti yang teoritis, resolusi, R, antara dua puncak tidak kurang
tertera pada Prosedur dalam Penetaptzn lcadtu menun- 2,0 dan faktor ikutan tidak lebih dari 1,2. Lakukan
jukkan serapan maksimum pada panjang gelombang kromatografi pada Larutan baku dan rekam respons
lebih kurang 216 nm. puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan 2,()%.
menggunakan-dosis uji 1 ml per-kg,· yang dibuat Prosedur (Qztatan Gunalcan tinggi puncak jika dinya-
dengan mengencerkan dengan larutan ntltrium klori- tlllcan rtspons puncak] Suntikkan secara terpisah
dll P 0,9%, hingga kadar kloramfenikolS,O mg per mL masing-masing sejumlah volume sama (lebih kurang
10 J.l)) Larutan baku dan lArutan uji ke dalam kromato-
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan graf, rekam dan ukur respons puncak kloramfenikol
dengan Prosedur uji mmggwuzlazn penyrningrm meinlmzn~ bebas. Hitung jumlah dalam persen, kloramfenikol
f'I IV Monografi I Chloramphenicoli Palmitas 195

bebas, C 11 fl 17Cl 2 N 20 5, dalam zat uji yang digunakan CHLORAMPHENICOL! PALMITAS


dengan rur:111s: Kloramfenikol Palmitat

C 'u
0,1 ( - ) ( - ) D-treo-(-)-2,2-Dikloro-N-{j1-hidroksi-a-(hidroksimetil)-
D 's p-nitrofenetil]asetamida a-palmitat [530-43-8]
C 27 H 42 Cl 2 Np6 BM 561,54
C adalah lc;orlar Kloramfenikol BPFI dalarn J.lg per ml
Larutan bnlnt; D adalah kadar kesetaraan dengan Kloramfenikol Palmitat mempunyai potensi setara
kloramfenilrnl bebas dalam mg per ml Larutan uji; r u dengan tidak kurang dari 555 J.lg dan tidak lebih dari
dan r 5 b<'''"rut-turut adalah respons puncak yang 595 J.lg Kloramfenikol, C 11 H 12CI2N 20 5, per mg.
dihasilkan "'"" Larutan uji dan Larutan baku.
Pemerian Serbuk hablur, halus seperti lemak, putih;
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara bau lemah; hampir tidak berasa.
Spektrofololr<"'ri d!ln Hamburan Cahaya <1191>. ·
Larutan '"!Ktt Timbang saksama sejumlah Kloramfe- Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
nikol BPFT !arutkan dalam air hingga kadar lebih aseton dan dalam kloroform; larut dalam eter; agak
kurang 20 •·~ per mi. sukar larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam
Laruta11 rtji 1 Timbang saksama sejumlah heksana.
Kloramfena·rol Natrium Suksinat Steril, larutkan dalam
air hingga lc. ,,rfar lebih kurang 20 J.lg per mi. Baku pembanding Kloramfenikol Palmitat BPFI; tidak
Larutan 11ji 2 (Jika dikemas untuk diserahkan) boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Konstitusi o:atu kemasan Kloramfenikol Natrium
Suksinat St,..ril seperti yang tertera pada etiket. Ukur ldentifikasi Waktu retensi puncak kloramfenikol
saksama srj,.mlah volume larutan konstitusi, encerkan palmitat pada kromatogram dari Larutan uji sesuai
dengan air hingga kadar 20 J.Lg per mi. dengan waktu retensi puncak kloramfenikol palmitat
Prosedur Ukur serapan Larutan baku pada panjang pada kromatogram Larutan baku yang diperoleh pada
gelomban~ o:~rapan maksimum lebih kurang 278 nm Penetapan kadar.
dan Larutan 11ji pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 276 nm menggunakan air Jarak lebur <1021> Antara 87° sampai 95°.
sebagai blangko. Hitung potensi kloramfenikol,
C11 H 12CI 2 N:P 5, dalam J.lg per mg sediaan uji dengan Rotasi jenis <1081 > An tara +21 ° dan +25°; lakukan
rum us: penetapan menggunakan larutan dalam etanol
mutlak P, 50 mg per mi.
CP Au
(-)(-) Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
W As
Keasaman Larutkan dengan pemanasan pada suhu
C adalah kadar Kloramfenikol BPFI dalam J.Lg per ml 35°, 1,0 g dalam 5 ml campuran etanol P 80% dan eter P
Larutan baku; P adalah potensi dalam J.Lg per mg Klo- volume sama yang sebelumnya telah dinetralkan
ramfenikol BPFI; W adalah bobot dalam J.lg Kloram- menggunakan indikator fenolftalein LP. Titrasi dengan
fenikol Natrium Suksinat Steril yang digunakan per ml natrium hidroksida 0,1 N LV, menggunakan indikator
Larutan uji; Au dan As berturut-turut adalah serapan fenolftalein LP, dengan pengocokan lemah sampai
yang dihasilkan oleh Larutan uji 1 dan Larutan baku. terjadi wama merah muda yang mantap selama tidak
Hitung jl•mlah kloramfenikol, C 11 H 12CI 2 N 20 5, kurang dari 30 detik: diperlukan tidak lebih dari 0,4 mi.
dalam mg r~r ml sediaan uji yang telah dikonstitusi
dengan rum•Js: Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5"/o;
lakukan p~ngeringan di atas Josfor pentoksida P dalam
L CP Au hampa udara pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
(-}(--)(-) hingga bobot tetap.
D 1000 As
Kloramfenikol be bas Tidak lebih dari 0,045%; larut-
L adalah jul'!'lah kloramfenikol per J:tll sediaan uji yang kan 1,0 g dalam 80 ml xilena P dengan sedikit peng-
telah dikonctitusi seperti yang tertera pada etiket; D hangatan. Dinginkan. ekstraksi 3 kali, tiap kali dengan
adalah kadt~r kloramfenikol dalam J.lg per ml Laruflm 15 ml air, kumpulkan ekstrak air dan huang lapisan
uji 2. xilena. Encerkan kumpulan ekstrak air dengan air
hingga 50 ml, ekstraksi dengan 10 ml toluena P, biar-
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk kan memisah dan· buang lapisan toluena. Sentrifus
Padatan Stenl seperti yang tertera pada Injectiones. lapisan air, dan ukur serapan maksimum pada pim-
196 Chloramphenicoli Pa_lmitatis Suspensio Oralis I Monografi FIIV

jang gelombang lebih kurang 278 nm menggunakan kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari
blangko yang diperlakukan sama. Serapan tidak.lebih jumlah yang·tertera pada etiket. Mengandung satu
dari 0,268. atau lebih dapar, pewama, penyedap, pengawet dan
zat pensuspensi yang sesuai.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Baku pembanding Kloramfenikol Palmitat BPFI; tidak
Kromatografi <931>. boleh dikeringkan sebelum digunakan. Kloramfenikol
Fase gerak Buat campuran metanol P-air-asam asetat Palmitat Polimorf A BPFI; tidak boleh dikeringkan
gltzsial P (172:27:1). sebehim digunakan. Kloramfmikol Palmitat Nonpoli-
Ltzrutan baku Timbang saksama lebih kurang 65 mg morf A BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum di-
Kloramfenikol Palmitat BPFI, masukkan ke dalam tabu gimakan.
tentukur 50-ml, tambahkan 40 ml metanol P dan 1 ml
asam asetat glasial P, dan sonikasi selama beberapa ldentifikasi Waktu retensi puncak kloramfenikol
menit. Encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet palmitat pada kromatogram dari Larutan uji sesuai
10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 25-ml, en- dengan waktu retensi puncak kloramfenikol palmitat
cerkan dengan Fase gerak sampai tanda. pada kromatogram Larutan baku yang dipercleh pada
Pt:netapan kadar.
Ltzrutan uji Timbang saksama lebih kurang 65 mg
kloramfenikol palmitat, buat larutan seperti yang pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0.
tertera pada Ltzrutan baku.
Sis_t,em kromatografi Lakukan seperti yang tertera Keseragaman st:diaan <911> Memenuhi syarat untuk
pada Kromatografi <931>. Kromatrograf cair kinerja kemasan suspensi dalam wadah dosis tunggal.
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi LI dengan ukuran Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
partikel 10 J.Lm. Laju aliran lebih kurang 2 ml per
menit. Lakukan kromatografi terhadap Ltzrutan baku, Polimorf A
dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada Larutan baku Buat campuran segar, bebas gelem-
Prosedur: efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak bung udara, dari campuran kering yang terdiri dari
analit tidak kurang dari 2400 lempeng teoritis dan 1 bagian bobot Kloramfenikol Palmitat Polimorf A BPFI
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak dan 9 bagian bobot Kloramfenikol Palmitat Nonpoli-
lebih dari 0,5%. morf A BPFI. Dispersikan 1 bagian campuran dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing 3 bagiah minyak mineral P dan letakkan di antara dua
sejumlah volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Ltzrutan baku lempeng natrium klorida P, jaga jangan sampai ter-
dan Ltzrutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons bentuk gelembung udara.
puncak utama. Hitung jumlah dalam J.Lg, kloramfenikol Larutan uji Masukkan 20 ml suspensi oral yang
C 11H 12Cl2 N 20 5, yang digunakan dengan rumus: terlebih dulu dikocok ke dalam tabung sentrifuga
50 ml, tambahkan 20 ml air, sentrifus dan huang be-
Ws ru ningan. Tambahkan 20 ml air pada sisa dalam tabung
(-)(Ps)(-)
sentrifuga, campur, sentrifus dan huang beningan.
Wu rs Ulangi pencucian dua kali. Keringkan sisa dalam
W 5 dan W u berturut-turut adalah jumlah dalam mg hampa udara di atas sililal gel P selama tidak kurang
Kloramfenikol Palmitat BPFI dan kloramfenikol palmitat dari 14 jam. Dispersikan 1 bagian sisa kering dalam
yang digunakan; P5 adalah kesetaraan kloramfenikol 3 bagian minyak mineral P dan letakkan di antara dua
yang ditetapkan daham J.Lg per mg te~hadap lempeng natrium klorida P, jaga jangan terbentuk
KlorRmfenikol Palmitat BPFI; 'u dan r5 berturut-turut gelembung udara.
adalah respons puncak yang dihasilkan oleh Ltzrutan Prosedur Buat spektrum serapan inframerah dari
uji dan Ltzrutan baku. Larutan baku dan Larutan uji pada lebih kurang 11 J.Lm
hingga 13 J.Lm, dengan menggunakan sel kosong untuk
Wadah da_n penyimpanan Dalam wadah tertutup mengatur transmitan 100%. Atur ketebalan sel dari
rapat. Larutan baku dan Ltzrutan uji sehingga transmitan 20%
sampai 30% diperoleh pada 12,3 J.Lm. Pada masing-
masing spektrum gambar garis dasar lurus antara
CHLORAMPHENICOLI PALMITATIS · serapan minimum pada panjang gelombang lebih
SUSPENSIO ORALIS kurang 11,3 J.lm dan 12,65 J.Lm. Gambar garis lurus,
Suspensi Oral Kloramfenikol Palmitat tegak lurus_ terhadap skala panjang gelombang, pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
11,65 J.Lm dan 11,86 J.Lm yang memotong baik garis
Suspensi Oral Kloramfenikol Palmitat mengandung dasar maupun spektrum. Tetapkan perbandingan
Kloramfenikol setara dengart, C 11 H 12Cl 2 N 20 5, tidal< serapan menggunakan rumus:
· FIIV Monografi I Chlorbutanolum 197

berwarna; mudah menyublim. Melebur pada suhu


lebih kurang 78°; lakukan penetapan tanpa dikering-
kan terlebih dahulu.

angka di dalam kurung menunjukkan selisih serapan Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
pada panjang gelombang yang ditunjukkan oleh 0,6 bagic:n etano!, dan dalam eter; sangat mudah larut
subskrip untuk spektrum (a) dan pada titik potong dalam kloroform; larut dalam gliserol 85%.
dari garis tegak lurus dengan garis dasar (b): Perban-
dingan serapan Larutan uji lebih besar dari pada Identifikasi
perbandingan serapan lArutan baku.· A. Panaskan 20 mg dengan 2 ml natrium hidroksi-
da 10 N dan 1 ml piridina P di atas tangas air dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara kocok: lapisan piridina yang memisah berwarna
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada merah.
Kromatografi <931>. B. Hangatkan 20 mg dengan 5 ml perak nitrat
Fase gtrak, Larutan baku dan Sistem kromatografi amoniakal LP: terbentuk endapan hitam.
Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar C. Kocok 20 mg dengan 3 ml natrium hidroksida
Kloramfenikol Palmitat. 1 N hingga larut, tambahkan 5 ml air, kemudian secara
perlahan-lahan 2 ml iodum LP: terbentuk endapan
l.Arutan uji Kocok hati-hati suspensi oral kloram- kekuningan dan berbau iodoform.
fenikol palmitat, hindarkan terjadi gelembung udara. D. Memenuhi uji Penetapan Kadar Air <1031>-
Ukur saksama sejumlah volume setara dengan lebih
kurang 160 mg kloramfenikol, masukkan ke dalam Keasaman Ke dalam 4 ml larutan 50,0% dalam eta-
labu tentukur 200-ml berisi lebih kurang 20 ml no[ P (l.Arutan A) tambahkan 15 ml etanol P dan 0,1 ml
mttanol P, tambahkan 4 ml asam asetat glasial P, en- biru bromotimol LP: tidak lebih dari 0,1 ml natrium
cerkan dengan metanol P sampai tanda. Saring lebih hidroksida 0,1 M LV yang diperlukan untuk mengubah
kurang 20 ml larutan menggunakan kertas penyaring warna larutan.
berserat kaca. Pipet 10 ml filtrat ke dalam labu tentu-
kur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Kejernihan larutan <881> l.Arutan A tidak lebih opa-
Prosedttr Lakukan menurut Prosedur seperti lesen dari Suspensi padanan II.
yang tertera pada Penetapan kadar Kloramfenikol Pa!mi-
tat. Hitung jumlah dalam mg kloramfenikol, Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna
C 11 H 12Cl 2N 20s, per ml suspensi oral yang diguna- larutan tidak lebih intensif dari l.Arutan padanan V5.
kan dengan rumus:
Klorida <361> Tidak lebih dari 100 hpj; lakukan
- Ws ru penetapan menggunakan 1 ml La-rutan A, tambahkan
0,004 ( - ) (P 5 )(-) 4 ml etanol P dan encerkan dengan air hingga 15 ml.
V r5 Gunakan 5 ml etanol P sebagai pengganti 5 ml air pada
penyiapan l.Arutan baku cara A dan D.
V adalah volume Suspensi Oral yang digunakan
dalam ml; W 5 ; P5 ; ru dan r 5 seperti yang tertera Sisa pemijaran <301> Mttode ll Tidak lebih dari 0,1 %;
pada Kloramfenikol Palmitat. lakukan penetapan menggunakan 1 g.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Air <1031> Metode I Antara 4,5% dan 5,5%; lakukan
rapat, tidak tembus cahaya. penetapan menggunakan 300 mg.

Pe'netapan kadar Larutkan 100 mg dalam 20 ml


CHLORBUTANOLUM etanol P, tambahkan 10 ml natrium hidroksida 2 M,
Klorobutanol panaskan di atas tangas air selama 5 menit. Dinginkan,
Klorbutol tambahkan 20 ml asam nitrat 2 N dan 25 ml perak
nitrat 0,1 M LV, kocok kuat-kuat dengan 2 ml dibutil
Jtalat P, tambahkan 2 ml larutan amonium besi(lll)
1,1,1-Trikloro-2-metilpropan-2-ol hemihidrat [6001-64-5] sulfat P 10o/o.· Titrasi kelebihan perak nitrat dengan
Cl4Clp. 'hf\0 BM 186,5 amonium tiosianat 0,1 M LV. .

Klorobutanol mengandung tidak kurang dari 98,0% 1 ml perak nitrat 0,1 M setara dengan
dan tidak lebih dari 101,0% C 4H 7 Cl 30, dihitung 5,92 mg cp7clp
terhadap zat anl_tidrat. ·
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Pemerian Serbuk hablur putih atau hablur tidak rapat, pada suhu go sampai 15°.
198 Chlorbutanolum Anhydras I Mono$rafi FIIV

CHLORBUTANOLUM ANHYDRAS Klordiazepoksida mengandung tidak kurang dari


Klorobutanol Anhidrat 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 16H 14ClN 30,
Klorbutol Anhidrat dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian Serbuk hablur kuning; praktis tidak berbau.


1,1,1-Trikloro-2-metilpropnn-2 ol [57-15-8] Peka terhadap sinar matahari. Melebur pada suhu
C4H.,Cl30 BM 177,5 lebih kurang 240°.

Klorobutanol Anhidrat mengandung tidak kurang dari Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut
98,0o/o dan tidak lebih dari 101,0% C4H 7Clp. dihitung dalam etanol dan dalam kloroform.
terhadap zat anhidrat.
Baku pembanding Klordiazepoksida BPFI; lakukan
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hablur tidak pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. 7-Kioro-1,J-
berwarna; mudah menyublim. Melebur pada suhu dihidro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepina-2-on 4-oksida BPFI;
lebih kurang 95°; lakukan penetapan tanpa penge- wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya;
ringan terlebih dahulu. lakukan pengeringan di atas silika g<!l sdama 4 jc.m
sebelum digunakan. 2-Amino-5-klorobenzofenon BPFI;
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam 0,6 wadah tertutup rapat, terlindung cahaya; lakukan
bagian etanol; mudah larut dalam kloroform; sangat pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
mudah larut dalam eter; larut dalam gliserol 85%. digunakan.

ldentifikasi Memenuhi Identifikasi A, B, dan C seperti ldentifikasi


yang tertera pada Klorobutanol. A. Spektrum serapan inframerah zat yang se-
D. Memenuhi uji Penetapan Kadar Air <1031>. belumnya telah dikeringkan dan didispersikan dalam
kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
Keasaman, Kejernihan Iarutan, Warna dan pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Akromisitas, Sisa pemijaran Memenuhi uji seperti Klordiazepoksida BPFI.
yang tertera pada Klorobutanol. B. Waktu retensi puncak utama terhadap baku
internal dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku
Klorida <361> Tidak lebih dari 300 bpj; lakukan pene- yang diperoleh pada Penetapan kadar.
tapan menggunakan 170 mg yang dilarutkan dalam C. Pada lebih kurang 25 mg tambahkan S mlnsam
5 ml etanol P, encerkan dengan air hingga 15 ml. klorida P dan 10 ml air, panaskan hingga mendidih
Gunakan 5 ml ttanol P sebagai pengganti 5 ml air agar terjadi hidrolisis. Dinginkan, tambahkan 2 ml
dalam penyiapan Larutan pembanding. · larutan natrium nitrit P (1 dalam 1000), kocok, tambah-
kan 1 ml larutan amonium sulfnmat P (1 dalam 200),
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan kocok selama 2 menit, kemudian tambahkan 1 ml
penetapan menggunakan 2 g. larutan N-1-naftiletilendiamina dihidrokloridn P (1 dalam
1000): terjadi warna ungu kemerahan.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang
tertera pada Klorobutanol. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan
5,92 mg C4H7Clp Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Logam berat <371> Melode III Tidak lebih dari 30 bpj.
rapat, pada suhu 8° sampai 15n.
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 0,1 o/o 7-kloro-1,3-
dihidro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepina-2-on-4-oksida
CHLORDIAZEPOXIDUM dan tidak lebih dari 0,01% 2-amino-5-klorobenzofenon.
Klordiazepoksida Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis

"-©r,~­
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Masukkan 50,0 mg ke dalam labu
Erlenmeyer 10 ml, tambahkan 2,5 ml aseton P, dan
©)0 kocok. Biarkan·partikel mengendap, beningan di-
gunakan untuk penetapan.
Larutan baku Larutkan 7-Kloro-1,3-dihidro-5-fonil-2H-
7-Kloro-2-(metiktmino)-5fenil-3H-1,4- 1,4-benzodiazepina-2-on 4-oksida BPFI dalam aseton P
benzodiazepina-4-oksida {58-25-3] hingga mengandung 100 JLg per ml (1). Larutkan
C16H 140N30p BM299,76 2-Amino-5-klorobenzofenon BPFI dalam aseton P hingga
FIIV Monografi I Chlordiazepoxidi Compressi 199

mengandung 10 11g per ml (2). .r•..


Prosedur Totolkan masing-masing 50 J.Ll Larutan uji,
10 J.Ll Larutan baku (1), dan 10 J!l" Larutan baku (2) pada
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
(tanpa dijenuhkan lebih dulu) berisi fase gerak etil C adalah kadar Klordiazepoksida BPFI dalam 11g per ml
asetat P, hingga merambat lebih kurang tiga per empat Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah
tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak perbandingan respons puncak klordiazepoksida cl.n.
menguap, dan semprot sedikit•dengan asam sulfat 2 N. sulfanilamida dari Larutan uji dan Larutan baku.
Keringkan pada suhu 105° selama 15 menit, kemudian
semprot kembali berturut-turut dengan larutan natri- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertut1q
um nitrit P (1 dalam 1000), larutan amonium sulfamat P kedap, tidak tembus cahaya.
(1 dalam 200), dan larutan N-1-naftilendiamina dihidro-
klorida P (1 ddlam 1000). Bercak lain selain bercak
utama Larutan 11ji tidak lebih besar dalam ukuran dan
intensitas dari bercak dcngan harga R1 yang sesuai CHLORDIAZEPOXIDI COMPRESSI
yang diperoleh dari Larutan baku. Tablet Klordiazepcksida

Penetapan kadar !Sdama melakukan penetapan, gunakan Tablet Klordiazepoksida mengandung Klordiazepd.-
kaca akti11ik n·mlah.j Lakukan penetapan dengan cara sida, C 16H 14CIN30, tidak kurang dari 90,0% dan tid.1!:
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etikc:.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-tetrahidrofuran P-
metanCII P (5:4.:1 ). Baku pembanding Klordiazepoksida BPFI; lakubn
Larutan baku intemal Larutkan sejumlah sulfanila- pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
mida P dalam Fase gerak hingga diperoleh larutan digunakan. 7-Kloro-1,3-dihidro-5-fenil-2H-1,4-benzodin-
mengandung lebih kurang 0,6 mg per- mi. zepina-2-on 4-oksida BPFI; simpan dalam wadah ter-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klordiaze- tutup rapat dan terlindung dari cahaya; lakukan
. poksida BPFI, Iarutkan dalam Fase gerak dan encerkan pengeringan di atas silika gel selama 4 jam sebelum
secara kuantitatif dengan Fase gerak hingga diperoleh digunakan. 2-Amino-5-klorobenzofenon BPFI; simpan
larutan mengandung lebih kurang 1 mg per mi. Pipet dalam wadah tertutup rapaf dan terlindung rlari
10 ml Jarutan ini ke daiam labu tentukur 100-ml, tam- cahaya; lakukan pengeringan di atas silika gel selam01
bahkan 10,0 ml Lnrutan baku internal, encerkan dengan 4 jam sebelum digunakan.
Fase gerak sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang
50 mg klordiazepoksida, masukkan dalam labu Identifikasi
tentukur 50-ml, Jarutkan dan encerkan dengan Fase A. Waktu retensi relatif puncak utama terhadap
gerak sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke baku internal dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
dalam Jabu tentukur 400-ml, tambahkan 10,0 ml baku seperti yang diperoleh pada Penetapar. kadar.
Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak · B. Sejumlah serbuk halus tablet setara dengan
sampai tanda. lebih kurang 20 mg klordiazepoksida menunjukkan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera reaksi seperti yang tertera pada ldentifikasl C dalam
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Klordiazepoksida.
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
3,9 mm x 30 em dan bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih Disolusi <1231>
kurang 1 ml per menit. Lakukan 5 kali penyuntikan Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan LI',
ulang Larutan baku dan rekam respons puncak seperti buananpa pepsin.
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif t~~ak Alat tipe 1: 100 rpm.
lebih dari 2,0% dan faktor resolusi tidak lebih kecil Waktu: 30 menit.
dari 1,5. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 16H; 4ClN30,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
volume sama (lebih kurang 20 J!l) Larutan baku dan uji, jika perlu diencerkan dengan Media disolusi dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, dan rekam kromato- serapan larutan baku Klordiazepoksida BPFI dalam
gram. Ukur respons puncak, pa~a waktu retensi media yang sama pada panjang gelombang serapan
berturut-turut untuk sulfanilamida dan klordiaze- maksimum lebih kurang 309 nm.
poksida lebih kurang 3 menit dan 6 menit. Hitung Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
jumlah dalam mg, C 16H 14ClN30, dalam klordiazepok- kurang dari 85% (Q) C 16H~ 4C1Np, dari jumlah yang
sida yang digunakan dengan rumus: · · · tertera pada etiket. ·
200 Chlordiazepoxidi Hydrochloridum I Monografi FIIV

Senyawa sejenis Tidak lebih dari 4",0% 7-kloro-1,3- CHLORDIAZEPOXIDI HYDRO-


diltidro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepina-2-on 4-oksida CHLORIDUM
dan tidak lebih dari 0,1'Yo 2-amino-5-Jclorobenzofenon. Klordiazepoksida Hidroklorida
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet yang telah
dihaluskan setara dengan lebih kurang 25 mg klor-
diaz~poksida, masukkan ke dalam labu Erlen- 7-Kloro-2-mdilamino-5-fenil-3H-1,
meyer 10 ml, laku.kan seperti yang tertera pada Smya- 4-benzodiazepina-4-oksida hidroklorida [438-41-5]
wa sejenis dalam Klordiaupoksida, dimulai dengan C16H 14c:IN,Q.HCI BM 336,2
"tambahkan 2,5 ml aselon P ...... " kecuali gunakan 20 Jl}
iaruian aseton yang mengandung 1 mg per ml Klordiazepoksida Hidroklorida mengandung tidak
l-K.ioro-1,3-dihidro-5fenil-2H-1,4-bmzodiltzepi711l-2-on 4- kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%
oksida BPFI sebagai pengganti 10 Jli larutan aseton C16H 14CIN30.HCI, dihitung terhadap zat yang telah
1ang w~ngandung 100 Jl} per ml Baku pembanding dan dikeringkan.
gunakan 5 Jl} larut.J!l a:;eton yang mengandung
tOO Jlg per ml 2-Amino-5-klorobenzofenon BPFI seba- Pemerian Serbuk hablur, putih atau sedikit kuning;
gai pengganti 10 Jll ianJtan aseton yang mengandung melebur pada lebih kurang 216° dengan peruraian.
~v J.ll$ f'E'r rnl Baku pnnbanding: bercak lain selain bercak
utama yang clipero!.:h dari Lam tan u_ii tidak lebih besar Kelarutan Larut dalam air; agak sukar larut dalam
ittau lebih inter:sif dari bercak dengan harga R1 yang etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam
:-esuai yang dip<:rol~h dari Larutan baht. eter.

.<E:s~ragaman sedia•n <911> Memenuhi sya&-at. Baku pembanding Klordiazepoksida Hidroklorida BPFI.
2-Amino-5-Klorobenzofenon BPFI.
i.'~!!etwpan kadar Lakukan penetapan dengan cara
g,~ll!liogra.ficair kinerja iinggi seperti yang tertera pada Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji 8, C, D, dan
Kromatogra.fi ....-931>. E dilaku.kan. Uji B, C dan D dapat diabaikan jika uji A
Fast gerak, Larutan bak"U internal, Larutan baku, dan dan E dilalcukan.
Sistem kromatogra.fi Lakukan seperti yang tertera pada A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
Pa~etapankadar dalam Klordiazepoksida. . dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Lurutan uji Timbang dan serbukkan tidak lebih maksimum hanya pada panjang gelombang yang
ciari 20 tablet. Tiinbang saksama sejumlah serbuk sama seperti pada Klordiazepoksida Hidroklorida BPFI.
'hal us setara dengan lebih kurang 50 mg klordiaze~ B. Selama melakukan penetapan, hindarkan
poicsida, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, cahaya langsung dan larutan harus dibuat segar.
'.c.mbahkan Ft:se gerak sampai tanda, sonikasi .dengan Spektrum serapan ultraviolet larutan segar 0,0005%
menggoyang terus-menerus selama 5 menit hingga dalam asam klorida 0,1 M pada panjang gelombang
~ampuran terdispersi, kocok secara mekanik selama antara 230 nm dan 320 nm, menunjukkan maksimum
10 menit, dan biarkan sampai partikel mengendap. pada 246 nm dan 309 nm, serapan jenis pada panjang
t'inciahkan.10,0 mllarutan ini ke dalam labu tentu- gelombang 246 nm adalah 996 sampai 1058 dan
kur lQO-ml, tambahkan .10,0 ml Larutan baku internal, serapan jenis pada panjang gelombang 309 nm adalah
•;m:erkan dengan Ft:se gerak sampai tanda. Saring 280 sampai 298.
!arutan ini melalui penyaring dengan porositas 5 Jlm C. Amati kromatogram yang diperoleh pada
dan gunakan filtrat sebagai Larutan uji. pengujian Senyawa sejmis di bawah cahaya ultraviolet.
Prosedur Lakukan.menurut Prosedilr seperti yang Harga R1 dan ukuran bercak utama Enceran laru.tan
tertera pada Pmetapan kadar dalam Klordiltzepolcsida. uji I sesuai dengan bercak yang dihasilkan oleh Larutan
ditung jumlah dalam mg, C16H 14ClN,O, dalam serbuk baku.
tablet yang digunakan dengan rum us: · D. Larutkan 20 mg dalam campuran 5 ml asam
klorida P dan 10 ml air. Didihkan selama 5 menit,
Ru dinginkan dan tambahkan 2 mllarutan natrium nitrit P
0,5C (--) 0,1%. Biarkan se1ama 1 menit, tambahkan 1 mllarutan
Rs llSilm sulfanuJt P 0,5%, campur, biarkan 1 menit dan
tambahkan 1 ml N-(1-naftil)etikndiamina dihidroklori-
da U' 0,1%: teljadi warna merah lembayung.
C adaiah lcadar Klordiazepoksida BPFI dalam llg per ml E. Larutkan SO mg dalam 5 ml air, tambahkan
!.Arutan b11ku; Ru dan R5 berturut-turut adalah 1 ml anumium hidroksida 6 M, biarkan selama 5 menit
perbandingan respons puncak antara ldordiazepokslda dan sArlng- Filtrat setelah diasamkan dengan aSIIm
dan sulfanUamida dari lAruftm uji dan IAruftm. btlku. nitrat 2M men~ reaksi Klorid11 cara A dan D
seperti yang tertera pada Uji ldmtifilazsi Umum <291>.
Wadah dan peaylmpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. Kejemihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
FIIV Monografi I Chlordiazepoxidi Hydrochloridi Compressi 201

penetapan menggunakan larutan 10,0% dalam air bebas Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan
klzrbon dioksidll p. cara Titrasi btbas air, menggunakan 250 mg yang di-
larutkan dalam 80 ml ttsam asetat glasial anhidrat P, jika
Warna dan Akromisitas <1291> Metode Ill Warna perlu dipanaskan, kemudian dinginkan. Tambahkan
larutan tidak lebih intensif dari lArutan padanan X6. 10 ml raksa(ll) asetat LP. Titik akhir ditetapkan secara
Lakukan penetapan menggunakan larutan 10,0% potensiometrik.
dalam air bebas lalrbon dioksida P.
1 ml asam perklorat 0,1 M setara dengan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 33,62 mg C1,fl14CINp.HCI
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada
tekanan antara 11,2 mmHg sampai 18,7 mmHg, pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
suhu 60° selama 4 jam, menggunakan 1 g. baik, terlindung dari cahaya.

Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1 %;


lakukan penetapan menggunakatl 1,0 g. CHLORDIAZEPOXIDI
HYDROCHLORIDI COMPRESS!
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan Tablet Klordiazepoksida Hidroklorida
penetapan menggunakan 1,0 g dan 2ml l.Anttan baku
timbal (10 bpj Pb) untuk penyiapan lArutan baku.
Tablet Klordiazepoksida Hidroklorida mengandung
Klordiazepoksida Hidroklorida setara dengan Klordia-
Senyawa sejenis [Catalan Selamtt melakulazn penetapan zepoksida, C16H 14CIN30, tidak kurang dari 90,0~:. dan
hindarlazn cahttya langsung dan lttrutan harus dibuat tidak lebih dari 110,0"/o dari jumlah yang tertera pada
segar.} Lakukan Kromatografi lttpis tipis seperti yang etiket.
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, Baku pembanding 2-Amino-5-klorobenzofenon BPFI.
larutkan dalam campuran amonium hidroksida 6 M-
metanol P (3:97) hingga kadar 2%. Identifikasi
Enceran larutan uji I Pipet l mllArutan llji ke dalam A. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang
labu tentukur 10-ml dan encerkan dengan metanol P diperoleh pada Penetapan laldar, yang telah diencerkan
sampai tanda. dengan asam kloridll 0,1 N (1:2), pada panjang gelom-
Enceran larutan uji II Pipet 1 ml Larutan uji ke bang antara 230 nm dan 350 nm menunjukkan maksi-
dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan meta- mum pada 246 nm dan 308 nm.
nol P sampai tanda. B. Ke dalam sejumlah serbuk tablet setara dengan
Larutan pembanding Timbang saksama sejumlah 200 mg klordiazepoksida, tambahkan 4 ml asam klori-
2-Amino-5-klorobenzofenon BPFI, larutkan dalam meta- da 2 N panas, panaskan pada suhu 100° selama 10 me-
not P hingga kadar 0,010%. nit, dinginkan dan saring. Sejumlah 2 ml filtrat menun-
lArutan baku Timbang saksama sejumlah Klordiaze- jukkan reaksi Amina aromatis primer seperti yarig ter-
poksida Hidroklorida BPFI, larutkan dalam campuran tera pada Uji Identifikasi Umum ·<291>: terbentuk
amonium hidroksida 6 M-metanol P (3:97) hingga kadar endapan kemerahan. ·
0,20%. C. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan
Prosedur Totolkan secara terpisah 25 p.llArutan u}i 25 mg klordiazepoksida dengan 2,5 ml air, tambahkan
dan masing-masing 5 p.l Enceran IIJrutan uji I, Enceran 0,5 ml amonium hidrolcsida 6 N, campur, biarkan sela-
larutan uji II, l.Arutan pembanding dan lArutan baku pada ma 5 menit, saring. Asamkan filtrat dengan IISam n_i-
lempeng kromatografi silika gel GF254. Masukkan trat 2 N: larutan memberikan reaksi Klorida cara A
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah dan D seperti yang tertera pada Uji" Identifikasi
dijenuhkan dengan fase gerak lcloroform P-metanol P~ Umum <291>.
amonium hidroksidll P (85:14:1). Angkat lempeng, biar:·
kan fase gerak menguap dan amati di bawah cahaya Senyawa sejenis dan basil urai [Catalan Selama me-
ultraviolet 254 nm. Bercak lain ~lain bercak utama lakukiln penetapan, hindllriazn cahaytt langsung dan larutan
Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak Encer~n harus dibuat segar.} Lakukan Kromatografi lapis tipis
larutan uji II. Semprot lempeng dengan lebih kurang seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
10 ml larutan segar natrium nitrit P 1% dalam. asam Larutan uji .Timbang saksama sejumlah serbuk
kloridlz 1 N, keringkan dengan aliran udara dingiil dan · tablet yang setara dengan lebih kurang 100 mg
semprot dengan larutan N(1-naftil)clikna-1,2-diamina klordiazepoksida,. kocok dengan 10 ml campuran ·
dihidroklorida P 0,4% dalam etanol P. Bercak berwama aseton P-ttmonium ltidroksida P-air (90:2:8), biarkan
ungu dari Larutan uji yang sesuai d.mgan 2-aminO:.s- mengendap dan enaptuangkan beningan.
klorobenzofenon, tidak lebih intensif dari bercak Enceran larutttn uji Encerkan 3 bagian· volume
lArutan pembanding. lArutan uji dengan pelarut yang sama hingga menjadi
202 Chlorhexidine Gauze Dressing I Monografi FI IV

100 bagian volume. viskosa. Kain diimpregnasi secara rata dengan


Lllrutan·pembanding Timbang saksama sejumlah salep yang sesuai, mengandung dispersi klor-
2-Amino-5-klorobenzofenon BPFI, larutkan dalam eam- heksidin asetat. Pembalut tersedia dalam kemasan
puran 11$elon P-amonium hidroksida P-air (90:2:8) hingga tunggal steril.
-kadar 0,0010%. ·
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Kain
2 J.Ll dan 20 J.Ll Larutan uji, 2 J.Ll Enceran larutan uji dan·
20 J.Ll Larutan pembanding pada jarak yang sama 2,5 em ldentifikasi serat <841> Memenuhi uji untuk
dari tepi lempeng kromatografi silika gel HF254 Kattm atau Viskosa atau keduanya, Katun dan Visko-
(ukuran partikel lebih kurang 15 J.Lm mengandung sa, menggunakan kain terekstraksi, yang diperoleh
lebih kurang 1,5% indikator fluoresen dengan pada uji Zat larut dalam eter.
intensitas maksimum pada 254 nm). Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah Jumlah benang per 10 em Untuk benang arah
dijenuhkan dengan fase gerak eampuran etil asetat P- memanjang tidak kurang dari 74; untuk benang
etanol mutlak P (95:5) hingga merambat 12 em di atas arah melebar tidak kurang dari 80; lakukan pene-
garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase tapan seperti tertera pada Pembalut tidak meregang
gerak menguap dan amati di bawah eahaya ultraviolet Metode I dalam fumlllh Benang per Satuan Pan-
(254 nm). Bercak lain selain bereak utama dari 2 J.Ll jang <871>, menggunaka~ kain diimpregnasi.
Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak Enceran
larutan uji. Lakukan penampakan bereak, gunakan Bobot per satuan luas <771> Tidak kurang dari
teknik penampakan bereak dengan eara sebagai 39 g per m 2; lakukan penetapan sebagai berikut:
berikut: semprot lempeng kering dengan asam sulfat Keluarkan kasa pembalut dari wadah dan hitung
etanol LP 20o/o, panaskan pada suhu 105° selama 30 luas. Masukkan dengan pinset ke dalam ekstrak-
menit, segera paparkan asap nitro dalam bejana kaea tor sinambung, ekstraksi dengan eter P selama
tertutup selama 15 menit, (asap nitro dapat dibuat 6 jam atau hingga semua salep terekstraksi sem-
dengan menambahkan asam sulfot 7 M tetes demi tetes purna. Pisahkan larutan eter untuk uji Zat Larut
ke dalam larutan mengandung natrium nitrit P 10% dalam Eter <1311>. Keluarkan kain dan keringkan
dan kalium iodida P 3%). Letakkan lempeng pada aliran pada suhu 105° hingga bobot tetap. Hitung bobot
udara panas selama 15 menit dan semprot dengan per satuan luas kain da.am g per m 2•
larutan N-(1-naftil)-etilendiamina dihidroklorida P dalam
etanol P, bila perlu biarkan kering dan ulangi Salep
~nyemprotan. Bereak yang sesuai dengan 2-amino-5-
klorobenzofenon dari 20 J.Ll Larutan uji tidak lebih Kandungan klorheksidin asetat C 22 H 30 CI 2 N 10 •
intensif dari bercak Larutan pembanding. 2C 2 H 40 2 Tidak kurang dari 0,4% dan tidak lebih dari
0,6%.
Penetapan kadar Koeok 10 tablet utuh dengan 150 ml
asam klorida 0,1 N selama 20 menit, tambahkan asam Identifikasi Koeok kasa pembalut yang mengan-
klorida 0,1 N secukupnya hingga volume 250 ml dan dung 10 mg klorhelcsidin asetat dengan 10 ml kloro-
sating. Encerkan 10 ml filtrat dengan asam klorida 0,1 N Jorm P, tambahkan -10 ml air dan 2 mllarutan set ri-
secukupnya hingga diperoleh larutan yang mengan- m ida P 20%,1 mllarutan brom P 1% dalam natrium
dung 0,0020% klordiazepoksida. Ukur serapan larutan hidroksida 10 N dan kocok: terjadi wama merah tua
pada panjang gelombang serapan maksimum 308 nm. pada lapisan air. ~
Hitw\g jumlah dalam mg, C 16H 14CINp; serapan jenis
pada panjang gelombang 308 nm adalah 327.. Zat Ia rut dalam eter <1311> Tidak kurang .dari
100 g per m 2; lak1,1kan penetapan menggunakan
Wadah dan penyimpanan Pada suhu tidak lebih larutan eter yang diperoleh pada Bobot per Satuan
dari 25°. Luas, uapkan dan lcering-kan sisa pada suhu 105°
sampai bobot tetap~ Bagi bobot sisa dengan luas
pe~balut yang digunaka~ dalam penetapan.
CHLORHEXIDINE GAUZE .
DRESSING Penetapan kadar
Kasa Pembalut Klorheksidin Larutan uji·Timbang saksama pembalut seluas
100 cm 2• Kocok dengan 25 ml kloroform P selama
2 menit, tambahkan 100 ml •sam klorida 0,4 N dan
Kasa Pembalut Klorheksidin terdiri·dari tenunan koeok terus menerus selama 45 menit. Buang
kain Unen dengan dua benang yang dipilin pada lapisan kloroform daJ:l saring lapisan asam. Pada
tiap lapis, benang arah memanjang ·dan arah 20,0 ml filtrat tambahlcan 50 ml air dan 5 mllarutan
melebar terdiri dari benang katun atau benang setrimida P 20%, kocok. Tambahkan 8,5 ml natrium
viskosa atau campuran benang katun dan benang hidroksida 1 N, 1 ml isopropanol P dan 2 ml natrium
FIIV Monografi I Chlorl_t~xidini Acetas 203

hipobromit LP, encerkan dengan air hingga 100 ml Kelarutan Ag(llk sukar larut dalam air; larut dalam
dan kocok. Biarkan selama 25 menit pad a suhu 20°. etanol; sukar laiut dalam gliserol dan dalam propana-
Larutan baku Buat larutan seperti yang tertera 1,2-diol.
pada Larutan uji menggunakan 20,0 ml larutan
yang dibuat dengan mengencerkan 5 ml larutan Baku pembanding Klorheksidin Asetat BPFI.
klorheksidin asetat P 0,12% dalam air, encerkan
dengan asam klorida 0,4 M hingga 100 ml, mulai ldentifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B, C dan D
dari "tambahkanSO ml air ......". dilakukan. Uji B, C dan D dapat diabaikan jika uji A
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan dilakukan.
baku pada panjang gelombang maksimum 480 nm A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
menggunakan asam klorida 0,4 M sebagai blangko. persikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Cuci kain yang sudah diekstraksi dengan air maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
panas untuk menghilangkan semua sisa-sisa salep seperti pada Klorheksidin Asetat BPFI.
dan keringkan pada suhu 105° hingga bobot tetap. B. · Larutkan 5 mg dalam 5 ml larutan setrimida P
Tetapkan bobot salep dari bobot awal kasa pem- 1% hangat dan tambahkan 1 ml natrium hidroksidJz 10 N
balut. dan 1 ml uir brom LP: terjadi warna merah tua.
C. Larutkan 300 mg dalam 10 ml asam klorida 6 N,
Sterilitas Memenuhi syarat; lakukan penetapan tambahkan 40 ml air, saring jika perlu dan dinginkan
dengan cara Inokulasi langsung menggunakan dalam es. Tambahkan natrium hidroksida 10 N tetes
larutan yang dibuat sebagai berikut: Buka secara demi tetes sambil diaduk sampai larutan bereaksi
· aseptik sejumlah kemasan yang cukup hingga alk:J.li terhadap lcertas kuning titan P dan tambahka.n
diperoleh sejumlah potongan 10 cm 2 kasa pem- 1 ml berlebih. Saring, cud endapan dengan air hingga
balut dan perlakukan masing-masing terpisah. air cucian bebas alkali, rekristalisasi dengan etanol P
Masukkan tiap potongan ke dalam wadah berisi 70% dan keringkan pad a suhu 105°. Suhu lebur
200 ml isopropil miristat P steril yang tidak bersifat sisa antara 132° dan 136°, lakukan penetapan menggu-
antimikroba pada kondisi pengujian, campur baik- nakan Metode I seperti yang tertera pada Penetapan
baik dan panaskan pada suhu tidak lebih dari 40° farak ubur <1021>.
selama 15 menit, dengan seseka~ dikocok hingga D. Menunjukkan reaksi Asetat cara C seperti yang
·terdispersi. Masukkan 5,0 ml suspensi ini ke dalam tertera pada Uji ldentiftlalsi Umum <291>.
wadah yang berisi 200 ml larutan Ringer steril
berkekuatan seperempat, yang telah ditambahkan 4-Kloroanilina Tidak lebih dari 500 bpj; lakukan
polisorbat 80 P 1%, cam pur baik-baik: Masukkan penetapan sebagai berikut: Timbang 200 mg, tam-
·1,0 ml enceran ini ke dalam inasing-masing media bahkan 1 ml asam kloridtz P, kocok selama lebih kurang
perbenihan hingga pengenceran mendekati keli- 30 detik, encerkan dengan air hingga 30 ml, kocok lagi
patan 10. lnkubasikan media inokulasi dan amati hingga larutan· jemih. Tambahkan segera dan kocok
perbenihan. saksama pada setiap penambahan, 2,5 ml asam klori-
da 2 N; 0,35 ml natrium nitrit LP; 2 ml amcnium_ sulfa-
mat P 5% dan 5 ml N(1-naftil)etilendiamina dihidroklori-
CHLORHEXIDINI ACETAS da P 0,1%. Tambahkan l ml etanol P dan encerkan
Klorheksidin Asetat dengan air secukupnya hingga 50 ml, campur dan
biarkan selama 30 menit. Wama biru kemerahan yang
Ill NH · terjadi fidak lebih intensif dari warna yang diperoleh
r. ~ ..:..c. lll-<0)-a dari campuran 10 mllanltan 4-kloraanilina p 0,001%
dalam asam kloridll 2 N dan· 20 inl 11sam klorid4 2 N
Cf!•'• • zoe, • co,H sebagai pengganti zat uji yimg diperlakukan dengan
Ill • fi •1 •c • l l l { ) - a cara yang sama· dan daiam waktu yang bersainaan. · ·
Ill Ill
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan c:ara
1,1 '-Heksametilenbis£5-(4-klorofonil) Kromatograft arir lcitrerja tinggi ~yang tertera pada
biguanidtt} ditzsetat [56-95-1]- Kromatografi <931>. · · ·. · . · ·
~~10.2<;H.02 BM 625,6 Fase gtrak Larutkan 2,0 g natrium okt11na sulftmiit ·P
dalam campuran 730 ml' metanol P, 270 ml air dan
Klorheksidin Asetat mengandung tidak kurang dari 120 mliiStml IISdllt glllsilll P. · .
98,0% da~ tidak lebih dari 101,0% C 22H 30CI2N1o· ...: Larutan b11ku Tim bang saksama sejumlah Klor-
2<;H.02' dihitung terhadap zat yang telah dikering- helisidin BPFI, larutkan dalam FIISe gerd hiilgga kadar
kan. . 0,10%. . . . . . . .· .
·Lariltan uji I Timbang saksama sej1.:mlah zat. uji,
Pemerian Serbuk hablur halus, putih· a tau hampir Iarutkan daJam Fae·;erat hingga kadar 0,20%. . . . .
putih. · · · . Larutan ufHfEneerkan 3 volume .tirrtrtcrn uji J
204 Chlorhexidini Gluconatis Solutio I Monografi FIIV

B A

I I I I
0 10 20 30
Waktu (menit)

dengan Fase gerak hingga 100 volume. lakukan pengeringan pada suhu 100° sampai 105°
Larutan uji III Encerkan 2 volume Larutan uji II hingga bobot tetap, menggunakan 1 g.
dengan Fase gerak hingga 100 volume.
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari
20 f.ll Larutan baku, Larutan uji I, lArutan uji II, Larutan 0,15%; lakukan penetapan menggunakan 1 g.
uji lli ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan
detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 20 em berisi bahan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
pengisi Ll. Laju aliran 1,0 ml per menit. Kecepatan 140 mg, larutkan dalam 100 ml asam asetat glasial P,
kertas perekam 5 mm per menit selama 30 menit hangatkan hila perlu hingga larut, dinginkan, tambah-
hingga diperoleh kromatogram LArutan baku seperti kan 15 ml raksa(ll) asetat LP. Titrasi dengan asam per-
yang tertera pada Gambar di atas. Waktu retensi klorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensio-
puncak utama (puncak A) antara 5,5 dan 8 menit, dan metrik menggunakan elektrode kaca dan kalomel.
waktu retensi puncak D antara 20 dan 25 menit. Tmggi Lakukan penetapan blangko.
puncak B paling sedikit 75% skala penuh pada kertas
perekam, puncak B dan C paling sedikit hanlS terpisah 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
sebagian. Jika pola tersebut tidak dapat dicapai, atur · 15,64 mg Cuf134Cl/'110.2C/[p2
kadar asam Rsetat glasial P daiam Ftlst gerak; dengan .
penambahan asam akan mengurangi waktu retensi, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dan pengurangan asam akan menaikkan_ waktu baik.
retensi. Jika puncak B dan C tidak terpisah baik,
sedang waktu retensi puncak A dan puncak.O telah
dicapai dengan baik, alirkan Fast gerak ke dalam kolom CHLORHEXIDINI GLUCONATIS
selama 12 jam lagi. Jika resolusi yang diperlukan SOLUTIO
masih belum tercapai, suntikkan dengan c:epat ber- Larutan Klorheksidin Glukonat
turut-turut 10 kali 20 f.1l Larutan baku. Apabila kroma-
togram seperti yang tertera pada Gtunbar di atas belum
juga dapat diperole.,_, ))erarti kolom tidak ses1,1ai. Larutan Klorheksidin_Glukonat adalah larutan 1,1'-
Jumlah luas puncak selain puncak ut~ma _yang He~etilen llis (5-(4-klorofenil)biguanida] digluko-
diperqlehdari [..llrutan uji I.tidak lebih besar dari nat dalam air. Mengandung tidak kurang dari 19,0%
PUIKU utama yang d.iperoleh dari uindan uji 1J. Luas dan tidak lebih dari 21,()% ~Cl.}.J10 2CJ\Pr
puncak yang lebih kecil dari luas puncak utama Larut-
an uji m dapat4iabaikan. Pemerian Larutan jernih atau sedikit opalesen, hampir
tid~berwarna sampai kekuningan; tidak berbau atau
Su•ut ·pca,g~ringaa <ll21> Tida.k lebih dari 3,5%; hampir tidak berbau.
FIIV Monografi I Chlorhexidini Hydrochloridum 205

Kelarutan Bercampur dengan air, dengan tidak lebih asam asetat glJzsial P, hangatkan hingga larut. Du\gin-
dari 5 bagian etanol P dan dengan tidak lebih dari kan, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. Tetapkan
3 bagian aseton P. titik akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan
blangko.
Baku pembanding Klorheksidin BPFI.
1 ml asam perlclorat 0,1 N setara dengan
Identifikas! 22,44 mg C,jf30Cl2N10.2C6H1p 7
A. Ke dalam 1 ml larutan tambahkan 40 ml air,
dinginkan di dalam es, tambahkan natrium hidrok- Hitung persentase ~C~N~0 .2C6H 1207 dalam bobot
sida 5 N tetes demi tetes d€ngan pengadukan hingga per mi.
larutan bereaksi sedikit basa terhadap kertas kuning
titan P dan tambahkan 1 ml berlebih. Saring, cuci Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
endapan dengan air sampai cucian tidak bereaksi dari cahaya, pada suhu tidak lebih dari 25o.
base terhadap kertas kuning titan P, hablurkan dengan
etano! P 70% dan keringkan pada suhu 105°. Spektrum
serapan inframerah sisa yang telah didispersikan
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum CHLORHEXIDINI HYDROCHLORIDUM
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti Klorheksidin Hidroklorida
pada Klorheksidin BPFI.
B. Ke dalam 0,5 ml tambahkan 10 ml air dan
0,5 ml tembaga(ll) sulfat LP: terbentuk endapan putih, 1,1'-Heksametilenabis (5-(4-klorofenil)
yang jika dididihkan terbentuk flokulasi dan ber- biguanida] dihidroklorida [3697-42-5]
wama ungu pucat. CAC~w2HO BM578,4
C. Ke dalam 0,05 ml tambahkan 5 ml larutan
setrimida P 1'Yo hangat, 1 ml natrium hidroksida 5 N dan Klorheksidin Hidroklorida mengandung tidak kurang
1 ml air brom LP; tetjadi wama merah tua. dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
D. Suhu l~bur sisa yang diperoleh dari uji A lebih C 21H 30Cl 2 N 10.2HO, dihitung terhadap zat yang telah
kurang 132°. Lakukan penetapan seperti yang tertera dikeringkan.
pada Penetapan Suhu Lebur <1021>.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih;
pH <1071> 5,5 sampai 7,0; lakukan penetapan meng- tidak berbau atau hampir tidak berbau.
gunakan larutan yang mengandung 5% larutan uji.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sangat sukar
Bobot per ml <991> 1,06 sampai 1,07 g. larut dalam etanol; agak sukar larut dalam propana-
1,2-diol.
4-Kioroanilina Encerkan 2,0 ml dengan air hingga
100 mi. Ke dalam 10 mllarutan ini tambahkan 20 ml Baku pembanding Klorheksidin Hidroklorida BPH.
air, kemudian dengan cepat secara berturutan sambil
dikocok tambahkan 5 ml asam kloridiz 1 N, 1 ml natrium Identifikasi
nitrit 0,5 M dan 2 ml amonium sulfamat P 5%. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Tambahkan 5 mllarutan N-(1-najtil)etilena diamina dikeringka.n dan didispersikan dalam kalium bromi-
dihidrokloridiz P 0,1 %, 1 ml etanol P dan air secukupnya da P menunjukkan maksimum hanya pada panjang
hingga 50 ml dan biarkan selama 30 ~enit. Wama gelombang yang sama seperti pada Klorheksidin Hidr.o-
magenta yang terjadi tidak lebih intensif dari wama klorida BPFI.
yang dihasilkan dari 10 ml larutan 4-kloroanilina B. Larutkan 5 mg dalam 5 mllarutan setrimidil P
0,0010% dalam air yang diasamkan dengan asam 1'Yo hangat, tambahkan 1 mllarutan natrium hidroksi-
klorida P dengan perlakuan dan waktu yang sama, dil 5 M dan 1 ml air brom LP: terjadi wama merah tua.
dimulai dari "tambahkan 20 ml air ....". C. Larutkan 300 mg dalam 10 ml campuran a.sam
klorida P.dan air (1:1}, tambahkan 40 ml air, saring,
Senyawa sejenis Lakukan penetapan seperti pada dinginkan filtrat dalam es, tambahkan.tetes demitetes
Klorhdcsidin Asetat, tetapi sebagai Larutan uji I gunakan natrium hidroksida 5 M sambil diaduk sam.pai diperoleh
larutan yang dibuat dengan mengencerkan 1'1nl larutan yang bersifat ~edikit alkalis terhadap kertas
Larutan Klorheksidin Glukonat dengan Fase gerak kuning titan P dan tambahkan 1 ml berlebih. Saring,
hingga 100 mi. 0 • • •
cud endapan dengan air sampai cudan tidak lagi
bei'sifat'alkalis terhadap kertas kuning titan P. Hablur-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. kan kembali dengan etanol P 70% dan keringkan pada
suhu 105°: titik lebur residu lebih kurang 132°.
Penetapan kadar Tunbang saksama lebih kur8ng 5 g, D. Menunjukkan reaksi Klorida cara A dan D
pekatkan dengan penguapan, larutkan dalam 50 ml seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
206 Chlorocresolum I Morwgraft FIIV

4-Kloro•nilina Pada 200 mg tambahkan 1 ml asam Kesempurnaan melarut Masukkan 1 g ke dalam


klorida P, kocok hingga larutan jernih dan segera tabung reaksi, tambahkan 0,4 ml ttanol P dan kocok:
tamb~ air secukupnya hingga 10 ml. Tambahkan melarut sempuma.
20 ml air dan, secara cepat sambil diaduk, berturut-
turut 5 ml aSilm klorida 1 M, 1 ml natriunt nitrit 0,5 M ldentifikasi
dan 2 ml larutan amonium sulfamat P 5%. Tambahkan A. Tambahkan 40 mg ke dalam 10 ml air, campur.
5 mllarutan N-(1-naftil) etiltnadiamina dihidroklorida P Tambah 1 tetes besi(III) klorida LP: terjadi wama biru.
0,1%, 1 ml ttanol P dan air secukupnya hingga SO mi. B. Masukkan 50 mg ke dalam cawan penguap,
Diamkan selama 30 menit: warna merah magenta tambahkan 500 mg natrium karbonat anhidrat P, cam-
yang terjadi tidak lebih kuat dari yang terjadi pada pur. Panaskan campuran sampai melebur. Dinginkan,
perlakuan dengan cara yang sama pada waktu yang tambahkan 5 ml air dan didihkan. Asamkan dengan
sama dari 10 mllarutan 4-kloroanilina P 0,0010% dalam 1 ml aSilm nitrat P, saring, dan tambahkan 1 ml perak
air yang diasamkan sedikit dengan asam klorida P, nitrat LP: terbentuk endapan putih.
mulai dari lambahkan 20 ml air ...... ".
Jarak lebur <1021> Antara 63° dan 66°.
Senyawa sejenis Memenuhi uji Senyawa jenis seperti
yang tertera pada Klorheksidin Asetat. Residu tidak menguap Tidak lebih dari 0,1 %; laku-
kan penetapan sebagai berikut: Timbang saksama
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; lebih kurang 1,0 g dalam cawan penguap yang
lakukan pengeringan pada suhu 130° hingga bobot telah ditara, panaskan di atas tangas uap sampai
tetap, menggunakan 1 g. menguap, dan keringkan residu pada suhu 105°
selama 1 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 70 mg, masukkan ke dalam labu iodum, tambahkan
400 mg. larutkan dalam 15 ml asam asttat glasial P, 30 ml llSilm asetat glasial P, 25,0 ml brom 0,1 N LV, 10 ml
hangatkan bila perlu hingga larut. Dinginkan, tam- larutan kalium bromida P (3 dalam 20) dan 10 ml aSilm
bahkan 10 mlraksa(Il) asetat LP. Titrasi dengan asam klorid4 P. Tutup segera, campur, dan biarkan selama
perklorat 0,1 M LV; tentukan titik akhir secara poten- 15 menit, terlindung dari cahaya. Segera tambahkan
siometrik. Lakukan penetapan blangko. 10 mllarutan kalium iodidJz P (1 dalam 10) dan 100 ml
air, hati-hati agar uap brom tidak lolos, tutup segera,
1 ml aSilm perklorat 0,1 M setara dengar~ kocok campuran baik-baik. Angkat tutup, bilas tutup
14,46 mg C2!f30Cl/'111,.2HCl dan leher labu dengan sedikit air sehingga air cucian
turun ke dalam labu. Tambahkan 1 ml kloroform P,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup kocok campuran baik-baik. Titrasi iodum yang di-
rapat, terlindung dari cahaya. bebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambah-
kan 3 ml kanji LP dekat pada titik akhir. Lakukan
penet«pan b!angko.
CHLOROCRESOLUM
Klorokresol 1 ml brom .0,1 N setara dengan
3,565 mg C,Ji7Cl0

-6
~"·Cl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.

4-I<Joro...m'-b-esol [59-50-7] ·
CAOO BM 142,58 CHLOROFORMUM
Kloroform
Klorokresol mengandung tidak kurimg dari 99,Q% dan
tidak lebih dari 101,Q% ~0 (4-kloro-3-metilfenol).
Triklorome.tana [67-66-3]
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, tidak berwarna CH~ BM 119,38
atau praktis tidak berwama; bau khas tidak seperti ter
menguap bersama uap air. · · Kloroform mengandung tidak kurimg dari 99,0'ro dan
tidak lebih dari 99,5% CHCI3 , sisanya terdiri dari
Kelirutan Sukar laiut dalam air; lebih mudah larut alkohoL
dalam au panas; ~angat mudah larut dalam etanol; {Perlultian Harus diperluztikan untu1c tidak menguap-
larut 4aJam eter. ~ ~ dalam minyaktertentu kan 1c1tJTJ)frmn bWz w nyala, sebab akan terbentuk gas yang
dan «ial1uqJ~ru~ tlkali :hidrobida.. . . ·. berbtzlutya.]·
FI IV Monografi I Chloroquinum 207

Pemerian Cairan jernih, tidak berwa:-na, mudah klllium raksa(IIJ-iodida alklllis LP: tidak terjadi kekeruhan
mengalir; mempunyai sifat khas; bau eter; rasa manis a tau endapan dalam waktu 1 menit.
dan membakar. Mendidih pad a suhu lebih kurang 61°
dipengaruhi oleh cahaya. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, terlindung dari cahaya, pada suhu tidak lebih
Kelarutan Sukar larut dalam air; dapat bercampur dari 30°.
dengan etanol, dengan eter, dengan benzena, dengan
heksana, dan dengan lemak dan minyak menguap.

Bobot jenis <981> Antara 1,476 dan 1,480, menunjuk- CHLOROQUINUM


kan 99,0% sampai 99,5% CHCI 3. Klorokuin

Sisa tak menguap Tidak lebih dari 20 bpj. Uapkan 50 Cl~


ml dalam cawan platina atau porselen di atas tangas
uap, dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam. HNi"PialaNli1Hslt
Oi,

Klor bebas Pada 10 ml tambahkan 10 rnl air dan 0,1 ml 7-Kloro-4-{{ 4-(dit'lilamino)- I -metilbutil]
klllium iodida LP, kocok selama 2 menit, biarkan cairan amino}kuinolin (54-05-7)
memisah: lapisan bawah tidak berwama ungu. C 18H 26CIN 3 BM 319,88

Zat mudah terarangkan <411> Masukkan 40 ml ke Klorokuin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
dalam tabung silinder bersumbat kaca, yang sebe- tidak lebih dari 102,0% C 18H 26ClN3 , dihitung terhadap
lumnya telah di bilas dengan asam sulfat LP dan zat yang telah dikeringkan.
diamkan selama 10 menit. Tambahkan 5 ml asam
sulfat LP, dan kocok campuran kuat-kuat selama 5 me- Pemerian Serbuk hablur putih atau sedikit kuning,
nit. Biarkan cairan memisah sempuma: lapisan kloro- tidak berbau, rasa pahit.
forrn tetap tidak berwarna, dan larutan asam tidak
lebih berwama dari Larutan padanan A. Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam
asam encer, dalam kloroform dan dalam eter.
Hasil urai terklorinasi dan kloJrida Encerkan 2 ml
.lapisan asam sulfat yang dipisahkan dari lapisan Baku pembanding Klorokuin Fosfat BPFI; lakukan
kloroforrn pada uji Zat mudah terarangklln dengan 5 rnl pengeringan pada suhu 105° selama 16 jam, sebelum
air: cairan tidak berwarna dan jernih. Jika diencerkan digunakan.
lebih lanjut dengan 10 ml air: tetap jernih dan dengan
penambahan 3 tetes perak nitrat LP, .tidak terjadi ldentifikasi
perubahan selama 1 menit (hasil urai terklorinasi dan A. Larutkan 35 mg zat dalam 4 rnl kloroform P dan
klorida). saring melalui penyaring kering; spektrum serapan
inframerah larutan menunjukkan rnaksirnum hanya
Asam dan fosgen Masukkan 10 ml air rnasing-rnasing pada panjang gelombang yang sama seperti pada
ke dalarn dua tabung pembanding warna 50 ml Klorokuin Fosfat BPFI yang dibuat dengan cara
bersumbat kaca dengan diameter dalarn 20 rnrn, ldentifikllsi A dalam Klorokuin Fosfat.
tambahkan 2 tetes fenolftalein LP dan natrium hidrok- B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (l dalam
sida 0,020 N secukupnya untuk rnembentuk warna 100.000) dalam larutan asam klorida P (1 dalam 1000)
merah rnuda yang sama, setelah dikocok kuat-kuat. menunjukkan rnaksimurn dan minimum pada panjang
Ke dalam salah satu tabung tarnbahkan 20,0 rnl gelombang yang sarna dengan larutan Klorokuin
kloroform P dan kocok lagi. Tambah natrium hidrok- Fosfat BPFI yang diukur dengan cara yang sama.
sida 0,010 N tetes demi tetes dari rnikroburet, kocok Perbandingan serapan pada 343 n~ dan 3.29 .~rn
setiap penambahan, sampai warna merah rnuda adalahantara 1,00 dan 1,15. ·
terbentuk lagi dengan intensitas yang sama seperti
wama dalam tabung tanpa kloroform: tidak lebih dari Jarak lebur <1021> 87° sarnpai 92°.
0,20 ml natritim hidroksida 0,010 N yang dibutuhkan
untuk mernbentuk warna merah muda yang tahan Susut pengeringan <1121> Tidaklebih. dari2,0%;
selama 15 rnenit. · · lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.

Aldehida dan keton Kocok3,0 ml dengan 10 rnl air Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,2%.
bebas amonia P dalam tabung bersumbat kaca selarna
5 menit. Setelah cairan memisah masukkan 5 m1 eks- Penetapan kadar Timbang saksamli lebih ~urang
trak air ke dalam tabung bersurnbat kaca lain yang 250 mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P,
berisi 40 rnl air bebas amonia P dan tambahkan 5 ml tambahkan kristal violet LP dan titrasi dengan asam
208 Chloroquini Phosphas / Monografi FI IV

perld011lt 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko. asam klorida P (1 dalam 1000). Hitung jumlah dalam
mg, C18~CIN3.2H,PO4, dengan rumus:
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
15,99 mg C1,H26ClN3

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


rap at.
C adalah kadar Klorokuin Fosfat BPFI dalam Jlg per ml
Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah serapan
CHLOROQUINI PHOSPHAS Larutan uji dan Larutan baku.
Klorokuin Fosfat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik.
7-Kioro-4-{[4-(dietilamino)-1-metilbutil]
amino]kuinolin fosfat (1 :2) [50-63-5]
C18H26CIN 3.2H3PO4 BM 515,87 CHLOROQUINI PHOSPHATIS
COMPRESS I
Klorokuin Fosfat mengandung tidak kurang dari Tablet Klorokuin Fosfat
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C18H 26CIN3 .2H3P04,
ciihitung terhadap zat yang telah dikeringk<tn.
Tablet Klorokuin Fosfat·mengandung Klorokuin Fos-
Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih; fat, C 18 ~ClN3 .2H3 P04, tidak kurang dari 93,0% dan
tidak berbau; rasa pahit. tidak lebih dari 107,0%, dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Kelarutan Mudah larut dalam air; praktis tidak larut
dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter. Baku pembanding Klorokuin Fosfat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 16 jam sebelum
Baku. pembanding Klorokuin Fosfat BPFI; lakukan digunakan.
pengeringan pad.a suhu 105° selama 16 jam sebelum
digunakan. · Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang
ldentifikasi digunakan untuk pengukuran serapan pada Penetapan
A. Memenuhi ldentifikasi Basa Nitrogen Organik kadar menunjukkan maksimum dan minimum pada
<261>; gunakan kloroform P sebagai pengganti karbon panjang gelombang yang sama seperti pada Klorokuin
disuljida P. Fosfat BPFI. Perbandingan serapan pada 343 nm dan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan ( 1 dalam 329 nm adalah antara 1,00 dan 1,15.
100.000) dalam larutan asam klorida P (1 dalam 1000) B. Larutkan sejumlah serbuk tablet dalam 20 ml
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang air hingga mengandung lebih kurang 20 mg zat, sa-
gelombang yang sama seperti pada Klorokuin Fos- ring. Ke dalam filtrat tambahkan s· ml trinitrofenol LP:
fat BPFI: perbandingan serapan pada 343 nm dan terbentuk endapan kuning. Saring dan cud endapan
329 nm adalah antaia 1,00 dan 1,15. dengan air hingga air cucian tidak berwama. Kering-
kan di atas silika gel P: residu akan melebut antara 205°
Su.sut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; dan 210°. {Periuztian Senyawa pilcrat mudah meledak.]
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 16 jam.
Disoiusi <1~1>
Cemaran senyawa organik mudah mengu.ap <471> Mtdia disolusi: 900 ml air.
Metcxk 1 Memenuhi syarat. · Alat tipe 2: 100 rpm.
· Larutan uji dan Larutan baku Buat Larutan uji Waktu: 45 menit.
dengan kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan Prosedui Lakukan penetapan jumlah
kadar dua kali yang tertera. C 1 ~ClN 3 .2fi,P04, yang terlarut denga~ mengukur
serapan filtrat larutan uji, jika perlu diencerkan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih ·kurang dengan Mtdia disolusi, dan serapan larutan baku Kloro-
100 mg, larutkan dalam lebih kur;tng 5 ml air~ dan kuin Fosfat BPFI dalam media yang sama pada panjang
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan gelombang serapan miliimum lebih kurang 343 nm.
larutan ·asam klorida P (1 dalam 1000) hingga kadar · Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
larutan lebih kurang 10 11g per mL Dengan cara yang kurang dati 75% (Q) CACIN3 ~P04, dari jumlah
sama buat.Larutan IHiku Klorekuin Fosfot BPFI. Uku·r yeng tertera pada etiket.
serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
gelombang 343 nm, menggun~kan blangko larutan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
FIIV Monografi I Chloroquini Sulfas 209

Penetapan kadar Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih;


Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang tidak herbau atau hampir tidak berbau.
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 800 mg klorokuin Kelarutan Larut dalam 3 bagian air; praktis tidak larut
fosfat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, dalam etanol; agak sukar larut dalam eter dan dalam
tambahkan lebih kurang 100 ml air, dan kocok secara kloroform.
mekanik selama lebih kurang 20 menit. Tambahkan air
sampai tanda, saring, buang 50 ml filtrat pertama. Baku pembanding Klorokuin BPFI.
Pipet 50 ml filtrat ke dalam corong pisah 250 ml,
tambahkan 5 ml amonium hidroksida 6 N, kocok, dan Identifikasi
ekstraksi 5 kali, tiap kali dengan 25 ml klorofomi P. A. Larutkan 100 mg dalam 10 ml air, tambahkan
Cud kumpulan ekstrak kloroform dengan 10 ml air, 2 ml natrium hidroksida 2 N dan ekstraksi 2 kali, tiap
dan ekstraksi air cucian dengan 10 ml kloroform P. kali deugan 20 mlkloroform P. Cuci ekstrak kloroform
Uapkan kumpulan ekstrak kloroform di atas tangas dengan air, keringkan dengan r~atrium sulfat anhidrat P,
uap hingga lebih kurang 10 mi. Tambahkan 50 ml uapkan hingga kering dan larutkan residu daiam 2 ml
larutan asam klorida P (1 dalam 250). Uapkan lagi di kloroform P. Spektrum serapan inframerah larutan
atas tangas uap sampai bau kloroform hilang. menunjukkan maksimum pada panjang gelombang
Pindahkan sisa ke dalam labu tentukur 200-ml, cuci yang sama seperti pada Klorokuin BPFI.
cawan penguap dengan larutan asam klorida P (1 dalam B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,002%
1000), tambahkan cucian ke dalam labu tentukur, dan dalam asam klorida 0,01 N pada panjang gelombang
tambahkan larutan asam klorida P (1 dalam 1000) antara 240 nm dan 350 nm menunjukkan maksimum
sampai tanda. Encerkan larutan ini secara kuantitatif pada panjang gelombang 257 nm, 329 nm dan 343 nm;
dan bertahap dengan larutan asam klorida P (1 dalam dan serapan berturut-turut adalah lehih kurang 0,78,
1000) hingga kadar 10 f.lg per ml. 0,88 dan 0,92.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klorokuin C. Larutkan 25 mg dalam 20 ml air dan tambah-
Fosfat BPFI, larutkan dalam larutan asam klorida P kan 8 ml trinitrofenol LP. Suhu lebur endapan setelah
(1· dalam 1000) dan encerkan secara kuantitatif dan dicuci berturut-turut dengan air, etanol P dan eter P,
bertahap dengan larutan asam klorida P (1 dalam 1000) lebih kurang 207°.
hingga kadar lebih kurang 10 f.lg per mi. D. Menunjukkan reaksi Sulfot cara A dan D seperti
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku yang t(:rtera pada Uji ldmtifikasi Umum <291>.
pada panjang gelombang 343 nm menggunakan
blangko larutan asam klorida P (1 dalam 1000). Hitung pH <1071> 4,0 sampai 5,0; lakukan penetapan meng-
jumlah dalam mg, C 18 H 26CIN3 .2H3 P04, dalam serbuk gunakan larutan 10%.
tablet yang digunakan dengan rumus:
Timbal Tidak lebih. dari 20 hpj; lakukan penetapan
Au sebagai berikut: panaskan dengan hati-hati 2,0 g
soc(-) selama 10 menit dengan 8 ml air dan 6 ml asam nitrat P
As dalam labu alas bulat berleher panjang. Dinginkan,
tamhahk.an 4 ml asam sulfat P dan panaskan sampai
C adalah kadar Klorokuin Fosfat BPFidalam f.Lg per ml campuran menjadi gelap. Lanjutkan pemanasan
Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah serapan dengan penambahan asam nitrat P tetes demi tetes
Larutan uji dan Larutan baku. sampai cairan menjadi tidak ben-varna dan terbentuk
uap belerang trioksida herwama putih. Tamhahkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 3 ml air, uapkan hati-hati sampai terbentuk uap putih
baik. lagi, dinginkan dan encerkan dengan air sampai 18 ml.
Tamhahkan dan larutkan 2 g asam sitrat P, hasakan
dengan amonia LP dan tamhahkan 1 mllarutan kalium
sianida PbT P. Pindahkan ke dalam corong pisah,
CHLOROQUINI $ULFAS tamhahkari 10 mllarutan ditizon P, kocok kuat dan
Klorokuin Sulfat huang lapisan hawah. Ulangi ekstraksi 2 kali, tiap
kali dengan 5 ml larutan ditizon P. Jika setelah
ekstraksi ketiga, lapisan kloroform herwama merah
4-(7-Kloro-4-kuinolilizmino) pmtil- · terang, lanjutkan ekstraksi dengan 5 ml larutan
dktihzmina sulfot monohidrat [132-73-0] ditizon p sampai wama pereaksi tidak lagi herubah
C18~0N3 .~so•.~o - BM436,0 menjadi merah terang. Cuci kumpulan larutan kloro-
form dengan 10 ml air dan kemudian ekstraksi 2 kali,
Klorokuin Sulfat mengandung tidak kura.ng dari tiap kali dengan 10- ml asam klorida 2 N. Cud kumpul-
98,()% dan tidak lehih dari 101,0% C 18 ~ClN3 .H2S04 , an larutan asam dengan 10 ml kloroform P dan huang·
dihitung terhadap zat anhidrat. kloroform. Pindahkan larutan ke dalam tabung
210 Chlorphenip:amini Maleas I Monografi FIIV

Nessler dan basakan dengan amonia LP. Dalam tabung ekstrak kloroform dan uapkan sampai volume lebih
Nessler yang kedua campurkan 2 ml asam asetat P kurang 10 ml. Tambahkan 40 ml asam asetat glasilll P
dengan 20 ml asam klorida 2 N, basakan dengan dan lakukan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV
amonia LP dan tambahkan 4 ml Larutan baku timbal menggunakan bint oraset B LP sebagai indikator,
(10 bpj Pb). Lakukan penetapan sebagai berikut: tetapkan titik akhir secara potensiometrik.
tambahkan 1 mllarutan kalium sianida PbT P, larutan
tidak boleh lebih dari opalesen lemah. Jika warna 1 ml asarm perklorst 0,1 N setara dengan
larutan berbeda, s3makan dengan menambah bebera- 20,90 mg C1,H26ClN3.HzS04
pa tetes larutan gula karamel yang sangat encer atau
zat lain yang tidak reaktif. Encerkan dengan air
hingga 50 ml, tambahkan 0,1 ml larutan yang CHLORPHENIRAMINI MALEAS
dibuat dengan melarutkan 10 g natrium sulfida P Klorfeniramin Maleat
dalam air secukupnya hingga 100 ml, saring dan
campur. Bandingkan warna kedua larutan dengan
cara yang sesuai, seperti dengan refleksi cahaya dari HC-COOH
dasar putih melalui tabung Nessler. Warna larutan • H
HC-<:OOH
tabung pertama tidak lebih intensif dari wama larutan
tabung kedua.
2-[p-Kloro-a-[2-(dimetilamino)etil]benzil]
Klorida Tidak lebih dari 350 bpj; lakukan penetapan piridina maleat (1:1) (113-92-8]
sebagai berikut: C16H19ClN2.C,H40 4 BM390,87
Larutan uji Larutan 300 mg dalam 30 ml air. Pada
15 ml larutan ini tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N, Klorfeniramin Maleat mengandung tidak kurang dari
cam pur. 98,0% dan tidal< lebih dari 100,5% C16H 19ClN2.C4Hp4,
Larutan pembanding Encerkan 1,0 ml larutan natri- ~tung terhadap zat yang telah dikeringkan.
um klorida P 0,0824% dalam labu tentukur 100-ml
dengan air sampai tanda (5 bpj Cl). Pipet 10 mllarutan Pemerian ·serbuk hablur, putih; tidak berbau. Larutan
ini, tambahkan 5 ml air dan 1 ml asam nitrat 2 N, mempunyai pH antara 4 dan 5.
campur.
Prosedur Tuangkan masing-masing Larutan uji dan Kelarutan Mudah larut da!am air; larut dalam ~tanol
Larutan pembanding ke dalam tabung reaksi yang berisi dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter dan
1 in! perak nitrat 0,1 N. Biarkan larutan selama 5 menit dalam benzena.
terlindung dari cahaya; opalesensi Larutan uji tidak
lebih intensif dari Larutan pembanding jika diamati dari Baku pembanding Klorfeniramin Maleat BPFI; lakukan
arah horizq_ntal dengan Jatar belakang hitam. pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum di-
gunakan.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Air <1031> Metode I Antara 3,0% sampai 5,0,-o; laku- didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
kan penetapan menggunakan 500 mg. maksimum hanya pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Klorfeniramin Maleat BPFI.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Totol- Jarak lebur <1021> Antara 130°dan 135°.
kan secara terpisah masing-masing 2 JLllarut;m dalam
air yang mengandung (1) 5,0%, (2) 0,050% dan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
(3) 0,025% pada lempeng sililca gel GF254. Masukkan lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
ke d;ilam bejana kromatografi yang telah dijenuhlcan
dengan fase gerak cainpuran ldoroform P-siklohekstma P- Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
dietili:zmina P (50:40:10), biarkan fase gerak merambat
hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lem- Senyawa aejenis Tidak lebih dari 2,0%.
peng, biarkan mengering di udara. Amati lempeng Larutan uji Larutkan lebih kurang 200 mg dalam
di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Bercak lain selain 5 ml metilena 1dorida P.
bercak utam·a larutan (1) tidak lebjh intensif dari Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan
bercak larutan (2), dan ti~ak lebih dari satu bercak cara Kromatetgrafi gas seperti yang tertera pada Krtm~~~­
tersebut yang lebih intensif dari bercak larutan (3). tografi <931>. I<romatograf gas dilengkapi dengan de-
tektor ionisasi nyala dan kolom kaca 1,2 m x 4 mm
Penetapan kadar Larutkan 500 mg dalam 10 ml a~ yang berisi bahan pengisi 3% fase diam G3 pada parti-
tambahkan 20 ml natrium hidroksida 1 N dan elcstraksi kel P.enyangga SlAB. Pertahankan suhu ·kolom,
4 kali, tiap kali dengan 25 mlldoroform P.l<umpuikan injektor dan detektor berturut-turut pada suhu lebih
Fil'V Monogillfi I Chlorpromazini Hydrocblorid11nt 2.11

kurang 190°, 250~ dan 250°. Gunakan helium P kering Disolusi <1231>
sebagai gas pembawa dengan mengatur laju aliran Media disolusi: 500 ml air.
sehingga waktu retensi puncak utama 4 sampai Alat tipt 2: SO rpm.
5 menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji, Waktu: 45 menit.
rekam luas puncak seperti yang tertera pada Prosedur: Prosetfur Lakukan penetapan jumlah
faktor ikutan puncak klorfeniramin maleat tidak lebih C16H 19CIN2.C4H 40 4, yang terlarut dengan· mengukur
dari 1,8. serapa..., filtrat l!lrutan uji, Jika perlu encerkan dengan
Prosedur Suntikkan lebih kurang 1 JLl Larutan uji. asam klorida 3 N, dan serai'an larutan baku Klorfonira-
Rekam kromatogram dalam waktu tidak kurang dari min Maleat BPFI dalam media yang sama pada panjang
2 kali waktu retensi puncak klorfeniram~ maleat dan gelombang serapan maksimum lebih kurang 262 nm.
ukur luas puncak. Jumlah keseluruhan luas relatif dari Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
semua puncak kecuali puncak pelarut dan asam kurang dari 75% (Q) C 1~H 19ClN2 .C4Hp4, dari jumlah
maleat tidak lebih dari 2,0%. yang tertera pada etiket.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Metode I Memenuhi syarat.
Penetapan kadar
Penetapan kadar Timbang silksama lebih kurang Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
500 mg, Iarutkan dalam 20 ml asam asetat glasial P, dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tambahkan 2 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan tablet setara dengan 4 mg klorfeniramjn·mitleat.
asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko. Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan KJzdar
Garam Basa Nitrogen Organik <541>, tetapi gunakan
1 ml tzsam perklorat 0,1 N setara dengan larutan asam kloridil P (1 dalam 100) sebagai pengganti
19,54 mg Cufl19ClNrC4 Hp 4 larutan asam sulfat P ·(1 dalam 350) dan larutan as am
sulfat P (1 dalam 70), dan gunakan pelarut heksantz P
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup sebagai pengganti der P. Encerkan 10 mllAruttzn uji
rapat, tidak tembus cahaya. dengan larutan asam klorida P (1 dalam 100) hingga
25,0 ml.
Larutan baku Tunbang saksama lebih kurang 40 mg
Klorfeniramin Maleat BPFI, larutkan dalam 200,0 ml
CHLORPHENIRAMINI MALEATIS larutan asam klorida P (1 dalam 100). Encerkan 20,0 ml
COMPRESS I Larutan baku dengan larutan asam klorida P (1 dalam
Tablet Klorfeniramin Maleat 100) hingga 25,0 ml.
Prosedur Ukur serapan Larutan ·uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang 264 nm. Hitung jumlah
Tablet Klorfeniramin Maleat mengandung Klorfeni- dalam mg, c,,H19ClN 2 .C4H 40 4, dalam serbuk tablet
ramin Maleat, C16H 19ClN2.C4H 40 4, tidak kurang dari yang digunakan dengan rumus:
93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket. Au
c (-)
Baku pembanding Klorfonirtzmin Mtiletzt BPFI; lakukan A:s
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
digunakan. C adalah bobot Klorfeniramin Maleat BPFI dalam mg
dalam 20,0 ml Larutan baku; Au dan As berturut-turut
. ldentifikasi Timbang sejumlah serbuk tablet setara adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku. : . . ·.
dengan lebih kurang 25 mg klorfeniramin maleat, dis-
persikan dalam 20 ml larutan asam kloridlz P (1 dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
100). Larutkan lebih kurang 25 mg I<lorfenirtzmin rapat. ·
Maleat BPFI dalam 20 ml larutan asam kloridtz P
(1 dalam 100). Basakan masing-masing larutan dengan
larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10) hingga pH
lebih kurang 11, Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan CHLORPROMAZINI HYDRO-·
SO ml hekst:tna P, kumpulkan masing-masing elcstrak CHLORIDUM ·
heksana dalam gelas piala, dan uapkan sampai leering. Klorpromazin llidroklorida
Dispersikan masing-masing sisa dalam minyak
mineral dan tetapkan spektrum serapan inframerah
pada panjang gelombang an tara 2 Ji.m dan 12 JLm: 2-Kloro-10-(3-(dimetilitmino)propil)
menunjukbn maksimum hanya pada panjang fenotiazintz monohidrokloridil [69-09-0]
gelombang yang sama. Cufit9ClN~.HO BM355,32
212 Chlorpromazini Hydrochloridi Compressi I Monografi FI IV

Klorpromazin Hidroklorida mengandung tidak lempeng, biarkan kering selama 20 menit. Amati di
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,5% bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Luas dan intensitas
C 17H 19ClN 2S.HCI, dihitung terhadap zat yang telah tiap bercak selain bercak utama yang diperoleh dari
dikeringkan. Larutan uji, tidak lebih besar dari bercak Enceran Llrut-
an baku.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau agak krem putih;
tidak berbau. Warna menjadi gelap karena pengaruh Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
cahaya. 700 mg, masukkan ke dalam gelas piala, Iarutkan
dalam 75 ml asam asetat glasial P Tambahkan 10 ml
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut larutan raksa(Il) asetat LP, titrasi dengan asam per-
dalam etanol dan dalam kloroform; tidak larut dalam klorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensio-
eter dan dalam benzena. rnetrik.

Baku pembanding Klorpromazin Hidroklorida BPFI; 1 ml as11m perk/oral 0,1 N setara dmgan
Iakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam 35,53 mg C 1 ~1 ~CIN2 S.HCI
sebelum digunakan.
[Catalan Selama pengujian, lindungi Larutan baku, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan uji dan Baku pembanding dari cahaya langsung, · rapat, tidak tembus cahaya.
atau gunalcan peralatan lcaca aktinik rendah. Segera lakukan
pengttjian.]
CHLORPROMAZINI HYDROCHLORIDI
Iden'Hfikasi COMPRESS I
A. Spektrum serapan inframerah zat yang Tablet Klorpromazin Hidroklorida
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Klorpromazin Hidroklorida BPFI; Tablet Klorpromazin Hidroklorida mengandung
B. Bercak utama yang diperoleh pada uji Fenotia- Klorpromazin Hidroklorida, C 17H 19CIN 2S.HCI, tidak
zina teralkilasi lain sesuai dengan R1 dari bercak utama kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari
Larutan baku. jurnlah yang tertera pada etiket.
C. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi
. Klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pad a Uji Baku pembanding Klorpromazin Hidroklorida BPFI;
Identifikasi Umum <291>. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam
. sebelurn digunakan.
Jarak lebur <1021> Antara 195° dan 198°. {Catalan Selama pengujian, lindungi Larutan baku,
Larutan rtji dan Baku pembanding dari cahaya langsung,
Susut -pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; atau gttnakan peraLltan kaca aktinik rendah. Segera lakukan
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. pengujian.]

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Identifikasi


A. Lakukan seperti yang tertera pada lderitifikasi B
Fenotiazina teralkilasi lain Tidak lebih dari 0,5%. pada Klorpromazin Hidroklorida.
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera B. Ekstraksi sejumlah serbuk tablet setara dengan
pada Kromatografi <931>. · 25 mg klorpromazin hidroklorida dalarn 25 rnl air,
Larutan uji Larutkan 50 mg zat yang telah di- saring; lakukan uji seperti yang tertera pada Identifi-
keringkan dalam metanol P hingga 10 mi. kasi C dalam Klorpromazin Hidroklorida.
Larufan baku Larutkan sejumlah Klorpromazin
Hidroklorida BPFI dalam metanol P hingga kadar 5 mg Disolusi <1:i31>
perml. Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
Enceran larutan baku Encerkan Larutan baku secara Alat tipe 1: 50 rpm.
kuantitatif dan be.rtahap dengan metanol P hingga Waktu: 30 menit.
kadar 25 ~g per mi. Prosedur Lakukan penetapan jumlah
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing C 1 ~ 19 CIN 2S.HCI, yang terlarut dengan mengukur
10 ~I Larutan Uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku serapanfiltrat Larutan uji, jika perlu diencerkan
pad a lempen& kromatografi yang dilapisi dengan dengan Media disolusi, dan serapan Larutan baku Klor-
campuran silika gel P. Masukkan lemperig ke dalam promazin Hidroklorida BPFI dalam media yang sama
bejana kromatografi berisi fase gerak, campuran segar · pada pimjang gelombang lebih kurang 254 nm.
eter P-etil asetat P yang dijenuhkan dengan· amonium Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
hidroksida P (1:1), biarkan fa5e gerak merambat hingga kurang dari 80% (Q) C 1 ~ 19ClN 2S.HCl, dari jumlah
lebih kurang 10 em di atas garis penotolan. Angkat yang tertera pada etiket.
FIIV Monografi I Chlorpromazini Hydrochloridi Injedio 213

Keseraganian sediaan <911> Memenuhi syarat. sebelum digunakan. EndotokSin BPFI.


/Catatan Selama pengujian, lindungi Larutan baku.
Fenotiazina teralkilasi lain Tidak lebih dari 0,5%. Larutan uji dan Baku pembanding dari cahay:z laragsung.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk atau gunakan peralatan kaca aktir;ik rendllh. Segera L1kukat:
tablet setara dengan 50 mg klorpromazin hidroklorida pmguiian.]
masukkan ke dalam tabung sentrifuga bersumbat,
tambahkan 10 ml metanol P, kocok kuat-kuat dan sen- ldentifikasi
trifus (Jika tablet bersalut gula, cud lebih dahulu A. Larutan uji Pindahkan sejumlah volwne iniel<_c;i
dengan air untuk menghilangkan gula). Lakukan setara dengan lebih kvra.ng 25 mg klorp:o;::.;;zu:
penetapan seperti yang tertera pada Fenotiazina terallci- hidroklorida ke dalam labl' tentukur 10-ml. f~nccrl<.ar.
lasi lain dalam Klorpromazin Hidroklorida mulai dengan dengan metanol P sampai tanda..
"l.Arutan baku Larutkan sejumlah Klorpromazin Hidro- Larutan baku Larutkan sejumlah KiorprtJIII!12'r
klorida BPFI ....... ". Luas dan intensitas bercak, selain Hidroklorida BPFI dalam metanol P (9 dalam 10) hinp:·:ra
bercak utama yang diperoleh dari l.Arutan uji, tidak kadar 2,5 mg per ml. Lakukan Kromatografi lapit: ii·ij;~
lebih besar dari bercak yang sesuai dari Enceran larutan seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan
baku. secara terpisah masing-masing p JlllArutan uii dan
l.Arutan baku pada lempeng kromatografi campuran
Penetapan kadar silika gel. Masukkan lempeng ke dalam bciana
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak kromatografi yang berisi campuran segar volume
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah sama eter P-etil asetat P yang telah dijenuhkan dcngan
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 100 mg amonium hidroksida P sebagai fase gerak. Biarkc:.n fase
klorpromazin hidroklorida, masukkan ke dalam labu gerak merambat 10 em di atas garis penotolan. Angkat
tentukur 500-ml. Tambahkan lebih kurang 200 ml air lempeng, biarkan kering di udara selam..- 2\..' r~~<?~·.;r.
dan 5 ml asam klorida P, tutup, kocok selama lebih Amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Harga f:.r
kurang 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda. bercak utama yang diperoleh dari l.Arutan u_ii S!:::t·.a~
Saring sebagian larutan, huang 50 ml filtrat pertama. dengan yang diperoleh dari Laru~n baku.
Pipet 10 ml filtrat berikutnya, lakukan penetapan B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, .1: da11 C
seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam lnjeksi seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umu~rt <l91 >
Klorpromazin Hidroklorida mulai dengan: "Pipet 10 ml
larutan ... ". Hitung jumlah dalam mg, C 1;)i19CIN 2S.HCI pH <1071> Antara 3,4 dan 5,4.
dalam serbuk tablet yang digunakan, dengan rumus:
Endot<:>ksin bakteri <201> Tidak Iebih dari 6,9 unir
Endotoksin FI per mg klorpromazin hidroklorida.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera


pada Injectiones.
C adalah kadar Klorpromazin Hidroklorida BPFI dalam.
Jlg per mll.Arutan baku; (A 254 -A277 )u dan (A 254-A277 ) 5 Klorproinazin sulfoksida Tidak lebih dari 5,0'llo.
berturut-turut adalah perbedaan serapan pada (Catatan l.Akulcan pengujian dlzlam lwtdaan terlindung
panjang gelombang 254 nm dan 277 nm dari Larutan dari cahaya, sedapat mungkin hindarkar. penggunaan
uji dan l.Arutan baku. cahaya buatan]. Lakukan penetapan dengan carz.
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kroma-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup tografi <931>.
baik, tidak tembus cahaya. l.Arutan uji Pipet 4 ml l.Arutan uji dalam metanol 1-
seperti yang tertera pada uji Identifikasi A ke dalam
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan metanol F
CHLORPROMAZINI HYDROCHLORIDI sampai tanda. .
INJECTIO . Larutan baku Larutkan sejumlah tertentu Klor-
InJeksi Klorpromazin Hidroklorida promazin Hidroklorida BPFI ke dalam metanol P hinggu
kadar larutan 50 J.Lg per inl.
Prosedur Totolkan secara terpisah rnasi.-lg-:nasing
lnjeksi Klorpromazin Hidroklorida adalah larutan 10 f.ll Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
steril dari Klorpromazin Hidroklorida dalain Air untuk kroma~ografi campuran silika gel setebal 0,25 mm.
Injeksi. Tiap ml mengandung Klorpromazin Hidro- Keringkan dengan menggunakan aliran nitrog~n P.
klorida, C1~9ClN2~.HCl, tidak kurang dari 23,75 mg Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatognifl
dan tidak iebih darl2.6,25 mg. yang berisi campuran segar eter P-etil asetat P v6lume
sama yang telah dijenuhkan deng;m amonium hidroksi-
Baku pembanding Klorpromazin Hidroklorida BPFI; da P sebagai fase gerak. Biar~n fase gerak merambat
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam lebih kurang 13 em di atas garis penotolan. Angkat
214 Chlorpropamidum I Monografi FI IV

Jempeng, biarkan kering di udara selama 30 mel,lit. Pemerian Serbuk hablur, putih; berbau lemah.
Amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Luas dan
intensitas dari bercak lain, selain bercak utama yang Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
diperoleh dari I..arutan uji tidak lebih besar dari bercak etanol; agak sukar larut dalam kloroform.
yang diperoleh dari I..arutan baku.
Baku pembanding Klorpropamida BPFI; lakukan pe-
Penetapan kadar ngeringan dalam hampa udara pada suhu 60" selama
I..arutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi 2 jam sebelum digunakan.
klorpromazin hidroklorida setara dengan lebih kurang
100 mg klorpromazin hidroklorida masukkan ke ldentifikasi
dalam labu tentukur 500-ml, tambahkan larutan asam A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
':lorida 0,1 N LV sampai tanda. Pipet 10 mllarutan ke dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
dalam corong pisah 250 ml, tambahkan lebih kurang menunjukkan maksimum hanya pada panj:mg gelom-
20 ml air, basakan dengan amonium hidroksida P, bang yartg sama seperti pada Klorpropamid11 Bl'Fl.
ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 25 ml eter P. B. Memenuhi Identifikasi secara Kro1;1atogra.fi Lapis
Ekstraksi kumpulan ekstrak eter 4 kali, tiap kali Tipis <281>.
,Jengan 25 ml asam klorida 0,1 N LV, kumpulkan Larutan uji Timbang saksam;; sejumlah zat,
ekstrak asam ke daiam labu tentukur 250-ml. Alirkan larutkan dalam aseton P hingga kadar 1 mg per mi.
udara untuk menguapkan sisa eter, tambahkan Fase gerak Buat campuran met ilena klorida P-
asam klorida 0,1 N LV sampai tanda. metanol P-sikloheksana P-amoniu111 izidroksida P
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klorpro- (100:50:30:10).
rnazin Hidroklorida BPFI larutkan dalam asam klori- Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
da 0,1 N LV, encerkan secara kuantitatif dan bertahap yang tertera pada Kromatografi <931>.
dengan asam klorida 0,1 N LV hingga kadar lebih
kurang 8 J.lg per ml. Jarak lebur <1021> Antara 126°dan 12':1°.
Prosedur Ukur serapan I..arutan uji dan I..arutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih Susut pengeringan <1121> Tidak iebih dan 1,0%;
kurang 254 nm dan 277 nm terhadap asam klori- lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
da 0,1 N LV sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg, 60° selama 2 jam.
C 17 H 19ClN 2S.HCI, dalam tiap ml injeksi yang diguna-
"kan dengan rumus: Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 bpj.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,4%.

C adalah kadar Klorpromazin Hidroklorida BPFI dalam Penetapan kadar Lakukan penetapan secara Kromato-
11g per ml I..arutan baku; V adalah volume injeksi yang grafi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kroma-
digunakan dalam ml; (A 254 - A 277 >u dan (A 254 - A 277 ) 5 tografi <931>.
berturut-turut adalah perbedaan serapan pada pan- Fase gerak Buat campuran asetonitril P dan larutan
jang gelombang I..arutan uji (U) dan I..arutan baku (5). asam asetat glasial P (1:100) dengan volume sama.
{Catatan Asetonitril P tidak boleh lebih dari 50%.}, saring
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal dart awaudarakan, jika perlu lakukan penyesuaian me-
atau dosis ganda, sebaiknya menggunakan k<1ca Tipe I, nurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
terlindung dari cahaya. Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klorpro-
pamidJz BPFI, larutkan dalam Fase gerak dan encerkan
CHLORPROPAMIDUM secara kuant'itatif, jika perlu secara bertahap hingga
Klorpropamida kadar lebih kurang 0,05 mg per mi.
I..arutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
Fast gerak sampai tanda, campur. Pindahkan 10,0 ml
larutan tersebut ke dalam labu tentukur 100-mllain,
1-{(p-Klorofenil)sulfonil]-3-propilurea [94-20-2] encerkan dengan Fase gerak sampai tartda.
CIOH13C1Nz03S . BM 276,74 · Sistem ~romatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kr_omatografi <93.1>. Kromatograf cair kinerja
l<J~rpropa"mida mengandung tidak kurang dari 97,0% tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom
dan tidak lebih dari 103,0% C10H 13ClN20 3S, dihitung 4,6· mm x 25 em yang berisi bahan pengisi L1. Laju
terhadap zat yang telah dikeringkan. aliran lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukart kroma-
FIIV Monografi I Chlorthalidonum

tografi terhadap Larutan baku dan rekam respons kurang dari 75% (Q) C1oHuCIN20 3S, dari jumlah yang
puncak seperti yang tertera pada Prosedur. Faktor tertera pada etiket.
ikutan untuk puncak analit tidak lebih dari 1,5 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Kesera,gaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Penetapan kadar
volume sama (lebih kurang 20 JL).) Larutan baku dan La- Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
rutan uji ke dalam kromatograf. Ukur respons puncak Lakukan seperti yang tertera pada P:netapan bzdar
utama. Hitung jumlah dalam mg, C 10H 13ClN 20 3S, dalam Klorpropamida.
dalam klorpropamida yang digunakan dengan rumus: Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
'u halus setara dengan lebih kurang 50 mg klorpropamida,
1000C ( - ) masukkan ke dalam·labu tentukur 100-ml. Tambahkan
's Fase gerak sampai tanda, kocok dan saring, buang
10 ml filtrat pertama. Pipet 10· ml filtrat ke dalam labu
C adalah kadar Klorpropamida BPFI dalam mg per ml tentukur 100-ml kedua, tambahkan Fase gerak sampai
Larutan baku; 'u dan r 5 berturut-tu~t adalah respons tanda, campur.
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. Prosedur Lakukan menurut Prosedur sepepi yang
tertera pada Penetapan bzdar dalam Klorpropamida.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertut.up Hitung jumlah dalam mg C1Ji130N20 3S, dalam tablet
ba!k. yang digunakan dengan rumus:

'u
CHLORPROPAMIDI COMPRESSI 1000C ( - )
Tablet Klorpropamida 's
C adalah kadar Klorpropamida BPFI dalam mg per ml ·
Tablet KlorpfOpamida mengandung I<lorpropamida, Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
C 10H 13ClN 20 3S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak puncak Larutan uji dan Larutan baku.
· lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Baku pembanding Klorpropamida BPFI; lakukan pe- baik.
ngeringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama
2 jam sebelum digunakan.
CHLORTHALIDONUM
ldentifikasi I<ocok sejumlah serbuk halus tablet se- Klortalidon
tara dengan lebih kurang 100 mg klorpropamida de-
ngan 20 ml asam kloridiz 1 N dan ekstraksi dengan 50 m1
ldorofonn P. Saring fase kloroform melalui kapas yang
telah dicuci dengan klorofonn P ke dalam gelas piala
yang cocok, uapkan kloroform di atas tangas uap 2-Kloro-5(1-hidroksi-3-okso-1-isoindolinil)
dengan bantuan aliran udara kering sampai k~ring. benzenasulftmamida (77-36-1]
I<eringkan residu pada suhu 105° selama 1 jam: residu ~.~tCINzO.S . BM338,76
memenuhi uji Identifikasi pada Klorpropamidll.
Klortalidon mengandung tidak kurang dari 98,0%
Disolusi <1231> dan tidak lebih dari 102,0% C 14H 11CIN20 4S, dihitung
Media disolusi: 900 ml air. terhadap zat yang telah dikeringkan.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 60 menit. Pemerian Serbuk hablur putih sampai putih kekuning-
Prosedur Lakukan penetapan jumlah an. Melebur pada suhu di atas 215° disertai peruraian.
C10H 13CIN20 3S, yang terlarut dengan mengukur se-
rapan filtrat Iarutan uji, jika perlu diencerkan dengan Kelarutan Praktis tidak larut dala~ air, dalam eter
asam 1ciorida 0,1 N dan serapan larutan baku Klorpropa- dan dalam klorofo~; larut dalam metanol; sukar larut
mida BPFI dalarn asam klorida 0,1 N pada panjang dalam etanoL ·
gelombang serapan maksimum lebih kurang 230 nm
(Catatan Sejumlah volume etanol P, tidlzk lebih dari 10% Baku pembanding Klortalidon BPFI; lakukan pe-
dari volume akhir larutan baku, dapat diguru~klzn untuk ngeringan p~da suhu 1~0 selama 4 jam sebelum di-
melarutkan Klorpropamida BPFI]. gunabn. Asam 4'-lcloro-3'-su.lfomoil-2-benzofonon Kszrbok-
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak silat BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105°
216 C~lorthalidoni Compressi I Monografi FIIV

selama 4 jam sebelwn digunakan. lArutan AKK Buat larutan Asam 4'-kloro-3'-sulf«-
moil-2-benzofenon KArboksilat BPFI dalam metanol P
Identifikasi hingga kadar lebih kura..,g 5 J.lg per mi.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah l.Arutan baku Buat larutan Klortalidon BPFI dalam
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P, metanol P hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
menunjukkan maksimum hanya pada panjang Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml yang
gelombang yang sama seperti pada Klortalidon BPFI. berisi 5,0 mll.Arutan baku internal dan 10,0 ml larutan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam AKK. Encerkan dengan air sampai tanda.
10.000) dalam campuran asam klorida 2 N dan meta- LArutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
nol P (1 dalam 50) menunjukkan maksimum dan masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti dalam metanol P, encerkan dengan metanol P sampai
pada Klortalidon BPFI: daya serap masing-masing tanda. Pipet 5 mllarutan ke dalam !abu tentukur 50-ml
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada yang berisi 5,0 mllArutan baku internal dan 10,0 ml
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang metanol P. Encerkan dengan air sampai tanda.
275 nm berbeda tidak lebih dari 4,0%. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
C. Larutkan lebih kurang 50 mg dalam 3 ml asam pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
sulfat P: terjadi warna kuning terang. tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4,6 mm x 25 em yang berisi bahan pengisi L7. Laju
Susut pengeringan <J.121> Tidak lebih dari 0,4%; aliran lebih kurang 1,0 ml per menit. Suntikkan l.Arut-
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam, an baku 5 kali dan rekam respons puncak seperti yang
menggunakan 2 g. tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif tidak
lebih dari 2,0%, dan faktor resolusi antara klortalidon
Sisa pemijaran <301> Tidak lebi!l dari 0,1%. dan AKK, dan antara klortalidon dan baku internal,
tidak kurang dari 1,5. Faktor ikutan puncak klortali-
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,035%; lakukan pene- don dan AKK tidak lebih dari 2,0.
tapan menggunakan filtrat yang diperoleh dengan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
mengocok 1,0 g dengan 40 ml air selama 5 menit dan volume sama (lebih kurang 25 J.ll) Larutan baku dan
saring melalui kertas saring bebas klorida yang sebe- l.Arutan uji ke dalam kromatograf, dan ukur respons
lumnya telah dicuci dengan air: menunjukkan klorida puncak utama. Waktu ·retensi relatif lebih kurang 0,5
tidak lt!bih dari 0,50 ml asam klorida 0,020 N. untuk AKK, 0,8 untuk klortalidon dan 1,0 untuk baku
internal. Hitung jumlah dalam mg C 14 H 11 ClN 20 4 S,
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. dengan rwnus:

Batas asam 4'-kloro-3'-sulfamoil-2-benzofenon kar- Ru


boksilat (AKK) Tidak lebih dari 1,0%; lakukan pene- 500C ( - )
tapan seperti yang tertera pada Pmetapan klular, kecua- Rs
li perhitungan jumlah dalam mg dari AKK dalam
klortalidon yang digunakan dengan rwnus: C adalah kadar Klortalidon BPFI dalam mg per ml
lArutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah
Ru perbandingan respons puncak klortalidon dan baku
(0,5JC ( - ) internal dalam l.Arutan uji dan l.Arutan baku.
Rs
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
C adalah kadar Asam 4'-kloro-3'-sulfamoil-2-bmzofonon baik.
KArboksilat BPFI dalam J.lg per mll.Arutan baku; Ru dan
R 5 ·berturut-turut adalah perbandingan respons
puncak AKK dan baku internal dari lArutan uji dan
lArutan baku. CHLORTHALIDONI COMPRESS!
Tablet Klortalidon
Pene~apan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Krorrultografi C4ir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Krtnnlltografi <93).>. - . Tablet Klortalidon mengandung Klortalidon,
Fase gerak Buat campuran amonium fosfat dib11sa <;4H 11CIN20 4S, tidak kurang dari 92,0o/o dan tidak
0,01 M-metanol P (3:2), atur keasaman dengan cara lebih dari 108,0% dari jumlah yang tertera pada
titrasi menggunakan asam fosfat P sampai diperoleh etiket.
pH ~,5 ± 0,1, saring dan awaudarakan.
lArutan baku inkmtll Buat larutan 2,7-naftalenadiol Baku pembanding Klortalidon BPFI; lakukan penge-
dalam riUtanol P hingga kadar lebih kurang 1,0 mg ringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum diguna-
perml. _ kan.
FIIV Monografi I Chlorzoxazonum 217

ldentifikasi ·lebih dari 2,0o/o dan faktor resolusi antara klortalidon


A. Timbang sejumlah serbuk tablet yang setara dan baku internal tidak kurang dari 1,5. Faktor ikutan
dengan 100 mg klortalidon, ekstraksi dengan 10 ml puncak klortalidon dan baku internal· tidak lebih dari
aseton P di atas tangas uap selama 5 menit. Saring 2,0.
larutan ke dalam gelas piala 50 ml, tambahkan 20 ml Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
air, dan didihkan di atas tangas uap selama 5 menit, volume· sam a (lebih kurang 25 f.ll} Larutan baku cian
alirkan udara secara hati-hati untuk membebaskan Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur respons
aseton. Dinginkan di atas tangas es, saring dan kering- puncak utama. Waktu retensi relatif lebih kurang 0,8
kan hablur pada suhu 105° selama 4 jam; hablur yang untuk .untuk klortalidon dan 1,0 untuk baku internal.
diperoleh memenuhi uji Identifikasi A pada Klortalidon. Hitung jumlah dalam mg, C 14 H 11CIN 20 45, dalam
B. Waktu retensi relatif puncak utama Larutan uji tablet yang digunakan dengan rumus:
sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada Pene-
tapan kadar. Ru
1000C ( - )
Disolusi <1231> Rs
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe 2: 100 rpm. C adalah kadar dalam Klortalidon BPFI dalam mg
Waktu: 60 menit. per ml Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klortali- perbandingan respons puncak klortalidon dan baku
don BPFI, larutkan dalam metanol P hingga diperoleh internal yang diperoleh dari Larutan uji dan l..arutan
kadar larutan lebih kurang 5 mg per mi. balm.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah klortalidon
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat Larutan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
uji yang jika perlu diencerkan dengan air jumlah ter- baik.
tentu hingga diperoleh kadar yang sebanding dengan
Larutan baku, pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 275 nm. CHLORZOXAZONUM
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak Klorzoksazon
kurang dari 50% (Q} C 14H 11C1Nz04S, dari jumlah yang
tertera pada etiket.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Penetapan kadar Lakukan penetapan secara 5-Kloro-2-benzoksazolinon [95-25-0]


Kromatogra.fi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada <;H4CIN02 BM 169,57
Kromatogra.fi <931>.
Fase gerak dan Larutan baku internal Buat seperti Klorzoksazon mengandung tidak kurang dari 98,0%
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Klortalidon. dan tidak lebih dari 102,0% C 7 H 4CIN02, dihitung
Larutan baku Buat seperti pada Penetapan kadar terhadap zat yang telah dikeringkan.
dalam Klortalidon, kecuali menggunakan 10,0 ml
metanol P sebagai pengganti Larutan AKK. Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih;
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang hampir tidak berbau.
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan 100 mg klortalidon, masukkan ke Kelarutan· Sukiu Ia rut dalam air; agak sukilr larut
dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dalam lebih dalam etanol, dalam isopropil alkohol dan dalam
kurang 50 ml metanol P, kocok selama 30 menit, en- metanol; larut dalam larutan alkali hidroksida dan
cerkan dengan metanol P sampai tanda. Masukkan amonium hidroksida. ··
lebih kurang 30 mllarutan-ini ke dalam tabung sentri-
fuga 50 ml, dan sentrifus selama 10 menit. Pipet 5,0 ml Baku pembanding Klorzoksazon BPFI; lakukan penge-
beningan, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml ringan pa:da suhu 105° selama 2 jam sebeiwn diguna-
yang berisi 5,0 ml Larutan baku internal dan 10,0 ml kan: 2-Arriino-4-kloroftnol BPFI; lakukan pengeringan
metanol P. Encerkan dengan air sampai tanda; p~da_ suhu 10~0 seta.ma 2 jam. sebelum digunakan. ·
Sistem kromatogra.fi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja ldentifikasi
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kOlom . A. Spektrum sera pan inframerah Zl't yang telah
ukuran 4,6 mm x 25 em yang berisi bahan pengisi L7. dikeringkan dan di~rsikan dalam klzlium brOmidJz P,
Laju aliran lebih kurang 1,0 ml per .menit. Suntikkan mentinjukbn m~iiritim ~ya pada panjang gelom~
Larutan baku sebanyak 5 kali dan rekam·respons barig yang' sama sepertrpada I<lorzoksazon BPFI. · ·
puncak yang diperoleh; simpangan baku relatif tidak B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
218 Chlorzoxazoni Compressi I Monografi FIIV

50.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan merah kongo LP sebagai indikator) dengan menambah
minimum hanya pada panjang gelombang yang sama tetes per tetes asam nitrat P sambil dicampur. Titrasi
seperti pada Klorzoksazon BPFI. dengan perak nitrat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir
secara potensiometrik menggunakan elektrode perak-
Jarak lebur <1021> Antara 189° dan 194°. kalomel.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih ciari 0,5%; 1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. 3,545 mg Cl

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 hpj. Penetapan kadar
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan
dalam metanol P, encerkan dengan metanol P sampai
Cemaran secara kromatografi tanda. Pindahkan 4,0 ml larutan ini ke dalam labu
Larutau uji Timbang s2ksama sejumlah zat uji, tentukur 100-ml, encerkan dengan metanol P sampai
larutkan daiam metanol P hingga kadar 20,0 mg per mi. tanda.
Larutan baku A Timbang saksama sejumlah Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klorzok-
2-Amino-4-klorofenol BPFI, larutkan dalam metanol P sazon BPFl, larutkan dalam metanol P hingga kadar
hingga kadar 100 ~g per mi. 20 11g per ml.
Lar~ttan baku B Timbang saksama sejumlah p-kloro- Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
Jenol P, larutkan dalam metanol P hingga kadar 50 11g pada panjang gelombang maksimum lebih kurang
per mi. 282 nm, gunakan metanol P sebagai blangko.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Hitung jumlah dalam mg, C 7H 4CIN0 2, yang diguna-
Kromatografi <931>. Totolkan secara terpisah masing- kan dengan rumus:
masing 10 111 Larutan uji, Larutan baku A dan Larutan
baku B pada lempeng kromatografi silika gel setebal Au
0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kroma- 2,5C ( - )
tografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak As
campuran heksana P-dioksan P (63:37) hingga fase gerak
merambat lebih kurang tiga per em pat tinggilempeng. C adalah kadar Klorzoksazon BPFI dalam 11g per ml
Angkat lempeng, tandai batas perambatan, biarkan Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah sera pan
fase gerak menguap dan amati di bawah cahaya Larutan uji dan Larutan baku.
ultraviolet 254 nm. Bercak lain dari Larutan uji, selain
bercak klorzoksazon, ukuran dan intensitasnya tidak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
lebih dari bercak utama Larutan baku A, yang menun- rapat.
jukkan tidak lebih dari 0,5% cemaran. Paparkan
lempeng terhadap uap iodum, amati bercak. Tiap
bercak lain yang diperoleh dari Larutan uji, selain CHLORZOXAZONI COMPRESS!
bercak klorzoksazon, ukuran dan intensitasnya tidak Tablet Klorzoksazon
·lebih dari bercak Larutan baku B, yang menunjukkan
tidak lebih dari 0,25% cemaran.
Tablet Klorzoksazon mengandung Klorzoksazon,
Kandungan klor Antara 20,6% dan 21,2%; dihitung Clf4CIN02, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
terhadap zat yang telah dikeringkan. T1IIlbang saksa- dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
ma lebih kurang 300 mg, larutkan dalam 10 ml etanol P
dalam labu yang sesuai. Tambahkan 3,5 g katalisator Baku pembanding Klorzoksazon BPFI; lakukan
nikel-aluminium Raney dan refluks. Dinginkan labu pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
dalam tangas es dan tambahkan 75 ml natrium digunakan.
hidroksida 2,5 N melalui pendingin. Setelah reaksi
selesai_ pindahkan tangas es. Setelah 10 menit, panas- Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji
kan labu hati-hati, naikkan suhu sedikit demi sedikit pada Penetapan kadar menunjukkan maksimum dan
hingga refluks berlangsung cepat. Setelah 90 menit minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
dari waktu penambahan alkali, hentikan pemanasan, Larutan baku. ·
dinginkan dan bilas pendingin dengan air, kumpulkan
bilasan dalam labu. Pindahkan cairan ke dalam labu Disolusi <1231> (Catalan Gunakan bejana 2 liter.]
tentukur 20G-ml, cud sisa dengan air, dan tambahkan Medill disolusi: 1800 ml daparfosjat pH 8,0.
air bilasan ke dalam labu tentukur. Encerkan dengan Alat tipe 2: 75 rpm.
air sampai tanda. Pindahkan 100,0 mllarutan ini ke Waktu: 60 menit. ·
dalam gelas piala, netralkan dan asamkan (gunakan Prosedur Lakukan penetapan jumlah C~ 4ClN02'
FI IV Monografi I Choleealeiferolum 219

yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan oleh udara dan eahaya. Melebur pada suhu lebih
uji, jika perlu dieneerkan dengan Media disolusi dan kurang 85°.
serapan larutan baku Klorzoksazon BPFI dalam media
yang sama pada panjang gelombang serapan maksi- Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol,
mum lebih kurang 284 nm. dalam kloroform dan dalam minyak lemak.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C 7 H 4ClN0 2 , dari juinlah yang Baku pembanding Kolekalsiferol BPFI; simpan di
tertera pada etiket. tempat dingin, terlindung dari eahaya; biarkan
meneapai suhu kamar sebelum ampul dibuka, guna-
Keseragamaan sediaan <911> Memenuhi syarat. kan seeukupnya, huang sisa yang tidak digunakan.
Vitamin D BPFI, simpan di tempat dingin, terlindung
Penetapan kadar dari eahaya; biarkan meneapai suhu kamar sebelum
Larutan baku Timbang saksama sejumlah ampul dibuka; tidak boleh dikeringkan; pindahkan isi
Klorzoksazon BPFI, larutkan dalam metanol P, eneerkan yang tidak diperlukan dari ampul ke dalam wadah
dengan metanol P hingga kadar 20 JLg per mi. yang tertutup rapat, simpan.di bawah aliran nitro-
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak gen P di tern pat sejuk dan gelap.
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 100 mg klor- Identifikasi
zoksazon,. masukkan ke dalam tabu tentukur 100-ml; A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
tambahkan 80 ml metanol P hangat dan koeok seeara persikan dalam kalium bromida P antara 2 JLffi sampai
mekanik selama lebih kurang 15 menit. Eneerkan 12 !liD, menunjukkan maksimum hanya pada panjang
dengan metanol P sampai tanda. Saring, huang 20 ml gelombang yang sama seperti pada Kolekalsiforol BPFI.
filtrat pertama dan pipet 2 ml filtrat ke dalam labu B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
tentukur 1oo-m1. Encerkan dengan metanol P sampai tanda. 100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku minimum hanya pada panjang gelombang yang sama
pada panjang gelombang maksimum lebih kurang seperti pada Kolekalsiferol BPFI; daya serap masing-
282 nm, gunakan metanol P sebagai blangko. Hitung masing pada panjang gelombang serapan maksimum
jumlah dalam mg, C 7H 4ClN02, dalam serbuk"tablet lebih kurang 263 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
yang digunakan dengan rumus: C. Larutkan 0,5 mg dalam kloroform P, tambahkan
0,3 ml asetat anhidrida P dan 0,1 ml asam sulfot P, koeok
Au kuat-kuat: terjadi warna merah terang, dan eepat ber-
5C ( - ) ubah melalui violet dan biru menjadi hijau.
As . D. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>.: Totolkan segera
C adalah kadar Klorzoksazon BPFI dalam JLg per ml masing-masing 10 JLl larutan skualen (1 dalam 100)
Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah sera pan dalam kloroform P yang dibuat segera dan tanp~
Larutan uji dan Larutan baku. pemanasan, yang mengandung (1) zat uji 50 mg per ml
dan (2) Kolekalsiferol BPFI 50 mg per ml pada jarak
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. yang sama 2,5 em dari tepi lempeng kromatografi
silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi yang telah dije.nuhkan
dengan fase gerak sikloheksana P-dietil eter P (50:50)
CHOLECALCIFEROLUM dan biarkan fase gerak merambat hingga 15 em.
Kolekalsiferol Lakukan pengembangan dan prosedur selanjutny~ di
tern pat gelap. Angkat lempeng, biarkan fase ge_rak
menguap dan semprot lempeng dengan larutan asetil
klorida P (1 dalam 50) dalam antimon triklorida LP: .
harga R/. bereak berwarna jingga kekuningan
(kolekalsiferolf) dari larutan (1) sama dengan harga R
bereak larutan (2) dan mungkin terdapat bereak viole{
H
di bawah bereak kolekalsiferol adalah 7-dehidro-
kolesterol.
Koldrlllsiferol [67-97-0]
<;;H~O BM384,64 Rotasi jenis <1081>. Antara +105° dan +112°; lakukan
penetapan menggunakan larutan yang mengan!:l.ung
Kolekalsiferol mengandung tidak kurang dari 97,0% 50 mg per 10 ml dalam etanol P. Buat larutan segera
dan tidak lebih dari 103,0% <;;f4p. dengan menggunakan kolekalsiferol dari wadah yang
dibuka tidak lebih dari 30 menit dan tetapkan rotasi
Pemerian Hablur putih tidak berbau. Dipengaruhi · dalam wetktu 30 menit setelah pembuatan larutan. ·
220 Cholestyramini Resin I Monografi FIIV

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan eara C adalah kadar Kolekals~ferol BPFI dalam J.Lg per ml
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah respons
Kromatografi <931>. puneak kolekalsiferol yang diperoleh dari Larutan uji
Heksana terdehidrasi Buat kolom kromatografi de- dan Larutan baku.
ngan menggunakan tabung kromatografi berdiameter
8 em, panjang 60 em, dengan 500 g tanah silika untuk Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kromatografi ukuran 50-250 11m yang telah diaktifkan kedap dalam nitrogen, dalam tempat sejuk dan ter-
dengan pemanasan pada suhu 150° selama 4 jam. lindung dari eahaya.
Lakukan dengan eara Kromatografi kolom serapan seper-
ti yang tertera pada Kromatografi <931>. Alirkan sejum-
lah 500 ml heksana P melalui kolom, kumpulkan eluat CHOLESTYRAMINI RESIN
dalam labu bertutup kaea. Resin Kolestiramin
Larutan baku (Catatan Gunakan peralatan kaca aktinik
rendah dan buat larutan segar setiap hari.] Timbang
saksama lebih kurang 30 mg Kolekalsiferol BPFI, Kolestiramin [11041-12-6)
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan da-
lam toluena P tanpa pemanasan, tambahkan toluena P Resin Kolestiramin adalah suatu resin penukar anion
sampai tanda. Pipet 10,0 ml, masukkan ke dalam labu basa kuat dalam .bentuk klorida, mengandung stirena-
tentukur 50-ml, eneerkan dengan Fase gerak sampai divinilbenzena kopolimer dengan gugus fungsional
tanda; hingga diperoleh kadar larutan lebih kurang amoniu;.n kuarterner. Tiap g penukar anion tidak
120 J.Lt per ml. kurang dari 1,8 g dan tidak lebih dari 2,2 g natrium
Larutan uji [Catalan Gunakan peralatan kaca aktinik glikokolat, dihitung· terhadap zat yang telah di-
rendah dan buat larutan segar setiap hari./ Timbang keringkan.
saksama lebih kurang 30 mg, masukkan ke dalam
labu tentukur 50-ml dan lakukan seperti yang tertera Pemerian Serbuk halus; putih sampai kekuning-
pada Larutan baku, mulai dengan "Larutkan dalam kuningan; higroskopis; tidak berbau atau tidak lebih
toluena P tanpa pemanasan ., .. ", hingga kadar larutan dari bau amina ringan.
lebih kurang 120 J.lg per ml.
Fase gerak Buat larutan n-amil alkohol P dalam Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol, dalam
Heksana terdehidrasi (3 dalam 100). Perbandingan kloroform, dan dalam eter.
komponen dan laju aliran dapat berubah untuk
memenuhi persyaratan kesesuaian sistem. Baku pembanding Resin Kolestiramin BPFI; lakukan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 50 mmHg,
pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja pada suhu 70° selama 16 jam sebelum digunakan.
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4,6 mm x 25 em, berisi bahan pengisi L3. Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
250 mg Vitamin D BPFI, larutkan dalam 10 ml eampur- bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
an toluena P-Fase gerak dengan volume sama. Panas- panjang gelombang yang sama seperti pada Resin
kan dengan refluks pada suhu 90° selama 45 menit dan Kolestiramin BPFI.
dinginkan; larutan ini mengandung kolekalsiferol, pre-
kolekalsiferol dan trans-kolekalsiferol. pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0, dalam bubur (1 da-
Uji kesesuaian sistem Lakukan kromatografi ter- lam 100).
hadap Larutan kesesuaian sistem sejumlah 5 p_enyuntik-
an. Rekam respons puneak seperti yang tertera pada Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 12,0%;
Prosedur: simpangan baku relatif dari puneak kolekal- lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari
siferol tidak lebih dari 2,0% dan resolusi, R, antara 50 nunHg, pada suhu 70° selama 16 jam.
puncak trans-kolekalsiferol dan pre-kolekalsiferol
tidak kurang dari 1,0. Waktu retensi relatif pre-kole- Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
kalsiferol, trans-kolekalsiferol dan kolekalsiferol
masing-masing adalah 0,4, 0,5 dan 1,0. Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 bpj.
Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah
volume sama (5 J.Ll sampai 10 J.Ll) t.arutan baku dan Amina kuatemer yang dapat terdialisa Tidak lebih
Larutan uji, ukur respons puneak utama. Hitung dari O,OS'Yo dihitung sebagai benziltrimetilamonium
jumlah dalam mg, ~440, dengan rumus: klorida. ·
Dap11r pH 9,2 Masukkan 3,80 g n11tri11m bor11t P ke
dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan dan eneerkan
. dengan air sampai tanda.
Larut11n biru bromotimol Masukkan 150 mg biru
FIIV Monograft I Cholestyraminum pro Suspensione Orale 221

bromotimol P dan 405 mg natrium kRrbonat dekRhidrat P Kapasitas penukar anion


ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air Larutlln ntltrium glikokol11t Larutkan 1,50 g n~~trium
sampai tanda. glikokol11t P dalam 40 ml air panas, dinginkan dan
l..arutan baku Ukur saksama 1,0 mllarutan benzil- encerkan dengan air hingga 50,0 mi.
trimetilamonium klorida P 60%, encerkan secara ber- l..arutan asam sulfat Tambahkan secara hati-hati
tahap dengan air hingga diperoleh kadar 0,2 mg ± 100 ml asam suifat P kt: dalam 25 ml air,campur dan
0,01 mg per ml (larutan dibuat segar). Potong tabung dinginkari hingga suhu kamar.
dialisis selulosa sepanjang 20 em sampai 25 qn untuk Prosedur Timbang saksama sejumlah zat setara
bobot molekul 6000 sampai 14.000.dan Iebar lem- dengan lebih kurang 1.00 mg resin kolestiramin
pengan kering 5 em sampai 9 em, masukkan ke dalam anhidrat, masukkan ke dalam tabu Erlenmeyer 25 ml
air sampai lunak, tutup salah satu ujungnya. Pipet bertutup kaca. Ke dalam labu yang serupa timbang
5,0 ml Larutan baku, masukkan ke dalam tabung, saksama lebih kurang 100 mg Resin Kolestiramin BPFI.
tambahkan 5 ml air, dan tutup ujung yang terbuka, Ke dalam tiap labu pipet 10,0 ml Larutan natrium gliko-
masckkz.n tabung dalam bejana yang sesusi berisi kolJtt, tutup rapat, dan kocok dengan pengocok meka-
100 ml air sehingga seluruh tabu~g tcrendam.dalam nik selama 2 jam. Sentrifus sebagian dari tiap suspen-
air. Aduk cairan selama 16 jam sampai te.rjadi dialisis. si, pindahkan 2,0 ml beningan masing-masing ke
Larutan uji Potong tabung dialisis sepanjang dalam labu tentukur 200-ml yang terpisah, encerkan
20 em sampai 25 em, untuk bobot molekul6000 sampai dengan air sampai tanda. Encerkan juga 2,0 ml Lanttan
14.000 dan Iebar lempengan kering 5 em sampai 9 em, n~~trium glikokolJtt dalam labu tentukur 200-ml dengan
masukkan ke dalam air sampai lunak. tutup salah satu air sampai tanda. Pipet masing-masing 1,0 mllarutan
ujung tabung. Timbang 2 g ±. 0,01 g zat, masukkan ke uji yang diencerkan, larutan baku yang diencerkan
dalam tabung secara hati-hati hingga tidak ada yang dan Larutan natrium glikokolat yang diercerkan, ber-
menempel pada bagian atas dinding tabung, turut-turut ke dalam labu tentukur 10-ml yang terpi-
tamoahkan 10 ml air, tutup ujung yang terbuka, sah. Pada masing-masing labu tambahkan 4 ml Larut-
masukkan tabung ke dalam bejana yang sesuai berisi an 11sam sulfat, tutup labu dan campur. Longgarkan
100 ml air sehingga seluruh tabung terendam dalam penutup dan panaskan labu d!: atas tang as air yang
a1r. AdUK cairan selama 16 jam sampai te.rjadi dialisis. ciiatur pada suhu 60° -selama 15 menit. Angkat labu
Prosedur Pipet ke dalam tiga corong pisah masing- dari tangas air, dinginkan sampai suhu kamar dan
masing sebagai berikut: Ct'rong pisah pertama: 5 ml encerkan dengan Larutan asam sulfat sampai tanda.
l..arutan baku, 5 ml Dapar pH 9,2, .1 mll..arutan biru Ukur serapan dari tiga larutan pada panjang gelom-
bromotimol, 10 ml kloroform P; corong pisah kedua: bang serapan maksimum lebih kurang 318 nm, terha-
5 mll..arutan uji, 5 ml Dapar pH 9,2, 1 mll..arutan biru dap blangko air. Hitung jumlah dalam g natrium
bromotim,l dan 10 ml kloroform · P; corong pisah glikokolat, yang diserap pada setiap g resin dengan
ketiga: 5 ml air, 5 ml Dapar pH 9,2, 1 ml Larutan biru rumus:
bromotimol dan 10 ml kloroform P. Kocolc kuat
masing-masing corong pisah selama 1 menit, biarkan M (A 11-AuJ (W5)
lapisan memisah hingga diperoleh fase ~loroform
yang jernih dan kumpulkan dalam Jabu tentukur (AR·A 5) (WuJ
25-ml yang terpisah. Ulangi ekstraksi dengan 10 ml
kloroform P dan kumpulkan dengan ekstrak pertama. M adalah harga yang tertera pada etiket dalam g
Encerkan masing-masing larutan dengan kloroform P natrium glikolat yang diserap per g Resin KDlestir11min
sampai tanda, bila perlu kocok. Ukur serapan Larutan BPFI; AR, Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan
uji dan Larutan balru dengan spektrofotometer pada Lllrut11n ntltrium gl~t, lAru~ uji dan Lllrutlln baku
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang yang_ telah dueaksi.kan; ·wu adalah bobot re5in koles-
420 rurt, terhadap blangko larutan dari corong pisah tiramin dalam mg yang digunakan; dan w_. adalah
ketiga: serapan Larutan uji tidak lebih besar dari serap- bobot
kan.
Resin KDlestir11min
. .
BPFI dalam mg yang .diguna-
.
an Larutan baku (0,05o/o sebagai benziltrimetilamoriium
- klorida).
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutt.ip
Kandungan klorida Tidak kurang dari 13,0% dan rapat. · · · ·.
tidak lebih dari 17,0% Cl, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan. Timbang saksama lebih kurang
750 mg, tambahkan 100 ml air dan 50 mg klzlium
nitrat P. Tambahkan dengan pengadukan 2 ml as11m CHOLESTYRAMINUM PRO
nitr11t P, 4an titrasi dengan pmzk nitr11t 0,1 N LV, tetap- SUSPENSIONE ORALE .
kan titik akhir secara potensiometrik dengan menggu-
Kolestiramin untuk Suspensi.Oral
nakan sistem elektrode perak-kaca.
1 ml perak nitrat 0,1 N LV setanz dengrm . Kolestiramin untuk Su~pensi Oral adalah campuran
3,545mgCl Resin Kolestiramin dengan bahan tambahan yang
222 Chymotrypsinum I Monografi FIIV

sesuai, bahan pewarna dan penyedap. Mengandung M adalah harga natrium glikokolat yang tertera pada
resin kolestiramin kering tidak kurang dari 85,0% dan etiket dalam g, yang diserap per g Resin Kolestira-
tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada min BPFI; AR; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan
etiket. Larutan natrium glikokolat, Larutan uji dan Larutan baku
yang telah direaksikan; W adalah bobot Resin Kolesti-
Baku pembanding Resin Kolestiramin BPFI; lakukan ramin BPFI dalam mg yang digunakan.
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 50 mmHg
pada suhu 70° selama 16 jam sebelum digunakan. Wadah dan penyimpa::tan Dalam wadah tertutup
rap at.
Identifikasi Masukkan sejumlah zat uji setara dengan
lebih kurang 500 mg resin kolestiramin kering, ke
dalam labu yang sesuai, tambahkan 100 ml asam
klorida 0,1 N, aduk sampai padatan tersuspensi, panas- CHYMOTRYPSINUM
kan di atas tangas uap selama 10 menit. Saring, cuci Kimotripsin
residu 3 kali, tiap kali dengan 50 ml air dan kering-
kan pada suhu 70° pada tekanan tidak lebih dari
50 mmHg selama 16 jam: spektrum serapan infra- Kimotripsin [9004-07-3]
merah residu yang telah didispersikan dalam kalium
bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada Kimotripsin adalah enzim proteolitik yang dihablur-
panjang gelombang yang sama seperti pada Resin kan dari ekstrak kelenjar pankreas sapi, Bos taunts
Kokstiramin BPFI. Linne (Familia Bovidae). Mengandung tidak kurang
dari 1000 unit Kimotripsin FI per mg dihitung terha-
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. dap zat yang telah dikeringkan, potensi tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 12,0%; yang tertera pada etiket.
Iakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari
50 mmHg pada suhu 70° selama 16 jam. Pemerian Serbuk hablur atau serbuk amorf, putih
sampai putih kekuningan; tidak berbau.
Peneta.pan kadar
Larutan natrium glikokolat dan Larutan asam sulfat Kelarutan Jumlah setara dengan 100.000 unit Kimo-
· LakUkan seperti yang tertera pada uji Kapasitas penukar tripsin Fllarut dalam 10 ml air dan dalam 10 mllarut-
anion dalam Resin Kolestiramin. an natrium klorida 0,9%.
Prosedur Timbang saksama sejumlah zat uji setara
dengan lebih kurang 100 mg resin kolestiramin Baku pembanding Kimotripsin BPFI; simpan dalam
kering, masukkan ke dalam tabung sentrifuga 30-ml wadah tertutup rapat dan di dalam lemari pendingin.
bersumbat kaca. Tambahkan 25 ml air, kocok selama Biarkan isi mencapai suhu kamar sebelum dibuka, dan
15 menit sentrifus dan enaptuangkan airnya. Tambah- tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Hablur
kan 25 ml air lagi, kocok sentrifus dan enaptuangkan Tripsin BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat, di
seperti semula. Panaskan tabung sentrifuga yang berisi dalam.lemari pendingin. Biarkan isi mencapai suhu
spesimen yang telah dicuci pada suhu 100° selama kamar sebelum dibuka, dan tidak boleh dikeringkan
2 jam. Timbang saksama lebih kurang 100 mg Resin sebelum digunakan.
Kolestiramin BPFI, rp.asukkan ke dalam tabung sentri-
fuga lain. Pipet 10,0 ml Larutan natrium glikokolat ke Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Pseu-
dalam tiap tabung, tutup, kocok dengan pengocok domonas aeruginosa, Salmonella sp., dan Staphylococcus
mekanis selama 2 jam. Sentrifus sethlp .suspensi, aureus.
pindahkan 2,0 ml beningan ke dalam labu temu-.
kur 200-ml yang terpisah. encerkan dengan air sampai Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
tanda ·dan kocok. Lakuhn seperti yang tertera pada lakukan pengeringan dalam oven hampa_udara pada
Prosedur uji kapasitas penukitr anion dalam Resin Koksti- suhu 60° selama 4 jam.
ramin, mulai dari "Encerkan juga 2,0 ml Larutan natri-
um glikokolat ...". Hitung jumlah dalam mg, resin koles- Sisa pemijar-an <301> Tidak lebih dari 2,5%.
tiramin dalam Kolestirainin untuk Suspensi Oral ,yang
digunakan dengan rumus: • Tripsin Tidak lebih dari 1'Yo.
Larutan uji Larutkan 100 mg zat uji dalam 10,0 ml
·air.
Dapar tris(hidroksimetil)aminometana 0,08 M, pH 8,1
Larutkan 294 mg · kalsiuirfklo_rida P dalam 40 ml
tris(hidroksimetil)aminometana 0,20 M, atur pH 8,1
dengan asam klorida I N dan encerkan dengan air
FJ.IV Monografi I Cimetjdinum 223

hingga 100 ml. mutlak. Jika kecepatan perubahan tidak koi~f~n


Larutan substrat Timbang 98,5 mg p-toluen11 sulfonil- selama tidak kurang dari 3 menit, ulangi pengujian,
L-arginin metil ester hidroklorida P yang sesuai untuk jika perlu gunakan kadar yang lebih rendah.
penetapan kadar tripsin, masukkan ke dalam labu Kecepatan perubahan sera pan dalam penetapan ulang
tentukur 25-ml. Tambahkan Dapar tris(hidrolcsimetil) pada pengenceran yang sama sesuai dengan penetap-
amino metana 0,08 M pH 8,1, goyang hingga substrat an pertama. Hitung perubahan serapan rata-rata per
larut. Tambahkan 0,25 ml merah metil-biru metilen11 LP, menit, menggunakan hanya harga dalam bagian
encerkan dengan air sampai tanda. waktu 3 menit dari kurva dengan perubahan
Prosedur {Catatan Tetapkan kesesuaian dari substrat kecepatan serapan yang konstan. Buat kurva serapan
dengan melakukan Prosedur menggunakan sejumlah Hablur terhadap waktu. Satu unit Kimotripsin Fl adalah
Tripsin BPFI sebagai pengganti zat uji.} Pipet 50 JLI aktivitas yang menyebabkan perubahan serapan
Larutan kimotripsin ke dalam lempeng tetes tambahkan 0,0075 per menit dalam kondisi seperti tertera dalam
0,2 ml Larutan substrat: tidak terjadi wama ungu dalam penetapan kadar. Hitung jumlah unit Kimotripsin FI
waktu 3 menit. per mg, 'dengan rum us:

Penetapan kadar
Dapar fosfat 1/15 M pH 7,0 Larutkan 4,54 g kalium
fosfat monobasa P dalam air hingga 500 mi. Larutkan
4,73 g natrium fosfat dibasa anhidrat P dalam air hingga
500 ml. Campur 38,9 mllarutan kalium fosfat monoba- A 2 adalah serapan garis lurus pembacaan awal; A 1
sa P dengan 61,1 mllarutan natrium fosfat dibasa P. Jika adalah sera pan garis lurus pembacaan akhir; T adalah
perlu atur pH 7,0 dengan menambahkan larutan natri- waktu dalam menit, antara awal dan akhir pem-
um fosfat dibasa P tetes demi tetes. bacaan; W adalah bobot kimotripsin dalam mg per
Lttrutan substrat Timbang saksama lebih kurang volume larutan yang digunakan untuk penetapan
23,7 mg N-asetil-L-tirosina etil ester P, yang sesuai untuk sera pan.
penetapan kadar kimotripsin, larutkan dalam lebih
kurang 50 ml Dapar fosfat 1/15 M pH 7,0 dengan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dihangatkan. Setelah dingin encerkl.n dengan dapar rapat dan hindari terkena panas yang berlebih.
yang sama hingga 100 mi.
{Catalan Larutan substrat dapat disimpan dalam keadaan
beku dan digunakan setelah dicairkan, tetapi harus segera CIMETIDINUM
dibekukan setelah pembuatan./ Simetidin
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
1arutkan dalam asam klorida 0,0012 N hingga kadar
kimotripsin antara 12 dan 16 unit Kimotripsin FI
per ml. Pengenceran benar, jika selama melakukan pe-
netapan kadar, terjadi perubahan serapan antara 0,008
dan 0,012 dalam tiap selang waktu 30 detik. 2-SiRno-1-~til-3-(2-{{(5-metilimidazol-4-il)
Prosedur {Catalan Lakukan penyesuaian dari substrat metil}tio}etil}guanidin [51481-61-9]
dlln perilcsa parameter spektrojotometer dengan melakukan C 10 H.~6S . BM 252,34
Prosedur menggunakan Kimotripsin BPFi sebagai penggan..
ti zat uji.} Lakukan penetapan kadar menggunakan Simetidir\ mengandung tidak kurang ~ari 98,0% dan
spektrofotometer yang dilengkapi dengan pengatur tidak lebih dari 102,0'Yo C1Jf16N,fi, ~ihitung terhad~p
suhu 25° ± 0,1 o di dalam ruang sel. Ukur suhu di zat yang telah dikeringkan. · ·
dalam sel reaksi sebelum dan sesudah pengukuran
serapan, berbeda tidak lebih dari 0,5°. Pipet 0,2 ml Pemerian Serbuk hablur, putih samp~ _hampir putih;
11sam klorida 0,0012 N dan 3,0 ml Larut11n substrat, tidalt berbau atau bau merkaptan lemah.
masukkan ke dalam sel. Masukkan sel ke dalam
spektrofotometer, dan atur alat tersebut hi~J.gga Keluuta·n Larut dalam etanol, dalam poljetnen gll-
serapan 0,200 pada panjang gelombang 237 nm. l'ipet kol•lOO; mudah.larut dalam metanol; agak sukar la,rut
0,2 ml Larutan uji ke dalam sel yang lain, tambahkan dalam is:opropanol;.sukar larut dalam air, dan d.alam
3,0 ml Larutan substrat, masukkan ke dalam spektro- kloroform; p~tis tidak larut dalam eter. · ·
fotometer. {Catatlm Lakukan taluzpan penamblllrlqr dengtm . . ..
hati-luzti, dim wdtu re~~ksi dimitlai JMtlfl Sllllt penambahan Ba~u pembanding ~imetidin aPFI;·l!l~il~an, pe~e­
Larutan substrat.} Ukur serapan dengan selang.w:aktu ringim pada suhu 110° selama 2 jam sebelum diguna-
30 detik selama tidak kurang dari 5 ~enit. Ulangi kan.
prosedur ini dengan pengenceran yang sama
sekurang-kurangnya 1 kali. JS:ecepa~ kons~n. dari ldentifikasi
perubahan serapan lebih penting dari harga serapan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
224 Cimetidini Compressi I Monografi FIIV

dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, Fase gerak Masukkan 200 ml metanol P dan 0,3 ml
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- asam fosfat P ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan
lombang yang sama seperti pada Simetidin BPFI. dengan air sampai tanda, campur, saring dan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
80.000) dalam asam sulfat 0,1 N menunjukkan maksi- menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
mum dan minimum pada panjang gelombang yang Kromatografi <931>.
sama seperti pada Simetidin BPFI. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Simeti-
din BPFI, larutkan dalam eampuran air dan metanol P
Jarak lebur <1021> Antara 139° dan 144°. (4:1) hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per ml, diawali
dengan melarutkan baku pembanding dalam 1 bagi-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; an metanol P, dan encerkan dengan 4 bagian air sampai
lakukan pengeringan pada suhu 110° selama 2 jam. tanda. Masukkan 5,0 ml larutan ini ke dalam labu
tentukur 200-ml eneerkan dengan Fase gerak sampai
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. tanda hingga kadar lebih kurang 10 J.Lg per ml.
Larutan uji TlDlbang saksama lebih kurang 100 mg,
Selenium <391> Tidak lebih dari 20 bpi; lakukan pe- masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, larutkan
netapan menggunakan 300 mg. dalam 50 ml metanol P, eneerkan dengan air sampai
tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. 200-ml, eneerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistein kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Kemumian kromatografi pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja
Fase gerak Buat campuran 2.40 ml mettznol P, 0,3 ml tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
asam fosfat P 85%, 940 mg natrium 1-heksanasulfonat P 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
dan air secukupnya hingga satu liter, saring sebelum lebih kurang 2,0 ml per menit. Lakukan kromatografi
digunakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut terhadap Larutan baku, rekam respons puneak seperti
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromato- yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak
grafi <931>. kurang dari 0,6; efisiensi kolom ditetapkan dari
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Simeti- puneak analit tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis
din BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
0,80 ~g per ml. tidak lebih dari 2,0%.
Larutt:n uji Timb3ng saksama lebih kurang 100 mg Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah
:nasukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, larutkan volume sama (lebih kurang 50 ~l) Larutan baku dan
dalam lebih kurang SO mi Fase gerak dan encerkan Larutan uji "ke dalam kromatograf, ukur respons
dengan Fase grrak sampai tanda. Campur, sonikasi puneak. Hitung jumlah dalam mg, C10H 16N 6S, dengan
selama 15 menit, dan eampur kembali. · rum us:
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja
tingg! dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
lebih kurang 2,0 ml per menit. Lakukan kromatografi C adalah kadar Simetidin BPFI dalam ~g per ml Larutan
terhadap Larutan baku, rekam respons puneak seperti baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah respons puneak
yang tertera pada Prqsedur: faktor kapasitas, k', tidak Larutan uji dan Larutan baku.
kurang dari 3,0, angka lenipeng teoritis, n, tidak
kurang dari 2000 dan simpangan baku relatifpada Wadah dan pertyimpanan Dalam wadah tertutup
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. rapat, tidak tembus cahaya, dan pada suhu kamar
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah · terkendali.
volume sama (lebih kurang 50 ~l) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato-
gram dan ukur respons puneak. Jumlah 5eluruh CIMETIDINI COMPRESS!
respons puncak yang terjadi, kecuali puncak utama Tablet Simetidin
simetidin dati Larutan uji, tidak lebih dari 5 kali lebih
besar dari pada puncak Sirnetidin dari Llrrutan baku,
dan masing-masing respons puneak tunggal tidak Tablet Simetidin mengandung Simetidin, C 10H 16N 6S,
lebih besar dari respons purtcak·simetidin dari•Lftrut- tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih darl llO,Oo/o
tm baku. . dari jumlah yang tertera pada etiket.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Baku pembanding Sitnetidin BPFI; lakukan penge-
Krcmultografi t:air kinerja tinggi seperti yang tertera pada ringan pada suhu 110° selama 2 jam sebelum diguna-
KJtmuztog,.;,fi <931>. kan.
) FIIV Monograft I Cinchonae Cortex 225

ldentifikasi Waktu retensi puncak utama kromato- Rubiaceae} atau dari varietasnya atau hibrid!l!lYa.
gram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti Kadar alkaloid jumlah tidak kurang dari 6,5%, 30'Y~
yang tertera pada Penetapan lazdar. sampai 60% adalah alkaloid golongan kuinin.

Disolusi <1231> Pemerian Bau khas.


MediJz disolusi: 900 ml air.
Alat tipe_ 1: 100 rpm. Makroskopik Potongan-potongan kulit batang, berle-
Waktu: 15 menit. kuk tajam, panjang sampai 30 em atau lebih dan tebal
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 10H 16N 6S, 2 mm sampai 6 mm; permukaan luar tidak ·bersih,
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat Iarutan warna abu-abu atau abu-abu kecoklatan, seringkali
uji, jika perlu diencerkan dengan asam suljat 0,1 N, dan berlumut, kasar, ditandai dengan celah melintang,
serapan larutan baku Simetidin BPFI dalam media beralur memanjang atau berkerut; permukaan luar
yang sama pada panjang gelombang serapan maksi- dari beberapa varietas dapat dikelupas; permukaan
mum lebih kurang 218 nm. dalam · eoklat kemerahan, bereelah; patahannya
Toleransi Dalarn waktu 15 menit harus larut tidak pendek pada bagian luar dan berserat pada bagian
kurang dari 7S'Yo (Q) C 10H 16N 6S, dari jumlah yang dalam. Potongan-potongan kulit akar berlekuk atau
tertera pada etiket. berliku-liku panjang 2 em sampai 7 em, eelah tidak
rata; permukaan luar agak bersisik, permukaan dalam
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. berwarna coklat kemerahan sama dengan warna dari
permukaan dalam kulit batang; patahannya berserat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan eara
KromJZtografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Mikroskopik Bagian melintang dari gabus menun-
KromJZtografi <931>. jukkan beberapa lapisan dari dinding sel yang relatif
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi tip is dengan isi eoklat kemerahan. Lapisan korteks
Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar terdiri dari sel-sel berbintik yang memanjang tangen-
dalam Simetidin. sial dan berisi butiran-butiran pati dengan diameter
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang 6 J.lm sampai 10 J.lm, atau zat amorf coklat kemerahan
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk dengan idioblas yang tersebar, mengaridung kristal
tablet, setara dengan lebih kurang 100 mg Simetidin, kalsium oksalat dan sel sekretori yang besar, diameter
01asukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Tambah- 100 J1m sampai 350 J.lm, ruangan pada bagian interval
kan SO ml metanol P, kocok selama 2 menit, tambahkan dekat bagian dalam; fl~m, tabung pengayak sempit,
40 ml air, sonikasi selama 15 menit, encerkan dengan dengan lempeng-Iempeng pengayak melintang dan
air sampai tanda. Pindahkan 5,0 mllarutan ke dalam parenkim floem yang serupa korteks dengan jaringan
labu tentukur 200-ml, encerkan dengan Fase gerak floem bentuk kumparan karakteristik yang besar,
sampai tanda. · . diameter sampai 90 J.lm (biasanya 40 J.lm sampai
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 70 J.Lm) dengan dinding tebal bergaris melintang
volume sama (lebih kurang SO J.Ll) Larutan baku dan. menyolok berbentuk eorong dipisahkan. ~ngan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons lubang-lubang yang terjadi atau berturut-turut tidak
puneak utama. Hitung jumlah dalam mg, C1A6N~, beraturan; garis medulari Iebar 2 sel sampai.3 sel,
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: dengan dinding yang tipis, sel-selnya sedikit radial
memanjang; sklereidanya jarang; tidak ada sel
'u sekretori dari kulit akar.
zoe<->
's ldentifikasi .
C adalah kadar Simetidin BPFI dalam J.Lg per mi Larutan A.. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah respons puncak tertera pada Kr01114tograji <931>, menggunakan silika
Larutan uji dan Larutan baku. gel G sebagai fase diam dan fase gerak campuran kloro-
form. P-didilamina P (90:10). Totolkan se~a terpisah
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dengan jarak 2 em masing-masing 1 p.llarutan berikut.
rapat, tidak tembus eahaya, pada suhu kamar yang Larutnn 1, tambahkan 0,1 ml11monium hi4robidll P dan
terkendali. 5 mlliloroform: P pada 100 mg serbuk (120), di.amkan
selama30 menit, sesekali kocok.kuat-kuat dan saring.
Uapkan filtrat sampai kering di atas tangas· air .dan
CINCHONAE CORTEX larutkan residu dalam 1 ml danol mutlak P. Larutan 2,
KulitKina ' larutkan 17,5 mg kuinin, 0,5 mg kuinidin, 10 mg
sinkonin dan 10 mg sinkonidin dalam 5 ml danol
mutlak P. Angkat lempeng keringka" pada suhu
I<ulit kina adalah kulit kayu kering dari Cinchona 100° - 105° selama lebih kurang 10 menit sampai bau ·
pubescens Vahl (Cinchona succirubra Pavon) (Familia dietilaminll tidak terdeteksi, dinginkan, semprot
226 Cisplatinum I Monografi FI IV

dengan asam format anhidrat P, amati di bawah cahaya dan


ultraviolet 366 nm. Bercak kuinin dan kuinidin menun-
jukkan fluoresensi biru. Semprot dengan kalium iodo- {A 316 X A.us (q)]- {A 316 (q) X A .us]
platinat LP. Kromatogram dari Larutan 2 menunjukkan y = ----------------------------
3 bercak berwama violet, kemudian menjadi abu-abu {A316 (c) x A 348 (q)}- [A 316 (q) x A.us(c)/
violet, yaitu kuinin (R1 0,2-0,3), kuinidin (R1 0,3-0,4) dan
sinkonin (R 0,4-0,5). Bercak sinkonidin berwama biru A 316 dan A 348 berturut-turut adalah serapan larutan
tua dengan barga R1 sedikit lebih rendah dari kuinidin. yang diuji, A 316 (q) dan A 348 (q) berturut-turut adalah
Kromatogram Larutan 1, memberikan bercak, baik serapan larutan yang mengandung kuinin untuk
harga R1 maupun intensitas sesuai dengan bercak kadar 0,0001% dan A 316 (c) dan A 318 (c) berturut-turut
kuinin, kuinidin, sinkonin dan sinkonidin dari adalah serapan larutan yang mengandung sinkonin
Larutan 2. untuk kadar 0,0001 o/o pada masing-masing panjang
B. Panaskan hati-hati 500 mg serbuk dalam gelombang 316 nm dan 348 nm.
tabung reaksi menggunakan api bebas: terjadi tetes-
tetes merah darah pada dinding tabung. Biarkan Wadah dan penyimpan3n Dalam wadah tertutup
dingin dan larutkan tetes-tetes tersebut dalam baik, terlindung dari cahaya.
ttanol P 70%: terjadi larutan berfluoresensi biru hila
dilihat di bawah cahaya ultraviolet 366 nm.
C. Kocok 100 mg serbuk dengan 5 ml asam
sulfat 2 N selama satu menit, saring. Pada 1 ml filtrat CIS PLATINUM
tambahkan 0,2 ml kalium raksa(Il) iodida LP: terbentuk Sisplatin
endapan. Encerkan sisa filtrat dengan air hingga
10 ml: larutan yang terjadi dilihat di bawah cahaya
ultraviolet 366 nm menunjukkan fluoresensi biru yang
akan hilang bila ditambah asam klorida P.

Bahan organik asing Tidak lebih dari 2%; lakukan cis-Diaminadikloropllltinum [15663-27-1]
penetapan seperti yang tertera pada Pengambilan C~H 6 N 2 Pt BM300,06
Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>.
Sisplatin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 4,0%; tidak lebih da!i 102,0% C~H6N2 Pt, dihitung terhadap
menggunakan 1 g serbuk. zat anhidrat.
{Perhatian Sisplatin sangat sitotoksik. Lakukan dengan
Penetapan kadar Campur 1 g serbuk (120) dengan sangat hati-hati untuk mencegah terhirupnya partikel dJzn
5 ml larutan natrium hidroksida P 10% dalam labu kontak dengan kulit.]
200 ml. Tambahkan 100 g benzena P dan didihkan hati-
hati menggunakan pendingin refluks di dalam tangas
air sehingga permukaan air lebih tinggi dari cairan di Baku pembanding Sisplatin BPFI; tidak boleh dikt-
dalam tabu, panaskan selama 6 jam, dinginkan dan ringkan sebelum digunakan. Transpllltin BPFI; tidak
timbang sampai bobot semula dengan penambahan boleh dikeringkan sebelum digunakan. KJzlium Tri-
benzena P. Pindahkan 50 g larutan benzena ke dalam kloroaminaplatinat BPFI.
corong pisah dan ekstraksi sekurangnya 6 kali, tiap
kali dengan 15 ml asam klorida 0,1 N. Lakukan uji Identifikasi
terhadap 2 m.l. hasil ekstraksi terakhir untuk memasti- A. Waktu retensi puncak utama pada kromato-
kan bahwa alkaloid terekstraksi sempuma. Didihkan gram Larutan uji &eS\lai dengan waktu retensi puncak
kumpulan ekstrak selama 2 sampai 3 menit untuk utama pada kromatogram dari Larutan baku seperti
menghilangkan sisa-sisa benzena, dinginkan dan yang tertera pada Penetapan bufar.
encerkan dengan asam klorida 0,1 N hingga 1000 ml. B. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
- Buat larutan 0,003% kuinin dalam asam kloridJz 0,1 N dispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
dan larutan 0,003% sinkonin dalam asam lc1orida 0,1 N. maksimum hanya pada panjang gelombang yang
Ukur serapan ketiga Iarutan tersebut pada panjang sama seperti pada Sispllltin BPFI. (Catatan Penggerusan
gelombang serapan maksimum 316 nm dan 348 nm. dianjurkan dengan tangan menggunakan mortir untuk
Hitung kandungan mg alkaloid golongan kuinin (X) mendapatkan hasil yang tetap.]
dan alkaloid golongan sinkonin (l') dalam 500 mg C. Penampak bercak Tambahkan 5,6 g ·timah(ll)
dengan rumus: · klorida f' pada 10 ml asam klorida P, aduk selama
5 menit. {Catatan Tidak perlu s~mua padatan larut].
CA316 x Au, (c)} - {A316 (c) x A.us 1 Larutkan 200 mg kalium iodida P "dalam 90 ml air.
X =------------~----~------ campur kedua larutan. Abaikan endapan yang ter-
(14.316 (q} X A.us (c)/"- (A 316 (c) x A.us(q)] bentuk. simpan Iarutan di tempat yang gelap. Larutan
Monografi I Cisplatinum 21.7

dapat digurtakan dalam waktu 1 minggu. biarkan dingin sampai 1 menit tanpa pengadtikan,
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti saring secara kuantitatif menggunakan kertas ·saring
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara porositas halus, lembut, tebal dan bebas abu. I<UJJlpul-
terpisah masing-masing 5 J.Lllarutan dalam dimetil- kan filtrat dalam gelas piala 600 ml, pindah~an
formamida P yang mengandung (1) zat uji 0,1% dan sempurna dengan bantuan air panas. Cud kertas
(2) Sisplatin BPFI 0,1% pada lempeng kromatografi saring dimgan air panas. Letakkan gelas piala yang
campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan berisi campuran filtrat dan air cucian di atas lempeng
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang dilapisi pemanas, dan uapkan sampai lebih kurang 300 mi.
kertas saring dan telah dijenuhkan dengan fase gerak Letakkan batang pengaduk kaca dalam gelas piala,
campuran aseton P dan asam nitrat 1 N (180:20) selama dan panaskan larutan sampai mendidih. Tambahkan
30 menit, hingga merambat lebih kurang 8 em di atas perlahan-lahan, tetes demi tetes melalui bagian tengah
garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak gelas piala 10,0 ml hidrazina hidrat P 85% (Perhatian
menguap, kemudian keringkan lempeng dalam oven Hidrazina adalah toksik.J Tambahkan 2 tetes natrium
pada suhu lebih kurang 100° selama 1 inenit, dingin- hidroksida 10 N, didihkan 10 menit untuk menggum-
kan, semprot lempeng dengan Penampak berca.lc, panas- palkan endapan agar mudah disaring, dinginkan,
kan dalam oven pada suhu lebih kurang 100° selama saring secara kuantitatif melalui kertas sating porosi-
5 menit, dinginkan dan semprct lempeng dengan tas sedang, bebas abu. Bilas gelas piala dengan air
larutan kalium iodida P (1 dalam 50) dalam air untuk panas, tuangkan air cucian melalui kertas saring.
memperjelas warna bercak: harga R1 bercak utama Bersihkan gelas piala dan batang pengaduk ~engan
yang diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan yang sepotong kertas saring yang sama dengan yang di-
diperoleh dari larutan (2). gunakan untuk menyaring. Letakkan kertas saring
yang berisi endapan dan kertas saring pembersih
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. dalam krus porselen nomor 1 yang sebelumnya telah
dipijarkan sampai bobot tetap. Keringkan di atas
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%. lempeng pemanas yang ditutup bantalan isolasi, naik-
kan suhu perlahan-lahan sampai mengarang, pijar-
Perbandingan kemumian ultraviolet {Oltatan Bersih- kan pada suhu 800° selama 1 jam. Dinginkan dalam
kan aillt-llhlt kaca yang digunakan dengan campuran asam desikator dan timbang.
ldorida P-11sam nitrat P (3:1), bilas saksama dengan air dan
keringkan sebelum digunakan. Jangan gunakan bikromat P Trikloroaminaplatinat Tidak lebih dari 1,0%. Laku-
untuk mencuci. Jangan gunakan aset:m P atau udara tekPn kan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja
. untuk mengeringkan. Lindungi Larutan uji dari cahaya dan tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
gunakan dalam waktu 1 jam setelah penyiapan.} Trmbang Fase gerak Timbang 800 mg amonium sulfat P,
98,5 mg ± 0,5 mg zat yang telah digerus, masukkan ke masukkan ke dalam labu tentukur 2000-ml, larutkan
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan asam klorida dan encerkan dengan air sampai tanda. Awaudarakan
0,1 N sampai tanda. Gunakan pengaduk magnetik dan saring melalui penyaring membran sebelum di-
yang bersih dengan kecepatan tinggi selama 5 menit gunakan.. pH larutan ini 5,9 ± 0,1. Jika perlu lakukan
dan sonikasikan.selama 10 detik sampai larut sempur- penyesuaian terhadap kekuatan ion dari Fase gerak,
na, balikkan labu berkali-kali sampaipartik~l yang untuk memenuhi syarat Kesesuaian sistem yang di-
melekat pada leher labu terlepas. Ukur serapan perlukan.
menggunakan sel 2-cm dengan asam klorida 0,1 N Llzrutan baku (Catatan Gunakan alat kaca aktinik
sebagai blangko: perbandingan serapan pada panjang rendah.} Trmbang saksama sejumlah KJzlium Trikloro-
gelombang serapan mabimum mend.ekati 301 nm dan aminaplatinat BPFI~ larutkan dalam lanltan niztrium
panjang gelombang serapan minimum mendekati icloriila P 0,9'Yo~ encerkan secara kuantitatif dengan
246 nm, tidak kurang dari 4,5. pelarut 'yang sama h~ngga kadar lebih kurang 6 J.Lg
per nll. Gunakan dalam waktti 4 jam. . · · ·
Kandungan platina Antara 64,42% dan 65,22%, di- · · Llzrutan uji (Catiltan Gunakan tilat kaca aktinik
hitung terhadap zat anhidrat.(Oltatan Bersihlcan alat- rendah:} Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
alllt kaca yang digunakan dengan asam nitrat P, bilas masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, ericerkan
dengan 11ir murni P untuk mencegah terjttdinyillapisan dengan larutan natrium klorida P 0,9o/o sampai tanda.
cermin dari endapan pbztina.} Timbang saksama lebih Aduk dengan pengaduk mekanik selama ·30 menit
kurang 500 mg, masukkan ke dalam gelas piala agar larut sempurna. Gunakan dalam waktu 4 jam.
600 ml, tambahkan .30:0 ml asam klorida 0,1 N, larutkan · Sistem kromiltografi Lakukan seperti yang tertera
perlahan-lahan dengan pemana~?an sampai ha~p1r pada Kromatografi <:931> •. Krom·atograf cair kinerja
mendidih di atas lempeng pe~anas yang ditutup tinggi dilengkapi dengan detektor 209 nm dan-kolom
bantalan isolasi sambil sering diadukdengan: batang 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L14. Laju aliran
pengaduk kaca. Jika sudah Iarut semP~ pindahkan lebih kutang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
ban.talan isolasi dan didihbn selama febih kurang terhadap Llzrutan bllku, rekam respons puncak seper-
10 menit. Angkat gelas piala dari lempeng pemanas, ti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
228 Cisplatinum I Monografi FI IV

puncak larutan natrium klorida P 0,9% dan puncak aduk secara nekanik selama 30 menit sampai larut.
trikloro~minaplatinat tidak kurang dari 2,0 dan Pipet 10,0 mllarutan ini dan 10 mll.Aru-tan baku perse-
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak diaan ke dalam labu tentukur 50-ml, lakukan seperti
lebih dari 3,0%. pada l.Arutan baku, mulai dengan "Tambahkan 5,0 ml
Prostdur Suntikkan secara terpisah sejumlah larutan tiourea P (1 dalam 200) .... .".
volume sama (lebih kurang 20 ~I) l.Arutan baku dan Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato- pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
gram, ukur luas puncak trikloroaminaplatinat. Waktu tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
retensi relatif lebih kurang 1,0 untuk sisplatin dan 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L9. Pertahankan
5,0 untuk trikloroaminaplatinat. Hitung persentase kolom pada suhu 45°. Laju aliran lebih kurang 2,0 ml
trikloroaminaplatinat dengan rumus: per menit. Kond1sikan kolom dengan cara pemom-
paan Fast gtrak dengan Iaju aliran lebih kurang 2,0 ml
318,48 ru C per menit selama 30 menit, kemudian 0,5 ml per
10 ( )(-)(-) menit selama 30 menit dan kemudian 2,0 ml per menit
357,58 r5 W selama 30 menit. Lakukan kromatografi terhadap
l.Arutan baku: waktu retensi dari derivat transplatin
318,48 dan 357,58 berturut-turut adalah bobot antara 5,0 dan 9,0 men it, a tau jika tidak, lakukan
molekul trikloroaminaplatinat dan kalium trikloro- modifikasi Fase gerak jika perlu dan kondisikan lagi
aminaplatinat; r u dan r 5 berturut-turut adalah luas kolom. Efisiensi kolom, n, tidak kurang dari 2500.
puncak dari Larutan uji dan l.Arutan baku; C adalah Lakukan kromatografi terhadap l.Arutan resolusi: reso-
kadar dalam ~g per ml l.Arutan baku dan W adalah lusi, R, tidak kurang dari 1,7. Lakukan kromatografi
bobot dalam mg sisplatin yang digunakan. terhadap l.Arutan baku seperti yang tertera pada Prose-
dur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
Transplatin Tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetap- tidak lebih dari 4,0%.
an dengan cara Kromatograft cair kinerja tinggi seperti Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
yang tertera pada Kromatograft <931>. volume sama (lebih kurang 20 ~I) l.Arutan uji (2) dan
Fast gerak Buat larutan kalium fosfat monobasa Larutan baku ke dalam kromatograf, ukur luas puncak
0,18 M, atur pH 3,2 dengan asam fosfat P, saring. transplatin; waktu retensi relatif sisplatin dan trans pia-
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih tin berturut-turut adalah 1,0 dan 1,3. Hitung persen-
kurang 10 mg Transplatin BPFI, masukkan ke dalam tase transplatin dengan rum us:
labu tentukur 200-ml, encerkan dengan larutan natri-
um klorida P 0,9% sampai tanda, dan larutkan C ru
aengan pengadukan secara mekanik selama 30 menit. 10 ( - ) ( - )
Larutan baku kerja Pipet 5,0 ml Larutan baku per- W r5
sediaan ke dalam labu tentukur 25-ml yang berisi lebih
kurang 12 mg Sisplatin BPFI. Encerkan dengan larutan C adalah kadar Transplatin BPFI dalam ~g per ml
natrium klorida P 0,9% sampai tanda, aduk secara l.Arutan baku kerja; W adalah bobot zat dalam mg yang
mekaiUk selama 30 inenit sampai larut. digunakan pada pembuatan lArutan uji (1); ru dan r5
Larutan baku Pipet 10,0 ml Larutan baku kerja ke berturut-turut adalah luas puncak dari Larutan uji (2)
dalari:\labu tentukur 50-ml. Tambahkan 5,0 mllarutan dan l.Arutan baku.
tiourta P (1 dalam 200) yang dibuat segar dan 5,0 ml
asam klorida 1 N. Encerkan dengan larutan natrium Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
klorida P 0,9% sampai tanda. Pindahkan lebih kurang Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
10 ·ml larutan ini ke dalam vial serum yang sesuai, Kromatograft <931>.
tutup dan segel dengan lapisan politef, panaskan Fase gerak Buat campuran etil asttat P-metanol P-
dalam blok pemanas pada suhu 60° ± 0,5° selama dimetiljomurmida P dan air yang telah diawaudarakan
60 menit. Angkat dan dinginkan sampai suhu ·kamar. (25:16:5:5), dan awaudarakan.
Larut11n uji (1) Timbang saksama lebih kurang Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sispla-
SO mg, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tin BPFI, larutkan dan encerkan dengan dimttilfor-
encerkan dengan larutan natrium k1orida P 0,9% sampai mamida_P secara kuantitatif hingga kadar lebih kurang
tanda, larutkan dengan pengadukan secara mekanik 1 mg per mi. Gunakan dalam waktu 1 jam.
selama 30 menit. Larutan uji fimbang saksama sejumlah lebih
· ~rutan uji (2) Pipet 10 mll.Arut/ln uji (1) ke dalam kurang 100 mg, masukkan dalam labu tentukur
labu tentukur 50-ml, dan lakukan seperti pada Larutan 100-ml. Larutkan dan encerkan dengan dimttilforma-
luzku, inulai dengan ..Tambahkan 5,0 ml larutan mida P sampai tanda.
tioutt:Q P (1 dalam 200) ....... - Sistem kromatografi Lakukan s~perti yang tertera
Larutan resolusi Masukkan lebih kurang 10 mg pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Sispl4tm BPFI ke dalam labu tentulcut 200-ml. encerkan tinggi yang dilengbpi dengan detektor 310 nm dan
dengan larutan natrium klorida P 0,9,;. sampai tanda, kolom 4,0 mm x 30 em ·berisi bahan pengisi LB. Laju
FIIV Monografi I Cisplatinum pro Injectione 229

aliran lebih kurang 2,0 ml per menit. Lakukan kroma- lnjeksi memenuhi syarat "l.Arutan terkonstitusi" seperti
tografi terhadap Larutan baku, rekam respons puncak yang tertera pada Injectio~.
seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,0 unit
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Endotoksin FI per mg.
volum~ sama (lebih_.J<urang 40 ~I) l.Arutan baku dan
Larutan'-uji__ke_d-afam kromatograf, ukur respons Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Cl 2H6N 2Pt, dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan membran.
dengan rumus:
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,2; lakukan penetapan
'u dalam larutan terkonstitusi seperti yang tertera pada
100C ( - ) etiket, menggunakan Air Steril untuk Injeksi.
's
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%; gunakan
C adalah kadar Sisplatin BPFI dalam mg per mll.Arutan formamida anhidrat sebagai larutan pengekstrasi.
baku; r u dan r5 berturut-berturut adalah res pons Lakukan penetapan sebagai berikut: Masukkan lebih
pur.cak l.Arutan uji dan l.Arutan baktt. kurang 50 ml formamida anhidrat ke dalam labu ti-
trasi, dan titrasi dengan Pereaksi sampai akhir titrasi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup secara elektrometrik. Gunakan formam ida P yang telah
rapat, terlindung dari cahaya. dikeringkan untuk membilas alat suntik dari kaca
yang dilengkapi dengan jarum ukuran 22, panjang
lebih kurang 8 em. Tambahkan bilasan kembali ke
labu titrasi, jika perlu titrasi kembali isi labu. Dengan
CISPLATINUM PRO INJECTIONE alat suntik ambil 5 ml formamida P yang telah dititrasi,
Sisplatin untuk lnjeksi masukkan ke dalam wadah melalui tutup. Kocok
wadah hingga larut. Dengan alat suntik yang sama,
ambil semua larutan dari dalam wadah, pindahkan ke
Sisplatin untuk lnjeksi adalah campuran terliofilisasi .dalam labu titrasi. Titrasi sampai titik akhir titrasi, atur
steril dari ·sisplatin, Manito I dan Natrium Klorida. kecepatan yang terendah untuk menghindarkan titrasi
Mengandung ClzH6N 2Pt, tidak kurang dari 90,0% dan yang berlebihan.
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
pada etiket. Keseragaman sediaan <:911> Memenuhi syarat.
[Perhatian Sisplatin sangat sitotoksik. l.Akukan dengan
sangat hati-hati dalam penanganan serbuk dan penyiapan Trikloroaminaplatinat Tidak lebih dari 1,0%. Laku-
larutan .] kan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <:931>.
Fase gerak, LIJrutan baku, dan Sistem kromatt~grafi
Baku pembanding Sisplatin BPFI; tidak boleh di- Lakukan seperti yang tertera pada uji TriklorNmina-
keringkan sebelum digunakan. Transplatin BPFI; tidak platinat dalam Sisplatin.
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Kalium Tri- Larutan uji Larutkan secara kuantitatif isi satu
kloroaminaplatinat BPFI. wadah dalam alat kaca aktinik rendah hingga diper-
oleh kadar sisplatin 0,5 mg per ml.
·ldentifikasi Penampak bercak; lakukan seperti yang Prosedur Lakukan menurut Prosedur yang tertera
tertera pada Penampak bercak pada uji ldentifikasi C pada uji Trikloroaminaplatinat dalam Sisplatin. Hitung
dalam Sisplatin. persentase trikloroaminaplatinat dengan rumus:
LIJrutan baku Buat larutan baku dalam air yang
mengandung SisplJztin BPFI 1,0 mg per ml, larutan . 318,48 'u .
CV
natrium kloridtz P 0,9o/o dan D-manitol P 10 mg.per ml. 0,1 ( )(-)(-)
LIJrutan uji Larutkan seluruh isi dari 1 wad.ah 357,58 r5 W
dengan air sampai diperoleh sisplatin 1,0 mg per ml,
berdasarkan yang tertera pada etiket.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada 318,48 dan 357,58 berturut-turut adalah bobot. mole-
Prosedur dalam uji Identijikasi C dalam Sisplatin, m_ulai kul dari trikloroaminaplatinat .dan kalium trikloro-
dengan "rotolkan secara terpisah masing-masing aminaplatinat; r u dan r 5 berturut-turut ada_lah luas
S p.l ....". Bercak utama Larutan uji mempunyai wama puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan
dan harga R1 sesuai dengan Larutan baku. baku; C adalah kadar dalam p.g per mll.Arutan baku; V
adalah volume kandungan terkonstitusi dalam wadah,
Larutan terkonstitusi Pada saat pemakaian, larutan dalam ml dan W adalah·bobot sisplatin dalam mg
terkonstitusi yang disiapkan dari Sisplatin untuk yang tertera pada etiket.
230 Clemastini Fumaras I Monografi FIIV

Transplatin Tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetap- CLEMASTINI FUMARAS


an dengan cara Kromatografi azir. kinerja tinggi seperti Klemastin Fumarat
yang tertera pada Kromatograji <931>.
IAru"tan dlzpar, Fase gerak, IArutan baku persediaan,
I.Arutan baku kerja, IArutan baku, I.Arutan resolusi dan
HC-COOtt
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada uji II
HOOC-CH
Transpllztin dalam Sispllztin.
I.Arutan uji (1) Larutkan secara kuantitatif isi 1 wa-
dah dalam air hingga diperoleh kadar sisplatin 0,5 mg
per mi. ( + )-(2R)-2-[2{[(R)-p-Kloro-a-metil-afenilbenzil}-
IArutan uji (2) Siapkan seperti Larutan uji (2) yang oksi}etil-1-metilpirolidina fumarat (1: 1) (14976-57-9]
tertera pada uji Transpllztin dalam Sispllztin. C 21 ~ 6CINO.C 4 H4 04 BM 459,97
Prosedur Lakukan menurut Prosedur pada uji
Transplatin dalam Sisplatin. Hitung persentase trans- Klemastin Fumarat mengandung tidak kurang dari
platin dengan rumus: 98,0% dan tidak lebih dari 102,0"/o C 21 H 26 CINO.
C4 H40 4 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
CV 'u
0,1 ( - ) ( - ) Pemerian Serbuk hablur, tidak berwarna sampai
W 's kuning pucat; tidak berbau. Larutan bereaksi asam
terhadap lakmus.
C adalah kadar dalam J.lg per ml Larutan baku; V
adalah volume kandungan terkonstitusi tiap wadah, Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam kloro-
dalam ml; W adalah bobot sisplatin yang tertera pada form; sukar larut dalam metanol.
etiket dalam mg; r u dan r 5 berturut-turut adalah luas
puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan IArutan Baku pembanding Klemastin Fumarat BPFI; Iakukan
baku. pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap
sebelum digunakan.
Syarat lain Memenuhi syarat Penandaan seperti yang
tertera pada lnjectiones. Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
Kromatografi Ctlir kinerja tinggi seperti yang tertera pada menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
Kromatografi <931>. bang yang sama seperti pada Klemastin Fumarat BPFI.
· Fase gerak, IArutan baku, dan Sistem kromatografi B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam tertera pada Kromatografi <931>.
S ispllztin. Larutan uji Larutkan 40 mg dalam 2,0 ml etanol P
I.Arutan uji Larutkan secara kuantitatif dari 1 wa- (8 dalam 10), dengan sedikit dihangatkan.
dah dan sonikasi dalam dimetilformamida P selama I.Arutan baku Larutkan SO mg asam fumarat dalam
S menit hingga diperoleh kadar lebih kurang 1,0 mg 10,0 mllarutan etanol P (8 dalam 10) dengan sedikit
per ml. Saring S mllarutan melalui penyaring mem- dihangatkan.
bran yang sesuai, huang 1 ml saringan pertama, Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
kumpulkan filtrat. 5 J.Ll Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kroma-
Prosedur Lakukan menurut Prosedur yang tertera tografi silikll gel P, dan keringkan dengan aliran udara.
pada Penetapan kadar dalam Sisplatin. Hitung jumlah Eluasi lempeng dengan fase gerak campuran diisopro-
dalam mg, Clzli6N 2Pt per wadah dengan iumus: pil eter P-asam format P-air (70:25:5), biarkan fase gerak
merambat tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
lempeng, keringkan pada suhu 100° selama 30 menit,
dinginkan. semprot dengan kalium pemanganat 0,1 M,
segera dikeringkan dengan aliran udara hangat:
harga R1 warna dan intensitas bercak utama dari
C adalah kadar Sispllztin BPFI dalam mg per mii.Arut- Larutan uji. sesuai dengan bercak utama Larutan baku.
lln baku; V adalah volume kandungan konstitusi
wadah dalam ml; r u dan r 5 berturut-turut adalah Kejemihan dan Wama larutan
respons puncak yang diperoleh dari Lllrutan uji dan Lllrut11n uji Larutkan 100 mg dalam 10,0 ml
I.Aruttm baku. metanol P.
IArutan pembanding Campur·2,5 ml natrium klori-
.Wadah clan penyimpanan Dalam wadah steril untuk dlz 0,00002 M, 2,5 ml air, 5,0 mliiSilm nitrat 2,5 N dan
sediaan padat seperti yang tertera pada lnjectiones, 1,0 ml per.ak nitrllt 0,1 N. Gunakan larutan ini dalam
terlindung dari cahaya. waktu 5 menit.
FIIV Monografi I Clemastini Fumaratis Compressi 231

Larutan padanan warna Campur 1 bagian volume pak bercak, kemudian dengan larutan hidrogen peroksi-
Larutan padanan C seperti yang tertera pada Warna dan da P 3%. Amati kromatogram: harga R1 warna dan
Akromisitas <1291> dengan 3 bagian volume air. intensitas bercak utama Lanttan uji sesuai dengan
Prosedur Masukkan Lanttan uji, Lanttan pembanding bercak utama Larutan baku. Jumlah intensitas bercak
dan 10,0 ml Larutan padanan warna secara terpisah ke lain selain bercak utama dari Lanttan uji tidak lebih
dalam tabung reaksi diameter lebih kurang 12 mm. dari 1,0%, dan tidak ada intensitJs berea!< lain selain
Amati Lanllan uji dan Larutan pembpnding secara bercak utama yang Jebih dari 0,5%, dibandingkan
horizontal dengan Jatar belakang hitam: Larutan uji terhadap Enceran larutan baku.
lebih jernih atau tidak lebih keru dari Larutan
pembanding. Amati Larutan uji dan La tan padanan Pl'netapan kadar Timbang saksama lebih kurang
warna secara horizontal dengan Jatar bela g putih: 350 mg, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, larut-
Larutan uji tidak berwarna atau warna tida ih kan dengan 60 ml asam asetat glasial P. Titrasi dengan
intensif dari Larutan padamm wama. asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
pH <1071> Antara 3,2 dan 4,2; lakukan penetapan
menggunakan suspensi 1 dalam 10. 1 nrl asam perklorat 0,1 N setara denga11
46,00 mg C11 H 16CINO.C 4Hp 4
Rotasi jenis <1081> Antara +15,0° dan -t-18,0°, di-
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
penetapan rnenggunakan larutan dalam metanol P rapat, tidak tembus cahaya, pad:1 suhu tidak lebih
yang mengandung 100 mg per 10 ml, pada suhu 20° ± dari 25°.
0,5°.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


lakukan pengeringan pada suhu 105° sampai bobot CLEMASTINI FUMARATIS
tetap. COMPRESS I
Tablet Klemastin Furnarat
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.

Kemumian kromatografi Lakukan penetapan dengan Tablet Klemastin Fumarat m.-ngandung Klemastin
cara Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Fumarat, C 21 H 26CINO.C4 H 40 4 , tidak kurang dari 90,0%
Kromatografi <931>. dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
Penampak bercak Larutkan 850 mg bismut subni- pada etiket.
trat P dalarn campuran 10 ml asam asetat glasial P dan
40 rnl air (larutan A). Larutkan 8 g kalium iodida P Baku pembanding Klemastin Fumarat BPFI; Iakukan
dalam 20 rnl air (larutan B). Cam pur 5,0 mllarutan A, pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap se-
5,0 ml larutan B dan 20 ml asam asetat glasial P di belum digunakan.
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air
sampai tanda. Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
Larutan baku Tirnbang saksama sejumlah Klempstin yang tertera pada Kromatografi <931>.
Fumarat BPFI, larutkan dalam campuran kloroform P Penampak bercak Buat seperti yang tertera pada
dan metanol P (1:1) hingga kadar 20 mg per mi. Kemumum kromatografi dalam Klemastin Fumarat.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran Larutan baku Timbang sejumlah Klemnstin Fuma-
Larutan baku dalarn campuran kloroform P dan meta- rat BPFl, larutkan .dalam campuran kloroform P-
no[ P (1:1) hingga kadar 0,10 rng; 0,08 rng; 0,06 rng; metanol P (1:1) hingga kadar 2,5 mg per mi.
0,04 rng dan 0,02 mg per ml sesuai dengan 0,5%; 0,4%; Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk tablet
0,3%; 0,2% dan 0,1% Larutan baku. setara dengan lebih kurang 2,5 mg klemastin fumarat
Larutan uji Trmbang saksama lebih kurang 100 mg, ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca. Tambah-
larutkan dalam 5.,0 ml campuran kloroform P dan kan 10 ml campuran klorofonn P-metanol P (1:1), kocok
mttanol P (1:1). selama 20 menit. Saring, cud sisa dua kali masing-
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti masing dengan 5 ml campuran yang sama. Campur
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolk~n secata filtrat dan cucian. uapkan dalam hampa udara sampai
terpisah masing-masing 5 111 Larutan uji, Larutan baku, kei"ing. Larutkan sisa dalam 1 ml campuran kloro-
dan Enceran larutan baku pada lempeng kromatografi fonn P-metanol P (1:1).
silika gel P setebal 0,25 mm. Eluasi lempe.ng ci.engan Prosed.ur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
fase gerak campuran kloroform P-metanol P-amonium tertera pada Kemurnian kromatografi dalam Klemastin
hidroksidJZ P (90:10:1) hingga fase gerak rnerambat. tiga Fumarat. Totolkan masing-masing 5 Jl.l Lar_utan uji
per empat tinggi lernpeng. Angkat lempeng, biarkan dan Larutan baku; harga R1 bercak utama Larutan uji
fase gerak tnenguap, sernprot lempeng dengan Penam- sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku.
232 Clemastini Fumaratis Compressi I Monografi FIIV

Disolusi <1231>
Media diso!usi: 500 ml Dapar sitrat pH 4,0
yang dibuat dengan melarutkan 20,0 g asam sitrat TC Au
monohidrat P dalam lebih kurang 1000 ml air, tambah- (-) (-)
kan 22;0 ml larutan natrium hidroksida P (3 dalam 10) D As
dan 8,8 ml asam k/orida P, carnpur dan encerkan
dengan air hingga 2000 mi. T adalah jumlah mg klemastin fumarat dalam tablet
A/at tipe 2: 50 rpm. seperti tertera pada etiket; C adalah kadar Klemastin
Waktu: 30 menit. Fumarat BPFI dalam J.tg per ml Larutan baku; D adalah
Prosedur Sentrifus 60 ml Lanttan uji selama kadar klemastin fumarat dalam J.tg per ml Larutan uji
20 menit pada 4000 rpm, pindahkan 50,0 ml beningan berdasarkan kadar yang tertera pada etiket dan
ke dalam corong pisah 125 mi. Pada corong pisah pengenceran yang dilakukan; Au dan As berturut-
125 ml kedua, masukkan 50,0 mllarutan baku yang turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
dibuat dengan melarutkan sejumlah Klemastin Fu-
marat BPFI yang ditimbang saksama dalam Media Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
disolusi dan diencerkan dengan Media disolusi hingga Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
kadar sebanding dengan Larutan uji. Buat larutan Kromatografi <931>.
blangko dalam corong pisah 125 ml ketiga, berisi Dapar fosfat pH 7 Timbang lebih kurang 9,47 g
50,0 ml Media disolusi sebagai blangko. Pada masing- natrium fosfat dibasa anhidrat P, masukkan ke dalam
masing corong pisah tambahkan 10 ml larutan labu tentukur 1000-ml, larutkan dan encerkan dengan
jingga melil P (2 dalam 10.000), campur, tambahkan air sampai tanda (Larutan A). Timbang lebih kurang
20,0 ml kloroform P. Kocok secara simultan selama 9,08 g kalium fosfat monobasa P, masukkan ke dalam
10 menit. Pisahkan lapisan kloroform dan sent::i- labu tentukur 1000-ml kedua, larutkan dan encerkan
fus selama 10 menit pada 4000 rpm. Lakukan dengan air sampai tanda (Larutan B). Campur 612 ml
penetapan jumlah C 21 H 26ClNO.C 4 H 40 4, yang terlarut Larutan A dan 388 ml Larutarz B.
dengan mengukur serapan larutan uji dan larutan Dapar fosfat encer Campur 1 bagian volume Dapar
baku pada panjang gelombang serapan maksimum fosfat pH 7 dan 3 bagian volume air.
lebih kurang 420 nm, terhadap blangko. Fase gerak Buat campuran metanol P-Dapar fosfat
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus Jarut tidak encer (83:17), saring dan awaudarakan.
kurang dari 75% (Q) C21 H 26ClNO.C 4 H 40 4 , dari jumlah Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klemastin
yang tertera pada etiket. Fumarat BPFI, larutkan dalam campuran metanol P-air
(1:1) hingga kadar lebih kurang 0,14 mg per mi.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Prosedur keseragnman kandungan dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
Larutan pewarna Larutkan 100 mg ungu bromo- tablet setara dengan lebih kurang 14 mg klemastin
kresol P dalam 1000 ml asam asetat 0,.33 N. fumarat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 200 ml,
Asetat-metanol Encerkan 100 ml metana/ P dengan tambahkan 100 ml campuran metanol P-air (1:1), kocok
asam asetat 0,33 N hingga 1000 ml. selama 30 menit, sentrifus dan saring beningan.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 27 mg Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera
Klemastin Fumarat BPFI, masukkan ke dalam labu pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tentukur 100-ml, larutkan dalam 10 ml metanol P, dan tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
encerkan dengan asam asetat 0,33 N sampai tanda. 4,6 mm x 25 em, berisi bahan pengisi L7. Laju aliran
Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, lebih kurang 4 ml per menit. Lakukan kromatografi
encerkan dengan Asttat-metanol sampai tanda. terhadap Larutan baku sebanyak 5 kali penyuntikan,
Larutan uji Campur serbuk halus dari 1 tablet rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose-
dengan: sejumlah volume Asetat-metanol hingga kadar dur: simpangan baku relct:tif tidak lebih dari 1,5%.
klemastin fumarat lebih kurang 27 J.lg per ml. Kocak Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
selama 30 menit, saring, buang beberapa ml filtrat volume sama (lebih kurang 100 Jil) l.Arutan baku dan
pertama. Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
Prosedur Masukkan masing-masing 15,0 ml Larut- dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam
an uji, Larutan baku dan Asetat-metanol sebagai blangko, mg, C 21 H 26CINO.C 4H 40 4, dalam serbuk tablet yang
secara terpisah ke dalam tiga corong pisah 125 ml. digunakan dengan rumus:
Pada masing-masing corong pisah, tambahkan 25 ml
Larutan pewarna dan 50,0 ml klorofoim P, kocok selama
·15 menit. Biarkan lapisan memisah dan saring lapisan
kloroform. Ukur seral-'an larutan kloroform dari l.Arut-
an bakudan Larutan uji pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 406 nm, mengguna- C adalah kadar Klemastin Fumarat BPFI dalam mg per
kan larutan blangko. Hitung jumlah dalam mg, ml Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah res-
FIIV Monografi I Clidinii Brqmidum 233

pons puncak utama klemastin fumarat dari l.Arutan uji tambahkan beberapa tetes asam nitrat 2 N dan 1" ml
dan l.Arutan baku. perak nitrat LP: terbentuk endapan putih kekuningan.

Wadah dan penyimpanan Da!am wadah tertutup Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
baik. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


CLIDINII BROMIDUM
Klidinium Bromida Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan menggunakan 1,0 g zat yang dilarutkan

[ rt~
dalam 25 ml air.
o. OH.

~-c-c~ ar· Senyawa sejenis Tidak lebih dari 0,5%. Lakukan


penetaplm dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti
©
3-Hidroksi-1-metilkuinuklidinium
yang tertera pada Kromatografi <931>.
Campuran pelarut Buat campuran aseton P - meta-
not P- air - asam klorida P (70:20:5:5).
bromidJZ benzilat [3485-62-9] Lempeng kromatografi Gunakan lempeng kromato-
CufiuBrN03 BM 432,36 grafi campuran silika gel setebal 0,25 mm. Lakukan
impregnasi lempeng dalam bejana kromatografi yang
Klidinium Bromida mengandung tidak kurang dari telah dijenuhkan dengan Campttran pelantt dan biarkan
99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C 22 H 26 BrN03 , campuran pelarut merambat sampai lebih kurang
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. 15 em. Angkat lempeng, keringkan pada suhu 105°
selama 15 menit, dinginkan.
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih; Penampak bercak Larutkan 850 mg bismut subni-
praktis tidak berbau. Optik inaktif, melebur pada suhu trat P dalam campuran 10 ml asam asetat glasial P dan
lebih kurang 24r. 40 ml air. Dalam wadah lain, larutkan 20 g kalium
iodida P dalam 50 ml air. Campur kedua larutan,
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; sukar encerkan dengan larutan asam sulfa I P (1 dalam 10)
larut dalam benzena dan dalam eter. hingga 500 ml. Tambahkan 7,5 g ± 2,5 g iodum P,
cam pur hingga larut sempuma.
~aku pembanding Klidinium Bromida BPFI; lakukan l.Arutan acuan A Larutkan 3,0 mg 3-Kuinuklidinil
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum Bromida BPFI dalam 100 ml asam klorida-metanol 0,1 N.
digunakan. 3-Kuinuklidinil Benzilat BPFI; lakukan Larutan acuan B Larutkan 100 mg Klidinium Bromi-
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum da .BPFI dalam 1,0 ml asam klorida-metanol 0,1 N,
digunakan. Wadah harus tertutup rapat dan ter- tambahkan 20 f.LI larutan 25,0 mg 3-Hidroksi-1-metil
linHung dari cahaya. [Perluztian Hindari kontak, kerja- kuinuklidinium Bromida BPFI dalam 1,0 ml asam klorida-
kan dizlam lemari asam.] 3-Hidroksi-1-metilkuinuklidini- metanol 0,1 N.
um Bromida BPFI; lakukan pengeringan di atas silika Larutan baku Larutkan 100 mg Klidinium Bromi-
gel P selama 4 jam sebelum digunak~n. Wadah harus da BPFI dalam 1,0 ml asam klorida-metanol 0,1 N.
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Larutan uji Larutkan 100 mg zat dalam 1,0 ml asam
klorida-metanol 0,1 N. ·· ·
ldentifikasi Prosedur A (3-Kuinuklidinil Berizilat) Totolkan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah secara terpisah masing-masing 20 f.l.l Larutan baku,
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromidJZ P, l.Arutan. acruzn A dan l.Arutan uji pada jarak yang sam·a
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- 2 em dari tepi bawah lempeng kromatografi. Masuk-
bang yang sama seperti pada Klidinium Bromida BPFI. kan lempeng dalam bejana kromatogra~i tanpa di~
B. Larutkan lebih kurang 250 mg dalam 5 m1 air jenuhkan, berisi Campuran pelarut yang dibuat seg~,
dalam tabung reaksi, dinginkan dalam tanga.s es, biarlcan Campuran pelarut merambat hingga 10 ari. dari
tambahkan 5 ml trinitrofenol LP dan gores permukaan garis penotolan. Angkat le~peng, ~eringkah p.ada
bagian dalam tabung dengan batang pengaduk kaca suhu 105° selama 10 menit, dinginkan. Semprot
untuk mempercepat penghabluran. Saring endapan, lempeng dengan kalium iodoplatitlllt LP: harga Rl. bercak
cuci dengan air dingin, keringkan pada suhu l05° utama Larutan uji sesuai dengan l.Arutan baku dan
selama 1 jam: endapan pikrat melebur antara 184° dan . lAJ'!ltan uji "tidak menurijukkan adanya bercak dengan
189°, bila ditetapkan menurut Metode I seperti yang ~ R1 (lebih kuran$ 0,8) yang sesuili dengan bercak
tertera pada Penetapan farak Lebur ·atau Suhu dari 3-kUinuklidinil benzilat. ·· ·
Lebur <1021>. [Perhatian Endapan pikrat mudah Prosedur B (3-Hidroksi-1-metilkuinuklidinium bromi-
meledizk.] da) Tida~ lebih dari 0,5%. Totolkan secara t~rpi_sal'\
C. Pada larutan 100 mg zat dalam 2 ml ·air, masing-masing 20 f.l.ll.Arutan acuan B dan Larutan uji
234 Clindamycini Hydrochloridum I Monografi FIIV

pada jarak yang sama, 2 em dari tepi bawah lempeng mamida dan dalam metanol; larut dalam etanol; prak-
kromarografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana tis tidak larut dalam aseton.
kromatografi tanpa dijenuhkan berisi Campuran pelarut
yang dibuat segar, biarkan Campuran pelarut me- Baku pembanding Klindamisin Hidroklorida BPFI; tidak
rambat hingga 15 em dari garis penotolan. Angkat boleh dikeringkan sebelum digunakan.
lempeng, keringkan pada suhu 105° selama 10 menit,
dinginkan, semprot lempeng dengan Penampak bercak; Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
bercak lain selain bercak utama dari Larutan uji dengan didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan
harga R1 lebih kurang 0,4, sesuai dengan bercak yang maksimum hanya pada panjang gelombang yang
terkecil dari Larutan acuan B dengan ukuran dan in- sama seperti pada Klindamisin Hidroklorida BPFI.
tensitas tidak lebih besar dari pada bercak Larutan
acuan B. Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.

C£maran senyawa organik mudah menguap <471> pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5; Jakukan penetapan
Metode I Memenuhi syarat. menggunakan larutan 100 mg per mi.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Air <1031> Metode I Antara 3,0% dan 6,0%.
1,2 g, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P,
hangatkan jika perlu. Dinginkan, tambahkan 15 ml Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
raksa(Il) asetat LP dan titrasi dengan asam per- Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
klorat 0,1 N LV dalam dioksan P, tetapkan titik akhir pada Kromatografi <931>.
titrasi secara potensiometrik. Lakukan penetapan Fase gerak Tambahkan 2 g asam dl-10-kamfersu/fo-
blangko. nat P, 1 g amonium asetat P dan 1 ml asam asetat glasial P
ke dalam labu tentukur 500-ml berisi 200 ml air,
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan campur sampai larut. Encerkan dengan metanol P
43,24 mg C22 H 26 BrN03 sampai tanda. Jika perlu tambahkan asam klorida P
atau larutan natrium lzidroksida P (1 dalam 2) sampai
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pH 6,0 ± 0,1 dan jika perlu lakukan penyesuaian
rapat, tidak tembus cahaya. menurut Kesesuaian sistem.
Larutan baku internal Masukkan 0,5 ml feniletil
alkohol ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
CLINDAMYCINI HYDROCHLORIDUM dengan Fase gerak sampai tanda.
Klindamisin Hidroklorida Larutan baku Timbang saksama Jebih kurang 90 mg
Klindamisin Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam
wadah yang sesuai. Tambahkan 5,0 ml Larutan baku
CH 1 ~·
HCCI internal goyangkan sampai larut.
I t
Larutan ttji Timbang saksama lebih kurang 90 mg
CH 1 CH 1 CHz
..J__j H HO
J
it
t\
('"tl ')::.COfMCH

~SCH 1
0 • HCI klindamisin hidroklorida masukkan ke dalam wadah
yang sesuai. Tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal
OH goyangkan sampai larut.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Me til 7-kloro-6,7,8-trideoksi-6-(1-metil-trans-4- pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
propil-L-2-pirolidinakarboksamido)-1-tio-L-treo-a- D- tinggi dilengkapi dengan detektor indeks bias dan
galakto-oktopiranosida monohidroklorida [21462-39-5] kolorn baja tahan karat 4 mm x 30 em berisi bahan
Ci,Ji::3ClNzC~.HCI BM 461,44 pengisi L1. Laju aliran lebih kurang 1 ml per menit.
C 1 ~0Np~.HCI.Hp [58207-19-5] BM 479,46 Lakukan kromatografi terhadap l.Arutan baku, rekam
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi,
Klindamisin Hidroklorida adalah garam klindamisin R, antara puncak analit dan baku internal tidak kurang
hidroklorida hidrat yang dihasilkan dengan cara dari 5,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
klorinasi dari linkomisin. Mengandung potensi setara ulang tidak lebih dari 2,0%.
dengan tidak kurang rlari 800 11g per mg klindamisin, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
~~~ONp~. volume sama (lebih kurang 25 J.Ll) Larutan baku dan
l.Arutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato-
Pemerian Serbuk hablur, putih at.au praktis putih; gram, ukur respons puncak utama. Waktu retensi
tidak berbau atau bau lemah seperti merkaptan. Stabil relatif baku internal dan klindamisin masing-masing
di udara dan cahaya. Larutan bersifat asam da,n me- adalah lebih kurang 0,6 dan 1,0·. Hitung potensi
mutar bidang polarisasi ke kanan. klindamisin, C 18 ~ 33 ClN 205S dalam 11g per mg
klindamisin hidroklorida, C 18H 33ClN 20 5S.HCI, yang
Kelarutart Mudah larut dalam air, dalam dimetilfor- digunakan dengan rum us:
FI IV Monografi I Clindamycini Palmitatis Hydrochloridum 235

Ws Ru ikutan puncak tidak lebih dari 2,0 dan simpangan


(-) (PJ(-) baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
Wu Rs 3,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
W 5 dan W u berturut-turut adalah jumlah dalam mg volume sama (lebih kurang 50 J.Ll) Larutan baku dan
klindamisin hidroklorida pada Larutan baku da': Larutan uji; rtkam krumatogram, ukur respons puncak
Larutan uji; P adalah potensi klindamisin dalam J.Lg utama. Hitung jumlah C 1 ~H 31CIN2 0~ yang terlarut.
per mg, Klindamisin Hidroklorida BPFi; Ru dan R 5 Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak kurang dari 80% (Q) C 18 H 33C1Np5s, dari jumlah yang
klindamisin terhadap baku internal dalam Larutan uji tertera pada etiket.
dan Lamtan baku.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rap at. Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 7,0%.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


CLINDAMYCINI HYDROCHLORIDI Kromatogra.fi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
CAPSULAE Kromatogra.fi <931>.
Kapsul Klindamisin Hidroklorida Fase gerak, Larutan baku internal, Lamtan baku dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Klindamisin Hidroklorida.
Kapsul Klindamisin Hidroklorida mengandung Klin- Larutan 11ji Timbang saksama tidak kurang dari
damisin Hidroklorida, C 18 H 33CIN 20 5S.HCI, setara 20 kapsul, keluarkan isi semua kapsul dan campur,
dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama,
120,0% Klindamisin, C 18 H~FINp~, dari jumlah yang hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama
tertera pada etiket. sejumlah isi kapsul setara dengan lebih kurang 75 mg
klindamisin. Masukkan dalam wadah yang sesuai,
Baku pembanding Klindamisin Hidroklorida BPFI; tambahkan 5,0 ml Lar11tan baku internal dan kocok
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. selama lebih kurang 30 menit, bila perlu sentrifus atau
saring, hingga diperoleh larutan jernih.
ldentifikasi Waktu retensi puncak utama pada kro- Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
matogram Larutan uji yang diperoleh seperti yang kadar dalam Klindamisin Hidroklorida. Hitung jumlah
tertera pada Penetapan kadar sesuai dengan Larutan dalam mg, C 18 H3FIN 20~, dari serbuk isi kapsul yang
baku yang dibandingkan dengan baku internal. digunakan dengan rumus:

Disolusi <1231> p Ru
Media disolusi: 900 ml air. ws (--) (-)
Alat tipe 1: 100 rpm. 1000 R5
Waktu: 30 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah W5; P; Ru dan R 5 adalah seperti yang tertera pada
C 18 H 33CIN 20 5 S.HCI, yang terlarut menggunakan Prosedur Penetapan kadar dalam Klindamisin Hidro-
metode sebagai berlkut: klorida.
Fase gerak Larutkan 16 g asam dl-10-kamfersulfonat P,
8 g amonium asetat P dan 8 ml asam asetat glasial P Wadah dan penyimpanan Dalam wa~ah tertutup rapat.
dalam 1600 ml air, campur. Tambahkan 2400 ml
mdanol P dan atur pH sampai 6,0 ± 0,05 menggunakan
asam kloridR P atau natrium hidroksidR 5 N.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klinda- CLINDAMYCINI PALMITATIS
- misin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam air sampai HYDROCHLORIDUM
kadar seperti Larutan uji. Klindamisin Palmitat Hidroklorida
Larutan uji Gunakan sejumlah larutan yang telah
disaring, jika perlu encerkan dengan air.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Metil 7-kloro-6,7,8-trideoksi-6-(1-metil-trans-4-
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja propil-L-2-pirolidinakarboksamido)-1-tio-L-treo-
tinggi dilengkapi dengan detektor indeks bias dan a-D-galakto-dctopiranosida 2-palmitat
kolom berisi bahan pengisi Ll dengan ukuran partikel monohidrokloridR [25507-04-4]
3 J.I.IIl. Laju aliran lebih kurang 2 ml per menit. Laku- <;.H63CINpJ>.HCl BM 699,86
kan kromatografi terhadap Larutan baku, I"f'kam respons
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor Klindamisin Palmitat Hidroklorida mempunyai poten-
236 Clindamycini Phosphas I Monografi FIIV

si setara dengan tidak kurang dari 540 J.Lg klindamisin, 320°. Gunakan helium P kering sebagai gas pembawa
C 18 ~CIN 205S, per mg. dengan laju aliran lebih kurang 60 ml per menit.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Pemerian Serbuk amorf, putih atau hampir putih; bau volume sama (lebih kurang 1,0 J.Ll) Lanttan baku dan
khas. l.arutan uji, ukur respons puncak utama. Tahap eluasi
adalah kolesteril benzoat, kemudian klindamisin
Kelarutan Sangat mudah larut dalam etilasetat dan palmitat. Hitung potensi klindamisin, C 18 H33CIN 20 5S,
dalam dimetilformamida; mudah larut dalam air, dalam J.Lg per mg klindamisin palmitat hidroklorida
dalam benzena, dalam eter, dalam kloroform dan yang digunakan dengan rum us:
dalam etanol.
Ru Ws
Baku pembanding Klindamisin Palmitat Hidroklori- F (-)(-)
da BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara Rs Wu
pada suhu 60° selama 16 jam sebelum digunakan.
F adalah potensi klindamisin dalam J.Lg per mg Klin-
ldentifikasi SFektrum serapan inframerah zat yang damisin Palmital Hidroklorida BPfl; Ru dan R5 berturut-
telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak turut adalah perbandingan respons puncak klindami-
mineral P menunjukkan maksimum hanya pada pan- sin palmitat hidroklorida terhadap kolesteril benzoat
jang gelombang yang sama seperti pada Klindamisin yang diperoleh dari Larutan uji dan Larzttan baku; W 5
Palmitat Hidroklorida BPFI. dan Wu berturut-turut adalah jumlah dalam mg
Klindamisin Palmitat Hidroklorida BPFI dan zat uji yang
pH <1071> Antara 2,8 dan 3,8; lakukan penetapan digunakan.
menggunakan larutan dengan kadar 10 mg per mi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%. rapat.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara CLINDAMYCINI PHOSPHAS


Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato- Klindamisin Fosfat
graft <931>.
. Larutan baku .internal Timbang sejumlah kolesteril
benzoat, larutkan dalam klorojom1 P hingga kadar lebih Me til 7-kloro-6,7,8-trideoksi-6-(1-metil-trans-4-
kurang 5 mg per mi. propil-L-2-pirolidina lcarboksamido)-1-tio-L-treo-a-D-
· Lanttan baku Timbang saksama lebih kurang galakto-okto-piranosida 2-(dihidrogen fosfat) [24729-96-2]
150 mg Klindamisin Palmitat Hidroklorida BPFI, masuk- C 18H34CIN20 8 PS BM 504,96
kan ke dalam tabung sentrifuga 15 ml bersumbat kaca.
Tambahkan 5 ml air, 5,0 ml Larutan baku internal dan Klindamisin Fosfat mempunyai potensi setara dengan
1 mllarutan natrium /carbonat P (3 dalam 10), campur. tidak kurang dari 758 J.Lg klindamisin, C 18H 1FIN20 5S
Tutup, kocok kuat-kuat tidak kurang dari 10 menit, per mg, dihitung terhadap zat anhidrat.
dan sentrifus. Pindahkan lapisan air sebelah atas dan
pipet 1 ml lapisan kloroform ke dalam tabung sentri- Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih;
fuga 15 mi. Tambahkan 1,0 ml piridina P dan 1,0 ml higroskopis; tidak berbau atau praktis tidak berbau;
anhidrida asetat P. Kocok tabung sampai te~;campur rasa pahit.
sempUllla, tutup tabung dengan tutup plastik berlu-
bang kecil, panaskan pada suhu 100° selama 2,5 jam, Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
dan biarkan dingin. Campur, jika perlu sentrifus. etanol mutlak; sangat sukar larut dalam aseton; praktis
Gunakan larutan jemih. tidak Ia rut dalam klorofom, dalam benzena dan dalam
Larutan uji Timbang saksama klindamisin palmitat eter.
hidroklorida lebih kurang 150 mg, masukkan ke dalam
tabung sentrifuga 15 ml bersumbat kaca, dan lakukaR Baku pembanding Klindamisin Fosfat BPFI; tidak boleh
seperti tertera pada Larutan baku mulai dari "Tambah- dikeringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI.
kan 5 ml air .....".
Sistein kromatografi Lakukan seperti yang tertera ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
pada Kromatografi <931>. I<romatograf gas dilengkapi didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 0,6 m x maksimum hanya pada panjang gelombang yang
3 mm berisi bahan pengisi 1'Yo G36 dengan partikel sama seperti pada Klindamisin Fosfat BPFI, masing-
penyangga SlAB. Pertahankan suhu kolom dan masing telah dikeringkan pada suhu 100° selama
detektor masing-masing pada lebih kurang 290° dan 2jam.
FIIV Monografi I Clindamycini fhosphatis lnjectio 1.37

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,58 unit Ru


Endotoksin FI per mg. 100CP ( - )
Rs
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
C adalah kadar Klindamisin Fosfat BPFI dalam mg
pH <1071> Antara 3,5 dan 4,5; lakukan penetapan per ml Larutan baku; P adalah potensi C 18 H 33CIN 20~
menggunakan larutan yang mengandung 10 mg dalam !lg per mg Klindamisin Fosfat BPFI; Ru dan R5
per mi. berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
klindamisin fosfat terhadap baku internal dalam
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 6,0%. l.Arutan uji dan Larutan baku.

Syarat lain Klindamisin Fosfat untuk pembuatan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
lnjeksi Klindamisin Fosfat harus memenuhi Uji Daya rapat.
Hipotensif <191>, menggunakan dosis uji 1,0 ml
per kg, larutan yang mengandung klindamisin,
C 18H 33CIN 20 5S 5,0 mg per ml larutan natrium
klorida P 0,9% steril. CLINDAMYCINI PHOSPHATIS
INJECTIO
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Injeksi Klindamisin Fosfat
Kromatografi air kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Larutkan 10,54 g hzlium fosfat 111C1nobasa P lnjeksi Klindamisin Fosfat adalah larutan steril dari
dalam 775 ml air, atur pH hingga 2,5 dengan penam- Klindamisin Fosfat Steril atau Klindamisin Fosfat
bahan asam fosfat P. Tambahkan 225 ml asetonitril P, dalam Air untuk lnjeksi dengan satu atau lebih
campur, dan saring~ Jika perlu lakukan penyesuaian pengawet, zat sekuesteran atau bahan pengatur
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada tonisitas. Boleh dibekukan. Mengandung setara
Kromatografi <931>. {Catalan Atur kadar asetonitril P dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
dalam Fase gerak tidak kurang dari 22% dan tidtzk lebih dari 120,0% klindamisin, C18H33CIN 20 5S, dari jumlah yang
25% untuk mempertaluznhzn taluzpan eluasi yang benar.} tertera pada etiket.
Larutan baku internal Trmbang sejumlah 4'-hidroksi
asetufonon P, larutkan dalam asetonitril P hingga kadar Baku pembanding Klindtzmisin Fosfat BPFI; tidak boleh
lebih kurang 4 mg per mi. Encerkan sejumlah volume dikeringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI.
larutan tersebut dengan Fase gerak hingga kadar lebih
kurang 0,()4 mg per mL ldentifikasi Waktu retensi puncak utama kromato-
Larutan baku Tambang saksama lebih kurang 24 mg, gram Larutan uji sama dengan Larutan baku seperti
Klindamisin Fosfat BPFI masukkan ke dalam labu yang diperoleh pada Penetapan kndar.
tentukur 100-ntl. Tambahkan 25,0 ml Larutan baku
internal, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,58 unit
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 24 mg Endotoksin FI per mg.
zat. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
Tambahkan 25,0 ml Larutan baku internal, encerkan pH <1071> Antara 5,5 dan 7,0.
dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti yang
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tertera pada Injeksi volume /cecil.
tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L7. Laju aliran Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi Injectiunes. ·
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
analit dan puncak baku internal tidak kurang dari 2,0 Kromatografi air khurja tinggi seperti yang tertera pada
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Kromatografi <931>. · · ..
tidak lebih dari 2,5%. Fase gerak Larutkan 10,54 g lcalium fosfat monobasa P
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dalam 775 ml air, atur pH hingga 2,5 dengan as_am
volume sama (lebih kurang 20 Ill) iarutan baku dan fosfat P. Tambahkan 225 ml asetonitril P, campur,
Lllrutan uji ke .dalam kromatograf> ukur respons saring. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
puncak utama. Waktu retensi relatif klindamisin fosfat Kuesuailln sistem seperti yang tertera pada Kromato-
dan 4'-hid.rolcsiasetofenon masing-masing adalah lebih grafi <931>.
kurang 1,0 dan 1,2. Hitung jumlah dalam JLg, (Catalan Atur kadar asetonitril P dalam Jase gerak tidak
~/{330N20/3, dengan rumus: kurang dari 22% dan· tidak lebih dari 25% untuk
238 Clofaziminum I Monografi FIIV

mempertahankan tahapan eluasi yang benar.] CLOFAZIMINUM


Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klinda- Klofazimin
misin Fosfat BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 0,24 mg per mi.
Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi setara
dengan lebih kurang 300 mg klindamisin, masukkan
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase
gerak sampai tanda. Pipet 7 ml larutan ini, ke dalam
labu tentukur 100-ml lain encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda.
Larutan reso/usi Timbang sejumlah benzil alkohol 3-(p-Kioroanilino)-10-(p-k/orofeni/)-2,10-
larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang dihidro-2-(isopropilimino)fenazin [2030-63-9)
0,1 mg per mi. Tambahkan lebih kurang 25 mllarutan C27 H 22Cl2 N4 BM 473,40
ini ke dalam labu tentukur 100-ml yang berisi lebih
kurang 25 mg Klindamisin Fosfat BPFI, encerkan Klofazimin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
dengan Fase gerak sampai tanda. tidak lebih dari 101,5% C27H 22Cl2 N 4, dihitung terhadap
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera zat yang telah dikeringkan.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom Pemerian Hablur merah tua, melebur pada suhu lebih
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L7. Laju aliran kurang 217° disertai peruraian.
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan resolusi, rekam respons puncak seper- Kelarutan Praktis tida~ larut dalam air; larut dalam
ti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara kloroform dan dalam benzena; agak sukar larut dalam
puncak klindamisin fosfat dan benzil alkohol tidak etanol dan dalam etil asetat.
kurang dari 2,0. Waktu retensi relatif klindamisisn
fosfat dan benzil alkohol masing-masing adalah lebih Baku pemban:ding Klofazimin BPFI.
kurang 1,0 dan 1,2. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang ter- ldentifikasi
tera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada A. Spektrum serapan inframerah larutan zat 5%
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,5%. dalam metilen klorida P, menunjukkan maksimum
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah hanya pada pan1ang gelombang yang sama seperti
volume sama (lebih kurang 20 ~I) Larutan baku dan pada Klofazimin BPFI.
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons B. Harga R1 bercak utama pada kromatogram
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Larutan uji sesuai dengan Larutan baku A seperti yang
C 18H33CIN20 5S, dalam tiap ml injeksi yang digunakan tertera pada Cemaran secara kromatografi.
dengan rumus:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
10 CP Ru lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
(-)(-)(-)
7 V R5 Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

C adalah kadar Klindamisin Fosfat BPFI dalam mg Cemaran secara kromatografi


per milArutan baku; P'adalah potensi C 18 H 33CIN 20 5S lArutan balm Timbang saksama sejumlah Klofazi-
dalam J.l.g per mg Klindamisin Fosfat BPFI;. V adalah min BPFI, larutkan dalam metilen klorid11 P hingga
volume dalam ml dari injeksi yang digunakan; Ru dan diperoleh Larutan baku A dengan kadar 0,5 mg per ml.
R 5 berturut-turut adalah respons puncak klindamisin Encerkan masing-masing sejumlah volume lArutan
fosfat dalam ~rutan uji dan Larutan baku. baku A dengan metilen klorida P untuk membuat Lantt-
an baku B dengan kadar 0,25 mg per ml dan Larutan
Wadah_dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- baku C dengan kadar 0,1 mg per ml.
gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I atau lArut11n uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
dari bahan plastik yang sesuai. larutkan dalam metilen klorida P hingga kadar lebih
kurang 50 mg per mi.
Penandaan Memenuhi syarat Penandaan seperti yang lArutlln timonia Dibuat segar, pipet 1,0 ml 11monium
tertera pada Injectiones. Bila disirripan dalam kondisi ·hidrOicsitlll P ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
beku, pada etiket tertera bahwa sediaan harus Cli- dengan air isampai tanda.
cairkan terlebih dahulu segera sebetum digunakan; Lempmg krom11tograji Gunakan lempeng kromato-
kondisi penyimpanan yang sesuai dari larutan yang grafi silik11 gel P setebal 0,25 mm. Segera sebelum
telah dicairkan dan petunjuk bahwa larutan tidak digunakan uapi leinpeng dengan uap amonia selama
boleh dilJehikan kembali. · · ' · · · · 30 menit dengan menggantungkan lempeng dalam
Fl IV Monografi l Clomifeni Cjtras 239

bejana kromatografi yang berisi lebih kurang 25 ml Pemerian Serbuk, putih sampai kuning pueat;·tidak
Larutan amonia [Catalan Cegah agar lempeng tidak terke- berbau.
na cairan.}
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam kloro-
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan seeara form;.mudah larut dalam metanol; agak sukar larut
terpisah masing-masing 5 J.Ll Larutan uji, Larutan baku dalam etanol; tidak larut dalam eter.
A, Larutan baku B dan Larutan baku C pada jarak yang
sama, 2,5 em dari tepi bawah lempeng, biarkan bercak Baku pembanding Klomifen Sitrat BPFI; tidak boleh
mengering. Masukkan lempeng ke dalam bejana dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air <1031 >
kromatografi yang berisi f.:.se gerak eampuran metilen Metode I sebelum digunakan. 2-(4-(1,2-Difeniletenil)
klorida P-n-propilalkohol P (10:1). Biarkan fase gerak Jenoksi}-N,N-dietiletanamina BPFI; tidak boleh dike-
merambat hingga lebih kurang tiga per empat tinggi ringkan sebelum digunakan.
lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
menguap. Amati lempeng di bawah eahaya ultravio- ldentifikasi
let 254 nm dan bandingkan intensitas bereak lain A. Memenuhi syarat ldentifikasi Basa Nitrogen
dalam kromatogram Larutan uji dengan bereak utama Organik <261>.
dari kromatogram Larutan baku tersebut: tidak ada B. Spektrum serapan ultraviolet dalam larutan
bercak lain dari kromatogram Larutan uji, lebih besar asam klorida 0,1 N (1 dalam 50.000) menunjukkan
atau lebih intensif dari pada bereak utama yang maksimum dan minimum pada panjang gelombang
diperoleh dari Larutan baku A (1,0%), dan jumlah yang sama seperti pada Klom!fen Sitrat BPFI.
in!ensitas bereak lain dari Larutan uji tidak lebih dari C. Menunjukkan reaksi Sitrat seperti yang tertera
2,0%. pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.
300 mg, larutkan dalam 5 ml kloroform P, jika perlu
panaskan. Tambahkan 20 ml aseton P dan 5 ml asam Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 bpj.
asetat glasial P, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV,
tetapkan titik akhir seeara potensiomctrik, menggu- Isomer -Z Antara 30,0% dan 50,0%; lakukan penetap-
nakan elektrode kaea dan elektrode kalomel berisi an dengan eara Kromatograft cair kinerja tinggi seperti
larutan jenuh kalium klorida P. Lakukan penetapan yang tertera pada Kromatografi <931>.
blangko. Fase gerak Buat campuran n-heksana P-kloroform
bebas etanol P-trietilamina P (80:20:0,1). Jumlah trietil-
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan amina dapat bervariasi hingga memenuhi syarat
47,34 mg C2!f22CI 2N 4 kesesuaian sistem.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Klomifen Sitrat BPFI, masukkan ke dalam eorong pisah
rapat, tidak tembus cahaya, pada suhu kamar. 125 ml, larutkan dalam 25 ml asam klorida 0,1 N,
tambahkan 5 ml natrium hidroksida 1 N dan ekstraksi
3 kali, tiap kali dengan 25 ml kloroform bcbas. etanol P.
CLOMIFENI CITRAS Keringkan ekstrak dengan natrium sulfat anhidrat P dan
Klomifen Sitrat tambahkan kloroform bebas etanol P hingga 100,0 ml.
Masukkan 20,0 ml larutan ke dalam labu tentu-
kur 100-ml, tambahkan 0,1 ml trietilamina P, .encerkan
~·COOt! dengan n-heksana P sampai tanda, campur.
• HO-<:-<:OOH
I
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 rng,
CHzCOOH lakukan seperti yang tertera pada Larutan baktt.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja
2-(p-(2-Kloro-1,2-difenilvinil)fenoksi]trietil- tinggi dilengkapi dengan detektor 302 run dan kolom
amina sitrat (1:1) [50-41-9) 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L3 dengan dia-
C 26 H28CINO.C6 H80 7 BM598,09 meter partikel 10 Jim. Laju aliran lebih kurang 2 ml per
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
Klomifen Sitrat mengandung tidak kurang dari.98,0% rekam respons puneak seperti yang tertera pada Prose-
dan tidak lebih dari 102,0% eampUFan isomer geome- dur: resolusi, R, antara isomer -E (purieak p_ertama)
trik (E)- dan (Z)- dari C26 H 28CINO.C6 H 10 7, dihitung dan_ isomer -Z tidak kurang dari 1,5 dan simpangan
terhadap zat anhidrat. Mengandung tidak kurang dari baku n!latif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
30,0% dan tidak lebih dari 50,0% isomer-Z, [(Z)-~[4-(2- 2,0%.
kloro-1,2-difeniletenil)fenoksi]-N,N-dietiletanamina 2- -Prosedur Suntikkan secara terpisah · sejumlah
hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat (1:1). · ·- volume sama (lebih kurang 50 Jil) Larutan baku dan
240 Clomifeni Citratis Compressi I Mnnografi FI IV

LArutan uji· ke dalam kromatograf, rekam kromato- lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
gram dan ukur respons isomer -E dan isomer -Z. yang tertera pada Kromatografi <931>.
Hitung area puncak masing-masing isomer -E (RE) dan Larutan baku Buat larutan Klomifen Sitrat BPFI
isomer -Z (Rz) LAn:tan baku dan LAn:tan uji. Hitung dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,05 mg
persentase area dari isomer -Z, %As dan %Au dalam per ml. {Catalan l.Arutan stabil selilma 24 jam.]
LArutan baku dan l.Arutan uji dengan rumus: Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih
kurang 50 mg Klomifen Sitrat BPFI dan 2 mg 2-{4-{1,2-
Difeniletenil) Jenoksi]-N.N-dietiletanamina BPFI, masuk-
kan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet
10,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, en-
Hitung persentase isomer -Z dalam Larutan uji cerkan dengan Fase gerak sampai tanda. {Catatan Larut-
menggunakan rumus: an cukup stabil dalam beberapa hari.}
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
%Au masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
%Ws (---) dan encerkan dalam Fase gerak, sampai tanda. Pipet
%As 10 mllarutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda. {Catalan Larutan stabil
% W 5 adalah persentase bobot isomer -Z yang tertera selama 24 jam.}
pada etiket Klomifen Sitrat BPFI; %As dan %Au ber- Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
turut-turut adalah persentase luas puncak isomer -Z pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
dalam kromatogram dari l.Arutan baku dan l.Arutan uji. tinggi dilengkapi dengan detektor 233 nm dan kolom
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L26. Laju aliran
Batas senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0% setiap lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi
senyawa asing tunggal mudah menguap dan tidak terhadap Lnrutan kesesuaian sistem, rekam respons
lebih dari 2,0% total senyawa asing mudah menguap, puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu
tetapkan dengan cara normalisasi luas. Lakukan retensi relatif 2-{4-(1,2-Difeniletenil) fenoksi}-N,N-dietile-
Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato- tanamina BPFI dan klomifen sitrat berturut-turut lebih
grafi <931>. Timbang saksama lebih kurang 300 mg, kurang 0,9 dan 1,0 dan resolusi, R, antara klomifen
dispersikan dalam lebih kurang 40 ml air, tambahkan sitrat dan 2+~-(1,2-difeniletenil)fenoksi)- N,N-dietil
10 ml natrium hidroksida 1 N dan ekstraksi endapan etanamina tidak kurang dari 1,0. Lakukan kromato-
dengan 10 ml kloroform P. Masukkan ekstrak kloroform grafi terhadap Larutan baku dan rekam respons
ke dalam tabung sentrifuga bersumbat dan sentrifus. puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan
Suntikkan sejumlah 1 ~1 hingga 2 111 ekstrak jernih baku relatif puncak klomifen sitrat pada penyuntikan
kloroform ke dalam kromatografi gas yang dilengkapi ulang tidak lebih dari 1,0%.
dengan detektor ionisasi nyala, alat perekam, kolom Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
kaca 2 m x 4 mm yang berisi bahan pengisi 0,5% fase volume sama (lebih kurang 50 ~l) Larutan baku dan
diam GlO dan 1,3% fase diam G2 pada partikel Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
penyangga SlA. Pertahankan suhu kolom dan suhu puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
injektor pada 230°·dan suhu detektor pada 250°. C26 tfuClNO.C6H 80 7 dengan n1mus:
Gunakan gas pembawa yang sesuai, atur laju. aliran
sedemikian rupa hingga waktu retensi isomer klomi- 'u
fen lebih kurang 20 menit. Rekam kromatogram 1000C ( - )
selama waktu total tidak kurang dari dua kali waktu 's
retensi kedua isomer klomifen basa yang teipisah.
C adalah kadar Klomifen Sitrat BPFI dalam mg per ml
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471 > Lartttan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah res pons
Metode V Memenuhi syarat. puncak lArutan uji dan Larutan baku.
Pelilrut Gunakan dimetil sulfoksida P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara baik.
K.romatografi cair lcinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromtttografi <931>.
{Oitattm Klomifen Sitrat pelaJ terluzdap ahaya. Lin- CLOMIFENI CITRATIS COMPRESS!
dungi lllrutan lclomifen sitr11t dari cahaya m~~tahari lang- Tablet Klomifen Sitrat
sung.]
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P~ietililmi­
na P (56,5:42:1,5), atur pH hingga 5,45 ± 0,02 dengan Tablet Klomifen Sitrat mengandung Klomifen Sitrat,
asam fosfllt P, saring dan awaudarakan. Jika perlu C 26H 28ClNO.C6 H 1 0 7, tidak kurang dari 93,0% dan
FI IV Monografi I Clonazepamum Z41

tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada C 26 ~ 8 ClNO.C 6 H 1 0 7, dalam serbuk tabiet yang digu-
etiket. nakan dengan rumus:

Baku pembanding Klomifen Sitrat BPFI; tidak boleh ru


dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air <1031 > 1000C ( - )
dengan Metode I sebelum digunakan. 2-[4-(1,2-Difeni/- 's
etenil)fenoksi/-N,N-dietiletanamina BPFI; tidak boleh di-
keringkan sebelum digunakan. C adalah kadar Klomifen Sitrat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; ru dan r 5 berturut-turut adalah res pons
Identifikasi Masukkan sejumlah serbuk halus tablet puncak Larutan uji dan Lamtan baku.
setara dengan lebih kurang 30 mg klomifen sitrat ke
dalam tabung sentrifuga yang berisi lebih kurang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
30 ml larutan metanol P dalam asam klorida 0,1 N baik, terlindung dari cahaya.
(1 dalam 2). Tutup tabung, masukkan ke dalam tangas
air pada suhu lebih kurang 37° selama 15 menit, kocok
sesekali. Sentrifus, pisahkan beningan dan masukkan CLONAZEPAMUM
ke dalam corong pisah. Ekstraksi mula-mula dengan Klonazepam
40 ml heksana P, kemudian dua kali, tiap kali dengan
25 ml heksana P, buang ekstrak. Basakan larutan
dengan natrium hidroksida 1 N, lakukan seperti yang
tertera pada ldl!ntifikasf A d3lam K!omifen Sitrat.

Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe 1: 100 rpm. 5-(o-Klorofenil)-1 ,3-dihidro-7-
Waktu: 60 menit. nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2-on (1622-61 -3)
Prosedur Lakukan penetapan jumlah CISHIOCINJOJ BM 315,72
C26 H 28ClNO.C6 H 8 0 7 yang terlarut dengan mengukur
serapan filtrat larutan uji, jika perlu encerkan dengan Klonazepam mengandung tidak kurang dari 99,0%
asam klorida 0,1 N dan serapan larutan baku Klomifen dan tidak lebih dari 101,0% C 15 H 10ClN 30 3, dihitung
Sitrat BPFI dalam media dan kadar yang sama pada terhadap zat yang telah dikeringkan.
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
232nm. Pemerian Serbuk kuning muda; bau lemah; melebur
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak pada suhu lebih kurang 239°.
kurang dari 75% (Q) C 26H 28 ClNO.C6 H80 7, dari jumlah
yang tertera pada etiket. Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut
dalam aseton dan dalam kloroform; sukar larut dalam
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. etanol dan dalam eter.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Baku pembanding Klonazepam BPFI; lakukan penge-
Kromatografi cai! kinerja tinggi seperti yang tertera pada ringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum diguna-
Kromatografi <931> kan. 3-Amino-4-(2-klorofenil)-6-nitrok.arbostiril BPFI dan
fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem 2-Amino-2'-kloro-5-nitrobenzofenon BPFI; tidak boleh
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dikeringkan sebelum digunakan. ·
pada Penetapan kadar dalam Klomifen Sitrat.
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
kiuang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 50 mg klomi- bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
fen sitrat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. panjang gelombang yang sama seperti pada Klonaze-
Tambahkan 80 ml fase gerak, aduk menggunakan- pam BPFI.
pengaduk magnetik selama 45 menit, encerkan dengan
Fase gerak sampai tanda dan saring. Pipet 10 ml Susut pengeringan <1121>· Tidak lebih dari 0,5%;
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
dengan Fase gerak sampai tanda. (Oztatan Larutan.stabjJ
selilma 24 jam.] Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 50 J.Ll) Larutan baku dan logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 bpj.
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Senyawa sejenis Tidak lebih dari 0,5% 3-amino-4-(2-
242 Clonazepa.mi Compressi I Monografi FI IV

klorofenil)-6-nitrokarbostiril, dan tidak lebih dari 0,5% C 15H 10ClN 30 3 , tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
2-amino-2'-kloro-5-nitrobenzofenon. Lakukan pene- dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
tapan dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>.
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg, Baku pembanding Klonazepam BPFI; lakukan penge-
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan ringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum diguna-
encerkan dengan aseton P sampai tanda. kan. 3-Amino-4-(2-klorofenil)-6-nitrokarbostiri/ BPFI;
l.Arutan pembanding (1) Timbang saksama sejumlah tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. 2-Amino-
3-Amino-4-(2-klorofenil)-6-nitrokarbostiril BPFI, larutkan 2'-kloro-5-nitrobenzofenon BPFI; tidak boleh dikeringkan
dalam aseton P hingga kadar 125 ~g per mi. sebelum digunakan.
l.Arutan pembanding (2) Timbang saksama sejumlah
2-Amino-2'-kloro-5-nitrobenzofenon BPFI, larutkan ldentifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet setara
dalam aseton P hingga kadar 125 ~g per mi. dengan lebih kurang 10 mg klonazepam ke dalam
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti corong pisah 125 mi. Tambahkan 25 ml air, kocok tiap
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara kali selama 2 menit, dan ekstraksi 2 kali tiap kali de-
terpisah masing-masing 20 J.ll Lanltan uji, Larutan ngan 40 ml kloroform P. Lewatkan ekstraksi kloroform
pembanding (1) dan Larutan pembanding (2) pada lem- melalui natrium sulfat anhidrat P. Uapkan kumpulan
peng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Masuk- ekstraksi pada suhu kamar dengan bantuan aliran gas
·kan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah nitrogen sampai kering. Cuci sisa 3 kali, tiap kali
dijenuhkan dengan fase gerak etil asetat P-karbon tetra- dengan 10 ml pelarut heksana P; spektrum serapan
klorida P (1:1) hingga merambat lebih kurang tiga per inframerah sisa yang didispersikan dalam kalium
empat tinggi lempeng. Angkat Iempeng, biarkan fase bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada pan-
gerak menguap. Beri tanda batas fase gerak dan jang gelombang yang sama seperti pada Klonaze-
keringkan di udara. Semprot lempeng dengan asam pam BPFI.
sulfat 3 N, keringkan pada suhu 105" selama 15 sampai
30 menit. Semprot berturut-turut dengan larutan natri- Disolusi <1231>
um nitrit P (1 dalam 1000), Iarutan amonium sulfamat P Media disolusi: 900 ml air yang telah diawaudara-
(1 dalam 200) dan N-1-naftiletilendiamin dihidroklorida P kan.
(i dalam 1000), keringkan lempeng dengan aliran A/at tipe 2: 100 rpm.
udara dingin setelah masing-masing penyemprotan: Waktu: 60 menit.
bereak yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih besar Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 15H 10CIN 30J'
ukuran dan intensitasnya dari bercak pada masing- yang terlarut dengan cara sebagai berikut:
masing harga R1 yang sesuai dengan Larutan pemban- Fase gerak Buat campuran air-metanol P-asetonitril P
ding (l) dan Larutan pembanding (2). (40:30:30), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
Cemaran senyawa organik tnudah menguap <471> tertera pada Kromatografi <931>.
Metode V Memenuhi syarat. l.Arutan baku Timbang saksama sejumlah Klonaze-
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. pam BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih
kurang 0,05 mg per ml. Campur sejumlah volume
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang yang sama larutan ini dengan Media disolusi yang
700 mg, larutkan dalam 100 ml anhidrida asetat P diukur saksama hingga kadar larutan baku sama
dengan pengadukan selama lebih kurang 20 menit. dengan kadar yang diperkirakan dalam l.Arutan uji.
Tambahkan 5 tetes larutan biru nile hidroklorida P Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
dalam asam asetat glasial P (1 dalam 100), titrasi dengan pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja
asam perklorat 0,1 N LV hingga warna hijau kuning. tinggi dilengkapi dengan detektor 254 run dan kolom
Lakukan penetapan blangko. 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan penyuntikan ulang
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan terhadap l.Aruttm baku, rekam respons puncak, seperti
31,57 mg C1/I10C1Np3 yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
tidak lebih dari 2,0'Yo dan faktor ikutan tidak lebih dari
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 2,0.
rapat, tidak tembus cahaya, pada suhu kamar. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 100 J.Ll) l.Arutan baku dan
lArutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
CLONAZEPAMI COMPRESS! puncak utama; Hitung jumlah C 15 H 10ClN30 3 yang
Tablet Klonazepam terlarut dengan membandingkan respons puncak
l.Aruttm baku dan l.Arutan uji.
Tolertmsi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
Tablet Klonazepam m~ngandung Klonazepam, kurang dari 80% (Q) C 1sH 10ClNp3, dari jumlah yang
FI IV Monografi I Clonazepami Compressi 243

tertera pada etiket. lendiamina dihidroklorida P (1 dalam 1000) keringkan di


bawah aliran udara panas. Bercak yang diperoleh dari
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan uji tidak lebih besar ukuran dan intensitasnya
Prosedur keseragaman kandungan dari bercak pada masing-masing harga R1 yang sesuai
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam wadah dengan Larutan pembanding (1) dan Larutan pemban-
yang sesuai, tambahkan sejumlah air panas (lebih ding (iJ.
kurang 60°) sampai seperlima kapasitas nominal
wadah, kocok secara mekanik selama 30 menit. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan Kroma-
Tambahkan sejumlah N,N-dimetilasetamida P setara tvgrafi. cair kinerja tinggi seperti yang tertera pad a
dengan dua perlima kapasitas nominal wadah, Kromatografi <931>.
campur. Panaskan di atas tangas uap selama 5 menit, Larutan baku internal Pipet 4 ml o-diklorobenzena P ke
sonikasi selama 5 menit. Dinginkan sampai suhu dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
kamar, tambahkan sejumlah volume yang diukur asetonitril P sampai tanda.
saksama larutan o-diklorobenzena P dalam asetonitril P Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klonaze-
(1 dalam 25) hingga diperoleh lebih kurang 4 mg pam BPFI, larutkan dalam asetonitril P, jika perlu
o-diklorobenzena P per 40 1.1-g klonazepam. Jika perlu encerkan secara bertahap dan kuantitatif dengan
encerkan secara bertingkat dengan asetonitril P hingga asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mi.
kadar 40 11g klonazepam per mi. Pipet 4 ml larutan ini dan 4 ml Larutan baku internal ke
Larutan baku Buat dengan cara yang sama dengan dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengar;t asetoni-
Larutan uji hingga kadar lebih kurang 40 1.1-g Klonaze- tril P sampai tanda. Larutan akhir mengandung 40 11g
pam BPFI per ml, dan kadar o-diklorobenzena P sama kl.:mazepam per mi.
dengan yang digunakan pada Larutan uji, dalam Larutan uji Timbang dan serbukkan 20 tablet.
pelarut yang sama. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Prose- dengan lebih kurang 2 mg klonazepam, masukkan ke
dur dalam Penetapan kadar. dalam labu tentukur 50-ml. Pipet 20 ml N,N' -dimetila-
setamida P, masukkan ke dalam labu dan sonikasi
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0% 3-Amino-4-(2- selama 5 menit. Dinginkan sampai suhu kamar,
klorofenil)-6-nitrokarbostiril dan tidak lebih dari 1,0% tambahkan dengan pipet, 4 ml Larutan baku internal,
2-Amino-2'-kloro-5-nitrobenzofenon . encerkan dengan asetonitril P sampai tanda, saring jika
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk perlu.
tablet setara dengan 10 mg klonazepam, masukkan ke Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
dalam labu yang sesuai. Tambahkan lebih kurang pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
20 ml aseton P, tutup, kocok selama 1 menit. Saring, tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
uapkan filtrat di atas tangas uap hingga kering, larut- 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Fase gerak
kan residu dalam 0,5 ml aseton P. terdiri dari campuran air-metanol P-asetonitril P (lebih
Larutan pembanding (1) Timbang sa~ama sejumlah kurang 4:3:3). Lakukan kromatografi terhadap Larut-
3-Amino-4-(2-klorofenil)-6-nitrokarbostiril BPFI, larutkan an baku dengan 5 kali penyuntikan ulang, rekam
dalam aseton P hingga diperoleh larutan 1 dalam 5000. respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
Larutan pembanding (2) Timbang saksama sejumlah simpangan baku relatif tidak J:ebih dari 2,0% dan
2-Amino-2 '-kloro-5-nitrobenzofenon BPFI, larutkan faktor resolusi tidak kurang dari 10,0.
dalam aseton P hingga diperoleh larutan 1 dalam 5000. · Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti volume sama (lebih kurang 25 !J.l) Larutan baku dan ·
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara Larutan uji ke dalam kromatograf. Ukur respons
terpisah masing-masing 25 1.1-l Larutan uji, Larutan puncak pada waktu retensi lebih kurang 6 menit
pembanding (1) dan Larutan pembanding (2) pada untuk klonazepam dan 14,5 menit untuk o-dikloro-
lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. benzena. Hitung jumlah dalam mg; Ci5H 10ClN30 3 ,
Masukkan lempeng kedalam bejana kromatografi dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak etil asetat P-
karbon tetraklorida P (1:1) hingga fase gerak merambat
lebih kurang 15 em dari garis penotolan. Angkat
lempeng, biarkan fase gerak menguap, amati bercak di
bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Semprot lempeng
dengan asam sulfot P (1 dalam 10) dan panaskan pada C adalah kadar Klonazepam BPFI dalam 11g per ml
suhu 105° selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban-
kamar, semprot dengan larutan natrium nitril P dingan respons puncak klonazepam terhadap
(1 dalam 1000), keringkan di bawah aliran udara o-diklorobenzena dari Larutan uji dan Larutan baku.
panas. Semprot lempeng dengan larutan amonium
sulfamat P (1 dalam 200), dan keringkan di bawah Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
aliran udara panas. Semprot dengan larutan N-1-nafti- rapat tidak tembus cahaya, pada suhu kamar.
244 Clonidini Hydrochloridum I Monografi FIIV

CLONIDINI HYDROCHLORIDUM larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih kurang


Klonidin Hidroklorida 1,0%.
Enceran larutan uji I Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan metano! P
sampai tanda.
Enceran larutan uji II Pipet 1 ml Larutan uji ke
dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan
metanol P sampai tanda.
2-((2,6-Diklorofenil)imino}imidazolidina Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
hidroklorida (4205-91-8] yang tertera pada Kromatografi <931>. Tctolkan secara
C 9 H 9 C~N 3 .HCI BM 266,6 terpisah masing-masing 10 J.Ll Larutan uji, Enceran
larutan uji I. Enceran larutan uji II dan Larutan baku
K!onidin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari pada lempeng kromatografi silika gel G. Masukkan
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C 9 H 9 Cl 2 N 3 .HCI, lempeng kedalam bejana kromatografi yang telah
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. dijenuhkan dengan fase gerak dari lapisan atas yang
telah disaring campuran air-n-butanol P-asam asetat
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih. glasial P (50:40:10). Angkat lempeng, biarkan kering di
udara. Semprot lempeng dengan kalium iodobismu-
Kelarutan Larut dalam 13 bagian air, dalam etanol tat termodifikasi LP, biarkan kering di udara selama
mutlak; sukar larut dalam kloroform. 1 jam, semprot lagi dengan pereaksi yang sama dan
segera disemprot dengan larutan natrium nitrit P 5%.
Baku pembanding Klonidin Hidroklorida BPFI. Bercak lain selain bercak utama yang diperoleh pada
Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak kroma-
lde~filc,a.si .Uji,A dapat 4~baik.an jika uji B, C dan D togram Enc;eran larutan uji II.
dilakukan. Uji B dan C dapat diabaikan jika uji A dan
D dilakukan. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di- lakukan pengeringan pada suhu 100° sampai 105°
dispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan sampai bobot tetap, menggunakan 1 g.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Klonidina Hidroklorida BPFI. Sisa pemijaran·.<301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%;
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,03% lakukan penetapan menggunakan 1 g .
. dalam asam klorida 0,01 N pada panjang gelombang
antara 245 nm dan 350 nm menunjukkan maksimum Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
pada 272 nm dan 279 nm, dan infleksi pada 265 nm. 200 mg, larutkan dalam 70 ml etanol P, titrasi dengan
Serapan jenis pada 272 nm lebih kurang 18 dan pada natrium hidroksida etanol 0,1 N LV, tetapkan titik akhir
279 nm lebih kurang 16. titrasi secara potensiometrik.
C. Pada uji Senyawa sejcnis, bercak utama pada
kromatogram Enceran larutan uji !letak, warna dan 1 ml natrium hidroksida etanol 0,1 N setara deng.:zn
ukurannya sesuai dengan kromatogram Larutan baku. 26,66 mg Clf9Cl~3.HCI
D. Menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti
yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik.
pH <1071> 4,0 sampai 5,0; lakukan penetapan meng-
gunakan larutan 5%.

Kejernihan Iarutan <881> Harus jernih; lakukan CLONIDINI HYDROCHLORIDI


penetapan menggunakan larutan 5% dalam air bebas COMPRESS I
karbon dioksida P. Tablet Klonidin Hidroklorida
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W7. Tablet Klonidin Hidroklorida mengandung Klonidin
Lakukan penetapan menggunakan larutan 5% dalam Hidroklorida, ~~N3 .HCI, tidak kurang dari 90,0%
air bebas karbon dioksida P. dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
·. · pada etiket.
Senyawa sejenis
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klonidin
Hidroklorida BPFI, larutkan da!am metanol P hingga Baku pembanding Klonidin Hidroklorida BPFI; laku-
kadar lebih kurang 0,1 %. . kan pengeringan pada suhu 105° sarnpai bobot tetap
Larutan uji Tim bang -saksama sejumlah zat uji, sebehun digunakan.
FIIV Monograft I Clonidini Hydrochloridi Injectio 245

Identifikasi Pada sejumlah serbuk tablet setara Penetapan kadar ·


dengan 0,5 mg klonidin hidroklorida, tambahkan Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
30 ml air dan 5 ml natrium hidroksida 1 N, goyang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
pelan-pelan dan ekstraksi dengan 20 ml kloroform P. tablet setara dengan 0,1 mg klonidin hidroklorida,
Sentrifus lapisan kloroform, keringkan dengan natrium tambahkan 25 ml dapar fosfat sitrat pH 7,6, kocok
sulfat anhidrat P, saring dan uapkan filtrat sampai selama 15 menit. Tambahkan 5 ml air dan 1 ml iarutan
kering. Larutkan sisa dalam 8 ml asam klorida 0,01 N. yang mengandung 0,15% biru bromotimol P dan
Larutan yang diperoleh memenuhi uji berikut: 0,15% natrium karbonat anhidrat P, kocok sampai ter-
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan pada dispersi. Tambahkan 30 ml kloroform P, kocok selama
panjang gelombang 245 nm sampai 350 nm, me- 1 menit dan sentrifus. Pada 15 ml lapisan kloroform
nunjukkan maksimum pada 272 nm dan 279 nm dan tambahkan 10 ml asam borat LP.
infleksi pada 265 nm. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klonidin
B. Tambahkan 1 ml larutan amonium reineckat P Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan air
10% dan biarkan selama 5 menit: terbentuk endapan hingga kadar 0,002.%. Pipet 5 ml larutan ini, tambah-
berwama merah muda. kan 20 ml dapar fosfat sit rat pH 7,6, dan lanjutkan seper-
ti tertera pada Larutan u;;, mulai dari 'Tambahkan 5 ml
Keseragaman kandungan Memenuhi syarat seperti air ...... ".
tertera pada Compressi; lakukan penetapan Prosedur Ukur serapan Larutan u_ii dan Lttrutan baku
menggunakan prosedur sebagai berikut: pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Larutan uji Untuk tablet yang mengandung 0,3 mg kurang 420 nm menggunakan 10 ml asam borat LP
atau lebih klonidin hidroklorida, tambahkan se- yang diencerkan dengan klorofcrm P hingga 25 ml
jumlah volume Dapar fosfat sitrat pH 7,6 pitda sebagai blarigko. Hitung jumlah dalam mg
1 tablet, kocok sampai hancur, jika perlu encerkan C9f-4Cl 2N3.HC1, dengan rumus:
dengan larutan dapar yang sama hingga kadar lebih
kurang 0,0015%. Pada 5 ml beningan tambahkan 1 ml
larutan yang mengandung 0,15% biru bromotimol P dan
0,15% natrium karbonat anhidrat P, tambahkan 10 ml
kloroform P, kocok dan biarkan memisah. Saring
lapisan kloroform melalui kapas penyerap dan
encerkan 5 ml filtrat dengan asam borat LP hingga C adalah kadar Klonidin Hidroklorida BPFI dalam mg
10 mi. Untuk tablet yang mengandung kurang dari per ml Larutau baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah
0,3 mg klonidin hidroklorida, gunakan prosedur yang sera pan Lnrutan uji dan Larutan baku.
sama, tetapi dengan kadar klonidin hidroklorida
0,001% atau 0,0005%, dan penimbangan Klonidin Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Hidroklorida BPFI untuk Larutan baku disesuaikan. baik.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klonidin
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam air hingga kadar
0,030%. Encerkan 5 ml larutan ini dengan tbtpar fosfat
simzt pH 7,6 hingga 100 ml. Pipet 5 ml ke dalam corong
CLONIDINI HYDROCHLORIDI
pisah dan lanjutkan prosedur seperti pada Larutan uji INJECTIO . .
mulai dari "tambahkan 1 mllarutan ...". lnJeksi Klonidin Hidroklorida
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 420 nm terhadap 5 ml asam borat LP yang Injeksi Klonidin adalah larutan steril Klonidin
diencerkan dengan kloroform P hingga 10 ml sebagai Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi. Mengandung
blangko menggunakan sel 2 em. Flitung jumlah dalam Klonidin Hidroklorida, C,f-4C~N3 .HC1, tidak kurang
mg C,f-4C~N3.HC1, dengan rumus: dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah
yang tertera pada etiket. Larutan disterilkan dengan
pemanasan dalam otoklaf.

Pemerian Larutan tidak berwama.

C adalah kadar Klonidin Hidroklor~a BPFI dalam·mg Baku pembanding Klonidin Hidroklorida BPFI.
per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah
serapan Larutan uji dan Laiutan baku. Identifikasi
·A.· Encerkan sejumlah volume yang setara dengan
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada 0,3 mg klonidin hidroklor.ida dengan·asam klori-
Compressi. 44 O.G1 N hingga 5 mL Spektrum serapan ultraviolet
246 Clotrimazolum I Monografi FIIV

larutan ini pada rentang panjang gelombang 245 nm CLOTRIMAZOLUM


sampai 350 nm menunjukkan maksimum pada 272 nm Klotrimazol
dan 279 nm dan infleksi pada 265 nm.
B. Pada sejuml.ah volume yang setara dengan
0,15 mg klonidin hidroklorida, tambahkan 1 ml
Iarutan amonium reineckat P 10%, biarkan selama 5 me-
nit: terbentuk endapan berwama merah muda.

pH <1071> 4,0 sampai 7,0.


1-(o-Kloro-a-a--difenilbenzil)imidazol (23593-75-1]
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada C22 H 17CIN 2 BM 344,84
Injectiones.
Klotrimazol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Senyawa sejenis Lakukan seperti yang tertera pada tidak lebih dari 102,0% C22 H 17CIN 2, dihitung terhadap
Klonidin Hidroklorida dengan menotolkan masing- zat yang telah dikeringkan.
masing 20 ~i larutan yang dibuat sebagai berikut:
LArutan uji Tambahkan 10 ml metanol P ke dalam Pemerian Serbuk hablur, putih sampai kuning pucat.
sejumlah volume yang setara dengan lebih kurang Melebur pada suhu lebih kurang 142°, disertai per-
0,75 mg klonidin hidroklorida, uapkan hingga kering uraian.
dan larutkan sisa dalam 0,5 ml metanol P.
Enceran larutan uji Encerkan 1 bagian volume Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
Larutan uji dengan metanol P hingga 100 bagian dalam metanol, dalam aseton, dalam kloroform dan
volume. dalam etanol.
i3ercak lain selain bercak utama pada kromato-
gram yang diperoleh pada Larutan uji tidak lebih Baku pembanding Klotrimazol BPFJ;lakukan penge-
intensif dari bercak kromatogram Enceran larutan ttji. ringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum diguna-
kan. (o-Klorofenil)dijenilmetanol BPFI; tidak boleh dike-
ringkan sebelum digunakan. Imidazol BPFI; tidak boleh
Penetapan kadar dikeringkan sebelum digunakan.
lArutan uji Pada sejumlah volume yang setara
dengan lebih kurang 0,15 mg klonidin hidroklorida, Identifikasi
tim\bahkan 25 ml dapar fosfat sitrat pH 7,6. Tambahkan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
5 ml air, dan 1 ml larutan yang mengandung 0,15% dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
bint bromotimol P dan 0,15% natrium karbonat anhidrat P. menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
Tambahkan 30 ml kloroform P, kocok selama 1 menit bang yang sama seperti pada Klotrirnazol BPFI.
dan sentrifus. Pada 15 ml lapisan tdoroforrn tambah- B. Memenuhi ldentifikasi secara Kromatografi LApis
kan 10 ml asam borat LP. Tipis <281>. Lakukan penetapan menggunakan larut-
lArutan baku Timbang saksama sejumlah Klonidin an mengandung lebih kurang 20 mg per ml kloroform P
Hidroklorida BPFI larutkan dan encerkan dengan air sebagai larutan uji. Gunakan fase gerak campuran
hingga kadar 0,003%. Pada 5,0 mllarutan ini tambah- xilena P-n-propanol P-t~monium hidroksida P {180:20:1).
kan 20 ml dapar fosfat sitrat pH 7,6 dan lanjutkan
seperti yang tertera pada l.Arutan uji, mulai dengan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
'Tambahkan 5 ml air ·:...... " lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
. Prosedur .Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pa_da panjang gelombang serap_an maksimum lebih Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
kurang 420 nm, menggunakan 10 ml11sam borat LP
yang diencerkan dengan kloroform P hingga 25 ml Logam berat <371> Metode lii Tidak lebih dari 10 bpj.
sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg
C9 H,Cl 2N 3.HCI, dengan rumus: Imidazol Tidak lebih dari 0,5%; lakukan Kromatografi
lapis tipis seperti yang tertera pada Krornatografi <931>.
Totolkan masing-masing 5~llarutan dalam kloroform P
yang mengandung (1) zat uji 500 mg per 5,0 ml dan
(2) lmidazol BPFI 500 JLg per ml pada jarak yang
sama, 2,5 em dari tepi bawah lempeng kromatografi
campuran silikll gel P setebal 0,25 mm. Biarkan totolan
C .adalah kadar Klonidin Hidrokloridll BPFI dalam mg mengering, masukkan lempeng ke dalam bejana
per: ml Larutan baku; Au dan.A 5 berturut-turut adalah kromatografi yang_telah dijenuhkan dengan fase gerak
se~pan La~tan uji dan Larutan.baku.. .. . . - metanol P-kloroform P (3:2) hingga merambat lebih
FI IV ·Monograft I Clotrimazoli Cremor 247

kurang tiga per empat tinggi Jempeng. Angkat Iem- 12,5 ml Larutan kalium fosfat dibasa, dan encerkan
peng, biarkan fase gerak menguap selama 5 menit, dengan metanol P sampai tanda.
tempatkan lempeng dalam bejana tertutup berisi Enceran larutan baku Masukkan 10,0 ml Larutan
cawan dengan 100 g iodum P, biarkan selama lebih baku ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 4,0 ml
kurang 60 menit. Angkat lempeng dan amati kroma- Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak
togram: bercak warna coklat yang diperoleh dari sampai tanda.
Jarutan (1) pada R1 yang sesuai dengan bercak utama Larutan resolusi Masukkan 3 ml Larutan baku dan
Jarutan (2) tidak boleh lebih besar dalam ukuran atau 5 ml Larutan baku pada penetapan (o-Klorofenil)difenil-
intensitas dari pada bercak utama larutan (2). metanol ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda.
(o-Kiorofenil)difenilmetanol Tidak lebih dari 0,5%. Larutan uji Timbang saksama Jebih kurang 100 mg,
Larutan kalium fosfat dibasa, Fnse gerak, Larutan masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang dalam 5 ml metanol P, tambahkan 2,5 ml Larutan kalium
tertera pada Penetapan kadar. fosfat dibasa, encerkan dengan metunol P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang Enceran larutan uji Masukkan 1,0 ml Larutan uji ke
12,5 mg (o-Klorofenil)dijenilmetanol BPFI, masukkan ke dalam lai:m tentukur lOQ-ml, tambahkan 4,0 ml Larutan
dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dalam 10 ml baku internal, cncerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
metanol P, tambahkan 6,25 ml Larutan kalium fosfat Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
dibasa dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. pada Kromatografi <931>. Kromatograf c"air kinerja
Enceran larutan baku Masukkan 5,0 ml Larutan baku tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll dengan ukuran
gerak sampai tanda. partikel 10 ~m. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml per
Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti yang tertera menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resulusi
pada Penetapan kadar. dan Enceran larutan baku, rekam respons puncak seper-
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah ti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
volume sama (lebih kurang 20 JLI) Enceran larutan baku puncak klotrimazol dan (o-klorofenil)difenilmetanol
dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam tidak kurang dari 1,9 dan simpangan baku relatif pada
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung pcnyuntikan ulang Enceran larutan baku tidak lebih
persentase (o-klorofenil)difenilmetanol dalam contoh dari 2,0%. Waktu retensi relatif (O:.klorofenil)difenilme-
yang digunakan dengan rumus: tanol, klotrimazol dan testoteron propionat masing-
masing adalah lebih kurang 0,7; 1,0 dan 1,5.
C ru Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
1000 ( - ) ( - ) volume sama (lebih kurang 20 Jll) Enceran larutan baku
W r5 dan Enceran larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung
C adalah kadar (o-Klorofenil)difenilmetanolBPFI dalam jumlah dalam mg, C 22 H 17CIN 2, dalam Klotrimazol
mg per ml Enceran larutan baku; W adalah bobot dalam yang digunakan pada pembuatan Enceran larutan uji
mg klotrimazol yang digunakan; ru dan r5 berturut- dengan rumus:
turut adalah respons puncak (o-klorofenil) difenil-
metanol dalam Larutan uji dan Enceran larutan baku. 'u
1000C ( - )
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara . rs
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. C adalah kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml
Larutan kalium fosfat dibasa Larutkan 4,35 g kalium Enceran larutan baku; ru dan r5 bertunit-turut adalah
fosfat dibasa dalam air hingga 1000 mi. perbandingan respons puncak klotrimazol terhadap
Fase gerak Buat campuran metanol P-Larutan kalium tcstosteron propionat dalam Enceran larutan uji dim
fosfat dibasa (3:1), saring melalui penyaring membran Enceran larutan baku~
dengan porositas 0,2 Jlm atau lebih halus dan awa-
udarakan. Perbandingan volume dapat disesuaikan Wadah dan penyimpa-nan Dalam wadah tertutup
untuk memperoleh resolusi yang dikehendaki. rap at.
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 33 mg
testosteron propionat, masukkan ke dalam labu tentu-
kur 200-ml, larutkan dalam 125 ml metanol P, tambah- CLOTRIMAZOLI CREMOR
kan 50 ml Larutan kalium fosfat dibasa, dan encerkan Krim Klotrimazol
dertgan metanol P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Klotrimazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur Krim Klotrimazol · mengandung Klotrimazol,
50-ml, larutkan dalam 25 ml metanol P, tambahkan C 22 H 17CIN 2, tidak'kurang dari 90,0% dan tidak lel>ih
248 Clotrimazoli Compressi Vaginales I Monografi FIIV

dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. selama 5 menit, dinginkan dalam tangas es metanol
selama 15 menit, dan segera sentrifus. Pindahkan
Baku pembanding Klotrimr.zol BPFI; lakukan penge- beningan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 10,0 ml
ringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum diguna- etanol mutlak P pada residu dalam tabung sentrifuga,
kan. (o-Klorofenil)dijenilmetanol BPFI; tidak boleh dike- ulangi ekstraksi mulai dari ""Panaskan di dalam tangas
ringkan sebelum digunakan. air pada suhu 50° ..... ". Pindahkan beningan ke dalam
tabung yang berisi beningan hasil penyarian pertama.
Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti Gunakan larutan ini sebagai Lamtan uji.
yang tertera pada Kromatograft <931>. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
urutan uji Masukkan sejumlah krim setara de- pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
ngan lebih kurang 5 mg klotrimazol ke dalam tabung tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm, kolom pe-
sentrifuga 50 ml, tambahkan 5 ml kloroform P, kocok. lindung 2,1 mm x 6 em berisi bahan pengisi L7 dengan
Sentrifus hingga diperoleh larutan yang jemih. ukuran partikel 10 11m dan kolom 3,9 mm x 30 em
urutan baku Larutkan sejumlah Klotrimazol BPFI berisi bahan pengisi LI dengan ukuran partikellO 11m.
dalam kloroform P hingga kadar 1 mg per mi. Laju aliran lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
Pros!!dur Totolkan secara terpisah masing-masing kromatografi terhadap urutan resolusi dan Enceran
20 111 urutan uji dan urutan baku pada lempeng silika larutan baku, rekam respons puncak seperti yang
gel G. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromato- tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
grafi yang berisi fase gerak 200 ml eter P dan 25 ml (o-klorofenil)difenilmetanol dan klotrimazol tidak ku-
amonium hidroksida P dalam gelas piala dan telah rang dari 1,2 dan simpangan baku relatif pada
dijenuhkan selama 2 jam. Eluasi hingg3 fase gerc:k penyuntikan :.dang Enceran larutan baku tidak lebih
m~rambat sampai tiga per empat tinggi lempeng. dari 2,0"to. Waktu retensi relatif (o-klorofenil)difenil-
Angkat lempeng dan biarkan kering. Amati bercak di metanol, klotrimazol dan testosteron propionat
bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Harga R1 bercak berturut-turut adalah lebih kurang 0,9; 1,0 dan 1,5.
utama dari urutan uji sesuai dengan urutan baku. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Semprot lempeng dengan penampak bercak yang volume sama (lebih kurang 20 111) Enceran Larutan baku
dibuat sebagai berikut: Larutkan 3 g bismut subnitrat P dan urutan uji ke dalam kromatograf, dan ukur
dan 30 g kalium iodida P dalam 10 mllarutan asam respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
klorida P (1 dalam 4), encerkan dengan air hingga C 22 H 17ClN 2, dalam tiap g krim yang digunakan
100 ml. Encerkan 10 ml larutan ini dan 5 ml larutan dengan rumus:
asam klorida P (1 dalam 4) dengan air hingga 200 ml.
.Bercak utama dari Larutan uji dan Larutan baku C Ru
· berwama jingga. 20 ( - ) ( - )
W Rs
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi OJir kinerja tinggi seperti yang tertera pada C adalah kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml
Kromatografi <931>. Enceran larutan baku; W adalah .bobot krim yang
urutan kalium fosfat dibasa dan Fase gerak Lakukan digunakan dalam g; Ru dan R5 berturut-turut adalah
seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam Klo- perbandingan respons puncak klotrimazol terhadap
trimazol. testosteron propionat dalam urutan uji dan Enceran
Larutan baku intenuzl Tunbang sejumlah testosteron larutan baku.
propionat, larutkan dalam etanol mutlak P hingga
kadar lebih kurang 0,07 mg per mi. Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau wadah
Larutan baku Tunbang saksama lebih kurang 50 mg tertutup rapat, pada suhu antara 2° dan 30 ·.
Klotrimazol BPFI, masukkan ke dalam labu. tentukur
50-ml, larutkan dan encerkan dengan etanol mutlak P
sampai tanda.
Enceran larutan baku Pipet 10 ml urutan baku dan CLOTRJMAZOLI COMPRESSI
10 ml Larutan baku internal, campur. VAGINALES
urutan resolusi Timbang sejumlah (o-Klorofenil)- Tablet Vaginal Klotrimazol
difenilmetanol BPFI, larutkan dalam etanol mutlak P
hingga kadar lebih kurang 0,12 mg per ml. Campur
7 mllarutan ini dengan 1 ml Larutan baku. Tablet Vaginal Klotrimazol mengandung Klotrimazol,
Larutan uji Tunbang saksama sejumlah krim setara <=nHt7ClN2' tidak·kurang dari 90,0"to dan tidak lebih
dengan lebih kurang 10 mg ldotrii:I.azol, masukkan ke dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
dalam tabung sentrifuga bertutup putar 50 ml, tam-
bahkan 10,0 ml urutan baku internal. Panaskan di
dalam tangas air pada suhu 50° selama S menit sambil Baku pembanding Klotrimazol BPFI; lakukan penge-
sekali-sekali dikocok. Angkat tabung, kocok ~at-kuat ringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum diguna-
FIIV Monografi I Clotrimazoli Solutio. Topicalis 249

kan. (o-Klorofenil)difenilmetanol BPFI; tidak boleh di- CLOTRIMAZOLI SOLUTIO TOPICALIS


keringkan sebefum digunakan. Larutan Topikal Klotrimazol
Identifikasi Timbang sejumlah serbuk halus tablet
setara dengan lebih kurang 50 mg klotrimazol, Larutan Topikal Klotri.Jriazol adalah larutan klotrima-
masukkan ke dalam tabung sentrifuga bertutup putar zol dalam pelarut hidrofil bukan air yang sesuai.
50 ml. Tambahkan 10 ml klorofonn P, kocok kuat-kuat Menganciung Klutrimazol, C 22 H 17CIN 2, tidak kurang
selama 2 menit, sentrifus untuk menjemihkan. [Catat- dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah
an Beninga11 dapat agak keruh]. Lakukan seperti yang yang tertera pada etiket.
tertera pada uji ldentifikasi dalam Krim Klotrimazol,
kecuali gunakan Larutan baku dalam kloroform P yang Baku pembanding J;lotrimazol BPFI;lakukan penge-
mengandung 5 mg per mi. ringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum diguna-
kan. (o-KlorofenilJdifenilmetanol BPFI; tidak boleh dike-
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 20 menit. ringkan sebelum digunakan.

Keseragaman sediaan <911> .v1emenuhi syarat. ldentifikasi Masukkan sejumlah volume Iarutan
setara dengan lebih kurang 10 mg klotrimazol,
Penetapan kadar masukkan ke dalam tabung sentrifuga bertutup putar
Larutan kalium fosfat dibasa, Fase gerak dan Sistem 50 ml, tambahkan 5 ml larutan amonium hidrqksida P
kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Pene- (1 dalam 100) dan 10 ml kloroform P. Kocok kuat-kuat,
tapan kadar dalarn Krim Klotrimazol. sentrifus hingga fase kloroform jernih. Lakukan
Larutan baku internal, Larutan baku dan Larutan penetapan seperti yang tertera pada Identifikasi dalam
resolusi Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan Krim Klotrimazol.
kadar dalam Larutan Topikal Klotrimazol.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang Penetapan kadar
dari 10 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk Larutan kalium fosfat dibasa, Fase gerak dan Sistem
tablet setara dengan lebih kurang 100 mg klotrimazol, kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Pene-
masukkan ke dalam tabung sentrifuga bertutup putar tapan kadar dalam Krim Klotrimazol. ·
50 ml, tambahkan 10,0 ml Lanttan baku internal dan Larutan bakrt internal Timbang lebih kurang 66 mg
15 ml Fase gerak, putar selama 15 menit dan sentrifus testosteron propionat, masukkan ke dalam labu tentu-
selama 10 menit. Masukkan beningan ke dalam labu kur 100-ml, larutkan dalam 75 ml metanol P, encerkan
tentukur 100-ml menggunakan alat suntik yang sesuai. dengan Lanttan kalirtm fosfat dibasa sampai tanda.
Bilas alat suntik dengan 25 ml Fase gerak, tambahkan Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
bilasan ke dalam tabung sentrifuga, goyang selama Klotrimazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
15 menit dan sentrifus selama 10 menit. Masukkan 50-ml, tambahkan 5,0 ·ml Larutan baku internal, encer-
beningan ke dalam labu tentukur yang sama menggu- kan dengan Fase gerak sampai tanda.
nakan alat suntik yang sesuai. Bilas alat suntik dengan
25 ml Fase gerak, tambahkan bilasan ke dalam labu Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah (o-
tent;ukur yang sama dan encerkan dengan Fase gerak Klorofenil)difenilmetanol BPFI, larutkan dalam metanol P
sampai tanda. hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Masukkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 12 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 25-ml,
volume sama (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan baku dan tambahkan 4 ml Larutan kalium fosfqt dibasa dan 3 ml
Larutan rtji ke dalam kromatograf, ukur tespons Larutan baku, encerkan dengan Fase gerak sampai
tanda. ·
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C22 f\ 7CIN 2,
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rum us: Larutan uji Pipet sejumlah volume larutan topikal,
setara dengan lebih kurang 50 mg klotrimazol,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
5,0 ml Larutan bakrt internal, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda.
Prosedur Suntikkan secar.a terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan baku dan
C adalah kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Larutan bakrt; Ru dan Rs berturut-turut adalah perban- puncak uta,ma. Hitung jumlah dalam mg, <;zH170N2,
dingan respons puncak klotrimazol terhadap dalam tiap mllarutan topikal yang digunakan dengan
testosteron propionat dalam Larutan uji dan Larutan rumus:_
baku.
·C Ru
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup . 50(-)(~)
baik. · : V ~ ·Rs
250 Cloxacillinum Natricum I Monografi FIIV

C adalah kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml na P ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 25 ml
Larutan baku; V adalah volume dalam ml larutan asam klorida 1 N, goyang hingga larut, encerkan
topikal yang digunakan; Ru dan R 5 berturut-turut dengan air sampai tanda. Masukkan 5,0 ml larutan ke
adalah perbandingan respons puncak klotrimazol dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan air
terhadap testosteron propionat dalam Larutan uji dan sampai tanda. Pipet 1,0 mllarutan ini ke dalam tabung
Larutan baku. sentrifuga, tambahka:n 5,0 ml natrium hidroksida 1 N
dan 1,0 ml l.Arutan baku internal, kocok kuat selama
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 1 menit dan sentrifus. Gunakan beningan sebagai
rapat, pada suhu antara 2° dan 30°. Larutan baku.
Larutan uji Masukkan 1,0 g kloksasilin natrium ke
dalam tabung sentrifuga yang sesuai, tambahkan
CLOXACILLINUM NATRICUM 5,0 ml natrium hidroksida 1 N, goyang hingga larut,
Kloksasilin Natrium tambahkan 1,0 ml l.Arutan baku internal, kocok kuat
selama 1 menit dan sentrifus. Gunakan beningan
H~OON. sebagai Larutan uji.
d
~
I 0~
CONH r=t
H
N.

H
CH,
S CH, • ><,0
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 2 mm x 2 m
'0 CH,
berisi bahan pengisi 3% fase cair G3 pada partikel
Mononatrium (2S,SR,6R)-6-[3-(o-klorofenil)-5-metil- penyangga SIA tersilanisasi dan pertahankan pada
4-isoksazol karboksamido]-3,3-dimetil-7-okso-4-tia-1-azabi- suhu 120°. Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa
siklo (3,2,0) heptana-2-karboksilat monohidrat (7081-44-9] dengan laju aliran lebih kurang 30 ml per menit.
C 19H 17CIN 3Na05S.Hp BM 475,88 Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Anhidrat [642-78-4] BM 457,86 volume sama (lebih kurang 20 Ill) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf dan ukur respons
Kloksasilin Natrium mengandung setara dengan puncak utama. Perbandingan respons puncak dimetil-
tidak kurang dari 825 !Lg Kloksasilin, C 19H 18CIN 30 5S, anilina terhadap naftalena dalam l.Arutan uji tidak
per mg. lebih besar dari Larutan baku.

Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi Cllir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol; Kromatografi <931>.
sukar larut dalam kloroform. Larutan pengencer Larutkan 5,44 g kalium fosfat
monobasa P dalam air hingga 2000 ml, atur pH hingga
Baku pembanding Kloksasilin Natrium BPFI; tidak 5,0 ± 0,1 dengan penambahan kalium hidroksida 8 N.
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Fase gerak Buat campuran Larutan pengencer-
asetonitril P {75:25) saring dan awa1,1darakan. Jika perlu
ldentifikasi lakukan penyesuaian menurut Kesesunian sistem seperti
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah yang tertera pada Kromatografi <931>. Kenaikan kadar
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan asetonitril menurunkan waktu retensi kloksasilin.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kloksasi-
seperti pada Kloksasilin Natrium BPFI. lin Natrium BPFilarutkan dalam l.Arutan pengencer
B. Memberikan reaksi Natrium yang tertera pada hingga kadar lebih kurang 1,1 mg per ml.
Uji Identifikasi Umum <291>. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 220 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. dengan Larutan pengencer sampai tanda. Aduk meng-
gunakan pengaduk magnetik selama 5 menit hingga
pH <1071-> Antara 4,5 dan 7,5; lakukan penetapan larut sempuma.
menggunakan larutan 10 mg per ml. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Air <1031> Metode I Antara 3,0% dan 5,0%. tinggi dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
Dimetilanilina Tidak lebih dari 20 hpj. Lakukan lebih kurang 2. ml per menit. Lakukan kromatografi
penetapan dengan cara Kromatogr~tft gas seperti yang terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
tertera pada Kromatograft <931>. · yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k', untuk
Larutan baku internal Tunbang sejumlah naftalena P kloksasilin antara 2,2 dan 5,7; efisiensi kolom yang
larutkan dalam sikloheksana P hingga kadar lebih ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari 1000
kurang 50 J.Lg per mL lempeng teoritis, faktor ikutan puncak analit tidak
Larutan baku Masukkan 50,0 mg N,N-dimetilanili- lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
FIIV Monograft. I Codeinum 251

penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. khas, berkelompok membentuk hablur merah ungu
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah.
volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Larutan baku dan D. Menunjukkan reaksi Klorid11 seperti yang ter-
Larutan uji ke · dalam kromatograf, ukur respons tera pada Uji ldentijilazsi Umum <291>.
puncak utama. Hitung jumlah dalam J.Lg kloksasilin,
C 19 H 18 CIN3 0~, dalam tiap mg, dengan rumus: Rotasi jenis <1081> Antara -71 o dan -73°; dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan di atas silikll ge!. P
CE ru selama 3 jam; lakukan penetapan menggunakan larut-
200 ( - ) ( - ) an yang mengandung setara 200 mg per 10 ml.
W r5
Keasaman Larutkan 500 mg dalam 10 ml air, tambah-
C adalah kadar Kloksasilin Natrium BPFI dalam mg per kan 1 tetes merah metil LP dan titrasi dengan natrium
mllArutan baku; E adalah kesetaraan kloksasilin dalam hidroksida 0,020 N LV: diperlukan tidak lebih dari
J.Lg per mg Kloksasilin BPFI; W adalah bobot kloksasilin 0,50 ml hingga terjadi wama kuning.
natrium yang digunakan dalam mg; r u dan r 5 berturut-
turut adalah respons puncak IArutan uji dan Larutan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
baku. lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 3 jam.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
rapat, pada suhu tidak lebih dari 25°.
Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg
dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih
COCAINI HYDROCHLORIDUM intensif dari IAnttan padanan F.
Kokain Hidroklorida
Kokain-sinamil dan zat mereduksi lainnya Ke
dalam 5 ml larutan (1 dalam 50) tambahkan 0,3 ml
Metil 3fl-hidroksi-1aH,5aH-tropan-2f1-lazrboksilat, 11sam sulfat 1 N dan 0,10 ml kalium permanganat 0,10 N:
benzoat (ester) hidroklorida [53-21-4] terjadi warna ungu yang tidak hilang dalam dalam
C 1,J\1N04.HCl BM 339,82 waktu 30 menit.

Kokain Hidroklorida mengandung tidak kurang dari Kokain-isoatropil Encerkan 5 ml larutan (1 dalam
. 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 17 H 21 N0 4 .HCl 50) dengan 80 ml air dalam gelas piala, tambahkan
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. 0,2 ml amonium hidroksida 6 N, aduk dengan kuat
selama 5 menit, dan sekali-sekali gores dinding sebe-
Pemerian Hablur tidak berwama atau serbuk hablur lah dalam gelas piala dengan batang pengaduk:
putih. terbentuk habhir kokahi., dan cairan beningan yang
jernih.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol; larut dalam kloroform dan dalam Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
gliserin; tidak larut dalam eter. 500 mg, larutkan dalam campuran 40 ml asam asetat
glasial P dan 10 ml raksa(ll) asetat LP. Tambahkan
Baku pembanding Kolazin Hidroklorida BPFI; lakukan 2 tetes merah kuinaldin LP dan titrasi dengan asam
pengeringan di atas sililaz gel P selama 3 jam sebelum perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blartgko.
digunakan.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
Identifikasi 33,98 mg C1lf21 N0 4.HCl.
A. Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
ldentifikasi Basa Nitrogen Organik <261>, menggunakan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
natrium lazrbonat LP sebagai pengganti natrium hidroksi- baik, tidak tembus cahaya.
da 1N.
B. Ke dalam 5 mllarutan (1 dalam 50) tambahkan
5 tetes larutan kromlum trioksida P (1 dalam 20): terben- CODEINUM
tuk endapan kuning yang segera larut kembali jika Kodein
dikocok perlahan-lahan. Tambahken 1 ml IIHm klori-
da P: terbentuk hablur jingga yang mantap.
C. Ke dalam larutan lebih kurang 10 mg dalam
2 tetes air tambahkan 1 mllazlium permanganat 0,1 N:
terbentuk hablur ungu, kelihatan ungu·kecoklatan bila
dikumpulkan pada penyaring, dan mempunyai sifat
252 Codeini Hydrochloridum I Monografi FIIV

7.B-Didehidro-4,5a-epoksi-3-metoksi-17- Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%;


metilmorfirum 6a-cl monohidrat [6059-47-8} lakukan penetapan menggunakan 1 g.
CtaJ\tN03.f\O BM 317,38
Anhidrat [76-57-3} BM 299,37 Alkaloid asing Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatrografi <931>. Totolkan secara
Kodein mengandung tidak kurang dari 99,0% dan terpisah masing-masing 10 J.ll larutan dalam etanol
tidak lebih dari 101,0% C 18H 21 N03, dihitung terhadap mutlak P yang mengandung (1) 4%; (2) 0,06% dan
zat yang telah dikeringkan. (3) 0,04% zat uji pada jarak yang sama, 2,5 em dari tepi
bawah lempeng kromatografi silika gel G. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur dijenuhkan dengan eampuran fase gerak etanol
berwama putih; tidak berbau. mutlak P-sikloheksana P-amonium hidroksida P (72:30:6)
dan biarkan fase gerak merambat 15 em di atas garis
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam air penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
mendidih dan dalam eter; mudah larut dalam etanol menguap dan semprot lempeng dengan kalium iodo-
dan dalam klor.oform. bismutat asetat LP. Bercak lain selain bereak utama
yang diperoleh dari larutan (1) tidak lebih intensif dari
Baku pembanding Kodein 8PFI. bereak larutan (2), dan tidak lebih dari satu bercak
yang mempunyai R1 lebih tinggi dari bereak utama,
ldentifikasi Uji A dapat diabaikan jika dilakukan uji 8, lebih intensif dari bereak larutan (3).
C, D dan far;zk lebur. Uji 8, C dan D dapat diabaikan
jika dilakukan uji A dan farak lebur. Morfin Lebih kurang 0,13%; lakukan penetapan se-
' A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- perti yang tertera pada Warna dan Akromisitas <1291>
persikan dalam kalium bromida P, menunjukkan Metode III dengan melarutkan 100 mg zat dalam asam
maksimum hanya pada panjc;ng gelombang yang klorida 0,1 N secukupnya hingga diperoleh 5 ml laru-
sama seperti pada Kodein 8PFI. tan, tambahkan 2 ml larutan natrium nitrit P 1%,
B. Pada 2 ml larutan 0,5% tambahkan 50 ml air, biarkan selama 15 menit dan tambahkan 3 ml amonium
10 ml natrium hidroksida 1 N dan encerkan dengan air hidroksida 6 N. Wama larutan tidak lebih intensif dari
sampai 100 ml. Spektrum serapan ultraviolet larutan Laruta.n padanan U4.
pada panjang gelombang antara 250 nm sampai
350 nm menunjukkan maksimum hanya pada 284 nm Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
seperti pada Kodein 8PFI. Serapan jenis pada 284 nm 250 mg, larutkan dalam 10 ml asam asetat glasial P dan
lebih kurang 50. tambahkan 20 ml 1,4-dioksan P. Titrasi dengan asam
C. Panaskan 10 mg dengan eampuran 1 ml asam perklorat 0,1 N LV menggunakan indikator kristal violet
sulfat P dan 0,05 mllarutan besi(lll) klorida heksahidrat P LP. Lakukan penetapan blangko.
1,3% di atas tangas air: terjadi warna biru yang ber-
ubah menjadi ·merah pad a penambahan 0,05 ml asam 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
nitrat P. 29.94 mg C1/ {21 NO 3
D. Memenuhi reaksi alkaloid.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Jarak lebur <1021> 155° sampai 159°. rapat, terlindung dari cahaya.

pH <1071> Lebih besar dari 9; lakukan penetapan


menggunakan larutan 0,5%.
CODEINI HYDROCHLORIDUM
Kejemihan larutan· <881> Harus jernih; lakukan pe• Kodein Hidroklorida
netapan menggunakan larutan 0,50% dalam air bebas
kArbOn diDksidJl P. ·
7.B-Didehidro-4,5a-epoksi-3-metoksi-17-
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Larutan metilmorfinan-6a-ol hidroklorida dihidrat (1422-07-7]
tidak berwarna; lakukan penetapan menggunakan C 18 H 22ClN03 ~0 BM 371,9
larutan 0,50% dalam air bebas kArbon dioksida P.
Kodein Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
Rotasi jenis <1081> Antara -142° dah -146°; lakukan 98,5% dan tidak·lebih dari 100,5% C 11H 22ClN03,
penetapan menggunakan larutan 2% dalam etanol P. dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Susut pengeringan <1121> Antara 5,0% sampai 6,0%;


lakukan pengeringan pada suhu 100° sampai 105° Pemerian Hablur kecil tidak berwarna atau serbuk
hingga bobot tetap, menggtonakan 1 g zat uji. hablur berwama putih.
FI IV Monografi I Codeini Phosphas 253

Kelarutan Larut dalam air; sukar larut dalam etanol; secara terpisah masing-masing 10 J.l.l larutan dalam
praktis tidak la~t dalam kloroform dan dalam eter. campuran asam klorida 0,01 N dan etanol mutWc P (4:1)
yang mengandung (1) 5,0%; (2) 0,075% dan (3) O,OS'Yo
Baku pembanding Kodein Hidroklorida BPFI. zat uji pada jarak yang sama 2,5 em dari tepi lempeng
kromatografi silika gel G. Masukkan lempeng ke
ldentifikasi dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di- deugan· fase gerak etanol mutlak P-siklohtksana P-
dispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan amonium hidroksida P (12:30:6) dan biarkan fase gerak
maksimum hanya pada panjang gelombang yzng merambat 15 em di atas garis penotolan. Angkat
sama seperti pada Kodein Hidroklorida BPFI. lempeng, biarkan fase gerak menguap dan semprot
B. Pada 50 ml larutan 0,04% tambahkan 10 ml lempeng dengan kalium iodobismutatlillsetat LP. Bercak
natrium hidroksida 1 M dan encerkan dengan air lain, selain bercak utama, yang diperoleh dari .larutan
hingga 100 ml. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1) tidak lebih intensif dari bercak larutan (2), dan
ini pada panjang gelombang antara 230 nm sampai tidak lebih dari satu bercak tersebut dengan harga R1
350 nm, menunjukkan maksimum hanya pada pan- lebih tinggi dari bercak utama lebih intensif dan
jang gelombang 284 nm dengan serapan lebih kurang bercak larutan (3).
0,88.
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti yang Morfin Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan penetapan
tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>. seperti yang tertera pada Warna dan Akromisitas
<1291> Metode 11 dengan melarutkan 100 mg dalam
Keasaman-kebasaan Pada 10 mlla&utan 2% tambah- asam klorida 0,1 N secukupnya hingga dipero~h 5 ml
kan 0,05 ml merah metil LP: diperlukan tidak lebih larutan, tambahkan 2 mllarutan natrium nitrit P 1%,
dari 0,2 ml natrium hidroksida 0,02 N LV atau 0,2 ml biarkan selama 15 menit dan tambahkan 3 ml amonium
asam klorida 0,02 M LV untuk merubah wama larutan. hidroksida 6 N; wama larutan tidak lebih intensif dari
Larutan padanan U4.
Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
penetapan menggunakan larutan 4,0%. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
300 mg, larutkan dalam campuran 10 ml asam asetat
Warna dan Akromisitas <1291> Metode 111 Warna glasial P dan 20 ml1,4-dioksan p; Tambahkan 7 ml
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W6; raksa(llJ asetat LP, titrasi dengan asam perklo-
lakukan penetapan menggunakan larutan 4,0%. rat 0,1 M LV dan tentukan titik akhir secara potensio-
metrik.
Rotasi jenis <1081> -116° sampai -120°; lakukan
penetapan menggunakan larutan 2%. 1 ml asam perklorat 0,1 M setara dengan
33,58 mg C7/122CIN03
Sisa pemijaran <301> Metode 11 Tidak lebih dari 0,1 %;
lakukan penetapan menggunakan 1 g. Wadafi dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik dan terlindung dari cahaya.
Sulfat Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan penetapan
Sf:Qagai berikut:
Larutan uji Gunakan 15,0 mllarutan 1,0%.
Larutan sulfat-etanol Encerkan 1,0 ml larutan kalium CODEINI PHOSPHAS
sulfat P 0,181% dalam etanol P 30% di dalam labu Kodein Fosfat
tentukur 100-ml, encerkan dengan etanol P 30% sampai
tanda (10 bpj so.).
Larutan pembanding Gunakan 15,0 ml Larutan sul- 7,8-Didehidro-4,5CMpOksi-3-metoksi-17-metilmorfinan- .
fot-etanol. 6a-ol fosfot (1:1) (garam) htmihidrat (41444-62-6]
·Prosedur Pada dua tabung reaksi 20 ml tambahkan C 11 Hz 1N03 .Ji,P04.~0 . BM 406,37
masing-masing 1 mllarutan barium klorida P 25,0% dan Anhidrat [52-28-8] BM 397,36
1,5 ml Larutan sulfat-etanol, kocok dan biarkan selama
1 menit. Pada tabung reaksi pertama tambahkan Kodein Fosfat mengandung tidak kurang dari 99,0%
Larutan uji dan 0,5 ml asam asetat 5 N. Pada tabung dan tidak lebih dari 101,5% C 18~1 N03 .fi,P04, dihi-
reaksi ke dua tambahkan 15,0 ml Larutan pembanding tung terhadap zat anhidrat.
dan 0,5 ml asam asetat 5 N: setelah 5 menit, opalesensi
pada Llzrutan uji tidak lebih kuat dari Larutan pem-
banding. Pemerian Hablur berbentuk jarum, halus,. berwama
putih atau serbuk hablur berwama putih; tidak ber-
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis bau; peka terhadap cahaya; larutannya bersifat asam
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan terhadap lakmus.
254 Coffdnum I Monografi FIIV

Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dengan penambahan 100 ml Iarutan kalium iodida P-
dalam air panas; sukar larut dalam etanoltetapi akan (6 dalam 100), amati kromatogram: dari Lllrutan A
lebih larut dalam etanol mendidih. tidak ada bercak kecuali bercak utama dan berea!.<
pada titik penotolan yang lebih intensif dari bercak
Baku pembanding Kodein Fosfat BPFI, bentuk hemi- utama LllrutRn B (2%); dan jika ada bercak lain maka
hidrat dari kodein fosfat; lakukan pengeringan pada tidak lebih dari satu bercak dengan R1 lebih besar dari
suhu 105° selama 18 jam sebelum digunakan. bercak utama yang lebih intensif dari bercak utama
Lllrutan C (1 %).
ldentifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g,
dikeringkan pada suhu 105° selama 18 jam dan didis- larutkan dalam 50 mlasam asetat gltzsilll P, jika perlu
persikan dalam kalium bromida P menunjukkan hangatkan sebentar agar larut. Titrasi dengan asam
maksimum hanya pada panjang gelombang yang perklora.t 0,1 N LV, tentukan titik akhir secara poten-
sama seperti pada Kodein Fosfat BPFI. siometrik. Lakukan penetapan blangko.
B. Netralkan larutan (1 dalam 50) dengan amoni-
um hidroksidJI 6 N, tambahkan perak nitrat LP; terbentuk 1 mlasam perklorat 0,1 N setara dengan
endapan kuning perak fosfat yang larut dalam asam 39,74 mg C1,H21N03 .H3P04
nitrat 2 N dan dalam amonium hidroksida 6 N.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Keasaman Larutkan 100 mg dalam 20 ml air, titrasi rapat, tidak tembus cahaya.
dengan nRtrium hidroksida 0,010 N sampai pH 5,4
menggunakan pH meter: diperlukan tidak lebih dari
1,0 'ml natrium hidroksida 0,010 N. COFFEINUM
Kofein
Air <1031> Metotie I Tidak lebih dar.i 3,0%. O CH1
II I
CH,_x....,
I II
Klorida Pada 10 ml larutan (1 dalam 100) yang telah N
OJ...N N
diasamkan dengan asam nitrat P, tambahkan beberapa I
tetes perak nitrat LP: tidak segera terjadi opalesensi. CH,
1,3,7-Trimetil xantin (58-08-2]
Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan CaHloNcOz BM 194,19
beberapa tetes barium klorida LP: tidak segera terjadi Monohidrat [5743-12-4] BM 212,21
kekeruhan.
Kofein berbentuk anhidrat atau hidrat yang mengan-
Morfi~ Larutkan lebih kurang 50 mg kalium heksa- dung satu molekul air. Mengandung tidak kurang dari
sianoferat(lll) P dalam 10 ml air, tambahkan 1 tetes 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C8 H 10N 40 2, dihitung
besi(Ill) klorida LP dan 1 mllarutan kodein fosfat (1 da- terhadap zat anhidrat.
lam 100): tidak segera terjadi wama biru.
Pemerian Serbuk putih atau bentuk jarum mengkilat
Kemumian kromatografi putih; biasanya menggumpal; tidak berbau; rasa pahit .•.
Larutan A Timbang saksama sejumlah zat uji, Larutan bersifat netral terhadap kertas lakmus. Bentuk
larutkan dalam campuran asam klorida 0,01 N-etanol hidratnya mekar di udara.
mut/ak P (4:1) hingga kadar 40 mg per mi.
Larutan B Encerkan 2,0 ml Larutan A dengan pe- Kelarutan Agak sukar Iarut dalam air, dalam etanol;
larut yang sama hingga 100,0 mi. mudah larut dalam kloroform; sukar larut dalam eter.
Larutan C Encerkan 1,0 ml Larutan A dengan pe-
larut yang sama hingga 100,0 mi. Baku pembanding Kofein BPFI; lakukan pengeringan
Prosedltr Lakukan penetapan dengan cara Kroma- pada suhu 80° selama 4 jam sebelum digunakan.
tografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kromato-
grafi <931>. Totolkan secara terpisah masing-masing ldentifikasi
10 f.ll l.Arutan A, l.Arutan B dan Larutan C pada lempeng A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan dikeringkan dan didispersikan dalam minyak minerlll P
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
gerak etan_ol mutlak P-siklohe~sana P-amonium hidrok- bang yang sama seperti pada Kofein BPFI.
sida P.(72:30:6) hingga.merambat tiga per empat tinggi B. Larutkan lebih kurang 5 mg dalam 1 mlasam
le~peng. Angkat .empeng, .biarkan fase ger11k klorida P c;lalam cawao pors~len.. tambahkan 50 mg kali-
menguap, semprot lempeng dengan pereaksi yang um klorat P, uapkan di atas tangas uap hingga kering.
dibuat dengan mencampur 3 ml larutan asam kloro- Balikkan cawan di atas bejana berisi beberapa tetes
platinat P (1 dalam 10) dengan 97 ml air, dihmjutkan amonium hidroksidJI 6 N: sisa berwarna lembayung yang
FIIV Monografi I Colchicinum 255

hilang dengan penambahan larutan alkali kuat. Pemerian Serbuk hablur atau serbuk atau serpihan
amorf, kuning pucat sampai kuning kehijauan pucat;
Jarak lebur <1021> Antara 235° dan 237,5°; lakukan tidak berbau atau hampir tidak berbau; menjadi lebih
penetapan menggunakan zat yang telah dikeringkan gelap jika kena cahaya.
pada suhu 80° selama 4 jam.
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam etanol
Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 0,5% untuk dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter.
bentuk anhidrat dan tidak lebih dari 8,5% untuk
bentuk hidrat; lakukan pengeringan pada suhu 80° Baku pembanding Kolkhisin BPFI; lakukan pengering-
selama 4 jam. an pada suhu 105° selama 3 jam sebelum digunakan.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
telah dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam dan
Arsen <321 > Metode II Tidak lebih dari 3 bpj. didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. sama seperti pada Kolkhisiu BPFJ.

Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg Rotasi jenis <1081> Antara -240° dan -250°, dihitung
dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih terhadap zat anhidrat bebas pelarut; lakukan penetap-
intensif dari wama Larutan padanan D. an menggunakan larutan yang men~andung·100 mg
dalam 10 ml etanol P.
Alkaloid lain Pada 5 ml larutan (1 dalam 50) tambah-
kan klllium raksa(ll) iodida LP: tidak terbentuk endapan. Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Kolkhiseina Pada 5 mllarutan (1 dalam 100) tambah-
Metode I Memenuhi syarat. kan 2 tetes besi(lll) klorida LP: tidak terjadi warna hijau.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Kloroform dan etil asetat
170 mg, larutkan dalam 5 ml asetat asetat glasial P, Larutan baku internal Encerkan 1,0 ml n-propanol P
hangatkan jika perlu. Dinginkan, tambahkan 10 ml dengan air hingga 100,0 ;:nl.
.anhidrida liSe tat P dan 20 ml toluena P. Titrasi dengan Larutan baku Pipet 1 ml kloroform P, 1 ml etil
asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir titrasi asetat P dan 1 ml n-propanol P ke dalam labu tent•J-
secara potensiometrik. kur 1000-ml, tambahkan air sampai tanda. Tiap ml
Larutan baku mengandung 1,48 mg kloroform dan
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan 0,90 mg etil asetat.
19,42 mg C,H1;tp2
Larutan uji limbang saksama lebih kurang 250 mg
Wadah dan penyimpanan Kofein hidrat dalam zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
wadah tertutup rapat, kofein anhidrat dalam wadah dengan lebih kurang 8 mi air, tambahkan 1,0 ml Larut-
tertutup baik. an baku internal dan tambahkan air sampai tanda.
Prosedur Lakukan penetapan dengan cara Kromato-
graft gas seperti yang tertera pada Kromatograft <931>.
COLCHICINUM Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi
Kolkhisin nyala, kolom 1,5 m x 4 mm berisi bahan pengisi 20%
fase diam G14 pada partikel penyangga 51. Pertahan-
kan suhu kolom pada 75°, gunakan nitrogen .P·sebagai
gas pembawa. Suntikkan Larutan baku dan Larutan uji.
Tetapkan tinggi puncak relatif kloroform dan etil
asetat terhadap tinggi puncak n-propanol, dan hitung
persentase bobot dari kloroform dan etil asetat dalam
N-(5,6,7,9-Tetrahidro-1,2,3,10-tetrametoksi-9- Larutan uji. Jumlah persentase kloroform, etil asetat
oksobenzo[a]lteptalen-7-il)-asetamida [64-86-8] dan air seperti yang tertera pada Air, tidak lebih besar
CulizN06 · BM 399,44 dari 10.0%.

Kolkhisin adalah suatu alkaloid diperoleh dari Kemumian kromatografi Jumlah respons puncak lain
Colchicum sp, mengandung tidak kurang dari 94,0% selain kolkhisin, yang dieluasi selama 1,5 kali waktu
dan tidak lebih dari 101,0% C 22 H 25 N0 6, dihitung retensi kolkhisin, tidak lebih dari 5,0% dari jumlah
terhadap zat anhidrat bebas pelarut. sem ua res pons seperti yang tertera pada Penetavan
[Perhatian Kolkhisin sangat beracun.] kadar.
256 Colistini Sulfas I Monografi FIIV

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> COLISTINI SULFAS


Mdode I Memenuhi syarat. Kolistin Sulfat
Larutan uji Buat larutan dengan kadar 20 mg
per mi.
Larutan baku Buat larutan dengan kadar dua kali
yang tertera pada l.Arutan baku dalam Cemaran Senyawa
Organik Mudah Menguap <471>.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara (Dbu adalah asam L-a:y-diaminobutirat;
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pad a R adlzlah 5-metilheptil dalam Kolistin A dan
Kromatografi <931>. [Catatan l.Akukan semua pengencer- 5-metilheksil dalam Kolistin B.
an dlzlam peralatan kaca aktinik rendah.] Kolistin sulfat [1264-72-8]
Ease gerak Encerkan 45 ml kalium fosfat monoba-
sa 0,5 M dengan air hingga 450 mi. Tambahkan Jebih Kolistin Sulfat adalah garam sulfat suatu bahan anti-
kurang 530 ml metanol P, dinginkan sampai suhu bakteri yang diperoleh dari hasil pembiakan Bacillus
kamar dan tambahkan metanol P hingga 1000 mi. polymyxa varietas colistinus. Mempunyaipotensi yang
Atur pH, dengan penambahan asam fosfat 0,5 M hingga setara dengan tidak kurang dari 500 1-1g kolistin
pH 5,5 ± 0,05, saring melalui penyaring membran per mg.
dengan porositas 0,45 JUn.
l.Arutan baku Timbang saksama sejumlah Kolkhi-
Pemerian Serbuk halus, putih sampai agak kuning,
sin,BPFIIarutkan dalam campuran metanol P dan air
(1:1), encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan tidak berbau.
campuran sama hingga kadar Jebih kurang 6 J.Lg per
rr.l. Larutan ini stabil selama 4 bulan jika disimpan Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar Jarut dalam
dalam wadah bersumbat rapat dan dalam ruangan metanol; tidak Jarut dalam aseton dan dalam eter.
yang gelap.
l.Arutan uji [Catatan Larutan harus dibuat segar.] Baku pembanding Kolistin Sulfat BPFI; lakukan pe-
Timbang saksama lebih kurang 60 mg masukkan ke ngeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak
dalam labu tentukur 500-ml, larutkan dengan campur- lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam se-
an metanol P-air (1:1), encerkan dengan campuran belum digunakan.
sama sampai tanda. Pipet 5 ml Jarutan ini ke dalam
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan campuran Identifikasi
sama sampai tanda. A. Larutkan lebih kurang 20 mg dalam 2 ml
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Jarutan dapar, yang dibuat dengan menambahkan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf ~air kinerja natrium hidroksida 1 N pada 50 ml kalium fosfat mono-
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom basa 1 M sampai pH 7,0, encerkan dengan air hingga
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L7. Laju aliran 100 ml, dan campur. Tambahkan 0,2 ml larutan ninhi-
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi drin P (1 dalam 200} dan didihkan: terjadi warna
terhadap l.Arutan baku, rekam respons puncak seperti ungu.
yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak B. Menunjukkan reaksi Sulfat seperti yang tertera
kurang dari 4500 lempeng teoritis, waktu retensi pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
antara 5,5 dan 9,5 menit dan simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
pH <1071> Antara 4,0 dan 7,0; lakukan penetapan
Prosedur Suntikkan secara terpisah. sejumlah
menggunakan larutan 10 mg per ml.
volume sama (lebih kurang 20 J.l.l) l.Arutan baku dan
Larutan Jtji ke dalam kromatograf, rekam kromato-
gram. Ukur semua respons puncak yang diperoleh Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%;
selama 1,5 kali waktu retensi kol.khisin. Hitung jumlah lakukan pengeringan menggunakan lebih kurang
dalam mg, CuHzsN06' dengan rumus: 100 mg yang ditimbang saksama dalam botol
bersumbat kapiler dalam hampa udara pada
'u
10C ( - )
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60°
selama 3 jam.
's
. C adalah kadar Kolkhisin BPFI dalam pg per m1 lmutan Penet•pan kadar Lakukan penetapan seperti yang
baku; r u dan r5 berturut-turut adalah respons puncak tertera pada Kolistin dalam Penetapan Potensi Antibiotik
kolkhisin dalam lmutan uji dan Larutan baku. · · secara Milcrobiologi <131>.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. - - rapat.
FIIV Monografi I ·Corticotropin! Injectio 257

CONCENTRATED RED BLOOD CELLS Baku pembanding Kortikotropin BPFI; tidak boleh
Sel Darah Merah Pekat dikeringkan sebelum digunakan, simpan pad~u oo
atau di bawah 0°. Pituitari Pm;lerior BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan, simpan pada 6Uhu oo
Sel Darah Merah Pekat dibuat dari darah yang berasal atau di bawah 0°. Asam Askorbat BPFI; lakukan
dari satu donor dengan menghilangkan sejumlah pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
plasma dan anti koagulan; mengandungvolume digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan
padatan darah (PCV) lebih dari 70% jika ditetapkan terlindung cahaya. Endotoksin BPFI.
dengan cara sentrifugasi. Pemisahan dilakukan
dengan metode tertentu yang dapat mencegah konta- Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 3,1 unit
minasi mikroorganisme pada komponen sel darah Endotoksin FI per unit Kortikotropin Fl.
atau komponen plasma, sebaiknya dilakukan dengan
sistem tertutup. Wadah segera ditutup kedap. Darah Aktivitas vasopresin Siapkan tikus seperti yang ter-
donor yang digunakan untuk pembuatan, sebaiknya tera pada Penetapan kadar dalam Injeksi Vasopresin.
berumur tidak lebih dari 14 hari sejak pengambilan, Tetapkan kepekaan hewan terhad.ap terhadap aktivi-
dan dapat disentrifus lebih dulu untuk menghilangkan tas vascpresin dengan menginjeksikan Pituifari Poste-
plasma dan anti koagulan. rior BPFI pada selang waktu yang sama 12 sampai
15 menit, menggunakan dosis 0,1 unit Pituitari Poste-
Pemerian Cairan berwarna merah tua. Bila dibiarkan rior Fl per mi. Encer~n injeksi kortikotropin dengan
terbentuk sedimen sel darah merah, dan lapisan larutan natrium. klorida P 0,9% hingga kadar setara
beningan (plasma) berwama kuning. dengan tidak kurang dari 2,0 unit Kortikotropin FI
per mi. Suntikkan larutan baku dengan dosis pilihan
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan dan ulangi pada selang waktu tertentu tidak kurang
dengan cara inokulasi langsung. dari 12 menit. Pada titik tengah selang waktu berikut
tiap dosis baku, suntikkan satu dosis encP.ran·injeksi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah steril, kortikotropin dengan volume setara dengan larutan
tertutup kedap, simpan pada suhu 2° sampai 8°. baku. Ukur dan catat respons: Respons masing-masing
dosis dari 2 dosis enceran injeksi tidak lebih besar dari
Penandaari Pada etiket tertera: (1) Nomor kode dari rata-rata respons dosis larutan baku sebelum dan
donor darah asal, (2) Golongan ABO dan golongan Rh sesudah d~sis enceran injeksi.
dari darah donor, antisera spesifik yang digunakan
untuk menguji, (3) Waktu kadaluarsa, (4) Kondisi pH <1071> Antara 3,0 dan 7,0.
penyimpanan, (5) Antikoagulan yang ditambahkan,
(6) Sediaan tidak boleh digunakan jika terlihat tanda- Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
tanda kerusakan. yang tertera pada Injeksi volume kecil.

Sebelum transfusi sel darah merah pekat, harus Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
dilakukan uji kesesuaian dengan darah penerima dan pada Injectiones. ·
identitas penerima harus dinyatakan pada wadah.
Penetapan kadar. .
. Larutan baku Pipet 2,5 ml gelatin LP masukkan ke
CORTICOTROPINI iNJECTIO dalam wad~h.terbuka KortikQtropin"BPFI, campur
lnjeksi Kortikotropin
hingga kadar 2,0 wiit- Kortikotropin FI per mi. Menggu-
nakan gelatin LP sebagai pelarut, buat 3, Enceran larutan
baku _hingga mash:~g-masing bdar kotikotropin
m_ei-upabn seri geometrik sepert~ 1:2:~ atau 1:3:9
Korlikotropin [9002~-2] dan j1unlah korlikotropin 10 sampai 300 iniliunit per
.O,S.ml. . . . . . .··,
Injeksi Kortikotropin adalah larutan steril dalam . iarutlln uji Dengan cara yang sama menggunakan
pelarut yang sesuai .dari bahan yang mengandung pelarut yang sama, buat tiga enceran injekSi kortiko-
hormon polipeptida yang dapat meningkatkan tropin seperti pada Lariltan baku.
kecepatan sekresi k~rtikosteroid adrenal yang Hewt~n uji Tikus sehat dengan jenis kelamin sama,
diperoleh dari lobus pituitaria anterior mainalia yang yang diberi makanan cukup mengandung vitamin dan
dimakan manusia. Potensi ti~ak kurang dari $0,0% mineral. Anestesi tikus dengan_ eter, keluarkan hipofi-
dan tidak lebih dari 125,0% dari p.otensi yang tertera :sis. dari tiap. hewari .deng;tn cara penyedotan.melalui
pada etiket dalam unit Kortikotropin Fl. Dapat tabung deng~n _ujung runcing hal us .. Antara 16 dan
mengandung &t antimikroba yang sesuai. 48 jam, setelah operasi, pilih tikus dengan bobot tUbuh
a.nt~a:sp d.a!llSO.g, ~idak seekor.hewanpun m.em-
Pemerian Larutan tidak ~~a~ afau kektiiungim: punyai bobot berbeda lebih dari 30'Yo dari- yang paling
258 Corticotropinum pro Injectione I Monografi FI IV

ringan dan jumlah tikus adalah kelipatan 6. Kelom- sebagai data uji pendahuluan dan ulangi penetapan
pokkan tikus menjadi 6 kelompok dengan ukuran kadar. Tetapkan logaritma potensi dengan rumus:
yang sama masing-masing tidak kurang dari 6 tikus
dan bagikan secara acak satu dari tiga Enceran larutan 4iT.
baku atau dari tiga Larutan uji pada tiap kelompok. M = i - - ) + log R
Prosedur Suntikkan secara subkutan pada semua 3 T6
tikus dalam kelompok dengan dosis uji yang telah
disiapkan. Tiga jam setelah penyuntikan, anestesi tikus T, = I (T11-T5 ); T 6 = I (T 3-T 1 ); i adalah interval
dan keluarkan kelenjar adrenal dari tiap tikus, bersih- antara log dosis berturut-turut dari Larutan baku dan
kan dari jaringan lain yang menempel, timbang segera Larutan uji; R = vjv 11 adalah perbandingan dosis
tiap pasang menggunakan timbangan dengan keteli- tertinggi dari baku dalam unit FI (v5 ) terhadap dosis
tian lebih kurang 0,2 mg. Masukkan kelenjar masing- tertinggi dari sediaan uji dalam ml (v11). Hitung inter-
masing tikus yang telah ditimbang ke dalam wadah val log keyakinan, L, seperti yang tertera pada Interval
yang mengandung 8,0 ml larutan asam metafosfat P dan Balas Keyakinan Potensi dalam Desain dan Analisis
(1 dalam 40), hancurkan kelenjar dengan cara peng- Penetapan Hayati <81>.
gilingan bersama sejumlah kecil pasir yang telah Pengulangan Ulangi penetapan kadar tidak kurang
dicuci. Tutup tiap wadah dan lakukan dengan cara dari satu kali. Uji kesesuaian antara dua uji atau lebih
yang sama hingga semua kelenjar terekstraksi. dan hitung bobot masing-masing seperti yang tertera
Penetapan asam askorbat Saring ekstrak asam meta- pada Kombinasi dari penetapan yang berdiri sendiri dalam
fosfat, pipet 4 ml masing-masing filtrat, masukkan ke Desain dan Analisis Penetapan Hayati <81>. Potensi, P.
dalam masing-masing wadah yang sesuai mengan- memenuhi syarat jika P. = anti log M tidak kurang
dung 4,0 ml indofenol asetat LP. Campur dan ukur dari 80,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari potensi
serapan pada panjang gelombar.g 520 nm. Dari yang tertera pada etiket dan jika interval keyakinan
serapan yang diperoleh dan kurva bakt. yang dibuat tidak lebih dari 0,40.
seperti yang tertera pada Pembuatan kurva baku, hitung
jumlah asam askorbat dalam mg per 100 g jaringan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
kelenjar adrenal. atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I. Simpan
Pembuatan kurva baku Menggunakan 3 larutan di tempat dingin.
baku masing-masing dengan kadar 6,0; 8,0 dan 10,0 J.l.g
per ml Asam Askorbat BPFI dalam larutan asam
metafosfat P (1 dalam 40). Pipet 4 ml indofenol asetat LP, CORTICOTROPINUM PRO INJECTIONE
masukkan ke dalam 3 wadah yang sesuai, sebaiknya Kortikotropin untuk Injeksi
kuvet. Tambahkan 4,0 ml satu dari tiga Larutan baku
ke dalam salah satu kuvet, cam pur dan· segera ukur
serapan dengan alat dan kondisi yang sama seperti Kortikotropin (9002-60-2]
pada ekstrak kelenjar adrenal. Ulangi prosedur untuk
dua larutan baku lainnya. Buat kurva kadar terhadap Kortikotropin untuk Injeksi adalah sediaan kering
serapan dari 3 titik larutan baku berbentuk garis lurus steril, mengandung hormon polipeptida yang dapat
yang paling mendekati. meningkatkan kecepatan sekresi kortikosteroid
Perhitungan Tabulasikan kadar asam askorbat adrenal, diperoleh dari lobus anterior pituitaria
dalam kelenjar adrenal yang diperoleh dari masing- mamalia yang umum dimakan manusia. Mempunyai
masing tikus ditandai dengan y dari masing-masing potensi tidak kurang dari 80,0% dan tidak lebih dari
kelompok dosis dari f tikus. Jika data dari satu a tau 125,0% dari potensi yang tertera pada etiket dalam
lebih tikus tidak dapat digunakan, sesuaikan kelom- unit Kortikotropin Fl. Dapat mengandung zat anti-
pok menjadi sama dengan cara yang sesuai $eperti mikroba, pelarut dan dapar yang sesuai.
yang tertera pada Penggantiarz nilai yang hilang dalam
Desain dan Analisis Penetapan Hayati <81>. Jumlah Baku pembanding Kortikotropin BPFI; tidak boleh
harga y dari masing-masing kelompok ditandai dikeringkan sebelum digunakan. Simpan pada suhu oa
dengan r, tandai subskrip 1 sampai 3 untuk tiga dosis atau di bawah "0°. Pituitari Posterior BPFI; tidak boleh
berturut-turut dan tandai S dan U untuk baku dan dikeringkan sebelum digunakan. Simpan pada suhu 0°
sediaan uji. Lakukan uji kesesuaian kemiringan dan atau lebih rendah. Asam Askorbat BPFI; lakukan pe-
kelengkungan garis dosis respons untuk baku dan se- ngeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
diaan uji untuk 3 dosis uji seperti yang tertera pada digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
. Pengujilzn Keabsahan Penetapan dalam Desain dan Anali- terlindung dari cahaya.
sis Penetapan Hayati <81>. Jika gabungan ketidak-
sesuaian seperti yang diukur sel>agai F3 melebihi iulai Aktivitas vasopresinTimbang saksama sejumlah zat
tabel pada tabel 9 seperti yang tertera pada Kombinasi uji, larutkan dalam larutan natrium klorida P 0,9%
dari penetapan yang berdiri sendiri dalam Desain dan hingga kadar setara dengan tidak kurang dari 2,0 unit
Analisis Perietapan Hayati <81>, gunakci.n data ini Kortikotropin FI per mi. Larut2.n ini memenuhi syarat
FIIV Monografi I Cortisoni Acetas 259

uji Aktivitas vasopresin seperti yang tertera pada Injeksi dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Kortikotropin. maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Kortison Asetat BPFI.
pH <1071> Antara 2,5 dan 6,0; lakukan penetapan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
menggunakan larutan yang dibuat dengan cara seperti 100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum
yang tertera pada etiket. dan minimum pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Kortison Asetat BPFI; daya serap dihitung
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti yang terhadap zat yang telah di!-:.eringkan pada panjang
tertera pada lnjcksi Volume·Kecil. gelombang serapan maksimum lebih kurang 238 nm,
berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>, Ke-
seragaman st•diann <911>, dan Larutan terkonstitusi dan Rotasi jenis <1081> Antara +208° dan +217°, dihitung
Pennndaan seperti yang tertera pada Injectlones. terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap-
an menggunakan larutan yang mengandung 100 mg
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang per 10 ml dioksan P.
tertera pada Penetapan kadnr dalam Injeksi Kortikotropin,
menggunakan larutan terkonstitusi Kortikotropin Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
untuk lnjeksi. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 30 menit.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah untuk Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan-; lakukan
sediaan padat steril seperti yang tertera pada Injec- penetapan menggunakan 100 mg.
tiones.
Cemaran umum <481>
Larutan uji Gunakan pelarut etil asetat P.
CORTISONI ACETAS Larutan baku Gunakan pelarut etil asetat P.
Kortison Asetat Fase gerak Campuran toluenn P-etil asetat P-asam
nsetat glasial P (50:45:5), dalam bejana yang tidak dije-
cr~oocc~,
nuhkan.
0< co -oH
Pennmpakan bercak Gunakan teknik penampakan
H bercak nomor 1.
.
o• Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair ki11erja tinggi seperti yang tertera pada
17,21-Dihidroksipregn-4-ena-3,11,20-triona Kromatografi <931>.
21-asetat [50-04-4] Fase gerak Buat campuran butil klorida P-butil klori-
~H300~
... BM 402,49

Kortison Asetat mengandung tidak kurang dari 97,0%


da P jenuh air-tetrahidrofuran P - metanol P - asam asetat
glasial P (95:95:14:7:6). Saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
dan tidak lebih dari 102,0% C 23 H 30 0 6, dihitung terha- seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
dap zat yang telah dikeringkan. Larutan baku internai Buat larutan metil· para ben P
dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,04 mg
Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; per ml.
tidak berbau; stabil di udara. Melebur pada suhu lebih Larutan baku Timbang saksama lebih ·kurang 12 mg
kurang 240° disertai peruraian sebagian. Kortison Asetat BPFI, masukkan ke dalam labu Erlen-
meyer bersumbat kaca 50 ml. Tambahkan 25,0 ml
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam Larutan baku internal, sonikasi selama 5 menit. Cam-
kloroform; larut dalam dioksan; agak sukar larut purkan 1;0 ml larutan dengan 3,0 ml Fase gerak untuk
dalam aseton; sukar larut dalam etanol. memperoleh Larutan baku. ·
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah hidro-
Ba~u pembanding Kortison Asttat BPFI; lakukan kortison asetat, larutkan dalam Larutan baku hingga
pengeringan pada suhu 105° selama 30 menit sebelum diperoleh larutan dengan kadar 0,1 mg hidrokortison
digunakan. asetat per mt ·
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 12 mg
Identifikasi . kortison asetat dan lanjutkan seperti yang tertera pada
A. Larutkan sejumlah kortison asetat dalam Larutan baku.
metanol P dalam gelas piala, uapkan metanol di atas Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
tangas uap, dengan bantuan aliran udara, keringkan pada Kromatografi <931>. Ki'omatograf cair kinerja
sisa pada suhu 105° selama 30 menit; spektrum serap- tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
an inframerah zat yang telah dikeringkan dan di- 4,6 mm x 25 em beris~ bahan pengisi L3. Laju aliran
260 Cortisoni Acetatis Suspensio Sterilis I Monografi FI IV

Iebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi pada lnjectiones.


terhadap Larutan baku dan l.Arutan resolusi, rekam res-
pons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: reso- Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
lusi, R, antara kortison asetat dan hidrokortison asetat Kromatografi cair kinuja tinggi seperti tertera pada
tidak kurang dari 2,2. (Bila perlu tambahkan sejumlah Kromatografi <931>.
sama butil klorida P dan butil klorida P jenuh air ke Fase gerak, Larutan resolusi dan Sistem kromatografi
dalam Fase gerak hingga memenuhi persyaratan yang Buat seperti Penetapan kadar dalam Kortison Asetat.
diperlukan) dan simpangan baku relatif pada penyun- l.Arutan baku internal Buat larutan prednison dalam
tikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Fase gerak hingga kadar 0,5 mg per mi.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah l.Arutan baku Timbang saksama lebih kurang 12 mg
volume sama (lebih kurang 15 J.LI) Larutan baku dan Kortison Asetat BPFI, masukkan ke dalam labu Erlen-
Larutan uji ke dalam kromatograf dan ukur respons meyer bertutup 50 ml. Tambahkan 20,0 ml Larutan
puncak utama. Waktu retensi relatif lebih kurang 0,7 baku internal dan sonikasi selama 5 menit. Saring
untuk metil paraben dan 1,0 untuk kortison asetat. sebagian larutan melalui alat penyaring dari politef,
Hitung jumlah dalarn mg, C 23 H 300 6 , dalam kortison campur 1,0 ml filtrat dengan 4,0 ml Fase gerak hingga
asetat dengan rumus: diperoleh Larutan baku.
l.Arutan uji Pipet 2,0 ml suspensi sediaan uji yang
baru dikocok menggunakan pipet yang isinya telah
dikalibrasi, masukkan ke dalam labu tentukur yang
sesuai hingga diperoleh kadar kortison asetat 2 mg
per ml bila diencerkan sampai tanda. Bilas suspensi
W adalah bobot Kortison t.setat BPFI dalam mg yang yang tertinggal dalam pipet dengan isopropanol P,
digunakan untuk pembuatan l.Arutan baku; Ru dan R5 masukkan ke dalam labu dan encerkan dengan pelarut
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak sama sampai tanda dan sonikasi selama 3 menit.
kortison asetat terhadap baku internal yang diperoleh Pindahkan 3,0 ml alikot ke dalam labu Erlen-
dari Larutan uji dan l.Arutan baku. meyer bertutup 25 ml dan uapkan di atas tangas uap
dengan bantuan aliran udara hingga kering.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal, tutup dan
baik. sonikasi selama 5 menit. Saring melalui alat suntik
penyaring dari politef, campur 1,0 ml filtrat dengan
4,0 ml Fase gerak hingga diperoleh lAm tan uji.
CORTISONI ACETATlS SUSPENSIO Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
·STERILIS tertera pada Penetapan kadar dalam Kortison Asetat.
Suspensi Steril Kortison Asetat Waktu retensi relatif adalah 0,6 untuk kortison asetat
dan 1,0 untuk prednison. Hitung jumlah dalam mg,
C 23 H 300 6 , dalam tiap ml suspensi yang digunakan
Suspensi Steril Kortison Asetat adalah suspensi steril dengan rumus:
kortison asetat dalam media air yang sesuai. Mengan-
dung tidak kurang dari 90,0% dan tidak Jebih dari V Ru
110,0% Kortison Asetat, C 23 H 300 6, dari jumlah yang w (-)(-)
tertera pada etiket. 12 R5

Baku pembanding Kortison Asetat BPFI; lakukan W adalah bobot Kortison Asetlzt BPFI dalam mg untuk
pengeringan pada suhu 105° selama 30 menit sebelum pembuatan Larutan baku; V adalah kapasitas labu
digunakan. tentukur dalam ml, yang digunakan untuk l.Arutan uji;
Ru dan R5 berturut-turut adalah perbandingan respons
ldentifikasi Campur sejumlah volume suspensi setara puncak kortison asetat terhadap baku internal yang
dengan lebih kurang 25 mg kortison asetat dengan diperoleh dari lAruttm uji dan Larutan baku.
25 m1 air. Sentrifus atau diamkan sampai bagian yang
tidak larut mengenap, dekantasi dan buang beningan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
Larutkan sisa dalam 20 m1 metlznol P, jika perlu goyang gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.
kuat dan panaskan. Uapkan pelarut di atas tangas uap
dengan bantuan aliran udara dan keringkan aisa pada
suhu 105° selama 30 menit. Sisa yang diperoleh COTTON CREPE BANDAGE
memenuhi Identifikasi A pada Kortisim Asetat. Pembalut Krep Katun
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0.
Pembalut Krep Katun terdiri dari kain dengan tenunan
Sy.uat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera sederhana yang khas •. Benang arah memanjang ter-
FIIV h1onograjl I Cresolum 261

buat dari benang katun lapis dua, setelah dipilin dalam 25 ml natrium hidroksida 2 N, tambahkan air
secara krep, tidak lebih halus dari 45 tex, masing- secukupnya hingga 500,0 ml. Pada 25,0 ml larutan
masing terdiri dari tidak kurang 17 putaran per em. tambahkan 25,0 ml kalium bromat 0,1 N, 500 mg kalium
Benang arah melebar terbuat dari benang katun, bromida P dan 10 ml asam sulfat encer P, campur,
benang viskosa atau campuran antara benang katun biarkan selama 10 menit sampai 15 menit, tambahkan
dan viskosa; tidak lebih halus dari 69 tex. Benang arah 1 g kalium iodidn P. Titrasi dengan natrium tiosulfat
memanjang tersusun dari masing-masing 2 benang, 0,1 N LV (a ml). Lakukan penetapan blangko (b ml).
satu dipilin seperti huruf S dan yang satu lagi dipilin Hitung bilangan iodum dengan rum us:
seperti huruf Z, secara berulang. Kain tenun bersih
dan bebas dari kerusakan dan boleh mengandung
sesepora residu daun, kulit biji dan pengotoran lain. 20.000 ( (b-a) X 0,01269 X 100 )
Pembalut katun krep dapat dhyarnai, tidak mem- p
punyai sambungan dan mempunyai tepi yang kuat.
p adalah bobot dalam mg sisa yang diperoleh pada
Identifikasi serat <841> Lakukan seperti yang tertera Penetapan kadar.
pada uji Ktztun atau Ktztun dan Viskosa.
Air Ke dalam gelas ukur bersumbat kaca masukkan
Elastisitas <821> Panjang tidak lebih 80% dari pan- campuran 5 ml larutan jenuh natrium klorida P dan
jang setelah pembalut krep katun diregang sampai 5 ml asam sulfat encer P. Tambahkan 25 ml benzena P
batas maksimum. dan 25 ml zat uji, kocok kuat-kuat selama 1 menit,
biarkan selama 5 menit: volume lapisan bawah tidak
Jumlah benang per 10 em Untuk benang arah lebih dari 12,0 ml.
memanjang tidak kurang dari 170; lakukan seperti
yang tertera pada Pembalut tidak meregang Metode Ill Kemantapan Campur 3 bagian dengan 100 bagian air,
dalam Jumlah Benang per Satuan Panjang <871>. Untuk biarkan selama 24 jam: tidak terjadi tetes minyak pada
benang arah melebar. tidak kurang dari 78; lakukan permukaan cairan dan tidak terbentuk endapan.
penetapan seperti yang tertera pada Pembalut mere-
gang sempurna dalam Jumlah Benang per Satuan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 4 g,
Panjang <871>. campur dengan 40 ml air. Tambahkan 6 g barium
hidroksida P, refluks di atas tangas air selama 30 menit
Bobot per satuan luas <771> Metode I Tidak kurang sambil sering dikocok. Biarkan mengendap, enap-
dari 140 g per m 2• tuangkan beningan melalui penyaring ashes." Cuci sisa
2 kali, tiap kali dengan 20 ml barium hidroksida LP
Zat larut dalam air <1301> Metode II dan Zat larut panas, saring cairan cucian melalui penyaring yang
dalam eter <1311> Jumlah keduanya tidak lebih dari sama. Pada kumpulan filtrat tambahkan asam klorida P
1,0%. secukupnya hingga bereaksi asam terhadap kertas
merah kongo P. Tambahkan 10 g natrium klorida P,
ekstraksi berturut-turut dengan 50 ml, 25 ml dan 25 ml
CREOLINUM eter P. Keringkan kumpulan ekstrak dengan natrium
Kreolin sulfat anhidrat P, uapkan dalam labu Erlenmeyer
150 ml yang telah ditara, keringkan sisa di atas tangas
air selama 30 menit, timbang.
Kreolin adalah campuran minyak ter dan sabun harsa,
mengandung tidak lebih dari S,Oo/o air. Kadar fenol Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tidak kurang dari 15%. baik.

Pemerian Cairan jemih, agak kental; coklat tua; bau


khas. CRESOLUM
Kresol
Kelarutan Mudah larut dalam etanol, dalam kloro-
form dan dalam eter.
Kresol [1319-77-3]
Identifikasi Campuran dengan air berupa emulsi ~0 BM 108,14
putih dan bereaksi alkalis lema"h; jika diasamkan,
terjadi pemisahan. Kresol adalah campuran isomer kresol, diperoleh dari
ter batubara atau dari minyak tanah.
Bilangan iodum Tidak kurang dari 380 dan tidak
lebih dari 508; lakukan penetapan sebagai berikut: Pemerian.Cairan dengan sifat pembiasan tinggi, tidak
Larutkan sisa yang diperoleh pada Penttapan latdar berwarna atau kekuningan sainpai kuning kecoklatan,
262 Curcumae Rhizoma I Monografi FIIV

atau agak merah muda; lama kelamaan dan oleh (pasangan tabung pertama). Pipet dan masukkan
pengaruh cahaya warna menjadi lebih gelap; bau masing-masing 5 ml Larutan baku Jenol ke dalam dua
seperti fenol; larutan jenuh bersifat netral atau agak tabung reaksi lain dengan jenis dan ukuran sama
asarn terhadap lakrnus. dengan tabung di atas (pasangan tabung kedua). Ke
dalam tiap tabung tambahkan 5 ml Millon LP melalui
Kelarutan Agak sukar larut dalam air, biasanya dinding dalam tabung, car.1pur. Masukkan tabung
membentuk larutan keruh; larut dalam larutan alkali secara bersamaan ke dalam tangas air mendidih
hidroksida; dapat bercampur dengan etanol, dengan beserta raknya sehingga ujung tabung tidak menyen-
eter dan dengan gliserol. tuh dasar tangas. Pertahankan tangaspada suhu didih
selama tepat 30 menit. Angkat segera tabung dari
ldentifikasi Pada larutan jenuh tambahkan beberapa tangas, dinginkan segera dengan memasukkan ke
tetes besiflll) k/orida LP: terjadi warna lembayung dalam tangas air dingin selama tidak kurang dari
kebiruan. 10 menit. Tambahkan pada tiap tabung masing-
masing 5 ml Asam nitrat encer dan cam pur. Tambahkan
Bobot jenis <981> Antara 1,030 dan 1,038. pada salah satu dari kedua pasangan tabung tersebut
masing-masing 3 ml campuran 1 bagian volume
Jarak destilasi <lOll> Tidak kurang dari 90% terdes- Jormaldehida P dan 50 bagian volume air. Tambahkan
tilasi antara suhu 195° dan 205°. air pada semua tabung sampai tanda, kocok kuat-kuat
dan biarkan selama 16 jam. Dua tabung yang ditam-
Hidrokarbon Larutan (1 dalam 60) menunjukan ke- bah Jormaldehida P menjadi berwarna kuning, sedang-
keruhan tidak lehih dari kekcruhan yang dihasilkc.n k;m dua tabung lain berwama merah jingga.
larutan pembanding yang dibuat dengan mencampur Pipet 20 ml dari tiap tabung yang mengandung
58 ml air, 1,5 ml asam sulfat 0,02 N dan 1 ml larutan Larutan baku fenol, masukkan secara terpisah ke dalam
barium klorida P (1 dalam 10). Bandingkan kedua larut- labu tentukur 100-ml, tambahkan 5 ml Asam nitrat
an setelah larutan pembanding dikocok dan dibiar- encer, kemudian tambahkan air sampai tanda. Masuk-
kan selama 5 menit. kan kedua larutan tersebut secara terpisah ke dalam
buret yang diberi tanda 8 1 dan B 2 berturut-turut
Fenol Tidak lebih dari 5,0% C 6H 60; lakukan penetap- menunjukkan larutan yang tidak ditambah formalde-
an sebagai berikut: hida dan larutan yang ditambah formaldehida.
Asam r:itrat encer Alirkan gelembung udara ke Pipet 10 mllarutan dari tabung yang direaksikan
dalam asam nitrat P sampai tidak berwarna, kemudian dengan tormaldehida masukkan ke dalam tabung
'campur 1 bagian volume asam dengan 4 bagian pembanding warna 50 ml, tandai N 1• Dengan cara
volume air. yang sama masukkan 10,0 mllarutan dari tabung yang
Larutan bakufenol Timbang lebih kurang 1 gfenol P, tidak direaksikan dengan foi:maldehida ke dalam
larutkan dalam 100 ml air, tetapkan kadar C 6 H 6 0 tabung pembanding warna 50 ml, tandai N 2• Tambah-
sebagai berikut: Pipet 4 mllarutan ini ke dalam labu kan pada tabung N 1 larutan berwarna merah jingga
iod~m, tambahkan 30,0 ml brom 0,1 N LV dan 5 ml dari buret B1 dan tambahkan pada tabung N 2 sejumlah
asam klorida P; tutup segera. Kocok labu selama 30 me- volume yang sama larutan kuning dari buret 8 2 hingga
nit, biarkan selama 15 menit, tambahkan segera 5 ml warna dalam tabung N 1 sesuai dengan tabung N 2 bila
larutan kalium iodida P (1 dalam 5), hindari uap brom dilihat dalam kolorimeter. Hitung persentase fenol
keluar, tutup segera. Kocok kuat-kuat, buka tutup dalam zat uji dengan rumus:
labu, bilas tutup dan leher labu dengan sedikit air.
Tambahkan 1 ml kloroform P, kocok dan titrasi iodum sv
yang dibebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV,
menggunakan 3 ml kanji LP sebagai indikator. Laku- w
kan penetapan blangko. Tiap 1 ml brom 0,1 N setara
dengan 1,569 mg C 6 H 60. Encerkan sejumlah volume V adalah volume dalam ml Lt!rutan baku Jenol yang
larutan ini dengan air hingga kadar fenol 250 J1g digunakan dari buret 8 1; W adalah bobot dalam g, zat
per ml. uji yang digunakan.
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 2,5 g
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
10 mllarutan natrium hidroksida P (1 dalam.10), encer- rapat, tidak tembus cahaya.
kan dengan air sampai tanda. Pipet 5 mllarutan ke
dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan 45 ml air dan
1 tetes jingga _me til LP, netralkan larutan dengan CURCUMAE RHIZOMA
menambahkan tetes demi tetes asam nitrat encer P, Temulawak
kemudian encerkan dengan air sampai tanda. Pipet
masing-masing 5 ml larutan _netral ini ke dalam dua
tabung reaksi 20 x 180 nun, tandai pada volume 25 ml Temulawak adalah kepingan rimpang Curcumae
FI IV Monografi I Cyanocobalaminum 263

xanthorizae Roxb (Familia Zingiberaceae). Kadar minyak CYANOCOBALAMINUM


ats;ri tidak kurang dari 8,0% v /b. Sianokobalamin
Vitamin B12
Pemerian Bau aromatik; rasa tajam dan pahit.

Makroskopik Keping tipis bentuk bulat atau jorong,


ringan, keras, rapuh, diameter sampai 6 em, tebal
2 mm sampai 5 mm; permukaan luar berkerut; warna
coklat kuning sampai coklat; bidang irisan berwarna
coklat kuning buram, melengkung tidak beraturan,
tidak rata, sering dengan tonjolan melingkar pada
batas antara silinder pusat dengan korteks; korteks
sempit, tebal 3 mm sampai 4 mm. Bekas patahan
berdebu, kuning jingga sampai coklat jingga terang.
Vitamin 8 12 [68-19-9)
Mikroskopik Epidermis bergabus, terdapat sedikit C63 H 88CoN 140 14 P BM 1355,38
rambut, berbentuk kerucut, bersel satu. Hipodermis
agak menggabus, pada bagian bawah terlihat peri- Sianokobalamin mengandung tidak kurang dari 96,0%
derm yang kurang berkembang. Korteks dan silinder dan tidak lebih dari 100,5% C63 H 88CoN 140HP' dihitung
pusat parenkimatik; sel parenkim berdinding tipis, terhadap zat yang telah dikeringkan.
berisi pati; dalam parenkim tersebar banyak sel
minyak, berisi minyak warna kuning dan zat warna Pemerian Hablur atau amorf merah tua atau serbuk
jingga; idioblas hablur kalsium oksalat berbentuk hablur merah. Bentuk anhidrat sangat higroskopis.
jarum kecil. Butir pati pipih, panjang 20 11m sampai Jika terpapar pada udara menyerap air lebih kurang
70 11m, Iebar 5 11m sampai 30 11m, tebal 3 11m sampai 12%.
10 !liD, Iamela jelas, hilus di tepi. Berkas pembuluh
kolateral, tersebar tidak beraturan pada parenkim Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam
korteks dan pada silinder pusat, bergabung satu sama etanol; tidak larut dalam aseton, dalam kloroform dan
lain; pembuluh didampingi oleh sel kelenjar, panjang dalam eter.
sampai 200 1.1m, berisi zat berbutir berwarna coklat
yang dengan besi(III) klorida LP menjadi lebih tua. Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; Iakukan
Serbuk: fragmen pengenal adalah butir pati, fragmen pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
parenkim dengan sel minyak, fragmen berkas pembu- digunakan.
luh, kuning intensif.
ldentifikasi
ldentifikasi Basahkan beberapa gram serbuk di atas A. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang di-
kertas saring kecil :ier.gan beberapa tetes campuran peroleh pada Penetapan kadar menunjukkan maksi-
eter P dan eter minyak tanah P volume sama: terjadi mum pada panjang gelombang lebih kurang 278 nm ±
bercak kuning intensif. Buang serbuk, potong kertas 1 nm, 361 nm ± 1 nm dan 550 nm ± 2 nm. Perban-
saring menjadi dua bagian. Masukkan potongan dingan serapan pada panjang·gelombang 361 nm dan
pertama ke dalam campuran asam sulfat P 30% dan 278 nm adalah antara 1,70 dan 1,90; dan perbandingan
etanol P volume sama: bercak berwarna merah ungu, serapan pada panjang gelombang 361 nm dan 550 nm
cairan lambat laun berwarna merah ungu. Basahi adalah antara 3,15 dan 3,40.
potongan kertas saring kedua dengan campuran asam B. · Lebur lebih kurang 1 mg dengan lebil:t kurang
borat P 2%-asam klorida encer P (9:1), keringkan: wama 50 mg kalium pirosulfat P dalam ·krus porselen.
menjadi jingga tua sampai merah karmin intensif. Dinginkan, aduk dengan batang pengadu~ kaca,
Basakan dengan amonia LP: wama menjadi biru inten- tambahkan 3 ml air, didihkan hingga larut. Tambah-
sif. kan 1 tetes fonolftalein LP dan tambahkan larutan na.tri-
um hidroksida P (1 dalam 10), tetes demi tetes sampai
Kadar abu Tidak lebih dari 7%; lakukan penetapan merah muda. Tambahkan 500 mg natrium. asetat P,
seperti yang tertera pada Pengambilan Contoh dan 0,5 ml asam asetat 1 N, dan 0,5 mllarutan garam nitro-
Metode Ana/isis Simplisia <671> . so R P (1 dalam 500): segera terjadi wama merah atau
merah jingga. Tambahkan 0,5 ml asam klorida P, dan
Penetapan kadar Lakukan Penetapan kadar minyak atsiri didihkan.selama 1 menit: wama merah tidak berubah.
seperti yang tertera pada Pengambilan Contoh dan c. Lariltkan lebih kurang 5 mg zat .dalam 5 ml air
Metode Ana/isis Simplisia <671>. di .dalam labu destilasi 50 ml yang dihubungkan
dengan pendingin batik pendek yang dialiri air. Ke
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dalam labu tambahkan 2,5 ml izsam hipofosftt f, tutup,
baik. didihkan sebentar dengan perlahan-lahan ·selama
264 Cyanocobalamini Injectio I Monografi FI IV

10 menit, kemudian destilasi 1 ml ke dalam tabung dihitung. terhctdap zat anhidrat, dari jumlah yang
reaksi yang berisi 1 mllarutan natrium hidroksida P tertera pada etiket.
(1 dalam 50). Ke dalam tabung reaksi tambahkan
4 tetes "Iarutan jenuh besi(l[)amonium sulfat P dingin, Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; lakukan
kocok hati-hati, kemudian tambahkan lebih kurang pengeringan di atas sililca gel P selama 4 jam sebelum
30 mg natrium fluorida P, panaskan hingga mendidih. digunakan. Endotoksin BPFI.
Segera tambahkan tetes demi tetes asam sulfat 5 N
sampai larutan jernih, kemudian tambahkan 3 sampai ldentifikasi Spektrum serapan ultraviolet pada pan-
5 tet<!s asam sulfat 5 N: terjadi warna biru atau hijau jang gelombang antara 300 nm dan 550 nm dari
biru dalar:l beberapa menit. larutan yang dipt':roleh pada Penetapan klldar, me-
nunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
Susut pengeringan <1121> Tidak Iebih dari 12,0%; bang yang sama seperti pada Sianokobalamin BPFI yang
lakukan pengeringa·n dalam tabung pengering vakum diukur bersamaan. Perbandingan serapan maksimum
yang sesuai, pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada 361 nm dan 550 nm adalah antara 3,15 dan 3,40.
pada suhu 105° selama 2 jam, menggunakan lebih
kurang 25 mg yang ditimbang S'lksama. Endotoksin b01kteri <201> Tidak lebih dari 0,4 unit
Endotoksin FI per J.lg sianokobalamin
Pseudo £ianokobalamin Larutkan lebih kurang 1,0 mg
dalam 20 ml air di dalam corong pisah kecil, tambah- pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0.
kan 5 ml campuran volume sama karbon tetrak/orida P
dan krrsol P, kocok haik-baik selama lebih kurang Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
1 menit. Biarkan memisah, pindahkan lapisan bawah Jnjectiones.
ke dalam corong pisah kecil kedua, tambahkan 5 ml
asam sulfat 5 N, kocok dan biarkan memisah sempurna Penetapan kadar
(dapaf dengan cara sentrifus): lapisan atas tidak ber- lArutan uji Ukur saksama sejumlah volume larutan
warna atau warnanya tidak lebih tua dari campuran injekst setara dengan tidak kurang 300 J.l.g, encerkan
0,15 mllcalium permanganat 0,10 N dan 250 ml air. dengan air secara kuantitatif dan bertahap hingga
kadar lebih kurang 30 J.l.g per mi.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sianoko-
30 mg, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, balamin BPFI, larutkan dalam air, encerkan deng.an air
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. secara kuantitatif dan bertahap hingga kadar lebih
Timbang saksama sejumlah Sianokobalamin BPFI, kurang 30 J.lg per mi.
larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
dengan air hingga diperoleh Iarutan baku dengan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kadar Iebih kurang 30 J.lg per mi. Ukur serapan kedua kurang 361 nm, menggunakan blangko air. Hitung
larutan pada panjang gelombang maksimum 361 nm, jumlah dalam J.lg, C 63 H 88 CoN 140 14 P, dalam tiap ml
menggunakan air sebagai blangko. Hitung jumlah injeksi yang digunakan, dengan rum us:
dalam mg, C63 H 88CoN 140 14 P, dengan rumus:
C Au
Au 10 ( - ) ( - )
c (-) V A5
As
C adalah kadar Sianokobalamin BPFI dalam J.lg per ml C adalah kadar Sianokobalamin BPFI dalam J.l.g per ml
Larutan baku; J'\u dan A 5 berturut-turut adalah serapan Larutan baku; V adalah volume injeksi yang digunakan
Larutan uji dan Larutan baku. dalam ml; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan
Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyhp.panan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
cahaya, dosis tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari
kaca Tipe I. -
CYANOCOBALAMINI INJECTIO
Injeksi Sianokobalamin
CYANOCOBALAMINI 57Co CAPSULAE
Kapsul Sianokobalamin 57Co
Injeksi Sianokobalamin adalah larutan steril Sianoko-
balamin dalam Air untuk Injeksi atau Air untuk lnjelcsi
yang telah dibuat isotonik dengan penambahan Vitamin 812 - 57Co [41559-38-0; 13115-03-2)
na~rtu_m klorida P. Mengandung tidak kurang dari
95,0% dan tidak lebih dari 115,0% C 63 H.,CoN1P 14P, I<apsul Sianokobalamin 57Co mengandung siano-
FI IV Monografi I Cyanocobalamini 57 Co Solutio 265

kobalamin yang sebagian molekulnya mengandung CYANOCOBALAMIN! 57Co SOLUTIO


kobalt radioaktif (57Co) dalam struktur molekulnya. Larutan Oral Sianokobalamin 57Co
Tiap kapsul mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah 57Co sebagai siano-
kobalamin yang tertera pada etiJ<et, dinyatakan dalam Vitamin 8 12 - 57Co [41559-38-0; 13115-03-2)
MBq (J.LCi) pada waktu dan tanggal kalibrasi dilaku-
kan. Kandungan Sianokobalamin tidak kurang dari Larutan Oral Sianokobalamin 57Co adalah larutan
90,0% dan tidak lebih dari llO,O% dari jumlah yang untuk pemberian oral; mengandung sianokobalamin
tertera pada etiket. Aktivitas jenis tidak kurang dari yang sebagian molekulnya mengandung kobalt ra-
0,02 MBq (0,5 J.LCi) per J..lg sianokobalamin. dioaktif (57Co) dalam struktur molekulnya. Mengan-
dung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; simpan 110,0% dari jumlah 57Co sebagai sianokobalamin yang
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, tertera pada etiket, dinyatakan dalam MBq (J!Ci)
di tempat dingin; lakukan pengeringan di atas silika per ml, pada waktu dan tanggal kalibrasi dilakukan.
gel P selama 4 jam sebelum digunakan. Kandungan sianokobalamin tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
Identifikasi radionuklida Larutan isi 1 kapsul atau pada etiket. Aktivitas jenis tidak kurang dari 0,02 MBq
lebih dalam air, memenuhi uji Identifikasi radionuklida (0,5 J!Ci) per Jlg sianokobalamin. Larutan Oral Siano-
yang tertera pada Lanttan Oral Sianokobalamin 57Co. kobalamin 57Co mengandung antimikroba yang sesuai.

Kemurr.ian radiokimia LarutaP dari 1 atau lebih Pemerian Larutan jernih tidak bewarna sampai merah
kapsul dalam air memenuhi syarat Kemurnian radio- muda.
kimia seperti yang tertera pada Larutan Oral Sianokobal-
amin 57Co. Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. di tempat sejuk. Lakukan pengeringan di atas silika
Prosedur untuk keseragaman kandungan Ukur ra- gel P selama 4 jam sebelum digunakan.
dioaktivitas masing-masing dari 20 kapsul mengguna-
kan alat pencacah yang sesuai dengan kondisi Identifikasi radionuklida Lakukan seperti yang ter-
geometri yang sama. Hitung nilai radioaktivitas rata- tera pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar
rata per kapsul. Syacat clipenuhi jika tidak kurang gamma sesuai dengan 57Co yang digunakan sebagai
19 dari 20 kapsul yang diuji mempunyai nilai baku dengan kemurnian diketahui, menunjukkan
radioaktivitas rata-rata antara 96,5% dan 103,5% dari puncak energi utama 0,122 MeV.
harga rata-rata.
pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5.
-. Kandungan sianokobalamin Lakukan pene-
tapan kandungan sianokobalamin dalam Jl& per Kemurnian radiokimia Tidak kurang dari 95,0%
kapsul seperti tertera pada Penetapan Aktivitas radioaktivitas jumlah {Catalan Larutan sianokobalamin
Vitamin 812 <91>. peka terhadap cahaya. Penyiapan kertas dan eluasi serta
pengeringan dilakukan di tempat gelap.]; lakukan
Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radio- Kromatografi kertas seperti yang tertera pada Kromato-
aktivitas dalam MBq (J..lCi) per Kapsul Sianokobalamin grafi <931>. Totolkan 0,01 ml larutan yang mengan-
57Co menggunakan alat pencacah yang sesuai seperti dung 1 mg sianokobalamin per ml pada le"ih kurang
tertera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem terkali- 45 mm dari ujung kertas kromatografi berukuran
brasi dalam Radioaktivitas <1171>. 25 mm x 300 mm, dan biarkan kering. Pada titik yang
sama, totolkan seiumlah volume Enceran Larutan Oral
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Si:mokobalamin 57Co, hingga memberikan laju cacahan
baik, tidak tembus cahaya. sebesar 20.000 cacahan per menit, biarkan kering.
Eluasi secara kromatografi menurun selama 24 jam
Penandaan Kecuali pernyataan yang tertera pada menggunakan fase gerak campuran 1 liter isobutanol P,
Penandaan dalam Injectiones, pada etiket harus juga 1 ml amonium hidroksida P, 20 mllarutan natrium
tertera: (1) Tanggal dan waktu kalibrasi, (2) Jumlah sianida P (3,5 dalam 1000), dan 300 ml air yang dibuat
sianokobalamin yang dinyatakan dalam 11g per kapsul, segar (bila terjadi pemisahan fase... tambahkan tiap kali
(3) Jumlah 57Co sebagai sianokobalamin yang di- 10 ml is_obutanol P kocok sampai homogen). Angkat
nyatakan dalam MBq (J!Ci) per kapsul pada saat kertas, jika noda sianokobalamin telah bergerak paling
kalibrasi, (4) Waktu kadaluarsa, (5) Pernyataan "Awas sedikit 75 mm dari titik penotolan. Biarkal) kerh~g.
bahan radioaktif", (6) Dalam perhitungan dosis, Tetapkan distribusi radioaktivitas dengan penatahan
lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif, menggunakan detektor radiasi terkolimasi, atau bagi
(7) Waktu paro 57Co adalah 270,9 hari. kertas kromatografi secara horizontal menjadi
266 Cyclophosphamidum I Monografi FIIV

beberapa bagian, dengan Iebar tidak lebih dari 65 mm; persikan dalam kalium bromida P menunjukkan
dan tetapkan radioaktivitas masing-masing bagian, maksimum hanya pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Siklofosfamida BPFI.
Kandungan sianokobakamin Lakukan penetapan B. Waktu retensi relatif terhadap baku internal
kandungan sianokobalamin dalam Jlg per ml seperti puncak utama Lanttan. uji sesuai dengan Larutan baku;
yang tertera pada Penetapan Aktivitas Vitamin seperti yang diperoleh pada Penetapan Kczdar.
Bl2 <91>.
pH <1071> Antara 3,9 dan 7,1; lakukan penetapan
Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radio- menggunakan larutan 1% yang diu kur 30 mP.nit
aktivitas dalam MBq (JlCi) per ml Larutan Oral Sianoko- setelah larutan dibuat.
balamin 57 Co menggunakan alat pencacah yang sesuai
seperti tertera pada Pemilihan a/at pencacah dan sistem Air <1031> Metode I Antara 5,7% dan 6,8%.
terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup penetapan dengan melarutkan 1,0 g dalam 25 ml air,
rapat, terlindung dari cahaya. jika perlu saring.

Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Penandaan dalam Injectiones, pada etiket harus juga Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
tertera (1) Tanggal dan waktu kalibrasi, (2) Jumlah Kromatografi <931>.
57Co sebagai sianokobalamin yang dinyatakan dalam Fase gerak Buat camperan air-asetcnitrill' (70:30),
MBq (J.1Ci) jumlah dan per ml pada saat kalibrasi, saring dan awaudarakan.
(3) Jumlah sianokobalamin dinyatakan dalam Jlg Larutan baku intemal Larutkan lebih kurang 185 mg
per ml, (4) Nama dan jumlah pengawet yang ditam- etilparaben P dalam labu tentukur 1000-ml dengan
bahkan, (5) Waktu kadaluarsa, (6) Pernyataan "Awas 250 ml etanol P, encerkan dengan air sampai tl'nda.
bahan radioaktif", (7) Dalam perhitungan dosis, Larutan baku Timbang saksama sejumlah Siklofos-
lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif, famida BPFI setara dengan lebih kurang 25 mg siklo-
8) Waktu paro 57Co adalah 270,9 hari, 9) Larutan harus fosfamida anhidrat, masukkan ke dalam labu tentu-
terlindung dari cahaya. kur 50-ml, tambahkan lebih kurang 25 ml air, kocok
hingga larut. Tamuahkan 5,0 ml Larutan baku internal,
encerkan dengan air sampai tanda. Larutan yang
CYCLOPHOSPHAMIDUM diperoleh mengandung siklofosfamida anhidrat lebih
Siklofosfamida kurang 0,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara
dengan lebih kurang 200 mg siklofosfamida anhidrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambah-
kan lebih kurang 50 ml air, kocok selama 5 menit,
2-{ Bis(2 -kloroetil)amino] tetrahid ro- 2H-1,3 ,2- encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 25 mllarutan
oksazafosforin 2-oksida monohidrat {6055-19-2) ini dan 5 ml Larutan baku internal ke dalam labu
c;HtsClzNzDzP.HzO BM 279,10 tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Anhidrat (50-18-0) BM 261,09 Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Siklofosfamida mengandung tidak kurang dari 97,0% tinggi dilengkapi dengan detektor 195 nm dan kolom
dan tidak lebih dari 103,0% C7 H 15Cl 2 N 20 2P, dihitung 3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi LI. Laju aliran
sebagai zat anhidrat. [Perhatian Hati-hati bekerja dengan lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan 6 kalf penyun-
Siklofosfamida karena bersifat sitotoksik.] tikan ulang Larutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
Pemerian Serbuk hablur, putih, pada penghabluran tidak lebih dari 2% dan faktor resolusi antara siklofos-
terbentuk molekul air. famida dan etilparaben tidak kurang dari 2.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol. volume sama (lebih kurang 25 J.ll) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Baku pembanding Siklofosfamida BPFI; tidak boleh puncak utama. Waktu retensi relatif siklofosfamida
dikeringkan sebelum digunakan, l:entukan kadar air dan etilparaben berturut-turut lebih kurang 0,7 dan
secara titrimetri, jika digunakan untuk analisis kuanti- 1,0. Hitung jurnlah dalam mg, c;H 15ClzNzD2P, dengan
tatif. rum us:

Identifikasi
A. Spektrum serapan inframe·rah zat yang didis-
FIIV Monograft I~ Cyclophosphamidi Compressi 267.

C adalah kadar siklofosfamida anhidrat dalam mg hancur dengan sempuma, encerkan dengan air sampai
per mll.Arutan baku, ditentukan dari kadar Siklofosfa- tanda, saring, huang 10 ml filtrat pertama. Masukkan
mida BPFI yang telah dikoreksi terhadap kandungan dalam tabung reaksi 27 mm x 170 mm terpisah
air dengan cara titrimetri; Ru dan R 5 berturut-turut masing-masing 2,0 ml filtrat, 2,0 ml air dan 2,0 ml
adalah perbandingan antara respons puncak siklofos- Larutan baku. Pada setiap tabung tambahkan 0,7 ml
famida terhadap etilparaben dalam l.Arutan uji dan Larutan asam perklorat, campur dan panaskan pada
Larutan baku. suhu 95° selama 10 menit. Dinginkan, tambahkan
1,0 ml natrium asetat LP, campur, tambahkan 1,6 ml,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan 4-(p-nitrobenzil)piridina campur dan panaskan
rapat, pada suhu antara zo dan 30°. pada suhu 95° selama 10 menit. Dinginkan, tambahkan
8,0 ml Larutan natrium hidroksida, campur. Dalam
waktu 4 menit, ukur serapan pada panjang gelom-
CYCLOPHOSPHAMIDI COMPRESSI bang serapan maksimum lebih kurang 560 nm
Tablet Siklofosfamida menggurtakan blangko. Hitung jumlah dalam mg,
C;H 15Cl 2 N 20 2 P, dalam serbuk tablet yang digunakan,
dengan rumus:
Tablet Sikloiosfamida mengandung Siklofosfamida
anhidrat, C7H 15Cl 2N 20 2 P, tidak kurang dari 90,0% dan T Au
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada (-) c (-)
etiket. 500 A5

Baku pembanding Siklofosfamida BPFI; tidak boleh T adalah jumlah siklofosfamida anhidrat dalam mg
dikeringkan; lakukan penetapan kadar air secara dari tablet seperti yang tertera pada etiket; C adalah
titrimetri jika digunakan untuk analisis kuantitatif. kadar siklofosfamida anhidrat c!alarn J.Lg per ml
Larutan baku, ditentukan dari kadar Siklofosfamida BPFI
ldentifikasi yang telah dikoreksi terhadap kandungan air dengan
~- Ekstraksi sejumlah serbuk tablet setara dengan cara titrimetri; Au dan A 5 berturut-turut adalah
lebih kurang 50 mg siklofosfamida dengan 25 ml kloro- serapan l.Arutan uji dan LArutan baku.
form P, saring lebih kurang 2 ml, campur filtrat dengan
500 mg la:zlium bromida P, uapkan kloroform, hilangkan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
sisa pelarut dengan hilti-hati dalam labu hampa udara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
kecil, gunakan residu untuk penetapan; spektrum Kromatografi <931>.
se·rapan inframerah zat yang didispersikan dalam Fase gerak, Larutan baku internal dan Larutan baku
kalium bromida P menunjukkan maksimum antara Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
6,5 J.Lm dan 14 J.Lm hanya pada panjang gelombang dalam Siklofosfamida.
yang sama seperti pada Siklofosfamida BPFI. l.Arutan uji Masukkan tidak kurang dari 10 tablet
... B. Waktu retensi puncak utama kromatogram dari siklofosfamida ke dalam labu tentukur dengan uk~Aran
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang yang sesuai hingga kadar siklofosfamida anhidrat
diperoleh pada Penetapan la:zdar. lebih kurang 1 mg per ml. Tambahkan air hingga lebih
kurang setengah isi labu, kocok selama 30 menit,
Waktu hancur <1251> 30 menit;.lakukan penetapan encerkan dengan air sampai tanda, campur, saring
seperti yang tertera pada Tablet tidak bersalut. dengan kertas saring, huang 40 sampai 50 ml filtrat
pertama. Pipet 25 ml filtrat dan 5 mll.Arutan baku
Keseragaman sediaan <911 > Memenuhi syarat. internal ke dalam labu tentukur 50-ml, enc!!rkan
Prosedur untuk keseragaman la:zndungan dengan air sampai tanda. · ·. · -
l.Arutan asam perklorat Larutkan 23,5 ml asam per- Sistem kromatografi ~akukan Sistem kromatografi
klorat p dalain air dan encerkan dengan air hingga seperti yang tertera pada Penetapan la:zdar dalam Siklo- ·
1liter. fosfamida.
Larutan 4-(p-nitrobenzil)piridina Larutkan 1,5 g 4-(p- Prosedur Lakukan menurut Prosedur yang terte:ra
nitrobenzil)piridina P dalam 200 ml etilen glikol P. pada Penetapan kadar dalam Siklofosfamida. Hft!lng
Larutan bak-u Timbang saksama sejumlah Siklofos- jumlah dalam mg, C~ 15Cl 2N 2 0 2P, per tablet yang
famida BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga digunakan, dengan rumus:
kadar lebih kurang 500 JJ.g per mi. .
l.Arutan natrium hidroksida ·tarut~an 20 g natriu~ CV Ru
hidroksida P dalam 1000 ml etanol encer P. · · (2 _ . ) (-.-)
Prosedur Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentu:- N .R5
kur dengan ukuran yang sesuai hingga kadar lebih
kurang 500 JJ.g per ml. Tambahkan air ke- dalam labu C adalah kadar siklofosfamida anhidrat dalam mg
hingga dua pertiga isi labu, kocok hingga tablet per mll.Arutan baku, ditetapkan dari kadar Siklofosfa~
268 Cyclophosphamidum pro lnjectione I Monografi FIIV

mida BPFI yang telah dikoreksi terhadap kandungan Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>,
air dengan cara titrimetri; V adalah volume dalam ml Kestragaman sedilzan <911>, dan Prnandatm seperti yang
dari labu tentukur yang digunakan untuk menam- tertera pada Injectionts.
pung sejumlah N tablet; N adalah jumlah tablet yang
digunakan; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban- Pene.tapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dingan respons puncak siklofosfamida terhadap baku Kromatografi cair kintrja tinggi seperti yang tertera pada
internal dalam Larutan uji dan Larutan baku. Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku internal dan Larutan baku
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan lardar
rapat. Disarankan suhu tidak lebih dari 25°. Walaupun Siklofosfamida.
tablet tahan terhadap suhu hingga 30° untuk waktu Larutan uji Timbang saksama sejumlah Siklofosfa-
pendek, sebaiknya disimpan pada suhu tidak lebih mida ltntuk lnjeksi setara dengan lebih kurang 200 mg
dari 30°. siklofosfamida anhidrat, dan lakukan seperti Larutan
uji yang tertera pada Ptnetapan kadar dalam Siklofos-
famida.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
CYCLOPHOSPHAMIDUM PRO pada Penetapan klldar dalam Siklofosfamida.
INJECTIONE Prosedur Lakukan Prosedur seperti yang tertera
Siklofosfamida untuk Injeksi pada Penetapan kadar dalam Siklofosfamida. Hitung
jumlah dalam mg, C 7 H 15Cl 2N 20 2 P, dalam serbuk
injeksi yang digunakan, dengan rumus:
Siklofosfamida untuk Injeksi adalah campuran steril
siklofosfamida dengan atau tanpa pelarut yang sesuai.
Mengandung siklofosfamida anhidrat, C,H 15Cl2N 20 2P.
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
dari jumlah yang tertera pada etiket.
C; Ru dan R5 berturut-turut adalah seperti yang tertera
Baku pembanding Siklofosfamida BPFI; tidak boleh pada Penetapan klldar dalam Siklofosfamida.
dikeringkan, tentukan kadar air secara Titrimetri jika
digunakan untuk analisis kuantitatif. Endotoksin BPFI. Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Padat-
an Steril seperti yang tertera pada lnjectiones. Disaran-
. Larutan terkonstitusi Pada waktu digunakan, larutan kan suhu tidak lebih dari 25°. Walaupun tahan terha-
konstitusi yang dibuat dari siklofosfamida untuk dap suhu hingga 30° untuk waktu pendek, sebaiknya
injeksi memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti disimpan pada suhu tidak lebih dari 30°.
yang tertera pada lnjectiones.

Identifikasi CYCLOSPORINUM
A. Memenuhi ldentifikasi secara Kromatografi Lapis Siklosporin
Tipis <281>. Totolkan secara terpisah masing-masing
5 ~I larutan dalam kloroform P yang mengandung
(1) zat uji setara dengan 20 mg per ml, jika perlu
saring. (2) Larutan baku. Masukkan lempeng ke dalam
bejana kromatografi berisi fase gerak terdiri dari
campuran kloroform P-metanol P-amonium hid7'0ksida P
(75:20:5). Lakukan penampakan bercak dengan
meletakkan lempeng dalam bejana iodum. Harga R1
bercak utama dari larutan (1) sesuai dengan yang
diperoleh dari larutan (2). (R '-(R ",R"-(E)]}-Siklik(L-alanil-D-allznil-N-metil-L-
B. Waktu retenl!i relatif terhadap baku internal kusil-N-metil-L-kusil-N-metil-L-valil-3-hidroksi-N,4-
puncak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku dimetil-L-2-amino-6-oktenoil-L-CHminobutiril-N-mttilgli-
seperti yang diperoleh pada Pmetapan klldar. sil-N-metil-L-kusil-L-valil-N-metil-L-leusil) [59865-13-3]
C 6~ 111 N 11 0 12 BM 1202,63
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,20 unit
Endotoksin FI per mg siklofosfamida. Siklosporiri mengandung tidak kurang dari 975 ~g dan
tidak lebih dari 1020 ~g C 62HmNi10 1; per mg, di-
pH <1071> Antara 3,0 dan 7,5; lakukan penetapan hitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
menggunakan larutan yang dibuat dengan cara seperti
yang tertera pada Kesempu11UU1n Melllrut <901>, ukur Baku pembanding Siklosporin BPFI; tidak boleh
pH 30·menit setelah larutan dibuat. dikeringkan sebeium digunakan.
FIIV Monografi I Cyclosporini Concentratus pro Injectione 269

ldentifikasi Kromatogram dari Larutan uji yang pons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
diperoleh pada Penetapan kadar memberikan puncak
utama dengan· waktu retensi yang sesuai dengan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kromatogram dari Larutan baku yang diperoleh pada rapat, tidak tembus cahaya.
Penetapan kadar.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; CYCLOSPORINI CONCENTRATUS


lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler PRO INJECTIONE
pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° Larutan Pekat Siklosporin untuk
selama 3 jam menggunakan lebih kurang 100 mg yang In_jeksi
ditimbang saksama.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. Siklosporin Pekat untuk Injeksi adalah larutan steril
siklosporin dalam campuran etanol P dan minyak
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara nabati yang sesuai. Mengandung siklosporin,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada c62HI:INIIOI2' tidak kurang dari 91),0% dan tidak Iebih
Kromatografi <931>. dari 110,0%, dari jumlah yang tertera pada etiket.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air-metana[ P-
asam fosfat P (900:525:75:0,075), sa ring dan awaudara- Baku pembanding Siklosporin BPFl; tidak boleh di-
kan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut keringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI:
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pad<:. Kromatcgra-
fi <931>. Identifikasi
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Siklospo- A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
rin BPFI, larutkan dalam etanol mutlak P hingga kadar tertera pada Kromatograft <931>. Totolkan secara terpi-
lebih kurang 0,5 mg per ml, kocok selama 15 meni~. sah masing-masing 10 J.Lilarutan dalam metanol P yang
Gunakan larutan segera setelah dibuat. mengandung (1) zat uji 0,5 mg per ml dan (2) Siklos-
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, laku- porin BPFI 0,5 mg per ml, pada lempeng kromatografi
kan seperti yang tertera pada Larutan baku. Gunakan silika gel setebal 0,25 mm. Biarkan bercak mengering
larutan segera setelah dibuat. pada udara mengalir, masukkan lempeng ke dalam
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja fase gerak etil eter P hingga merambat lebih kurang
tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm, kolom baja tiga per empat tinggi lempeng, angkat lempeng beri
tahan karat 0,25 mm x 1 m yang dihubungkan dengan tanda batas fase gerak, biarkan mengering. Masukkan
pra-kolom 4,6 mm x 5 em berisi bahan pengisi L7 lempeng ke dalam bejana kromatografi kedua yang
ukuran 40 J.Lm sampai 60 J.Lm, dan kolom analitik 4 mm telah dijenuhkan dengan fase gerak campuran etil
x 25 em berisi bahan pengisi L7 ukuran 31-1m sampai asetat P-metil etil keton P-<'.ir-asam format P (60:40:2:1)
10 J.Lm. Pertahankan suhu kolom pada 70°. Laju aliran dan biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti gerak menguap. Semprot lempeng dengan larutan
yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak segar yang terdiri dari campuran 5 ml Larutan A
kurang dari 3 dan tidak lebih dari 10, efisiensi kolom (340 mg bismut subnitrat P dalam 20 ml asam asetat P
ditetapkan dari puncak analit tidak kurang dari 1500 20%), 5 ml Larutan B (8 g kalium iodida P dalam 20 ml
lempeng teoritis, faktor ikutan puncak analit tidak air), 20 ml asam asetat glasial P dan air hingga 100 ml.
lebih dari 1,5, dan simpangan baku relatif pada Semprot seger:a lempeng dengan hidrogen peroksida LP.
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. Pada.kromatogram, siklosporin tampak sebagai bercak
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah coklat dengan harga R1 lebih kurang 0,45: harga R1
volume sama (lebih kurang 20 J.Ll} Larutan baku dan bercak utama dari larutan (1) sesuai dengan bercal<
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons utama dari larutan (2).
puncak utama. Hitung ·jumlah . dalam !lg, B. Kromatogram dari Larutan uji yang diperoleh
C62H 111 N 110 12, dengan rumus: pada Penetapan kadar menunjukkan puncak utama
siklosporin dengan waktu retensi sesuai dengan
CP 'u kromatogram dari Larutan baku yang diperoleh pada
(-)(-) Penetapan kadar.
U 's
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,84 unit
C adalah kadar Siklosporin BPFI, dalam mg per ml Endotoksin FI per mg Siklosporin; lakukan penetapan
Larutan baku; P adalah kemurnian Siklosporin BPFI menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai berikut:
dalam J.Lg per mg; U adalah kadar zat uji dalam mg per Buat pengenceran zat uji (1:10) derigan Air untuk lnjek-
ml Larutan uji; r u dan r5 berturut-turut adalah res- si. Pada 0,1 ml suspensrtersebut tambahkan 0,1 ml
270 Cyclosporini Concentratus pro Injectione I Monografi FllV

pereaksi LAL terkonstitusi di dalam tabung uji Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air-metanol P-
apirogen yang sesuai, kemudian kocok menggunakan asam fosfat P (550:400:50:0,5), sa ring dan awaudarakan.
pengocok vortex selama lebih kurang 5 detik. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Sterilitas <7i> Memenuhi syarat. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Siklospo-
rin BPFI, larutkan dalam metana/ P hingga kadar lebih
Kandungan etanol Antara 80,0% dan 120,0% dari kurang 0,5 mg per mi. Gunakan larutan ini segera
jumlah C 2H 50H yang tertera pada etiket. Lakukan setelah pembuatan.
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang Larutan uji (1) [ Prosed1tr ini berlaku untuk sediaan
tertera pada Kromatografi <931>. dosis ttmggal.] Pindahkan semua larutan dalam wadah
Larutan baku internal Cam pur 3 ml n-propanol P dan menggunakan jarum hipodermis yang sesuai, encer-
50 ml butanol P. kan dengan metana/ P hingga kadar lebih kurang
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih 0,5 mg per ml. Gunakan larutan ini segera setelah
kurang 1,6 g etano/ mutlak P, masukkan ke dalam labu pembuatan.
tentukur 25-ml, encerkan dengan butanol P sampai Lantlan uji (2) [Prosedur ini bcrlaku bila pad a etikt't
tanda. tertera jum/ah siklosporin da/am satuan volume.] Ukur
Larutan baku Pipet 5,0 ml Lamtan baku persediaan saksama sejumlah volume injeksi, encerkan dengan
dan 6,0 ml Larutan baku internal ke dalam labu tentu- metanol P hingga kadar lebih kurang 0,5 mg siklospo-
kur 25-ml, encerkan dengan butanol P sampai tanda. rin per mi. Gunakan larutan ini segera setelah pcm-
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji buatan.
setara dengan lebih kurang 320 mg C 2H 50H, Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, tambah- pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kineria
kan 6,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
butanol P sampai tanda. 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L16. Pertahankan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera suhu kolom pada 70° dan laju aliran lebih kurang 1 ml
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 2 mm x baku, rekam respons puncak seperti yang tertera pada
2 m berisi partikel penyangga 53. Pertahankan suhu Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak kurang dari 3 dan
injektor lebih kurang 280°, suhu detektor lebih kurang tidak lebih dari 10, efisiensi kolom ditetapkan dari
290° dan suhu kolom pada 145° selama 8 menit, puncak analit tidak kurang dari 700 lempeng teoritis,
kemudian atur kenaikan suhu hingga 270° dengan faktor ikutan untuk puncak analit tidak lebih dari 1,5
kecepatan 32° per menit. Gunakan nitrogen P sebagai dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
gas pembawa dengan laju aliran lebih kurang 35 ml tidak lebih dari 1,5%.
per menit. [Catalan Jika per/u lakukan penyesuaian untuk Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
mendapatkan hasil kromatografi yang memUJislam]. volume sama (lebih kurang 20 J.tl) Larutan baku dan
Kesesuaian sistem Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang ter- puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
tera pada Prosedur: simpangan baku reiatif pada C~ 2 H 111 N 11 0 12 , dalam tiap wadah·atau dalam tiap ml
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. larutan pekat siklosporin untuk injeksi yang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah digunakan dengan rumus:
volume sama (lebih kurang 1 J.tl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons pun-
L CP r11
cak utama. Urutan eluasi adalah etanol, n-propanol
(-}{--)(-)
dan butanol. Hitung jumlah dalam mg, C 2 H 50H,
D 1000 r5
dalam larutan pekat siklosporin untuk injeksi dengan
rum us:
L adalah jumlah siklosporin yang tertera pada etiket
dalam mg, dalam wadah atau dalam tiap ml larutan
pekat siklosporin untuk injeksi; D adalah kadar siklos-
porin dalam mg per ml Larutan uji (1) atau Larutan
uji (2) berdasarkan masing-masing jumlah yang tertera
C adalah kadar C 2 H 50H, dalam mg per ml Larutan pada etiket; C adalah kadar Siklosporin BPFI dalam mg
baku; R 11 dan R 5 berturut-turut ada_lah perbandingan per ml Larutan baku; P adalah kemurnian Siklos-
respons puncak etanol terhadap n-propanol dalam porin BPFI dalam J.lg per mg; ru dan r5 berturut-turut
Larutan uji dan Larutan baku. adalah respons puncak Larutan uji (1) atau Larutan uji
(2) dan Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Wadah dan penyimpanari.Dalam wadah dosis tung-
Kromatograft <931>. · gal atau dosis ganda.
Fl IV Monografi I Cyproheptadini Hydrochloridum 271

Penandaan Pada etiket harus tertera bahwa larutan


harus diencerkan dengan pelarut parenteral yang
sesuai sebelum digunakan sebagai larutan infus
intravena.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
CYCLOSPORINI SOLUTIO ORALIS Fase gerak Buat seperti yang tertera pada Penetapan
Larutan Oral Si!dosporin kadar dalam Lartl/an Pekat Siklnsporin untuk lnjeksi.
Campuran pelarut Buat campuran metanol P-kloro-
form P (4:1).
Larutan Oral Siklosporin adalah larutan siklosporin Larutan baku Timbang saksama sejumlah Siklos-
dalam campuran etanol P dan minyak nabati yang porin BPFI, larutkan dalam Campuran pelarut hingga
sesuai. Mengandung Siklosporin, C62 H 111 N 11 0 12.. tidak kadar lebih kurang 1 mg per ml. Gunakan larutan
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari segera setelah pembuatan.
jumlah yang tertera pada etiket. Lamtan uji Ukur saksama sejumlah zat uji, en-
cerkan dengan Campuran pelarut hingga kadar lebih
Baku pembanding Siklosporin BPFI; tidak boleh kurang 1 mg per mi. Gunakan larutan segera setelah
dikeringkan sebelum digunakan. pembuatan.
Sistem kromatografi Lakukan menurut Sistem kroma-
Identifikasi tcgraji seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam
A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang Larutan Pekat Siklosporin untuk Injeksi, pertahankan
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing- suhu kolom pada son.
masing 10 J.Lllarutan dalam campuran metanol P-kloro- Prosedttr Suntikkan secara terpisah sejumlah
Jorm P (4:1) yang mengandung (1) Zat uji 1 mg per ml volume sama (l€bih kurang 10 J.Ll) Larutan baku dan
dan (2) Siklosporin BPFI 1 mg per ml pada lempeng Larutan ujf ke dalam kromatograf, ukur respons
kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Lanjutkan puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
penetapan seperti yang tertera pada Identifikasi A C62 H 111 N 11 0 12, dalam tiap ml larutan oral siklosporin
dalam Larutan Pekat Siklosporin untuk Injeksi, mulai dari yang digunakan dengan rumus:
"Biarkan bercak mengering pada udara mengalir... ".
B. Kromatogram Larutan uji yang diperoleh pada L CP 'u
Penetapan kadar menunjukkan puncak utama (-)(--)(-)
siklosporin dengan waktu retensi sesuai dengan D 1000 r5
kromatogram Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar. L adalah jumlah siklosporin dalam mg per mllarutan
~. oral, seperti yang tertera pada etiket; D adalah kadar
Kandungan etanol Antara 80,0% dan 120,0% dari siklosporin dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan
jumlah C 2 H 5 0H yang tertera pada etiket. Lakukan jumlah yang tertera pada etiket dan pengenceran;
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang C adalah kadar Siklosporin BPFI dalam mg per ml
tertera pada Kromatografi <931>. Larutan baku; P adalah kemurnian Siklosporin BPFI
Larutan baku internal, Sistem kromatografi dan Kese- dalam J.Lg per mg; r u dan r 5 berturut-turut adalah
suaian sistem Lakukan seperti yang tertera pada uji respons puncak Larutan uji dan Larutan baku." .
Kandungan etanol dalam Larutan Pekat Siklosporin
untuk Injeksi. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih rapat.
kurang 2,5 g etanol mutlak P, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan butanol P sampai
tanda. CYPROHEPTADINI HYDRO-
Larutan baku Pipet 5,0 ml Larutan baku persediaan CHLORIDUM
dan 6,0 ml Larutan baku internal ke dalam labu tentu- Siproheptadin Hidroklorida
kur 25-ml, encerkan dengan butanol P sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara
dengan lebih kurang 250 mg C}i50H, masukkan ke ~
a
dalam labu tentukur 25-ml, tambahiCan 6,0 ml Larutan
baku internal, encerkan dengan butanol P sampai tanda.
Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur 0 I
CHs
seperti yang tertera pada uji Kandungan etanol dalam
Larutan Pekat Siklosporin untuk Injeksi. Hitung jumlah 4-(SH-Dibenzo{a,d]sikloheptena-5-ilidena)-1-metil-
dalam mg, C2~0H dengan rumus: piperidina hidroklorida seskuihidrat [41354-29-4]
272 Cyproheptadini Hydrochloridi Compressi I Monografi FIIV

C 21 H 21 N.HCI.l V2H 20 BM 350,89 1 ml asam perklorat 0,1 N setarll dengan


Anhidrat [969-33-5) BM 323,86 32,39 mg C21 H21 N.HCI

Siproheptadin Hidroklorida mengandung tidak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 100,5% baik.
C 21 H 21 N.HCI, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
CYPROHEPTADINI HYDROCHLORIDI
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai agak kuning; COMPRESS I
tidak berbau atau praktis tidak berbau. Tablet Siproheptadin Hidroklorida
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
metanol; larut dalam kloroform; agak sukar larut Tablet Siproheptadin Hidroklorida mengandung
dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter. Siproheptadin Hidroklorida, C 21 H 21 N.HCI, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
Baku pembanding Siproheptadin Hidroklorida BPFI; jumlah yang tertera pada etiket.
lakukan pengeringan pada tekanan antara 1 mmHg
dan 5 mmHg, pada suhu 100° hingga bobot tetap Baku pembanding Siproheptadin Hidroklorida BPFI;
sebelum digunakan. lakukan pengeringan pada tekanan antara 1 dan
5 mmHg pada suhu 100° hingga bobot tetap sebelum
IdenHfikasi digunakan.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P, ldentifikasi Memenuhi syarat seperti yang tertera
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- pada ldentifikasi Basa Nitrogen Organik <261>.
bang yang sama seperti pada Siproheptadin Hidro-
klorida BPFl. Disolusi <1231>
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
62.500) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan Alat tipe 2: 50 rpm.
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti Waktu: 30 menit.
pada Siproluptadin Hidroklorida BPFI; daya serap Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 21 H 21 N.HCI
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah dike- yang terlarut dengan mengukur scrapan filtrat larutan
ringkan, pada panjang gelombang serapan maksimum uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan
lebih kurang 286 nm: berbeda tidak lebih dari 3,0%. serapan larutan baku Siproheptadin Hidroklorida BPFI
C. Larutkan 100 mg dalam 10 ml metanol P, dalam media yang sama pada panjang gelombang
Tambahkan 1 tetes larutan pada kertas saring, kering- serapan maksimum lebih kurang 285 nm.
kan, amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm: terjadi Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
fluoresensi biru terang. kurang dari 80% (Q) C 21 H 21 N.HCI, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keasaman Tidak lebih dari 0,05% dihitung sebagai
HCI; lakukan penetapan dengan melarutkan 1,0 g Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dalam 25 ml air, tambahkan merah metil LP dan titrasi
dengan natrium hidroksida 0,10 N: diperlukan tidak Penetapan kadar
lebih dari 0,15 mi. Campuran pelarut Campur 10 ml metanol P, 2 tetes
asam klorida P dan kloroform P (yang telah dijenuhkan
Susut pengeringan <1121> Antara 7,0% dan 9,0%; dengan air) secukupnya hingga 100 mi.
lakukan pengeringan pada tekanan antara 1 dan Lnrutan baku Timbang saksama sejumlah Siprohep-
5 mmHg, pada suhu 100° hingga bobot tetap. tadin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Campuran
pelarut dan encerkan dengan pelarut yang sama
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. hingga kadar lebih kurang 20 11g per mi.
Kolom kromatografi Lakukan penetapan seperti
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 30 bpj. yang tertera pada Kromatografi kolom partisi dalam
Kromatografi <931>. Tabung kromatografi diisi dengan
Penetapan kadar Timbang saksa~a lebih kurang dua lapis bahan pengisi. Lapisan bawah adalah
650 mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam campuran 2 g Bahan penyangga padat dan 1 ml asam
50 ml asam t~setat glasilll P, panaskan hingga larut. sulfomat P (1 da1am 20), lapisan atas adalah campuran
Dinginkan, tambahkan 10 ml rakstz(ll) llsetat LP, 0,5 ml yang dibuat dengan cara seperti yang tertera pada
anhidrida asetat P dan 1 tetes kristal violet LP, titrasi Larutan uji.
dengan as11m perklorat 0,1 N LV hingga warna h.ijau. Larutan ·uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Lakukan penetapan blangl<o. dar! 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
FI IV Monografi I Cysteini Hydrochloridum 273

tablet setara dengan lebih kurang 4 mg siproheptadin da P, menunjukkan maksirr.um hanya pada panjang
hidroklorida, masukkan ke dalam gelas piala 100 ml, gelombang yang sama seperti pada L-Sistein Hidro-
tambahkan 1 ml dimetil sulfoksida P derajat spektrofoto- klorida BPFI.
metri, campur hingga serbuk menjadi basah. Tambah-
kan 1 mllarutan asam sulfamat P (1 dalam 20), campur, Rotasi jenis <1081> Antara +5,7° dan +6,8°, dihitung
tambahkan 3 g Bahan penyangga padat, campur seperti terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pe-
yang tertera pada Kolom kromatografi dan masukkan ke netapan menggunakan larutan dalam asam klorida 6 N
dalam kolom. yang mengandung 800 mg per 10 mi.
Prosedur Cuci kolom dengan 100 ml eter P (yang
telah dijenuhkan dengan air), buang cucian. Letakkan Susut pengeringan <1121> Antara 8,0% dan 12,0%;
labu tentukur 200-ml yang berisi 20 ml metana/ P dan 4 lakukan penetapan pada tekanan 5 mmHg selama
tetes aSilm klorida P di bawah kolom. Masukkan 150 ml 24jam.
kloroform P (yang telah dijenuhkan dengan air) melalui
kolom. Campur eluat, biarkan dingin hingga suhu Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,4%.
ruang, encerkan dengan kloroform P (yang telah dije-
nuhkan dengan air) sampai tanda. Ukur serapan Laru- Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,03%; lakukan pe-
tan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang netapan menggunakan larutan yang mengandung
serapan maksimum lebih kurang 286 nm mengguna- 330 mg dan bandingkan kekeruhan dengan 0,10 ml
kan Campuran pelarut sebagai blangko. Hitung jumlah asam sulfat 0,020 N. ·
dalam mg, C 21 H 21 N.HCI, dalam serbuk tablet yang
digunakan, dengan rumus: Arsen <321> Tidak lebih dari 1,5 bpj.

Besi <331> Tidak lebih dari 30 bpj.

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 15 bpj.

C adalah kadar Siproheptadin Hidroklorida BPFI dalam Kandungan klorida <361> Antara 19,8% dan 20,8%;
J.lg per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang saksama
adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku. lebih kurang 350 mg, larutkan dalam 10 ml larutan
asam nit rat P (1 :1), tamoahkan 30,0 ml perak nitrat
• Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 0,1 N LV dan 40 ml larutan jenuh kalium permanga-
baik. nat LP. Panaskan di atas tangas uap selama 30 menit
dan dinginkan. Tambahkan hidrogen peroksida P 30%
tetes demi tetes hingga larutan menjadi tidak
CYSTEINI HIDROCHLORIDUM berwama. Tambahkan 8 ml besi(III) amonium sulfat LP
~.
Sistein Hidroklorida dan 1 ml nitrobenzena P. Titrasi dengan amonium
':'
tiosianat 0,1 N LV.
HSCH 1 -¢-cOOH • HCI • H,O
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan
NH 1 3,545 mg klorida
L-Sistein hidroklorida monohidrat [7048-04-6)
C 3HrN02S.HCLHp BM 175,63 Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
~HrN0 2 S.HCl [52-89-1) BM 157,61 Memenuhi syarat.

Sistein Hidroklorida mengandung tidak kurang dari Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C 3 H 7 N02S.HCl, 250 mg, masukkan ke dalam labu iodum. Tambahkan
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. 20 ml air dan 4 g hllium iodida P, campur hingga larut.
Dinginkan larutan dalam tangas es, tambahkan 5 ml
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih. asam klorida 3 N dan 25,0 ml iodum 0,1 N LV, tutup,
biarkan di tempat gelap selama 20 menit. Titrasi kele-
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol dan dalam bihan iodum dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV,
aseton. mendekati titik akhir tambahkan 3 ml hlnji LP. Laku-
kan penetapan blangko.
Baku pembanding L-Sistein Hidrolclorida BPFI; laku-
kan pengeringan pada tekanan 5 mmHg selama 24 jam 1 ml iodum 0,1 N setara dengan
sebelum digunakan. 15,76 mg CJl~02 S.HCl

ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
telah dikeringkan dan dispersikan daliun hllium bromi- bajk.
274 Cytarabinum I Monografi FIIV

CYfARABINUM uridin P dan larutkan dalam air hingga kadar 0,20 mg


Sitarabin per ml.
Larutan sitarabin baku Timbang saksama sejumlah
Sitarabin BPFI, larutkan dalam air hingga kadar
0,20 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah sitarabin,
larutkan dalam air hingga kadar 40,0 mg per mi.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-rnasing
5 J.Ll Larutan uji, Larutan uridin baku. Larutan sitarabin
baku pada lempeng kromatografi campuran silika gel
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
1~{J-D-Arabinofmanosilsitosina [147-94-4] kromatograf yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
C.H 13 N 30 5 BM 243,22 campuran metil etil keton P-aseton P-air (66:20:15).
Biarkan fase gerak merambat hingga tiga per empat
Sitar<:bin mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
tidak lebih dari 105,0%, C9 H 13Np 5, dihitung terhadap menguap dan amati di bawah cahaya ultraviolet
zat yang telah dikeringkan. 254 nm. Bercak lain selain bercak utama kromatogram
Larutan uji dengan harga R1 sesuai dengan bercak
Pemerian Serbuk hablur, putih hingga hampir putih; utama kromatogram Larutan uridin baku, tidak lebih
tidak berbau. intensif dari bercak utama Larutan uridin baku, sesuai
dengan tidak lebih dari 0,5% uridin: jumlah intensitas
Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam bercak lain pada Lamtan uji tidak lebih intensif dari
etanol dan dalam kloroform. bercak utama Larutan sitambin baku (0,5%).

Baku pembanding Sitarabin BPFI {Perhatian Hindari Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kontak/; lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam sebelum Kromatografi <931>.
digunakan. Urasil Arabinosida BPFI; tidak boleh dike- Fase gerak Tim bang 690 mg natrium fosfat mono-
ringkan sebelum digunakan. basa P dan 1,34 g natrium fosfat dibasa P, larutkan
dalam lebih kurang 950 ml air, tambahkan 50 ml
Identifikasi metanol P, campur, saring dan awaudarakan. Jika perlu
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti"
dikeringkan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg yang tertera pada Kromatografi <931>.
pada suhu 60° selama 3 jam dan didispersikan dalam Larutan baku internal Larutkan sejumlah asam p-
minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya toluat P dalam metanol P hingga kadar lebih kurang
pada panjang gelombang yang sama seperti pada 1,4 mg per ml.
Sitarabin BPFI. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sitara-
B. Waktu retensi relatif terhadap baku internal bin BPFI, larutkan dalam Larutan baku internal hingga
puncak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku, diperoleh larutan baku persediaan dengan kadar lebih
yang diperoleh dari Penetapan kadar. kurang 0,6 mg per ml. Encerkan sejumlah volume
Larutan baku, dengan Fase gerak hingga volume akhir
Rotasi jenis <1081> Antara +154° dan +160°, dihitung lebih kurang 6 kalinya.
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap- Larutan resolusi Timbang sejumlah Urasil Arabino-
an menggunakan larutan yang mengandung 100 mg sida BPFI, Sitarabin BPFI dan larutkan masing-masing
per 10 ml. dalam air hingga kadar lebih kurang 0,02 mg dan
0,6 mg per ml. Encerkan larutan ini dengan sejumlah
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; volume sama Larutan baku internal. Encerkan larutan
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada tekan- ini dengan sejumlah volume Fase gerak yang setara
an tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama dengan lebih kurang 4 kali volume Larutan baku inter-
3jam. nal yang digunakan.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%. kan dalam sejumlah volume Larutan baku internal yang
diukur saksama hingga kadar lebih kurang 0,6 mg
Logam berat <371> Merode III Tidak lebih dari 10 bpj. per ml. Encerkan sejumlah volume larutan ini dengan
Fase gerak hingga volume akhir lebih kurang 6 kali
Senyaw.a sejenis Lakukan penetapan dengan cara volume Larutan uji yang digunakan.
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kroma- Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
tografi <931>- · · pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Larutan uridin baku Timbang saksama sejumlah tiriggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
FIIV Monografi· I Dactinomycinum 275

4 mm hingga 4,6 mm x 25 em hingga 30 em berisi Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih
bahan pengisi.Ll. Laju aliran lebih kurang 1 ml per dari 0,07 unit Endotoksin FI per mg.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi,
rekam respons puneak seperti yang tertera pada pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan
Prosedur: resolusi, R, antara puneak sitarabin dan menggunakan larutan yang mengandung setara
puneak urasil arabinosida tidak kurang dari 2,5. Waktu dengan 10 mg sitarabin per mi.
retensi relatif sitarabin, urasil arabinosida, asam
p-toluat masing-masing lebih kurang 0,5, 0,65 dan 1,0. Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>, Kese-
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam ragaman Sediaan <911> dan Penandaan pada lnjectiones.
respons puneak seperti pada Prosedur: simpangan Bahan obat yang terdapat dalam vial, memenuhi
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari syarat yang tertera pada Sitarabin.
2,0"/o. [Catatan Setelah kromatografi selesai, bilas ·kolom
dengan campuran air-metanol P (7:3). Bila pembilasan tidak Penetapan kadar
sempurna akan menyebabkan hidrolisis fase diam ata11 Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku, Larut-
menyebabkan pertumbuhan mikroba pada kolom.] an reso/1tsi, dan Sistem kromatografi Lakuk3n seperti
Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah yang tertera pada Penetapan kadar dalam Sitarabin.
volume sama (lebih kurang 10 Jll) Larutan baku dan Larutan uji Lakukan konstitusi terhadap masing-
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons masing isi dari 10 vial sitarabin dengan sejumlah
puneak utama. Hitung jumlah, C 9 H 13N 30 5, dalam mg, volume air yang sesuai seperti yang tertera pada
dari sitarabin yang digunakan dengan rumus: masing-masing etiket. Pindahkan seeara kuan.titatif isi
kesepuluh vial ke dalam labu tentukur yang sesuai,
eneerkan dengan air sampai tanda hingga diperoleh
larutan dengan kadar lebih kurang 10 mg per ml. Pipet
5 ml larutan ini, ke dalam labu tentukur 50-ml, en-
eerkan dengan air sampai tanda. Pipet 3 ml larutan
C adalah kadar Sitarabin BPFI dalam mg per ml ini ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan 5,0 ml
Larutan baku persediaan; V adalah volume dalam ml Larutan baku internal, eneerkan dengan lebih kurang
I.:arutan baku internal yang digunakan untuk melarut- 20 ml Fase gerak, eampur.
kan zat uji dalam Larutan uji; Ru dan R5 berturut-turut Prosedur Lakukan penetapan kadar seperti yang
adalah perbandingan respons puneak Larutan uji dan tertera pada Sitarabin. Hitung jumlah dalam mg,
Larutan baku. C 9 H 13 N 30 5, dalam larutan yang terkonstitusi dengan
rum us:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, tidak tembus eahaya. 500 Ru
.. (-) c (-)
3 R5
CYTARABINUM STERILE
Sitarabin Steril C adalah kadar Sitarabin BPFI dalam mg per ml
l..arutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah pt!rban-
dingan respons pttneak Larutan uji dan Larutan baku.
Sitarabin Steril adalah sitarabin yang sesuai untuk
sediaan parenteral. Mengandung tidak kurang dari Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk padatan
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% C9 H 13 N 3 0 5, dari steril seperti yang tertera pada Injectiones.
jumlah yang tertera pada etiket.

Baku pembanding Sitnrabin BPFI [Perhatian Hindari


kontak.] Lakukan pengeringan pada tekanan tidak DACTINOMYCINUM.
lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam sebe- Daktinomisin
lum digunakan. Urasil Arabinosida BPFI; tiQak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. £ndotoksin BPFI.

Larutan terkonstitusi Pada waktu akan digunakan,


larutan terkonstitusi dibuat dari Sitarabin Steril yang
memenuhi syarat untuk Larutan terkonstitusi seperti
yang tertera pada Injectiones.

Identifikasi Waktu retensi relatif terhadap baku


internal puneak utama dari Larutan uji sesuai dengan Aktinomisin D (SQ-76-0)
Larutan baku, yang diperoleh dari Penetapan kadar. C62Hs6Nt20t6 BM 1255,43
276 Dactinomycinum pro Injectione I Monografi FIIV

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Daktino-


Daktinomisin mengandung tidak kurang dari 950 ~g misin BPFI, larutkan dan encerkan dalam Fase gerak
dan tidak lebih dari 1030 ~g Cb 2 H 86 N 12 0 16 , per mg, secara kuantitatif hingga kadar lebih kurang 1200 J.Lg
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. per mi.
{Perhatian Penanganan harus hati-hati untuk mence- Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg
gah terhirupnya pnrtikd Daktinomisin dan pemaparan pada larutkan dalam Fase gerak hingga 25,0 mi.
kulit .} Sisttm kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Pemerian Serbuk hablur, merah terang; agak higros- tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
kopis; dapat dipengaruhi oleh cahaya dan panas. 3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan 3 kali penyun-
Kelarutan Larut dalam air pada suhu 10° dan sukar tikan ulang Lantlau baku, rekam respons puncak seper-
larut dalam air pada suhu 37°; mudah larut dalam ti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
etanol; sangat sukar larut datam eter. tidak lebih dari 1,0%.
Prosed:tr Suntikkan secara terpisah sejumlah
Baku pembanding Dnktinomisin BPFI; lakukan penge- volume sama (lebih kurang 20 !ll) Lantlan baku dan
ringan dalam hampa udara dengan tekanan tidak Lamtan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam sebe- puncak utama. Waktu retensi daktinomisin lebih
lum digunakan. Endotoksin BPFI. kurang 25 menit. Hitung potensi dalam ~g.
C02 Hs 6 N 120 16, per mg dengan rumus:
ldentifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam C 'u
40.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan 25 ( - ) ( - )
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti w '~
pada Daktinomisin BPFI; serapan maksimum pada
panjang gelombang lebih kurang 445 nm tidak kurang C adalah kadar Daktinomisin BPFI dalam ~g per ml
dari 95,0% dan tidak lebih dari 103,0% dari Daktinomi- Lanllan baku; W adalah bobot dalam mg daktinomisin
sin BPFI dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan yang digunakan; r u dan r 5 berturut-turut adalah
dan potensi Baku pembanding. Perbandingan serapan respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
pada 240 nm dan pada 445 nm antara 1,30 dan 1,50.
B. Waktu retensi puncak utama yang diperoleh Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dari Larutan uji pada Penetapan kadar, secara kualitatif rapat, terlindung dari cahaya dan panas yang ber-
sama dengan yang diperoleh dari Larutan bnku. lebihan.

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat .


... Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 100 unit DACTINOMYCINUM
Endotoksin Fl per mg. PRO INJECTIONE
Daktinomisin untuk lnjeksi
Rotasi jenis <1081> Antara -292° dan -317°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
tapan pad a suhu 20°, menggunakan larutan dalam Daktinomisin untuk lnjeksi adalah campuran steril
metana/ P yang mengandung 1 mg per mi. dari Daktinomisin dan Manito!. Mengandung tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dakti-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 15,0%; nomisin, C 62 H 86N 120 16 darl jumlah yang tertera pada
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada etiket, hanya untuk jumlah 0,5 mg tiap wadah yang
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada s~;~hu 60° tertera pada etiket.
selama 3 jam. { Perhatian Cegah terhirupnya part ike/ Daktinomisin
dan terkena kulit .}
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Baku pembanding Daktinomisin BPFI; lakukan penge-
Kromatografi <931>. {Catalan Gunalcan Larutan uji dan ringan dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih
Larutan baku yimg dibuat segar, terlindung dari cahaya.} dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam sebelum
Fase gerak Buat campuran asefonitril P-natrium digunakan. Endotoksin BPFI.
asetat 0,04 M-asam asetat 0,07 M {46:25:25), saring
melalui penyaring membran (porositas 1 ~m atau yang Larutan terkonstitusi Pada saat digunakan, Daktino-
lebih kecil) dan awaudarakan. [Catalan Kadar asetoni- misin untuk Injeksi yang telah dikonstitusi memenuhi
tril dapat beragam untuk memperoleh kinerja Sistem kroma- syarat Larutan terlconstitusi seperti yang tertera pada
tografi dan waktu e/uasi yang sesuai} .. Injectiones.
FI IV Monografi I Dapsonum 277

ldentifikasi tidak kurang dari 1200 lempeng teoritis, faktor ikutan


A. Spektrum serapan ultraviolet larutan lebih tidak lebih dari 2 dan simpangan baku relatif pada
kurang 25 IJ.g per ml dalam metanol P menunjukkan penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.
maksimum dan minimum pada panjang gelombang Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
yang sama seperti pada Daktinomisin BPFI. Perban- volume sama (lebih kurang 10 f.Ll) Larutan baku dan
dingan serapan pada 240 nm dan serapan pada 445 nm Larutan 11ji ke dalam kromatograf, ukur respons
adalah antara 1,30 dan 1,50. puncak utama. Waktu retensi daktinomisin lebih
B. Waktu retensi puncak utama Daktinomisin dari kurang 6 menit. Hitung _jumlah dalam mg,
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang C62 H 66 N 120 16, dalam wadah Daktinomisin untuk Injek-
tertera pada Penetapan kadar. si yang digunakan dengan rumus:

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 100,0 unit CV 'u


Endotoksin FI per mg daktinomisin. (--) (-)
1000 r~
Sterilitas <71 > Memenuhi syarat; lakukan pengujian
dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan membran, C adalah kadar daktinomisin dalam f.Lg per ml Larutan
menggunakan sediaan uji yang dibuat sebagai berikut: baku; V adalah volume Laru!an 11ji dalam ml; r11 dan r5
konstitusi secara aseptis masing-masing wadah de- berturut-turut adalah respons puncak Larutan lt]i dan
ngan menyuntikkan Air untuk lnjeksi melalui penutup. Larutan baku.
Sebelum disaring, kumpulkan isi semua wadah secara
aseptis dengan penambahan 200 ml Cair:m A. Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah lmluk padatan
steril tidak tembus cahaya seperti yang tertera pada
pH < 1071 > An tara 5,5 dan 7,5; lakukan penetapan Infectivnes.
menggunakan larutan terkonstitusi seperti yang ter-
tera pada etiket.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%; DAPSONUM


lakukan pengeringan dalam hampa udara pada tekan- Dapson
an tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60°selama
3 jam.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada


lnjectiones.
4,4 '-Sulfonildianilina [80-08-0]
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan· cara Ct2Ht2N202S BM 248,30
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. {Catalan Gunakan Larutan baku dan Dapson mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
Larutan uji yang dibuat segar, terlindung dari cahaya.] tidak lebih dari 101,0% C 12 H 12 N 20 2S, dihitung terha-
Fase gerak Campur 6 bagian volume asetonitril P dap zat yang telah dikeringkan.
dan 4 bagian volume air, saring melalui penyaring
membran (porositas 1 f.Lm atau lebih kecil), awaudara- Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih krem; tidak
kan. {Catalan Kadar asetonitril P dapat beragam untuk berbau; rasa agak pahit.
memperoleh kinerja Sistem kromatografi dan waktu eluasi
yang sesuai.] Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Daktino- dalam etanol; larut dalam aseton dan dalam asam
misin BPFI larutkan dan encerkan dengan Fase gerak mineral encer.
hingga kadar lebih kurang 250 f.Lg per ml.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume Fase Baku pembanding Dapson BPFI; lakukan pengeringan
gerak, tambahkan ke dalam satu wadah Daktinomisin pada suhu 105° selama 3 jam sebelum digunakan.
untuk Injeksi hingga kadar lebih kurang 250 f.Lg dak-
tinomisin per ml, bila perlu saring untuk memperoleh ldentifikasi
larutan jernih. A. Spektrum serapan inframerah zat yangtelah
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dikeringkan dan didispersikan dalam kalium br.omida P,
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja menunjukkan maksi.."llum hanya pada panjang gelom-
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom bang yang sama seperti pada Dapson BPFI.
3,9 mm x 30 em yang berisi bahan pengisi L1. Laju B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
aliran lebih kurang 2,5 ml per menit. Lakukan kroma- 200.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum
tografi terhadap !Arutan baku, rekam respons puncak dan minimum pada panjang gelombang yang.sama
seperti yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom seperti pada Dapson BPFI.
278 Dapsoni Compressi I Monografi FIIV

Jarak iebur <1021> Antara 175° dan 181°. BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih
kurang 250 f.lg per ml. Pipet 5 mllarutan ke dalam labu
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%; tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
lakukan pengcringan pada suhu 105° selama 3 jam. tanda. Kadar Lamtan baku lebih kurang 25 Jlg per mi.
Larutan uji Timbang saksama Jebih kurang 50 mg
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. zat uji, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml.
Larutkan dalam metano/ P dan encerkan dengan
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalaiT'
penetapan menggunakan campuran 100 mg zat uji labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak
dan 100 mg magnesium oksida P. sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Kemumian kromatografi l.akukan penetapan dengan pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
cara Kromatografi lnpi> tipis seperti yang tertera pada tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
KrtHlll<tografi <931>. 4 mm x 30 em berisi bahan pengi!'i LJ dengan
Larutn11 [>,;ku tl Timbang saksama sejumlah Dap- diameter partikel 10 Jlm. Lakukan kromatografi terha-
>llll BPF/ iarutkan dalam metarwl P hingga kadar dap Larutnn baku seperti yang tertera pada Prosedur
12,5 mg per mi. hingga diperoleh simpangan baku relatif tidak lebih
Lantlcm /1c1k11 B Encerkan sejumlah volume Larutan dari 2%.
i;,lku :\ dengan 1/U'Iano/ P hingga kadar 125 11g per mi. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Laru/au l,,rku C Encerkan sejumlah volume Lamta11 volume sama (lebih kurang 10 Jll) Larutan baku dan
l'aku B dengan mctanol P hingga kadar 62,5 11g per mi. Larrt1a11 uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
larutkan dalam mt'la11ol P hingga kadar 12,5 mg per mi. C 12 H 1 ~N 2 0~5, dengan rum us:
Pros(•dur {Catnlt711 Fa~c gaak dibual segar, jenuhkan
l't'iMra kromalogrnfr dmgan fase gerak selama 30 menit
.'clrt'lum digunakan.} Totolkan secara terpisah masing-
rnasing 4 !II Laru/nrr uji d,m Larrlfan baku pada lempeng
kromatografi lapis tipis kinerja tinggi dilapisi dengan
silika gel setebal 150 Jlm hingga 200 Jlm. Keringkan C adalah kadar Dapson BPFI dalam Jlg per ml Lamta11
·dengan dialiri nitrogen P. Masukkan lempeng ke dalam baku; Pu dan P, berturut-turut adalah respons puncak
bejana kromatografi yang berisi fase gerak campuran Larrtlan uji dan Larutan baku.
kloroform P-ast'ltlll P-n-bulil a/kohol P-asam format P
(60:15:15:10) hi.ngga merambat tiga per empat tinggi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
lempeng. Angkat lempeng biarkan fase gerak meng- baik, tidak tembus cahaya.

.. uap. Semprot lempeng dengan larutan 4-dimeti/-


aminosinamaldehida P 0,1% dalam campuran volume
sama asam asetat glasial P dan air- Amati bercak dengan
segera dan bandingkan intensitas bercak lain selain DAPSONI COMPRESSI
bercak utama dari Larutan uji terhadap bercak utama Tablet Dapson
dari Larutan baku: tidak ada bercak lain selain bercak
utama pada Larrctcm uji yang lebih besar atau lebih
intensif dari bercak utama Larutan baku C (0,5%) dan Tablet Dapson mengandung Dapson, C 12 H 12 N 20 25,
jumlah intensitas semua bercak lain selain bercak tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5%
utama yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih dari dari jumlah yang tertera pada etiket.
1,0%.
Baku pembanding Dapson BPFI; lakukan pengeringan
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> pada suhu 105° selama 3 jam sebelum digunakan.
Metode V Memenuhi syarat.
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. Identifikasi
A- Masukkan sejumlah serbuk halus tablet yang
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara setara dengan lebih kurang 100 mg dapson ke dalam
Kromatografi cair kinerja ti11ggi seperti yang tertera pada wadah yang sesuai, tambahkan 5 ml aseton P, kocok
Kromatografi <931>. selama 5 menit, saring dan uapkan filtrat hingga
Fase gerak Masukkan 100 ml iSopropil alkohol P, kering, Keringkan residu pada suhu J05o selama 1 jam;
100 ml asetonitril P dan 100 m:I ttil asetat P ke dalam residu memenuhi IdentifilcJtsi A pada Dapson.
labu tentukur 1000-ml. Tambahkan tanpa dicampur 8_ Gerus sejumlah serbuk halus tablet setara
sejumlah pentana P sampai tanda, campur, dan biarkan dengan lebih kurang 100 mg dapson dengan 50 ml
dingin hingga suhu kamar- metanol P dan saring_ Encerkan sejumlah filtrat dengan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Dapson metanol P hingga diperoleh larutan 1 dalam 200-000:
FI IV Monografi I Daunorubicini Hydrochloridum 279

larutan memenuhi Identifikasi B pada Dapsun. sesekali dikocok. Dinginkan hingga suhu kamar,
tambahkan metana! P sampai tanda. Sentrifus sejumlah
Disolusi <1231> campuran hingga jernih. Pipet 5 ml beningan ke dalam
Media disolusi: 1000 ml asam klo.rida encer P (2 dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak
100). sampai tanda.
Alat tipe 1: 100 rpm. Prasedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
Waktu: 60 menit. tertera pada Penetapan kadar dalam Dapsan. Hitung
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 12 H 12 N 20 2S, jumlah dalam mg, C 12H 12 N 20 2 S, dalam serbuk tablet
yang terlarut dengan mengukur filtrat larutan uji yang yang digunakan dengan rumus:
dibuat dengan mengencerkan sejumlah filtrat yang
mengandung lebih kurang 0,2 mg dapson ke dalam
labu tentukur 25-ml dengan 5 ml natrium hidroksida 1 N
dan encerkan dengan air sampai tanda, pada p,.anjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 290 nm.
Tolerar!si Dalam waktu 60 menit harus larut tidak C adalah kadar Dapsan BPFI dalam J.Lg per ml Larutan
kurang dari 75%(Q) C 12 H 12 N 20 2S, dari jumlah yang baku; Pu dan P5 berturut-turut adalah res pons puncak
tertera pada etiket. dari Larutan 11ji dan Larutan baku.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Prosedur untuk keseragaman kandungan Masukkan baik, tidak tembus cahaya.
l tablet ke daiam labu tentukur 100-ml, tambahkan
2,0 ml air dan biarkan selama 30 menit, goyangkan
sesekali. Tambahkan lebih kurang 70 ml metanol P dan
sonikasi hingga terdispersi sempurna, tambahkan DAUNORUBICINI HYDROCHLORIDUM
metanol P sampai tanda. Sentrifus sebagian larutan. Daunorubisin Hidroklorida
Pipet sejumlah volume beningan, encerkan dengan
mctanol P hingga diperoleh kadar Iebih kurang 8 JJ.g ~ OH ~CH,
dapson per mi. Timbang saksama sejumlah Dapsan
'OH
BPFI, larutkan dalam metana! P hingga kadar Iebih
c/. H
• HCI
kurang 8 J.Lg per ml. Ukur serapan Larutan uji dan OCH, 0 OH
Larutan baku pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 296 nm terhadap blangko
metanol. Hitung jumlah dalam mg, C 12 H 12 N 2 0 2S, HO~
NH,
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:

TC Au (1 S,35)-3-Asetil-1,2,3,4,6,11·heksahidra-3,5,
(--)(-) 12-trihidraksi-10-metoksi-6,11-diaksa-1-naftasenil
0 A5 3-amina-2,3,6-trideaksi-a-L-liksa-heksapiranasida
hidraklorida [23541-50-6]
T adalah jumlah dapson dalam tablet yang tertera C 2~N0 10 .HCI BM 563,99
pada etiket, dalam mg; C adalah kadar Dapsan BPFI
dalam J.Lg per ml Larutan baku; D adalah kadar dapson
dalam J.Lg per ml Larutan uji, dihitung berdasarkan Daunorubisin Hidroklorida mempunyai potensi setara
jumlah dapson per tablet yang tertera pada etiket dan dengan tidak kurang dari 842 J.Lg dan tidak lebih dari
besarnya pengenceran; Au dan A 5 berturut-turut 1030 J.Lg, CAN010 per mg.
adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku. [Perhatian Hati-hati jangan hirup partikel dauna-
rubisin hidroklorida dan hindari pemaparan pada .kulit.].
Penetapan kacar Lakukan penetapan dengan cara
Kramatagrtifi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Pemerian Serbuk hablur, merah jingga; higroskopis.
Kramatagra.fi <931>.
Fase gerak, Larutan baku, Sistem kramatagraft Laku- Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam metanol;
kan seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam sukar Ia rut dalam etanol; sang at sukar larut dalam
Dapsan. kloroform; praktis tidak larut dalam aseton.
Larutan uji Timbang dan serb'ukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk Baku pembanding Daunarubisin Hidraklarida BPFI;
tablet setara dengan lebih kurang 50 mg dapson tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan
150 ml metana! P dan masukkan ke dalam tangas ldentifikasi
ultrasonik pada suhu 35o selama 15 menit denean A. Spektrum serapan inframerah zat yang.dldis-
280 Daunorubicini Hydrochloridum pro Injectione I Monografi FIIV

persikan dalam kalium bromida P menunjukkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
maksirnum hanya pada panjang gelombang yang sama rapat, terlindung dari cahaya dan panas berlebih.
seperti pada Daunorubisin Hidroklorida BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku seperti yang tertera pada Pene-
tapan kadar. DAUNORUBICINI HYDRO-
CHLORIDUM PRO INJECTIONE
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Daunorubisin Hidroklorida untuk
Injeksi
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang mengandung 5 mg per ml.
Daunorubisin Hidroklorida untuk Injeksi adalah
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0% campuran steril dari Daunorubisin Hidroklorida dan
Manito!. Mengandung Daunorubisin, C 27 H 10 N0 10 ,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0%
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kromatografi <931 >.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (62:38), Baku pembanding Daunorubisi11 Hidroklorida BPFI;
atur pH 2,2 ± 0,2 dengan asam fusfat P. Jumlah asetoni- tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Endotok-
tril dapat bervariasi untuk memenuhi persyaratan sin BPFI.
kesesuaian sistem dan untuk mendapatkan waktu
eluasi daunorubisin yang sesuai. Saring melalui Luutan terkonstitusi Pada saat digunakan, larutan
penyaring membran (dengan porosit;~s 1 Jlr.1, atau terkenstitusi yang dibuat dari Daunorubisin Hidroklori-
lebih kecil) dan awaudarakan. dK untuk lnjeksi memenuhi syarat Larutan terkonstrtusi
l:arutan baku internal Timbang saksama sejumlah seperti yang tertera pada lnjectiones.
asam 2-naftalenasulfonat, larutkan dalam Fase gerak
hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml. Identitikasi Waktu retensi puncak utama Larutan rtji
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Daunoru- sesuai dengan Larutan baku seperti yang tertera pada
bisin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Larutan baku Penetapan kadar.
internal hingga kadar lebih kurang 1 mg daunorubisin
per ml. Zat hipotensif Memenuhi syarat Uji Uaya Hipoten-
. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg, sif <191>; lakukan penetapan menggunakan larutan
latutkan dalam Lanttan baku internal hingga 25,0 ml. dosis uji 1,0 ml per kg yang mengandung 1,5 mg
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera daunorubisin per ml dalam larutan steril natrium klan···
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja da P 0,9%.
... tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4,6 mm X 30 em berisi cahan per.gisi Ll. Laju aliran Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 4,3 unit
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan penyuntikan Endotoksin FI per mg daunorubisin.
ulang terhadap Larutan baku, rekam respons puncak
seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan
daunorubisin dan asam 2-naftalenasulfonat tidak menggunakan larutan yang dikonstitusikan seperti
kurang dari 2,0. yang tertera pada etiket.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 5 J.!l) Larutan uji dan Larut- Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.
an baku ke dalam kromatograf, ukur respons puncak
utama. Hitung potensi dalam J.lg, C27 H 29 N0w per mg Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
dengan rum us: pada Injectiones dan Penetapan Volume lnjeksi dalam
Wadah <1131>.
25C Ru Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
(--){-)
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pad a
W R5
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku, dan
C adalah kadar daunorubisin dalam J.lg per ml Larutan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
baku; W adalah bobot dalam mg daunorubisin Penetapan kadar dalam Daunorubisin Hidroklorida.
hidroklorida yang digunakan; Ru dan R5 berturut- Larutan uji Pindahkan isi dari 1 vial ke dalam labu
turut adalah perbandingan res pons puncak daunoru-. tentukur yang sesuai dengan bantuan Larutan baku
bisin. terhadap asam 2-naftalenasulfonat dari Larutari internal dan encerkan dengan Larutan baku. internal
uji dan Larutan baku. hingga kadar daunorubisin lebih kurang 1 mg per mi.
FIIV Monografi I Deferoxamini Mesilas Sterilis . 281

Prosedltr Lakukan seperti Prosedur yang tertera pada pemijaran menggunakan 2,0 g.
Penetapan kadar dalam Daunorubisin Hidroklorida.
Hitung jumlah dalam mg, C27 H 29N010 dalam vial yang Klorida <361> Tidak lebih dari 0,012%; lakukan
digunakan dengan rumus: penetapan menggunakan 1,2 g dan bandingkan
kekeruhan dengan 0,20 ml asam klorida 0,020 N.
CV Ru
(--)(-) Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,04%; lakukan pene-
1000 R5 tapan menggunakan 500 mg, bandingkan kekeruhan
dengan 0,20 ml asam sulfat 0,020 N.
C adalah kadar daunorubisin dalam ~g per mll.Arutan
baku; V adalah volume dalam mll.Arutan uji; Ru dan Rs Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
daunorubisin terhadap asam 2-naftalenasulfonat da- Penetapan kadar
lam Larutan uji dan l.Arutan baku. l.Arutan besi(Ill) klorida Larutkan 6,7 g besi(lll) klori-
da P dengan larutan asam klorida P (1 dalam 100) dalam
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah rmtuk padatan labu tentukur 100-ml. Tambahkan larutan asam
steril seperti yang tertera pada Injectiones dan tidak klorida P (1 dalam 100) sampai tanda, saring.
tembus cahaya. l.Arutan baku Timbang saksama sejumlah Deferok-
samin Mesilat BPFl, larutkan dalam air hingga kadar
lebih kurang 1000 ~g per mi.
Lnrutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
DEFEROXAMINI MESILAS larutkan dalam air hingga 50,0 mi.
Deferoksamin Mesilat Prosedur Pipet 2 ml masing-masing l.Arutan baku,
Larutar. uji dan air sebagai blangko ke dalam labu
0 0 0 0 0 tentukur 25-ml, tambahkan masing-masing 3 ml
I II II II II
"zNII:H 1 1,7C:ICH 1 \CNHCCH 1 l•'f!CH 1 ! 1 CNH(CH 11•~CCH 1 • CH1 S0 1H l.Arutan besi(lll) klorida, encerkan dengan air sampai
OH OH OH tanda. Secara bersamaan ukur serapan l.Arutan baku
dan Larutan uji pada panjang gelombang serapan
Garam monometanasulfonat dari Asam N-[15- maksimum lebih kurang 485 nm terhadap blangko.
[3-[(5-aminopentil)hidroksikarbamoil]propionamido]- Hitung jumlah dalam mg, C 25 H 48 N 60 8 .CH40 3S,
pentil]-3-[[5-(N-hidroksiasetamido)pentil] dengan rumus:
· karbamoil]-propionohidroksamat (138-14-7]
C25 H 48 N60 6.CHp3S BM 656,79 Au
0,05C ( - )
Deferoksamin Mesilat mengandung tidak kurang As
'· dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 25 H 48 N 60 8 •
CH40 3S, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. C adalah kadar Dtferoksamin Mesilat BPFl dalam ~g per
ml Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah
Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih. serapan Larutan uji dan l.Arutan baku.

Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
meta no!. rapat.

Baku pembanding Deferoksamin Mesilat BPFI; tidak


boleh dikeringkan; tetapkan kadar air dengan titrasi
sebelum digunakan. DEFEROKSAMINI MESILAS STERILIS
Deferoksamin Mesilat Steril
ldentifikasi Larutkan 5 mg dalam 5 ml air, tambah-
kan 2 mllarutan natrium fosfat tribasa P (1 dalam 200),
cam pur, tambahkan 10 tetes larutan jJ-naftokuinon-4- Deferoksamin Mesilat Steril adalah Deferoksamin
natrium sulfonat P (1 dalam 40): terjadi warna coklat Mesilat ':lntuk pemakaian parenteral. Mengandung
kehitaman. tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
C25 H 48 N 60 8 .CH40 3S dari jumlah yang tertera pada
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; I'akukan penetapan etiket.
menggunakan larutan (1 dalam 100).

Air <1031> Metode I Tidak.lebih dari 2,0%. Baku pembanding Deferoksamin Mesilat BPFI; tidak
boleh dikeringkan; tetapkan kadar air secara"titrasi
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI.
282 Demeclo~yclini Hydrochloridum I Monografi FIIV

Larutan konstitusi Pada saat digunakan, larutan selama 3 jam sebelum digunakan.
konstitusi yang disiapkan dari Deferoksamin Mesilat
Steril memenuhi syarat untuk Lanttan terkonstitusi ldentifikasi
seperti yang tertera pada lnjectiones. A. Memenuhi uji Identiftkasi A seperti yang tertera
pada Demeklosiklin, kecuali serapan dihitung terhadap
ldentifikasi Memenuhi uji Identifikasi seperti yang zat yang telah dikeringkan, antara 95,8% dan 104,2%
tertera pada Deferoksamin Mesilat. Demeklosiklin Hidroklorida BPFI, pcitensi baku pem-
banding harus diperhitungkan.
pH <1071> Antara 4,0 sampai 6,0, lakukan penetapan B. Memenuhi uji ldentiftkasi B seperti yang tertera
menggunakan Iarutan (1 dalam 100). pada Demekiosiklin.

Endotoksin bakteri <201> Tidak boleh lebih dari 0,33 Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
unit Endotoksin FI per mg deferoksamin mesilat.
pH <1071> Antara 2,0 dan 3,0; Iakukan penetapan
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,5%. menggunakan Iarutan 10 mg per mi.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
Injectiones dan Keseragaman Sediaan <911>. Iakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
~
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari
Penetapan kadar Lakukan seperti yang tertera pada 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan
Penctapan kadar dalam Deferoksamin Mesilal. Hitung lebih kurang 100 mg.
jumlah dalam mg, C 25 H 48 N 60 6 .CH 40 3S dalam
Deferoksamin Mesilat Steril yang digunakan dengan Penetapan poten5i Lakukan penetapan seperti yang
rum us: tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro-
biologi <131>.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


rapat, tidak tembus cahaya.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis


tunggal ata<.1 dos1s gancia, sebaiknya dari kaca Tipe I.
DEMECLOCYCLINI HYDRO-
CHLORIDI CAPSULAE
Kapsul Demeklosiklin Hidroklorida
DEMECLOCYCLINI HYDROCHLORIDUM

Demeklosiklin Hidroklorida
Kapsul Demeklosiklin Hidroklorida mengandung
Demeklosiklin Hidroklorida, C 21 ~ 1 CIN 208 .HCI, tidak
7-Kloro-4-(dimetilamino)-1,4,4a,5,5a,6,11,12a- kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari
oktahidro-3,6 ,1 0,12,12a-pentahid roksi-1 ,11-diokso- jumlah yang tertera pada etiket.
2-naftasenakarboksamida monohidrolclorida [64-73-3]
C 21 H 21C!Np8 .HCI BM 501,32
Baku pembanding Demeklosiklin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada
Demeklosiklin Hidroklorida mempunyai p<1tensi tidak tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60°
kurang dari 900 J.Lg C 21 H 21 C1Np8 .HCI per mg, di- selama 3 jam sebelum digunakan.
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
.
Pemerian HabluJ, kuning; serbuk tidak berbau;
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
mempunyai rasa pahit. Alat tipe 2: 75 rpm.
Waktu: 45 menit. .
Ketarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam Prosedur Lakukan penetapan jumlah c21~1CINPs
larutan alkali hidroksida dan.dalam larutan karbonat; yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan
aseton dan dalam kloroform. · serapan larutan baku Demeklosiklin Hidroklorida BPFI
dalam media yang sama pada l'anjang gelombang
Baku pembanding Demeklosiklin Hidroklorida BPFI; serapan maksimum lebih kurang 270 nm.
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada · Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° kurang dari 75% (Q) C 21 H 21 CIN 20 8, dari jumlah yang
FI IV Monografi I Dequalinii Chloridum 283

tertera pada etiket. B. Spektrun serapan larutan 0,0016% pada


panjang gelombang 230 nm sampai 400 nm menun-
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. jukkan dua maksimum pada 240 nm dan 326 nm serta
maksimum yang kurang baik pada 335 nm; serapan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%, pad,a 240 nm lebih kurang 1,3, serapan pada 326 nm
kecuali isi kapsul mengandung pati tidak lebih dari lebih kurang 0,8 dan serapan pada 335 nm lebih
8,0%; lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kurang 0,7.
kapiler dalam hampa udara pada suhu 60° selama C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti yang
3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg. tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Penetapan kadar Tempatkan tidak kurang dari 5 kap- Keasaman-kebasaan Kocok 100 mg dengan 100 ml air
sul demeklosiklin hidroklorida dalam blender kaca bebas karbon dioksida P selama 10 menit, tambahkan
berkecepatan tinggi yang berisi sejumlah volume asam ungu bromokresol LP sebagai indikator: tidak lebih
klorida 0,1 N yang diukur saksama, hingga kadar dari 0,2 ml asam klorida 0,1 N LV atau natrium hidrok-
larutan persediaan tidak kurang dari 150 ~g sida 0,1 N LV diperlukan untuk mengubah warna
demeklosiklin hidroklorida, C 21 H 21 ClN 20 8 .HCl, larutan.
per ml, dan blender selama 4 ± 1 menit. Lakukan
penetapan seperti yang tertera pada Penetapan Potensi Amina non-kuatemer Tidak lebih dari 1,0%, dihitung
Antibiotik secara Mikrobiologi <131>, menggunakan sebagai 4-aminokuinaldina, C 10H 10 N 2; laku.kan pene-
sejumlah volume yang diukur saksama dari larutan tapan sebagai berikut: Kocok 1 g dengan 45 ml air
persediaan, lakukan pengenceran secarc:t kuan!itatif sel;;.ma 5 menit, tambahkan 5 ml asam nitrat 2 N, kocok
dan bertahap dengan air untuk mendapatkan Enceran selama 10 menit, saring melalui kapas penyerap.
larutan uji yang diperkirakan setara dengan aras dosis Pindahkan 20 ml filtrat ke dalam corong pisah, tarn-
tengah baku. bahkan 20 rnl natrium hidroksida 1 N, ekstraksi 2 kali
tiap kali menggunakan 50 ml eter P, cud rnasing-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup masing ekstrak dengan 5 ml air dan ekstraksi rnasing-
rapat, tidak tembus cahaya. masing larutan eter secara kuantitatif berturut-turut
dengan 20 ml, 20 rnl dan 5 rnl a sam klorida 1 N.
Kumpulkan ekstrak asarn, encerkan dengan asam
klorida 1 N hingga 50,0 rnl, ukur serapan larutan pada
DEQUALINII CHLORIDUM panjang gelornbang 319 nm dan 326,5 nrn. Serapan
Dekualinium Klorida pada 319 nm tidak lebih kecil dari serapan pada
panjang gelombang 326,5 nm. Hitung persentase
C10H 10 N2 dengan rurnus:

0,387a - 0,306b
2CI"

a adalah serapan jenis pada 319 nm; b adalah serapan


jenis pada 326,5 nm.
4,4 '-Diamino-2,2 '-dimetil-N,N'-
delazmetilenadi(kuinolinium klmida) [522-51-0] Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
C 30 H 40 C~N, BM 527,6 lakukan pengeringan pada suhu 105° pada tekanan
tidak lebih dari s· rnmHg selama 3 jam, menggunakan
1 g.
Dekualinium Klorida mengandung tidak kurang- dari
95,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 30H 40Cl 2 N,, di- Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Penetapan kadar Timbang saksarna lebih kurang
Pemerian Serbuk, putih krem; tidak berbau atau 700 mg, larutkan dalam campuran 80 ml asam asetat
hampir tak berbau. glasial anhidrat P dan 20 rnl raksa(Il) asetat LP dengan
penghangatan hati-hati di bawah refluks, dinginkan,
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam 30 bagian titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, menggunakan
air mendidih; sukar larut dalam propana-1,2-diol. 0,2 ml kristal violet LP sebagai indikator, hmgga terjadi
perubahan warna dari biru ungu ke biru. Lakukan
Identifikasi penetapan blangko.
A. Spektrum serapan inframerah ·mer-.unjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama 1 m1 asam perklorat 0,1 N setara deng~
seperti pada Dekualinium Klorida BPFI. 26~B.mg C~40Cl.Jl4
284 Deslanosidum I Monografi FI IV

DESLANOSIDUM Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara


Deslanosida Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kroma-
tografi <931>
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, tambahkan
metana/ P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 1,0 mg
Deslanosida BPFl, masukkan ke dalam labu tentu-
kur 5-ml, tambahkan metanol P sampai tanda.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
20 f.ll Lnrutan uji dan Larutan baku pada jarak yang
sama, 2,5 em dari tepi bawah lempeng kromatografi
silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi yang telah dijem.ihkan
der.gan fase gerak campuran diklorometana P-metanol P-
air (84:15:1) hingga merambat 13 em di atas garis
penotolan. Angkat lempeng, keringkan di udara,
semprot dengan asam Slllfat encer P, panaskan pada
suhu no· selama 10 menit: bercak lain selain bercak
utama dari Larutan uji tidak lebih besar dan tidak lebih
intensif dari bercak Larutan baku.

Rotasi optik <1081> Antara +6,5" dan +8,5°; lakukan


Deasetil/anatosida C penetapan pada suhu 20° menggunakan 500 mg zat
c47H.,4o19 BM 943,09 yang telah dikeringkan dan dilarutkan dalam 25 ml
piridina anhidrat P, panjang tabung 100 mm.
Deslanosida mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C 47 H 74 0 19 , dihitung terhadap Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 8,0%;
zat yang telah dikeringkan.
lakukan pengeringan dengan pengurangan tekanan di
atas Josfcr pelitoksida P pada suhu 60° selama 4 jam,
Pemerian Hablur putih atau tidak berwarna, atau
menggunakan 500 mg.
serbuk hablur putih; tidak berbau; higroskopis.

Kelarutan Mudah larut dalam piridina anhidrat; agak Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
sukar larut dalam metanol, sukar larut dalam etanol; penetapan menggunakan 100 mg.
.. praktis tidak larut dalam air dan dalam eter.
Penetapan kadac
Baku pembanding Deslanosida BPFI. Larutan baku Timbang saks.ama lebih kurang
12,0 mg Deslanosida BPFI yang telah dikeringkan.
ldentifikasi Larutkan 1 mg dalam tabung reaksi Masukkan ke dalam \abu tentukur 100-ml, larutkan
bergaris tengah lebih kurang 10 mm dengan 1 ml dalam 20 ml metanol P dan encerkan dengan air
besi(lll) klorida LP dalam asam asetat glasial P (1 da- sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu
lam 1000), tambahkan hati-hati 1 ml asam srtlfat P: tentukur 25-ml berwarna coklat, kocok dengan 5 ml
terbentuk cincin coklat pada batas kedua lapisan, asam pikrat LP dan 0,5 ml larutan natrium hidroksida P
warna lapisan atas pada batas kedua lapisan yang (1 dalam 10) tambahkan metanol P (1 dalam 4) sampai
perlahan-lahan berubah dari ungu menjadi' biru, akhir- · tanda, biarkan pada suhu antara 18" dan 22° selama
nya seluruh lapisan asam asetat menjadi berwarna 25 menit.
biru tua dan kemudian berubah menjadi hijau biru. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 12,0 mg
yang telah diketingkan dan lanjutkan seperti yang
Kejemihan larutan Harus tidak berwama dan jemih; tertera pada Larutan baku, mulai dari "Masukkan ke
lakukan penetapan menggunakan 20 mg dalam 10 ml dalam labu tentukur 100-ml ......".
etanol P dan 3 ml air sambil dihangatkan, dinginkan Larutan bltzngko Pipet 5 ml larutan metanol P (1 da-
dan encerkan dengan. air hingga 100 .ml. Iam 5), ke dalam labu tentukur 25-ml berwama coklat,
dan lanjutkan seperti yang tertera pada lArutan baku
Warna dan akrolriisitas <2291> Larutan tidak mulai dari "kocok dengan 5 ml asam pikrat LP ......".
berwarna dan jernih; lakukan penetapim meng- Prosedur Ukur serapan l.Arutan uji dan l.Arutan baku
gunakan 20 mg dalam 10 ml etanol P dan 3 ml air pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
sambil dihangatkim, dinginkan dan encerkan dengan ku'rimg 485 nm terhadap lArutan blangko. Hitung
air hingga 100 ml. . . jumlah dalam mg, C 4,J-440 19' dengan rumus:
FI IV Monografi I Desoximetasonum 285

pH <1071> Antara 5,0 sampai 7,0.

Penetapan kadar
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
C adalah jumlah mg Deslanosida BPFI dalam Larutan setara dengan lebih kurang 3 mg deslanosida, masuk-
baku; Au dan A 5 bertumt-turut adalah sera pan Larutan kan ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 5 ml
uji dan Larutan baku. metanol P dan encerkan dengan air sampai tanda.
Lanjutkan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup cialam Deslanosida.
rapat. Larutan baku, Larutan blangko dan ProsedllT Laku-
kan seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam
Deslanosida. Hitung jumlah dalam mg, C 47 H 74 0 19 ,
dengan rumus:
DESLANOSIDI INJECTIO
Injeksi Deslanosida

lnjeksi Deslanosida adalah larutan air untuk injeksi, C adalah jumlah mg Deslanosida BPFI dalam Larutan
berupa cairan jernih tidak berwarna. Mengandung baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan Larutan
Deslanosida, C 47 H 74 0 19 , tidak kurang dari 90,0% dan uji dan Larutan baku.
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kedap, tidak tembus cahaya.
Cara pembuatan Lamtkan Deslanosida dalam etanol P
10% v /v; lakukan seperti yang tertera pada Injectiones;
dapat mengandung gliserin P. Dapat juga dibuat DESOXIMETASONUM
dengan etanol P dan Air untuk Injeksi dalam jumlah Desoksimetason
yang sesuai.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada


lnjectiones.

ldentifikasi
A. Uapkan sejumlah volume injeksi setara dengan
1 mg deslanosida pada suhu tidak lebih dari 60° 9-Fluoro-11fl,21-dihidroksi-16a-metilpregna-1,4-diena-
dengan pengurangan tekanan, dinginkan dan lakukan 3,20-dion [382-67-2]
seperti yang tertera pada Identifikasi dalam Deslanosida. C22H 29 F04 BM 376,47
B. Pipet sejumlah volume injeksi setara dengan
1 mg desnalosida, masukkan ke dalam corong pisah, Desoksimetason mengandung tidak kurang dari 97,0%
tambahkan 200 mg natrium klorida P pada setiap ml dan tidak lebih dari 103,0% C 22 H 29F04, dihitung ter-
injeksi yang digunakan. Ekstraksi tiga kali, tiap kali hadap zat yang telah dikeringkan.
dengan 5 ml kloroform P. Kumpulkan ekstrak kloro-
form dan uapkan dengan pengurangan tekanan. Pemerian Serbuk hablur, putih sampai praktis putih;
Larutkan residu dalam 5 ml metanol P, gunakan Iarutan tidak berbau.
ini sebagai Larutan uji. Timbang sejumlah 1 mg Desla-
nosidiz BPFI, larutkan dalam 5 ml metanol P, gunakan Kelarutan Tidak larut dalam air; mlidah larut dalam
larutan ini sebagai Larutan baku. Lakukan Kromatografi etanol~
dalam aseton dan dalam kloroform.
lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Totolkan secara terpisah masing-masing 20 Jl.l Larutan Baku pembanding Desoksimetason BPFI; lakukan
baku dan Larutan uji pada lempeng kromatografi silika pengeringan pada suhu 105° hingga bobot tetap
gel. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi sebelum digunakan.
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak campuran
diklorometana P-metanol P-air (84:15:1) hingga me- Identifikasi
rambat lebih kurang 13 em di atas garis penotolan. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Angkat lempeng dan keringkan di udara. Semprot dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam Clan didis-
lempeng dengan asam sulfot encer P dan panaskan pada persikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
suhu 110° selama 10 menit: harga R1 dan bercak wama maksimum hariya pada panjang gelombang yang
hitam yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan sama seperti pada Desoksimetason BPFI. .
Larutan baku. B. Buat Larutan uji dalam campuran klo_rofotm P
286 Dexamethasonum I Moncgrafi FI IV

dan etanol P (3:1) hingga kadar 10 mg per ml, dan


Larutan baku Desoksimetason BPFI dalam pelarut yang
sama hingga kadar 10 mg per mi. Lakukan Kromato-
grafi lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatogra-
fi <931>. Totolkan secara terpisah masing-masing 20 Jll C adalah kadar Dcsoksimetason BPFI dalam mg per ml
Larutan uji dan Lamtan baku pada lempeng kromato- Larutan baku; Hu dan Hs berturut-turut adalah tinggi
grafi yang dilapisi campuran silika gel setebal puncak desoksimetason dari Larutan uji dan Larutan
0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kroma- baku.
tografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
campuran kloroform P-etil asetat P (1:1) sampai fase Wadah dan penyimpangan Dalam wadah tertutup
gerak merambat 10 em dari titik penotolan. Angkat baik.
lempeng, keringkan. Amati di bawah cahaya ultravio-
let 254 nm. Semprot dengan larutan asam p-toluenasul-
fonat P dalam etanol P (1 dalam 5): bercak utama Lanll- DEXAMETHASONUM
an uji menunjukkan harga R, (lebih kurang 0,25) dan Deksametason
wama yang sama seperti pada Larutan baku.

Jarak lebur <1021> Antara 206° dan 218°, tetapi ren-


tang antara awal dan akhir melebur tidak lebih dari 4°.

Rotasi jenis <1081> Antara + 107° dan +112°, dihitung


terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
tapan dalam larutan kloruform P yang mengandung 9-Fluoro-11fi, 17,21-trihidroksi-16a-
50 mg per 10 mi. metilpregna-1,4-diena-3,20-dion (50-02-2)
C22H29FOs BM 392,47
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
Iakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot Deksametason mengandung tidak kurang dari 97,0%
tetap. dan tidak lebih dari 102,0% C 22H 29 F05, dihitung terha-
dap zat yang telah dikeringkan.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai praktis putih;
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 bpj. tidak berbau; stabil di udara. Melebur pada suhu lebih
kurang 250° disertai peruraian.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara

.. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada


Kromatografi <931> .
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar
larut dalam aseton, dalam etanol, dalam dioksan dan
Fase gerak Campuran metanol P-air-asam asetat gla- dalam metanol; sukar larut dalam kloroform; sangat
sial P (65:35:1), saring dan awaudarakan, sedemikian sukar larut dalam eter.
rupa sehingga waktu retensi desoksimetason l~bih
kurang 6 menit. Baku pembanding Deksametason BPFI; lakukan pe-
Larutan baku Pada hari penggunaan, timbang ngeringan pada suhu 105° selama 3 jam, sebelum
saksama lebih kurang 20 mg Desoksimetason BPFI, digunakan.
larutkan dalam metanol P hingga 50,0 mi. Encerkan
10,0 ml larutan ini dengan campuran metanol P dan ldentifikasi
asetonitril P (1:1) hingga 100,0 mi. A. Spektru:m serapan inframerah zat yang telah
Larutan uji Timbang saksama Iebih kurang 40 mg, dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
larutkan dalam 100,0 ml metanol P, dan lakukan seperti menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
yang tertera pada Larutan baku, mulai dengan "En- bang yang sama seperti pada De/csametason BPFI. Jika
cerkan 10,0 mllarutan ini ..... ". menunjukkan perbedaan, secara terpisah larutkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah sebagian zat uji dan baku pembanding dalam asetoni-
volume sama (lebih kurang 10 Jl.l) Larutan uji dan tril P, uapkan masing-masing larutan hingga kering
Larutan baku ke dalam kromatograf cair kinerja tinggi dan residu diuji keinbali.
yang dilengkapi dengan detektor ultraviolet 254 nm B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
. dan kolom baja tahan karat 4,6 mm X f5 em yang berisi 100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum
bahan pengisi L7 dan laju aliran lebih kurang 1 ml per dan minimum pada panjang gelombang yang sama
menit. Simpangan baku relatif tidak lebih dari 2,0% ~eperti pada De/csametason BPFI, daya serap masing-
pada penyuntikan ulang 5 kali dan faktor ikutan tidak masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
lebih dari 1,5. Hitung jumlah dalam mg, C 22H 29F04, pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
dengan rumus: kurang 239 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
FI IV Monografi I Dexamethasoni Acetas 287

Rotasi jenis <1081> Antara +72° dan +80°, dihitung DEXAMETHASONI ACETAS
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- Deksametason Asetat
tapan terhadap larutan yang mengandung 100 mg
dalam 10 ml dioksan P.
9-Fluara-11j1,17,21-trihidroksi-16a-metilpregna-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 1,4-diena-3,20-dion 21-asetat manahidrat [55812-90-J]
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. C 24 1-\l0 6 .~0 BM 452,52
Anhidrat [1177-87-3] BM 434,50
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan
penetapan menggunakan 250 mg.
Deksametason Asetat mengandung satu molekul air
Cemaran umum <481> dalam bentuk hidrat atau anh.idrat. Mengandung tidak
Larutan uji Gunakan campuran k/araform P-meta- kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0%
nal P (90:10). C 24 H 3 l0 6, dihitung terhadap zat yang telah dikering-
kan
Larutan baku Gunakan campuran kloroform P-
metanal P (90:10).
Pemerian Serbuk bening, putih sampai hampir pntih;
Fase gerak Gunakan campuran air-metana/ P (1,2:8)
tidak berbau.
yang ditambahkan ke dalam campuran eter P-metilena
klorida P (15:77).
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; muqah larut
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
dalam metanol, dalam aseton dan dalam dioksan.
bercak nomor 1.
Baku pembanding Deksametasan Asetat BPFI; lakukan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pengeringan dalam hampa udara, pada suhu 105°
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada selama 3 jam.
Kromatagrafi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetanitril P (lebih Identifikasi
kurang 7:3), sedemikian hingga pada laju aliran 2 ml A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
per menit, waktu retensi deksametason lebih kurang persikan dalam minyak mineral P menunjukkan
7 menit. maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Deksame- seperti pada Deksametasan Asetat BPFI yang tidak
tasan BPFI, larutkan dalam metana/ P hingga kadar dikeringkan.
lebih kurang 7,5 mg per mi. Encerkan sejumlah B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
volume yang diukur saksama dengan Fase gerak 70.000) dalam metana/ P menunjukkan maksimum dan
hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per ml. minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
Lanttan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg, pada Deksametasan Asetat BPFI, daya serap masing-
lakukan seperti yang tertera pada Larutan baku. masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan,
Prasedur Suntikkan secara terpisah masing-masing pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
sejumlah volume sama (antara 15 J.Ll dan 30 J.Ll) Larutan kurang 239 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf yang
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x Rotasi jenis <1081> Antara +82° rlan +88°, dihitung
25 em berisi bahan pengisi L7, dengan tekanan lebih terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
kurang 1000 psi. Atur parameter hingga respons tapan menggunakan larutan yang mengandung
puncak Larutan baku 60% skala penuh, simpangan 100 mg per 10 ml dioksan P.
baku relatif pada 5 kali penyuntikan ulang tidak lebih
dari 3,0%. Ukur respons puncak Larutan baku dan Susut pengeringan <1121> Bentuk h.idrat, antara 3,5%
Larutan uji. Hitung jumlah dalam mg, C 22 H 29 F0 5, dan 4,5%, dan bentuk anhidrat tidak lebih dari 0,4%;
dengan rumus: lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
105° selama 3 jam.
'u
100C ( - ) Sisa pemijaran <1111> Tidak lebih dari 0,1%.
rs
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
C adalah kadar Deksametasan BPFI dalam mg per ml Metode V Memenuh.i syarat.
Larutan baku; r 11 dan r5 berturut-h.irut adalah respons Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 hpj.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
288 Dexamethasoni Compressi I Monografi FIIV

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada seperti yang tertera pada Penetapan Kadar Steroid
Kromatografi <931>. Tunggal <641>. Beri tanda pada permukaan fase gerak,
Fase gerak Buat campuran air dan asetonitril P amati bercak dengan cahaya ultraviolet 254 nm: harga
(lebih kurang 3:2), awaudarakan. Jika perlu lakukan R1 bercak utama yang diperoleh dari LaT!Itan 11ji sesuai
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang dengan Larutan baku.
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Deksame- Disolusi <1231>
tason Asetat BPFllarutkan dalam asetonitril P hingga Media diso/usi: 500 ml larutan asanz klorida P (1
kadar lebih kurang 0,3 mg per mi. dalam 100).
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg A/at tipe 1: 100 rpm.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan Waktu: 45 menit.
asetonitril P sampai tanda. Lamtan baku Siapkan seperti Larutan bak11 yang tertera
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan Kadar Steroid <631>, menggunakan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair dilengkapi Desksametason BPFI. Ekstraksi sejumlah alikot Media
dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 25 ;em diso/usi setara de·ngan 200 J.Lg deksametaS(>n. tiga killi,
berisi bahan pengisi L7, laju aliran lebih kurang 2' ml tiap kali menggunakan 15 ml klMo{orn: P Uapkan
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larlitan kumpulan ekstrak kloroform di atas tangas uap
baku dan rekam respons puncak seperti yang tertera .hingga kering, dinginkan, larutkan sisa dalam 20 ml
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyun- etanol P. Lakukan Prosedur seperti yang tertera pada
tikan ulang tidak lebih dari 3,0%. Penetapan Kadar Steroid <631>, kecuali diamka:-~ dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing gelap selama 45 menit. Hitung bagian terlarut dalam
sejumlah volume sama (antara 15 J.Ll dan 30 Jll) Larutan mg. C 22 H 2l05, dengan rumus:
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. C Au
Hitung jumlah dalam mg, C24 H 3 l06, dengan rumus: 10 ( - ) ( - )
V A5
ru
100 c (--) V adalah voiume a!ikot yang diekstraksi dengan kloro-
rs form dalam mi.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tir!ak
C adalah kadar Deksametason Asetat BPFI dalam mg kurang dari 70% (Qj C 22 H 29 F0 5 , dari jumlah yang
per ml Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah tertera pada etiket.
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Prosed11r untuk keseragaman kandungan
baik. Laruta11 baku Buat Larutan baku seperti yang tertera
pada Penetapan Kadar Steroid <631>, gunakan Deksame-
tason BPFI.
Larutan uji Masukkan 1 tablet dalam corong pisah
DEXAMETHASONI COMPRESS! dengan 15 ml air, goyang!<an hingga tablet hancur
Tablet Deksametason sempurna, ekstraksi 4 kali, tiap kali menggunakan
10 ml kloroform P. Saring masing-masing melalui kapas
yang telah dicuci dengan kloroform P ke dalam labu
Tablet Deksametason mengandung Deksametason, tentukur 50-ml, tambahkan kloroform P sampai tanda.
C 22 H 29 F0y tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih Pipet sejumlah volume Iarutan, setara dengan lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. kurang 200 J.Lg deksametason, ke dalam labu Erlen-
meyer 50 ml bertutup kaca, uapkan kloroform di atas
Baku pembanding Deksametason BPFI; lakukan pe- tangas uap hingga kering, dinginkan, larutkan sisa
ngeringan pad a suhu 105" selama 3 jam, _sebelum dalam 20,0 ml etanol P. Gunakan larutan ini sebagai
digunakan. Larutan uji.
Prosedur Lakukan penetapan seperti Prosedur yang
ldentifikasi Uapkan 10 ml ekstrak metanol dari tablet tertera pada Penetapan Kadar Steroid <631>, kecuali
yang diperoleh dari Larutan uji pada Penetapan kadar, biarkan dalam gelap selama 45 menit. Hitung jumlah
di atas tangas uap hingga kering dan larutkan residu dalam mg steroid jumlah sebagai C 22 H 29 F05 dalam
dalam 1 ml kloroform P. Totolkan 10 J.Lllarutan ini dan tablet dengan rumus:
20 J.Lllarutan Deksametason BPFI dalam kloroform P
mengandung 500 J.Lg per ml, pada lempeng kromato- C Au
grafi lapis tipis yang dilapisi dengan 0~ mm cam pur- (-)(-)
an silika gel. Lakukan kromatografi dalam Fase gerak A V A5
FIIV Monografi I Dexamethasoni Natrii Phosphas 289

V adalah volum~ dalam ml alikot yang digunakan Deksametason Natrium Fosfat mengandung tidak
untuk penyiapan Larutan uji. kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0%
C 22 H 28 FNa 20 8 P, dihitung terhadap zat bebas air dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara bebas etanol. .. ,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Pemerian Serbuk hablur, putih atau agak kuning;
Fase gerak Buat campuran asetonitril P dan air tidak berbau atau agak berbau etanol; sangat higros-
kira-kira 1 dalam 3, hingga waktu retensi deksameta- kopis.
son antara 3 menit dan 6 menit.
Larutar. balm Timbang saksama sejumlah Deksame- Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
tason BPFilarutkan dalam larutan metanol P (1 dalam etanol; sangat sukar larut dalam dioksan; tidak larut
2) hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. dalam kloroform dan dalam eter.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 10 tablet deksametason. Timbang saksama se- Baku pembanding Deksametason BPFI; lakukan pe-
jumlah serbuk setara dengan lebih kurang 5 mg ngeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
deksametason, pindahkan ke dala:n labu tentukur digunakan. Deksametason Fosfat BPFI; lakukan pe-
50-ml dan tambahkan 30 ml larutan metanol P (1 da- ngeringan pada tekanan 5 mmHg dan suhu 40° hingga
lam 2). Sonikasi labu selama 2 menit, kocok secara bobot tetap, sebelum digunakan.
mekanik selama 30 menit, dan encerkan dengan pe-
larut yang sama sampai tanda. Saring sebagian Identifikasi
campuran melalui penyaring yang sesuai hingga A. Dapar magnesium pH 9 Timbang sejumlah 3,1 g
diperoleh filtrat jernih. asam borat P masukkan ke dalam labu tentukur
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing 1000-ml, larutkan dalam 500 ml air, tambahkan 21 ml
sejumlah volume (antara 5 111 dan 25 JLI) Larutan uji dan natrium hitiroksida 1 N dan 10 ml magnesium klori-
Larutan baku ke dalam kromatograf cair kinerja tinggi da 0,1 M, encerkan dengan air sampai tanda.
yang dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Larutan fosfatase basa Pindahkan 95 mg ± 5 mg
4,6 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Atur para- enzim fosfatase basa P ke dalam labu tentukur 50-ml,
meter sehingga respons puncak Larutan baku lebih larutkan dan encerkan dengan Dapar magnesium pH 9
kurang 0,6 kali skala penuh, koefisien variasi tidak sampai tanda. Larutan harus dibuat segar.
lebih dari 3,0% pada penyuntikan ulang 5 kali. Ukur Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
respons puncak utama dari Lartttan uji dan Larutan 15 mg Deksametason BPFI masukkan ke dalam labu
baku. Hitung jumlah dalam mg, C 22 H 29 F05 , dalam tentukur 5-ml, tambahkan etil asetat P sampai tanda..
tablet yang digunakan dengan rum us: Larutan uji Timbang saksama lebih kurang
20 mg masukkan ke dalam tabung sentrifuga 15 ml.
'u Tambahkan 5,0 ml Larutan fosfatase basa, kocok kuat,
soc(-) dan biarkan selama 30 menit. Tambahkan 5,0 ml etil
's asetat P, kocok kuat, sentrifus, gunakan bagian atas,
lapisan etil asetat.
C adalah kadar Deksametason BPFI dalam mg per ml Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis se-
Larutan baku; 'u dan r5 berturut-turut adalah respons perti yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan
puncak Larotan uji dan Larotan bai.."U. secara terpisah masing-masing 10" JLI Larutan uji dan
Larutan baku pada jarak yang sama, 2,5 em dari tepi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup bawah lempeng campuran sililaz gel P setebal 0,25 mm.
baik. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak klorojorm P-
metanol P-air (180:15:1) hingga merambat 15 em di atas
DEXAMETHASONI NATRII PHOSPHAS garis penotolan. Keringkan lempeng di udara dan
Deksametason Natrium Fosfat amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Harga R1
dari Larutan uji sesuai dengan yang dihasilkan dan
Latrotan baku.
B. Sisa pemijari\n menunjukkan reaksi Fosfat dan
Natrium seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi
Umum <291>.·

Rotasi jenis <1081> Antara +74° sampai +82", dihi-


Garam dinatrium 9-Fluoro-11fl,17,21-trihidroksi- tung terhadap zat bebas air dan bebas etanol; lakukan
16a:..mdilpregna-1,4-diena-3,20-dion 21- penetapan menggunakan larutan 10 mg per ml.
(dihidrogen fosfat) [2392-39-4)
~~FNap8 P BM 516,41 pH <1071> Antara 7,5 dan 10,5; dalam larutan (1 da-
290 Dexamethasoni Natrii Phosphas I Monografi FIIV

lam 100). 50 mg zat. Ukur serapan kedua larutan dengan sel


1-cm pada panjang gelombang 730 nm, menggunakan
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 16,0%. Jumlah air sebagai blangko: serapan Larutan uji tidak lebih
kandungan air dan kandungan etanol ditetapkan dari Larutan baku.
seperti yang tertera pada penetapan Etanol.
Deksametason bebas Tidak lebih dari 1,0%.
Etanol Kandungan C 2 H,OH tid'lk lebih dari 8%; Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji, Lanttan ke-
lakukan penetapan seperti yang tertera pada sesuaian sistem dan Sisiem kromatografi Lakukan seperti
Penetapan Kadar Etanol <1041> Metode II, kecuali yang tertera pada Penetapan kadar.
menggunakan kolom 58 dengan modifikasi sebagai Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
berikut: sejumlah volume (lebih kurang 20 ~I) Larutan baku dan
Larutan baku internal Pipet 1 ml isopropropanol P Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam dan ukur
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan respons puncak deksametason. Hitung jumlah mg
air sampai tanda. deksametason, dengan rum us:
Larutan baku I Buat larutan etanol dalam air (1:50).
Tetapkan bobot jenis pada suhu 25° seperti yang 'u
t~rtera pada Penetapan Bobot fenis <981> dan persen- 1000C ( - )
tase C 2H 50H, diperoleh dengan membac.a pada Tabe/
Penetapan Etanol.
Larutan baku II Pipet 4 ml Larutan baku I dan 5 ml C adalah kadar Deksametason BPFI dalam ~g per ml
Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 10-ml. Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah respons
fambahkan air sampai tanda. Suntikkan 2 ~1 larutan puncak deksametason dari Larutan uji dan Larutan
ini ke dalam kromatograf gas. baku.
Larutan uji Timbang saksama Iebih kurang 500 mg.
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml. Tambahkan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
5,0 ml Larutan baku internal, campur hingga larut. Tam- Kromatogra.fi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
bahkan air sampai tanda. Suntikkan 2 ~I larutan ini ke Kromatogra.fi <931>.
dalam kromatograf gas. Hitung persentase etanol Fase gerak Buat campuran larutan 7,5 ml trietilami-
dengan rumus: na P dalam 1 I air. Atur pH hingga 5,4 dengan pe-
nambahan asam fosfat P. Cam pur larutan ini dengan
s z metanol P (74:26), saring dan awaudarakan. Jika perlu
4 (-)(-) lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem pada
w y Kromatogra.fi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Deksame-
S adalah persentase etanol dalam Larutan baku I; W tason Fosfat BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
adalah bobot zat dalam g Larutan uji; Y dan Z bertu- kadar lebih kurang 0,5 mg per mi. Buat larutan kedua,
rut-turut adalah perbandingan tinggi puncak etanol timbang saksama sejumlah Deksametaso11 BPFI, larut-
dengan tinggi puncak baku internal untuk Larutan kan dalam campuran metanol P dan air (1:1) hingga
baku II dan Larutan uji. kadar lebih kurang SO ~g per ml. Pindahkan 10,0 ml
Jarutan pertama dan 1,0 mllarutan kedua dalam labu
Ion fosfat Tidak lebih dari 1,0% fosfat (P04 ). tentukur 100-ml. Encerkan dengan Fase gerak sampai
Larutan fosfat baku Timbang sejumlah 143,3 mg tanda, hingga diperoleh Larutan baku dengan kadar
kalium-fosfat monobasa P kering, larutkan dalam air Deksametason Fosfat BPFI 50 ~g per ml dan Deksameta-
hingga 1000,0 ml. Larutan ini mengandung setara son BPFI 0,5 ~g per mi.
dengan 0,1·mg fosfat (P04) per ml. IArut~n uji Timbang saksama lebih kurang SO mg
Pereaksi fosfat A Larutkan 5 g amonium molibdat P masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dalam 100 ml asam sulfat 1 N. dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5,0 eli larutan
Peredsi fosfat B Larutkan 350 mg p-mdi/Jzminofrnol ini masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambah-
sulfat P dalam SO ml air, tambahkan 20 g natrium kan Fase gerak sampai tanda.
bisulfit P, kocok sampai larut, encerkan dengan air Larutan kesesuaum sistem Buat larutan Deksametason
hingga 100 ml. Fosfat BPfl dan Deksametason BPFI dalam Fase
Prosedur Timbang saksama lebih kurang SO mg gerak berturut-turut mengandung 0,05 mg per ml dan
larutkan dalam campuran 10 ml air dan 5 ml Jtsam 0,02 mg per ml.
sulfat 2 N dalam labu tentukur 25.-ml, jika perlu Sistem kromatogra.fi Lakukan seperti yang tertera
hangatkan. Tambahkan masing-masing 1·ml Peredsi pada Kromatograft <931>. Kromatograf cair kinerja
fosfat A dan Pereaksi fosfat- B, encerkan dengan air tinggi dileilgkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
sampai tanda dan biarkan pada-suhu kamar selama 4,5 mm x 25 em berisi bahan pengisi 5 J.lm Lll. Laju
30 menit. IArutan baku dibuat dengan cara yang sama, aliran lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan kroma-
gunakan 5,0 inl Larutan fosfat btiJcu sebagai pengganti tografi terhadap Larutan baku dan IArutan kesesuaian
FIIV Monografi ( Dexamethasoni Natrii Phosphatis lnjectio 291

sistem, rekam respons puneak seperti yang tertera pada Deksametason Natrium Fosfat). Diamkan pada suhu 37°
Prosedur, laku_kan penetapan efisiensi kolom dari selama 45 menit dan ekstraksi dengan 25 ml metilena
puneak analit: lempeng teoritis tidak kurang dari 900, klorida P. Uapkan.15 ml ekstrak metilena klorida di
faktor ikutan tidak lebih dari 1,6 dan resolusi, R, atas tangas uap hingga kering, dan larutkan residu
antara puneak deksametason fosfat dan deksametason dalam 1 ml metilena klorida P.
tidak kurang dari 1,8 dan simpangan baku relatif pada Larutan baku Timbang sak~ama sejumlah Deksame-
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. tason BPFI, larutkan dalam metilena klorida P hingga
Prosedur Suntikkan seeara terpisah masing-masing kadar 300 ~g per ml.
sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ~I) Larutan Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
baku dan Lar.utan uji ke dalam kromatograf, rekam, dan yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
ukur respons puneak deksametason fosfat. Waktu terpisah masing-masing 5 ~l Larutan uji dan Larutan
retensi relatif deksametason lebih kurang 0,7 dan baku pada lempeng kromatografi silika gel 20 em
deksametason fosfat 1,0. Hitung jumlah dalam mg, x 20 em setebal 0,25 mm. Biarkan kering. Masukkan
<=uH 2afNa20 8 P, dengan rumus: lempeng ke dalam bejana kromatografi yang dilapisi
kertas saring dan telah dijenuhkan dengan fase gerak
516,41 'u kloroform P-aseton P-air (50:50:1). Biarkan fase gerak
( )C(-) merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng.
472,45 r5 Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap.
Semprot lempeng dengan larutan asam sulfat P
516,41 dan 472,45 berturut-turut adalah bobot molekul (1 dalam 2), panaskan pada suhu 105° hingga· bereak
dari deksametason natrium fosfat dan deksametason berwarna eoklat atau hitam. Harga R bereak utama
fosfat; C adalah kadar Deksametason Fosfat BPFI dalam Larutan uji sesuai dengan harga R1 dari Lzrutan baku.
~g per ml Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah
respons puneak dari Larutan uji dan Larutan baku. pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah teriutup Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
rapat. Injectiones.

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 31,3 unit


DEXAMETHASONI NATRII Endotoksin FI per mg deksametason fosfat.
PHOSPHATIS INJECTIO
Injeksi Deksametason Natrium Fosfat Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan eara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
lnjeksi Deksametason Natrium Fosfat adalah larutan Fase gerak Buat larutan kalium fosfat· monobasa
steril Deksametason Natrium Fosfat dalam Air untuk 0,01 M dalam eampuran metanol P-air (1:1) yang
Injeksi. Mengandung Deksametason Fosfat, diawaudarakan pada suhu kamar dan dengan laju
C 22H 30F08P, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih aliran lebih kurang 1,6 ml per menit, memberikan
dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket, waktu retensi lebih kurang 5 menit untuk deksameta-
sebagai garam dinatrium. son fosfat.
Larutan baku {Catalan Buat larutan pada saat akan
Baku pembanding Deksametason BPFI; lakukan digunakan.} Timbang saksama sejumlah Deksametason
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum Fosfat BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar
digunakan. Deksametason Fosfat BPFI; lakukan penge- lebih kurang 80 ~g per mi.
ringan pada suhu 40° pada' tekanan 5 mmHg hingga Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
bobot tetap sebelum digunakan. Endotoksin BPFI. setara dengan lebih kurang 8 mg deksametason fosfat,
masukkan ke ~alam labu tentukur 100-ml. Eneerkan
Identifikasi dengan Fase gerak sampai tanda.
Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi, setara Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
dengan 10 mg deksametason fosfat ke dalam labu pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja
tentukur 100-ml, tambahkan air sampai tanda. Pipet tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
5 mllarutan ini ke dalam eorong pisah 125 .ml, dan 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Suntikkan
cuci 2 kali masing-masing dengan 10 ml metilena klori- Larutan baku 5 kali berturut-turut dan rekam respons
da P yang telah dicuci dengan air! buang air eucian. puneak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan
Pindahkan larutan ke dalam tabung reaksi bertutup baku relatif tidak lebih dari 1,5%.
kaea 50 ml, dan tambahkan S mllarutan alkali fosfa- Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah
tase, yang dibuat dengan melarutkan SO mg enzim basa volume sama (lebih kurang 20 ~l) Larutan baku dan
Josfatase P dalam 50 ml dapar magnesium pH 9 (disiap- Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
kan sepetti yang tertera pada Identifikasi A pada puneak utama Hitung jumlah dalam mg, C22~F08P,
292 Dexbrompheniramini Maleas I Monografi FIIV

dalam tiap ml injeksi yang digunakan dengan rumus: minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Deksbromfeniramin Maleat BPFI: daya serap
C 'u masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
0,1 ( - ) ( - ) dikeringkan pada panjang gelombang serapan
V 's maksimum lebih kurang 261 nm berbeda tidak Iebih
dari 3,0%.
C adalah kadar Deksametason Fosfat BPFI dalam
J.Lg per ml Larutan baku; V adalah volume injeksi dalam Rotasi jenis <1081> Antara +35,0° dan +38,5°; dihi-
ml; ru dan r 5 berturut-turut adalah respons puncak tung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
Larutan uji dan Lanttan baku. penetapan m~nggunakan larutan yang mengandung
500 mg per 10 ml dimetilformamida P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, ter- Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lindung dari cahaya. Iakukan pengeringan pada suhu 65° selama 4 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.

DEXBROMPHENIRAMINI MALEAS Senyawa sejenis Tidak lebih dari 2,0%; lakukan


Deksbromfeniramin Maleat penetapan dengan cara Kromatogarfi gas seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg
larutkan dalam 5 ml metilena klorida P.
HC-COOH
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
n
HC-COOH
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala dengan kolom kaca
1,2 m x 4 mm berisi bahan pengisi 3% fase diam G3
pada partikel penyangga SlAB. Pertahankan suhu
injektor, detektor dan kolom masing-masing pada
(+)-2-[p-Bromo-a-[2-(dimetilamino)etil] 250°, 250° dan 190°. Gunakan helium P sebagai gas
benzil]piridina maleat (1:1) (2391-03-9] pembawa dengan laju aliran yang diatur hingga
C 16H 19Br.N 2 .C4H 40 4 BM 435,32 waktu retensi puncak utama 6 menit hingga 7 menit.
Rekam kromatogram Larutan uji dan tetapkan luas
Deksbromfeniramin Maleat meng;mdung tidak kurang puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor
dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% ikutan dari puncak deksbromfeniramin maleat tidak
C 16H 19BrN 2 .C 4H 40 4, dihitung terhadap zat yang telah lebih dari 1,8.
dikeringkan. Prosedur Suntikkan sejumlah volume lcbih kurang
1 J.l) Larutan uji ke dalam kromatograf. Buat kromato-
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau. gram selama tidak kurang dari dua kali waktu retensi
Mempunyai dua bentu.V. polimorf, yang pertama puncak deksbromfeniramin maleat, dan hitung luas
melebur antara 106° dan 107° serta yang lain melebur puncak. Jumlah relatif luas dari seluruh puncak asing
antara ur dan 113°. Campuran kedua bentuk tersebut (kecuali puncak pelarut dan asam maleat jika
dapat melebur antara 105° dan 113°. Larutan (1 daiam teramati), tidak lebih dari 2,0%.
100) pH lebih kurang 5.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan meng-
dan dalam kloroform. gunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml dan
Larutan baku dengan kadar dua kali yang dmyatakan.
Baku pembanding Deksbromfeniramin Maleat BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 65° selama 4 jam Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
sebelum digunakan. 400 mg, larutan dalam 50 ml asam asetat glasial P,
tambahkan 1 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan
ldentifikasi asam perklorat 0,1 N LV hingga warna hijau. Lakukan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah penetapan blangko.
dikeringkan dan didispersi dalam klllium bromida P,
· menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
lombang yang sama seperti pada Deksbromfeniramin 21,77 mg C1/f19BrN2.CJ-fp4
~katBPFL .
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
30.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan rapat, tidak tembus cahaya.
FIIV Monografi I Dexpanthenolum 293

DEXCHLORPHENIRAMINI MALEAS larutkan dalam 5 ml metilena klorida P.


Deksklorfeniramin Maleat Sistem kromatogra.fi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
H dengan detektor ionisasi nyala dengan kolom kaca
N ' 1,2 m x 4 mm berisi bahan perigisi 3% fase diam G3
~r-CH,CH,N(CHslr
HC-COOH pada partikel penyangga SlAB. Pertahankan suhu
II
iniektor, detektor dan kolom masing-masing pada

~
HC -COOH
suhu Iebih kurang 250°, 250° dan 190°. Cunakan
Cl
helium P sebagai gas pembawa deogan laju aliran yang
diatur hingga waktu retensi puncak utama 4 menit
(+ )-2-[p-Kloro-a-[2-(dimetilamino)etil} hingga 5 menit. Rekam kromatogram Larutan uji dan
benzil/ piridina maleat (1:1) (2438-32-6) tetapkan luas puncak seperti yang tertera pada
C 16H 19CIN2.C•H•04 BM 390,87 Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 1,8.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume lebih kurang
Deksklorfeniramin Maleat mengandung tidak kurang 1 f.ll Larutan uji ke dalam kromatograf. Buat kromato-
dati 98,0% dan tidak lebih dari 1:.10.5% gram selama tidak kurang dari dua kali waktu retensi
C 16 H 19CIN 2 .C4 H 40 4, dihitung terhadap zat yang telah puncak deksklorfeniramin maleat dan hitung luas
dikeringkan pada suhu 65° selama 4 jam. puncak. Jumlah relatif luas dari seluruh puncak asing
(kecuali puncak pelarut dan asam maleat jika ter-·
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau. amati): tidak lebih dari 2,0%.

Kelarutan Mudah larut dalam air; Iarut dalam etanol Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
dan dalam kloroform; sukar larut dalam benzena dan Metode I Memenuhi syarat; Iakukan penetapan meng-
dalam eter. gunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml dan
Larutan baku dengan kadar dua kali yang dinyata-
Baku pembanding Deksklorfeniramin Maleat BPFI; Ia- kan.
kukan pengeringan pada suhu 65° selama 4 jam sebe-
lum digunakan. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
400 mg yang telah dikeringkan, larutkan dalam 50 ml
ldentifikasi asam asetat glasial P, tambahkan 1 tetes kristal violet LP
A. Spektrum f:erapln inframerah zat telah di- dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga
keringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, warna hijau. Lakukan penetapan blangko.
menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Deksklorfeniramin 1 ml asam perk/ora t 0,1 N setara dengan
Maleat BPFI. 19,54 mg C16H 19CIN2.C4Hp 4
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
25.000) menunjukkan rr.aksimum dan minimum pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
panjang gelombang yang sama seperti pada Deksklor- rapat, tidak tembus cahaya.
feniramin Maleat BPFI.

pH <1071> Antara 4,0 sampai 5,0; lakukan penetapan DEXPANTHENOLUM


menggunakan larutan (1 dalam 100). Dekspantenol
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 110° dan 115°. ~~OH
HOCH 1 -c-~-CONHCH1 CHaCH 10H
Rotasi jenis <1081> Antara +39,5° dan +43,0°, dihi- ~HJ ~
tung terhadap zat yang telah dikeringkan; Iakukan
penetapan menggunakan larutan yang mengandung D-(+ )-2,4-Dihidroksi-N-(3-hidroksipropilJ-
500 mg per 10 ml dimetilformamida P. 3,3-dimetilbutiramida {81-13-0]
C9Ht9N04 BM 205,25
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 65° selama 4 jam. Dekspantenol mengandung tidak kurang dari 98,0%
dcm tidak lebih dari 102,0% C9 H 19N04 dihitung terha-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih.dari 0,2%. dap zat anhidrat.

Senyawa sejenis Tidak lebih dari 2,0%; lakukan Pemerian Cairan kental; jernih, agak higroskopis;
dengan cara Kromatogra.fi gas seperti yang tertera pada sedikit berbau khas. Jika dibiarkan terjadi kristalisasi.
Kromatogra.fi <931>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg, Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol dan
294 Dextran urn 40 I Monografi FIIV

dalam propilen glikol; larut dalam kloroform dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dalam eter; sukar larut dalam gliserol. rap at.

Baku pembanding Dd:spantenol BPFI.


DEXTRANUM 40
Identifikasi Dekstran 40
A. Spektrum serapan inframerah lapisan tipis zat
uji menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Dekspantenol BPFI. Dekstran 40 adalah hasil urai parsiai polisakarida yang
B. Pada 1 mllarutan (1 dalam 10) tambahkan 5 ml diperoleh dari hasil fermentasi sukrosa oleh Leuconos-
natrium hidroksida 1 N dan 1 tetes tembaga(Il) sulfat LP, toc mesenteroides Van Tieghem (Familia Lactobacilla-
kocok kuat-kuat: terjadi warna biru tua. ceae); bobot molekul rata-rata lebih kurang 40.000.
C. P.1da 1 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan
1 ml asam klorida 1 N, panaskan di atas tangas uap Pemerian Serbuk amorf, warna putih; tidak berbau
selama 30 menit. Dinginkan, tambahkan 100 mg hi- dan tidak berasa; higroskopis.
dro.1:sil:lmi~a hidroklcnda P, ca:npur, tambahkan 5 ml
natrium hidroksida 1 N. Biarkan selama 5 menit, atur pH Kelarutan Mudah larut dalam air panas; larut secara
antara 2,5 dan 3,0 dengan penambahan asam klori- bertahap dalam air; praktis tidak larut dalam etanol
da 1 N, tambahkan 1 tetes besi(lll) klorida LP: terjadi dan dalam eter.
warna merah keunguan.
ldentifikasi Pada 1 ml larutan (1 dalam 3000) taml::ih-
Rotasi jenis <1081> Antara +29,0" dan +31,5°, dihi- kan 2 ml antron LP: terjadi warna hijau-biru dan secara
tung terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan meng- bertahap berubah menjadi hijau-biru tua. Pada larutan
gunakan larutan yang mengandung 500 mg per 10 mi. ini tambahkan 1 ml larutan asam sulfat P (1 dalam 2)
atau 1 ml asam asetat glasial P: warna larutan tidak
Indeks bias Antara 1,495 dan 1,502; lakukan pene- berubah.
tapan pada suhu 20°.
Kejernihan larutan Larutkan 1,0 g dalam 10 ml air
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%. dengan dihangatkan: larutan jernih dan tidak ber-
warna.
Sis.l pell".ijarau <301> Tidz.k lebih dari 0,1 %.
Rotasi optik <1 081 > An tara + 193,0° dan +201,0°;
Aminopropanol Tidak lebih dari 1,0%. Timbang lakukan penetapan menggunakan larutan 3 g zat yang
saksama lebih kurang 5 g masukkan ke dalam labu telah dikeringkan, dalam 50 ml air, dalam tabung
50 ml, larutkan dalam 10 ml air. Tambahkan biru polarimeter panjang 100 mm.
bromotimol LP, titrasi dengan asam sulfat 0,1 N LV
hingga wama kuning. Pirogen <231 > Memenuhi syarat; lakukan penetapan
menggunakan larutan 10,0 g dalam larutan natrium
1 ml asam sulfat 0,1 N setara dengan klorida P 0,9% hingga 100 mi.
7,5 mg aminopropanol
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan
Penetapan kadar menggunakan larutan 1,0 g dalam 10 ml air.
Larutan kalium blftalat Larutkan 20,42 g kalium bifta-
lat P dalam asam asetat glasial P dalam labu tentu- Klorida Tidak lebih dari 0,018%; lakukan penetapan
kur 1000-ml. Jika perlu hangatkan campuran di atas sebagai berikut:
tangas uap hingga larut. Hindarkan penyerapan udara Larutan uji Larutkan 2,0 g dengan 40 ml air dalam
lembab. Dinginkan hingga suhu kamar, encerkan tabung Nessler, tambahkan 6 ml asam nitrat encer P
dengan asam asetat glasial P sampai tanda. dan air hingga 50 mi.
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 400 mg, Larutan pembanding Pipet 1 ml asam klorida
masukkan ke dalam labu 300 ml, tambahkan 50,0 ml 0,01 N LV, masukkan ke daiam tabung Nessler,
asam perklorat 0,1 N LV dan refluks selama 5 jam. tambahkan 6 mllarutan asam nitrat P dan encerkan
Dinginkan, hindarkan penyerapan udara lembab, dengan air hingga 50 mi.
bilas pendingin dengan asam asetat glasial P, kumpul- Prostdur Jika Larutan uji dan Larutan ptmbanding
kan bilasan ke dalam labu. Tambahkan 5 tetes kristal tidak jernih saring keduanya dengan cara yang sama.
violet LP dan titrasi dengan Larutan kalium biftalat Tambahkan 1 ml perak nitrat LP pada masing-masing
hingga wama hijau biro. Lakukan,penetapan blangko. Larutan uji dan Larutan pttnbanding, campur dan
biarkan selama 5 menit, terlindung dari cahaya
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan langsung. Bandingkan opalesensi yang terjadi pada
20,53 mg C;fl1.}l04 kedua tabung yang diamati baik secara vertikal atau
FIIV Monografi I Dextrani 40 Injectio 295

horisontal dengan Jatar belakang hitam: opalesensi dengan diaduk hingga terbenluk endapan 7% sampai
Larutan uji tidak Iebih intensif d:ui Larutan pembanding. 10% dari zat (biasanya dipertukan 80 ml sampai 90 ml)
pad a suhu 25° ± 1 c. Larutkan end a pan dalam tangas
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj; air pada suhu 35° dengan sekali-sekali dikocok dan
lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat dan 2,0 ml biarkan setama lebih dari 15 jam pada suhu 25° ± 1°.
Larutan baku timba/. Enaptuang beningan dan panaskan endapan hingga
kering di atas tangas air. Keringkan residu pada suhu
Nitrogen <581> Metode II Tidak lebih dari 0,010%; 105° setama 6 jam, dan lanjutkan penetapan seperti
lakukan penetapan menggunakan lebih kurang 2,0 g yang tertera pada Kekentalan inlrinsik Dekstran 40 mutai
zat yang ditimbang saksama dan tetah dikeringkan dari "larutkan dalam air hingga 100,0 ml ...... ".
pada suhu 105° setama 6 jam; tambahkan 10 ml asam
sulfat P dan 45 ml larutan 11atrium hidroksida P Kekentalan intrinsik fraksi molekul rendah Tidak
(2 dalam 5). kurang dari 0,09. Lakukan penetapan seperti yang
tertera pada Penetapan Keker;talan <1051> sebagai beri-
Senyawa mereduksi Timbang saksama 3,00 g zat kut: Timbang saksi'ma lebih kur;~ng 6 g zat yang
yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105° sebetumnya tetah dikeringkan pad<' suhu 105° selama
selama 6 jam, masukkan dalam tabu tentukur 50-mt, 6 jam, masukkan ke datam tabu tentukur 100-mt,
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda tarutkan dalam air sampai tanda. Pindahkan ke datam
(Larutan uji). Secara terpisah timbang saksama 450 mg tabu Jain. Tambahkan secara perlahan-lahan metana! P
glukosa P yang sebelumnya tetah dikeringkan pada dengan dia(~uk hingga terbentuk endapan 90% sampai
suhu 105° setama 6 jam, masukkan ke dalam tabu 93% (biasanya diperlukan 115 mt sampai 135 mt) pada
tentukur 500-ml tarutkan dan encerkan dengan air suhu 25° ± 1°, sentrifus pad a suhu 25u dan. uapkan
sampai tanda (Larutan pembanding). Pipet masing- beningan hingga kering di atas tangas air. Keringkan
masing 5 mt Larutan uji dan Larutan pembanding ke residu pada suhu 105° setama 6 jam dan tanjutkan
datam tabu tentukur 50-mt dan tambahkan air sampai penetapan seperti yang tertera pada Kekentalan intrin-
tanda. Pipet masing-masing 5 mt Iarutan ini, sik Dekstran 40 mutai dari "tarutkan datam air hingga
tambahkan masing-masing 5,0 mt tembaga alkalis LP 100,0 ml ....... ".
dan panaskan setama 15 menit di datam tangas air.
Setelah dingin tambahkan 1 mtlarutan kalium iodida P Antigenisitas Larutkan 10,0 g zat datam tarutan
(1 dalam 40) dan 1,5 ml asam sulftit enCI.'r P dan titrasi natrium klorirla [J 0,9% hingga 100 ml, sterilkan.
dengan natrium tiosulfat 0,005 N LV, menggunakan Lanjutkan penetap;m seperti yang tertera pada
2 mt kanji LP. Jumtah titran yang digunakan pada Antigeuisitas datam lnjeksi Dekstran 40.
titrasi Larutan uji tebih dari yang digunakan Larutan
pembandi1tg. Wadah dan penyimpanan Datam wadah tertutup
rapat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 6 jam
menggunakan 1 g.
DEXTRAN! 40 INJECTIO
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,10%; lakukan Injeksi Dekstran 40
penetapan menggunakan 1 g.

Kekentalan intrinsik Dekstran 40 Antara 0,16 dan Injeksi Dekstran 40 adalah larutan dalam Air untuk
0,19 pada suhu 25° ± 0,02°. Lakukan penetapan seperti lujeksi. Mengandung dekstran 40 tidak kurang dari
yang tertera pada Penetapan Kekentalan <1051> sebagai 9,5% dan tidak lebih dari 10,5%. Tidak boleh di-
berikut: Timbang saksama 200 mg sampai 500 mg zat tambahkan pengawet.
yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105°
selama 6 jam, larutkan dalam air hingga 100,0 ml. Pemerian Caii·an jernih, tidak berwarna, agak kental.
Tetapkan kekentalan menggunakan air sebagai pem-
banding pada suhu 25° ± 0,02°. - ldentifikasi
A. Encerkan 1 ml injeksi dengan air hingga 200 mt;
Kekentalan intrinsik fraksi molekul tinggi Tidak pada·l mllarutan ini tambahkan 2 ml antron LP: terjadi
lebih dalj. 0,27. Lakukan penetapan ~eperti yang tertera wama hijau-biru dan berubah secara bertahap menjadi
pada Penetapan Kekentalan <1051> sebagai berikut: hijau-biru tua. Tambahkan 1 ml tarutan asam sulfat P
Timbang saksama lebih kurang 6 g zat yang sebelum- (1 dalam 2) atau 1 mt asam asetat glasial P pada tarutan
nya telah dikeringkan pada suhu 105° selama 6 jam, ini: warna tarutan tidak berubah.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A dan D dan
dalam air sampai tanda. Pindahkan ke dalam labu Natrium cara A, C dan D seperti yang tertera pada Uji
l,ain. Tambahkan secara perlahan-lahan metana! P ldentifikasi Umum <291>.
.296 Dextranum 70 I Monografi FIIV

pH <1071> 4,5 sampai 7,0. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat; wadah plastik untuk larutan infus dalam air,
Logam berat <371> Metode ! Tidak lebih dari 2,S bpj; dapat digunakan jika jumlah isi lebih dari SOO mi.
lakukan penetapan menggunakan 10 ml larutan
injeksi dan 2,5 ml Larutan baku timbal.

Kekentalan intrinsik Antara 0,16 dan 0,19 pada suhu DEXTRANUM 70


2s• ± O,Or. Lakukan penetapan seperti yang tertera Dekstran 70
pada Ptnetapan Kekentalan <1051> sebagai berikut:
pipet sejumlah 2 ml sampai 5 ml injek~i ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan larutan natrium klorida P Dekstran 70 adalah hasil urai parsial polisakarida yang
0,9"/o sampai tanda. Tetapkan kekentalan mengguna- diperoleh dari hasil fermentasi oleh Leuconostoc
kan larutan natrium klorida P 0,9"/o sebagai pemban- mesrnteroides Van Tieghem (Familia Lnctobacillaceae);
ding, pada suhu 25° ± 0,07°. Hi tung kadar larutan zat bobot molekul rata-rata lebih kurang 7000.
uji (dalam g per 100 ml) seperti yang tertera pada
Penet:zpan ICJldar. Pemerian Serbt,k amorf, warna putih; tidak berbau
dan tidak berasa; higroskopis.
Antigenisitas Suntikkan secara intraperitoneal 1,0 ml
injeksi 3 kali dengan selang waktu 2 hari, pada Kelarutan Mudah larut dalam air panas; larut secara
masing-masing dari 4 ekor marmut sehat dengan bertahap dalam air; praktis tidak larut dalam etanol
bobot tubuh antara 2SO g sampai 300 g. Suntikkan dan dalam eter.
secara intraperitoneal 0,10 ml serum kuda pada
masing-masing dari 4 ekor marmut dari kelompok lain ldentifik"si Lakukan seperti yang tertera pada Identi-
sebagai kontrol. Suntikkan 0,20 ml injeksi secara fikasi dalam Dekstran 40.
intravena pada masing-masing dar: 2 ekor marmut
dari kelompok pertama, 14 hari setelah penyuntikan Rotasi optik <1081> Antara +193,0° dan +201,0°;
intraperitoneal pertama, dan suntikkan 0,20 ml injeksi lakukan penetapan menggunakan larutan 3 g zat yang
pada masing-masing dari 2 ekor marmut sisanya, telah dikeringkan dalam SO ml air dan dalam tabung
21 hari setelah penyuntikan intraperitoneal pertama, polarimeter panjang 100 mm.
dan suntikkan secara intravena 0,20 ml serum kuda
dengan cara yang sama pada masing-masing pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan
marmut dari kelompok kedua. Amati gejala sukar menggunakan larutan 3,0 g dalam 50 ml air.
bemapas, kolaps atau kematian hewan selama 30 me-
nit setelah masing-masing penyuntikan intravena dan Kejemihan larutan Larutkan 1,0 g zat dalam 10 ml air
pada 24 jam sesudahnya: hewan dari kelompok dengan dihangatkan: larutan jernih dan tidak ber-
pertama tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut. wama.
Semua hewan dari kelompok kedua menunjukkan
gejala.sukar bernapas atau kolaps dan tidak kurang Klorida <361> Tidak lebih dari 0,018"/o; lakukan
dari 3 hewan mati. penetapan sebagai berikut:
Larutan uii Larutkan 2,0 g dengan 40 ml air dalam
Toksisitas Suntikkan secara intravena 1,0 ml injeksi tabung Nessler, tambahkan 6 ml asam nitrat encer P
pada masing-masing dari S ekor mencit, sehat dengan dan air hingga SO ml.
bobot tubuh lebih kurang 20 g: tidak ada seekor lArutan pembanding Pipet 1,0 ml asanr klori-
hewanpun mati dalam waktu 72 jam sesudah da 0,01 N LV, masukkan ke dalam tabung Nessler,
penyuntikan. Jika ada hewan yang mati dalam waktu tambahkan 6 ml asam nitrat encer P dan encerkan
72 jam setelah penyuntikan, ulangi pengujian meng- dengan air hingga SO ml.
gunakan 10 ekor mencit dengan bobot tubuh antara Pro~dur Jika lArutan uji dan lArutan pembanding
19,5 g sampai 20,S g: semua hewan hidup selama tidak jemih, saring keduanya dengan cara yang sama.
72jam. Tambahkan 1 ml perak nitrat LP masing-masing pada
Larutan uji dan Larutan pembanding, campur dan
Penetapan kadar Tetapkan Rotasi optik ( ar) menggu- biarkan·selama 5 menit, terlindung dari cahaya
nakan sel 100 mm pada suhu 20°. Hitung jumlah langsung. Bandingkan opalesensi yang terjadi pada
dalam mg, dekstran 40 dalam 100 ml injekSi dengan kedua tabung yang diamati baik secara vertikal atau
rumus: horisontal dengan Jatar belakang hitam. Opalesensi
Larutan uji tidak lebih intensif dari Larutan pembanding.
ax507, 6
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj;
lak:ukan penetapan menggunakan 1,0 g zat dan 2,0 ml
a adalah rotasi optik. Larutan baku timbal.
FIIV Monografi I Dextrani 70 Injectio 297

Nitrogen <581>.Metode II Tidak lebih dari 0,010%; selama 6 jam dan lanjutkan penetapan seperti yang
lakukan penetapan menggunakan lebih kurang 2,0 g tertera pada Kekentalan intrinsik Dekstran 70 mulai dari
zat yang ditimbang saksama dan telah dikeringkan "larutkan dalam air hingga 100,0 ml ...... ".
pada suhu 105° selama 6 jam, tambahkan 10 ml asam
sulfat P dan 45 ml larutan natrium hidroksida P Kekentalan intrinsik fraksi molekul rendah Tidak
(2 dalam 5). kurang dari 0,10. Lakukan penetapan seperti yang
tertera pada Penctapan Kekentalan <1051> sebagai
Senyawa mereduksi Timbang saksama 3,00 g zat berikut: Timbang saksama lebih kurang 6 g zat yang
yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105° sebelumnya telah dikerir.gkan pada suhu 105° selama
selama 6 jam, masukkan ke dalam labu tentu- 6 jam, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
kur 50-ml, larutk<m dan encerkan dengan air sampai larutkan dalam air sampai tanda. Pindahkan ke dalam
tanda (Larutan uji). Secara terpisah, timbang saksama labu lain, tambahkan secara perlahan-lahan rnetanol P
300 mg glukosa P yang sebelumnya telah dikeringkan dengan diaduk hingga terbentuk endapan 90% sampai
pada suhu 105° selama 6 jam, masukkan ke dalam labu 93% (~iasanya diperlukan 110 ml sampai 130 ml) pada
tentukur 500-ml, larutkan dan encerkan dengan air suhu 25° ± 1°. Sentrifus pada suhu 25° dan uapkan
sampai tanda (Larutan pembandins). Pipet masing- beningan hingga kering di atas tangas air. Keringkan
masing 5,0 ml Lamtan ltji dan Lamtan pembanding ke residu pada suhu 105° selama 6 jam, dan lanjutkan
dalam labu tentukur 50-ml dan tambahkan air sampai penetapan seperti yang tertera pada Kekentalan intrin·
tanda. Pipet masing-masing 5,0 ml larutan ini, tam- sik Dekstran 70 mulai dari ''larutkan dalam air t)ingga
bahkan masing-masing 5,0 ml tembaga alkalis LP, dan 100,0 mi ...... ".
panaskan selama 15 menit di dalam tangas air.
Setelah dingin, t.ambahkan 1 mllarutan k:zlium iodida P Antigenisitas Larutkan 6,0 g dalam larutan natrium
(1 dalam 40) dan 1,5 ml asam sulfat encer P dart titrasi klorida P 0,9% hingga 100 ml, sterilkan. Lanjutkan
dengan natrium tiosulfat 0,005 N LV menggunakan penetapan seperti yang tertera pada Antigenisitas
2 ml kanji LP sebagai indikator: jumlah titran yang dalam lnjeksi DeJ...stran 40.
digunakan pada titrasi Larutan uji lebih dari yang
digunakan Lanttan pembanding. Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
menggunakan larutan 6,0 g dalam larutan natrium
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; klorida P 0,9% hingga 100 mi.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 6 jam,
menggunakan 1 g. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,10%; lakukan
penetapan menggunakan 1 g.
DEXTRAN! 70 INJECTIO
Kekentalan intrinsik Dekstran 70 Antara 0,21 dan Injeksi Dekstran 70
0,26 pada suhu 25° ± 0,02°. Lakukan penetapan seperti
yang tertera pada Penetapan Kekentalan <1051> sebagai
berikut: Timbang saksama 200 mg sampai 500 mg zat lnjeksi Dekstran 70 adalah larutan dalam Air untuk
yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105° Injeksi. Mengandung dekstran 70 tidak kurang dari
selama 6 jam, larutkan dalam air hingga 100,0 mi. 5,7% dan tidak lebih dari 6,3%. Tidak boleh ditambah-
Tetapkan kekentalan menggunakan air sebc:gai kan pengawet.
pembanding pada suhu 25° ± 0,02°.
Pemeriaan Cairan jernih, tidak berwama, agak kental.
Kekentalan intrinsik fraksi molekul tinggi Tidak
lebih dari 0,35; lakukan penetapan seperti yang tertera Identifikasi
pada Penetapan Kekentalan <1051> sebagai berikut: A. Encerkan 1 ml injeksi dengan air hingga 200 ml,
Timbang saksama lebih kurang 6 g zat yang sebelum- pada 1 mllarutan ini tambahkan 2 ml antron LP: terjadi
nya telah dikeringkan pada suhu 105° selama 6 jam, warna hijau-biru dan berubah secara bertahap menjadi
masukkan ke dalam Jabu tentukur 100-ml, larutkan hijau-biru tua. Tambahkan 1 mllarutan asam sulfat P
dalam air sampai tanda. Pindahkan ke dalam labu (1 dalam 2) atau 1 ml asam asetat glasial P: wama larutan
lain, tambahkan secara perlahan-lahan metanol P tidak berubah.
dengan diaduk hingga terbentuk endapan 7% sampai B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A dan D dan
10% dari zat (biasanya diperlukan 75 ml sampai Natrium cara A, C dan D seperti yang tertera pada Uji
85 ml) pada suhu 25° ± 1°. Larutkan dalam tangas air Identiftkasi Umum <291>.
pada suhu 35° dengan sekali-sekali dikocok, biarkan
selama lebih dari 15 jam pada suhu 25° ± 1°. Enapkan pH <1071 > 4,5 sampai dan 7,0.
beningan, dan panaskan endapan hingga kering di
atas tangas air. Keringkan residu pada suhu 105° Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 2 bpj;
298 Dextromethorphancm I Monografi FllV

lakukan penelapan menggunakan 10 ml larulan dikeringkan. Lakukan Penetapan Kadar Air <1031>
injeksi dan 2,0 ml Larutan baku timba/. Metode I sebelum digunakan.

Kekentalan inlrinsik Antara 0,21 dan 0,26 pada suhu Identifikasi


25° ± O,Or; lakukan penetapan seperti yang tertera A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
pada Penetapan Kekentalan <1051> sebagai berikut: persikan dalam kalium bromida P menunjukkan
pipet sejumlah 4 ml sampai 8 ml injeksi ke dalam labu maksimum hanya pada panjang gelombang yang
lenlukur 100-ml, tambahkan larutan natrium k/orida P sama seperti pada Dekstrometorfnn BPFI.
0,9% sampai Ianda. Tetapkan kekentalan mengguna- B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
kan larulan natrium klorida P 0,9% sebagai pem- 10.000) dalam larutan asam k/orida P (1 dalam 120)
banding, pada suhu 25° ± O,Or. Hitung kadar larutan menunjukkan maksimum dan minimum pada pan-
zal uji (dalam g per 100 ml) seperti yang tertera pada jang gelombang yang sama seperti pada Dekstrome-
Penetapan kadar. torfan BPFI. Daya s~rap masing-masing, dihitung
sebagai anhidral pada panjang gelombang serapan
Antigenisitas Lakukan penetapan seperti yang tertera maksimum lebih kurang 278 nm, berbeda tidak lebih
pada Antigenisitas dalam lnjt•ksi Dekstran 40. d;~ri 3.0%.

Toksisitas Lakukan penelapan seperti yang tertera Jarak lebur <1021> Metode I Antara 109,5° dan 112,5°.
pada Toksisitas dalam lnjeksi Dekstran 40.
Rotasi jenis <1081 > Lakukan penetapan mengguna-
Penetapan kada·r Tetapkan Rotasi optik (a 0 J menggu- kan larutan 1 g zat dalam 10 ml kloro.form P dan Lart~l­
nakan."sel100 mm pada suhu 20°. Hitung jumlah an baku Ddc.~trometorfan BPFI yang diperlakukan sama,
dalam mg, dekslran.70 dalam 100 ml injeksi dengan masing-masing diukur pada 589 nm dan dihitung
rum us: sebagai anhidrat: berbeda tidak lebih dari 1,0%.

ax 507,6 Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.

a adalah rotasi optik. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah lertulup Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 bpj.
rapat; wadah plaslik untuk Iarutan infus dalam air
-dapal digunakan, jika jumlah isi lebih dari 500 mi. Dimetilanilin Tidak lebih dari 0,001%. Masukkan
lebih kurang 500 mg zat ke dalam labu tentukur 25-ml,
tambahkan 19 ml air dan 1 ml Iarutan asam klori-
bEXTROMETHORPHANUM da 3 N, hangalkan di atas langas uap hingga larut.
Dekstrometorfan Dinginkan, lambahkan 2 ml asam asetat 1 N dan 1 ml
larulan natrium nitrat P (1 dalam 100), encerkan
~HI
dengan air sampai Ianda: warna larutan lidak lebih

LJCH. intensif dari larulan yang mengandung 5 J.Lg N,N-


dimetilanilin yang diperlakukan sama.

CH v-tY
10
Senyawa fenol Larutkan lebih kurang 10 mg zat
dalam 2 ml asam klorida 3 N, tambahkan 2 tetes besi(lll)
klorida LP. Campur, lambahkan 2 tetes k11lium heksa-
sianoferat(Ill) LP: tidak lerjadi wama hijau biru selelah
3-Metoksi-17-metil-9a,13a,14a-morfinan (125-71-3] 2 menit.
C 18H25NO BM 271,4
Penetapan· kadar Tim bang saksama lebih kurang
Dekstromelorfan mengandung tidak kurang dari _ 700 mg zat, larutkan dalam 60 ml asam asetat glasial P,
98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 18 Hz.~NO, dihitung jika perlu hangatkan sebentar agar larut. Tambahkan
terhadap zal anhidral. 2 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan asam perklo-
rat 0,1 N LV hingga lerjadi wama hijau biru. Lakukan
Pemerian Serbuk hablur, hampir putih sampai agak penelapan blangko.
kuning; tidak berbau.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengau
Kelarutan Praktis lidak larul dalam air; mudah larul 27,14 mg C1,H21JO
dalam kloroform.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah lertutup
Baku pembanding Dekstrometorfan BPFl; tidak boleh rapat.
Fl IV Monografi I Dextromethorphani Hydrobromidum 299

DEXTROMETHORPHANI HYDRO- N,N-Dimetilanilina Tidak lebih dari 0,001%. Masuk-


BROMIDUM kan lebih kurang 500 mg ke dalam labu tentu-
Dekstrometorfan Hidrobromida kur 25-ml, tambahkan 20 ml air, hangatkan di atas
tangas uap hingga larut. Dinginkan, tambahkan 2 ml
asam asetat 1 N dan 1 ml larutan natrium nitrit P 1%,
3-Metoksi-17-metil-9a,13a,14a-morfinan hidrobromida, encerkan dengan air sampai tanda dan campur: wama
monohidrat (6700-34-1] larutan tidak lebih intensif dari Iarutan 5 IJ.g
C 18 H 25 NO.HBr.Hp BM 370,33 N,N-dimetilanililla P dalam 25 ml (0,001%) yang di-
C 18 H 25 NO.HBr [125-69-9] BM 352,31 perlakukan sama.

Dekstrometorfan Hidrobromida mengandung tidak Senyaw<J. fenol Pada lebih kurang 5 mg tambahkan
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% 1 tetes asam klorida 3 N, I ml air dan 2 tetes besi(Ill)
C 18 H 25 NO.HBr, dihitung sebagai anhidrat. klorida LP, campur, tambahkan 2 tetes kalium
heksasianoferat(/I/) LP, ainati setelar. 2 menit: tidak
Pemerian Hablur hampir putih atau serbuk hablur, teqadi warna hijau biru.
bau Iemah. Melebur pada suhu lebih kurang 126°
disertai peruraian. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; mudah larut Kromatografi <931>.
dalam etanol dan dalam kloroform; tidak larut dalam Fase gerak Buat larutan yang mengandung natrium
eter. dokusat 0,007 M dan amonium 11itrat 0,007 M dalam
campuran asetonitril P dan air (70:30), saring dan
Baku pembanding Dekstrometorfan Hidrobromida BPFI; awaudarakan, tambahkan asam asetat glasial P hingga
tidak boleh dikeringkan. Lakukan Penetapan Kadar Air pH 3,4. {Catalan Lartttkan natrium dokusat P dalam
dengan Metode I sebelum digunakan. campuran asetonitril P dan air sebelum ditambahkan
amonirtm nitrat P}
Identifikasi Larutan baku Timbang saksama sejumlah Dekstro-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah metorfan Hidrobromida BPFI, larutkan dalam air,
dikeringkan dalam hampa udara di atas Josfor encerkan dengan air hingga diperoleh kadar lebih
pentoksida P selama 4 jam dan didispersikan dalam kurang 0,10 mg per mi.
kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg,
pada panjang gelombang yang sama seperti pada masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
Dekstrometorfan Hidrobromida BPFI. airsampai Ianda dan campur.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Sistwz kromatografi Lakukan penetapan seperti
10.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan yang tertera pad a Kromatografi <931 >- Kromatograf
maksimum dan minimum pada panjang gelombang cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm
yang sama seperti pada Dekstrometorfan Hidrobromi- dan kolom 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1
da BPFI. Daya serap masing-masing dihitung sebagai dengan ukuran partikel5 j.lm. Laju aliran Jebih'kurang
anhidrat, pada panjang gelombang serapan maksi- l ml per menit. Lakukan kromatografi Larutan baku,
mum lebih kurang 278 nm, berbeda tidak lebih dari rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose-
3,0%. dur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
C. Pada 5 ml Iarutan (1 dalam 200) tambahkan tidak lebih dari 2,0% dan faktor ikutan puncak utama
5 tetes asam nitrat 2 N dan 2 ml perak nitrat LP: ter- tidak lebih dari 2,5.
bentuk endapan putih kekuningan. Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume
yang sama (lebih kurang 100 J.il) Larutan baku dan
Rotasi optik <1081> Lakukan penetapan secara foto- Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
elektrik pada panjang gelombang 325 nm terhadap puncak utama. Hitung jumlah dalam: mg,
larutan 180 mg, dihitung sebagai anhidrat, dalam C 1 ~H2._~NO.HBr, dengan rumus:
10 ml kloroform P, jika perlu dihangatkan agar larut ~"u
sempurna dan terhadap larutan baku Dekstrometorfan 100C ( - )
Hidrobromida BPFI yang dikerjakan dengan. cara yang
sama: berbeda tidak lebih dari 1,0%.
C adalah kadar Dekstrometorfan Hidrobromida BPFI
pH <1071> Antara 5,2 dan 6,5; l<1kukan penetapan dihitung sebagai anhidrat dalam mg per ml Larutan
menggunakan larutan (1 dalam 100). baku; ru dan r5 berturut-turut adalah res pons puncak
Larutan uji dan Larutan baku_
Air <1031> Metode I Antara 3,5% dan 5,5%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. rapat
300 Dextromethorphani Hydrobromidi Sirupus I Monografi FIIV

DEXTROMETHORPHANI adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.


HYDROBROMIDI SIRUPUS
Sirup Dekstrometorfan Hidrobromida Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
Sirup Dekstrometorfan Hidrobromida mengandung
Dekstrometorfan Hidrobromida, C 18 H 25 NO.HBr.H 20,
tidak kurang dari 9S,O% dan tldak lebih dari 10S,O% DEXTROSUM
dari jumlah yang tertera pada etiket. Dekstrosa
Glukosa
Baku pembanding Dekstrornetorfan Hldrobromlda BPFI; CH 2 0H

tidak boleh dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air


<1031> Metode I sebelum digunakan. ..q--
J::.-O\.._OH •H,O

0 ..

ldentifikasi D-Glukosa monohidrat (S996- H•-1]


A. Masukkan lebih kurang SO ml sirup ke dalam C6Ht206.H20 BM 198,17
corong pisah 2SO-ml, tambahkan 20 ml air, S ml natri- Anhidrat fS0-99-7] 13M 180,16
um hidroksida 2,5 N dan 40 ml heksana P, kocok kuat-
kuat. Pisahkan lapisan heksana dan sarmg melalui Dekstrosa adalah suatu gula yang diperoleh dari
natrium suifat anhidrat P ke dalam gelas piala 1SO mi. hidrolisis pati. Mengandung satu molekul air hidrat
Ekstraksi 2 kali, tiap kali dengan 40 ml heksana P, atau anhidrat.
saring, kumpulkan filtrat. Uapkan kumpulan ekstrak
pada suhu 50° dengan aliran nitrogen hingga kering, Pemerian Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau
larutkan dan encerkan residu dengan 10 ml kloro- serbuk granul putih; tidak berbau; rasa manis.
form P: larutan memutar bidang polarisasi ke kanan.
(Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan Rotasi Kelarutan Mudah larut dalam air; sang.1t mudah larut
Optik <1081 > ). dalam air mendidih; larut dalam etanol mendidih;
B. Uapkan larutan kloroform yang diperoleh dari sukar larut dalam etanol.
uji ldentifikasi A di atas tangas uap hingga kering,
larutkan residu dalam 2 ml asam sulfat 2 N, tambahkan ldentifikasi Tambahkan beberapa tetes larutan {1 da-
1 ml raksa(ll) nitrat LP segar (larutkan 700 mg raksa(ll) lam 20) pada 5 ml tembaga(IJ) tartrat alkali LP panas:
uitrat P dalam 4 ml air, kemudian tambahkan 100 mg terbentuk endapan merc:h tembaga oksida.
natrium nitrat P, campur dan saring): tidak segera
terjadi warna merah, tetapi setelah dipanaskan lebih Wama larutan Larutkan 25 g dalam air hingga SO,O ml,
kurang 15 menit terjadi warna kuning sampai merah. warna larutan tidak lebih intensif dari larutan yang
dibuat sebagai berikut: Campur 1,0 ml kobalt([[J klori-
Penetapan kadar da LK, 3,0 ml besi(lll) klorida LK dan 2,0 ml tembaga(Il)
Fase gerak dan Larutan baku Buat dengan cara se- sulfat LK dengan air hingga 10 ml. Encerkan 3,0 m!
perti yang tertera pada Penetapan kadar dalam Dekstro- larutan dengan air hingga SO ml. Bandingkan warna
metorfan Hidrobromida. dengan mengamati larutan tegak lurus dari atas pada
Larutan uji Pipet sejumlah volume sirup setara alas dasar warna putih dalam tabung pembanding
dengan lebih kurang 10 mg dekstrometorfan hidro- warna yang selaras.
bromida ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan air sampai tanda, campur. Rotasi jenis <1081> Antara +S2,6° dan +S3,2°, dihitung
Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan pe- terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan mengguna-
netapan seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. kan larutan yang mengandung 10 g zat dan 0,2 ml
Lakukan penetapan kadar seperti yang tertera pada amonium hidroksida 6 N per 100 ml.
Penetapan kadar dalam Dekstrometorfan Hidrobromida.
Hitung jumlah mg, C 18 H 25 NO.HBr.H 20 per ml sirup Keasaman Larutkan 5,0 g dalam 50 ml air bebas karbon
yang digunakan dengan rumus: dioksida P, tambahkanfenolftalein LP, dan titrasi dengan
natrium hidroksida 0.020 N LV hingga terjadi warna
370,33 'u merah muda: diperlukan tidak lebih dari 0,30 ml
- - - ) (100 C) ( - ) untuk netralisasi.
352,31
Air <1021> Metoda III Antara 7,5% dan 9,5%, untuk
370,33 dan 352,31 berturut-turut adalah bobot molekul bentuk hidrat dan tidak lebih dari 0,5% untuk bentuk
dekstrometorfan hidrobromida dan dekstrometorfan anhidrat; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama
hidrobromida anhidrat; C adalah kadar Dekstrome- 16jam.
torfan Hidrobromida BPFI, dihitung sebagai anhidrat
-.ialam mg per ml Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
FIIV Monograft I Diaethyl~arbamazini Citras 301

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,018%; lakukan C adalah jumlah dalam g, C 6H 120 6.Hz0 per rnl injeksi
penetapan menggunakan 2,0 g dan bandingkan seperti yang tertera pada etiket.
kekeruhan dengan·o,so ml asam klorida 0,020 N.
5-Hidroksimetilfurfural dan senyawa sejenis Se-
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,025%; Iakukan pene- jumlah volume injeksi yang diukur saksama, setara
tapan menggunakan 2,0 g dan bandingkan kekeruhan dengan 1,0 g C 6H 12 0 6 .H 2 0, encerkan dengan air
dengan 0,50 ml asam sulfat 0,020 N. hingga 250,0 ml. Ukur serapan pada panjang gelom-
bang serapan maksimum lebih kurang 284 nm
Arsen <321> Mttodc I Tidak lebih dari 1 bpj. menggunakan air sebagai blangko: serapan tidak lebih
dari 0,25.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 4,0 g dalam air hingga Syarat lain Mernenuhi syarat seperti yang tertera
25 mi. pada lnjectiones.

Dekstrin Refluks 1 g serbuk halus dengan 20 ml Penetapan kadar Sejumlah volume injeksi yang
etanol P: larut sempurna. diukur saksama setara dengan 2 g sampai 5 g dekstro-
sa, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambah-
Pati larut, sulfit Larutkan 1 g dalam 10 ml air, kan 0,2 ml amonium hidroksida 6 N, encerkan dengan air
tambahkan 1 tetes iodum LP: larutan berwarna kuning. sampai tanda. Ukur rotasi optik dalam tabung pola-
rimeter yang sesuai pada suhu 25° seperti yang tertera
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pada Penetapan Rotasi Optik dan Rotasi fenis <1081>.
baik. Rotasi yang diamati dalam derajat, dikalikan dengan
1,0425 A. A adalah perbandingan antara bilangan 200
dibagi dengan panjang tabung polarimeter yang
DEXTROSI INJECTIO digunakan, dalam mm, yang rnenunjukkan bobot
Injeksi Dekstrosa dalam g, C 6 H 12 0 6.H 20, dalam volume injeksi yang
lnJeksi Glukosa digunakan.

Wadah dan penyimpanan Dalarn wadah dosis


Injeksi Dekstrosa adalah Iarutan steril dekstrosa tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe II.
dalam Air untuk lnjeksi. Mengandung Dekstrosa,
C6H 1p 6 .H20, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. DIAETHYLCARBAMAZINI CITRAS
Injeksi Dekstrosa tidak mengandung bahan anti- Dietilkarbamazin Sitrat
mikroba.

Identifikasi Menunjukkan uji ldentifikasi seperti yang


tertera pada Dekstrosa.
N,N-Dieti/-4-metil-1-piperazinakarboksamida
Endot.oksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,5 unit sitrat (1:1) [1642-54-2]
Endotoksin FI per ml untuk injeksi yang mengandung CIOH21N30.C6H807 BM 391,42
dekstrosa kurang dari 5% dan tidak lebih dari 10,0 unit
Endotoksin FI per ml untuk injeksi yang mengandung Dietilkarbamazin Sitrat mengandung tidak kurang
dekstrosa antara 5% dan 70%. (Catalan Sebelum dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5%
pengujian, encerkan injeksi yang mengandung dekstrosa C10 Hz 1Np.C6 H 80 7, dihitung terhadap zat anhidrat.
lebih dari 10% hingga kadar dekstrosa 10% .]
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau atau
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,5; lakukan penetapan agak berbau; agak higroskopis. Melebur pada suhu
menggunakan 100 ml yang telah ditambahkan 0,30 ml lebih kurang 136° disertai peruraian:_
larutan jenuh kalium klorida P dan jika perlu encerkan
dengan air hingga kadar dekstrosa tidak lebih dari 5%. Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; agak sukar
larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam aseton,
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti dalam kloroform, dan dalam eter.
tertera pada lnjeksi volume kecil. · ·'
Baku pembanding Dietilkarbamazin Sitrat BPFI; tidak
Logam berat <371> Masukkan sejumlah volume boleh dikeringkan sebelum digunakan.
injeksi setara dengan 4,0 g dekstrosa ke dalam wadah
yang sesuai, jika perlu uapkan atau tambahkan air ldentifikasi
hingga 25 mi. Batas logam berat adalah 5 bpj C, A. Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
302 Diaethylcarbarnazini Citratis Compressi I Monografi Fl IV

ldentifikasi Basa Nitrogen Organik <261>. Alat tipe 2: 50 rpm.


B. Menunjukkan reaksi Sitrat seperti yang tertera Waktu: 45 menit.
pada Uji ldentifikasi Umum <291>. Prosedur Lakukan penetapan jumlah
C 10 H 21 N 3 0.C 6 H~0 7 yang terlarut dengan mengukur
Air <1031> Metode.I Tidak lebih dari 0,5%. filtrat larutan uji, jika perlu diencerkan dengan Media
disolusi, dengan cara seperti yang tertera pada
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1% Penetapan kadar, mulai dari: 'Tambahkan 5 ml natrium
hidroksida 5 N .... " dan gunakan asam perk/oral 0,01 N.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan Tolcra11si Oalam waktu 45 menit harus larut tidak
penetapan dengan melarutkan 1,0 g dalam 20 ml air, kurang dari 75% (Q) C 10 H 21 N 30.C 6 Hs0 7 , dari JUmlah
tambahkan 1 ml asam klorida 0,1 N, encerkan dengan yang tertera pada etiket.
air hingga 25 ml, dan campur.
Keseragaman sedi.un <911> Memenuhi syarat.
Cemaran umum<481>
Larutan uji Gunakan pelarut metana/ P. Penetapan kadar Timbang dan serbukkan ticiak
Larutan baku Gunakan pelarut metanul P. kurang dari 20 tablet. Timbang saksama s~jumlah
Fase gerak Buat campuran metana/ P-amonium hi- serbuk tablet setara dengan lebih kurang 750 mg
droksida P (100:1,5). dietilkarbamazin sitrat, masukkan ke dalam tabung
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan sentrifuga dan ekstraksi 6 kali, tiap kali dengan 10 ml
bercak nomor 16. air. Sentrifus setiap hasil ekstraksi, enaptuangkan
beningan melalui kertas saring ke dalam corong
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang pisah 250 mi. Cuci residu pada kertas saring 2 kali,
750 mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P, tiap kali dengan sedikit air. Tambahkan 5 ml natrium
hangatkan sebentar hingga larut. Dinginkan hingga hidroksida 5 N ke dalam kumpulan fitrat, ekstraksi
suhu kamar, tambahkan 10 tetes p-naftolbenzein LP, 2 kali, tiap kali dengan 25 ml kloroform P. Tambahkan
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan pene- lagi 5 ml larutan natrium hidroksida 5 N ke dalam
tapan blangko. lapisan air, ekstraksi 2 kali, tiap kali dengan 25 ml
kloroform P. Saring kumpulan ekstrak kloroform
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan melalui kertas saring, cuci kertas saring 2 kali, tiap kali
39,14 mg C 1,,H11 Np.C 6Hg0 7 dengan sedikit k/oroform P, dan titrasi dengan asam
perklorat 0,1 N LV. Tetapkan titik akhir secara poten-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup siometrik.
rapat.
1 ml asarn perklorat 0,1 N setara dcngan
39,14 mg C 11,H21 Np.C 6H,0 7
DIAETHYLCARBAMAZINI CITRATIS
COMPRESSI Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Tablet Dietilkarbamazin Sitrat rap at.

Tablet Oietilkarbamazin Sitrat mengandung DIAETHYLSTILBESTROLUM


Dietilkarbamazin Sitrat, C 10 H 21 N 3 0.C 6 H 80 7 , tidak Dietilstilbestrol
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
(Catatan Tablet Dietilkarbamazin Sitrat dengan pe-
nandaan hanya rmtuk hewan tidak perlu dilakukan Uji
Disolusi.]

Baku pembanding DietilFarbamazin Sitrat BPFI; tidak a,a'-Dietil-(E)-4,4 '-stilbenediol [56-53-1]


boleh dikeringkan sebelum digunakan. CIBH2(p2 BM 268,35

ldentifikasi Memenuhi syarat seperti yang tertera Oietilstilbestroi mengandung tidak kurang dari 97,0%
pada Identifikasi Basa Nitrogen Organik <261>. dan tidak lebih dari 100,5% C 18 H 20 0 2, dihitung ter-
hadap zat yang telah dikeringkan.
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit,
untuk tablet dengan penandaan hanya untuk hewan. Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau.

Disolusi <1231> Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
Media disolusi: 900 ml air. etanol, dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak
FI IV Monografi I Diazepamum 303

lemak dan dalam alkali hidroksida encer. Lanjutkan iradiasi berturut-turut dengan interval
1 menit sampai 3 menit, ukur serapan pada panjang
Baku pembanding Dietilstilbestrol BPFI; lakukan pe- gelombang 418 nm hingga diperoleh serapan maksi-
ngeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum mum (lebih kurang 0,7). Bila perlu atur geometri alat
digunakan. iradiasi hingga diperoleh reprodusibilitas serapan
maksimum yang baik pada panjang gelombang
Identifikasi 418 run. Dengan cara yang sama, lakukan iradiasi 4 ml
A. Encerkan larutan dalam etanol P yang diguna- Larutan uji, ukur serapan pada panjang gelombang
kan untuk pembuatan Larutan baku dan Larutan uji 418 nm secara berturut-turut dengan interval waktu
yang tertera pada Penetapan kadar, dengan etancol P pendek hingga diperoleh serapan maksimum. Pada
hingga kadar Dietilstilbestrol BPFI dan dietilstilbestrol waktu yang bersamaan ukur serapan Larutan uji dan
masing-masing 10 J.Lg per mi. Ukur serapan Larutan Larrttan baku pada panjang gelombang 418 nm,
baku dan Larutan uji pada rentang panjang gelombang menggJJnakan air sebagai blangko, kurangkan serapan
230 nm hingga 350 run menggunakan etanol P sebagai larutan ini dengan larutan teriradiasi hingga diperoleh
blangko. Spektrum serapan Larutan uji menunjukkan serapan maksimum yang terkoreksi. Hitung jumlah
maksimum dan infleksi tambahan pada panjang dalam J.Lg, C 18H 200 2, per ml Larutan uji, dengan rumus:
gelombang yang sama seperti Larutan baku dan daya
serap Larutan uji pada panjang gelombang serapan
maksimum berbeda tidak lebih dari 3,0% dari serapan
Larutan baku.
B. Spektrum serapan· pada rentang panjang
gelombang 250 nm hingga 450 nm larutan kuning C adalah kadar Dietilstilbestrol BPFI dalam J.Lg per ml
yang diperoleh dari Penetapan kadar setelah iradiasi Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan
Larutan uji menunjukkan infleksi hanya pada panjang maksimum terkoreksi dari Larutan uji dan Larutan
gelombang yang sama dari larutan yang diperoleh baku teriradiasi.
setelah iradiasi Lamtan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Jarak lebur <1021> Antara 169° dan 175°, tetapi ren- rapat, tidak tembus cahaya.
tang antara awal dan akhir melebur tidak lebih dari 4°.

Keasaman-kebasaan Larutan 100 mg dalam 5 ml DIAZEPAMUM


etanol P 70% yang telah dinetralkan: bereaksi netral Diazepam
terhadap kertas lakmus P.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> 7-Kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,


Metode V Memenuhi syarat. 4-benzodiJtzepin-2-on (439-14-5)
Pehzrut Gunakan dimetil sulfoksida P. C 16H 13CIN20 BM284,75

Penetapan kadar Diazepam mengandung tidak kurang dari 98,5% dan


Larutan baku Timbang saksama sejumlah Dietilstil- tidak lebih dari 101,0% C 16H 13ClNp dihitung-terha-
bestrol BPFI, larutkan dan encerkan secara bertahap dap zat yang telah dikeringkan. · · ·
dengan etanol P, hingga kadar Jebih kurang 20 J.Lg
per ml. Campur 25,0 ml larutan ini dengan 25,0 ml Pemerian Serbuk hablur, hampir putih sampai ku-
larutan kalium fosfat dibasa P (1 dalam 55). ning; praktis tidak berbau.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
lakukan seperti yang tertera pada Larutan baku. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
Prosedur {Perhatian Selama pengujian lindungi mala dalam kloroform; larut dalam etanol.
t:hzri cahaya ultraviolet hzngsung.] Masukkan 4 ml Larut-
an baku ke dalam kuvet kuarsa bersumbat, letakkan Baku pembanding Diazepam BPFI; lakukan penge-
lebih kurang 5 em dari lampu merkuri gelombang ringan dalam hampa udara di atas fosfor pentoksida
pendek dan tekanan rendah. mulai dari 2 watt sampai pada suhu 60° selaina 4 jam sebelum digunakan.
20 watt dan lakukan iradiasi selama 5 menit. Ukur 3-Amino-6-kloro-1-metil-4-:fenilkarbostiril BPFI; tidak
serapan pada panjang gelombang maksimum lebih boleh dikeringkan sebelum digunakan. 7-Kloro-1,3-
kurang 418 nm, menggunakan air sebagai blangko. dihidro-5-fenil-2H -1,4-benzodiazepin-2 -on B PFI; tidak
304 Diazepami Compressi I Motwgrafi FIIV

boleh dikeringkan sebelum digunakan. 2-Metilamino- Metode V Memenuhi syarat.


5-klorobenzofenon BPFI; tidak boleh dikeringkan sebe- Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
lum digunakan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
ldentifikasi BOO mg larutkan dalam 75 ml anhidrida asetat P dalam
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah labu Erlenmeyer 250 mi. Titrasi dengan asam perklorat
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, 0,1 N LV seeara potensiometrik, dengan menggunakan
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- elektrode kaea dan elektrode kalomel yang berisi litium
bang yang sama seperti pada Diazepam BPFJ. klorida P jenuh dalam asam asetat glasial P (seperti yang
B. Larutan 5 mg zat per ml aseton P menunjukkan terlera pada Titrimetri <711 >. Lakukan penetapan
reaksi seperti yang tertera pada ldentifikasi secara blangko.
Kromatograft LApis Tipis <281>, dalam bejana kromato-
grafi yang tidak dijenuhkan dengan fase gerak etil 1 mi asam perklorat 0,1 N setara dengan
asetat P-n-heptana P (1:1). 28,48 mg C16H 13CIN2 0

Jarak lebur <1021> Metode I An tara 131° dan 135". Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus eahaya.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udam di atas fosfor
pentoksida P pada suhu 60" selama 4 jam.
DIAZEPAMI COMPRESSI
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Tablet Diazepam
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Tablet Diazepam mengandung Diazepam,
Senyawa sejenis C 16 H 13 CIN 2 0, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
l.Arutan uji Timbang saksama 1,0 g, masukkan ke lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
dalam tabu tentukur 10-ml, larutkan dan eneerkan etiket.
dengan aseton P sampai tanda.
l.Arutan baku (1) l.Arutan 2-Metil-amino-5-kloroben- Baku pembanding Diazepam BPFI; lakukan penge-
zofenon BPFI dalam ascton P (1 dalam 100.000). ringan dalam hampa udara di atas fosfor pentoksida
l.Arutan baku (2) l.Arutan 3-Amino-6-kloro-1-metil-4- pada suhu 60° selama 4 jam sebelum digunakan.
fenil/azrbostiril BPFI dalam aseton P (1 dalam 10.000).
l.Arutan baku(3) l.Arutan 7-Kloro-1,3-dihidro-5-fenii- ldentifikasi
2H-1,4-benzodiazepin-2-on BPFI dalam aseton P (3 dalam A. Waktu retensi relatif puncak utama terhadap
10.000). baku internal dari l.Arutan uji sesuai dengan l.Arutan
Prosedrtr Lakukan seperti yang tertera pada Kroma- baku yang diperoleh pada Penetapan bzdar.
togra.fi. <931>. Totolkan seeara terpisah masing-masing B. Timbang saksama sejumlah massa:·tablet setara
10 J.Lll.Arutan uji, l.Arutan baku (1), (2) dan (3) pada jarak dengan 10 mg diazepam, masukkan ke dalam tabung
yang sama, 2,5 em dari tepi bawah lempeng kromato- sentrifuga 50 ml, tambahkan 2 ml aseton P. Letakkan
grafi eampuran silika gel P 20 em x 20 em setebal tabung sentrifuga dalam tangas ultrasonik selama
0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kroma- 5 menit, kemudian sentrifus. Sebagai l.Arutan uji guna-
tografi yang berisi fase gerak etil asetat P dan n-heptana P kan 100 Jll beningan dan sebagai l.Arutan baku gunakan
(1:1) hingga merambat 15 em di atas garis penotolan. 100 111 larutan Diazepam BPFI 5 mg per ml dalam
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap. Amati aseton P, fase gerak adalah campuran etil asetat P dan
bercak di bawah cahaya ultraviolet 254 nm dan n-heptana P (1:1). Lakukan seperti yang tertera pada uji
semprot dengan larutan campuran segar (1:1) larutan Identijilazsi B dalam Diazepam.
besi(lll) klorida P (1 dalam 10) dan bzlium heksasiano-
ferat(Ill) P (1 dalam 20): tidak ada satupun bereak Disolusi <1231>
selain bercak utama yang lebih besar ukuran atau Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
intensitasnya dibandingkan dengan bercak utama Ahlt tipe 1: 100 rpm.
l.Arutan baku. Harga R1 semua bercak l.Arutan uji sesuai Waktu: 30 menit.
dengan lArutan baku yang menunju{tkan tidak lebih Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 16fluCINp,
· dari 0,01 'Yo 2-metilamino-5-klorobenzofenon, tidak yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
lebih dari 0,1 'Yo 3-amino-6-kloro-1-metil-4-fenilkarbo- uji dan serapan larutan baku Diazepam BPFI dalam
stiril dan tidak lebih dari 0,3'Yo 7-kloro-1,3-dihidro-5- media yang sama pada panjang ge~ombang serapan
fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on. maksimum lebih kurang 242 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> kurang dari 85% (Q) C 16H 13CIN20, dari jumlah yang
FIIV Monografi I Diaze-pami Injectio 305

tertera pada etiket. DIAZEPAMI INJECTIO


lnjeksi Diazepam
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Injeksi Diazepam adalah larutan steril diazepam
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada dalam pelarut yang sesuai. Mengandung Diazepam,
Kromatografi <931>. C 16H 13CIN 20, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Fase gerak Buat campuran metanol P-air (65·35), dari 110,0% dari jumlah yang tcrtera pada etiket.
saring dan awaudarakan. Jika perlu Jakukan penye-
suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera Baku pembanding Diazepam BPFI; lakukan pe-
pada Kromatografi <931>. ngeringan dalam hampa udara di atas fosfor pentok-
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 50 mg sida pada suhu 60° selama 4 jam, sebelum digunakan.
etilparaben dan masukkan ke dalam labu tentukur Endotoksin BPFI.
200-ml. Larutkan dan encerkan dengan metanol P
sarnpai tanda. ldentifikasi
iarutan baku Timbang saksama sejumlah Diaze- A. Waktu retensi relatif puncak utama terhadap
pam BPFI, larutkan dan jika perlu encerkan secara baku internal dari lArutan uji sesuai dengan Lanttan
bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang baku, yang diperoleh pada Penetapan kadar.
1 mg per mi. Pipet 5 ml larutan ini dan 5 ml Larutan B. Masukkan sejumlah volume injeksi setara
baku internal ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan lebih kurang 10 mg diazepam ke dalam corong
dengan metanol P sampai tanda. (Kadar Larutnn baku pisah, tambahkan 20 ml air, kocok. Tambahkan 20 ml
lebih kurang 0,2 mg Diazepam BPFI pl"r mi.) kloroform P, kocok kuat-kuat selama 2 menit. Saring
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang lapisan kloroform melalui lebih kurang 5 g natrium
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk sulfat anhidrat P ke dalam gelas piala. Bilas natrium
tablet setara dengan lebih kurang 10 mg diazepam, sulfat dengan 20 ml kloroform P, kumpulkan hasil
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan bilasan dalam gelas piala. Uapkan ekstrak kloroform
10,0 ml Larutan baku internal, kemudian tambahkan di atas tangas uap dengan dialiri udara sampai volume
lebih kurang 25 ml metanol P. Kocok selama 30 menit, lebih kurang 5 mi. Angkat gelas piala dari tangas uap,
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Saring, dan uapkan ekstrak kloroform dengan dialiri udara
buang 10 ml filtrat pertama. lagi sampai kering. Larutkan residu dalam 20 ml eter
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera anlridrat P, saring, uapkan filtrat dengan aliran udara
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja sampai kering. Kerok lapisan tipis berminyak dengan
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom spate! dan keringkan dalam hampa udara di atas fosfor
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran pentoksida P pada suhu 60° selama 4 jam. Spektrum
lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan kromatografi serapan inframerah residu yang didispersikan dalam
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada panjang gelombang yang sama seperti pada
tidak lebih dari 2,0%, dan resolusi, R, antara etilpara- Diazepam BPFI.
ben dan diazepam tidak kurang dari 4,5.
Prosedrtr Suntikkan secara terpisah sejumlah Endotoksiri bakteri <201> Tidak lebih dari 11,6 unit
volume sama (lebih kurang 5 Jll) lArutan baku dan Endotoksin Fl per mg diazepam.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif etil- pH <1071> Antara 6,2 dan 6,9.
paraben dan diazepam berturut-turut adalah lebih
kurang 1 dan 2. Hitung jumlah dalam mg, Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
C 16 H 13CIN 20, dalam serbuk tablet yang digunakan pada lnjectiones.
dengan rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran metanol P dan air (65:35),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan pe-
C adalah kadar Diazepam BPFI dalam mg per ml nyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang ter-
lArutan baku; Ru dan R5 berturut-h.irut adalah perban- tera pada Kromatografi <931>.
dingan respons puncak diazepam dan etilparaben lArutan baku internal[Catatan lArutan harus dibuat
dalam lArutan uji dan lArutan baku. segar}. Buat larutan p-tolualdehida dalam metanol P
hingga kadar lebih kurang 0,3 j.Ll per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan baku Timbang saksama sejumlah Diazepam
.~apat, tidak tembus cahaya. BPFI larutkan dalam metanol P, jika perlu encerkan
306 Dibekacini Sulfas I Monografi Fl IV

secara bertahap dengan metanol P, hingga kadar lebih 0-3-Amino-3-deoksi-a-D-glukopiranosil-(1--+6)-0-{2,6-


kurang 1 mg per mi. Pipet 5 mllarutan ke dalam labu diamino-2,3,4,6-tetradeoksi-a-eritro-heksapiranosil-
tentukur 25-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku inter- (1-+1)-2-deoksi-0-streptamina sltlfat [58580-55-5]
nal, encerkan dengan metanol P sampai tanda. (Kadar CJsHstJPs·xH2SO 4
Larutan baku lebih kurang 0,2 mg Diazepam BPFI per
ml). Dibekasin Sulfat adalch garam sulfat dari dibekasin,
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume setara yang dibuat dengan penambahan tidak lebih dari
dengan lebih kurang 10 mg diazepam, masukkan ke 2 mol asam sulfat pada dibekasin. Mengandung tidak
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan kurang dari 630 ~g dibekasin per mg.
lxlku internal, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Pemerian Serbuk putih hingga putih kekuningan;
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tidak berbau; rasa sedikit pahit.
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; praktis
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
tidak larut dalam metanol, dalam etanol, dalam ase-
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
ton, dalam eter dan dalam kloroform.
yang tertera pada Prosedur. Waktu retensi relatif
p-tolualdehida dan diazepam berturut-turut adalah
lebih kurang 0,5 dan 1,0, faktor ikutan puncak diaze- Baku pembandirig Dibekasin Sulfat BPFI; lakukan
pam tidak lebih dari 2,5; resolusi, R, antara puncak pengeringan, pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
p-tolualdehida dar. diazepam tidak kurang dari 3,5 pada suhu 60° sebelum 3 jam.
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%. ldentifikasi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume A. Larutkan 50 mg dalam 1 ml air, tambahkan
sama (antara 10 ~I dan 20 ~I) Larutan baku dan Larutan 2 tetes larutan a-naftol P dalam larutan etanol P (1
uji ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. dalam 5) dan 2 ml asam sulfat P, kocok: terjadi warna
Hitung jumlah dalam mg, C 16H 13CIN 20, dalam tiap ml coklat kemerahan. Warna berubah menjadi merah-
larutan injeksi dengan rumus: ungu bila larutan dididihkan.
B. Larutkan 20 mg dalam 2 ml dapar fosfat 1/15 M
C Ru pH 5,6 kemudian tambahkan 1 ml ninhidrin LP dan
50(-)(-) didihkan: terjadi warna ungu biru.
V R5 C. Tambahkan 1 tetes barium klorida LP ke dalam
5 mllarutan dibekasin sulfat (1 dalam 50): terbentuk
C adalah kadar Diazepam BPFI dalam mg per ml kekeruhan putih.
Larutan baku; V adalah volume larutan injeksi yang D. Lakukan Kromatografi Lapis Tipis seperti yang
digunakan C.alam ml; Ru dan R 5 berturut-turut adalah tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
perbandingan respons puncak diazepam dan p-tolu- masing 5 ~I larutan dalam air yang mengandung
aldehida dalam Larutan uji dan Larutan baku. (1) Zat uji 20 mg per ml dan (2) Dibekasin Sulfat BPFI
20 mg per ml, pada jarak yang sama, pada lempeng
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
terlindung dari cahaya. dijenuhkan dengan fase gerak amonium hidroksida P
metanol P (1:1) dan biarkan fase gerak merambat
15 em dari garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan
DIBEKACINI SULFAS fase gerak menguap dan semprot lempeng dengan
Dibekasin Sulfat larutan ninhidrin P 0,2% dalam butanol P jenuh air.
Panaskan pada suhu lebih kurang 100° selama
10 menit: hatga R1 (lebih kurang 0,65) bercak ungu-
coklat dari larutan (1) sesuai dengan yang diperoleh
dari larutan (2).

Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan


menggunakan dosis uji 1 ml per kg yang mengandung
10 mg per ml dalam Air untuk Injeksi.

Daya hipotPnsif <191> Memenuhi syarat; lakukan


penetapan menggunakan larutan 3,0 mg per mi.

Toksisitas abnormal Memenuhi syarat seperti yang


Fl IV Monografi I Dibucaini Hydrochloridum 307

tertera pada Uji Reaktivitas Biologi secara in-vivo <251>; B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
lakukan penetapan menggunakan larutan 1,0 mg 100.000) dalam asam klorida 1 N menunjukkan maksi-
per mi. mum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Dibukain Hidroklorida BPFI; daya
Sterilitas <71 > Memenuhi sya rat. serap m·asing-masing dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan, pada panjang gelombang serapan
pH <1071> 6,0 sampai g,o; lakukan penetapan meng- maksimum Jebih kurang 247 nm berbeda tidak lebih
gunakan larutan SO mg per mi. dari 3,0%.
C. Larutan zat menunjukkan reaksi Klorida cara A,
Potensi Lakukan penetapan dengan Metode lempeng B dan C seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi
silinder seperti yang tertera pada Penetapan Potensi Umum <291>, jika diuji seperti untuk alkaloid hidro-
Antibiotik secara Mikrobiologi <131>. klorida.
Media Gunakan media seperti yang tertera pada
Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>. Susut pengeringan <1121> Tidak Jebih dari 2,0%;
Mikroba uji Gunakan Bacillus subti/is ATCC 6633. lakukan pengeringan pada suhu goo selama S jam.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Dibekasin Sulfa/ BPFl, larutkan dalam dapar fosfat 0,5% Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
pH 6,0, hingga kadar 400 llg per mi. Larutan ini dapat
disimpan pada suhu antara so dan 1S selama 30 hari.
0 Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis
Pipet sejurnlah volume larutan ini, encerkan dengan tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
dapar fosfat 0,1 MpH 8,0 hingga aras dosis tengah lebih Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
kurang S Jlg per mi. larutkan dalam k/oroform P hingga kadar 40,0 ing
Larutan ttji Timbang saksama lebih kurang 20 mg, per mi.
larutkan dalam air hingga kadar 400 llg per ml. En- Lamtan baku Timbang saksama sejumlah Dibukain
cerkan larutan ini dengan d!lpar fosfat 0,1 M pH 8,0 Hidroklorida BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga
hingga aras dosis tengah lebih kurang S f!g per ml. kadar lebih kurang 40 mg per ml.
Enceran larutan baku Encerkan secara bertahap
sejumlah volume Larutan baku hingga diperoleh Jarutan
DIBUCAINI HYDROCHLORIDUM dengan kadar 40 1-1g, 120 f!g, dan 200 llg per ml yang
Dibukain Hidroklorida sesuai dengan 0,1 %, 0,3% dan O,S% dari Larutan baku.
Pros:•dur Totolkan ke S larutan secara terpisah
masing-masing 5 Ill Larutan uji, Lamtan baku dan
2-Butoksi-N-(2-(dietilamino)etil}sinkoninamida Enceran /anttan baku pada.lempeng kromatografi silika
monohidroklorida (61-12-1] gel 20 em x 20 em setebal 0,2S mm. Masukkan Iempeng
C20H 29N 30 2.HCI BM 379,93 ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
dengan fase gerak toluena P-as~ton P-metanol P-
Dibukain Hidroklorida mengandung tidak kurang amonium hidroksida P (50:30:S:l) hingga merambat lebih
dari 97,0% dan tidak lebih dari 100,5% kurang tiga per empat tinggi Iempeng. Angkat lem-
C 20 H 19 N 30 2 .HCI, dihitung terhadap zat yang telah peng, biarkan sampai kering. Semprot lempeng
dikeringkan. dengan larutan (1 dalam 200) kalium bikromat P dalam
larutan asam sulfat P (1 dalam S). Panaskan lempeng di
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih hingga dalam oven pada suhu 140° selama 10 menit, amati di
hampir putih; tidak berbau. Agak higroskopis, ter- bawah cahaya ultraviolet 254 nm: harga R1 warna dan
papar cahaya menjadi gelap. intensitas bercak utama Larutan uji sesuai dengan
Larutan baku; jumlah intensitas bercak lain selain
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol, bercak utama dari Larutan uji tidak lebih dari 1,0% dan
dalam aseton, dan dalam kloroform. Larutan dalam tidak ada satupun bercak lain lebih besar dari O,S%
air, pH lebih kurang 5,S. dari bercak utama Larutan baku, dengan cara mem-
bandingkan dengan bercak dari Enceran larutan baku.
Baku pembanding Dibukain Hidroklorida BPFI; laku-
kan pengeringan pada suhu goo selama S jam sebelum Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
digunakan. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
ldentifikasi Fase gerak Larutkan 1,20 g natrium lauril suifat P,
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 0,20 g natrium asetat P dan 2,0 ml trietilamina P dalam
dikeringkan dan didispersikan c!alam minyak mineral P, 300 ml air. Tambahkan asam asetat glasial P hingga pH
menunjukkan maksimum hanya pada panjang S,6, tambahkan 700 ml metanol P, campur, dan saring
gelombang yang sama seperti pada Dibukain Hidro- melalui penyaring yang sesuai dengan porositas
klorida BPFI. O,S ~m a tau lebih kecil. Jika perlu Iakukan penyesuaian
308 Didoxacillinum Natricum I Monografi - FI IV

menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Dikloksasilin Natrium mengandung setara dengan ti-
Kromatografi <931>. dak kurang dari 850 Jlg Dikloksasilin, C19H 17Cl2N 30 5S,
Pelarut campur Buat campuran metar~ol P dan air per mg.
(70:30)
l.Arutan baku Timbang saksama sejumlah Dibukain
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Pelarut campur, Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih.
hingga kadar lebih kurang 1 mg per mi. Saring melalui
penyaring yang sesuai dengan porositas 0,5 Jlm atau Kelarutan Mudah larut dalam air_
lebih kecil.
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg Baku pembanding Diklaksasilin Natrium BPFI; tidak
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan boleh dikeringkan sebelum digunakan_
Pelarut campur sampai tanda dan campur. Saring
melalui penyaring yang sesuai dengan porositas Identifikasi
0,5 Jlm atau lebih kecil. A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
Sistem kromatagrafi Lakukan seperti yang tertera persikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksi-
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja mum hanya pada panjang gelombang yang sama
tinggi yang dilengkapi dengan detektor 254 nm dan seperti pada Diklaksasilin Natrium BPFI.
kolom 3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju B. Pijarkan lebih kurang 100 mg, larutan sisa
aliran lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kroma- pemijaran (1 dalam 20) dalam asam asetat P memberi-
tografi terhadap Larutan baku, dan rekam respons kan reaksi Natrium seperti tertera pada Uji Identifikasi
puncak seperti yang tertera pada Prasedur: efisien~i Umum <291>.
kolom, ditetapkan dari puncak analit adalah tidak
kurang dari 1500 lempeng teoritis, faktor ikutan untuk Sifat hablur <1091> Memenul.i syarat.
puncak analit tidak lebih dari 3,0 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%. pH <1071> Antara 4,5 dan 7,5; lakukan penetapan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah menggunakan larutan 10 mg per mi.
volume sama (lebih kurang 10 Jll) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons Air <1031> Metade I Antara 3,0% dan 5,0%
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
C 20 ~N 30 2 .HCI, dengan rumus: Dimetilanilina Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang
ru tertera pada Kromatagrafi <931>.
lOOC ( - J Larutan baku internal Timbang sejumlah naftalena,
larutkan dalam siklalleksana P hingga kadar lebih
kurang 50 Jlg per mi.
C adalah kadar Dibukain Hidroklorida BPFI dalam mg Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
per mll.Arutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah 50,0 mg N,N-dimetilanilina, masukkan ke dalam labu
respons puncak l.Arutan uji dan Larutan baku. tentukur 50-ml, tambahkan 25 ml asam klorida 1 N,
goyangkan hingga larut, encerkan dengan air sampai
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup tanda. Pipet 5 ml larutan, masukkan ke dalam labu
rapat, tidak tembus cahaya. tentukur 250-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Masukkan 1,0 mllarutan ini ke dalam tabung sentri-
fuga yang sesuai, tambahkan 5,0 ml natrium hidrok-
sida 1 N dan 1,0 ml l.Arutan baku internal, kocok kuat
_DICLOXACILLINUM NATRICUM sebma 1 menit dan sentrifus. Gunakan beningan.
Dikloksasilin Natrium l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,0 g,
masukka~ ke dalam tabung sentrifuga yang sesuai,

H. COONa
tambahkan 5,0 ml natrium hidraksida 1 N, goyangkan
C1 o..,. H";)...__ -CH1 hingga larut dan tambahkan 1,0 ml Larutan baku inter-
CONH-·l
L!l rcH, •HzO
S
nal, kocok kuat selama 1 menit dan sentrifus. Gunakan
beningan.
Cl '0 CHI H H
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
Natrium (2S,SR,6R)-6-(3-(2,6 diklorofenil)-5-metil- dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 2 mm x 2m
4-isoksasollauboksamido]-3,3-dimetil-7-okso-4-tia- berisi bahan pengisi 3% fase cair G3 pada partikel
1-azabisiklo(3,2,0]heptana-2-karbaksilat penyangga SlA tersilanisasi pertahankan suhu kolom
monohidrat [134i2-64-1] pada 120°. Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa
C 19 ~ 6Cl2 N 3 Nao;;.Hp BM 510,32 dengan laju aliran lebih kurang 30 ml per menit.
Anhidrat [343-55-5] BM 492,32 Prasedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
FIIV MonC!grafi I Dicloxacillinum Natricum Sterile 309

volume sama (lebih kurang 20 1!1) Larutan baku dan DICLOXACILLINUM NATRICUM
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons STERILE
puncak utama. Perbandingan respons puncak dimetil- Dikloksasilin Natrium Steril
anilina terhadap naftalena yang diperoleh dari Larutan
uji tidak lebih besar dari Larutan baku.
Dlkloksasilin Natrium Steril adalah Dikloksasilin
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Natrium yang sesuai untuk penggunaan parenteral.
Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Mengandung setara dengan tidak kurang dari 850 l!g
Kromatograft <931>. Dikloksasilin, C 19 H 17Cl 2 N 30 5S per mg. Bila dikemas
Larutan pengencer Larutkan 5,44 g kaJium fosfat untuk sediaan, mengandung tidak kurang dari
monobasa P dalam air sampai 2000 ml, atur pH hingga 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% Dikloksasilin,
5,0 ± 0,1 dengan penambahan kalium hidroksida 8 N. C 19 H 1;CI 2N30 5S, dari jumlah yang tertera pada etiket.
Fase gerak Buat campuran Larutan pengencer - ascto-
nitril P (1500:500), saring dan awaudarakan. Jika perlu Baku pembanding Dikloksasilin Natrium BPFI; tidak
lakukan penye!'uaian menurut Kesesuaian sistem seperti boleh dikeringkan sebelum digunakan. Endotok-
yang tertera pad a Kromatografi <931 >. Peningkatan sin BPFI.
kadar asetonitril akan menurunkan waktu retensi
dikloksasilin. Larutan terkonstitusi Pada saat penggunaan Larutan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Dikloksa- terkonstitusi dibuat dari Dikloksasilin Natrium Steril
silin Natrium BPFI, larutkan dalam Larutan pengencer yang memenuhi syarat untuk Larutan terkonstitusi
hingga kadar lebih kurang 1,1 mg per ml. [Catatan pada lnjecticnes.
Gunakan Larutan baku ini segera atau masukkan ke dalam
lemari pendingin dan gunakan pada ha1·i yang sama.} Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 16,70 unit
LaTIItan uji Timbang saksama lebih kurang 230 mg, Endotoksin Fl per mg dikloksasilin.
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan
Laruta11 pengencer sampai tanda. Aduk dengan peng- Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
aduk magnetik selama 5 menit hingga larut. [Catalan dengan Prosedur uji menggunalam penyaringan rnembran,
Gunakan Larutan uji ini segera atau simpan dalam pen- menggunakan 6 g zat yang secara aseptik dilarutkan
dingin dan gunakan pada hari yang sama.} dalam 200 ml Cairan A.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja pH <1071> Antara 4,5 dan 7,5; lakukan penetapan
tinggi dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom menggunakan larutan mengandung 10 mg per ml,
4,6 mm x 25 em yang berisi bahan pengisi L1. Laju atau bila dikemasan untuk sediaan, gunakan larutan
aliran lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromato- terkonstitusi seperti yang tertera pada etiket.
grafi terhadap Larutan baku. Rekam respons puncak
seperti yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k', Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
untuk dikloksasilin antara 4 dan 11, efisiensi kolom yang tertera pada Penetapan Volume Injtksi tfalam
tidak kurang dari 700 lempeng teoretis, faktor ikutan Wadah <1131>.
puncak analit tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Syarat lain Memenuhi syarat Identifikasi, Air, dan Sifot
Prosedur Suntikkan secara terpl.sah sejumlah · Hablur seperti yang tertera pada Dikloksasilin Natrium.
volume sama (lebih kurang 10 111) Larutan baku dan Juga memenuhi syarat Keseragaman Sediaan <911> dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons Penandaan pada lnjectiories.
puncak utama. Hitung jumlah dalam J.Lg dikloksasilin,
C 1,H 17C~N 305 S per mg, dengan rumus: Penetapan kadar Lakukan penetapan dengim cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
CE ru Kromatograft <931>.
200 ( - ) ( - ) Lnrutan pengencer, Fase gerak, Larutan baku, Sistem
W r5 _ kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
Penetapan klldar dalam Dikloksasilin Natrium.
C adalah kadar Dikloksasilin Natrium BPFI dalam mg Larutan uji 1 Lakukan seperti yang tertera pada
per ml LaTIItan ·baku; E adalah kesetaraan dikloksasilin Larutan uji pada Penetapan klldar dalam Dikloksasilin
dalam J.Lg per mg Dikloksasilin Natrium BPFI; W adalah Natrium.
bobot zat yang digunakan dalam mg; rU dan rS bertu- Larutan uji 2 (Sediaan dalam kemasan untuk
rut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larut- sediaan dalam wadah dosis tunggal) Konstitusikan
an baku. dikloksasilin natrium steril dalam volume Larutan
pengencer, ukur saksama setara dengan volume pelarut
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup yang tertera pada etiket. Ambil sebanyak mungkin isi
rapat. menggunakan alat suntik yang dilengkapi jarum
310 Dicloxacillini Natrici Caps•lae I Mol!ografi FI IV

hipodermik, dan encerkan dengan LaT!ltan pengencer 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% seperti yang tertera
secara kuantitatif hingga diperoleh larutan dengan pada etiket.
kadar lebih kurang 1 mg dikloksasilin per ml [Catalan
Gunakan Larutan uji 2 dengan segera atau simpan di Ieman Baku pembanding Dik/oksasi/in Natrium BPFI; tidak
pendingin dan gmwkan pada han yang sama.) boleh dikeringkan sebelum digunakan.
LaTIItan UJi 3 (Untuk sediaan yang menyebutkan
jumlah dikloksasilin dalam sejumlah volume larutan ldentifikasi Kromatogram Lamtan uji yang diperoleh
terkonstitusi seperti yang tertera pada etiketl Timbang pada Penetapan kadar menunjukkan puncak utama
saksama sejumlah zat, konstitusikan dalam volume dikloksasilin dengan waktu retensi sesuai dengan
LaTIIIan pengencer dan ukur saksama setara dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
volume pelarut seperti yang tertera pada etiket. Ukur
saksama sejumlah volume larutan terkonstitusi, Disolusi <1231>
encerkan dengan Larutan pcngwcer secara kuantitatif Media disolusi: 900 ml air.
hingga diperoleh larutiln dengan kadar lebih kurang A/at tipe 1: 100 rpm.
1 mg dikloksasilin per mi. /Catatarz Gunakan Larutan Wakt11: 45 menit.
uji 3 dengar. segc;a atau si111pan di il•nzari pcndingin Prosedur Lakukan penetapan jumlah
sebclum digwzakan pada han yang sama.) C 10 H 17 Cl~N;0 5 5, yang terlarut dengan mengukur
Prosedur Lakukan menurut Prosedztr seperti yang serapan filtrat larutan uji, jika perlu encerkan dengan
tertera pada Penetapan kadar dalam Dikloksasilin Media disolusi, dan serapan larutan baku Dik/oksasilin
Natrium. Hitung jumlah dikloksasilin, C 19 H 17Cl 2 N 3 0~5 Natrium BPFI dalam media yang sama.
dalam J..Lg per ml, Dik/oksasilin Natrium Steril dari Tohrausi Dalam waktu 45 n~e:nit harus Jarut tidak
Larutan uji 1, dengan rumus: kurang dari 75% (Q) C 19 H 17Cl 2 N 3 0:;S, dari jumlah
yang tertera pada etiket.
CE 'u
200 ( - ) ( - )
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
W 's

C adalah kadar Dikloksasilin Natrium BPFI, daiam mg Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5,0%.
per ml Larutan baku; E adalah kesetaraan dikloksasilin
dalam J..Lg per mg Dik/oksasilin Natrium BPFI; W adalah Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
bobot, dalam mg dikloksasilin y=mg digum:.kan; .•11 dar, Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
r5 berturut-turut adalah respons puncak dikloksasilin Kromatografi <931>.
dari Larztlan 11ji dan Laruta11 baku. Hitung jumlah, Larutan pengencer, Fase gerak, Larzztan baku dan
dalam mg, dikloksasilin, C 19 H 17Cl 2 N 3C 5S, yang Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
diambil dari wadah atau volume larutan terkonstitusi Penetapan kadar dalam Dikloksasilin Natrium.
yang digunakan, dengan rumus: Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari
10 kapsul keluarkan isi scmua kapsul dan campur,
L CE r 11 bersihkan dan timbang saksama cangkang kapsul,
(-)(--)(-) hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksarna
D 1000 r5 sejumlah isi kapsul setara dengan lebih kurang 200 rng
dikloksasilin, C 19 H 17Cl 2N 30 5S, masukkan ke dalam
L adalah jumlah dikloksasilin, C 19 H 17Cl 2 N 30 5 S, labu tentukur 200-ml, encerkan dengan Larutan
dalam mg seperti yang tertera pada etiket, dalam pengencer sampai tanda, aduk selama 10 menit dengan
wadah atau dalam volume larutan terkonstitusi yang pengaduk magnetik. Saring dan huang 5 ml filtrat
digunakan; D adalah kadar dikloksasi!in, dalam mg pertama, tampung lebih kurang 25 mi. Gunakan
per ml Larutan uji 2 atau Larutan uji 3 seperti yang beningan ini sebagai Larutan uji [Cntatan Gunakan
tertera pada eti"ket wadah atau volume larutan ter- Larutan uji dengan segera atau simpan dalam lemari
konstitusi yang digunakan, dan pengencerannya. pendingin dan gunakan pada hari yang sama].
Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Padat- seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam Diklok-
an Steril sepertiyang tertera pada Injectiones. sasilin Natrium. Hitung jumlah dikloksasilin natrium,
C 19 H 17Cl 2 N 3 0 5S, dalam mg dari isi kapsul yang di-
gunakan dengan rurnus:
DICLOXACILLINI NATRICI CAPSULAE ru
Kapsul Dikloksasilin Natrium 0,2 CE ( - )
rs

Kapsul Dikloksasilin Natrium mengandung Dikloksa- C adalah kadar Dikloksasilin Natrium BPFI dalam mg
silin Natrium, C 19 H 17Cl 2 N 3 0 5S, tidak kurang dari per ml Larutan baku; E adalah kesetaraan dikloksasilin,
FIIV Monografi I Dicumarolum 311

dalam ~g per mg Dikloksasilin Natrium BPFI; ru dan r5 segar dan bebas gelembung udara, setara dengan lebih
berturut-turut adalah respons puncak dikloksasilin kurang 125 mg dikloksasilin (C 19 H 17C~N 305S), masuk-
dari l.Anttan uji dan Larutan baku. kan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan
20,0 ml dimetilformamida P, 5,0 ml etanol P, aduk selama
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah yang ter- 15 menit, tambahkan 50,0 ml Larutan dapar, aduk
tutup rapat. selama 15 menit. Sentrifus selama 15 menit, saring
lebih kurang 30 ml beningan, huang 5 ml filtrat
pertama. [Catatan Lanttan ini harus segera digunakan
DICLOXACILLINUM NATRICUM PRO atau disimpan dalam lemari pendingin dan digunakan pada
SUSPENSIONE ORALE hari yang sama.]
Dikloksasilin Natrium untuk Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
Suspensi Oral tertera pada Penetapan kadar dalam Dik/oksasilin Na-
trium. Hitung jumlah dalam mg, C 19 H 17CI 2 N 3 0~S,
dalam· suspensi yang digunakan, dengan rum us:
Dikloksasilin Natrium untuk Suspensi Oral adalah
campuran kering Dikloksasilin Natrium dengan satu CE ru
atau lebih dapar, pewarna, pengaroma dan (125 + V)( )(--)
pengawet yang sesuai. Mengandung Dikloksasilin, 1000 V r5
C 19 H 17 CI 2 N 3 0~S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 120,0%, dari jumlah yang tertera pada V adalah volume suspensi yang digunakan dalam ml;
etiket. r u danr$ berturut-turut adalah respons puncak l.Arutan
uji dan lArutan baku.
Baku pembanding Dikloksasilin Natrium BPFI; tidak
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama diklok-
sasilin kromatogram Larutan uji sesuai dengan
kromatogram Larutan baku seperti tertera pada pada DICUMAROLUM
Penetapan kadar. Dikumarol
Volume terpindi<hkan -::1261> Memenuhi syarat.

pH <1071> Antara 4,5 dan 7,5; lakukan penetapan


menggunakan suspensi yang dibuat dengan cara 3.3 '-Metilenabis(4-hidroksikumarin) [66-76-2]
seperti yang tertera pada etiket. C19H 120 6 BM 336,30

Air <1031> Metvde! Tidak l~bih dari 2,0%. Dikumarol mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
tidak lebih dari 101,0% C 19 H 1206' dihitung terhadap
Keseragaman sediaan <911> Untuk zat padat yang di- zat yang telah dikeringkan.
kemas dalam wadah dosis tunggal: Memenuhi syarat.
Pemerian Serbuk hablur putih atau putih krem; bau
Penetapan kadar enak lemah; rasa agak pahit. Melcbur pada suhu lebih
lArutan pengencer, Fase gerak dan Sistem kromato- kurang 290°.
grafi Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan
kadar dalam Dikloksasilin Natrium. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol
lArutan dapar Gunakan Dapar nomor 1 seperti yang dan dalam eter; sukar larut dalam kloroform dan
tertera pada Dapar fosfat dan lArutan lain dalam Pene- segera larut dalarn larutan alkali hidroksida.
tapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang Baku pembanding Dikumarol BPFI; lakukan penge-
100 mg Dikloksasilin Natrium BPFI, masukkan ke dalam ringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelwn digunakan.
labu tentukur 100-ml, tambahkan 20,0 ml dimetilfor-
mamida P, 5,0 ml etanol P dan 20 ml l.Arutan dapar dan Identifikasi
aduk selama 5 menit dengan pengaduk magnetik, A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
encerkan dengan l.Arutan dapar sampai tanda. [Catatan persikan dalam kalium bromida p menunjukkan maksi-
Larutan ini harus segera digunakan atau disimpan dalam mum hanya pada panjang gclombang yang sama
lemari pendingin dan digunakan pada hari yang sama.} seperti pada Dikumarol BPFI.
Larutan uji Konstitusikan Dikloksasilin Natrium B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
untuk Suspensi Oral seperti yang tertera pada etiket. 100.000) dalam kloroform P menunjukkan maksimum
Ukur saksama sejumlah volume suspensi yang dibuat dan minimum pada panjang gelombang yang ·sama
312 Dicydomini Hydrochloridum I Monografi FIIV

seperti pada Dikumarol BPFI. Pemerian Serbuk hablur halus, putih; praktis tidak
berbau; rasa sangat pahit.
Keasaman Kocok 500 mg dalam 10 ml air selama
1 menit, saring: untuk menetralkan filtrat diperlukan Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam etanol
tidak lebih dari 0,50 ml natrium hidroksida 0,020 N, dan dalam kloroform, sangat sukar larut dalam eter.
menggunakan merah metil LP sebagai indikator.
Baku pembanding Disiklomin Hidroklorida BPFI; laku-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; kan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebe-
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. lum ·digunakan.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,25%. ldentifikasi


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Cemaran umum <481> dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Larutan uji Buat larutan 5 mg per ml dalam kloro- menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge-
fonn P. lombang yang sama seperti pada Disiklomin Hidro-
Larutan baku Larutan Dikumaro/ BPFI 0,025 mg klorida BPFI.
per ml; 0,05 mg per ml dan 0,1 mg per ml dalam kloro- B. Campur lebih kurang 5 ml larutan (1 dalam
fonn P. 500) dengan lebih kurang 2 ml asam nitrat 2 N, tam-
Fase gerak Campuran k/oroform P-metanol P-asam bahkan lebih kurang 2 ml perak nitrat LP: terbentuk
asetat glasial P (95:5:5). endapan putih yang tidak larut dalam asam nitrat P
PrCisedur Lakukan penetapan seperti yang tertP.ra tetapi larut dalam amonium hidroksida 6 N sedikit
pada Prosedur dalam Cemaran Umum <481>, kecuali berlebih.
menggunakan petunjuk berikut ini untuk mengering-
kan lempeng sebelum dan sesudah eluasi. Totolkan Jarak lebur Metode I <1021> Antara 169° dan 174°.
Larutan uji dan Larutan baku, keringkan lempeng pada
suhu 105° selama 10 menit, dinginkan, lakukan kroma- pH <1071> Antara 5,0 dan 5,5; lakukan penetapan
tografi dan angkat Jempeng dari bejana. Biarkan menggunakan larutan (1 dalam 100).
kering di udara, keringkan lempeng pada suhu 105°
selama 10 menit, dan dinginkan. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
be::-cak nomor 16; kemudian k~ringkan lempeng dan
semprot dengan kanji LP. Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg
dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang intensif dari Larutan padanan D.
400 mg, larutkan dalam 50 ml n-butilaminn P. Tambah-
kan 3 tetes larutan jenuh azo violet P dalam metanol P Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
dan titrasi dengan natrium metoksida 0,1 N LV sampat Metode I Memenuhi syarat.
wama biru; hindarkan absorpsi karbon dioksida dari
udara .. Lakukan penetapan blangko. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
600 mg, larutkan dalam 70 ml asam asetat glasial P,
1 ml natrium metoksida 0,1 N seU!ra dengan
tambahkan 10 ml raksa(ll) asetat LP dan 1 tetes kristal
16,81 mg C1,H120 6
violet LP. litrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. wama biru. Jika perlu lakukan penetapan blangko.

1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan


DICYCLOMINI HYDROCHLORIDUM 34,60 mg C 1 ,H~02"HCI
Disiklomin Hidroklorida
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
•HCI

DIGITALIS FOLIUM
2-(Dieti/amino)etil [bisikloheksil]-1-karboksi/at Daun Digitalis
hidroklorida [67-92-5]
. C 1JiasN02.HCl BM345,95
Daun Digitalis adalah daun kering dari Digitalis pur-
Disiklomin Hidroklorida mengandung tidak kurang pureaLinn~ (Familia Scrophu/arillceae). Potensi 100 mg
dari 99,0% dan tidak lebih dari 102,0% Daun Digitalis setara dengan tidak kl.U"ang dari 1 unit
C 19H 35N0 2.HCI, dihitung terhadap zat yang telah Digitalis Fl hila dilakukan penetapan kadar sesuai
dikeringkan. · prosedur.
FI IV Monografi I Digitalis Folium 313

Baku pembanding Daun Digitalis BPFI; tidak boleh Kemudian jika perlu, masukkan ke dalam tabu.&g
dikeringkan sebelum digunakan. sentrifuga, sentrifus dan enaptuangkan beningan ke
dalam botol kaca kering yang ditutup rapat. Simpan di
Makroskopik dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu
Daun menggulung atau peeahan daun. Helai daun 30 hari.
bentuk bulat telur, melebar sampai bulat telur Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 5 g
memanjang, umumnya panjang 10 em sampai 35 em serbuk halus, masukkan ke dalam botol atau tabung
dan Iebar 4 em sampai 11 em dan bersatu dalam sentrifus bersumbat kaca dengan kapasitas 50 mi.
tangkai daun dengan helaian daun sama Iebar. Ujung Lakukan seperti yang tertera pada Larutan baku mulai
daun tumpul; tepi daun tidak beraturan a tau bergerigi; dengan "Tambahkan 10 ml campuran ...... ". Simpan di
permukaan bawah berbulu rapat, permukaan atas dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu
daun berkerut dan berbulu halus. Tulang daun tampak 30 hari.
nyata, membentuk jala. Urat daun dan tulang daun Hewan uji Merpati dewasa, sehat, bobot tubuh
utama melebar dan datar dan tulang daun bawah yang terberat kurang dari du& kali bobot tubuh yang
berpangkal ketangkai daun. Warna permukaan atas teringan. Bagi merpati dalam dua kelompok secara
daun hijau tua, permukaan bawah keabu-abuan aeak sehingga bobot tubuh rata-rata kelompok yang
karena bulu halus yang rapat, tulang daun yang lebih diberi Larutan baku berbeda tidak lebih dari 30% dari
besar berwarna keunguan. Bila dikeringkan sedikit bobot tubuh rata-rata kelompok yang diberi Larutan
berbau; bila dibasahi memberikan bau yang khas. uji. Merpati dipuasakan makan (tetapi tetap boleh
Rasa sangat pahit. minum) selama 16 jam sampai 28 jam sebelum di-
gunakan. Anestesi merpati dengan eter P, lakukan
Mikroskopik kanulasi pada vena alar dengan kanula yang sesuai.
Epidermis atas rapat, dengan dinding sel antiklinal Pertahankan anestesi selama kanulasi dan selama
berombak, banyak rambut dan tidak ada stomata; periode penyuntikan pada aras anestesi tidak sakit,
epidermis bawah dengan dinding sel antiklinal tapi masih ada refleks pupil dan kornea dan pergerak-
berombak, banyak stomata berbentuk lonjong dan an otot, sehingga merpati sesekali melakukan gerakan.
banyak rambut dan biasanya tidak saling bertumpuk Enceran larutan baku dan Enceran larutan uji Pada
sampai dinding sel dalam, terutama dekat dengan hari penetapan encerkan sejumlah volume Larutan
tulang daun, klorenkim sel besar dari selaput sel baku dan Larutan uji dengan Iarutan natrium klorida P
palisade pendek dan beberapa selaput parenkim; dan 0,9% steril hingga diperoleh Enceran larutan baku dan
banyak pembuluh-pembuluh pada tulang daun dan Enceran larutan uji dengan prakiraan akan memberikau
tangkai daun yang lebih besar dengan pembuluh yang dosis letal 15 ml per kg bobot tubuh.
tebalnya satu sel. Pada ujung daun bergerigi terdapat Prosedur Lakukan penyuntikan Enceran larutan
1 atau 2 stomata air. baku atau Enceran larutan uji melalui vena alar dengan
alat yang sesuai misalnya buret kecil dengan skala
Abu tidak larut dalam asam Tidak lebih darl 5,0%; terkecil 0,05 ml. Penyuntikan dimulai setelah memas-
lakukan penetapan seperti yang tertera pada Pengam- tikan tidak adanya gelembung udara di dalam alat
bilan Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>. suntik, dengan cara menginfus dalam waktu beberapa
detik sejumlah volume Enceran larutan baku dan Encer-
Bahan organik asing Tidak lebih dari 2,0%; lakukan an larutan uji yang setara dengan 1 ml per kg bobot
penetapan seperti yang tertera pada Pengambilan tubuh. Ulangi dosis ini dengan selang waktu 5 menit
Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>. sampai merpati mati karena henti-jantung.
Gunakan tidak kurang dari 6 ekor merpati untuk
Air Tidak lebih dari 6,0%; lakukan penetapan seperti masing-masing Enceran larutan baku .dan Enceran
yang tertera pada Pengambilan Contoh dan Metode lanttan uji. Jil<a rata-rata jumlah dosis yang diperlukan
Analisis Simplisia <671>. untuk mematikan merpati kurang dari 13 atau lebih
besar dari 19, atau jika perbedaan dosis yang terbesar
Penetapan kadar dan dosis yang terkecil pada penetapan yang sama
Larutan baku Timbang saksama isi satu wadah lebih dari 4 dosis, anggap data ini sebagai
Daun Digitalis BPFI, di dalam wadah asli, atau botol pendahuluan. Gunakan data ini sebagai pedoman, dan
timbang, dan pindahkan ke dalam wadah atau tabung ulangi dengan larutan segar yang lebih pekat atau
sentrifus bersumbat kaca dengan kapasitas ·so mi. lebih encer. Penetapan harus selesai dalam jangka
Lama penimbangan tidak lebih dari 5 menit setelah waktu 30 hari menggunakan Larutan baku dan IArutan
ampul dibuka. Tambahkan 10 ml campuran etanol P- uji yang sama.
air (4:1) untuk tiap g serbuk. Tutup wadah, setelah Perhitungan Tabulasikan dan hitung rata-rata
sepertiga bagian atas sumbat diolesi dengan sedikit jumlah dosis Larutan baku, dinyatakan seb~ai Z5, dan
vaselin. Kocok campuran secara mekanis selama 24 ± untuk Larutan uji dinyatakan sebagai Zu· Hitung
2 jam pada suhu 25° ± 5° dengan maksud agar bahan potensi. dalam unit Digitalis FI per ml (a tau per
padat selalu kontak fase cair secara terus-menerus. 100 mg) dalam Larutan uji dengan rumus: . . .
314 Digitalis Pulvis I Monografi FIIV

bawah dan saring melalui kolom kecil berisi 100 mg


Potensi = sampai 300 mg natrium sulfat anhidrat P yang telah
dicuci dengan k/oroform P ke dalam tabung sentri-
fuga 5 mi. Uapkan kloroform sambil dialiri gas nitro-
R setara dengan V 5 per V u; V, adalah jumlah unit gen P hingga kering dan larutkan residu dalam 100 111
Digitalis Fl per ml Enceran /arutan baku; Vu adalah campuran metanol P-kloroform P (1:1).
volume dalam ml Larutan uji yang digunakan untuk Larutan baku A Lakukan seperti yang tertera pada
membuat 1 ml Enceran /arutan uji. Hitung logaritma Larutan uji menggunakan 100 mg Digitalis BPFI.
batas kepercayaan; L adalah seperti yang tertera pada LaT!Itan baku B Larutkan Digitoksin BPFI dan
Interval dan batas-batas keyakinan dari potensi dalam Gitoksin BPFI dalam campuran metanol P-kloroform P
Desain dan Ana/isis Penetapan Hayati <81>. Jika L lebih (1:1) sedemikian hingga konsentrasi masing-masing
dari 0,30, ulangi penetapan atau gunakan merpati lebih kurang 0,2 mg per mi.
lebih banyak dengan satu atau kedua larutan sampai Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
batas keyakinan lebih kecil atau sama dengan 0,30. 10 111 LaTIItan uji, Larutan baku A dan Larutan baku B
Potensi digitalis yang dihitung dari LaTIItan uji, harus pada lempeng kromatografi silika gel dan biarkan ke-
tidak kurang dari 0,85 unit Digitalis Fl per 100 mg. ring. Masukkan !empeng ke dalam bejana kromatogra-
fi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak campur-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung im etil asetat P-metanol P-air (30:4:3) hingga fase gerak
dari lembab. merambat lebih kurang 15 em di atas garis penotolan.
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap, sem-
prot lempeng dengan pereaksi yang dibuat sebagai
DIGITALIS PULVIS berikut: Campur 10 ml larutan kloramin T P (3 dalam
Serbuk Daun Digitalis 100) dengan 40 ml campuran asam trikloroasetat P-
etanol P (1 dalam 4) (simpan campuran ini ditempat sejuk
dan jangan digunakan lebih dari satu mingg11J. Panaskan
Serbuk Daun Digitalis adalah Daun Digitalis yang lempeng pada suhu 110° selama 15 menit sampai
dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 60°, dihaluskan 20 menit dan amati di bawah cahaya ultraviolet pada
menjadi serbuk halus (60) dan sangat halus (80), diatur panjang gelombang 366 nm. Tandai 2 bercak pita dari
potensinya, jika perlu ditambah sejumlah laktosa, pati Lam tan baku A dengan R1 sesuai dengan 2 bercak pita
beras atau serbuk digitalis yang mempunyai potensi Larutan baku B. Kromatogram umttan uji menunjukkan
lebih rendah atau lebih tinggi hingga potensi 100 mg bercak pita yang sesuai dengan bercak Lamtan bak11 A
serbuk setara dengan 1 unit Digitalis Fl. dan Lamtan baku B dan juga menunjukkan bercak yang
sesuai dengan 3 bercak pita lain yang paling jelas
Baku pembanding Daun Digitalis BPFI; tidak boleh terlihat pada kromatogram Larutan bak11 A dengan
dikeringkan sebelum digunakan. Digitoksin BPFI; harga R yang lebih rendah dari bercak utama. Harga
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu R1 re!atd untuk 5 bercak pita adalah 1,0 (digitoksin); 0,8
105° selama 1 jam sebelum digunakan. Gitoksin BPFI sampai 0,9 (gitoksin); 0,6 sampai 0,7; 0,4 sampai 0,5;
[Hati-hati hindari kontak]; tidak boleh dikeringkan sebe- dan 0,3 sampai 0,4.
lum digunakan, wadah harus tertutup rapat dan ter-
lindung dari cahaya. Batas mikroba Tidak boleh mengandung Salmonella sp
seperti yang tertera pada Uji Balas Mikroba <51>.
Mikroskopik Serbuk berwarna hijau tua dengan
fragmen pengenal epidermis dengan sel tidak Abu tidak larut dalam asam Tidak lebih dari 5,0%;
beraturan dan klorenkim; rambut penutup me- lakukan penetapan seperti tertera pada Pengambilan
lengkung atau patah, panjang sampai 500 11m terdiri Contoh dan Metode Ana/isis Simplisia <671>.
dari 2 sel sampai 8 sel, beberapa sel menyempit;
rambut kelenjar terdiri dari satu atau dua sel tangkai; Air Tidak lebih dari 5,0%; lakukan penetapan seperti
pembuluh dan trakhea dengan penebalan tidak teratur yang tertera pada Pengambilan Contoh dan Metode
bentuk jala, spiral dari noktah. Tidak diketemukan Ana/isis Simplisia <671>.
hablur kalsium oksalat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang
Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Datm Digitalis.
yang tertera pada Ktomatografi <931>. Potensi dihitung dari l.Arutan uji cukup baik bila hasil-
LArutan uji Masukkan 100 mg daiam tabung sentri- nya tidak kurang dari 0,85 unit dan tidak lebih dari
fuga 15 ml yang berisi 2,0 ml etanol encer P dan 1,0 ml 1,20 unit Digitalis Fl per 100 mg.
timbal asetat LP. cam:pur dan kocok, didihkan selama
2 menit. Sentrifus, dekantasi beningan ke dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tabung sentrifuga 15 ml yang kedua, tambahkan 2,0 ml rapat, tidak teni.bus cahaya, sebaiknya disertai dengan
kloroform P, campur dan sentrifus~ Pindahkan lapisan pengering yang sesuai.
Fl IV Monografi I Digitoxinum 315 ·

DIGITALIS COMPRESS! Digitoksin (71-63-6]


Tablet Digitalis C41 H 64 0 13 BM 764,95

Digitoksin adalah glikosida kardiotonik yang diper-


Tablet Digitalis mengandung sejumlah Serbuk oleh dari Digitalis purpurea Linn~, Digitalis lanata
Digitalis yang mempunyai potensi setara dengan tidak Ehrhart, Familia Scrophulariaceae, dan spesies Digitalis
kurang dari 85,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari lainnya yang sesuai. Digitoksin mengandung tidak
potensi yang tertera pada etiket. kurang dari 92,0% dan tidak lebih dari 103,0%
C41 H 640 13, dihitung terhadap zat yang telah dikering-
Baku pembanding Daun Digitalis BPFI; tidak boleh kan.
dikeringkan sebelum digunakan. {Perhatian Hati-hati, sangat berbahaya.]

Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit. Pemerian Serbuk hablur sangat halus, putih atau
kuning pucat; tidak berbau.
Batas mikroba Tidak boleh mengandung Salmonella sp
seperti yang tertera pada Uji Batas Mikroba <51 >. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar
larut dalam kloroform; sukar larut dalam etanol;
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. sangat sukar larut dalam eter.

Penetapan kadar Baku pembanding Digitoksin BPFI; lakukan penge-


Larutan buku Buat seperti yang tertera pada Pene- ringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama
tapan kadar dalam Daun Digitalis. 1 jam sebelum digunakan.
Larutan uji Timbari.g dan serbukkan tidak kurang
dari 25 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk Identifikasi
setara dengan tidak kurang dari 20 tablet. Masukkan A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
ke dalam wadah bersumbat kaca yang kering dengan persikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksi-
kapasitas tidak kurang dari 50 mi. Tambahkan se- mum hanya pada panjang gelombang yang sama
jumlah campuran etanol P-air (4:1) hingga larutan yang seperti pada Digitoksin BPFI.
diperoleh setara dengan 1 unit Digitalis FI per ml yang B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
telah diperkirakan. Tutupkan sumbat yang telah di- tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
olesi pada sepertiga bagian atasnya dengan vaselin. masing 1 J.Lilarutan dalam metanol P yang mengan-
Kocok campuran secara mekanis selama 24 ± 2 jam dung (1) zat uji 1 mg per ml dan (2) Digitoksin BPFI
pada suhu 25° ± so sedemikian sehingga bagian padat- 1 mg per ml, pada Iempeng silika gel P setebal 0,25 mm,
nya selalu kontak dengan fase cairnya. Segera pindah- biarkan kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kan ke dalam tabung sentrifuga dan sentrifus. Tuang kromatografi berisi fase gerak campuran metilena
fase cairnya ke dalam wadah gelas kering tertutup klorida P-metanol P (93:7) hingga fase gerak merambat
rapat. Simpan dalam lemari pendingin paling lama lebih kurang tiga per-ernpat tinggi lempeng. Angkat
30hari. lempeng, keringkan pada suhu 100° untuk menguap-
Hewan uji, Enceran larutan baku dan Enceran IJzrutan kan fase gerak. Semprot lempeng dengan larutan IISQm
uji, Prosedur dan Perhitungan Lakukan seperti yang sulfat P dalam metanol P (6 dalam 10), panaskan pada
tertera pada Penetapan kadar dalam Daun Digitalis. suhu 105° selama 10 menit dan amtlti di bawah cahaya
ultraviolet 366 nm: harga Rl bercak utama yang diper-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup oleh dari larutan (1) sesuai oengan yang diperoleh dari
rapat. larutan (2).
C. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larulan uji sesuai dengan kromatogram Larutan baku
DIGITOXINUM seperti tertera pada Penetapan kadar.
Digitoksin

0
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%;
Iakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
105° selama 1 jam.

Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan pe-


netapan menggunakan 100 mg.
H

[tJ]
I OH
H
,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (55:45),
316 Digitoxini Compressi I Monografi FIIV

saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penye- 1 jam sebelum digunakan.
suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Identifikasi
Larutan baku Timbang saksama ~ejumlah Digitok- A. Masukkan sejumlah serbuk halus tablet setara
sin BPFI, larutkan dalam Fase gerak, jika perlu encerkan dengan tidak kurang dari 1 mg digitoksin ke dalam
secara bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih labu yang sesuai, tambahkan 20 ml kloroform P, sonika-
kurang 40 IJ.g per mi. si. Saring dan uapkan filtrat di atas tangas uap dengan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg, aliran udara sampai kering. Larutkan residu dalam
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan 2 ml larutan yang dibuat dengan mencampurkan
dalam Fase gerak dan encerkan dengan Fnse gl'rak 0,3 ml besi(lll) klorida LP dan 50 ml asam asetat glasial P.
sampai tanda. Pipet 4 ml larutan ke dalam labu tentu- Tambahkan melalui dinding 2 ml asam sulfat P: terjadi
kur 25-ml, encerkan dengan Fnse sernk sampai tanda. warna coklat pada bidang batas kedua larutan, yang
Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah digi- perlahan-lahan berubah menjadi warna hijau muda,
toksin dan digoksin, larutkan dalam Fase gernk hingga kemudian biru, dan akhirnya seluruh lapisan asam
kadar masing-masing 40 llg per mi. asetat menjadi berwarna biru.
Sistem kromatogrnfi Lakukan seperti yang tertera B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
pada Kromatogrnfi <931>. Kromatograf cair kinerja Larutan uii sesuai dengan puncak utama kromatogram
tinggi dilengkapi dengan detektor 218 nm dan kolom Larutnn baku seperti tertera pada Pmetap11n kadar.
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi Disolusi <1231> [Catalan Selama melakukan penetapan
terhadap Larutan baku dan Larutnn kesesuaian sistem, ini gun.1kan peralatan kaca yang bersil:; ter/ebih dahulu
rekam respons puncak seperti tertera pada Prosedur; dibilas berturut-turut dengan asam k/orida P. air, etanol P,
faktor ikutan puncak analit tidak lebih dari 2,0; reso- dan keringkan Jrati-hati. Cegah kontaminasi dari partikel
lusi, R, antara puncak digoksin dan digitoksin tidak yang dapnt berfluoresensi, permukaan logam dan karet./
kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada Media disolusi: 500 ml larutan asam klorida P (3 da-
penyuntikan ulang Lnrutan baku tidak lebih dari 2,0%. lam 500). (Gunakan media disolusi yang sama untuk se-
Waktu retensi relatif digoksin dan digitoksin masing- luruh pengujinn).
masing lebih kurang 0,35 dan 1,0. A/at tipe 1: 120 ± 5 rpm.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Waktu: 30 menit; 60 menit.
volume sama (lebih kurang 50 IJ.l) Larutan baku dan Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 30 mg
Larutan uji kedalam kromatograf, ukur respons puncak Digitoksin BPFI, larutkan dengan sedikit mungkin
utama. Hitung jumlah dalam mg, C 41 H 64 0n, dengan etanol P dalam labu tentukur 500-ml, tambahkan etanol
rum us: encer P (4 dalam 5) sampai tanda.
Enceran larutan baku Pada saat akan digunakan
'u encerkan 5,0 ml Larutan baku dengan Media disolusi
1,25 c (-) hingga 500,0 mi. Masukkan 2,0 ml sampai 10,0 ml
rs larutan ini secara terpisah ke dalam corong p1sah
untuk memperoleh Enceran larrttan baku yang setara
C adalah kadar Digitoksin BPFI dalam IJ.g per ml dengan 20%; 40%; 60%; 80% clan 100% digitoksin dari
Larutan baku; r u dan rs berturut-turut adalah res pons jumlah yang tertera pada etiket per 500 mi. Tambah-
puncak Larutan uji dan Larutan baku. kan Media disolusi hingga 10 ml, dan lakukan seperti
yang tertera pada Prosedur, mulai dengan "'Ekstraksi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 3 kali, tiap kali dengan 15 ml kloroform P ...... ".
rapat. Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Uji
Disolusi <1231>. Tepat setelah 30 menit, ambil alikot
Larutan uji pada bagian tengah antara batang
pengad\lk dan dinding bejana, dan lebih kurang pada
DIGITOXINI COMPRESS! pertengahan kedalaman labu disolusi. Saring larutan
Tablet Digitoksin dengan cepat menggunakan penyaring membran
dengan porositas tidak lebih dari 0,8 IJ.m. buang 10 ml
filtrat pertama. Tanpa mengganti Media disolusi larutan
Tablet Digitoksin mengandung Digitoksin, C 41 H 64 0 13 , yang diambil teruskan rotasi keranjang, tepat setelah
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% 30 menit lakukan dengan cara yang sama pengambilan
dari jumlah yang tertera pada etiket. alikot yang lain. Lakukan pada masing-masing larutan
[Gitatan Hindarkan penggunaan zat pengabsorbsi kuat tersebut sebagai berikut: Asumsikan terlarut 100%
seperti bentonit dalam pembuatan tablet digitoksin}. digitoksin dari jumlah yang tertera pada etiket,
pindahkan alikot setara dengan 6 11g digitoksin ke
Baku pembanding Digitoksin BPFI; lakukan penge- dalam corong pisah yang sesuai. Ekstraksi 3 kali, tiap
ringan dalam hampa udara pada S'..lhu 105° selama kali dengan 15 ml kloroform P. Kumpulkan ekstrak
FI IV Monografi I Digoxinum 317

kloroform dalam labu bersumbat kaca. Uapkan per ml L.arutan bak1•; D adalah kadar digitoksin dalam
kumpulan ekstrak di atas tangas uap, dengan bantuan Jlg per ml L.arutan uji berdasarkan jumlah yang tertera
aliran udara, hingga kering. Dengan cara yang sama, pad a etiket dan faktor pengenceran; r u dan r 5 berturut-
lakukan percobaan blangko menggunakan sejumlah turut adalah respons puncak digitoksin dari L.arutan uji
volume Media disolusi yang sesuai. dan Larutan baku.
Pengukuran Jluoresensi Siapkan pembuatan L.arutan
baku, atur semua labu dalam satu rangkaian secara Penetapan kadar
urut, hingga waktu yang digunakan dari penambahan Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem
pereaksi hingga pembacaan fluoresensi sama untuk dan Sistem kromatografi Lakubn seperti yang tertera
setiap percobaan. Perlakukan setiap labu pada waktu pada Penetapan kadar dalam Digitoksin.
yang sama sebagai berikut: tambahkan 10 ml larutan Larutan 11ji Timbang dan serbukkan tidak kurang
segar dengan melarutkan 35 mg asam askorbat P dalam dari 20 tablet. Timbang saksama serbuk tablet yang
25 ml metana/ P dan secara hati-hati tambahkan 100 ml setara c;iengan lebih kurang 1 mg digitoksin, masukkan
asam k/orida P. Campur, tambahkan 1 ml larutan segar ke dalam labu tentukur 25-ml. Tambahkan 15 ml Fase
dengan mengencerkan 1 ml hidrogen peroksida P 30% gerak, dan sonikasi. Encerkan dengan Fase gerak sampai
dengan air hingga 500 ml, dan encerkan 1 bagian tanda. Saring, huang beberapa ml filtrat pertama.
volume larutan yang diperoleh dengan 20 bagian Prosed1tr Lakukan sepert1 yang tertera pada Pene-
volume air; campur dan tutup lab•J. Setelah 45 menit, tapan kadar dalam Digitoksin. Hitung jumlah dalam Jlg
ukur fluoresensi pada lebih kurang 575 nm, dan pada C 41 H 64 0 13 , dalam serbuk tablet yang digunakan
panjang gelombang eksitasi lebih kurang 395 nm. dengan rumus:
Koreksi tiap pembacaan dengan blangko dan gam-
barkan kurva baku fluoresensi terhadap persentase 'u
disolusi. Dengan perhitungan dari kurva baku, tentu- 25C ( - )
kan persentase disolusi digitoksin tiap tablet dalam 's
30 menit dan persentase disolusi jumlah digitoksin
dalam 60 menit, dengan memperhatikan jumlah C adalah kadar Digitoksin BPFI dalam ~g per ml
volume larutan uji yang dipindahkan setelah 30 me- L.arutan baku; ru dan r 5 berturut-turut adalah res pons
nit pertama. puncak dari L.arutan uji dan Larutan baku.
Toleransi Dalam waktu 30 menit, harus larut tidak
kurang dari 60% C 41 H 64 0 13, dari jumlah yang tertera Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
pada etiket, untuk tiap tablet yang diuji, dan dalam baik.
waktu 60 menit, harus larut tidak kurang dari 85%
dari jumlah yang tertera pada etiket, untuk rata-rata
tabletyang diuji. DIGOXINUM
Digoksin
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
0
Prosedur penetapan keseragaman kandungan Masuk-
kan satu tablet ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat

kaca yang sesuai. Tambahkan sejumlah volume Fase
gerak yang diukur saksama, seperti yang tertera pada
P.enetapan kadar dalam Digitoksin, secukupnya hingga
diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 10 ~g

[D]
per ml; kocok menggunakan alat mekanik hingga
tablet hancur sempurna (tidak kurang dari 30 menit).
Sentrifus dan gunakan beningan sebagai larutan uji. H
Timbang saksama sejumlah Digitoksin BPFI, larutkan
dalam Fase gerak, encerkan secara bertahap dan I 011 •
H
kuantitatif dengan Fase gerak hingga diperoleh larutan
baku dengan kadar lebih kurang 10 Jlg per mi. Laku-
kan seperti tertera pada Penetapan kadar. Hitung 3j1-{(0-2,6-Dideoksi-ft-D-ribo-heksopiranosil-(1 ~)-0-2,6-
jumlah dalam mg, C 41 H 64 0 13 , dalam tablet dengan dideoksi-ft-D-ribo-heksopiranosil)-(1 ~ )-2,6-dideoksi-
rum us: .P-D-ribo-heksopiranosil) oksi]-12j1,14-dihidroksi-
5j1-kard-20(22)-enolida [20830-75-5]
LC 'u C41 H 640 14 BM 780,95
(-)(-)
D 's Digoksin adalah glikosida kardiotonik yang diperoleh
dari daun Digitalis lanata Ehrhart (Fam. Scrophularia-
L adalah jumlah digitoksin dalam mg yang tertera ceae). Mengandung tidak kurang dari 95,(Wo dan tidak
pada etiket; C adalah kadar Digitoksin BPFI dalam Jlg lebih dari 101,0% C 41 H 640w dihitung Jerhadap zat
318 Digoxinum I Monografi FIIV

yang telah dikeringkan. tografi silika gel setebal 0,25 mm yang terikat secara
{Perhatian Hati-hati sangat beracun.J permanen dengan oktadesilsilana P (CIS). Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase
Pemerian Hablur, jernih hingga putih atuu serbuk gerak metanol P-air (7:3), biarkan merambat hingga
hablur putih; tidak berbau. 15 em di atas garis penotolan. Angkat lempeng,
biarkan fase gerak menguap, semprot lempeng dengan
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam Pereaksi kloramina T-asam triklorasetat P yang dibuat
eter; mudah larut dalam piridina; sukar Iarut dalam segar; panaskan pada suhu 110° selama 10 menit.
etanol encer dan dalam kloroform. Amati di bawah cahaya ultraviolet 366 nm: tidak ada
bercak pada kromatogram Larutan uji, kecuali bercak
Baku pembanding Digoksin BPFI {Perhatian Kardio- digoksin yang lebih intensif dari bercak Larutan baku
tonik beracun./; lakukan pengeringan dalam hampa gitoksin.
udara pada suhu 105° selama 1 jam sebelum diguna-
kan. Gitoksin BPFI [Perlzatian Hindari kontak./; tidak Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
wa::lah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Kromatograft <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (37:13),
ldentifikasi saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penye-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera
persikan dalam kalium bromida P menunjukkan pada Kromatograft <931>.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama Larutan baku Timbang saksama sejumlah Digok-
seperti pada Digoksin BPFI. sin BPFI, larutkan dalam etanol encer P, encerkan secara
B. Waktu retensi puncak utama Larutan -uji sesuai bertahap hingga kadar lebih kurang 250 J.Lg per mi.
dengan Larutan baku seperti yang tertera pada Penetap- Sonikasikan agar larut.
an kadar. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
C. Harga R1 bercak utama wama biru yang dipero- zat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml. Larut~
leh dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari kan dalam lebih kurang 150 ml etanol encer P dengan
Larutan baku pada uji Glikosida sefenis, yang ditetapkan cara sonikasi, encerkan dengan pelarut sama sampai
secara kromatografi lapis tipis. tanda.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejum-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; lah Digoksin BPFI dan digoksigenin bisdigitoksosida,
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu larutkan dalam etanol encer P hingga kadar masing-
105° selama 1 jam. masing lebih kurang 40 J.Lg per mi.
Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
penetapan menggunakan 100 mg. tinggi dilengkapi dengan detektor 218 nm dan kolom
4,2 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
Glikosida sejenis Tidak lebih dari 3%, dihitung seba- lebih kurang 3,0 ml per menit. Lakukan kromatografi
gai gitoksin. terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons
Pereaksi kloramina T-asam trikloroasetat Campur puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan
10 mllarutan kloramina T P (3 dalam 100) yang dibuat baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
segar dan 40 ml larutan asam trikloroasetat P dalam 2,0%, faktor ikutan puncak digoksin tidak lebih dari
etanol mutlalc P (1 dalam 4). 2,0 dan resolusi, R, antara puncak digoksin dan digok-
Larutan penotol Buat campuran kloroform P-meta- sigenin bisdigitoksosida tidak kurang dari 2,0.
nol P (2:1). Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Digok- volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Larutan baku dan
sin BPFI, larutkan dalam Larutan penotol hingga kadar Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
10 mg per mi. puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 41H 640w
Larutan baku gitoksin Timbang saksama sejumlah dengan rumus:
Gitoksin BPFI, larutkan dalam Larutan penotol hingga
kadar 0,30 mg per ml.
Larutan uji Timbang 250,0 mg, masukkan ke
dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dalarn I.:tzrutan
penotol, encerkan dengan pelarut yang sama sampai C adalah kadar Digoksin BPFI dalam J.Lg per ml Larutan
tanda. baku; ru dan r 5 berturut-turut adalah respons puncak
Prosedur Lakukan Kromatograft llzpis tipis fase balik Larutan baku dan Larutan uji.
seperti yang tertera pada I<romatogrllft <931>. Totolkan
secara terpisah masing..masing 10 JLI Laruflln uji, Larut- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
lln baku dan Larutan baku,gitokSin pada lempeng kroma- rapat.
FI IV Monografi I Digoxini Compressi 319

DIGOXINI COMPRESS! etanol encer P (4 dalam 5) sampai tanda. Encerkan


Tablet Digoksin 10,0 ml larutan ini dengan larutan etanol encer P (4 da-
Jam 5) hingga 100,0 ml, campur. Pada waktu akan
digunakart, encerkan berturut-turut sejumlah alikot
Tablet Digoksin mengandung Digoksin, C 41 H 64 0 14 , dengan Media diso/usi hingga 50,0 ml untuk mempero-
tidak kurang dari 90,0% dan tidak Jebih dari 105,0% Jeh Larutan baku setara dengan masing-masing 20%,
dari jumlah yang tertera pada etiket. 40%, 60%, 80% dan 100% digoksin dari jumlah yang
terterc. pada etiket per 500 mi.
Baku pembanding Digoksin BPFI {Perhc.tian Kardiu- ProsedriT Saring segera sejumlah larutan uji meng-
tonik beracun]; lakukan pengeringan dalam hampa gunakan penyaring membran dengan porositas tidak
udara pada suhu 105° selama 1 jam sebelum digu- lebih dari 0,8 ~m, buang 10 ml filtrat pertama. Guna-
nakan. kan filtrat selanjutnya sebagai Larutan uji.
Pengukuran fluoresensi Masukkan masing-masing
ldentifikasi secara terpisah ke dalam dua labu bersumbat kaca
A. Waktu retensi puncak utan>a Lorut'ln uji sesuai sejumlah volume sama (1,0 ml) Larutan uji, Lanllan
dengan Larutan baku seperti yang tertera pz.da Pmetr.p- baku dan Media disolusi sebagai blangko. Dimulai dari
an kadar. Larutan baku, tempatkan semua labu dalam urutan
B. Pereaksi kloramina T-asam trikloroasetat Campur yang sama selama percobaan sedemikian rupa, se-
10 mllarutan kloramina T P (3 dalam 100) yang dibuat hingga waktu yang digunakan dari penambahan
segar dan 40 ml larutan asam trikloroasetat P dalam pereaksi sampai pembacaan fluoresensi sama untuk
etanol mutlak P (1 dalam 4). tiap labu dalam satu rangkaian. Laku.kan penambahan
Campuran pelarut Buat campuran kloroform P- pada saat yang sama ketiga pereaksi berikut, sece-
metanol P (2:1). patnya, goyang setelah setiap penambahan: 1,0 ml
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Di- Asam askorbat-metanol; 5,0 ml asarn klorida P, dan 1,0 ml
goksin BPFI, larutkan dalam Campuran pelarut hingga Hidrogen peroksida-metanol. Tutup labu; ukur fluoresen-
kadar 0,25 mg per mi. si setelah 2 jam pada lebih kurang 485 nm dan panjang
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk gelombang eksitasi lebih kurang 372 nm. Untuk uji
tablet, setara dengan Jebih kurang 0,5 mg digoksin, kestabilan fluorometer, ulangi pengukuran fluoresensi
masukkan ke dalam tabung sentrifuga 10 mi. Tambah- pada satu atau Jebih Larutan baku yang digunakan.
kan 2 ml Campuran pelarut, kocok selama 10 menit, Koreksi pembacaan terhadap blangko dan gambar
sentrifus, enaptuangkan beningan, gunakan sebagai kurva fluoresensi baku terhadap persentase disolusi.
Larutan uji. Tetapkan persentase disolusi digoksin dalam Larutan
Prosedur Lakukan menurut Prosedur pada uji uji dari pembacaan kurva baku.
Glikosida sejenis dalam Digoksin, kecuali abaikan peng- Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
gunaan Larutan baku Gitoksin. Amati lempeng di kurang dari 65% (Q) C 41 H 64 0 14 , dari jumlah yang ter-
bawah. cahaya ultraviolet 366 nm: harga R1 bercak tera pada etiket, untuk tidak kurang 11 dari 12 tablet
utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku. yang diuji dan tidak satu tabletpun yang kurang dari
55%. .
Disolusi <1231> [Catalan Lakukan prosedur ini dengan
menggunakan peralatan kaca bersih yang terlebih dahulu Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dibilas berturut-turut dengan asam klorida P, air, etanol P
dan keringkan hati-hati. Hindari kontaminasi dari partikel Penetapan kadar Fase gerak, Sistem kromatografi dan
yang dapat berfluoresensi, dan dari permukaan logam dan Larutan kesesuaian sistem Lakukan seperti yang tertera
karet.} pada Penetapan kadar dalam Digoksin.
Media disolusi: 500 ml asam klorida 0,1 N {Catalan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Digok-
Gunakan media disolusi yang sama untuk seluruh peng- sin BPFI, larutkan dalam etanol encer P, encerkan secara
ujian.] bertahap dengan pelarut sama hingga kadar lebih
Alat tipe 1: 120 rpm. kurang 40 pg per mi. Sonikasi hingga larut. .
Waktu: 60 menit. lArutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Asam askorbat-metanol Buat larutan asam askorbat P dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
dalam metanol P hingga kadar 2 mg per mi. tablet setara dengan lebih kurang 1 mg digoksin,
Hidrogen peroksida-metanol Encerkan 2,0 ml hidro- masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca
gen peroksida P 30o/o yang baru dit~tapkan kadarnya 50 mi. Tambahkan 25,0 ml etanol encer P sambil di-
dengan metanol P hingga 100 mi. Simpan dalam lemari goyang, sonikasi selama 30 menit, dinginkan. Saring
pendingin. Pada waktu akan digunakan, encerkan sejumlah larutan ini melalui penyaring membran
2,0 mllarutan ini dengan metanol P hingga 100 mi. dengan porositas 0,8 ~m, buang 10 ml filtrat pertama.
lArutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Digoksin BPFI, larutkan dengan sedikit mungkin eta- volume sama (lebih kurang 50 JLI) Larutan baku dan
no! P dalam labu tentukur 500-ml, tambahkan larutan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
320 Dihydroergotamini Mesilas I Monografi Fi IV

puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 41 H~0 14 , Rotasi jenis <1081> Antara -16,7° dan -22,7°, dihitung
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pe-
netapan dalam campuran pelarut kloroform P-etanol P-
'u amonium hidroksida P (10:10:1), hingga kadar 250 mg
25C ( - J per 10 mi.

pH <1071> Antara 4,4 dan 5,4; lakukan penetapan


C adalah kadar Digoksin BPFI dalam mg per mll.Arutan menggunakan larutan (1 dalam 1000).
lnzlcu; r u dan r 5 berturut-turut adalah res pons puncak
digoksin dari Larutan uji dan l.Arutan baku. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 100° hingga bobot tetap.
rapat.
Alkaloid sejenis
Campuran pelarut Buat campuran kloroform P-
DIHYDROERGOTAMINI MESILAS ml'tanol P-amonium hidroksida P (10:10:1).
Dihidroergotamin Mesilat Larutan uji Timbang sejumlah zat uji, larutkan
dalam Campuran pelarut, hingga kadar 20 mg per mi.
CH ?Hn
Larutan baku Timbang sejumlah Dihidroergotamin
H••• CONH.··~Yf~ Mesilat BPFI, larutkan dalam Carnpuran pelarut, hingga
N ~ N " J~O kadar 20 mg per mi.
'CH 1 H~ • CHoSO,H Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
Larutan baku dalam Campuran pelamt hingga kadar
... 0 0,40 mg, 0,20 mg, dan 0,10 mg per mi.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
Dihidroergotamin monometanasulfonat [6190-39-2] yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
C33 ~,N 50 5 .CHp3 S BM 679,79 terpisah masing-masing 5 J.LllArutan uji, IArutan baku
dan Enceran larutan baku pada lempeng kromatografi
Dihidroergotamin Mesilat mengandung tidak silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke
kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
C 33 H 37 N 50 5 .CH 4 0~S dihitung terhadap ,zat yang telah dengan fase gerak kloroform P-etauol P (9:1), selama
dikeringkan. 30 menit. Biarkan fase gerak merambat hingga lebih
kurang tiga per empat panjang lempeng. Angkat
Pemerian Serbuk putih agak kekuningan; atau serbuk lempeng, biarkan fase gerak menguap, semprot
hampir putih hingga merah lemah; berbau lemah. lempeng dengan larutan yang dibuat dengan melarut-
kan 800 mg p-dimetilaminobenzaldehida P dalam cam-
Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam kloro- puran dingin 80 g etanol P dan 20 g asam sulfot P. Harga
form; larut dalam etanol. R1 bercak utama IArutan uji sesuai dengan harga R1
l.Arutan baku. Perkirakan kadar bercak lain dari l.Arutan
Baku pembanding Dihidroergotamin Mesilat BPFI; uji, dengan membandingkan terhadap Enceran larutan
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu baku. Bercak yang diperoleh dari larutan 0,40 mg,
100°, hingga bobot tetap, sebelum digunakan. 0,20 mg, dan 0,10 mg per ml pengenceran setara
dengan berturut-turut 2,0%, 1,0%, dan 0,50% cemaran.
ldentifikasi Jumlah cemaran tidak lebih dari 2,0%.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam /allium bromida P Penetapan kadar
menunjukkan maksimum pada panjang gelombang l.Arutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg
yang sama seperti pada Dihidroergotamin Mesilat BPFI. Dihidroergotamin Mesilat BPFI, masukkan ke dalam
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan 2 ml metanol P,
20.000) dalam etanol P 70% menunjukkan maksimum encerkan dengan lanitan asam tartrat P (1 dalam 100)
dan minimum pada panjang gelombang yang sama sampai tanda.
seperti pada Dihidroergotamin Mesilat BPFI dan daya IArutan uji T1mbang saksama lebih kurang 10 mg,
serap masing-masing, dihitung terhadap zat yang lakukan seperti tertera pada l.Arutan baku.
telah dikeringkan, pada panjang gelombang serapan Prosedur Masukkan secara terpisah ke dalam labu
maksimum, lebih kurang 280 nm, berbeda tidak lebih Erlenmeyer, masing:..masing 3,0 ml Larutan baku,
dari3,0%. Larutan uji dan larutan asam tartrat P (1 dalam 100)
C. Harga R1 bercak utama dari IArutan uji dalam sebagai blangko. Pada masing-masing labu tambahkan
uji Allailoid sejents sesuai dengan harga R1 bercak utama 6,0 ml p-dimetilllminobenzaldehida LP, kocok, biarkan
Llzrutan lnzlcu. selama 20 menit. Ukur serapan l.Arutan uji dan l.Arutan
FI IV Monografi I Dihydrostreptomycini Sulfas 321

baku pada panjang gelombang serapan r.taksimum selama 20 menit. Angkat tabung dari tangas, tambah-
lebih kurang 585 nm terhadap blangko. Hitung kan 1,0 ml larutan 1-naftol P dalam natrium hidroksi-
jumlah, dalam mg, C 33 H37 N50 5 .CH 40 3S, dengan rum us: da 1 N (1 dalam 200). Panaskan lagi selama 10 menit,
dinginkan sebentar dalam tangas es dan tambahkan
air hingga 25 ml: terjadi warna merah yang terlihat
jelas selama lebih kurang 10 menit.
B. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi
Sulfa/ cara A, B, dan C seperti yang tertera pada Uji
C adalah kadar Dihidroergotamin Mesilat BPFI dalam llg /dentifikasi Umum <291>.
per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah
serapan Larutan uji dan Larutan baku. Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat; lakukan
pengujian bila pada etiket dinyatakan sebagai hablur.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, tidak tembus cahaya. pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang mengandung 200 mg
per ml; kecuali jika pada etiket dinyatakan untuk
DIHYDROSTREPTOMYCINI SULFAS penggunaan oral, maka pH adalah antara 3,0 dan 7,0.
Dihidrostreptomisin Sulfat
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam
menggunakan lebih kurang 100 mg; susut penge-
ringan tidak lebih dari 14,0%, jika pada etiket dinyata-
kan hanya untuk penggunaan oral.
R

CH 1 Streptomisin Tidak lebih dari 3,0%; tidak lebih dari


1,0%, jika pada etiket dinyatakan sebagai hablur; tidak

"&
OH

Dihidrostreptomisin sulfa! (2:3) (garam) [5490-27-7]


lebih dari 5,0%, jika pada etiket dinyatakan hanya
untuk penggunaan oral.
Larutan persediaan besi(lll) klorida Larutkan 5 g
besi(Jll) klorida P dalam 50 ml asam klorida 0,1 N.
(C21 H 41 NP12) 2 .3H2S04 BM 1461,41 Larutan besi(Ill) klorida Encerkan 2,5 ml Larutan
persediaan besi(Ill) klorida dengan asam klorida 0,01 N
Dihidrostreptomisin Sulfat mempunyai potensi setara secukupnya hingga 100 mi. Gunakan larutan ini pada
dengan tidak kurang dari 650 llg dihidrostreptomisin, hari pembuatannya.
C 21 H 41 N 70 12 per mg. Jika pada etiket dinyatakan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Strepto-
sebagai hablur, potensinya setara dengan tidak kurang misin Sulfat BPFI, larutkan dalam air hingga diperoleh
dari 725 Jl.g dihidrostreptomisin per mg, atau jika pada larutan persediaan yang mengandung 1,0 mg strepto-
etiket hanya untuk penggunaan oral, potensinya setara misin, C 21 H 41 N 70 12 per mi. Pipet masing-masing 1 ml;
dengan tidak kurang dari 450 llg dihidrostreptomisin. 2 ml; 3 ml; 4 ml; dan 5 ml larutan ini ke dalam lima
per mg. labu tentukur 25-ml, kemudian tambahkan berturut-
turut 9,0 ml; 8,0 ml; 7,0 ml; 6,0 ml, dan 5,0 ml air ke
Pemerian Serbuk hablur atau amorf, putih atau dalam labu secara berurutan.
hampir putih. Bentuk amorf bersifat higroskopis. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 800 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan
Kelarutan Mudah larut dalam air; praktis tidak larut encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 mllarutan
dalam aseton, dalam kloroform dan dalam metanol. ini ke dalam labu tentukur 25-ml. ·
Prosedur Pada masing-masing labu yang berisi
Baku pembanding Dihidrostreptomisin Sulfot BPFI; la- Larutan baku, Larutan uji, dan pada labu tentukur 25-ml
kukan pengeringan dalam hampa udara pada tekanan ke 7 yang berisi 10,0 ml air sebagai blangko, tam~?.ah­
tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 100° selama 4 jam kan 2,0 ml natrium hidroksida 1 N, panaskan dalam
sebelum digunakan. Streptomisin Sulfat BPFI; lakukan tangas air selama 10 menit. Dinginkan labu dalam air
pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak es selama 3 menit, dan tambahkan pada masing-
lebih dari 5 mmHg pada suhu 60~ selama 3 jam se- masing labu 2,0 ml asam klorida 1,2 N dan 5,0 mllarut-
belum digunakan. an besi(lll) klorida P. Encerkan dengan air sampai
tanda. Ukur serapan Larutan uji dan Larutan balcu pada
Identifikas! panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
A. Pada larutan 4 mg dalam 2 ml air, tambahkan 550 nm terhadap larutan blangko. Buat kurva antara
0,5 ml asam klorida 1 N, panaskan dalam tangas air sera pan dan kadar streptomisin dalam Jl.g per ml dari
322 Diltiazemi Hydrochloridum I Monografi FIIV

kelima larutan yang diperoleh dari Larutan baku. Dari dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
kurva yang diperoleh, tetapkan kadar, streptomisin C, menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge-
dalam J.Lg per ml Larutan uji. Hitung persentase strep- lombang yang sama seperti pada Diltiazem Hidro-
tomisin dengan rumus: klorida BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama dari Larutan uji
6250 c sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada Pene-
tapan kadar.
WP C. Memberikan reaksi Klorida cara A, B dan C
seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
W adalah bobot zat uji dalam mg, dan P adalah po;en-
si, dalam J.Lg dihidrostreptomisin per mg zat uji seperti Rotasi jenis <1081> Antara +110° dan +116°, dihitung
yang tertera pada Penetapan kadar. terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap-
an menggunakan larutan dalam air (1 dalam 100).
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
turbidimetri seperti tertera pada Penetapan Potensi Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Antibiotik secarc Mikrobiologi <131 >. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
rapat.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj.
DILTIAZEMI HYDROCHLORIDUM
Diltiazem Hidroklorida Senyawa sejenis
Larutan dapar dan Fase gerak Lakukan seperti yang
tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Gunakan Larutan kesesuaian sistem
seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
• HCI
Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Penetapan kadar. Simpangan baku relatif respons
puncak pada penyuntikan ulang Larutan baku tidak
( + )-5-[2-(Dimeti/am ino )eti /}-cis-2,3-d ihi dro-3-hi droksi- 2- lebih dari 10,0%.
(p-metoksifenil)-1,5-beniotiazepin-4(5HJ-on asetat Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
(ester) monohidroklorida [33286-22-5] volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Larutan baku dan
<=ulfuNp4S.HCI BM 450,98 Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
semua pu:tcak. Waktu retensi relatif desasetil diltia-
Diltiazem Hidroklorida mengandung tidak kurang zem dan diltiazem berturut-turut adalah 0,65 dan 1,0.
dart 98,5% dan tidak lebih dari 101,5% Hitung persentase desasetil diltiazem hidroklorida
C 22 H 26 N 20 4S.HCI, dihitung terhadap zat yang telah dalam contoh dengan rumus:
dikeringkan.
C 'u
Pemerian Serbuk hablur atau hablur kecil putih; 10 ( - ) ( - )
tidak berbau; melebur pada suhu 210° disertai per- W 's
uraian.
C adalah kadar Desasetil Diltiazem Hidroklorida BPFI
Kelarutan Mudah larut dalam kloroform, dalam dalam J.Lg per ml Larutan baku; W adalah bobot dalam
metanol, dalam asam format dan dalam air; agak mg diltiazem hidroklorida yang digunakan; r u dan r 5
sukar larut dalam etanol mutlak; tidak larut dalam berturut-turut adalah respons puncak desasetil diltia-
eter. zem hidroklorida yang diperoleh dari Larutan uji dan
Larutan baku, desasetil diltiazem hidroklorida yang
Baku pembanding Diltiazem Hidrokloridt1 BPFI; laku- ditetapkan tidak lebih dari 0,5%. Hitung persentase
kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebe- berturut-turut puncak lain selain puncak utama dan
lum digunakan. Desasetil Diltiazem lfidroklorida BPFI; puncak desasetil diltiazem hidroklorida dengan
· lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam rum us:
sebelum digunakan.
C r1
ldentifikasi 10 ( - ) ( - )
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah W 's
FIIV Monografi I Diltiazemi Hydrochloridi Compressi 323

r1 adalah respons masing-masing puncak lain selain DILTIAZEMI HYDROCHLORIDI


puncak utama; sedang C, W dan r 5 seperti tersebut di COMPRESS! .
atas; cemaran total termasuk desasetil diltiazem Tablet Diltiazem Hidroklorida
hidroklorida tidak lebih dari 1,0% dan tidak boleh ada
satu puncakpun lebih besar dari 0,5%.
Tablet Diltiazem mengandung Diltiazem Hidroklorida
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara C 22 H 26 N 20 4S.HCI, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
Kromatografi cnir kinerja tinggi seperti yang tertera pada lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kromatografi <931>.
l.Arutan dapar Larutkan 1,16 g asam d-10-kamfersu/- Baku pembanding Diltiazem Hidroklorida BPFI; laku-
fonat P dalam 1000 ml natrirmt asetnt 0,1 M, atur pH kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebe-
hingga 6,2 dengan natrium hidroksida 0,1 N. lum digunakan. Desaseti/ Diltiazem Hidroklorida BPFI;
Fase gerak Buat campuran Larutnn dapar-asetonitri/ P- lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam
metanol P (50:25:25:), saring dan awaudarakan. Jika sebelum digunakan.
perlu lakukan penyesuaian menurut Kes<!suaian sistem
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. ldentifikasi
l.Anttan baku Timbang saksama sejumlah Diltiazem A. Masukkan 17,4 g amonitllll tiosianat P dan 2,8 g
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metnnol P hingga koba/t(l/) k/orida r ke dalam labu tentukur 100-ml,
kadar lebih kurang 1,2 mg per mi. tambahkan lebih kurang 50 ml air sonikasikan selama
10 menit, encerkan dengan air sampai tanda (l.Arutan
l.Arutan 11ji Tim bang saksama lebih kurang 120 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan indikntor). Gerus 1 tablet, masukkan ke dalam tabung
dalam metana/ P, encerkan dengan metana/ P sampai reaksi bertutup putar 15 ml, tambahkan 10 ml asam
tanda. klorida 0,1 N, kocok dan saring. Tambahkan 2 mllArut-
a1l indikator pada 2 ml filtrat dan kocok. Tambahkan
l.Arutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah Diltia-
5 ml kloroform P: terjadi warna biru pada lapisan kloro-
zem Hidrok/orida BPFI dan Desasetil Diltiazem Hidro-
form.
klorida BPFI, larutkan dalam metana/ P hingga kadar
B. Waktu retensi puncak utama pada l.Arutan uji
masing-masing 0,012 mg per ml
sesuai dengan waktu retensi yang diperoleh pada
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Larrtta11 baku dalam Penetapan kadar.
pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom Disolusi <1231>
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran Media disolusi: 900 ml air.
lebih kurang 1,6 ml per menit. Lakukan kromatografi
A/at tipe 2: 100 rpm.
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons Waktu: 30 menit dan 3 jam.
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 22 H 26 N 20 4S.
retensi relatif desasetil diltiazem dan diltiazem ber-
HCI, yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat
turut-turut lebih kurang 0,65 dan 1,0; resolusi, R,
larutan uji, jika perlu encerkan dengan air, dan serap-
antara puncak desasetil diltiazem dan diltiazem tidak
an larutan baku Diltiazem Hidroklorida BPFI dalam
kurang dari 3 dan jumlah lempeng teoritis, n, puncak
media yang sama pada panjang gelombang serapan
diltiazem tidak kurang dari 1200. Lakukan kromato-
maksimurn lebih kurang 240 mm.
grafi terhadap Larutan baku, rekam respons puncak
Toleransi Gunakan kriteria penerimaan untuk
seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
waktu disolusi 30 menit: Pada L1 tidak satu unitpun
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
yang lebih besar dari Q; pada L2 harga rata-rata adalah
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah sama atau lebih kecil dari Q dan tidak satu unitpun
volume sama (lebih kurang 10 J.tl) Larutan baku dan yang Iebih besar dari Q+ 10%; pad a L3 harga rata-rata
Larutan 11ji ke dalam kromatograf, ukur respons adalah sama atau lebih kecil dari Q dan tidak lebih
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, dari 2 unit yang lebih besar dari Q+ W% dan tidak satu
C 22 H 26 N 2 0 4S.HCI, dengan rumus: unitpun yang lebih besar dari Q+25%. Gunakan krite-
ria dalam Tabel penerimaan pada Uji Disolusi <1231>
'u
100C ( - )
untuk waktu disolusi 3 jam. Dalam waktu 30 menit
dan 3 jam harus larut masing-masing tidak kuning
dari 60% (Q) dan 80% (Q), C 22 H 26 N 2 0 4 S.HCI, dari
jumlah yang tertera pada etiket.
C adalah kadar Diltiazem Hidroklorida BPFI dalam mg
per mll.Arutan bak11; ru dan r5 berturut-turut adalah Keseragaman sediaan <911 > Memenuhi syarat.
respons puncak Larutan uji dan Larutan bak11.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Kromatografi arir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
rapat, tidak tembus cahaya. Kromatografi <931>.. ·
324 Dimenhydrinatum I Monografi FIIV

Larutan dapar, Fase gerak, Larutan baku, Larutan Identifikasi


kesesuaian sistem, Sistem kromatografi, dan Prosedur A. Memenuhi syarat Uji ldentifikasi Basa Nitrogen
Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar Organik <261>.
daiam Diltiazem Hidroklorida. B. Larutkan Jebih kurang 250 mg dalam 15 ml
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang etanol encer P, tambahkan 15 ml air dan 2 ml asam
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk sulfat 2 N, dinginkan selama 30 menit. Gores bagian
tablet setar;;. dengan Jebih kurang 600 mg diltiazem dalam wadah untuk memudahkan penghabluran.
hidroklorida, masukkan ke dalam Jabu tentu- Saring campuran, cuci hablur dengan beberapa ml air
kur 500-ml. Tambahkan 200 ml metanol P, sonikasi es dingin, keringki\n. Hablur 8-kloroteofilin melebur
selama 1 jam, dinginkan, encerkan dengan metanol P pada suhu antara 300° dan 305° disertai peruraian.
sampai tanda. Sentrifus 25 ml cairan pada 3500 rpm C. Campur lebih kurang 10 mg 8-kloroteofilin
selama 15 menit dan suntikkan beningan ke dalam yang diperoleh dalam uji ldentifikasi B dengan 1 ml
kromatograf. asam klorida P dalam cawan porselen, tambahkan
Prosedur Hitung jumlah dalam mg, C 22 H 26 N 20 45. 100 mg kalium k/orat P, uapkan di atas tangas uap
HCI, dalam serbuk tablet yang digunakan dengan hingga kering, uapi dengan beberapa tetes amonia LP:
rum us: residu berwarna ungu, yang akan rusak oleh larutan
alkali.
ru D. Campur lebih kurang 50 mg 8-kloroteofilin
sooc (-) yang diperoleh pada uji ldentifikasi B dengan lebih
kurang 500 mg natrium peroksida P dalam krus nikel,
panaskan hingga melebur. Luutkan leburan dalam
C adalah kadar Diltiazem Hidrnklorida BPFI dalam mg 20 ml air, asamkan dengan asam nit rat 2 N, saring hila
per ml Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah perlu, tambahkan 1 ml perak nitrat LP: terbentuk
puncak Larutan uji dan Larutan baku. endapan putih seperti dadih, yang larut dalam amoni-
um hidrok.;ida 6 N dan mengendap kembali pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup penambahan asam nitrat P.
rapat, tidak tembus cahaya.
Jarak lebur <1021> Antara 102° dan 107°.

DIMENHYDRINATUM Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


Dimenhidrinat lakukan pengeringan dalam hampa udc.ra di atas
Difenhidramin Teoklat fosfor pentoksida selama 24 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.


~ II
CH1, "'YN....,.CI
Klorida Jika filtrat dalam amoniak dari pengendapan
". . .J--11"
o..L.... perak kloroteofilin pada Penetapan kadar 8-kloroteoJilin
I
CH 1 diasamkan sebelum titrasi: larutan menunjukkan tidak
lebih dari opalesensi lemah.

8-Kloroteofilina, senyawa dengan 2-(difenilmetoksi)- Bromida dan iodida Campur dalam tabung reaksi
N-N-dimetiletilamina (1:1) [523-87-5) 100 mg zat uji, 50 mg natrium nitrit P dan 10 ml kloro-
C 1,H 21 NO.C7 1-4C1Np2 BM 469,97 Jorm P. Tambahkan 10 ml asam klorida 3 N, tutup, dan
kocok: lapisan kloroform tidak berwarna.
Dimenhidrinat mengandung tidak kurang dari 53,0%
dan tidak lebih dari 55,5% C 17H 21 NO, dan tidak Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
kurang dari 44,0% dan tidak lPbih dari 47,0% Metode V Memenuhi syarat.
C 7 H 7CIN 40 2, masing-masing dihitung terhadap zat Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
yang telah dikeringkan.
Penetapan kadar difenhidramin Timbang saksama
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau. lebih kurang 150 mg, larutkan dalam 75 ml asam asetat
glasial P dan titrasi dengan asam perk/orat 0,05 N LV
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
etanol dan dalam kloroform; agak sukar larut dalam
eter. I ml asam perklorat 0,05 N setara dengan
12,77 mg C11f21 NO
Baku pemba"nding Dimenhidrinat BPFI; lakukan pe-
ngeringan dalam hampa udara di atas fosfor pen- Penetapan kadar 8-kloroteofilin Timbang saksama
toksida selama 24 jam sebelum digunakan. · lebih kurang 800 mg, masukkan ke dalam labu
FIIV Monografi I Dimenhydrinati Compressi 325

tentukur 200-ml, tambahkan 50 ml air, 3 ml amoniurn kan metana/ P sampai tanda, campur dan saring,
hidroksida 6 N, dan 6 mllarutan amonium nit rat P (1 da- buang filtrat pertama. Encerkan filtrat secara
lam 10), hangatkan di atas tangas uap selama 5 menit. kuantitatif dan bertahap dengan metanol P sampai
Tambahkan 25,0 ml perak nitral 0,1 N LV, campur dan kadar lebih kurang 25 ~g per ml. Buat larutan baku
hangatkan di atas tangas air selama 15 menit, sambil dari Dimenhidrinat BPFl dalam metanol P sampai kadar
sering dikocok. Dinginkan, encerkan dengan air se- lebih kurang 25 ~g per mi. Ukur sera pan pada panjang
cukupnya sampai tanda, campur, biarkan mengendap. gelombang serapan maksimum lebih kurang 276 nm,
Saring melalui kertas saring kering, huang 20 ml filtrat menggunakan metana/ P sebagai blangko. Hitung
pertama. Pipet 100 ml filtrat ke dalam labu 250 ml, jumlah dalam mg, C 17 Hz 1 NO.C 7 H 7 CIN 40 2 , dalam
asamkan dengan asam nitrat P, tambahkan 3 ml ber- tablet dcngan rumus:
lebih. Tambahkan 2 ml Jarutan besi(JIIJ anronium
sulfat LP dan titrasi dengan amanium tiosianat 0,1 N LV. T Au
(-) c (-)
1 nrl perak nit rat 0,1 N setara dengan 25 A5
21,46 mg Cji7C1Np 2
T adalah jumlah dalam mg dimenhidrinat dalam tablet
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup seperti yang tertera pada etiket; C adalah kadar
baik. Dimenhidrinal BPFI dalam ~g per ml larutan baku; Au
dan A~ berturut-turut adalah sera pan Umttan uji dan
Larutai1 baku.

DIMENHYDRINATI COMPRESS! Kandungan 8-kloroteofilin jumlah 8-kloroteofilin


Tablet Dimenhidrinat antara 43,4% dan 47,9% dari jumlah dimenhidrinat
Tablet Difenhidramin Teoklat yang diperoleh pada Penetapan kadar. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti yang tertera pada Kromatagrafi <931>.
Tablet Dimenhidrinat mengandung Dimenhidrinat, Fase gerak Larutkan 810 mg asam dl-10-lcamfersulfo-
C 17H 21 NO.C7 H 7CIN 40 2, tidak kurang dari 90,0% dan nat P dan 700 mg natrium asetat trihidrat P dalam
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada 700 ml air. Tambahkan 300 ml metanol P, campur,
etiket. saring melalui penyaring membran dengan porositas
0,5 J.lm atau yang lebih kecil.
Baku pembanding Dimenhidrinat BPFI; lakukan pe- Lanttan baku Timbang saksama sejumlah Dimen-
ngeringan dalam hampa udara di atas fosfor pentoksi- hidrinat BPFilarutkan dalam metanol P hingga kadar
da selama 24 jam sebelum digunakan. lebih kurang 0,5 mg per ml: larutan ini sebagai Larut-
an baku persediaan. Gunakan sebagian larutan ini
ldentifikasi Gerus sejumlah tablet setara dengan lebih dalam penetapan kadar. Pipet 5 ml larutan ini ke
.... kurang 500 mg dimenhidrinat dengan 25 ml etanol P dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan metanol P
hangat, saring. Encerkan filtrat dengan 40 ml air, sampai tanda, campur dan saring melalui penyaring
saring lagi; filtrat memenuhi uji Identifikasi dalam membran dengan porositas 0,5 ~m atau yang lebih
Dimenhidrina t. kecil.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Disolusi <1221> dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
Media disolusi: 900 ml air. setara dengan lebih kurang 50 mg Dimenhidrinat BPFI
Alat tipe 2: 50 rpm. ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih
Waktu: 45 menit. kurang 95 mi metanol P, kocok baik-baik dan sonikasi
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 17H 21 NO. selama 1 menit. Encerkan dengan metancJl P sampai
<;H,CIN40 2 yang terlarut dengan mengukur serapan tanda, gunakan sebagian larutan ini dalam penetapan
fiftrat larutan uji, jika perlu encerkan dengan Media kadar. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentu-
disolusi, dan serapan larutan baku Dimenhidrinat BPFI kur 50-ml, encerkan dengan metanol P sampai tanda,
dalam media yang sama pada panjang gelombang campur dan saring melalui penyaring membran
serapan maksimum lebih kurang 276 nm. dengan porositasO,S ~m atau yang lebih kecil.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
kurang dari 75% (Q) C 17H 21 NO.C 7 H 7CIN 40 2 , dari pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
jumlah yang tertera pada etiket. tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm, dan pra-
kolom 2 mm x 12,5 em berisi bahan pengisi L2 dan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. kolom analitik 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll.
Prosedur penetapan keseragaman kandungan Masuk- Laju aliran lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan tiga
kan 1 tablet yang telah digerus halus ke dalam labu kali penyuntikan Larutan baku dan rekam respons
tentukur 100-ml dengan bantuan metanol P, tambah- puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan
326 Dimercaprolum I Monografi FIIV

baku relatif tidak lebih dari 1,0%.


Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 25 ~d) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Waktu retensi 8-kloroteofilin lebih C adalah kadar Dimenhidrinat BPFI dalam mg per ml
kurang 5 menit. Pada akhir pengujian, bilas pompa Larutan baku; Ru dan Rs berturut-turut adalah per-
dan kolom dengan campuran air-metanol P (70:30). bandingan respons puncak difenhidramin dan
Hitung jumlah dalam mg S-kloroteofilin, C 7 H 7C1Np 2, bis(2-etilheksil)ftalat dari Larutan uji dan Larutan baku.
dalam serbuk tablet dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
214.61 ru baik.
( J 10UO C i--J
469,97 r~
DIMERCAPROLUM
C adalah kadar Dimenlzidrinat BPFI dalam mg per ml Dimerkaprol
Larutan baku; 214,61 dan 469,97 berturut-turut
adalah bobot molekul 8-kloroteofilin dan dimenhi- fHzfHCH,OH
drinat; 'udan 's
berturut-turut adalah respons SH SH
puncak Larutan uji dan Larutar1 baku.
2,3-Dimerknpto-1-propanol [59-52-9)
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara C3 H 6 05 2 BM 12<i,22
Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatograft <931>. Dimerkaprol mengandung tidak kurang dari 97,0%
Fase gerak Larutkan 830 mg amonium fosfat dibasa P dan tidak lebih dari 100,5% C 3 H~OS 2 , dan tidak lebih
dalam 165 ml air, secara perlahan-lahan tambahkan dari 1,5% 1,2,3-trimerkaptopropana (C~H 8 S:J
935 ml metanol P sambil tetap diaduk, saring melalui
penyaring membran dengan porositas 0,5 ~m atau Pemerian Cairan tidak berwarna, atau praktis tidak
lebih kecil. berwarna; bau tidak enak seperti merkaptan.
Larutan baku internal Larutkan bis(2-etilheksi1Jftalat
dalam metanol P hingga kadar 30 J.Ll per 250 mi. Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol, dalam
Larutan baku Gunakan sejumlah Larutan baku perse- benzil benzoat dan dalam metanol.
.diaan yang dibuat pada penetapan kandungan 8-klo-
roteofilin. Campur 5,0 ml larutan ini dan 5,0 ml IArut- Bobot jenis <981> Antara 1,242 dan 1,244.
an baku internal, saring melalui penyaring membran
dengan porositas 0,5 J.lm atau lebih kecil. Jarak destilasi <1011> /vletode I Antara 66° dan 68°
Larutan uji Gunakan Larutan uji yang dibuat untuk pada tekanan 0,2 mmHg.
penetapan kandungan 8-kloroteofilin. Campur 5,0 ml
larutan ini dengan 5,0 ml l.arutan baku internal saring lndeks bias <1001> Antara 1,567 dan 1,573.
melalui penyaring membran dengan porositas 0,5 ~m
atau lebih ked!. 1,2,3-Trimerkaptopropana dan cemaran sejenis Tidak
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera lebih dari 1,5%.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Zat penjerap Gunakan asam silikat P 100 mesh yang
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm ·dan kolom sesuai untuk kromatografi.
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi LI. Laju aliran Larutan dnpar baku Buat 100 ml dapar fosfat pH 6,0
lebih kurang 2,2 ml per menit. Lakukan penyuntikan seperti yang tertera pada Penetapan pH <1071> tam-
tiga kali Larutan baku dan rekam respons puncak bahkan 100 mg natrium bisulfit P dan larutkan.
seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku Pelarut heksana tercuci asam Pada 100 ml heksana P
relatif tidak lebih dari 1,0% dan resolusi, R, antara di dalam corong pisah tambahkan 10 ml asam sulfat P,
puncak difenhidramin dan puncak bis(2-e"tilheksil) kocok baik-baik selama tidak kurang dari 12 jam,
ftalal tidak kurang dari 2,5 [Catalan Setelah pengujian, biarkan tapisan memisah. Masukkan pelarut tercuci
segera bilas kolom dengan metanol P.} asam ke dalam labu destilasi, dan destilasi perlahan-
Prosedztr Suntikkan secara terpisah sejumlah lahan, tampung destilat yang terdestilasi pada suhu
volume sama (lebih kurang 25 ~I) Larutan baku dan antara 35° dan 50°. Gunakan destilat segar.
Larutan uji ke dalarn kromatograf, ukur respons Diisopropil eter Masukkan 100 ml diisopropil eter P
puncak utama. Waktu retensi lebih kurang 4 menit dalam labu destilasi, dan destilasi, tampung destilat
dan 6 menit untuk masing-masing difenhidramin yang terdestilasi pada suhu antara 68° dan 69°. Guna-
sebagai komponen dari dimenhidrinat dan untuk kan destilat segar.
bis(2-etilheksil)ftalat. Hitung jumlah dalam mg, [Perhatian Jangan menguapkan sampai hampir kering,
C 1,J\1NO.C7 H 7CIN 40 2, dalam tablet dengan rumus: karena diisopropil eter dapat membentuk peroksida yang
FIIV Monografi I Dimethiconum 327

mudah meledak.] persentase C 3H 8S3 yang diperoleh pada penetapan


Fase gerak Cam pur 50 ml diisopropil eter P dengan 1,2,3- Trimerkaptopropana dan cemaran sejenis.
50 ml Pelarut heksana tercuci asam.
Tabung kromatografi Tabung kromatografi ukuran Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
600 mm x 13 mm, bersumbat wol kaca pada ujung rapat, di tempat dingin.
bawahnya.
Kolom kromatografi Campur 20 g Zaf penjcrap
dengan 20 ml Larutan dapar baku. Buat menjadi bubur DIMETHICONUM
dengan 100 ml kloroform P. Masukkan sedikit demi Dimetikon
sedikit sejumlah bubur ke dalam tabung kromatografi,
setiap penambahan usahakan agar selalu ada lapisan
cairan di atas kolom untuk mencegah terbentuknya
rongga udara. Cuci kolom dengan Fase gerak hingga
bebas kloroform dan biarkan cairan turun sampai
lapisan Zat penjerap. a-(Trimetilsili/J-w-metilpoli[oksi
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 250 mg (dimetilsililena)] [9006-65-9]
dimerkaprol yang dapat dibuktikan bebas hidrogen
sulfida seperti yang tertera pada Penetapan kadar; Dimet!kon adalah campuran polimer siloksan rantai
masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, tambahkan lurus yang termetilasi sempurna mengandung satuan
Fase gerak sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ini ke berulang rumus:
dalam Kolom kromatografi, bila larutan sudah melalui
kolom, cud dinding tabung dengan 2 ml Fase gerak dan
biarkan cairan turun sampai zat penjerap. Masukkan
Fase gerak ke dalam Tab1mg kromatografi dan kumpul- yang distabilkan dengan unit pembatas akhir trimetil-
kan berturut-turut dua fraksi yaitu (A) 20 ml fraksi siloksi dengan rumus:
yang seluruhnya terdiri dari 1,2,3-trimerkaptopropana,
dan (B) 3 ml fraksi untuk kontrol. Pada tiap fraksi
tambahkan volume yang sama etanol P dan titrasi
dengan iodum 0,1 N LV hingga terjadi warna kuning n adalah nilai rata-rata yang menunjukkan viskositas
yang tetap. Lakukan penetapan blangko terhadap nominal dari tingkatan yang berbeda, antara 20 dan
20 ml Fase gerak yang sebelumnya sudah dilewatkan 12.500 sentistok. Mengandung tida.k kurang dari 97,0%
kolom sebelum contoh dimasukkan dan jika perlu dan tidak lebih darl 103,0% polidi~etilsiloksan,
lakukan koreksi. Fraksi (B) tidak menghilangkan [--(CH3) 2Si0]n.
warna 1 tetes iodum 0,1 N LV.
Persyaratan Kekentalan, Bobot jenis, Indeks bias dan
1 ml iodum 0,1 N setara dengan Susut pemanasan berbeda untuk beberapa jenis dimeti-
4,676 mg C3 H8S3 kon, :;eperti yang tertera dalam Tabel.

Penetapan kadar Lakukan uji adanya hidrogen sulfi- Pemerian Larutan jemih tidak bewarna; tidak berbau.
da·pada dimerkaprol menggunakan kertas timbal(Il)
asetat P yang dibasahi dan diletakkan di atas contoh. Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam metanol,
Jika kertas menjadi berwarna lebih gelap, alirkan gas dalam etanol dan dalam aseton; sangat sukar larut
kering nitrogen bebas oksigen atau karbon dioksida dalam isopropanol; larut dalam hidrokat'bon terklori-
melalui contoh hingga kertas timba/(Il) asetat P membe- nasi, dalam benzena, dalam toluena, dalam xilena,
rikan hasil uji negatif. Masukkan lebih kurang 2 ml zat dalam eter dan dalam heksana.
bebas hidrogen sulfida ke dalam Jabu tentukur 100-ml
bersumbat kaca yang telah ditara, timbang saksama, Baku pembanding Polidimetilsiloksan BPFI; simpan
tambahkan metanol P sampai tanda. Pipet 10 mllarut- dalam wadah tertutup rapat; tidak boleh dikeringkan
an ini ke dalam labu Erlenmeyer 50 ml dan titrasi sebelum digunakan.
dengan iodum 0,1 N LV hingga terjadi warna kuning
tetap. Lakukan penetapan blangko. Hitung persentase Identifikasi Spektrum serapan inframerah larutan zat
C3 H 80S2 dengan rumus: dalam sel 0,5 mm yang dibuat seperti yang tertera
p~da Penetapan kadar menunjukkan maksimum hanya
0,6211 v pada panjang gelombang yang sama seperti pada
- 1,328 T Larutan baku yang dibuat seperti yang tertera pada
w Penetapan kadar.

V adalah volume iodum 0,1 N yang digunakan dalam Bobot jenis <981> Dalam batas sesuai yang tertera
ml; W adalah bobot contoh dalam g; T adalah pada Tabel.
328 Dimethiconum I Monografi FllV

Kekentalan <1051> Dalam batas sesuai yang tertera neal menggunakan minyak biji kapas P sebagai blangko.
pada Tabel; lakukan penetapan pada suhu 25° ± 0,1 o Bila zat uji mempunyai kekentalan lebih besar dari
menggunakan viskosimeter kapiler. 1000 sentistok, gunakan ekstrak dalam Injeksi Natrium
Klorida dan dalam minyak biji kapas P yang dibuat
Indeks bias <1001> Dalam batas sesuai yang tertera dengan mencampur 4 g zat dengan 20 ml injeksi
pada Tabel. natrium klorida dan 20 ml minyak biji kapas P dalam
oven pengering pada suhu 70° selama 24 jam, sambil
Keasaman Larutkan 15,0 g dalam campuran 15 ml kadang-kadang diaduk; buat satu blangko 20 ml
toluena P dan 1 5 ml butanol P, yang telah dinetralkan cairan ekstraksi untuk tiap injeksi dan pembanding.
terhadap hint bromofenol LP, titrasi dengan kalium B. Memenuhi syarat Uji intrakutan pada Uji
hidroksida etanol 0,050 N LV menggunakan indikator Reaktivitas secara Biologi in-vivo <251> Zat uji dan
biru bromofenol LP: diperlukan tidak lebih dari 0,10 mi. blangko seperti yang tertera pada uji Kesesuaian bio-
logis A.
Susut pemanasan Tidak lebih dari persentase
maksimum seperti yang tertera pada Tabel. Lakukan Penetapan kadar
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih Larutan baku Timbang saksama sejumlah Polidi-
kurang 15,0 g, masukkan ke dalam cawan aluminium metilsiloksan BPFl, larutkan dalam karbon tetraklorida P
yang telah ditara, panaskan pada suhu 200° dalam hingga kadar lebih kurang 10 mg per ml.
oven pengering dengan sirkulasi udara selama 4 jam; Lanttan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg,
biarkan dingin dalam desikator hingga suhu kamar, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan
tim bang. encerkan dengan karbon tetraklorida P sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. dalam sel 0,1 Jllm, pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 7,9 J.Lm menggunakan spek-
Syarat lain Dimetikon yang digunakan sebagai pe- trofotometer inframerah yang sesuai; gunakan karbon
lapis wadah untuk pemakaian parenteral harus tetraklorida P sebagai blangko. Hitung jumlah dalam
memenuhi syarat tambahan seperti berikut: mg, (-(CH 3 ) 2Si0--]n dengan rumus:
Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetap-
an menggunakan larutan yang dibuat sebagai berikut:
Masukkan 20,0 g zat ke dalam labu yang sesuai,
tambahkan 400 ml larutan natrium klorida P 0,9%
apirogen dan panaskan pada suhu 85° selama 1 jam.
Pipet sejumlah volume larutan ini dan dinginkan. C adalah kadar Polidimetilsiloksan BPFI dalam mg
Kesesuaian biologis per ml Lanttan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah
A. Memenuhi syarat Uji injeksi sistemik pada Uji serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Reaktivitas secara Biologi in-vivo <251> Bila zat
mempunyai kekentalan 1000 sentistok atau kurang, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
suntikkan zat uji, tanpa diekstraksi secara intra peri to- rapat.

Tabel persyaratan Kekentalan, Bobot jenis, lndeks bias dan Susut pemanasan

Kekentalan Kekentalan (sentistok) Bobot jenis Indeks bias Susut


nominal pemanasan
(sentistok) Minimum Maksimum Minimum Maksimum Minimum Maksimum Maksimum
-

20 18 22 0,946 0,954 1,3980 1,4020 20,0


100 95 105 0,962 0,970 1,4005 1,4045 2,0
200 190 220 0,964 0,972 1,4013 1,4053 2,0
350 332,5 367,5 0,965 0,973 1,4013 1,4053 2,0
500 475 525 0,967 0,975 1,4013 1,4053 2,0
1.000 950 1.050 0,967 0,975 1,4013 1,4053 2,0
12.500 11.250 13.750 1,4015 1,4055 2,0
FllV Monografi I Dinatrii Edetas 329

DINATRII EDETAS seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.


Dinatrium Edetat Fase gerak Tambahkan 10 ml larutan tetrabutil
amonium hidroksida P dalam metanol P (1 dalam 4) ke
dalam 200 ml air, atur pH 7,5 ± 0,1 dengan asam
Dinatrium (etilenadinitrilo)tetraasetat dihidrat [6381-92-6] fosfat 1 M. Pindahkan larutan ke dalam labu tentu-
C 10H 14 N 2 Na20 8 .2H20 BM 372,24 kur 1000-ml, tambahkan 90 ml metanol P, encerkan
Anhidrat [139-33-3] BM 336,21 dengan air sampai tanda, saring melalui penyaring
membran dengan porositas 0,5 11m atau lebih kecil,
Dinatrium Edetat mengandung tidak kurang dari dan awaudarakan.
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 10 H 14 N 2 Na 20 8 , Larutan tembaga(ll) nitrat Buat larutan yang
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. mengandung lebih kurang 10 mg· per mi.
Lamtan baku persediaan Timbang saksama lebih
Pemerian Serbuk hablur, putih. kurang 100 mg asam nitrilotriasetat P masukkan ke
dalam labu tentukur 10-ml, tambahkan 0,5 ml amonium
Kelarutan Larut dalam air. hidroksida P, campur. Encerkan dengan air sampai
tanda.
Baku pembanding Dinatrium Edetat BPFl. Lanttan baku Timbang 1,0 g Dinatrium Edetat BPFl,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
ldentifikasi 100 111 Laruta11 baku persediaar1, encerkan dengan Larut-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di- all tembaga(ll) nitrat sampai tanda. Sonikasi bila perlu
dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan agar larut sempurna.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama Larutan uji Timbang 1,0 g zat, masukkan ke dalam
seperti pada Dinatrium Edetat BPFI. . iabu tentukur 100-ml, encerkan dengan Larutan temba-
B. Tambahkan 2 tetes amonium tiosianat LP dan ga(IlJ 11itrat sampai tanda. Sonikasi bila perlu agar larut
2 tetes besi(Ill) klorida LP pada 5 ml air dalam tabung sempurna.
reaksi, campur: terjadi warna merah tua. Tambahkan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
lebih kurang 50 mg dinatrium edetat, campur: warna pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
merah hilang dan berubah menjadi kekuningan. tinggi dilengkapi dengan dett.>ktor 254 nm dan kolom
C. Memberikan reaksi nyala dari Natrium seperti 4,6 mm x 15 em, berisi bahan pengisi Li. Laju aliran
yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>. lebih kurang 2 ml per menit. Lakukdn kromatografi
3 kali terhadap Larutan baku, rekam respons puncak
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan seperti yang tertera pad:~ Prosedur: simpangan baku
menggunakan larutan (1 dalam 20). relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%,
dan faktor resolusi, R, antara asam nitrilotriasetat dan
Susut pengeringan Tidak kurang dari 8,7"/o dan tidak dinatrium edetat tidak kurang dari 4,0.
.. lebih dari 11,4%; lakukan penetapan seperti yang
tertera pada Analisis Termal <741>. {Catalan Jika perlu
Prosedztr Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 50 Jl)) Larutan baku dan
jumlah contoh untuk penetapan dapat disesuaikan dengan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
sensitivitas alat. Kehilangan bobot yang terjadi pada suhu di puncak utama. Waktu retensi asam nitrilotriasetat dan
atas·uoo, menunjukkan adanya peruraian, tidak diinter- dinatrium ~detat berturut-turut lebih kurang 3,5 menit
pretasikan sebagai Susut pengeringan}. Tetapkan dan 9 menit. Respons puncak asam nitrilotriasetat
persentase zat yang menguap dengan analisis tenno- dari Larutan uji tidak lebih besar dari selisih antara
gravimetri pada alat yang telah dikalibrasi dengan respons puncak asam nitrilotriasetat yang diperoleh
tepat, dengan menggunakan 10 mg sampai 25 mg yang dari Larulan baku dan Larutan uji.
ditimbang saksama. Panaskan dengan kenaikan suhu
so per menit dengan dialiri gas nitrogen, laju aliran Penetapan kadar
40 ml per menit. Rekam tennogram pada rentang suhu Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 5 g,
di atas 200°. larutkan dalam labu .tentukur 250-m! yang berisi lebih
kurang 100 ml air, tambahkan air sampa.i tanda,
Kalsium Tambahkan 2 tetes merah metit LP ke campur.
dalam larutan (1 dalam 20), netralkan dengan amoni- Prosedztr Timbang saksama lebih kurang 200 mg
um hidroksida 6 N. Tambahkan tetes demi tetes asam kalsium karbonat baku kompleksometri, yang telah
klorida 3 N hingga larutan tepat asam, tambahkan 1 ml dikeringkan pada suhu nou selama 2 jam dan di-
amonium oksalat LP: tidak terbentuk" endapan. dinginkan dalam desikator, dalam gelas piala 400 ml,
tambahkan 10 ml air, goyangkan hingga membentuk
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj. bubur. Tutup gel~ piala dengan kaca arloji dan tanpa
memindahkan tutup tambahkan 2 ml asam klorida 3 N
As am nitrilotriasetat Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan dengan pipet, goyangkan hingga kalsium karbonat
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi Ia rut, encerkan dengan air hingga lebih kurang 100 mi.
330 Diphenhydramini Hydrochloridum I Monografi FI IV

Sambil diaduk lebih baik menggunakan pengaduk Jarak lebur <1021> Antara 167° dan 172°.
magnetik, tambahkan lebih kurang 30 ml Larutan uji
dengan menggunakan buret 50-ml. Tambahkan 15 ml Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
natrium hidroksida 1 N dan 300 mg biru hidroksinaftol P lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
yang telah digerus, lanjutkan titrasi hingga warna
biru. Hitung jumlah dalam mg, C 10 H 14 N 2 Na 20 8 , Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
dengan rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
w Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
839,8 ( - ) Kromatografi <931>.
v Fasc gerak Buat campuran asetonitril P-air-tri-
etilamina P (50:50:0,5), atur pH hingga 6,5 dengan
W adalah bobot kalsium karbonat dalam mg dan V asam asetat glasial P, saring dan awaudarakan. Jika
adalah volume Larutan uji yang digunakan dalam mi. perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan baku Timbang saksama sejumlah Difenhi-
baik. dramin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam air hingga
kadar lebih kurang 0,5 mg per mi.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg,
DIPHENHYDRAMINI masukkan ke dalam labu tentukur 50-inl, larutkan dan
HYDROCHLORIDUM encerkan dengan air sampai tanda, saring.
Difenhidramin Hidroklorida Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang
5 mg benzofenon P larutkan dalam 5 ml asetonitril P,
encerkan dengan air hingga 100 ml dan campur.
Masukkan 1,0 mllarutan ini dan 5 mg zat uji ke dalam
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan air sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 run dan kolom
2-(Difenilmetoksi)-N,N-dimetiletilamina 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi LlO. Laju aliran
hidroklorida [147-24-0] lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
C 1,Ji21 NO.HC1 BM 291,82 terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R,
Difenhidramin Hidroklorida mengandung tidak antara puncak benzofenon dan difenhidramin tidak
.... kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
C 17H 21 NO.HCI, dihitung terhadap zat yang telah
kurang dari 2,0. Waktu retensi relatif benzofenon dan
difenhidramin berturut-turut adalah lebih kurang 0,8
dikeringkan. dan 1,0. Lakukan penyuntikan ulang Larutan baku,
rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose-
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau. Jika dur: simpangan baku relatif tidak lebih dari 2,0%,
kena cahaya, perlahan-lahan wamanya menjadi gelap. faktor ikutan puncak difenhidramin hidroklorida tidak
Larutannya praktis netral terhadap kertas lakmus P. lebih dari 1,3 dan jumlah lempeng teoritis tidak
kurang dari 3000.
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
dalam kloroform; agak sukar larut dalam aseton; volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Larutan baku dan
sangat sukar larut dalam benzena dan dalam eter. Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
pun.:ak utama. Hitung jumlah dalam mg,
Baku pembanding Difenhidramin Hidroklorida BPFI; C 17H 21 NP.HCI, dengan rumus:
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
sebelum digunakan. ru
soc(-)
ldentifikasi 's
A. Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
ldentifi/alsi Basa Nitrogen Organik <26-1>. C adalah kadar Difenhidramin Hidroklorida BPFI dalam
B. ·Waktu retensi puncak utama pada kromato- mg per ml Larutan baku; ru dan r 5 berturut-turut
gram dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
seperti yang diperoleh pada Penettzpan kadar.
C. Memenuhi reaksi Klorida cara A,B dan C seperti Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
yang tertera pada. Uji Identifikasi Umum <291>. rapat, tidak tembus cahaya.
FIIV Monografi I Diphenoxylati Hydrochloridum . 331

DIPHENHYDRAMINI HYDRO- DIPHENOXYLATI HYDROCHLORIDUM


CHLORIDI INJECTIO Difenoksilat Hidroklorida
Injeksi Difenhldramin Hidroklorida

lnjeksi Difenhidramin Hidroklorida adalah larutan


steril Difenhidramin Hidroklorida dalam Air untuk
Injeksi. Mengandung Difenhidramin Hidroklorida,
C 17H 21 NO.HC1, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Etill-(3-sianc-3,3-difenilpropil)-4-fenilisonipekotat
Baku pembanding Difenhidramin Hidroklorida BPFI; monohidroklorida [3810-80-8]
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam C 30 ~ 2 Nz0 2 .HC1 BM 489,06
sebelum digunakan.
Difenoksilat Hidroklorida mengandung tidak kurang
ldentifikasi dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
A. Encerkan sejumlah volume injeksi setara dengan C 30 H 32 N 202"HC1, dihitung terhadap zat yang telah
lebih kurang 50 mg difenhidramin hidroklorida dikeringkan.
dengan asam sulfat 0,03 N hingga 25 mi. Memenuhi
syarat uji seperti yang tertera pada ldentifikasi Basa Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau.. Larutan
Nitrogen Organik <261>, mulai dari "'Pindahkan larutan jenuh pH lebih kurang 3,3.
ke dalam corong pisah .....:·.
B. Waktu retensi puncak utama pada kromato- Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam isopro-
gram Larutan uji sesuai pada Larutan baku seperti yang panol; mudah larut dalam kloroform; larut dalam
diperoleh pada Penetapan kadar. metanol; agak sukar larut dalam etanol dan dalam
aseton; praktis tidak larut dalam eter dan dalam
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5. heksana.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera Baku pembanding Difenoksilat Hidroklorida BPFI;
pada Injectiones. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam se-
belum digunakan.
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan
cara Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera ldentifikasi
pada Kromatograft <931>. A. Spektrum serapan inframerah larutan dalam
Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem kloroform P (1 dalam 10) diukur dalam sel 0,2 mm me-
.. dan Sistem kromatografi Lakukan penetapan seperti
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Difenhidramin
nunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
bang yang sama seperti pada Difenoksilat Hidroklori-
Hidrokloridtl. da BPFI.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
selara dengan lebih kurang 50 mg difenhidramin 2000) dalam campuran larutan asam klorida P-metanol P
hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentu- (1:1000) menunjukkan maksimum dan minimum pada
kur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. panjang gelombang yang sama seperti pada Difenok-
Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur silat Hidroklorida BPFI.
seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam Difen- C. Larutan jenuh menunjukkan reaksi Klorida
hidramin Hidroklorida. Hitung jumlah dalam mg, seperti yang tertera pada Uji Identiftkasi Umum <291>.
C 1 ~ 1 NO.HCl dalam tiap ml injeksi yang digunakan,
dengan rumus: Jaraklebur <1021> Antara 220° dan 226°.
C 'u
100 ( - ) ( - ) Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
V 's lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam._

C adalah kadar Difenhidramin Hidroklorida BPEI dalam Cemaran umum <481> Tidak lebih dari 1,0"/o
mg per ml Larutan baku; V adalah volume injeksi yang Larutan uji Gunakan pelarut kloroftmn P.
digunakan dalam ml; r u dan r 5 berturut-turut adalah Larutan baku Gunakan pelarut kloroftmn P.
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. Fase gerak Buat campuran kloroform P-sikloheksana P-
etanol mutlak P-asam format P (50:40:10:1).
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis Penampalcan bercak Gunakan teknik penampakan
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, bercak nomor 17, kemudian segera amati di bawah
terlindung dari cahaya. cahaya ultraviolet 254 nm·
332 Dipyridamolum. I Monografi FIIV

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
300 mg, larutkan dalam 75 ml asam asetat glasial P. Tam-
bahkan 4 ml raksa(Il) asetat LP, titrasi dengan asam Kemumian kromatografi Lakukan penetapan dengan
perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensio- cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
metrik. pada Kromatograft <931>.
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan yang tertera pada Penetapan kadar dalam Tablet Dipi-
48,91 mg CJl,H32 NzD 2.HCI ridamol.
Larutan uji A Timbang saksama sejumlah zat uji,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup larutkan dalam metana/ P hingga kad3r 1 mg per ml.
baik. Larutan uji B Encerkan 1,0 ml LaTlltan uji A dengan
metana/ P hingga 100 mi.
Prosed1tr Suntikkan 10 f.ll Lanttan uji B ke dalam
DIPYRIDAMOLUM kromatograf. Atur parameter percobaan hingga res-
Dipiridamol pons puncak utama (waktu retensi lebih kurang
6,5 menit) lebih kurang 5% skala penuh. Suntikkan
10 f.ll Larutan uji A dan lakukan kromatografi selama
10 menit: jumlah respons seluruh puncak lain selain
puncak utama dari Larutan uji A tidak lebih besar dari
respons puncak utama LaTIItan uji B (1,0%).

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang


450 mg, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml dan
2,2 ',2 '' ,2' '' -( (4,8-Dipiperidinopirimido£5,4-d/ larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P. Aduk
pirimidina-2,6-dii/)dinitrilo/tetraetano/ [58-32-2] selama 30 menit, tambahkan 75 ml aseton P dan aduk
C 24 H 40 N 80 4 BM 504,63 lagi selama 15 menit. Titrasi dengan asam per-
k/oral 0,1 N LV, tentukan titik akhir secara potensio-
Dipiridamol mengandung tidak kurang dari 98,0% metrik menggunakan elektrode kaca dan elektrode
dan tidak lebih dari 102,0% C 24 H 40 N 80 4 , dihitung pembanding perak-perak klorida. Lakukan titrasi
terhadap zat yang telah dikeringkan. blangko.

Pemerian Serbuk hablur, kuning; bentuk jarum. 1 ml asam perk/orat 0,1 N setara dengan
50,46 mg C24 H 4,;N80 4
Kelarutan Sangat mudah larut dalam metanol, dalam
etanol dan dalam kloroform; sukar iarut dalam air; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
.... sangat sukar larut dalam aseton dan dalam etil rapat, tidak tembus cahaya .
asetat.

Baku pembanding Dipiridamol BPFI; lakukan penge- DIPYRIDAMOLI COMPRESS!


ringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum diguna- Tablet Dipiridamol
kan.

ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang Tablet Dipiridamol mengandung Dipiridamol,
telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium C 24 H 40N 80 4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
panjang gelombang yang sama seperti pada Dipiri-
damol BPFI. Baku pembanding Dipiridamol BPFI; lakukan
penger.ingan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
Jarak lebur <1021> Antara 162° dan 168°, jarak antara digunakan.
awal dan akhir melebur tidak lebih dari r~
Identifikasi Gerus sejumlah serbuk tablet setara
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%; dengan lebih kurang 100 mg dipiridamol dengan
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. 10 ml asam klorida 0,1 N, saring, kumpulkan filtrat
dalam gelas piala. Tambahkan natrium hidroksida 0,1 N
Klorida Larutkan 500 mg dalam 5 ml etanol P dan 2 ml sampai larutan bereaksi alkali dan terbentuk endapan.
asam nitrat 2 N, tambahkan 1 ml perak nitrat LP: tidak Panaskan di atas tangas uap selama 1 -menit, dingin-
terjadi kekeruhan a tau tidak terbentuk endapan. kan dan saring. Keringkan endapan pada suhu 105°
selama 1 jam: endapan yang diperoleh memenuhi
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. ldentifilazsi seperti yang t~rtera pada Dipiridamol.
FIIV Monografi I Disopyramidum 333

Disolusi <1231> selama 30 menit. Encerkan dengan metanol P sampai


Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N. tanda dan sentrifus. Encerkan sejumlah beningan
Alat tipe 2: 50 rpm. (V 5 ml) dengan Fase gerak hingga dipero!eh larutan
Waktu: 30 menit. (VA ml) yang mengandung dipiridamollebih kurang
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C24 H 40 N 80 4, 15 Jlg per ml.
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi, dan pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
serapan Larut.zn baku Dipiridamol BPFI dalam media tinggi yang dilengkapi dengan detektor 288 nm dan
yang sama pada panjang gelombang serapan maksi- kolom 3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju
mum lebih kurang 282 nm. aliran lehih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kroma-
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak tografi terhadap Larutan bab, rekam respons puncak
l<urang dari 70% (Q) C 24 H 40 N 8 0 4, dari jumlah yang seperti yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom
tertera pada etiket. dihitung dari puncak analit tidak kurang dari 1000
lempeng teoritis; faktor ikutan puncak analit tidak
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
Prosedur keseragaman kandungan Masukkan 1 tablet penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 50 ml asam Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
klorida 1 N, panaskan di atas tangas uap selama 5 me- volume sama (lebih kurang 50 Jll) Larutan baku dan
nit dan kocok secara mekanik selama 30 menit. Dingin- Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
kan hingga suhu kamar, encerkan dengan asam klori- puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Cz4H 40N80 4,
da 1 N sampai tanda. Saring, huang 25 ml filtrat dalam tablet yang digunakan, dengan rumus:
pertama. Encerkan filtrat dengan air hingga kadar
dipiridamol lebih kurang 10 Jlg per ml. Ukur serapan
larutan ini dan larutan Dipiridamol BPFI lebih kurang
VA
c (-)(-)
'u
10 Jlg per ml dalam media yang sama pada panjang Vs 's
gelombang serapan maksimum lebih kurang 282 nm,
dengan menggunakan asam klorida 0,02 N sebagai C adalah kadar Dipiridamol BPFI dalam 11g per ml
blangko. Hitung jumlah dalam mg, C 24 H 40N 80 4, dalam Larutan baku; VA adalah volume Larutan uji dalam ml;
tablet dengan rumus: V5 adalah volume beningan yang digunakan dalam
ml; r u dan r 5 berturut-turut adalah res pons puncak
TC Au Larutan uji dan Larutan baku.
(-)(-)
D A5 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
T adalah jumlah dipiridamol dalam mg per tablet yang
''·
tertera pada etiket; C adalah kadar Dipiridamol BPFI
dalam Jlg per mll.Arutan baku; D adalah kadar dipiri- DISOPYRAMIDUM
damol dalam Jlg per ml Larutan uji, dari jumlah per Disopiramida
tablet yang tertera pada etiket dan besamya peng-
enceran; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan
Larutan uji dan Larutan baku.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. 4-Diisopropilamino-2-fonil-
Fase gerak Larutkan 250 mg natrium fosfat dibasa P 2-(2 -piridil)butiramidJJ (3737-09-5)
dalam 250 ml air dan atur pH hingga 4,6 dengan Cztliz.,NP BM339,5
larutan asam fosfat P (1 dalam 3). Tambahkan 750 ml
metanol P, campur, saring melalui penyaring membran Disopiramida mengandung tidak kurang dari 98,5%
Ciengan porositas o;s Jllil dan awaudarakan. Jika perlu dan tidak lebih dari 101,5% C 21 H 29 N 30, dihitung
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti terhadap zat yang telah dikeringkan.
yang tertera pada Kromatograji <931 >.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Dipirida- Pemerian Serbuk putih, tidak berbau atau hampir
mol BPFI, larutkan dalam Fase gerak"hir\gga kadar lebih tidak berbau.
kurang 15 Jlg per mi.
Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 20 tablet Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
ke dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan 100 ml air etanol 96%, dalam kloroform dan dalam eter.
dan sonikasi selama 15 menit. Tambahkan lebih
kurang 750 ml metanol P dan kocok secara mekanik Baku pembanding Disopiramida BPFI; lakukan
334 Disopyramidi Phosphas l Monografi FI IV

pengeringan pada suhu 80° dan tekanan tidak lebih asetamida fosfat (1:1) (22059-60-5]
dari 5 mmHg selama 2 jam, sebelum digunakan. C21 H:zqN30.H3 P04 BM 437,47

ldentifikasi Disopiramida Fosfat mengandung tidak kurang dari


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 21 H 29 N30.H 3 P04,
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
bang yang sama seperti pada Disopiramida BPr'l. Pemerian Serbuk, putih atau praktis putih; tidak
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,004% berbau. Meleleh pada suhu 205° disertai peruraian.
dalam asam sulfat metanol 0,05 M pada panjang
gelombang antara 230 nm dan 350 nm menunjukkan Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
maksimum hanya pada panjang gelombang 269 nm. etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam
Serapan pada 269 nm lebih kurang 0,8. eter.

Senyawa sejenis Baku pembanding Disopiramida Fosfat BPFI; lakukan


Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
larutkan dalam metanol P hingga kadar 2,0%. digunakan.
Enceran larutan uji Encerkan larutan uji dengan
metanol P hingga kadar 0,0050%. ldentifikasi
Prosed11T Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara dispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan
terpisah masing-masing 10 Ill Larutan uji dan Enceran maksimum hanya pada panjang gelombang yang
larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel G. sama seperti pada Disopiramida Fosfat BPFi.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi B. Larutan (1 dalam 200) menunjukkan reaksi
yang berisi fase gerak campuran butanol P-air- Fosfat seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi
amonium hidroksida P (80:15:5). Gunakan lapisan atas Umum <291>.
dari campuran yang telah memisah. Angkat lempeng,
biarkan mengering di udara dan semprot dengan pH <1071> Antara 4,0 dan 5,0; lakukan penetapan
latlium iodobismutat encer LP: bercak lain selain bercak menggunakan larutan (1 dalam 20).
utama dari Larutan uii tidak boleh lebih intensif dari
bercak utama Enceran.larutan uji. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 80° pada tekanan Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dati 20 bpj.
... tidak lebih dari 5 mmHg selama 2 jam, menggunakan
1 g. Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. Larutan uji Buat larutan dengan kadar 20 mg
per ml.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Larutan baku Buat larutan dengan kadar 2 kali
350 mg, larutkan dalam asam asetat glasial P hangatkan kadar yang ditetapkan.
hingga larut. Dinginkan, tambahkan 350 mg 1-naftol-
benzein P sebagai indikator. Titrasi dengan asam per- Kemumian kromatografi
klorat 0,1 N LV. Larutan baku Buat Larutan baku A dan Larutan
baku B. Timbang saksama sejumlah Disopiramida
I ml asam perklorat 0,1 N setara dengan Fosfat BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar
16,97 mg C2 ,H21'fp masing-masing 50 llg per ml (Larutan baku A) dan
100 Jlg per ml (Larutan baku B).
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut-
DISOPYRAMIDI PHOSPHAS kan dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 10 mg
Disopiramida Fosfat perm!.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
terpisah ma,sing-masing 10 J1l Larutan uji, Larutan
baku A dan Larutan baku B pada lempeng silika gel.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak toluena P-
etanol mutlak P-amonium hidroksida P (170:28:2)
a-(2-(Diisopropilamino)etill-a-Jenil-2-piridina- hingga merambat tiga per empat panjang lempeng.
FIIV. Monografi I Disopyramidi Phosphatis Capsulae 335

Angkat lempeng, keringkan di udara, semprot dengan sesuai dengan harga R1 Larutan baku.
kalium bismut ·iodida LP. Harga R1 bercak utama Larutan
uji sesuai dengan harga R1 Larutan baku B. Jika terdapat Disolusi <1231>
bercak lain selain bercak utama pada Larutan uji, Media disolusi: 1000 ml air.
perkirakan kadar masing-masing dengan memban- Alat tipe 2: 50 rpm.
dingkan terhadap bercak utama Larutan baku A dan Waktu: 20 menit.
Larutan baku 8: jumlah intensitas bercak lain selain Prosedur Saring 15 ml alikot larutan disolusi dan
bercak utama pada Larutan uji tidak lebih besar dari masukkan 10,0 ml filtrat ke dalam labu tentukur 25-ml.
bercak utama Larutan baku B (setara 1"to). Encerkan dengan asam sulfat 2 N sampai tanda. Laku-
kan penetapan jumlah C 21 H 29 N 30 yang terlarut,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang dengan mengukur serapan larutan ini dan serapan
160 mg disopiramida fosfat, larutkan dalam 50 ml asam larutan baku Disopiramida Fosfat BPFI dalam media
asetat glasial P, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, yang sama pada panjang gelombang serapan maksi-
tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan mum lebih kurang 268 nm, dengan menggunakan air
penetapan blangko. sebagai blangko.
Toleransi Dalam waktu 20 ·menit harus larut tidak
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan kurang dari 80"/o (Q) C 21 H 29 N 30, dari jumlah yang
21,87 mg C21 H2 1Jp.H3 PO~ tertera pada etiket.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
rapat, tidak tembus cahaya.
Penetapan kadar
Asam sulfat-metanol Tambahkan secara hati-hati
DISOPYRAMIDI PHOSPHATIS 5,4 ml asam sulfat P ke dalam lebih kurang 1800 ml
CAPSULAE metanol P sambil diaduk, encerkan dengan metanol P
Kapsul Disopiramida Fosfat hingga 2000,0 mi.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Disopiramida Fosfat BPFI, larutkan dan encerkan
I<apsul Disopiramida Fosfat mengandung Disopiramida dengan Asam sulfat-metanol hingga kadar lebih kurang
Fosfat yang setara dengan tidak kurang dari 90,0"/o dan 40 J.Lg per mi.
tidak lebih dari 110,0"/o disopiramida, C 21 H 29 N 30, dari Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari
jumlah yang tertera pada etiket. 20 kapsul, keluarkan isi semua kapsul, bersihkan
cangkang kapsul dan timbang saksama. Hitung bobot
Baku pembanding Disopiramida Fosfat BPFI; lakukan rata-rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum kapsul setara dengan lebih kurang 125 mg disopira-
digunakan. mida fosfat, masukkan ke dalam labu bersumbat kaca
125 ml. Tambahkan 50 ml Asam sulftzt-metanol, aduk se-
ldentifikasi lama 30 menit. Saring melalui penyaring kaca masir
Larutan uji Timbang saksama sejumlah isi kapsul dengan porositas sedang dan bilas dengan Asam sulfot-
setara dengan lebih kurang 125 mg disopiramida fosfat, metanol. Masukkan filtrat dan cucian ke dalam labu
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan tentu~ur 100-ml, encerkan dengan Asam sulftzt-metanol,
20 ml metanol P dan kocok selama 20 menit. Encerkan sampai tanda. Encerkan larutan ini dengan Asam
dengan metanol P sampai tanda, campur dan saring sulfat-metanol secara bertahap dan kuantitatif hingga
melalui kertas saring (Whatman No. 2 atau yang kadar lebih kurang 40 JLg per ml.
setara), buang 10 ml filtrat pertama. Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Disopira- pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
mida Fosfat BPFI larutkan dalam metanol P hingga kurang 268 nm menggunakan Asam sulfat-metanol se-
kadar 6,2 mg per mi. bagai blangko. Hitung jumlah dalam mg, C21 H 29 Np,
Prosedur Lakukan Krornatograft lapis tipis seperti dalam serbuk kapsul yang digunakan dengan rumus:
yang tertera pada Kromatograft <931>. Totolkan secara
terpisah masing-masing 10 JLl Larutan uji dan Larutan -339,48" Au
baku pada jarak yang sama 2,5 em dari tepi bawah 3,125 ( - - ) c (-)
lempeng kromatografi silika gel 0,25 mm. Masukkan 437,47 As
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dijenuhkan dengan fase gerak toluena P-etanol P- C adalah kadar Disopiramida Fosfat BPFI dalam JLg
amonium hidroksida P (170:28:2) hingga merambat tiga per ml Larutan baku; 339,48 dan 437,47 berturut-turut
per empat panjang lempeng. Angkat lempeng, biarkan adalah bobot molekul disopiramida dan disopiramida
fase gerak menguap. Amati bercak di bawah cahaya fosfat; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan Larut-
ultraviolet 254 nm. Harga R1 bercak utama Larutan uji an uji dan Larutan baku.
336 Dopamini Hydrochloridum I Monografi FllV

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Sulfa! <361> Lakukan penetapan dengan melarutkan
baik. 500 mg dalam 40 ml air: larutan tidak lebih keruh
dari 0,10 ml asam sulfa! 0,020 N.

DOPAMINI HYDROCHLORIDUM Zat mudah terarangkan <411> Lakukan penetapan


Dopamin Hidroklorida dengan melarutkan 100 mg dalam 5 ml asam sulfat LP:
warna larutan tidak lebih kuat dari Larutnn padan-
an A.

Kemum~an kromatografi
Lanttan uji Timbang saksama 150 mg, masukkan
4-(2-Aminoetil)pirokateko/ hidroklorida [62-31-7] ke dalam labu tentukur 5-ml, larutkan dan encerkan
C8H 11 N02.HCI BM 189,64 dengan metana/ P sampai Ianda.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Dopamin
Dopamin Hidroklorida mengandung tidak kurang Hidroklorida BPFI, larulkan dalam metana/ P hingga
dari 98,0% dan tidal< lebih dar! 102,0% C 8 H 11 N02 .HCI, kadar 30 mg per mi.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Enceran lanttan baku Bual satu seri pengenceran Lantt-
an baku dalam metana/ P hingga kadar 0,6 mg; 0,3 mg dan
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih; 0,15 mg per mi.
bau asam klorida lemah; meleleh pada suhu 240° Prosedrtr Lakukan seperti yang lertera pada Kroma-
disertai peruraian. tografi <931>. Toto!kan secara terpisah rnasing-masing
10 111 Larutan uji, LaTIItan baku dan Enceran larutan baku
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam metanol pada jarak yang sama pada lempeng kromatografi
dan dalam larutan alkali hidroksida; tidak larut dalam silika gel. Masukkan lempeng ke dalam bejana kroma-
eter dan dalam kloroform. lografi yang Ielah dijenuhkan dengan fase gerak kloro-
Jorm P-metanol P-larutan asam asetat glasial P (3 da-
Baku pembanding Dopamin Hidroklorida BPFI; lakukan lam 10) (13:9:4) hingga merambat 15 em di atas garis
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
digunakan. menguap, semprot lempeng dengan campuran volume
sama larutan besi(IIJ) klorida P (1 dalam 10) dan larutan
Kejernihan dan warna larutan Harus jerni.h d;m ka!ium heksasianoferat(IIIJ P (1 dalam 20) yang dibuat
tidak berwama atau praktis tidak berwarna. Lakukan segar. (Bercak dopamin dan cemaran sejenis berwarna
penetapan menggunakan larutan 400 mg dalam 10 ml biru di bawah cahaya tampak). Harga Rr bercak utama
larutan natrium bisulfit P (1 dalam 1000). Larutan uji sesuai dengan harga R1 La;utan baku dan
bercak lain selain bercak utama tidak boleh lebih dari
ldentifikasi tiga. Perkirakan kadar masing-masing bercak lain
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- selain bercak utama terhadap bercak Encerari larutan
persikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksi- baku: jumlah cemaran tidak boleh lebih besar dari
mum hanya pada panjang gelombang yang sama 1,0%.
seperti pada Dopamin Hidroklorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
25.000) dalam larutan natrium bisulfit P (1 dalam 1000) 300 mg, Iarutkan dalam 70 ml asam asetat glasial P dan
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang tambahkan 10 ml raksa(ll) asetat LP. Titrasi dengan asam
gelombang yang sama seperti pada larutan Dopamin perklorat 0,1 N LV dan tentukan titik akhir secara
Hidroklorida BPFI. potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
C. Menunjukkan reaksi Klorida seperti yang ter-
tera pada Uji ldentiftkasi Umum <291>. l ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
18,96 Clf11 N0 2.HCI
pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 25). Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pad a suhu 105° selama 2 jam.
DOPAMINI HYDROCHLORIDI
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. INJECTIO
InJeksi Dopamin Hidroklorida
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj;
lakukan penetapan dengan melarutkan 1 g dalam
25 ml air. lnjeksi Dopamin Hidroklorida adalah larutan steril
FIIV Monografi I Doxorubicini Hydrochloridum 337

Dopamin Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi. 20 mg per ml. Encerkan 1 volume larutan ini dengan
Mengandung Dopamin Hidroklorida, C 8 H 11 N0 2·.HCI, 3 volume Fase gerak hingga kadar \ebih kurang 5 mg
tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% per mi. Masukkan 10,0 ml larutan ini dan 10,0 ml
dari jumlah yang tertera pada etiket. Dapat me- Larutan baku dengan kadar Dopanzin Hidroklorida BPFI
ngandung antioksidan yang sesuai. 1,6 mg per ml ke dalam labu tentukur 100-ml,
{Catalan Tidak boleh digunakan bila warna larutan tambah~an Fase gerak sampai tanda.
lebih gelap dari klming pucat atau bent bah warna.] Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
setara Jengan !ebih kurang 16 mg dopamin hidro-
Baku pembanding Dopanzin Hidroklorida RPFJ; lakukan klodda-, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
digunakan. Endotoksin BPFI. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
ldentifikasi tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi baja tahan karat 30 em x 4 mm berisi bhan pengisi L1.
setara dengan lebih kurang 80 mg dopamin hidro- Laju a! iran lebih kurang 1,5 ml per rr.enit. Lakukan
klorida, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, kromatografi terhadap Larutm1 baku, rekam respons
tambahkan 10 ml metarwl P, encerkan dengan air puncak seperti yang tert<!ra pada ProseJur: sirr.pang-
sampai tanda. an baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Dopamin dari 3,0%. Dengan cara yang sama lakukan kromato-
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam larutan metana/ P grafi terhadap Larutan resolrtsi: faktor resolusi antara
(1 dalam 5) hingga kadar 1,6 mg per mi. puncak asam benzoat dan dopamin hidroklorida tidak
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti kurang dari 4,0.
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara Prosed1tr Suntikkan secara terpisah sejumlah
terpisah masing-masing 5 Jll Larzttan uji dan Larutan volume sama (lebih kurang 40 J.!l) Larutan baku dan
baku pada jarak yang sama pada lempeng kromatogra- Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
fi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C8 Hl!N0 2 .
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan HCI, dalam tiap ml injeksi yang digunakan dengan
dengan fase gerak campuran n-butanol P-asam asetat rum us:
glasial P-air (4:1:1). Angkat lempeng, biarkan fase gerak
menguap. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet 100 C 'u
254 nm: Harga R1 bercak utama yang diperoleh dari (--)(-)
Larutan uji sesuai dengan harga R1 Lanttan baku. V r,
pH <1071> Antara 2,5 da:1 5,0. C adalah kadar Dvpamin Hidrvklorida BPFJ dalam rng
per ml Larutan /laku; V adalah volume inJeksi yang
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti digunakan dalam ml; r u dan r 5 berturut-turut adalah
yang tertera pada lr1jeksi volume kecil. respons puncak dari Larutcn uji dan Larutan baku.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera Wadah dan penyim!'anan Dalam wadah dosis
pada Injectiones. tunggal, dari kaca Tipe !.

Endotoksin bakteri <201> Tidak \ebih dari 16,67 unit


Endotoksin FI per mg dopamin hidroklorida. DOXORUBICINI HYDROCHLORIDUM
Doksorubisin Hidroklorida
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran 260 ml asetonitril P dan
1740 ml larutan natrium 1-oktanasulfonat P (1 dalam
·K!
1000) dalam larutan asam asetat glasial P (1 dalam 100),
saring melalui penyaring membran porositas 0,45 j.J.m
atau lebih kecil dan awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Dopamin
Hidroklorida BPFI larutkan dalam Ease gerak hingga
kadar lebih kurang 1,6 mg per ml. Pipet 10 mllarutan (85,105)-10-{(3-Amino-2,3,6-trideoksi-a-L-Iikso-hekso-
ini ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan Fase piranosil)-oksi]-8-glikoloil-7,8 ,9, 10-te t rahid ro-6 ,8, 11-
gerak sampai tanda. trihidroksi-1-metoksi-5,12-naftasenadion
Larutan resolusi Timbang sejumlah asam benzoat P, hidroklorida [25316-40-9]
larutkan dalam metana/ P hingga kadar lebih kurang Cz,Ii~0 11 .HC1 BM 579,99
338 Doxorubicini Hydrochloridum I Monografi FIIV

Doksorubisin Hidroklorida mengandung tidak kurang kurang 0,2 mg aseton P, 0,3 mg etanol P dan 1 mg
dari 97,0% dan tidak Iebih dari 102,0% dioksan P per mi.
C 27 H 29 N0 11 .HCI, dihitung terhadap zat anhidrat, Pelarut Timbang saksama lebih kurang 100 mg
bebas pelarut. dioksan P, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
(Ptrhatian Hati-hati, jangan terhirup partikel doksorrt- encerkan dengan air sampai tanda.
bisin hidroklorida dan hindari pemaparan pada kulit.] Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg
larutkan dalam 3,0 ml (3,0 g) Pelantt.
Pemerian Serbuk hablur, merah-jingga; higroskopis. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
Kelarutan Larut dalam air, dalam larutan natrium dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 4 mm x 2 m
klorida 0,9% dan dalam metanol; praktis tidak larut berisi bahan pengisi 8% sampai 10% fase cair G16 dan
dalam kloroform, dalam eter dan dalam pelarut orga- 2% kalium hidroksida P pada penyangga 51 A 100 mesh
nik lain. sampai 120 mesh. Pertahankan suhu kolom pada lebih
kurang 60°, gunakan helium P sebagai gas pembawa.
Baku pembanding Ooksorubisin Hidroklorida BPFI; Atur suhu kolom dan laju aliran gas pembawa
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. sehingga dioksan P tereluasi dalam waktu lebih kurang
6 menit. Lakukan kromatografi Larutan baku, rekam
Identifikasi Lakukan kromatografi seperti yang ter- respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
tera pada Penetapan kadar; waktu retensi puncak utama resolusi, R, antara puncak yang berdekatan tidak
yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang kurang dari 2,0. Simpangan baku relatif perbandingan
diperoleh dari Larutan baku. respons puncak ascton dengan dioksa:t dan etauol
dengan dioksan pada penyuntikan ulang tidak lebih
pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5; lakukan penetapan dari 4,0%, dan faktor ikutan puncak etanol tidak lebih
menggunakan larutan yang mengandung 5 mg per mi. dari 1,5.
Prosedur Suntikkan secar.1 terpisah sejumlah
Air <1031> Metode I Tidak Jei:Jih dari 4,0%. volume sama (lebih kurang 1 j.li) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato-
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. gram dan ukur luas puncak utama: waktu retensi
relatif untuk aseton, etanol dan dioksan berturut-
Zat hipotensif Memenuhi syarat Uji Daya Hipoten- turut Iebih kurang 0,2; 0,5 dan 1,0. Hitung persentase
sif <191>; lakukan penetapan menggunakan dosis uji bobot aseton (CH3COCH 3) dan etanol (C 2H,OH) dalam
1,0 ml per kg yang mengandung 1,5 mg doborubisin doksorubisin hidroklorida dengan rumus:
hidroklorida per ml dalam larutan natrium klorida P
0,9% steril. c. Du Ru
100 ( - ) ( - ) ( - )
Kemumian kromatografi Jumlah cemaran tidak lebih cd
· dari 3,0%; lakukan penetapan seperti yang tertera
pada Penetapan kadar, kecuali gunakan Larutan uji yang c. adalah kadar aseton atau etanol dalam mg per ml
dibuat dengan meiurutkar. zat uji dalam Fase gerak Larutan /;aku; Cd adalah kadar dioksan dalam mg
hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mi. Dari kroma- per ml Larutan baku; Du adalah jumlah dioksan dalam
togram Larutan uji, hitung persentase cemaran dengan mg per ml dalam Larutan uji; Wu adalah jumlah dok-
rum us: sor..tbisin hidroklorida yang digunakan dalam Larutan
uji; Ru dan R5 berturut-turut adalah perbandingan
1005 puncak analit (aseton atau etanol) terhadap puncak
dioksan yang diperole.h dari Larutan uji dan Larutan
(5 + r) baku: jumlah aseton dan etanol tidak lebih dari 2,5%.
Gunakan hasil yang diperoleh untuk menghitung
S adalah jumlah respons puncak lain selain puncak kadar zat dalam Penetapan kadar bebas pelarut
utama; r adalah respons puncak utama.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Sisa pelarut Tidak lebih dari 2,5%, sebagai aseton dan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
etanol. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi Kromatografi <931>.
gas seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-meta-
Larutan baku Timbang saksall)a masing-masing nol P-asam Josfot P (540:290:170:2). Larutkan 1 g natrium
lebih kurang 200 mg aseton P, 300 mg etanol mutlak P lauril suljat P ke dalam 1000 mllarutan tersebut, atur
dan 1000 mg dioksan P, masukkan ke dalam labu tentu- pH hingga 3,6 ± 0,1 menggunakan r:tatrium hidroksi-
kur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet da 2 N dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penye-
5 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera
dengan air sampai tanda. Larutan mengandung lebih pada Kromatografi <931>.
FIIV Monografi I Doxorubicini Hydrochloridum pro Injectione 339

Larutan resolusi Larutkan lebih kurang 10 mg laktosa. Mengandung Doksorubisin Hidroklorida,


doksorubisin hidroklorida dalam 5 ml air, tambahkan C 27H 29N011.HC1, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
5 ml asam fosfat P, biarkan selama lebih kurang 30 me- lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
nit. Atur pH li.ingga 2,6 ± 0,1 menggunakan lebih {Perhatian Hati-hati jangan terhirup partikel doksoru-
kurang 37 ml natrium hidroksida 2 N. Tambahkan 15 ml bisin hidroklorida dan hindari pemaparan pada kulit.]
asttonitril P dan 10 ml metanol P, campur, saring.
{Catatan Larutan dapat dibekukan sampai waktu akan Baku pembanding Doksorubisin Hidroklorida BPFI;
digunakan, cairkan dan campur sebelum digunakan.} tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Endotok-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Doksoru- sin BPFI.
bisin Hidroklorida BPFI larutkan dalam Fase gerak
hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. Larutan terkonstitusi Pada saat digunakan, iarutan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg terkonstitusi dari Doksorubisin Hidroklorida untuk
masukkan dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan Injeksi memenuhi syarat Larutan terkonstitusi pada
Fase gerak sampai tanda. Injectiones.
Sistem kromatogrolfi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,2 unit
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Endotoksin FI per mg doksorubisin hidroklorid·a.
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L13. Laju aliran Lakukan penetapan menggunakan larutan Doksorubi-
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi sin Hidroklorida tmtuk Injeksi dengan kadar 1,1 mg
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti per ml.
yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak
doksorubisin tidak kurang dari 0,7 dan tidak lebih dari Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
1,2; efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan membran,
doksorubisin tidak kurang dari 2250 lempeng teoritis; menggunakan seluruh isi yang secara aseptik dilarut-
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak kan dalam 200 ml Cairan A.
lebih dari 1,0%. Lakukan kromatografi terhadap Lantt-
an resolusi, rekam respons puncak seperti yang tertera pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan
pada Prosedrtr: waktu retensi relatif doksorubisinon menggunakan larutan terkonstitusi seperti yang ter-
dan doksorubisin berturut-turut adalah lebih kurang tera pada etiket.
0,6 dan 1,0, resolusi, R, antara puncak doksorubisinon
dan puncak doksorubisin tidak kurang dari 5,5. Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 4,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 J.ll) Larutan baku dan Syarat lain Memenuhi uji Identifikasi seperti yang
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons tertera pada Doksorubisin Hidroklorida, dan memenuhi
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg syarat Keseragaman sediaan <911> dan Penandaan
.. C;z.,Ii 29N011 .HCI, dengan rumus: seperti yang tertera pada Injectiones .

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja .tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan resolusi, Larutan baku dan Sistem
C adalah kadar Doksorubisin Hidroklorida BPFI dalam kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
mg per ml Larutan baku; P adalah kandungan Penetapan kadar dalam Doksorubisin Hidrokloridtl.
C;z.,Ii 29N011 .HCI dalam 11g per mg Doksorubisin Hidro- Larutan uji Encerkan isi satu wadah secara kuanti-
klorida BPFI; 'u dan r5 berturut-turut adalah respons tatif dengan Fase gerak hingga diperoleh larutan
puncak doksorubisin dari l.Arutan uji dan Larutan baku. dengan kadar lebih kurang 0,1 mg doksorubisin
hidroklorida per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Prosedur Lakukan Prosedur seperti yang tertera
rapat. pada Penetapan kadar dalam Doksorubisin Hidro!clorida.
Hitung jumlah dalam mg, C 27H 29 N0 11 .HC1, dengan
rum us:

DOXORUBICINI HYDROCHLORIDUM CP L 'u


PRO INJECTIONE . (--)(-)(-)
Doksorubisin Hidroklorida untuk Injeksi 1000 D r5

C adalah kadar Doksorubisin Hidroklorida BPFI ·dalam


Doksorubisin Hidroklorida untuk Injeksi adalah mg' per ml Larutan baku; P adalah kandqrigan
campuran steril Doksorubisin Hidroklorida dan C 27 ~N0 11 .HC1 dalam JJ.g per mg Doksorubisin Hidro-
340 Doxycyclinum I Monografi FI IV

lclorida BPFI; L adalah jumlah doksorubisin hidro- Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
klorida yang tertera pada etiket; D adalah kadar yang tertera pada Penetapan kadar dalam Doksisiklin
doksorubisin hidroklorida dalam mg per ml l.Ar11tan 11ji Hiklat.
dari jumlah injeksi per wadah yang tertera pada etiket [Catalan Selama melakukan prosed11r berikut ini, lin-
dan faktor pengenceran; ru dan r 5 berturut-turut dzmgi LAntlan bak11 dan LArutan uji dari cahaya.]
adalah respons puncak doksorubism dari Lantlan 11ji LAm tan bak11 Timbang saksama lebih kurang 30 mg
dan LAnllan baku. Doksisiklin Hiklat BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, tambahkan 25 ml metanol P, encerkan
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah ttnl11k Padatan dengan air :;ampai tanda. Saring melalui penyaring
Steril seperti yang tertera pada !nicctiones, kecuali pada dengan porositas 0,5 Jlm atau lebih kecil.
wadah untuk dosis ganda, untuk pengambilan tidak Lantlan 11ji Timbang saksama lebih kurang 55 mg,
lebih dari 100 ml yang dikonstitusikan seperti tertera masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
pada etiket. 50 ml mt'tanol P dan 1,2 ml asam klorida 0,1 N, goyang
hingga larut, encerkan dengan air sampai tanda.
Saring melalui penyaring dengan porositas 0,5 f.Lm
atau lebih kecil.
DOXYCYCLINUM Proscd11r Suntikkan secara terpisah sejumlah
Doksisiklin volume sama (lebih kurang 20 Ill) Larutan baku dan
Larzttan 11ji ke dalam kromatograf, rekam respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam f.lg, C 22 H 21 N 2 0~
per mg doksisiklin yang digunakan, dengan rumus:

PW5 ru
2 ( - - ) (--}
4-(Dimetilamino)-1 ,4,4a ,5,5a,6,11 ,12a-oktahidro- w,_, rs
3,5,10,12, 12a-pentahidroksi-6-metil-1, 11-diokso-
2-naftasenakarboksamida monolzidrat [17086-28-1] P adalah potensi doksisiklin dalam llg per mg
C 22H 24 N 20 8.Hp BM 462,46 Doksisiklin Hiklat BPFI; W5 adalah bobot Doksisiklin
Anhidrat [564-25-0] BM 444,44 Hiklat BPFI dalam mg yang digunakan untuk mem-
buat LArutan baku; Wu adalah bobot doksisiklin dalam
Doksisiklin mempunyai potensi setara dengan tidak mg yang digunakan untuk membuat Larutan uji;
kurang dari 880 Jlg dan tidak lebih dari 980 Jlg ru dan r5 berturut-turut adalah res pons puncak LArutmz
C 22 H 24 N 20 8 per mg. 11ji dan l.Arzttan baku.

Pemerian Serbuk hablur, kuning. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
... Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
dalam asam encer dan dalam etanol; praktis tidak lar..1t
dalam kloroform dan dalam eter.
DOXYCYCLINI HYCLAS
Baku pembanding Doksisiklin Hiklat BPFI; tidak boleh Doksisiklin Hiklat
dikeringkan sebelum digunakan.

Identifikasi Larutkan sejumlah zat dalam metanol P 4-( Dimetilamino )-1 ,4,4a,5,5a,6,11, 12a-oktahidro-3 ,5,
hingga diperoleh LAnllan 11ji dengan kadar 1 mg per 10,12,12a-pentalzidroksi-6-metil-1,11-diokso-2-
mi. Lakukan peneta pan seperti yang tertera pad a naftasenakarboksamida monohidroklorida, bersenyawa
Idcntifikasi Tetrasiklin <271>. dengan etanol (2:1), monohidrat [24390-14-5]
(C22H 24 Np8.HCI) 2.C2H 60.H 20 BM 1025,89
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Doksisiklina Hiklat mempunyai potensi setara dengan
pH <1071> Antara 5,0 dan 6,5; lakukan penetapan tidak kurang dari 800 Jlg dan tidak lebih dari 920 Jlg
menggunakan suspensi dalam air yang mengandung Doksisiklin, C 22 H 24 N 20 8, per mg.
10 mg per mi.
Pemerian Serbuk hablur, kuning.
Air <1031> Metode I Antara 3,6% dan.4,6%.
Kelarutan Larut dalam air dan dalam larutan alkali
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat; sukar
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloro-
Kromatografi <931>. · form dan dalam eter.
FI IV Monografi I Doxycydini Hyclatis Capsulae 341

Baku pembanding Doksisiklin hiklat BPFI; tidak boleh C 'u


100 ( - ) ( - )
dikeringkan sebelum digunakan.
W r5
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
telah didispersikan dalam kalium bromida P menunjuk- C adalah kadar doksisiklin, dalam J.Lg per ml Larutan
kan maksimum hanya pada panjang gelombang yang baku; W adalah bobot doksisiklin hiklat dalam mg
sama seperti pada Doksisik/in Hik/at BPFI. yang di~mbil untuk membuat Larutan uji; ru dan r5
berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Larutan baku.

pH <1071> Antara 2,0 dan 3,0; lakukan penetapan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
menggunakan larutan yang mengandung 10 mg rapat, terlindung dari cahaya.
per ml.

Air <1031> Metode I Antara 1,4% dan 2,75%. DOXYCYCLINI HYCLATIS CAPSULAE
Kapsul Doksisiklin Hiklat
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi CDir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Kapsul Doksisiklin Hiklat mengandung setara dengan
Fase gerak Cam pur 450 ml natrium fosfat monoba- Doksisiklin, C 22 Hz4 N 20 8, tidak kurang dari 90,0% dan
sa 0,1 M P dan 550 ml metanol P. Tambahkan 3 ml tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada
N,N-dimetil-n-oktilamina, atur pH dengan asam etiket.
fosfat P hingga 6,25 ± 0,05, saring melalui penyaring
membran dengan porositas 0,5 J.Lm atau lebih kecil, Baku pembanding Doksisiklin Hiklilt BPFI; tidak boleh
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian dikeringkan sebelum digunakan.
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>. {Catalan Selama melakukan prosedur ldentifikasi Buat Larutan uji dengan mengocok se-
berikut ini lindungi Larutan uji dan Larutan baku dari jumlah tertentu isi kapsul dengan metanol P hingga
cahaya./ diperoleh larutan dengan kadar setara dengan 1 mg
Larutan baku Timbang saksama Doksisiklin doksisiklin per ml dan saring. Lakukan penetapan
Hiklat BPFI, larutkan dalam air hingga diperoleh larut- seperti yang tertera pada Identifikasi Tetrasiklin <271>.
an dengan kadar lebih kurang 1000 J.Lg doksisiklin,
C 22 H 24 N 2 0 8 , per mi. Saring melalui penyaring Disolusi <1231>
membran dengan porositas 0,5 J.Lm a tau lebih kecil. Media disolusi: 900 ml air.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 120 mg, Alat tipe 2: 75 rpm, jarak antara dayung dan
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dasar bagian dalam wadah disolusi selama pengujian
dalam air, encerkan dengan air sampai tanda, dan 4,5 em ± 0,5 em.
campur. Saring melalui penyaring membran dengan Waktu: 30 menit.
porositas 0,5 J.Lm atau lebih kecil. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 22 Hz4 N 20 8 ,
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat Larutan
pada Kromatogafi <931>. Kromatograf cair kinerja uji, jika perlu die~c.erkan dengan Media disolusi dan
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm, kolom serapan Larutan baku Doksisiklin Hiklat BPFI dalam
pelindung 4,6 mm x 3 em berisi bahan pengisi Ll, dan media yang sama pada panjang gelombang serapan
kolom analitik 3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll maksimum lebih kurang 276 nm.
yang berkeasaman rendah dengan ukuran partikel Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
10 J.Lm. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml per menit. kurang dari 80% (Q), C 22 H 24 N 20 8, dari jumlah yang
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, tertera pada etiket.
rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedur: efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
analit tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis, faktor
ikutan puncak analit tidak lebih dari 2,0 dan Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5,0%.
simpangan baku relatif untuk penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Prosedur Suntikkan secara _terpisah sejumlah Kromatografi CDir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Laruian baku dan Kromatografi <931>.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam dan ukur Fase geralc, Larutan baku dan Sistem krotruztografi Buat
respons puncak utama. Hitung potensi dalam J.Lg seperti yang tertera pada Penetapan lauLzr dalam Doksi-
doksisiklin, C 22 H 24 N 20 8, per mg doksisiklin hiklat siklin Hiklat.
yang digunakan dengan rumus: Larutan uji Timbang saksama isi tidak kurang dari
342 Droperidolum I Monografi FIIV

20 kapsul, keluarkan isi semua kapsul dan campur, Identifikasi


bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama, A. Serapan inframerah zat yang telah dikeriugkan
hitung bohot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama dan didispersikan dalam kalium bromida P, menunjuk-
sejumlah serhuk setara dengan lehih kurang 50 mg kan maksimum hanya pada panjang gelomhang yang
doksisiklin, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, sama seperti pada Droperidol BPFI.
tambahkan lebih kurang 35 ml air, kocok selama B. Ke dalam corong pisah I25 ml, masukkan I5 ml
15 menit, encerkan dengan air sampai tanda. Saring larutan droperidol dalam kloroform P (I dalam 6700),
dengan kertas saring, huang 10 ml filtrat pertama 10 ml dapar fosfat pH 6,0, IS ml air dan 10 ml larutan
kemudian saring melalui penyaring memhran dengan natrium bisulfit P (1 dalam 100) yang baru dihuat,
porositas 0,5 J.lm a tau lehih kecil. kocok selama 15 menit, huang lapisan air. Pipet 5 ml
Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur larutan kloroform ke dalam labu Erlenmeyer hersum-
seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam Doksi- hat kaca yang berisi 50,0 mllarutan asam sitrat P (1,9
siklin Hiklat. Hitung jumlah dalam mg, C 22 H 24 N 20 8, dalam IOO), tutup labu, kocok selama 30 menit; spek-
dari serbuk kapsul yang digunakan dengan rumus: trum serapan ultraviolet lapisan asam sitrat, menun-
jukkan maksimum dan minimum pada panjang ge-
lombang yang sama seperti pada Droperidol BPFI: daya
serap masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan, pada panjang gelomhang serapan maksi-
mum lebih kurang 246 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
C adalah kadar doksisiklin dalam J.lg per ml Larutan
baku; r u dan r 5 herturut-turut adalah res pons puncak Jarak lebur <1021> Metode I Antara 147° dan I50°.
Larutan 1tji dan Larutan baku.
Susut pengeringan <Il21> Tidak lebih dari 5,0%;
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Iakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
rapat, terlindung dari cahaya. 70° selama 4 jam.

Sisa pemijaran <30I> Tidak lebih dari 0,2%.


DROPERIDOLUM
Droperidol Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.

4,4'-Bis[1,2,3,6-tetrahidro-4-(2-okso-1-benzimidazoli-
nil)-l-piridil)butirofenon Tidak lebih dari 1,5%.
Larutan uji Timbang saksama 30,0 mg, larutkan
dalam 70 ml isopropanol P dalam labu tentukur IOO-ml
Tamhahkan 10,0 ml asam klorida 0,1 N, encerkan

.. 1-{1-[3-(p-Fluorobenzoil)propil}-1,2,3,6-tetrahidro-
4-piridil}-2-benzimidazolinon [548-73-2)
dengan isopropanol P sampai tanda.
Larutan baku Tim hang saksama sejumlah 4,4 '-
Bis[1 ,2,3,6-tetrahidro-4-(2-okso-1-benzimidazolini 1)-1-piri-
~IiuFN302 BM 379,43 dil}butirofenon BPFI, larutkan dalam pelarut yang sama
seperti pada Larutan uji hingga kadar 4,5 J.lg per mi.
Droperidol yang telah dikeringkan dalam hampa Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
udara pada suhu 70° selama 4 jam, mengandung tidak pada panjang gelomhang serapan maksimum lehih
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% kurang 330 nm terhadap hlangko campuran asam
~IiuFN30 2 • klorida 0,1 N dan isopropanol P (1 dalam 10): serapan
Larutan uji dan serapan Larutan baku herbeda tidak
Pemerian Serhuk hahlur halus atau amorf, putih lehih dari 1,5%.
sampai agak kecoklatan.
Penetapan kadar Timhang saksama lebih kurang
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut 240 mg yang telah dikeringkan, larutkan dalam 50 ml
dalam kloroform; sukar larut dalam etanol dan dalam - asam asetat glasial P. Tamhahkan p-naftolbenzein LP, dan
eter. titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, Iakukan
penetapan hlangko.
Baku pembanding Droperidol BPFI; lakukan penge-
ringan dalam hampa udara pada suhu 70° selama 1 mlasam perklorat 0,1 N setara dengan
4 jam sehel~m digunakan. 4,4'-Bis [1",2,3,6-tetnzhidro-4- 37,94 mg CfiJNp2
(2-okso-1-benzimidazolinil)-1-piridil} butirofenon BP Fl;
simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
cahaya; lakukan pengeringan dalam hampa udara rapat, tidak tembus cahaya, berisi nitrogen, dalam
pada suhu 70° selama 4 jam sebelum digunakan. ruangan yang sejuk.
FIIV Monografi I Econazoli Nitras 343

DYDROGESTERONUM Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%


Didrogesteron
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.

Penetapan kadar.
Larutan baku Buat seperti yang tertera pada Pe-
netapafl Kadar Steroid Tunggal <631>, menggunakan
Didrogesteron BPFI hingga kadar larutan 8 mg per mi.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 80 mg
9j1,10a-Pregna-4,6-diena-3,20-dion (152-62-5] didrog"!steron yang telah dikeringkan, larutkan dalam
C 2 llzs02 BM 312,45 campuran etanol P dan kloroform P volume sama
hingga 10,0 mi.
Didrogesteron mengandung tidak kurang dari 98,0% Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
dan tidak lebih dari 102,0% C 21 H 28 0 2 , dihitung ter- 20 J.Ll Larutan baku dan Larutan uji, menggunakan fase
hadap zat yang telah dikeringkan. gerak campuran benzena P-aseton P (4:1). Lakukan
menurut Prosedur seperti yang tertera pada Penetapan
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai kuning pucat. Kadar Steroid Tunggal <641>·sampai kalimat "......... .
kocok selama tidak kurang dari 2 menit". Kemudian
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar sentrifus tabung selama 5 menit, ukur serapan bening-
larut dalam etanol. an pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 285 nm, terhadap blangko. Hitun~ kadar
Baku pembanding Didrogesteron BPFI; lakukan pe- didrogesteron dalam mg dengan rumus:
ngeringan dalam hampa udara pada suhu 5C 0 selama
1 jam sebelum digunakan.

Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam lazlium bromida P C adalah kadar Didrogesteron BPFI dalam mg per ml
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan
bang yang sama seperti pada Didrogesteron BPFI. Larutan uji dan Larutan balcu.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
167.000) dalam metanol P menunjukkan maksirnum Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dan minimum pada panjang gelombang yang sama baik.
seperti pada Didrogesteron BPFI: daya serap masing-
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih ECONAZOLI NITRAS
kurang 285 nm, berbeda tidak lebih dari 2,5%. Ekonazol Nitrat
C. Larutkan lebih kurang 50 mg dalam 5 ml et:mol
mutlak P, tambahkan lebih kurang 50 mg hidroksilamina
hidroklorida P dan natrium asetat :mhidrat P, refluks hati-
hati selama 2 jam. Pekatkan larutan hingga lebih
kurang 3 ml, tambahkan 10 ml air, campur dari
sentrifus. Cud endapan dua kali, tiap kali dengan 3 ml • HNO,

metanol P hangat, keringkan pada suhu 105° selama


1 jam. Tetapkan jarak lebur endapan didrogesteron
dioksim, yang dipero!eh seperti tertera pada Penetapan
Suhu ubur <1021>: jarak lebur antara 275° dan 282°
disertai peruraian. 1-[2 -[(4- Klorofeni/)metoksi/-2-(2,4-dikloro-
feni/)etill-1H-imidazo/ nitrat [68797-31-9]
Jarak lebur <1021> Metode II Antara 167° dan 171°. CISHISCI3N20.HN03 BM444,70

Rotasi jenis <1081> Antara -470° dan -500°, dihitung Ekonazol Nitrat mengandung tidak kurang dari 98,5%
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pe- dan tidak lebih 101,0% C 18H 15Cl3 Np.HNOy dihitung
netapan menggunakan larutan dalam kloroform P yang terhadap zat yang telah dikeringkan.
mengandung 50 mg per 10 mi.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih;
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; tidakberbau atau hampir tidak 1:-erbau.
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
50° selama 1 jam. Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan dalam
344 Econazoli Nitratis Cremor I Monografi FI IV

eter; sukar larut dalam etanol; agak sukar larut daiam Wadah dan penyimpanan Oalam wadah tertutup
ldorofonn; larut dalam metanol. baik dan terlindung dari cahaya.

Baku pembanding Ekonazol Nitrat BPFI; lakukan


pengeringan pada suhu 105• hingga bobot tetap ECONAZOLI NITRATIS CREMOR
sebelum digunakan. Krim Ekonazol Nitrat
Krim Ekonazol
ldentifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromi- Krim Ekonazol mengandung Ekonazol Nitrat,
da P menunjukkan maksimum hanya pada panjang C 18 H 15 CI 3 N 20.HN03 , tidak kurang dari 90,0% dan
gelombang yang sama seperti pada Ekonazol tidak tebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
Nitrat BPFI. etiket.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,08%
dalam campuran asam klorida O,l N-metanol P (1:9) Baku pembanding Ekonazol Nitrat BPFI.
pada panjang gelombang 230 nm hingga 350 nm
menunjukkan 3 maksimum pada panjang gelombang Identifikasi
lebih kurang 265 nm, 271 nm dan 280 nm. Serapan A. Campur sejumlah krim setara dengan 40 mg
pada 265 nm lebih kurang 0,84, pada 271 nm lebih ekonazol nitrat dengan 20 ml campuran asam
k·1arang 0,86 dan pada 280 nm lebih kurang 0,52. sulfat 1 M-metanol P (1:4), ekstraksi dua kali, tiap kali
C. Kocok 10 mg dengan 5 ml air dan dinginkan dengan 50 ml karbon tetraklorida P, buang fase organik.
dalam es. Tambahkan 0,4 ml larutan kalium klorida P Basakan fase air dengan mnonia 2 N dan ekstraksi dua
10%, dan 0,1 ml larutan difenilamina P 0,1% dalam kali, tiap kali dengan 40 ml kloroform P. Kumpulkan
asam sulfat P, tambahkan tetes demi tetes sambil di- ekstrak kloroform, kocok dengan 5 g natrium sulfat
kocok 5 ml asam sulfat P: terjadi warna biru tua. anhidrat P, saring dan encerkan filtrat dengan kloro-
0. Titik lebur <1021> Metode I Lebih kurang 164•, form P hingga 100 mi. Uapkan 50 ml filtrat hingga
disertai peruraian. kering dan larutkan sisa dalam 50 ml campuran asam
klorida 0,1 N-metanol P (1:9). Serapan larutan pada
Senyawa sejenis rentang panjang gelombang 230 nm hingga 350 nm
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, menunjukkan maksimum pada 264 nm, 271 nm dan
larutkan dalam metanol P hingga kadar 2,0%. 280 nm. Perbandingan serapan pada 264 nm dan
Erzceran lan:tan uji Encerkan Larutan uji dengan 280 nm adalah lebih kurang 1,6.
metanol P hingga kadar 0,0075%. B. Pada Penetapan kadar, puncak utama Larutan uji
Prosedltr Lakt:kan Kromatografi lapis tipis seperti mempunyai waktu retensi yang sama dengan puncak
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara Ekonazol dalam Larutan baku.
terpisah masing-masing 20 !J.l Lnrutan uji dan Enceran
larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel G. Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi pada Cremores.
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak kloroform P-
metanol P-asam format P 85% (70:20:10). Angkat Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
lempeng, biarkan fase gerak menguap dan uapi Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato-
dengan uap iodum selama 1 jam. Bercak lain selain grafi <931>.
bercak utama Larutan uji tidak lebih intensif dari Larutan baku internal Timbang sejumlah 1,2,3,4-
bercak Enceran larutan uji. tetrafenil siklopenta-1,3-diena, larutkan dalam kloro-
form P hingga kadar 0,3%.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 40 mg
lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga. bobot Ekonazol Nitrat BPFI. Tambahkan 10 ml Larutan ba.lcu
tetap, menggunakan 1 g. internal, 0,2 ml amonium hidroksida P 25% dan 1 g natri-
um sulfat anl1idrat P, kocok dan saring.
Sisa pemijaran <301> Metode I Tidak lebih dari 0,1%. Larutan uji (1) Timbang saksama sejumlah krim
setara dengan lebih kurang 40 mg ekonazol nitrat,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang campur dengan 20 ml campuran asam sulfat 1 N-
400 mg, larutkan dalam sejumlah a:;am asetat gla- metanol P (1:4), kocok dua kali, tiap kali dengan 50 ml
sial P. Titrasi dengan asam perklorat 0,1. N LV, tentukan karbon tetraklorida P. Cuci masing-masing lapisan
titik akhir secara potensiometrik. l..akukan penetapan organik dengan 10 ml campuran asam sulfat 1 N-meta-
blangko. nol P (1:4). Kumpulkan fase air dan cairan pencuci,
basakan dengan amonia 2 N dan ekstraksi dua kali, tiap
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan kali dengan 50 ml kloroform P. Kumpulkan ekstrak,
44,47 mg C1,H15Cl_,.N,O.HN03 tambahkan 10 ml Larutan baku internal dan 5 g natrium
FIIV Monografi I Elastic Adhesive Dressing 345

sulfat anhidrat P ke dalam kumiJulan ekstrak kloro- mum lebih kurang 273 nm berbeda tidak lebih dari 2,0%.
form, kocok, saring. Uapkan filtrat hampir kering dan C. Ke dalam 10 mllarutan (1 dalam 10) tambah-
tambahkan kloroform P secukupnya hingga lebih kan 1 tetes besi(lll) klorida LP: terjadi wama biru ungu.
kurang 2 ml. D. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, dan C
Larutan uji (2) Buat larutan seperti yang tertera seperti yang tertera pada Uji ldenti.fikasi Umum <291>.
pada Larutan uji (1), tetapi tanpa penambahan Larutan
baht internal. pH <1071 > Antara 4,0 dan 5,0; lakukan penetapan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah menggunakan larutan (1 dalam 10).
volume sama Larutan baku, Larutan uji (1) dan Larutan
uji (2) ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan Jarak lebur <1021> Antara 165° dan 170°, disertai
kolcm kaca 1,5 m x 2 mm berisi bahan pengisi 3% fenil peruraian.
metil silikon (dapat digunakan OV17) pada partikel
penyangga SlA 80 sampai 100 mesh dan perta- Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
hankan suhu pada 270°. Hitung kandungan lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa
C 18 H 1 ~Cl 3 N 3 0 2 .HNO~, dengan membandingkan kadar udara yang sesuai menggunakan fosfor pentoksida P
Ekonazol Nitrat BPFI. sebagai pengering selama 3 jam.

Wadah dan penyimpanan Jika disimpan dalam tube Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
aluminium, permukaan dalam harus dilapisi pelapis
yang sesuai. Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 hpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 1,0 g dalam 25 ml.air.

Dimetilaminofenol Tidak lebih dari 0,1 %. Lakukan


EDROPHONII CHLORIDUM penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih
Edrofonium Klorida kurang 500 mg, masukkan dalam corong pisah dan
larutkan dalam 5 ml air. Tambahkan 5 ml dapar fosfat
pH 8,0 dan kocok. Ekstraksi lima kali, tiap kali dengan
20 ml kloroform P, kumpulkan ekstrak dalam labu
tentukur 100-ml dan tambahkan kloroform P sampai
tanda. Serapan larutan ini pada panjang gelombang
Eti/(m-hidroksifeni/) dimetil- serapan maksimum lebih kurang 252 nm tidak lebih
amonium klorida [116-38-1] dari serapan Iarutan dimetilaminofenol (1 dalam
CIOHI~ClNO BM 201,70 200.000) dalam kloroform P yang diukur dengan cara
sama.
Edrofonium Klorida mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C 10 H 16CINO, dihi- Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
tung terhadap zat yang telah dikeringkan. 175 mg, masukkan ke dalam labu yang sesuai, larut-
kan dalam lebih kurang 20 ml asam asetat glasial.P,
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau. tambahkan 5 ml raksa(ll) asetat LP dan tambahkan
1 tetes kristal violet LP. Titrasi ciengan asam per-
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut klor·at 0,1 N LV. Lakukan titrasi blangko.
dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam
eter. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengnn
20,17 mg CwH16CINO
Baku pembanding Edrofonium Klorida BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor pen- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
toksida P selama 3 jam sebelum digunakan. baik.

ldentifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah ELASTIC ADHESIVE DRESSING
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P Pembalut Perekat Elastis
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
bang yang sama seperti pada Edrofonium Klorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviol~t larutan (1 dalam Pembalut Perekat Elastis tersedia dalam bentuk
20.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan maksi- pembalut luka atau strip pembalut. Masing-masing
mum dan minimum pada panjang gelombang yang terdiri dari bantalan penyerap yang ditempelkan pada
sama seperti pada Edrofonium Klorida BPFI, daya serap sepotong plester berpori yang dapat meregang,
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah sehingga terdapat kelebihan tepi perekat yang sesuai.
dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksi- Bantalan dan kelebihan tepi perekat ditutupi dengan
346 Emetini Hydrochloridum I Monografi FI IV

pelindung yang sesuai, hingga jika dilepas, perekat Kain


tidak mengelupas dan tidak membuat bantalan ter-
lepas dari plester. Jika digunakan plester yang dapat ldentifikasi serat <841> Setelah massa perekat dihi-
meregang dan berpori halus, luas yang dilapisi pere- langkan; lakukan pengujian seperti yang tertera pada
kat tidak kurang 50% dari luas permukaan total. Katun atau Katun dan Viskosa.
Bantalan dapat diimpregnasi dengan antiseptik yang
diizinkan. Dapat diwamai dengan wama kuning yang Beban regang minimum <761> Metode I Tidak kuran&
sesuai. dari 5 kg per em Iebar.

Pembuatan dan ukuran Jumlah benang per 10 em Untuk benang arah me-
Pembalut Luka Bantalan mempunyai bentuk sama manjang, tidak kurang dari 105; lakukan penetapan
dengan pembalut, dilekatkan sedapat mungkin di seperti yang tertera pada Pembalut meregang sempuma
tengah plester dengan tepi perekat tidak kurang dari dalam Jumlah Benang per Satuan Panjang <871>; batas
5 mm atau tidak kurang 15% dari seluruh ukuran. maksimum untuk benang arah melebar, tidak kurang
Lebar dari kelebihan tepi perekat pada sisi tidak dari 145; lakukan penetapan seperti yang tertera pada
kurang dari separuh Iebar dari tepi di sisi yang ber- uji Pembalut tidak meregang, Metode 11 dalam fumlah
lawanan. Benang per Satuan Panjang <871>.
Pembalut luka berbentuk persegi panjang dengan
kelebihan tepi perekat tidak kurang 1,5 mm dari tiap Bantalan
pasang sisi yang berlawanan dan kelebihan tepi
perekat pada kedua sisi lainnya tidak kurang 25% dari Bobot per satuan luas <771> Tidak kurang dari 160 g
seluruh ukuran pembalut arah yang sama. per m 2, lakukan penetapan seperti yang tertera pada
Sudut pembalut dapat dipotong; potongan dapat Sediaan dengan perekat, Metode I.
diabaikan dalam menetapkan bentuk dan ukuran
pembalut. Kandungan antiseptik Lakukan penetapan sesuai
Strip Pembalut Bantalan dilekatkan pada sepotong dengan antiseptik yang digunakan seperti yang tertera
plester berbentuk bujur sangkar a tau persegi panjang. pada Kandungan Antiseptik dalam Pembalut <431>.
Bantalan dan plester mempunyai panjang yang tidak
sama, bantalan dilekatkan sedemikian hingga kelebih- Ukuran bantalan Tidak kurang dari 33% dari seluruh
an tepi perekat pada kedua sisi sejajar dengan arah ukuran.
benang yang memanjang. Lebar dari kelebihan tepi
perekat tidak kurang dari 8 mm a tau tidak kurang 20% Bobot bantalan Tidak kurang dari 34 g per m 2;
dari seluruh ukuran. Lebar kelebihan tepi perekat lakukan penetapan seperti yang tertera pada Sediaan
pada sisi tidak kurang dari separuh dari Iebar kelebih- tanpa perekat, Metode li dalam Bobot per Satuan Luas
an tepi perekat sisi lainnya. <771>.

PI ester

Kadar zink oksida dalam massa perekat <421> Tidak EMETINI HYDROCHLORIDUM
kurang dari 10,0%. Emetin Hidroklorida

Daya rekat <791> Memenuhi syarat.

Elastisitas <821> Lebar tidak lebih 80% dari Iebar


setelah pembalut diregang sampai batas maksimum;
lakukan pengujian pada Iebar bahan, ,gunakan
kekuatan 10 N per em panjang (lebih kurang 1,0 kgf
per em panjang).

Bobot massa perekat Tidak kurang dari 220 g per m 2;


lakukan penetapan seperti yang tertera pada Bobot Emetin dihidroklorida [316-42-7]
massa perekat menggunakan Metode l Fada Sediaan C29 H~p4 .2HC1 BM 553,57
dengan perekat dalam Bobot per Satuan Luas <771>.
Emetin Hidroklorida adalah garam hidroklorida dari
Lebar Tidak boleh berbeda lebih dari ± 1,5 mm dari alkaloid yang diperoleh dari Ipecac, atau dibuat
yang tertera pada etiket untuk plester dengan lebaT dengan metilasi sefaelin, atau secara sintetik. Me-
tidak lebih dari 5 em; tidak boleh berbeda lebih dari ngandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
± 2,5 mm dari yang tertera pada etiket untuk plester 101,5'Yo C29 H 40 N 20 4.2HCI, dihitung terhadap zat
dengan Iebar lebih dari 5 em. anhidrat.
FI IV Monografi I Emetini Hydrochloridi Injectio 347

Pemerian Serbuk hablur putih atau agak kekuningan; lebih besar atau lebih kuat dari bercak Larutan blllcu.
tidak berbau; dipengaruhi cahaya.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol. 150 mg, larutkan dalam 5 ml asam asetat glasial P, jika
perlu hangatkan. Biarkan dingin, tambahkan 10 ml
Baku pembanding Emetin Hidrok/orida BPFI; lakukan dioksan P, 5 ml raksa(Il) asetat LP dan 3 tetes kristal
pengeringan sebagian kecil zat pada suhu 105° hingga violet LP, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. Laku-
bobot tetap sebelum digunakan. Sefae/in Hidro- kan penetapan blangko.
bromida BPFI; lakukan pengeringan sebagian zat pada
suhu 105° hingga bobot tetap sebelum digunakan. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
27,68 mg C 2/f 41,Nz04.2HCI
ldentifikasi
A. Spektrum serapan ir.framerah zat yang telah Wadah danpenyimpanan Dalam wadah tertutup
dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam dan di- rapat, tidak tembus cahaya.
dispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelomb<'.ng yang sama
seperti pada Emetin Hidroklorida BPFJ.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam EMETINI HYDROCHLORIDI INJECTIO
20.000) dalam asam sulfat 0,5 N menunjukkan maksi- Injeksi Emetin Hidroklorida
mum dan minimum hanya pada panjang gelombang
yang sama seperti pada Emetin Hidrok/orida BPFI.
C. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi lnjeksi Emetin Hidroklorida adalah larutan steril
Klorida cara A, B, C seperti yang tertera pada Uji Emetin Hidroklorida dalam Air ttntuk lnjeksi.
ldentifikasi Umum <291>. Mengandung sejumlah Emetin Hidroklorida anhidrat,
C29 H 40 N 20 4 .2HCl, setara dengan emetin hidroklorida
Air <1031> Metode I Antara 15,0% dan 19,0%. tidak kurang dari 84,0% dan tidak lebih dari 94,0%
dari jumlah yang tertera pada etiket.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Baku pembanding Emetin Hidroklorida BPFI; lakukan
Keasaman Larutkan 100 mg dalam 10 ml air, tambah- pengeringan sebagian kecil zat pada suhu 105° hingga
kan 1 tetes merah metil LP dan titrasi dengan natrium bobot tetap sebelum digunakan. Sefaelin Hidrobromi-
hidroksida 0,020 N LV: diperlukan tidak lebih dari da BPFI; lakukan pengeringan sebagian zat pada suhu
0,5 ml agar terjadi warna kuning. 105° hingga bobot tetap sebelum digunakan. Endotok-
sin BPFI.
Sefaelin Tidak lebih dari 2%. [Catalan Lakukan peng-
ujian dalam cahaya redup hingga eluasi selesai.} Identifikasi
Larutan baku Timbar..g saksama lebih kurang 23 mg A. Uapkan 1 ml pada tangas uap hingga kering,
Sefaelin Hidrobromida BPFI, masukkan dalam labu ten- sisa menunjukkan reaksi seperti yang tertera pada
tukur 100-ml, larutkan dalam metanol P sampai tanda. Identifikasi A dalam Emetin Hidroklorida.
Lanttan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg, B. Menunjukkan reaksi seperti yang tertera pada
masukkan dalam labu tentukur 10~ml, larutkan-dalam ldentifikasi C dalam Emetin Hidroklorida.
metana/ P sampai tanda.
Penampak bercak Larutkan 300 mg p-nitroanilin P pH <1071> Antara 3,0 dan 5,0.
dalam 25 ml asam klorida 2 N dan dinginkan hingga
suhu lebih kurang 4°. Tambahkan dengan perlahan- Sefaelin [Catalan Lakukan pengujian dalam cahaya redup
lahan 5 mllarutan natrium nitrit P (1 dalam 25), per- hingga eluasi selesai.}
tahankan agar suhu tetap lebih kurang 4°. Larutan Larutan baku, Penampak bercak Buat seperti yang
harus dibuat segar. tertera pada Sefaelin dalam Emetin Hidrokorida.
PrGsedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti Lanttan uji Uapkan 1,0 ml pada tangas uap sampai
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara kering dengan dialiri nitrogen ·P. Larutkan sisa dalam
terpisah masing-masing 10 Jll Larutan baku dan Larutan metanol P hingga kadar lebih kurang 10 mg per mi.
uji pada lempeng kromatografi silika gel. Masukkan Prosedltr Lakukan menurut Prosedur seperti yang
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase tertera pada Sefaelin dalam Emetin Hidroklorida.
gerak campuran kloroform P-dietilarnina P (9:1) hingga
merambat 12 em di atas garis penotolan. Angkat Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 5,4 unit
lempeng, keringkan di udara selama 20 menit. Sem- Endotoksin FI per mg emetin hidroklorida.
prot dengan natrium hidroksida 2,5 N dan panaskan
pada suhu 50° selama 5 menit. Semprot dengan Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
Penampak bercak: tiap bercak sefaelin Larutan uji tidak pada lnjectiones.
348 Enfluranum I Monografi FI IV

Penetapan kadar Pipet sejumlah volume injeksi setara bebas karbon dioksida P selama 3 menit, dan biarkan
dengan lebih kurang 120 mg emetin hidroklorida, lapisan terpisah: untuk menetralkan lapisan air di-
masukkan dalam alat pengekstraksi yang cocok berisi perlukan tidak leb.ih dari 0,10 ml natrium hidrok-
20 ml air. Tambahkan amonium hidroksida 6 N hingga sida 0,010 N atau tidak lebih dari 0,60 ml asam
larutan bereaksi alkalis kuat dan ekstraksi dengan k/orida 0,010 N dengan indikator rmgu bromokresol LP.
eter P hingga 0,5 ml lapisan air yang sedikit diasamkan
dengan asam klorida P tidak memberikan endapan Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,14%.
dengan penambahan beberapa tetes kalium raksa(IJ)
iodida LP. Uapkan k~mpulan ekstrak eter di atas Sisa tidak menguap Tidak lebih dari 2 mg; uapkan
tangas uap, biark?.n beberapa ml eter yang tersisa 10,0 ml dalam cawan penguap yang telah ditara, pada
menguap secara spontan. Tambahkan pada residu 2 ml suhu kamar dan keringkan sisa pada suhu 50° selama
etanol P netrai, 30,0 ml asam sulfat 0,02 N LV, hangat- 2jam.
kan hati-hati hingga larut, dinginkan, tambahkan
merah metil LP dan titrasi kelebihan asam dengan Klorida <361> Kocok 25 ml dengan 25 ml air selama
natrium hidroksida 0,02 N LV. 5 menit dan biarkan cairan terpisah sempurna. Pisah-
kan lapisan air, pada lapisan air tambahkan 1 tetes
1 ml asam sulfat 0,02 N sefara dengan asam nitrat P dan 5 tetes perak nitrat LP: opalesensi
5,536 mg C 2 /f 41tJp 4 .2HCI yang dihasilkan tidak lebih keruh dari yang dihasilkan
oleh larutan yang mengandung 0,35 ml asam klorida
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- 0,020 N.
gal, tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca Tipe I.
lon fluorida Tidak lebih dari 10 Jlg per mi.
{Catalan Untuk seluruh pengujir.n grmakan pera/atan
ENFLURANUM plastik./ .
Enfluran Oapar pH 5,25 Larutkan 110 g natrium klorida P dan
F F F
1 g natrium sitrat P dalam 700 ml air dalam labu tentu-
I
H-C-0-C-C-H
I I kur 2000-ml. Tambahkan hati-hati 150 g natrium hi-
I I I
r r Cl droksida P, dan kocok hingga larut. Dinginkan hingga
suhu ruang, sambil diaduk, tambahkan hati-hati
2-Kloro-1,1,2-trifluoroetil difluorometi/ eter [13838-16-9] 450 ml asam asetat glasial P pada larutan dingin.
C 3 H 2Cl F50 BM 184,49 Dinginkan, tambahkan 600 ml isopropanol P, encerkan
dengan air sampai tanda; pH larutan antara 5,0 dan
Enfluran mengandung tidak kurang dari 99,9% dan 5,5.
tidak lebih dari 100,0%, C 3H 2C!Fp. Larutall baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 221 mg natrium fluorida P yang telah dikering-
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak ber- kan pada suhu 150° selama 4 jam, masukkan ke dalam
wama, stabil; bau lemah, tidak mudah terbakar. labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang 20 ml
air, kocok hingga larut. Tambahkan 1,0 ml larutan
Kelarutan Sukar larut dalam air; bercampur dengan natrium hidroksida P (1 dalam 2500), encerkan dengan
pelarut organik, pelarut lemak dan pelarut minyak. air sampai tanda. Tiap ml larutan mengandung 1 mg
ion fluorida. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dari
Baku pembanding Enjluran BPFI; setelah ampul di- bahan plastik.
buka, simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak Larutan baku Buat satu seri pengenceran Larutan
tembus cahaya. baku persediaan secara kuantitatif dan bertahap dengan
Dapar pH 5,25 hingga diperoleh larutan 100 ml dengan
Identifikasi Spektrum serapan inframerah lapisan kadar 1, 3, 5 dan 10 f.Lg per mi.
film tipis menunjukkan maksimum hanya pada pan- Larutan uji Kocok 25 ml dengan 2S ml air selama
jang gelombang yang sama seperti pada Enjluran BPFI. 5 menit, biarkan cairan terpisah sempuma. Pindahkan
5,0 ml lapisan air ke dalam labu tentukur 10-ml,
Bobot jenis <981> Tidak kurang dari 1,516 dan tidak encerkan dengan Dapar pH 5,25 sampai tanda.
lebih dari 1,519. Prosedur Ukur potensial Larutan baku dan Larutan
uji dalam mV seperti yang tertera pada Titri-
Jarak destilasi <1011> Metode II Antara 55,5° dan metri <711> menggunakan pH meter yang mempunyai
57,so, jika perlu gunakan faktor kor~ksi 0,041° per mm. keberulangan minimum lebih kurang 0,2 m V dan
dilengkapi dengan sistem elektrode ion spesifik
lndeks bias <1001> Tidak kurang dari 1,3020 dan flourida-kalomel berlapis kaca. (Catatan Pada waktu
tidak lebih dari 1,3038 pada suhu 20°. pengukuran, celupkan elektrode ke dalam larutan yang telah
dipindahkan ke dalam gelas piala 150 ml berisi pengaduk
Keasaman-kebasaan Kocok 20 ml dengan 20 ml air magnetik berlapis politetrafluoroetilen. Aduk selama
FIIV Monograft I Ephedrinum 349

1 sampai 2 menit hingga tercapai keseimbangan, rekam Baku pembanding Efedrin Sulftzt BPFI; lakukan penge-
potensial. Bilas dan keringkan elektrode setiap pengukuran, ringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum diguna-
hati-hati agar kristal elektrode ion spesifik tidak rusak.] kan.
Buat kurva baku logaritma kadar ion fluorida LArutan
baku dalam J.Lg per ml terhadap potensial dalam m V. ldentifikasi Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
Tentukan kadar ion fluorida dalam Jlg per mllArutan tambahkan sejumlah volume asam sulfat 0,1 N dengan
uji, berdasarkan hasil pengukuran potensial Lamtan uji buret untuk menetralkan seperti tertera pada Pe-
dan kurva baku. netapan kadar. Encerkan dengan air dalam labu
tentukur hingga 25-ml. Campur 2 ml larutan dengan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 10 ml etanol P, uapkan di atas tangas uap dengan di-
Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromatogra- aliri udara hingga kering. Terhadap residu yang di-
fi <931>. Suntikkan sejumlah volume yang sesuai, peroleh lakukan penetapan sebagai berikut: Spektrum
tidak lebih dari 30 Jll, ke dalam kromatograf gas yang serapan inframerah zat yang telah digerus dengan
dilengkapi dengan detektor penghantar panas dan beberapa tetes metanol P dan telah dikeringkan pada
kolom baja tahan karat 3 m x 4 mm berisi bahan peng- suhu 105° selama 3 jam serta didispersikan dalam
isi 20% fase diam G4 pada partikel penyangga 51A kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
60 hingga 80 mesh. Pertahankan suhu injektor pada panjang gelombang yang sama seperti pada Efedrin
suhu lebih kurang 200° dan suhu kolom diatur secara Sulfat BPFI.
terprogram dengan kenaikan suhu 6° per menit dari
60° sampai 125°. Gunakan helium P kering sebagai gas Rotasi jenis <1081> Antara -33,0° dan -35,5°; lakukan
pembawa dengan laju aliran 60 ml per menit. Hitung penetapan dengan melarutkan lebih kurang 600 mg
persentase kemurnian dengan membagi luas puncak zat dalam 10 ml eter P dalam gelas piala yang telah
enfluran dengan jumlah luas semua puncak dalam ditara, tambahkan 0,6 ml asam klorida P, uapkan hingga
kromatogram dikalikan 100. kering, dan keringkc.n residu pada suhu 105° selama
3 jam; lakukan penetapan rotasi jenis efedrin hidro-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup klorida menggunakan larutan yang mengandung
rapat, tidak tembus cahaya, dan terlindung dari panas 500 mg per 10 mi.
berlebih.
Air <1031> Metode I Antara 4,5% dan 5,5% untuk zat
yang mengandung air hidrat; tidak lebih dari 0,5%
EPHEDRINUM untuk zat anhidrat.
Efedrin
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,030%; lakukan pe-


netapan menggunakan 500 mg zat, dan bandingkan
kekeruhan dengan 0,20 ml asam klorida 0,020 N.
(-J-Efedrin [299-42-3]
CtoHtsNO BM 165,23
Hemihidrat [50906-05-3] BM 174,24 Sulfat Larutkan 100 mg dalam 40 ml air, tambahkan
1 ml asam klorida 3 N dan 1 ml barium klorida LP: tidak
Efedrin adalah senyawa anhidrat atau mengandung terjadi·kekeruhan dalam waktu 10 menit.
tidak lebih dari setengah molekul air hidrat; me-
ngandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari Cemaran umum <481>
100,5% C 10H 15NO, dihitung terhadap zat anhidrat. Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.
Pemerian Zat padat menyerupai lemak, tidak ber- Fase gerak Buat campuran n-butanol P-asam asetat
warna, atau granul atau hablur putih. Terurai secara glasial P-air (5:3:2); gunakan lempeng kromatografi
bertahap hila terkena cahaya, melebur pada suhu selulosa dengan indikator fluoresen.
antara 33° dan 40°; keragaman suhu lebur akibat Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
perbedaan kandungan molekul air, efedrin anhidrat bercak nomor 16.
mempunyai suhu lebur lebih rendah dari efedrin
dengan satu setengah molekul air hidrat. Larutan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
bereaksi alkalis terhadap lakmus P. . 500 mg, larutkan dalam 10 ml etanol P netral, tambah-
kan 5 tetes merah metil LP dan 40,0 ml asam lclorida
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol, dalam 0,1 N LV. Titrasi kelebihan asam dengan natrium
kloroform dan dalam eter; sedikit dan lambat larut hidroksida 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko
dalam minyak mineral; larutan menjadi keruh hila seperti yang tertera pada Titrasi residual dalam
efedrin mengandung air lebih dari 1%. · Titrimetri <711 :>.
350 Ephedrini Hydrochloridum I Monografi FIIV

1 ml asam klorida 0,1 N setara dengan 1 ml asam klorida 3 N dan 1 ml barium klorida LP: tidak
16,52 mg C 11,H15NO terjadi kekeruhan dalam 10 menit.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Cemaran senyawa orgaoik mudah meng~ap <471>
rapat, tidak tembus cahaya, di tempat dingin. Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan
menggunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml
dan Larutan baku dengan kadar dua kali dari yang
EPHEDRINI HYDROCHLORIDUM ditetapkan.
Efedrin Hidroklorida
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg, larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial P.
(-)-Ejedrin hidroklorida [50-98-6] Tambahkan 10 ml raksa(ll) asetat LP dan 2 tetes kristal
C 10H 15 NO.HC1 BM 201,70 violet LP. litrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga
berwarna hijau zamrut. Lakukan penetapan blangko.
Efedrin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak l<?bih dari 100,5% C 10 H 15 NO.HCI, I ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. 20,17 mg C 111H 1/VO.HCI

Pemerian Serbuk atau hablur halus, putih; tidak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
berbau. baik, tidak tembus cahaya.

Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol;


tidak larut dalam eter. EPHEDRINI HYDROCHLORIDI
COMPRESS I
Baku pembanding Efedrin Sulfat BPFI; lakukan Tablet Efedrin Hidroklorida
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
digunakan.
Tablet Efedrin Hidroklorida mengandung Efedrin
ldentifikasi Hidroklorida, C 10H 15 NO.HCI, tidak kurang dari 92,5%
A. Larut.kan 100 mg dalam 5 ml air, tambahkan dan tidak lebih dari 107,5% dari jumlah yang tertera
1 mllarutan kalium karbonat P (1 dalam 5) dan ekstraksi pada etiket.
dengan 2 ml kloroform P: spektrum serapan inframerah
ekstrak kloroform menunjukkan maksimum hanya Baku pembanding Efedrin Hidroklorida BPFI.
pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Efedrin Sulfat BPFI. Identifikasi
B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, C A. Pada uji Senyawa sejenis, bercak utama kroma-
seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum·<291>. togram yang diperoleh dari Enceran lanttan uji I sesuai
dengan Larutan baku. .
Keasaman-kebasaan Larutkan 1,0 g dalam 20 ml air, B. Sejumlah serbuk tablet setara dengan 75 mg
dan tambahkan 1 tetes merah metil LP. Jika larutan efedrin hidroklorida digerus dua kali, tiap kali
berwarna kuning akan berubah menjadi merah pada dengan 10 ml kloroform P, buang kloroform . Maserasi
penambahan tidak lebih dari 0,10 ml asam sulfat 0,02 N. residu dengan 30 ml etanol P selam~ 20 menit, saring,
Jika larutan berwarna merah muda, berubah menjadi uapkan filtrat di atas tangas air; keringkan residu
kuning pada penambahan tidak lebih da-ri 0,20 ml pada suhu 80°. Larutkan 10 mg residu dalam 1 ml air,
natrium hidroksida 0,02 N. tambahkan 0,1 ml tembaga(ll) sulfat LP dan 1 ml
natrium hidroksida 5 N: terjadi wama ungu. Tambahkan
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 217° dan 220°. 1 ml eter.P dan kocok: lapisan eter berwarna ungu dan
lapisan air berwama biru.
Rotasi jenis <1081> Antara -33,0° dan -35,5°, dihitung
_terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
tapan menggunakan larutan yang mengandung pada Compressi.
500 mg tiap 10 mi.
Senyawa sejenis
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. tablet setara dengan 100 mg efedrin hidroklorida,
ekstraksi dengan 5 ml metanol P, saring.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Enceran lar•ttan uji I Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan metanol P
Sulfat Larutkan 50 mg dalam 40 ml air, tambahkan sampai tanda.
FI IV Monografi I Epinephrini Bitartras 351

Enceran larutan uji II Pipet 1 ml Larutan uji ke 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C9 H 13N03 .C.H60 61
dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan meta- dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
no! P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Efedrin Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih keabu-
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metana/ P hingga abuan atau abu-abu coklat muda perlahan menjadi
kadar 2 mg per mi. gelap pada paparan cahaya dan udara. Larutan dalam
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti air bersifat asam terhadap lakmus, pH lebih kurang
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara 3,5.
terpisah masing-masing l(l J.d Larutan 11ji, Enceran
/arutan 11ji I, Enceran lar11tan 11ji II dan Larutan baku Kelarutan Mudah larut dalam air; sedikit larut dalam
pada lempeng kromatografi silika gel G. Masukkan etanol; praktis tidak larut dalam klorofonn dan dalam
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase eter.
gerak isopropanol P-amonium hidroksida 13,5 M-Tcloro-
Jorm P (80:15:5), biarkan fase gerak merambat. Angkat Baku pembanding Epinefrin Bitartrat BPFI; lakukan
lempeng, biarkan fase gerak menguap, semprot pengeringan dalam hampa udara di atas silika gel P
dengan ninhidrin LP dan panaskan pada suhu 110° selama 3 jam sebelum digunakan. Norepinefrin Bitar-
selama 5 menit. Bercak lain selain bercak utama tr.zt BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Larutan uii tidak lebih intensif dari bercak Enceran
larutan u}i II. Abaikan bercak dengan warna lebih ldentifikasi Larutkan lebih kurang 500 mg dalam
lemah dari wama lapisan lempeng. 20 ml air yang mengandung lebih kurang_ 100 mg
natri11m b!sulfit P. Tambahkan amonium hidroksida 6 N
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak hingga larutan berbau amoniak dan dinginkan dalam
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah lemari pendingin selama 1 jam. Sating endapan, cuci
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 150 mg efe- 3 kali tiap kali dengan 2 ml air dingin, kemudian
drin hidroklorida, masukkan ke dalam labu destilasi dengan 5 ml etanol P dingin dan terakhir dengan 5 ml
300 mi. Tambahkan 10 g natrium Tclorida P, 15 ml natri- eter P dingin, keringkan dalam hampa udara di atas
um hidroksida 5 N dan sedikit batu didih, lakukan des- silika gel P selama 3 jam. Epinefrin yang dihasilkan
tilasi uap. Tampung destilat dalam labu berisi 25 ml memenuhi Identifikasi berikut.
asam Tclorida 0,05 N LV. Atur destilasi hingga volume A. Pada 5 ml Dapar Jtalat pH 4,0, tambahkan 0,5 ml
fase air di dalam labu tetap antara 15 ml sampai 30 mi. larutan agak asam epinefrin yang dihasilkan (1 dalam
Harus ada natrium klorida yang tidak larut. Jika telah 1000) dan 1,0 ml iodum 0,1 N, biarkan selama 5 menit,
diperoleh lebih kurang 700 ml destilat, titrasi kelebi- tambahkan 2 ml larutan natrium tiosulfat P (1 dalam
han asam dengan natrium hidroksida 0,05 N LV meng- 40): terjadi wama merah tua.
gunakan indikator merah metil LP. Lanjutkan destilasi, B. Rotasi jenis antara -50° dan -53,5°; lakukan
kumpulkan 50 ml destilat dalam labu lain berisi penetapan seperti yang tertera pada Penetapan Rotasi
sedikit air dan 1 ml asam klorida 0,05 N dan titrasi Optik dan Rotasi fenis <1091> menggunakan 200 mg
dengan natrium hidroksida 0,05 N LV. Jika perlu lanjul- epinefrin yang ditimbang seksama, dan dilarutkan
kan destilasi hingga tidak ada lagi alkaloida yang dalam larutan asam klorida P (1 dalam 20) hingga
terdestilasi. Lakukan destilasi yang sama tanpa zat 10,0 mi.
uji dengan mengumpulkan volume destilat yang
sama. Perbedaan hasil titrasi menunjukkan jumlah Jarak lebur <1021> Antara 147° dan 152°, disertai per-
asam klorida 0,05 N LV yang diperlukan untuk titrasi uraian.
zat uji.
1 ml asam klorida 0,05 N setara dengan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
10,08 mg C1cfi1JVO.HCl lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas
silika gel P selama 3 jam.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, tidak tembus cahaya. Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan pe-
netapan menggunakan 100 mg.

EPINEPHRINI BITARTRAS Adrenalon Daya serap pada panjang gelombang


Epinefrin Bitartrat 310 nm tidak lebih dari 0,2; lakukan penetapan seperti
yang tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan
Cahaya <1191> menggunakan larutan dalam asam
Garam (-)-3,4-dihidroksi-a-{(metilamino)metil] Tclorida P (1 dalam 200) yang mengandung 4 mg per ml.
benzil alkohol (+)-tartrat (1:1) [51-42-3]
C9H 13N03 .C4H 60 6 BM 333,29 Norepinefrin bitartrat lidak lebih dari 4,0%.
Larutan baku epinefrin Timbang saksama sejuinlah
Epinefrin Bitartrat mengandung tidak kurang dari Epinefrin Bitartrat BPFJ, larutkan dalam air hingga
352 Ergocalciferolum I Monografi FI IV

kadar lebih kurang 200 mg per ml. Pipet sejumlah Ergokalsifrol mengandung tidak kurang dari 97,0%
volume larutan ini, encerkan dengan metanol P hingga dan tidak lebih dari 103,0% C 28H,p.
kadar lebih kurang 20 mg per ml. -
Larutan baku norepinefrin Timbang saksama se- Pemerian Hablur putih, tidak berbau; dapat ter-
jumlah Norepinefrin Bitartrat BPFI, larutkan dalam air pengaruh oleh cahaya dan ·udara.
hingga kadar lebih kurang 8,0 mg per ml. Pipet se-
jumlah volume larutan ini, encerkan dengan metanol P Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol,
hingga kadar lebih kurang 0,8 mg per ml. dalam kloroform, dalam eter dan dalam minyak
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg lemak.
larutkan dalam 1,0 ml air dan encerkan dengan
metanol P hingga 10,0 ml. Baku pembanding Ergokalsiferol BPFI; simpan di
Prosedur Lakukan Kromatografi Lapis Tipis seperti tempat sejuk, terlindung dari cahaya. Ergosterol BPFI;
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan
terpisah masing-masing 5 J.Ll Larutan baku epinefrin, dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Larutan baku norepinefrin dan Larutan uji pada lempeng dan dalam lemari pendingin. Biarkan mencapai suhu
kromatografi siiika gel. Biarkan bercak mengering dan kamar sebelum wadah dibuka. Vitamin D untuk
masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi Penetapan Kesesuaian Sistem BPFI; simpan di tempat
yang tidak dijenuhkan, berisi fase gerak campuran sejuk, terlindung dari cahaya. Biarkan mencapai suhu
n-butanol P-air-QSam format P (7:2:1) hingga merambat kamar sebelum wadah dibuka. Tidak boleh dikering-
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biar- kan. Masukkan isi ampul yang tidak terpakai ke dalam
kan mengering dalam aliran udara hangat. Semprot wadah tertutup rapat dan simpan di bc:wah nitrogen P
dengan Folin-Ciocalteu-Fenol LP, kemudian dengan di tempat gelap dan sejuk.
larutan natrium karbonat P (1 dalam 10). Harga R1
bercak utama Larutan uji sesuai dengan yang diperolen Identifikasi
dari Larutan baku epinefrin. Bercak lain dari Larutan uji A. Spektrum serapan inframerah zat yang
6dak lebih besar dan intensif dari bercak yang diper- didispersikan dalam kalium bromida P, pada rentang
oleh dari Larutan baku norepinefrin. panjang gelombang 2 J.Lm " 12 J.Lrn, menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
Penetapan kadar Timbang seksama lebih kurang seperti Ergokalsiforol BPFI.
500 mg, larutkan dalam 20 ml asam e:setat glJzsial P, jika B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
perlu hangatkan. Tambahkan kristal viCJlet LP dan 100.000 ) dalam etanol P, menunjukkan maksimum dan
.titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan pe- minimum hanya pada panjang gelombang yang sama
netapan blangko. seperti pada Ergokalsiferol BPFI, daya serap masing-
masing pada panjang gelombang serapan maksimum
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan lebih kurang 265 run berbeda tidak lebih dari 3,0%.
33,33 mg C,jf.1/"J0 3.C4Hp, C. Ke dalam larutan lebih kurang 0,5 mg dalam
5 ml kloroform P tambahkan 0,3 ml anhidrida asetat P
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dan 0,1 ml asam sulfat P, kocok kuat-kuat: terjadi
rapat, tidak tembus cahaya. warna merah terang dan dengan cepat berubah
menjadi ungu, biru dan akhirnya hijau.
D. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>. Tanpa pemanasan dan
ERGOCALCIFEROLUM secepatnya, buat larutan skualan (1 dalam 100) dalam
Ergokalsiferol kloroform P mengandung 50 mg ergokalsiferol per ml,
Vitamin D dan buat larutan baku Ergokalsiferol BPFI dalam
pelarut sama dan dengan kadar yang sama. Buat
larutan skualan (1 dalam 100) dalam klorofonn P yang
mengandung 100 J.Lg Ergosterol BPFI per ml. Totolkan
secara terpisah masing-masing 10 J.Ll larutan uji,
larutan baku, dan larutan ergosterol pada jarak yang
sama dan lebih kurang 2,5 em dari tepi bawah
lempeng kromatografi campuran silika gel 20 em x
20 em setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam
H bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
fase gerak eampuran sama banyak sikloheksana P dan
eter P, biarkan fase gerak merambat hingga 15 em di
3fl,SZ,7E,22E-9,10-Sekoergosta-5,7,10(19), atas garis penotolan. Pengembangan dan penetapan
22-tetraena-3-ol (50-14-6] selanjutnya dilakukan di tempat gelap. Angkat
c,.H.P BM396,65 lempeng, biarkan fase gerak menguap, dan semprot
FIIV Monografi I Ergometrini Maleas 353

dengan larutan asetil klorida P (1 dalam 50) dalam Prosedur Suntikkan secara terpisah sejwnlah
antimon triklorida LP. Kromatogram yang diperoleh volume sama (5 hingga 10 p.l) Larutan baku dan Larutan
dari larutan uji (ergokalsiferol) menunjukkan area uji ke dalam kromatograf. Ukur respons puncak utama
jingga kekuningan, mempunyai harga R yang sama Larutan uji dan Larutan baku. Hitung jumlah dalam mg,
seperti larutan baku Ergokalsiferol BPFl dan dapat C28 H 44 0 dengan rumus:
terlihat area ungu di bawah area ergokalsiferol. Wama
area ungu tidak lebih intensif dari area ungu dalam
kromatogram yang diperoleh dari larutan ergosterol.

Jarak lebur <1021> Metode Ill Antara 115° dan 119°.


C adalah kadar Ergokalsiferol BPFI dalam p.g per ml
Rotasi jenis <1081> Antara +103° dan +106°, lakukan Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
penetapan menggunakan larutan dalam etanol P yang puncak Larutan uji dan Larutan baku.
mengandung 150 mg tiap 10 ml. Buat larutan sece-
patnya, gunakan ergokalsiferol dari wadah yang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dibuka tidak lebih dari 30 menit dan tetapkan rotasi kedap berisi nitogen P, ditempat sejuk terlindung dari
jenis dalam 30 menit setelah pembuatan larutan. cahaya.
Zat mereduksi Ke dalam 10 ml larutan (1 dalam 100)
dalam etanol mutlak P tambahkan 0,5 ml larutan biru
tetrazolium P (1 dalam 200) dalam etanol mutlak ?. ERGOMETRINI MALEAS
Kemudian tambahkan 0,5 ml larutan tetrametilamo- Ergometrin Maleat
nium hidroksidn LP-etanol mutlak P (1:9). Biarkan Ergonovin Maleat
campuran selama 5 menit, ukur waktu secara saksama,
kemudian tambahkan 1 ml asam asetat glasial P. Siap-
kan blangko dengan cara yang sama menggunakan t;<

10 ml etanol mutlak P. Tetapkan serapan larutan pada H. CONH-~-CH 1


panjang gelombang 525 nm, terhadap blangko: CH,PH HC-COOH
N-CH1 • II
Serapan tidak lebih besar dari yang diperoleh dari HC-COOH
H
larutan yang mengandung 0,2 11& per ml hidrokuinon P
dalam etanol mutlak P dengan cara yang sama. HN~
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> 9,10- Didehid ro-N-[ (S )-2 -llid roksi-1-metiletil}-6-meti 1-
Metode V Memenuhi syarat. ergolina-Bjl-karboksamida maleat (1:1) (gararn) [129-51-1]
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
BM441,48
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatogrnfi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Ergometrin Maleat mengandung tidak kurang dari
Kromatografi <931>. 97,0% dan tidak lebih da!i. 103,0% C19H 23N 30 2.C4H 40 4
Fase gerak, Heksana dehidrat, Sistem kromatografi, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Larutan kesesuaian sistem dan Uji kesesuaian sistem
Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar Pemerian Serbuk hablur halus, putih sampai putih
dalam Kolekalsiferol. keabu-abuan atau kuning pucat; tidak berbau. Lama-
Larutan baku [Catatan Gunakan alat kaca aktinik kelamaan berwama gelap jika terpapar cahaya.
rendah dan buat larutan segar tiap hari.} Timban.g sak-
sama lebih kurang 30 mg Ergokalsiferol BPFI, masuk- Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sukar larut
kan ke dalam tabu tentukur 50-ml, larutkan dalam dalam etanol; tidak larut dalam eter dan dalam kloro-
toluena P tanpa pemanasan, tambahkan toluena P form.
sampai tanda. Pipet 10 ml larutan persediaan ini ke
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan aengan Fase gerak Baku pembanding Ergometrin Maleat BPFI; lakukan
sampai tanda, hingga diperoleh kadar lebih kurang pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80°
120 p.g per ml. selama 3 jam sebelum digunakan.
Larutan uji [Catatan Gunakan alat kaca aktinik rendah
dan buat larutan segar tiap hari.} Timbang saksama lebih ldentifikasi
kurang 30 mg, masukkan ke dalam labu tentukur A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
50-ml, dan lakukan dengan cara yang sama seperti persikan dalam kalium bromida P menunjukkan
pada Larutan baku, dimulai dari "Larutkan dalam maksimum hanya pada ·panjang gelombang y~ng
toluen P tanpa pemanasan ... " hingga diperoleh larutan sama seperti pada Ergometrin Malelzt BPFI.
dengan kadar lebih kurang 120 11g per ml. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
354 Ergometrini Maleatis Compressi I Monografi FIIV

50.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti dan masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
pada Ergometrin Maleat BPFI, daya serap masing- tambahkan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini,
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan encerkan dengan air hingga 100 ml.
pada panjang gelombang serapan maksimum 311 nm, Prosedur Pipet 5,0 ml masing-masing Larutan baku,
berbeda tidak lebih dari 3,0%. Larutan uji dan air sebagai blangko ke dalam masing-
C. Harga R1 bercak utama berwarna biru dari masing Erlenmeyer. Masing-masing tambahkan
Larutan uji sesuai dengan harga R1 Larutan baku seperti 10,0 ml p-dimetilaminobenzaldehida P, aduk terus-me-
yang tertera pada pengujian Alkaloida sejenis. nerus, diamkan selama 20 menit. Ukur se!"apan larutan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Rotasi jenis <1081> Antara +51 ° dan +56°, dihitung kurang 555 nm. Hitung kadar dalam mg,
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap- C 19H 23N 30 2.C4H 40 4 dengan rumus:
an menggunakan larutan yang mengandung 50 mg
per 10 ml dalam tabung 1 dm.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;


lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
80° selama 3 jam. C adalah kadar Ergometrin Maleat BPFI dalam llg per
ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah
Alkaloida sejenis Tidak lebih dari 2,0%. (Catatan serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Lakukan pengujian segera, terlindung dari cal111ya mataluzri
dan sedikit mungkin cahaya buatan.} Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, rapat, tidak tembus cahaya, di tempat sejuk.
larutkan dalam campuran etanol P-amonium hidrok-
sida P (9:1) hingga kadar 10 mg per ml. Gunakan
segera setelah pembuatan. ERGOMETRINI MALEATIS COMPRESS!
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ergo- Tablet Ergometrin Maleat
metrin Maleat BPFI, larutkan dalam campuran Tablet Ergonovin Maleat
etanol P-amonium hidroksida P (9:1) hingga kadar 10 mg
per mi.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran Tablet Ergometrin Maleat mengandung Ergometrin
Larutan baku dalam campuran etanol P dan amonium Maleat, C 19 H 23 N 30 2.C4 H 40 4, tidak kurang dari 90,0%
hidroksida P (9:1) hingga kadar 0,2 mg; 0,1 mg dan dan tidak !ebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
0,05 mg per mi. Gunakan segera setelah pembuatan. pada etiket.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totoll-.an recara Baku pembanding Ergometrin Maleat BPFI; lakukan
terpisah masing-masing 5 111 Larutan baku, semua pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
Enceran larutan baku dan Lartltan uji pada lempeng sela:na 3 jam sebelum digunakan.
kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. M.asukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah ldentifikasi Harga R1 bercak utama berwarna biru
dijenuhkan dengan fase gerak kloroform P-metanol P-air Larutan uji sesuai dengan Larutan baku scperti yang
(75:25:3) selama 30 menit, biarkan fase gerak me- tertera pada uji AlkaloidJZ sejenis.
rambat 15 em di atas garis penotolan. Angkat Iem-
peng, biarkan fase gerak menguap. Semp(Ot lempeng Disolusi <1231>
dengan pereaksi yang dibuat dengan melarutkan 1 g Media: 900 ml air.
p-dimetilaminobenzaldehida P dalam campuran 50 ml Alat tipe 1: 100 rpm.
etanol P dan 50 ml asam klorida P yang telah didingin- Waktu: 45 menit.
kan. Segera keringkan dengan dialiri nitrogen P selama Pro~edur Lakukan penetapan jumlah C 19H 23N 30r
2 menit. Harga R1 bercak utama Larutan uji sesuai C 4H 40 4 yang terlarut dengan pengukuran fluorometri
dengan harga R1 Lizrutan baku. Bandingkan bercak lain filtrat larutan uji, jika perlu encerkan larutan uji
selain bercak utama pada Larutan uji, dengan bercak dengan Media disolusi, dan larutan baku Ergometrin
Enceran larutan baku. Bercak dari Enceran larutan baku Maleat BPFI dalam media yang sama pada panjang
0,20 mg; 0,10 mg dan 0,05 mg per ml setara dengan gelombang eksitasi 322 nm dan p~njang gelombang
2,0%, 1,0% dan 0,50% cemaran. emisi 428 nm.
Toleransi Dalam 45 menit harus larut tidak kurang
·Penetapan kadar dari 75% (Q) C 19fiuNp 2.C4 Hp 4, dari jumlah yang
Larutan baku Timbang-saksama sejumlah Ergo- tertera pada etiket.
metrin Malent BPFI, larutkan dalam air hingga kadar
lebih kurang 40 JLg per mi. Keseragaman sediaan <911> Mem.enuhi syarat.
FIIV Monografi I Ergometrin1 Maleatis lnjectio 355

Alkaloid sejenis Tidak lebih dari 5,0% [Catatan Laku- metrin Maleat BPFI, larutkan dalam Fase gerak h.ingga
lcan pengujian segera, terlindung dari cahaya matahari kadar lebih kurang 0,02 mg per ml.
langsung dan sedikit mungkin cahaya lampu.] Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Penampak bercak Larutkan secara hati-hati 800 mg dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
p-dimetilamino-benzaldehida dalam campuran eta- tablet setara dengan lebih kurang 1 mg ergometrin
no[ P-asam sulfat P (101:11). maleat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg tambahkan 25 ml Fase gerak, sonikasi selama 5 menit,
Ergometrin Maleat BPFI, masukkan ke dalam corong dinginkan pada suhu kamar, encerkan dengan Fase
pisah, kocok dengan 10 ml air, tambahkan amonium gerak sampai tanda, dan sentrifus. Gunakan beningan
hidroksida 6 N hingga bereaksi basa terhadap kertas seperti yang tertera pada Prosedur.
lakmus P. Ekstraksi tiga kali tiap kali dengan 10 ml Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur
kloroform P. Uapkan kumpulan ekstrak dengan ban- seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam Injeksi
tuan aliran gas nitrogen P tanpa pemanasan, hingga Ergometrin Maleat. Hitung jumlah dalam mg,
kering. Larutkan dan encerkan residu hinggi! 10,0 ml C 19 H 23 N 30rC 4 H 4 0 4, dalam serbuk tablet dengan
dengan campuran kloroform P-metanol P-amonium rum us:
hidroksida P (75:25:1).
Enceran larutan baku A, B, C dan D Ukur saksama 'u
sejumlah volume Larutan baku, encerkan dengan soc(-)
campuran kloroform P-metanol P-amonium hidroksida P
(75:25:1) hingga kadar (A) 125 IJ.g per ml setara dengan
5,0% zat uji, (B} 75 IJ.g per ml setara dengan 3,0% zat C adalah kadar Ergnmetrin Maleat BPFI dalam mg
uji, (C) 25 IJ.g per ml setara dengan 1,0% zat uji, per ml Larutan baku; r11 dan r5 berturut-turut adalah
(D) 12,5 IJ.g per ml setara dengan 0,5% zat uji. respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 5 mg ergometrin Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
maleat, masukkan ke dalam corong pisah, kocok
dengan 10 ml air, tambahkan amonium hidroksida 6 N
hingga bereaksi alkalis terhadap kertas Iakmus P.
Ekstraksi 3 kali setiap kali dengan 10 ml kloroform P. ERGOMETRINI MALEATIS INJECTIO
Uapkan kumpulan ekstrak dengan dialiri gas nitro- Injeksi Ergometrin Maleat
gen P tanpa pemanasan, hingga kering. Larutkan sisa InJeksi Ergonovin Maleat
-dalam 2,0 ml campuran kloroform P-metanol P-amonium
hidroksida P (75:25:1).
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti Injeksi Ergometrin Maleat adalah larutan steril Ergo-
yang tertera dalam Kromatografi .<931>. Totolkan metrin Maleat dalam Air untuk Injeksi, mengandung
secara terpisah masing-masing 20 111 Larutan uji, Larut- Ergometrin Maleat, C 19H 23 N 30rC 4 H 40 4, tidak kurang
an baku dan Enceran larutnn baku A, B, C dan D pada dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%, dari jumlah
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. yang tertera pada etikel
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak kloroform P· Baku pembanding Ergometrin Maleat BPFI; Iakukan
metanol P-amonium hidroksida P (75:25:1) biarkan fase pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80°
gerak merambat 15 em di atas garis penotolan. Angkat selama 3 jam sebelum digunakan.
lempeng dan biarkan fase gerak menguap dalam
aliran udara dingin. Amati bercak di bawah cahaya ldentifikasi Harga R1 bercak utama berwarna biru
ultraviolet panjang gelombang 365 nm. Semprot Larutan uji sesliai dengan Larutan baku seperti. yang
lempeng dengan Penampak bercak dan tandai bercak tertera pada Alkaloida sejenis.
utama dan bercak lain berwarna biru. Bandingkan
intensitas bercak lain selain bercak utama dari Larutan pH <1071> Antara 2,7 dan 3,5.
uji dengan bercak utama Larutan baku: jumlah intensi-
tas bercak lain Lnrutan uji tidak lebih dari 5,0% Alkaloid sejenis Tidak lebih dar( 2,0% [Catatan
senyawa sejenis. Lakulcan pengujian segera, terlindung dari cahaya matahari
dan sedikit mungkin cahaya buatan.}
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Larutan baku dan Enceran larutan baku Lakukan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada seperti yang tertera pada uji Alkaloida sejenis dalam
Kromatograft <931>. Ergometrin Mllleat.
Dapar fosfat 0,05 M, Fase gerak dan Sistem kromato- Larutan uji Ukur sejumlah volume injeksi setara
grafi Lakukan seperti yang tertera pada Pe11etapan dengan lebih kurang 5 mg ergometrin maleat ke
lcadar dalam lnjeksi Ergometrin Malf'.at. dalam corong pisah, dan ekstraksi 3 kali tiap kali
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ergo- dengan 5 ml kloroform P. Buang ekstrak kloroform. ,
356 Ergotamini Tartras I Monografi FI IV

Tambahkan amonium hidroksida 6 N hingga bereaksi tunggal, tidak tembus cahaya, sebaiknya kaca Tipe I,
basa terhadap kertas /a/emus P dan ekstraksi 3 kali tiap dan di tempat sejuk.
kali dengan 5 ml kloroform P. Uapkan kumpulan eks-
trak dengan dialiri gas nitrogen P tanpa pemanasan
hingga kering. Larutkan residu dalam 0,5 ml
campuran etanol P-amonium hidroksida P (9:1). ERGOTAMINI TARTRAS
Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur Ergotamin Tartrat
seperti yang tertera pada Alkaloida sejenis dalam
Ergometrin Maleaf.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera COOH

pada lnjectiones. H-~-OH


HO-¢-H

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara COOH


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar josfat 0,05 M Larutkan 6,8 g kalium fosfat
monobasa P dalam 600 ml air, atur pH 2,1 dengan asam Ergotamini tartrat (2:1) garam [379-79-3)
fosfat P, encerkan dengan air hingga 1000 ml. (C33H35Ns0s),.C4H606 BM 1313,43
Fase gerak Buat dan awaudarakan campuran Dapar
fosfat 0,05 M-asetonitril P (80:20), sehingga waktu Ergotamin Tartrat mengandung tidak kurang dari
retensi leb!h kurang 3 menit dengan laju aliran 1 ml 97,0% dan tidak lebih dari 100,5% (C 33 H 35 N 50 5) 2 •
per menit. C4 H 60 6, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ergo-
metrin Maleat BPFI, larutkan dalam Fase gerak, dan Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
tambahkan air secukupnya setara dengan 10% volume putih hingga putih kekuningan; tidak berbau; melebur
akhir, hingga kadar lebih kurang 0,02 mg per ml. pada suhu lebih kurang 180° disertai peruraian.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
setara dengan lebih kurang 2 mg ergometrin maleat, Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam etanol;
encerkan dengan Fase gerak dan jika perlu tambahkan Ia rut dalam 500 bagian air, dalam 500 bagian etanol.
air hingga kadar lebih kurang 0,02 mg per mi. Volume
injeksi dan air yang ditambahkan setara dengan 10% Baku pembanding Ergotamin Tartrat BPFI; lakukan
volume akhir. pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera selama 4 jam sebelum digunakan.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 312 nm dan kolom ldentifikasi Kromatogram larutan uji yang dibuat
3 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Lakukan lima seperti yang tertera pada uji Alkaloida sejenis menun-
kali penyuntikan Lanttan baku, rekam respons puncak jukkan bercak utama berfluoresensi dan bercak
seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku utama biru sesuai dengan harga R1 bercak utama dari
relatiftidak lebih dari 3,0%. Larutan baku A.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 100 ~I) Larutan uji dan Rotasi jenis ergotamin basa <1081> Antara. -155° dan
Larutan baku ke dalam kromatograf. Ukur respons -165° (Catalan Untuk pengujian ini, gunakan kloroform P
puncak ergometrin maleat pada waktu retensi yang yang kandungan alkoholnya sudah dihilangkan terlebih
sesuai dari Larutan ttji dan Larutan bakll. Hitung dahulu dengan pencucian dengan air.} Larutkan lebih
jumlah dalam mg, C 19 H 23 N 30 2 .C4 H 40 4, per ml dengan kurang 350 mg dalam 25 ml larutan asam tartrat P
rum us: (1 dalam 100) di dalam corong pisah, kemudian
tambahkan 500 mg nairium bikarbonat P, dan campur
CD r 11 perlahan-lahan dengan saksama. Tambahkan 10 ml
(-) (-) kloroform P, kocok kuat-kuat dan sesudah Iapisan
V 's memisah, alirkan lapisan kloroform melalui penyaring
kecil yang telah dibasahi dengan kloroform P, ke dalam
C adalah kadar Ergometrin Maleat BPFI dalam mg labu tentukur 50-ml. Segera lanjutkan ekstraksi 3 kali,
per ml T.Arutan baku; V adalah volume injeksi yang tiap kali dengan 10 ml kloroform P, lewatkan ekstrak
digunakan dalam ml; D adalah faktor pengenceran; r u melalui penyaring yang sama. Tempatkan labu dalam
dan r 5 berturut-turut adalah respons puncak Larutan tangas pada suhu 20° selama 10 menit. Atur volume
uji dan Larutan baku. ekstrak hingga 50,0 ml pada suhu 20° dengan menam-
bahkan kloroform P. Campur larutan dan tentukan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis sudut putaran pada suhu 20°. Tentukan kadar ergota-
FIJV Monografi I Erythromycinum 357

min dalam larutan kloroform P dengan menguapkan kan dalam 15 ml campuran anhidrida asetat P•asam
25,0 ml alikuot pada penguap rotasi hingga kering, asetat glasial P (6:100). Tambahkan 1 tetes kristal
pertahankan suhu tangas di bawah 45°. Larutkan violet LP dan titrasi dengan asam perklorat 0,05 N LV
residu dalam 25 ml asam asetat glasia/ P, tambahkan menggunakan buret 10 ml. Lakukan penetapan
1 tetes kristal violet LP, dan titrasi dengan asam perk/o- blangko.
ral 0,05 N LV hingga warna hijau-zamrut. Lakukan
penetapan blangko. Tiap ml asam perk/oral 0,05 N 1 ml asam perklcrat 0,05 N setara dengan
setara dengan 29,08 mg C 33 H 25 N 5 0 5 . Dari sudut 32,84 mg (C 3 ji35N 50 5) 2.C4Hp6
putaran larutan dan kadar ergotamin basa, hitung
rotasi jenis ergotamin basa. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, tidak tembus cahaya, simpan di tempat dingin.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
60° selam 4 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg. ERYTHROMYCINUM
Eritromisin
Alkaloida sejenis [Catalan Lakukan pengujian fer/in-
dung dari cahaya matahari dan sekecil mungkin pengaruh
cahaya lampu.]
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ergotamin
HO»Il.cH,H•S.H
H,C-._OH ········~-~~····.()
Ho··· " CH H '
Tartrat BPFI, larutkan dalam campuran kloroform P- HO
.
0
0
H ..

I
.
.·H 0
H3C ,. , NtCH111
metanol P (9:1) hingga kadar 10,0 mg per ml.
Enceran Iarutan baku Buat satu seri pengenceran
Larutan baku dalam campuran kloroform P-metanc>l P
H
'
cMpi,
II
O~:J
\
OH
(9:1) hingga kadar 0,2 mg; 0,1 mg; 0,05 mg dan H~
0,025 mg per ml berturut-turut setara dengan 2,0%;
CH 1
1,0%; 0,5% dan 0,25% Larutan baku.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50,0 mg
larutkan dalam 5,0 ml campuran k/oroform P-metanol P (3R •,4s•,ss•,6R •,7R •,9R •,IlR •,12R •,1JS•,I4R •)-4-
(9:1). [(2,6- Dideoksi-3-C-metil-3-0-metil-a-L-ribo-hekso-
Prosedur Lakukan penetapan dengan cara Kroma- piranosil)-oksi]-14-etil-7,12,13-trihidroksi·3,5,7,9,
togra.fi lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatogra- 11,13-heksametil-6-{{3,4,6,trideoksi-3-(dimetilamino)-
.fi <931>. Totolkan secara terpisah masing-masing 5 ~~ fl-D-:rilo-heksopiranosil] oksi] oksasik/otetradekana-
Larutan uji, Larutan baku, dan masing-masing Enceran 2,10-dion (114-07-8]
Iarutan baku pada lempeng kromatografi silika gel C37H 6,N013 BM 733,94
setebal 0,25 mm. Tempatkan setiap totolan di atas
botol terbuka yang berisi amonium hidroksida P, selama Eritromisin mengandung tidak kurang dari 850 JJ.g
20 de~ik, biarkan lempeng mengering pada aliran C 3 ~ 6,N0 13 ,
per mg, dihitung terhadap zat anhidrat.
udara dingin, selama 20 detik. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan Pemerizn Serbuk hablur putih atau agak kuning;
selama 15 rnenit dengan fase gerak eter P-dimetilforma- tidak berbau a tau praktis tidak berbau.
mida P-kloroform P-etanol mutlak P (70:15:10:5), biarkan
fase gerak merambat hingga lebih kurang 17 em. Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol,
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap dengan dalam kloroform dan dalam eter.
aliran udara dingin selama lebih kurang 2 menit, dan
semprot lempeng dengan larutan segar 200 mg Baku pembanding Eritromisin BPFI; biarkan hingga
p-(dimetilamino)benzaldehida P dalam campuran 5,5 ml suhu kamar sebelum ampul dibuka. Higroskopik.
asam klorida P dan 4,5 ml air. Keringkan lempeng pada Setelah dibuka, timbang segera dan buang sisa.
suhu 60° selama lebih kurang 5 menit, dan banding- Kecuali dinyatakan lain, tfdak boleh dikeringkan
kan kromatogram: harga R1 bercak utama Larutan uji sebelum digunakan.
sesuai dengan bercak utama Larutan baku; dan jumlah
intensitas bercak lain selain bercak utama dari Larutan ldentifikasi Spektrum sera pan inframerah zat yang
uji tidak lebih dari intensitas bercak utama dari Encer- telah dikeringkan pada tekanan tidak lebih dari
an larutan baku 2,0% dan tidak lebih dari satu bercak 5 mmHg pada suhu 60° sela~a 3 jam dan dilarutkan
lain selain bercak utama yang mempunyai intensitas dalam kloroform P hingga kadar lebih kurang 1'''dan
lebih besar dari bercak utama dari Encerari larutan baku diukur dengan sel 1,0 mm, menunjukkan maksimum
1,0%. hanya pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Eritromisin BPFi.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
200 mg, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, hrut- Rotasi jenis <1081> Antara -71 o dan -78°, dihitung ter-
358 Erythromycini Compressi I Monografi FIIV

hadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan semprot lempeng dengan campuran etanol P+metoksi-
larutan dalam etanol mutlak P dengan kadar 20 mg benzaldehida P-asam sulfat P (90:5:5). Panaskan lempeng
per ml, setelah didiamkan selama 30 menit. pada 100° selama 10 menit dan amati kromatogram
eritromisin yang tampak sebagai bercak hitam hingga
Sifat hablur <109l>.Memenuhi syarat. ungu: harga R1 bercak utama yang diperoleh dari larut-
an (1) sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2).
pH <1071> Antara 8,0 dan 10,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang dibuat dengan mengencer- Disolusi <1231>
kan 1 bagian volume larutan metana! P yang mengan- Media: 900 ml dapar fosfat 0,05 MpH 6,8.
dung 40 mg per ml dengan 19 bagian volume air. A/at tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 60 menit.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 10,0%; lakukar. Larutan uji Jika perlu, encerkan sejumlah filtrat
penetapan menggunakan 20 mllarutan imidazol P 10% hasil disolusi dengan Media Disolusi hingga diperoleh
dalam metana! P sebagai pengganti metanol di dalam kadar lebih kurang 0,28 mg eritromisin per mi.
labu titrasi. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Eritro-
misin BPFI, larutkan dalam metana/ P (tidak lebih
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0%; sisa dari 1 ml metana! untuk tiap 14 mg Eritromisin BPFI)
pengarangan dibasahkan dengan 2 ml asam nitrat P dan encerkan dengan air hingga kadar larutan lebih
dan 5 tetes asam Sltlfat P. kurang 0,56 mg per mi. Segera sebelum digunakan
encerkan larutan ini dengan air hingga kadar lebih
Penztapan potensi Lakukan ;:>ene~apan seperti yang kurang 0,28 mg per ml.
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro- Prosedur Masukkan masing-masing 5,0 ml Larutan
biologi <131>. uji dan Larutan baku ke dalam labu tentukur 25-ml,
tambahkan masing-masing 2,0 ml air, biarkan selama
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 5 menit sambil sekali-sekali digoyang. Tambahkan
rapat. 15,0 ml natrium hidroksida 0,25 N, encerkan dengan
Media Disolusi sampai tanda. Panaskan pada suhu 60°
selama 5 menit, biarkan dingin. Lakukan penetapan
jumlah C 37 H 6~0 13 dengan mengukur serapan Larutan
ERYTHROMYCIN! COMPRESS! uji dan Larutan baku pada panjang gelombang
Tablet Eritromisin serapan maksimum lebih kurang 236 nm mengguna-
kan larutan blangko yang dibuat dengan cara yang
sama kecuali 2,0 ml air diganti dengan 2,0 ml asam
Tablet Eritromisin mengand ung Eritromisin, sulfat 0,5 N.
C 37 H 67N013 , tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih Toleransi Dalam waktu ·60 menit harus larut tidak
dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. kurang dari 70% (Q) C 37 H 67N013 , dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Eritromisin BPFI. Biarkan hingga
suhu kamar sebelum ampul dibuka. Higroskopik. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Setelah dibuka, timbang segera dan buang sisa.
Kecuali dinyatakan lain, tidak boleh dikeringkan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
sebelum digunakan. lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
daiam hampa udara pada suhu 60°, selama 3 jam
Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti menggunakan lebih kurang 100 mg serbuk tablet.
yang tertera pada Krumatografi <931>. _
Larutan uji Serbukkan sejumlah tablet, tambahkan Penetapan potensi Masukkan tidak kurang dari
metanol P secukupnya hingga diperoleh larutan yang 4 tablet ke dalam blender berkecepatan tinggi
mengandung setara dengan lebih kurang 2,5 mg berisi 200 ml metanol P, dan campur selama 3 menit.
eritromisin per ml. Tambahkan 300 ml Dapar nomor 3, dan campur selama
Larutan baku Larutkan Eritromisin BPFI dalam 3 menit. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada
metanol P hingga kadar 2,5 mg per ml. Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>,
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing menggunakan sejumlah volume larutan yang diukur
10 JLI Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng saksama, encerkan bertahap dengan Dapar nomor 3
kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan hingga diperoleh larutan uji dengan kadar yang
lempeng ke dalam bejana kromatografi tanpa lapisan diperkirakan sama dengan aras dosis tengah larutan
kertas saring yang berisi fase gerak campuran meta- baku.
not P-kloroform P (85:15) dan biarkan fase gerak
merambat lebih kurang 7 em dari garis penotolan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap- dan rapat.
FIIV Monografi I Erythromycini Ethylsuccinatis Compressi 359

ERYTHROMYCIN! ETHYLSUCCINAS biologi <131>, menggunakan sejumlah zat yang di


Elitromisin Etilsuksinat timbang saksama, larutkan dalam metanol P hingga
kadar lebih kurang 1 mg eritromisin per ml.
Encerkan larutan secara kuantitatif menggunakan
Daptir nomor 3 untuk memperoleh larutan uji dengan
kadar diperkirakan setara dengan aras dosis tengah
larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


rap at.

ERYTHROMICINI ETHYLSUCCINATIS
Eritromisin L.'-(etilsuksinat) [41342-53-4; 1264-62-6] COMPRESS I
C43 H75 N016 BM 862,06 Tablet Eritromisin Etilsuksinat
Eritromisin Etilsuksinat mempunyai potensi setara
dengan tidak kurang dari 765 11-g eritromisin, Tablet Eritromisin Etilsuksinat mengandung Eritromi-
C~ 6,N0 13 , per mg, dihitung terhadap zat anhidrat. sin Etilsuksinat, C 37 H 67 N0 13 , setara dengan tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0%, dari
Pemerian Serbuk hablur putih atau sedikit kuning; jumlah yang tertera pada etiket.
tidak berbau atau praktis tidak berbau; praktis tidak
be rasa. Baku pembanding Eritromisin BPFI; biarkan hingga
suhu kamar sebelum ampul dibuka. Higroskopik.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut Setelah ampul dibuka, timbang segera dan huang sisa.
dalam etanol. dalam kloroform, dan dalam polietilena Kecuali dinyatakan lain, tidak boleh dikeringkan
glikol400. sebelum digunakan. Eritromisin Etilsuksinat BPFI; tidak
boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Baku pembanding Eritromisin BPFI; biarkan hingga
suhu kamar sebelum ampul dibuka. Higroskopik. ldentifikasi Serbukkan sejumlah tablet, tambahkan
Setelah ampul dibuka, timbang segera dan buang sisa. metanol P secukupnya hingga diperoleh larutan yang
Kecuali dinyatakan lain, tidak boleh dikeringkan mengandung setara dengan lebih kurang 2,5 mg
sebelum digunakan. Eritromisin Etilsuksinat BPFI; tidak eritromisin per ml. Kocok selama lebih kurang 30
boleh dikeringkan sebelum digunakan. menit. Sentrifus campuran, dan gunakan beningan
yang jemih scbagai larutan uji. Lakukan seperti yang
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah larutan tertera pada ldentiftkasi dalam Suspensi Oral Eritromisin
dalam kloroform P (1 dalam 100) menggunakan sel Etilsuksinat, mulai dengan "Larutan baku ....... ".
1,0 mm, menunjukkan maksimum hanya pada pan-
jang gelombang yang sama seperti pada Eritromisin Disolusi <1231>
Etilsuksinat BPFI. Media: 900 ml asam klorida 0,1 N.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Waktu: 45 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 37H 67 N0 13
pH <1071> Antara 6,0 dan 8,5; lakukan penetapan yang terlarut, dengan mengukur serapan filtrat larutan
menggunakan suspensi 1% dalam air. uji, jika perlu encerkan dengan asam klorida 0,1 N, dan
serapan larutan baku Eritromisin BPFI dalam media
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%; lakukan yang sama.
penetapan menggunakan 20 ml metanol P yang Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
mengandung 10% imidazol P sebagai pengganti meta- kurang-dari 75% (Q) C 37 H 67 N013 , dari jumlah yang
not P di dalam bejana titrasi. tertera pada etiket.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
pemijaran pada suhu 550 ± 50°, basahkan sisa peng-
arangan dengan 2 ml asam nitrat P dan 5 tetes asam Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%;
sulfot P. lakukan pengeringan dalam hampa udara pada
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60°
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg.
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro- {Catatan Tabkt kunyah dibebaskan dari persyarahm·ini/.
360 Erythromycini Ethylsuccinas pro Suspensione Orale I Monografi FIN

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5,0% [Hanya lakukan pengeringan dalam hotol hersumhat kapiler
untuk tablet kunyah]. dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam,
menggunakan lebih kurang 100 mg .
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro- Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang
biologi <131>, menggunakan tidak kurang dari 4 tablet, tertera pada Penetapan potensi dalam Suspensi
lumatkan selama 4 ± 1 menit dalam blender kaca Oral Eritromisin Etilsuksinat, menggunakan zat uji
kecepatan tinggi dengan metana/ P secukupnya yang yang dikonstitusi seperti yang tertera pada etiket.
diukur saksama hingga diperoleh larutan persediaan
mengandung eritromisin setara tidak lebih dari 5 mg Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
per mi. Encerkan larutan persediaan ini secara kuanti- rapat.
tatif dengan Dapar nomor 3 hingga diperoleh larutan
uji yang mempunyai kadar diperkirakan setara de-
ngan aras dosis tengah larutan baku.
ERYTHROMYCIN! ETHYLSUCCINATIS
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup SUSPENSIO ORALIS
rap at. Suspensi Oral Eritromisin Etilsuksinat

Suspensi Oral Eritromisin Etilsuksinat adalah Suspensi


Eritromisin Etilsuksinat yang mengandung satu atau
ERYTHROMYCIN! ETHYLSUCCINAS lebih dapar, pewarna, pendispersi, pengaroma dan
PRO SUSPENSIONE ORALE
pengawet yang sesuai. Mengandung eritromisin,
Eritromisin Etilsuksinat untuk Suspensi C 37 H 67 N0 13 , setara dengan tidak kurang dad 90,0%
Oral dan tidak lebih dari 120,0%, dari jumlah yang tertera
pada etiket.

Eritromisin Etilsuksinat untuk Suspensi Oral adalah Baku pemhanding Eritromisin BPFI; hiarkan hingga
campuran kering Eritromisin Etilsuksinat dengan satu suhu kamar sehelum ampul dibuka. Higroskopik.
atau lebih dapar, pewama, pengencer, pendispersi dan Setelah dibuka, timbang segera dan huang sisa.
pengaroma yang sesuai. Mengandang Eritromisin, Kecuali dinyatakan lain, tidak holeh dikeringkan
C 37 H 67N013, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih sebelum digunakan. Eritromisin Etilsuksinat BPFI; tidak
dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. boleh dikeringkan sehelum digunakan.

Baku pembanding Eritromisin BPFI; hiarkan hingga ldentifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
suhu kamar sehelum ampul dihuka. Higroskopik. yang tertera pada Kromatografi <931>.
Setelah ampul dihuka, timhang segera dan huang sisa. Larutan uji Tambahkan metc:nol P secukupnya pada
Kecuali dinyatakan lain, tidak holeh dikeringkan sejumlah zat uji hingga kadar setara dengan lehih
sehelum digunakan. Eritromisin Etilsuksinat BPFI; tidak kurang 2,5 mg eritromisin per mi. Kocok selama lebih
holeh dikeringkan sehelum digunakan. kurang 30 menit. Sentrifus campuran dan gunakan
beningan yang jernih sebagai larutan uji.
Identifikasi Pada sejumlah zat uji tamhahkan meta- Larutan baku Larutkan Eritromisin Etilsuksinat BPFI
no/ P secukupnya hingga kadar lehih kurang 2,5 mg dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 3 mg
eritromisin per ml, dan aduk selama 30 menit. Sentri- per mi.
fus campuran dan gunakan hP.ningan yang jernih Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
sehagai larutan uji. Lakukan seperti yang tertera pada 10 J.ll Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
Identifikasi dalam Suspensi Oral Eritromisin Etilsttksinat, kromatografi silika gel setehal 0,25 mm. Masukkan
mulai dengan "Larutan baku ... .". lempeng ke dalam hejana kromatografi yang tidak
dilapisi kertas dengan fase gerak metanol P-kloroform P
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat. (85:15) hingga merambat lebih kurang 9 ern di atas
garis penotolan. Angkat lempeng, hiarkan fase gerak
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat, untuk menguap, semprot lempeng dengan campuran etanol
zat padat yang dikemas dalam wadah takaran tunggal. mutlJzk P-p-metoksibenzaldehida P-asam sulfot P (90:5:5).
Panaskan lempeng pada suhu 100°selama 10 menit
pH <1071> Antara 7,0 dan 9,0; lakukan penetapan dan amati kromatogram. Eritromisin dan asam
menggunakan suspensi yang disiapkan seperti yang suksinat tampak sehagai bercak berwarna hitam
tertera pada etiket. hingga lemhayung: harga R1 bercak utama yang
diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang
Susut pengeringan <1121> Tidak lehih dari 1,0%; diperoleh dari Larutan baku.
FIIV Monografi I Erythromycini Stearas 361

Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat. heksana P. Kocok hingga larut. Ekstraksi 4 kali, tiap kali
dengan 20 ml campuran metanol P-air (4:1). Kumpul-
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat, untuk kan ekstrak ke dalam labu tenhtkur 100-ml, encerkan
suspensi yang dikemas dalam wadah dosis tunggal. dengan larutan metanol P-air sampai tanda. Lakukan
penetapan seperti yang tertera pada Penetapan Poten-
pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5. si Antibiotik secara Mikrobiologi <131> menggunakan
sejumlah volume larutan yang diukur saksama, encer-
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang kan secara kuantitatif dengan Dapar nomor 3 hingga
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara diperoleh larutan uji dengan kadar yang diperkirakan
Milcrobiologi <131>, menggunakan sejumlah volume zat sama dengan aras dosis tengah larutan baku.
uji yang diukur saksama yang baru dikocok dan bebas
gelembung udara, lumatkan selama 4 ± 1 menit dalam Wadah dan penyimpanan Dalam tube tertutup rapat,
blender kaca kecepatan tinggi dengan metanol P sebaiknya pada suhu kamar terkendali.
secukupnya hingga diperoleh Jarutan persediaan yang
mengandung setara dengan lebih kurang 1 mg eritro-
misin per mi. Encerkan larutan persediaan ini secara
kuantitatif dengan Dapar nomor 3 hingga diperoleh
ERYTHROMYCIN! STEARAS
larutan uji yang mempunyai kadar diperkirakan setara
dengan aras dosis tengah larutan baku.
Eritromisin Stearat

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


rapat, di tempat dingin. Eritromisin stearat (garam) [643-22-1)
C37Hf~OI3.CtsHJ602 BM: 1018,42

Eritromisin Stearat adalah garam asam stearat dari


ERYTHROMYCIN! UNGUENTUM eritromisin, dengan asam stearat berlebih. Mempunyai
Salep Eritromisin potensi setara dengan tidak kurang dari 550 Jlg eritro-
misin; C 37 H 67 N0 13, per mg, dihitung terhadap zat
anhidrat.
Salep Eritromisin adalah Eritromisin dalam dasar
salep yang sesuai. Mengandung Eritromisin, Pemerian Serbuk atau hablur, putih atau agak
C 37 H 6 ~0 13 , tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih kuning; tidak berbau atau sedikit berbau tanah; dan
dari 125,0% dari jumlah yang tertera pad a etiket. rasa agak pahit.

Baku pembanding Eritromisin BPFI. Biarkan hingga Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
suhu kamar sebelum ampul dibuka. Higroskopik. etanol, dalam kloroform, dalam metanol, dan dalam
Setelah dibuka, timbang segera dan huang sisa. eter.
Kecuali dinyatakan Jain, tidak boleh dikeringkan
sebelum digunakan. Baku pcmb.:mding Eritrom.isin BPFI; biarkan hingga
suhu kamar sebelum ampul dibuka. Higroskopik.
ldentifikasi Masukkan sejumlah salep, setara dengan Setelah ampul dibuka, timbang segera dan buang sisa.
lebih kurang 5 mg eritromisin ke dalam corong pisah Kecuali dinyatakan lain, tidak boleh dikeringkan
berisi 50 ml heksana P. Kocok hingga larut. Ekstraksi sebelum digunakan. Eritromisin Stearat BPFI; tidak
3 kali, tiap kali dengan 20 ml metanol P. Kumpulkan boleh dikeringkan sebelum digunakan.
ekstrak metanol dalam gelas piala dan uapkan sampai
kering. Larutkan residu dalam 2 ml metllnol P. Lakukan Identifikasi Spektrum sera pan inframerah zat yang
seperti yang tertera pada ldentifikasi dalam Tablet didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan.
Eritromisin, mulai dengan "Larutan baku •....". maksimum hanya pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Eritromisin Stearat BPFI.
lsi minimum <861> Memenuhi syarat.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
penetapan menggunakan 20 ml campuran hJrbon te- pH <1071> Antara 6,0 dan 11,0; lakukan penetapan
traklorida P-kloroform P-metanol P (2:2:1) sebagai pen&- menggunakan suspensi 1"'o dalam air.
ganti metanol P dalam bejana titrasi.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 4,0%; lakukan
Penetapan potensi Masukkan sejumlah salep yang penetapan menggunakan 20 ml metanol P mengan-
ditimbang saksama setara dengan lebih kurang 5 mg dung 10% imidazol P sebagai pengganti metattol P
er~tromisin ke dalam corong pisah yang berisi 50 ml dalam labu titrasi.
362 Erythromycini Stearatis Compressi I Monogt·afi FI IV

Siu pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; sisa Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
pengarangan dibasahkan dengan 2 ml asam nitrat P lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
dan 5 tetes asam sulfat P. dalam hampa udara pada suhu 60° selam 3 jam
menggunakan lebih kurang 100 mg serbuk tablet.
Penetapan pote~si Lakukan seperti yang tertera pada
Penetapan patensr dalam Eritramisin Etilsuksinat. Disolusi <1231>
Media diso/11si: 900 ml dapar fosfat 0,05 M pH 6,8.
Wad.th dan penyimpan~n Dalam wadah tertutup A/at tipe 2: 100 rpm.
rapat. Waktu: 120 menit.
LaTIItan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
Eritromisin BPFI, larutkan dalam metana/ P hingga
kadar lebih kurang 14 mg per ml. Encerkan secara
kuantitatif dengan air hingga kadar lebih kurang
ERYTHROMYCINI STEARATIS 0,56 mg per mi.
COMPRESS I Larutan baku Pada hari digunakan, encerkan
Tablet Eritromisin Stearat 25,0 ml Larutnn baku persediaan dengan air hingga
50,0 mi.
Larutan uji Setelah 120 menit, ambil sebagian filtrat
hasil. dis?lusi, .sa~ing, dan jika perlu encerkan dengan
Tablet Eritromisin Stearat mengandung Eritromisin,
Medra drsol11S1 hmgga kadar lebih kurang 0,28 mg
C 37 H 67 N013, setara dengan tidak kurang dari 90,0%
eritromisin per ml.
dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera
Prosedttr Pipet masing-masing 5 ml Larutan baku ke
pada etiket.
dalam 2 labu tentukur 25-ml, satu labu tentukur
digunakan sebagai blangko larutan baku. Dengan cara
yang sama, pipet masing-masii'lg 5 ml Larutan uji ke
Baku pembanding Eritramisin BPFI; biarkan hingga
dalam 2 labu tentukur 25-ml, satu labu tentukur
suhu ka~ar seb~lum ampul dibuka. Higroskopik. digunakan sebagai blangko larutan uji. Ke dalam labu
Setelah dtbuka, hmbang segera da!l huang sisa. Ke-
yang digunakan sebagai blangko, tambahkan 2,0 ml
cuali dinyatakan lain, tidak boleh dikeringkan sebe-
asam s111Jat 0,5 N dan ke dalam labu yang lain tambah-
lum digunakan. Eritramisin Stearat BPFI; tidak boleh
kan :L,O ml air. Biarkan selama 5 menit sambil sekali-
dikeringkan sebelum digunakan.
sekali digoyang. Ke dalam semua labu tambahkan
masing-masing 15,0 ml natrium hidroksida 0,25 N,
Identifikasi
encerkan dengan Media disolusi sampai tanda.
Lanttan uji Pada sejumlah serbuk tablet tambahkan Panaskan labu di dalam tangas air pada suhu 60° ±
metana/ P secukupnya hingga diperoleh Iarutan yang
0,5° selama 5 menit, dan biarkan menjadi dingin.
setara dengan lebih kurang 5 mg eritromisin per ml.
Ukur serapan masing-masing larutan pada panjang
Kocok selama 30 menit; sentrifus campuran dan
gelombang serapan maksimum lebih kurang 236 nm
gunakan beningan sebagai Larutan uji.
terhadap masing-masing larutan blangko. Hitung
. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Eritrami-
srn ~PFI dan larutkan dalam metana/ P hingga kadar jumlah c3~6~013 yang terlarut.
Taleransi Dalam waktu 120 menit harus larut tidak
lebih kurang 8 mg per ml.
kurang dari 75% (Q) C 37 H 6~0 13 , dari jumlah yang
Prasedur Lakukan Kramatografi lapis tipis seperti
tertera pada etiket.
yang tertera pada Kramatagrafi <931>. Totolkan secara
terpisah masing-masing 20 J.Ll Larutan uji dan Larutan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
baku pada lempeng kromatografi silika gel setebal
0,25 mm dan biarkan kering. Masukkan lempeng ke
Penetapan potensi Masukkan tidak kurang dari
dalam bejana yang tidak dilapisi kertas dengan fase
4 tablet dalam blender berkecepatan tinggi berisi
gerak metanol P-kloroform P (85:15) hingga fase gerak
200 ml metanol P dan campur selama 3 menit.
merambat lebih kurang 9 em. Angkat lempeng dan
Tamb~hkan 300 ml Dapar nomor 3 dan campur selama
biarkan fase gerak menguap. Semprot l~m~eng
3 merut. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada
dengan larutan 2',7'-diklorofluoresen P dalam metanol P
Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>
(1 dalam 500), dan amati di bawah cahaya ultraviolet
menggunakan sejumlah volume larutan yang diukur
pada panjang gelombang 366 nm: harga R bercak
saksama, encerkan bertahap dengan Dapar nomor 3
utama Larutan uji sesuai dengan harga R da.J Larutan
h~ngg~ diperoleh larutan uji dengan kadar yang
baku. Semprot lempeng dengan cam~uran ttanol
d1perk1rakan sama dengan aras dosis tengah larutan
mutlak P-p-metoksibenZJJldehida P-asam sulfat P (90:5:5).
baku.
Panaskan pada suhu 100° selama 10 menit dan amati
kromatogram, eritromlsin tampak sebagai bercak ungu
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
hingga hitam: harga R1 bercak utama Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku. rap at.
FIIV Monografi I Estradioli Benzoas 363

ESTRADIOLUM l.Arutan baku Timbang saksama sejumlah Estra-


Estradiol diol BPFl dan Estron BPFI, larutkan dalam metanol P
OH hingga kadar berturut-turut 0,40 mg dan 0,24 mg

~"
per mi. Pipet 10 ml larutan ini dan 5 ml l.Arutan baku
internal, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml.
Tambahkan 100 ml metanol P, encerkan dengan air
sampai tanda, hingga diperoleh larutan yang
mengandung lebih kurang 20 Jtg Estradiol BPFI per mi.
Estra-1,3,5(10)-triena-3,17j1-diol [50-28-2] fArutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
c1s~coz BM 272,39 masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan
metanol P sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini dan
Estradiol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan 5 mll.Arutan baku internal, masukkan ke dalam labu
tidak lebih dari 103,0% C 18H 2p 2, dihitung terhadap tentukur 200-ml, tambahkan 100 ml metanol P, en-
zat anhidrat. cerkan dengan air sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Pemerian Hablur kecil atau serbuk hablur, putih atau pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
putih-krem; tidak berbau; stabil di udara;.higroskopis. tinggi dilengkapi dengan detektor 205 nm dan kolom
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
etanol, dalam aseton, dalam dioksan, dalam kloroform terhadap l.Arutan baku, rekam respons puncak seperti
dan dalam larutan alkali hidroksida tertentu; agak yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
sukar larut dalam minyak nabati. analit dan puncak estron, tidak kurang dari 2,0 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Baku pembanding Estradiol BPFI; tidak boleh lebih dari 2,0%.
dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air <1031> Prosed11r Suntikkan secara terpisah sejumlah
Metode I sebelum digunakan. Estron BPFI. volume sama (lebih kurang 25 Jll) l.Arutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Identifikasi puncak utama. Waktu retensi relatif larutan baku
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- internal, estron dan estradiol berturut-turut lebih
persikan dalam minyarc mineral P, menunjukkan kurang 0,7; 1,3 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg,
maksimum hanya pada panjang gelombang yang cl8~402, dengan rumus:
sama seperti pada Estradiol BPFI. .
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
20.000)_ dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Estradiol BPFl; daya serap masing-masing C adalah kadar Estradiol BPFI dalam Jtg per mll.Arutan
dihitung terhadap zat anhidrat pada panjang baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perbandingan
gelombang serapan maksimum lebih kurang 280 nm respons puncak dari Lnrutan uji dan Larutan baku .
berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 173° dan 179° rapat, tidak tembus cahaya.

Rotasi jenis <1081> Antara +76° dan +83°, dihitung


terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan mengguna- ESTRADIOLI BENZOAS
kan larutan dalam dioksan P yang mengandung 100 mg Estradiol Benzoat
per 10 ml.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,5%.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada .P-Estradiol·3-benzoat [50-50-0]
Kromatograft <931>. C25H 280 3 BM376,50
Fase gerak Buat campuran aseto~itril P-air (55:45)
saring dan awaudarakan, jika perlu lakukan penye- Estradiol Benzoat mengandung tidak kurang dari
suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C25 H 280 3, dihitung
pada Kromatograft <931>. terhadap zat yang telah dikeringkan.
l.Arutan baku internal Timbang lebih kurang 300 mg
etilparaben P, masukkan ke dalam labu tentukur Pemerian Hablur tidak berwama atau serbuk hablur
500-ml, tambahkan metanol P sampai tanda. putih a tau hampir putih.
'
364 Estradioli Cipionas I Monografi FIIV

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut ultraviolet 365 nm. Bercak lain selain bercak utama
dalam etanol dan dalam minyak lemak; larut dalam Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak Encera11
aseton. lantlan uji II.

Baku pembanding Estradiol Benzoat BPFI. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
25 mg, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml,
ldentifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B, C, D larutkan dan encerkan dengan etanol P sampai tanda.
telah dilakukan. Uji C dan D dapat diabaikan jika uji A Pipe~ 10 mllarutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml,
dan B dilakukan. tambahkan etanol P sampai tanda. Ukur serapan pada
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P 231 nm. Hitung jumlah dalam mg c2SH2803; serapan
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- jenis pada panjang gelombang serapan maksimum
bang yang sama seperti pada Estradiol Benzoat BPFI. lebih kurang 231 nm adalah 500.
Jika spektrum yang diperoleh tidak sesuai, ulangi
pengujian menggunakan larutan 5% dalam kloro- Wadah dan penyirr.panan Dalam wadah tertutup bail<
form P. dan terlindung dari cahaya.
B. Pada uji Senyawa sejenis jika diamati dengan
cahaya biasa atau cahaya ultraviolet 365 nm, bercak
utama Enceran larutan uji I sesuai dengan Larutan baku. ESTRADIOL! CIPIONAS
C. Pada 1 mg tambahkan 0,5 ml larutan amonium Estradiol Sipionat
molibdat P 5% dalam asam sulfat P: terjadi warna hijau
kekuningan yang berfluoresensi hijau jika diamati di
bawah cahaya ultraviolet 365 nm. Tambahkan 1 ml Estradiol 17-siklopentanapropionat [313-06-4 J
asam sttlfat P dan 9 ml air: larutan menjadi merah C 26 H 360:, BM 396,57
muda dengah fluoresensi kekuningan.
D. Titik lebur <1021> Metode 1191 o sampai 198°. Estradiol Sipionat mengandung tidak kurang dari
97,0% dan tidak Iebih dari 103,0% C 26 H 360 3, dihitung
Rotasi jenis <1081> +57° sampai +63°; lakukan pene- terhadap zat yang telah dikeringkan.
tapan menggunakan larutan 1o/o dalam 1,4-dioksan P.
Pemerian Serbuk hablur putih sampai praktb putih;
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; tidak berbau atau agak berbau.
lakukan pengeringan pada suhu 100° sampai 105°
selama 3 jam, menggunakan 500 mg. Kelarutan Tidak larut dalam .air; Ia rut dalam etanol,
dalam aseton, dalam kloroform dan dalam dioksan;
Sisa pemijaran <301> Metode I Tidak lebih dari 0,2%; agak sukar larut dalam minyak nabati.
lakukan penetapan menggunakan 500 mg.
Baku pembanding Estradiol Sipionat BPFI; lakukan
Seyawa sejenis pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, digunakan.
larutkan dalam campuran kloroform P-metanol P (9:1)
hingga kadar 2,0%. ldentifikasi
Enceran larutan uji I Encerkan Larutan uji dengan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
pelarut yang sama hingga kadar 0,1 %. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
Enceran larutan uji II Encerkan Larutan uji dengan menunjukkan maksimum hanya pada panjang
pelarut yang sama hingga kadar 0,020%. gelombang yang sama seperti pada Estradiol Sipionat
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Estradiol BPFI.
Benzoat BPFI, larutkan dalam campuran kloroform P- B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
metanol P (9:1) hingga kadar 0,1 %. 10.000) dalam etanol P, menunjukkan maksimum dan
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara pada E$tradiol Sipionat BPFI; daya serap masing-masing,
terpisah masing-masing 5 J.Ll Larutan uji, Enceran dihitung terhadap zat yang telah dikeri"$kan pada
larutan uji I, Enceran larutan uji II dan Larutan baku panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
pada lempeng kromatografi silikl\ gel G. Masukkan 280 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang tel.ah
dijenuhkandengan fase gerak toluena P-etanol P Jarak lebur <1021 > Antara 149° dan 153°.
(90:10). Angkat lempeng, biarkan fast: gerak menguap,
panaskan pada suhu 110° selama 10 menit, semprot Rotasi jenis <1081> Antara +39° dan +44°, dihitung
dengan a~am sulfat etanol LP 20%, panaskan lagi pada terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap-
suhu 110° selama 10 menit dan amati di bawah cahaya an menggunakan larutan dalam dioksan P yang me-
FIIV Monografl I Estriolum 365

ngandung 200 mg per 10 ml. Estriol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak
lebih dari 102,0% C 11H 24 0 3, dihitung terhadap zat
Susut pengeringan <1121> Tidak IE:bih dari 1,0%; yang telah dikeringkan.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai praktis putih;
Sisa pemijaran <301> TiJak lebih dari 0,2%. tidak berbau; melebur pada suhu lebih kurang 280°.

Penetapan kadar Lakukan pt>netapan dengan cara Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut
Kromatografi azir kinerja tinggi seperti yang tertera pada dalam etanol; larut dalam aseton, dalam kloroform,
Kromatografi <931>. dalam dioksan dan dalam eter.
Fase gerak Larutkan 800 mg amonium nitrat P dalam
300 ml air, tambahkan 700 ml asetonitril P, campur. Baku pembanding Estriol BPFI; lakukan pengeringan
Larutan baku internal Trmbang sejumlah testosteron pada suhu 105° selama 3 jam sebelum digunakan.
benzoat, larutkan dalam tetrahidrofuran P hingga kadar
2,0 mg perml Kesempumaan melarut Larutkan 500 mg dalam 10 ml
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg piridina P: larutan jernih dan tidak ada padatan yang
Estradiol Sipionat BPFI, masukkan ke dalam labu tidak larut.
tentukur 10-ml. Tambahkan Larutan baku internal
sampai tanda, kocok kuat-kuat sampai larut. ldentifikasi
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 rng, A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml. Tambahkan dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
Larutan baku internal sampai tanda, kocok kuat-kuat menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
sampai larut. bang yang sama seperti pada Estriol BPFI.
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
lebih kurang 10 J.Ll Larutan uji dan Larutan be:ku ke 10.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan
dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
280 nm dan kolom 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi pada Estriol BPFI.
LZ, lakukan penetapan pada suhu kamar. Fase gerak
dipertahankan pada tekanan dan laju aliran yang Rotasi jenis <1081:> Antara +54° dan +62°, dihitung
dapat memberikan resolusi, R, yang dikehendaki dan terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
waktu eluasi yang sesuai. Pada sistem yang sesuai, tapan menggunakan larutan dalam dioksan P yang
faktor resolusi antara puncak estradiol sipionat dan mengandung 40 mg per 10 ml.
baku internal tidak kurang dari 3,0. Pada lima kali
penyuntikan Larutan baku menunjukkan simpangan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
baku relatif tidak lebih dari 1,5%. Hitung jumlah lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
dalam mg, C26H 360 3, dengan rumus:
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Ru
zoe <-J Cemaran secara kromatografi Tidak Iebih dari 2,0%.
Rs Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
C adalah kadar Estradiol Sipionat BPFI dalam mg per ml larutkan dalam campuran dioksan P-air (9:1) hingga
Larutan baku; Ru dan Rs berturut-turut adalah perban- kadar 20,0 mg per mi.
dingan respons puncak estradiol sipionat dan puncak !Arutan baku Timbang saksama sejumlah
baku internal dalam Larutan uji dan Larutafl baku. Estriol BPFI, larutkan dalam campuran diolcsan ·P-air
(9:1) hingga kadar 20,0 mg per ml. ·
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
rapat, tidak tembus cahay~. Larutan baku dalam campuran dioksan P-air (9:1)
hingga kadar 0,40; 0,20; 0,10 dan 0,05 mg per ml.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperJi
ESTRIOLUM yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
Estriol terpisah masing-masing 5 J.Ll Larutan uji, Larutan baku
dan Enceran larutan baku pada lempeng kromatografi
silika gel. Masukkan ke dalam bejana kromatografi
yang telah dijenuhkan selama 15 menit dengan 200 ml
fase gerak C:ampuran kloroform P-metanolP.-t~setoti P-
asam IIStfat P (90:5:5:5), tutup bejana dan biarkan fase
gerak merambat hingga 15 em di atas garis penotolan.
Estriol (50-27-1] Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap.
c1s~4o3 BM288,39 Semprot lempeng dengan campuran metanol P-asam
366 Conjugated Estrogen I Monografi FI IV

sulfat P (7:3) kemudian panaskan pada suhu 100° Pemerian Estrogen terkonjugasi berasal dari sumber
selama 15 menit. Harga R1 bercak utama Larutan uji alam, berupa serbuk amorf; kekuningan; tidak berbau
sesuai dengan bercak utama umttan balm. Bandingkan atau berbau khas lemah. Bentuk sintetis berupa hablur
bercak lain selain bercak utama, dengan bercak atau serbuk amorf; putih sampai sedikit kekuningan
Enceran larutan baku. Bercak yang diperoleh dari 0,40; terang, tidak berbau atau sedikit berbau.
0,20; 0, 10, dan 0,05 mg per ml Enceran larutan baku
berturut-turut setara dengan 2,0%; 1,0%; 0,5% dan Baku pembanding Estron BPFI; lakukan pengeringan
0,25% cemaran. Jumlah cemaran larutan uji tidak lebih pada suhu 105° selama 3 jam sebelum digunakan.
dari 2,0%. Ekuilin BPFI; tidak boleh dikecingkan sebelum diguna-
kan. Simpan da!am wadah tertutup rapat di tempat
Penetapan kadar sejuk. 17a-Dihidroekuilin BPFI; tidak boleh dikeringkan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah sebelum digunakan. Simpan di tempat dingin, terlin-
Estriol BPFI, lakukan seperti yang tertera pada Lantt- dung dari cahaya. Simpan isi ampul yang telah dibuka
an uji hingga kadar 50 !J.g per mi. dalam wadah tertutup rapat, berisi gas nitrogen, di
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg, tempat dingin, terlindung dari cahaya . Estradiol BPFI;
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan tidak boleh dikeringkan, lakukan Penetapan Kadar Air
dan encerkan dengan etanol P sampai tanda. Pipet <1031> Metode I sebelum digunakan.
10,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan etanol P sampai tanda. ldentifikasi Hasil berikut diperoleh menggunakan
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku Larutan uji seperti yang tertera pada Prosedttr dalam
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih Penctapan kadar.
kurang 281 nm. Hitung jumlah dalam mg, C 18 H 240 3 , A. Waktu retensi relatif puncak estron dan ekuilin
dengan rumus: sama seperti pada Larutan baku.
B. Pada kromatogram estrogen terkonjugasi,
puncak 17a-dihidroekuilin menunjukkan waktu reten-
si relatif seperti yang ditunjukkan kromatogram Lantt-
an baku. Puncak lain atau berupa bahu menunjukkan
17a-estradiol dan 17j3-dihidroekuilin dengan waktu
C adalah kadar Estriol BPFI dalam !J.g per ml Larutan retensi relatif terhadap 3-0-metilestron berturut-turut
baku; Au dan As berturut-turut adalah sera pan Larutan lebih kurang 0,24 dan 0,35.
uji dan Larutan baku.
Komponen bersamaan Lakukan penetapan seperti
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup yang tertera pada Penetapan kadar. Waktu retensi relatif
rap at. puncak 17j3-dihidroekuilin, 17a-dihidroekuilin dan
17a-estradiol pada kromatogram Larutan uji berturut-
turut adalah 0,35, 0,30 dan 0,24. Hitung jumlah relatif
CONJUGATED ESTROGEN dalam mg, 17a-dihidroekuilin, 17j3-dihidroekuilin dan
Estrogen Terkonjugasi 17a-estradiol relatif terhadap perbandingan luas
puncak, R 5 ,17a-dihidroekuilin yang diperoleh dari
Larutan baku.
Estrogen Terkonjugasi adalah campuran natrium
estron sulfat dan natrium ekuilin sulfat, diperoleh Tanda cemaran Tidak lebih dari 6,5% 17a-dihidroe-
seluruh bagian atau sebagian dari urin ekuin atau kuilenin, tidak lebih dari 5,5% 17j3-dihidroekuilenin
dibuat secara sintesa dari estron dan ekuilin. Mengan- dan tidak lebih dari 11,0% ekuilenin. Lakukan peneta-
dung zat estrogenik terkonjugasi lain dari tipe yang pan seperti yang tertera pada Penetapan kadar. Waktu
berasal dari kuda betina hamil, merupakan dispersi zat retensi relatif 17a-dihidroekuilenin, 17~-dihidroekui­
estrogenik pada pengencer serbuk yang sesuai. lenin dan ekuilenin pada kromatogram Larutan uji
Mengandung tidak kurang dari 52,5% dan tidak lebih berturut-turut adalah 0,56, 0,64 dan 1,3. Hitung per-
dari 61,5% natrium estron sulfat dan tidak kurang dari sentase tanda cemaran relatif masing-masing terhadap
22,5% dan tidak lebih dari 30,5% natrium ekuilin sulfat luas puncak estron yang diperoleh dari Larutan uji.
dan total natrium estron sulfat dan natrium ekuilin
sulfat tidak kurang dari 79,5% dari jumlah yang tertera Batas 17j3-estradiol dan 6 8 •9-dehidroestron Tidak
pada etiket. Estrogen Terkonjugasi .juga mengandung lebih dari 4,5% 17jl-estradiol dan tidak lebih dari 12,5%
komponen bersamaan sebagai natrium suliat ter- ~1.9-dehidroestron . Lakukan penetapan seperti yang
konjugasi dari tidak kurang dari 13,5% dan tidak lebih tertera pada Prnetapan kadar. Hitung persentase relatif
dari 19,5o/o 17a-dihidroekuilin, tidak kurang dari 2,5% puncak 17j3-estradiol dan ~8•9-dehidroestron terhadap
dan tidak lebih dari 9,5% 17a-estradiol dan tidak luas puncak estron yang diperoleh dari Larutan ttji.
kurang dari 0,5% dan tidak lebih dari 4,0% 1713-
dihidroekuilin dari jumlah yang tertera pada etiket. Steroid bebas Tidak lebih dari 1,3%; lakukan pene-
Fl IV ·Monografi I Conjugated Estrogen 367

tapan seperti yang tertera pada Penetapan kadar, tetapi 1 g barium klorida P. Tutup rapat tabung sentrifuga,
tanpa penambahan enzim sulfatase. Gunakan 6,0 ml kocok selama 30 menit. Jika perlu atur pH hingga 5,0 ±
sebagai pengganti 3,0 ml filtrat pada pembuatan lArut- 0,5 dengan penambahan asam asetat I N a tau natrium
an uji dan buat Larutan baku steroid bebas dengan asetat LP. Tempatkan pada tangas sonikator selama
mengencerklm Larutan baku persediaan sepuluh kali. 30 detik, kemudian kocok lagi selama 30 menit.
Pada tidak kurang dari dua kali penyuntikan ulang, Tambahkan enzim sulfatase yang sesuai setara dengan
simpangan baku relatif perbandingan luas puncak 2500 Unit dan kocok selama 20 menit dalam tangas air
estron Larutan baku steroid bebas, R5 , tidak lebih dari pada. suhu 50°. Tambahkan 15,0 ml dikloroetana P pada
5,5%. Buat blangko dengan cara yang sama. Hitung campuran hangat, tutup tabung, kocok selama 15 me-
luas puncak gabungan estron, ekuilin dan 17a- nit. Sentrifus selama 10 menit atau sampai lapisan
dihidroekuilin dan perbandingan luas puncak bawah jernih. Pindahkan sebanyak mungkin fase
gabungan (RF5) terhadap luas puncak 3-0-metilestron, organik dan saring secara cepat melalui corong berisi
koreksi untuk tiap puncak larutan blangko. wol kaca kering dan lebih kurang 5 g natrium sulfat
anhidrat P. Hindari kehilangan karena penguapan.
RFS Pipet 3 ml larutan ini, masukkan ke dalam tabung
Perbandingan - - tidak lebih dari 0,65. sentrifuga dilengkapi tutup putar atau sumbat rapat.
Rs Tambahkan 1,0 ml Larutan baku internal. Lanjutkan
penetapan seperti yang tertera pada Larutan baku,
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> mulai dari "Uapkan campuran ... ".
Metode V Memenuhi syarat. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. pada Kromatograft <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara silika 0,25 mm x 15 m dilapisi dengan fase diam GI9
Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato- setebal 0,25 ~m dan suatu sistem injektor split. Perta-
graft <931>. hankan suhu injektor, detektor dan kolom masing-
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah masing pada 260°, 260° dan 220°. Gunakan hidrogen
3-0-metilestron, larutkan dalam metanol P hingga sebagai gas pembawa dengan laju aliran lebih kurang
kadar lebih kurang 150 ~g per mi. 2 ml per menit dan laju aliran split adalah 40 ml
lArutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah hingga 60 ml per menit.
Estron BPFI, Ekuilin BPFI dan 17a-Dihidroekuilin BPFI, Prosedur Suntikkan lebih kurang 1 ~~ Larutan kese-
larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap suaian sistem ke dalam kromatograf gas. Kondisikan
dalam etanol P hingga kadar berturut-turut lebih hingga waktu retensi puncak 3-0-metilestron antara
kurang 160 ~g, 70 ~g dan 50 ~g per mi. 17 dan 25 menit. Waktu retensi relatif 17~-estradiol,
Dapar asetat pH 5,2 Campur 79 ml natrium asetat LP 17a-dihidroekuilin, estron, ekuilin dan ~8.9-dihidro­
dan 21 ml asam asetat I N, encerkan dengan air hingga estron terhadap 3-0-metilestron berturut-turut adalah
500 ml. Atur pH hingga 5,2 ± 0,1 dengan penambahan lebih kurang 0,29; 0,30; 0,8; 0,87 dan 0,9. Faktor ikutan
asam asetat I N atau natrium asetat LP. puncak estron tidak lebih dari 1,3; resolusi, R, antara
lArutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah Estra- puncak estron dan ekuilin tidak kurang dari 1,2;
diol BPFI (17~-estradiol), larutkan dalam etanol P simpangan baku relatif perbandingan puncak estron
hingga kadar lebih kurang 2 ~g per mi. Pipet 1 ml pada tidak kurang dari 4 kali penyuntikan ulang
larutan ini, 1 ml Larutan baku pusediaan dan 1 ml Larut- lArutan baku tidak lebih dari 2,0%. Suntikkan sejumlah
an baku internal ke dalam tabung sentrifuga bertutup volume sama (lebih kurang 1 ~l) Larutan baku dan
putar atau bersumbat rapat. Lanjutkan menurut cara Larutan uji ke dalam kromatograf. Hitung perban-
yang tertera pada Larutan baku mulai dengan "Uapkan dingan luas puncak Ru dan R5 dari estron, ekuilin dan
campuran ...... ". 17a-dihidroekuilin terhadap Larutan baku intn-nal, dari
lArutan baku Pipet 1 ml Larutan baku persediaan dan kedua lArutan uji dan lArutan baku. Hitung dalam mg
1 mllArutan baku internal ke dalam tabung sentrifuga masing-masing estrogen sulfat natrium (estron dan
bertutup putar atau bersumbat rapat. Uapkan campur- ekuilin) dalam Estrogen Terkonjugasi dengan rumus:
-an tersebut dengan bantuan aliran gas nitrogen P pada
suhu di bawah 50° hingga kering. Pada residu kering Ru
tambahkan 15 ~~ piridina P anhidrat dan 65 ~ bis(trime- ( 0,005) ( I,381 ) ( C1 ) (-)
tilsilil)trifluoroasetamida P mengandung 1% trimetil Rs
klorosilan. Segera tutup rapat t.abung sentrifuga,
campur dan biarkan selama 15 menit. Tambahkan C1 adalah kadar Estron BPFI, Ekuilin BPFI dan 17a-Di-
0,5 ml toluena P, cam pur. hidroekuilin BPFI dalam l!g per ml Larutan baku
lArutan uji Timbang saksama sejumlah zat, setara persediaan; 1~81 adalah.faktor konversi estrogen bebas
dengan 2 mg estrogen terkonjugasi total, masukkan ke ke konjugat garam natrium.
dalam tabung sentrifuga 50 ml dilengkapi dengan
tutup putar politef berisi 15 ml Dapar asetat pH 5,2 dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
368 Ethinyl Estradiolum I Monografi FI IV

ETHINYL ESTRADIOLUM Krmnatografi <931>.


Etinil Estradiol Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (1:1),
saring dan awaudarakan. ]ika perlu lakukan pe-

~-~ nyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang


tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Timbang sejumlah eli/para-
HO ben P, larutkan dalam <:ampuran air-asetonitril P (1:1)
19-Nor-17a-pregrtJl-1,3_5(1 0)-trien- hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mi.
20-ina-3,17-diol [57-63-6] Larutan baku Tunbang saksama lebih kurang 10 mg
C:zoH2402 BM·296,41 Etinil Estradiol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml, tambahkan 10 ml Fase gerak, 5,0 ml Larutan baku
Etinil Estradiol mengandung tidak kurang dari 97,0% internal dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda,
dan tidak lebih dari 102,0% C 20 H 24 0 2, dihitung ter- hingga diperoleh larutan dengan kadar Iebih kurang
hadap zat yang telah dikeringkan. 0,2 mg Etinil Estradiol BPFI per mi.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg,
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai putih krem; masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan
tidak berbau. Fase gerak sampai tanda. Masukkan 10,0 ml Iarutan ini
ke dalam tabu tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, Larutan baku internal dan encerkan dengan Fase gerak
dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak nabati sampai tanda.
dan dalam larutan alkali hidroksida tertentu. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Baku pembanding Etinil Estradiol BPFI; lakukan tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
pengeringan dalam hampa udara di atas silika gel 4,6 mm x 15 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
selama 4 jam sebelum digunakan. Iebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
Kesempumaan melarut Larutkan 100 mg dalam 5 ml yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
etanol P: larutan jernih dan bebas dari zat padat tidak analit dan puncak baku internal tidak kurang dari 4,5
larut. dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%.
l<!entifikasi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah volume sama (lebih kurang 25 J!l) Larutan baku dan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- puncak utama. Waktu retensi relatif etilparaben dan
bang yang sama seperti pada Etinil Estradiol BPFI. etinil estradiol berturut-turut adalah lebih kurang 0,6
B. Spektrum serapan ultraviolet Iarutan dalam dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg, C 20 H 24 0 2, dengan
etanol P {1 dalam 20.000) menunjukkan maksimum dan rum us:
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti Ru
pada larutan Etinil Estradiol BPFi; daya serap masing- 125C ( - )
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan Rs
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 281 nm berbeda tidak Iebih dari 3,0%. C adalah kadar Etinil Estradiol BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; Ru dan Rs berturut-turut adalah perban-
Jarak lebur <1021> Antara 180° dan 186°. Dapat juga dingan respons puncak etinil estradioldan etilpara-
berbentuk modifikasi polimorfik, melebur antara 142° ben dalam Larutan uji dan Larutan baku.
dan 146°.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah bukan
Rotasi jenis <1081> Antara -28,0° dan -29,5°, dihitung Jogam, tertutup rapat dan tidak tembus cahaya.
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap-
an menggunakan larutan 40 mg per 10 ml dalam piri-
dina P tidak berwarna dari wadah yang baru dibuka. ETHENZAMIDUM
Etenzamida
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Etoksibenzamida
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas sililr:R
gel P selama 4 jam, menggunakan 100 mg zat yang di-
timbang saksama.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 2-Etoksibenzamida [938-73-8]


Kromatografi cair kinaja tinggi seperti yang tertera pada C9H 11N02 BM 165,19
FI IV Monografi I Ethisteronum 369

Etenzamida mengandung tidak kurang dari 98,0% Dinginkan dan encerkan dengan air perlahan~lahan
C 9 H 11 N02, dihitung terhadap zat yang telah dikering- hingga S ml.
kan.
Salisilamida Larutkan 200 mg dalam 1S ml etanol
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih; encer P (2 dalam 3) dan tambahkan 2 sampai 3 tetes
tidak berbau; tidak berasa. Larutan jenuh bereaksi besi(lll) klorida LP yang diencerkan (2 dalam 100):
netral. Mulai sedikit menyublim pada suhu lebih tidak terjadi wama ungu.
kurang 10S 0

Penetapan kadar Timbang Sdksama lebih kurang


Kelarutan Larut dalam etanol dan dalam aseton; 300 mg zat yang telah dikeringkan, masukkan ke
sukar larut dalam eter; praktis tidak larut dalam air. dalam labu Kjeldahl 500 ml, tambahkan 200 ml air dan
50 ml larutan natrium hidroksida P (2 dalam 5). Panas-
ldentifikasi kan hati-hati labu selama 20 menit, naikkan suhu dan
A. Pada SOO mg tambahkan S ml natrium hidroksi- destilasi ke dalam wadah berisi 40 ml larutan asam
da 1 N dan panaskan perlahan-lahan: terbentuk gas borat P (1 dalam 25) hingga diperoleh 200 ml destilat.
yang membirukan kertas lakmus merah P. Dinginkan labu dan tambahkan 75 ml air, lar.jutkan
B. Pada 200 mg tambahkan 10 ml asam bromida P destilasi hingga diperoleh 70 ml destilat. Angkat ujung
48% dan refluks perlahan-lahan selama 1 jam. Dingin- alat pendingin dari destilat dan cuci dengan sedikit air,
kan dalam air es, kumpulkan endapan, cuci tiga kali, tambahkan 6 tetes larutan indikator yang dibuat
tiap kali dengan 5 ml air es. Keringkan di atas silika dengan melarutkan 150 mg hijau bromokresol P dan
gel P dalam hampa udara selama 2 jam. Endapan 100 mg merah me til P dalam 180 ml etanol mutlak" P dan
melebur antara 158° dan 161°. diencerkan dengan air hingga 200 mi. Titrasi dengan
asam sulfat 0,1 N LV hingga warna larutan berubah
Suhu lebur <1021> Metode I Antara 131° dan 134°. dari hijau melalui biru abu-abu pucat menjadi merah
lembayung muda. Lakukan titrasi blangko.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 3 jam, 1 ml asam sulfat 0,1 N setara dengan
menggunakan 1 g. 16,519 mg C!fnN0 2

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan Wadah dan penyimpanar. Dalam wadah tertutup
penetapan menggunakan 1 g. baik.

Klorida <361 > Tidak lebih dari 0,050%; larutkan


500 mg dalam 30 ml aseton P, tambahkan 6 ml asam ETHISTERONUM
nitrat encer P dan encerkan dengan air hingga 50 mi. Etisteron
Bandingkan kekeruhan dengan larutan yang dibuat
sebagai berikut: Pada 0,7 ml asam klorida 0,01 N tam-
bahkan 30 ml aseton P, 6 ml asam nitrat encer P dan
encerkan dengan air hingga SO mi.

Sulfat <361> 1idak lebih dari 0,048%; larutkan 500 mg


dalam 30 ml aseton P, tambahkan 1 ml asam klorida
encer P dan encerkan dengan air hingga SO ml.
Bandingkan kekeruhan dengan larutan yang dibuat 17{3-Hidroksi-17 a-pregn-4-en-20-in-3-ona [434-03-7]
sebagai berikut: Pada 0,50 ml asam sulfat 0,01 N, C 21 ~0 2 BM 312;s0
tarnbahkan 30 ml aseton P, 1 ml asam klorida encer P dan
encerkan dengan air hingga SO mi. Etisteron mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C21 H 28 0 2, dihitung terhadap
Logamberat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj; zat yang telah dikeringkan.
lakukan penetapan menggunakan 2 g dan 2,0 ml
lArutan baku timbal sebagai pembanding. Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih,
tidak berbau atau hampir tidak berbau. Melebur pada
Arsen <321> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan suhu lebih kurang 274°, dengan sedikit peruraian.
penetapan menggunakan alat Gambar 1 dan larutan
uji yang dibuat sebagai berikut: Pada 400 mg Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, sukar larut
tambahkan 300 mg kalium nitrat P dan 500 mg natrium dalam etanol dan dalam kloroform; agak sukar "tarut
karbonat anhidrat P, cam pur, pijarkan perlahan dan dalam piridina.
dinginkan. Larutkan residu dalam 10 ml asam sulfat
encer P dan panaskan hingga terbentuk asap putih. Baku pembanding Etisateron BPFI.
370 Ethosuximidum I Monografi FI IV

ldentifikasi Uji A dapat dihilangkan jika uji B, C, D secara terpisah masing-masing 10 ~1 (dua kali 5 ~1)
dan E dilakukan. Uji C dan D dapat dihilangkan jika larutan dalam campuran kloroform P-etanol mutlak P
uji A, B dan E dilakukan. (3:1) yang mengandung (1) zat uji 1,0%, (2) zat uji
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di- 0,0050% pada lempeng kromatografi silika gel H.
dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
maksimum hanya pada panjang gelombang yang yang berisi fase gerak campuran kloroform P-metanol P
sama seperti pada Etisteron BPFI. Jika spektrum tidak (95:5). Angkat lempeng, biarkan kering di udara dan
sesuai, lakukan penetapan ulang menggucyakan zat semprot dengan asam sulfat etanol LP 20%, panaskan
yang sebelumnya dilarutkan dalam kloroform P, dan pada suhu 120° selama 15 menit. Amati di bawah
diuapkan di atas tangas air hingga kering. cahaya biasa dan cahaya ultraviolet 365 nm. Bercak
B. Totolkan secara terpisah masing-masing 2 ~1 sekunder larutan (1) tidak lebih intensif dari bercak
larutan dalam campuran kloroform P-etanol mutlak P larutan (2).
(3:1) yang mengandung (1) zat uji 0,1% dan (2) Etis-
teron BPFI 0,1%, pada lempeng kromatografi kiselgur G Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
yang telah diimpregnasi dengan campuran 1 bagian 200 mg, larutkan dalam 40 ml tetrahidrofuran P, tam-
volume formamida P dan 9 bagian volume aseton P. bahkan 10 ml larutan perak nitrat P 10% dan titrasi
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV menggunakan
berisi fase gerak campuran 80 bagian volume heksana P indikator hijau bromokresol LP hingga berwama ungu;
dan 20 bagian dioksan P, biarkan fase gerak merambat Ulangi titrasi tanpa zat uji. Perbedaan antara kedua
selama 2 jam. Angkat lempeng biarkan fase gerak titrasi adalah jumlah natrium hidroksida 0,1 N LV yang
menguap, panaskan pada suhu 120° selama 15 menit, diperlukan.
semprot lempeng yang masih panas dengan asam
sulfat P 20% dalam etanol P. Panaskan pada suhu 120° 1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan
selama 10 menit. Amati bercak pada cahaya biasa dan 31,25 mg C21 H 280 2
di bJwah cahaya ultraviolet 365 run. Harga R , wama,
fluorosensi dan ukuran bercak utama yang diperoleh Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dari larutan (1) sesuai dengan larutan (2). baik dan terlindung cahaya.
C. Larutkan 2 mg dalam 2 ml etanol P, tambahkan
1 ml perak amonium nitrat LP dan panaskan di atas
tangas im-, Larutan menjadi keruh dan endapan putih ETHOSUXIMIDUM
yang dihasilkan menjadi abu-abu pada pemanasan Etosuksimida
disertai endapan cermin perak pada dinding tabung.
D. Larutkan 2 mg dalam campuran dingin 2 ml
etanol mutlak P dan 2 ml asam sulfat P, panaskan hingga
suhu 70°: larutan berwama ungu kebiruan di bawah
cahaya transmisi, berwarna mcrah dalam cahaya
refleksi, menunjukkan fluoresensi merah terang di
bawah cahaya ultraviolet 365 nm. 2-Etil-2-metilsuksinimida [77-67-8]
E. Larutkan 2 mg dalam 2 ml etanol P dan tam- <;HnN02 BM 141,17
bahkan 1 ml larutan butil hidroksitoluena P 1% dalam
etanol P dan 2 ml natrium hidroksida 1 N. Panaskan Etosuksimida mengandung tidak kurang dari 98,0%
pada suhu 80° selama 30 menit dan dinginkan: terjadi dan tidak lebih dari 101,0% c,.H11 N02, dihitung terha-
wama biru stabil. dap zat anhidrat.

Rotasi Jenis <1081> +29° sampai +33°; lakukan pene- Pemerian Serbuk hablur atau padatan seperti lilin,
tapan menggunakan larutan 1% dalam piridina P. putih sampai hampir putih; bau khas.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Kelarutan Sangat mudah larut dalam etanol, dalam
lakukan.pengeringan pada suhu 100° sampai 105° eter dan dalam kloroform; mudah dalam air; sangat
hingga bobot tetap, menggunakan 1 g. sukar larut .dalam heksana.

Serapan cahaya Larutkan 10 mg dalam etanol mutlak P Baku pembanding Etosuksimida BPFI; tidak boleh
secukupnya hingga 100 ml dan encerkan 10 mllarutan dikeringkan.
dengan pelarut yang sama hingga 100 ml. Serapan
jenis larutan pada panjang gelombang serapan Identifikasi Spektrum serapan inframerah larutan
maksimum 240 nm adalah 500 sampai 540. dalam kloroform P (1 dalam 15) yang diukur dalam sel
0,1 mm, menunjukkan maksimum hanya pada pan-
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis jang gelombang yang sama seperti pada Etosuksi-
seperti.yang tertera pada Krrnnatografi <931> Totoli<an mid4 BPFI.
FIIV Monografi I Ethylestrenolum 371

Jarak lebur <1021> Antara 47° dan 52°. ETHYLESTRENOLUM


Etilestrenol
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%. CH1 c,~H

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.


H
.
n
Sianida Larutkan 1 g dalam 10 ml etanol P, tambahkan 17a-Etilestr-4-en-17{3-ol (965-90-2)
3 tetes besi(JI) sulfat LP, 1 ml natrium hidroksida 1 N, dim c2oH32o BM 288,50
beberapa tetes besi(lll) klorida LP, Hangatkan hati-hati
dan asamkan dengan asam sulfat 2 N: tidak terbentuk Etilestrenol mengandung sejumlah metanol yang ber-
endapan biru atau warna biru dalam waktu 15 menit. variasi berasal dari proses kristalisasi. Mengandung
tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 103,0%
2-Etil-:7.-metilsuksinat anhidrida dan cemaran lain C 20 H 320, dihitung terhadap zat anhidrat dan bebas
Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan dengan cara metanol.
Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato-
grafi <931>. Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih;
Larutan uji Larutkan sejumlah zat dalam kloro- tidak berbau atau hampir tidak berbau.
fonn P hingga kadar 250 mg per ml.
Prosedur Suntikkan 1 J.Ll Larutan uji ke dalam Kelarutan Praktis tidak !arut dalam air; mudah larut
kromatograf yang dilengkapi dengan detektor ionisasi dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
nyala, dan kolom 1,8 m x 6,4 mm, berisi bahan pengisi
fase diam 5% G5 pad a partikel penyangga 51 A Baku pembanding Etilestrenol BPFI; 17a-Etilestran-
60 hingga 80 mesh. Pertahankan suhu injektor, detek- 17~ol BPFI.
tor dan kolom, berturut-turut pada suhu 260°, 280n
dan 140°. Gunakan helium P sebagai gas pembawa Identifikasi
dengan laju aliran 90 ml per menit. Detektor nyala A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
hidrogen diatur pada laju aliran hidrogen 90 ml per didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
r:rienit dan untuk udara 450 ml per menit. Atur kepe- maksimum hanya pada panjang gelombang yang
kaan alat untuk dapat mendeteksi anhidrida. Biasanya sama seperti pada Etilestrenol BPFI. Bila spektrum ti-
32 kali lebih peka dari yang digunakan untuk mende- dak sesuai, larutkan 50 mg zat uji dalam 5 ml metanol P
teksi etosuksimida. Ukur luas puncak etosuksimida panas, dinginkan dalam es selama 15 menit, uapkan
dan luas puncak anhidrida atau cemaran lain bila ada, hingga kering dengan menggunakan penguap rotasi
dan lakukan koreksi untuk perbedaan dalam peng- pada suhu tidak lebih dari 40°. Keringkan residu pada
aturan kepekaan. Hitung jumlah dalam persen 2-etil-2- suhu kamar pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
metilsuksinat anhidrida dan cemaran lain dengan dan buat spektrum yang baru.
rum us: B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara terpi-
A sah masing-masing 2 J.Lllarutan dalam campuran kloro-
100- form P-metanol P {'?:1) yang merigandung (1) zat uji
B 0,25%, (2) Etilestrenol BPFI 0,25% dan (3) campuran
volume yang sama larutan (1) dan (2), pada lempeng
A adalah jumlah luas puncak yang telah dikoreksi; B silika gel G. Masukkan lempeng ke dalam bejana
adalah jumlah luas puncak dari etosuksimida, kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
anhidrida dan cemaran lain yang telah dikoreksi. heptana P-aseton P (80:20) dan biarkan fase gerak me-
rambat 10 em di atas garis penotolan. Angkat lem-
Penetapan kadar Timbang saksama !ebih kurang peng, panaskan pada suhu 105° selama 10 menit,
200 mg, larutkan dalam 50 ml dimetilformamida P, semprot dengan asam sulfat etanol LP 20%, lanjutkan
tambahkan 2 tetes larutan azo violet P dalam dimetil- pemanasan pada suhu 105° selama 10 menit, biarkan
formamida P (1 dalam 1000). Titrasi dengan natrium dingin dan amati pada cahaya biasa dan di bawah
metoksida 0,1 N LV sampai warna biru tua. Lakukan cahaya ultraviolet 365 nm. Bercak utama kromatogram
hati-hati, untuk mencegah terjadinya penyerapan larutan (1), warna, ukuran dan fluoresensinya sesuai
karbon dioksida dari udara. Lakukan penetapan dengan yang dipero!eh dari kromatogram larutan (2).
blangko. Bercak utama yang diperoleh dari larutan (3) nampak
sebagai bercak tunggal dan kompak.
1 ml natrium metoksida 0,1 N setara dengan
14,12 mg ClfuN0 2 Rotasi jenis <1081> Antara +29° dan +33°; lakukan
penetapan menggunakan larutan 1% dalam dioksan P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat. 17a-Etilestran-17j3-ol Lakukan Kromatografi lapis tipis
372 Ethylis Parabenum I Monografi FI IV

seperti yang tertera pada Krom~~tcgraft <931>. Totolkan penyangga S1A 80 mesh sampai 100 mesh (dapat
secara terpisah masing-masing 5 J.1l larutan dalam digunakan OV17) dan pertahankan suhu pada 200°.
campuram kloroform P-metanol P (9:1) yang mengan- Hitung kandungan C 20H,P dengan mem~a!ldingkan
dung (1) zat uji 4,0% dan (2) 17a-Etiltstran-17f3-ol BPFI kadar Etilestrenol BPFI.
0,080%, pada lempeng silika gel G yang mengandung
20"/o ptrak nitrat P. Masukkan lempeng ke dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan terlindung dari cahaya pada suhu tidak lebih dari 15°.
fase gerak toluena P - nonan-5-on P (75:25). Angkat
lempeng, panaskan pada suhu 105° selama 10 menit,
semprot dengan asam sulfat etanol LP 20%, lanjutkan ETHYLIS PARABENUM
pemanasan pada suhu 105° selama 10 menit, biarkan Etilparaben
dingin. Bercak yang diperoleh dari larutan (1) yang
sesuai dengan 17a-etilestran-17jl-ol tidak lebih kuat HO-Q-cooc,H,
dari bercak kromatogram larutan (2).
Etil p.-hidroksibenzoat [120-47-8)
Metanol Tidak lebih dari 4% b;b. Lakukan Kromaio- C9Hto0J BM 166,18
graft gas seperti yang tertera pada Kromatog;aft <931>.
Gunakan larutan dalam aseton P yang mengandung Mengandung tidak kura..'lg dari 99,0"/o dan tidak lebih
(1) metanol P 0,40% dan baku internal etanol mutlak P dari 100,5o/~ C9 H 100y dihitung terhadap zat yang telah
0,40, (2) zat uji 10,0"/o, (3) zat uji 10,0% dan baku dikeringkan.
internal 0,40%. Lakukan k:omatografi dengan
menggunakan kolom kaca 2,0 m x 4 mm berisi butiran Pemerian Serbuk putih atau hablur kecil, tidak ber-
polimer berpori 100-120 me~h (dapat digunakan wama.
Porapak Q) dan pertahankan suhu pada 170°. Hitung
persentase metanol (b/b) berdasar!<an 792 mg sebagai Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam gliserin;
bobot per ml pada suhu 20°. mudah larut dalam aseton, dalam metanol, dalam eter,
dan dalam propilen glikol.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti yang tertera pada Kromatograft <931>. Totolkan Baku pembanding Etilparaben BPFI; lakukan pe-
secara terpisah masing-masing 10 J.ll larutan dalarn ngeringan di atas silika gel P selama 5 jam sebelum
campuran kloroform P-metanol P (9:1) yang mengan- digunakan.
dung zat uji (1) 1,0%, (2) 0,010%, (3) 0,0050"/o pada
lempeng silika gel G. Masukkan lempeng ke dalam ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mi-
fase gerak heptana P-aseton P (80:20). Angkat lempeng, neral P menunjukkan maksimum hanya pada panjang
panaskan pada suhu 105" selama 10 menit, semprot gelombang yang sama seperti pada Etilparaben BPFI.
dengan asam sulfat etanol LP 20%, lanjutkan pemanasan
pada suhu 105° selama 10 menit, biarkan dingin dan Jarak lebur <1021> Antara 115° dan 118°.
amati .di bawah cahaya ultraviolet 365 nm. Bercak lain
selain bercak utama dari kromatogram larutan (1) Syarat lain Memenuhi syarat untuk Keasaman, Susut
tidak lebih intensif da:ri bercak kromatogram larutan pengeringan dan Sisa pemijaran seperti yang tertera
(2} dan tidak lebih dari satu bercak lebih intensif dari pada Butilparaben.
bercak larutan (3).
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. tertera pada Penetapan kadJtr dalam Butilparaben.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%; lakukan 1 ml natrium hidroksidJt 1 N setara dtngan
penetapan menggunakan 5,0 g dan 20 ml metanol 166,2 mg C,H1p 3
anhidrat P. Wadah da.l!. penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

Penetapan kadar Lakukan Kromatogrtrfi gas seperti


yang tertera pada Kromatograft <931>. Gunakan larut- EUGENOLUM
an dalam kloroform P yang terdiri dari (1) Etiltstre- Eugenol

6-
nol BPFI 0,2% dan baku internal arakidik etanol P 0,1 %,
(2) zat uji 0,2% dan (3) zat uji 0,2% dan baku internal
0,1 %. Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama
larutan baku dan larutan,uji ke dalam kromatograf CHaCH=CHa
yang dilengkapi dengan kolom kaca 1,0 m x 4 mm 4-Alil-2-metoksifenol [97-53-0]
berisi 3% fenil metil silikon (50'Yo fenil) pada partikel c1o~P2 BM 164,2::>
FIIV Monografi I Fenfluramini Hydrochloridum 373

Eugenol diperoleh dari minyak cengkeh dan dari kloroform; praktis tidak larut dalam eter.
sumber lain.
Baku pembanding Fmfluramin Hidroklorida BPFI.
Pemerian Cairan tidak berwama atau kuning pucat;
bau cengkeh kuat dan menusuk; rasa pedas; tidak ldentifikasi
memutar bidang polarisasi. Bila terpapar udara wama A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
menjadi lebih tua dan mengental. persikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
Kelarutan Sukar larut dalam air; bercampur dengan seperti pada Fmjluramin Hidroklorida BPFI.
etanol, dengan kloroform, dengan eter dan dengan B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
minyak lemak. tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara terpi-
sah masing-masing 10 JLllarutan dalam kloroform P
Kelarutan dalam etanol 70% Satu bagian volume yang mengandung (1) zat uji 1% dan (2) Fmfluramin
larut dalam 2 bagian volume etanol 70%. Hidroklorida BPFI 1%, pad a jarak yang sama 2,5 em
dari tepi bawah lempeng kromatografi silika gel G
Bobot jenis <981> Antara 1,064 dan 1,070. setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
Jarak destilasi <1011> Metode II Tidak kurang dari metanol P-amonium hidroksida P (200:3) dan biarkan
95% terdistilasi pada suhu antara 250° dan 255°. fase gerak merambat 15 em di atas garis penotolan.
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap, dan
lndeks bias <1001> Antara 1,540 dan 1,542 pada semprot lempeng dengan kalium iodobismutat LP: harga
suhu 20°. ry bercak utama yang diperoleh dari larutan (1) sesuai
dengan yang diperoleh dari lal'\ltan (2).
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 40 bpj. C. Memberik~ reaksi Klorida cara A dan-D seperti
yang tertera pada Uji ldentifiknsi Umum <291>.
Hidrokarbon Larutkan 1 ml dalam .20 ml natrium
hidroksida 0,5 N dalam tabung bersumbat 50 ml, Jarak lebur <1021> 168° sampai 172°.
tambahkan 18 ml air, dan campur: segera terjadi
campuran jernih, yang dapat menjadi keruh bila Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
terpapar udara. lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot
tetap, menggunakan 1,0 g.
Fenol Kocok 1 ml dengan 20 ml air, saring. Pada 5 ml
filtrat tambahkan 1 fetes besi(lll) klorida LP: terjadi Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 'Yo.
warna hijau keabu-abuan tetapi bukan biru atau
.. lembayung. Etil (a-metil-4-trifluorometilfenetil)amina Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup tertera pada Krorruztografi <931>.
rapat, tidak tembus cahaya. Larutan baku internal Timbang sejumlah N,N-dietil-
anilina P, larutkan dalam kloroform P hingga kadar
0,01%.
FENFLURAMINI HYDROCHLORIDUM Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 8 mg
Fenfluramin Hidroklorida Fenjluramin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam 100 ml
air, tambahkan 10 mllarutan kalium hidrolcsidJz P 20%,
ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 25 ml kloroform P,
saring dan uapkan kumpulan ekstrak sampai kenng
dengan dialiri nitrogen P, larutkan sisa dalam 10 .ml
Lar:utan baku internal. . ·
Etil(a-metil-3-trifluorometil ftnetil) amina Larutan uji I Timbang saksama lebih kurang
hidrolclorida [404-82-Q) 400 mg, larutkan dalam 100 ml air, lanjutkan seperti
CUH16F3N.HCI BM267,7 ya:tg tertera pada Larutan baku mulai dari "tambahkan
10 mllarutan lazlium hidroksida P 20% ....... " kecuali
Fenfluramin Hidroklorida mengandung tidak kurang larutkan sisa dalam 10 ml kloroform P.
dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% ~:zH16F3 N.HCl, Larutan uji 11 Timbang saksama lebih kurang
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. 400 .mg larutkan dalam 100 ml air, lanjutkan seperti
yang tertera pada Larutan baku mulai dari "tambahkan
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau atau 10 mllarutan lcalium hidrolcsidll P 20% .....".
hampir tidak berbau. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama Larutan baku, Larutan uji I dan Lariltan
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol dan dalam uji II ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan
374 Fenfluramini Hydrochloridi Compressi I Mon_ografi FIIV

detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 2,75 m x 4 mm B. Serbuk tablet memberikan reaksi Klorida cara A
berisi bahan pengisi 10% fase diam senyawa polietilen seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
glikol P (sebaiknya Carbowax 20M) dan larutcJ,n
h:zlium hidroksida P 2% pada partikel penyangga tanah Etil(a-metil-4-trifluorometilfenetil)amina .Lakukan
diatome cuci asam 80 mesh sampai 100 mesh:· Per- penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang
tahankan suhu kolom dan detektor berturut-turut tertera pada Kromatografi <931>.
pada 135° dan 200°. Efisiensi kolom tidak kurang dari Larutan baku internal Timbang sejumlah N,N-dietil-
1500 lempeng teoritis per meter, ditetapkan meng- anilina P, larutkan dalam kloroform P hingga kadar
gunakan puncak baku internal dalam kromatogram 0,01%.
yang diperoleh dari Larutan baku. Pada kromatogram Lamtan baku Timbang saksama lebih kurang 8 mg
yang diperoleh dari Lnrutan uji I, puncak etil (a-metil- Fenjluramin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam 100 ml
4-trifluorometilfenetil) amina muncul segera setelah air, tambahkan 10 mllarutan kalium l!idroksida P 20%,
puncak utama. Pada kromatogram yang di~roleh dari ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 25 ml kloroform P,
Larutan uji II perbandingan luas puncak etil (a-metil-4- saring dan uapkan kumpulan ekstrak sampai kering
trifluorometilfenetil) amina terhadap puncak baku dengan dialiri nitrogen P, larutkan sisa dalam 10 ml
internal tidak lebih besar dari perbandingan luas Larutan baku internal.
puncak fenfluramin terhadap puncak baku internal Larutan uji I Timbang dan serbukkan tidak kurang
yang diperoleh dari Larutan baht. dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan 250 mg fenflurar:nin hidro-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang ·klorida, kocok dengan 200 ml air selama 1 jam, saring,
300 mg, larutkan dalam sejumlah asam asetat glasial P, dan tambahkan ·air hingga 250 mi. Ambil 100 ml
tambahkan 10 ml raksa(ll) asetat LP. Titrasi dengan larutan ini dan lanjutkan seperti yang tertera pada
asam perklorat 0,1 N LV, tentukan titik akhir secara Larutan baku mulai dari "tambahkan 10 ml larutan
potensiometrik. kalium hidroksida P 20% ........ ", kecuali larutkan sisa
dalam 2,5 ml kiorofonn P.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dcngan Larutan uji II Lakukan seperti yang tertera pada
26,77 mg C1Ji1l 3N.HC1 Larutan uji I, kecuali larutkan sisa dalam 2,5 ml Larutan
baku internal.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama Larutan baku, Larutan uii I dan Larutan
FENFLURAMINI HYDROCHLORIDI uji II ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan
COMPRESS I detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 2,75 m x 4 mm
Tablet Fenfluramin Hidroklorida berisi 10% fase diam senyawa polietilen glikol (se-
baiknya Carbowax 20 M) dan larutan kalium hidroksi-
da P 2% pada partikel penyangga tanah diatome cuci
Tablet Fenfluramin Hidroklorida mengandung Fen- asam 80 mesh sampai 100 mesh. ?ertahankan suhu
.... fluramin Hidroklorida, C 12 H 1l 3 N.HCl, tidak kurang kolom dan detektor berturut-turut pada 135° dan 200°.
dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5% dari jumlah Efisiensi kolom tidak kurang dari 1500 lempeng
yang tertera pada etiket. teoritis per meter, ditetapkan menggunakan puncak
baku internal dalam kromatogram yang diperoleh dari
Baku pembanding Fenjluramin Hidroklorida BPFI. Larutan baku. Pada krornatogram yang diperoleh dari
Larutan uji I, puncak etil(cx-metil-4-trifluorometil-
ldentifikasi fenetil) amina muncul segera setelah puncak utama.
A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang Pada kromatogram yang diperoleh dari Larutan uji II.
tertera pada I<romatografi <931>. Totolkan secara ter- perbandingan luas puneak etil(cx-metil-4-trifluoro-
pisah masing-masing 10 J,Lllarutan (1) yang dibuat metilfenetil) amina terhadap puncak baku internal
dengan mengocok sejumlah serbuk tablet setara tidak lebih besar dari perbandingan luas puncak
dengan 100 ing fenfluramin hidroklorida dengan 10 ml fenfluramin terhadap puncak baku internal yang
kloroform P, saring, dan (2) Fenfluramin Hidroklori- diperoleh dari Larutan baku.
da BPFI 1% dalam kloroform P, pada jarak yang sama,
2,5 em dari tepi bawah lempeng kromatografi silika Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato-
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan graft <931>.
fase gerak metanol P-amonium hidroksida P (200:3) dan Larutan baku internal Timbang sejumlah n-tetra-
biarkan fase gerak merambat 15 em di atas garis deh:zna P, larutkan dalam kloroform P hingga kadar
penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak meng- 0,4%.
uap dan semprot dengan kalium Wdobismutat encer LP: Larutan baku Tim bang· saksama lebih kurang
Harga R1 bercak utama yang diperoleh dari larutan (1) 100 mg Fenjluramin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam
sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2). 100 ml air, tambahkan 10 ml larutan kalium hidroksi-
FI IV Monografi I Fenoteroli Hydrobromidum 375

da P .20%, ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 25 ml dalam asam klorida 0,01 N pada panjang gelombang
kloroform P, saring dan uapkan kumpulan ekstrak antara 230 nm dan 350 nm menunjukkan maksimum
sampai kering dengan dialiri nitrogen P, larutkan sisa hanya pada 275 nm dan bahu pada 280 nm; serapan
dalam 10 ml Larutan baku internal. pada 275 nm lebih kurang 0,83.
Larutan uji I Timbang dan serbukkan tidak kurang C. Menunjukkan reaksi Bromida cara B dan C
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk seperti yang tertera pada Uji Identi.fikasi Umum <291>.
tablet setara dengau 250 mg fenfluramin hidro-
klorida, kocok dengan 200 ml air selama 1 jam, saring, pH <1071> Antara 4,2 dan 5,2; lakukan penetapan
dan tambahkan air hingga 250 mi. Ambil 100 ml menggunakan larutan 4%.
larutan ini, tambahkan 10 ml larutan kalium hidroksi-
da P 20%, dan lanjutkan seperti yang tertera pada Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
Larutan baku, mulai dari "ekstraksi 4 kali, tiap kali penetapan menggunakan larutan 4,0%.
dengan ..... ", kecuali larutkan sisa dalam 10 ml kloro-
formP. Warna dan Akromisitas <1291> Metode II Warna
Larutan 11ji II Lakukan seperti yang tertera pada larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W7;
Larutan uji I, kecuali larutkan sisa dalam 10 ml Larutan lakukan penetapan menggunakan larutan 4,0%.
baku internal.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Prose- Logam be rat <371> Metode IV Tidak lebih dari 10 bpj;
dur dalam penetapan Etil( a-metil-4 trifluorometilfenetil) lakukan penetapan menggunakan 4 g dan 4 ml Larutan
amina. Hitung jumlah dalam mg, C 12 H 16 F 3 N.HC1, baku timbal (10 bpj) sebagai larutan baku.
dalam serbuk tablet yang digunakan.
Besi <331> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan
menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai berikut:
Larutkan residu yang diperoleh Sisa pemijaran dalam
FENOTEROLI HYDROBROMIDUM asam klorida 0,5 N hingga 10 ml.
Fenoterol Hidrobromida
Fenon Serapan larutan 4% pada 330 nm tidak lebih
dari 0,42.

.Her Enansiomer (SR)- dan (RS)- Tidak lebih dari 4%;


lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kiner-
ja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran larutan natrium fosfat
5-{1-Hidroksi-2-1{2-(4-hidroksifenil)-1-metiletil]amino] dibasa 0,067 M-metanol P-kalium fosfat monobasa 0,067 M
etil]-1,3-benzenadiol hidrobromida [1944-12-3) (105:46:1), atur pH 8,5 dengan asam fosfat P, saring dan
C 17H: 1NO 4.HBr BM 384,3 awaudarakan.
·•.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut-·
Fenoterol Hidrobromida adalah campuran (R)-1-(3,5- kan dalam air hingga kadar 0,25%.
dihidroksifenil)-2-[ (R)-4-hidroksi -( a-metilfenetilamino) Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fenoterol
etanol hidrobromida dan enansiomernya. Mengan- Hidrobromida BPFI, larutkan dalam·air hingga kadar
dung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 0,25%.
102,0%, C 17H 21 N0 4 .HBr, dihitung terhadap zat yang Prosedur Suntikkan secara terpisah Larutan baku
telah dikeringkan. dan Larutan uji ke dalam kromatograf yang dilengkapi
dengan detektor 280 nm dan kolom 4,6 mm x 20 em
berisi bahan pengisi L1. Dalam kromatogram Larutan
Pemerian Serbuk hablur, putih. baku terdapat puncak enansiomer (SR)- dan (RS)-
segera setelah puncak utama. At'.lr sensitivitas alat
Kelarutan Larut dalam air dan etanol; praktis tidak hingga tinggi puncak enansioner (SR)- dan (RS)- tidak
larut dalam kloroform dan dalam eter. kurang 10% dari defleksi skala penuh. Ukur tinggi
puncak enansiomer (SR)- dan (RS)- dengan membuat
Baku pembanding Fenoterol Hidrobromida BPFI. garis tegak lurus dari puncak ke garis dasar yang
menyinggung lembah di antara dua puncak tersebut.
ldentifikasi Hitung kadar enansiomer (SR)- dan (RS)- zat uji terha-·
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dap enansiomer (SR)- dan (RS)- Fenoterol Hidrobromi-
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromidll P, da BPFI. Pengujian memenuhi syarat jika tinggi
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- lembah di antara puncak enansiomer (SR)- dan (RS)-
lombang yang sama seperti pada Fenoterol Hidrobro- dari puncak utama kurang dari 4% dari defleksi skala
mida BPFI. penuh dan waktu retensi puncak utama kurang dari
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,01 % 20.menit.
376 Fentanyli Citras I Monografi FIIV

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 2000) dalam campuran asam klorida P - mda.nol P
lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot (1:9) menunjukkan maksimum dan minimum pada
tetap, menggunakan 1 g. panjang gelombang yang sama seperti pada Fentanil
Sitrat BPFI.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan menggunakan 2,0 g. Jarak lebur <1021> Antara 150° dan 154°; lakukan
penetapan setelah dikeringkan dalam hampa udara
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang pada suhu 60° selama 2 jam.
600 mg, larutkan dalam air, tambahkan 5 ml asam
nitrat 2 N, 25 ml perat nitrat 0,1 N LV dan 2 ml amonium Susut pengeringan <1121> Tidak l~bih dari 0,5%;
besi(lll) sulfat LP. Kocok dan titrasi dengan amonium lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
tiosianat 0,1 N LV hingga warna kuning kemerahan. 60° selama 2 jam.
Lakukan penetapan blangko. Selisih titran penetapan
blangko dan uji adalah jumlah perak nitrat yang Sisa pemijaran <311> Tidak lebih dari 0,5%.
digunakan.
l.ogam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan
38,43 mg C 1!f21 N0 4.HBr Cemaran umum <481>
Larutan uji Gunakan pelarut campuran kloroform P
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dan metanol P (4:1).
baik, tidak tembus cahaya. Larutan baku Gunakan pelarut campuran kloro-
form P dan metanol P (4:1), kecuali larutan dengan
kadar 0,01 mg per ml diganti dengan larutan 0,02 mg
per mi.
FENTANYLI CITRAS Prosedur Gunakan lempeng kromatografi silika gel
Fentanil Sitrat dengan pengikat kalsium sulfat P.
Fase gerak Gunakan pelarut campuran klorofonn P-
metanol P-asam format P (85:10:5).
f"zCOOtt Penampakan bercak Gunakan uap iodum.
HO-t-COOH
I
CH,cOOH
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg, larutkan dalam 30 ml asam asetat glasial P.
Tambahkan 3 tetes p-naftolbenzein LP, dan titrasi
N-(Z-Fenetil-4-piperidil) propionanilidn dengan asam perklorat 0,05 N LV. Lakukan penetapan
sitrat (1:1) [990-73-8] blangko.
... CufiaN20.Clla07 BM528,60
1 ml asam perklorat 0,05 N setara dengan
Fentanil Sitrat mengandung tidak kurang dari 98,0% 26,43 mg C2/l2 ,Np.C~,0 7
dan tidak lebih dari 102,0% C22H 21Np.C6H 10 7, dihi-
tung terhadap zat yang telah dikeringkan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
[Perhatian Harus hati-hati untuk mencegah terhirup- baik, tidak tembus cahaya.
nya partikel fentanil sitrat dan kontalc dengan kulit.]

Pemerian Serbuk hablur, putih dan putih berkilau.


Melebur pada suhu sao disertai peruraian. FENTANYLI CITRATIS INJECTIO
lnjeksi Fentanil Sitrat
Kelarutan Agak sukar larut dalam ain larut dalam
metanol; sukar larut dalam kloroform.
lnjeksi Fentanil Sitrat adalah larutan steril Fentanil
Baku pembanding Fentanil Sitrat BPF(; lakukan Sitrat dalam Air untuk Injeksi. Mengandung Fentanil,
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° ~ 2 0, sebagai sitrat tidak kurang dari 90,0% dan
selama 2 jam sebelum digunakan. tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
ldentifikasi
A. Spektrum serapan ·inframerah zat yang didis- Baku pembanding Fentanil Sitrat BPFI; .lakukan
persikan dalam kalium bromida P menunjukan maksi- pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
mum hanya pada panjang gelombang yang sama selama 2 jam sebelum digunakan. Endotoksin BPFI.
seperti pada Fentanil Sitrat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Identifikasi Waktu rete&lSi puncak utama Larutan uji
Fl IV Monografi I Ferrosi · "Fe Citratis Injectio 377

sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada FERROSI 59Fe CITRATIS INJECTIO
Penetapan kadar. Injeksi Besi(II) 59Fe Sitrat
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 33,3 unit
Endotoksin FI per mg.

pH <1071> Antara 4,0 dan 7,5.


Besi(l[J 5~Fe-sitrat (3:2) [64521-35-3)
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera Ct2Hto59fe3014
pada Injectiones.
Injeksi Besi{ll) 59 Fe sitrat adalah larutan steril
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara mengandung besi 59 Fe radioaktif dalam bentuk
Kronuztograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada besi {II) dan kompleks dengan ion sitrat dalam Air
Kromatograft <931>. untuk Injeksi. Dapat mengandung natrium klorida
Fase gerak Buat camruran 4 bagian larutan amoni- yang cukup untuk membuat larutan isotonis dan zat
um asetat P {1 dalam 100) dan 6 bagian campuran bakteriostatik. 59 Fe dihasilkan dengan penembakan
metanol P-asetonitril P-asam asetat glasia/ P (400:200:0,6), neutron pada 58 Fe.
saring dan awaudarakan. Atur pH hingga 6,6 ± 0,1 Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak
dengan menambahkan tetes demi tetes asam asetat lebih dari 110,0% 59 Fe yang tertera pada etiket,
glasial P. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut dinyatakan dalam MBq {JLCi atau mCi) per ml pada
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromato- saat dan tanggal kalibrasi dilakukan. Aktivitas jenis
graft <931> untuk memperoleh waktu retensi puncak tidak kurang dari 185 MBq {5 mCi) per mg besi{II)
fentanillebih kurang 5 menit. sitrat pada tanggal pembuatan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fentanil
Sitrat BPFI, larutkan dalam air, hingga kadar lebih Baku pembanding £ndotoksin BPFI.
kurang 80 JLg per mi.
Larutan uji Jika perlu, encerkan injeksi dengan air Identifikasi radionuklida Lakukan seperti yang ter-
hingga kadar fentanil lebih kurang 50 JLg per mi. tera pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera gamma menunjukkan puncak energi utama 1,095 MeV
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja dan 1,292 MeV sama dengan 59 Fe yang digunakan
tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom sebagai baku dengan kemumian diketahui.
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi Endotoksin bakteri <201> Memenuhi syarat. Batas
terhadap Larutan baku, dan rekam respons puncak kandungan endotoksin tidak lebih dari 175/V unit
seperti yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan Endotoksin FI per ml injeksi, dibandingkan dengan
... puncak fentanil tidak lebih dari 2,0 dan simpangan £ndotoksin BPFI; V adalah jumlah dosis maksimum
baku relatif tidak lebih dari 2,0%. yang dianjurkan, dalam ml, pada waktu atau tanggal
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah kadaluarsa.
volume sama {lebih kurang 25 JLl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato- pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0.
gram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah
dalam JLg, C 22 H 28 Nz0, tiap ml injeksi yang digunakan Syarat lain Memenuhi syarat lnjectiones; kecuali jika
dengan rumus: tidak harus memenuhi anjuran seperti yang tertera
pada Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah <1131>.
336,48 ru
( )CD(-) Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radio-
528,60 r5 aktivitas dalam MBq {JLCi atau mCi) per ml Injeksi
Besi{II) 59 Fe sitrat menggunakan alat pencacah yang
sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat penc.acah dan
336,48 dan 528,60 berturut-turut adalah bobot molekul sistem terkalibrasidalam Radioaktivitas <1171>.-
fentanil dan fentanil sitrat; C adalah kadar Fentanil
Sitrat BPFI dalam JLg per ml Larutan baku; D adalah Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada
faktor pengenceran yang d_igunakan untuk Penandaan dalam Injectiones pada etiket harus juga
memperoleh Larutan uji; r u dan r5 berturut-turut tertera: (1) Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah
adalah respons puncak fentanil dari Larutan uji dan Besi(II) sitrat dinyatakan dalam JLS Fe per·mt; jumlah
Larutan baku. 5'Fe sebagai Besi{ll) sitrat dinyatakan dalam MBq (JlCi
atau mCi), kadar dinyatakan dalam MBq (JLCi atau
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- mCi) per ml pada saat kalibrasi, (3) Tanggal
gal, kaca Tipe I, terlindung dari cahaya. kadaluarsa, (4) Pemyataan "Awas bahan·radioaktif',
378 Ferrosi Fumaras I Monografi FIIV

(5) Dalam perhitungan dosis, lakukan koreksi tangas uap selama 2 jam, tutup dan biarkan selama
terhadap peluruhan radioaktif, (6) Waktu paro 59 Fe 16 jam. Uika hablur besi(II) fumarat terbentuk, hangat-
adalah 44,6 hari. kan di atas tangas uap hingga larut). Saring melalui
kertas saring, cud sisa dengan air panas, pindahkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- kertas saring yang berisi sisa ke dalam krus yang telah
gal atau dosis ganda. ditara. Arangkan kertas saring tanpa terbakar, pijarkan
pada suhu 600° hingga bobot tetap: tiap mg residu
setara dengan 0,412 mg 504•
FERROSI FUMARAS
Besi(II) Fumarat Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan
penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat
HC-C=O sebagai berikut: Masukkan 2,0 g ke dalam gelas piala,
II I
O=C-CH 0 tambahkan 10 ml air dan 10 ml asam sulfat P. Hangat-
I /
0-Fe kan hingga terjadi endapan sempurna asam fumarat,
dinginkan, tambahkan 30 ml air, saring ke dalam labu
Besi(2+) fumarat [141-01-5j tentukur 100-ml. Cud endapan dengan air, masukkan
C4Hle04 BM 169,90 air pencuci ke dalam labu, tambahkan air sampai
tanda. Masukkan 50,0 ml larutan ke dalam labu
Besi(II) Fumarat mengandung tidak kurang dari 97,0% generator arsen, encerkan dengan air hingga 55 ml.
dan tidak lebih dari 101,0% C 4 H 2Fe04, dihitung terha- Larutan memenuhi Uji Batas Arsen tanpa penambahan
dap zat yang telah dikeringkan. 20 ml asam sulfat 7 N, sepe•ti yang te:tera pada Pro~e­
dur.
Pemerian.Serbuk, jingga kemerahan hingga coklat
merah; tidak berbau. Dapat mengandung gumpalan Ion besi(III) Tidak lebih dari 2,0%; lakukan penetap-
lunak yang membentuk kepingan kuning bila digerus. an dengan cara sebagai berikut: Timbang saksama
2,0 g masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml ber-
Kelarutan Sukar larut dalam air: sangat sukar larut sumbat kaca, tambahkan 25 ml air dan 4 ml asam klori-
dalam etanol. Kelarutan dalam asam klorida encer da P, panaskan di atas lempeng pemanas hingga larut
terbatas karena memisahnya asam fumarat. sempurna. Tutup labu, dinginkan hingga suhu kamar.
Tambahkan 3 g kalium iodida P, tutup labu, goyang,
Baku pembanding Asam Fumarat BPFI. diamkan di tempat gelap selama 5 menit. Buka sumbat
labu, tambahkan 75 ml air. Titrasi dengan natrium
Identifikasi tiosulfat 0,1 N LV menggunakan indikator 3 ml
A. Pada 1,5 g tambahkan 25 ml asam klorida P kanji LP: digunakan tidak lebih dari 7,16 ml natrium
(1 dalam 2). ·Encerkan dengan air hingga 50 ml, panas- tiosulfot 0,1 N.
.... kan hingga larut sempurna, dinginkan. Saring dengan
penyaring kaca masir halus, cuci endapan dengan Timbal Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan
larutan asam klorida P (3 dalam 100), simpan filtrat sebagai berikut {Catalan Untuk pembuatan semua larut-
untuk ldentifikasi B. Keringkan endapan pada suhu an dalam air dan pembilas alat kaca sebelum digunakan,
105°; spektrum serapan inframerah endapan yang gunakan air yang telah dilewatkan resin penukar ion, asam
telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium kuat, basa kuat. Pilih pereaksi dengan sesedikit mungkin
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada kandungan timbal, simpan semua larutan pereaksi dalam
panjang gelombang yang sama seperti pada Asam wadah lcaca borosilikat. Sebelum digunakan, rendam alat
Fumarat BPFI. kaca bersih dalam asam nitrat 8 N hangat selama 30 menit,
B. Filtrat yang diperoleh dari Identifikasi A kemudian cuci dengan air demineralisata P.]
menunjukkan reaksi Besi seperti yang tertera pada Uji Larutan asam askorbat-natrium iodida Larutan 20 g
Identifikasi Umum <291>. asam askorbat P dan 38,5 g natrium iodida P dalam air di
dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan air
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%; sampai tanda.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 16 jam. Larutan trioktilfosfin oksida {Perhatian Larutan ini
menyebabkan iritasi. Hindari kontalc dengan mata, lrulit dan
Sulfat Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan pakaian. Lakukan pembuangan larutan yang mengandung
dengan cara sebagai berikut: Masukkan 1,0 g ke dalam pert!Jilcsi ini dengan hati-hati.] Larutkan 5,0 g trioktiljosfi-
gelas piala 250 ml, tambahkan 100 mhir, panaskan di na oksida P dalam 4-metil-2-pentanon P dalam labu
· atas tangas uap, tambahkan asam klorida P tetes·demi tentukur 10Q-ml, encerkan dengan pelarut yang sama
tetes hingga larut sempuma (diperlukan lebih kurang sampai tanda.
2 ml asam). Saring dan jika perlu encerkan filtrat Larutan baku dan Blangko Masukkan 5,0 ml Larutan
dengan air hingga 100 ml. Panaskan hingga mendidih, persediaan timbal(Il) nitrat yang dibuat seperti tertera
tambahkan 10 ml barium klorida LP, hangatkan di atas pada Uji Batas Logam Berat <371>, ke dalam labu
FI IV Monografi I Ferrosi Fumaratis Compressi 379

tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. (1 dalarn 4) dan 1 ml Larutan hidroksilamina hidroklorida.
Masukkan 2,0 ml ke dalam gelas piala 50 ml. Ke dalam Prosedur Lakukan terhadap Larutan up dan Larutan
gelas piala tersebut d.an gelas piala kosong lainnya pembanding secara bersamaan sebagai berikut Atur pH
yang digunakan sebagai Blangko, tambahkan 6 ml asam hingga 1,8 menggunakan amonium hidroksida P, tetap-
nitrat P dan 10 ml asam perklorat P, uapkan dalam kan secara potensiometrik ·dan masukkan ke dalam
Iemari asam hingga kering. [Perhatian Gunakan asam corong pisah. Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan
perklorat dalam lemari asam dengan·ventilasi yang baik, 5 ml Larutan pengekstraksi ditizon dan 5 ml kloroform P,
secara hati-hati.] Dinginkan, larutkan masing-masing kumpulkan ekstrak kloroform dalam corong pisah ke
sisa dalam 10 ml asam klorida 9 N, masukkan secara dua. Tambahkan 10 ml larutan asam klorida P (1 dalam
terpisah ke dalam labu tentukur 50-ml menggunakan 2) kocok, biarkan lapisan memisah, huang lapisan
lebih kurang 10 ml air. Pada masing-masing labu kloroform. Cud ekstrak asam dengan 3 ml kloroform P,
tambahkan 20 ml Larutan asam askorbat-natrium iodida buang cairan pencuci. Tambahkan 0,1 mllarutan dina-
dan 5,0 ml Larutan trioktilfosfin oksida, kocok selama trium edetat P (1 dalam 50) dan 2 ml asam asttat 6 N,
30 detik, biarkan memisah. Tambahkan air hingga campur, dan tambahkan 5 ml amonium hidroksida P
lapisan pelarut organik mencapai leher, kocok lagi, secara perlahan-lahan. Tutup corong pisah, dinginkan
biarkan memisah. Lapisan pelarut organik yang di bawah air mengalir yang dingin, keringkan permu-
merupakan Blangko dan Larutan baku berturut-turut kaan Iuar corong pisah. Buka sumbat, tuang isi ke
mengandung 0,0 dan 2,0 jlg timbal per ml. dalam gelas piala. Atur pH hingga 1,8 dengan cara
Larutan uji Masukkan 1,0 g ke dalam gelas piala yang sama seperti tersebut di atas, tuang kembali
50-ml, tambahkan 6 ml asam nitrat P dan 10 ml asam Iarutan kedalam corong pisah. Tambahkan 5,0 ml
perklorat P. [Perhatian Gunakan asam perklorat di d:llam Larutan pengekstraksi ditizon encer, kocok kuat-kuat,
lemari asam dengan ventilasi yang baik, secara hati-hati.] biarkan lapisan memisah. Bandingkan wama larutan
Tutup dengan kaca arloji bercelah, panaskan dalam yang terjadi dalam lapisan kloroform yang diperoleh
lemari asam hingga kering sempurna. Dinginkan, dari kedua larutan: wama yang terjadi dalam Larutan
larutkan sisa dalam 10 ml asam klorida 9 N, masukkan uji tidak lebih intensif dari wama yang terjadi dalam
ke dalam labu tentukur 50-ml menggunakan kurang Lanttan pembanding.
lebih 10 ml air. Tambahkan 20 ml Larutan asam
askorbat-natrium iodida dan 5,0 ml Larutan t,rioktilfosftn Penetapan kadar Timbang saksama 500 mg, masuk-
oksida, kocok selama 30 detik, biarkan memisah. kan ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml, tambahkan
Tambah..\an air hingga lapisan organik mencapai leher, 25 ml Iarutan asam klorida P {2 dalam 5). Panaskan
kocok lagi, biarkan memisah. Lapisan pelarut organik hingga mendidih, tambahkan larutan timah(Il) klorida P
merupakan Larutan uji. 5,6 g dalam 50 ml larutan asam klorida P (3 dalam 10)
Prosedur Tetapkan serapan Blangko, Larutan baku tetes demi tetes hingga warna kuning hilang, kemu-
dan Larutan uji pada pita emisi timbal pada 283,3 nm dian tambahkan 2 tetes berlebih. Dinginkan larutan di
menggunakan spektrofotometer serapan atom yang dalam tangas es hingga suhu kamar. Tambahkan
sesuai seperti yang tertera pada Spektrofotometri dan 200 ml air, 25 ml Iarutan asam suifat P (1 dalam 2), dan
Hamburan Cahaya <1191> yang dilengkapi dengan 4 ml asam fosfat P, kemudian tambahkan 2 tetes ortofe-
lampu tabung katode timbal dan nyala udara-asetilen. nantrolin LP. Titrasi dengan serium([V) sulfat 0,1 N LV.
Untuk mengatur posisi nol gunakan 4-metil-2-penta- Lakukan penetapan blangko.
non P. Pada analisis yang sesuai, sera pan Blangko tidak
lebih dari_ 20% perbedaan antara sera pan Larutan baku 1 ml serium(lV) sulfat 0,1 N setara dengan
dan Blangko: serapan Larutan uji tidak lebih dari serap- 16,99 mg Clf:fe04
an Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Raksa <381> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan baik.
penetapan dengan cara sebagai berikut: [Catatan
Lakukan penetapan di bawah cahaya lemah, karma raksa(ll)
ditizonat peka terhadap cahaya. Lakukan penyiapan larutan
seperti yang tertera pada Uji Batas Raksa.] Timbang FERROSI FUMARATIS COMPRESS!
saksama lebih kurang 1 g, larutkan dalam 30 ml Tablet Besi(II) Fumarat
larutan asam nitrat P (1 dalam 10), di atas tangas uap.
Dinginkan segera dengan merendam di dalam tangas
es, saring melalui penyaring yang telah dibasahi Tablet Besi(II) Fumarat mengandung Besi(ll) Fumarat,
dengan larutan asam nitrat P (1 dalam 10) dan air. C 4 ~Fe04 , tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari
Pada filtrat tambahkan 20 mllarutan natrium sitrat P 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
(1 dalam 4) dan 1 ml Larutan hidroksilamin hidroklorida.
Larutan pembandirig Buat larutan yang mengan- ldentifikasi Pada serbuk tablet setara dengan 1 g
dung 3,0 ml Larutan baku raksa, 30 mllarutan asam besi(II) fumarat, tambahkan 25 ml larutan asam
nitrat P (1 dalam 10), 5 ml larutan natrium sitrat P klorida P (1 dalam 2}, cam pur, tambahkan 25 ml air.
380 Ferrosi Gluconas I Monografi Fl IV

Didihkan selama beberapa menit, dinginkan dan Baku pembanding Kalium Glukonat BPFI; lakukan
saring: filtrat menunjukkan reaksi Besi seperti yang pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105°
tertera pada Uji fdentifilazsi Umum <291>. selama 4 jam sebelum digunakan.

Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit. ldentifikasi


A. Memenuhi Identifikac:i B sepPrti yang tertera
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. pada Ktzlsium Glukonat.
B. Larutan (1 dalam 200) menghasilkan endapan
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak biru tua dengan kalium heksasianoferat(lll) LP.
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 500 mg Susut pengeringan <1121> Antara 6,5% dan 10,0%;
besi(II) fumarat, masukkan ke dalam gelas piala lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 16 jam.
250 ml. Tambahkan 25 ml air, 25 ml asam nitrat P, dan
7,5 ml asam perklorat P. Tutup dengan kaca arloji berce- Klorida <361> Tidak lebih dari 0,07%; lakukan pene-
lah, panaskan hingga terjadi asap tebal. Dinginkan, tapan menggunakan 1,0 g, dan bandingkar. keken.than
bilas kaca arloji dan gelas piala dengan air, uapkan dengan 1,0 ml asam klorida 0,020 N.
dalam lemari asam hingga hampir kering. Cud kaca
arloji dan gelas piala dengan 2 ml asam klorida P, Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetap-
kemudian dengan sejumlah kecil air. Larutkan residu, an menggunakan 1,0 g dan bandingkan kekeruhan
jika perlu hangatkan. Masukkan ke dalam labu <;iengan 1,0 ml asam sulfat 0,020 N.
Erlenmeyer 250 ml bersumbat kaca, ulangi pencucian
dengan 2 ml asam klorida P, masukkan ke dalam labu Asam oksalat Larutkan 1,0 g dalam 10 ml air, tam-
menggunakan tidak lebih dari 20 ml sampai 25 ml air. bahkan 2 ml asam klorida P, masukkan ke dalam corong
Tambahkan 4 g kalium iodida P, tutup, biarkan di pisah. Ekstraksi berturut-turut dengan 50 ml dan 20 ml
dalam gelap selama 5 menit. Tambahkan 75 ml air, eter P. Kumpulkan ekstrak eter, tambahkan 10 ml air,
titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, mendekali uapkan eter di atas tangas uap. Tambahkan 1 tetes
titik akhir tambahkan 3 ml kanji LP. asam asetat 6 N dan 1 ml larutan /r.alsium asetat P (1 da-
lam 20): tidak terjadi kekeruhan dalam waktu 5 menit.
1 ml natrium tiosulfat 0,1 N setara dengan
16,99 mg C 4HzFe0 4 Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan
penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup berikut: Masukkan 1,0 g zat ke dalam labu alas bulat
rapat. 100-ml dengan sambungan asah berukuran 24/40.
Tambahkan 40 ml asam sulfat 9 N dan 2 ml larutan
kalium bromida P (3 dalam 10). Hubungkan segera labu
... dengan alat destilasi yang sesuai dilengkapi penca-
FERROSI GLUCONAS dang dengan mantel air, yang didinginkan dengan
Besi(II) Glukonat sirkulasi air es dan panaskan labu hingga zat melarut.
Lakukan destilasi, kumpulkan 25 ml destilat dan
masukkan destilat ke dalam labu generator arsen. Cuci
H I OOH
I H I I
[ HOCt< 1 -c-c-c-c-coo-
] pendingin dan penampung dengan sedikit air be-
•• • 2Hz0
' I
OOOHHOH
I I berapa kali, tambahkan cairan pencuci ke dalam labu
2
generator. Tambahkan brom LP hingga larutan agak
kuning. encerkan dengan air hingga 35 ml. Lanjutkan
Besi(2+).glukonat (1:2) dihidrat (12389-15-0] seperti yang tertera pada Prosedur.
C 12 ~Fe0 14 .2H 2 0 BM 482,17
Anhidrat (299-29-6] BM 446,14 Ion besi(III) Tidak lebih dari 2,0%; lakukan penetap-
an sebagai berikut: Timbang saksama lebih kurang 5 g,
Besi(II) Gluk.onat mengandung tidak kurang dari larutkan dalam campuran 100 ml air dan 10 ml asam
97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C12H 22 Fe014' dihi- klorida P, tambahkan 3 g hzlium iodida P. Kocok, biar-
tung terhadap zat yang telah dikeringkar.. kan di tempat gelap selama 5 menit. Titrasi iodum
bebas dengan natrium tiosulfot 0,1 N LV menggunakan
Pemerian Serbuk halus atau granul, abu-abu keku- indikator 3 ml hznji LP. Lakukan penetapan blangko.
. ningan atau kuning kehijauan pucat; bau lemah seperti
karamel. Larutan (1 dalam 20) bereaksi asam terhadap I ml natrium tiosulfot 0,1 N setara dengan
lakmus. 5,585 mg ior. besi(lll)

Kelarutan Larut dalam air dengan sedikit pemanasan; Timbal Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan
praktis tidak larut dalam etanol. sebagai berikut: [Catatan Untuk pembuatan larutan
FI IV Monograft I Ferrosi Sulfas 381

dalam air dan pembilas alat kaca sebelum digunakan, Asamkan kumpulan filtrat dan cairan pencuci dengan
gunakan air yang telah dilewatkan melalui resin penukar asam klorida P, tambahkan 2 ml asam klorida 3 N ber-
ion, asam kuat, basa kuat. Pilih pereaksi dengan sesedikit lebih. Didihkan larutan hingga uap tidak lagi meng-
mungkin kandungan timbal dan simpan semua larutan hitamkan kertas timbal(l[) asetllt P, jika perlu lanjutkan
pereaksi dalam' wadah kaca borosilikat. Sebelum digunakan pendidihan hingga lebih kurang 10 mi. Dinginkan,
rendam alat kaca bersih dalam asam nitrat 8 N hangat tambahkan 5 ml natrium karbonat LP dan 20 ml air,
selama 30 menit kemudian cuci dengan air demineralisata]. sari:1g, dan 3tur volume filtrat hingga 100 mi. Pada
Larutan asam askorbat-natrium iodida Larutkan 20 g 5 ml filtrat tambahkan 2 ml tembaga(ll) tartrat tdkali LP,
asam askorbat P dan 38,5 g natrium iodida P dalam air, didih.kan se!ama 1 menit: tidak terbentuk endapan
dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan air merah dalam waktu 1 menit.
sampai tanda .
. Larutan trioktilfosfin oksida [Perhatian Larutan ini Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
menyebabkan iritasi, hindari kontak dengan mala, kulit dan 1,5 g, larutkan dalam campuran 75 ml air dan 15 ml
pakaian. Pembuangan larutan yang mengandung pereaksi asam sulfat 2 N dalam labu Erlenmeyer 300 mi.
ini agar dilakukan dengan hati-hati.] Larutkan 5,0 g triok- Tambahkan 250 mg serbuk zink, tutup labu dengan
tilfosfin oksida P dalam 4-metil-2-pentanon P dalam labu sumbat yang dilengkapi dengan katup Bunsen~ biar-
tentukur 100-ml, encerkan dengan pelarut yang sama kan pada suhu kamar selama 20 menit atau sampai
sampai tanda. larutan menjadi tidak berwama. Saring larutan melalui
Larutan baku dan Blangko Masukkan 5,0 ml Larutan krus penyaring berisi ashes dengan lapisan tipis
persediaan timbal(ll) nitrat yang dibuat seperti tertera serbuk zink, cud krus dengan 10 ml asam sulfat 2 N,
pada Uji Batas Logam Berat <371> ke dalam labu dan 10 ml air [Cat:ztan Lakukan pmyiapan dan penya-
tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. ringan dengan krus dalam lemari asam berventilasi baik.]
Masukkan 2,0 ml larutan ke dalam labu tentukur Tambahkan ortofenantrolin LP, titrasi segera- filtrat da-
50-ml. Pada labu tentukur tersebut dan labu tentukur lam labu penghisap dengan serium(IV) suljat 0,1 N LV.
50-ml yang lain sebagai Blangko, tambahkan 10 ml asam Lakukan penetapan blangko.
klorida 9 N dan lebih kurang 10 ml air. Ke dalam
masing-masing labu tambahkan 20 ml Larutan asam 1 ml serium (IV) suljat 0,1 N setara dengan
askorbat-natrium iodida dan 5,0 ml Larutan trioktiljosfin 44,61 mg C1!f2:Je014
oksida, kocok selama 30 detik, biarkan memisah.
Tambahkan air hingga lapisan pelarut organik Wadah dan penyimpa'nan Dalam wadah tertutup
mencapai leher labu, kocok, dan biarkan memisah. rapat.
Lapisan pelarut organik yang merupakan Blangko dan
Larutan baku, berturut-turut mengandung 0,0 dan
2,0 ~g timbal per ml.
Larutan uji Ke dalam labu tentukur 50-ml tambah- FERROSI SULFAS
kan 1,0 g zat, 10 ml asam klorida 9 N, lebih kurang 10 ml Besi(II) Sulfat
•, air, 20 ml Larutan asam askorbat-natrium iodida dan
5,0 ml Larutan trioktilfosfin oksida, kocok selama 30 de-
tik, biarkan memisah. Tambahkan air hingga pelarut Besi(2+) suljat (1:1) heptahidrat [7782-63-0)
organik mencapai leher labu, kocok lagi dan biarkan FeS04 .7Hp BM 278,01
memisah. Lapisan organik merupakan Larutan uji. Anhidrat BM 151,90
Prosedur Tetapkan serapan Blangko, Larutan baku
dan Larutan uji pada pita emisi timbal pada 283,3 nm Besi(II) Sulfat mengandung tidak ku.rang dari 99,5%
menggunakan spektrofotometer serapan atom yang dan tidak lebih dari 104,5% FeS04 .~0.
dilengkapi dengan lampu tabung katode timbal dan
nyala api udara-asetilen; untuk mengatur posisi nol Pemerian Hablur atau granul warna hijau kebiruan,
gunakan 4-metil-2-pentanon P. Pada analisis yang pucat, tidak berbau dan· rasa seperti garam. Merekah
sesuai, serapan Blangko tidak lebih dari 20% dari di udara kering. Segera teroksidasi dalam udara
perbedaan serapan Larutan baku dan Blangko: serapan lembab, berbentuk besi(III) sulfat berwarna kuning
Larutan uji tidak lebih dari serapan Larutan baku. kecoklatan. Larutan (1 dalam 10) bereaksi asam terha-
dap lakmus P."pH lebih kurang 3,7.
Raksa <381> Tidak lebih dari 3 bpj.
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam
Gula mereduksi Larutkan 500 mg dalam 10 ml air, etanol; sangat mudah larut dalam air mendidih.
hangatkan, basakan dengan 1 ml amonium hidroksi-
da 6 N. Alirkan gas hidrogen sulfida P ke dalam larutan Identifikasi Menunjukkan reaksi Besi(ll) dan Sulfot
untuk mengendapkan besi, biarkan larutan selama seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
30 menit untuk mengkoagulasikan endapan. Saring,
cuci endapan dua kali berturu•-turut dengan 5 ml air. Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj;Jakukan
382 Flucloroloni Acetonidum I Monografi FIIV

penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai eter.


berikut: Masukkan 1,0 g ke dalam labu alas bulat
100 ml dengan sambungan asah, tambahkan 40 ml Baku pembanding Fluklorolon Asetonida BPFI.
IISilm sulfot 9 N dan 2 mllarutan lazlium bromida P (3 da-
lam 10), segera hubungkan labu dengan pendingin ldentifikasi
yang sesuai dan penampung labu yang dilengkapi A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
dengan mantel air yang didinginkan dengan air-es. dispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
Panaskan labu perlahan-lahan di atas api kecil hingga maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
zat padat larut, kemudian lakukan destilasi sehingga seperti pada Fluklorolon Asetonida BPFI.
diperoleh 25 ml kumpulan destilat. Pindahkan destilat B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,003%
ke dalam labu generator arsin, cud pendingin dan dalam metanol P pada panjang gelombang antara
penampung beberapa kali, setiap kali dengan sedikit 220 nm dan 350 nm, menunjukkan maksimum hanya
air, tambahkan kumpulan air pencuci ke dalam labu pada 236 nm: serapan pada 236 nm lebih kurang 0,96.
generator. Goyangkan labu, tambahkan brom LP
hingga wama larutan sedikit kuning, encerkan dengan Rotasi jenis <1081> Antara +148° dan +158°; lakukan
air hingga 35,0 ml. penetapan menggunakan larutan 1%.

Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan pene- Steroid as_ing dan cemaran lainnya Lakukan Kroma-
tapan seperti yang tertera pada Besi(ll) Glukonat. tografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kromato-
grafi <931>. Totolkan secara terpisah masing-masJng
Raksa <381> Metode I Memenuhi syarat uji Raksa 10 J.ll larutart zat uji dalam campuran volume sama
seperti yang tertera pada Besi(ll) Fumarat. metanol P dan kloroform P yang mengandung (1) 2,0%;
(2) 0,020%; dan (3) 0,010% pada lempeng kromatografi
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g, silika gel G. Masukkan lempeng ke dalam bejana
larutkan dalam campuran 25 ml asam sulfat 2 N dan kromatografi yang berisi fase gerak campuran tolue-
25 ml air bebas lazrbon dioksida P. Tambahkan ortofenan- na P-etanol mutlak P (97:3). Angkat lempeng, biarkan
trolin LP, segera titrasi dengan serium(lV) sulfat sampai kering di udara, kembalikan ke dalam bejana
0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko. kromatografi dan biarkan fase gerak merambat 15 em
di atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase
1 ml serium(IV) sulfat setara dengan 15,19 mg FeSO4 gerak menguap dan semprot dengan tetrazolium biru
atau dengan 27,80 mg FeS0 4.7H20 basa LP. Bercak lain selain bercak utama larutan (1)
tidak lebih intensif dari bercak larutan (2) dan tidak
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup lebih dari satu bercak yang lebih intensif dari bercak
rapat. larutan (3).

... FLUCLOROLONI ACETONIDUM


Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° pada tekanan
Fluklorolon Asetonida tidak lebih dari 5,22 mmHg selama 3 jam, mengguna-
kan 1 g.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


•••o'vCH• Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
··-r/'cH, Kromatografi <931>.
0
Fase gerak Buat campuran metanol P-air (62:38).
I
~
Buat larutan dalam Fase gerak yang mengandung
(1) Fluklorolon Asetonida BPFI 0,0025% dan propil-4-
9a,11 fJ-Dikloro-6 a-fl uoro-21-hid roksi-16a, 17 a-iso- hidroksibenzoat 0,00030% (baku internal), (2) zat uji
propilidena-dioksipregna-1,4-diena-3,20-dlritr [3693-39-9] 0,0025% dan (3) zat uji 0,0025% dan baku internal
<;4 ~C~F05 BM 487,4 0,00030"/o, •
Prosedur Suntikkan secara terpisah larutan (1), (2)
Fluklorolon Asetonida mengandung tidak kurang dari dan (3) ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan
97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 24 H 29Cl 2F05, di- kolom 30 em x 3,9 mm dengan fase diam C (10 J.lm)
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan. (yang sesuai menggunakan J.LBondapak C 18). Dengan
laju aliran 2 ml per menit, ukur serapan pada pan-
Pemerian Serbuk hablur, putih a tau putih krem; tidak jang gelombang 254 nm ..Hitung jumlah dalam mg,
berbau atau hampir tidak berbau. C24~~F0s.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
etanol 96% dan dalam kloroform; sukar larut dalam dari cahaya.
FIIV Monografi I Fludrocortisoni Acetas 383

FLUCLOXACILLINUM NATRICUM Senyawa penyerap iodum Tidak lebih dari 5,0%,


Flukloksasilin Natrium dihitung terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan
sebagai berikut: larutkan 125 mg dalam dapar fosfat
fl F 0 CH
!rvl( ' H H CH, pH 7,0 hingga volume 25 mi. Ke dalam 10 ml tambahkan
~CONH i r S i C H , 10 ml dapar fosfat pH 4,0 dan 10 ml iodum 0,02 N LV, dan
titrasi segera dengan natrium tiosulfat 0,01 N LV
Cl 0 CO,N4
menggunakan indikator kanji LP, yang ditambahkan
Natrium (6R)-6-[3-(2-kloro-6-fluorofenil)-5-metili~oksazol- mendekati titik akhir. Lakukan penetapan blangko.
4-karboksamido} penisilinat monohidrat [1847-24-1]
1 ml natrium tiosulfat 0,01 N setara dengan
C19H 16ClFN3 Na05S.Hz0 BM 493,9
0,524 mg senyawa penyerap iodum
Flukloksasilin Natrium mengandung tidak kurang Air <1031> Metode I Antara 3,0% dan 4,3%; lakukan
dari 95,0% dan tidak lebih dari 100,5% penetapan menggunakan 300 mg.
C 19 H 16 CIFN 3 NaO~S, dihitung terhadap zat anhidrat.
Penetapan kadar
Pemerian Serbuk putih a tau hampir putih, higroskopik. Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
100 mg Fluk/oksasilin Natrium BPFI; lakukan penetapan
Kelarutan Larut dalam 1 bagian air, dalam 2 bagian seperti yang tertera pada Larutan uji.
metanol, dalam 8 bagian etanol 96% dan dalam 8 bagi- Lanttan uji Timbang sak$ama lebih kurang 100 mg,
an aseton. masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, larutkan
dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 25 ml ke
Baku pembanding Flukloksasilin Natrium BPFI. dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan air sampai
tanda. Pipet masing-masing 2 ml larutan,di atas ke
ldentifikasi dalam dua tabung bersumbat. Ke dalal!\ salah satu
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- tabung tambahkan 10 ml raksa(Il)-imidazol LP, tutup,
persikan dalam kalium bromida P, menunjukkan campur, dan masukkan ke dalam tangas air suhu 60°
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama selama 25 menit tepat, sambil sesekali digoyang.
seperti pada Flukloksasilin Natrium BPFI. Keluarkan dari tangas air dan dinginkan dengan cepat
B. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan D hingga suhu 20° (larutan A). Ke dalam tabung ke dua
seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. tambahkan 10 ml air, dan campur (la:utan B).
Prosedur Ukur segera serapan larutan A dan larut-
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan an B dari masing-masing Larutan uji dan Larutan baku
menggunakan larutan 10%. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 346 nm terhadap blangko campuran 2 ml air
Rotasi jenis <1081> Antara +158° dan +168°; lakukan dan 10 ml raksa(II)-imidazol LP untuk larutan A, dan
penetapan menggunakan larutan 1%. air untuk larutan B. Hitung jumlah dalam mg,
C 19 H 16ClFN 3 Na0 5S, menggunakan selisih serapan
Pirogen <231> Memenuhi syarat; jika digunakan antara larutan A dan larutan B dari masing-masing
untuk sediaan parentral lakukan penetapan menggu- Larutan uji dan Larutan baku.
nakan dosis uji 1 ml per kg bobot kelinci yang
mengandung flukloksasilin natrium 6 mg per ml Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
dalam air tmhtk Injeksi P. terlindung dari kelembaban, pada suhu tidak lebih dari
25°. Jika akan digunakan untuk pembuatan sediaan
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; jika digunakan parenteral, wadah harus steril dan disegel sedemikian
untuk pembuatan sediaan parenteral. rupa hingga dapat mencegah masuknya mikroba.

Diklorometana Tidak lebih dari 0,2% b/b; lakukan


penetapan secara Kromatografi gas seperti yang tertera FLUDROCORTISONI ACETAS
pada Kromatografi <931>, menggunakan larutan dalam Fludrokortison Asetat
air yang mengandung (1) diklorometana 0,020% dan
1,2-dikloroetana 0,020% sebagai larutan baku internal,
(2) zat uji 10%, (3) zat uji 10% dan larutan baku inter-
nal 0,020%. Kromatograf gas dilengkapi dengan kolom
kaca 1,5 m x 4 mm berisi bahan penyangga tanah
diatome yang tersilanisasi dan dicuci dengan asam,
berukuran 100 mesh sampai 120 mesh, disalut dengan
polittilen glikol1000 P 10% dan pertahankan suhu pada 9-Fluoro-11{3,17,21-trihidroksipregn-4-ena-
60°. Hitung persentase diklorometana menggunakan 3,20-dion 21-Qsetat [514-36-3]
bobot 1,325 g per ml pada suhu 20°. C 23 ~ 1 F0 6 BM 422,49
384 Fluocinoloni Acetonidum I Monografi FIIV

Fludrokortison Asetat mengandung tidak kurang dari menggunakan zat uji:


97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 23 H 3 l0v dihitung Prosedur Pipet masing-masing 10 mllArutan uji,
terhadap zat yang telah dikeringkan. Larutan baku dan kloroform P (sebagai blangko),
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml yang terpi-
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih sampai sah. Tambahkan ke dalam masing-masing labu 1,0 ml
kuning pucat; tidak berbau atau praktis tidak berbau; larutan yang dibuat dengan melarutkan 50 mg bint
higroskopik. tetrazolium P dalam 10 ml metanol P. Tambahkan 1,0 ml
campuran tetrametilamonium hidroksida LP dan
Kelarutan Tidak larut dalam air; sukar larut dalam metanol P {1:4) dan diamkan selama 10 menit. En-
eter; agak sukar larut dalam etanol dan dalam kloro- cerkan dengan larutan asam klorida P dalam metanol P
fonn. (1 dalam 100) sampai tanda. Ukur serapan Larutan uji
dan Larutan baku pada panjang gelombang serapan
Baku pembanding Fludrokortison Asetat BPFI; lakukan maksimum lebih kurang 525 nm terhadap pereaksi
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 100° sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg, C 23 H 31 F06'
selama 2 jam di atas magnesium perk/oral P sebelum dengan rumus:
digunakan.

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang


didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Fludrokortison Asetat BPFI. C adalah kadar Fludrokortisona Asetat BPFI dalam JLg
per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah
Rotasi jenis <1081> Antara +126° dan +138°, dihitung serapan Larutan uji dan Larutan baku.
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap-
an menggunakan larutan dalam aseton P yang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
mengandung 50 mg per 10 mi. baik, terlindung dari cahaya.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%;


lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
100° selama 2 jam di atas magnesium perklorat P. FLUOCINOLONI ACETONIDUM
Fluosinolon Asetonida
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.

Cemaran secara kromatografi Tidak Iebih dari 1,0%;


lakukan Kroniatografi lapis tipis seperti yang tertera
Kromatografi <931>.
"· Larutan uji Larutkan lebih kurang 100 mg dalam
campuran 5 ml kloroform P dan 1 ml aseton P dalam
labu tentukur 10-ml, dan encerkan dengan kloroform P
sampai tanda. 6a,9-Dijluoro-11 {3,16 a,17,21-tetrahidroksipregna-1,4-di-
Enceran larutan uji Encerkan 1,0 ml Larutan uji ena-3,20-dion, siklik 16,17-asetat dengan aseton [67-73-2]
dengan kloroform P hingga 100 ml. S 4 ~F 2 06 BM 452,50
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Dihidrat BM 488,53
10 JLl Larutan uji dan Enceran larutan uji dengan jarak
yang sama pada lempeng kromatografi silika gel. Fluosinolon Asetonida berbentuk anhidrat atau
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi mengandung 2 molekul air; mengandung tidak
berisi fase gerak kloroform P-metanol P-air (85:14:1) kurang d.ari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0%
hingga fase gerak merambat 15 em di atas garis pe- C 24 H 30 F 20v dihitung terhadap zat yang telah dike-
notolan. Angkat lempeng, ker.ingkan di udara dan ringkan.
amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm: kecuali
bercak utama, tidak ada bercak dari Larutan uji lebih Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih;
besar a tau lebih intensif dari bercak Enceran larutan uji. tidak berbau; stabil. Meleleh pada suhu 270° dengan
perubahan komposisi.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam meta-
Fludrokortison Asetat BPFI, larutkan dalam kloroform P no!; sukar larut dalam eter dan dalam kloroform.
hingga 250 ml. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu
tentukur 50-ml, tambahkan kloroform P sampai tanda. Baku pembanding Fluosinolon Asetonida BPFI; lakukan
Larutan uji Buat larutan seperti pada Larutan baku pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105°
FIIV Monografi I Fluocortoloni Hexanoas . 385

selama 3 jam sebelum digunakan.


IOOC ( - )
'u
Identifikasi 's
A. Spek.trum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, C adalah kadar Fluosinolon Asetonida BPFI dalam mg
menunjukkan maksimum hanya pada panjang per ml l.Arutan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah
gelombang yang sama seperti pada Fluosinolon Aseto- respons puncak l.Arutan uji dan l.Arutan baku.
nida BPFI. Jika timbul perbedaan, larutkan zat uji d<!n
baku pembanding dalam etil asetat P, uapkan larutan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
sampai kering dan ulangi pengujian dengan menggu- baik.
nakan residu.
B. Memenuhi Identifikasi secara Kromatograft lApis
Tipis <281>, menggunakan larutan uji dan larutan
baku dengan kadar masing-masing 5 mg per ml dalam FLUOCORTOLONI HEXANOAS
aseton P, lempeng silika gel sebagai penjerap, fase Fluokortolon Heksanoat
gerak campuran nitrometana P-diklorometana P-meta- Fluokortolon Kaproat
nol P (50:50:1) dan penampakan bercak cahaya ultra-
rH 2·0CO·(CH2J.,·CH 3
violet.
HO CH, CO OH
Rotasi jenis <1081> Antara +98° dan 108°, dihitung H
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- 'CH
tapan menggunakan larutan dalam metana/ P yang '
0 :
mengandung 100 mg per 10 mi. r
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0% 6a-Fluoro-11 {3,21-dihidroksi-16a-metilpregna-1,
untuk bentuk anhidrat dan tidak lebih dari 8,5% untuk 4-diena-3,20-dion 21-heksanoat {303-40-2]
bentuk hidrat; lakukan pengeringan dalam hampa C28 H39 F05 BM 474,60
udara pada suhu 105° selama 3 jam.
Fluokortolon Heksanoat mengandung tidak kurang
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 28 H 3.j05,
Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Kromatograft <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-tetrahi- Pemerian Serbuk hablur, putih sampai putih krem;
drofuran P (77:13:10), dan awaudarakan. tidak berbau atau hampir tidak berbau.
l.Anttan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Fluosinolon Asetonida BPFI, masukkan ke dalam labu Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam
tentukur 100-ml, tambahkan 23 ml campuran asetoni- eter; sangat sukar larut dalam etanol dan dalam meta-
tril P-tetrahidrofuran P (13:10) dan encerkan dengan air no!; sukar larut dalam aseton dan dalam 1,4-diok-
sampai tanda. san; agak sukar larut dalam kloroform.
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan Baku pembanding Fluokortolon Heksanoat BPFI; Pred-
23 ml campuran asetonitril P-tetrahidrofuran P (13:10), nison BPFI; Prednisolon Asetat BPFI; Kortison Asetat
dan encerkan dengan air sampai tanda. BPFI; Deoksikorton Asetat BPFI.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Identifikasi
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom A. Spektrum sera pan infrarnerah zat yang telah
4,5 mm x 10 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
diatur hingga waktu retensi fluosinolon asetonida menunjukkan maksirnurn hanya pada panjang ge-
antara 9 menit dan 13 menit. Lakukan kromatografi lombang yang sama seperti pada Fluokortolon Heksa-
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti noat BPFI.
yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak B. Lakukan penetapan secara krornatografi lapis
kurang dari 3000 lempeng teoritis, dan simpangan tipis menggunakan Kieselguhr G sebagai fase diarn.
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari Impregnasi lempeng kromatografi kering dengan cara
3,0%. . memasukkan ke dalarn bejana berisi campuran propa-
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah M-1,2-diol P-aseton P (1:9) sebagai pelarut impregnasi,
volume sama (lebih kurang 20 Jll} l.Arutan baku dan biarkan pelarut merambat ke atas. Angkat lernpeng
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons dan biarkan pelarut rnenguap. Gunakan dalam waktu
puncak utarna. Hitung jumlah dalam mg, C 24 H 30 F206' 2 jam, dengan arah rambat fase gerak sarna dengan
dengan rurnus: arah rambat pelarut impregnasi. Totolkan secara-ter-
386 Fluocorto:loni Pivalas I Monografi · FIIV

pisah masing-masing 2 ~1 larutan dalam campuran dengan biru tetrazolium alladi LP. Harga Ry warna dan
kloroform P-metanol P (9:1) yang mengandung (1) zat intensitas bercak utama larutan (1) sesuai dengan
uji 0,25%; (2) Fluokortolon Hexanoat BPFI 0,25% dan larutan (2). Tidak ada bercak lain selain bercak utama
(3) campuran volume sama larutan (1) dan lar1.1tan (2). dari larutan (1) yang lebih intensif dari bercak yang
Gunakan fase gerak campuran sikloheksana P-toluena P diperoleh pada larutan (3).
(80:20). Angkat lempeng, biarkan pelarut menguap,
panaskan pada suhu 120° selama 15 menit dan sem- Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
prot lempeng panas dengan asam sulfat P 20"/o dalam lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot
etanol P. Panaskan pada suhu 120° selama 10 menit tetap, menggunakan 1 g.
lagi, biarkan dingin dan amati di bawah cahaya biasa
dan cahaya ultraviolet (365 nm). Bercak utama pada Sisa pemijaran <301 > Tidak lebih dari 0,1%.
kromatogram dari larutan (1) sesuai dengan bercak
dari larutan (2). Bercak utama dari larutan (3) tampak Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
sebagai bercak tunggal dan kompak. 15 mg, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larut-
C. Pada 1 mg tambahkan 2 m! campuran asam kan dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.
sulfat P-asam asetat glasial P (3:2) dan panaskan di atas Pipet 20,0 ml larutan ini, masukkan ke dalam labu
tangas air selama 1 menit: terjadi warna merah. Tam- tentukur 100-ml dan encerkan dengan metanol P
bahkan 5 ml air: wama berubah menjadi merah ungu. sampai tanda. Ukur serapan pada pailjang gelombang
D. Panaskan 0,5 ml larutan jenuh kromium tri- serapan maksimum lebih kurang 242 nm. Hitung
oksida P dalam asam sulfat P dalam tabung reaksi kecil jumlah dalam mg, C 18 H 39 F05 ; serapan jenis pada
pada nyala api bebas hingga timbul asap putih pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
bagian atas tabung: larutan membasahi dinding ta- 242 nm adalah 340.
bung reaksi dan tidak berminyak. Tambahkan 2 mg
sampai 3 mg zat uji dan panaskan lagi pada api bebas Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
hingga timbul asap putih: larutan tidak membasahi dc:ri cahaya.
dinding tabung reaksi dan tidak mudah dituang dari
tabung reaksi.
E. Panaskan SO mg dengan 2 ml kalium liidroksida
etanol 0,5 N dalam tangas air selama 5 menit. Tambah- FLUOCORTOLONI PIVALAS
kan 3 ml air dan uapkan etanolnya. Tambahkan 2 ml Fluokortolon Pivalat
asam sulfat P 50% dan panaskan di atas tangas air:
CHz • OCO • C(CH,),
terjadi bau asam heksanoat. I
F. Suhu lebur <1021> Metode II Lebih kurang 244°. CH1 CO

Serapan cahaya Perbandingan serapan larutan yang


.. dibuat dengan cara seperti yang tertera dalam
Penetapan kadar, pada panjang gelombang serapan
0

maksimum 242 nm terhadap 263 nm adalah antara


2,15 dan 2,35. 6a-Fluoro-11 fJ,21-dihidroksi-16a-metilpregna-1 ,4-
diena-3,20-dion 21-pivalat [29205-06-9)
Rotasi jenis <1081> Antara +97° dan +103°; lakukan ~~/"05 BM 460,60
penetapan menggunakan larutan 1"/o dalam 1,4-diok-
san P yang dibuat dengan bantuan pemanasan. Fluokortolon Pivalat mengandung tidak kurang dari
97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C~31F05, dihitung
Steroid asing sejenis Lakukan Kromatograft lapis tipis terhadap zat yang telah dikeringkan.
seperti'yang tertera pada Kromatograft <931>. Totolkan
secara terpisah pada lempeng silika gel G 3 ~I larutan Pemerian Serbuk hablur, putih sampai putih krem;
dalam aseton P yang mengandung (1) zat 0,50%, dan tidak atau hampir tidak berbau.
1 ~I ·dari masing•masing larutan dalam campuran
kloroform P dan metanol P (9:1) yang mengandung (2) Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut
Fluokortolon Heksanoat BPFI 1,5"/o dan (3) Prednison dalam eter; agak sukar larut dalam etanol dan dalam
BPFI, Prednisolon Asetat BPFI, Kortison Asetat BPFI dan metanol; mudah larilt dalam kloroform dan dalam
Deoksikorton Asetat BPFI, masing-masing 0,030"/o. 1,4-dioksan.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang· telah dijenuhkan dengan fase gerak campuran Baku pembanding Fluokortolon Pivalat BPFI.
1,2-dikloroetana P-metanol P-air (95:5:0,2) hingga
merambat 15 em di atas garis penotolan. Angkat ldentifikasi
lempeng, biarkan fese gerak menguap, panaskan pada A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
suhu 105° selama 10 menit, dinginkan dan semprot dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
FIIV Monografi I Fluorescein~ Natricum 387

ptenunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- FLUORESCEINUM NATRICUM


bang yang sama seperti pada Fluolcortolon Pivalat BPFI. Fluoresein Natrium
B. Lakukan penetapail seperti yang tertera pada
ldentifikasi B dalam Fluokortolon Htk:ianoat meng-
gunakan Floukortolon Pivalat BPFI sebagai baku
pembanding.
C. Pada 1 mg tambahkan 2 ml campuran asam
sulfot P-asam asttat glasial P (3:2) dan panaskan di atas
tangas air selama 1 menit: terjadi warna merah.
Tambahkan 5 ml air: warna berubah menjadi merah Garam dinatrium fluoresein [518-47-8]
lembayung. C10H 10Nap5 BM376,28
D. Panaskan 0,5 ml larutan jenuh kromium triok-
sida P dalam asam sulfat P dalam tabung reaksi kecil Fluoresein Natrium mengandung tidak kurang dari
pada api langsung hingga timbul asap putih, Iarutan 90,0% dan tidak lebih dari 102,0% C10H 10 Na20 5, di-
akan membasahi dinding tabung reaksi dan tidak hitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
berminyak. Tambahkan 2 mg sampai 3 mg zat uji dan
panaskan lagi pada api langsung hingga timbul asap Pemerian Serbuk merah jingga; tidak berbau; higros-
putih: larutan tidak membasahi dinding tabung reaksi kopik.
dan tidak mudah tertuang dari tabung reaksi.
E. Panaskan 50 mg dengan 2 ml kalium hidroksida- Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
ttanol 0,5 N dalam tangas air selama 5 menit. Tambah- etanol.
kan 2 ml air dan uapkan etanolnya. Tambahkan 2 ml
asnm sulfat P 50%, ekstraksi dengan 5 ml tier P dan Baku pembanding Diasetilf.uortsein BPFI; lakukan
uapkan etemya: terjadi bau asam pivalat. pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
F. Titik ltbur <1021> Mttodt 1 Lebih kurang 187°. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.

Serapan c:ahaya Perbandingan serapan larutan yang ldentifikasi


dibuat dengan cara seperti yang tertera pada Prnetapan A. Larutan berfluoresensi kuat, meskipun dalam
kadar, pada panjang gelombang serapan maksimum larutan yang sangat encer. Fluoresensi tidak tampak
242 nm terhadap 263 nm adalah antara 2,15 dan 2,35. jika larutan diasamkan, dan timbul lagi jika larutan
dibasakan kembali.
Rotasi optik <1081> Antara +100° dan +105°, lakukan B. Sisa setelah pembakaran, memberikan reaksi
penetapan menggunakan larutan 1% dalam 1,4-diok- Natrium cara A dan B seperti tertera pada Uji ldentifi-
sanP. kasi Umum <291>.
C. Teteskan satu tetes larutan (1 dalam 2000) pada
Steroid asing sejenis Lakukan seperti yang tertera kertas saring: terjadi bercak kuning dan jika selagi
pada Fluokortolon Htksanoat, menggunakan 1 v.Ilarutan basah dipaparkan terhadap uap brom selama 1 menit
1,5% dalam pelarut campuran kloroform P-metanol P dan kemudian pada uap amoniak akan terjadi wama
(9:1) merah muda intensif.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Air <1031> Mttode I.lidak lebih dari 17,0%.
lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot
tetap, menggunakan 1 g. Seng Larutkan 100 mg dalam 10 ml larutan natrium
klorida P jenuh, tambahkan 2 ml11sam lcloridtr 3 N, kocok
Sisa pemijaran <301> Metodt I lidak lebih dari 0,1 %. saksama, saring dan tambahkan .1 ml blium besi(ll)
sianidll LP ke dalam filtrat: tidak terjadi kekeruhan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
15 mg, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, Akriflavin Larutkan 10 mg dalam 5 ml air dan tam-
larutkan dan encerkaJ..:l dengan ttanol mutlak P sampai bahkan beberapa tetes larutan natrium salis_ilat P
tanda. Pipet 20 ml larutan ini, masukkan ke dalam (1 dalam 10): tidak terbentuk endapan.
labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan ttanol
mutlak P sampai tanda. Ukur serapan pada panjang Penetapan kadar
gelombang serapan maksimum lebih kurang 242 nm. L.arutan baku Timbang saksama sejumlali_Diasttil-
Hitung jumlah dalam mg, C 27H 31F05; serapan jenis fluortstin BPFI, larutkan dalam 10 ml ttanol P dalam
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih labu tentukur 100-ml. (Ctltatan 110,7 mg DUisetiljluore-
kurang 242 nm adalah 350. sein BPFI anhidrida setara dtngtrn 100,0 mg-jluores~in
natrium.} Tambahkan 2 ml natrium hidroksida 2,5 N,
Wadah dan penyimpan~n Dalam wadah terlindung panaskan di atas tang~ uap pada suhu didih .selama
dari cahaya. 20 inenit sambil sering_digoyang._ Dinginkan. ~cerkan
388 Fluorouracilum I Monografi FIIV

dengan air sampai tanda. Masukkan sejumlah larutan dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P
ke dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan menunjukkan maksimum hanya pada panjang
air hingga diperoleh larutan dengan kadar fluoresein gelombang yang sama seperti pada Fluorourasil BPFI.
natrium 1 IJ.g per ml. Masukkan 3,0 ml larutan ke B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
dalam labu tentukur 100-ml yang telah berisi 20 ml 100.000) dalam lArutan dapar asetat pH 4,7 (dibuat dari
dapar borat alkali pH 9,0, dan encerkan dengan air 8,4 g natrium asetat P, dan 3,35 ml asam asetat glasial P
sampai tanda. Larutan baku mengandung Fluoresein dan encerkan dengan air hingga 1000 ml); me-
Natrium BPFI 0,03 11g per mi. nunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
lArutan uji Timbang :;aksama lebih kurang 100 mg, gelombang yang sama seperti pada Fluorourasil BPFI,
larutkar, dalam air dan encerkan secara bertahap daya serap masing-masing dihitung terhadap zat
dengan air hingga kadar 1 11g per mi. Masukkan 3,0 ml yang telah dikeringkan pada panjang gelombang
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml yang telah serapan maksimum lebih kurang 266 nm berbeda
berisi 20 ml dapar borat alkali pH 9,0, encerkan dengan tidak lebih dari 3,0%.
air sampai tanda. C. Pada 5 ml Jarutan (1 dalam 100) tambahkan
Prosedur Tentukan intensitas fluoresein Larutan 1 ml air brom LP: warna brom hilang.
baku dan lArutan uji, menggunakan fluorometer pada
panjang gelombang eksitasi 485 nm dan panjang Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
gelombang emisi 515 nm. Hitung jumlah dalam mg, lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
C 20H 10 Na 20 5, yang digunakan dengan rumus: pentoksida P pada suhu soc selama 4 jam.

lu Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


3333 c (-)
Is Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 bpj.

C adalah kadat fluoresein natrium dalam IJ.g per ml Kandungan fluor Tidak kurang dari 13,9% dan tidak
Larutan baku; lu dan / 5 berturut-turut adalah harga lebih dari 15,0%, dihitung terhadap zat yang telah
fluoresensi dari lArutan uji dan Larutan baku. dikeringkan. [Catalan Semua alat-alat laboratorium yang
digunakan harus benar-benar bersih dan bebas residu
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Jluorida. Dianjurkan menggunakan alat yang terbuat dari
rap at. plastik untuk membuat, menyimpan larutan dan mengukur
potensial.}
lArutan isopropanol Encerkan 295 ml isopropanol P
dengan air hingga 500 mi.
FLUOROURACIL OM Larutan dapar Masukkan 55 g natrium klorida P ke
Fluorourasil dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan 500 mg
H
natrium sitrat P, 255 g natrium asetat P dan 300 ml air.
Kocak hingga larut, tambahkan 115 ml asam asetat

f
C~--t
II
Nt1
glasial P, dinginkan hingga suhu kamar, tambahkan
300 ml isopropanol P dan encerkan dengan air sampai
0
tanda. pH larutan antara 5,0 dan 5,5.
5-Fluorourasil [51-21-8] Larutan blangko Pipet 15 ml 1,2-dimetoksietana P ke
C 4 ~FNz02 BM 130,08 dalam labu refluks alas datar 500-ml dan lakukan
seperti yang tertera pada Larutan uji, mulai dari
Fluorourasil mengandung tidak kurang dari 98,5% "tambahkan natrium bifenil P dari vial15 ml ....... ".
dan tidak lebih dari 101,0% C 4 H 3 FN 20 2, dihitung Elektrode kalomel yang dimodifikasi Campur 70 ml
terhadap zat yang telah dikeringkan. larutan segar kalium klorida P jenuh dengan 30 ml iso-
[Perhatian Hindarkan terhirupnya partikel fluorourasil propanol P, isi elektrode dengan btmingan dan biarkan
dan kontak dengan kulit.] terendam dalam sisa larutan selama tidak kurang dari
2 jam sebelum digunakan. Jika elektrode tidak di-
Pemerian Serbuk hablur, putih hingga hampir putih; gunakan, simpan dengan cara merendam dalam
praktis tidak berbau; terurai pada suhu lebih kurang campuran kAlium klorida P-isopropanol P.
282°. Larutan baku persediaan Timbang saksama 2,211 g
natrium Jluorida P yang telah dikeringkan pada suhu
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sukar larut 150° selama 4 jam, masukkan ke dalam labu tentukur
· dalam etano!; praktis tidak larut dalam kloroform dan 1000-ml dan larutkan dalam 200 ml air. Tambahkan
dalam eter. 1 ml larutan natrium hidroksida .p (1 dalam 25),
encerkan dengan air sampai tanda. Simpan dalam
ldentifikasi wadah plastik. Satu ml setara dengan 1 mg fluorida.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Kurva baku Encerkan 10,0 ml Larutan baku per-
FI IV Monografi I Fluoroiuacili Injedio 389

sediaan dengan air hingga 100 ml. Pipet ke dalam kan 80 ml dimetilformamida P dan hangatkan dengan
4 buah labu tentukur 100-ml, masing-masing 0,8 ml; hati-hati hingga larut, dinginkan, tambahkan 5 tetes
1,0 ml; 1,2 ml dan 1,6 mllarutan di atas, tambahkan ke Larutan biro timol P dalam dimetiljormamida P (l dalam
dalam tiap labu 15 ml Larutan blangko, encerkan 100). Titrasi dengan tttrabutilamonium hidroksida-
dengan Larutan dapar sampai tanda. Gunakan berturut- metanol 0,1 N hingga berwama biru. Hati-hati terhadap
turut larutan tersebut yang mengandung 0,8 J.Lg; 1,0 J.Lg; penyerapan karbon dioksida dari udara. Lakukan
1,2 J.Lg dan 1,6 J.Lg per ml untuk membuat kurva baku: penetapan blangko.
Tentukan potensial tiap larutan seperti yang tertera
pada Prosedur. Pada kertas grafik semilogaritmik, buat 1 ml tetrabutilamonium hidroksida 0,1 N setara dengan
kurva dengan kadar fluor dalam mg per JOO ml 13,01 mg C/f.fNp 2
sebagai absis dan potensial sebagai ordinal. Tarik garis
lurus melalui titik yang diperoleh. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg, rapat, tidak tembus cahaya.
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan
lebih kurang 150 ml 1,2-dimetoksietana P, kocok hingga
larut, encerkan dengan pelarut yang sama sampai
tanda. Pipet 15 ml larutan ini ke dalam labu refluks FLUOROURACILI INJECTIO
alas datar 500 ml, tambahkan natrium bifenil P dari vial Injeksi Fluorourasil
15 ml melalui corong bertangkai panjang untuk
mencegah percikan, goyangkan labu dengan hati-hati
dan tutup dengan kaca arloji, biarkan pada suhu lnjeksi Fluorourasil adalah Iarutan steril Fluorourasil
kamar selama 20 menit. Dengan hati-hati, tambahkan dalam Air untuk Injeksi, dibuat dengan penambahan
50,0 ml isopropanol P sambil digoyang, tambahkan natrium hidroksida. Tiap ml mengandung tidak
10,0 ml hidrogen pero!csida P 30%, 4,0 mi natrium hidrok- kurang dari 45 mg dan tidak lebin dari 55 mg
sida 1 N, hubungkan labu dengan pendingin balik C4H 3FN 20 2 •
yang sebelumnya telah dibilas dengan air dan isopro- (Catalan Jika terbentuk endapan pada suhu rendah,
panol P kemudian dikeringkan. Letakkan labu pada larutkan kemba/i dengan pemanasan hingga suhu 60°
lempeng pemanas dengan suhu lebih kurang 245° dan sambil dikocok kuat dan biarkan dingin hingga suhu tubuh
refluks selama 1 jam. Dinginkan hingga suhu kamar, sebelum digunakan.]
bilas pendingin balik dengan 15 ml Larutan isopropanol,
pindahkan isi Iabu ke dalam labu tentukur 250-ml
dengan Larutan isopropanol sebagai pembilas encerkan Baku pembanding Fluorourasil BPFI; lakukan penge-
dengan pelarut yang sama sampai tanda. Pipet 15 ml ringan dalam hampa udara di atas fosfor pentoksida P
larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml dan pada suhu 80° selama 4 jam sebelum digunakan.
encerkan dengan Larutan dapar sampai tanda. Endotoksin BPFI.
Prosedur Ukur potensial Larutan uji dalam m V
menggunakan pH meter dengan reprodusibilitas Identifikasi
minimum ± 0,2 m V yang dilengkapi dengan elektrode A. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang
ion fluorida spesifik dan Elektrode pembanding kalomel digunakan pada Penetapan kadar menunjukkan maksi-
yang termodifikasi terbungkus kaca. Pada pengukuran, mum dan minimum pada panjang gelombang yang
rendam elektrode dalam larutan yang telah dimasuk- sama seperti pada Fluorourasil BPFI.
kan ke dalam gelas piala plastik 100 ml berisi batang B. Asamkan secara hati-hati sejumlah volume
pengaduk berlapis plastik yang sesuai, letakkan gelas injeksi setara dengan lebih kurang 100 mg fluorourasil
piala di atas pengaduk magnetik, hati-hati jangan dengan asam asetat glasial P. Aduk dan dinginkan
sampai timbul panas, aduk selama 2 menit sebelum sebentar hingga diperoleh endapan fluorourasil,
membaca hasil. Keringkan elektrode sebelum peng- kumpulkan endapan, cud dengan 1 ml air dan kering~
ukuran berikutnya, hati-hati jangan menggores per- kan dalam hampa udara di atas fosfor pentoksida P pada
mukaan elektrode ion spesifik. Hitung jumlah fluor suhu 80° selama 4 jam: sisa menunjukkan reaksi seper-
dalam mg per 100 ml Larutan uji menggunakan Kurva ti yang tertera pada ldentifikasi A dalam Fluorourasil.
baku. Hasil dalam persen diperoleh dengan mengali- C. Menunjukkan reaksi seperti yang tertera pada
kan jumlah fluor di atas dengan faktor 138,9. Identifikasi C dalam Fluorourasil.

Penetapan kadar pH <1071> Antara 8,6 dan 9,4.


Tetrabutilamonium hidroksida-metanol 0,1 N Encer-
kan tetrabutilamonium hidroksida P dengan metana/ P Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
dan bakukan seperti yang tertera pada Tetrabutil- pada lnjectiones.
amonium hidroksida 0,1 N.
Prosedur Timbang sakSama lebih kurang .400 mg, Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,33 unit
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, tambah- Endotoksin FI per mg fluorourasil.
390 Fluoxymesteronum I Monografi FI IV

Penetapan kadar pengeringan pada suhu 105" selama 3 jam sebelum


Dapar pH 4,7 Timbang 8,4 g natrium asetat P, digunakan.
masukkan dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan
· 3,35 ml asam asetat glasial P dan encerkan dengan air Identifikasi
sampai tanda. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fluorou- dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromid'l P,
rasil BPFI, larutkan dalam Dapar pH 4,7 dan encerkan menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
bertahap dengan Dapar pH 4,7 hingga kadar lebih bang yang sama seperti pada Fluoksimesteron BPFI.
kurang 10 J.Lg per mi. Apabila terdapat perbedaan, larutkan masing-masing
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi sejumlah zat uji dan baku pembanding dalam etanol
setara dengan lebih kurang 100 mg fluorourasil, mutlak P, uapkan hingga kering, dan ulangi pengujian
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, encerkan menggunakan sisa penguapan~
dengan Dapar pH 4,7 sampai tanda. Pipet 5 mllarutan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan ( 1 dalam
ini ke dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan 10.000) dalam etanol P, menunjukkan maksimum dan
dengan Dapar pH 4,7 sampai tanda. minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
Prosedur Ukur serapan I..arutan uji dan Larutan baku pada Fluoksimesteron BPFI; daya serap masing-masing
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
kurang 266 nm terhadap blangko Dapar pH 4,7. Hitung panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
jumlah dalam mg, C 4 H 3 FN 20 2, dalam tiap ml injeksi 242 nm, berbeda tidak lebih dari 2,5%.
yang digunakan dcngan rumus:
Rotasi jenis <10el> Antara +104° dan +112", dihitung
C A11 tEirhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
10 ( - ) ( - ) tapan menggunakan larutan dalam etanol P yang
V A5 mengandung 100 mg dalam 10 mi.

C ·adalah kadar Fluorourasil BPFI dalam p.g per ml Susut pengeringah <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
Larutan baku; V adalah volume injeksi yang digunakan lakukanpengeringan pada suhu 105• selama 3 jam.
dalam ml; A 11 dan A 5 berturut-turut adalah serapan
Larutan uji dan Larutan baku. Cemaran umum<481>
Larutan uji Gunakan pelarut metana/ P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis Larutan baku Gunakan pelarut metana/ P.
tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I, pada suhu kamar, Volume penotolan Gunakan 10 p.L
terhindar dari pembekuan dan cahaya. Fase gerak Buat campuran toluena P-etil asetat P-
etanol P {6:2:2) dalam bejana kromatografi yang tidak
dijenuhkan.
FLUOXYMESTERONUM Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
Fluoksimesteron bercak nomor 1.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


Metode V Memenuhi syarat.
Pelamt Gunakan dimetil sulfoksida P.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


9-Fiuoro-11fj,17~dihidroksi-17-metilandros- Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
4-en-3-on [76-43-7] Kromatograft <931>.
<;,~F03 BM 336,45 Larutan baku internal Larutkan metilprednisolon
dalam campuran kloroform P-mt!tanol P (95:5) hingga
Fluoksimesteron mengandung tidak kurang dari diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 200 p.g
97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C-21l~F03, dihitung per ml.
terhadap zat yang telah dikeringkan. Fase gerak Buat larutan campuran butil klorida P-
butil klorida P jenuh air-tetrahidrofuran P-metanol P-asam
Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; asetat glasial P {475:475:70:35:30).
tidak berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 240" Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fluoksi-
disertai peruraian. mesteron BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan
baku internal hingga kadar 0,25 mg per ml.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
larut dalam etanol; sukar larut dalam kloroform. Fluoksimesteron, larutkan dan encerkan dengan Larut-
an baku internal hingga kadar 0,25 mg per ml.
Baku pembanding Fluoksimesteron BPFI; lakukan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
FIIV Monografi I Fluphenazini Decanoas 391

pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja ldentifikasi


tinggi dilengkapi dengan detektor 254 run dan kolom A. Masukkan lebih kurang SO mg zat dan SO mg
baja tahan ka!"at 4 mm x 30 em, berisi bahan pengisi L3. Flufenazin Dekanoat Dihidroklorida BPFI masing-
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam masing ke dalam tabung sentrifuga kecil bersumbat
tinggi puncak seperti yang tertera pada Prosedur. kaca, dan perlakukan tiap tabung sebagai berikut:
Faktor resolusi antara puncak fluoksimesteron dan Tambahkan 1,5 ml larutan natrium hidroksida P
baku internal, tidak kurang dari 3,0 dan simpangan (1 dalam 250), dan campur. Tambahkan 2 ml karbon
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari disulfida P, kocok kuat selama 2 menit, dan sentrifus.
2,0%. Keringkan ·bagian bawah berupa lapisan bening
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dengan menyaring melewati 2 g natrium sulfat anhi-
volume sama Larutan uji dan Larutan baku ke dalam drat P. Spektrum serapan inframerah zat dalam sel
kromatograf. Hitung jumlah dalam mg, C 20 H 29 F03 , 0,1 mm menunjukk!in maksimum hanya pada panjang
dalam contoh yang digunakan dengan rumus: gelombang yang sama seperti pada Flufenazin Dekanoat
Dihidroklorida BPFI.
Ru B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
100C ( - ) tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
Rs masing 1 Jll larutan dalam etanol P yang mengandung
(1) zat uji 20 mg per ml dan (2) Flufenazin Dekanoat
C adalah kadar Fluoksimesteron BPFI dalam mg per ml Dihidroklorida BPFI 20 mg per ml pada lempeng
Larutan baku; Ru dan R5 berturut-t~rut adalah perban- kromatografi yang telah diimpregnasi dengan larutan
dingan respons puncak fluoksimesteron dan baku tetradekana P dalam heksana P (1 dalam 20). Totolkan
internal dalam Larutan uji dan Lamtan baku. 1,0 Jll natrium hidriJksida 0,1 N pada totolan larutan (2).
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup yang telah dijenuhkan dengan fase gerak campuran
baik, terlindung dari cahaya. metanol P-air (9:1). Biarkan fase gerak merambat 15 em
di atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase
gerak menguap. Amati bercak di bawah cahaya ultra-
FLUPHENAZINI DECANOAS violet 254 nm. Harga R1 bercak utama larutan (1)
Flufenazin Dekanoat sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2).
I\
CH 1CH,CH 1-N N-CH,.CH10COCCH1 1eCH, Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
©C~:OCF~ lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
60° selama 3 jam.

2 -{4-{3-(2- Trifluoro-metilfenotiazin-1 0-il)- Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
propil] piperazin-1-il] ctil dekanoat [5002-47-1]
C32 H44 F3 N 30 2S BM 591,8 Cemaran umum <481>
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
Flufenazin Dekanoat mengandung tidak kurang dari Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.
98,0% dan tidak lebih. dari 102,0% C 32 H 44 F3 N 3 0 2S, Fase gerak Buat campuran aseton P-sikloheksana P-
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. amonium hidroksida P (16:6:1).
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
Pemerian Cairan kental kuning pucat atau hablur bercak nomor 1, kemudian semprot lempeng dengan
kuning; padat berminyak; bau lemah seperti ester. asam sulfot P SO%.
Jnterpretasi Tidak ada cemaran umum yang diamati
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; tidak tercam- lebih dari 1,0% dan total cemaran umum yang diamati
pur dengan etanol mutlak, dengan kloroform dan tidak lebih dari 2,0%.
dengan eter; larut dalam minyak lemak.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Baku pembanding Flufenazin Dekanoat Dihidroklori- 500 mg zat larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P,
da BPFI; tidak boleh dikeringkan; lakukan Penetapan tambahkan 1 tetes kristal violet LP, dan titrasi dengan
Kadar Air <1031> Metode I sebelum digunakan. Simpan asam perklorat 0,1 N LV hingga warna biru-hijau.
dalam wadah tertutup rapat dan· terlindung dari Lakukan penetapan blangko.
cahaya.
(Catatan Selama melakukan prosedur berikut ini, lin- 1 ml asam perklorat 0,1 N sctara dengan.
dungi zat uji, Baku Pembanding, dan larutan yang men- 29,59 mg C3!f4E~P2 S
gandung bahan tersebut dengan melakukan prosedur lang-
sung tanpa penundaan, di bawah cahaya redup, atau Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
menggunakan peralatan kaca aktinik rendah.] rapat, tidak tembus cahaya.
392 Fluphenazirti Enantas I Monografi FIIV

FLUPHENAZINI ENANTAS Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;


Flufenazin Enantat lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
60• selama 3 jam.
1\
~retit Ct!t- \ __f-Ct!tCii 100CCH,CCH 1 1, CH 1 CH,
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
©:::©'rE' Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 bpj.
2-[4-[3-[2-(Trijluorometil) fenotiazin-1 0-il]-
propil)-1-piperazinil]etil heptanoat [2746-81-8] Cemaran umum <481>
C 29 ~F3 Np 2 S BM 549,69 Larutan uji Gunakan pelarut etarwl P.
Larutan baku Gunakan pelarut etanol P.
Flufenazin Enantat mengandung tidak kurang dari Fase gerak Buat campuran etanol P-asam asetat gla-
97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 29 H 38 F3 N 3 0 2S, sial P-air (3:1:1).
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
bercak nomor 1.
Pemerian Cairan kental, jernih sampai sedikit keruh,
kuning pucat sampai kuning jingga; bau khas; tidak Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
stabil terhadap cahaya kuat, stabil di udara pada suhu 500 mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P,
kamar. tambahkan 1 tetes indikator kristal violet LP dan titrasi
dengan asam perklorat 0,1 N. LV sampai titik akhir biru
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam hijau. Lakukan penetapan blangko.
. etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
Baku pembanding Flufenazin Enantat Dihidroklori- 27,49 mg C2,f!3 sf3 Np 2S
da BPFI; tidak boleh dikeringkan; lakukan Penetapan
Kadar Air <1031> Metode I, sebelum digunakan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung dari rapat, tidak tembus cahaya. ·
cahaya.
[Catalan Selama melakukan prosedur berikut ini lin-
dungi zat uji, Baku Pembanding dan lam tan yang mengan- FLUPHENAZINI HYDROCHLORIDUM
. dung bahan tersebut dengan melakukan prosedur langsung Flufenazin Hidroklorida
tanpa penundaan, di bawah cahaya redup atau mengguna-
kan peralatan kaca aktinik rendah.]

·. Identifikasi
A. Masukkan lebih kurang 50 mg zat dan lebih
kurang 50 mg Flufenazin Enantat Dihidroklorida BPFI,
secara terpisah ke dalam tabung sentrifus kecil ber- 4-[3-[2 -(TrifluorometilJfenotiazin-1 O-il] propil]-
sumbat kaca yang berbeda. Masing-masing tabung 1-piperazinetanol dihidroklorida [146-56-5]
perlakukan sebagai berikut: Tambahkan 1,5 ml Iarutan C22H 26F3 NpS.2HCl BM 510,44
natrium hidroksida P (1 dalam 250), campur, tambahkan
2 ml karbon disulfida P, kocok kuat selama 2 menit, Flufenazin Hidroklorida mengandung tidak kurang
sentrifus. Keringkan lapisan bawah yang jernih, dari 97,0% dan . tidak lebih dari 103,0%
dengan menyaring melewati 2 g natrium sulfat anhi- C 22 ~ 6 F 3 NpS.2HCI, dihitung terhadap zat yang telah
drat P; spektrum sera pan inframerah larutan -ditetap- dikeringkan.
kan dalam sel 0,1 mm, menunjukkan maksimum
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih;
pada Flufenazin Enantat Dihidroklorida BPFI. tidak berbau. Melebur dalam rentang suhu 5° pada
B. Spektrum serapan ultraviolet Iarutan (1 dalam suhu di atas 225°.
100.000) dalam campuran asam klorida P - metanol P
(8,5 dalam 1000), menunjukkan maksimum dan Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
minimum pada panjang gelombang yang sama aseton, dalam etanol dan dalam kloroform; praktis
seperti pada Flufenazin Enantat Dihidroklorida BPFI; tidak larut dalam benzena dan dalam eter.
daya serap molar masing-masing dihitung terhadap
zat. yang telah dikeringkan.· pada panjang gelombang Baku pembanding Flufenazin Hidroklorida BPFI; laku-
serapan maksimum lebih kurang 258 nm, berbeda kan pengeringan pada suhu 65° selama 3 jam sebelum
tidak lebih dari 2,5%. {Catatan Bobot molekul flufenazin digunakan.
et~antat dihidroklorida, C 2,HJ~3 0 2 5.2HC1 adalah ·{Catatan Stlama melakukan prosedur berilcut ini, lin-
622,62.] dungi zat uji, baku pembanding, dan larutan yang mengan-
FIIV Monografi I Fiurazepami Hydrochloridum 393

dung bahan tersebut dengan melakukan prosedur langsung 2HCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
tanpa penundaan, di bawah cahaya redup atau mengguna-
lcan peralatan lcaca 'tlktinik rendah.] Pemerian Serbuk hablur, agak putih sampai kuning;
tidak berbau atau sedikit berbau. Larutan dalam air
ldentifikasi bereaksi asam terhadap lakmus. Melebur pada suhu
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah lebih kurang 21r disertai peruraian.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol;
lombang yang sama seperti pada Flufenazin Hidro- sukar larut dalam isopropanol dan dalam kloroform.
klorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam Baku pembanding Flurazepam Hidroklorida BPFI; ter-
metanol P (1 dalam 100.000) menunjukkim maksimum lindung dari cahaya. Lakukan pengeringan di atas
dan minimum pada panjang gelombang yang sama silika gel P selama 4 jam sebelum digunakan. Senyawa
seperti pada Flufenazin Hidroklorida BPFI, daya serap sejenis C Flurazepam BPFI; simpan dalam wadah ter-
masing-masing dih1tung terhadap zat yang telah di- tutup rapat dan terlindung dari cahaya. Lakukan
keri:tgkan pada panjang gelombang serapan maksi- pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
mum lebih kurang 259 nm berbeda tidak lebih dari digunakan. Senyawa sejenis F F(urazepam BPFI. Simpan
2,5%. dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
C. Larutan zat menunjukkan reaksi Klorida cara A, cahaya. Lakukan pengeringan dalam hampa udara di
B dan C seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi atas silika gel P pada suhu 60° selama 4 jam sebelum
Umum <2Y1>. digunakan.

Susut pengeringan <1121> Tidak Lebih dari ~ %; laku- ldentifikasi


kan pengeringan pada suhu 65° selama 3 jam. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromi-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%. da P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Flurazepam Hidro-
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 bpj. klorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100.000) dalam campuran asam ~ulfat P-metimol P (1:36)
500 mg, larutkan dalam campuran 50 ml asam asetat menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
· glasial P dan 10 ml raksa(ll) asetat LP, jika perlu hangat- gelombang yang sama seperti pada Flurazepam Hidro-
kan sebentar. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV klorida BPFI; daya serap masing-masing dihitung
menggunakan 1 tetes indikator kristal violet LP hingga terhadap zat yang yang telah dikeringkan pada pan-
wama biru hijau. Lakukan penetapan blangko. jang gelombang serapan maksimum lebih kurang
239 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%. ·
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan C. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
25,52 mg C2.Ji2,!}'lpS.2HCl tertera pada Kromatografi <931> Totolkan masing-
masing 10 J.lllarutan dalam metanol P yang mengan-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dung (1) zat uji 3 mg per ml (2) Flurazepam BPFI 3 mg
rapat, tidak tembus cahaya. per ml. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromato-
grafi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak etil
asetat P-amonium hidroksida P (200:1) dan biarkan fase
FLURAZEPAMI HYDROCHLORIDUM gerak merambat lebih kurang tiga per empat panjang
Flurazepam Hidroklorida lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
menguap. Amati dan tandai bercak di bawah.cahaya
ultraviolet 254 nm: harga Rl. bercak utama yang diper-
oleh dari larutan (1) sesuai iiengan yiJng diperoleh dari
larutan (2).
D. Pada 2 mllarutan (1 dalam 20) tambahkan 1 ml
asam nitrat 2 N: larutan menunjukkan reaksi Klorida
cara A, B dan C" seperti yang tertera pada Uji
Identifilcasi Umum <291>, menggunakan 5 tetes perak
7-Kloro-1-{2-(dietilamino)etil]-5-(o-jlu"orofenil)-1,3-dihi- nitrat LP.
dro-2H-1,4-benzodiazepin-2-on dihidroklorida [1112-18-5]
c;1lfuC1FNp.2HCI BM 460,81 Susut pengeringan <1121> Tid!lk lebih dari 1,5.%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
Flurazepam Hidroklorida mengandung tidak kurang 60° di atas sililca gel P selama 4 jam. Lindungi terhadap
dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% ~1lfuClFN30. cahaya.
394 · Flurbiprofenum Natricum I Monografi FIIV

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. sejenis F Fluraupam BPFI, larutkan dalam metanol P
hingga kadar 100 IJ.g per ml.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. · Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis st>perti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
Batas ion fluorida Tidak lebih dari 0,05%. [Catalan terpisah masing-masing 10 !J.l Larutan uji, Larutan
lAkulazn penetapan menggunakan peralatan dari plastik.] pembanding I dan Larutun pembattding II pada lempeng
Dapar pH 5,25 Timbang lebih kurang 110 g natrium kromatografi silika gel. Biarkan bercak mengering.
lclorida P dan 1 g natrium sitrat P, masukkan ke dalam Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
labu tentukur 2000-ml, larutkan dalam 700 ml air. yang dilapisi kertas saring dan telah dijenuhkan
Tambahkan dengan hati-hati 150 g natrium hidroksi- dengan fase gerak eter P-.,dietilamina P (150:4), (buang
da P, kocok hingga larut. Dinginkan hingga suhu fase gerak, ganti dengan fase gerak segar, kemudian
kamar. Tambahkan dengan hati-hati 450 ml asam lempeng dimasukkan) hingga fase gerak merambat
asetat gllzsial P sambil diaduk dan dinginkan. Tambah- lebih kurang 16 em. Angkat lempeng, biarkan fase
kan 600 ml isopropil alkohol P dan encerkan dengan air gerak menguap tidak lebih dari 5 menit. Ganti fase
sampai tanda: pH larutan antara 5,0 dan 5,5. gerak dengan fase gerak segar dengan komposisi yang
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang sama, lakukan pengembangan ulang. Angkat lempeng,
221 mg natrium fluorida P, masukkan ke da.lam labu biarkan fase gerak menguap dan amati di bawah
tentukur 100-ml, larutkan dalam 20 ml air. Tambahkan eahaya ultraviolet 254 nm. Ukuran dan intensitas tiap
1,0 mllarutan natrium hidroksida P (1 dalam 2500) dan bercak Larutan uji tidak lebih besar dari ukuran bercak
encerkan dengan air sampai tanda. Larutan mengan- Larutan pembanding dengan harga R1 yang sesuai [tidak
dung 1 mg ion fluorida per ml. Simpan dalam wadah lebih besar dari 0,1% 5-kloro-2-(2-dietilamino-
plastik tertutup rapat. etilamino)-2'fluorobenzofenon hidroklorida (senyawa
Enceran larutan baku Encerkan bertahap sejumlah sejenis C Flurazepam) dan tidak lebih besar dari 0,1%
Larutan baku dengan Dapar pH 5,25 hingga diperoleh 7 -kloro-5-(2-fluorofeni l)-1 ,3-dihidro-2H-1 ,4
masing-masing 100 ml larutan dengan kadar 1, 3, 5 benzodiazepin-2-on (senyawa sejenis F Flurazepam)].
dan 10 IJ.g per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,0 g Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan 600 mg, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, larut-
dan encerkan dengan Dapar pH 5,25 sampai tanda. kan denga!l 80 ml asam asetat glasial P dan tambahkan
Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera 20 ml raksa(ll) as.?tat LP. Titrasi dengan asam perklorat
_pada Titrimetri <711> ukur secara bersamaan potensial 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik
dalam m V Larutan baku dan Larutan uji menggunakan menggunakan sistem elektrode kalomel kaca. Lakukan
pH meter dengan reprodusibilitas minimum± 0,2 mV, . penetapan blangko.
dilengkapi dengan sistem elektrode ion spesifik kale-
mel fluorida berlapis kaca {Catalan Pada saat pengukur- 1 ml asam perlclorat 0,1 N setara dengan
an, celupkan elektrode dalam larutan dengan pengaduk 23,04 mg C21 H23ClFNp.2HCl
magnetik yang dilapisi politetrajluoroetilen dalam gelas
piala 150 ml, aduk dengan pengaduk magnetik yang diisollz- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
si bagian atas sampai tercapai keseimbangan (1 mmit rapat dan tidak tembus cahaya.
hingga 2 menit) dan catat potensial. Bilas dan keringlazn
elektrode diantara pengukuran dengan hati-hati untuk
mencegah kerusakan kristal elektrode ion spesifik.]
Gambarkan hubungan logaritma kadar ion fluorida FLURBIPROFENUM NATRICUM
Larutan baku dalam IJ.g per ml terhadap potensial Flurbiprofen Natrium
dalam mv. Dari hasil pengukuran potensial Larutan uji
dan kurva baku, tentukan kadar ion fluorida larutan
uji dalam IJ.g per ml.. ~ h
CH
y-y-&-cooNa
1
• :!HaO

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


Metode I Memenuhi syarat.
Natrium (:1:)-2-[2-Fluoro-4-bifenilil] propionat dihidrat
Senyawa sejenis C15H1zFNaOr2Hp BM 302,28
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,0 g, Anhidrat BM 266,25
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, tambahkan
metanol P sampai tanda. Flurbiprofen Natrium mengandung tidak kurang dari
Larutan pembanding I T1mbang saksama sejumlah 98,5o/o dan tidak lebih dari 101,5% C 15H 12FNa02.2Hp.
Senyawa sejenis·c Flurazepam BPFI, lar.utkan dalam
metanol p hingga kadar 100 Jig per mi. Ba~u pembanding Flurbiprofen BPFI; lakukan· penge-
Larutan pembanding II Timbang sejumlah Senyawa ringan dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih
FIIV Monograft I Flutbiprofenum Natricum 395

dari 5 mmHg, di atas fosfor pentoksida P dalam tabung Larutan baku persediaan 2 Timbang saksama sejum-
pengering pada suhu 55° selama 2 jam sebelum di- lah Asam 2-(4-Bifenilil)Propionat BPFI, larutkan dalam
gunakan. Flurbiprofen Natrium BPFI; lakukan penge- metanol P hingga kadar lebih kurang 0,15 mg per mi.
ringan dalam ·hampa udara pada tekanan tidak lebih Larutan baku 2 Masukkari 1,0 ml Larutan baku perse-
dari 1 mmHg di atas Josfor pentoksida P dalam tabung diaan 2 ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
pengering pada suhu 60° hingga bobot tetap, sebelum dengan Pelarut sampai tanda. Larutan mengandung
digunakan. Asam 2-(4-Bifenilil)Propionat BPFI; tidak asam 2-(4-bifenilil)propionat 0,75 J.Lg per ml.
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Larutan resolusiMasukkan 5,0 ml Larutan baku
persediaon 1 dan 2,0 ml Larutan baku persediaan 2 ke
ldentifikasi dalam labu tentukur 100-ml encerkan dengan Pelarut
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah sampai tanda.
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
gelombang yang sama seperti pada Flurbiprofen Natri- dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. Masuk-
um BPFI. kan 5,0 mllarutan ke dalam labu tentukur 100-ml dan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
100.000) dalam dapar pH 6,0 yang mengandung 2,42 g Sistem kromatogra.fi Lakukan seperti yang tertera
natrium fosfat monobasa P dan 660 mg natrium fosfat pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
dibasa P dalam air hingga 1000 ml menunjukkan tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
maksimum dan minimum pada panjang gelombang 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih
yang sama seperti pada Flurbiprofen N.ztrium BPFI, kurang 2 ml per m<!nit. Lakukan kromatografi ter-
daya serap masing-masing dihitung terhadap zat yang hadap Larutan resolusi, rekam respons puncak seperti
telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
maksimum lebih kurang 246 nm berbeda tidak lebih asam 2-(4-bifenilil) propionat dan flurbiprofen tidak
dari 3,0%. kurang dari 1,0. Lakukan kromatografi terhadap
C. Residu hasil pembakaran menunjukkan reaksi Larutan baku 1, rekam respons puncak seperti yang
Natrium cara A dan B seperti yang tertera pada Uji tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak analit tidak
ldentifikllsi Umum <291>. lebih dari 2,5 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
Rotasi jenis <1081> Antara -0,45° dan+ 0,45°, dihi- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
tung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan volume (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan baku 1, Larutan
penetapan menggunakan larutan dalam metanol P baku 2, dan Lariltan uji ke dalam kromatograf, ukur
yang mengandung 500 mg per 10 ml. luas puncak utama. Hitung persentase C15 H12FNa02 •
2H 20 dalam natrium flurbiprofen yang digunakan
Susut pengeringan <1121> Tidak kurang dari 11,3% dengan rumus:
dan tidak lebih dari 12,5%; lakukan pengeringan
dalam hatripa udara pada tekanan tidak lebih dari 302,28 200.000 C ru
1 mmHg di atas fosfor pentoksida P dalam tabung ( )(---~)(-)
pengering pada suhu 60° selama 18 jam, menggunakan 244,26 W r5
lebih kurang 300 mg.
302,28 dan 244,26 berturut-turut adalah bobot molekul
Logam berat <37b Metode I 10 hpj. flurbiprofen natrium dihidrat dan flurbiprofen anhi-
drat; C adalah kadar Flurbiprofen BPFI dalam mg
Penetapan kadar dan Batas asam 2-(4-bifenilil) per ml Larutan baku; W adalah bobot dalam mg flurbi-
propionat profen natrium yang digunakan untuk pembuatan
Pelarut Buat campuran metanol P-air (2:1). l'Arutan uji; r u dan r5 berturut-turut adalah luas puncak
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air-asam flurbiprofen Larutan uji dan Larutan baku 1. Hitung
asetat glasial P (500:490:10), saring melalui penyaring persentase asam 2-(4-bifenilil)propionat dalam flurbi-
dengan porositas 0,5 J.Lm atau lebih kecil dan profen natrium yang digunakan dengan rumus:
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian me-
nurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada C · ru
Kromatogra.fi <931>. 200.000 ( - ) ( - )
Larutan baku persediaan 1 Trmbang saksama sejum- W r5
lah Flurbiprofen BPFI, larutkan dalain metanol P hingga
kadar lebih kurang 1 mg per mi. C adalah kadar Asam 2(4-bifenilil)propionat BPFI dalam
Larutan baku 1 Pipet 5,0 ml Larutan baku perse- mg per ml Larutan baku 2; W adalah bobot dalam mg
diaan 1 ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan natrium flurbiprofen yang digunakan untuk
dengan Pelarut sampai tanda. Larutan mengandung pembuatan Larutan uji; r u dan r5 J:,erturut-turut adalah
flurbiprofen 0,05 mg per mi. luas puncak .asam 2-(4-bifenilil}propionat Larutan uji
396 Fractioni Factor VIII Deskcatum. I Monografi FIIV

dan Larutan baku 2: tidak lebih dari 1,5%. Keasaman atau kebasaan <1071> pH 6,8 sampai 7,4;
lakukan penetapan menggunakan larutan dalam air
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup bebas karbon dioksida P.
baik.
Kelarutan dalam air Lakukan penetapan dengan cara
menambahkan air suhu zoo hingga 25° perlahan-lahan
ke dalam sediaan uji suhu sama. Campur sambil
FRACTION! FACTOR VIII diputar, hindari terbentuk busa; sed_iaan uji larut
DESICCATUM sempurna dalam waktu 30 menit, terbentuk larutan
Fraksi Faktor VIII Kering tidak berwarna atau agak kuning, jernih atau sedikit
Fraksi Antihemofili Manusia Kering opalesen. Tidak terbentuk koagulasi hila disimpan
pada suhu 20° sampai 25° selama 3 jam setelah
konstitusi.

Fraksi Faktor VIII Kering dibuat dari plasma darah Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2%;
manusia yang berasal dari donor sehat, sedapat lakukan pengeringan di at as fosfor pentoksida P pad a
mungkin disertai uji klinik, uji laboratorium dan telah tekanan tidak lebih 0,02 mmHg selama 24 jam,
diketahui riwayat mediknya, bebas dari infeksi yang menggunakan 0,5 mg.
dapat ditularkan melalui tranfusi darah atau derivat
darah. Pemeriksaan dan pengujian ditetapkan oleh Hemaglutinin, anti-A dan anti-B Lakukan penetapan
instansi yang berwenang; terutama untuk uji terhadap menggunakan larutan dalam air dengan metode tidak
antigen permukaan hepatitis B dan antibodi HIV, langsung yang sesuai seperti tertera di bawah ini.
dengan metode sensitif dan memberikan hasil negatif. Larutan 1 dalam 64 tidak menunjukkan aglutinasi.
Metode pembuatan dirancang untuk dapat men- Encerkan sejumlah larutan dalam larutan natrium
cegah penularan atau inaktivasi organisme penyebab klorida P 0,9% hingga mengandung 3 unit per ml. Buat
infeksi. Fraksi antihemofili dibuat dengan teknik frak- dua seri pengenceran yang sama dengan larutan
sionasi yang sesuai, fraksi yang diperoleh dilarutkan natrium klorida P 0,9%. Pada tiap larutan dari satu seri
dalam pelarut yang sesuai, dibagikan ke dalam wadah pengenceran tambahkan volume sama suspensi sel
steril dan segera dibekukan. Sediaan dibuat beku darah merah golongan A 1 5% v/v, yang sebelumnya
kering, wadah ditutup kedap dengan hampa udara telah dicuci 3 kali dengan larutan natrium klorida P
atau diisi gas nitrogen bebas oksigen atau gas inert 0,9%. Pada masing-masing enceran seri yang lain
. lain, sebelum ditutup kedap untuk mencegah konta- tambahkan volume sama suspensi sel darah merah
minasi mikroba. Tidak boleh ditambahkan pengawet golongan B 5% v /v yang sebelumnya telah dicuci
antimikroba. Zat antivirus dapat ditambahkan tetapi 3 kali dengan Iarutan natrium klorida P 0,9%. Inkubasi
tidak merusak produk dan tidak menyebabkan efek pada suhu 37° selama 30 menit dan cuci sel 3 kali
merugikan pada manusia. Dapat ditambahkan he- dengan larutan natrium klorida P 0,9%. Tambahkan anti
parin. Pembuatan dapat dilakukan dengan berbagai globulin manusia polivalen, biarkan kontak dengan sel
cara tergantung aktivitas yang diharapkan dan tingkat selama 30 menit. Tanpa disentrifus amati aglutinasi
kemurniannya. dari setiap suspensi di bawah mikroskop.
Bila dilarutkan dalam air sejumlah volume sama
dengan Air untuk injeksi yang tertera pada etiket, Antigen permukaan Hepatitis B Tidak mengandung
mengandung tidak kurang dari 3,0 unit per ml dan antigen permukaan Hepatitis B. Lakukan penetapan
tidak kurang dari 0,1 unit per mg protein. menggunakan larutan dalam air dengan metode yang
peka seperti penetapan secara radio-imuno.
Pemerian Serbuk atau padatan rapuh, putih atau
kuning pucat. · Toksisitas abnormal Memenuhi syarat Uji toksisitas
abnormal seperti yang tertera pada Uji Reaktivitas
secara Biologi in-vivo <251>. Lakukan penetapan
ldentifikasi menggunakan larutan dalam air untuk injeksi P dengan
A Menyebabkan pengurangan waktu jendal hila sejumlah volume mengandung 1,5 unit pada tiap
dilakukan seperti pada Penetapan kadar. mencit dan sejumlah volume mengandung 15 unit
B. Lakukan reaksi pengendapan menggunakan pada tiap mannut.
antiserum khas terhadap protein plasma manusia dan
antiserum khas terhadap protein plasma dari setiap Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
galur hewan domestik yang umum digunakan untuk menggunakan larutan dalam a{r untuk injeksi P dengan
pembuatan sediaan biologik. Sediaan yang me- sejumlah volume yang mengandung 10 unit per kg
ngandung protein asal manusia memberikan reaksi bobot kelinci.
negatif dengan antiserum khas terhadap protein
plasma galur lain. Sterilitas <71> Memenuhi sy.arat.
FIIV Monografi I Fractioni Factor IX Desiccattim 397

Penetapan kadar Lakukan penetapan menggunakan dan memberikan hasil negatif.


larutan dalam air. Metode pembuatan terutama bertujuan untuk
Protein total Lakukan penetapan dengan Metode I memperkecil trombogenisitas dan mencegah· pe-
seperti yang tertera pada Penetapan Kadar Nitrogen nularan atau menginaktifkan organisme penyebab
dalam Produk Darah <591>. Bila perlu encerkan dengan infeksi.
larutan natrium klorida P 0,9% hingga diperoleh Fraksi faktor IX dibuat dengan teknik fraksionasi
larutan yang mengandung 15 mg protein per 2 ml. dari plasma yang telah dipisahkan dari komponen
Masukkan 2 mllarutan ke dalam tabung sentrifuga selular dengan cara yang sesuai. Fraksi yang diperoleh
alas bulat, tambahkan 2 ml larutan natrium molibdat P dilarutkan dalam pelarut yang sesuai dan disterilkan
7,5% dan 2 ml campuran asam sulfat bebas nitrogen P dengan cara penyaringan, dibagikan ke dalam wadah
dan air (1:30). Kocok, sentrifus selama 5 menit, tuang steril dan dibekukeringkan. Kemudian wadah ditutup
beningan dan letakkan tabung sentrifus di atas kertas kedap dengan hampa udara atau dapat diisi gas nitro-
saring dalam posisi terbalik, biarkan dalam posisi gen bebas oksigen P atau gas inert lain yang sesuai
terbalik, hingga kering. Tetapkan kadar nitrogen sebelum di tutup kedap untuk mencegah kontaminasi
dalam residu. Hasil yang diperoleh kalikan 6,25 untuk mikroba.
memperoleh kadar protein. Bila isi wadah dilarutkan dalam air volume sama
Fibrinogen Tidak lebih dari 80% protein total terdiri dengan Air untu.k Injeksi yang tertera pada etiket, larut-
dari fibrinogen. Encerkan 1 mllarutan dengan larutan an mengandung faktor jendal -IX tidak kurang dari
natrium klorida P 0,9% hingga 10 ml. Pada sejumlah 20 unit per ml, tidak kurang dari 0,2 unit faktor jendal
volume larutan yang mengandung 15 mg fibrinogen IX per mg protein, tidak lebih dari 300 mmol ion natri-
tambahkan trombin secukupnya untuk mengkoagu- um per liter, tidak lebih dari 60 mmol ion sitrat per
lasi protein dan biarkan selama 2 jam. Kumpulkan liter, dan tidak lebih dari 50 mmol ion fosfat per liter.
jendalan, cuci dengan larutan natrium klorida P 0,9%, Dapat mengandung heparin tidak lebih dari 0,15 unit
tetapkan kadar nitrogen dalam residu dengan Metode I Heparin per unit faktor jendal IX.
seperti yang tertera pada Penetapan Kadar Nitrogen
dalam Produk Darah <591>, hasil yang diperoleh Pemerian Serbuk atau padatan rapuh, putih atau agak
kalikan 6,25 untuk memperoleh kadar fibrinogen. berwama.
Potensi Potensi perkiraan tidak kurang dari 80%
dan tidak lebih dari 125% dari yang tertera pada etiket. ldentifikasi Lakukan penetapan dengan metode khas
Batas keyakinan tidak kurang dari 64% dan tidak lebih untuk faktor jendal IX, menggunakan !arutan segar
dari 156% dari potensi yang tertera pada etiket. Laku- dalam air; dapat memperbaiki abnormalitas penjen-
kan penetapan seperti yang tertera pada Penetapan dalan pada plasma yang kekurangan faktor jendaliX.
Potensi Fraksi Faktor VIII <141>.
pH <1071> 6,7 sampai 8,0; lakukan penetapan meng-
Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu di gunakan larutan dala~ air bebas karbon dioksida P.
bawah 8° terlindung dari cahaya. Dengan kondisi
penyimpanan seperti di atas, potensi diharapkan me- Kelarutan dalam .air Lakukan penetapan dengan
menuhi syarat selama 2 tahun sejak tanggal penetapan menambahkan air secara perlahan-lahan pada suhu
potensi. 18° hingga 22° ke dalam sediaan uji pada suhu sama.
Campur sambil diputar, hindari terbentuknya busa:
Fraksi faktor VIII kering setelah dikonstitusi harus sediaan uji larut sempuma dalam waktu 1ltmenit dan
diberikan hanya dengan alat yang dilengkapi dengan jernih. · · ·
penyaring.
Faktor jendal teraktivasi Lakukan penetapan meng-
gunakan larutan dalam air. Bila sediaan mengandung
FRACTION! FACTOR IX DESICCATUM heparin, netralkan heparin terlebih dahulu dengim
Fraksi Faktor IX Kering penambahan sejumlah Injeksi Protamin Sulfat seperti
yang tertera pada uji Heparin. Ma'Sukkan ke dalam
tabung plastik 0,1 ml plasma sedikit plJzteld p· dan 0,1 inl
Fraksi Faktor IX Kering banyak mengandung faktor larutan sefalin P dalam larutan natrium klorida P 0,9%
penjendalan II, IX dan X juga dapat menga~dung dengan jumlah yang sesuai, masukkan dalam tangas
faktor penjendalan VII. Dibuat dari plasma darah air pada suhu 37° (Larutan sefalin P yang sesuai adalah
manusia dari donor sehat. Sedapat·mungkin disertai yang dapat memberikan waktu jendal kontrol an~ara
uji klinik, uji labora,torium dan dengan riwayat medik 200 detik dan 300 detik; ~ebagai perkiraan pengencei-
telah diketahui, bebas dari infeksi yang dapat ditular- an awal_ dapat ~icoba SO kali hingga 200 kali). Setel~
kan melalui tranfusi darah atau derivat darah. Pe- tt~pat 1 menit ta.mbahkan .0,1 ml dapar tris-klorida
meriksaan dan pengujian ditetapkan oleh instansi pH 7,5, kemudian segera tambahkan 0,1 ml kalsium
yang berwenang, terutama uji antigen permukaan klorida 0,025 M dan catat waktu jendal (kontrol).
hepatitis B dan antibodi HIV, dengan metode sensitif, Ulangi percobaan menggunakan masing-masing
398 Fractioni Factor IX Desiccatum I Monografi FI IV

larutan berikut sebagai pengganti dapar tris-klorida metri atom: emisi dan serapan seperti yang tertera pada
pH 7,5. Larutan 1) larutan uji; Larutan 2) encerkan Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>. Pada
1 bagian volume larutan 1 hingga 10 bagian volume 10 ml larutan uji tambahkan sejumlah air hingga
dengan dapar trisklorida pH 7,5; Larutan 3) encerkan 100 ml, encerkan 10 ml dengan air hingga 500 ml.
1 bagian larutan 1 hingga 100 bagian volume dengan Ukur- sera pan pada 589 nm dan gunakan larutan
dapar tris-klorida pH 7,5. Catat waktu jendal. Waktu natrium sebagai larutan baku yang dibuat dengan
jendal kontrol tidak kurang dari 200 detik dan waktu melarutkan 508,4 mg natrium klorida P yang sebelum-
jendal masing-masing dari 3 larutan uji tidak kurang nya telah dikeringkan hingga bobot tetap pada suhu
dari 150 detik. 130°, encerkan dalam air hingga 1000 ml. Larutkan
dengan sejumlah air hingga mengandung 200 J.lg
Heparin Untuk sediaan yang mengandung heparin perm!.
lakukan penetapan menggunakan larutan dalam air.
Buat beberapa campuran masing-masing mengandung Ion sitrat Encerkan 1 ml sediaan uji dengan sejumlah
0,5 mllarutan uji dan 10 J.Li dari satu dari seri peng- air hingga mengandung lebih kurang setara dengan
enceran Injeksi Protamin Sulfat mengandung antara 2 mM ion sitrat, tambahkan volume sama larutan asam
0 dan 5 mg protamin sulfat per mi. Lakukan penetap- trikloroasetat P 10%, panaskandalam tangas air pada
an seperti yang tertera pada Faktor jendal teraktifasi suhu 60° selama 5 menit. Sentrifus, pipet 1 ml bening-
mulai dari kata "Masukkan ke dalam tabung an ke dalam tabung bersumbat kaca, tambahkan 1,3 ml
plastik ....... " dan berakhir pada kata ·· ........ catat waktu piridina P, 5,7 ml anhidrida asetat P, cam pur dan masuk-
jendal (kontrol)". Ul:mgi percQbaan sebagai pengganti kan segera ke dalam tangas air pada suhu 31°, biarkan
dapar tris-klorida pH 7,5 gunakan masing-masing selama 35 menit hingga terjadi warna. Ukur serapan
campuran larutan uji dan larutan protamin sul.fat, pada 425 nm. Lakukan penetapan blangko mengguna-
catat waktu jendal. Jumlah protamin sulfat yang kan 1 ml larutan nsam triklorasetat P 5"/o, dengan cara
memberikan waktu jendal tersingkat sebanding yang sama mulai dari "tambahkan 1,3 ml piridina P .... ".
dengan jumlah protamin sulfat yang diperlukan untuk Hitung kadar ion sitrat dari kurva kalibrasi yang
menetralkan heparin yang terdapat dalam 0,5 ml dibuat menggunakan satu seri larutan mengandung
larutan uji. Hitung kadar heparin dalam unit per ml berbagai kadar trinatrium sitrat P dalam larutan asam
berdasarkan anggapan bahwa 10 J.lg protamin sulfat trikloroasetat P 5"/o dengan cara yang sama, dapat di-
menetralkan 1 unit heparin. Uji tidak absah kecuali gunakan kadar ion sitrat yang sesuai dari kadar
bila waktu jendal kontrol tidak kurang dari 200 detik. 0,5 mM hingga 1,5 mM.
Dari hasil penetapan kadar untuk potensi hitung unit
heparin per unit faktor jendal IX. Ion fosfat Encerkan 1 ml sediaan uji dengan sejumlah
larutan asam triklorasetat P 5"/o hingga mengandung
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Jebih kurang 1 mM ion fosfat. Panaskan campuran
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada dalam tangas air pada suhu 60° selama 5 menit. Sentri-
tekanan tidak lebih dari 0,02 mmHg selama 24 jam, fus dan pipet 1 ml beningan ke dalam labu tentu-
menggunakan tidak kurang dari 100 mg. kur 10-ml. Tambahkan 0,05 mlfenolftalein LP, tambah-
kan natrium hidroksida 1 N hingga tepat netral, tam-
Toksisitas abnormal Memenuhi syarat uji toksisitas bahkan air sampai tanda. Pipet 1 mllarutan ke dalam
abnormal seperti yang tertera pada Uji Reaktivitas labu tentukur 10-ml yang lain, tambahkan 4 ml air,
secara Biologi in-vivo <251>; lakukan penetapan meng- 1 ml asam sulfat 5 M, 1 mllarutan amonium molibdat P
gunakan dosis uji sejumlah volume larutan yang 2,5% dan 1 ml larutan kalium iodida P 20%, campur
· mengandung 150 unit per kg bobot tubuh, dengan pada tiap penambahan. Tutup labu, panaskan dalam
melarutkan dalam air untuk injeksi P. tangas air selama tepat 15 menit, dinginkan. Tambah-
kan sejumlah larutan natrium sulfit P 0,5"/o hingga
Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan terjadi warna biru dan tambahkan 0,2 ml berlebih,
menggunakan dosis uji sejwnlah volume larutan yang kemudian tambahkan air secukupnya sampai tanda.
mengandung 50 Unit per kg bobot kelinci, dengan Ukur serapan maksimum larutan pada panjang
melarutkan dalam air untuk injeksi P. gelombang serapan maksimum lebih kurang 830 nm.
Lakukan penetapan blangko menggunakan 1 mllarut-
Sterilitas<71> Memenuhi syarat. an asam trikloroasetat P 5.% dengan cara yang sama.
Hitung kadar ion fosfat dari kurva kalibrasi yang
Penetapan kadar Lakukan penetapan menggunakan dibuat menggunakan satu seri lar.utan natrium fosfat
larutan dalam air. · · dibasa P dalam larutan asam trikloroasetat P S"'o dari
Protein total Lakukan penetapan dengan Metnde I kadar 0,5 mM hingga 1,5 mM.
seperti yang tertera pada Penetapan Kltdar Nitrogen
dalam Produk Darah <591>. Potensi Tidak kurang dari 80% dan tidak lebih dari
125% dari potensi yang tertera pada etiket. Batas
Ion natrium Lakukan penetapan dengan Spektrofoto- keyakinan tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari
FIIV Monografi I Framycetin Gauze Dressing 399

156% dari potensi yang tertera pada etiket. Lakukan sebagai berikut: 12 g pembalut digunting menjadi
penetapan seperti yang tertera pada Penetapan Potensi potongan, hangatkan dengan 20 ml air, biarkan dingin,
Fraksi Faktor IX <151 >. enaptuangkan lapisan air dan saring (2) larutan Frami-
setin Sulfat BPFI 0,4% dan (3) campuran larutan (1) dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah steril berisi (2) sama banyak. Masukkan lempeng ke dalam bejana
gas nitrogen P atau hampa udara, tertutup kedap yang kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
dapat mencegah kontaminasi mikroba dan uap air, campuran metanol P-amonium hidroksida P-kloroform P
terlindung dari cahaya, pada suhu di bawah 8° (60:40:20). Angkat lempeng, biarkan fase gerak
menguap dan semprot lempeng dengan Jarutan ninhi-
drin P 1% dalam butanol P dan panaskan pada suhu
FRAMYCETIN GAUZE DRESSING 105° selama 2 menit. Bercak utama berwarna merah
Kasa Pembalut Framisetin dari larutan (1) sesuai dengan larutan (2) dan bercak
utama berwarna merah dari larutan (3) tampak se-
bagai satu bercak kompak.
Kasa Pembalut Framisetin terdiri dari kain linen
dengan dua benang yang dipilin pada tiap lapis; Zat larut dalam eter Tidak kurang dari 110 g per m 2;
benang arah memanjang dan melebar terdiri dari Jakukan penetapan menggunakan: Larutan eter yang
benang katun atau benang viskosa atau campuran diperoleh pada uji Bobot per satuan luas uapkan dan
benang katun dan viskosa. Kain diimpregnasi dengan keringkan pada suhu 105° hingga bobot tetap. Bagi
salep yang sesuai mengandung serbuk sangat halus bobot sisa dengan luas pembalut yang digunakan
Framisetin Sulfat 1%, dalam dasar para fin Jemak putih dalam penetapan.
yang mengandung Jemak bulu domba. Untuk negara
tropis dapat digunakan campuran yang sesuai parafin Neamin Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
lemak putih dan lemak bulu domba. Pembalut tersedia tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan s~cara ter-
dalam kemasan tunggal steril. pisah pada tepi Jempeng silika gel H masing-masing
2 111 (1) Larutan uji yang dibuat sebagai berikut: Pisah-
Baku pembanding Framisetin sulfat BPFI; Neamin BPFI; kan salep dari kasa dan lainnya, dispersikan 1,0 g
Neomisin B BPFI. dalam 20 ml kloroform P, tambahkan 5 ml air, campur,
biarkan memisah dan gunakan Japisan air; (2) larutan
Kain Neamin BPFI 0,004%. Masukkan Jempeng ke dalam
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
Identifikasi serat <841> Lakukan seperti tertera pada fase gerak amonium asetat LP 3,85% dibuat segar.
uji Katun atau uji Viskosa atau keduanya menggunakan Angkat Jempeng, keringkan dengan aliran udara
kain terekstrak yang diperoleh dari uji Bobot per Satuan hangat, panaskan pada suhu 110° selama 10 menit dan
Luas. semprot lempeng panas dengan mengencerkan na-
trium hipoklorit LP dengan air hingga mengandung
Jumlah benang. per 10 em Untuk benang arah 0,5% klor. Keringkan dalam aliran udara dingin
memanjang tidak kurang dari 74; untuk benang arah hingga daerah tersemprot cl.i bawah garis penotolan
melebar tidak kurang dari 80; lakukan penetapan memberikan warna biru lemah dengan 1 tetes kanji-
seperti tertera pada Pembalut tidak meregang Metode I kalium iodida LP, hindarkan pemaparan udara dingin
dalam Jumlah Benang per Satuan Panjang <871> meng- Jebih lama. Semprot lempeng dengan kanji-kalium
gunakan kain diimpregnasi. iodida LP. Tiap bercak yang sesuai dengan neamin
dari larutan (1) tidak Jebih intensif dari bercak yang
Bobot per satuan luas Tidak kurang dari 39 g per m 2; diperoleh dari Jarutan (2).
lakukan penetapan sebagai berikut: Keluarkan pem-
balut dari wadah dan tentukan Juasnya. Masukkan Neomisin C Tidak lebih dari 3,0%; lakukan penetapan
dengan pinset ke dalam ekstraktor sinambung, dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang
ekstraksi dengan eter P selama 6 jam atau hingga tertera pada Kromatografi <931>.
semua salep terekstraksi sempuma. Pisahkan larutan Fase gerak Buat campuran 97 m1 tetrahidrofuran P,
eter untuk uji Zat larut dalam eter. Keluarkan kain, dan 1 ml air, 0,5 ml asam asetat glasial P dan encerkan se-
keringkan pada suhu 105° hingga bobot tetap. Hitung cukupnya dengan larutan etanol mutlak P 2,0% dalam
bobot per satuan luas kain dalam g per m 2• kloroform bebas etanol P hingga 250 ml, saring dan
awaudarakan.
Salep Larutan baku Tambahkan 1,5 ml larutan segar
1-:fluoro-2,4-dinitrobenzena P 2% dalam metanol P pada
ldentifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti 0,5 ml Framisetin Sulfat BPFI 0,10% dalam natrium
yar.g tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara tetraborat 0,02 M, panaskan di atas tangas air pada
terpisah pada lempeng kromatografi silika gel setebal suhu 60° selama 1 jam dan dinginkan. Encerkan
0,25 an masing-masing 3 111 (1) Larutan uji yang dibuat dengan fase gerak hingga 25 ml, biarkan dan gunakan
400 Fresh Frozen Plasma I Monografi FIW

lapisan bawah yang jernih. perbenihan hingga pengeneeran mendekati ke-


l.Arutan uji Pisahkan salep dari kasa dan bahan lipatan 10. Inkubasikan media dan amati.perbenihan.
lainnya dan dispersikan 0,5 g dalam 20 ml kloroform P,
tambahkan 5 ml natrium tetraborat 0,02 M, eampuredan
biarkan memisah. Lanjutkan menurut eara yang FRESH FROZEN PLASMA
tertera pada Larutan baku menggunakan 0,5 mllapisan Plasma Segar Beku
air. Plasma Segar Beku untuk Infus
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 350 nm dan kolom Plasma Segar Beku dibuat dari beningan hasil sentrifus
baja tahan karat 4,6 mm x 20 em berisi bahan pengisi darah yang berasal dari satu donor, mengandung
L3. Laju aliran lebih kurang 1,6 ml per menit. Jika tidak kurang dari 50% aktivitas faktor VIII donor.
perlu atur kandungan tetrahidrofuran P dan air dalam Darah donor disentrifus dalam waktu tertentu
fase gerak hingga diperoleh resolusi Larutan baku sama sehingga lapisan bagian atas mengandung sedikit
dengan resolusi Framisetin Sulfat BPFI. Lewatkan Fase mungkin komponen sel darah. Beningan dipisahkan
gerak pada kolom beberapa jam sebelum larutan di- dengan eara tertentu dengan sistem tertutup untuk
suntikkan, lanjutkan icromatografi hingga 1,4 kali meneegah kontaminasi mikroba baik terhadap plasma
waktu retensi puneak neomisin B. rnaupun komponen sel darah. Wadah segera ditutup
Efesiensi kolom ditetapkan menggunakan puneak kedap dan didinginkan pada suhu -30° atau lebih
neomisin B dalam kromatogram Larutan baku; jumlah rendah. Pendinginan dilakukan seeepat mungkin,
lempeng teoritis tidak kurang dari 13.000 lempeng pada keadaan tertentu dalam waktu 18 jam sejak
perm. pengambilan darah.
Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 J.LI) Lllrutan baku dan Pemerian Bila dieairkan sediaan berwarna kuning
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons muda sampai agak tua, dapat keruh disebabkan
puneak utama. Luas puneak neomisin (Larutan uji) adanya lemak.
tidak lebih dari 3,0% dari jumlah luas puneak neomi-
sin B dan neomisin C. Identifikasi Cairkan pada suhu tidak lebih dari 37°,
pada 1 ml tambahkan segera 0,2 mllarutan kalsium
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang klorida P 2,5%: terbentuk koagulasi yang akan di-
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara pereepat dengan inkubasi pada suhu 37°.
Mikrobiologi <131 > menggunakan i..antian baku
Neomisin B BPFI dan Larutan uji yang dibuat sebagai Hemolisin <211> Sediaan yang menunjukkan reaksi
berikut: Pisahkan salep dari kasa dan bahan lainnya, positif pada Uji hemolisin, hanya aman digunakan
eampur. Timbang saksama lebih kurang 1 g, ekstraksi untuk tranfusi pada penerima dengan golongan
dengan 20 ml kloroform P dan larutan dapar fosfat pH 8,0 darah 0. Lakukan penetapan terhadap Plasma Segar
steril hingga hnutan mengandung framisetin sulfat Beku yang berasal dari darah golongan 0.
0,01 %. Batas kesalahan fidusial tidak kurang dari 95%
dan tidak lebih dari 105% dari potensi yang diperkira- Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
kan. Hitung kadar framisetin sulfat dalam tiap g
eampuran salep, tiap 676 unit setara dengan 1 mg Wadah dan penyimpanan Dalam wadah steril ter-
framisetin sulfat. Batas kesalahan fidusial tidak kurang tutup kedap pada suhu tidak lebih dari -30° hingga
dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah saat digunakan. Keeuali pada waktu transportasi,
yang dinyatakan. lakukan tidak lebih dari 30 menit.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan


dengan eara inokulasi langsung menggunakan larutan FUROSEMIDUM
yang dibuat sebagai berikut: gunakan seeara _aseptik Furosemida
sejumlah kemasan yang eukup hingga·diperoleh
potongan 10 em pembalut, dan pef.lakUkarderpiSah.
Masukkan tiap potongan ke cfalam wadah berisi
200 ml isopropil miristat P steril yang tidak bersifat
antimikroba pada kondisi pengujian, eampur baik-
baik dan panaskan pada suhu tidak lebih dari 40° Asam 4-k.loro-N-furfuril-5-sulfamoilantranilat [54-31-9]
selama 15 menit dengan sesekali drkocok hingga ter- C1 2~ 10NPgS BM 330,74
dispersi. Masukkan 5 ml suspensi ini ke dalam wadah
yang berisi 200 ml f.arutan Ringer steril berkekuatan Furosemida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
seperempat yang ditambah polisorbat 80 P 1%, campur tidak lebih dari 101,0% C 12H 11 ClN 20 5S, dihitung
baik-baik. Masukkan 1 mllarutan ini ke dalam media terhadap zat yang telah dikeringkan.
FI IV Monografi I Furosemidum 401

Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir ku- seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
ning; tidak berbau. Larutan pengencer Larutkan 1,92 g natrium 1-penta-
nasulfonat P dalam 22 ml asam asetat glasial P dalam
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut labu tentukur 1000-ml. Encerkan dengan <:ampuran
dalam aseton, dalam dimetilformamida dan dalam asetonitril P-air (50:50) sampai tanda.
larutan alkali hidroksida; larut dalam metanol; agak Lanttan baku Buat larutan dalam Larutan pengencer
sukar larut dalalll etanol; sukar Jarut dalam eter; hingga diperoleh larutan m:1sing-m~sing mengandung
sangat sukar larut dalam kloroform. Asam 4-kloro-5-sulfamoilantrani/at BPFI dan Asam
2-k/oro-4-N-furfttrilamino-5-sulfamoilbenzoat BPFI 5,0 llg
Baku pembanding Furosemida BPFI; lakukan penge- per mi.
.ringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum diguna- Larutan resolusi Larutkan sejumlah Furosemida BPFI
kan. Asam 4-kloro-5-sulfamoilantranilat BPFI; tidak boleh dan Asam 2-kloro-4-N-furfurilamino-5-sulfamoilben-
dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam zoat BPFI dalam Larutan pengencer ;;ehingga diperoleh
wadah tertutup rapat terlindungdari cahaya. Asam larutan yang mengandung berturut-turut 20 llg dan
2-kloro-4-N-furfttrilamino-5-sulfamoilbenzoat BPFI; tidak 12 llg per ml.
boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam Larutan uji Timbang saksama sejumlc.h zat,
wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya. masukkan dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan
dan encerkan dalam Larutan pengtncer hingga tanda
ldentifikasi untuk memperoleh kadar lebih kurang 1,0 mg per ml.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
persikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksi- pada Krvmatografi <93l>. Kromatograf cair kinerja
mum hanya pada panjang gelombang yang sama tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan
seperti pada Furosemida BPFI. 272 nm, dan kolom 4,6 mm x 25 em berisi bahan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam pengisi L1. {Catatan Cemaran asam 2,4-dikloro-5-sulfa-
125.000) dalam natrium hidroksida 0,02 N menunjukkan moiloenz,at tidak memberikan respons pada 272 nm dan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang cemaran asam 2,4-bis ifurfurilamino-5-sulfamoilbenzoat
yang sama seperti pada Furosemida BPFI; daya serap memberikan serapan sangat kuat pada 254 nm.] Laju aliran
masing-maslng dihitung terhadap zat yang telah di- lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan penyuntikan
keringkan, pada panjang gelombang serapan maksi- Larutan resolusi beberapa kali, rekam respons puncak
mum lebih kurang 271 nm, berbeda tidak lebih dari seperti tertera pada Prosedur. {Catatan Furosemida
3,0%. memberikan respons pada 254 nm dengan waktu retensi
C. Larutkan lebih kurang 5 mg zat dalam 10 ml lebih kurang 10 menit]; Simpangan baku relatif luas
metanol P. Masukkan 1 ml larutan ke dalam labu, puncak furosemida tidak lebih dari 1,0% dan resolusi,
tambahkan 10 ml asam klorida 2,5 N dan refluks di atas R, antara furosemida dan asam 2-kloro-4-N-furfurila-
tangas uap selama 15 menit. Dinginkan, tambahkan mino-5-sulfamoilbenzoat tidak kurang dari 2,8.
15 ml natrium hidroksida 1 N dan 5 ml larutan natrium Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
nitrit P (1 dalam 1000). Biarkan selama 3 menit, volume sama (lebih kurang 20 Ill) La~utau baku dan
tambahkan 5 ml larutan amonium sulfamat P (1 dalam Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato-
200), campur dan tambahkan 5 ml larutan N-1- gram {Catatan Waktu eluasi tidak kurang dari 2,5 kali
naftiletilendiamina dihidroklorida P (1 dalam 1000) yang waktu retensi puncak furosemida.] Jumlah luas puncak
dibuat segar: terjadi wama merah sampai merah ungu. pada 254 nm sebelum puncak furosemida dari kroma-
togram Larutan uji tidak lebih besar dari luas puncak
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; asam 4-kloro-5-sulfamoilantranilat dati kromatogram
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. Larutan baku pada 254 nm. Jumlah luas puncak pada
272 nm setelah puncak furosemida dari kromato-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. gram Larutan uji tidak lebih besar dari luas puncak
asam 2-kloro-4-N-furfurilamino-5-sulfamoilbenzoat
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. dari kromatogram Larutan baku pada 272 nm.
-
Senyawa sejenis Asam 4-kloro-5-sulfamoilantranilat Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
tidak lebih dari 0,5% dan asam 2-kloro-4-N-furfurila- Metode V Memenuhi syarat.
mino-5-sulfamoilbenzoat tidak lebih dari. 0,5%. Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
{Catatan Lindungi larutan Furosemida dari cahaya.]
Lakukan penetapan dengan carci Kromatografi cair Penetapan kadar Timbang sa.ksama lebih kurang
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromato- 600 mg, larutkan dalam 50 ml dimetilformamida P yang
grafi <931>. telah ditambah 3 tetes biru bromotimol LP, dan sebe-
Fase gerak Buat campuran air-tetrahidrofuran P-asam lumnya telah dinetralkan dengan natrium hidroksi-
asetat glasial P (70:30:1), saring dan awaudarakan. Jika da 0,1 N. Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian siste;n sampai titik akhir berwama biru. ·
402 Furosemidi Compressi I Monografi Fl IV

1 ml natrium hidroksidil 0,1 N setara dengan Sistem kromatografi Buat menurut cara penetapan
33,07 mg C1 zH11 ClNzO~ Senyawa sejenis seperti yang tertera pada Furosemida.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 4-kloro-5-sulfamoilantranilat BPFI, larutkan dalam
baik, tidak tembus cahaya. Larutan pengencer hingga kadar 8,0 J.Lg per mi.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet yang setara dengan lebih kurang 10 mg furose-
mida, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml,
FUROSEMIDI COMPRESS! tambahkan Llzrutan pengencer sampai tanda.
Tablet Furosemida Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume yang sama (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan baku
dan Larutan uji ke dalam alat kromatograf, rekam
Tablet Furosemida mengandung Furosemida, kromatogram, ukur luas puncak. Luas puncak yang
C12H 11CIN 20 5S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak diperoleh dari Llzrutan uji tidak lebih besar dari luas
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. puncak yang diperoleh dari Larutan baku masing-
masing pada 254 run.
Baku pembanding Furosemida BPFI; lakukan penge-
ringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum diguna- Penetapan kadar [Catalan Lindungi larutan .furosemida
kan. Asam 4-kloro-5-sulftzmoiumtranilat BPFI; tidak boleh dari cahaya]. Lakukan penetapan dengan cara Kromato-
dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam grafi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kroma-
wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. tografi <931>.
Asam 2-kloro-4-N-fuifurilamino-5-sulftzmoilbenzoat BPFI; Fase gerak, Larutan pengencer, Larutan resolusi dan
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan Sistem kromatografi Buat menurut cara penetapan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Senyawa scjenis seperti yang tertera pada Furosemida.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Furosemi-
ldentifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet setara da BPFI, larutkan dalam Larutan pengencer hingga
dengan lebih kurang 40 mg furosemida ke dalam labu kadar 1,0 mg per ml.
tentukur 100-ml. Tambahkan 25 ml natrium hidrok- Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
sida 0,1 N, biarkan selama 30 menit, dengan sekali- dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
sekali dikocok. Encerkan dengan air sampai tanda. tablet yang setara dengan lebih kurang 50 mg furose-
Saring larutan, huang 10 ml filtrat pertama, pipet mida, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
2,0 ml filtrat ke dalam labu tentukur 100-ml kedua. tambahkan 30 ml Larutan pengencer, sonikasi selama
·Tambahkan natrium hidroksid!l 0,02 N sampai tanda, 10 menit. Tambahkan Larutan pengencer sampai tanda,
· lanjutkan seperti uji Identifikasi yang tertera pada saring, huang 10 ml filtrat pertama.
lnjeksi Furosemida, mulai dari "Larutkan lebih kurang Prosedur Lakukan menurut Prosedur dalam uji
10 mg Furosemida BPFI ........". Asam 4-kloro-5-sulfamoilantranilat seperti yang tertera
pada Injeksi Furosemida. Hitung jumlah dalam mg,
Disolusi <1231> C12H 11 CIN20 5S, dalam serbuk tablet yang digunakan
Medilz disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 5,8. dengan rumus:
Alat tipe 2: 50 rpm. 'u
Waktu: 60 menit. soc(-)
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C12~1 CIN20~ 's
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan C adalah kadar Furosemida BPFI dalam mg per ml
serapan larutan baku Furosemida BPFI dalam media Larutan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah luas
yang sama, pada panjang gelombal}g titik isosbestik puncak Llzrutan uji dan Llzrutan baku.
lebih kurang 274 run.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak Wadah dan,penyimpanan Dalam wadah tertutup
kurang dari 80% (Q} C1zH110Nz05'5, dari jUtnlah yang baik. tidak tembus cahaya: .
tertera pada etiket.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. FUROSEMIDI INJECTIO


Injeksi Furosemida .
Asam 4-kloro-5-sulfamoilantranilat Tidak lebih dari
0,8%. "COitatan Undungi larutan.fun:isemida thzri azhaya].
~akukari penetapan dengan cara l<romatografi cair Injeksi Furosemida adalah larutan steril Furosemida
kinerja tinggi seperti yang tertera pada l<romatogra- dalam Air untuk Injeksi yang dibuat dengan penam-
fi <931>. . . bahan natrium hidroksida P. Mengandung Furosemida,
Fase gerak, Larutan pengencer, Llzrutan resolusi dan C 12H 11 CIN 20~, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
FIIV Monografi I Galii 67Ga Citratis lnjectio 403

lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Syarat lain· Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada Injectiones.
Pemerian Larutan jemih, tidak berwama.
Penetapan kadar (Catatan Lindungi larutan furosemidJz
Baku pembanding Furosemida BPFI; lakukan penge- dari cahaya] Lakukan penetapan dengan cara Kromato-
ringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum diguna- grafi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kroma-
kan. Asam 4-k/oro-5-sulfamoi/antrani/at BPFI; tidak boleh tografi <931>.
dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam Fase gerak, Larutan pengencer, Larutan resolusi dan
wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Sistem kromatografi Buat seperti yang tertera pada
Asam 2-k/oro-4-N-fttrfurilamino-5-sulfamoilbenzoat BPFI; Senyawa sejenis dalam FurosemidJz.
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Furosemi-
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari da BPFI, larutkan dalam Larutan pengencer hingga
cahaya. Endotoksin BPFI. kadar lebih kurang 1,0 mg per ml.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
Identifikasi Masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml setara dengan lebih kurang 10 mg furosemida, masuk-
sejumlah volume injeksi setara dengan lebih kurang kan ke daiam labu tentukur 10-ml, tambahkan Larutan
40 rng furosemida, encerkan dengan air sampai tanda. pengencer sampai tanda.
Encerkan 2,0 mllarutan ini dengan natrium hidroksi- Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
da 0,02 N dalam labu tentukur 100-rnl kedua sampai tertera pada uji batas asam 4-kloro-5-sul.famoilantranilat.
tanda. Larutkan lebih kurang 10 rng Furosemida BPFI Ukur luas puncak pada 254 nm; hitung jumlah
dalarn 6,0 ml natrium hidroksida 0,1 N dalarn labu dalam mg, C 12 H 11 C1Np~, dalam tiap ml !njeksi yang
tentukur 25-ml, encerkan dengan air sampai tanda. digunakan dengan rumus:
Encerkan secara kuantitatif 2,0 ml larutan dengan
natrium hidroksida 0,02 N untuk rnernperoleh larutan C ru
baku dengan kadar 8 ~g per rnl. Ukur spektrum 10 ( - ) ( - )
serapan ultraviolet kedua larutan: spektrum serapan V rs
ultraviolet menunjukkan rnaksimurn dan minimum
pada panjang gelombang yang sama. C adalah kadar f"urosemida BPFI dalam mg per ml
Larutatt baku; V adalah volume injeksi yang digunakan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 3,6 unit dalam ml; r iJ dan r 5 berturut-turut adalah luas puncak
Endotoksin FI per mg furosemida. Larutan uji dan Lanttan baku . .

pH <1071> Antaril 8,0 dan 9,3. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
tunggal atau dosis ganda, tidak tembus cahaya, dari
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti yang kaca Tipe I.
tertera pada Injeksi volume kecil.

Asam 4-kloro-5-sulfamoilantranilat Tidak lebih dari GALli 67Ga CITRATIS-INJECTIO


1,0%. (OztatanLindungi larutan fttrosemida dari cahaya.] Injeksi Galium 67Ga Sitrat
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatogra- ~.coo-.......
fi <931>. HO- c-coo -Ga
Fase gerak, Larutan pengencer, Larutan resolusi dan &..coo/
Sistem kromatografi Buat seperti yang tertera pada
Senyawa sejenis dalam Furosemida. Galium-67Ga sitrat [41183-64-6; 52260-7Q-5)
lArutan baku Tim bang saksama sejumlah Asam C6H 50/7Ga
4-Kloro-5-sulfamoilantranilat BPFI, larutkan dalam
Larutan pengencer hingga kadar 10,0 ~g per mi. lnjeksi Galium 67Ga Sitrat adalah larutan steril galium
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi 67Ga sitrat radioaktif bebas pengemban dalam air
yang setara dengan lebih kurang 10 mg furosemida untuk pemberian intravena. Mengandung tidak
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, tambahkan kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari llO,O'Yo dari
Larutan pengencer sampai tanda. jumlah 67Ga sebagai sitrat yang tertera pada etiket,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dinyatakan dalam MBq (~Ci atau mCi) per ml, pada
volume yang sama (lebih kurang 20 ~1) Larutan baku waktu dan tanggal kalibrasi dilakukan. Radioaktivitas
dan Lary~tan uji ke dalam kromatograf, rekam kroma- dalam bentuk kimia lain tidak lebih dari 15,0% dari
togram, ukur luas puncak. Luas puncak yang diper- radioaktivitas jumlah. Dapat mengandung pengawet
oleh dari Larutan uji tidak lebih besar dati luas puncak atau penstabil. · · · ·
yang diperoleh dari Larutan baku masing-masing
pada254nm. Baku pembanding Endotoksin BPFI.
404 Gelatinum I Monografi FI IV

ldentifikasi radionuklida Lakukan seperti yang dan waktu kadaluarsa, (4) Pemyataan "Awas bahan
tertera pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar radioaktif", (5) Dalam perhitungan dosis, lakukan
gamma menunjukkan puncak energi utama 93,3, 184,6 koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (6) Waktu paro
dan 300,2 KeV yang sama seperti 67Ga yang digunakan 67Ga adalah 78,26 jam.

sebagai baku dengan kemurnian diketahui.

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V


unit Endotoksin FI per ml injeksi; V adalah jumlah GELATINUM
dosis maksimum yang dianjurkan, dalam ml, pada Gelatin
tanggal kadaluarsa.

pH <1071> Antara 4,5 dan 8,0. Gelatin adalah suatu zat yang diperoleh dari hidrolisa
parsial kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dan
Kemumian radionuklida Tidak kurang dari 99% dari tulang hewan. Gelatin yang berasal dari prekursor
radioaktivitas total sebagai 67 Ga pada waktu kali- yang diasamkan dikenal sebagai Tipe A dan yang
brasi; lakukan penetapan dengan menggunakan alat berasal dari prekursor yang dibasakan dikenal sebagai
pencacah dan sistem terkalibrasi yang sesuai seperti Tipe B.
tertera pada Radioaktivitas <1171>. Gelatin yang digunakan dalam pembuatan kapsul
atau untuk penyalut tablet dapat diwarnai dengan
Kemurnian radiokimia Tidak kurang dari 85,0% pewarna yang diijinkan; dapat mengandung sulfur
radioaktivitas jumlah pada harga R1 mendekati 0,7. dioksida tidak lebih dari 0,15% dan dapat
Ukur sejumlah volume injeksi setara dengan laju mengandung natrium lauril sulfat dengan kadar yang
cacahan 20.000 cacahan per menit, bila perlu encerkan sesuai serta zat antimikroba yang sesuai.
dengan larutan natrium sitrat P (2 dalam 1000), atur
hingga pH 6,0 dengan asam klorida 3 N; totolkan pada Pemerian Lembaran, kepingan atau potongan, atau
lebih kurang 25 mm dari ujung kertas kromatografi serbuk kasar sampai halus; kuning lemah atau coklat
ukuran 25 mm x 300 mm, jangan dikeringkan. Eluasi terang; wama bervariasi tergantung ukuran partikel.
secara kromatografi kertas menaik selama 21h jam Larutannya berbau lemah seperti kaldu. Jika kering
fjarak rambat pelarut paling kurang 10 em) pada suhu stabil di udara, tetapi mudah terurai oleh mikroba jika
2° hingga 8° menggunakan fase gerak campuran air- lembab atau dalam bentuk larutan. Gelatin Tipe A
etanol P-piridina P (4:2:1); atur pH hingga 6,0 dengan menunjukkan titik isoelektrik antara pH 7 dan pH 9;
asam klorida 3 N dan jenuhkan selama tidak kurang gelatin Tipe B menunjukkan titik isoelektrik antara
dari 18 jam pada suhu 2° sampai SQ. Keringkan dalam pH 4,7 dan pH 5,2.
udara, tetapkan distribusi radioaktivitas dengan
menatah kromatograf menggunakan detektor ter- Kelarutan Tidak larut dalam air dingin; mengembang
kolimasi radiasi yang sesuai. dan lunak bila dicelup dalam air; menyerap air secara
bertahap sebanyak 5 sampai 10 kali beratnya; larut
Syarat lain Memenuhi syarat Injectiones, kecuali jika dalam air panas, dalam asam asetat 6 N dan dalam
injeksi boleh diberikan sebelum uji sterilitas selesai, uji campuran panas gliserin dan air; tidak larut dalam
sterilitas harus dilakukan pada hari akhir produksi; etanol, dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak
dan jika tidak harus memenuhi anjuran seperti lemak dan dalam minyak menguap. ·
yang tertera pada Penetapan Volume Injeksi dalam
Wadah <1131>. ldentifikasi
A. Pada larutan (1 dalam 100) tambahkan trinitro-
Penetapan radioaktivitas Lakt.tkan penetapan radio- fenol LP atau larutan kaliumdikromat P (1 dalam 15)
aktivitas dalam MBq (~tCi atau mCi) per ml Injeksi yang sebelumnya telah dicampur dengan asam klori-
Gallium 67Ga Sitrat menggunakan alat pencacah yang da 3 N lebih kurang seperempat volume: terbentuk
sesuai seperti tertera pada Pemilihan ·~Uat pencacah diln endapan kuning.. .
sistem terlazlibrasi dalam Radioaktivitas~1171>. B. Pada larutim (1 dalam 5000) tambahkan asam ·
tanat LP: terjadi kekeruhan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
gal atau dosis ganda. Batas mikroba <51> Jumlah bakteri tidak lebih dari
1000 per g; uji terhadap Salmonella sp dan Escherichia
Penandaan Kecuali pemyataan seperti tertera pada coli memberikan hasil negatif.
Penandaan dalam Injectiones, pada etiket harus juga
tertera: (1) Tanggal danjam kalibrasi. (2) Jumlah 67Ga Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
sebagai Galium Sitrat pertanda dinyatakan dalam total penetapan sebagai berikut: Pijarkan 5,0 g, tanpa
MBq (JLCi atau mCi), kadar dinyatakan dalam MBq penambahan asam sulfat P, tetapi tambahkan 1,5 g
(JLCi atau mCi) per ml pada saat kalibrasi, (3) Tanggal sampai 2,0 g parafin P untuk menghindari kehilangan
FI!V Monografi I Gemfibrozilum 405

zat akibat pengembangan. Lanjutkan pengabuan Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah tertutup
dalam tanur pada suhu 550° selama 15 jam sampai baik, di tempat kering.
20jam.

Bau dan zat tak larut dalam air Panaskan larutan


(1 dalam 40): tidak tercium bau tidak enak, dan GEMFIBROZILUM
larutan setebal 2 em hanya menunjukkan sedikit Gemfibrozil
opalesensi.
c~
Sulfur dioksida Larutkan 20,0 g dalam 150 ml air
g-O(CH,),C(<.:H 1),COOH
panas dalam labu alas buiat leher panjang, tambahkan
5 ml asam fosfat P dan 1 g natrium bihlrbonat P, segera CH,
hubungkan labu dengan pendingin. [Catatan Busa
yang berlebihar. dapat dikurangi dengan penambahan bebe-
rapa tetes zat anti busa yang sesuai.] Destilasi hingga Asam 2,2-dimetil-5-(2,5-xililoksi)valerat [258i2-30-Q)
diperoleh 50 ml destilat yang ditampung di bawah C 15 ~0 3 eM 250,34
permukaan 50 ml iodum 0,1 N. Asamkan destilat
dengan beberapa tetes asam klorida P, tambahkan 2 ml Gemfibrozil mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
barium klorida LP dan panaskan di atas tangas uap tidak lebih dari 102,0% C 15H 2p 3, dihitung terhadap
hingga cairan hampir tidak berwama. Saring endapan zat yang telah dikeringkan.
barium sulfat bila ada, cuci dan pijarkan; bobot tidak
lebih dari 3 mg setara dengan tidak lebih dari 0,004% Pemerian Hablur padat serupa lilin, putih.
sulfur dioksida. Lakukan penetapan blangko. Gelatin
yang digunakan dalam pembuatan kapsul atau untuk Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
penyalutan tablet, memberikan tidak lebih dari etanol, dalam metanol dan dalam kloroform.
109,3 mg barium sulfat yang setara dengan tidak lebih
dari 0,15% sulfur dioksida. Baku pembanding Gemfibrozil BPFI; lakukan pe-
ngeringan di atas silihl gel P selama 4 jam sebelurn di-
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 0,8 bpj. gunakan.
Larutan pepsin Larutkan 500 mg pepsin P dalam
80 ml asam klorida 0,1 N, encerkan dengan asam klori- ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
da 0,1 N sampai 100 ml. didispersikan dalam !allium bromida P menunjukkan
Larutan baku Masukkan 3,0 ml Larutan baku Arsen maksimum hanya pada panjang gelombang yang
ke dalam labu generator arsin, encerkan dengan sama seperti pada Gemfibrozil BPFI.
Larutan pepsin hingga 52 ml, tambahkan 3 ml asam
klorida P dan 4 ml isopropanol P, campur. Jarak lebur <1021> Antara 58° dan 6r.
Larutan uji Cam pur 3,75 g dengan 40 ml Larutan
pepsin dalam labu generator arsin. Panaskan hati-hati Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,25%.
hingga suhu antara 65° dan 70°, pertahankan suhu
selama 30 menit sambil disonikasi selama 2 menit Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
setiap 10 menit. Dinginkan, cuci dinding labu
generator dengan Larutan pepsin dan encerkan dengan Kemumian kromatografi Lakukan penetapan dengan
Larutan pepsin hingga 52 ml. Tambahkan 3 ml asam cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti ·yang tertera
klorida P dan 4 ml isopropanol P, campur. pada Kromatografi <931>.
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada Fase gerak Tambahkan 10 ml asam asetat glasial P
Prosedur dalam Uji Batas Arsen <321> Metode I tanpa pada 750 ml metanol P dalam labu tentukur 1000-ml,
penambahan 20 ml asam sulfat 7 N dan 1 ml isopropa- encerkan dengan air sampai tanda, campur dan saring
nol P pada Larutan baku dan Larutan uji. melalui penyaring membran.
Larutan uji Tunbang saksama lebih kurang 100 mg,
Logam berat <371> Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan
penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
sebagai berikut: Pada sisa yang diperoleh dari Sisa Enceran larutan uji Pipet 2 ml Larutan uji ke dalam
pemijaran tambahkan 2 ml asam klorida P dan 0,5 ml labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak
asam nitrat P, uapkan di atas tangas uap hingga sampai tanda. .
kering. Pada sisa tambahkan 1 ml asam ldorida 1 N dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
15 ml air, hangatkan selama beberapa menit. Saring pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
dan cuci dengan air hingga diperoleh filtrat aebanyak tinggi dilengkapi dengan detektor 276 nm dan kolom
100 ml. Encerkan 8 ml larutan tersebut dengan air 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
hingga 25 m l. lebih kurang 1 ml per menit.
406 Gentamycini Sulfas I Monografi FIIV

Prostdur Suntikkan secara terpisah sejumlah GENTAMYCINI SULFAS


volume sama (lebih kurang 100 J.ll), Larutan uji dan Gentamisin Sulfat
Enceran larutan uji ke dalam kromatograf, ukur
respons puncak. Jumlah seluruh respons puncak dari If
Gentamlsln If
Larutan uji selain puncak gemfibrozil yang dicatat
selama 1,3 kali waktu retensi gemfibrozil, tidak lebih
besar dari respons puncak utama Enceran larutan uji
(2,0%) dan respons puncak pada lebih kurang 0,25 kali 0° NHa • "HzSO.
c, H,C-WN-f-H

~"·
~

~
waktu retensi gemfibrozil tidak lebih besar dari 1/10 c. H1N-f-H
kali puncak utama Enceran larutan uji (0,2%).
HoC 0
OH
c,. ~Mit
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Geniamisin sulfot [1405-41-0]
Kromatografi <931>.
Fast gerak Tambahkan 10 ml asam asetat glasial P Gentamisin Sulfat adalah garam sulfat atau campuran
pada 800 ml metanol P dalam labu tentukur 1000-ml, garamnya dari antibiotik yang dihasilkan oleh
encerkan dengan air sampai tanda, campur, saring pembiakan Micromonospora purpurea. Potensi setara
meialui penyaring membran. dengan tidak kurang dari 590 Jlg per mg gentamisin,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Gemfibro- dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
zil BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih
kurang 1 mg per ml. Pipet 5 ml larutan tersebut ke Pemerian Serbuk, putih sampai kekuning-kuningan.
dalam tabu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol,
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg, dalam a5eton, dalam kloroform, dalam eter dan dalam
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan benzena.
dan encerkan dengan mttanol P sampai tanda. Pipet
5 ml larutan ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan Baku pembanding Gtntamisin Sulfat BPFI; lakukan
dengan Fast gerak sampai tanda. pengeringan dalam hampa udara dengan tekanan
Larutan kesesuaian sistem Buat larutan lebih kurang tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu noo selama 3 jam
0,2 mg Gemfibrozil BPFI dan 0,05 mg 2,5-xilenol per ml sebelum digunakan.
dalam Fase gerak.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yar.g tertera Identifikasi
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
tinggi dilengkapi dengan detektor 276 nm dan kolom dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran maksimum hanya pada panjang gelombang yang
lebili kurang 0,8 ml per menit. Lakukan kromatografi sama seperti pada Gentamisin Sulfot BPFI.
terhadap Larutan baku, ukur respons puncak seperti B. Menunjukkan reaksi Sulfot seperti tertera pada
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif Uji ldentifikasi Umurri <291>.
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Laku-
kan kromatografi terhadap lebih kurang 10 J1} Larutan Rotasi jenis <1081 > Antara +10~ dan +121°, dihitung
kestsuaian sistem: resolusi, R, antara gemfibrozil dan terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap-
2,5-xilenol tidak kurang dari 8,0. ·. an menggunakan larutan yarrg mengandung 10 mg
Prostdur Suntikkan secara terpisah sejumlah perml.
volume sama (lebih kurang 10 J.ll) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato- pH <1071> Antara 3;5 dan 5~5; lakukan penetapan
gram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah menggunakan Iai-utan (1 dalam 25).
dalam mg, c15~03' dengan rumus:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 18,0%;
'u lakukim pengeringan dalam hampa udara dengan
SOO:C (-) tekanan tidak lebih dari 5 ;mmHg pad a suhu 110°
's selama 3 jam,

Sisa pemijaran <301> -Tidak lebih dari 1,0%.


C adalah kadar Gemfibrozil BPFI dalam 11g per ml
Larutan baku; T~ dan TS berturut-turut adalah respons Kandungan gentamisin Lakukan penetapan dengan
puncak Larutan uji dan Larutan baku. cara Kromatografi alir ldnerja tinggl seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>.
Wadali dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutlln o-ftalaldehida Larutkan 1,0 g o-ftaulldehi-
rapat. da P dalam 5 ml metanol P, tambahkan 95 mllarutan
FIIV Monografi I Gentamycini Sulfatis lnjedio 407

asom borat 0,4 M yang sebelumnya telah· ditambah GENTAMICINI SULFATIS GUTTAE-.!?>
dengan kalium hidroksida 8 N sampai pH 10,4, kemu- OPHTHALMI~AE
dian tambahkan 2 ml asam tioglikolat P. Atur pH larut- Tetes Mata Gentamisin Sulfat
an hingga 10,4 menggunakan kalium hidroksida 8 N.
Fase gerak Buat campuran 700 ml metanol P, 250 ml
air, dan 50 ml asam asetat glasial P. Larutkan 5 g natri- Tetes Mata Gentamisin Sulfat adalah larutan Gentami-
um-1-heptanasulfonat P dalam campuran tersebut. Jika sin Sulfat. Steril yang didapar dan mengandung
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem pengawet. Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. tidak lebih.dari 135,0% gentamisin dari jumlah yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Gentami- tertera pada etiket. ·
sin Sulfat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih
kurang 0,65 mg per ml. Masukkan 10 mllarutan ini ke Baku pembanding Gentamisin Sulfat BPFI; lakukan
dalam tabung reaksi yang sesuai, tambahkan 5 ml pengeringan dalam hampa udara dengan tekanan
isopropanol P dan 4 ml Larutan o-ftalaldehida, campur, tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 110° selama 3 jam,
tambahkan isopropanol P hingga 25 ml. Panaskan pada sebelum digunakan.
60° di atas tangas air selama 15 menit, dinginkan.
Larutan uji Lakukan seperti yang tertera ·pada pH <1071> Antara "6,5 dan 7,5.
Larutan baku menggunakan gentamisin sulfat.
Sistem kromatrografi Lakukan seperti yang tertera Syarat lain Memenuhi syarat Identifikasi pada Injeksi
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Gentamisin Sulfat dan memenuhi syarat Uji Steri-
tinggi dilengkapi dengan detektor 330 nm dan kolom litas <71>.
5 mm x 10 em berisi bahan pengisi Ll dengan ukuran
partikel 5 J.Lm. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml per PP.netapan potensi Lakukan penetapan seperti yang
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, tertera pada Penetapan potensi dalam Injeksi Gentamisin
rekam respons puncak seperti yang tertera pada Sulfat:
Prosedur. Faktor kapasitas yang ditentukan dari
puncak gentamisin cl antara 2 dan 7, efisiensi kolom Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
yang ditentukan dari puncak gentamisin C2 tidak rapat dan terhindar dari panas yang berlebihan.
kurang dari 1200 lempeng teoritis: resolusi, R, antara .
setiap dua puncak tidak kurang dari 1,25, dan sim-
pangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
GENTAMYCINI SULFATIS INJECTIO
lebih dari 2,0%.
lnjeksi Gentamisin Sulfat
Prosedur {Catatan Gunakan tinggi puncak jika dise-
butkan respons puncak] Suntikkan secara terpisah
Injeksi Gentamisin Sulfat adalah larutan· steril dari
sejumlah volume yang sama (lebih kurang 20 J.Ll)
gentamisin sulfat dalam Air untuk Injeksi. Me-
Larutan baku dan Lanttan uji ke daJam kromatograf,
ngandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
rekam kromatogram, dan ukur tinggi puncak utama.
125,0% gentamisin; dari jumlah yang tertera pada
Urutan elusi adalah gentamisin C1,· gentamisin C1,,
gentai;Ilisin C21 dan gentamisin C2• Hitung persentase etiket. Dapat mengandung dapar, pengawet dan
sekuestran yang sesuai, kecuali jika ditujukan untuk
kandungan gentamisin C1, gentamisin C1, gentamisin
penggunaan intratekal, hanya boleh mengandung zat
C2, dan gentamisin C2 dengan rumus:
tonisitas yang sesuai.
T
1)
100 ( - Pemerian Larutan jernih, agak kuning; _bau lemah.
's Baku pembanding Gentamisin Sulfat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara dengan tekanan
r1 adalah res pons puncak gentamisin tertentu; r 5
adalah jumlah respons keempat puncak. Kandungan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 110° selama 3 jam,
· sebelum digunakan. Endotoksin BPFI. ·
gentamisin C 1 antara 25% dan 50%, kandungan
gentamisin c,. antara 10'Yo ~an 35%, dan jumlah
kandungan gel\tamisin C21 dan gentamisin C2 adalah ldentifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
antara 25% dan 55%. tertera pada Kromatograft <931>. Gunakan lempeng
silika gel P dengan ketebalan lempeng 0,25 mm dan
Penetapan potensi Lakukan penetapan potensi seper- ukuran pori rata-rata 6 run. Totolkan secara terpisah
ti yang tertera pada Penetapan Potensi Antibiotilc secara
sejumlah volume sama larutan injeksi dan larutan
Ge~tamisin Sulfat BPFI yang setara dengan 20 J.Lg
Mikrobiologi <131>.
gentamisin {Oltatan ]ilea perlu encerkan injeksi dengan air
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup hingga diperoleh larutan...uji yang mengrmdung gmtamisin
rapat. 1000 pg per ml; jika injeksi mengandung kurang 4ari
1000 pg per ml, totolkan beberapa kali, fiap kali peno'toltln
408 Gentamycini Sulfatis Oculentum I Monografi FIIV

tidak lebih dari 20 p1 hingga setara dengan 20 pg gentami- lsi minimum <861> Memenuhi syarat.
sin. Biarkan kering sebelum penotolan berikutnya.]
Masukkan lemperig ke dalam bejana kromatografi Partikellogam <1061> Memenuhi syarat.
yang berisi fase gerak di lapisan bawah campuran
kloroform P-larutan amonium hidroksida P (1 dalam 3,5)- Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; sebagai
metanol P (20:10:13). Eluasi hingga fase gerak pengganti metanol P, gunakan 20 ml campuran karbon
merambat lebih kurang tiga per em pat tinggi lempeng. tetraklorida P-kloroform P-metanol P (2:2:1).
Angkat lempeng, keringkan di udara, paparkan
lempeng pada uap iodum dari kristal iodum dalam Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang
bejana: intensitas dan harga R1 ketiga bercak utama tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro-
yang diperoleh dari Larutan ll]i sesuai dengan yang biologi <131>, menggunakan sejumlah salep mata yang
diperoleh dari Larutan baku. ditimbang saksama setara dengan lebih kurang 1 mg
gentamisin, kocok dengan lebih kurang 50 ml eter .p
Endotoksin bakteri <201 > Tidak lebih dari 170 unit dalam corong pemisah, ekstraksi 4 kali, setiap kali
Endotoksin FI per mg gentamisin. dengan 20 ml Dapnr nomor 3. Kumpulkan ekstrak air,
encerkan bertahap dengan Dapar nomor 3 untuk
pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5. memperoleh larutan uji dengan kadar yang diperkira-
·kan sama dengan aras dosis tengah baku.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
yang tertera pada lnjeksi volume kecil. Wadah dan penyimpanan Dalam tube salep mata dan
hindarkan dari panas yang berlebihan.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada lnjectiones.

Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang GENTAMYCINI SULFATIS UNGUENTUM


tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro- Salep Gentamisin Sulfat
biologi <131>, menggunakan sejumlah volume injeksi
yang diukur saksama, encerkan secara kuantitatif dan
bertahap menggunakan Dapar nomor 3 hingga diper- Salep Mata Gentamisin Sulfat mengandung tidak
oleh enceran larutan uji dengan kadar yang diperkira- kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 135,0% genta-
kan sama dengan aras dosis tengah larutan baku misin dari jumlah yang tertera pada etiket.
(gentamisin 0,1 J.lg per ml).
Baku pembanding Gentamisin Sulfat BPFI; lakukan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- pengeringan dalam hamr>a udara dengan tekanan
gal atau dosis ganda, sebaiknya wadah kaca Tipe I. tidak lebih Q.ari 5 mmHg pada suhu 110° selama 3 jam,
sebelum diguriakan.

ldentifikasi Kocok sejumlah salep mata yang setara


GENTAMYONI SULFATIS dengan lebih kurang 5 mg gentamisin dengan campur-
OCULENTUM an 200 ml kloroform P dan 5 ml air. Biarkan memisah,
Salep Mata Gentamisin Sulf_at saring lapisan air: filtrat memenuhi Identijikasi seperti
yang tertera pada Injeksi Gentamisin Sulfat.

Salep Mata ·Gentamisin Sulfat mengandung tidak lsi minimum <861> Memenuhi syarat.
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 135,0!'/o genta-
misin dari jumlah yang tertera pada etiket. Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; sebagai
pengganti metanol P, gunakan 20 ml campuran karbon-
Baku pembanding Gentamisin Sulfat BPFI; lakukan .. tetrakl~ P-~loro~ P-metanol P (2:2:1).
pengeringan dalam hampa udara dengan tekanan
tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 110° selama 3 jam, Penetapan potensi Laktlkan penetapan seperti yang
sebelum digunakan. tcrtera pada Penetapan Potensi Antibiotik sea:ra Mikro-
biologi <131>, menggunakan sejumlah salep mata yang
Identifikasi Kocok sejumlah salep mata yang setara ditimbang saksama setara dengan lebih kurang 1 mg
dengan lebih kurang 5 mg gentamisin dengan campur- gentamisin, kocok dengan lebih kurang 50 ml eter P
an 200 ml kloroform P dan 5 ml air. ·aiarkan memisah, dalam corong pemisah, ekstraksi 4 kali, tiap kali
saring lapisan air: filtrat memenuhi Identijilazsi seperti dengan 20 ml Dapar nomor 3. Kumpulkan eksttak air,
yang tertera pada Injeksi Gentamisin Sulfot. encerkan bertahap dengan Dapar nomor 3 untuk mem-
peroleh larutan uji dengan kadar yang diperkirakan
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. sama <lengan aras dosis tengah baku.
FI IV Monografi I Gentian Violet 409

Wadah dan penyimpanan Dalarn tube dan hindarkan Arsen <321> Metode I Tidaklebih dari 10 bpj; lakukan
dari panas yang berlebihan. penetapan menggunakan larutan uji yang dibuat
sebagai berikut: Campur 300 mg dengan masing-
rnasing 2,5 g serbuk kalium nitrat P dan natrium karbo-.
GENTIAN VIOLET nat anhidrat P, panaskan campuran dalarn krus hingga
Gentian Violet zat organik teroksidasi sernpuma. Larutkan sisa yang
telah dingin dalam 15 ml asam sulfat 2 N dan uapkan
larutan dengan pemanasan hingga tirnbul uap putih
berlebihan. Larutkan sisa dalam 35 ml air.

Timbal <401> Tidak lebih dari 30 hpj; lakukan pene-


tapan menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai
berikut: Masukkan 1,0 g ke dalam labu Kjeldahl kecil,
tarnbahkan 5 ml asam sulfat P dan masukkan corong
[4-{ Bis( p-(dimetilam ino Jfen il )metilena ]- 2,5-sikloheksad ien- kecil ke dalam labu. Putar labu perlahan-lahan hingga
1-i!idan]-dimetilamonium klorida [548-62-9) asam sulfat membasahi gentian violet dengan sem-
purna, kemudian panaskan perlahan-lahan hingga
BM 407,99 karbonisasi sempuma. Dinginkan s~sa, dan tambahkan
5 ml asam nitrat P, panaskan perlahan-lahan hingga
Gentian Violet mengandung tidak kurang dari 96,0% timbul asap putih berlebihan. Biarkan dingin dan
dan tidak lebih dari 100,5% C 25 H 30CIN 3, dihitung tambahkan 5 ml asam nitrat P, panaskan kembali
terhadap zat anhidrat. hingga terjadi asap putih. Dinginkan, kemudian
tambahkan 25 ml air dengan hati-hati dan didihlCan
Pemerian Serbuk, hijau gelap atau kepingan berkilau beberapa menit. Setelah dingin, netralkan larutan
hijau, mengkilat rnelalik; bau lema h. terhadap kertas lakmus dengan amonium hidroksida P,
tambahkan 5 ml asam nitrat P. Pindahkan larutan
Kelarutan Agak sukar larut dalarn air; larut dalarn kedalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air
etanol, dalarn gliserin dan dalarn kloroforrn; tidak secukupnya sampai tanda. Gunakan 20 mllarutan
larut dalarn eter. sebagai larutan uji. Lakukan penetapan blangko.

ldentifikasi Zink Tidak lebih dari 0,05%.


A. Tarnbahkan lebih kurang 1 rng zat dalarn 1 ml Larutan baku induk zink Timbang saksama 1 g zink P
asam sulfat P: larut dalarn asarn disertai terjadinya masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, tambah-
wama jingga atau rnerah coklat. Bila larutan dengan kan 50 ml asam nitrat P, campur sarnpai larut. Encer-
hati-hati diencerkan dengan air, warna berubah kan dengan air sampai tanda.
menjadi coklat, kernudian hijau dan akhimya biru. Larutan baku Encerkan Larutan baku induk zink
B. Larutkan 20 rng dalarn 10 rnl air dan tarnbah- dengan air hingga kadar zink 0,50 J.lg per mi.
kan 5 tetes asam klorida P. Pada 5 rnllarutan tersebut Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg
teteskan asam tanat LP: terbentuk endapan biru tua. dalam krus yang telah ditara. Abukan dalam alat
C. Pada sisa larutan yang diperoleh pada uji lden- pengabuan suhu rendah hingga bobot tetap. Pipet
tifikasi B, tarnbahkan lebih kurang 500 mg serbuk 10 ml asam nitrat 6 N ke dalam krus, panaskan hingga
zink, hangatkan campuran: larutan segera tidak abu larut. Masukkan larutan ke dalam labu tentu-
berwarna. Tarnbahkan 1 tetes larutan tidak berwama kur 500-rnl, encerkan dengan air sampai tanda. Buat
tersebut ke atas kertas saring yang ditetesi amonium larutan blangko pereaksi.
hidroksida 6 N: terjadi wama biru pada daerah kontak Prosedur Ukur serapan Larutan baku, Larutan uji
kedua tetesan. dan larutan blangko pada.pita emisi zink 213,9 nm
menggunakan spektrofotometer serapan atom seperti
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 7,5%. yang tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan
Cahaya <1191> dilengkapi dengan lampu tabung
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,5%. katoda zink dan nyala udara-asetilen, menggunakan
air sebagai b!angko: serapan Larutan uji tidak lebih
Zat tidak larut dalam etanol Tidak lebih dari 1,0%; besar dari serapan Larutan baku yang masing-masing
lakukan penetapan·sebagai berikut: Tirnbang saksama telah dikoreksi terhadap larutan blangko.
1,0 g, didihkan dengan 50 rnl ettniol P menggunakan
pendingin balik selarna 15 menit, saring melalui krus Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 1,0%.
penyaring yang telah ditara, cuci sisa pada penyaring Larutan uji Larutkan 10 mg dalam 10 ml metanol P.
dengan etanol P panas hingga cairan pencuci tidak Enceran larutan uji Masukkan 1,0 ml Larutan uji ke
berwarna ungu, keringkan krus pada suhu 105° dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan meta-
selarna 1 jam. nol P sarnpai tanda.
410 Glibendamidum I Monografi FIIV

Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti Baku pembanding Metil 4-[2-(5-kloro-2-metoksibenZil-
yang tertera Kromatografi <931>. Totolkan secara mido)etil]benunasulfonil-N-metil karbamat BPFI; Gliben-
terpisah masing-masing 5 ~1 Larutan uji dan Enceran klamida BPFI; 4-[2-(5-kloro-2-me toksibenzamido)etil/ben-
larutan uji pada lempeng yang dilapisi silika gel zenasulfonamida BPFI.
yang telah dioktadesilsilanisasi setebal 0,25 mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi Identifikasi
dengan fase gerak lapisan atas yang dipisahkan dari A. Spektrum serapan inframerah, zat yang telah
campuran air-butil alkohol P-asam asetat glasial P dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
(100:80:20) dan biarkan fase gerak merambat lebih menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lem- bang yang sama seperti pada Glibenklamida BPFI.
peng, biarkan fase gerak menguap, dan amati bercak: B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,02%
bercak utama dan, jika ada, tidak lebih dari satu bercak dalam asam klorida metanol 0,01 N pada panjang
sekunder Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak gelombang antara 230 nm dan 350 nm menunjukkan
utama Enceran Iarutan uji. maksimum pada 300 nm dan maksimum dengan
intensitas Jebih rendah pada 275 nm; serapan pada
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 nm lebih kurang 1,26.
400 mg masukkan dalam labu Erlemeyer 300 ml C. Didihkan 50 mg dengan 1 ml natrium hidroksida
tambahkan 25 ml air dap. 10 ml asam klorida P. Ganti 6 N. Uap yang dihasilkan bersifat basa terhadap kertas
udara dalam labu dengan karbon dioksida P, alirkan gas lakmus dan berbau tajam seperti amina.
karbon dioksida P melalui labu selama pengujian. D. Campur 200 mg dengan 250 mg natrium karbo-
Tambahkan 50,0 ml titan(lll) klorida 0,1 N LV, panaskan nat anhidrat P dan 250 mg kalium karbonat P, pijarkan
hingga mendidih, lanjutkan pendidihan perlahan- campuran selama 10 menit, dinginkan, tambahkan
lahan selama 10 menit sambil sesekali digoyang. 10 ml air panas pada residu, aduk selama 1 menit dan
Dinginkan larutan, tambahkan 5 ml larutan amonium saring. Filtrat menunjukkan reaksi Klorida dan Sulfat
tiosianat P (1 dalam 10) dan titrasi dengan besi(JJI) cara A dan D seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi
amonium Sitlfat 0,1 N LV sampai terjadi wama merah Umum <291>.
lemah. Lakukan penetapan blangko. .
Suhu Jebur <1021> Antara 172° sampai 174°.
1 ml titan( III) klorida 0,1 N setara dengan
20,40 mg C25H30CIN3 Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj;
lakukan penetapan sebagai berikut: Pijarkan 1,5 g
\:'Vadah-dan penyimpanan Dalam wadah tertutup perlahan-lahan hingga mengarang sempurna. Tam-
baik. bahkan 2 ml asam nitrat P dan 0,25 ml asam sulfat P.
Panaskan hingga terbentuk asap putih dan pijarkan
pada suhu tida~ lebih dari 500°, tambahkan 2 ml asam
klorida P, uapkan hingga kering di atas tangas air.
GLIBENCLAMIDUM Tambahkan 10 ml air dan 0,1 ml asam klorida 6 N dan
Glibenklamida panaskan di atas tangas air selama 2 menit. Dinginkan,
tambahkan air hingga 15,0 ml. Gunakan 12 ml larutan
untuk uji batas logam berat, dan gunakan Larutan baku

<o>-CO·NHHz•CHz-Q-SOr·Ni:CO·Mi
OCH,
-o timbal 2 llpj sebagai larutan baku.

Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis


seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan
. secara terpisah masing-masing 10 ~1 larutan dalam
1-{4-(2-(5-Kloro-2-metoksibenZilmido)etil/benzetUisulfoniiJ- campuran sama banyak kloroform P dan metanol P yang
3-sikloheksilurea [10238-21-8) mengandung (1) zat uji 2,0% (2) 4-(2-(5-Kloro-2-metoksi-
~~CIN 305 S BM 494,0 btnzamido)etil]btnzenasulfonamida . BPFI 0,0080%
(3) Metil N-4-[2-(5-kloro-2-metoksibenzamido)etil]ben-
Glibenklamida mengandung tidak kurang -dari 99,0% zenasulfonil karbamat BPFI 0,0080% dan (4) zat uji
dan tidak lebih dari 101,0% ~~ClNp;;, dihitung 0,0040%, pada lempeng kromatografi campuran silika
terhadap zat yang telah dikeringkan. gel GF254 setebal 0,25 em. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih; dengan fase gerak kloroform P-sikloheksana P-etanol P-
tidak berbau atau hampir tidak berbau. asam asetat glasial P (45:45:5:5) dan biarkan fase gerak
merambat hingga lebih kurang tiga per empat. Angkat
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam lempeng, biarkan fase gerak menguap dan amati di
eter; ·sukar larut dalam etanol dan dalam metanol; bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Tiap bercak yang
larut sebagian dalam kloroform. sesuai dengan 4-[2-(5-kloro-2-metoksibenzami-
FIIV Monografi I Glutethimidum 411

do)etil]benzenasulfonamida dan metil N-4-[2-(5-kloro- 0,0020% dalam campuran kloroform P-metanoll- (1:-1).
2-m e to k sib enz amid o) eti 1] b enzenas ul foni 1- N- Larutan baku III Larutan Glibenklamida BPFI 0;5%
metilkarbamat dari larutan (1) tidak lebih intensif dari dalam campuran kloroform P-metanol P (1:1).
bercak masing-masing larutan (2) dan (3). Bercak lain Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
selain bercak utama dari larutan (1) tidak lebih intensif yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
dari larutan (4). terpisah masing-masing 10 111 Larutan uji, Larutan
baku I, Larutan baku II dan Larutan baku III pada lem-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; peng kromatografi silika gel GF254. Masukkan lem-
lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot peng k~ dalam bejana kromatografi yang berisi fase
tetap, menggunakan 1 g. gerak campuran kloroform P~sikloheksana P-etanol P-
asam asetat glasial P (45:45:5:5) hingga merambat 15 em
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. dari garis penotolan. Angkat lempeng dan biarkan
mengering di udara, amati di bawah cahaya ultraviolet
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 254 nm. Tiap bercak yang sesuai dengan 4-[2-(5-ldoro-
500 mg, larutkan dalam 100 ml etanol P panas _yan~ 2-metoksibenzamido)etil]benzenasulfonamida dan
telah dinetralkan terhadap fenolftalem LP. T1tras1 metil N-4-[2-(5-kloro-2-metoksibcnzamido)etil)benze-
dengan natrium hidroksida 0,1 N LV menggunakan nasulfonilkarbamat dari Larutan uji tidak lebih intensif
indikator fenolftalein LP dan lindungi terhadap karbon dari masing-masing bercak yang diperoleh dari
dioksida dari udara. Lamtan baku I dan Larutan baku II.
1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan Keseragaman kandungan Tablet yang mengandung
49,40 mg C2fl 28C1Np 55 glibenklamida 5 mg atau kurang, memenuhi syar!lt
seperti tertera pada Compressi; lakukan penetapan
sebagai berikut: Serbukkan satu tablet, hanga~kan
dengan 10 ntl asam klorida metanol 0,1 M, dan sentrifus.
GLIBENCLAMIDI COMPRESS! Ulangi ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 10 ml asam
Tablet Glibenklamida klorida metana/ 0,1 M. Dinginkan kumpulan ekstrak,
tambahkan asam klorida metanol 0,1 M hingga 50 ml.
Ukur serapan pada panjang gelombang maksimum
Tablet Glibenklamida mengandung Glibenk!amida, lebih kurane 300 nm. Hitung jumlah dalam mg,
C 2328
H ClN 3 0 5S' tidak kurang dari 95,0% dan tidak
. C 2328
H CIN3 0 5S·' serapan J"enis pada panjang gelom-
lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada ehket. bang maksimum lebih kurang 300 run adalah 63.
Baku pembanding 4-[2-(5-Kloro-2-metoksibenzamido) Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak
etil]benzenasulfonamida BPFI; Metil N-4-[2-(5-kloro-2- kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
metoksibenzamido)etil]benzenasulfonilkarbamat BPFI; Gli- serbuk tablet setai:a dengan lebih kurang 20 mg
benklnmida BPFI. glibenklamida, kocok dengan 40 ml asam klorida
metanol 0,1 M, panaskan perlahan-lahan dan sentrifus.
Identifikasi Ulangi ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 20 ml asam
A. Spektrum serapan larutan yang diperoleh pada klorida metanol 0,1 M, encerkan kumpulan ekstrak
Penetapan kadar, pada panjang gelombang antara dengan asam klorida metanol 0,1 M hingga 200 mi. Ukur
230 nm dan 350 nm menunjukkan maksimum pada serapan pada panjang gelombang serapan maksimum
300 nm dan minimum pada 275 nm. lebih kurang 300 nm. Hitung jumlah ..dalam mg,
B. Pada pengujian Senyawa sejenis, bercak utama C 23 ~ 8 CIN 3 0~; sera pan jenis pada panjang gelombang
dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku III. sera pan maksimum lebih kurang 300 nm adalah ~-
Senyawa sejenis
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk GLUTETHIMIDUM
tablet mengandung 20 mg glibenklamida, ekstraksi Glutetimida
empat kali, tiap kali dengan 5 ml campuran diklorome-
tana p-aseton P (20:10). Uapkan kumpulan ekstrak
sampai kering pada suhu tidak lebih dari 40° pada
tekanan 13,15 mmHg. Larutkan residu dalam 4 ml
campuran kloroform P-metanol P (1:1).
Larutan baku I Larutan 4-{2-(5-Kloro-2-metoksiben-
zamido)etil]benzenasulfonamida BPFI 0,012% dalam 2-Etil-2-fenilglutarimida [77-21-4)
campuran kloroform P-metanol P (1:1). ~ 3 H 15 N0 2 BM217,27
Larutan baku II Larutan Metil N-4-{2-(5-kloro-2-
metoksibenzamido)etil]benzenasulfonilkarbamat BPFI Glutetimida yang telah dikeringkan di atasfosfor pen-
412 Glutethimidum I Monografi FIIV

toksida P pada suhu 45° hingga bobot tetap, mengan- masing larutan dengan 4 ml etanol P. [O!tatan Pereaksi
dung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari ini dapat digunalam sampai 3 atau 4 hari.]
102,0% C 13H 15N02 • Sistem fase gerak Gunakan sikloheksana P sebagai
Fase gerak A dan sebagai Fase gerak B adalah eampuran
Baku pembanding Glutetimida BPFI; lakukan penge- etil asetat P-metanol P-air (36:2:2).
ringan di atas fosfor pentoksida P pada suhu 45° hingga Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Kroma-
bobot tetap sebelum digunakan. tografi <931>. Totolkan seeara terpisah masing-masing
2 !J.l Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan uji
ldentifikasi pada jarak yang sama, 2,5 em dari tepi bawah lempeng
A. Spektrum serapan inframerah zat telah di- kromatografi silika gel 20 em x 20 em setebal 0,25 mm
keringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, yang sebelumnya telah diaktifkan dengan memanas-
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- kan pada suhu 100° selama 15 menit. Masukkan
bang yang sama seperti pada Glutetimida BPFI. lempeng ke dalam bejana kromatografi dengan dasar
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam bersekat, yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak A
4000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan dan B seeara terpisah, letakkan lempeng ke dalam
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti dasar bejana berisi Fase gerak A, hingga meramba t
pada Glutetimida BPFI. 12 em di atas garis penotolan. Angkat lempeng, tandai
C. Harga R1 dari bereak utama pada kromatogram tepi permukaan atas fase gerak dan keringkan dengan
untuk Enceran larutan uji sesuai dengan yang diperoleh aliran udara kering pada suhu kamar selama 10 menit.
dari Larutan baku A pada pengujian Kemurnian kroma- Masukkan lempeng ke dalam dasar bejana kromato-
tografi. grafi pada Fase gerak B, hingga merambat 12 em di atas
garis penotolan. Angkat lempeng, tandai tepi batas
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 86° dan 89°. fase gerak, biarkan fase gerak menguap, keringkan
pada suhu 100° hingga 110° selama 10 menit, uapi
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; lempeng dengan gas klorin selama 1 menit dan
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pad a keringkan dengan aliran udara kering pada suhu
suhu 45° hingga bobot tetap. kamar selama 2 menit. Semprot lempeng dengan
Pereaksi penampak bercak. Bandingkan intensitas bereak
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. lain yang diperoleh pada kromatogram Larutan uji
dengan bercak utama Larutan baku: tidak ada bereak
Kemumian kromatografi sekunder yang diamati pada kromatogram Larutan uji
Larutan baku Larutkan Glutetimida BPFI dalam lebih besar atau lebih intensif dari pada bereak utama
metanol P, eneerkan seeara kuantitatif dengan metanol P pada Larutan baku E (0,1 %) dan jumlah intensitas dari
dan eampur hingga diperoleh larutan dengan kadar seluruh bercak sekunder pada Larutan uji tidak lebih
1,0 mg per mi. Eneerkan seeara kuantitatif dengan dari 0,5"/o.
metanol P untuk memperoleh larutan baku seperti
yang tertera d.i ba.wah ini, dengan komposisi sebagai Penetapan kadar
berikut: Dapar asetat pH 4,0 Larutkan 820 mg natrium asetat
anhidrat P dalam 800 ml air, atur menggunakan asam
asetat glasial P hingga pH 4,0, eneerkan dengan air
Larutan Pengenceran Kadar baku Penentue (% antuk hingga 1000 ml.
Baku (pglmll perbandingan dengan Fase gerak Buat eampuran Dapar asetat pH 4,0 dan
ut ujl) asetonitril P (3:2), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kl!sesuaian sistem seperti
A (1 dalam 2) 500 0,5 yang tertera pada Kromatografi <931>.
B (2 dalam 5) 400 0,4
c (3 dalam 10) 300 0,3 Larutan baku Timbang saksama sejumlah Gluteti-
D (1 dalam 5) 200 0,2 mida BPF!, larutkan dalam Fase gerak, jika perlu en-
E (1 dalam 10) 100 0,1 'eerkan seeara kuantitatif dan bertahap dengan Fase
geralc hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Larutan uji Ttmbang saksama lebih kurang 100 mg
Larutan uji Timbang saksama dan larutkan sejum- glutetimida, masukkan ke dalam labu tentu-
lah tertentu glutetimida dalam metanol P sehingga kur 100-ml, larutkan dan eneerkan dengan Fase gerak
diperoleh larutan dengan kadar 100 mg per mi. sampaitlnda - _
Enceran larutan uji Encerkan sejumlah tertentu Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Larutan uji dengan metanol P hingga diperoleh kadar pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja
500 Jlg per ml. tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Peruksi penampak bercak Buat (1) larutan 500 mg 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
lazlium iodida P dalam 50 ml air, (2) larutan 1,5 g pati lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
llzrut P dalam 50 ml air panas. -Campur 10 ml masing- • ter:hadap Larutan baku, rekam respons puneak seperti
FIIV Monografi I Glycerolum 413

yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom ditentukan klorida LK dengan air hingga 50 ml dalam tlibung
dari puncak analit tidak kurang dari 3000 lempeng pembanding warna dengan diameter sama dan amati
teoritis, faktor ikutan untuk puncak analit tidak lebih dari atas terhadap Jatar belakang putih: tidak lebih
dari 2,0, dan simpangan baku relatif pada penyuntikan gelap dari larutan pembanding.
ulang tidak lebih dari 1,0%.
Prosedur Suntikkan se,cara terpisah sejumlah Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,01%; lakukan
volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) LDrutan baku dan penetapan sebagai berikut: Panaskan 50 g dalam
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons cawan porselen 100 ml terbuka, pijarkan dan biarkan
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 13 H 15 N02, sampai pijar. Dinginkan, basahkan residu dengan
dengan rumus: 0,5 ml asam sulfat P, dan pijarkan hingga bobot tetap:
bobot residu tidak lebih dari 5 mg.

Klorida <361> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan pe-


netapan mengunakan 7,0 g dan bandingkan kekeruh-
an dengan 0,10 ml asam klorida 0,020 N.
C adalah kadar Glutetimida BPFI dalam mg per ml
LDrutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,002%; lakukan pene-
puncak LDrutan 11ji dan LDrutan baku. tapan menggunakan 10,0 g dan bandingkan kekeruh-
an dengan 0,20 ml asam sulfat 0,020 N.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat. Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 1,5 bpj.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan


GLYCEROLUM penetapan dengan melarutkan 4,0 g dalam 2 ml asam
Gliserin klorida 0,1 N dan encerkan dengan air hingga 25 mi.

CH20H.CHOH.CH20H Senyawa terklorinasi Tidak lebih dari 30 bpj Cl;


lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang saksama
Gliserol [56-81-5] 5 g zat, masukkan ke dalam labu alas bulat 100 ml,
CJHaOJ BM92,09 tambahkan 15 ml morfolin P, refluks selama 3 jam.
Bilas kondensor dengan 10 ml air, tampung air bilasan
Gliserin mengandung tidak kurang dari 95,0% dan ke dalam labu, dan asamkan hati-hati dengan asam
tidak lebih dari 101,0% C3 H80 3 • nitrat P. Masukkan larutan ke dalam tabung pem-
banding yang sesuai, tambahkan 0,50 ml perak
Pemerian Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; nitrat 0,10 N, encerkan dengan air hingga 50,0 ml,
rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah (tajam campur; kekeruhan tidak lebih dari blangko yang
atau tidak enak). Higroskopik; netral terhadap ditambah 0,20 ml asam klorida 0,020 N tanpa direfluks.
lakmus.
Asam lemak dan ester Campur 50 g dengan SO ml air
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan bebas· karbon dioksi:ia P dan 5,0 ml natrillm hidrok-
etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam sida 0,5 N LV, didihkan campuran selama 5 menit,
minyak lemak dan dalam minyak menguap. dinginkan. Tambahkan fenolftalein LP dan titrasi
kelebihan basa dengan asam klorida 0,5 N LV. Laku-
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah lapisan kan penetapan blangko seperti pada Titrasi residual
tipis menunjukkan pita yang Iebar dan kuat pada ~alam Titrimetri <711>: diperlukan tidak lebih dari
2,7 !J.m sampai 3,3 !J.m, puncak kembar kuat pada 1 ml natrium hidroksida 0,5 N. ·
lebih kurang 3,4 J.lm, maksimum pada lebih kurang
6,1 !J.m, daerah yang kuat serapannya antara 6,7 IJ.m Penetapan kadar
dan 8,31J.m, dan maksimum pada lebih kurang 7,l!J.m, Larutan natrium periodat Larutkan 60 g natrium
7,6 1J.m dan 8,21J.m, dan serapan yang sangat kuat pada metaperiodat P dalam air yang mengandung 120 ml
daerah pita lebih kurang 9,0 IJ.m, 9,6 J.lm, 10,1 J.lm, asam sulfat 0,1 N hingga volume 1000 mi. Tidak boleh
10,9 !J.m, dan 11,8 IJ.m. {Catatan Gliserin yang mengan- dipanaskan. Jika larutan tidak jernih, saring melalui
dung laular air rendah tidak menunjuklazn maksimum pada kaca masir. Simpan larutan dalam wadah tidak
lebih kurang 6,1 J.Un.] tembus cahaya, bersumbat kaca. Lakukan uji kese-
suaian larutan sebagai berikut: Larutan periodat encer:
BobotJenis <981> Tidak kurang dari 1,249. pipet 10 ml ke dalam Jabu tentukur 250-ml, encerkan
dengan air sampai tanda. Pada lebih kurang 55_0 mg
Warna Bandingkan warna zat dengan warna larutan gliserin larutkan dalam 50 ml air, tambahkan 50,0 ml
yang dibuat dengan mengencerkan 0,40 ml besi(Ill) Larutan periodat encer. Sebagai blangko, pipet 50 ml
414 Glycynum I Monografi FI IV

Larutan periodat encer ke dalam labu berisi SO ml air. telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak
Biarkan larutan selama 30 menit, kemudian pada mineral P menunju.kkan maksimum hanya pada
masing-masing larutan tambahkan S ml asam klorida P panjang gelombang yang sama seperti pada Glisin
dan 10 ml kalium iodida LP, kocok memutar.. Biarkan BPFI. Jika terjadi perbedaan, larutkan zat uji dan baku
selama S menit, tambahkan 100 ml air, dan titrasi pembanding dalam air, uapkan hingga kering, ulangi
dengan ru~trium tiosulfat 0,1 N LV, kocok terus menerus pengujian pada sisa.
dan tambahkan 3 ml kanji LP menjelang titik akhir.
Perbandingan volume natrium tiosulfat 0,1 N yang Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%;
diperlukan untuk campuran gliserin-periodat dan lakukan pengeringan pada suhu 10S 0 selama 2 jam.
yang diperlukan untuk blangko antara 0,7SO dan 0,76S.
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 400 mg, Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
masukkan ke dalam gelas piala 600 ml, encerkan
dengan 50 ml air, tambahkan biru bromotimol LP, dan Klorida <361> Tidak lebih dari 0,007%; larutan 1,0 g
asamkan dengan asam sulfat 0,2 N sampai terjadi dalam air menunjukkan tidak lebih keruh dari 0,10 ml
wama hijau mantap atau kuning kehijauan. Netralkan asam klorida 0,02 N.
dengan natrium hidroksida 0,05 N hingga titik akhir
berwama biru mantap, tanpa \':ama hijau. Buat blang- Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,0065%; larutan 3,0 g
ko yang berisi SO ml air dan netralkan dengan cara dalam air menunjukkan tidak lebih keruh dari 0,20 ml
yang sama. Pipet SO ml Larutan natrium periodat ke asam sulfat 0,020 N. ·
dalam masing-masing gelas piala, campur dengan
menggoyangkan hati-hati, tutup dengan kaca arloji, Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj.
dan biarkan selama 30 menit pada suhu kamar (tidak
lebih dari 3S0 ) ditempat gelap atau dengan pengurang- Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg
an cahaya. Tambahkan 10 ml campuran etilen glikoi P dalam 5 ml asam sulfat LP: larutan tidak berwama.
dan air dengan volume sama, biarkan selama 20 menit.
Encerkan masing-masing larutan dengan air hingga Senyawa terhidrolisis Didihkan 10 mllarutan (1 da-
lebih kurang 300 ml, titrasi dengan natrium hidrok- lam 10) selama 1 menit: diamkan selama 2 jam: larut-
sida 0,1 N LV hingga pH 8,1 ± 0,1 untuk larutan uji dan an sejernih dan semudah bergerak seperti 10 mllarut-
pH 6,5 ± 0,1 untuk biangko, menggunakan pH meter. an yang tidak dididihkan .

1 ml ru~trium hidroksida 0,1 N setara dengan Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
9,210 mg Cfl80 3 Metode I Memenuhi syarat.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
rapat. 150 mg, masukkan ke dalam labu 250 ml, larutkan
dalam 100 ml asam asetat glasial P, tambahkan 1 tetes
kristal violet LP, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV
GLYCINUM hingga wama hijau. Lakukan penetapan blangko.
Glisin
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
7,507 mg C/fsN0 2

Glisin [56-40-6] Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


c;HsN02 BM 7S,07 rapat.

Glisin mengandung tidak kurang dari 98,S'Yo tidak


lebih dari 101,5% C 2 H 5N0 2, dihitung terhadap zat GLYCYRRHIZAE RADIX
yang telah dikeringkan. Akarmanis
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa
agak manis. Larutan bereaksi asam terhadap lakmus. Akannanis terdiri atas akar dan batang bawah tanah
yang tidak dikupas dan telah dikeringkan dari tanam-
Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut an Glycyrrhizll glabra Linn~· (Familia Leguminosae). Me-
dalam etanol dari dalam eter. ngandung tidak kurang dari 4,0% asam glisirizinat.

Baku pembanding Glisin BPFI; lakukan pengeringan Pemerian Berbau khas dan sedikit aromatis; rasa
pada suhu 105° selama 2 jam sebelum digunakan. sangat manis, sedikit kelat; kulit akar tidak pahit.

ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang Baku pembanding Asam Glisiriziru~t BPFI.
FIIV Monografi I Glycyrrhizae Radix 415

Makroskopik Akar dengan beberapa eabang, panjang Prosedur Totolkan masing-masing 10 J.ll Larutan 1
sampai 1 m dan diameter 0,5 em sampai 3 em. Kulit dan Larutan 2, dan 20 J.ll Larutan 3 pada lempeng
berwarna abu-abu keeoklatan sampai eoklat dengan kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
goresan memanjang, terdapat bekas akar kecil. Batang kromatografi. Angkat lempeng, biarkan kering selama
bawah tanah berbentuk silinder, diameter ! em sampai 5 menit, dan amati di bawah eahaya ultraviolet
2 em, panjang sampai beberapa meter, tetapi dapat di- 254 nm. Kromatogram dari Larutan 3 menunjukkan
potong sepanjang 10 em sampai 15 em, tampak luar bercak o.ari asam 1}-glisiretat dengan harga R1 lebih
mirip dengan akar, kadang dengan kuneup kecil. kurang 0,1. Kromatogram Larutan 2 menunjukkan
Bekas patahan akar dan batang bawah tanah berserat bereak yang serupa namun tidak tampak pada kroma-
dan kasar seperti bergranul. Lapisan gabus tipis; togram Larutan I. Semprot lempeng dengan lebih
daerahjloem sekunder luas, berwarna k\ining muda kurang 10 ml anisaldehida LP, untuk lempeng ukuran
dengan goresan melingkar; xi/em padat, berwarna 200 mm x 200 mm, panaskan pada suhu 100° sampai
kuning dengan struktur radier. Batang bawah tanah 150° selama 10 menit dan amati pada cahaya biasa.
mempunyai saluran empulur yang berakhir di bagian Bercak asam 1}-glisiretat menjadi ungu kebiruan. Satu
akar. atau dua bercak dengan harga R1 lebih kurang 0,6,
tampak pada cahaya biasa seb~lum penyemprotan,
Mikroskopik Gabus dan feloderm sempit. Floem menjadi kuning jingga, dan beberapa bercak ungu
terutama terdiri dari berkas serabut berwarna kuning kebiruan tampak pada kromatogram yang diperoleh
berdinding tebal, panjang 700 Jlm sampai 1200 Jlm, dari Larutan 1 dan Larutan 2. Bercak asam 1}-glisiretat
Iebar 10 Jlm sampai 20 Jlm dikelilingi sel yang yang diperoleh dari Larutan 2 hampir sama besar
mengandung hablur kalsium oksalat bentuk prisma, dengan bercak kromatogram yang diperoleh"dari
panjang 10 J.lm sampai 35 Jlm, Iebar 2J.Lm sampai 5 J.lm; Larutan 3.
lapisan luar berseling dengan bagian-bagian keraten- B. Campur sejumlah kecil serbuk dengan·0,05 ml
kim hialin yang kuat; pembuluh tapis dekat kambium. asam sulfat P: partikel serbuk menjadi kuning jingga
Xi/em terdiri dari trakheida dan pembuluh kayu yang dan beberapa bagian berubah perlahan-lahan menjadi
tersusun radial berseling dengan berkas serabut merahmuda.
berlignin sebagian, dengan seludang hablur seperti
pada jloem sekunder; diameter pembuluh kayu 30 J.lm Ekstrak larut dalam air Tidak kurang dari 20%;
sampai 150 J.lm, tebal dinding 5 J.lm sampai 10 J.lm lakukan penetapan sebagai berikut: Campur 2,5 g
dengan beberapa noktah bereelah memanjang, ber- serbuk (120) dengan 50 ml air, biarkan selama 2 jam,
hubungan dengan parenkim xilem berlignin. Jari-jari sambil seringkali dikocok. Saring, uapkan sejumlah
empulur Iebar 2 sampai 5 sel; sel parenkimatis me- filtrat setara dengan 500 mg serbuk sampai kering di
ngandung granul pati berbentuk bulat atau lonjong, atas tangas air dan keringkan residu pada suhu 100°
berdiameter 2 J.lm sampai 20 J.lm, umumnya 5 J.lm sampai 105°. ·
sampai 12 J.lm. Empulur parenkimatis hanya terdapat
pada batang bawah tanah. Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari
10,0%; lakukan penetapan menggunakan 1 g serbuk.
Identifikasi
A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang Abu tidak larut dalam asam Tidak lebih dari 2,0%
tertera pada Kromatografi <931>, menggunakan silika lakukan penetapan sebagai berikut: Pada sisa yang
gel GF254, dan sebagai fase gerak lapisan atas diperoleh dari penetapan Sisa pemijaran, tambahkan
(meskipun keruh) eampuran etil asetat P-amonium 15 ml air dan 10 ml asam klorida P, tutup dengan kaca
hidroks.ida I M-etanol mutlak P (60:27:13) yang telah arloji, didihkan selama 10 menit dan biarkan dingin.
dikocok dan dibiarkan selama 5 menit. Saring sisa ·yang tidak larut dengan kertas saring bebas
Larutan I Kocok 1,0 g dalam bentuk serbuk (120) abu, cud dengan air panas hingga filtrat tidak bereaksi
dengan 20 ml kloroform P selama 15 menit, saring dan asam. Keringkan dan pijarkan hingga membara, biar-
serbuk terekstraksi disisihkan untuk pembuatan Larut- kan dingin dalam desikator dan timbang. Ulangi
an 2. Uapkan filtrat sampai kering, larutkan residu pemijaran hingga perbedaan antara dua penimbangan
dalam 2 ml eampuran kloroform P-metanol P (1:1). berturut-turut tidak lebih dari 1 mg. Hi tung persentase
Larutan 2 Pada serbuk terekstraksi yang sudah abu yang tidak larut dalam asam.
disisihkan yang diperoleh dari Larutan I, tambahkan
30 ml asam sulfat 0,5 M dan refluks selama 1 jam, Penetapan kadar. Lakukan Kromatografi lap.is tipis
biarkan dingin, ekstraksi dua kali, tiap kali dengan seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
20 ml kloroform P. Keringkan kumpulan ekstrak kloro- Larutan uji Cam pur 1 g serbuk (120) dengan 25 ml
form dengan natrium sulfat anhidrat P, saring, uapkan asam klorida 1 N dan 2,5 ml I,4-dioksan P. Refluks di
sampai kering; dan larutkan residu dalam 2 ml dalam tangas air selama 2 jam. Biarkan dingin, saring
campuran kloroform P-metanol P (1:1). melalui kertas saring yang dikeraskan dengan dia-
Larutan 3 Larutkan 10 mg asam /3-glisiretat dalam meter 9 em, huang filtrat. Silas labu dan kertas saring
2 ml eampuran kloroform P-metanol P (1:1). 5 kali, tiap kali dengan 20 ml air, huang bilasan.
416 Glycyrrhizae Succus I Monografi FI IV

Keringkan labu dan penyaring pada suhu 10S 0 selama dikeringkan.


20 menit, pindahkan kertas saring ke dalam labu dan
tambahkan SO ml klorofonn P. Didihkan dengan refluks Pemerian Satang berbentuk silinder atau bongkah
di dalam tangas air selama S menit dan saring kloro- besar, licin, agak mengkilap, hitam coklat tua, atau
form hangat melalui kertas saring yang dikeraskan serbuk berwarna coklat; bau lemah khas; rasa manis,
berdiameter 9 em. Ulangi ekstraksi 2 kali, tiap kali khas.
dengan 25 ml kloroform P dan tiap kali menggunakan
penyaring yang sama. Pindahkan kertas saring ke ldentifikasi
dalam labu, ekstraksi dengan 2S ml kloroform P dan A. Larutkan 1 bagian dalam 10 bagian air, tam-
saring dengan kertas saring yang lain. Uapkan bahkan asam sulfat encer P: terbentuk endapan yang
kumpulan filtrat sampai kering, larutkan residu dalam dengan penambahan amonia LP berlebihan larut.
campuran kloroform P-metanol P (1 :1) dan pindahkan B. Larutkan 1 bagian dalam 10 bagian air, tam-
dalam gelas ukur 10 ml. Silas dua kali, setiap kali bahkan kalsium klorida LP: terbentuk endapan.
dengan 10 ml kloroform P, dan uapkan bilasan hingga
tersisa 2 mi. Pindahkan larutan ini ke dalam gelas ukur Pati Larutkan sejumlah 5,0 g zat yang telah dikering-
dan encerkan dengan campuran kloroform P-metanol P kan dalam SO ml air, tambahkan etanol P 90% se-
(1:1) sampai 10 mi. cukupnya hingga 100,0 ml, biarkan selama 12 jam,
Larutan baku Campur SO mg Asam Glisirizinat BPFI Saring: sisa tidak boleh mengandung butir pati.
dengan 25 ml asam klorida 1 N dan 2,S mi1,4-dioksan P,
lanjutkan seperti pada. Larutan uji dimulai dari "Re- Kelarutan dalam etanol <461> Tidak kurang dari
fluks di dalam tangas air ...... ". 7S%; lakukan penetapan sebagai berikut: Uapkan
Prosedur Totolkan dalam bentuk pita dengan 20,0 ml filtrat yang diperoleh pada pengujian terhadap
panjang 20 mm dan Iebar tidak lebih dari 3 mm Pati di atas tangas air, keringkan hingga bobot tetap,
masing-masing 2 kali, tiap kali dengan 60 111 Larutan timbang.
uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi silika
gel GF2S4. Masukkan lempeng ke dalam bejana Susut pengeringan <1121>
kromatografi yang berisi fase gerak lapisan atas Bentuk batang Tidak lebih dari 20%.
(walaupun keruh) campuran etil asetat P-amonium Bentuk serbuk Tidak Iebih dari 7%; lakukan penge-
hidroksida 1 M-etanol mutlak P (60:27:13) yang telah ringan pada suhu antara 103° dan 105° hingga bobot
dikocok dan dibiarkan selama S menit. Angkat tetap.
·lempeng, biarkan mengering, dan amati di bawah
cahaya ultraviolet 254 nm, beri tanda daerah asam JJ- Sisa pemijaran <301> Tidak kurang dari 5% dan tidak
glisiretat pada ke empat kromatogram. Kerok hati-hati lebih dari 10%; lakukan penetapan menggunakan 2 g.
lapisan silika yang telah diberi tanda dan perlakukan
masing-masing secara terpisah sebagai berikut: kocok Penetapan kadar Keringkan 2,5 g yang ditimbang
dengan 5 ml etanol mutlak P selama 15 menit, saring saksama hingga bobot tetap, hitung susut penge-
dengan penyaring kaca masir. Silas penyaring dengan ringan. Larutkan dalam campuran 25 ml air dan 10 ml
etanol mutlak P dan encerkan hingga 10 ml dengan amonia LP dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan
pelarut yang sama. Ukur serapan ke empat larutan etanol P 90% secukupnya sampai tanda, kocok,
pada 250 nm, menggunakan pembanding larutan yang biarkan selama tidak kurang dari 12 jam. Saring
diperlakukan sama termasuk pengerokan pada posisi melalui kertas saring kering, uapkan 30 ml filtrat
dan ukuran yang sama dengan daerah asam JJ- hingga sisa lebih kurang 10 ml, campur dengan 5 ml
glisiretat. Hitung kandungan asam glisirizinat dari asam klorida 4 N. Saring melalui kertas saring basah,
serapan Larutan uji dan Larut:m baku terhadap jumlah cuci endapan dan kertas saring dengan air tetes demi
asam glisirizinat dalam Asam Glisirizinat BPFI: tetes hingga cairan cucian mulai berwarna lebih tua
dari wama tetesan sebelumnya. Larutkan endapan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dengan menuangkan amo~ia LP tetes demi tetes pada
kedap, terlindung dari cahaya. kertas s.aring, tampung dalam botol timbang yang
telah ditara. Cuci kertas saring dengan air, hingga
cairan cucian tidak berwama. Uapkan larutan dalam
GLYCYRRHIZAE SUCCUS botol timbang diatas tangas air, keringkan pada suhu
Ekstrak Akarmanis 100° hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar
glisirizin.

Ekstrak Akarmanis adalah ekstrak kering akar segar I mg sisa setara dengan
Linn~, (Familia Leguminosae) penya-
Glycyrrhiu gllzbra 1,67 mg glisirizin
rian dilakukan dengan. air mendidih,. kemudian
diuapkan hingga kering'. Kadar glisirizin tidak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kurang dari 10%, dihitung terhadap zat yang telah baik.
FIIV Monografi I Gonadotropinum Chorionicum pro Injectione 417

GONADOTROPINUM klorida P 0,9% yang dibuat segar mengandung 1 mg


CHORIONICUM per ml serum albumin sapi dan atur pH antara 6,9
Gonadotropin Korionik dan 8,0 dengan natrium hidroksida LP, hingga kadar
10 unit Gonadotropin Korionik FI per ml. Dengan
menggunakan pelarut yang sama buat tiga enceran
Gonadotropin Korionik adalah hormon poli- dari larutan ini masing-masing mengandung Gona-
peptida stimulan gonad yang diperoleh dari urin dotropin Korionik BPFI secara geometrik seperti
wanita hamil. Potensi tidak kurang dari 1500 unit 1:1,2:1,44 atau 1:2:4, sehingga aktivitas per ml
Gonadotropin Korionik Fl per mg, tidak kurang terletak dalam rentang 0,1 sampai 1,0 unit.
dari 80,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari potensi Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada
yang tertera pada etiket. Larutan baku, menggunakan zat uji, sehingga
diperoleh tiga Larutan uji yang sesuai.
Pemerian Serbuk amorf, putih atau praktis putih. Hewan uji Tikus betina, sehat, umur 20 hari
hingga 23 hari, perbedaan bobot tubuh yang
Kelarutan Mudah larut dalam air. teringan dan yang terberat tidak lebih dari 30%.
Hewan dipelihara dalam kondisi suhu penyinaran
Baku pembanding Gonadotropin Korionik BPFI; dan diet yang seragam, beri tanda dan kelompokkan
simpan dalam lemari pendingin dan tidak boleh secara acak dalam jumlah sama tidak kurang dari
dikeringkan sebelum digunakan. Gunakan ampul 10 ekor. Tentukan untuk masing-masing tiga Larutan
Baku pembanding yang baru untuk setiap penetapan baku dan tiga Larutan uji.
kadar, buang bagian yang tidak digunakan. Endo- Prosedur Suntikkan secara subkutan pada bagian
toksin BPFI. punggung 0,20 ml Larutan baku dan Larutan'uji yang
telah disiapkan, pada waktu hampir bersamaan sc-
Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak tiap tiga hari berturut-turut. Pada sore hari kelima,
lebih dari 0,03 unit Endotoksin FI per unit Gonado- bunuh hewan, potong uterus setiap hewan dengan
tropin Korionik Fl. cara memotong leher rahim, mengupas jaringan di
sekitarnya dan memotong pertemuan utero-tubal.
Toksisitas akut Suntikkan secara intravena 0,5 ml Segera tekan, keluarkan cairan uterin pada kertas
Larutan uji yang mengandung 2000 unit Gonado- absorben basah, dan timbang uterus dengan tim-
tropin Korionik FI per ml pada tiap 5 ekor mencit bangan yang sesuai, bobot uterus mendekati 0,2 mg.
-sehat dengan bobot tubuh antara 18 g dan 22 g. Perhitungan Tabulasi hasil penimbangan uterin
Amati hewan selama 48 jam setelah penyuntikan, pada masing-masing tikus, tandai dengan simbol Y
jika pada akhir 48 jam semua hewan hidup dan untuk tiap-tiap dosis kelompok tikus. Lakukan seperti
tidak lebih dari satu hewan menunjukkan gejala pada Penetapan kadar dalam Injeksi Kortikotropin mulai
reaksi toksik: memenuhi syarat. Jika lebih dari satu dari "Jika data dari satu atau lebih .... ". Hitung log jarak
hewan menunjukkan gejala reaksi toksik atau jika keyakinan L seperti yang tertera pada Interval
tidak lebih dari dua hewan mati, ulangi pengujian keyakinan 1mtuk penetapan individual dalam Desain dan
menggunakan 10 hewan tambahan yang sama: jika Analisis Penetapan Hayati <81>. Jika batas keyakinan
pada .uji ulang semua hewan hid up selama 48 jam lebih dari 0,1938, pada P = 0,95, sampai bahs
dan tidak menunjukkan gejala reaksi toksik: me- keyakinan 80% dan 125% dari perhitungan potensi,_
menuhi syarat. ulangi penetapan hingga kombinasi data dari dua
penetapan atau lebih, seperti yang tertera pada
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5,0%. Kombinasi dari penetapan yang berdiri sendiri dalam
Desain dan Analisis Penetapan Hayati <81>: memenuhi
Aktivitas estrogenik Suntikkan secara subkutan batas tersebut.
0,25 ml larutan uji yang mengandung setara
1000 unit Gonadotropin Korionik FI per ml dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
larutan natrium klorida P 0,9% pada pagi hari dan sore rapat, sebaiknya dalam kaca Tipe I dan di dalam
hari selama dua hari berturut-turut, pada masing- lemari pendingin.
masing dari 5 ekor tikus betina yang indung telur telah
dihilangkan 2 minggu sebelumnya. Pada tiap tiga hari
berikutnya, lakukan apusan vagina dari setiap hewan, GONADOTROPINUM CHORIONICUM
jika unsur-unsur sel dalam apusan vagina terutama PRO INJECTIONE
terdiri dari leukosit dan beberapa sel epitel berinti, . Gonadotropin Korionik Untuk Injeksi
tetapi tanpa sel epitel yang mengeras.

Penetapan potensi Injeksi Gonadotropin Korionik adalah campuran


Larutan baku Timbang saksama sejumlah Gonado- kering Gonadotropin Korionik dengan pengencer dan
tropin Korionik BPFI, larutkan dalam larutan natrium dapar yang sesuai, steril. Potensi tidak kurang dari
418 Gossypium Depuratum I Monografi FIIV

80,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari potensi yang Keasaman-kebasaan Jenuhkan lebih kurang 10 g
tertera pada etiket dalam unit Gonadotropin Korio- dengan 100 ml air bebas karbondioksida P, tekan dengan
nik Fl. Dapat mengandung zat antimikroba. batang kaca, masukkan cairan yang diperoleh ke
dalam dua cawan porselen putih masing-masing
Pemerian Padatan amorf berbentuk khas, putih atau 25 mi. Ke dalam 1 cawan tambahkan 3 tetes fenolfta-
hampir putih. lein LP dan ke dalam cawan lain tambahkan 1 tetes
jingga metil LP:.kedua cairan tidak berwarna merah
Larutan terkonstitusi Memenuhi syarat; lakukan pe- muda.
netapan seperti yang tertera pada La;utan terkcmstitusi
dalam lnjectiones. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,20%; lakukan
penetapan menggunakan lebih kurang 5,0 g. Masuk-
Baku pembanding Gonadotropin Korionik BPFI; kan ke dalam cawan porselen atau cawan platina, dan
simpan dalam lemari pendingin dan tidak boleh di- basahi dengan asam Sltlfat 2 N. Panaskan hati-hati
keringkan sebelum digunakan. Gunakan ampul segar hingga menjadi arang. Pijarkan hingga terjadi peng-
untuk tiap kelompok penetapan kadar dan rnusnah- arangan sP.mpurna.
kan bagian yang tidak digunakan.
Zat larut dalam air Tidak lebih dari 0,35%; lakukan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,03 unit penetapan sebagai berikut: Timbang saksama 10 g,
En~otoksin FI per unit Gonadotropin Korionik Fl. masukkan ke dalam gelas piala berisi 1000 ml air dan
didihkan perlahan-lahan selama 30 menit, tambahkan
pH <1071> pH larutan untuk uji Aktivitas estrogenik air untuk mempertahankan volume. Tuang air melalui
antara 6,0 dan 8,0. corong ke dalam wadah lain, dan tekan kapas dengan
batang pengaduk kaca untuk menghilangkan air, cud
· Aktivitas estrogenik Jika dikonstitusi seperti yang kapas dalam corong dua kali, tiap kali dengan 250 ml
tertera pada etiket, memenuhi uji Aktiviras estrogenik air mendidih, setiap kali pencucian kapas ditekan.
dalam Gonadotropin Korionik. Saring kumpulan ekstrak dan air cucian, cud penya-
ring dengan air panas. Uapkan kumpulan ekstrak dan
Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>, Ke- air cudan hingga volume kecil, masukkan ke dalam
seragaman Sediaan <911>, dan lnjectiones. cawan porselen atau platina yang telah ditara, uapkan
hingga kP.ring dan keringkan pada suhu 105 ° hingga
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang bobot tetap.
tertera pada Penetapan potensi dalam Gonadotropin
Korionik, menggunakan Larutan uji yang dibuat dengan Lemak Tidak lebih dari 0,7%; lakukan penetapan
mengencerkan sejumlah larutan untuk uji Aktivitas sebagai berikut: Masukkan 10 g ± 0,01 g ke dalam alat
estrogenik secara bertahap dan kuantitatif dengan Soxhlet dengan labu penampung yang sudah ditara
larutan natrium klorida P 0,9%. dan ekstraksi dengan eter P selama 5 jam dengan
kecepatan sedemikian hingga aliran eter tidak kurang
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk padat- dari 4 kali tiap jam. Larutan eter dalam labu tidak
an steril seperti yang tertera pada lnjectiones. menunjukkan sesepora berwarna biru, hijau atau
coklat. Uapkan ekstrak sampai kering dan keringkan
pada suhu 105° selama 1 jam.

GOSSYPIUM DEPURATUM Zat warna Masukkan lebih kurang 10 g ke dalam


Kapas Murni (Kapas Tidak Berlemak) perkolator sempit, dan ekstraksi perlahan-lahan
dengan etanol P sampai diperoleh SO ml perkolat:
amati dari atas cairan setinggi 20 em dalam tabung
I<apas Mumi adalah bulu dari biji Gossypium ,hirsutum pembanding: perkolat boleh berwarna kekuningan,
Linn~, atau spesies Gossypium (Familia Malvacetze) tetapi tidak boleh berwarna biru atau hijau.
yang dibudidayakan, dibebaskan dari lemak dan
kotoran yang melekat, dikelantang dan disterilkan Bahan asing lain Bahan yang digunakan untuk pene-
dalam wadah akhir. tapan Panjang Serat <951>, tidak boleh mengandung
noda minyak atau partikellogam.
Pemerian Bulu seperti benang hal~, warna putih; di
bawah mikroskop nampak sebagai benang berongga, Panjang serat <951> dan Daya serap <1221> Keluar-
terpilin, bergaris dan ujungnya agak menebal; praktis kan kapas dari kemasan dan kondisikan selama tidak
tidak berbau dan tidak berasa. kurang dari 4 jam dalam atmosfir baku dengan kelem-
baban relatif 65% ± 2% pada suhu 21° ± 1,1° sebelum
Kelarutan Tidak larut dalam pelarut umum; larut penetapan.
dalam tembaga(II) oksida amonia. ·panjang serat Tetapkan panjang serat kapas mumi
. Fl IV Monografi I Griseofulvinum 419

seperti yang terteta pada Panjang Serat <951>. Tidak Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat..
kurang dari 60% serat dalam bobot, mempunyai
panjang 12,5 mrri atau lebih dan tidak lebih dari 10% Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
serat dalam bobot, mempunyai panjang 6,25 mm atau lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
kurang. dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari
Daya serap Lakukan seperti yang tertera pada Uji 5 mmHg, pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan
Daya Serap <1221>. Kapas harus fenggelam dalam lebih kurang 100 mg yang ditimbang saksama.
waktu tidak lebih dari 10 detik pada suhu 25° dan
kapas menyerap air tidak kurang dari 24 kali bobot- Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
nya.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 25 bpj.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
Luas permukaan spesifik Antara 1,3 dan 1,7 m 2
Wadah dan penyimpanan Kemas dalam bentuk per g. Tentukan ukuran partikel nyata dalam J.l.m
gulungan tidak lebih dari 500 g dengan putaran berke- dengan metode permeasi udara, menggunakan alat
sinambungan, dilapisi kertas tipis di bawah seluruh yang sesuai. Timbang 1,819 g ± 0,001 g, masukkan ke
gulungan, Iebar kertas cukup untuk dilipat menutupi dalam tabung kompresi dari alat. Mampatkan dengan
tepi gulungan dengan jarak 25 mm, digulung erat dan tekanan sedang hingga diperoleh porositas yang sama.
merata dan dimasukkan ke dalam wadah tertutup Alirkan udara mampat kering melalui tabung, dan
baik dan disegel. Dapat dikemas dalam wadah jenis ukur tekanan udara dengan manometer air. Baca
lain yang menjamin sterilitas produk. porositas, dan hitung ukuran partikel nyata dari
persamaan alat. Ulangi pembacaan porositas, berturut-
turut pada derajat kemampatan lebih tinggi hingga
diperoleh ukuran partikel nyata minimum. Hitung
GRISEOFULVINUM luas permukaan spesifik yang diamati dalam m 2 per g
Griseofulvin dengan rum us:
6
( )
CH 10
1 ,455 MF

M adalah ukuran partikel nyata minimum; F adalah


faktor yang diperoleh dari tabel berikut, jika perlu
gunakan interpolasi, untuk koreksi ukuran partikel
7-Kloro-2 ',4,6-trimetoksi-6' f3-metilspiro[benzofuran- nyata terhadap ukuran partikel yang sebenamya pada
2(3H),1' -[2}sikloheksena]3,4 '-dion [126-07-8] pembacaan porositas tersebut.
C 1 ~ 17Cl06 BM 352,77
Pembacaan
Griseofulvin mempunyai potensi tidak kurang dari porositas F
900 J.l.g C 17H 17Cl06 per mg.
0,80 1,3771
Baku pembanding Griseofulvin BPFI; tidak boleh di- 0,76 1,4142
0,72 1,4573
keringkan sebelum digunakan. Griseofulvin Luas Per- 0,68 1,5082
mukaan Spesifik BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum 0,64 1,5690
digunakan. 0,60 1,6432
0,56 1,7353
0,52 1,8528
Identifikasi 0,48 2,0076
. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 0,44 2,2203
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P 0,40 2,5298
menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Griseofulvin BPFI. Tentukan secara bersamaan luas permukaan spesifik
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai yang diamati dari Griseofulvin Luas Pennukaan Spesifik
dengan Larutan baku, keduanya relatif terhadap baku BPFI yang dilakukan dengan cara yang sama. Hitung
internal seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar. luas permukaan spesifik griseofulvin dengan rumus:

Jarak lebur <1021> Antara 217° dan 224°.

Rotasi jenis <1081> Antara +348° dan +364°, lakukan


penetapan menggunakan larutan yang mengandting
10 mg per ml dalam dimetilformamida P. Ou adalah luas permukaan spesifik yang diamati dari
420 Griseofulvini Compressi I Monografi FI IV

zat· uji; As adalah luas permukaan spesifik yang GRISEOFULVINI COMPRESS!


telah ditetapkan dari Griseofulvin Luas Permukaan Spesi- Tablet Griseofulvin
fik BPFI; Os adalah luas permukaan spesifik yang
diamati dari Griseofulvin Luas Permukaan Spesifik BPFI.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Tablet Griseofu!vin mengandung Griseofulvin,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada C 17 H 17Cl0 6, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Kromatografi <931>. dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-tetrahi-
drofuran P (60:35:5), saring, awaudarakan selama 5 me- Baku pembanding Griseofulvin BPFI; tidak boleh
nit sebelum digunakan dan aduk terus menerus dikeringkan sebelum digunakan.
selama penggunaan. Jika perlu lakukan penyesuaian,
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Identifikasi Waktu retensi relatif puncak utama
Kromatografi <931>. terhadap baku internal pada Larutan uji sesuai dengan
Lnrutan baku internal Larutkan sejumlah 3-fenil- Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan
fenol dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 1 mg kadar.
per mi.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Griseo- Disolusi <1231>
fulvin BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar Media disolusi: 1000 ml air yang mengandung
lebih kurang 1,25 mg per mi. Masukkan 5,0 mllarutan 40 mg natrium lauril sulfat P.
ini dan 4,0 ml Larutan baku internal ke dalam labu Alat tipe 2: 100 rpm.
tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak hingga Waktu: 60 menit.
kadar lebih kurang 0,125 mg per mi. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 17 H 17 Cl06 ,
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 62 mg, yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
masukkan ke dalam labu tentukur 50~ml, larutkan dan uji, jika perlu diencerkan dengan campuran metanol P-
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml, air (4:1), dan serapan larutan baku Griseofulvin BPFI
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan dalam media yang sama, pada panjang gelombang
4,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak serapan maksimum lebih kurang 291 nm.
sampai tanda. Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera kurang dari 70% (Q) C 17H 17Cl0 6 , dari jumlah yang
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tertera pada etiket.
Hnggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L10. Laju aliran Susut pengecingan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lebih kurang 1 ml per menit. Resolusi, R, antara lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
griseofulvin dan 3-fenilfenol tidak kurang dari 3,5 dan dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Larut- 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan
an baku tidak lebih dari 2,0%. lebih kurang 100 mg serbuk halus tablet yang ditim-
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah bang saksama.
volume sama, (lebih kurang 20 J..Ll) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
puncak utama. Waktu retensi relatif griseofulvin Prosedur keseragaman kandungan.
terhadap 3-fenilfenollebih kurang 0,8. Hitung jumlah Larutan baku Timbang saksama sejumlah Griseoful-
dalam J..Lg C 17H 17Cl06 per mg zat dengan rumus: vin BPFI, larutkan dan encerkan dengan metanol P
hingga kadar lebih kurang 10 J..Lg per mi.
Larutan uji Timbang dan serbukkan 1 tablet.
CP Ru Masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan
500 ( - ) ( - )
metanol P yang diukur saksama secukupnya hingga
Wu Rs kadar griseofulvin tidak lebih dari 1 mg per ml, kocok
secara mekanik selama 1 jam atau lebih lama, jika
C adalah kadar Griseofulvin BPFI dalam mg per ml perlu dispersikan zat uji secara sempuma, dan sonika-
Larutan baku; P adalah kandungan C 17H 17Cl06 dalam si selama 1 meriit. Sentrifus sebagian dari larutan ini,
J..Lg per mg Griseofulvin BPFI; Wu adalah jumlah zat encerkan secara kuantitatif sejumlah volume beningan
yang digunakan dalam mg; Ru d3I1 R5 bertun.it-turut yang diukur saksama hingga kadar griseofulvin lebih
adalah perbandingan respons puncak griseofulvin kurang 10 J..Lg per mi.
terhadap 3-fenilfenol dalam Larutan uji dan Larutan Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
baku. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 292 mh, menggunakan metanol P sebagai
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup blangko. Hitung jumlah dalam mg, C 1~7Cl061 dalam
rapat. tablet dengan rumus:
FIIV Monografi I Guaifenesinum 421

CL Au Pemerian Serbuk hablur, putih sampai agak kelabu;


(-)(-) bau khas lemah; rasa pahit.
D A5
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol, dalam
C adalah kadar Griseofulvin BPFI dalam J.Lg per ml kloroform, dan dalam propilen glikol; agak sukar larut
Larutan baku; L adalah jumlah mg griseofulvin dalam dalam gliserin.
tablet seperti yang tertera pada etiket; D adalah kadar
griseofulvin dalam J.Lg per ml Larutan uji dari jumlah Baku pembanding Guaifenesin BPFI; lakukan penge-
per tablet seperti yang tertera pada etiket dan besamya ringan dalam hampa udara, pada tekanan tidak
faktor pengenceran; Au dan A 5 berturut-turut adalah kurang dari 10 mmHg, pada suhu 60° sampai bobot
serapan Larutan uji dan Larutan baku. tetap, sebelum digunakan. Guaiakol BPFI; setelah
ampul dibuka, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Penetapan kadar
Fase gerak, Laruttm baku internal, Larutan baku dan ldentifikasi
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Penetapan kadar dalam Griseofult~in. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk bang yang sama seperti pada Guaifenesin BPFI.
tablet setara deng<'n lebih kurang 125 mg griseofulvin, B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 25.000) dalam kloroform P menunjukkan maksimum
lebih kurang 70 ml metanol P, kocok secara mekanik dan minimum pada panjang gelombang yang sama
selama 30 menit, encerkan dengan metanol P sampai seperti pada Guaifenesin BPFI.
tanda. Saring sebagian larutan, huang 5 ml filtrat C. Campur lebih kurang 5 mg dengan 1 tetes
pertama. Pipet 5 ml filtrat jemih, masukkan ke dalam formaldehida P dan beberapa tetes asam suifat P: terjadi
labu tentukur 50-ml, tambahkan 4,0 ml Larutan baku warna merah tua hingga ungu.
internal, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
·Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Prose- Jarak lebur <1021> Antara 78° dan 8ZO; tetapi rentang
dur dalam Griseofulvin. Hitung jumlah, dalam mg, antara awal dan akhir peleburan tidak lebih dari 3°.
C 17H 17Cl0 6 da~am serbuk tablet yang digunakan
dengan rumus: pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 100).
Ru
(PC)(-) Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Rs lakukan pengeringan dalam hampa udara, pada
tekanan tidak kurang dari 10 mmHg, pada suhu 60°
C adalah kadar Griseofulvin BPFI dalam mg per ml hingga bobot tetap.
Larutan baku; P adalah kandungan C 17H 17Cl06, dalam
J.Lg per mg Griseofulvin BPFI; Ru dan R 5 berturut-turut Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 25 bpj.
adalah perbandingan respons puncak griseofulvin
terhadap 3-fenilfenol dari Larutan uji dan Larutan baku. Guaiakol bebas Tidak lebih dari 0,03%. Masukkan
1,0 g ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 25,0 ml air, jika perlu hangatkan hingga larut, tambah-
rapat. kan 1,0 ml kalium heksasianoferat(lll) LP dan goyang-
kan. Tambahkan 5 ml larutan 4-aminoantipirin P (1 da-
lam 200), catat waktu mulai reaksi menggunakan
GUAIFENESINUM pencatat waktu. Goyangkan labu selama 5 detik,
Guaifenesin encerkan segera dengan larutan natrium bikarbonat P
Gliseril Guaiakolat (1 dalam 1200) sampai tanda. Tepar15 menit setelah
penambethan larutan 4-aminoantipirin P, ukur serapan
larutan pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 500 nm, terhadap pereaksi blangko;
serapan larutan tidak lebih besar dari larutan kontrol
yang dibuat dengan cara yang sama menggunakan
3-(o-Metoksifenoksi)-1,2-propanadiol [93-14-1] 3,0 mllarutan Guaiakol BPFI (1 dalam 10.00()).
Ct0H 140 4 BM 198,22
Penetapan kadar
Guaifenesin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
tidak lebih dari 102,0% C 10H 140 4, dihitung terhadap masukkan ke·dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
zat yang telah dikeringkan. kloroform P sampai tanda. Masukkan 4,0 mllanitan ini
422 Guaifenesini Compressi I Monografi FIIV

ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan kloro- tertera pada etiket.
fonn P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Guaifene- Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
sin BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga kadar
lebih kurang 40 llg per mi. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Prosedttr Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih Kromatografi <931>.
kurang 276 nm, menggunakan kloroform P sebagai Fase gerak Buat campuran air-metanol P-asam asetat
blangko. Hitung jumlah dalam mg, C 10H 14 0 4 , dengan glasial P (60:40:1,5), saring dan awaudarakan. Jika
rum us: perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Au Larzttan asam ber~zoat Timbang sejumlah asam ben-
2,5 c (-) zoat P, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih
A, kurang 2 mg per mi.
Larutan resolusi Timbang sejumlah guaifenesin,
C adalah kadar Cuaifenesin BPFI dalam j..lg per ml larutkan dalam air dengan pengocokan hingga kadar
Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah sera pan lebih kurang 2 mg per mi. Masukkan 2,0 mllarutan ini
Larutan uji dan Larutan baku. dan 5,0 ml Larutan asam benzoat ke dalam labu tentu-
kur 100-ml, tambahkan 40 ml metana! P, encerkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dengan air sampai tanda.
rapat. ·Larutan baku Timbang saksama sejumlah Guaifene-
sin BPFI, larutkan dalam ail dengan pengocokan
hingga kadar 2 mg per mi. Masukkc.n 2,0 mllarutan ke
GUAIFENES!NI COMPRESS! dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 45 ml meta-
Tablet Guaifenesin no! P, encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
Tablet Guaifenesin mengandung Guaifenesin, tablet setara dengan lebih kurang 200 mg guaifenesin,
C 10 H 14 0~, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. lebih kurang 60 ml air, kocok selama lebih kurang
15 menit. Encerkan dengan air sampai tanda, jika perlu
Baku pembanding Cuaifenesin BPFI; lakukan penge- saring. Masukkan 2,0 ml larutan ini ke dalam labu
ringan dalam hampa udara, pada tekanan tidak tentukur 100-ml, tambahkan 45 ml metanol P, encerkan
kurang dari 10 mmHg, pada suhu 60° hingga bobot dengan air sampai tanda.
tetap, sebelum digunakan. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Identifikasi tinggi dilengkapi dengan detektor 276 nm dan kolom
A. Gerus halus sejumlah serbuk tablet setara 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll dengan ukuran
dengan lebih kurang 100 mg guaifenesin, dengan partikel 10 j..lm. Laju aliran lebih kurang 2 ml per
10 ml klorofonn P, saring. Uapkan 1 ml filtrat pada kaca menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolu-
arloji. Campur sisa dengan 1 tetes formaldehida P dan si, rekam respons puncak seperti yang tertera pada
beberapa tetes asam sulfat P: terjadi wama merah ceri Prosedur: resolusi, R, antara puncak guaifenesin dan
tua hingga ungu. asam benzoat tidak kurang dari 3,0. Waktu retensi
B. Waktu retensi puncak guaifenesin Larutan uji relatif guaifenesin dan asam benzoat berturut-turut
sesuai dengan waktu retensi Larutan baku yang diper- adalah lebih kurang 0,7 dan 1,0. Lakukan kromatografi
oleh pada Penetapan kadar. terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
Disolusi <1231> pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,5%.
Media disolusi: 900 ml air. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Alat tipe 2: 50 rpm. volume sama (lebih kurang 20 J.d) Larutan baku dan
Waktu: 45 menit. Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 10 H 140 4 puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 10H 140 4 ,
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan · dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
uji dan jika perlu diencerkan dengan Medill disolusi dan
serapan larutan baku Guaifenesin BPFI dalam media 'u
yang sa:ma, pada panjang gelombang serapan maksi- sc (-)
mum lebih kurang 274 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
's
kurang dari 75% (Q) C 10 H 140 4 , dari jumlah yang C adalah kadar Guaifenesin BPFI dalam llg per ml
FI IV

Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons aliran udara hang!lt selama beberapa, IJ'I«JlHA ma,u.k,
puncak Larutan uji dan Larutan baku. kan kembali ke dalam bejana kromato.grafi·yttng ~
dan biiarkan merambat 15 em. Angkat lempeng dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup keringkan dalam oven pada suhu 110° selamodO menit
rapat. dan semprot dengan asam ~minohipurflt LP. Kromato-
gram ya.ng diperoleh dari larutan .(2) berupa empat
bercak terpisah jelas menunjukkan D-galaktosa
GUMMI ACACIAE (coklat kekuningan). D-glukosa (coklat kekuningan),
Gom Akasia L-arabinosa (coklat kemerahan) dan L-ramnosa
Gom Arab (kuning) dengan deretan harga R1 menaik. Kromato-
gram yang diperoleh dari larutan (1) berupa tiga ber-
cak sesuai dengan D-galaktosa, L-arabinosa dan
Gom Akasia adalah eksudat, yang mengeras di udara L-ramnosa. Tidak boleh ada bercak yang sesuai
seperti gom, y.mg mengalir secara alami atau.dengan dengan D-glukosa dan bercak lain yang tampak, teru-
penorehan batang dan cabang tanaman Acacia senegal tama pada bagian atas.
L. Willdenow (familia Leguminosae) dan spesies lain B. Larutkan 1 g serbuk dalam 2 ml air, tambahkan
Acacia yang berasal dari Afrika. 2 ml etanol P, kocok, terbentuk musilago putih yang
menjadi cairan encer pada penambahan 10 ml air.
Pemerian Tidak berbau. C. Pada 5 ml larutan 10%, tambahkan secara
bertahap sambil di .kocok 10 ml etanol P. Cairan
Kelarutan Larut ham?ir ser.1purna dalam 2 bagian berkabut yang diperoleh, membentuk endapan putih
bobot air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa pada penambahan 0,5 ml asam asetat 5 N. Saring,
bagian tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit; tambahkan pada filtrat jernih beberapa ml !!lrutan
praktis tidak larut dalam etanol dan dalam eter. amonium oksalat P 4%: filtrat berkabut.
D. Larutkan 250 mg serbuk dalam 5 mi a1r sambil
Makroskopik Butiran, bentuk bulat seperti ginjal atau dikocok, tambahkan 0,5 mllarutan hidrogen peroksida P
bulat telur, penampang 1 em sampai 3 em, warna 3% dan 0,5 ml tingtur guaiakum LP. Kocak, biarkan
putih kekuningan, kuning atau coklat muda, kadang- beberapa menit: terjadi warna biru tua atau hijau
kadang berwama merah muda, rapuh, buram, sering- kebiruan.
kali dengan permukaan yang retak, mudah pecah E. Larutan 0,01 o/o dengan penambahan timbal(II)
menjadi fragmen bersuciut tidak beraturan dengan subasetat LP: memberikan endapan dalam beberapa
-patahan melengkung, berwarna agak putih atau agak menit.
kekuningan; seperti kaca dan tembus cahaya. Di F. Larutan 10% memutar bidang polaiisasi ke kiri.
dalam pusat butiran yang tidak pecah seeing terdapat
rongga kecil. Agar dan gom sterkulia Pada sejumlah kecil serbuk,
tambahkan larutan segar merall rutenium LP, amati di
Mikroskopik.Serbuk berupa potongan m~ngkilat bawah mikroskop: tidak terlihat butir-butir merah.
tidak beraturan, tidak berwarna terlihat sedikit pati
atau jaringan tanaman; tidak terlihat adanya lapisan Agar dan tragakan
membran. A. Pada 2 mllarutan 10%, tambahkan.8 ml air
dan 0,2 ml timbal(ll) asetat LP: tidak terbentuk kabut
ldentifikasi pada pengocokan.
A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang 8. Pada 100 mg serbuk tambahkan 1 ml iodum
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan pada 0,01 M: tidak terjadi warna merah tua atau hijau
lempeng kromatografi Kieselgur G dalam larutan zaitun.
natrium fosfat monobasa P 1,6% masing-masing 10 ~1
larutan yang mengandung (1) zat uji yang dibuat Pati dan dekstrin Didihkan !0 ml larutan 10%,
sebagai berikut: refluks 1 g serbuk dalam 25 ml asam dinginkan, tambahkan 0,1 ml iodum 0,05 M: tidak
sulfat P 4% di dalam tangas air selama 90 menit, terjadi wama biru atau coklat kemerahan.
netralkan 10 mllarutan ini dengan 2 g barium kllrbo-
nat P, kocok selama lebih kurang 90 menit, saring; Sakarosa dan fruktosa Pada 1 ml larutan 10o/o,
encerkan 1 ml filtrat dengan 9 ml metanol P dan sentri- tambahkan 4 ml air, 100 mg resorsinol P dan 2 ml asam
fus, (2) masing-masing 10 mg D-galaktosa P, D-glu- klorida P, panaskan di atas tangas air: tidak terjadi
kosa P, L-arabinosa P, L-ramnosa P dalam 1 ml air, wama kuning atau merah muda.
encerkan dengan metanol P hingga 10 ml. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah Tanin Pada 10 mllarutan 10%, taz:nbahkan 0,1 ml
dijenuhkan dengan fase gerak aseton P-n-butanol P- larutan besi(lll) kloritUz P 10,5%: terbentuk ~ndapan
natrium fosfat monobasa P 1,6% (50:40:10) dan biarkan seperti gelatin, endapan dan larutan tidak berwarna
merambat 10 em. Angkat lempeng, keringkan dalam biru tua.
424 Halcinonidum I Monografi FI IV

Zat tak larut Tidak lebih dari 0,5%; lakukan penetap- penetapan menggunakan larutan dalam kloroform P
an sebagai berikut: Pada 5 g serbuk tambahkan 100 ml yang mengandung 20 mg per mi.
air dan 14 ml asam klorida 2 N, didihkan perlahan-
lahan selama 15 menit, sambil sering dikocok. Saring Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
selagi panas dengan penyaring kaca masir, cuci sisa lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
dengan air panas dan keringkan pada suhu 100° 100° selama 3 jam.
sampai 105° hingga bobot tetap.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 15,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 100° sampai 105° Kemumian kromatografi Tidak lebih dari 3,0%.
menggunakan 1 g serbuk zat. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
larutkan dalam 5,0 ml campuran kloroform P-metanol P
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 5,0%; lakukan (1 :1).
penetapan menggunakan 1 g. Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Kroma-
tografi <931>. Bagi luas lempeng kromatografi campur-
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Esche- an silika gel setebal 0,25 mm menjadi tiga bagian yang
richia coli; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g. sama, bagian pertama dan kedua untuk Larutan uji
dan bagian ketiga untuk blangko. Totolkan 100 I-ll
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan uji pada bagian pertama dan kedua, keringkan
baik. masing-masing setelah penotolan dengan aliran udara
hangat. Gunakan bejana kromatografi untuk eluasi
sinambung, lakukan kromatografi dalam Fase gerak
HALCINONIDUM campuran kloroform P-etil asetat P (5:1) selama lebih
Halsinonida kurang 2 jam. Angkat lempeng dari bejana, keringkan
dalam oven suhu 90° selama 15 menit, amati pita
kromatogram di bawah cahaya ultraviolet 254 nm.
Tandai pita utama dan pita lain. Secara kuantitatif
pindahkan lapisan silika yang mengandung pita,
termasuk bagian blangko yang sesuai dan masukkan
masing-masing ke dalam tabung sentrifuga 50 ml
bersumbat kaca, kumpulkan pita cemaran jika diper-
oleh lebih dari satu cemaran. Tambahkan 30,0 ml
21-Kloro-9-jluoro-11{3,16a,17-trihidroksipregna-4-ena- etanol mutlak P ke dalam tabung yang berisi pita utama
3,20-dionasiklik 16,17-aseta/ dengan aseton (3093-35-4] dan blangko; serta tambahkan 10,0 ml etanol mutlak P
C 24 ~ 2CIF05 BM 454,97 ke dalam tabung yang berisi kumpulan cemaran.
Tutup tabung dan kocok hati-hati dengan pengocok
Halsinonida mengandung tidak kurang dari 97,0% resiprokal selama lebih kurang 60 menit. Sentrifus,
dan tidak lebih dari 102,0% C24 H 3FlF05 . encerkan cairan pita utama dan blangko dengan
volume sama etanol mutlak P. Tetapkan serapan be-
Pemerian Serbuk hablur, putih atau agak putih; tidak ningan pada panjang gelombang serapan maksimum
berbau. lebih kurang 239 nm menggunakan etanol mutlak P
sebagai blangko. Hitung cemaran kromatografi
Kelarutan Larut dalam aseton dan dalaJll kloro- dengan rum us:
form; sukar laiut dalam etanol dan dalam eter, tidak
larut dalam air dan dalam heksana. Ai
100 ( )
Baku l'embanding Halsinonida BPFI; lakukan penge- (Ai+ 6A")
ringan dalam hampa udara pada suhu 100° selama
3 jam sebelum digunakan. Ai adalah serapan cairan kumpulan pita cem~ran
terkoreksi terhadap blangko yang sesuai dan A"
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang adalah serapan pita utama terkoreksi terhadap blang-
didispersikan dalam lazlium bromida P, siapkan dengan ko yang sesuai.
menggerus zat dengan kalium bromida P dan 1 ml
metanol anhidrat P, kemudian keringkan dalam hampa Penetapan kadar
udara pada suhu 60° sebelum dibuat cakram, menun- Larutan baku TlD\bang saksama sejumlah Halsino-
jukkan maksimum hanya pada panjang gelombang nida BPFI, larutkan dalam metanol P dan encerkan
yang sama seperti pada Halsinonida BPFI. secara bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih
kurang 15 l!g per ml.
Rotasi jenis <1081> Antara +150°. dan~ 160°; lakukan Larutan uji Tunbang saksama lebih kurang 30 mg,
FIIV Monografi I Haloperidoli ·Compressi 425

masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan (1 dalam 100)-isopropil alkohol P (1:9), menunjukkan
dan encerkan dengan metana/ P sampai tanda. Pipet maksimum dan minimum pada panjang gelombang
5,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-mllain dan yang sama seperti pada Haloperidol BPFI: daya serap
encerkan dengan metana/ P sampai tanda. ma~ing-masing dihitung terhadap zat yang telah
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku dikeringkan pada panjang gelombang serapan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih maksimum lebih kurang 245 nm, berbeda tidak lebih
kurang 239 nm menggunakan metana/ P sebagai dari 3,0%.
blangko. Hitung jumlah dalam mg, C 26 H 32ClF0 5 ,
dengan rumus: Jarak lebur <1021> Metode ll Antara 147° dan 15ZO;
lakukan penetapan terhadap zat yang telah dikering-
kan dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


C adalah kadar Halsinonida BPFI dalam 11g per ml lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
Lanttan baku; A 11 dan A 5 berturut-turut adalah serapan 60° selama 3 jam.
Larutan uji dan Larutan baku.
Sisa pemijaran <301> Tidak Jebih dari 0,1%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik. 4,4'-Bis[4-(p-klorofenil)-4-hidroksipiperidino)butiro-
fenon Tidak lebih dari 1,0%.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 80 mg,
HALOPERIDOLUM larutkan dalam lebih kurang 80 ml isopropil alkohol P di
Haloperidol dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 10 ml asrzm
klorida P (1 dalam 100), encerkan d~ngan isopropil
alkohol P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Haloperi-
dol BPFI dan 4,4-Bis(4-(p-klorofenil)-4-hidroksipiperidi-
no) butirofenon BPFI, Iarutkan dalam isopropil alkohol P
4-{4-(p-Klorofenil)-4-hidroksipiperidino]- yang mengandung 10 ml larutan asam klorida P
4 '-fluorobutirofenon [52-86-8] (1 dalam 100) per 100 ml, hingga kadar berturut-turut
.c;1H 230FN02 BM375,87 lebih kurang 800 11g per ml dan 8 11g per ml.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
Haloperidol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
tidak lebih dari 102,0% C 21 H 23 ClFN0 2, dihitung kurang 335 nm, terhadap blangko isopropil alkohol P
terhadap_ zat yang telah dikeringkan. yang mengandung 10 ml larutan asam klorida P
(1 dalam 100) per 100 ml larutan. Serapan Larutan uji
Pemerian Serbuk amorf atau serbuk hablur halus; tidak lebih besar dari serapan Larutan baku.
putih hingga agak kekuningan. Larutan jenuh bereaksi
netral terhadap lakmus. Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode V Memenuhi syarat.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam Pelarut ~unakan dimetil sulfoksida P.
kloroform; agak sukar larut dalam etanol; sukar larut
dalam eter. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
125 mg, larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial P
Baku pembanding Haloperidol BPFI; lakukan penge- tambahkan 3 tetes p-naftolbenzein LP titrasi dengan
ringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama asam perklorat 0,05 N LV. Lakukan titrasi blangko.
3 jam sebelum digunakan. 4,4'-Bis[4-(p-klorofenil)-4-
hidroksipiperidino]butirofenon BPFI; simpan dalam 1 ml asam perklorat 0,05 N setara dengan
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya, lakukan 18,79 mg C21 H 23ClFN02
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
selama 3 jam sebelum digunakan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
ldentifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromi- HALOPERIDOLI COMPRESS!
da P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang Tablet Haloperidol
gelombang yang sama seperti pada Haloperidol BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
50.000) dalam campuran Iarutan asam "klorida P Tablet Haloperidol mengandung Haloperidol,
426 Haloperidoli Compressi I Monografi FI IV

C 21 HiJCIFN0 2 , tidak kurang dari 90,0% dan tidak kurang 245 nm terhadap blangko metanol P. Hitung
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. jumlah dalam mg, C 21 H 23CIFN02, dalam tablet dengan
rum us:

Baku pembanding Haloperidol BPFI; lakukan penge- T Au


ringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama (-) c (-)
3 jam sebelum digunakan. D A5

T adalah bdar halop~ridol dalam mg yang tertera


ldentifikasi Waktu retensi puneak utama Larutan uji pada etiket; D adalah kadar Larutan uji dalam JLg
sesuai dengan waktu retensi Larutan baku seperti yang per ml seperti yang tertera pada etiket dan faktor
diperoleh pada Penetapan kadar. pengencerannya; C adalah kadar Haloperidol BPFI
dalam mg per ml Lanttan baku; Au dan A 5 berturut-
turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan LP Penetapan kadar
(tanpa enzim). Fase gerak Buat eampuran metanol P-dapar kalium
Alat tipe 1: 100 rpm. fosfat monobasa 0,05 M (60:40). Atur hingga pH 4,0
Waktu: 60 menit. dengan natrium hidroksida 1 N atau asam fosfat P saring
Fase gerak Buat eairan metanol P-dapar kalium fosfat dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
monobasa 0,05 M (60:40). Atur hingga pH 4,0 dengan menurut Kzsesuaiun sistem seperti yar.g tertera pada
natrium hidroksida 1 N a tau asam fosfat P, sa ring dan Kromatografi <931>.
awaudarakan. Lakukan penyesuaian menurut Kese- Larutan baku Timbang saksama sejumlah Haloperi-
suaian sistem seperti yang tertera pada Kromato- dol BPFI, larutkan dalam Fase gerak dan eneerkan
grafi <931>. secara kuantitatif, jika perlu bertahap dengan Fase
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera gerak hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per mi.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja Larutan uji Timbang dan serbukhaluskan tidak
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
3,9 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran serbuk setara dengan lebih kurang 10 mg haloperidol,
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
terhadap Larutan baku, rekam respons puneak seperti 60 ml Fase gerak, sonikasi selama 10 menit dan koeok
.. yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif seeara mekanik selama lebih kurang 1 jam. Eneerkan
pada peny.untikan ulang tidak lebih dari 3,0% dan dengan Fase gerak sampai tanda, saring, buang 20 ml
faktor ikutan tidak lebih dari 2,0. filtrat pertama.
Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
volume sama (lebih kurang 50 JLl) Larutan baku dan pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
puneak utama. Hitung jumlah C 21 H 23CIFN0 2 yang 3,9 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
terlarut, dibandingkan dengan larutan Haloperidol BPFI lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
pada media yang sama. terhadap Larutan baku, rekam respons ·puncak seperti
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih
kurang dari 80% (Q) C 21 HnCIFN02, dari jumlah yang dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
tertera pada etiket. ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 15 JLI) Larutan baku dan
Keseragaman sediaan <911> Larutan uji ke dalam kromatogaf, ukur respons puncak
Prosedur keseragaman isi Lakukan penetapan utama. Hitung jumlah dalam mg, C 21 H 23 CIFN0 2 ,
sebagai berikut: dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rum us:
. Larutan uji Masukkan 1 tablet yang telah digerus
halus ke dalam labu tentukur yang sesuai, tambahkan
metanol P hangat, kocok selama 15 menit, eneerkan
dengan metanol P sampai tanda, hingga kadar lebih
kurang 20 JLg per ml, saring, huang 20 ml filtrat
pertama. C adalah kadar Haloperidol BPFI dalam mg per ml
Larutan baku Ttmbang saksama sejumlah Haloperi- Larutan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah respons
dol BPFI larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih puncak l.Arutan uji dan l.Arutan baku.
kurang 20 JLg per mi.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
pada panjarig gelombang serapan maksimum lebih rapat, tidak tembus cahaya.
FIIV Monografi I Halothanum 427

HALOTHANUM Pada 10 ml lapisan air tambahkan 1 tetes asam nitrat P


Halotan dan 5 tetes perak nitrat LP: tidak terjadi opalesensi.

Kandungan timol
Br r
I
H-C-C-r
I Larutan baku timol Timbang saksama sejumlah
I
Cl
I
r
timol, larutkan dalam natrium hidroksida 0,25 N hingga
kadar 0,1 mg per mi.
Larutan dapar Gunakan dapar borat alkali pH 8,0.
2-Bromo-i-kloro-1,1,1-trijluoroetana [151-67-7) Larutan klorimida Larutkan 100 mg 2,6-dibromoki-
C2HBrCIF3 BM 197,38 non klorimida P dalam 25 ml etanol mutlak P. Larutan
harus dibuat segar.
Halotan mengandung timol sebagai stabilisator tidak Kurva baku timol Ke dalam 3 labu tentukur 100-ml,
kurang dari 0,008% dan tidak lebih dari 0,012%. pipet masing-masing 1 ml, 3 ml dan 5 ml Larutan baku
timol, tambahkan natrium hidroksida 0,25 N sampai
Pemerian Cairan berat, tidak berwarna; mudah ber- 5,0 ml. Buat larutan blangko dalam labu ke 4 yang
gerak; tidak mudah terbakar; bau khas seperti kloro- berisi 5,0 ml natrium hidroksida 0,25 N. Pada masing-
form; rasa manis dan seperti terbakar. masing labu tambahkan 10 ml Larutan dapar, goyang-
kan perlahan-lahan, tambahkan 1 ml Larutan klorimida.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; bercampur Biarkan tepat 15 menit, tambahkan 3 ml natrium hi-
dengan etanol, dengan kloroform, dengan eter, dan droksida 0,25 N dan encerkan dengan air sampei tanda.
dengan minyak lemak. Ukur serapan pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 590 nm terhadap blangko dan
Baku pembanding Halotan BPFI; siinpan dalam buat kurva baku.
wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Prosedur Timbang saksama lebih kurang 2 ml,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml yang berisi
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah larutan 5 ml natrium hidroksida 0,25 N, goyangkan perlahan-
(1 dalam 25) dalam karbon disulftda P menggunakan sel lahan. Uapkan dengan dialiri gas nitrogen P, tambah-
_0,1 mm, menunjukkan maksimum hanya pada pan- kan 10 ml Larutan dapar dan 1 ml Larutan klorimida.
jang gelombang yang sama seperti pada Halotan BPFI. Goyangkan perlahan-lahan, biarkan tepat selama
15 meJlit, tambahkan 3 ml natrium hidroksida 0,25 N,
Bobot jenis <981> Antara 1,872 dan 1,877; lakukan dan encerkan dengan air sampai tanda. Ukur serapan
·penetapan pada suhu 20° larutan tersebut, dan bandingkan dengan Kurva baku
timol, hitung persentase timol dalam halotan yang
Jarak destilasi <lOll:> Metode II Tidak kurang dari digunakan. ·
95o/o terdestilasi antara 49° dan 51 o dengan rentang 1o
dan tidak kurang dari 100% terdestilasi pada suhu Kemumian kromatografi
antara 49° dan 51°. Jjka perlu lakukan koreksi dengan Larutan baku Tambahkan 1,0 JJ.l 1,1,2-trikloro-1,2,2-
faktor koreksi 0,040° per mm. trifluoroetana ke dalam 20,0 ml zat uji.
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan
lndeks bias <1001> Antara 1,369 dan 1,371; lakukan cara Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kroma-
penetapan pada suhu 20°. tografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
detektor ionisasi nyala, dan kolom baja tahan karat
Keasaman-kebasaan Kocok 20 ml dengan 20 ml berukuran 3 m x 2 mm, berisi bahan pengisi 20o/o fase
air bebas karbon dioksida P selama 3 menit, biarkan diam G24 pada partikel penyangga SlAB. Pertahankan
lapisan memisah: lapisan air memerlukan tidak lebih suhu injektor, detektor dan kolom berturut-turut
dari 0,1 ml natrium hidroksidtz 0,010 N atau tidak lebih pada suhu 200°, 200° dan 60°. Gunakan nitrogen P
dari 0,6 mlasam klorida 0,010 N untuk menetralkan, sebagai gas pembawa dengan laju aliran lebih kurang
sebagai indikator gunakan ungu bromokresollP. 15 ml per menit. Waktu retensi 1,1,2-trikloro-1,2,2-
trifluoroetana, dan halotan berturu.t-turut adalah lebih
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,03o/o~ kurang 5 menit dan 13 menit.
Prosedur Suntikkan secara terpisah · sejumlah
Residu tidak menguap Tidak lebih dari 1 mg; laku- volume sama (lebih kurang 2 Jl}) Larutan baku dan zat
kan penetapan sebagai berikut: Uapkan 50 ml dalam uji ke dalam _kromatograf gas. Jumlah luas seluruh
cawan yang telah ditara di atas tangas uap hingga puncak, kecuali puncak halotan dalam zat uji, tidak
kering dan keringkan sisa pada suhu 105° selama melebihi luas puncak 1,1,2-trikloro-1,2,2-trifluoroetana
2jam. yang ditambahkan dalam lArutan baku: cemaran
kromatografi tidak lebih dari 50 bpj.
Klorida dan bromida Kocok 25 ml dengan 25 mi. air
selama 5 menit, biarkan cairan memisah sempurna. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
428 Heparinum N atricum I Monografi FI IV

rapat, tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca Protein Tambahkan 5 tetes larutan asam triklorCHISetat P
Tipe NP, dan hindarkan dari panas yang berlebihan. (1 dalam 5) ke dalam 1 mllarutan uji (1 dalam 100):
Diberikan hanya dalam wadah asli. tidak terbentuk endapan atau kekeruhan.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 bpj.


HEPARINUM NATRICUM
Heparin Natrium Aktivitas Anti-faktor Xa
Dapar pH 8,4 Larutkan sejumlah tris(hidroksimetil)-
aminometana P, asam edetat P dan natrium k/orida P
dalam air yang mengandung 0,1% polietilen glikol
Heparin Natrium adalah garam natrium dari glikosa- 6000 P hingga kadar berturut-turut 0,05 M; 0,0075 M
minoglikan sulfat dari campuran mukopolisakarida dan 0,175 M. Jika perlu atur pH dengan penambahan
dengan bobot molekul bervariasi. Te.rdapaf dalam asam klorida P atau larutan natrium ilidroksida P hingga
jaringan tubuh mamalia dan umumnya diperoleh dari pH 8,4 pada suhu 25°.
mukosa usus halus atau jaringan tubuh lain yang Larutan Antitrombin Ill Larutkan Antitrombin III
sesuai dari mamalia yang dapat dimakan manusia. BPFI asal sapi.dalam Dapar pH 8,4 hingga kadar
Terdiri dari komponen polimer dari turunan berseling 0,5 unit FI per mi.
D-glikosamina (N-tersulfatasi atau N-terasetilasi) dan Larutan Faktor Xa Larutkan· Faktor Xa BPFI dalam
asam uronat (asam L-iduronat atau asam D-gluku- Air Murni hingga diperoleh larutan yang memberikan
ronat) berikatan dengan ikatan glikosida, komponen serapan blangko yang tetap, sep~rti menggunakan
akan dibebaskan dalam bagian bervariasi pada larutan natrium klorida P 0,9% sebagai pengganti
hidrolisa sempurna. Merupakan campuran zat aktif larutan heparin seperti yang tertera pada Prosedur
yang mempunyai sifat memperlambat waktu jendal yang memberikan serapan 0,650 A sampai 0,700 A
darah terutama melalui pembentukan kompleks pada panjang gelombang 405 nm dan suhu 3i' (lt>bih 0

dengan protein plasma, Antitrombin III dan memper- kurang setara dengan 0,4 unit Faktor Xa Fl per ml
kuat inaktivasi Trombin dan menghambat enzim dalam 1 ml campuran reaksi akhir).
protease koagulasi seperti Faktor X Teraktivasi dalam Substrat kromofor Larutkan substrat metanasulfonil
urutan penjendalan. Potensi Heparin· Natrium 0-Leu-Gli-Arg-pNA dalam Air untuk lnjeksi hingga
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, tidak kadar 2,5 samp~i 3,0 J.lM per ml berdasarkan bobot
kurang dari 140 unit Heparin FI per mg dan tidak molekul yang tertera pada etiket.
· kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari Larutan baku Timbang saksama sejumlah Heparin
jumlah yang tertera pada etiket. Natrium BPFI, larutkan dalam Dapar pH 8,4 hingga
kadar 0,1; 0,05; 0,025 dan 0,0125 unit Heparin F1 per mi.
Pemerian Serbuk amorf putih atau pucat, tidak ber- L11rutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
bau a tau praktis tidak berbau; higroskopis. larutkan dalam D11p11r pH 8,4 hingga kadar lebih
kurang 0,025 sampai 0,050 unit Heparin FI per mi.
Baku pembanding Heparin Natrium BPFI; simpan di Prosedur Untuk masing-masing Larutan.baku buat
tempat sejuk dan tidak boleh dibekukan. Antitrom- dua larutan masing-masing menganqung 100 J.ll Larut-
bin III BPFI; Faktor Xa BPFI; Endotoksin BPFI. an Antitrombin Ill, 100 J.ll Larutan bllku dan 600 J.ll DaP.ar
pH 8,4, inkubasi pada suhu 37° tepat selama 120 detik.
Identifikasi Menunjukkan reaksi Natrium seperti Dengan cara yang sama buat empat larutan dari
yang tertera pada Uji ldentifilaui Umum <291>. masing-masing Larutan uji. Segera tambahkan pada
masing-masing tabu-ng 100 J.ll Larutan Faktor Xa dan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,03 unit inkubasi pada suhu 37, o tepat selama 120 detik. Segera
Endotoksin PI per unit Hepann Fl. tambahkan pada masing-masing tabung 100 J.ll
Substrat kromofor, ukur serapan pada panjang gelom-
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan bang 405 nm pada suhu 37° selama tidak kurang
menggimakan larutan (1 dalam 100). dari 60 detik. (Csztatan Atur urutan penambahan pereaksi
pada tabung sehingga jadwal waktu inkubllsi dapat dilaku-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; kan dengan tepat.] Hitung serapan rata-rata selama
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 detik untuk masing-masing kadar Larutan baku dan
60° selama 3 jam: Larutan uji. Hitung regresi kecepatan perubahan
serapan dalam logaritma kadar heparin natrium larut-
Sisa pemijaran <301> Antara 28,0% dan 41,()%. · an akhir dari Larutan baku. Tetapkan rata-rata kan-
dungan Anti-Faktor Xa dalam larutan akhir dari Larut-
Kandungan nitrogen <581> Metode I Antara 1,3% tm uji dari garis regresi. Hitung persentase aktivitas
dan 2,5%, dihitung terhadap zat yang telah dikering- relatif Anti-Faktor Xa terhadap potensi heparin
kan. dengan rumus:
FIIV Monografi I Heparinum Natricum 429

larutan lcalsium kloridlz P (1 dalam 100). Catat waktu,


segera tutup d!ln campuT dengan cara membalikkan
(P.) (C) tabung tiga kali sehingga membasahi bagian dalam
tabung. Buat satu seri Larutan uji dengan cara yang
Ux adalah rata-rata kandungan Anti-Faktor Xa dalam sama. Proses penyiapan dan pencampuran Larutan uji
unit FI per ml Larutan uji dari pengujian akhir; P. dan Larutan baku selesai dalam waktu 20 menit setelah
adalah potensi heparin natrium dalam unit Heparin FI penambahan plasma. Tepat 1 jam setelah penambahan
per mg yang ditetapkan seperti pada Penetapan potensi; kalsium klorida, tentukan tingkat jendal masing-
C adalah kadar heparin natrium dalam mg per ml masing tabung dengan tiga tingkatan (0,25; 0,50; 0,75)
Larutan uji. Jumlah aktivitas Anti-Faktor Xa dalam antara 0 (tidak jendal) dan 1 { jendal sempurna). Jika
unit FI per mg untuk Anti-Faktor Xa adalah tidak dalam seri tidak terdapat 2 tabung yang mempunyai
kurang dari 80,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari tingkat jendal lebih dari 0,5 dan dua tabung kurang
potensi Heparin dalam unit Heparin FI per mg seperti dari 0,5, ulangi Penetapan potensi dengan menggunakan
yang diperoleh pada Penetapan potensi .. Larutan baku dan Larutan uji yang dimodifikasi.
Perhitungan Ubah volume Larutan baku menjadi
Penetapan potensi logaritma dari 5 atau 6 tabung berurutan yang menga-
Larutan baku Jika perlu tetapkan dengan uji pen- pit tabung yang mempunyai tingkat jendal 0,5, yang
dahuluan untuk mendapatkan jumlah terkecil unit meliputi tidak kurang dari 2 tabung dengan tingkat
Heparin FI dari Heparin Natrium BPFI yang jika ditam- jendallebih besar dan 2 tabung dengan tingkat jendal
bahkan dalam 0,8 mllarutan natrium klorida P 0,9% lebih kecil dari 0,5. Beri nomor dan urutkan tabung
dapat mempertahankan keadaan cair 1 ml plasma secara seri dan tabulasikan tiap tingkat jendal yaotg
selama 1 jam setelah penambahan 0,2 ml larutan diperoleh dari setiap tabung. Dari log volume, x, dan
lazlsium klorida P (1 dalam 100). Jumlah ini umumnya secara terpisah dari tingkat jendalnya, y, hitung
antara 1 dan 3 unit Heparin FI yang diperoleh dari uji pasangan rata-rata X; dan Y; dari tabung 1, 2 dan 3;
pendahuluan. Pada hari penetapan buat Larutan baku tabung 2, 3 dan 4 dan tabung 3, 4 dan 5, serta untuk
sehingga dalam tiap 0,8 mllarutan natrium klorida P seri yang terdiri dari 6 tabung, tabung 4, 5 dan 6.
0,9% mengandung sejumlah Heparin Natrium BPFI Jika satu dari pasangan rata-rata, tingkat jendal rata-
seperti telah ditetapkan di atas. rata, Y; adalah 0,50; maka X; adalah log volume tengah
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg dari Larutan baku, x 5• Jika tidak, interpola:;i .x 5 dari
dan larutkan dalam larutan natrium klorida P 0,9% pasangan nilai yi' X; dan Y;.z• .xi•I' di bawah dan di atas
hingga kadar 1 mg per ml dan encerkan secara kuanti- 0,5 seperti:
tatif dengan pelarut yang sama hingga perkiraan
kadar sesuai dengan Larutan baku.
Penyiapan plasma Kumpulkan darah domba secara
langsung ke dalam wadah yang mengandung 1 bagian
volume larutan ruztrium sitrat P 8% untuk tiap 19 bagi-
an volume darah. Campur segera dengan cara di- Dari pasangan data pada tabung dari Larutan uji,
goyang perlahan-lahan dan membalikkan wadah. hitung dengan cara sama nilai tengah log volume .xrr
Darah segera disentrifus dan kumpulkan plasma. Log potensi lar<.ttan uji adalah:
Masukkan 1 ml plasma ke dalam tabung reaksi bersih,
tambahkan 0,2 ml larutan lcalsium klorida P (1 dalam
100); plasma dapat digunakan untuk penetapan poten-
si, jika terbentuk jendalan·kompak dalam waktu 5 me- R =v5 /vu adalah perbandingan antara unit Heparin FI
nit. Untuk penggunaan selanjutnya, plasma disimpan (v 5 ) per ml Larutan baku terhadap mg (vu) Heparin
dalam wadah tidak lebih dari 100 ml dan simpan Natrium per ml Larutan uji.
dalam keadaan beku, hindari pencairan sebagian Ulangi penetapan potensi secara terpisah da!!_ .rata-
sebelum digunakan. Untuk penggunaan Pendapan rata dua atau lebih nilai M untuk memperoleh M. Jika
potensi cairkan plasma beku dalam tangas air pada penetapan M kedua berbeda lebih dari 0,05 dari
suhu ti~ak lebih dari 3'r. Hilangkan bahan·partikulat penetapan pertama, lanjutkan penetapan potensi
dengan menyaring cairan plasma melalui saringan hingga log interval keyakinan yang dihitung seperti
kasar. yang tertera pada Interval keyakinan untuk penetapan
Prosedur Ke dalam tabung reaksi bersih 13 mm indiuidual dalam Desain dlzn Analisis Penetapan Hayati
x 100 mm, tambahkan sejumlah volume Larutan baku <81> tidak lebih dari 0,20. Potensi Heparin Natlj_um
secara bertahap deret ukur dan volume yang terbesar dalam unit Heparin FI per mg adalah P. = antilog M.
tidak lebih dari 0,8 ml dan perbedaan volume antara
tabung berurutan tidak lebih dari 5%. Ke dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
masing-masing tabung tambahkan larutan natrium rapat. Simpan di bawah suhu 40°, sebaiknya pada
lclorida P 0,9% hingga volume 0,8 ml. Tambahkan ke suhu antara 15° dan 30°, kecuali jika dinyatakan lain
dalam masing-masing tabung 1,0 ml plasma, 0,2 ml oleh pabrik pembuat.
430 Heparini Natrici Injectio I Monografi FI IV

HEPARINI NATRICI INJECTIO Heksaklorofen mengandung tidak kurang dari 98,0%


Injeksi Heparin Natrium dan tidak lebih dari 100,5% C 13 H 6Cl 6 0 2 , dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.

lnjeksi Heparin Natrium adalah larutan steril Heparin Pemerian Serbuk hablur, putih hingga agak coklat;
Natrium dalam Air untuk injeksi. Potensi tidak kurang tidak berbau atau agak berbau fenol.
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% unit Heparin Fl
dari jumlah yang tertera pada etiket. Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
aseton, dalam etanol dan dalam eter; larut dalam
Baku pembanding Heparin Natrium BPFI; simpan kloroform dan dalam larutan encer alkali hidroksida
di tempat sejuk dan tidak dibekukan. Antitrom- tertentu.
bin III BPFI. Faktor Xa BPFI. Endotoksin BPFI.
Baku pembanding Heksaklorofen BPFI; lakukan pe-
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,03 unit ngeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
Endotoksin Fl per unit Heparin Fl. digunakan. 2,3,7,8 Tetraklorodibenzo-p-dioksirt BPFI.

pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5. ldentifikasi


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti dikeringkan dan didispersikan dalam lcalium bromida P,
yang tertera pada Injeksi volume kecil. menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
bang yang sama seperti pada Heksaklorofen BPFI.
Aldifitas anti-faktor Xa Tidak kurang dari 80% dan B. Ke dalam larutan lebih kurang 5 mg dalam
tidak lebih dari 120% dari potensi lnjeksi Heparin 5 ml etanol P, tambahkan 1 tetes besi(lll) klorida LP:
Natrium dalam unit Heparin FI per ml yang diperoleh segera terjadi wama ungu yang labil.
pada Penetapan potensi. Lakukan penetapan seperti
yang tertera pada Aktifitas antifaktor Xa dalam Heparin Jarak le.bur <1021> Metode II Antara 161° dan 167°.
Natrium, menggunakan lnjeksi Heparin Natrium
untuk membuat Larutan uji. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada Injectiones. Sisa pemijaran <301> Metode I Tidak lebih dari 0,1 %.

Penetapan potensi Lakukan seperti yang tertera pada 2,3,7,8-Tetraklorodibenzo-p-dioksin Tidak lebih dari
Penetapan potensi dalam Heparin Natrium, mengguna- 0,001 bpj. {Perhatian Karena 2,3,7,8-tetraklorodibenzo-p-
kan injeksi sebagai pengganti heparin natrium. dioksin sangat beracun, perhatikan semua peringatan yang
Perhitungan Lakukan seperti Perhitungan yang diperlulcan jika menggunalcan prosedur ini.}
tertera pada Penetapan potensi dalam Heparin Natrium, Larutan uji Timbang saksama 10,0 g, larutkan
dengan vu dalam persamaan R adalah volume dalam dalam 50 ml metanol P, masukkan ke dalam corong
ml dari injeksi yang digunakan untuk membuat 1 ml pisah 1 liter, tambahken 25 ml metanol P, 25 ml litium
Larutan uji. Potensi dalam unit Heparin FI per ml hidroksidlz 2,5 N dan 225 ml air, ekstraksi 2 kali, tiap kali
adalah: dengan 200 ml n-heksana P yang baru disuling.
Keringkan kumpulan ekstrak n-heksana, saring mela-
lui natrium sulfot anhidrat P dan uapkan hingga· volume
.P. = antilog M
lebih kurang 15 ml pada evaporator berputar pada
suhu tangas tidak lebih dari 40°. Masukkan sebagian
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- larutan ini ke dalam tabung sentrifuga 12 ml, secara
gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I. bertahap dan tiap kali dipekatkan perlahan-lahan
dengan dialiri gas nitrogen P dalam tangas air hangat
hingga 1 mi. Bilas labu dengan 15 ml n-heksana P dan
HEXACHLOROPHENUM uapkan dengan cara yang sama. Cuci dinding tabung
Heksaklorofen sentrifuga dengan 10 ml n-heksana P, uapkan lagi
hingga 1,0 mi. Dinginkan dan masukkan ke dalam
kolom mikro yang dibuat sebagai berikut: Sumbat

**
pipet berukuran 5 mm x 15 mm dengan segumpalan
kecil wol kaca, tambahkan sedikit pasir dan 1,0 g
Cl Cl alumina basa P, ketuk beberapa kali: untuk memampat-
kan alumina dan panaskan dalam oven hampa udara
2,2 '-Metilenabis{3,4,6-triklorofonol] (7Q-30-4) pada suhu 110° selama 3 jam. Simpan dalam hampa
C13H 60 60 2 BM 406,91 udara. Eluasi kolom dengan 10 ml campuran n-heksa-
FI"lV Mottografi I Homatropini Hydrobromidi Guttae Ophthalmic:ae 431

na P-metilena klorida P (9:1), gunakan sebagian dalam eter.


campuran untuk membilas tabung. Kumpulkan eluat
dalam tabung sentrifuga 12 ml berskala dan pekatkan Baku pembanding Homatropin Hidrobromid11 BPFI;
perlahan-lahan dengan dialiri gas nitrogen P dalam lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam
tangas air hangat hingga 1,0 ml. sebelum digunakan.
lArutan baku Timbang saksama sejumlah 2,3,7,8-
Tetraklorodibenzo-p-dioksin BPFI, larutkan dalam ldentifikasi
campuran n-helcsana P-metilena klorida P (9:1) hingga A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
kadar 0,01 J.Lg per ml. dikeringkan dan didispersikan dalam klzlium bromidiJ P,
Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
pada Kromatografi <931> dan Spektrofotometri bang yang sama seperti pada Homatropin Hidrobro-
Massa <1201>. Suntikkan secara terpisah sejumlah mida BPFI.
volume sama (lebih kurang 2,0 J.Ll) lArutan baku dan B. Menunjukkan reaksi Bromida cara A dan 8
Larutan uji ke dalam kromatograf gas yang dihubung- seperti yang tertera pada Uji ldentijilatsi Umum <291>.
kan dengan spektrograf massa yang dilengkapi
dengan detektor ion ganda. Kromatog·raf gas dileng- Jarak lebur <1021> Antara 214° dan 217°, disertai
kapi dengan kolom kaca 2 mm x 1 m berisi bahan sedikit peruraian.
pengisi fase diam G1 pada partikel penyangga 51.
Pertahankan suhu kolom dan injektor masing-masing pH <1071> Antara 5,7 dan 7,0; lakukan penetapan
pada 250° dan 300°. Gunakan helium P sebagai gas menggunakan larutan (1 dalam 50).
pembawa dengan laju aliran 40 ml per menit. Jumlah
tinggi puncak pada bobot massa 320, 322 dan 324 dari Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%;
Larutan uji tidak lebih dari f.Arutan baku. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g, Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,25%.
larutkan dalam 25 ml etanol P dan titrasi dengan
natrium hidroksida 0,1 N LV. Tentukan titik akhir Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko. 400 mg, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet
1 ml natrium hidrolcsida 0,1 N setara dengan masing-masing 10 mllarutan ke dalam dua gelas piala
40,69 mg C13H 6Clp2 secara terpisah. Pada gelas piala pertama tambahkan
5 ml natrium hidroksida 1 N dan panaskan hingga
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup mendidih. Tambahkan 10 ml asam nitrat 1 N dan air
rapat, tidak tembus cahaya. hingga 50 ml dan dinginkan dalam tangas es. Pada
gelas piala kedua, tambahkan 5 mlllSilm nitr11t 1 N dan
air hingga 50 ml dan dinginkan: dalam tangas es. Pada
HOMATROPINI HYDROBROMIDUM masing-masing larutan tambahkan 1 tetes nitroforuzn-
Homatropin Hidrobromida trolin LP dan dalam keadaan dingin, titrasi dengan
serium(lV) timonium nitrat 0,05 N LV, hingga warna
CH, merah muda hilang. Hitung perbedaan volume
I H

A,H r~ ...
serium(IV) amonium nitrat 0,05 N LV.
0
~c:...o-~-~v 1 ml serium(W) ~~monium nitrat 0,05 N setara deng11n
8,907 mg C1 ~21 NOrHBr

1aH,5aH-Tropan-3a-ol mandelat (ester) Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


hidrobromida [51-56-9] rapat, tidak tembus cahaya.
C 16 ~ 1 N03 .HBr BM356,26

Homatropin Hidrobromida mengandung tidak HOMATROPINI HYDROBROMIDI


kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 100,5% GUITAE OPHTHALMICAE
C 16 H 21 N0 3 .HBr, dihitung terhadap zat yang telah Tetes Mata Homatropin Hidrobromida
dikeringkan.

Pemerian Hablur putih atau serbuk hablur putih. Tetes Mata Homatropin Hidrobromida adalah larutan
Dipengaruhi oleh cahaya. steril Homatropin Hidrobromida didapar. Mengan-
dung Homatropin Hidrobromida, C 16 H 21 N03 .HBr,
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0%
dalam etanol; sukar larut dalam ldoroform; tidak larut dari jumlah yang tertera pada etiket. Boleh mengan-
432 Hydralazini Hydrochloridum I Monografi FI IV

dung zat antimikroba yang sesuai. 11g per ml Larutan baku; Au dan As berturut-turut
adalah serapan l.Arutan uji dan l.Arutan baku.
Baku pembanding Homatropin Hidrobromida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
sebelum digunakan. rapat.

Identifikasi
A. Memenuhi ldentifikasi Basa Nitrogen Or-
ganik <261>. HYDRALAZINI HYDROCHLORIDUM
B. Menunjukkan reaksi Bromida cara A dan B Hidralazin Hidroklorida
seperti yang tertera pada Uji /dentifilazsi Umum <291>.

Sterilitas <71 > Memenuhi syarat .

pH <1071> Antara 2,5 dan 5,0.


1-Hidrazinoftalazin monohidrok/orida [304-20-1 I
Penetapan kadar C8 H 8N 4.HCI BM 196,64
Lartttan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Homatropin Hidrobromida BPFI, masukkan ke dalam Hidralazin Hidroklorida mengandung tidak kurang
labu tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 8 H 8 N 4 .HCI,
air sampai tanda. Pipet 10 ml ke dalam labu tentukur dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
50-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Kadar larut-
an Iebih kurang 100 11g per mi. Larutan ini harus Pemerian Serbuk hablur putih hingga hampir putih;
dibuat segar. tidak berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 275°
Larutan uji Pipet sejumlah volume larutan mata disertai peruraian.
setara dengan 50 mg homatropin hidroklorida,
masukkan ke dalam Iabu tentukur 100-ml, dan en- Kelarutan Larut dalam air; sukar larut dalam etanol ;
cerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml Iarutan sangat sukar larut dalam eter.
ini, masukkan ke dalam Iabu tentukur 50-ml, encerkan
dengan air sampai tanda. Baku pembanding Hidralazin Hidroklorida BPFI;
Prosedur Pipet masing-masing 2 ml Larutan baku lakukan pengeringan pada suhu 110° selama 15 jam
. dan Larutan uji ke dalam dua tabung sentrifuga 40 ml sebelum digunakan .
bersumbat kaca. Tambahkan ke dalam masing-masing
tabung, 3 ml air dan 1 mllarutan natrium hidroksida P ldentifikasi
(1 dalam 100). Panaskan kedua tabung ke dalam A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
tangas air mendidih selama 20 menit, dan biarkan dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P
mendingin pada suhu kamar. Pipet masing-masing menunjukkan maksimum hanya pada panjang
2 ml Larutan baku dan Larutan uji, masukkan ke dalam gelombang yang sama seperti pada Hidralazin Hidro-
dua tabung sentrifuga 40 ml bersumbat kaca yang lain, klorida BPFI.
tambahkan masing-masing 4 ml air dan gunakan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
kedua larutan sebagai blangko untuk l.Arutan baku dan 100.000) menunjukkan maksimum dan minimum
Larutan uji. Pada keempat tabung, tambahkan lebih pada panjang gelombang yang sama seperti pada
kurang 2 ml serium(IV) sulfat 0,2 M dalam larutan asam Hidralazin Hidroklorida BPFI; daya serap masing-
sulfat P (dibuat dengan melarutkan 12,6 g serium(IV) masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
amonium sulfat P dalam 50 ml air dan 3 ml asam pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
sulfat P, dan encerkan dengan air hingga 100 ml) dan kurang 260 run: berbeda tidak lebih dari 3,0"/o.
20,0 ml isooktana P. Kocok selama 15 menit, biarkan C. Larutan (1 dalam 4000) menunjukkan reaksi
memisah dan pisahkan lapisan isooktana dari masing- Klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji
masing tabung. Ukur serapan larutan uji dan larutan Identifikasi Umum <291>.
baku pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 242 nm terhadap masing-masing pH <1071> Antara 3,5 dan 4,2; lakukan penetapan
blangko. Hitung jumlah dalam mg, C 16~ 1 N03 .HBr, menggunakan larutan (1 dalam 50).
dalam larutan mata yang digunakan dengan rumus:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Au lakukan pengeringan pada suhu 110° selama 15 jam.
O,SC ( - )
As Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Cadalah kadar Homatropin Hidrobromida BPFI dalam Zat tak larut dalam air Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
FIIV Monografi I Hydrodtlorothiazidum 433

penetapan sebagai berikut: Masukkan 2,0 g ke dalam HYDROCHLOROTHIAZIDUM


labu Erlenmeyer 250 ml, tambahkan 100 ml air, kocok Hidroklorotiazida
dengan pengocok mekanik selama lebih kurang
30 menit, saring melalui penyaring kaca masir yang
telah ditara, cuci sisa tak larut yang tertinggal dalam
penyaring 3 kali, tiap kali dengan 10 ml air, keringkan
pada suhu 105° selama 3 jam, dinginkan dan timbang.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 hpj. 6- Kloro-3,4-dihid ro- 2H-1,2,4-benzotiadiazina-7-
sulfonamida 1,1 -dioksida [58-93-5)
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> C7 H 8C1Np 4S2 BM 297,73
Metode I Memenuhi syarat.
Hidroklorotiazida mengandung tidak kurang dari
Penetapan kadar Lakukan pe.netapan dengan cara 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 7 H~CIN 3 0 4 S 2
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Kromatografi <931>.
Larutan tetrametilamonium nitrat Larutkan lebih Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih;
kurang 1,36 g tetrametilamonium nitrat P dalam 950 ml praktis tidak berbau.
air, tambahkan 2 ml asam asetat glasial P dan campur.
Fase gerak Buat campuran Larutan tetrametilamoni- Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
1111! nitrat-metanol P (95:5), saring dan awaudarakan, larutan natrium hidroksida, dalam n-butilamina, dan
jika perlu lakukan per:yesuaian menurut Kesesuaian dalam dimetilformamida; agak sukar larut dalam
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. metanol; tidak larut dalam eter, dalam kloroform dan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Hidralazin dalam asam mineral encer.
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam asam klorida 0,1 N,
jika perlu encerkan secara kuantitatif dan bertahap Baku pembanding Hidroklorotiazida BPFI; lakukan pe-
dengan asam klorida 0,1 N hingga kadar lebih kurang ngeringan pada suhu 105° selama 1 jam sebelum digu-
40 ~g per ml, dan saring. nakan. 4-Amino-6-kloro-1,3-benzenadisulfonamida BPFJ;
Larrtfan uji Timbang saksama Iebih kurang 100 mg, Iakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam
masukkan ke dalam Iabu tentukur 250-ml, Iarutkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
dan encerkan dengan asam klorida 0,1 N sampai tanda. rapat dan terlindung dari cahaya.
Pipet 10 mllarutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan asam klorida 0,1 N sampai tanda, dan ldentifikasi
sa ring. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera didispersikan dalam kalium bromida P, menggunakan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja campuran hidroklorotiazida-kalium bromida yang
tinggi dilengkapi dengan detektor 254.nm dan kolom telah dipanaskan pada suhu 105° selama 2 jam,
3,9 ·mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi bang yang sama seperti pada Hidroklorotiazida BPFI.
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih 100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum
dari 2,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan dan minimum pada panjang gelombang yang sama
ulang tidak lebih dari 1,0%. seperti pada Hidroklorotiazida BPFI.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 25 J.Ll) Larutan baku dan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam.
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 8H 8N 4.HCI,
dengan rumus: Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,07%; lakukaf\ pene-


tapan dengan mengocok 500 mg dalam 40 ml air
selama 5 menit dan saring: filtrat menunjukkan klorida
tidak lebih dari yang ditunjukkan oleh 0,50 ml asam
C adalah kadar Hidralazin Hidroklo.rida BPFI dalam ~g klorida 0,020 N.
per ml Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 10 hpj.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Selenium <391> Tidak lebih dari 30 hpj; lakukan
rapat. penetapan menggunakan 200 mg.
434 Hydrochlorothiazidi Compressi I Monografi FIIV

4-Amino-6-kloro-1,3-benzenadisulfonamida Tidak 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran


lebih dari 1,0%; lakukan penetapan dengan cara Kro- lebih kurang 2,0 ml per menit. Lakukan kromatografi
matografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada terhadap Larutan kesesuaian sistem, dan rekam respons
Kromatografi <931>. puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem baku relatif tidak lebih dari ·1,5%; waktu retensi
kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Pene- relatif klortiazida dan hidroklortiazida berturut-turut
tapan kadar. adalah 0,8 dan 1,0. Resolusi, R, o.ntara klorotiazida dan
Larutan uji Buat seperti yang tertera pada Larutan hidroklorotiazida tidak kurang dari 2,0.
uji dalam Penetapan kadar. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan baku (Catalan Volume asetonitril P tidak le- volume sama (lebih kurang 20 111) Larutan baku dan
bih dari 10% dari volume total larutan dapat digunakan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
untuk melarutkan Baku Pembanding.} Timbang sak- puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
sama sejumlah 4-Amino-6-kloro-1 ,3-benzenadisulfona- C7H 8ClN 30 4S2, dengan rumus:
mida BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar
lebih kurang 1,5 11g per mi.
Prosed!tr Suntikka!1 seca~a terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 11!) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah, dalam mg, 4-amino-6- C adalah kadar Hidroklorotiazida BPFI dalam mg
kloro-1,3-benzenadisulfonamida, dalam hidroklorotia- per ml Larutan baku; 'u dan r5 berturut-turut adalah
zida yang digunakan dengan rumus: respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


baik.

C adalah kadar 4-Amino-6-kloro-1,3-benzenadisulfonami- HYDROCHLOROTHIAZIDI COMPRESS!


da BPFI dalam 11g per ml Larutan baku; 'u dan r5 Tablet Hidroklorotiazida
berturut-turut adalah respons puncak 4-amino-6-kloro-
1,3-benzenadisulfonamida dalam Larutan uji dan Lanttan
baku. TablP.t Hidroklorotiazida mengandung Hidroklorotia-
zida, C 7 H 8 CIN 30 4S 2, tidak kurang dari 90,0% dan
·Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada etiket.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran natrium fosfat monobasa Baku pembanding Hidroklorotiazida BPFI; lakukan pe-
0,1 M-asetonitril P (9:1), atur pH hingga 3,0 ± 0,1 ngeringan pada suhu 105° selama 1 jam sebelum digu-
dengan asam fosfat P, saring dan awaudarakan. Jika nakan. 4-Amino-6-kloro-1,3-benzenadisulfonamida BPFI;
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. cahaya. Lakukan pengeringan di atas silika gel P
Larutan kesesuaian sistem (Catalan Volume asetoni- selama 4 jam sebelum digunakan.
tril P tidak lebih dari 10% dari volume total larutan dapat
digunakan untuk melarutkan Baku Pembanding.} Trmbang Identifikasi
saksama sejumlah Hidroklorotiazida BPFI dan Klorotia- A. Masukkan sejumlah serbuk tablet setara
zida, lafUtkan dalam Fase gerak hingga kadar masing- dengan lebih kurang 50 mg hidroklorotiazida ke
masing lebih kurang 0,15 mg per ml. dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan lebih kurang
Larutan baku (Catalan Volume asetonitril P tidak 20 ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam 125), kocok
lebih dari 10% dari volume totallarutan dapat digunakan kuat-kuat selama 15 menit. Encerkan dengan pelarut
untuk melarutkan Baku Pembanding.} Timbang saksama yang sama sampai tanda, campur dan saring, buang
sejumlah Hidre)klorotiazida BPFI, larutkan dalam Fase beberapa ml filtrat pertama. Masukkan 5 ml filtrat ke
gerak hingga kadar lebih kurang 0,15 mg per ml. dalam corong pisah 125 ml dan tambahkan 5 ml
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg, larutan asam klorida P (1 dalam 10). Ekstraksi dengan
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan SO ml eter P, saring ekstrak eter melalui kertas saring
dalam sejumlah kecil asetonitril P, tidak lebih 10% dari lipat kedl yang kering, dan uapkan hingga kering.
volume total larutan, encerkan dengan Fase gerak Tambahkan 5 ml etanol P dan uapkan kembali hingga
sampai tanda. kering; spektrum serapan inframerah sisa yang telah
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera didispersikan dalam klllium bromida P menunjukkan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja maksimum hanya pada panjang gelombang yang
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom sama seperti pada Hidroklorotiazida BPFI yang sebe-
FIIV Monografi I Hydrocortisonum 435

lumnya telah dilarutkan dalam etanol P, kemudian HYDROCORTISONUM


diuapkan hingga kering. Hidrokortison
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan l.Arutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.

Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 60 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C,H8CIN30 4S2
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan Kortisol (50-23-7]
uji, jika perlu diencerkan dengan Media disolusi dan c21H30os BM 362,47
serapan larutan baku Hidroklorotiaziaa BPFI dalam
media yang sama pada panjang gelombang serapan Hidrokortison mengandung tidak kurang dari 97,0%
maksimum lebih kurang 272 nm. dan tidak lebih dari 102,0% C 21 H 300 5, dihitung terha-
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak dap zat yang telah dikeringkan.
kurang dari 60% (Q) C7 H 8C1Np,S2, dari jumlah yang
tertera pada etiket. Pemerian Serbuk hablur putih sampai praktis. putih;
tidak berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 215°
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. disertai peruraian.

4-Amino-6-kloro-1,3-benzenadisulfonamida Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam eter;


Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, l.Arutan baku, agak sukar larut dalam aseton, dan dalam etanol;
Sistem kromatografi, dan Prosedur Lakukan seperti yang sukar larut dalam kloroform.
tertera pada uji 4-Amino-6-kloro-1,3-benzenadisulfonami-
da dalam Hidroklorotiazida. Baku pembanding Hidrokortison BPFI; lakukan penge-
Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada ringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum diguna-
Larutan uji dalam Penetapan kadar. kan.

Penetapan kadar Identifikasi


· Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, l.Arutan baku, A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dan Sistem kromatografi Buat seperti yang tertera pada dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam dan didis-
Penetapan kadar dalam Hidroklorotiazida. persikan dalam minyak mineral P menunjukkan
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
.. . dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk seperti pada Hidrokortison BPFI.
tablet setara dengan lebih kurang 30 mg hidroklorotia- B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
zida, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml. 100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum
Tambahkan lebih kurang 20 ml Fase gerak, sonikasi dan minimum pada panjang gelombang yang sama
selama 5 menit, dan tambahkan lebih kurang 20 ml seperti pada Hidrokortison BPFI; daya serap masing-
asetonitril P. Sonikasi selama 5 menit, tambahkan lebih masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
kurang 50 ml Fase gerak, kocok selama 10 menit. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, campur dan kurang 242 nm berbeda tidak lebih dari 2,5%.
saring, buang 10 ml fitrat pertama.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang Rotasi jenis <1081> Antara +150° dan +156°, dihitung
tertera pada Penetapan kadar dalam Hidroklorotiazida. terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
Hitung jumlah dalam mg, C 7 H 8t:lN 3 0 4S2, dalam tapan menggunakan larutan dalam dioksan P yang
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: mengandung 100 mg per 10 mi.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;


lakukan pengeringan p·ada suhu 105° selama 3 jam.

Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan


C adalah kadar HidroklorotiazidJz BPFI dalam mg per ml penetapan menggunakan 100 mg.
Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku. Cemaran umum <481>
l.Arutan uji Gunakan pelarut etanol P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan baku Gunakan pelarut etanol P.
baik. · Fase gerak Buat campuran toluena P-etil asetat P-
436 Hydrocortisoni Acetas I Monografi FIIV

etanol P (60:20:20) dalam bejana tidak jenuh. Hidrokortison Asetat mengandung tidak kurang dari
Penampakan bercak Dalam tangas es, tambahkan 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 23 H 3206' dihitung
perlahan-lahan dan hati-hati, sambil diaduk, 42 ml terhadap zat yang telah dikeringkan.
asam sulfat P ke dalam 58 ml metanol P. Semprot
lempeng dengan larutan tersebut, panaskan pada suhu Pemerian Serbuk hablur, putih hingga praktis putih;
120° selama 5 menit dan amati di bawah cahaya ul- tidak berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 200°,
traviolet 366 nm. disertai peruraian.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kelarutan Tidak larut dalam air; sukar larut dalam
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada etanol dan dalam kloroform.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran buti/ k/orida P-buti/ klori- Baku pembanding Hidrokortison Asetat BPFI; lakukan
da P jenuh air-tetrahidrofuran P-metanol P - asam asetat pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
glasia/ P (95:95:14:7:6), saring dan awaudarakan. selama 3 jam sebelum digunakan.
Larutan baku internal Timbang sejumlah prednison,
larutkan dalam kloroform P jenuh air hingga kadar Identifikasi
lebih kurang 0,06 mg per mi. A. Spektrum se::apan inframerah zat yang telah
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Hidro- dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
kortison BPFI, larutkan dalam Larutan baku internal menunjukkan maksimum hanya pada panjang
hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per mi. gelombang yang sama seperti pada Hidrokortison
Larutan uji Tiinbang saksama lebih kurang 10 mg, Asetat BPFI.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
Larutan baku internal sampai tanda. 100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dan minimum pada panjang gelombang yang sama
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja seperti pada Hidrokortison Asetat BPFI; daya serap
tinggi dilengkapi dengan delektor 254 nm dengan masing-masing dihitung terhadap zat yang teiah dike-
perekam yang sesuai dan mampu menghasilkan ringkan, pada panjang gelombang serapan maksimum
tekanan kolom hingga lebih kurang 1000 psi dan lebih kurang 242 run, berbeda tidak lebih dari 2,5%.
dilengkapi dengan kolom 4 mm x 30 em berisi bahan
pengisi L3. Pada kromatogram yang sesuai, faktor Rotasi jenis <1081> Antara +158° dan +165°, dihitung
resoiusi, R, antara puncak hidrokortison dan baku terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pe-
internal tidak kurang dari 3,0. Pada 4 kali penyuntikan netapan menggunakan larutan dalam dioksan P yang
Larutan baku menunjukkan simpangan baku relatif mengandung 100 mg per 10 mi.
tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
volume sama Larutan baku dan Larutan uji ke dalam lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
kromatograf, ukur respons puncak utama. Hitung 60° selama 3 jam.
jumlah dalam mg, c21~05, dengan rumus:
Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan pe-
netapan menggunakan 100 mg.

Cemaran umum <481>


Larutan uji Gunakan campuran metanol P-kloro-
C adalah kadar Hidrokortison BPFI dalam mg per ml Jorm P (1:1). ·
Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban- Larutan baku Gunakan campuran metanol P-kloro-
dingan respons puncak hidrokortison dan baku inter- Jorm P (1:1).
nal dalam Larutan uji dan Larutan baku. Fase gerak Buat campuran kloroform P-metanol P-air
(180:15:1).
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
baik. bercak nomor 5.-

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
HYDROCORTISONI ACETAS _Kromatografi <931>.
Hidrokortison Asetat Larutan baku internal Timbang sejumlah fluoksi-
mesteron, larutkan dalam kloroform P jenuh air hingga
kadar lebih kurang 0,18 mg per mi.
Kortisol 21-asetat (50-03-3] Fase gerak Buat campuran butil klorida P-butil klori-
~~06 BM404,50 da P jenuh air-tetrahidrofuran P-metanol P-asam asetat
FIIV Monografi I Hydrocortisoni Butiras 437

glasilll p (475:475:70:35:30). metana/ P. Gunakan lempeng kromatografi yang- telah


Larutan baku timbimg saksama sejumlah Hidrokor- dipanaskan pada suhu 105° selama 10 menit dan
tison Asetat BPFI, larutkan dalam lArutan baku internal dinginkan. Sebagai fase gerak gunakan campuran etil
hingga kadar lebih kurang 0,10 mg per mi. asetat P-toluena P-aseton P (140:40:13) di dalam bejana
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg, kromatografi yang dijenuhkan dengan uap amoniak
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Encerkan menggunakan kertas pelapis. Noda yang diperoleh
dengan Larutan baku internal sampai tanda. dari Larutan uji menunjukkan R1 sama dengan noda
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dari lArutan baku.
pada KrCimatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Staphy-
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L3 dengan diameter lococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
partikel 10 Jlm. Lakukan kromatografi terhadap Laru-
tan baku, rekam respons puncak seperti yang tertera lsi minimum <861> Memenuhi syarat.
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak hidrokorti-
son asetat dan baku internal tidak kurang dari 2,0 dan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
simpangan baku relatif pada 6 kali penyuntikan ulang Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
tidak lebih dari 2,0%. Kromatografi <931>.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Fase gerak, Sistem kromatografi dan Larutan baku
volume sama Larutan uji dan Larutan baku ke dalam Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
kromatograf, ukur respons puncak utama. Hitung dalam Hidrokortison Asetat.
jumlah dalam mg, C23 H3 p6' dengan rumus: Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim setara
dengan lebih kurang 25 mg hidrokortison asetat,
masukkan ke d<?-lam wadah yang sesuai. Tambahkan
100,0 ml Fase gerak, kocok hingga larut. Pindahkan
10,0 mllarutan ini ke dalam wadah yang lain, tambah-
kan 15,0 ml Fase gerak dan cam pur.
C adalah kadar Hidrokortison Asetat BPFI dalam mg Prosedur Suntikkan sejumlah volume sama (lebih
per ml Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah kurang 10 JJ.l) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
perbandingan respons puncak hidrokortison asetat kromatograf, ukur respons puncak utama. Hitung
dan baku internal dalam lArutan uji dan lArutan baku. jumlah dalam mg, C 23 H 32 0 6 , dalam krim yang
digunakan dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik.

HYDROCORTISONI ACETATIS
CREMOR C adalah kadar Hidrokortison Asetat BPFl dalam mg
Krim Hidrokortison Asetat per ml Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak hidrokortison asetat
dan baku internal dalam lArutan uji dan lArutan baku.
Krim Hidrokortison Asetat adalah Hidrokortison
Asetat dalam dasar krim yang sesuai. Mengandung Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Hidrokortison Asetat, C 23 H 32 0 6 tidak kurang dari baik.
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
HYDROCORTISONI BUTIRAS
Baku pembanding Hidrokortison Asetat BPFI; lakukan Hidrokortison Butiral
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
selama 3 jam sebelum digunakan.
11{3, 17,21-Trihidroksi-pregna-
ldentifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti 4-ena-3,20-dion 17-butirat [13609-67-1]
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan C 25 H 360 6 BM 432,56
masing-masing (1) Larutan uji yang dibuat sebagai
berikut: Pada 1 g krim tambahkan 40,0 ml campuran Hidrokortison Butirat mengandung tidak kurang dari
asetonitril P 35% dalam metana/ P, kocok hingga larut. 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 25 H3Pv dihitung
Pada 20,0 ml larutan tambahkan 10,0 ml isooktana P terhadap zat yang telah dikeringkan.
dan campur. Biarkan memisah, huang lapisan atas dan
gunakan lapisan bawah. (2) Larutan baku yang Pemerian Serbuk hablur, putih hingga praktis putih;
menggunakan Hidrokortison Asetat BPFl250 JJ.g per ml praktis tidak berbau.
438 Hydrogeni Peroxidum Concentratum I Monografi FIIV

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut pindahkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan
dalam eter; larut dalam metanol, dalam etanol dan campuran metanol P-asam asetat glasial P (1000:1)
dalam aseton; mudah larut dalam kloroform. sampai tanda. Pipet 2 ml larutan tersebut ke dalam
labu tentukur 50-ml, encerkan dengan campuran
Baku pembanding Hidrokortison Butirat BPFI; lakukan pelarut yang sama sampai tanda.
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 78° Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera
selama 3 jam sebelum digunakan. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Kejemihan larutan <881> Larutkan 1 g dalam 10 ml 3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
diklorometana P: larutan jemih. lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
Identifikasi yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom yang di-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah tetapkan dari puncak analit tidak kurang dari 3000
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada
menunjukkan maksimum hanya pada panjang penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
gelombang yang sama seperti pada Hidrokortison Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Butirat BPFJ. volume sama (antara 15 111 dan 30 J.ll) Larutan uji dan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Larutan ba~u ke dalam kromatograf, pada suhu-
100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum kamar. Atur parameter kromatografi sedemikian rupa
dan minimum pada panjang gelombang yang sama sehingga respons puncak yang diperoleh dari Larutan
seperti pada Hidrokortison Butirat BPFI; daya serap baku lebih kurang 60% dari skala penuh. Tetapkan
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah respons puncak yang diperoleh dari l.Arutan uji dan
dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksi- Larutan baku dengan waktu retensi yang sama. Hitung
mum lebih kurang 242 nm, berbeda tidak lebih dari jumlah dalam mg, c25~06' dengan rumus:
3,0%.

Jarak lebur <1021> Metode II Antara 197° dan 208°,


disertai peruraian, jarak antara awal dan akhir pele-
buran tidak lebih dari 4°.
C adalah kadar Hidrokortison Butirat BPFI dalam 11g
Rotasi jenis <1081> Antara +47° dan +54°, dihitung per ml Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
tapan pada suhu 20° menggunakan larutan dalam
kloroform P dengan kadar 10 mg per mi. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa uda:ra pada suhu
78° selama 3 jam.
HYDROGEN! PEROXIDUM
Hidrokortison 21-butirat dan cemaran sejenis Laku- CONCENTRATUM
kan penetapan seperti yang tertera pada Penttapan Hidrogen Peroksida Pekat
hzdar, buat kromatogram dengan panjang 2 kali waktu
retensi komponen utama: jumlah respons semua
puncak lain kecuali puncak pelarut tidak lebih dati Hidrogen peroksida (7722-84-1]
2,0% dari puncak utama, dan tidak ada saiu puncak- HzOz BM34,01
pun yang lebih besar dari 1,0%.
Hidrogen Peroksida Pekat mengandung tidak kurang
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dari 29,0% dan tidak lebih dari 32,0'Yo H 20 2• Mengan-
Kromatograft cair kinaja tinggi seperti yang tertera pada dung tidak lebih dari 0,05% pengawet yang sesuai.
Kromatografi <931>. {Perhatian Hidrogen Perolcsida Pehzt adalah oksidan
Fase gerak Buat campuran air-asttonitril P-asam lcuat./
asetat glasial P (550:450:5), saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut KesesUIIian Pemerian Cairan jemih tidak berwama; bereaksi asam
sistem seperti yang tertera pada Kromatogrrzfi <931>. terhadap lakmus. Terurai secara perlahan dan di-
Larutan baku Timbang saksama Hidrokorlison pengaruhi cahaya.
Butirat BPFI, larutkan dalam campuran mdtmol P-~ZSIIm
asetat glasial P (1000:1) hingga kadar lebih kurang Identifikasi Kocok 1 ml dengan 10 ml air yang
40 11g per ml. mengandung 1 tetes asam sulfot 2 N dan tambahkan
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang SO mg, 2 ml da P, tambahkan 1 tetes hzlium bikromat LP: terja-
FIIV Monografi I Hydrogeni Peroxidi Solutio Topicalis 439

di warna biru pada Japisan air, setelah dikvcok dan tidak kurang dari 2,5 g dan tidak lebih dari 3,5 g ~02
didiamkan warna biru akan masuk ke dalam Iapisan per 100 ml; dan mengandung tidak lebih dari 0,05%
eter. pengawet yang sesuai.

Keasaman Encerkan 25 g dengan air hingga 250 ml, Pemerian Cairan jemih, tidak berwama, tidak berbau,
tambahkanfenolftalein LP dan titrasi dengan natrium atau be.rbau seperti ozon. Bereaksi asam terhadap
hidroksida 0,10 N hingga netral: diperlukan tidak lebih lakmus, berasa asam dan berbuih di dalam mulut.
dari 2,5 mi. Cepat terurai jika bercampur dengan oksidator atau
reduktor. Segera terurai pada pemanasan cepat.
Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,15%; lakukan Terurai oleh cahaya.
penetapan sebagai berikut: Uapkan 20 ml, yang sebe-
Jumnya telah dikocok, di atas tangas uap hingga Identifikasi Kocok 1 ml dengan 10 ml air yang
kering, keringkan residu pada suhu 105° selama 1 jam. mengandung 1 tetes asam sttlfat 2 N dan tambahkan
2 ml eter P, kemudian tambahkan setetes klllium bikro-
Klorida <361> Tidak Jebih dari 50 bpj; Jakukan pene- mat LP: terjadi warna biru dalam lapisan air, bila
tapan menggunakan larutan 1,5 g dalam air hingga dikocok dan didiamkan, wama biru akan miisuk ke
25 ml dan bandingkan kekeruhan dengan 0,10 ml asam dalam lapisan eter.
klorida 0,020 N.
Keasaman Ke dalam 25 ml larutan uji, tambahkan
Logam be rat <371 > Metode I Tidak Jebih dari 5 bpj; fenolftalein LP, dan titrasi dengan natrium hidroksi-
Jakukan penetapan menggunakan larutan yang dibuat cfa 0,10 N hingga netral: diperlukan tidak lebih dari
sebagai berikut: Encerkan 4 ml yang sebelumnya telah 2,5 mi.
dikocok dengan 20 ml air, tambahkan 2 ml amonium
hidroksida 6 N, dan didihkan perlahan, hingga volume Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,15%; lakukan
Iebih kurang 5 ml, encerkan dengan air hingga 25 mi. penetapan sebagai berikut: Uapkan 20 ml larutan uji
yang telah dikocok, di atas tangas uap hingga kering,
Batas pengawet Tidak Jebih dari 0,05%. Lakukan dan keringkan residu pada suhu 105° selama 1 jam.
penetapan sebagai berikut: Ekstraksi 90 ml larutan
yang telah dikocok baik di dalam corong pisah tiga Barium Ke dalam 10 mllarutan uji tambahkan 2 tetes
kali berturut-turut dengan 50 ml, 25 ml dan 25 ml asam suifat 2 N: tidak terbentuk kekeruhan atau endap-
campuran klorofonn P-eter P (3:2). Uapkan kumpulan an dalam 10 rr.enit.
ekstrak dalam cawan yang telah ditara, pada suhu
kamar hingga kering, dan keringkan di atas silika gel P Logam berat <371> Metode I Tidak Iebih dari 5 bpj;
selama 2 jam. lakukan penetapan sebagai berikut: Encerkan 4 ml
larutan uji yang dikocok dengan 20 ml air, tambahkan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 ml 2 ml amonium hidroksida 6 N, didihkan perlahan hingga
dalam labu tentukur 100-ml yang telah ditara, encer- volume lebih kurang 5 ml. Encerkan dengan air hingga
kan dengan air sampai tanda. Pada 20,0 ml larutan ini 25 mi.
tambahkan 20 ml asam suifat 2 N, titrasi dengan kalium
permanganat 0,1 N VI. Batas pengawet Tidak lebih dari 0,05%; lakukan pene-
tapan sebagai berikut: Ekstraksi 100 mllarutan yang
1 ml knlium permanganat 0,1 N setara dengan telah dikocok baik di dalam corong pisah tiga kali,
1,701 mg Hp 2 berturut-turut dengan SO ml, 25 ml, dan 25 ml campur-
an kloroform P-eter P (3:2). Uapkan kumpulan ekstrak
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah berisi tidak dalam cawan kaca yang telah ditara pada suhu kamar
penuh dilengkapi dengan lubang udara kecil dan hingga kering, dan keringkan di atas silikll gel P selama
simpan di tempat sejuk. 2jam.

Penetapan kadar Pipet 2 ml ke dalam labu yang se-


suai berisi 20 ml air. Tambahkan 20 ml asam suifat 2 NL
HYDROGENI PEROXIDI SOLUTIO titrasi dengan klllium permanganat 0,1 N LV.
TOPICALIS
Larutan Topikal Hidrogen Peroksida
1 ml kalium permanganat 0,1 N setara dengan
1,701 mg Hz0 2
Hidrogen peroksida [7722-84-1)
~02 BM 34,01 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya, dalam ruang dengan suhu
Larutan Topikal Hidrogen Peroksida mengandung . terkendali.
440 Hydroquinonum I Monografi FIIV

HYDROQUINONUM blangko.
Hidrokuinon
1 ml serium(IV) sulfat 0,1 N setara dengan
5,506 mg C6Hp 2

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


rapat dan tidak tembus cahaya.
Hidrokuinan [123-31-9]
C6H602 BM 110,11

HYDROXOCOBALAMINUM
Hidrokuinon mengandung tidak kurang dari 99,0% Hidroksokobalamin
dan tidak lebih dari 100,5% C 6 Hp 2, dihitung terhadap
zat anhidrat.

Pemerian Berbentuk jarum halus, putih; mudah men-


jadi gelap jika terpapar cahaya dan udara.

Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol, dan


dalam eter.

Baku pembanding Hidrakuinan BPFI; tidak boleh dike-


ringkan; lakukan penetapan kadar air dengan cara ti-
trimetri, sebelum digunakan untuk analisis kuantitatif.

ldentifikasi ester Kobinamida dihidraksida dihidragen fosfat (ester),


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah mono(garam); 3'-ester dengan 5,6-dimetil-1-a-D-
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bramida P ribofuranosilbenzimidazol (13422-51-0)
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- C62 H 89CoNi30 15P BM 1346,37
bang yang sama seperti pada Hidrakuinan BPFI.
B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang Hidroksokobalamin mengandung tidak kurang dari
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara terpi- 95,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 62 H 89CoN 13 0 15 P,
sah masing-masing 5 J.1l larutan dalam metanol P yang dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
mengandung (1) zat uji 0,1% dan (2) Hidrakuinan
BPFI 0,1 %, pada lempeng kromatografi silika gel P Pemerian Serbuk hablur merah atau merah tua; tidak
setebal 0,25 mm, Masukkan lempeng ke dalam bejana berbau atau sedikit berbau aseton. Bentuk anhidrat
kromatografi yang sebelumnya telah dijenuhkan sangat higroskopis.
dengan fase gerak metana[ P-klaroform P (50:50) dan
biarkan fase gerak merambat hingga tiga per empat Kelarutan Agak sukar larut dalam air, dalam etanol
panjang lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak dan dalam metanol; praktis tidak larut dalam ase-
menguap dan panaskan di atas lempeng pemanas ton, dalam eter, dalam kloroform dan dalam benzena.
atau diamkan di bawah lampu hingga timbul bercak:
harga R1 bercak utama yang diperoleh dari larutan (1) Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; lakukan pe-
sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2). ngeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
C. Spektrum serapan larutan (1 dalam 40.000) digunakan.
dalam metana[ P menunjukkan maksimum pada
panjang gelomhang lebih kurang 293 ± 2 nm. Identifikasi
A. Spektrum serapan visibellarutan yang dibuat
Jarak lebur <1021> Antara 172° dan 174°. dengan cara seperti yang tertera pada Senyawa kobala-
min yang tergantung pH menunjukkan maksimum pada
Air <1031> Metade I Tidak lebih dari 0,5%. panjang gelombang 426 ± 2 nm, 516 ± 2 nm dan 550
±2nm.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%. B. Pijarkan campuran lebih kurang 1 mg zat uji
dengan lebih kurang 50 mg kalium pirasulfat P dalam
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang krus porselen. Dinginkan dan hancurkan massa
250 mg, larutkan dalam campuran 100 ml air dan dengan batang pengaduk kaca, tambahkan 3 ml air
10 ml asam sulfat 0,1 N, tambahkan 3 tetes difenilami- dan didih-kan hingga larut. Tambahkan 1 tetes fenol-
nR LP dan titrasi dengan serium(IV) sulfat 0,1 N LV ftalein LP dan natrium hidroksida 2 N tetes demi tetes
hingga wama merah lembayung. Lakukan penetapan hingga terjadi wama meruh muda. Tambahkan 500 mg
Fl IV Monografi I Hydroxocobalaminum 441

natrium asetat P, 0,5 ml asam asetat 1 N dan 0,5 ml asam sulfat 5 N tutup, kocok hati-hati, sentrifus; dan
larutan garam nitroso R P (1 dalam 100): segera terjadi buang lapisan air. Ulangi pencucian 6 sampai 8 kali,
warna merah atau merah-jingga. Tambahkan 0,5 ml tiap kali dengan 25 ml asam sulfat 5 N hingga lapisan
asam klorida P, dan didihkan selama 1 menit: warna asam pencuci tidak berwarna dan buang cucian.
merah atau merah-jingga tidak berubah. Tambahkan Larutan kresol-karbon tetraklorida selama
pencucian agar volume larutan yang diperoleh tidak
pH <1071> Antara 8,0 dan 10,0; lakukan penetapan kurang dari 10 mi. Cuci larutan ini dua ka!i, tiap kali
menggunakan larutan (2 dalam 100). dengan 10 mllarutan natrium fosfat dibasa P jenuh dan
1 kali dengan 10 ;nl air, buang lapisan air. Lanjutkan
Susut pengeringan <1121> Antara 14,0% dan 18,0%; menurut Prosedur seperti tertera pada Penetapan Kadar
lakukan pengeringan pada suhu 100° dengan tekanan Kobalamin secara Perunut Radioaktif <571>, mulai dari
tidak lebih dari 5 mmHg selama 2 jam. "Pada ekstrak yang telah dicuci, tambahkan 30 ml
campuran Larutan butanol-benzalkonium klorida dan
Senyawa kobalamin yang tergantung pH Antara karbon tetraklorida P (2:1) .... ". Hitung kadar
95,0% dan 102%, dihitung terhadap zat yang telah sianokobalamin, dalam IJ.g, dengan rumus:
dikeringkan.
Dapar pH 4,0 Larutkan 2,61 g natrium asetat P dan Cs Au
20,5 g natrium klorida P dalam 5,25 .ml asam asetat R (-)(-)
glasial P dan air secukupnya hingga diperoleh volume Cu As
larutan 1500 mi.
Dapar pH 9,3 Larutkan 23,8 g natrium borat P dan R adalah jumlah sianokobalamin dalarn 11g dalam
402 mg asam borat P dan encerkan dengan air secu- Larutan baku; C5 dan Cu berturut-turut adalah nilai
kupnya hingga 1500 mi. rata-rata radioaktivitas yang telah dikoreksi, dinyata-
Prosedur {Catalan Lakukan penetapan di bawah cahaya kan dalam cacahan per menit per ml, dalam LaT!Itan
lemah.] Timbang saksama lebih kurang 40 mg, masuk- baku dan Larutan uji; Au dan As berturut-turut adalah
kan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan encer- serapan Larutan uji dan Larutan baku pada 361 nm.
kan dengan air bebas karbon dioksida P sampai tanda.
Masukkan masing-masing 1,0 ml larutan ini ke dalam Penetapan kadar Pereaksi perunut sianokobalamin,
dua tabung reaksi bersumbat kaca."Pada salah satu Larutan kresol-karbon tetraklorida, Larutan fosfat-sianida,
tabung yang ditandai dengan B, tambahkan 3,0 ml Larutan butanol-benzalkonium klorida, dan Kolom
Dapar pH 4,0 dan campur. Pada tabung lain yang alumina-resin Lakukan seperti yang tertera pada
ditandai dengan U. tambahkan 3,0 ml Dapar pH 9,3 Penetapan Kadar Kobalamin secara Perunut Radio-
dan campur. Ukur serapan larutan U pada panjang aktif <571>.
gelombang serapan maksimum lebih kurang 550 nm Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg,
menggunakan larutan B sebagai blangko. Hitung masukkan ke dalam labu tentukur 2000-ml; larutkan
persentase hidroksokobalamin, dengan rumus: dan encerkan dengan air sampai tanda. Masukkan
25,0 ml larutan ke dalam gelas piala, tambahkan
100.000 A 5,0 ml Pereaksi perunut sianokobalamin dan lanjutkan
( ) menurut Larutan uji seperti tertera pada Penetapan
19,66 w Kadar Kobalamin secara Perunut Radioaktif <571>, mulai
d_ari_ 'Tamb~~an 5 mg natrium nitrit P dan 2 mg kalium
A adalah serapan larutan U; W adalah bobot zat uji s~anida P...... .
dalam mg yang digunakan. Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosed1tr
seperti tertera pada Penetapan /Vzdar Kobalamin secara
Sianokobalamin Tidak lebih dari 5,0%, dihitung Perunut Radioaktif <571>. Hitung jumlah dalam IJ.g,
terhadap zat yang telah dikeringkan. C 62H 89CoN130 15P, dengan rumus:
Pereaksi perunut sianokobalamin, Larutan kresol-karbon
tetraklorida, Larutan butanol-benzalkonium klorida dan 1346,37 C5 Au
Kolom alumina-resin_ Lakukan seperti yang tertera pada ( )R(-)(-)
Penetapan Kadar Kobalamin secara Perunut Radioaktif 1355~8 Cu As
<571>.
Prosedur Timbang saksani.a lebih kurang 50 mg, 1346,37 dan 1355,38 berturut-turut adalah bobot
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan molekul hidroksokobalamin dan sianokobalamin; R
encerkan dengan air sampai tanda: Masukkan 5,0 ml adalah jumlah sianokobalamin dalam 1-1g dalam
larutan ini ke dalam tabung sentrifuga 50 ml bersum- Larutan baku; C5 dan Cu berturut-turut adalah harga
bat kaca, tambahkan 5,0 ml Pereaksi perunut sianokoba- rata-rata radioaktivitas yang telah dikoreksi, dinyata-
lamin dan 15 ml Larutan kresol-karbon tetraklorida, tutup, kan dalam cacahan per menit per ml Larutan baku dan
kocok hati-hati, sentrifus, pipet lapisan air yang Larutan uji; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan
terdapat pada bagian atas, buang. Tambahkan 25 ml I..arutan uji dan lArutan baku, pada 361 nm.
442 Hydroxyprogesteroni Caproas I Monografi FIIV

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan baku Gunakan pelarut kloroform P.
rapat, tidak tembus cahaya, simpan di tempat sejuk. Fase gerak Buat campuran kloroform P dan etil
asetat P (3:1).
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
HYDROXYPROG ESTERONI CAPROAS bercak nomor 5 dan amati di bawah cahaya ultraviolet
Hidroksiprogesteron Kaproat 366 nm.

Penetapan kadar
?'• Larutan baku Timbang saksama sejumlah Hidroksi-
co
OCOCH 11C>i 11,()11
progesteron Kaproat BPFI, larutkan dalam etanol P,
H
encerkan secara kuantitatif hingga kadar lebih kurang
. 10 llg per mi. ·
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
0~
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dan encerkan dengan etanol P sampai tanda. Pipet
17-Hidroksipregn-4-ena-,3,20-dion heksanoat (630-56-8] _2,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tam-
C 27H 40 0
4 BM 428,61 bahkan etanol P sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Hidroksiprogesteron Kaproat mengandung tidak kurang 240 nm terhadap blangko etanol P. Hitung
kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% jumlah dalam mg, C 27 H 40 0 4 , dalam contoh yang
C 27H 400 4, dihitung terhadap zat anhidrat. digunakan dengan rumus:
Au
Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih krem; tidak
sc (-)
berbau atau agak berbau. As
C adalah kadar Hidroksiprogesteron Klzproat BPFI dalam
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam eter; llg per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut
sukar larut dalam benzena. adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.

Baku pembanding Hidroicsiprogesteron Kaproat BPFI; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
· .lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika baik, tidak tembus cahaya.
gel P selama 4 jam sebelum digunakan.

ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang HYDROXYPROGESTERONI


telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium CAPROATIS INJECTIO
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada Injeksi Hidroksiprogesteron Kaproat
panjang gelombang yang sama seperti pada Hidroksi-
progesteron Klzproat BPFI.
lnjeksi Hidroksiprogesteron Kaproat adalah larutan
Jarak lebur <1021> Antara 120° dan 124°_ steril Hidroksiprogesteron Kaproat dalam minyak
nabati yang sesuai. Mengandung Hidroksiprogesteron
Rotasi Jenis <1081> Antara +58° dan +64°, dihitung Kaproat, CvH400 4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
tapan menggunakan larutan dalam kloroform P yang
mengandung 100 mg per 10 mi. Baku pembanding Hidroksiprogesteron Kaproat BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,1 %. silik.a gel P selama 4 jam sebelum digunakan.

n-Asam kaproat bebas Tidak lebih dari 0,58%; laku- ldentifikasi


kan penetapan sebagai berikut: Larutkan 200 mg A. Ukur sejumlah volume injeksi setara dengan
dalam 25 ml etanol P yang telah dinetralkan dengan 125 mg hidroksiprogesteron kaproat, masukkan ke
penambahan 2 atau 3 tetes fenolftlllein LP hingga wama dalam corong pisah 60 ml berisi 10 mlluksana P, 8 ml
merah muda lemah. Segera titrasi dengan ruztrium mttllnol P dan 2 ml air, kocok ·selama 2 menit dan
hidroksida 0,020 NLV: diperh,1kan tidak lebih dari biarkan memisah. Pada 3 mllapisan bawah tambah-
0,50 ml. kan IISilm sulfot P tetes demi tetes hingga berwarna,
tambahkan 3 ml metanol P: terjadi warna ungu. Bila
Cemaran umum <481> larutan diamati di bawah sinar ultraviolet 366 nm
Larutan uji Gunakan pelarut ldoroform P. menunjukkan fluoresensi kuning pucat.
FIIV Monografi I Hydtoxyzini Hydrochloridum 443

B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang HYDROXYZINI HYDROCHLORIDUM


tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing- Hidroksizin Hidroklorida
masing 10 J.tllarutan (1) yang dibuat sebagai berikut:
uapkan 4 mll.Arutan uji yang diperoleh pada Pmetapan
kadar di atas tangas air hingga kering, larutkan sisa
dalam 0,5 ml kloroform P; larutan (2) mengandung
Hidroksiprogesteron Kaproat BPFI 400 11g per ml dalam
kloroform P, pada lempeng kromatografi silika gel.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang telah dijenuhkan dengan campuran kloroform P- (:t)2-{2-{4-(p-Kloro-afenilbenzil)-1-piperazinil]
etil asetat P (3:1) hingga merambat 10 em di atas garis etoksi]etanol dihidroklorida [2192-20-3)
penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak C21 H 27ClNPr2HCl BM 447,83
menguap. Semprot lempeng dengan campuran asam
sulfat P-etanol P (1:3), panaskan pada Suhu 105° selama Hidroksizin Hidroklorida mengandung tidak kurang
5 menit: harga R bercak utama yang berwama hijau dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C21 ~CIN202•
kekuningan dari farutan (1) sesuai dengan larutan (2). 2HCI, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,2%. Pemerian Serbuk putih; tidak berbau. Melebur pada
suhu lebih kurang 200° disertai peruraian.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada lnjectiones. Kelarutar. Sangat mudah larut dalam air; larut dalam
kloroform; sukar larut dalam aseton; praktis tidak
Penetapan kadar larut dalam eter.
Pereaksi isoniazid Larutkan 375 mg isoniazid P dan
0,47 ml asam klorida P dalam 500 ml metanol P. Bak•~ pembanding Hidroksizin Hidroklorida BPFI;
l.Arutan baku Timbang saksama sejumlah Hidroksi- lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam
progesteron I<aproat BPFI, larutkan dalam metanol P dan sebelum digunakan. p-Klorobenzhidrilpiperazin BPFI.
encerkan bertahap dengan metanol P hingga kadar
lebih kurang SO J.Lg per ml. ldentifikasi
l.Arutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
setara dengan lebih kurang 250 mg hidroksiproges- dikeringkan dan didispersikan dalam lazlium bromillll P,
teron kaproat, masukkan ke dalam labu tentukur menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge-
250-ml, tambahkan metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml lombang yang sama seperti pada Hidroksizin Hidro-
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan klorida BPFI.
dengan metanol P sampai tanda. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalain
Prosedur Pipet 5 ml Larutan uji ke dalam labu 100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan
Erlenmeyer bersumbat kaca 50 ml. Pipet 5 ml l.Arutan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
baku ke dalam labu yang serupa. Tambahkan 10 ml pada Hidroksizin Hidroklorida BPFI; daya serap ma-
Pereaksi isoniazid pada masing-masing labu, campur sing-masing dihitung terhadap zat yang telah dike-
dan letakkan dalam tangas air pada suhu 30° selama ringkan pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 45 menit. Ukur serapan kedua larutan lebih kurang 230 run berbeda tidak lebih dari 3,0o/o.
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih C. Pada 10 ml larutan (1 dalam 400) tambahkan
kurang 380 nm terhadap blangko campuran 5 ml 2 tetes asam nitrat P dan 1 ml perak nitrat LP: terbentuk
metanol P dan 10 ml Pereaksi isoniazid. Hitung jumlah endapan putih seperti dadih yang tidak larut dalam
dalam mg, C 27H 400 4, dalam tiap ml injeksi yang asam nitrat 2 N, tetapi larut dalam amonium hidroksi-
digunakan dengan rumus: da 6 N (menunjukkan adanya klorida).

C Au Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;


5 (-)(-) lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
V A5
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%
C adalah kadar Hidroksiprogesteron I<aproat BPFI dalam
J.Lg per mll.Arutan baku; V adalah volume injeksi yang Logam berat <371> Metode lll Tidak lebih dari 20 bpj.
digunakan dalam ml; Au dan As berturut-turut adalah
serapan l.Arutan uji dan l.Arutan baku. Kemumian kromatografi
Fase gerak Buat campuran asetonittil P-asam sulfat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- 0,12 N (90:10) saring dan awaudarakan, jika perlu
gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I atau lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Tipe III. seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
444 Hyoscini Hydrobromidum I Monografi .FI IV

Larutan pengencer Buat campuran asetonitril P-air HYOSCINI. UYDROBROMIDUM


(90:10). Hiosin Hidrobromida
Lamtan baku Timbang saksama sejumlah Hidrok- Skopolamin Hidrobromida
sizin Hidroklorida BPFI, encerkan dengan Larutan
pengencer hingga kadar lebih kurang 1,8 Jlg per mi.
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Hi-
droksizin Hidroklorida BPFI dan p-Klorobenzhidrilpipera-
zin BPFI, encerkan dengan Larutan pengencer hingga
kadar masing-masing 3,6 Jlg per mi.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji
masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, larut- Ester 6/VfJ-epoksi-1aH,SaH-tropan-3a-ol(-)-
kan dan encerkan dengan Larutan pengencer, hingga tropat hidrobromidJl trihidrat [6533-68-2]
kadar 0,6 mg per mi. C 1lf21 N04.HBr.3H20 BM 438,31
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Anhidrat (114-49-8] BM 384,27
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm, kolom Hiosin Hidrobromida mengandung tidak kurang dari
penyangga 5 mm x 6 mm (diameter dalam) berisi 98,5% dan tidak lebih dari 102,0% C 17 H 21 NO~.HBr,
bahan pengisi L3, dan dua buah kolom 3 mm x 10 em dihitung terhadap zat anhidrat.
yang masing-masing berisi bahan pengisi U. Laju [Perhatian Bahan beracun, tangani dengan sangat hati-
aliran lebih kurang 0,4 ml per menit. Lakukan kroma- hati.]
tografi terhadap I..arutan resolusi dan I..arutan baku, rekam
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: Pemerian Hablur, tidak berwarna atau putih, atau
resolusi, R, antara puncak p-klorobenzhidrilpiperazin serbuk granul, putih; tidak berbau dan agak merekah
dan hidroksizin tidak kurang dari 1,2 dan simpangan di udara kering.
baku relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku
tidak lebih dari 2,0%. Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol;
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah sukar larut dalam kloroform; tidak larut dalam eter.
volume sama (lebih kurang 20 Jll) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato- Baku pembanding Hiosin Hidrobromida BPFI; lakukan
gram untuk waktu total tidak kurang dari 1,8 kali pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
waktu retensi puncak utama hidroksizin, rekam digunakan.
respons dari masing-masing puncak, kecuali puncak
utama hidroksizin Larutan uji. Hitung persentase Identifikasi
cemaran dengan rumus: A. Larutkan 3 mg dalam 1 ml etanol P dan uapkan
di atas tangas uap hingga kering. Larutkan residu
Cs 'u dalam 0,5 ml kloroform P, tambahkan 200 mg kalium
0,1 ( - ) ( - ) bromida P dan 15 ml eter P, aduk selama 5 menit.
Cu 's Dekantasi pelarut, keringkan residu di atas tangas uap
hingga bau pelarut hilang. Spektrum serapan infra-
C5 adalah kadar Hidroksizin Hidroklorida BPFI dalam Jlg merah residu yang didispersikan dalam kalium bro-
per ml Larutan baku; Cu adalah kadar zat uji dalam mg mida P, yang sebelumnya dikeringkan pada suhu 105u
per ml Larutan uji; ru adalah respons puncak cemaran selama 3 jam, menunjukkan maksimum hanya pada
dari Larutan uji; r5 adalah respons pllncak hidroksizin panjang gelombang yang sama seperti pada Hiosin
dari Larutan baku. Cemaran kromatografi tidak lebih Hidrobromida BPFI.
dari 0,3% untuk masing-masing cemaran dan jumlah B. Pada 1 ml larutan (1 dalam 20), tambahkan
semua cemaran tidak lebih dari 1,5%. beberapa tetes klor LP, kocok dengan 1 ml klorofonn P:
lapisan kloroform berwama kecoklatan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
150 mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam Jarak lebur <1021> Antara 195° dan 199°; lakukan
10 ml-lcloroform P. Tambahkan 50 ml asam asetat gla- penetapan menggunakan zat yang telah dikeringkan
sial P, 5 ml raksa(Il) asetat LP dan merah kuinaldin LP. pada hampa udara selama 24 jam dan kemudian pada
Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan pene- suhu 105° selama 2 jam.
tapan blangko.
Rotasi jenis <1081> Antara -24° dan -26°, dihitung
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan mengguna-
. 22,39 mg C21 H 27ClNz02.2HCl kan larutan yang mengandung 500 mg per 10 ml.

Wada.b dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5; lakukan penetapan
rapat. .. menggunakan larutan (1 dalam 20).
FI IV Monografi I Hyoscini Hydrobromidi Injectio 445

Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 13,0%; lakukan Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 1,0 mg hiosin
Sisa pemijaran <311> Dapat diabaikan; lakukan hidrobromida, masukkan ke dalam corong pisah yang
penetapan menggunakan 100 mg. berisi 5 ml Dapar pH 9,0, tambahkan dengan pipet
2,0 rr,I Larutan baku internal (buat seperti yang tertera
Apoatropin Pada 15 ml larutan (1 dalam 100) tam- pada Penetapan kadar dalam Injeksi Hiosin Hidrobromi-
bahkan O,OS ml kalium permanganat 0,1 N LV: warna da). Atur dengan natrium hidroksida 1 N hingga pH 9,0.
larutan tidak hilang semua dalam waktu 5 menit. Ekstraksi 2 kali, tiap kali dengan 10 ml diklorometana P,
saring ekstrak ke dalam gelas piala SO ml melalui 1 g
Alkaloid asing lain Pada 1 ml Iarutan (1 dalam 20) natrium sulfat anhidrat P dalam corong bersumbat
tambahkan beberapa tetes amonium hidroksida 6 N: kapas. Uapkan ekstrak dengan aliran gas nitrogen
tidak terbentuk kekeruhan. Tambahkan kalium hidrok- hingga Iebih kurang 2,0 ml. Gunakan larutan ini
sida 1 N pada 1 ml larutan lainnya: hanya terbentuk sebagai Larutan uji II dan lanjutkan penetapan seperti
sedikit kekeruhan putih. yang tertera pada Penetapan kadar dalam lnjeksi Hiosin
Hidrobromida. Hitung jumlah, dalam mg,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang C 17 H 21 N0 4 .HBr.3H 2 0, dalam serbuk tablet yang
750 mg, larutkan dalam campuran 30 ml asam asetat digunakan dengan rumus:
glasial P dan 10 ml raksa(Il) asetat LP, hangatkan hingga
Iarut sempurna. Dinginkan larutan hingga suhu W Au
kamar, tambahkan 2 tetes krista/ violet LP dan titrasi 1,141 ( - ) ( - )
dengan asam perk/oral 0,1 N LV. Lakukan penetapan 10 A5
blangko.
W adalah bobot Hiosin Hidrobromida BPFI dalam mg
1 ml asam perk/orat 0,1 N setara dengan Larutan baku I; 1,141 adalah perbandingan bobot
38,43 mg C 1/l 21 N0 4.HBr molekul hiosin hidrobromida trihidrat terhadap
hiosin hidrobromida anhidrat; Au dan A 5 seperti
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup tersebut di atas pada Injeksi Hiosin Hidrobromidi.
rapat, tidak tembus cahaya.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
cahaya, tertutup rapat.

HYOSCINI HYDROBROMIDI
COMPRESS I HYOSCINI HYDROBROMIDI
Tablet Hiosin Hidrobromida INJECTIO
Tablet Skopolamin Hidrobromida Inleksi Hiosin Hidrobromida
lnJeksi Skopolamin Hidrobromida
Tablet Hiosin Hidrobromida mengandung Hiosin
Hidrobromida, C 17H 21 N04.HBr.3H 20, tidak kurang lnjeksi Hiosin Hidrobromida adalah larutan steril
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah Hiosin Hidrobromida dalam Air untuk Injeksi.
yang tertera pada etiket. Mengandung Hiosin Hidrobromida, C 1,Ji21 N04 .HBr.
3H20, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
Baku pembanding Hiosin Hidrobromida BPFI; lakukan 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
pengeringan pada suhu 10S 0 selama 3 jam sebelum
digunakan. Baku pembanding Hiosin Hidrobromida BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
ldentifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet setara digunakan.
dengan lebih kurang 3 mg hiosin hidrobromida ke
dalam corong pisah SO ml, tambahkan 10 ml air dan Identifikasi
kocok selama 2 menit. Lanjutkan penetapan seperti A. Masukkan sejumlah volume injeksi setara
yang tertera pada ldentifikasi A dalam Injeksi Hiosin dengan lebih kurang 3 mg hiosin hidrobromida ke
Hidrobromida; mulai dari "Tambahkan 0,2 ml amonium dalam corong pisah 50 ml. Jika perlu encerkan dengan
hidroksida P ...... ". air sampai 10 ml. Tambahkan 0,2 ml amonium hidrolcsi-
da P dan ekstraksi dengan 25 ml kloroform P. Tambah-
Waktu hancur <12S1> Tidak lebih dari 15 menit; kan 50 ml eter P pada larutan kloroform dan lewatkan
lakukan penetapan tanpa menggunakan cakram. campuran melalui kolom kromatografi 25 mm x
250 mm yang disumbat wolkaca pada dasar tabung,
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. berisi 2 g tanah diatome mumi yang sebelumnya telah
446 Hyoscyamus Folium I Monografi FIIV

dicampur dengan 1 ml asam fosfat 0,2 N yang dijenuh- dan rekam luas puncak seperti yang tertera pada
kan dengan natrium bromida P. Eluasi dengan 25 ml Prosedur; simpangan baku relatif untuk perbandingan
eter P jenuh air dan huang eluat. Eluasi dengan 100 ml luas puncak pada penyuntikan ulang Larutan baku II,
kloroform P jenuh air, kumpulkan eluat dan uapkan RA. tidak lebih dari 2,0%; faktor resolusi antara AH dan
hingga hampir kering. Larutkan residu dalam 1 ml A A. tidak kurang dari 5; faktor ikutan tidak lebih dari
etanol P, dan lanju tkan seperti yang tertera pad a 2,0.
ldentifikasi A dalam Hiosin Hidrobromida, mulai dari Prosedur Suntikkan masing-masing 1 J.LI Larutan
"dan uapkan di atas tangas uap hingga kering ...... ". uji II dan Larutan baku II ke dalam kromatograf. Ukur
B. Pada sejumlah volume injeksi, tambahkan perak luas puncak hiosin hidrobromida dan homatropin
nitrat LP: terbentuk endapan putih kekuningan, tidak hidrobromida dalam tiap kromatogram. Hitung
larut dalam asam nitrat P tetapi sukar larut dalam masing-masing perbandingan luas puncak hiosin
amonium hidroksida 6 N. hidrobromida terhadap luas puncak baku internal
dari kromatogram Larutan uji II, A 11 dan dari kroma-
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,5. togram Larutan baku II A 5• Hitung jurnlah, dalam mg,
C 17 H 21 N0 4 .HBr.3H 20 dalam volume injeksi yang
Syarat lain Memenuhi sy.-rat seperti yang tertera digunakan dengan rumus:
pada Injectiones.
Au
Penetapan kadar 1,141 w (-)
Dapar pH 9,0 Larutkan 34,8 g kalium fosfat dibasa P As
Jalam 900 ml air, atur hingga pH 9,0 dengan pe-
nambahan asam klorida 3 N atau natrium hidroksida 1 N, W adalah bobot Hiosin Hidrobromida BPFI dalam mg
tetapkan secara elektrometrik, jika perlu dengan pe- Larutan baku I; 1,141 adalah perbandingan bobot
ngadukan. molekul hiosin hidrobromida trihidrat terhadap
Larutan baku internal Larutkan dan encerkan lebih hiosin hidrobromida anhidrat.
kurang 25 mg homatropin hidrobromida dengan air
dalam labu tentukur 50-ml sampai tanda. Larutan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak
dibuat segar. ternbus cahaya, dosis tunggal atau dosis ganda, se-
Larutan baku I Timbang saksama lebih kurang baiknya dari kaca Tipe I.
10 mg Hiosin Hidrobromida BPFI, larutkan dan encer-
kan dengan air dalam labu tentukur 100-ml sampai
tanda. Larutan dibuat segar. HYOSCYAMUS FOLIUM
Larutan uji I Masukkan sejumlah volume injeksi Daun Hiosiamus
yang d·iukur saksama; setara dengan lebih kurang
10 mg hiosin hidrobromida ke dalam labu tentu-
kur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Daun Hiosiamus terdiri dari daun yang telah
Larutan uji II dan Larutan baku II Pipet 10 ml Larut- dikeringkan atau daun, pucuk berbunga dan kadang-
an uji I dan 10 ml Larutan baku I, masukkan masing- kadang buah yang telah dikeringkan, dari Hyoscyamus
masing ke dalam corong pisah. Pada masing-masing niger Linn~ (Familia Solanaceae). Mengandung tidak
corong pisah tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal kurang dari O,OS'Yo alkaloid total, dihitung sebagai
dan 5,0 ml Dapar pH 9,0. Atur dengan hati-hati pH hiosiamin, terhadap bahan yang telah dikeringkan
larutan dengan natrium hidrolcsidJJ 1 N hingga pH 9,0, pada suhu 100° hingga 105°. Alkaloid tersebut terdiri
cegah jangan sampai berlebih. Ekstraksi segera dari golongan hiosiamin-atropin bersama dengan
masing-masing 2 kali, tiap kali dengan 10 ml mdilena hiosin dalam perbandingan yang tidak tetap.
klorida P, saring ekstrak ke dalam gelas piala 50 :nl
melalui 1 g natrium sulfat tmhidrat P dalam corong Pemerian Bau menimbulkan rasa mual dan tidak me-
bersumbat kapas. Uapkan ekstrak dengan aliran gas nyenangkan.
nitrogen P hingga lebih kurang 2,0 ml.
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan Makroskopik Daun hij!lu kekuningan sampai hijau
cara Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kroma- kecoklatan, rapuh dan seringkali patah. Helai daun
tografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan mencapai panjang sampai 25 em, mernbundar telur-
kolom kaca 1,8 m x 2 mm berisi bahan pengisi 3% fase melanset sampai membundar telur-segitiga, dengan
cair GJ pada partikel penyangga SlAB, dikondisikan ujung meruncing; pangkal menjantung pada daun
dengan cara seperti yang tertera pada Kromatogra- duduk dan rneruncing pada daun bertangkai. Tepi
fi <931>. Pertahankan suhu kolom pada 225• dan daun bercuping bergerigi tidak teratur dengan cuping
gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju besar segitiga, daun berbulu rapat dan lengket pada
aliran lebih kurang 25 ml per menit. kedua permukaannya, terutama pada tulang tengah
· ksesuaiJzn sistem Lakukan kromatografi terhadap dan urat tengah daun. Tulang tengah daun Iebar dan
Larutan baku II dengan menyuntikkan 6 sampai 10 kali, jelas; urat sekunder timbul dari sudut Iebar dan
-
FIIV Monografi / Hyoscyamus Folium 447

berakhir pada ujung euping. dalam 9 ml metanol P (Larutan A) dan larut~ lS mg


Pucuk Berbunga Berbulu rapat dalam massa padat hiosin hidrobromida dalam 10 ml metanol P (l.Arut-
merata, bunga menggerombol dan timbul pada ketiak an 8), eampurkan 3,8 ml Larutan A dengan 4,2 ml
daun gagang besar. Larutan B dan eneerkan dengan metanol P hingga
Batang Berongga dan berbentuk subsilinder. 10 ml. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromato-
Bunga Kelopak gamosefalus, menggenta melebar grafi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak eam-
dengan lima euping bertaring bentuk segitiga; mah- puran aseton P-air-amonium hidroksidil P (90:7:3), hingga
kota bereuping lima, berbentuk eorong pendek ke- fase gerak merambat 10 em di atas garis penotolan.
kuningan. Angkat lempeng, dan keringkan pada suhu 100°-105°
Buah Piksis, panjang, sekitar 1,5 em bila matang, selama 15 menit, biarkan dingin di'ln ser.nprot dengan
berada dalam kelopak, mengandung banyak biji larutan kalium iodobismutat termodifikasi P hingga pita-
berwarna abu-abu keeoklatan dengan kulit biji ber- pita menjadi nyata berwarna jingga hingga eoklat
gelombang menyerupai jala. pada Jatar belakang kuning. Pita pada kromatogram
yang diperoleh dari larutan (1) sama dengan yang
Mikroskopik Daun Sel epidermis dengan dinding diperoleh dari larutan (2), dengan memperhatikan
tegak lurus bergelombang dan kutikula halus; banyak nilai Rlnya (hiosiamin pada sepertiga bagian bawah
rambut penutup multiselular, beruntun tunggal dan dari kromatogram; hiosin pada sepertiga bagian atas),
rambut kelenjar dengan dinding tipis dan halus, warna dan ukuran sekurang-kurangnya sama. Pita
sejumlah rambut kelenjar dengan tangkai panjang sekunder yang lebih pueat dapat muneul, terutama di
multiselular atau tangkai uniselular pendek dan tengah kromatogram yang diperoleh dari 20 11llarutan
dengan kepala biselular atau multiselular menggada. (1) atau dekat garis penotolan pada kroni.atogram
Stomata anisositik lebih banyak pada epidermis yang diperoleh dengan 10 111 larutan (1). Semprot
bawah. Tulang daun tampak sebagai busur terbuka lempeng dengan larutan natrium nitrit P 10% yang
dari ikatan pembuluh dengan kelompok floem intra- dibuat segar, hingga transparan, dan lakukan penga-
xilem terisolasi; mesofil dorsiventral dengan sel pali- matan setelah 15 menit. Warna yang disebabkan oleh
sade berlapis tunggal, di bawahnya terdapat barisan hiosiamin berubah dari eoklat hingga eoklat ke-
sel yang mengandung hablur kalsium oksalat bentuk merahan tetapi bukan biru keabu-abuan (atropin): pita
prisma tunggal atau ganda, panjang S!J.m sampai sekunder tidak akan nampak lagi.
20 Jlm atau kadang-kadang berkelompok; sel epi-
dermis mahkota dengan dinding tegak lurus ber- Bahan organik asing Tidak lebih dari 2,5% tangkai
gelombang dan lipatan jelas. dengan garis tengah lebih dari 7 mm; lakukan pe-
netapan seperti yang' tertera pad a Pengambilan Contoh
Identifikasi dan Metode Analisis Simplisia <671>.
A. Koeok 1 g serbuk dengan 10 ml asam sulfat
0,05 M selama 2 menit, saring, tambahkan pada filtrat Abu tidak larut dalam asam Tidak lebih dari 12,0'Y~;
1 ml amonium hidroksida P dan 5 ml air. Ekstraksi hati- lakukan penetapan seperti yang tertera pada Ptng-
hati dengan 15 ml kloroform P untuk menghindari ambilan Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>.
terbentuknya emulsi, keringkan lapisan kloroform
dengan natrium sulfat anhidrat P dan saring. Uapkan Penetapan kadar Haluskan sejumlah 100 g eontoh
kloroform dalam eawan porselen, tambahkan 0,5 ml yang tercampur baik. sampai menjadi serbuk (120) dan
asam nitrat berasap P dan uapkan hingga kering di atas tetapkan kadar air dengan mengeringkan 2 g pada
tangas air. Tambahkan 10 ml aseton P, tambahkan tetes suhu 100°-105° hingga bobot tetap. Basahi 40 g dengan
demi tetes larutan kalium hidroksida P 3% dalam eampuran 8 ml amonium hidroksidil 10 M, 10 ml etanol P
etanol P: terjadi wama ungu. · dan 30 ml eter bebas peroksida P dan eampur dengan
B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang baik. Pindahkan eampuran ke dalam perkolator kecil,
tertera pada Kromatografi <931> menggunakan silika biarkan termaserasi selama 4 jam, dan kemudian
gel G sebagai fase diam. Totolkan seeara terpisah perkolasi dengan eampuran kloroform P-eter bebas
masing-masing 10 !J.l dan 20 111 dari larutan berikut. peroksida P (1:3) hingga ekstraksi alkaloid sempurna.
Penotolan berupa pita 20 mm x 3 mm berjarak 1 em. Pekatkan perkolat hingga lebih kurang 50 ml seeara
Untuk larutan (1) tambahkan 20 ml asam sulfat 0,05 M destilasi pada tangas air dan pindahkan ke corong
pada 2 g serbuk daun (180), koeok selama 15 menit, pisah dengan bantuan eter bebas peroksidil P. Tambah-
saring dan bilas saringan dengan asam sulfat 0,05 M kan sejumlah eter be bas peroksida P paling sedikit
hingga diperoleh 25 ml filtrat; tambahkan 1 ml amoni- sebanyak 2,1 kali volume perkolat untuk memperoleh
um hidroksw P, ekstraksi 2 kali, tiap kali dengan 10 ml eairan dengan kerapatan lebih kecil dari air. Ekstraksi
eter bebas peroksida P, pisahkan lapisan eter, bila perlu larutan dengan 20 ml asam sulfot 0,25 M, tidak kurang
sentrifus, keringkan kumpulan ekstrak dengan natrium dari 3 kali, jika perlu Japisan dipisahkan dengan sentri-
sulfot anhidrat P, saring, uapkan hingga kering di atas fus, pindahkan setiap ekstrak asam ke dalam eorong
tangas air dan larutkan residu .dalam 0,5 ml metanol P. pisah kedua. Basakan kumpulan ekstrak asam dengan
Untuk larutan (2), larutkan 50 mg hiosiamin sulfat penambahan amonium hidroksida 10 M dan ekstraksi
448 Hyoscini Extractum Siccum I Monografi FIIV

3 kali, tiap kali dengan 30 ml kloroform P. Kumpulkan terekstraksi sempurna. Bilas tiap larutan kloroform
ekstrak kloroform, tambahkan 4 g natrium sulfat anhi- masing-masing dengan 10 ml air; saring kloroform ke
drat P dan diamkan selama 30 menit sambil sesekali dalam Iabu melalui kapas yang sebelumnya telah
dikocok. Dekantasi kloroform dan bilas natrium sulfat dibasahi dengan kloroform P. Destilasi kloroform,
3 kali, tiap kali dengan 10 ml kloroform P. Uapkan pindahkan sisa kloroform ke dalam cawan. Uapkan
kumpulan ekstrak dan bilasan kloroform hingga sisa kloroform tanpa bantuan udara mengalir; panas-
kering pada tangas air dan panaskan residu pada suhu kan residu pada suhu 100° selama 15 menit, larutkan
100°-105° selama IS menit. Larutkan residu dalam dalam sedikit kloroform P, uapkan hingga kering tanpa
beberapa ml kloroform P, tambahkan 20 ml asam sulfat bantuan udara mengalir dan panaskan lagi pada suhu
0,02 N LV, hilangkan kloroform dengan cara peng- 100° selama 15 menit. Larutkan residu dalam 2 ml
uapan di atas tangas air, dan titrasi kelebihan asam kloroform P, tambahkan 5 ml asam sulfat 0,05 N LV,
dengan natrium hidroksida 0,02 N LV menggunakan hartgatkan untuk menghilangkan kloroform; titrasi
merah metil LP sebagai indikator. kelebihan asam dengan natrium hidroksida 0,05 N LV
menggunakan merah metil LP sebagai indikator.
1 ml asam sulfat 0,02 N setara dengan
5.788 mg alkaloid jumlah, dihitung 1 ml asam sulfat 0,05 N setara dengan 14,47 mg alkaloid
sebagai hiosiamin, C 1/f 2J.f0 3 dihitung sebagai hiosiamin, C1/f23N03

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Wadah dan penyimpa:nan Dalam wadah kecil bermu-
rapat dan terlindung dari cahaya. lut Iebar, tertutup baik.

HYOSCYAMI EXTRACTUM .· SICCUM


Ekstrak Kering Hiosiamus HYOSCYAMINI SULFAS
Hiosiamin Sulfat
Ekstrak Kering Hiosiamus adalah ekstrak kering, yang
dibuat dengan cara perkolasi, dari Daun Hiosiamus. 1aH,5aH-tropan-3a-ol(-)-tropat
Mengandung alkaloid 0,27% sampai 0,33%, dihitung ester sulfat (2:1) dihidrat [6835-16-1]
sebagai hiosiamin, C 1/ { 23 N03 • (Ct,.linN03)2.HzSO4.2Hz0 BM 712,85
Anhidrat [620-61-1) BM 676,82
Penetapan kadar Campur 10 g dengan SO ml etanol P
70%, hangatkan di atas tangas air, diamkan selama
30 menit, sambil sering dikocok; masukkan campuran Hiosiamin Sulfat mengandung tidak kurang dari
ke dalam perkolator dan perkolasi perlahan-lahan 98,5% dan tidak lebih dari 100,5% (C11f23N03)rH 2SO 4,
dengan etanbl P ,70% sedikit demi sedikit sehingga dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
alkaloid terekstraksi sempuma. Uapkan perkolat pada (Perhatian Bahan blracun, tangani dengan sangat hati-
suhu serendah mungkin hingga mencapai lebih hati.]
kurang 10 ml, pindahkan ke dalam corong pisah
dengan 40 ml kloroform P dan tambahkan campuran Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih; tidak ber-
10 ml air dan 5 ml amonium hidroksidlz 5 N. Kocok baik- bau. Mencair di udara, dipengaruhi cahaya. pH larut-
baik, biarkan memisah dan saring lapisan kloroform an (1 dalam 100) lebih kurang 5,3.
ke dalam corong pisah kedua melalui kapas yang sebe-
lumnya telah dibasahi kloroform P. Lanjutkan ekstraksi Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
beberapa kali, tiap kali dengan 25 ml kloroform P dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter.
hingga alkaloid terekstraksi sempuma, dan setiap kali
saring larutan kloroform melalui kapas yang sama. Baku pembanding Hiosiamin Sulfat BPFI; lakukan
Ekstraksi kumpulan filtrat kloroform dengan campur- pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105°
an 3 bagian volume asam sulfat 0,2 N dan 1 bagian selama 16 jam, sebelum digunakan.
volume etanol P hingga alkaloid terekstraksi sempur-
na, dan setiap kali saring ekstrak melalui kapas yang Identifikasi
sebelumnya telah dibasahi air. Bilas campuran larutan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
asam berturut-turut dengan 10 ml, 5 ml dan 5 mllcloro- dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromidlz P,
form P; setiap kali bilasan kloroform diekstraksi menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
dengan 20 ml asam sulfat 0,1 N, dan huang lapisan bang yang sama seperti pada Hiosiamin Sulfat BPFI.
kloroform. Kumpulkan larutan asam, netralkan B. Pada lebih kurang 1 ml larutan (1 dalam 20)
dengan amonium hidroksida 5 N, tambahhn 5 ml tambahkan emas kloridJz LP tetes demi tetes sambil
amonium hidroksida 5 N berlebih dan kocok beberapa dikocok, hingga terbentuk endapan. Tambahkan
kali, tiap kali dengan 25 ml kloroform P hlngga alkaloid sedikit asam klorida 3 N, larutkan endapan dengan pe-
: FI IV Monografi I Ibuprofenum 449

manasan, diamkan larutan hingga dingin: terbentuk Ibuprofen mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
lempeng kuning mengkilat keemasan (perbedaan dari tidak lebih dari 103,0% C 13 H 18 0 2, dihitung terhadap
atropin dan hiosin). zat anhidrat.
C. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
Sulfat cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji Pemerian Serbuk hablur, putih hingga hampir putih;
Identifikasi Umum <291>. berbau khas lemah.

Suhu lebur <1021> Tidak kurang dari 200°. Kelarutan-Praktis tidak larut dalam air; sangat mudah
Jarut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton dan
Rotasi jenis <1081> Tidak kurang dari -24°, dihitung dalam kloroform; sukar larut dalam etil asetat.
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
tapan menggunakan larutan yang mengandung Baku pembanding Ibuprofen BPFI; tidak boleh di-
500 mg per 10 mi. keringkan.

Susut pengeringan <1121> Antai:a 2,0% dan 5,5%; Identifikasi


lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu A. Spektrum serapan_inframerah zat yang di-
105° selama 16 jam. dispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. sama seperti pada Ibuprofen BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet laruta~ (1 dalam
Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 200 mg da- 4000) dalam natrium hidroksida 0,1 N menunjukkan
lam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih tua maksimum dan minimum pada panjang gelombang
dari Larutan padanan A. yang sama seperti pada Ibuprofen BPFI; daya serap
masing-masing dihitung terhadap zat anhidrat pada
Cemaran senyawa organikmudah menguap <471> panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
Metode I Memenuhi syarat. 264 nm dan 273 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
C. Waktu retensi relatif puncak utama terhadap
Alkaloida lain Larutkan 250 mg dalam 1 ml asam baku internal dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
klorida 0,1 N, encerkan dengan air hingga 15 ml. Pada baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
5 ml larutan tambahkan beberapa tetes platina(IV)
klorida LP: tidak terbentuk endapan. Pada 5 mllarutan Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.
yang lain tambahkan 2 ml amonium hidroksida 6 N:
campuran boleh opalesensi lemah, tetapi tidak segera Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.
terjadi kekeruhan karena endapan.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Penetapan kadar Tim bang saksama lebih kurang 1 g,
!arutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P, titrasi Kemumian kromatografi
dengan asam perklorat 0,1 N LV. Tentukan titik akhir Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam
secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko. fosfat P (1340:680:1), saring. Jika perlu lakukan penye-
suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan pada Kromatografi <931>.
67,68 mg (C 1 /12~0AH2 S04 Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
larutkan dalam asetonitril P hingga kadar lebih kurang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 5 mg per ml.
rapat, tidak tembus cahaya. Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah ibu-
profen dan valerofenon, larutkan dalam asetonitril P
hingga kadar masing-masing lebih kurang 5 ·mg ·
per mi.
IBUPROFENUM Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Ibuprofen pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 214 nm, kolom
4 mm x 15 em berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 5 ~tm. Suhu kolom dipertahankan pada 30° ±
CH,CHcHa-o-CHCOOH
·~·.
C,.. C"t
'),2°. Laju aliran lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam respons
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu
(:f:)-2-(p-Isobutilfenil)asant propionat [15687-27-1] retensi relatif valerofenon dan ibuprofen berturut-
(:t)CAmpuran [58560-75-1] turut adalah lebih kurang 0,8 dan 1,0. Resolusi, R,
Cof\80 2 BM 206,28 antara puncak valerofenon dan ibuprofen tfdak
450 lbuprofeni Compressi I Monografi FIIV

lcurang dari 2,0. dalam Larutan uji dan Larutan baku.


Prosedur Suntikkan lebih kurang 5 111 Larutan uji ke
dalam kromatograf, ukur luas puncak. Hitung persen- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tase masing-masing cemaran dengan rumus: rap at.

ri
100 ( - ) IBUPROFENI COMPRESSI
r, Tablet Ibuprofen
r1 adalah luas masing-masing puncak, selain puncak
pelarut dan puncak utama; r 1 adalah jumlah respons Tablet Ibuprofen mengandung Ibuprofen, C 13 H 110 2,
seluruh puncak, selain puncak pelarut: Tidak lebih tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
dari 0,3o/o untuk masing-masing cemaran dan tidak dari jwr.lah yang tertera pada etiket.
lebih dari 1,0% untuk jumlah seluruh cemaran.
Baku pembanding Ibuprofen BPFI; tidak boleh dike-
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara ringkan sebelum digunakan.
KroltUitografi azir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Krrmuztognzfi <931>. ldentifikasi
Fase gerak Larutkan 4,0 g asam kloroasetat P dalam A. Serbuk haluskan 1 tablet, tambahkan lebih
400 ml air, atur hingga pH 3,0 dengan amonium hidrok- kurang 5 ml kloroform P dan goyangkan. Saring dan
sida P, tambahkan 600 ml asetonitril P, saring dan uapkan filtrat dengan dialiri gas nitrogen P sampai
awaudarakan. Jika perlu Ia.kukan penyesuaian kering. Spektrum serapan inframerah sisa yang didis-
menurut Kesesuaian sistem seperti. yang tertera pada persikan dalam minyak mineral P menunjukkan
Kromatognzfi <931>. maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
·Larutan baku internal Timbang sejumlah valerofe- seperti pada lbuprofon BPFI.
non, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih B. Waktu retensi relatif puncak utama terhadap
kurang 0,35 mg per ml. baku internal dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ibupro- baku yang diperoleh pada Penetapan Kadar.
fen BPFI, larutkan dalam Larutan baku internal hingga
kadar lebih kurang 12 mg per ml. Disolusi <1231>
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang Media disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 7,2.
·1200 mg, masukkan ke dalam labu, tambahkan Larutan Alat tipe I: 150 rpm.
baku internal hingga 100,0 ml. Waktu: 30 menit.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 13H 110 2,
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom uji, jika perlu ei:\cerkan dengan Media disolusi dan
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran serapan larutan baku Ibuprofen BPFI dalam media
lebih kurang 2,0 ml per menit. Lakukan kromatografi yang sama pada panjang gelombang serapan maksi-
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti mum lebih kurang 221 nm
yang tertera pada Prosedur: resolusi, R. antara puncak Toltransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
analit dan puncak baku internal tidak kurang dari 2,5 kurang dari 70% (Q) C 13H 110 2, dari jumlah yang ter-
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tera pada etiket.
tidak lebih dari 2,0%.
· Prosedur Suntikkan secara terpisah. sejumlah Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
volume sama (lebih kurang 5 Ill) Larulan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons Air <1031> Metcxk I Tidak lebih dari 5,0%.
puncak utama. Waktu retensi relatif baku internal dan
ibuprofen berturut-turut adalah lebih lcurang 1,4 dan Penetapan kadar
1,0. Hitung jumlah dalam mg, CuH 110 2, denga.n Fue gtrak, Larutan baku internal, Larutan baku dan
rumus: Sistem kromatografi Buat seperti yang tertera pada
Prnetapan kadar dalam Ibuprofen.
Ru Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
IOOC ( - ) dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
Rs tablet setara dengan lebih kurang 1200 mg ibuprofen.
masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahl\:an
100,0 ml Lllrutan baku intermzl, kocok selama 10 menit
C adalah kadar Ibuprofen BPFI dala~ mg per ml dan sentrifus. Gunakan beningan larutan sebagai
lArutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban- Larulan uji.
dingan respons puncak ibuprofen dan baku internal Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
FIIV Monografi I Ichthammolum 451
......

tertera pada Penetapan kadar dalam Ibuprofen. Hitung dilanjutkan pada suhu 100° hingga bobot tetap.
jumlah dalam mg, C 13H 180 2, dalam serbuk tablet yang
digunakan dengan rumus: Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari O,So/o.

CV Ru Batas amonium sulfat Tidak lebih dari 8,0%


( - ) 100C ( - ) (NH 4 ) 2S04 ; lakukan penetapan sebagai berikut:
N R5 Timbang saksama lebih kurang 1 g, masukkan ke
dalam gelas piala 100 ml, tambahkan 25 ml etanol P.
Aduk, saring dan cud penyaring dengan campuran
C adalah kadar Ibuprofen BPFl dalam mg per ml eter P dan etanol P volume sama hingga cucian terakhir
l.Arutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban- jernih dan tidak berwama. Biarkan penyaring dan sisa
dingan respons puncak ibuprofen dan baku internal mengering di ud;ua kemudian lewatkan 200 ml air
dalam l.Arutan uji dan l.Arutan baku. hangat yang sedikit diasamkan dengan asam klorida P.
Panaskan filtrat hingga mendidih, tambahkan barium
Wadah dan penyimp~nan Dalam ·wadah tertutup klorida LP berlebih, dan panaskan selama 1 jam di atas
baik. tangas uap. Kumpulkan endapan barium sulfat di
atas penyaring, cuci dengan baik, keringkan dan pijar-
kan hingga bobot tetap.

ICHTHAMMOLUM 1 g barium sulfat setara dengan


Ikhtamoi 566,1 mg (NH4) 2 SO 4
Ikhtiol
Penetapan kada.r amonia Timbang saksama lebih
kurang 5 g, larutkan dalam 100 ml air, pindahkan
lkhtamol (8029-68-3] larutan ke dalam iabu suling, tambahkan 3 g parafin P
dan 20 ml larutan natrium hidroksida P (4 dalam 10).
Hubungkan labu dengan pendingin dan celupkan
Ikhtamol diperoleh dengan cara penyulingan destruk- ujung bawah pendingin ke dalam 30,0 ml asam
tif mineral batu bara muda tertentu, sulfonasi destilat, sulfat 0,5 N LV, destilasi perlahan-lahan, kum.pulkan
dan netralisasi menggu_nakan amonia. Ikhtamol lebih kurang 50 ml destilat, dan titrasi kelebihan asam
mengandung tidak kurang dari 2,5% amonia (NH 3) dengan natrium hidroksida 0,5 N LV menggunakan
·dan tidak kurang dari 10,0% belerang total (S). merah metil LP sebagai indikator. Lakukan penetapan
blangko.
Pemerian Cairan kental, coklat kemerahan hingga
hitam kecoklatan; berbau khas, kuat. . 1 ml asam sulfat 0,5 N setara dengan
8,515mgNH3
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan
gliserin dan dengan minyak lemak dan lemak; se- Penetapan kadar belerang total.Timbang saksama
bagian larut dalam etanol dan dalam eter. 500 mg sampai 800 mg, masukkan ke dalam labu
Kjehldahl dengan bantuan 20 ml air. Tambahkan 3 g
Identifikasi lullium klorat P kemudian perlahan-lahan 30 ml asam
A. Encerkan 10 ml dengan 90 ml air, dan aduk nitrat P, dan uapkan campuran di atas. l'mpeng
selama 5 menit menggunakan pengaduk magnetik. pemanas hingga lebih kurang 5 ml. Dinginkan, ulangi
Tambahkan 25 ml asam klorida P dan campur: ter- proses oksidasi dengan 3 g luzlium klorat .P dan .30 ml
bentuk endapan berat seperti resin. Enaptuangkan asam nitrat P, dan uapkan hingga lebih kurang 5 ml.
beningan, cuci endapan·dengan asam klorida 2 N Tambahkan 2S ml asam kloridtl P, uapkan lagi hingga
hingga cucian terakhir hampir tidak berwarna. lebih kurang 5 ml. Tambahkan 100 ml air, panaskan
Pindahkan endapan ke atas kertas serap, biarkan hingga mendidih, saring dan cud dengan baik. Pada
selama 10 menit, dan pindahkan 10 mg endapan ke filtrat panas tambahkan 2S ml barium klorida LP dan
dalam Iabu Erlenmeyer 250 ml. Ke dalam labu panaskan di atas tangas uap selama 1 jam, Kumpulkan
tambahkan 100 ml eter P, hubungkan labu dengan ·barium sulfat dalam krus penyaring yang telah
pendingin udara, aduk selama 30 menit menggunakan dipijarkan dan ditara, cuci, keringkan, dan pijarkan,
pengaduk magneRk: endapan tidak larut sempurna. kemudian dinginkan, dan timbang.
B. Pada larutan (1 dalam 10) tambahbn ru~trium
hidroksida 1 N, panaskan hingga mendidih: terjadi gas 1 g barium suifat setara dengan
amoniak. 137,4 mg 5

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 50,0%; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah .tertutup
lakukan pengeringan pada suhu 80° selama 8 jam dan baik.
452 Idoxuridinum I Monografi FIIV

IDOXURIDINUM Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


ldoksuridin rapat, tidak tembus cahaya.

IDOXURIDINI OCULENTUM
Salep Mata Idoksuridin

Salep Mata ldoksuridin adalah Idoksuridin dalam


dasar salep vaselin. Mengandung tidak kurang dari
2 '-Deoksi-5-iodouridina [54-42-2] 0,45% dan tidak lebih dari 0,55% C 9 H 11 IN 20 5 . Meru-
C9H 11 IN 20 5 BM 354,10 pakan sediaan steril.

Idoksuridin mengandung tidak kurang dari 98,0% Baku pembanding ldoksuridin BPFI; lakukan penge-
dan tidak lebih dari 101,0% C 9 H 11 IN 20 5 , dihitung ringan dalam hampa udara pada suhu 60" selama
terhadap zat yang telah dikeringkan. 2 jam sebelum digunakan.

Pemerian Hablur atau serbuk putih, praktis tidak Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet LArutan uji
berbau. pada Penetapan kadar menunjukkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang su.ma seperti
Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam etanol; pada LArutan baku dalam Penetapan kadar.
praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Sterilitas Memenuhi syarat Oculenta seperti yang
Baku pembanding Idoksuridin BPFI; lakukan penge- tertera pada Uji Sterilitas <71>.
ringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama
2 jam sebelum digunakan. Partikellogam <1061> Memenuhi syarat.

ldentifikasi Penetapan kadar


A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- Kolom kromatografi Cam pur 4 g tanah· silika untuk
persikan dalam minyak mineral P menunjukkan kromatografi dengan 4 ml asam klorida 0,1 N dalam
maksimum hanya pada panjang gelombang yang mortir kaca hingga halus. Masukkan ke dalam tabung
sama seperti pada Idoksuridin BPFI. kromatografi berukuran 19 mm x 250 mm berisi
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam segumpal wol kaca dan dilengkapi dengan kran pada
30.000) dalam dapar pH 12,0 (dibuat dari 7,46 g kalium dasarnya. Padatkan dengan hati-hati hingga massa
klorida P dan 24 ml natrium hidroksida 1 N yang dilarut- merata.
kan dalam 2000 ml air) menunjukkan maksimum dan LArutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti ldoksuridin BPFI, masukkan ke dalam labu tentu-
pada larutan ldoksuridin BPFI; daya serap masing- kur 50-ml, tambahkan metanol P sampai tanda. Encer-
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan kan 5,0 ml larutan ini dengan campuran butanol P-
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kloroform P (1:5) hingga 100,0 mi.
kurang 279 nrn berbeda tidak lebih dari 2,0%. LArutan uji Campur 4 g tanah silika untuk kroma-
tografi dengan 2 ml asam klorida 0,1 N dalam mortir
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; kaca hingga halus. Tambahkan sejumlah salep mata
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu yang ditimbang saksama setara dengan lebih kurang
60° selama 2 jam, menggunakan lebih kurang 500 mg 5 mg idoksuridin dan cam pur.. Masukkan ke dalam
yang ditimbang saksama. Kolom lcromatografi. Untuk membilas dan members.ih-
kan mortir dari sisa salep mata, gunakan campuran 2 g
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang tanah silika ·Untuk kromatografi dan 2 ml asam
250 mg, larut~an dalam 20 ml dimetilformamida P klorida 0,1 N yang telah digerus halus. Masukkan-
yang telah dinetralkan dengan natrium metoksida lebih kurang separuh campuran di atas ke dalam
toluena 0,1 N LV, gunakan larutan 300 mg biru timol P Kolom lcromatografi, padatkan perlahan-lahan hingga
dalam 100 ml metanol P sebagai indikator. Titrasi merata. Masukkan lagi separuhnya ke dalam Kolom
dengan natrium metoksida toluena 0,1 N LV hingga kromatografi dan padatkan seperti sebelumnya. Bersih-
berwama biru. Hati-hati terhadap penyerapan karbon kan mortir dengan segumpal wol kaca dan sisipkan
dioksida dari udara. Lakukan penetapan blangko. pada bagian atas kolom. Alirkan 50 ml kloroform P
melalui kolom dengan laju aliran lebih kurang 1 ml
1 ml natrium metoksida 0,1 N :;etara dengan per menit dan huang kloroform. Eluasi dengan lebih
35,41 mg C,HniNP5 kurang 200 ml campuran butanol P-kloroform P (1:5)
FIIV Monografi I Imipramini Hydrochloridum 453

dengan laju aliran yang sama, buang 20 ml eluat 50.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan maksi-
pertama. Kumpulkan eluat ke dalam labu tentu- mum dan minimum pada panjang gelombang yang
kur 200-ml, encerkan dengan pelarut eluasi sampai sama seperti pada Imipramin Hidroklorida BPFI; daya
tanda. serap masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
Prosedur Ukur serapan lArutan uji dan l.Arutan baku dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksi-
pada panjang gelombang serapan maksimum 320 nm mum lebih kurang 250 nm berbeda tidak lebih dari
dan pada panjang gelombang serapan maksimum 3,0%.
283 nm terhadap blangko campuran butanol P-kloro- C. Larutkan 0,10 g dalam 2 ml etanol P, tambahkan
form P.(1:5). Hitung jumlah dalam mg, C 9 H 11 IN~0 5 , 1 ml asam nitrat 2 N dan 3 tetes perak nitrat LP: terben-
dalam salep mata yang digunakan dengan rumus: tuk endapan putih, yang larut pada penambahan tetes
demi tetes Amonium hidroksida P.
(Am- A320)U
0,2 c( ) Suhu lebur <1021> Antara 170° dan 174°.
(A213- A32o)s
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
C adalah kadar Idoksuridin DPFI dalam !lg per ml lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
Larutan baku; persamaan di dalam tanda kurung
berturut-turut menyatakan perbedaan serapan pada Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%
panjang gelombang 283 nm dan 320 nm dari l.Arutan
uji (UJ dan lArutan baku (5). Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

Wadah dan penyimpanan Dalam tube, di tempat lminodibenzil Tidak lebih dari 0,1 %.
sejuk. lArutan baku Timbang saksama sejumlah Iminodi-
benzil BPFI, larutkan dalam etanol P dan er.cerkan
bertahap dengan etanol P hingga kadar lebih k\l.rang
50 j.lg per mi. Masukkan 1,0 ml larutan ini ke dalam
IMIPRAMINI HYDROCHLORIDUM labu tentulcur aktinik rendah 25-ml, tambahkan 10 ml
Imipramin Hidroklorida campuran asam klorida P-etanol P (1:1).
Larutan uji Timbang 50 mg, masukkan ke dalam
labu tentukur aktinik rendah 25-ml, tambahkan 10 ml
• HC1 campura.."\ asam klorida P-etanol P (1:1) .
Prosedur Pada kedua labu tentukur di atas yang
masing-masing berisi lArutan baku dan Larutan uji dan
labu tentukur 25-~1 ketiga yang berisi 10 ml
5-[3-(DimetilJzmino)propil]-10,11-dihidro- campuran asam klorida P-etanol P (1:1) sebagai blangko,
SH-dibenz/bJJ-azepin monohidroklorida [113-52-0] tambahkan perlahan-lahan 5 ml larutan furfural P
C 19 ~4N 2 .HC1 BM 316,87 0,4% v /v dalam etanol P, campur, tamhahkan 5 ml asam
klorida P dan biarkan dalam tangas air bersuhu tetap
Imipramin Hidroklorida mengandung tidak kurang 25° selama 3 jam. Encerkan rriasing-masing labu
dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 1,H24 N 2.HCI, dengan campuran asam klorida P-etanol P (1:1) sampai
dihitung terhadap za_t yang telah dikeringkan. tanda. Ukur serapan masing-masing larutan pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
Pemerian Serbuk hablur, putih hingga hampir putih; 565 nm. Serapan Larutan uji tidak lebih besar dari
tidak berbau atau praktis tidak berbau. lArutan baku.

Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol; Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
larut dalam aseton; tidak larut dalam benzena. Metode I Memenuhi syarat.

Baku pembanding Imipramin Hidroklorida BPFI; Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam 300 mg, larutkan dalam 80 mi asam asetat gla~iai P.
sebelum digunakan. Tambahkan 10 ml raksa(IJ) asetat LP dan 1 tetes kristal
violet LP. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV
Identifikasi hingga wama biru. Lakukan penetapan blangko.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam hzlium bromida P, 1 mlasam perklorat 0,1 N setara dengan
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- 31,69 mg C 1,H24N 2.HCI
lombang yang sama seperti pada Imipramin Hidro-
klorida BPFI. Wadah dan penyimpanan Dalam wad~h tertutup
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam rapat. · ·
454 . Immunoglobulinum Hepatitis B I Monografi FIIV

IMMUNOGLOBULINUM HEPATITIS B Sediaan beku kering, disimpan dalam hampa udara


lmu,loglobulin Hepatitis B atau gas inert, terlindung dari cahaya pada suhu 2"
sampai 8°. Dengan kondisi penyimpanan seperti di
atas, potensi dapat dipertahankan hingga 3 tahun
Imunoglobulin Hepatitis B adalah sediaan cair atau untuk sediaan cair dan 5 tahun untuk sediaan beku
beku kering, mengandung imunoglobulin manusia kering.
terutama imunoglobulin G (lgG). Diperoleh dari
plasma atau serum yang mengandung antibodi spesi-
fik terhadap antigen permukaan hepatitis B. Dapat IMMUNOGLOBULINUM RABIECUM
ditambahkan lmunoglobulin Normal. lmunoglobulin Imunoglobulin Rabies
Hepatitis B dibuat seperti yang tertera pada
lmunoglobulin Normal. Mengandung tidak kurang dari
100 unit per ml. lmunoglobulin Rabies adalah sediaan cair atau beku
kering mengandung imunoglobulin manusia terutama
Baku pembanding Imunoglobulin Hepatitis B BPFI. imunoglobulin G (IgG). Diperoleh dari plasma atau
serum yang mengandung antibodi spesifik terhadap
Protein Memenuhi syarat; lakukan Penetapan kadar virus rabies. Dapat ditambahkan lmunoglobulin Normal .
seperti yang tertera pada ImunoKlobulin Normal. . Imunoglobulin rabies dibuat seperti yang tertera pada
lmunoglobulin Normal. Mengandung tidak kurang dari
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera 150 unit per mi.
pada Imunoglomtlin Normal.
Baku pembanding lmunoglobulin Rabies BPFI.
Penetapan potensi Lakukan penetapan dengan mem-
bandingkan ikatan dengan antigen permukaan Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
hepatitis B antara Larutan baku dan Larutan uji dengan pada Imunoglobulin Normal.
kit Radioimuno atau Enzimoimuno yang sesuai. Buat
larutan Imunoglobin Hepatitis B BPFI dengan melarut- Protein Memenuhi syarat; Iakukan seperti yang tertera
kan isi ampul dalam sejumlah air hingga diperoleh pada Penetapan kadar dalam Imunoglobulin Normal.
larutan mengandung 100 unit per ml (Larutan A).
Dengan pengencer serum manusia yang bereaksi Penetapan potensi Lakukan penetapan dengan mem-
negatif terhadap antigen permukaan hepatitis B dan bandingkan dosis sediaan uji dan sediaan baku yang
antibodinya, buat tidak kurang dari 5 pengenceran dapat memberikan perlindungan sama pada mencit
Larutan A (Enceran larutan baku). Pengenceran dipilih terhadap efek pemberian virus rabies. Gunakan mencit
sedemikian rupa sehingga diperoleh kurva kalibrasi dari satu jenis kelamin. Selama pengujian hitung
linier. Dengan cara yang sama buat enceran zat uji mencit yang mati atau menunjukkan gejala rabies
(Larutan uji). Bila perkiraan potensi benar, kandungan (berupa para!isis atau konvulsi) antara hari kelima
antibodi tercakop dalam rentang pengenceran baku. hingga keempat belas setelah hewan uji diinokulasi
Lakukan penetapan sesuai dengan petunjuk yang dengan virus. Mencit yang mati sebelum hari kelima
terdapat dalam kit. Enceran larutan baku dan Larutan tidak dihitung.
uji, mula-mula diinkubasi dengan antigen permukaan Penyiapan suspensi virus tantang Buat virus tantang
hepatitis B yang terikat pada butiran polistiren atau dengan menumbuhkan Canine Street Virus (CVS) dari
pembawa lain, kemudian inkubasi dengan antigen virus rabies terolah dalam otak mencit. Kumpulkan
permukaan hepatitis B berlabel. Secara bersamaan virus dan buat sedemikian rupa hingga diperoleh
lakukan kontrol positif dan negatif dengan cara yang suspensi virus yang jernih dan simpan dalam jumlah
sama. Tentukan jumlah kompleks antibodi-antigen sedikit pada suhu -20° atau lebih rendah. Encerkan
berlabel yang terbentuk dari masing-masfng dosis suspensi segera sebelum digunakan dengan pelarut
pengenceran baku, sediaan uji dan kontrol positif yang sesuai hingga diperoleh suspensi virus tantang
dibandingkan terhadap kontrol negatif. Hitung potensi yang diperkirakan mengandung antara 100 dan
antibodi terhadap antigen permukaan hepatitis B 300 DlSO per 0,03 ml yang dihitung dari hasil titrasi
dalam sediaan uji menggunakan kurva kalibrasi yang pendahuluan. Tetapkan titer suspensi virus dari
diperolth dari pengenceran baku. Penetapan tidak suspensi virus tantang bersamaan dengan uji potensi
absah kecuali telah memenuhi kriteria yang tertera imunoglobulin menggunakan mencit dari populasi
pada kit penetapan potensi, dan tidak terdapat yangsama.
perbedaan bermakna dari hasil yang digambarkan Penttapan titer virus dari suspensi virus tancung
baik kesejajaran atau linearitas. Encerkan sejumlah volume suspensi virus tantang
dengan penambahan volume sama pelarut yang
Wadah dan penyimpanan Sediaan cair disimpan sesuai. Inkuba5i pada suhu 37° selama 1 jam kemudian
dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, buat se:i pengenceran berkelipatan 10 dengan pelarut
terlindung dari cahaya, pada suhu 2" sampai 8°. santa. Suntikkan 0,03 ml masing-masing pengenceran
-FI IV Monografi I Immunoglobulinum Humanum T~tanicum ,455

secara intraserebral kepada tiap kelompok mencit pak BPFI,. tambahkan ke dalam tiap pengenceran
yang terdiri dan tidak kurang dari 6 ekor, mengguna- sejumlah volume sama suspensi virus campak yang
kan kelompok berbeda untuk tiap enceran. Amati mengandung lebih kurang 3,0 log 10 DIKSSO (Dosis
mencit selama 14 hari. Hitung titer virus dari suspensi Infektif Kultur SellO) per 0,1 ml dan campur. lnkubasi
virus tantang dalam DISO per 0,03 ml dengan metode campuran pada suhu 37° selama 2 jam terlindung dari
statistik baku dengan menghitung jumlah hewan yang cahaya·. Dengan menggunakan tidak kurang dari
mati pada tiap kelompok. 6 btakan sel untuk tiap campuran, inokulasikan 0,2 ml
Prost'dur Rekonstitusi Imunoglobulin Rabies BPFI tiap campuran ke dalam tiap biakan sel, inkubasi
dengan pelarut yang sesuai. Buat seri pengenceran selama tidak kura!\g dari 10 hari. Amati aktivitas virus
berkelipatan dua dari larutan baku dan sediaan uji dalam biakan sel dan bandingkan pengenceran yang
dengan pelarut yang sama. Tambahkan pada masing- mengandung jumlah terkecil imunoglobulin yang
masing enceran sejumlah volume sama suspensi virus menetralkan virus dari sediaan uji dengan sediaan
tantang dan inkubasi pada suhu 37° selama 1 jam. baku. Hitung potensi sediaan uji dalam Unit per ml
Suntikkan 0,03 ml masing-masing enceran secara intra- antibodi yang mampu menetralkan virus campak.
serebral pada tiap kelompok hewan uji terdiri dari
tidak kurang dari 10 ekor mencit, menggunakan Wadah dan penyimpanan Sediaan cair simpan dalam
kelompok berbeda untuk tiap enceran. Amati hewan wadah kaca tidak tembus cahaya, tertutup kedap,
uji selama 14 hari. Hitung potensi imunoglobulin tidak berwama, pada suhu zo hingga s·. Sediaan beku
dalam unit per ml dengan metode statistik baku dari kering disimpan dalam wadah tidak tembus cahaya,
jumlah hewan yang mati dalam tiap kelompok. Uji dalam keadaan hampa udara a tau gas inert, pa"da suhu
dikatakan absah hila titer virus dari suspensi virus z• hingga 8°. Dalam kondisi penyimpanan seperti di
tantang antara 100 dan 300 DISO. Jika potensi sediaan atas potensi dapat dipertahankan hingga 3 tahun
uji lebih rend"ah dari yang dipersyaratkan, lakukan uji untuk sediaan cair dan 5 tahun untuk sediaan beku-
ulang beberapa kali. Gunakan hasil uji yang absah kering.
untuk perhitungan potensi imunoglobulin.

Wadah dan penyimpanan Sediaan cair dalam wadah


kaca tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung dari IMMUNOGLOBULINUM HUMANUM
cahaya, pada suhu zo sampai 8°. Sediaan beku kering, TETANICUM
dalam hampa udara atau gas inert, terlindung ImunogJobulin Tetanus
dari cahaya pada suhu 2• sampai s•. Dengan kondisi
penyimpanan seperti di atas, potensi dapat diperta-
hankan hingga 3 tahun untuk sediaan cair dan 5 tahun Imunoglobulin tetanus adalah sediaan cair atau beku
untuk sediaan beku kering. kering mengandung imunoglobulin manusia, terutama
imunoglobulin G (lgG). Diperoleh dari plasma atau
serum yang mengandung antibodi sp~sifik terhadap
toksin Clostridium tetani. Dapat ditambahkan
IMMUNOGLOBULINUM HUMANUM imunoglobulin normal. Imunoglobulin tetanus dibuat
MORBILLI CUM· seperti yang tertera pada Imunoglobulin Normal.
Imunoglobuiin Campak Mengandung tidak kurang dari 50 unit per ml.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera


lmunoglobulin Campak adalah sediaan cair a tau beku pada lmunoglobulin Normal.
kering yang mengandung imunoglobu.,lin manusia
terutama imunoglobulin G (lgG). lmunoglobulin Protein Memenuhi syarat; lakukan seperti yang tertera
Campak diperoleh dari plasma atau serum yang pada Penetapan kadar dalam Imunoglobulin Normal.
mengandung antibodi khas terhadap virus campak,
dapat ditambahkan imunoglobulin normal. lmunoglo- Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang
bulin campak dibuat seperti yang tertera pada pem- tertera pada Penetapan potensi dalam Imunoserum
buatan Imunoglobulin Normal. lmunoglobulin Campak Tetanicum.
mengandung .tidak kurang dari 50 Unit per mi.
Wadah dan penyimpanan Sediaan cair, dalam wadah
Baku pembanding Imunoglobulin ~mpak BPFI. kaca tidak berwama, tertutup kedap, terlfudung dari
cahaya pada suhu 2° hingga 8°. Sediaan beku kering
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang terter-a disimpan dalam hampa udara atau gas inert,
pada Imunoglobulin Normal. terlindung dari cahaya pada suhu 2° hingga 8°.
Dengan kondisi penyimpanan seperti di atas, potensi
Penetapan potensi Buat seri pengenceranberkelipat- dapat dipertahankan hingga 3 tahun untuk sediaan
an dua dari sediaan uji dan Imunoglobulin Cam- cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering. ·
456 lmmunoglobulinum Notmal I Mmwgrafi FIW

~OGLOBUUNUMNOruMAL protein plasma·asal manusia memberikan reaksi


lmunoglobulin Normal negatif dengan antiserum khas terhadap protein
plasma galur lain.
B. Lakukan penetapan dengan teknik imuno-
Imunoglobulin Normal adalah sediaan cair atau beku elektroforesis yang sesuai, bandingkan serum normal
leering mengandung imunoglobulin terutama imuno- manusia dengan sediaan uji, menggunakan antise-
globulin G (lgG), dapat mengandung protein lain. rum normal manusia, keduanya diencerkan hingga
Sediaan ini digunakan untuk injeksi intra muskular. mengandung 1% protein. Komponen utama sediaan
Diperoleh dari plasma atau serum atau plasenta uji sesuai dengan komponen lgG serum normal
normal dan segera dibekukan setelah dikumpulkan. manusia. Larutan dapat mengandung sejumlah lcecil
Plasma, serum atau plasenta diperoleh dari donor protein plasma lain.
sehat sedapat mungkin harus disertai pemeriksaan
klinik, uji laboratorium dan telah diketahui riwayat Keasaman dan kebasaan· <1071> pH 6,4 sampai 7,2;
mediknya telah bebas dari infeksi yang dapat lakukan penetapan dengan mengencerkan dalam
ditularkan melalui transfusi darah atau derivat darah. larutan natrium kloridtz P 0,9% hingga mengandung
Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan ditetap- 1% protein.
kan oleh instansi yang berwenang; terutama uji ter-
hadap antigen permukaan hepatitis B dan antibodi HIV Susut pengeringan <1121> Untuk sediaan beku
dengan metode yang sensitif, dan memberikan hasil kering tidak lebih dari 2'Yo; lakukan pengeringan di
negatif. Imunoglobulin Normal mengandung antibodi atas Josfor prntoksidtz P pada tekanan tidak lebih dari
IgG dari subyek normal diperoleh dari gabungan 0,02 mmHg selama 24 jam, menggunakan 500 mg.
donor; dengan cara yang sesuai sehingga produk tidak
menyebarkan infeksi. Dengan kadar protein 16% Toksisitas abnormal Memenuhi syarat seperti yang
mengandung paling sedikit dua jenis antibodi satu tertera pada Uji RalctivitllS seazrtz Biologi in-vivo <251>.
viral dan satu bakterial bila dibandingkan dengan
baku internasional a tau baku lain. kadar antibodi tidak Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
kurang dari 10 kali dari bahan gabungan awal. Imuno- menggunakan dosis uji 1 ml per kg bobot tubuh
globulin Normal dibuat sebagai larutan stabil, kelinci.
misalnya dalam larutan natrium lcloridtz P 0,9% atau
larutan glisin P 2,25% dan disterilkart dengan cara Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
penyaringan. Dapat ditambahkan pengawet yang
bersifat antimikroba kecuali bila sediaan dibuat beku Kecepatan melarut Untuk sediaan beku kering tam-
kering. Pengawet atau bahan stabilisator yang bahkan sejumlah volume pelarut seperti yang tertera
ditambahkan harus bersifat netral dan tidak menim- pada etiket. Sediaan uji terlarut sempurna dalam
bulkan reaksi negatif baik terhadap prod~k akhir waktu 15 menit pada suhu 20 hingga 25°.
maupun pada manusia. Uji penurunan dipercepat
dilakukan pada produk akhir cair atau beku kering, Komposisi protein
dengan pemanasan pada suhu 3;'0 selama 4 minggu A: Lakukan penetapan dengan Metode II untuk
kemudian lakukan penetapan dengan cara Kromllfo- Elelctroforesis seluloSII asetat seperti yang tertera pada
grafi elcslclusi seperti yang tertera pada Kromlltogrtz- Elelctroforesis <831> tetapi menggunakan medan listrik
fi <931>. Perbedaan kadar protein hasil eluasi dalam yang sesuai hingga pita bercak albumin dari serum
fraksi setelah puncak utama sebelum dan sesudah normal manusia yang ditotolkan sebagai pita kontrol
dipanaskan tidak lebih dari 5%. merambat tidak kurang dari 30 mm.
Gunakan larutan sebagai berikut: larutan (1) en-
Pemerian Sediaan cair jernih·dan berwama kuning cerkan sediaan uji dengan larutan natrium l:loridtz P
pucat sampai coklat muda; selama penyimpanan 0,9% hingga mengandung 5% protein. Larutan (2) en-
dapat terbentuk kekeruhan atau sedikit bahan cerkan Imunoglobulin NoTmlll M.lmusill untuk Elektrofore-
partikulat. Sediaan beku kering berbentuk serbuk atau sis BPFI dengan larutan ntztrium kloridtz P 0,9% hingga
masa rapuh berwama putih sampai agak kuning. mengandung 5% protein. Pada pita bercak lain selain
bercak utama yang diperoleh dari larutan (1) me-
Baku pembanding lmunoglobulin. Nornuzl Manusitz ngandung tidak lebih dari lO'Yo protein. Uji tidak absah
untulc Elelctroforesis BPFI. - kecuali petbandingan protein dalam pita bercak utama
yang diperoleh dari larutan (2) dalam batas yang ter-
ldentifikasi tera pada etiket Imunoglobulin Normtzl Mlznusitl untulc
A. Lakukan reaksi pengendapan menggunakan F.ldctroforesis BPFI.
antiserum khas terhadap protein plasma manusia dan B. Lakukan penetapan dengan cara Kromtztografi
antiserum khas terhadap protein plasma dari setiap tksklusi seperti yang tertera pada Kromtztografi <931>.
galur hewan domestik yang umum digunakan untuk Gunakan 2 ml larutan uji, yang telah diencerkan
pembuatan sediaan biologik. Sediaan mengandung dengan l.Arutan dapar fosfot campuran pH 7,0 dengtzn
FI IV Monografi I lmmunoserum Botulinicum 457

azida hingga mengandung protein 4,0% hingga 5,0%. Wadah dan penyimpanan Sediaan cair simpan dalam
Kromatograf pada suhu kamar menggunakan wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, ter-
a) kolom (1 m x 25 mm) berisi agarose yang dijebak lindung dari cahaya, pada suhu 2° hingga 8°. Sediaan
dalam jaringan poliakrilamida sambung silang dan beku kering simpan dalam wadah hampa udara atau
mempunyai rentang fraksi tinier yang sesuai untuk berisi gas inert terlindung dari cahaya pada suhu
fraksionasi butiran protein dalam rentang bobot 2" hingga s•. Bila disimpan pada kondisi di atas
molekul dari 20.000 sampai 350.000 (misalnya ultrogel diharapkim memenuhi syarat selama 3 tahun untuk
AcA34), b) Fase gerak campuran dapar fosfat pH 7,0 sediaan cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.
dengan .azida dengan laju a !iran lebih kurang 20 ml
{4 ml per em dari luas kolom) per jam, c) detektor
280 nm. IMMUNOSERUM BOTULINICUM
Kumpulkan eluat dalam fraksi lebih kurang 4 mi. Imunoserum Botulinum
Tetapkan kromatogram bandingkan dengan kromato- Antitoksin Botulinum
gram seperti pada Gambar Kromatogram Imunoglobulin
Normal. Jumlah luas puncak yang mengandung IgG
monomer, dimer, albumin dan protein lain dengan lmunoserum Anti Botulinum adalah sediaan yang
ukuran molekul yang sama (area B) tidak kurang dari mengandung globulin antitoksik khas yang
85% dari luas total kromatogram. Tidak lebih dari 10% mempunyai kekuatan dapat menetralkan toksin yang
dari luas total kromatogram menunjukkan protein dihasilkan oleh Clostridium botulinum tipe A, B, dan E
yang dieluasi lebih dulu dari IgG dimer (area A); jika atau campuran dari tipe A, B dan E. Potensi tidak
area A dapat dibagi menjadi clua arec:, area yang kurang dari 500 unit per ml masing-masing untuk tipe
sesuai dengan protein yang lebih besar tidak lebih dari A dan B, dan tidak kurang dari 50 unit per ml untuk
5% dari luas total kromatogram. Tidak lebih dari 5% tipe E.
dari luas total kromatogram menunjukkan protein
yang dieluasi sesudah monomer IgG dan albumin Baku pembanding Imunoserum Botulinum tipe A BPFI;
{area C). Imunoserum Botulinum tipe B BPFI; Imunoserum Botuli-
num tipe E BPFI.
-Penetapan kadar Mengandung 90% hingga 110%
protein dari jumlah yang tertera pada etiket, dalam hal ldentifikasi Menetralkan secara spesifik dan mengu-
tertentu mengandung protein tidak kurang dari 10% rangi bahaya toksin yang dihasilkan oleh satu tipe
dan tidak lebih dari 18%. Lakukan penetapan dengan atau beberapa tipe Clostridium botulinum yang tertera
Metode I seperti yang tertera pada Penetapan Kadar pada etiket, pada hewan yang peka.
Nitrogen dalam Produk Darah <591> Encerkan sediaan
uji dengan larutan natrium klorida P 0,9% hingga Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
diperoleh larutan yang mengandung lebih kurang pada Imunosera.
15 mg protein per 2 ml. Masukkan 2 ml larutan ke
dalam tabung sentrifuga alas bulat, tambahkan 2 ml Penetapan potensi Lakukan penetapan dengan mem-
larutan natrium -molibdat P 7,5% dan 2 ml campuran air bandingkan dosis sediaan uji dan sediaan baku anti-
dan asam sulfat bebas nitrogen P (30:1). Kocok, sentrifus toksin botulinum dari tipe yang sesuai yang dapat
selama 5 menit, tuang beningan dan letakkan tabung memberikan perlindungan sama pada mencit ter-
sentrifuga di atas kertas saring dalam posisi terbalik, hadap efek leta! dosis tertentu toksin botulinum.
hingga kering. Tetapkan kadar nitrogen dalam residu. Pemilihan hewan uji Gunakan mencit dengan bobot
Hasil yang diperoleh kalikan 6,25 untuk memperoleh tubuh sedemikian rupa sehingga selisih bobot te-
kadar protein. rendah dan tertinggi tidak lebih dari 5 g.
Toksin uji Tumbuhkan Clostridium botulinum tipe
A, tipe B, atau tipe E dalam perbenihan cair selama
lebih kurang 7 hari. Pada satu volume filtrat biakan
steril tambahkan 2 volume gliserol P. Simpan pada
suhu o• atau sedikit di bawah 0°.
Pemilihan toksin uji Lakukan penetapan tiap tipe
toksin sebagai berikut: Dosis L+/10 adalah jumlah
toksin terkecil, bila dicampur dengan 0,1 unit
antitoksin dan disuntikkan secara intraperitoneal
pada mencit menyebabkan kematian hewan dalam
waktu 96 jam. DLSO adalah jumlah toksin terkecil, hila
100ml A--B--C 500ml
disuntikkan secara intraperitoneal kepada mencit
Volume eluat menyebabkan kematian setengah dari hewan uji
dalam waktu 96 jam. Toksin y:ang sesuai yaitu tokSin
Gambar Kromatogram Imunoglobulin Normal yang mengandung tidak kurang dari 1000 DLSO dalam
458 Immunoserum Diphthericum I Monografi FIIV

satu dosis L+/10. untuk imunoserum dari serum kuda, tidak kurang
Pmetapan dosis toksin uji (Dosis L+/10) Rekonstitusi dari 500 unit per ml untuk imunoserum dari jenis lain.
Baku pembanding yang sesuai dengan pelarut yang
sesuai hingga diperoleh larutan yang mengandung Baku pembanding lmunoserum Difteri BPFI.
0,25 unit per 1,0 ml (Larutan baku). Buat beberapa
campuran setiap 5,0 ml dari campuran mengandung ldentifikasi Dapat menetralkan secara khas toksin
2,0 ml Larutan baku (0,5 unit) dan satu dari seri volume Corynebacterium diphtheriae sehingga mengurangi
bertingkat toksin dalam pelarut yang sesuai. Encerkan bahaya terhadap hewan peka.
masing-masing campuran dengan campuran yang
sesuai hingga volume akhir sama 5,0 mi. Biarkan Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
campuran pada suhu kamar, terlindung dari cahaya pada lmunosera.
selama 60 menit. Suntikkan 1,0 ml masing-masing
campuran secara intraperitoneal kepada tiap 4 ekor Penetapan potensi Lakukan penetapan dengan
mencit. Amati hewan uji selama 96 jam. Dosis toksin membandingkan dosis sediaan uji dengan sediaan
uji adalah jumlah terkecil toksin dalam 1,0 ml cam- baku yang dapat memberikan perlindungan yang
puran yang dapat menyebabkan kematian keempat sama bagi marmut atau kelinci terhadap efek eri-
ekor mencit dalam waktu 96 jam. trogenik dosis tertentu toksin difteri.
Prosedur Encerkan toksin uji dengan pelarut yang Pembuatan toksin uji Buat toksin difteri dengan
sesuai hingga mengandung 5 kali dosis uji (L+/10) per menyaring medium perbenihan cair yang ditum-
2,0 ml. Buat beberapa campuran hingga setiap 5,0 ml buhi galur toksigenik Corynebacterium diphtheriae,
campuran mengandung 2,0 ml larutan toksin dan satu simpan pada suhu 2° sampai S0 •
dari seri volume bertingkat sediaan uji. (Jika potensi Pemilihan toksin uji Toksin yang akan diguna-
antitoksin uji sama sekali tidak diketahui, pada uji kan sebagai toksin uji ditetapkan sebagai berikut:
pendahuluan digunakan rentang perbedaan volume Dosis Lr/100 adalah jumlah toksin terkecil bila
antitoksin yang luas, sebaliknya perbedaan volume dicampur dengan 0,01 Unit antitoksin dan disuntik-
antitoksin dari satu dengan lainnya lebih kurang 20%, kan secara intrakutan pada marmut atau kelinci,
misalnya 0,6; 0,8;1,0;1,2 dan 1,4 ml). Selanjutnya buat menimbulkan reaksi khas pada tempat penyuntikan
beberapa campuran dengan cara yang sama, setiap dalam waktu 48 jam.
5,0 ml campuran mengandung 2,0 mllarutan toksin, Dosis ReaktifTerendah (DRT) adalah jumlah toksin
dan satu dari seri volume bertingkat Larutan baku yang terkecil, bila disuntikkan secara intrakutan pada
sesuai yang diencerkan dengan pelarut yang sesuai marmut atau kelinci, menimbulkan reaksi khas
hingga dosis tengah larutan 0,5 unit. Encerkan setiap pada tempat penyuntikan dalam waktu 48 jam. Toksin
campuran dengan pelarut yang sesuai hingga volume yang digunakan adalah toksin uji yang tiap dosis Lr
a·khir 5,0 ml. Biarkan campuran pada suhu kamar, per 100 mengandung tidak kurang dari 200 DRT.
terlindung dari cahaya selama 60 menit. Suntikkan Toksin uji dibiarkan selama beberapa bulan sebelum
secara intraperitoneal masing-masing 1,0 ml campuran digunakan untuk penetapan antitoksin. Dalam
kepada tiap 4 ekor mencit, dan amati hewan uji selama waktu tersebut terjadi penurunan toksisitas dan dosis
96 jam. Campuran yang mengandung volume terbesar Lr/100 kemungkinan meningkat. Bila pada pengujian
antitoksin uji yang gagal melindungi mencit dari terlihat bahwa dosis Lr/100 tetap, toksin uji siap
kematian mengandung 0,5 unit. Pengujian dinyatakan digunakan dan dapat digunakan dalam periode waktu
tidak absah kecuali jika semua mencit yang disuntik yang lama. Lakukan penetapan dosis reaktif terendah
dengan campuran yang mengandung baku pem- dan dosis Lr/100 secara periodik. Simpan toksin uji di
banding 2,0 ml atau kurang, mati dan semua hewan tempat gelap pada suhu 2° sampai S0 • Pertahankan
yang disuntik dengan campuran yang mengandung sterilitas dengan penambahan toluena P atau
lebih dari 2,0 ml hidup. bakterisida lain yang tidak menyebabkan penurunan
{Perhatian Toksin botulium sangat toksik. Harus toksisitas khas secara cepat.
sangclt hati~hati padJl setiap tahap pengerjaan.] Penetapan dosis uji toksin (Dosis Lr/100) Buat
larutan baku Imunoserum Difteri BPFI dengan
pelarut yang sesuai, hingga mengandung 0,1 Unit
per ml (Larutan Baku). Buat beberapa campuran
IMMUNOSERUM DIPHTHERICUM sehingga tiap 2,0 ml campuran mengandung 1,0 ml
Imunoserum Difteri larutan baku (0,1 Unit) dan satu dari seri volume
Antitoksin Difteri bertingkat toksin uji. Encerkan setiap campuran
dengan pelarut yang sesuai hingga volume akhir
sama (2,0 ml). Biarkan campuran pada suhu
Imu~oserum Difteri adalah sediaan yang mengan- kamar, terlindung dari cahaya, selama 15 sampai
dung globulin antitoksik khas yang mempunyai 60 menit dan suntikkan secara intrakutan 0,2 ml
kekuatan dapat menetralkan toksin Corynebacterium pada kulit hewan uji yang telah dicukur. Amati
diphtheriae .. Potensi tidak kurang dari 1000 unit per ml hewan uji selama 4S jam. Dosis uji toksin (Lr/100)
FIIV Monografi I Immunoserum Tetanicum 459

adalah jumlah toksin terkecil yang terdapat dalam dari 5 g.


0,2 ml campuran yang dapat menyebabkan lesi Pemilihan toksin uji Buat toksin tetanus dengan
eritema kecil dan khas pada tempat penyuntikan. menumbuhkan Clostridium tetani dalam medium
Prosedur Encerkan toksin uji dengan pelarut perbenihan cair selama 9 hari dan tambahkan
yang sesuai hingga tiap 1,0 ml mengandung 1 volume filtrat perbenihan steril pada 1 a tau 2 volume
12,5 kali dosis uji toksin (Larutatl toksin uji). Buat gliserol P. Simpan pada suhu sedikit di bawah 0°.
beberapa campuran sehingga 2,0 ml tiap campuran Toksin uji dapat dibuat dengan menambahkan
ini mengandung 0,8 ml larutan toksin yang telah sejumlah amonium sulfat P pada filtrat, kumpulkan
diencerkan dan satu dari seri volume bertingkat endapan yang terbentuk, keringkan di atas fosfor pen-
sediaan uji. Buat campuran lain sehingga tiap toksida P, dan gerus hingga diperoleh serbuk halus.
2,0 ml mengandung 0,8 ml larutan toksin yang Serbuk toksin disimpan dalam keadaan kering dalam
telah diencerkan dan satu dari seri volume ber- ampul tertutup kedap a tau di atas fosfor pentoksida P
tingkat Larutan baku hingga dosis tengah volume pada tekanan 11,2 mmHg sampai 18,7 mmHg. Toksin
bertingkat mengandung 0,1 Unit. Encerkan tiap yang digunakan diperoleh dari pengujian dengan
campuran dengan pelarut yang sesuai hingga mengamati gejala paralisis tetanik yang terjadi sebagai
volume akhir sama (2,0 ml). Biarkan campuran titik akhir. Amati hewan paling sedikit dua kali sehari
pada suhu kamar, terlindung dari cahaya, selama dan bunuh hewan segera setelah diperoleh titik akhir.
60 menit dan suntikkan sejumlah 0,2 ml dari setiap Penetapan dosis uji toksin (Dosis Lp/10) Pertama
campuran pada hewan dengan kondisi seperti tetapkan dosis Lp/10 (Limes Paralyticum/10) toksin
yang tertera pada penetapan dosis Lr I 100 toksin. uji, yaitu jumlah toksin terkecil hila dicampur dengan
Amati hewan uji selama 48 jam. Campuran yang 0,1 unit Imunoserum Tetanus BPFI dan disuntikkan
mengandung volume terbesar sediaan uji yang secara subkutan pada mencit menimbulkan paralisis
gaga! melindungi hewan dari efek eritema toksin tetanik dalam waktu 4 hari. Buat larutan Imunoserum
mengandung 0,1 Unit. Pengujian absah jika semua Tetanus BPFI dalam pelarut yang sesuai hingga
tempat penyuntikan campuran yang mengandung mengandung 0,5 unit per mi. Timbang atau ukur
0,8 ml atau kurang dari Larutan baku menunjukkan saksama sejumlah toksin uji, encerkan atau larutkan
lesi eritema dan semua yang disuntik campuran yang dalam pelarut yang sesuai. Buat beberapa campuran
mengandung lebih besar tidak menunjukkan lesi masing-masing mengandung 2,0 ml Larutan baku
eritema. (setara dengan 1 unit), dan satu dari seri volume
bertingkat larutan toksin dan pelarut yang sesuai
hingga 5,0 mi. Diamkan campuran pada suhu kamar
IMMUNOSERUM TETANICUM terlindung dari cahaya selama tidak kurang dari 1 jam.
Imunoserum Tetanus Kemudian suntikkan secara subkutan 0,5 ml campuran
Antitoksin Tetanus tersebut pada satu kelompok mencit terdiri dari 6 ekor.
Amati mencit selama 96 jam. Dosis uji toksin adalah
jumlah toksin terkecil yang terdapat dalam 0,5 ml
lmunoserum Tetanus adalah sediaan yang mengan- campuran yang menyebabkan paralisis tetanik
dung globulin antitoksik khas yang mempunyai meskipun sebagian telah dinetralkan oleh larutan
kekuatan dapat menetralkan toksin Clostridium tetani. baku, pada semua mencit yang disuntik dalam waktu
Potensi tidak kurang dari 1000 unit per ml untuk dosis 96 jam.
pencegahan dan tidak kurang dari 3000 unit per ml Prosedur Buat larutan Imunoserum Tetanus BPFI
untuk dosis pengobatan. dengan pelarut yang sesuai hingga mengandung
0,5 unit per ml (Larutan baku). Ukur atau timbang
Baku pembanding Imunoserum Tetanus BPFI. saksama sejumlah toksin uji, encerkan atau larutkan
dalam pelarut yang sesuai hingga mengandung 5 kali
ldentifikasi Dapat menetralkan secara khas toksin dosis uji toksin (Larutan toksin uji) per mi. Buat bebera-
Clostridium tetani, sehingga mengurangi bahaya pa campuran sehingga masing-masing mengandung
terhadap hewan uji yang peka. 2,0 ml Larutan toksin uji dan satu dari seri volume
bertingkat sediaan uji dan pelarut yang sesuai hingga
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera volume akhir 5,0 mi. Buat campuran serupa mengan-
pada lmunosera. dung 2,0 ml Larutan toksin uji dan satu dari seri
volume bertingkat Larutan baku sehingga dosis tengah
Penetapan potensi Lakukan penetapan dengan mem- (2,0 ml) mengandung 1 unit. Biarkan campuran pada
bandingkan dosis sediaan uji derigan sediaan baku suhu kamar terlindung dari cahaya selama 60 menit.
yang dapat memberikan perlindungan yang sama bagi Kemudian suntikkan secara subkutan 0,5 ml masing-
marmut atau mencit terhadap efek paralitik dosis masing campuran tersebut pada setiap kelompok
tertentu toksin tetanus. mencit. Amati mencit selama 96 jam. Campuran yang
Pemilihan hewan uji Jika digunakan mencit per- mengandung jumlah terbesar sediaan uji yang gaga!
bedaan bobot tubuh teringan dan terberat tidak lebih melindungi mencit dari paralisis mengandung 1 unit.
460 Indii min Oxyquinolini Solutio I Monografi FIIV

Uji tidak absah kecuali semua mencit yang disuntik 3 ml larutan natrium k/orida P 0,9%. Ekstraksi dengan
dengan campuran mengandung 2,0 ml atau kurang 6 ml n-ok!anol P dengan pengocokan kuat. Biarkan
l.Antlan bakl! menunjukkan paralisis dan semua hewan kedua lapisa.n memisah, masukkan lapisan air ke
uji yang disuntik dengan campuran mengandung dalam tabung pencacah bers'-lmbat yang sesua i.
lebih dari 2,0 ml tidak menunjukkan paralisis. Hitung Masukkan lapisan organik ke dalam tabung pencacah
potensi sediaan uji dalam unit per mi. lain. Bilas corong pisah dengan 1 ml n-oktanol P dan
masukkan bilasan ke dalam tabung yang mengandung
lapisan organik. Bilas corong pemisah dengan 5 ml
asam k/orida 2 N dan masukkan bilasan ke dalam
INDII 111 ln OXYQUINOLINI SOLUTIO tabung pencacah ketiga. Masukkan sumbat tabung,
Larutan Indium 111 ln Oksikuinolin ukur radioaktivitas masing-masing tabung menggu-
nakan pencacah gamma yang sesuai atau tabung
pengion terkalibrasi untuk 11 lfn. Kemurnian radio-
Larutan Indium 111 ln Oksikuinolin adalah larutan kimia dihitung dengan rumus:
dalam air, steril, bebas pirogen, isotonis, sesuai untuk
penandaan radioak.tit ;;el darah, terutama leukosit dan A
platelet; mengandung Indium radioaktif 111 ln dalam (-)
bentuk kompleks dengan 8-hidroksikuinolin dalam B
jumlah berlebih. Mengandung tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% 111 ln sebagai kompleks A adalah radioaktivitas lapisan organik; B adalah
8-hidroksikuinolin yang tertera pad<! etiket dinyatakan jumlah radioaktivitas lapisan organik, air dan asam.
dalam MBq (mCi) per ml pada waktu kalibrasi dilaku- Radioaktivitas kompleks 8-hidroksikuinolin tidak
kan. Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak kurang dari 90% dari radioaktivitas jumlah dan ada
lebih dari 10,0% dari radioaktivitas jumlah. Dapat dalam lapisan organik.
mengandung natrium klorida, dapar dan surfaktan.
Aktivitas jenis tidak kurang dari 1,85 gigabecquerels Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radio-
(50 mCi) per IJ.g indium. aktivitas dalam MBq (mCi) per mll.Anttan Indium 111 /n
Oksikuinolin menggunakan alat pencacah yang sesuai
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera seperti tertera pada Pemilihan alai pencacah dan sistem
pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
men•lnjukkan puncak energi utama 171 KeV dan
245 KeV yang sama seperti pada spesimen 111 ln dengan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
kemurnian diketahui. gal pada suhu antara 15° dan 25°.

Pirogen <231> Memenuhi syarat. Penandaan Kecuali pernyataan seperti yang tertera
pada Penandaan dalam Injectiones, pada penandaan
pH <1071> Antara 6,5 dan 7,5. Juga tertera: 1) Tanggal dan waktu kalibrasi, 2) Jumlah
111 1n sebagai kompleks 8-h!droksikuinolin dinyatakan

Kemumian radionuklida Lakukan penetapan radio- dalam MBq (mCi), kadar dinyatakan dalam MBq
aktivitas masing-masing cemaran radionuklida dalam (mCi) per ml pada saat kalibrasi, 3) Waktu kadaluarsa,
kBq per MBq (!J.Ci per mCi) 111 ln, dalam larutan 4) Pernyataan "Tidak untuk pemberia·n langsung;
menggunakan alat pencacah yang sesuai seperti ter- hanya diberikan sesudah sel darah ditandai, melalui
tera pada Pemilihan a/at pencacah dan sistem terkalibrasi injeksi intravena", 5) Per-nyataan "Awas bahan
dalam Radioaktivitas <1171>. radioaktif", 6) lnformasi bahwa dalam perhitungan
Indium-114m Batas 114 mln adalah 3 kBq per MBq dosis, lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif,
(3 ~J.Ci per mCi) 111 ln. 114 mln ditunjukkan dengan 7) Waktu paro 111 In adalah 67,9 jam (2,83 hari).
adanya spektrum sinar gamma khas dengan puncak
energi yang jelas pada 0,192, 0,558, dan 0,725 MeV.
Penetapan dilakukan menggunakan pencacah sinti!asi
cair sinar s dengan saluran energi tinggi diatur untuk INDII 111 ln PENTETATIS INJECTIO
membedakan cacahan yang timbul dari 111 In. Injeksi Indium 111 ln Pentetat ·
Seng-65 Batas 65 Zn adalah 3 kBq per MBq (3 !J.Ci
per mCi) 111 ln. 65 Zn ditunjukkan dengan adanya spek-
trum sinar gamma khas dengan puncak energi yang lnjeksi Indium 111 In Pentetat adalah larutan steril,
jelas pada 1,116 MeV. 65 Zn meluruh dengan waktu isotonik, untuk pemberian intratekal, mengandung
paro 243,9 hari. indium radioaktif ( 111 1n) dalam bentuk kelat asam
pentetat. Mengandung tidak kurang dari 90,0%
Kemurnian radiokimia Ukur lebih kurang 100 ~J.l, dan tidak lebih dari 110,0% dai:i jumlah 111 1n
masukkan ke dalam corong pisah, encerkan dengan sebagai kompleks asam pentetat yang tertera pada
FllV Monografi l Indometruacinum 461

etiket, dinyatakan dalam MBq {JlCi atau mG) per kan sebelum uji sterilitas selesai, uji sterilitas
ml ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan. harus dilakukan pada hari akhir produksi; dan tidak
Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak lebih harus memenuhi anjuran seperti tertera pada
dari 10,0% radioak~ivitas jumlah. Dapat me- Vo~ dlzLzm wadah...
ngandung natrium klorida dan dapar.
Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan
Baku pembanding Endotoksin BPFI. radioaktivitas dalam MBq per ml Injeksi h.dium
lllin Pentetat menggunakan alat pencacah yang
ldentifikasi radionuklida Lakukan seperti yang sesuai seperti yang tertera pada Pemilihan 11lat
tertera pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar pencllcllh dan sistem terkalibrasi dalam Radioaktivi-
gamma menunjukkan puncak energi utama 0,173 tas <1171>.
dan 0,247 MeV yang sama seperti pada 111 In yang
digunakan sebagai baku dengan kemurnian di- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
ketahui. tunggal.

Endotoksin bakter! Memenuhi syarat Uji Endo- Penandaan Kecuali pernyataan seperti yang ter-
toksin Bakteri <201>. Batas kandungan endotoksin tera pada Penandaan dalam Injectiones, pada penan-
tidak lebih dari 14/V unit Endotoksin FI per ml daan juga tertera: (1) Tanggal dan waktu kalibrasi,
injeksi, dibandingkan dengan Endotoksin BPFI; V (2) Jumlah 111 ln sebagai kompleks asam pentetat
adalah jumlah dosis maksimum yang dianjurkan, seperti yang tertera pada etiket, dalam total MBq
pada waktu kadaluarsa. (J.LCi a tau mCi) dan kadar dalam MBq (J.LCi atau mCi)
per ml pada saat kalibrasi, (3) Tanggal kadaluarsa,
Kemurnian radionuklida Lakukan penetapan (4) Pernyataan "A was bahan radioaktif", (5)
radioaktivitas tiap ketakmurnian radionuklida Informasi bahwa dalam perhitungan dosis, lakukan
dalam kBq per MBq (J.LCi per mCi) 111 In dalam koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (6) Waktu
lnjeksi, menggunakan alat pencacah yang sesuai paro 111 ln adalah 2,83 hari.
seperti yang tertera pada Pemilihan alat pencacah
dan sistim terkalibrasi dalam Rltdioaldivitas <1171>.
Indium-114 m Tidak lebih dari 3 kBq per MBq INDOMETHACINUM
(3 J.LCi per mCi) 111 In. 11""In dalam lnjeksi ditunjuk- Indometasin
kan dengan spektrum sinar gamma yang khas
dengan puncak energi utama yang jelas pada 0,192:
0,558 dan 0,724 MeV. Waktu paro 114 "'ln adalah
50 hari.
Zink-65 Tidak lebih dari 3 kBq per MBq (3 J.LCi
per mCi) 111 In. 65 Zn dalam Injeksi ditunjukkan
dengan spektrum sinar gamma yang khas dengan Asam 1-(p-lclorobenzoil}-5-metoksi-2-
puncak energi utama yang jelas pada 1,115 MeV. metilindola-3-asetat [53-86-1)
Waktu paro 65 Zn adalah 243,9 hari. c,_,~6CINOt BM357,79

Kemumian radiokimia Tidak kurang dari 90,0% lndometasin mengandung tidak kurang dari 98,0%
radioaktivitas jumlah: harga R1 antara 0,8 dan 1,0. dan tidak lebih dari 101,0% C 19H 16CIN04, dihitung
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lizpis tethadap zat yang telah dikeringkan- ·
tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Totolkan 2 Jll hingga 5 Jll Injeksi pada lebih kurang Pemerian Serbuk hablur, polimorf kuning pucat
17 mm dari tepi lempeng kaca- serat mikro yang hingga kuning kecoklatan; tidak berbau atau hampir
dilapisi silika gel dengan ukuran 65 mm x 97 mm, tidak berbau. Peka terhadap cahaya; meleleh pada
biarkan kering. Penotolan dapat diulang hingga suhu lebih kurang 16ZO.
diperoleh laju cacahan yang sesuai. Masukkan
lempeng dalam bejana kromatografi menaik Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar
dengan fase gerak larutan mdanol P (8,5 dalam 10) larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
selama waktu yang sesuai. Angkat lempeng,
keringkan dalam oven pada suhu 105° ± 5° selama Baku pembanding Indometasin BPFI; lakukan
5 menit. Tetapkan distribusi radioaktivitas dengan pengeringan dengan tekanan di bawah 5 mmHg, pada
menatah kromatogram menggunakan detektor suhu 100° selama 2 jam sebelum digunakan-
radiasi terkolimasi yang sesuai
ldentifikasi
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera A.. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
pada Injectiones kecuali bahwa injeksi boleh diberi- diciispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
462 Indomethacini Capsulae I Monografi FI IV

maksimum hanya pada panjang gelombang yang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
sama seperti pada Indometasin BPFI. cahaya.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
40.000) dalam Jarutan asam klorida metanol 0,1 N,
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang INDOMETHACINI CAPSULAE
gelombang yang sama seperti pad3 Indometasin BPFI; Kapsul Indometasin
daya serap masing-masing dihitung terhadap zat yang
te\ah dikeringkan pada panjang gelombar.g serapan
maksimum lebih kurang 318 nm berbeda tidak lebih Kapsul Indometasin mengandung lndometasin,
dari 3,0%. C19 H 16ClN04, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
C. Pola difraksi sinar-X seperti yang tertera pada dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Difraksi Sinar-X <811> sesuai dengan Indometasin BPFI.
Baku pembanding lndometasin BPFI; lakukan pe-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; ngeringan pada tekanan lebih kecil dari 5 mmHg,
lakukan pengeringan pada tekanan tidak lehih dari pada ~uhu 100° selama 2 jam sebelum digunakan.
5 mmHg pada suhu 100° selama 2 jam.
ldentifikasi
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. A. Kocok sejumlah isi kapsul setara dengan Jebih
kurang SO mg dengan 10 ml aseton P selama Jebih
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. kurang 2 menit, saring. Masukkan 5 ml filtrat ke dalam
labu bertutup, tambahkan 20 ml air dan kocok selama
Penetapan kadar Lakukan perietapan dengan cara Jebih kurang 2 menit hingga terbentuk endapan dan
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera Kromato- menghablur. Saring dan kumpulkan hablur. Kering-
grafi <931>. kan hablur di udara, kemudian keringkan pada
Fase gerak Buat larutan natrium fosfat monobasa tekanan lebih kecil dari 5 mmHg pada suhu 100°
0,01 M dan natrium fosfat dibasa 0,01 M dalam cam- selama 2 jam; spektrum serapan inframerah zat yang
puran asetonitril P-air (lebih kurang 1:1). telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
l..arutan baku Timbang saksama sejumlah lndometa- bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
sin BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih panjang gelombang yang sama seperti pada Indometa-
kurang 0,1 mg per ml. sin BPFI yang telah dih'lblurkan kembali dengan cara
l..arutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg, sama dari larutan 25 mg per 5 ml aseton P.
· masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet tertera pada Kromatograft <931>.
10 mllarutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan Larutan baku Larutkan sejumlah Indometa-
dengan Fase gerak sampai tanda. sin BPFI dalam metanol P hingga kadar 1 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Larutan uji Kocok sejumlah isi kapsul setara
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja dengan 25 mg indometasin dalam 25 ml metanol P.
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom saring.
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran Prosedur Totolkan secara terpisah masing-
partikel 10 J.Lm. Laju aliran lebih kurang 1 ml per masing 2 J.Ll Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, kromatografi silika gel, keringkan dengan aliran
rekam respons puncak seperti yang tertera pada udara. Masukkan lempeng ke dalam bejana
Prosedur: efisiensi kolom ditentukan dari puncak analit kromatografi berisi campuran kloroform P-metanol P
tidak kurang dari 500 lempeng teoritis dan simpangan (4:1) hingga pelarut merambat lebih kurang tiga per
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase
1,0%. gerak menguap dan amati di bawah cahaya ultraviolet
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 254 nm: intensitas dan harga R1 bercak utaina Larutan
volume sama (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan baku dan uji sesuai de~gan Larutan baku.
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Disolusi <1231>
C 1 ~ 16ClN0 4 dengan rumus: Media disolusi: 750 ml campuran dapar fosfat pH 7,2-
air (1:4).
'u Alat tipe 1: 100 rpm.
1000C ( - ) Waktu: 20 menit.
's Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 19H 16CINO 4,
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
C adalah kadar Indometasin BPFI dalam mg per ml uji, jika perlu diencerkan dengan Media disolusi dan
Larutan baku; r u dan r5 f:,erturut-turut adalah respons serapan larutan baku Indometasin BPFI dalam media
puncak Larutan uji dan Larutan baku. yang sama pada panjang gelombang serapan maksi-
FIIV Monografi I Inositoli Nicotinas 463

mum lebih kuranb 318 run. 3 kali tiap kali dengan 25 ml diklorometana P. S.!fJng
Toleransi Dalam waktu 20 menit harus larut tidak ekstrak melalui kapas ke dalam labu tentukur 100-ml,
kurang dari 80% (Q) C 19H 16ClN0 4, dari jumlah yang cuci penyaring dengan diklorometana P, encerkan
tertera pada etiket. dengan diklorometana P sampai tanda.
Prosc:dur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Prosedur keseragaman kandungan kurang 318 nm terhadap blangko diklorometana P.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah lndo- Hitung jumlah dalam mg, C19H 16CIN04, dalam kapsul
metasin BPFI, larutkan dalam campuran metanol P- dengan rumus:
dapar fosfat pH 7,0 (1:1) hingga kadadebih kurang Au
25 J.Lg per ml. O,BC ( - )
Larutan uji Masukkan isi 1 kapsul ke dalam As
labu tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml air dan biar-
kan selama 10 menit, kocok sesekali. Tambahkan 60 ml C adalah kadar lndometasin BPFI dalam J.Lg per ml
metanol P, kocok selama 10 menit, encerkan dengan Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah serapan
metanol P sampai tanda dan sentrifus. Encerkan sejum- Larutan uji dan Larutan baku.
lah larutan jemih secara kuantitatif, jika perlu bertahap
dengan campuran metanol P-dapar fosfat pH 7,0 (1:1) Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
hingga kadar lebih kurang 25 J.Lg per mi. baik.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan
baku pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 318 nm terhadap blangko campuran INOSITOLI NICOTINAS
metanol P-dapar fosfat pH 7,0 (1:1). Hitung jumlah Inositol Nikotinat
dalam mg, C19H 16CINO4, dalam kapsul dengan rum us:

~.·-~-
TC Au
(-)(-)
D As 011

T ·adalah jumlah indometasin dalam mg per kapsul meso-Inositol hekslznikotinat [6556-11-2]


seperti yang tertera pada etiket; C adalah kadar lndo- c.2f\oN6o12 BM810,7
rnetasin BPFI dalam J.Lg per ml Larutan baku; D adalah
kadar indometasin dalam J.l.g per ml Larutan uji, berda- Inositol Nikotinat mengandung tidak kurang dari
sarkan jumlah per kapsul yang tertera pada etiket dan 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 42H 30 N 60 12, di-
faktor pengenceran; Au dan As berturut-turut adalah hitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Pemerian SerJ,uk, putih atau hampir putih; tidak
Pe:tetapan kadar . berbau a tau hampir tidak berbau.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
lndometasin BPFI, masukkan ke dalam labu tentu- Ketarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam
kur 200-ml, larutkan dalam 2 ml metanol P dan en~ etanol, dalam aseton dan dalam eter; agak larut dalam
cerkan dengan dapar Josfot pH 7,2 sampai tanda. Pipet kloroform; larut dalam asam mineral encer.
25 ml larutan ke dalam corong pisah dan ekstraksi
3 kali, tiap kali dengan 25 ml diklort?_metana P. Saring Baku pembanding Inositol Nikotinat BPFI.
ekstrak melalui kapas, kumpulkan filtrat ke da1am
labu tentukur 100-ml, bilas penyaring dengan dikloro- ldentifikasi
metana P dan encerkan dengan diklorometana P sampai A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
tanda hingga kadar lebih kurang 31 J.l.g per mi. dikeringkan dan didispersikan dalam /allium bromida P,
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari menunjukkan maksimum hanya pada panjang g~lom­
20 kapsul, keluarkan isi semua kapsul dan campur, bang yang sama seperti pada Inositol Nikotinat BPFI.
bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama, B. Larutkan dan encerkan SO mg dalam asam
hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama klorida 1 1:1 hingga 100 mi. Pipet 5 ml larutan dan
sejumlah isi kapsul setara de~gan·Iebih kurang 25 mg encerkan dengan air hingga 100 mi. Serapan larutan
indometasin, masukkan ke dalam labu tentu- pada panjang gelombang antara 230 nm dan 350 nm
kur 200-ml, tambahkan 2 ml metanol P, kocok selama menunjukkan maksimum hanya pada 261 nm, serapan
10 menit, encerkan dengan dapar fosfot pH 7,2 sampai pada 261 run lebih kurang 0,88.
tanda. Masukkan lebih kurang SO ml ke-dalam tabung C. Panaskan sejumlah zat dengan natrium karbonat
sentrifuga dan sentrifus selama 15 menit. Pipet 25 ml anhidrat P sebanyak 4 kali bobot zat: terjadi bau khas
beningan ke dalam corong pisah 125 ml dan ekstraksi piridin.
464 Insulinum I Monografi FIIV

Kejemihan larut~n <881> Harus jernih; lakukan tidak lebih intensif dari bercak Encmm lllrutan uji I dan
penetapan menggunakan larutan 5,0% dalam RSIZm tidak lebih dari satu bercak lebih intensif dari bercak
sulfot 1 N. Encuan lllrutRn uji JI.

Wama dan Akromisitas <1291> Mttodt Ill Warna Aseton


larutan tidak lebih intensif dari Ulrutan ptztbznan V6; Lllrutlln baku internal Timbang saksama sejumlah
lakukan penetapan menggunakan larutan 5,0% dalam butllna-2-on P, larutkan dalam dimtt:lformRmidJz P
asam sulfot 1 N. hingga kadar 0,020%.
Ulrutan 1 Ukur saksama sejumlah volume 11sdon P,
Susut pengeringan Tidak lebih dari 0,5%; lakukan encerkan dengan Lllrut•n lMku internal hingga kadar
pengeringan pada suhu 105° hingga bobot tetap 0,02!Wo.
menggunakan lebih kurang 1,0 g. Ulrutan 2 TIUlbang sa~ama lebih kurang 200 mg
zat, masukkan ke dalam labu bertutup rapat yang
Sisa pemijaran <301> lidak lebih dari 0,1%. sesuai, tambahkan 5,0 ml dimttilformamid• P dan
panaskan di atas tangas air hingga larut, dinginkan.
Klorida lidak lebih dari 350 bpj; lakukan penetapan l.Arultzn 3 limbang saksama lebih kurang 200 mg
seperti yang tertera pada Klorida dalam Klorokuin Sulfot zat, masukkan ke dalam labu bertutup rapat yang
menggunakan lArutRn uji yang dibuat dengan me- sesuai, tambahkan 5,0 ml Lllrutan bczku internal, panas-
larutkan 140 mg dalam jumlah secukupnya RSRm kan di atas tangas air hingga larut, dinginkan.
nitrat 2 N dan encerkan dengan air hingga 16 mi. Prostdur Lakukan penetapan dengan cara Krr:muz-
togrllfi gRs seperti yang tertera pada Krom~~to­
Logam berat <371> Mttodt IV Tidak lebih dari 10 bpj; grafi <931>. Suntikkan secara terpisah sejumlah
lakukan penetapan menggunakan 4 g zat dan 4 ml volume sama lArutRn 1, Lllrut4n 2 dan lArutRn 3 ke
Lllrutan baku timbal (10 bpj) sebagai pembanding. dalam kromatograf yang dilengkapi dengan kolom
kaca 1,5 m x 4- mm berisi 10% polietilm glikol1000 P
Asam nikotinat bebas Pada 1 g tambahkan 75 ml air, pada partikel penyangga ciiatome tercuci asam dan
kocok selama 15 menit dan titrasi dengan natrium tersilanisasi. Pertahankan kolom pada suhu 60°.
hidroksida 0,02 N LV menggunakan indikator fenol- Perbandingan luas puncak aseton terhadap luas
ftRltin LP: diperlukan tidak lebih dari 0,8 ml natrium puncak baku internal dari Llzrutan 3 tidak lebih besar
hidroksidR 0,02 N LV untuk memperoleh wama merah dari pemandingan luas puncak aseton terhadap baku
muda pertama. intemallArutan 1.

s·enyawa sejenis Lakukan Kromatografi lllpis tipis Penetapan kadar Mttode l Lakukan TitrRsi Btblls
seperti yang tertera pada Kromatografi <931> dengan Air <681>, menggunakan 200 mg zat uji dan indikator
cara dua dirnensi. 1-nRftolbmuin LP.
lArutRn uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
larutkan dalam c:ampuran kloroftmn P-mdanol P (9:1) 1 ml RS4m potlorRt 0,1 N sdaTR dmgan
hingga kadar 5%. 13,51 mg Cafi.J'l,Q 12
Errceran IArutan uji I Pipet sejumlah volume lmuflm
uji, encerkan dalam campuran kloroform P-mdRnol P Wad&h dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
(9:1) hingga kadar O,o75%. baik. .
Enceran larutan uji ii Pipet sejumiah volume Lllndim
uji, encerkan dalam campuran kloroform P-mdanDl P
(9:1) hingga kadar 0,()50%.
Prosedur Totolkan 5 JLllArutan uji pada pojok INSULINUM
sebelah kanan lempeng laomatografi sili1ca gel GF254.. Insulin
Masullan lempeng Ice dalam bejana kromatograf •
I
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak llorc(orm P-
. mdtmDl P (90:10) hingga merambat 12 an di alas garis

I

penofolan. Angkat lempeng, biarkan fase · gerak


""'I
Qo
-.a; A
I
m~p. Pada eluasi bdua. putar Iempeng ke kanan

...
ao-Sii·Sio· T• -Sor- • ·lii-Sor""-1ir·ao-u.-CIIo-.1ir·lil-
90'"~ totolkan secara terpisah masing-masing S pl &rar- .. ~--.. -• ·S.·•~v.i-ao-Mo-u.- T"r""-W-~
•n limltm uji l dan Enarrm ltlrutan uji U P.ada dasar
temPenS sebelah kanan. inas11kbn lempeng ke daJam
.~ana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
~ gerak campuran diladllt P-GIIm Gdllt glilrid P-
-
""
I
I

Yll
I
I

I
I

....
I
I
-~tP-air (50-.S:S:S).;:Angkaf lempeug, biarbn lase ~-u.--.•-nr-re-re-a

~ menguaP'dan ~ dibawah t;ahaya ultraviolet BMS8111,6


254 nm: bercak lain selain bercak uta.ma Llnvflm uji
FIIV Monografi I Insulinum 465

Insulin adalah protein yang mempunyai struktur Insulin BPFI dalam 0,1 ml Dapar untuk contoh yang
seperti hormon anti diabetes yang dihasilkan oleh mengandung (1) 0,50 J.Lg; (2) 1,0 J.Lg; (3) 3,0 JJ.g; (4) 5,0 J.Lg
pankreas manusia. Dibuat dengan cara modifikasi dan (5) 100 J.Lg dan dua larutan zat uji dalam 0,1 ml
enzimatis insulin atau dengan cara teknologi rekom- Dapar untuk contoh yang mengandung (6) 100 JJ.g dan
binan asam deoksi ribonukleat (DNA) dalam mikro- (7) 500 JJ.g. Masukkan masing-masing larutan ke dalam
organisme, diikuti dengan cara pemurnian yang tabung gel. Setelah elektroforesis dan pewarnaan,
sesuai. Jika insulin dibuat dengan teknologi amati gel pada penyinaran dengan cahaya redup. Pita
rekombinan DNA, pembuatan didasarkan pada sistem dalam gel dari larutan (6) yang sesuai dengan pita
vektor-inang yang telah disetujui. Insulin dibuat pertama setelah pita utama dalam gel dari larutan (5)
dalam kondisi yang dirancang untuk mengurangi (insulin arginin dan etil ester insulin), tidak lebih
kontaminasi mikroba. Insulin mengandung tidak intensif dari pita utama dalam gel dari larutan (3). Pita
kurang dari 26 unit per mg dihitung terhadap zat yang dalam gel dari larutan (7) yang sesuai dengan pita
telah dikeringkan. kedua setelah pita utama dalam gel dari larutan (5)
(proinsulin) tidak lebih intensif dari pita utama dalam
Pemerian S<!rbuk putih a tau hampir putih. gel dari larutan (1). Uji tidak absah kecuali jika dapat
dideteksi pita dalam gel dari larutan (1) dan terjadi
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam eta- gradasi intensitas pewarnaan dalam gel dari larutan
no!, dalam kloroform dan dalam eter; larut dalam (1) sampai larutan (4).
larutan encer asam-asam mineral, dan dalam larutan
alkali hidroksida diikuti dengan peruraian. Protein bobot molekul lebih tinggi Lakukan Kroma-
tografi eksklusi seperti yang tertera pada Kromato-
Baku pembanding Insulin BPFI; Insulin Sapi BPFI. grafi <931>, menggunakan kolom yang dikondisikan
dengan asam asetat 1 M. Teteskan 0.4 ml larutan 5%
ld~ntifikasi dalam asam asetat 1 M per sentimeter persegi luas
A. Menyebabkan penurunan glukosa darah jika melintang kolom. Lakukan kromatografi mengguna-
disuntikkan seperti yang tertera pada Penetapan po- kan (a) kolom kromatografi dengan panjang tidak
tensi. kurang dari 60 em dan diameter dalam tidak kurang
B. Dalam uji Protein sejenis pita utama dalam gel dari 9 mm berisi dekstran dengan ikatan melintang
dari larutan (6) sesuai dengan pita utama dalam gel yang sesuai untuk fraksinasi protein dengan rentang
dari larutan (5). bobot molekul dari 1500 sampai 30.000 (misalnya
. C. Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti sephadex GSO-SF), (b) asam asetat 1 M sebagai fase
yang tertera pada Kromatografi <931>. Suntikkan gerak dengan laju aliran 7 ml per cm 2 luas melintang
secara terpisah 50 JJ.i larutan dalam asam klorida 0,05 M per jam dan (c) panjang gelombang deteksi 276 nm.
yang mengandung (1) 0,05% zat uji, (2) 0,05% Insu- Jumlah luas puncak sebelum puncak utama tidak lebih
lin BPFI dan (3) 0,05% Insulin Sapi BPFI dan 0,05% besar dari 1% dari jumlah luas puncak dalam kroma-
Insulin BPFI ke dalam kromatograf cair ki:lerja tinggi togram.
yang dilengkapi dengan detektor 280 nm, kolom baja
tahan karat 4,6 mm x 25 em, berisi penyangga dengan Zink Tidak lebih dari 1,0% zink, dihitung te~hadap
ukuran partikel 5 JliD (yang sesuai adalah ultra sphere zat yang telah dikeringkan. Lakukan penetapan
ODS), dan pertahankan suhu kolom pada 45~. Guna- dengan cara sebagai berikut: Buat larutan 0,2% dalam
kan asetonitril fosfat P sebagai fase gerak dengan laju asam klorida 0,01 N. Jika perlu encerkan hingga kadar
aliran 1 ml per menit. Waktu retensi puncak utama yang sesuai (misalnya: 0,4 bpj sampai 1,6 bpj Zn)
kromatogram larutan (1) sesuai dengan puncak utama dengan asam klorida 0,01 M. Lakukan penetapan
kromatogram larutan (2). Uji tidak absah kecuali jika dengan cara Spektrofotometri Atom: Emisi dan Serapan
faktor simetri dari puncak utama adalah antara 0,8 dan seperti yang tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan
2,0 dan efisiensi kolom yang ditetapkan menggunakan Othaya <1191>. Ukur serapan pada panjang gelombang
puncak utama kromatogram larutan (2) tidak kurang 213,9 nm menggunakan lampu tabung katoda zin~
dari 4000 lempeng teoritis per meter, dan puncak sebagai sumber cahaya dan nyala udara asetilen
dalam kromatogram larutan (3) yang sesuai dengan dengan komposisi yang sesuai. Gunakan enceran
puncak kromatogram larutan (2) terpisah nyata dari lArutan zink ASp seperti yang tertera pada Spektrofoto-
4 puncak tambahan dalam kromatogram. metri Atom: Emisi dan Serapan dalam Spektrofotometri
dan Hamburan Cahaya <1191> dalam izsam klorida 0,01 M
Serapan cahaya Sera pan larutan .0,05% dalam asam yang mengandung 0,10; 0,40; 1,o0; 1,20 dan 1,60 bpj
klorida 0,01 N menunjukkan maksimum pada 276 nm, zink.
dan serapan 0,48 sampai 0,56.
Nitrogen <581> Metode IV Antar'a 14,5% sampai
Protein sejenis Lakukan penetapan dengan Mdode II 16,5%, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan;
untuk Elektroforesis gel poliakrilamida seperti yang lakukan penetapan menggunakan 12 .mg hingga
tertera pada Elektroforesis <831>. Gunakan lima larutan 20mg.
466 lnsulini lnjectio Netralis I Monografi FIIV

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 10,0%; gunakan puncak utama kromatogram larutan (2)
lakukan pengeringan diatas fosfor pentoksida P pada tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis per meter
suhu 105° dan tekanan 15 mmHg selama 24 jam, dan puncak kromatogram dari larutan (4) sesuai
menggunakan 200 mg. dengan puncak utama kromatogram larutan (3)
terpisah nyata dari 4 puncak tambahan dalam
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 2,0% kromatogram.
dihit;.~ng
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
penetapan menggunakan 200 mg. pH <1071> Antara 6,6 sampai 8,0.

Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang Zink total Tidak lebih dari 40,0 JLg per 100 unit
tertera pada Penetapan Potensi Insulin <161>. Perkiraan Insulin Fl; lakukan penetapan sebagai berikut: ke
potensi tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari dalam sejumlah volume injeksi setara dengan
125% dari potensi yang tertera pada etiket. Batas 200 unit Insulin Fl tambahkan air hingga volume
kesalahan fidusial tidak kurang dari 80% dan tidak 20 ml, dan tetapkan kandungan zink denga~ Spek-
lebih dari 125% dari potensi yang tertera pada etiket. trofotometri Atom: Emisi dan Serapan seperti yang
tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kedap <1191>. Ukur serapan pada panjang gelombang
udara, terlindung dari cahaya, pada suhu tidak lebih 214 nm menggunakan Larutan Zink ASp seperti
dari -20°. yang tertera pada Spektrofotometri Atom: Emisi dan
Serapan dalam Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
<1191>.

INSULINI INJECTIO NETRALIS Protein sejenis Lakukan penetapan seperti yang


Injeksi Insulin Netral tertera pada Protein sejenis dalam Insulin dengan
menggunakan larutan (6). Bekukeringkan sejumlah
volume injeksi setara dengan 26 unit dan larutkan
Injeksi Insulin Netral adalah larutan steril insulin dalam Dapar untuk contoh dan larutan (7) dibuat
atau insulin sapi. lnjeksi 1~sulin dibuat dengan sesuai dengan larutan (6) tetapi mengandung setara
melarutkan· insulin dalam larutan asam klorida dengan 130 unit.
encer.
Penetapan potensi Lakukan penetaplln sepert:
Pemerian Larutan tidak berwarna bebas dari yang tertera pada Penetapan Potensi Insulin <161>
kekeruhan dan bahan asing; selama penyimpanan Perkiraan potensi tidak kurang dari 90% dan tidak
sesepora sedimen yang sangat halus dapat lebih dari 111% dari potensi yang tertera pad a
mengendap. etiket. Batas keyakinan tidak kurang dari 80% dan
tidak lebih dari 125% dari potensi yang tertera
Baku pembanding Insulin BPFI; Insulin Sapi BPFI. pada etiket.

ldentifikasi Lakukan Kromatografi cair kir.erja ting- Wadah dan penyimpanan Injeksi insulin dosis
gi sepe'rti yang ter~era pada Kromatografi <931>. ganda dalam wadah kaca Tipe I, disimpan pada
Suntikkan secara terpisah 50 JLllarutan dalam asam suhu antara 2° hingga 8°; tidak boleh membeku,
klorida 0,05 M yang mengandung (1) zat uji 26 Uz:lit dalam kondisi ini potensi dapat bertahan tidak
per 2 ml. (2) 0,05% Insulin Sapi BPFI, (3) 0,05% kurang dari 2 tahun.
Insulin BPFI, (4) caril:puran 0,05% Insulin BPFI dan
0,05% Insulin Sapi BPFI, ke dalam kromatograf cair
kinerja tinggi yang dilengkapi dengan detektor 10011 TINCTURA
280 nm, kolom baja tahan karat 0,6 mm x 25 em; Tingtur Iodum
berisi penyangga dengan ukuran 5 JLm (yang sesuai
adalah Ultrasphere ODS) dan pertahankan suhu
kolom pada 45°. Gunakan asetonitrilfosfot LP sebagai Tingtur lodum mengandung iodum, I, tidak kurang
Fase·gerllk dengan laju aliran 1 ml per menit. Pada dari 1,8% dan tidak lebih dari 2,2%, serta mengandung
kromatogram larutan (2) puncak utama adalah natrium iodida, Nal, tidak kurang dari 2,1 'Yo dan tidak
puncak insulin sapi. Untuk sediaan yang dibuat dari lebih dari 2,6'Yo. Tmgtur Iodum dapat dibuat dengan
insulin sapi, puncak utama larutan (1) sesuai aengan melarutkan 20 g iodum P dan 24 g natrium iodida P
puncak utama larutan (2). Kecuali dinyatakan lain dalam 500 mi etanol P kemudian tambahkan air hingga
puncak utama larutan (1) sesuai dengan puncak 1000 ml.
utama larutan (3). Uji tidak. absah lcecuali- jika
(a) faktor simetri dotri-puncak utama adalah antara 0,8 Pemerian Cairan je~ berwarna coklat kemerahan;
dan 2,0. (b) efisiensi kolom yang ditetapl5an meng- berbau iodum dan etanol.
FIIV Monografi I Iodinated us1 Albumin Injection 467

Identifikasi bentuk lain tidak·Iebih dari 3% dari radioaktivitas


A. Tambahkan 1 tetes ke dalam campuran 1 ml total. Produksi dan distribusi harus menglkuti
laznji LP dan 9 ml air: terjadi wama bir.u tua. ketentuan yang berlaku.
B. Uapkan beberapa ml di atas tangas uap hingga
kering: residu menunjukkan reaksi nyala pada uji Baku pembanding Endotoksin BPFI.
Natrium dan reaksi Iodida seperti yang tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>. ldentifikasi radionuklida Lakukan seperti yang terte-
ra pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma
Kandungan etanol <1041> Antara 44,0% dan 50,0% menunjukkan puncak energi utama 0,0355 MeV sama
C2HpH. dengan 1251 yang digunakan sebagai baku dengan
kemurnian diketahui.
Penetapan kadar iodum Pipet 10 ml ke dalam !abu
500 ml bersumbat kaca; tambahkan 10 ml air dan titra- Endotoksin bakteri <201> Memenuhi syarat. Batas
si dengan knlium arsenit 0,1 N LV dengan menambah- kandungan endotoksin tidak lebih dari 175/V unit
kan 3 mllcanji LP sebagai indikator pada saat mende- Endotoksin FI per ml injeksi; V adalah jumlah dosis
kati titik akhir. maksimuin yang dianjurkan, dalam ml, pada waktu
kadaluarsa.
1 mllcalium arsenit 0,1 N setara dengan
12,69 mg I pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5.

Penetapan kadar natrium iodida Pada larutan yang Kemurnian radiokimia Tidak kurang dari 97,0%.
telah dititrasi yang diperoleh dari Penetapan kadar Totolkan sejumlah volume tertentu, yang diencerkan
iodum, tambahkan 25 ml asam lr;lorida P, dinginkan dengan pelarut yang sesuai hingga memberikan laju
sampai suhu kamar, tambahkan 5 ml kloroform P dan cacahan sekitar 20.000 cacahan per menit, lebih kurang
titrasi dengan kalium iodat 0,05 M LV hingga warna 25 mm dari ujung kertas kromatografi berukuran
ungu dalam kloroform hilang. Tambahkan kalium 25 mm x 300 mm dan biarkan mengering. Eluasi secara
iodat 0,05 M tetes demi tetes sambil dikocok kuat-kuat kromatografi, kertas menaik selama lebih kurang
dan terus-menerus. Biarkan campuran selama 5 menit. 4 jam, menggunakan fase gerak larutan metanol P
Bila lapisan kloroform berwama ungu, lanjutkan titra- (7 dalam 10). Keringkan di udara tetapkan distribusi
si. Selisih antara jumlah ml kalium iodat 0,05 M dan radioaktivitas dengan menatah kromatogram meng-
jumlah mllcalium arsenit 0,1 N yang digunakan, dikali- gunakan detektor radio kolimasi yang sesuai. Tidak
kan dengan 14,99 menunjukkan jumlah mg Nal dalam kurang dari 97,0% dari radioaktivitas total dalam
volume yang digunakan. bentuk albumin (pada titik penotolan).

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
rap at. pada lnjectiones, kecuali bahwa injeksi tidak harus
memenuhi anjuran seperti tertera pada Volume dalam
wadah.

IODINATED 1251 ALBUMIN INJECTION Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radio-


Injeksi Albumin-Teriodinasi 1151 aktivitas dalam MBq (mCi) per ml injeksi Albumin 1251
menggunakan alat pencacah yang sesuai seperti ter-
tera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem terlazlibrasi
Albumin bertanda 1251 pada Radioaktivitas <1171>.

Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada


Injeksi Albumin Teriodinasi 1251 adalah larutan isotonis Penandaan dalam lnjectiones, pada ~tiket harus juga
steril, didapar, mengandung albumin manusia normal, tertera 1) Tanggal dan waktu kalibrasi, 2) Jumlah 1251
diatur hingga radioaktivitas larutan tidak lebih dari sebagai albumin teriodinasi, dinyatakan dalam MBq
37 MBq (1 mCi) per ml. Dibuat dengan cara iodinasi (J.LCi atau mCi), kadar dinyatakan dalam MBq (J.LCi
lemah albumin manusia normal dengan Iodium radio- atau mCi) per ml pada saat kalibrasi, 3) Tanggal kada-
aktif 1251, untuk memasukkan tidak lebih dari satu luarsa, 4) Pernyataan "Awas bah an radioaktif", 5)
gram-atom Iodium tiap gram-.molekul (60.000 g) Informasi bahwa dalam perhitungan dosis, lakukan
albumin. koreksi terhadap peluruhan radioaktif, 6) Waktu paro
Injeksi albumin teriodinasi 1251 mengandung tidak 1251 adalah 60 hari.
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari
jumlah 1251 sebagai albumin teriodinasi yang tertera
pada etiket, dinyatakan dalam MBq (J.LCi atau mO) per Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
ml pada waktu kalibrasi dilakukan. Radioaktivitas gal atau dosis ganda, pada suhu 2 hingga·so~ ·
468 Iodinated 131 1 Albumin Aggregated Injection I Mono graft FIIV

IODINATED m1 ALBUMIN lah 131 ! sebagai albumin teragregasi dinyatakan dalam


AGGREGATED INJECTION MBq (~tCi atau mCi), kadar dinyatakan dalam mg
Injeksi Albumin Teriodinasi 131 1 per ml pada saat kalibrasi, (3) Tanggal kadaluarsa,
Teragregasi (4) Pemyataan "Awas bahan radioaktif", (5) Informasi
bahwa dalam menghitung dosis lakukan koreksi
terhadap peluruhan radioaktif, (6) Waktu paro t3 1I
Albumin bertanda 131 1 adalah 8,08 hari, (7) Kocok dahulu sebelum ditarik ke
dalam semprit, (8) Jangan digunakan bila terdapat
lnjeksi Albumin Teriodinasi 131 1 Teragregasi adalah penggumpalan albumin.
suspensi steril Albumin Manusia dalam air, yang telah
diiodinasi dengan 131 1 dan didenaturasi untuk mem-
peroleh agregat dengan ukuran partikel tertentu. Tiap
ml suspensi mengandung tidak kurang dari 300 IJ.g IODINATED 131 1 ALBUMIN INJECTION
dan tidak lebih dari 3,0 mg albumin teragregrasi Injeksi Albumin Teriodinasi 131 !
dengan aktivitas jenis tidak kurang 7,4 MBq (200 JLCi)
per mg dan tidak lebih dari 44,4 MBq (1,2 mCi) per mg
albumin teragregrasi. Mengandung tidak kurang dari Albumin bertanda 131 1
95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah 131 !
sebagai albumin teragregasi yang tertera pada etiket, Injeksi Albumin Teriodinasi 131 1 merupakan larutan
dinyatakan dalam MBq (JLCi atau mCi) per ml isotonis, steril didapar, mengandung serum albumin
ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan. Radio- manusia normal dan dia(ur hingga radioaktivitas tidak
aktivitas dalam bentuk kimia lain tidak lebih dari 6% lebih dari 37 MBq (1 mCi) per mi. Dibuat dengan
dari radioaktivitas total. Produksi dan distribusi harus iodinasi lemah albumin manusia normal mengguna-
mengikuti peraturan yang berlaku. kan iodum radioaktif 1311, untuk memasukkan tidak
lebih dari satu gram-atom iodum tiap gram-molekul
Baku pembanding Endotolcsin BPFI. (60.000 g) albumin.
Injeksi Albumin Teriodinasi 131 ! mengandung tidak
ldentifikasi radionuklida Lakukan seperti yang ter- kurang dari 95,0o/. dan tidak lebih dari 105,0% dari
tera pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar jumlah albumin 131 ! yang tertera pada etiket, dinyata-
gamma menunjukkan puncak energi utama 0,364 MeV kan dalam MBq (JLCi atau mCi) per ml pada waktu
yang sama seperti pada 1311 yang digunakan sebagai kalibrasi dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk yang
. baku dengan kemurnian diketahui. lain tidak lebih dari 3% dari radioaktivitas jumlah .
Produksi dan distribusi harus mengikuti peraturan
Endotoksin bakteri <201> Memenuhi syarat. Batas yang berlaku.
kandungan endotoks"in tidak lebih dari 175/V unit
Endotoksin FI per ml )njeksi, dibandingkan dengan Baku pembanding Endotolcsin BPFI.
Endotoksin BPFI; V adalah jumlah dosis maksimum
yang dianjurkan, dalam ml, pada waktu kadaluarsa. ldentifikasi radionuklida Lakukan seperti yang ter-
tera pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar
pH <1071> Antara 5,0 dan 6,0. gamma menunjukkan puncak energi utama 0,364 MeV
sama dengan 131 1 yang digunakan sebagai baku
Syarat lain Memenul,l.i syarat seperti yang ter- dengan kemumian diketahui.
tera pada Injectiones, kecuali bahwa tidak harus
memenuhi anjuran seperti tertera pada Volume dalam Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
wadah. pada Wadah dan penyimpanan, Endotoksin bakteri, pH,
Kemumian radiokimia dan Penetapan radioaktivitas dalam
. Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radio- lnjelcsi Albumin Teriodinasi 1251. Juga memenuhi syarat
aktivitas dalam MBq (J.LCi} per ml lnjeksi Albumin Ter- seperti yang tertera pada lnjectiones, kecuali jika tidak
iodinasi 131 1 Teragregasi, menggunakan alat pencacah_ harus memenuhi anjuran seperti yang tertera pada
yang sesuai seperti yang tertera pada Pemililuzn alat Penetapan Volume lnjeksi dalam Wadah <1131>
pencacah dan sistem terkalibrasi dalam Radioaktivi- Memenuhi persyaratan lain yang berlaku.
tas <1171>.
Penandaan Kecuali pernyataan seperti yang tertera
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- pada Penandaan dalam lnjectiones, pada penandaan
gal atau dosis ganda, pada suhu antara 2° dan 8° juga tertera 1) Tanggal dan waktu katibrasi, 2) Jumlah
131 1 sebagai albumin teriodinasi, dinyatakan dalam
Penandaan Kecuali pernyataan seperti yang tertera MBq (~tCi atau mCi), kadar dinyatakan dalam MBq
pada Penandaan dalam lnjectiones, pada penandaan (JLCi atau mCi) per ml pada saat kalibrasi, 3) Tanggal
juga tertera: (1} Waktu dan tanggal·kalibrasi, (2) Jum- kadaluarsa, 4) Pernyataan "Awas bahan radioaktif",
Fl IV Monografi I Iodochlorhydxoxyquinotinimi 469

5) Dalam perJ::Utungan dosis, lakukan.koreksi ter-


hadap peluruhan radioaktif, 6) Waktu paro m1 adalah
8,08 hari. Iodin bebas dan lodid.a. Tidak lebih· dari 0,05%
dihituitg sebagai.iodida.. KOco~ -1,;9 .g dengan 20 m1 air
selama "30 detik, diamkan 5 .n\wt: dan saring. Pada
IODOCHLORHYDROXYQUINOLINUM 10 ml filtrat tambahkan 1 ml asam sulpat 2 N, 2 ml
Iodoklorhidroksikuinolin kloroform P dan kocok: lapisan klornform tidak
Kliokuinol berwarna ungu (iodin bebas). Ke dalam sisa filtrat,
Vioform tambahkan 5 ml asam 5ulfat 2 N dan 1 ml kalium
bikromat LP, kocok selama 15 detik: warna pada lapisan
kloroform tidak lt!bih intensif dibandingkan dengan

·t¢rg
Cl
larutan yang dibuat sebagai berikut: Encerkan 2,0·m1
larutan blium iodii• P (1 dalam 6000) dengan air
sampai 10 ml, tambahkan 6 ml asam sulfat 2 N, 1 ml
kalium bikromat LP dan 2 ml 'kloroform P dan kocok
selama 15 detik.
5-Kloro-7-iodo-8-lcuinolinol [130-26-7)
C.fisCIINO BM 305,50 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato-
Kliokuinol mengandung tidak kurang dari 93,0'Yo dan grafi <931>.
tidak lebih dari 100,5% C,}\OINO, dihitung terhadap Larutan baku internal Timbang sejumlah pirena,
zat yang telah dikeringkan di atas Josfor prntoksidJz P larutkan dalam piridinD P hingga kadar lebih kurang
selama 5 jam. 2 rng per mi.
Larutan baku "fimbang saksama sejumlah Kliokui-
PeUlerian Serbuk voluminus, mirip sepon, putih nol BPFI, larutkan dalam campuran piridinD P-n-hek-
kekuningan sampai kuning k:ecoklatan; bau khas sanD P (4:1) hingga kadar lebih kurang 3 mg per mi.
lemah. Wama menjadi gelap jika terpapar cahaya. Masukkan 1,0 mllarutan ini ke dalam vial kaca bertu-
Melebur pada suhu lebih kurang 180° disertai per- tup putar yang dilengkapi dengan septum, tambahkan
uraian. 1,0 ml bis (trimdilsilil) asttamida P dan 1,0 ml Larutan
baku inttrnDl, tutup. Panaskan dalam tangas air pada
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam suhu soo selama 15 menit dan dinginkan hingga suhu
·etanol; larut dalam etil asetat panas dan dalam asam kamar.
asetat glasial panas. l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 75 mg
yang sebelumnya telah dikeringkan, masukkan ke
Baku pembanding Kliokuinol BPFI; lakukan penge- dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan encerkan
ringan di atas Josfor penroksida P sel.ama 5 jam sebelum. dengan campuran piridinD P - n-hekSilnD P (4:1) sampai
digunakan. tanda. Masukkan 1,0 ml larutan ini ke dalam vial kaca
bertutup putar yang dilengkapi dengan septum,
Identifikasi tambahkan 1,0 ml bis (trimetilsilil) asetamida P dan
A Buat larutan baku seperti yang tertera pada 1,0 ml l.Arutan baku inteTnDl, tutup. Panaskan dalam
l.Arutan baku dalam Prndapan lcJldJzr, kecuali menggu- tangas air pada suhu 50° selama 15 menit dan dingin-
nakan 1,0 ml piridinD P sebagai pengganti l.Arvlml bDlcu kan hingga suhu kamar.
internal dan lakukan Kromatografi gas seperti pada Sisttm bmnatografi Lakukan seperti yang tertera
Ptndapan ksular. Waktu retensi puncak Jdiokuinol dari pada Krrmultografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
larutan uji sesuai dengan Utrulml baku yang diperolc!h dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 1,83 m
pada Pmdllptm lazdar. x 2 mm berisi bahan pengisi 3% lase d.iam G3 pada
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam partilcel penyangga SlAB 80-lCIO mesh. Pertahankan
200.000) dalam uam klorida 3 N menunjukk.an maksi- suhu injektor dan detektor masing-masing pada 170°
mum dan minimum pada panjang gelombang yang dan 250° serta suhu kolom pada 165°. Gunakan
sama seperti pada Kliobiinol BPFI; daya serap m.asing- hdium P sebagai gas pembawa dengan laju aliran lebih
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan kurang 30 ml per menit. Laju aliran hidrogen dan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih udara masing-masing 25 ml dan 500 ml per menit
kurang 2£,7 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%. [Ciltatsm Kondisibm kolom padJz suhu 200° dmgrm ana
C. Panask:an 100 mg dengan 5 m.l asam sulfot P: septrli yang tmera fNldJz Krrmuttografi <931>.] Lakukan
tejadi uap iodin berlebih berwama ungu. kromatografi terhadap LarutJm bczlw, rekam respons
puncak seperti yang tertera pada Prosedur.: resolusi. R.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; antara puncak kliokuinol dan baku internal tidak
lakukan pengeringan di atas fosfar pmtoksidlz P selama lcurang dari 3.
Sjam. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
470 Iodum· I Monografi FI IV

volume sama (lebih kurang 1 J.Ll) Larutan baku dan bagian volume air, hingga warna iodum benar-benar
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons hilang. Tambahkan 5 ml amonium hidroksida 6 N,
puncak utama. Waktu retensi .relatif kliokuinol dan kemudian 5 ml perak nitrat LP sedikit demi sedikit.
pirena masing-masing adalah 0,6 dan 1,0. Hittmg Saring, asamkan filtrat dengan asam nitrat P: larutan
jumlah dalam mg, C 9H 5CliNO, dengan rumus: yang terjadi tidak lebih keruh dari larutan pemban-
ding yang dibuat dengan jumlah pereaksi yang sama,
Ru ditambah dengan 0,10 ml asam klorida 0,020 N, tanpa
25C ( - ) penambahan asam suiftt P.
Rs
Penetapan kadar Serbukkan dan timbang saksama
C adalah kadar Kliokuinol BPFI dalam mg per ml Jebih kurang 500 mg dalam labu bersumbat kaca yang
Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban- telah ditara, tambahkan 1 g ICJzlium iodida P yang dila-
dingan respon puncak Kliokuinol dan baku internal rutkan dalam 5 ml air. Encerkan dengan air hingga
dalam Larutan uji dan Larutan baku. lebih kurang 50 ml, tambahkan 1 ml asam klorida 3 N.
Titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, mengguna-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup kan 3 ml indikator kanji LP.
rapat, tidak tembus cahaya.
1 ml natrium tiosulfat 0,1 N setara dengan
12,69 mg I

IODUM Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


Iodum rapat.

lodum [7553-56-2]
I BA 126,90 IPECACUANHAE RADIX
Akar Ipeka
Iodum mengandung tidak korang dari 99,8% dan
tidak lebih dari 100,5% I.
Akar lpeka adalah pangkal batang dan akar kering
Pemerian Keping atau granul, berat, hitam keabu- Cephaelis acuminata Karsten atau Cephaelis ipecacuanha
abuan; bau khas; berkilau seperti metal. (Brotero) A. Richard (Familia Rubiaceae). Mengandung
tidak kurang dari 2,0% alkaloid total larut eter, dan
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut berisi tidak kurang dari 90% emetin (C29 H 40 N 20 4) dan
dalam karbon disulfida, dalam kloroform, dalam sefaelin (C 28 H 38 N 20 4). Kandungan sefaelin bervariasi
karbon tetraklorida dan dalam eter; larut dalam etanol dari jumlah setara sampai tidak lebih dari 2,5 kali
dan dalam larutan iodida; agak sukar larut dalam jumlah emetin.
gliserin.
Baku pembanding Emetin Hidroklorida BPFI; lakukan
ldentifikasi pengeringan sejumlah kecil bahan, terpapa·r dengan
A. Larutan dalam kloroform P (1 dalam 1000), baik, pada suhu 105° sampai bobot tetap sebelum
dalam hlrbon tetraklorida P dan dalam ICJzrbon disulfi- digunab.n.
da P berwama lembayung.
B. Pada larutan jenuh, tambahkan ICJznji-hllium Makroskopik Campuran potongan akar dan pangkal
iodida LP: terjadi warna biru. Bila campuran dididih- batang. Potongan akar umumnya melengkung dan
kan.warna akan hilang, tetapi timbullagi setelah cam- bengkok, kadang-kadang bercabang; panjang sampai
puran dingin. kecuali dididihkan dalam walc:tu lama. 15 em dan umumnya berdiameter 3 mm sampai
6,5 mm, kadang mencapai 9 mm, berwama keabuan,
Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,05%; lakukan coklat keabuan atau coklat kemerahan; jenis yang
penetapan menggunakan 5,0 g zat dalam cawan parse- berwama coklat kemetllhan sering mempunyai gores-
len yang telah ditara, panaskan di atas tangas uap an &rwama terang, bagian luar berpenebalan melin-
hingga iodum habis menguap, dan keringkan pada tang, masing-masing selebar 0,5 mm sampai 1,0 mm
suhu 105° selama 1 jam. melingkar meliputi separuh keliling akar dan berakhir
pada ujung yang meruncing dari akar, terdapat
Klorida atau bromida Tidak lebih dari 0,028%, dihi- 1 sampai 6 penebalan per em, kadang-kadang terlihat
tung sebagai klorida; lakukan penetapan sebagai berbentuk cincin dengan jarak tidak beraturan. Pang-
berikut: Gerus 250 mg serbuk halus dengan 10 ml air, kal batang berbentuk silinder,~teballebih kurang
saring. Tambahkan tetes demi tetes 11sam sulfit bebas 2 mm, berkeriput memanjang dengan bercak-bercak
klorida P, yang telah diencerkan dengan beberapa berbentuk elips. Bau khas, rasa pahit, membuat mual
fiiV Monografi I lpecacuanhae Radix 471

atau tidak enak. diekstraksi dengan asam sulfat 2 N, mula-mula meng-


gunakan 15 ml atau lebih hingga bereaksi asam, dan
Mikroskopik Pada daerah pusat akar terdapat ;diem selanjutnya tiap kali dengan 10 mlliingga semiUl
primer, yang mudah dikenal dan tidak berempulur. alkaloid terekstraksi. Saring semua ekstrak meng-
Disekelilingnya terdapat jaringan kayu dari xilem gunakan _penyaring yang sama dan masukkan ke
sekunder yang rapat, dibelah oleh jarijari teras. Semua dalam corong pisah kedua. Pada larutan asam ter-
jaringan ini mengandung lignin. Disebelah luar bagian sebut, tambahkan sejumlah sama eter P, dan tambah-
kayu terdapat pita floem sekunder yang sempit serta kan amonium hidroksida 6 N hingga bereaksi basa
feloderm parenkimatis yang luas dikelilingi oleh (minimal pH 10 dengan kertas indikator} dan ekstraksi
lapisan gabus yang sempit dengan ketebalan beberapa beberapa kali dengan eter P hingga ekstrak terakhir
sel. Xilem sekunder tersusun oleh pembuluh trakeida tidak keruh jika dilakukan uji sebagai berikut: Uapkan
yang bergabung dengan parenkim xilem; parenkim 1 ml ekstrak terakhir, larutkan residu dalam 0,5 ml
xilem ini bernoktah dan berisi butir pati. Butir pati asam klorida 0,5 N dan tambahkan 1 tetes raksa(ll)
juga terdapat dalam jari-jari teras. Floem merupakan iodida LP. Saring tiap ekstrak eter ke dalam labu atau
kelompok kecil jarir.gan ayak yang dikelilingi gelas piala dan uapkan pelan-pelan hingga kering di
parenkim. Feloderm yang luas tersusun oleh parenkim atas tangas uap. Tambahkan 5 in! eter P dan 10,0 ml
dengan sel-sel bulat berselulosa, berisi butir pati dan asam sulfat 0,1 N LV panaskan di atas tangas uap
sedikit idioblas, masing-masing mengandung seikat hingga semua alkaloid larut, dan eter menguap.
kristal kalsium oksalat bentuk rafida, panjang 30 Jlm Dinginkan, tambahkan 15 ml air dan muah metil LP;
sampai 80 Jlm. Butir pati jarang yang tunggal, biasanya titrasi kelebihaa asam dengan natrium hid'roksi-
merupakan gabungan 2 sampai 4 butir dan kadang- da 0,1 N LV.
kadang 8 butir. Butir tunggal berdiameter hingga
22 Jlm. Pangkal batang dibedakan dari akar oleh 1 ml asam sulfat 0,1 N setara dengan 24,0 mg
adanya lingkaran xilem di sekitar teras yang luas. alkaloid totallarut eter, dihitung sebagai
Jaringan perisikel mengandung sel sklerenkim yang emetin ( C2,fl.J'lp 4)
khas. Pembuluh berpenebalan spiral diketemukan
dalam protoxilem. Teras tersusun oleh parenkim Penetapan kadar emetin dan sefaelin
bemoktah dan sedikit berlignin. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Emttin
Hidroklorida BPFI dan larutkan dalam asam sulfat 0,5 N.
Batang di atas tanah Tidak lebih dari 5%. Encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan asam
sulfat 0,5 N hingga kadar lebih kurang 50 J.Lg per ml.
~ahan organik asing Tidak lebih dari 2,0%; lakukan Larutan uji Buat Contoh uji seperti yang tertera pada
penetapan seperti yang tertera pada Pengambilan Pengambilan Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>.
Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>. Masukkan 200 mg contoh berupa serbuk halus yang
dititr.bang saksama ke dalam gelas piala 150 ml.
Penetapan kadar alkaloid total larut eter {Catatan Tar.n.bahkan 2 ml metil sulfoksida P, aduk dengaJl
Et~r yang digunakan harus bebas dari peroksida, yang pengaduk hingga semua serbuk basah, diamkan
dit!tapkan 24 jam sebelum digunakan.] Alkaloid dapat selatna 30 menit. Tambahkan 2 ml air dan lebih kurang
diekstraksi menggunakan salah satu dari dua cara 1 g natrium bikarbonat P, campur. ·
yang disebutkan di bawah ini: Dapar fosfat Campur 3 bagian volume kalium fosfat
Cara I Timbang saksama sejumlah 10 g serbuk monobasa 0,5 M (mengandung 5,1 g per 75 ml) dengan
akar, tambahkan 100,0 ml eter P dalam labu yang 1 bagian volume kalium fosfat dibasa 0,5 M (mengan-
sesuai, tutup rapat; kocok kuat-kuat dan biarkan dung 2,2 g per 25 ml) dan atur pH hingga 6,0 ± 0,05
selama 5 menit. Tambahkan 10 ml amonium hidrok- dengan menambahkan.salah satu larutan tersebut.
sida 6 N, tutup rap at dan kocok lagi kuat-kuat selama Larutkan 7,5 g kalium klorida P dalam 100 ml Dapar
satu jam dengan pengocok mekanik atau terputus- fosfat.
putus selama 2 jam, diamkan semalam pada suhu Dapar asam sitrat Campur volume sama natrium
tidak lebih dari 25°. Kocok lagi secara terputus-putus sitrat 0,5 M (mengandung 6,5 g per 50 ml} dan uam
selama 30 menit dan diamkan pada suhu 25°. Pindah- sitrat 0,5 M (mengandung-4,8 g per 50 ml). Atur pH
kan 50,0 ml beningan setara dengan 5,0 g akar ipeka ke hingga 4,0 ± 0,05 dengan menambahkan salah satu
dalam corong pisah. larutan tersebut.
Cara II Timbang saksama sejumlah 5 g serbuk Kolom kromatografi Tabung kromatografi ukuran
akar, tambahkan eter P secukupnya·untuk membasahi 25 mm x 200 mm diberi wol kaca pada bagian dasai.
serbuk, dan biarkan selama 10 menit, sambil sekali- Kolom I Pada gelas piala berisi Larutan uji tambah-
sekali diaduk. Tambahkan 3 ml amonium hidroksida P, kan 6 g tanah silika murni, campur dan masukkan ke
masukkan ke dalam alat Soxhlet, rendam semalam dalam kolom, bilas gelas piala dengan lebih kurang 1 g
dan ekstraksi selama 5 jam. Masukkan ekstrak ke tanah silika mumi, pindahkan bilasan di bagian atas
dalam corong pisah. kolom dan mampatkan.
Ekstrak yang diperoleh dari Cara I atau Cara II Kolom II lsi kolom dengan campuran 3 g tanah
472 Isoniazidum I Monografi FIW

silika mumi dan 2 m1 Dapar Jasfat. (Aw- AlSO )u


Kolmn III lsi Jr.:olom dengan campuran 3 g tanah 0,971 (0,05 C) ( J
silika mumi dan 2 m1 Dapar asam sitrat. (Aw- AlSO )s
Kolom IV lsi kolom dengan campuran 3 g tanah
silika murni dan 2 ml larutan natrium hidroksida P 0,971 adalah perbandingan bobot molekul sefaelin dan
(1 dalam SO). emetin; C adalah kadar emeti!l dala~r. J.lg per ml
Letakkan wol kaca di atas setiap kolom. Lllrutan baku; harga serapan dalam kurung berturut-
Prosedur [Catatan Gunalam p~larut jrnuh air padll turut menunjukkan perbedaan serapan larutan sefaelin
prosedur ini. Bihzs ujung kolom lcromatografi St!bdum di- dari lArutan uji (U) dan LArutan baku (5).
singkirlaJn./ Susun Kolom I dan Kolom II sedemikian
rupa hingga cairan dari Kolom I akan mengalir masuk
ke Kolom II. Lewatkan 3 kali 50 ml ~t~r P ke Kolom I
dan singkirkan Kolom I dan eluat. Letakkan Kolom lii di ISONIAZIDUM
bawc.h Kolom II dan lewatkan 3 kali SO ml campuran Isoniazid
etn- P-lcloroform P (1:3). Singkirkan Kolom II dan eluat.
Cuci Kolom III berturut-turut dengan 25 ml campuran
~ter P-kloroform P (1:3) dan 25 ml campuran tttr P-
isooktana P (1:1), buang larutan pencuci. Cuci Kolom IV-
dengan 20 ml larutan trietilamina P (1 dalam 5) dalam
campuran ~t~r P-isooktana P (1:1), buang larutan
pencuci. Susun Kolom IV di bawah Kolom III dan C,f-4Np BM 137,14
letakkan corong pisah 125 ml yang berisi 15 ml asam Asam isonikotinat hidrazida [54-85-3]
sulfat 4 N di bawah Kolom IV. Lewatkan 10 ml larutan
tri~tilamina P (1 dalam SO) dalam campuran d~r P- Isoniazid mengandung tidak kurang dari 98,0'Yo dan
isooktana P (1:1); diikuti 3 kali 10 mllarutan trietilami- tidak lebih dari 102,0'Yo Cli.,N30, dihitung terhadap
na P (1 dalam 50) dalam campuran etn- P-isooktana P zat yang telah dikeringkan.
(1:1). Singkirkan Kolom III dan lewatkan ke dalam
Kolom IV 20 ml larutan tri~tilamina P (1 dalam SO) Pemerian Hablur putih atau tidak berwama atau
dalam campuran eter P-isooktana P (1:1). Kocok corong serbuk hablur putih; tidak berbau, perlahan-lahan
pi.sah. biarkan lapisan memisah dan pindahkan lapis- dipengaruhi oleh udara dan cahaya.
an air ke dalam labu tentukur 50-mL Ekstraksi dua
kali, tiap kali dengan 10 ml asam sulfat 0,5 N: dan Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut
masukkan ke dalam labu tentukur. Tambahkan asam dalam etanol; sukar larut dalam kloroform dan dalam
sulfat 0,5 N sampai tanda, kocok (l.JlTutan andin). eter.
Eluasi Kolom IV dengan 75 ml kloroform P dan
kumpulkan eluat dalam corong pisah 250 ml yang Baku pemba.nding Isoniazid BPFI; lakukan pengering-
telah berisi 150 ml tltr P. Singkirkan Kolom IV. an pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan..
Ekstraksi eluat, mula-mula dengan 20 ml asam
sulfat 0,5 N, kemudian dua kali berturut-turut, tiap kali Identifibsi
dengan 10 ml asam sulfat 0,5 N. Kumpulkan ekstrak A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dalam labu tentukur 50-ml. Silas ujung corong pisah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromidJI P
dan tambahkan asam.sulfot 0,5 N sampai tanda, kocok menunjukkan malcsimum hanya pada panjang gelom-
(Larutan sqadin). bang yang sama seperti pada lsorrilu:id BPFI.
Ukur serapan LArutan ~tin, LArutan squlin dan B. Masuldcan lebih kurang 50 mg ke dalam labu
LArutan baku pada panjang gelombang serapan tentukur 500-ml, tambahkan air sampai tanda.. Masuk-
maksimum 283 nm dan 350 nm, menggunakan spek- kan 10,0 mllarutan ini ke daiam labu tentub.tr 1oo-mi,
trofotometer yang sesuai dengan asam sulfat 0,5 N tambahkan 2.0 ml amrr kJ.oridiJ 0,1 N, encerlcan dengan
sebagai blangko. Hitung jumlah emetin dalam mg, air sampai taDda; speJr.:tnun serapan ultraviolet larutan
dengan rumus: menunju.ldcan maksimum dan minimum hanya pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Isonilz-
zid BPFI.

C adalah kadar emetin dalam flg per m1 Llmdim bdu; pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5; lalr.:ukan penetapan
harga serapan dalam kurung berturut-turut memmjuk- menggunalr.:an 1arutan (1 dalam 10). -
kan perbedaan serapan larutan emetin dari Lrrutan uji
(U)dan LArutan baku (5). Hitung jumlah sefaelin dalam Suaut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1.0%;
mg. dengan rumus: lakubn pengeringan pada suhu 105° selama "jam.
FITV Monografi 1 Isoniazidi Compre55i 473

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. Baku pembanding Isoniazid BPFI; lakukan penge-
ringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum diguna-
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih 20 bpj. kan.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> ldentifikasi


Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan A. Waktu retensi isoniazid dalam Larutan uji
menggunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml sesuai Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan
dan Larutan baku dengan kadar dua kali dari yang laidar.
ditetapkan. B. Masukkan sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 50 'mg isoniazid ke dalam labu
Penetapan kadar tentukur 500-ml, tambahkan air sampai tanda dan
Fase gerak Larutkan 4,4 g natrium dokusat P dalam saring. Lakukan seperti yang tertera pada Identifikasi B
600 ml metanol P, tambahkan 400 ml air, atur hingga dalam Isoniazid, mulai dari "Masukkan 10,0 mllarut-
pH 2,5 dengan asam sulfat 2 N. Jika perlu lakukan an ini ke dalam labu tentukur 100-ml ...... ".
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>. Disolusi <1231>
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isonia- Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
zid BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak Alat tipe 1: 100 rpm.
hingga kadar lebih kurang 0,32 mg per mi. Waktu: 45 menit.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 16 mg, Prosedur Lakukan pcnetapan jumlah C 6 H 7 N 30,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. uji, jika perlu encerkan dengan air dan serapan larutan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera baku Isoniazid BPFI dalam media yang sama pada
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja panj:~.ng gelombang serapan maksimum lebih kurang
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 263 nm.
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi kurang dari 80% (Q) C6 H~3 0, dari jumlah yang ter-
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti tera pada etiket.
yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom dihitung
dari puncak isoniazid tidak kurang dari 1800 lempeng Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan Prosedur keseragaman laindungan Masukkan 1 tablet
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak yang telah diserbukkan ke dalam labu tentu-
lebih dari 2,0%. kur 500-ml, tambahkan 200 ml air, kocok secara
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah mekanik selama 30 menit, tambahkan air sampai
volume sama (lebih kurang 10 Jll) Larutan baku dan tanda. Saring dan huang 20 ml filtrat pertama. Jika
Larutan uji ke dalam kroma tograf, ukur res pons perlu encerkan bertahap sejumlah filtrat dengan
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 6 H 7N 3 0, campuran asam klorida 0,1 N-air (3 dalam 100) hingga
dengan rumus: kadar lebih kurang 10 Jlg per mi. Timbang saksama
sejumlah Isoniazid BPFI dan perlakukan sama seperti
Iarutan di atas. Ukur serapan pada panjang gelombang
serapan maksimum 263 nm terhadap blangko air.
Hitung jumlah dalam mg, C 6 H 7N 3 0, dalam tablet
dengan rumus:
C adalah kadar Isoniazid BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons puncak TC Au
Larutan uji dan Larutan baku. (-)(-)
D As
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
cahaya, tertutup rapat. T adalah jumlah isoniazid dalam tablet yang tertera
pada etiket, dalam mg; C adalah kadar Isoniazid BPFI
dalam Jlg per ml Larutan baku; D adalah kadar isonia-
zid dalam Jlg per ml Larutan uji berdasarkan jumlah
ISONIAZIDI COMPRESS! · per tablet yang tertera pada etiket dan besamya faktor
Tablet Isoniazid pengenceran; Au dan As berturut-turut adalah se-
rapan Larutan uji dan· Larutan baku.

Tablet Isoniazid mengandung Isoniazid, C 6 H 7 N 3 0, Penetapan kadar


tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari ng.,o% Fase gerak, Larutan baku, dan Sistem kromatografi
dari jumlah yang tertera pada etiket. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada Penetap-
474 lsosorbidi Dinitras Dilutum I Monografi FIIV

an kadar dalam Isoniazid. lebih kurang 50- mg isosorbid dinitrat ke dalam


Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang penyaring kaca masir berpori sedang, alirkan aseton P
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk 3 kali, tiap kali sejumlah 5 ml. Uapkan kumpulan
tablet setara dengan lebih kurang 80 mg isoniazid, ekstrak pada suhu tidak lebih 35°, dengan mengalirkan
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan udara secara hati-hati dan keringkan residu dalam
80 ml Fast gerak, kocok secara mekanik selama 30 me- hampa udara di atas kalsium klorida P pada suhu
nit, encerkan dengan Fast gerak sampai tanda, saring kamar selama 16 jam: spektrum serapan inframerah
dan huang 10 ml filtrat pertama. Pipet 10 ml filtrat ke larutan residu dalam kloroform P (1 dalam 40),
dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fast gtrak menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
sampai tanda. bang yang sama seperti larutan residu dari Isosorbid
Prosedur Lakukan menurut Prostdur seperti yang Dinitrat Enctr BPFI.
tertera pada Ptnetapan kadar dalam Isoniazid. Hitung
jumlah dalam mg, Cli.,N30, dalam serbuk tablet yang Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
digunakan dengan rumus: lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas
kD/sium klorida P pada suhu kamar selama 16 jam.
ru
250C ( - ) Logam berat <371> Metode_III Tidak lebih dari 10 hpj.
rs
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
C adalah kadar Isoniazid BPFI dalam mg per ml Larutan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
baku; r u dan r s berturut-turut adalah respons puncak Kromatografi <931>.
Larutan uji dan Lartttan baku. Dapar asetat Larutkan 15,4 g amonium asetat P
dalam air tambahkan 11,5 ml asam asttat glasial P,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus encerkan .dengan air hingga 1000 ml dan cam pur.
cahaya, tertutup baik. Larutan mempunyai pH lebih kurang 4,7.
Fast gtrak Buat campuran air-Dapar asetat-metanol P
(350:100:550). Dinginkan hingga suhu kamar, encerkan
ISOSORBIDI DINITRAS DILUTUM dengan air hingga 1000 ml, campur, awaudarakan dan
Isosorbid Dinitrat Encer saring. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromato-
~:l0
HC(ONOz grafi <931>.
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 6,0 g
0
l!_jI
larutan nitrogliserin (10% dalam laktosa), masukkan
Lt.ONOz ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan lebih
kurang 120 ml metanol P, sonikasi selama 5 men_it,
1,4:3,6-Dianhidro-D-glusitol dinitrat [87-33-2] kocok selama 30 menit, encerkan dengan metanol P
C6H 8N 20 1 BM 236,14 sampai tanda. Biarkan laktosa yang tidak larut
inengendap, saring dan simpan filtrat dalam wadah
Isosorbid Dinitrat Encer adalah campuran kering lebih tertutup kedap.
kurang 25% lsosorbid Dinitrat, C 6H 8 N 20 8, dengan Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
laktosa, manito! atau zat tambahan lain yang inert 125 mg Isosorbid Dinitrat Encer BPFI yang baru dibuat,
untuk keamanan penggunaan. Dapat mengandung masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
hingga 1,0o/o penstabil yang sesuai, seperti amonium lebih kurang 30 ml Fast gerak, kocok selama 30 menit,
fosfat. Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak encerkan dengan Fast gtrak sampai tanda. Pipet 10 ml
lebih dari 105,0% C6H,N20 8, dari jumlah yang tertera ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 4,0 ml
pada etiket. Biasanya mengandung lebih kurang 75% Larutan baku internal dan 4 mllarutan Dapar asetat
isosorbid dinitrat. (1 dalam 10). Dinginkan hingga suhu kamar, encerkan
(Perhatian Hati-hati, dalam penanganan isosorbid dengan Fase,guak sampai tanda (mengandung isosor-
dinitrat yang lidak dienctrkan, karena sangat mudah bid dinitrat 0,25 mg per mt-berdasarkan pada jumlah
mdedak dan dapat meledak pada benturan atau panas Isosorbid dinitrat enctr BPFI yang ditimbang dan yang
berlebih. Dallzm jumllzh sedikitpun harus diisollzsi.] tertera pada etiket). Saring melalui penyaring berpori
0,45 J.Un.
Pemerian Serbuk putih gading, tidak berbau. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji
yang baru dibuat ~etara dengan 30 mg isosorbid dini-
Baku pembanding Isosorbid Dinitrat_ Encer BPFI, trat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Lanjut-
campuran 25% isosorbid dinitrat dan manitol P; tidak kan penetapan seperti yang tertera pada Larutan baku,
boleh dikeringkan sebelum digunakan. mulai d~ri "tambahkan lebih kurang 30 ml Fase
gerak •...... .
ldentifikasi Masukkan sejumlah zat uji setara dengan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
FIIV Monografi I Isosorbidi Dinitratis Compressi Sublingual 475

pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja kan penetapan seperti yang tertera pada Tablet Sub-
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 run dan kolom lingual.
4 mm X 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terha- Disolusi <1231>
dap Larutan baku, rekam respons puneak seperti yang Media disolusi: 900 ml air.
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puneak iso- Alat tipe 2: 50 rpm.
sorbid dinitrat dan nitrogliserin tidak kurang dari 2,0 Waktu: 15 menit; 30 menit.
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Fase gerak Buat eampuran amonium sulfat 0,1 M
tidak lebih dari 2%. pH 3,0-metanol P (50:50), saring dan awaudarakan.
Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
volume sama (lebih kurang 20 ~I) Larutan baku dan Dinitrat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar yang
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons dikehendaki.
puneak utama. Waktu retensi relatif isosorbid dinitrat Larutan uji Pipet sejumlah alikuot media basil
dan nitrogliserin masing-masing adalah lebih kurang disolusi "dan saring.
0,75 dan 1,0. Jika terdapat isosorbid mononitrat, waktu Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
retensi relatif adalah 0,38. Hitung jumlah dalam mg, pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja
C6fiaN20 8 dengan ·rumus: tinggi dilengkapi dengan detektor 220 run dan kolom
4,6 mm x 5 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
Ru lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi
125C ( - ) terhadap Larutar. baku, rekam respons pum:ak seperti
Rs yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
tidak lebih dari 2,0% dan faktor ikutan tidak lebih dari
C adalah kadar Isosorbid Dinitrat BPFI dalam mg per 1,5.
ml Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
perbandingan respons puneak Larutan uji dan Larutan volume sama (lebih kurang 20 ~I) Larutan baku dan
baku. Larutan uji ke dalam kromatograf dan ukur respons
puneak utama. Hi tung jumlah C6 H8N20., yang terlarut.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak
rapat. kurang dari 50% (Q) dan dalam waktu 30 menit harus
larut tidak karang dari 70% (Q) C6 H8N 20 6, dari jumlah
yang tertera pada etiket.
ISOSORBIDI DINITRATIS COMPRESS!
SUBLINGUAL Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Tablet Sublingual Isosorbid Dinitrat
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan eara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Tablet Sublingual lsosorbid Dinitrat mengandung Kromatografi <931>.
lsosorbid Dinitrat, C6HaNp8, tidak kurang dari 90,0% Dapar asetat, Fase gerak, Larutan baku internal,
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera Larutan baku, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
pada etiket. yang tertera pada Penetapan kadar dalam Isosorbid
Dinitrat Encer. · ··
Baku pembanding Isosorbid Dinitrat Encer BPFI, Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
eampuran 25% isosorbid dinitrat dan manitol; tidak dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
boleh dikeringkan sebelum digunakan. setara dengan lebih kurang 12,5 mg isosorbid dinitrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
ldentifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet ke lebih kurang 30 ml Fase gerak, kocok selama 30 menit,
dalam tabung sentrifuga bersumbat kaea, tambahkan tambahkan 8,0 ml Larutan baku internal, dinginkan
10 mllarutan natrium hidoksida P (1 dalam .250), koeok hingga suhu kamar, tambahkan 8 ml enceran larutan
agar serbuk menjadi basah, tambahkan 15 ml heksana P Dapar 11setat dalam air (1 dalam 10}, eneerkan dengan
dan kocok. Sentrifus campuran dan masukkan lapisan F11se ger11k sampai tanda. Saring melalui penyaring
atas ke dalam gelas piala. Uapkan, keringkan residu berpori 0,45 J.Un.
dalam hampa udara di atas lazlsium klorida anhidrat P Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
pada suhu kamar selama 16 jam.: spektrum serapan tertera pada Penetapan lazd11r dalam Isosorbid Dinitrat
inframerah larutan dari sejumlah residu dalam kloro- Encer. Hitung jumlah dalam mg, C 6H 1N 20 1, dalam
form P menunjukkan maksimum hanya pada panjang serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
gelombang yang sama seperti larutan residu dari
Isosorbid Dinitrat Encer BPFI.

Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 2 menit; laku-


476 lsoxsuprini HydrochlO£idum I Monografi FI IV

C adalah kadar Isosorbid Dinitrat BPFI dalam mg Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
per mllArutan baku ; Ru d an R5 berturut-turut adalah lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam.
perbandingan respons puncak isosorbid dinitrat dan
nitrogliserin dalam lArutan uji dan lArutan baku. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Logam berat <371> Metode 111 Tidak lebih 20 bpj.
baik.
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang
ISOXSUPRINI HYDROCHLORIDUM tertera pada Kromatografi <931>. Timbang saksama
Isoksuprin Hidroklorida 10 mg, masukkan ke dalam vial, tambahkan 1 ml
N-trimetilsililimidazol P, panaskan pada suhu 65°
selama 10 menit. Tambahkan 5 ml isooktana P, cuci
• HCI
dengan 3 ml air dan biarkan lapisan memisah. Suntik-
kan 2 JLI isooktana ke dalam kromatograf gas yang
dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom
kaca 2,0 m x 0,3 em berisi bahan pengisi 3% fase cair
(:J:)-( aR •)-p-Hidroksi-a-[ (1S•)-1-{[(1S•)-1-metil- G2 pada partikel penyangga S1A. Pertahankan suhu
2-fonoksi-etil]amino]etil]benzil alkohol injector, detektor dan kolom berturut-turut pada 250°,
hidroklorida [579-56-6; 34331-89-0] 250° dan 215°. Gunakan nitrogen P sebagai gas
C18f-4,N03.HCI BM 337,85 pembawa dengan laju aliran lebih kurang 25 ml per
menit. Atur alat hingga diperoleh puncak utama
Isoksuprin Hidroklorida mengandung tidak kurang dengan respons skala penuh. Suntikkan lagi 2 fJ.l
dari 97,0% dan tidak Jebih dari 103,0% C 18 ~NOrHCI larutan isooktana dengan mengatur attenuasi 8 kali
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. lebih sensitif. Rekam kromatogram dari 0,5 hingga 1,5
relatif terhadap waktu retensi puncak utama. Ukur
Pemerian Serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa luas semua puncak lain selain puncak utama dan
pahit. Melebur pada suhu lebih kurang 200° disertai lakukan koreksi terhadap pengaturan sensitivitas yang
peruraian. berbeda. Hitung persentase senyawa sejenis dengan
rum us:
Kelarutan Sukar larut dalam air; agak sukar larut
dalam etanol. A
100 (-)
Baku pembanding Isoksuprin Hidroklorida BPFI; laku- B
kan pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam se-.
belum digunakan. A adalah jumlah luas semua puncak selain puncak
utama yang telah dikoreksi; B adalah jumlah luas
ldentifikasi puncak utama dan puncak lain selain puncak utama
A·. Spektrum serapan inframerah zat yang telah yang telah dikoreksi.
dikeringkan dan didispersikan dalam lazlium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
lombang yang sama seperti pada Isoksuprin Hidroklori- Metode V Memenuhi syarat.
da BPFI. Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
20.000) menunjukkan maksimum dan minimum pada Penetapan kadar
panjang gelombang yang sama seperti pada.Isoksuprin lArutan balcu Ttmbang saksama sejumlah Isoxsuprin
Hidroklorida BPFI. . Hidroklorida BPFI, larutkan dalam air hingga kadar
C. Pada 1 mllarutan (1 dalam 100), "yang dipanas- lebih kurang 50 fJ.g per mi.
kan jika perlu, tambahkan 3 mllarutan-natrium nitrit P LArutan uji T'tmbang saksama lebih kurang 50 mg,
dalam IISilm sulfot 2 N (1 dalam 15). Tambahkan amoni- masukkan ke.dalam labu.tentukur 1000-ml, larutkan
um hidroksida P tetes demi tetes: terbentuk ·endapan dan en~rkan dengan air"sampai tanda.
kuning yang Jarut pada penambahan larutan natrium Prosedur UkUr serapan LArutan uji dan LArutan baku
hidrof.sida P (1 dalam 5). pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
0'. Pada 1 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan kurang antara 269. nm dan 300 iun terhadap blangko
1 mllarutan·t151mtfosfomolibdllt p (1 dalam 100): terben- air. Hitung dalam mg, C1~03 .HCI, dengan rumus:
tuk endapan kuning pucat hingga putih.

pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0; lakukan penetapan


menggunakan larutan (1 dalam 100).
FIIV Manografi I Kalii Chloridum 477

C adalah kadar lsoksuprin Hidrokloridtz BPFI dalam Jlg tentukur 50-ml, tambahkan llSilm SJllfot 2 N sampai
per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah tanda dan campur. Masukkan 10,0 mllarutan ini ke
serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan asam
gelombang 269 nm dan 300 nm. sulfat 2 N sampai tanda. Tiap mi larutan ini mengan-
dung 80 Jlg Isoksuprin HidrokloridJz BPFI.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Kolom kromatograft Lakukan dengan cara Kromato-
rapat. graft kolom partisi seperti yang tertera pada Krornatogra-
fi <931>. lsi tabung kromatografi dengan dua lapis
bahan pengisi. Lapisan bawah adalah campuran 2 g
Penyangga padat dan 1 ml Dapar sitrat pH 4,0, lapisan
ISOXSUPRINI HYDROCHLORIDI atas adalah campuran yang dibuat seperti yang tertera
INJECTIO pada Larutan uji.
Injeksi Isoksuprin Hidroklorida Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume i.."ljeksi
setara. dengan lebih kurang 4 mg isoksuprin
hidroklorida, masukkan ke dalam gelas piala 100 ml,
lnjeksi Isoksuprin Hidroklorida adalah larutan steril tambahkan 1 ml dimetil sulfoksida P, biarkan lebih
Isoksuprin Hidroklorida dalam Air untuk lnjeksi. kurang 10 menit, dan sesekali digoyang. Tambahkan
Mengandung tidak kurang dari 95,0"/o dan tidak Iebih 1 ml Dapar sitrat pH 4,0 dan 3 g Bahan pmyangga padtzt,
dari 105,0%, C 18 ~NOrHCI, dari jumlah yang tertera campur seperti yang tertera pada KDlom krornatograft
pada etiket. dan masukkan ke dalam kolom. Lewatkan 75 ml
Pelarut campur melalui kolom, dan huang eluat.
Baku pembanding lsoksuprin Hidroklorida BPFI; Iaku- Eluasi kolom dengan larutan yang dibuat dari cam-
kan pengeringan pada suhu 105~ selama 1 jam sebe- puran 0,2 ml bis(2-t:til helcsil) asam fosfat P dengan 75 ml
lum digunakan. Endotoksin BPFI. Pelarut campur, kumpulkan eluat dalam corong pisah
125 ml. Ekstraksi 2 kali, tiap kali dengan 20 ml asam
ldentifikasi Ke dalani corong pisah 60 ml, masukkan sulfat 2 N. Masukkan ekstrak ke dalam labu tentu-
10 ml Iarutan dapar pH 9,0 (campur sejumlah volume kur 50-ml dan encerkan dengan asam sulfat 2 N sampai
sama kalium fosfat monobasa 0,1 M dan natrium hidrok- tanda.
sida 0,1 N, atur pH hingga 9,0 dengan penambahan P~dur Ukur serapan Larutan uji dan Larutml baku
salah satu larutan di atas), tambahkan 1 ml injeksi, pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
campur. Tambahkan 2 ml lclorofo.rm P, kocok kuat-kuat kurang 275 nm, terhadap blangko Pelarut campur yang
selama 1 menit, saring ekstrak kloroform melalui dilewatkan melalui kolom. Hitung jumlah dalam mg.
segumpal kapas, campur filtrat dengan 500 mg kalium C 1 ~0 3 .HCI dalam injeksi yang digunakan dengan
bromida P. Uapkan k.loroform, masukkan dengan hati- rum us:
hati sisa ke dalam labu vakum kecil. Spektrum serapan
inframerah zat yang telah dispersikan dalam kalium
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
panjang gelombang yang sama seperti pada lsoksuprin
Hidrolclorida BPFI yang diperlakUk.an sama.
C adalah kadar Isoksuprin Hidrokloridil BPFI dalam J.Lg
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 35,70 u~t per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah
Endotoksin per mg. sera pan Larutm1 uji dan Larutan baku.

pH <1071> Antara 4,9 dan 6,0. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari lcaca Tipe I-
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada lnjectiones.
KALll CHLORIDUM
Peneqpan kadar Kalium Klorida
Dapar sitrat pH 4,0 Campur sejumlah volume yang
sama asam sitrat 0,5 M dan natrium sitrat 0,5 M. Atur
pH hingga 4,0 ± 0,2 dengan penambahan salah satu Kalium k1oridtz (7447-40-7]
larutan d.i atas. KCI BM74,55
Pdarut campur Kocok 40 ml du P, 160 ml isook-
tana P dan 10 mi air dalam corong pi.sah. huang lapis- Kalium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,0%
an air, dan lewatkan lapisan pe1arut melalui segumpal dan tidak lebih dari 100,5% KO. dihitung terhadap zat
kapas besar untu.k menghilangkan sisa air. yang telah dikeringkan..
Larutan baku Tlil\bang salcsama lebih kurang 40 mg
lsoksuprin Hidrolcloridtz BPFI masukkan ke dalam labu Pemerian Hablur bentuk memanjang, prisma atau
478 Kalii Iodidum I Monograft FIIV

kubus, tidak berwama, a tau serbuk granul putih; tidak KALil IODIDUM
berbau; rasa garam; stabil di udara; larutan bereaksi Kalium lodida
netral terhadap lakmus.

Kelarutan Mudah larut dalam air, lebih mudah larut Kalium iodida (7681-11-0]
dalam air mendidih; tidak larut dalam etanol. KI BM 166,00

ldentifikasi Larutan (1 dalam 20) menunjukkan Kalium Iodida mengandung tidak kurang dari 99,0%
reaksi Klllium dan Klorida seperti yang tertera pada Uji dan tidak lebih dari 101,5% Kl, dihitung terhadap zat
Identifikasi Umum <291>. yang telah dikeringkan.

Keasaman atau kebasaan Pada larutan 5,0 g dalam


SO ml air bebas lalrbon dioksida P, tambahkan 3 tetes fe- Pemerian Hablur heksahedral, transparan atau tidak
nolftalein LP: tidak terjadi wama merah muda. Kemu- berwarna a tau agak buram· dan putih a tau serbuk
dian tambahkan 0,30 ml natrium hidroksida 0,020 N: granul putih; agak higroskopik. Larutan menunjukkan
terjadi wama merah muda. reaksi netral atau basa terhadap lakmus.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, terlebih
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. dalam air mendidih;· mudah larut dalam gliserin; larut
dalam etanol.
Iodida atau Bromida Larutkan 2 g dalam 6 ml air,
tambahkan 1 ml kloroform P, kemudian tambahkan ldentifikasi Larutan menunjukkan reaksi J(Jzlium dan
5 ml campuran klor LP-air (1:1) tetes demi tetes sambil Iodida seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi
digoyang terus menerus: lapisan kloroform tidak Umum <291>.
berwama lembayung a tau berwama jingga yang tetap.
Kebasaan Larutkan 1,0 g dalam 10 ml air, tambahkan
1\.rsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj. 0,1 ml asam sulfat 0,1 N dan 1 tetes fenolftalein LP: tidak
terjadi wama. ·
Kalsium dan Magnesium Pada 20 ml larutan (1 da-
lam 100), tambahkan 2 ml amonium hidroksida 6 N, Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
2 ml amonium oksalat LP dan 2 ml natrium fosfat di- lakukan p~ngeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
basa LP: tidak terjadi kekeruhan dalam waktu 5 menit.
lodat Tidak lebih dad 4 bpj; lakukan penetapan seba-
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan gai berikut: Larutkan 1,1 g dalam air bebas amonia dan
penetapan dengan melarutkan 2,0 g dalam 25 ml air. lalrbon dioksida P secukupnya hingga diperoleh 10 ml,
masukkan ke dalam tabung pembanding warna.
Natrium Larutan (1 dalam 20) pada pembakaran Tambahkan 1 mllalnji LP dan 0,25 ml asam sulfat 1,0 N,
dengan kawat platina tidak menunjukkan nyala campur. Bandingkan warna yang terjadi terhadap
kuning jelas. warna larutan pembanding volume sama yang
mengandung 100 mg kalium iodida P, 1 ml larutan baku
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> iodat (dibuat·dengan mengencerkan 1 mllarutan
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan meng- kalium iodat P (1 dalam 2500) dengan air sampai
gunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml dan 100 ml], 1 ml kanji LP dan 0,25 ml asam sulfat 1,0 N:
Lartltan baku dengan kadar dua kali Larutan uji. wama yang terjadi tidak lebil'l tua dari warna larutan
pembanding.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
250 mg, larutkan dalam 150 ml air. Tambahkan 1 ml Nitrat, Nitrit dan Amonia Pada larutan 1 g dalam 5 ml
asam nitrat P, dan segera titrasi dengan perak air dalam tabung reaksi 40 ml, tambahkan 5 ml natri-
nitrat 0,1 N LV: tetapkan titik akhir secara potensio- _ um hidroksida 1 N dan lebih kurang 200 mg kawat
metrik menggunakan elektrode perak-kalomel de- aluminium. Sisipkan segumpal kapas murni pada
ngan jembatan garam yang mengandung 4% agar P bagian atas tabung r'eaksi dan letakkan kertas lllkmus
da~am larutan lallium nitrat P jenuh. Lakukan penetap- merah P basah pada mulut tabung reaksi. Panaskan
anblangko. tabung reaksi dalam tangas uap selama 15 menit: tidak
tetjadi wama biru pada kertas lllkmus merizh P. ·
l nil perak nitrat 0,1 N setara derigan
· 7,455 mg KCl · Tiosulfat dan Barium Lariltkan 500 mg dalam 10 ml
air bebas amoniJz dan karbon diolcsidJz P, tambahkan 2 tetes
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 11sam sulfat 2 N: tidak terjadi kekeruhan dalam
balll . . waktu 1 menit.
FIIV Monografi I Kalii Klavulanatum 479

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; laku- pH <1071> Antara 5,5 dan 8,0; lakukan penetapan
kan penetapan dengan melarutkan 2,0 g dalam 25 ml menggunakan larutan (1 dalam 100).
air.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,5%.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan Kalium klavam-2-karboksilat Titiak lebih dari O,Ol "'o.
menggunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml Fase gerak Buat natrium fosfat monobasa 0,1 M, atur
dan Larutan baku dengan kadar dua kali ·Larutan uji. pH hingga 4,0 ± 0,1 dengan penambahan asam fosfat P,
saring melalui penyaring membran porositas 0,5 J.lm
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang atau lebih halus. Jika perlu lakukan penyesuaian
500 mg, larutkan dalam lebih kurang 10 ml air, tam- menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
bahkan 35 ml asam klorida P dan 5 ml kloroform P. Titra- Kromatograji <931>.
si dengan kalium iodat 0,05 M LV hingga warna ungu Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalium
iodum hilang dari lapisan kloroform. Mendekati titik Klavam-2-Ktzrboksilat BPFI, larutkan dalam air hingga
akhir tambahkan kalium iodat 0,05 M LV tetes demi kadar lebih kurang 0,03 mg per ml.
tetes, kocok dengan kuat terus-menerus. Setelah kloro- Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
form tidak berwarna, biarkan selama 5 menit. Jika masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan
kloroform berwama ungu, titrasi lebih lanjut dengan encerkan dengan air sampai tanda.
kalium iodat 0,05 M LV. Larutan resolusi Larutkan sejumlah zat uji dalam
Larutan baku hingga diperoleh larutan dengan kadar
1 ml kalium iodat 0,05 M setara dengan lebih kurang 1 mg kalium klavulanat dan 0,03 mg
16,60 mg KI kalium klavam-2-karboksilat per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup . pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
baik. tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 3 J.lm sampai 10 J.Lm. Laju aliran lebih kurang
0,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terha:dap
KALil KLAVULANATUM Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang
Kalium Klavulanat tertera pada Prosedur: efisiensi kolom yang ditentukan
dari puncak analit tidak kurang dari 4000 lempeng
teoritis, faktor ikutan untuk puncak analit tidak lebih
COOK
dari 1,5 dan simpangan b.aku relatif pada penyuntikan
o..,_ N~-·" ,...H ulang tidak lebih dari 2,0%. Lakukan kromatografi
Cl-o =c,CH10H terhadap Larutan resolusi, rekam respons puncak
H
seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, aritara
puncak asam klavam-2-karbokasilat dan asam
Ktzlium (Z)-(2R,SR)-3-(2-hidroksietilidena)-7-obo-4- klavulanat tidak kurang dari 1,0.
oksa-1-azabisiklo {3.2.0) heptana-2-karboksilat [61177-45-5] Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
C8H 8KN05 BM 237,25 volume sama (lebih-kurang 20 J.Ll) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Kalium Klavulanat mengandung tidak kurang dari puncak utama. Waktu retensi relatif asam klavam-2-
75,5% dan tidak lebih dari 92,0% asam· klavulanat; karboksilat dan asam klavulanat berturut-turut adalah
C1H,N05' dihitung terhadap zat anhidrat. lebih k,;rang 0,7 dan 1,0. Hitung persentase kalium
klavam-2-karboksilat dalam contoh yang digunakan
dengan rumus:
Baku pembanding Utium K1avulanat BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Kalium Klavam-2-
Karboksr1at BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum 1000CP ru
( }(-)
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung dari cahaya. W 's

ldentifikasi C adalah kadar Kalium Klavam-2-Karboksilat BPFI


A. Kromatogram Larutan uji menunjukkan dalam mg per ml Llzrutan baku; P adalah persentase
puncak utama dari asam klavulanat dengan waktu kalium klavam-2-karboksilat dalam Kalium Klavam-2-
retensi sesuai dengan kromatogram Llzrutan baku Ktzrboksilat BPFI; W adalah jumlah dalam mg Kalium
seperti yang tertera pada Peneflzpan kadar. Klavulanat yang digunakan dalam Larutan uji; ru dan
B. Menunjukkan reaksi Ktzlium seperti yang ter- r5 berturut-turut adala:h respons puncak asam klavam-
tera pada Uji Identifikasi Umum <291>. 2-karboksilat dari Larutan uji dan Larutan baku.
480 Kalii Permanganas I Monogra.fi FIIV

Penetapan k.adar Lakukan penetapan dengan cara KALil PERMANGANAS


Kromatograft azir kinaja tinggi seperti yang tertera pada Kalium Permanganat
Kromatograft <931>-
Larutan dapar ruJtrium fosfat pH 4,4 Larutkan 7,8 g
ruJtrium fosfat monobasa P dalam 900 ml air, atur hingga BM 158,03
pH 4,4 ± 0,1 dengan penambahan llSilm fosfat P a tau
natrium hidrolcsida 10 N, encerkan dengan air hingga Kalium Permanganat mengandung tidak kurang dari
IOOOmL 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% KMn04, dihitung
Fase gerak Buat campuran Larutan dJzpar natrium terhadap zat yang telah dikeringkan.
fosfat pH 4,4-rru:tanol P (95:5), saring meWui penyaring {Perhatian Penanganan Kalium PermangaruJt luzrus
membran porositas 0,5 Jim atau lebih halus. Jika perlu hati-luzti, dJzpat terjadi ledJzkan yang berbahaya hila terjadi
lakukan penyesuaian menurut ksesuaiJm sistem seperti kontak dmgan ?At organik, atau ?At mudah tuoksidJzsi baik
yang tertera pada Kromatografi <931>. sebagai laru!an atau dJzlam hadaan hring.]
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Litium
KlavularuJt BPfi,larutkan dalam air hingga kadar lebih Pemerian Hablur, ungu tua, hampir tidak tembus
kurang 0,25 mg per ml. oleh cahaya yang diteruskan dan berwama biru meta-
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg, ~ik mengkilap oleh cahaya yang dipantulkan, kadang-
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan kadang disertat wama merah tembaga tua; stabil di
dan encerkan dengan air sampai tanda. udara.
Larutan resolusi Larutkan sejumlah amoksisilin ·
dalam Larutan baku hingga kadar lebih kurang 0,5 mg Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam air
amoksisilin dan 0,25 mg litium klavulanat per ml. mendidih.
Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja ldentifikasi Larutan pekat berwama merah lem-
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom bayung tua dan larutan sangat encer berwama merah
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll dengan ukuran muda; menunjukkan reaksi Permanganat seperti yang
partikel 3 JLm hingga 10 JLID- Laju aliran lebih kurang tertera pada Uji Identiftkasi Umum <291>.
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
tertera pada Prosedur: efisiensi kolom dihitung dari lakukan pengeriugan di atas silika gel P ,;elama 18 jam.
puncak analit tidak kurang dari 550 lempeng teoritis,
faktor ikutan untuk puncak analit tidak lebih dari 1,5 Zat tak larut Tidak lebih dari 0,2"/o;lakukan pene-
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tapan sebagai berikut Larutkan 2,0 g dalam 150 ml air
tidak lebih dari 2,0%. Lakukan kromatografi terhadap yang telah dihangatkan hingga suhu tangas uap,
Larutan resolusi, rekam respons puncak seperti yang saring segera dengan krus penyaring porositas
tertera pada Prosedur. waktu retensi relatif asam klavu- medium yang telah ditara. Cuci penyari:tg t\ga Y.ali,
lanat dan amoksisilin masing-masing adalah lebih tiap kali dengan 50 ml air hangat, keringkan krus
kurang 0,5 dan 1,0, dan resolusi, R, antara puncak penyaring dan residu pada suhu 105° selama 3 jam:
amoksisilin dan asam klavulanat tidak kurang dari 3,5. residu tidak lebih dari 4 mg.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume yang sama (lebih kurang 20 JLI) Larutan baku Penetapan kadar TlDlbang saksama lebih kurang 1 g.
dan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons masukkan ke da1am labu Erlenmeyer 500 ml. Tambah-
puncak utama. Hitung jumlah dalam JJ.g asam kan untuk tiap mg kalium permanganat 2,13 mg natri-
k.lavulanat, C1 H~05, dalam tiap mg contoh yang um olcsalJJt P yang ditimbang saksama dan telah di-
digunakan dengan rumus: keringkan pada suhu 110° hingga bobot tetap. Tam-
bahkan ISO m1 air dan 20 mlasam sulfat 7 N, panaskan
hingga suhu lebih kurang 80°, titrasi kelebihan asam
ru
(200CPJ ( - ) oksalat dengan kalium permanganat 0,03 N LV. Hitung
jumlah da1am mg, KMn04, dalam zat yang digunaklln
rs
dengan rumus:
C adalah kadar Utium Klavulanat Bl'Fl dalam mg per 0,4718W5 ~ 0,9482V
ml Larutan baku; P adalah potensi asam ldavulanat
dalam J1g per mg Litium KlavulJJnat BPFI; r u dan r 5 0,4718 adalah jumlah KMn04 dalam mg yang setara
bertwut-turut adalah respons puncak Larubln uji dan dengan 1 mg natrium oksalat; W5 adalah bobot natri-
Larutan bah. um oksalat yang digunakan dalam mg; 0,9482 adalah
jumlah KMnO4 dalam mg per m1 kalium permangrznat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 0,03 N; V adalah volume kalium permanganat 0,03 N
rapat. yang digunakan.
FIIV Monografi I Kanamychii Sulfas 481

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Penetapan kadar


baik. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalium
Sulfoguaiakolat BPFI, Jarutkan daiam campuran air dan
dapar fosfat pH 7,0 (1 dalam 10) hingga kadar lebih
KALil SULFOGUAIAKOLAS kurang 50 J.Lg per ml.
Kalium Sulfoguaiakolat Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, larutkan
dalam 400 ml air dan encerkan dengan air sampai
tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur
100-ml, tambahkan dapar fosfat pH 7,0 sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
Kalium hidroksimetoksibenzenasulfonat pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
hemihidrat [78247-49-1] kurang 279 nm terhadap blangko campuran air dan
C7 J-4K05S. VzHp BM 251,29 dapar fosfat pH 7,0 (1 dalam 10). Hitung jumlah dalam
C7J-4K05S BM 242,29 mg, C7H 7K0 5S, dengan rumus:

Kalium Sulfoguaiakolat mengandung tidak kurang


dari 98,0"/o dan tidak lebih dari 102,0"/o C 7 H 7K0 5S,
dihitung terhadap zat anhidrat.

Pemerian Serbuk hablur atau hablur, putih; tidak C adalah kadar Kalium Sulfaguaiakolat BPFI dalam J.Lg
berbau; rasa pahit. Oleh p£ngaruh udara dan cahaya, per ml Larutan baku dihitung terhadap zat anhidrat; Au
warna perlahan-lahan menjadi merah jambu; larutan dan A 5 berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan
dalam air memberikan reaksi netral terhadap lakmus P. La rut an baku.

Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dalam etanol; tidak larut dalam eter. baik, tidak tembus cahaya.

Baku pembanding Kalium Sulfoguaiakolat BPFI; laku-


kan Penetapan Kadar Air <1031 > Metode 1 sebelum
digunakan untuk analisis kuantitatif. KANAMYCIN! SULFAS
Kanamisin Sulfat
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105° selama 18 jam dan di-
dispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Kalium Sulfoguaiakolat BPFI pada
daerah spektrum antara 7 J.Lm dan 13 J.Lm.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
20.000) yang dibuat seperti tertera pada Penetapan
lcadar, menunjukkan maksimum dan minimum pada
panjang gelombang }'ang sama seperti pada Kalium
SulfoguaiJtkolat BPFI.
C. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi Kanamism sulfot (1:1) (garam) [133-92-6; 25389-94-0)
Kalium seperti yang tertera pada Uji Identifikasi C18H36N 40 11 .H2S04 BM 582,58
Umum <291>.
Kanamisin Sulfat mempunyai potensi setara dengan
Air <1031> Metode I Antara 3,0"/o dan 6,0"/o. tidak kurang dari 750 J.Lg kanamis~n, C 18 H36 N 40 11 per
mg, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj.

Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau.
S tetes barium klorida LP dan asamkan dengan asam
klorida P: tidak terbentuk kekeruhan dalam 1 menit. Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam
aseton, dalam etil asetat dan dalam benzena.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 1,0 g dalam 1 ml asam Baku pembanding Kanamisin Sulfat BPFI; tidak boleh
asetat 1 N, encerkan dengan air hingga 25 ml. dikeringkan sebelum digunakan.
482 Kanamycini Sulfatis Capsulae I Monografi FIW

Identifikasi KANAMYCIN! SULFATIS CAPSULAE


A. Larutkan lebih kurang 10 mg dalam 1 ml air, Kapsul Kanamisin Sulfat
tambahkan 1 ml larutan ninhidrin P (1 dalam 500)
dalam n-l;utat~ol P dan 0,5 ml piridina P. Panaskan di
atas tangas uap selama 5 menit dan tambahkan 10 ml Kapsul Kanamisin Sulfat mengandung Kanamisin
air: terjadi warna lembayung tua. Sulfat setara dengan kanamisin, C 11 H 36 N 40 11, tidak
B. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari n5,0% dari
seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>. jumlah yang tertera pada etiket.

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Baku pembanding Kanamisin Sulfat BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan.
pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 100). ldentifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%; masing-masing 10 111 larutan dalam air yang me-
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler ngandung (1) zat uji lebih kurang 1 mg per ml dan (2)
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari Kanamisin Sulfat BPFllebih kurang 1 mg per ml, pada
.5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam menggunakan lempeng silika gel setebal 0,25 mm yang telah di-
lebih kurang 100 mg yang ditimbang saksama. panaskan pada suhu no· selama 1 jam dan didingin-
kan segera sebelum digunakan. Masukkan lempeng ke
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; sisa dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
pengarangan dibasahkan dengan 2 ml asam nitrat P selama 18 jam dengan fase gerak larutan lazlium fosfot
dan 5 tetes asam sulfa I P. monobasa P (15 dalam 100) dan biarkan fase gerak
merambat lebih kurang tiga per em pat tinggi lempeng.
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap dan
Kemumian kromatografi semprot lempeng dengan larutan ninhidrin P dalam
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, butanol P (1 dalam 100). Keringkan lempeng pada suhu
larutkan dalam air hingga kadar 30 mg per mi. no• selama 10 menit: harga R1 bercak utama yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kanamisin diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan yang dipero-
Sulfat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar 30 mg leh dari larutan (2).
per mi.
. Enceran larutan baku Encerkan sejumlah Larutan Susut pengeringan <n21> Tidak lebih dari 4,0%;
baku dengan air hingga kadar 0,90 mg per mi. lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
Prosed11r Lakukan seperti yang tertera pada Kroma- dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam
tograft <931>. Totolkan secara terpisah masing-masing menggunakan lebih kurang 100 mg.
1 111 Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku
pada lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm Disolusi <1231>
yang sebelumnya telah diaktifkan dengan memanas- Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
kan pada suhu no· selama 1 jam yang segera di- Alat tipe 1: 100 rpm.
dinginkan sebelum digunakan. Masukkan lempeng ke Waktu: 45 menit.
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 11H 36 N 40 1,
selama 90 menit dengan fase gerak larutan kalium fosfat yang terlarut dengan cara seperti yang tertera pada
monobasa P (7,5 dalam 100) biarkan fase gerak me- Penetapan potensi, hila perlu lakukan modifikasi.
rambat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidalc
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap. kurang dari 75% (Q) C 18 H 36N 40 11 , dari jumlah yang
Semprot lempeng dengan larutan ninhidrin P dalam tertera pada etiket.
butanol P (1 dalam 100). Keringkan lempeng pada
suhu no• selama 10 menit: harga R1 bercak utama Penetapan potensi Masukkan tidak kurang dari
Larutan uji sesuai dengan harga R bercak utama Larut- 5 kapsul dalam blender berkecepatan tinggi berlsi se-
an baku dan jika-terdapat bercak lain selain bercak jumlah air yang diukur saksama dan lumatkan selama
utama pada Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak 4 ± 1 menit. Lakukan penetapan seperti yang tertera
utama Enceran larutan baku. pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
<131> menggunakan sejumlah volume larutan yang
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang diukur saksama, encerkan dengan air secara kuanti-
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro- tatif hingga diperoleh Larutan uji dengan kada~ yang
biologi <131>. diperkirakan sama dengan aras dosis tengah baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat. rap~t.
FIIV Monografi / Kaoiinum Levis 483

KANAMYCIN! SULFATIS INJECTIO Identifikasi


Injeksi Kanamisin Sulfat A. Pijarkan 1 g dengan 2 g natrium karbonat
anhidrat P, hangatkan residu dengan 10 ml air;
saring dan bilas penyaring dengan 5 ml air, simpan
lnjeksi Kanamisin Sulfat mengandung Kanamisin residu. Pada campuran filtrat dan air bilasan
Sulfat setara dengan kanamisin, C 18 H 36 N 40 11 , tidak tambahkan 3 ml asam klorida P: terbentuk endapan
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari seperti gelatin.
jumlah yang tertera pada etiket. Mengandung peng- B. Larutkan residu pada uji A dalam 10 ml
awet dan dapar yang sesl.lai. asam klorida 2 N. Larutan ini menunjukkan reaksi
Aluminium cara D seperti yang tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
Baku pembanding Kanamisin Sulfat BPFI; tidak boleh C. Gerus 2 g dengan 2 ml air: terbentuk
dikeringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI. campuran yang mudah mengalir.

ldentifikasi Encerkan sejumlah volume injeksi dengan Susut pengeringan <112J > Tidak lebih dari 1,5%;
air hingga kadar lebih kurang 1 mg per mi. Larutan ini lakukan pengeringan pada suhu 105 o hingga bobot
memenuhi ldentifikasi seperti yang tertera pada Kapsul tetap, menggunakan 1 g.
Kanamisin Sulfat.
Susut pemijaran <1111> Tidak lebih dari 15,0%.
Endotoksin bakte-ri <201> Tidak lebih dari 0,67 unit
Endotoksin Fl per mg kanamisin. Klorida Tidak lebih dari 330 bpj; lakukan pe-
netapan seperti tertera pada uji batas Klorida dalam
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan Klorokuin Sulfat menggunakan Larutan uji yang
dengan cara penyaringan membran. dibuat sebagai berikut: Refluks 1,0 g dalam 80 ml
air dan 20 ml asam nitrat 2 N selama 5 menit,
pH <1071> Antara 3,5 dan 5,0. dinginkan dan saring. Pada 15 ml filtrat tambah-
kan 1 ml asam nitrat 2 N.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
yang tertera pada lnjeksi volume kecil. Arsen <321> Metode Ill Tidak lebih dari 2 hpj;
lakukan penetapan . dengan mendispersikan
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang 500 mg dalam 25 ml air.
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro-
biologi <131> menggunakan sejumlah volume injeksi Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari
yang diukur saksama, encerkan dengan air secara 20 bpj; lakukan penetapan menggunakan 12 ml
kuantitatif hingga diperoleh l.Arutan uji dengan kadar larutan yang dibuat sebagai berikut: Refluks 6,0 g
yang diperkirakan sama dengan aras dosis tengah dalam 70 ml air dan 10 ml asam klorida P di atas
baku. tangas air selama 15 menit dan saring. Pada 40 ml
filtrat tambahkan 0,5 ml asam nitrat P dan uapkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tl.:ng- hingga hampir kering. Tambahkan 20 ml air, 2 g
·gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I atau amonium klorida P dan 2 g amonium tiosianat P.
Tipe Ill. Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 10 ml campur-
an amilalkohol P-eter P volume sama. Pada lapisan
air tambahkan 2 g asam sitrat P dan. encerkan
dengan air hingga 60 mi. Gunakan Larutan baku
KAOLINUM LEVIS timbal (1 bpj) sebagai pembanding.
Kaolin Ringan
Partikel kasar Tidak lebih dari 25 mg; lakukan
penetapan sebagai berikut: masukkan 5 g ke dalam
Kaolin Ringan adalah aluminium silikat hidrat tabung bertutup, (ukuran lebih kurang 35 mm x
alam, bebas dari sebagian besar cemaran dengan 16 em), tambahkan 60 ml larutan natrium pirofos-
cara elutriasi dan dikeringkan; mengandung zat Jat P 1%, kocok baik-baik dan diamkan selama
pendispersi yang sesuai. 5 menit. Pipet 50 ml pada lebih kurang 5 em di
bawah permukaan cairan. Pada sisa cairan, tam-
Pemerian Serbuk, putih, ringan; tidak mengan- bahkan 50 ml air, kocok, diamkan selama 5 menit
dung butiran kasar; tidak atau hampir tidak ber- dan pipet 50 ml seperti yang dilakukan sebelum-
bau. nya. Ulangi dengan cara yang sama dan kumpul-
kan suspensi hingga diperoleh 400 ml. Pindahkan
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam sisa cairan ke dalam cawan penguap dan uapkan
asam mineral. di atas tangas air hingga kering, kemudian kering-
484 Ketamini Hydrochloiidum I Monografi FI IV

kan pada suhu 105° hingga bobot tetap. dan 276 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Pe/arut basa Spektrum serapa:n ultraviolet larutan
Partikel halus Dispersikan 5 g zat dalam 250 ml (1 dalam 1250) dalam natrium hidroksida 0,01 N. dalam
air dengan pengoeokan kuat selama 2 menit dalam eampuran air dan metana/ P (1 dalam 20), menun-
labu bertutup, tuang segera ke dalam tabung kaea jukkan maksimum dan minimum pada panjang ge-
diameter 5 em dan pipet 20 ml ke dalam eawan lombang yang sama seperti pada Ketamin Hidro-
kaea. Varl..,\n hingga kering dan keringkan pada klorida BPFJ; daya serap masing-masing pada panjang
suhu 105~ hingga bobot tetap. Biarkan sisa suspensi gelombang serapan maksimum lebih kurang 302 nm
pada suhu 20~ selama 4 jam dan pipet 20 ml tepat berbeda tidak lebih dari 3,0%.
5 em di bawah permukaan, tanpa mengganggu
sedimen pindahka~ ke dalam eawan kaea. Uapkan Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1 g dalam
hingga kering dan keringkan pada suhu 105° 5 ml air: larutan jemih dan tidak berwarna.
hingga bobot tetap. Bobot sisa bagian kedua tidak
kurang dari 70% terhadap bobot sisa bagian pH <1071> Antara 3,5 dan 4, 1; lakukan penetapan
pertama. menggunakan larutan (1 dalam 10).

Zat yang larut Tidak lebih dari 10 mg; lakukan Jarak lebur <1021> Metode II Antara 258° dan 261°.
penetapan sebagai berikut: refluks 2 g dalam 100 ml
asam klorida 0,2 N selama 5 menit, dinginkan dan Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
saring. Uapkan 50 ml filtrat hingga kering, dan
pijarkan residu pada suhu 600° selama 30 menit. Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj.

Amina asing
KETAMINI HYDROCHLORIDUM Pereaksi Dragendorff termodifikasi Larutkan 1,7 g
Ketamin Hidroklorida bismut subnitrat P dalam 80 ml air dan 20 ml asam asetat
glasial P, jika perlu hangatkan. Dinginkan, tambahkan
100 mllarutan kalium iodida P (1 dalam 2), dan eampur.

!h.~ Simpan larutan induk ini dalam lemari pendingin agar


tahan lama. Jika akan digunakan, encerkan 10 ml
()'~ larutan dengan air hingga 100 ml, tambahkan 10 ml
asam asetat glasial P, campur. Tambahkan 120 .mg
hablur iodum P, kocok hingga larut sempuma. Simpan
{±J-2-(o-Klorofenil)-2-(metilamino) di lemari pendingin, dan tidak boleh digunakan lagi
siklohelcsanon hidroklorida [1867-66-9] setelah 2 minggu.
C 13H 16CINO.HC1 BM 274,19 Larutan uji Larutkan 750 mg dalam 5 ml metanol P.
Enceran larutan uji Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam
Ketamin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari labu tentukur 200-ml dan eneerkan dengan metanol P
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C13H 16CINO.HCI. sampai tanda.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Kroma-
Pemerian Serbuk hablur, putih; bau agak khas. tografi <931>. Totolkan secara terpisah masing-masing
4 j1} lArutQn uji dan Enceran larutan uji pada jarak yang
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam meta- sama, 2,5 em dari tepi bawah lempeng kromatografi
no!; larut dalam etanol; agak sukar larut dalam kloro- silika gel setebal 0,25 mm dan biarkan bereak
form. mengering. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang berisi fase gerak campuran benze-
Baku pembanding Ketamin Hidroklorida BPFI; tidak na P-metanol P-amonium hidroksida P (80:20:1) biarkan
boleh dikeringkan sebelum digunakan. fase gerak merambat lebih kurang tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
ldentifikasi menguap. Semprot lempeng dengan Pereaksi Dragen-
A. Spektrum serapaninframerah zat yang didis- dorff termodifilcasi; harga R1 bercak utama Larutan uji
persikan dalam kalium bromida P menunjukkan sesuai dengan harga R1 bercak utama Encerlin larutan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama uji; dan jika terdapat bercak lain selain bercak utama
seperti. pada Ketamin Hidrolcloridsl BPFI. pada Larutan uji tidak lebih intensif dari bereak
B. Pelarut asam Spektrum serapan ultraviolet utama Enceran larutan uji.
larutan (1 dalam 3000) dalam asam klorida O,Z N
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang Kemumian kromatografi
gelombang yang sama seperti pada Ketamin Hidro- Larutan bak:l Timbang saksama sejumlah. Ketamin
klorid4 BPFI; ~aya serap masing-masing pada panjang Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metano1 P hingga
gelombang serapan maksimum lebih kurang 269 nm kadar 0,5 mg per ml. Encerkan seeara kuantitatif
FIW Monografi I Ketamini Hydrocbloridi Injectio 485

dengan metanol P hingga kadar seperti yang tertera Ketamin, C 13H 160NO, tidak kurang dari 95,()% dan
dalam tabel berikut: tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera. pada
etiket.

Baku pembanding Ketamin Hidroklorida BPFI; tidal::


Kadar ktslmin Persentase (% untuk
boleh di.keringkan sebelum digunakan. Endotok-
Hidrokloridll BPFI perbandingan
sin BPFI.
Pengenoeran dalam JLg per m1 dengan Utrlltlzn uj1)
ldentifikasi
A (tidak dien- 500 1.0 A. Spektrum serapan ultraviolet enceran larutan
cerlcan) injeksi yang mengandung Iebih kurang 800 J.Lg per ml
B (1 dalam 2) 250 0,5 ketamin dalam natrium hidroksi.dil metanol 0,01 N pada
C (1 dalam 5) 100 0,2 panjang gelombang antara 250 run dan 350 nm menun-
D (1 dalam 10) 50 0,1 jukkan maksimum dan minimum pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Ketamin Hidro-
klorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan uji yang
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, tertera pada Penetapan kadar, menunjukkan maksimum
larutkan dalam metlznol P hingga kadar 50 mg per mi. dan minimum pada panjang gelombang yang sama
Prasedur Lakukan seperti yang t~rtera pada Kroma- seperti pada l.Arutan baku dalam Pcnetapan lazdar.
tografi <931>. Totolkan secara terpisah masing-masing
10 JLllArutan uji, dan IArutan baku pada lempeng silika Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,4 unit
gel setebal 0,25 mm dan biarkan bercak mengering. Endotoksin FI per mg ketamin hidroklorida.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang tidak dijenuhkan berisi fase gerak campuran pH <1071> Antara 3,5 dan 5,5.
toluena P-isopropanol P-amonium hidroksida P
(80:19,5:0,5) biarkan fase gerak merambat lebih kurang Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng pada Injectiones.
biarkan fase gerak menguap, kemudian masukkan
Iempeng ke dalam bejana berisi uap iodum selama Penetapa.n kadar
l jarru ·Bandingkan intensitas bercak lain selain bercak l.Arutan baku Timbang saksama sejumlah Ketamin
utama dari IArutan uji dengan bercak utama IArutan Hidroklorida BPFI, larut.kan dalam asam sulfat 0,1 N
baku: jumlah intensitas bercak lain selain bercak utama yang dijenuhkan dengan kloroform P hingga kadar
dari IArutan uji setara dengan tidak Iebih dari 1,0% lebih kurang 250 Jl.g per mi.
senyawa sejenis dan masing-masing cemaran tersebut l.Arutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
tidak Iebih dari 0,5%. setara dengan lebih kurang 500 mg ketamin hidro-
klorida, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml dan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 20 ml larut-
500 mg, larutkan dalam 1 ml asam ~t P, tambahkan an ini ke dalam corong pisah 125 ml, tambahkan
SO ml asam asetat glasial P. Tambahkan 10 ml raksa(Il) 3 ml natrium hidroksida 0,1 N dan ekstraksi tiga kali,
asetat LP dan 1 tetes kristal violet LP. Titrasi dengan tiap kali dengan 15 ml kloroform P. Kumpulkan ekstrak
asam perklorat 0,1 N LV hingga berwarna hijau biru. kloroform dalam corong pisah 125 ml kedua dan
Lakukan penetapan blangko. ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 30 ml asam
sulfat 0,1 N. Kumpulkan ekstrak asam dalam labu
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan tentukur 200-ml dan encer.kan dengan asam sulfot 0,1 N
27,42 mg C1fi16ClNO.HCl yang dijenuhkan dengan kloroform P sampai tanda.
Pr~dur Ukur sera pan IArutan uji dan l.Arutan baku
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
baik. kurang 269 nm menggunakan asam sulfat 0,1 N yang
dijenuhkan dengan kloroform P sebagai blangko.
Hitung jumlah dalam mg, C 13 ~ 6CINO, dalam tiap ml
KETAMINI HYDROCHLORIDI injeksi yang digunakan dengan rumus:
INJECTIO ·
lnJeksi Ketamin Hidroklorida 237,73 2C Au
(--)(-)(-)
274,19 V A5
Injeksi Ketamin Hidroklorida adalah larutan steril
Ketamin Hidroklorida dalam Air untuk lnjeksi. 237,73 dan 274,19 berturut-turut adalcl\ bobot molekul
Mengandung Ketamin Hidroklorida, setara dengan ketamin dan ketamin hidroklorida; C adalah kadar
486 Ketoconazolum I Monografi FIIV

Ketamin Hidroklorida BPFI dalam J.Lg per mllArutan larutkan dalam 3,0 ml klorofonn P.
baku; V adalah volume injeksi yang digunakan dalam Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketokona-
ml; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan Lllrutan zol BPFI, larutkan dalam kioroform P hingga kadar
uji dan Lllrutan baku. 10 mg per mi.
Enceran larutan baku Encerkan sejumlah Lllrutan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis baku der.gan kloroform P hingga kadar 1,0 mg per ml.
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
terlindung dari cahaya dan panas. yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan 5ecara
terpisah masing-masing 10 J.il Lllrutan uji, 10 J.LllArutan
baku dan 2 J.Li Enceran larutan baku pada lempeng
kromatografi silika gel setebal 0,25 mm, dan biarkan
KETOCONAZOLUM bercak mengering. Masukkan lempeng ke dalam
Ketokonazol bejana kromatografi yang tidak jenuh, berisi fase
gerak campuran n-heksana P-etil asetat P-metanol P-air-
asam asetat glasial P (42:40:15:2:1) dan biarkan
merambat sampai tiga per em pat tinggi lempeng.
Angkat lempeng dan keringkan dengan aliran udara
kering. Uapi lempeng dengan uap iodum dalam
bejana tertutup, tandai bercak: Ukuran dan harga R1
bercak utama Lllrutan uji sama dengan Lllrutan baku.
Bercak lain selain bercak utama Lllrutan uji tidak lebih
intensif dari bercak utama Enceran larutan baku.
( ±) cis-1-Asetil-4-[p-[[2-(2,4,-diklorofeni/)-
2-( imidazol-1-ilmetil)-1,3 dioksolan-4-il] Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
metoksi)fenil] piperazina [65277-42-1] 200 mg, larutkan dalam 40 ml asam asetat glasial p_
C26H 28 Cl2 N 40 4 BM 531,44 Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik
akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan
Ketokonazol mengandung tidak kurang dari 98,0% blangko.
dan tidak lebih dari 102,0% C 26 H 28 Cl 2 Np 4, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
26,57 mg C26H28 Cl~p 4
Baku pembanding Ketokonazol BPFI; lakukan penge-
ringan dalam hampa udara pada suhu 80° selama Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
4 jam sebelum digunakan. baik.

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang


telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada KETOCONAZOLI COMPRESSI
panjang gelombang yang sama seperti pada Ketokona- Tablet Ketokonazol
zol BPFI.

Jarak lebur <1021> Antara 148° dan 152°. Tablet Ketokonazol mengandung Ketokonazol,
C 26 H 28 Cl 2 N 40 4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
Rotasi jenis <1081> Anta.ra -P dan +1°, dihitung lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
tapan pada suhu 20° menggunakan larutan yang
mengandung 400 mg per 10 ml metanol P. Baku pembanding Ketokonazol BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa .udara pada suhu 80°
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; selama 4 jam sebelum digunakan. Terkonazol BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah
80° selama 4 jam. tertutup rapat.

Sisa peutijaran <301> Tidak lebih dari 0,1'Yo; lakukan Identifikasi


penetapan menggunakan 2 g. Lllrutan uji Tunbang sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 50 mg ketokonazoL masukkan ke
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. dalam labu yang sesuai, tambahkan 50 ml kloroform P,
kocok selama lebih kurang 2 menit dan saring.
Kemumian kromatografi l.Arutan baku Timbang saksama sejumlah Ketoko-
l.Arutan uji Tunbang saksama lebih kurang 30 mg, nazol BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga kadar
FIIV Monografi I Ketoprofenum 487

1 rng per mi. Ru


Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti 10W5 (-)
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara Rs
terpisah masing-masing 10 111 Larutan uji dan Larutan
baku pada lernpeng kromatografi campuran silika gel W5 adalah bobot Ketokonazol BPFI dalam mg yang
setebal 0,25 mm dan biarkan bercak mengering. digunakan; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban-
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi dingan respons puncak ketokonazol dan terkonazol
yang tidak jenuh, beri~i fase gerak n-heksana P-etil dalarn lArutan uji dan Larutan baku.
aseiat P-metanol P-air-asam asetat glasial P (42:40:15:2:1)
dan biarkan rnerambat lebih kurang tiga per empat Wadah dan penyimpanan Dalarn wadah tertutup
tinggi lernpeng. Angkat lempeng, dan keringkan baik.
dengan aliran udara kering. Amati lempeng di bawah
cahaya ultraviolet 254 nm; harga R1 bercak utama
yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
bt:kll. KETOPROFENUM
Ketoprofen
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 10 menit.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 0


~CHCH,•CO,H
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Larutan dzisopropilamina P dalam meta- Asam 2-(3-benzoilfenil)propionat (22071-15-4]
no/ P (1 dalarn 500)-larutan amonium asetat P (1 dalam C16 H 140 3 BM 254,3
200) (7:3). Sating dan awaudarakan.
Larutan baku internal Timbang sejumlah Terkona- Ketoprofen mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
zol BPFI, larutkan dalam metanol P-metilena klorida P tidak lebih dari 100,5% C 16 H 14 0 3, dihitung terhadap
(1 :1) hingga kadar lebih kurang 5 mg per rnl. zat yang telah dikeringkan.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Ketokonazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih,
50-rnl, tarnbahkan 5,0 ml Larutan baku internal, en- tidak a tau hampir tidak berbau.
ccrY..an dengan metanol P-metilena kloridiz P (1:1) sarnpai
tanda. Kelarutan Mudah larut dalam etanol, dalam kloro-
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang form dan dalam eter; praktis tidak larut dalam air.
dari 20 tablet. Tirnbang saksama sejurnlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 200 mg ketokonazol, Baku pembanding Ketoprofen BPFI; 3-Asetilbenzofe-
rnasukkan ke dalam botol bertutup putar yang sesuai, non BPFI.
tarnbahkan 50,0 ml metanol P-metilena klorida P (1:1),
kocok selama 30 rnenit dan sentrifus. Masukkan 5,0 rnl ldentifikasi
beningan ke dalarn labu tentukur 50-ml, tambahkan A. Spektrurn serapan inframerah zat yang di-
5,0 rnl Larutan baku internal dan encerkan dengan meta- dispersikan dalarn kalium bromida P menunjukkan
no/ P-metilena klorida P (1:1) sarnpai tanda. maksimum hanya pada panjang geJombang yang
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera sama seperti pada ktoprofen BPFI.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja B. Serapan larutan zat 0,002% dalarn metanol P
tinggi dilengkapi dengan detektor 225 nrn dan kolom 75% pada panjang gelornbang antara 230 nm sam-
3,9 rnrn x 30 ern berisi bahan pengisi LI. Laju aliran pai 350 nm, menunjukkan rnaksirnum hanya pada
lebih kurang 3 rnl per menit. Lakukan krornatografi 258 nm. Serapan pada 258 nrn lebih kurang 1,3.
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif Suhu lebur <1021> 93° sampai 96°.
tidak lebih dari 2,0% dan resolusi, R, antara ketokona-
zol dan terkonazol tidak kurang dari 2,0. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari
volume sama (lebih kurang 20 ~l) Larutan baku dan 5,2 mmHg, pada suhu 60° hingga bobot tetap, meng-
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons gunakan 1 g.
puncak utama. Waktu retensi relatif ketokonazol dan
terkonazol masing-masing adalah lebih kurang 0,6 dan Sis a pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
1,0. Hitung jumlah dalam mg, C 26 H 28Cl 2N 40 4, dalam
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: Senyawa sejenis Lakukan penetapan der.gan cara
488 Ketoprofeni Capsulae I Monografi FI IV

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada pengaduk kaca. Spektrum serapan inframerah hablur
Kromatografi <931>. yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjuk-
Fase gerak Buat campuran larutan amonium asetat P kan maksimum hanya pada panjang gelombang yang
1%-metanol P-asetonitril P (55:30:15), atur pH hingga 6,5 sama seperti pada Ketoprofon BPFI.
dengan penambahan asam asetat glasial P, awa-
udarakan. (Catalan Buat semua larutan segar.] Senyawa sejenis Lakukan seperti yang tertera pada
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 3-Asetil- Senyawa sejenis dalam Ketoprofen, menggunakan
benzofenon BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga Larttlan baku, Larutan uji dan Enceran larutan uji yang
dipcroleh kadar 0,0025%. dibuat sebagai berikut:
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, Larutan baku Timbang saksama sejumlah 3-Asetil-
larutkan dalam Fase gerak hingga diperoleh kadar benzofenon BPFI larutkan dalam Fase gerak hingga
0,50%. diperoleh kadar 0,00375%.
Enceran larutan uji Encerkan sejumlah volume Larutan uji Timbang saksama sejumlah isi kapsul
larutan uji dengan Fase gerak hingga diperoleh kadar setara dengan 500 mg ketoprofen, kocok dengan 50 ml
0,0010%. kloroform P selama 5 menit, saring dan uapkan filtrat
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera sampai kering pada tekanan rendah. Larutkan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja residu dalam 45 ml campuran metanol P-asetonitril P
tinggi dilengkapi dengan detektor 233 nm dan kolom (2:1) dan larutan amonium asetat hingga-100,0 ml,
4,6 mm x 20 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran campur, saring melalui kertas saring yang sesuai
lebih kurang 1,0 ml per menit. (Whatman GF /C).
Prosedltr Suntikkan secara. terpisah sejumlah Enceran lamtan uji Encerkan satu bagian volume
Larutan baku, Larutan uji dan Enceran larutan uji ke Larutan uji dengan Fase gerak hingga SOO bagian
dalam kromatograf. Ukur luas puncak. Puncak Larutan volume.
uji sesuai dengan puncak Larutan baku luasnya tidak
lebih besar dari luas puncak Enceran larutan uji, luas Penetapan kadar Timbang tidak kurang dari
dari puncak sekunder lain tidak lebih besar dari dua 20 kapsul. Keluarkan semua isi kapsul, bersihkan
setengah kali luas puncak Enceran larutan uji dan tidak cangkang kapsul dan timbang saksama. Hitung bobot
lebih dari tiga puncak semacam ini mempunyai luas rata-rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi
lebih besar dari luas puncak Enceran larutan uji. kapsul setara dengan lebih kurang SO mg. Kocok
Lanjutkan kromatografi selama lima kali waktu retensi dengan 300 ml metanol P 7So/o selama 10 menit, dan
ketoprofen. encerkan dengan metanol P 7So/o hingga 500 ml.
Diamkan, encerkan 5 ml beningan dengan metanol P
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 75% hingga 100 ml. Ukur serapan larutan pada pan-
SOO mg, larutkan dalam 25 ml etanol P yang telah di- jang gelombang serapan maksimum lebih kurang
netralkan terhadap fenolftalein LP. Tambahkan 2S ml 258 nm. Hitung jumlah dalam mg, C 16H 140 3: serapan
air, titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV meng- jenis pada paniang gelombang serapan maksimum
gunakan indikator fenolftalein LP. lebih kurang 258 nm adalah 662.

1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan


25,43 mg C16H 1 p3
LACTOSUM
Laktosa
KETOPROFENI CAPSULAE
Kapsti.l Ketoprofen

• Kapsul Ketoprofen ·mengandung Ketoprofen,


C16H 140 3, tidak kurang dari 92,5o/o dan tidak lebih Eiari
107,5% dari jumlah yang tertera pada etiket.
(cx-LII<tosa)

B.aku pembanding Ketoprofen BPFI; 3-Asetilbenzofe-


non BPFI. . Laktosa [63-42.-3)
M&nohidrat [64044-S1-S) BM360,31
ldentifikasi Kocok sejumlah isi kapsul yang mengan- C 1 ~011 [Anhidrat) BM342,30
dung SOO mg ketoprofen dengan SO ml kloroform P
selama S menit, saring, uapkan hingga kering meng- Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu. Dalam
guiukan penguap rotasi, percepat penghabluran bentuk anhidrat atau mengandung satu molekul air
dengim menggesek bagian dalam cawan dengan hidrat.
FIIV Monografi I Lanatosidum C 489,

P.emerian Serbuk atau masa hablur, keras, putih atau LANATOSIDUM C


putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis. Lanatosida C
Stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau.

Kelarutan Mudah (dan pelan-pelan) laJ:ut dalam air


dan lebih mudah larut dalam air mendtdih; sangat
sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform
dan dalam eter.

Kejernihan dan wama larutan Larutkan 3 g dalam


10 ml air mendidih: terbentuk larutan jernih, tidak
berwarna atau hampir tidak berwarna dan tidak
berbau.

ldentifikasi Tambahkan 5 ml natrium hidroksida 1 N


pada 5 ml larutan jenuh laktosa panas dan hangatkan
hati-hati. Cairan menjadi kuning dan akhimya merah
kecoklatan. Dinginkan hingga suhu kamar, dan tam-
bahkan beberapa tetes tembaga(ll) tartrat alkali LP: ter-
bentuk endapan merah tembaga(I) oksida.
3-((0-fJ-D-Glukopiranosil-(1->4)-0-3-asetil-2,6-dideoksi-fJ-
D-ribo-heksopiranosil-(1->4)-0-2,6-dideoksi-fJ-D-rilio-
Batas mikroba <51> Angka lempeng total tidak lebih
heksopiranosil(1->4)-0-2,6-dideoksi-fJ-D-ribo-hek-
dari 100 per g dan tidak bolE!h mengandung Sal-
sopiranosil)oksi]-12,14-dihidroksi-3{3,5{3,12/J-kard-
monella sp dan Escherichia coli.
20(22)-enolida [17575-22-3)
C49H,.P20 BM 985,1
Keasaman-kebasaan Larutkan 30 g dalam 100 ml air
bebas karbon dioksidil P dengan pemanasan, tarribahkan Lanatosida C mengandung tidak kurang dari 97,0%
10 tetes fenolftalein LP: larutan tidak berwarna, tam- dan tidak lebih dari 103,0% C 49 H 760:zot dihitung terha-
bahkan natrium hidroksidil 0,1 N: diperlukan tidak lebih dap zat yang telah dikeringkan.
dari 1,5 ml hingga terjadi wama merah.
Pemerian Hablur atau· serbuk hablur halus, putih atau
Rotasi jenis <1081> Antara +54,8° dan +55,5°, dihi- sedikit kekuningan; higroskopik. Kehilangan air pada
tung terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan pada udara dengan kerapatan relatif rendah.
suhu 20° menggunakan larutan 10 g zat dan 0,2 ml
amonium hidroksida 6 N per 100 mi. Kelarutan Praktis tida.k larut dalam air, dalam kioro-
form dan dalam eter; larut dalam 20 bagian metanol.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0% untuk Baku pembanding IAnatosida C BPFI.
bentuk anhidrat dan tidak lebih dari 5,5% untuk
bentuk hidrat. Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B, C, D
dilakukan. Uji B, C, D dapat diabaikan jika uji A di-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. lakukan.
A. Spektrum serapan inframerah 1 mg zat yang
Sisa larut etanol Tambahkan 10 g serbuk laktosa dilarutkan dalam 0,3 ml metanol P dan digerus dengan
yang sangat halus pada 40 ml etanol P, kocok selama 400 mg serbuk halus kalium bromida P kering hingga
10 menit. Saring, uapkan 10 ml filtrat hingga kering, campuran homogen dan kering benar, menunjukkan
keringkan pada suhu 100° selama 10 menit: bobot sisa maksimum hanya pada panjang gelombang yang
tidak lebih dari 20 mg. sama seperti pada Lan~~tosidJJ C BPFI. Bandingkan
secara khusus adanya maksimum yang jelas pada
1260 cm·1, dan intensitas maksimum pada 1740 cm·1•
Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan B. Pada uji SenyaUHZ sejenis, pita bercak utama
penetapan dengan melarutkan 4 g dalam 20 ml air pada kromatogram yang diperoleh dari larutan (2)
hangat, tambahkan 1 ml asam klorida 0,1 N dan en- sesuai dalam posisi, wama dan ukuran dengan kroma-
cerkan dengan air hingga 25 mi. togram yang diperoleh dari Iarutan (3).
C. Suspensikan 0,5 mg dalain 0,2 ml eianol P 60%,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup tambahkan 9,1 mllarutan asam 3,5-dinitrobenzoat P 2%
baik. dalam eta'Uil P dan 0,1 ml natrium hidrolcsida 2 N: terjadi
490 Levamisoli Hydrochloridum I Monografi FIIV

wama lembayung. hingga diperoleh larutan 50,0 ml, encerkan 5,0 ml


D. Larutkan 5 mg dalam 5 ml asam asetat glasial P, dengan etanol P hingga 100,0 ml. Pada 5,0 ml larutan
tambahkan 0,05 ml besi(Ill) klorida LP, dan 2 ml asam tambahkan 3,0 ml trinitrofenol basa LP, biarkan di atas
sulfat P hingga membentuk lapisan dasar, diamkan. tangas air pada suhu 19° hingga 21° selama 40 menit.
Terjadi cincin coklat tetapi tidak kemerahan pada Ukur serapan larutan pada panjang gelombang
permukaan batas ke dua larutan, dan warna kuning serapan maksimum 484 nm, menggunakan campuran
kehijauan yang berubah menjadi hijau kebiruan yang 5,0 ml etanal P dan 3,0 ml trinitrifenol basa LP. Hitung
menyebar ke lapisan atas. kandungan C 49 H 76 0 20 dari serapan yang diukur
bersamaan, menggunakan Lanatosida C BPFI, dengan
Kejemihan larutan Harus jernih; lakukan penetapan memperhatikan hasil dari Susut pengeringan.
menggunakan larutan 2,0% dalam metana/ P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dari kaca
Warna dan Akromisitas <1291> Metade Ill Warna kedap udara, terisi baik, terlindung dari cahaya;
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W7. simpan di tempat dengan suhu tidak lebih dari 10°.
lakukan penetapan menggunakan Jarutan 2% dalam
metana/ P.
LEVAMISOLI HYDROCHLORIDUM
Rotasi jenis <1081> +32,0° sampai +35,5°; lakukan Levamisol Hidroklorida
penetapan menggunakan Jarutan 2% dalam metana[ P.

Susut pengeringar. <1121> Tidak lebih dari 7,5%;


lakukan pengeringan di atas Josfor pentaksida P pada
suhu 100° hingga 105° pada tekanan 11,14 mmHg (- )-2,3,5,6-Tetrahidro-6-Jenilimidazo[2,1-b I
hingga 18,57 mmHg sampai bobot tetap, meng- tiazol manohidroklorida [16595-80-5)
gunakan 500 mg. C 11 H 12N 2S.HC1 BM 240,75

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan Levamisol Hidroklorida mengandung tidak k\.uang
penetapan menggunakan residu dari Susut penge- dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C 11 H 12N 2S.HCI,
ringan. dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Senyawa sejerds Lakukan Kramatagrafi lapis tipis Pemerian Serbuk hablur putih hingga krem muda;
seperti yang tertera pada Kramatagrafi <931>. Totolkan tidak berbau atau hampir tidak berbau.
sepanjang 10 mm masing-masing 5 ~I dari enam
larutan dalam metana/ P (1) 2,0% zat uji, (2) 0,2% zat Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam metanol;
uji, (3) 0,2% Lanatasida C BPFI, (4) 0,030% Lanatosi- praktis tidak larut dalam eter; sukar larut dalam
da C BPFI, (5) 0,020% Lanatasida C BPFI dan (6) 0,010% metilena klorida.
Lanatasida C BPFI, pada lempeng kromatografi silika
gel G. Masukkan Jempeng ke dalam bejana kromato- Baku pembanding Levamisol Hidroklorida BPFI; laku-
grafi berisi fase gerak campuran taluena P-etanal P- kan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam se-
diklorametana P-air (60:30:20:1), dan biarkan fase gerak belum digunakan.
merambat 15 em di atas garis penotolan. Angkat
lempeng, keringkan dengan aliran udara dingin dan ldentifikasi
masukkan kembali ke dalam bejana dengan arah yang A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
sama. Angkat lempeng, keringkan dengan aliran dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
udara dingin selama 5 menit, semprot dengan asam menunjukkan maksimum hanya pada gelombang
sulfat P 5% dalam etanol P dan panaskan pada suhu yang sama seperti pada Levamisol Hidroklorida BPFI.
140° selama 15 menit. Amati di bawah cahaya biasa. B. Warna, ukuran dan harga R bercak utama dari
Pada kromatogram, setiap pita bercak lain selain pita Enceran larutan uji sesuai dengan 'Grutan uji pada uji
bercak utama yang diperoleh dari larutan (1) tidak ~mumian kromatografi jika diamati di bawah cahaya
lebih intensif dari pita bercak yang diperoleh dari ultraviolet panjang gelombang 254 nm.
larutan (4), tidak lebih dari 3 pita bercak lebih intensif C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C
dari pita bercak yang diperoleh dari larutan (6) dan seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
tidak lebih intensif dari pita bercak dari larutan (5). ·
Kesempumaan melarut <901> Memenuhi syarat;
Penetapan kadar Sebelum melakukan penetapan lakukan penetapan menggunakan larutan 500 mg
kadar, masukkan zat uji dan zat baku dalam desikator dalam 10 ml air.
berisi larutan jenuh kalium tiosumat P selama 24 jam.
Lakukan Penetapan kadar terlindung dari cahaya. Wama larutan Lakukan penetapan menggunakan
Timbang saksama SO mg dan larutkan dalam etanol P larutan yang diperoleh pada Kesempurnaan melarut,
FI IV Monografi /. Levamisoli Hydrochloridi Compressi 491

larutan harus tidak berwarna atau berwarna tidak masing cemaran). Jumlah semua cemaran tidak lebih
lebih intensif dari warna larutan padanan yang dibuat dari 1,0%.
dengan mencampur 2,5 !Jii Larutan padanan F yang
dibuat menurut cara yan~ tertera pada Warna dan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Akramitas <1291> dengan 97,5 ml asam klarida 0,12 N. 200 mg, larutkan dalam 30 ml etanal P. Tambahkan
5,0 ml asam klarida 0,01 N dan titrasi dengan natrium
Serapan cahaya Lakukan seperti yang tertera pada hidraksida 0,1 N LV. Lakukan penetapan kedua titik
Spektrafatametri dan Hamburan Cahaya <1191>. Serap- infleksi secara potensiometrik. Hitung volume dalam
an larutan 1 mg per ml zat uji dalam asam klarida- ml natrium hidroksida 0,1 N yang d1gunakan antara
metanal 0,2 N pada panjang gelombang 310 nm tidak kedua titik tersebut.
lebih dari 0,20.
1 ml natrium hidroksida 0,1 N se:ara dengan
Jarak lebur <1021> Antara 226° dan 231°. 24,08 mg C11 H 1JV2S.HCI

pH <1071> Antara 3,0 dan 4,5; lakukan penetapan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
menggunakan larutan (1 dalam 20). baik, terlindung dari cahaya.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. LEVAMISOLI HYDROCHLORIDI
COMPRESS!
Rotasi jenis <1081> Antara -121,5° dan -128,0°, di- Tablet Levamisol Hidroklorida
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
penetapan menggunakan larutan 500 mg per 10 ml air.
Tablet Levamisol Hidrokloriliia mengandung Levami-
Logam berat <371> Metade I Tidak lebih dari 10 bpj. sol Hidroklorida setara dengan levamisol, C 11 H 12 N 2S,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. dari jumlah yang tertera pada etiket.

Kemumian kromatografi Baku pembanding Levamisal Hidrokiorida BPFI; laku-


Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, kan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam se-
l"arutkan dan encerkan dalam metana[ P hingga kadar belum digunakan.
SO mg per ml.
Enceran larutan uji Encerkan 1,0 ml Larutan uji, ldentifikasi
dengan metanol P hingga 10 ml. . A. Waktu retensi puncak utama levamisol pada
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Levamisal kromatogram dari Lanllan uji, sesuai dengan Larutan
Hidraklarida BPFI, larutkan dalam metana[ P hingga baku yang diperoleh pada Penetapan War.
kadar 5 mg per ml. B. Harga R1 puncak utama dan Enceran larutan
Enceran larutan baku Encerkan 1,0 ml Larutan baku, uji sesuai dengan Larutan bakrt yang diperoleh pada uji
dengan metana/ P hingga 20 mi. Kemurnian kromatagrafi yang tertera pada Levamisal
Prasedur Lakukan Kramatagrafi lapis tipis seperti Hidraklorida.
yang tertera pada Kramatagrafi <931>. Totolkan secara
terpisah masing-masing 10 J.Ll Larutan uji, Enceran Disolusi <1231>
larutan uji dan Larutan baku, Enceran larutan baku pada Media disalusi: 900 ml air.
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm, biar- Alat tipe 2: 50 rpm.
kan bercak mengering. Masukkan lempeng ke dalam Waktu: 45 menit.
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Prasedur Lakukan penetapan jumlah C 11 H 12 N 2S,
fase gerak campuran taluena P-asetan P-amonium yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
hidraksida P (60:40:1) biarkan merambat hingga tiga uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan
per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan serapan larutan baku Levamisal H1draklarida BPFI
fase gerak menguap dan keringkan pada suhu 105° dalam media yang sama pad.a panjang gelombang
selama 15 menit. Amati bercak di bawah cahaya serapan maksimum lebih kurang 214 run.
ultraviolet panjang gelombang 254 nm. Ukuran dan Taleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
intensitas bercak lain selain bercak utama dari Larutan kurang dari 75% (Q) C 11 H 12 N 2S, dari jumlah yang
uji tidak Jebih dari Enceran larutan baku (sesuai dengan tertera pada etiket.
0,5% masing-masing cemaran). Uapi lempeng dengan
uap iodum dalam bejana tertutup selama 15 menit. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Amati bercak: ukuran dan intensitas bercak lain selain
bercak utama dari Larutan uji tidak lebih dari Enceran Kemumian kromatografi
larutan baku (sesuai dengan tidak kurang 0,5% masing- Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk
492 Levodopum I Monografi FI IV

tablet setara dengan lebih kurang 100 mg levamisol, nol P-air (1:1) sampai tanda. Masukkan 5,0 ml ke
masukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 5,0 ml dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan cam-
metanol P, kocok selama 2 menit, saring. puran metanol P-air (1:1) sampai tanda.
Enceran larutan uji Encerkan 1,0 ml Larutan uji Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
dengan metanol P hingga 10,0 mi. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Levamisol tinggi dilengkapi dengan detektor 7.15 nm rlan kolom
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam nzetanol P hingga 4,6 mm x 10 em berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
kadar 2,4 mg per ml setara dengan 2,0 mg levamisol partikel 3 J.l.m dan menggunakan sistem gradien. Mula-
perm!. mula alat dijalankan menggunakan 80% Fase gerak A.
Enceran larutan baku Encerkan 1,0 ml Larutan baku Atur perbandingan fase gerak hingga Fase gerak B
dengan metanol P hingga 20,0 mi. bertambah secara linier dari 20% hingga 80% dalam
Prosedrtr Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti waktu 5 menit dan pertahankan selama 2 menit, selan-
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara jutnya perbandingan fase gerak diubah hingga Fase
terpisah masing-masing 10 ~I Larutan uji, Enceran gerak A bertambah secara linier dari 20% hingga 80%
larutan uji dan Larutan baku, dan Enceran larutan baku dalam waktu 1 menit dan pertahankan selama 4 menit.
pada lempeng kromatografi silika gel dan biarkan Laju aliran lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
bercak mengering. Masukkan ke dalam bejana kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam respons
kromatografi berisi fase gerak campuran to/tuna P- puncak seperti yang tertera pada Prosedur. Waktu
aseton P-amcmium hidroksida P (60:40:1), biarkan retensi relatif levamisol dan hasil degradasi utama
merambat hingg.a tiga per empat tinggi lempeng. masing-masing adalah 1,0 dan lebih kurang 1,3. Reso-
Angkat lempeng, keringkan pada suhu 105° selam:1 lusi, R, antdra puncak levamiscl dar. hasil degradasi
15 menit. Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet utama, tidak kurang dari 6,0. Lakukan kromatografi
panjang gelombang 254 nm. Ukuran dan intensitas terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
bercak lain selain bercak utama dari Larutan uji tidak yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak
lebih dari Enceran larutan baku, (sesuai dengan 0,5% kurang dari 3,0, faktor ikutan tidak lebih dari LB dan
masing-masing cemaran). Uapi lempeng dengan uap simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
iodum dalam bejana tertutup selama 15 menit. Amati lebih dari 2,0%.
bercak: ukuran dan intensitas bercak lain selain bercak Prosedur Suntikkan seca·ra terpisah sejumlah
utama dari Larutan uji tidak lebih dari Enceran larutan volume sama (lebih kurang 10 J.l.l) Larutan babe dan
baku (sesuai dengan tidak kurang 0,5% masing-masing Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam luas puncak
cemaran). utama. Hitung jumlah dalam mg, C 11 H 12 N 2S, dalam
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada 204,29 'u
Kromatografi <931>. - - - ) (500 C) ( - )
Fase gerak A Buat larutan amonium fosfat monobasa P 240,75 r5
0,75% dalam air, atur pH 7 dengan penambahan diiso-
propilamina P. • 204,29 dan 240,75 berturut-turut adalah bobot molekul
Fase gerak B Gunakan asetonitril P. Jika perlu levamisol dan levamisol hidroklorida; C adalah kadar
lakukan penyesuaian pH Fase gerak A atau per- Levamisol Hidroklorida BPFI dalam mg per ml l.Arutan
bandingan Fase gerak A dan Fase gerak B menurut baku; ru dan r 5 berturut-turut adalah respons puncak
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromato- dari Larutan uji dan Larutan baku.
grafi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Levamisol Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan baik.
campuran metanol P-air (1:1) hingga kadar lebih
kurang 0,35 mg per mi.
Larutan resolusi Timbang saksama le~ih kurang LEVODOPUM
25 mg levamisol hidroklorida, larutkan dalam 5 ml Levodopa
natrium hidroksidll 0,1 N dalam vial bertutup, panaskan
pad a suhu 100° selama 5 jam. Biarkan dingin,. encerkan
1 mllarutan ini dengan campuran metanol P-air (1:1)
hingga 50 ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk (-)-3-(3,4-DihUlroksifenil)-
tablet setara dengan lebih kurang 150 mg levamisol, L-abmin [59-92-7]
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan ~ 1 N04 BM 197,19
lebih kurang 75 ml campuran mttanol P-air (1:1), kocok
selama 30 menit. Encerkan dengan campuran meta- Levodopa mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
F_I IV Monografi I Levodopum 493

tidak lebih dari 100,5% C 9 H 11N04, dihitung terhadap diperoleh lebih kurang 100 mllarutan.
zat yang telah dikeringkan. Larutan natrium metabisulfit Larutkan 100 rr.g natri-
um metabisulfit P dalam 10 ml asam klorida 1,2 N dan
Pemerian Serbuk hablur putih sampai hampir putih; encerkan dengan aseton P hingga 100 mi.
tidak berbau. Dalam keadaan lembab teroksidasi Larutan pembanding A [Catalan Gunakan peralatan
dengan cepat oleh oksigen udara dan warna menjadi kaca aktinik rendah.] Larutkan 2,5 mg 3-(3,4,6, Trihidrok-
lebih tua. sifeni/) a/anin BPFI dalam Larutan natrium metabisulfit
hingga 25,0 mi. Masukkan 1,0 ml larutan ini ke dalam
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam !abu tentukur 10-ml yang berisi 100 mg Levodopa BPFI,
asam klorida 3 N; tidak larut dalam etanol. encerkan dengan Larutan natrium metabisulfit sampai
tanda. Campur larutan ini pada saat akan digunakan.
Baku pembanding Levodopa BPFI; lakukan pengering- Larutan pembanding B {Catatan Gunakan peralatan
an pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan. 3- kaca aktinik rendah./ Larutkan 2,5 mg 3-Metoksitiro-
(3,4,6-Trihidroksifenil)alanin BPFI; gunakan tanpa sin BPFI dalam Larutan natrium metabisulfit sampai
pengeringan. Simpan dalam wadah tertutup rapat di 25,0 mi. Masukkan 5,0 ml larutar> ini ke dalam lahu
tempat dingin dan kering. 3-Metoksitirosin BPFI; tentukur 10-ml, encerkan dengan Larutan natrium
gunakan tanpa pengeringan. Simpan dalam wadah metabisulfit sampai tanda. Campur larutan ini pada
tertutup rapat, di tempat dingin dan kering. saat akan digunakan.
Larutan uji [Catalan Gunakan pera/atan kaca aktinik
Identifikasi rendah./ Larutkan 100 mg dalam 10,0 ml Larutan natri-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di- um metabisulfit. Larutan ini harus dibuat segar.
dispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan Fase gerak Buat eampuran butanol P-asam asetat
maksimum hanya pada panjang gelombang yang glasial P-air-metanol P (150:75:75:15).
sama seperti pada Levodopa BPFI. Lempeng kromatografi Gunakan lempeng kromato-
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan {1 dalam grafi lapis tipis yang sesuai yang dilapisi zat jerap
25.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan selulosa mikrokristal setebal 0,25 mm. Pra-eluasi
maksimum dan minimum pada panjang gelombang lempeng dalam Fase gerak sampai tinggi pelarut tidak
yang sama seperti pada Levodopa BPFI; daya serap kurang dari 18 em. Angkat lempeng, keringkan
masing-masing, dihitung terhadap zat yang telah dengan aliran udara selama 10 menit. {Catatan Lem-
dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksi- peng dapat dikembangkan semala:n; kelebihan pelamt
mum berbeda tidak lebih dari 3,0%. selama pra-eluasi tidak berpengaruh./
C. Pada uji Senyawa sejenis, harga R1 bercak utama Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Kroma-
yang diperoleh dari Larutan uji sesua1 dengan yang tograft <931>. Totolkan secara terpisah masing-masing
diperoleh dari Larutan pembanding A. {Harga R1 Iebih 10 J.d l.arutan uji, Lantlan pemlmnding A dan Larutan
kurang 0,4). pembanding B pada jarak yang sama lebih kurang 3 em
dari tepi bawah lempeng. Keringkan bereak dengan
Rotasi jenis <1081> Antara -160° dan -167°; Iakukan aliran gas nitrogen. Masukkan lempeng ke dalam
penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai bejana kromatografi aktinik rendah yang sudah di-
berikut: Timbang saksama lebih kurang 500 mg, jenuhkan selama 5 menit dengan Fase gerak yang
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dibuat bacu hingga merambat 15 em di atas garis
dalam 10 ml asam klorida 1 N, tambahkan 5 g metena- penotolan. Angkat lempeng dan keringkan dengan
mina P, goyang hingga larut dan tambahkan asam aliran udara selama 10 menit. Semprot lempeng
klorida 1 N sampai tanda. Biarkan di tempat gelap pada dengan Larutan besi(lll) klorida-kafium besi(lll) sianida.
suhu 25° selama 3 jam. Harga R1 3-(3,4,6-trihidroksifenil)alanin dan 3-metok-
sitirosin masing-masing adalah lebih kurang 0,25 dan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 0,5. Bercak lain dari Larutan uji dengan harga R 0,25
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. dan 0,5 tidak lebih besar dan tidak lebih intensd .dari
bereak Larutan pembanding dengan harga R1 yang
- Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. sP.suai, setara dengan tidak lebih 0,1% dari 3-(3,4,6-
trihidroksifenil) alanin, dan tidak lebih 0,5% dari
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 bpj. 3-metol<sitirosin. {Bercak pudar dengan harga ~t.lebih
kurang 0,6 berasal dari Larutan natrium metabisulflt).
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Kromatografi <931>. 600 mg, larutkan dalam 10 ml asam format anhidrat P,
Larutan besi(lll) klorida-kalium besi(lll) sianida Segera tambahkan RO ml asam asetat glasial P. Titrasi dengan
sebelum digunakan, eampur 2 bagian volume larutan asam perklorat 0,1 N LV seeara potensiometrik meng-
besi(lll) klorida P {1 dalam 10) dengan 1 bagian volume gunakan elektrode kaea-kalomel. Lakukan penetapan
larutan kalium besi(lll) sianida P (1 dalam 20) hingga blarigko.
494 Levonorgestrelum I Monografi FJIV

1 ml asam perk/oral 0.1 N setara dengar1 nitrat P (1 dalam 10), titrasi dengan natrium lridrok-
19,72 mg ClfnNO~ sida 0,1 N LV secara potensiometrik rnenggunakan
elektrode kalomel dan elektrode kaca tipe fiber baku
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup yang mengandung larutan kalium nitrat sebagai
rapat, tidak tembus cahaya. di tempat kering dan ter- elektrolitnya. Lakukan penetapan blangko.
hndung ciari panas berlebih.
I mlnatriu111 Jzidroksida 0.1 N sctara dcnsan
2.503 mg gugus etinil (-C=CH)
LEVONORGESTRELUM
Levonorgestrel Cemaran secara kromatografi Lakukan penetapan
seperti yang tertera pada Cemaran secara kromatografi
dalam Norgestrel. Persyaratan dipenuhi jika jumlah
cemaran dalam Lnrutan uji tidak lebih dari 2,0% dan
tidak ada cemaran tunggal yang lebih be5ar dari 0,5%.

Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang


(- )-13- Etil-17 -hid roksi -18,19-d ill!lr- tertera pada Penetapa11 kadar dalam Norgestrel meng-
17 a-pregn-4-en-20-in-3-ona [797-63-7] gunakan Levonorgestrel BPFT sebagai pengganti Nor-
c21H2~o2 BM 312,45 gcstrel BPFI.

Levonorgestrel mengandung tidak kurang dari 98,0% Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tcrtutup
dan tidak lebih dari 102,0% C~ 1 H 2 p 2 , dihitung terha- baik, tidak tembus cahaya.
dap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian Serbuk putih atau praktis putih; tidak LEVOTHYROXINUM NATRICUM


berbau. Levotiroksin Natrium
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
kloroform; !'ukar larut dalam etanol.

Baku pembanding Norgestrrl BPFI; lakukan penge-


ringan pi!da suhu 105° sebma 3 jam sebelum diguna- L-Tiroksin hidrat mononatrium [25416-65-3]
kan. C 1 ~H 10 I~NNa0 4
xHp BM 798,85
Anhidrat [55-{)3-8)
ldentifikasi
A. Spektrum serapi!n inframerah zat yang telah Levotiroksin Natrium adalah garam natrium isomer
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, levotiroksin, zat aktif fisiologis yang diperoleh dari
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- kelenjar tiroid hewan domestik yang biasa dimakan
bang yang sama seperti pada Norgestrrl BPFI. manusia atau dibuat secara sintesis. Mengandung
B. Memenuhi syarat uji Rotasi jenis dan Jarak lebur, tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%
dapat digunakan untuk identifikasi membedakannya C 15 H 10[ 4 NNa0 4, dihitung terhadap zat anhidrat.
dari norgestrel.
Pemerian Serbuk higroskopik, kuning muda sampai
Jarak lebur <1021> Antara 232° dan 239°; jarak antara warna kusam, tidak berasa; tidak berbau. Stabil di
awal dan akhir melebur tidak lebih dari 4°. udara kering tetapi merah muda lemah bila tcrpapar
cahaya.
Rotasi jenis <1081> Antara -30° dan -35°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam
tapan menggunakan larutan 2% dalam kloroform P. larutan alkali hidroksida dan dalani: larutan alkali
karbonat panas; sukar larut dalam etanol; tidak larut
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; dalam aseton, dalam kloroform dan dalam eter. pH
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 5 jam. larutan jenuh lebih kurang 8,9.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%. Baku pembanding Liotironin BP,FI; simpan dalam
wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
Gugus etinil Tidak kurang dari 7,81% dan tidak lebih Gunakan tanpa dikeringkan: koreksi kelembaban
dari 8,18%; lakukan penet~pan sebagai berikut: dengan mengeringkan sebagian dalam hampa udara
Timbang saksama 200 mg zat uji, larutkan dalam 40 ml pada suhu 60° selama 3 jam. Levotiroksin BPFI, simpan
tetrahidrofuran P. Tambahkan 10 ml larutan perak dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
FIIV Monografi I Levothyroxini Natrici Compressi 495

caha:ya. Gunakan tanpa dikeringkan; koreksi kelem- Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur resp-ons
baban dengan mengeringkan sebagian dalam hampa puncak liotironin: respons puncak Larutan uji tidak
udara pada suhu 60° selama 4 jam. lebih besar dari Larutan baku.

ldentifikasi Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


A. Pijarkan lebih kurang 50 mg zat dalam cawan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
platina, di atas nyala api: terjadi peruraian dan menge- Kromatografi <931>.
luarkan uap iodum. Fase gerak Buat campuran air dan asetonitril P
B. Pada lebih kurang 0,5 mg zat tambahkan 7,5 ml (65:35) yang mengand ung 1 ml asam fosfat P untuk
larutan asam natrium k/orida (dibuat dengan men- 1000 mllarutan, saring dan awaudarakan.
campur 300 ml air, 250 ml etanol P, 100 ml natrium Natrium hidroksida-metanol 0,01 N Larutkan 400 mg
hidroksida 1 N dan 100 ml asam klorida P) dan 1 ml natrium hidroksida P dalam 500 ml air, dinginkan,
larutan natrium nitrit P (1 dalam 100). Diamkan di tambahkan 500 ml metano/ P.
tempat gelap selama 20 menit dan tambahkan 1,25 m! Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ltvotirok-
amonium hidroksida P: terjadi wama merah muda. sin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Natrium hi-
droksida-metanol O,OI N hingga kadar lebih kurang 4 fJ.g
Rotasi jenis <1081> Antara -5° dan -6°, lakukan pene- per mi.
tapan menggunakan campuran natrium hidroksida 1 N Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg
dan etanol P yang mengandung setara 300 mg levo- zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan
tiroksin natrium anhidrat per 10 ml (1:2). dan encerkan dengan Natrium hidroksida-metanol
0,01 N sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ke dalam labu
Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 11,0%; lakukan tentukur 100-ml encerkan dengan Natrium hidroksida-
penetapan dengan cara sebagai berikut: timbang metanol 0,01 N sampai tanda.
saksama 500 mg, keringkan di atas fosfor pentoksida P Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada suhu 60° dan tekanan tidak lebih dari 10 mmHg pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
selama 4 jam. tinggi yang dilengkapi dengan detektor 225 nm dan
kolom 25 em hingga 30 em yang berisi bahan pengisi
Halida terlarut Tidak lebih dari 0,7% sebagai klorida; L10. Laju aliran lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
lakukan penetapan sebagai berikut: Campur 10 mg zat 5 kali penyuntikan Larutafl baku dan ukur respons
dengan 10 ml air yang mengandung 1 tctes asam puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan
nitrat 2 N, kocok selama 5 menit dan saring. Encerkan baku relatif tidak lebih dari 2,0% dan faktor ikutan
filtrat dengan air hingga 10 ml, tambahkan 3 tetes tidak lebih dari 1,8.
perak nitrat LP, kekeruhan yang terbentuk tidak lebih Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
keruh dari kontrol yang mengandung 0,10 ml asam volume sama (lebih kurang 50 fJ.l) Lartttilll baku dan
hidroklorida 0,020 N Larutan uji, ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam mg, C 15 H 10 l 4 NNa0 4, dalam levotiroksin
Liotironin natrium Tidak lebih dari 2,0%; lakukan natrium dengan rumus:
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. 798,86 ru
Fase gerak, Natrium hidroksida-metanol 0.01 N dan - - - ) (2,5 C) ( - )
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada 776,87 r5
Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Liotiro- 798,86 dan 776,87 berturut-turut adalah bobot molekul
nin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Natrium hi- levotiroksin natrium dan levotiroksin; C adalah kadar
droksida-metanol 0,01 N, hingga kadar liotironin 4,0 fJ.g Levotiroksin BPFI dalam fJ.g per ml Larutan baku; r u dan
per ml sebagai garam natrium. rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg dan Larutan baku.
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml tam-
bahkan Natrium hidroksida-metanol 0,01 N sampai Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tanda. -rapat dan terlindung dari cahaya.
Larutan kesesuaian sistem Campur volume sama
Larutan baku dan Larutan baku yang digunakan pada
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap LEVOTHYROXINI NATRICI
Larutan kesesuaian sistem, rekam respons puncak se- COMPRESS I
perti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara Tablet Levotiroksin Natrium
puncak liotironin dan levotiroksin tidak kurang dari
4,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Tablet Levotiroksin Natrium mengandung Levoti-
volume sama (lebih kurang 50 Jll) Larutan baku dan roksin Natrium, C 15 H 10 l 4 NNa0 4 , tidak kurang dari
496 Levothyroxini Natrici Compressi I Monografi FIIV

90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang 0,1% (60:40), saring dan awaudarakan.
tertera pada etiket. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Levotirok-
sin BPFI larutkan dalam Natrium hidroksida-metanol
Baku pembanding Liotironin BPFI; simpan dalam 0,01 N hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mi.
wadah tertutup rapat dan terlindung dari eahaya. Eneerkan larutan ini dengan dapar fosfat 0,05 MpH 7,4
Gunakan tanpa dikeringkan, koreksi kelembaban, hingga kadar sama dengan kadar Larutan uji. Pipet
dengan mengeringkan sebagian dalam hampa udara 5 ml larutan ini tambahkan 1 tetes asam fosfat P.
pada suhu 60° selama 3 jam. Levotiroksin BPFI; simpan Larutan uji {Catalan Sebelum digunakan periksa
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari penyerapan penyaring terhadap obat.l Pipet 5 ml filtrat uji
eahaya. Gunakan tanpa dikeringkan, koreksj ke dalam labu, tambahkan 1 tetes asam fosfat P.
kelembaban dengan mengeringkan sebagian dalam Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
hampa udara pada suhu 60° selama 4 jam. pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom
ldentifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
masing-masing 10 ~~ (1) Larutan 11ji yang dibuat terhadap Larutan baku, rekam respons puneak seperti
dengan mengoeok seJumlah serbuk tablet setara yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
dengan lebih kurang 60 IJ.g levotiroksin natrium, pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 4,0% dan
dengan 2 ml eampuran pelarut metana/ P-amonium faktor ikutan tidak lebih dari 1,5.
kidroksida P (9:1) dalam tabung sentrifuga dan sentrifus Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah
selama 10 menit. (2) LaT!Itan baku yang dibuat dengan volume sama (lebih kurang 800 ~!) LaT!Itan baku dan
menimbang saksama lebih kurang 15 mg Levotiroksi11 Larutan uji ke dalam kromatograf. Likur respons
BPFI, masukkan ke dalam 100 ml eampuran pelarut puneak utama. Hitung jumlah C 15 H 1014 NNa04 , yang
yang sama seperti pada LaT!Itan uji. Eneerkan 10,0 ml terlarut.
larutan dengan eampuran pelarut yang sama hingga Toleransi Dalam waktu 80 menit harus larut tidak
50,0 ml, pada jarak yang sama, 2,5 em dari tepi kurang dari 55% (Q) C 15 H 1of 4 NNa04, dari jumlah yang
lempeng kromatografi selulosa 0,1 mm. Masukkan tertera pada etiket.
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dijenuhkan selama 1 jam dengan fase gerak yang Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dibuat dengan meneampur ami! alkohol tersier P-air-
amonium hidroksida P (5:4:1), koeok, biarkan, gunakan Halida larut Tidak lebih dari 7,1 %; lakukan peneta-
bagian atas sebagai fase gerak. Biarkan fase gerak pan sebagai berikut: Timbang saksama sejumlah
merambat 10 em dari garis penotolan. Angkat serbuk halus tablet setara dengan lebih kurang 2,5 mg
lempeng, keringkan di udara, semprot dengan levotiroksin natriuqt anhidrat, masukkan dalam
penampakan bereak yang dibuat sebagai berikut: tabung reaksi besar, tambahkan 1 g arang aktif P bebas
Tambahkan 65 ml asam klorida 2 N"ke dalam 50 ml klorida dan 25 ml air. Tutup tabung, panaskan pada
larutan natrium arsenit P (1 dalam 10) dalam natrium suhu lebih kurang 40° dan koeok selama 5 menit.
hidroksida 1 N, sambil diaduk. Campur 1 bagian Tambahkan 3 tetes larutan asam nitrat P (2 dalam 5),
volume larutan ini dengan 5 bagian volume larutan saring. Tambahkan 8 tetes perak nitrat LP ke dalam
besi(lll.l k/orida P (27 dalam 1000) dalam asam k/ori- filtrat: terbentuk kekeruhan yang tidak lebih dari
da 2 N dan dengan 5 bagian volume larutan kalium blangko yang mengandung 0,25 ml asam klori-
heksasianoferat(lll) P (35 dalam 1000) yang dibuat segar. da 0,020 N.
Harga R1 bereak biru Larutan uji (1) sesuai dengan yang
diperoleh dari LaTlltan baku (2). Liotironin natrium Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
Kromatografi cair kinerja tinggi sep~rti yang tertera pada
Disolusi <1231> {Catalan Semua wadah yang berhu- Kromatografi <931>. ·
bungan langsung dengan larutan yang mengal'}dung Fase gerak, Natrium hidroksida-metanol 0,01 N, dan
levotiroksin natrium terbuat dari k.aca.] Sistem kromatografi Buat seperti yang tertera pada
Media disolusi: 500 ml dapar fosfat 0,05 MpH 7,4. Prnetapan k.adar.
Alat tipe 2: 100 rpm. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Liotiro-
Waktu: 80 menit. nin BPFI, Iarutkan dan eneerkan dengan Natrium hi-
Prosedur Tetapkan jumlah levotiroksin natrium droksida-metanol 0,01 N hingga kadar liotironin 4,0 IJ.g
yang terlarut dengan eara Kromatografi cair kinerja per ml sebagai garam natrium.
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931> . Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk
Natrium hidroksida-metanol 0,01 N Tambahkan 1 ml tablet setara dengan lebih kurang 2 mg levotiroksin
natrium hidroksida 10 N ke dalam 750 ml metanol P cii natrium, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml,
dalam labu tentukur 1000-ml, eneerkan dengan air tambahkan Natrium hidroksida-metanol 0,01 N sampai
sampai tanda. tanda, koeok, saring. Gunakan filtrat yang jernih
Fase gerak Buat eampuran metanol P-asam fosfat P sebagai Larutan uji.
Fl IV Monografi I Lidocaini Hydrochloridum 497

l.Arutan kesesuaian sistem Campur sejumlah volume dihitung terl.adap zat anhidrat.
sama l.Arutan ba~u dan l.Arutan IHlku yang dibuat untuk
Penetapan kadar. Lakukan kromatogrllfi terhadap Pemerian Serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa
campuran ini, rekam respons puncak seperti yang ter- sedikit pahit.
tera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak liotiro-
nin dan levotiroksin tidak kurang dari 4,0. Kelarutan Sangat mudah larut dalam air dan dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah etanol; larut dalam kloroform; tidak larut dalam eter.
volume sama (lebih kurang 40 J1l) l.Arutan baku dan
l.Arutan uji ke dalam kromatograt, rekam kromato- Baku peinbanding Lidokain BPFI; lakukan penge-
gram, ukur respcns puncak liotironin: respons puncak ringan dalam hampa udara di atas silika gel P selama
Larutan uji tidak lebih besar dari respons puncak 24 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
l.Arutan baku. tertutup rapat.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara ldentifikasi


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada A. Larutkan lebih kurang 300 mg dalam 5 ml
Kromatografi <931>. sampai 10 ml air di dalam corong pisah, tambahkan
Fase gerak, Natrium hidroksida-metanol 0,01 N, 4 ml amonium hidroksida 6 N, ekstraksi 4 kali, tiap kali
Larutan baht dan Sistem kromatografi Buat seperti dengan 15 ml kloroform P. Kumpulkan ekstrak kloro-
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Levotiroksin form, uapkan dengan aliran udara hangat dan kering-
Natrium. kan residu dalam hampa udara di atas silika gel P
l.Arutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang selama 24 jam; spektrum serapan inframerah hablur
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk yang diperoleh dan didispersikan dalam kalium bromi-
tablet setara dengan lebih kurang 400 Jlg levotiroksin da P menunjukkan maksimum hanya pada panjang
natrium, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, gelombang yang sama seperti pada Lidokain BPFI.
tambahkan lebih kurang 50 ml Natrium hidroksida- B. Larutkan lebih kurang 100 mg hablur yang
metanol 0,01 N dan kocok dalam tangas ultrasonik didapat dari Identifikasi A dalam 1 ml etanol P,
selama 1 menit. Kocok campuran selama 5 menit, tambahkan 10 tetes kobalt(II) klorida LP, kocok selama
encerkan dengan Natrium hidroksida-metanol 0,01 N lebih kurang 2 menit: terjadi warna hijau terang dan
sainpai tanda, saring. terbentuk endapan halus.
Prosedur Lakukan Prosedur seperti yang tertera C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C
pada Penetapan kadar dalam Levotiroksin Natrium. seperti yang tertera pada Uji Identijikasi Umum <291>.
Hitung jumlah dalam mg, c15HIOICNNa04, dalam
serbuk tablet yang digunakan dengan rum us: Jarak lebur <1021> Antara 74° dan 79°; lakukan
pengeringan sebelum digunakan.
798,86 ru
( )(0,1 C)(-)
Air <1031> Metode I Antara S,O"'o dan 7,0"/o.
776,87 r5
798,86 dan 776,87 berturut-turut adalah bobot molekul Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1"/o.
levotiroksin natrium dan levotiroksin; C adalah kadar
Levotiroksin BPFI dalam Jlg per ml l.Arutan baku; ru dan Sulfat Larutkan lebih kurang 200 mg dalam 20 ml air,
r 5 berturut-turut adalah respons puncak l.Arutan uji tambahkan ~ ml asam klorida 3 N, campur dan bagi
dan l.Arutan baku. menjadi 2 bagian. Pada bagian pertama tambahkan
1 ml barium klorida LP: larutan yang diperoleh tidak
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup lebih keruh dari bagian kedua.
rapat, tidak tembus cahaya.
Logam be rat <371 > Metode I Tidak lebih dari 20 bpj.

LIDOCAINI HYDROCHLORIDUM Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Lidokain Hidroklorida Krouwtografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Lignokain Hidroklorida Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran asam asetat glasial P-air
(50:930), atur pH hingga 3,40 dengan natrium hidroksi-
2-(Dietilamino)-2 ',6' -asetoksilidida da 1 N. Campur lebih kurang 4 bagian volume larutan
monohidroklorida monohidrat [6108-05-0] dengan 1 bagian volume asetonitril P, hingga waktu
C 14H 22Np.HCI.Hz0 BM288,82 retensi lidokain lebih kurang 4 menit sampai 6 menit.
C 14H 22Np.HCI (73-78-9] BM270,80 Sating dengan penyaring membran (dengan porositas
1 Jlm atau lebih kecil) dan awaudarakan. Jika perlu
Lidokain Hidroklorida mengandung tidak kurang lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
dari 97,5% dan tidak lebih dari 102,5% C 14H 22N 20.HC1, yang tertera pada Kromatografi <931>.
498 Lidocaini Hydrochloridi Injectio I Monografi FIIV

l.Arutan baku Timbang saksama lebih kurang 85 mg Baku pembanding Lidokain BPFI; lakukan penge-
Lidokain BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur ringan dalam hampa udara di atas silika gel P selama
50-ml. Larutkan dalam 0,5 ml asam klorida 1 N, jika 24 jam sebelum digunakan. Endotoksin BPFI.
perlu hangatkan, encerkan dengan Fase gerak sampai
tanda. ldentifikasi Masukkan ke dalam corong pisah sejum-
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg, lah larutan injeksi setara dengan lebih kurang 300 mg
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan lidokain hidroklorida, ekstraksi 4 kali, tiap kali
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. dengan 15 ml kloroform P, huang lapisan kloroform.
l.Arutan resolusi Timbang sejumlah metilparabcn, Tambahkan 2 ml natrium hidroksida 2 N pada lapisan
larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang air dalam corong pisah, ekstraksi 4 kali, tiap kali
220 f..l.g per mi. Campur 2 ml larutan ini dengan 20 ml dengan 15 ml kloroform P. Kumpulkan ekstrak kloro-
l.Arutan baku. form, uapkan dengan aliran udara hangat hingga
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera kering. Larutkan hablur yang terbentuk dalam lzeksa-
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja na P, uapkan dengan aliran udara hangat, keringkan
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom residu dalam hampa udara di atas silika gel P selama
3,9 mm X 30 em berisi bahan pengisi Ll. Lakukan 24 j<~m; spektrum serapan inframerah residu yang
penetapan pada suhu antara 20° dan 25° dan perta- diperoleh dan didispersikan dalam kalium bromida P
hankan lebih kurang 1,0° pada suhu yang dipilih. Laju menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
aliran lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kroma- bang yang sama seperti pada Lidokain BPFI.
tografi terhadap Larutan baku, rekam respons puncak
seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 1,1 unit
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. Endotoksin FI per mg lidokain hidroklorida.
Lakukan kromatografi terhadap lebih kurang 20 f..l.l
Larutan resolusi, rekam respons puncak seperti yang pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0.
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak lido-
kain dan puncak metilparaben tidak kurang dari 3,0. Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah yang tertera pada Injeksi volume kecil.
volume sama (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan uji dan
Larutan baku ke dalam kromatograf, ukur respons Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, pada Injectiones.
C141\2N 20.HC1 dengan rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang
270,80 ru tertera pada Penetapan kadar lidoktzin hidroklorida dalam
( ) (50 C) ( - ) lnjeksi Lidokain dan Epinefrin.
234,34 r5
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
270,80 dan 234,34 berturut-turut adalah bobot molekul tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.
lidokain hidroklorida dan lidokain; C adalah kadar Injeksi dapat dikemas dalam wadah dosis ganda
Lidoktzin BPFI dalam mg per mll.Arutan baku; 'u dan r5 50 mi.
berturut-turut adalah respons puncak Larutan 11ji dan
Larutan baku. Penandaan Injeksi dengan kadar tertentu yang tidak
dimaksudkan untuk injeksi langsung ke dalam jaring-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup an, pada penandaan harus tertera bahwa injeksi harus
baik. diencerkan lebih dulu sebelum digunakan.

LIDOCAINI HYDROCHLORIDI LIDOCAINI HYDROCHLORIDI


INJECTIO SOLUTIO ·ORALE TOPICALIS
lnJeksi Lidokain Hidroklorida Larutan Oral-Topikal Lidokain
lnJeksi Lignokain Hidroklorida Hidroklorida
Larutan Oral-Topikal Lignokain
Hidroklorida
lnjeksi Lidokain Hidroklorida adalah larutan steril
Lidokain Hidroklorida dalam Air untuk lnjeksi atau
larutan steril yang dibuat dari Lidokain dengan Larutan Oral-Topikal Lidokain · Hidroklorid.a
penambahan asam klorida P dalam Air untuk Injeksi. mengandung Lidokain Hidroklorida, C 14HnN20.HCl,
Mengandung Udokain Hidroklorida, c;4HnN20.HCl, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0%
tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Mengandung
dari jumlah yang tertera pada ~tiket. aroma yang sesuai, dan atau zat pemanis.
FIIV Monografi I Lidocaini et Epinephrini Injectio 499

Baku pembanding Lidokain BPFI; .lakukan penge- dengan penambahan asam klorida P dalam Air untuk
ringan dalam hampa udara di atas silika gel P selama lnjeksi atau dari Lidokain dan Epinefrin dengan
24jam. penambahan asam klorida P dalam Air untuk lnjeksi
atau dari Lidokain Hidroklorida dan Epinefrin Bi-
ldentifikasi Masukkan sejumlah volume larutan tartrat dalam Air ttntuk Injeksi. Kadar Epinefrin tidak
setara dengan lebih kurang 300 mg lidokain hi- lebih dari 0,002%. Mengandung Lidokain Hidroklori-
droklorida ke dalam corong pisah. Ekstraksi 4 kali, da, C 14 H 22 Np.HCI, tidak kurang dari 95,0% dan tidak
tiap kali dengan 15 ml klorofonn P, huang lapisan lebih dari 105,0% dan Epinefrin, C 9 H 13 N0 3 tidak
kloroform. Tambahkan 2 ml natrium hidroksida 2 N ke kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari
dalam lapisan air dalam corong pisah. Ekstraksi 4 kali, jumlah yang tertera pada etiket.
tiap kali dengan 15 ml kloroform P. Kumpulkan ekstrak
kloroform, uapkan dengan aliran udara hangat hingga Baku pembanding Lidokain BPFI; lakukan penge-
kering. Larutkan hablur yang terbentuk dalam heksa- ringan dalam hampa udara di atas silika gel P selama
na P, uapkan dengan aliran udara hangat. Keringkan 24 jam sebelum digunakan. Epinefrin bitartrat BPFI;
residu dalam hampa udara di atas silika gel P selama lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas
24 jam. Spektrum serapan inframerah residu yang silika gel P selama 3 jam sebelum digunakan. Endotok-
diperoleh dan didispersikan dalam kalium bromida P sin BPFI.
menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Lidokain BPFI. Kejemihan dan wama larutan
Larutan uji Gunakan injeksi sebagai Larutan ttji.
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0. Larttlan baku Masukkan 2,0 ml i(!dum 0,100 N LV ke
dalam labu tentukur 500-ml, encerkan dengan air
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara sampai tanda.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Prosedz~r Periksa secara visual injeksi (Larutan ttji),
Kromatografi <931>. dalam tabung kaca jernih yang sesuai dengan latar
Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi Buat seper- belakang putih: tidak terjadi warna merah muda dan
ti yang tertera pada Penetapan kadar Iidokain hidro- tidak terbentuk endapan. Jika terjadi warna kuning
klorida dalam Injeksi Lidokain dan Epinefrin. pada Larutan uji, ukur serapan Larutan uji dan Larutan
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume Ia- baku pada panjang gelombang 460 nm: serapan Larrttan
rutan setara dengan lebih kurang 100 mg lidokain uji tidak melebihi serapan Larutan baku.
hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur
.50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,7 unit
Prosedttr Lakukan menurut Prosedur seperti yang Endotoksin FI per mg lidokain hidroklorida.
tertera pada Penetapan kadar lidokain hidroklorida dalam
lnjeksi Lidokain dan Epinefrin. Hitung jumlah dalam mg, pH <1071> Antara 3,3 dan 5,5.
C 14 H 22 N 20.HCI, dalam tiap ml larutan oral topikal
yang digunakan dengan rumus: Syarat lain Memenuhi ldentifikasi seperti yang tertera
pada Injeksi Lidokain Hidroklorida. Memenuhi syarat
270,80 C 'u seperti yang tertera pada Injectiones.
( )(50)(-) ( - )
234,34 V r5 Penetapan kadar lidokain hidroklorida Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
270,80 dan 234,34 berturut-turut adalah bobot molekul seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
lidokain hidroklorida dan lidokain; C adalah kadar Fase gerak Buat campuran asam asetat glasial P-air
Lidokain BPFI dalam mg per ml Larutan baku; ru dan r5 (50:930), atur pH hingga 3,40 denga:n natrium hidrok-
berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan sida 1 N. Campur lebih kurang 4 bagian volume
Larutan baku; V adalah volume larutan oral topikal larutan dengan 1 bagian volume asetonitril P, hingga
yang digunakan dalam mi. waktu retensi lidokain lebih kurang 4 menit sampai
6 menit. Saring dengan penyaring membran (dengan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup porositas 1 J.U1l atau lebih kecil) dan awaudarakan. Jika
rapat. perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Tunbang saksama lebih kurang 85 mg
LI_DOCAINI ET EPINEPHRINI INJECTIO Lidokain BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
Injeksi Lidokain dan Epinefrin 50-ml. Larutkan dalam 0,5 ml asam klorida 1 N jika
perlu hangatkan dan encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda.
lnjeksi Lidokain dan Epinefrin adalah larutan steril Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
yang dibuat dari Lidokain Hidroklorida dan Epinefrin setara dengan lebih kurang 100 mg lidokain hi-
500 Lincomycini Hydrochloridum I Monografi FI IV

droklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. pada Kromatogarfi <931>. Kromatograf cair kinerja
Lnrutan resolusi Timbang sejumlah metilparaben, tinggi dilengkapi dengan kolom 3,9 mm x 30 em berisi
larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang bahan pengisi L1, detektor elektrokimia dengan te-
220 J.Lg per mi. Campur 2 ml larutan ini dengan 20 ml gangan +650 m V, pengatur arus Ia tar belakang dan
Larutan baku. pencatat yang sesuai. Lakukan penetapan pada suhu
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera antara 20° dan 25° dan pertahankan lebih kurang 1,0°
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja pada suhu yang dipilih. Laju aliran lebih kurang 1 ml
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Lakukan baku seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan
penetapan pada suhu antara 20° dan 25° dan perta- baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
hankan lebih kurang 1° pad a suhu yang dipilih. Laju 1,5%.
aliran lebih kurang (5 ml per menit. Lakukan kroma- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
tografi terhadap Lamtan baku, rekam respons puncak volume sama (lebih kurang 20 J.Li) Larutan uji dan
seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku Larutan baku ke dalam kromatograf dan ukur respons
relatif pada penyuntikan ulang tidak Iebih dari 1,5%. puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C9 H 13 N03,
Lakukan kromatografi terhadap lebih kurang 20 J.Ll dalam tiap ml injeksi yang digunakan, dengan rum us:
Larutan resolusi, rekam respons puncak seperti yang
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak lido- 183,21 C r 11
kain dan puncak metilparaben tidak kurang dari 3,0. ---,)(50) ( - ) ( - )
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 333,29 V r5
volume sama (lebih kurang 20 J.Li) Larutan uji dan
Larutan baku ke dalam kromatograf, ukur respons 183,21 dan 333,29 berturut-turut adalah bobot molekul
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, epinefrin dan epinefrin bitartrat; C adalah kadar
C 14 H 22N 20.HCI, dalam tiap ml injeksi yang digunakan, Epinefrin Bitartrat BPFI dalam 11g per ml Larutan baku;
dengan rumus: V adalah volume injeksi yang digunakan dalam ml; r 11
dan r5 berturut-turut adalah respons puncak Larutan
270,80 C r 11 uji dan Larutan baku.
( )(50) ( - ) ( - )
234,34 V r5 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, tidak
270,80 dan 234,34 berturut-turut adalah bobot molekul tembus cahaya. .
lidokain hidroklorida dan lidokain; C adalah kadar
Lidokain BPFI dalam mg per ml Larutan baku; V adalah Penandaan Penandaan menunjukkan bahwa lnjeksi
volume injeksi yang digunakan dalam ml; r 11 dan r 5 tidak boleh digunakan jika berwarna merah muda
berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan atau lebih gelap dari kuning pucat atau jika terbentuk
Larutan baku. end a pan.

Penetapan kadar Epinefrin Lakukan penetapan


dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti LINCOMYCINI HYDROCHLORIDUM
yang tertera pada Kromatografi <931>. Linkomisin Hidroklorida
Fa~e gerak Buat campuran asam asetat glasial P-air
(50:930), atur pH hingga 3,40 dengan natrium hidrok-
sida 1 N. Larutkan 1,1 g natrium 1-heptanasul.fonat P ke
dalam larutan ini dan tambahkan 1,0 ml dinatrium
edetat 0,1 M. Campur lebih kurang 9 bagian volume
larutan ini dengan 1 bagian volume metanol P. hingga
waktu retensi epinefrin lebih kurang 4 menit sampai
6 menit. Saring dengan penyaring membran (dengan
porositas 1 J.Ull a tau lebih kecil) dan awaudarakan. Metil 6,8-dideoksi-6-(1-metil-trans-4-propil-L-2-
Larutan baku Timbang saksama sejwnlah Epinefrin pirolidinakarboksamido)-1-tio-D-eritro-a-
Bitartrat BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar D-galakto-oktopiranosida monohidroklorida
lebih kurang 9 J.Lg per mi. Pipet 10 mllarutan ini ke monohidrat [7179-49-9]
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak C 1 ~N20J).HCI.Hp BM 461,01
sampai tanda. Anhidrat [859-18-7] BM443,00
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
setara dengan Iebih kurang 50 11g epinefrin, masukkan Linkomisin Hidroklorida ·mempunyai potensi setara
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase dengan tidak kurang dari 790 flg per mg, linkomisin,
guak sim.pai-tanda. · cu~NpJ).
FIIV Monografi I Lincomydni Hy~rochloridi Capsulae 501

Pemerian Serbuk hablur, warna putih atau praktis mekanik selama 5 menit, dan jika perlu lakukan
putih; tidak berbau a tau berbau lemah; stabil terhadap sonikasi.
pengaruh udara dan cahaya. Larutan bersifat asam Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
dan memutar bidang polarisasi ke kanan. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam dimetil 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll dengan ukuran
formamida; sangat sukar larut dalam aseton. 5 Jlm. Pertahankan suhu pada 46°. Laju aliran lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi ter-
Baku pembanding Linkomisin Hidroklorida BPFI; tidak hadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Endotok- yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih
sin BPFI. dari 1,3; efisiensi kolom tidak kurang dari 4000
lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan Prosedur {Catalan. Gunakan luas puncak ]ika
maksimum hanya pada panjang gelombang yang dznyatakan respons puncak.J Suntikkan secara terpisah
sama seperti pada Linkamisin Hidroklorida BPFI. sejumlah volume sama (lebih kurang 2 J.ll) Lart~tan baku
dan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Rotasi jenis <1081> Antara +135° dan +150°, dihitung puncak utama. Waktu retensi relatif linkomisin B dan
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan mengguna- linkomisin lebih kurang 0,5 dan 1,0. Hitung jumlah
kan larutan yang mengandung 20 mg per ml. linkomisin dalam J.!g per ml, C 18 H 34 N 2 0 6S, dari
linkomisin hidroklorida yang digunakan dengan
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. rum us:

pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5; lakukan penetapan CP ru


menggunakan larutan (1 dalam 10). 10 ( - ) ( - )
W 's
Air <1031> Metode I Antara 3,0% dan 6,0%.
C adalah kadar Linkomisin BPFI dalam mg per ml
Linkomisin 8 Gunakan kromatogram yang diperoleh Larutan baku; P adalah potensi linkomisin dalam J.lg per
dari Larutan uji dalam Penetapan kadar; luas puncak mg Linkomisin Hidroklorida BPFI; W adalah bobot
linkomisin B tidak lebih dari 5,0% dari total luas daiam mg hnkomisin hidroklorida dalam Larutan baku;
puncak linkomisin B dan linkomisin. r u dan r s berturut-turut adalah respons puncak
linkomisin dalam Larutan ttji dan Larutan baku.
Syarat lain Memenuhi syarat zat hipotensif bila
digunakan untuk pembuatan larutan Injeksi Linkomisin Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Hidroklorida; lakukan penetapan Uji Daya Hipoten- rapat.
sif <191>, menggunakan dosis uji 1,0 ml per kg Ia-
rutan yang mengandung linkomisin (C 18 H 34 N 20 6 S)
3,0 mg per ml dalam larutan natrium klorida P 0,9%. LINCOMYCIN! HYDROCHLORIDI
CAPSULAE
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,5 unit Kapsul Linkomisin Hidroklorida
Endotoksin Fl per mg linkomisin.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kapsul Linkomisin Hidroklorida mengandung sejum-
Kromatogra.fi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada lah, C 18 H 34 N 20 6S.HCl.H 20, setara tidak kurang dari
Kromatogra.fi <931>. 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% Linkomisin,
Fase gerak Tambahkan 13,5 ml asam fosfat P ke C 18 H 34 N 20 6S, dari jumlah yang terter<:. pada etiket.
dalam 1000 ml air dan atur pH hingga 6,0 dengan
penambahan amonium hidroksida P. Buat Fase gerak Baku pembanding Linkomisin Hidroklorida BPFI; tidak
campuran larutan ini - asetonitril P - metana/ P boleh dikeringkan sebelum digunakan.
(780:150:150), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti Disolusi <1231>
yang tertera pada Kromatografi <931>. Media disolusi: 500 ml air.
Larutan baku Tunbang saksama.sejumlah Linkomisin Alat tipe 1: 100 rpm.
Hidroklorida BPFI, encerkan dengan Fase gerak hingga Waktu: 45 menit.
diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 1,2 mg Prosedur Saring lebih kurang 20 ml larutan uji.
per ml, jika perlu lakukan sonikasi. Masukkan lebih kurang 5 ml filtrat ke dalam tabung
Larutan uji Timbang saksamalebih kurang 12 mg, reaksi kecil, tambahkan 250 Jll larutan baku internal
tambahkan 10,0 ml Fase gerak, kocok dengan pengocok natrium sulfat 0,01 M. Uapkan hingga kering menggu-
502 Lincomycini Hydrochloridi lnjectio I Monografi FIIV

nakan sentrifuga hampa udara. Tambahkan 10,0 JLI air, Linkomisin Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi,
kocok menggunakan pengocok vorteks sampai larut. mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Masukkan larutan ke dalam pipa kapiler, tempatkan dari 120,0% setara dengan linkomisin, C 18 H 34 N 20 6S,
pada spektrofotometer Raman. Buat spektrum Raman dari jumlah yang tertera pada etiket, dan mengan-
pada kondisi alat yang sesuai seperti yang tertera pada dung benzil alkohol sebagai pengawet.
Spektrofotometer dan Hamburan Calulya <1191>. Hitung
intensitas Raman, lakukan koreksi garis dasar antara
660 cm· 1 dan 720 cm· 1• Bagi hasil ini de·ngan Pemerian Larutan jernih, tidak berwarna hingga agak
perhitungan intensitas antara 966 cm· 1 dan 994 cm· 1. kuning; agak berbau.
Hitung jumlah C 18 H 34 N 20 6S, yang terlarut
dibandingkan dengan larutan baku Linkomisin Baku pembanding Linkomisin Hidroklorida BPFI; tidak
Hidroklorida BPFI dalam air dengan kadar tertentu. boleh dikeringkan sebelum digunakan. Endotok-
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak sin BPFI.
kurang dari 75% (Q) C 18 H 34 N 206S, dari jumlah yang
tertera pada etiket. pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih
dari 0,5 unit Endotoksin FI per mg linkomisin.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 7,0%.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetap-
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara im dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada membran.
Kromatografi <931 >.
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
Buat seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam yang tertera pada Injeksi volume kecil.
Linkomisin Hidroklorida.
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
10 kapsul, keluarkan isi semua kapsul dan campur, lnjectiones.
bersihkan dan timbang saksama cangkang kapsul,
hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
sejumlah serbuk setara dengan Jebih kurang 10 mg Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
linkomisin, masukkan ke dalam wadah yang sesuai. Kromalografi <931>.
Tambahkan 10,0 ml Fase gerak dan kocok dengan Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
pengocok mekanik selama 15 menit. Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
Prosed1tr Lakukan seperti yang tertera pada dalam Linkomisin Hidroklorida.
Penetapan kadar dalam Linkomisin Hidroklorida. Hitung l.Arutan uji Masukkan saksama sejumlah volume
jumlah Linkomisin, C 18 H 34 N 20 6S, dalam mg dari isi Injeksi Linkomisin Hidroklorida, setara lebih kurang
kapsul yang digunakan dengan rumus: 600 mg linkomisin, ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Masukkan
CP 'u 2,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 25-ml,
(--)(-) encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
100 r5 Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Linkomisin Hidroklorida. Hitung
C adalah kadar Linkomisin BPFI dalam mg per ml jumlah linkomisin, C 18H 34N 2 0 6S, dalam mg per ml
l.Arutan baku; P adalah potensi linkomisin dalam JLg per injeksi yang digunakan dengan rumus:
mg Linkomisin Hidroklorida BPFI; r u dan r5 berturut-
turut adalah respons puncak linkomisin dalam l.Arutan CP ru
uji dan Larutan baku. 0,625 ( - ) ( - )
V 's
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rap at. V adalah volume injeksi yang digunakan dalam ml, C
adalah kadar Linkomisin Hidroklorida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; P adalah potensi linkomisin
LINCOMYCINI HYDROCHLORIDI dalam 11g per mg Linlcomisin Hidroklorida BPFI; r u dan
INJECTIO r5 ber~rut-turut adalah respons puncak linkomisin
lnJeksi Linkomisin Hidroklorida dalam Larutan uji dan Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis


lf\jeksi Linkomisin Hidroklorida adalah larutan steril tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca 1ipe I.
FIIV Monografi I Loperamidi Hydrochloridum 503

UNDANUM LOPERAMIDI HYDROCHLORIDU~


Lindan Loperamida Hidroklorida

0-ac,-~~·"·'· ·~
1;1
C10',.C1
c( : C1
0
4-(p-Klorofeni/J-4-hidroksi-N,N-dimeti/-a,a-difenil-
(1a,2a,3f3,4a,Sa,6f3)-Heksak/orosikloheksana [58-89-9] 1-piperidina butiramida monohidroklorida (34SS2-83-S]
C6H 6Cl6 BM 290,83 C 29 H 3F1Npz-HCI BM S13,S1

Lindan adalah isomer gamma dari heksaklorosiklo- Loperamida Hidroklorida mengandung tidak kurang
heksana, mengandung tidak kurang dari 99,0% dan dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C29 H33CIN 20 2 •
tidak iebih dari 100,5% C6 H6Cl 6 . HCI, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian Serbuk hablur, putih; berbau agak apek. Pemerian Serbuk putih sampai agak kuning; melebur
pada suhu Iebih kurang 22S disertai peruraian.
0

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut


dalam kloroform; larut dalam etanol mutlak; agak Kelarutan Mudah larut dalam metanol, dalam iso-
sukar Iarut dalam eter; snkar larut dalam etilen glikol. propil alkohol dan dalam kloroform; sukar larut dalam
air dan dalam asam encer.
Baku pembanding Lindan BPFJ; tidak boleh dikering-
kan, simpan dalam wadah tertutup rapat. Baku pembanding Loperamida Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang 80° selama 4 jam sebelum digunakan.
telah didispersikan dalam kalium bromida P, menun-
jukkan maksimum hanya pada panjang gelombang Identifikasi .
yang sama seperti pada Lindan BPFI. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Suhu beku <ll01> Tidak kurang dari ll2,0°. menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge-
lombang yang sama seperti pada Loperamida Hidro-
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%. klorida BPFI.
B. Timbang saksama lebih kurang 1_0 mg zat,
Ion klorida Masukkan iebih kurang 100 mg zat ke masukkan ke dalam Iabu tentukur 100-ml, larutkan
dalam tabung reaksi berisi 10 ml air, kocok baik-baik, dalam lebih kurang SO ml isopropil alkohol P, tambah-
dan sarir..g. Pada filtrat tambahkan 1 ml asam nitrat P kan 10 ml asatti klorida 0,1 N, encerkan dengan isopropil
dan 3 ml perak nitrat LP: tidak terjadi kekeruhan. alkohol P sampai tanda, campur. Spektrum serapan ul-
traviolet larutan ini pada panjang gelombang antara
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2SO nm dan 300 nm, menunjukkan maksimum dan
400 mg, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer ber- minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
sumbat kaca 250 ml, tambahkan 20 ml etanol P, pada Loperamida Hidroklorida BPFI.
hangatkan di atas tangas uap hingga larut sempurna.
Dinginkan, tambahkan 20 mllarutan kalium hidroksi- Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari O,S%;
da P dalam etanol P (1 dalam 20), goyang perlahan- · lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
lahan, biarkan selama 10 menit. Encerkan dengan air 80° selama 4 jam.
hingga lebih kurang 100 ml, netralkan dengan asam
nitrat 2 N, dan tambahkan S ml berlebih. Pipet SO ml Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
perak nitrilt 0,1 N LV ke dalam larutan, tambahkan S ml
nitrobenzena P dan kocok kuat-kuat. Tambahkan Kandungan klorida Antara 13,52% dan 14,20%.
besi(lll) amonium sulfat LP, titrasi kelebihan perak nitr.at Timbang saksama lebih kurang 13 mg zat, lakukan
dengan amonium tiosianat 0,1 N LV. Lakukan pene- penetapan seperti yang tertera pada Pembakaran dengan
tapan blangko, Labu Oksigen <501>, menggunakan campuran 10 ml
natrium hidroksida 0,02 N dan 2 tetes hidrogen peroksi-
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan da P 30% sebagai larutan penyerap. Jika pembakaran
9,694 mg Clf6 Cl6 telah sempurna dan gas hasil pembakaran telah terse-
rap, cuci tutup, tempat contoh dan dinding bagian
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dalam labu dengan SO ml isopropil alkohol P, Tambah-
Mik. . kan 4 ml asam nitrat 0,1 N dan titrasi dengan raksa(Il)
504 Lorazepamum I Monografi FI IV

nitrat 0,01 N LV menggunakan indikator difenilkarba- Lorazepam mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
zon LP. tidak lebih dari 102,0% C 15 H 10Cl 2N 20 2 , dihitung terha-
dap zat yang telah dikeringkan.
1 ml raksa (II) nitrat 0,01 N setara dengan
0,3545 mg klor Pemerian Serbuk putih atau praktis putih; praktis
tidak berbau.
Logam berat <371 > Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Kelarutan Tidak larut dalam ai<; agak sukar larut
Kemumian kromatografi dc.lam etanol; sukar larut dalam kloroform.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
larutkan dalam kloroform P hingga kadar 10 mg per mi. Baku pembanding Lorazepam BPF/;lakukan penge-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loperami- ringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama
da Hidroklorida BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga 3 jam sebelum digunakan. 7-K/oro-5-(o-klorofenil)-1,3-
kadar 10 mg per ml. d ihid ro-3-ase toks i-2 H -1 ,4-benzod ia zepin -2 -on BP FI;
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Kroma- simpan dalam wadah tidak tembus cahaya dan ter-
tografi <931>. Totolkan secara terpisah masing-masing tutup rapat, tidak boleh dikeringkan sebelum diguna-
10 J.il Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kan. 2-Amino-2',5-diklorobenzofcnon BPFI; simpan
kromatrografi silika gel setebal 0,25 mm. Biarkan dalam wadah tidak tembus cahaya dan tertutup rapat,
hingga bercak kering. Masukkan lempeng ke dalam tidak boleh dikeringkan sebelum diguhakan.
bejana kromatografi yang berisi fase gerak campuran
kloroform P- metanol P- asam format P (85:10:5) hingga ldentifikasi
merambat tiga per empat tinggi lempeng. Angkat A. Spektrum ser<~pan inframerah zat yang telah
lempeng, beri tanda batas fase gerak, dan biarkan fase dikeringkan dalam hampa udara pada suhu 105° se-
gerak menguap di udara. Uapi lempeng dengan uap lama 3 jam dan didispersikan dalam kalium bromida P,
iodum. Harga R1 warna dan intensitas bercak Larutan menunjukkan maksimum hanya pada panjang
uji sesuai dengan bercak Larutan baku, dan tidak terda- gelombang yang sama seperti pada Lorazepam BPFI.
pat bercak lain. B. Harga R1 bercak utama kromatogram Larttlan
uji sesuai dengan Larutan identifikasi yang diperoleh
Penetapan kadar dari uji A seperti yang tertera pada Senyawa sejenis.
Asam asetat netral Larutkan 10 mg a-naftolben-
zeina P dalam 100 ml asam asetat glasial P, dan titrasi Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga terjadi wama lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
hijau, volume titran dapat diabaikan. 105° selama 3 jam.
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 375 mg,
larutkan dalam 25 ml Asam asetat netral dan tambah- Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.
kan 10 ml larutan raksa(ll) asetat P (dibuat dengan
... melarutkan -:. g raksa(Il) asetat P dalam 33 ml Asam Logam berat <317> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj .
asetat netral). fitrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV
hingga terjadi warna hijau yang sama seperti warna Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
Asam asetat netral. seperti yang tertera pada KroTTUltografi <931>.
A. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan larutkan dalam kloroform P hingga kadar lebih kurang
51,35 mg C2/ { 33 C1Np 2.HCl 2 mg per ml.
Larutan identifikasi Timbang saksama sejumlah
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Lorazepam BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga
baik. kadar 2 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 7-
Kloro-5-( o-klorofenil)-1,3-dihidro-3-asetoksi-2H-1,4 benzo-
LORAZEPAMUM diazepin-2-on BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga
Lorazepam kadar 20 J.Lg per ml.
Enceran larutan baku A dan B Encerkan sejumlah
volume Larutan baku dengan kloroform P hingga kadar
masing-masing 10 J.Lg dan 4 J.Lg per ml.
Prosedur Tidak lebih dari 30 menit setelah
pembuatan, totolkan secara terpisah masing-masing
50 J.Ll Larutan uji, l.Arutan identifikasi, l.Arutan baku,
7-Kloro-5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-3- Enceran larutan baku A dan Enceran larutan baku B pada
hidroksi-2H-1,4-benzodiazepin-2-on (846-49-1) lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm yang
C 15 H 10 C~Np 2 BM 321,16 sebelumnya telah dicuci dengan campuran kloroform P-
FI IV Monografi I Lorazepami Compressi 505

etil asetat P-metanol P (2:1:1) dan biarkan kering. Biar- LORAZEPAMI COMPRESSI
kan bereak kering dan masukkan lempeng ke dalam Tablet Lorazeparn
bejana kromatografi yang dijenuhkan dengan fase
gerak eampuran kloroform P-dioksan P-asam asetat
glasial P (91:5:4), biarkan fase gerak merambat 2 em Tablet Lorazepam mengandung Lorazepam,
sampai 3 em dari batas atas lempeng. Angkat lempeng, C 15 H 10CI 2 N 20 2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
tandai batas fase gerak dan biarkan mengering selama lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
30 menit. Amati lempeng di bawah eahaya ultraviolet etiket.
254 nm. Bandingkan intensitas tiap bereak lain selain
bereak utama yang diperoleh dari Larutan uji dengan Baku pembanding Lorazepam BPFI; lakukan penge-
bereak utama yang diperoleh dari Larutan baku dan ringan 'Cialam hampa udara pada suhu 105°selama
Enceran larutan baku A dan B: jumlah intensitas semua 3 jam sebelum digunakan. 2-Amino-2 ',5-diklorobenzofe-
bereak lain selain bereak utama yang diperoleh dari non BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat,
Larutan 11ji tidak lebih dari 1,0%. . terlindung dari eahaya; tidak boleh dikeringkan
B.. Lar11tan uji Tim bang saksama leb.ih kurang sebelum digunakan. 6-Kloro-4-(o-klorofeni/J-2-kuinazoli-
50 mg zat, masukkan ke dalam tabu Erlenmeyer nakarboksaldehida BPFI; tidak boleh dikeringkan sebe-
10 ml, tambahkan 2,5 ml aseton P, kocok. Biarkan lum digunakan. Asam 6-k/oro-4-(o-klorofenil)-2-kuinazo-
partikel tidak larut mengendap, gunakan beningan linakarboksilat BPFI, tidak boleh dikeringkan sebelum
sebagai larutan uji. digunakan. 6-Kloro-4-(o-klorofeni/)-2-kuinazolinameta-
Lar11tan bak11 Timbang saksama sejumlah 2-Ami- no/ BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
no-2',5-diklorobenzofenon BPFI, lan.tkan da!Jm aseton P
hingga kadar 10 Jlg per mi. ldentifikasi
Prosedur Totolkan seeara terpisah 50 Jll Larutan A. Waktu retensi puncak utama Larutan 11ji sesuai
uji dan 10 1-11 Larutan baku pada lempeng kromatografi dengan puncak utarria Larutan baku yang diperoleh
yang diperlakukan sama seperti yang tertera pada uji pada Penetapan kadar.
A. Biarkan bereak mengering dan masukkan ke dalam B. Timbang saksama sejumlah serbuk halus tablet
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan setara dengan lebih kurang 15 mg lorazepam, tambah-
fase gerak eampuran kloroform P-dioksan P-asam asetat kan 40 ml aseton P, aduk selama 5 menit. Saring mela-
8/asial P (91:5:4), biarkan fase gerak merambat tidak lui kertas saring dengan porositas sangat halus yang
kurang dari 10 em di atas titik penotolan. Angkat sebelumnya telah dieuci dengan aseton P. Uapkan fil-
lempeng, tandai batas fase gerak, biarkan fase gerak trat di atas tangas uap dengan aliran udara hingga
menguap, semprot tipis dengan asam sulfat 2 N. kering. Larutkan residu dalam 1 ml aseton P, tambah-
keringkan pada suhu 105° selama 15 menit dan kan 20 ml isooktana P. Panaskan larutan di atas lem-
semprot berturut-turut dengan larutan natrium nitrit P peng pemanas perlahan-lahan hingga mendidih dan
(l..dalam 1000), larutan amonium sulfamat P (1 dalam uapkan hingga volume lebih kurang 10 mi. Angkat
200) dan larutan N-(1-naftil)etilendiamina dihidroklori- larutan dari lempeng pemanas, uapkan dengan aliran
da P (1 dalam 1000), keringkan lempeng dengan aliran udara hingga kering. Keringkan residu dalam hampa
udara setiap kali setelah penyemprotan. Amati lem· udara pada suhu 60° selama 1 jam: spektrum serapan
peng di bawah cahaya tampak: bereak yang di- inframerah residu yang didispersikan dalam minyak
peroleh dari Larutan uji tidak lebih besar intensitas dan mineral P menunjukkan maksimum hanya pada pan-
ukurannya dari bereak uta rna dengan harga R1 sam a jang gelombang yang sama seperti pada Loraze-
yang diperoleh dari Larutan baku, setara dengan tidak pam BPFI.
lebih dari 0,01% 2-amino-2',5-diklorobenzofenon.
Disolusi <1231>
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Media disolusi: 500 ml air.
400 mg, larutkan dalam 50 ml N,N-dimetiiformamida P. Alat tipe 1: 100 rpm.
Titrasi dengan ietrabutil"amonium hidroksida 0,1 N LV, Waktu: 30 menit; 60 menit.
hindari terjadinya penyerapan karbon dioksida dari Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
udara. Tentukan titik akhir secara potensiometrik yang tertera pada Penetapan kadar.
menggunakan elektrode kaea dan kalomel yang Prosedur Suntikkan 50 1-11 filtrat yang diukur
mengandung larutan jenuh kalium klorida P dalam saksama ke dalam kromatograf, ukur respons puneak
metanol P seperti yang tertera pada Titrimetri <711>. utama. Hitung jumlah C 15 H 10 Cl 2 N 20 2, yang terlarut
Lakukan penetapan blangko. dengan membandingkan respons puneak Lanttan uji
dan Larutan baku Lorazepam BPFI dengan kadar
1 ml tetrabutilamonium hidroksida 0,1 N setara dengan tertentu {Catalan Volume etanol yang digtmakan untuk
32,12 mg C1/f10C1 ~p2 · melarutkan Lorazepam BPFI tidak lebih dari 10% volume
akhir Lanttan baku.]
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
rapat, tidak tembus cahaya. kurang dari 60% (Q) dan dalam waktu 60 menit harus
506 Lorazepami Compressi I Monografi FIIV

Iarut tidak kurang dari 80% (Q) C 15 H 10CI 2N 20 2, dari gel setebal 0,25 mm yang sebelumnya telah dieuci
jumlah yang tertera pada etiket. dengan eampuran kloroform P-etil asetat P-metanol P
(2:1:1) dan keringkan di udara. Masukkan lempeng ke
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. dalam bejana kromatografi berisi fase gerak eampuran
Prosedur keseragaman isi Lakukan penetapan seba- kloroform P-dioksan P-asam asetat glasial P (91:5:4),
gai berikut: biarkan fase gerak merambat 2 em sampai 3 em dari
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu ten- tepi atas lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
tukur 100-ml, tambahkan 15 ml air dan koeok hingga menguap di udara selama lebih kurang 30 menit.
tablet haneur. Tambahka!l lebih kurang 60 ml etanol P, Amati lempeng di bawah eahaya ultraviolet 254 nm.
koeok selama 15 menit. Eneerkan dengan etanol P Bandingkan intensitas bereak lain selain bereak utama
sampai tanda dan sentrifus. Jika perlu eneerkan sejum- dari Larutan uji dengan bercak utama dari Larutan baku
Jah volume beningan yang diukur saksama dengan dan Enceran larutan baku (Catatau Harga R1 dan intensitas
larutan etanol P (85 dalam 100) hingga kadar lebih bercak 6-Kloro-4-(o-klorofenil)-2-kuinazolinametanol BPFI
kurar.g 5 J.Lg lorazepam per mi. dalam Larutan baku mendekati meskipun tidak perlu terlalu
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loraze- tepat dengan salah satu dari bercak lain selain bercak utama
pam BFFI, larutkan dalam larutan etanol P (85 dalam dari Larutan uji.] Jumlah intensitas semua bereak lain
100), hingga kadar 5 f..lg per mi. selain bereak utama dari Larutan uji tidak lebih dari
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan 4,0%.
baku pada panjang gelombang serapan maksimum B. Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk
lebih kurang 230 nm terhadap blangko Jarutan halus tablet setara dengan 25,0 mg lorazepam, larut-
etancl P (85 dalam 100). Hitung jumlah dalam mg. kan ke dalam tabung sentrifuga 15 ml, tambahkan
C 1 ~H 10 Cl 2 N 2 0 2 , dalam tablet dengan rumus 2,5 ml aseton P, tutup tabung dan sentrifus. Gunakan
beningan sebagai Larutan uji.
TC Au Larutan baku Timbang sak~ama sejumlah 2-Amino-
(-)(-) 2 ',5-diklorobenzofenon BPFI, larutkan dalam aseton P
D A5 hingga kadar 100 f..lg per mi.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
T adalah jumlah Iorazepam dalam mg per tablet seper- yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan seeara
ti yang tertera pada etiket; C adalah kadar Loraze- terpisah masing-masing 50 f..ll Larutan uji dan masing-
pam BPFI dalam f..lg per ml Larutan baku; D adalah masing 5 f..ll Larutan baku pada lempeng kromatografi
kadar lorazepam dalam f..lg per ml Larutan uji, berda- silika gel setebal 0,25 mm yang sebelumnya telah
.sarkan jumlah yang tertera pada etiket dan pengeneer- dieuci dengan eampuran kloroform P-etilasetat P-meta-
an; Au dan A 5 berturut-turut adalah sera pan Larutan nol P (2:1:1) dan keringkan di udara. Lanjutkan
uji dan Larotan baku. menurut uji B seperti yang tertera pada Senyarua sejenis
dalam Lorazepam, mulai dari "Biarkan bereak menge-
.. Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti yang tertera pada Kromatugraft <931> .
ring ..... ". Bereak dari Larutan uji tidak lebih besar atau
tidak lebih intensif dari bereak utama dari Larutan baku
A. Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk pada harga ~yang sesuai, yang menunjukkan tidak
halus tablet setara dengan 4,0 mg lorazepam, masuk- iebih dari 0,1 Vo 2-Amino-2'5-diklorobenzofenon.
kan ke dalam penyaring kaca masir. Ekstraksi dua kali
tiap kali dengan 1 ml kloroform P, kemudian dua kali, Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
tiap kali dengan 1 ml metanol P. Kumpulkan filtrat Kromtitografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
dalam tabung sentrifuga. Uapkan filtrat dengan aliran pada Kromatograft <931>.
gas nitrogen pada suhu kamar hingga kering. Larut- Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam
kan residu dalam 2,0 ml kloroform P dan sentrifus. asetat glasial P (55:45:2), saring dan awaudarakan. Jika
Gunakan beningan sebagai Larutan uji. perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 6-Kloro- seperti yang tertera pada Krnmatografi <931>.
4-(o-klorofenil)-2-kuinazolinakllrboksllldehidJz BPFI, Asam Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loraze-
6-kloro-4-(o-klorofenil)-2-kuinazolinakllrbolcsilat BPFI dan pani BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih
6-Kloro-4-(o-klorofenil)-2-kuinazolinametanol BPFI larut- kurang 0,10 mg per ml.
kan dalam kloroform P hingga kadar masing-masing Ltzrutan uji Masukkan 20 tablet ke dalam labu
1,0 mg per mi. tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml air dan koeok
~nceran hzrutan baku Buat satu seri pengenceran hingga tablet hancur. Tai:nbahkan 30 ml metanol P,
dari lArotan baku d,alam kloroform P, hingga diperoleh kocok selama lebih kurang 20 menit; encerkan dengan
__ larutan dengan kadar 40 Jl.g, 20 Jl.g dan 10 Jl.g per mi. metanol P sampai tanda, kocok dan sentrifus. Encerkan
_ Prosedur Lakukan penetapan tidak lebih dari secara kuantitatif sejumlah volume beningan yang
30 menit setelah penyiapan. Totolkan secara terpisah diukur saksama (V 5 ml) dengan metanol P hingga
~a!ling~masing SO Jl.l lArutan uji, Larutan baku dan diperoleh larutan (V" ml) dengan kadar lebih kurang
.~Enaran_hzrutan baku pada lempeng kromatografi silika 0,1 mg lorazepam per mi.
FI IV Monografi I .Lynestrenolum 507

Larutan kesesuaian sistem Larutkan masing-masing Baku pembanding Linestrenal BPFI.


10 mg lorazepam dan 6-kloro-4-(o-klorofenil)-2-kuina-
zolinametanol dalam 100 ml metana/ P. ldentifikasi
Sistem kramatagrafi Lakukan seperti yang tertera A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
pada Kromatografi <931 >. Kromatograf eair kinerja persikan dalam kalium bramida P, menunjukkan
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran lebih seperti pada Linestrenol BPFI.
kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi ter- B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 1% dalam
hadap Larutan baku, rekarn respons puneak seperti metana/ P, tidak menunjukkan maksimum pada ren-
yang tertera pada Prasedur: simpangan baku relatif tang p11njang gelombang antara 230 nm dan 350 nm.
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. C. Lakukan Kramatagrafi lapis tipis seperti yang
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian tertera pada Kramatagrafi <931>, Totolkan masing-
sistem, rekam respons puncak seperti tertera pada masing 2 111 larutan dalam eampuran k/oroform P-
Prasedur: resolusi, R, antara puncak lorazepam dan 6- metr.nol P (9:1) yang mengandung (1) zat uji 0,25%
kloro-4-(o-klorofenil)-2-kuinazolina metanol tidak (2) Lmestrenol BPFI 0,25% (3) campuran volume sama
kurang dari 2,0. Waktu retensi relatif lebih kurang 0,6 larutan (I) dan larutan (2) pada jarak yang sama,
untuk lorazepam dau 1,0 untuk 6-kloro-4-(o- 2,5 em dari tepi lempeng kromatografi silika gel G
klorofenil)-2-kuinazolina metana!. setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
Prasedur Suntikkan seeara let?isah sejumlah kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
volume sama (lebih kurang 20 Ill) Larutan baku dan eampuran heptana P-asetan P (80:20) dan biarkan fase
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons gerak merambat 10 em ci atas gari.; penotolan. Angkat
puneak utama. Hitung jumlah dalam mg, lempeng, panaskan pada suhu 105° selama 10 menit,
C 15 H 10 Cl 2 N 2 0 2 , dalam masing-masing tablet yang semprot dengan larutan asam sulfa/ etnnol P 20%.
digunakan dengan rum•1s: Panaskan lagi pada suhu 105° selama 10 menit,
biarkan dingin, amati lempeng pada sinar biasa
C VA 'u dan di bawah cahaya utraviolet 365 nm. Bercak utama
100 ( - ) ( - ) ( - ) yang diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan yang
20 V5 r5 diperoleh dari larutan (2) dan bereak utama larutan (3)
berupa bereak tunggal yang kompak.
C adalah kadar Larazepam BPFI dalam mg per ml D. Larutkan 1 mg zat dalam 1 ml asam sulfat P:
Larutan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah res pons terjadi warna jingga. Tamuahkan 4 ml air, kemudian
puneak Larutan uji dan Larutan baku. 6 ml asam Slllfat P: larutan memberikan fluoresensi
kuning kehijauan bila diamati di bawah eahaya ultra-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup violet 254 nm.
baik, tidak tembus eahaya.
Jarak lebur <1021> Metade II Antara 160° dan 164°.

LYNESTRENOLUM Rotasi jenis <1081> -8° sampai -12°; lakukan penetap-


Linestrenol an menggunakan larutan 5% dalam dioksan P.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot
tetap, menggunakan 1 g.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


19-Nar-17a-pregn-4-en~20-in-17{j-ol [52-76-6]
C 20H 280 BM 284,4 Senyawa sejenis Lakukan Kramatagrafi lapis tipis
seperti yang tertera pada Kramatagrafi <931>. Totolkan
Linoestrenol mengandung tidak kurang dari 97,0% seeara terpisah 10 J.Lllarutan zat uji dalam klarojarm P
dan tidak lebih dari 102,0% C 20 H 280, dihitung yang mengandung (1) 2%, (2) 0,020% dan (3) 0,010%
terhadap zat yang telah dikeringkan. pada jarak yang sama 2,5 em dari tepi lempeng kroma~
tografi silika gel G. Masukkan lempeng ke dalam
Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih; bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
tidak berbau atau hampir tidak berbau. fase gerak n-luptana P-aseton P (80:20) dan biarkan fase
gerak merambat 15 em di atas garis penotolan. Angkat
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam lempeng, keringkan dengan aliran udara, semprot
15 bagian etanol, dalam 15 bagian etanol mutak, dalam dengan larutan asam fosfomolibdat P 5% dalam etanol P
12 bagian aseton, dalam 8 bagian kloroform dan dalam yang dibuat segar dan panaskan pada suhu .120°
12 bagian eter. selama 15 menit. ·Bercak lain selain bereak utama dari
508 Lycini Acetas I Monografi FI IV

Larutan (1) tidak lebih intensif dari bercak Larutan (2) tapan menggunakan 730 mg dan bandingkan kekeruh-
dan tidak lebih dari satu bercak yang lebih intensif an yang terbentuk dengan 0,50 ml asam klorida 0,020 N.
dari bercak Larutan (3).
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,03%; lakukan penetap-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang an menggunakan 330 mg dan bandingkan kekeruhan
200 mg, larutkan dalam 40 ml tetrahidrofuran P, tam- yang terbentuk dengan 0,10 ml asam sulfat 0,020 N.
bahkan 10 ml larutan perak nitrat P 10% dan titrasi
dengan natrium hidroksida 0,1 M LV, tetapkan titik Arsen <321> Tidak lebih dari 1,5 bpj.
akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan
blangko. Besi <331> Tidak lebih dari 30 bpj.

1 ml natrium hidroksida 0,1 M setara dengan Logam berat <371> Metode l Tidak lebih dari 15 bpj.
28,44 mg c21fi280
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 100 mg, masukkan ke dalam labu 125 ml, larutkan
rapat dan terlindung dari cahaya. dalam campuran 3 ml asam format P dan 50 ml asam
asetat glasial P. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV,
secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
LYCINI ACETAS
Lisin Asetat 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
10,31 mg C6 H 14 NprC 2.'-lp 2
';'
Hz.~Oiri,Oiz:- ~ -COOH • CH,COOi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
.... baik .

L-lisin monoasetat [57282-49-2]


C6 H 14 N 20 2 .C 2H 40 2 BM 206,24 MACROGOLUM
Polietilen Glikol
Lisin Asetat mengandung tidak kurang dari 98.0% dan PEG
tidak lebih dari 102,0% C 6 H 14 NPrC 2 H 40 2 , sebagai Makrogol
L-lisin asetat, dihitung terhadap zat yang telah di-
keringkan. H(OCH 2CH 2)"0H

Pemerian Hablur atau serbuk hablur putih, tidak Polietilen glikol (25322-68-3]
berbau; rasa asam.
Polietilen Glikol adalah suatu polimer tambahan dari
Kelarutan Mudah larut dalam air. etilen oksida dan air dinyatakan dengan rumus:
H(OCHFH~pH
Baku pembanding L-Usin Asetat BPFI; lakukan penge- n adalah jumlah rata-rata gugus oksietilen. Bobot
ringan pada suhu 80° selama 3 jam sebelum diguna- molekul rata-rata tidak kurang dari 95,0% dan tidak
kan. lebih dari 105,0% dari nilai nominal yang tertera pada
etiket bila nilai nominal yang tertera pada etiket di
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang bawah 1000; tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium dari 110,0"/o dari nilai nominal yang tertera pada etiket
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bila nilai nominal yang tertera pada etikct antara 1000
panjang gelombang yang sama Seperti pada L-Lisin dan 7000; tidak kurang dari 87,5% dan tidak lebih dari
Asetat BPFI. 112,5% dari nilai nominal yang tertera pada etiket bila
nilai nominal yang tertera pada etiket di atas 7000.
Rotasi jenis <1081> Antara +8,0°dan +10,0°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap- Pemerian Umumnya ditentukan dengan bilangan
an menggunakan larutan yang mengandung 1 g per yang menunjukkan bobot molekul rata-rata. Bobot
10 ml. molekul rata-rata menambah kelarutan dalam air,
tekanan uap, higroskopisitas, dan mengurangi
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%; kelarutan dalam pelarut organik, suhu beku, berat
lakukan pengeringan pada suhu 80° selama 3 jam. jenis, suhu nyala dan naiknya kekentalan.
Bentuk cair umumnya jemih dan berkabut, cairan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,4%. kental, tidak berwarna atau praktis tidak berwarna,
agak higroskopik, bau khas lemah. Bobot jenis pada
Kl~rida <361> Tidak lebih dari 0,05%; lakukan pene- suhu 25° lebih kurang 1,12.
FIIV Monografi I Macrogolum 509

Bentuk padat biasanya praktis tidak berbau dan tidak Bobot molekul rata-rata .•c
berasa, putih, licin seperti plastik mempunyai konsis- lArutan anhidrida ftalat Masukkan 49,0 g anhidrida
tensi seperti malam, serpihan butiran atau serbuk, Jtalat P ke dalam botol coklat, dan larutkan dalam
putih gading. 300 ml piridina P yang baru didestilasi pada anhidrida
Pada tabel di bawah ini menunjukkan suhu beku rata- ftalat berlebih. Kocok kuat-kuat hingga larut sempur-
rata, sesuai sifat pada umumnya dari masing-masing na. Tambahkan 7 g imidazol P, goyang hati-hati agar
mutu. larut, dan biarkan selama 16 jam sebelum digunakan.
lAruta·n uji untuk polietilen glikol cair Masukkan
Bobot molekul nominal Suhu beku rata-rata hati-hati 25,0 m!lArulan anhidrida ftalat ke dalam botol
polietilen glikol (•) bertekanan yang tahan panas dan kering. Kemudian
tambahkan hati-hati sejumlah cuplikan yang telah
300 -11 ditimbang saksama setara dengan bobot molekul rata-
400 6 rata yang diinginkan dibagi dengan 160. Tutup botol,
600 20
dan bungkus dengan kantong kain.
900 34
1000 38 Larutan uji untuk polietilen glikol padat Masukkan
1450 44 hati-hati 25,0 m!lArutan anhidrid~ ftal~t kE: dalam botol
3350 56 bertekanan yang tahan panas.dan kering. Kemudian
4500 58 masukkan sejumlah cuplikan yang telah ditimbang
8000 60 saksama setara dengan bobot molekul rata-rata yang
diinginkan dibagi dengan 160; karena kelarutannya
Kelarutan Bentuk cair bercampur dengan air, bentuk terbatas, jangan gunakan cuplikan lebih dari 25 g.
padat mudah larut dalam air; larut dalam aseton, Tambahkan 25 rr.l piridina P, yang baru didest'ilasi,
dalam etanol 95%, dalam kloroform, dalam etilen goyang hingga larut sempurna. Tutup botol dan
glikol monoetil eter, dalam etil asetat dan dalam bungkus dengan kantong kain.
toluena; tidak larut dalam eter dan dalam heksana. Prosedur Celupkan botol di dalam tangas air yang
dipertahankan pada suhu antara 96° dan 100° setinggi
Kesempurnaan melarut dan warna larutan Larutan larutan dalam botol. Angkat botol dari tangas air
5 g dalam 50 ml air tidak berwarna: jernih untuk setelah 5 menit, dan tanpa membuka pembungkus,
bentuk cair dan tidak lebih dari agak berkabut dari goyang selama 30 detik agar homogen. Panaskan
bentuk padat. dalam tangas air selall'a 30 menit (60 menit untuk
Polietilen glikol yang mempunyai t:obot molekul 3000
Kekentalan <1051> Lakukan uji kekentalan dengan atau lebih), kemudian angkat botol dari tangas, biar-
menggunakan viskosimeter kapiler dengan waktu kan dingin hingga suhu kamar. Buka tutup botol
aliran tidak kurang dari 200 detik, dan suhu tangas dengan hati-hati untuk melepas tekanan, keluarkan
cairan dijaga pada 98,9° ± 0,3°C (210°F). Batas-batas botol dari pembungkus, tambahkan 10 ml air, goyang.
.. kekentalar. dinyatakan dalam tabel berikut. Untuk
polietilen glikol yang tidak tertera dalam tabel, hitung
Tunggu 2 menit, tambahkan 0,5 mllarutanfenolfta-
/ein P dalam piridina P (1 dalam 100). Titrasi dengan
kekentalannya dengan interpolasi. natrium hidroksida 0,5 N hingga terjadi warna merah
muda yang pertama yang dapat bertahan selama
Bobot Molekul Rentang Bobot Molekul Rentang
Nominal Kekentalan Nominal Kekentalan 15 detik, natrium hidroksida 0,5 N dalam ml yang
Rata-rata Sentistokes Rata-rata Sentistokes diperlukan dinyatakan sebagai S. Lakukan penetapan
200 3,9 hingga 4,8 2400 49 hingga 65 blangko terhadap 25,0 ml !arutan anhidrida Jtalat P dan
300 5,4 hingga 6,4 2500 51 hingga 70 setiap penambahan piridina P ke dalam botol. Catat
400 6,8 hingga 8,0 2600 54 hingga 74 volume dalam ml dari natrium hidroksida 0,5 N yang
500 8,3 hingga 9,6 2700 57 hingga 78
600 9,9 hingga 11,3 2800 60 hingga 83 dinyatakan sebagai B. Hitung bobot molekul rata-rata
700 11,5 hingga 13,0 2900 64 hingga 88 · dengan rumus:
800 12,5 hingga 14,5 3000 67 hingga 93
9.00 15,0 hingga 17,0 3250 73 hingga 105
1000 16,0 hingga 19,0 3350
[2000 W]
76 hingga 110
1100 18,0 hingga 22,0 3500 87 hingga 123
1200 20,0 hingga 24,5 3750 99 hingga 140 {(8-S) (N)]
1300 22,0 hingga 27,5 4000 110 hingga 158
1400 24 hingga 30 4250 123 hingga 177
1450 25 hingga 32 4500 140 hingga 200 W adalah bobot polietilen glikol dalam g; (B-S) adalah
1500 26 hingga 33 4750 155 hingga 228 perbedaan volume natrium hidroksida 0,5 N yang digu-
1600 28 hingga 36 5000 170 hingga 250 nakan oleh blangko dan cuplikan; N adalah nomialitas
1700 31 hingga 39 5500 206 hingga 315
18CoJ 33 hingga 42 6000 250 hingga 390 larutan natrium hidroksida.
1900 35 hingga 45 6500 295 hingga 480
2000 38 hingga 49 7000 350 hingga 590 Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
2100 40 hingga 53 7500 405 hingga 735
2200 43 hingga 56 8000 470 hingga 900 Metode IV Memenuhi syarat untuk benzena, kloro-
2300 46 hingga 60 form, metilena klorida dan trikloroetilena. · ·
510 Macrogolum I Monografi FIIV

pH <1071> Antara 4,4 dan 7,5; lakukan penetapan C2 adalah kadar dietilen glikol dalam J.l.g per ml Larut-
secara potensiometrik dalam larutan yang dibuat an baku.
dengan melarutkan 5,0 g dalam 400 ml air bebas karbon
dioksida P dan tambahkan 0,30 ml larutan jenuh kalium Batas etilen glikol dan dietilen glikol Tidak lebih
klorida P. dari 0,25% dari jumlah etilen glikol dan dietilen glikol
(Untuk Polietilen Glikol yang mempunyai bobot
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan molekul nominal 450 a tau lebih, tetapi tidak lebih dari
penetapan menggunakan 2.5,0 g dan cawar. platina 1000).
yang telah ditara, sisa dibasahkan dengan 2 ml asam Serium([V) amonimn nitrat Larutkan 6,25 g seri-
sulfat P. um([V) amonium nitrat P dzlam 100 ml asam ni-
trat U,25 N. Gunakan dalam waktu 3 hari.
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj. Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
62,5 mg dietilen slikol p masukkan ke dalam tabu
Batas etilen glikol dan dietilen glikol Tidak lebih dari tentukur 25-ml, larutkan dalam campuran asetonitril P
0,25% dari jumlah etilen glikol dan dietilen glikol yang baru didestilasi- air (1:1), encerkan dengan
(Untuk Polietilen Glikol yang mempunyai bobot cam?uro::n yang sama hingga volume, cam pur.
molekul nominal kurang dari 450). Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50,0 g
Larutan baku Buat larutan dalam air yang mengan- dalam 75 ml difeni/eter P dalam labu destilasi 250 ml,
dung 500 ~g eti/en ~likol P dan 500 ~g dietilen glikol P bila perlu yang sudah dihangatkan, hingga dapat
per mi. melelehkan kristal. Destilasi perlahan-lahan pada
Lamtan uji Timbang saksama lebih kurang 4 g tekanan 1 mmHg hingga 2 mmHg, ke dalam labu
masukkan ke dahm labu tentukur 10-ml, larutkan dan penampung berukuran 100 ml yang mempunyai tanda
encerkan dengan air hingga volume, campur. ukuran per jarak 1 mm hingga diperoleh 25 ml desti-
Slstr:m kromatografl Lakukan seperti yang tertera lat. Tambahkan 20,0 ml air ke dalam destilat, kocok
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi kuat-kuat dan biarkan lapisan memisah. Dinginkan
dengan kolom baja tahan karat 1,5 m x 3 mm yang dalam tangas es hingga difenlleter mengeras untuk
berisi 12% bahan pengisi G13 pada SINS. Pertahankan memudahkan pemisahan. Saring lapisan air yang
suhu injektor dan kolom masing-masing pada 260° terpisah melalui penyaring, cuci difenileter deng~n
dan 165a. Gunakan nitrogr:n P atau gas inert lain yang 5,0 ml air es. Kumpulkan filtrat dan air pencuci ke
sesuai sebagai gas pembawa. Laju aliran lebih kurang dalam labu tentukur 25-ml. Hangatkan hingga suhu
70 ml per menit. kamar, encerkan dengan air jika perl•J hingga volume.
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah Campur larutan ini dengan 25,0 ml asetonliri/ P yang
volume sama (lebih kurang 2,0 ~I) Larutan baku ke baru didestilasi dalam labu Erlenmeyer 125 ml ber-
dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor sumbat kaca. -
ionisasi nyala. Rekam kromatogram, sesuaikan kondisi Prosed1tr Sejumlah masing-masing 10,0 ml Larutan
percobaan hingga diperoleh puncak dengan tinggi baku dan Larutan uji masukkan secara terpisah ke
... tidak kurang dari 10 em. Ukur tinggi puncak pertama dalam labu SO ml yang masing-masing berisi 15,0 ml
(etilen glikol) dan puncak kedua (dietilen glikol). serium(IV) amonium nitrat LP, campur. Dalam waktu
Nyatakan harga tersebut sebagai P 1 dan P2 • Suntikkan 2 menit sampai 5 menit, ukur serapan maksimum
2 ~I Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam pada lebih kurang 450 nm, menggunakan blangko
kromatogram pada kondisi yang sama seperti pada campuran 15,0 ml serium(IV) amonium nitrat LP dan
Larutan baku. Ukur tinggi puncak pertama (etilen 10,0 ml campuran asetonitril P yang baru didestilasi -
glikol) dan tinggi puncak kedua (dietilcn glikol), dan air (1:1): serapan Larutan uji tidak lebih besar dari
nyatakan harga tersebut sebagai p 1 dan p 2 • Hitung sera pan Larutan baku.
persentase etilen glikol dengan rumus:
Etilen oksida dan 1,4-dioksan bebas Tidak lebih dari
10 hpj etilen oksida atau 1,4-dioksan.
Kepingan polietilen oksida 400 Masukkan sejumlah
3000 g polietilen glikol 400 ke dalam labu alas bulat
5000 ml berleher 4 dilengkapi dengan sebuah
pengaduk, termometer, tabung dispersi gas, penang-
cl adalah kadar etilen glikol dalam J.Lg p.!f ml Larutan kap es kering, saluran pipa vakum dan sebuah mantel
baku; W adalah berat polietilen glikol yang digunakan pemanas. Turunkan tekanan labu dengan hati-hati
dalam mg. Hitung persentase dietilen glikol dengan pada suhu kamar hingga lebih rendah dari 1 mmHg,
rum us: menggunakan pompa vakum perlahan-lahan selama
terbentuknya busa yang berlebihan karena adanya gas
yang terperangkap. Sesudah busa habis, alirkan gas
nitrogen P, biarkan tekarian naik menjadi 10 mmHg.
Panaskan labu hingga suhu 60° sambil menaikkan
FIIV Monografi I Macrogolum 400 - 511

tekanan hingga lebih kurang 60 mmHg. Lanjutkan hingga tiap vial dipanaskan pada suhu soo selama
pengupasan selama 4 jam, kemudian dinginkan 30 menit sebelum sejumlah zat yang sesuai yang
hingga suhu kamar. Tutup pompa vakum dan naikkan diambil dari sistem ruang atas untuk contoh, disuntik-
tekanan dalam labu kembali menjadi 1 atmosfer ka:l ke dalam kromatograf. Pasang pengambil contoh
sambil masih tetap mengalirkan nitrogen P. Singkirkan otomatis hingga alat suntik dap'lt ditarik setiap
tabung gas ketika gas nitrogen P masih mengalir, 0,3 menit, waktu penekanan 1 menit, waktu suntik
kemudian tutup aliran gas Pindahkan Kepingan 0,08 menit dan tekanan vial 22 psi dengan kipas vial
polietilm glikol 400 ke dalam wadah berisi gas nitrogen dibuka. Dapatkz.n luas puncak etilen oksida dan
P yang sesuai. 1,4-dioksan yang mempunyai waktu retensi relatif
Larutan baku (Hati-hati karena etilen oksida dan 1,4- lebih kurang 1,0 dan 3,1. Buat kurva luas terhadap bpj
dioksan berawn dan mudah terbakar. Persiapkan larutan pada kertas grafik, dan tarik garis selurus mungkin
ini dalam /cmari asam yang berunztilasi baik.] Pada se- melalui titik-titik tersebut.
jumlah air bebas bahan organik yang telah diketahui ProHdur Letakkan vial b•!risi Larutan uji dalam
bobotnya dalam \·zal yang dapat disegel, tambahkan pengambil contoh otomatis, dan kromatograf sistem
sejumlah 1,4-dioksnn P yang sesuai. Jumlan yang di- ruang atas untuk contoh seperti dilakukan pada
tambahkan dapat ditetapkan dengan menghitung Larutan baku. Dapatkan luas puncak tiap komponen
perbedaan bobot. Lanjutkan penetapan secara hati-hati dan baca konsenlrasinya langsung dari titik-titik kali-
dengan mengikuti petunjuk di bawah ini. Etilen oksida brasi.
bersifat gas pada suhu kamar. Biasanya disimpan
dalam tabung silinder gas a tau dalam kapsul kecil dari Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
logam yang bertekar.an. Dinginkan silinder dalam rap at.
lemari pendingin sebelum digunakan. Pindahkan
sejumlah lebih kurang 5 ml etilen oksida cair ke dalam
gelas piala 100 ml yang didinginkan dalam es. Dengan MACROGOLUM 400
menggunakan alat suntik gas yang rapat dan yang Polietilen glikol 400
sudah didinginkan dalam lemari pendingin, suntikkan Makrogol400
sejumlah etilen oksida cair ke dalam campuran di atas.
Segera segel vial dan kocok. Tetapkan jumlah yang
ditambahkan dengan menghitung perbedaan bobot. BM 380 sampai 420
Enceran /arutn11 baku Buat 4 pengenceran Kepingan
polietilen ghkol 400 dengan kadar berkisar antara 1 bpj Polietilen glikol 400 adalah polimer dari etilen
hingga 20 bpj untuk kedua komponen yang ditambah- oksida dan air, dinyatakan dengan rumus: H(O-
kan sesuai susunan (misalnya 5 bpj, 10 bpj, 15 bpj dan CH2CH2)n0H, dengan harga rata-rata 11 antara 8,2
20 bpj). Pipet secara terpisah sejumlah 10 ml masing- dan 9,1.
.. masing Enceran Iarutan baku ke dalam vial 22 ml yang
mempunyai ruang di atasnya dan bertekanan, segel Pemerian Cairan kental jernih, tidak berwarna atau
masing-masing vial dengan penutup silikon, dan praktis tidak berwarna; bau khas lemah; agak higros-
tekan penutup pengaman aluminium dan kerutkan kopik.
penutup menggunakan alat penyegei tutup. Kocok
selama 2 menit. Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol, dalam
Larutan uji Timbang saksama sejumlah 10 ± 0,01 g aseton, dalam glikol lain dan dalam hidrokarbon
tuang ke dalam vial 22 ml yang mempunyai ruang di aromatik; praktis tidak larut dalam eter dan dalam
atasnya dan bertekanan, segel dan tutup serta kerut- hidrokarbon alifatik.
kan seperti yang dilakukan terhadap l.Arutan baku
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Bobot jenis <981> 1,110 sampai 1,140.
pada Kronnatografi <931>. Kro:natograf gas dilengkapi
dengan sistem ruang atas untuk contoh dengan pe- Suhu beku Antara 4° dan 8°. Suhu beku diperoleh
nyeimbang tekanan otomatis, detektor ionisasi nyala · dari harga rata-rata 4 pembacaan, suhu beku tertinggi
dan kolom kapiler dari leburan silika 50 m x 0,32 mm dan terendah berbeda tidak lebih dari 0,4°.
berisi bahan pengisi G27 dengan tebal lapisan 5 !J.m
sebagai fase diam. Atur suhu kolom dari 70° hingga Keasaman dan kebasaan Antara 4,5 dan 7,5; lakukan
250° dengan kenaikan suhu 10° per menit dengan garis penetapan menggunakan larutan 5%. Timbang 5,0 g,
pemindahan pad a suhu 140° dan .detektor pada suhu larutkan dalam 50 ml air, tambahkan beberapa tetes
250". Gunakan helium P sebagai gas pembawa dengan merah fenol LP. Jika larutan berwarna kuning, titrasi
laju aliran lebih kurang 0,8 ml per menit. Pada 2 titik dengan natri~m hidroksida 0,01 N LV. Jika larutan
kalibrasi tidak satu titikpun bergeser dari garis dasar berwarna merah, tltrasi dengan asam klorida 0,01 N LV:
lebih dari 10%. diperlukan tidak lebih dari 2,0 mi.
Kalibrasi Letakkan vial berisi Larutan baku dalam
pengambil contoh otomatis dan buat urutan kerja Kekentalan <1051> 6,8 cS sampai 8,0 cS pada suhu
512 Magnesii Carbonas Levis I Monografi FIIV

99°; dinyatakan sebagai kekentalan kinematik. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat.
Arsen <321> Tidak lebih dari 3 bpj.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan MAGNESII CARBONAS LEVIS
pengujian menggunakan larutan uji yang dibuat Magnesium Karbonat Ringan
sebagai berikut: Campur 4,0 g dengan 5,0 ml a·sam
klorida P 1% v /v, encerkan dengan air secukupnya
hingga 25,0 ml. Magnesium Karbonat Ringan adalah Magnesium
Karbonat basa hidrat. Mengandung setara tidak
Bobot molekul rata-rata Tidak kurang dari 380 dan kurang dari 40,0% dan tidak lebih dari 45,0% MgO.
tidak lebih dari 420; lakukan penetapan sebagai beri-
kut: _Femerian Serbuk putih; tidak berbau. Volume 15 g zat
Larutan anhidrida ftalat-piridina Timbang saksama iebih kurang 180 ml.
lebih kurang 422 g anhidrida ftalat P, tambahkan pada
300 ml piridina P segar (diperoleh dengan merefluks Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
menggunakan barium oksida PJ yang mengandung air asam encer disertai terjadinya gelembung-gelembung
kurang dari 0,1 % dalam labu 1 liter bersumbat kaca. gas yang kuat. -
Kocak kuat-kuat hingga larut sempurna, biarkan
selama 1 malam. Identifikasi, Warna dan Akromisitas, Arsen,
Prosed111 Timbang saksama lebih kurang 2,1 g, Kalsium, Logam berat, Besi, Klorida, Zat larut, Zat
masukkan ke dalam labu tahan tekanan, tambahkan tak larut dalam asam asetat Memenuhi syarat seperti
25,0 ml LaTIItan anhidrida ftalat piridina. Tutup labu, yang tertera pada Magnesium Karbonat Berat.
bungkus dengan kain dan celupkan dalam tangas air
bersuhu 96° sampai 100° sedalam tinggi larutan dalam Sulfat Tidak lebih dari 0,3%; lakukan penetapan seper-
labu, selama 1 jam. Angkat labu, biarkan dingin ti yang tertera pada Uji Batas Sulfat dalam Kodein
hingga suhu kamar. Tambahkan 50,0 ml natrium Hidroklorida menggunakan 1 ml Larutan A yang di-
hidroksida 0,5 N dan 5 tetes fenolftalein LP 1% dalam encerkan dengan air hingga 15 ml sebagai Larutan uji.
piridina P. Titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N LV
hingga warna merah muda stabil selama tidak kurang Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
dari 15 detik. Lakukan penetapan blangko. Hitung 150 mg, larutkan dalam 20 ml air yang telah ditambah
·bobot molekul rata-rata dengan mengalikan bobot 2 ml 11sam klorida 2 N; lakukan penetapan seperti yang
dalam g, zat uji dengan 4000 dan membagi hasilnya tertera pada Titrasi Kompleksometri «691>.
dengan selisih volume dalam ml, f'lalrium hidroksi-
... da 0,5 N LV yang diperlukan pada titrasi dan pene-
tapan blangko.
1 ml dinatrium edettlt 0,1 M setara dengan
4,030mgMgO

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


MAGNESII CARBONAS PONDEROSUS
Batas etilen glikol dan dietilen glikol Larutkan 50 g Magnesium Karbonat Berat
dalam 75 ml difenileter P dalam labu destilasi 250 ml.
Destilasi dalam hampa udara (1 mmHg hingga
2 mmHg) ke dalam labu penampung 100 ml berskala Magnesium Karbonat Berat adalah Magnesium
1 ml, hingga diperoleh 25 ml destilat. Pada destilat Karbonat basa hidrat, mengandung tidak kuraag dari
tambahkan 25,0 ml air, kocok kuat-kuat dan biarkan 40,0o/o dan tidak lebih dari 45,0% MgO.
memisah. Dinginkan dalam tangas es. Saring lapisan
air melalui kertas saring ke dalam bejana silinder Pemerian Serbuk putih; tidak berbau. Volume 15 g zat
50 ml bersumbat kaca dan berskala. Pada filtrat lebih kurang 30 ml.
tambahkan asetonitril P yang baru didestilasi volume
sama, kocok hingga larut sempurna. Pipet 10 ml Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
larutan ke dalam 15 ml serium(IV) amonium nitr11t LP, asam encer disertai terjadinya gelembung-gelembung
campur. Dalam waktu 2 menit sampai 5 menit, ukur gas yang kuat.
serapan larutan pada 525 nm. Lakukan penetapan
blangko menggunakan 15 ml serium(IV) timonium ldentifikasi
nitrat LP dan 10 ml 11setonitril P SO%. Serapan larutan A. Larutkan 15 mg dalam 2 ml asam nitrat 2 N dan
tidak lebih besar dari serapan larutan dalam larutan netralkan dengan natrium hidroksida 2 N. Larutan
asetonitril P 50% yang dalam tiap ml mengandung menunjukkan reaksi M11gnesium cara A seperti yang
3 mg dietilen glikol P dan ditetapkan dengan cara yang tertera pada Uji ldentifilazsi Umum <291>. .
sama, mulai dari: "Pipet 10 mllarutan ·····-"- ·B. Menunjukkan reaksi K11rbonat seperti yang
Fl IV Monografi I Magnesii Hydroxidum 513

tertera pada Uji Identifikllsi Umum <291>. hingga bereaksi basa dan encerkan dengan air hingga
20,0 ml, diamkan selama 5 menit. Wama yang dihasil-
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Lakukan kan tidak lebih intensif dari wama yang diperoleh dari
penetapan sehagai herikut: Larutkan 5,0 g dalam 10,0 ml larutan baku hesi 1 hpj yang diperlakukan
100 ml asam asetat 2 N. Jika pemhentukan gelemhung- sam a.
gelemhung gas telah selesai, didihkan selama 2 menit,
dinginkan dan encerkan dengan asam asetat 2 N hingga Klorida Tidak lebih dari 0,07%; lakukan penetapan
100 ml, jika perlu saring melalui krus porselen atau seperti tertera pada uji batas Klorida dalam Klorokuin
silikon dengan porositas yang sesuai yang telah dipijar Sulfat menggunakan IArutan uji yang dibuat dengan
dan ditara, untuk memperoleh filtrat jernih (Larut- mengehcerkan 1,5 ml Larutan A dengan air sampai
an A). Sisihkan sisa untuk uji Zat tak larut dalam asam 15 ml dan tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N, cam pur.
asetat. Warna larutan tidak lebih intensif dari Larutan
tanding U4. Sulfat Tidak lebih dari 0,6%; lakukan penetapan
seperti yang tertera pada uji batas Su/fat dalam Kodein
Arsen <321> Metode III Tidak lebih 2 bpj; lakukan Hidroklorida menggunakan 0,5 ml Larutan A yang di-
penetapan menggunakan 10 ml Larutan A. encerkan dengan air hingga 15 ml sebagai Larutan uji.

Kalsium Tidak lebih dari 0,75%; lakukan penetapan Zat larut Tidak lebih dari 1,0%; lakukan penetapan se-
sebagai berikut: bagai berikut: Campur 2 g dengan 100 ml air, didihkan
Larutan uji Gunakan 15,0 ml larutan yang dibuat selama 5 menit, saring dalam keadaan panas melalui
dengan mengencerkan 2,6 ml Larutan A dengan air penyaring kaca masir (porositas nomor 3), biarkan
hingga 150 ml. dingin dan encerkan dengan air hingga 100 mi.
Larutan baku kalsium I Timbang saksama 2,50 g Uapkan 50 ml filtrat hingga kering dan panaskan
kalsium karbonat P kering, masukkan ke dalam labu pada suhu 100° sampai 105°: bobot sisa tidak lebih dari
tentukur 1000-ml, larutkan dalam 12 ml asam asetat 10 mg.
6 N, encerkan dengan air sampai tanda (1000 bpj Ca).
Larutan baku kalsium II Pipet 10 ml Larutan baku Zat tak Ia rut dalam asam asetat Tidak lebih 0,05%;.
kalsium I ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan lakukan penetapan sebagai berikut: cuci sisa yang
dengan air sampai tanda (10 bpj Ca). diperoleh dari pembuatan l.Arutan A cuci dan pijarkan
Lanttan baku kalsium-etanol Encerkan 100,0 ml pada suhu 600°: bobot residu tidak lebih dari 2,5 mg.
·Larutan baku kalsium I dalam labu tentukur 1000-ml
dengan etanol P sampai tanda (100 bpj Ca). Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Prosedt1r Pada dua tabung reaksi 20 ml yang 150 mg, larutkan dalam 20 ml air yang telah ditambah
masing-masing berisi 0,2 ml Larutan baku kalsium-etanol 2 ml asam klorida 2 N; lakukan penetapan seperti yang

tamhahkan 1 ml larutan amonium oksalat P 4,0% dan tertera pada Titrasi Kompleksometri <691>.
hiarkan selama 1 menit. Pada tabung reaksi pertama
tamhahkan 1 ml asam asetat 2 N dan Larutan uji. Pada 1 ml dinatrium edetat 0,1 M setara dengan
tabung reaksi kedua tambahkan 1 ml asam asetai 2 N, 4,030 mgMgO
10,0 ml Larutan baku kalsium II dan 5 ml air. Setelah
15 menit opalesensi yang terjadi pada tabung reaksi
pertama tidak lebih intensif dari tabung reaksi kedua.
MAGNESII HYDROXIDUM
Magnesium Hidroksida
Logam berat <371> Metode II Tidak lebih 20 bpj;
lakukan penetapan sebagai herikut: Tambahkan 15 ml
asam klorida 7 N ke dalam 20 ml Larutan A, kocok
dengan 25 ml 4-metilpentana-2-on P selama 2 menit. Magnesium hidroksida {1309-42-8]
Pisahkan lapisan air, uapkan lapisan air hingga kering, Mg(OH) 2 BM 58,32
larutkan sisa dalam 1 ml asam asetat 5 N dan encerkan
dengan air hingga 20 ml. Gunakan 12 ml larutan ini Magnesium Hidroksida yang telah dikeringkan pada
sehagai larutan uji dan l.Arutan baku timbal 1 bpj untuk suhu 105° selama 2 jam mengandung tidak kurang
pemhuatan larutan baku. dari 95,0% dan tidak lebih dari 100,5% Mg(OH) 2 •

Besi Tidak lebih dari 400 hpj; lakukan penetapan Pemerian Serbuk, putih; ruah.
sebagai berikut: Larutkan 100 mg dalam 3 ml asam
klorida 2 N dan encerkan dengan air hingga 10,0 mi. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam
Encerkan 2,5 ml larutan ini dengan air hingga 10,0 ml etanol; larut dalam asam encer.
dan masukkan ke dalam tabung Nessler. Tambahkan
2 mllarutan asam sitrat P 20%, 0,1 ml asam merkapto Identifikasi Larutan (1 dalam 20) dalam asam klo-
asetat P campur. Tambahkan amonium hidroksida 10 N rida 3 N menunjukkan reaksi Magnesium cara A seperti
514 Magnesii Oxidum I Monografi FIIV

yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>. pembanding.

Batas mikrob.1 <51> Tidak boleh mengandung Es- Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
cherichia coli. 400 mg zat yang telah dikeringkan, masukkan ke
dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan dan larutkan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; dalam 25,0 ml asam sulfat 1 N LV hingga larut sempur-
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. na. Tambahkan merah meti! LP dan titrasi kelebihan
asam dengan natrium hidroksida 1 N LV. Dari volume
Susut pemijaran <1111> Antara 30,0% dan 33,0%; asam sulfat 1 N yang digunakan, kurangi volume asam
lakukan pemijaran pada suhu 800°, kenaikan suhu sulfat 1 N yang sesuai dengan kandungan kalsium
dilakukan secara bertahap, hingga bobot tetap. dalam zat uji yang digunakan dalam penetapan kadar.
Perbedaan ini merupakan volume asam sulfat 1 N yang
Garam larut Didihkan 2,0 g dengan 100 ml air dalam setara dengan Mg(OH) 2 dalam zat uji yang digunakan.
gelas piala bertutup, selama 5 menit, saring saat masih
panas, dinginkan dan encerkan filtrat dengan air 1 ml asam sulfat 1 N setara dcngan
hingga 100 mi. Titrasi 50 ml filtrat encer ini dengan 29,16 mg Mg(OH) 2 dan 20,04 mg Ca
asam sulfat 0,10 N LV menggunakan indikator merah
metil LP: diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml asarn. Wadah dan peny_impanan Dalarn wadah tertutup
Uapkan 25 ml filtrat encer ini hingga kering dan rapat.
keringkan pad~ suhu 105° selama 3 jam: bobot sisa
tidak lebih dari 10 mg
MAGNESII OXIDUM
Karbonat Didihkan campuran 100 mg dengan 5 ml Magnesium Oksida
air, dinginkan dan tambahkan 5 ml asam asetat 6 N:
tidak lebih dari suatu efPrvesen ringan.
Magnesium Oksida (1309-48-4]
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan MgO BM 40,30
penetapan menggunakan Lamtan uji yang dibuat
dengan rnelarutkan 1,0 g dalam 25 ml asam klorida 3 N. Magnesium Oksida setelah dipijarkan, rnengandung
tidak kurang dari 96,0% dan tidak lebih dari 100,5%
Kalsiurr. Tidak leLih dari 0,/%; lakukan penetapan MgO.
sebagai berikut:
Asam klorida encer, Larutan lantanum, Larutan baku Pemerian Sebagai Magnesium Oksida Ringan, serbuk
dan Larutan blangko Lakukan seperti yang tertera pada putih, sangat ruah atau sebagai Magnesium Oksida
uji Kalsium dalam Magnesium Oksida. Berat, serbuk putih, relatif padat. 5 g Magnesium
Larutan uji Timbang 250 mg zat yang telah dike- ·oksida Ringan menempati volume lebih kurang
ringkan, masukkan ke dalam gelas piala, larutkan 40 ml hingga 50 ml: 5 g magnesium oksida berat
dalam 30 ml asam klorida encer P, aduk, jika perlu menempati volume lebih kurang 10 ml hingga 20 mi.
panaskan. Pindahkan larutan ini ke dalam labu tentu-
kur 200-ml berisi 4 ml Larutan lantanum, dan encerkan Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
dengan air sampai tanda. asam encer; tidak larut dalam etanol.
Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera
pada uji Kalsium dalam Magnesium Oksida. ldentifikasi Larutan dalam asam klorida encer P,
menunjukkan reaksi Magnesium cara A seperti yang
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 40 bpj; tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 1,0 g
dalam 15 ml asam klorida 3 N, dan uapkan di atas Susut pemijaran <1111> Tidak lebih dari 10%; Iaku-
tangas uap hingga kering. Mendekati ak'hir peng- kan pemijaran pada suhu 800° ± 25°, menggunakan
uapan, residu seringkali diaduk, hancurkan hingga 500 mg, hingga bobot tetap.
terbentuk serbuk kering. Larutkan serbuk ini dalam
20 ml air dan saring. Ke dalam filtrat yang seharusnya Alkali bebas dan Garam larut Tidak lebih dari 2,0%;
menunjukkan reaksi netral terhadap lalcmus P, tam- lakukan penetapan sebagai berikut: Didihkan 2,0 g
bahkan 2 ml asam asetat 1 N dan encerkan dengan air dalam 100 ml air selama 5 menit dalam gelas piala
hingga 50 mi. bertutup, saring dalam keadaan panas. Pada SO ml
fi!trat dingin tambahkan merah metil LP dan titrasi
Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan pene- dengan asam sulfat 0,1 N: diperlukan tidak lebih dari
tapan menggunakan L4rutan uji yang dibuat dengan 2,0 mi. Uapkan 25 ml sisa fi!trat hingga kering dan
melarutkan 1 g dalam 20 ml asam klorida 3 N. Gunakan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam: bobot sisa
10 ml Encetan larutan baku timba1 (10 JLg Pb) sebagai tidak lebih dari 10 mg .
Fl IV Monografi / Magnesii Stearas 515

Zat tak larut dalam asam Tidak lebih dari 0,1%; dibuat sebagai beri~ut: Larutkan 1 g zat dalani"26 ml
lakukan penetapan sebagai berikut: Campur 2 g asam klorida 3 N, uapkan larutan di atas tangas uap
dengan 75 ml air, tambahkan sedikit asam klorida P, sampai kering. Menjelang akhir penguapan, aduk
kocok, sampai larut sempurna, didihkan selama seringkali untuk menghancurkan residu hingga
5 menit. Jika diperoleh zat tidak larut, saring, cuci diperoleh ·serbuk kering. Larutkan residu dalam 20 ml
dengan air, .hingga air cucian bebas dari klorida. air, dan uapkan hingga kering dengan cara yang sama.
Pijarkan: sisa pemijaran tidak lebih dari 2 mg. Larutkan kembali residu dalam 20 ml air, jika perlu
saring dan encerkan dengan air hingga 40 mi. Pada
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan 20 ml tambahkan air hingga 25 mi.
penetapan menggunakan Laruta~ uji yang dibuat
sebagai berikut: Larutkan 1,0 g dalam 30 ml asam Besi <331 > Tidak lebih dari 0,05%; lakukan penetapan
sulfat 7 N dan encerkan dengan air hingga 55 mi. dengan menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai
Larutan memenuhi Uji Batas Arsen <321> tanpa pe- berikut: Didihkan 40 mg dengan 5 ml asam nitrat 2 N
nambahan 20 ml asam sulfat 7 N seperti yang tertera selama 1 menit. Dinginkan, encerkan dengan air
pada Prosedur. hingga 50 mi. Encerkan 25 ml !arutan tersebut dengan
air hingga 45 ml dan tambahkan 2 ml asam klorida P.
Kalsium Tidak lebih dari 1,1 %; lakukan penetapan
sebagai berikut: Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Asam klorida encer Encerkan 100 ml asam klorida P 500 mg, pijarkan di dalam krus platina yang telah
dengan air hingga 1000 mi. ditara hingga bobot tetap. Timbang saksama residu,
Larutan lantanum Tambahkan 400 ml air ke dalam larutkan dalam 30,0 ml asam sulfat 1 N LV, tambahkan
58,65 g lantanum oksida P kemudian tambahkan 250 ml jingga metil LP dan titrasi kelebihan asam dengan
asam klorida P sedikit demi sedikit sambi! diaduk natrium hidroksida 1 N LV. Volume asam sulfat 1 N
hingga larut. Encerkan dengan air hingga 1000 ml dan yang bereaksi dikurangi dengan volume asam sulfat
cam pur. yang setara dengan kalsium yang terdapal dalam zat
Larutan baku Masukkan 249,7 mg kalsium karbonat P uji adalah volume asam sulfat 1 N yang setara dengan
yang telah dikeringkan pada suhu 300° sela~a 3 jam MgO di dalam zat uji yang digunakan.
dan didinginkan di dalam desikator selama 2 jam ke
dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dalam sedikit 1 ml asam sulfat 1 N setara dengan
asam klorida P, encerkan dengan air sampai tanda. 20,15 mg MgO dan 20,04 mg Ca
Pindahkan 5,0 ml,10,0 ml dan 15,0 ml larutan
persediaan ini ke dalam labu tentukur 1000-ml yang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
terpisah, masing-masing mengandung 20 ml Larutan rapat.
lantanum dan 40 ml asam klorida encer P, tambahkan air
.sampai tanda. Larutan baku ini masing-masing
mengandung Ca 5,0 ~g, 10,0 ~g dan 15,0 ~g per mi.
Larutan blangko Masukkan 4 ml Larutan lantanum MAGNESII STEARAS
dan 10 ml asam klorida encer P ke dalam labu tentukur Magnesium Stearat
200-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Lamtan uji Masukkan 250 mg zat yang baru dipijar
ke dalam gelas piala, tambahkan 30 ml asam klorida Magnesium stearat [557-04-0]
encer P, aduk hingga larut, jika perlu panaskan. Pin-
dahkan larutan ke dalam labu tentukur 200-ml yang Magnesium Stearat merupakan senyawa magnesium
berisi 4 rnl Larutan lantanum, encerkan dengan air dengan campuran asam-asam organik padat yang
sampai tanda. diperoleh dari Jemak, terutama terdiri dari magnesium
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku stearat dan magnesium palmitat dalam berbaga.i per-
pada garis emisi kalsium pada panjang gelombang bandingan. Mengandung setara dengan tidak kurang
422,7 nm terhadap Larutan baku menggunakan spek- dari 6,8% dan tidak lebih dari 8,3% MgO.
trofotometer serapan atom yang dilengkapi dengan
lampu tabung katode kalsium dengan nyala nitrosa Pemerian Serbuk halus, putih dan voluminus; bau
oksida-asetilena menggunakan Larutan blangko sebagai lemah khas; mudah melekat di kulit; bebas dari butir-
blangko. Buat kurva baku antara serapan Larutan baku an.
dengan kadar kalsium dalam ~g p~r mi. Dari kurva ini
tetapkan kadar kalsium dalam ~g per ml dalam Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol, dan
Larutan uji. Hitung kadar kalsium dalam zat uji dalam eter.
dengan mengalikan angka ini dengan 0,08.
Identifikasi
Logam berat <371 > Metode I Tidak lebih dari 40 bpj; A. Campur 25 g dengan 200 ml air panas, t~b.ah­
lakukan penetapan menggunakan Larutan uji yang kan 60 ml asam sulfat 2 N kemudian panaskan sambil
516 Magnesii Sulfas I Monografi FI IV

sering diaduk hingga asam lemak terpisah sempuma kurang 30 menit atau hingga lapisan asam lemak
sebagai suatu lapisan jemih. Pisahkan lapisan air, dan terpisah jernih, jika perlu tambahkan air untuk
simpan untuk Identifikasi B. Cud lzpisan asam lemak mempertahankan volume. Dinginkan, saring dan cuci
dengan air mendidih hingga bebas sulfat, kumpulkan penyaring dan labu dengan air hingga air cucian
dalam gelas piala kecil, hangatkan di atas tangas uap terakhir tidak bereaksi asam terhadap lakmus P.
hingga air memisah dan asam lemak menjadi jernih. Netralkan filtrat terhadap /akmus P dengan natrium
Biarkan dingin, dan huang lapisan air. Kemudian hidroksida 1 N. Sambi! diaduk dan menggunakan
lelehkan asam lemak. Saring panas-panas ke dalam pengaduk magnetik, titrasi dengan dinatrium ede-
gelas piala kering, dan keringkan pada suhu 100° tat 0,05 M LV sebagai berikut: tambahkan lebih
selama 20 menit, suhu beku padatan asam lemak tidak kurang 30 ml melalui burei 50 ml kemudian tam-
kurang dari 54°. bahkan 5 ml dapar amonia-amonium klorida LP dan
B. Lapisan air yang diperoleh dari pemisahan 0,15 ml hitam eriokrom LP dan lanjutkan titrasi hing-
asam lemak pada Identifikasi A menunjukkan reaksi ga warna biru.
Magnesium cara A seperti yang tertera pada Uji Identi-
fikasi Umum <291>. 1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
2,015 mg MgO
Batas mikroba <51> Angka lempeng total tidak lebih
dari 1000 per g dan tidak buleh mengandung Esche- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
richia coli. baik.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%;


lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot
tetap. MAGNESII SULFAS
Magnesium Sulfat
Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan pene- Garam Inggris
tapan sebagai berikut: pijarkan 500 mg pada suhu 475°
hingga 500° selama 15 hingga 20 menit. Dinginkan,
tambahkan 3 tetes asam nitrat P, uapkan di atas api MgSO,.Hp BM 138,36
kecil hingga kering dan pijarkan kembali pada suhu MgS0,.7Hp (10034-99-8) BM 246,47
475o hingga 500° selama 30 menit. Larutkan residu Anhidrat [7487-88-9) BM 120,36
dalam 1 ml campuran volume sama asam nitrat P dan
air, cuci beberapa kali dengan air ke dalam corong Magnesium Sulfat yang dibuat anhidrat dengan
pisah. Tambahkan 3 ml Larutan amonium sitrat dan pemijaran, mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
0,5 ml Larutan hidroksilamin hidroklorida dan basakan tidak lebih dari 100,5% MgSO,.
dengan amoniwn hidroksida P terhadap merah fenol LP.
Tambahkan 10 ml Larutan kalium sianida. Segera Pemerian Hablur, biasanya berbentuk jarum; tidak
ekstraksi berturut-turut dengan 5 ml Larutan pengeks- berwarna; rasa dingin, asin dan pahit. Dalam udara
traksi ditizon. Alirkan setiap ekstrak ke dalam corong kering dan hangat merekah.
pisah lainnya, hingga larutan ditizon terakhir tetap
berwarna hijau. Kocok campuran ekstrak selama Kelarutan Mudah larut dalam air; mudah larut secara
30 detik dengan 20 ml asam nitrat 0,2 N, dan buang perlahan dalam gliserin; sangat mudah larut dalam air
lapisan kloroform. Tambahkan ke dalam larutan asam mendidih; agak sukar larut dalam etanol.
4,0 ml Larutan amonia sianida dan 2 tetes Larutan
hidroksilamin hidroklorida. Tambahkan 10,0 ml Larutan Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menunjukkan
baku ditizon, kocok selama 30 detik. Saring lapisan reaksi Magnesium cara A dan Sulfat cara A, B dan C
kloroform melalui kertas saring yang telah dicuci seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
dengan asam ke dalam tabung pembanding wama dan
bandingkan wama yang terjadi dengan lanltan baku pH <1071> Antara 5,0 dan 9,2; lakukan penetapan
yang disiapkan sebagai berikut. Ke dalam 20 ml asam menggunakan larutan (1 dalam 20).
nitrat 0,2 N tambahkan 5 J.Lg timbal, 4 ml Larutan
amonia sianida dan 2 tetes Larutan hidroksilamin Susut pemijaran <1111> Antara 13,0% dan 16,0%
hidroklorida, kocok dengan 10,0 ml Larutan baku ditizon untuk bentuk monohidrat; f2,0% dan 28,0% untuk
selama 30 detik. Saring melalui kertas saring yang bentuk kering; 40,0% dan 52,0% untuk bentuk hepta-
dicuci dengan asam ke dalam tabung pembanding hidrat; lakukan penetapan dengan menimbang saksa-
warna. Wama dari larutan uji tidak lebih gelap dari. ma lebih kurang 1 g dalam krus, panaskan pada suhu
larutan baku. 105° selama 2 jam, pijarkan dalam tanur pada suhu
450° ± 25° hingga bobot tetap.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g,
didihkan dengan 50 ml asam sulfat 0,1 N selama lebih Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan
FIIV Monografi I Magnesii Trisilicas 517

penetapan menggunakan 1,0 g: kekeruhan yang terjadi amonia-amonium klorida LP dan 0,15 ml hitam erio-
tidak lebih kuat dari 0,20 ml asam klorida 0,020 N. krom LP, titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV
sampai wama biru.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj.
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan 12,32 mgMgS04 .7Hp
penetapan dengan melarutkan 2 g dalam 25 ml air.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan gal atau dosis ganda sebaiknya dari kaca Tipe I.
penetapan dengan melarutkan 200 mg dalam 50 ml
asam nitr_at 0,25 N.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang MAGNESII TRISILICAS


250 mg residu yang diperoleh pada penetapan Susut Magnesium Trisilikat
pemijaran, larutkan dalam 100 ml air, tambahkan
sedikit asam klorida 3 N hingga larui:an jernih.
Atur hingga pH 7 dengan penambahan natrium hidrok- Magnesium sililatt hid rat
sida 1 N menggunakan kertas indikator pH, tam- (Mg 2Sip8.xHp) [39365-87-2]
bahkan 5 ml dapar amonia-amonium klorida LP dan 2Mg0.3Si02 (14987-04-3] BM 260,86
0,15 ml hi tum eriokrom LP, titrasi dengan dinatrium
edetat 0,05 M LV sampai warna biru. Magnesium Trisilikat adalah senyawa Magnesium
Oksida dan silikon dioksida dengan berbagai perban-
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan dingan kandungan air. Mengandung tidak kurang dari
6,018 mg MgS0 4 20,0% MgO dan tidak kurang dari 45,0% Si0 2.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


baik. Pemerian Serbuk halus, putih; tidak berbau; tidak
be rasa.

Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol;


MAGNESII SULFATIS INJECTIO terurai oleh asam mineral.
Injeksi Magnesium Sulfat
ldentifikasi
A. Campur lebih kurang 500 mg dengan 10 ml
Injeksi Magnesium Sulfat adalah larutan steril Mag- asam klorida 3 N, saring, dan netralkan filtrat dengan
nesium Sulfat dalam Air untuk lnjeksi. Mengandung amonium hidroksida 6 N, menggunakan kertas lakmus.
Magnesium Sulfat yang setara dengan tidak kurang Filtrat menunjukkan reaksi Magnesium cara A seperti
dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% Mg50 4.7Hp yang tertera pada Uji.ldentifikasi Umum <291>.
dari jumlah yang tertera pada etiket. B. Buat butiran dengan melebur sejumlah hablur
natrium amonium fosfat P pada sengkelit platina pada
ldentifikasi Menunjukkan reaksi Magnesium cara A pembakar Bunsen. Satukan butiran panas yang trans-
dan Sulfat cara A, B~ dan C seperti yang tertera pad a paran tersebut dengan zat uji dan lebur kembali, silika
Uji Identifilatsi Umum <291>. yang mengapung di sekitar butiran, sewaktu pen-
dinginan, membentuk butiran buram dengan bentuk
pH <1071> Antara 5,5 dan 7.0; lakukan penetapan seperti jala.
menggunakan larutan 5%.
Air <1031> Metode III Antara 17,0% dan 34,0%; laku-
Bahan .partikulat <751> Memenuhi syara·t seperti kan penetapan sebagai berikut: Timbang saksama
yang tertera pada Injeksi volume kedl. lebih kurang 1 g, masukkan ke dalam krus platina
bertutup yang telah ditara. Panaskan krus secara
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera bertahap, kemudian pijarkan hingga bobot tetap.
pada Injectiones.
Garam larut Tidak lebih dari 1,5%; lakukan penetap-
Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume an sebagai berikut: didihkan 10,0 g dengan 150 ml air
injeksi setara dengan lebih kurang 250 mg· magnesium selama 15 menit. Dinginkan sampai suhu kamar,
sulfat anhidrat, masukkan ke dalam gelas piala dan biarkan selama 15 menit, saring dengan penghisapan.
encerkan dengan air hingga 100 mi. Atur pH hingga 7 Masukkan filtrat ke dalam labu tentukur 200-ml,
dengan penambahan Mtrium hidroksidJZ 1 N menggu- encerkan dengan air sampai tanda. Uapkan 50,0 ml
nakan kertas indikator pH, tambahkan 5 ml dapar larutan tersebut yang sesuai dengan 2,5 g trisilikat
518 Manganesi Sulfas I Monografi FIIV

dalam cawan platina yang telah ditara sampai kering, Penetapan kadar magnesium oksida Timbang
pijarkan perlahan-lahan sampai bobot tetap: bobot saksama lebih kurang 1,5 g, masukkan ke dalam labt~.
residu tidak lebih dari 38,0 mg. Erlenmeyer 250 mi. Tambahkan 50,0 ml asam sulfat
1 N LV dan ekstraksi di atas tangas uap selama 1 jam.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,055%; lakukan Dinginkan sampai suhu kamar, tambahkan jingga
penetapan menggunakan 20 ml filtrat yang telah metil LP, titrasi kelebihan asam dengan natrium
diencerkan seperti yang tertera pada uji Garam /antt hidroksida 1 N LV.
yang setara dengan 1 g magnesium trisilikat: larutan
uji tidak lebih keruh dari larutan pembanding yang 1 ml asam sulfat 1 N setara dengan
mengandung 0,75 ml asam klorida 0,020 N. 20,15mg MgO

Sulfat Tidak lebih dari 0,5%; lakukan penetapan Penetapan kadar silikon dioksida Timbang saksama
sebagai berikut: tambahkan 2 ml asam fluorida P pad a lebih kurang 700 mg, masukkan ke dalam cawan
residu yang diperoleh pada uji Garam /antt, uapkan di platina kecil. Tambahkan 10 ml asam sulfat 1 N, panas-
atas tangas uap sampai kering. Campur residu dengan kan di atas tangas uap hingga kering tanpa ditutup.
air, pindahkan ke dalam penyaring, dan cuci dengan Tambahkan 25 ml air pada sisa, dan ekstraksi di atas
lebih kurang 50 ml air. Didihkan filtrat, tambahkan tangas nap selama 15 menit. Enaptuangkan beningan
0,1 ml asam klorida P dan 5 ml barium klorida LP. Perta- melalui kertas saring bebas abu dengan pengisapan,
hankan suhu campuran mendekati titik didih selama cud sisa 3 kali dengan air panas, enaptuangkan tiap
1 jam, saring, cuci endapan dengan air, keringkan dan kali melalui kertas saring. Pindahkan residu ke penya-
pijarkan sampai bobot tetap: bobot residu tidak lebih ring, cud dengan air panas. Masukkan kertas penya-
dari 30 mg. ring dan isinya ke dalam cawan platina yang telah
digunakan sebelumnya. Panaskan hingga kering,
Alkali be bas Tambahkan 2 tetes Jenolftalein LP ke pijarkan selama 30 menit,dinginkan, dan timbang.
dalam 20 ml filtrat yang telah diencerkan seperti yang Basahi residu dengan air, tambahkan 6 ml asam fluo-
tertera pada uji Garam /anti yang setara dengan 1 g rida P dan 3 tetes asam sulfat P. Uapkan sampai kering,
trisilikat: jika terjadi warna merah muda, diperlukan pijarkan selama 5 menit, dinginkan dan tirnbang:
tidak lebih dari 1,0 ml asam klorida 0,10 N untuk kehilangan bobot menunjukkan bobot Si0 2 •
menghilangkannya.
Perbandingan Si0 2 terhadap MgO Antara 2,10 dan
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj. 2,37; lakukan perhitungan dengan cara membagi
persentase Si02 yang diperoleh pada Penetapan kadar
Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan silikon dioksida dengan persentase MgO yang di-
penetapan sebagai berikut: Didihk!ln 2,67 g dengan peroleh pada Penetapan kadtlr magnesium oksida.
campuran 50 ml air dan 5 ml asam klorida P selama
20 menit, tambahkan air untuk mempertahankan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
volume selama pendidihan. Tambahkan amonium baik.
hidroksida P hingga campuran hanya bereaksi sedikit
asam terhadap kertas lakmus. Saring dengan peng-
isapan, cud dengan 15 ml sampai 20 ml air, kumpul-
kan air cucian dengan filtrat. Tambahkan 2 tetes MANGANESI SULFAS
fenolJUllein LP, kemudian amonium hidroksida 6 N sedikit Mangan Sulfat
berlebih. Netralkan dengan larutan asam klorida P
(1 dalam 100), dan tambahkan 8 ml larutan asam k/ori-
dtl P (1 dalam 100). Encerkan dengan air hingga 100 ml Mangan (2+) sulfat (1:1) monohidrat [10034-96-5]
dan gunakan 25 ml sebagai Larutan uji. MnS04.Hp BM 169,01
Anhidrat [7785-87-7] BM 151,00
Kapasitas penetralan asam Tim bang saksama lebih
kurang 200 mg, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer Mangan Sulfat mengandung tidak kurang dari 98,0%
125 ml bersumbat kaca. Tambahkan 30,0 ml asam klori- dan tidak lebih dari 102,0% Mn504 .~0.
dtl 0,1 N LV dan 20 ml air. Letakkan labu dalam tangas
dan pertahankan pada suhu 37°. Kocok campuran Pemerian Hablur sedikit mekar, merah pucat, atau
sesekali selama 4 jam pemanasan, tetapi biarkan tanpa serbuk lembayung; tidak berbau.
dikocok pada 15 menit terakhir. Dinginkan sampai
suhu kamar. Tambahkan merah metil LP pada 25,0 ml Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol.
beningan, titrasi kelebihan asam dengan natrium
hidroksida 0,1 N LV: 1 g magnesium trisilikat dihitung ldentifikasi Larutan zat (1 dalam 10) menunjukkan
terhadap zat anhidrat, memerlukan tidak kurang dari reaksi Mangan dan Sulfot cara A, B dan C seperti yang
140 ml dan tidak lebih dari 160 ml asam kloridtl 0,10 N. tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
FIIV Monogr~fi I Mannitolum 519

Susut pemijaran <1111> Antara 10;0% dan 13,0%; maksirnum hanya pada panjang gelombang yang sama
lakukan pemijaran pada suhu 450° hingga bobot tetap. seperti pada Manito! BPFI.

Senyawa tidak diendapkan oleh amonium sulfida Jarak lebur <1021> Antara 165° dan 169°, dan melunak
Tidak lebih dari 0,5%; lakukan penetapan sebagai pada suhu yang lebih rendah.
berikut: larutkan 2,0 g dalam 90 ml air, tambahkan
5 ml amcmium hidroksida P, hangatkan larutan dan alir- Rotasi jenis <1081> Antara +137° dan +145°; lakukan
kan hidroge11 sulfida P ke dalamnya selama lebih penetapan sebagai berikut: Masukkan lebih kurang 1 g
kurang 30 menii:. Encerkan dengan air hingga 100 ml, manito! yang ditimbang saksama ke dalam labu tentu-
campur, biarkan sampai mengendap sempurna. kur 100-ml, tambahkan 40 ml larutan amonium molib-
Enaptuangkan beningan melalui penyaring, masukkan dat P (1 dalam 10), jika perlu saring terlebih dahulu.
50 ml filtrat ke dalam cawan yang telah ditara, uapkan Tambahkan 20 ml asam sulfat 1 N, encerkan dengan air
sampai kering dan mula-mula pijarkan perlahan dan sampai tanda, campur. ·
akhirnya pada suhu 800° ± 25°: bobot residu tidak
lebih dari 5 mg. Keasaman Larutkan 5,0 g zat dalam 50 ml air bebas
karbon dioksida P, tambahkan 3 tetes fenolfta/ein LP,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang titrasi dengan natrium hidroksida 0,020 N sampai titik
350 mg, larutkan dalam 200 ml air. Tambahkan lebih akhir warna merah muda: diperlukan tidak lebih dari
kurang 10 mg asam askorbat P, titrasi dengan dinatrium 0,30 ml natrium hidroksida 0,020 N untuk netralisasi.
edetat 0,05 M LV hingga lebih kurang 25 ml, kemudian
tambahkan 10 ml dapar amonia-amonium klorida LP dan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%;
lebih kurang 0,15 ml hitam eriokrom LP. Lanjutkan titra- lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 ja'm.
si dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai warna
biru. Klorida <361> Tidak lebih dari 0,007%; lakukan
penetapan menggunakan 2,0 g zat: kekeruhan yang
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan terjadi tidak lebih kuat dari 0,20 ml asam klorida
8,451 mg MnS0 4.Hp 0,020 N.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,01 %; lakukan peneta-
rapat. pan menggunakan 2,0 g zat: kekeruhan yang terjadi
tidak lebih kuat dari 0,20 ml asam sulfat 0,020 N.

Arsen <321> Metode ll Tidak lebih dari 1 bpj.


MANNITOLUM
Manito I Gula mereduksi Tambahkan 1 ml larutan jenuh
manito! (lebih kurang 200 mg) ke dalam 5 ml
H
I
H
I
0H 0H
t I
tembaga(Il) sitrat alkali LP. Panaskan dalam tangas air
HXHa-f_f_f- f-CHtOH mendidih selama 5 menit: hanya terbentuk sedikit
OHOHH H sekali endapan.

D-Manitol [69-65-8] Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


C6H1406 BM 182,17 Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatograft <931>.
Manito! mengandung tidak kurang dari 96,0% dan Fase gerak Air, yang telah diawaudarakan.
tidak lebih. dari 101,5% C6H 1p., dihitung terhadap zat Larutcm resolusi Larutkan sorbitol dan Manitol BPFI
yang telah dikeringkan. dalam air hingga kadar masing-ma1>ing lebih kurang
4,8 mg per ml.
Pemerian Serbuk hablur atau granul mengalir bebas; Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mani-
putih; tidak berbau; rasa manis. tol BPFI, larutkan dalam air. Encerkan secara kuanti-
tatif dengan air hingga kadar lebih kurang 4,8 mg
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam larutan per mi. ·
basa; sukar larut dalam piridina; sangat sukar larut Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 240 mg
dalam etanol; praktis tidak larut dala~ eter. masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
dalam 10 ml air dan encerkan sampai tanda.
Baku pembanding Manito[ BPFI; tidak boleh dike- Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
ringkan sebelum digunakan. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor indeks bias yang
ldentifikasi Spektrum serapan inframetah zat yang dipertahankan pada suhu tetap dan kolom 4 mm x
didispersikan dalam lazlium bromida P, menunjukkan 25 cin berisi bahan pengisi L19. Atur suhu kolom
520 Mannitoli lnjedio I Monografi Fl IF

antara 30° dan 85°, pertahankan lebih kurang 2° dari yang tertera pada Penetapan kndar, masukkan ke dalam
suhu yang dipilih dengan laju aliran lebih kurang labu tentukur 100-ml. Larutan ini memenuhi syarat
0,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap penetapan Rotasi jenis pada Manito/.
Larutan baku, rekam respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyunti- Endotoksin bakteri Tidak lebih dari 0,04 unit Endo-
kan ulang tidak lebih dari 2,0%. Pada kondisi yang toksin Fl per g manito! apabila jumlah yang tertera
sama lakukan kromatografi terhadap u1rutan resolusi: pada etiket injeksi 10% atau kurang, dan tidak lebih
resolusi, R, antara puncak sorbitol dan manito! tidak dari 2,5 unit Endotoksin Fl per g manito! apabila
kurang dari 2,0. jumlah yang tertera pada etiket injeksi lebih dari 10%;
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah lakukan penetapan seperti yang tertera pada Uji
volume sama (lebih kurang 20 !11) Larutan uji dan Endotoksin Bakteri <201>.
Larutan baku ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah, dalam mg. CbH 140 6, Pirogen <231> Memenuhi syarat, jika perlu encerkan
dengan rumus: dengan Air untuk lnjeksi hingga kadar tidak lebih dari
10% C6HH06.
'u
soc(-) Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
yang tertera pada Injeksi volume keci/.

C adalah kadar Manito/ BPFI dalam mg per ml Larutan Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume
baku; ru dan rs berturut-turut adalah res pons puncak injeksi setara dengan lebih kurang 1 g manito!,
yang diperoleh dari Larulmt uji dan Larutan baku. masukkan ke dalam tabu tentukur 1000-ml. tambah-
kan air sampai tanda. Pipet 4 ml larutan ini ke dalam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup tabu Erlenmeyer 250 mi. tambahkan 50,0 ml pereaksi
baik. yang dibuat dengan mencampur 40 ml asam sttlfat 2 N
dengan 60 mllarutan kalium periodat P (1 dalam 1000),
· -a.samkan dengan 3 tetes sampai 5 tetes asam sulfat P.
Panaskan larutan di atas tangas uap selama 15 menit,
MANNITOLI INJECTIO dinginkan sampai suhu kamar, tambahkan 1 g kalium
Injeksi Manito! iodida P. Diamkan tabu selama 5 menit, dan titrasi
dengan natrium tiosulfat 0,02 N LV menggunakan 3 ml
kanji LP sebagai indikator. Lakukan penetapan blangko
lnjeksi Manito! adalah larutan steril atau larutan lewat menggunakan air sebagai ganti larutan manito! injeksi
jenuh Manito! dalam Air untuk Injtksi. Bila terjadi yang dibuat.
penghabluran perlu dilakukan pimghangatan atau
pemanasan dalam otoklaf sebelum digunakan. 1 ml natrium tiosulfat 0,02 N setara dengan
Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih 0,3643 mg C6H 1p 6
dari 105,0% C 6 H 140 6, dari jumlah yang tertera pada
etiket. Tidak mengandung zat antimikroba. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
tunggal, dari kaca atau plastik, sebaiknya dari kaca
Baku pembanding Endotoksin BPFI. Tipe l atau Tipe II.

Identifikasi Uapkan sejumlah injeksi di atas tangas


uap sampai kering, keringkan sisa pada suhu 105°
selama 4 jani: sisa memenuhi uji ldentifikasi pada MAPROTILINI HYDROCHLORIDUM
Manito!. Maprotilin Hidroklorida
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0; lakukan penetapan
secara potensiometrik menggunakan larutan sebagai
berikut: Pada sejumlah larutan injeksi tambahkan
0,3 ml larutan kalium klorida P jenuh untuk setiap
100 ml dan jika perlu encerkan dengan air hingga
kadar manito! 5%. N-Metil-9,10-etanoantrasena-9(10H)-
propilamina hidroklorida [10347-81-6)
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera C 20 ~N.HCI BM 313,87
pada Injectiones.
Maprotilin Hidroklorida mengandung tidak kurang
Rotasi jenis <1081>. Ukur saksama sejumlah v~l~me dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 20H 23 N.HCl,
injeksi setara.dengan lebih lgltang 1 g maiutol seperti dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
FIIV Monografi / Mebendazolum 521

Pemerian Serbuk hablur, halus, putih hingga hampir merambat hingga lebih kurang tiga per empat tlnggi
putih; praktis tidak berbau. lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase ger.1k
menguap. Uapi lempeng dengan uap asam klorida _.,
Kelarutan Mudah larut dalam metanol dan dalam selama 30 menit, sinari dengan iradiator cahaya ultra-
kloroform; sukar larut dalam air; praktis tidak larut violet intensitas tinggi (1000 watt sampai 1600 watt),
dalam isooktana. hingga bercak dari Enceran larutan baku 0,02 mg per ml
tampak-jelas. Bandingkan kromatogram di bawah
Baku pembanding Maprotilin Hidroklorida BPFI; laku- cahaya ultraviolet 366 nm: harga R1 bercak utama
kan pengeringan dalam hampa udara pada suhu so· Larutan uji sesuai dengan harga R Lilrutan baku dan
hingga bobot tetap, sebelum digunakan. jumlah intensitas seluruh bercak fain selain bercak
utama dari Larutan uji dibandingkan dengan bercak
ldentifikasi utama Larrtlan baku dan semua Enceran larutan baku,
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah tidak lebih dari 1,0%. [ Perhatian [radiator ultraviolet
dikeringkan dan didispersikan dal3m kalium bromida P, memancarkan radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi mala
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- dan k11lit.]
lombang yang sama seperti pada Maprotilin Hidro-
klorida BPFI. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan ( 1 dalam 600 mg, larutkan dalam 25 ml raksa(II) asetat LP. Titrasi
10.000) dalam metana[ P menunjukkan maksimum dan dengan asam perklorat 0,1 N LV, tentukan titik akhir
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti secara potensiometrik, menggunakan elektrode kaca
pada Maprotilin Hidroklorida BPFI; daya serap masing- dan elektrode kalomel berisi litium klorida P·jenuh
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, dalam asam asetat glasial P seperti yang tertera pada
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih Titrimetri <711>. Lakukan penetapan blangko.
kurang 266 nm dan 272 nm: berbeda .tidak lebih dari
3,0%. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
C. Larutan (1 dalam 200) menunjukkan reaksi 31,39 mg C 21fl 2.lN.HCl
Klorida cara B seperti yang tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rap at.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
so· hingga bobot tetap.
MEBENDAZOLUM
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Mebendazol
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

Kemurnian kromatografi
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Maproti-
lin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
kadar 20 mg per mi. MetilS-benzoil-2-benzimidazolknrbamat [31431-39-7)
Enceran larutan baku Buat seri pengenceran Larutan C 16H 13N 30 3 BM 295,30
baku dalam metanol P hingga kadar 0,10 mg; 0,08 mg;
0,06 mg; 0,04 mg; 0,02 mg per mi. Mebendazol mengandung tidak kurang dari 98,0%
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut- dan tidak lebih dari 102,0% C 16 H 13 N 30 3 , dihitung
kan dalam meta no[ P hingga kadar 20 mg per ml. terhadap zat yang telah dikeringkan.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatogra.fi <931>. Totolkan secara Pemerian Serbuk putih sampai agak kuning; hampir
terpisah masing-masing 5 ~~ Larutan uji, Larutan baku tidak berbau; melebur pada suhu lebih kurang 290°.
dan Enceran larutan baku pada lempeng kromatografi
silika gel setebal 0,25 mm yang sebelumnya telah di Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam larutan
cuci dengan kloroform P dengan cara membiarkan asam mineral encer, dalam etanol, dalam eter dan
kloroform P merambat sepanjang l~mpeng dan dike- dalam kloroform; mudah larut dalam asam format.
ringkan pada suhu 100° selama 30 menit. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase Baku pembanding Mebendazol BPFI; lakukan penge-
gerak 2-butanol P-etil asetat P-amonium hidroksida 2 N ringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum diguna-
(6:3:1) yang sebelumnya telah dijenuhkan selama 1 jam kan.
dengan meletakkan gelas piala berisi 25 ml amonium
hidroksida P pada dasar bejana. Biarkan fase gerak Identiiikasi Spektrum·serapan inframerah zat yang
522 Mebendazoli Compressi I Monografi FIIV

telah dikeringkan dan didispersikar. dalam kalium dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Mebenda- Baku pembanding Mebendazol BPFI; lakukan penge-
zol BPFI. ringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum diguna-
kan.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. ldentifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. masing-masing 10 J.LI larutan dalam campuran kloro-
form P-asam format 96% P (19:1) yang mengandung
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. (1) zat uji yang dibuat sebagai berikut: Serbuk
haluskan sejumlah tablet setara dengan lebih kurang
Kemumian kromatografi 200 mg mebendazol, campur dengan 20 ml pelarut,
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg hangatkan di atas tangas air selama beberapa menit,
zat, larutkan dalam 1,0 ml asam format 96% P dalam dinginkan dan saring melalui penyaring kaea
labu tentukur 10-ml, tambahkan kloroform P sampai masir ukuran medium dan (2) Mebendazol BPFI 10 mg
Ianda. per ml, pada jarak yang sama 2,5 em dari tepi bawah
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mebenda- lempeng kromatogr-afi s41ikagel setebal 0,25 mm.
zol BPFI lakukan seperti yang tertera pada Larutan uji Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
hingga kadar 5 mg per mi. yimg telah dijenuhkan dengan fase gerak eampuran
Encernn lanttan baku Masukkan 1,0 ml Larutan baku kloroform P-metanol P-asam format 96% P (90:5:5)
ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan campuran dan biarkan fase gerak merambat hingga lebih kurang
kloroform P-asam format 96% P (9:1) sampai Ianda. 15 em dari garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan
Prosedur Lakukan Krcmatografi lapis tipis seperti fase gerak menguap dan amati di bawah eahaya
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara ultraviolet 254 nm: harga R1 bereak utama yang
terpisah masing-masing 10 J.LI Larutan uji, Larutan baku diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan yang
dan Enceran larutan baku pada jarak yang sama, 2,5 em diperoleh dari larutan (2).
dari tepi bawah lempeng kromatografi campuran
silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan Iempeng ke Waktu hancur <1251> 10 menit.
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
dengan fase gerak kloroform P-metanol P-asam fonnnt Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
95% P (90:5:5) dan biarkan fase gerak merambat Prosedztr keseragaman lcandungan
hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lem- Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
peng, tandai tepi batas fase gerak biarkan fase gerak Mebendazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentu-
menguap, amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet kur 10-m!, tambahkan 4 ml asam format 96% P. Tam-
254 nm: harga R1 bercak utama Larutan uji sesuai bahkan isopropil alkohol P sampai tanda. Pipet 0,5 ml
dengar. harga R1 I..Qrutan baku dan tidak ada bercak lain Jarutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, eneerkan
dari Larutan ll]i yang lebih besar atau lebih intensif dengan isopropil alkohol P sampai tanda.
dari bercak utama Enceran larutan baku. Larutan uji Campur 1 tablet dengan 20 ml asam
format 96% P di dalam labu tentukur 100-ml, panaskan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang di atas tangas uap selama 15 menit. Dinginkan,
225 mg, larutkan dalam 30 ml asam asetat glasial P. tambahkan isopropil alkohol P sampai tanda, dan saring
Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. tetapkan titik melalui penyaring kaca masir ukuran medium.
akhir secara potensiometrik menggunakan sistem Masukkan sejumlah filtrat yang setara dengan 1 mg
elektrode kaca-kalomel. Lakukan penetapan blangko. mebendazol yang diukur saksama ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan isopropil a/kohol P
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan sampai tanda.
29,53 mg C 16H1}'Jp3 Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
pada panjang gelombang serapan maksimum Iebih
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup kurang 310 run, menggunakan Iarutan asam for-
baik. mat 96% P dalam isopropil alkohol P (1 dalam 500)
sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg,
C 16 H 13 N 30 3 , dalam serbuk tablet yang digunakan
MEBENDAZOLI COMPRESS! dengan rumus:
TabletMebendazol TC Au
(-)(-)
D A5
Tablet Mebendazol mengandung Mebendazol
C 16H 13 N 30 3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih T adalah jumlah mg mebendazol dalam tablet yang
FIIV Monografi I Medazepamum 523

tertera pada etiket; C adalah kadar Mebendazol BPFI Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dalam J.Lg per ml l.Arutan baku; D adalah kadar meben- baik.
dazol dalam J.Lg per ml l.Arutan uji berdasarkan jumlah
yang tertera pada etiket dan tingkat pengenceran;
Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan Larutan uji MEDAZEPAMUM
dan Larutan baku. Medazepam
Penetapan kadar
l.Arutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg
Mebendazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentu-
kur 100-ml, tambahkan 90 ml kloroform P, 7 ml isopro-
pil alkohol P dan 2 ml asam format 96% P. Kocok
sampai larut, tambahkan isopropil alkohol P sampai
tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentu- 7- Kloro-2,3-dihidro-1-metil-5-fenil-1 H-1 ,4-benzo-
kur 100-ml, encerkan deng<~n isopropi! alkoho! P sampai diazepin [2898-12-6)
tanda (kadar lebih kurang 5 !lg pzr ml). C 16 H 15 CIN 2 BM 27CJ,8
Larulan uji Serbukkan tidak kurang dari 20 tablet.
Timbang saksama sejumlah serbuk setara dengan lebih Medazepam mengandung tidak kurang dari 98,5%
kurang 100 mg mebendazol, masukk.m ke dalam labu dan tidak lebih dari 101,0% C 16 H 15 CIN 2 , dihitung
tentukur 100-ml, tambahkan 50 ml asam format 96% P, terhadap zat yang telah dikeringkan.
panaskan di atas tangas air pada suhu 50° selama
15 menit. Dinginkan, tambahkan air sampai tanda, dan Pemerian Serbuk hablur, kekuningan; tidak perbau
saring melalui penyaring kaca masir t:kuran medium. atau hampir tidak berbau.
Pipet 10 ml filtrat ke dalam corong pisah 250 ml
tambahkan 50 ml air dan 50 ml kloroform P. Kocok Kelarutan Pr.:ktis tidak larut dalam air; larut dalam
selama lebih kurang 2 menit, biarkan memisah dan 8 bagian etanol, dalam 1 bagian kloroform dan dalam
pindahkan lapisan kloroform ke dalam corong pisah 5 bagian eter.
250 ml kedua. Cuci lapisan air 2 kali, tiap kali dengan
10 ml kloroform P, tambahkan kloroform cucian ke Baku pembanding Medazepam BPFI.
dalam corong pisah kedua dan huang lapisan air. Cuci
kumpulan larutan kloroform tersebut dengan cam- ldentifikasi
puran yang terdiri dari 4 ml asam klorida 1 N dan A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
50 ml campuran asam format 96% P-air (1:10), persikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksi-
masukkan lapisan kloroform dalam labu tentu- mum hanya pada panjang gelombang yang sama
kur 100-ml. Ekstraksi fase air 2 kali, tiap kali dengan seperti pada Medazepam BPFI.
10 ml kloroform P, tambahkan larutan kloroform ini ke B. Spektrum sera pan ultraviolet larutan 0,001%
dalam l?bu tentukur yang berisi larutan kloroform, dalam asam klorida 0,1 N pada panjang gelombang
encerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda. Pipet antara 230 nm sampai 320 nm menunjukkan maksi-
5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml yang mum hanya pada 254 nm; serapan pada 254 nm lebih
lain, encerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda. kurang 0,86.
Prosedur Campur 90 ml kloroform P dengan 2 ml C. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,004%
asam format 96% P dalam labu tentukur 100-ml, dalam asam klorida 0,1 N pada panjang gelombang
tambahkan isopropil alkohol P sampai tanda. Pipet 5 ml antara 360 nm sampai 550 nm menunjukkan maksi-
larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml kedua, mum hanya pada 458 nm; serapan pada· 458 nm lebih
encerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda kurang 0,64.
untuk memperoleh larutan blangko. Ukur serapan
l.Arutan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang Suhu lebur <1021> 101° sampai 104°.
serapan maksimum lebih kurang 247 nm, menggu-
nakan larutan blangko. Hitung jumlah dalam mg, Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
C 16 H 13 N 3 0 3 , dalam serbuk tablet yang digunakan seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan
dengan rumus: secara terpisah masing-masing 20 J.Ll larutan zat uji
dalam etil ast:tat P yang mengandung (1) 2,5% dan
(2) 0,0035'Yo, pada lempeng kromatografi silika gt:l
60 F254. Masukkan lempeng ke dalam bejana kroma-
tografi berisi fase gerak campuran kloroform P-t:til
ast:tat P (75:25). Angkat lempeng biarkan fase gerak
C adalah kadar Mebendazol BPFI dalam v.g per ml menguap, amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm.
l.Arutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan Bercak lain selain bercak utama dari larutan (1) tidak
l.Arutan uji dan Larutan baku. lebih intensif dari bercak utama dari larutan (2).
524 Medroxyprogesteroni Acetas I Monografi FIIV

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; pada Medroksiprogesteron Asetat BPFI; daya serap
lakukan pengeringan di atas Josfor pentoksida P pada masing-masing dihitung terhadap zat yang telah dike-
suhu 80° pada tekanan tidak lebih dari 5,2 mmHg ringkan, pada panjang gelombang serapan maksimum
selama 4 jam, menggunakan 1 g. lebih kurang 241 nm berbeda tidak lebih dari 2,0%.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1% Rotasi jenis <1081> Antara +45° dan +51 °, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang tapan menggunakan larutan 1% dalam dioksan P.
250 mg laratkan dalam 75 ml anhidrida asetat P. Laku-
kan penetapan dengan Metode I seperti yang tertera Susut peilgeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
pada Titrasi Bebas Air <681>. Tentukan titik akhir lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
secara potensiometrik.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
27,08 mg C16 H15CIN 2 Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (60:40),
saring dan awaudarakan, bila perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
MEDROXYPROGESTERONI ACETAS tertera pada Kromatografi <931>.
Medroksiprogesteron Asetat . Larutan baku Timbang saksama sejumlah Medroksi-
progesteron Asetat BPFI, larutkan dalam asetonitril P
hingga kadar lebih kurang 1 mg per mi.

co Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg,
larutkan dalam asetonitril P hingga 25,0 mi.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran lebih
kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi terha-
17-Hidroksi-6a-metilpregn-4-en-3,20-dion dap Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang
asetat [71-58-9} tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari
c24H34o4 BM 386,53 2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%.
Medroksiprogesteron Asetat mengandung tidak ku- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
rang dari 97,0% dan tidak lebih dari ·to3,0% C 24 HJ40 4, volume sama (lebih kurang 10 ;.Ll) Larutan bakii dan
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 24 H 340 4 ,
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih; dengan rumus:
tidak berbau; melebur pada suhu lebih kurang 205°;
stabil di udara. 'u
25C ( - )
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam 's
kloroform; larut dalam aseton dan dalam dioksan;
agak sukar larut dalam etanol dan dalam metanol; C adalah kadar Medroksiprogesteron Asetat BPFI dalam
sukar larut dalam eter. mg per ml Larutan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Baku pembanding Medroksiprogesteron Asetat BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
sebelum digunakan. rapat, tidak tembus cahaya.

ldentifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam lallium bromidtz P, MEDROXYPROGESTERONI ACETATIS
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- SUSPENSIO STERILIS
bang yang sama seperti pada Medroksiprogesteron Suspensi Steril Medroksiprogesteron
Asetat BPFI. Asetat
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100~000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti Suspensi Steril Medroksiprogesteron Asetat adalah
FIIV Monografi I Melfalanum 525

suspehsi steril Medroksiprogesteron Asetat dalam C adalah kadar Medroksiprogestuon Asetat BPFI dalam
media berair yang sesuai. Mengandung tidak kurang mg per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% C 24 H 340 4, dari dari suspensi yang digunakan; Ru dan R 5 berturut-
jumlah yang tertera pada etiket. turut adalah perbandingan luas puncak medroksipro-
gesteron asetat terhadap baku internal dalam Larutan
uji dan Larutan baku.
Baku pembanding Medroksiprogesteron Asetat BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
sebelum digunakan. gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.

Identifikasi Masukkan sejumlah suspensi setara


dengan lebih kurang 50 mg medroksiprogesteron
asetat ke dalam tabung sentrifuga, sentrifus, enap- MELFA LANUM
tuangkan beningan dan cuci padatan 2 kali, tiap kali Melfalan
dengan 15 ml air, huang air cucian. Larutkan padatan
dalam 10 ml kloroform P, pindahkan ke dalam gelas
piala ked!, uapkan kloroform di atas tangas uap dan
keringkan pada suhu 105° selama 3 jam: residu menun-
jukkan reaksi Identifikasi A seperti yang tertera pada
Medroksiprogesteron Asetat.
L-3-[p-[ Bis(2-kloroetil )amino]Jenil]alanina [148-82-3]
pH <1071> Antara 3,0 dan 7,0. C 13 H 18Cl 2Np2 BM 305.2

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera


pada Injectiones. Melfalan mengandung tidak kurang dari 93,0% dan
tidak lebih dari 100,5% C 13 H18Cl 2Np2, dihitung terha-
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dap zat yang telah dikeringkan dan bebas klor
Kromatogta.fi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada terionisasi.
Kromatografi <931>. [Perhatian Bahan beracun, tangani dengan sangat hati-
Fase gerak Buat campuran 700 ml butil klorida P dan hati].
300 ml heksana P, yang keduanya telah dijenuhkan
dengan air, dan 80 ml asetonitril P. Kadar asetonitril
boleh bervariasi untuk memenuhi syarat Kesesuaian Pemerian Serbuk, hampir putih hingga kekuningan;
sistem dan untuk mendapatkan waktu eluasi masing- bau lemah. Melebur pada suhu lebih kurang 180°
masing lebih kurang 12 menit untuk progesteron dan disertai peruraian.
lebih kurang 15 menit untuk medroksiprogesteron
asetat. Sariug melalui penyaring membran dengan Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, d.alam kloro-
porositas 1 ~m atau yang lebih halus. form, dan dalam eter; larut dalam asam mineral encer;
Larutan baku internal Buat larutan progesteron sukar larut dalam etanol dan dalam metanol.
dalam Fase gerak dengan kadar 0,25 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah lebih Baku pembanding Melfa/an Hidroklorida BPFI {Perha;
kurang 8 mg Medroksiprogesteron Asetat BPFI, larutkan tian Hindari kontak]; tidak boleh dikeringkan sebelum
dalam 20,0 ml Larutan baku internal. digunakan. Keringkan sebagian yang sudah disisihkan
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume setara dari contoh untuk analisis pada suhu 105° sam:pai
dengan lebih kurang 50 mg medroksiprogesteron bobot tetap dan lakukan koreksi pada Susut penge-
asetat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai. Pipet ringan untuk analisis kuantit'ltif. Simpan dalam wadah
25 ml klorofonn P ke dalam wadah, kocok selama lebih tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
kurang 20 menit dan sentrifus. Pipet 4 ml lapisan
kloroform ke dalam wadah yang sesuai, uapkan Identifikasi
sampai ·kering. Pipet 20 ml Larutan baku internal, A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 c:Ialam
masukkan ke daiam wadah untuk melarutkan residu. 200.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang dan minimum pada panjang gelombang yang sama
tertera pada Penetapan kadar dalam Medroksiprogesteron seperti pada Melfalan HidrokloridJz BPFI. .
Asetat. Hitung jumlah dalam mg C 24 H 340 4, per ml B. Pada 1 ml larutan (1 dalam 10.000) dalam eta-
suspensi yang digunakan dengan rumus: no[ P di dalam tabung reaksi bersumbat kaca, tambah-
kan 1 ml dapar asam Jtalat pH 4,0, 1 ml larutan
C Ru 4-(p-nitrobenzil)piridina P dalam aseton P .(1 dalam
125 ( - ) ( - ) 20)~ dan 1 mllarutan natrium klorida P 0,9%. Panaskan
V R5 di atas tangas air pada suhu 80° selama 20 menit,
526 Menadionum I Monografi FI IV

dan segera dinginkan. Tambahkan 10 ml etanol P MENADIONUM


dan 1 ml kalium hidroksida 1 N: terjadi warna lem- Menadion
bayung hingga merah-lembayung. Vitamin K
C. Panaskan 100 mg dengan 10 ml natrium hidrok-

roCH·
0
II
sida 0,1 N di atas tangas air selama 10 menit: larutan
yang diperoleh, setelah diasamkan dengan asam
nitrat 2 N, menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C II
0
seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
2-Meti/-1 A-naftokuinorz [58-27-5]
CuHs02 BM 172,18
Rotasi jenis <1081> Antara -30°dan -36°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- Menadion mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
tapan menggunakan larutan dalam metana/ P yang tidak lebih dari 101,0% C 11 H 80 2, dihitung terhadap zat
mengandung 70 mg per 10 ml, yang dibuat dengan yang telah dikeringkan.
pemanasan sec<~ra hati-hati. [Perhatian Serbuk menadion menyebabkan iritasi pada
saluran pernafasan dan kulit, dan larutan dalam etanol
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; dapat membakar kulit.]
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
105° hingga bobot tetap. Pemerian Hablur, kuning cerah; serbuk praktis tidak
l:ierbau; dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Sisa pemijaran <301> Tidal< lebih dari G,3%.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
Klor yang terionkan Timbang saksama lebih kurang minyak nabati; agak sukar larut dalam kloroform dan
500 mg, larutkan dalam campuran 75 ml air dan 2 ml dalam etanol.
asam nitrat P, biarkan selama 2 menit. Titrasi dengan
perak nitral 0,1 N LV; tentukan titik akhir secara Baku pembanding Menadion BPFI. [Perhatian Hindar-
potensiometrik: tidak lebih dari 1,0 ml perak nitrat kan kontak, hindarkan dari cahaya/; lakukan pengeringan
0.1 N diperlukan per 500 mg zat UJL di atas silika gel P selama 4 jam sebelum digunakan.

Kandungan nitrogen <581> Metode II Tidak kurang ldentifikasi


dari 8,90% dan tidak lebih dari 9,45% N, dihitung A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
tapan menggunakan lebih kurang 325 mg zat yang menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
ditimbang saksama, dan asam sulfat 0~1 N LV sebagai bang yang sama seperti pada Menadion BPFI.
titran. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
200.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
200 mg, masukkan ke dalam gelas piala, larutkan pada Menadion BPFI; daya serap masing-masing
dalam 20 ml natrium hidroksida O.S N. Tutup gelas piala dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada
dengan kaca arloji, didihkan selama 30 menit, jika panjang gelombang maksimum lebih kurang 250 nm
perlu tambahkan air untuk mengganti air yang berbeda tidak lebih dari 3,0%.
menguap. Dinginkan, netralkan terhadap fenol-
ftalein LP dengan asam asetat P, tambahkan 1 ml asam Jarak lebur <1021> Metode I Antara 105° dan 107°.
asetat P berlebih. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV,
tentukan titik akhir secara potensiometrik meng- Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%;
gunakan elektrode perak dan kalomel. Elektrode lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam.
kalomel telah dimodifikasi dan berisi larufan jenuh
kalium sulfat P. Dari hasil yang diperoleh pada Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
penetapan klor yang terionkan, hitung volume dalam
ml perak nitrat 0,1 N yang setara dengan klor yang Cemaran umum <481>.
terionkan dalam sejumlah zat yang digunakan pada Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
Penetapan kadar; kurangkan dari volume titran pada Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.
Penetapan kadar. Fase gerak Gunakan pelarut kloroform P.
-Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan bercak nomor 1.
15,26 mg C 1 ji18Cl 2NP 2
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca tertu- 150 mg, masukkan ke dalam labu 150 ml. Tambahkan
tup rapat, tidak tembus cahaya. 15 ml asam asetat glasial P dan 15 ml asam klorida 3 N,
FI-IV Monografi I Menadioni Natrii Bisulfis 527

pufar labu hingga larut. Tambahkan lebih kurang 3 g amonium hidroksida P volume sama. Kocok, tambahkan
serbuk zink, tutup labu dengan penutup yang di- etanol P sampai tanda, campur, biarkan selama 15 me-
lengkapi dengan katup Bunsen, kocok, dan biarkan di nit, dan enaptuangkan dari minyak yang memisah.
tempat gelap selama 1 jam, sambil sering dikocok. Ukur serapan pada panjang gelombang serapan
Enaptuangkan dengan cepat melalui penyaring kapas maksimum lebih kurang 635 nm menggunakan pt=-
ke dalam labu lain, cud segera labu reduksi 3 kali tiap reaksi tanpa zat sebagai blangko. Hitung jumlah
kali dengan 10 ml air yang baru dididihkan dan telah dalam mg, C 11 H 80 2 ; per ml injeksi yang digunakan,
didinginkan, tambahkan 0,1 ml ortofenantrolin LP, titra- dengan rumus:
si segera kumpulan filtrat dan air cucian dengan se-
rium(IV) sulfat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko. 0.1 C Au
(--)(-)
1 ml serium([V) sulfat 0,1 N setara dengan V A5
8,609 mg C11 Hp 2
C adalah kadar Menadion BPFI dalam JJ.g per ml
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan baku; V adalah volume injeksi yang digunakan
baik, tidak tembus cahaya. dalam ml; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan
Larutan ufl dan Larutan baku.

MENADIONI INJECTIO Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-


Injeksi Menadion gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.

lnjeksi Menadion adalah larutan steril Menadion MENADIONI NATRII BISULFIS


dalam minyak. Mengandung Menadion, C 11 H 80 2 , Menadion Natrium Bisulfit
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0%
0
dari jumlah yang tertera pada etiket.
~S01N4
~CH 1
Baku pembanding Menadion BPFI; lakukan penge- •JH,O

ringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum digu- II


0
nakan. [Perhatian Hindari kantak; dan paparan cahaya.l
1,2,3 ,4-Tet rahid ro- 2-metil-1 ,4-diokso-2-
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera naftalenasulfonat garam natrium asam trihidrat [130-37-0]
pada Injectiones. C 11 H 9 Na0 5S.3Hp BM 324,24

Penetapan kadar [Perhatian Selama penetapan hindarkan Menadion Natrium Bisulfit adalah campuran yang
menadian ataupun larutannya dari pengaruh cahaya.] terdiri dari Menadion Natrium Bisulfit dan Natrium
Lanttan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg Bisulfit. Mengandung tidak kurang dari 63,0% dan
Menadion BPFI masukkan ke dalam labu tentu- tidak lebih dari 75,0% C 11 H 9 Na055.3H20, dan tidak
kur 100-ml. Larutkan dan encerkan dengan campuran kurang dari 30,0% dan tidak lebih dari 38,0% NaHS03.
etanol P dan eter P volume sama sampai tanda. Simpan
larutan dalam wadah tertutup rapat di tempat gelap, Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; higros-
dingin, dan gunakan dalam waktu 7 hari. kopik.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume yang
setara dengan lebih kurang 25 mg menadion, masuk- Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat·sukar larut
kan ke dalam Iabu tentukur 100-ml, encerkan dengan dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter; praktis
campuran etanol P dan eter P volume sama sampai tidak larut dalam benzena.
tanda.
· Prosedur Masukkan 1,0 ml Larutan baku dan 1,0 ml Baku pembanding Menadion Natrium Bisulfit BPFL
Larutan uji masing-masing ke dalam dua labu tentu-
kur 50-ml, tambahkan masing-masing 4 ml etanol P, ldentifikasi
campur. Kemudian ke dalam masing-masing tabu A. Larutkan lebih kurang 100 mg dengan 10 ml air
tambahkan 1,0 ml tarutan yang dibuat dengan me- dalam corong pisah, tambahkan 3 ml larutan natrium
larutkan 50 mg 2,4-dinitrofenilhidrazin P dalam 20 ml karbonat monohidrat P (1 dalam 10). Ekstraksi endapan
campuran asam klorida 3 N-air (2:l). Letakkan tabu 2 kali, tiap kali dengan 5 ml kloroform P. Saring lapis-
dalam tangas air; pertahankan suhu pada 70" sampai an kloroform melalui penyaring yang telah dicuci
75° selama 15 menit, kocok kuat-kuat tiap 2 menit dengan kloroform P, uapkan filtrat dengan aliran udara
hingga 3 menit. Segera setelah pemanasan, dinginkan hingga kering. Larutkan sisa dalam beberapa ml
hingga suhu lebih kurang 25°; tambahkan ke dalam etanol P, uapkan hingga kering: jarak lebur sisa antara
masing-masing labu 5 ml campuran etanol P, dan 104° dan 107c. ·
528 Menthae Piperitae Folium I Monografi FI IV

B. Pada 50 mg endapan yang diperoleh pada kurang 250 nm terhadap blangko eampuran kloro-
Identifikasi A, tambahkan 5 ml air dan 75 mg natrium form P-etanol mutlak P (1:50). Hitung jumlah dalam mg,
bisulfit P, panaskan di atas tangas uap sambil dikoeok C 11 H 9NaOsS.3H 20, dengan rumus:
kuat-kuat hingga larut, larutan hampir tidak berwar-
na. Eneerkan dengan air seeukupnya hingga 50 ml, 330,28 Au
eampur. Pada 2 ml tambahkan 2 ml eampuran etanol P ( J 100 ( C - )
dan amonium hidroksida P volume sama, koeok. 172,18 As
Tambahkan 3 tetes etil sianoasetat P: terjadi warna biru
keunguan yang dengan penambahan 1 ml larutan C dalah kadar Menadion Bisulfit BPFi dalam mg per ml
natrium hidroksida P 33,3% berubah menJadi hijau Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah sera pan
kemudian kuning. Larutan uji dan Larzctan baku.
C. Pada 2 ml larutan 4% tambahkan beberapa
tetes asam klorida encer P, hangatkan: tercium bau Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
belerang dioksida. rapat, terlindung dari cahaya.

Natrium bisulfit Timbang saksama lebh kurang 2 g,


masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan
dan eneerkan dengan air sampai tanda. Pipet 15 ml, MENTHA£ PIPERITAE FOLIUM
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaea, Daun Menta
tambahkan 25,0 ml iodum 0,1 N, tutup, campur, biar-
kan selama 5 menit. Tambahkan hati-hati 1 ml asam
klorzda P, titrasi dengan natrillm llosztlfat 0,1 N LV, Daun Menta adalah daun yang dikeringkan dari
menggunakan indikator kanji LP. Lakukan penetapan lvfentha piperita Linne (Familia Labiatae). Kadar minyak
blangko. atsiri tidak kurang dari 1,2% v /b.

1 ml iodwn 1,0 N setara dengan


5,203 mg NaHS0 3 Makroskopik Daun, utuh maupun tidak, tipis, mudah
remuk, seringkali mengkerut, hijau hingga hijau
Selenium <391> Tidak lebih dari 3 bpj. kecoklatan, dan pada beberapa varietas mempunyai
urat daun ungu keeoklatan; helaian daun panjang
Air <1031 > Metode I /,ntara 9. 0% dan 13,0%. 3 em sampai 9 ern, Iebar 1 em sampai 3 em, bulat telur
atau bulat telur memanjang, ujung meruncing, tepi
Penetapan kadar bergigi tajam, pangkal asimetris; pertulangan daun
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg menyirip, menonjol pada permukaan bawah, urat
Menadion BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur daun lateral yang keluar dari ibu tulang daun mem-
.. 250-ml, larutkan dan encerkan dengan kloroform P
sampai tanda. Pipet 2 ml ke dalam labu tentu-
buat sudut lebih kurang 45°, permukaan bawah sedikit
l>erbulu dan mempunyai rambut kelenjar yang di
kur 100-ml, eneerkan dengan etanol mutlak P sampai bawah kaea pembesar dengan pembesaran enam kali
tanda hingga kadar lebih kurang 4 ~g per mi. terlihat sebagai bintik mengkilap kekuningan; tangkai
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g, daun berlekuk, panjang 5 mm sampai 10 mm.
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan
dan eneerkan dengan air sampai tanda. Pipet 20 ml Mikroskopik Sel epidermis bawah dilihat dari permu-
ke dalam corong pisah, tambahkan 40 ml kloroform P kaan berbentuk isodiametrik dengan dinding anti-
dan 5 mllarutan natrium karbona! monohidrat P (1 da- klinal berombak dan bemoktah, kutikula bergaris di
lam 10), koeok kuat-kuat selama 30 detik, biarkan atas urat daun, stomata diasitik, banyak terdapat di
memisah. Saring lapisan kloroform melalui kapas permukaan bawah, sedangkan di permukaan atas
yang telah dibasahi dengan kloroform P ke dalam labu tidak ada atau jarang; rambut penutup, pendek, mer.t-
tentukur 200-ml. Bilas segera penyaring denga,n 40 ml bulat, bersel satu atau dua, atau memanjang dan
k/oroform P. Campur bilasan ke dalam ekstrak yang berangkai bersel 3 sampai 8, dengan kutikula bergaris;
terdapat dalam labu tentukur. Ekstraksi lapisan air rambut kelenjar ada dua tipe. Tipe pertama pangkal
2 kali, tiap kali dengan 20 ml kloroform P, saring tiap bersel satu dengan sel kepala kecil, bulat, bersel satu,
ekstrak, cuci segera penyaring tiap kali dengan 20 ml diameter 15 Jlm sampai 25 Jlm, tipe kedua pangkal
kloroform P. Campur semua filtrat dan cairan cucian ke bersel satu dengan sel kepala bulat telur melebar,
dalam ekstrak yang terdapat dalam labu tentukur. diameter 55 Jlm sampai 70 Jlm, tersusun oleh 8 sel
Eneerkan dengan kloroform P sampai tanda. Pipet yang terlihat bersinar; sel epidermis atas mempunyai
2 ml ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan dindmg antiklinal berombak dan bemoktah. Di bagian
etanol P sampai tanda. lebih dalam terdapat satu lapis sel jaringan palisade
Prosedur Ukur serapan LArutan baku dan LArutan dan 4 lapisan sampai 6lapisan mesofil berupa jaringan
uji pada panjang gelombang serapan maksimum lebih bunga karang. Ibu tulang daun mempunyai berkas
FllV Monografi I Mentholum 529

pengangkut kolateral dengan jari-jari empulur sempit menggunakan 1 g serbuk.


dan kolenkim di bawah epidermis. Tidak ditemukan
hablur kalsium oksalat. Air <1031> Metode II Tidak lebih dari 11 %; lakukan
penetapan menggunakan 20 g.
Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>, menggunakan Penetapan kadar Lakukan penetapan Kadar ·Min yak
silika gel GF254 sebagai fase diam dan campuran Atsiri dengan Alat 1 seperti yang tertera pada Pengam-
toluernz P-etil asetat P (95:5) sebagai fase gerak. Totolkan bilan Contph dan Metode Analisis Simplisia <671>,
secara terpisah masing-masing 20 J.Ll Larutan 1 dan menggunakan 20 g bahan, 200 ml air sebagai cairan
10 J.Ll Lamtan 2. destilasi, labu alas bulat 500 ml; destilasi pada kecepat-
Larutan 1 Tambahkan 2 ml diklorometana P pada an rata-rata 2 ml sampai 4 ml per menit selama 2 jam.
200 mg serbuk daun, kocok beberapa menit, saring,
uapkan filtrat sampai kering pada suhu 40° dan larut- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kan residu dalam 0,1 ml toluena P. baik dan terlindung dari cahaya.
Larutan 2 Larutkan 50 mg (-)-men to!, 20 IJ.l sineol,
10 mg timol dan 10 j.J.l mentil asetat dalam toluena P
hingga diperoleh 10 mllarutan.
Setelah dieluasi, keringkan lempeng di udara hingga MENTHOLUM
bau cairan fase gerak tidak terdeteksi lagi, kemudian Mento I
amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Pada
krmr.atogram Larutan 1 tidak terdeteksi bercak dengan
R1 sedikit lebih rendah dari bercak timol pada kroma-
togram Larutan 2, yang menunjukkan tidak ad<mya
karvon dan pulegon. Semprot lempeng dengan larutan
anisaldehida LP panaskan pada suhu 100° sampai 105°
selama 5 menit sampai 10 menit dan amati kromato-
gram. Larutan 2 memperlihatkan bercak-bercak, mulai 5-Metil-2-(1-metiletil)-sikloheksanol [89-78-1]
dari harga R1 terendah, bercc;~k biru tua hingga ungu C 10H 200 BM 156,27
(mentol), bercak biru ungu hingga coklat (sineol),
bercak merah muda (timol) dan bercak ungu kebiruan Mento! adalah alkohol yang diperoleh dari bermacam-
(mentil asetat). Kromatogram Larutan 1 memperlihat- macam minyak permen atau yang dibuat secara sinte-
kan bercak intensif sesuai dengan mentol; bercak yang tik, berupa 1-mentol atau mentol rasemik (dl-mentol).
kurang jelas sesuai sineol; bercak ungu kebiruan
sesuai dengan mentil asetat dan bercak dengan R1
sedikit lebih rendah terdapat bercak kehijauan sesuat Pemerian Hablur heksagonal atau serbuk hablur,
dengan &ilenton. Kromatogram Larutan 1 tidak mem- tidak berwama, biasanya berbentuk jarum, a tau massa
perlihatkan bercak intensif wama hijau keabuan atau yang melebur; bau enak seperti minyak permen.
bercak abu-abu kebiruan lemah pad a daerah R1 antara
sineol dan timol dari kromatogram Larutan 2, yang Kelarutan Sukar larut dalam air; sangat mudah larut
menunjukkan tidak adanya karvon, pulegon dan dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dan dalam
isomenton. Kromatogram Larutan 1 memperlihatkan heksana; mudah larut dalam asam asetat glasial,
bercak ungu kemerahan intensif di dekat batas rambat dalam min yak mineral, dan dalam minyak lemak dan
yang menunjukkan hidrokarbon dan sebuah bercak dalam minyak atsiri.
kuning kecoklatan pada daerah R1 sedikit lebih rendah
yang menunjukkan mentofuran. Bercak lain dengan ldentifikasi Bila digerus dengan kamfer, atau kloral
wama yang kurang intensif dapat juga terlihat. hidrat atau fenol sama berat, campuran akan mencair.

Bahan organik asing Tidak lebih dari 5% yang berupa Jarak lebur 1-mentol <1021> Antara 41° dan 44°.
bagian batang dengan diameter tidak lebih dari 1 mm
dan tidak lebih dari 2% bahan organik asing lain. Jarak beku dl-mentol <1101> Lakukan penetapan
Mengandung tidak lebih dari 10% daun yang memberi sebaiknya dalam ruangan dengan suhu di bawah 30°
warna coklat yang menunjukkan adanya Puccinia dan kelembaban relatif di bawah 50%. Masukkan lebih
menthae. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada kurang 10 g mentol rasemik, yang sebelumnya telah
Pengambihm Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>, dikeringkan dalam desikator di atas silika gel selama
menggunakan 10 g contoh. 24 jam, ke dalam tabung reaksi kering dengan dia-
meter dalam 18 mm hingga 20 mm, dan lelehkan
Abu tidak larut dalam asam Tidak lebih dari 1,5%; isinya pada suhu lebih kurang 40°. Masukkan tabung
lakukan penetapan seperti yang tertera pada reaksi dalam air dengan suhu antara 23° dan 25°, dan
Pengambilan Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>, aduk isi tabung terus menerus dengan termometer,
530 Meprobamatum I Monografi . FI IV

atur ujung termometer tetap terendam dalam cairan. MEPROBAMATUM


Mento! rasemik membeku pada suhu antara 27° dan Meprobamat
28°. Setelah suhu beku stabil, tambahkan beberapa mg
mental rasemik yang telah dikeringkan, dan lanjutkan
pengadukan; setelah beberapa menit suhu naik
dengan cepat menjadi 30,5° hingga 32,0°.
2 Metil-2-propil-1,3-propanadiol dikarbamat [57-53-4]
Rotasi jenis <1081> Antara -45° dan -51° untuk C9H 18 Np4 BM 218,25
1-mentol; antara -2° dan +2° untuk dl-mentol; lakukan
penetapan dalam larutan yang mengandung 1 g per Meprobamat mengandung tidak kurang dari 97,0%
10 ml dahim etanol P. dan tidak lebih dari 101,0%, C 9 H 18 N 20 4, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Sisa tidak mudah menguap Tidak lebih dari 0,05%.
Timbang saksama lebih kurang 2 g zat, uapkan dalam Pemerian Serbuk putih; bau khas; rasa pahit.
cawan parselen terbuka yang telah ditara di atas
tangas uap, dan keringkan sisa pada suhu 105° selama Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
1 jam. aseton dan dalam etanol; agak sukar larut dalam eter.

Senyawa mudah teroksidasi dalam dl-mentol Baku pembanding Meprobamat BPFI; lakukan pe-
Masukkan 500 mg ke dalam tabung reaksi yang bersih ngeringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama
dan kering, tambahkan 10 mllarutan kalium permanga- 3 jam sebelum digunakan.
nat P, yang dibuat dengan mengencerkan 3 ml kalium
permanganat 0,1 N dengan air hingga 100 ml, dan ldentifikasi
tempatkan tabung reaksi dalam gelas piala yang berisi A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
air dengan suhu an tara 45° dan 50°. Angkat tabung dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
dari tangas air pada selang waktu 30 detik, campur (lebih kurang 1 mg dalam 200 mg), menunjukkan
cepat dengan pengocakan.: warna ungu kalium maksimum hanya pada panjang gelambang yang
permanganat masih tampak setelah 5 menit. sama seperti pada Meprobamat BPFI. Jika terjadi per-
bedaan, larutkan masing-masing zat uji dan Baku
Kemurnian kromatografi pembanding dalam aseton P hingga kadar 8 mg per mi.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan dekanal dan Encerkan 0,1 ml dengan 1 ml n-heptana P, dan uapkan
mental dalam eter P hingga kadar lebih kurang pelarut di bawah aliran gas nitrogen P pada suhu lebih
0,05 mg per mi. kurang 30°. Keringkan sisa dalam hampa udara pada
Larutan uji Larutkan 10 mg mental dalam 50 ml suhu kamar selama 30 menit; dan ulangi pengujian
eter P dan campur. Encerkan 25 ml larutan ini dengan terhadap sisa.
eter P hingga 100 mi. B. Harga R bercak utama Enceran larutan uji
.. Sistem kromatografz Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatagraf gas dilengkapi
sesuai dengan bercak yang diperaleh dari Larutan
baku 1,0 mg per ml, seperti yang tertera pada Kemurni-
dengan detektar ianisasi nyala dan kalam 2 mm an kromatografi.
x 1,8 m berisi bahan pengisi 10% fase diam G16 pada
partikel penyangga SlAB. Pertahankan suhu injektar, Jarak lebur <1021> Antara 103° dan 107°, jarak antara
detektar dan kolam masing-masing lebih kurang pada suhu awal dan suhu akhir melebur tidak lebih dari 2°.
260°, 240° dan 170°. Gunakan helium P kering sebagai
gas pembawa dengan laju aliran lebih kurang 50 ml Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
per menit. Lakukan kromatagrafi terhadap Larutan lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
kesesuaian sistem. Rekam respons puncak seperti yang 60° selama 3 jam.
tertera pada Prosedur. Waktu retensi relatif mentol
terhadap dekanollebih kurang 0,7: resoiusi, R, antara Kemumian kromatografi
kedua puncak tersebut tidak kurang dari 2,5 dan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mepro-
simpangan baku relatif dari perbandingan respons bamat BPFI, larutkan dan encerkan dengan etanol P,
puncak tidak lebih dari 2%. hingga satu seri enceran dengan kadar 1,0 mg; 0,8 mg;
Prosedur Suntikkan 2 Jll Larutan uji ke dalam 0,6 mg; 0,4 mg; dan 0,2 mg per ml.
kramatograf gas, ukur respans puncak. Respans Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
puncak mentol tidak kurang dari 97% dari jumlah larutkan dalam ttanol P hingga diperoleh kadar
semua puncak respans, kecuali respans puncak eter. 100 mg per ml.
Enceran larutan uji Encerkan sejumlah Larutan uji
dengan etanol P hingga kadar 1,0 mg per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Prostdur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
rapat, 5ebaiknya pada suhu kamar terkendali. yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
FIIV Monograft I Mepyramini Maleas 531

terpisah masing-masing 2 J.L].lArutan uji, Enceran larut- tambahkan 40 ml asam klorida P dan beberapa..batu
an uji dan lArutan baku pada lempeng kromatografi didih, refluks selama 90 menit. Lepaskan kondensor,
silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dan lanjutkan pendidihan hingga volume 5 ml sampai
dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak 10 ml. Dinginkan labu hingga suhu kamar, tambahkan
heksana P-aseton P-piridina P (7:3:1) hingga fase gerak 50 ml air dan 1 tetes merah metil LP, sambil didingin-
merambat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. kan netralkar hati-hati dengan natrium hidroksitLz 10 N
Angkat lempeng, beri tanda batas fase gerak, dan sampai terjadi perubahan warna indikator. Jika perlu,
diamkan sampai kering selama 15 menit. Panaskan tambahkan ·asam klorida 1 N untuk mengembalikan
lempeng pada suhu 100° selama 15 menit, dinginkan. warna merah muda, dan secara hati-hati netralkan
Semprot lempeng dengan larutan penampak bercak dengan natrium hidroksida 0,1 N LV. Tambahkan
yang dibuat dengan melarutkan 1 g vanilin P dalam campuran 15 ml formaldehida LP dan 15 ml air yang
campuran asam sulfat P dan etanol P (160:40) yang telah sebelumnya telah dinetralkan terhadap fenolftalein LP
didinginkan. Panaskan lempeng pada suhu 110° dengan natrium hidroksida 0,! N LV dan titrasi dengan
selama 15 menit sampai 20 menit, dinginkan dan natrium hidroksida 0,1 N LV sampai warna kuning.
biarkan lempeng pada suhu kamar sampai terbentuk Tambahkan 0,2 ml fenolftalein LP dan lanjutkan titrasi
bercak biru-ungu. [Catatan Warna terjadi setelah lebih dengan natrium hidroksida 0,1 N LV sampai warna
kurang 30 menit sampai 60 menit}. Amati lempeng dan merah muda. Lakukan penetapan blangko.
bandingkan intensitas setiap bercak lain dari kroma-
togram lArutan uji dengan bercak utama lArutan baku. 1 ml natrium hidroksida 0,1 N yang digunakan
Tidak ada bercak lain selain bercak utama dari lArutan setelah penambahan formaldehida LP setara
t:ji lebih intcnsif dari bercak utama lArutan baku 1,0 mg dengan 10,91 mg C.f1 1,Np4
per ml (kemurniannya 1,0%) dan jumlah intensitas
semua bercak lain dari Larutan uji tidak lebih dari Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
2,0%. rapat.

Metil karbamat Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pe-


netapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi MEPYRAMINI MALEAS
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Mepiramin Maleat
Fase gerak Gunakan air yang telah disaring dan Pirilamin Maleas
diawaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah metil
karbamat, larutkan dalam air hingga kadar 1,0 mg
per ml.
Larutan uji Timbang saksama 1,0 g zat uji yang
rf\Y ~ '<:Hz
~
N -o-
CH 2 ·CH 2 NCCH 3 l 2

OCH 1 •
HCOOH
II
HCOOH

telah diserbuk halus, masukkan ke dalam gelas piala, 2-[[2-(Dimetilamino)etil}(p-metoksibenzil)-amirzo}-


tambahkan 5,0 ml air, aduk hingga serbuk basah.dan piridin maleat (1:1) [59-33-6]
terbentuk bubur. Saring melalui wol kaca; gunakan C17H 23 N 30.C 4H 40 4 BM 401,46
filtrat jernih sebagai Larutan uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Mepiramin Maleat mengandung tidak kurang dari
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C 17 ~N3 0.C4 H 40 4 ,
tinggi dilengkapi dengan detektor 200 nm dan kolom dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan dalam
3,9 mm sampai 4,6 mm x 25 em sampai 30 em berisi hampa udara di atas fosfor pentoksida selama 5 jam.·
bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih kurang 1 ml per
menit. Lakukan kromatografi terhadap lArutan baku, Pemerian Serbuk hablur putih, biasanya berbau
rekam respons puncak seperti yang tertera pada lemah. Larutan bersifat asam terhadap lakmus.
Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2,0%. Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dalam etanol dan dalam kloroform; sukar larut dalam
volume sama (lebih kurang 50 f1l) Larutan baku dan eter dan dalam benzena.
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
punca.k metil karbamat. Respons puncak Larutan uji Baku pembanding Mepiramin Maleat BPFI; lakukan
tidak lebih besar dari respons puncak l.Arutan baku. pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor pentok-
sida P selama 5 jam sebelum digunakan.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Memenuhi syarat. Identifikasi
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam·kalium bromida P,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
400 mg, masukkan ke dalam · labu Erlenmeyer, bang yang sama seperti pada Mepiramin Maleat BPFI.
532 Mercaptopurinum I Monografi FIIV

B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
100.000) dalam asam suifat 0,5 N, menunjukkan maksi- 400 mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam
mum dan minimum pada panjang gelombang yang 50 ml asam asetat >;/asia/ P. Tambahkan 1 tetes kristal
sama seperti pada larutan Mepiramin Maleat BPFI; violet LP dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV
daya serap masing-masing dihitung terhadap zat yang sampai warna hijal,!biru.
telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 236 nm dan 312 nm, berbeda 1 m/ nsam}?frk}oraJ.0,1- N setara dengan
tidak lebih dari 3,0%. 2U.O]wg!: 17 H) 3 Np.c.Hp~

Suhu lebur <1021> Metade I Antara 99° dan 103°. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara di alas fasfar
pentakslda P selama 5 ja!Tl.
MERCAPTOPURINUM
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Merkaptopurin

Senyawa sejenis Tidak leb1h dari 1,0%.


Lanctan baku Timbang saksama sejumlah Mepira-
min Mnlcat BPFI, larutkan dalam campuran metana/ P
anwtzlzmzlzzdraksida P (200:1) hingga kadar lebih kurang
0,4 mg per mi. Encerkan dengan pelarut sama hingga Purhz-6-tiolnzanohidrat [6112-76-1]
diperoleh Larutan baku A. B dan C dengan komposisi CH.N.S.H,O BM 170,19
sebagai berikut: A~h]d;at !50-<i-l-2] BM 152,17

Merkaptopurin mengandung tidak kurang dari 97,0%


Larutan Pengenceran Kadar Persentase dan tidak lebih dari 102,0% C,.H 4 N 4S, dihitung ter-
baku Baku pem- (%, untuk hadap zat anhidrat.
banding pembanding
mg per ml dengan Pemerian Serbuk hablur, warna kuning; tidak berbau
larutan uji) atau praktis tidai<. berbau. Melebur pada suhu tidak
lebih dui 303" disertai peruraian.
A (1 dalam 4) 0,1 0,5
B (3 dalam 20) 0,06 0,3 Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam aseton dan
c (1 dalam 20) 0,02 0,1 dalam eter; larut dalam etanol panas dan dalam laru-

.. tan alkali encer; sukar larut dalam asam sulfat 2 N .

Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, larut- Baku pembanding Merkaptopurin BPFl; tidak boleh
kan dalam campuran metana[ P-amonium hidraksida P dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air <1031>
(200:1) hingga kadar lebih kurang 20 mg per mi. Metode l sebelum digunakan.
Fase gerak Buat campuran etilasetat P-dietilamina P
n-heksana P-metanol P (93:7:1:1). Identifikasi
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing- 200.000). dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan
masing secara terpisah 10 J.Ll Larutan 11ji dan Larutan maksimum hanya pada panjang gelombang yang
baku A, B dan C pada lempeng kromatografi ca~puran sama seperti pada Merkaptopurin BPFI; daya serap
silika gel {Catatan Lempeng telah dicuci dengan Jase gerak masing-masing dihitung terhadap zat anhidrat, pada
selama 2 jam dan dikeringkan]. Masukkan ke dalam panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
bejana kromatografi hingga Fase gerak merambat tiga 325 nm berbeda tidak lebih dilri 3,0%. Perbandingan
per empat tinggi lempeng, angkat lempeng dan sera pan pada 255 nm dan 325 nm tidak Iebih dari 0,06.
biarkan kering di udara, amati lempeng di bawah B. Pada larutan 600 mg dalam 6 ml larutan
cahaya ultraviolet 254 nm. Bercak lain selain bercak natrium hidroksida P (1 dalam 33) tambahkan perlahan-
utama pada kromatogram dari Larutan uji tidak lebih lahan sambil digoyang 0,5 ml metil iodida P. Biarkan
besar atau intensif dari bercak utama Larutan baku A campuran selama 2 jam pada suhu kamar, dinginkan
(0,5%) dan jumlah semua bercak lain kecuali bercak dalam tangas es, atur pH dengan asam asetal P hingga
utama dari Larutan uji tidak lebih dari 1,0%. lebih kurang 5. Kumpulkan hablur yang terbentuk,
lakukan penghabluran kembali dari air panas: metil-
Cemaran senyawa mudah organik menguap <471> merkaptopurin trihidrat yang diperoleh dikeringkan
Metode r,Memenuhi syarat. pada suhu 120° selama 30 menit, melebur pada suhu
FIIV Monografi I Mestranolum 533

antara 218° dan 222° disertai peruraian. hingga kering. Pada residu tambahkan 5 ml larutan
natrium hidroksida P (1 dalam 33), goyangkan baik-baik,
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 12,0%. dan saring: filtrat jernih yang diperoleh menunjukkan
uji Identifikilsi B pada Merkaptopurin.
Fosfor Tidak lebih dari 0,010%; lakukan penetapan
sebagai berikut: Ekstraksi 200 mg dengan 2 ml asam Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit.
sulfat 15 N dalam tabung reaksi besar, secara berkala
tambahkan dengan hati-hati asam nitrat P tetes demi Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
tetes. Lanjutkan pemana!'an hinggd semua cairan
praktis menguap dan residu tidak berwarna. Pindah- Penetapan kadar
kan residu ke dalam labu tentukur 25-ml dengan Larutan ba.lcu Timbang saksama sejumlah Merkap-
bantuan sedikit air, ta!Jlbahkan 1 ml asam sulfat 15 N, lfJpHrm BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
0,5 ml asam nitrat P, 0,75 ml amoni11m molzbdat LP dan 100-ml yang bensi campuran 10 ml air dan 1 ml natri-
1 ml asam aminonaftolsHlfonat LP, kemudian encerkan wn hzdrok:;ida 1 N, larutkan, dan encerkan dengan air
dengan air sampai tanda. Biarkan campuran selama sampai tanda. Encerkan se1umlah alikuot dengan asam
5 menit, ukur serapan larutan pada 750 nm terhadap klorrda 0,1 N secara kuantitatif dan bertahap hingga
blangko yang diperlakukan sama. Serapan larutan ini kadar lebih kurang 5 ~g per mi.
tidak lebih besar dari serapan larutan yang dibuat dari Lanttan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak
2 ml larutan baku fosfat dengan kadar 43,96 ~g krlli11m kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
fosfat monobasa P kering per ml, setara dengan 10 ~g P serbuk tablet setara dengan lebih kurang 50 mg
dan lakukan seperti terse:but di atas mulai dengan merkaptopu~in, masukkan ke dalam labu tentukur
"tambahkan 1 ml asam sHljat 15 N .... ". 100-ml. Tambahkan 20 ml air dan 1,5 ml natritim lti-
drokszda 1 N, goyang-goyangkan selama tidak lEbih
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang dari 5 menit. Encerkan dengan air sampai tanda,
300 mg, larutkan dalam 80 ml dimetilformamida P, campur dan saring, buang 20 ml filtrat pertama.
Tambahkan 5 tetes larutan birrt timol P (1 dalam 100) Encerkan sejumlah volume filtrat yang diukur saksa-
dalam dimetilformamida P, titrasi dengan natrium metok- ma dengan asam klorida 0,1 N secara kuantitatif dan
sida 0,1 N LV, menggunakan pengaduk magnetik dan bertahap hingga kadar lebih kurang 5 ~g per mi.
hati-hati terhadap penyerapan karbon dioksida dari Prnsedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
udara. Lakukan penetapan blangko. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 325 nm, gunakan asam k/orida 0,1 N sebagai
1 mlnatriHm metoksida 0,1 N sctara denga11 blangko. Hitung jurnlah da.lam mg, C,H 4 N~S.H 2 0,
15,22 mg C5 H 4N 4S dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:

Wadah dan per.yimpanan Dalam wadah tertutup 170,19 All


baik. ( - - ) 10 c (--)
152,17 A5

MERCAPTOPURINI COMPRESS! 170,19 dan 152,17 berturut-turut adalah bobot molekul


Tablet Merkaptopurin merkaptopurin monohidrat dan merkaptopurin
anhidrat; C adalah kadar Merkaptopurin BPFI dalam
~g per ml dalam Larutan baku; All dan As berturut-
Tablet Merkaptopurin mengandung Merkaptopurin, turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
C 5 H~N 4 S.H 2 0,
tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik.
Baku pembanding Merkaptopurin BPFI; tidak boleh
dikeringkan, lakukan Penetapan Kadar Air <1031>
Metode I, sebelurn digunakan. MESTRANOLUM
Mestranol
Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan uji pada
Penetapan kadar, menunjukkan maksimum pada
325 nm ± 2 nm, dan perbandingan serapan pada
255 nm dan 325 nm tidak lebih dari 0,09.
B. Gerus sejumlah serbuk halus tablet setara
dengan lebih kurang 600 (ng merkaptopurin gerus 3-Metoksi-19-nor-Zla-pregna-1,3,5(10)-
3 kali, tiap kali dengan 25 ml etanol P panas. Saring trien-20-in-17-ol [72-33-3)
ekstrak etanol panas, uapkan filtrat di atas tangas uap C21H 260 2 · ·.· ··BMS16;44
534 Metformini Hydrochloridum I Monografi FIIV

Mestranol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan suhu kamar, eneerkan dengan asam sulfat P sampai
tidak lebih dari 102,0% C21 H 260 2, dihitung terhadap zat tanda.
yang telah dikeringkan. lArutan baku Timbang saksama sejumlah Mestra-
nol BPFI, larutkan dan eneerkan dengan kloroform P
Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih krem; tidak hingga kadar lebih kurang 5 ~g per mi.
berbau. lArutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg,
masukkan ke labu tentukur 200-ml, larutkan dan
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam eneerkan dengan kloroform P sampai tanda. Pipet 5 ml
kloroform, larut dalam dioksan; agak larut dalam larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
etanol mutlak; sukar larut dalam metanol. kloroform P sampai tanda.
Prosedur Pipet masing-masing 4 ml Larutan baku
Baku pembanding Mestranol BPFI; lakukan pe- dan Larutan uji ke dalam labu Erlenmeyer 25 ml
ngeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum bersumbat kaea. Uapkan larutan di bawah aliran
digunakan. udara lambat, tanpa pemanasan sampai kering. Larut-
kan residu dalam 0,3 ml metanol P. lvtasukkan labu
Identifikasi dalam tangas air dengan suhu yang dipertahankan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 25°, pipet 10 ml Asam sulfat-metanoi, masukkan ke
dikeringkan dan didispersikan dalam klllium lm:nnida P, dalam labu, goyang-goyangkan, tutup labu. Tepat
menunjukkan maksimum hanya pada panjang 6 menit setelah penambahan Asam sulfat-metanol, ukur
gelombang yang sama seperti pada Mestranol BPFI. serapan lArutan uji dan Larutau baku pada panjang
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam gelombang serapan maksimum lebih kurang 545 nm,
10.000) dalam metanol P, menunjukkan maksimum dan terhadap Asam sulfatmetanol sebagai blangko. Hitung
mimmum pada panjang gelombang yang sama seperti jumlah dalam mg, C 21 H 260 2 , dengan rumus:
pada Mestranol BPFI.
C. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan seeara ter-
pisah masing-masing 10 ~I larutan dalam kloroform P
yang mengandung (1) zat uji 1 mg per ml dan (2) Mes-
tranol BPFI 1 mg per ml pada jarak yang sama lebih C adalah kadar Mestranol BPFI dalam ~g per ml
kurang 2,5 em dari tepi bawah lempeng kromatografi Lanttan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah s~rap­
silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke an Lurutan uji dan Larutan /1aku .
.dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
dengan fase gerak kloroform P-etanol mutlak P (29:1) dan Wadah dan penyimpanan Dalam wad.1h tertutup
biarkan fase gerak merambat lebih kurang 15 em di baik; tidak tembus eahaya.
atas garis penotolan. Angkat lempeng; biarkan fase
... gerak menguap dan semprot lempeng dengan Asam
sulfat-metanol seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
Panaskan lempeng pada suhu 105° selama 5 menit dan METFORMINI HYDROCHLORIDUM
amati di bawah eahaya ultraviolet 366 nm: harga R1 Metformin, Hidroklorida
bereak utama yang diperoleh dari larutan (1) sesual
dengan yang diperoleh dari larutan (2). NH NH
II II
flllctNCN-4. CMit .HCI
Jarak lebur <1021> Antara 146° dan 154°, jarak antara
awal dan akhir melebur tidak lebih dari 4°.
N,N-dimetilimidodikarbonimidik diamida [1115-70-4 J
Rotasi jenis <1081> Antara +2° dan +8°, dihitung C~H 11 N 5 .HCI BM 165,6
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
tapan menggunakan larutan dalam dioksan P yang Metformin Hidroklorida mengandung tidak kurang
mengandung 200 mg per 10 mi. dari 98,5% dan tidak lebih dari 101.0% C~H 11 N 5 .HCI,
dihitung terhadap zat yang telah dikcringkan.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. Pemerian Serbuk hablur putih; tidak berbau atau
hampir tidak berbau; higroskopik.
Penetapan kadar
Asam sulfat-metanol Pipet 30 ml metanol P ke dalam Kelarutan Mudah larut dalam air; praktis tidak
labu tentukur 100-ml, letakkan dalam tangas es. larut dalam eter dan dalam kloroform; sukar larut
Tambahkan perlahan-lahan dan hati-hati lebih kurang dalam etanol.
65 ml asam sulfat P sambil terus diaduk. Pertahankan
agar suhu tetap di bawah 15°. Biarkan larutan hingga Bal<u pembanding Metformin Hidroklorida BPFI.
FIIV Monografi I Metformini Hydrochloridi Compressi '535

Identifikasi 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 8,281 mg Clf11 N 5.HCl
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
lombang yang sama seperti pada Metformin Hidro- baik.
klorida BPFI.
B. Larutkan 25 mg dalam 5 ml air, tambahkan
1,5 ml natrium hidroksida 5 N, 1 ml1-naftol LP dan tetes
demi tetes disertai pengocokan 0,5 ml larutan natrium METFORMINI HYDROCHLORIDI
hipoklorit 3,5% P: terjadi warna merah jingga, yang bila COMPRESS I
didiamkan menjadi lebih gelap. Tablet Metformin Hidroklorida
C. Larutkan 10 mg dalam 10 ml air, tambahkan
10 ml larutan yang dibuat dengan mencampur~an se-
jumlah volume sama larutan r.atrium nitroprusida P Tablet Metformin Hidroklorida adalah tablet bersalut
10%, larutan kalium heksaslanoferat(Il[) P 10% dan mengandung Metformin Hidroklorida, C 4 H 11 N 5 .HC1,
larutan natrium hidroksida P 10%, biarkan selama tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0%
20 menit: terjadi warna merah dalam waktu 3 menit. dari jumlah yang tertera pada etiket.
D. Menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti yang
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. Syarat tablet Memenuhi syarat.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; ldentifikasi


lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot A. Kocok sejumlah serbuk tablet yang mengan-
tetap, menggunakan 1 g. dung 20 mg metformin hidroklorida dengan 20 ml
etanol nwtlak P, saring, uapkan filtrat sampai keting di
Suhu lebur <1101> Metode II Lebih kurang 225°. atas tangas air. Spektrum serapan inframerah zat yang
telah dikeringkan pada suhu 105° selama 1 jam dan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari 20 bpj; sama dengan Metjom1in Hidroklorida BPFI.
lakukan penetapan dengan menggunakan larutan B. Gerus sejumlah serl!uk tablet yang setara
10,0%. dengan 50 mg metformin hidroklorida dengan 10 ml
air, saring. Pada 5 ml filtrat tambahkan 1,5 ml natrium
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara hidroksida 5 N, 1 ml 1-naftol LP dan tetes demi tetes
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada disertai pengocokan, 0,5 ml larutan natrium hipo-
Kromatografi <931>. klorit 3,5% LP: terjadi warna jingga merah yang bila
•. Fase gerak natrium pentanasulfonat 0,005 M, atur pH dibiarkan bertambah gelap.
hingga 3,5 dengan larutan asam fosfat P 1%, saring dan C. Gerus sejumlah serbuk tablet yang setara
awaudarakan. dengan 50 mg metformin hidroklorida dengan 10 ml
l..arutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut- air, saring. Filtrat menunjukkan reaksi Klorida cara A
kan dalam air hingga kadar (A) 0,0010% dan (B) 1,0%. seperti yang tertera pada Uji Jdentifikasi Umum <291>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah disiandi-
amida P, larutkan dalam air hingga kadar 0,00020%. Disolusi <1231>
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Media disolusi: 1000 ml larutan kalium fosfat
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja monobasa P 0,68%, atur pH 6,8 dengan penambahan
tinggi dilengkapi dengan detektor 218 nm, kolom natrium hidroksida 1 N.
30 em x 4 mm berisi bahan pengisi R Bondapak C18. Alat tipe 1: 100 rpm.
Laju aliran 1 ml per menit. Waktu: 45 menit.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Prosedur Lakukan penetapan jumlah C~H 11 N 5 .HCI
volume sama masing-masing Larutan uji A dan yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
Laruitan uji B serta Larutan baku, rekam respons uji, jika perlu diencerkan dengan Media disolusi dan
puncak. Respons puncak l..arutan uji B yang menun- serapan larutan baku Metformin Hidroklorida BPFI
jukkan disiandiamida tidak boleh lebih besar dari dalam media yang sama pada panjang gelombang
respons puncak l..antlan baku dan respons puncak se- sera pan maksimum lebih kurang 233 nrn.
lain puncak utama tidak boleh lebih dari l..arutan uji A. Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 70% C~H 11 N 5 .HCl, dari jumlah yang ter-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang tera pada etiket.
250 mg, larutkan dalam 20 ml raksa(Il) asetat LP. Titrasi
dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir Senyawa sejenis Lakukan penetapan seperti pada
secara potensiometrik. Metformin Hidroklorida, tetapi pembuatan Larutan uji A
536 Methadoni Hydrochloridum I Monografi FIIV

dan Lmttan uji B sebagai berikut: Untuk Larutan uji B Identifikasi


kocok sejurnlah serbuk tablet yang rnengandung 1,0 g A. Spektrurn serapan infrarnerah zat yang telah
rnetforrnin hidroklorida dalam air dan saring. Untuk dikeringkan dan didispersikan dalarn kalium bromida P,
Larutan uji A encerkan 0,1 rnl Lanttan uji B dengan air menunjukkan rnaksimurn hanya pada panjang ge-
hingga 100,0 ml. lornbang yang sarna seperti pada Metadon Hidro-
klorida BPFl.
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan 20 tablet. B. Menunjukkan reaksi Klorida seperti yang
Kocak sejumlah serbuk tablet yang rnengandung tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
100 mg rnetformin hidroklorida dalarn 70 rnl air
selama 15 menit, saring, buang 20 rnl filtrat pertama. pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan
Encerkan 10,0 ml filtrat dengan air hingga 100,0 rnl, menggunakan larutan 1%.
dan encerkan 10,0 ml l;nutan ini dengan air hingga
100,0 mi. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%;
Larutatz bakll Tim bang saksama sejumlah Mctformin lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam,
Hidroklorida BPFI larutkan dan encerkan dengan air menggunakan lebib kurang 500 mg.
hingga kadar lebih kurang 14 Jlg pe.- rnl. Ukur serapan
Larutan uji dan Law/an baku menggunakan air sebagai Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
blangko pada panjang gelombang serapan rnaksirnum
232 nrn. Hitung kadar C 4 H 11 N 5 .HCI dalam larutan uji Cemaran umum <481> Tidak lebih dari 1,0%.
dengan rumu~: LaT!Itan llji Gunakan pelarut etanol P.
LaT!Itan baku Gunakan pelarut etanol P.
Fase gerak Buat campuran metana/ P dan amonium
hidroksida P (100:1,5)
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
bercak 110mor 3.
C adalah kadar Metformin Hidroklorida BPFI dalam Jlg
per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah Penetapan kadar Tirnbang saksama lebih kurang
serapan LaT!Itan uji dan Larutan baku. 500 mg, larutkan dalarn campuran 10 ml asam asetat
glasial P dan 10 ml raksa([[) asetat LP, jika perlu hangat-
kan hingga larut. Dinginkan hingga suhu kamar,
tambahkan 10 rnl dioksan P, dan kristal violet LP, titrasi
METHADON! HYDROCHLORIDUM secara cepat dengan asam perk/ora/ 0,1 N LV Lakukan
Metadon Hidroklorida penetapan blangko.

1 ml asam perk/oral 0.1 N setara dengan


fHzCHl
CO CH 1 34,59 mg C21 Hj-JO.HC/
0:~-CH)HN(CH 1 ) 1 • HCJ
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
© rapat, tidak tembus cahaya.

6-( Dimet ilami no )-4 ,4-d ifen i 1-3-heptanon METHADON! HYDROCHLORIDI


hidroklorida (1095-90-5] COMPRESS I
C 21 H 27NO.HCI BM 345,91 Tablet Metadon Hidroklorida
Metadon Hidroklorida rnengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C 21 H 27NO.HCI, Tablet Metadon Hidroklorida mengandung Metadon
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan_ Hidroklorida, C 21 H 27NO.HCI, tidak kurang dari 93,0%
dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera
Pemerian Serbuk hablur, tidak berwama atau putih; pada etiket.
tidak berbau.
Baku pembanding Metadon Hidroklorida BPFI; laku-
Kelarutan Larut dalam air; rnudah larut dalarn etanol kan pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam sebe-
dan dalam kloroforrn; praktis tidak larut dalam eter lurn digunakan.
dan dalam gliserin. ·
ldentifikasi Pada sejurnlah serbuk tablet setara
Baku pembanding Metadon Hidroklorida BPFI; lakukan dengan lebih kurang 5 mg metadon hidroklorida,
pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam sebelum tambahkan sejumlah air, kocok dengan 5 ml natrium
digunakan. karbonat 'LP dan ekstraksi dengan 5 ml kloroform P.
FI IV Monografi I Methampyronum 537

Ekstrak yang diperoleh menunjukkan reaksi seperti dengan 7 ml asam asetat 0,06 N, lepaskan pengisap
yang tertera pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis selama pencucian dan aduk sisa dengan batang
Tipis <281 > dengan fase gerak campuran etanol P- pengaduk kaca. Masukkan filtrat dan air cucian ke
asam asetat glasiaJ P-air (5:3:2) dan iodoplatinat LP dalam corong pisah 125 ml dengan bantuan lcbih
sebagai penampak bercak. kurang 10 ml air, tambahkan 15 tetes larutan natri-
um hidroksida P (1 dalam 2) pada larutan dalam corong
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 15 menit untuk pisah. Ekstraksi 3 kali, tiap kali dengan 10 ml metilena
tablet terdispersi, tanpa penggunaan cakram. klorida P, kumpulkan ekstrak ke dalam wadah yang
berisi lebih kurang 3 g natrium sulfat anhidrat P.
Disolusi <1231 > Tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal ke dalam
Media disolusi: 500 ml air. wadah berisi ekstrak, tutup wadah, dan campur.
Alai tipe 1: 100 rpm. Enaptuangkan 15 ml larutan metilen klorida ke dalam
Waktu: 45 menit. tabung reaksi. Uapkan hingga volume 2 ml sampai
Prosedur Saring sebagian larutan dan pipet sejum- 3 ml dengan vakum a tau aliran gas nitrogen P.
lah volume filtrat setara dengan lebih kurang 400 J.lg Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
metadon hidroklorida ke dalam corong pisah. Tam- volume sama mengandung !ebih kurang 5 J.lg metadon
bahkan 1 ml asam aselal glasial P dan 20 ml larutan dari Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromato-
11ngu bromokresol P yang dibuat dengan melarutkan graf yang dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala
200 mg ungu brmnokresol P dalam 1000 ml larutan asam dan kolom kaca 1,2 m x 4 mm berisi bahan pengisi 3%
asetat glasial P (1 dalam 50), campur dan ekstraksi fase diam G2 pada penyangga 51A dengan ukuran
dengan 20,0 ml kloroform P. Lakukan penetapan jumlah partikel 100 mesh sampai 200 mesh. Pertahankan ~uhu
C 21 H 27 NO.HCI yang terlarut dengan mengukur se- kolom, injektor dan detektor masing-masing pada
rapan ekstrak kloroform larutan uji dan serapan suhu 170°, 225° dan 240°. Gunakan lzelium P kering
ekstrak kloroform larutan baku Metadon Hidroklori- sebagai gas pembawa dengan laju aiiran lebih kurang
da BPF/ dalam air yang diperlakukan sama pada 55 ml per menit. Pada kromatogram yang sesuai,
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang koefisien variasi pada 6 kali penyuntikan ulang
405 nm. Larutan baku tidak lebih dari 1% pad a perbandingan
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak luas puncak metadon terhadap luas puncak prokain,
kurang dari 75% (Q) C 21 H 27 NO.HCI, dari jumlah yang dan faktor resolusi tidak kurang dari 5. Hitung jumlah
tertera pada etiket. dalam mg, C 21 H 27 NO.HCI, dalam tablet yang diguna-
kan dengan rumus:
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato-
~-
grafi <931> .
. Larutan baku internal Timbang saksama lebih W adalah bobot Metadon Hidroklorida BPFI dalam mg
kurang 100 mg prokain larutkan dalam 20 ml metilena Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah per-
klorida P. bandingan luas puncak metadon terhadap prokain
Larutan bak11 Timbang saksama lebih kurang 10 mg dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Metadon Hidrok/orida BPFI, masukkan ke dalam corong
pisah 60 ml, tambahkan 1 ml air dan 2 ml natrium Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
hidroksida 0,5 N, ekstraksi 3 kali, tiap kali dengan 10 ml baik.
metilena klorida P, kumpulkan ekstrak dalam wadah
yang berisi lebih kurang 3 g natrium sulfat anhidrat P.
Masukkan 2,0 ml Larutan baku internal ke dalam wadah METHAMPYRONUM
yang berisi ekstrak, tutup wadah dan campur. Enap- Metampiron
tuangkan lebih kurang 15 mllarutan metilena klorida Antalgm
ke dalam tabung reaksi, uapkan hingga volume
menjadi 2 ml sampai 3 ml dengan vakum atau dengan c,.,.
aliran gas nitrogen P. I 01
o"r"''{ '
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet yang setara dengan lebih kurang 10 mg metadon
K
N•SO,-CH·-r 0<,
HzO

01,
hidroklorida, masukkan ke dalam wadah yang sesuai,
tambahkan 20 ml asam asetat 0,06 N dan kocok secara
mekanik selama 15 menit. ·saring melalui penyaring Natrium 2,3-dimetil-1-fenil-5-pirazolon-
kaca masir berporositas sedang dengan pengisap 4-metilaminometanasulfonat
lemah. Cuci sisa pada penyaring 3 kali, tiap kali C 13 H 16N 3 Na04S.H 20 BM 351,37
538 Methampyroni Compressi I Monografi Fl IV

Metampiron mengandung tidak kurang dari 99,0% Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak
dan tidak lebih dari 101,0% C 13 H 16 N 3 Na04S, dihitung kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
terhadap zat yang telah dikeringkan. serbuk tablet setara dengan lebih kurang 400 mg
metampiron, masukkan ke dalam Iabu tentukur 50-ml,
Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan. tambahkan 4 ml air, kocok. Saring melalui penyaring
kaca masir ke dalam labu SO mi. Cuci labu dan
ldentifikasi penyaring dul' kali, tiap kali dengan 2 ml air. Titrasi
A. Pada 3 ml larutan 10% tambahkan 1 ml sampai kumpulan filtrat dan cairan cucian dengan iodum
2 ml asam klorida encer P dan 1 ml besi(l[J) klorida P 5%: 0,1 N LV
terjadi wama biru yang jika dibiarkan berubah menja-
di merah, kemudian tidak berwarna. 1 ml iodum 0,1 N setara dengan
B. Panaskan 2 mllarutan 10% yang telah diasam- 17,57 mg C 13 H 16N 3Na0 4S.Hp
kan dengan asam klorida P 25%: terjadi gas belerang
dioksida. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik.
Natrium bisulfit Larutkan 100 mg dalam 10 ml air:
larutan jernih, tambahkan bim bromotimol LP: larutan
berwarna hijau.
METHENAMINUM
Arsen <321> Tidak lebih dari 2 bpj. Metenamin
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,5%;


lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot
tetap, menggunakan 250 mg.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang


200 mg, larutkan dalam 5 ml air. Tambahkan 5 ml asam Heksametilenatetramin (100-97-0]
klorida 0,02 N dan segera titrasi dengan iodum 0,1 N LV, C6HuN• BM 140,19
:nenggunai<an indikator kanji LP, dengan sekali-sekali
dikocok hingga terjadi warna biru mantap selama
2 menit. Metenamin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 100,5% C 6 H 12 N 4, dihitung terhadap
1 ml iodum 0,1 N setara dengan zat yang telah dikeringkan diatas fosfor pentoksida P
16,67 C 1fl 16N_,Na0 4S selama 4 jam.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Pemerian Hablur mengkilap tidak berwarna, atau
baik. serbuk hablur putih; praktis tidak berbau. Jika kontak
dengan api segera memijar, terbakar dengan nyala
tanpa asap. Menyublim pada suhu lebih kurang 260°
tanpa peleburan. Larutannya bereaksi basa terhadap
METHAMPYRONI COMPRESSI lakmus.
Tablet Metampiron
Tablet Antalgm Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol
dan dalam kloroform.

Tablet Metampiron mengandung Metampiron, Baku pembanding Metenamin BPFI; lakukan penge-
C 13 H 16 N 3 Na0 4 S.H 20, tidak kurang dari 95,0% dan ringan di atas fosfor pentoksida P selama 4 jam sebelum
tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tidak tertera digunakan.
pada etiket.
ldentifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
ldentifikasi Kocok 600 mg serbuk tablet dengan 10 ml dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
air, saring. Filtrat memenuhi Identifikasi pada menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
Metampiron. bang yang sama seperti pada Metenamin BPFI.
B. Panaskan larutan (1 dalam 10) dalam 11sam
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera sulfat 2 N: terjadi bau formaldehida yang dapat
pada CtJmpressi. menghitamkan kertas yang dibasahi dengan ptrak
FIIV Monografi I Met~enamini Mandelas 539

amonium nitrat LP. Pada larutan tambahkan natrium METHENAMINI MANDELAS


hidroksida 1 N berlebihan: terjadi bau amoniak. Metenamin Mandelat
~ OH
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; N, ,N b.cOOH
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P selama
4jam. ~~;J. N
©'
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. Heksametilenatet:-amin monomandelat [587-23-5)
C6H 12 N 4.C8H 80 3 BM 292,34
Klorida <361> Tidak lebih. dari 0,014%; lakukan
penetapan menggunakan 1,0 g zat: kekeruhan yang Metenamin Mandelat mengandung tidak kurang dari
terjadi tidak lebih .kuat dari 0,20 ml asam klorida 95,5% dan tidak lebih dari 102,0% C 6 H 12 N 4 .C 8H 8 0 3 ,
0,020N. dan mengandung tidak kurang dari 50,0% dan tidak
lebih dari 53,0% asam mandelat (C 8 H 8 0 3 ) dihitung
Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 50), asamkan terhadap zat yang telah dikeringkan.
dengan 5 tetes asam klorida P, tambahkan 5 tetes barium
klorida LP: tidak terbentuk kekeruhan dalam 1 menit. Pemerian Serbuk hablur, putih; rasa asam dan praktis
tidak berbau; pH larutan lebih kurang 4. Melebur pada
Garam amonium Pada 10 ml larutan (1 dalam 20), suhu lebih kurang 127° disertai peruraian.
tambahkan 1 ml Pereaksi Nessler: campuran tidak lebih
ber-warna dibandingkan dengan campuran 1 ml Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam
pereaksi dan 10 ml air. etanol, dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter.

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj; Baku pembanding Metenamin Mandelat BFFI; lakukan
lakukan penetapan menggunakan 2 g zat yang pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
dilarutkan dalam 10 ml air, tambahkan 2 ml asam digunakan.
klorida 3 N dan encerkan dengan air hingga 25 ml.
Sebagai pengatur pH gunakan asam asetat glasial P. Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
Penetapan kadar bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
Larutan ltji bercak asam kromotropat Suspensikan panjang gelombang yang sama seperti pada Metenamin
100 mg asam kromotropat P dalam 2 ml air, tambahkan Mandelat BPFI.
hati-hati 3 ml asam sulfat P, biarkan dingin, tambahkan
25 mi asam suljat F, cam pur. [Catalan Bila terjadi panas Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%;
berlebihan selama pencampuran dan terjadi warna ungu lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam.
pada larutan, buang larutan ini dan buat lanttan baru.}
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 1 g zat Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
yang sebelumnya telah dikeringkan, masukkan
ke dalam gelas piala. Tambahkan 40,0 ml asam Klorida <361> Tidak lebih dari 0,01 %; lakukan pene-
sulfat 1 N LV, panaskan hati-hati hingga mendidih, tapan menggunakan larutan 1,0 g dalam 10 ml air,
tambahkan air sedikit demi sedikit hila perlu, sampai tambahkan 500 mg natrium karbonat anhidrat P sedikit
bebas dari formaldehida. Untuk menguji tidak adanya demi sedikit. Uapkan hingga kering, pijarkan sisa
formaldehida lakukan dengan menambahkan 1 tetes dengan panas sedang, tambahkan 20 ml asant ni-
Larutan uji pada cakram penyaring serat kaca yang trat 2 N, aduk perlahan-lahan dan saring: kekeruhan
sebelumnya telah diberi 3 tetes atau 4 tetes Lar~ltan yang terjadi pada filtrat tidak lebih keruh dari 0,15 ml
uji bercak asam kromatropat dan letakkan di atas kaca asam klorida 0,020 N.
arloji: formaldehida membentuk warna ungu
dengan pereaksi ini. Ulangi lagi pengujian sampai Sulfat <361> Larutkan 200 mg dalam 10 ml air, tam-
tidak lagi terjadi warna ungu dibandingkan dengan bahkan 5 tetes asam klorida 3 N dan 5 tetes barium klori~
blangko cakram penyaring. Dinginkan, tambahkan da LP: tidak terjadi kekeruhan dalam waktu 1 menit.
20 ml air dan merah metil LP. Titrasi kelebihan asam
dengan natrium hidroksida 1 N LV. Lakukan penetapan Logam berat <371> Tidak lebih dari 15 bpj; lakukan
blangko. penetapan menggunakan larutan 1,3 g dalam 10 ml
air, tambahkan 2 ml asam klorida 3 N, dan encerkan
1 ml asam sulfat 1 N setara dengan dengan air hingga 25 ml.
35,05 C6 H 12N 4
Kandungan asam mandelat Timbang saksama lebih
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup kurang 90 mg, masukkan ke dalam labu Erlen-
baik. meyer 250 ml yang berisi 50 ml air. Bila telah larut
540 Methenamini Mandelas Compressi I Monografi FI IV

sempurna, titrasi dengan serium(IV) amonium nitrat lakukan penetapan seperti yang tertera pada Tablet
0,05 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik. salut enterik.

1 ml serium(IV) amonium nitrat 0,05 N setara dengan Disolusi <1231>


3,804 mg C,;HgD 3 Untuk Tablet Tak Bersalut dan Tablet Salut Seder-
hana
Penetapan kadar Media disolusi: QOO ml air.
Perak nitrat 0,05 N dalarn etanol mutlak P Larutkan A/at tipe 1: 100 rpm.
dengan pengadukan lebih kurang 8,5 g perak nitrat P Waktu: 45 menit.
dalam 1000 ml etarzol mutlak P. Timbang saksama lebih Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 6 H 12 N,.
kurang 100 mg natrium klorida P yang telah dikering- C8 H80 3, yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat
kan pada suhu 110° selama 2 jam, masukkan ke larutan uji yang disaring menggunakan penyaring
dalam gelas piala 100 ml, dan larutkan dalam 50 ml 0,45 11m, hila perlu encerkan dengan Media disolusi
air. Titrasi dengan larutan perak nitrat secara poten- dan ukur serapan larutan baku Metenamin Mendelat
siometrik menggunakan elektrode indikator batang BPFI pada panjang gelombang serapan maksimum
perak dan elektrode sambungan ganda perak-perak lebih kurang 257 nm.
klorida mengandung jembatan garam kalium nitrat. Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
Hitung normalitas titran. k).uang dari 75% (Q), C6H 12 N 4 .C8H 80 3 , dari jumlah yang
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 60 mg, tertera pada etiket.
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, tambah-
kan 15 ml etanol mutlak P, aduk sampai brut dan Ke!>eragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
tambahkan 40 ml kloroform P. Titrasi dengan perak
nitrat 0,05 N dalam etanol mutlak P, tetapkan titik Penetapan kadar Timbang dan serbukl<an tidak
akhir secara potensiometrik menggunakan elektrode kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
indikator batang perak dan elektrode acuan serbuk setara dengan lebih kurang 60 mg metenamin
sambungan ganda perak-perak klorida mengandung mandelat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
jembatan garam kalium nitrat. 250 ml. Lanjutkan penetapan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Metenamin Mandelat, mulai
1 ml perak nitrat 0,05 N setara dengan dengan "tambahkan 15 ml etanol mutlak P ...... ".
7,308 mg C 6 H 12N 4.Clfp3
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
baik.

METHIONINUM
METHENAMINI MANDELAS Metionin
COMPRESS I
Tablet Metenamin Mandelat

Tablet Metenamin Mandelat mengandung Metenamin


Mandelat, C 6 H 12N 4.C8 H 80 3 , tidak kurang dari 95,0%
dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera L-metionin [63-68-3]
pada etiket. CSH11N02S BM 149,21

Baku pembanding Metenamin Manddat BPFI; laku- Metionin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
kan pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam tidak lebih dari 101,5%, C 5H 11NOzS, dihitung terhadap
sebelum digunakan. zat yang telah dikeringkan .

ldentifikasi Gerus sejumlah serbuk halus tablet setara Pemerian Hablur putih; bau dan rasa khas.
dengan lebih kurang 5,0 mg metenamin mandelat
dengan 5 ml kloroform P, saring melalui penyaring Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol encer ha"-
membran 0,45 J.Lm. Uapkan pelarut, biarkan kering di ng·at, dalam asam mineral encer; tidak larut dalam
udara: spektrum serapan inframerah residu zat yang eter, dalam etanol, dalam benzena dan dalam aseton
didispersikan dalam lazlium bromida P, menunjukkan (bentuk L).
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Metenamin Mandelat BPFI. Baku pembanding L-Metionin BPFI; lakukan pe-
ngeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum di-
Waktu hancur <1251> Untuk tablet salut enterik; gunakan.
FIIV Monografi I Methotrexatum 541

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang Metotreksat adalah campuran asam 4-amino-10-metil-
telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium br~ folat dan senyawa sejenis, mengandung tidak kurang
mida P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 20 H 22 N 80 5,
gelombang yang sama seperti pada L-Metionin BPFI. dihitung terhadap zat anhidrat.
[Perhatian Hati-hati jangan sampai partikel metotrek-
pH <1071> Antara 5,6 dan 6,1; lakukan penetapan sat terhirup dan mengenai kulit.}
menggunakan larutan 1%.

Rotasi jenis <1081> Antara +21,9° dan +24,1 °, dihi- Pemerian ~erbuk hablur, coklat jingga atau kuning.
tung terhadap zat·yang telah dikeringkan; lakukan
penetapan menggunakan larutan dalam asam klorida Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol,
6 N yang mengandung 200 mg per 10 mi. dalam kloroform dan dalam eter; sukar larut dalam
asam klorida 6 N; mudah larut dalam larutan encer
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%; alkali hidroklorida dan karbonat.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
Baku pembanding Metotreksat BPFI; tidak boleh di-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,4%. keringkan sebelum digunakan; lakukan Penetapan
Kadar Air <1031> Metode I sebelum digunakan.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,05%; lakukan pene-
tapan menggunakan 730 mg: kekeruhan yang terjadi Identifikasi
tidak lebih kuat dari 0,50 ml asam klorida 0,020 N. A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
dispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,03%; lakukan pene- maksimum hanya pada panjang gelombang yang
tapan menggunakan 330 mg: kekeruhan yang terjadi sama seperti pada Metotreksat BPFI. ·
tidak lebih kuat dari 0,10 ml asam sulfat 0,020 N. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam asam klorida 0,1 N, menunjukkan
Arsen <321> Tidak lebih dari 1,5 bpj. maksimum dan minimum pada panjang gelombang
yang sama seperti pada Metotreksat BPFI.
Besi <331> Tidak lebih dari 30 bpj.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 12,0%.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 15 bpj.
Rotasi jenis <1081> Antara +19° dan +24°, dihitung
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan mengguna-
Metode I Memenuhi syarat. kan larutan dalam natrium karbonat 0,05 M yang
mengandung 100 mg per 10 ml dalam tabung polari-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang meter 2 dm.
140 mg, masukkan ke dalam labu 125 ml, larutkan
dalam campuran 3 ml asam format P dan 50 ml asam
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
asetat glasial P, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV,
tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan
penetapan blangko. Kemumian kromatografi
Larutan dapar pH 6,0, Fase gerak, Larutan kesesuaian
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan sistem dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang
14,92 mg C5 HuN0 2S tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Metotrek-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup sat Bl'Fl, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar 5 J.Lg
baik. per mi.
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
METHOTREXATUM dalam Fase gerak dengan sonikasi atau dikocok, en-
Metotreksat cerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Prosedur [Catalan Gunakan luas puncak jika
dinyatakan respons puncak.} Suntikkan secara terpisah
sejumlah volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Larutan
baku dan Larutan uji dan biarkan Larutan uji tereluasi
selama tidak kurang dari 3 kali waktu retensi
Asam L-(+)-N-[p-[[(2,4-diamino-6- metotreksat. Ukur respons puncak. Jumlah semua
pteridinil}-metil}metilamino]benzoil] glutamat [59-05-2] respons puncak selain puncak metotreksat tidak lebih
C20H 22 N 80 5 BM 454,44 dari 4 kali respons puncak metotreksat Larutan baku
542 Methotrexati Compressi I Monografi FIIV

(2,0%) dan tidak ada satupun respons puncak yang METHOTREXATI COMPRESS!
lebih besar dari respons puncak metotreksat dari Tablet Metotreksat
l.Jzrutan baku (0,5%).

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Tablet Metotreksat mengandung Metotreksat,
Metode V Memenuhi syarat. C 20 H 22N 80 5 , tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Baku pembanding Metotreksat BPFI; tidak boleh
Kromatografi <931>. dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air <1031>
Larutan dapar pH6,0 Buat campuran asam sitrat Metode I, sebelum digunakan.
0,1 M dan natrium fosfat dibasa 0,2 M (370:630), jika
perlu atur pH dengan menambahkan asam sitrat 0,1 M
Identifikasi Larutkan 1 tablet dalam 100 ml larutan
a tau natrium fosfat dibasa 0,2 M. ·
asam klorida P (1 dalam 100), saring: spektrum serapan
Fase gerak Buat campuran l.Arutan dapar pH 6,0 dan
ultraviolet filtrat menunjukkan maksimum dan
asetonitril P {90:10), saring dan awaudarakan. Jika
·minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
pada larutan 2,5 mg Metotreksat BPFI dalam 100 ml
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
larutan asam klorida P (1 dalam 100).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Meto-
treksat BPF/larutkan dalam Fase gerak hingga kadar
lebih kurang 100 J.Lg per mi. Disolusi <1231>
l.Jzrutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg Media disolusi: 900 ml asam k/orida 0,1 N.
metotreksat, masukkan k~ dalam labu tentukur A/at tipe 2: 50 rpm.
250-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak Waktu: 45 menit.
sampai tanda. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 20 H 22 N 80 5
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama se- yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
jumlah Metotreksat BPFI dan asam folat P, larutkan uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan
dalam Fase gerak hingga kadar masing-masing 0,1 mg serapan larutan baku Metotreksat BPFI dalam media
per ml. yang sama pada panjang gelombang serapan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera maksimum lebih kurang 306 nm.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
tinggi dilengkapi dengan detektor 302 nm dan kurang dari 75% (Q) metotreksat, C 20 H 22 Ng0 5 , dari
kolom 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju jumlah yang tertera pada etiket.
aliran lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap l.Arutan kesesuaian sistem, rekam Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur.
Waktu retensi relatif asam folat dan metotreksat Penet.apan kadar Lakukan penetapan dengan cara
masing-masing adalah lebih kurang 0,35 dan 1,0; Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
resolusi, R, antara puncak asam folat dan meto- Kromatograft <931>.
treksat tidak kurang dari 8,0 dan simpangan baku Larutan dapar pH 6,0, Fase gerak, l.Arutan kesesuaian
relatif pada penyuntikan ulang metotreksat tidak lebih sistem, Uji kesesuaian sistem dan l.Arutan baku Lakukan
dari 2,5"/o. seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah. sejumlah Metotreksat.
volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Larutan uji dan Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Larutan baku, rekam respons puncak utama. Hitung dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
jumlah dalam mg, C 20H 22 N80 5, dengan ru.mus: setara dengan lebih kurang 25 mg metotreksat.
Masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Tambahkan
lebih kurang 200 ml Fase gerak dan larutkan meto-
'u treksat dengan pengocok mekanik atau tangas ultra-
0,25C ( - )
sonik, encerkan dengan Fase gerak sampai ta."lda.
Prostdur Lakukan seperti yang tertera pada
Prosedur pada Penetapan kadar dalam Metotreksat.
C adalah kadar Metotreksat BPFI dalam J.Lg per ml Hitung jumlah dalam mg, C 20 HzzN 80 5, dalam serbuk
Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons tablet yang digunakan dengan rum us:
puncak Larutan uji dan l.Jzrutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


rapat, tidak tembus cahaya. ·
FIIV Monografi I Methoxsalenum 543

C adalah kadar Metotreksat BPFI dalam mg per ml C Pu


Larutan baku; Pu dan P5 berturut-turut adalah respons 250 ( - ) ( - )
puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan V P5
baku.
C adalah kadar Metotreksat BPFI dalam mg per ml
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan baku; V adalah volume injeksi yang digunakan
baik. dalam ml; P u dan P5 berturut-turut adalah respons
puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan
baku.
METHOTREXATI NATRICI INJECTIO
Injeksi Metotreksat Natrium Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
gal atau dosis gandii, sebaiknya dari kaca Tipe I, ter-
lindung dari cahaya.
Injeksi Metotreksat Natrium adalah larutan steril
Metotreksat dalam Air untuk Injeksi, yang dibuat
dengan pcnambahan natrium hidroksida P. Mengan- METHOXSALENUM
dung roetotreksat, C 20 H 22 N 80 5 , tidak kurang dari Metoksalen
95,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.

Baku pembanding Metotreksat BPFI; tidak boleh


dikeringkan. Lakukan Penetapan· Kadar Air <1031> 9-Metoksi-7H-furo{3,2-g]{1]benzopiran-7-on (298-81-7)
Metode I sebelum digunakan. C12H 80 4 BM 216,19

ldentifikasi Jika perlu encerkan sejumlah volume Metoksalen mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
injeksi yang setara dengan lebih kurang 25 mg meto- tidak lebih dari 102,0% C 12H 80 4, dihitung terhadap zat
treksat dengan air hingga kadar- lebih kurang 2,5 mg anhidrat.
per ml. Atur pH hingga 4,0 menggunakan asam {Perhatian Hindarkan kontak dengan kulit.]
klorida 0,1 N. Masukkan suspensi ke dalam tabung
sentrifuga 50 ml, dan sentrifus. Enaptuangkan Pemerian Hablur berbentuk jarum halus, putih
beningan dan tambahkan 25 ml aseton P, kocok, saring sampai krem; tidak berbau.
melalui penyaring membran tahan pelarut, dengan
porositas 0,45 J.lm. Keringkan endapan di udara; Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
metotreksat yang diperoleh memenuhi Identifikasi A dalam kloroform; larut dalam etanol mendidih, dalam
seperti yang tertera pada Metotreksat . aseton, dalam asam asetat, dalam propilen glikol dan
dalam benzena; agak sukar larut dalam air mendidih
Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan dan dalam eter.
menggunakan dosis uji 0,5 mg per kg.
Baku pembanding Metoksalen BPFI; tidak boleh di-
pH <1071> Antara 7,0 dan 9,0. keringkan. Lakukan Penetapan Kadar Air <1031>
Metode I sebelum digunakan.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada Injectiones. ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara maksimum dan minimum hanya pada panjang ge-
Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada lombang yang sama seperti pada Metoksalen BPFI.
Kromatograft <931>.
Larutan dapar pH 6,0, Fase gerak, Larutan kesesuaian Jarak lebur <1021> Metode I Antara 143° dan 148°.
sistem, Uji kesesuaian sistem dan Larutan baku Lakukan
seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam Meto- Air <1031> Metode 1 Tidak lebih dari 0,5%.
treksat.
-Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
setara dengan lebih kurang 25. mg metotreksat, penetapan menggunakan 1,0 g.
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Prosedur Lakukan Prosedur seperti yang tertera
pada Penetapan kadar dal~m Metotreksat. Hitung jumlah Cemaran secara kromatografi Tidak lebih dari 1,0%.
dalam mg, C 20H 22N805' per ml injeksi yang digunakan Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
dengan rumus: larutkan dalam kloroform P hingga kadar 20 mg per mi.
544 Methylcellulosum I Monografi FIIV

Enceran larutan uji Eneerkan 1,0 ml Larutan uji C adalah kadar Metoksalen BPFI dalam 11g per ml
dengan kloroform P hingga 100,0 mi. Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah perban-
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti dingan respons puncak metoksalen terhadap triok-
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan seeara salen yang diperoieh dari Larutan uji dan Larutan baku.
terpisah masing-masing 5 111 Larutan uji dan Enceran
larutan uji pada jarak lebih kurang 2,5 em dari tepi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
bawah lempeng kromatografi silika gel setebal rapat, tidak tembus cahaya.
0,25 mm yang sebelumnya telah diaktifkan dengan
memanaskan pada suhu 105° selama 30 menit. Masuk-
kan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase METHYLCELLULOSUM
gerak benzena P-etil asetat P (9:1) tanpa penjenuhan Metilselulosa
sebelumnya, hingga merambat lebih kurang 15 em di
atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase
gerak menguap, amati di bawah eahaya ultraviolet Se/ulosa metil eter (9004-67-5]
366 nm: bereak lain selain bercak utama yang diper-
oleh dari Larutan uji tidak lebih intensif dari bereak Metilselulosa adalah suatu metil eter dari selulosa.
yang diperoleh dari Enceran /arutan uji. Jika dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam,
mengandung tidak kurang dari 27,5% dan tidak leblh
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan eara dari 31,5% gugus metoksi (OCH).
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Krcmatografi <931>. Pemerian Serbuk berserat atau granul, berwarna
Fase gerak Buat larutan asetonitril P dalam air putih. Suspensi dalam air bereaksi netral terhadap
(35 dalam 100). Jika perlu lakukan penyesuaian lakmus P; mengembang dalam air dan membentuk
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada suspensi yang jemih hingga opalesen, kental, koloidal.
Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Timbang sejumlah trioksalen P, Kelarutan Tidak larut dalam etanol, dalam eter, dan
larutkan dalam etanol P hingga kadar lebih kurang dalam kloroform; larut dalam asam asetat glasial dan
0,2 mg per mi. dalam campuran volume sama etanol dan kloroform.
Lanttan baku Timbang saksama sejumlah Metoksa-
len BPFI, larutkan dalam etanol P hingga kadar lebih ldentifikasi
kurang 0,2 mg per mi. Masukkan 2,0 mllarutan ini ke A. Tambahkan dengan perlahan-lahan 1 g di atas
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 2,0 ml Larutan permukaan 100 ml air dalam gelas piala, dan biarkan
baku internal, eneerkan dengan Fase gerak sampai terdispersi, ketuk permukaan wadah untuk menjamin
tanda, diperoleh Lanllan baku dengan ~adar lebih zat sudah terdispersi. Biarkan gelas piala hingga zat
kurang 4 11g Metoksalen BPFI per mi. Saring melalui menjadi jemih dan berlendir (lebih kurang 5 jam), dan
penyaring berpori 0,45 11m sebelum digunakan. gerakkan gelas piala untuk membasahi zat tersisa, dan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg, aduk derigan batang pengaduk hingga larut sempur-
lakukan seperti pada Larutan baku. na: campuran tetap stabil jika ditambahkan sejumlah
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera volume sama natrium hidroksida 1 N atau asam
pada Kromatografi <931> Kromatograf cair kinerja klorida 1 N.
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom B. Panaskan beberapa ml larutan yang diperoleh
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih pada uji Identifikasi A: larutan menjadi keruh dan
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi ter- terbentuk kepingan endapan yang larut kembali jika
hadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti larutan dingin.
yang tertera pada Prosedur; resolusi, R, antara puncak C. Tuangkan beberapa mllarutan yang diperoleh
analit dan puncak baku internal tidak kurang dari 4,0 pada uji Identifikasi A di alas lempeng kaea, dan
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan -ulang biarkan aimya menguap: terbentuk lapisan tipis.
tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejum lah Kekentalan Tidak kurang dari 80,0% dan tidak lebih
volume sama (lebih kurang 20 J..Ll) Larutan baku uan dari 120,0% seperti yang tertera pada etiket untuk tipe
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons kekentalan hingga 100 cP atau kurang, tidak kurang
puncak utama. Waktu retensi relatif trioksalen dJ.r, dari 75,0% dan tidak lebih dari 140,0% seperti yang
metoksalen masing-masing adalah lebih kurang 2,1 tertera pada etiket untuk tipe kekentalan lebih besar
dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg, C 12H 80 4, dengan dari 100 cP. Timbang saksama setara dengan 2 g zat
rum us: yang telah dikeringkan dalam tabung sentrifuga
250 ml yang telah ditara, tambahkan 98 g air yang
telah dipanaskan pada suhu 80" hingga 90°. Aduk
dengan pengaduk berputar selama 10 menit, letakkan
tabung pada tangas es, lanjutkan pengadukan, dan
FI IV Monografi I Methyldopum 545

biarkan tetap dalam tangas e.s selama 40 menit,. dari 10 mg, huang campuran tersebut, dan buat
hingga terjadi hidrasi dan larut dengan sempuma. Jika Larutan uji yang lain.
perlu sesuaikan berat larutan hingga 100 g .. dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
sentrifus larutan untuk menghilangkan udara. pada Kromatogra.fi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
Atur suhu larutan hingga 20° ± 0,1 o, dan tentukan dengan detektor penghantar panas, kolom kaca
kekentalan larutan dengan viskosimeter yang sesuai 1,8 m x 4 mm berisi bahan pengisi 10% fase cair G1
tipe Ubbelohde pada Prosedur untuk turunan selulosa pada partikel penyangga S1A dengan ukuran partikel
seperti yang tertera pada Penetapan Kekentalan <1051>. 100 mesh hingga 120 mesh, pertahankan suhu injektor,
detektor dan kolom masing-masing pada 200°, 200°
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; dan 100°, gunakan helium P sebagai gas pembawa
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. dengan laju aliran 20 ml per menit.
Kalibrasi Suntikkan lebih kurang 2 111 lapisan atas
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,5% Larutan baku ke dalam kromatograf gas. Waktu retensi
metil iodida, toluena, dan o-xilena lebih kurang
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj. 3 menit, 7 menit dan 13 menit. Hitung faktor respons
relatif, f,.;• bobot yang sama toluena dan metil iodida
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj; yang digunakan dengan rumus:
lakukan penetapan dengan menambahkan 1 mllarut-
an hidroksilamina hidroklorida P (1 dalam 5) pada larutan
sisa.
Asmi
Penetapan kadar {Perhatian Lakukan semua tahap yang
menggunakan asam iodida secara hati-hati, dalam lemari Q,.; adalah perbandingan jumlah metil iodida ter-
a:::am. Gunakan kaca mala pelindzmg, sanmg Iangan tahan hadap toluena dalam Larutan baku, Asmi adalah per-
asam, dan perlengkapan pengamanan yang memadci lain- bandingan luas puncak metil iodida terhadap toluena
nya. Hati-hati sekali jika menangani vial yang panas karena dalam Larutan baku.
vial berada di bawah tekanan tinggi. fika terkena asam Prosedur Suntikkan lebih kurang 2 111 lapisan atas
iodida, segera wei dengan air beberapa kali dan seger:l Lamtan uji ke dalam kromatograf. Hitung persentase
diobati.) Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi metoksi dalam metil selulosa yang digunakan dengan
gas seperti ya.ng tertera pada Kromatog1afi <931>. rum us:
Asam iodida Gunakan pereaksi dengan bobot jenis 31 w,
minimum 1,69, setara dengan 55% HI. 2 (--) f,.; A ..,.; (--)
Larutan baku internal Timbang saksama lebih 142 wu
kurang 2,5 g toluena P, masukkan ke dalam labu 31
tentukur 100-ml berisi 10 ml o-xilena P, encerkan - - adalah perbandingan bobot molekul metoksi dan
dengan o-xilena P sampai tanda. 142
Larutt.n baku Timbang lebih kurang 135 mg asam metil iodida, Fmi adalah faktor respons relatif seperti
adipat P dalam vial serum yang sesuai, tambahkan yang tertera pada Kalibrasi; A,.,.; adalah perbandingan
4,0 ml asam iodida P, 4,0 ml Larutan baku irzternal dan luas puncak metil iodida terhadap toluena yang di-
tutup rapat vial dengan penutup yang sesuai. Tim- peroleh dari Larutan uji; W1 adalah bobot toluena
bang vial dan isinya dengan saksama, tambahkan 90 J.1.]. dalam g daiam Larutan baku internal; Wu adalah bobot
metil iodida P menggunakan alat suntik melalui tutup metilselulosa dalam g yang digunakan untuk Penetap-
vial, timbang kembali, dan hitung berat metil iodida an kadar.
yang ditambahkan, berdasarkan selisih berat. Kocok,
dan biarkan lapisan memisah. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 65 mg baik.
zat yang telah dikeringkan, masukkan ke dalam vial
reaksi berdinding tebal 5 ml yang dilengkapi dengan
penutup yang bertekanan, tambahkan sejumlah asam METHYLDOPUM
adipat P yang sama dengan bobot zat, dan pipet 2 ml Metildopa
Larutan baku internal ke dalam vial. Pipet dengan hati-
hati 2 ml Asam iodida ke dalam campuran, tutup
segera vial, dan timbang saksama: Kocokvial selama
30 detik, panaskan pada suhu 150° selama 20 menit,
menggunakan blok pemanas atau pembungkus panas
terlindung, angkat vial, kocok dengan sangat hati-hati, L-3-(3,4-Dihidroksifenil)-2metila/anina
dan panaskan pada suhu 150° selama 40 menit. seskuihidrat [41372-08-1) .
Biarkan vial dingin selama lebih kurang 45 menit, dan C 10 H 13 N0 4 .11h~O BM 238,24
timbang kembali. Bila kehilangan bobot lebih besar Anhidrat [555-30-6] BM 211,22
546 Methyldopum I Monografi FIIV

Metildopa mengandung tidak kurang dari 98,0% dan Fase gerak Buat campuran butanol P-asam asetat
tidak lebih dari 101,0%, C 10 H 13 N0 4, dihitung terhadap glasial P-air (65:15:25) yang dibuat segar.
zat anhidrat. Lempeng kromatografi Buat Jempeng kromatografi
lapis tipis dengan bahan seluJosa yang sesuai, setebaJ
250 jlm, yang telah dicuci dengan Fase gerak. Cuci
Pemerian Serbuk halus, putih sampai putih lempeng dengan meletakkan di daJam wadah berisi
kekuningan; tidak berbau; dapat mengandung sistem pelarut, biarkan merambat hingga bagian atas
gumpalan rapuh lempeng. Keringkan dengan aJiran udara kering.
Larutan penampak bercak 1 Buat larutan segar sesaat
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sangat mudah sebelum digunakan. Larutkan 300 mg p-nitroanilina P
larut dalam asam klorida 3 N; sukar larut dalam dalam 100 ml asam klorida 10 N (Larutan AJ. Larutkan
etanol; praktis tidak larut dalam eter. 2,5 g natrium nitrit P dalam 50 ml air (Larutan B).
Cam pur 90 ml Larutan A dan 10 ml Larutan B.
Baku pembanding Metildopa BPFI; tidak boleh Larutan penampak bercak 2 Larutkan 25 g natrium
dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air <1031> karbonat P dalam 100 ml air.
Metode 1 sebelum digunakan. 3-0-Meti!meti/dopt! BPFl; Larutan uji Timbang saksama Jebih kurang 100 mg,
tidak boleh dikeringkan; dapat langsung digunakan. larutkan dalam metanol P, dan encerkan hingga
10,0 mi.
ldentifikasi Larutan baku Timbang saksama 5,0 mg 3-0-Metil-
A. Spektrum serapan iQframerah zat yang di- rnetildopa BPFI, larutkan dalam metanol P. dan encerkan
dispersikan dalam minyuk nr;neral P. menunjukkan hingga 50,0 mi.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang Prosedur Totolkan 2 kali, tiap kali dengan 10 j.IJ
sama seperti pada Metildopa BPFI. Lanlfan uji dan 10 jil Larutan baku pada Lempeng icroma-
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam tografi. Diameter bercak tidak Jebih dari 0,5 em.
25.000) dalam asarn klorida 0,1 N menunjukkan Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang berisi Fase gerak, biarkan Fase gerak merambat
yang sama seperti pada Metildopa BPFl; daya serap sampai lebih kurang 10· em dari garis penotolan.
masing-masing dihitung terhadap zat anhidrat pada Angkat lempeng, keringkan dengan aliran udara
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang kering hingga tidak Jagi berbau asam asetat. Letakkan
280 nm: berbeda tidak lebih dari 3,0%. lempeng dengan posisi tegak dan semprot dengan
C. Pada 10 mg tambahkan 0,15 mllarutan triketo- Larutan penampak bercak 1 hingga lempeng cukup
lzidrindma hidrat P dalam asam sulfat P (1 dalam 250); basah dan merata (jangan berlebihan). Letakkan
terjadi warna ungu tua dalam waktu 5 menit hingga lempeng dengan posisi mendatar, dan keringkan
10 menit. Tambahkan 0,15 ml air: warna berubah dengan sempurna dengan aliran udara hangat kering
menjadi kuning kecoklatan pucat. hingga tidak Jagi berbau asam klorida. Letakkan
Jemper.g dengan posisi tegak, semprot dengan Larutan
Keasaman Larutkan 1,0 g dalam air bebas karbon diok- penampak bercak 2 hingga Jempeng cukup basah dan
sida P, dengan bantuan pemanasan, tambahkan 1 tetes merata Oangan berJebihan). Bercak utama metildopa
merah metil LP, dan titrasi dengan natrium hidroksi- berwarna hitam dengan Jatar beJakang merah muda
da 0,10 N hingga warna kuning: diperlukan tidak Jebih pucat atau jingga dengan harga R1 Jebih kurang 0,50,
dari 0,50 mi. · dan bercak 3-0-metilmetiJdopa berwarna geJap
dengan Jatar beJakang yang sama seperti pada metil-
Rotasi jenis <1081> Antara -25° dan -28°, dihitung dopa dengan harga R1 Jebih kurang 0,65. Luas dan
terhadap zat anhidrat; Jakukan penetapan mengguna- intensitas bercak 3-0-metiJmetiJdopa dari Larutan uji
kan Jarutan yang mengandung 440 mg per 10 mJ tidak Jebih besar dari Larutan baku.
peJarut yang dibuat sebagai berikut: Larutkan
aluminium klorida P yang telah diperlakukan dengan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
arang jerap dalam air (2 dalam 3), saring, dan atur pH 200 mg, larutkan dalam 25 mJ asam asetat glasial P
hingga 1,5 dengan larutan natrium hidroksida p' (1 da- dengan pemanasan. Dinginkan hingga suhu kamar,
Jam 100). tambahkan 0,1 mJ kristal violet LP dan 50 mJ asetoni-
tril P. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga
Air <1031> Metode I Antara 10,0% dan 13,0%. warna biru. Lakukan penetapan bJangko.

Sisa pemijaran <301> Tidak Jebih dari 0,1%. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
21.12 mg C1cfl 1/'l0 4
Logam be rat <371> Metode III Tidak Jebih dari 10 bpj.

3-Q:.Metilmetildopa Tidak Jebih dari 0,5%; lakukan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
penetapan sebagai berikut: baik; tidak tembus cahaya.
FliV Mono_grafi I Methylergometrini Maleas 547

METHYLDOPA COMPRESS! Saring, huang 20 ml filtrat pertama.


Tablet Metildopa Prosedur Pipet masing-masing 5 ml Larutan uji dan
Larutan baku ke dalam dua labu tentukur 100-ml yang
terpisah. Ke dalam labu tentukur ketiga, masukkan
Tablet Metildopa mengandung Metildopa, C 10H 13N04, 5 ml air sebagai blangko. Pada tiap labu tambahkan
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% 5 ml Larutan besi(ll) tartrat dan encerkan dengan
dari jumlah yang tertera pada etiket. Larutan df:!par sampai tanda. Ukur serapan kedua
larutan pada panjang gelombang serapan maksimum
Baku pembanding Metildopa BPFI; tidak boleh iebih kurang 520 nm terhadap larutan blangko. Hitung
dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air <1031> jumlah dalam mg. C 10H 13N0 4, dalam serbuk tablet
Metode I sebelum digunakan. yang digunakan dengan rumus:

ldentifikasi
A. Pada lebih kurang 10 mg serbuk halus tablet
tdmbe~hkan 3 tetes larutan triketohidrindena hidrat P (1
dalam 250) dalam asam suljat P: terjadi warna ungu tua
dalam waktu 5 menit hingga 10 menit. Tambahkan C adalah kadar Metildopa BPFI dalam mg per ml
3 tetes air: warna berubah menjadi kuning kecoklatan Larutan baku; A 11 dan A 5 berturut-turut adalah serapan
pucat. Larutan uji dan Larutan baku.
B. Pada lebih kurang 10 mg serbuk halus tablet
tambahkan 2. ml asam sulfat 0,1 N dan 2 ml Larutan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
besi(Il) tartrat yang dibuat seperti yang tertera pada
Penetapan kadar, kemudian tambahkan 0,25 ml amoni-
um hidroksida 6 N, dan campur: segera terjadi warna
ungu tua. METHYLERGOMETRINI MALEAS
Metilergometrin Maleat
Disolusi <1231> Metilergonovin Maleat
Media diso/usi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
H
A/at tipe 2: 50 rpm.
Vlaktu: 20 menit. H CONi-1~:1 CH 1
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 10 H 13 N0 4, HC-cooH
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
OI-CH 1 II
HC-cootl
H
uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi, dan
serapan larutan baku Metildopa BPFI dalam media HH
yang sama pad a panjang ·gelombang sera pan maksi-
mum lebih kurang 280 nm. 9,10-Didehidro-N-{(S)-1-(hidroksimetil)propill-6-metil-
Toleransi Dalam waktu 20 menit harus larut tidak ergolin-8~karboksamida maleat (1:1) (garam) (7054-07-1]
kurang dari 80% (Q) CI(IH 13N04 , dari jumlah yang C 20 ~Np2 .C 4 Hp4 BM 455,51
tertera pada etiket.
Metilergometrin Maleat menganc;l.ung tidak kurang
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% ~H 25 N 30 2 •
C4Hp4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Penetapan kadar
Larutan besi(Il) tartrat Larutkan 1 g besi(ll) sulfat P, Pemerian Serbuk hablur mikro, putih sampai coklat
2 g kalium natrium tartrat P, dan 100 mg natrium merah muda; tidak berbau.
bisulfit P dalam air hingga 100 mi. Larutan dibuat
segar. Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam etanol;
Larutan dapar Larutkan 50 g amonium asetat P sangat sukar larut dalam kloroform dan dalam eter.
dalam 1000 ml etanol P 20%. Atur pH hingga 8,5
dengan amonium hidroksida 6 N. Baku pembanding Metilergometrin Maleat BPFI; laku-
Lnrutan baku Larutkan sejumlah Metildopa BPFI kan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80°
dalam asam sulfat 0,1 N hingga kadar metildopa hingga bobot tetap, sebelum digunakan.
anhidrat lebih kurang 1 mg per ml,
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak Identifikasi
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 100 mg dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
metildopa, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, ntenunjukkan maksimum hanya pada panjang ge-
tambahkan 50 ml asam suljat 0,1 N goyang kuat selama lombang yang sama seperti.pada Metilergometrin
15 menit, tambahkan asam encer tersebut sampai tanda. Mizleat BPFI. . ..
548 Methylergometrini Maleatis Compressi I Monografi Fl IV

B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam


50.000) dalam larutan asam sulfat P (1 dalam 90)
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Metilergometrin
Maleat BPFI; daya serap masing-masing dihitung C adalah kadar Metilergometrin Maleat BPFI dalam J.Lg
terhadap zat yang telah dikeringkan pada panjang per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah
gelombang serapan maksimum lebih kurang 311 nm: serapan Lantlan uji dan Larutan baku.
berbeda tidak lebih dari 3,0%.
C. Harga R1 bercak fluoresensi 1.1tama dan bercak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
biru utama yang diperoleh dari Larutan uji scsuai rapat, tidak tembus cahaya, dan simpan di tempat
dengan yang diperoleh dari Larutan baku pada sejuk.
kromatogram yang dibuat seperti yang tertera pada uji
Alkaloid sejenis.
D. Larutkan lebih kurang 2 mg zat dalam 3 ml air: METHYLERGOMETRINI MALEATIS
larutan menunjukkan fluoresensi kebiruan di bawah COMPRESS I
cahaya ultraviolet. Ke dalam larutan tambahkan 2 ml Tablet Metilergometrin Maleat
campuran asam asetat glasial P dan etil asetat P (1 da- Tablet Metilergonovin Maleat
lam 2), dan lambahkan 2 ml asam sulfat P secara ber-
tahap !ewat dinding: terb~ntuk cincin ungu kebiruan
pada batas permukaan dua cairan. Tablet Metilergometrin Maleat mengandung
M~tilergometrin Maleat,· C 20 H 25 N 30 2.C 4 H 40 4,tidak
Rotasi jenis <1081> Antara +44° dan +50°, dihitung kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- jumlah yang tertera pada etiket.
tapan menggunakan larutan dengan kadar 50 mg per
10 mi. Baku pembanding Metilergometrin Maleat BPFI; laku·
kan pengeringan dalam hampa udara pada suhu so·
pH <1071> Antara 4,4 dan 5,2; lakukan penetapan hingga bobot tetap sebelum digunakan.
menggunakan larutan (1 dalam 5000).
Identifikasi
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; A. Tablet menunjukkan reaksi Identifikasi C seperti
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu yang tertera pada Metilergometrin Maleat.
80° hingga bobot tetap. B. Masukkan sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 4 mg metilergometrin maleat ke
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. dalam corong pisah, tambahkan 20 ml air. Tambahkan
larutan natrium karbonat P (1 dalam 10) hingga bereaksi
Alkaloid sejenis Lakukan penetapan seperti yang alkalis terhadap lakmus P. Ekstraksi tiga kali, tiap kali
tertera pada Alkaloid sejenis dalam E.rgometrin Maleat, dengan 20 ml kloroform JJ, saring dan kumpulkan
menggunakan metilergometrin maleat sebagai peng- ekstrak kloroform ke dalam cawan penguap kecil, dan
ganti ergometrin maleat. uapkan di atas tangas uap hingga kering. Larutkan
residu dalam campuran 6 ml air dan 0,3 ml asam
Penetapan kadar klorida P, jika perlu saring: larutan yang diperoleh
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mctiler- menunjukkan reaksi ldentifikasi D pada Metilergometrin
gometrin Maleat BPFI; larutkan dalam air, jika perlu Maleat.
hangatkan, encerkan secara kuantitatif dengan air
hingga kadar lebih kurang 50 11g per ml. Disolusi <1231>
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg, Media disol"usi: 900 ml larutan asam tartrat P
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, larutkan (1 dalam 200).
dalam 125 ml air, jika perlu hangatkan, encerkan Alat tipe 2: 100 rpm.
dengan air sampai tanda. Waktu: 30 menit.
Prosedur Masukkan secara terpisah masing-masing Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 20 H 25 N 30 2.
4,0 ml Larutan baku, Larutan uji dan air sebagai blang- C 4 H 40 4, yang terlarut dengan mengukur intensitas
ko, ke dalam labu Erlenmeyer 50 ml bersumbat kaca. fluoresensi filtrat larutan uji dan larutan baku Metil-
Letakkan di atas tangas es, tambahkan ke dalam ergometrin Maleat BPFI yang mengandung lebih
masing-masing labu 10 ml p-dimetilaminobenzaldehi- kurang 0,22 11g per ml dalam media yang sama,
da LP sambil terus digoyang, biarkan di tempat gelap menggunakan fluorometer. pada panjang gelombang
selama 1 jam. Ukur serapan ke dua larutan pada eksitasi lebih kurang 327 run dan panjang gelombang
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang emisi lebih kurang 428 run, menggunakan larutan asam
555 nm. Hitung jumlah dalam mg, C 10H 25N 30 2• tartrat P sebagai blangko. ·
C 4 H 40 4, dengan rumus: _Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
FIIV Monografi I Methylergometrini Maleatis Injectio '549

kurang dari 70% (Q) C 20 H 25 N 3 0rC 4 H 4 0 4, dari jumlah Campuran pelarut Campur 300 ml larutan kalium
yang tertera pada etiket. fosfat monobasa P (1 dalam 500) dengan 700 ml
asetonitril P.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Metilergometrin Maleat BPFI, masukkan ke dalam labu
Alkaloid sejenis Tidak lebih dari 5,0%; lakukan tentukur 100-ml. Tambahkan 75 ml Campuran pelarut,
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kroma- kocok secara mekanik selama 15 menit. Encerkan
tografi <931>. [Catalan Lakukan penetapan terlindung dengan Camp1tran pelarut sampai tanda, campur.
dari pengaruh cahaya matahari dan sesedikit mungkin Enctrkan secara kuantitatif sebagian dari larutan i~ti
pengaruh cahaya /ampu./ dengan Campuran pelarut hingga kadar lebih kurang
Campuran pelarut Buat campuran kloroform P- 20 11g per mi.
metanol P-amonium hidroksida P (75:25:1). Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak
Penampak bercak Larutkan dengan hati-hati 800 mg kurang 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
p-dimetilaminobenzaldehida P dalam campuran etanol P- setara dengan lebih kurang 2 mg metilergometrin
asam wlfat P (101:1i). maleat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk Tarr.bahkan lebih kurang 75 ml Campuran p!'larut dan
tablet setara dengan 5,0 mg metilergometrin maleat, kocok secara mekanik selama 60 menit. Encerkan
masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan dengan Campuran pelarut sampai tanda, campur.
50 ml Campuran pelantl, aduk dengan pengaduk Saring sebagian melalui penyaring memb:-an ukuran
magnetik selama 40 menit. Saring, bilas wadah dua 0,45 !liD, buang 5 ml filtrat pertama.
kali, tiap kali dengan 10 ml Campuran pelarut. Uapkan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
kumpulan filtrat dalam hampa udara pada suhu 25° pad a Kromatografi <931 >. Kromatograf cair ki~erja
hingga 30°, dan larutkan residu dalam 2,0 ml Campur- tinggi dilengkapi dengan detektor 310 nm dan kolom
an pelarut. 4 mm x 25 em berisi bahan pengisi L7. Pertahankan
Larutan baku Timbang saksama 25 mg Metilergo- pada suhu 30°. Laju aliran lebih kurang 2 ml per menit.
metrin Maleat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, dan
10-ml, tambahkan Campuran pelarut sampai tanda. rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose-
Enceran /arutan baku Buat satu seri pengenceran dur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
Larutan baku dalam Campuran pelarttt hingga kadar tidak lebih dari 2,0"/o, faktor ikutan tidak lebih dari 2,0;
5,0%; 3,0%; 1,0% dan 0,5%. efisi~nsi kolom ditetapkan dari puncak analit tidak
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti kurang dari 1000 lempeng teoritis.
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
terpisah masing-masing 20 111 Larutan uji dan Enceran volume sama (lebih kurang 100 Jll) Larutan baku dan
larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
setebal 0,25 mm. Keringkan lempeng dengan aliran puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 20H2.~N 3 0 2 .
udara din~in. Masukkan lempeng ke dalam bejana C 4 H 40 4, dalam serbuk tablet yang digunakan dengan
kromatografi berisi Campuran pelarut sebagai fase rum us:
gerak, biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase 'u
gerak mengering dengan aliran udara dingin. Amati 0,1 c (-)
lempeng di bawah cahaya ultraviolet 366 nm. Tandai
bercak utama dan bercak lain yang memberi fluore-
sensi. Semprot lcmpeng dengan Penampak bercak, C adalah kadar Metilergometrin Maleat BPFI dalam 11g
tandai bercak utama dan setiap bercak biru lainnya. per ml Larutan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah
Bandingkan intensitas bercak lain selain bercak utama respons puncak Larutan uji dan Lamtan baku.
dari Lamtan uji dengan bercak utama dari Enceran
larutan baku: jumlah lntensitas bercak lain selain bercak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
utama dari Larutan 1tji tidak lebih dari 5,0% senyawa rapat, tidak tembus cahaya.
sejenis.

Penetapan kadar [Catalan Lakukan penetapan terlln-


dung dari cahaya.] Lakukan penetapan dengan cara METHYLERGOMETRINI MALEATIS
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada INJECTIO
Kromatografi <931>. lnjeksi Metilergometrin Maleat
Fase gerak Cam pur 800 ml larutan kalium fosfat lnJeksi Metilergonovin Maleat
monobasa P (I dalam 500) dan 200 ml asetonitril P,
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang lnjeksi Metilergometrin Maleat adalah larutan steril
tertera pada Kromatografi <931>. Metilergometrin Maleat dalam Air untuk Injeksi.
550 Methylergometrini Maleatis Injectio I Monografi FIIV

Mengandung Metilergometrin Maleat, C 20 H 25 N 30r cemaran. Persyaratan cemaran dipenuhi jika cemaran
C 4 H 40 4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari dari Larutan uji tidak lebih dari 5,0%.
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Syarat lain MemPnuhi syarat seperti yang tertera
pada Injectiones.
Baku pembanding Meti/ergometrin Maleat BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada
suhu 80° hingga bobot tetap sebelum digunakan. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Endotoksin BPFI. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatigrafi <931>. [Catalan Lakukan penetapan ter-
Identifikasi Menunjukkan reaksi ldentifikasi C dan D lindung dari cahaya./
seperti yang tertera pada Metilcrgometrin Maleat. Fase gerak Cam pur 800 ml larutan kalium fosfat
monobasa P (1 dalam 500) dan 200 ml asetonitril P. Jika
Endotoksin Bakteri <201> Tidak lebih dari 1,7 unit perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Endotoksin FI per Jlg metilergometrin maleat. seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Pelarut pengekstr:zksi Larutkan 5 g asam tartrat P
pH <1071> Antara 2,7 dan 3,5. dalam 500 ml air. Tambahkan 500 ml metanol P,
campur.
Alkaloid sejenis Tidak lebih dari 5,0%. [Catalan Larutan bnku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Lakukan penetapan terlindung dari pengaruh cahaya Metilergometrin Maleat BPF/, masukkan dalam labu
matahari dan sesedikit mzmgkin pengaruh cahaya lampu.] tentukur 200-ml. Tambahkan 150 ml Pelarul peng-
Campuran pelarut Buat campuran etanol P-amonium ekstraksi sampai tanda, hingga diperoleh Larutan baku
hidroksida P (9:1). dengan kadar lebih kurang 100 J.Lg per mi.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi, Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
setara dengan lebih kurang 5 mg metilergometrin setara dengan lebih kurang 10 mg metilergometrin
maleat, masukkan ke dalam corong pisah, dan ekstrak- maleat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
si tiga kali, tiap kali dengan 5 ml kloroform P. Buang Encerkan dengan Pelarut pengekstraksi sampai tanda.
ekstrak kloroform. Tambahkan amonium hidroksida 6 N Sistem Kromatografi Lakukan seperti yang tertera
hingga bereaksi alkalis terhadap lakmus P, dan ekstrak- pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
si tiga kali tiap kali dengan 5 ml kloroform P. Uapkan tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom
kumpulan ekstrak dengan aliran udara tanpa pe- 4 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll, suhu di-
·manasan, hingga kering. Larutkan residu dalam 0,5 ml pertahankan pada 30°. Laju aliran lebih kurang 2 ml
Campuran pelarut. per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Laruian baku Timbang saksama sejumlah Metil- baku, rekam respons puncak seperti yang tertera pada
ergometrin Maleat BPFI, larutkan dalam ·campuran pe- Prosedur: efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak
larut hingga kadar 10 mg per mi. analit tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis, faktor
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran ikutan puncak analit tidak lebih dari 2,0, dan
Larutan baku dalam Campuran pelamt hingga kadar simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
0,50 mg; 0,20 mg; 0,10 mg dan 0,05 mg per mi. lebih C.ari 2,0%.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
yang tertera pada Kromatogra}l <931>. Totolkan secara volume sama (lebih kurang 20 J.LI) lArutan baku dan
terpisah masing-masing 5 J.Ll Larutan uji, Lamtan baku, Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
dan Enceran larutan baku pada lempeng kromatografi kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung
silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke jumlah, dalam mg C 20H 25 N 30 2.C4 H 40 4, per ml injeksi
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan se- yang digunakan dengan rum us:
lama 30 menit dengan fase gerak kloroform P-metanol P-
air (75:25:3). Biarkan fase gerak merambat hingga lebih C 'u
kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lem- 0,1(-}(-)
peng, biarkan fase gerak menguap. Semprot lempeng V r5
dengan larutan yang dibuat dengan melarutkan 1 g p-
dimetilaminobenzaldehida P dalam campuran dingin
50 ml etanol P dan 50 ml asam klorida P: harga R bercak C adalah kadar Metilergometrin M.aleat BPFI dalam J.Lg
utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku. Jika per ml Larutan baku; V adalah volume injeksi yang
terdapat bercak lain selain bercak utama pada lArutan digunakan dalam -ml; r u dan r 5 berturut-turut adalah
uji, perkirakan kadar masing-masing dengan mem- respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
bandingkan terhadap bercak Enceran larutan baku.
Bercak yang diperoleh dari 0,50 mg; 0,20 mg; 0,10 mg Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
dan 0,05 mg per ml Enceran larutan baku masing- tunggal, tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca
masing setara dengan 5,0%; 2,0%; 1,0%; dan 0,50% Tipel.
FI IV Monografi I Methylprednisolon Acetas 551

METHYLIS PARABENUM daun Gaultheria procumbens Linne (Familia Ericaceae)


Metilparaben atau kulit batang Betula /enta Linne. Mengandung
tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5%
C8HS03.

Pemerian Cairan, tidak berwarna, kekuningan atau


kemerahan,. berbau khas dan rasa seperti gandapura.
Metil p-hidroksibenzoat [99-76-3] Mendidlh antara 219° dan 224° disertai peruraian.
CsHs03 BM 152,15
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol,
Metilparaben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan dalam asam asetat glasial.
dan tidak lebih dari 100,5% C 8 Hg0 3, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan. ldentifikasi Kocok 1 tete~ dengan lebih kurang 5 ml
air, dan tambahkan 1 tetes vcsi(Il[) klor·ida LP: campur-
Pemerian Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk ar. berwarr.a ungu tua.
hablur, putih; tidak berbau atau berbau khas lemah;
mempunyai sedikit rasa terbakar. Kelarutan dalam etanol 70% Larutkan satu bagian
volume metil salisilat sintetik dalam 7 bagian volume
Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam benzena dan etanol 70%. Satu bagian volume metil salisilat alamiah
dalam karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol larut dalam 7 bagian volume etanol 70%: larutan tidak
dan dalam eter. lebih dari sedikit berkabut.

Baku pembanding Metilparaben BPFI; lakukan pe- Bobot jenis <981> Jenis sintetik antara 1,180 dan
ngeringan di atas siliktl gel P selama 5 jam sebelum di- 1,185; jenis alamiah antara 1,176 dan 1,182.
gunakan.
Rotasi jenis <1081 > Metil sali::;ilat sintetik dan yang
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang berasal dari betula tidak optis aktit. Metil salisilat dari
telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak gaultheria memutar sedikit ke kiri, rotasi jenis tidak
mineral P menunjukkan maksimum hanya pada lebih dari -1,5° dalam tabung 100 mm.
panjang gelombang yang sama seperti pada Metilpara-
ben BPF/. Indeks bias <1001> Antara 1,535 dan 1,538; lakukan
penetapan pada suhu 20°.
Jarak lebur <1021> Antara 125° dan 128°.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 40 bpj.
Syarat lain Memenuhi syarat uji Keasaman, Susut
pengeringan dan Sisa pemijaran seperti yang tertera Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g,
pada Butilparaben. masukkan ke dalam labu, tambahkan 40,0 ml natrium
l11droksida 1 N LV, dan didihkan perlahan-lahan dalam
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang rcfluks selama 2 jam. Dinginkan, bilas kondensor,
tertera pada Penetapan kadar dalam Butilparaben. dengan beberapa ml air, tambahkan fenolftalein LP.
Titrasi kelebihan basa dengan asam sit/fat 1 N LV.
1 ml natrium hidroksida 1 N setara dengan Lakukan penetapan blangko.
152,2 mg Cjlp 3
1 mlnatrium hidroksidl! 1 N setara dengan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 152,2 mg Cjlp1
baik.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
r;:~pat.

METHYLIS SALICYLAS
Metil Salisilat
METHYLPREDNISOLONI ACETAS
Metilprednisolon Asetat

Metil salisilat [11 ~-36-8] 11{3,17,21-Trihidroksi-6a-metilpregna-1,4-


CsHa03 BM 152,15 diena-3,20-diona 21-asetat [53-36-1 J
c24H32o6 BM 416,51
Metil Salisilat diproduksi secara sintetik atau diperoleh
dari maserasi dan dilanjutkan dengan destilasi uap Metilprednisolon Asetat mengandung tidak kurang
552 Methyltestosteronum I Monografi FIIV

dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 24 H 32 0 6, di- Tambahkan perlahan kloroform P sambil lakukan
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan. sonikasi dan pengocokan hingga larut. Encerkan
dengan kloroform P sampai tanda.
Pemerian Serbuk hab!ur, putih atau praktis putih; LAr11tan bak11 Timbang saksama lebih kurang 20 mg
tidak berbau; melebur pada suhu lebih kurang 225° di- Metilpredniso!mz Asetat BPFI, masukkan ke dalam labu
sertai peruraian. tentukur 100-ml. Tambahkan 5,0 ml Larutan baku
internal dan encerkan dengan klorofonn P sampai
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam tanda.
dioksan; agak sukar larut dalam aseton, dalam Larutan IIJ! Buat larutan zat uji dengan cara seperti
etanol, dalam kloroform dan dalam metanol; sukar yang tertera pada Larrttau baku.
larut dalam eter. Sistem kromatos,rafi Lakukan seperti yang tertera
pada Krornatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Baku pembandi ng Metzlprcd111solon Asetat BPFI; laku- tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
kan pengeringan pada suhu 105' selama 3 jam se- 4 mm x 2.'i em berisi bahan pengisi L3. Laju aliran lebih
belum digunabn. kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terha-
dap Lantlan baku, rekam respons puncak seperti yang
ldentifikasi tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak analit
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dan puncak baku internal tidak kurang dari 2,5 dan
dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam dan didis- simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
persikan dalam kali11m bromidn P, menunjukkan lebih dari 2,0%.
maksimum hanva pada panjang gelombang yang Prosed11r Suntikkan secara terpisah sejumlah
sama seperti pada Meti/prednisolon Asetat BPFI. volume sama (lebih kurang 10 J.tl) Lamtan baku dan
13. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Larutan uii ke dalam kromatograf, ukur respons
100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan puncak utama. Waktu retensi relatlf prednison dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti metilprednisolon asetat m<Jsing-masing adalah 1,3 dan
pada Metilprcdnisolon Asetat BPFI; daya serap masing- 1,0. Hitung jumlah dalam mg, C~ 4 H 3 ~0b, dengan
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan rum us:
pada .panjang gelombang maksimum lebih kurang
243 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
C. Larutkan lebih kurang 5 mg dalam 2 ml asam
~11/fat P: terjadi warna merah anggur.
D. tvlasukkan lebih kurang 5 mg dalam tabung
reaksi, tambahkan 2 ml kalium lzidrok.<ida etanol LP dan C adalah kadar Metilprednisolon Asetat BPFI dalam mg
panaskan di atas tangas air mendidih selama 5 menit. per ml Larutan baku; Ru dan R~ berturut-turut adalah
Dinginkan, tambahkan 2 ml larutan asanz sulfat P (1 da- perbandingan respons tinggi puncak metilprednisolon
lam 3,5) dan didihkan hati-hati selama lebih kurang asetat dan baku internal dalam Larutan uji dan Larutan
1 menit: terjadi bau etil asetat. baku.

Rotasi jenis <1081> Antara +97° dan +105°, dihitung Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- rapat~ tidak tembus cahaya.
tapan menggunakan larutan dalam dioksan P yang
mengandung 100 mg per 10 mi.
METHYLTESTOSTERONUM
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Metiltestosteron
lakukan pengeringan pada suhu lOSe selama 3 jam.

Sisa pemijaran <301 > Tidak lebih dari 0,2% .

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931 >. 17~Hidroksi-17-metilandros-4-etz-3-on (58-18-4)
Fase gerak Buat campuran n-butil klorida P-n-butil C20 H 300 2 BM 302,46
klorida P jenuh air-tetrahidrofuran P-metanol P-asam
asetat glasial P (475:475:70:35:30). Metiltestoteron mengandung tidak kurang dari 97,0%
Larutan baku internal Buat larutan prednison 6 mg dan tidak lebih dari 103,0% C 20 H 30 0 2, dihitung
per ml dalam campur!ln kloroform P-asam asttat terhadap zat yang telah dikeringkan.
glasial P (97:3) dengan cara sebagai berikut:
Tambahkan seluruh asam asetat glasial P ke dalam labu Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih atau putih
tentukur 100-ml yang berisi ·prednison, dan sonikasi. krem; tidak berbau dan stabil di udara, tapi agak
FIIV Monografi I Methyltestosteronum 553

higroskopis. Dipengaruhi cahaya. selain bercak utama dari Larutan uji dengan beh::ak
utama dari Lanctan baku dan Enceran Iarutan baku:
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam jumlah intensitas bercak lain dari Larutan uji tidak
etanol, dalam metanol, dalam eter dan dalam pelarut lebih dari 1,0% dan tidak ada satupun bercak lain yang
organik lain; agak sukar larut dalam minyak nabati. lebih b~sar dari 0,5%.

Baku pembanding Metiltestosteron BPFI; lakukan pe- Penetapan kadar Lakukan penet<'lpan dengan cara
ngeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum di- Kromatografi cair kincrja tinggi seperti yang tertera pada
gunakan. Testosteron BPFI. Kromatografi <I.J31>.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (55:45),
ldentifikasi saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penye-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P pada Kromatografi <931>.
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- · Larutan baku Timbang saksama lcbih kurang 25 mg
bang yang sama seperti pada Metiltestosteron BPFI. Metiltestoteron BPFI, masukkan ke dalam labu tentu-
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam kur 100-ml, larutkan dan enct!rkan dengan mt"tanol P
100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan sampai tanda. Pipet 8 ml larutan mi ke dalam labu
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti tentukur 100-ml, encerkan dengan Fast: gaak sampai
pada Metiltestosteron BPFI. tanda, hingga kadar 20 1-1g per mi.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
Jarak lebur <1021> Antara 162° dan 167°. m<'lsukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet
Rotasi jenis <1081> Antara +79° dan +85°, dihitung 8 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 200-ml, t!n-
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap- cerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
an menggunakan larutan dalam etanol P yang me- Lanctan keses11aian sislt'm Timbang sejumlah testo:;-
ngandung 100 mg per 10 mi. teron, larutkan dalam metanol P hingga kadar 250 1-1g
per mi. Encerkan 4 mllarutan ini dengan Laruta11 bak11
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; hingga 50 mi.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. Sistem kromatografi Lakukan sept!rti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograi cair kinerja
Kemumian kromatografi tinggi dilengkapi dengan detektor 241 nm dan kolom
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, 4 mm x ~5 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran lebih
larutkan dalam campuran kloroform P-metanol P (9:1} kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatograii terha-
hingga kadar 20 mg per ml. dap Larutan bak11 dan Larutan keses11aian sistem. rekam
Larutan baku Timbang saksama sejumiah M.eiii- respons puncak seperti yang tertera pada Prosr'dllr:
testosteron BPFI, larutkan dalam campuran kloroform P- efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak analit
metanol P (9:1) hingga kadar 20 mg per ml. tidak kurang dari 2000 lempeng teoritis, faktor ikutan
Enceran larutan baku Buat pengenceran Larutan baku puncak analit tidak lebih dari 2,7, resolusi, R, antara
dalam campuran kloroform P-metanol P (9:1) hingga puncak testosteron dan metiltestosteron tidak kurang
kadar 0,20 mg dan 0,10 mg per ml~?etara dengan 1,0% dari 2,0; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
dan 0,5% terhadap Lamtan uji. · ulang tidak lebih dari 2,0%. Waktu retensi relatif
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih testosteron dan metiltestosteron masing-masing lebih
kurang 10 mg Testosteron BPFI, larutkan dalam 0,5 ml kurang 0,8 dan 1,0.
Larutan baku, encerkan dengan campuran kloroform P- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
metanol P (9:1) hingga 10,0 ml. volume sama (lebih kurang 50 J.ll} LaTIItan baku dan
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
yang tertera pada KromatCigrafi <931>. Totolkan secara puncak utama. Hitung jumlah, dal:1m mg, C 20 H 300 2,
terpisah masing-masing 5 111 Larutan uji, Lamtan baku, dengan rumus:
Enceran larutan baku dan Larutan kesesuaian sistem pada
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. 'u
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi 2500C (--)
berisi fase gerak campuran butil asetat P-heksana P-asam 's
aseta{glasial P (70:30:1) hingga fase gerak merambat
lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat C adalah kadar Metiltestosteron BPFI dalam mg per ml
lehlpeng, biarkan fase gerak menguap. Amah di Larutan baku; 'u dan r5 berturut-turut adalah respons
bawah cahaya ultraviolet pada panjang gelombang puncak Lart1tan uji dan Larutan baku.
254 run. Pengujian absah hila kromatogram dari Larut-
an kesesuaian sistem menunjukkan dua bercak yang ter- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
pisah dengan jelas. Bandingkan intensitas bercak lain baik, tidak tembus cahaya.
554 Methylthionini Chloridum I Monografi FI IV

METHYLTHIONINI CHLORIDUM Zn; lakukan penetapan sebagai berikut: Pijarkan 1,0 g


Metiltionin Klorida dalam krus porselen padasuhu pemijaran serendah
Biru Metilen mungkin hingga semua karbon teroksidasi. Dinginkan
residu, tambahkan 15 ml asam nitrat 2 N, didihkan
selama 5 menit. Saring larutan setelah dingin dan cuci
residu dengan 10 ml air. Pada kumpulan filtrat tam-
bahkan amonium lzidroksida 6 N berlebih dan saring ke
dalam labu tentukur 50-ml. Cuci endapan dengan
3,7 bis(Dimetilamino)fenotiazin 5-i!lm klorida, sedikit air, tambahkan air cucian ke dalam filtrat,
trihidrat (7220-79-3] encerkan dengan air sampai tanda. Pada 25 mllarutan
C 16 H 18CIN 3S.3H 20 BM 373,90 tersebut tambahkan 10 ml hidrogen sulfida LP: tidak
C 16H 18CIN 3S (612-73-4] BM 319,85 boleh terbentuk kekeruhan dalam waktu 5 menit.
Warna gelap yang dihasilkan tidak melebihi larutan
Biru Metilen mengandung tidak kurang dari 98,0% pembanding yang dibuat dengan mendidihkan
dan tidak lebih dari 103,0%, C 16 H 1RCIN,S, dihitung sejumlah tembaga(ll) sulfat setara dengan 200 ~g
terhadap zat yang telah dikeringkan. tembaga dengan 15 ml asam nit rat 2 N selama 5 menit,
dan lakukan seperti di atas mulai dengan "Saring
larutan setelah dingin ........ .
Pemerian Hablur atau serbuk hablur hijau tua, ber-
kilauan seperti perunggu, tidak berbau atau praktis Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
tidak berbau. Stabil di udara; larutan dalam air dan Metodc I tvlemenuhi syarat.
dalam etanol berwarna biru tua.
Kemurnian kromatografi
Kelarutan Larut dalam air dan dalam kloroform; agak Lan1tan 11ji Timbang saksama se;umlah zat, larut-
sukar larut dalam etanol. kan dalam metana/ P hingga kadar 1,0 mg per mi.
Lar11tan bak11 Timbang saksama sejumlah Blnt
Baku pembanding Bin1 Metilm BPFI; lakukan penge- Metilcn BPFI, larutkan dalam rnclanol P hingga kadar
ringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada 100 ~g per mi.
suhu 75° selama 4 jam, sebelum digunakan. Enceran larutan baku Encerkan Lawtan baku secara
kuantitatif dengan metana/ P hingga kadar 10 11g per ml.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah dari zat Prosed 11 r Lak u ka n Krom atografi lapis I ipis seperti
yang telah dikeringkan pada suhu 75° dengan tekanan tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
tidak lebih dari 5 mmHg selama 4 jam dan didispersi- masing 5 111 Larutan 11ji, Lantlan bak11 dan Encuan
kan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum larutan baku pada lempcng kromatografi silika gel
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti teroktadesilsilanisasi setebal 0,25 mm. Masukkan
pad<} Biru Metilen BPFI. lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase
gerak berupa lapisan atas dari campuran air-n-buta-
Susut pengeringan <1121> Antara 8,0% dan 18,0%; nol P-asam asetat glasial P (100:80:20) yang dikocok
lakukan pengeringan pada suhu 75° dengan tekanan baik-baik. Biarkan fase gerak merambat hingga tiga
tidak lebih dari 5 mmHg selama 4 jam. per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan
fasa gerak menguap. Amati bercak pada kromatogram
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,2%. secara visual: harga R1 bercak utama dari Lanttan ujl
sesuai dengan harga R, dari Larutan baku, dan jika ada
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj; lakukan bercak lain dari Laruta·n uji, ukuran atau intensitasnya
penetapan menggunakan larutan uji yang dibuat tidak lebih kuat dari bercak utama Larutan baku (10%),
sebagai berikut: campur 375 mg dengan 10 ml air dan tidak lebih dari dua bercak lain selain bercak
dalam labu generator arsin. Tambahkan 15 ml asam utama yang ukuran dan intensitasnya lebih besar dari
nitrat P dan 5 ml asam perk/oral P, campur dan panas- bercak utama Enceran larutan baku (1 %).
kan hati-hati hingga terbentuk asap tebal dari asam
perklorat. Dinginkan, cuci dinding labu dengan air, Penetapan kadar
panaskan kembali hingga terbentuk asap tebal. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Bin1
Dinginkan kembali dan cuci dinding labu, panaskan Metilen BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif
kembali hingga terbentuk asap. Dinginkan, encerkan dan bertahap dengan etanol encer P hingga kadar 2 11g
dengan air hingga 52 ml dan tambahkan 3 ml asam per ml.
klorida P: larutan memenuhi Uji Batas Arsen <321> Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
tanpa penambahan 20 ml asam sulfat 7 N seperti yang larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap
tertera pada Prosedur. dengan etanol encer P hingga kadar 2 ~g per mi.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
Tembaga atau Zink Tidak lebih dari 0,02% Cu dan 0% pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Fl IV Monografi I Metoclopramidi Hydrochloridum 555

kurang 663 nm, menggunakan etanol encer P sebagai Mt•tih·n BPFI, lakukan seperti· yang tertera pada Pme-
blangko. Hitung jumlah dalam mg C 16H 18 CIN 3 S tapan kadar dalam Biru Metilen.
dengan rumus: Lnrutan uji Ukur saksama SeJuni1ah-\.·olurne setara
dengan lebih kurang 100 mg biru metilen, encerkan
Au secara kuantitatif dan bertahap dengan cta11,·: rnar P
soc(-) hingga kadar lebih kurang 2 llg per mi.
As Prosed1tr Ukur serapan Lnwtan 11ji dan LJr:~;,m /Jaku
pada panjang gelombang sera pan maksirr. :.:m lebih
C adalah kadar biru metilen anhidrat dalam llg per ml kurang .663 nm. menggunakan eta no/ ,·nc.-r F ~ebagai
Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah ~erapan blangko. Hitung jumlah dalam mg. C 1 ~Hi,Cl'..:,3.3Hp
Larutan .tji dan Lamtan baku. per ml injeksi y11ng digunakan dengan rumu:;

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup C A 11


baik. 58.45 (-}(--i
V A,

METHYLTHIONINI CHLORIDI C adalah kadar Biru Mrti/m BPFI d<1lam L: oer ml


INJECTIO Lnwtan baku; V adalah volume injek"i yang ci :·~~nakan
Injeksi Metiltionin Klorida dillam ml; Au d<1n A~ berturut-turut adab!- ;:er<lp<m
InJeksi Biru Metilen l.Artrlan uji dan Larutan baktt.

Wadah dan penyimpanan Dalilm wacl.~h d..-~:s tung·


lnjeksi Biru Metilen adalah larutan steril Biru Metilen gal, sebaiknya dari kaca Tipe I.
dalam Air untuk lnjeksi. Mengandung Biru Metilen,
C 16H 1sCIN3S.3H 20, tidak kurang dari 9,5 mg dan tidak
lebih dari 10,5 mg per mi. METOCLOPRAMIDI
HYDROCHLORIDUM
Baku pembanding Bint Metilen BPFI;. lakukan penge- Metoklopramida Hidroklorida
ringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada
suhu 75" selama 4 jam, sebelum digunakan. Endotok-
sin BPFI.

ldentifikasi
A. Spektrum serapan cahaya tampak Lnrutan uji 4-A mino-S -kloro·N ·f 2-(dieti/amino)et il }-(1-.:': i~,;~·. · _;·,;
pada Penetapan kadar menunjukkan maksimum dan IIIOIWhidroklorida, IIIOI!Vitid ra I [54143-57 -f,)
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti C 14 H 22CIN_,O:.HCI.Hp !3\1 354,28
pada Larutan baku. ·
B. Encerkan sejumlah volume injeksi dengan Metoklopramida Hidroklorida menbar.d:.::-.~ tidak
metanol P volume sama. Larutkan 5 mg Biru Meti- kurang dari 98,0% dan tidak le!:-ih dar: ] 01,0%
len BPFI dalam 1 ml campuran rnetanol P-air (1:1). C 14 HuCIN 3 0 2 .HCI. dihitung terh<1dap zc:~ ant-:.:rat.
Totolkan masing-masing 1 J.tl pada lempeng kromato-
grafi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi berisi fase gerak campuran Pemerian Serbuk hablur, putih atau prak::;: putih;
air-etanol P-asam asetat P (4:3:3) hingga fase gerak tidak berbau atau praktis tidak berbau.
merambat Jebih kurang 10 em dari garis penotolan.
Angkat lempeng dan biarkan fase gerak menguap: Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mu::.ah larut
harga R1 bercak utama dari larutan uji sesuai dengan dalam etanol; agak sukar larut dalam kk:-oform;
harga R1 dari Biru Metilen BPFI. praktis tidak larut dalam eter.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera Baku pembanding Metoklopramida Hid•,>kl,;r::..ia BPFI;
pada lnjectiones. tidak holeh dikeringkan, tetapkan kadar <1:.:- secara
titrimetri pada saat akan digunakan t:ntu;.. .analisis
pH <1071> Antara 3,0 dan 4,5. kuantitatif.

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,5 unit ldentifikasi


Endotoksin Fl per ml. A. Spektrum serapan inframerah zat y~~g telah
dikeringkan dan didispersikan dalam mmyak -:meral P,
Penetapan kadar menunjukkan maksimum hanya pada panjar.:§: gelom-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Biru bang yang sama seperti pada Metokl.;r:Jrarnida
556 Metoclopramidi Hydrochloridi Compressi I Monografi FIIV

Hidroklorida BPFI. METOCLOPRAMIDI HYDROCHLORIDI


B. Larutkan 50 mg dalam 5 ml air, tambahkan COMPRESS I
5 mllarutan p-dimetilaminobenzaldehida P dalam larutan Tablet Metoklopramida Hidroklorida
asam klorida 1 N (1 dalam 100): terjadi wama kuning-
jingga.
C. Harga R1 bercak utama kromatogram Larutan Tablet Metoklopramida mengandung Metoklopramida
identifilazsi sama dengan Enceran /arutan baku dengan Hidroklorida, C 14 H 22 CIN 3 0z-HCI.H 2 0, setara tidak
kadar 0,25 mg per ml seperti yang tertera pada uji kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
Kemumian krornatografi. jumlah yang tertera pada etiket.

Air <1031> Metode I Antara 4,5% dan 6,0%. Baku pembanding Meloklapramida Hidroklarida BPFI;
tidak boleh dikeringkan, tetapkan kadar air secara
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. titrimetri pada saat akan digunakan untuk analisis
kuantitatif.
Kemurnian kromatografi
Larutan baku Timbang saksama Metoklopramida ldentifikasi
Hidroklorida BPFI larutkan dalam metana/ P hingga A. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sama
kadar 1 mg per ml. dengan Larulan baku seperti pada Penetapan kadar.
Enceran /anttan baku Buat satu seri pengenceran B. Timbang sejumlah serbuk halus tablet setar<t
Larutan baku dalam metana/ P hingga kadar 0,25 mg; dengan lebih kurang 50 mg metoklopramida, masuk-
O,l.'i mg d'ln 0,05 mg per ml. kan ke dalam labu yang sesuai, tambahkan 5 ml air,
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, kocok dan saring. Ke dalam filtrat tambahkan 5 ml
larutkan dalam metana/ P hingga kadar 50 mg per ml. larutan p-dimetilaminobenzaldehida P dalam larutan
Larutan identifikasi Encerkan Larutan uji dengan asam klorida 1 N (1 cialam 100): terjadi warna kuning-
metan.1/ P hingga kadar 500 Jlg per ml. jingga.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Kroma-
tografi <931>. Totolkan secara terpisah masing-masing Disolusi <1231>
10 Ill Larutan uji, Larutan identifikasi dan Enceran larutan Media diso/usi: 900 ml air.
baku pada lempeng kromatografi silika gel setebal Alai tipe 1: 50 rpm.
0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kroma- Waktu: 30 menit.
tografi yang telah dijenuhl:an dengan fase gerak Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 14 H 21 CIN 3 0 2,
kloroform P-metanol P-to/uena P-amonium hidroksida P yang terlarut dengan mengukur sera pan filtrat larutan
(140:60:20:1) hingga merambat tiga per empat tinggi uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan
lempeng. Angkat lempeng, tandai tepi batas serapan larutan baku Metoklopramida Hidrok/arida BPFI
perambatan, biarkan fase gerak menguap. Amati dalam media yang sama pada panjang gelombang
.. !empeng di bawah cahaya ultraviolet 254 nm.
Bandingkan setiap bercak Larutan uji dengan bercak
serapan maksimum Jebih kurang 309 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
utama dari Enceran larutan baku. Intensitas bercak kurang dari 75% (Q) C 14 H 22CIN 30 2, dari jumlah yang
sekunder Larutan uji tidak lebih besar atau kuat dari tertera pada etiket.
bercak utama Enceran Iarutan baku 0,25 mg per ml dan
jumlah seluruh intensitas semua bercak sekunder yang Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
diperoleh dari Larutan uji tidak lebih dari 1,0%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Metode I Memenuhi syarat. Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang dan Sistem kromalografi Buat seperti yang t~rtera pada
300 mg, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bertu- Penelapan kadar dalam Injeksi Metoklopramida.
tup 125 ml, tambahkan 10 ml raksa(Il) asetal LP, 2 ml Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak
anhidrida asetat P dan biarkan selama 3 jam. Tambah- kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
kan 80 ml asam asetal glasia/ P dan titrasi dengan asam serbuk tablet setara dengan lebih kurang 40 mg
perk/oral 0,1 N LV, tetapkan titik akhir titrasi secara metoklopramida, masukkan ke dalam labu tentu-
potensiometrik. Lakukan penetapan blangko. kur 100-ml, tambahkan lebih kurang 70 ml asam fos-
fat 0,01 M dan sonikasi selama 5 menit. Dinginkan
1 ml asam perk/oral 0,1 N setara dengan hingga suhu kamar, encerkan dengan asam fos-
33,63 mg C1)i22ClNprHCl fat 0,01 M sampai tanda. Saring larutan melalui
penyaring 0,45 J.im, huang filtrat pertama. Pipet 10 ml
Wadah dan penyimpanan. Dalam wadah tertutup larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
rapat, tidak tembus cahaya. dengan asam fosfat 0,01 M sampai tanda.
Fl IV Monografi I Metoclopramidi Hydrochloridi lnjectio 557

Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang togra.fi <931>.


tertera pada Penetapan kadar lnjeksi Metoklopramida. Fase gerak Larutkan 2,7 g natrium asetat P dalam
Hitung jumlah dalam mg C 14 ~ClNp2, dalam serbuk 500 ml air, tambahkan 500 ml asetonitril P dan 2 ml
tablet yang digunakan dengan rum us: telrametilamonium hidroksida P daiam metanol P (1:5)
dan campur. Atur pH hingga 6,5 dengan asam asetat
299,80 ru glasial P, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
( )C(-) penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
336,26 r5 tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Metoklo-
299,80 dan 336,26 berturut-turut adalah bobot mole- pramida Hidroklorida BPFI, larutkan dalam asam fosfat
kul metoklopramida dan metoklopramida hidroklori- 0,01 M hingga kadar m~toklopramida hidroklorida
da anhidrat; C adalah kadar metoklopramida hidro- anhidrat lebih kurang 0,9 mg per ml, gunakan sebagai
klorida BPFI dalam bentuk anhidrat dalam J.lg per ml larutan persediaan. Encerkan sejumlah volume larutan
Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons persediaan dengan asam fosfat 0,01 M hingga kadar
puncak metoklopramida Larutan uji dan Larutan baku. 45 J.lg per ml Metoklopramida Hidroklorida BPFI sebagai
anhid.rat per ml (setara dengan lebih kurang 40 llg
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup metokloprami_da anhidrat per mt).
rapat, tidak tembus cahaya. Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih
kurang 12,5 mg benzenasulfonamida P, masukkan ke
datam labu tentukur 25-ml, tambahkan 15 ml meta1tol P
METOCLOPRAMIDI HYDROCHLORIDI dan kocok hingga larut. Encerkan dengan asam
INJECTIO fosfat 0,01 M sampai tanda dan campur. PiJ<>et 5 ml
Injeksi Metoklopramida Hidroklorida larutan ini dan 5 ml larutan persediaan yang diguna-
kan untuk membuat Larutan baku ke datam labu tentu-
kur 100-ml, encerkan dengan asam fosfat 0,01 M sampai
lnjeksi Metoklopramida adalah larutan steril Metoklo- tanda, dan campur.
pramida Hidroklorida dalam Air untuk lnjeksi. Larutan uji Ukur saksama setara dengan tebih
Mengandung setara dengan tidak kurang dari 90,0% kurang 40 mg metoklopramida, masukkan ke datam
dan tidak lebih dari 110,0% metoklopramida, tabu tentukur 100-ml, encerkan dengan asam fos-
C 14H 22CIN 30 2, dari jumlah yang tertera pada etiket. fat 0,01 M sampai tanda. Pipet 10 mt larutan ini ke
dalam tabu tentukur 100-mt, encerkan dengan asam
Baku pembanding Metoklopramida Hidroklorida BPFl; fosfat 0,01 M sampai tanda.
tidak boleh dikeringkan, tetapkan kadar air secara Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
titrimetri pada saat akan digunakan untuk analisis pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
.. kuantitatif. Endotoksin BPFl. tinggi dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
ldentifikasi lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
A. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons
dengan Larutan baku seperti yang dip.eroleh pada puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi
Penetapan kadar. relatif benzenasulfonamida lebih kurang 0,7, metoklo-
B. Cam pur sejumlah volume injeksi setara dengan pramida 1,0 dan resolusi, R, antara puncak benzena-
lebih kurang 50 mg metoklopramida dengan 5 ml air sulfonamida dan puncak metoklopramida tidak
dan 5 ml larutan p-dimetilJzminobenzaldehida P (1 dalam kurang dari 1,5. Lakukan kromatografi terhadap
100) dalam asam klorida 1 N: terbentuk wama kuning Larutan baku, rekam respons puncak seperti tertera
jingga. pada Prosedur: faktor ikutan puncak metoklopramida
tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku rdatif pada
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,5 unit penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Endotoksin FI per mg metoklopramida. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 J.LI) Larutan baku dan
pH <1071> Antara 2,5 dan 6,5. Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat, seperti C 14ffuClNp 2, per ml injeksi yang digunakan dengan
yang tertera pada lnjeksi volume kecil. · rum us:
299,80 C ru
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera ( )(-)(-)
pada Injectiones. 336,26 V 's

Penetapan kadar Lakukan penetapan secara Kromato- 299,$0 dan 336,26 berturut-turut adalah bobot molekut
grafi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kroma- metoklopramida dan metoklopramida hidroklorida
558 Metoclopramidi Hydrochloridi Solutio Oralis I Monografi FIIV

anhidrat; C adalah kadar Metoklopramida Hidroklorida persediaan yang digunakan untuk membuat l.Arutan
BPFI sebagai anhidrat dalam Jlg per ml Larutan baku; V baku ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan
adalah volume dalam ml injeksi yang digunakan; r u asam fosfat 0,01 M sampai tanda.
dan r, berturut-turut adalah respons puncak metoklo- Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume larut-
pramida dalam Lamtan uji dan Lamtan baku. an yang setara dengan lebih kurang 4 mg metoklo-
pramida, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal encerkan dengan asam fosfat 0,01 M sampai tanda.
atau d<,sis ganda, tidak tembus cahaya, sebaiknya dari Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
kaca Tipe I. /Catalan Injeksi yang nzengandung zat pada Penetapan kadar dalam lnjeksi Metoklopramida.
antioksidan tidak perlu terlindung dari caltaya.) Waktu retensi relatif benzenasulfonamida dan
metoklopramida masing-masing adalah lebih kurang
0,2 dan 1,0.
METOCLOPRAMIDI HYDROCHLORIDI Prosedltr Suntikkan secara terpisah sejumlah
SOLUTIO ORALIS volume sama (lebih kurang 20 Jll} Larutan baku dan
Larutan Oral Metoklopramida Hidroklorida Larutan 11ji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
C 14 H 22 CIN 30 2, per ml larutan oral yang digunakan
Larutan Oral Metoklopramida mengandung Metoklo- dengan rumus:
pramida Hidroklorida, CHH 22ClNJ0 2 .HCI.H 20, setara
tidak kurang dari 90 0% dan tidak lebih dari 110,0% 299,80 25 C 'u
Metoklopramida, (C 14 H 22 ClN 3 0 2 }, dari jumlo:h yang (---) (--) (-)
tertera pada etiket. 336,26 V r,
Baku pembanding Metoklopramida Hidroklorida BPFI; 299,80 dan 336,26 berturut-turut adalah bobot molekul
tidak boleh dikeringkan; tetapkan kadar air secarc:1 metoklopramida dan metoklopramida hidrokloridil
titrimetri, pada saat akan digunakan untuk analisis anhidrat; C adalah kadar Mctoklopramida Hidro-
kuantitatif. klorida BPFI anhidrat dalam mg per ml Larutan baku;
V adalah volume larutan oral dalam ml dan r11 dan r5
ldentifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji berturut-turut adalah respons puncak metoklopramida
sesuai dengan Larutan baku seperti pada Penetapan Larutan uji dan Larulmt bakrt.
kadar.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
pH <1071> Antara 2,0 dan 5,5. rapat, tidak tembus cahaya, di tempat sejuk, hindari
pembekuan.
Penetapan kadar Lakukan penetapari dengan cara
-. Kromatograft cair kinerja linggi seperti yang tertera pada
Kromatogrnfi <931>.
Fase gerak Buat campuran larutan 2,7 g natrium METOPROLOLI TARTRAS
asetat P dalam 600 ml air, tambahkan 400 ml asetoni- Metoprolol Tartrat
tril P dan 4 ml larutan letrametilamonium l1idroksida P
dalam metanol P 25% dan campur. Atur pH hingga 6,5 !OOH
dengan asam asetat glasial P, saring dan awaudarakan. H-f-OH
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian HO~-H
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. COOt<
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mttoklo-
pramida Hidroklorida BPFI; larutkan dalam asam 1-(lsopropilamino)-3-(p-(2-mctoksietil)fenoksi]-
fosfat 0,01 M hingga kadar metoklopramida hidro- 2-propanol (2:1i dekstro-tartrat [56392-17-7]
klorida anhidrat 9 mg per ml, gunakan sebagai larutan (C15H 25 N03) 2.C4H 60 6 BM 684,82
persediaan. Pipet 5 ml larutan persediaan ke dalam
labu tentukur 250-ml, encerkan dengan asam Metoprolol Tartrat me~gandung tidak kurang dari
fosfat 0,01 M sampai tanda, gunakan sebagai l.Amtan 99,0"/o dan tidak lebih dari 101,0"/o (C 15 H 25 N0 3 ) 2 .
baku derigan kadar Metoklopramida Hidroklorida BPFI C4H 60fl dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
anhidrat 180 Jlg per ml (setara dengan lebih kurang
160 Jlg metoklopramida anhidrat per ml). Pemerian Serbuk hablur, putih.
Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang
125 mg benzenasulfonamida P masukkan ke dalam labu Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
tentukur 25-ml, tambahkan 15 ml metanol P dan kocok dalam metilena klorida, dalam kloroform dan dalam
hingga Ia rut. Encerkan dengan asam fosfat 0,01 M etanol; sukar larut dalam aseton; tidak larut dalam
sampai tanda. Pipet 15 mllarutan dan 5 mllarutan eter.
FI IV Monografi I Metoprolol Tartratis Compressi 559

Baku pembanding Metoprolol Tartrat BPFI; lakukan klorida 6 N ke dalam bejana, biarkan teftapai
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° kesetimbangan selama 5 menit. Masukkan Iempeng ke
selama 4 jam sebelum digunakan. dalam bejana selama 5 menit. Angkat lempeng,
biarkan di udara mengalir selama 1 jam dan semprot
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang dengan Penampak bercak. Jika terlihat bercak lain, selain
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan bercak utama Larutan uji, kadar masing-masing bercak
maksimum hanya pada panjang gelombang yang dihitung dengan membandingkan terhadap bercak
sama seperti pada Metoprolol Tartrat BPFI. Enceran larutan baku: dengan kadar 1,0 mg; 0,5 mg;
0,2 mg dan 0,1 mg per ml masing-masing yang sesuai
Rotasi jenis <1081> Antara +6,5° dan +10,5°; lakukan dengan cemaran 1,0%; 0,5%; 0,2% dan 0,1%.
penetapan pada suhu 20°, menggunakan larutan Persyaratan cemaran dipenuhi jika cemaran.dalam
dengan kadar 200 mg per 10 ml. Larutan uji tidak lebih dari 1,0%.

pH <1071> Antara 6,0 dan 7,0; lakukan penetapan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
menggunakan )arutan (1 dalam 10). 280 mg zat, larutkan dalam 20 ml asam asetat glasial P
dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; :itik akhir secara potensiumetrik, menggunakan elek-
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada ~uhu trode kaca dan elektrode kalomel yang mengandung
60° selama 4 jam. asam asetat glasial P yang dijenuhkan dengan litium
klorida P, seperti yang tertera pada Titrimetri <711>.
Sisa pemijaran <301 > Tidak lebih dari 0,1 %. Lakukan penetapan blangko.

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
34,24 mg (C 15 H 25 N0 3 !rC~H 6 0 6
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
Kemurnian kromatografi
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Metopro-
lol Tartrat BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga METOPROLOL TARTRATIS COMPRESS!
kadar 100 mg per mi. Tablet Metoprolol Tartrat
Enceran /arutan baku Buat satu seri pengenceran
Larutan baku dalam kloroform P hingga kadar 1,0 mg;
0,5 mg; 0,2 mg dan 0,1 mg per mi. Tablet Metoprolol Tartrat mengandung Metoproloi
Lamtan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, Tatrat, (C 15 H 25 N03 )rC4 H 6 0 6, tidak kurang dari 90,0%
larutkan dalam kloroform P hingga kadar 100 mg dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
per mi. pada etiket.
Bejana kromatografi Guhakan bejana kromatografi
yang sesuai seperti yang tertera pada Kromato- Baku pembanding Metoprolol Tartrat BPFI; lakukan
grafi <931>, yang dilapisi dengan kertas saring, dan pengeringan dalam hampa udara, pada suhu 60°
masukkan 200 ml k/oroform P. Tempatkan beberapa selama 4 jam sebeh.im digunakan. Oksprenolol Hidro-
gelas piala masing-masing berisi 45 ml amonium hidrok- klorida BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa
sida P pada dasar bejana, jenuhkan bejana selama udara, pada suhu 60° selama 6 jam sebelum diguna-
1,5 jam sebelum digunakan. kan.
Penampak bercak Buat larutan kalium iodida P (1 da-
lam 100) dan larutan kanji (gerus 3 g dalam 10 ml air ldentifikasi
dingin, tambahkan ke dalam 90 ml air mendidih A. Tinibang sejumlah serbuk tablet setara dengan
disertai pengadukan). Sebelum digunakan, catnpur lebih kurang 40 mg metoprolol tartrat, masukkan ke
masing-masing 10 mllarutan dengan 3 ml etanol P. dalam corong pisah, tambahkan 25 ml air dan 4 ml
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti larutan amonium hidroksida P (1 dalam 3) dan ekstraksi
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara dengan 20 ml kloroform P. Saring ekstrak kloroform
terpisah masing-masing 5 111 Larutan uji dan Enceran melalui natrium sulfat anhidrat P yang telah dibilas
/arutan baku pada lempeng kromatografi silika gel dengan kloroform P. Uapkan kio"roform hingga kering
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam Bejana dan bekukan dalam lemari pembeku; spektrum
kromatografi, biarkan fase gerak merambat hingga tiga serapan inframerah sisa yang telah dibekukan,
per em pat tinggi Jempeng. Angkat Jempeng, keringkan didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
selama lebih kurang 45 menit dalam alirim udara maksimum hanya pada panjang gelombang yang sam a
panas hingga bau amoniak.hilang. Masukkan gelas seperti pada Metoprolol Tartrat BPFI.
piala berisi 0,5 g kalium permanganat P dan 5 ml asam . B. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan
560 Metronidazolum I Monografi FIIV

lebih kurang 50 mg metoprolol tartrat, masukkan ke ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase
dalam labu tentukur 500-ml, larutkan dan encerkan gerak sampai tanda. Saring sejumlah larutan melalui
dengan air sampai tanda. Saring sejumlah larutan ini penyaring dengan porositas 0,5 JLm atau lebih halus,
melalui penyaring dengan porositas 1 JLm atau lebih huang beberapa ml filtrat pertama.
halus; spektrum sera pan ultraviolet larutan menunjuk- Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
kan maksimum dan minimum panjang gelombang pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
yang sama seperti pada Metoprolol Tartrat BPFI dalam tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
air dengan kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. 3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
C. Waktu retensi puPcak metoprolol dalam lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang terhadap Larutan resolusi, rekam respons puncak s~per­
tertera pada Penetapan kadar. ti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
metoprolol dan oksprenolol masing-masing adalah
Disolusi <1231> lebih kurang 0,8 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
Media disolusi: 900 ml cairan /ambung buatan LP metoprolol dan puncak oksprenolol tidak kurang dari
(tanpa enzim). 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
A/at tipe 1: 100 rpm. rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose-
Waktu: 30 menit. dur: simpangan baku relatif tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah (C 15HzN03 ) 2 • Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
C4 H 60 6 , yang terlarut dengan mengukur serapan fil- . volume sama (lebih kurang 30 !11) Larutan baku dan
trat larutan uji, jika perlu encerkan dengan Media Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
disolusi, bandingkan dengan serapan larutan baku puncak utama. Hitung jumlah, dalam mg,
Metoprolol Tartrat BPFI dalam media yang sama pada (C 15 H 25 N0 3 )rC 4H 6 0 6 , dalam serbuk tablet yang
panjang gelombang SP.rapan maksimum lebih kurang digunakan dengan rumus:
275 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (C 15 H 25 N03 )2"C 4H 60 6, dari jumlah
yang tertera pada etiket.
C adalah kadar Metoprolol Tartrat BPFI dalam 11g
Keseragaman sediaan <911 > Memenuhi syarat. per ml Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah
respons puncak metoprolol dalam Larutan uji dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Larutan baku.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Pelarut campur Buat campuran metanol P dan asam rapat, tidak tembus cahaya.
klorida 0,1 N (1:1) .
Fase gerak Larutkan lebih kurang 961 mg garam
natrium asam 1-pentanasulfonat P (monohidrat) dan METRONIDAZOLUM
82 mg natrium asetat anhidrat P dalam campuran Metronidazol
550 ml metanol P dan 470 ml air. Tambahkan 0,57 ml
asam asetat glasial P, saring dan awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Metopro-
lol Tartrat BPFI, larutkan dalam Pelamt campur hingga
kadar lebih kurang 1000 JLg per ml. Masukkan 25,0 ml 2-Metil-5-nitroimidazol-1-etanol [443-48-1]
larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml dan encerkan c6~Np3 BM 171,16
dengan Fase gerak sampai tanda.
Larutan resolusiTimbang saksama sejumlah Okspre- Metronidazol mengandung tidak kurang dari 99,0%
nolol Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Pelaruf campur dan tidak lebih dari 101,0%. C 6 H 9 Np3, dihitung ter-
hingga kadar lebih kurang 720 JLg per ml. Campur hadap zat yang telah dikeringkan.
larutan ini dan Larutan baku (1:1).
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih hingga
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah kuning pucat; tidak berbau; stabil di udara, tetapi lebih
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 50 mg gelap bila terpapar oleh cahaya.
metoprolol tartrat, masukkan ke dalam labu tentukur
50-rril, tambahkan 30 ml Pelarut campur, kocok secara Kelarutan Sukar larut dalam eter; agak sukar larut
mekanik selama 30 menit, sonikasi selama 15 menit dalam air, dalam etanol dan dalam kloroform.
dan pimaskan di atas tangas uapselama 10 menit.
Biarkan larutan hingga dingin pada suhu kamar, Baku pembanding MetronidJJzol BPFI; lakukan penge-
encer~an dengan Pelarut campur sampai tanda. ringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum diguna-
Sentrifus larutan ini dan masukkan 25,0 ml beningan kan.
Fl IV Monografi I Metronidazoli Compressi 561

Identifikasi_ Dinginkan, tambahkan 1 tetes hijau malakit LP, titr:asi


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dengan asam perklorat 0,1 N LV dari mikroburet 10-ml
dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam dan didis- hingga titik akhir kuning hijau. Lakukan penE:tapan
persikan dalam kalium bromida P menunjukkan blangko.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
sama seperti Metronidazol BPFI. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 17,12 mg C6H,Jlp 3
50.000) dalam campuran asam sulfa! P- metanol P
(1:350) menunjukkan maksimum dan minimum pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tc:-tutup
panjang gelombang yang sama seperti pada baik, tidak tembus cahaya.
Metronidazol BPFI.

Jarak lebur <1021 > Antara 159° dan 163c. METRONIDAZOLI COMPRESS!
Tablet Metronidazol
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan peng~ringan pada suhu 105° selama 2 jam.
Tablet Metronidazol mengandung Metror.:.:::azol,
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. C 6 H9 N 30 3, tidak kurang dari 90,0% dan tic.=;.; lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etik-:::
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj.
Bakupembanding Metronidazol BPFl; lakukan. ?enge-
Senyawa tidak basa 1 g zat larut sempurna dalam ringan pada suhu 105° selama 2 jam sebeL-...;m di-
10 ml larutan asam klorida P (1 dalam 2). gunakan.

Kemurni an kromatografi ldentifikasi


Larutan uji Larutkan 100 mg zat dalam 10,0 ml A. Pada sejumlah serbuk tablet yan:: setara
aseton P. dengan 300 mg metronidazol, tambahkan 20 ::-.: larut-
Larutan baku Timbang sejumlah Metronidazol BPFI an asam klorida P (1 dalam 100), kocok selama t..?oerapa
larutkan dalam aseton P hingga kadar 3,0 mg per mL menit, sa ring: filtrat menunjukkan reaksi Met· .'nidazo/
Enceran larutan baku Buat pengenceran Larutan pada uji Jdentifikasi B pada Metronidazol.
baktt secara kuantitatif dan bertahap der.gan aseton P B. Waktu retensi puncak utama Laru tan '' ·: sesuai
hingga kadar 30 J..Lg per ml. dengan Larutan baku seperti yang tertera p.:.:.; Pene-
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tapan kadar.
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
terpisah masing-masing 20 J..Lil.arutan uji, Larutan baku Disolusi <1231>
dan Enceran larutan baku pada lempeng kromatografi Media disolusi: 900 ml asam klorida 0.1 N.
silika gel setebal 0,25 r;tm. Masukkan lempeng ke Alat tipe 1: 100 rpm.
dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak Waktu: 60 menit.
campuran kloroform P-etanol mutlak P-dietilamina P-air Prosedur Lakukan penetapan jumlah C~H,N 3 0 3 ,
(80:10:10:1) dan biarkan fase gerak merambat lebih yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat Lantt-
kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lem- an uji, jika perlu encerkan dengan Media dis~<usi dan
peng, beri tanda batas fase gerak dan biarkan serapan Larutan baku Metronidazol BPFI dalar:-. media
menguap. Semprot Iempeng dengan penampak bercak yang sama pada panjang gelombang serapar. maksi-
larutan titanium triklorida P 20%, panaskan pada suhu mum lebih kurang 274 nm.
110° sampai warna biru abu-abu mulai menghilang Toleransi. Dalam waktu 60 menit harus la:-..1t t.idak
dan dinginkan lempeng. Semprot lem-peng dengan kurang dari 85% (Q) C 6H 9 N 3 0 3 , dari jumiah yang
larutan garam B bin1 P tahan cuci 1% [Perlzatian tertera pada etiket.
Gtmaknn garam B biru tahan cuci dalam ruang berventilasi,
hindari inhalasi uap, hindari kontak dengan kulit.]; biarkan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syara:.
3 menit, semprot dengan campuran etanol 1>-air- Prosedur keseragaman sediaan
amonium hidroksida P (50:30:20): harga R1 bercak utama Larutan uji Masukkan satu tablet ke dalam labu
yang diperoleh dari Larutan uji sesua1 dengan yang tentukur 250-ml, tambahkan 100 mllarutan IL<:.:Jm klori-
diperoleh dari Larutan baku dan tidak ada bercak lain da P (1 dalam 100}, kocok selama 30 menit. Encerklm
selain bercak utama dari Larutan uji lebih besar dan dengan larutan asam klorida P (1 dalam 100 · sampai
lebih intensif dari bercak utama Enceran larutan baku. tanda. Saring, buang 15 ml filtrat pertama. Encerkan
secara kuantitatif dengan larutan asam klorid.= P (1 da-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang lam 100) hingga kadar lebih kurang 0,2 mg: per mL
100 mg metronidazol, larutkan dalam 20 ml anhidrat Pipet 10 mllarutan, masukkan ke dalam la'bu tentu-
asetat P, hangatkan perlahan-lahan hingga larut. kur 100-ml, encerkan dengan larutanasam ~orida P
562 Metronidazoli Injectio I Monografi FIIV

(1 dalam 100) sampai tanda. Ukur serapan Larutan uji tronidazol dalam mg per ml Larutan uji s_eperti yang
dan Larutan baku Metronidazol BPFI dengan kadar lebih tertera pada etiket tiap tablet dan tingkat pengenceran; ·
kurang 20 l!g per ml pada panjang gelombang lebih C adalah kadar Metronidazol BPFI dalam mg per ml
kurang 278 nm, menggunakan larutan asam klorida P Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah res pons
(1 dalam 100) sebagai blangko. Hitung jumlah dalam puncak metronida:wl dalam Larutan uji dan Larutan
mg, C 6 H 9 N 3 0 3, dalam tablet yang digunakan dengan baku.
rum us:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
TC Au baik, tidak tembus cahaya.
(--)(-)
D As
METRONIDAZOLI INJECTIO
T adalah jumlah mg metronidazol dalam tablet yang Injeksi Metronidazol
tertera pada etiket; C adalah kadar Metronidazol BPFI
dalam ~g per ml Larutan baku; D adalah kadar
metronidazol dalam ~g per ml Larutan uji; Au dan As Ir.jeksi Metronidazol adalah larutan steril, isotonis,
berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan Lc<rutan dalam Air untuk lnjeksi yang didapar, mengandung
baku. Metronidazol, C 6 H 9 N 30 3 , tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pada etiket.
Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatograft <931>. Baku pembanding Metronidazol BPFI; lakukan penge-
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (80:20), ringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum diguna-
saring dan awaudarakan. Bila perlu Jakukan penye- kan. Endotoksin BPFI.
suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera
pada Kromatograft <931>. ldentifikasi
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Metroni- A. La·kukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
dazol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
lebih kurang 0,5 mg per mi. masing sejumlah volume injeksi dan larutan Metroni-
La ru tan uji Serbukkan 10 tablet, masukkan ke dazol BPFI yang mengandung 0,025 mg metronidazol
cialam labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan pada lempeng kromatografi campuran silika gel sete-
metanol P hingga kadar lebih kurang 10 mg per mi. bal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam b~jana
Tambahkan metana/ P, kocok secara mekanik selama kromatografi yang berisi fase gerak kloroform P-meta-
30 menit, atau sampai tablet hancur, encerkan dengan nol P-air-amonium hidroksida P (70:28:4:2) dan biarkan
metanol P sampai tanda. Diamkan larutan hingga fase gerak merambat sampai lebih kurang tiga per
bagian yang tidak larut mengendap. Pipet 5 ml empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase
benirtgan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan gerak menguap dan amati di bawah cahaya ultraviolet
dengan Fase gerak sampai tanda, saring. 254 nm: harga R1 bercak utama yang diperoleh dari
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera larutan uji sesuat dengan yang diperoleh dari larutan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja baku.
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 iun dan kolom B. Waktu retensi puncak utama yang diperoleh
4,6 mm x 15 em berisi bahan pengisi L7. Laju aliran dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi Larutan baku, seperti yang tertera pada Penetapan lcadar.
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,35 unit
dari 2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan Endotoksin Fl per mg metronidazol.
ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah pH <1071> Antara 4,5dan 7,0. ·
volume sama (lebih kurang 10 ~l) IArutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
puncak. Hitung jumlah dalam mg, C6f4N30 3, dalam yang tertera pada lnjelcsi volume kedl.
· serbuk tablet yang digunakan dengan rum us:
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
L 'u pada Injectiones.
10 ( - ) c (-)
D 's Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi air kinerja tinggi seperti yang tertera pada
L adalah jumlah mg metronidazol dalam tiap tablet KroltUltografi <931>. ·'
seperti yang tertera pada etiket; D adalah kadar me- Fase gerak Buat larutan 680 mg kalium fosfat mono-
FIIV Monografi I Mexiletini Hydrochloi:idum 563

basa P dalam 930 ml campuran air-metanol P (930:70), Baku pembanding Meksiletin Hidroklorida BPFI; laku-
atur pH hingga 4,0 ± 0,5 dengan asam fosfat 1 M, sa ring kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebe-
dan awaudarakan. lum digunakan.
Larutan baku. Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Metronidazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentu- ldentifikasi
kur 25-ml, larutkan dalam metana/ P, encerkan dengan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
metanol P sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ini ke dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
dalam labu tentukur 10-ml yang berisi 2 ml air, menunjukkan maksimum nanya pada panjang ge-
encerkan dengan Fase gerak sampai tar,cl.a. lombang yang sama seperti pada Meksiletin Hidro-
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi klorida BPFI.
setara dengan lebih kurang 25 mg metronidazol, B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan tertera pad a Kromatografi <931 >. Totolkan secara
dengan air sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ini ke terpisah masing-masing 5 ~I larutan dalam metanol P
dalam labu tentukur 10-ml yang berisi 2 ml metana/ P, yang mengandung (1) zat uji 10 mg per ml dan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. (2) Meksiletin Hidrok/orida BPFI 10 mg per ml pada
Sistem kromatografi Lakuk<:n seperti yar.g tertera lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatograf1
tinggi dilengkapi dengan detektor 320 nm dan kolom yang setengah jenuh dengan fase gerak campuran
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran kloroform P-metancl P-amoni11m llidroksida P (425:70:5),
lebih kurang 2,0 ml per menit. Lakukan lima kali biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per empat
penyuntikan ulang Larutan baku, rekam respons tinggi lempcng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan menguap. Semprot lempeng dengan larutan garam
baku relatif tidak lebih dari 2,0%, faktor ikutan tidak biru B P (1 dalam 500) dalam metana/ P, keringkan pada
lebih besar dari 2,0. suhu 105° selama 15 menit. Amati bercak pacla
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah lempeng dengan menyemprotkan larutan kalium
volume sama (lebih kurang 20 ~l) Larutan baku dan hidroksida P (1 dalam ~) dalam met_anol P: harga R1
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons bercak utama y·ang d1peroleh dan larutan sesua1
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 6 H 9 N 30 3 , dengan harga R1 dari larutan (2).
per ml injeksi yang digunakan dengan rumus: C. Pada 3 mllarutan (1 dalam 60) tambahkan 1 ml
amonium hidroksida 6 N saring, dan asamkan filtrat
C 'u dengan 2 ml asam nitrat P. Tambahkan 1 ml perak
125 ( - } ( - ) nitrat LP: terbentuk endapan putih seperti dadih, larut
V 's dalam amonium hidroksida P berlebih (adanya klorida).

C adalah kadar Metronidazol BPFI dalam mg per ml Kemumian kromatografi


Larutan baku; V adalah volume injeksi yang digunakan Fasc gerak, Lar!ttan baku dan Larutan reso/usi·Laku-
dalam ml; 'u dan r5 berturut-turut adalah respons kan seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
puncak Larutan uji dan Larutan baku. Enceran larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku pada
Penetapan kadar ke dalam labu tentukur 100-ml,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- encerkan dengan Fase gerak saQlpai tanda. Larutan ini
gal, dari kaca Tipe I atau Tipe II atau dalam wadah mengandung Meksiletin Hidroklorida BPfllebih kurang
plastik yang sesuai, terlindung dari cahaya. 0,2 mg per mi.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, larutkan
dengan Fase gerak sampai tanda.
MEXILETINI HYDROCHLORIDUM Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera
Meksiletin Hidroklorida pada Penetapan kadar, kecuali simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari
'f'"1 3,0%.
OCHzCHa<s Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
"sC"©rc"a tel
tertera pada Penetapan kadar. Hitung persentase
cemaran dengan rumus:

1-Metil-2-(2,6-sililo/csi)etilamina hidroklorida [5370-01-04] C 'u


C 11 H 1 ~l\JO.HCI BM 215,72 500 ( - ) ( - )
W 's
Meksiletin Hidroklorida mengandung tidak kurang
dari 98,0% dan tidak lebih darl102,0% C 11 H 1 ~0.HCl, C adalah kadar Meksiletin Hidroiclorida BPFI dalam mg
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. per ml Larutan baku; W adalah bobot meksiletin hidro-
564 Miconazoli Nitras I Monografi FIIV

klorida dalam mg Larutan uji; r u adalah respons untuk 2-feniletilamin dan 1,0 untuk meksiletin. Hitung
puncak tiap cemaran dalam kromatogram lArutan uji; jumlah dalam mg, C 11 H 1,NO.HC1, dengan rumus:
r5 adalah respons puncak Larutan baku. Setiap cemaran
tidak lebih dari 1% dan total cemaran tidak lebih dari 'u
1,5%. soc(-)
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat; !akukan penetapan C adalah kadar Meksiletin Hidroklorida BPFI dalam mg
menggunakan LaTUtan uji dengan kadar 20 mg per ml per ml Larufan Caku; T U dan T S berturut-turut adalah
dan Lantlan baku dengan kadar dua kali Larutan uji. respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.

pH <1071> Antara 3.5 dan 5.5; lakukan penetapan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
menggunakan larutan (1 dalam 10). rap at.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


lakukan pengeringan pad a suhu 105° seiama 2 jam. MICONAZOLI NITRAS
Mikonazol Nitrat
Sisa pemijaran <301> Tidak !ebih dari 0.1%.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 hpj. 1-12,4-Dikloro-fH(2,4-diklorobenzil)oksi 1-
fenetil]imidazol mo>~onitr:.zt [22832-87-7)
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara C 18H 14Cl4 N20.HN03 BM479,15
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Mikonazol Nitrat mengandung tidak kurang dari
Larutan dapar natrium asetat Larutkan 11,5 g natri- 98,0% c!an tidak lebih dari 102,0% C 18 H 14 Cl 4 N 2 0.
um asetat anhidrat P dalam 500 ml air, tambahkan HN03, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
3,2 ml asam asetat glasial P, campur, dan biarkan
dingin. Atur pH hingga 4,8 ± 0,1 dengan asam klorida P, Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih;
encerkan dengan air hingga 1000 mi. berbau lemah. Melebur pada suhu 178° sampai 183°
Fase gerak Buat campuran metana/ P - Larutcn dapar disertai peruraian.
natrium asetat (600:400), saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem Kelarutan Tidak larut dalam eter; sangat sukar larut
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. dalam air dan dalam isopropanol; sukar larut dalam
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Meksiletin etanol, dalam kloroform dan dalam propilen glikol;
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga agak sukar larut dalam metanol; larut dalam dimetil-
kadar lebih kurang 2 mg per mi. formamida; mudah larut dalam dimetilsulfoksida.
Larutan resolusi Buat larutan 2-feniletilamin hidro-
klorida dalam Larutan baku hingga kadar lebih kurang Baku pembanding Mikonazol Nitrat BPFl; lakukan
1 mg per mi. pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 100 mg, digunakan.
masukkan ke dalam la.bu tentukur 50-ml, larutkan
dalam Fase gerak, dan encerkan dengan Fase gerak ldentifikasi
sampai tanda. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja menunjukkan maksimum hanya pada panjang yang
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm, prakolom sama seperti pada Mikonazol Nitrat BPFl.
berisi bahan pengisi Ll dan kolom 3,9 mm x '30 em B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
berisi bahan pengisi Ll berukuran 10 JLm. Laju aliran · 2500) dalam campuran asam klorida 0,1 N- isqpropanol P
lebih kurang 1 ml per menit. Suntikkan secara terpisah (1:10) menunjukkan maksimum dan minimum hanya
lebih kurang 20 111 Larutan resolusi dan Larutan baku ke pada panjang gelombang yang sama seperti pada
dalam kromatograf dan rekam respons puncak seperti Mikonazol Nitrat BPFI.
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak 2-fenileti-
lamina dan meksiletin tidak kurang dari 3,0. Sim- Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
pangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
lebih dari 2,0%.
Prosed1tr Suntikkan secara terpisah sejumlah Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%
volume sama (lebih kurang 20 !J.l} Larutan uji dan
La_~Jltan baku ke dalam kromatograf, ukur respons Kemumian kromatografi Cemaran tidak lebih dari
puncak ·utama. Waktu retensi relatif lebih kurang 0,7 0,25%.
FIIV Monografi I Miconazoli Nitratis Cremor 565

Larutan uji Timbang saksama 100 mg zat uji, larut- Baku pembanding Mikonazol Nitrat BPFI; lakt.tkan
kan dalam campuran kloroform P-metanol P (1:1), pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
encerkan dengan pelarut yang sama hingga 10,0 mi. digunakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mikonazol
Nitrat BPFJ, larutkan dalam campuran kloroform P- Identifikasi Masukkan lebih kurang 25 ml larutan
metanol P (1:1) hingga kadar 10 mg per mi. induk seperti yang tertera pada Larutan uji dalam
Enceran lamtan baku Encerkan Lamtan baku dengan Penetapan kadar ke dalam gelas piala 50 ml, dan
pelarut yang sama hingga kadar 25 fl.g per mi. uapkan di atas tangas uap sambil dialiri udara yang
Prosedttr Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti disaring, hingga kering. Keringkan residu pada suhu
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan 105° selama 10 menit; spektrum serapan inframerah
masing-masing 50 fll Larutan uji, Larutan baku dan zat ya'ng didispersikan dalam kalium bromida P menun-
Enceran larutan baku pada lempeng kromatografi silika jukkan maksimum hanya pada panjang gelombang
gel P setebal 0,25 mm. Masukkan ke dalam bejana yang sama seperti pada Mikonazol Nitrat BPFJ.
kromatografi yang berisi fase gerak campuran n-heksa-
na P-kloroform P-metanol P-amonium hidroksida P lsi minimum <861> Memenuhi syarat.
(60:30:10:1) yang dibuat segar, biarkan fase gerak
merambat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap dan Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato-
semprot lempeng dengan larutan iodum P (1 dalam 20) grafi <931>.
dalam kloroform P: harga R1 bercak utama dari Larutan Larutan baku internal Timbang sejumlah kolestan
uji sesuai dengan harga R1 bercak utama dari Larutan larutkan dalam campuran klorcform P-metanol P (1:1)
baku; dan tiap bercak lain selain bercak utama dari hingga kadar lebih kurang 1 mg per mi.
Larutan uji mempunyai ukuran atau intensitas tidak Larutan baku Timbang saksama sejumlah Mikonazol
lebih dari bercak utama dari Enceran larutan baku. Nitrat BPFI, larutkan dalam metana[ P hingga kadar
lebih kuran,; 500 fl.g per mi. Pindahkan 10,0 ml iarutan
Cemaran umum <481> ke dalam tabung reaksi, dan uapkan di atas tangas uap
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P. dengan aliran udara yang telah disaring, hingga
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P. kering. Larutkan residu dalam 2,0 ml Larutan bakll
Fase gerak Buat campuran toluena ?-isopropanol P- internal. Larutan ini mempunyai kadar lebih kurang
amonium hidroksida P (70:29:1) dalam bejana yang tidak 2500 fl.g per mi.
dijenuhkan. Larutan uji Timbang saksama sejumlah k:im !:etara
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan dengan lebih kurang 100 mg mikonazol nitrat, masuk-
bercak nomor 3, dilanjutkan penyemprotan dengan kan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dalam
hidrogen peroksida LP. campuran isopropanol P-kloroform P (1:1), encerkan
[Catalan Tutup lempeng kromatografi lapis tipis dengan pelarut yang sama sampai tanda. Pipet 25 ml
dengan lempeng kaca untuk memperlambat pemudaran larutan ke dalam gelas piala 150 ml dan uapkan di atas
bercak.] tangas uap dengan aliran gas nitrogP.n P hingga kering.
Tambahkan 10 ml kloroform P pada residu dan panas-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang kan di atas tangas uap sampai tepat mendidih. Pin-
350 mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P, dan dahkan gelas piala dari tangas uap dan aduk hingga
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. Tentukan titik melarut sempuma. [Catalan Hindari penguapan kloro-
akhir secara potensiometrik, menggunakan sistem Jorm P berlebih.] Tambahkan SO ml pentana P sedikit
elektrode kalomel-kaca. Lakukan penetapan blangko. demi sedikit sambil di aduk terus menerus. Biarkan
menghablur selama 10 menit sampai 15 menit. Saring
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan melalui penyaring kaca masir porositas sedang,
47,92 mg C1,J:i14Cl.NP-HN0 3 dengan bantuan aliran udara melalui sumbat
berlubang satu yang ditutupkan pada penyaring. Cuci
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup gelas piala 4 kali, tiap kali dengan 5 ml pen lana P dan
baik, terlindung cahaya. tambahkan larutan pencuci ke dalam penyaring. Cuci
penyaring dan endapan 4 kali, tiap kali dengan 5 ml
pentana P. Keringkan endapan pada penyaring dengan
MICONAZOLI NITRATIS CREMOR mengalirkan udara tersaring selama beberapa menit.
Krim Mikonazol Nitrat Larutkan endapan dengan mencuci gelas piala dan
penyaring dengan sedikit metana[ P, kumpulkan filtrat
ke dalam labu tentukur 50-ml menggunakan aliran
Krim Mikonazol Nitrat mengandung Mikonazol udara yang telah tersaring melalui bagian atas
Nitrat, C 18H 14Cl4N 20.HN03, tidak kurang dari 90.0% penyaring untuk menyempurnakan penyaringan.
dan tidak lebih dari 110.0% dari jumlah yang tertera Encerkan dengan metana! P sampai tanda (Larutan
pada etiket. induk). Pindahkan 10,0 mllarutan ini ke dalam tabung
566 Minocyclini Hydrochloridum I Monografi FIIV

reaksi, uapkan di atas tangas uap dengan aliran udara Kelarutan Larut dalam air dan dalam larutan alkali
tersaring hingga kering. Larutkan residu dalam 2,0 ml hidroksida dan karbonat; agak sukar larut dalam
Larutan baku internal. etanol; praktis tidak larut dalarn kloroform dan dalam
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera eter.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 1,2 m x Baku pembanding Minosiklin Hidroklorida BPFI; tidak
2 mm berisi bahan pengisi 3% fase diam G32 pada boleh dikeringkan sebelum digunakan.
partikel penyangga S1A. Pertahankan suhu injektor,
detektor dan kolom ma~ing-masing pada suhu lebih Ident:fikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
kurang 250°, 300° dan 250°. Gunakan helium P sebagai telah dikeringkan pada suhu 100° selama 2 jam cian
gas pembawa dengan laju aliran lebih kurang 50 ml didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
per menit. Waktu retensi relatif kolestan dan miko- maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
nazol nitrat masing-masing adalah 0,44 dan 1,0. seperti pada Minosiklin Hidroklorida BPFT.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan
rekam respons puncak seperti yang tertera pada Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Prosedur: resolusi, R, antara puncak kolestan dan
mikonazol mtrat tidak kurang dari 2,0, dan simpangan Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%.
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
3,0'Yo. pH <1071> Antara 3,5 dan 4,5; lakukan p~>netapan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah rnenggunakan larutan yang setara dengan 10 rng
volume sama (lebih kurang 1 j..LI) Larutan uji dan Lantl- per mi.
an baku ke dalam kromatograf, ukur respons puncak.
Hitung jumlah dalam mg, C 1HH 14CI 4 N 20.HN03' dalam Air <1031> Mrtode 1 Antara 4,3% dan 8,0%.
krim yang digunakan dengan rum us:
Logam be rat <371 > Metode Ill Tidak lebih dari SO bpj.
Ru
0,04 c (-) Kemumian kromatografi Hitung persentase luas tiap
1{~ puncak (kecuali puncak pelarut) dari Larutan uji yang
diperoleh pada Penetapan kadar: Jika ada epimi-
C adalah kadar Mikonazol Nitrat BPFI dalam llg per ml nosiklin, mempunyai waktu retensi relatif lebih
Lanttan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban- kurang 0,86 terhadap minosiklina, luasnya tid<:k lebih
dingan respons puncak mikonazol nitrat terhadap dari 1,2% dari luas total; dan jurnlah luas puncak lain
·kolestan yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan tidak lebih dari 2,0% dari luas total.
baku
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau dalam Kromatogra.fi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pad a
wadah tertutup rapat. Kromatogra.fi <931>.
Fase gerak Buat campuran amonium oksalat 0,2 M-
dimetilformamida P- dinatrium etilen diamintetraase-
tat 0,1 M (550:250:200). Atur pH hingga antara 6,2 dan
MINOCYCLINI HYDROCHLORIDUM 6,5 untuk mendapatkan resolusi yang optimal dengan
Minosiklin Hidroklorida penambahan tetrabutilamonium hidroksida 0,4 M, saring
melalui penyaring membran dengan porositas 0,5 11m
OH 0 0H 0
atau lebih halus dan awaudarakan.
ON<z
Larutan baku Timbang saksama sejum!ah Mino-
• HCI siklin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam air hingga
OH kadar lebih kurang 500 llg C 23 H 2;N30 7 per mi.
"''"·'· .. "''"•'• Larutan resolusi Buat larutan Minosiklin Hidroklori-
da BPFI dalam air hingga kadar 2 mg per mi. Pipet
4,7-Bis(dimetilamino)-1,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro- 5 ml ke dalam labu tentukur 25-ml, panaskan di atas
3,10,12,12a-tetrahidroksi-1,1l-diokso-2-naftasena- tangas uap selama 60 menit, dinginkan. Encerkan
karboksamida monohidroklorida [13614-98-7] dengan air sampai tanda.
~~ 3 0rHCI BM 493,94 Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji
setara dengan lebih kurang 50 mg C 23 H 27 N 3 0 7 ,
Minosiklin Hidroklorida mengandung setara dengan masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
tidak kurang dari 890 JLg dan tidak lebih dari 950 JLg dan encerkan dengan air sampai tanda.
~ffvNp7, per mg, dihitung terhadap zat anhidrat. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Pemerian Serbuk hablur kuning. tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
FIIV Monografi I Mitomycinum 567

pelindung 4,6 rnrn x 3 ern berisi bahan pengisi L7 rnaksirnurn hanya pada panjang gelornbang yang
dengan ukuran partikel 10 ~rn dan kolorn 4,6 rnrn x sarna seperti pada Mitomisin BPFJ.
15 ern berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran parti- B. Timbang saksarna lebih kurang 25 rng, rnasuk-
kel 5 ~rn. Laju aliran lebih kurang 2 rnl per rnenit. kan ke dalarn labu tentukur 50-rnl, larutkan dengan
Lakukan krornatografi terhadap Larutan baku, rekarn metana/ P sarnpai tanda. Eneerkan sejurnlah larutan ini
respons puneak seperti yang tertera pada Prosedur: dengan metana/ P hingga kadar 0,005 rng per mi.
faktor ikutan puneak analit tidak kurang dari 0,9 dan Spektrum serapan ultraviolet larutan ini menunjukkan
tidak lebih dari 1,35, faktor kapasitas, k', tidak kurang maksimum dan minimum pada pan1ang gelomba!"lg
dari 6,2 dan tidak lebih dari 11,5 dan sirnpangan baku yang sama seperti pada MitanttSIII BPFI; daya serap
rt;!iatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. masing-masing dihitung terhadap zat anhidrat pada
Lakukan krornatografi terhadap Larutan resolusi. panjang gelombang serapan rnaksimum lebih kurang
Waktu retensi relatif lebih kurang 0,8 untuk epirnino- 357 nm tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari
siklin dan 1,0 untuk rninosiklin, dan resolusi, R, antara 105,0% Mztotlll>il1 BPF/.
puneak epirninosiklin dan rninosiklin tidak kurang
dari 2,0. Sifat hablur < 10'11> Memenuhi sy<~rat.
Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejurnlah
volume sarna (lebih kurang 10 Ill) Larutan baku dan pH <1071 > Antara 6,0 dan 8,0; lakukan penetapan
Larutan uji ke dalarn krornatograf, ukur respons menggunakan larutan 5 mg per mi.
puncak utarna. Hitung kadar C 23 H 27N 30 7 dalarn !lg per
rng, dengan rurnus: Air <1031 > Mctodc I Tidak lebih d<1ri 5,0%, menggt~­
nakan pelarut campuran karbon tctraklorida P-kloro-
C ru farm P-metanol P (2:2:1) seb<Jgai pengganti mt'la11ol P.
100 ( - ) ( - )
W r, Penetapan kadar Lakukan penetapan d<'ngan eara
Kromatagrafi cair kincrja tinggi seperti yang tertera pada
C adalah kadar rninosiklin dalarn !lg per rnl Larzttan Kromatografi <931 >.
baku; W adalah bobot zat uji dalarn rng; ru dan r5 ber- Fase gerak Larutkan 1,54 g al/lallilllll a,;etat P dalam
turut-turut adalah respons puneak utarna Larutan ttji 250 ml metana/ P, tambahkan 5,0 rnl asam asetat 0,83 N
dan Larutan baku. dan air hingga 1000 mi. Saring melalui penyaring
dengan porositas 0,5 11m atau lebih halus dan awa-
Wadah dan penyirnpanan Dalarn wadah tertutup udarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian rnenurut
rapat, terlindung dari eahaya. Kesesuazan sistem seperti yang tertera pada Kromato-
grafi <931 >.
Larutan baku Timbang saksarna sejumlah Mitomi-
MITOMYCINUM sin BPFI dan larutkan dalarn N,N-dimetilasetamida P
Mitomisin hingga kadar lebih kurang 0,5 rng per mi.
Larutan reso/usi Larutkan sejumlah Mitomisin BPFI
dan 3-etoksi-4-hidroksibenzaldehida dalam N,N-di-
metilasetamida P hingga kadar rnasing-rnasing lebih
kurang 0,5 rng dan 7,5 rng per mi.
Larutan uji Tirnbang saksarna lebih kurang 25 rng
Mitomisin C [50-07-7] dan masukkan dalarn labu tentukur 50-rnl, larutkan
CISH!SN405 BM 334,33 dalam N,N-dimetilasetamida P sarnpai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan szperti yang tertera
Mitornisin rnernpunyai potensi tidak kurang dari pada Kromatografi <931>. Krornatograf eair kinerja
900 11g C 15 H 18 N 40 5, per mg. tinggi d;lengkapi dengan detektor 365 nrn dan kolorn
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L11. Laju aliran
Pemerian Serbuk hablur berwarna biru-ungu. lebih kurang 2 rnl per rnenit. Lakukan krornatografi
terhadap Larlllan resolusi, rekam respons puncak seper-
Kelarutan Sedikit larut dalarn air; larut dalarn meta- ti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
no!, dalarn aseton, dalarn butil asetat dan dalarn puneak rnitornisin dan 3-etoksi-4-hidroksibenzaldehi-
sikloheksanon. da tidak kurang dari 1,8. Waktu retensi relatif rnitorni-
sin dan 3-etoksi-4-hidroksi benzaldehida berturut-
Baku pembanding Mitomisin BPFI; tidak boleh di- turut adalah lebih kurang 1,0 dan 1,4. Lakukan
keringkan sebelurn digunakan. kromatografi terhadap Larutan baku dan rekarn respons
puneak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor
Identifikasi ikutan puneak mitornisin tidak lebih dari 1,3 dan
A. Spektrurn serapan infrarnerah zat yang didis- sirnpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
persikan dalarn minyak mineral P rnenunjukkan lebih dari 2,0%. ·
568 Mitomycinum pro Injectione I Monografi FIIV

Prosedur {Catatan Gunakan luas puncak jika dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan membran.
dinyatakan respons puncak] Suntikkan secara terpisah
sejumlah volume sama (lebih kurang 10 ILl) Larutan pH <1071> Antara 6,0 dan 8,0; lakukan penetapan
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Ukur menggunakan larutan yang telah dikonstitusi seperti
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, yang tertera pada etiket.
C 15 H 18 N 40 5, dengan rumus:
ru Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5%.
soc(-)
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada lnjectiones.
C adalah kadar Mitomisin BPFI dalam mg per ml
l.Arutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah res pons Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
puncak Larutan uji dan Larutan baku. Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan Sistem
rapat, tidak tembus cahaya. kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Pene-
tapan kadar dalam Mitomisin.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume N,N-
MITOMYCINUM PRO INJECTIONE dimetilasetamida P, tambahkan ke dalam satu wadah
Mitomisin untuk Injeksi mitomisin untuk injeksi hingga kadar lebih kurang
0,5 mg per mi.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Mitomisin untuk Injeksi adalah campuran kering volume sama (lebih kurang 10 ILl) Larutan baku dan
Mitomisin dan Manito!. Mengandung Mitomisin, Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
C 15 H 18N 40 5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 15 H 18 N 40 5,
dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. dengan rumus:
L ru
Baku pembanding Mitomisin BPFI; tidak boleh di- c (-)(-)
keringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI. D r5

Larutan terkonstitusi Memenuhi syarat Larutan ter- C adalah kadar Mitomisin BPFI dalam mg per ml
konstitusi seperti yang tertera pada lnjectiones. Larutan baku; L adalah jumlah dalam mg mitomisin
dalam wadah yang tertera pada etiket; D adalah kadar
ldentifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti mitomisin dalam mg per ml Larutan uji; ru dan r5
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
terpisah masing-masing 2 J.lllarutan dalam air .yang Larutan baku.
mengandung (1) zat uji 1 mg per ml dan (2) Mito-
misin BPFI 1 mg per ml pada jarak 2,5 em dari tepi Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Padat-
lempeng kromatografi campuran silika gel setebal an Steril seperti yang tertera pada Injectiones,
0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kroma- terlindung dari cahaya.
tografi yang telah dijenuhkan fase gerak butanol P-asam
asetat glasial P-!1-ir (4:2:1). Angkat lempeng, biarkan fase
-gerak menguap. Semprot lempeng dengan larutan MORPHINI HYDROCHLORIDUM
ninhidrin P (1 dalam 100) dalam danol P. Panaskan Morfin Hidroklorida
lempeng dalam oven pada suhu 110° selama 15 menit,
dan amati kromatogram, mitomisin tampak sebagai
bercak berwama merah muda; harga R1 bercak utama
yang diperoleh dari larutan (1) sesuat dengan yang
__A<L
H~bH
• HO
diperoleh dari larutan (2).

Zat hipotensif <191> Memenuhi syarat; lakukan


penetapan menggunakan dosis uji 1,0 ml per leg yang 7,8-Didehidro-4,5-qJoksi-ll-metilmorftnan-3,6-diol
mengandung 0,05 mg mitomisin. C 15H 1,Np5, per ml hidroklorida trihidrat
dalam larutan natrium klorida P 0,9"/o steril. C 1 ,I\,N03 H0.3~0 BM 375,9
Anhidrat [52-26-ti]
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 10,0 unit
Endotoksin FI per mg mitomisin. Morfin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,0o/o dan tidak lebih dari 101,0% C 17~9 N03 HCl di-
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan hitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
FIIV Monografi I Morphini Sulfas 569

Pemerian Hablur mengkilap, berbentuk kubus tak seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
berwama, a tau serbuk hablur putih a tau hampir putih. Larutan (1) Larutkan 100 mg dalam campuran
etanol P-air (1:1) hingga 10 mi.
Kelarutan Larut dalam 24 bagian air dan dalam Larutan (2) Larutkan 50 mg kodein fosfat P dalam
10 bagian etanol mendidih; praktis tidak larut dalam 5 ml Larutan (1) dan encerkan 0,1 ml larutan ini
kloroform dan eter. Larut dalam 100 bagian etanol dengan campuran ttanol P-air (1:1) hingga 10 mi.
pada suhu 15°, larut dalam 50 bagian etanol pada Prosedur Totolkan secara terpisah 10 J.Ll Larutan (1)
suhu 10° dan Larutan (2) pada lempeng kromatografi silika
gel G. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromato-
Identifikasi grafi yang berisi fase gerak etanol 70% P - toluena P-
A. Spektrum serapan larutan zat 0,02% pada aseton P- amonium hidroksida P (35:35:32,5:2,5). Angkat
panjang gelombang 250 nm sampai 350 nm, lempeng, keringkan dalam udara yang mengalir, sem-
menunjukkan maksimum hanya pada 285 run; serapan prot dengan kalium iodobismutat asetat LP, keringkan
jenis pada 285 nm lebih ktuang 41. selama 15 menit dalam udara yang mengalir, dan
B. Spektrum serapan larutan zat 0,02% dalam semprot dengan hidrogen peroksida LP. Bercak kodein
natrium hidroksida 0,1 N pada panjang gelombang berwarna abu-abu kebiruan, dan bercak morfin
265 nm sampai 350 nm, menunjukkan maksimum berwarna merah muda. Pada kromatogram Larutan (1)
hanya pada 298 nm; serapan jenis pada 298 nm lebih bercak yang setara dengan kodein tidak lebih intensif
kurang 70. dari bercak kodein pada Lanllan (2), dan bercak
C. Pada 1 mg serbuk dalam cawan porselen, tam- sekunder tidak lebih intensif dari bercak morfin yang
bahkan 0,5 ml asam sulfat P yang mengandung 0,05 ml dihasilkan dari Lanttan (2). Uji memenuhi syarat hila
formaldehida LP: terjadi warna ungu yang berubah kromatogram dari Larutan (2) menunjukkan bercak
menjadi lembayung. kodein jelas terpisah dari bercak utama.
D. Larutkan 5 mg zat dalam 5 ml air, tambahkan
0,15 ml larutan kalium heksasianoferat(Ill) P 1% yang Susut pengeringan <1121> 12,0% sampai 15,0%; laku-
dibuat segar dan 0,05 ml larutan besi(Ill) klorida heksa- kan pengeringan pada suhu 130° hingga bobot tetap,
hidrat P 10,5%: segera tef)adi wama biru. menggunakan 500 mg.
E. Larutkan 5 mg zat dalam 5 ml air, tambahkan
1 ml hidrogen peroksida LP, 1 mllarutan amonium hidrok- Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1 %;
sida 6 N dan 0,05 ml larutan tembaga(Il) sulfat P 4%: lakukan penetapan menggunakan residu penetapan
terjadi wama merah. Susut pengeringan.
F. Menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti yang
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>, dan menun- Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
jukkan reaksi alkaloid. 350 mg, larutkan dalam 30 ml asam asetat glasial P,
panaskan jika perlu. Dinginkan dan tambahkan 6 ml
Keasaman-kebasaan Pada 10 mllarutan 2% tambah- raksa(ll) asetat LP dan kristal violet LP sebagai indikator,
kan 0,05 ml merah metil LP: diperlukan tidak lebih titrasi dengan asam perklorat 0,1 N Lv: Lakukan pene-
dari 0,2 ml natrium hidroksida 0,02 N atau 0,2 ml asam tapan blangko.
klorida 0,02 N untuk merubah wama larutan.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
32,18 mg C1.,H11JOyHCI
Kejernihan larutan <881>.Harus jernih; lakukan
penetapan menggunakan larutan 2,0%. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah t~rtutup
baik dan terlindung dari cahaya.
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan V6
atau W6; lakukan penetapan menggunakan larutan MORPHINI SULFAS
2,0%. Morfin Sulfat
Rotasi jenis <1081> -110° sampai -115°; lakukan pe-
netapan menggunakan larutan 2%.

Mekonat Tidak lebih dari 0,2%. Pada 10 mllarutan 2%


tambahkan 1 ml asam klorida P dan 0,1 mllarutan
besi(Ill) klorida heksahidrat P 10,5'Yo. Serapan pada
l~j_ "·"· • ~H,O

7,8-Didehidro-4,5a-epoksi-17-metilmorfinan-3,6a-
panjang gelombang 480 nm tidak lebih dari 0,05, diol suifat (2:1) (garam) pentahidrat [6211-15-0]
sebagai pembanding gunakan 10 ml air yang disiap- (C 1 /f 19 N03 ) 2 .~S04 .5Hp BM 758,83
kan dengan cara yang sama. Anhidrat (64-31-3] BM 668,76

Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis Morfin Sulfat mengandung tidak kurang dari 98,0%
570 Morphini Sulfas I Monografi FIIV

dan tidak lebih dari 102,0% (C 17 H 19 N0 3 ) 2.H 2S0 4, Klorida Ke dalam 10 ml larutan (1 dalam 100) tam-
dihitung terhadap zat anhidrat. bahkan 1 ml asam nitrat 2 N dan 1 ml perak nitrat LP:
tidak segera terbentuk endapan atau kekeruhan.
Pemerian Serbuk hablur atau hablur halus, bentuk
kubik, putih; tidak berbau; di udara secara bertahap Garam amon~um Panaskan 200 mg dengan 5 ml na-
akan kehilangan air hidrat; menjadi gelap jika lama triwn hidroksida 1 N di atas tangas uap selama 1 menit:
terpapar cahaya. tidak terjadi bau amoniak.

Kelarutan Larut .ialam air; mudah larut dalam air Alkaloid asing Tidak lebih dari 1,5%; lakukan pene-
panas; sedikit larut dalam etanol, tetapi lebih banyak tapan dengan melarutkan 1,00 g dalam 10 ml natrium
dalam etanol panas; tidak larut dalam kloroform dan hidroksida 1 N dalam corong pisah, kocok tiga kali
dalam eter. dengan kloroform P berturut-turut dengan 15 ml, 10 ml
dan 10 ml, campur, lewatkan larutan kloroform
Baku pembanding Morfin Sulfat BPFI dalam bentuk melalui penyaring kecil yang sebelumnya sudah
pentahidrat; tidak boleh dikeringkan sebelum diguna- dibasahi dengan kloroform P, Kocok kumpulan
kan, kecuali jika dinyatakan dalam monografi. kloroform dengan 5 ml air, pisahkan lapisan
Tentukan kadar air secara titrimetri pada saat akan kloroform, uapkan hati-hati di atas tangas uap
digunakan untuk analisis kuantitatif. hingga kering. Pada rE"sidu tambahkan 10,0 ml asanr
sulfat 0,020 N dan panaskan perlahan-lahan hingga
ldentifikasi ·larut. Dinginkan, tambahkan 2 tetes merah metil LP
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telan dan titrasi kelebihan asam dengan 11atrium hidrok-
dikeringkan pada suhu 145• selama 1 jam dan didis- sida 0,020 N LV: diperlukan tidak kurang dari 7,5 mi.
persikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksi-
mum hanya pada panjang gelomban~:; yang sama Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
seperti pada Morfin Sulfat BPFl. Metode 1 Memenuhi syarat.
B. Pada 1 mg zat dalam krus porselen atau cawan
kecil, tambahkan 0,5 ml asam sulfat P yang tiap ml Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
mengandung 1 tetes formaldehida LP: segera terbentuk Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pad a
warna ungu dan segera berubah menjadi biru tua- Kromatografi <931>.
lembayung (perbedaan dengan Kodein yang segera Fase gerak Larutkan 730 mg natrium 1-heptansulfo-
membentuk warna lembayung biru dan Hidromorfon nat P dalam 720 ml air, tambahkan 280 ml metanol P
yang_mula-mula memberikan warna kuning hingga dan 10 ml asam asetat glasia/ P, saring dan awaudara-
coklat berubah menjadi merah muda dan kemudian kan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kese-
merah keunguan). suaian sistem seperti yang tertera pada Kromato-
C. Ke dalam larutan 5 mg zat dalam 5 ml asam grafi <931>.
sulfat P dalam tabung reaksi, tambahkan 1 tetes besi(ll[) Larutan baku Timbang saksama sejumlah Morfin
kloridP LP. campur dan panaskan dalam air mendidih Sulfat BPFI larutkan dalam Fase gerak dan jika perlu
selama 2 menit: terjadi warna biru, dan hila ditambah- encerkan secara bertahap dan kuantitatif dengan Fase
kan 1 tetes asam nitrat P, wama segera berubah menja- gerak hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih
di merah coklat gelap (Kodein dan Etilmorfin memberi- kurang 0,24 mg per mi. Buat larutan segar tiap hari.
kan reaksi warna yang sama, tetapi Hidromorfon dan Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah Morfin
Papaverin tidak memberikan perubahan wama). Sulfat BPFI danfenol P dalam Fase gerak hingga di-
D. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi peroleh larutan dengan kadar masing-masing lebih
Sulfat seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi kurang 0,24 mg dan 0,15 mg per mi.
Umum <291>. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 24 mg
larutkan dengan Fase gerak dalam labu tentu-
Rotasi jenis <1081> Antara -107° dan -109,5°,.dihitung kur 100-mL encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan meng- Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
gunakan larutan yang setara dengan 200 mg per 10 ml. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 284 nm dan kolom
Keasaman Larutkan 500 mg dalam 15 ml air, tambah- 4,6 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
kan 1 tetes merah metil LP dan titrasi dengan natrium lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
hidroksida 0,020 NLV: diperlukan tidak lebih dari terhadap Larutan baku dan Lanttan kesesuaian sistem,
0,50 ml untuk menghasilkan warna kuning. rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedur; faktor ikutan untuk morfin sulfat tidak lebih
Air <1031> Metode I Antara 10,4% dan 13,4%. dari 2,0: resolusi, R, antara puncak fenol dan puncak
morfin sulfat tidak kurang dari 2,0, dan simpangan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 'Yo; lakukan baku relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku
penetapan menggunakan 500 mg. tidak lebih dari 2,0%. Waktu retensi relatif fenol dan
Fl IV Monografi I Nadololum 571

morfin sulfat masing-masing adalah lebih kurang 0,7 larutan (1) sesuai dengan bercak yang diperoleh dari
dan 1,0. larutan (2).
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah B. Menunjukkan reaksi Sulfat seperti yang tertera
volume sama (lebih kurang 25 J.ll) Larutan baku dan pada Uji ldentifiknsi Umum <291>.
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 17,0 unit
(C 17H 19 N0 3 ) 2 .H 2S0 4, dengan rumus: Endotoksin FI per mg morfin sulfat. Untuk pemakaian
intratekal, tidak lebih dari 3,3 unit Endotoksin FI
ru per mg morfin sulfat, menggunakan Endotoksin BPFJ
100 c (-) sebagai pembanding.
rs
C adalah kadar Morfin Sulfat BPFI anhidrat dalam mg pH <1071> Antara 2,5 dan 6,5.
per ml Larutan baku, yang ditetapkan dari kadar Morfin
Sulfat BPFI yang telah dikoreksi kadar airnya dengan Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti yang
penetapan kadar air secara titrimetri; r u dan r 5 tertera pada lnjeksi volume kecil.
berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
Larutan baku. Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada lnjectiones.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. Penetapan kadar
Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem
dan Sistem kromatografi Buat seperti yang tertera pada
MORPHINI SULFATIS INJECTIO Penetapan kadar dalam Morfin Sulfat.
lnjeksi Morfin Sulfat Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
setara dengan lebih kurang 24 mg morfin sulfat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
lnjeksi Morfin Sulfat adalah larutan steril Morfin Sulfat dengan Fase gerak sampai tanda.
dalam Air untuk lnjeksi, mengandung Morfin Sulfat, Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
(C 17 H 19 N0 3) 2.H 2S0 4.5Hp, tidak kurang dari 90,Q% tertera pada Penetapan kadar dalam Morfin Sulfat.
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera Hitung jumlah dalam mg, (C 17 H 10 N0 3)rH 2S0 4 .5Hp,
pada etiket. Injeksi untuk pemakaian intramuskular per ml injeksi yang digunakan dengan rumus:
atau intravena dapat mengandung natrium klorida
sebagai bahan pengatur tonisitas, antioksidan dan 758,83 100 C ru
antimikroba yang sesuai. Injeksi untuk pemakaian ---) (--) (-)
intratekal atau epidural boleh mengandung natrium 668,76 V r5
klorida sebagai bahan pengatur tonisitas, tetapi tidak
mengandung bahan tambahan lain. 758,83 dan 668,76 berturut-turut adalah bobot molekul
morfin sulfat pentahidrat dan morfin sulfat anhidrat;
Buku pembanding Morfin Sulfat BPFI dalam bentuk C adalah kadar morfin sulfat anhidrat dalam mg
pentahidrat; tidak boleh dikeringkan sebelum di- per ml Larutan baku yang telah dikoreksi kadar airnya
gunakan. Tentukan kadar air secara titrimetri pad a dengan cara titrimetri; V adalah volume injeksi yang
saat akan digunakan untuk analisis kuantitatif. Endo- digunakan dalam ml; r u dan r 5 berturut-turut adalah
toksin BPFI. respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.

Identifikasi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-


A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, ter-
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing- lindung dari cahaya. Penyimpanan dalam wadah
masing 20 !J.l larutan yang mengandung (1) zat uji dosis tunggal diberi etiket "bebas pengawef'.
500 IJ.g per ml (jika perlu encerkan sejumlah volume
injeksi dengan metanol P) dan (2) Morfin Sulfat BPFI
500 IJ.g per ml dalam campuran metanol P-air (1:1) pada NADOLOLUM
jarak yang sama 2,5 em dari tepi lempeng kromato- Nadolol
grafi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi berisi campuran fase gerak
-'••:H!:
OH
aseton P-metanol P-amonium hidroksida P (50:50:1) dan
OOit~N<lCH 1 1 1
biarkan fase gerak merambat hingga tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan kering di 1-(tert-Butihlmino)-3-[ (5 ,6,7,8-tetrah id ro-cis-6,7-
udara. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet dihidroksi-1-najtil)oksi]-2 -propanol (42200-33-9]
254 nm: harga R1 bercak utama yang diperoleh dari C 1 ~o. · BM 309,41
572 Nadololum I Monografi FIIV

Nadolol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan kasi nadolol.]


tidak lebih dari 101,5% C 17H 27 N0 4, dihitung terhadap Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
zat yang telah dikeringkan. yang tertera pada Kromatografi <931>. Bagi lempeng
kromatografi yang dilapisi dengan campuran silika gel
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih; setebal 0,25 mm menjadi empat bagian sama besar,
praktis tidak berbau. bagian pertama untuk Larutan baku, 2 bagian berikut-
nya untuk Larutan uji dan bagian terakhir untuk
Kelarutan Mudah larut dalam etanol dan dalam blangko. Totolkan dalam bentuk pita masing-masing
metanol; sukar la~ut dalam kloroform, dalam air, 100 ~1 Larutan baku, dua kali 100 ~~ Larutan uji dan
dalam metilena klorida, dalam isopropanol; tidak larut 100 ~1 campuran metana/ P-k/orofornz P (1:1) sebagai
dalam aseton, dalam benzena, dalam eter, dalam blangko. Keringkan dengan aliran udara dingin.
heksana, dan dalam trikloretana. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang berisi fase gerak aseton P-kloroform P-amonium
Baku pembanding Nado/o/ BPFI; lakukan pengering- hidroksida 2 N (8:1:1) dan biarkan fase gerak merambat
an dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lem-
sebelum digunakan. peng, biarkan fase gerak menguap. Amati bercak pita
di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Tetapkan letak
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang bercak pita nadolol dengan membandingkan terhadap
telah dikeringkan dan didjspersikan dalam minyak mi- Larutan baku. Tandai bercak pita nadolol dan daerah
neral P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang cemaran yang telah terpisah pada Larutan uji, juga
gelombang yang sama seperti pada Nado/ol BPFI. daerah yang sejajar dengan larutan tersebut pada
lempeng blangko. Kerok silika gel masing-masing
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; pada bercak pita Nadolol pada setiap kromatogram
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu dari Larutan uji, masukkan ke dalam masing-masing
60° selama 3 jam. tabung sentrifuga 50-ml, demikian pula kerok silika
gel dari daerah yang sejajar dengan bercak pita
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Nadolol pada lempeng blangko, masukkan ke dalam
tabung sentrifuga 50 ml ke tiga. Kerok silika gel pada
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 30 bpj. bercak pita gabungan cemaran pada tiap lempeng dari
Larutan uji, masukkan ke dalam tabung sentrifuga
Komposisi rasemat Bt:at dispersi zat yang telah dike- 50 ml, demikian pula halnya, kerok silika gel dari
ringkan dalam minyak mineral P, atur ketebalan hingga daerah yang sejajar dengan bercak pita nadolol pada
serapan inframerah pada 6,3 ~m antara 0,6 ± 0,1. lempeng blangko, masukkan ke dalam tabung sentri-
Rekam spektrum serapan dari 6 ~m sampai 9 ~m, fuga 50 ml ke enam. Tambahkan 30,0 ml etanol P ke
menggunakan minyak mineral P sebagai blangko. dalam masing-masing 2 tabung yang berisi campuran
Hitung persentase rasemat A dengan rum us: kerokan nadolol dan tabung ke tiga yang berisi
•.
campuran kerokan blangko. Tambahkan 10,0 ml
50 A. etanol P ke dalam masing-masing 2 tabung yang berisi
(-)(-) campuran kerokan cemaran dan ke dalam tabung ke
0,9 Ab enam yang berisi kerokan blangko. Kocok selama
60 menit dan sentrifus, ukur serapan beningan pada
0,9 adalah harga rata-rata (A/Ab) dalam campuran panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
rasemat A dan B (1:1); A. adalah serapan sebelum 278 nm, menggunakan etanol P sebagai blangko.
dikoreksi pada panjang gelombang serapan maksi- Hitung persentase cemaran dengan rum us:
mum lebih kurang 7,90 ~m. setara dengan rasemat A;
Ab adalah serapan sebelum dikoreksi pada panjang
gelombang serapan maksimurn lebih kurang 8,00 ~m.
setara dengan rasemat B: kandungan rasemat A antara (A;+3AJ
40% dan 60%.
A; adalah serapan rata-rata dari cemaran yang
Kemurrtian kromatografi Cemaran tidak lebih dari dikoreksi terhadap blangko; Au adalah serapan rata-
2,0%. rata nadolol yang dikoreksi terhadap blangko.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg
zat uji, larutkan dalam 10,0 ml campuran metanol P Penetapan kadar
klorofonn P (1:1). Titran asam perklorat Campur 8,5 ml asam per-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nado- klorat P dengan 500 ml asam asetat glasial P, dinginkan,
lol BPFI, larutkan dalam campuran metanol P - kloro- encerkan dengan asam asetat glasial P hingga 1000,0 ml.
form P (1:1), hingga kadar lebih kurang 50 mg per mi. Standarisasi larutan ini seperti yang tertera pada
{Catatan Larutan baku ini hanya digunakan untuk identifi- pembuatan asam perklorat 0,1 N LV (dalam asam asetat
FIIV Monograft I Naloxon~ Hydrochloridum 573

glasial P) pada pembuatan l.Arutan Volumetrik. Toleransi Dalam waktu 50 menit harus larut tidak
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 280 mg kurang dari 80% (Q) C 17H 27 N04, dari jumlah yang
zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, tertera pada etiket.
tambahkan 100. ml asam asetat glasial P dan letakkan
dalam tangas ultrasonik sampai larut sempurna. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Tambahkan 2 tetes kristal violet LP, titrasi dengan
Titran asam perklorat sampai warna hijau zamrut. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Lakukan penetapan blangko. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
1 ml asam perkolat 0,1 N setara dengan Fase gerak Campur 700 ml meta;;ol P dan 1300 ml
30,94 mg C1,H21N0 4 air yang mengandung 5,84 g natrium kloridll P dan
1,0 ml asam klorida 0,1 N, saring dan awaudarakan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup l.Arutan baku Timbang saksama sejumlah Nado-
baik. lol BPFI dan larutkan dalam Fase gerak hingga kadar
lebih kurang 0,2 mg per mi.
LArutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
NADOLOLI COMPRESS! dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
Tablet Nadolol tablet setara dengan lebih kurang 20 mg nadolol dan
masukkan kedalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan
lebih kurang 75 ml Fase gerak, letakkan di dalam tangas
Tablet Nadolol mengandung Nadolol, C 17 H 27 N0 4, ultrasonik selama 15 menit, sesekali dikocok, tambah-
tidak kurang 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari kan Fase gerak sampai tanda, saring atau sentrifus.
jumlah yang tertera pada etiket. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Baku pembanding Nadolol BPFI; lakukan pengering- tinggi dilengkapi dengan detektor 220 run dan kolom
an dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L16. Laju aliran
sebelum digunakan. lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap l.Arutan baku, rekam respons puncak seperti
ldentifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet setara yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
dengan 50 mg nadolol kedalam labu Erlenmeyer. pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% dan ·
Tambz.hka!\ 10 ml asam klorida 0,1 N, aduk selama faktor ikutan puncak nadolol tidak lebih dari 3.
30 menit menggunakan pengaduk magnetik dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
letakkan dalam tangas ultrasonik selama 30 menit. volume sama (lebih kurang 20 ~I) l.Arutan baku dan
Sentrifus dan ambil beningan untuk larutan uji. Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 1 ,H~04 ,
pada Kromatografi <931>. Totolkan dalam bentuk pita dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
'· m<~sing-masing 100 ~I (1) larutan uji dan (2) larutan
baku Nadolol BPFI dalam asam klorida 0,1 N dengan 'u
kadar 5 mg per mi. Masukkan lempeng ke dalam 100C ( - )
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan 's
fase gerak aseton P-kloroform P- amonium hidroksida 2 N
(8:1:1) dan biarkan fase gerak merambat hingga lebih C adalah kadar Nadolol BPFI dalam mg per ml Larutlln
kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah res pons puncak
lempeng dan biarkan fase gerak menguap. Amati Larutan uji dan l.Arutan baku.
lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254 nm: harga R1
bercak utama yang diperoleh dari larutan (1) sesua1 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dengan yang diperoleh dari larutan (2). rapat.

Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N. NALOXONI HYDROCHLORIDUM
A/at tipe 1: 100 rpm. Nalokson Hidroklorida
Waktu: 50 menit. 91zCH=CHz
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 17H 27 N0 4,
yang terlarut dengan car a seperti. yang tertera pada
Penetapan kadar, kecuali Fase gerak dibuat dengan ~Oiz • HCI
mencampur 560 ml metanol P dan 1440 ml air. Guna-
kan filtrat, jika perlu encerkan dengan Media disolusi, H~
dan larutan baku Nadolol BPFI dalam media yang 17-Alil-4,5a-epoksi-3,14-dihidroksimorfinan-
sama. 6-on hidroklorida [357-08-4]
574 N androloni Decanoas I Mono graft FI IV

Ct9H2tN04.HCI BM 363,84 dan Larutan baku 2 pada jarak yang sama 2,5 ern dari
Dihidrat [51481-60-8] BM 399,87 tepi bawah lempeng kromatografi silika gel setebal
0,25 rnrn yang sebelumnya diaktifkan dengan merna-
Nalokson Hidroklorida adalah anhidrat atau mengan- naskan pada suhu 105° selama 15 menit. Masukkan
dung 2 molekul air hidrat. Mengandung tidak kurang lernpeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dari 98,0"/o dan tidak lebih dari 100,5% C 19 H 21 N0 4 .HCI, dijenuhkan dengan fase gerak campuran metana/ P -
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. butanol amoniakal (1:20), yang dibuat dengan cara
mengoc.:ok 100 ml butanol P dengan 60 ml larutan
Per..1erian Serbuk putih atau hampir putih. Larutan amonium hidroksida P (1 dalam 100), buang lapisan
dalam air bersifat asam. bawah. Biarkan fase gerak merambat 10 ern di atas
garis penotolan, terlindung dari cahaya, angkat
Kelarutan Larut dalam air, dalam asam encer dan lernpeng, keringkan dan semprot lempeng dengan
dalam alkali kuat; sukar larut dalam etanol; prakti5 pereaksi besi(lll) klorida P-kalium heksasianoferat(lll) P
tidak larut dalam eter dan dalam kloroform. yang dibuat segar dengan melarutkan 100 mg kalium
heksasianoferat(Il[) P dalarn 20 ml larutan besi(Il[)
Baku pembanding Nalorson BPF!; lakukan pengeri!"lg- k/orida P (1 dalam 10). Tidak :1da bercak lain selain
an pada suhu 105° hingga bobot tetap sebelum Ji- bercak utama yang mempunyai harga R1 sama dengan
gunakan. Noroksimorfon Hidroklorida BPFI; tidak boleh Nalokson BPFI dan bercak pada tempat penotolan
dikeringkan sebelum digunakan. (amonium klorida), tidak ada bercak lain yang lebih
intensif dari bercak yang sesuai dengan Noroksinwrfon
ldentifikasi Larutkan lebih kurang 150 mg dalam Hidroklorida BPFI.
25 ml air dalam corong pisah kecil, to.mbahkan be-
berapa tetes amonium hidroksida 6 N, ekstraksi 3 kali, Kandungan klorida Tidak kurang dari 9,54% dan
tiap kali dengan 5 ml kloroform P dan saring ekstrak tidak lebih dari 9,94%, dihitung terhadap zat yang
melalui penyaring kering, kumpulkan filtrat pada labu telah dikeringkan. Lakukan penetapan sebagai berikut:
kecil. Uapkan filtrat di atas tangas uap sampai kering Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, larutkan
dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam; spektrum dalam 50 ml metana/ P, masukkan ke dalarn labu
serapan inframerah 1 bagian residu yang dilarutkan Erlenmeyer 125 ml, tambahkan 5 ml asam asetat gla-
dalam 50 bagian kloroform P dan diukur dengan sel sial P dan 2 tetes eosin Y LP dan titrasi dengan perak
0,5 mm, menunjukkan maksimum hanya pada pan- nitrat 0,1 N LV sarnpai wama merah muda.
jang gelombang yang sama seperti pada Nalok-
son BPFI. 1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan
3,545 mg klorida
Rotasi jenis <1081> Antara -170° dan -181°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
tapan menggunakan larutan yang mengandung 300 rng zat yang telah dikeringkan, larutkan dalarn
25 mg per mi. campuran 40 ml asam asetat glasial P dan 10 ml anhidri-
da asetat P, tambahkan 10 ml raksa([[) asetat LP dan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5% 1 tetes metil violet LP. Titrasi dengan asam prrklorat
untuk bentuk anhidrat dan tidak lebih dari 11,0% 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.
untuk bentuk hidrat; lakukan pengeringan pada suhu
105° hingga bobot tetap. 1 ml asam perk/orat 0,1 N setara dengan
36,38 mg C1 jl21 N0 4.HCI
Noroksimorfon hidroklorida dan cemaran lain Tidak
lebih dari 1,0%. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg, rapat, tidak tembus cahaya.
masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, larutkan
dalam 2,0 ml air dan tambahkan metana/ P sainpai
tanda. NANDROLONI DECANOAS
Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Nalok- Nandrolon Dekanoat
son BPFI, larutkan daiam kloroform P hingga kadar
7,6 mg per mi. CH ~H,(CH,),CH,CH,
Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah Norok-
simorfon Hidroklorida [( -)4,5a-epoksi-3,14-dihidroksimor-
finan-6-on-hidroklorida] BPFI, larutkan dalam larutan
H
.
metana/ P (3 dalam 5) hingga kadar 0,084 rng per rnl. 0
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara 17/J-Hidroksiester-4-en-3-on dekanoat {360-70-3)
terpisah masing-masing 5 !lilArutan uji, Larutan baku 1 C28H 440 3 BM 428,65
FIIV Monografi I Nandroloni.Phenpropionas 575

Nandrolon Dekanoat mengandung tidak kurang dari Penetapan kadar


97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 28 H 44 0y dihitung Larutan baku Buat seperti yang tertera pada Pene-
terhadap zat yang telah dikeringkan. tapan Kadar Steroid Tunggal <641> menggunakan
Nandrolon Dekanoat BPFI.
Larutan 11ji Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Pemerian Serbuk hablur halus, putih sampai putih zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam campuran
krem; tidak berbau atau sedikit berbau. etanol P-kloroform P (1:1) hingga 10,0 ml.
Prosedrtr Lakukan penetapan menurut Prosedur
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam seperti yang tertera pada Peneiapan Kadar Steroid
kloroform, dalam etanol, dalam aseton dan dalam Tunggal <641>, menggunakan pelarut campuran
minyak nabati. n-heptana P-aseton P (3:1), sampai dengan kalimat
terakhir pada Prosedur. Sentrifus selama 5 menit, ukur
Baku pembanding Na11drolon Dekanoat BPFI; lakukan serapan beningan dari Larutan rtji dan Larutan baku
pengeringan dalam hampa udara di atas silika gel pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
selama 4 jam sebelum digt.:nakan. kurang 239 nm terhadap blangko campuran n-hepta-
na P-aseton P (3:1). Hitung jumlah dalam mg, C 28H 44 0 3,
Kesempurnaan melarut dan kejernihan larutan dengan rumus
Larutan dalam dioksan P (1 dalam 50): jernih.

Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- C adal«h kadar Nandrolo11 Dekanoat BPFI dalam mg
bang yang sama seperti pada Nandrolon Dekanoat BPFI. per ml Lar~tfan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam serapan l.Arutan uji dan Larutan baku.
etanol P (1 dalam 100.000), menunjukkan maksimum
dan minimum pada panjang gelombang yang sama Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
seperti pada Nandrolon Dekanoat BPFI; daya serap rapat, tidak tembus cahaya, dalam lemari pendingin.
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan pada panjang gelombang scrapan maksi-
mum lebih kurang 239 nm, berbeda tidak lebih dari NANDROLONI PHENPROPIONAS
3,0%. Nandrolon Fenpropionat
C. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
masing 10 Jll larutan dalam aseton P yang mengandung I 7/3-H idroksiester-4-en-3-on hidrosinamat [62-90-8]
... (1) zat uji 5 mg per ml dan (2) Nandro/on Dekanoat BPFI C27 H 34 0 3 BM 406,56
5 mg per ml, pada lempeng kromatografi silika gel
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana Nandrolon Fenpropionat mengandung tidak kurang
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 27 H 340 3 ,
campuran n-heptana P-aseton P (3:1) dan biarkan fase dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
gerak hingga merambat lebih kurang tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, beri tanda batas Pemerian Serbuk hablur, putih hingga putih-krem;
rambatan, biarkan fase gerak menguap dan semprot bau khas.
lempeng dengan campuran asam sulfat P dan etanol P
(1 dalam 50). Panaskan lempeng dalam oven pada Kelarutan Praktis tidak larut· dalam air; larut dalam
suhu 110° selama 15 menit: harga R1 bercak utama etanol. ·
yang diperoleh dari larutan (1), sesuai dengan yang
diperoleh dari larutan (2). Baku pembanding Nandrolon Fenpropionat BPFI; laku-
kan pengeringan dalam tabung pengering hampa
Jarak lebur <1021> Antara 33° dan 37°. udara yang sesuai menggunakan fosfor .pentoksida P
sebagai zat pengering, pada suhu 80° selama 3. jam
Rotasi jenis <1081> Antara +32° dan +36°; lakukan sebelum digunakan.
penetapan menggunakan larutan yang mengandung
100 mg zat yang telah dikeringkan dalam 10 ml ldentifikasi
dioksan P · A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kali11m bromida P
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge-
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika lombang yang sama seperti pada Nandrolo'! .Fenpro-
gel P selama 4 jam. pionat BPFI.
576 Naphazolini Hydrochloridum I Monografi FI IV

B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah
100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan sera pan Larutan uji dan Larutan baku.
minimum pada panjang gelombang sama seperti pada
Nandrolon Fenpropionat BPFI. daya serap masing- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan rapat, tidak tembus cahaya.
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 239 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
C. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang NAPHAZOLINI HYDROCHLORIDUM
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing- Nafazolin Hidroklorida
masing 10 JJ.llarutan dalam aseton P yang menganduhg
(1) zat uji 5 mg per ml dan (2) Nandrolon Fenpro- H
pionat BPFl 5 mg per ml pada lempeng kromatografi
campuran silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
e I
N...._
~~oo
CH
·HCI

dijenuhkan dengan fase gerak campuran n-heptana P-


aseton P (2:1) dan biarkan fase gerak merambat hingga
lebih kurang tiga per empat tinggi Jempeng. Angkat 2-(1-Naftilmetil)-2-imidazolina mono-
Jempeng, biarkan fase gerak menguap dan semprot hidroklorida [550-99-2)
lempeng dengan campuran asam sulfat P dan etanol P CUH14N2"HCI BM 246,74
(1 dalam 50), dan panaskan pada suhu 110° selama
15 menit: harga R1 bercak utama yang diperoleh Nafazolin Hidroklorida mengandung tidak kurang
dari Jarutan (1) sesuai dengan yang diperoleh dari dari 98,0% dan tidak Jebih dari 100.5% C 14 H 14 NrHCI,
larutan (2). dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Jarak lebur <1021> Antara 95° dan 99°. Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa
pahit. Melebur pada suhu Jebih kurang 255° disertai
Rotasi jenis <1081> An tara +48° dan +51 •, dihitung peruraian.
terhadap zat yang telah dikeringkan; Jakukan pene-
tapan menggunakan larutan yang mengandung Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol;
200 mg per 10 ml dioksan P. sangat sukar larut dalam kloroform; praktis tidak larut
dalam eter.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa Baku pembanding Nafazolin Hidroklorida BPFl; laku-
udara yang sesuai, menggunakan Josfor pentoksida P kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebe-
sebagai zat pengering pada suhu 80° selama 3 jam. lum digunakan.

Penetapan kadar ldentifikasi


Larutan baku Lakukan seperti yang tertera pada A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Penetapan Kadar Steroid Tunggal <641> menggunakan dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
Nandrolon Fenpropionat BPFI. menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge-
Lanlfan uji Timbang saksama Jebih kurang 20 mg lombang yang sama seperti pada Nafazolin Hidroklori-
zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam campuran da BPFI.
etanol P-kloroform P (1:1) hingga 10,0 ml, dan campur. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur 50.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
seperti yang tertera pada Penetapan Kadar Steroid minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
Tunggal <641> menggunakan pelarut campuran n-hep- pada Nafazolin Hidroklorida BPFI; daya serap masing-
tana P-aseton P (3:1), sampai dengan kalimat terakhir masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
pada Prosedltr. Sentrifus selama 5 omenit dan ukur pada panjang gelom bang sera pan maksimum lebih
serapan beningan dari Larutan uji dan Larutan baku kurang 280 run, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih C. Larutan (1 dalam 100) menunjukkan reaksi
kurang 239 nm terhadap blangko campuran n-hepta- Klorida seperti yang tertera pada Uji Identifikasi
na P-aseton P (3:1). Hitung jumlah dalam mg, CA03, Umum <291>.
dengan rumus:
pH <1071> Antara 5,0 dan 6,6; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 100) dalam air bebas
karbon dioksida P: larutan jemih dan tidak berwama.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari O,So/o;


·. C adalah kadar Nandrolon Fenpropionat BPFI dalam mg lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
FIIV Monografi I Naphazolini Nitras 577

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. dan 350 nm menunjukkan 4 maksimum pad~ ·lebih
kurang 270 nm, 280 nm, 287 nm dan 291 nm. Serapan
Cemaran umum <481> jenis pada 270 nm lebih kurang 215, pada 280 nm lebih
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P. kurang 250, pada 287 nm lebih kurang 175 dan pada
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P. 291 nm lebih kurang 170.
Fase gerak Buat campuran metanol P-asam asetat C. Larutkan 500 mg dalam 1 ml metanol P, tam-
glasial P-air (8:1:1). bahkan 0,5 ml larutan segar natrium nitroprusida P 5%
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan dan 0,5 ml larutan natrium hidroksida P 2%, biarkan
bercak nomor 2. 10 menit, tambahkan 1 ml larutan natrium bikarbonat P
8%: terjadi wama lembayung.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang D. Larutkan 10 mg dalam 5 ml air, tambahkan
300 mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P, 200 mg magnesium oksida P, kocok menggunakan pe-
tambahkan 10 ml raksa(ll) asetat LP. Titrasi dengan asam ngocok mekanik selama 30 menit, tambahkan 10 ml
perklorat 0,1 N LV menggunakan indikator 1 tetes kloroform P, kocok kuat-kuat. Biarkan, pisahkan lapis-
kristal vinlet LP hingga warna hijau biru. Lakukan an kloroform, saring dan uapkan lapisan air hingga
penetapan blangko. kering. Sisa menunjukkan reaksi Nitrat cara A dan D
seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
24,67 mg C14H 1prHCI Suhu lebur <1021> Metode 1167° sampai 170°.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pH <1071> 5,0 sampai 6,5; lakukan penetapan
rapat, tidak tembus cahaya. menggunakan larutan 1%.

Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan


NAPHAZOLINI NITRAS penetapan menggunakan larutan 1,0% dalam air bebas
Nafazolin Nitrat karbon dioksida P.

Wama dan akromisitas <1291> Metode III Tidak boleh


berwarna.

Klorida Tidak lebih dari 330 bpj; lakukan penetapan


menggunakan larutan 1,0% dalam air bebas karbon
2-(1-Naftilmetil)-2-imidazolin nitrat [5144-52-5] dioksida P seperti yang tertera pada uji Klorida pada
C 14H 14 N 2.HN03 BM 273,3 Klorokuin Sulfat, mulai dengan "Pada 15 ml larutan ini
tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N ......
H.

Nafazolin Nitrat mengandung tidak kurang dari 99,0%


dan tidak lebih dari 101,0% C 14H 14 NrHN0 3, dihitung N-(naftilasetil)etilendiamin Lakukan penetapan
terhadap zat yang telah dikeringkan. dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>.
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih; Larutan (1) Buat larutan 2,0% dalam metanol P.
tidak berbau a tau hampir tidak berbau. Larutan (2) Buat larutan Nafazolin Nitrat BPFI 2,0%
dan Naftilasetiletilendiamina Hidroklorida 0,010% dalam
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam metanol P.
etanol; sangat sukar larut dalam kloroform; praktis Prosedur Totolkan secara terpisah 10 ~1 Larutan (1)
tidak larut dalam eter. dan Larutan (2) pada lempeng kromatografi silika gel G.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
Baku pembanding Nafazolin Nitrat BPFI dan N-(Naftil- yang berisi fase gerak metanol P-amonium hidroksida P
asetil)etilendiamin Hidroklorida BPFI. (100:1,5). Angkat lempeng, keringkan pada suhu 100°
hingga 105°, semprot lempeng dengan larutan ninhi-
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B, C, D dan drin P 0,5% dalam metanol P. Panaskan lempeng pada
penetapan Suhu lebur dilakukan. Uji B dan C dapat suhu 100° hingga 105° selama 10 menit. Bercak
diabaikan jika uji A, D dan penetapan Suhu lebu1' N-(naftilasetil)etilendiamin yang diperoleh dari Larut-
dilakukan. an (2) lebih intensif dari bercak yang sesuai dari Larut-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- an (1). Uji tidak memenuhi syarat, kecuali jika kroma-
persikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksi- togram dari Larutan (2) menunjukkan bercak dari
mum hanya pada panjang gelombang yang sama N-(naftilasetil)etilendiamin yang terpisah sempurna
seperti pada Nafazolin Nitrat BPFI. dari bercak utama.
B. Spektrum sera pan larutan 0,002% dalam asam
klorida 0,01 N pada panjang gelombang antara 230 nm Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0;5%;
578 Naproxenum I Monografi FI IV

lakukan pengeringan pada suhu 100° hingga 105°, tung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
hingga bobot tetap menggunakan 1 g. penetapan menggunakan larutan dalam klarafarm P
yang mengandung 100 mg per 10 mi.
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1 %;
lakukan penetapan menggunakan 1 g. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
200 mg, larutkan dalam 30 ml asam asctat glasial P. Logam berat <371> Metade Ill Tidak lebih dari 20 bpj.
Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik
akhir secara pote11siometrik. Kemurnian kromatografi
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang
1 ml asam perkiorat 0,1 N sctara dengan 100 mg, larutkan dalam metana/ P dan encerkan
27,33 ms C 1 ~H 14 Nz-HN01 dengan metana/ P hingga 5,0 mi.
Lamtan baku Timbang saksama sejumlah Naprok-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup sen BPFI, larutkan dalam metana/ P hingga kadar lebih
baik, terlindung dari cahaya. kurang 20 mg per mi.
Erzceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
Lamtan baku dalam metana/ P hingga kadar 20 ~g.
NAPROXENUM 60 ~g dan 100 11g per ml (0,1%; 0,3% dan 0,5%).
Naproksen Prasedur Lakukan Kramatografl lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatagraft <931>. Totolkan secara
terpisah masing-masing 10 ~I Larutan uji, Larutan baku
dan Enceran larutan baku pada jarak yang sama 2,5 em
dari tepi lempeng kromatografi silika gel setebal
0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang berisi fase gerak tolucna P-
Asam ( +)-6-metoksl-a-metl/-2-nafta/cna- tetralzidrofuran P-asam asetat glasial P (30:3:1) hingga
asetat (22204-53-1] merambat lebih kurang tiga per em pat tinggi lempeng.
CuHt403 BM 230,26 Angkat lempeng, dan biarkan kering di udara, amatt
lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254 nm: harga R1
Naproksen mengandeng tidak kurang dari 98,5% dan bercak utama Larutan ·uji sesuai dengan Larutan bak11.
tidak lebih dari 101,5% C 14 H 14 0 3, dihitung terhadap ukuran dan intensitas bercak lain dari Lanlfan u)i tidak
zat yang telah dikeringkan. lebih dari bercak utama Enceran /arutan baku dengan
kadar 100 11g per ml (0,5%) dan jumlah intensitas
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih; bercak lain yang dibandingkan dengan cara yang
praktis 'tidak berbau. sama, tidak lebih dari 2,0%.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
dalam kloroform dan dalam etanol mutlak; larut 500 mg, larutkan dalam campuran 75 ml metana/ P dan
dalam etanol; agak sukar larut dalam eter. 25 ml air yang telah dinetralkan terhadap fenoftalein
dengan natrium hidraksida 0,1 N. Larutkan, jika perlu
Baku pembanding Napraksen BPFI; lakukan penge- hangatkan perlahan-lahan, tambahkan fenalfta/ein LP.
ringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum di- Titrasi dengan natrium hidraksida 0,1 N LV.
gunakan.
1 ml natrium hidraksida 0,1 N setara dengan
ldentifikasi 23,03 mg C14 H 14 0 3
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
persikan dalam kalium bramida P, menunjukkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
maksimum hanya pada panjang gelombang yang rapat.
sama seperti pada Napraksen BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
40.000) dalam metanal P menunjukkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti NAPROXENUM NATRICUM
pada Naproksen BPFI; daya serap masing-masing Naproksen Natrium
. dthitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
271 nm, berbeda tidak lebih dari 3%. (-)-Natrium 6 metoksi-a-metil-2-nafta/en-
asetat (26159-34-2)
Rotasi jenis <1081> Antara +63,0° dan +68,5°, dihi- CuH13Na03 BM 252,24
FIIV Monografi I Naproxeni Natrici Compressi 579

Naproksen Natrium mengandung tidak kurang dari Enceran larulall bak11 pada lempeng silika gel setebal
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 14 H 13 Na0 3, di- 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kroma-
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan. to5rafi yang berisi fase gerak campuran taluena P-tetra-
lridrofurall P-asam asetat ~!asia! P (30:3:1) hingga
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai putih krem. merambat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
Angkat lempeng, biarkan kering di udara, amati
Kelarutan Larut dalam air dan dalam metanol; agak lempeng di bawah cahaya ultra\'iolet: harga R1 bercak
sukar larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam utama Larrt1a11 11ji sesuai dengan Larulati baku,
aseton; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam intensitas bercak lair tidak leblh dari 100 Jlg per ml
toluena. Melebu; pad a suhu lebih kurang 255°, disertai Enceran !at ulan bak11 0,5"/., dan JUmlah mtensitas bercak
peruraian. lain tidak lebih dari 2,0%.

Baku pembanding Naprokscn Natrium BPFI; lakukan Cemaran senyawa organik mudah menguap <471 >
pengeringan dalam hampa udaril pada suhu 105° t\~dodc I l\1emenuhi S\'ilrat
selama 3 jam sebelum digunakan.
Naproksen be bas Tid<~k lebd1 rlari 1 ,O';o; lakuk;w
ldentifikasi penetapan sebagai berikut Larutkan lebih kurang
A. Spektr~.;m serapan inframerah zat yang telah 5,0 g dalam 25 ml air, masukkan dalam corong pisah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromidn P, dan ekstraksi tiga kali, tiap kal1 dengan 15 ml kloro-
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- fonn P. uapkan kumpulan ekstrak d1 atas tangas uap
bang yang sama seperti pada Naprokscn Natri11m BPFI. hingga kering. Larutkan residu dalam 10 ml campuran
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam ml'lanul P-air (3: 1) yang sebelumnya telah dinetralkan
40.000) dalam metana/ P menunjukkan maksimum dan terhadap fenolftalein dengan tWirtlllrl ludroksida 0,1 N,
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti tambahkan fcnaljtalein LP. Titrasr dengan natrium iri-
pada Naprokscn Natrium BPFI; daya serap masing- droksida 0,10 N LV: diperlukan tidak lebih dari 2,2 mi.
rnasing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
kurang 272 nm, berbeda tidak lebih dari 3'1o. 200 mg, larutkan dalarn 50 mlas,wr ast'lr.l g!a;:ial P yang
mengandung 2 tetes 1-naftolbenzeina P yang sebelum-
Rotasi jenis <1081> Antara -17,0° dan -15,3°, dihitung nya telah dinetralkan dengan asam paklorat 0,1 N.
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan rene- Titrasi dengan asa•11 perk/oral 0.1 N LV.
tapan menggunakan larutan dalam natrium hidrok-
sida 0,1 N yang mengandung 50 mg per 10 ml. 1 m/ asam perk/oral 0.1 :\/ setarn :icns;an
25,22 mg C 7 ,H 73 Na0;
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu \.Vadah dan penyimpanan Dalam \,·adah tertutup
105° selama 3 jam. rapat.

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj;


lakukan penetapan dengan melarutkan 1,0 g dalam
20 ml air, masukkan ke dalam corong pisah, tambah- NAPROXENI NATRICI COMPRESS!
kan 5 ml asam klorida 1 N dan ekstraksi tiga kali, ber- Tablet Naproksen Natrium
turut-turut dengan 20 ml, 20 ml dan 10 ml metilena
klorida P. Buang ekstrak metilena klorida dan gunakan
lapisan air untuk pengujian. Tablet Naproksen Natrium mengandung Naproksen,
C:;H 13 Na03, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
cara Kromatografi cair kinerja tmggi seperti yang tertera
pada Krormatografi. Baku pembanding Naproksen Natrium BPFI; lakukan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg. pengeringan dalam hampa udara pada suhu lOSe
larutkan dalam 5 ml metana/ P. selama 3 jam sebelum digunakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Naproksen
Natrium BPFI, larutkan dalam metana/ P hingga kadar Identifikasi
lebih kurang 20 mg per mi. A. Masukkan sejumlah serbuk halus .tablet setara
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran dengan lebih kurang 250 mg naproksen natrium ke
Larutan baku dalam metana/ P hingga kadar 20 Jlg; dalam tabung sentrifuga, tambahkan 12 ml air dan
60 !lg dan 100 Jlg per ml (0,1%; 0,3%; dan 0,5%). 1 ml asam klarida P: terbentuk endapan putih yang
Prasedur Totolkan secara terpisah ke lima larutan padat. Sentrifus campuran: beningan menunjukkan
rnasing-masing 10 111 Larutan ttji, Larutan baku dan reaksi Natrium cara A dan B seperti yang tertera pada
580 Natrii Arninosalicylicurn I Monografi FIIV

Uji Identifikasi Umum <291>. internal, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
B. Buat campuran Larutan baku dan Larutan uji Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
(1:1) seperti yang tertera pada Penetapan kadar dan pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
lakukan penetapan: kromatogram yang diperoleh tinggi d!lengka12.i dengan detektor 254 nm dan kolom
menunjukkan dua puncak utama sesuai dengan 4,6 mm x 15 em yang berisi bahan pengisi L1 dengan
naproksen dan baku internal. ukuran partikel 5 J.lm. Laju aliran lebih kurang 1,2 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Disolusi <1231> baku, rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Media disolusi: 900 ml Dapar fosfat 0,1 M pH 7,4 Prosed1tr: efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak
yang dibuat dengan melarutkan 2,62 g natrium fosfat analit tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis yang
monobasa P dan 11,50 g twtrium fosfat dibasa anhidrat P dihttung dengan rumus:
dalam air sampai 1000 mi.
A/at tipe 2: 50 rpm t
Waktw 45 menit. 5,545 ( - - ) 2
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Naproksen wh(.'
Natrium BPFI larutkan dalam Media disolusi hingga
kadar lebih kurang 50 J.lg per mi. Resolus1 antara puncak analit dan baku internal tidak
Prosedur Lakukan penetapan jumlah CHHnNa0 3 , kurang dan 11,5 yang dihitung dengan rumus:
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat Larutan
uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan
Larutan baku pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 332 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 70% (Q) C 14 H 13 Na0 3 , dari jumlah yang dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tertera pada etiket. tidak leb1h dari 1,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat volume sama (lebih kurang 20 J.ll) Larutan baku dan
Larutan 11ji ke dalam kromatograf. Rekam kromato-
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan gram dan ukur respons puncak utama. Waktu retensi
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera relatif naproksen natrium dan baku internal masing-
pada Kromatografi <931>. masing lebih kurang 0,6 dan 1,0. Hitung jumlah dalam
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air-asam mg C 1 ~H 13 Na0y dalam tablet yang digunakan dengan
asetat glasial P (50:49:1). jika perlu lakukan penye- rum us:
suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Resolusi dapat ditingkatkan
dengan penambahan bag1an air pada Fase gerak.
Campuran pelarut Buat campuran asetonitril P-air
(90:10).
Larutan baht internal Larutkan 5 ml butirofenon C adalah kadar Naproksen Natrium BPFI dalam J.lg
dengan asetonitril P hingga 100,0 ml . Encerkan 1,0 ml per ml Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah
larutan ini dengan asetonitril P hingga 100,0 mi. perbandingan respons puncak naproksen dan baku
Tiap mllarutan ini mengandung lebih kurang 0,5 J.ll internal dalam Larutan uji dan Larutan baku.
butirofenon.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Naproksen Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Natrium BPFI, larutkan dalam Campuran pelarut hingga baik.
kadar lebih kurang 2,5 mg per mi. Masukkan 1,0 ml
larutan dan 2,0 ml Larutan baku internal ke dalam labu
tentukur 100-rnl, encerkan dengan Fase gerak sampai NATRII AMINOSALICYLICUM
tanda. Larutan ini mengandung lebih kurang 25 J.lg Natrium Aminosalisilat
Naproksen Natrium BPFI per mi.
LArutan uji Timbang saksama dan serbuk haluskan
tidak kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejum- Mononatrium-4-anlinosalisilat dihidrat [6018-19-5]
lah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 250 mg ~H 6 NNa03 .~0 BM 211,15
naproksen natrium, masukkan ke dalam labu tentukur Anhidrat [133-10-8] BM 175,12
100-ml. Tambahkan 10 ml air dan kocok hingga ter-
dispersi sempurna. Encerkan dengan asetonitril P Natrium Aminosalisilat mengandung tidak kurang
sampai tanda. Diamkan hingga bagian yang tidak dari 98,0% dan tidak lebih da,ri 101,0% C 7 H 6NNa0 3,
larut mengendap. Masukkan 1,0 ml beningan ke dalam dihitung terhadap zat anhidrat.
labu tentukur 100-ml, tambahkan 2,0 ml Lzrutan baku [Catatan Gunakan larutan natrium aminosalisilat
FIIV ~onografi I Natrii Arninosalicylici Compressi 581

dalam waktu 24 jam setelah pembuatan. Jangan digunakan Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 30 hpj.
jika warna larutan lebih gelap dari larutan segar.]
m-Aminofenol Tidak lebih dari 0,25%.
Pemerian Serbuk hablur, putih hingga krem; praktis Fase gerak Buat seperti yang tertera pada Penetapan
tidak berbau; rasa manis dan asin. Bentuk larutan lea dar.
terurai secara perlahan dan wama menjadi lebih gelap. Larutan baku internal Timbang sejumlah sulfanila-
mida, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
Kelarutan Sangat sukar larut dalam eter dan dalam kurang 5 Jlg per mi.
kloroform; agak sukar larut dalam etanol; mudeh larut Larutan baku Timbang saksama sejumlah m-Amino-
dalam air. fenol BPFJ, Jarutkan dalam Fase gerak hingga kadar
lebih kurang 12 Jlg per mi. Pipet 10 mllarutan ini dan
Baku pembanding Asam Aminosalisilat BPFJ; lakukan 10 ml Larutan baku internal, masukkan ke dalam Jabu
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 50° tentukur aktinik rendah 100-ml, encerkan dengan Fase
selama 1 jam sebelum digunakan. m-AIIIinofenol BPFI; gerak sampai tanda.
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti yang ter-
tera pada Penetapan kadar.
ldentifikasi . Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
A. Larutkan 250 mg dalam 3 ml natrium hidrok- · pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
sida 1 N dalam labu tentukur 500-ml dan encerkan tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll, dengan
dalam labu tentukur 250-ml yang berisi 12,5 ml dapar ukuran partikel 10 Jlm. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml
fosfat pH 7, encerkan dengan air sampai tanda. Larut- per menit. Lakukan kromatografi terhadap Laruta11
an mP.nunjukkan serapan maksimum pada 265 nm baku, rekam respons puncak seperti yang tertera pada
± 2 nm dan 299 nm ± 2 nm terhadap blangko meng- Prosedur: resolusi, R, antara puncak m-aminofenol dan
gunaka,n dapar yang sama dengan kadar yang sama sulfanilamida tidak kurang dari 2,5 dan ~impangan
dan perbandingan serapan pada 265 nm dan 299 nm baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih
antara 1,50 dan 1,56. dari 7%.
B. Masukkan lebih kurang 1 g ke dalam labu alas Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
bulat kecil, tambahkan 10 ml anhidrida asetat P. volume sama (lebih kurang 20 Jll) Laruta11 baku dan
Panaskan labu di atas tangas uap selama 30 menit, Larutan uji ke dala:n kromatograf, ukur respons
tambahkan 40 ml air, campur, saring, dinginkan dan puncak utama. Waktu retensi relatif sulfanilamida dan
biarkan hingga terbentuk hablur. Kumpulkan endapan m-aminofenol masing-masing adalah lebih kurang
pada penyaring, cuci dengan air dan keringkan pada 0,66 dan 1,0. Hitung persentasc m-aminofenol, dalam
suhu 105° selama 1 jam: endapan yang diperoleh natrium aminosalisilat yang digunakan dengan
melebur antara 191° dan 197°. rum us:
C. Larutkan SO mg dalam 5 ml air, tambahkan C Ru
1 ml asam klorida 3 N dan saring jika perlu. Pada filtrat 10 ( - ) ( - )
tambahkan 1 tetes besi(lll) klorida LP; terjadi warna W R5
lembayung.
D. Larutan menunjukkan reaksi Natrium cara A C adalah kadar m-Aminofenol BPFI dalam Jlg per ml
dan B seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Lamtan baku; W adalah jumlah natrium !Jffiinosalisilat
Umum <291>. dalam mg yang digunakan pada Penetapau kadar; Ru
dan R 5 berturut-turut adalah perbandingan respons
Kejernihan dan Warna larutan Larutkan 1 g dalam puncak m-aminofenol dan sulfanilamida dalam
10 ml air: larutan jernih dan berwarna tidak lebih tua Larutan uji dan Larutan baku.
dari warna kuning pucat. Larutkan 1 g dalam campur-
an segar 5 ml asam nitrat P dan 45 ml air: larutan jernih Cemarar. senyawa organik mudah menguap <471 >
dan hampir tidak berwarna. Metodc 1 Memenuhi syarat.

pH <1071 > An tara 6,5 dan 8,5; Jakukan penetapan Hidrogen sulfida, belerang dioksida dan amilalkohol
menggunakan larutan (1 dalam 50). Larutkan Jebih kurang 500 mg dalam 5 ml natrium
hidroksida 1 N, tambahkan 6 ml asam klorida 3 N dan
Air <1031> Metode 1 Antara 16,0% dan 18,0%. aduk kuat-kuat: tidak tercium bau hidrogen sulfida
atau belerang dioksida dan hanya berbau lemah amil
Klorida <361> Tidak Jebih dari 0,042%; lakukan pene- alkohol. Sepotong kertas saring yang dibasahi dengan
tapan menggunakan larutan 500 mg dalam campuran timbal([J) asetat LP yang diletakkan di atas larutan:
5 ml asam nitrat P dan 15 ml air: larutan tidak lebih tidak berubah warna.
keruh dari 0,30 ml asam klorida 0,020 N yang diper-
lakukan sama. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
582 Natrii AminosalicyliciCompressi I Monografi FIIV

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada NATRII AMINOSALICYLICI
Kromatografi <931>. COMPRESS I
Fase gerak Buat campuran 425 ml natrium fosfat Tablet Natrium Aminosalisilat
dibasa 0,05 M, 425 ml natrium fosfat monobasa 0,05 M
dan 150 ml metana/ P yang mengandung 1,9 g tetrabutil
amoniurn hidroksida P, saring dan awaudarakan. Jika Tablet Natrium Aminosalisilat mengandung Natrium
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem Aminosalisilat, C 7 H 6 NNa0 3 .2H 20, tidak kurang dari
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang
Larutan baku internal Timbang sejumlah asetamino- tertera pada etiket.
fen, larutkan dalam Fase gerak, hingga kadar lebih
kurang 5 mg per ml. Baku pembanding Asam Aminosalisilat BPFI; lakukan
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg pengeringan dalam hampa udara pada suhu 50°
Asam Aminosalisilat BPFI, masukkan ke dalam labu selama 1 jam sebelum digunakan. rn-Aminofenol BPFI;
tentukur aktinik rendah 100-ml, tambahkan 50 ml Fase tidak boleh dikerir.gkan sebelum digunakan.
gerak, goyang hingga larut, tambahkan 10,0 ml Larutan
b!lku intema/, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Identifikasi Ekstraksi sejumiah serbuk tablet setara
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 69 mg dengan lebih kurang 3 g natrium aminosalisilat
masukkan ke dalam labu tentukur aktinik rendah dengan 40 ml air dan saring. Pada filtrat tambahkan
100-ml, tambahkan 50 ml Fase gerak, goyang hingga 15 ml asam asetat 1 N, dan biarkan hingga terbentuk
larut. Tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal, en- endapan. Kumpulkan endapan pada penyaring dan
cerkan dengan Fase gerak sampai tanda. ·cuci dengan air, keringkan pada suhu 10s• s.?lam3
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera 30 menit, residu menunjukkan reaksi sebagai berikut:
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja A. Masukkan 1 g ke dalam labu alas bulat dan
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom tambahkan 10 ml anhidrida asetat P. Panaskan labu di
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran atas tangas uap selama 30 m:'!nit, tambahkan 40 ml air,
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi campur, saring, dinginkan dan biarkan hingga
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti menghablur. Kumpulkan endapan pada penyaring,
yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak cuci dengan air, dan keringkan pada suhu 105° selama
asam aminosalisilat dan asetaminofen tidak kurang 1 jam, residu melebur pada suhu antara 191° dan 197°.
dari 1,7 dan simpangan baku relatif respons puncak B. Kocok 100 mg dengan 10 ml air dan saring.
asam aminosalisilat terhadap respons puncak aseta- Pada 5 ml filtrat tambahkan 1 tetes besi(]]J) klorida LP:
minofen pada penyuntikan ulang tidak lebih dari terjadi warna ungu.
1,0%.
Prosedur {Catalan Cuci kolom setelah digunakan se- Disolusi <1231>
Iama 30 menit dengan campuran metanol P-air-asam Media diso/usi: 900 ml air.
fosfat P (77:23:0,6) yang telalt disaring dan diawaudara- Alat tipe 1: 100 rpm.
kan, kemudian cuci selama 30 menit dengan campuran Waktu: 45 menit.
metanol P-air (50:50) yang telah disaring dan diawaudara- Prosedur Lakukan penetapan jumlah
kan.} Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama C 7 H 6 NNa0 3 .2H 20 yang terlarut seperti yang tertera
(lebih kurang 20 ~l) Larutan baku dan T..arutan uji ke pada Penetapan kadar, modifikasi jika perlu.
dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
Waktu retensi relatif asetaminofen dan asam aminosa- kurang dari 75% (Q) C 7 H 6 NNa0 3 .2Hp, dari jumlah
lisilat lebih kurang 0,83 dan 1,0. Hitung jumlah dalam yang tertera pada etiket.
mg, C 7H 6 NNa03 , dengan rumus:
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
175.12 Ru
( )( 100 c ) ( - ) m-Aminofenol Tidak lebih dari 1,0%.
153,14 R5 Fase gerak dan Larutan baku internal Buat seperti
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Asam Amino-
175,12 dan 153,14 berturut-turut adalah bobot molekul salisilat.
natrium aminosalisilat anhidrat dan asam aminosalisi- Larutan baku dan Sistem kromatografi Buat seperti
lat; C adalah kadar Asam Aminosalisilat BPFI dalam mg yang tertera pada uji m-Aminofenol dalam Asam Amino-
per ml Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah salisilat.
perbandingan respons puncak asam aminosalisilat dan Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti yang ter-
asetaminofen dalam Larutan uji dan Larutan baku. tera pada Penetapan kadar;.
Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup seperti yang tertera pada m-Aminofenol dalam Asam
rapat, tidak tembus cahaya, hindarkan dari panas Aminosalisilat. Hitung persentase m-aminofenol
berlebih. terhadap natrium aminosalisilat, dalam serbuk tablet
FIIV Monografi I Natrii Ascorbas 583

yang digunakan dengan rumus: Natrium Askorbat mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C6H 7 Na06' dihitung
C R 11 terhadap zat yang telah dikeringkan.
100 ( - ) ( - )
W R5
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih atau
C adalah kadar m-Aminofenol BPFI dalam J.Lg per ml kuning sangat pucat; tidak berbau atau praktis tidak
Larutan baku; W adalah jumlah rialam mg natrium berbau. Mantap di udara. jika dibiarkan terpapar
aminosalisilat d_alam !;erbuk tablet yang digunakan; Ru cahaya, berangsur-angsur menjadi gelap.
dan R 5 berturut-turut adalah perbandingan respons
puncak m-aminofenol dan sulfanilamida dalam lArut- Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut
an uji dan Larutan baku. dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam
eter.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Baku pembanding Natrium Askorbat BPFI.
Kromatografi <931>.
Fase gerak,_ Larutan baku internal, Larutan baku dan ldentifikasi
Sistem kromatografi Buat seperti yang tertera pada A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
Penetapan kadar dalam Asam Aminosalisilat. persikan dalam minyak mineral P, menunjukkan maksi-
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang mum hanya pada panjang gelombang yang sama
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk seperti pada Natrium Askorbat BPFI.
tablet setara dengan lebih kurang 690 mg natrium B. Tambahkan 1 ml asam klorida 0,1 N ke dalam
aminosalisilat, masukkan ke dalam labu tentukur 4 ml larutan (1 dalam 50): larutan mereduksi secara
aktinik rendah 100-ml. Tambahkan 50 ml Fase gerak perlahan-lahan tembaga(IIJ tartrat alkali LP pada suhu
dan kocok selama lebih kurang 5 menit. Encerkan kamar, tetapi reduksi sangat cepat pada pemanasan.
dengan Fase gerak sampai tanda. Saring dan pipet C. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi
10,0 ml filtrat ke dalam labu tentukur aktinik Natrium seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi
rendah 100-ml berisi 10,0 ml Larutan baku internal, Umum-<291> ..
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Prosed1tr Lakukan menurut Prosedur seperti yang Rotasi jenis <1081> Antara +103° dan +108°, dihitung
tertera pada Penetapan kadar dalam Asam Aminosalisilat. terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
Hitung jumlah dalam mg, C7 H 6NNa03 .2H20, dalam tapan menggunakan larutan (1 dalam 10) dalam air
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: bebas karbon dioksida P, ukur segera setelah larutan
disiapkan.
211,15 Ru
( )( 1000 c ) ( - ) pH <1071> Antara 7,0 dan 8,0; lakukan penetapan
153,14 R5 menggunakan larutan (1 dalam 10).

211,15 dan 153,14 berturut-turut adalah bobot molekul Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,25%;
natrium aminosalisilat dihidrat dan asam aininosalisi- ·· lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa
lat; C adalah kadar Asam Aminosalisilat BPFI dalam mg udara yang sesuai, menggunakan Josfor pentoksida P
per ml lArutan baku ; Ru dan R5 berturut-turut adalah sebagai pengering, pada suhu 60° selama 4 jam.
perbandingan respons puncak asam aminosalisilat dan
asetaminofen dalam lArutan uji dan lArutan baku. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
rapat, tidak tembus cahaya, hindarkan dari panas Metode I Memenuhi syarat.
berlebih. Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji
dengan kadar 20 mg per ml dan lArutan baku dengan
kadar dua kali kadar lArutan uji.
NATRII ASCORBAS
Natrium Askorbat Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
~ 400 mg, larutkan dalam campuran 100 ml air bebas
karbon dioksida P dan 25 ·ml asam sulfat 2 N. Titrasi
H-r:~~=O segera dengan iodum 0,1 N LV, tarnbahkan 3 ml
Rr=l
HoO OH
kanji LP pada saat mendekati titik akhir.

Natrium L-askorbat [134-03-2] 1 ml iodum 0,1 N setara dengan


c6~a06 BM 198,11 9,905 rng Cfl,Na0 6
584 Natrii Benzoas I Monografi FIIV

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Natrium Klorida mengandung tidak kurang dari
rapat, tidak temhus cahaya. 99,0% dan tidak lehih dari 101,0% NaCl dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan. Tidak me-
ngandung zat tambahan.
NATRII BENZOAS
Natrium Benzoat
Pemerian Hahlur bentuk kubus, tidak berwarna atau
serhuk hahlur putih; rasa asin.

Natrium benzoat [532-32-1] Kelarutan Mudah larut dalam air; sedikit lehih mudah
C;)i5Na02 BM 144,11 larut dalam air mendidih; larut dalam gliserin; sukar
larut dalam etanol.
Natrium Benzoat mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C7 H 5 Na02, dihitung Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
terhadap zat anhidrat. Natrium cara A dan B, dan Klorida cara A, B dan C
seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <29l>.
Pemerian Granul atau serbuk hablur, putih; tidak
herbau a tau .praktis tidak berhau; stahil di udara. Keasaman atau kebasaan Larutkan 50,0 g dalam
200 ml air bebas karbon dioksida P, tambahkan 10 tetes
Kelarutan Mudah larut dalam air, agak sukar larut indikator pH biru bromotimol LP. Jika larutan berwama
dalam etanol dan lehih mudah larut dalam etanol 90%. kuning, memhutuhkan tidak lehih dari 1,0 ml natrium
hidroksida 0,020 N untuk menghasilkan warna hiru.
Identifikasi Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B Jika larutan berwama biru atau hijau, memhutuhkan
dan Benzoat seperti yang tertera pada Uji .Jdentifikasi tidak lehih dari 3,12 ml asam klorida 0,020 N untuk
Umum <291>. menghasilkan wama kuning.

Kebasaan Larutkan 2 g dalam 20 ml air panas, tam- Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
hahkan 2 tetes fenolftalein LP: hila terjadi wama merah lakukan pengeringan pada suhu 105• selama 2 jam.
muda, warna hilang pada penamhahan 0,20 ml asam
sulfat 0,10 N. Arsen <371> Metode I Tidak lehih dari 3 hpj.

Air <1031> Metode I Tidak lehih dari 1,5%. Barium Larutkan 4,0 g dalam 20 ml air, jika perlu
saring, bagi larutan menjadi 2 hagian. Pada bagian
Arsen <321> Metode II Tidak lehih dari 3 hpj. pertama tambahkan 2 ml asam sulfat 2 N dan pada
bagian lainnya tambahkan 2 ml air: kedua larutan
.
'
Logam berat <371> Tidak lehih dari 10 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 4,0 g dalam 40 ml air,
menunjukkan kejernihan yang sama setelah didiam-
kan selama 2 jam.
tamhahkan tetes demi tetes 10 ml asam klorida 3 N
sambil diaduk kuat-kuat, saring, gunakan 25 ml filtrat. Iodida atau bromida Ekstraksi 2,0 g serhuk halus
dengan 25 ml etanol P hangat selama 3 jam. Dinginkan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang campuran, pisahkan garam yang tidak larut dengan
600 mg, masukkan ke dalam gelas piala 250 mi. penyaringan. Uapkan filtrat sampai kering, larutkan
Tamhahkan 100 ml asam asetat glasial P, aduk hingga residu dalam 5 ml air, tamhahkan 1 ml kloroform P.
larut sempurna, tambahkan 2 tetes kristal violet LP, Tamhahkan secara hati-hati 5 tetes klorin LP (1 da-
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga warna lam 3}, sambil terus dikocok: kloroform tidak menun-
hijau. Lakukan penetapan hlangko. jukkan wama ungu, kuning atau jingga.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
Kalsium dan magnesium Tidak lebih dari 50 hpj
14,41 mg C!IJ~a02 kalsiwn dan magnesium (sehagai Ca). Larutkan 20 g
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah· tertutup dalam 200 ml air dan tamhahkan 0,1 ml asam klorida P,
baik. 5 ml dapar amonia-amonium klorida LP dan 5 tetes hitam
eriolcrom LP. Titrasi dengan dinatrium etilendiamina
tetraasetat 0,005 M LV sampai titik akhir herwama hiru
NATRII CHLORIDUM yang jelas.
:Natrium Klorida
1 ml dinatrium etilerz diaminatetraasetat 0,005 M
setara drngan 0,2004 mg Ca
Natrium k1oridp {7647-14-5]
NaCI BM58,44 Besi ·<:331> Tidak lehih dari 2 hpj; lakukan penetapan
FIIV Monograft I Natrii Chloridi Injectio 585

dengan melarutkan 5,0 g dalam 45 ml air dan 2 ml NATRII CHLORIDI INJECTIO


asam klorida P. Injeksi Natrium Klorida
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,015%; sejumlah 1,0 g
zat menunjukkan adanya sulfat, tidak lebih dari Injeksi Natrium Klorida adalah larutan steril Natrium
0,15 m] asam sulfat 0,020 N. Klorida dalam Air untuk Injeksi. Tidak mengandung zat
antimikroba. Mengandung tidak kurang dari 95,0%
Natrium besi(II) sianida Larutkan 25 g dalam 80 ml dan tidak lebih dari 105,0% NaCl dari jumlah yang
air dalam gelas ukur bersumbat kaca 100 ml. tertera pdda etiket.
Tambahkan 2 ml besi(Il) sulfat LP dan 1 ml asam
sulfat 2 N, encerkan dengan air hingga 100 ml, carr.pur.
Sebagai kontrol masukkan 80 ml air ke dalam gelas ldentifikui Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan
ukur bersumbat kaca 100 ml lain, tambahkan 2 ml B, dan Klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada
besi(Il) sulfat LP dan 1 ml asam sulfat 2 N, encerkan Uji Identiftkasi Umum <291>.
dengan air hingga 100 ml, campur. Masukkan masing-
masing 50 ml larutan-larutan tersebut ke dalam Pirogen <231> Memenuhi syarat. [Catalan Injeksi yang
tabung pembanding wama. Larutan uji berwarna tidak mengandung natrium klorida /ebih dari 0,9%, encerkan
lebih biru dari larutan kontrol, hal ini menunjukkan dengan Air untuk lnjeksi hingga kada; 0,9%.)
tidak adanya natrium besi(II) sianida.
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0.
Aluminium (Jika tercantum pada etiket untuk
penggunaan hemodialisis) Tidak lebih dari 0,2 bpj. Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat s~:perti
{Catalan fika perlu, Larutan baku dan Larutan uji yang tertera pada Injeksi volume kecil.
dimodifikasi untuk mendapatkan kadar yang sesuai agar
serapan dan kadar merupakan kurva linier.] Besi <331> Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan
Pengencer asam nitrat dan Larutan baku Lakukan menggcnakan larutan uji sebagai berikut: encerkan
seperti pada uji Aluminium yang tertera pada Natrium 5,0 ml injeksi dengan air hingga 45 ml, dan tambahkan
Bikarbonat. 2 ml asam klorida P.
Larutan uji Masukkan 10,0 g natrium klorida ke
·dalam labu tentukur plastik 100-ml, tambahkan 50 ml Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj,
air dan sonikasikan selama 30 menit. Tambahkan dihitung terhadap jumlah natrium klorida; lakukan
4 ml asam nitrat P, encerkan dengan air sampai tanda. penetapan sebagai berikut: Masukkan sejumlah
Prosedur Lakukan seperti Prosedur ,yang tertera volume i.njeksi yang setara dengan 1,0 g natrium
pada uji Aluminium dalam Natrium Bikarbonat. Hitung klorida ke dalam wadah yang sesuai, jika perlu
jumlah aluminium dalam bpj yang diperoleh dengan uapkan hingga volume lebih kurang 20 ml, tambah-
cara mengalikan 10 jumlah aluminium dalam J.Lg kan 2 ml asam asetat 1 N, kemudian encerkan dengan
per ml Larutan uji. air hingga 25 ml. Lakukan seperti yc:.ng tertera pada
... penetapan Uji Batas Logam Berat <371>, dalam hal ini
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 5 bpj. gunakan 1 ml Larutan baku timbal (10 J.Lg Pb) dalam
Larutan baku dan dalam Larutan monitor.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode IV Meinenuhi syarat. Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada Injectiones.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
250 mg, masukkan ke dalam wadah porselen, tambah- Penet.tpan kadar Pipet sejumlah volume injeksi setara
kan 140 ml air dan 1 ml diklorofluoresein LP, campur. dengan lebih kurang 90 mg natrium klorida, masuk-
Titrasi dengan perak nilrat 0,1 N LV san\pai perak kan ke dalam wadah dati porselen dan tambahkan
klorida menggumpal dan campuran berwarna merah 140 ml air dan 1 ml diklorofluoresein LP. Campur, dan
muda lemah. titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga perak klori-
da menggumpal dan campuran berwarna merah
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan muda lemah.
5,844 mg NaCl

1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan


Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 5,844 mg NaCl
baik.

Penandaan Cantumkan pada etiket, jika dimaksud- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
kan untuk penggunaan hemodialisis. gal, sebaiknya kaca lipe I atau Tipe II.
586 Natrii Chloridi Injectio Compositum I Monografi FI IV

NATRII CHLORIDI klorida P dengan air hingga 3000 mi.


INJECTIO COMPOSITUM Larutan blangko Pipet 5 ml I..arutan lantanum klorida
lnjeksi Natrium Klorida Majemuk ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
lnJeksi Ringer Enceran asam klorida sampai tanda.
Larutan persediaan kalsium Masukkan 499,5 mg
kalsium karbonat baku primer ke dalam labu tentu-
lnjeksi Ringer adalah larutan steril Natrium Klorida, kur 200-ml, dan tambahkan 10 ml air. Tambahkan hati-
Kalium Klorida, dan Kalsium Klorida dalam Air untuk hati 5 ml Enceran asam klorida, goyang sampai
lnjeksi, tiap 100 ml mengandung tidak kurang dari kalsium karbonat larut, encerkan dengan air sampai
323,0 mg dan tidak lebih dari 354,0 mg natrium (Na, tanda. Larutan ini mengandung kalsium, Ca, 1000 f.J.g
setara dengan tidak kurang dari 820,0 mg dan tidak per mi.
lebih dari 900,0 mg NaCl), tidak kurang dari 14,9 mg Larutan baku Ke dalam 3 labu tentukur 100-ml
dan tidak lebih dari 16,5 mg kalium (K, setara dengan masing-masing berisi 5,0 ml I..amtan Iantanum klorida,
tidak kurang dari 28,5 mg dan tidak lebih dari 31,5 mg tambahkan 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 mll..arutan persediaan
KCl), tidak kurang dari 8,20 mg dan tidak lebih dari kalsium. Encerkan tiap !abu dengan Enceran asam
9,80 mg kalsium (Ca, setara dengan tidak kurang dari klorida sampai tanda. Masing-masing larutan
30,0 mg dan tidak lebih dari 36,0 mg CaClz-2H20) dan mengandung kalsium, Ca, 10,0 f.J.g; 15,0 f.J.g; dan 20,0 f.J.g
tidak kurang dari 523,0 mg dan tidak lebih dari per mi.
580,0 mg klorida (Cl, sebagai NaCI, KCI dan Larutan uji Pipet 20 ml [njeksi Ringer setara
CaC12"2H 20). [njeksi Ringer tidak boleh mengandung dengan lebih kurang 1,8 mg kalsium, Ca, ke dal11m
bahan antimikroba. labu tentukur 100-ml berisi 5,0 ml I..amtan Iantanum
{Catatan lnjeksi Ringer mengandung ion kalsium, kll'rida, encerkan dengan Enceran asam klorida sampai
klorida, kalium dan natrium berturut-turut setara dengan tanda.
lebih kurang 4,5; 156; 4 dan 147,5 miliekuivalen per liter. Prosedur Ukur serapan l..arutan baku dan l..arutan uji
l..arutkan 8,6 g natrium klorida; 300 mg kalium klorida dan pada garis emisi kalsium pada 422,7 nm, dengan
330 mg kalsium klorida dalam Air untuk Injeksi hingga spektrofotor.leter serapan atom yang dilengkapi
1000 ml, saring hingga jernih, masukkan dalam wadah dengan lampu tabung katode kalsium dan nyala
yang sesuai dan sterilkan.] asetilen udara, terhadap blangko. Gambarkan kurva
dari serapan larutan baku terhadap kadar kalsium
Baku pembanding Endotoksin BPFI. dalam f.J.g per ml, dengan menghubungkan 3 titik.
Hitung kadar kalsium dalam mg per 100 ml injeksi
ldentifikasi Untuk Natrium, dan Kalium dengan yang digunakan, dengan rumu&:
reaksi nyala; untuk Kalsium dengan reaksi amonium
oksalat; untuk Klorida dengan reaksi Klorida cara A, 0,5 (c)
ata~ B, atau C seperti yang tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>. C adalah kadar kalsium dalam f.l.g per.mll..arutan uji.

Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih Penetapan kadar kalium


dari 0,5 unit Endotoksin Fl per mi. I..arutan baku persediaan Timbang 190,7 mg kalium
klorida P yang sebelumnya telah dikeringkan pada
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5. suhu 105° selama 2 jam, larutkan dalam 50 ml air,
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan
Logam berat <371> Tidak lebih dari 0,3 bpj; lakukan dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan mengan-
penetapan dengan menguapkan 67 ml hingga lebih dung 100 J.lg kalium.
kurang 20 ml, tambahkan 2 ml asam asetat 1 N dan lArutan baku Larutkan 1,093 g natrium klorida P ke
encerkan dengan air hingga 25 mi. dalam 100,0 ml air, masukkan masing-masing 10,0 ml
larutan ini ke dalam 5 labu tentukur 100-ml berisi
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera 10,0 mllarutan bahan pembas;~.h nonionik (1 dalam
pada Injectiones. 500) yang sesuai. Pada salah satu labu, tambahkan de-
ngan air sampai tanda, dan gunakan sebagai blang-
Penetapan kadar kalsium (Ottatan KJzdar larutan baku ko. Ke dalam labu masukkan berturut-turut 5,0 ml;
dan larutan uji dapat dimodifikasi untuk memperoleh kuroa 10,0 ml; 15,0 ml dan 20,0 ml Larutan baku persediaan,
sptktrofotometer serapan atom.] encerkan dengan air sampai tanda ..
l..arutan lantanum klorida Masukkan 17,69 g lanta- lArutan uji Pipet 10,0 ml Injeksi Ringer ke dalam
num klorida ke dalam labu tentukur 200-ml, tambah- labu tentukur 100-ml, tambahkan 10,0 ml larutan
kan 1 ml air, dan tambahkan hati-hati 50 ml asam klori- bahan perr.basah nonioilik yang sesuai (1 dalam 500),
da P, campur dan biarkan dingin, encerkan dengan air encerkan dengan air sampai tanda.
sampai tanda. KllfW. bdu Aturfotometer nyala hingga transmi-
.
Enceran asam·l:lorida Buat campuran 6,75 ml asam tans maksimum pada panjang gelombang lebih
FIIV Monografi I Natrii Chromatis 51Cr lnjectio 587

kurang 766 nm dan transmitans no! menggunakan natrium klorida dalam jumlah tertentu untuk ~em­
blangko, kemudian transmitans 100% menggunakan buat larutan isotonis seperti yang tertera pada Injec-
Larutan baku yang paling pekat. Ukur transmit.ms tiones. 51Cr dihasilkan dari penembakan neutron pad a
semua Larutan baku dan buat kurva transmitans ter- 50Cr yang diperkaya.

hadap kadar kalium. Injeksi natrium kromat 51Cr mengandung tidak


Prosedur Atur alat seperti yang tertera pada Kurva kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
baku, ukur transmitans Larutan uji dan hitung kadar jumlah 51 Cr sebagai natrium kromat yang tertera
kalium dalam mg per 100 ml injeksi. pada etiket dinyatakan dalam MBq (J.LCi atau mCi)
per ml ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan.
Penetapan kadar natrium Kandungan natrium kromat iidak kurang dari 90,0%
Larutan baku persediaan Timbang 254,2 mg natrium dan tidak leb1h dari 110,0% dari jumlah yang tertera
klorida P yang sebelumnya telah dikeringkan pada pada etiket. Aktivitas jenis tidak kurang dari 370 MBq
suhu 105° selama 2 jam, larutkan dalam 50 ml air, (10 J.LCi) per mg natrium kromat pada saat kadaluarsa.
masukkan dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak lebih
dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan mengan- dari 10,0'lo dari radioaktivitas jumlah.
dung 100 J.Lg natrium.
Larutan baku Masukkan masing-masing 10,0 ml Pemerian Larutan jernih, tidak berwarna.
larutan bahan pembasah nonionik (1 dalam 500) yang
sesuai ke dalam 5 labu tentukur 100-ml. Pada salah Baku pembanding Endotoksin BPFI.
satu labu, tambahkan air sampai tanda dan gunakan
sebagai larutan blangko. Ke dalam 4 labu lain Identifikasi radionuklida Lakukan seperti yang ter-
berturut-turut masukkan 5,0 ml; 10,0 ml; 15,0 ml dan tera pada Radioaktivitas <1171>; spektrum sinar
20,0 ml Larutan baku persediaan, encerkan dengan air gamma menunjukkan puncak energi utama
sampai tanda. 0,320 MeV yang sama seperti 51 Cr yang digunakan
Larutan uji Pipet 5,0 ml Injeksi Ringer ke dalam sebagai baku dengan kemurnian dtketahui.
labu tentukur 1000-ml berisi 100,0 ml larutan bahan
pembasah nonionik (1 dalam 500) yang sesuai, encer- Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit
kan dengan air sampai tanda. Endotoksin FI per ml injeksi; V adalah dosis total
Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera maksimum yang dianjurkan pada saat kadaluarsa.
pada Kurva baku dan Prosedur dalam Penetapan kadar
kalium, atur fotometer nyala hingga transmitans pH <1071> Antara 7,5 dan 8,5.
maksimum pada panjang gelombang lebih kurang
· 589 nm. Hitung kadar natrium dalam mg per 100 ml Kemumian radiokimia Lakukan penetdpan dengan
injeksi. cara Kromatografi kertas seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Totolkan sejumlah volume injeksi
Penetapan kadar klorida Pipet 10,0 ml Injeksi Ringer yang diencerkan hingga laju cacahan lebih kurang
ke dalam wadah porselen, tambahkan 140 air dan 1 ml 20.000 cacahan per menit, pada kertas kromatografi
diklorofluoresein LP dan campur. Titrasi dengan perak berukuran 25 mm x 300 mm. Eluasi dengan fase gerak
nitrat 0,1 N LV hingga perak klorida menggumpal dan campuran air - etanol P- amonium hidroksida P (5:2:1).
campuran berubah menjadi merah muda lemah. Keringkan di udara. Tetapkan distribusi radioaktivitas
dengan menata.b kromatogram menggunakan detektor
1 ml perak nit rat 0,1 N setara dengan radiasi terkolimasi. Radioaktivitas pita kromat tidak
3,545 mg Cl kurang dari 90,0% dari radioaktivitas total. Harga R1
pita kromat berada pada batas lebih kurang, 10% dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca atau harga R1 natrium kromat yang digunakan sebagai
plastik dosis tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I atau baku ditetapkan dengan cara yang sama. .
Tipe II.
Syarat lain Memenuhi syarat Injectiones kecuali jika
tidak harus memenuhi anjuran seperti yang tertera
NATRII CHROMATIS 51 Cr INJECTIO pada Volume dalmn wadah.
lnjeksi Natrium Kromat 51Cr
Penetapan kac:Ur natrium kromat Buat larutan baku
natrium kromat, yang diatur pHnya hingga 8,0 ± 0,5
Dinatriumkromat (7775-11-3) dengan larutan natrium bikarbonat P (1 dalam 100) dan
Na2~1CrO• mengandung natrium kromat 1,4 J.Lg per ml. Ukur
masing-masing serapan 5 em larutan baku dan injeksi
Injeksi Natrium Kromat 51 Cr adalah larutan steril pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
krom radioaktif 51Cr dalam Air untuk Injeksi sebagai kurang 370 nm, menggunakan air sebagai blangko.
natrium kromat. Pada larutan dapat ditambahkan Jika serapan injeksi berbeda lebih dari 10% dibanding-
588 Natrii Citras I Monografi FIIV

kan terhadap larutan baku, encerkan salah satu larut- ldentifikasi


an tersebut. Jika yang diencerkan injeksi, hitung A. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
jumlah dalam Jlg, Na 2Cr0 4 , per ml injeksi, dengan Natrium dan Sitrat seperti yang tertera pada Uji Identi-
rum us: fikasi Umum <291>.
B. Pada pemijaran, menghasilkan residu alkali
yang mengeluarkan gelembung gas bila ditambah
asam klorida 3 N.

Kebasaan Larutan 1,0 g dalam 20 ml air bereaksi


Du adalah faktor pengenceran injeksi; Au dan A 5 basa terhadap kertas lakmus P, tambahkan 0,20 ml asam
berturut-turut adalah serapan dari injeksi dan larutan sulfat 0,1 N, kemudian tambahkan 1 tetes feno/-
baku. Jika larutan baku yang diencerkan; Du diganti Jtalein LP: tidak terjadi warna merah muda.
dengan 1/D ~; D ~ adalah faktor pengenceran baku.
Air <1031> Metode Ill Tidak lebih dari 1,0% untuk
Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radio- bentuk anhidrat; antara 10,0% dan 13,0% untuk bentuk
aktivitas dalam MBq (JlCi) per ml lnjeksi Natrium hidrat; lakukan penge!"ingan pada suhu 180° selama
Kromat 51 Cr menggunakan alat pencacah yang sesuai, 18jam.
seperti yang tertera pada Pemilihan a/at pencacah dan
sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>. Tartrat Pada larutan 1 g dalam 2 ml air, tambahkan
1 ml kalium asetat l.P dan 1 ml asam asetat 6 N. Gores
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- dinding tabung dengan batang kaca: tidak terbentuk
gal atau dosis ganda. endapan kristal.

Penandaan Kecuali pernyataan seperti yang tertera Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
pada Penandaan dalam lnjectiones, pada penandaan penetapan dengan melarutkan 2,0 g dalam 25 ml air
juga tertera: (1) Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) dan lakukan seperti yang tertera pada Larutan uji,
Jumlah natrium kromat dinyatakan dalam Jlg per ml, kecuali untuk mengatur pH, gunakan asam asetat gla-
{3) Jumlah 51 Cr sebagai natrium kromat yang dinyata- sia/ P.
kan dalam MBq (J.tCi) per ml pada saat kalibrasi,
(4) Pernyataan yang menunjukkan tujuan penggunaan, Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
untuk diagnostik atau terapi, {5) Tanggal kadaluarsa, 350 mg zat yang telah dikeringkan pada suhu 180"
(6) Pemyataan ''Awas bahan radioaktif", (7) Informasi selama 18 jam, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml.
bahwa dalam menghitung dosis lakukan koreksi Tambahkan 100 ml asam asetat glasial P, aduk sampai
terhadap peluruhan radioaktif dan jumlah kromium, larut sempurna dan titrasi dengan asam pcrklorat
(8) Waktu paro 51 Cr adalah 27,8 hari. 0,1 N LV, tentukan titik akhir secara potensiometrik.
Lakukan penetapan blangko dan koreksi hila perlu.

1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan


NATRII CITRAS 8,602 mg C6H 5Na 30 7
Natrium Sitrat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat.
CH 2 (COONa)C(OH)(COONa)CH2COONa

Trinatrium sitrat (anhidrat) [68-04-2)


C 6 H 5 Na 30 7 (anhidrat) BM 258,07 NATRII FLUORIDUM
Dihidrat [6132-04-3] BM 294,10 Natrium Fluorida
Natrium Sitrat berbentuk anhidrat atau mengandung
dua molekul air berbentuk hidrat, mengandung tidak Natrium fluorida [7681-49-4]
kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% NaF BM 41,99
C 6H 5 Na 30 7 , dihitung terhadap zat anhidrat.
Natrium Fluorida mengandung tidak kurang dari
Pemerian Hablur tidak berwama atau serbuk hablur, 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% NaF, dihitung
putih. terhadap zat yang telah dikeringkan.

Kelarutan Dalam bentuk hidrat mudah larut dalam Pemerian Serbuk putih; tidak berbau.
air; sangat mudah larut dalam air mendidih; tidak
larut dalam etanol. Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol.
_FIIV ..Monografi I Natrii Hydroxidum 589

ldentifikasi larutan ke dalam Erlenmeyer bersumbat kaca 25Q[>llll,


A. Masukkan 1 g zat dalam krus platina, lakukan tambahkan 5 g kalium iodida P dan 5 ml asam klorida P,
dalam lemari asam dengan ventilasi yang baik, dan biarkan tertutup selama 15 menit. Titrasi iodum
tambahkan IS ml asam sulfllt P, dan tutup krus dengan yang dibebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV,
kaca yang mengkilap dan bening. Panaskan di atas tambahkan 3 ml kanji LP pada saat mendekati titik
tangas uap selama 1 jam, angkat tutup kaca, bilas akhir titrasi. Hitung normalitas larutan dari jumlah
dengan air, dan keringkan: permukaan .kaca tergores. natrium tiosulfat 0,1 N LV yang digunakan. Timbang
B. Larutan zat (1 dalam 25) menunjukkan reaksi saksama lebih kurang 350 mg zat, larutkan dalam
Natrium cara A dan B seperti yang tertera pada Uji 25 ml air di dalam Erlenmeyer bersumbat kaca 125 ml,
Identifikasi Umum <291>. panaskan hingga suhu lebih kurang 70°, netralkan
terhad.ap fenolftalein LP, dengan larutan basa 0,1 N
Keasaman atau kebasaan Larutkan 2,0 g zat dengan atau asam 0,1 N, dinginkan hingga suhu kamar, dan
40 ml air dalam cawan platina, tambahkan 10 mllarut- tambahkan 20 g natrium klorida P dan 5 ml larutan
an jenuh kalium nitrat P, dinginkan larutan sampai 0°, kalium tiosianat P (1 dalam 5). Titrasi dengan hrutan
dan tambahkan 3 tetes Jenolftalein LP. Bila tidak timbul besi(lll) klorida hingga larutan berwarna kuning
warna, dengan penambahan tidak lebih dari 2,0 ml lemah, kemudian tambahkan 15 ml etanol P dan 15 ml
natrium hidroksida 0,10 N akan terjadi warna merah eter P, tutup labu, dan kocok campuran: titik akhir
muda yang bertahan selama 15 detik. Bila dengan titrasi belum terlampaui bila lapisan etanol-eter belum
penambahan Jenolftalein LP: terjadi warna merah menjadi warna merah. Titrasi diteruskan secara ber-
muda, dengan penambahan tidak lebih dari 0,50 ml hati-hati, kocok larutan setelah tiap penambahan
asam sulfat 0,10 N berubah menjadi tidak berwarna, sedikit larutan besi(lll) klorida, hingga campuran eta-
larutan netral disimpan untuk uji Fluosilikat. nol-eter berwarna agak merah yang tetap. Hitung
kadar dalam mg dari natrium fluorida dengan
Susut pengeringan <1141> Tidak lebih dari 1,0%; menggunakan rumus:
lakukan pengeringan pada suhu 150° selama 4 jam.
252 F V
Fluosilikat Setelah larutan uji netral dari Keasaman
atau kebasaan, panaskan sampai mendidih, dan titra- F adalah normalitas larutan besi(lll) klorida dan
si dalam keadaan panas dengan natrium hidroksi- V adalah volume dalam ml larutan besi(Ill) klorida
da 0,10 N LV, hingga diperoleh warna merah muda yang terpakai.
yang stabil: dibutuhkan tidak lebih dari 1,5 ml natriun
hidroksida 0,10 NLV. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik.
Klorida Tidak lebih dari 0,012%. Lakukan penetapan
sebagai berikut: Larutkan 300 mg zat dalam 20 ml air,
dan tambahkan 200 mg asam borat P, 1 ml asam nit rat P NATRII HYDROXIDUM
dan 1 ml perak nitrat 0,1 N: terjadi kekeruhan yang Natrium Hidroksida
tidak lebih dari kekeruhan yang ditimbulkan oleh
blangko yang telah ditambahkan 1,0 ml asam klori-
da 0,0010 N. Natrium hidroksida (1310-73-2]
NaOH BM40,00
Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 bpj. Lakukan
penetapan sebagai berikut: Masukkan 1 g zat ke dalam Natrium Hidroksida mengandung tidak kurang dari
cawan atau krus platina, lakukan dalam lemari asam, 95,0% dan tidak lebih dari 100,5% alkali jumlah, dihi-
tambahkan 1 ml air dan 3 ml asam sulfat P, panaskan tung sebagai NaOH, mengandung NaF03 tidak lebih
pada suhu rendah hingga asam sulfat habis keluar. dari 3,0%.
Larutkan residu dalam 20 ml air, netralkan terhadap [Perhatian Hati-hati dalam penanganan Natrium
Jenolftalein LP dengan amonium hidroksida P, tambah- Hidroksida karena mentsak jaringan dengan cepat.]
kan 1 ml asam asetat glasial P, encerkan dengan air
hingga 45 ml, saring dan gunakan 30 ml filtrat untuk Pemerian Putih atau praktis putih, massa melebur,
pengujian. berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk
lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Bila dibiarkan di udara, akan cepat menyerap karbon
Memenuhi syarat. dioksida dan lembab.

Penetapan kadar Buat larutan segar besi(III) klorida Keluutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
dengan melarutkan 10 g besi(lll) kloridJz P dalam air,
encerkan larutan dengan air hingga 1000 ml. Bakukan ldentifikasi Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan
larutan dengan cara sebagai berikut: pipet 40,0 ml B seperti yang tertera pada Uji Identifikasi
590 Natrii Iodidi 1131 Capsulae I Monografi FI IV

Umum <291>; lakukan penetapan menggunakan larut- Kemurnian radionuklida Memenuhi syarat Kemur-
an (1 dalam 25). nian radionuklida yang tertera pada Larutan Natrium
Iodida (1231); lakukan penetapan menggunakan larutan
Bahan tidak larut dan senyawa organik Larutan atau suspensi 1 kapsul a tau lebih dalam air.
(1 dalam 20) larut sempurna, jernih dan tidak ber-
wama sampai agak berwarna. Kemurnian radiokimia Memenuhi syarat uji Ke-
murnian radiokimia yang tertera pada Larutan Natrium
Kalium Asamkan 5 ml larutan 0 dalam 20) dengan Iodida (1231); lakukan penetapan menggunakan bening-
asam asetat 6 N, tambahkan 5 tetes natrium kobaltini- an yang diperoleh sebagai berikut: Gerus isi 1 kapsul
trit LP: tidak terbentuk ~ndapan. dalam 3 ml air, tambahkan 3 ml metana/ P dan sentri-
fus.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 hpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 670 mg dalam campur- Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
an 5 ml air dan 7 ml asam klorida 3 N. Panaskan sampai Prosedur tmtuk keseragaman kandtmgan Ukur radio-
mendidih, dinginkan dan encerkan dengan air hingga aktivitas masing-masing 20 kapsul menggunakan alat
25 mi. pencacah yang sesuai dengan kondisi geometri yang
sama. Hitung nilai radioaktivitas rata-rata per kapsul.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g, Syarat dipenuhi jika tidak kurang 19 dari 20 kapsul
larutkan dalam lebih kurang 40 m I air ·be bas karbon mempunyai nilai radioaktivitas antara 96,5% dan
dioksida P. Dinginkan larutan sampai suhu kamar, 103,5% dari radioaktivitas rata-rata.
tambahkan Jenolftalein LP dan titrasi dengan asam
sulfat 1 N LV. Pada saat terjadi warna merah muda Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
catat volume asam yang dibutuhkan, tambahkan Penetapan radioaktivitas dalam Larutan Natrium /adida
jingga nretil LP dan lanjutkan titrasi hingga terjadi ( 123 ]); lakukan penetapan menggunakan larutan atau

warna merah muda yang tetap. suspensi yang diperoleh dengan menggerus isi
1 kapsul atau lebih dalam air hingga kadar tidak
1 ml asam sulfa! 1 N setara dengan 40,00 mg alkali jum/ah, kurang 1 MBq (25 J.1Ci) per mi.
dihitung sebagai NaOH
1 ml asam dalam titrasi dengan nretil jingga setara dengan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
106,0 mg Na 2C0 3 baik dan cukup terlindung.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Penandaan Pada penandaan tertera: (1) Nama kapsul,
rapat. (2) Nama, alamat dan nomor batch pembuat, (3) Waktu
dan tanggal kaljbrasi, (4) Jumlah 1231 sebagai iodida
dinyatakan d!3lam MBq (!J.Ci atau mCi) per kapsul
pada saat kalibrasi, (5) Nama dan jumlah pengawet
NATRII IODIDI 1231 CAPSULAE atau penstabil yang ditambahkan, (6) Pernyataan
Kapsul Natrium lodida 123 1 hanya digunakan secara oral, (7) Waktu dan tanggal
kadaluarsa, (8) Pernyataan: "Awas bahan radioaktif'',
(9) lnformasi bahwa dalam perhitungan dosis lakukan
Natrium Iodida (Na 123l) [41927-88-2) koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (10) Waktu
para 1231 adalah 13,2 jam.
Kapsul Natrium lodida 1231 mengandung iodum
radioaktif 1231 yang diproses dalam bentuk Natrium
Iodida yang diperoleh dari penembakan telurium 124
yang diperkaya dengan proton at~u telurium 122 yang NATRII IODIDI 1231 SOLUTIO
diperkaya dengan deuteron atau .dari peluruhan xenon Larutan Natrium lodida 1231
123 sedemikian hingga bebas pengemban. Kapsul
menganqung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah 1231 yang tertera pada etiket, Natrium iodida (Na 1231) [41927-88-2)
dinyatakan dalam MBq (J.1Ci atau mCi) pada waktu
dan tanggal kalibrasi dilakukan. Radioaktivitas dalam Larutan Natrium Iodida 123 1 adalah larutan, untuk
bentuk ~mia lain tidak lebih dari 5% dari radioakti- pemberian oral atau suntikan intravena, mengandung
vitas jumlah. Kapsul dapat mengandung penstabil. Iodum radioaktif 1231 yang diproses dalam bentuk
natrium iodida, dihasilkan dari penembakan telurium
Identifikasi radionuklida Larutan atau suspensi 124 yang diperkaya dengan proton atau penembakan
1 kapsul atau lebih dalam air, memenuhi uji ldentifikasi telurium 122 yang diperkaya dengan deutron atau dari
radionuklida seperti yang tertera pada Larutan Natrium peluruhan xenon 123 sedemikian rupa hingga bebas
Iodida (1231) pengemban. Mengandung tidak kurang dari 90,0%
'FLIV Monograft I Natrii lod'idi "'1 ( Capsulae 59i

dan· tidak· lebih dari 110,0% dari Jumlah·ml sebagal memenuhl·syAr~t' Injecfionis; lcecuali bahwa 11\]~ksl
ludldll· yAng tertera pad~ etlket, dlnyatakan dalam boleh dtbe'rtkan,-ilebelum ujl 11t~rllltn11 11ci~•II'L ujl
MBq (JLCi atau mCi) ·per ml; ditetapkan.p'Bda saat sterilitas·harus dllitkuka·n· ·pad a hari akhir· produksi
kalibrasi dilakukan. Radioa'ktivitas. dalam· bentuk dan tidak ·harus memei\Uhi anjuran seperti yang
kimia lain tidak lebih dari 5% dari radioaktivitas tertera pada .Volume dalam· wndah.
jumlah. Larutan dapat mengandung· bahlm :pengawet
atau.penstabil. Penetapan rai:fioaktifitas Lakukan penetapan radio-
aktivitas dalam ·MBq (11Ci) per ml Larutart Natrium
Pemerian Larutan ·jernih, tidak ·berwarna. Iodida 1231 menggunakan alat pencacah yang sesuai,
sapcrll yang tcrtt•r:e pad?. Pmri/iiltlll a/at J'rllctz,·nlr-tlnn
Baku pembanding Errdotoksin BPFI. sistem terlatlibrnsi dalam ·Radioaktivitns < 1171>:

lden·tifikasi radionuklida Lakukan seperti yang ter• Wadah dan ·penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
tera pa·da Rndioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gal atau dosis ganda yang tidak mengadsorpsi.
gamma· .menunjukkan puncak energi utama pad a
0,159 MeV yang sam a ·Seperti 123 1 yang digunakan Penandaan Pad a penandaan tertera: (1) Waktu dan
sebag<ii baku dengart kemumian diketahui. tanggal ka'libttasi, (2) Jumlah. 123 I ·sebagai iodida yang
dinyatakan dalam MBq (11Ci at:lll mCi) per ml pada
Ki!murnian radionuklida l'idak ·kurang diui ,85,0% saat knlibrasi, (3) Nama d1m jumlnh bnhan ptmgnw"'t
radioaktivitas jumlah sebagal 1231. Lakukan penetapan a tau pehst<~bll yang dltambahkan, ~4) ·Pernyataan ·un·
kemurnian' radionuklida dalam larutan menggunakan tuk pemakaian oral a tau injeksi intra vena, '(5) Tanggnl
alat pencacah. yang sesuai seperti.yang tertera.pada dan waktu kadaluarsa, (6) Pernyataan "'Awas bahi'n
Pemilihan .alai l'cncacalr dan sislem terkalibrasi dalarri radioaktif", (7) Informasi·bahwa dalam menghitung
Radioaktivitas <1171 >. dosis lakukan koreksi· terhadap peluruhan radioaktil,
(8) Waktu paro ! 23 [ adalah 13,2 jam:
Kemurnian .radiokimia Lakukan· penetapan dengan
cara Kromatografi kertas seperti yang tertera.pada
Kromatograft <931>. Totolkan sejumlah volume larutan
yang mengandung kalium iddida P 0,1%, hlliunr fotlnl· P NATRII IODIDI m1 CAPSULAE
0,2% dan natrilt'm bikarbonal P l,O%; pada kertas Kapsul Natrium Iodida 131 !
kromatografi berukuran.25 mm x 300·mm dan·biarkan
ker'ing. Totolkan pada. titik yang sama, sejumlah
volume sama dari Larutan Natrium lodida 1231 yang Natrium lodida (Nau 1.iJ {7790"26-3)
diencerkan' sedemikian· hingga memberikan laju
cacahan lebih kurang 20:000 cacahan per·menit dan Kapsul Natrium lodida 131 [ mengandung iodum
biarbn kering. Masukkan kertas dalam bejana kroma- radioaktif 131 1 yang diproses dalam bentuk natrium
togi'afi menaik dengan fase gerak ·met'anol P 70% iodida yang dihasilkan dari fisi uranium ntau pe·
selama 4 jam. Keringkan kerta!l kromatografi di udara nembakan telurium den:gan neutron sedemlklan
dan tetapkan distribusi radioaktivitas dengan menatah hingga be bas pengemban dan secara alamiah hany'a
kromatogram menggt.makan detektor ·radiasi terkoli- mengandung. sejum:lah kecil lodum 127 1. Kapsul
masi: radioaktivitas pita iodida 1231 tidak kurang dari mengandung tidak kurang dari 90,0% dal\ tidak lebih
95~0%· dari radioaktivitas total dan harga R pita dari 110,0% dari jumlah 1311-sebagai lodida yang ter-
ibdida berada dalam batas lebih kurang 5% dari:harg~ tera pada. etiket, dinyatakan -dalam MBq (JLCi atau
R1 cuplikan natrfum iodida yang ditetapkan dengan mCi) per ml, ditetapkan pada saat kalibrasi· dilakukan.
cara yang sama. ldentifikasi pita iodida dilakukan Radioaktivitas dalam bentuk .kimia 'lain tidak lebih
dengan: p~nambi!han pada pita yang. diduga adalah dari So/o. dari radioaktivitas jumlah. ·Kapsul dapat
pita iodid·a, 6 tetes larutan hidrogen peroksid4 P yang mengandung. bahan penstabil.
diasamk.an ·(yang dibua't dengan penambahan 6 tetes
asa11i .kloridq 1 N pada 10 ml hidrogtn ptroksida P); Identifikasi radionuklida Memenuhi- uji ldtntifikasi
kemudian tambahkan: beberapa tetes kanji LP: terjadi- radionuklida· yang tertera pada· Larutan Natrium lodida
nya warna biru menunjukkan adanya iodida. 131 !. Lakukan penetapan menggunakan larutan ·a tau
suspensi 1 kapsul atau lebih dalam air.
pH <-1071>.Antara 7,5:dan·9,'0~
Kemdrnian tradiokimi.l Memenuhi ·syarat uji /Ge~
Endotbksin liakteri· <201:> Tidak lebih dari 175/V unil: mrtrnian riuliOicimi«. yang tertei'il- pada lArutin: Natrium
Endotoksln Pl. per mf injeksi; V adalah dosis· total Iodida lllJ; lakukan penetapan menggunakan benlngan
malcsimum yang dianjurkan, pada saat kadal~i'sa. yang diperoleh sebagai berikut: Homogenkan·l kapsul
dalam 3 ml air, tambahkan 3 ml metnnol P dan
Syarat lai·n ·Sediaan. untuk. suntikkan intravena sentrifus.
592 Natrii Iodidi 1311 Solutio I Monografi FI IV

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. tera pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum gamma
Prosedur untuk keseragaman kandungan Ukur radio- menunjukkan puncak energi utama pada 0,364 MeV
aktivitas masing-masing 20 kapsul menggunakan alat yang sama seperti 1311 yang digunakan sebagai baku
pencacah yang sesuai dan kondisi geometri yang dengan kemurnian diketahui.
sama. Hitung nilai radioaktivitas rata-rata per kapsul.
Syarat dipenuhi, jika tidak kurang 19 dari 20 kapsul Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit
yang diuji mempunyai nilai radioaktivitas antara Endotoksin Fl per ml larutan untuk sediaan yang
96,5% dan 103,5% dari radioaktivitas rata-rata. digunakan secara intravena; V adalah dosis total
maksimum yang dianjurkan pada saat kadaluarsa.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang· tertera
pada Penetapan radioaktivitas dalam Larutan Natrium pH <1071> Antara 7,5 dan 9,0.
lodida 131 1; lakukan penetapan menggunakan !arutan
atau suspensi yang diperoleh dengan menggerus isi Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan
1 kapsul atau lebih dalam air hingga kadar tidak cara Kromatografi kertas seperti yang tertera pada
kurang dari 1 MBq (25 J.!.Ci) per mi. Kromatografi <931>. Totolkan sejumlah volume larutan
yang mengandung kalium iodida P 0,1 %, kalium iodat P
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 0,2% dan natrium bikarbonat P 1,0% pada kertas
baik. kromatografi berukuran 25 mm x 300 mm dan biarkan
kering. Totolkan pada titik yang sama, sejumlah
Penandaan Pad a penandaan tertera: (1) Waktu dan volume yang sama larutan natrium lodida 131 1 yang
tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 131 1 sebagai lodida yang telah diencerkan sedemikian hingga memberikan laju
dinyatakan dalam MBq (J.!.Ci atau mCi) per kapsul cacahan lebih kurang 20.000 cacahan per menit dan
pada saat kalibrasi, (3) Pernyataaan yang menunjuk- biarkan kering. Eluasi secara kromatografi menaik
kan tujuan penggunaan, untuk diagnostik atau terapi, dengan metana/ P 70% selama 4 jam. Keringkan kertas
(4) Tanggal kadaluarsa, (5) Pernyataan ''Awas bahan kromatografi di udara dan tetapkan distribusi radio-
radioaktif", (6) lnformasi bahwa dalam menghitung aktivitas dengan menatah kromatogram mengguna-
dosis lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif, kan detektor radiasi terkolimasi. Radioaktivitas pita
(7) Waktu paro 131 ! adalah 8,08 hari. iodida 131 1 tidak kurang dari 95% dari radioaktivitas
total dan harga R1 pita iodida berada pad a batas lebih
kurang 5% dari harga R1 cuplikan natrium iodida yang
ditetapkan dengan cara yang sama. ldentifikasi
NATRII IODIDI 131 1 SOLUTIO terhadap pita iodida dilakukan dengan penambahan
Larutan Natrium Iodida 1311 pada pita yang diduga adalah pita iodida, 6 tetes
larutan hidrogen peroksida P yang diasamkan (yang
dibuat dengan penambahan 6 tetes asam klorida 1 N
Natrium lodida (Na 131 1) [7790-26-3] pada 10 ml hidrogen peroksida P) kemudian tambahkan
beberapa tetes kanji LP: terjadinya warna biru
Larutan Natrium lodida 1311 adalah larutan yang dapat menunjukkan adanya iodida. ·
digunakan secara oral atau intravena, mengandung
iodum radioaktif 131 1 yang diproses dalam bentuk Syarat lain Memenuhi syarat lnjectiones, kecuali
natrium iodida yang dihasilkan dari fisi uranium atau bahwa injeksi boleh diberikan sebelum uji sterilitas
penembakan telurium dengan neutron sedemikian selesai, uji sterilitas harus dilakukan pada hari akhir
hingga bebas pengemban dan hanya mengandung produksi dan tidak harus memenuhi anjuran seperti
sejumlah kecil lodum 1271 alamiah. yang tertera pada Volume dalam wadah.
Larutan Natrium lodida 1311 mengandung tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radio-
jumlah 1311 sebagai lodida yang tertera pada !'!tiket, aktivitas dalam MBq (J.LCi) per ml larutan natrium
dinyatakan dalam MBq (J.LCi atau mCi) per ml ditetap- lodida 131 1 menggunakan alat pencacah yang sesuai,
kan pada saat kalibrasi dilakukan. Radioaktivitas seperti yang tertera pada Pemilihan alat pencacah dan
dalam bentuk kimia yang lain tidak lebih dari 5% dari sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
radioaktivitas jumlah. Larutan dapat mengandung
bahan pengawet dan bahan penstabil. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
tunggal a tau dosis ganda yang tidak mengadsorpsi.
Pemerian Larutan jernih. Larutan dan wadah kaca
dapat menjadi gelap akibat pengaruh radiasi. Penandaan Pada penandaan tertera (1) Waktu dan
tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 1311 sebagai iodida dalam
Baku pembanding Endotoksin BPFI. MBq (I!Ci atau mCi) per ml pada saat kalibrasi,
(3) Nama dan jumlah bahan pengawet atau penstabil
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti yang ter- yang ditambahkan, (4) Penjelasan cara pemberian obat
FIIV Monografi I Natrii Iodohippuratis w1 Injectio 593

secara oral atau intra vena, (5) Pemyataan yang menun- Kemumian radiokimia
jukkan tujuan penggunaan untuk diagnostik atau Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
terapi, (6) Tanggal kadaluarsa (7) Pemyataan "Awas Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan asam o-
ba~an radioaktif", (8) lnformasi bahwa dalam meng- iodohipurat, kecuali kromatograf cair, juga dilengkapi
hitung dosis lakukan koreksi terhadap peluruhan dengan detektor radioaktivitas seperti yang tertera
radioaktif, (9) Waktu para 1311 adalah 8,08 hari. pada Radioaktivitas <1171>.
Prosedur Suntikkan lebih kurang 50 ~I setara
dengan 1,8 MBq hingga 3,7 MBq (50 ~Ci hingga
100 ~Ci) injeksi ke dalam kromatograf, rekam seluruh
NATRII IODOHIPPURATIS 1231 luas puncak radioaktivitas. Radioaktivitas puncak
INJECTIO asam o-io.dohipurat 1231 tidak kurang dari 97,0% dari
Injeksi Natrium Iodohipurat 1231 jumlah luas seluruh puncak dan waktu retensi dalam
batas lebih kurang 10% dari waktu retensi puncak
Asam o-Jodohipurat BPFI.
Natrium o-Iodo- 123 1-hipurat [56254-07-0)
C 9 ~ 123 INNa0 3 Distribusi Biologik Suntikkan secara intravena
0,10 ml hingga 0,15 ml injeksi dengan kandungan
antara 0,75 MBq sampai 22 MBq (20 JJ.Ci dan 600 ~Ci)
lnjeksi Natrium Iodohipurat 1231 adalah larutan steril
ke dalam masing-masing vena ekor dari 3 ekor tikus
dalam air yang mengandung natrium o-Iodohipurat
dengan berat antara 125 g hingga 225 g yang dibius.
yang sebagian molekul mengandung lodum radio-
Jepit saluran ktncing dengan hemostat. Bunuh tikus
aktif 1231 dalam struktur moiekulnya. Dapat mengan-
1 jam setelah injeksi dan ambil dengan hati-hati
dung bahan pengawet atau penstabil. Mengandung
melalui diseksi kantung kencing serta isinya dan tiroid
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
secara utuh. Masukkan masing-masing organ dan
dari jumlah 231 sebagai Natrium Iodohipurat yang
bangkai tikus (kecuali ekor) dalam masing-masing
tertera pada etiket yang dinyatakan dalam MBq btCi
wadah pencacah terpisah yang sesuai, tetapkan
atau mCi) per ml ditetapkan pada saat kalibrasi
radioaktivitas masing-masing wadah dalam cacah per
dilakukan. Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
menit menggunakan detektor yang sesuai dan
tidak lebih dari 110,0%, asam o-Iodohipurat dari
geometri cacah yang sama. Tetapkan persentase
jumlah yang tertera pada etiket. Radioaktivitas dalam
radioaktivitas masing-masing organ. Tidak kurang
bentuk kimia lain tidak lebih dari 3,0% dari radio-
75% dari dosis yang diberikan ditemukan dalam
aktivitas jumlah.
kantong kencing dan tidak lebih dari 3% dari dosis
yang diberikan ditemukan dalam tiroid dalam 2 ekor
Pemerian Larutan jernih, tidak berwama. tikus.

Baku pembanding Endotoksin BPFI. Asam o-Iodohi- Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang terten
purat BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum diguna- pada Injectiones, kecuali bahwa injeksi boleh d1berikan
kan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan dalam sebelum uji sterilitas selesai, uji sterilitas harus dilaku-
desikator, terlindung dari cahaya. kan pada hari akhir produksi dan bahwa tidak harus
.memenuhi anjuran seperti yang tertera pada Volume
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti yang ter- dalam wadah.
tera pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar
gamma menunjukkan puncak energi utama 0,159 MeV Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan Ra-
yang sama seperti pada 1231 yang digunakan sebagai dioaktivitas dalam MBq (~Ci atau mCi) per ml injeksi
baku dengan kemumian diketahui. Natrium Iodohipurat 1231 menggunakan alat pencacah
yang sesuai, seperti yang tertera pada Pemilihan alat
Kemurnian radionuklida Tidak kurang dari 85,0% pencacah dan sistem terkalibrasi dalam Radioak·
radioaktivitas jumlah sebagai 1231; lakukan penetapan tivitas <1171>.
radioaktivitas kemumian radionuklida dalam larutan
menggunakan alat pencacah yang sesuai seperti" yang Penetapan asam o-iodohipurat Lakukan penetapan
tertera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem terktzli- dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang
brasi dalam Radioaktivitas <1171>. tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air - metanol P - asam
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit asetat glasial P (75:25:1), saring dan awaudarakan. Jika
Endotoksin Fl per ml injeksi; V adalah dosis total perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
maksimum yang dianjurkan dalam ml, pada saat seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
kadaluarsa. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam o-
lodohipurat BPFI, larutkan dalam air hingga. kadar lebih
pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5. kutang 2 mg per mi.
594 Natrii lodohippuratis 131I"Injectio I Monografi FIIV

Larutan uji Gunakan lnjeksi Natrium Iodohipurat yang mengandung natrium o-iodohipurat yang seba-
123J. gian molekul mengandung iodum radioaktif 131 1
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dalam struktur molekulnya. Mengandung tidak
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
tinggi dilengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom jumlah 131 1 sebagai natrium iodohipurat yang tertera
8 mm x 10 em berisi bahan pengisi Lll. Laju aliran pada etiket, dinyatakan dalam MBq (J.LCi a tau mCi) per
lebih kurang S ml per menit. Lakukan kromatografi ml, ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan. Radioak-
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti tivitas dalam bentuk kimia lain tidak lebih dari 3,0%
yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom ditetapkan dari radioaktivitas jumlah.
dari punc<'-k analit tidak kurang dari 500 lempeng
teoritis, faktor ikutan puncak analit tidak lebih dari 1,5 Pemerian Larutan jernih, tidak berwarna. Larutan
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang dalam wadah kaca dapat menjadi gelap karena
tidak lebih dari 1,5%. pengaruh radiasi.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 50 J.LI) Larutan baku dan Baku pembanding Endotoksin BPFI.
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg per ml, asam ldentifikasi radionuklida Lakukan seperti yang ter-
o-iodohipurat dalam injeksi yang dianjurkan ·dengan tera pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar
rum us: gamma menunjukkan puncak energi 0,364 MeV yang
sama seperti pada 131 1 yang digunakan sebagai baku
dengan kemurnian diketahui.

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit


Endotoksin FI per ml injeksi; V adalah jumlah dosis
C adalah kadar Asam o-lodohipurat BPFI dalam mg maksimum yang dianjurkan dalam ml pada saat
perm! Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah kadaluarsa.
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
tunggal atau dosis ganda. Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi kertas seperti yang tertera pada
Penandaan Kecuali pernyataan seperti yang tertera Kromatografi <931>. Totolkan 1 tetes larutan yang
pada Penandaan dalam Injectiones pada penandaan mengandung kalium iodida P 0,2%, natrium bikarbonat P
tertera: (1) Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 1231 1,0% dan natrium tiosulfat P 1,0%, pada kertas kroma-
sebagai natrium iodohipurat yang dinyatakan da- tografi berukuran 25 mm x 300 mm, biarkan kering.
lam MBq (J.L.Ci atau mCi) per ml pada saat kalibrasi, Totolkan pada salah satu titik yang sama sejumlah
(3) Nama dan jumlah bahan pengawet atau penstabil volume injeksi yang diencerkan hingga memberikan
yang ditambahkan, (4) Tanggal kadaluarsa (5) Penya- laju cacahan lebih kurang 20.000 cacahan per menit,
taan "Awas bahan radioaktif", (6) lnformasi bahwa biarkan kering. Totolkan pada titik kedua 100 J.LI
dalam menghitung dosis lakukan koreksi terhadap larutan 50 mg natrium iodohipurat non radioaktif
peluruhan ·radioaktif, (7) Waktu paro 123 1 adalah dalam 10 ml etanol P, biarkan kering. Eluasi secara
13,2jam. kromatografi menurun dengan fase gerak berupa
lapisan atas hasil pengocokan benzena P-asam asetat
g/Jzsial P-air (2:2:1) selama 2,5 jam. Gunakan lapisan air
untuk menjenuhkan bejana sebelum eluasi dimulai.
NATRII IODOHIPPURATIS 1311 Keringkan kromatogram di udara dan tetapkan
INJECTIO distribusi radioaktivitas dengan menatah kromato-
lnJeksi Natrium Iodohipurat 1311 gram menggunakan detektor radiasi terkolimasi.
Tentukan letak bercak non radioaktif menggunakan
sinar ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm.
Radioaktivitas pita asam iodohipurat tidak kurang
dari 97,0% dari radioaktivitas total, dan harga R1 dalam
batas lebih kurang 10% dari R1 bercak non radioaktif.

Syarat lain Memenuhi syarat lnjectiones, kecuali


MononJltrium o-iodo-U1J-hipurat [881-17-4] bahwa injeksi boleh diberikan sebelum uji sterilitas
c,H,131INNa03 selesai, uji sterilitas harus dilakukan pada hari akhir
produksi, dan tidak harus memenuhi anjuran seperti
Injeksi Natrium Iodohipurat 1311 adalah larutan steril yang tertera pada Volume dahzm wadah.
FIIV Monografi I Natrii Lauryl Sulfas 595

Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radio- indikator, tambahkan 2 ml kalium kromat LP, dan titrasi
aktivitas dalam MBq (JLCi) per ml lnjeksi Natrium dengan perak nitrat 0,1 N LV.
lodohipurat 1311 menggunakan alat pencacah yang
sesuai seperti yang tertera pada Pemilihan a!Jzt pencacah 1 ml perak nitrat 0,1 N sttara dengan
dan sistem terlaJlibrasi dalam RJrdioaktivitas <1171>. 5,84:4 mg NaCl

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- Natrium sulfat


gal atau dosis ganda. Larutan timbal nitrat Larutkan 33,1 g timbal(ll) ni-
trat P dalam air hingga 1000 ml.
Penandaan Kecuali pernyataan seperti yang tertera Pr.osedur Timbang saksama lebih kurang 1 g,
pada Ptnandaan dalam lnjtetiones, pada penandaan masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan
juga tertera: (1) Saat dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 35 ml air, hangatkan hingga larut. Ke dalam larutan
1311 sebagai natrium iodohipurat dalam megabecquerel yang hangat tambahkan 2,0 ml asam nitrat 1 N,
(microcurie atau milicurie) per ml pada saat kalibrasi, campur, dan tambahkan 50 ml ttanol P. Panaskan
(3) Tanggal kadaluarsa (4) Pernyataan "Awas bahan larutan hingga mendidih, dan dengan perlahan-lahan
radioaktif", (5) Informasi bahwa dalam menghitung tambahkan 10 ml Larutan timbal nitrat dengan diaduk-
dosis lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif, aduk. Tutup gelas piala, didihkan perlahan-lahan
(6) waktu paro 1311 adalah 8,08 hari. selama 5 menit, dan biarkan. Jika cairan beningan
berkabut, biarkan selama 10 menit, panaskan hingga
mendidih dan biarkan. Pada saat larutan hampir
NATRII LAURYL SULFAS mendidih, dekantasi cairan sebanyak-banyaknya,
Natrium Lauril Sulfat saring dengan kertas saring 9 em (Whatman nomor 41
atau yang setara). Cuci 4 kali dengan cara dekantasi,
tiap kali dengan 50 ml etanol P 50%, dan didihkan
Natrium monododesil sulfot [151-21-3] campuran. Akhirnya pindahkan kertas saring ke
CH3(Cli:z) 10C.H 20S03 Na dalam gelas piala semula, dan segera tambahkan 30 ml
air, 20,0 ml dinatrium edttat 0,05 M LV, dan 1 ml dapar
Natrium Lauril Sulfat adalah campuran dari natrium amonia-amonium "klorida LP. Hangatkan hingga endapan
alkil sulfat, sebagian -besar mengandung natrium larut, tambahkan 0,2 ml hitam eriokrom LP dan titrasi
lauril sulfat, CH3 (CH 2 ) 10CH 20S03 Na. Kandungan dengan zink sulfot 0,05 M LV.
campuran natrium klorida dan natrium sulfat tidak
lebih dari 8,0%. 1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
7,102 mg Na 250 4
Pemerian Hablur, kecil, berwama putih atau kuning
muda; agak berbau khas. Alkohol tidak tersulfatasi Timbang saksama lebih
kurang 10 g, larutkan dalam 100 ml air, dan tambah-
Kelarutan Mudah larut dalam air; membentuk larut- kan 100 ml et~tnol P, pindahkan larutan ke dalam
an opalesen. corong pisah dan ekstraksi 3 kali, tiap kali dengan
SO ml heksana P. Jika terbentuk emulsi dapat di-
ldentifikasi Larutan zat (1 dalam 10) menunjukkan tambahkan natrium klorida P untuk memisahkan kedua
reaksi Natrium cara A dan B seperti yang tertera pada lapisan. Cud kumpulan ekstrak heksana tiga kali, tiap
Uji ldentifikasi Umum <291>, dan setelah diasamkan kali dengan SO ml air, dan keringkan dengan natrium
dengan asam klorida P, dididihkan perlahan-lahan sulfat anhidrat P. Saring ekstrak heksana ke dalam gelas
selama 20 menit menunjukkan reaksi Sulfot cara A, piala yang sudah ditara, uapkan di atas tangas uap
B dan C sepeiti yang tertera pada Uji ldentifikasi hingga bau heksana tidak tercium lagi, keringkan
Umum <291>. residu pada suhu 105° selama 30 menit, dinginkan dan
timbang. Bobot residu tidak lebih dari 4,0% dari bobot
Kebasaan Larutkan 1,0 g dalam 100 ml air, tambah- natrium lauril sulfat.
kan merah fenol LP, dan titrasi dengan asam klorida
0,10 N: diperlukan tidak lebih dari 0,60 ml untuk Alkohol total Timbang saksama lebih kurang 5 g,
netralisasi. masukkan ke dalam labu Kjeldahl 800 ml dan tambah-
kan 150 ml air, 50 mlasam klorida P dan beberapa butir
Arsen <321> Mttode II Tidak lebih ~ri 3 bpj. batu didih. Kemudian refluks, panaskan hati-hati
untuk menghindari terjadinya busa yang melimpah
Logam berat <371> Mttode Ul Tidak lebih dari 20 bpj. dan didihkan selama lebih kurang 4 jam. Dinginkan
labu, bilas kondensor dengan eter P, kumpulkan eter
Natrium klorida Timbang saksama lebih kurang 5 g, dalam labu dan pindahkan isinya ke dalam corong
larutkan dalam 50 ml air. Netralkan larutan dengan pisah 500 ml, bilas labu dengan eter P dua kali dan
~tsam nitrat 0,8 N menggunakan kertas lakmus sebagai tainbahkan cucian ke corong pisah. Ekstraksi larutan
596 Natrii Metabisulfis I Monografi FIIV

2 kali, tiap kali dengan 75 ml eter P, uapkan kumpulan Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj. Buat
ekstrak eter dalam gelas piala yang sudah ditara di larutan UJi sebagai berikut: larutkan 1,0 g dalam 10 ml
atas tangas uap, keringkan residu pada suhu 105° air dalam gelas piala 150 ml, secara hati-hati tambah-
selama 30 menit, dinginkan dan timbang. Alkohol total kan 10 ml asam nitrat P dan 5 ml asam Slllfat P, dan
tidak kurang dari 59,0% dari bobot natrium lauril uapkan di atas tangas uap hingga volume lebih
sulfat yang digunakan. kurang 5 ml. Tempatkan gelas piala di atas lempeng
pemanas, dan panaskan hingga tampak asap tebal
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah rertutup putih yang keluar pertama dari belerang trioksida.
baik. Dmg;nkan, bila'5 hati-hati bagiiln dalam gela5 p1ala
dengan lebih kurang 10 ml air, dan panaskan kembali
hingga timbul asap putih yang tebal dari belerang
trioksida. Dinginkan, ulangi pembilasan dan pemanas-
NATRII METABISULFIS an dan dinginkan lagi. Larutan ini memenuhi svarat
Natrium Metabisulfit untuk pengujian tanpa penambahan 20 ml ~sam
S11lfat 7 N seperti yang tertera pada Prosed11r dalam UJI
Bat as Arsen <321 >.
Dinatri11m pirosllljit [7681-57-4]
Na 2S20 0 BM 190,10 Besi <331> Tidak lebih dari 20 bpJ; lakukan penetapan
sebagai berikut: Larutkan 500 mg dalam 14 ml larutan
Natrium Metabisulfit mengandung sejumlah Na 2S20 5 , asa111 klonda P (2 dalam 7), dan uapkan d1 atas tangas
setara dengan tidak kurang dari 65,0% dan tidak lebi!-1 uap hingga kering. Larutk.m re~:idu clal<>m 7 ml larut-
dari 67,4% 502 . an asarn klorida P (2 dalam 7), dan uapkan kembali
hingga kering. Larutkan kembal1 res1du dabm
Pemerian Hablur putih atau serbuk hablur putih campuran 2 ml asam k/01·ida P dan 20 ml a1r, tambah-
kekuningan, berbau belerang dioksida. kan 3 ktes air brom LP, dan didihkan untuk menghi-
langkan brom, dinginkan dan encerkan dengan air
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam gliserin; hingga 47 ml.
sukar larut d.alam etanol.
Logam berat <371> Metode l Tidak lebih dari 20 bpj;
ldentifikasi Larutan zat (1 dalam 20) menunjukkan lakukan penetapan sebagai berikut: larutkan 1 g dalam
reaksi terhadap Natrium cara A dan B dan Sulfit seperti 10 ml air, tambahkan 5 ml asam klorida P, uapkan di
·yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. atas tangas uap sampai kering. Larutkan residu
dalam 25 ml air.
Klorida Tidak lebih dari 0,05%. Larutkan 1,0 g dalam
10 ml air, hila perlu saring dengan penyaring kecil Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
'· bebas klorida, dan tambahkan 6 ml hidrogen peroksi- 200 mg zat masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
da P 30%. Tambahkan natrium hidroksida 1 N hingga bersumbat kaca yang bensi 50,0 ml iod1t111 0.1 N LV
larutan sedikit basa terhadap fenolftalein LP, encerkan dan goyangkan hingga larut. Biarkan selama 5 menit
dengan air hingga 100 ml, dan campur. Pipet 2,0 ml di tempat terlindung dari cahaya, tambahkan 1 ml
dari larutan tersebut, encerkan dengan 20 ml air, dan asam klorida P dan titrasi kelebihan iodum dengan
tambahkan 1 ml asam nitrat P dan ·1 ml perak nitrat LP. natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP
Campur, biarkan selama 5 menit di tempat yang ter- pada saat mendekati titik akhir.
lindung dari cahaya langsung, dan bandingkan ke-
keruhan, bila ada, dengan kekeruhan yang dihasilkan 1 ml iodum 0,1 N setara denga11
dari 2 ml larutan pembanding (yang dibuat dengan 3,203 mg 50 2
mengencerkan 0,71 ml asam klorida 0,020 N hingga
100 ml) dalam volume yang sama dengan kandungan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terisi penuh,
pereaksi yang digunakan dalam larutan uji seperti tertutup rapat dan hindarkan dari panas yang ber-
yang tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya lebihan.
<1191>: kekeruhan yang dihasilkan dari larutan uji
tidak lebih dari larutan pembanding.
NATRII NITROPRUSSIDUM
Tiosulfat ·Tidak lebih dari 0,05%. Campur 2,2 g Natrium Nitroprusida
dengan 10 ml asam kloritUt 1 N dalam gelas piala 50 mi.
Didihkan dengan hati-hati selama 5 menit, dinginkan,
dan pindahkan ke dalam tabung reaksi kecil. Kekeruh- Dinatrium pentasianonitrosilferat(2-J
an tidak lebih dari yang dihasilkan 0,10 ml natrium diiUdrat [13755-38-9)
tiosulfat 0,10 N, yang ditetapkan dengan cara yang N~(Fe(CN) 5 N0].2H 20 BM 297,95
sam a. Na2(Fe(CN) 5NO] (14402-89-2) BM 261,92
FIIV Monografi I Natrii.Nitroprussidum 597

Natrium Nitroprusida mengandung tidak kurang dari penetapan sebagai berikut: Larutkan 500 mg zat dalam
99,0% Na 2[Fe(CN) 5N0].2Hp. 20 ml amonium asetat LP dengan pH yang sebelumnya
telah diatur 4,62 dengan asam asetat 1 N. Bagi larutan
Pemerian Serbuk atau hablur, coklat kemerahan; ini menjadi 2 bagian (A dan B) dalam masing-masing
praktis tidak berbau. labu tentukur SO-mi. Tambahkan ke dalam labu B
1,0 ml larutan segar kalium besi(lll) sianida P, mengan-
Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam dung 78 J.Lg tiap mi. Ke dalam kedua labu tambahkan
etanol; sangat sukar larut dalam kloroform; tidak larut S ml larutan besi(ll) amonium sulfat P (1 dalam 1000),
dC'.lam benzena. encerkan dengan air sampai tanda. Biarkan kedua labu
selama 1 jam, dan ukur secara saksama dan bersamaan
Baku pembanding Natrium Nitroprusida BPFI; tidak tentukan serapan larutan pada panjang gelombang
boleh dikeringkan sebelum digunakan. serapan maksimum lebih kurang 720 nm, mengguna-
kan larutan blangko yang dibuat dengan melarutkan
ldentifikasi 2SO mg zat dalam 10 ml amonium asetat LP (pH 4,62)
A. [Catalan Grmakan a/at kaca dengan aktinik rendah dan encerkan dengan air hingga 50 mi. Serapan larut-
pada penctapan ini./ Spektrum serapan pada 350 nm- an dalam labu A tidak lebih besar dari serapan larutan
700 nm dari larutan (1 dalam 135) menimjukkan dalam labu B dikurangi dengan serapan larutan dalam
maksimum dan minimum pada panjang gelombang labuA.
yang sama seperti pada Natrium Nitroprusida BPFI.
B. Larutkan 5 mg zat dalam 2 ml air, tambahkan Besi(ll) sianida Tidak lebih dari 0,02%; lakukan
2 tetes aseton P dan 0,5 ml nutrium hidroksida 2 N: ter- penetapan sebagai berikut: Larutkan 2,0 g dalam ~0 ml
jadi warna jingga, warna akan berubah menjadi lem- air, bagi larutan menjadi 2 bagian (A dan B), dalam
bayung dengan penambahan 2 ml asam asetat P. masing-masing labu tcntukur 50-ml. Ke dalam labu B
C. Larutan zat (1 dalam 4) menunjukkan reaksi tambahkan 2 ml larutan segar kalium besi(ll) sianida P,
Natrium cara A dan B seperti tertera pada Uji ldentifi- mengandung 200 J.Lg tiap mi. Ke dalam kedua labu
kasi Umum <291 >. tambahkan masing-masing 0,2 ml besi(lll) klorida LP,
enc~rkan dengan air sampai tanda. Biarkan selama
Air <1031> Metode I Antara 9,0% dan 15,0%. 20 menit dan ukur secara bersamaan serapan larutan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Zat tidak Ia rut Tidak lebih dari 0,01 %; lakukan pene- kurang 69S nm, menggunakan larutan blangko yang
tapan sebagai berikut: larutkan 10,0 g dalam SO ml air, dibuat dengan melarutkan 1,0 g zat dalam air hingg!l
panaskan di atas tangas uap selama 30 menit, saring, SO mi. Serapan larutan dalam labu A tidak lebih besar
kemudian cuci residu dengan air dan keringkan pada dari serapan Iarutan dalam labu B dikurangi serapan
suhu lOSo hingga bobot tetap: residu tidak lebih dari larutan dalam labu A.
1 mg .
.
.
Klorida Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan
Sulfat Tidak lebih dari 0,01 %.
Larutan baku sulfat Larutkan 1S mg natrium sulfat
sebagai berikut:
anhidrat P dalam air hingga 100,0 mi. Tiap mllarutan
Lanttan baku k/orida Larutkan 42,4 mg kal~um
mengandung 0,1 mg sulfat.
klorida P dalam air hingga 100,0 mi. Tiap ml larutan
Prosedur Larutkan S,O g natrium nitroprusida
mengandung 0,2 mg klorida.
dalam air hingga 2SO,O ml, saring larutan ke dalam
Prosedur Masukkan 1,0 g ke dalam labu Erlen-
labu alas datar berskala 2SO mi. Pipet S ml Larutan
meyer 250 ml, dan pipet 1,0 m!lArutan baku klorida ke
baku sulfat ke dalam labu serupa, encerkan hingga
dalam labu Erlenmeyer 2SO ml yang lain, tambahkan
volume yang sama dengan volume larutan uji. Ke
ke dalam masing-masing labu 85 ml air. Ke dalam labu
dalam masing-masing labu berskala tambahkan
yang berisi zat uji tambahkan 1S mllarutan tembaga([JJ
10 tetes asam asetat gla:;ial P danS ml barium klorida 1 N,
sulfat P (83 dalam 1000), campur dan biarkan partikel
biarkan selama 10 menit. Letakkan kedua labu pada
yang tidak larut mengendap. Tambahkan dengan hati-
lampu fluoresensi. Larutan uji tidak lebih keruh dari
hati larutan tembaga(IIJ sulfat P (83 dalam 1000) ke
LArutan baku sulfot.
dalam labu yang berisi Larutan baku klorida, sambil
diaduk hingga diperoleh wama sesuai dengan wama
pada labu pertama. Saring isi masing-masing labu dan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
huang 25 ml filtrat pertama. Ke dalam masing-masing 500 mg zat, larutkan dalam 130 ml air bebas klorida.
10 ml filtrat selanjutnya, tambahkan 2 ml asam nitrat P Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV. Tentukan titik
dan campur. Kemudian tambahkan masing-masing akhir secara potensiometrik, menggunakan elektrode
1 ml perak nitrat 1 N, campur. Larutan uji tidak lebih perak:perak klorida.
keruh dari larutan baku klorida.
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengari
Besi(III) sianida Tidak lebih dari 0,02%; lakukan 14,90 mg NajFe(CNJ~0}.2Hp .
598 Natrii Pertechnetatis "•Tc Injectio I Monografi FIIV

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Kemumian radionuklida Lakukan penetapan radio-
rapat, tidak tembus cahaya. aktivitas masing-masing cemaran radionuklida, dalam
kBq per MBq (llCi per mCi) teknisium 99m, dalam
injeksi menggunakan alat pencacah yang sesuai,
seperti yang tertera pada Pernilihan alat pencacah dan
NATRII PERTECHNETATIS 99JnTc sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
INJECTIO
Injeksi Natrium Perteknetat ,.,.,.Tc Untuk lnjeksi yang dibuat dari teknisium 99m yang di-
turunkan dari molibden-99 induk yang berasal dari pe-
nembakan molibdenum stabil dengan neutron.
Natrium perteknetat (Na99"'Tc0 4 ) (23288-60-0) MOLIBDENUM 99 Molibdenum 99 dalam Injeksi
dapat ditunjukkan oleh spektrum sinar gamma yang
lnjeksi Natrium Perteknetat 99 mTc adalah larutan steril, karakteristik. Puncak energi yang paling menonjol
sesuai untuk pemakaian intravena atau oral, mengan- . dari nuklida radioaktif ini mempunyai energi
dung teknisium radioaktif 99 mTc dalam bentuk natri- 0,181 MeV, 0,740 MeV, dan 0,780 MeV. Molibdenum 99
um perteknetat dan natrium klorida P secukupnya meluruh dengan waktu paro 66,0 jam. Jumlah
untuk membuat larutan isotonis. Teknisium-99m molibdenum 99 tidak lebih besar dari 0,15 kBq per
adalah nuklida radioaktif yang terbentuk dari pe- MBq (0,15 llCi per mCi) teknisium-99m per dosis
luruhan radioaktif molibdcnum 99. Molibdenum 99 Injeksi pada saat penggunaan.
adalah isotop radioaktif dari molibdenum dan dapat CEMARAN RADIONUKLIDA PEMANCAR
dibuat dari penembakan neutron molibdenum 98 atau SINAR GAMMA LAIN Jumlah cemaran radionuklida
hasil fisi uranium. pemancar sinar gamma lain tidak lebih besar dari
Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak 0,5 kBq per MBq (0,5 llCi per mCi) teknisium-99m,
lebih dari 110,0% dari jumlah 99 mTc yang tertera pada dan tidak lebih dari 92 kBq (2,5 llCi) per dosis injeksi
etiket, ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan. pada saat penggunaan.
Radioaktivitas 99 mTc dalam bentuk kimia lain tidak
Iebih 5,0% dari radioaktivitas jumlah. Untuk injeksi yang dibuat dengan teknisium-99m yang
berasal dari molibdenum 99 induk yang terbentuk dari fisi
Baku pembanding Endotoksin BPFI. uranium-cemaran pemancar sinar gamma dan pemancar
sinar beta.
ldentifikasi radionuklida Lakukan seperti yang ter- MOLIBDENUM-99 Memenuhi syarat ur,tuk injeksi
tera pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar yang dibuat dari penembakan molibdenum stabil
gamma menunjukkan puncak energi utama 0,140 MeV dengan neutron,
yang sama seperti pada 99mrc. IODUM-131 Puncak energi yang paling menonjol
dari radionuklida ini mempunyai energi 0,364 MeV.
... Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit
Endotoksin FI per ml injeksi; V adalah dosis total
Iodum 131 meluruh dengan waktu paro 8,08 hari.
Kadar iodum-131 tidak lebih dari 0,05 kBq per MBq
maksimum yang dianjurkan, dalam ml, pada saat (0,05 uCi per mCi) teknisium-99m pada saat
kadaluarsa. penggunaan.
RUTENIUM-103 Puncak energi yang paling
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,5. menonjol dari radionuklida mempunyai energi
0,497 MeV. Rutenium-103 meluruh dengan waktu paro
Kemumian radiokimia Lakukan penetapan dengan 39,5 hari. Kadar rutenium-103 tidak lebih dari 0,05 kBq
cara Kromatografi kertas seperti yang tertera pada per MBq (0,05 lla per mCi) teknisium-99m pada saat
Krumatografi <931>. Totolkan sejumlah volume injeksi penggunaan.
yang diencerkan secukupnya hingga memberikan laju STRONSIUM-89 Tetapkan stronsium-89 dalam
cacahan lebih kurang 20.000 cacahan per menit, pada injeksi dengan sistem pencacah yang sesuai untuk
kertas kromatografi berukuran 25 n:r., x 300 mm. deteksi radiasi partikulat. Stronsium-89 meluruh oleh
Eluasi secara kromatografi menaik dengan fase gerak emisi beta dengan energi maksimum· sebesar
campuran aseton P-asam klorida 2 N (80:20). Keringkan 1,463 MeV, dan waktu paro 52,7 hari. Stronsium-89
kertas kromatografi di udara. Tetapkan distribusi tidak lebih dari 0,0006 kBq per MBq (0,0006 llCi per
radioaktivitas dengan menatah kromatogram meng- mO) teknisium-99ni pada saat penggunaan.
gunakan detektor radiasi.terkolimasi. Radioaktivitas STRONSIUM-90 Tetapkan stronsium-90 dalam
pita perteknetat tidak kurang dari 95'Yo dari radioakti- injeksi dengan sistem pencacah yang sesuai untuk
vitas total yang digunakan sebagai baku dan harga R1 deteksi radiasi partikulat. Stronsium-90 meluruh oleh
pita perteknetat (lebih kurang 0,9) berada pada batas emisi beta dengan energi maksimum sebesar
lebih kurang 10,0% dari harga R natrium perteknetat 0,546 MeV; dan waktu paro 27,7 tahun. Stronsium-90
99 "'Tc yang digunakan sebagai 6aku dan ditetapkan tidak lebih dari 0,00006 kBq per MBq (0,00006 11Ci per
dengan cara yang sama. mO) teknisium-99m pada saat penggunaan.
FIIV Monografi I Natrii Phosphatis 12P Injectio 599

CEMARAN RADIONUKLIDA LAIN Tidak lebih produksi dan bahwa tidak harus memenuhi anjitran
dari 0,01% berasal dari pemancar sinar beta dan sinar seperti yang tertera pada Volume dalam 'Wtldllh.
gamma yang lain pada saat pe!lggunaan. Tidak lebih
dari 0,001 Bq cemaran pemancar alfa per 1 MBq (atau Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan ra-
0,001 mCi cemaran pemancar alfa per 1 mCi} dioaktivitas dalam MBq (mCi) per mllnjeksi Natrium
teknisium-99m pada saat penggunaan. Perteknetat 99 mTc menggunakan alat pencacah yang
sesuai seperti yang tertera pada Pemilihan alat penCilCtlh
Kemumian kimia dan sistem kalibrasi dalam Rlzdioaktivitas <1171>.
Aluminium Tidak lebih dari 10 11g per ml (Ditetap-
kan jika dalam membuat injeksi, pemisahan dilakukan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
menggunakan kolom alumina). tunggal, atau dosis ganda.
Larutan baku aluminium Timbang saksama
35,17 mg aluminium kalium suljat dodekahidrat P larut- Penandaan Jika digunakan secara intravena, kecuali
kan dalam air sampai 1000,0 ml (mengandung alu- pemyataan seperti yang tertera pada Pmandaan dalam
minium 211g per ml}. Injectiones, pada penandaan juga tertera: (1) Saat dan
Prosedur Pipet 10 ml Lantian baku aluminium ke tanggal kalibrasi, (2} Jumlah 99 mTc sebagai natrium
dalam masing-masing dua labu tentukur 50-ml. Pada perteknetat dinyatakan sebagai MBq (J.LCi atau mCi}
tiap labu tambahkan 3 tetes metil jingga LP dan 2 tetes total dan per ml pada saat kalibrasi, (3) Penjelasan cara
amonium hidroksida 6 N, kemudian tambahkan asam pembedan obat, oral atau intravena, (4) Tanggal
klorida 0,5 N tetes demi tetes, hingga larutan menjadi kadaluarsa, (5) Pemyataan "Awas bahan radioaktif',
merah. Pada salah satu labu tamhahkan 25 ml natrium (6) Informasi bahwa dalam menghitung dosis'lakukan
tioglikolat LP dan pada labu yang lain tambahkan 1 ml koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (7) Waktu paro
dinatrium etilendiamina tetraasetat LP. Pada masing- 99 mTc adalah 6,0 jam, (8) Jika injeksi dibuat dari

masing labu tambahkan 5 ml eriokrom sianin LP dan molibdenum 99 yang dihasilkan dari pembelahan
5 ml dapar asetat LP, dan tambahkan air t<ampai tanda. uranium harus dicantumkan pada etiket.
Tetapkan segera serapan larutan yang mengandung
natrium tioglikolat LP pada panjang gelombang serapan
maksimum 535 nm, menggunakan dinatrium etilendia-
miria tetraasetat LP sebagai blangko. Ulangi prosedur NATRII PHOSPHATIS 32P INJECTIO
dua kali masing-masing menggunakan 1,0 ml Injeksi. Injeksi Natrium Fosfat 32P
Hitung kadar aluminium c!alam 11g per ml dalam
injeksi, dengan rumus:
Injeksi Natrium Fosfat 32P adalah larutan steril natri-
um fosfat dibasa dan natrium fosfat monobasa (P)
yang dibuat isotonis dengan penambahan natrium
klorida. Fosfor-32 dibuat dengan cara penembakan
belcrang dengan neutron. Radioaktivitas ~2P tidak
... 0

kurang 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari aktivi-


T u dan T 5 berturut-turut adalah sera pan Larutan uji tas yang tertera pada etiket pada saat kalibrasi. Tidak
dan Larutan baku aluminium. kurang dari 95,0% dari radioaktivitas berasal dari
fosfor-32 dalam bentuk ion ortofosfat. Aktivitas jenis
Metil etil keton Tidak lebih dari 0,1% (Ditetapkan jika tidak kurang dari 11,1 MBq per mg ion ortofosfat.
dalam membuat injeksi, pemisahan dilakukan dengan
ekstraksi cair-cair}. Masukkan 1,0 ml injeksi dalam Pemerian Larutan jernih dan tidak berwama; me-
wadah yang sesuai dan encerk~tn dengan air hingga mancarkan radiasi beta.
20,0 ml. Tambahkan 2,0 ml larutan natrium hidroksi-
da 1 N, campur, tambahkan 2,0 ml iodum 0,1 N tetes Identifikasi
demi tetes, dan campur. Pada waktu yang sama buat A. Spektrum sinar beta menunjukkan energi
larutan baku menggunakan 1,0 mllarutan metil etil maksimum 1,71 MeV yang sama seperti pada 32P yang
keton (1 dalam 1000) dalam jenis wadah yang sama, digunakan sebagai baku dengan kemumian diketahui.
dan encerkan dengan air sampai 20,0 mi. Tambahkan B. Distribusi radioaktivitas pada kromatogram
2,0 ml natrium hidroksida 1 N, campur, tambahkan seperti yang tertera pada uji Kemurnian radiolcimia
2,0 ml larutan iodum 0,1 N, tetes demi tetes, dan merupakan identifikasi sediaan.
campur. Setelah dua menit, kekeruhan larutan uji
tidak melebihi larutan baku. pH <1071> 6,0 sampai 8,0.

Syarat lain Memenuhi syarat lnjectiones, kecuali Kemumian radionuklida Spektrum sinar beta atau
bahwa injeksi boleh diberikan sebelum uji sterilitas kurva serapan sinar beta yang dibuat dengan alat yang
selesai, uji sterilitas harus dilakukan pada hari akhir sesuai, menunjukkan spektrum yang sama dengan l2p
600 Natrii Salicylas I Monografi FIIV

yang digunakan sebagai baku dengan kemumian adalah 14,3 hari.


diketahui.

Kemurnian radiokimia Lakukan Kromatografi kertas NATRII SALICYLAS


seperti yang terkra pad a Kromatografi <931 > Natrium Salisilat
Larutan u;i Encerkan sejumlah volume injeksi
dengan air hingga laju cacahan 10.000 ·sampai 20.000 ~COONa

cacahan per menit dalam 10 11!.


Lnrlltan .vakil Lnutan a,;,l/11 vrt,Jfo,fat P dengan
~OH
kadar fosfor 0,2''o.
Pro;edur Totolkan secara terpisah 10 111 Lnrutan 11ji Natri;mz-2-salisi/at [54-21-7]
dan Lnmtan Vakil pada kertas \\'batman 541; 30 em x C 7 H~Na0 3 BM 160,10
25 mm. Eluasi secara kromatografi menaik menggu-
nakan fase gerak 75 ml isopropanol P-25 ml air-S g asam Natrium Salisilat mengandung tidak kurang dari
trik/orasetat P-0,3 ml amoni11111 hidroklorida 10M selama 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C 7 H,Na0 3, dihitung
16 jam, biarkan kering, semprot kertas dengan larutan terhadap zat anhidrat.
asam perk/oral P 5%, kemudian diikuti dengan larutan
amonium mollbdat P 1%, dan paparkan pada gas Pemerian Serbuk mikrohablur atau amorf atau
hidrogen sulfida. Terbentuk warna.biru bercak asam keping, tidak berwarna, atau merah muda lemah;
fosfat. Tentukan bercak fosfor radioaktif dengan cara tidak berbau atau bau khas lemah, dan dipengaruhi
autoradiografi atau dengan pengukuran radioaktivitas ca.haya. Larutan segar (1 dalam 10) bereaksi netral
sepanjang kromatogram. Tidak kurang dari 95,0% atau asam terhadap lakmus.
radioaktivitas total terdapat pada bercak asam
ortufosfat. Kelarutan Mudah larut secara lambat dalam air dan
dalam gliserin; sangat mudah larut dalam air men-
Fosfat total Encerkan sejumlah volume injeksi dengan didih dan dalam etanol mendidih; larut secara lambat
air secukupnya hingga diperoleh kadar radioaktivitas dalam etanol.
370 kBq fosfor-32 per ml Ke dalam 1 ml larutan,
tambahkan dengan pengocokan 0,5 ml larutan Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menunjukkan
amoni11111 metavanadat P 0,25%, 0,5 mllarutan amonium reaksi Natrium cara A dan 8 dan reaksi Salisilat seperti
molibdat P 10% dan 1 ml asam perk/oral P, encerkan yang tertera pada Uji ldenti{zkasi Umum <291>.
dengan air hingga 5 ml dan biarkan selama 30 menit.
Warna yang terjadi tidak lebih intensif dari wama Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
yang dihasilkan oleh 1 ml larutan yang mengandung
ion ortofosfat 0,0033'!·:., yang diperlakukan dengan cara Sulfit atau Tiosulfat Tambahkan 1 ml asam klorida P
yang sama dan pada waktu yang bersamaan. ke dalam larutan 1,0 g dalam 20 ml air, saring: tidak
lebih dari 0,15 ml iodum 0,10 N diperlukan untuk
Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>, ke- menghasilkan warna kuning pada filtrat.
cuali bahwa injeksi dapat diberikan sebelum uji sterili-
tas selesai, uji sterilitas harus dilakukan pada hari logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj;
akhir produksi. lakukan penetapan sebagai berikut: larutkan 2 g dalam
46 ml air, tambahkan 4 ml asam klorida 3 N sambil tetap
Penetapan radioakti vitas Lakukan penetapan radio- diaduk, saring, dan gunakan 25 ml filtrat.
aktivitas dalam MBq (!lCi at au mCi) per ml lnjeksi
Natrium Fosfat menggunakan alat pencacah yang Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
sesuai seperti yang tertera pada Pemilihan alat pencacah Metode I Memenuhi syarat.
dan sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>, di-
bandingkan dengan larutan baku fosfor-32t atau Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
dengan pengukuran dalam alat pencacah yang telah 700 mg, masukkan ke dalam gelas piala 250 mi.
dikalibrasi dengan larut"n baku. Tambahkan 100 ml asanz asetat glasial P; aduk hingga
larut sempuma. Tambahkan kristal violet LP dan titrasi
Penandaan Kecuali pernyataan yang tertera pada dengan asam perklorat 0,1 N LV. lakukan penetapan
Penandaan dalam lnjectiones, pada penandaan juga blangko.
tertera: (1) Saat dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 32P
sebagai natrium fosfat dalam MBq (llCi atau mCi) per 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
ml injeksi pada saat kalibrasi, (3) Tanggal kadaluarsa 16,01 mg C.,HiJa0
, 3
(4) Pemyataan "Awas bahan radioaktif", (5) Informasi
bahwa dalam perhitungan dosis, lakukan koreksi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
terhadap peluruhan radioaktif, (6) Waktu paro 32P baik,. tidak tembus cahaya.
FI IV Monografi I Natrii Subcarbonas 601

NATRII SUBCARBONAS
Natrium Bikarbonat IIi,_'=:=====:::;;~=-~-=~
rrl
I S1stem ventilasi

Mononatrium /carbonat [144-55-8] Buret


NaHC03 BM 84,01

Natrium Bikarb::>nat mengandung tidak kurang dari


99,0% dan tidak lebih dari 100,5% NaHCOY dihitung
terh<idap zat yang telah dikeringkan.
Lengan samping
Pemerian Serbuk hablur, putih. Stabil di udara kering, labu SO·ml

/K~~~~~~~-
tetapi dalam udara lembab secara perlahan-lahan
terurai. Larutan segar dalam air dingin, tanpa dikocok,
bersifat basa terhadap lakmus. Kebasaan bertambah
bila larutan dibiarkan, digoyang kuat a tau dipanaskan. Sida lembab

'-;==Oc/
Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol.

Identifikasi Larutannya menunjukkan reaksi Natrium


cara A dan B dan reaksi Bikarbonat seperti yang tertera
pad a Uji Identifikasi Umum <291 >.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebi-h dari 0,25%;


lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam,
menggunakan lebih kurang 4 g yang ditimbang
Gambar peralafan karbanaf
saksama.

Zat tidak larut Larutkan 1 g dalam 20 ml air: melarut Larutan pcngganti sama tinggi pada penampung
sempurna dan jernih. dan pada buret, berdasarkan pembacaan buret.
Buka sistem ventilasi dan alirkan lagi karbon dioksida P
Karbonat (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk lembab melalui lengan samping labu. Tutup kran
digunakan dalam hemodialisis) Tidak lebih dari 0,23%. masuk karbon dioksida P dan sistem ventilasi, aduk
A/at Alat (lihat gambar) terdiri dari labu 50 ml ber- kuat-kuat Larutan jenuh natium bikarbonat sampai tidak
lengan samping yang dihubungkan dengan sumber ada lagi penyerapan karbon dioksida. Ulangi lagi
karbon dioksida yang dilembabkan dengan menga- prosedur penyerapan karbon dioksida mulai dengan
lirkan melalui larutan jenuh natrium bikarbonat P dan "Buka sistem ventilasi.. ..... " sampai perubahan
labu dihubungkan dengan sistem ventilasi dan buret pembacaan buret tidak lebih dari 0,2 ml. Hentikan
penyetingkat dan pencadang dengan pipa T. pengadukan, alirkan lagi karbon dioksida lembab
Pereaksi melalui lengan samping labu, angkat segera tutup labu
Larutan jerwlr natrium bikarbonat Campur lebih dan cepat-cepat masukkan lebih kurang 10 g zat uji
kurang 20 g natrium bikarbonat P dan 100 ml air, biar- yang telah ditimbang saksama ke dalam labu. Tutup
kan kristal yang tidak larut mengendap. Gunakan kembali labu, lanjutkan pengaliran karbon dioksida
beningan yang jernih. lembab selama lebih kurang 30 detik, tutup kran
Lanttan pengganti Larutkan 100 g natrium klorida P masuk karbon dioksida dan sistem ventilasi. Aduk
dalam 350 ml air, tambahkan lebih kurang 1 g natrium kuat-kuat larutan dalam labu sampai penyerapan
bikarbonat P dan 1 ml jingga metil LP. Setelah natrium karbon dioksida selesai, catat volume yang diserap
bikarbonat larut, tambahkan asam sulfat 6 N sampai dari pembacaan buret. Normalkan kembali tekanan
warna larutan menjadi merah muda. Gunakan larutan udara dalam alat dengan membuat sama tlnggi
ini untuk mengisi penampung pada alat. permukaan Larutan pengganti dalam penampung dan
Prosedur Tambahkan 25 ml Larutan jenuh natrium dalam buret, hentikan pengadukan. Bilas sistem
bikarbonat ke dalam labu 50 ml, bi!as sistem dengan ventilasi dan alirkan karbon dioksida P lembab melalui
mengalirkan karbon dioksida P lembab melalui lengan sistem. Tutup kran karbon dioksida dan sistem
samping labu. Tutup kran masuk karbon dioksida dan ventilasi, aduk kuat-kuat larutan dalam labu sampai
sistem ventilasi, aduk Larutan jenuh natrium hi/carbonat penyerapan karbon dioksida selesai. Tentukan jumlah
sampai tidak ada lagi penyerapan karbon dioksida volume, V, dala~ ml, karbon dioksida yang diserap
yang dapat.flilihat dari pembacaan buret. Pertahan- setelah penambahan zat uji ke dalam labu. Hitung
kan tekanfn udara dalam alat dengan mengatur persentase karbonat dalam zat uji dengan rumus: ,
602 Natrii Subcarbonas I Monografi FI IV

273 V (6001 P) aluminium dalam IJ.g per ml, tarik garis lurus melalui
( ) ketiga titik tersebut. Dari kurva yang didapat,
[22400 (273 + T) (760 W)] tentukan jumlah dalam IJ.g AI per ml Larutan uji.
Hitung jumlah aluminium dalam bpj, dalam zat uji
P adalah tekanan udara ruangan dalam mmHg; T yang digunakan dengan mt!ngalikan harga yang
adalah suhu ruangan; W adalah jumlah zat uji yang diperoleh dengan 100.
digunakan dalam g. {Catatan Pertahankan suhu tetap
selama pengukuran volume karbon dioksida yang diserap.] Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan
penetapan menggunakan larutan 1,5 g dalam 20 ml
Karbonat normal Larutkan tanpa digoyangkan kuat asam sulfat 7 N dan tambahkan 35 ml air.
1,0 g dalam 20 ml air pada suhu tidak lebih dari 5°,
tambahkan 2,0 ml asam klorida. 0,10 N dan 2 tetes fenol- Kalsium dan Magnesium (Bila pada penandaan
ftalein LP: larutan tidak segera berwarna merah muda dimaksudkan untuk penggunaan hemodialisis} Tidak
lema h. lebih dari 0,01% kalsium dan tidak lebih dari 0,004%
magnesium. [Catatan Larutan baku dan Larutan uji bi/a
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,015%; lakukan periu dimodifikasi, untuk mendapatkan larutan dengan
penetapan menggunakan 350 mg dan bandingkan kadar yang sesuai hingga hubungan antara kadar dan
kekeruhan dengan 1,48 ml asam klorida 0,0010 N. serapan merupakan kurva linier.}
Larutan kalium klorida Larutkan 10 g kalium klorida P
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,015%; lakukan pene- dalam 1000 ml asam klorida 0,36 N.
tapar. mengguno.kan 1,0 g dan bandingkan kekeruhan Larutan baku kalsium Masukkan 249,7 mg kalsium
dengan 0,15 ml asam sulfat 0,020 N. karbonat P yang sebelumnya dikeringkan pada suhu
300° selama 3 jam dan didinginkan dalam desikator
Amonia Panaskan lebih kurang 1 g dalam tabung selama 2 jam, ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan
reaksi: tidak terjadi bau amoniak. dalam 6 ml asam klorida 6 N, tambahkan 1 g kalium
klorida P, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet
Aluminium (Bila pada penandaan dimaksudkan 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml
untuk digunakan dalam hemodialisis) Tidak lebih kedua, encerkan dengan Larutan kalium klorida sampai
dari 2 bpj. [Catatan Larutan baku dan Larutan uji bila tanda. Larutan ini mengandung 100 11g kalsium
perlu dimodifikasi, untuk mendapat/azn larutan dengan per ml. Pipet 2 ml; 3 ml; 4 ml dan 5 ml larutan ini ke
kadar yang sesuai hingga hubungan antara kadar dan dalam labu tentukur 100-ml yang berbeda, masing-
serapan merupakan kurva linier.} masing berisi 6 ml asam klorida 6 N, encerkan dengan
Pengencer asam nit rat Encerkan 40 ml asam nitrat P Larutan kalium klorida sampai tanda. U.rutan baku
dengan air hingga 1000 mi. kalsium ini berturut-tUrut mengandung 2,0 IJ.g; 3,0 IJ.g;
Larutan baku Masukkan 2,000 g aluminium P ke 4,0 IJ.g dan 5,0 IJ.g kalsium per ml.
dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan 50 ml asam Larutan baku magnesium Masukkan 1000 g magnesi-
klorida 6 N, goyang agar aluminium dan asam kontak um P ke dalam gelas piala 250 ml yang berisi 20 ml air,
sempurna, biarkan reaksi berjalan sampai aluminium tambahkan hati-hati 20 ml asam klorida P, bila perlu
terlarut sempurna. Encerkan dengan air sampai tanda. hangatkan sampai reaksi sempurna. Pindahkan larut-
Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 1000-ml, an ke dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi 10 g
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 mllarutan kalium klorida P, encerkan dengan air sampai tanda.
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Pipet 10 mllarutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml
Pengencer asam nitrat sampai tanda. Pipet 1 ml; 2 ml yang berisi 1 g kalium klorida P, encerkan dengan air
dan 4 mllarutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu
yang berbeda, encerkan masing-masing dengan tentukur 100-ml kedua, encerkan dengan lArutan
Pengencer asam nitrat sampai tanda. Larutan-larutan kalium klorida sampai tanda. Larutan ini mengandung
ini masing-masing mengandung 0,01 IJ.g; 0,02 IJ.g dan 10,0 IJ.g magnesium per ml. Pipet 2 ml; 3 ml; 4 ml dan
0,(}41J.g aluminium per mi. 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml yang
Larutan uji Masukkan 1,0 g ke dalam labu tentu- berbeda, masing-masing berisi 6 ml asam kloridJJ 6 N,
kur plastik 100-ml, tambahkan hati-hati 4 ml asam encerkan dengan Larutan kalium kloridJl sampai tanda.
nitrat P. Sonikasi selama 30 menit, encerkan dengan air Larutan baku magnesium ini berturut-turut mengan-
sampai tanda. dung 0,2 J.Lg; 0,3 IJ.g; 0,4 IJ.g dan 0,5 J.Lg magnesium
Prosedur Ukur serapan Larut4n baku dan lArutan uji per mi.
pada garis emisi aluminium pada 309.,3 nm dengan lArutan uji Masukkan 3,0 g ke. dalam labu tentu-
spektrofotometer serapan atom yang sesuai, yang kur 100-ml, tambahkan 6 ml asam klorida 6 N dan 1 g
dilengkapi dengan lampu tabung katode aluminium kalium klorida P, encerkan dengan air sampai tanda.
dan pemanas listrik tanpa api, menggunakan Prosedur untuk kalsium Ukur serapan lArutan baku
Pengencu asam nitrat sebagai blangko. Gambarkan titik kalsium dan lArutan uji pada garis emisi kalsium pada
hubungan serapan lArutan baku terhadap kadar 422,7 nm menggunakan spektrofotometer serapan
FIIV Monografi I Natrii Subcarbonas 603

atom yang sesuai, dilengkapi dengan lampu tabung dalam bpj, dengan mengalikan harga yang diperoleh
katode kalsium dan nyala nitrous oksida dan asetilena, dengan 20.
menggunakan l.Arutan klllium klorida sebagai blangko.
Gambar titik hubungan serapan l.Arutan baku kalsium Besi <331> (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk
terhadap kadar kalsium dalam ~g per ml, tarik garis penggunaan hemodialisis) Tidak lebih dari 5 bpj.
lurus melalui keempat titik di atas. Dari kurva yang Masukkan 2,0 g dalam gelas piala, netralkan dengan
diperoleh, tentukan jumlah kalsium dalam JLg per ml asam klorida P, catat volume asam yang digunakan.
l.Arutan uji. Hitung persentase kalsium dalam zat uji Pindahkan larutan ke dalam labu tentukur 25-ml
yang digunakan dengan membagi harga yang di- dengan penambahan air ( Larutan uji). Buat Larutan
peroleh dengan 300. baku dengan memindahkan 1,0 ml Larutan baku besi ke
Prosedur untuk magnesium Ukur serapan Larutan dalam labu tentukur 25-ml dan tambahkan volume
baku magnesium dan Larutan uji pada garis emisi sama asam klorida P yang digunakan pada pembuatan
magnesium pada 285,2 nm menggunakan spektro- Larutan uji. Buat Blangko dengan menambahkan
fotometer serapan atom yang sesuai, dilengkapi volume sama asam klorida P ke dalam labu tentukur
dengan lampu tabung katode magnesium dan nyala 25-ml ketiga. Ke dalam masing-masing labu di atas
asetilena-udara, menggunakan l.Arutan kalium klorida tambahkan 50 mg hablur amonium peroksidisulfat
sebagai blangko. Gambar titik hubungan serapan dan 2 ml larutan amonium tiosianat P, encerkan dengan
l.Arutan baku magnesium terhadap kadar magnesium air sampai tarida. Ukur serapan Larutan baku dan
dalam ~g per ml, tarik garis lurus melalui keempat Larutan uji pada serapan maksimum pada panjang
titik di atas. Dari kurva yang diperoleh, tentukan gelombang lebih kurang 480 nm menggunakan
jumlah magnesium dalam ~g per ml Larutan uji. spektrofotometer yang sesuai, serapan LaT!Itan uji
Hitung persentase magnesium dalam zat uji yang tidak lebih besar dari pada serapan Larutan baku.
digunakan dengan membagi harga yang diperoleh
dengan300. Logam berat <371> Tidak Iebih dari 5 bpj; lakukan
penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
Tembaga (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk berikut: Campur 4,0 g dengan 5 rnl air dan 19 ml asam
penggunaan hemodialisis) Tidak lebih dari 1 bpj. klorida 3 N, panaskan sampai mendidih, pertahankan
{Catalan l.Anttan baku dan Larutan uji bila perlu dimodifi- suhu selama 1 menit. Tambahkan 1 tetes Jenolftalein LP.
kasi, 11ntuk mendapatkan Iarutan dengan kadar yang sesuai kemudian amonium hidroksida 6 N secukupnya tetes
hingga hllbllngan antara kadar dan serapan merupakan demi tetes sampai larutan berwarna merah muda
kurva linier.] lemah. Dinginkan, encerkan dengan air sampai 25 mi.
Pengencer asam nitrat Encerkan 40 ml asam nitrat P
dengan air hingga 1000 mi. Senyawa organik (Bila pada penandaan dimaksudkan
Larutan baku Masukkan 1,000 g tembaga P ke dalam untuk penggunaan hemodialisis) Tidak lebih dari
labu tentukur 1000-ml, larutkan dalam 20 ml asam 0,01%.
nitrat P, encerkan dengan asam nitrat 0,2 N sampai Larutan perak Slllfat Larutkan 22 g perak sulfat P
tanda. Pipet 10 mllarutan ini ke dalam labu tentukur dalam 2000 ml asam sulfat P.
1000-ml kedua, encerkan dengan asam nitrat 0,2 N Larutan indikator Larutkan 1,485 g 1,10-Jenantroli-
sampai tanda. Larutan ini mengandung 10,0 ~g "a P dan 695 mg besi(Il) sulfat P dalam air sampai
tembaga per ml. Simpan dalam botol polietilena. 100 mi.
Larutan uji Masukkan 5,0 g ke dalam labu tentu- Larutan baku Masukkan 850,3 mg kalium biftalat P,
kur plastik 100-ml, tambahkan hati-hati 4 ml asam yang sebelumnya dihancurkan perlahan-lahan dan
nitrat P. Sonikasi selama 30 menit, encerkan dengan air dikeringkan pada suhu 120° selama 2 jam, ke dalam
sampai tanda. labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air sampai
Pros~dur Pada 10,0 ml Larutan uji tambahkan 20 Jll tanda. Pipet 6 ml larutan ke dalam labu tentukur
Larutan bakll, campur. Larutan uji plus ini mengandung 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Tiap ml
0,02 J.lg tembaga yang ditambahkan per mi. Ukur larutan ini mengandung setara dengan 0,06 mg
serapan Larutan uji dan Larutan uji plus pada•garis senyawa organik per mi. Pipet 40 mllarutan ini ke
emisi tembaga pada 324,7 nm menggunakan spektro- dalam labu refluks 500 mi.
fotometer serapan atom yang sesuai, dilengkapi Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 g,
dengan lampu tabung katode tembaga dan pemanas masukkan ke dalam labu refluks 500 ml, tambahkan
listrik tanpa api, menggunakan Pengencer asam nitrat 20 ml air, goyangkan. Tambahkan hati-hati 20 ml asam
sebagai blangko. Gambar titik hubungan serapan sulfat P, goyangkan. {Perhatian Lakukan di lemari 11sam.J
l.Arutan uji dan Lanttan uji plus terhadap kadar temba- Blangko Tambahkan 40 ml air ke dalam labu re-
ga yang dltambahkan, dalam ~g per ml, tarik garis fluks 500 mi.
yang menghubungkan kedua titik, dan ekstrapolasi Prosedur Lakukan terhadap masing-masing Lantt-
garis sampai memotong aksis kadar. Dari titik potong an baku, Larutan uji dan Blangko sebagai berikut:
tentukan jumlah tembaga, dalam J.lg per ml Larutan uji. Tambahkan 1 g raks11(11) sulfat P dan lebih kurang
Hitung jumlah tembaga dalam zat uji yang digunakan, 5 butir batu didih kaca. Dinginkan labu dalam ~angas
604 Natrii Subcarbonatis Compressi I Monografi FI IV

es, tambahkan 5 ml Larutan perak sulfat. Sambi! di- tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada
goyang perlahan-lahan dalam tangas es, tambahkan etiket.
25,0 ml kalium dikromat 0,025 N LV dan perlahan-lahan
70 mll.Arutan perak sulfat. Pasang kondensor dengan ldentifikasi Larutan dari sejumlah tablet menunjuk-
aliran air dingin, kemudian refluks selama 2 jam. kan reaksi Natrium cara A dan B dan reaksi Bikarbonat
Biarkan isi Jabu mendingin selama 10 menit, cuci seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
pendingin dengan 50 ml air, kumpulkan air cucian
dalam Jabu. Tambahkan air secukupnya ke dalam labu Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit;
sampai volume lebih kurang 350 mi. Tambahkan 3 te- lakukan penetapan menggunakan cairan asam lambung
tes l.Arutan indikator, titrasi pada suhu kamar dengan buatan LP sebagai pengganti air.
besi(ll) amonium srtlfat 0,07 N LV sampai wama larutan
berubah dari biru kehijauan menjadi coklat kemerah- Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
an. Hitung jumlah kesetaraan organik dalam mg,
dalam l.Arutan baku dengan rumus: Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
serbuk yang setara dengan Jebih ktuang 2 g natrium
bikarbonat, larutkan dalam 100 ml air, tambahkan
N adalah normalitas besi([l) amonium sulfat LV; V 8 dan merah metil LP, titrasi dengan asam klorida 1 N LV.
V 5 berturut-turut adalah volume dalam ml besi(ll) Tambahkan asam perlahan-lahan sambil tetap diaduk
amonium sulfat 0,07 N LV yang diperlukan pada titrasi hingga la:-utan berwarna merah muda Jemah, Panas-
Blangko dan Lamtan baku. Dalam sistem yang baik kan Jarutan hingga mendidih, dinginkan dan lanjutkan
diperoleh harga antara 2,328 dan 2,424 mg. Hitung titrasi hingga warna merah muda tidak hilang setelah
jumlah kesetaraan senvawa organik dalam mg, dalam dididihkan.
zat uji yang digunakan dengan rum us:
1 ml asam klorida 1 N setara dengan
BN (V 8 - Vu) 84,01 mg NaHC0 3

V u adalah volume dalam ml besi(/[) amonium sulfat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
0,07 N LV yang digunakan pad a l.Arutan uji. bail<.

Penetapan kadar Timbang saksama Jebih kurang 3 g,


campur dengan 100 ml air, tambahkan merah metil LP, NATRII SUBCARBONATIS INJECTIO
titrasi dengan asam klorida 1 N LV. Tambahkan asam Injeksi Natrium Subkarbonat
perlahan-lahan sambil terus diaduk sampai larutan InJeksi Natrium Bikarbonat
berwarna merah muda Jernah. Panaskan larutan
hingga inendidih, dinginkan dan Janjutkan titrasi
sampai wama larutan merah muda lernah tidak hilang Injeksi Natrium Bikarbonat adalah larutan steril
setelah dididihkan. Natrium Bikarbonat dalam Air untuk Injeksi. pH larut-
an dapat disesuaikan dengan menarnbahkan karbon
1 ml asam klorida 1 N setara dengan dioksida P. Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan
84,01 mg NaHC0 3 tidak lebih dari 105,0% NaHC0 3 , dari jumlah yang
tertera pada etiket.
[Oltatan Injeksi ini tidak boleh digunakan bila terdapat
. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup endapan.}
baik.
Baku pembanding Endotoksin BPFI.
PenaJtdaan Bila dimaksudkan untuk penggunaan
dalam hemodialisis, pada penandaan harus dicantum- ldentifikasi Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan
kan. 8 dan reaksi Bilazrbonat seperti yang tertera-pada Uji
Identi.ftlazsi Umum <291>.

NATRII SUBCARBONATIS COMPRESS! Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 5,0 unit
Tablet Natrium Subkarbonat Endotoksin Rper mEq.
Tablet Natrium Bikarbonat
pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5.

Tablet Natrium Bikarbonat mengandung Natrium ·Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
Bikarbonat, NaHC.Q3 , tidak kurang dari 95,0% dan yang tertera pada Injeksi volume kecil.
FI IV Monografi I l'Jatrii Thiosulfas 60S

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang·3 g,
pada lnjectiones. larutkan dalam 50 ml air, tambahkan merah metil LP,
titrasi dengan asam klorida 0,5 N LV [Catalan Pemanas-
Penetap"-n kada_r Ukur saksama sejumlah volume an di atas tangas uap mungkin diperlukan untuk menambah
setara dengan lebih kurang 3 g natrium bikarbonat, kelarutan.]
tambahkan merah metil LP, titrasi dengan asam klori-
da 1 N LV. Tambahkan asam perlahan-lahan sambil I ml asam klorida 0,5 N setara dengan
terus diaduk hingga larutan berwarna merah muda 95,34 mg Na 2Bp7.10Hp
le:nah. Panaskan larutan h_ingga mendidih, dinginkan,
lanjutkan titrasi hingga warna merah muda lemah Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tidak hilang setelah dididihkan. rapat.

1 ml asam klorida 1 N setara dengan


84,01 mg NaHC0 3 NATRII THIOSULFAS
Natrium Tiosulfat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
gal dari kaca Tipe I.
Dinatrium tiosulfat penttzhidrat [10102-17-7]
Na 2Sp3 .s~o BM 248,17
NATRJI TETRABORAS Anhidr&t [7772-98-7] BM 158,10
Natrium Tetraborat
Boraks Natrium Tiosulfat mengandung tidak kurang 'dari
99,0% dan tidak lebih dari 100,5% Na 2S 20 3, dihitung
terhadap zat anhidrat.
Boraks (1303-96-4]
Na 2B40T10Hp BM 381,37 Pemerian Hablur besar, tidak berwarna atau serbuk
Anhidrat [1330-43-4] BM 201,22 hablur kasar. Mengkilap dalam udara Iembab dan
mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari 33°.
Natrium Tetraborat mengandung sejumlah Na 2 B40 7, Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus.
yang setara dengan tidak kurang dari 99,0% dan tidak
lebih dari 105,0% Na 2Bp7"10H20. Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; tidak larut
dalam etanol.
Pemerian Hablur transparan tidak berwarna atau
serbuk hablur putih; tidak berbau. Larutan bersifat Identifikasi
basa terhadap fenolftalein. Pada waktu mekar di udara A. Pada larutan (1 dalam 10) tambahkan beberapa
.
'
kering dan hangat, hablur sering dilapisi serbuk wama
putih.
tetes iodum LP: wama hilang .
B. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi
Natrium cara A dan B dan reaksi Tiosulfat seperti yang
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam air tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
mendidih dan dalam gliserin; tidak larut dalam etanol.
Air <1031> Metode Ill Antara 32,0% dan 37,0%; laku-
ldentifikasi Larufan (1 dalam 20) memberikan reaksi kan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 40°
Natrium cara A dan B dan reaksi Borat seperti yang sampai 45° selama 16 jam, menggunakan lebih kurang
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. 1,0 g yang ditimbang saksama.

Karbonat dan Bikarbonat Ke dalam tabung reaksi Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan
yang berisi 5 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan penetapar. tanpa penambahan 20 ml asam suifat 7 N,
1 ml asam klorida 3 N: tidak terbentuk gelembung- menggunakan larutan yang dibuat sebagai berikut:
gelembung gas. Campur 1,0 g dengan 10 ml air dalam labu generator
arsin. Tambahkan 15 ml asam nitrat P dan 5 ml asam
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj' perklorat P, campur dan panaskan hati-hati hingga
terbentuk asap asam perklorat. Dinginkan, bilas
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 hpj; lakukan dinding labu dengan air, panaskan lagi hingga ter-
penetapan dengan melarutkan 1 g dalam campuran bentuk asap. Dinginkan lagi, bilas dinding labu dan
16 ml air dan 6 ml asam 1clorida 1 N, encerkan dengan panaskan hingga terbentuk asap. Dinginkan, encerkan
air hingga 25 mi. dengan air hingga 52 ml dan tambahkan 3 ml asam
klorida P.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat. Kalsium Larutkan 1 g dalam 20 ml air dan tambahkan
606 Natrii· Thiosulfatis lnjectio·/ Monografi Fl/V

bebcr:apa .ml·amonium oksa./at LPi tidak terjadi ke~ Wadah dan penyhnpanan Dalam wadah dosis tung-
k:eruhan. gal dari kaca Tlpe !.

Logam berat·<371 > Tidak lebih 'dari 20·bpj; lakukatt


penetapan dengan melarutkan 1 g dalam 10 ml air;
tambahkan perlahan-lahan 5 ml asam klorida 3 N, NEOMYCINI SULFAS
uapkan di atas tangas uap hingga harrtpir kering dan Neomisin Sulfat··
panaskan residu pada suhu 150° selama 1 jam. Tam-
bahkan 15 ml air pada residu, didihkan hati-hati
selama ·2 menit dan saring . .Panaskan filtrat hingga Neomisin sulfa/ [1405-10-3)
m~ndidih, tambahkan air brom LP secukupnya hingga
larutannya jernih dan terdapat sedikit kelebihan brom. Neomisin Sulfat adalah garam sulfat d.ari neomisin, z:~t
Didihkan sampai kelebihan brom hilang, dinginkan antibakteri yang dihasilkan oleh pertumbuhan Strcp-
hingga suhu kamar, tambahkah 1 tete·s fenolftalein LP /olllyCL'.\ frndinc Waksman (Familia Strcptomycctnct·nt' J.
dan netralkan dengan natrium l1idroksida 1 N. Encerkan .at:lll campuran dari dua ;'lt;'lu lebih bcntuk g;~r,1m.
denban air hingga 25 mi. Ml'mpun}•<Ji pntensi set"ra dengan tldak kuran~ d:-ri
60G 11g nenmisin per mg, dihitung terh;~dap z<~t ~·<Jng
Penetapan kldar :rimbang saksama lebih 'kurang telah dikeringkan.
800 mg, larutkan dalam 30 ml air. Jika perli.l tambah·
kan tisam kloridn 3 N ~gar pH imt;ua 6,2 dan 6 7 diln Pemeriill'l S!!rb11k, p11tih llllmpnl nSRk kunln 0 ntn11
titrasi dengan iodum 0,1 N LV. tambahkan 3 ml kanji LP pndntan kerlng mlrtp e~; tltlnk I:Je'rbft\J ntau pr:~ktt,;
pada saat mendekati titik akhir. tidak berb"u; hi)!;rnskopik; brutanny;• memut;~r
bidang polarisasi ke k;man.
1 ml iodum 0,1 N St'larn dengan
15,81 mg Na 1 S 20J Kelarutan Mudah larut dal;~m a1r; sangat suku larut
dalam etanvl; tidak l<1rut dalam ;~seton, di\lam kloro-
Wadah dan penyimpanan Oalam wadah terttitup form, dan dalam eter.
rapat.
Baku pembanding Neomisin 'Sulfnt TIPFl; lakukan
pengeringan d~lam hampa udara, pada tekannn tidak
lebih d;~ri 5 mmH~ pada suhu 60° selnma 3 jam, ~cbe·
NATRII THIOSULFATIS INJECTIO lum digunakan.
Injeksi Natrium Tiosulfat
ldentifikasi
A. Lakukan Kronralogrnfi lapis lipis seperti yang
lnjeksi Natrium Tiosulfat adalah larutan slerll Natrium tertera pada Krornatografi <931>. Totolkan secara terpi-
.... Tiosulfat dalam Air unllik Injtksi yang baru· dididihkan. sah masing-masing 1 JJ.IIarutan yang mengandung (1)
Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih zat uji 20 mg per ml dan (2) Ntomisin Sulfitt BPH 20m~
dari 105,0% Na~S 10 3 .5H;j0, darf jumlah ·yartg• terte-ra per ml padll lemperig kromatografl sllikA gel. ma11uk·
pad a etiket. kan lempeng ke dalam bejana kromatugrafi berl:tl fase
gerak campuran air-amor.ium hidroksida P-aseton P
Hfentifikasi Memenuhi uji Id-enUfikasi seperti yang (71,5:8,5:2Q)·yang dibuat segar dan biarkan·fase gerAk
tertera·pada Natfi11111 Tiosrtlfat. merambat sampai lebih kurang tiga· per em pat tinggl
Iempeng. Angkaf lempeng1 biarkan kering di udara
pH <1071> Antara 6,0 dan 9,5. dan panaskan pada suhu 105° selama 1 jam. Sempwt
lempeng dengari larutan ninhidrin P daiRm b11lanol P
Syarat lain Memenuhi syarat' sepertl ya'ng tertera pada (-1 dalam 100), panas-kan pada suhu tos• sclama
Injectiories; 5 m4!rtlt<, amati. kromatogram: harga R1 bercak merah
utama yang diperoleh dari Larutan ujr sesuai dengan
Pen·et•pan kadar Ukur saksa·ma sejumlah -volume yang diperoleh dari lArutan baku.
injeksi: seta'ra dengan·tebih kut'ang 1 -g natrium tio· B. Laratkan lebih kurang 10 mg dalam 1 ml air,
sulfat; masukk'lltt ke dalam·wadah yang sesuai,·atur tambahkan 5 ml asam sulfat 15 N dan panaskan pada
an
pH tara 6,2 dan 6,7 menggunakan •sarrt .fcforida 3 N; suhu too• selama 100 menit. Biarkan dingln, tambah-
Encerklln dengan air hingga let;i.l\. ktintng 20 ml dart tl- kan 1~ ml xiltna P, kocok selama 10 menit. Biarkan
trasi dengiln ioduna 0,1 N 'L\1,. iarnbahbrt. 3 mt knnji·LP memisah, dan enaptuangkan laplun xllena. Pada
pada $1lat· mendekati titik· akhir. · lapisan .<ilena tambahkan 10 ml p·bromtJantllna l.P
kocolc: terjadi warna merah muda terang setelah di·
1 ml iodum 0,1 N sdartl dengan biarkan.
24,82 trig Na.fiprSH~O C. Larutan-(1 dalam 20)·menunjukkan reaksi
FIIV Monografi I Neostigmini Bromidi Compressi 607

Sulfat cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji B. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan n!aksi
IdentifilaJsi Umum <291>. Bromida cara A dan B seperti yang tertera pada Uji
ldentifilaJsi Umum <291>.
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang mengandung 33 mg Jarak lebur <1021> Antara 171° dan 176°, disertai
per mi. peruraian.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 8,0%; Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0°/..;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada te- lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
kanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama
3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%.

Syarat lain Neomisin sulfat yang akan digunakan Sulfat Larutkan 250 mg dalam 10 ml air, tambahkan
untuk pembuatan salcp mata memenuhi syarat Uji 1 ml asam klorida 3 N dan 1 ml barium klorida. LP: tidak
Sterilitas <71> menurut Prosedur uji menggunakan segera terbentuk kekeruhan.
penyaringa11 membran. .
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti tertera 750 mg, larutkan dalam campuran 70 ml asam asetat
pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro- glasia/ P dan 20 ml raksa(ll) asetat LP, tambahkan 4 tetes
biologi <131>. kristal violet LP, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV
hingga warna biru. Lakukan penetapan blangko.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
30,32 mg C 11 H 19 BrN1 0 2

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


NEOSTIGMINI BROMIDUM rapat.
Neostigmin Bromida

NEOSTIGMINI BROMIDI COMPRESSI


Tablet Neostigmin Bromida

(m-Hidroksifenil)trimetilamonium bromida Tablet Neostigmin Bromida mengandung Neostigmin


dimetillaJrbamat [114-80-7] Bromida, C 12 H 19 BrN20 2, tidak kurang dari 93,0"/o dan
C12H19BrN202 BM303,20 tidak lebih clarl 107,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Neostigmin Bromida mengandung tidak kurang dari
98,0"/o dan tidak lebih dari 102,0% C 12 H 19 BrN20 2, Baku pembanding Neostigmin Bromida Bl-FI; lakukan
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
digunakan.
Pemerian Hablur tidak bewarna atau serbuk hablur
putih; tidak berbau; higroskopis. ldentifikasi Sejumlah serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 300 mg neostigmin bromida, ekstraksi
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah 3 kali, tiap kali dengan 10 ml etanol P, saring tiap kali
larut dalam etanol, dalam kloroform; praktis tidak ekstraksi. Uapkan kumpulan filtrat dengan aliran
larut dalam eter. nitrogen, hingga kering. Larutkan residu dalam 10 ml
air, pindahkan ke dalam corong pisah 125 ml dengan
Baku pembanding Neostigmin Bromida BPFI; lakukan bantuan 5 ml air, ekstraksi dengan 15 ml eter P dan
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum lakukan uji berikut:
digunakan. A. Uapkan 3 ml lapisan air di atas tangas uap
dengan aliran nitrogen hingga kering. Larutkan sisa
ldentifikasi dalam 1 ml etanol P. hangatkan jika perlu. Tambahkan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 5 ml kloroform P, saring, uapkan filtrat dengan aliran
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, nitrogen hingga kering, dan keringkan sisa pada suhu
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- 105° selama 30 menit: spektrum serapan inframerah
lombang yang sama seperti pada Neostigmin Bromi- sisa yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam
da BPFI. kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
608 Neostigmini Methylsulfas I Monografi FI IV

pada panjang gelombang yang sama seperti pada serapan Larutan uji dan Larlitan baku.
Neostigmin Bromida BPFI.
B. Bagian dari lapisan air menunjukkan reaksi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Bromida cara A dan 8 seperti yang tertera pada Uji rap at.
Identifikasi Umum <291>.

Disolusi <1231>
Media disolusi: 500 ml air. NEOSTIGMINI METHYLSULFAS
Alat tipe 2: 50 rpm. Neostigmin Metilsulfat
Waktu: 45 menit.
Prosedur Pada waktu interval tertentu, keluarkan
30 ml larutan uji, dan saring. Pipet masing-masing (m-Hidroksifenil)trimetilamonium metil sulfat
10 ml dari setiap filtrat larutan uji, larutan baku dimetilkarbamat [51-60-5]
Neostigmin Bromida BPFI dan air sebagai blangko, ke C 13 H 22 Np6S BM 334,39
dalam corong pisah 125 mi. Lakukan penetapan sesuai
Prosedur seperti tertera pada Penetapan kadar mulai Neostigmin Metilsulfat mengandung tidak kurang
dengan, "tambahkan 15 ml larutan ... :·. dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 13 H 22 Np 6S,
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
kurang dari 75% (Q) C 12 H 19 BrNp2, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Neostigmin Metilsulfat BPFI;
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
sebelum digunakan.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Neostig- ldentifikasi
min Bromida BPFI, larutkan dalam air dan encerkan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dengan air secara bertahap hingga kadar lebih kurang dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
40 J.Lg per mi. menunjukkan maksimum hanya pada panjang
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang gelombang yang sama seperti pada Neostigmin
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk Metilsulfat BPFI.
setara dengan lebih kurang 50 mg neostigmin bromi- B. Masukkan lebih kurang 1 mg ke dalam cawan
da, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tam- porselen kecil, tambahkan 2 ml air dan 0,5 ml larut-
bahkan lebih kurang 50 ml air, kocok secara mekanik an natrium hidroksida P (2 dalam 5), uapkan di atas
selama lebih kurang 30 menit, tambahkan air sampai tangas uap hingga kering. Pindahkan residu ke dalam
tanda, kocok dan saring. Pipet 4 ml filtrat yang jemih tabung reaksi kecil, panaskan segera di dalam tangas
ke dcrlam labu tentukur 50-ml, tambahkan air sampai cairan yang sesuai hingga suhu 250°, lanjutkan pada
tanda. suhu yang sama selama lebih kurang 30 detik.
Prosedur Pipet 10 ml Larutan uji dan Larutan baku Dinginkan, larutkan residu dalam 0,5 ml air,
masing-masing ke dalam corong pisah 125 ml, tam- dinginkan dalam air es dan tambahkan 1 ml asam
bahkan 15 mllarutan yang dibuat dengan melarutkan diazobenzenRSulforuzt LP: terjadi wama merah ceri.
25 mg heksanitrodifenilamina P dalam metilena klori- C. Campurkan lebih kurang 20 mg dengan 500 mg
da P hingga 250 ml, tanpa digerus atau dipanaskan. natrium karbonat P di dalam krus kecil dan panaskan
Kemudian tambahkan 10 ml natrium hidroksida 5 N, campuran hingga melebur. Didihkan massa yang telah
kocok kuat-kuat selama 30 detik. Ekstraksi lapisan air lebur dengan 10 ml air hingga hancur, dan saring.
3 kali, tiap kali dengan 15 ml metilena klorida P, kum- Tambahkan ke dalam filtrat beberapa tetes air brom LP.
pulkan lapisan metilena klorida dalam labu tentu- panaskan hingga mendidih, asamkan dengan asam
kur 100-ml, tambahkan metilma kloridA P sampai tanda. kloridJz P, dan didihkan untuk menghilangkan kelebih-
Ukur serapan masing-masing larutan pada panjang an brom; larutan yang diperoleh menunjukkan reaksi
gelombang serapan maksimum lebih kurang 420 nm, Sulfat seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi
menggunakan metilena klorida P sebagai ·blangko. Umum <291>.
Hitung jumlah dalam mg, C 12H 19 BrN 20 2, dalam
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: Jarak lebur <1621> Antara 144° dan 149°; lakukan
penetapan terhadap zat yang telah dikeringkan pada
Au suhu 105 o selama 3 jam.
1,25C ( - )
As Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam,·
C adalah kadar Neostigmin Bromida BPFl dalam mg menggunakan lebih kurang 300 mg zat yang ditun-
per ml Larutan balcu; Au dan As berturut-turut adalah bang saksama.
FIIV Monografi I Nicotinamidum 609

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. min Metilsulfat BPFI, larutkan dalam air dan encerkan
secara bertahap dengan air hingga kadar lebih ku'rang
Klorida Pada 10 ml larutan (1 dalam 50) tambahkan 40 ~g per mi.
1 ml asam nitrat 2 N dan 1 ml perak nitrat LP: tidak Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi yang
segera terjadi opalesensi. diukur saksama setara dengan lebih kurang 2 mg
neostigmin metilsulfat ke dalam labu tentukur 50-ml,
Ion Sulfat Pada 10 mllarutan (1 dalam 50) tambahkan tambahkan air sampai tanda.
1 ml asam klorida 3 N dan 1 ml barium klorida LP: tidak Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera
segera terbentuk kekeruhan. dalam Prosedur pada Penetapan.kadar dalam Tablet
Neostigmin Bromida. Hitung jumlah dalam mg.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang C 13 H 2iN 20 6S, per ml injeksi yang digunakan dengan
100 mg, masukkan ke dalam labu Kjeldahl 500 ml, rum us:
larutkan dalam 150 ml air, tambahkan 40 ml natrium
hidroksida 2,5 N. Hubungkan labu dengan alat destilasi C Au
dengan kondensor yang bagian ujungnya tercelup 0,05 (-)(--)
dalam 25 mllarutan asam bora I P (I dalam 25), destilasi V A5
lebih kurang 150 ml, tambahkan 1111g11 meti/ LP ke
dalam larutan, dan titrasi dengan asam suljat 0,02 N LV. C adalah kadar Neostigmin Metilsuljat BPFI dalam ~g
Lakukan penetapan blangko. per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml injeksi
yang digunakan; Au dan A 5 berturut-turut adalah
1 ml asam s11IJat 0,02 N setara dengan sera pan Larutan uji dan Larutan baku.
6,688 mg C 13 H 22 Np 6S
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup gal atau dosis ganda, terlindung dari cahaya.
rapat.

NICOTINAMIDUM
NEOSTIGMINI METHYLSULFATIS Nikotinamida
INJECTIO Niasinamida
Injeksi Neostigmin Metilsulfat

lnjeksi Neostigmin Metilsulfat adalah larutan steril


Neostigmin Metilsulfat dalam Air untuk lnjeksi.
Mengandung Neostigmin Metilsulfat, C 13 H 22 N 20 65, Piridina-3-karboksamida (98-92-0]
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% C6H 6N 20 BM 122,1
dari jumlah yang tertera pada etiket.
Nikotinamida menganciung tidak kurang dari 99,0%
dan tidak Jebih dari 101,0"/o C 6 H 6N 20, dihitung ter-
Baku pembanding Neostigmin Metilsulfat BPFI; laku- hadap zat yang telah dikeringkan.
kan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam se-
belum digunakan.
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, tidak berwarna
Identifikasi Masukkan sejumlah volume injeksi atau putih; berbau lemah dan khas.
setara dengan 1 mg neostigmin metilsulfat ke dalam
cawan porselen ked!. Jik.a perlu, uapkan hingga 2 mi. Kelarutan Larut dalam 1 bagian air, dalam l.S bagian
tambahkan 0,5 ml larutan natrium hidroksida P (2 da- etanol; sukar larut dalam kloroform dan dalam eter.
lam 5), Ianjutkan seperti yang tertera pada ldentifikasi B
pada Neostigmin Metilsulfat, mulai dari "uapkan di Baku pembanding Nikotinamida BPFI.
atas tangas uap .. :·.
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B. C dan D
pH <1071> Antara 5,0 dan 6,5. dilakukan. Uji B dan C dapat diabaikan jika uji A dan
D dilakukan. ·
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
pada lnjectiones. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P.
menunjukkan maksimum hanya pada panjang
Penetapan kadar gelombang yang sama seperti pada Nikotinamida BPFI.
Lamtan baku Timbang saksama sejumlah Neostig- B. Didihkan 100 mg dengan 1 ml natrium hidroksi-
610 Nicotinyl Alcoholum Tartras I Monografi FIIV

da 2 N: terjadi bau amoniak. NICOTINYL ALCOHOLUM TARTRAS


C. Pada 2 mllarutan 0,1% tambahkan 2 ml siano- Nikotinil Alkohol Tadrat
gen brornida LP dan 3 ml larutan anilin P 2,5% dan
kocok: terjadi warna kuning. OH
D. Suhu lebur <1021> Metode I 128° sampai 131°. N I
CH·COaH
. I
CHaOH ~H ·COaH
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5; lakukan penetapan OH
menggunakan larutan 5%.

Kejemihan larutan <881> Harus jernih; iakukan pe- 3-Piridilmetanol hidrogen tartrat [6164-87-0]
netapan menggunakan larutan 5,0%. C 6 ~NO.C 4 H606 BM259,2

Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna Nikotinil Alkohol Tartrat mengandung tidak kurang
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan V7; dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,5%
lakukan per.etapan menggunakan Iarutan 5,0%. C 6H 7 NO.C4H 60 6, dihitung terhadap zat yang telah di-
keringkan.
Logam berat <371> MeliJde Ill Tidak lebih dari 30 bpj;
lakukan penetapan dengan melarutkan 2,5 g dalam air Pemerian Serbuk hablur putih, atau hampir putih;
hingga 50 ml, encerkan 10 ml larutan dengan air tidak berbau atau hampir tidak berbau.
hingga 15 ml. Gunakan 12 mllar..ttan dan Larutan baku
timbal (1 bpj Pb) sebagai I11rutan baku. Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam
Senyawa sejenis eter.
Larutan (1) Tim bang saksama sejumlah zat uji,
larutkan dalam etanol P 50% hingga kadar 8%. Baku pembanding Nikotinil Alkohol Tartrai BPFI.
Larutan (2) Encerk:m Larutan (1) dengan etanol P
50% hingga kadar 0,020%. Lakukan Kromatografi lapis ldentifikasi
tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. A. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,004%
Prosed1tr Totolkan secara terpisah 5 ~l Larutan (1) dalam asam klorida 0,1 N pada panjang gelombang
dan Larutan (2) pada Iempeng kromatografi silika gel 230 nm sampai 350 nm menunjukkan maksimum
GF254. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromato- hanya pada panjang gelombang 261 nm. Serapan pada
grafi y3ng telah dijenuhkan dengan fase gerak kloro- 261 nm lebih kura~g 0,84.
form P-etanol mutlak P-air (48:45:4) hingga merambat B. Pada uji Senyawa sejenis, bercak utama yang
10 em di atas garis penotolan. Angkat lempeng, diperoleh dari Larutan (2) sesuai dengan yang di-
biarkan fase gerak menguap dan amati di bawah peroleh dari Larutan baku.
cahaya ultraviolet 254 nm. Bercak lain selain bercak C. Menunjukkan reaksi Tartrat cara B dan C
utama Larutan (1) tidak lebih intensif dari bercak seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Larutan (2).
pH <1071> 2,8 sampai 3,7; lakukan penetapan meng-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
gunakan larutan 5%.
lakukan pengeringan di atas fosfor petitoksida P pada
tekanan tidak lebih dari 20,1 mmHg selama 18 jam,
menggunakan 500 mg. Kejemihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
penetapan menggunakan larutan 5,0%.
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1 %;
lakukan penetapan menggunakan 1 g. Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W5;
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250 lakukan_penetapan menggunakan iarutan 5,0%.
mg, larutkan dalam 20 ml asam 11sttat gl~tsilll P,
hangatkan sedikit jika perlu. Tambahkan 5 ml ~tnhidridJJ
11sdat P dan indikator kristal violet LP, titrasi dengan Suhu lebur <1021> 146° sampai 150°.
astim perklorat 0,1 N LV sampai berwarna biru
kehijauan. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam,
1 ml asam perklorat 0,1 N setartJ dengan
menggunakan 1 g.
12,21 mg C,fl/'IP

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
~~ . .
penetapan menggunakan 2,0 g.
FIIV Monografi I Nifedipinum 611

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj; NIFEDIPINUM
lakukan penetapan menggunakan 12 ml larutan yang Nifedipin
diperoleh dengan melarutkan sisa pemijaran dalam H
I
1 ml asam klorida 2 N dan encerkan dengan air sampai
20 ml. Gunakan Larutan baku timbal (2 bpj). CH1~N
a..o:; ~ I F'•
1

0 0

Nikotinaldehida Serapan campuran 10 mllarutan zat


Q NOz

10% dan 10 mllarutanfenilhidrazina hidroklorida P 1,0°/~


dalam asam fusfat 3,6 M, yang diencerkan dengan air
hingga 50 ml dan biarkan selama 30 menit, pada Dimetil1,4-dihidro-2,6-dimetil-4-(o-nitrofenil)-
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 3,5-piridinadilazrboksilat [21829-25-4]
370 nm terhadap blangko larutan fenilhidrazina hidro- C 17H 18 N 20 6 BM 346,34
klorida P 0,20"/o dalam asam fosfat 0,72 M, tidak lebih
besar dari serapan 10 mllarutan piridina-3-karboksal-
dehida 0,0010% yang diperlakukan sama. Nifedipin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 1C2,0% C 17H 18 t-:p6, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti yang tertera Kromatografi <931>.
Larutan (1) Timbang saksama sejumlah zat, larut- Pemerian Serbuk kuning, terurai oleh cahaya lang-
kan dalam amonium hidroksida 0,1 N hingga kadar sunv
25%.
Larutan (2) Encerkan Larutan (1) dengan amonium Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
hidroksida 0,1 N hingga kadar 0,050%. dalam aseton.
Larutan pembanding Timbang saksama sejumlah
3-pikolilamina, larutkan dalam amonium hidroksi- Baku pembanding Nifedipin BPFI; simpan dalam
da 0,1 N hingga kadar 0,050%. · wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya;
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nikotinil tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Turunan
Alkohol Tartrat BPFI, larutkan dalam amonium hidroksi- Nifedipin Nitrofenilpiridin BPFI, Turunan Nifedipin
da 0,1 N hingga kadar 0,050%. Nitrosofenilpiridin RPFI.
Prosedttr Totolkan secara terpisah masing-masing 5 (Catatan Nifedipin langsung terurai menjadi tunman
J.d Larutan (1), Larutan (2), Larutan pembanding dan nitrosofenilpiridin oleh cahaya biasa dan cahaya buatan
Larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel pada panjang gelombang tertentu. Cahaya ultraviolet
GF254. Masukkan lempeng ke dalam bejana kro- sangat berpengaruh dalam pembentulazn turunan nitrofe-
matografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak nilpiridin. Lakulazn penetapan lazdar dan semua pengujian
campuran diklorometana P-1,4-dioksan P-metanol P- di tempat gelap atau berfluoresensi keemasan atizu cahaya
amonium hidroksida P (50:30:16:4). Angkat lempeng, aktinik rendah. Gunalazn alat lazca aktinik rendah.]
biarkan fase gerak menguap dan amati di bawah
cahaya ultraviolet 254 run. Semprot lempeng dengan Identifikasi
larutan 2,4,6-trinitroklorobenzena 2% dalam etanol A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
mutlak P, keringkan dengan aliran udara dan semprot dikeringkan dan.didispersikan dalam lazlium bromida P
dengan larutan natrium karbonat dekahidrat P 5%. menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
Bercak Larutan (1) tidak lebih intensif dari bercak bang yang sama seperti pada Nifedipin BPFI.
Larutan pembanding 3-pikolilamina. Bercak lain selain B. Ke dalam labu tentukur 50-ml yang berisi
bercak utama Larutan (1) tidak lebih intensif dari 70 mg nifedipin tambahkan 5,0 ml kloroform P dan en-
bercak Larutan (2). Abaikan bercak asam tartrat pada cerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 1 ml
garis penotolan. larutan ke dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan
dengan metanol P sampai tanda, gunakan sebagai
larutan uji. Ukur serapan larutan uji pada panjang
Penetapan kadar Lakukan penetapan secara Titrasi gelombang dari 450 nm sampai Z20 run menggunakan
Bebas Air <681> menggunakan lebih kurang 250 ll)g blangko metanol P. Spektrum larutan uji menunjukkan
yang ditimbang saksama, titrasi dengan asam per- maksimum dan minimum pada panjang geiombang
klorat 0,1 N LV dan tentukan titik akhir secara poten- yang sama seperti pada larutan Nifedipin BPFI yang
siometrik. diperlakukan sama.
C. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
IArutan baku yang diperoleh pada Penetapan laldar.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
25,92 mg Clf.,NO.C/f.P6 Jarak lel7ur <1021> Metode lli Antara 171° dan 175°.
612 Nifedipinum I Monografi FI IV

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; encerkan secara kuantitatif dengan Fase gerak hingga
lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot kadar lebih kurang 0,6 J.tg per ml.
tetap. Larutan pembanding B Timbang saksama sejumlah
Turunan Nifedipin Nitrosofenilpiridin BPFI, larutkan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %; Iakukan dalam metanol P (lebih kurang 1 mg per ml) dan
pemijaran pada suhu 600°. encerkan secara kuantitatif dengan Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 0,6 11g per mi.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. Larutan baku Pipet 5 ml tiap larutan acuan ke
dalam wadah, tambahkan 5,0 ml Fase gerak.
Titrasi asam perklorat Timbang saksama lebih Larutan uji Siapkan sesuai Larutan uji pada Pene-
kurang 4 g, masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, tapan kadar.
larutkan dalam 160 ml asam asetat glasial P dengan Larutan kesesuaian sistem Campur dengan volume
tangas ultrasonik. Tambahkan 3 tetes p-naftolbenzein LP sama Larutan baku nifedipin, Larutan pembanding A dan
dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai titik Larutan pembanding B.
akhir warna hijau. Tidak iebih dari 0,12 ml asam Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
perklorat 0,1 N yang diperlukan untuk tiap gram nife- pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
dipin. Larutan kesesuaian sistem, rekam respons puncak se-
perti yang terter.- pada Prosedur: r~solusi, R, antara
Klorida dan sulfat Pada 5,0 g zat dalam gelas piata puncak turunan nitrofeniipiridin dan nitrosofenilpiri-
140 ml, tambahkan 4,0 ml asam asetat 6 N dan 46 ml ait;. din tidak kurang dari 1,5. Resolusi, R, antara turunan
didihkan hati-hati di atas lempeng panas, dinginkan nitrosofenilpiridin dan nifedipin tidak kurang dari 1,0
dan saring melalui kertas bebas klorida dan sulfat. dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
Gunakan filtrat nifedipin untuk uji berikut. tidak lebih dari 10%. Waktu retensi relatif turunan
Klorida Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan nitrofenilpiridin, turunan nitrosofenilpiridin dan nife-
sebagai berikut: Pipet 2,5 ml filtrat nifedipin masukkan dipin berturut-turut adalah lebih kurang 0,8; 0,9 dan
ke dalam tabung pembanding warna, tambahkan 1,0.
12,5 ml air. Pipet 10 ml larutan baku yang berlsi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
8,2 IJ.g natrium klorida P per ml setara dengan 5 Jig volume sama (lebih kurang 25 J.tl) Larutan baku dan
klorida per ml, masukkan ke dalam tabung pem- Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
banding warna yang lain, tambahkan 5,0 ml air. Ke puncak utama. Hitung jumlah dalam mg tiap senyawa
dalam tiap tabung tambahkan 0,15 ml asam nitrat 0,3 M sejenis dalam nifedipin yang digunakan dengan
dan 0,3 ml perak nitrat LP. Opalesensi filtrat nifedipin rum us:
yang terjadi tidak lebih kuat dari opalesensi larutan
baku. ru
Sulfat Tidak lebih dari 0,05%; lakukan penetapan 250C ( - )
sebagai berikut: Pipet 1,5 ml larutan sulfat yang berisi 's
kalium sulfat secukupnya dalam air dengan
konsentrasi sulfat 10 J.tg per ml masing-masing ke C adalah kadar Nifedipin BPFI dalam mg per ml Larut-
dalam 2 tabung pembanding warna, tambahkan an baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons puncak
berturut-turut ke dalam masing-masing tabung sambil senyawa sejenis yang diperoleh dari Larutan uji dan
dikocok terus-menerus 0,75 ml etanol P, 0,5 mllarutan Larutan baku:. tidak lebih dari 0,2% untuk masing-
barium klorida P 6,1% dan 0,25 ml asam t~Setat 6 N, kocok masing dimetil 4-(2-nitrofenil)-2,6-dimetilpiridina-3,5-
kembali selama 30 detik. Pipet 15 mllarutan sulfat ke dikarboksilat dan dimetil-4-(2-nitrosofenil)-2,6-di-
dalam tabung I yang diberi .tanda baku. Pipet 3 ml metilpiridina-3,5-dikarboksilat, yang dikandung oleh
filtrat nifedipin dan 12 ml air ke dalam tabung II yang masing.;masing turunan nifedipin nitrofenilpiridin dan
diberi tanda 1:ontoh. Kekeruhan yang terjadi pada turunan nifedipin nitrosofenilpiridin.
tabung contoh tidak lebih kuat dari tabung baku.·
Penetapan kadar {Oztatan Hindarkan Larutan baku dan
Senyawa sejenis (Oztatan Hindarlazn Larutan ba1cu dan Larutan uji dizri azhaya aktinik, lakukan pengujian segera
Larutan uji dizri azluJya alctinik, lakulazn pmgujilfn 5egera setelllh Larutan baku dan Larutan uji disiaplazn.] Lakukan
setelah Larutan baku dizn Larutan uji disillplazn.} penetapan ·secara I<rOmatograft azir kinerja tinggi seperti
FIISI! gertik Siapkan sesuai pada Pmdilpcn hullzr. yang tertera pada Knmuztograft <931>.
Larutan baku nifedipin Timbang salcsama sejumlah FIISI! gtmk Buat campuran air-asetonitril P-metanol P
Nifedipin BPFI, larutkan dalam metanol P (lebih kurang (50:25:25) Saring dan awaudarakan. Jika perlu Iakukan
1 mg per ml) dan encerkan secara kuantitatif dengan penyesuaian ·menurut Kesesuaian sistem seperti yang
Fase gerak hingga kadar lebih lcurang 0,3 mg per ml. tertera pada Kromatograft <931>.
Lanitan pnnbanding A Tunbang saksama sejumlah Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nifedi-
Turunan Nifedipin Nitrofenilpiridin BPFI, larutkan pin BPFI, larutkan dalam metanol P (lebih kurang 1 mg
dalam metanol P flebih kurang 1 mg per ml) dan per ml) , dan encerkan secara kuantitatif dengan Fase
FI.IV Monograft ( Nikethamidum 613

gerak hingga kadar" lebih kurang 0,1 mg per ml. Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B, C 4an D
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg dilakukan. Uji C dan D dapat diabaikan jika uji A dan
nifedipin, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, B dilakukan.
larutkan dalam 25 ml metanol P, .eneerkan dengan Fase A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
gerak sampai tanda, hingga kadar .lebih kurang 0,1 mg dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P.
per ml. menunjukkan maksimum hanya pada panjang
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera gelombang yang sama seperti pada Niketamida BPFI.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja B. Spektrum serapan larutan 0,0015% dalam asam
tinggi dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom klorida O,OZ N setebal 2 em pada panjang gelombang
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran 230 nm sampai 350 nm menunjukkan maksimum
partikel 5 J.Lm, laju aliran lebih kurang 1,0 ml p.er hanya pada 263 nm. Serapan jenis pada panjang
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, gelombang 263 nm adalah lebih kurang 285.
rekam respons puncak seperti yang tertera pada· C. Panaskan 100 mg dengan 1 ml natrium hidro/csi-
Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 16.000 da 2 N: terjadi bau khas dietilamina, yang makin lama
lempeng teoritis per meter, faktor ikutan tidak lebih makin kuat, yang membirukan kertas lakmus P.
dari 1,5 dan simpangan baku relatif respons puncak D. Pada 2 mllarutan 0,1% tambahkan 2 ml siano-
utama tidak lebih dari 1,0%. · gen bromida LP dan 3 ml larutan ani/ina P 2,5%, kocok:
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah terjadi warna kuning.
volume sam a (lebih kurang 25 J.Ll) Larutan ·baku dan
Larutan llji ke dalam kromatograf, ukur respons
puneak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 1,.H18 N 20 6, pH <1071> 6,0 sampai 7,8; lakukan penetapan meng-
dengan rumus: gunakan larutan 25%.

Kejernihan larutan Harus jernih; !akukan penetapan


menggunakan bentuk cair atau eairan yang diperoleh
dengan pemanasan secara hati-hati.

C adalah kadar Nifedipin BPFI dalam mg per ml Warna dan akromisitas <1291> Metode III Warna
Larutan baku; r u dan rs berturut-turut adalah res pons tidak lebih intensif dari Larutan padanan W5.
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Indeks bias <1001> 1,524 sampai 1,526.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
eahaya, tertutup rapat. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj;
lakukan penetapan menggunakan larutan 10,0% dan
Larutan baku timbal (1 bpj Pb) sebagai larutan baku.

NIKETHAMIDUM Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis


Niketamida seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan (1) Timbang saksama sejumlah zat uji,
larutkan dalam metanol P hingga kadar 4%.
Larutan (2) Timbang saksama sejumlah Etilnikoti-
namida BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar
0,04%. .
N,N-dietilpiridina-3-karbo/csamida [59-26-7] Larutan (3) Encerkan Larutan (2) dengan metanol P
CtOH14N20 BM 178,2 hingga kadar 0,004%.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Niketamida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan 10 J.Ll Larutan (1), Larutan (2) dan Lanlfan (3) pada
tidak lebih dari 101,0% C 10H 14N 20, dihitung terhadap lempeng kromatografi silika gel GF254. Masukkan
zatanhid.rat. lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi
fase gerak kloroform P-n-propanol P (75:25), Angkat
Pemerian Cairan seperti minyak a tau massa hablur; lempeng, biarkan fase gerak menguap dan amati di
tidak berwama atau agak kekuningan; berbau lemah bawah eahaya ultraviolet 254 nm. Bercak etilnikotina-
dan khas. mida dari Larutan (1) tidak lebih intensif dari ~ercak
Larutan (2) dan bercak lain selain bereak utama yang
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan eta- diperoleh dari Larutan (1) tidak lebih .intensif dari
nol, dengan kloroform dan dengan eter. bercak Larutan (3).

Baku pembanding Nikttamida BPFI; Etilnikotinami- Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dario,tra;
da BPFI. lakukan penetapan menggunakan 1 g. .
614 Nitrazepamum I Monografi FIIV

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,3%; lakukan bahkan 1 mllarutan N-(1-Naftil) etilendiamina dihidro-
penetapan menggunakan 2 g. klorida P 0,1%: terjadi warna merah.
D. Larutkan 10 mg dalam 1 ml metana/ P, hangat-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang kan jika perlu dan tambahkan 0,05 ml natrium hidrok-
150 mg, larutkan dalam campuran 20 ml asam asetat sida 2 N: terjadi warna kuning intensif.
glasial P dan 5 ml anhidrida asetat P, titrasi dengan asam E. Suhu lebur <1021> Metode I 226° sampai 230°.
perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensio-
metrik. Logam berat <371> Metode VI Tidak lebih dari 20 bpj;
lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat dan 2 ml
1 ml asam perk/oral 0,1 N sctara dengan Larutan baku timbal (10 bpj Pb) sebagai larutan baku.
17,82 mg C 11fl 14 Np
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti yang tertera pad a Kromatografi <931 >, ter-
lindung dari cahaya; lakukan penetapan mengguna-
NITRAZEPAMUM kan larutan segar.
Nitrazepam Larutan (1) Timbang saksama sejumlah zat uji,
larutkan dalam asetcn P hingga kadar 2,0%.
Larutan (2) Encerkan Larutan (1) dengan aseton P
hingga kadar 0,0020%.
Larutan pembanJing I Timbang saksama sejumlah
2-amino-5-nitrobenzofenon BPFI, larutkan dalam aseton P
hinr;ga kadar 0,0020%.
Larutan pembanding II Timbang saksama sejumlah
1,3-Dihid ro-7-n i tro-5-fcn il-2 H- 3-amino-6-nitro-4-Jenil-2-kuinolona BPFI, larutkan dalam
1,4-benzodiazepin-2-on [146-22-5] aseton P hingga kadar 0,0020%.
CI~HIIN303 BM 281,3 Prosedur Totolkan secara terpisah 10 J..tl Larutan (1),
Larutan (2), Laruta11 pembanding I dan Larutan pem-
Nitrazepam mengandung tidak kurang dari 99,0% dan banding II pada lempeng kromatografi silika gel GF254.
tidak lebih dari 101,0% C 15 H 11 N 30 3, dihitung terhadap Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
zat yang telah dikeringkan. yang telah dijenuhkan dengan fase gerak nitrometa-
na P-etil asetat P (85:15), hingga merambat 12 em di
Pemerian Serbuk hablur, kuning. atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase
gerak menguap dan amati di bawah cahaya ultraviolet
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut 254 nm. Bercak pada kromatogram Larutan (1) yang
dalam etanol dan dalam eter; agak sukar larut dalam sesuai dengan 2-amipo-5-nitrobenzofenon dan 3-
kloroform. amino-6-nitro-4-fenil-2 kuinolon, tidak lebih intensif
dari bercak Larutan (2) dan Larutan pembanding I dan
Baku pembanding Nitrazepam BPFI; 3-Amino-6-nitro- bercak lain selain bercak utama yang diperoleh dari
41enil-2-kuinolon BPFI. Larutan (1) tidak lebih intensif dari bercak Larutan
pembanding II.
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B, C, D dan
E dilakukan. Uji B, C dan D dapat diabaikan jika uji A Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
dan E dilakukan. lakukan pengeringan pada suhu 100" sampai 105°
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah selama 4 jam, menggunakan 1 g.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%,
bang yang sama seperti pada Nitrazepam BPFI. lakukan penetapan menggunakan 1 g.
B. Pengukuran dilakukan pada larutan segar,
terlindung dari cahaya. Spektrum serapan ultraviolet Penetapan kadar Lakukan penetapan secara Titrasi
larutan 0,0005% dalam larutan asam sulfat P 0,5% Bebas Air. Timbang saksama lebih kurang 250 mg,
dalam· metanol P pada panjang gelombang 230 nm larutkan dalam 25 ml anhidrida asetat P. Titrasi dengan
sampai 350 nm menunjukkan maksimum hanya pada asam perklorat 0,2 N LV, tetapkan titik akhir secara
280 nm; serapan jenis pada panjang gelombang 280 run potensiometrik.
adalah 890 sampai 950.
C. Larutkan 20 mg dalam campuran 5 ml asam 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
klorida P dan 10 ml air. Didihkan selama 5 menit, 28,13 mg C1lfuNP3
dinginkan dan tambahkan 2 mllarutan natrium nitrit P
0,1 %. Biarkan selama 1 meriit, tambahkan larutan asam· Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
sulfamat P 0,5%. Cam pur dan biarkan r menit, tam- baik, terlindung dari cahaya.
FIIV Monografi I Nitrofurantoinum 615

NITRAZEPAMI COMPRESS! utama Larutan uji dengan ·harga R 0,5 a tau lebih kecil
Tablet Nitrazepam tidak lebih intensif dari bercak ~nceran larutan uji.
Semprot lempeng dengan larutan asam sulfat P 20%
dalam etanol P, panaskan pada suhu 105° selama
Tablet Nitrazepam mengandung Nitrazepam, 30 menit; segera masukkan dalam bejana kaca ber-
C 15H 11 N 30 3, tidak'kurang dari 90,0% dan tidak lebih sumbat berisi uap nitro (uap nitro dapat diperoleh
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. dengan penambahan tetes demi tetes asam sulfat 7 M
ke dalam larutan yang mengandung larutan Mtrium
ldentifikasi nitrit P 10% dan kalium iodida P 3%). Keringkan dengan
A. Spektrum serapan ultraviolet pada panjang aliran udara hangat selama 15 menit dan semprot
gelombang 230 nm sampai 350 nm, seperti yang ter- dengan larutan N-(1-naftil)etilena-1,2-diamina dihidro-
tera pada Penetapan kadar, menunjukkan maksimum klorida P 0,5% dalam etanol P. Jika perlu biarkan kering
hanya pada 280 nm. dan ulangi penyemprotan: bercak selain bercak utama
B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang dalam kromatogram Lllrutan uji dengan R1 lebih tinggi
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara terpi- dari 0,5 tidak lebih intensif dari bercak Enceran larutan
sah 2 ~i larutan yang mengandung (1) zat uji yang uji.
dibuat dengan mengocok sejumlah serbuk tablet
dalam metanol P secukupnya hingga kadar nitrazepam Penetapan kadar Timbang dan serbukkan 20 tablet.
0,5%, biarkan mengendap dan enaptuangkan; dan Timbang saksama sejumlah serbuk setara dengan lebih
larutan (2) Nitrazepam BPFI 0,5% dalam metanol P pada kurang 5 mg nitrazepam, tambahkan 5 ml air, campur
lempeng kromatografi silika gel G. Masukkan lempeng dan biarkan selama 15 menit, tambahkan 90 mllarutan
ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan asam klorida P 0,5% dalam metanol P, kocok selama
dengan fase gerak campuran kloroform P-metanol P 15 menit. Tambahkan larutan asam klorida secukup-
(100:10), dan biarkan fase gerak merambat hingga nya hingga 100 ml dan sar.ing. Encerkan 10 ml filtrat
lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat dengan larutan yang sama hingga 100 ml. Ukur serap-
lempeng, biarkan fase gerak menguap dan semprot an pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
dengan larutan asam sulfat P 10% dalam etanol mutlak P. kurang 280 nm. Hitung jumlah dalam mg, C 15H 11 N 30 3,
Panaskan lempeng pada suhu 105° selama 10 menit dengan serapan jenis pada panjang gelombang lebih
dan amati di bawah cahaya ultraviolet 365 nm: bercak kurang 280 nm adalah 910.
utama yang diperoleh pada kromatogram larutan (1)
sesuai dengan bercak utama larutan (2). Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
C. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara dari cahaya.
dengan lebih kurang 5 mg nitrazepam, tambahkan
5 ml asam klorida P dan 10 ml air, panaskan di atas
tangas air seiama 15 menit, saring. Pada filtrat yang
jemih tambahkan 1 mllarutan natrium nitrit P 0,1 %, NITROFURANTOINUM
biarkan 3 menit, tambahkan 1 mllarutan asam sulfa- Nitrofurantoin
mat P 0,5%. Biarkan 3 menit dan tambahkan 1 ml
larutan N-(1-naftil)etilena-1,2-diamina dihidroklorida P
0,1%: terjadi wama merah.

Senyawa sejenis dan basil urai Lakukan Kromatografi


lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>, 1-f(5-Nitrofurfurilidena)amino]hidantoin [67-20-9]
terlindung dari cahaya. C8 H 6Np5 (Anhidrat) BM 238,16
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk Monohidrat [17140-81-7] BM 256,17
tablet setara dengan 20 mg nitrazepam, kocok dengan
4 ml campuran kloroform P-metanol P (1:1) selama Nitrofurantoin adalah senyawa anhidrat atau
5 menit, sentrifus dan gunakan beningan. mengandung satu molekul air hidrat. Nitrofurantoin
Enceran larutan uji Encerkan 1 bagian volume mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
Larutan uji dengan campuran kloroform P-metanol P dari 102,0% C8H6Np5, dihitung terhadap zat anhidrat.
(1:1) sampai 100 bagian volume. [Perhatian Nitrofurantoin dan larutannya menjadi
Prosedur Totolkan secara terpisah 20 J1l Lllrutan uji tidak berwarna oleh alkali dan cahaya, dan terurai bila
dan Enceran larutan uji yang dibuat segar pada lem- tersentuh logam kecuali aluminium dan baja tahan karat.]
peng kromatografi silika gel GF254. Masukkan lem-
peng ke dalam bejana kromatografi yang telah dije- Pemerian Hablur a tau serbuk halus, kuning jeruk;
nuhkan dengan fase gerak campuran nitrometa7UI P- tidak berbau; rasa pahit.
toluena P-kloroform P (40:40:20). Angkat lempeng,
biarkan fase gerak menguap dan amati di bawah Kelarutan Sangi\t sukar larut dalam air dan dalam
cahaya ultraviolet 254 nm. Bercak lain selain bercak etanol; larut dalam dimetilformamida.
616 Nitrofurantoinum I Monografi FI IV

Baku pembanding Nitrofurantoin BPFI; lakukan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitro-
pengeringan pada suhu 140° selama 30 menit sebelum furazon BPFI, larutkan dalam dimetilformamida p
digunakan. Nitrofurazon BPFI; lakukan pengeringan hingga kadar lebih kurang 5,0 IJ.g per mi. Pipet 2 ml
pada suhu 105° selama 1 jam sebelum digunakan. larutan ini ke dalam labu bersumbat kaca, tambahkan
Nitrofurfural Diasetat BPFI; simpan dalam wadah 20,0 ml air, campur.
tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Lakukan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
pengeringan pada suhu 55° selama 2 jam sebelum zat uji, masukkan ke dalam labu bersumbat kaca
digunakan. 25 ml, Jarutkan dalam 2,0 ml dimeti!formamida P.
Tambahkan 20,0 ml air, campur dan biarkan selama
ldentifikasi 15 menit hingga terbentuk endapan. Saring sejumlah
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah larutan melalui penyaring nilon porositas 0,45 IJ.ffi, dan
dikeringkan pada suhu 105° selama 1 jam dan didis- gunakan filtrat yang jernih.
persikan dalam minyak mineral P, menunjukkan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
maksimum hanya pada panjang gelombang yang pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
sama seperti pada Nitrofurantoin BPFI. tinggi dilengkapi dengan detektor 375 nm dan kolom
B. Waktu retensi puncak utama yang diperoleh 3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
dari kromatogram Larutan uji pada Pwetapan kadar lebih kurang 1,6 ml per menit. Lakukan kromatografi
sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku. terhadap Larutan baku, atur parameter percobaan
sehingga waktu retensi puncak nitrofurazon lebih
Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 1% untuk kurang 10,5 menit dan tinggi lebih kurang 0,1 skala
bentuk anhidrat dan antara 6,5% dan 7,5% untuk p~nuh. Simpangan baku relatif tinggi puncak pada
bentuk hidrat. Lakukan pengeringan pada suhu 140° penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Buat larutan
selama 30 menit. · yang mengandung lebih kurang 5,0 ~J.g per ml masing-
masing nitrofurazon dan nitrofurantoin dalam dimetil-
Nitrofurfural diasetat Tidak lebih dari 1,0%. formamida P, encerkan larutan ini dengan Fase gerak
Lanttan uji Timbang saksama 100 mg nitrofuran- (1:10), suntikkan 60 111 hingga 100 ~J.l: resolusi, R, antara
toin, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larut- kedua puncak tersebut tidak kurang dari 4,0.
kan dalam 1 ml dimetilformamida P, tambahkan ase- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
ton P sampai tanda. volume sama (60 Ill hingga 100 ~J.l) Larutan baku dan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitro- Larutan uji ke dalam kromatograf. Pada waktu retensi
furfural Diasetat BPFI, larutkan dalam campuran yang sama tinggi puncak utama kromatogram Larutan
dimetilformamida P-aseton P (1 dalam 10) hingga kadar uji tidak lebih besar dari tinggi puncak utama Larutan
lebih kurang 100 IJ.g per mi. baku.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
terpisah 10 111 Larutan uji dan Larutan baku pada Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
lempeng kromatografi si!ika gel setebal 0,25 mm. Kromatograft <931>.
Biarkan kering, masukkan lempeng ke dalam bejana Dapar fosfat pH 7,0 Buat seperti yang tertera pada
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase uji Nitrofurazon
gerak kloroform P-metanol P (9:1) dan biarkan fase gerak Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 7,0- aseto-
merambat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. nitril P (88:12), saring dan awaudarakan.
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap di l.Arutan baku internal Timbang saksama sejumlah
udara selama 5 menit dan panaskan pada suhu 105° asetanilida P, larutkan dalam air hingga kadar lebih
selama 5 menit dan selagi hangat semprot lempeng kurang 1 mg per ml.
dengan larutan penampak bercak yang dibuat Larutan baku Trmbang saksama lebih kurang SO mg
dengan melarutkan 750 mgfenilhidrazina hidroklorida P Nitrofurantoin BPFI, masukkan ke dalam labu bersum-
dalam SO ml air, hilangkan wama dengan arang aktif, bat kaca, larutkan dalam 40,0 ml dimetiiformamida P,
ditambah 25 ml asam klorida P, tambahkan air hingga tambahkan 50,0 ml Larutan baku internal.
200 mi. Tiap bercak.larutan uji pada harga R~ lebih Larutan uji Tim bang saksama lebih kurang 50 mg
kurang 0,7 tidak lebih besar atau lebih intensif dari nitrofurantoin, lanjutkan seperti yang tertera pada
larutan baku pada harga R1 yang sama. Larutan baku.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Nitrofurazon Tidak lebih dari 0,01%. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Dapar fosfat pH 7,0 Larutkan 6,8 g kalium fosfat tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
monobasa P dalam lebih kurang 500 ml air. Atur pH 3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Lakukan
hingga 7,0 dengan natrium hidroksida 1,0 N (lebih kromatografi terhadap l.Arutan baku, atur parameter
kurang 30 ml), encerkan dengan air hingga 1 liter. percobaan hingga waktu retensi puncak nitrofuran-
Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 7,0 toin lebih kurang 8 menit dan tinggi lebih kurang
tetrahidrofuran P (9:1), saring dan awaudarakan. setengah skala penuh. Simpangan baku relatif per-
FIIV Monografi I Nitrofurantoini Capsulae 617

bandingan tinggi puncak pada penyuntikan ulang 15 menit. Lakukan seperti Larutan uji yang tertera
tidak lebih dari 2,0%. Resolusi, R, antara puncak pada Penetapan kadar, mulai dari "Tambahkan 50,0 ml
asetanilida dan nitrofurantoin tidak kurang dari 3,0. lArutan baku internal ...... ".
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
sejumlah volume sama (5 J.ll hingga 10 J.Ll) lArutan baku Nitrofurazon
dan lArutan uji ke dalam kromatograf. Ukur respons Dapar fosfat pH 7,0, Fase gerak, lArutan baku, Sistem
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg C 8H 6 N 40 5, kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti yang tertera
dengan rumus: pada Nitrofurazon dalam Nitrofurantoin.
lArutan uji Timbang saksama sejumlah isi kapsul
Ru setara dengan 100 mg nitrofurantoin, masukkan ke
W(-) dalam labu bersumbat kaca 25 mi. Tambahkan 2,0 ml
Rs dimetilformamida P, kocok selama 5 menit. Tambahkan
20,0 ml air, campur dan biarkan selama 15 menit.
W adalah bobot dalam mg Nitrofurantoin BPFI dalam Saring sebagiar). campuran melalui penyaring nilon
lArutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah perban- berporositas 0,45 J.Lm.
dingan respons puncak nitrofurantoin dan asetanilida
dari lArutan uji dan lArutan baku. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
KromatCJgrafi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Kromatografi <931>.
rapat, tidak tembus cahaya. Dapar fosfat pH 7,0, Fase gerak, lArutan baku internal,
lArutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Nitrofurantoin.
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari
NITROFURANTOINICAPSULAE 20 kapsul, keluarkan isi semua kapsul ke dalam labu
Kapsul Nitrofurantoin 125 mi. Tempatkan kapsul yang telah dikosongkim ke
dalam gelas piala, tambahkan 25 ml dimetilformami-
da P, kocok selama 1 menit. Enaptuangkan ke dalam
Kapsul Nitrofurantoin mengandung Nitrofurantoin, labu yang berisi isi kapsul. Bilas kapsul yang telah
C 8H 6 N 40 5 , tidak kurang dari 90,0% -dan tidak lebih dikosongkan dengan 20 ml dimetilformamida P.,
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. enaptuangkan ke dalam labu. Tutup labu, kocok de-
ngan pengocok mekanik selama 15 menit. Saring
Baku pembanding Nitrofurantoin BPFI; lakukan melalui penyaring kaca masir berdiameter sedang ke
pengeringan pada suhu 140° selama 30 menit sebelum dalam labu tentukur 100-ml. Bilas labu dan penyaring
digunakan. Nitrofurazon BPFI; lakukan pengeringan beberapa kali dengan dimetilformamida P, kemudian
pada suhu 105° selama 1 jam sebelum digunakan. encerkan dengan dimetilformamida P sampai tanda.
Masukkan sejumlah volume larutan ini setara dengan
ldentifikasi lebih kurang 50 mg nitrofurantoin ke dalam labu.
A. Pada sejumlah isi kapsul setara dengan lebih Tambahkan sejumlah volume dimetilformamida P yang
kurang 100 mg nitrofurantoin, tambahkan 10 ml asam diukur saksama hingga volume dalam labu 40,0 ml.
asetat 6 N, didihkan beberapa menit, saring selagi Tambahkan 50,0 ml Larutan baku internal, campur,
panas. Dinginkan hingga suhu kamar, kumpulkan dinginkan pada suhu kamar. Saring melalui penya-
endapan nitrofurantoin, dan keringkan pada suhu 105° ring nilon berporositas 0,45 J.Lm, huang beberapa ml
selama 1 jam; spektrum serapan inframerah zat yang filtrat pertama. ·
telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera
mineral P menunjukkan maksimum hanya pada pan- pada Penetapan kadar dalam Nitrofurantoin. Hitung
jang gelombang yang sama seperti pada Nitrofuran- jumlah dalam mg, C6 H 6 N 40 5, dalam serbuk kapsul
toin BPFI. yang digunakan dengan rumus:
B. Menunjukkan reaksi Identifikasi B seperti yang
tertera pada Nitrofurantoin. Ru
w (-)
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Rs
Prosedur keseragaman kandungan Lakukan seperti
yang tertera pada Penetapan kadar, menggunakan W adalah bobot dalam mg Nitrofurantoin BPFI dalam
Larutan uji keseragaman kandungan sebagai pengganti lArutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah per-
Larutan uji. · bandingan respons puncak nitrofurantoin terhadap
Larutan uji keseragaman kandungan Masukkan isi baku internal dari lArutan uji dan lArutan baku.
1 kapsul pada labu yang sesuai, tambahkan sejumlah
volume dimetilformamida P hingga kadar nitrofurantoin Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
lebih kurang 1,2 mg per ml. Kocok labu selama rapat, tidak tembus cahaya.
618 Nitroglycerinum Dilutum I Monografi FIIV

NITROGLYCERINUM DILUTUM serin dalam metanol P hingga kadar setara dengan


Nitrogliserin Encer lebih kurang 400 J.Lg nitrogliserin per ml.
Larulan uji Timbang saksama sejumlah zat setara
dengan lebih kurang 100 mg nitrogliserin, masukkan
CHpN0 2.CHON02.CH20N02 ke dalam labu tentukur 5-ml. Larutkan (atau suspen-
sikan) dalam metanol P, encerkan dengan metanol p
sampai tanda. Jika perlu sentrifus sejumlah larutan
1,2,3-Propanalriol, lrinilral [55-63-0) untuk mendapatkan cairan jemih.
C3fisN,Q9 BM 227,0" Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
20 J.Ll Larulan uji; 5 J.ll, 10 J..Ll, 15 J..Ll, dan 20 J..Ll Larulan
Nitrogliserin Encer adalah suatu campuran nitrogli- baku dan 20 J.Ll Larulan uji idenlifikasi pada lempeng
serin, C 3 H 5 N 30 9 , dengan laktosa, dekstrosa, etanol, kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
propilen glikol, atau bahan tambahan inert lainnya lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
yang sesuai untuk penanganan yang amar.. Mengan- dijenuhkan dengan fase gerak campuran toluena P-etil
dung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari asetal P (4:1) dan biarkan ~erambat hingga lebih
110,0% C3 H 5 N 30 9, dari jumlah yang tertera pada eti- ku.rang tiga per e:upat tinggi lempeng. Angkat
ket. Biasanya mengandung lebih kurang 10% nitrogli- lempeng, biarkan fase gerak menguap dan semprot
serin. lempeng dengan larutan difenilamina P dalam melanol P
{Peringalan Lakukan penanganan yang lepal pada (1 dalam 100) dan amati lempeng di bawah cahaya
nitrogliserin yang lidak diencerkan, karena bersifat sangat ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm dan
mudah mt:ledak dan dapal meledak karena benluran alau .366 nm selama lebih kurang is menit. Rekam
panas yang berlebihan. Hanya sejumlah kecil yang dapal kromatogram: tiap bercak selain bercak utama yang
diisolasi./ diperoleh dari Larutan uji tidak lebih intensif dari pada
bercak yang diperoleh dari 20 J.Ll Larutan baku. Ban-
dingkan intensitas bercak lain pada kromatogram
Pemerian Serbuk putih; tidak berbau jika diencerkan Larutan uji dengan bercak utama pada Larutan baku
dengan laktosa; larutan jernih, tidak berwarna atau (berturut-turut sesuai dengan 0,5%; 1,0%; 1,5% dan
kuning pucat jika diencerkan dengan propilen glikol 2,0%); jumlah intensitas bercak selain bercak utama
atau etanol. yang diperoleh pada Larutan uji tidak lebih dari 3%.
(Catatan Nilrogliserin yang tidak diencerkan adalah {Catalan Nilrat dari gliserin yang khusus berlurut-turut
cairan putih hingga kuning pucal, kenlal, mudah lubakar mempunyai hargc R1 lebih kurang 0,21; 0,37; dan 0,61
dan mudah meledak./ untuk mono-, di-, dan tri-substitusi gliserin.]

Kelarutan Nitrogliserin yang tidak diencerkan sukar


larut dalam air; larut dalam metanol, dalam etanol, Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dalam karbon disulfida, dalam aseton, dalam etil eter, Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
dalam etil asetat, dalam asam asetat glasial, dalam Kromatografi -::931>.
benzena, dalam toluena, dalam nitrobenzena, dalam Fase gerak Buat campuran metanol P-air (1:1), saring
fenol, dalam kloroform dan dalam metilena klorida. dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sislem seperti yang tertera pada
Baku pembanding Nitrogliserin Encer BPFI. Kromatografi <931>.
Larulan kesesuaian sistem Timbang sejumlah pen-
Identifikasi taeritritol tetranitrat encer dan Nilrogliserin Encer BPFI,
A. Harga R bercak utama yang diperoleh pada larutkan dalam campuran metanol P-air (65:35) hingga
kromatogram larutan uji identiftkasi sesuai dengan kadar pentaeritritol tetranitrat lebih kurang 0,1 mg per
.Ltlrutan baku yang diperoleh pada uji Kemumian kroma- ml dan nitrogliserin lebih kurang 0,075 mg per mi.
tografi. . [Catalan Bila larutan tidak sempuma karena ketidaklarut-
B. Waktu retensi puncak utama pada kromato- an dari pengencer pentaeritritol tetranitrat, gunakan be-
gram Larutan uji sesuai dengan Larulan baku yang ningan.]
diperoleh pada Penetapan kadar. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrogli-
serin Encer BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
kadar nitrogliserin lebih kurang 0,075 mg per ml.
Kemumian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis Ltlrutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji
tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. setara dengan lebih kurang 7,5 mg nitrogliserin,
Larutan baku T1mbang saksama sejumlah NitrCigli- masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
serin Encer BPFI, larutkan dan encerkan secara kuanti- dalam lebih kurang 75 ml Fase gerak. Jika perlu
tatif dalam metanol P hingga kadar setara dengan lebih sonikasikan selama 2 menit atau hingga padatan
kurang 40Q·J.lg nitrogliserin per ml. terdispersi seluruhnya, kemudian kocok secara
. Lttrutan uji identijikP.si Buat larutan jernih nitrogli- melcanik selama 30 menit. Encerkan dengan Fase gerak
FII\1 Monografi I Nitroglycerini Compressi ~19

sampai ·tanda. Jika perlu saring melalui kertas saring terpisah masing-masing 10 J.ll Larutan baku dan Larutan
0,7 J.lrn. uji pada lempeng silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kincrja dijenuhkan dengan fase gerak campuran toluena P-etil
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom asetat P-asam asetat glasial P (16:4:1) hingga merambat
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll, dan jika perlu lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
gunakan pra-kolom pendek berisi bahan pengisi Ll. lempeng, biarkan fase gerak menguap, semprot
Laju aliran lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan dengan pereaksi difeniiJJmina P-metanol P (1:100). Sinari
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem lempeng dengan cahaya ultraviolet pada panjang
dengan beberapa kali penyuntikan; rekam respons gelombang 254 nm dan 365 nm selama 10 menit.
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan Harga R1 bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji
baku relatif tidak lebih dari 3,0%; retensi relatif dari sesuai dengan Lanltan baku.
nitrogliserin terhadap pentaeritritol tetranitrat lebih B. Waktu retensi puncak utama yang diperoleh
kurang 0,7; dan resolusi, R, antara puncak nitroglise- dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari
rin dengan puncak pentaeritritol tetranitrat tidak Larutan baku pada Penetapan lcadar.
kurang dari 2,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 2 menit; laku-
sejumlah volume sama (lebih kurang 20 J.ll) Larutan kan penetapan seperti yang tertera pada Tablet sub-
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Ukur lingual.
respons puncak utama yang dihasilkan. Hitung jumlah
dalam mg, C 3H 5N 30 9, dengan rumus: Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat kese-
ragama·n kandungan. Kandungan masing-masing dari
ru 10 tablet terletak antara 75,0% dan 135,0% dari yang
woe(-) tertera pada etiket. Jika tidak lebih dari 1 tablet
rs mempunyai kandungan di luar rentang 75,0% dan
135,0% dan tidak ada yang di luar rentang 60,0% dan
C adalah kadar nitrogliserin dalam mg per ml Larutan 150,0%, lakukan lagi uji tambahan 20 tablet. Uji
baku; ru dan r5 berturut-turut adalah res pons puncak memenuhi syarat jika kandungan masing-masing dari
nitroghserin yang diperoleh dari Larutan uji dan Larut- 20 tablet tambahan terletak antara 75,0% dan 135,0%
an baku. dari yang tertera pada etiket.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


rapat, tidak tembus cahaya, dan cegah dari panas ber- Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
lebih. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera·pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku,
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
NITROGLYCERINI COMPRESS! pada Penetapan lcadar dalam Nitrogliserir~ Enccr.
Tablet Nitrogliserin Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet nitrogliserin. Tunbang saksama sejumlah
serbuk setara dengan lebih.kurang 7,5 mg nitroglise-
Tablet Nitrogliserin mengandung Nitrogliserin, rin, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tam-
C 3 H 5 N 30 9, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih bahkan lebih kurang 80 ml Fase gerak. Sonikasikan
dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. selama 2 menit atau sampai serbuk terdispersi sem-
purna, kemudian kocok secara mekanik selama
30 menit. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda,
Baku pembanding Nitrogliserin Encer BPFI. saring melaiui kertas saring 0,7 p.m.
Prosed1tr Suntikkan secara terpisah masing-masing
ldentifikasi sejumlah volume sama (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan
A. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitro- baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur
gliserin Encer BPFI, larutkan dalam aseton P hingga respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
kadai" lebih kurang 1 mg per mi. C3H 5 N 3 0 9, dalam tablet yang digunakan deng~n
Larutan uji limbang saksama sejumlah serbuk rumus:
tablet setara dengan lebih kurang 1 mg nitrogliserin,
masukkan ke dalam wadah bersumbat kaca, tam- ru
bahkan 1 ml aseton P, kocok secara mekanik selama zooc (-)
30 menit, saring. 's
Prosedur Lakukan l<Tomatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara C adalah .kadar nitrogliserin dalam mg per inl Larutan
620 Non Absorbable Surgical Sutu~e I Monografi FIIV

baku; ru dan r5 berturut-turut adalah res pons puncak gabungan semuanya, dan dapat steril atau tidak steril.
Larutan uji dan Larutan baku. Diameter dan daya regang sesuai dengan ukuran yang
tertera pada etiket, dalam batas-batas tertentu. Dapat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dimodifikasi tergantung dari bentuk dan tekstur, atau
rapat, sebaiknya dari kaca, pada suhu kamar terken- untuk mengurangi kapilaritas dan dapat dikelantang
dali. Tiap wadah berisi tidak lebih dari 100 tablet. dengan diberi pemutih yang sesuai, diimpregnasi atau
dilapis, diberi pelembut atau antimikroba. Bila diberi
warna h2rus menggunakan zat warna yang diper-
NON ABSORBABLE SURGICAL bolehkan.
SUTURE Benang bedah tidak terabsorbsi, dikelompokkan
Benang Bedah Tidak Terabsorbsi sebagai berikut: Kelompok I, benang sutera atau sintetik
monofilamen dipilin atau dianyam, lapisan tidak
mempengaruhi ketebalan (misal: sutera dianyam, poli-
Benang bedah tidak terabsorbsi adalah benang fleksi- ester, atau nilon; monofilamen nilon atau poli-
bel dari bahan dengan resistensi yang sesuai terhadap propilen. Kelompok 11, benang dari katun atau linen
jaringan hidup binatang menyusui. Bentuk benang atau benang sintetik, lapisan mempengaruhi ketebal-
dapat monofilamen atau multifilamen. Jika benang an, tetapi tidak menambah kekuatan (misal: benang
multifilamen tiap filamen digabung dengan cara sutera-asli). Kelompok Ill, benang terdiri dari kawat
memintal, memilin, mE:nganyam atau merupakan logam monofilamen atau multifilamen.

Batas daya regang rata-rata tarikan simpul dalam


Ukuran Nom or Batas kgf (kecuali dinyatakan lain) •
Fl Ukuran Diameter rata-rata (mm)

Min. Maks. Kelompok I Kek•mpok II Kelompok Ill


Min Min Min

12- 0 0,01 0,001 0,009 0,001 + 0,002 +


11-0 0,1 0,010 0,019 0,006 + 0,005 + 0,02 +
10-0 0,2 0,020 0,029 0,019 + 0,014 + 0,06 +
9-0 0,3 0,030 0,039 0,043 -+· 0,029 + 0,07 +
8-0 0,4 0,040 0,049 0,06 0,04 0,11
7-0 0,5 0,050 0,069 0,11 0,06 0,16
6-0 0,7 0,070 0,099 0,20 0,11 0,27
5-0 1 0,10 0,149 0,40 0,23 0,54
4-0 1,5 0,15 0,199 0,60 0,46 0,82
3-0 2 0,20 0,249 0,96 0,66 1,36
2-0 3 0,30 0,339 1,44 1,02 1,80
0 3,5 0,35 0,399 2,16 1,45 3,40 +
1 4 0,40 0,499 2,72 1,81 4,76 +
2 5 0,50 0,599 3,52 2,54 5,90 +
3 dan4 6 0,60 0,699 4,88 3,68 9,11 +
5 7 0,70 0,799 6,16 11,4 +
6 8 0,80 0,899 7,28 13,6 +
7 9 0,90 0,999 9,04 15,9 +
8 10 1,00 1,099 18,2 +
9 11 1,10 1,199 20,5 +
10 12 1,20 1,299 22,8 +

• Batas daya regang pada tarikan simpul digunakan untuk Benang bedah tidak terabsorbsi yang telah di-
sterilkan. Untuk benang bedah kelompok I dan kelompok II yang tidak steril batasannya 25% lebih tinggi.
+ Daya regang untuk ukuran lebih kecil dari ukuran FI 8-0 (nomor ukuran 0,4) diukur dengan menarik Iurus.
Daya regang untuk ukuran lebih besar dari ukuran FI 2-0 (nomor ukuran 3) dari monofilamen Benang Bedah
Tidak Terabsorbsi kelompok III diukur dengan menarik Iurus.
Daya regang kawat perak memenuhi syarat Benang Bedah Kelompok I, diuji dengan cara yang sama
-dengan Benang Bedah Kelompok III. -
FIIV Monog1·aji I Norethisteronum 621

Panjang Tidak kurang dari 95,0% dari panjang yang Noretisteron mengandung tidak kurang dari 97,0%
tertera pada etiket. Ukur panjang benang pada dan tidak lebih dari 102,0% C 20 H 260 2, dihitung ter-
permukaan rata tanpa ditarik. hadap zat yang telah dikeringkan.

Diameter Lakukan penetapan menggunakan 10 be- Pemerian Serbuk hablur, putih sampai putih krem;
nang seperti yang tertera pada Diameter Benang tidak berbau; stabil di udara.
Bedah <801> . Diameter rata-rata benang yang diukur
berada dalam toleransi tertentu, tercantum dalam tabel Kelarutan ·Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
untuk ukuran yang tertera pada etiket. Dalam hal kloroform dan dalam dioksan; agak sukar larut dalam
benang dianyam atau dipilin, diameter yang diamati, etanol; sukar larut dalam eter.
tidak ada yang lebih kecil dari titik tengah rentang
ukuran yang lebih kecil dari nomor sebelumnya atau Kesempumaan melarut Larutan untuk uji rotasi jenis,
lebih besar dari titik renlang ukuran yang lebih besar jemih dan bebas padatan yang tidak larut.
dari nomor berikutnya.
Baku pembanding Noretisteron BPFI; lakukan pe-
Daya regang Lakukan penetapan menggunakan tidak ngeringan dalam hampa udara pada suhu 105° se-
kurang dari 10 benang seperti yang tertera pada lama 3 jam sebelum digunakan.
Daya Regang Benang Bedah <781>. Daya regang
rata-rata tidak kurang dari batas pada tabel Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
berikut untuk kelompok dan ukuran yang tertera telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
pada etiket. bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Noretis-
Daya kait jarum benang bedah <780> Memenuhi teron BPFI.
syarat.
Jarak lebur <1021 > Antara 202° dan 208°.
Sterilitas <71 > Memenuhi syarat .
Rotasi jenis <1081> Antara -30° dan -38°; lakukan
Zat warna yang dapat terekstraksi (bila benang penetapan menggunakan larutan yang mengandung ·
berwarna) Lakukan seperti yang tertera pada Zat 200 mg per 10 ml dioksan P.
warna yang dapat terekstraksi pada Bmang Bedah
Terabsorbsi, tetapi biarkan pada suhu 37o ± 0,5° Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
selama 24 jam, tutup labu dengan corong pendek, lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
panaskan isi labu pada titik didih selama 15 menit, 105° selama 3 jam.
dinginkan dan jika perlu volume yang hilang karena
penguapan diganti dengan penambahan air.
Cemaran secara kromatografi Lakukan penetapan
Wadah dan penyimpanan Benang tidak steril di- dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera
simpan dalam wadah tertutup rapat. Benang steril pada Kromatografi <931>.
disimpan dalam keadaan kering atau dalam cairan Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
menggunakan wadah yang dapat mempertahankan larutkan dalam kloroform P hingga kadar 10 mg per mi.
sterilitas sampai kemasan dibuka. Sejumlah wa- Larutan baku Timbang saksama sejumlah Noretis-
dah dapat ditempatkan dalam satu kotak. teron BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga kadar
[Catatan Jika benang dikemas menggunakan 10 mg per mi.
cairan, lakukan pengukuran dari keempat cara Enceran larutan baku Buat satu seri pengenccran A,
pengujian pertama seperti di atas dalam 2 menit B, C dan D Larutan baku dalam kloroform P hingga
setelah dikeluarkan dari cairan.] kadar berturut-turut 150 ~g; SO ~g; 30 ~g dan 10 ~g per
mi.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
NORETHISTERONUM 2 kali, tiap kali 5 Jl.l Larutan uji dan Enceran larutan baku
Noretisteron A, B, C dan D pada jarak yang sama 2,5 em dari tepi
Noretindron bawah lempeng kromatografi silika gel setebal
0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
campuran kloroform P-metanol P (95:5) hingga
merambat 15 em di atas garis penotolan. Angkat
lempeng, biarkan fase gerak menguap, semprot
lempeng dengan campuran metanol P-asam sulfat P
17-Hidroksi-19-nor-17a-pregn-4-en-20-in-3-on [68-22-4] (7:3), kemudian panaskan pada suhu 100° selama
C 20 ~0 2 BM 298,42 5 menit. Harga R1 bercak utama Larutan uji sesua1
622 Norethisteroni Compressi I Monografi FIIV

dengan harg11 R bercak utama Enceran larutan baku A. Identifikasi Campur sejumlah serbuk tablet setara
Intensitas berea~ tambahan l.Arutan uji tidak lebih kuat dengan lebih kurang 50 mg noretisteron dengan 15 ml
dari intensitas bercak Enceran /arutan baku B (0,5%). heksana P, aduk sesekali selama 15 menit. Sentrifus,
Jumlah intensitas semua bercak tambahan l.Arutan uji enaptuangkan dan buang larutan heksana. Ekstraksi
tidak lebih in tens if dari bercak Enceran larutan baku A residu 2 kali, tiap kali dengan 10 ml heksana P. Sentri-
(1,5%). fus, enaptuangkan dan buang larutan heksana.
Tambahkan 25 ml kloroform P pada residu, kocok
Gugus etinil Tidak kurang dari 8,18% dan tidak lebih selama 1 menit sampai 2 menit, dan saring. Uapkan
dari 8,43%; lakukan penetapan sebagai berikut: Larut- filtrat hingga lebih kurang 3 ml, tambahkan beberapa
kan 200 l'!lg dalam lebih kurang 40 ml tetrahidrofuran P, ml heksana P untuk mempercepat penghabluran, dan
tambahkan 10 ml larutan perak nitrat P (! dalam 10). uapkan hingga kering. Spektrum serapan inframerah
Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV; tetapkan residu yang- telah didispersikan dalam kali11nz
titik akhir secara potensiometrik menggunakan elek- bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
trode kalomel dan kaca dengan elektrolit larutan panjang gelombang yang sama seperti pada Noretis-
kalium nitrat. Lakukan penetapan blangko. teron BPFI.

1 m! natrium Jzidroksida 0,1 N setara dengan Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 15 menit,
2,503 mg gugus etinil, - C = CH tanpa cakram.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


Penetapan kadar
Lanilan uji Timbang saksama Jebih kurang 100 mg, Penetapan kadar
larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap Pereaksi isoniazid Larutkan 1,0 g isoniazid P dalam
dengan etano/ P hingga kadar lebih kurang 10 Jlg per 1000 ml rr.etanol anhidrat P, tambahkan 1,3 ml asam
mi. klorida P, dan campur.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Noretis- l.Arutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
teroll BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
dan bertahap dengan etanol P, hingga kadar lebih tablet setara dengan lebih kurang 0,7 mg noretisteron,
kurang 10 Jlg per mi. masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
Prosedur Ukur serapan l.Arutan baku dan l.Arutan uji metanol anhidrat P sampai tanda. Campur dan biarkan
pada panjang gelombang maksimum lebih kurang selama 10 menit sambil sesekali dikocok, dan saring.
240 nm menggunakan etanol P sebagai blangko. Pada 10,0 ml filtrat tambahkan 2,0 ml Pereaksi isoniazid,
Hitung jumlah dalam mg C 20 H 260 2, dengan rumus: campur, tutup dan biarkan selama 30 menit.
Lanttan blangko uji Pada 10,0 ml filtrat Larutan 11ji
tambahkan 2,0 ml metanol P, dan cam pur.
Lanttan blangko pereaksi Pada 10,0 ml metana/ P
tambahkan 2,0 ml Pereaksi isoniazid, campur, tutup dan
biarkan selama 30 menit.
C adalah kadar Noretisteron BPFI dalam J.Lg per ml Larutan baku Timbang saksama sejumlah Noretis-
Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah serapan teron BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar
Larutan uji dan l.Arutan baku. lebih kurang 14 11g per mi. Pada 10,0 ml larutan ini
tambahkan 2,0 ml Pereaksi isoniazid. Campur, tutup
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dan biarkan selama 30 menit.
baik. Prosedur Ukur serapan Larulan blangko uji meng-
gunakan metanol P sebagai blangko, kemudian ukur
serapan l.Arutan uji dan l.Arutan baku menggunakan
l.Arutan blangko pereaksi sebagai blangko pada panjang
NORETHISTERONI COMPRESS! gelombang serapan maksimum Jebih kurang 380 nm.
Tablet Noretisteron Hi tung jumlah dalam mg, C 20 H 26 0 2,. dalam serbuk
Tablet Noretindron tablet yang digunakan dengan rumus:

0,05 C (Au- AaY


Tablet Noretisteron mengandung Noretisteron, (------
c20~602' tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari As
110,0%, dari jumlah yang tertera pada etiket.
C adalah ka_?ar Noretisteron BPFI dalam Jlg per ml
Baku pemban.ding Noretisteron-BPFI; lakukan pe- l.Arutan baku; Au, A 8 dan As berturut-turut adalah
ngeringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama serapan l.Arutan uji, Lcrutan blangko uji dan l.Arutan
3 jam sebelum digunalqm. baku.
FIIV Monogra.fi I Norgestrelum 623

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup digunakan.


baik. Larutan uji Buat larutan norgestrel dalam kloro-
form P hingga kadar 10,0 mg per ml.
Larutan baku dan Enceran larutan baku Buat larutan
NORGESTRELUM Norgestrel BPFI dalam klorofimn P hingga kadar 10 mg
Norgestrel per ml (Larutarz baku). Buat satu seri enceran larutan
baku dengan kloroform P dengan kadar 0,20; 0,10; 0,05;
0,02 dan 0,01 mg per ml (Encerarz larutan baku).
Prosedur Lakukan penetapan dengan eara Kroma-
tografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kromtzto-
grafi <931>. Totolkan seeara terpisah masing-masing
10 111 Ltzrutarz baku, Larutan uji dan kelima Encerarz
larutarz baku pada jarak yang sama, 2,5 em dari tepi
(:t:)-13-Etil-17-hidroksi-18,19-dirzor- bawah lempeng kromatografi silika gel setebal
17 a-pregrz-4-en-20-irz-3-orz [6533-00-2] 0,25 mm yang sebelumnya telah diaktifkan dengan
c2!H28o2 BM 312,45 memanaskan pada suhu 100° selama 15 menit. Masuk-
kan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
Norgestrel mengandung tidak kurang dari 98,0% dan dijenuhkan dengan fase gerak kloroform P-etanol P
tidak lebih dari 102,0% C21 H 280 2, dihitung terhadap (96:4), hingga merambat 15 em di atas garis penotolan.
zat yang telah dikeringkan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap,
semprot dengan Pereaksi asam Josfomolibdat, panaskan
Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; pada suhu 105° selama 10 sampai 15 menit. Harga R1
praktis tidak berbau. bercak utama Larutan uji sesuai dengan harga R1 dan
Larutan baku. Jika terdapat bereak lain keeuali bercak
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam utama pada Larutan uji, perkirakan kadar masing-
kloroform; agak sukar larut dalam etanol. masing dengan membandingkan terhadap Enceran
larutan baku. Bereak yang diperoleh dari 0,20 mg;
Baku pembanding Norgestrel BPFI; lakukan pe- 0,10 mg; 0,05 mg; 0,02 mg dan 0,01 mg per ml Enceran
ngeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum di- larutan baku setara dengan berturut-turut 2,0%; 1,0%;
gunakan. 0,5%; 0,2% dan 0,1% eemaran.

ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang Gugus etinil Tidak kurang dari 7,81% dan tidak lebih
telah dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam dan dari 8,18%; lakukan penetapan seperti yang tertera
didispersikan dalam kDlium bromida P, menunjukkan pada uji Gugus etinil dalam Noretisteron.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
... sama seperti pada Norgestrel BPFI. Jika terdapat Penetapan kadar
perbedaan, larutkan zat uji dan Baku pembanding Larutan uji T1mbang saksama lebih kurang 100 mg,
dalam etil asetat P, uapkan larutan di atas tangas uap larutkan dalam etanol P, jika perlu eneerkan bertahap
sampai kering, ulangi uji menggunakan residu bebas dengan ttanol P hingga kadar lebih kurang 10 p.g
pelarut. per mi.
Ltzrutan baku Timbang saksama sejumlah Norges-
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 205° dan 212°; trel BPFI, larutkan dalam etanol P, jika perlu encerkan
jarak antara awal dan akhir peleburan tidak lebih bertahap dengan etanol P hingga kadar lebih kurang
dari 4°. 10 p.g per ml.
Prosedur Ukur serapan Larutan btzku dan Larutan uji
Rotui optik <1081> Antara -0,1 o dan +0,1 °, dihitung pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pe- ·kurang 241 nm terhadap blangko etanol P. Hitung
netapan menggunakan larutan 5% dalam kloroform P, jumlah dalam mg, <;1fiu02' dengan rumus:
dalam tabung 100 mm.
Au
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; . lOC { - )
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 5 jam. As

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%. C adalah kadar Norgestrel BPFI dalam p.g per ml
Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah serapan
Cemaran secara kromatografi Tidak lebih dari 2,0%. Larutan uji dan Larutan baku.
Pereaksi asam fosfomolibdat Tambahkan 10 g tzsam
fosfomolibdat P pada 100 ml ttanol P, aduk campuran Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
selama tidak kurang dari 30 menit. Saring sebelum baik.
624 Nortriptylini Hydrochloridum I Monografi FIIV

NORTRIPTYLINI HYDROCHLORIDUM Metode I Memenuhi syarat.


Nortriptilin Hidroklorida
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
600 mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P,
tambahkan 10 ml raksa(Il) asetat LP dan titrasi dengan
asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.

1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan


10,11- Dihidro-N-metil-5 H -divenzo[a,d]sikloheptena-.15, 29,98 mg C 11f21 N.HC1
y-propilamina hidroklorida [894-71-3]
C 19 ~ 1 N.HCI BM 299,84 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
cahaya, tertutup rapat.
Nortriptilin Hidroklorida mengandung tidak kurang
dari 97,0% dan tidak lebih dari 101,5% C 19 H 21 N.HCI,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. NOSCAPINUM
Noska pin
Pemerian Serbuk putih hingga hampir putih; bau khas
lemah. Larutan (1 dalam 100) mempunyai pH lebih
kurang 5.

Kelarutan Larut dalam air dan dalam klo•oform; agak


sukar larut dalam metanol; praktis tidak larut dalam
eter, dalam benzena dan dalam pel<:rut organik
lainnya.

Baku pembanding Nortriptilin Hidroklorida BPFI; laku- Narkotin [128-62-1]


kan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam se- C 22 H 23 N07 BM 413,43
belum digunakan.
Noskapin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
ldent!fikasi tidak lebih dari 100,5% C 22 ~N0 7 , dihitung terhadap
. J\.. Spektrum serapan inframerah zat yang telah zat anhidrat .
dikeringkan dan dilarutkan dalam klorofonn P (1 dalam
20) menunjukkan maksimum hanya pada panjang Pemerian Serbuk hablur halus, putih atau praktis
gelombang yang sama seperti pada Nortriptilin Hidro- putih.
klorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan ( 1 dalam Kelarutan Mudah larut dalam kloroform; larut dalam
100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum aseton; sukar larut dalam etanol dan dalam eter; prak-
dan minimum pada panjang gelombang yang sama tis tidak lan1t dalam air.
seperti pada Nortriptilin Hidroklorida BPFI; daya serap
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah Baku pembanding Noskapin BPFI; tidak boleh di-
dikeringkan pada panjang gelombang serapan keringkan; tetapkan kadar air pada waktu digunakan.
maksimum lebih kurang 239 nm berbeda tidak lebih
dari 3,0%. Identifikasi
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
seperti yang tertera pada Uji ldentifikAsi Umum <291>. persikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 215° dan 220°, sama seperti pada Noskapin BPFI.
jarak antara awal dan akhir melebur tidak lebih B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
dari 3°. 16.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum
dan minimum pa~a panjang gelombang yang sama
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; seperti Noskapin BPFI.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. C. Pada lebih kurang 100 mg zat dalam cawan
porselen kecil, tambahkan beberapa tetes asam suljrzt P,
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. dan aduk: terjadi larutan berwama kuning kehijau-
an, dan pada penghangatan menjadi merah kemudian
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. berubah menjadi ungu.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Suhu lebur <1021> Antara 174° dan 176°.
FI IV Monografi I Nystatinum ·625

Rotasi jenis <1081> Antara +42° dan +48°, dihitung pengaruh bila terpapar cahaya, panas dan udara
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggu- dalam waktu lama.
nakan larutan yang mengandung 200 mg per 10 ml
dalam asam klorida 0,1 N. Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar hingga
agak sukar larut dalam etanol, dal<'m metanol, dalam
Air <1031> Metode i Tidak lebih dari 1,0%. n-propanol, dan dalam n-butanol; tidak larut dalam
kloroform, dalam eter dan dalam benzena.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
Baku pembanding Nistatin BPFI; lakukan penge-
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,02%; lakukan pene- ringan dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih
tapan menggunakan 700 mg dan bandingkan ke- dari 5 mmHg pada suhu 40" selama 2 jam sebelum
keruhan dengan 0,20 ml asam klorida 0,020 N. digunakan.

Morfin Larutkan 100 mg dalam 10 ml asam klori- Identifikasi Masukk~n lebih kurang 50 mg ke dalam
da 0,1 N. Pada 1,0 ml larutan ini tambahkan 5,0 ml labu tentukur 100-ml bersumbat kaca, tambahkan
pereaksi besi(III) sianida encer (dibuat sebagai berikut: 25 ml metanol P dan 5 ml asam asetat glasial P untuk
larutkan 500 mg kalium besi(Ill) sianida P dalam 50 ml melarutkan, e:1cerkan dengan metanol P sampai tanda.
air, tambahkan 0,50 ml besi(lii) klorida LP, encerkan Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml,
5,0 ml larutan ini secukupnya hingga 25,0 ml): tidak encerkan dengan metanol P sampai tanda: spektrum
boleh terjadi warna biru atau hijau tua dalam waktu serapan ultraviolet yang ditetapkan segera, menunjuk-
1 menit. kan maksimum dan minimum pada panjang gelom-
bang yang sama seperti pada Nistatin BPFI,
Cemaran umum < 481> menggunakan blangko larutan asam asetat glasial P
Larutan uji Gunakan pelarut kloroform P. dalam metanol P (1 dalam 1000). Perbandingan serapan
Larutan baku Gunakan pelarut kloroform P. pada 230 nm dan 279 nm adalah antara 0,90 dan 1,25.
Fase gerak Buat campuran etil asetat P-eter P (80:20).
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan Suspendibilitas (Bila kemasan ditujukan untuk pe-
bercak nomor 17; amati lempeng dengan segera. makaian suspensi oral) Tidak kurang dari 90,0%
Batas Jumlah intensitas semua bercak lain Larutan jumlah unit Nistatin FI yang diharapkan, berdasarkan
uji tidak lebih dari 1,0%. potensi yang diperoleh dari Penetapan potensi. Tirnbang
saksama lebih kurang 200 mg, masukkan ke dalam
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g, gelas piala 250 rnl berisi 200,0 ml air. Dispersikan
larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial P, tambahkan dengan mengaduk hati-hati menggunakan batang
25 m! dioksan P. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV pengaduk. Biarkan 2 menit, dan amati suspensi: akan
menggunakan indikator 5 tetes kristal violet LP hingga terjadi suspensi dengan sedikit atau tanpa endapan
terjadi wama biru. Lakukan penetapan blangko. pada dasar gelas piala. Bila terjadi endapan, tetapkan
kadar suspensi tanpa digoyangkan seperti tertera pada
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>,
41,34 mg C2 / { 23 N0 7 menggunakan sejumlah volume suspensi yang diukur
saksama. Masukkan ke dalam blender berkecepatan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup tinggi berisi sejumlah volume dimetilformamida P
baik. hingga diperoleh kadar Larutan persediaan yang
mengandung lebih kurang 400 unit Nistatin Fl per ml,
blender selama 3 sampai 5 menit. Encerkan Larutan
NYSTATINUM persediaan secara kuantitatif dengan Dapar nomor 6
Nistatin hingga diperoleh Enceran larutan uji dengan kadar
yang diperkirakan sama dengan aras dosis tengah
baku.
Nistatin [1400-61-9]
Sifat hablur <1091> (Bila kemasan ditujukan untuk
Nistatin adalah zat atau campuran dua atau lebih zat, pemakaian suspensi oral) Memenuhi syarat.
dihasilkan oleh biakan Streptomyces noursei Brown
et al. (Familia Streptomycetaceae). Mempunyai potensi pH <1071> Antara 6,5 dan 8,0; lakukan penetapan
tidak kurang dari 4400 unit Nistatin FI per mg, hila menggunakan suspensi 3%.
ditujukan untuk pemakaian dalam bentuk suspensi
oral tidak kurang dari 5000 unit Nistatin Fl per mg. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
l>emerian Serbuk berwarn,a kuning hingga coklat dalam hampa udara pada tekanan tid~k lebih dari
muda; berbau biji-bijian; higroskopik, dan dapat ter- 5 mmHg, pada suhu 60° selama ;3 jam, meng~akan
626 Nystatini Compresssi I Monografi FIIV

lebih kurang 100 mg yang ditimbang saksama. tidak lebih dari 140,0% unit Nistatin FI dari jumlah
yang tertera pada etiket.
Penetapan potensi Lakukan seperti yang tertera pada
Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>. Baku pembanding Nistatin BPFI; lakukan pengering-
an dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 5 mmHg pada suhu 40° selama 2 jam sebelum diguna-
rapat, tidak tembus cahaya. kan.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;


NYSTATINI COMPRESS! lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
Tablet Nistatin dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari
5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan
lebih kurang 100 mg yang telah diserbukkan dan di-
Tablet Nistatin mengandung tidak kurang dari 90,0% timbang saksama.
dan tidak lebih dari 130,0% unit Nistatin FI dari
jumlah yang tertera pada etiket. Waktu hancur <1251> 60 menit.

Baku pt=mbanding Nistatin BPFI; lakukan pengering- Penetapan potensi Lakukan seperti yang tertera pada
an dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari Penetapan potensi dalam Tablet Nistatin.
5 mmHg pada suhu 40° selama 2 jam sebelum di-
gunakan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tP.rtntup
rapat, tidak tembus cahaya. Simpan dalam lemari
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0% pendingin jika tercantum pada etiket.
untuk tablet salut biasa; tidak lebih dari 8,0% untuk
tablet salut film; lakukan pengeringan dalam botol ber-
sumbat kapiler, dalam hampa udara pada tekanan NYSTATIN! SUSPENSIO ORALIS
tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° selama 3 jam, Suspensi Oral Nistatin
menggunakan lebih kurang 100 mg tablet yang telah
diserbukkan dan ditimbang saksama.
Suspensi Oral Nistatin mengandung tidak kurang dari
Waktu hancur <1251> 120 menit untuk tablet salut 90,0% dan tidak lebih dari 130,0% unit Nistatin FI dari
biasa. jumlah yang tertera pada etiket. Mengandung bahan
pendispersi, pewangi, pengawet, dan zat pensuspensi
Penetapan potensi Lakukan seperti yang tertera pada yang sesuai.
Nistatin dalam Penetapan Potensi Antibiotik secara
Mikrobiologi <131>. Masukkan tidak kurang dari Baku pembanding Nistatin BPFI; lakukan pengering-
5 tablet dan sejumlah volume dimetilformamida P yang an dalam hampa udara pada tekanan tidak Iebih dari
diukur saksama hingga diperoleh larutan dengan 5 mmHg pada suhu 40° selama 2 jam sebelum di-
kadar sesuai ke dalam blender dengan kecepatan gunakan.
tinggi selama 3 sampai 5 menit. Encerkan secara
kuantitatif dengan dimetilformamida P hingga diperoleh Keseragaman sediaan <911> Untuk Suspensi dikemas
sejumlah Larutan persediaan yang mengandung lebih dalam wadah dosis tunggal: memenuhi syarat.
kurang 400 unit Nistatin FI per ml. Encerkan Larutan Prosedur keseragaman kandungan {Catatan Gunakan
persediaan secara kuantitatif dengan Dapar nomor 6 peralatan kaca aktinik rendah.] Faktor koreksi, F, dihi-
hingga.diperoleh Enceran larutan uji dengan kadar tung seperti pada bagian (4) dari Keseragaman kan-
yang diperkirakan sama dengan aras dosis tengah dungan dalam KeserRgRman Sediaan <911>, dinyatakan
baku. tidak memenuhi jika angka yang diperoleh dengan
rumus dalam kalimat kedua lebih besar dari 25; ikuti
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup bagian (5) dan bagian (6), kecuali mengganti 0,900
rapat, tidak tembus cahaya. dengan 0,750. Pindahkan isi yang telah dikocok
sempurna dari satu wadah suspensi oral ke dalam
labu tentukur iOO-ml, larutkan dan encerkan dengan
NYSTATINI COMPRESSI VAGINALES metanol P sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif
Tablet Vagina Nistatin dan bertahap, dengan metanol P hingga diperoleh
U.rutan uji yang mengandung lebih kurang 25 unit
Nistatin FI per mi. Dengan cara yang sama, buat
Tablet Vagina Nistatin mengandung Nistatin dengan larutan baku NistRtin BPFI dalam metanol P yang
bahan pengikat, pengencer dan pelincir yang sesuai. mempunyai kadar lebih kurang 25 unit Nistatin F1 per
Mengandung nistatin tidak kurang dari 90,0% dan mi. Secara bersamaan ukur serapan Larutan uji dan
FI IV Monografi'/ Oleum Eucalypti 627

Larutan baku pada panjang gelombang serapan lndeks bias <1001> 1,553 sampai 1,560.
maksimum lebih kurang 304 nm menggunakan
blangko metanol P. Hitung jumlah unit Nistatin FI Kelarutan dalam etanol <461> Larut dalam 3 bagian
dalam wadah dengan rumus: volume etanol P 90% pada suhu ruang 20~: larutan
menunjukkan opalesensi tidak lebih kuat dari opale-
CL Au sensi yang terjadi jika 0,5 ml perak nitrat 0,1 N ditam-
(-)(-) bahkan pada campuran 0,5 ml natrium klorida 0,02 N
D A5 dan 50 ml air.

C adalah kadar Larutan baku dalam unit Nistatin FI Bobot per ml <991> 0,978 sampai 0,992.
per ml; L adalah jumlah unit Nistatin FI yang tertera
pada etiket; D adalah kadar Larutan uji dalam unit Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Nistatin FI berdasarkan jumlah yang tertera pada rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya, pada suhu
etiket dan tingkat pengenceran; Au dan A 5 berturut- tidak lebih dari 25°. Jika menghablur, leburkan dan
turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku. kocok sebelum digunakan.

Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.

pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0 atau jika mengandung OLEUM EUCALYPTI
gliserin: antara 5,3 dan 7,5. Minyak Eukalipti
Minyak Kayu Putih
Penetapan potensi Lakukan seperti yang tertera pada
Nistatin dalam Penetapan Potensi Antibiotik secara
Mikrobiologi <131>. Ukur saksama sejumlah volume Minyak Eukalipti adalah minyak atsiri yang
suspensi yang baru dikocok dan bebas gelembung mengandung sineol diperoleh dengan destilasi uap
udara, dan sejumlah volume dimetilformamida P yang dan rektifikasi dari daun segar atau ujung cabang
diukur saksama hingga diperoleh larutan dengan segar dari berbagai spesies Eucalyptus. Spesies yang
kadar sesuai, masukkan ke dalam blender dan blender digunakan adalah Eucalyptus globulus Labill., Eucalyp-
dengan kecepatan tinggi selama 3 sampai 5 menit. tusjruticetorum F. von Muell. Eucalyptus polybractea
Ukur saksama campuran ini, dan encerkan dengan R.T. Baker dan Eucalyptus smithii R.T. Baker (Familia
dimetilformamida P hingga diperoleh Larutan persediaan Myrtaceae). Mengandung Sineol, C 10H 180, tidak kurang
yang mengandung lebih kurang 400 unit Nistatin FI dari 70,0% !J/b.
per mi. Encerkan Larutan persediaan secara kuantitatif
dengan Dapar nomor 6 hingga diperoleh Enceran larutan Pemerian Cairan tidak berwarna atau kuning pucat;
uji dengan kadar yang diperkirakan sama dengan aras bau aromatis seperti kamfer; rasa menusuk seperti
dosis tengah baku. kamfer diikuti rasa dingin.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup lder:ttifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
rapat, tidak tembus cahaya. yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan
masing-masing 2 Jll larutan dalam toluena P yang
mengandung (1) zat uji 1%, dan (2) o-sineol P 1%, pada
OLEUM ANISI lempeng kromatografi silika gel G setebal 0,25 mm.
MinyakAnis Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
Minyak Adasmanis yang telah dijenuhkan dengan fase gerak toluena P-etil
asetat P (90:10), dan biarkan fase gerak merambat
15 em di atas garis penotolan. Angkat lempeng dan
Minyak Anis adalah minyak atsiri yang diperoleh biarkan fase gerak menguap. Semprot lempeng
dengan penyulingan uap buah kering Illicium verum dengan anisaldehida LP, menggunakan lebih kurang
Hook.f. (Familia Magnoliaceae) atau buah masak kering 10 ml untuk lempeng berukuran 200 mm x 200 mm.
Pimpinella anisum Linn~ (Familia Umbelliferae). Panaskan pada suhu 100° hingga 105° selama 10 menit
dan amati dalam cahaya biasa dan di bawah cahaya
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning ultraviolet 366 run. Pada pengamatan dengan cahaya
pucat; terlihat bebas air; bau seperti bau buah hancur; biasa, kromatogram larutan (2) memberikan bercak
rasa manis dan aromatik. Menghablur pada pen- coklat gelap dari sineol di bagian tengah kromato-
dinginan. gram. Pa4a pengamatan di bawah cahaya ultraviolet
366 nm, bercak menunjukkan fluoresensi coklat.
Suhu beku <1101> Tidak lebih rendah dari 15°. Bercak utama larutan (1) sesuai dengan yang dipero-
leh dari sineol; tidak terjadi bercak coklat karmin di
Rotasi optik <1081> -2° sampai +1°. bawah cahaya biasa pada sepertiga bagian atas kroma-
628 Oleum Iecoris Aselli I Monografi FIIV

togram dan jika diamati di bawah cahaya ultraviolet Pemerian Cairan minyak, encer, berbau khas, tidak
366 nm tidak menunjukkan adanya bercak fluoresensi tengik, rasa dan bau seperti ikan.
coklat kehijauan pada sepertiga bagian atas kromato-
gram yang menunjukkan adanya sitronelai. Bercak Kelarutan Sukar larut dalam etanol; mudah larut
lain mungkin terlihat pada sepertiga bagian atas dan dalam eter, dalam kloroform, dalam karbon disulfida
sepertiga bagian bawah kromatogram. dan dalam etil asetat.

Rotasi optik <1081> oo hingga +10°. Baku pe;nbanding Kolt'kalsiferol BPFI; simpan di
tempat dingin, terlindune dari cahaya. Biarkan
Indeks bias <1001> i,458 hingga 1,470. mencapai suhu kamar sebelum ampul dibuka. Guna-
kan dengan segera dan huang sisa yans tidak diguna-
Bobot per ml <991> 0,906 hingga 0,925. kan.

Kelarutan dalam etanol <461> Larut dalam 5 bagian Identifikasi vitamin A PaC::a 1 ml larutan (1 dalam
volume etanol P 70%. 40) dalam kloroform P, tambahkan 10 ml antimon(lll)
kloriria LP: segera terjadi warm~ biru.
Aldehida Masukkan 10 ml dalam tabung bersumbat
kaca, berukuran 150 mm x 25 mm, tambahkan 5 ml Bobot jenis <981> Antara 0,918 dan 0,927.
toluwa P dan 4 ml hidroksilamina hidroklorida LP, kocok
kuat-kuat, dan segera titrasi dengan kalium hidrok- Warna Jika diamati dalam botol spesimen dari kaca
sida 0,5 N LV dalam etanol P 60% hingga warna merah tidak berwarna, berbentuk silindris panjang, dengan
berubah menjadi kuning. Lanjutkan pengocokan dan kapasitas lebih kurang 120 ml: warna tidak lebih
penetralan hingga warna kuning indikator stabil pada intensif dari campuran 11 ml kobalt(ll) klorida LK, 76 ml
lapisan bawah setelah dikocok kuat-kuat selama besi(Ill) klorida LK dan 33 ml air, menggunakan botol
2 menit dan dibiarkan memisah; reaksi sempurna sejenis dengan diameter yang sama.
dalam lebih kurang 15 menit. Ulangi penetapan
menggunakan 10 ml zat uji dan sebagai pembanding Minyak ikan tidak terdestearisasi Masukkan zat uji
titik akhir, gunakan cairan yang sudah dititrasi pada ke dalam botol yang sama seperti pada penetapan
penetapan pertama dengan penambahan 0,5 ml Warna pada suhu antara 23° dan 28°, tutup, rendam
kalium hidroksida 0,5 N LV dalam etanol P 60%. Tidak botol dalam campuran es dan air selama 3 jam:
lebih dari 2 ml kalium hidroksida 0,5 N LV dalam minyak tetap jt!rnih d3n tidak terbentuk endapan
.etanol P 60% dibutuhkan pada penetapan kedua. stearin.

Felandren Campur 1 ml dengan 2 ml asam asetat gla- Zat tidak tersabunkan Tidak lebih dari 1,30%; laku-
sial P dan 5 ml eter minyak tanah P (jarak didih 40° kan penetapan seperti yang tertera pada Lemak dan
hingga 60°), tambahkan 2 ml larutan jenuh natrium Minyak Lemak <491>.
nitrit P, kocok hati-hati. Tidak terbentuk endapan
hablur pada lapisan atas dalam waktu 1 jam. Bilangan asam Lakukan penetapan seperti yang ter-
tera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>. Campur
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera 15 ml etanol P dengan 15 ml eter P, tambahkan 5 tetes
pada Penetapan Kadar Sineol <621>. Jenoljtalein LP dan netralkan dengan natrium hidroksi-
da 0,1 N. Larutkan 2,0 g minyak dalam campuran di
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terisi penuh, atas, didihkan perlahan-lahan dengan kondensor
kedap udara, dan simpan pada suhu tidak lebih refluks selama 10 menit. Dinginkan dan titrasi dengan
dari 25°. natrium hidroksida 0,1 N LV hingga terjadi warna
merah muda yang stabil setelah dikocok selama
30 detik: diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml natrium
OLEUM IECORIS ASELLI hidroksida 0,1 N.
Minyak Ikan
Bilangan iodum Antara 145 dan 180; lakukan pene-
tapan seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak
Minyak Ikan adalah minyak lemak hasil destearisasi Lemak <491>. ·
sebagian dari minyak lemak hati segar Gadus mor-
rhua Linne. dan spesies lain dari familia Gadidae. Bilangan penyabunan Antara 180 dan 192; lakukan
Mengandung tidak kurang dari 255 J..Lg (850 unit FI) penetapan seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak
vitamin A dan tidak kurang dari 2,125 J.Lg (85 unit FI) Lemak <491>. Jika digunakan karbon dioksida P sebagai
vitamin D per g minyak ikan. Minyak ikan dapat pengawet, biarkan zat uji pada kaca arloji dalam
ditambah penyedap tunggal atau campuran penyedap desikator hampa udara selama 24 jam sebelum di-
yang sesuai tidak lebih dari 1%. timbang untuk penetapan.
FI IV Monografi I Oleum Menthae 629

Penetapan kadar vitamin A Lakukan penetapan hati destilat pada permukaan 5 ml raksa(l[) klorida LP
seperti yang tertera pada Penetapan Kadar Akseroftol dalam tabung reaksi: tidak terbentuk lapisan warna
<511>, menggunakan 500 mg sampai 1 g yang di- puhh pada daerah kontak dalam 1 menit.
timbang saksama.
Penetapan kadar ester total Timbang saksama lebih
Penetapan kadar kalsiferol Lakukan penetapan kurang 10 g, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
dengan Metode biologi seperti yang tertera pada Pene- 250 ml, tambahkan 10 ml etanol netral P yang telah
tapan IVufar Kalsiferol <561>. dinetnlkan dan 2 tetes Jenolftalein LP, kemudian
tambahkan tetes demi tetes natrium hidroksida 0,1 N
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup hingga timbul warna merah muda lemah. Tambahkan
rapat, dapat digunakan botol atau wadah lain yang 25,0 ml kalium hidroksida etanol 0,5 N LV, refluks di atas
telah dikeluarkan udaranya dengan cara hampa udara tangas air mendidih selama l jam. Biarkan dingin,
atau dialiri gas inert. tambahkan 20 ml air dan Jcnolfta/ein LP, titrasi
kelebihan basa dengan asam k/orida 0,5 N LV: Lakukan
penetapan blangko, dengan mengabaikan natri11m
hidroksida 0,1 N seperti yang tertera pada Titrasi resid11al
OLEUM MENTHAE dalam Titrimetri <711>.
Minyak Permen
1 m/ kalium hidroksida ctanol 0,5 N setara dengan
99,15 mg ester total dihit11ng
Minyak Permen adalah minyak atsiri yang diperoleh sebagai metil asetat (C 1,H 22 0 2!
dengan destilasi uap dari bagian di atas tanah tanam-
an berbunga Mentha piperita Linne (Familia Labiatae) Penetapan kadar mentol total Pipet 10 ml ke dalam
yang segar, dimurnikan dengan cara destilasi dan labu asetilasi 100 ml, tambahkan 10 ml anhidrida ase-
tidak didementolisasi sebagian ataupun keseluruhan. tat P dan l g natrium asetat anhidrat P. Didihkan cam-
Mengandung tidak kurang dari 5,0% ester dihitung puran perlahan-lahan selama tepat 1 jam, dinginkan,
sebagai mentil asetat (C12H 220 2), dan tidak kurang dari lepaskan kondensor, pindahkan campuran ke corong
50,0% mentol total (C 10H 200) sebagai mentol bebas dan pisah kecil, bilas labu asetilasi tiga kali, tiap kali
sebagai ester. dengan 5 ml air hangat, masukkan air bilasan ke
dalam corong pisah. Bila cairan sudah terpisah sem-
Pemerian Cairan tidak berwarna atau kuning pucat; purna, huang fase air, cuci minyak yang tertinggal
bau khas kuat menusuk; rasa pedas diikuti rasa dingin beberapa kali dengan natrium karbonat LP yang
jika udara dihirup melalui mulut. diencerkan dengan air sama banyak, hingga cucian
terakhir bereaksi basa terhadap Jenolftalein LP. Kering-
Kelarutan dalam etanol 70% Satu bagian volume kan minyak dengan natrium sulfat anhidrat P dan
dilarutkan dalam 3 bagian volume etanol·70%: tidak saring. Pipet 5 ml minyak yang sudah terasetilasi ke
terjadi opalesensi. dalam labu Erlenmeyer 100 ml yang telah ditara, dan
timbang. Tambahkan 50,0 ml kalium hidroksida eta-
ldentifikasi Dalam tabung reaksi kering, campur no/ 0,5 N LV, refluks di atas tangas uap selama tepat
6 tetes dengan 5 mllarutan asam nitrat P (1 dalam l jam. Biarkan campuran dingin, tambahkan 10 tetes
300) dalam asam asetat glasial P, masukkan tabung ke Jenolftalein LP, titrasi kelebihan basa dengan asatn
dalam gelas piala berisi air mendidih: dalam waktu klorida 0,5 N LV. Lakukan penetapan blangko seperti
5 menit cairan berwarna biru, yang pada pemanasan yang tertera pada Titrasi residual dalam Titri-
lebih lanjut berwarna lebih tua dan menunjukkan metri <711>. Hitung persentase mentol total dengan
fluoresensi wama tembaga yang akan memudar dan rum us:
meninggalkan cairan berwama kuning keemasan.
1-0,0021 E
Bobot jenis <981> Antara 0,896 dan 0,908. 7,813A ( - - - - -
B- 0,021 A
Rotasi optik <1081> Antara -18° dan -32° dalam
tabung 100 mm. A adalah hasil yang diperoleh dari pengurangan ml
asam klorida 0,5 N yang diperlukan pada titrasi di atas
Indeks bias <1001> Antara 1,495 dan 1,465; lakukan dari ml asam klorida 0,5 N yang diperlukan pada titrasi
penetapan pad a suhu 20°. blangko; E adalah persentase ester dihitung sebagai
mentil asetat (C 12H 220 2); B adalah bobot minyak ter-
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 40 bpj. asetilasi yang digunakan.

Dimetil sulfida Destilasi sejumlah 25 ml hingga Wadah daJ:! penyimpanan Dalam wadah tertutup
diperoleh lebih kurang 1 ml destilat, tampung hati- rapat dan hindarkan dari panas berlebih.
630 Oleum Minerale I Monografi FI IV

OLEUM MINERALE per mi. Ukur serapan pada panjang gelombang serap-
Minyak Mineral an maksimum lebih kurang 275 nm, menggunakan iso-
oktana P sebagai blangko.
Prosedur Masukkan 25,0 ml minyak mineral dan
Minyak mineral adalah campuran hidrokarbon cair 25,0 ml n-heksana P ke dalam corong pisah 125 ml,
yang diperoleh dari minyak tanah. Dapat mengan- campur. {Catalan Gunakan n-heksana yang telah dicuci
dung bahan penstabil yang sesuai. dengarz mengocok dua kali dengan metil sulfoksida P, tiap
kali dengan seperlima volume metil sulfoksida. Tidak boleh
menggw:akan pelincir se/ain air pada kran, atau gunakan
Pemerian Cairan berminyak, jernih, tidak berwarna, corong pisah dengan kran polimer yang sesuai.} Tambah-
bebas atau praktis bebas dari fluoresensi. Dalam kan 5,0 ml metil sulfoksida P dan kocok kuat selama
keadaan dingin tidak berbau, tidak berasa dan jika 1 menit. Diamkan hingga lapisan bawah jernih, dan
dipanaskan berbau minyak tanah lemah. pindahkan Japisan bawah ke dalam corong pisah
125 ml lain, tambahkan 2 ml n-Jzeksana P dan kocok
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; kuat. Pisahkan lapisan bawah dan ukur serapan dalam
larut dalam minyak menguap; dapat bercampur rentang panjang gelombang 260 nm sampai 350 nm,
dengan minyak lemak; tidak bercampur dengan menggunakan blangko meti/ sulfoksida P yang
minyak jarak. sebelumnya telah dikocok kuat selama 1 menit
dengan n-heksana P dengan perbandingan 5 ml metil
Bobot jenis <981> Antara 0,845 dan 0,905. sz!lfoksidn P dan 25 ml n-lzeksann P. Serapan pada
rentang panjang gelombang tersebut tidak lebih
Kekentalan <1051> Kekentalan kinematik tidak besar dari sepertiga dari serapan Lamtnn baku pada
kurang dari 34,5 sentistokes pada suhu 40,0°. 275 nm.

· Keasaman-kebasaan Didihkan 10 ml dengan 10 ml Parafin padat Keringkan minyak mineral pada suhu
etanol P: etanol bereaksi netral terhadap kertas lakmus P 105° selama 2 jam dalam gelas piala, dinginkan hingga
basah. suhu kamar di atas silika gel dalam desikator. Masuk-
kan ke dalam botol contoh minyak berbentuk silinder
Zat mudah terarangkan Masukkan 5 ml ke dalam tinggi dari kaca tidak berwarna dengan volume lebih
tabung reaksi bersumbat kaca yang telah dicuci de- kurang 120 mi. Tutup botol, dan celupkan dalam
ngan campuran pencuci asam kromat (seperti yang campuran es dan air selama 4 jam; minyak cukup
tertera pada Pencucian Peralatan Kaca <1331>), kemu- jernih, hingga garis hitam selebar 0,5 mm pada latar
·.. ' dian bilas dengan air dan keringkan. Tambahkan 5 ml belakang putih, yang diletakkan vertikal dibelakang
asam sulfat yang mengandung 94,5% sampai 94,9% botol akan terlihat jelas.
H 2 S0 4 , dan panaskan da!am tangas air mendidih
selama 10 menit. Setelah tabung reaksi dalam tangas Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
air selama 30 detik, segera angkat tabung dan kocok rapat.
kuat vertikal tiga kali dengan amplitudo lebih kurang
12,5 em, sambil memegang sumbat tabung. Ulangi
pengocokan setiap 30 detik dan jangan mengeluarkan
tabung dari tangas air lebih dari 3 detik setiap kali OLEUM OLIVARUM
pengocokan. Setelah 10 menit pemanasan dalam Minyak Zaitun
tangas air, angkat tabung; minyak dapat menjadi
berkabut tetapi tetap tidak berwarna, atau sedikit
merah muda atau kuning, dan warna bagian asam Minyak Zaitun adalah minyak lemak yang diperoleh
sulfat tidak lebih tua dari warna baku yang dibuat dari buah masak Olea europaea Linne (Familia
dengan mencampur dalam tabung reaksi yans sama 0/eaceae).
masing-masing 3 ml besi(Ill) klorida LK, 1,5 ml kobalt(Il)
klorida LK dan 0,5 ml tembaga(ll) sulfat LK, campuran Pemerian Minyak, berwarna kuning pucat atau
ini dilapisi dengan 5 ml min yak mineral, seperti tertera kuning kehijauan terang; bau dan rasa khas lemah
pada Uji Zat Mudah Terarangkan <411>. dengan rasa ikutan agak pedas.

Batas senyawa polinuklir Kelarutan Sukar larut dalam etanol; bercampur


Metil sulfoksida Gunakan metil sulfoksida yang dengan eter, dengan kloroform dan dengan karbon
mempunyai serapan tidak lebih dari 1,0 pada 264 run disulfida.
dan tidak ada puncak lain sampai pada daerah
350 run, menggunakan air sebagai pembanding. Bobot jenis <981> Antara 0,910 dan 0,915.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah naftale-
na P, larutkan dalam isooktana P hingga kadar 7,0 JLg Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
FIIV Monografi I Oleum Ric:ini 631

Minyak biji kapas Ke dalam tabung reaksi masukkan hingga suhu 25°. Tambahkan lebih kurang 200 mg
5 ml, tambahkan 5 ml campuran volume yang sama minyak zaitun (lebih kurang 7 tetes), campurkan dan
amil alkohol P dan larutan belerang P dalam karbon dinginkan hingga suhu 25°. Bila larutan berkabut
disulfida P (1 dalam 100), hangatkan campuran hati- tambahkan anhidrida asetat P, tetes demi tetes, kocok
hati untuk menghiiangkan karbon disulfida, celup- pada setiap penambahan sampai larutan tiba-tiba
kan tabung reaksi hingga sepertiga bagian tabung jernih. Biarkan campuran dalam tangas air selama
masuk ke dalam larutan jenuh natrium klorida 5 menit: terjadi warna hijau baik oleh sinar yang
mendidih selama 2 jam: tidak boleh terjadi warna dipantulkan maupun sinar yang ditransmisikan.
kemerahan. Tambahkan 10 ml eter mutlak P dan campur dengan
membalikkan tabung: warna hijau semula menghilang
Minyak kacang Sabunkan 10 g dengan merefluks dan berubah menjadi abu-abu kecoklatan. (Sebelum
selama 1 jam dengan 80 ml kalium hidroksida etanol LP. pengenceran dengan eter, adanya minyak biji teh
Tambahkan fenoljtalein LP, netralkan dengan asum akan menyebabkan terjadinya warna coklat dengan
asetat 1 N dan cuci larutan ke da lam labu Erlenmeyer sinar yang diteruskan dan setelah pengenceran terjadi
yang berisi 120 ml timbal asetat LP mendidih. Didihkan warna merah yang cepat hilang).
campuran selama 1 menit, dinginkan dengan mence-
lupkan labu ke dalam air dingin, sering-sering putar Suhu pemadatan asam lemak Campuran asam lemak
isi labu untuk melepaskan endapan yang menempel kering akan memadat antara 17° dan 26°; lakukan
pada dinding labu. Dekantasi cairan, cuci endapan penetapan seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak
dengan air dingin untuk menghilangkan kelebihan Lemak <491>.
timbal asetat kemudian c1.1ci dengan etanol P 90%.
Tambahkan 100 ml eter P, tutup labu, diamkan hingga Bilangan asam Asam lemak bebas dalam 10 g meme.r-
endapan terpisah. Refluks selama 5 menit, dinginkan lukan tidak lebih dari 5 ml natrium hidroksida 0,10 N,
hingga lebih kurang 15° dan diamkan semalam. untuk netralisasi; lakukan penetapan seperti yang
Saring, dan cuci endapan dengan eter P. Pindahkan tertera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>.
endapan ke dalam corong pisah 500 ml dengan
semprotan eter P, kemudian menjelang akhir, semprot Bilangan iodum Antara 79 dan 88; Iakukan penetapan
denga.n asam klorida 3. N, jika ada endapan yang seperti yang tertera pada Lemak 'dan Minyak
menempel pada kertas saring. Tambahkan asam Lemak <491>.
klorida 3 N secukupnya hingga totallapisan asam lebih
kurang 100 ml dan tambahkan eter P secukupnya Bilangan penyabunan Antara 190 dan 195; lakukan
hingga lapisan eter 100 mi. Kocok campuran kuat-kuat penetapan seperti yang tertera pada Lemak dan Minytzk
selama beberapa menit, biarkan lapisan terpisah, Lemak <491>.
huang lapisan asam dan cuci lapisan eter satu kali
dengan 50 ml asam klorida 3 N dan terakhir dengan air Wadah dan penyim:panan Dalam wadah tertutup
... beberapa kali sampai air cucian terakhir tidak bereaksi rapat dan hindarkan dari panas berlebih.
asam terhadap jingga metil LP. Pindahkan larutan eter
ke dala.m labu kering, uapkan eter, tambahkan sedikit
etanol mutlak P, uapkan di atas tangas uap sampai
kering. Larutkan residu dari asam lemak kering OLEUM RICINI
dengan m~nghangatkan dengan 60 ml etanol P 90%, Min yak Jarak
dinginkan perlahan-lahan hingga 15° sambil sering-
sering dikocok, diamkan pada suhu 15° selama
30 menit: tidak terbentuk hablur yang memisah dari Min yak Jarak adalah minyak lemak yang diperoleh
larutan. dari biji Ricinus communis Linne (Familia Euphorbia-
ceae), tidak mengandung bahan ta.mbahan.
Minyak wijen Campurkan 10 ml dengan 10 ml asam
klorida P, tambahkan 0,1 mllarutan furfural P dalam Pemerian Cairan kental, transparan, kuning pucat
etanol P (1 dalam 50) kocok kuat-kuat selama 15 detik: atau ha.mpir tidak berwarna; bau lemah, bebas dari
tidak terjadi warna merah muda hingga merah tua bau asing dan tengik; rasa khas.
pada lapisan asam bila emulsi pecah. Jika terjadi
warna pada lapisan asam, tambahkan 10 ml air dan Kelarutan Larut dalam etanol; dapat bercampur
kocok lagi kuat-kuat: jika tidak ada minyak wijen dengan etanol mutlak, dengan asam asetat glasial,
wama merah muda akan melemah. dengan kloroform dan dengan eter.

Minyak biji teh Ke dalam tabung reaksi kering Bobot jenis <981> Antara 0,957 dan 0,961.
18 mm x 150 mm masukkan berturut-turut 0,8 ml
anhidrida tzsetat P, 1,5 ml kiorojorm P dan 0,2 ml tzsam Perbedaan dari kebanyakan min yak lemak, lain
sulfat P, campur dan dinginkan dalam tangas air Hanya larut sebagian dalam heksana P (perbedaan dari
632 Opium I Monografi FI IV

kebanyakan minyak Jemak lain), tetapi menghasilkan Lemak <491>.


cairan jernih dengan sejumlah volume yang sama
etanol P. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, dan hindarkan dari panas berlebih.
Logam berat <371> Metode Ill Tidak Jebih dari 10 hpj.

Asam lemak bebas Untuk menetralkan 10 g di- OPIUM


butuhkan tidak Jebih dari 3,5 ml natrium hidrok- Opium Mentah
sida 0,1 N; Jakukan penetapan seperti yang tertera
pada Lemak dan Minyak Lemak <491>, menggunakan
10 g. Opium adalah getah yang diperoleh dengan menoreh
buah Papaver somniferum Linne (Familia Papaueraceae)
Bilangan hidroksil Antara 160 dan 168; Jakukan yang belum masak, yang dikeringkan atau dikering-
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama Jebih kan sebagian dengan pemanasan atau penguapan
kurang 2 g, masukkan ke dalam Jabu Erlenmeyer langsung, menjadi massa berbentuk tidak beraturan.
250 ml bersumbat kaca, tambahkan 5,0 ml campuran Mengandung tidak kurang dari 9,5% morfin,
segar anhidrida asetat P-piridina P (1 :3), dan goyang C 17 H 19 N0 3, dihitung sebagai morfin anhidrat.
hingga tercampur. Refluks di atas tangas uap selama
1 jam. Tambahkan 10 ml air Jewat pendingin, goyang Pemerian Bau khas dan kuat.
hingga tercampur, panaskan lagi di atas tangas uap
selama 10 menit, dan biarkan dingin hingga suhu Makroskopik Umumnya massa berbentuk kubus
kamar. Tambahkan Jewat pendingin 15 ml n-butanol P hingga tidak beraturan atau massa lunak; bagi;m
yang telah dinetralkan terhadap fenolftalein LP, angkat dalam berwama coklat tua, licin dan homogen.
pendingin, dan cuci ujung pendingin dan tepi Jabu
Erlenmeyer dengan 10 ml n-butanol P yang telah di- Mikroskopik Pada sisa yang tidak larut dalam air,
netralkan. Tambahkan 1 ml feno!ftalein LP, dan titrasi terdapat fragmen berikut: Kapsul popi yang ditunjuk-
dengan kalium hidroksidn etanol 0,5 N LV hingga wama kan oleh fragmen epidermis yang terdiri dari sel kecil
merah muda lemah. Lakukan penetapan blangko bersegi lima sampai enam dengan penebalan dinding
menggunakan 5,0 ml campuran anhidrida asetat P-piri- set dan kadang-kadang dengan lumen berbentuk bin-
dina P. Untuk menetapkan jumlah asam bebas dalam tang, stomata jarang, bentuk anomositik, Iebar 17 1-1m
minyak jarak, timbang saksama 10 g, masukkan ke dan panjang 25 J..Lm atau kadang-kadang mem-
dalam Jabu Erlenmeyer 250 ml, tambahkan 10 ml piri- bundar. Serbuk sari berbentuk hampir bulat, diameter
dina P yang telah dinetralkan dengan fenolftalein LP, 16 1-1m sampai 40 J..Lm, umumnya 20 J..Lm sampai 30 Jlm,
goyang hingga tercampur, tambahkan 1 ml fenol- dengan 3 pori.
ftalein LP dan titrasi dengan kalium hidroksida eta-
no! 0,5 N LV hingga wama merah muda Jemah. Hitung Penetapan kadar Timbang saksama Jebih kurang 8 g,·
bilangan hidroksil dengan rum us: gerus dalam mortir dengan 10 ml air hingga homogen.
Tambahkan 20 ml air dan 2 g kalsium hidroksida P,
BW campur sampai homogen. Pinda:hkan campuran ke
56,1 N ( A + - -C) dalam Jabu yang telah ditara, bilas mortir dengan air,
D sedikit demi sedikit, beberapa kali hingga diperoleh
bobot 90 g. Tutup labu, diamkan selama 30 menit,
w sesekali dikocok. Saring dan kumpulkan 52 ml filtrat
yang setara dengan Jebih kurang 5 g zat. Masukkan ke
N adalah normalitas larutan kalium hidroksida eta- dalam labu Erlenmeyer, tambahkan 5 ml etanol P 90%
nol; A adalah volume dalam ml kalium hidroksida dan 25 ml eter P, tutup labu, kocok, tambahkan 2,0 g
etanol 0,5 N yang digunakan pada titrasi blang- amonium klorida P, kocok selama 5 menit dan biarkan
ko; B adalah volume dalam ml yang digunakan pada selama 30 menit, sambil sesekali dikocok, sehingga
titrasi asam bebas; W adalah bobot dalam g dari zat uji; jumlah waktu pengocokan lebih kurang 15 menit.
D adalah bobot dalam g zat uji yang aigunakan pada Diamkan semalam; dekantasi lapisan eter sesempuma
titrasi asam bebas; C adala~ volume dalam ml yang mungkin ke dalam corong yang berisi kapas, bilas labu
digunakan pada titrasi zat uji. dan isinya dengan 10 ml eter P dan dekantasi melalui
corong yang sama. Bilas penyaring dengan 5 ml der P
Bilangan iodum Antara 83 dan 88; lakukan penetap- yang ditambahkan sedikit demi sedikit dengan hati-
an seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak hati, tuang larutan melalui penyaring tanpa menuang
Lemak <491>. seluruh hablur. Cuci labu dan penyaring dengan air
bermorfin LP hingga filtrat bebas klorida. Bilas hablur
Bilangan penyabunan Antara 176 dan 182; lakukan pada penyaring, kembalikan ke dalam labu, tambah-
penetapan seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak kan 30 ml asam sulfat 0,1 N LV, didihkan, dinginkan
FIIV Monog!aft I Orchiprenalini Sulfas 633

dan titrasi kelebihan asam dengan natrium hidrok- ORCHIPRENALINI SULFAS


sida 0,1 N LV menggunakan indikator merah metil LP. Metaproterenol Sulfat
1 ml asam :;uljat 0,1 N setara dengan
28,53 mg C1/ {1/J03

Pada jumlah yang diperoleh dari titrasi tambahkan


52 mg sebagai koreksi terhadap morfin yang hilang
karena sifat kelarutannya.
3,5-Dihidroksi-a-[(isopropilamino)metil]
benzil alkohol sulfat (2:1) [5874-97-5]
(C 11 H 17 N03) 2.H2S0 4 BM 520,59
OPII PULVIS
Serbuk Opium Metaproterenol Sulfat mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% (C 11 H 1 ~03 )r~S04 ,
dihitung terhadap zat anhidrat, bebas isopropanol dan
Serbuk Opium adalah Opium yang dikeringkan bebas metanol.
pada suhu sedang, dan diserbukkan sampai hal us atau
halus sedang dan tambahk~n serbuk laktosa yang Pemerian Serbuk hablur, putih hingga hampir putih.
sudah diwarnai secukupnya dengan gula bakar, atau
tambahkan serbuk kulit ari kakao, hingga Kelarutan Mudah larut dalam air.
mengandung 9,5% sampai 10,5% morfin, C 17 H 19 N0y
dihitung sebagai morfin anhidrat. Baku pembanding Metaproterenol Sulfat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam sebelum di-
Pemerian Serbuk coklat muda mengandung partikel gunakan.
coklat kekuningan atau merah kecoklatan; bau khas.
Identifikasi
Mikroskopik Sisa yang tidak larut dalam air menun- A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
jukkan fragmen seperti yang tertera pada Opium. Jika dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromi-
digunakan serbuk kulit ari kakao, dalam bentuk da P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang
fragmen coklat, menunjukkan fragmen tambahan gelombang yang sama seperti pada Metaproterenol
sebagai berikut: Fragmen pembuluh dengan pene- Sulfat BPFI.
balan bentuk spiral dengan Iebar lebih kurang 10 ~m B. Pada larutan 10 mg per ml tambahkan 1 tetes
sampai 20 Jlm, dalam kelompok satu sampai enam, besi(lll) klorida LP: terjadi wama ungu.
dikelilingi parenkim seperti bunga karang, terdiri dari C. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C
sel berdinding tipis dengan panjang dan Iebar lebih seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
kurang 40 Jlm hingga 60 ~m, dengan penonjolan D. Kromatrogram Larutan uji menunjukkan
seperti lengan; penonjolan dari sel yang berdekatan puncak utama metaproterenol dan waktu retensi yang
saling bergabung satu dengan yang lain hingga sesuai dengan kromatogram Larutan baku seperti yang
menutup hampir seluruh ruang antar sel. Sel batu tertera pada Penetapan hzdar.
berasal dari satu lapisan sklerenkim, masing-masing
berdinding tebal, Iebar lebih kurang 5 ~m sampai pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5; lakukan penetapan
10 ~m dan panjang 10 Jlm sampai 30 ~m, bentuk segi menggunakan larutan 100 mg per ml.
empat sampai segi delapan. Musilago merupakan
fragmen berwarna pada perwarnaan dengan merah Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
rutenium LP.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang
tertera pada Opium Mentah. Logam berat <371> Metode III Tidak Iebih dari 10 bpj.

1 ml asam sulfat 0,1 N setara dengan Besi <331> Tidak lebih dari 5 hpj; lakukan penetapan
28,53 mg C1/ {11J03 dengan melarutkan 2,0 g dalam 45 ml air dan
tambahkan 2 ml asain k/orida P.
Pada jumlah yang diperoleh dari titrasi tambahkan
52 mg sebagai koreksi terhadap morfin yang hilang Metaproteronon sulfat.Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
karena sifat kelarutannya. Spektrofotometri seperti yang tertera pada Spektrofoto-
metri dan Hamburan Olhaya <1191>: daya serap larutan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 9,0 mg per ml·dalam asam klcrida 0,01 N pada panjang
baik. gelombang 328 nm, tidak lebih dari 0,0079.
634 Oxprenololi Hydrochloridum I Monografi FIIV

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Kromatografi <931>.


Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan Fase gerak Larutkan 11,9 g natrium fosfat dibasa
menggunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml anhidrat P dalam air hingga 1000 ml (Larutan A).
dan Lane tan baku dengan kadar dua kali Larutan uji. Larutkan 9,1 g kalium fosfat monobasa P dalam ai~
hingga 1000 ml (Larutan B). Buat campuran 735 ml
Isopropanol dan metanol Tidak lebih dari 0,3% Larutan A dan 140 ml Larutan B, tambahkan 125 ml
isopropanol dan tidak lebih dari 0,1% meta no!. metana/ P. saring dan awaudarakan.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas Larutan baku Timbang saksama sejumlah Meta-
seperti yang tertera pad a Kromatografi <931 >. proterenol Sulfat BPFI, larutkan dalam asam k/orida
Larutan baku isopropanol Timbang saksama lebih 0,01 N hingga kadar 2 mg per mi.
kurang 300 mg isopropanol, masukkan ke dalam labu Lanctan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
tentukur 100-ml yang berisi lebih kurang 10 ml air dan masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 mllarutan eneerkan dengan asam klorida 0,01 N sampai tanda.
ini ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih Sistem kromatografi Kromatograf eair kinerja tinggi
kurang 85 ml piridina P, campur dan biarkan selama dilengkapi dengan detektor 278 nm, kolom pelindung
1 jam. Eneerkan dengan piridina P sampai tanda. Pipet 4,6 mm x 5 em berisi bahan pengisi L7 dan kolom
5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, eneer- 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L7 berukuran
kan dengan piridina P sampai tanda, larutan me- 10 1-1m. Laju aliran lebih kurang 2 ml per menit. Laku-
ngandung lebih kurang 30 llg per mi. kan kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
Larutan baku metanol Buat seperti yang tertera pada respons puneak seperti yang tertera pada Prosedur:
Larutan baku isopropanol menggunakan lebih kurang efisiensi kolom ditentukan dari puneak analit, tidak
100 mg metanol P yang ditimbang saksama, larutan kurang dari 500 lempeng teoritis, faktor ikutan puneak
mengandung lebih kurang 10 llg per mi. analit tidak lebih dari 3,0 dan simpangan baku relatif
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g, pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah
dalam lebih kurang 2 ml air dan eneerkan dengan volume sama (lebih kurang 10 Ill) Larutan baku dan
piridina P sampai tanda. Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Sistem kromatografi Lakukan sepetti yang tertera puneak utama. Hitung jumlah dalam mg,
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi (C 11 H 17 N03)z-H 2S0 4, dalam metaproterenol sulfat yang
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 2 m x 2 mm digunakan dengan rum us:
berisi bahan pengisi 0,1% fase diam G25 pada partikel
penyangga 57, dengan ukuran 80 mesh hingga ru
100 mesh. Pertahankan suhu injektor dan detektor soc(-)
masing-masing pada lebih kurang 150° dan 250°. Suhu rs
kolom diatur pada suhu 40° selama 2 menit, naikkan
lebih kurang 15° per menit hingga 200° dan perta- C adalah kadar Metaproterenol Sulfat BPFI dalam mg
hankan suhu pada 200° selama 10 menit. Gunakan per ml Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah
helium P sebagai gas pembawa dengan laju aliran lebih respons puneak Larutan uji dan Larutan baku.
kurang 15 ml per menit.
Prosedur Suntikkan seeara terpisah sejumlah Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
volume sama (lebih kurang 2 Ill) Larutan uji, Larutan rapat, tidak tembus cahaya.
baku isopropanol dan Larutan baku metanol ke dalam
kromatograf. Ukur respons puncak isopropanol dan
metanol. Hitung jumlah dalam mg isopropanol dan
metanol dalam metaproterenol sulfat yang digunakan . OXPRENOLOLI HYDROCHLORIDUM
dengan rum us: Oksprenolol Hidroklorida

ru
0,1 c (-·)
rs

C adalah kadar isopropanol dalam JLg per ml Larutan


baku isopropanol atau kadar metanol dalam JLg per ml 1-(o-Aliloksifenoksi)-3-isopropilamino-
Larutan baku metanol; ru dan r5 berturut-turut adalah 2-propanol hidroklorida [6452-73-9]
respons puncak analit Larutan uji dan Larutan baku ~ 5 ~N03 .HC1 BM 301,81
isopropanol atau Larutan baku metanol.
Oksprenolol Hidroklorida mengandung tidak kurang
~e.n~tapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C 15~N03 .HC1,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
FI.IV Monografi I Oxygenum 635

Pemerian Serbuk hablur, putih. bercak kering. Lapisi bejana kromatografi dengan
kertas saring, jenuhkan dengan 100 ml fase gerak etil
Kelarutan Mudah larut dalam etanol, dalam kloro- asetat P-asam asetat glasial P-air (15:5:5) dan diamkan
form dan dalam air; agak sukar larut dalam aseton dan selama lebih kurang 30 menit. Masukkan fempeng ke
praktis tidak larut dalam eter. dalam bejana kromatografi hingga fase gerak meram-
bat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng,
Baku pembanding Oksprenvlol Hidroklorida BPFI; angkat lempeng, keringkan pada suhu 100° selama
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 15 menit. Semprot lempeng dengan larutan penampak
60° selama 6 jam sebelum digunaka!l. Simpan dalam berc:ak yang dibuat segar, terdiri dari campuran
wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. volume sama banyak larutan kalium besi(lll) sianida P
(1 dalam 100) dan larutan besi(lll) klorida P (1 dalam 5).
ldentifikasi Keringkan lempeng dengan aliran udara hangat
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah selama lebih kurang 5 menit atau sampai bercak
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P Larutan baku B terlihat. Amati kromatogram di bawah
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- sinar biasa: harga R1 bercak utama Larutan uji sesuai
lombang yang sama seperti pada Oksprenolol Hidro- dengan harga R1 Larutan baku A. Tidak ada bercak lain
klorida BPFI. selain bercak utama Larutan uji yang lebih besar atau
B. Larutannya menunjukkan reaksi Klorida cara lebih intensif dari bercak utama Larutan baku B (0,4%
A, B dan C seperti yang tertera pada Uji Identifikasi sebanding dengan 0,2% senyawa sejenis dengan faktor
Umum <291>. respons lebih kurang 2 kali lebih besar dari
oksprenolol hidroklorida).
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 10). Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan meng-
Kejernihan larutan <881> Larutan jernih; lakukan gunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml dan
penetapan menggunakan larutan 1 g dalam 10 ml Larutan baku dengan kadar dua kali Larutan uji.
air.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 450 mg, larutkan dalam 100 ml asam asetat glasial P.
Iakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu Tambahkan 10 ml raksa(ll) asetat LP dan titrasi dengan
60° selama 6 jam menggunakan lebih kurang 3 g. asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
potensiometrik, menggunakan sistem elektrode
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. kalomel-kaca dengan jembatan garam larutan jenuh
litium klorida P dalam asam asetat glasial P Lakukan
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 10 bpj. penetapan blangko.

Kemumian kromatografi Lakukan penetapan dengan 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada 30,18 mg C1gH2/J0 3.HCl
Kromatografi <931>.
Larutan pengencer Buat campuran kloroform P- Wadah d-an penyimpanan Dalam wadah tertutup
etanol mutlok P (1:1). baik.
Larutan baku A Buat larutan Oksprenolol Hidro-
klorida BPFI dalam Larutan pengencer dengan kadar
20 mg per ml.
Larutan baku B Encerkan secara kuantitatif dan OXYGENUM
bertahap jika perlu, sejumlah volume Larutan baku A Oksigen
yang diukur saksama dengan Larutan pengencer hingga
kadar 0,08 mg per ml.
Laruttzn uji .Timbang saksama lebih kurang Oksigen [7782-44-7]
200 mg, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, o, BM32,00
larutkan dan encerkan dengan Larutan pengencer
sampai tanda. Oksigen mengandung tidak kurang dari 99,0% 0 2
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing dalam volume.
5 J.1} Larutan uji, Larutan baku A dan Larutan baku B pada [Oztatan Oksigen yang dihasilkan dari pencairan udara
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm yang bebas dari persyaratan uji untuk Karbon dioksida dan
sebelumnya telah dicuci dengan mdanol P hingga Karbon monoksida.]
pelarut merambat sampai tepi atas lempeng. Kering-
kan di udara, kemudian pada suhu 100° selama Pemerian Gas tidak berwarna; tidak berbau; tidak
20 menit dan dinginkan dalam desikator. Biarkan berasa; daya membakar lebih besar daripada udara.
636 Oxygenum 93% I Monografi FIIV

Bobot 1 1 pada suhu 0° dan tekanan 760 mmHg lebih tangki bertekanan. Wadah yang digunakan harus
kw:ang 1,429 g. bebas dari setiap zat toksik, penyebab tidur, atau
senyawa penyebab narkosis, dan senyawa yang dapat
Keluutan Larut dalam lebih kurang 32 bagian air dan menyebabkan iritasi pada saluran pemapasan.
dalam 7 bagian etanol pada suhu 20° dan tekanan {Catatan Jika disimpan dahtm silinder, kurangi tekanan
760mmHg. dalam wadah menggunakan pengatur aliran gas. Ukur gas
menggunakan volume meter gas dengan arah ke bawah dari
Identifikasi tabung detektor untuk memperkecil kontaminasi atau
A. Jika diuji sep~rti yang tertera pada Penetapan perubahan pada contoh.]
kadar, gas yang tertinggal tidak lebih dari 1,0 ml.
B. Alirkan 100 ml ± 5 ml gas dari tabung oksigen
ke dalam tabung detektor karbon diolcsida pada kecepatan
tertentu: tidak terjadi perubahan warna. (Untuk OXYGENUM 93%
membedakan dari karbon dioksida). Oksigen 93%
Bau Buka katup wadah dengan hati-hati hingga
diperoleh aliran sedang; tidak boleh mengarahkan Oksigen 93% mengandung tidak kurang dari 90,0%
aliran gas langsung ke wajah, tetapi arahkan sebagian dan tidak lebih dari 96,0% 0 2 dalam volume, dihasil~­
aliran ke hidung: bau tidak tajam. kan dari udara melalui proses penyaringan molekul;
yang tertinggal sebagian besar terdiri dari argon dan
Karbon dicksida Tid.ak lcbih dari 0,03%; lakukan nit(ogen.
penetapan dengan mengalirkan 1050 ml ± 50 ml ke
dalam tabung detektor karbon dioksida pada kecepatan Identifikasi
tertentu: terjadi perubahan pada penunjuk. A. Jika diuji seperti yang tertera pada Penetapan
kadar, gas yang tertinggal tidak lebih dari 10,0 ml dan
Karbon monoksida Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan tidak kurang dari 4,0 rnl.
penetapan dengan mengalirkan 1050 ml ± 50 ml ke B. Alirkan 100 rnl ± 5 ml gas dari tabung oksigen
dalam tabung detektor karbon monolcsida pada kecepatan 93% ke dalarn tabung detektor karbon dioksida pada
tertentu: terjadi perubahan pada penunjuk. kecepatan tertentu: tidak terjadi perubahan warna
(untuk rnembedakan dari karbon dioksida).
Penetapan kaciar Masukkan sejumlah volume larutan
amonium klorida-amonium hidroksida LP, yang dibuat Bau Buka katup wadah atau sistem saluran keluar
dengan mencampur volume sama banyak air dan dengan hati-hati hingga diperoleh aliran sedang. Tidak
amonium hidroksida P, dan jenuhkan dengan amonium boleh rnengarahkan aliran gas langsung ke wajah,
klorida P pada suhu kamar. Ke dalam alat uji yang tetapi arahkan sebagian aliran ke hidung: tidak
terdiri dari buret 100-ml yang telah dikalibrasi, dileng- berbau.
kapi dengan kran dua arah, pipet absorpsi gas dan
pelampung, keduanya dengan kapasitas dan sam- Karbon dioksida Tidak lebih dari 0,03%; lakukan
bungan yang sesuai. lsi pipet absorpsi gas dengan penetapan dengan mengalirkan 1050 ml ± 50 ml ke
logam tembaga berbentuk kawat kumparan, dengan dalam tabung detektor karbon monolcsida pada kecepatan
ukuran mesh atau ukuran lain yang sesuai. Hilangkan tertentu: terjadi perubahan indikator.
semua gelembung gas dari cairan dalam alat uji. Aktif-
kan larutan uji dengan melakukan pengujian 2 kali Karbon monoksida Tidak lebih dari 10 hpj; lakukan
sampai 3 kali, tidak untuk dicatat. lsi dengan cairan penetapan dengan mengalirkan 1050 ml ± 50 ml ke
buret yang telah dikalibrasi, semua pipa penghubung, dalam tabung detektor karbon monoksida pada kecepatan
kedua arah kran pembuka, dan pipa penghubung. tertentu: teljadi perubahan penunjuk.
Prosedur Alirkan 100,0 ml oksigen ke dalam buret
dengan cara menurunkan pel~pung. Buka kran, yang Penetapan kadar Masukkan sejumlah volume larutan
berhubungan dengan pipet absorpsL Dengan cara me- amonium klorida-11monium hidroksida P yang dibuat
naikkari pelampung, oksigen ditekan masuk ke dalam dengan mencampur volume sama banyak air dan
pipet absorpsi. Goyangkan pip,et dengan kuat hingga amonium hidroksida P, dan jenuhkan dengan amonium
sering terjadi kontak yang merata antara cairan, gas klorida P pada suhu karnar, ke dalam alat uji yang
dan kawat tembaga. Lanjutkan penggoncangan terdiri dari buret 100 ml yang telah dikalibrasi, dileng·
yang kuat hingga tidak terjadi penyusutan volume kapi dengan sebuah kran dua arah, pipet absorpsi gas,
lebih lanjut. Alirkan kembali sisa gas ke dalam buret dan pelampung, keduanya dengan kapasitas dan
yang telah dikalibrasi dan ukur volume: tidak lebih sambungan yang sesuai. lsi pipet absorpsi gas dengan
dari 1,0 ml gas yang tertinggal. logam tembaga berbentuk kumparan kawat, dengan
ukuran mesh atau ukuran lain yang sesuai. Hilangkan
Wadah dan penyimpanan Dalam tabung atau dalam semua gelembung gas dari cairan pada alat uji. Aktif·
FIIV Monografi l Oxymetazolini Hydrochloridiun

~an larutan uji dengan melakukan pengujian 2 sampai ldentifikasi


3 kali, tidak untuk dicatat. lsi dengan cairan buret A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
'; yang telah dikalibrasi, semua pipa penghubung, ke dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
dua arah kran pembuka, dan tabung pengisi. menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
Prosedur Alirkan 100,0 ml oksigen ke dalam buret bang yang sama seperti pada Oksimetazolin Hidroklori-
dengan cara menurunkan pelampung. Buka kran yang da BPFI.
berhubungan dengan pipet absorpsi. Dengan cara B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
menaikkan pelampung, oksigen 93% ditekan masuk ke 10.000) :,nenunjukkan maksimum dan minimum pada
dalam pipet absorpsi. Goyangkan pipet dengan kuat panjang gelombang yang sama seperti pada Oksimeta-
hingga sering terjadi kontak yang merata antara cair- zolin Hidroklorida BPFI, daya serap masing-masing
an, gas dan kawat tembaga. Lanjutkan penggoncangan dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada
yang kuat hingga tidak terjadi penyusutan volume panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
lebih lanjut. Alirkan kembali sisa gas ke dalam buret 279 nm: berbeda tidak lebih dari 3,0%.
yang telah dikalibrasi, dan ukur volume: tidak lebih C. Pada larutan lebih kurang 50 mg dalam 3 ml air
dari 10,0 ml dan tidak kurang dari 4,0 ml gas yang tambahkan 1 ml amonium hidroksida 6 N, saring, asarn-
tertinggaL kan filtrat dengan asam nitrat P: larutan menunjukkan
reaksi Klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada
Wadah dan penyimpanan Dalam tabung atau tangki Uji Identifikilsi Umum <291>.
bertekanan rendah. Wadah yang digunakan harus
bebas dari setiap zat toksik, penyebab tidur, atau pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5; lakukan penetapan
senyawa penyebab narkosis, atau senyawa yang dapat menggunakan larutan (1 dalam 20).
menyebabkan iritasi pada saluran pemafasan.
[Catalan Jikil disimpan dalam silinder, kurangi tekilnan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
dengan menggunakan pengatur a/iran gas. Ukur gas lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
menggunakiln volume meter gas dengan arah ke bawah dari
tabung detektor untuk memperkecil kontaminasi atau Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
perubahan pada contoh].
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


OXYMETAZOLINI HYDROCHLORIDUM Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Oksimetazolin Hidroklorida Kromatograft <931>.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-natrium
asetat 1 M-asam asetat glasial P (46:40:10:4) saring dan
awaudarakan. ·
.. Ltzrutan baku Timbang saksama sejumlah Oksimeta-
zolin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Fase gerak
hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mi.
Ltzrutan uji Tunbang saksama lebih kurang 25 mg,
6-tert-Butil-3-(2-imidazolin-2-ilmetil)- masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, Iarutkan dan
2,4:-dimetilfenol monohidroklorida [2315-02-8] encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
C 16H 2.N20.HC1 BM 296,84 Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Oksimetazolin Hidroklorida mengandung tidak tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,5% 4,6 mm x 0,25 m berisi bahan ·pengisi L9. Laju alii-an
C 16 H 24 N 20.HC1, dihitung terhadap zat yang telah lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
dikeringkan. terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih
Pemerian Serbuk hablur halus, putih sampai praktis dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada lima kali
putih; higroskopik. Melebur pada suhu lebih kurang penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
300° disertai peruraian. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih lc;urang. 20 Jll) Ltzrutan baku· dan
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; praktis Larutan uji ke dalam kroinatograf, ukur i'espons
tidak larut dalam benzena, dalam kloroform dan puncak utama. Hitung jumlah dalain · mg,
dalam eter. C16Hz4N20.HO, dengan rumus: .

Baku pembanding Oksimetazolin Hidroklorida BPFI;


lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam soc(-)
'u
sebelum digunakan. 's
638 Oxymetazolini Hydrochloridi Guttae Nasales I Monografi FIIV

C adalah kadar Oksimetazolin Hidroklorida BPFI dalam Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti
mg per mll.Arutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah yang tertera pada Penetapan kadar dalam Oksimetazolin
respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Hidroklorida, kecuali dalam menghitung jumlah dalam
Larutan baku. mg, C 16H 24N 20.HCI, dalam tiap ml tetes hidung yang
digunakan dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat. ,. u
c (-)

OXYMETAZOLINI HYDROCHLORIDI C adalah kadar Oksimetazolin Hidroklorida BPFI dalam


GUTTAE NASALES mg per ml Larutan baku; ru dan r 5 berturut-turut adalah
Tetes Hidung Oksimetazolin respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan
Hidroklorida Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


Tetes Hidung Oksimetazolin Hidroklorida adalah rapat.
larutan Oksimetazolin Hidroklorida dalam air yang
diatur tonisitasnya. Mengandung Oksimetazolin
Hidroklorida, C 16H 24 N 20.HCI, tidak kurang dari 90,0% OXYPHENBUTAZONUM
dan tidak lebih dari 110,0% dari JUmiah yang tertera Oksifenbutazon
pada etiket.

Baku pembanding Oksimetazolin Hidroklorida BPFI;


lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
·sebelum digunakan.

ldentifikasi Pipet sejumlah volume tetes hidung


setara dengan lebih kurang 2,5 mg oksimetazolin 4-Butil-1-(p-hidroksifeni/)-2-fenil-3,
hidroklorida ke dalam corong pisah 60 ml dan tam- 5-virazolidinadion monohidrat [7081-38-1]
bahkan air sampai lebih kurang 10 ml. Tambahkan c19~Np3.~o BM 342,39
2 ml larutan natrium /carbonat P (1 dalam 10), ekstraksi Anhidrat [129-20-4] BM 324,38
dengan 10 ml kloroform P dan pindahkan ekstrak kloro-
form ke dalam corong pisah 60 ml kedua. Ekstraksi Oksifenbutazon mengandung tidak kurang dari 98,0%
larutan kloroform dengan 10 ml asam klorida 0,1 N, dan tidak lebih dari 100,5% C 19 H 20 N 20 3, dihitung
biarkan memisah dan huang lapisan kloroform. terhadap zat anhidrat.
Pindahkan 8 mllarutan asam ke dalam tabung reaksi,
netralkan dengan penambahan natrium hidroksida 1 N Pemerian Serbuk hablur, putih sampai putih keku-
tetes demi tetes, tambahkan 1 tetes _natrium hidrok- ningan; tidak berbau. Melebur pada suhu antara lebih
sida 1 N berlebih dan campur. Tambahkan beberapa kurang 85° dan 100°.
tetes larutan segar natrium nitroprusid P 5% dan 2 tetes
larutan natrium hidroksida P (15 dalam 100), campur Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam
dan diamkan selama 10 menit. Tambahkan asam etanol; mudah larut dalam aseton dan dalam eter.
klorida 0,1 N tetes demi tetes sampai pH antara 8 dan 9,
diamkan selama 10 menit: larutan menjadi ungu. Baku pembanding Oksifenbutazon BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan.
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5.
Identifikasi
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Kromatogra.fi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada dikeringkan dalam desikator dengan pengering
Kromatogra.fi <931>. yang sesuai dan dilarutkan dalam metilena klorida P
Fase gerak Lakukan seperti yang tertera pada (1 dalam 50) menunjukkan maksimum hanya pada
Penetapan kadar dalam Oksimetazolin Hidroklorida. panjang gelombang yang sama seperti pada Oksifin·
Llzrutan baku Larutkan sejumlah Oksimetazolin butazon BPFI.
Hidroklorida BPFI dalam Fase gerak hingga kadar lebih B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
kurang sesuai dengan kadar tetes hidung yang tertera 100.000) dalam natrium hidroksida O,Dl N menunjukkan
pada etiket. maksimum dan minimum pada panjang gelombang
Llzrutan uji Gunakan Tetes Hidung Oksimetazolin yang sama seperti pada Oksifenbutazon BPFI: daya
Hidroklorida. serap masing-masing dihitung terhadap zat anhidrat,
FIIV Monografi I Oxytetracyclinum 639

p'ada panjang gelombang serapan maksimum lebih Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kurang 254 nm berbeda tidak lebih dari 2,0%. rap at.
C. Larutkan lebih kurang 20 mg dalam 2 ml
metanol P, tambahkan 3 ml Millon LP: terbentuk endap-
an yang berwarna merah ceri, jika campuran dipanas-
kan. OXYTETRACYCLINUM
Oksitetrasiklin
Air <1031> Metode I Antara .'i,O% dan 6,0%.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


• 2~0

Klorida Didihkan 1 g dengan 20 ml air selama 5 menit,


dinginkan dan saring. Jika filtrat tidak jernih, tambah-
kan beberapa mg talk, didihkan kembali, dinginkan
dan saring. Pada 1 ml filtrat tambahkan 1 ml asam 4-(Dimetilamino)-1,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro-3,5,6,
nitrat 2,5 N dan 1 ml perak nitrat LP: tidak terjadi opale- 10,12,12a-heksahidroksi-6-metil-1.11-diokso-2-naftasena-
sensi. karboksamida dihidrat (6153-64-6]
C 22 Hz4 N 2 09 .2~0 BM496,47
Kemurnian kromatografi [Catalan Lakukan uji ini Anhidrat [79-57-2] BM 460,44
tanpa penundaan]. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kroma-
tografi <931>. Oksitetrasiklin mempunyai potensi setara dengan
Larutan asam askorbat Larutkan 1,5 g asam askorbat P tidak kurang dari 832 J.Lg C22 H 24 N 20 9 per mg
dan 20 mg hidroksitoluena terbutilasi P dalam 100 ml
etanol P dengan penghangatan di atas tangas uap. Pemerian Serbuk hablur, kuning muda sampai coklat
Larutan baku Timbang sejumlah Oksifenbutazon muda; tidak berbau. Stabil di udara, oleh pengaruh
BPFI, larutkan dalam Larutan asam askorbat, hingga cahaya matahari kuat warna berubah menjadi gelap.
kadar 0,80 mg per ml Dalam larutan dengan pH kurang dari 2, potensi
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran turun; cepat rusak oleh pengaruh alkali hidroksida.
Larutan baku dalam metanol P hingga kadar sebagai
berikut: 400 J.Lg, 200 !J.g, 100 J.Lg dan SO !J.g per ml. Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; agak sukar
Larutan uji Campur 100 mg dengan 5,0 ml Lar.1tan larut dalam etanol; mudah larut dalam asam kloridtz 3 N
asam askorbat dalam tabung sentrifuga 10 ml. Kocok dan dalam larutan alkali.
secara mekanik selama 30 menit, sentrifus dan guna-
kan beningan tanpa penundaan. Baku pembanding Oksitetrasiklin BPFI; tidak boleh
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing dikeringkan sebelum digunakan.
5 J.ll Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku
pada lempeng silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan ldentifikasi
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
fase gerak campuran 80 ml kloroform P, 20 ml asam 50.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan
asetat glasial P dan 20 mg hidroksitoluena terbulilasi P maksimum dan minimum pada panjang gelombang
hingga fase gerak merambat tiga per empat tinggi yang sama seperti pada Oksitetras*lin BPFI, daya
lempeng. Angkat lempeng dan biarkan kering. Amati serap dihitung terhadap zat anhidrat. pada panjang
bercak di bawah cahaya ultraviolet 254 nm; intensitas gelombang serapan maksimum lebih kurang 353 nm
bercak lain selain bercak utama yang diperoleh dari adalah antara 96,0% dan 104,0% dari Oksitetrasiklin
Larutan uji, bandingkan dengan intensitas bercak BPFI, potensi Baku pembanding diperhitungkan.
utama Larutan baku. Jumlah intensitas bercak lain dari B. Campur 1 mg zat dengan 2 ml asam sulfat P:
Larutan uji tidak lebih dari 1,0%. terjadi wama merah terang.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
500 mg, larutkan dalam 100 ml metanol P, titrasi
dengan natrium hidroksida 0,1 N LV, tetapkan titik pH <1071> Antara 4,5 dan.7,0; lakukan penet~pan
. --akhir secara potensiometrik, menggunakan sistem menggunakan suspensi dengan kadar 10 mg per mi.
elektrode kalomel-kaca dengan jembatan garam kalium
klorida P jenuh dalam metanol P. Lakukan p~netapan Air <1031> Metode I Antara 6,0% dan 9,0o/.o.
blangko.
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang
1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secar.a Mikro-
32,44 mg C1/{2r/'lz03 biologi <131>.
640 Oxytetracyclini Hydrochloridum I Monografi FllV

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. rapat, tidak tembus cahaya.

OXYTETRACYCLINI HYDRO- OXYTETRACYCLINI HYDRO-


CHLORIDUM CHLORIDUM PRO INJECTIONE
Oksitetrasiklin Hidroklorida Oksitetrasiklin Hidroklorida untuk
Injeksi
4-( DimetilaminoJ-1 ,4,4a,5,5a,6, I1, 12a-oktahidro-
3,5,6,1 0, 12,12a-heksahidroksi-6-metil-1,11-diokso-2- Oksitetrasiklin Hidroklorida untuk lnjeksi adalah
rraftasenakarboksamida monohidrok/orida [2058-46-0) campuran kering steril Oksitetrasiklin Hidroklorida
C22 H 24 Np9.HCI BM 496,90 Steril dan dapar yang sesuai. Mengandung Oksitetra-
siklin, C 22 H24 N 20~ tidak kurang dari 90,0% dan tidak
Oksitetrasiklin Hidroklorida mempunyai potensi lebih darl 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
setara dengan tidak kurang dari 835 Jlg C 22 H 24 N 70 9
per mg, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Baku pembanding Oksitetrasiklin BPfl; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI.
Pemerian Serbuk hablur, kuning; tidak berbau; rasa
pahit; higroskopik. Oleh pengaruh cahaya matahari larutan terkonstitusi Memenuhi syarat Larutan ter-
kuat atau suhu lebih dari 90° pada udara lembab, konstitusi seperti yang tertera pada lnjectiones; buat
warna berubah menjadi gelap. Terurai pada suhu lebih pada saat akan digunakan dengan melarutkan Oksite-
dari 180°. Dalam larutan dengan pH kurang dari 2, trnsiklin Hidroklorida untuk lnjeksi.
potensi turun; cepat rusak oleh pengaruh lart.ttan
alkali hidroksida. Zat hipotensif <i91> Memenuhi syarat; lakukan
penetapan menggunakan dosis uji 0,6 ml per kg yang
Kelarutan Tidak larut dalam kloroform dan dalam mengandung 5,0 mg oksitetrasiklin (C 22 H 24 N 20 9 ) per
eter; sukar larut dalam etanol mutlak; agak sukar larut ml dalam larutan natrium klorida P 0,9%.
dalam etanol dan metanol; mudah larut dalam air,
tetapi terhidrclisa menjadi hablur oksitetrasiklin dan Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,4 unit
hidroklorida. Er.dotoksin Fl per mg oksitetrasiklin.

Baku pembanding Oksitetrasiklin BPFI; tidak boleh Sterilitas <71> Memenuhi syarat: lakukan penetapan
dikeringkan sebe!um digunakan. seperti yang tertera pada Prosedur uji menggrmakan
penyaringan membran, dengan menggunakan Cairan D
Identifikasi sebagai pengganti Cairan A.
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
50.000) dalam asarn klorida 0,1 N menunjukkan maksi- pH <1071> Antara 1,8 dan 2,8; lakukan penetapan
mum dan minimum pada panjang gelombang yang menggunakan larutan yang mengandung 25 mg
sama seperti pada Oksitetrasiklin BPFI. Daya serap perml.
dihitung terhadap zat yang teiah dikeringkan pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%;
353 nm adalah antara 88,2% dan 96,8% dari Olcsitetra- lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
siklin BPFI, potensi Baku pembanding diperhitungkan. dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari
B. Tambahkan 2 ml asam sulfat P pada 1 mg zat: 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan
terjadi warna merah terang. 100 mg zat yang ditimbang saksama.

Sifat hablur <1091> Memenuhj syarat. Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
yang tertera pada lnjelcsi volume kecil.
pH <1071> Antara 2,0 dan 3,0; lakukan penetapan
menggunakan larutan 1 dalam 100. Syarat lain Memenuhi ldentifikasi B seperti yang ter-
tera pada Olcsitetrasiklin Hidroklorida, dan memenuhi
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; syarat K.eserttgaman Sediaan <911> dan Penandaan
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler seperti yang tertera pada lnjectiones.
menggunakan lebih kurang 100 mg pada tekanan
tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° selama 3 jam.· Penetapan kadar .
· Larutan uji 1 (Menggunakan wadah dosis tunggal)
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang Konstitusikan zat dalam air, yang diukur saksama
tertera pada Pmetapan Potensi Antibiotik seCilTtt Mikro- sesuai jumlah pelarut seperti yang tertera pada etiket.
biologi <131>. Keluarkan semua isi yang dapat dikeluarkan meng-
FIIV Monografi I Oxytocini Injectio 641

gunakan jarum hipodermik yang sesuai dan jarum Larutan uji Encerkan sejumlah volume irijeksi
suntik yang sesuai, encerkan dengan air hingga kadar dengan larutan natrium klorida P 0,9% hingga potensi
yang sesuai. aktivitas presor tidak lebih dari 0,01 unit Pituitari
l.Arutan uji 2 (Pada etiket dinyatakan jumlah oksi- Posterior FI tiap unit aktivitas oksitosik.
tetrasiklin dalam sejumlah volume larutan konstitusi). Hewan uji Lebih kurang 18 jam sebelum penetapan
Konstitusikan Oksitetrasiklin Hidroklorida untuk pilih seekor tikus jantan dengan berat antara 275 g dan
Injeksi dalam sejumlah volume yang diukur saksama, 325 g. Suntikkan secara subkutan larutan yang dibuat
sesuai jumlah pelarut yang tertera pada etiket. Encer- dengan melarutkan 50 mg fmoksibenzamina hidro-
kan sejumlah larutan konstitusi yang diukur saksama klorida P dalam 0,1 ml etanol P yang diasamkan dengan
dengan air, hingga kadar oksitetrasiklin yang sesuai. 1 tetes asam klorida P dan diencerkan dengan larutan
Prosedur Lakukan Pe11etapan Potensi Antibiotik secara natrium klorida P 0,9% hingga 5 ml, sehanyak 1 ml per
Mikrobiologi <131>, menggunakan sejumlah volume kg berat badan. Pada hari penetapan, bius tikus
larutan konstitusi yang diukur saksama encerkan dengan anestesi uap yang dapat mempertahankan
bertahap dengan air hingga diperoleh Larutan uji tekanan darah yang tetap. Letakkan hewan dengan
deilgan kadar yang diperkirakan sama dengan aras baik, pasang kanula pada trakhea untuk pernapasan
dosis tengah baku. buatan. Atur untuk dapat merekam tekanan darah
pada arteri karotid. Siapkan untuk penyuntikan intra-
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Fadatan vena melalui kanula yang sesuai dengan diameter luar
Steril seperti yang tertera pada Injectiones, terlindung lebih kurang 1 mm yang dimasukkan ke dalam vena
dari cahaya. femolar atau jugular. Jaga kehangatan hewan selama
penetapan dan pengujian.
Penetapan kepekaan hewan uji Tetapkan dengan
OXYTOCINI INJECTIO dosis tertentu Larutar. baku yang bila disun'tikkan
Injeksi Oksitosin intravena dengan interval 12 menit sampai 15 menit
akan menyebabkan kenaikan tekanan darah yang
Oksitosin (50-56-6] konsisten antara 20 mmHg dan 70 mmHg. Dari
C43H66Nt20t252 BM 1007,19 pengamatan ini tentukan dua do~is Larutan baku
dengan perbandingan 2 dan 3, dinyatakan sebagai 5 1
lnjeksi Oksitosin adalah larutan steril dalam pelarut dan 52• Sesudah melalui percobaan tetapkan dua dosis
yang sesuai, bc.han yang mengandung hormon poli- Larutan uji (U 1 dan U2 ) dengan perbandingan aktivitas
peptida yang mempunyai sifat yang menyebabkan yang sama dengan dosis untuk Larutan baku. Jika perlu
kontraksi otot rahim, otot vaskular dan otot halus lain, ubah perbandingan antara dua dosis selama penetap-
yang dibuat dengan sintesis atau diperoleh dari lobus an, tetapi pertahankan perbandingan yang sama untuk
posterior kelenjar pituitaria hewan peliharaan sehat kedua larutan dalam satu set, dan pertahankan potensi
yang biasa dimakan. Tiap ml injeksi oksitosin mem- yang diperkirakan, R selama penetapan dan buat set
punyai aktivitas oksitosik tidak kurang dari 85,0% dan yang lengkap secukupnya sehingga tidak kurang dari
tidak lebih dari 120,0% dari jumlah unit Pituitari dua set untuk tiap perbandingan.
Posterior Fl yang tertera pada etiket. Prosedur Lakukan uji pendahuluan menggunakan
tiga dosis enceran l.Arutan baku yang biola disuntikkan
Baku pembanding Pituitari Posterior BPFI; tidak boleh secara intravena dengan selang waktu 12 menit
dikeringkan sebelum digunakan, simpan pada suhu 0° sampai 15 menit memberikan kenaikan tekanan darah
atau lebih rendah. Tiap mg menunjukkan aktivitas yang tetap antara 20 mmHg dan 70 mmHg. Ulangi
oksitosik 2,4 unit Pituitari Posterior Fl dan aktivitas penyuntikan dosis tengah: perbedaan respons
vasoprestor 2,1 unit Pituitari Posterior Fl. penyuntikan kedua dan pertama tidak lebih dari 10%.
Suntikkan secara intravena satu seri dari lima dosis
pH <1071> Antara 2,5 dan 4,5 dengan volume yang sama, yang terdiri dari tiga dosis
tengah l.Arutan baku dan 2 dosis l.Arutan uji secara
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti bergantian. Ukur perubahan tekanan darah masing-
yang tertera pada Injeksi volume kecil. masing dari 5 dosis. Hitung perbedaan antara respons
masing-masing dosis l.Arutan uji terhadap rata-rata
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera respons dosis l.Arutan baku sebelum dan sesudahnya.
pada Injectiones. Perbedaan respons presor rata-rata l.Arutan uji tidak
lebih besar dari respons enceran Larutan baku. ' ·,.:
Aktivitas presor ::I
l.Arutan baku Buat larutan persediaan seperti yang Penetapan potensi
tertera pada Larutan baku dalam Penetapan potensi. Larutan baku persediaan Timbang saksama antara
Pada hari pengujian; encerkan larutan persediaan 50 mg dan 100 mg Pituitari Posterior BPFI, masukkan
dengan larutan natrium klorida P 0,9% hingga potensi ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan 0,5 ml asam
aktivitas presor 0,1 unit Pituitari Posterior FI per ml. asetat 0,045 N tiap satu unit aktivitas oksitosik yang
642 Pancreatinurn I Monografi FIIV

dinyatakan dalam bobot Baku pembanding yang digu- dengan merubah dosis baku. Bila dosis Larutan baku
nakan. Masukkan tangkai corong pendek ke dalam berubah, atur kedua dosis Larutan uji hingga diperoleh
leher labu. Panaskan labu sambil dikocok hati-hati dan perbandingan yang tetap antara dosis rendah dan
terus menerus di dalam tangas air mendidih selama tinggi (log perbandingan dosis tetap, i). Ukur dan
5 menit. Dinginkan labu di bawah air dingin yang rekam respons dalam mmHg.
mengalir, saring. Tiap ml filtrat mengandung potensi Perhitungan Buat tabel berurutan logaritma dosis
dalam unit Pituitaria Posterior; FI, setara dengan 2 unit Larutan baku dan Larutan uji selama pengujian
aktivitas oksitosik FI dan 1,75 unit aktivitas vasopre- terhadap masing-masing respons. Respons rata-rata
sik Fl. Masukkan larutan ini ke dalam ampul kaca dari respons Larutan baku sebelum dan sesudah
Tipe I, tutup, dan panaskan dalam uap mengalir 3 hari respons Larutan uji, kurangi dengan rata-rata respons
berturut-turut tiap kali selama 20 menit. Simpan larut- Larutan uji. Buat perbedaan respons sebagai y. Hitung
an dalam lemari pendingin dan dapat digunakan dengan cara yang sama untuk log dosis sebagai x dan
selama 6 bulan. hitung rata-ratanya sebagai :X. Jumlahkan perbedaan, y,
Larutan baku Pada hari penetapan buat pengencer- hingga diperoleh T 1 dan T 2 untuk dosis rendah dan
an larutan baku dengan menambahkan sejumlah dosis tinggi Larutan uji. Logaritma potensi relatif
larutan natrium klorida P 0,9"/o hingga diperoieh larutan Larutan uji adalah:
yang mengandung aktivitas oksitosik tidak lebih besar
dari 0,4 unit Pituitari Posterior FI per ml disesuaikan
seperti yang diperoleh pada Penetapan kepekaan hewan M' ----}- i
uji.
Larutan uji Ukur saksama sejum!ah volume injeksi,
encerkan dengan larutan natrium klorida P 0,9"/o
hingga potensi per ml sama dengan Larutan baku. Potensi injeksi dalam unit aktivitas oksitosik Fl per ml
· Hewan uji Ayam dewasa yang masih muda, bobot
antara 1 kg dan 2,5 kg. Lakukc:n anestesi kuat untuk vs
mencegah adanya gerakan otot, menggunakan zat R x (antilog M'), dan R = (--)
anestesi efek lama dan tekanan darah tetap. Keluarkan vu
arteri iskhiatik dan kanulasi sesudah cabang pembu-
luh aferen dibuat simpul dengan jarak lebih kurang
2 em. Rekam tekanan darah secara terus-menerus. v 5 adalah jumlah unit aktivitas oksitosik FI per ml
Suntikkan enc\!ran Larutan uji secara intravena ke Larutan baku; vu adalah volume injeksi dalam ml
'dalam vena krural atau ke dalam vena brakhial setelah dalam tiap ml Larutan uji. Hitung log interval keyakin-
salah satu sa yap diikat ke belakang. an, L seperti yang tertera pada Desain dan Ana/isis
Penetapan kepekaan hewan uji Lakukan penyuntikan Penetapan Hayati <81>. Jika L lebih besar dari 0,20,
sejumlah Larutan baku hingga tekanan darah menurun ulangi penetapan atau perbesar jumlah seri respons
menjadi antara 20 mmHg dan 40 mmHg. Jika perlu hingga diperoleh hasil lebih kecil atau sama dengan
pada sebelum atau selama penetapan potensi, ubah 0,20.
potensi Larutan baku hingga dosis tidak kurang dari
0,15 ml dan tidak lebih dari 0,5 ml menghasilkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
respons antara 20 mmHg dan 40 mmHg. Jika terjadi tunggc:l atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.
takhifilaksis berat yang ditunjukkan dengan penurun- Jangan dibekukan.
an respons secara cepat pada penyuntikan baku yang
berurutan, ayam tidak dapat digunakan untuk pe-
netapan pote.nsi.
Prosedur Suntikkan Larutan baku dan ulangi secara PANCREATINUM
teratur pada selang waktu 3 menit sampai 10 menit. Pankreatin
Pada titik tengah selang waktu penyuntikan lArutan
baku, suntikkan satu dari dua dosis Larutan uji yang
rata-rata geometriknya sesuai dengan dosis Larutan Pankreatin [8049-47-6]
baku dan dosis yang lebih rendah dari kedua dosis
harus memberikan respons lebih kurang empat Pankreatin adalah senyawa yang mengandung enz~
p.erlima dari respons Larutan baku. Suntikkan tiga atau terutama amilase, lipase, dan protease, diambil dan
lebih set dosis, masing-masing set terdiri dari dosis pankreas dari sapi jantan, Bos taurus Linn~ (Familia
rendah dan tinggi Larutan uji dan bergantian dengan Bovidae). Tiap mg pankreatin mengandung tidak
dosis lArutan baku secara acak. Pertahankan dosis baku kurang dari 25 unit A aktivitas amilase, tidak kuran~
tetap selama perekaman penurunan tekanan darah dari 2,0 unit A aktivitas lipase dan tidak kurang dan
antara 20 mmHg dan 40 mmHg. Bila perlu ubah dosis 25 unit FI aktivitas protease. Pankreatin dengan daya
secukupnya di antara set untuk memperoleh respons digesti lebih tinggi dapat ditandai dengan jumlah
pada rentang tersebut mulai dari set yang berikut ketiga aktivitas minimal atau dapat diencerkan dengan
FIIV Monografi I Pancreatinum 643

penambahan laktosa, atau sakarosa yang mengandung lemak yang diperoleh dari pankreatin dengan aktivi-
tidak lebih dari 3,25% amilum, a tau dengan pankreatin tas kurang dari 3 kali dari ketiga aktivitas minimal
kekuatan digesti lebih rendah. tidak lebih dari 60 mg (3,0%).
{Oztatan Satu unit Aktivitas Amilase Fl adalah aktivi-
tas yang terdapat dalam sejumlah pankreatin yang meng-
uraikan amilum pada kecepatan awal, dengan satu mikro- Penetapan aktivitas amilase (Daya digesti pati)
ekivalen ikatan glukosida dihidrolisa per menit pada kondisi Dapar fosfat pH 6,8 Buat larutan segar dari 13,6 g
seperti yang tertera pada Penetapan aktivitas amilase. kalium fosfat monobasa P dalam air hingga 500 mi.
Satu unit Aktivitas Lipase Fl adalah aktivitas yang Larutkan 14,2 g natrium fosfat dibasa anhidrat P dalam
terdapat dalam sejumlah pankreatin yang membebaskan air hingga 500 ml. Cam pur 51 ml larutan kalium fosfat
1,0 JJEq asam per menit pada pH 9,0 dan suhu 3JO pada monobasa P dengan 49 ml larutan natrium fosfat dibasa P.
kondisi seperti yang tertera pada Penetapan aktivitas lipase. Jika perlu atur pH dengan penambahan larutan yang
Satu unit .4.ktivitas Protease Fl adalah aktivitas yang sesuai tetes demi tetes hingga pH 6,8.
terdapat dalam sejumlah pankreatin yang mencerna 1,0 mg Larutan substrat Buat larutan segar. Aduk sejumlah
kasein pada kondisi seperti yang tertera pada Penetapan pati terlarut yang telah dimurnikan setara dengan
aktivitas proteas£.] 2,0 g zat kering dengan 10 ml air, tambahkan ke
dalam 160 ml air mendidih. Bilas gelas piala dengan
Pemerian Serbuk amorf, berwarna krem, berbau 10 ml air, tambahkan ke dalam larutan panas dan
karakteristik lemah tetapi tidak menusuk. Meng- panaskan hingga mendidih, sambil terus diaduk.
hidrolisa lemak menjadi gliserol dan asam-asam Dinginkan hingga suhu kamar, tambahkan air hingga
lemak, mengubah protein menjadi protease dan 200ml.
turunannya, mengubah pati menjadi dekstrin dan Larutan baku Timbang saksama lebih kurang'20 mg
gula. Aktivitas terbesar pada media netral atau basa Pankreatin BPFI, masukkan dalam mortir yang sesuai.
lemah; sedikit asam mineral dan alkali hidroksida Tambahkan lebih kurang 30 ml Dapar fosfat pH 6,8 dan
dalam jumlah besar menjadikannya inert. Alkali gerus selama 5 sampai 10 menit. Pindahkan campuran
karbonat berlebih menghambat kerjanya. ke dalam labu tentukur 50-ml dengan bantuan Dapar
fosfat pH 6,8, encerkan dengan Dapar fosfat pH 6,8
Baku pembanding Natrium Taurofcolat BPFI; simpan sampai tanda. Hitung aktivitas larutan yang diperoleh
dalam wadah tertutup rapat. {Perhatian Hindari ter- dalam unit Fl aktivitas amilase per ml dari potensi
hirupnya partikel di udara]; lakukan pengeringan pada yang tertera pada etiket Baku pembanding.
suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan. Pankrea- Larutan uji Untuk pankreatin yang mempunyai
tin BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat, masuk- aktivitas amilase lebih kurang sama seperti pada
kan dalam lemari pendingin. Tidak boleh dibuka Pankreatin BPFJ, timbang saksama lebih kurang 40 mg,
dalam keadaan dingin, dan keringkan sebelum di- masukkan ke dalam mortjr yang sesuai. {Catatan Untuk
gunakan. pankreatin mempunyai aktivitas amilase berbeda, timbang
saksama sejumlah zat yang diperlukan unlttk meperoleh
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Larutan uji dengan aktivitas amilase per ml mendekati
Salmonella sp. Larutan baku.] Tambahkan lebih kurang 3 ml Dapar
fosfat pH 6,8, gerus selama 5 sampai 10 menit. Pindah-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; kan campuran ke dalam labu tentukur 100-ml dengan
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu bantuan Dapar fosfat pH 6,8, encerkan dengan Dapar
60° selama 4 jam. fosfat pH 6,8 sampai tanda.
Prosedur Siapkan 4 labu Erlenmeyer 250 ml ber-
sumbat, kemudian tandai S, U, BS, dan BU. Pipet ke
Lemak Masukkan 2,0 g pankreatin dalam labu 50 ml, dalam tiap labu 25 ml Larutan substrat, 10 ml Dapar
tambahkan 20 ml eter P, tutup labu dan biarkan selama fosfllt pH 6,8, dan 1 ml larutan natrium klorida P
2 jam, campur dengan memutar pada selang waktu (11,7 dalam 1000), tutup, campur. Letakkan labu
tertentu, tuang beningan eter melalui batang peng- dalam tangas air pad a suhu 25° ± 0,1 °, biarkan menca-
aduk ke dalam kertas saring dengan diameter lebih pai keseimbangan. Pada labu BU dan BS tambahkan
kurang 7 em, yang sebelumnya telah dibasahkan 2 ml asam klorida 1 N, cam pur, masukkan kembali labu
dengan eter P. Kumpulkan filtrat dalam gelas piala pada tangas air. Pada labu U dan BU tambahkan
yang telah ditara. Ulangi ekstraksi dengan 10 ml eter P, 1,0 ml Larutan uji dan pada labu S _dan BS tambahkan
lakukan seperti yang telah disebutkan di atas. 1,0 ml Larutan baku, campur masing-masing dan
Tambahkan lagi 10 ml eter P, kemudian pindahkan masukkan kembali pada tangas air. Tepat 10 menit
eter dan sisa ke dalam penyaring. Biarkan eter setelah penambahan enzim, tambahkan 2 ml asam
menguap, keringkan sisa pada suhu 105° selama 2 jam: klorida 1 N pada labu 5 dan U, campur. Pada tiap labu
bobot sisa lemak yang diperoleh dari pankreatin tambahkan 10,0 ml iodum 0,1 N ~V sambil terus
dengan aktivitas tiga kali atau lebih dari ketiga aktivi- diaduk dan segera tambahkan 45 ml natrium hidrok-
tas minimal tidak lebih dari 120 mg (6,0%): bobot sisa sida 0,1 N. Tempatkan labu di tempat gelap pada suhu
644 Pancreatinum I Monografi FIIV
antara. 15° dan 25° selama 15 menit. Pada tiap labu ambil 5 ml hingga 10 ml suspensi dingin, biarkan suhu
tambahkan 4 ml asam sulfat 2 N dan titrasi dengan mencapai 20° sebelum pemipetan volume yang tepat.
natrium tiosulfat 0,1 N LV hingga warna biru hilang. Prosedur Campur 10,0 ml Substrat minyak zaitun,
Hitung aktivitas amilase dalam unit FI per mg dengan 8,0 ml Larutan dapar, 2,0 ml Larutan natrium taurokolat,
rum us: dan 9,0 ml air dalam bejana kaca bermantel lebih
kurang 50 ml. Bagian luar bejana dihubungkan dengan
tangas air yang dilengkapi dengan termostat. Tutup
campuran, aduk teres menerus dengan pengaduk
mekanik. Pertahankan suhu campuran pada 37° ± 0,1",
tambahkan natrium hidroksida 0,1 N LV dari mikroburet
yang dimasukkan melalui lubang pada penutup, atur
pH 9,20 secara potensiometrik menggunakan elek-
trode kalomel dan kaca. Tambahkan 1,0 ml Larutan rtji,
C5 adalah aktivitas amilase dalam unit FI per ml tambahkan secara terus-menerus natrium hidroksi-
Larutan baku; Wu adalah jumlah pankreatin dalam mg; da 0,1 N LV selama 5 menit untuk mempertahankan
VU' V 5, V Bu dan V 85 berturut-turut adalah volume pH pada 9,0. Hitung volume natrium hidroksida
natrium tiosulfat 0,1 N dalam ml yang diperlukan pada 0,1 N LV yang ditambahkan setiap menit. Dengan cara
titrasi larutan dalam labu U, S, BU dan BS. yang sama, titrasi 1,0 ml Larutan baku. ··-
Perhitungan potensi Buat kurva antara volume
natrium hidroksida 0,1 N LV terhadap waktu. Gunakan
Penetapan aktivitas lipa&e (Daya digesti lemak) hanya titik yang membentuk garis lurus pada kurva.
Larutan akasia Sentrifus larut11n akasia (1 dalam 10) Hi tung rata-rata asam yang dibebaskan per menit oleh
hingga jemih, gunakan larutan jemih. zat uji dan Larutan baku. Dengan memperhitungkan
Substrat minyak zaitun Campur 165 ml Larutan faktor pengenceran, hitung aktivitas lipase Larutan uji
.1kasia, 20 ml minyak zaitun P dan 15 g ·pecahan es, dalam unit FI dengan membandingkan aktivitas Larut·
masukkan dalam blender listrik. Dinginkan campuran an baku menggunakan aktivitas lipase Pankreatin BPFI
dalam tangas es sampai suhu 5°; homogenkan dengan yang tertera pada etiket .
kecepatan tinggi selama 15 menit, sesekali dinginkan
dalam tangas es untuk mencegah suhu lebih dari 30°.
Lakukan uji kesesuaian campuran sebagai berikut: Penetapan aktivitas protease (Daya digesti kasein)
Tempatkan satu tetes campuran homogen pada kaca Substrat kasein Buat larutan segar. Masukkkan
. objek, tekan hati-hati tutup kaca untuk menyebarkan 1,25 g serbuk halus /casein P ke dalam labu Erlenme-
.cairan. Amati dengan mikroskop perbesaran tinggi yer 100 ml yang berisi 5 ml air, kocok hingga terbentuk
(lensa objektif 43 x dan okuler 5 x) yang dilengkapi suspensi, tambahkan 10 mlnatrium hidroksida 0,1 N,
mikrometer yang telah dikalibrasi. Substrat memenuhi kocok selama 1 menit, tambahkan 50 ml air, kocok
syarat jika 90% partikel berdiamcter tidak lebih dari lebih kurang 1 jam untuk melarutkan kasein. pH
2 IJ.m dan tidak ada satupun yang lebih dari 10 IJ.m. larutan harus lebih kurang 8. Jika perlu atur pH
L~rutan dapar Larutkan 60 mg tris(hidroksimetil) hingga lebih kurang 8, menggunakan natrium hidrok-
aminometana P dan 234 mg natrium klorida P dalam air sida 1 N, atau asam klorida 1 N. Pindahkan larutan
hingga 100 ml. pada labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air
Larutan natrium taurokolat Larutkan sejumlah Natri- sampai tanda.
um Taurokolat BPFI hingga kadar 80 mg per mi. Larutan dapar Larutkan 6,8 g kalium fosfat mono-
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang basa P dan 1,8 g natrium hidroksida P dalam 950 ml air
200 mg Pankreatin BPFI, suspensikan dengan lebih dalam labu tentukur 1000-ml, atur pH hingga 7,5 ± 0,2
kurang 3 ml air dingin dalam mortir,· gerus sdama menggunakan natrium hidroksida 0,2 N, encerkan
10 menit, tambahkan air dingin hingga aktivitas lipase dengan air sampai tanda. Simpan larutan dalam le-
8 sampai 16 unit FI per ml berdasarkan potensi yang mari pendingin.
tertera pada etiket Baku pembanding. Pertahankan Larutan 11sam trikloroasetat Larutkan SO g 11sam tri-
suspensi pada suhu 4° dan campur sebelum diguna- kloroasetllt P dalam 1000 ml air, simpan larutan dalam
kan. Untuk tiap·penetapan ambilS ml hingga 10 ml suhu kamar.
suspensi dingin, biarkan suhu mencapai 20°, sebelum Kertas saring Tetapkan kesesuaian kertas saring
pemipetan volume yang tepat. dengan menyaring 5 ml Larut11n 11sam trikloroasetllt
:Larutan uji Trmbang saksama lebih kurang 200 mg melalui kertas dan ukur serapan filtrat pada 280 nm
zat, suspensikan dalam lebih kurang 3 ml air dingin menggunakan sejumlah volume yang sama Larut11n
dalam mortir, gerus selama 10 menit, tambahkan air asam triklMoasetat yang tidak disaring sebagai blangko:
dingin hingga aktivitas lipase 8 hingga 16 unit FI serapan tidak lebih dari 0,04. Jika serapan lebih dari
per ml berdasarkan pada potensi zat uji yang diper- 0,04 kertas saring dicuci berulang kali dengan Laruta~
kirakan. Pertahimkan suspensi pada suhu 4°, dan as11m trikloroaset11t hingga serapan filtrat yang diamati
campur sebelum di gunakan. Untuk tiap penetapan tidak lebih dari 0,04.
FI IV Monografi I Pancuronii Bromidum 645

l
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang PANCURONII BROMIDUM
100 mg Pankreatin BPFI, tambahkan pada 100 ml Larut- Pankuronium Bromida
an dapar, campur sambil sekali-sekali dikocok, pada
suhu kamar selama lebih kurang 25 menit. Encerkan
secara kuantitatif dengan Larutan dapar hingga aktivi- 0· CH
3
l COOCH 3
H

r~!-
tas protease lebih kurang 2,5 unit Ff per ml, ber- [
dasarkan potensi yang tertera pada etiket Baku pem- CH:O 28<-
CH,OOC
banding.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg •
pankreatin, masukkan dalam mortir yang sesuai.
Tambahkan lebih kurang 3 ml Larutan dapar, gerus 1,1' -(3a,17{3-diasetoksi-Sa-androstan-2{3,16{3-ilena)bis(l-
selama 5 hingga 10 menit. Pindahkan campuran metilpiperidinium)dibromida [15500-66-0]
dengan bantuan Larutan dapar ke dalam labu tentu- C35 H 60 Br 2N 20 4 BM 732,7
kur 100-ml, encerkan dengan Larutan dapar sampai
tanda. Encerkan secara knantitatif dengan Lnrutan Pankuronium Bromida mengandung tidak kurang dari
dapar hingga diperoleh pengen.:eran yang sesuai 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 35 H 60 Br2 N 2 0 4 ,
dengan aktivitas Larutan baku. dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Prosedur Beri tanda pada masing-masing dua
tabung reaksi: 5 1, 5 2, dan 5 3 untuk seri baku, dan Pemerian Hablur atau serbuk: hablur, putih atau
U untuk zat uji. Pipet Larutart dapar ke dalam tabung hampir putih; tidak berbau; higroskopik.
51 2,0 ml, ke dalam 52 dan u 1,5 ml, dan ke dalam 53
1,0 ml. Pipet Larutan baku ke dalam tabung 5 1 1,0 ml, Kelarutan Larut dalam 1 bagian air, dalam 5 bagi-
ke dalam 5 2 1,5 ml, dan ke dalam 5 3 2,0 ml. Pipet ke an etanol, dalam 5 bagian kloroform, dalam 4 bagian
dalam tabung U 1,5 ml Larutan uji. Pipet masing- diklorometana dan dalam 1 bagian metana!; praktis
masing 5,0 ml Larutan asam trikloroasetat ke dalam tiap tidak larut dalam eter.
tabung 51' 5 2, 53' dan U campur. Tandai tabung
masing-masing 5 18 , 5 28 , 5 38 dan U 8 • Buat larutan Baku pembanding Pankuronium Brom'fda BPFI; Daku-
blangko dengan mencampur 3 ml Larutan dapar dan ronium Bromida BPFI.
5 ml Larutan asam trikloroasetat, masukkan dalam
tabung lain yang bertanda B. Tempatkan seluruh ldentifikasi
tabung dalam tangas air pada suhu 40°, masukkan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
pengaduk kaca dalam tiap tabung, biarkan hingga didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
tercapai keseimbangan suhu. Pada waktu nol dengan maksimum hanya pada panjang gelombang yang
mencatat interval waktu, tambahkan pada tiap tabung sama seperti pada Pankuronium Bromida BPFI.
2,0 ml 5ubstrat kasein yang sebelumnya dipanaskan B. Larutkan 5 mg dalam 10 ml air, tambahkan
~.
sampai suhu tangas, campur. Tepat 60 menit setelah 10 ml1,2-dikloroetana P dan 1 ml jingga metil LP. Kocak,
penambahan 5ubstrat kasein hentikan reaksi pada sentrifus, biarkan lapisan memisah dan asamkan lapis-
tabung 5 1, 5 2, 5 3 dan U dengan penambahan 5,0 ml an organik dengan asam sulfat 1 M: terjadi warna
Larutan asam trikloroasetat dengan interval waktu yang merah.
sesuai. Aduk dan angkat seluruh tabung dari tangas C. Menunjukkan reaksi Bromida cara B dan C
air. Biarkan selama 10 menit pada suhu kamar, untuk seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
mengendapkan protein dan saring. Filtrat tidak boleh
berkabut. Tetapkan serapan filtrat pada 280 nm Rotasi jenis <1081> +38° sampai +42°; lakukan pe-
menggunakan filtrat dari tabung B sebagai blangko. netapan menggunakan larutan 3%.
Perhitungan potensi Koreksi harga serapan filtrat
tabung 51, 52, 53 dengan mengurangkan harga serapan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
filtrat tabung 5 18 , 5 28 dan 5 38 • Buat kurva harga lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam,
serapan terkoreksi terhadap volume Larutan balcu yang menggunakan 1 g.
digunakan. Dari kurva dengan menggunakan harga
serapan terkoreksi (U- Uu8 ) ~ankreatin yang diguna- Air <1031> Metode I 5,0% sampai 8,0%; lakukan
kan dan dengan memperhitungkan faktor pengencer- penetapan menggunakan 300 mg.
an, hitung aktivitas protease dalam unit FI dari pan-
kreatin yang digunakan dengan membandingkan Sisa pemijaran <301> Metode I Tidak lebih dari 0,1 %.
terhadap baku menggunakan aktivitas protease yang
tertera pada etiket Pankreatin BPFI. Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
seperti yang tertera pada Kromatogra.fi <931>. Totolkan
secara terpisah masing-masing 2 J.Ll larutan dalam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup natrium lclorida P 0,9% yang mengandung (1) zat uji
rapat, pada suhu tidak lebih dari 30°. 0,50%, (2) Dakuronium Bromida BPFI 0,010%, (3) zat uji
646 Pancuronii Bromidi Injectio I Monografi FIIV

0,0050%, (4) Pankuronium Bromida BPFI 0,50%. Pada eneerkan dengan air hingga 10 ml, tambahkan 10 ml
titik ke 5 totolkan 4 111 larutan (5) yang dibuat dari 1,2-dikloroetana P dan 1 ml jingga metil LP. Koeok, sen-.
eampuran sejumlah volume sama larutan (2) dan trifus, biarkan lapisan memisah dan asamkan lapisan
larutan (4). Masing-masing penotolan dilakukan pada organik'dengan asam sulfat 1 M: terjadi wama merah.
jarak yang sama 2,5 em dari tepi lempeng kromato- B. Menunjukkan reaksi Bromida eara 8 dan C
grafi silika gel setebal 0,25 em. Masukkan segera seperti yang tertera pada Uji Identiftkusi Umum <291>.
lempeng ke dalam bejana kromatografi dengan tutup
tidak diberi lemak, yang berisi fase gerak berupa pH <1071> 3,8 sampai 4,2.
lapisan at~s dari eampuran n-butanol P-amonium kiori-
da P 20%-piridina P-asam asetat glasial P (60:48:40:12) Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
yang dibuat dengan tnengocok eampuran. Biarkan fase seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan
gerak rnerambat sarnpai 1 em sebelum tepi atas seeara terpisah masing-masing 5 111 larutan (1)
lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak sejumlah volume injeksi, jika perlu eneerkan dengan
menguap dan panaskan pada suhu 120° selama 1 jam. larutan natrium klorida P 0,9%, mengandung panku-
Biarkan dingin sampai suhu kamar, semprot lempeng ronium bromida 0,20%; larutan dalam natrium klori-
dengan asam sulfat etanol LP 10%, panaskan pada da F 0,9% yang mengandung (2) Daicuronium Bromi-
suhu 120° selama 1 jam. Bereak yang diperoleh dari da BPFI 0,010%; (3) Pankuronium Bromida BPFI 0,0020%;
larutan (1) tidak lebih intensif dari bercak dakuronium (4) Pankuronium Bromida BPFI 0,20%. Pada titik ke
bromida yang diperoleh dari larutan (2). Bereak lain, 5 totolkan 10 111 larutan (5) yaitu eampuran sejumlah
selain bereak utarna yang diperoleh dari larutan (1), volume sama larutan (2) dan (4), pada jarak yang
tidak lebih intensif dari bereak yang diperoleh dari sama 2,5 em dari tepi lernpeng kromatcgraf! silika gel
larutan (3). Uji ini tidak absah keeuali -kalau ada dua setebal 0,25 em. Masukkan segera lempeng ke dalam
bereak yang terpisah dengan jelas, yang diperoleh dari bejana kromatografi dengan tutup tidak diberi lemak,
.larutan (5). yang berisi fase gerak berupa lapisan atas dari eam-
puran n-butanol P-amonium klorida P 20%-piridin P-
Penetapan kadar Lakukan penetapan seeara Titrasi asam asetat glasial P (60:48:40:12) yang dibuat dengan
Bebas Air. Tirnbang saksama lebih kurang 300 mg, mengoeok eampuran. Biarkan fase gerak merambat
larutkan dalarn 20 ml raksa(Il) asetat LP ~an titrasi sampai 1 em sebelum tepi atas lempeng. Angkat
dengan asam perklorat 0,1 N LV rnenggunakan indika- lempeng, biarkan fase gerak menguap dan panaskan
tor 1-naftolbenzein LP, tetapkan titik akhir seeara pada suhu 120° selama 1 jam. Dinginkan sampai suhu
potensiornetrik. Lakukan penetapan blangko. kamar, semprot lempeng dengan asam sulfat
etanol LP 10%, panaskan pada suhu 120° selama 1 jam.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan Bereak yang diperoleh dari larutan (1) tidak lebih
36,63 mgCJIJ3r!Jp4 intensif dari bereak dakuronium bromida yang diper-
oleh dari larutan (2). Bereak lain selain bereak utama
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup yang diperoleh dari larutan (1) tidak lebih intensif dari
baik, pada suhu ZO sarnpai 8°. bereak yang diperoleh dari larutan (3). Uji ini absah
jika ada dua bereak utama yang berbeda nyata pada
larutan (5).

PANCURONII BROMIDI INJECTIO Penetapan kadar


Injeksi Pankuronium Bromida Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
setara dengan lebih kurang 4 mg pankuronium
bromida, tambahkan 1 ml hidroksilamina hidroklorida P
Injeksi Pankuronium adalah larutan steril Pankuroni- 13,9% dan 1 rnl natrium hidroksida P 15%. Biarkan se-
um Bromida dalarn Infus lntravena Natrium Klorida. lama 10 menit dan tambahkan 1 ml asam klorida P
Larutan disterilkan dengan cara penyaringan. Injeksi 12,76%, 1 m! besi(Ill) klorida P 10% dalam asam kloridll
Pankuronium mengandung P!inkuronium Bromida, 0,1 N dan encerkan dengan air hingga 25 ml. Sentrifus
C~ 5 H 60 Br 2 N 2 0 4 , tidak kurang dari 95,0% dan tidak dan gunakan beningan sebagai larutan uji.
lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Larutan baku TlDtbang saksama sejumlah Parikuro-
nium Bromida BPFI setara dengan lebih kurang 4 mg,
Pemerian Cairan tidak berwarna. larutkan dalam air. Ukur saksama sejumlah volume
larutan yang sarna dengan volume injeksi pada Larut-
Baku pembanding Pankuronium Bromida BPFI; Daku- an uji, tambahkan 1 ml hidroksilamina hidroklorida P
ronium Bromida BPFI. 13,9%, dan lanjutkan menurut eara yang tertera pada
Larutan uji, mulai dari "dan 1 ml natrium hidroksida P
ldentifikasi 15% ....".
· A. Pada ~jumlah volume injeksi setara dengan Larutan blangko Sejumlah volume air yang sama
· lebih kurang 5 mg pankuronium bromida, jika perlu dengan volume injeksi yang digunakan, tambahkan
FIIV Monografi I Papaverini Hydrochloridi Compressi 647

1 ml hidroksilamina hidroklorida P 13,9% dan lanjutkan dari 3,0%.


seperti yang tertera pada Larutan uji, mulai dari "dai1 C. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi
1 ml natrium hidroksida P 15% ..... ". Klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku Identiftkasi Umum <291>.
pada panjang gel6mbang maksimum lebih kurang
510 nm menggunakan Larutan blangko. Hitung jumlah pH ..::1071> Antara 3,0 dan 4,5; lakukan penetapan
dalam mg C 35 H 60 Br 2 1\i 2 0 4 , dalam tiap ml injeksi yang menggunakan larutan (1 dalam SO).
digunakan.
Susut pengeringan <1121 > Tidak lebih dari 0,5%;
Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu 2° lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
sampai 8°.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.

Kriptopin, tebain, atau cemaran zat organik lain


PAPAVERINI HYDROCHLORIDUM Larutkan 50 mg zat dalam 2 ml asam sulfat P dalam
Papaverin Hidroklorida tabung reaksi kecil; warna iarutan yang terjadi tidak
lebih intensif dari kuning coklat Larutan padanan 5
seperti yang tertera pada Uji terhadap Zat Mudah Ter-
:::oo-~lQlOCH, • >CI
arangkan <411> dan tidak lebih intensif dari merah
muda dari volume sama Jarutan 3 ml kalium permanga-
OCH,
nal 0,1 N yang diencerkan dengan air hingga 1000 mi.
6,7-Dimetoksi-1-veratrilisokuinolina hidroklorida [61-25-6]
C 20 H 21 NO 4 .HCI BM 375,85 Penetapan kadar Timbang saksama Jebih kurang
700 mg, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P,
Papaverin Hidroklorida mengandung tidak kurang tambahkan 10 ml raksa(Il) asetat LP dan 1 tetes kristal
dari 98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C 20 H 21 N04 .HCI, violet LP; titrasi dengan asam perklorat 0,1 N .LV
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. hingga titik akhir berwarna biru hijau. Lakukan pene-
tapan blangko.
Pemerian Hablur putih atau serbuk hablur putih;
tidak berbau; rasa agak pahit; tidak memutar bidang 1 ml asam pzrklorat 0,1 N setara d.engan
polarisasi; larutannya bereaksi asam terhadap kertas 37,59 mg C2rfl 21 N0 4.HCl
lakmus P. Melebur pada suhu lebih kurang 220° di-
sertai peruraian. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
Kelarutan Larut dalam air dan dalam kloroform;
sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam
eter.
PAPAVERINI HYDROCHLORIDI
Baku pembanding Papaverin Hidroklorida BPFI; iaku- COMPRESS I
kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebe- Tablet Papaverin Hidroklorida
lum digunakan.

Kesempumaan melarut Larutan (1 dalam 15) dalam Tablet Papaverin Hidroklorida mengandung Papa-
kloroform P: jernih dan bebas dari padatan yang tidak verin Hidroklorida, C 20~ 1 N04 .HCl, tidak kurang dari
Ia rut. 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Baku pembanding Papaverin Hidroklorida BPFI; laku-
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam se-
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- belum digunakan.
lombang yang sama seperti pada Papaverin Hidro-
klorida BPFI. Identifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet setara
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam dengan lebih kurang 30 mg papaverin hidroklorida ke
400.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan maksi- dalam corong pisah berisi 10 ml asam klorida 0,1 N,
mum dan minimum pada panjang gelombang ·yang ekstraksi dengan 10 ml kloroform P. Saring ekstrak
sama seperti pada Papaverin Hidroklorida BPFI; daya kloroform melalui kertas saring, uapkan filtrat di atas
serap masing-masing, dihitung terhadap zat yang tangas uap, keringkan residu pada- suhu 105° selama
telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan 2 jam: menunjukkan ldentifikasi A pada Papaverin
maksimum lebih kurang 251 nm berbeda tidak lebih Hidroklorida.
648 Papaverini Hydrochloridi lnjectio I Monogrtffi FI IV

Disolusi <1231> Saring ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan


Media disolusi: 900 ml air. dengan asam k/orida 0,1 N sampai tanda. Lanjutkan
A/at tipe 1: 100 rpm. menurut cara yang tertera pada Penetapan kadar dalam
Waktu: 30 menit. Injeksi Papaverin Hidroklorida, mulai dengan "Pipet
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 20 H 21 N0 4 . 3 mllarutan ini ke dalam corong pisah ..... " Hitung
HCl yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat jumlah dalam mg, C 20 H 21 N04.HCI dalam serbuk tablet
larutan uji yang Ielah diencerkan dengan asam klori- yang digunakan dengan rumus:
da 0,1 N, dan serapan larutan baku Papaverin Hidro-
k/orida BPFI dalam media yang sama dan diencerkan
dengan asam k/orida 0,1 N pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 250 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit, harus Iarut tidak
kurang dari 80% (Q) C 2QH 11 N04 .HCI, dari jumlah yang C adalah kadar Papaverin Hidroklorida BPFI dalam Jlg
tertera pada etiket. per ml Larzdan baht; Au dan A 5 berturut-turut adalah
serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur kesaasaman knndungan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Papaverin rap at.
Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
250-ml, tambahkan 50 ml air dan 3 ml asam klorida P,
campur dan biarkan selama 15 menit sambil sesekali
digoyang dengan kuat. Encerkan dengan air sampai PAPAVERINI HYDROCHLORIDI
Ianda, dan sa ring, buang 20 'ml filtrat pertama. Jika INJECTIO
perlu encerkan filirat secara kuantitatif dan bertahap Injeksi Papaverin Hidroklorida
dengan air hingga kadar lebih kurang 2,4 Jlg per mi.
Larutan uji Masukkan 1 tablet yang telah digerus
halus ke dalam labu tentukur 250-ml, larutkan dalam Injeksi Papaverin Hidroklorida adalah larutan steril
50 ml air dan 3 ml asam klorida P, campur dan biarkan Papaverin Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi,
selama 15 menit sambil sesekali digoyang dengan mengandung C 20 H 21 N04 .HCI tidak kurang dari 95,0%
kuat. Encerkan dengan air sampai tanda, dan saring, dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera
buang 20 ml filtrat pertama. Jika perlu encerkan filtrat pada etiket.
secara kuantitatif dan bertahap dengan air hingga
kadar lebih kurang 2,4 Jlg papaverin hidroklorida
per mi. Baku pembanding Papaverin Hidrok/orida BPFI; laku-
Prosedur Ukur serapan Larutan 11ji dan Larutan baku kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebe-
pada panjang gelombang maksimum lebih kurang lum digunakan.
250 nm, menggunakan air sebagai blangko. Hitung
jumlah dalam mg, C 20 H 21 N04 .HCI, dalam tablet ldentifikasi
dengan rumus: A.· Tambahkan 2 ml etanol P pada 1 ml injeksi,
uapkan di atas tangas uap, dengan aliran nitrogen P
TC A 11 sampai kering. Keringkan residu pada suhu 105°
(-)(-) selama 2 jam: menunjukkan reaksi Identifikasi A seperti
D A5 yang tertera pada Papaverin Hidroklorida.
B. Menunjukkan reaksi Identifikasi C seperti yang
T adalah kadar papaverin hidroklorida dalam mg per tertera pada Papaverin Hidroklorida.
tablet yang tertera pada etiket; C adalah kadar Papa-
verin Hidroklorida BPFI dalam Jlg per ml Larutaf! baku; pH <1071> Tidak kurang dari 3,0.
D adalah kadar dalam Jlg per ml Larutan uji sesuai
jumlah yang tertera pada etiket dan tingkat peng- Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
encerannya; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan pada Injectiones.
dari Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Pipet 1 ml injeksi ke dalam labu
Penetapan kadar tentukur 200-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang Pipet 3 mllarutan ini ke dalam corong pisah, tambah-
dari 20 tablet, timbang saksama sejumlah serbuk tablet kan 10 ml air, basakan dengan amonium hidroksidJz 6 N.
setara dengan lebih kurang 30 mg papaverin hidro- Ekstraksi beberapa kali, tiap kali dengan 5 ml kloro-
klorida, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer ber- form P, dan uapkan ekstrak hingga kering. Larutkan
sumbat kaca, tambahkan lebih kurang 100 ml•sam residu dalam asam klorida 0,1 N, encerkan dengan
klorida 0,1 N, kocok secara mekanik selama 15 menit_ pelarut yang sama hingga 100,0 ml (Larutan uji).
FIIV Monografi I Paracetamolum 649

Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku dalam metanol P dan fase gerak diklormetana P-metanol P (lf:l).
Papaverin Hidroklorida BPFI dengan kadar lebih kurang
4,5 11g per ml dalam asam klorida 0,1 N pada panjang Jarak lebur <1021> Antara 168° dan 172°.
gelombang serapan maksimum lebih kurang 251 nm
terhadap blangko asam klorida 0,1 N. Hi tung jumlah Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
dalam mg, C20 H 21 N0 4 .HCI, dalam injeksi yang digu-
nakan dengan rumus: Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Au Klorida <3a1> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan


6,67C ( - ) penetapan dengan cara sebagai berikut: Kocok 1,0 g
As dengan 25 ml air, saring, tambahkan 1 ml asam
nitrat 2 N dan 1 ml perak nitrat LP: larutan menunjuk-
C adalah kadar Papaverin Hidroklorida BPFI dalam J.Lg kan kandungan klorida tidak lebih dari larutan 0,20 rnl
per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah asam klorida 0,020 N.
serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,02%; lakukan pe-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis netapan sebagai berikut: Kocok 1,0 g zat dengan 25 ml
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I. air, saring, tambahkan 2 ml asam asetat 1 N dan 2 rnl
barium klorida LP: kekeruhan yang. terjadi tidak lebih
dari 0,20 ml asam sulfat 0,020 N.

PARACETAMOLUM Sulfida Masukkan lebih kurang 2,5 g ke dalam gelas


Parasetamol piala 50 ml, tambahkan 5 ml etanol P dan 1 ml asam
Asetaminofen klorida 3 N. Basahkan sepotong kertas timbal(Il) asetat P
dengan air dan letakkan pada bagia:1 bawah kaca
arloji. Tutup gelas piala dengan kaca arloji sedemikian
hingga kertas timbal(ll) asetat P dekat dengan bagian
gelas piala untuk menuang. Panaskan pada lempeng
4 '-Hidroksiasetanilida (103-90-2] pemanas sampai hampir mendidih: tidak terjadi
CBH9N02 BM 151,16 warna atau bercak pada kertas.

Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
dan tidak lebih dari 101,0% C 8 H 9 NQ 2, dihitung
terhadap zat anhidrat. Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg
dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih
tua dari Larutan padanan A seperti yang tertera pada
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa Wama dan Akromisitas <1291>.
sedikit pahit.
p-Aminofenol bebas Tidak lebih dari 0,005%; lakukan
Kelarutan Larut dalam air mendidih dan dalam penetapan sebagai berikut: Masukkan 5,0 g ke dalarn
natrium hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol. labu tentukur 100-ml, larutkan dalam lebih kurang
75 rnl campuran metanol P-air (1:1). Tambahkan 5,0 ml
Baku pembanding Parasetamol BPFI; lakukan pe- larutan nitroprusida basa yang dibuat dengan me-
ngeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum larutkan 1 g natrium nitropusida P dan 1 g natrium
digunakan. karbonat anhidrat P dalam 100 ml air. Encerkan dengan
campuran metanol P-air (1:1) sampai tanda, campur
ldentifikasi dan biarkan selama 30 menit. Ukur serapan larutan ini
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dan larutan segar p-tlminofenol P 2,5 J.Lg per ml yang
dikeringkan di atas pengering yang cocok dan di- dibuat dengan cara sama, pada panjang gelombang
dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan serapan maksimum lebih kurang 710 nm, mengguria-
maksimwn hanya pada panjang gelombang yang sama kan 5,0 ml larutan nitroprusida-basa yang diencerkan
seperti pada Parasetamol BPFI. dengan carapuran metanol P-air (1:1) hingga 100 ml
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 da- sebagai blangko: serapan larutan uji tidak lebih besar
lam 200.000) dalam campuran asam klorida 0,1 N dalam dari serapan larutan baku.
metanol P (1 dalam 100), menunjukkan maksimwn dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti p-Kloroasetanilida Tidak lebih dari 0,001%.
pada Parasetamol BPFI. . l.Arutan uji Timbang saksama 1,0 g zat, masukkan
C. Memenuhi uji ldentifikasi secara Kromatografi ke dalam tabung sen'frifuga 15 ml bersumbat kaca,
Lapis Tipis <281>, gunakan larutan 1 mg per ml dalam tambahkan 5,0 ml eter P, kocok selama 30 menit dan
650 Paracetamoli Compressi I Monografi FIIV

sentrifus dengan kecepatan 1000 rpm selama 15 menit 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
atau sampai diperoleh pemisahan sempurna.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah p-kloro- Baku pembanding Pa1asetamol BPFI; lakukan pe-
asetanilida P, larutkan dalam eter P hingga kadar 10 11g ngeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
per mi. .digunakan.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatograft <931>. Totolkan secara ldentifikasi
terpisah pada lempimg silika gel 200 111 Lant!an uji A. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
(S x 40 Ill) hingga diameter totolan tidak lebih dari dengan Larutan baku seperti yang tertera pad~
10 mm dan 40 111 Larutan baku. Eluasi lempeng dalam Penetapan kadar.
bejana kromatografi yang tidak dijenuhkan, berisi fase B. Sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih
gerak campuran heksana P-aseton P (75:25) sampai lc:urang SO mg parasetamol larutkan dalam SO ml
cairan eluasi merambat tiga perempat panjang lem- metana/ P, saring; filtrat memenuhi uji Identiftkasi secara
peng. Angkat lempeng dan biarkan fase gerak meng- Kromatografi Lapis Tipts <281> menggunakan lase
uap. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet gerak campuran diklorometana P-metanol P (4:1).
2S4 nm. Bercak yang diperoleh dari Larutan uji pada
harga R1sesuai bercak utama dari Larutan baku, ukuran Disolusi <1231>.
atau intensitas bercak tidak boleh lebih besar dari Media disolusi: 900 ml Larutan dapar fosfat pH 5,8.
bercak utama yang diperoleh dai-i Larutan baku yang Alat tipe 2: 50 rpm.
mengandung setara dengan 0,001% p-Kloroasetanili- Waktu: 30 menit.
da BPFI. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 8 H9N0 2
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
Cemaran senyawa organik madah menguap <471> uji, jika perlu diencerkan dengan Media disolusi dan
Metode V Memenuhi syarat. Pertahankan suhu injek- serapan larutan baku Parasetamol BPFI dalam media
tor kromatograf gas pada 70°. yang sama pada panjang gelombang serapan
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. maksimum lebih kurang 243 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Penetapan kadar kurang dari 80% (Q) C 8H 9 N02 , dari jumlah yang ter-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Paraseta- tera pada etiket.
mol BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih
kurang 12 llg per mi. · Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 120 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur SOO-ml, larutkan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dalam 10 ml metanol P, encerkan dengan air s<:~mpai Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
tanda. Masukkan S,O ml larutan ke dalam labu tentu- Kromatografi <931>.
kur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda clan Fase gerak Buat campuran air-metanol P (3:1), saring
campur. Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baht dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
kurang 244 nm, terhadap air sebagai blangko. Hitung Kromatograft <931>.
jumlah dalam mg, C8H 9 N02, dengan rumus: Larutan baku Tiinbang saksama sejumlah
Parasetamol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
Au kadar lebih kurang 0.01 mg per ml.
lOC ( - ) Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
As dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 100 mg parasetamol,
C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam 11g per ml masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan
Larutan baku; Au dan As berturut-turut. adalah lebih kurang 100 ml Fase gerak, kocok selama 10 menit,
serapan Larutan uji dan Larutan baku. encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml
larutan ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dengan Fase gerak sampai tanda. Saring larutan melaluif
rapat, tidak tembus cahaya. penyaring dengan porositas 0,5 11m atau lebih halus,
buang 10 ml filtrat pertama. Gunakan filtrat sebagai
Larutan uji.
PARACETAMOLI COMPRESS! Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera
Tablet Parasetamol pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 243 nm dan kolom
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi LI. Laju alira~
Tablet Parasetamol mengandung Parasetamol, lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatogra~
C 1 ~N02' tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari terhadap Lllrutan baku, rekam respons puncak sepert1
FIIV Monogr~fi I Paracetamoli Suspensio Oralis 651

y"ng tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera'pada
kurang dari 1000 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak Kromatograft <931>.
lebih dari 2 dan simpangan baku relatif pada pe- Larutan baku Timbang saksama sejumlah Paraseta-
nyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. mol BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah kurang 0,01 mg per ml.
volume yang sama (lebih kurang 10 J.Ll) Larutan baku Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume setara
dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam dengan lebih kurang 500 mg parasetamol, masukkan
kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan Fase
jumlah dalam mg, C8H 9 N0 2, dalam serbuk tablet yang gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini, ke dalam
digunakan dengan rumus: labu tentukur 250-ml kedua, encerkan dengan Fase
gerak sampai tanda. Pipet 25 ml larutan ini ke dalam
'u labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak
10.000C ( - ) sampai tanda. Saring larutan menggunakan penyaring
dengan porositas 0,5 J.1ffi atau lebih halus, huang 10 ml
filtrat pertama. Gunakan larutan jemih sebagai Larutan
C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam mg per ml uji.
Larutan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah respons Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 243 nm dan kolom
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 3,5 mm x 30 em berisi bahan-pengisi Ll. Laju aliran
rapat. lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang
dari 1000 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih
PARACETAMOLI SOLUTIO ORALIS dari 2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
Larutan Oral Parasetamol ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Larutan baku dan
Larutan Oral Parasetamol mengandung Parasetamol, Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
C 8H 9 N02, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,C 8H 9 N0 2,
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. dalam tiap mllarutan oral dengan rum us:

Baku pembanding Parasetamol BPFI; lakukan pe- C 'u


ngeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum 50.000 ( - ) ( - )
digunakan. 's
.. Identifikasi
V

C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam mg per ml


A. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai Larutan baku; V adalah volume dalam ml larutan oral
dengan·Larutan baku seperti yang tertera pada Penetap- yang digunakan; r u dan r 5 berturut-turut adalah
an kadar. respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
B. Encerkan sejumlah zat uji dengan metanol P
hingga diperoleh larutan yang mengandung lebih Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kurang 1 mg parasetamol per ml. Larutan memenuhi rap at.
uji Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>,
gunakan fase gerak campuran diklorometana kloridtz P-
metanol P (4:1).
PARACETAMOLI SUSPENSIO ORALIS
pH <1071> Antara 3,8 dan 6,1. Suspensi Oral Parasetamol
Kadar etanaol <1041> Metode II Bila ada, mengan-
dung antara 90,0% dan 115,0% C 2H 50H, dari jumlah Suspensi Oral Parasetamol adalah suspensi Paraseta-
yang tertera pada etiket; lakukan penetapan menggu- mol dalam bahan pembawa berair yang cocok.
nakan aseton P sebagai baku internal. Mengandung Parasetamol, C 8 Hl..f0 2, tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara yang tertera pada etiket.
Kromatografi cair kinerja tinggi. seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. Baku pembanding Parasetamol BPFI; lakukan pe-
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (3:1), saring ngeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian digunakan.
652 Paraffinum I Monografi FIIV

ldentifikasi Masukkan sejumlah volume suspensi mudah larut dalam kloroform, dalarn eter, dalam
setara dengan lebih kurang 240 mg parasetamol ke minyak menguap, dalam hampir semua jenis minyak
dalam corong pisah, tambahkan 50 ml etil asetat P dan lemak hangat; sukar larut dalam etanol mutlak.
kocok. Saring ekstrak etil asetat me!alui corong berisi
wol kaca dan lebih kurang 10 g natrium sulfat ldentifikasi
anhidrat P. Kumpulkan filtrat dalam gelas piala dan A. Jika dipanaskan dengan kuat akan rnenyala
uapkan di atas tangas uap hingga kering. Keringkan dan terjadi pengarangan.
residu dalam hampa udara di atas silika gel P: habiur B. Panaskan lebih kurang 500 mg dalarn tabung
yang diperoleh memenuhi Identifikasi A yang tertera reaksi kering bersama belerang bobot sama. Campur-
pada Parasetamol. an akan mengeluarkan hidrogen sulfida dan menjadi
hitam sebagai hasil t~rbebasnya karbon.
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,9.
Jarak beku <1021> Antara 47° dan 65°.
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Reaksi Kocok parafin leleh dengan etanol P panas
Fase gerak, lAruian baku dan Sistem kromatografi Laku- yang telah dinetralkan terhadap kertas lakmus P
kan seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam dengan volume sama: bagian etanol bereaksi netral
lArutan Oral Parasetamol . terhadap lakmus P.
l.Arutan uji Ukur saksama sejumlah vol11me suspensi
yang telah dikocok setara dengan lebih kurang 100 mg ·zat mudah terarangkan <411> Gunakan tabung reaksi
parasetamol, masukkan ke dalam labu tentu- bersumbat kaca tahan panas, kering, bersih, panjang
kur 200-ml, tambahkan lebih kurang 100 ml Fase gerak, 140 mm ± 3 mm dan diameter 14 mm ± 1 mm, dengan
kocok selama 10 menit. Encerkan dengan Fase gerak kapasitas 16 ml ± 1 rnl cairan jika disumbat dan
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu dikalibrasi setinggi 5 ml dan 10 mi. Masukkan 5 rnl
tentukur 250-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai parafin pada suhu sedikit di atas suhu lebur,
tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas tambahkan 5 ml asam sulfat mengandung 94,5%
0,5 ).lm atau lebih halus, buang 10 ml filtrat pertama. sampai 94,9% H 2S0 4, dan panaskan di atas tangas air
Gunakan filtrat sebagai lArulan uji. pada suhu 70° selama 10 menit. Setelah pemanasan
Prosed1tr Lakukan menurut Prosedur seperti yang 5 menit, dan tiap menit berikutnya, angkat tabung,
tertera pada Penetapan kndar dalam lArutan Oral Para- tekan sumbat dengan jari dan kocok kuat tiga kali
setamol. Hitung jumlah dalam mg C 8 H 9 N0 2, dalam secara vertikal dengan amplituda Iebih kurang 12 em,
tiap ml suspensi yang digunakan dengan rumus: letakkan kembali ke atas tangas air dalam waktu
3 detik sejak tabung diangkat. Pada akhir 10 menit
C ru sejak awal tabung diletakkan di atas tangas air, wama
10.000 c (-)(-) bagian asam sulfat tidak lebih gelap dari warna
V r5 · campuran 3 ml besi(Ill) klorida LK, 1,5 rnl kobalt klori-
da LK dan 0,50 ml tembaga(ll) sulfat LK, dilapis dengan
C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam mg per ml 5 ml minyak mineral P. Jika asam sulfat masih ter-
lArutan baku; V adalah volume dalam ml suspensi dispersi dalam parafin leleh, kocok kuat warna emulsi
yang digunakan; r u dan r 5 berturut-turut adalah tidak lebih gelap dari wama campuran pembanding.
respons puncak dari lArutan uji dan lAnttan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan cegah pemaparan terhadap panas berlebih.
rapat.

PARAFORMALDEHYDUM
PARAFFINUM Paraformaldehida
Parafin

Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang


dimurnikan, yang diperoleh dari minyak tanah. Paraformaldehida mengandung tidak kurang dari
95,0"/oHCHO.
Pemerian Hablur tembus cahaya atau agak buram;
tidak berwama atau putih; tidak berbau; tidak berasa; Pemerian Serbuk putih dengan bau khas formal-
agak berminyak. dehida.

Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; Kelarutan dalam amonia Larutkan 5 g dalam 50 ml
FIIV Monograft I Paromomycini Sulfas 653

amonia LP: terjadi larutan yang jernih dan tidak ber- Pemerian Serbuk putih krem sampai kuning terang;
warna. tidak berbau atau praktis tidak berbau dan sangat
higroskopik.
Identifikasi Kocok 1 g zat dalam 20 ml air lebih
kurang 1 menit~ saring: larutan bereaksi netral ter- Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; tidak larut
hadap lakmus P. dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.

Sisa pimijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. Baku pembanding Paromomisin Sulfat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g, lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° selama 3 jam se-
masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml yang berisi belum digunak:m.
50,0 ml natrium hidroksida 1 N LV dan kocok dengan
cara diputar. Segera dan secara perlahan tambahkan ldentifikasi
50 ml hidrogen peroksida LP, yang sebelumnya telah A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
dinetralkan dengan biru bromotimol LP melalui corong tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
kecil yang diletakkan di leher labu. Setelah reaksi masing 1 f.Ll larutan dalam air yang mengandung
berlangsung, cud corong dan dinding labu dengan air, (1) zat uji 20 mg per ml dan (2) Paromomisin Sulfat BPFI
biarkan larutan selama 30 menit, tambahkan biru dengan kadar paromomisin 20 mg per ml pada
bromotimol LP dan titrasi kelebihan alkali dengan asam lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm.
suifat 1 N LV. Biarkan bercak kering, masukkan lempeng ke dalam
bejana kromatografi yang berisi fase gerak larutan
1 ml natrium hidroksida 1 N setara dengan amonium asetat P (4 dalam 100) yang dibuat segar,
30,03 mg HCHO biarkan fase gerak merambat lebih kurang tiga per-
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
fase gerak dan diamkan di udara hingga kering selama
10 menit. Panaskan lempeng pada suhu 105° selama
PAROMOMYCIN! SULFAS 1 jam, diamkan sampai dingin dan semprot dengan
Paromomisin Sulfat larutan ninhidrin P dalam larutan butanol P (1 dalam
100). Panaskan lempeng pada suhu 105° selama 5 me-
nit: bercak paromomisin berwarna merah, harga Rf
bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji sesua1
dengan yang diperoleh dari Larutan baku.
B. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C
seperti yang tertera pada Uji Identifikllsi Umum <291>.

Rotasi jenis <1081> Antara +50° dan +55°, dihitung


terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan meng-
gunakan larutan yang mengandung 50 mg per ml.

pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan


menggunakan larutan (3 dalam 100).

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;


lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari
0-2,6-Diamino-2,6-dideoksi-P-L-idopiranosil-(1->3)- 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam menggunakan
0-fj-D-ribofuranosil-(1->5J-0-i2-iZmino-2-deoicsi-a- lebih kurang 100 mg.
. D-glukopiranosil-(1->4)]-2-deoksistreptamin
suifat (garam) [1263-89-4) Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
~H45N5014 .~S04 • penetapan terhadap sisa pengaiimgan yang telah
Basa [59-04-1; 7542-37-2) BM 615,63 dibasahi clengan 2 ml asam nitrat P dan 5 tetes asam
sulfat P.

Paromomisin Sulfat adalah garam sulfat zat anti- Penetapan potensi Lakukan penetapan paromomisin
biotika atau zat yang dihasilkan oleh Streptomyces sulfat seperti yang tertera pada Penetapan Potensi Anti-
rimosus var. paromomycinus atau campuran dua atau biotik secara Mikrobiologi <131>.
lebih garam. Potensi tiap .mg setara dengan tidak
kurang dari 675 ~g paramomisin, C 23 H 45 N 50w di- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan. rapat.
654 Pectinum I Monografi FI IV

PECTINUM Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 10,0%;


Pektin lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.

Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj.


Pektin (9000-69-5]
Timbal <401> Tidak lebih dari 5 bpj. Masukkan 2,0 g
ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml berisi 20 ml asam
Pektin adalah produk karbohidrat yang dimurnikan, nitrat P, panaskan hati-hati sampai p.:ktin larut.
diperoleh dari ekstrak asam encer dari bagian daiam Lanjutkan pemanasan hingga volume berkurang
kuht buah jeruk sitrus atau ape!; terutama terdiri dari menjadi lebih kurang 7 mi. Dinginkan cepat hingga
asam poligalakturonat termetoksilasi sebagian. Pektin suhu kamar, pindahkan ke dalam labu tentukur
mengandung tidak kurang dari 6,7% gugus 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda: 50,0 ml
metoksi (-OCH 3 ) dan tidak kurang dari 74,0% asam larutan mengandung tidak lebih dari 5 bpj timbal
galakturonat (C 6 H 100 7 ), dihitung terhadap zat yang (jika ditetapkan secara Uji Balas Timbal <401>), guna-
telah dikeringkan. kan 15 ml larutan amonium sitrat P, 3 ml larutan kalium
[Catalan Pektin yang ada di perdagangan untuk sianida P, dan 500 111 larutan hidroksilamina hidro-
pembuatan produk makanan bersifat jeli dibakukan menjadi klorida P. Sesudah ekstraksi pertama dengan ditizou P,
"derajat jeli 150", dengan penambahan delcstrosa atau gula cuci campuran lapisan kloroform dengan s_ml air,
lain dan kadang-kadang mengandung natrium sitrat atau buang lapisan air, lanjutkan ekstraksi dengan 20 ml
garam dapar lain. Monografi pektin ini merujuk ke pektin larutan asam nitrat P (1 dalam 100).
murni tanpa penambahan zat tersebut.]
Gula dan asam organik Masukkan 1 g dalam labu
500 ml, basahkan dengan 3 ml sampai 5 ml etanol P,
Pemerian Serbuk kasar atau halus, berwarna putih tuangkar. 100 ml air dengan cepat, kocok, hingga larut.
kekuningan; hampir tidak berbau; mempunyai rasa Tambahkan 100 ml etanol P yang mengandung 0,3 ml
musilago. asam k/orida P, saring dengan cepat. Pipet 25 ml filtrat
ke dalam cawan yang telah ditara, llapkan di atas
Kelarutan Hampir larut sempurna dalam 20 bagian tangas uap dan keringkan residu dalam hampa udara
air, membentuk cairan kental, opalesen, larutan pada suhu 50° selama 2 jam. Dinginkan dan timbang:
koloidal mudah dituang dan bersifat asam terhadap bobot residu tidak lebih dari 20 mg.
lakmus; praktis tidak larut dalam etanol atau pelarut
organik lain. Pektin larut dalam air lebih cepat jika Penetapan kadar gugus metoksi Masukkan 5,0 g
permukaan dibasahi dengan etanol, dengan gliserin, pektin ke dalam gelas piala yang sesuai, aduk selama
atau dengan sirup simpleks, atau jika permukaan 10 menit dengan campuran 5 ml asam klorida P dan
dicampur dengan 3 bagian a tau lebih sukrosa. 100 ml etanol P 60%. Pindahkan ke dalam penyaring
kaca masir (krus atau penyaring tipe Buchner, kasar
Identifikasi 30 ml sampai 60 ml), cuci enam kali, tiap kali dengan
A. Panaskan 1 g dengan 9 ml air di atas tangas 15 ml campuran asam klorida P dan etanol P 60%,
uap hingga terbentuk larutan, ganti air yang hilang kemudian dengan etanol P 60% hingga filtrat bebas
karena penguapan: terbentuk gel yang kaku pada pen- klorida. Terakhir cuci dengan 20 ml etanol P, keringkan
dinginan. selama 1 jam pad a suhu 105°, dinginkan dan tim bang.
B. Pada larutan (1 dalam 100) tambahkan etanol P Ambil tepat sepersepuluh total bobot bersih residu
volume sama: terbentuk endapan bening, seperti (setara dengan 500 mg zat uji asli yang tidak dicuci)
gelatin (perbedaan dari kebanyakan gom). masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, basahkan
C. Pada 10 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan dengan 2 ml etanol P. Tambahkan 100 ml air bebas
1 ml torium nitrat LP, aduk, biarkan selama. 2 menit: karbon diolcsida P, tutup, goyangkan sesekali hingga
terbentuk endapan stabil atau gel (perbedaan dari pektin larut sempurna. Tambahkan 5 tetes Jenclfta-
gom). lein LP, titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N LV,
D. Pada 5 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan catat hasil sebagai titik awal. Tambahkan 20,0 ml
1 ml natrium hidrolcsida 2 N, biarkan pada suhu kamar natrium hidroksida 0,5 N LV, tutup, kocok kuat-kuat,
selama 15 menit: terbentuk gel atau semigel (per- biarkan selama 15 menit. Tambahkan 20,0 ml asam
bedaan dari tragakan). klorida 0,5 N LV kocok hingga warna merah muda
E. Asamkan gel dari pengujian terdahulu hilang. Tambahkan Jenolftalein LP, titrasi dengan
dengan asam klorida 3 N, kocok: terbentuk endapan natrium hidroksida 0,5 N LV hingga terjadi warna
seperti gelatin, tidak berwama dan ruah. yang menjadi merah muda lemah yang tidak hilang bila dikocok
putih dan bergumpal bila dididihkan (asam pektat). kuat-kuat: catat hasil sebagai titer penyabunan.

Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung 1 ml natrium hidroksida 0,5 N pada titer penyabunan
Salmonella sp. setara dengan 15,52 mg -OCH3
FIIV Monografi I Perphenazinum 655

Penetapan kadar asam galakturonat Tiap ml natrium PERPHENAZINUM


hidroksida 0,5 N yang digunakan pada seluruh titrasi Perfenazin
(titer awal dan titer penyabunan) dalam Penetapan
kadar gugus metoksi setara dengan 97,07 mg C6 H 100 7.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


rapat.

4-{3-(2- Klorofenotiazin-10-il)
PERMEABLE NON-WOVEN SURGICAL propil/-1-piperazinetanol [58-39-9)
SYNTHETIC ADHESIVE TAPE C 21 ~ 6 CINps BM 403,97
Plester Sintetik Permeabel Tidak
Ditenun Perfenazin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C 21 H 26CINpS, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Plester Sintetik Permeabel Tidak Ditenun terdiri dari
penyangga bahan dasar kertas atau bahan kain tidak Pemerian Serbuk, putih sampai putih krem; tidak
ditenun yang dilapisi rata dengan massa perekat berbau.
polimer, yang tidak mengelupas jika gulungan dibuka
dan jika digunakan pada kondisi normal tidak terlepas Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
dari penyangganya. Plester dapat ditembus udara dan dalam etanol, dan dalam kloroform; larut dalam
uap air. Tersedia dalam bentuk gulungan pada gelen- aseton.
dong atau poros.
Baku pembanding Perfenazin BPFI; lakukan penge-
ringan dalam hampa udara pada suhu 65° selama
Bobot bahan penyangga Tidak kurang dari 34 g 3 jam sebelum digunakan.
per m 2; lakukan penetapan seperti yangtertera pada
Sediaan dengan perekat Metode II dalam Bobot per Satuan Kejernihan dan warna larutan Larutkan 500 mg zat
Luas <771>. dalam 25 ml metanol P: larutan jernih dan warna tidak
lebih dari kuning muda.
Bobot masa perekat Tidak kurang dari 20 g per m 2; {Catalan Selama pengujian lindungi zat uji. baku pem-
lakukan penetapan seperti yang tertera pada Robot banding dan larutan yang mengandung perfenazin dengan
massa perekat dan Sediaan dengan perekat Metode II cara melakukan pmgujian tanpa ditunda, di barvah cahaya
dalam Bobot per Satuan Luas <771>. redup atau menggunakan perahztan kaca aktinik rendah./

Daya rekat <791> Memenuhi syarat. Identifikasi


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Permeabilitas uap air <1151> Tidak kurang dari 500 g dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
per m 2 per 24 jam. menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
bang yang sama seperti pada Perfenazin BPFI.
Behan regang minimum <761> Metode I Tidak kurang B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
dari 8 N (lebih kurang 0,8 kgf) per em dari Iebar 100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum
potongan nominal, atau yang tertera. dan minimum pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Perfenazin BPFI; daya serap masing-
Sambungan Tidak boleh ada sambungan untuk masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
plester dengan panjang kurang dari 3 m; boleh ada pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
sambungan tidak lebih dari satu untuk plester dengan kurang 257 nm: berbeda tidak lebih dari 2,5%.
panjang 3 m atau lebih.
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 94° dan 100°.
Lebar Tidak boleh berbeda lebih dari ± 1,5 mm dari
yang tertera pada etiket untuk plester dengan Iebar Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
tidak lebih dari 5 em; tidak boleh berbeda lebih dari lakukan pengeringan. dalam hampa udara pada suhu
± 2,5 mm dari yang tertera pada etiket untuk plester 65° selama 3 jam.
dengan Iebar lebih dari 5 em.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, terlindung dari cahaya pada suhu tidak lebih Cemaran umum <481>
dari 25°. Larutan uji Gunakan pelarut campuran aseton P-
656 Pethidini Hydrochloridum I Monografi FIIV

metana/ P (3:1). Jarak lebur <1021> Antara 186° dan 189°; lakukan
Larutan baku Larutan Perfenazin Su/foksida BPFI penetapan setelah pengeringan dalam hampa udara
dalam pelarut campuran aseton P-metanol P (3:1), pada suhu 80° selama 4 jam.
kecuali larutan dengan kadar 0,01 mg per ml diganti
dengan larutan kadar 0,02 mg per mi. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
Fase gerak Buat campuran aseton P-amonium hidrok- lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
sida P (95:5). 80° selama 4 jam.
Penampakan bercak Gunakan teknik penampako.n
bercak nomor 1. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Kandungan klorida Tidak kurang dari 12,2% dan
400 mg zat yang telah dikeringkan. Larutkan dalam tidak lebih dari 12,7%. Timbang saksama lebih kurang
50 ml asam asetat glasia/ P, hangatkan untuk mem- 500 mg zat yang telah dikeringkan, masukkan ke
bantu kelarutan. Dinginkan sampai suhu kamar, dalam labu Erlenmeyer 250 mi. Tambahkan 15 ml air,
tambahkan 10 ml anhidritia asetat P, diamkan selama 5 ml asam a5=etat glasial P, 50 ml metana/ P dan 0,2 ml
5 menit. Tambahbn 1 tetes kristal violet LP, dan titrasi eosin Y LP. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga
dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai beiWama hijau. wama merah muda.
Lakukan penetapan blangko.
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan
1 nzl asam perklorat 0,1 N setara dengan 3,545 mg Cl
L.0,20 mg C 11 H 16 C1NpS
Kemumian kromatografi Lakukan penetapan dengan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup cara Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kroma-
rapat, tidak tembus cahaya. tografi <931>. Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
air hingga kadar lebih kurang 10 mg per ml. Suntikkan
2,0 111 larutan ini ke dalam kromatograf yang dileng-
PETHIDINI HYDROCHLORIDUM kapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca
Petidin Hidroklorida 2 m x 2 mm berisi bahan pengisi 10% fase diam G3
Meperidin Hidroklorida dengan partikel penyangga SIA. Pertahankan suhu
kolom, injektor, dan detektor masing-masing pada
190°, 255° dan 280°. Gunakan nitrogen P bebas oksigen
sebagai gas pembawa dengan laju aliran 28 ml per
-ICI menit. Hitung persentase luas tiap puncak pada
kromatogram. Tidak ada puncak lain kecuali puncak
utama yang luasnya lebih dari 1,0% luas total.

Etil-1-meti/-4-feni/isonipekotat hidroklorida [50-13-5] Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang


C 15 H 21 N02.HCI BM 283,80 500 mg, larutkan dalam campuran 10 ml asam asetat
glasial P dan 10 ml raksa(ll) asetat LP, hangatkan hila
Petidin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari perlu hingga larut. Tambahkan 2 tetes kristal violet LP
98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 15 H 21 N0 2 .HCl, dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. penetapan blangko.

Pemerian Serbuk hablur halus, putih; tidak berbau; 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
pH larutan (1 dalam 20) lebih kurang 5. sH
28,38 mg C 1 21 N0 2 .HCI

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
etanol; agak sukar larut dalam eter. baik, tidak tembus cahaya.

Baku pembanding Petidin Hidroklorida BPFI; lakukan


pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80° PETHIDINI HYDROCHLORIDI
selama 4 jam sebelum digunakan. INJECTIO
In1eksi Petidin Hidroklorida
Identifikasi lnJeksi Meperidin Hidroklorida
A. Memenuhi syarat ldentifikasi Basa Nitrogen
Organik <261>.
B. Larutan (1 dalam 100) menunjukkan reaksi Injeksi Petidin Hidroklorida adalah larutan steril
Klorida seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Petidin Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi. Mengan-
Umum <291>. dung Petidin Hidroklorida, tidak kurang dari 95,0%
FI IV Monografi I Phena:zopyridini Hydrochloridum 657

dan tidak lebih dari 105,0% C 15 H 21 N0 2 .HCI, dari Baku pembanding Fenazopiridin Hidroklorida BPFI;
j'.lmlah yang tertera pada etiket. lakukan pengeringan pada 105° selama 4 jam sebelum
digunakan.
Baku pembanding Petidin Hidroklorida BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80° Identifikasi
selama 4 jam sebelum digunakan. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
Identifikasi Memenuhi sya::-at Identiftkasi Basa Nitro- menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gen Organik <261 >. gelombang yang sama seperti pada Fenazopiridin
Hidroklorida BPFI.
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
200.000) dalam campuran asam sulfat P d;:.n etanol P
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera (1 dalam 360) menunjukkan maksimum dan minimum
pada lnjectiones. pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Fenazopiridin Hidroklorida BPFI.
Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume C. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
injeksi setara dengan lebih kurang 400 mg petidin tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara terpi-
hidroklorida, masukkan ke dalam corong pisah, sah masing-masing 10 J.Lllarutan yang mengandung
tambahkan air bila perlu, hingga lebih kurang 20 ml, {1) zat uji yang ditimbang saksama dan dilarutkan
jenuhkan dengan natrium klorida P. Basakan dengan dalam etanol P hingga kadar 0,2 mg per mi. Pindahkan
penambahan 3 ml natrium hidroksida 1 N, dan ekstraksi 10 ml larutan ini ke dalam gelas ukur bersumbat kaca
5 kali, tiap kali dengan 10 ml kloroform P. Saring 100 ml, tambahkan kloroform P hingga 100 ml dan
ekstrak melalui corong bersumbat kapas, cuci kapas (2) Fenazopiridin Hidroklorida BPFI dalam media. yang
dengan 5 ml kloroform P dan kumpulkan filtrat dalam sama hingga kadar 0,02 mg per ml pada jarak yang
labu Erlenmeyer 250 mi. Tambahkan 10 ml asam asetat sama pada lempeng kromatografi silika gel setebal
glasial P dan 2 tetes kristal violet LP. titrasi dengan asam 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kroma-
per!clorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko. tografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak kloro-
form P-etil asetat P-metanol P (85:10:5) hingga merambat
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
28,38 mg C 15H 21 N0 2 .HCI lempeng, biarkan fase gerak menguap, semprot
lempeng tipis-tipis dengan asam klorida 2 N: harga R1
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- bercak utama yang diperoleh dari larutan (1) sesua1
gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I. dengan harga R1 larutan (2).

Susut pengeringan <1121> Tida!< lebih dari 1,0%;


PHENAZOPYRIDINI HYDROCHLORIDUM lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Fenazopiridin Hidroklorida
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.

Zat tidak larut dalam air Tidak lebih dari 0,1 %;


lakukan penetapan menggunakan larutan yang dibuat
sebagai berikut: Timbang saksama lebih kurang 2 g,
larutkan dalam 200 ml air, panaskan hingga mendidih,
2,6-Diamino-3-lfenilazo)piridin kemudian panaskan dalam wadah tertutup di atas
monohidroklorida [136-40-3] tangas uap selama 1 jam. Saring melalui penyaring
C 11 H 11N 5.HCI BM 249,70 kaca masir berpori halus yang telah ditara, cuci
dengan air, keringkan pada suhu 105° hingga bobot
Fenazopiridin Hidroklorida mengandung tidak tetap.
kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C 11 H 11 N 5 .HCI, dihitung terhadap zat yang telah Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari
dikeringkan. 20 bpj.

Pemerian Serbuk hablur, merah muda atau merah tua Cemaran umum <481>
sampai lembay'ung tua; tidak-berbau atau agak berbau. Larutan uji Larutkan zat dalam etanol P hingga
Melebur pad a suhu lebih kurang 235°, disertai kadar 2,0 mg per mL
peruraian. Larutan baku Larutan Fenazopiridin Hidroklori-
da BPFI dalam etanol P dengan kadar berturut-turut
Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam etanol dan 0,04 mg; 0,02 mg dan 0,01 mg per ml.
dalam kloroform. Fase getak Buat campurim kloroform P-etil asetat P-
658 Pheniramini Maleas I Monograft FIIV

metana/ P (85:10:5). Kelarutan Larut dalam 0,3 bagian air; dalam 2,5 bagi-
Pmampak bercak Asam klarida 5 N. an etanol dan dalam 1,5 bagian kloroform; sangat
sukar larut dalam eter.
Penetapan kadar
Campuran asam sulfat etanol Buat campuran asam Baku pembanding Feniramin Maleat BPFI.
sulfat P dan etanol P (1 dalam 360).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fenazo- Identifikasi
piridin Hidraklarida BPFI, larutkan dalan Campuran asam A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
:;u!fat etanol hingga kadar 5 J..Lg per mi. dispersikan d<J.lam kalium bramida P menunjukkan
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg, maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
masukkan kt: dalam labu tentukur 200-ml. Tambahkan seperti pada Feniramin Maleat BPFI.
lebih kurang·lOO ml Campuran asam sulfat etanal, B. Spektrum serapan ultraviolet dalam rentang
panaskan perlahan-lahan di atas tangas air selama 230 nm sampai 350 nm larutan 0,004% dalam asam
10 menit, kocok sampai larut, dinginkan sampai suhu klorida 0,1 N menunjukkan maksimum pada 265 nm
kamar, encerkan dengan Campuran asam sulfat etanol dan belokan pada 262 nm: serapan pada 265 nm lebih
sampai tanda. kurang 0,83.
Enceran /arutan uji I Pipet 10 ml Larutan uji ke C. Larutkan 500 mg zat dalam 5 ml air, tambah-
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan kan 2 ml amanium hidroksida P dan ekstraksi tiga kali
Campuran asam sulfat etanol sampai tanda. tiap kali dengan 5 ml klarafarm P. Uapkan ekstrak air
Enceran /arutan uji II Pipet 5 ml Enceran /anttan uji I ~ampai kering, tambahkan 0,2 ml asam sulfat 2 N dan
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan 5 m! air, ekstraksi empat kali, liap kali dengan 25 ml
Campuran asam suifat etanal sampai tanda. eter P, uapkan kumpulan ekstrak eter pada aliran
Prosedur Ukur serapan Enceran larutan uji II dan udara hangat sampai kering. Pada sisa tambahkan
Larutan baku pada panjang gelombang serapan 50 mg resorsinol P dan 1 ml asam sulfat P, panaskan di
maksimum 390 nm, menggunakan larutan Campuran atas tang2s air selama 2 menit, kocok baik-baik
asam sulfat etanol sebagai blangko. Hitung jumlah kemudian panaskan di dalam tangas air selama
dalam mg, C 11 H 11 N 5 .HCI, dengan rumus: 30 menit lagi, dan dinginkan dalam es. Tambahkan
perlahan-lahan 5 ml air: terjadi warna kuning.
Pada 2 ml larutan, tambahkan 3 ml larutan amonium
asetat P 50% yang sebelumnya dinginkan dalam es:
terjadi warna merah muda yang bertahan selama tidak
kurang dari 10 menit dalam larutan dingin.
C .:adalah kadar Fenazapiridin Hidroklarida BPFI dalam
J..Lg per ml Larutan baku; Au dan A5 berturut-turut pH <1071> 4,5 sampai 5,5; lakukan penetapan meng-
adalah sera pan l.Arutan uji dan l.Arutan baku. gunakan larutan 1 %.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Suhu lebur <1021> Metade II 106° sampai 109°.
rapat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 60° dengan tekanan
tidak Jebih dari 5,2 mmHg hingga bobot tetap,
PHENIRAMINI MALEAS menggunakan 1 g.
Feniramin Maleat
Sisa pemijaran <301> Metade I Tidak lebih dari 0,1%.

Senyawa sejenis Lakukan Kromatagrafi lapis tipis


HCC01H
II
seperti yang tertera pada Kramatagrafi <931>.
HCC01H Totolkan secara terpisah masing-masing 10 J..Lllarutan
zat uji dalam metana/ P yang mengandung (1) 2,0%,
Dimetil {3-Jenil-3-(2 piridil)prapil]amina (2) 0,020% dan (3) 0,0040%, pada lempeng
hidragen maleat (132-20-7] kromatografi silika gel G. Masukkan lempeng ke dalam
Ct6~NrC•H•O• BM356,5 bejana kromatografi yang berisi fase gerak siklo-
heksana P-klarafarm P-dietilamina P (50:40:10). Angkat
Feniramin Maleat mengandung tidak kurang dari lempeng, biarkan fase gerak menguap dan semprot
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 16~N 2 .C4 Hp4, lempeng dengan kalium iadabismutat encer LP.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Bercak lain selain bercak utama larutan (1) tidak
lebih intensif dari bercak utama larutan (2) dan tidak
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih; lebih dari satu bercak yang lebih intensif dari bercak
tidak berbau a tau hampir tidak berbau. larutan (3).
FI IV Monografi I ·Phenobarbitalum 659

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang tang antara awal dan akhir melebur tidak lebih dari 2".
500 mg, larutkan dalam asam aseiat glasial P secukup-
nya, titrasi dengan asam perklarat 0,1 N LV mengguna- Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
kan 1-naftalbenteina LP sebagai indikator. Lakukan lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
penetapan blangko.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%.
1 ml asam perklarat 0,1 N setara dengan
17,82 mg C 16H 2aN2 .C4H 40 4 Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti yang tertera pada Kramatagrafi <931>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wad3h terlindung Larutan dapar pH 4,5 Larutkan lebih kurang 6,6 g
dari cahaya. natrium asetat trihidrat P dan 3,0 ml asam asetat glasial P
dalam 1000 ml air; jika perlu, atur pH hingga 4,5 ± 0,1
dengan asam asetat glasial P.
Fase gerak Buat campuran Lamtan dapar pH 4,5
PHENOBARBITALUM metana/ P (3:2), saring dan awaudarakan. Jika perlu
Fenobarbital lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Luminal yang tertera pada Kromatagrafi <931>.
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah
kafein, larutkan dalam campuran metana! P-Larutan
dapar pH 4,5 (1:1) hingga kadar lebih kurang 125 f.ig
per mi. .
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Fenobarbital BPFI, larutkan dalam 15,0 ml Larutan baku
internal. Jika perlu sonikasi.
Larutan 1tji Timbang saksama lebih kurang 20 mg,
Asam 5-etil-5 fenilbarbiturat [50-06-6] masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan
CnHnNzOJ BM 232,24 15,0 ml Larutan baku internal, sonikasi selama 15 menit.
Saring dengan penyaring membran dengan porositas
Fenobarbital mengandung tidak kurang dari 98,0% 0,5 f.im a tau lebih halus, sebelum digunakan.
dan tidak lebih dari 101,0% CttH 12 N 20 3 , dihitung Sistt'm kramatagrufi Lakukan seperti yang tertera
terhadap zat yang telah dikeringkan. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Pemerian Hablur kecil atau serbuk hablur putih berki- 4 mm x 25 em berisi.bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih
lat; tidak berbau; tidak berasa; dapat terjadi polimor- kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
fisma. Stabil di udara; pH larutan jenuh lebih kurang 5. terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prasedur: resolusi, R, antara puncak
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam analit dan puncak baku internal tidak kurang dari 1,2,
etanol, dalam eter, dan dalam larutan alkali hidroksi- faktor ikutan puncak analit dan puncak baku internal
da dan dalam alkali karbonat; agak sukar Iarut dalam tidak lebih besar dari 2,0 dan simpangan baku relatif
kloroform. pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prasedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Baku pembanding Fenabarbital BPFI; lakukan penge- volume sama (lebih kurang 10 f.il) Larutan baku dan
ringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum di- Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
gunakan. puncak utama. Waktu retensi relatif kafein dan feno-
barbital berturut-turut adalah lebih kurang 0,6 dan 1,0.
Identifika,r;i Hitung jumlah dalam mg, C 12H 12N 20 3, dengan rum us:
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
dispersikan dalam kalium bramida P menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Fenabarbital BPFI. Jika ada per-
bedaan, larutkan masing-masing sejumlah zat dan
sejumlah Fmobarbital BPFI dalam pelarut yang sesuai,
uapkan masing-masing lanitan sampai kering dan W adalah bobot Fenobarbital BPFI dalam mg dalam
ulangi pengujian menggunakan residu. Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai perbandingan respons puncak Larutan uji dan Larutan
dengan Larutan baku, ked.uanya relatif terhadap baku baku.
internal yang diperoleh pada Penetapan kadar• .
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Jarak lebur <1021> Antara 174° dan 178°, tetapi ren- baik
660 Phenobarbitali Compressi I Monografi FIIV

PHENOBARBITALI COMPRESS! T adalah jumlah fenobarbital dalam mg per tablet yang


Tablet Fenobarbital tertera pada etiket; C adalah kadar Fenobarbital BPFI
dalam ~g per ml Larutan baku; D adalah kadar
Tablet Fenobarbita! mengandung Fenobarbital, fenobarbital dalam J.Lg per ml Larutan uji, dari jumlah
C 12 H 12 N 20 3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih per tablet seperti yang tertera pada etiket dan besamya
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. faktor pengenceran; Au dan A 5 berturut-turut adalah
serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Baku pembanding Fenobarbital BPFI; lakukan penge-
rir.gJ.n pada suhu 105° selama 2 jam sebelum digu- Penetapan kadar
nakan. Larutan dapar pH 4,5, Fase gerak, Larutan baku inter-
nal, Larutan baku dan Sistem kromatografi; lakukan
Identifikasi seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam Feno-
A. Gerus halus sejumlah serbuk tablet setara barbital
dengan lebih kurang 60 mg fenobarbital, dengan 50 ml Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
kloroform P, saring. Uapkan filtrat jernih hingga kering dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
dan keringkan pada suhu 105° selama 2 jam; residu halus tablet setara dengan lebih kurang 20 mg feno-
memenuhi Identifikasi A seperti yang tertera pada barbital, tambahkan 15,0 ml Larutan baku internal,
Fenobarbital. campur dan sonikasi selama 15 menit, saring melalui
B. Waktu retensi relatif puncak utama Larutan uji penyaring membran dengan porositas 0,5 J.l.m atau
sesuai dengan Larutan baku, keduanya relatif terhadap "lebih halus, sebelum digunakan.
baku internal yang diperoleh pada Penetapan kadar. Prosedur Lakukan Prosedur seperti yang tertera
pada Penetapan kadar dalam Fenobarbital. Hitung
Disolusi <1231> jumlah dalam mg, C 12 H 12 N 20 3 , dalam serbuk tablet
Media disolusi: 900 ml air. yang digunakan dengan rumus:
A/at tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 45 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 12 H 12N 20 3,
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat
larutan uji, jika perlu diencerkan dengan dapar borat
basa pH 9,6 dan serapan larutan baku Fenobarbital BPFI W aclalah bobot Fenobarbital BPFI dalam mg dalam
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah
kurang 240 nm. perbandingan respons puncak Larutan uji dan Larutan
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak baku.
kurang dari 75% (Q) C 12 H 12N 20 3, dari jumlah yang
tertera pada etiket. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur keseragaman kandungan
Larutan baku Larutkan Fenobarbital BPFI dalarr.
campuran etanol P dan dapar borat basa pH 9,6 (1 dalarn PHENOBARBITALUM NATRICUM
20) hingga kadar lebih kurang 10 ~g per ml. Fenobarbital Natrium
Larutan uji Timbang dan serbukkan 1 tablet, Luminal Natrium
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan
10 ml etanol P dan lebih kurang 150 rnl dapar borat basa
pH 9,6, kocok kuat, encerkan dengan dapar borat pH 9,6 Natrium 5-etil-Sfenilbarbiturizt [57-30-7]
sampai tanda, campur dan saring. Encerkan filtrat C 12H 11 N 2Na03 BM 254,22
secara kuantitatif dengan campuran etano1 P dalam
dapar borat basa pH 9,6 (1 dalam 20) hingga kadar lebih Fenobarbital Natrium mengandung tidak kurang dari
kurang 10 J.Lg per mi. 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C 12 H 11 N 2 Na03, di-
Prosedur Ukur serapan secara bersamaan Larutan hitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
uji dan Larutan baku pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 240 nm menggunakan larutan Pemerian Hablur berlapis atau hablur berbentuk
campuran etanol P dalam dapar borat basa pH 9,6 granul, putih atau serbuk putih; higroskopik; tidak
(1 dalam 20) sebagai blangko. Hitung jumlah dalam berbau; rasa pahit. Larutan bersifat basa terhadap
mg, C 12H 12N 20 3, dalam tablet dengan rumus: fenolftalein dan terurai bila dibiarkan.

TC Au Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam


(-)(-) etanol; praktis tidak larut dalam eter dan dalam kloro-
D A5 form.
FIIV Monografi I Phenobarbitali Natrici lnjectio 661

Baku pembanding Fenobarbital BPFI; lakukan penge- 15 menit. Saring dengan penyaring membran d~~gan
ringim pada suhu 105° selama 2 jam sebelum diguna- porositas 0,5 ~ atau lebih halus, sebelum digunakan.
kan. Prosedur Lakukan Prosedur seperti yang tertera
pada Penttapan kadar dalam Fenobarbital. Hitung
Kesempurnaan melarut Campur 1,0 g zat dengan jumlah dalam mg, C 12H 11 N 2 Na03, dengan rumus:
10 ml air bebas karbon dioksida; setelah 1 menit, larut-
an jernih rian bebas dari padatan yang tidak larut. 254,22 Ru
(- ) w (-)
Identifikasi 232,24 R5
A. Larutkan lebih kurang 50 mg dalam 15 ml air
dalam corong pisah, tambahkan 2 ml asam klorida P,
kocok, ekstraksi empat kali, tiap kali dengan 25 ml 254,22 dan 232,24 berturut-turut adalah bobot molekul
kloroform P. Saring kumpulan ekstrak ke dalam gelas fenobarbital natrium dan fenobarbital; W adalah
piala melalui penyaring kapas atau penyaring lain jumlah Fenobarbital BPFI dalam mg dalam Larutan
yang sesuai, cuci corong pisah dan penya.ring bebe- baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perbandingan
rapa kali dengan sejumlah volume kecil kloroform P. respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Uapkan 50 ml filtrat di atas tangas uap dengan dialiri
udara. Tambahkan 10 ml eter P, uapkan kembali, dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
keringkan residu pada suhu 105° selama 2 jam; spek- rapat.
trum serapan inframerah residu yang didispersikan
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Fenobarbital BPFI. PHENOBARBITAL! NATRICI INJECTIO
B. Pijarkan lebih kurang 200 mg zat: residu Injeksi Fenobarbital Natrium
berbuih dengan asam dan menunjukkan reaksi
Natrium seperti yang tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>. Injeksi Fenobarbital Natrium adalah larutan steril
C. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai Fenobarbital Natrium dalam pelarut yang sesuai.
dengan Larutan baku, keduanya relatif terhadap baku Untuk mengatur pH, Fenobarbital dapat diganti
internal yang diperoleh pada Penetapan kadar. denga_n sejumlah setara Fenobarbital Natrium. ll'.jeksi
Fenobarbital Natrium mengandung Fenobarbital
pH <1071> Antara 9,2 dan 10,2; lakukan penetapan Natrium, C 12H 11 N 2Na03, tidak kurang dari 90,0% dan
menggunakan larutan yang dibuat pada uji Kesempur- tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada
naan melarut. etiket.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; Baku pembanding Fenobarbital BPFI; lakukan penge-
lakukan pengeringan pada suhu 150° selama 4 jam. ringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum diguna-
kan. Endotoksin BPFI.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai Identifikasi
berikut: larutkan 2,0 g zat dalam 52 ml air, tambahkan A. Pipet sejumlah volume setara dengan lebih
perlahan-lahan sambil diaduk kuat-kuat 8 ml asam kurang 50 mg fenobarbital natrium, masukkan ke
klorida 1 N dan saring, buang 5 ml filtrat pertama. dalam corong pisah, tambahkan 15 ml air, lanjutkan
Encerkan 20 ml filtrat berikutnya dengan air hingga penetapan seperti yang tertera pada Identifikasi dalam
25 ml. Fenobarbital Natrium, mulai dari "tambahkan 2 ml asam
klorida P. ... ~.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> B. Waktu retensi puncak utama lArutan uji sesuai
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan dengan lArutan baku, keduanya relatif terhadap baku
menggunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml internal yang diperoleh pada Penetapan latdar.
dan Larutan baku dengan kadar dua kali lArutan uji.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,3 ur;\it
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja Endotoksin Fl per mg fenobarbital natrium.
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
lArutan dapar pH 4,5, Fase gerak, lArutan baku inter- pH <1071> Antara 9,2 dan 10,2.
nal, Larutan baku dan Sistem kromatografi Buat seperti
yang tertera pada Penetapan k.adar dalam Fenobarbital. Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 22 mg pada lnjectiones.
zat, larutkan dalam 15,0 ml Laruun baku internal di
dalam labu Erlenmeyer, campur dan sonikasi selama Penetapan kadar Lakukan Kr9matograji cair kinerja
662 Phenolphthaleinum
. .
I Monografi FIIV

tinggi seperti yang tertera pada Kromatograft <931>. Baku pembanding Fenolftalein BPFI; lakukan penge-
l.Amtan dapar pH 4,5, Fase gerak, l.Arutan baku inter- ringan di atas fosfor pentoksida P selama 4 jam, sebelum
nal dan Sistem kromatografi Buat seperti yang tertera digunakan.
pada Penetapan kadar dalam Fenobarbital.
l.Arntan baku Timbang saksama lebih kurang 15 mg Wama larutan Timbang saksama lebih kurang 3,0 g,
Fenobarbital BPFI, masukkan ke dalam labu tentu- masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
kur 50-ml, tambahkan 25 ml Fase gerak, dan jika perlu dan encerkan dengan etanol P sampai tanda. Ukur
sonikasi agar larut. Tambahkan 15,0 ml Lanllan baku serapan ultraviolet larutan ini pada panjang gelom-
internal, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda bang serapan maksimum lebih kurang 405 nm
hingga diperoleh kadar lebih kurang 0,3 mg per ml. menggunakan etanol P sebagai blangko: serapan
Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi setara kurang dari 0,150.
lebih kurang 65 mg fenobarbital natrium, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase ldentifikasi
gerak sampai tanda. Pipet 25 ml larutan ini, masuk- A. Mudah larut dalam larutan alkali hidroksida
kan ke dalam tabu tentukur 50-ml, tambahkan 15,0 ml dan dalam larutan alkali karbonat panas: cairan ber-
Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak warna merah. Warna larutan hilang dengan pe-
sampai tanda. nambahan asam berlebih atau dengan larutan alkali
Prosed11r Lakukan Prosedur seperti yang tertera hidroksida pekat.
pada Penetapan kadar dalam Fenobarbital. Hitung B. Waktu retensi puncak utama fenolftalein pada
jumlah dalam mg, C 12 H 11 N 2 Na0 3 , dalam tiap ml kromatogram Larutan uji yang diperoleh pada
injeksi yang digunakan dengan rumus: Penetapan kadar sesuai dengan kromatogram Larutan
baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
254,22 4W Ru
--.)(-)(-) Suhu lebur <1021> Tidak kurang dari 258°.
232,24 V R5
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
254,22 dan 232,24 berturut-turut adalah bobot molekul lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P selama
fenobarbital natrium dengan fenobarbital; V adalah 4jam.
volume injeksi dalam ml; W adalah jumlah Fenobarbital
BPFI dalam mg dalam Larutan baku; Ru dan R 5 ber- Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
turut-turut adalah perbandingan respons puncak
Larutan uji dan l.arutan baku. Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 8 bpj.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis Logam berat <371> M_etode I Tidak lebih dari 15 bpj;
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca lipe I. lakukan penetapan dengan memanaskan 1,3 g zat
... dalam 25 ml asam asetat 1 N di atas tangas uap selama
5 menit, saring, kemudian uapkan filtrat hingga
kering. Pada residu tambahkan 1 ml asam asetat 0,1 N
PHENOLPHTHALEINUM dan encerkan dengan air hingga 25 ml.
Fenolftalein
Fluoran 500 mg fenolftalein larut sempurna
dalam campuran 4 ml natrium hidroksida 1 N dan
~vOCH SOml air.

~CH Cemaran secara kromatografi Tidak lebih dari 1,0%


terhadap total luas puncak yang diamati. Lakukan
penetapan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
3,3-Bis(p-hidroksifenil)jtalida {77-09-8] dengan penyuntikan SO JLl Larutan uji. Hitung luas
C20H 140 4 BM 318,33 semua puncak yang diamati selain puncak pelarut;
jumlah luas puncak selain dari puncak utama tidak
Fenolftalein mengandung tidak kurang dari 98,0% dan lebih dari 1,0% terhadap total semua luas puncak yang
tidak lebih dari 101,0% ~H 1 p4, dihitung terhadap diamati.
zat yang telah dikeringkan.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan Mdoth V Memenuhi syarat.
lemah; tidak berbau; stabil di udara. Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
etanol; agak sukar larut dalam eter. Krom4togm}i azir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
FIIV Monografi I Phenoluin 663

Kromatograji <931>. Pemerian Hablur bentuk jarum; atau masa habiur;


Fase gerak Buat campuran metanol P-air-asam asetat tidak berwarna atau putih atau merah jambu; bau
glasial P (50:50:1) saring dan awaudarakan. khas; mencair dengan penghangatan dan dengan
Lamtan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg penambahan 10% air. Mendidih pada lebih kurang
Fenolftalein BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 182°, uapnya mudah terbakar. Oleh pengaruh cahaya
50-ml, tambahkan 25 ml metanol P dan goyang sampai dan udara warna perlahan-lahan berubah menjadi
larut. Tambahkan larutan asam asetat glasial P (1 dalam gelap
100) sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg Kelarutan Larut dalam air; sangat mudah larut dalam
fenolftalein, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, etanol, dalam gliserin, dalam kloroform, dalam eter
kemudian lakukan seperti yang tertera pada Larutan dan dalam min yak menguap tertentu; agak sukar larut
baku. dalam minyak mineral.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Kejernihan larutan dan reaksi Larutan (1 dalam 15)
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom jernih dan bereak!'i netral atau asam terhadap kert.as
4,6 mm x 25 em yang berisi bahan pengisi L1 dengan /akmus bin1 P.
ukuran partikel 10 J..Lm. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Identifikasi
baku, rekam respons puncak seperti yang tertera pada A. Pada larutan tambahkan brom LP: terbentuk
Prosedur: efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak endapan putih yang segera larut dan mengendap
analit tidak kurang dari 900 lempeng teoritis; kembali jika ditambahkan pereaksi berlebih.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak B. Pada 10 mllarutan (1 dalam 100) tambilhkan
lebih dari 2,0% dan faktor ikutan puncak analit tidak 1 tetes besi(I/1) klorida LP: terjadi warna violet.
lebih dari 2,0.
Prosedm Suntikkan secara terpisah sejumlah Suhu beku <1101> Tidak kurang dari 39°.
volume sama (lebih kurang 10 J..LI) Lanttan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato- Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
gram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah
dalam mg, C 20H 140 4, dengan rumus: Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,05%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih
'u kurang 5 g zat dalam cawan porselen yang sudah
soc(-) ditara, panaskan di atas tangas uap hingga habis
's menguap, dan keringkan sisa pada suhu 105° selama
1 jam.

... C adalah kadar Fenolftalein BPFI dalam mg per ml Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah res pons Metode I Memenuhi syarat.
puncak fenolftalein dari Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup masukkari ke dalarri labu tentukur 1000-ml, encerkan
baik. dengan air sampai tanda. Pipet 20 ml larutan ini ke
dalam labu iodum, tambahkan 30,0 ml prom 0,1 N LV,
kemudian tambahkan 5 ml asam kloHda P, segera
tutup. Kocok labu berulang-ulang selama 30 menit,
PHENOLUM diamkan selama 15 menit, tambahkan dengan cepat
Fenol 5 ml larutan kalium iodida P (1 dalam 5), hati-hati
terhadap uap brom yang dilepaskan, segera tutup.
Kocok kuat-kuat, buka sumbat, bilas sumbat dan leher
labu dengan sedikit air ke dalam labu. Tambahkan
1 ml kloroform P, kocok baik-baik, dan titrasi iodum
Fenol [108-95-2] bebas d~ngan natrium tiosuljat 0,1 N LV, tambahkan
C6Hp BM94,11 3 ml kanji LP, sebelum titik akhit·- titrasi. Lakukan
penetapan blangko.

Fenol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak 1 ml brom 0,1 N setara dengan
lebih dari 100,5% C 6 H 60, dihitung terhadap zat 1,569 mg C/160
anhidrat. Dapat mengandung stabilisator yang sesuai.
[Peringatan Hindari kontak dengan kulit, kareruz dlzpat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
membakar kulit.} rapat, tidak tembus cahaya.
664 Phenolum Liquidum I Monografi · FIIV

PHENOLUM LIQUIDUM Kelarutan Tidak larut dalam minyak lemak; sangat


Fenol Cair sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol dan
dalam aseton.

Fenol cair adalah fenol dalam bentuk cair yang Baku pembanding Killium Penisilin V BPFI; tidak boleh
mengandung lebih kurang 10% air. Mengandung tidak dikeringkan sebelum digunakan. Penisilin V BPFI;
kurang dari 89,0% C 6H 6 0. Dapat mengandung stabili- tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
sator yang sesuai.
(Perhatian Hindarkan kontak dengan kulit, karena Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
dapat membakar ku/it.} didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
(Catatan Bila fenol akan dicampur dengan min yak maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
/emak, minyak mineral atau vase/in putih gunakan Fenol seperti pada Penisilin V BPFI.
h.ablur, bukan Fenol cair.]
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Pemerian Cairan tidak berwarna sampai merah
muda, dapat menjadi merah jika kena udara atau pH <1071> Antara 2,5 dan 4,0; lakukan penetapan
cahaya. Bau khas, sedikit aromatis. Memutihkan dan menggunakan suspensi yang mengandung 30 mg
membakar kulit dan membran mukosa. Bobot jenis per mi.
lebih kurang 1,065.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
Kelarutan Dapat bercampur dengan etanol, dengan
eter dan dengan gliserin. Campuran sama banyak Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
fenol cair dan gliserin dapat bercampur dengan air. Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatograft <931>.
Jarak destilasi <1011> Metode I Tidak lebih dari 182,5° Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam
menggunakan pendingin udara. asetat glasial P (650:350:5,75), saring dan awaudarakan,
jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Syarat lain Memenuhi ldentifikasi dan Kejemihan lana- sistem seperti yang tertera pada Kromatograft <931>.
an dan reaksi dan Sisa penguapan seperti yang tertera Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalium
pada Fenol. Penisilin V BPFI larutkan dalam Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 2,5 mg per mi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 125 mg
tertera pada Penetapan kadar dalam Fenol. zat uji masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, en-
cerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Larutan resolusi Buat larutan dalam Fase gerak yang
Metode I Memenuhi syarat. mengandung 2,5 mg kalium penisilin G dan 2,5 mg
kalium penisilin V per mi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
rapat, terlindung dari cahaya. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terha-
PHENOXYMETHYLPENICILLINUM dap Larutan resolusi, rekam respons puncak seperti
Penisilin V yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
penisilin G dan penisilin V masing-masing adalah
lebih kurang 0,8 dan 1,0, efisiensi kolom yang ditentu-
kan dari puncak penisilin V tidak kurang dari 1800
lempeng teoritis, dan resolusi, R, antara puncak
penisilin G dan penisilin V tidak kurang dari 3,0.
Lakukan kromatrografi terhadap Larutan baku, rekam
Asam (25,5R,6R)-3,3-dimetil-7-olcso-6- respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
(2 -fenoksiasetamido)-4-tia-1-azabisiklo(3.2.0] simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
heptana-2-karboksilat [87-08-1] lebih dari 1,0%.
C 16 H 18NPi' BM 350,39 Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 !J.l) Larutan baku
Potensi Penisilin V tidak kurang dari 1525 dan tidak dan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
lebih dari 1780 unit Penisilin V FI per mg. puncak utama. Hitung jumlah unit Penisilin V Fl
dalam mg penisilin V yang digunakan dengan
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau. rumus:
FIIV Monografi I Phenylbutazonum 665

CP 'u kurang dari 75% (Q) C 16 H 18 N 20 5S, dari jumlah yang


50(-)(-) tertera pada etiket.
Wu 's
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
C adalah kadar ·Kalium Penisilin V BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; P adalah potensi Kalium Penisi- Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.
lin V BPFI yang dinyatakan dalam unit penisilin V FI
per mg; W u adalah bobot penisilin V dalam mg dalam Penetapan kadar
Larutan uji; ru dan r5 berturut-turut adalah res pons Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan Sistem
puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan kromatrografi Lakukan seperti yang tertera pada Pene-
baku. tapan kadar dalam Penisilin V.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dari 20 tablet Penisilin V. Timbang saksama sejumlah
rapat. serbuk tablet setara dengan lebih kurang 400.000
unit Penisilin V FI, masukkan ke dalam labu tentu-
kur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
PHENOXYMETHYLPENICILLINI tanda, kocok selama lebih kurang 5 menit. Saring me-
COMPRESS I lalui penyaring dengan porositas 0,5 IJ.m atau lebih
Tablet Penisilin V halus, gunakan filtrat sebagai Larutan uji.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Pene-
tapan kadar dalam Penisilin V. Hitung jumlah unit
Tablet Penisilin V mengandung tidak kurang dari Penisilin V FI dalam serbuk tablet yang digunakan
90,0% dan tidak lebih dari 120,0% unit Penisilin V FI dengan rumus:
dari jumlah yang tertera pada etiket. 'u
100C P ( - )
Baku pembanding Kalium Penisilin V BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan; Penisilin V BPFI;
's
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. C adalah kadar Kalium Penisilin V BPFI dalam mg per
ml Larutan baku; P adalah potensi Kalium Penisilin V
ldentifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti BPFI yang dinyatakan dalam unit Penisilin V FI per
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan pada mg; r u dan r 5 berturut-turut adalah res pons puncak
lempeng silika gel secara terpisah masing-masing 1 J.Ll Larutan uji dan Larutan baku.
larutan dalam campuran metanol P yang mengandung
(1) serbuk tablet yang setara dengan Jebih kurang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
32.000 unit Penisilin V FI (20 mg penisilin V) per ml, rapat.
tambahkan 8 ml metana/ P campur hingga diperoleh
kadar lebih kurang 2,5 mg per ml (2) 2,5 mg per ml
Kalium Penisilin V BPFI. Masukkan lempeng ke dalam PHENYLBUTAZONUM
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fenilbutazon
fase gerak kloroform P - asam asetat glasial P (90:20) dan
biarkan fase gerak merambat hingga tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
menguap, dan keringkan pada suhu 100° selama
3 menit. Diamkan sampai dingin, masukkan Jempeng
0
o:Lr<O>
ke dalam bejana yang telah dijenuhi uap iodum, dan CH,~ ~0

lakukan pengamatan seteiah 10 menit: harga R1 bercak 4-Butil-1 ,2 -difenil-3,5-pirazolidinadion [50-33-9]


utama dari larutan (1) sesuai dengan harga R, bercak C 19 ~N 2 0 2 BM 308,38
utama larutan (2). ·
Fenilbutazon mengandung tidak kurang dari 98,0%
Disolusi <1231> dan tidak lebih dari 100,5% C 19 H 20 N 2 0 2 , dihitung
Media disolusi: 900 ml air. terhadap zat yang telah dikeringkan.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 45 menit. Pemerian Serbuk hablur, putih atau agak putih; tidak
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 16 H 18 N 20 5 S berbau.
yang terlarut dengan mengukur serapan maksimum
filtrat larutan uji, jika perlu encerkan dengan Media Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
disolusi, dan serapan maksimum Larutan baku Kalium dalam aseton dan dalam eter; larut dalam etanol.
Penisilin V BPFI dalam pelarut yang sama.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak Baku pembanding Fenilbutazon BPFI; lakukan penge-
666 Phenylephrini Hydrochloridum I Monografi FI IV

ringan dalam hampa udara di bawah tekanan desoksikortikosteron asetat, larutkan dalam 200 ml
30 mmHg ± 10 mmHg pada suhu so• selama 4 jam, asetonitril P, campur.
sebelum digunakan. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fenilbuta-
zon BPFI larutkan dalam asetonitril P, sonikasi sampai
ldentifikasi larut, encerkan secara kuantitatif dan bertingkat
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dengan asetonitril P hingga kadar lebih kurang 1,4 mg
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan per mi. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama 50-ml, tambahkan 10 ml Larutan baku internal, encerkan
seperti pada Fenilbutazon BPFI. dengan asetonitril P sampai tanda. (Catalan Gunakan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam larutan ini dalam waktu 8 jam setelah pembuatan./
100.000) dalam larutan natrium hidroksida P (1 dalam Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 140 mg
2500) menunjukkan maksimum dan minimum pada zat, larutkan dengan 75 ml asetonitril P dalam labu
panjang gelombang yang sama seperti pada Fenilbu- tentukur 100-ml, sonikasi sampai larut. Encerkan
tazon Bi'FI; daya serap masing-masing dihitung dengan asetonitril P sampai tanda. Pipet 10 ml larutan
terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang ini ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 10,0 ml
gelombang serapan maksimum lebih kurang 264 nm Larutan baku internal encerkan dengan usetonitri/ P
berbeda tidak lebih dari 2,0%. sampai tanda dan campur. (Catalan Gunakan /arutan
ini da/am waktu 8 jam setelah pembuatan./
Jarak lebur <1021> Antara 104° dan 107°. Sistem kromatografi Lakukan :;eperti yang tertera
pada Kmmatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L7 dan pra-kolom
tekanan 30 ± 10 mmHg pada suhu so• selama 4 jam. berisi bahan pengisi L2. Laju aliran lebih kurang 2,4 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan baku, rekam respons puncak seperti yang tertera pada
penetapan menggunakan 2,0 g. Prosedur: resolusi, R, antara puncak Larutan uji dan
Larutan baku internal tidak kurang dari 3,5 dan sim-
Klorida <361> Tidak lebih 0,007%; lakukan penetap- pangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
an menggunakan 2,0 g, didihkan dengan 60 ml air lebih dari 2,0%.
selama 5 menit, dinginkan dan saring. Pada 30 ml Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
filtrat tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N dan 1 ml perak volume sama (lebih kurang 25 J.Ll) Larutan baku dan
nitrat LP: filtrat tidak lebih keruh dari kekeruhan yang Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
diberikan oleh 0,10 ml asam klorida 0,02 N. · puncak utama. Waktu retensi relatif desoksi-
kortikosteron asetat dan fenilbutazon masing-masing
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,01 %; lakukan pene- adalah 1,0 dan 0,7. Hitung jumlah dalam mg,
tapan menggunakan 30 ml filtrat yang diperoleh dari C 19 ~N 20 2 , dengan rumus:
Uji Batas Klorida yang ditambah 2 ml barium klorida LP:
filtrat tidak lebih keruh dari kekeruhan yang diberikan Ru
oleh 0,10 ml asam sulfat 0,02 N. sooc (-)
Rs
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 hpj.
C adalah kadar Fenilbutazon BPFI dalam mg per ml
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> lArutan baku; R11 dan R5 berturut-turut adalah perba~­
Metode V Memenuhi syarat. dingan respons puncak fenilbutazon terhadap baku
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. internal dari LArutan uji dan LArutan baku. .

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada rap at.
Kromatografi <931>.
Dapar asetat Larutkan 2,72 g natrium asetat P, dalam
gelas piala 1000 ml menggunakan lebih kurang 700 ml PHENYLEPHRINI HYDROCHLORIDUM
air. Atur pH hingga 4,1 dengan asam asetat glasial P, Fenilefrin Hidroklorida
saring melalui penyaring 0,5 J.Ull, encerkan dengan air
yang telah disaring hingga 1000 ml.
Fase gerak Campur 440 ml asetonitril P dengan
560 ml Dapar asetat dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut ~esuaian sistem seperti (-)-m-Hidroksi-a-[(metilamino)metil]
yang tertera pada Kromatografi <931>. benzil alkohol hidroklorida {61-76-7]
lArutan baku internal Tunbang lebih kurang 300 mg ~H 13 N02 .HCI BM203,67
FIIV Monografi I Phenylhydrargyri Acetas 667

Penilefrin Hidroklorida mengandung tidak kurang dan Enceran larutan baku pada lempeng kromatografi
dari 97,5% dan tidak lebih dari 102,5% C 9 H 13 NOz-HCl, silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak
n-butanol P-air-asam format P (7:2:1) hingga merambat
Pemerian Krista! putih atau praktis putih; tidak tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
berbau; berasa pahit. keringkan dengan aliran udara panas. Amati lempeng
di bawah cahaya ultraviolet pada panjang gelom-
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol. bang ZS4 nm. Semprot lempeng dengan larutan
jenuh p-nitrobenzendiazonium tetrafluoroborat P, kemu-
Baku pembanding Fenilefrin Hidroklorida BPFI; laku- dian dengan larutan natrium karbonat P (1 dalam 10).
kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebe- Bandingkan intensitas bercak lain selain bercak utama
lum digunakan. Larutan 11ji dengan bercak utama Larutan baku dan
Enceran larrttan baku. Jumlah intensitas bercak lain
Identifikasi Larutan uji setara dengan tidak lebih dari 1,0% senya-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- wa sejenis dan tidak satupun cemaran lebih dari 0,5%.
persikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang Kandungan klorida Tidak kurang dari 17,0% dan
sama sepeti pada Fenilefrin Hidroklorida BPFI. tidak lebih dari 17,7%, dihitung terhadap zat yang
B. Larutan zat (1 dalam 100) menunjukkan reaksi telah dikeringkan. Lakukan penetapan sebagai
Klorida seperti yang tertera pada Uji Identifikasi berikut: Timbang saksama lebih ku£ang 300 mg zat,
Umum <291>. larutkan dalam 5 ml air. Tambahkan 5 ml asam asetat
g!asia! P dan 50 ml metana/ P kemudian eosin Y LP.
Jarak lebur <1021> Antara 140°dan 145°. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV.
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan
Rotasi jenis <1081> Antara -42° dan -47,5°, dihitung
3,545 mg klorida
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
tapan menggunakan larutan yang mengandung
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg per 10 ml.
100 mg, masukkan ke dalam labu iodum, larutkan
dalam 20 ml air, tambahkan 50,0 ml brom 0,1 N LV, dan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
5 ml asam klorida P, segera tutup, kocok dan biarkan
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
selama 15 menit. Masukkan segera 10 mllarutan
kalium iodida P (1 dalam 10), biarkan selama 5 menit,
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
kocok hati-hati, buka, }?ilas tutup dan leher labu
dengan sedikit air langsung ke dalam labu. Titrasi
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,20%; lakukan penetap-
iodum yang dibebaskan dengan natrium tiosulfat
an sebagai berikut: Larutkan 50 mg zat dalam 25 ml
0,1 N LV, pada saat mendekati titik akhir tambahkan
air, larutan tidak lebih keruh dari 0,10 ml asam
3 ml kanji LP. Lakukan penetapan blangko.
sulfat 0,020 N yang diperlakukan sama.
1 ml brom 0,1 N setara dengan
Keton Larutkan 200 mg zat dalam 1 ml air, tambah- 3,395 mg C/f 7 ~0 2 .HCI
kan 2 tetes natrium nitroferisianida LP, 1 ml natrium
hidroksida 1 N dan 0,6 ml asam asetat glasial P: warna Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
larutan yang terjadi tidak lebih tua dari wama larutan rapat, tidak tembus cahaya.
pembanding yang mengandung 1 ml aseton P encer
(1 dalam 2000).
PHENYLHYDRARGYRI ACETAS
Kemurnian kromatografi Fenilraksa(II) Asetat
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fenil- Fenilrnerkuri Asetat
efrin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metana/ P
hingga kadar lebih kurang 1 mg per mi.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
Larrttan baku dalam metana/ P hingga kadar 500 IJ.g; (Asetato)jenilraksa(ll) [62-38-4]
250 IJ.g; 100 IJ.g; 50 IJ.g per ml. C8 H 8Hg02 BM336,74
Larutan uji Timbang saksama sejumlah fenilefrin
hidroklorida,larutkan dalam metanol P hingga kadar Fenilraksa(II) Asetat mengandung tidak kurang dari
lebih kurang 50 mg per ml. 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C 8 H 8Hg0 2•
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatograft <931>. Totolkan secara Pemerian Serbuk hablur atau prisma atau lempeng
terpisah masing-masing 5 fJ.l Larutan uji, Larutan baku tipis, putih hingga putih krem; tidak berbau.
668 Phenylhydrargyri Nitras I Monografi FIIV

Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol Fenilraksa(II) Nitrat adalah campuran fenilraksa{II)
dan dalam aseton. nitrat dan fenilraksa(II) hidroksida. Mengandung tidak
kurang dari 87,0% dan tidak lebih dari 87,9% ion
ldentifikasi fenilraksa(II) {C6 H 5 Hg•) dan tidak kurang dari 62,75%
A. Pada 100 mg zat tambahkan 0,5 ml asam dan tidak lebih dari 63,50% raksa(Il) (Hg).
nitrat P, hangatkan perlahan-lahan sampai berwarna
coklat tua, dan encerkan dengan air hingga 10 ml:
terjadi nitrobenzena yang berbau khas. Pemerian Serbuk hablur, putih; dipengaruhi oleh
B. Pada 100 mg zat tambahkan 0,5 ml asam S!tlfat P cahaya. Larutan jenuh memberikan reaksi asam terha-
dan 1 ml etanol P, hangatkan: tcrjadi etil asetat yang dap lakmus.
berbau khas.
C. Tambahkan beberapa tetes natriHm S!tlfida LP Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut
pada 5 ml larutan jenuh zat dalam air: terbentuk dalam etanol dan dalam gliserin; lebih mudah larut
endapan putih, bila dididihkan dan diamkan, berubah dengan adanya asam nitrat atau alkali hidroksida.
menjadi hitam.
Identifikasi
Jarak lebur <1021> Antara 149° dan 153°. A. Pada 100 mg zat tambahkan 3 ml asam sH/fat P:
campuran berwarna kuning dan berbau khas nitro-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. benzena.
B. Pada 5 ml larutan jenuh zat tambahkan 1 ml
Garam raksa dan Logam berat Panaskan lebih kurang asam k/orida 3 N: terbentuk endapan putih.
100 mg dengan 15 ml air, dinginkan dan saring. C. Pada 5 ml larutan jenuh zat tambahkan 5 ml
Tambahkan beberapa tetes natrium S!tlfida LP ke dalam amoniHm S!tlfida LP: dalam keadaan dingin tidak terjadi
filtrat: endapan yang terbentuk tidak segera berwarna. reaksi, tetapi pada pemanasan di dalam tangas air
yang mendidih selama 10 menit, terbentuk endapan
Senyawa benzena poliraksa Tidak lebih dari 1,5%; hi tam.
kocok 2 g dengan 100 ml aseton P dan saring. Cuci sisa
secara bertahap dengan 50 ml aseton P, keringkan sisa Jarak lebur <1021> Antara 175° dan 185°.
pada suhu 105° selama 1 jam dan timbang: bobot sisa
tidak lebih dari 30 mg. Sisa pemijaran <311> Tidak lebih dari 0,1%.

· Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Ion raksa(Il) Pada 5 ml larutan jenuh zat tambahkan
500 mg masukkan ke dalam labu 100 ml, tambahkan 5 ml natrium hidroksida 1 N: tidak terbentuk endapan
15 ml air, 5 ml asam format P dan 1 g serbuk zink P, kuning (ion raksa(II)) dan larutan tidakmenjadi gelap
refluks selama 30 menit. Dinginkan, saring, cuci kertas (ion raksa(l)).
saring dan amalgam dengan air hingga air cucian
tidak lagi bereaksi asam terhadap lakmus P. Larutkan Penetapan kadar ion fenilraksa(II) Timbang saksama
amalgam dengan 40 ml asam nitrat 8 N. Panaskan lebih kurang 200 mg zat, masukkan ke dalam labu
larutan di atas tangas uap selama 3 menit dan tam- Erlenmeyer, larutkan dalam 90 ml air dan 10 ml asam
bahkan 500 mg urea P dan kalium permanganat LP nitrat P. Tambahkan 2 ml besi (III) amonium sulfat LP
secukupnya sampai terjadi warna merah muda yang dan titrasi dengan amonium tiosianat 0,05 N.
stabil. Dinginkan, tambahkan hidrogen peroksida LP
sampai warna hilang, tambahkan 1 ml besi(III) amoni- 1 ml amonium tiosianat 0,05 N setara dengan
um sulfat LP, dan titrasi dengan amonium tiosianat 13,88 mg ion fenilraksa(Il) C6 Hjfg•
0,1 N LV
Penetapan kadar raksa(II) Timbang saksama lebih
1 ml amonium tiosianat 0,1 N setara deng~n
kurang 400 mg zat, masukkan ke dalam labu 100-ml,
16,84 mg C,H,Hg0 2
tambahkan 15 ml air, 5 ml asam format P dan 1 g serbuk
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup zink P, kemudian refluks selama 30 menit. Dinginkan,
rapat, tidak tembus cahaya. saring, cuci kertas saring dan amalgam dengan air
sampai air cucian tidak lagi bereaksi asam te.rhadap
kertas lakmus P. Larutkan amalgam dengan 40 ml
PHENYLHYDRARGYRI NITRAS asam nitrat 8 N. Panaskan larutan di atas tangas
Fenilraksa(II) Nitrat uap selama 3 menit, kemudian tambahkan 0,5 g urea P
Fenilmerkuri Nitrat dan kalium pennanganat LP secukupnya sampai ber-
warna merah muda yang stabil. Dinginkan, buat larut-
an menjadi tidak berwarna dengan hidrogen perok-
Nitratofenilraksa(Il) [55-68-5] sida LP, tambahkan 1 ml besi([ll) amonium sulfat LP dan
C 12H 11Hg2 NO4 BM 634,45 titrasi dengan amonium tiosianat 0,1 N LV.
FIIV Monografi I Phenylpropanolamini Hydrochloridum 669

1 ml amonium tiosianat 0,1 N setara dengan pH <1071> Antara 4,2 dan 5,5; lakukan penetapan
10,03 mgHg menggunakan larutan (3 dalam 100).

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Jarak lebur <1021> Metode I Antara 191 o dan 196°.
rapat, tidak tembus cahaya.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
PHENYLPROPANOLAMINI HYDRO-
CHLORIDUM Sisa pemijar~n <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Fenilpropanolamin Hidroklorida
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj;
lakukan penetapan dengan melarutkan 1 g dalam 5 ml
air, tambahkan 1 ml asam asetat 1 N, encerkan dengan
air hingga 25 ml.

(±)-Norefedrin hidroklorida [154-41-6] a-Aminopropiofenon hidroklorida Tidak lebih dari


C9 H 13 NO.HCI BM 187,67 0,10%. Masukkan 2,5 g ke dalam labu tentukur 25-ml,
tambahkan larutan asam kloridci P (1 dalam 120) sampai
Fenilpropanolamin Hidroklorida mengandung tidak tanda. Ukur serapan larutan ini (Larutan uji) dan
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% Larutan baku yang mengandung 100 J..Lg a-Aminopropio-
C 9 H 13 NO.HCI, dihitung terhadap zat yang telah di- fenon Hidroklorida BPFI per ml pada panjang gelom-
keringkan. bang serapan maksimum lebih kurang 285 nm
menggunakan larutan asam klorida P (1 dalam 120)
Pemerian Serbuk hablur putih; bau aromatis lemah. sebagai blangko: serapan larutan uji tidak lebih besar
Dipengaruhi oleh cahaya. dari Iarutan baku.

Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol; Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
tidak larut dalam eter. Metode I Memenuhi syarat.

Baku pembanding Fenilpropanolamin Hidroklorida Amfetamin hidroklorida Tidak lebih dari 0,001%
BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
2 jam sebelum digunakan. a-Aminopropiofenon Hidro- kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatogra-
klorida BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° ft <931>.
selama 2 jam sebelum digunakan. Simpan dalam Fase gerak Campuran 20 ml larutan tetrametil-
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Dekstro- amonium hidroksida P (1 dalam 10) dengan 5 ml asam
amfetamin Sulfat BPFI; lakukan pengeringan pada fosfat P, encerkan dengan air hingga 1'000 ml. Pada
suhu 105° selama 2 jam sebelum digunakan. 956 ml larutan ini tambahkan 40 ml metanol P dan
4 ml tetrahidrofuran P, campur, jika perlu lakukan pe-
ldentifikasi nyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah tertera pada Kromatograft <931>. Saring melalui pe-
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P nyaring membran porositas 0,5 Jlm atau lebih halus
menunjukkan maksimum hanya pada panjang dan awaudarakan.
gelombang yang sama seperti pada Fenilpropanolamin Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fenilpro-
Hidroklorida BPFI. panolamin Hidroklorida BPFI dan Dekstroamfetamin
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Sulfat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar masing-
2000) menunjukkan maksimum dan minimum pada masing lebih kurang 100 mg per ml dan 1 JJ.g per mi.
panjang gelombang yang sama seperti pada Fenilpro- Larutan resolusi Larutkan sejumlah Fenilpropanol-
panolamin Hidroklorida BPFI; daya serap masing- amin Hidroklorida BPFI dan Dekstroamfetamin Sui-
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan fat BPFI dalam air hingga diperoleh larutan masing-
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih masing dengan kadar 5 J.Lg per mi.
kur;mg 256 nm berbeda tidak lebih dari 3,0o/o. Larutan uji Tunbang saksama lebih kurang 500 mg,
C. Larutkan 1 g dalam 10 ml air, tambahkan 10 ml masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, encerkan
larutan jenuh natrium lalrbonat P, campur. Pisahkan dengan air sampai tanda.
endapan dengan hampa udara menggunakan penya- Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera
ring kaca masir porositas sedang, cuci tiga kali, tiap pada Kromatograft <931>. Kromatograf cair kinerja
kali dengan 5 ml air es. Keringkan hablur p~da suhu tinggi dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom
80° selama 1 jam: Jarak lebur fenilpropanolamin antara 3,9 mm x 15 em berisi bahan pengisi Ll dengan ukuran
101° dan 104°. (seperti yang tertera pada Penetapan 5 J.lm. Laju aliran lebih kurang· 1 ml per menit.
Jarak Lebur atau Suhu Lebur <1021>}. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi dan
670 Phenytoinum I Monografi FIIV

Larutan baku seperti yang tertera pada Prosedur: Baku pembanding Fenitoin BPFI; lakukan pengering-
resolusi, R, antara puncak fenilpropanolamin dan an pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan.
amfetamin tidak kurang dari 5,0 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku tidak Kejernihan dan wama larutan Larutkan 1,0 g dalam
lebih dari 3,0%. Waktu retensi relatif fenilpropanol- campuran 5 ml natrium hidroksida 1 N dan 20 ml air:
amin adalah 1,0 dan amfetamin antara 2,0 dan 3,0. larutan jernih dan tidak lebih tua dari kuning pucat.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 5 J.Ll) Larulan baku dan ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Larulan uji ke dalam kromatograf, ukur respons didispersikan dalam kalium br:nnida P menunjukkan
puncak utama. Hitung persentase amfetamin hidro- maksimum hanya pada panjang gelombang yang
klorida dalam fenilpropanolamin hidroklorida yang sama seperti pada Ft!lliloin BPFl.
digunakan dengan rumus:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%.;
343.34 0,5 C ru lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
(---) (--) (-)
368,49 W rs Logam berat <371> Melode Ill Tidak lebih dari 20 bpj.

343,34 adalah dua kali bobot molekul amfetamin Benzofenon Tidak lebih dari 0,1 %.
hidroklorida; 368,49 adalah bobot molekul amfetamin Larulan baku Timbang saksama sejumlah benzofe-
sulfat; C adalah kadar Dekstroamfetamin Sulfal BPFI non, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan
dalam J.Lg per ml Larutan L•aku; W adalah bobot fenil- bertahap dengan n-heplana P hingga kadar lebih
propanolamin hidroklorida dalam mg yang digunakan kurang 10,0 J.Lg per mi.
dalam Lnrulau uji; r 11 dan's berturut-turut adalah Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 5 g,
respons puncak amfetamin yang diperoleh dari masukkan ke dalam corong pisah 250 ml yang berisi
Larulan uji dan Lawtan baku. lebih kurang 90 ml air panas (60° sampai 70°). Tam-
bahkan 1 ml larutan natrium fzidroksida P (1 dalam 2},
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang kocok hingga larut. Dinginkan sampai suhu kamar,
500 mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasinl P. ekstraksi 2 kali, tiap kali dengan 25 ml n-heplana P,
Tambahkan 10 ml rnksa(Il) aselal LP dan 2 tetes krislal campur ekstrak dalam corong pisah dan kocok, buang
violet LP, titrasi dengan asam perk/oral 0,1 N LV hingga lapisan air. Cuci campuran ekstrak dengan 30 ml
terjadi warna nijau. Lakukan penetapan blangko. natrium hidroksida 0,1 N, buang lapisan air. Pindahkan
lapisan n-heptana ke dalam labu tentukur 100-ml,
1 ml asam perk/oral 0,1, N selara dengan encerkan dengan n-heptana P sampai tanda. Pipet
18,77 mg C/f 13~JO.HCl 10 ml larutan ini, masukkan ke dalam labu tentu-
kur 50-ml, encerkan dengan n-heptana P sampai tanda.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
rapat, tidak tembus cahaya. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 248 nm dengan menggunakan n-lleptana P
sebagai blangko. Hitung persentase benzofenon,
PHENYTOINUM dengan rumus:
Fenitoin Au C
50(-)(-)
As W

Au dan As berturut-turut adalah serapan Larutan uji


dan Larutan baku; C adalah kadar benzofenon dalam
5,5-Difoni/hidantoin [57-41-0] J.Lg per ml Larutan baku; W adalah bobot fenitoin
CtSH12N202 BM252,27 dalam mg.

Fe.nitoin mengandung tidak kurang dari 98,5o/o dan Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
tidak lebih dari lOO,So/o C 15H,2N 20 2, dihitung terhadap Metode V Memenuhi syarat.
zat yang telah dikeringkan. Pelarut Gunakan dime til sulfoksida P.

Pemerian Serbuk. putih; tidak berbau. Melebur pada Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
suhu lebih kurang 295°. 500 mg, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 125 mi.
Larutkan dalam 50 ml dimetilformamida P, tambahkan
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 3 tetes larutan jenuh azo violet P dalam metllnol P, titrasi
et~ol panas; su¥r larut dalam etanol dingin, dalam dengan natrium metoksida 0,1 N LV hingga wama biru.
kloroform dan dalam eter. Lakukan penetapan blangko.
FIIV Monografi I Phenytoinum Natricum 671

1 ml natrium metoksida 0,1 N setara dengan netapan kadar.


25,23 mg C 15H 1!Jp 2 Larutan baku Timbang saksama sejumlah benzo-
fenon, larutkan dalam metanol P dan encerkan secara
Wadah dan pen_yimpanan Dalam wadah tertutup kuantitatif dan bertahap menggunakan metanol P
rapat. hingga kadar lebih kurang 1,0 Jlg per ml.
Larutan uji Gunakan Larutan 11ji A yang disiapkan
seperti pada Penetapan kadar.
PHENYTOINUM NATRICUM Larutan resolusi Buat larutan benzoin dalam meta-
Fenitoin Natrium no[ P dengan kadar lebih kurang 10 Jlg per ml. Larut-
kan 10 mg Fenitoin Natrium BPFI dalam 10,0 mllarutan
benzoin.
5,5-Difenilhidantoin garam natrium [630-93-3] Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
C: 5 H 11 N 2 Na02 BM 274,25 pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
Fer.itoin Natrium mengandung tidak kurang dari 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll dengan ukuran
98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C 15 H 11 N 2 Na0 2, 5 J1m. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml per menit.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Lakukan kromatografi terhadap Lar11tan resol11si: waktu
retensi relatif lebih kurang 0,75 untuk fenitoin natrium
Pemerian Serbuk putih; tidak berbau; agak higrosko- dan 1,0 untuk benzoin, dan resolusi, R, tidak kurang
pik; secara bartahap menyerap karbon dioksida dari dari 1,5. Lakukan·tiga kali penyuntikan Larutan baku
udara. dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedur: simpangan baku relatif tidak lebih dari 5,0%.
Kelarutan Mudah larut dalam air, larutan biasanya Prosedur [Catatan Gunakan luas puncak jika dinyata-
agak keruh karena terhidrolisa sebagian dan meyerap kan respons puncak.) Suntikkan secara terpisah sejumlah
karbondioksida; larut dalam etanol; praktis tidak larut volume sama (lebih kurang 20 Ill) Larutan baku dan
dalam eter dan dalam kloroform. Lar11tan 11ji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak. Waktu retensi relatif lebih
Baku· pembanding Fenitoin BPFI; lakukan pengering- kurang 0,25 untuk fenitoin natrium dan 1,0 untuk
an pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan. benzofenon. Hitung persentase benzofenon yang
terdapat dalam Fenitoin Natrium dengan rum us:
Identifikasi
A. Timbang saksama lebih kurang 300 mg, C ru
masukkan ke dalam corong pisah. Larutkan dalam 100 ( - ) ( - )
lebih kurang 50 ml air. Tambahkan 10 ml asam klori- D 's
da 3 N dan ekstraksi 3 kali berturut-turut dengan
100 ml, 60 ml dan 30 ml campuran eter P dan kloro- C adalah kadar benzofenon dalam 11g per ml Lar11tan
form P (1 dalam 2). Uapkan campuran ekstrak dan baku; D adalah kadar fenitoin natrium dalam 1-1g
keringkan residu fenitoin pada suhu 105° selama per ml Larutan uji; r u dan r 5 berturut-turut adalah
4 jam. Spektrum serapan inframerah zat yang di- respons puncak benzofenon yang diperoleh dari
dispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan Larutan uji dan Larutan baku.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Fenitoin BPFI. Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
B. Menunjukkan reaksi nyala api Natrium seperti Metode V Memenuhi syarat.
yang tertera pada Uji ldentifikllsi Umum <291>. Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.

Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1,0 g dalam Penetapan kadar Lakukan p:enetapan dengan cara
20 ml air bebas karbon dioksida P, tambahkan natrium Kromatografi Cllir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
hidroksida 0,1 N hingga diperoleh larutan jemih dan Kromatografi <931 >.
tidak berwama: diperlukan tidak lebih dari 4,0 mi. Fase gerak Buat campuran metanol P - air (55:45),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penye-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,5%; suaian menurut Keses11aian sistem seperti yang tertera
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Feni-
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 bpj. toin BPFI. Larutkan, jika perlu sonikasi dan encerkan
secara kuantitatif dan bertahap dengan Fase gerak
Batas benzofenon -Tidak lebih dari 0,1%; lakukan hingga kadar lebih kurang 100 1-1g per mi.
penetapan dengan cara. Kromatografi cair kinerja tinggi Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan
Fase gerak Siapkan seperti yang tertera pada Pe- dan encerkan dengan metanol P sampai tanda (Larutan
672 Phenytoini Natrici Capsulae I Monografi FIIV

uji A). Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentu- Disolusi <1231>
kur 100-ml kedua dan encerkan dengan Fase gerak Media disolusi: 900 ml air.
sampai tanda (Larutan uji B). Alat tipe 1: 50 rpm.
Larutan resolusi Buat larutan benzoin dalam Fase Waktu: 30 menit.
gerak dengan kadar lebih kurang 1,5 mg per ml, Prosedrtr Lakukan penetapan jumlah
campur 1,0 mllarutan ini dengan 9,0 ml Lnrutan baku. C15 H 11 N 2Na0 2, yang terlarut dengan mengukur serap-
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera an filtrat larutan uji, jika perlu encerkan dengan Media
pada Kromatografi_ <931>. Kromatograf cair kinerja disolusi, dan larutan baku Fenitoin Natrium BPFI yang
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom sudah diketahui kadarnya dalam media yang sama
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
5 J.Lm. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml per menit. kurang 258 nm.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan bnku, rekam Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: kurang dari 85% (Q) C 15H 11 N 2 Na0 2, dari jumlah yang
simpangan baku relatif tidak lebih dari 1,0%. Lakukan tertera pada etiket.
kromatografi terhadap Larutan resolusi: waktu retensi
relatif ienitoin dan benzoin masing-masing lebih Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
kurang 0,75 dan 1,0; resolusi, R, tidak kurang dari 1,5 Prosedur untuk keseragaman kandungan
dan faktor ikutan untuk puncak fenitoin tidak lebih Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
dari 1,5. yang tcrtera pada Penetapan kadar.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Larutan bnku Timbang saksama sejumlah Feni-
volume sama (lebih kurang 20 j.tl) L.uuta!'l baku dan toin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gcrak
Larutan uji B ke dalam kromatograf, ukur respons hingga diperoleh larutan dengan kadar per ml yang
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, mengandung fenitoin setara dengan 0,009 kali jumlah
C15H 11 N 2Na02, dengan rumus: fenitoin natrium per kapsul yang tertera pada etiket.
U.rulmt uji Gunakan sebagian dari 55 ml metanol P,
274,25 ru untuk memindahkan secara kuantitatif isi 1 kapsul ke
( ) ( 1000C) (-.) dabm labu tentukur 100-ml. Tambahkan sisa metanol
252,27 r5 ke dalam labu tentukur dan sonikasi selama 5 menit.
Tambahkan 4() ml air dan dinginkan hingga suhu
274,25 dan 252,27 berturut-turut adalah bobot molekul kamar. Encerkan dengan air sampai tanda. Saring
natrium fenitoin dan fenitoin; C adalah kadar Feni- melalui penyaring membran porositas 0,45 j.tm, huang
tp.in BPFI dalam mg per ml Lnnttan baku; r u dan r 5 5 ml filtrat pertama dan gunakan filtrat berikutnya
berturut-turut adalah respons puncak Lamtan uji dan sebagai Larutan uji.
Larutan baku. Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Prose-
dur dalam Penelapan kadar. Hitung jumlah dalam mg,
... Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rap at.
C 15 H 11 N 2Na0 2 , dalam isi kapsul yang digunakan
dengan nun us:

274,25 Ru
( )( 100 c ) ( - )
PHENYTOINI NATRICI CAPSULAE 252,27 R5
Kapsul Fenitoin Natrium
C adaiah kadar Fenitoiu BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah respons puncak
Kapsul Fenitoin Natrium mengandung Fenitoin Natri~ · yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku.
urn, C15H 11 N 2 Na02 tidak kurang dari 95,0% dan·tidz.k
lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertcra pada etiket. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kro~tografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Baku pembanding Fenitoin BPFI; lakukan pengering- Kronratografi <931>.
an pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan. Fase gerak Buat campuran metanol P - air (550:450),
Fenitoin Natrium BPFI; lakukan pengcringan pada saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penye-
suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan. suaian mcnurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera
pada Kromntografi <931>.
ldentifikasi Larutan baku Timbang saksama sejumlah Feni-
A. lsi kapsul menunjukkan reaksi sepert1 yang toin BPFI, larutkan dalam F~ gerak hingga kadar lebih
tertera pada IdentiJilazsi cara A dalam Fenitoin Natrium. kurang 0,23 mg per ml.
B. lsi kapsul .menunjukkan reaksi nyala a pi Larutan resolusi Buat larutan benzoin dalam Fase
Natrium seperti yang tertera pada Uji Identifikasi gcrak hingga kadar lebih kurang 150 J.Lg per ml.
Umum <291>. Campur 1.0 mllarutan dengan 9,0 ml Larutan baku.
FIIV Monografi I Phytomenadionum 673

Larutan uji Timbang isi tidak kurang dari 20 kap- Filokuinon [84-80-0]
sul, keluarkan isi semu3 kapsul dan campur, bersihkan C 31 H 460 2 BM 450,70
cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung bobot
rata-rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi Fitonadion adalah campuran isomer E dan Z, me-
kapsul setara dengan Jebih kurang 100 mg fenitoin ngandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari
natrium, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. 103,0% C31 1:f 460r Mengandung isomer Z tidak lebih
Tambahkan 5 ml metanol P, goyang dan sonikasi dari 21,0%.
selama 2 menit. Tambahkan 50 ml Fase gerak, campur,
dan sonikasi selama Jebih kurang 10 menit dengan Pemerian Cairan sangat kental, jernih, kuning sampai
sesekali digoyang. Encerkan dengan Fase gerak sampai kuning sawo; tidak berbau atau praktis tidak berbau;
tanda. Pipet 25 ml larutan ini ke dalam Iabu tentukur mempunyai bobot jenis Jebih kurang 0,967. Stabil di
100-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. udara; tetapi terurai oleh cahaya matahari.
Saring melalui penyaring membran porositas 0,45 ~m,
huang 5 ml filtrat pertama dan gunakan filtrat beri- Kelarutan Tidak Iarut dalam air; Iarut dalam etanol
kutnya sebagai Larutan uji. mutlak, dala!Il benzena, dalam kloroform, dalam eter,
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dan dalam mmyak nabati; sukar larut dalam etanol.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Baku pembanding Fitonadion BPFI; tidak boleh di-
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll, dengan keringkan sebelum digunakan.
ukuran 5 ~m. Laju aliran Jebih kurang 1,5 ml per
menit. Lakukan enam kali penyuntikan ulang Larutan ldentifikasi
baku dan rekam respons puncak seperti yang tertera A. Spektrum sera pan inframerah zat di antara dua
pada Prosedur: simpangan baku relatif tidak Iebih dari cakram natrium klorida menunjukkan maksimum
1,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi: hanya pada panjang gelombang yang sama seperti
resolusi, R, untuk puncak fenitoin dan benzoin tidak pada Fitonadion BPFI.
kurang dari 1,5 dan faktor ikutan untuk puncak B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
fenitoin tidak Jebih dari 1,5. 100.000) dalam n-heksana P menunjukkan maksimum
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dan minimum pada panjang gelombang yang sama
volume sama (lebih kurang 15 ~I) Larutan baku dan seperti pada Fitonadion BPFI; daya serap masing-
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons masing dihitung pada panjang gelombang serapan
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg fenitoin maksimum lebih kurang 248 nm berbeda tidak lebih
natrium, C 15 H 11 N 2 Na0 2, dalam serbuk kapsul yang dari 3,0%.
digunakan dengan rumus:
lndeks bias <1001> Antara 1,523 dan 1,526.
... (
274,25 'u
)( 400 c )(-) Reaksi Larutan (1 dalam 20) dalam etanol mutlak P
252,27 r5 bereaksi netral terhadap kertas lakmus P.

274,25 dan 252,27 berturut-turut adalah bobot molekul Menadion Campurkan lebih kurang 20 mg zat
natrium fenitoin dan fenitoin; C adaiah kadar Fenitoin dengan 0,5 ml campuran volume yang sama amonium
BPFI dalam mg per ml Larutan baku; ru dan r5 berturut- hidroksida 6 N dan etanol P, lambahkan 1 tetes etil siano-
turut adalah respons puncak yang diperoleh dari asetat P, kocok perlahan-lahan: tidak terjadi wama
Larutan uji dan Larutan baku. ungu atau biru.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Kandungan isomer Z {Catalan Undungi larutan yang
rapat. mengandung Fitonadion dari cahaya.]
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan uji, Sistem
kromatografi, dan Prosedur Lakukan seperti yang tertera
PHYTOMENADIONUM pada Penetapan kadar, kecuali untuk menghitung
Fitonadion persentase isomer Z dengan rumus:
Vitamin Kl

roCM·
0

II ?lz f'• rz adalah luas puncak isomer (Z)-fitonadion dan rE


0 f=~ ~· ~·
H Oiotlioaio:·-r··(CHzi,···~··-ICHzi,CHICH,Iz adalah luas puncak isomer (E)-fitonadion Larutan uji..
H H
Penetapan kadar Lakukan penetapan derigan cara
674 ·Phytomenadioni Compressi I Monografi FIIV

Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kromatografi <931>. [Catalan Lindungi larutan yang
mengandung fitonadion dari cahaya.] Baku pembanding Fitonadion BPFI; tidak boleh dike-
·Fase gerak Buat campuran n-heksana P - amil alko- ringkan sebelum digunakan.
hol P (2000:1,5), saring dan awaudarakan.
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah Identifikasi
kolesteril benzoat, larutkan dan encerkan dalam Fase A. Masukkan sejumlah serbuk tablet halus setara
gerak hingga kadar lebih kurang 2,5 mg per ml. dengan lebih kurang 10 mg fitonadion ke dalam labu
Lanttan baku Timbang saksama lebih kurang 60 mg tentukur 1000-ml, tambahkan 750 ml etanol mutlak P,
Fitonadion BPFI masukkan ke dalam labu tentu- kocok kuat-kuat. Encerkan dengan etanol mutlak P
kur 50-ml, tambahkan 20 ml Fase gerak, campur dan sampai tanda, campur dan saring; spektrum serapan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pip~t 4 ml ultraviolet filtrat menunjukkan maksimum dan
larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 10 ml larutan pada larutan Fitonadion BPFI (1 dalam 100.000) dalam
ini dan 7 ml Larutan baku internal, ke dalam labu tentu- etanol mutlak P.
kur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
Larutan 11ji Lakukan seperti pada Larutan baku, dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan
menggunakan Fitonadion sebagai ganti Baku kadar.
pembanding.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Waktu hancur <1251> 30 menit.
pada Kromalof?rafi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L3. Laju aliran
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif Kromatografi <931> [Catalan Gunakan peralatan kaca
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% dan aktinik rendah selama melakukan penetapan kadar dan
resolusi, R, antara (Z)-fitonadion dan (E)-fitonadion lindungi larutan terhadap cahaya.]
tidak kurang dari 1,5. Fase gerak Buat campuran etanol mutlak P-air (95:5),
Prosedttr Suntikkan secara terpisah sejumlah saring dan awaudarakan.
volume sama (lebih ·kurang 50 J.Ll) Lar11tan baku dan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fitonadion
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons BPFI, larutkan dalam etanol mutlak P hingga kadar
puncak utama. Waktu retensi relatif baku internal, lebih kurang 0,10 mg per ml.
(Z)-fitonadion dan (£)-fitonadion berturut-turut lebih Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
kurang 0,7; 0,9 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg, dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
C31 H 460 2, dengan rumus: tablet setara dengan lebih kurang 5 mg fitonadion,
Ru masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
1,56 c (-) 20 ml etanol mutlak P. kocok selama 15 menit. Encerkan
Rs dengan etanol mutlak P sampai tanda, campur dan
saring.
C adalah kadar Fitonadion BPFI dalam JJ.g per ml Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban- pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair k~nerja
dingan respons puncak relatif Larutan uji dan Larutan tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
baku. Hitung Ru dan R5 dengan rumus: 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatograf terha-
(rtspons punazk (ZJ-fitonadion + rtspons punazk (JfJ-fitoruzditm] dap Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang
tertera pada Prosedur: efisiensi kolom yang ditentukan
respons punazk baku internal dari puncak analit tidak kurang dari 915 lempeng
teoritis, simpangan baku relatif pada penyuntikan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup ulang tidak lebih dari 2,0%, faktor ikutan tidak lebih
rapat, tidak tembus cahaya. dari 2,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 JLl) Larutan baku dan
PHYTOMENADIONI COMPRESSI Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Tablet Fitonadion puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, c31H4P2'
dalam: serbuk tablet yang digunakan dengan rum us:
ru
Tablet Fitonadion mengandung Fitonadion, C31 H"02, soc(-)
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% rs
FIIV Monografi I Pilocarpini Hydrochloridum 675

C adalah kadar Fitonadion BPFI dalam mg per ml Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Larutan. baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah res pons pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
puncak Larutan uji dan Larutan baku. tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup kurang 0,7 ml per menit. Lakukan kromatografi
baik, tidak tembus cahaya. terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
pada 5 kali penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
PHYTOMENADIONI INJECTIO Prosedur Suntikkan seca•a terpisah sejumlah
Injeksi Fitonadion volume sama (lebih kurang 10 JJ.l) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 31 H 460 2 ,
Injeksi Fitonadion adalah sediaan steril Fitonadion per ml injeksi yang digunakan dengan rumus:
terdispersi dalam Air untuk lnjeksi. Mengandung
Fitonadion, C 31 H 460 2, tidak kurang dari 90,0% dan C ru
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada D (-)(-)
etiket. Mengandung zat penambah kelarutan dan atau V r5
zat pendispersi yang sesuai.
D adaiah 100 jika injeksi mengandung fitonadion
Baku pembanding Fitonadion BPFI; tidak boleh di- 10 mg atau lebih per ml, atau 10 jika injeksi
keringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI. mengar.dung fitonc:dion kurar.g dari 10 mg per ml;
C adalah kadar Fitonadion BPFI dalam mg perm\
ldentifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji Larutan baku; V adalah volume dalam ml. dari
sesuai dengan Larutan baku yang diperOleh pada Pene- injeksi yang digunakan; r u dan r s berturut-turut
tapan kadar. adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan
baku.
Endotoksin bakteri <201> Tidak Iebih dari 14,0 unit
_Endotoksin FI per mg. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I,
pH <1071> Antara 3,5 dan 7,0. Jan terlindung dari cahaya.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera


pada Injectiones. PILOCARPINI HYDROCHLORIDUM
Pilokarpin Hidroklorida
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. [Catalan Gunaka11 peralatan kaca Pilokarpin monohidroklorida [54-71-7]
aktinik rendah selama melakukan penetapan kadar dan C 11 H 16N 20 2.HCI BM 244,72
lindungi larutar. terhadap cahaya.]
Fase gerak Buat campuran etanol mutlak P-air (95:5), Pilokarpin Hidroklorida mengandung tidak kurang
saring dan awaudarakan. dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0%
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Fitona- C 11 H 16N 20z-HCI, dihitung terhadap zat yang telah
dion BPFI larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih dikeringkan.
kurang 1 mg per mi. Pipet 1 mllarutan ini ke dalam
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Fast gerak Pemerian Hablur tidak berwarna, agak transparan,
sampai tanda hingga kadar lebih kurang 0,1 mg tidak berbau; rasa agak pahit; higroskopis dan di-
per ml. pengaruhi oleh cahaya, bereaksi asam terhadap kertas
Larutan uji untuk Injeksi yang mengandung fitonadion lakmus.
10 mg atau lebih per ml Pipet sejumlah volume injeksi
setara dengan lebih kurang 10 mg fitonadion ke dalam Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Fase gerak dalam etanol; sukar larut dalam kloroform; tidak larut
sampai tanda. Pipet 1 mllarutan ini ke dalam labu dalam eter.
tentukur 10-ml, encerkan dengan Fast gerak sampai
tanda. Baku pembanding Pilokllrpin Hidroklorida BPFI; laku-
Lam tan uji untuk Injeksi yang mengandung fitonadiorz kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebe-
kurang dari 10 mg per ml Pipet sejumlah volume injeksi lum digunakan.
setara dengan lebih kurang 1 mg fitonadion ke dalam
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Fase gerak ldentifikasi
sampai tanda. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
676 Pilocarpini Hydrochloridi Guttae Ophthalmicae I Monografi FI IV

dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mine- Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
ral P menunjukkan maksimum hanya pada panjang dari 110,0% C 11 H 16N 20 2.HCI, dari jumlah yang tertera
gelombang yang sama seperti pada Pilokarpin Hidro- pada etiket. Dapat mengandung antimikroba, stabilisa-
klorida BPFI. tor yang cocok, dan zat tambahan yang sesuai untuk
B. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi menambah viskositas.
Klorida seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi
Umum <291>. Baku pembanding Pilokarpin Hidroklorida BPFl; laku-
kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebe-
Jarak lebur <1021> Antara 199° dan 205°, tetapi lum digunakan.
rentang antara awal dan akhir peleburan tidak lebih
dari 3°. ldentifikasi Waktu retensi kromatogram puncak
utama dari Larulan uji sesuai dengan Lanlfan baku
Rotasi jenis <1081> Antara +88,5° dan +91,5°, dihi- seperti yang tertera pada Penelapan kadar.
tung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
penetapan menggunakan larutan yang mengandung Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
200 mg per 10 mi.
pH <1071> Antara 3,5 dan 5,5
Susl\.t pen_geringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 250 mg Kroinatografi <931>.
dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih Fase gerak Buat campuran 300 ml larutan amonium
gelap dari l.Arutan padanan B. hidroksida P dalam isopropil alkohol P (1 dalam 50) dan
700 ml n-heksana P. Saring melalui penyaring 0,5 ~m
Alkaloid lain Larutkan 200 mg dalam 20 ml air dan sebelum digunakan.
larutan dibagi dua. Tambahkan beberapa tetes amoni- Larulan baku Timbang saksama sejumlah Pilokar-
wn hidroksida 6 N pada bagian pertama, dan tambah- pin Hidroklorida BPFl, buat larutan dengan kadar lebih
kan beberapa tetes kalium bikromat LP pada bagian kurang 1,6 mg per mi.
kedua: tidak terjadi kekeruhan pada kedua larutan. l.Arulan uji Ukur saksama sejumlah volume setara
dengan lebih kurang 80 mg pilokarpin hidroklorida ke
Cemaran umum <481> Tidak lebih dari 1%. dalam labu tentukur 50-ml. Encerkan dengan meta-
l.Arulan uji Gunakan pelarut etanol mullak P. no/ P sampai tanda.
l.Arutan baku Gunakan pelarut etanol mutlak P. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Fase gerak Buat campuran heksana P-etanol pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
mutlak P - amonium hidroksidil P (70:30:1). tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L3. Laju aliran
bercak nomor 17. - lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku dan rekam respons puncak
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku
500 mg, larutkan dalam campuran 20 ml asam asetat relatif pada 3 kali penyuntikan tidak lebih dari 2,0%.
glasial P dan 10 ml raksa(ll) asetat LP, hangatkan se- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
bentar. Dinginkan hingga suhu kamar, titrasi dengan volume sama (lebih kurang 10 ~1) l.Arutan baku dan
asam perklorat 0,1 N LV, menggunakan indikator 2 te- Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
tes kristal violet LP. Lakukan penetapan blangko. puncak utama. Waktu retensi pilokarpin hidroklorida
lebih kurang 16 menit. Hitung jumlah dalam mg,
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan C 11 H 16 N 20 2 .HCI, per ml tetes mata yang digunakan
24,47 mg C11 H1/Jp 2.HCl dengan rumus:

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup C 'u


rapat, tidak tembus cahaya. 50(-)(-)
V 's
PILOCARPINI HYDROCHLORIDI C adalah kadar Pilok4rpin Hidrokloridil BPFI dalam mg
GUTTAE OPHTHALMICAE per ml Larutan baku; V adalah volume tetes mata
Tetes Mata Pilokarpin Hidroklorida dalam ml; r u dan r 5 .berturut-turut adalah res pons
puncak l.Arutan uji dan Larutan baku.

Tetes Mata Pilokarpin Hidroklorida adalah larutan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Pilokarpin Hidroklorida dalam air. steril, dan didapar. rapat.
FIIV Monografi I Pilocarpini Nitratis Guttae Ophthalmicae 677

PILOCARPINI NITRAS Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang


Pilokarpin Nitrat 600 mg, larutkan dalam 30 ml asam asetat glasid P,
hangatkan untuk mempermudah kelarutan, dingin-
kan hingga suhu kamar, titrasi dengan asam per-
Pilokarpin mononitrat [148-72-1] klorat 0,1 Nu.-:
tetapkan titik akhir secara potensio-
C 11 H 16N 20 2.HN03 . BM 271,27 metrik. Lakukan penetapan blangko.

Pilokarpin Nitrat mengandung tidak kurang dari 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C 11 H 16 N 20 2 .HN03' 27,13 mg C 11 H 16NPrHN03
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Pemerian Hablur, putih, mengkilat; stabil di udara, rapat, tidak tembus cahaya.
dipengaruhi oleh cahaya.

Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut PILOCARPINI NITRATIS
dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam GUTTAE OPHTHALMICAE
eter. Larutan dalam air bereaksi asam terhadap kertas Tetes Mata Pilokarpin Nitrat
lakmus.

Baku pembanding Pilokarpin Nitrat BPFI; lakukan Tetes Mata Pilokarpin Nitrat adalah larutan Pilo-
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum karpin Nitrat dalam air, steril, dan didapar. M~ngan­
digunakan. dung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% C 11 H 16 N 20 2 .HN0 3 , dari jumlah yang tertera
ldentifikasi pada etiket. Dapat mengandung bahan antimik"roba,
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah stabilisator yang sesuai, dan zat tambahan yang sesuai
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, untuk menambah viskositas.
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
bang yang sama seperti pada Pilokarpin Nitrat BPFI. Baku pembanding Pilokarpin Nitrat BPFI; Jakukan
B. Campur larutan (1 dalam 10) dengan besi(Il) pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
sulfat LP volume sama, tuangkan campuran ke atas digunakan.
5 ml asam su~fat P dalam tabung reaksi; batas kedua
larutan menjadi coklat. ldentifikasi
A. Waktu retensi puncak utama pada kromato-
Jarak lebur <1021> An.tara 171" dan 176°, disertai gram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang
peruraian, jarak antara awal dan akhir peleburan tidak diperoleh pada Penetapan kadar.
lebih dari 3°. B. Memenuhi uji ldentifikasi B pada Pilokarpin Ni-
trat.
Rotasi jenis <1081> Antara +79,5° dan +82,5°, dihi-
tung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
penetapan menggunakan larutan yang mengandung
200 mg per 10 mi. pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. tertera pad a Penetapan kadar dalam · Tetes Mata
Pilokarpin Hidroklorida dengan mengganti Pilokarpin
Klorida <361> Pada 5 mllarutan (1 dalam 50), asam- Hidroklorida dengan Pilokarpin Nitrat. Hitung jumlah
kan dengan asam nitrat P, tambahkan beberapa tetes dalam mg, C 11 H 16 N 202"HN03 , per ml tetes mata yang
perak nitrat LP: tidak segera terjadi kekeruhan. digunakan dengan rumus:

Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 100 mg dalam C 'u


50(-)(-)
5 ml asam sulfat LP: larutan tidak lebih berwama dari
Larutan padanan A. V 's
C adalah kadar Pilokarpin Nitrat BPFI dalam mg per ml
Alkaloid lain Larutkan 200 mg dalam 20 ml air. Bagi Larutan baku; V adalah volume tetes mata dalam ml;
larutan menjadi dua bagian. Pada bagian pertama, r u dan r 5 berturut-turut adalah respons puncak Larutan
tambahkan beberapa tetes amonium hidroksida 6 N. uji dan Larutan baku.
Pada bagian kedua tambahkan beberapa tetes kalium
bikromat LP: pada kedua larutan tidak terjadi ke- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
keruhan. rapat, tidak tembus cahaya.
678 Pindololum I Monografi FIIV

PINDOLOLUM resolusi antara pindolol dan cemaran yang tereluasi


Pindolol pada puncak ikutan pindolol; penambClhan jumlah
asetonitril menghasilkan penurunan resolusi diantara
cemaran dengan perpanjangan waktu retensi.
l.Arutan resolusi Buat larutan clalam metanol P yang
mengandung Pindolol BPFI lebih kurang 0,005 mg per
ml dan indo! lebih kurang 0,005 mg per mi.
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
1-(lndo/-4-i/oksi)-3-( isopropi/amino)- masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
2-propano/ (13523-86-9] lebih kurang 90 ml metana/ P, sonikasikan hingga larut
C,4H20N202 BM 248,32 selama lebih kurang 5 menit. Dinginkan, encerkan
dengan metana! P sampai tanda.
Pindolol mengandung tidak kurang dari 98,5% dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
tidak lebih dari 101,0% CHH 20 Np 2, dihitung terhadap pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
zat yang telah dikeringkan. tinggi dilengkapi dengan detektor 219 nm dan kolom
4,6 mm x 15 em berisi bahan pengisi L10 dengan
remerian Serbuk kristal putih atau hampir putih; ukuran 3 jlm. Lakukan kromatografi terhadap l.Arutan
tidak berbau atau hampir berbau. resolusi, rekam respons sesuai dengan yang tertera
pada Prosedur. Waktu retensi relatif indo! dan pindolol
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut berturut-turut adalah lebih kurang 0,5 dan 1,0,
dalam etanol mutlak dan dalam kloroform; agak sukar resolusi, R, antara puncak indo! dan pindolol tidak
larut dalam metanol. kurang dari 7; efisiensi kolom yang ditentukan dari
puncak pindolol tidak kurang dari 3000 lempeng
Baku pembanding Pindolol BPFI; lakukan pengering- teoritis, dan simpangan baku relatif respons p•Jncak
an pada suhu lOSe selama 4 jam sebelum digunakan. pindolol pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%.
Prosedur [Gunakan /uas puncak hila dinyatakan respons
Identifikasi puncak./ Suntikkan secara terpisah sejumlah vclume
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di- sama (lebih kurang 10 1J.l) l.Arutan resolusi dan l.Arutan
dispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan uji ke dalam kromatograf, ukur respons semua
maksimum hanya pada panjang gelombang yang puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran
sama seperti pada Pindolol BPFI. yang terdapat dalam pindolol dengan rumus:
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
50.000) dalam asam klorida-metanol 0,01 N menunjuk- C 'u
kan maksimum dan minimum pada panjang gelom- 10.000 ( - ) ( - )
bang yang sama seperti pada Pindolol BPFI. W 's
C. Bercak utama l.Arutan uji yang diperoleh pada
Kemurnian kromatografi mempunyai harga Rr. warna C adalah kadar J!indolol BPFI dalam mg per mll.Arutan
dan intensitas yang sama seperti yang diperoleh dari resolusi; W adalah bobot pindolol dalam mg l.Arutan
l.Arutan resolusi. uji; r u dan r 5 berturut-turut adalah respons puncak
dari salah satu cemaran dan Larutan resolusi. Tiap
Jarak lebur <1021> Antara 169° dan 173°, rentang cemaran yang diperoleh tidak lebih dari 0,5% dan
antara awal dan akhir peleburan tidak lebih dari 3°. jumlah seluruh cemaran tidak lebih 2,0%.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. Metode V Mernenuhi syarat.
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Kemumian kromatografi Fase gerak Buat campuran 65 bagian natrium
Fase gerak Buat campuran 65 bagian natrium asetat 0,05 M yang sebelumnya telah diatur hingga
asetat 0,05 M yang sebelumnya telah diatur hingga pH 5,0 menggunakan larutan asam asetat 0,05 M
pH 5,0 menggunakan larutan asam asetat 0,05 M dengan 35 bagian asetonitril P. Saring rnelalui penya-
dengan 35 bagian asetonitril P, saring melalui penya- ring dengan porisitas 0,5 11m atau lebih halus. Jika
ring dengan porositas 0,5 ~m atau lebih halus. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistern
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Pengu- l.Arutan resolusi Buat larutan dalam Fase gerak yang
rangan jumlah asetonitril menghasilkan penurunan meng~ndung Pindolol BPFI lebih kurang 0,005 mg
FIIV Monografi I Piperazini Adipas 679

per ml dan indollebih kurang 0,005 mg per mi. Piperazin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang tidak lebih dari 101,0% CtH 10 N 2, dihitung terhadap
100 mg Pindolol BPFI, masukkan ke dalam labu tentu- zat anhidrat.
kur 100-ml, tamb~hkan lebih kurang 90 ml Fase gerak,
sonikasikan hingga larut selama lebih kurang 5 menit. Pemerian Gumpalan atau lempeng, putih atau
Dinginkan, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. hampir putih; bau seperti amonia.
Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; tidak
Larutan uji Tlmbang saksama lebih kurang 100 mg, larut dalam eter.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
lebih kurang 90 ml Fase gerak, sonikasikan hingga larut Warna larutan Larutkan 10,0 g dalam air, encerkan
selama lebih kurang 5 menit. Dinginkan, encerkan dengan air hingga 50,0 ml; warna larutan tidak lebih
dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan tua dari warna larutan yang dibuat dengan menam-
ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan bahkan 2,0 mllarutan besi([Il) klorida LK ke dalam air
Fase gerak sampai tanda. dan encerkan dengan air hingga 50,0 ml, mengguna-
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera kan tabung pe!l'banq.ing warna.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 219 nm, dan kolom ldentifikasi Memenuhi Identifikasi A seperti yang
4,6 mm X 15 em berisi bahan pengisi L10 dengan tertera pada Piperazin Sitrat.
ukuran 3 J.I.Ill. Laju aliran lebih kurang 1 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi dan Jarak lebur <1021> Antara 109° dan 113°.
rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedur: waktu retensi relatif indo! dan pindolol Air <1031> Metode I Tldak lebih dari 2,0%.
masing-masing adalah lebih kurang 0,5 dan 1,0;
resolusi, R, antara puncak indo! dan pindolol tidak Amina primer dan Amonia Setara dengan lebih
kurang dari 7; efisiensi kolom yang ditentukan dari kurang 0,7%; lakukan penetapan sebagai berikut:
puncak pindolol tidak kurang dari 3000 lempeng Larutkan 200 mg dalam 10 ml air, tambahkan 1 ml
teoritis, dan simpangan baku relatif respons puncak aseton P dan 0,5 ml larutan segar natrium nitroferi-
;>indolol pada penyuntikan ulang tidak lebih dari sianida P (1 dalam 10), campur, biarkan tepat selama
0,6%. 10 menit. Ukur serapan larutan pada panjang gelom-
Prosedur {Gunakan luas puncak jika dinyatakan respons bang 520 nm dan 600 nm, menggunakan pereaksi
puncak.] Suntikkan secara terpisah masing-masing sebagai blangko. Perbandingan serapan pada panjang
sejumlah volume sama (lebih kurang 10 IJ.l) Larutan gelombang 600 nm dan 520 nm tidak lebih dari 0,5.
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah da.lam mg Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
C 14 H 20N 20 2, yang terdapat dalam Pindolol dengan 150 mg, larutkan dalam 75 ml asam asetat glasial P.
rum us: Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik
akhir secara potensiometrik, menggunakan elektrode

1000 c
'u
(-)
kaca-perak. Mendekati titik akhir hangatkan larutan
pada suhu 60° hingga 70°, kemudian lanjutkan titrasi.
's Lakukan penetapan blangko.

C adalah kadar Pindolol BPFI dalam mg per ml Larutan 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
baku; 'u dan r5 berturut-turut adalah respons puncak 4,307 mg C/11,/'12
pindolol Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
baik, terlindung dari cahaya.

PIPERAZINI ADIPAS
PIPERAZINUM Piperazin Adipat
Piperazin
H
I
Senyawa asam heksanadioat piperazin (1:1) [142-88-1]
C)I
H
C4H 10N2.C6H 100 4 BM 232.3

Piperazin Adipat mengandu~g tidak kurang dari


Piperazin [110-85-0] 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 4H 10 N 2.C6H 100 4,
C4HION2 BM86,14 dihitung terhadap zat anhidrat.
6~0 Piperazini Citras I Monografi FJIV

Pemerian Serbuk hablur, putih; melebur pada suhu sesuai dengan bercak trietilendiamina yang diperoleh
lebih kurang 250° disertai peruraian. dari larutan (1) tidak lebih intensif dari bercak larutan
(5). Penetapan tidak absah, kecuali jika kromatogram
Kelarutan Larut dalam 18 bagian air; praktis tidak yang diperoleh dari larutan (6) menunjukkan bercak
larut dalam etanol 96%. trietilendiamina yang terpisah dengan jelas dari bercak
utama. Dalam hal ini bercak lain dapat diabaikan.
Identifikasi Uji A dapat diabaikan apabila uji B dan C
dilakul<an. Uji B dan C dapat diabaikan apabila uji A Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%;
dilakukan. lakukan penetapan menggunakan 1 g.
A. Spektrum serapan inframerah zat didispersi-
kan dalam kal~um bromida P, menunjukkan maksimum Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti penetapan menggunakan 1 g.
pada Piperazin Adipat BPFI.
B. Pada penetapan senyawa sejenis, amati se- Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
telah penyemprotan lempeng kromatografi dengan 100 mg, larutkan dalam 10 ml asam asetat glasial P,
ninhidrin LP. Letak, warna dan ukuran bercak utama hangatkan hati-hati dan encerkan sampai 70 ml
yang diperoleh dari larutan (2) sama dengan bercak dengan pelarut sama. Tambahkan 0,25 ml naftolben-.
utama larutan (3). zein LP dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV
C. Kedalam 10 ml larutan 5%, tambahkan 5 ml hingga wama larutan berubah dari kuning kecoklatan
asam klorida P dan ekstraksi 3 kali, tiap kali dengan menjadi hijau.
10 ml eter P. Uapkan ekstrak eter yang diperoleh
hingga kering, cuci dengan air dan keringkan pada 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
suhu 100• sampai 10s•: suhu lebur residu adalah 150° 11,61 mg Cjii!J2.CJitrP4
sampai 154°. Lakukan penetapan menu rut Metode I
seperti yang tertera pada Penetapan Jarak Lebur atau Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Suhu Lebur <1021>. baik.

Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan


penetapan menggunakan larutan 5%. PIPERAZINI CITRAS
Piperazin Sitrat
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan US;
lakukan penetapan menggunakan larutan 5%.

Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari 20 hpj.


Lakukan penetapan menggunakan larutan 5% dan
Larutan baku timbal (1 bpj) sebagai pembanding.
Piperazin, 2-hidroksi-1,2,3-
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara propanatrikarboksilat(3:2), hidrat (41372-10-5]
Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromato- (C4HION2)3.2C6H807.xl\0
grafi <931>. Buat enam macam larutan dal<".m campur- (C 4H 10N 2)3.2C6H 80 7 [144-29-6] BM 642,66
an amonium hidroksida P·- etanol mutlak P (3:2) masing-
masing adalah (1) zat uji 10%, (2) zat uji 1%, (3) Pipera- Piperazin Sitrat mengandung tidak kurang dari 98,0%
zin Adipat BPFI 1%, (4) etilendiamina 0,025%, (5) trieti- dan tidak lebih dari 100,5% (C 4H 10N 2) 3 .2C6 H 10 71
lendiamina 0,025% dan (6) campuran trietilendiamina dihitung terhadap zat anhidrat.
0,025% dan zat uji 1,0%.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Pemerian Serbuk hablur, putih; hampir tidak berbau.
5 ~l keenam larutan pada lempeng kromatografi silika
gel (lebih sesuai silika gel 60-Merck), masukkan dalam Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol
bejana kromatografi yang berisi fase gerak 4Seton P- dan dalam eter. Larutan (1 dalam 10) menunjulckan
amonium hidroksida P (80:20). Angkat lempeng, kering- pH lebih kurang 5.
kan pada suhu 105°, semprot dengan larutan ninhidrin
0,3% dalam campuran asam 4Setat glasial P-butanol P Identifikasi
(3:100), kemudian dengan larutan ninhidrin 0,15% A. Larutkan lebih kurang 200 mg dalam 5 ml asam
dalam etanol mutlak P, keringkan pada suhu 105° klorida 3 N, tambahkan 1 ml larutan natrium nitrit P
selama 10 menit. Bercak lain selain bercak utama yang (1 dalam 2) sambil diaduk. Dinginkan dalam tangas es
diperoleh dari larutan (1) tidak lebih kuat dari bercak selama 15 menit, jika perlu aduk, untuk mempercepat
larutan (4). Semprot lempeng dengan larutan penghabluran. Saring melalui penyaring kaca masir,
iodum 0,1 M, biarkan selama 10 menit. Bercak yang cud endapan dengan 10 ml air dingin, keringkan pada
FIIV Monografi I Piperazini Citratis Sirupus 681

suhu 105°: N,N-dinitrosopiperazin yang diperoleh Alat tipe 2: 50 rpm.


melebur pada suhu antara 156° dan 160°. Waktu: 45 menit.
B. Menunjukkan reaksi Sitrat seperti yang tertera Prosldur Lakukan penetapan jumlah C 4 H! 0 N 2 .6~0
pada Uji Identifikasi Umum <291> yang terlarut seperti yang tertera pada Penetapan kildar,
bila perlu lakukan modifikasi.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 12,0%. Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C 4 H 10 N 2 .6Hp dari jumlah yang
Amina primer dan Amonia Setara dengan lebih tertera pada etiket.
kurang 0,7%; lakukan penetapan sebagai berikut:
Larutkan 500 mg dalam 10 ml air, tambahkan 1 ml Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
natrium hidroksida 2,5 N, 1 ml aseton P dan 1 ml natrium
nitroferisianida LP. Campur dan biarkan selama Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak
10 menit tepat. Ukur serapan larutan pada 520 nm kurang darl 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
dan 600 nm menggunakan sejumlah pereaksi blangko, serbuk setara dengan lebih kurang 200 mg piperazin
dengan mengganti natrium hidroksida 2,5 N dengan air. sitrat, kocok dengan 10 ml campuran asam klorida 3 N
Perbandingan serapan pada panjang gelombang dan air (1:3) selama 1 jam, saring, cuci sisa 2 kali, tiap
600 nm dan 520 nm tidak lebih dari 0,50. kali dengan 10 ml air. Pada kumpulan sari dan cairan
cucian tambahkan 75 ml trinitrofenol LP, dan lanjutkan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang penetapan menurut cara Penetapan kadar yang tertera
200 mg, larutkan dalam 100 ml asam asetat glasial P, pada Sirup Piperazin Sitrat, mulai dari "aduk baik.. ... ".
jika perlu hangatkan untuk mempercepat kelarutan.
Tambahkan kristal violet LP dan titrasi dengan asam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
perklorat 0,1 N LV Lakukan penetapan blangko. rapat.

1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan


10,71 mg CC 4H 1J'I2 )y2C6Hp 7
PIPERAZINI CITRATIS SIRUPUS
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Sirup Piperazin Sitrat
baik.

PIPERAZINI CITRATIS COMPRESS! Sirup Piperazin Sitrat dibuat dari Piperazin Sitrat
Tablet Piperazin Sitrat atau Piperazin dengan penambahan sejumlah Asam
Sitrat yang setara. Mengandung Piperazin Sitrat
setara dengan tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih
Tablet Piperazin Sitrat mengandung Piperazin Sitrat dari 107,0% Piperazin heksahidrat, C 4H 10 N 2.6Hp, dari
setara dengan tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih jumlah yang tertera pada etiket.
dari 107,0% dari jumlah Piperazin Heksahidrat,
C 4 H 10 Nr6~0, yang tertera pada etiket. Identifikasi
A. Pada 2 ml sirup tambahkan 5 ml asam klori-
ldentifikasi da 3 N dan tambahkan 1 ml larutan natrium nitrit P
A. Sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih (1 dalam 2) sambil diaduk. Dinginkan dalam tangas es
kurang 200 mg piperazin sitrat, campur dengan 5 ml selama 15 menit, jika perlu aduk untuk mempercepat
asam kloridtz 3 N, saring. Pada filtrat; 1ambahkan 1 ml penghabluran. Saring melalui penyaring kaca masir,
larutan natril4m nitrit P (1 dalam 2) sambil diaduk. cud endapan dengan 10 ml air dingin, keringkan pada
Dingin.kan dalam tangas es selama 15 menit, jika perlu suhu 105°: N,N-Dinitrosopiperazin yang diperoleh
aduk untuk mempercepat penghabluran, saring melebur pada suhu antara 156° dan 160°.
melalui penyaring kaca masir, cuci endapan ~engan B. Menunjukkan reaksi Sitrat seperti yang tertera
10 ml air dingin, keringkan pada suhu 105°; N,N'- pada Uji ldentifikilsi Umum <291>.
dinitrosopiperazin yang diperoleh melebur pada suhu
antara 156° dan 160°. Penetapan kadar Tetapkan bobot jenis sirup. Timbang
B. Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan saksama sejumlah sirup setara dengan lebih kurang
lebih kurang 500 mg piperazin sitrat, tambahkan 200 mg piperazin sitrat, masukkan ke dalam gelas
10 ml air, kocok, dan saring; filtrat menunjukkan piala 250 ml. Tambahkan 10 ml air dan 75 ml trinitro-
reaksi Sitrat seperti yang tertera pada Uji Identifilazsi fenol LP, aduk baik, biarkan dalam lemari es selama
Umum <291>. · tidak kurang dari 2 jam. Kumpulkan endapan di
dalam krus penyaring yang sudah ditara, cuci lima
Disolusi <1231> kali, tiap kali dengan 10 ml ttanol mutlak P, dan kering-
Media disolusi: 900 ml air. kan pada suhu 105° hingga bobot tetap. (Perhatian
682 Piperazini Phosphas I Monografi FIIV

Pikrat dapat meledak]. Bobot dipikrat yang diperoleh kaii, tiap kali dengan 10 ml campuran sama banyak
dikalikan 0,3568 adalah kesetaraan C 4H 10 Nr6H 20 larutan jenuh 2,4,6-trinitrofenol P dan air sampai cairan
dalam sirup yang digunakan. cucian bebas sulfat. Cuci residu lima kali, tiap kali
dengan 10 ml etanol mutlak P, keringkan pada suhu
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 100° sampai 105° hingga bobot tetap.
rapat.
1 g residu setara dengart
338,2 rr.g C4H 1J'I 2.H3P0 4

PIPERAZINI PHOSPHAS
Piperazin Fosfat
PIPERAZINI PHOSPHATIS COMPRESS!
Tablet Piperazin Fosfat
BM 202,1

P1perazin Fosfat mengandung tidak kurang dari Tablet Piperazin Fosfat mengandung Piperazin
98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C 4H 10N 2 .H3 P0 4, di- Fosfat, C 4H 10 N 2.H 3P0 4,H 20, tidak kurang ~ri 92,5%
hitung terhadap zat anhidrat. dan tidak Jebih dari 107,5% dari jumlah yang tertera
pada etiket.

Pemeri.ln Scrbuk hablur, putih; tidak berbau atau


hampir tidak berbau. Identifikasi Ekstraksi sejumlah serbuk tablet setara
dengan 1 g piperazin fosfat dengan 20 ml air, saring.
.Kelarutan Larut dalam 60 bagian air; praktis tidak Filtrat memenuhi uji sebagai berikut:
larut dalam etanol 96%. A. Encerkan 1 ml dengan air hingga 5 ml, tam-
bahkan 500 mg natrium bikarbonat P, 0,5 ml Jarutan
Identifikasi kalium heksasianoferat(Ill) P 5% yang dibuat segar dan
A. Larutkan 100 mg dalam 5 ml air, tambahkan 0,1 ml raksa P, kocok kuat-kuat selama 1 menit dan
500 mg natrium bikarbonat P, 0,5 ml larutan kalium biarkan selama 20 menit: terjadi warna kemerahan
heksasianoferat(Ill) P 5% dan 0,1 ml raksa P. Kocok kuat secara perlahan-lahan.
selama 1 menit dan diamkan selama 20 menit: terjadi B. Pada 4 ml tambahkan 1 ml asam klorida P sambil
wama kemerahan secara perlahan-lahan. diaduk dan 1 ml larutan natrium nitrit P 50%,
B. Larutkan 200 mg dalam 5 ml asam klorida 2 N, dinginkan dalam es selama 15 menit, jika perlu aduk
sambil diaduk tambahkan 1 ml larutan natrium untuk mempercepat penghabluran. Lakukan Penetap-
nitrit P 50%, dinginkan dalam es selama i5 menit, an Suhu Lebur <1021> terhadap hablur yang telah di-
aduk jika perlu untuk mempercepat penghabluran. cuci dengan 10 ml air dingin, keringkan pada suhu
~.

Cud hablur dengan 10 ml air es, keringkan pada suhu 105°: suhu lebur lebih kurang 159°.
105°, lakukan Penetapan Suhu Lebur <1021> Metode II: C. Menujukkan reaksi Fosfat seperti yang tertera
suhu lebur lebih kurang 159°. pada Uji Identifikasi Umum <291>.
C. Menunjukkan reaksi Fosfat seperti yang tertera
pada Uji Identiftkilsi Umum <291>. Syarat Jain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
Compressi.
pH <1071> Antara 6,0 dan 6,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan 1%. Penetapan kadar Timbang dan serbukkan 20 tablet.
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari 20 bpj; 150 mg piperazin fosfat, kocok dengan 10 ml air
Larutkan 2,0 g dalam 20 ml asam asetat 2 N, gunakan selama 1 jam, saring dan cuci residu dua kali, tiap kali
12 mllarutan uji dan Larutan baku timbal (2 bpj) sebagai dengan 10 ml air. Pada kumpulan ekstrak dan cairan
pembanding. cucian tambahkan 5 ml asam sulfat 2 N dan SO ml trini-
trofenol LP, didihkan. Biarkan beberapa jam, saring
Air <1031> Metode I Antara 8,0% dan 9,5%; lakukan melalui penyaring kaca masir porositas nomor 4, cuci
penetapan menggunakan 250 mg. residu beberapa kali, tiap kali dengan 10 ml campuran
sama banyak larutan jenuh 2,4,6-trinitrofenol P dan air
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang sampai cairan cucian bebas· sulfat. Cuci residu lima
200 mg, larutkan dalam campuran 3,5 ml asam kali, tiap kali dengan 10 ml ttanol mutkzk P, keringkan
sulfat 1 N dan 10 ml air. Tambahkan 100 ml trinitrofe- pada suhu 100° sampai 105° hingga bobot tetap.
·nol LP,·panaskan di atas tangas air selama 15 menit
dan biarkan selama 1 jam. Saring dengan penyaring 1 g residu setara dengan
kaca masir porositas nomor 4, cud residu beberapa 371,4 mg Cfi1r!J2.H}'04 .Hp
FIIV Monografi I Plasma Re

PIROXICAMUM
Piroksikam Penetapan kadar Lakukan
Kromatografi cair kinerja tinggi

~
Kromatografi <931>.
Dapar Larutkan masing-
asam sitrat anhidrat P dalam
4-Hidroksi-2-metil-N-2-piridil-2H-1,2- trium fosfat dibasa P dalam 11
benzotiazin-3-karboksamida 1,1-dioksida [36322-90-4] larutan, encerkan dengan air
C 15H 13 N 3 0 4S BM 331,35 Fase gerak Buat campuran uapar-merano1 r p:>:'i:>J
dan awaudarakan.
Piroksikam mengandung tidak kurang dari 97',0%.dan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Piroksi-
tidak lebih dari 103,0% C 15H 13N 30 4S. kam BPFI larutkan dalam asam klorida-metanol 0,01 N
hingga kadar lebih kurang 0,05 mg per ml.
Pemerian Serbuk, hampir putih atau coklat terang Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
atau kuning terang; tidak berbau. Bentuk monohidrat larutkan dalam asam klorida-metanol 0,01 N dan
berwama kuning. encerkan secara bertahap dengan pelarut yang sama
hingga kadar lebih kurang 0,05 mg per ml. ..
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam asam- Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
asam encer dan sebagian besar pelarut organik; pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
sukar larut dalam etanol dan dalam larutan alkali tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
mengandung air. 3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan kromatografi
Baku pembanding Piroksikam BPFI; tidak boleh dike- terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
ringkan sebelum digunakan. yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom yang diten-
tukan dari puncak analit tidak kurang dari 500
Identifikasi lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di- simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
dispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan lebih dari 2,0%.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
sama seperti pada Piroksikam BPFI. volume sama (lebih kurang 25 J.Ll) Larutan baku dan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Larutan uji pada kromatograf, dan ukur respons
100.000) dalam asam klorida-metanol 0,01 N menunjuk- puncak utama. Hitung jumlah dalam mg C15H13Np45,
kan maksimum dan minimum pada panjang gelom- dengan rumus:
bang yang sama seperti pada Piroksikam BPFI.
C. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
.... tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara terpi-
sah masing-masing 20 Jt.l larutan dalam campuran
kloroform P-metanol P (1:1) yang mengandung (1) zat uji C adalah kadar Piroksikam BPFI dalam mg per ml
1 mg per ml dan (2) Piroksikam BPFI 1 mg per ml pada Larutan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah res pons
lempeng silika ·gel setebal 0,25 mm. Masukkan puncak yang dihasilkan dari Larutan uji dan Larutan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi baku.
fase gerak campuran toluena P-asam llSetat P (95:5)
hingga merambat lebih kurang tiga per empat tinggi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
lempeng. Angkat lempeng, biarkan kering di udara. rapat, tidak tembus cahaya.
Ulangi lagi seperti perlakuan sebelumnya., dan biarkan
kering di udara. Amati lempeng di bawah sinar
ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm: harga R1 PLASMA REDUCED BLOOD
bercak utama yang diperoleh dari larutan (1) sesua1 Darah Sedikit Plasma
dengan yang yang diperoleh dari larutan (2).

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%. Darah Sedikit Plasma dibuat dari darah yang di-
peroleh dari seorang donor dengan menghilangkan
Sisa pemijaran <301> 1idak lebih dari 0,3%. sejumlah plasma dan zat anti koagulan. Darah Sedikit
Plasma mengandung volume padatan darah (VPD)
Logam berat <371> Metode IUTidak lebih dari SO bpj. antara 60'Yo dan 65% ditetapkan dengan cara sentrifus.
Pemisahan dilakukan dengan metode tertentu yang
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> dapat mencegah kontaminasi mikroorganisme pada
Metode V Memenuhi syarat. komponen sel darah a tau plasma, sebaiknya dilakukan
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. dengan sistem tertutup. Wadah segera ditutup kedap.
.aster of Paris Bandage I Monografi FI IV

donor yang akan digunakan untuk pembuatan 25 g, hi tung luasnya. Cuci baik-baik dengan air dingin,
.aan ini sebaiknya berumur tidak lebih dari 14 hari peras dengan tangan setelah tiap pencucian, saring
-<Jak pengambilan darah dan disentrifus lebih dahulu melalui pengayak dengan ukuran nominal lubang
untuk menghilangkan plasma dan zat anti koagulan. 106 !liD, kembalikan benang atau serat yang terlepas
Sebelum ditranfusikan, lakukan uji kompatibilitas pada pengayak ke kain semula. Tambahkan 400 ml air
d{"ngan darah penerima dan identitas penerima harus pada bahan, panaskan perlahan dan didihkan selama
dicantumkan pada wadah. 1 menit. Dinginkan dengan penambahan lebih kurang
400 ml air, enaptuangkan cairan melalui pengayak
Pemerian Cairan berwarna merah tu3. Jika didiamkan dengan ukuran nominal lubang 106 fJ.m dan peras
sel darah merah akan mengendap dan terjadi lapisan dengan tangan untuk mengeluarkan air sebanyak
beningan (plasma) berwama kuning. mungkin dari bahan. Ulangi pendidihan dan pen-
cucian seperti di atas lima kali, tiap kali dengan 400 ml
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. air. Masukkan bahan dan benang atau serat yang
terlepas ke dalam gelas piala. Tambahkan larutan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah steril ter- diastase P 0,5% secukupnya hingga bahan terendam,
tutup kedap, pada suhu 2° hingga 8°. panaskan pada suhu 70° hingga bebas pati. Ulangi
pendidihan dan pencucian dan keringkan pada suhu
Penandaan Dalam etiket tertera (1) nomor kode doncr 105° hingga bobot tetap.
darah asal, (2) golongan ABO dan Rh dari darah Pembalut Tidak kurang dari 340 g per m 2; lakukan
donor, antisera spesifik yang digunakan untuk uji, penetapan seperti yang tertera pada Sediann tanpn
(3) tanggal setelah waktu ter:;ebut tidak boieh di- perekat Metode lii dalam Bobot per Snt11an LZtas <771>.
tranfusikan, (4) antikoagulan yang digunakan,
(5) kondisi penyimpanan, (6) jika terlihat tanda-tanda Waktu mengeras Massa gips masih dapat dibentuk
kerusakan sediaan tidak dapat digunakan. selama tidak kurang dari 1 menit setelah pembalut
diangkat dari air dan harus mengeras setelah 8 menit.
Pada saat mengeluarkan gulungan gips dari batang
PLASTER OF PARIS BANDAGE logam tidak boleh remuk karena tekanan jari. Lakukan
Gips Pembalut penetapan menggunakan seluruh pembalut, jika
sediaan berbentuk lembaran atau gulungan, gunakan
satu potong berukuran 2,7 m x 7,5 em, gulung pemba-
Gips Pernbalut terdiri dari kasa katun linen yang lut secara longgar pada batang plastik yang s~suai dan
dikelantang, diimpregnasi secara rata dengan kalsium celupkan dengan sudut 45° dalam air pada suhu 30°,
sulfat yang telah didehidrasi sehingga sebagian besar biarkan terendam sampai basah tidak !ebih lama dari
mengandung bentuk hemihidrat CaS0 4 .1hH 20, 15 detik. Angkat dari air, tekan untuk mengeluarkan
dapat ditambahkan perekat dan bahan pengatur kelebihan air, tetapi hindari kehilangan banyak gips
waktu rnengeras. Praktis bebas dari serbuk yang lepas. dan gulung pembalut secara konsentrik pada batang
Pernbalut yang panjangnya kurang dari 5 meter, logam silindris halus yang tidak menyerap dengan
tidak ada sarnbungan; sambungan pada pernbalut diameter 5 em, usahakan agar setiap lapisan berikut-
lebih panjang, terbuat dari perekat yang sesuai, bukan nya tergulung di atas lapisan sebelumnya untuk
dengan cara dijahit. Mengandung tidak kurang dari menjarnin agar cukup menjadi satu.
88,0% kalsiurn sulfat dihitung sebagai CaS04• H 20.
Penetapan kadar kalsium sulfat hemihidrat Lakukan
ldentifikasi serat <841> Memenuhi syarat Uji lcatun; penetapan sebagai berikut: Timbang saksama pem-
lakukan penetapa:n rnenggunakan kain yang telah balut seluas lebih kurang 75 cm 2 dan keringkan pada
dibebaskan dari kaisium sulfat yang diperoleh pada suhu 105° sampai bobot tetap, masukkan ke dalam
penetapan Bobot pet satuan luas. labu tentukur 500-ml berisi 200 ml air dan 10 ml asam
klorida P, kocok hingga kalsium sulfat larut, netralkan
Jumlah benang per 10 em <871> Metode I dan dengan amonium hidroksida 5 M, tambahkan 10 ml
Metode II Jumlah benang arah melebar: antara 71 dan larutan dapar amonia pH 10,0, encerkan dengan air
79. Jurnlah benang arah rnemanjang: antara 143 dan sarnpai tanda, saring. Netralkan 50,0 ml filtrat dengan
157; lakukan penetapan seperti yang tertera pada asam klorida 2 N dan tambahkan 5 ml campuran larut-
Pembalut tidak meregang Metode I dan Metode II dalarn an yang mengandung amonium klorida P 6,75%,
Jumlah Benang per Satuan Panjang <871> rnenggunakan amonium hidroksida P 65,0% v/v, magnesium sulfat P
kain yang telah dibebaskan dari kalsiurn sulfat dengan 0,0616% dan dinatrium edetat P 0,093%. Tambahkan
cara merontokkan. 1 ml larutan natrium dietilditiokarbamat P 0,1% dan
titrasi dengan dinatrium edetat 0,1 M LV menggunakan
Bobot per satuan luas 0,25 ml sampai 0,30 ml larutan indikator yang
· ·Kain lidak kurang dari 24 g per m 2; lakukan pene- mengandung hitam eriokrom P 0,5% dan hidroksilami-
tapan sebagai beriku:t: Ttmbang saksama lebih ku:rang na hidroklorida P 4,5% dalam metanol P.
FIIV Monografi I Polymixini B Sulfas 685

1 ml dinatrium edetat 0,1 M setara dengan Mikroskopik serbuk Serbuk berwarna eoklat pucat
14,52 mg C~:S0 4 • Hp sampai kuning lemah. Bau lemah, rasa pahit tidak
enak. Banyak butir pati tunggal atau majemuk, butir
Cuci kain sisa dengan air dingin, lewatkan cairan pati majemuk tersusun dari 2 sampai 6 butir, butir pati
cucian melalui pengayak dengan ukuran nominal tunggal berbentuk bulat, cembung datar sampai
lubang 106 IJ.m, satukan benang atau serat yang cembung bersudut, atau poligonal, diameter sampai
terlepas dengan kain, keringkan pada suhu 105° 20 11m; kadang-kadang terdapat hablur kalsium oksa-
hingga bobot tetap. Perbedaan antara bob0t adalah lat bentuk roset, diameter sampai 80 11m; pembuluh
bobot kalsium sulfat. Hitung kadar dalam persen dengan penebalan bentuk noktah sederhana atau
CaS0 4 • H 20 dalam kalsium sulfat. bentuk jala; fragmen sel-sel parenkim pati dan resin
dan sel gabus berwarna eoklat kemerahan sampai
kuning.
PODOPHYLLI RHIZOMA
Rimpang Podofili Abu tidak larut dalam asam Tidak lebih dari 2,0%;
lakukan penetapan seperti yang tertera pada Pengambi-
lan Contoh dan Metode Ana/isis Simplisic <671>.
Rimpang Podofili adalah rimpang dan akar kering
Podophyllum peltatum Linne (Familia Berberidnceae), Bahan organik asing Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
mengandung tidak kurang dari 5,0% resin podofilin. penetapan seperti yang tertera pada Pengambilan
Contoh dan Metode Ana/isis Simplisia <671>.
Makroskopik Terdiri dari rimpang berbentuk hampir
silindris, bergabung termampat atau rata pada per- Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 10 g
mukaan atas dan bawah, kadang-kadang bercabang. rimpang yang telah diserbuk halus, masukkan .ke
Potongan rimpang panjang samp<~i 20 em, dengan dalam labu Erlenmeyer 125 ml, tambahkan 35 ml
bintik-bintik berdiameter 2 mm sampai 9 mm, be- etanol P dan refluks di atas tangas uap selama 3 jam.
berapa bintik agak menebal. Rimpang berwarna Pindahkan campuran ke dalam perkolator kecil;
merah sampai coklat kekuningan terang, berkeriput lakukan perkolasi perlahan-lahan dengan etanol P
membujur atau hampir rata, dengan bekas tempat hangat hingga diperoleh 95 ml perkolat. Dinginkan,
sisik daun yang tidak beraturan atau berbentuk-V; tambahkan etanol P secukupnya hingga diperoleh
beberapa bintik mclingkar, uagian atasnya mem- 100,0 ml perkolat; campur. Pipet 10 ml perkolat ke
punyai bekas tempat duduk batang dan tunas atau dalam corong pisah, tambahkan 10 ml kloroform P dan
dasar batang yang Iebar dan bundar. Pada bagian 10 ml larutan asam klorida P (7 dalam 500). Kocok,
yang lebih bawah terdapat banyak bekas tempat akar biarkan memisah, pindahkan lapisan kloroform ke
atau akar dengan panjang 2 em sampai 7 em dan tebal dalam eorong pisah kedua; cud lapisan asam tiga kali,
2 mm. Patahan pendek dan lunak, permukaan patahan tiap kali dengan 15 ml campuran kloroform P-etanol P
berwarna jingga kekuningan sampai kuning pueat (2:1), tuangkan cairan pencud ke dalam corong pisah
a tau putih abu-abu. kedua. Tambahkan 10 ml larutan asam klorida P
(7 dalam 500) ke dalam campuran, kocok dan biarkan
Mikroskopik rimpang Bagian luar rimpang terdiri memisah, pindahkan lapisan kloroform ke dalam labu
dari epidermis berwarna eoklat yang sering terlihat yang telah ditara. Cud lapisan asam tiga kali, tiap kali
rusak dan 1 sampai 3 lapis sel gabus berwama coklat dengan 15 ml campuran kloroform P.-etanol P (2:1),
sampai hijau pudar; korteks selebar lebih kurang 20 la- masukkan cairan pencuci ke dalam labu di atas.
pis sel, berupa sel-sel yang hampir isodiametrik, berisi Uapkan campuran di atas tangas uap hingga lebih
butir pati tunggal atau majemuk, dan resin serta kurang 1 ml, tambahkan 5 ml etanol mutlak P, uapkan
hablur kalsium oksalat bentu.k roset pada sel yang lagi hingga kering. Keringkan residu pada suhu 80°
tersebar dari bintik-bintik rimpang; lingkaran 16 sam- selama 4 jam: bobot residu adalah bobot resin dalam
pai 34 berkas pengangkut kolateral terbuka dipisah- 1 g rimpang yang ditetapkan.
kan oleh deretan sel yang agak Iebar, tiap berkas
pengangkut mempunyai beberapa pembuluh yang
berlignin, kambium yang kadang-kadang tidak mudah POLYMYXIN! B SULFAS
dikenal dan lapisan floem yang agak Iebar. Empulur Polimiksin B Sulfat
dengan sel-sel yang agak bulat dan berisi butir pati
serta resin yang berwarna eoklat kemerahan. Akar
terdiri dari lapisan epidermis dengan sel yang ber- Polimiksin B sulfat [1405-20-5]
gabus berwama kecoklatan dan selapis sel hipodermis;
korteks yang Iebar dengan sel hampir isodiametrik, Polimiksin B Sulfat adalah garam sulfat dari sejenis
berdinding tipis; endodermis mudah dikenal dengan polimiksin. yaitu zat yang dihasilkan oleh biakan Bacil-
sel memanjang tangensial, qengan penebalan yang lus polymyxa (Prazmowski) Migula (Familia Bacil-
seragam; berkas pengangkut 4 sampai 7 deret. laceae), atau campuran dari 2 atau lebih bentuk
686 Polysorbatum 20 I Monografi FIIV

garamnya. Potensi tidak kurang dari 6000 unit terdapat pita dengan harga R1 yang sesuai dengan
Polimiksin B Fl per mg, dihitung terhadap zat yang harga R Larutan baku (4).
telah dikeringkan. B. larutkan 2 mg zat uji dalam 5 ml air, tambah-
kan 5 ml larutan natrium hidroksida 2,5 N campur,
Pemerian Serbuk putih sampai kekuning-kuningan; tambahkan 5 tetes larutan tembaga(Il) sulfat P (1 dalam
tidak berbau atau bau khas lemah. 100) tetes demi tetes kocok; terjadi wama lembayung
kemerahan.
Kelaruti\n Mudah larut dalam air; sukar larut dalam C. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
etanol. Sulfat seperti yang tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
Baku pembanding Polimiksin B Sufat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan
lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° selama 3 jam sebe- menggunakan larutan yang mengandung 5 mg per ml.
lum digunakan. L-Leusin BPFI; lakukan pengeringan
pada suhu 105° selama 3 jam sebelum digunakan. Susut pengeringan <1121> Tidak iebih dari 7,0%;
L-Treonin BPFJ; lakukan pengeringan pada suhu105° lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
selama 3 jam sebelum digunakan. L-Fenilalanin BPFI; dalam hampa udara, pada suhu 60° selama 3 jam,
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam menggunakan 100 mg.
sebelum digunakan. L-Serin BPFI; lakukan pengering-
an pada suhu 105° selama 3 jam sebelum digunakan. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 5,0%; lakukan
penetapan dengan membasahkan sisa pengarangan
ldentifikasi dengan 2 ml asam nitrat P dan 5 tetes asam sufat P.
A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>. Pen~tapan kadar Lakukan penetapan seperti yang
Larutart uji Larutkan 5 mg dalam 1 ml asam tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro-
klorida 6 N dalam vial reaksi 3 mi. Tutup rapat vial dan biologi <131>.
panaskan dalam modul pemanas pada suhu 135°
selama 5 jam. Keluarkan vial dari modul pemanas, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
biarkan dingin pada suhu kamar dan buka tutup. rapat, tidak tembus cahaya.
Uapkan isi vial dalam modul pemanas paC.:a suhu 100°
dengan ali ran gas nitrogen· P sampai kering. Lanjutkan
pemanasan sampai tidak ada lagi asam klorida yang POLYSORBATUM 20
terdeteksi dengan meletakkan kertas lakmus di atas Polisorbat 20
mulut vial. Larutkan residu dalam 0,5 ml air.
Larutan acuan Buat dengan cara seperti
pada Larutan uji, menggunakan 5 mg Polimiksin B
Sulfat BPFI.
Larutan baku Buat larutan dalam air mengan- [ Jumlah w, x, y dan z adalah ZO;
dung (1) 2 mg L-l.Lusin BPFI, (2) 2 mg L-Treonin BPFI, R adalah (C 11 Hu)COO )
(3) 2 mg L-Fenilalanin BPFI dan (4) 2 mg L-Serin BPFI
per ml. Polioksietilena 20 sorbitan monolaurat (9005-64-5]
Prosedur Totolkan secara terpisah berbentuk
pita yang panjangnya 10 rom masing-masing 3 p.l Polisorbat 20 adalah ester laurat dari sorbitol dan
Larutan uji, Larutan acuan dan ke empat Larutan baku anhidridanya berkopolimerisasi dengan lebih kurang
pada lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 rom. 20 molekul etilen oksida untuk setiap molekul sorbitol
Masukkan lempeng dalam bejana kromatografi dan anhidrida sorbitol. •
yang berisi fase gerak campuran fenol P-air (75:25),
sedemikian hingga menggantung di atas fase gerak Pemerian Cairan, kuning muda hingga coklat muda;
selama 15 jam. Kemudian turunkan lempeng hingga bau khas lemah.
menyentuh fase gerak dan tnerambat lebih kurang tiga
per empat tinggi lempeng, dilakukan dalam keadaan Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol, dalam etil
cahaya yang dikurangi. Angkat lempeng, keringkan asetat, dalam metanol dan dalam dioksan; tidak larut
'pada suhu 110° selama 5 menit, semprot lempeng dalam minyak mineral.
dengan pereaksi yang dibuat dengan melarutkan 1 g
ninhidrin P dalam 50 ml etanol P dan 10 mlasam asetat Identifikui
glasial P. Panaskan lempeng pada suhu 110° selama A. Menunjukkan reaksi Identifikasi A dan C
5 menit dan amati kromatogram. Harga R1 bercak seperti yang tertera pada Polisorbat 80.
utama Larutan uji dan Larutan acuan sesuai dengan B. Pada 2 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan
harga R1 Larutan baku (1), (2) dan (3) tetapi tidak 0,5 ml brom LP tetes demi tetes: warna brom tidak
FI IV Monografi I Polysorbatum 80 687

hilang (berbeda dengan Polisorbat 80). POLYSORBATUM 80


Polisorbat 80
Bilangan hidroksil Antara 96 dan 108; lakukan
penetapan seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak
Lemak <491>. Polioksietilena 20 sorbitan monoo/eat [9005-65-6]

Bilangan penyabunan Antara 40 dan SO; lakukan Polisorbat 80 adalah ester oleat dari sorbitol dan
penetapan seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak anhidrida yang berkopolimerisasi dengan lebih
Lemak <491>. kurang 20 molekul etilena oksida untuk tiap rriolekul
sorbitol dan anhidrida sorbitol.
Syarat lain Memenuhi syarat penetapan Air, Sisa
pemijaran, Arsen, Logam berat dan Bilangan asam seperti
yang tertera pada Polisorbat 80. Pemerian Cairan seperti minyak, jernih berwarna
kuning muda hingga coklat muda; bau khas lemah;
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rasa pahit dan hangat.
rapat.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, Iarutan
tidak berbau dan praktis tidak berwarna; larut dalam
etanol, dalam etil asetat; tidak larut dalam minyak
POLYSORBATUM 60 mineral.
Polisorbat 60
ldentifikasi
A. Pada 5 mllarutan (1 dalam 20) tambahkan S·ml
Polioksietilena 20 sorbitan monostearat natrium lzidroksida LP. Didihkan beberapa menit,
(Campuran biasanya mengandung asam lemak] [9005-67-8] dingir.kan dan asamkan dengan asam klorida 3 N:
larutan beropalesensi kuat.
Polisorbat 60 adalah campuran ester stearat dan palmi- B. Pada 2 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan
tat dari sorbitol dan anhidridanya berkopolimerisasi 0,5 ml brom LP tetes demi tetes: warna brom hilang.
dengan lebih kurang 20 molekul etilen oksida untuk C. Campur 60 volume zat dan 40 volume air:
tiap molekul sorbitol dan anhidrida sorbitol. terbentuk massa gelatin pada suhu kamar dan di
bawah suhu kamar.
Pemerian Cairan seperti minyak atau semi gel,
kuning hingga jingga; berbau khas lemah. Bobot jenis <981> Antara 1,06 dan 1,09.

Kelarutan Larut dalam air, dalam etil asetat dan Kekentalan <10.51> Antara 300 dan 500 sentistokes
dalam toluena; tidak larut dalam minyak mineral dan pada suhu 25°.
dalam minyak nabati.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%,
Identifikasi
A. Menunjukkan reaksi Identifikasi A dan C seperti S\sa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,25%
yang tertera pada Polisorbat 80.
B. Pada 2 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 1 bpj.
0,5 ml brom LP tetes demi tetes: warna brom tidak
hilang (berbeda dengan Polisorbat 80). Logam berat <371> Metode 1II Tidak lebih dari 10 bpj.

Bilangan hidroksil Antara 81 dan 96; lakukan pene- Bilangan asam Tidak lebih dari 2,2; lakukan penetap-
tapan seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak an sebagai berikut: Timbang 10,0 g masukkan ke
Lemak <491>. dalam labu Erlenmeyer 250 ml, dan tambahkan SO ml
etnnol netral P. Panaskan di atas tangas uap hingga
Bilangan penyabunan Antara 45 dan 55; lakukan hampir mendidih, kocok sesekali secara hati-hati
penetapan seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak selama pemanasan. Tutup dengan gelas piala, dingin-
Lemak <491>. kan dengan air mengalir, tambahkan 5 tetes fenolfta-
lein LP dan titrasi dengan natri11m hidroksida 0,1 N LV:
Syarat lain Memenuhi syarat untuk penetapan Air, diperlukan tidak lebih dari 4 ml natri11m hidrok-
Sisa Pemijaran, Arsen, Logam berat dan Bilangan asam sida 0,100 N. ·
seperti yang tertera pada Polisorbat 80.
Bilangan hidroksil Antara 65 dan 80; lakukan pene-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup tapan sepertl yang tertera pada Lemak dan Minyak
rapat. Lemak <491>.
688 Povidoni Iodum I Monografi FIIV

Bilangan penyabunan Antara 45 dan 55; lakukan zat yang telah dikeringkan.
penetapan seperti yang tertera pada Lemak dan Minyak Penetapan iodum total Timbang saksama lebih
Lemak <491>. kurang 500 mg larutkan dalam 100 ml air dalam labu
Erlenmeyer 250 ml. Tambahkan natrium bisulfit LP
Wadah dan penyimpanan Da!am wadah yang ter- hingga wama iodum hilang. Tambahkan 25,0 ml perak
tutup rapat. nitrat 0,1 N LV dan 10 ml asam nitrat P, eampur. Titrasi
kelebihan perak nitrat dengan amonium tiosianat
0,1 N LV menggunakan indikator besi(III) amonium
POVIDONI IODUM sulfat LP. Lakukan penetapan blangko. 1 ml perak nitrat
Povidon lodum 0,1 N setara dengan 12,69 mg I. Dari persentase iodum
total yang dihitung terhadap zat yang telah dikering-
kan, dikurangi persentase iodum dari Penetapan kadar
iodum diperoleh persentase ion iodum.

Penetapan kadar iodum Timbang saksama lebih


Polimer 1-vini/-2-piro/idinon, kurang 5 g zat, masukkan ke dalam gelas piala 400 ml
bersenyawa dengan iodum [25655-41-8] dan tambahkan 200 ml air. Tutup gelas piala dan aduk
(C 6 ~N0) 0 .xl dengan pengaduk mekanik pada suhu kamar selama
tidak lebih dari 1 jam untuk melarutkan. Segera titrasi
Povidon Iodum adalah sc:1yawa kompleks dari Iodum dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV dan tambahkan 3 ml
dengan Povidon. Mengandung tidak kurang dari kanji LP pada waktu mendekati titik akhir. Lakukan
9,0% dan tidak lebih dari 12,0% iodum (I) dihitung penetapan blangko.
terhadap zat yang telah dikeringkan.
1 ml natrium tiosulfat 0,1 N setara dengan
Pemerian Serbuk amorf, eoklat kekuningan; sedikit 12,69 mg I
berbau khas. Larutan bereaksi asam terhadap kertas
lakmus. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rap at.
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; praktis
tidak larut dalam kloroform, dalam karbon tetra-
klorida, dalam eter, dalam heksana, dan dalam POVIDONI 10011 SOLUTIO
aseton. TO PI CALIS
Larutan Topikal Povidon Iodum
ldentifikasi
A. Tambahkan 1 tetes larutan (1 dalam 10) pada
eampuran 1 ml kanji LP dan 9 ml air: terjadi wama biru Larutan Topikal Povidon Iodum adalah larutan
tua. Povidon Iodum. Mengandung tidak kurang dari 85,0%
B. Sebarkan 1 ml larutan (1 dalam 10) di atas dan tidp.k lebih dari 120,0% Iodum dari jumlah yang
lempeng kaea 20 em x 20 em, dan biarkan semalam di tertera pada etiket. Dapat mengandung sedikit etanol.
udara terbuka pada suhu kamar dengan kelembaoan
rendah: terbentuk lapisan tidak menyebar, kering, Identifikasi
coklat dan mudah larut dalam air. A. Tambahkan 1 ml larutan yang mengandung
lebih kurang 0,05% iodum ke dalam campuran 1 ml
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 8,0%; kanji LP dan 9 ml air: terjadi wama biru tua.
lakukan penetapan menggunakan 5,0 g zat, keringkan B. Masukkan 10 mllarutan ke dalam labu Erlen-
pada suhu 105° hingga perbedaan antara dua kali meyer 50 ml, hindari kontak dengan leher labu, tutup
penimbangan berturut-turut dalam jangka waktu labu dengan kertas saring dan basahkan dengan
1 jam tidak lebih dari 5,0 mg. 1 tetes kanji LP: tidak terjadi wama biru dalam waktu
60 detik.
Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan
penetapan dengan menggunakan 2 g. pH <1071> Antara 1,5 dan 6,5.

Logam berat <371 > Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. Kandungan etanol <1041> Gika ada) Antara 90,0%
dan 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kandungan nitrogen <581> Tidak kurang dari 9,5%
dan tidak lebih dari 11,5%, dihitung terhadap zat yang Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume
telah dikeringkan. setara dengan lebih kurang 50 mg iodum, masukkan
dalam gelas piala 100 ml, tambahkan air hingg~
Ion iodum Tidak Iebih dari 6,6'Yo, dihitung terhadap volume total tidak kurang dari 30 mi. Segera titrast
FIIV Monogtafi I Praziquantelum 689

dengan natrium tiosulfat 0,02 N LV, tentukan titik akhir tekanan tidak lebih dari 5 mmHg di atas fosfor pentok-
secara potensiometrik, menggunakan sistem elektrode sida P pada suhu 50° selama 2 jam.
platina-kalomel. Lakukan penetapan blangko.
Sis a pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
1 ml natrium tiosulfat 0,02 N setara dengan
2,538 mg I Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Senyawa sejenis Masing-masing tidak lebih dari 0,2%;
rapat. lakukan penetapan dengan cara Kromatograft cair kiner-
ja tinggi seperti yang tertera pada Kromatograft <931>.
Fase gerak dan Sistem krormatograft Lakukan seperti
PRAZIQUANTELUM yang tertera pada Penetapan kadar.
Prazikuantel Larutan baku Timbang saksama masing-masing
sejumlah Senyawa sefenis A Prazikuantel BPFI, Senyawa
sejenis B Prazikuantel BPFI dan Senyawa scjenis C Prazi-
kuantel BPFI larutkan dalam Fase gerak hingga di-
peroleh laru(an tunggal dengan kadar masing-masing
lebih kurang 0,04 mg per mi.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
2-(Sikloheksilkarbonil)-1,2,3,6,7,11b-heksahidro- dalam Fase gerak, encerkan sampai tanda.
4H-pirazino-{2, 1-a}isokuinolin-4-on [55268-74-1 J Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
C 19 H 24 N 20 2 BM 312,41 volume sama (lebih kurang 10 !J.I) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato-
Prazikuantel mengandung tidak kurang dari 98,5% gram, dan ukur respons puncak yang dihasilkan.
dan tidak lebih dari 101,0% C 19 H 24 N 20 2, dihitung Waktu retensi relatif lebih kurang 0,8 untuk Senyawa
terhadap zat yang telah dikeringkan. sejenis A Prazikuantel BPFI; 1,0 untuk prazikuantel;
1,8 untuk Senyawa sejenis B Prazikuantel BPFI; 2,1 untuk
Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; Senyawa sejenis C Prazikuantel BPFI. Hitung jumlah
tidak berbau a tau bau khas lemah. dalam persentase 2-benzoil-1,2,3,6,7,11b-heksahidro-
4H-pirazino[2,1-a]isokuinolin-4-on (Senyawa sejenis
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut A Prazikuantel), 2-(sikloheksilkarbonil)-2,3,6,7-tetra-
dalam etanol dan dalam kloroform. hidro-4H-pirazino[2,1-a]isokuinolin-4-on (Senyawa
Sejenis B Prazikuantel), dan 2-(N-formilheksahidro-
Baku pembanding Prazikuantel BPFI; lakukan penge- hipuroil)-1,2,3,4-tetrahidroisokuinolin-1-on (Senyawa
ringan dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih Sejenis C Prazikuantel) dengan rumus:
dari 5 mmHg di atas fosfor pentoksida P pada suhu 50°
selama 2 jam sebelum digunakan. Senyawa sejenis A C 'u
Prazikuantel BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa 1000 ( - ) ( - )
udara pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg di atas W 's
fosfor pentoksida P pada suhu 50° selama 2 jam sebelum
digunakan. Senyawa sejenis B Prazikuantel BPFI; laku- C adalah kadar Baku pembanding (A,B,C) dalam mg
kan pengeringan dalam hampa udara pada tekanan per ml Larutan baku; W adalah bobot·prazikuantel
tidak lebih dari 5 mmHg di atas fosfor pentoksida P dalam mg Larutan uji; ru dan r5 berturut-turut adalah
pada suhu 50° selama 2 jam sebelum digunakan. respons puncak yang dihasilkan dari Larutan uji dan
Senyawa sejenis C Pr:zzikuantel BPFI; lakukan penge- Larutan baku.
ringan dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih
dari 5 mmHg di atas fosfor pentolcsida P pada suhu soo Fosfat Tidak lebih dari 0,05"/o.
selama 2 jam sebelum digunakan. Larutan tembaga(Il) sulfat Larutkan 250 mg
tembaga(ll) sulfat P dan 4,5 g amonium asetat P dalam
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang asam asetat 2 N hingga 100 ml.
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan Larutan asam 4-amino-3-hidroksi-1-naftalensulfonat
maksimum hanya pada panjang gelombang yang Gerus halus di dalam lumpang 5 g natrium sulfit P,
sama seperti pada Prazikuantel BPFI. 94,3 g natrium metabisulfit P dan 700 mg 11slim
4-amino-3-hidroksi-1-naftalensulfonat P. Larutkan 1,5 g
Jarak lebur <1021> Antara 136° dan 140°. campuran ini dalam 10 ml air, jika perlu panaskan
perlahan-lahan. Larutan ini dibuat segar.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Larutan baku Timbang saksama 143,3 mg kalium
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada fosfat monobasa P yang telah dikeringkan, larutkan
690 Praziquanteli Compressi I Monografi FI IV

dalam air hingga 1000 mi. Ukur saksama 5 ml larutan PRAZIQUANTELI COMPRESS!
ini, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encer- Tablet Prazikuantel
kan dengan air sampai Ianda. Larutan ini mengan-
dung fosfat (P0 4) setara dengan 5 ).lg per mi.
Lnrrtlnn uji Tambahkan 30 ml air ke dalam 500 mg Tablet Prazikuantel mengandung Prazikuantel,
zat uji, panaskan hingga mendidi!l. Biarkan dingin, C 19 H: 4N 20 2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
saring dan kumpulkan filtrat ke de-dam labu tentukur dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
50-ml. Bilas penyaring dengan a1r. kumpulkan cairan
bilasan ke dalam labu, encerkan dengan air sampai Baku pembanding Prazikuante! l!PFl; lakukan penge-
t<mda. ringan dalam harnpa udara pada suhu 50° pada
Prosed11r Tambahkan ke dalam 10 ml Lnrlllnn uji tekanan tidak lebih dari 5 mmHg di atas fo~Jor pentok-
dan 10 ml Lnrutnn baku masing-masing 5 ml Larutan sida P selama 2 jam sebelum digunakan.
lelllbagai //) su/{at, 2 ml laruton illli(li!IU/11 mo/ibdat r
(3 dalam 100), 1 ml Lnrutnn asa111 .f-nlllitl(l-3-hidroksi-1- Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
'w}ia/msulfonat don 1 ml larutan a~''"' perk/oral P (3 da- yang tertera pad a Kromatografi <931 >. Harga R1 pita
lam 100), cam pur, b1arkan selama 15 men it: warna biru utama pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan
Lnmtan uji tidak lebih tua dan UJrutan /Jak11. yang diperoleh dari Larutan baku.
Lnruta11 uji Masukkan sejumlah serbuk tablet,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara set<'-ra dengan lebih kurang 30 mg prazikuantel, ke
Kromntografi cair kinerJa tinssi seperti yang tertera pada dalam tabung sentrifus, tambahkan 5 mlmctanol P,
Kromatografi <931>. aduk selama 5 menit, dan sentrifus, gunakan
Fase gcrak Buat campuran asetonitril P-air (60:40), beningan.
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan pe- La Til tan baku Timbang saksama sejumlah Prnzikunn-
nyesuaian menurut Kesesuaian sistc111 seperti yang tel BPFl dalam metana/ P hingga kadar 6 mg per ml.
tertera pad a Kromatografi <931 >. Prosedur Totolkan secara terpisah, bentuk pita
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Prazi- Iebar 1 em, masing-masing 10 ).11 Larzttan u_ii dan Larztt-
kllantel BPFI, larutbn dalam Fase gerak, encerkan an bnk11 pada jarak yang sama 2,5 em ctari tepi bawah
secara bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm.
kurang 0,18 mg per mi. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
Larutnn uji Timbang saksama lebih kurang 36 mg, yang tidak dijenuhkan dengan fase gerak etil asctat P
masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml, larutkan hingga merambat lebih kurang 8 em. Angkat lempeng,
dalam Fase gcrak, encerkan sampai Ianda. Pipet 5,0 ml biarkan fase gerak menguap dan amati di bawah
larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan cahaya ultraviolet 254 nm.
dengan Fase gaak sampai Ianda.
Siste111 kroul!ltografi Lakukan seperti yang tertera Oisolusi <1231>
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Media disolusi: 900 ml asam lzidroklorida 0,1 N

tinggi dih~ngkapi dengan detektor 210 nm dan kolom mengandung 2,0 mg natrium lauril sulfat P per mi.
4 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran A/at tipe 2: 50 rpm.
partikel 10 ).lm. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml per Waktu: 60 menit.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan bak11, Larutan baktt Timtang saksama sejumlah Prazi-
rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose- kuantel BPFl, larutkan dalam metanol P hingga kadar
dur: faktor ikutan untuk puncak prazikuantel tidak lebih kurang L/90 mg per ml, L adalah jumlah prazi-
lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada kuantel dalam mg dalam tablet yang tertera pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. etiket. Pipet 5,0 ml larutan ini ke dalam labu tentu-
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah kur 50-ml; encerkan dengan Media Disolusi sampai
volume sama (lebih kurang 10 ).II) Larutan bak11 dan tanda. ·
Larutan uji ke dalarr. kromatograf, ukur respons Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 19H 24 N 20 2,
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 19 H 24 N 20 2, yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat Lamtan
dengan rumus: uji dan Larutan baku pada panjang gelombang serapan
'u maksimum lebih-kurang 263 nm.
200C ( - ) Toleransi Dalam waktu 60 me nit harus larut tidak
kurang dari 75 "'o (Q) C 19HuN20 2, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
C adalah kadar Prazikuantel BPFl dalam llg per ml
Larutan baku; 'u dan r, berturut-turut adalah respons Keseragaman sediaan <911 > Memenuhi syarat.
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar ~akukan penetapan dengan cara
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
rapat, tidak tembus cahaya. Kromatograft <931>.
FIIV Monografi I Prazosini Hydrochloridum , 691

Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti ldentifikasi


yang tertera pada Penetapan kadar Prazikuantel. A. Larutkan 50 mg dalam 20 ml etanol P 50%,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Prazi- tambahkan 2 ml kalium hidroksida 1 N, ekstraksi 2 kali,
kuantel BPFI larutkan dalam Fase gerak, jika perlu tiap kali dengan 25 ml diklorometana P, uapkan kum-
encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang pulan ekstrak, dan keringkan residu pada suhu 60°
0,18 mg per ml. dengan tekanan tidak lebih dari 15 mmHg. Spektrum
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang serapan inframerah residu yang didispersikan dalam
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
tablet setara dengan lebih kurang 150 mg prazikuantel, panjang gelcmbang yang sama seperti pada Prazo-
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan sin Hidroklorida BPFI.
70 ml Fase gerak, sonikasi selama 5 menit, encerkan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,0007%
dengan Fase gerak sampai tanda, campur dan saring. dalam asam klorida-metanol 0,01 N pada panjang gelom-
Masukkan 3,0 ml filtrat ke dalam labu tentukur 25-ml, bang antara 220 nm hingga 400 nm, menunjukkan tiga
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. maksimum, pada panjang gelombang lebih kurang
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Prose- 247 nm, 330 nm, dan 343 !lm. Serapan pada 247 nm
dur dalam Penetapan kadar Prazikuantel. Hitung jumlah lebih kurang 0,95; serapan pada 330 nm lebih kurang
dalam rng C 19 H 24 N 20 2, dalam serbuk tablet yang 0,19 dan serapan pada 343 nm lebih kurang 0,18.
digunakan dengan rumus: C. Larutkan 25 mg dalam 30 ml etanol P, 2 ml
larutan menunjukkan reaksi Klorida seperti yang ter-
C 'u tera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
2500 ( - ) ( - )
3 's Logam berat <371> Metode Il Tidak lebih dari 50 bpj;
lakukan penetapan sebagai beriku~: Larutkan sisa yang
C adalah kadar Prazikuantel BPFI dalam mg per ml diperoleh pada penetapan sisa pemijaran dalam asam
Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah res pons nitrat 2 N secukupnya hingga 50 mi. Gunakan Larutan
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. baku timbal 1 bpj sebagai larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Besi Tidak lebih dari 100 bpj.
rap at. Larutan baku Gunakan larutan besi ASp seperti
yang tertera pada Spektrofotometri Atom: Er.1isi dan
Serapan dalam Spektrofotometri dan Hamburan
PRAZOSINI HYDROCHLORIDUM Calzaya <1191>.
Prazosin Hidroklorida Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,0 g
zat, tambahkan perlahan-lahan lebih kurang 35 tetes
"~n asam nitrat P. Setelah asap habis, pijarkan perlahan-

01,0
001\.J
01,0JOO N N-C-1!...0 )1
·tO
lahan dengan menaikkan suhu dari.150° sampai 1000°,
pertahankan suhu akhir selama 1 jam. Dinginkan,
..... larutkan sisa dalam 20 ml asam nitrat 2 N, uapkan
hingga lebih kurang 5 ml, encerkan dengan asam
1-(4-Amino-6,7-dime toksi-2-kuinazolinil)-4-(2 -furoil) nitrat 0,2 N hingga 25 ml.
piperazina monohidroklorida [19237-84-4] Prosedur Ukur serapan Larutan uji da!_l Larutan baku
C 19H 21Np4.HC1 BM 419,9 pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 248 nm menggunakan spektrofotometer serap-
Prazosin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari an atom: serapan Larutan uji tidak lebih besar dari
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C 19 H 21 N 50 4 .HC1, Larutan baku. Pisahkan lebih kurang 10 mllarutari
dihitung terhadap zat anhidrat. untuk uji Nikel.

Pemerian Serbuk warna putih atau hampir putih; Nikel Tidak lebih dari 50 bpj.
tidak berbau atau hampir tidak berbau. Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
47,8 mg nikel(ll) sulfat P, larutkan dan encerkan dengan
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut air hingga 1000,0 ml (kadar Ni 10 11g per ml).
dalam etanol 96% dan dalam metanol; praktis tidak Larutan uji Gunakan 10 ml larutan yang tj:!rtera
larut dalam aseton dan dalam kloroforrn. pada Larutan uji besi.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
Baku pembanding Prazosin Hidrokloridil BPFI; 2-Kloro- pada panjang gelombang maksimum lebih kurang
6,7-dimetoksikuinazolin-4-ilamina BPFI; 1-(2-Furoil)pipe- 232 nm menggunakan spektrofotometer serapan atom:
razin BPFI; 6,7-Dimetoksi-2-piperazin-1-ilkuinazolin-4- sera pan Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan baku.
ilamina BPFI; 2,2 '-Piperazina-1,4-diil-bis{ 6~7-dimetoksi-
kuinazolin-4-ilamina) BPFI. Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
692 Prazosini Hydrochloridi Compressi I Monografi ·FILV

seperti yang tertera pada Kramatagrafi <931>. Totolkan Prazasin BPFI. Residu diperoleh dengan cara: Timbang
secara terpisah pada lempeng kromatografi silika gel sejumlah serbuk tablet setara dengan 10 mg prazosin,
GF254 masing-masing 10 ~I dari 7 larutan yang di- kocok dengan campuran 10 ml diklarametana P dan
larutkan dalam campuran klaraform P-metanal P-dietil- 10 ml kalium hidraksida 0,05 N, saring lapisan organik
amina P (10:10:1) yang mengandung (1)1,0% zat uji; melalui kapas, uapkan hingga kering dan lakukan
(2) 0,002% zat uji; (3) 0,002% 2-Klara-6,7-dimetaksi- pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 15 mmHg
kuinazalin-4-ilamin BPFI; (4) 0,002% 1-(2-Furail)pipera- pada suhu 60° selama 2 jam.
zin BPFI; (5) 0,002% 1,4-Di(2-Jurai/Jpiperazin BPFI;
(6) 0,002% 6,7-Dimetaksi-2 piperazin-1-ilkuina/in-4-ilami- Keseragaman kandungan Lakukan penetapan
na) BPFI dan (7) 0,002% 2,2'-Piperazin-1,4-diil-bis(6,7- dengan cara Kramatografi cair kinerja tinggi scperti yang
dimetaksikuinazalin-4-ilamina) BPFI. Masukkan lempeng tertera pada Kramatografi <931>.
ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan Fase gerak Buat larutan dietilamina P 0,01% dalam
dengan fase gerak etil asetat P-dietilamina P (95:5). campuran metana/ P-asam asetat glasial P-air (96:2:2).
Angkat lempeng, biarkan kering di udara. Amati di l.Amtan baku Timbang saksama sejumlah Prazosin
bawah cahaya ultraviolet pada panjang gelombang Hidrakl.:Jrida BPFI, larutkan dan encerkan dengan
254 nm. Bercak yang diperoleh dari !arutan (1) sesuai campuran metana/ P-asam asetat glasial P-air (96:2:2)
dengan yang diperoleh dari 2-klorc-6,7-dimetoksikui- hingga kadar 0,00220%.
nazolin-4-ilamina; 1-(2-furoil)piperazin; 1,.4-di(2-furoil) l.Amtar1 uji Kocak satu tablet selama 1 jam dalam
piperazin; 6,7-dimetoksi-2-piperazin-1-ilkuinazolin-4- sejumlah pelarut yang sama hingga kadar prazosin
ilamina dan 2-2'-piperazin-1,4-diil-bis(6,7-dimetoksi- 0,002%, sentrifus dan gunakan beningan.
kuinazolin-4-ilamina) dan intensitasnya tidak lebih Sistem kromatagrafi Lakukan seperti yang tertera
kuat dari pada bercak larutan 3), 4), 5), 6) dan 7) dan pada Kromatagrafi <931>. Kromatograf cair kinerja
berc.ak lain yang lebih kuat dari bercak yang diperoleh tinggi dilengkapi dengan detektor 254 r:rn dan kolom
dari larutan 2). baja tahan karat 4 mm x 20 em berisi bahan pengisi LJ.
Laju aliran lebih kurang 1 ml per menit.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
penetapan menggunakan 1,0 g. volume Larutan baku dan l.Arutan uji ke dalam kroma-
tograf. Hitung jumlah dalam mg kandungan,
Air <1031> Metade II Tidak lebih dari 0,5%; lakukan C 19 H 21 N 50 4 , menggunakan jumlah kandungan
penetapan mengguna.kan 2 g dan 20 ml campuran C 19 H 21 N 50 4, dalam Prazosin Hidraklorida BPFI yang di-
klarafarm P- metana/ P (1:1) sebagai pengganti metanol. gunakan. Hitung jumlah dalam mg kandungan
C 19 H 21 N 50 4 menggunakan jumlah kandungan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang C 19H 21 N 50 4 dalam Prazosin Hidraklarida BPFI.
350 mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasia/ P,
tambahkan 7 ml raksa(ll) asetat LP. Titrasi dengan asam Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
... perklarat 0,1 N LV. Tentukan titik akhir secara potensio-
metrik.
Kramatagrafi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kramatagrafi <931>.
Fase gerak, Larutan baku, Sistem kramatagrafi dan
1 ml asam perklarat 0,1 N setara dengan Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada penetap-
41,99 mg C1/f 21 Np 4.HC1 an Keseragaman kandungan.
l.Arutan ujz Timbang dan serbukkan tidak kurang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
baik, terlindung dari cahaya. tablet setara dengan lebih kurang 2 mg prazosin,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dan encerkan dengan campuran metanal P-asam asetat
PRAZOSINI HYDROCHLORIDI glasial P-air (96:2:2) sampai tanda, ko<;ok selama
COMPRESS! 30 menit, sentrifus dan gunakan beningan.
Tablet Prazosin Hidroklorida
PREDNISOLONUM
Tablet Prazosin Hidroklorida mengandung Prazosin Prednisolon
Hidroklorida, setara dengan Prazosin C 19 H 21 N 5 0 4,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
dari jumlah yang tertera pada etiket.

Identifikasi Spektrum serapan inframerah residu


yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam
kalium bramida P menunjukkan maksimum hanya
pada panjar.~ gelombang yang sama seperti pada 11{J,17,21-Trihidroksipregna-1,4-dienJZ-3,20-dion [50-2~]
FIIV Monografi I Prednisoloni Cremor 693

BM360,45 Fase gerak Buat campuran toluena P-2-proT;a~ol P


BM 387,48 (70:30) dalam bejana yang tidak dijenuhkan.
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
Prednisolon berbentuk anhidrat atau mengandung bercak nomor 1.
satu setengah molekul air hidrat. Mengandung tidak
kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
C21 H 280 5, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatograft <931>.
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai praktis putih; Fase gerak .Buat campuran butil klorida P-larutan
tidak berbilu. Melebur pada suhu 235° disertai per- butil klorida P.jenuh air-tetrahidrofuran P-metanol P-asam
uraian. asetat glasial P (95:95:14:7:6).
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam betametason, larutkan dalam tetrahidrofuran P hingga
metanol dan dalam dioksan; agak sukar larut dalam kadar 5 mg per ml. Encerkan larutan dengan kloru-
aseton dan dalam etanol; sukar larut dalam kloroform. form P jenuh air hingga kadar 0,5 mg per mi.
Larutan baku Timbang saksama lebih kutang 10 mg
Baku pembanding Prednisolon BPFI; lakukan penge- Prednisolo11 BPFI, masukkan dalam labu tentukur
ringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama 100-ml, tambahkan 20,0 ml Larutan baku internal,
3 jam sebelum digunakan. encerkan dengan k/oroform P jenuh air sampai tanda.
Lanttan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg,
Identifikasi masukkan dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 20,0 ml Lartttan baku internal, encerkan dengan
dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam dan didis- kloroform P jenuh air sampai tanda.
persikan dalam kalium bromida P, menunjukkan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertei-a
maksimum hanya pada panjang gelombang yang pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
sama seperti pada Prednisolon BPFI. Jika terjadi tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
perbedaan, larutkan zat uji dan Baku pembanding 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L3. Laju·a!iran lebih
masing-masing dalam etil asetat P, uapkan sampai kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terha-
kering dan ulangi pengujian menggunakan sisa dap Larutan baku dengan 4 kali penyuntikan. Rekam
penguapan. respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan ( 1 dalam simpangan baku relatif tidak lebih dari 2,0% dan
100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum resolusi, R, antara prednisolon dan betametason tidak
dan minimum pada panjang gelombang yang sama kurang dari 3,5.
seperti pada Prednisolon BPFI; daya serap masing- Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, sejumlah volume sama (lebih kurang 10 Jll) Larutan
... pada panjang gelombang serapan maksimum lebih baku dan Larutan uji, ke dalam kromatograf, ukur
kurang 242 nm berbeda tidak lebih dari 2,5%. respons puncak utama. Waktu retensi betametason dan
prednisolon berturut-turut adalah lebih kurang
Rotasi jenis <1081> Antara +97° dan +103°, dihitung 17 menit dan 23 menit. Hitung jumlah dalam mg,
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- c21~05, dengan rumus:
tapan menggunakan larutan dalam dioksan P mengan-
dung 100 mg per 10 ml.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%


untuk prednisolon anhidrat dan tidak lebih dari 7,0% C adalah kadar Prednisolon BPFI dalam mg per ml
untuk prednisolon hidrat; lakukan pengeringan dalam Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban-
hampa udara pada suhu 105° selama 3 jam. dingan respons puncak prednisolon dan puncak baku
internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakuk!:ln
penetapan menggunakan 100 mg. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rap at.
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
penetapan menggunakan 200 mg.
PREDNISOLONI CREMOR
Cemaran umum <481> Krim Prednisolon
Larutan uji Gunakan pelarut campuran etanol P-air
(1:1).
Larutan baku Gunakan pelarut campuran etanol P- Krim Prednisolon mengandung Prednisolon,
air (1:1). C 21 ~p 5 ,tidak kurang dan 9o,o% dan tidak tebih dan
694 Prednisoloni Acetas I Monografi FIIV

110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket dalam C adalah kadar Prednisolon BPFI dalam mg per ml
dasar krim yang sesuai. Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah
serapan Larutan uji dan Larutan baku; Au8 dan Ass
Baku pembanding Prednisolon BPFI; lakukan pe- berturut-turut adalah serapan Blangko larutan uji dan
ngeringan dalam hampa udara pada suhu 105° se- Blangko larutan baku; AR adalah serapan Blangko
!ama 3 jam sebelum digunakan. pereaksi.

ldentifikasi Uapkan hingga kering Jebih kurang 5 ml Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau dalam
Lanttan uji yang diperoleh dari Penetapan kadar. wadah tertutup ro.pat.
Tambahkan 2 ml sampai 3 ml asam perklorat P hangat,
hangatkan di atas tangas uap selama Jebih kurang
2 menit: terjadi warna merah darah. Tambahkan 5 ml PREDNISOLONI ACETAS
air: warna tidak berubah. Prednisolon Asetat
(si minimum <861 > Memenuhi syarat.
11 f], 17,21-Trihidrc>ksipregna-1,
Penetapan kadar 4-dicna-3,20-dion 21-asetat [52-21-1]
Pereaksi asam s~tlfat Buat campuran asam sit/fat P- C23 H 30 0 6 BM 402,49
etanol tlllltlak P-air (4:3:3).
Modifikasi fenilhidrazina-asam sulfat LP Larutkan Prednisolon Asetat mengandung tidak kurang dari
65 mgfenilhidrazina hidrok/orida P dalam 100 ml Pereaksi 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 23 H 3p 6, dinitung
asam sulfal. terhadap zat yang telah dikeringkan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Predni-
solon BPFI, larutkan dalam etanol mutlak P, encerkan Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih;
:secara kuantitatif dan bertahap dengan etanol nwtlak P tidak berbau. Melebur pada suhu 235° disertai per-
hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per mi. uraian.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim setara
dengan Jebih kurang 20 mg prednisolon, tambahkan Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut
25 ml etanol mutlak P. Hangatkan di atas tangas uap dalam aseton, dalam etanol dan dalam kloroform.
untuk mendispersikan zat, dinginkan hingga mem-
beku. Saring ke dalam labu tentukur 200-ml melalui Baku pembanding Prednisolon Asetat BPFI; lakukan
kertas saring yang sebelumnya telah dicuci dengan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
etanol mutlak P. Ulangi dua kali, mulai dari "tambahkan digunakan.
25 ml eta no/ mutlak P...... ". Encerkan dengan eta no/
mutlak P sampai tanda. (Ambil Jebih kurang 5 ml Identifikasi
larutan ini untuk Identifikasi). A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Prosed1tr Pipet 2 ml Larutan uji ke dalam masing- dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
masing dua labu Erlenmeyer 50 ml (sebagai Larutan uji menunjukkan mak:>imum hanya pada panjang &eiom-
dan Blangko larutan uji). Pipet 2 ml Larutan baku ke bang yang sama seperti pada Prednisolon Asetat BPFI.
dalam masing-masing dua labu Erlenmeyer 50 ml B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
(sebagai Lantlan baku dan Blangko Iarutan baku). Pipet 100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum
2 ml etanol mutlak P ke dalam labu Erlenmeyer 50 ml dan minimum hanya pada panjang gelombang yang
(sebagai Blangko pereaksi). Tambahkan 20,0 ml Pereaksi sam a seperti pad a Prednisolon Asetat BPFI; daya serap
asam sulfat ke dalam Blangko /arutan uji dan Blangko masing-masing dihitung terhadap zat yang telah di-
larutan balat. Tambahkan 20,0 ml Modifikasi fenilhidrazi- keringkan, pada panjang gelombang serapan maksi-
na-asam sulfat LP berturut-turut ke dalam Larutan uji, mum Jebih kurang 242 nm, berbeda tidak lebih dari
Larutan baku dan Blangko pereaksi. Panaskan semua 2,5%.
labu dalam tangas air pada suhu 60° selama lebih C. Pada lebih kurang 50 mg zat dalam tabung
kurang 45 menit, kemudian dinginkan dalam tangas reaksi tambahkan 2 ml etanol P dan 2 ml Jarutan asam
es. Saring masing-masing melalui penyaring kaca su{fat P (1 dalam 3,5), didihkan hati-hati selama lebih
masir yang berpori halus. Ukur serapan masing- kurang 1 menit: terjadi etil asetat yang berbau khas.
masing filtrat pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 410 nm, dengan etanol Rotasi jenis <1081> Antara +112° dan +119°, dihitung
mutlak P sebagai blangko. Hitung jumlah mg, terhadap zat yang telah dikeringkan; Jakukan pene-
C21 H 280 51 dalam krim dengan rumus: tapan menggunakan larutan dalam dioksan P yang
mengandung 100 mg per 10 mi.

200 c (-----. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;


lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
FIIV Monografi I Prednisoloni Acetatis Suspensio Guttae Ophthalmicae 695

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara mengandung pengawet antimikroba yang se'liiai.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Boleh mengandung dapar, stabilisator, bahan pen-
Kromatografi <931>. suspensi dan bahan pengental yang sesuai.
Fase gerak Buat <;ampuran n-b!ltil klorida P-n-butil Mengandung Prednisolon Asetat, C 23 H 30 0 6, tidak
klorida P jenuh air-tetrahidroj11ran P-metanol P-asam kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari
asetat glasial P (95:95:14:7:6). jumlah yang tertera pada etiket.
Larutan baku internal Timbang saksama betameta-
son larutkan dalam tetrahidrofuran P hingga kadar Baku pembanding Prednisolon Asetat BPFI; lakukan
lebih kurang 10 mg per ml. Encerkan larutan dengan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebclum
kloroform P jenuh air, hingga kadar lebih kurang 1 mg digunakan.
per ml.
Larufan baku Timbang saksama lebih kurang 5 mg Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
Prednisolon Asetat BPFI, masukkan dalam labu tentu- yang tertera pada Krom_q.tografi <931>.
kur 200-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal, Larutan uji Masukkan sejumlah volume suspensi,
bila perlu lakukan sonikasi. Encerkan dengan kloro- setara dengan lebih kurang 7,5 mg prednisolon asetat,
form P jenuh air sampai tanda, hingga kadar lebih ke dalam tabung reaksi, tambahkan 5 ml kloroform P
kurang 25 Jlg per ml. dan kocok, sentrifus.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 5 mg Larutan baku Timbang saksama sejumlah Predni-
prednisolon asetat masukkan dalam labu tentukur solon Asetat BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga
200-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal, bila kadar 1,5 mg per ml.
pcrlu lakukan sonikasi. Encerkan dengan kloroform P Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
jenuh air sampai tanda. 20 Jll Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan ko!om dijenuhkan dengan fase gerak kloroform P-aseton P (4:1)
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L3. Laju aliran iebih dan biarkan fase gerak merambat hingga lebih kurang
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terha- tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
dap Larutan baku. Rekam respons puncak seperti yang biarkan fase gerak menguap dan amati di bawah
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak cahaya ultraviolet: harga R1 bercak utama Lamtan uji
analit dan puncak baku internal tidak kurang dari 3,0 sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku.
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%. Sterilitas <71 > Memenuhi syarat.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 Jll) Larutan baku dan pH <1071> Antara 5,0 dan 6,0.
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromato-
gram dan ukur respons puncak utama. Waktu retensi Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
relatif betametason dan prednisolon asetat masing- Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
masing adalah lebih kurang 1,6 dan 1,0. Hitung jumlah Kromatografi <931>.
dalam mg, C 23H 300 61 dengan rum us: · Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (2:3),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan pe-
Ru nyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
0,2 c (-) tertera pada Kromatografi <931>. .
Rs Larutan baku Timbang saksama sejumlah Predni-
C adalah kadar Prednisolon Asetat BPFI dalam Jlg per solon Asetat BPFI, larutkan dalam carripuran asetoni-
ml Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah per- tril P - air (1:1) hingga kadar lebih kurang 0,1 mg
bandingan respons puncak dalam Larutan uji dan per mi.
Larutan baku. Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah pred-
nisolon, larutkan dalam campuran asetonitril P meta-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup no/ P (1:1) hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
baik. · Campur sejumlah volume sama larutan ini dengan
Larutan baku.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume se-
PREDNISOLONI ACETATIS SUS- diaan uji yang setara dengan lebih kurang 5 mg
PENSIO GUTTAE OPHTHALMICAE prednisolon asetat, masukkan ke dalam labu tentu-
Tetes Mata Suspensi Prednisolon Asetat kur 50-ml. Encerkan dengan campuran asetonitril P-air
(1:1) sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Tetes Mata Suspensi Prednisolon Asetat adalah pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
suspensi steril prednisolon asetat da.lam air, tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
696 Prednisonum I Monografi FIIV

berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih kurang 2 rnl dikeringkan pada suhu 105° selama 30 menit dan
per rnenit. Lakukan krornatografi terhadap Larutan didispersikan dalam kalium bromida P, rnenunjukkan
baku dan l.anttan kesesuaian sistem, rekarn respons puncak maksirnurn hanya pada panjang gelornbang yang
seperti yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolorn sarna seperti pada Prednison BPFI. Apabila terjadi
yang ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari perbedaan, larutkan zat uji dan Baku pembanding
7000 lernpeng teoritis, faktor ikutan puncak analit masing-rnasing dalarn metana/ P, uapkan larutan ter-
tidak lebih dari 2,0 dan resolusi, R, antara puncak sebut sarnpai kering dan ulangi pengujian rneng-
prednisolon dan prednisolon asetat tidak kurang dari gunakan sisa penguapan.
2,0. Waktu retensi relatif prednisolon dan prednisolon B. Larutkan leoih kurang 6 rng dalam 2 rnl asam
asetat, masing-rnasing adalah 0,5 dan 1,0. . su~fat P, biarkan selarna 5 rnenit: terjadi warna jingga.
Prosedur Suntikkan secara terpisah rnasing- Tuangkan larutan ke dalarn 10 ml air: terjadi pcru-
rnasing sejurnlah volume sarna (lebih kurang 10 j..ll) bahan warna mula-mula kuning kemudian perlahan-
Larutan baku dan Larutan uji ke dalarn krornatograf, lahan rnenjadi hijau kebiruan.
ukur respons puncak utarna . Hitung jumlah dalarn
rng, C 23 H 300 6 ,per rnl suspensi tetes rnata dengan Rotasi jenis <1081> Antara +167° dan +175°, dihitung
rum us: terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap-
an menggunakan larutan dalam dloksan P mengan-
C ru dung 50 mg per 10 mi.
50(-)(-)
1/ rs Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
C adalah kadar Predniso/on Asetat BPFI dalarn rng
per m!l.arutan baku; V adalah volume suspensi tetes Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan pene-
mat a yang digunakan dalarn rnl; r u dan r 5 berturut- tapan menggunakan 100 mg.
turut adalah respons puncak l.arutan uji dan l.arutan
baku. Cernaran umum <481>
l.arutan uji Gunakan pelarut mctar.ol P.
Wadah dan penyirnpanan Dalarn wadah tertutup l.arutan baku Gunakan pelarut metana/ P.
rapat. Fase gerak Buat carnpuran toluena P-aseton P-metil
etil ketotz P-asam format P 50% (55:20:20:5) dalarn bejana
yang tidak dijenuhkan.
PREDNISONUM Perzampakan bcrcak Gunakan teknik penarnpakan
Prednison bercak nomor 5.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan car,


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kramatografi <931>.
Fase gerak Buat carnpuran air-tetrahidrofuran P bebas
peroksida-mefanol P (688:250:62), saring.
1i,21-Dihid roksipregna-1 ,4-diena-3 ,11 ,20-trion [53-03-2) l.arutan baku internal Tirnbang saksama sejumlah
C 21 H 2P 5 BM 358,43 asetanilida, larutkan dalam larutan metanol P (1 dalam
2) hingga kadar lebih kurang 110 Jlg per mi.
Prednison rnengandung tidak kurang dari 97,0% dan l.arutan baku Tirnbang saksarna sejurnlah Predni-
tidak lcbih dari 102,0% C 21 H 260 5, dihitung terhadap son BPFI, larutkan dalam larutan metanol P (1 dalam 2)
zat yang telah dikeringkan. hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Pipet 5 ml
larutan ini dan 5 ml l.arutan baku internal ke dalam
Pemerian Serbuk hablur putih atau praktis putih, gelas tentukur 50-ml. Tambahkan larutan metanol P
tidak berbau; rnelebur pada suhu 230° disertai (1 dalam 2) sampai tanda, hingga kadar Prednison BPFI
peruraian. lebih kurang 20 llg per mi. Larutan dibuat segar.
l.arutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
Kelarutan Sangat sukar larut dalarn air; sukar larut lakukan seperti pada l.arutan baku, rnulai dari "larut-
dalam etanol, dalarn kloroform, dalam dioksan dan kan dalam larutan meta no/ P (1 dalam 2) ....... ".
dalam metana!. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Baku pembanding"Prednison BPFI; lakukan pengering- tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
an pada suhu 105° 5elama 3 jam sebelum digunakan. 4 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran 1 ml
per menit. Lakukan krornatografi terhadap Larutan
Identifikasi baku, rekam respons puncak seperti yang tertera pada
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Prosedur: waktu retensi prednison dan asetanilida
FI IV Mnnografi I Prednisoni Compressi 697

berturut-turut lebih kurang 8 menit dan 6 menit, larutan baku Prednison BPFI dalam media yang sama
simpangan baku relatif pada 5 kali penyuntikan ulang pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
tidak lebih dari 2,0% dan resolusi, R, antara puneak kurang 242 run. Untuk melarutkan prednison sebelum
prednison dan baku internal tidak kurang dari 3. Atur dieneerkan dengan air boleh digunakan etanol tidak
parameter pereobaan sehingga puncak yang diperoleh lebih dari S% dari volume total larutan baku.
dari LaTlttan baku lebih kurang setengah skala penuh. Toleransi Dalam waktu 30 rnenit harus larut tidak
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah kurang dari 80% (Q) C 21 H 260 5, dari jurnlah yang tertera
volume sama (lebih kurang 10 )ll) Larutan baku dan pada etiket.
Larztlali 1"ji ke dalam kromatograf, rekam respons
puncak pada waktu retensi yang setara. Hitung jumlah Keseragaman sediaan <911> Mernenuhi syarat.
da!Jm mg, C 21 H 260 5 , dengan rumus Prosedur keseragaman kandungan
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku dan
R.ll Slstem kromatagrafi Lakukan seperti yang tertera pada
2,5 c (-) Penetapan kadar dalam Prednisan.
R, Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentu-
kur dengan volume tertentu yang jika isinya diencer-
C ad;llah Ladar Prednlsan BPFI dalam Jlg per ml kan sampai tanda, rnemberikan kadar prednison lebih
Larulan baku; Ru dan R. 0 berturut-turut adalah perban- kurang 0,2 rng per ml. Tarnbahkan S ml air, goyang,
dingan respons puneak prednison dan b;oku internal sonikasi selarna 1 rnenit, tarnbahkan metana/ P hingga
dalam Lam/an uji dan Larutan baku. setengah volume labu tentukur dan sonikasi selama
1 menit. Eneerkan dengan air sarnpai tanda. Pipet S ml
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup larutan ini ke dalam 1<-.bu tentukur SO-ml, tambah-
baik. kan S,O rnl Larutan baku internal, tarnbahkan !arutan
metana/ P (1 dalam 2) sampai tanda. Saring melalui
penyaring dengan porositas S f.lrn, buang 20 ml filtrat
PREDNISONI COMPRESS! pertama.
Tablet Prednison Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
Prasedur pada Penetapan-kadar dalam Prednison. Hitung
jumlah dalarn mg, C 21 H 26 0 5 , dalam tablet yang
Tablf't Predniscn mengandung Prednison, C 2 :H 26 0 5, digunakan dengan rurnus:
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
dari jumlah yang tertera pada etiket.

Baku pembanding Prednison BPFI; lakukan pengering-


an pada suhu 10S selama 3 jam sebelum digunakan.
0

D adalah faktor pengeneeran untuk Larutan uji; C


ldentifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet yang adalah kadar Prednison BPFI dalarn f.lg per ml Larutan
setara dengan lebih kurang 10 mg prednison ke dalam baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perbandingan
gelas pi ala SO ml, tambahkan 10 ml air, eampur hingga respons puneak prednison dan baku internal dari
terbentuk massa bubur, masukkan ke dalam kolom Larutan uji dan Larutan baku.
3 em x 13 em berisi tanah diatome dan biarkan selama
10 menit. Eluasi kolom dengan 60 ml eter P yang telah Penetapan kadar
dicuci dengan air, uapkan eluat di atas tangas uap Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku dan
hingga kering. Keringkan residu pada suhu 10S 0 Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
selama 30 menit: hablur yang diperoleh memberikan Penetapan kadar dalam Prednison.
reaksi ldentifikasi A dan B seperti yang tertera pada Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Prednison. dari 20 tablet. Timbang saksama sejurnlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 20 rng prednison,
Disolusi <1231> masukkan ke dalarn labu tentukur 100-ml. Tambahkan
Media disolusi: Gunakan SOO ml air untuk tablet S ml air, sonikasi selama 1 menit, tarnbahkan SO ml
yang mengandung 10 mg atau kurang; dan 900 ml air metanol P dan sonikasi selama 1 menit. Encerkan
untuk tablet yang mengandung lebih dari 10 mg dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini dan
prednison. 5 ml Larutan baku internal ke dalarn labu tentukur
A/at tipe 2: SO rpm. 50-ml, tarnbahkan larutan metanol P (1 dalam 2) sarnpai
Waktu: 30 menit. tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C21 H 260 5 yang 5 f.1rn, huang 20 ml filtrat pertama.
terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan uji, Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
yang teljih disaring dan jika perlu diencerkan Prosedur pada Penetapan kadar dalam Prednison. Hitung
dengan Media disolusi, bandingkan dengan serapan jurnlah dalam mg C 21 H 260~, dalarn tablet yang
698 Primaquini Phosphas I Monografi FIIV

digunakan dengan rumus: 700 mg, masukkan ke dalam gelas piala, dan larutkan
dalam lebih kurang 75 ml air. Tambahkan 10 ml asam
Ru klorida P. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada
c (-) Titrasi Nitrimetri <701>, mulai dari "dinginkan hingga
Rs suhu lebih kurang 15°..... ".

C adalah kadar Prednison BPFI dalam J.lg per ml 1 ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan
Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah 45,53 mg C11f21 Np.2H3P0 4
perbandingan respons puncak prednisor. dan baku
internal dari Larutan uji dan Larutan baku. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, tidak tembus cahaya.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik.
PRIMAQUINI PHOSPHATIS
COMPRESS I
PRIMAQUINI PHOSPHAS Tablet Primakuin Fosfat
Primakuin Fosfat
CH(CH,)-CH 2 CH2CH2 NH, Tablet Primakuin Fosfat mengandung Primakuin
,..
I
Fosfat, C 15 H 21 N 30.2H 3 P04, tidak kurang dari 93,0%
dan tidak l~bih dari 107,0% dari jumlah yang tertera
CH,OOO
pada etiket.

s~[ ( 4-Amino-1-metilbutil)amino]-6-metoksi- Baku pembanding Primakuin Fosfat BPFI; lakukan


kuinolina fosfat (1:2) (63-45-6] pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
C 15H 21 Np.2H 3 PO 4 BM 455,34 digunakan.

Primakuin Fosfat mengandung tidak kurang dari ldentifikasi Timbang sejumlah serbuk tablet setara
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 15H 21 N 30.2H3P04, dengan lebih kurang 25 mg primakuin fosfat, rendam
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. dengan 10 ml air selama 15 menit, dan saring.
A. Encerkan 0,1 ml filtrat dengan 1 ml air, tam-
Pemerian Serbuk hablur, merah jingga; tidak berbau; bahkan 1 tetes emas(lll) klorida LP: segera terjadi wama
rasa pahit. biru lembayung.
B. Pada sisa filtrat tambahkan 5 ml trinitrofenol LP:
Kelarutan Larut dalam air; praktis tidak larut dalam terbentuk endapan kuning. Cuci endapan dengan air
kloroform dan dalam eter. dingin, keringkan pada suhu 105° selama 2 jam: jarak
lebur pikrat antara 208° dan 215a [Perluztian Pikrat dapat
Baku pembanding Primakuin Fosfat BPFI; lakukan meledak.]
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
digunakan. Disolusi <1231>
Mtdill disolusi: 900 ml cairan lambung buatan LP.
ldentifikasi Alat tipe 2: 100 rpm.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Waktu: 60 menit.
dikeringkan dan didispersikan dalam lcaUum bromidlz P l.arutan natrium 1-pentanasulfonat Larutkan lebih
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- kurang 961 mg natrium-1-pentanasuifonat P dan 1 ml
bang yang sama seperti pada Primakuin Fosfat BPFI. llsam asdat glasilll P ke dalam 400 ml air.
B. Sisa pemijaran menunjuklcan reaksi pirofosfat Fase guak Buat campuran metanol P-Larutan natri-
seperti yang tertera pada Fosfat dalam Uji Idmtifilalsi" um-1-pentanasulfonat (60:40), saring dan awaudara-
Umum <291>. kan, jika perlu lakukan penyesuaian menurut Ke-
sesuaian sistem· seperti yang tertera pad a Kromato-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; grafi <931>.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. . Sisttm kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Cemaran senyawa.,organik mudah menguap <471> tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Metode I Memenuhi syarat. Lakukan penetapan 3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
menggunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
dan Larutan baku dengan kadar dua kaU lArutan ujL terhadap lArutan baku dengan penyuntikan ulang dan
rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang dur: "simpangan baku relatif tidak lebih dari 3,0%.
FIIV Monograft I Probenecidum '699

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Baku pembanding Probenesid BPFI; lakukan penge-
volume sama (lebih kurang 20 ill) Larutan uji dan ringan pada suhu 105° selama 4 jam sehelum
Lanttan baku Primakuin Fosfat BFFI yang diketahui digunakan.
kadarnya. Ukur respons puncak utama dan hitung
jumlah C 15 H 21 N 30.2H 3P0 4 yang terlarut. ldentifikasi
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak A·. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
kurang dari 75% (Q) C 15 H 21 N 3 0.2H 3 P0 1, dari jumlah dikeringkan dan didispersikan dalam kalilim bromida P,
yang tertera pada etiket. menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
hang yang sama seperti pada Probenesid BPFI.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. B. .Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
Prosedur keseragaman kandzmgan Masukkan 1 tablet 50.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan
yang sudah digerus halus ke dalam gelas piala, minimum pada panjang gelomhang yang sama seperti
tambahkan 5 ml asam klorida P dan lebih kurang 25 g es pada Probenesid BPFI; daya serap masing-masing
yang sudah dihancurkan, kemudian tambahkan air dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada
hingga volume akhir lebih kurang 50 mi. Lakukan panjang gelombang serapan maksimum lehih kurang
penetapan seperti yang tertera pada Titrasi Nitri- 2.48 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
metri <701 >, mulai dari "titrasi perlahan ....... "
menggunakan natrzztm nitrit 0,01 M LV yang dibuat Jarak lebur <1021> Antara suhu 198° dan 200°.
segar. Lakukan penetapan blangko.
Keasaman Pada 2,0 g tamhahkan 100 ml air, panaskan
1 ml natrium nitrit 0,01 M set!lra d~ngan di atas tangas uap selama 30 menit, dinginkan, saring
4,553 mg C 15 HnNp.2H 3 P0 4 dan encerkan dengan air hingga 100,0 mi. Pada 25,0 ml
larutan tambahkan 1 tetes indikator fenolftalein .LP
Penetapan kadar Timbang dan gerus halus tidak kemudian titrasi dengan natrium hidroksida 0,01 N LV
kurang dari 30 tablet. Timbang saksama sejumlah hingga warna merah muda: diperlukan tidak lehih
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 700 mg dari 0,50 mi.
primakuin fosfat, masukkan ke dalam gelas piala.
Tambahkan 50 ml air dan asam klorida P secukupnya Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
sehingga kelebihannya lebih kurang 5 ml, dan lanjut- lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
kan penetapan seperti yang tertera pada Titrasi Nitri-
nzetri <701>, mulai dari "dinginkan hingga suhu lebih Sis a pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
kurang 15° ...... ".
Selenium <391> Tidak lehih dari 30 hpj; lakukan
1 mlnatrium nitrit 0,1 M setara dengan penetapan menggunakan 100 mg zat yang dicampur
45,53 mg C15 H11 Np.2H 3P0 4 dengan 100 mg magnesium oksida P.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Logarr. berat <371> Metode III Tidak lehih dari 20 hpj.
baik, tidak tembus cahaya.
Cemaran secara kromatografi
Fase gerak, Lamtan uji dan Sistem kromatografi
PROBENECIDUM Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
Probenesid Prosed1tr Suntikkan lehih kurang 20 111 Larutan 11ji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram. Ukur
respons semua puncak. Hitung persentase dari tiap
puncak kecuali puncak pelarut dan puncak prohenesid
dengan rumus:
Asam p-(dipropilsulfamoil) benzoat [57-66-9)
C 13 H 19 N0 4S BM 285,36 r,
100 ( - )
Probenesid mengandung tidak kurang dari 98,0% dan TT
tidak lebih dari 101,0% C 13 H 19 N04S, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan. r 1 adalah respons masing-masing puncak; rT adalah
jumlah respons semua puncak kecuali puncak pelarut:
Pemerian Serbuk hablur halus, putih atau praktis cemaran masing-masing tidak lehih dari O,So/o dan
putih; praktis tidak berhau. cemaran total tidak lehih dari 2,0%.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
asam encer; larut dalam all<ali encer, dalam kloroform, Metode V Memenuhi syarat.
dalam etanol dan dalam aseton. Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
700 Probenecidi Compressi I Monografi Fl IV

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Identifikasi


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada A. Spektrum serapan ultraviolet larutan seperti
Kromatografi <931>. yang tertera pada Penetapan kadar menunjukkan
Larutan natrium fosfat monobasa Buat natrium maksimum dan minimum pada panjang gelombang
fosfat monobasa 0,05 M dalam larutan asam asetat gla- yang sama seperti pada Probenesid BPFI.
sial P (1 dalam 100) dan atur pH hingga 3,0 dengan B. Sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih
asam fosfat P. kurang 500 mg probenesid, gerus dengan etanol P dan
Fase gerak Buat campuran Larutan natrium fosfat saring. Uapkan filtrat hingga lebih kurang 20 ml,
monobasa - larutan asam asetat glasial P (1 dalam 100) dinginkan, asamkan dengan asam klorida P hingga
dalam asetonitril P (50:50), saring dan awaudarakan. bereaksi asam terhadap lakmus P, pisahkan hablur
Jika perlu iakukan penyesuaian menurut Kesesuaian dengan penyaringan dan hablurkan kembali dengan
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. etanol encer P: hablur yang diperoleh, melebur antara
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Probene- 196° dan 200° yang ditetapkan dengan Metode III
sid BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih seperti yang tertera pada Penetapan farak Lebur atau
kurang 0,50 mg per ml. Suhu Lebur <1021>, dan menunjukkan reaksi ldentifi-
Larutan 11ji Timbang saksama lebih kurang 50 mg. kasi A seperti yang tertera pada Prob'!nesid.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Disolusi <1231>
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera .Media disolusi: 900 ml cairan us11s buatan LP, tanpa
pad a Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja pankreatin, pH 7,5 ± 0,1.
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nrn dan kolom A/at tipe 2: 50 rpm.
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Lll. Laju aliran Wakt11: 30 menit.
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi Prosedur Lakukan penetapan jumlah probenesid
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih uji (jika perlu encerkan dengan natrium hidroksi-
dari 2,3; efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak da 0,1 N) dan bandingkan dengan sera pan Lar11tan· baku
analit tidak kurang dari 3900 lempeng teoritis dan dalam media yang sama, pada panjang gelombang
simpangan baku relatif tidak lebih dari 1,5%. serapan maksimum lebih kurang 244 run.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
volume sama (lebih kurang 20 J•.Ll) Larutan bakti dan kurang dari 80% (Q) C 13H 19N0 4S, dari jumlah yang
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons puncak tertera pada etiket.
utama. Hitung jumlah dalam mg, C 13 H 19N04S, dengan
rum us: Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

'u Penetapan kadar


100 c (-) Larutan baku Timbang saksama sejumlah Probcne-
rs sid BPFI, larutkan dalam kloroform P dan encerkan
secara bertahap dengan kloroform P hingga kadar 20 J.lg
per ml.
C adalah kadar Probenesid BPFI dalam mg per ml
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Larutan baku; ru dan r5 b~rturut-turut adalah respons
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
puncak Larutan 11ji dan Larutan baku.
tablet setara dengan lebih kurang 100 mg probenesid,
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Tambahkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup kloroform P sampai tanda. Saring, huang 20 ml sampai
baik. 25 ml filtrat pertama dan pipet 5 ml filtrat ke dalam
corong pisah 125 ml yang berisi 10 ml kloroform P.
Ekstraksi lapisan kloroform empat kali, tiap kali
dengan 15 mllarutan natrium karbonat P (1 dalam 100).
PROBENECID! COMPRESS! Asamkan kumpulan ekstrak dengan asam klorida 5 N
Tablet Probenesid dan ekstraksi empat kali, tiap kali dengan 20 ml
kloroform P. Saring masing-masing ekstrak melalui
kapas ke dalam labu tentukur 100-ml. Bilas kapas
Tahlet Probenesid mengandung Probenesid, dengan 10 ml kloroform P, tambahkan kloroform P
C 13H 19N04S, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih sampai tanda.
dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etikel Prostdur Ukur serapan l.Arutan uji dan I.Arutan
baku pada panjang gelombang serapan maksimum
Baku pembanding Probenesid BPFI; lakukan penge- lebih kurang 257 nm menggunakan kloroform P seba-
ringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum di- gai blangko. Hitung jumlah dalam mg, C 13H 19No.s,
gunakan. dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
FIIV Monografi I Procainamidi Hydrochloridum 701

Prosedur Lakukan penetapan menurut Prost_~r


seperti yang tertera pada Cemaran Umum <481>. Harga
JY bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai
dengan LArutan baku.
C adalah kadar Probenesid BPFI dalam ~g per ml
Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah serapan Jarak lebur <1021> Metode I Antara 165° dan 169°.
Larutan uji dan Larutan baku.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%;
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
baik.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

PROCAINAMIDI HYDROCHLORIDUM Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Prokainamida Hidroklorida
Asam p-aminobenzoat bebas Tidak lebih dari 0,1 %;
lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
LArutan uji Timbang saksama 1000 mg, masukkan
ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan metanol P
p-Amino-N-[2-(dietilamino) etil] sampai tanda.
benzamida monohidroklorida (614-39-1] Larutan baku Timbang saksama sejumlah asam
C 13H 21 Np.HCI BM 271,79 p-aminobenzoat, larutkan dalam metanol P hingga
kadar 0,24 mg per mi.
Prokainamida Hidroklorida mengandung tidak Prosedur Totolkan ~ecara terpisah masing-masing
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% 6 111 Larutan uji dan 1 ~I Lanllan baku pada lempeng
C 13 H 21 N 30.HCI, dihitung terhadap zat yang telah kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
dikeringkan. lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi
fase gerak butil eter P-heksana P-asam asetat glasial P
Pemerian Serbuk hablur, putih hingga kuning coklat; (80:16:4), biarkan fase gerak merambat hingga tiga per
tidak berbau; pH larutan (1 dalam 10) antara 5,0 dan empat panjang lempeng. Angkat lempeng, biarkan
6,5. kering di udara, amati lempeng di bawah cahaya
ultraviolet 254 nm. Ukuran a tau intensitas bercak yang
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam diperoleh dari Larutan uji pada harga R1 yang sama
etanol; agak sukar larut dalam kloroform; sangat sukar tidak melebihi ukuran atau intensitas bercak utama
larut dalam benzena dan dalam eter. dari LArutan baku.

Baku pembanding Prokainamida Hidroklorida BPFI; Cemaran umum <481>


lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
sebelum digunakan. Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.
Penjerap Gunakan Silika gel P untuk kromatografi.
Identifikasi Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-amoni-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah um hidroksida P (70:30:0,7).
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- bercak nomor 1 dengan penampak bercak larutan
bang yang sama seperti pada Prokainamida Hidroklori- fluoreskamina P dalam aseton P (1 dalam 2000}, dan
da BPFI. amati di bawah cahaya ultraviolet 366 nm.
B. Lakukan identifikasi menurut Prosedur seperti
yang tertera pada Cemaran Umum <481>. Harga R1 Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuat Metode I Memenuhi syarat.
dengan yang diperoleh dari LArutan baku.
Larutan baku Gunakan Larutan baku Prokainamida Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Hidroklorida BPFI 0,2 mg per ml; buat seperti yang Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
tertera pada Cemaran Umum <481>. Kromatografi <931>.
Larutan uji Encerkan Larutan uji seperti yang tertera Fase gerak Buat campuran a(r-metanol P-trietilami-
pada Cemaran Umum <481> dengan metanol P hingga na P (140:60:1), atur pH 7,5 ± 0,1 dengan asam fosfat P,
kadar prokainamida hidroklorida lebih kurang 0,2 mg saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penye-
per mi. suaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera
Penjerap, Fase gerak dan Penampakan bercak Buat pada Kromatografi <931>.
seperti tertera pada Cemaran Umum <481>. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Prokaina-
702 Procaini Hydrochloridum I Monografi FIIV

mida Hidroklorida BPFI. larutkan dalam Fase gerak Prokain Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
hingga diperoleh larutan baku persediaan dengan 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 13 H 20 N 20 2 .HCI,
kadar lebih kurang 0,5 mg per mi. Encerkan larutan dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
baku persediaan ini dengan Fa;e gerak hingga kadar
lebih kurang 0,05 mg per mi. Pemerian Hablur kecil, putih atau serbuk hablur
Larutan reso/usi Larutkan sejumlah asam p-amino- putih; tidak berbau. Menunjukkan sifat anestetika
benzoat P dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang lokal jika diletakkan di atas lidah.
0,1 mg per mi. Pipet 10 mllarutan ini ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml larutan baku Kelarutan Mudah larut dalam air; !arut dalam etanol;
persediaan yang digunakan untuk membuat Lamtan sukar Iarut dalam kloroform; praktis tidak larut dalam
baku, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. eter.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan Baku pembanding Prokain Hidroklorida BPFI; lakukan
dan encerkan dengan Fast• gerak sampai tanda. Pipet pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
10 mllarutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml yang digunakan.
kedua, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera ldentifikasi
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromidn P,
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1 dengan me~ur.jukkan maksimum hanya pada panjang
ukuran partikel 10 J..Lm. Laju aliran 1 ml per menit. gelombang yang sama seperti pada Prokain Hidro-
Lakukan kromatografi terhadap Lr.rutan resolusi, klorida BPFI.
rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose- B. Larutkan 10 mg dalam 1 ml air, tambahkan
dur: resolusi, R, antara puncak asam p-aminobenzoat masing-masing 1 tetes asam klorida P dan larutan natri-
dan prokainamida tidak kurang dari 2,0. Waktu reten- um nitrit P (1 dalam 10), kemudian tambahkan 1 ml
si relatif asam p-aminobenzoat dan prokainamida larutan yang dibuat dengan melarutkan 200 mg
berturut-turut adalah lebih kurang 0,5 dan 1,0. Laku- 2-nafto/ P dalam 10 ml larutan natrium hidroksida P
kan kromatografi terhadap LaTJttan baku, rekam res- (1 dalam 10), dan kocok: terbentuk endapan merah
pons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: terang.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak C. Menunjukkan reaksi Klorida seperti yang ter-
lebih dari 2,0%. tera pada Uji ldentifikasi Umwrr <291>.
Prosedrtr Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 J.Ll) LaTJttan baku dan Jarak lebur <1021> Antara 153° dan 158°.
· Lnrutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Keasaman Pada larutan 1,0 g dalam 25 ml air, tam-
C 13 H 21 N 30.HCI, dengan rumus: bahkan 1 tetes merah metil LP dan titrasi dengan uatri-
um hidroksida 0,020 N: tidak lebih dari 0,50 ml yang
'u diperlukan untuk penetralan.
1000C ( - )
's Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam.
C adalah kadar Prokainamida Hidroklorida BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%.
respons·ptmcak Larutan uji dan Larutan baku.
Logam berat <371> Tidak lebih 20 hpj.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat. Kemurnian kromatografi Cemaran tidak lebih dari
1,0%. .
Pelarut Buat campuran metanol P-trikloroetana P
(7:3).
PROCAINI HYDROCHLORIDUM lArutan baku Timbang saksama sejumlah Prokllin
Prokain Hidroklorida Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Peklrut hingga kadar
1,6 mg per ml.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
lArutan baku dalam Pelarut hingga kadar 0,4 mg;
0,32 mg; 0,16 mg dan 0,08 mg per mi.
2-(Dietiklmino) etil p-aminobenzoat lAnttan Jlji Timbang saksama lebih kurang 1,6 g,
monohidrokorida [51-05-8] masukkan ke dalam wadah tertutup rapat, tambahkan
C 13 ~NPrHCl BM 272,77 20 ml Peklrut, tutup wadah dan sonikasi selama 2 me-
FIIV Monografi I Procaini Penicillinum G Sterile I Monografi 703

nit, dan gunakan larutan ini sebagai LArutan uji. tal, sangat halus; tidak berbau atau praktis tidak
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti berbau; relatif stabil dalam udara. Larutannya
yang tertera pada Jf.romatografi <931>. Totolkan secara memutar bidang polarisasi ke kanan. Cepat tidak
terpisah masing-masing 10 J.Ll LArutan uji dan Enceran diaktifkan oleh asam, oleh alkali hidroksida dan oleh
larutan baku pada jarak yang sama, pada lempeng zat oksidator.
kromatografi silika gel setebal 0,25 mm yang terlebih
dahulu dicuci dengan metanol P kemudian dikering- Kelarutan .Sukar larut dalam air; larut dalam etano.l
kan. Siapkan bejana kromatografi dengan tempat dan dalam kloroform.
cairan ganda. lsi tempat pertama dengan amonium
hidroksida P, biarkan jenuh selama 1 jam. Masukkan Baku pembanding Kalium Penisilin G BPFI; tidak
lempeng ke dalam tern pat kedua yang berisi fase gerak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Prokain Hidra-
metilena klorida P-metanol P (95:6), biarkan fase gerak klorida BPFI; lakukan pengeringan di atas silika gel P
merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. selama 18 jam sebelum digunakan. Endotoksin BPFI.
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap dan
amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
Bandingkan intensitas setiap bercak lain kecuali bercak yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
utama dalam kromatogram LArutan uji dengan bercak terpisah masing-masing 100 J~-1 larutan dalam pelarut
utama dalam kromatogram Enceran larutan baku: tidak campuran aseton P-asam sitrat 0,1 M-natrium sitrat
ada bercak lain kecuali bereak utama yang lebih 0,1 M (2:1:1) yang mengandung (1) zat uji 12.000 unit
intensif dari bercak utama Enceran larutan baku dengan Penisilin G per mi, (2) Kalium Penisilin G BPFl setara
kadar 0,4 mg per ml (0,5%) dan jumlah intensitas dengan 12.000 unit Penisilin G FI per ml dan (3).Pro-
semua bercak lain kecuali bercak utama Larutan ttji kain Hidroklorida BPFI dengan kadar lebih kurang 5 mg
tidak lebih dari 1,0%. per ml pada jarak yang sama, 2,5 em dari tepi lempeng
kromatografi campuran silika gel setebal 0,25 mm.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
500 mg, masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan yang telah dijenuhkan dengan fase gerak toluena P-
100 ml air dingin, 5 ml asam klorida P dan 100 mg dioksan P-asam asetat glasial P (90:25:4) hingga fase
kalium bromida P, aduk sampai larut. Lakukan titrasi gerak merambat tiga per empat tinggi lempeng.
seperti yang tertera pada Titrasi Nitrimetri <701>, Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap dan
dimulai dengan '"dinginkan hingga lebih kurang amati di bawah cahaya ultraviolet pada gelombang
15° ....... Lakukan penetapan blangko. 254 nm dan 366 nm, tandai bercak. Semprot lempeng
dengan kanji LP kemudian dengan iodum LP (1 dalam
1 ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan 10). Penisilin G terlihat sebagai bercak putih dengan
27,28 mg C1jf2,/'Jz02.HCI latar belakang ungu: harga R,bercak utama Penisilin G
yang ciiperoleh dari larutan (1) sesuai dengan yang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup diperoleh dari larutan (2). Semprot bercak yang terli-
baik. hat di bawah cahaya ultraviolet dengan p-dimetil4mino-
benzaldehida P dalam larutan metanol P (1 dalam 20).
Prokain tampak sebagai bercak kuning terang: harga
PROCAINI PENICILLINUM G STERILE R1 bercak utama prokain yang diperoleh dari larut-
Prokain Penisilin G Steril an (1) sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (3).

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,01 unit


Endotoksin FI per 100 unit Penisilin G Fl.
Asam (25 ,SR,6 R)-3 ,3-dimetil-7-okso-6-(2 -fmilasetam ido )-
4-tia-l-azabisiklo[3.2.0)heptana-2-karboksilat bersenyawa Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dengan 2-(dietilamino)etil 4-aminobenzoat (1:1) dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan membran,
monohidrat [6130-64-9] kecuali rr.enggunakan Cairan A yang mengandung
Ct6HiaNz04S.CtJH2oNPz-HzO BM 588,72 penisilinase P steril secukupnya untuk menginaktifkan
Anhidrat [54-35-3] BM570,70 Penisilin G dan goyang bejana sampai homogen,
kemudian saring.
Prokain Penisilin G Steril adalah Prokain Penisilin G
yang sesuai untuk penggunaan parenteral. Potensi pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan
tidak kurang dari 900 unit dan tidak lebih dari 1050 menggunakan larutan jenuh yang mengandung lebih
unit Penisilin G FI per mg. kurang 300 mg per ml.

Pemerian Hablur putih atau serbuk putih mikrokris- Air <1031> Metode I Antara 2,8% dan 4,2%.
704 Progesteronum I Monografi FIIV

Kandungan penisilin G dan prokain Lakukan pene-


tapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seper-
ti yang tertera pada Kromatografi <931>. 236,31 50 C ru
Fase gerak Larutkan 14 g kalium fosfat monobasa P ( )(--)(-)
dan 6,5 g larutan tetrabutilamonium hidroksida P (4 da- 272,77 W11 r5
lam 10) dalam lebih kurang 700 ml air, atur hingga
pH 7,0 dengan penambahan kalium hidroksida lN, 236,31 dan 272,77 berturut-turut adalah bobot molekul
encerkan dengan air hingga 1000 mi. Campur 500 ml prokain dan prokain hidroklorida; C adalah kadar
Iarutan dengan 250 ml asetonitril P dan 250 ml air. Prokain Hidroklorida BPFI dalam rng per ml Larutan
Atur pH hingga 7,5 ± 0,05 dengan penambahan kalium baku; W u adalah jurnlah dalam rng prokain penisilin G
hidroksida 1 N, a tau Ia rut an asam fosfat P (1 dalam 10), steril yang digunakan; r u dan r5 berturut-turut adalah
saring menggunakan penyaring membran porositas respons puncak prokain dari Larutan uji dan Larutan
5 J..lm atau lebih halus dan awaudarakan. Jika perlu baku: antara 37,5% dan 43,0%.
lakukan penyesuaian menu rut Kesesuaian sistem seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalium Larutan baku Gunakan Kalium Penisilin G BPFI,
Penisilin G BPFI dan Prokain Hidroklorida BPFI, larutkan buat seperti yang tertera pada Larutan baku dalam
dalam Fase gerak hingga kadar berturut-turut lebih Penetapan IG1dar Antibiotik secara lodometri <521>.
kurang 0,8 mg per ml dan 0,54 mg per mi. Larutan uji Buat seperti yang tertera pada Penetap-
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 70 mg, an Kadar Antibiotik secara Iodometri <521>. Lakukan
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan penetapan menggunakan lebih kurang 100 rng yang
30 ml Fase gerak, sonikasi hingga Iarut, encerkan ditimbang saksama, larutkan dalarn 2,0 ml metanol P,
dengan Fase gerak sampai tanda. dan encerkan secara kuantitatif dengan Dapar nomor 1
Larutan resolusi Buat larutan Kalium Penisilin V hingga kadar lebih kurang 2000 unit Penisilin G Fl
dalam Fase gerak, hingga kadar 2,4 mg per mi. Campur per mi.
1 bagian volume larutan ini dengan 3 bagian volume Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Pene-
Larutan baku. tapan KadarAntibiotik secara Iodometri <521>. Hitung
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera potensi dalam unit penisilin G Fl per rnl dari prokain
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja penisilin G yang digunakan dengan rum us:
tinggi dilengkapi dengan detel<tor 235 nm dan kolom
B -I
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll dengan ukuran
F(--)
partikel 10 !liD- Laju aliran lebih kurang 1 ml per
2D
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose- D adalah kadar dalam mg per rnl Larutan uji ber-
.. dur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 3,0%. Lakukan kromatografi terhadap
dasarkan bobot Prolr.ain Penisilin G yang digunakan
dan pengencerannya.
Larutan resolusi (lebih kurang 10 Ill), rekam respons
puncak seperti yang tertera pad a Prosedur: resolusi, R, Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Padat-
antara puncak penisilin G dan penisilin V tidak kurang an Steril seperti yang tertera pada Injectiones.
dari 2,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 J..ll) Larutan baku dan PROGESTERONUM
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons Progesteron
puncak utama. Waktu retensi relatif prokain dan
penisilin G berturut-turut Iebih kurang 1,0 dan 2,2.
Hitung persentase penisilin G, C 16H 18N 20 4S, dalam
sediaan yang digunakan dengan rum us:

Gs 'u
soc(-)(-)
Wu 's Pregn-kna-3,20-dion (57-83-0]
~tH3002 BM314,47
C adalah kadar Kalium. Penisilin G BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; G5 adalah kandungan penisilin G Progesteron mengandung tidak lairang dari 97,()% dan
dalam persen pada Kalium Penisilin G BPFI; W u adalah tidak lebih dari 103,0% <;1 ~02, dihitung terhadap
jumlah dalam mg prokain penisilin G yang digunakan; zat yang telah dikeringkan.
r u dan r 5 .berturut-turut adalah respons puncak
penisilin G dari Larutan uji dan Larutan baku: antara Pemerian Serbuk hablur. putih atau putih krem; tidak
51,0% dan 59,6% dari C 16H 18 N 20 4S. Hitung persentase berbau; stabil di udara.
FI IV Monografi I Promethazini Hydrochloridum 7os

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
etanol, dalam aseton dan dalam dioksan; sukar larut rekam tinggi puncak, seperti yang tertera pada
dalam minyak nabati. Prosedur: resolusi, R, antara puncak analit dan puncak
baku internal tidak kurang dari 3,5 dan simpangan
Baku pembanding "Progesteron BPFI; lakukan pe- baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
ngeringan dalam hampa udara di atas silika gel P 1,5%.
selama 4 jam sebelum digunakan. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sam'!- (lebih kurang 5 :.rlJ Larutan baku dan
ldentifikasi Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah puncak utama. Waktu retensi relatif progesteron dan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, metil testosteron ma;ing-masing adalah lebih kurang
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- 2,0 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg, C 21 H 30 0 2,
lombang yang sama seperti pada Progesteron BPFI. dengan rumus:
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Ru
100.000) dalam metanol P menunj1.1kkan maksimum we <--J
dan minimum pada par.jang gelombang yang sama Rs
seperti pada Progesteron BPFI.
C adalah kadar Progesteron BPFI dalam mg per ml
Jarak lebur <1021> Antara 126° dan 131°. Dapat juga Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah per-
dalam bentuk modifikasi polimorfik, dengan suhu bandingan respons puncak Larutan uji dan Lanttan baku.
lebur lebih kurang 121°.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Rotasi jenis <1081> Antara +175° dan +183°, dihitung rapat, tidak tembus cahaya. ·
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pe-
netapan menggunakan larutan dalam dioksan P yang
mengandung 200 mg per 10 ml. PROMETHAZINI HYDROCHLORIDUM
Prometazin Hidroklorida
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Iakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika Cf11CH101,1Nt01 1 "
gel P selama 4 jam.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi azir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
or::o
10-[2-( Dimet ilamino )propillfenotiazina
• HCI

Kromatografi <931>. monohidroklorida [58-33-3]


Fase gerak Buat campuran air-isopropil alkohol P C 1 ~N:r;.Hci BM320,88
(72:28), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang Prometazin Hidroklorida mengandung tidak kurang
tertera pada Kromatografi <931>. dari 97,0% dan tidak lebih dari 101,5% C 17H 20 N2S.HCI,
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 66 mg dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
metiltestosteron, masukkan ke dalam labu tentu-
kur 10-ml, tambahkan larutan etanol P (85 dalam 100) Pemerian Serbuk hablur, putih sampai kuning lemah;
sampai tanda. praktis tidak berbau; jika dibiarkan lama di udara
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Proges- berwama biru.
teron BPFI, larutkan dalam larutan etanol P (85 dalam
. 100) hingga kadar lebih kurang 2,5 mg per mi. Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol
Masukkan 4,0 mllarutan ini ke dalam labu tentu- mutlak panas dan dalam kloroform; praktis tidak
kur 10-ml, tambahkan 1,0 ml Larutan baku internal, ke- larut dalam eter, dalam aseton dan dalam etilasetat.
mudian larutan etanol P (85 dalam 100) sampai tanda
hingga kadar lebih kurang 1 mg Progesteron BPFI Baku pembanding Prometazin Hidroklorida BPFI;
per mi. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg sebelurn digunakan.
progesteron, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml,
tambahkan 1,0 ml Larutan baku internal, dan encerkan Kesempumaan dan kejemihan larutan Buat larutan
dengan larutan etanol P (85 dalam·1oo) sampai tanda. secara terpisah 1 bagian zat dalam 10 bagian air dan 1
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera bagian zat dalam 10 bagian kloroform P. Tiap larutan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja menunjukkan wama tidak lebih dari kuning muda
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom dan praktis jemih.
4 mm x 30 em berisi bahan pengisiLl dengan ukuran [Catatan Selama pengerjaan lindungi zat uji, Baku
partikel 10 J.Lm. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml per Pembanding dan larutan yang mengandung zat uji dan
706 Promethazini Hydrochloridi Injectio ( Monografi FIIV

Baku Pembanding, lakukan segera tanpa penundaan, pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
cahaya yang redup atau menggunakan kaca aktinik rendah.] rapat, tidak tembus eahaya.

Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah PROMETHAZINI HYDROCHLORIDI
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, INJECTIO
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- Injeksi Prometazin Hidroklorida
lombang yang sama seperti pada Prometazin Hidro-
klorida BPFI.
B. Menunjukkan reaksi Klorida seperti yang ter- lnjeksi Prometazin Hidroklorida adalah larutan steril
tera pada Uji Identifikasi Umum <2.91>. Prometazin Hidroklorida dalam Air untulc Injelcsi,
mengandung Prometazin Hidroklorida, C 17H 20 N 2S.
pH <1071> Antara 4,0 dan 5,0; lakukan penetapan HCI, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari
menggunakan larutan (1 dalam 20). 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5°/o; Baku pembanding Prometazin Hidroklorida BPFI; laku-
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. kan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebe-
lum digunakan.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. [Catalan Selama pengerjaan lindungi zat uji, Baku
fembanding dan larutan yang mengandung zat uji dan
Senyawa sejenis Baku Pembcnding, lakukan segera tanpc penundaan, di
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Promela· bawah cahaya redup atau menggunakan kaca aktinik
zin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metilena klorida P rendah.]
hingga kadar 10,0 mg per mi.
Enceran larutan baku Buat serangkaian pengencer- Identifikasi Tambahkan sejumlah volume injeksi se-
an secara kuantitatif Larutan baku dalam metilena tara dengan lebih kurang 50 mg prometazin hidro-
klorida P hingga kadar 0,2 mg; 0,1 mg; 0,05 mg dan klorida pada 20 ml larutan asam klorida P (1 dalam
0,025 mg per ml berturut-turut sesuai dengan cemaran 1000) dalam corong pisah. Cuci larutan ini dengan
2,0%, 1,0%, 0,5% dan 0,25%. 20 ml metilena klorida P, buang larutan peneucinya.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg, Tambahkan 2 ml natrium hidroksida 1 N dan 20 ml
larutkan dalam 10,0 ml metilena klorida P. meiilena klorida P, kocok selama 2 menit. Uapkan
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti ekstrak metilena klorida di atas tangas uap dengan
. yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara bantuan aliran gas nitrogen sampai ·kering. Larutkan
terpisah masing-masing 10 J.Li Larutan uji, Larutan baku residu dalam 4 ml karbon disulfida P, jika perlu saring
dan Encercm larutan bak:l pada jarak yang sama 2,5 em melalui kertas saring dan tentukan spektrum serapan
dari tepi bawah lempeng silika gel 20 em x 20 em inframerah seperti yang tertera pada Identijika£i Basa
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana Nitrogen Organik <261>, tentukan spektrum infra-
kromatografi yang tidak jenuh berisi fase gerak etil merah Prometazi"n Hidroklorida BPFI: injeksi memenuhi
asetat P-aseton P-etanol P-amonium hidroksida P persyaratan uji.
(90:45:2:1), biarkan merambat tidak kurang dari 10 em
di atas garis penotolan. Angkat lempeng, keringkan di pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5.
udara, amati di bawah eahaya ultraviolet pada pan-
jang gelombang 254 nm. Harga R1 bereak utama Larut- Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
an. uji sesuai dengan harga R1 bereak utama Larutan pada Injectiones.
baku. Lakukan estimasi kadar masing-masing bereak
lain pada Larutan uji dengan membandingkan ter- Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan eara
hadap bereak Enceran larutan balcu: jumlah eemaran Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
tidak lebih besar dari 2,0% dan tidak ada eemaran Kromatografi <931>.
tunggal yang lebih besar dari 1,0%. Fase gerak Larutkan 1 g natrium 1-pentanasulfonat P
dalam 500 ml air, tambahkan 500 ml asetonitril P dan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 5 ml asam asetat glasial P, saring dan aw~udarakan.
700 mg, larutka~ dalam eampuran 75 ml asam Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kuesuaian
asetat glasial P dan 10 ml raksa(Il) asetat LP. Tambah- sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
kan 1 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan asam Larutan baku Timbang saksama sejumlah Prome-
perklorat 0,1 N LV sampai titik akhir warna biru. tazin Hidrolclorida BPFI, larutkan dalam Fase gerak, jika
Lakukan penetapan blangko. perlu eneerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan
pelarut yang sama hingga kadar lebih kurang 0,1 mg
1 ml asam perlclorat 0,1 N setara dengan per ml. .
32,09 mg C1.,H2J'lzS.HO Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksl
FIIV Monografi I Promethazini Teodas 707

setara dengan lebih kurang 50 mg prometazin hidro- bau atau hampir tidak berbau.
klorida, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Masukkan Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam
10,0 mllarutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, 70 bagian etanol; larut dalam 2,5 bagian kloroform dan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. praktis tidak larut dalam eter.
Larutan kese~uaian sistem Larutkan sejumlah feno-
tiazin P dalam Larutan baku hingga kadar lebih Baku pembanding Prometazin BPFI; Isoprometa-
kurang 10 J.Lg per ml. zin BPFI.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatcgrafi <931>. Kromatograf cair kinerja Identifikasi
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom A. Kocok 150 mg zat dengan 2,5 ml air, tambah-
4,6 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll1. Laju aliran kan 1 ml amonia LP dan ekstraksi dengan 30 ml eter P.
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi Cud ekstrak eter dengan 10 ml air, keringkan dengan
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons natrium sulfat anhidrat P dan uapkan eter hingga
puncak sep~rti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, kering. Larutkan residu dalam 1 rol kloroform P. Spek-
antara puncak prometazin dan fenotiazin tidak trum serapan inframerah larutar. ini menunjukkan
kurang dari 3;0 d-an simpangan baku relatif pada maksimum hanya pada panjang gelombang yang
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. sama seperti pada Prometazin BPFI.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,0014%
volume sama (lebih kurang 30 J.1l) Larutan baku dan dalam etanol mutlak P yang mengandung 0,01% v /v
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons amonium hidroksida P, pada panjang gelombang 230 nm
puncak utama. Waktu retensi relatif prometazin dan sampai 350 nm, menunjukkan maksimum pada
fenotiazin berturut-turut adalah lebih kurang 1,0 dan 255 nm: serapan pada 255 nm lebih kurang 1,1.
1,6. Hitung jumlah dalam mg, C 17H 20N 2S.HCI, per ml C. Larutkan 5 mg dalam 2 ml asam sulfat P, biar-
injeksi yang digunakan dengan rumus: kan selama 5 menit: terjadi wama merah.
D. Kocok 400 mg dengan 10 ml air, tambahkan
C 'u 4 ml amonia LP, ekstraksi 2 kali, tiap kali dengan 30 ml
500 ( - ) ( - ) eter P dan tambahkan 4 ml asam klorida P ke dalam
V r5 lapisan air. Saring endapan putih, cud dengan air dan
keringkan pada suhu 105°. Larutkan 10 mg endapan
C adalah kadar Prometazin Hidroklorida BPFI dalam dalam 1 ml asam klorida P, tambahkan 100 mg kalium
mg per ml Larrdan baku; V adalah volume dalam ml, klorat P dan uapkan hingga kering: terjadi endapan
injeksi yang digunakan; r u dan r 5 berturut-turut adalah berwarna kemerahan dan berubah menjadi ungu
respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan dengan paparan uap amonia LP.
Larutan baku. E. Lebur 50 mg sisa pada uji D dengan 500 mg
natrium karbonat anhidrat P, didihkan dengan 5 ml air,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung- asamkan dengan asam nitrat P (terhadap kertas lak-
gal atau ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, terlindung mus) dan saring. Filtrat menunjukkan reaksi Klorida
dari cahaya. cara A seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi
Umum <291>.

PROMETHAZINI TEOCLAS Klorida Tidak lebih dari 350 hpj; lakukan penetapan
Prometazin Teoklat menggunakan 300 mg, kocok dengan 30 ml air selama
2 menit dan saring. 15 ml filtrat memenuhi syarat Uji
~Ha ·CHCH,· N(CH,l 1 Batas Klorida <361>, menggunakan 2 ml asam nitrat P

oc::© untuk mengganti 1 ml asam nitrat 2 N.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot
10-{2-(Dimetilamino)propil]fenotiazin 8- tetap, menggunakan lebih kurang 1 g.
kloroteofilina [17693-51-5]
C 1 ~N2S.~ClN4 02 BM499,0 Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Prometazin Teoklat mengandung tidak kurang Senyawa sejenis {Catalan Larutan harus dibuat segar.]
dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 17H 20N 25. Larutan -uji Tim bang saksama sejumlah zat uji,
C 7H 7ClN 40 2, dihitung terhadap zat yang telah larutkan dalam campuran metanol P-dietilamina P (95:5)
· dikeringkan. hingga kadar 2,0%.
Enceran larutan uji Encerkan Larutan uji dengan
Pemerian Serbuk putih atau hampir putih; tidak her- campuran metanol P-dietilamina P (95:5) hingga kadar
708 Propanthelini Bromidum I Monografi FI IV

0,010%. selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam


Larutan bakU Timbang saksama sejumlah Isoprome- wadah tertutup rapat. 9-Hidroksipropantelin Bromida
tazin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam campuran BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu
metanol P-dietilamina P (95:5) hingga kadar 0,020%. kamar yang terkendali, simpan dalam desikator ter-
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti lindung dari cahaya. Jika wadah sering dibuka, isi
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan ma- wadah dengan gas inert pada tekanan atmosfer
sing-masing 10 J.ll Larutan uji, Enceran larutan uji dan (nitrogen atau argon). Tidak boleh dikeringkan
Larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel sebelum digunakan. Propantelin Bromida BPFI; lakukan
setebal 0,25 em. Masukkan lempeng ke dalam bejana pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelu'Tl
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak digunakan.
campuran n-heksana P-aseton P-dietilamina P (85:10:5).
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap dan ldentifikasi
amati di bawah cahaya ultraviolet 365 nm. Bercak A. Spektrum serapan inframerah residu pada
dalam kromatogram Larutan uji yang sesuai dengan lempeng garam tunggal yang dibuat sebagai berikut:
isoprome,tazin, tidak lebih intensif dari bercak Buat 3 ml larutan dalam k/oroform P dengan kadar
kromatogi:am Larutan baku. Bercak lain selain bercak lebih kurang 6 mg per ml dan simpan 1 ml untuk uji
utama dalam kromatogram Larutan uji tidak lebih ldentifikasi B. Dalam lemari asam, teteskan 2 ml larut-
intensif dari bercak kromatogram Enceran larutan uji. an pada lempeng garam disertai penguapan terus
menerus pelarut dengan panas lampu inframerah dan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g, udara kering mengalir, panaskan residu pacla suhu
larutkan dalam 200 ml aseton P, titrasi dengan asam 105° selama 15 menit, menunjukkan makstmum hanya
perklorat 0,1 N LV menggunakan indikator 3 mllarutan pada panjang gelombang yang sama seperti pada
jenuh jingga me til P dalam aseton P. Propantelin Bromida BPFI.
B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
49,90 mg C 1.,J-l2rfJ 2S.C.,H7C1Np 2 masing 5 J.ll (1) Larutan uji ldentifikasi A dalam
kloroform P dan (2) larutan Propantelin Bromida BPFI
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dalam kloroform P dengan kadar 6 mg per ml pada
baik, terlindung dari cahaya. lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 ·mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak asam klori-
da 1 N-aseton P (1:1) dan biarkan fase gerak merambat
PROPANTHELINI BROMIDUM hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
Propantelin Bromida lempeng, tandai tepi batas perambatan dan panaskan
pada suhu 105° selama 5 menit. Semprot lempeng
dengan kalium bismut iodida LP dan panaskan pada
suhu 105° selama 5 menit: harga R1 bercak utama yang
diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan yang
diperoleh dari larutan (2).
(2-Hidroksietil) diisopropilmetilamonium bromida C. Pada 5 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan
xantena-9-karboksilat [50-34-0] 2 ml asam nitrat 2 N: larutan menunjukkan reaksi
C 23 ~BrN0 3 BM 448,40 Bromida seperti yang tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>, kecuali jika pada pengujian timbul brom
Propantelin Bromida mengandung tidak kurang dari bebas, lapisan klorofonn berwarna kuning.
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 23 H 30 BrN03, di-
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Pemerian Hablur putih atau praktis putih; tidak
berbau; rasa pahit; melebur pada suhu lebih kurang Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
160° disertai peruraian.
Senyawa sejenis
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam Larutan dapar pH 3,5 Dalam labu tentukur 2000-ml,
etanol dan dalam kloroform; praktis tidak larut da- larutkan 17,3 g dodesil natrium sulfat P dengan 1000 ml
lam eter dan dalam benzena. air yang mengandung 10 ml larutan asam fosfat P.
Tambahkan 250 ml natirum hidroksida 0,5 N sambil
Baku pembanding Asam Xantanolll BPFI; lakukan diaduk. Tambahkan natrium hidroksida 0,5 N atau
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum larutan asam fosfat P (1 dalam 10) secukupnya hingga
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. pH 3,5 ± 0,05 dan encerkan dengan air sampai tanda.
Xanton BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° Fast! gerak Buat campuran asetonitril P-Larutan
FIIV Monografi I Propranololi llydrochloridum ·~709

dapar pH 3,5 (55:45), saring dan awaudarakan, jika Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem Metode I Memenuhi syarat.
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 9-Hidrok- Kandungan bromida Tidak kurang dari 17,5% dan
sipropantelin Bromida BPFI, Asam Xantanoat BPFI dan tidak lebih dari 18,2% Br dihitung terhadap zat yang
Xanton BPFI, larutkan dalam Fase gerak, jika perlu telah dikeringkan; lakukan penetapan sebagai berikut:
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan Fase Timbang saksama lebih kurang 500 mg, larutkan
gerak hingga kadar 9-Hidroksipropantelin Bromida BPFI, dalam 40 inl air. Tambahkan 10 ml asam asetat glasial P
Asam Xantanoat BPFI dan Xanto1; BPFI, masing-masing dan 40 ml metanol P, tambahkan eosin Y LP dan titrasi
6,0 J.lg; 1,5 11g dan 1,5 11g per mi. dengan perak nitrat 0,1 N LV.
Larutan Uji Timbang saksama lebih kurang 60 mg
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan 1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan
dengan Fase gerak sampai tanda. 7,990 mg Br
Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan 600 mg, larutkan dalam campuran 20 ml asam asetat
detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 25 em berisi glasial P dan 15 ml raksa(II) asetat LP, jika perlu hangat-
bahan pengisi L7. Laju aliran lebih kurang 2,0 ml per kan. Dinginkan hingga suhu kamar, dan titrasi dengan
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
rekam respons puncak seperti yang tertera pada potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
Prosedur: resolusi, R, antara dua puncak tidak kurdng
dari 1,2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
ulang tidak lebih dari 6,0% untuk masing-masing 44,84 mg C2Ji30BrN03
komponen.
Prosedttr Suntikkan ·secara terpisah sejumlah Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
volume sama (lebih kurang 50 J.ll) Larutan baku dan baik.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato-
gram: jumlah waktu retensi tidak kurang dari 1,5 kali
waktu retensi puncak propantelin bromida, dan ukur PROPRANOLOL! HYDROCHLORIDUM
respons masing-masing puncak, kecuali puncak- Propranolol Hidroklorida
puncak pada atau sebelum volume terbuang. Hitung
persentase asam xantanoat, xanton dan 9-hidroksipro-
pantelin bromida, lebih besar a tau sama dengan 0,1%
dalam propantelin bromida yang digunakan dengan
rum us:
20 C 'u 1-(lsopropilamino)-3-(1-naftiloksi)-
(--)(-) 2-propanol hidroklorida [318-98-9]
W 's C 16~ 1 NOrHCl BM 295,81

C adalah kadar asam xantanoat, xanton atau 9-hidrok- Propranolol Hidroklorida mengandung tidak kurang
sipropantelin bromida dalam f.l.g per ml Larutan baku; dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,5% C 16~ 1 N02.HCl,
W adalah bobot propantelin bromida dalam mg yang dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
digunakan; r u dan r 5 berturut-turut adalah respons
puncak senyawa sejenis Larutan uji dan Larutan baku, Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih;
masing-masing 9-hidroksipropantelin bromida tidak tidak berbau; rasa pahit.
lebih dari 2,0%, xanton dan asam xantanoat masing-
masing tidak lebih dari 0,5%. Hitung persentase jum- Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; sukar
lah semua cemaran yang tidak diketahui yang lebih larut dalam kloroform; praktis tidak larut dalam eter.
besar atau sama dengan 0,1% dengan rumus:
Baku pembanding Propranolol Hidroklorida BPFI;
'; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam
100 ( - ) sebelum digunakan.
r, .
Identifikasi
r; adalah respons puncak cemaran yang tidak dike- A. Spektrum sera pan inframerah zat yang telah
tahui dan r, adalah jumlah semua respons puncak dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
yang terukur dalam kromatogram. Jumlah keseluruh- menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge-
an cemaran yang diketahui dan yang tidak diketahui lombang yang ·sama seperti pada Propranolol Hidro-
tidak lebih dari 3,0%. klmida BPFI.
710 Propranololi Hydrochloridi Compressi I Monografi FIIV

B. Waktu retensi puncak utama propranolol pada lusi, rekam respons puncak utama seperti yang tertera
kromatogram Larutan uji, sama dengan Larutan baku pada Prosedur: waktu retensi relatif prokainamida dan
yang diperoleh pada Penetapan kadar. propranolol berturut-turut adalah lebih kurang 0,6 dan
C. Menunjukkan reaksi Klorida seperti yang ter- 1,0 dan resolusi, R, antara puncak prokainamida dan
tera pada Uji Identifilalsi Umum <291>. puncak propranolol tidak kurang dari 2,0. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons
Jarak lebur <1021> Metode III Antara 162° dan 165°. puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor
ikutan puncak propranolol tidak lebih dari 3,0 dan
Rot.;;.si jenis <1081> Antara -1,0° dan +1,0°, dihitung simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetap- lebih dari 2,0%.
an menggunakan larutan yang mengandung 1,0 g per Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
25 mi.. volume sama (lebih kurang 20 J.ll) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons pun-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; cak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 16H21 NOrHCI,
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. dengan rumus:

Sisa pemijaran <301> T_idak lebih dari 0,1%.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


Metode I Memenuhi syarat. C_ adalah kadar Propranolol Hidroklorida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; ru dan r 5 berturut-turut adalah
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara respons puncak propranolol dalam Larutan uji dan
Kromatografi cair kinerju tinggi seperti yang tertera pada Larutan baku.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Larutkan 500 mg dodesil natrium sulfat P Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dalam 18 ml asam fosfat 0,15 M, tambahkan 90 ml aseto- baik.
nitril P dan 90 ml metanol P, encerkan dengan air
hingga 250 ml, campur, saring melalui penyaring
dengan porositas 0,5 J.Lm atau lebih halus. Jika perlu PROPRANOLOL! HYDROCHLORIDI
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti COMPRESS I
yang tertera pada Kromatografi <931>. Tablet Propranolol Hidroklorida
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Proprano-
lol Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
diperoleh larutan baku persediaan dengan kadar lebih Tablet Propranolol Hidroklorida mengandung Pro-
kurang 1 mg per ml. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam pranolol Hidroklorida, C 16H 21 N0 2 .HC1, tidak kurang
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan metanol P dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah
sampai tanda, saring melalui penyaring dengan yang tertera pada etiket.
porositas 0,7 J.Lm atau lebih halus. Larutan mengan-
dung lebih kurang 0,2 mg Propranolol Hidroklorida BPFI Baku pembanding Propanolol Hidrokforida BPFI; laku-
per ml. kan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam se-
Larutan resolusi Buat larutan prokainamida hidro- belum digunakan.
klorida P dalam metanol P hingga kadar lebih kurang
0,25 mg per ml. Pipet 5 mllarutan ini ke dalam labu ldentifikasi Waktu retensi puncak utama propranolol
tentukur 25-ml, tambahkan 5,0 mllarutan baku perse- pada kromatogram Larutan uji, sama dengan Llzrutan
diaan yang digunakan untuk membuat Larutan baku, baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang SO mg, Disolusi <1231>
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan Media disolusi: 1000 ml larutan asam klorida P
45 ml metanol P, kocok dan sonikasi selama 5 menit. (1 dalam 100).
Encerkan dengan metanol P sampai tanda, saring Alat tipe 1: 100 rpm.
melalui penyaring dengan porositas 0,7 J.Lm atau lebih Waktu: 30 menit.
halus. Pipet 5 ml filtrat ini ke dalam labu tentu- Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 16H 21 N02 -
kur 25-ml, encerkan dengan metanol P sampai tanda. HC1 yang terlarut dengan mengukur serapan filtra_t
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera larutan uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusz,
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja bandingkan dengan serapan larutan baku Propranolol
tinggi dilengkapi dengan detektor 290 nm dan kolom Hidroklorida BPFI dalam media yang sama, pada
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
partikel 5 !Lm. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml per 289nm.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan reso- Toluansi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
FIIV Monografi I Propranololi Hydrochloridi Injectio 711

kurang dari 75% (Q) C 16 ~ 1 N0 2 .HCl, dari jumlah yang mg per ml Larutan baku; ru dan r 5 berturut-turut
tertera pada etiket. adalah respons puncak LaTJttan uji dan Larutan baku.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Prosed1tr keseragaman kandungan baik, tidak tembus cahaya.
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 5 ml larutan asam klori-
da P (1 dalam 100), biarkan sambil sekali-sekali di- PROPRANOLOL! HYDROCHLORIDI
goyang sampai hancur. Tambahkan lebih kurang INJECTIO
70 ml metana! P, sonikasi selama lebih kurang 1 menit. InJeksi Propranolol Hidroklorida
Encerkan dengan metanol P sampai tanda. Sentrifus
sebagian larutan, encerkan beningan dengan metanol P Injeksi Propranolol Hidroklorida adalah larutan sleril
secara kuantitatif hingga kadar lebih kurang 40 ~g Propranolol Hidroklorida dalam Air untuk lnjeksi,
per mi. mengandung Propranolol Hidroklorida, C 16 H 21 N0 2 .
lArutan baku Timbang saksama sejumlah Proprano- HCl, tidak kurang dari 90,0'Yo dan tidak lebih dari
lol Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
metanol P hingga kadar lebih kurang 40 ~g per mi.
Prosed1tr Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku Baku pembanding Propranolol Hidroklorida BPFI;
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih lakukan pengeringan pada suhu 105" selama 4 jam
kurang 290 nm, menggunakan metanol P sebagai sebelum digunakan. Endotoksin BPFI.
blangko. Hitung jumlah dalam mg, C 16 H 21 N02 .HCI,
dalam tablet yang digunakan dengan rumus: Identifikasi Waktu retensi puncak utama propranolol
pada kromatogram Larutan uji, sama dengan Larutan
T Au baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
(-)(-)
D A5
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 55,6 unit
T adalah jumlah mg propranolol hidroklorida dalam Endotoksin FI per mg. ·
tablet yang tertera pada etiket; D adalah kadar Larutan
uji dalam J.Lg per ml, berdasarkan kadar tiap tablet pH <1071> Antara 2,8 dan 4,0.
yang tertera pada etiket dan pengenceran yang di-
lakukan; C adalah kadar Propranolol Hidroklorida BPFI Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
dalam J.Lg per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut- pada Injectiones.
turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Kromatografi <931>.
pada Kromatografi <931>. Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan Sistem
Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Pe- Penetapan kadar dalam Propranolol Hidroklorida.
netapan kadar dalam Propranolol Hidroklorida. Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi setara
Larutan uji Timbang dan serbukhaluskan tidak dengan lebih kurang 5 mg propranolol hidroklorida,
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 50 mg dengan metanol P sampai tanda.
propranolol hidroklorida, masukkan ke dalam labu Prosedur Lakukan menuri.tt Prosed1tr seperti yang
tentukur 50-ml, tambahkan 40 ml metanol P, kocok dan tertera pada Penetapan kadar dalam Propranolol Hidro-
sonikasi selama 5 menit. Encerkan dengan metanol P klorida. Hitung jumlah dalam mg, C 16H 21 N02.HCI, per
sampai tanda, dan saring melalui penyaring dengan ml injeksi yang digunakan dengan rum us:
porositas 0,7 J.lill atau lebih halus. Pipet 5 mllarutan ke
dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan metanol P C 'u
25 ( - ) ( - )
sampai tanda.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang V 's
tertera pada Penetapan kadar dalam Propranolol Hidro- C adalah kadar Propranolol Hidroklorida BPFI dalam mg
klorida. Hitung jumlah dalam mg, C 16H 21N02.HC1, per ml Larutan baku; V adalah volume injeksi dalam ml
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: yang digunakan; ru dan r5 berturut-turut adalah
respons puncak lArutan uji dan Larutan baku.
ru
250C (-·-)
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
's tunggal, tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca
C adalah kadar Propranolol Hidrokolorida BPFI dalam Tipel.
712 Propylenglycolum I Monografi FI IV

PROPYLENGLYCOLUM Logam berat <371> Tidaklebih dari 5 hpj; lakukan


Propilen Glikol penetapan menggunakan campuran 4,0 ml dengan air
hingga 25 ml.

CH 3CH(OH)CH 20H Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


Metode IV Memenuhi syarat.
1,2-Propanadio/ [57-55-6]
CJH802 BM 76,09 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromato-
Propilen Glikol mengandung tidak kurang dari 99,5% grafi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detek-
C3 H 80 2. tor konduktivitas panas, dan kolom 1 m x 4 mm berisi
bahan pengisi 5% G16 pada partikel penyangga 55.
Pemerian Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa Suhu injektor dan detektor, berturut-turut 240°, 250°,
khas; praktis tidak berbau; menyerap air pada udara dan kenaikan suhu kolom diatur rata-rata so per menit
lembab. mulai dari 120° hingga 200°; gunakan helium P sebagai
gas pembawa. Waktu retensi untuk propilen glikol
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan lebih kurang 5,7 menit dan untuk ke 3 isomer dipropi-
aseton, dan dengan kloroform; larut dalam eter_dan len glikol, jika ada, berturut-turut lebih kurang
dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat 8,2 menit, 9,0 menit dan 10,2 menit.
bercampur dengan minyak lemak. Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
10 Jll) ke dalam kromatograf dan rekam kromatogram.
Baku pembanding Propilen Glikol BPFI; tidak boleh Hitung persentase C 3 H 80 2 dalam propilen glikol,
dikeringkan sebelum digunakan. dengan membagi luas puncak propilen glikol dengan
jumlah seluruh luas puncak, kecuali puncak udara dan
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah dari air dan kalikan 100.
lapisan tipis menunjukkan maksimum hanya pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Propilen Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Glikol BPFI. rap at.

Bobot jenis <981> Antara 1,035 dan 1,037.


PROPYLIODONUM
Keasaman Tambahkan 1 ml fenolftalein LP pada 50 ml Propiliodon
air, tambahkan natrium hidroksida 0,10 N hingga I
larutan tetap berwarna merah muda selama 30 detik.
Tambahkan 10 ml propilen glikol yang diukur 0=0-~HzCHzCH,
saksama, titrasi dengan natrium hidroksida 0,10 N I
hingga warna merah muda timbul kembali dan tetap
selama 30 detik: diperlukan tidak lebih dari 0,20 ml Propil 3,5-diiodo-4-okso-1(4H)-piridinasetat (587-61-1)
natrium hidroksida 0,10 N. C 10H 1112N03 BM 447,01

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,2%. Propiliodon mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak "lebih dari 101,0% C 10 H 11 12 N0 3 , dihitung ter-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 3,5 mg; laku- hadap zat yang telah dikeringkan.
kan penetapan sebagai berikut: panaskan 50 g zat
dalam cawan dangkal 100 ml yang sudah ditara Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih;
sampai memijar, biarkan terbakar tanpa pemanasan tidak berbau atau berbau lemah.
lebih lanjut dalam tern pat bebas aliran udara. Dinght-
kan, basahkan residu dengan 0,5 ml asam sulfat P, dan Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
pijarkan hingga bobot tetap. aseton, dalam etanol dan dalam eter.

Klorida <361> Tidak lebih dari 70 bpj; lakukan Identifikasi


penetapan menggunakan 1 ml: kekeruhan yang terjadi A. Panaskan 100 mg dengan beberapa tetes asam
tidak lebih kuat dari 0,10 ml asam klorida 0,020 N. sulfat P: terbentuk uap berwama lem~ayung.
B. Refluks 1 g dengan 10 ml natrium hidroksida 1 N
Sulfat <361> Tidak lebih dari 60 bpj; lakukan selama 30 menit, tambahkan 10 ml air, tambahkan
penetapan menggunakan 5,0 ml: kekeruhan yang asam klorida P sampai bereaksi asam terhadap kertas
terjadi tidak lebih kuat dari 0,30 ml asam sulfat 0,020 N. lakmltS P, terbentuk endapan asam 3,5-diiodo-4-o~o-
1(4H)-piridinasetat, cuci dengan air dan keringkan
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj. pada suhu 105a: suhu lebur lebih kurang 245°.
FIIV Monografi I Propylthiouracilum 713

Keasaman Larutkan 1,0 g dalam 40 ml n-propanol P PROPYLIS PARABENUM


panas yang telah dinetralkan terhadap fenolftalein LP, Propilparaben
dinginkan, diamkan dalam tangas es selama 15 menit Nipasol
sambil sekali-sekali dikocok. Saring, cuci sisa dengan
n-propanol P netral. Kumpulkan filtrat dan hasil cucian,
tambahkan indikator fenolftalein LP. Titrasi dengan
natrium hidroksida 0,050 N LV sampai warna merah
muda yang mantap selama 15 detik: diperlukan tidak Propil p·hidroksibenzoat (94-13-3]
lebih dari 0,15 mi. CIOH1203 BM 180,20

Jarak lebur <1021> Antara 187° dan 190°. PropilP.araben mengandung tidak kurang dari 99,0%
dan tidak lebih dari 100,5% C 10 H 12 0 3 , dihitung ter-
lodum dan Iodida Tidak lebih dari 0,01% I, lakukan hadap zat yang telah dikeringkan.
penetapan sebagai berikut: Kocak 2,4 g dengan 30 ml
air selama 15 menit, saring. Pada 10 rr.l filtrat tambah- Pemerian Serbuk putih atau hablur kecil, tidak ber-
kan 1 ml asam niirat 2 N, 1 ml larutan natrium nitrit P warna.
(1 dalam 500) dan 2 ml kloroform P. Kocok dan
sentrifus: warna ungu pada lapisan kloroform tidak Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
lebih kuat dari warna campuran 6 ml air dan 4 ml dalam etanol, dan dalam eter; sukar larut dalam air
larutan kalium iodida P (2,6 dalam 100.000) yang mendidih.
diperlakukan dengan cara yang sa rna.
Baku pembanding Propilparaben BPFI; lakukan penge-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; laku- ringan di atas silika gel P selama 5 jam sebelum di-
kan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot tetap. gunakan.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Propil-
Penetapan kadar Timbang saksar.1a lebih kurang parab=n BPFI.
15 mg, lakukan persiapan penetapan seperti yang
tertera pada Pembakaran dengan Labu Oksigen <501> Jarak lebur <1021> Antara 95° dan 98°.
menggunakan campuran 10 ml larutan natrium hidrok-
sida P (1 dalam 100) dan 1 ml larutan segar natrium Keasaman, Susut pengeringan, Sisa pemijaran Me-
bisulfit P (1 dalam 100) sebagai cairan penjerap. Jika menuhi syarat seperti yang tertera pada Butilparaben.
pembakaran selesai, tambahkan beberapa ml air
sekitar sumbat labu, longgarkan sumbat, kemudian Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang
bilas sumbat, pemegang contoh dan sisi labu dengan tertera pada Butilparaben.
lebih kurang 20 ml air, tambahkan sedikit-sediht.
Tambahkan 1 ml larutan pengoksidasi yang dibuat 1 ml natrium hidroksida 1 N setara dengan
dengan menambahkan 5 ml brom P pada 100 ml 180,2 mg C1 jl 12 0 3
larutan natrium asetat P dalam asam asetat g(asial P
(1 dalam 10). Sumbat labu, kocok kuat-kuat selama Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
1 menit. Tambahkan 0,5 ml asam format P, kocok kuat- baik.
kuat selama 1 menit. Buka sumbat dan bilas sumbat,
pemegang contoh dan sisi labu dengan sejumlah kecil
air. Alirkan gas nitrogen ke dalam labu untuk
mengusir oksigen dan sisa brom, tambahkan 500 mg PROPYLTHIOURACILUM
lcalsium iodida P, goyang sampai melarut, tambahkan Propiltiouiasil
3 ml asam sulfat 2 N, goyang dan biarkan selama
2 menit. Titrasi dengan natrium tiosulfat 0,02 N LV,
tambahkan 3 ml kanji LP pada saat mendekati titik
akhir.

1 ml natrium tiosulfat 0,02 N setara dengan


0,7450 mg C1 /f 11 I!J0 3 6- Propil- 2-tiourasil [51-52-5]
Clf1aNPS BMl70~23
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. Propiltiourasil mengandung tidak kurang dari 98,0%
714 Propylthiouracili Compressi I Monografi FI IV

dan tidak Iebih dari 100,5% C 7 H 10 N 20S, dihitung PROPYLTHIOURACIL! COMPRESS!


terhadap zat yang telah dikeringkan. Tablet Propiltiourasil
Pemerian Hablur a tau serbuk hablur, putih; rasa pahit.
Tablet Propiltiourasil mengandung Propiltiourasil,
Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam kloroform C7 H 10 N 20S, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih
dan dalam eter; agak sukar larut dalam etanol; larut dari 107,0o/o dari jumlah yang tertera pada etiket.
dalam amonium hidroksida dan dalam alkali hidrok-
sida. Baku pembanding Propiltiourasil BPFI; lakukan pe-
.. · Ba"u pembandingPropiltiourasil BPFI; lakukan pe-
ngeringan pada suhu tos• selama 2 jam sebelum di-
gunakan .
. ngeringan pad a suhu 105° selama 2 jam sebelum di-
gunakan. ldentifikasi
A. Refluks sejumlah serbuk tablet setara dengan
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang lebih kurang 100 mg propiltiourasil dengan 10 ml
lelah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium etanol P selama 20 menit. Saring selagi panas, uapkan
bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada filtrat di atas tangas uap sampai kering: residu
panjang gelombang yang sama seperti pada Propil- memenuhi reaksi Identifikasi seperti yang tertera pad a
tiourasil BPFI. Propiltiourasil .
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Jarak lebur <1021> Antara 218° dan 221°. Larutan uji yang diperoleh pada Penetapan kadar, sesuai
dengan kromatogram Larutan baku.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Iakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 30 menit.
Selenium <391> Tidak lebih 30 bpj; lakukan penetap- Prosedur Lakukan penetapan jumlah C7 H 10 N 2 0S,
an menggunakan 200 mg. yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
uji, jika perlu diencerkan dengan Media disolusi,
Logam. berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. bandingkan dengan serapan larutan baku Propiltioura-
sil BPFI dalam media yang sama pada panjang
.Cemaran umum <481> gelombang serapan maksimum lebih kurang 274 nm .
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P. Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P. kurang dari 85% (Q) C 7 H 10N 20S, dari jumlah yang
Volume penotolan 10 ~I. tertera pada etiket.
Fase gerak Buat campuran toluena P-eW asetat P-asarfl
format P (50:45:5) dalam bejana yang tidak dijenuhkan. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
bercak nomor 1. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan·cara
Kromatografi cair kinerja tinggi" seperti yang tertera pada
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Kromatografi <931 >.
300 mg, masukkkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml Larutan dapar fosfat 0,025 M Timbang saksama
dan tambahkan 30 ml air. Tambahkan lebih kurang 3,40 g kalium fosfat monobasa P, masukkan ke dalam
30 ml natrium hidroksith 0,1 N LV dari buret, panaskan gelas piala 1000 mi. Tambahkan 500 ml air, aduk
hingga mendidih dan kocok hingga larut. Bilas labu sampai larut. Atur pH larutan hingga 4,6 dengan
Erlenmeyer dengan sejumlah air, tambahkan lebih menambahkan asam fosfat P a tau natrium hidroksi-
kurang 50 mJ perak nitrat 0,1 N sambil diaduk, th 0,1 N. Tambahkan 500 ml air.
didihkan perlahan-lahan selama 7 menit, dinginkan Fast ·gerak Buat campuran Larutan daparfosfat
hingga suhu kamar. Lanjutkan titrasi dengan natrium 0,025 M -asetonitril P (80:20), saring dan awaudarabn.
hidroksida 0,1 N LV dan tetapkan titik akhir secara Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
potensiometrik, me.nggunakan elektrode kaca- sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
kalomel. Larutan btzku TlD\bang saksama lebih kurang 25 mg
Propiltiourasii BPFI, masukkan ke dalam labu tentu-
1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan kur 50-ml, tambahkan S ml metanol P, dan sonikasi
8,512 mg C1i1/'120S selama S menit. Tambahkan 25 ml air, kocok selama
15 menit dan encerkan dengan air sampai tanda.. Pipet
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 10 mllarutan ke dalam labu tentukur 100-ml, en-
rapat, tidak tembus cahaya. cerkan dengan air sampai tanda, hingga diperoleh
FIIV Mimografi I Protamini Sulfas 715

larut.an dengan kadar lebih kurang 50 IJ.g per mi. Sulfat <361> Tidak kurang dari 16% dan tidak lebih
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 22%, dihitung terhadap zat yang dikeringkan;
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang saksama
tablet setara dengan 50 mg propiltiourasil masukkan lebih kurang 150 mg, masukkan ke dalam tabung,
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml larutkan dalam 75 ml air, tambahkan 5 ml asam
metanol P, sonikasi selama 5 menit. Tambahkan 50 ml klorida 3 N, panaskan hingga mendidih. Dalam
air, kocok selama 20 menit dan encerkan dengan air keadaan mendidih tambahkan perlahan-lahan 10 ml
sampai tanda, campur dan saring. Pipet 10 mllarutan barium klorida LP, tutup dan panaskar. tabung di atas
ini ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan tangas uap selama 1 jam. Saring, cuci endapan dengan
air sampai tanda. beberapa bagian air panas, keringkan dan pij;;rkan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera hingga bobot tetap. Bobot barium sulfat dikalikan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja dengan 0,4117 menunjukkan bobot sulfat png
tinggi dilengkapi dengan detektor 272 nm dan kolom terdapat dalam protamin sulfat yang diuji.
4,6 mm x 10 em berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 5 IJ.m. Laju aliran lebih kurang 1 ml per menit. Kandungan nitrogen Tidak kurang daci 22,5% dan
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam tidak lebih dari 25,5% N, dihitung terhadap zat yang
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi dikeringkan; lakukan penetapan seperti yang tertera
kolom yang ditentukan dari puncak analit tidak pada Penetapan Kadar Nitrogen <581> Metode II.
kuran~ dari 3500 lempeng teoritis, faktor ikutan, T,
untuk puncak propiltiourasil tidak lebih dari 2,0 dan Penetapan kadar
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak La;utan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
lebih dari 2,0%. larutkan dalam Air untuk lnjeksi hingga diperoleh
Prosedur [Catalan Gunakan luas puncak jika dinyata- larutan dengan kadar 1 mg per ml, dihitung terhadap
kan respons puncak.] Suntikkan secara terpisah sejumlah zat yang telah dikeringkan.
volume sama (lebih kurang 20 IJ.l) Larutan baku dan Plasma Buat menurut Penyiapan plasma seperti yang
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons tertera pada Pcnetapan kadar dalam Heparin Natrium.
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C7 H 10 N 20S, Lantlan heparin Pada hari penetapan kadar, buat
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rum us: larutan Heparin Natrium BPFI dalam larutan natrium
klorida P 0,9% hingga kadar 115 unit Heparin FI
ru per mi.
1000C ( - ) Larutan kalsium tromboplasti11 Larutkan sejumlah
tromboplastin dalam larutan kalsium klorida P (1 dalam
50), jika perlu lakukan uji pendahuluan, hingga diper-
C adalah kadar Propiltiourasil BPFI dalam mg per ml oleh waktu jendal lebih kurang 35 detik dalam
Larutan baku; r u dan r 5 berturut-turut adalah res pons campuran volume sama banyak plasma dengan
puncak propiltiourasil dari Larutan uji dan Larutan campuran larutan natrium klorida P 0,9%-Larutan kalsi-
baku. um tromboplasti11 (4:1).
Prosedur Ke dalam 10 tabung reaksi ukuran
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 13 mm x 100 mm yang telah dicuci sangat bersih, pipet
baik. masing-masing 2,5 ml Plasma. Masukkan tabung ke
dalam tangas air pada suhu 37° ± 0,2° dan pada 9 ta-
bung,tambahkan masing-masing 0,5 ml Larutan uji.
PROTAMINI SULFAS Pipet 2 mllarutan natrium klorida P 0,9% dan 0,5 ml
Protamin Sulfat Larutan kalsium tromboplastin ke dalam tabung ke
sepuluh, sebagai kontrol. Catat waktu penambahan
Lanttan kalsium tromboplastin tersebut sampai ketelitian
Protamin Sulfat adalah campuran yang dimurnikan detik. Pada waktu pencampuran menggunakan kawat
dari peptida sederhana yang dihasilkan dari sperma sengkelit, catat waktu yang pertama timbulnya be-
atau testis ikan yang sesuai yang mempunyai nang-benang fibrin sampai ketelitian detik. Waktu ini
kekuatan menetralkan heparin. Tiap mg protamin adalah waktu jendal normal plasma. Ke dalam 9 ta-
sulfat dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, bung lainnya pipet sejumlah Larutan heparin berturut-
dapat menetralkan tidak kurang dari 100 unit Heparin turut 0,43 ml; 0,45 ml; 0,47 ml; 0,49 ml; 0,50 ml; 0,51 ml;
Fl. 0,53 ml; 0,55 ml dan 0,57 mi. Ke dalam tiap tabung
tambahkan larutan natrium klorida P 0,9% hingga
Baku pembanding Heparin Natrium BPFI; simpan di 4,5 mi. Ambil tabung secara acak, tambahkan 0,5 ml
tempat dingin, tidak boleh dibekukan. Larutan kalsium tromboplastin, dan catat waktu jendal
tiap tabung dengan cara sama seperti pada tabung
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5%; kontrol.
la.k~kan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. Perhitungan Hitung jumlah unit Heparin FI yang
716 Protamini Su~fatis Injectio I Monografi FIIV

ternetralkan per mg, dengan rum us: Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
tunggal, sebaiknya dalam wadah kaca Tipe I, dalam
lemari pendingin.

PROTEINI PLASMA SOLUTIO


N 5 adalah unit Heparin Fl dan Wt, jumlah mg prota- Larutan Protein Plasma
min sulfat pada tabung terakhir sebelum tabung yang Fraksi Protein Plasma
menunjukkan waktu jendal tidak kurang dari 2 detik
lebih lama dibanding waktu jendal tabung kontrol.
Larutan protein plasma adalah larutan air isotonik
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup protein plasma atau serum mengandung albumin dan
rapat, simpan dalam lemari pendingin. globulin yang distabilkan sedemikian sehingga dapat
mempertahankan kelarutannya setelah dipanaskan.
Plasma atau serum diperoleh dari donor sehat yang
secara klin!s, ~ji !aboratorium terhadap darah dan
PROTAMINI SULFATIS INJECTIO riwayat medik, bebas dari zat yang dapat menularkan
lnjeksi Prolamin Sulfat infeksi melalui tranfusi darah atau derivat darah.
Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan ditetap~
kan oleh instansi yang berwenang, terutama uji
lnjeksi Protamin Sulfat adalah larutan Protamin Sulfat antigen permukaan hepatitis B dan antibodi HIV
isotonik, dan steril, mengandung protamin sulfat tidak dengan metode yang sensitif dan memberikan hasil
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari negatif terhadap kedua hal tersebut.
jumlah yang tertera pada etiket. Pemisahan protein dilakukan dengan kondisi ter-
kendali terutama pH, kekuatan ion dan suhu, sehingga
Pemerian Larutan tidak berwarna mempunyai bau produk akhir tidak kurang dari 85% protein total
pengawet. · · adalah albumin.
Larutan protein plasma tersedia sebagai larutan
Baku pembanding Heparin Natrium BPFI; simpan di isotonik mengandung 4,0% sampai 5,0% protein total.
ternpat sejuk dan tidak boleh dibekukan. Endotok- Untuk mengatasi pengaruh pemanasan dapat di-
sin BPFI. tambahkan stabilisator yang sesuai, seperti natrium
kaprilat dengan kadar tertentu, tetapi tidak boleh
ldentifikasi Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B ditambahkan pengawet antimikroba pada setiap tahap
dan C seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi pembuatan. Larutan disterilkan dengan penyaringan
Umum <291>. dan dibagikan secara aseptik ke dalam wadah steril
dan ditutup untuk mencegah kontaminasi mikroba.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 7,0 unit Larutan dalam wadah akhir dipanaskan pada suhu 60°
Endotoksin Fl per mg protamin sulfat. selama 10 jam. Kemudian diinkubasi pada suhu 30°
sampai 32° selama tidak kurang dari 14 hari atau pada
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera suhu 20° sampai 25° selama tidak kurang dari
pada Injectiones. 4 minggu dan amati secara visual adanya kontamimisi
mikroba.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang
tertera pada Penetapan kadar dalam Prolamin Sulfat, Pemerian Cairan jemih berwama kuning pucat dapat
menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai berikut: terbentuk sedikit endapan pada waktu penyimpanan,
Pipet sejumlah volume injeksi, encerkan ~engan Air endapan hilang bila dikocok.
untuk Injeksi hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Hitung potensi, dalam mg protamin sulfat, per ml Baku pembanding Larutan Protein Plasma Manusia
injeksi dengan rumus: untuk Eliktroforesis BPFI.

v Identifikasi
A. Lakukan reaksi pengendapan menggunakan
v antiserum spesifik terhadap protein plasma manusia
dan antise~ spesifik terhadap protein plasma dati
v dan V berturut-turut adalah volume dalam ml setiap galur hewan domestik yang umum digunakan
Larutan heparin dan injeksi yang terdapat pada tabung untuk pembuatan sediaan biologik. Sediaan me-
terakhir sebelum tabung dengan waktu jendal tidak ngandung protein asal manusia dan memberikan
kurang dari 2 detik lebih lama dari waktu jendal reaksi negatif terhadap antiserum spesifik terhadap
tabung kontrol. protein plasma galur lain.
FIIV Monografi I Proteini Plasma Solutio 717

B. Lakukan penetapan dengan cara imunoelektro- protein. Lakukan penetapan dengan cara Spektrofoto-
foresis yang sesuai, bandingkan serum manusia metri Atom: Emisi dan Serapa11 seperti yang tertera pada
normal dan sediaan uji menggunakan antiserum, Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>. Gunakan
keduanya diencerkan hingga mengandung 1% protein. larutan 1,144 g kalium klorida P yang telah dikeringkan
Komponen utama sediaan uji sesuai dengan serum pada suhu 130° dalam air hingga 1000 ml sebagai
manusia normal. Larutan dapat mengandung se- blangko.
jumlah kecil protein plasma lain.
C. Elektroforetogram yang diperoleh dari uji Natrium <351> Mengandung 95% sampai 105% dari
komposisi protein dapat dibedakan dari larutan yang tertera pada etiket, untuk hal tertentu, tidak lebih
albumin. dari 160 mmol Na per liter. Lakukan penetapan
denga!" cara Spektrofotometri dan Hamburan Ca-
Keasaman atau kebasaan pH 6,7 sampai 7,3; lakukan haya <1191>. Gunakan larutan 508,4 mg natrium klori-
penetapan dengan mengencerkan zat uji dengan da P yang telah dikeringkan pada suhu 130° dalam air
larutan natrium klorida P 0,9% hingga mengandung hingga 1000 ml sebagai blangko.
1% protein.
Komposisi protein Lakukan penetapan dengan
Alkalin fosfatase Tidak lebih dari 0,1 unit protein Metode II Elektroforesis selulose asEt<ll seperti yang ter-
per g. Pada campuran 0,5 ml larutan uji dan 0,5 ml tera pada Elektroforesis <831 > menggunakan larutan
dapar dietanolamin pH 10,0 dalam kuvet spektrofotome- sebagai berikut:
ter pada suhu 36,8° sampai 37,r, tambahkan 0,1 ml Larutan (1) Encerkan sediaan uji dengan larutan na-
nitrofenil fosfat LP. Ukur sera pan pada 405 nm terus- trium klorida P 0,9% hingga mengandung 2% protein.
menerus selama tidak kurang dari 30 detik sejak Larutan (2) Encerkan Lanttan Protein Plasma
penambahan nitrofenil fosfat LP. Hitung aktivitas Manusia untuk Elektroforesis BPFl dengan larutan na-
aikalin fosfatase pada suhu 37° dalam unit per g trium klorida P 0,9% hingga mengandung 2% protein.
protein dengan rumus: Pita bercak lain selain bercak utama yang diperoleh
dari Lanttan (1) mengandung tidak lebih dari 15%. Uji
118,3 X
tidak absah kecuali perbandingan protein dalam pita
p bercak utama yang diperoleh dari Lanlian (2) dalam
batas yang tertera pada Larutan Protein Plasma Manusia
P adalah kandungan protein dalam g per liter yang untuk Elektroforesis BPFI.
diperoleh dari Penetapan kadar; x adalah kenaikan
serapan per menit. Toksisitas abnormal t-.1emenuhi syarat uji Toksisitas
Abnormal seperti yang tertera pada Uji Reaktivitas
Haem Encerkan zat uji dengan larutan natrium klori- secara Biologi In-vivo <251>.
.. da P 0,9% hingga mengandung 1,0% protein. Ukur
serapan larutan pada 403 nm: tidak lebih dari 0,15. Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
Gunakan air sebagai blangko, menggunakan dosis uji 3 ml per kg bobot kelinci.

Polimer dan agregat Fraksi mengandung tidak lebih Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
dari 10% nitrogen total. Lakukan penetapan seperti
pada Polimer dan Agregat yang tertera pada Larutan Penetapan kadar Mengandung 95% sampai 105%
Albumin. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi protein dari jumlah yang tertera pada etiket. Lakukan
Eksklusi seperti yang tertera pada Kromatografi <931> penetapan dengan Metode I seperti yang tertera pada
menggunakan 2 ml larutan uji. Kromatograf pada Penetapan Kadar Nitrogen dalam Darah <591>. Encer-
suhu kamar menggunakan (a) kolom (1 m x 25 mm) kan sediaan uji dengan larutan natrium klorida P 0,9%
diisi dekstran saling silang yang sesuai untuk hingga diperoleh larutan yang mengandung lebih
fraksionasi butiran protein dengan rentang bobot kurang 15 mg protein per 2 mi. Masukkan 2 mllarutan
molekul antara 5000 dan 350.000 (Sephadex G150) ke dalam tabung sentrifuga beralas bulat, tambahkan
(b) Fase gerak dtzpar fosfat campuran pH 7,0 mengandung 2 ml larutan natrium molibdat P 7,5% dan 2 ml cam-
azidtz, laju aliran lebih kurang 20 ml (4 ml per on2 luas puran air-asam sulfot bebas nitrogen P (30:1). Kocok dan
potongan kolom) per jam dan (c) pengukuran pada sentrifus selama 5 menit, tuang beningan, letakkan
280 nm. Kumpulkan eluat dalam fraksi lebih kurang tabung terbalik pada kertas saring hingga kering.
4 ml dan gabungkan fraksi yang memberikan puncak Lakukan penetapan kadar nitrogen dari. residu dan
sama. Untuk masing-masing fraksi gabungan lakukan hasil yang diperoleh kalikan 6,25 untuk memperoleh
Pinetapan l<Rdar Nitrogen <581>. Tidak lebih dari 10% kadar protein.
nitrogen total terdapat dalam fraksi gabungan dengan
protein yang tidak tersisa. Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu 2°
sampai 25°, terlindung dari cahaya. Bila disimpan
Kalium <351> Tidak lebih dari 50 J1mol K per g pada suhu 2° sampai 8° diharapkan memenuhi sy~.rat
718 Pseudoephedrini Hydrochloridum I Monografi . FI IV

selama 5 tahun sejak sediaan dipanaskan pada suhu Metode V Memenuhi syarat, kecuali suhu tempat
60,0° selama 10 jam. Bila disimpan pada suhu tidak penyuntikan dipertahankan pada 70°, bukan pada
lebih dari 25° diharapkan memenuhi syarat selama 140°.
3 tahun sejak sediaan tersebut dipanaskan pada suhu
60,0° selama 10 jam. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
400 mg, larutkan dalam campuran 50 ml asam asetat
glasial P dan 10 ml raksa(ll) asetat LP, tambahkan 1 tetes
PSEUDOEPHEDRINI HYDRO- kristal violet LP, dan titrasi dengan asam perklorat
CHLORIDUM 0,1 N LV sampai titik akhir warna biru hijau. Lakukan
Pseudoefedrin Hidroklorida penetapan blangko.

1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan


20,17 mg C 11 fl 15 NO.HCI

(+)-Pseudoefedrin hidrok/orida [345-78-8) Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


C10H 15 NO.HCI BM 201,70 rapat, tidak tembus cahaya.

Pseudoefedrin Hidroklorida mengandung tidak


kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% PULVIS AGAR
C 10 H 15 NO.HCI, dihitung terhadap zat yang telah Serbuk Agar
dikeringkan.

Pemerian Hablur putjh atau serbuk putih, serbuk Serbuk Agar adalah Agar dalam bentuk serbuk.
halus putih atau hampir putih; bau khas lemah.
Pemerian Serbuk putih kekuningan; pada pengamatan
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut di bawah mikroskop terlihat fragmen bersudut dengan
dalam etanol; agak sukar larut dalam kloroform. ciri-ciri yang sama seperti pada Agar bentuk potongan
atau kepingan; beberapa fragmen berwarna ungu
Baku pembanding Pseudoefedrin Hidroklorida BPFI; kecoklatan pada penambahan iodum 0,005 M .
l<ikukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
sebelum digunakan. ldentifikasi, Gelatin, Zat tidak larut, Susut penge-
ringan, Sisa pemijaran, Indeks pengembangan
Identifikasi Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Agar.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Esche-
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- richia coli. Lakukan penetapan menggunakan 1,0 g.
lomba'ng yang sama seperti pada Pseudoefedrin Hidro-
klorida BPFI. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
B. Menunjukkan reaksi Klorida seperti yang ter- baik.
tera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Jarak lebur <1021> Metode I Antara 182° dan 186°; PULVIS GUMMI ACACIAE
rentang antara awal dan akhir peleburan tidak lebih Serbuk Gom Akasia
dari 2°. Serbuk Gom Arab
Rotasi jenis <1081> Antara +61,0° dan +62,5°, dihi-
tung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan Serbuk Gom Akasia adalah Gom Akasia dalam bentuk
penetapan menggunakan larutan yang mengandung serbuk.
500 mg per 10 ml.
Pemerian Serbuk, putih atau putih kekuningan; tidak
pH <1071> Antara 4,6 dan 6,0; lakukan penetapan berbau.
menggunakan larutan (1 dalam 20).
Kelarutan Larut hampir sempurna dalam air, tetapi
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari O,So/o; sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. dalam jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan
seperti musilago, tidak berwarna atau kekuningan,
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. kental, lengket, transparan, bersifat asam lemah
terhadap kertas lakmus biru; praktis tidak larut dalaJll
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> etanol dan dalam eter.
FJ.IV Monografi I Pyranteli Pamoas 719

ldentifikasi, Agar dan gom sterkulia, Agar dan 60° selama 3 jam.
tragakan, Pati dan dekstrin, Sakarosa dan fruktosa,
Tanin, Zat tidak larut, Susut pengeringan, Sisa Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
pemijaran Memenuhi syarat seperti yang tertera pada penetapan menggunakan 1,33 g.
Gom Alarsia.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj.
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Esche-
richia coli; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g. Besi <331 > Tidak lebih dari 75 bpj; lakukan penetapan
menggunakan sisa dari uji Sisa pemijaran, ta:nbahkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 3 ml asam klorida P dan 2 ml asam nitrat P dan uapkan
baik. di atas tangas uap hingga kering. Larutkan sisa dalam
2 ml asa'm klorida P dengan pemanasan hati-hati. Tam-
bahkan 18 ml asam klorida P, enct>rkan dengan air
PYRANTELI PAMOAS hingga 50 mi. Encerkan 5,0 ml larutan dengan air
Pirantel Pamoat hingga 47 ml.

Senyawa sejenis
A. Impregnasikan kertas saring Whatman nomor 1
atau yang sejenis 18 em x 56 em dengan larutan segar
yang dibuat dengan mencampur 7 bagian aseton P dan
3 bagian larutan Dapar glisim;-natrium klurida-asam
klorida (yang dibuat dengan mencampur 3 bagian
(E)-1,4,5,6-Tetrahidro-1-metil-2-[2-(2-tienil) volume larutan yang mengandung glisina P dan natri-
vinil]pirimidina 4,4 '-metilen bis£3-hidroksi- um klorida P masing-masing 0,3 M dengan 7 bagian
2-nafroat] (1:1) [22204-24-6] volume asam klorida 0,3 N. Tekan merata kertas yang
C 11 H 14 N 25-~H 1 P 6 BM 594,68 sudah diimpregnasi di antara pengering putih tidak
berfluoresensi untuk menghilangkan kelebihan
Pirantel Pamoat mengandung tidak kurang dari 97,0% pelarut. Totolkan masing-masing 20 IJ.l larutan dalam
dan tidak lebih dari 103,0% C 34 H 30 N 20 6S, dihitung eampuran kloroform P-metanol P-amonium hidroksida P
terhadap zat yang telah dikeringkan. (50:50:5) yang menganciung (1) zat uji dengan kadar
pirantel 20 mg, (2) zat uji dengan kadar pirantel 0,2 mg,
Pemerian Padatan kuning hingga eoklat. (3) Pirantel Pamoat BPFI dengan kadar pirantel
~0 mg dan (4) Pirantel Pamoat BPFI dengan kadar
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam pirantel 0,2 mg per ml pada kertas kromatografi.
metanol; larut dalam dimetil sulfoksida; sukar larut
... dalam dimetil formamida.
Masukkan kertas ke dalam bejana kromatografi yang
se~uai yang telah dijenuhkan dengan fase gerak etil
asetat P- butanol P-air (10:1:1) dan kembangkan seeara
Baku pemb;utding Asam Pamoat BPFI; lakukan penge- menurun seperti yang tertera pada Kromatografi <931>
ringan dalam hampa udara, pada suhu 100° selama- selama 16 jam sampai 20 jam. Angkat kertas, kering-
3 jam sebelum digunakan. Pirantel Pamoat BPFI; laku- kan di udara selama 10 menit masukkan ke dalam
kan pengeringan dalam hampa udara, pada suhu 60° lemari pengering dengan udara mengalir dan kering-
selama 3 jam sebelum digunakan. kan pada suhu 60° selama 30 menit. Amati di bawah
eahaya ultraviolet 254 nm: harga R1 bercak utama yang
ldentifikasi _ diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan yang
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah diperoleh dari larutan (2) dan tidak ada bereak lain
dikeringkan dan didispersikan dalam lazlium bromida P, pada kromatogram larutan (1) selain bereak utama
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- yat:tg lebih besar dan intensif dari bercak utama
bang ymg sama seperti pada Pirantel Pamoat BPFI. larutan (2).
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
metanol P (1 dalam 62.500), menunjukkan maksimum te~era pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
dan minimum pada panjang gelombang yang sama m'asing 100 J.Lllarutan,dalam campuran kloroform P-
seperti pada Pirantel Pamoat BPFI. metanol P-12monium hidroksida P (50:50:5) yang mengan-
C. Waktu retensi puncak utama pirantel dm asam dung (1) zat uji dengm kadar pirantel20 mg, (2) zat uji
pamoat pada kromatogram Larutan uji yang diperoleh dengan kadar pirantel 0,2 mg, (3) Pirantel Pamoat BPFI
pada Penetapan kad11r, sama dengari kromatogram dengan kad;tr pirantel 20 mg dan (4) Piranttl Pamoat
Larutan baku. BPFI dengan kadar pirantel 0,2 mg per ml pada
lempeng. silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; lempeng'ke dalam bejana kromatografi yang telah
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu dijenuhkan dengan fase gerak etil asetat P-mttanol P-
720 Pyranteli Pamoatis Suspe~sio Oralis I Monografi FIIV

dietilamina P (200:50:15) dan biarkan fase gerak pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
merambat sampai 2 em dari batas atas lempeng. tinggi dilengkapi dengan detektor 288 nm dan kolom
Keringkan di udara selama 10 menit dan amati di 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L3. Laju aliran
bawah cahaya ultraviolet: harga R1 bercak utama yang lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi
diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan yang terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
diperoleh dari larutan (3), tidak ada bercak lain dari yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara pirantel
larutan (1) selain bercak utama, yang lebih besar dan dan asam pamoat tidak kurang dari 10,0; jumlah
lebih intensif dari bercak utama larutan (2). lempeng teoritis (n) puncak pirantel tidak kurang dari
8000; faktor ikutan (T) puncak pirantel tidak Iebih
Kandungan asam pamoat Antara 63,4% dan 67,3% besar dari 1,1 dan simpangan baku relatif pada
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. penyuntikan ulang tidak lebih besar dari 1,0%.
Fase gerak dan Sistem kromatograft Lakukan seperti Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
yang tertera pada Penetapan kadar. volume sama (lebih kurang 20 ~I) Larutan baku dan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato-
Pamoat BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar gram yang diperoleh pada tenggang waktu tidak
lebih kurang 0,52 mg per mi. Masukkan 1,0 mllarutan kurang dari 2,5 kah waktu retensi pirantel dan ukur
ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Fase respons puncak utama. Waktu retensi relatif asam
gerak sampai tanda. pamoat dan pirantel masing-masing lebih kurang 0,6
Larutan uji Buat larutan seperti pada Penetapan dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg, C 34 H 30 N 20 6S,
kadar. sebagai bagian dari pirantel pamoat dengan rumus:
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
20 ~I) Larutan baku ke dalam kromatograf, ukur res- ru
pons puncak seperti pada Penetapan kadar. Hitung 1000C ( - )
jumlah dalam mg C 23 H 160 3, dalam zat uji yang di- 's
gunakan dengan rumus:
C adalah kadar Pirantel pamoat BPFI dalam mg per ml
ru
1000C ( - ) Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
rs puncak pirantel dalam Larutan uji dan Larutan baku.

C adalah kadar Asam Pamoat BPFI dalam mg per ml Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan baku; r u adalah res pons puncak as am pam oat baik, tidak tembus cahaya.
Lar:utan uji dari Penetapan kadar dan r5 adalah respons
puncak asam pamoat Larutan baku.
PYRANTELI PAMOATIS
Penetapan kadar [Catatan Gunakan alat kaca aktinik SUSPENSIO ORALIS
rendJzh dJzlam penyiapan larutan pirantel pamoat, jika tidak Suspensi Oral Pirantel Pamoat
lindungi larutan dari cahaya terang berlebihan yang tidak
perlu. Lakulazn penetapan kadar tanpa penundaan.] Laku-
kan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja Suspensi Oral Pirantel Pamoat adalah suspensi Piran-
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. tel Pamoat dalam cairan pembawa yang sesuai.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-asam asetat P- Mengandung Pirantel, C 11 H 14 N 2S, tidak kurang dari
air-dietilamina P (94:2,5:2,5:1), saring dan awaudarakan. 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian tertera pada etiket.
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
{Catatan Penambahan jumlah asetonitril P ke dalam Fase Baku pembanding Pirantel Pamoat BPFI; lakukan
gerak dapat merutikkan waktu retensi. Perutmbahan jumlah pengeringan dalam hampa udara, pada suhu 60°
asam asetat P, air dan dietiiamina P pada Fase gerak dapat selama 3 jam sebelum digunakan.
menurunkan waktu retensi. Jika Fase gerak perlu penye-
suaian, pertahankan perbandingan antara asam asetat P- ldentifik_asi {Lihat Catatan dJzlam Penetapan kadJzr]
air-dietilamina P (1:1:0,4).] A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
Larutan baku Timbang saksama st:jumlal_t Pirantel tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing-
Pamoat BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar masing 100 ~ larutan dalam amonium hidroksida 0,05 N
lebih kurang 80 ~g per mi. dalam metanol P yang mengandung (1) zat uji dengan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 80 mg, kadar 8 mg per ml dan (2) Pirantel Pamotlt BPFI dengan
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan kadar 8 mg per ml, yang dikocok dengan pengocok
dan· encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. mekanik dan disentrifus hingga larutan jernih, pada
Encerkan 1,0 mllarutan ini dengan Fase gerak hingga lempeng kromatografi silika gel 20 em x 20 an setebal
10,0 mi. 0,50 mm. Masukkan lemptmg ke dalam bejana kroma-
··sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera tografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
FIIV Monografi I Pyrazinamidum 721

berupa lapisan atas hasil pengoeokan metil isobutil gram pada tiap tenggang waktu tidak kurang dari
keton P - asam format P - air (2:1:1) dan biarkan fase 2,5 kali waktu retensi pirantel dan ukur respons
ge:ak merambat sampai 2 em dari tepi atas lempeng. puneak utama. Waktu retensi relatif asam pamoat dan
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap dan pirantel lebih kurang 0,6 dan 1,0. Hitung jumlah
amati di bawah eahaya ultraviolet 365 nm; harga R1 dalam mg, C 11 H 14 N 2S, per ml suspensi oral pirantel
bereak utama larutan (1) sama dengan larutan (2). pamoat dengan rumus:
B. Lakukan Kromatografi kertas seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Totclkan masing-masing C ru
20 ~~ larutan dalam amonium hidroksida 0,05 N dalam 2500 (0,347) (-) ( - )
mefanol P yang mengandung (1) zat uji dengan kadar V r5
16 mg per ml dan (2) Pirantel Pamoat BPFI dengan
kadar 16 mg per ml, yang dikocok dengan pengoeok 0,347 adalah perbandingan bobot molekul pirantel dan
mekanik dan sentrifus hingga larutan jernih, pada pirantel pamoat; C adalah kadar Pirantel Pamoat BPFI
kertas kromatografi Whatman nomor 1 atau yang se- dalam mg per ml Larutan baku; V adalah volume
jenis 18 em x 24 em yang sudah disiapkan dengan eara dalam ml suspensi oral yang digunakan; r u dan r5
sebagai berikut: lmpregnasikan kertas dengan larutan berturut-turut adalah respons puneak pirantel dalam
segar yang dibuat dengan meneampur 7 bagian Larutan uji dan Larutan baku.
asetcn P dan 3 bagian larutan Dapar glisin-natrium
klorida-asam klorida, yang dibuat dengan meneampur Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
3 bagian volume larutan yang mengandung glisina P kedap, tidak tembus eahaya.
dan nat;ium klorida P masing-masing 0,3 M dengan
7 bagian volume asnm klorida 0,3 M. Tekan merata,
kertas yang sudah diimpregnasi diar.tara pengering PYRAZINAMIDUM
putih tidak berfluoresensi untuk menghilangkan Pirazinamida
kelebihan pelarut. Masukkan kertas ke dalam bejana
kromatografi yang sesuai yang Ielah dijenuhkan
dengan fase gerak berupa fase alas hasil pengoeokan
eampuran etil asetat P-butanol P-air (10:1:1) dan eluasi
seeara menurun selama 20 jam. Angkat kertas, kering- Pirazinkarboksamida [98-96-4]
kan di udara selam 10 menit, masukkan ke dalam CsHsNP BM 123,11
lemari pengering dengan udara mengalir dan kering-
kan pada suhu 60° selama 30 menit. Amati di bawah Pirazinamida mengandung tidak kurang dari 99,0%
eahaya ultraviolet 254 nm: harga R1 bereak utama dan tidak lebih dari 101,0% C 5H 5N 30, dihitung terha-
Iarutan (1) sesuai dengan larutan (2). dap zat anhidrat.
C. Waktu retensi puncak utama pirantel dan asam
pamoat pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan Pemerian Serbuk hablur, putih hingga praktis putih;
kromatogram Larutan baku yang diperoleh pada Pene- tidak berbau atau praktis tidak berbau.
tapan kadar.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sukar larut
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0. dalam etanol, dalam eter dan dalam kloroform.

Penetapan kadar [Catalan Gunakan alat kaca aktinik Baku pembanding Pirazinamida BPFI; lakukan penge-
rendah dalam penyiapan larutan pirantel pamoat, jika tidak ringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
lindungi lanttan dari cahaya terang berlebihan yang tidak digunakan.
perlu. Lakukan penetapan kadar tanpa penundllan.J Laku-
kan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja Identifikasi
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi Buat persikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
seperti pada Penetapan kadar dalam Pirantel Pamoat. maksimum hanya pada panjang gelombang yang
Larutan uji Pipet sejumlah suspensi setara dengan sama seperti pada Pirazinamida BPFI.
lebih kurang 200 mg pirantel pamoat ke dalam labu B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
tentukur 100-ml, dispersikan dan encerkan dengan air 100.000) menunjukkan maksimum dan minimum pada
sampai tanda. Selama pendispersian menggunakan panjang gelombang yang sama seperti pada Pirazina-
pengaduk magnetik, pipet 1 ml dan masukkan ke mida BPFI; daya serap masing-masing, dihitung terha-
dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan encerkan dap zat yang telah dikeringkan pada panjang gelom-
dengan Fase gerak sampai tanda, campur dan saring. bang sera pan maksimum lebih kurang 268 nm berbeda
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah tidak lebih dari 3,0%.
volume sama (lebih kurang 20 Jll) Larutan baku dan C. Didihkan 20 mg dengan 5 ml natrium hidroksi-
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato- da 5 N: tercium bau amoniak.
722 Pyrazinamidi Compressi I Monografi FIIV

Jarak lebur <1021> Antara 188° dan 191°. Bila terjadi perbedaan, larutkan keduanya, hablur
kering dan Pirazinamida BPFI masing-masing dalam
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%. aseton P, uapkan larutan sampai kering, dan ulangi
penetapan menggunakan residu.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. B. Hablur kering yang diperoleh pada Identijikasi
A, memenuhi reaksi ldentifikasi B yang tertera pada
Logam berat <371 > Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. Pirazinamida.
C. Pada 20 mg hablur kering yang diperoleh -pad a
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Identiftkasi A tambahkan 5 ml natrium hidroksida 5 N,
Metode I Memenuhi syarat. · panaskan hati-hati di atas nyala api: tercium bau
Larutan baku dan Larutan uji Buat LaTittan uji amoniak.
dengan kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan
kadar dua kali Larutan uji. Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
Penetapan kadar Alai tipe 2: 50 rpm.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 300 mg, Waktu: 45 menit.
masukkan ke dalam labu Kjeldahl 500-ml, larutkan Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 5 H 5 N 3 0
dalam 100 ml air dan tambahkan 75 ml natrium hidrok- yang !_erlarut dengan mengukur sera pan filtrat larutan
sida 5 N. Hubungkan labu destilasi dengan alat pen- uji, jika perlu diencerkan dengan Media disolusi,
dingin yang baik. Atur pipa pengalir sulingan hingga bandingkan dengan serapan larutan baku Pirazinli-
tercelup di bawah permukaan 20 mllarutan asam mida BPFI dalam media yang sama pada panjang
borat P (1 dalam 25) dalam labu penampung yang gelombang serapan maksimumlebih kurang 268 nm.
sesuai. Didihkan perlahan-lahan selama 20 menit, Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
hindari terclestilasinya pelarut, kemudian didihkan kurang dari 75% (Q) C 5 H 5 N 30, dari jumlah yang ter-
kuat-kuat sampai amonia terdestilasi sempurna. Jika tera pada etiket.
perlu dinginkan destilat, tambahkan ungu metil LP,
titrasi dengan asam klorida 0,1 N LV. Lakukan penetap- Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
an blangko.
Penetapan kadar
1 ml asam klorida 0,1 N setara dengan Larutan baku Timbang saksama sejumlah
12,31 mg Clf~P Pirazinamida BPFI, larutkan dalam air, jika perlu
encerkan bertahap hingga kadar lebih kurang 10 J.Lg
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup per mi.
baik. Larutan uji Timbang dan serbukhaluskan tidak
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 100 mg
pirazinamida, masukkan ke dalam labu tentukur
PYRAZINAMIDI COMPRESS! 500-ml dengan bantuan 200 ml air. Biarkan selama
Tablet Pirazinamida lebih kurang 10 menit sambil sesekali digoyang,
tambahkan air sampai tanda. Saring melalui penyaring
kering ke dalam labu kering, huang sejumlah filtrat
Tablet Pirazinamida mengandung Pirazinamida, pertama. Pipet 5 ml filtrat ke dalam labu tentukur
<;HsNp, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 100-ml; tambahkan air sampai tanda.
107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Prosedur Ukur serapan l.Arutan uji dan Larutan bak11
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Baku pembanding Pirazinamida BPFI; lakukan pe- kurang 268 nm menggunakan air sebagai blangko.
ngeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum Hitung jumlah dalam mg, C 5H 5N 3 0, dalam serbuk
digunakan. tablet yang digunakan dengan rumus:

Identifikasi Au
A. Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan 10C ( - )
lebih kurang 1 g pirazinamida, tambahkan lebih As
kurang 75 ml isopropanol P, panaskan di atas tangas
uap, saring selagi panas. Biarkan dingin, saring hablur C adalah kadai Pirazinamida BPFI dalam JLg per ml
yang terbentuk, dan keringkan pada suhu 105° selama l.Andan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah 'sera pan
1 jam. Spektrum serapan inframerah hablur yang telah Imutan uji dan l.Arutan baku.
dik~ringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P.
m.enunjukkan maksimum hanya pada panjang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertli"t~p
gelombang yang sama seperti pada Pirazintnnida BPFI. baik.
FIIV Monografi I Pyridoxini Hydrochloridum 723

PYRIDOSTIGMINI BROMIDUM udara, menggunakan Josfor pentoksida P sebagai~-at


Piridostigmin Bromida pengering pada suhu 100° selama 4 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.

Cemaran umum <481>


Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.
Fase gerak Buat campuran metanol P-air (1:1);
3-Hidroksi-1-metilpiridinium bromida gunakan lempeng kromatografi selulosa dengan
dimetillcarbamat [101-26-8] indikator fluoresen.
C9H 13BrN20 2 BM 261,12 Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
bercak nomor 1.
Piridostigmin Bromida mengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C 9 H 13 BrN 20 2, Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
dihitung terhadap zat yang telah diketingkan. 850 mg, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P.
Tambahkan 25 ml raksa(Il) asetat LP dan 2 tetes
Pemerian Serbuk hablur putih sampai praktis putih; muah kuinaldin LP. Titrasi deng-an asam perklorat
bau khas enak. dioksan 0,1 N LV hingga tidak berwarna. Lakukan
penetapan blangko.
Kela.rutan Mudah larut dalam air, dalam etanol, dan
dalam kloroform; agak sukar larut dalam heksana; 1 ml asam perklorat dioksan 0,1 N setara dengan
praktis tidak larut dalam eter. 26,11 mg C,J-l 13 BrNp 2

Baku pembanding Piridostigmin Bromida BPFI; laku- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kan pengeringan dalam tabung pengering hampa rapat.
udara menggunakanfosfor pentoksida P sebagai zat
pengering pada suhu 100° selama 4 jam sebelum di-
gunakan. PYRIDOXINI HYDROCHLORIDUM
Piridoksin Hidroklorida
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Piridostigmin
Bromida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
30.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan Piridoksol hidroklorida [58-56-0]
maksimum dan minimum pada panjang gelombang C8H 11N03.HC1 BM 205,64
yang sama seperti pada Piridostigmin Bromida BPFI;
daya serap masing-masing dihitung terhadap zat yang Piridoksin Hidroklorida mengandung tidak kurang
telah dikeringkan, pada panjang gelombang serapan dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C8H11N03 .HC1,
maksimum lebih kurang 269 nm berbeda tidak lebih dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
dari 3,0%.
C. Ma.sukkan lebih kurang 100 mg ke dalam Pemerian Hablur atau serbuk hablur putih atau
tabung reaksi, tambahkan 0,6 ml natrium hidroksi- hampir putih; stabil di udara; secara perlahan-lahan
da 1 N: terjadi warna jingga, jika dipanaskan: warna dipengaruhi oleh cahaya matahari.
berubah menjadi kuning dan uap larutan membirukan
kertas lnkmus merah P. Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
D. Larutan (1 dalam SO) menunjukkan reaksi etanol; tidak larut dalam eter. Larutan mempunyai pH
Bromida cara A dan B seperti yang tertera pada Uji lebih kurang 3.
Identifilcasi Umum <291>.
Baku pembanding Piridoksin Hidroklorida BPFI; laku·
Jarak lebur <1021> Antara 154° dan 157°; lakukan kan pengeringan dalam hampa udara di atas silika
penetapan menggunakan zat yang sebelwnnya telah gd P selama 4 jam sebelum digunakan.
dikeringkan.
ldentifikasi
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa dispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
724 Pyridoxini Hydrochloridi Compressi I Monografi FIIV

maksimum hanya pada panjang gelombang yang 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
sama seperti pada Piridoksin Hidroklorida BPFI. lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
seperti yang tertera pada Uji Identifilalsi Umum <291>. yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
piridoksin dan asam p-hidroksi benzoat tidak kurang
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; dari 2,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika ulang tidak lebih dari 3,0%.
gel P selama 4 jam. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 J.il) Larutan baku dan
Sisa pemijarotn <31H> Tidak lebih dari 0,1%. Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Waktu retensi relatif piridoksin dan
Logam berat <371 > Metode III Tidak lebih dari 30 bpj. asam p-hidroksi benzoat masing-masing adalah Iebih
kurang 0,7 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg,
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> C8H 11 N03.HCI, dengan rum us:
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan
menggunakan Laruta11 uji dengan kadar 20 mg per ml
dan Larutan baku dengan kadar dua kali Larutan uji.

Kandungan klorida Tidak kurang dari 16,9% dan


tidak lebih dari 17,6% Cl dihitung terhadap zat yang C adalah kadar Piridoksin Hidroklorida BPFI dalam mg
telah dikeringkan; timbang saksama lebih kurang per ml Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah
500 mg, larutkan dengan 50 ml metanol P dalam labu perbandingan respons puncak piridoksin terhadap
Erlenmeyer bersumbat kaca. Tambahkan 5 ml asam baku internal dalam Larutan uji dan Larutan baku.
asetat glasial P dan 2-3 tetes eosin Y LP dan titrasi
dengan perak nitrat 0,1 N LV. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan
3,545 mg Cl

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara PYRIDOXINI HYDROCHLORIDI


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada COMPRESS!
Kromatografi <931>. Tablet Piridoksin Hidroklorida
Fase gerak Campur 20 ml asam asetat glasial P, 1,2 g
natrium 1-heksanasulfonat P dan lebih kurang 1400 ml
air dalam labu tentukur 2000-ml. Atur pH hingga 3,0 Tablet Piridoksin Hidroklorida mengandung
dengan llsam llsetllt glasial P atau natrium hidroksidQ 1 N. Piridoksin Hidroklorida, C8H 11 N03.HC1 tidak kurang
Tambahkan 470 ml metanol P, encerkan dengan air dari 95,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah
sampai tanda dan saring dengan penyaring 0,5 J.Lm. yang tertera pada etiket.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Baku pembanding Piridoksin Hidroklorida BPFI;
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas
asam p-hidroksi benzollt P, larutkan dalam Fase gerak sililaz gel P selama 4 jam sebelum digunakan.
hingga kadar lebih kurang 5 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg ldentifikasi Pada sejumlah serbuk tablet setara
Piridoksin Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu dengan lebih kurang 100 mg zat, tambahkan lebih
tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase kurang S ml air, kocok. Saring ke dalam tabung
gerak sampai tanda. Masukkan 10,0 mllarutan ini ke reaksi, dan tambahkan 2 a tau 3 tetes besi(lll) klorida LP:
dalam labu tentukur 100-ml, dan 1,0 mllArutan baku terjadi wama jingga sampai merah tua.
internal, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Tiap mllarutan ini mengandung lebih kurang 0,05 mg. Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit.
lArutan uji Tunbang saksama lebih kurang SO mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Masuk- Prosedur keseragaman lalndungan
kan 10,0 mllarutan ini dan 1,0 mllArutan baku intmull lArutlln uji Pindahkan 1 tablet y~ng sebelumnya
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase telah digerus, ke dalam labu tentukur 500-ml yang
gerak sampai tanda. berisi Iebih kurang 300 ml air, kocok selama lebih
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera kurang 30 menit, dan encerkan dengan air sampai
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tanda. Saring sebagian larutan, huang 25 ml filtr~t
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom pertama. Encerkan filtrat berikutnya secara kuan-
FIIV Monografi I Pyrimethaminum 725

titatif dan bertahap dengan larutan asam klorida P ke dalam gelas ukur 25 ml atau tabung reaksi bertutup
(1 -dalam 100) hingga diperoleh larutan yang kaca. Tambahkan berturut-turut, kocok setiap
mengandung piridoksin hidroklorida lebih kurang penambahan 1,0 ml Dapar amonium klorida-amonium
10 JLg per ml. hidroksida, 1,0 mllarutan nairium asetat P (1 dala:n 5)
Larutan baku Larutkan sejumlah Piridoksin dan 1,0 ml air. Dinginkan sampai lebih kurang 25°, lalu
Hidroklorida BPFI. yang ditimbang saksama dalam tambahkan 1,0 ml Larutan klorimida, kocok ku3t-kuat
larutan asam klorida P (1 dalam 100), encerkan secara dalam waktu tepat 10 detik (tepat) dan dalam waktu
bertahap dengan pelarut yang sama sehingga tepat 60 detik setelah penambahan Larutan klorimida,
memperoleh Larutan baku yang mengandung lebih tentukan serapan pada panjang gelombang serapan
kurang 10 JLg per mi. Ukur serapan Larutan uji dan maksimum lebih kurang 650 nm, gunakan air sebagai
Larutan baku pada panjang gelombang maksimum blangko. {Catatan Lakukan pembacaan segera untuk
lebih kurang 290 nm, dengan menggunakan larutan menghindarkan kesalahan karena pemucatan.] Serapan
asam klorida P (1 dalam 100) sebagai blangko. Hitung dinyatakan dengan Au'·
jumlah dalam mg, C6H 11 N03 .HCI, dalam tablet dengan (b) Ulangi prosedur (a) tetapi 1,0 ml air diganti
rum us: dengan 1,0 mllarutan asam borat P (1 dalam 20). Serap-
an dinyatakan dalam Au·. ·
T Au {c) Ulangi prosedur (a) tetapi 5,0 ml Larutan uji
(-)C(-) diganti dengan 5,0 ml Larutan baku. Serapan dinyata-
D A5 kan dalam A 5 '.
(d) Ulangi prosedur (c) tetapi 1,0 ml air diganti
T adalah jumlah dalam mg piridoksin hidroklorida dengan 1,0 mllarutan asam borat P (1 dalam 20). Serap-
dalam tablet yang tertera pada etiket; D adalah faktor an dinyatakan dengan As'· Hitung jumlah dalam mg
pengenceran; C adalah kadar Piridoksin Hidroklorida C 8 H 11 N03.HC1 dalam serbuk tablet yang digunakan
BPFI dalam JLg per ml Larutan baku; Au dan As dengan rumus:
berturut-turut adalc>.h serapan Larutan uji dan Larutan
baku.

Penetapan kadar
Dapar amonium klorida-amonium hidroksida Larutkan
16 g amonium klorida P dalam 70 ml air, tambahkan C adalah kadar Piridoksin Hidroklorida· BPFI dalam JLg
16 ml amonium hidroksida P encerkan dengan air hingga per ml Larutan baku.
100 ml campur dan saring.
Larutan klorimida Larutkan 40 mg 2,6-diklorokuinon Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
klorimida P dalam 100 ml isopropanol P. Simpan larut- baik, terlindung cahaya.
an dalam lemari pendingin, gunakan dalam waktu
sekitar satu bulan. Tidak boleh digunakan bila larutan
berwama merah muda. PYRIMETHAMINUM
Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah. Pirimetamin
Piridoksin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam asam klori-
da 0,1 N encerkan secara kuantitatif dengan pelarut
yang sama hingga kadar 0,1 mg per ml. Simpan dalam
botol coklat ditempat dingin.
Larutan baku Encerkan 10,0 ml Larutan baku per-
sediaan dengan air dalam labu tentukur 100-ml sampai
tanda. Buat larutan setiap akan digunakan. 2,4-Diamino-5-(p-kloroftnil)-6-etilpirimidina [58-14-0]
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang CnHtJClN4 BM248,71
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 10 mg piridoksin Pirimetamin mengandung tidak kurang dari 99,0%
hidroklorida, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan tidak lebih dari 101,0% C 12H 13ClN 4, dihitung
dengan penambahan air. Tambahkan 5 mllarutan IISIIm terhadap zat yang telah dikeringkan. ·
klorida P, encerkan dengan air hingga lebih kurang
250 ml dan panaskan di atas tangas uap sampai Pemerian Serbuk hablur putih; tidak berbau.
hancur sempurna. Dinginkan, pindahkan ke dalam
labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air sampai Kelarutan Tidak larut dalam air; suka.r -larut dalam
tanda, campur, dan sentrifus sejumlah campuran. aseton, dalat:h etanol, dan dalam ldorofo~. ··
Gunakan beningan sebagai Larutan uji.
Prosedur Baku pembanding Pirimetamin BPFI; lakukan pe-
(a) Pipet 5 ml Larutan uji jernih ke dalam labu, ngeringan pada ~uhu lOS• selama 4 ja1n sebelum
tambahkan 25,0 ml·isupropanol P. Pipet 5 mllarutan ini digunakan. · ·
726 Quinidini Sulfas I Monografi FIIV

ldentifikasi tidak lebih dari 101,0% garam alkaloid total, dihitung


A. Spektrum serapan inframerah zat yang di- sebagai (C!OH 24 Np2)2.H2S04 terhadap zat anhidrat.
dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang Pemerian Hablur putih, bentuk seperti jarum, halus,
sama seperti pada Pirimetamin BPFI. atau serbuk putih, kadang-kadang berbentuk massa
B. Pijarkan campuran lebih kurang 100 mg menggumpal; tidak berba·u; rasa sangat pahit dan
dengan 500 mg natrium karbonat anhidrat P. Dinginkan, berwarna bila terpapar cahaya.
tambahkan 5 ml air panas, panaskan di atas tangas
uap selama 5 menit, saring dan netralkal' filtrat Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol
dengan asam nitrat P: larutan menunjukkan reaksi dan dalam kloroform; tidak larut dalam eter.
Klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji Larutannya dalam air bersifat netral atau alkalis
ldentifikasi Umum <291>. terhadap lakmus.

Jarak lebur <1021> Antara 238° dan 242°. Baku pembanding Kuinidin Sulfat BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Kuininon BPFI; tidak boleh dikeringkan,
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. rap at.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. ldentifikasi


A. Larutan zat uji (1 dalam 2000) dalam larutan
Cemaran umum <481> asam sulfat P (1 dalam 350) menunjukkan fluoresensi
Larutan uji Gunakan pelarut campuran metana/ P- biru terang yang hilang pada penambahan beberapa
kloroform P (1:1). tetes asam klorida P.
Larutan baku Gunakan pelarut campuran metana/ P- B. Pada uji Kemumian kromatografi harga R bercak
kloroform P (1:1}. utama Larutan uji sama dengan harga R1 bercak utama
Fase gerak Buat campuran n-propanol P-asam asetat Larutan baku.
glasial P-air (8:1:1}. C. Larutan (1 dalam 50) yang dibuat dengan
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan penambahan beberapa tetes asam klorida P menunjuk-
bercak nomor 2. kan reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti yang tertera
pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
200 mg, larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial P, Rotasi jenis <1081> Antara +275° dan +288°, di-
hangatkan bila perlu hingga larut. Dinginkan larutan hitung terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan.
hingga suhu kamar, tambahkan 4 tetes merah kuinal- menggunakan larutan dalam asam klorida 0,1 N yang
din LP, titrasi dengan asam perk/oral 0,1 N LV. Lakukan mengandung 200 mg per 10 ml.
penetapan blangko.
Air <1031> Metode I Antara 4,0% dan 5,5%.
1 ml asam perk/oral 0,1 N setara dengan
24,87 mg C1 zH13ClN 4 Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
rapat, tidak tembus cahaya.
Senyawa tak larut dalam kloroform-etanol Tidak
lebih dari 2 mg (0,1%); lakuk~n penetapan sebagai
berikut: Hangatkan 2 g zat dalam 15 ml campuran
QUINIDINI SULFAS kloroform P-etanol mutlak P (2:1) pada suhu lebih
Kuinidin Sulfat kurang 50° selama 10 menit. Saring melalui penyaring
kaca masir yang sudah ditara, menggunakan pengisap
secara perlahan. Cuci penyaring 5 kali, tiap kali
Garam kuinidin sulfat (2:1) dihidrat [6591-63-5] dengan 10 ml campuran klorofonn - etanol tersebut di
Anhidrat [50-54-4] atas, keringkan pada suhu 105° selama 1 jam dan
<~,NP2>2-~SOc.21\0 BM 782,95 timbang.
<~~cNP2>2'~c BM 746,92
Kemumian kromatografi
Kuinidin Sulfat adalah garam sulfat dari alkaloid Larutan baku TJ.mbang saksama ~jumlah Kuinidin
yang diperoleh dari beberapa jenis tanaman Cinchmut Sulfat BPFI, larutkan dalam etanol encer P hingga
dan hibridanya dan dari tanaman Remijia pafunculata kadar 6 mg per ml.
Fliickiger (Familia Rubiaaae), atau diperoleh dari Enceran larutan baku Encerkan ·sejumlah Larutan
kuinin. Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan baku dengan ttanol encer P hingga kadar 0,06 ;mg
FIIV Mouografi I Quinidini Sulfatis Compressi 727

per mi. baku relatif respons puncak tidak lebih dari 2,0%.
Lanttan senyawa sejenis Timbang saksama sejumlah Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
Kuininon BPFI dan kinkonin, larutkan masing-masing 50 ~I) Lantlan uji, ke dalam kromatograf, rekam
dalam etanol encer P hingga kadar per ml berturut- kromatogram, ukur respons puncak utama. Respons
turut 0,05 mg (setara dengan 0,06 mg sebagai sulfat) puncak dihidrokuinidin tidak lebih besar dari 0,25
dan 0,10 mg (setara dengan 0,12 mg sebagai sulfat). puncak kuinidin.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut-
kan dalam elanol encer P hingga kadar 6 mg per mi. Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis lipis sep~rti Metode I Memenuhi syarat.
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan
masing-masing 10 ~I Larutan uji, Larutan baku, Enceran Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
larutan baku dan Larutan senyawa sejenis pada lempeng 200 mg, larutkan dalam 20 ml anhidrida asetat P, panas-
kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Biarkan kan perlahan-lahan jika perlu. Oinginkan larutan,
kering dan masukkan lempeng ke dalam bejana tambahkan 20 ml anhidrida asetat P. Titrasi dengan
kromatografi berisi fase gerak k/oroform P-aseton P- asam perk/oral 0,1 N LV menggunakan indikator 4 tetes
dietilamiHa P (5:4:1) yang tidak dijenuhkan. Biarkan p-naf/1)/bcnzeitz LP hingga warna hijau, gunakan buret
fase gerak merambat lebih kurang 15 em di atas garis mikro 10 mi. Lakukan penetapan blangko.
penotolan, angkat lempeng, tandai batas perambatan
dan biarkan fase gerak menguap. Semprot lempeng 1 ml asam perklorat 0,1 N setara denga
dengan asam asetat glasial P. Tandai bercak yang 24,90 mg garam alkaloid total,
tampak pada pengamatan di bawah cJhaya ultrav;olet diizitzms sebagai (C 2i l24Np 2J2.H2S0 4
366 nm. Bercak Larutan uji tidak lebih besar dan lebih
intensif dari bercak Lantlan senyawa sejenis pada harga Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
R1 yang sama. Selain bercak tersebut dan bercak yang baik, tidak tembus cahaya.
mempunyai harga R sama dengan kuinidin sulfat dan
dihidrokuinidin sutfat (dua bercak dari Larutan baku),
tiap bercak tambahan yang berfluoresensi; tidak lebih QUINIDINI SULFATIS COMPRESS!
besar atau lebih intensif dari bercak utama Enceran Tablet Kuinidin Sulfat
larutan baku. Semprot lempeng dengan kalium iodo-
platinat LP. Bercak Larutan u;; tidak lebih besar atau
lebih intensif dari bercak L.antlan scnyawa sejenis. Tablet Kuinidin Sulfat mengandung sejumlah
kuinidin sulfat dan dihidrokuinidin sulfat, dihitung
Dihidrokuinidin sulfat Tidak lebih dari 20,0%. sebagai kuinidin sulfat, (C 20 H 24 N 20 2 )2"H 2S0 4.2H 20,
Larutan asam metanasulfonat Tambahkan 35,0 ml tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
asam metanasulfonal P ke dalam 20,0 ml asam asetat dari jumlah yang tertera pada etiket.
glasia/ P, encerkan dengan air hingga 500 mi.
Larutan dietilamina Larutkan 10,0 ml dietilamina P Baku pembanding Kuinidin Sulfat BPFI; tidak boleh
dalam air hingga 100 mi. dikeringkan. Kuininon BPFI; tidak boleh dikeringkan.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-Larutan Simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup
asam metanasulfonat-Larutan dietilamina (860:100:20:20.), rap at.
saring dan awaudarakan. Atur pH hingga 2,6 dengan
penambahan Larutan dietilamina. Identifikasi
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih A. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan
kurang 10 mg masing-masing kuinidin sulfat dan lebih kurang 100 mg kuinidin sulfat dengan 10 ml
dihidrokuinidin sulfat, masukkan ke dalam labu larutan asam sulfat P (1 dalam 350), saring: filtrat yang
tentukur 50-ml, larutkan dengan 5 ml metanol P, dan diencerkan menunjukkan fluoresensi biru terang, yang
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. hilang pada penambahan beberapa tetes asam klorida P.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg, B. Pada uji Kemurnian kromatografi, harga R1
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan bercak utama Larutan uji sama dengan harga R1 berea!<
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. utama Larutan baku.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera C. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja lebih kurang 100 mg kuinidin sulfat dengan 10 ml
tinggi dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom larutan asam klorida P (1 dalam 100) saring, filtrat
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Lakukan menunjukkan reaksi Sulfot seperti yang tertera pada
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem seperti Uji ldentifikasi Umum <291>. ·
yang tertera pada Prosedur. Waktu retensi relatif
kuinidin dan dihidrokuinidin berturut-turut adalah Disolusi <1231>
lebih kurang 1 dan 1,5, resolusi, R, antara kuinidin dan Media disolusi:. 900 mlllSam klorida 0,1 N.
dihidrokuinidin tidak kurang dari 2,5, dan simpangan Alat tipe 1: 100 rpm.
728 Quinini Aethylcarbonas I Monografi FI IV

Waktu: 30 menit. tablet setara dengan lebih lc;urang 160 'mg kuinidin
Prosedur Lakukan penetapan jumlah (C 20 H 24 Np2 ) 2 . sulfat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
H 2S04 .2ti:z0 yang terlarut dengan mengukur serapan tambahkan 80 ml metanol P. Kocak labu secara
filtrat lArutan uji, jika perlu encerkan dengan Media mekanik selama 30 menit. Encerkan dengan metanol P
disolusi, dan serapan Larutan baku Kuinidin Sulfat BPFI sampai tanda, saring. Buang 10 ml filtrat pertama.
dalam media yang sama pada panjang gelombang Pipet 3 ml filtrat ke dalam labu tentukur 25-ml,
serapan maksimum lebih kurang 248 nm. encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus lantt tidak Prosedur Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi
kurang dari 85% (Q) (C 20 H 24 N 20 2 )rH 2S04 .2H 20, dari sepert! yang tertera pada Kromatografi <931>. Kroma-
jumlah yang tertera pada etiket. tograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor
235 nm dan kolom 3,9 mm x 30 em berisi bahan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. pengisi Ll. Suntikkan sejumlah volume sama (lebih
Prosedur keseragaman kandungan kurang 50 ~I) lArutan uji dan Larutan baku ke dalam
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kuinidin kromatograf. Hi tung jumlah dalam mg, kuinidin sulfat
Sulfat BPFI, larutkan dalam larutan asam klorida P dan dihidrokujnidin sulfat dalam serbuk tablet yang
(1 dalam 100) hingga kadar lebih kurang 400 ~g digunakan dengan rumus:
per mi.
Larutan uji Serbl,!kkan 1 tablet dan masukkan ke 2.500 rb.u + r4 .u
dalam labu tentukur 250-ml. Tambahkan lebih kurang (--) c (----.
175 ml larutan asam klorida P (1 dalam 100), kocok 3 rb.s + rd.S
meng-gunakan pengocok mekanik selama 30 menit.
Encer-kan dengan larutan asam klorida P (1 dalam 100) C adalah kadar Kuinidin Sulfat BPFI dalam mg per ml
sampai tanda. Saring, huang 20 ml filtrat pertama. Larutan baku, rb.u dan rb.S berturut-turut adalah respons
Prosedur Ukur serapan Larutan uji jika perlu puncak kuinidin dari Larutan uji dan Larutan baku; r4.u
encerkan secara kuantitatif, dan Larutan baku pada dan r4 .5 berturut-turut adalah respons puncak di-
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang hidrokuinidin dari lArutan uji dan lArutan baku.
345 nm, menggunakan air sebagai blangko. Hitung
jumlah dalam mg, (C 20 H 24 N 2 0 2 )2"H 2S04 .2H 20 dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tablet yang digunakan dengan rumus: rapat, tidak tembus cahaya.

TC Au
(-)(-)
D A5 QUININI AETHYLCARBONAS
Kuinin Etilkarbonat
T adalah kadar kuinidin sulfat dalam mg yang tertera Eukuinin
pada e.tiket; D adalah kadar kuinidin sulfat dalam ~g
'· per ml Larutan uji; C adalah kadar Kuinidin Sulfat BPFI rtYN~ ~-Oia
dalam ~g per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-
turut adalah sera pan Larutan uji dan Larutan baku. H,co~-~k~"
t!oCo~ H N
Kemumian kromatografi
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk BM396,49
tablet setara dengan lebih kurang 150 mg kuinidin
sulfat, kocok dengan 25 ml etanol encer P selama Kuinin Etilkarbonat mengandung tidak kurang dari
10 menit dan saring. Selanjutnya lakukan uji 99,0'Yo C23fiuNz04 •
Kemurnian kromatografi seperti yang tertera pada
Kuinidin Sulfat. Pemerian: Hablur putih, berbentuk bulu atau jarum;
tidak berbau; tidak berasa; jika dikunyah agak pahit.
Penetapan kadar
Larutan asam mdanasulfonat, lArutan dietilamina, Kelarutan Agak sukar larut dalam air; mudah larut
Fase gerak, lArutan ~esuaian sistem, ksesuaiizn sistem dalam etanol 95o/o, dalam ldoroform, dalam eter dan
Lakukan seperti yang tertera pada Dihidrokuinidin dalam asam ldorida encer.
Sulfat dalam Kuinidin Sulfat.
Larutan baku Tnnbang saksama lebih kurang 20 mg ldentifikasi
Kuinidin Sulfat BPFI, masukkan ke dalam labu A. La·rutan 0,01 'Yo dalam asam sulfrzt encer P me-
tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase nunjukkan fluoresensi hijau biru dalam cahaya ultra-
gerak sampai tanda. violet panjang gelombang .365 nm.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang · B. Pada 20 mg tambahkan 10 ml·asam klorida f
dari 20 tablet. Tim bang saksama sejumlah -serbuk 0,25%, kocok kuat, saring. Pada 5 ml filtrat tambahlcan
. FI IV Monografi I Quinini Hydrochloridum 729

2 tetes atau 3 tetes brom LP dan 1 ml larutan amonium ldentifikasi


hidroksida P encer: terjadi warna hijau. A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
C. Pada 200 mg tambahkan 2 ml natrium hidrok- tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara ter-
sidu LP dan 5 ml iodum LP, panaskan di atas tangas air pisah masing-masing 4 ~I larutan dalam metanol P
selama 1 menit: terjadi bau iodoform. yang mengandung (1) zat uji 1,0% dan (2) Kuinin
D. Pada 1 g tambahkan 10 ml larutan kalium hi- Sulfat BPFI 1,0% pada lempeng kromatografi silika
droksida P 2,5% dalam etanol mutlak P; mula-mula gel G setebal 0,25 mm. Masukkan perlahan-lahan
Iarut, berangsur-angsur terbentuk endapan putih yang lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah di-
menunjukkan reaksi Karbonat cara A, dan B seperti jenuhkan dengan fase gerak toluena P-eter P-dietil-
yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>. amina P (60:36:15) dan biarkan fase gerak merambat
hingga·15 em di atas garis penotolan. Angkat lempeng.
Jarak lebur <1021> Antara 91° dan 95°. keringkan pada aliran udara selama 15 menit dan
ulangi eluasi. Keringkan lempeng pada suhu 105°
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. selama 30 menit. biarkan hingga dingin dan semprot
lempeng dengan iodoplati;za LP. Harga R1 warna dan
Klorida <361> Memenuhi syarat; lakukan penetapan ukuran bercak utama larutan (1) sesuai dengan
menggunakan 300 mg. larutan (2).
B. Pada 5 ml larutan 10 mg dalam 10 ml air,
Sulfat <361> Memenuhi syarat; lakukan penetapan tambahkan 0,2 ml air brom LP dan 1 ml amoniztm
menggunakan 1 g. hidroksida 2 N: terjadi warna hijau zamrud.
C. Larutkan 100 mg dalam 3 ml asum sulfat 2 N
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang dan encerkan dengan air hingga 100 ml: menunjukkan
400 mg, larutkan dalam 5 ml etanol netral P, tambahkan fluoresensi biru kuat yang hampir hilang pada pe-
20 ml asam k/orida 0,1 N. Titrasi dengan natrium hidrok- nambahan 1 ml asam klorida P.
sida 0,1 N LV, menggunakan 3 tetes indikator merah D. Menunjukkan re:1ksi Klorida cara A dan D
metil LP hingga terjadi warna yang sama dengan seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Unwm <291>.
warna dari 35 ml larutan dapar pH 5,0 setelah di-
tambahkan 3 tetes merah metil LP. Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
penetapan menggunakan larutan 2,0% dalam air bebas
1 ml asam klorida 0,1 N setara dengan karbon dioksida P.
39,65 mg C2fl 2iJP 4
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Iarutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W6.
baik, terlindung dari cahaya. Lakukan penetapan menggunakan larutan 2,0%.

pH Antara 6,0 dan 6,8; lakukan penetapan mengguna-


kan larutan 1 %.
QUININI HYDROCHLORIDUM
Kuinin Hidroklorida Rotasi jenis <1081> Antara -245° dan -258°; lakukan
penetapan menggunakan larutan i"'o dalam asam
klorida 0,1 N.
(8S,9R)-6'-Metoksi kinkonan-9-o/
hidroklorida dihidrat (6119-47-7] Susut pengeringan <1121> Antara 6,0% $ampai 10,0%;
C20H24Np2.HCI.2H20 BM396,9 lakukan pengeringan pada suhu antara 100° sampai
105° hingga bobot tetap, menggunakan 1 g.
Kuinin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C20H 24N 20 2.HC1, Barium Pada 15 mllarutan 2,0% dalam air bebas karbon
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. dioksida P tambahkan 1 ml asam sulfat 2 N dan
diamkan larutan selama tidak kurang dari 15 menit:
Pemerian Hablur jarum halus seperti sutera, tidak larutan tidak lebih opalesen dari campuran 15 ml
berwama; kadang-kadang berkelompok. larutan 2,0% dan 1 ml air.

Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam Sulfat Tidak lebih dari 500 bpj; lakukan penetapan
etanol, dalam kloroform; sangat sukadarut dalam seperti yang tertera pada Uji batas sulfat dalam Kodein
eter. Larutan dalam kloroform bisa tidak jemih, karena Hidroklorida menggunakan 15 mllarutan 2,0% dalam
rriengandung bintik air. air bebas karbon dioksida P sebagai Larutan uji.

Baku pembanding Kuinin Sulfat BPFI; Kuinidin Alkaloid kinkhona lain Lakukan penetapan dengan
Sulfat BPFI. cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
730 Quinini Sulfas I Monografi FIIV

pada Kromatografi <931>. jenis yang tereluasi sebelum kuinin dan zat sejenis lain
Fase gerak Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P masing-masing tidak lebih dari 10%, 5% dan 2,5%.
dan 3,0 g heksilamina P dalam 700 ml air, atur pH
hingga 2,8 dengan asam fosfat I M, tambahkan 60 ml Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%;
asetonitril P dan encerkan dengan air hingga 1000 mi. lakukan penetapan menggunakan 1 g.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg,
larutkan dalam 5 ml Fase gerak, jika perlu panaskan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
perlahan-lahan, encerkan dengan Fase gerak hingga 300 mg, larutkan dalam campuran 50 ml asam asetat
10 mi. glasial P dan 20 ml anhidrida asetat P, tambahkan 5 ml
Larutan A Buat larutan Kuinin Sulfat BPFI dalam raksa(ll) asetat LP. Titrasi dengan asam perklorat
Fase gerak dengan cara yang sama seperti Larutan uji. 0.1 N LV, tetapkan titik akhir seeara potensiometrik.
Larutan B Buat larutan Kuinidin Sulfat BPFI dalam
Fase gerak dengan cara yang sama seperti Larutan uji. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
Larutan.C Campur sejumlah volume yang sama 18,04 g C11fl 24Np 1.HCI
Larutan A dan Larutan B.
Enceran larutan A Pipet 1 ml Larutan A, eneerkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dengan Fase gerak hingga 10 mi. Pipet 1 ml larutan, baik dan terlindung dari eahaya.
eneerkan dengan Fase gerak hingga 50 mi.
Larutan D Larutkan sejumlah tiourea P dalam Fase
gerak hingga kadar 1,0 mg per mi.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera QUININI SULFAS
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Kuinin Sulfat
tinggi dilengkapi dengan detektor 250 nm untuk
mengamati kmmatogram Larutan D, detektor 316 nm
untuk mengamati kromatogram larutan lainnya dan
kolom baja tahan karat 4,6 mm x 15 em sampai 25 em
berisi berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih kurang
1,5 ml per menit.
Prosedur Suntikkan seeara terpisah 10 J.Ll Larutan B
dan Larutan D ke dalam kromatograf. Jika perlu, atur
kadar asetonitril P dalam Fase gerak hingga faktor
kapasitas puneak kuinidin dalam Larutan 8 antara 3,5 Garam kttinin sulfat (2:1) dihidrat [6119-70-6),
· sampai 4,5; V R dihitung terhadap puneak tiourea Garam kuinin sulfot (2:1) anhidrat [804-63-7)
dalam Larutan D. Suntikkan secara terpisah masing- (C~cN202)2.I-4S04.2I-40 BM 782,95
masing 10 J.Ll Larutan A, Larutan 8, Larutan C dan (CzoHzcN202)2.HzSOc BM746,92
Enceran larutan A ke dalam kromatograf. Kromato-
... gram Larutan A menunjukkan puncak utama kuinin Kuinin Sulfat adalah garam sulfat alkaloid yang
dan puneak dihidrokuinin dengan waktu retensi rela- diperoleh dari kulit kayu tanaman Cinchona.
tif terhadap kuinin lebih kurang 1,4. Kromatogram Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih
Larutan 8 II\enunjukkan puncak utama kuinidin dan dari 101,0% garam alkaloid total, dihitung sebagai
puncak dihidrokuinidin dengan waktu retensi relatif (C 20 H 24 N 20 2)rH 2S0 4 , terhadap zat yang telah di-
terhadap kuinin lebih kurang 1,2. Kromatogram Larut- keringkan..
an C menunjukkan 4 puneak masing-masing adalah
puncak kuinin, dihidrokuinin, kuinidin dan dihidro- Pemerian Hablur putih, berbentuk jarum halus, biasa-
kuinidin. Bandingkan waktu retensi masing-masing nya tidak bercahaya, massa ringan dan mudah me-
'puncak tersebut dengan puncak yang diperoleh dari madat; tidak berbau dan mempunyai rasa pahit yang
Larutan A dan Larutan B. Uji ini tidak memenuhi syarat lama . .tdenjadi berwama bila terpapar cahaya. Larutan
(a) jika faktor resolusi antara puncak kuinin dan jenuh bersifat netral atau basa terhadap lakmus.
kuinidin atau faktor resolusi antara puncak dihidro-
kuinidin dan kuinin yang diperoleh dari Lzrutan C Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam etanol, dalam
masing-masing kurang dari 1,5 dan 1,0 atau (b) jika klorofonn, dan dalam eter; mudah larut dalam etanol
perbandingan sinyal derau terhadap puncak utama pada suhu 80°, dalam campuran klorofonn- etanol
yang diperoleh dari Enceran larutan A kurang dari 5. mutlak (2:1); agak sukar larut dalam air pada suhu
Suntikkan 10 J.Ll Larutan uji ke dalam kromatograf dan 100°.
lakukan kromatografi selama dua setengah kali waktu
retensi puncak utama. Hitung kadar dalam persentase Baku pembanding Kuinin Sulfat BPFI; .tidak boleh
zat sejenis dengan cara nonnalisasi, mengabaikan luas dikeringkan. Kuininon BPFI; tidak boleh dikeringkan.
puncak yang lebih kecil dari puncak yang diperoleh Simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup
pada Enceran larutan A. Ka~ar dihidrokuinin, zat se- rapat. ·
FIIV Monografi I Quinini Sulfas 731
... -:>'·

Identifikasi dengan asam asetat glasial P, amati di bawah c3haya


A. Larutan (1 dalam 2000) dalam larutan asam ultraviolet 366 nm dan tandai bercak yang tampak.
sulfat P (1 dalam 350) menunjukkan fluoresensi biru Bercak Larutan uji tidak lebih besar atau lebih intensif
terang yang hilang pada penambahan beberapa tetes dari bercak Lam tan senyawa sejenis pada harga Rl yang
asam klorida P. sama. Selain bercak tersebut dan bercak yang timbul
B. Pada uji Kemurnian kromatografi, harga R1 pada harga R yang sama dengan kuinin sulfat, setiap
bercak utama Larutan uji sesuai dengan harga R1 bercak tambahan yang berfluoresensi tidak lebih besar
bercak utama Larutan baku. atau intensif dari bercak Enceran larutan baku. Semprot
C. Larutan (1 dalam 50) yang dibuat dengan lempeng dengan kalium iodoplatinat LP. Setiap bercak
penambahan beberapa tetes asam klorida P menunjuk- Larutan uji tidak Iebih besar atau lebih intensif dari
kan reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti yang tertera bercak Larutan senyawa sejenis.
pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Dihidrokuinin sulfat
Rotasi jenis <1081> Antara -235° dan -244°, dihitung Larutan asam metanasulfonat Tambahkan 35,0 ml
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan mengguna- asam metanasulfonat P pada 20,0 ml asam asetat
·kan larutan yang mengandung 200 mg per 10 ml ~[asia[ P, encerkan dengan air hingga 500 mi.
dalam asam klorida 0,1 N. Larutan dietilamina Larutkan 10,0 ml dietilamina P
dalam air hingga 100 mi.
Air <1031> Metode I Antara 4,0% dan 5,5%. Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-Larutan
asam metanasulfonat-Larutan dietilamina (860:100:20:20),
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. saring dan awaudarakan. Jika pH lebih rendah atur
pH hingga 2,6 dengan menambahkan Larutan dietil-
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 hpj. amina.
Larutan kesesuaian sislem Timbang saksama lebih
Senyawa tak larut dalam kloroform-etanol Tidak kurang 10 mg masing-masing kuinin sulfat dan di-
lebih dari 2 mg (0,1 %); lakukan penetapan sebagai hidrokuinin sulfat, masukkan ke dalam labu tentu-
berikut: Hangatkan 2 g zat dalam 15 ml campuran kur 50-ml. Larutkan dengan 5 ml metanol P, encerkan
kloroform P-etanol mutlak P (2:1) pada suhu lebih dengan Fase gerak sampai tanda.
kurang ;;oo selama 10 menit. Saring melalui penyaring Kesesuaian sistem Lakukan seperti yang tertera
kaca masir yang sudah ditara, menggunakan pengisap pada Prosedur. Waktu retensi relatif kuinin dan di-
secara perlahan. Cuci penyaring 5 kali, tiap kali hidrokuinin berturut-turut lebih kurang 1 dan 1,5.
dengan 10 ml campuran kloroform - etanol seperti di Resolusi antara puncak kuinin dan dihidrokuinin
atas, keringkan pada suhu 105° selama 1 jam dan tidak kurang dari 1,2. Simpangan baku relatif respons
timbang. puncak kuinin tidak lebih dari 2,0%.
.. Kemumian kromatografi
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah- Kuinin dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sulfat BPFI, larutkan dalam etanol encer P hingga Prosedur Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi
kadar 6 mg per ml. seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Suntik-
Enceran larutan baku Encerkan sejumlah Larutan kan sejumlah volume (lebih kurang 50 J.l}) Larutan rtji
baku dengan etanol encer P hingga kadar 0,06 mg ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan
per mi. detektor 235 nm dan kolom 3,9 mm x 30 em berisi
· Larutan senyawa sejenis Larutkan sejumlah Kuininon bahan·pengisi L1. Respons puncak dihidrokuinin tidak
BPFI dalam etanol encer P hingga kadar 0,05 mg per ml lebih besar dari 1/9 puncak kuinin (10,0%).
(sesuai dengan 0,06 mg sebagai sulfat) dan sinkonidin
0,10 mg (sesuai dengan 0,12 mg sebagai sulfat). Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Larutan uji Larutkan sejumlah zat dalam etanol 200 mg, larutkan dalam 20 ml anhidrida asetat P, titrasi
encer P hingga kadar 6 mg per mi. dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga warna hijau,
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti menggunakan indikator 4 tetes p-naftolbenzein LP,
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan gunakan mikroburet 10 ml. Lakukan penetapan
masing-masing 10 JJ.l Larutan uji, Larutan baku, Enceran blangko.
larutan baku dan Larutan senyawa sejenis pada lempeng
kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Biarkan 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
lempeng kering dan masukkan ke dalam bejana kro- 24,90 mg garam alkaloid total,
matografi yang berisi fase gerak kloroform P-aseton P- dihitung sebagai (C 2rfl2/{z0 2J2.H2504
dietilaminll P (5:4:1) yang tidak dijenuhkan. Setelah
fase gerak merambat lebih kurang 15 em di atas garis
penotolan, angkat lempeng, tandai batas perambatan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dan biarkan fase gerak menguap. Semprot lempeng baik, tidak tembus cahaya.
732 Quinini Sulfatis Compressi I Monografi FIIV

QUININI SULFATIS COMPRESSI jumlah zat aktif dalam mg, sebagai (C 20 H 24N 20 2) 2 •
Tablet Kuinin Sulfat f\S0 4.2Hp, dalam tablet dengan rumus:
TC Au
Tablet Kuinin Sulfat mengandung jumlah kuinin (-)(-)
sulfat dan dihidrokuinin sulfat, dihitung sebagai D As
(C20 H 24 N 20 2 ) 2 .H 2S0 4 .2H 20, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera T adalah jumlah kuinin sulfat dalam mg per tablet
pada etiket. sesuai yang tertera pada etiket; D adalah kadar kuinin
sulfat dalam mg per mllarutan uji berdasarkan JUmlah
Baku pembanding Kuinin Sulfat BPFI; tidak boleh yang tertera pada etiket; C adalah kadar Kuinin Sulfat
dikeringkan. Kuininon BPFI; tidak boleh dikeringkan. BPFI dalam mg per ml Larutan baku; Au dan As ber-
Simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup turut·turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan
rapat. baku.

Idenlifikasi Kemumian kromatografi


A. Kocok kuat sejumlah serbuk tablet setara Lanttan uji Timbang saksama sejumlah serbuk
dengan lebih kurang 100 mg kuinin sulfat dengan tablet setara dengan lebih kurangJ.SO mg kuinin sulfat,
100 mllarutan asam suifat P (1 dalam 350) dan saring. kocok dengan 25 ml etanol encer P selama 10 menit dan
Filtrat yang diencerkan menunjukkan fluoresensi biru saring. Selanjutnya lakukan uji Kemurnian kromatografi
terang yang hilang pada penambahan beberapa tetes seperti yang tertera pada Kuinin Sulfa!.
asam klorida P.
B. Pada uji Kemumian kromatografi, harga R.bercak Penetapan kadar [Catalan Untuk respons puncak,
utama LaTittan uji sama dengan Larutan baku. 1 gunakan luas area]. Lakukan Kromatografi cair kinerja
C. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
lebih kurang 20 mg kuinin sulfat dengan larutan asam Larutan asam metanasulfonal, Larutan dietilamina,
klorida P (1 dalam 100) dan saring, filtrat menunjukkan Fase gerak, Larutan hsesuaian sistem dan Kesesuaian
reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti yang tertera pada sistem; lakukan seperti yang tertera pada uji Dihidro-
Uji Identifikasi Umum <291>. kuinin Sulfat dalam Kuinin Sulfat.
D. Waktu retensi puncak utama pada kromato- Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
gram Larutan uji sama dengan Larutan baku seperti Kuinin Sulfat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
yang diperoleh pada Penetapan kadar. 100-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda.
Disolusi <1231> Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Medilz disolusi: 900 ml asam kloridJZ 0,1 N. dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
Aiat tipe 1: 100 rpm. tablet setara dengan lebih kurang 160 mg kuinin sulfat,
Waktu: 45 menit. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah (C~4N 202 ) 2 - 80 ml metanol P dan kocok secara mekanik selama
~SO 4 .2~0 yang..terlarut dengan mengukur serapan 30 menit. Encerkan dengan metanol P sampai tanda
filtrat Larutan uji, jika perlu encerkan dengan Media dan saring. Buang 10 ml filtrat pertama. Pipet 3 ml
disolusi dan serapan Larutan baku Kuinin Sulfat BPFI filtrat ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan
dalam media yang sama pada panjang gelombang Fase gerak sampai tanda.
serapan maksimum lebih kurang 248 run. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak volume sama (lebih kurang 50 1-11) Larutan baku dan
kurang dari 75% (Q) (C20 H 24 N 202) 2 .H 2S04 .2~0, dari Larutan uji ke dalam kromatograf yang dilengkapi
jumlah yang tertera pada etiket. dengan detektor 235 run dan kolom 3,9 mm x 30 em
beris1 bahan pengisi L1. Hitung jumlah dalam mg,
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat; jumlah kuinin sulfat dan dihidrokuinin sulfat, dalam
lakukan penetapan sebagai berikut: Serbukkan 1 tablet serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
dan masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml,
tambahkan lebih kurang 175 ml larutan asam klorida P 2500 rb.u + rl.u
(1 dalam 100), dan kocok secara mekanik selama (--)C( J
30 menit. Tambahkan larutan asam kloridJZ P (1 dalam 3 rb.S + r11.s
100) sampai tanda. Saring, huang 20 ml filtrat pertama.
Secara bersamaan ukur serapan filtrat, encerkan jika C adalah kadar Kuinin Sulfat BPFI dalam mg per ml
perlu dan larutan Kuinin Sulfat BPFI 40 1-lg per ml Larutan baku; '•.u dan 'u berturut-turut adalah respons
dalam larutan asam klorida P (1 dalam 100) pada puncak kuinin dalam Larutan uji dan Larutan baku; r~
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang dan r1.s berturut-turut adalah respons puncak dihidro-
345 nm, menggunakan air sebagai blangko. Hitung kuinin dalam Larutan uji dan Larutan baku.
FIIV . Monografi I Ranitidini Hydrochloridum 733

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
baik. 60° selama 3 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.


RANITIDINI HYDROCHLORIDUM
Ranitidin Hidroklorida Kemumian kromatografi
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
"c' larutkan dalam metana/ P hingga kadar 22,3 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah J?anitidin
Hidroklorida BPFI larutkan dalam metana/ P hingga
N-[2 -[[[ 5-[( Dimetila mi no )me til)- 2- kadar 0,22 mg per mi.
fu ranil)metil)tio )etil1- N'- meti/-2 -nitro- Enceran larutan baku Buat pengenceron Larutan baku
1,1-etenadiamina, hidroklorida (66357-59-3] dalam metanol P masing-masing hingga kadar 110 J.lg
C 13 H 22 Np3 S.HCI BM 350,87 (Enceran Iarutan baku A); 66 J.tg (Enceran Iawtan baku B);
dan 11 J.tg (Enceran Iarutan baku C) per mi.
Ranitidin Hidroklorida mengandung tidak kurang Lurutan resolusi Timbang saksama sejumlah
dari 97,5% dan tidak lebih dari 102,0% C 13 H 22 N 40 3S. Senyawa Sejenis A Ranitidin BPFI (5-[[(2-amino-
HCI, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. etil)tio]metii]-N,N-dimetil-2-furanmetanamina, garam
hemifumarat) dalam metana/ P hingga kadar 1,27 mg
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai kuning pucat; per mi.
praktis tidak berbau; peka terhadap cahaya dan Larutan identifikasi Timbang saksama sejumlah
kelembaban. Melebur pada sahu lebih kurang 140°, Senyawa Sejenis B Ranitidin BPFI (N,N-bis [2-[{[5-
disertai peruraian. [(dimetilamino )metil]-2-fu rani! Imeti IItio] etil]-2-nitro-
1,1-etenadiamina) dalam metana/ P hingga kadar 1 mg
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; cukup larut per mi.
dalam etanol dan sukar larut dalam kloroform. Prasedur Lakukan Kramatografi lapis tipis seperti
yang tertera pada Kromatagrafi <931>. Totolkan secara
Baku pembanding Ranitidin Hidroklorida BPFI; laku- terpisah masing-masing 10 J.ll Larutan uji, Lamtan baku,
kan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° Enceran larutan baku dan Larutan identifikasi pada jarak
selama 3 jam sebelum digunakan. Senyawa Sejenis A yang sama pada lempeng kromatografi silika gel
Ranitidin BPFI; simpan dalam wadah tidak tembus setebal 0,25 mm. Totolkan terpisah 10 j.tl Larutan uji
cahaya, tertutup rapat. Tidak boleh dikeringkan dan tambahkan 10 j.Ll Larutan resalusi di atas totolan
sebelum digunakan. Senyawa Sejenis B Ranitidin BPFI; tersebut. Biarkan totolan kering dan masukkan lem-
simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup peng ke dalam bejana kromatografi yang telah dije-
rapat. Tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. nuhkan dengan fase gerak etilasetat P-isopropil alko-
Senyawa Sejenis C Ranitidin BPFI; simpan dalam wadah hol P-amonium hidroksida P-air (25:15:5:1) hingga
.... tidak tembus cahaya. Tidak boleh dikeringkan sebe- merambat tidak kurang dari 15 em di atas garis peno-
lum digunakan. tolan. Angkat lempeng, tandai batas rambatan dan
biarkan fase gerak menguap. Paparkan uap iodum
ldentifikasi hingga bercak tampak. Amati lempeng, bandingkan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah intensitas tiap bercak lain Larutan uji dengan bercak
dikeringkan dan didispersikan.<falam minyak mineral P, utama Larutan baku; Enceran larutan baku A, B dan C;
menunjukkan maksimuin hanya pada panjang dan Larutan identifikasi. Persyaratan kesesuaian sistem
gelombang yang sama seperti pada Ranitidin Hidro- dipenuhi jika terjadi pemisahan sempurna antara
klorida BPFI. bercak utama pada kromatogram campuran Larutan uji
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam dan Larutan resolusi dan jika terlihat bercak dari
100.000) menunjukkan maksimum dan minimum pada Enceran larutan baku C. Jika bercak Larutan uji pada
panjang gelombang yang sama seperti pada RAnitidin nilai R1 yang sama dengan bercak utama Larutan
Hidroklorida BPFI; daya serap masing-masing dihitung identifikasi, yang tidak lebih besar ukuran dan intensi-
terhadap zat yang telah dikeringkan pada panjang tasnya dari bercak utama Enceran larutan baku A, maka
gelombang sera pan maksimum lebih kurang 229 nm tidak lebih besar 0,5%. Tidak ada bercak lain dari
dan 315 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%. Lartttan uji yang mempunyai ukuran dan intensitas
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C lebih besar dari bercak utama Enceran larutan baku B
seperti yang tertera pada Uji.Jflentifilalsi Umilm <291>. (0,3%). Jumlah intensitas semua bercak lain Lamtan uji
menunjukkan tidak let>ih dari 1,0%.
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 100). Penetapan kadar [Catatan Gunakan Iuas puncak jika
dinyatakan respons puncak.) Lakukan penetapan dertg;m
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,75%; cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
734 Ranitidini Hydrochloridi Compressi I Monografi FIIV

pada Kromatografi <931>. Hidroklorida, C13 H 22 N 40 3S.HCI, setara dengan raniti-


Fase gerak Buat campuran metanol P-amonium din, C 13 H 22 N 40 3S tidak kurang dari 90,0% dan tidak
asetat 0,1 M (70:30), saring dan awaudarakan. Jika lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Baku pembanding Ranitidin Hidroklorida BPFI; laku-
l..Arutan baku Timbang saksama sejumlah Ranitidin kan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°,
Hidroklorida BPFI, lar•1tkan dalam Fase gerak, jika selama 3 jam sebelum digunakan. Senyawa Sejenis A
perlu encerkan bertahap dengan Fase geraY. hingga Ranitidin BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat
kadar lebih kurang 0,112 mg (setara dengan 0,100 mg dan terlindung cahaya, tidak boleh dikeringkan
ranitidin basa) per mi. sebelum digunakan. Senyawa Sejenis C Ranitidin BPFI;
LArutan kesesuaian sistem Timbang saksamil sejum- simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup
lah Ranitidin Hidroklorida BPFI dan Senyawa Sejenis C rapat. Tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Ranitidin BPFI, larutkan dalam Fase gerak, jika perlu
eneerkan bertahap dengan Fase gerak hingga kadar Identifikasi
lebih kurang 0,112 mg per ml dan 0,01 mg per mi. A. Harga R1 bercak utama pada kromatogram
l..Arutan uji Timb:mg saksama lebih kurang 112 mg, l..Arutan uji yang diperoleh pada Kemurnian kromatografi
masukkan ke dalam Jabu tentukur 100-m!, larutkan sama dengan yang diperoleh dari l..Arutan baku.
dan eneerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Masuk- B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
kan 1,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 10-ml, LArutan uji sama dengan puncak utama l..Arutan baku
eneerkan dengan Fase gerak sampai tanda. yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera C. Kocok sejumlah serbuk tablet setara lebih
pada Kromatografi <931>. Kromatograf eair kinerja kurang 100 mg ranitidin, dengan 2 ml air, dan saring:
tinggi dilengkapi dengan detektor 322 nm dan kolom filtrat menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C
4,6 mm x 20 em sampai 30 em berisi ·bahan pengisi Ll. seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
Laju alir.an lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap l..Arutan kesesut;1ian sistem, rekam Disolusi <1231>
luas puneak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, Media disolusi: 900 ml air.
antara puneak ranitidin hidroklorida dan N-[2-([[5- A/at tipe 2: 50 rpm.
[(dimetilamino )meti 1]-2-furanil] metil]sulfini J]etil-N'- Waktu: 45 menit.
metil-2-nitro-1,1-etenadiamina (senyawa sejenis C Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 13 H 22 N 40 3S,
rani tid in); tidak kurang dari 1,5. Lakukan penyuntikan yang terlarut dengan mengukur filtrat larutan uji, jika
ulang l..Arutan baku, rekam respons puneak seperti yang perlu encerkan dengan air dan serapan larutan baku
tertera pada Prosedur: faktor ikutan puneak ranitidin Ranitidin Hidroklorida BPFI dalam media yang sama
hidroklorida tidak lebih dari 2,0, jumlah lempeng pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
teoritis ditentukan dari puncak ranitidin hidroklorida kurang 314 nm.
tidak kurang 700 dan simpangan baku relatif pada Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
penyuntikan ulang tidak lebih 2%. kurang dari 80% (Q) C 13 H 22 Np3S, dari jumlah yang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah tertera pada etiket.
volume sama (lebih kurang 10 JLl) Larutan baku dan
l..Arutan uji ke dalam kromatograf, ukur luas puncak Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
utama. Hitung jumlah dalam mg, C 13 ~N403S.HCI,
dengan rumus: Kemurnian kromatografi
'u l..Arutan uji Koeok sejumlah tablet dengan sejumlah
1000C ( - ) metanol P hingga larut sempurna dan saring, hingga
's diperoleh larutan yang mengandung ranitidin 20 mg
per ml (setara dengan ranitidin hidroklorida 22,4 mg
C adalah kadar RJznitidin HidrokloridJz BPFI dalam mg perm!).
per ml l..Arutan baku; 'u dan r 5 berturut-turut adalah l..Arutan baku Timbang saksama sejumlah Ranitidin
luas puncak LArutan uji dan l..Arutan baku. Hidroklorida BPFI larutkan dalam metanol P hingga
kadar 0,22 mg per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Enceran lltrutan baku Buat seri pengeneeran LArutan
baik. tidak tembus cahaya. baku dalam metanol P masing-masing hingga kadar
110 JLg (Enceran lltrutan baku A); 66 JLS (Enceran /Jlrutan
baku B); 22 JLg (Enceran larutan baku C); 11 ~g (Enceran
RANITIDINI HYDROCHLORIDI lltrutan baku A) per ml. ·
COMPRESS I l..Arutan resolusi Timbang saksama sejumlah
Tablet Ranitidin Hidroklorida Stnyawa Sejenis A Ranitidin BPFI (5-[((2-amino-
etil)tiometii]-N,N-dimetil-2-furanmetanamina, garam
Tablet Ranitidin Hidroklorida mengandung Ranitidin hemifumarat), larutkan dalam mttanol P hingga kadar
FIIV Monografi I Rauwolfiae Radix 735

1,27 mg per mi. RAUWOLFIAE RADIX


Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti Akar Pule Pandak
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan seeara
terpisah masing-masing 10 J.LllArutan uji, lArutan baku
dan Enceran larutan baku A, B, C dan D pada lempeng Akar Pule Pandak adalah akar yang dikeringkan dari
kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Totolkan Rauwolfia serpentina (Linne) Bentham ex Kurz (Familia
terpisah 10 J.Lll.Arutan uji dan tambahkan 10 J.LllArutan Apocynaceae), kadang-kadang mengandung fragmen
resolusi di atas totolan ter:>ebut. Biarkan kering dan rimpang dan pangkal batang. Kadar alkaloid golong-
masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi an reserpin-resinamin tidak kurang dari 0,15%, dihi-
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak etil asetat P- tung sebagai reserpin, C33 H 40N 20 9•
isopropil alkohol P-amonium hidroksida-air (25:15:5:1),
hingga merambat tidak kurang dari 15 em di atas garis Baku pembanding Akar Pule Pandak BPFI; tidak boleh
penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak meng- dikeringkan sebelum digunakan. Reserpin BPFI; laku-
uap. Paparkan uap iodum hingga bereak tampak. kan pengeringan pada suhu 60° selama 3 jam sebelum
Amati lempeng, bandingkan intensitas bereak lain digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat, ter-
Larutan uji dengan bereak utama Larutan baku dan lindung dari eahaya.
Enceran larutan baku A, B, C dan D. Persyaratan
kesesuaian sistem dipenuhi, jika terjadi pemisahan· Makroskopik Potongan akar umumnya berukuran
sempu.rna antara bereak utama pada kromatogram panjang 5 em sampai 15 em, kadang-kadang lebih
eampuran Larutan uji dan Larutan resolusi dan jika pendek, diameter 3 mm sampai 20 mm. P0tongan ber-
bereak dapat diamati pada Enceran larutan baku A bentuk silindris, agak pipih a tau melengkung umum-
(0,5%), dan tidak ada bereak lain yang menunjukkan nya tanpa eabang akar, tetapi kadang kadang dengan
intensitas lebih bcsar dari Enceran larutan baku B akar-akar kecil atau benang akar yang membelit, lebih
(0,3%). Jumlah intensitas seluruh bereak lain l.Arutan tersebar, lebih banyak, lebih keras dan berkayu pada
uji menunjukkan tidak lebih dari 1,2%·. akar yang lebih besar. Permukaan luar coklat muda
sampai kuning keabuan atau coklat keabuan, buram,
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja kasar atau berkerut memanjang tetapi lunak jika
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. dipegang, kadang-kadang terlihat bulatan kecil bekas
Fase gerak, l.Arutan baku, Larutan kesesuaian sistem akar pada potongan yang besar. Jika dipatahkan kulit
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera akar mudah terkelupas dari bagian kayu. Patahan
pada Penetapan kadar dalam Ranitidin Hidroklorida. pendek, tidak teratur, patahan yang lebih panjang,
Larutan uji Timbang saksama 10 tablet, larutkan sedikit bersera.t pada bagian pinggir. Permukaan
dengan 250 ml Fase gerak. Kocok dan campur hingga patahan dari akar yang baru saja dipatahkan memper-
tablet haneur sempurna dan saring. Encerkan larutan lihatkan lapisan kulit akar yang agak tebal berwarna
seeara bertahap dan kuantitatif dengan Fase gerak kuning keabuan dan bagian kayu yang putih keku-
hingga diperoleh larutan dengan kadar yang sama ningan agak pucat meliputi radius lebih kurang 80%.
dengan l.Arutan baku. Pada penampang melintang potongan yang besar
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlal). tampak jari-jari empulur dengan 3 a tau lebih lingkaran
volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Larutan baku dan tahun, sering terlihat empulur yang kecil di pusat.
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons Kayunya keras dan kerapatannya relatif rendah. Bau
puneak utama. Hitung jumlah dalam mg, tidak khas, seperti bau tanah atau bau kentang dalam
C 13H 22N 40 3S, dalam tablet yang digunakan dengan penyimpanan; rasa pahit.
rumus:
314,40 L 'u Mikroskopik akar Pada penampang melintang ter-
(--)(-) c (-) lihat 2 lapis sampai 8 lapis sel gabus pada lapisan luar,
350,86 ·o r5 terdiri dari lapisa."!. dengan sel-sellebih besar berseling
dengan lapisan dengan sel-sel lebih kecil, setiap
314,40 dan 350,86 berturut-turut adalah bobot molekul lapisan terdiri dari sel-sel kecil yang meliputi 3 lapis
ranitidin dan ranitidin hidroklorida; L adalah jumlah sampai 5 lapis sel yang tersusun tangensial, sedangkan
ranitidin dalam mg yang tertera pada etiket; D adalah setiap lapisan sel yang lebih besar terdiri dari 1 lapis
kadar ranitidin dalam mg per ml Larutan uji (berda- sampai 6 lapisan tangensial. Pada penampang melin-
sarkan jumlah yang tertera pada etiket per tablet dan tang, sel-sel pusat yang terbesar dari kelompok sel
faktor pengenceran; C adalah kadar Ranitidin Hidro- yang lebih besar berukuran 40 J.Lm sampai 90 J.Lrn
klorida BPFI dalam mg per mllArutan baku; 'u dan r5 secara radial dim sampai 75 J.Lm secara tangensial,
berturut-turut adalah respons puncak Ltzrutan uji dan sedangkan sel-sel dari kelompok sel yang lebih kecil
lArutan baku. berukuran 5 J.Lm sainpai 20 J.Lm secara radial dan 75 J.Lm
secara tangensial. Dinding sel tipis dan bergabus.
Wadah dan penyimpanan ·Dalam wadah tertutup Bagian kulit sekunder terdiri dari beberapa lapis sel
rapat, tidak tembus cahaya. parenkim yang berbentuk memanjang sampai isodia-
736 Rauwolfiae Radix I Monografi FI IV

metrik, umumnya penuh berisi butir pati, sel-sel hablur kalsium oksalat bentuk prisma, berkelompok
Iainnya yaitu sel lateks yang pendek, terpisah sendiri dan terletak tersebar, berukuran 10 Jlm sampai 15 Jlrn;
atau dalam deretan pendek dan mengandung resin resin berwarna coklat dan kadang-kadang terdapat
yang coklat. Floem sekunder relatif sempit dan hasil sekresi berbentuk granul berwarna kekuningan;
tersusun oleh parenkim floem yang berisi butir pati sel gabus terpisah bentuk rnemanjang sampai 90 J.Lrn;
dan· kad~ng-kadang hablur kalsium oksalat bentuk sel feloderm dan parenkim floern terlihat sarna;
tabung s·ampai bersegi, panjang sampai 20 Jlm, dan pernbuluh subsilindris, panjang sarnpai 360 Jlin dan
kadang-kadang resin coklat di dalam sel yang lebih berdiarneter 20 Jlrn sampai 57 Jlrn, dinding pada
luar dan sel floem, berdekatan dengan buluh urnumnya dengan penebalan noktah dengan tepi
pengangkut yang tersebar dan terbelah oleh jaringan berbatasan dengan deretan sel xilem; dinding pada
floem selebar 2 sel sampai 4 sel. Sklerenkim, yaitu sel uju·ng pernbuluh terlihat miring hingga melintang
batu dan serabut tidak diketemukan pada akar dan urnumnya terbuka pada ujungnya; beberapa pembu-
dapat digunakan untuk membedakan dengan jenis luh mengandung tilosa; trakheida bemoktah, dengan
Rauwolfia yang lain. Kambium tidak khas, sempit, dinding agak tebal, meruncing, berbintik dan terlihat
gelap dan mengkilat. Xilem sekunder merupakan terang, pada penarnpang melintang terbentuk poligo-
bagian yang luas dari akar dan mempunyai satu atau nal; sel parenkirn xilem mempunyai dinding agak
lebih lingkaran tahun dengan empulur kayu yang tebal dengan noktah bundar, sel-sel poligonal pada
rapat, memotong kurang lebih 500 Jlm di pusat. Xilem penarnpang rnelintang, berisi banyak butir pati; deret-
tersusun oleh banyak serabut kayu yang dipisahkan an sel-sel floem dan xilem rnempunyai dinding ber,
oleh deretan sel xilem dan pada pengamatan dengan noktah, banyak rnengandung pati, kadang-kadang
pembesaran yang lebih kuat terlihat berkas dengan resin berwarna coklat, serabut xilem dengari
pengangkut dalam lapisan radial yang terputus, dinding tebal berlignin, bernoktah garis yang miring
banyak parenkim xilem, lapisan sel xilem yang besar, dan rnelintang, ujungnya rneruncing atau bercabang,
sedikit serabut kayu dan trakeida, semuanya berukuran panjang 200 Jlrn sarnpai 750 Jlrn. Pada akar
mempunyai dinding berlignin. Se~abut xilem terdapat tidak dijurnpai serabut floern rnaupun sklereida.
baik pada lapisan tangensial maupun radial. Lebar
deretan sel xilem 1 sel sampai 12 sel, kadang-kadang ldentifikasi
sampai 16 lapis sel. Fase diam Encerkan 30 rnl formamida P bebas
amenia- aseton P hingga 100 mi.
Mikroskopik rimpang Sarna dengan akar, kecuali itu Fase gerak A Carnpuran isooktana P-karbon tetra-
diketemukan kulit akar, serabut perisikel, berkas klorida P-piperidina P-butanol tersier P (90:60:4:2).
pengangkut tipe bikolateral, dan ernpulur yang kecil. Fase gerak B Carnpuran kloroform P-isooktana P-
Serabut perisikel tunggal atau dalarn kelornpok 2 sam- butanol tersier P (75:75:2).
pai 5, rnempunyai dinding tebal dan tidak berlignin, Penompak bercak Larutkan 25 g asam trikloroasetat P
rneruncing, seringkali terbelah ujungnya, dengan bagi- dalam 100 ml metanol P.
an sqbterrninal rnelebar dan rnernpunyai dinding sel Larutan baku Panaskan 1 g Akar Pule Pandak BPFI
tipis dan lumen Iebar. Kadang-kadang dijumpai ber- dengan 5 rnl etanol P pada suhu 55° sarnpai 65° selarna
kas pengangkut yang berukuran sampai 485 J.1rn. 30 rnenit sarnbil setiap kali diaduk; dinginkan dan
Deretan sel xilern, Iebar 1 sel sampai 4 sel, dengan saring.
dinding berlignin dan bernoktah. Jaringan floern Larutan uji Serbukkan 10 g akar rnenjadi serbuk
bagian dalam terdapat di sekeliling bagian luar halus (60). Tirnbang 1 g serbuk, lakukan seperti pada
empulur, serabut xilern terlihat agak kurang terang l.Arutan baku.
dibanding dengan yang terdapat pada akar. Bagian Prosedur A Lakukan krornatografi kertas sistern
empulur tersusun oleh sel parenkirn berisi pati, dan rnenaik dengan penjenuhan kertas saring. Tuangkan
diantaranya terdapat sel lateks yang pendek dan Fase gerak A pada dasar bejana dan tutup. Celupkan
tersebar, berisi zat yang berwama kuning dan menjadi kertas Whatman Nomor 1 atau yang sejenis, ukuran
eoklat jika direaksikan dengan larutan iodum LP. 20 em x 20 em ke dalarn Fase diam, biarkan aseton
menguap sempurna. Totolkan 1 Jll Larutan uji dan
Mikroskopik serbuk Berwarna abu-abu keeoklatan Larutan baku pada jarak 2,5 em dari dasar kertas,
sampai abu-abu kemerahan, terlihat banyak sekali biarkan kering. Totolkan 2 J.11 Fase diam pada masing-
butir pati, sebagian besar tunggal, berkelompok 2 sam- masing totolan, biarkan kering; gantung kertas
pai 3, kadang-kadang 4, butir pati tunggal berbentuk sehingga bagian dasarnya tercelup pada Fase gerak;
bulat, bulat telur, eembung datar atau eembung ber- tutup bejana. Setelah 1 jam a tau bila Fase gerak telah
segi atau .tidak beraturan, hilum sederhana, berben- mencapai tujuh perdelapan tinggi kertas, angkat
tuk - Y. bintang a tau seperti garis tidak beraturan, kertas, keringkan pada suhu 90° dengan aliran udara.
diameter butir pati yang utuh 6 J.1rn sampai 34 J.1rn, Semprot kertas dengan Penampak bercak secara merata
rata-rata 20 JLm., sebagian besar berdiameter kecil, butir tetapi tipis dan panaskan pada suhu 90° selama
pati yang dapat berubah berdiame~r 50 p.m; sebagian 10 menit. ,
besar butir pati memperlihatkan ~larisasi yang jelas; Prosedur B Gunakan alat seperti pada Prosedur A
FI IV Monografi I Reserpinum 737
.·-~~

tetapi dengan ctiberi wadah kaca berisi 2 ml amonium larutan natrium bikarbonat P (1 dalam SO)' dalam dua
hidroksida P hingga bejana jenuh dengan uap amoniak. corong pisah lain. Saring ekstrak kloroform rrielalui
Tuangkan Fasl' gerak B pada dasar bejana di luar kapas yang telah dicuci dengan kloroform P ke dalam
wadah kaca. Lakukan kromatografi seperti pada labu tentukur 100-ml yang berisi 10 ml etanol P,
Prosedur A tetapi tanpa Penampak bercak. Amati kedua encerkan dengan etanol P sampai tanda. Pipet liuutan
kromatogram di bawah cahaya ultraviolet dan catat 10 ml dua kali, masing-masing masukkan ke dalam
bercak yang berfluoresensi; kromatogram Larutan u,ii bbu Erlenmeyer 25 ml bersumbat kaca dan campur
harus menghasilkan bercak dengan harga R1 dan dengan 4 ml etanol P. Uapkan dengan pemanasan
wama yang sesuai dengan bercak Larutan baku. rendah sampai hampir kering, kemudian masukkan
dalam desikator hampa udara dan uapkan hingga
Susut pengeringan <1121 > Tidak lebih dari 12,0%; kering: Larutkan residu dengan 5,0 ml ttanol P hingga
lakukan pengeringan pada suhu 100° hingga bobot larut. Pipet l..arutan baku 5 ml dua kali, masukkan ke
tetap. dalam lab·o: Erlenmeyer 25 ml bersumbat kaca yang
lain. Tambahkan 2,0 ml asam sulfat 0,5 N pada salah
Batas mikroba <51> Dalam bentuk serbuk tidak boleh satu Larutan uji dan salah satu Larutan bakl• sebagai
mengandung Salmonella sp. blangko. Tambahkan pada dua labu Erlenme}'i!r yang
lain, 1,0 ml asarn sulfat 0,5 N dan 1,0 ml larutan natrium
Kadar abu tidak Ia rut a sam Tidak lebih dari 2,0%; ·· nitrit P (3 dalam 1000) campur, dan panaskan di atas
lakukan penetapan seperti yang tertera pada tangas air pada suhu 50° sampai 60° selama 20 menit.
Pengambilan Contoh dan Metode Ana/isis Simplisia <671>. Dinginkan, tambahkan pada masing-masing labu
500 ~I larutan asam sulfamat P (1 dalam 20), campur.
Batang dan bahan organik asing Tidak lebih dari Setelah warna larutan stabil, ukur serapan pada
2,0% batang dan tidak lebih dari 3,0% bahan organik panjang gelombang serapan maksimum 390 nm
asing; lakukan penetapan seperti yang tertera pada menggunakan blangko yang berisi campuran etanol P-
Pengambilan Contoh dan Metode Ana/isis Simplisia <671>. air (2:1). Kadar alkaloid golongan reserpin-resinamin
dalam mg, dihitung dengan rumus:
Penetapan kadar
Larutan baku Larutkan 20,0 mg Reserpin BPFI dalam 5 (A- A.J
25 ml etanol P panas, dinginkan, encerkan dengan
etanol P hingga 50,0 ml, campur. Jika disimpan pada
wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
ditempat gelap, warna larutan stabil selama beberapa A dan A., berturut-.turut adalah serapan Larutau uji
minggu. Encerkan 5,0 ml dengan etanol P hingga yang diperlakukan dengan nitrit dan blangko larutan
100,0 ml dan cam pur sebelum digunakan. uji; 5 dan 5., berturut-turut adalah serapan Larutan baku
Prosedur Timbang saksama sejumlah lebih kurang ,yang diperlakukan dengan nitrit dan blangko larutan
2,5 g serbuk halus, masukkan ke dalam alat Soxhlet baku.
berukuran sedang dengan labu 250 ml dan tempat
contoh berukuran 35 mm x 80 mm atau dengan uku[- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
an yang lebih kecil. Ekstraksi dengan 100 ml etanol P baik, dalam ruang dengan suhu terkendali, kering ·dan
dengan bantuan batu didih selama 4 jam. Lindungi aman dari serangga.
alat dan seluruh larutan alkaloid dari cahaya yang
kuat atau cahaya langsung. Pindahkan ekstrak de-
ngan etanol P ke dalam labu tentukur 100-ml, di- RESERPINUM
nginkan, encerkan dengan etanol P sampai tanda. Pipet Reserpin
20 ml laru tan ke dalam corong pisah yang berisi
200 ml asam sulfat 0,5 N, campur, dan ekstraksi tiga
kali, tiap kali dengan 25 ml metil kloroform P. ~umasi
kran pengatur dengan pelumas yang tidak larut dalam
metil kloroform atau kloroform atau gunakan kran
pengatur dari politetrafluoroetilena. Pisahkan lapisan
bawah sesempuma mungkin. Cuci lapisan metilkloro-
form dalam corong pisah kedua, tiap kali dengan
50 ml asam sulfat 0,5 N, dan huang lapisan metilkloro- MetillBJj-hidroksi-11,17 a-dimetoksi-3{j,20a-yohimban- ·
form. Ekstraksi alkaloid yang bersifat basa lemah 16Jj-karboksilat 3,4,5 trimetoksi benzoat (ester) [50.:5~5]
dalam larutan asam yang pertama dengan 25 ml, <;,H40N 20 9 BM 608,69
15 ml, 15 ml, 10 ml, 10 ml dan 10 ml kloroform P. Cuci
masing-masing ekstrak kloroform dengan asam sui- Reserpin IJlengandung tidak kurang dari 97,0% dan
fat 0,5 N yang terdapat dalam corong pisah kedua, tidak lebih dari 101,0% <;,H~20,. dihiturig terha,dap
kemudian dengan dua kali, tiap kali dengan 10 ml zat yang telah dikeringkan. · ·
738 Reserpinum I Monografi FIIV

Pemerian Serbuk hablur, putih atau sampai agak ke- dari cahaya. Sebelum digunakan dalam Penetapan
kuningan; tidak berbau. Terjadi wama gelap perlahan- kadar, pipet 10,0 ml Larutan 1, masukkan ke dalam labu
lahan oleh cahaya langsung, lebih cepat terjadi dalam tentukur 50-ml, tambahkan 36 ml klarafarm P dan
bentuk larutan. encerkan dengan metana/ P sampai tanda. (Larutan
baku). Lindungi larutan dari cahaya.
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25,0 mg
asam asetat dan dalam kloroform; sukar larut dalam zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan
benzena; sangat sukar larut dalam danol dan dalatn dan encerkan dengan kloroform P sampai tanda (Larut-
eter. an 2). Encerkan secara kuantitatif dan bertahap 5 ml
Larutan 2 dengan klaraform P hingga 50 ml (Larutan uji).
Baku pembanding Reserpin BPFI; lakukan Lindvngi larutan dari cahaya.
pengeringan pada suhu 60° selama 3 jam sebelum Prosedur [Catalan Lakukan penetapan dengan cepat
digunakan. tanpa pemaparan terhadap cahaya matahari /angsung.
Dalam prasedur ini, /akukan ekstraksi /angsung da/am a/at
ldentifikasi pemisah yang st!suai atau dalam tabtmg sentrifuga bersum-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah bat 50 m!, bagirm yang digunakan diambil Ptenggunakan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bramida P, a/at suntik hipodermik yang dilengkapi jarum namor 14,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- panjang 15 em.] Pipet 10 ml Larutan uji ke dalam
bang yang sama seperti pada Reserpin BPFI. bejana pemisah, tambahkan 10 ml asam sitrat P (1 da-
B. [Catalan Lakukan uji ini dengan cepat dan pema- lam 50), dan kocok hati-hati selama 2 menit. Pisahkan
paran cahaya minimum.] Larutkan 25,0 mg zat yang dan alirkan lapisan kloroform. Cuci larutan asam sitrat
telah dikeringkan dalam 0,25 ml klarafarm P dan 2 kali, tiap kali dengan 10 ml klarofarm P. Kumpulkan
campur dengan 30 ml metana/ Pyang telah dihangat- cucian dengan larutan kloroform. Pada kumpulan
kan hingga suhu 50°. Pindahkan campuran dengan larutan kloroform tambahkan larutan natrium bikarbo-
bantuan metana/ P hangat ke dalam labu tentu- nat P (1 dalam 100), kocok selama 2 menit, dan pisah-
kur 250-ml, dinginkan sampai suhu kamar dan kan. Alirkan kloroform, saring melalui kapas ke dalam
encerkan dengan metana/ P sampai tanda. Pipet 10 ml labu tentukur 50-ml yang berisi 14,0 ml metana/ P.
larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan Ekstraksi lapisan larutan bikarbonat dalam corong
36 ml klarafarm P dan encerkan dengan metana/ P pemisah 2 kali, tiap kali dengan 2 ml kloroform P,
sampai tanda. Spektrum serapan ultraviolet larutan masing-masing disaring. Masukkan ke dalam labu
(1 dalam 50.000) pada panjang gelombang antara tentukur, tambahkan kloroform P sampai tanda. Pipet
255 nm dan 350 nm, menunjukkan maksimum dan 2 kali, masing-masing 5,0 ml alikot larutan kloroform P-
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti metanol P dan Larutan baku, masukkan ke dalam labu
pada Reserpin BPFI; menggunakan blangko campuran tentukur 10-ml terpisah. Tambahkan masing-masing
kloroform P-metimol P (36:14); daya serap masing- 2,0 ml asam klorida P dalam metanol P (1 dalam 10).
masing pada panjang gelombang serapan maksimum Pada labu pertama dari tiap pasang (mewakili Larutan
lebih kurang 268 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%. baku dan Larutan uji yang diekstraksi) tambahkan
C. Pada lebih kurang 0,5 ml asam asetat glasial P 1,0 mllarutan natrium nitrit P dalam metanol P (1 da-
tambahkan 1 tetes Larutan 2 seperti yang tertera pada lam 2) (3 dalam 1000). Pada labu kedua dari tiap
Larutan uji dalam Penetapan kadar, dan tambahkan 1 ml pasang (merupakan Larutan blangko) tambahkan 1 ml
iarutan vanilin P dalam asam klorida P: terjadi wama metana/ P (1 dalam 2). Campur dan biarkan selama
merah muda dan menjadi merah-ungu tua dalam 30 menit. Tambahkan pada masing-masing labu 0,5 ml
beberapa menit atau jika larutan dihangatkan selama larutan amonium sulfomat P (1 dalam 20) dan metanol P
10 menit hingga 20 detik. sampai tanda, campur dan biarkan selama 10 menit.
Tetapkan serapan masing-masing larutan pada pan-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; jang gelombang 390 nm menggunakan campuran
lakukan pengeringan pada suhu 60° selama 3 jam. metanol P-klorojorm P dan air (5,4:3,6:1) sebagai blang-
ko. Hitung jumlah dalam mg, C 33 H 40N 20 9, dengan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. rum us:
25 (A- A.)u
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang (A- A.)5
25,0 mg Reserpin BPFI, larutkan dalam 0,25 ml kloro-
form P, dan campur dengan lebih kurang 30 ml meta- (A-A.) adalah perbedaan serapan larutan dengan per-
no/ P yang sebelumnya telah dihangatkan hingga lakuan riitrit dan Larutan blangko dari Larutan uji (U)
suhu 50°, pindahkan campuran ke dalam labu tentu- dan Larutan baku (S).
kur 250-ml dengan bantuan metana/ P hangat, dingin-
kan larutan hingga suhu kamar, encerkan dengan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
metanol P sampai tanda (Larutan 1). Lindungi larutan rapat, tidak tembus cahaya.
FI IV Monografi I Reserpini Compressi 739

RESERPINI COMPRESS! fosfat yang telah diencerkan, kocok kuat dan diamkan
Tablet Reserpin selama 30 menit. Ukur fluoresensi Larutan uji dan
Lanllan bak11 menggunakan fluorometer yang sesuai,
diatur untuk memberikan aktivitas radiasi pada
Tablet Reserpin mengandung Reserpin, C33 H 40 N 20 9, 400 nm dan ukur fluoresensi yang dihasilkan pada
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% puncak t>misi lebih kurang 500 nm. Hitung jumlah
dari jumlah yang tertera pada etiket. dalam llg reserpin per ml Larutan uji dengan rumus:

Baku pembanding Reserpi11 BPFI; lakukan penge-


ringan pada suhu 60° selama 3 jam sebelum diguna-
kan.

ldentifikasi Uapkan lebih kurang 2 ml larutan Cs adalah kadar Reserpin BPFI dalam J.lg per ml Lanttan
kloroform-metanol yang diperoleh dari Larutan uji baku; Fu dan F5 berturut-turut adalah fluorf>sensi yang
seperti yang tertera pada Proscdur dalam Penetapan diukur dari Laruta11 uji dan Larutan baku.
kadar, dalam tabung reaksi sampai kering, tambahkan
pada residu 0,5 ml asam asetat glasial P, goyang selama Alkaloid lain Buat larutan blangko kloroform-meta-
1 menit sampai 2 menit, tambahkan 1 ml larutan nol seperti yc:ng tertera pada Penetapan kadar, gunakan
vanilin P dalam asam klorida P (1 dalam 50): terjadi Larutan uji dengan melarutkan 1 ml dimetil sulfoksida P
warna merah muda yang kemudian menjadi mt"rah dan 2 s Pmjnap dalam kloroform-metanol. Ukur
lembayung tua dalam beberapa menit, atau jika spektrum serapan ultraviolet Larutan uji antara 255 nm
larutan dihangatkan selama 10 detik hingga 20 detik. dan 350 nm, terhadap larutan b(angko. Der.gan cara
yang sama, ukur spektrum serapan ultraviolet Larutan
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit. baku yang diperoleh pada Penetapan kadar, antara
255 nm dan 350 nm, menggunakan campuran kloro-
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. form P-metanol P (3,6:1,4) sebagai blangko. Kedua
Prosed1tr untuk keseragaman kandungan spektrum sama, dan perbandingan·Au,,/ A 295 untuk
Larutan baku Masukkan 2,0 ml Larutan baku (Lantt- Larutan uji tidak berbeda lebih dari 4,0% aari
an 1) yang diperoleh seperti yang tertera pada Pene- perbandingan yang sama untuk Lnrutan baku. Hitung
tapan kadar dalam Reserpin, ke dalam labu tentu- jumlah dalam mg, C 33 H 40 N 20 9 dalam tablet yang
kur 100-ml, tambahkan 2 ml kloroform P, encerkan digunakan dengan rumus:
dengan etanol P sampai tanda.
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam Erlen- T
meyer 50 ml bersumbat kaca. Tambahkan 2 ml air,
hancurkan tablet menggunakan batang pengaduk s
kaca, panaskan di atas tangas uap selama lebih kurang
15 menit atau sampai tablet terdispersi. Dinginkan isi T dan S berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan
labu, keluarkan batang pengaduk, bilas dengan 2 mJ Larztlan baku, pada serapan maksimum lebih kurang
kloroform P, tutup labu, kocok kuat selama lebih 268 nm. Hasil yang d.iperoleh tidak boleh berbeda
kurang .2 menit. Masukkan isi kedalam labu tentukur lebih dari 6,0% dibanding hasil yang diperoleh pada
50-ml dengan bantuan etanol P. Encerkan dengan Penetapan kadar. · ·-
etanol P sampai tanda. Saring melalui kertas saring,
buang 25 ml filtrat pertama. Kumpulkan filtrat selan- Penetapan kadar
jutnya dalam Erlenmeyer bersumbat kaca. (Larutan ini Penjerap Gunakan tanah diatomae kromatografi
stabil jika terlindung dari cahaya). Encerkan sejumlah yang telah dicuci dengan asam.
filtrat dengan etanol P hingga kadar lebih kurang Tabung kromatografi Tabung panjang lebih kurang
2 J.Lg per ml. 200 mm, diameter dalam lebih kurang 22 mm dan
Pereaksi vanadium pentoksida-bsam fosfat Jenuhkan ujung bawah dekat keluaran disempitkan. Pada
asam fosfat P dengan vanadium ~entoksida P dengan bagian tabung yang disempitkan, masukkan sedikit
pengocokan secara mekanik selama 2 jam. Saring Ia- kaca wol yang sebelumnya telah dicuci dengan kloro-
rutan melalui penyaring kaca masir porositas medium. form P dan dikeringkan di udara.
(Pereaksi ini stabil dan dapat disimpan selama lebih Kolom kromatografi Campur 1 g Penjerap dengan
kurang 30 hari tanpa perubahan komposisi}. Pada hari 0,5 ml larutan natrium bikllrbonat P (1 dalam 50) yang
penggunaan, buat pereaksi yang diencerkan, dengan dibuat segar dalam gelas piala 100 ml sampai campur-
mengencerkan 10 ml dengan air hingga 100 ml. an nampak halus dan kebasahannya nierata~ m·a-
Prosedur Masukkan secara terpisah ke dalam labti sukkan ke dalam Tabung·kromatografi, dan tekan per-
Erlenmeyer 50 ml bersumbat kaca, masing-masing lahan-lahan menggunakan batang pene~a.n sa~pal
5,0 ml Larutan baku dan Larutan uji. Pada tiap Iabu ketebalan lebih kurang 7 mm sampai 9 mrri. Campur
tambahkan 5,0 ml Pereaksi vanadium pentoksida-astim homogen 1 g Penjerap dengan 0,5 mllarutan asam
740 Resorcinolum I Monografi FIIV

sitrat P segar (1 dalam 200), masukkan ke dalam baku; pernyataan dalam. kurung berturut-turut
Tabung kromatografi, tekan perlahan-lahan mengguna- adalah selisih serapan larutan yang ditambah nitrit
kan batang penekan. dan larutan blangko dari Sediaan uji (U) dan Larutan
Larutan baku Suat seperti yang tertera pada Pe- baku (5).
netapan kadar dalam Reserpin.
Sediaan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kurang dari 20 tablet hingga serbuk dapat melalui rapat, tidak tembus cahaya.
ayakan 60 mesh. Timbang saksama s<!jumlah serbuk
setara dengan lebih kurang 1 mg reserpin, tetapi
tidak lebih dari 1 g serbuk, masukkan ke da!am gelas
piala 150 mi. Campur kering serbuk dengan 500 mg RESORCINOLUM
Penjerap, kemudian campur dengan 1 ml dimetil sulfok- Resorsinol
sida P (fase diam), aduk saksama sampai massa ter- Resorsin
basahi merata dan bebas dari gumpa!an, diamkan
campuran selama 5 menit. Tambahkan lagi 500 mg
Penjerap dan campur saksama. Tambahkan sisa Pen-
jerap (sampai jumlahnya 2 g) dan dispersikan dalam
massa secara sempurna.
Prosedur Masukkan Sediaan uji ke dalam Kolom Resorsinol (108-46=3)
kromatografi yang sudah dipersiapkan, mdalui corong C~H 6 0 2 SM 110,11
serbuk. Silas gelas piala dengan lebih kurang 1 g
Penjerap, kemudian tambahkan ini ke dalam tabung Resorsinol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
melalui corong. Sersihkan spatula, gelas piala dan tidak lebih dari 100,5% C 6 H 60 2, dihitung terhadap zat
corong dengan wol kaca yang sebelumnya dicuci yang telah dikeringkan.
· dengan kloroform P dan dikeringkan di udara. Masuk-
kan wol kaca ke dalam tabung, tekan ke bagian bawah Pemerian Serbuk atau hablur bentuk jarum, putih
kolom dengan batang pengaduk, hingga tinggi kolom atau praktis putih; bau khas lunak; rasa manis diikuti
antara 55 mm dan 65 mm. Silas spatula, gelas piala rasa pahit. Oleh pengaruh cahaya atau udara: ber-
dan corong dengan sejumlah pertama kloroform P yang warna agak merah muda.
digunakan untuk eluasi zat. Eluasi reserpin dengan
45 ml kloroform P. (Eluasi kolom biasanya memerlukan Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol,
waktu 4 menit sampai 8 menit). Kumpulkan eluat dalam gliserol dan dalam eter; sukar Iarut dalam
dalam labu tentukur 50-ml yang berisi 14 ml metanol P. kloroform. Larutan (1 dalam 20) bereaksi netral atau
Bilas ujung kolom dengan kloroform P, tambahkan asam terhadap kertas lakmus.
kloroform P sampai tanda. Pipet dua kali, masing-
masing 5,0 ml alikot dari larutan kloroform-metanol Baku pembanding Resorsinol BPFI; lakukan penge-
dan Larutan baku ke dalam labu tentukur 10-ml. ringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum di-
Tambahkan pada tiap labu 2,0 mllarutan asam klorida P gunakan.
dalam metanol P (3 dalam 50). Pada satu labu dari tiap
pasangan dU:a kali (yaitu Larutan baku dan Stdiaan uji ldentifikasi
terekstraksi), tambahkan 1,0 ml larutan natrium A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
nitrit P 0,3% dalam metanol P (1 dalam 2). Pada labu persiJ<.an dalam kalium bromida P, menunjukkan maksi-
kedua dari tiap pasangan (sebagai blangko), tambah- mum hanya pada panjang gelombang yang sama
kan 1 ml metanol P (1 dalam 2). Campur dan diamkan seperti pada Resorsinol BPFI. Jika terdapat perbedaan,
selama 30 menit. Pada tiap labu tambahkan 0,5 ml larutkan kedua zat uji dan baku pembanding masing-
larutan amonium .t;ulfamat P (1 dalam 20) yang dibuat masing dalam etanol mutlak P, uapkan larutan hingga
segar, tambahkan metanol P sampai tanda, campur, kering dan ulangi menggunakan sisa pengeringan.
diamkan selama 10 menit. Ukur serapan masing- B. Larutkan 100 mg dalam 2 ml natrium hidroicsi-
masing larutan pada panjang gelombang serapan da 1 N, tambahkan 1 tetes kloroform P, panaskan: terjadi
maksimum lebih kurang 390 nm, menggunakan wama merah tua yang cerah. Tambahkan asam klori-
campuran metanol P-kloroform P-air (5,4:3,6:1) sebagai da P sedikit berlebih: wama menjadi kuning pucat.
blangko. Hitung jumlah mg, ~H40N20, dalam tablet C. Pada 10 ml larutan (1 dalam 100) tambahk.an
yang digunakan dengan rumus: 1 tetes btsi(III) klorida LP: terjadi wama ungu kebiruan
yang berangsur-angsur hilang.
soc ( A-.inu
Suhu lebur <1021> Antara 109° dan 111°.
(A-A· )5
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
C adalah kadar Reserpin BPFL dalam mg per ml Larutan lakukan.pengenngan di atas sililaz gel P selama 4 jam.
FIIV Monografi I Riboflavinum 741

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%. 280°. Larutan jernihnya netral terhadap lakmus. Jika
kering tidak begitu dipengaruhi oleh cahaya terdifusi,
Fenol Panaskan hati-hati larutan (1 dalam 20): tidak tetapi dalam larutan cahaya sangat cepat menyebab-
tercium bau fenol. kan peruraian, terutama jika ada alkali.

Katekol Pada 10 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan Kel&~rutan Sangat sukar larut dalam air, dalam etanol
2 tetes asam asetat 1 N, campur, tambahkan 0,5 ml dan dalam larutan natrium klorida 0,9%; sangat
timbal(Il) asetat LP: tidak terjadi kekeruhan. mudah larut dalam larutan alkali encer; tidak larut
dalam eter dan dalam kloroform.
Cemaran umum <481> Tidak lebih dari 1,0%.
Larutan uji Gunakan pelarut metana! P. Baku pembanding Riboflavin BPFI; lakukan penge-
Larutan Baku Gunakan pelarut metanol P. ringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum diguna-
Fase gerak Buat campuran heksana P-etil asetat P kan.
(70:30)
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan ldentifikasi Larutan 1 mg dalam 100 ml air dilihat
bercak nomor 17 kemudian nomor 1. dengan cahaya yang ditransmisikan larutan berwarna
Volume penotolan 10 ~1. kuning pucat kehija uan, berfluoresensi hijau ke-
kuningan intensif, yang dengan penambahan asam
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang mineral atau alkali, fluoresensi hilang. "
1,5 g, larutkan dalam air hingga volume 500,0 mi.
Pindahkan 25,0 ml ke dalam labu Iodum, tambahkan Rotasi jenis <1081> Antara +56,5° dan +59,5°,
50,0 ml brom 0,1 N LV, encerkan dengan SO ml air, ciihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; laku-
tambahkan 5 ml asam klorida P, tutup labu. Kocok kan penetapan menggunakan larutan dalam asam
selama 1 menit, biarkan selama 2 menit, tambahkan klorida P yang mengandung 50 mg per 10 mi.
5 ml kalium iodida LP tutup sedikit dilonggarkan.
Kocok baik-baik, biarkan selama 5 menit, angkat Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%;
tutup, bilas tutup dan leher labu dengan 20 ml air. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam,
Titrasi iodum yang dibebaskan dengan natrium tiosul- menggunakan 500 mg.
fat 0,1 N LV, menggunakan indikator kanji LP. Laku-
kan penetapan blangko. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.

I ml brom 0,1 N setara dengan Lumiflavin Buat kloroform bebas etanol P segar. Kocok
1,835 mg C6Hp2 20 ml kloroform P secara hati-hati dengan 20 ml air
selama 3 menit, alirkan lapisan kloroform dan cuci
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup lebih dua kali dengan 20 ml air. Kemudian saring
baik, tidak tembus cahaya. kloroform melalui kertas saring, kemudian kocok
selama 5 menit dengan 5 g natrium sulfat anhidrat P,
biarkan selama 2 jam, dan dekantasi atau saring
RIBOFLAVINUM kloroform yang jernih. Lakukan penetapan sebagai
Riboflavin berikut: Kocok 25 mg dengan 10 ml kloroform bebas
Vitamin Bl2 etanol P selama 5 menit, saring: ukur serapan filtrat
9\0H pada panjang gelombang 440 nm terhadap blangko
I
HO-C-H klorojon11 bebas etanol P: tidak lebih dari 0,025. ·
I
HO-C-H
I
HO-C-H Penetapan kadar Lakukan seluruh penetapan ter-
I
lindung dari cahaya matahari langsung.
~ Larutan uji Timbang saksama.Jebih kurang 50 mg;
1"'0
H,C"'rAr'N YN

H,C
M~Ni
I N
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi
lebih kurang 50 ml air. Tambahkan 5 ml asam asetat 6 N
0
dan air secukupnya hingga lebih kurang 800 mi.
Ribofolvin [83-88-5] Panaskan di atas tangas uap, terlindung dari cahaya
c17~N.o6 BM376,37 sambil sering dikocok sampai larut. Dinginkan hingga
suhu lebih kurang 25°, encerkan dengan air sampai
Riboflavin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tanda. Encerkan larutan secara kuantitatif dan ber-
tidak lebih dari 102,0% C 1~Np" dihitung terhadap . tahap dengan air hingga sesuai dengan sensitifitas dari
zat yang telah dikeringkan. fluorometer yang digunakan.
Lantfan baku Timbang saksama sejumlah Ribofla-
Pemerian Serbuk hablur, kuning hingga kuning vin BPFI dan dengan cara yang sama buat larutan
jingga; bau lemah. Melebur pada suhu lebih kurang hingga kadar setara dengan Larutan uji. Ukur intensi-
742 Riboflavini Natrii Phosphas I Monografi FI IV

tas fluoresensi pada panjang gelombang Iebih kurang cahaya transmisi berwarna kuning pucat kehijauan
530 nm (lebih baik pada panjang gelombang eksitasi dan menunjukkan fluoresensi hijau kekuningan
lebih kurang ·444 nm). Seger a setelah pembacaan, intensif, yang hilang setelah ditambah asam mineral
tambahkan Iebih kurang 10 mg natrium hidrosulfit P, atau alkali.
aduk dengan pengaduk kaca hingga Iarut dan ukur B. Pada 500 mg tambahkan 10 ml asam nitrat P,
lagi fluoresensinya. Perbedaan kedua pembacaan uapkan campuran di atas tangas air hingga kering,
menunjukkan intensitas fluoresensi Larutan baku. pijarkan sisa hingga karbon hilang. Larutkan sisa
Dengan cara yang sama, ukur intensitas fluoresensi dalam 5 ml air, saring; filtrat menunjukkan reaksi
dari Larutan uji yang ditetapkan pada lebih kurang Natrium cara A, B dan Fosfat seperti yang tertera pada
530 nm, sebelum dan sesudah penambahan natrium Uji Identifikasi Umum <291 >.
hidrosulfit P. Hitung jumlah dalam J.Lg, C 17 H 20 N 40 6 ,
per ml pada Larutan uji dengan rum us: Rotasi jenis <1081> Antara 37,0° dan 42,0°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lak.~kan pene-
tapan dalam waktu 15 menit menggunakan larutan
yang mengandung 150 mg per 10 ml dalam asam
k/orida 5 N.

C adalah kadar Riboflavin BPFI dalam..J.Lg per ml pH <1071> Antara 5,0 dan 6,5; lakukan penetapan
Larutan baku; Ill dan Is berturut-turut adalah harga menggunakan larutan (1 dalam 100).
fluoresensi yang telah dikoreksi dari Larutan uji dan
Larutan baku. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pentoksida P pada suhu 100° selama 5 jam.
·.. rapat, tidak tern bus cahaya.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 25,0%.

RIBOFLAVINI NATRII PHOSPHAS Fosfat bebas Tidak lebih dari 1% sebagai P0 4 ; laku-
Riboflavin Natrium Fosfat kan penetapan sebagai berikut:
Larutan asam molibdat Encerkan 25 ml Ianitan
amonium molibdat P (7 dalam 100) dengan air hingga
200 mi. Pada larutan ini tambahkan perlahan-lahan
25 ml asam suifat 7,5 N, campur.
Larutan besi(ll) sulfat Buat larutan segar besi(Il)
suifat P dalam asam sulfa~ 0,15 N (1 dalam 10).
Larutan baku Buat larutan kalium fosfat monobasa P
dalam air hingga kadar 44,0 Jlg per mi.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 300 mg,
masukkan ~e dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
Riboflavin 5 '-(natrium hidrogen fosfat) dihidrat [130-40-5] dan encerkan dengan air sampai tanda.
C 1,H20 N 4Na09 P.2Hp BM 514,36 Prosedur Pipet masing-masing 10,0 ml Laruta'! baku
Anhidrat BM 478,33 dan Larutan uji masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
50 ml yang berbeda, tambahkan 10,0 ml Larutan asam
Riboflavin Natrium Fosfat mengandung tidak kurang molibdat dan 5,0 ml Larutan besi(Il) sulfat ke dalam tiap
dari 73,0% dan tidak lebih dari 79,0% C 17H 20 N 40 6, labu. Ukur serapan larutan pada panjang gelombang
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. maksimum lebih kurang 700 nm, menggunakan
campuran 10,0 ml air; 10,0 ml Larutan asam molibdat
Pemerian Serbuk hablur halus, kuning jingga; bau dan 5,0 ml Larutan besi(Il) sulfat sebagai blangko:
lemah; higroskopik dalam keadaan kering tidak serapan Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan baku.
dipengaruhi cahaya, dalam larutan dipengaruhi
cahaya terjadi peruraian cepat. Riboflavin bebas dan riboflavin difosfat {Oztatan
5elama penetapan terlindung dari cahaya dan gunakan
Kelarutan Agak sukar larut dalam air. peralatan kaca aktinik renddh.} Riboflavin bebas tidak
Iebih dari 6,0% dan Riboflavin difosfat tidak lebih dari
Baku pembanding Riboflavin BPFI; lakukan penge- 6,0% sebagai riboflavin, dihitting terhadap zat yang
ringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum diguna- telah dikeringkan. . ·
kan. Riboflavin Fosfat BPFI. Fase gerak Buat campuran 850 ml kalium fosfat
monobasa 0,054 M dengan 150 ml metanol P, saring dan
ldentifikasi · awaudarakan. Jika perlu h\kukan penyesuaian
A. Larutan 1 mg dalam 100 ml air dilihat dengan menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Fl IV Monografi I Riboflavini Natrii Phosphas 743

Kromatografi <931>. dan hitung persentase riboflavin dalam bentuk ribo-


l.Arutan baku Timbang saksama lebih kurang 60 mg flavin difosfat dengan rumus:
Riboflavin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
250-ml, larutkan hati-hati dalam 1 ml asam klorida P, ro
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 4 ml ke 625C ( - )
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase rs
gerak sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang C adalah kadar Riboflavin BPFI dalam mg per ml
100,0 mg, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, Larutan baku; rr adalah res pons puncak riboflavin j1ka
larutkan dalam 50 ml air, encerkan dengan Fase gerak ada dari Larutan uji;r 0 adalah jumlah res pons punca k
sampai tanda. Pipet 8 ml larutan ini ke dalam labu dari 3·riboflavin difosfat dari Larutan uji; r5 adalah
tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai respons puncak riboflavin dari Larutan baku.
tanda.
l.Arutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah Ribo- Lumiflavin Lakukan penetapan menggunakan 35 mg
flavin Fosfat BPFI dalam air hiP.gga kadar 2 mg per mi. za t, kocok dengan J 0 ml kloroform P bebas alkohol
Tambahkan Fase gerak, volume sama, campur. Pipet (pembuatan kloroform P bebas alkohol, seperti yang
8 mllarutan ini dan encerkan dengan Fase gerak hingga tertera pada penetapan Lumiflavin dalam Riboflavin!
50,0 mi. selama 5 menit, saring; ukur serapan filtrat rada
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera panjang gelombang 440 nm, terhadap blangko dengan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja kloroform P bebas alkohol: tidak lebih dari 0,025.
tinggi dilengkapi dengan detektor fluorometri, yang
diatur pada panjang gelombang eksitasi pada 440 nm Penetapan kadar {Catalan Selama penetapan selurul:
dan filter emisi pada 470 nm atau atur pada lebih larutan terlindung dari cahaya aktinik dan gunakar!
kurang 530 nrn untuk detektor fluoresen yang meng- peralatan dari kaca aktinik rendalz.}
gunakan monokromator untuk pemilihan panjang Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 35 mg
gelombang emisi, dan kolom 3,9 mm x 30 em berisi Riboflavin BPFI masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
bahan pengisi L1. Laju aliran lebih kurang 2,0 ml per 250 ml, tambahkan 20 ml piridina P dan 75 ml air,
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kocok sampai larut. Masukkan larutan ke dalam labu
kesesuaian sistem, rekam respons puncak. Waktu reten- tentukur 1000-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
si riboflavin 5' ·monofosfat lebih kurang 20 men it Pipet 10 mllarutan ini ke dalam labu tentukur 1000-ml
sampai 25 menit dan waktu retensi relatif untuk kedua, tambahkan lebih kurang 4 ml asam sulfat 0.1 N
masing-masing senyawa: agar diperoleh pH larutan antara 5,9 dan 6,1, encerkan
dengan air sampai tanda. Kadar Larutan baku yang
Riboflavin 3'4'-difosfat: 0,23 diperoleh lebih kurang 0,35 IJ.g riboflavin per mi.
Riboflavin 3'5'-difosfat: 0,39 Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
Riboflavin 4'5'-difosfat: 0,58 masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, tambah-
Riboflavin 3'-monofosfat: 0,70 kan 20 ml piridina P dan 75 ml air kocok sampai larut.
Riboflavin 4'-monofosfat: 0,87 Masukkan larutan ke dalam labu tentukur 1000-ml,
Riboflavin 5'-monofosfat: 1,00 encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 mllarut-
Riboflavin: 1,63 an ini ke dalam labu tentukur 1000-ml kedua,
tambahkan lebih kurang 4 ml asam suljat 0,1 N hingga
Resolusi, R, resolusi antara puncak riboflavin 4'-mono- diperoleh pH larutan antara 5,9 dan 6,1, encerkan
fosfat dan riboflavin 5'-monofosfat tidak kuran:g dari dengan air sampai tanda.
1,0 dan simpangan baku relatif dari respons riboflavin Prosedur Ukur intensitas fluoresensi maksimum
5'-monofosfat pada penyuntikan ulang tidak lebih l.Arutan baku dan Larutan uji pada panjang gelombang
dari 1,5%. lebih kurang 530 nm, menggunakan panjang gelom-
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah bang eksitasi pada lebih kurang 440 nm. Hitung
volume sama (lebih kurang 100 11l) Larutan baku, jumlah dalam mg, C 1 ~N4 06 , dalam riboflavin natri-
Larutan uji, dan Larutan kesesuaian sistem ke dalam um fosfat dengan rumus:
kromatograf. Ukur respons puncak dari Larutan baku
. dan Larutan uji, tetapkan puncak yang akan diukur
dari kromatogram Larutan uji dengan membandingkan
waktu retensi dengan puncak dari kromatogram
Larutan kesesuaian sistem. Hitung persentase riboflavin
bebas dengan rumus:
C adalah kadar Riboflavin BPFI dalam ~g per ml
rF Larutan baku; Iu dan 15 berturut-turut adalah inten-
625C ( - ) sitas fluoresensi maksimum dari Larutan uji dan
Larutan baku.
's
744 Rifampicinum I Monografi FIIV

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup seperti tertera pada Kromatografi <931>.
rapat, tidak tembus cahaya. Larutan dapar fosfat, Fase gerak, Campuran pelarut,
Larutan resolusi dan Sistem kromatograft Lakukan seperti
yang tertera pada Penetapan kadar.
RIFAMPICINUM Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih
Rifampisin kurang 200 mg rifampisin masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan aseto-
nitril P sampai tanda. Jika perlu sonikasi selama lebih
kurang 30 detik sampai larut (Catalan Gunakan laruian
ini da/am,waktu 2 jam.}
Larutan uji Masukkan 5,0 m! Lanctan uji persediaan
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
Campuran pelarut sampai tanda (Catalan Suntikkan
se~era larutan ini dalam kromatograf.l
Er1ceran /arutan uji Masukkan 10,0 ml Lamtan 11ji
persediaan ke daiam labu tentukur 100-ml, encerkan
5 ,6,9.17, I 9,2 I -Heksallid roksi- 23-metoksi- 2,4, I 2, I 6, I 8,20, dengan asetonitril P sampai tanda. Masukkan 5,0 ml
22-/reptamet i/-8-[ N-( 4-meti/- I -piperazini/)formimidoi/}-2, larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
7-(epoksipentadeka[ I, I 1, I3 }t rienimino /nafto[ 2, I -b 1 dengan asetonitril P su.mpai tanda, campur. Pipet 5 ml
furan-I,II-(2H)-dion 21-asetat [13292-46-1) larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml yang lain,
C 43 H 58 N 40 1" BM 822,95 encerkan dengan Campttran pelafllt sampai t:mda
{Catalan Suntikkan segera lanttan terakhir ini ke dalam
Rifampisin mengandung tidak kurang dari 95,0% dan kromatografl
tidak lebih dari 103,0% CBH 58 N 40 12 per mg, dihitung Proscdur Suntikkan secara terpisah sejumlah
terhadap zat yang telah dikeringkan. volume sama (lebih kurang 50 ~l) Larutan uji dan
Enceran larutan 11ji ke dalam kromatograf, ukur semua
Pemerian Serbuk hablur, coklat merah. respons puncak. Hitung persentase tiap senyawa
sejenis dengan rumus:
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
dalam kloroform; larut dalam etil asetat dan dalam
meta no!.

Baku pembanding Rifampisin BPFI; tidak boleh dike- rTi adalah luas puncak senyawa sejenis dari Larutan uji;
ringkan; lakukan Penetapan Susut Pengeringan <1121> r 0 adalah luas puncak rifampisin dari Enceran /arutan
pada sebagian zat, saat akan digunakan. Rifampisin 11ji; J;r Ti adalah jumlah semua luas puncak senyawa
•. Kuinon BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum di- sejenis Larutan uji.
gunakan.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan Kromatograft <931>.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang Larutan dapar fosfat Larutkan 136,1 g kalium fosfat
sama seperti pada Rifampisin BPFI. monobasa P dalam lebih kurang 500 ml air, tambahkan
6,3 ml asam fosfat P, encerkan dengan air hingga
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. 1000 mi.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-Larutlln
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan dapar fosfat-asam sitrat 1,0 M-natrium perklorat 0,5 M
menggunakan suspensi (1 dalam 100). (510:350:100:20:20), saring melalui penyaring dengan
porositas 0,7 v.m atau lebih kecil dan awaudarakan,
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; jika perlu lakukan penyesuaian menurut KesesuaiJtn
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, sistem seperti yang tertera pada Kromatograft <931>.
dalam hampa udara pada suhu 60° selama 4 jam, Campuran pelarut Buat campuran air-asetonitril P-
menggunakan lebih kurang 100 mg. kalium fosfat dibasa 1,0 M-kalium fosfat monobasa 1,0 M-
asam sitrat 1,0 M (640:250:77:23:10).
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,5% rifampisin Larutlln baku TlDlbang saksama lebih kurang 40 mg
kuinon; tidak lebih dari 1% untuk senyawa sejenis Rifampisin BPFI, masukkan ke dalam labu ter.tukur
lainnya; tidak lebih dari 3,5% untuk semua senyawa 200-ml. Larutkan dan encerkan dengan asetonitril P
sejenis kecuali rifampisin kuinon dengan waktu reten- sampai tanda. Jika perlu sonikasi selama lebih kur~~
. si sampai 3 kali waktu retensi rifampisin. Lakukan pe- 30 detik sampai larut. [Catatan Gunakan larutan rnt
netapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi dalam waktu 5 jam.] Pipet 10 mllarutan ini ke dalam
Fl IV Monografi I Rifampicini Capsulae 745

labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Campuran BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
pelarut sampai tanda {Catalan Suntikkan segera larutan
ini dalam kromatografl. ldentifikasi
Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada A. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
Larutan baku dengan menggunakan zat uji setara lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatograft <931>.
dengan 40 mg rifampisin. Totolkan secara terpisah masing-masing 3 ~I larutan
Larutan resiJlusi Timbang sejumlah Rifampisin BPFI dalam klorofonn P yang mengandung (1) zat uji yang
dan Rifampisin Kuinon BPFI, larutkan masing-masing dibuat dengan cara: gerus sejumlah isi kapsul setara
dalam asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,1 mg lebih kurang 50 mg dengan 5 ml kloroform P, saring
per mi. Pipet 1 mllarutan ini, masukkan ke dalam labu dan (2) Rifampisin BPFI. 10 mg per ml kloroform P. pada
tentukur 10-ml, encerkan dengan Campuran pclarut jarak yang sama dari tepi Jempeng kromatografi
sampai tanda. campuran silika gel setebal 0,25 mm. Biarkan bercak
Sistem kromatografi <931 > Lakukan seperti yang kering dan masukkan lempeng ke dalam bejana
tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan campuran kloroform P-melanol P (90:10) hingga fase
kolom 4,6 mm x 10 em berisi bahan pengisi L7 dengan gerak merambat lebih kurang setengah tinggi lem-
ukuran partikel 5 ~m. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml peng. Angkat lempeng, tandai batas fase gerak,
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan biarkan fase gerak menguap. Amati bercak merah
resolusi, rekam respons puncak seperti pada Prosedur: pada lempeng: harga R1 bercak utama yang diperoleh
resolusi, R, antara puncak rifampisin kuinon dan dari larutan (1) sesua1 dengan yang diperoleh dari
puncak rifampisin tidak kurang dari 4,0. Lakukan larutan (2).
kromatografi terhadap Larutan baku. rekam respons B. Waktu retensi puncak utama rifampisin dari
puncak seperti Prosedur: efisiensi kolom dari puncak Laruta11 uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh
rifampisin tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis pada Penetapan kadar.
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 1,0%. Disolusi <1231>
Prosedur [Catalan Gunakan luas puncak jika Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
dinyatakan respons puncak.] Suntikkan secara terpisah Alai tipe 1: 50 rpm.
sejumlah volume sama (lebih kurang 50 ~l) Laruta/n Waktu: 45 menit.
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur Prosedttr Lakukan penetapan JUmlah CnH~8 N 4 0 12 ,
respons puncak utama. Waktu retensi relatlf rifampisin yang terlarut dengari mengukur serapan filtrat Jarutan
kuinon dan rifampisin berturut-turut adalah lebih uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi, dan
kurang 0,6 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg rifam- serapan Jarutan baku J<ifampisin Bl'Fl dihitung
pisin, C 43 H 58 N 40 12, dengan rumus: terhadap zat yang telah dik~ringkan, dan dibuat
.. 'u
2000C ( - )
bersamaan dalam tangas air selama 45 menit, dalam
media yang sama, pada panjang gelombang serapan
's maksimum lebih kurang 475 nm.·
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
C adalah kadar R~fampisin BPFI dihitung terhadap zat kurang dari 75% (Q) C 43 H 58 N 40 12, dari jumlah yang
yang telah dikeringkan dalam mg per mllArutan baku; tertera pada etiket.
ru dan r5 berturut-turut adalah respons puncak rifam-
pisin yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%;
Jakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak dalam hampa udara, pada suhu 60° selama 3 jam
tembus cahaya, tertutup rapat, terlindung dari panas menggunakan lebih kurang 100 mg isi kapsul.
berlebihan.
Keseragaman sediaan <911 > Memenuhi syarat.
Prosedur keseragaman /amdungan
RIFAMPICINI CAPSULAE Larutan dapar fosfat, Fase gerak, Campuran pelarut,
Kapsul Rifampisin Pengencer, Larutan baku, Larutan resolusi, dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Pene-
tapan kadar.
Kapsul Rifampisin mengandung C 43 H 58 N 40 12, tidak Larutan uji Buat larutan yang mengandung 1,5 mg
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari rifampisin per m1 dengan cara sebagai berikut: Masuk-
jumlah yang tertera pada etiket. ~an isi 1 kapsul ke dalam labu tentukur yang sesuai.
Bilas cangkang kapsul dengan sedikit Campuran
Baku pembanding Rifampisin BPFI; tidak boleh dike- pelarut, m-asukkan cucian ke dalam labu tentukur,
ringkan; lakukan penetapan susut pengeringan pada tambahkan Campuran pelarut hingga berisi lebih
sebagian zat saat akan digunakan. Rifompisin·Kuinon kurang empat per lima bagian. Lakukan seperti pada
746 Ringeris Lactatis Injectio I Monografi FIIV

Larutan uji yang tertera pada Penetapan kadar, mulai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur
dengan "sonikasi selama lebih kurang 5 me nit ...... ". 50-ml, encerkan dengan asetonitril P sampai tanda
Prosedur Lakukan seperti pada Prosedur yang ter- (Catalan Gunakan larutan ini dalam waktu 5 jam.] Pipet
tera pada Pmetapan kadar. Hitung jumlah dalam mg, 5 ml dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
C 43 H~N 4 0 12 , dalam isi kapsul dengan rumus: Pengencer sampai tanda. (Catalan Suntikkan Larutan uji
ke dalam kromatograf dalam waktu 30 detik sampai 60 detik
LC ru setelah pembuatan.]
(-)(-) Larutan resolusi Larutkan Rifampisin BPFI dan
D 's Rifampisin Kuinon BPFI ke dalam Campuran pelarut
hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,1 mg per
L adalah jumlah rifampisin dalam mg dalam kapsul mi. Pindahkan 1,0 ml larutan ini ke. dalam labu tentu-
seperti tertera pada etiket; C adalah kadar Rifam- kur 10-ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
pisin BPFI dalam mg per ml Larutan baku yang di- Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan; D adalah pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
kadar rifampisin dalam mg per ;nl Larutan uji, tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
berdasarkan jumlah yang tertera pada tiap kapsul 4,6 mm x 10 em berisi bahan pengisi L7, ukuran parti-
pad a etiket dan tingkat pengenceran; r 11 dan r 5 kel 5 J.Lm. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml per menit.
berturut-turut adalah respons puncak yang diperoleh Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, re-
dari Larutan uji dan Larutan baku. ka!l' respons puncak seperti yang tertera pada Prose-
dur: waktu retensi relatif rifampisin kuinon dan rifam-
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pisin berturut-turut adalah lebih kurang 0,6 dan 1,0
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dan resolusi, R, antara puncak rifampisin kuinon dan
Kromatografi <931>. rifampisin tidak kurang dan 4,0. Lakukan kromato-
Lamtan dapar fosfat Larutkan 136,1 g kalium fosfat grafi terhadap Larutan baku, rekam respons puncak
monobasa P dalam lebih kurang 500 ml air, tambahkan seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku
6,3 ml asam fosfat P, encerkan dengan air hingga relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
1000 ml, dan cam pur (pH 3,1 ± 0,1). Prosedur (Catalan Gunakan luas puncak jika
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-Larutan dinyatakan respons puncak] Suntikkan secara terpisah
.dapar fosfat-nsam sitrat 1,0 M-asam perklorat 0,5 M sejumlah volume sama (lebih kurang 50 J.Ll} Larutan
(510:350:100:20:10), saring melalui penyaring dengan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur
porositas 0,7 J.Lm atau lebih kecil dan awaudarakan. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian C 41 fisaN 40 12, dengan rumus:
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Campuran pelarut Buat campuran asetonitril P- 'u
metanol P (1:1). 10.000C ( - )
~.
Pengencer Buat campuran air-asetonitril P-natrium 's
fosfat dibasa 1,0 M-kalium fosfat monobasa 1,0 M-asam
sitrat 1,0 M (640:250:77:23:10). C adalah kadar Rifampisin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Rifam- Larutan baku dihitung terhadap zat yang telah dike-
pisin BPFI, larutkan dalam Campuran pelarut hingga ringkan; r u dan r 5 berturut-turut adalah res pons
kadar lebih kurang 1,5 mg per ml, bila perlu sonikasi puncak Larutan uji dan Larutan baku.
selama lebih kurang 30 detik.. Pipet 10 ml larutan ke
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan asetoni- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
tril P sampai tanda dan campur. (Catalan Gunakan cahaya, tertutup rapat dan terlindung dari panas yang
larutan baku kerja tersebut dalam waktu 5 jam.] Pipet 5 ml berlebihan.
larutan baku kerja ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan Pengencer sampai tanda; 1 ml larutan
mengandung lebih kurang 0,03 mg Rifampisin BPFI. RINGERIS LACTATIS INJECTIO
(Catatan Suntikkan Larutan baku ke dalam kromatograf Injeksi Ringer Laktat
dalam waktu 30 detik sampai 60 detik setelah dibuat.]
Larutan uji Timbang tidak kurang dari 20 kapsul,
keluarkan isi semua kapsul dan campur, bersihkan lnjeksi Ringer Laktat adalah larutan steril dari Kalsium
cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung bobot Klorida, Kalium Klorida, Natrium Klorida dan
rata-rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi Natrium Laktat dalam Air untuk Injeksi; tiap 100 ml
kapsul setara dengan lebih kurang 300 mg rifampisin, mengandung tidak kurang dari 285,0 mg dan tidak
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml dan tam- lebih dari 315,0 mg natrium (sebagai NaCl d~n
bahkan lebih kurang 180 ml Campuran pelarut. Sonikasi <;fisNaO~, tidak kurang dari 14,1 mg dan tidak lebih
selama lebih kurang 5 menit, biarkan hingga suhu dari 17,3 mg kalium (K, setara dengan tidak kurang
kamar, encerkan dengan Campuran pelarut sampai dari 27,0 mg dan tidak lebih dari 33,0 mg KCI), tidak
FI IV Monografi I Rose Bengal Natrici 1311 Injectio 747

kurang dari 4,90 mg dan tidak lebih dari 6,00 mg Fase gerak Buat larutan dalam air mengandung
kalsium (Ca, setara dengan tidak kurang dari 18,0 mg lebih kurang 1 ml asam format P dan 1 ml disiklo-
dan tidak lebih dari 22,0 mg CaCl 2 .2H 20), tidak heksilamina P per liter, saring dan awaudarakan. Jika
kurang dari 368,0 mg dan tidak lebih dari 408,0 mg perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
klorida (Cl, sebagai NaCl, KCI dan CaCl2"2Hp), dan seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
tidak kurang dari 231,0 mg dan tidak lebih dari Larutan resolusi Buat larutan dalam air
261,0 mg laktat (C 3 H 5 0 3, setara dengan tidak kurang mengandung lebih kurang 3 mg natrium asetat
dari 29::>,0 mg dan tidak lebih dari 330,0 mg anhidrat P dan 3 mg Natrium Laktat BPFI per mi.
C 3 H 5 Na0 3 ). Injeksi Ringer Laktat tidak boleh Larutan baku Timbang saksama sejumlah Natrium
mengandung bahan antimikroba. Laktat BPFI, Iarutkan dalam air sehingga diperoleh
[Catalan Injeksi Rznger Laktat mengandung kalsium, Iarutan persediaan hingga kadar 10 mg per ml.
kalium dan natrium berturut-turut lebih kurang 2,7; 4 dan Encerkan saksama larutan persediaan ini dengan air
130 miliekuivalen per liter.] hingga diperoleh kadar lebih kurang 1 mg, 2 mg dan
4 mg Natrium Laktat BPFI per mi.
Baku pembandir.g Natrium Laktal BPFI; lakukan Larutan 11ji Gunakan lnjeksi Ringer Laktat yang tidak
pengeringan dalam hampa udara pada stihu 60° diencerkan.
selama 4 jam sebelum digunakan. Endotoksin BPFI. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Identifikasi tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
A. Menunjukkan reaksi nyala yang tertera pada 4,6 mm x 10 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
Natrium dan Kalium, reaksi Amonium Oksalat yang lebih k:uang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
tertera pada Kalsium dan reaksi Klorida cara A, B dan C terhadap L:zrutan resolusi, rekam respons puncak
seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
B. Waktu retensi puncak laktat Larutan uji sesuai puncak asetat dan laktat tidak kurang dari 2. Lakukan
dengan Larulan baku seperti yang tertera pada Pe- kromatografi terhadap Larutan baku, dan rekam
netapan kadar laktat. respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
faktor ikutan puncak analit tidak lebih dari 2,0 dan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,5 unit simpangan bak11 relatif pada penyuntikan ulang tidak
Endotoksin FI per mi. lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5. volume sama (lebih kurang 20 ~1) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Logam berat <371> Tidak kurang dari 0,3 hpj; laku- puncak utama. Buat kurva respons Larutan baku
kan penetapan dengan menguapkan 67 ml hingga terhadap kadar, dalam mg Natrium Laktat BPFI per ml,
-· volume lebih kurang 20 ml, tambahkan 2 ml asam
asetat 1 N dan encerkan dengan air hingga 25 ml.
dan gambar garis lurus dari tiga titik. Dari kurva yang
diperoleh, ukur kadar natrium dalam mg per mllaktat
dalam Larutan uji.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada Injectiones. · 1 ml asam sulfat 0,1 N setara dengan
8,907 mg C3 Hp 3
Penetapan kadar kalsium Lakukan penetapan seperti
yang tertera pada Penetapan kadllr kalsium dalam lnjeksi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca atau
Ringer. plastik dosis tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I atau
Tipe II.
Penetapan kadar kalium Lakukan penetapan"seperti
yang tertera pada Penetapan kadar kalium dalcun lnjeksi
Ringer. ROSE BENGAL NATRICI 1311 INJECTIO
Injeksi Ros Bengal Natrium 131!
Penetapan kadar natrium Lakukan penetapan seperti
Cl
yang tertera pada Penetapan kadar natrium dalam lnjeksi
Ringer. ·

Penetapan kadar klorida Lakukatl penetapan seperti


yang tertera pada Penetapan kadar kloridJz dalam lnjeksi
Ringer.

Penetapan kadar laktat Lakukan penetapan dengan Garam dinatrium 4,5,6,7-tetrakloro-2 ',4 ',5 ',7 '-tetraiodo-
cara Kromatograft Ctlir kinerja tinggi seperti yang tertera fluoresein· Ill[ [24916-5~; 50291-21-9, 15251-14-6]
pada Kroma.tograft <931>. C 20 ~Cl 4 131I4 Na20 5
748 Saccharinum I Monografi Fl. IV

Injeksi Ros Bengal Natrium 1311 adalah larutan steril, Hitung jumlah dalam mg per ml injeksi, dengan
mengandung Ros Bengal Natrium, yar.g sebagian rum us:
molekul mengandung iodum radioaktif 131 1 dalam
struktur molekulnya. Dapat mengandung dapar yang Au
sesuai. 0,0040 ( - )
Injeksi Ros Bengal Natrium 131 1 mengandung tidak As
kurang dari 90.0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah 131 1 sebagai Ros Bengal Natrium yang tertera D adalah faktor pengenceran; Au dan A 5 berturut-turut
pada etiket dinyatakan dalam MBq (JtCi atau mCi) adalah serapan injeksi dan serapan larutan ros bengal
per ml, ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan. natrium (4 J.Lg per ml) yang diatur hingga pH 8
Kandungan ros bengal natrium tidak kurang dari menggunakan natrium bikarbonat.
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari yang tertera
parla etiket. Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radio-
tidak lebih dari 10,0% dari radioaktivitas total. aktivitas dalam MBq (J.LCi) per ml Injeksi Ros Bengal
Natrium 1311 menggunakan alat pencacah yang sesuai,
Pemerian Larutan jemih, tak berwama. seperti yang tertera pada Pemilihan a/at pencacah dan
sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
Baku pembanding Endotoksin BPFI.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
ldentifikasi radionuklida Lakukan seperti yang ter- gal atau dosis ganda.
tera pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gama
menunjukkan puncak energi utama pada 0,364 MeV Penandaan Kecuali pernyataan seperti yang tertera
yang sama seperti 131 1 yang digunakan sebagai baku pada Penandaan dalam lnjectiones, pada penandaan
dengan kemumian diketahui. juga tertera: (1) Saat dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah
131 1 sebagai natrium ros bengal dalam MBq (J.LCi
Kemumian radiokimia Lakukan penetapan dengan atau mCi) total dan per ml pada saat kalibrasi,
car a Kroma tografi kertas seperti yang tertera pad a (3) Tanggal kadaluarsa, (4) Pernyataan "'Awas bahan
Kromatografi <931>. Totolkan sejumlah volume larutan radioaktif"', (5) lnformasi bahwa dalam menghitung
yang mengandung kalium iodida P 0,1%, kalium iodat P dosis lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif,
0,2% dan natrium bikarbon!lt P 1,0%, pada kertas (6) Waktu paro 131 1 adalah 8,08 hari.
kromatografi berukuran 25 mm x 300 mm, dan biarkan
kering. Totolkan pada titik yang sama, sejumlah
volume sama larutan injeksi yang telah diencerkan SACCHARINUM
sedemikian hingga memberi laju cacahan lebih kurang Sa karin
20.000 cacahan per menit dan biarkan kering. Eluasi
0
dengan fase gerak asam asetat 1 N selama 2 jam. Ke- II

ringkan di udara, dan tetapkan distribusi radioaktivi-


tas dengan menatah kromatogram menggunakan
detektor radiasi terkolimasi. Radioaktivitas pada pita
OC:k.
ros bengal tidak kurang dari 90,0% dari radioaktivitas 1,2-Benzisotiazolin-3-on-1,1-dioksida (81-07-2]
total. Pita ros bengal terdapat pada titik penotolan. c.,I\N03S BM 183,18

pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5. Sakarin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0% <;Ji5N03S, dihi~ung terhadap
Endotoksin bakteri <201>. Tidak lebih dari 175/V unit zat yang telah dikeringkan.
Endotoksin FI per ml injeksi; V adalah dosis total
maksimum yang dianjurkan dalam ml pada saat Pemerian Sez;buk atau hablur putih, tidak berbau atau
kadaluarsa. berbau aromatik lemah. Larutan encer sangat manis.
Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.
Syarat lain Memenuhi syarat lnjectiones; kecuali
bahwa larutan injeksi boleh diberikan sebelum uji Kelarutan Agak sukar larut dalam air, dalam kloro-
sterilitas selesai, uji sterilitas harus dilakukan pada form dan dalam eter; larut dalam air mendidih; sukar
hari akhir produksi dan bahwa tidak harus memenuhi larut dalam etanol. Mudah larut dalam larutan amonia
anjuran seperti yang tertera pada Volume dJzlam wadah. encer, dalam lanitan alkali hidroksida dan dalam
alkali karbonat dengan pembentukan karbondioksida.
Penetapan kadar ros bengal natrium Ukur serapan
injeksi yang diencerkan secukupnya. Pada panjang Baku pembanding o-Toluenasulfonamida BPFI; tidak
gelombang 550 nm menggunakan larutan natrium boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam
bikarbonat P yang diatur hingga pH 8 sebagai blangko. wadah tertutup rapat. p-Toluenasul.fonamida BPFI; tidak
FIIV Monografi I Saccharinum 749

holeh dikeringkan sehelum digunakan, simpan dalam sampai 30 menit. Tamhahkan 25 f.Ll Larutan baku
wadah tertutup rapat. internal pada eluat, campur, dan pekatkan eluat
dengan alat yang sesuai hingga volume 1,0 ml.
ldentifikasi Sistem kromatografi Lakukan Krcmatografi gas seper-
A. Larutkan lebih kurang 100 mg dalam 5 ml ti yang tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf
larutan natrium hidroksida P (1 dalam 20), uapkan gas yang dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala
!arutan hingga kering dan lelehkan hati-hati di atas dan kolom kaca 1,8 m x 3,2 mm berisi bahan pengisi
nyala api kecil hingga tidak be;-bau amonia. Biarkan 10% fase cair G3 pada penyangga S1AB yang berukur-
sisa hingga dingin, larutkan dalam 20 ml air, netralkan an 100 mesh sampai 120 mesh, menggunakan sistem
larutan ini dengan asam klorida 3 N dan saring, tam- penyuntikan contoh ke dalam tabung kaca atau
hahkan setetes besi(II!) klorida LP ke dalam filtrat: penyuntikan langsung dalam kolom. Pertahankan
terjadi warna ungu. suhu injektor, kolom dan detektor berturut-turut
B. Campur 20 mg dengan 40 mg resorsinol P, pad a lebih kurang 225°, 210° dan 250°. Gunakan
tambahkan 10 tetes asam sulfat P, dan panaskan helium P kering sebagai gas pembawa dengan laju
campuran dalam tangas cair yang sesuai pada suhu aliran lebih kurang 30 ml per menit.
200° selama 3 menit. Diamkan. hingga dingin, tambah- Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
kan 10 ml air dan natrium hidroksida 1 N berlebih: 2,5 J.Ll) Larutan baku, ke dalam kromatograf gas dan
cairan berfluoresensi hijau. rt!kam masing-masing kromatogram hingga diperoleh
kromatogram tidak kurang dari 50% dari respons
Jarak lebur <1021> Antara 226° dan 230°. maksimum rekorder. Ukur luas puncak pertama
(o-toluenasulfonamida), kedua (p-~oluenasulfona­
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; mida), dan ketiga (n-trikosana), dan untuk tiap
Iakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. kromatogram rekam harga tersebut sebagai A., A dan
AN. Hitung perbandingan R. dan RP dengan rumti's:
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.

Toluensulfonamida Tidak lebih dari 0,0025%. 0

Larutan baku internal Timbang saksama lebih


kurang 10 mg n-trikosana P, masukkan dalam labu
tentukur 10-ml, larutkan dan encerkan dengan 1!-hep· Buat kurva baku an tara kadar o- Toluenasulfonami-
tana P sampai tanda. da BPFI dan p-Toluenasulfonamida BPFJ dalam J.Lg
Larutan baku persediaan Timbang saksama masing- per ml Larutan baku terhadap R. dan R [Catalan Waktu
masing lebih kurang 20 mg o-Toluenasulfonamida BPFI retensi relatif lebih kurang 0,39 untuk o- fotuenasulfonami-
dan p-Toluenasulfonamida BPFI, masukkan ke dalam da, 0,46 untuk p-toluenasulfonamida dan 1,0 untuk n-tri-
... lahu tentukur 10-ml, larutkan dan encerkan dengan
metilena klorida P sampai tanda.
kosana/. Dengan cara yang sama suntikkan sejumlah
volume (lebih kurang 2,5 J.Ll) Larutan uji dan rekam
Larutan baku Pipet berturut-turut 100 J.Ll, 150 J.Ll, kromatogram .. Ukur luas puncak yang pertama (o-to-
200 J.LI, 250 J.Ll Larutan baku persediaan masing-masing ke luenasulfonamida), kedua (p-toluensulfonamida), ke-
dalam labu tentukur 10-ml. Tambahkan masing- tiga (n-trikosana) sebagai a0 , aP dan aN" Hi tung perhan-
masing 250 J.L[ Larutan baku internal yang diukur dingan '• dan r, dengan rumus:
saksama, encerkan dengan metilena klorida P sampai
tanda. Tiap ml masing-masing larutan ini mengan-
dung 25. J.Lg n-trikosana P dan 20 J.Lg, 30 J.Lg, 40 J.Lg dan r0 dan rp
50 J.Lg isomer toluena-sulfonamida.
Larutan uji Lakukan Kromatografi kolom partisi
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>, meng- dan dari kurva baku tetapkan kadar masing-masing
gunakan tabung kromatografi yang dilengkapi dengan isomer toluenasulfonamida dalam Larutan uji dalam
cakram kaca berpori pada bagian dasar, kran plastik J.Lg per mi. Jumlah toluenasulfonamida dalam contoh
pada ujung kolom, dan penampung pada bagian atas. yang diuji tidak lebih dari 0,0025%.
Tambahkan campuran 12 g Penyangga padat dan
larutan 2,0 g sakarin, yang ditimbang saksama, dalam Arsen <321> Metodt II Tidak Jehih dari 3 hpj.
12 mllarutan natrium bikarbonat P (1 dalam 11) yang
telah disaring. Tambahkan lebih kurang 200 mg Selenium <391> Tidak lebih dari 30 hpj; lakukan
natrium bikarbonat untuk mempermudah kelarutan penetapan menggunakan 100 mg zat uji yang dicam-
sakarin. Mampatkan isi tabung dengan mengetukkan pur dengan 100 mg magnesium oksida.
kolom pada permukaan yang empuk, dan kemudian
dipadatkan dari atas. Masukkan 100 ml metiltna Logam berat <371> Mtlode III Tidak lebih dari 10 bpj.
klorida P dalam penampung dan atur katup pengaliran
sehingga diperoleh 50 ml eluat dalam waktu 20 menit Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 200 mg
750 Saccharinum Natricuril I .Monografi FI IV

dalam 5 ml asam sulfat LP dan pertahankan pada suhu Identifikasi


48° sampai 50° selama 10 menit. Larutan tidak lebih A. Lakukan pemijaran: sisa menunjukkan reaksi
berwarna dari Larutan padanan A. Natrium cara A dan B seperti yang tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
Asam benzoat dan salisilat Ke dalam 10 ml larutan B. Pada 10 ml larutan (1 dalam 10) tambahkan
jenuh panas tambahkan tetes demi tetes larutan 1 ml asam klorida P: terbentuk endapan hablur dari
besi(III) klorida LP: tidak terbentuk endapan atau warna sakarin. Cuci endapan dengan air dingin hingga air
ungu. cucian bebas klorida, keringkan pada suhu 105°
selama 2 jam. Suhu lebur antara 226° dan 230°, laku-
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> kan penetapan menggunakan prosedur Metode I
Metode V Memenuhi syarat. seperti yang tertera pada Penetapan farak Lebur ata!t
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. Suhu Lebur <1021>.
C. Larutkan lebih kurang 100 mg dalam 5 ml
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10), uapkan
500 mg, larutkan dalam 40 ml etanol P, tambahkan hingg3 kering, lebur residu hati-hati di atas api lemah
40 ml air, cam pur. Tambahkan fenolftalein LP, titrasi sampai tidak lagi membebaskan amoniak. Biarkan
dengan natrium hidroksida 0,1 N LV. Lakukan titrasi residu dingin, larutkan dalam 20 ml air, netralkan
blangko. dengan asam klorida 3 N, saring. Tambahkan pada
filtrat satu tetes besi(Ill) klorida LP: terjadi wama violet.
1 ml natrium hidroksida 0,1 N set'!ra dengan D. Campur 20 mg dengan 40 mg resorsinol P,
18,32 mg C.Jf5 N0 35 tambahkan 10 tetes asam sulfat P, panaskan campuran
dalam tangas cairan yang sesuai pada suhu 200°
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup selama 3 menit. Biarkan dingin, tambahkan 10 ml air
baik. dan natrium hidroksida 1 N berlebih: terjadi cairan
dengan fluoresensi hijau.

SACCHARINUM NATRICUM
Sakarin Natrium Kebasaaan Larutan (1 dalam 10) bereaksi netral atau
alkali terhadap lakmus P, tetapi dengan fenolftalein LP
tidak terjadi warna merah.

Toluenasulfonamida Tidak lebih dari 0,0025%.


Lanllan baku internal, Larutan baku persediaan, dan
Larutan baku Buat seperti pada uji Toluenasulfonamida
dalam Sakarin.
Natrium 1,2-benzisotiazolin-3-on 1,1-dioksida Larutan uji Lakukan Kromatografi kolom partisi
dihidrat [6155-57-3] seperti yang tertera pada Kromatografi <931>, meng-
<;H.NNa03S.2Hp BM 241,19 gunakan tabung kromatografi yang dilengkapi cakram
Anhidrat [128-44-9] BM 205,16 kaca berpori pada bagian dasar, kran plastik pada
ujung kolom dan pencadang pada bagian atas. Tam-
Sakarin Natrium mengandung tidak kurang dari bahkan campuran 10 g Penyangga padat dan larutan
98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 7H 4 NNa03S, dihi- 2,0 g sakarin natrium, yang ditimbang saksama,
tung terhadap zat anhidrat. dalam 8,0 ml larutan natrium karbonat P (1 dalam 20).
Lanjutkan seperti tertera pada Larutan uji pada uji
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih; tidak Toluenasulfonamida dalam Sakarin mulai dengan
berbau atau agak aromatik; rasa sangat manis walau "Mampatkan isi tabung...... ".
dalam larutan encer. Larutan encernya lebih kurang Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti
300 kali semanis sukrosa. Bentuk serbuk biasanya pada uji Toluenasul.fonamida dalam Sakarin.
mengandung sepertiga jumlah teoritis air hidrat
akibat perekahan. Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj;
buat larutan uji sebagai berikut: Larutkan 4 g dalam
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut 46 ml air dan 4 mlasam klorida 1 N, campur, gosok
dalam etanol. dinding dalam wadah dengan pengaduk kaca sampai
terjadi penghabl~ran_ Biarkan larutan selama 1 jam,
Baku pembanding o-Toluenasulfonamida BPFI; tidak saring melalui penyaring kering, buang 10 ml filtrat
boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam pertama; gunakan 25 ml filtrat berikutnya sebagai
wadah tertutup rapat. p-Toluenasulfonamida BPFI; tidak Larutan uji.
boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam
wadah tertutup rapat. Arsen <321> Metcxk H Tidak lebih dari 3 bpj.
FIIV Monografi I Salbutamoli Sulfas 751

Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj. persikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksi-
mum hanya pada panjang gelombang yang sama
Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 200 mg seperti pada Sa!butamol BPFI.
dalam 5 ml asam sulfat LP, pertahankan suhu pada B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam
48° sampai 50° selama 10 menit: larutan tidak lebih asam klorida 0,1 N (1 dalam 12.500) menunjukkan
berwarna dari Larutan padanan A. maksimum dan minimum pada panjang gelombang
yang sama seperti Salbutamol BPFI.
Ai:- <1031> Metode I Tidak lebih dari 15,0%.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
Benzoat dan salisilat Pada 10 ml larutan (1 dalam 20),
asamkan dengan 5 tetes asam asetat 6 N, tambahkan Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
3 tetes besi(l[[) klorida LP: tidak terjadi endapan atau
wama ungu. Kemumian kromatografi
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Salbuta-
Penetapan kadar Timbang saksama Iebih kurang mol BPFI, Iarutkan dalam metanol P hingga kadar
500 mg, pindahkan saksama ke dalam corong pisah 0,10 mg per ml.
dengan bantuan.10 ml air. Tambahkan 2 ml asam klori- Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut-
da 3 N, ekstraksi endapan sakarin, pertama dengan kan dalam metana/ P hingga kadar 20 mg per ml.
30 ml kemudian 5 kali, tiap kali dengan 20 ml cam- Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
puran pelarut kloroform P dan etanol P (9:1). Uapkan yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
kumpulan ekstrak di atas tangas uap dengan bantuan terpisah masing-masing 10 J.Li Larutan uji dan Larutan
aliran udara hingga kering. Larutkan residu dengan baku pada lempeng kromatografi silika gel P setebal
40 ml etanol P, tambahkan 40 ml air, campur, tambah- 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kan fenolftalein LP, titrasi dengan natrium hidroksi- kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
da 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko mengguna- metil isobutil ketcm P-isopropil a/kohol P-etil asetat P-air-
kan campuran 40 ml etanol P dan 40 ml air. amonium hidroksida P (50:45:35:18:3) hingga merambat
lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan lempeng, biarkan fase gerak menguap dan paparkan
20,52 mg C!14NNaO/> uap iodum: setiap bercak selain bercak utama Larutan
uji, ukuran dan intensitasnya tidak Iebih besar dari
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup ukuran dan intensitas Larutan baku (0,5%) dan jumlah
baik. cemaran tidak lebih dari 2,0%.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang


SALBUTAMOLUM 400 mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P,
... Salbutamol
Albuterol
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N L\/ menggunakan
indikator 2 tetes kristalt~iolet LP.. Lakukan penetapan
blangko.

1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan


23,93 mg C1/f21 N03
a'-{(tert-Butilamino)metil]-4 hidroksi-
m-xilenJZ-a, a'diol [18559-94-9] Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
c13~1No3 BM 239,31 baik, tidak tembus cahaya.

Salbutamol mengandung tidak kurang dari 98",5% dan


tidak lebih dari 101,0% C 13~1 N03 , dihitung terhadap
zat anhidrat. SALBUTAMOLI SULFAS
Salbutamol Sulfat
Pemerian Serbuk hablur, putih. Albuterol Sulfat
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam
etanol; melebur pada suhu lebih kurang 156°. Garam a'-[(tert-butilamino)metil}-4-hidroksi-
m-xilenJZ-a,. a'-diol sulfat (2:1) [51022-70-9)
Baku pembanding Salbutamol BPFI; tidak boleh dike- (C 13 ~ 1 N03 ) 2 .~S04 BM 576,70
ringkan sebelum digunakan.
Salbutamol Sulfat mengandung tidak kurang dari
Identifikasi 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% (C 13~1 N03 ) 2 .~S04,
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- dihitung terhadap zat anhidrat.
752 Sales Perorales Ad Rehydratationem I Monografi FIIV

Pemerian Serbuk putih atau hampir putih. Garam Oralit mengandung tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% jumlah ekivalen ion natri-
Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam um (Na +), ion kalium (K+), io!1 klorida (Cr), ion sitrat
etanol, dalam kloroform dan dalam eter. (C 6H 50t) dan glukosa anhidrat (C 6H 1pJ dari jumlah
yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Salbutamol Sulfat BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berba-..1.

ldentifikasi Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- A. Bila dipanaskan serbuk akan melebur, menjadi
persikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksi- kuning kemudian coklat, mengembang dan terbakar
mum hanya pada panjang gelombang yang sama menimbulkan bau gula terbakar.
seperti pada Salbutamol Sulfat BPFl. Larutkan isi satu bungkus dalam 250 ml air dan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam gunakan larutan ini sebagai Larutan rtji untuk uji B, C,
asam klorida 0,1 N (1 dalam 12.500), menunjukkan D, E dan F.
maksimum dan minimum pada panjang gelombang B. Larutan uji menunjukkan reaksi Natrium seperti
yang sama seperti pada Salbutamol Sulfat BPFI. yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
(:. Kocok sejumlah zat setara dengan 4 mg salbu- C. Pada 5 ml Larutan ltji tambahkan 4 tetes larutan
tamol dengan 10 ml air dan saring, filtrat menunjuk- natrium kobaltnitrit P (100 g per I) terbentuk endapan
kan reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti yang tertera wama jingga kuning (kalium).
pada Uji ldentifikasi Umum <291>. D. 5 ml Larutan uji menunjukkan reaksi Klorida
cara A seperti yang tertera pada Uji Identifikasi
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5% Umum <291>.
E. 5 ml Lamtan uji menunjukkan reaksi Sitrat
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1% seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
F. Pada 5 ml tembaga(ll) tartrat alkalis LP panas,
Kemumian kromatografi Memenuhi syarat; lakukan tambahkan beberapa tetes La rut an uji: terbentuk
pengujian seperti yang tertera pada Kemumian kroma- endapan merah (glukosa).
tografi dalam Salbutamo/, menggunakan air sebagai
pengganti metanol P untuk pembuatan Larutan baht Keseragaman bobot Timbang saksama isi 20 kemasan
dan Larutan uji. yang dipilih secara acak, tentukan bobot rata-rata isi
kemasan. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> kemasan terhadap bobot rata-rata tiap isi kemasan,
Memenuhi syarat. tidak satupun lebih dari 10% dan tidak lebih dari
2 kemasan lebih dari 5%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
900 mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasia/ P, Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV menggunakan lakukan pengeringan pada suhu 50° hingga bobot
indikator 2 tetes biru B oraset LP. Lakukan penetapan tetap.
blangko.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan pH <1071> Antara 7,0 dan 8,8; lakukan penetapan
57,67 mg (C 1 Ji21 N0~2 .H2S0 4 menggunakan larutan rekonstitusi seperti yang tertera
pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, tidak tembus cahaya. Penetapan kadar [Catalan Lakukan semua penetapan
kadar menggunakan zat uji yang berasal dari satu kemasan.
Jika dari satu kemasan tidak cukup untuk semua penetapan
SALES PERORALES AD kadar, gunakan kemasan lain untuk penetapan kadar sitrat
REHYDRATATIONEM dan glukosa.]
Garam Oralit - Buat larutan berikut (Larutan A) untuk penetapan
kadar natrium, kalium dan klorida: Timbang saksama
Garam Oralit adalah campuran serbuk kering yang lebih kurang 8 g, larutkan dan encerkan dengan air
tiap bungkus atau paket mengandung: sampai 500 mi.
Natrium Encerkan 3 ml Larutan A dengan air
Natrium klorida, NaCI 3,5g hingga 500 ml dan lakukan penetapan dengan cara
Trinatrium sitrat dihidrat, Spektrofotometri Atom: Emisi dan Serapan seperti yang
C6H!Japr2Hp 2,9 g tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
Kalium klorida, KCl 1,5g <1191> pada panjang gelombang 589 nm. Gunakan
Glukosa anhidrat, C~1 p6 20,0g larutan baku yang dib~at dengan melarutkan 508,4 mg
FIIV Monografi I Salicylamidum 753


natrium k/orida P yang telah dikeringkan hingga bobot yang diperlukan untuk melarutkan.
tetap, dalam 1000 ml air. 1 mllarutan ini setara dengan 2) Petunjuk pembuatan larutan dan cara pema-
0,2 mg Na•. kaiannya.
3) Perhatian, bahwa larutan yang dalam waktu
1 g natrium k/orida dan trinatrium sitrat dihidrat 24 jam setelah disiapkan belum digunakan, harus
masing-masing setara dengan dibuang.
393,4 mg dan 234,5 mg Na• [Catalan Oalarr. formulc:si Garam Ora lit, trinatrium
sitrat dihidrat dapat diganti dengan 2,5 g per 1000 ml
Kalium Encerkan 3 ml Lantlan A dengan air hingga natrium hidrogen karbonat, NaHC0 3 . Tetapi, stabilitas
500 ml dan lakukan penetapan dengan cara Spektrofota- formulasi ini tidak baik untuk daerah tropis. Oleh karena
metri Atom: Emisi dan Serapan seperti yang tertera pada itu dianjurkan hanya diproduksi hila segera digunakan.
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191> pada Natrium bikarbonat dapat dibungkus dalam kemasan ter-
panjang gelombang 767 nm. Gunakan larutan baku pisah. Formulasi ini boleh juga menggunakan 22,0 g gluko-
yang dibuat dengan melarutkan 190,6 mg kalium klori- sa monoltidrat, C6 H 11 0 6 .H10, sebagai ganti glukosa anhi-
da P yang telah dikeringkan hingga bobot tetap, dalam drat. Garam Oralit dapat mengandung sejumlah minimum
1000 ml air. 1 mllarutan ini setara dengan 0,1 mg K+. zat yang sesuai. untuk mempcrbaiki sifat a!iran, dan
aroma./
1 g kalium klorida setara dengan
524,5 mg K+
SALICYLAMIDUM
Klorida Titrasi 50 ml Larutan A dengan perak Salisilamida
nitrat 0,1 M LV menggunakan kalium kromat LP (100 g
per I) sebagai indikator.

1 ml perak nitrat 0,1 M setara dengan


3,545 mg cr 1 g natrium klorida p dan kalium klorida p 2-Hidroksi benznmida [65-45-2]
masing-masing setara dengan 606,6 mg dan 475,6 mg cr C7 H7 N0 2 BM 137,14

Sitrat Timbang saksama lebih kurang 2,8 g, disper- Salisilamida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
sikan dalam 80 ml asam asetat glasial P, panaskan tidak lebih dari 102,0% C 7 H 7 N0 2, dihitung terhadap
sampai suhu lebih kurang 50°, dinginkan, encerkan zat anhidrat.
dengan asam asetat glasial P sampai 100 ml, diamkan
selama 10 menit. Pada 20 ml beningan, tambahkan Pemerian Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.
0,25 ml1-naftolbenzein dalam asam asetat LP dan titrasi
dengan asanz perklorat 0,1 N LV seperti yang tertera Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam kloro-
pada Titrasi Bebas Air cara A <681>.
.... form; larut dalam etanol dan dalam propilen glikol;
mudah larut dalam eter dan dalam larutan basa.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
6,303 mg C6H 50/ Baku pembanding Salisilamida BPFi; lakukan penge-
1 g natrium sitrat setara dengan 643,0 mg C~5 0/ ringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum di-
gunakan.
Glukosa Timbang saksama lebih kurang 7,5 g,
larutkan dalam 40 ml air, tambahkan 0,2 ml larutan Identifikasi
amonium hidroksida P (100 g per 1000 ml) dan encerkan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dengan air sampai 50 ml, diamkan selama 30 menit. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Tetapkan rotasi optik larutan seperti yang tertera pada menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
Penetapan Rotasi Optik <1081>. Hitung jumlah glukosa bang yang sama seperti pada Salisilamida BPFI.
anhidrat dalam g contoh yang digunakan dengan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
mengalikan derajat rotasi yang diperoleh dengan 62.500) dalam metanol P, menunjukkan maksimum
0,9477. dan minimum pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Salisilamida BPFI; daya serap masing-
Wadah dan penyimpanan Dalam kemasan tersegel masing dihitung terhadap zat anhidrat pada panjang
untuk serbuk mengalir bebas, dalam kemasan ter- gelombang serapan maksimum lebih kurang 302 nm
tutup kedap, dianjurkan menggunakan lembaran berbeda tidak lebih dari 3%.
aluminium. C. Larutkan lebih kurang 100 mg dalam 5 ml
etanol P, tambahkan beberapa tetes besi(Ill) klorida LP:
Penandaan Pada penandaan tertera: terjadi wama lembayung.
1) Jumlah berat bersih dan berat masing-masing
komponen, dinyatakan dalam g dan vohtme air Jarak lebur <1021> Antara 139° dan 142°.
754 Selenii Sulfidum I Monografi FIIV

Air <1031> Metade I Tidak lebih dari 0,5%. Selenium Sulfida mengandung tidak kurang dari
52,0% dan tidak lebih dari 55,5% Se.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
Pemerian Serhuk, coklat kemerahan sampai jingga
Logp.m berat <371> Metade III Tidak lebih dari 10 bpj. terang; hampir tidak berbau.

Kemum:an krol!".atografi Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam
Larutan 11ji Timbang saksama lebih kurang 200 mg, pelarut organik.
larutkan dalam 10,0 ml metana! P.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Salisila- Identifikasi
mida BPFI, larutkan dalam metana/ P hingga kadar A. Saring 20 ml larutan yang dibuat seperti yang
1,0 mg per mi. tertera pada Penetapan kadar, pada 10 ml filtrat tam-
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran hahkan 5 ml air dan 5 g urea P. Panaskan hingga
Lar11tan baku dalam metanol P hingga kadar 0,20 mg; mendidih, dinginkan dan tambahkan 2 ml larutan
0,15 mg; 0,10 mg dan 0,05 mg per mi. kalium iodida P (1 dalam 10); terjadi warna jingga
Prased11r Lakukan Kramatografi lapis tipis seperti kekuningan sampai jingga, dan segera menjadi gelap
yang tertera pada Kramatagrafi <931>. Totolkan secara (menunjukkan adanya selenium).
terpisah masing-masing 10 fll, l..urytan 11ji, Larutan baku B. Biarkan larutan yang diperoleh pada Identifikasi
dan Enceran lar11tan baku pada jarak yang sama, pada A selama 10 menit, saring, pada filtrat tamhahkan
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm dan 10 ml barium klorida LP: larutan menjadi keruh (menun-
keringkan bercak dengan udara mengalir. Masukkan .jukkan adanya helerang).
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dijenuhkan dengan fase gerak n-butilasetat P-klora- Sisa pemijaran <301> Tidak lehih dari 0,2%.
farm P-asam formiat P (6:4:2) hingga merambat tiga per
empat panjang lempeng. Angkat lempeng, tandai Senyawa selenium yang larut Tidak lebih dari 5 bpj.
batas perambatan fase gerak, biarkan fase gerak Larutan uji Campur 10,0 g dengan 100,0 ml air
menguap, amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm dalam labu 250 ml, biarkan 1 jam sambil sering
dan tandai bercak. £ercak lain kecuali bercak utama dikocok kuat-kuat, saring. Pada 10,0 ml filtrat tambah-
Lam tan uji tida k boleh lebih in tens if dari bercak utama kan 2 ml asam format 2,5 M, encerkan dengan air
Enceran larutan baku dan intensitas total semua bercak hingga 50 ml, campur dan hila perlu atur pH hingga ·
lain Larutan uji tidak lebih besar dari 1% dibanding 2,5 ± 0,5. Tamhahkan 2 ml larutan segar 3,3 '-diami-
bercak utama Enceran larutan baku kadar 0,15 mg per mi. nobenzidina hidroklorida P (1 dalam 200), campur,
hiarkan selama 45 menit, atur pH dengan amonium
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> hidroksida 6 N hingga 6,5 ± 0,5. Pindahkan ke dalam
Metade V Memenuhi syarat. corong pisah, tamhahkan 10,0 ml toluena P, kocok kuat-
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. kuat selama 1 menit, hiarkan lapisan memisah, huang •
lapisan air.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Larutan baku Dengan menggunakan 10,0 ml
500 mg, masukkan ke dalam gelas piala 100 ml yang larutan asam selenat P yang mengandung 0,5 Jlg
dilengkapi pengaduk mekanik dan penutup yang selenium per ml, buat larutan seperti yang tertera
sesuai dengan sebuah lubang untuk ujung buret. pada Larutan uji, mulai dengan "tamhahkan 2 ml asam
Tambahkan 30 ml dimetilformamida P yang baru di- format 2,5 M ...... ".
netralkan, mengandung beberapa tetes biru timol LP. Prosedur Ukur serapan lapisan toluena Larutan uji
Titrasi dengan natrium metoksida 0,1 N LV dalam dan Larutan baku pada 420 nm terhadap blangko yang
toluena P sampai warna biru. Lakukan penetapan dihuat seperti yang tertera pada Larutan uji: serapan
blangko. Larutan uji tidak lehih hesar dari Larutan baku.

1 ml natrium metoksida 0,1 N setara drngarz Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
13,71 mg C/I/V02 100 mg, masukkan ke dalam wadah yang sesuai,
tamhahkan 25 ml asam nitrat berasap P, ekstraksi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dengan pemanasan hati-hati sampai larut sempuma.
baik. Dinginkan, pindahkan larutan ke dalam lahu tentukur
250-ml yang berisi 100 ml air, dinginkan lagi, encerkan
dengan air sampai tanda. Pipet SO mllarutan ke dalam
SELENII SULFIDUM labu yang sesuai, tambahkan 25 ml air dan 10 g urea P,
Selenium Sulfida panaskan hingga mendidih. Dinginkan, tambahkan
3 ml kanji LP, 10 mllarutan kalium iodida P (1 dalam 10),
Selenium sulftda [7488-56-4] dan segera titrasi dengan natrium tiosulfat 0,05 N LV.
SeS2 BM 143,08 Lakukan penetapan blangko.
FIIV Monografi I Simethiconum 755

1 ml natrium tiosulfat 0,05 N setara dengan Prosedur {Catatan Untuk setiap pengujian gunakan
987,0 J-Lg Se wadah kaca 250 ml yang bersih, dan belum dipakai 1
Tambahkan tetes demi tetes 500 ~I Larutan uji ke
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dalam wadah silinder kaca 250 ml bersih, belum
baik. dipakai, dilengkapi dengan tutup 50 mm yang berisi
100 mll.Arutan busa. Tutup wadah, jepit dengan posisi
tegak pada pengocok, kocok selama 10 detik pada
SIMETHICONUM frekuensi 300 ± 30 kocokan per menit. Catat waktu
Simetikon yang diperlukan sampai busa reda. Waktu dalam detik
untuk busa mereda, ditentukan pada saat timbul
permukaan cairan bebas busa, diukur dari akhir waktu
pengocokan.
a-(Trimetilsilil)-w-metilpoli[oksi(di met i/si /iIen a)1,
campuran dengan silikon dioksida [8050-81-5] Kandungan silikon dioksida Timbang saksama lebih
kurang 1,25 g, masukkan ke dalam cawan platina yang
Simetikon adalah campuran polimer siloksan linier telah ditara beserta pipa kapiler titik lebur dari kaca
yang termetilasi penuh; mengandung ulangan unit borosilikat yang ujungnya telah dilebur dan berfungsi
[-(CH 3) 2Si0-]n' distabilkan dengan unit pemblok akhir sebagai alat pengaduk. Tambahkan 2 tetes asam
trimetilsiloksl dengan rumus [-(CH 3 ) 3-Si0-] dan suifat P, campur. Tempatkan cawan dengan isinya dan
silikon dioksida. Mengandung tidak kurang dari 90,5% pipa kapiler dalam tabung pembakaran yang dapat
dan tidak lebih dari 99,0% polidimetilsiloksan, dibersihkan dengan gas tekan selama pemanasa:1 di
[-(CH 3 ) 2 SiO-)n, dan tidak kurang dari 4,0% dan tidak dalam tanur. Bersihkan sistem dengan aliran nitrogen
lebih dari 7,0% silikon dioksida, SiOr pada laju aliran secukupnya untuk mengusir zat yang
menguap (misalnya 125 ml - 150 ml per menit), panas-
Pemerian Cairan kental, tembus cahaya, warna abu- kan campuran perlahan-lahan dan hati-hati untuk
abu. menghindari terjadinya percikan, pada kecepatan se-
demikian rupa sehingga suhu naik sampai 800° ± 25°
Kelarutan Tidak larut dalam air, dan dalam etanol; dalam waktu 60 menit. Panaskan pada suhu ini
fase cair larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam selama 60 menit, pertahankan laju aliran nitrogen,
benzena, tetapi silikon dioksida tertinggal sebagai sisa kemudian ganti nitrogen dengan udara tekan, dan
dalam pelarut-pelarut itu. lanjutkan pemanasan selama 30 menit. Angkat cawan,
dinginkan dalam eksikator dan timbang: bobot residu
Baku pembanding Polidimetilsiloksan BPFI; wadah adalah silikon dioksida.
harus selalu tertutup rapat; tidak boleh dikeringkan
sebelum digunakan. Penetapan kadar
l.Arutan ztji Timbang saksama lebih kurang SO mg,
-. ldentifikasi Spektrum serapan inframerah l.Arutan uji
yang dibuat seperti yang tertera pada Penetapan kadar,
masukkan ke dalam botol bulat 120 ml, bertutup ulir.
Tambahkan 25,0 ml karbon tetraklorida P, dan koeok
dalam sel 0,5 mm, menunjukkan maksimum hanya hingga terdispersi. Tambahkan SO ml Iarutan asam
pada panjang gelombang yang sama seperti pada k/orida P (2 dalam 5), tutup ·botol rapat-rapat dengan
l.Arutan baku. tutup berlapis inert, kocok 5 menH tepat, pada
pengocok resiprokal dengan kecepahin yang sesuai,
Susut pemanasan Tidak lebih dari 18,0%; lakukan lebih kurang 200 goyangan per menit dan hempasan
pemanasan dalam wadah terbuka bergaris tengah 38 mm ± 2 mm. Masukkan camputan ke aiilam corong
5,S em± O~S em, tinggi 2,S em± 1,0 em, yang telah pisah 125 ml, pindahkan lebih kurang 5 ml llipisan
ditara, pada suhu 200° selama 4 jam di dalam oven organik (bagian bawah) ke dalam tabung reaksi 1S ml
dengan sirkulasi udara dan biarkan dalam desikator bertutup putar yang berisi 500 mg natrium sulfat
hingga suhu kamar sebelum ditimbang, menggunakan anhidrat P. Tutup labu, goyang k4at-kuat dan sentrifus
1S g zat yang ditimbang saksama. campuran sampai diperoleh beningan yang jernih.
Larutatl baku Buat dengan cara yang sama, meng-
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. gunakan 25,0 mllarutan Polidimetilsiloksan BPFI dalam
karbon tetraklorida P dengan kadar lebih kurang 2 mg
Aktivitas penghilang busa Tidak lebih dari 1S detik. per mi.
Larutan busa Larutkan 1 g oktosinol 9 P dalam Larutan blangko Buat campuran 10 ml karbon
100 ml air. tetraklorida P dengan 500 mg natrium sulfat anhidrat P,
Larutan uji Masukkan 200 mg ke dalam botol sentrifus sampai diperoleh beningan yang jernih.
60 ml, tambahkan 50 ml butil alkohol tersier P, tutup Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
botol, koeok kuat-kuat {Catatan Jika perlu haugatkan dalam sel O,S mm pada serapan maksimum lebih
untuk memudahkan pelarutan]. kl.lfang 7,9 ~m dengan spektrofotometer inframer'lh
756 Sorbitolum I Monografi FIIV

yang sesuai, menggunakan Larutan blangko untuk Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
mempersiapkan a\at. Hitung jumlah dalam mg, penetapan dengan melarutkan 2 g dalam 25 ml air.
[-(CH 3 ) 2SiG-)n dengan rumus:
Gula mereduksi Timbang saksama 7 g, masukkan k~
dalam gelas piala 400 ml dengan 35 ml air. Tambahkan
50 ml tembaga(ll) tartrat alkali LP, tutup, panaskan
dengan mengatur suhu hingga waktu yang dibutuh-
kan untuk mendidih adalah 4 menit, dan didihkan
C adalah kadar Polidimetilsiloksana BPFI dalam mg sdama 2 menit tepat. Kumpulkan endapan tembaga(l)
per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah oksida di dalam krus penyaring yang telah ditara dan
serapan Larutan uji dan Larutan baku. sebelumnya telah dicuci berturut-turut dengan air
panas, dengan etanol P, dengan eter P dan kemudian
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dikeringkan pada suhu 105° selama 30 menit. Cuci
baik. endapan dt>ngan air panas, kemudian dengan 10 ml
etanol P, dengan 10 ml eler P, dan keringkan pada suhu
105° selama 30 menit: bobot endapan tembaga(l)
SORBITOLUM oksida tidak lebih dari 50 mg.
Sorbitol
H OHH OHOHH
Gula total Masukkan 2,1 g ke dalam labu 250-ml
I I I I
HO-c -c-c -c-c-c-OH
I I bertutup asah, tambahkan 40 ml asam klorida 0,1 N,
I I
HHOHHHH
I I I I refluks selama 4 jam. Pindahkan larutan ke dalam
gelas piala 400 ml, bilas labu dengan lebih kurang
10 ml air, netralkan dengan natrium hidroksida 6 N, dan
D-glusitol [50-70-4) lanjutkan pengujian seperti yang tertera pad a Gula me-
C6H 14 0 6 BM 182,17 reduksi, mulai dengan "Tambahkan 50 ml tembaga(ll)
tartrat alkali LP...... H: bobot tembaga(l) oksida tidak
Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan lebih dari SO mg.
tidak lebih dari 100,5% C 6H 140 6, dihitung terhadap zat
anhidrat. Dapat mengandung sejumlah kecil alkohol Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
.polihidrik lain. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>.
Pemerian Serbuk, granul atau lempengan; higros- Fase gerak Gunakan air yang sudah diawaudara-
kopis; warna putih; rasa manis. kan.
Larutan resolusi Larutkan manito! dan Sorbitol BPFI
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam air hingga kadar masing-masing larutan lebih
dalam etanol, dalam metana! dan dalam asam as.etat. kurang 4,8 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sorbi-
Baku pembanding Sorbitol BPFI; tidak boleh di- tol BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang
keringkan sebelum digunakan. 4,8 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 240 mg,
ldentifikasi masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersi- dalam 10 ml air, encerkan dengan air sampai tanda.
kan dalam Kalium bromidll P, menunjukkan maksimum Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
pada Sorbitol BPFI. tinggi dilenglapi dengan detektor indeks refraktif
yang suhunya dipertahankan tetap dan kplom 7,8 mm
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%. x 30 em berisi bahan pengisi L19. Suhu kolom diperta-
hankan 30° ± 2° dan laju aliran lebih kurang 0,2 ml per
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj. Prosedur; simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2,0%. Dengan cara yang sama
Klorida <351> Tidak lebih dari 0,005%; lakukan lakukan kromatografi terhadap Larutan Resolusi:
penetapan menggunakan 1,5 g dan bandingkan keke- resolusi, R, antara puncak sorbitol dan manito! tidak
ruhan dengan 0,10 mlll54m kloridll 0,020 N. kurang dari 2,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Sulfat <351> Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetap- volume 'lama (lebih kurang 20 JLl) Larutan baku dan
an menggunakan 1,0 g dan bandingkan kekeruhan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
dengan 0,10 ml asam sulfat 0,020 N. kromatogram, dan ukur respons puncak utama.
Fl IV Monografi I Spironolactonum 757

Hitung jumlah dalam mg, C 6 H 14 0 6 , dalam sediaan campuran selama 3 menit, dinginkan, tambahkan 1 ml
yang digunakan dengan rum us: asam asetat glasial P dan 1 ml timbal(Il) asetat LP: ter-
bentuk endapan warna coklat sampai hitam dari
timbal(ll) sulfida.

Jarak lebur <1021> Antara 198° dan 207° disertai per-


uraian. Kadang-kadang nampak peleburan pen-
C adalah kadar Sorbitol BPFI dalam mg per mll.Arutan dahuluan pada suhu lebih kurang 135°, yang kemu-
baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah respons puncak dian rriemadat kembali.
Larutan uji dan l.Arutan baku.
Rotasi jenis <1081> Antara -33° dan -37°, dihitung ter-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup hadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
rapat. menggunakan larutan dalam kloroform P 10 mg per mi.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


SPIRONOLACfONUM lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
Spironolakton
C!<r-CO Senyawa merkapto Kocok 2,0 g dengan 30 ml air,
saring. Pada 15 ml filtrat tambahkan 3 ml kanji LP,
?<.I0 titrasi dengan iodum 0,010 N. Lakukan penetapan
blangko: diperlukan tidak lebih dari 0,10 ml iodum
.. 0,010 N .
o'"'
~OiJ
0 Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
17-Hidroksi-7a-merkapto-3-okso-17 a-pregn- Metode V Memenuhi syarat.
4-ena-21-asam karboksilat--y-lakton asetat [52-01-7] Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
C24 H 320 4S BM 416,57
Cemaran umum <481>
Spironolakton mengandung tidak kurang dari 97,0% l.Arutan uji Gunakan pelarut kloroform P.
dan tidak lebih dari 103,Q% C 24 H 32 0 45, dihitung l.Arutan baku Gunakan pelarut kloroform P.
sebagai zat yang telah dikeringkan. Fase gerak Gunakan butil asetat P.
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
Pemerian Serbuk hablur, warna krem muda sampai bercak nomor 5.
coklat muda; bau lemah seperti merkaptan; stabil di
udara. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi Cl1ir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut Krorr.atografi <931 >
dalam benzena dan dalam kloroform; larut da!am etil Fase gerak Buat campuran asetonitril P-amonium
asetat dan dalam etanol; sukar larut dalam metanol fosfat dibasa 0,02 M (55:45). Campur dan awaudarakan
dan dalam minyak lemak. dalam hampa udara sambil terus diaduk selama lebih
kurang 30 menit, sebelum digunakan. ·
Baku pembanding Spironolakton BPFI; lakukan pe- Larutan baku Timbang saksama sejumlah Spirono-
ngeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum di- lakton BPFI, larutkan dalam campuran asetonitril P-air
gunakan. (9:1), jika perlu encerkan bertahap dengan pelarut
yang sama hingga kadar lebih kurang 250 ~g per ml.
ldentifikasi Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg,
A. Spektrum sera pan inframerah zat yang telah masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
dikeringkan dan dilarutkan dalam klDroform P (1 dalam campuran asetonitril P-air (9:1) sampai tanda.
20} menunjukkan maksimum hanya pada panjang Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
gelombang yang sama seperti pada Spironolakton BPFI. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 1 dalam tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
100.000 dalam metanol P menunjukkan maksimum 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih
pada panjang gelombang yang sama seperti pada kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi dengan
Spironolakton BPFI; daya serap masing-masing di- 6 kali penyuntikan ulang terhadap Larutan baku, rekam
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur;
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
238 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%. lebih dari 1,5%.
C. Pada campuran 10. ml air dan 2 ml natrium ,_ Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
hidroksida 1 N, tambahkan 100 mg zat uji, didihkan volume sama (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan baku dan
758 . Stanozololum I Monografi FIIV

Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons hitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
puneak utama. Waktu retensi spironolakton lebih panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
kurang 5 menit. Hitung jumlah dalam mg, C 24 H320 4S, 224 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
dengan rumus:
Rotasi jenis <W81> Antara +34° dan +40°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene-
tapan menggunakan larutan dalam kloroform P yarrg
mengandung 100 mg tiap 10 mi. ·

C adalah kadar Spironolakton BPFI dalam J1g per ml Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari
puneak Larutan 11ji dan Larutan baku. 5 mmHg, pada suhu woo hingga bobot tetap.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Cemaran secara kromatografi Tidak lebih dari 2,0%.
baik. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
larutkan dalam klaroform P- metarwl P (9:1) hingga
k_adar 20 mg per mi.
Lar~~tan baku Timbang saksama sejumlah Stanozo-
STANOZOLOLUM lol BPFI, larutkan dalam eampuran kloroform P - meta-
Stanozolol no/ P (9:1) hingga kadar 20 mg per mi.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengeneeran
Lar11tan baku dalam eampuran kloroform P- metanol P
(9:1) hingga kadar 0,4 mg; 0,2 mg; 0,1 mg; 0,05 mg
per mi.
Prosed11r Lakukan seperti yang tertera pada Kroma-
tografi <931>. Totolkan secara terpisah masing-masing
10 111 dengan dua kali penotolan masing-masing 5 111
Larutan uji, lAnttan baku dan Enceran Larutan baku pada
2'H-Andros-2-eno[ 3,2-c}pirazol-17-ol, jarak yang sama 2,5 em dari tepi bawah lempeng
17-metil, (5a,17 {3)-17-Metil-2'H-5a-andros- kromatografi silika gel setebal 0,25 mm yang sebe-
2-eno[3,2-c}pirazol-17 f3-ol [10418-03-8] lumnya telah dia:.;tifkan dengan memanaskan pada
CztH3zNzO BM 328,50 suhu woo selama 15 menit. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
Stanozolol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan dengan 200 ml fase gerak eampuran kloroform P-meta-
tidak lebih dari 100,5% C 21 H 32 Np, dihitung terhadap nol P (188:12) hingga merambat 15 em di atas garis
zat yang telah dikeringkan. penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
menguap, semprot lempeng dengan asam sulfat P 20%,
Pemerian Serbuk hablur, berbentuk jarum dan prisma panaskan pada suhu 100° selama 15 menit dan amati
masing-masing melebur pada suhu lebih kurang 155° di bawah eahaya ultraviolet 366 nm. Harga R bereak
dan 235°; tidak berbau. utama Larulan uji sesuai dengan harga R1 Larulan baku.
Jika terdapat bercak lain keeuali bereak utama pada
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam dimetil- Larutan uji, perkiraan kadar bereak masing-masing
formamida; agak sukar larut dalam etanol dan dalam dengan membandingkan terhadap bercak Enuran
kloroform; sukar larut dalam etilasetat dan dalam larutan baku. Bereak yang diperoleh dari 0,4 mg;
aseton; sangat sukar larut dalam benzena. 0,2 mg; 0,1 mg; 0,05 mg per ml Enceran larutan baku
berturut-turut·setara dengan 2,0%; 1,0%; 0,5%; 0,25%
Baku pembanding Stanozolol BPFI; lakukan penge- cemaran kromatografi. Persyaratan eemaran dipenuhi
ringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada jika jumlah eemaran kromatografi dalam Larutan uji
suhu 100° hingga bobot tetap sebelum digunakan. tidak lebih dari 2,0%.

Identifikasi Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Metoda V Memenuhi syarat.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromi- Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
da P menunjukkan maksimum hanya pa<f,a panjang
gelombang yang sama seperti pada Stanozolol BPFI. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
· B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 1 dalam 700 mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P.
20.000 dalam ttanol P menunjukkan maksimum dan Tambahkan 1 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti asam perklorat 0,1 N LV hingga terjadi wama hijau pada
pada Stanozolol BPFI; daya serap masing-masing di- titik akhir. Lalukan penetapan blangko.
F1 IV Monografi I Streptokinasum 759

1 m! asam perklorat 0,1 N setara dengan Keasaman-kebasaan <1071> pH antara 6,8 dan ?,5;
32,85 mg C21 H 32N 2 0 lakukan penetapan menggunakan larutan ya'ng
mengandung 5000 Unit per mi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. Streptodornase Teteskan 0,5 ml larutan natrium
deoksiribonukleat 0,1% dalam dapar imidazol pH 6,5 ke
dalam masing-masing 8 tabung sentrifuga. Ke dalam
2 tabung pertama tambahkan masing-masing 0,25 ml
STREPTOKINASUM dapar imidazol pH 6,5 dan 0,25 ml larutan uji dalam
Streptokinase dapar imidazol pH 6,5 yang mengandung 150.000 Unit
aktivitas streptokinase per ml (larutan A), segera
tambahkan 3,0 ml asam perklorat 0,25 M. Campur isi
Streptokinase adalah sediaan protein yang diperoleh masing-masing tabung, sentrifus selama 5 menit pada
dari filtrat biakan galur tertentu dari Streptococws 3000 rpm dan ukur serapan masing-masing beningan
haemolyticus kelompok C. Sediaan ini mempunyai sifat pada 260 nm. Sebagai blangko gunakan campuran
dapat bergabung dengan plasminogen manusia 1.0 ml dapar imidazol pH 6,5 dan 3,0 ml asam perk/o-
membentuk aktivator plasminogen, dan dimurnikan ral 0,25 M. Jumlah dua sera pan adalah AI' Ke dalam
hingga mengandung tidak kurang dari 600 Unit akti- 6 tabung yang lain berturut-turut tambahkan 0,25 ml;
vitas streptokinase per J.Lg nitrogen sebelum ditambah- 0,25 ml; 0,125 ml; 0,125 ml; 0 ml dan 0 ml dapar imidazol
kan stabilisator atau pembawa. Biasanya mengandung pH 6,5 Ialu tambahkan 0,25 mllarutan A dan terakhir
dapar dan dapat distabilkan dengan penambahan tambahkan pada tiap tabung berturut-turut 0 ml; 0 ml;
senyawa yang sesuai seperti larutan Albumin. 0,125 ml; 0,125 ml; 0,25 ml dan 0,25 mllarutan baku
strepto-kinase-streptodornase yang mengandung
Pemerian Serbuk putih atau padatan putih yang 20 Unit aktivitas streptodornase per ml dalam dapar
rapuh; higroskopik. imidazol pH 6,5. Campur isi masing-masing tabung,
inkubasi pada 37° selama 15 menit dan tambahkan
Kelarutan Mudah larut dalam air. pada tiap tabung 3,0 ml asam perk/oral 0,25 M. Campur
isi masing-masing tabung, sentrifus dan ukur serapan
tiap beningan pada 260 nm, sebagai blangko gunakan
Identifikasi campuran seperti yang telah disebut di atas. Jumlah
A. Masukkan 0,5 ml plasma sitrat asal manusia, serapan beningan dalam tabl!ng l<.e 3 dan ke 4 adalah
anjing atau kelinci dalam tabung hemolisis yang A,, beningan dalam tabung ke 5 dan ke 6 adalah A 3
disimpan dalam tangas air pada suhu 37°. Tambahkan dan beningan dalam tabung ke 7 dan ke 8 adalah A 4 •
0,1 ml larutan uji yang mengandung 10.000 Unit (A 1 - A 1) lebih kecil dari 0,5 (A 3 + A 4 ) - A2•
aktivitas streptokinase per ml dalam dapar sit rat fosfat
pH 7,2 dan 0,1 ml larutan trombin yang mengandung
20 Unit per ml dalam dapar sitrat fosfat pH 7,2 dan Streptolisin Dalam tabung hemolisis larutkan sejum-
segera kocok: terbentuk gumpalan dan !isis dalam lah zat 11ji setl!.ra dengan 500.000 unit aktivitas strepto-
30 menit. Ulangi prosedur tersebut menggunakan kinase dalam 0,5 ml campuran Iarutan natrium klori-
plasma sapi sitrat: tidak pecah dalam 1 jam. da P 0,9% dan dapar fosfat sitrat pH 7,2 (9:1) dalam
B. Larutkan 600 mg agar dalam 50,0 ml dapar tabung hemolisis. Tambahkan 0,4 mllarutan natrium
barbital pH 8,6 panaskan hingga larutan jernih. Oleskan tioglikolat P 2,3% dan inkubasikan dalam tangas air
tipis 4 ml larutan agar pada lempeng kaca (50 mm x pada suhu 37° selama 10 menit. Tambahkan 0,1 ml
SO mm) dengan permukaan bebas lemak dan biarkan Iarutan baku antistreptolisin 0 manusia yang mengan-
dingin. Buatlah lubang dengan diameter 6 mm pada dung 5 Unit per ml dan inkubasikan pada suhu 37°
bagian tengah agar dan buat sejumlah lubang (tidak selama 5 menit. Tambahkan 1 ml suspensi sel darah
lebih dari enam) pada jarak 11 mm dari lubang tengah, merah kelinci, Ianjutkan inkubasi selama 30 menit dan
angkat sisa agar dengan kanula yang dihubungkan sentrifus pada lebih kurang 1000 rpm: serapan
dengan pompa isap. Masukkan 80 J.Ll serum anti- beningan pada 550 nm, tidak lebih dari 1,5 kali serap-
streptokinase dari kambing atau kelinci yang me- an yang diperoleh dengan mengulang prosedur di atas
ngandung 10.000 Unit aktivitas anti:-streptokinase menggunakan 0,5 ml campuran larutan natrium klori-
per ml ke dalam lubang di tengah dan 80 J.Lllarutan uji da P 0,9% dan dapar sitrat fosfat pH 7,2 sebagai ganti
yang mengandung 125.000 Unit aktivitas streptoki- larutan uji.
nase per ml pada tiap lubang disekelilingnya. Masuk-
kan lempeng ke dalam bejana yang telah dijenuhkan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%;
dengan uap air selama 24 jam: hanya terbentuk satu Iakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada
endapan kasar dan jelas yang terletak antara titik tekanan tidak lebih dari 0,02 mmHg selama 24 jam.
penotolan serum dan tiap lubang y~ng mengandung
Larutan uji. Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
760 Streptomycini Sulfas Sterilis / Monografi FIIV

Toksisitas abnormal Memenuhi uji Toksisitas abnormal Streptomisin :>ulfat Steril mempunyai potensi setara
seperti yang tertera pada Uji Reaktivitas secara Biologi dengan tidak kurang dari 650 J.lg dan tidak lebih dari
(in-vil•o) <251>. Gunakan larutan yang mengandung 850 !!g C 21 H 39 N 7 0 12, per mg. Sebagai tambahan hila
50.000 Unit dalam 0,5 ml Air 11ntuk Injeksi. Pe- dikemas dalam suatu kemasan, mengandung tidak
nyuntikan harus dilakukan dalam waktu 10 detik kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115% potensi
hingga 20 detik. C21 H 39 N 70 12 yang tertera pada etiket.

Pirogen <231> Memenuhi syarat. Gunakan 20.000 Pemerian Serbuk putih atau hampir putih; tidak
unit per kg kelinci, larutkan dalam tidak lebih dari 1 berbau atau hampir tidak berbau; higroskopis, tetapi
ml Air untuk Injeksi. stabil di udara dan pada pemaparan terhadap udara,
dalam bentuk larutan bersifal asam sampai netral
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang terhadap lakmus.
tertera pada Penetapan Potensi Streptokinase <171>.
Perkiraan potensi tidak kurang dari 90% dan tidak Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut
lebih dari ·111% dari potensi yang tertera pada etiket. dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform.
Batas kesalahan fidusial tidak kurang dari 80% dan
tidak lebih dari 125% dari potensi yang tertera pada Baku pembanding Streptomisin Sulfat BPFI; lakukan
etiket. pengerir.gan pada suhu 60° dalam hampa udara pada
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg selama 3 jam sebe-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus lum digunakan. Endotoksin BPFI:' ·
cahaya, disegel. Pada kondisi ini diharapkan potensi-
nya dapat bertahan selama 3 tahun. Jika akan diguna- Larutan terkonstitusi Memenuhi syarat seperti yang
kan untuk produksi sediaan parenteral wadah harus tertera pada Lamtan terkonstitusi dalam Injectiones.
steril.
Identifikasi
Penandaan Pada penandaan dicantumkan: A. Larutkan 5 g besi(Ill) klorida P dalam 50 ml asam
1. Jumlah unit aktivitas streptokinase dalam wadah. klorida 0,1 N. Pipet 2,5 ml larutan persediaan ini ke
2. Jumlah unit aktivitas streptokinase per mg, dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan asam
dihitung terhadap bentuk keringnya. klorida 0,01 N sampai tanda. Buat pereaksi besi ini
3. Nama dan jumlah zat yang ditambahkan. sebelum digunakan. Larutkan spesimen dalam air
4. Tanggal kadaluarsa. hingga mengandung 1 mg per ml. Ke dalam 5 ml
5. Cara penyimpanan. larutan ini tambahkan 2,0 natrium hidroksida 1 N dan
6. Apakah digunakan untuk produksi sediaan panaskan dalam tangas air selama 10 menit. Dingin-
parenteral atau tidak. kan dalam air es selama 3 menit, tambahkan 2,0 ml
asam klorida 1,2 N, campur dan tambahkan 5 ml
pereaksi besi: terjadi wama violet.
STREPTOMYCIN! SULFAS STERILIS B. Menunjukkan reaksi Sulfat seperti yang tertera
Streptomisin Sulfat Steril pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Zat hipotensif <191> Memenuhi syarat; lakukan


penetapan menggunakan dosis uji 1,0 ml per kg yang
mengandung 3 mg per ml dalam Air untuk Injeksi.

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,25 unit


Endotoksin FI per mg.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukar. pengujian


dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan membran.

pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0; lakukan penetapan


menggunakan larutan mengandung 200 mg per ml.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;


lakukan pengeringan dalam botol bertutup kapiler
pada hampa udara dengan tekanan tidak lebih dari
0-2-Deoksi-2-metilamino-a-L-glukopiranosil (1 ~2)- 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan
0-5-deoksi-3-C-Jormil-a-L-liksofuranosil-(1-+4) -N1,N3- 100mg.
diamidino D-streptamina, suifat (2:3) [3810-74-0]
(<; 1 f\ 9 N 70 12 )r3~S0 4 BM 1457 Syarat lain Memenuhi syarat Keseragaman Se-
Fl IV Monografi I Strychnini Nitras 761

diaan <911> dan Penandaan dalam Injectiones. Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro-
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang biologi <131>.
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikro- Larutan uji 1 (Bila dikemas dalam wadah dosis
biologi <131>. tunggal). Ambil seluruh isi dengan jarum hipodermik
Larutan uji 1 Timbang saksama sejumlah zat uji dan alat suntik yang sesuai, encerkan dengan Air
larutkan dan encerkan dengan ;oir hingga kadar yang untuk lnjeksi hingga kadar yang diinginkan seperti
diinginkan seperti yang tertera pada Tabel 1 dalam yang tertera pada Tabel 1 dalam Penetapan Potensi
Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>. Antibiotik secara Mikrobiologi <131>.
Larutan uji 2 (Bila dikemas dalam dosis tunggal). Larutan uji 2 (Bila etiket mencantumkan bobot zat
Konstitusi zat uji dalam Air untuk Injeksi yang diukur dalam volume tertentu larutan). Pipet sejumlah
saksama hingga volume yang tertera pada etiket. volume larutan, encerkan dengan Air untuk Injeksi
Ambil seluruh larutan konstitusi dengan jarum hipo- hingga kadar yang diinginkan seperti yang tertera
dermik dan alat suntik yang sesuai, encerkan dengan pada Tabel 1 dalam Penetapan Potensi Antibiotik secara
Air untuk Injeksi hingga kadar yang diinginkan seperti Mikrobiologi <131>.
yang tertera pada Tabel 1 dalam Penetapan Potensi Pro!;edur Encerkan Larutan uji denga.n Air untuk
Antibiotik secara Mikrobiologi <131>. lnjeksi hingga diperoleh larutan dengan potensi yang
Larutan uji 3 (Bila etiket mencantumkan bobot zat diperkirakan sama dengan aras dosis tengah Larutan
dalam volume tertentu larutan terkonstitusi). Konsti- baku.
tusi zat uji dalam Air untuk Injeksi yang diukur
saksama hingga volume yang tertera pada etiket. Pipet Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
sejumlah volume larutan konstitusi, encerkan· dengan gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.
Air untuk lnjeksi hingga kadar yang diinginkan seperti
yang tertera pada Tabel 1 dalam Penetapan Potensi
Antibiotik secara Mikrobiologi <131>. STRYCHNINI NITRAS
Prosedur Encerkan Larutan uji dengan Air untuk Strihnin Nitrat
Injeksi hingga diperoleh larutan dengan potensi yang
diperkirakan sama dengan aras dosis tengah larutan
baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah seperti yang


tertera pada Wadah untuk Padatan Steril dalam Injec-
tiones.
BM 397,44

STREPTOMYCIN! SULFATIS INJECTIO Strihnin Nitrat mengandung tidak kurang dari 99,0%
Injeksi Streptomisin Sulfat C21 H 22N 20 2 .HN03, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.

Injeksi Streptomisin Sulfat mengandung streptomisin, Pemerian Hablur jarum tidak berwarna atau serbuk
C 21 H 39 N7012, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih hablur putih; rasa sangat pahit.
dari 115,0% potensi yang tertera pada etiket. Dapat
mengandung satu atau lebih dapar, pengawet, dan Kelarutan Agak sukar larut dalam air, dalam gliserol;
stabilisator. larut dalam air panas; sukar larut dalam etanol, dalam
kloroform; praktis tidak larut dalam eter.
Baku pembanding Streptomisin Sulfat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 60° dalam hampa udara pada · ldentifikasi
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg-selama 3 jam·sebe- A. Pada 1 ml larutan 1% tambahkan 2 ml ttsttm
lum digunakan. Endotoksin BPFI. kloridtt P, panaskan: terjadi wama merah.
B. Pad a 1 ml larutan 1% tambahkan beberapa
pH <1071> Antara 5,0 dan 8,0. tetes larutan klllium bikromttt P 7,0%: terbentuk
endapan hablur kuning, cuci endapan dengan air,
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,25 unit pindahkan ke dalam cawan, tambahkan beberapa tetes
Endotoksin FI per mg. aStlm sulfat P: terjadi wama biru lembayung yang tidak
mantap.
Syarat lain Memenuhi uji ldentifikasi, Zat hipotensik C. Larutan 2% menunjukkan reaksi Nitrat seperti
dan Sterilitas seperti yang tertera pada Streptomisin yang tertera pada Uji ldmtijilalsi Umum <291>.
Sulfat Ste;il. Juga memenubi syarat seperti yang tertera
pada lnjectiones. Klorida <361> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
762 Sucrosum I Monografi FIIV

menggunakan 1,5 g. Rotasi jenis <1081> Tidak kurang dari +6S,9°; laku-
kan penetapan menggunakan larutan 2,6 g dalam
Sulfat Larutkan SO mg dalam S ml air, asamkan 10 ml, zat sebelumnya dikeringkan pada suhu 105°
dengan asanr klorida P, tambahkan beberapa tetes selama 2 jam.
larutan barium klorida P 1S%, biarkan selama 10 menit:
tidak terjadi keketuhan. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari O,OS%; lakukan
penetapan menggunakan S,O g.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari O,S%.
Klorida <361> Tidak lebih dari 3S bpj; lakukan pe-
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,25%. netapan menggunakan 2,0 g dan tidak lebih keruh dari
0,10 ml asam klorida 0,020 N yang diperlakukan sama.
Brusin Pada 10 mg tambahkan S ml asam nitrat P:
campuran tidak berwarna merah. Sulfat <361> Tidak lebih dari 60 bpj; lakukan pene-
tapan menggunakan 5,0 g dan tidak lebih keruh dari
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 0,30 ml asam Sit/fat 0,020 N yang diperlakukan sama.
500 mg, masukkan ke dalain corong pisah, tambahkan
40 ml air dan 12,S ml amonia LP. Ekstraksi S kali, tiap Kalsium Pada 10 ml larutan (1 dalam 10)-tambahkan
kali dengan 2S ml kloroform P. Cuci tiap e!<strak 1 ml amonium oksalat LP: larutan tetap jernih selama
dengan 20 ml air yang sama yang terdapat dalam minimum 1 menit.
corong pisah kedua. Uapkan kumpulan ekstrak di atas
tangas air hingga S mi. Tambahkan S ml etanol P, Logam berat <371> Tidak lebih dari S bpj; lakukan
uapkan di atas tangas air hingga kering, dan kering- penetapan dengan melarutkan 4,0 g dalam 1S ml air,
kan pada suhu 10S 0 selama 30 menit. Basahi residu tambahkan 1 ml asam klorida 0,12 N dan encerkan
dengan 1 ml ctanol P, tambahkan 20,0 ml asam dengan air hingga 25 ml.
sulfat 0,1 N LV, hangatkan hingga larut, dinginkan.
Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV inengguna- Gula invert Lakukan penetapan sebagai berikut:
kan indikator 3 tetes merah metil LP. Larutkan 20 g dalam air hingga 100 ml dan saring bila
perlu. Masukkan 50 ml cairan jernih tersebut ke dalam
1 ml asam sulfat 0,1 N setara dengarz gelas piala 250 ml, tambahkan SO ml tembaga(Il) tartrat
39,744 mg C21 H 22NPrHN0 3 alkali LP, tutup gelas piala dengan kaca arloji dan
panaskan campuran dengan kecepatan tertentu se-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup hingga mulai mendidih setelah lebih kurang 4 menit
~rapat,
terlindung dari cahaya. dan didihkan tepat selama 2 menit. Tambahkan segera
100 ml air yang baru dididihkan dan didinginkan, dan
kumpulkan segera endapan tembaga(l) oksida ke
SUCROSUM dalam penyaring kaca masir yang sudah ditara
Sakarosa dengan ukuran pori sedang atau yang sesuai. Cud sisa
pada penyaring dengan air panas, kemudian
dengan 10 ml etanol P dan terakhir dengan 10 ml eter P
dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam: bobot
tembaga(l) oksida tidak lebih dari 112 mg.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


Sukrosa [57-50~1) baik.
c12Huon BM342,30

Sakarosa adalah gula yang diperoleh dari Saccharum


officinarum Linn~ (Familia Gramineae), Beta vulgaris SULFACETAMIDUM
Linn~ (Familia Chenopodiaceae) dan sumber-sumber Sulfasetamida
lain. Tidak mengandung bahan tambahan.

Pemerian Hablur putih a tau tidak berwarna; massa


hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur
putih; tidak berbau; rasa manis, stabil di udara. N-Sulfanililasetamida [144-80-9)
Larutannya netral terhadap lakmus. CaHtoN203S BM214,24

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; lebih Sulfasetamida mengandung tidak kurang dari 99,0%
mudah larut dalam air mendidih; sukar larut dalam dan tidak lebih dari 100,5% C 8 H 10 N 20 3S, dihitung
etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. terhadap zat yang telah dikeringkan.
Fl IV Monogtafi I Sulfacetamidum Natricum 763
.;·~:..

P.emerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
asam khas. Larutan dalam air peka terhadap cahaya, baik, tidak tembus cahaya.
tidak stabil dalam suasana asam dan alkali kuat.

Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam eter; SULFACETAMIDUM NATRICUM
mudah larut dalam asarn mineral encer, dalam larutan Sulfasetamida Natrium
kalium hidroksida dan dalam larutan natrium hidrok-
sida; larut dalarn etanol; sangat sukar larut dalam
kloroform; praktis tidak larut dalam benzena. N-sulfanililasetamida garam mononatriun
monohidrat [6209-17-2]
Baku pembanding Sulfasetamida BPFI; lakukan pe- C8 H 9 N 2Na03S.H20 BM254,24
ngeringan pada suhu 105° selama 2 jam, sebelum Anhidrat [127-56-0] BM236,22
digunakan.
Sulfasetamida Natrium mengandung tidak kurang
ldentifikasi dari 99,0% dan tidak !ebih dari 1.00,5% C8 H 9 N 2Na035,
A. Spektrurn serapan inframerah zat yang telah dihitung terhadap zat anhidrat.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium biomida P
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa
bang yang sama seperti Sulfosetamida BPFI. pahit.
B. Panaskan perlahan-lahan lebih kurang 500 mg
zat dalam tabung reaksi hingga mendidih, dinginkan: Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut
terbentuk cairan berminyak disertai bau khas aseta- dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan
mida, terbentuk kondensasi pada dinding tabung dalam eter. ·
(berbeda dari sublimat sulfadiazin, sulfamerazin,
sulfametazin dan sulfapirazin, yang berbentuk padat Identifikasi
pada suhu ~amar). A. Larutkan lebih kurang 1 g dalam 25 ml air, atur
pH antara 4 dan 5 dengan menambahkan asam
Keasaman Larutan (1 dalam 150) bereaksi asam ter- asetat 6 N dan saring. Cud endapan dengan air dan
hadap lakmus P. keringkan pada suhu 105° selama 2 jam: terbentuk
hablur yang melebur antara 180° dan 184°.
Kejemihan dan Wama larutan Larutkan lebih kurang B. Timbang lebih kurang 500 mg zat yang diper-
200 mg zat dalam 5 ml natrium hidroksida 1 N: terjadi oleh dari ldentifikasi A, masukkan ke dalam tabung
warna kuning hingga kuning pucat dan hanya reaksi dan panaskan dengan hati-hati hingga men-
terbentuk sedikit kekeruhan. didih: terbentuk cairan berminyak disertai bau khas
asetamida, terbentuk kondensasi pada dinding tabung
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 181° dan 184°. (berbeda dari sublimat sulfadia~in, sulfamerazin dan
sulfametazin yang berbentuk padat pada suhu kamar).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; C. Filtrat yang diperoleh dari Identifikasi A menun-
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. jukkan reaksi Natrium cara A dan B seperti yang ter-
tera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. D. Larutkan lebih kurang 100 mg zat dalam 5 ml
air, tambahkan 5 tetes tembaga(ll) suljat·LP: terbentuk
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan endapan hijau muda kebiruan yang tidak berubah jika
penetapan menggunakan 200 mg. didiamkan.
E. Larutkan lebih kurang 500 mg dalam 10 ml
Sulfat <361 > Tidak lebih da:-i 0,04%; lakukan pe- larutan IZSQm ldorida P (1:10). Pada setengah bagian dari
netapan dengan mengekstraksi 1 g zat dengan 50 ml larutan tersebut, tambahkan 2 ml trinitrofenol LP:
air pada suhu 70° selama 5 menit, dinginkan segera terbentuk flokulen sangat berat atau endapan seperti
hingga su!tu kamar dan saring; 25 ml filtrat mengan- gelatin. Pada sisa larutan tambahkan 3 tetes Jormalde-
dung sulfat tidak lebih dari sulfat yang terkandung hida P: terbentuk endapan putih, bila didiamkan
dalam 0,2 ml asam sulfot 0,02 N. berubah menjadi jingga (berbeda dari sulfametoksi-
piridazin).
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
pH <1071> Antara 8,0 dan 9,5; lakukan penetapan
Penetapan kadar Lakukan seperti yang tertera pada menggunakan larutan (1 dalam 20).
Titrasi Nitrimetri <701>.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 8,1%.
1 ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan
21,42 mg C,H1J'JP 3S Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
764 Sulfacetamidi Natrici Guttae Ophthalmicae I Morzografi FIIV

penetapan menggunakan 200 mg. Kramatagrafi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kramatografi <931>.
Logam berat <371 > Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan Fase gerak Buat campuran air-metana/ P-asam asetat
penetapan dengan melarutkan 1,0 g zat dalam 25 ml glasial P (89:10:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu
air dan tambahkan 5 tetes natrium Sltlflda LP yang lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seper-
dibuat segar: terbentuk warna yang tidak lebih gelap ti tertera pada Kromatagrafi <931>.
dari pembanding yang dibuat dari 25 ml air, 2,0 ml Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Laruta11 l,akll tllllbal seperti yang tertera pada Ujl BattiS Sulfasetamida Natrium BPFI, masukkan ke dalam
Lrgam Bcrat <371> dan 5 tetcs natriulll sulftda LP. tabung sentrifuga 40 mi. Tambahkan 10,0 ml larutan
metana/ P (1 dalam 5) tutup dan kocok menggunakan
Cemaran umum <481> vorteks pengocok seiama lebih kurang 3 menit hingga
Laruta11 uji Gunakan pelarut metanol-P.- _ larut. Tambahkan 7,5 ml heptana P, tutup dan kocok
Larutan baku Gunakan pelarut metana/ P. menggunakan vorteks pengocok selama 3 menit lagi.
Fase gerak Buat campuran etll asetat P-metanol P- Sentrifus untuk memisahkan lapisan cairan, buang
amouium hidraksida P (17:6:5) .. lapisan atas heptana. Pindahkan 3,0 ml lapisan bawah
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan ke dalam labu tentukur 500-ml, tambahkan larutan
bercak Hamor 1. metana/ P (1 dalam 5) sampai tanda.
Larutan uji Masukkan sejumlah larutan yang
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang diukur saksama setara dengan lebih kurang 100 mg
tertera pada Titrasl Nitrimetri <701>. sulfasetamida ke dalam labu tentukur 100-ml, campur
segera dan bebas dari gelembung udara. Encerkan
1 mlnatrium nitrit 0,1 M setara dengan dengan campuran air-metana[ P (4:1) sampai tanda.
23,62 mg C~H.JJ/'Ja0 3 5 Encerkan 3,0 mllarutan ini dengan campuran pelarut
yang sama hingga 100,0 ml, dan campur.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan kesesuaian sistem Larutkan 3 mg sulfani-
rapat, tidak tembus cahaya. lamida dalam 100 ml Larutan baku.
Sistem kromatagrafi Lakukan seperti yang tertera
pada Kramatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
SULFACETAMIDI NATRICI 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
GUTTAE OPHTHALMICAE lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
Tetes Mata Sulfasetamida Natrium terhadap Larutan baku, dan Larutan kesesuaian sistem,
rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedur: efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak
Tetes Mata Sulfasetamida Natrium adalah larutan analit tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis,
steril mengandung Sulfasetamida Natrium, resolusi, R, antara puncak sulfasetamida dan
C 8 ~N 2 Na0 3 S.Hz0, tidak kurang dari 90,0% dan tidak sulfanilamida tidak kurang dari 3 dan simpangan
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
Dapat mengandung dapar, stabilisator dan zat anti- 2,0%.
mikroba yang sesuai. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama lebih kurang 90 Ill Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Baku pembanding Sulfasetamida Natrium BPFI; laku- puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
kan Penetapan Kadar Air <1031> Metode I, sebelum C8f\N 2Na03S.Hp, dalam larutan uji yang digunakan
digunakan. dengan rumus:

Identifikasi Masukkan sejumlah volume tertentu 254,24 ru


larutan setara dengan lebih kurang 1 g sulfasetamida 3,33 ( ) c (-)
natrium ke dalam gelas piala dan encerkan dengan air 236,22 r5
hingga 25 mi. Atur pH antara 4 dan 5 dengan penam-
bahan asam asetat 6 N dan saring. Cuci endapan de- 254,24 dan 236,22 berturut-turut adalah bobot molekul
ngan air dan keringkan pada suhu 105° selama 2 jam: sulfasetamida natrium monohidrat dan sulfasetamida
zat yang terbentuk melebur pada suhu antara 180° dan natrium anhidrat; C adalah kadar sulfasetamida
184°, dan memberikan reaksi seperti yang tertera pada natrium dihitung terhadap zat anhidrat dalam llg
Identifikilsi B dan E dalam Sulfasetamida Natrium. per ml Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara cahaya, tertutup rapat, simpan di tempat sejuk.
FI IV Monografi I Sulfadiazinum · 765

SULFADIAZINUM larutan jernih dan warna tidak lebih tua dari kuning
Sulfadiazin puc at.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.

N 1-2-Pirimidi1Jilsulfanilamida [68-35-9] Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


ctoHtoN.o2s BM 250,27
Seleniufu <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
Sulfadiazin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan penetapan menggunakan 200 mg.
tidak lebih dari 102,0% C 10 H 10 N 40 2S, dihitung ter-
hadap zat yang telah dikeringkan. Logam berat <371> Metode lll Tidak lebih dari 20 bpj.

Pemerian Serbuk, putih sampai agak kuning; tidak Cemaran umum <481>
berbau atau hampir tidak berbau; stabil di udara tetapi Larutan uji Larutkan sejumlah zat uji dalam
pada pemaparan terhadap cahaya perlahan-lahan campuran toluena P- dimetilformamida P (2:1) hingga
menjadi hitam. kadar 8,3 mg per ml.
Lanttan baku Larutkan sejumlah Sulfadiazin BPFI
Kelarutan Praktis tidak Ia rut dalam ·air; mudah larut dalam campuran toluena P- dimetilformamida P (2:1)
dalam asam mineral encer, dalam larutan kalium hingga kadar 170 J.Lg; 80 J.Lg; 41 J.Lg dan 8 J.Lg per ml.
hidroksida, dalam larutan natrium hidroksida dan Fase gerak Buat campuran kloroform P - metanol P -
dalam amonium hidroksida; agak sukar larut dalam amonium hidroksida P (30:12:1).
danol dan dalam aseton; sukar larut dalam serum Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
manusia pada suhu 37°. bercak nomor 11.

Baku pembanding Sulfadiazin BPFI; lakukan pe- Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
ngeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum di- Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
gunakan. Kromatograft <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam
Identifikasi asetat glasial P (87:12:1) yang telah diawaudarakan.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sulfadia-
dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam dan di- zin BPFI, larutkan dalam natrium hidroksida 0,025 N
dispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
maksimum hanya pada panjang gelombang yang Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg,
sama seperti pada Sulfadiazin BPFI. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
B. Lelehkan dengan hati-hati lebih kurang 50 mg natrium hidroksida 0,025 N sampai tanda.
dalam tabung reaksi kecil: terjadi warna coklat ke- Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera
merahan. Uap yang timbul selama peruraian tidak pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
menghitamkan kertas timbal(Il) asetat P yang telah di- tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
lembabkan (perbedaan dengan sulfatiazol). 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran lebih
C. Panaskan perlahan-lahan lebih kurang 1 g kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi ter-
dalam tabung reaksi kecil sampai terjadi sublimasi. hadap Larutan baku; rekam respons puncak seperti
Ambil beberapa mg sublimat dengan gelas pengaduk yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
dan campur dalam tabung reaksi dengan 1 mllarutan pada 5 kali penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%
resorsinol P dalam etanol P (1 dalam 20). Tambahkan dan faktor ikutan puncak sulfadiazin tidak lebih dari
1 ml asam sulfot P, campur dengan pengocokan: segera 1,5.
terjadi warna merah tua, encerkan hati-hati dengan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
25 ml air es dan tambahkan amonium hidroksida 6 N volume sama (lebih kurang 10 ml) Larutan baku dan
berlebih: terjadi wama biru atau biru kemerahan. Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung juinlah dalam mg,
Keasaman Ekstraksi 2,00 g dengan 100 ml air pada C 10 H 10N 4 0~, dengan rum us:
suhu lebih kurang 70° selama 5 menit. Dinginkan ru
segera hingga suhu kamar, saring. Pada 25,0 ml filtrat, 100C ( - )
tambahkan 2 tetes fenolftalein LP dan titrasi dengan 's
natrium hidroksida 0,1 N hingga terjadi wama merah
muda: diperlukan tidak lebih dari 0,20 ml. C adalah kadar Sulfadiazin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; r11 dan r5 berturut-turut adalah respons
Kejemihan dan Wama larutan Larutkan 1 g dalam puncak sulfadiazin yang diperoleh dari Larutan uji dan
campuran 20 ml air dan 5 ml natrium hidroksida 1 N: Larutan baku.
766 Sulfadimidinum I Monografi FIIV

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup campuran 20 ml air dan 5 ml natrium hidroksida 1 N:
baik, tidak tembus cahay~. larutan jernih dan warna tidak lebih tua dari kuning
pucat.

SULFADIMIDINUM Jarak lebur <1021> Antara 197° dan 200°.


Sulfadimidin
Sulfametazin Susut pengeringan <1121> Tidalc lebih rlari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam,

~.-o~~-\QHI menggunakan lebih kurang 1,0 g yang ditimbang


saksam<:.
CH 1

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


N 1-(4,6-Dimetil-2-pirimidinil)sulfanilamida (57-68-1]
C 12 H 14 Np 2S BM 278,33 Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
penetapan menggunakan 200 mg.
Sulfadimidin mengandung tidak kurang dari 99,0%
dan tidak lebih dari 100,5% C 12 H 14 N 40 2S, dihitung Logam berat <371> Metode ll1 Tidak Iebih dari 20 bpj.
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Cemaran umum < 481>
Pemerian Serbuk, putih sampai putih kekuningan; Larutan uji Gunakan pelarut aseton P.
dapat menjadi gela!' pada pemaparan terhadap Larutan baku Gunakan pelarut aseton P. ·
cahaya; rasa agak pahit; praktis tidak berbau. Fasc gerak Buat campuran etil asetat P-metanol P-
amonium lzidroksida P (17:6:5).
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan dalam Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
et~r;
larut dalam aseton; sukar larut dalam etanol. bercak nomor 11.

Baku pembanding Sulfadimidin BPFI; lakukan pe- Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang
ngeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum di- tertera pada Titrasi Nitrimrtri <701>.
gunakan.
1 mlnatrium nitrit 0,1 M setara dengan
Identifikasi 27,83 mg C 12 H 14 N 4 0 1 S
· A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
"'didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
maksimum hanya pada panjang gelombang yang baik, tidak tembus cahaya.
sama seperti pada Sulfadimidin BPFI.
B. Pada 100 mg tambahkan 10 ml air dan Iarutan
natrium hidroksida P (1 dalam 250) secukupnya hingga SULFADOXINUM
memberikan warna merah muda pada kertas fenol- Sulfadoksin
Jtaltin P. Tambahkan 5 tetes tembaga(ll) suifat P: ter- .
bentuk endapan kuning hijau yang berubah menjadi
coklat bila dibiarkan.

Keasaman Ekstraksi 3,0 g dalam 150 ml air bebas


karbon dioksidn P pada suhu 70° selama lebih kurang
5 menit, aduk sesekali agar tetap terbentuk suspensi. N 1-( 5,6-Dimetoksi-4-pi rim idi nil)sulfanilamida [2447-57-6]
Dinginkan dengan cepat dalam tangas es hingga C 12 Hu:--i~O~S BM 310,33
suhu 20° ± 0,5° dengan pengadukan mekanik. Saring
segera menggunakan pompa isap, tanpa pencucian Sulfadoksin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
keringkan endapan dengan saksama dengan pengisap- tidak lebih dari 101,0"/o C 12H 14 N 40 45, dihitung terha-
an. Tambahkan 2 ..tetes fim£>lftalein LP pad a 25,0 ml dap zat yang telah dikeringkan.
filtrat dan titrasi denga~ natrium hidroksida 0,1 N LV.
Pada 25,0 ml filtrat kedua tambahkan 10 ml asnnr klori- Baku pembanding Sulfadoksin BPFI; lakukan pe-
da P. Dinginkan hingga suhu 15° dan titrasi dengan ngeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
natrium nitrit 0.1 M LV seperti cara yang tertera pada
Titrnsi Nitrimetri <701>: perbedaan \'Oiume rtatrium Identifikasi
hidrolcsida 0,1 N yang digunakan dengan \'oiume natri- A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
urn nitrit 0,1 M yang digunakan tidak lebih dari ~.S mi. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang
Kejemihan dan Wama larutan Larutkan 1,0 g dalam gelombang yang sama seperti pada Sulfadoksin BPFI.
FIIV Monografi I Sulfamerazinum 767

B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Sulfamerazin mengandung tidak kurang dari 99,0%
167.000) dalam natrium hidroksida 0,1 N menunjukkan dan tidak lebih dari 100,5% C 11 H 12 N 40 2S, dihitung
maksimum dan minimum pada panjang gelombang terhadap zat yang telah dikeringkan.
yang sama seperti pada Sulfadoksin BPFI.
Pemerian Serbuk atau hablur putih atau agak putih
Jarak lebur <1021> Antara 197° dan 200°. kekuningan; tidak berbau atau praktis tidak berbau;
rasa agak pahit; stabil di udara, tetapi perlahan-lahan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; menjadi gelap pada pemaparan terhadap cahaya.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; agak sukar
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. larut dalam aseton; sukar larut dalam etanol; sangat
sukar larut dalam eter dan dalam kloroform.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Baku pembanding Sulfamerazin BPFI; lakukan pe-
Kemurnian kromatografi ngeringan pada suhu 105 ° selama 2 jam sebelum di-
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, gunakan.
larutkan dalam campuran etanol P- amonium hidrok-
sida P (9:1) hingga kadar 20 mg per mi. ldentifikasi
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sulfadok- A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
sin BPFI, larutkan dalam campuran etanol P- amoniwn didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
hidroksida P (9:1) hingga kadar 0,10 mg per mi. maksimum hanya pada panjang gelombang yang
Prosedztr Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti sama seperti pada Sulfamerazin BPFI.
yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara B. Pada 20 mg suspensi zat dalam 5 ml air,
terpisah masing-masing 10 J.Li Larutan uji dan Larutan tambahkan tetes demi tetes natrium hidroksida 1 N
baku pada jarak yang sama, 2,5 em dari tepi bawah sampai larut, kemudian tambahkan 3 tetes tembaga(ll)
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. sulfat LP: terbentuk endapan hijau pudar dan berubah
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi menjadi abu-abu gelap jika didiamkan.
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak kloroform P-
metanol P-dimetilformamida P (20:2:1), hingga merambat Keasaman-kebasaan Ekstraksi 2,0 g dengan 100 ml air
tiga per empat panjang lempeng. Angkat lempeng, pada suhu lebih kurang 70° selama 5 menit, dinginkan
biarkan fase gerak menguap, semprot dengan asam hingga suhu lebih kurang 20° dan saring. Pada 25 ml
sulfat P- etanol P (1:10) dan aliri dengan uap nitrosa filtrat tambahkan 2 tetes Jenolftalein LP dan titrasi
yang dibuat dengan penambahan asam sulfat 7 M tetes dengan natrium hidroksida 0,10 N. LV: diperlukan tidak
demi tetes ke dalam larutan yang mengandung lebih dari 0,50 ml untuk menghasilkan warna merah
natrium nitrit P 10% dan kalium iodida P 3%. Keringkan muda.
lempeng pada aliran udara hangat selama 15 menit
dan semprot dengan larutan N-(1-Naftil)etana-1,2- Kejemihan dan Warna larutan Larutkan 1,0 g dalam
diamonium diklorida P dalam etanol P (1 dalam 200). campuran 20 ml air dan 5 ml natrium hidroksida 1 N:
Bercak lain selain bercak utama yang diperoleh dari terbentuk larutan jernih dan berwarna tidak lebih tua
Larutan uji tidak lebih besar dan lebih intensif dari dari kuning pucat.
bercak Larutan baku.
Jarat< lebur <1021> Antara 234° dan 239° ·
Penetapan kadar Lakukan penetapail kadar seperti
yang tertera pada Titrasi Nitrimetri <701>. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan ~ada suhu 105° selama 2 jam.
1 ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan
31,03 mg C1/11)'1P4S
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, tidak tembus cahaya. Selenium <391> Ti~ak lebih dari 30 bpj; lakukan
penetapan menggunakan 200 mg.

SULFAMERAZINUM Logam berat <371> Metoda III Tidak lebih dari 20 bpj.
Sulfamerazin
Cemaran umum <481>

~-o-&Oa~-\0> IArutan uji Gunakan pelarut dioksan P.


Larutan baku Gunakan pelarut dioksan P.
Clio Fase gerak Buat campuran kloroform P-metanol P-
N 1-(4-metil-2-pirimidinil) sulfcnilamida (127-79-7] amonium hidroksida P (30:12:1).
C11 H 12N 40 2S BM 264,30 Penampakan 'Jercak Gunakan teknik penampakan
768 Sulfamethizolum I Monografi FIIV

bercak nomor 1. tembaga(ll) sulfat LP: terbentuk endapan hijau terang


dan tidak berubah bila didiamkan.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang D. Waktu retensi puncak utama kromatogram
tertera pada Titrasi Nitrimetri <701>. yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
baku seperti yang tertera pada Pmetapan kizdar.
I ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan
26,43 mg CnH 11 Np 1S Keasaman Ekstraksi 2,0 g dengan 100 ml air pada
suhu lebih kurang 70° selama 5 menit, dinginkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup segera hingga suhu lebih kurang 20°, saring. Pada
baik, tidak tembus cahaya. 25,0 ml filtrat tambahkan 2 tetes fenolftalein LP dan
titrasi dengan natrium hidroksida 0,10 N LV: diperlukan
tidak lebih dari 0,50 ml untuk menetralkan larutan.
Simpan sisa filtrat untuk uji Klorida dan Sulfat.
SULFAMETHIZOLUM
Sulfametizol Kejernihan dan Warna )arutan Larutkan 1,0 g dalam
20 ml air dan 5 ml natrium hidroksida 1 N: larutan jernih
dan tidak lebih tua dari kuning pucat.

Jarak lebur <1021> Antara 208° dan 212°.

N 1-(5-metil-1,3,4-tiadiazo!-2-i/) Slllf!milamida [144-82-1 J Susut pengering•m <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
C9 H 10N 40 2S2 BM 270,32 lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.

Sulfametizol mengandung tidak kurang dari 98,0% Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
dan tidak lebih dari 101,0% C9 H 10Np 25 2, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan. Klorida <351> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan pene-
tapan menggunakan 25,0 ml filtrat yang diperoleh dari
Pemerian Serbuk hablur, putih; rasa agak pahit; uji Keasaman: tidak lebih keruh dari 0,10 ml asam klorida
praktis tidak berbau; tidak berbau hidrogen sulfida. 0,020 N yang diperlakukan sama.

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam kloro- Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,04%; lakukan pe-
form dan dalam eter; sangat mudah larut dalam netapan menggunakan 25,0 ml filtrat yang diperoleh
amonium hidoksida, dalam kalium hidroksida dan dari uji Keasaman: tidak lebih keruh dari 0,20 ml asam
natrium hidroksida; larut dalam asam mineral encer sulfat 0,020 N yang diperlakukan sama.
dan dalam aseton; agak sukar larut dalam etanol;
praktis tidak larut dalam benzena. Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj.

Baku pembanding Sl!lfametizol BPFI; lakukan pe- Logam berat <371 > Metoda III Tidak lebih dari 20 bpj.
ngeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
digunakan. Cemaran umum <481>
Larutan uji Gunakan pelarut metar.ol P.
ldentifikasi Larutan baku Gunakan pelarut metana/ P.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Fase gerak Gunakan aseton P.
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P Pertampakan bercak Gunakan teknik penampakan
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- bercak nomor 1.
bang yang sama seperti pada Sulfametizol BPFI.
B. Pada lebih kurang 100 mg tambahkan 5 ml Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
asam klorida 3 N. didihkan perlahan selama 5 menit. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Dinginkan dalam tangas es, tambahkan 4 mllarutan Kromatografi <931>.
natrium nitrit P (1 dalam 100), tambahkan air hingga Fase gerak Buat campuran air-metanol P-asam asetat
10 ml, kemudian letakkan dalam tangas es selama glasial P (69:30:1) saring dan awaudarakan. Jika perlu
10 menit. Ke dalam 5 ml campuran yang telah lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
didinginkan, tambahkan larutan 50 mg 2-naftol P yang tertera pada Kromatografi <931>.
dalam 2 ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10): Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sulfa-
terbentuk endapan merah jingga dan akan menjadi metizol BPFI, larutkan dalam metana! P hingga kadar
lebih gelap jika didiamkan. lebih kurang 0,4 mg per mi. Encerkan sejumlah
C. Suspensikan lebih kurang 20 mg dalam 5 ml volume larutan secara kuantitatif dengan Fase gerak
air, tambahkan tetes demi tetes natrium hidroksida 1 N hingga kadar 8 IJ.g per mi.
sampai larut, kemudian tambahkan 2 atau 3 tetes Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg,
FI IV Monografi I Sulfamethoxazolum 769

masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan tertutup rapat dan terlindung dari cahaya; lakukan
dengan metanol P sampai tanda. Encerkan sejumlah pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
larutan secara kuantitatif dengan Fase gerak hingga digunakan.
kadar lebih kurang 8 J.Lg per mi.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera ldentifikasi
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1 ukuran menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
partikel 10 J.Lm. Laju aliran Jebih kurang 1,0 ml per bang yang sama seperti pada Sulfometoksazol BPFI.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, B. Spektrum serapan ultraviolet Jarutan (1 dalam
rekam respons puncak seperti yang tertera pada 100.000) dalam larutan natrium hidrolcsida P (1 dalam
Prosedur: efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak 250) menunjukkan maksimum dan minimum pada
analit tidak kurang dari 2000 Jempeng teoritis, faktor panjang gelombang yang sama seperti pada Sulfa-
ikutan puncak analit tidak Jebih dari 2,0 dan metoksazol BPFI; daya serap masing-masing dihitung
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang
lebih dari 2,0%. gelombang serapan maksimum lebih kurang 257 nm
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah berbeda tidak Jebih dari 2,0%.
volume sama (lebih kurang SO J.LI) Larutan baku dan C. Larutkan lebih kurang 100 mg dalam 2 ml asam
Larutan uji. Ukur respons puncak utama. Hitung klorida P, tambahkan 3 ml larutan natrium nitrit P
jumlah dalam mg C9H 10N 40 2S2, dengan rumus: (1 dalam 100) dan 1 ml larutan natrium hidrolcsida P
(1 dalam 10) yang berisi 10 mg 2-naftol P: terbentuk
ru endapan merah jingga.
2,5C ( - )
rs Jarak lebur <1021> Metode I Antara 168° dan 172°.

C adalah kadar Sulfametizol BPFI dalam J.Lg per ml Susut pengeringan <1121> Tidak lebth dari 0,5%;
Larutan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah res pons lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
puncak ·Larutan uji dan Larutan baku.
Sisa pemijaran <301> Tidak Jebih dari 0,1%.
Wadah dan penyimp<man Dalam wadah tertutup
baik, tidak tembus cahaya. Selenium <391> Tidak Jebih dari 30 bpj; Iakukan pe-
netapan menggunakan 200 mg zat.

Sulfanilamida dan Asam sulfaniiat Tidak lebih dari


SULFAMETHOXAZOLUM 0,2%.
Sulfametoksazol · Larutan baku Larutkan 100 mg Sulfametoksazol BPFI
dalam 0,10 ml amonium hidrolcsida P, encerkan dengan
metanol P secukupnya hingga 10,0 mi.
Larutan acuan Larutkan 20 mg Sulfanilamida BPFI
dan 20 mg asam sulfanilat P dalam 10 ml amonium
hidrolcsida P, encerkan dengan metanol P hingga 100 mi.
Nl-(5-metil-3-isoksazolil)sulfonilamida (72J:-46.6) Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml,
C 10H 11N 30 3S BM 253,28 tambahkan 10 ml amonium hidroksida P, encerkan
dengan metanol P sampai tanda.
Sulfametoksazol mengandung tidak kurang dari 99,0% Larutan uji Larutkan 100 mg dalam 0,10 ml
dan tidak lebih dari 101,0% C 10H 11 N 30 3S, dihitung amor.ium hidroksida P, encerkan dengan metanol P
terhadap zat yang telah dikeringkan. hingga 10,0 mi.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih; yang tert-:.ra pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
praktis tidak berbau. terpisah masing-masing 10 J.Ll Larutan baku, 25 J.Ll
Larutan acuan dan 10 J.LI Larutan uji pada lempeng
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam eter dan kromatografi silika gel, biarkan bercak kering. Masuk-
dalam kloroform; mudah larut dalam aseton dan kan lempeng kedalam bejana kromatografi yang berisi
dalam larutan natrium hidroksida encer; agak sukar fase gerak ttanol P-n-hqJtana P-kloroform P-asam asetat
larut dalam etanol. glasial P (25:25:25:7) hingga merambat lebih kurang
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
Baku pembanding Sulfametoksazol BPFI; lakukan biarkan kering diudara. Semprot lempeng dengan
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum larutan yang dibuat dengan melarutkan 100 mg p-
digunakan. Sulfonilamida BPFI; simpan dalam wadah dimetilaminobenzaldehida P dalam 1 ml asam klorida P
770 Sulfametoxazoli et Trimethoprimi Compressi I Monografi FI IV

dan encerkan dengan etanol P hingga 100 mi. Harga R dietilamina P (6:5:1). Angkat lempeng, biarkan fase
sulfametoksazol, sulfanilamida dan asam sulfanila{ gerak menguap dan amati dibawah cahaya ultraviolet
berturut-turut Jebih kurang 0,7, 0,5 dan 0,1. Bercak 254 run: harga R1 bercak trimetoprim dan sulfametok-
sulfanilamida dan asam sulfanilat yang diperoleh dari sazol yang diperoleh dari Larutan uji sama dengan
Larutan uji tidak lebih besar atau lebih intensif dari harga R{ yang diperoleh dari Larutan baku yang sesuai
bercak Larutan acuan. berturu -turut Jebih kurang 0,3 dan lebih kurang 0,5.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Disolusi <1231>


500 mg, larutka.n dalam campuran 20 ml asam asetat Media disolusi: 900 mi asam klorida 0,1 N.
g!Jzsial P dan 40 ml air, tambahkan 15 ml asam klorida P: Alat tipe 2: 75 rpm.
Dinginkan hingga suhu 15°, dan segera titrasi dengan Waktu: 60 menit.
natrium nitrit 0,1 M LV, tetapkan titik akhir secara Prosedur Lakukan penetapan jumlah sulfametok-
potensiometrik menggunakan elektrode kalomel dan sazol (C 10 H 11 N 30 3S) _dan trimetoprim (C 14 H 18N 40 3 )
platina. yang terlarut menggunakan cara pada Prosedur seperti
yang tertera pada Penetapan kadar, jika perlu lakukan
1 ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan penyesuaian volumetrik seperti pada Kromatografi
25,33 mg C11,Hl1Np3S <931>. Hitung persentase masing-masing zat aktif
yang terlarut dengan membandingkan respons puncak
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup yang diperoleh dari filtrat larutan uji dengan respons
baik, tidak tembus cahaya. ·puncak dari komponen yang sesuai yang diperoleh
dari Jarutan baku.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
SULFAMETHOXAZOLI ET kurang dari 70% (Q) C 10H 11 N 30 3S dan C 14H 18 N 40 3, dari
TRIMETHOPRIMI COMPRESS! jumlah yang tertera pada etiket.
Tablet Kotrimoksazol
Tablet Sulfametoksazol dan Trimetoprim Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Tablet Sulfametoksazol dan Trimetoprim mengandung Kromatograft cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Sulfametoksazol, C 10 H 11 N 30 3 S dan Trimetoprim, Kromatograft <931>.
C 14 H 18N 40 3 , tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih Fast gerak Buat campuran 1400 ml air, 400 ml aseto-
dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. nitril P dan 2,0 ml trietilamina P dalam Jabu tentukur
2000-ml. Biarkan hingga suhu kamar dan atur pH
Baku pembanding Trimetoprim BPFI; lakukan pe- hingga 5,9 ± 0,1 menggunakan natrium hidroksida 0,2 N
ngeringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama atau larutan asam t:setat glasial P (1 dalam 100).
4 jam s~belum digunakan. Sulfametoksazcl BPFI; laku- Encerkan dengan air.sampai tanda, saring melaJ.ui
kan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam se- membran 0,45 IJ.m. Jika perlu lakukan penyesuaian
belum digunakan. menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Kromatograft <931>.
ldenutikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis sepcrti Larutan baku Timbang saksama sejumlah Trimeto-
yang tertera pada Kromatograft <931>. prim BPFI dan Sulfametoksazol BPFI, larutkan dalam
Laruum uji Masukkan sejumlah serbuk halus reblet mttanol P, encerkan secara kuantitatif dalam metanol P
setara dengan 4 mg trimetoprim ke dalam labu hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,32 mg
tentukur 10-ml, tambahkan 8 ml metanol P, hangatkan per ml dan lebih kurang 0,32 1 mg per mi. adalah a
selama beberapa menit di atas tangas uap sambil perbandingan jumlah dalam mg sulfameloksazol yang
sering dikocok. Dinginkan, encerkan dengan metanol P tertera pada etiket terhadap jumlah dalam mg tri-
sampai tanda, sentrifus sebentar. metoprim yang tertera pada etiket dalam sediaan).
Larutan baku Trimetoprim Timbang saksama se- Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml,
- jumlah Trimetoprim BPFI, larutkan dalam metanol P encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, hingga
hingga kadar 0,4 mg per mi. kadar Trimetoprim BPFI lebih kurang 0,032 mg per ml
Larutan baku Sulfametoksazol Timbang saksama dan Sulfametoksazol BPfllebih kurang 0,032 I mg
sejumlah Sulfametoksazol BPFI, larutkan dalam meta- per mi.
nol P hingga kadar 2 mg per mL Larutan uji Tunbang dan serbukkan tidak kurang
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
.S JL1 Larutan uji, Larutan baku Trimetoprim, Larutan baku tablet setara dengan lebih kurang 160 mg sulfame-
Sulfametoksazol pada lempeng kromatografi silika gel, toksazol, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
keringkan dengan aliran udara hangat. Masukkan Tambahkan lebih kurang SO ml metanol P dan sonikasi
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang dijenuh- selama S menit sambil sering dikocok. Biarkan hingga
kan ·dengan fase gerak kloroform P-isopropil alkohol P- suhu kamar, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
FI IV Monografi I Talcum 771

Pipet 5 ml filtrat jernih ke dalam labu tentukur 50-ml, lakmus P.


encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laj•t aliran
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi Bentuk belerang lain Kocok 1,0 g dengan 5 ml karbon
terhadap Larutnn baku, rekam respons puncak seperti disulftda P: larut dengan cepat, kecuali sejumlah kecil
yang tertt:ra pada Prosedur: resolusi, R, antara sul- zat yang tidak larut yang biasanya ada.
fametoksazol dan trimetoprim tidak kurang dari 5,0
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
tidak lPbih dari 2,0%. Waktu retensi relatif trimetoprim 60 mg, lakukan penetapan seperti yang tertera pada
dan sulfametoksazol berturut-turut adalah 1,0 dan Pembakaran dengan Labu Oksigen <501> menggunakan
1,8. labu 1000 ml dan campuran 10 ml air dan 5,0 ml hidro-
Prosedttr Suntikkan secara terpisah sejumlah gen peroksida LP sebagai cairan penyerap. Jika
volume sama (lebih kurang 20 J!l) Larutan baku dan pembakaran telah sempurna isi bibir labu dengan air,
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons longgarkan sumbat dan bilas sumbat, pemegang
puncak utama. Hitung jumlah, dalam mg, trimetoprim contoh dan dinding labu dengan air dan buka sumbat.
(C 14 H 18 N 4 0 3 ) dan sulfametoksazol (C 10 H 11 N 30 3S) Panaskan isi tabu sampai mendidih dan didihkan
dalam serouk tablet yang ciigunakan dengan rumus: selama lebih kurang 2 menit. Dinginkan sampai suhu
kamar dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV
ru menggunakan indikator Jenolftalein LP. Laku'kan
1000C ( - J penetapan blangko.
's
1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan
C adalah kadar Baku Pembanding FI yang sesuai dalam 1,603 mgS
mg per ml Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah
respons analit yang sesuai diperoleh dari Larutan uji Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dan Larutan baku. baik.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


baik, tidak tembus cahaya.
TALCUM
Talk
SULFUR PRAECIPITATUM
Belerang Endap Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-
kadang mengandung sedikit aluminium silikat.

Sulfur (7704-34-9] Pemerian Serbuk hablur sangat halus, putih atau


s BA32,06 putih kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan
bebas dari butiran.
Belerang endap mengandung tidak kurang dari 99,5%
dan tidak lebih dari 100,5% S, dihitung terhadap zat Identifikasi Campur lebih kurang 200 mg natrium
anhidrat. karbonat anhidrat P dengan 2 g kalium ktzrbonat anhi-
drat P, dan lebur dalam krus platina. Setelah melebur
Pemerian Serbuk amorf atau serbuk hablur renik; tambahkan 100 mg zat uji dan teruskan pemanasan
sangat halus; wama kuning pucat; tidak berbau dan sampai melebur sempuma. Dinginkan dan pindahkan
tidak berasa. campuran tersebut ke dalam gelas piala atau cawan
dengan pertolongan lebih kurang 50 ml air panas.
Kelarut.an Praktis tidak larut dalam air; sangat mudah Tambahkan asam klorida P ke dalam larutan hingga tak
larut dalam karbon disulfida; sukar larut dalam terbentuk gas lagi, kemudian tambahkan lagi iO ml
minyak zaitun; praktis tidak larut dalam etaru>l. asam dan uapkan campuran di atas tangas uap sampai
kering, dinginkan, tambahkan 20 ml air, didihkan dan
ldentifikasi Terbakar di udara membentuk belerang sarin$: sisa yang tidak larut adalah silika. Larutkan
dioksida, yang dapat dikenal dari bau yang khas. dalam filtrat lebih kurang 2 g amonium klorida P dan
5 ml amonium hidroksida 6 N. Saring bila perlu, dan
Keasaman-kebasaan Kocok kuat-kuat 2,0 g dengan pada filtrat tambahkan natrium fosfat dibasa LP: ter-
10 ml air, saring; filtrat bereaksi netral terhadap bentuk endapan hablur putih magnesium amonium
772 Tamoxifeni Citras I Monografi Fl IV

fosfat. TAMOXIFENI CITRAS


Tamoksifen Sitrat
Batas mikroba <51> Angka Lempeng total tidak lebih
dari 500 per g.
'fHtCOOH
HO-C-COOH
Keasaman-kebasaan dan zat yang larut Netral dan I
CHtCOOH
tidak lebih dari 0,1 %. Didihkan 10 g dengan SO ml air
selama 30 menit. Tambahkan air sewaktu-waktu untuk
menjaga supaya volume tetap seperti semula dan (Z)-2-{ p-(1 ,2-Difenil-1-butenil) fenaksi 1-N,N-
saring; filtrat bereaksi netral terhadap kertas lakmus P. dimetilctilamin sitrat (1 :1) [54965-24-1]
Uapkan setengah bagian filtrat hingga kering, kering- C 26 H 29 NO.C6 H 80 7 BM 563,65
kan pada suhu 105° selama 1 jam: sisa tidak lebih dari
Smg. Tamoksifen Sitrat mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 26 H 2qNO.C{,H~0 7 ,
Zat larut dalam asam Tidak lebih dari 2,0%. Ekstraksi dihitung terhadap z.at yang telah dikeringkan.
1,00 g dengan 20 ml asam klarida 3 N pada suhu 50°
selama 1!.' menit, tambahkan air untuk menjaga supaya Pemerian Serbuk hablur, halus, putih.
volume tetap seperti semula, kocok dan saring. Pada
10 ml filtrat tambahkan 1 ml asam sulfat 2 N, uapkan Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam
hingga kering dan pijarkan hingga bobot tetap: bobot aseton, dalam kloroform dan dalam etanol; mudah
sisa tidak lebih dari 10 mg. larut dalam metanol.

Susut pemijaran <1111> Tidak lebih dari 6,5%; laku- Baku pembanding Tamaksifen Sitrat BPFl; lakuk<ln
kan pemijaran pada suhu 1000° sampai bobot tetap, pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
menggunakan lebih kurang 1 g yang ditimbang digunakan.
saksama.
ldentifikasi
Besi larut dalam air Asamkan setengah bagian sisa A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
filtrat yang diperoleh pada uji Keasaman-kebasaan dan dispersikan dalam kaliuin bramida P, menunjukkan
zat yang larrlt dengan asam klarida P dan tambahkan maksimum hanya pada pnnjang gelombang yang sam a
1 ml kalium ferasianida LP: tidak terjadi warna biru. seperti pada Tamaksifen Sitrat BPFI, menunjukkan pita
tunggal spektrum pada 1700 cm· 1 hingga 1740 cm· 1•
Arsen, Logam berat dan Timbal B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam
Larutan uji Masukkan 10,0 g ke dalam labu 250 ml metana[ P (1 dalam 50.000), menunjukkan maksimum
dan tambahkan 50 ml asam klarida 0,5 N. Refluks di dan minimum pada panjang gelombang yang sama
atas tangas uap selama 30 menit, dinginkan. Pindah- seperti pada Tamaksifen Sitrat BPFI.
kan campuran ke dalam gelas piala dan biarkan
mengendap. Enaptuangkan beningan melalui kertas Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
saring tebal dan kuat dcngan kecepatan sedang ke lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
dalam tabu tentukur 100-ml; biarkan sebanyak mung-
kin endapan dalam gelas piala. Cud endapan dan Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
gelas piala tiga kali, tiap kali dengan 10 ml air panas,
enaptuangkan tiap hasil cucian melalui penyaring ke lsomer-E Tidak lebih dari 1,0%.
dalam labu. Akhimya cud kertas saring dengan 15 ml Fase gerak Buat larutan dalam metana[ P yang
air panas, dinginkan dan saring pada suhu kamar, mengandung 320 ml air, 2 ml asam asetat glasial P dan
encerkan dengan air sampai tanda. Gunakan Larutan 1,08 g natrirtm 1-aktanasulfonat P per liter.
uji ini untuk pengujian berikut: Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tamaksi-
fen Sitrat BPFI; larutkan dalam Fase gerak, jika perlu
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan encerkan bertahap dengan Fase gerak hingga kadar
penetapan menggunakan 10 ml Larutan uji. lebih-kurang 600 J.Lg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg,
Logam berat <371> Tidak lebih dari 40 bpj; lakukan lakukan seperti yang tertera pada Larutan baku.
penetapan menggunakan 5 ml Larutan uji. Sistem kromatografi Lakukan Kramatografi cair kinerja
tinggi seperti yang tertera pada Kramatagrafi <931>.
Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan pene- Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi detektor
tapan menggunakan 5 ml Larutan uji. 254 nm dan kolom 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi
L11. Laju aliran lebih kurang 0,7 ml per menit.
Wadah dan penyimparian Dalam wadah tertutup Lakukan kromatografi terhadap 5 kali penyuntikan
baik. ulang Lanttan baku dan rekam respons puncak utama:
FIIV Monografi I Tamoxifeni Citratis Compressi 773

simpangan baku relatif tidak lebih dari 3,0% dan luas puncak tidak lebih besar dari 2 kali luas puncak
waktu retensi relatif puncak minor isomer-E terhadap tamoksifen Lamtan uji B (1,0%).
isomer-Z tidak lebih dari 0,93.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Besi <331> Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan penetapan
volume sama (lebih kurang 20 J.1l) Larutan baku dan sebagai berikut: Timbang saksama 1,0 g zat, masukkan
Larutan uji ke dalam kromatograf. Ukur respons ke dalam krus, tambahkan asam sulfat P sampai zat
puncak minor isomer-E Larutan baku dan Larutan uji. basah dan pijarkan hati-hati pada suhu rendah hingga
Hitung jumlah dalam mg, isomer-E, C 26 H 29 NO. mengara.ng (krus boleh ditutup longgar selama pemi-
C6 H 80 7, dengan rumus: jaran). Tambahkan 2 ml asam nitrat P dan 5 tetes asam
ru sulfat P, panaskan hati-hati hingga asap putih habis.
O,OSC ( - ) Pijarkan, sebaiknya dalam tanur pada suhu 500°
rs hingga 600°, hingga semua arang terbakar habis.
Dinginkan, tambahkan 10 ml nsam klorida 0,1 N panas
C adalah kadar isomer-E sebl\gai sitrat dalam J.lg dan digesti selama lebih kurang 5 menit. Masukkan
per mi. seperti yang dinyatakan dalam Tamoksifen Si- semua isi krus dengan bantuan sedikit air ke dalam
trat BPFI dalam Larutan bakl!; r u dan r5 berturut-turut labu tentukur 50-ml, bilas dengan air dan encerkan
adalah perbandingan respons puncak minor Lamtan dengan air sampai tanda. Pipet 10 mllarutan ke dalam
uji dan Larutan baku. tabung pembanding warna, encerkan dengan air
hingga 45 ml, tambahkan 2 ml asam klorida P dan
Cemaran sejenis cam pur.
Larutan uji A Dispersikan lebih kurang 3 g dalam
100 ml air dalam corong pisah. Setelah 10 menit, Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan
tambahkan 50 ml natrium hidroksida 0,5 N, kocok. penetapan menggunakan 10 mllarutan asam sulfat P
Ekstraksi 2 kali, tiap kali dengan 50 ml eter P, dan (1 dalam 2) sebagai pengganti 5 ml asam sulfat P.
kuinpulkan ekstrak. Cuci ekstrak dengan 20 ml air,
huang lapisan air dan keringkan lapisan eter dengan Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 10 bpj.
natrium sulfat anhidrat P. Uapkan lapisan eter dengan
gas nitrogen P dan keringkan dalam hampa udara Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
pada suhu kamar selama 2 jam. Timbang saksama Metode V Memenuhi syarat.
1,5 g residu, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, Pelarut Gunakan dimetil sulfoksidil P.
tambahkan 5,0 ml campuran piridina P-anhidrida
asetat P (95:5) dan panaskan pada suhu 60° selama Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g,
10 sampai 15 menit. Dinginkan, encerkan dengan larutkan dalam 150 ml asam asetnt glasial P. Titrasi
campuran pelarut yang sama sampai tanda. ~engan larutan asam perklorat 0,1 N LV, tentukan titik
Larutan uji B Encerkan Larutan 1tji A dengan akhir titrasi dengan elektrode kaca sebagai elektrode
campuran piridina P-anhidrida asetat P (95:5) hingga indikator dan elektrode perak-perak klorida sebagai
kadar 1:200. elektrode baku.
Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi gas seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 56,36 mg C2rfl 2,NO.Cif10 1
kaca 1 m x 4 mm berisi bahan pengisi 5% fase cair Gl7
pada partikel penyangga SlAB ukuran 100 mesh Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
sampai 120 mesh, kondisikan pada suhu 300° selama baik, tidak tembus cahaya.
24 jam. Pertahankan suhu kolom dan suhu injektor
pada lebih kurang 260° dan detektor pada lebih
kurang 300°. Gunakan helium P kering sebagai gas TAMOXIFENI CITRATIS COMPRESSI
pembawa dengan laju aliran lebih kurang 60 ml per Tablet Tamoksifen Sitrat
menit. Pada kromatogram yang sesuai, simpangan
baku relatif 5 kali penyuntikan Larutan uji B tidak lebih
dari 3,0%. Tablet Tamoksifen Sitrat mengandung Tamoksifen,
Prosf!dur Suntikkan secara terpisah sejumlah C 26 H 29 NO, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
volume sama (lebih kurang 2 J.ll) Larutan uji A dan darl 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Larutan uji B ke dalam kromatograf, rekam kromato-
gram dari 0,1 sampai 5,0 relatif terhadap waktu retensi Baku pembanding Tamoksifen Sitrat BPFI; lakukan
puncak utama. Uku_r masing-masing luas puncak pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
kromatogram, selain puncak pelarut dan puncak digunakan.
tamoksifen dari Larutan uji A dan hitung jumlahnya.
Tidak ada luas puncak yang lebih besar dari totalluas Identifikasi
puncak tamoksifen Larutan uji B (0,5%) dan jumlah A. Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji, seper-
774 Terbutalini Sulfas I Monografi FIIV

ti yang tertera pada keseragaman kandungan, menun- mengandung 320 ml air, 2 ml asam asetat glasial P, dan
jukkan maksimum dan minimum pada panjang 1,08 g natrium 1-oktanasulfonat P per liter.
gelombang yang sama seperti pada Larutan baku. Lllrutan baku Timbang saksama sejumlah Tamoksi-
B. Masukkan 1 tablet ke dalam tabung reaksi fen Sitrat BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar
15-ml, tambahkan 4 ml piridina P dan 2 ml anhidrida lebih kurang 200 !lg per ml.
asetat P: segera terjadi warna kuning pada pengo- Larutan uji Timbang saksama dan serbukkan tidak
cokan. Kemudian panaskan hati-hati di atas tangas kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
uap: terbentuk wama merah muda sampai merah tua, serbuk tablet setara dengan lebih kurang 20 mg
menunjukkan adanya ion sitrat. tamoksifen, masukkan ke dalam tabung sentrifuga
50-ml bertutup. ~ambahkan 30 ml metanol P ke da!am
Disolusi <1231> tabung, kocok menggunakan pengocok mekzaik
Media disolusi: 1000 ml asam klorida 0,02 N. selama tidak kurang dari 15 menit. Sentrifus pada
Alat tipe 1: 100 rpm. lebih kurang 1000 rpm, pipet 5 ml beningan ke dalam
Waktu: 30 menit. labu tentukur 25-ml, encerkan dengan metanol P
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 26 H 29 NO, sampai tanda.
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
serapan larutan-baku Tamoksifen Sitrat BPFI dalam tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
media yang sama pada panjang gelombang serapan 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi L11. Laju aliran
maksimum lebih kurang 275 nm. lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
Toleransi Oalam waktu 30 menit harus larut tidak terhadap lima kali penyuntikan ulang Larutan baku,
kurang 75% (Q) C 26 H 29 NO, dari jumlah yang tertera rekam luas puncak seperti yang tertera pada Prosedur;
pada etiket. simpangan baku relatif tidak lebih dari 3,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. volume sama (lebih kurang 25 Ill) Larutan baku dan
Prosedur keseragaman kandungan Larutan uji ke dalam kromatograf. Ukur luas puncak
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tamoksifen Larutan baku dan Larutan uji. Hitung jumlah dalam mg,
Sitrat BPFI; larutkan dalam metanol P hingga kadar C 26 H 29 NO, dalam serbuk tablet yang digunakan
lebih kurang 15 !lg per ml. dengan rumus:
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu 371,52 Au
tentukur 100-ml, hancurkan dengan batang pengaduk. 0,15C ( )(-)
Tambahkan lebih kurang 75 ml metanol P dan kocok 563,65 As
selama lebih kurang 5 menit. Encerkan dengan
metanol P sampai tanda, campur dan saring. Pipet 371,52 adalah bobot molekul tamoksifen dan 563,65
10 ml filtrat ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan · adalah bobot molekul tamoksifen sitrat; C adalah
dengan metanol P sampai tanda. kadar Tamoksifen Sitrat BPFI dalam !lg per ml Lllrutan
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku baku; Au dan A, berturut-turut adalah luas puncak
menggunakan kuvet 1-cm pada panjang gelombang Lllrutan uji dan Larutan baku.
serapan maksimum lebih kurang 275 nm, dengan
metanol P sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg, Wadah dan penyimpanan Oalam wadah tertutup
<;6 H 29 NO, dalam tablet dengan rumus: baik, tidak tembus cahaya.
371,52 TC Au
( )(-)(-)
563,65 D As
TERBUTALINI SULFAS
Terbutalin Sulfat
371,52 adalah bobot molekul tamoksifen dan 563,65
adalah bobot molekul tamoksifen sitrat; T adalah
jumlah tamoksifen dalam mg per tablet; C adalah
kadar Tamoksifen Sitrat BPFI dalam !lg per mllArutan
baku; D adalah kadar tamoksifen dalam !lg per ml
larutan tablet berdasarkan jumlah per tablet yang Garam (:1::)-a-{(tert-Butilamino)metil]-3,5-
tertera pada etiket dan faktor pengenceran; Au dan As dihidroksibenzil alkohol sulfot (2:1) [23031-32-5]
berturut-turut adalah serapan ~rutan uji dan Lllrutan (Cufit,NO:J2~4 BM 548,65
baku.
Terbutalin Sulfat mengandung tidak kurang dari
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 98,0% dan tidak lebih aari 101,0% <CuH,.,NO:J2-~,,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada dihitung temadap zat yang te~ dikeringkan.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat larutan ":alam metanol P, yang Pemerian Serbuk hablur putih sampai putih abu-abu;
FI IV Monografi I Testosteroni Enantas 775

tidak berbau atau berbau asam asetat lemah. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang SO.mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
Kelarutan Larut dalam air dan dalam asam klorida cncerkan dengan air sampai tanda.
0,1 N; sukar larut dalam metanol; tidak larut dalam Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
klorofonn. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
Baku pembanding Terbutalin Sulfat BPFI; lakukan 6,2 mm x 8 em berisi bahan pengisi L7, pertahankan
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum suhu pada 40°. Laju aliran lebih kurang 1,5 ml per
digunaka!l. menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose-
ldentifikasi dur: efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak analit
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis, simpangan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- 1,0%, faktor ikutan puncak analit tidak lebih dari 1,5.
bang yang sama seperti pada Terbutalin Su!fat BPFI. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai volume sama (lebih kurang 20 !!1) Larutan baku dan
dengan Larutan baku seperti yang tertera pada Pene- Larutan l!ji ke dalam kromatograf, ukur respons
tapan kadar. puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
(C 12H 19N03 ) 2 .H2S04, dengan rumus:
Keasaman Tidak lebih dari 0,3% sebagai asam asetat;
lakukan penetapan dengan melarutkan 200 mg zat
dalam 10 ml air bebas karbon dioksida P dan titrasi
dengan natrium hidroksida 0,020 N dari mikroburet
hingga pH lebih kurang 6, tentukan titik akhir secara
potensiometrik, menggunakan sistem elektrode kaca- C adalah kadar Terbutalin Sulfat BPFI dalam mg per ml
kalomel: diperlukan tidak lebih dari 0,50 ml natrium Larutan baku; r u dan r5 berturut-turut adalah res pons
hidroksida 0,020 N. puncak Larutan uji dan Larutan baku.

Susut pe{lgeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. baik, tidak tembus cahaya, pada suhu terkendali.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.


TESTOSTERONI ENANTAS
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 25 bpj. Testosteron Enantat
3,5-Dihidroksi-co-tert-butilaminoasetofenon sulfat
Serapan larutan zat dalam asam klorida 0,01 N dengan
kadar 20 mg per ml pada panjang gelombang 330 nm,
tidak lebih dari 0,47.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Testosteron heptanoat (315-37-7]


Metode I Memenuhi syarat. c26H40o3 BM 400,60
Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji
dengan kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan Testosteron Enantat mengandung tidak kurang dari
kadar dua kali Larutan uji. 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% CuH4003"

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Pemerian Serbuk hablur putih atau putih krem;
Krotnlltografi azir ldnerja tinggi seperti yang tertera pada tidak berbau a tau sedikit berbau asam heptanat.
Krotnlltografi <931>.
Fase gerak Larutkan 1,1 g natrium 1-oktanasulfonat P Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam eter dan
dalam 750 ml air, tambahkan 140 ml metanol P dan dalam minyak nabati. -
110 ml tetrahidrofuran P, campur, saring dan awa-
udarakan: Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Baku pembanding Testosteron Enantat BPFI; tidak
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Krotnllto- boleh dikeringkan sebelum digunakan.
grafi <931>.
· Larutan baku Trmbang saksama sejumlah Terbutalin ldentifikasi
Sulfat BPFI, larutkan dalam air, encerkan dengan air A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
secara kuantitatif dan bertahap hingga kadar lebih dispersikan dalam ktzlium bromida P menunjukkan
kurang 1 mg per ml. maksimum hanya pada panjang gelombang yang
776 Testosteroni Propionas I Monografi FI IV

sama seperti pada Testosteron Enantat BPFI. bersumbat kaca 50 ml, masukkan 5,0 ml kloroform P ke
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam dalam labu lain yang serupa sebagai blangko. Pada
100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan masing-masing labu tambahkan 10,0 mllarutan yang
minimum pada panjang gelombang yang sama dengan berasal dari 375 mg isoniazida P dan 0,47 ml asam
larutan Testosteron Enantat BPFI; daya serap masing- klorida P dalam 500 ml metanol P, kocok dan biarkan
masing dihitung terhadap zat anhidrat pada panjang selama 45 menit. Ukur serapan Larutan uji dan Larutan
gelombang serapan maksimum lebih kurang 240 nm baku pada panjang gelombang maksimum lebih
berbeda tidak lebih dari 3,0%. kurang 380 nm terhadap blangko. Hitung jumlah,
C. Refluks 25 mg dengan 2 ml larutan kalium dalam mg, C26 H 40 0 3, dengan rumus:
hidroksida P dalam metanol P (1 dalam 100) selama
1 jam. Dinginkan campuran, tambahkan 10 ml air,
saring dan cuci endapan dengan air sampai cucian
terakhir bereaksi netral terhadap lakmus. Keringkan
endapan dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3
jam: testosteron yang diperoleh melebur an tara 151 o C adalah kadar Testosteron Enantat BPFI dalam Jig
dan 157". per ml Larutan baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah
serapan Lamtan uji dan Larutan baku.
Jarak lebur <1021> Antara 34° dan 39°, suhu awal
tangas tidak lebih dari 20°. - Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, di tempat sejuk.
Rotasi jenis <1081> Antara +77° dan +82°, dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan mengguna-
kan larutan dalam dioksan P yang mengandung 200 mg
per 10 ml. TESTOSTERONI PROPIONAS
Testosteron Propionat
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,05%.

Asam heptanoat bebas Tidak lebih dari 0,16%; larut- Testosteron propionat [57-85-21
kan 500 mg dalam 10 ml etanol P yang telah dinetral- c22~o3 _BM 344,49
. kan hingga warna biru lemah setelah penambahan
2 sampai 3 tetes biru bromotimol LP dan titrasi segera Testosteron Propionat mengandung tidak kurang dari
. dengan natrium hidroksida 0,01 N LV: diperlukan tidak 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 22 H 3p 3, dihitung
lebih dari 0,6 ml natrium hidroksida 0,01 N LV. terhadap zat yang telah dikeringkan.

Cemaran umum <481> Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih atau putih
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P. krem; tidak berbau; stabil di udara.
Lttrutan baku Gunakan pel<trut metanol P.
Fase gerak Buat campuran sikloheksana P-etilasetat P Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
(2:1). etanol, dalam dioksan, dalam eter dan dalam pelarut
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan organik lain; larut dalam minyak nabati.
bercak nomor 19.
Batas Tidak ada satu jenis cemaran lebih dari 1,0% Baku pembanding Testosteron Propionat BPFI; lakukan
dan total cemaran tidak lebih dari 2,0%. pengeringan pada hampa udara di atas silika gel P
selama 4 jam sebelum digunakan.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode V Memenuhi syarat. Identifikasi
Pelarut GunakiU\ dimetil sulfoksida P. A. Spektrum serapan inframerah zat yang te'tah .
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Penetapan kadar maksimum hanya pada panjang gelombang yang
Larutan baku Timbang saksama-sejumlah Testos- sama dengan Testosteron Propianat BPFI.
teron Enantat BPFI, larutkan dalam lclorofonn P dan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
encerkan secara kuantitatif dan bertahap hingga kadar 100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan
lebih kurang 40 J.Lg per ml. . . minimum pada panjang gelombang yang 11ama
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg, dengan Testosteron Propionat BPFI: daya serap masing-
larutkan dalam kloroform P hingga 100,0 ml. Pipet masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
10 mllarutan ini, masukkan ke dalam labu tentukur pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
100-ml, tambahkan kloroform P &ailipai tanda. kurang 241 nm berbeda tidak. lebih dan 3,()%.
Prosedur Pipet masing-masing 5 ml Ltzrutan uji dan C. Menunjukkan reaksi Identifikasi C seperti yang
Larutan baku, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer tertera pada Testosteron Enantat. ·
FI 1\l Monografi I Tetracainum 777

Jarak lebur <1021> Metode II Antara 118° dan 123°. Penetapan Potensi Antibiotik: secara Mikrobiologi <13-b,
encerkan dengan air sampai tanda: spektrum serapan
Rotasi jenis <1081> Antara +83° dan +90°, dihitung ultraviolet larutan yang diperoleh menunjukkan
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pe- maksimum dan minimum hanya pada panjang
netapan menggunakan larutan dalam dioksan P yang gelombang yang sama dengan larutan baku Tetrakain
mengandung 200 mg per 10 mi. Hidroklorida BPFI (1 dalam 100.000) dalam campuran
air - dapar fosfat nomor 6, 10%, pH 6 (50:1) dan serapan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; jenis terhadap zat yang telah c!ikeringkan, pada
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas si/ika panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
gel P selama 4 jam. 310 nm berbeda tidak lebih dari 2,0% [Catalan Bobot
molekul tetrakain hidroklorida, (C 15 H24 N 20 2.HCI), adalah
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti yang 300,83.]
tertera pada Penetapan kadar dalam Testosteron Enantat,
kecuali penggunaan Testosteron Propionat BPFI secara Jarak lebur <1021 > Metode I Antara 41° dan 46°.
keseluruhan diganti dengan Testosteron Propionat.
Hitung jumlah, dalam mg, C 22 H 32 0 3, dalam Testos- Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
teron Propionat, dengan rumus yang ada. lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
pentoksida P selama 18 jam.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, tidak tembus cahaya. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.

Kemurnian kromatografi
TETRACAINUM Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut-
Tetrakain kan dalam kloroform P hingga kadar 50 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah asam
4-(butilamino)-benzoat dalam metana[ P hingga kadar
0,2 mg per ml.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
2-(Dimetilamino)etil p-(butilamino)benzoat [94-24-6] yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
C 15H 24 N 20
2 BM 264,37 terpisah masing-masing 5 J.Ll Larutan uji dan Larutan
baku pada lempeng silika gel 0,25 mm. Masukkan
Tetrakain mengandung tidak kurang dari 98,0% dan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase
tidak lebih dari 101,0% C 15H 24N 20 2, dihitung terhadap gerak kloroform P-metanol P-isopropilamina P (98:7:2)
zat yang telah dikeringkan. hingga merambat lebih kurang tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng dan biarkan kering di
Pemerian Zat padat seperti lilin putih atau kuning udara. Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet:
muda. bercak yang diperoleh dari Larutan uji kecuali bercak
utama, tidak lebih intensif dari bercak utama Larutan
Kelarutan Sangat sukar Iarut dalam air; larut dalam baku (0,4%) dan jumlah intensitas bercak seperti ini
etanol, dalam eter, dalam benzena dan dalam kloro- tidak lebih dari 0,8%.
form.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Baku pembanding Tetrakain Hidroklorida BPFI; lakukan 500 mg zat masukkan ke dalam bejana yang sesuai.
pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor Tambahkan 5 ml asam klorida P dan 50 ml air, dingin-
pmtoksida P selama 18 jam sebelum digunakan. kan hingga 15°. Tambahkan lebih kurang 25 g pecah-
an es dan titrasi perlahan-lahan dehgan natrium
ldentifikasi nitrit 0,1 M LV, aduk terus menerus sampai penga-
A. Larutkan 100 mg dalam 10 ml larutan asam duk kaca yang dicelupkan ke dalam larutan titrasi
klorida P (1 dalam 120) dan tambahkan 1 mllarutan menghasilkan cincin biru yang segera muncul bila
kalium tiosianat P (1 dalam 4): terbentuk endapan digoreskan pada kertas kanji iodida P. Jika titrasi sem-
hablur. Lakukan penghabluran kembali dari air dan purna, titik akhir dapat muncul kembali sesudah
keringkan pada suhu 80° selama 2 jam: melebur antara campuran didiamkan selama 1 menit. Lakukan pene-
130° dan 132°. tapan blangko.
B. Timbang saksama dan larutkan lebih kurang
90 mg zat dalam 10 mllarutan asam klorida P (1 dalam 1 ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan
120) dalam labu tentukur 500-ml, encerkan dengan air 26,44 mg CtsflzJIPz
sampai tanda. Pipet 5 mllarutan ini ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkar\2 ml Dapar nom;,r 6, 10%, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
pH 6, seperti yang tertera pada Dapar fosfat dalam rapat, tidak tembus cahaya.
778 Tetracaini Hydrochloridum I Monografi FIIV

TETRACAINI HYDROCHLORIDUM "dinginkan hingga suhu lebih kurang 15° ..... ".
Tetrakain Hidroklorida
1 ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan
30,08 mg C11f2,Np2.HCl
2-(Dimdilllmino)etil p-(butilllmino)benzoat
monohidroklorida (136-47-0] Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
C 15 ~ 4 NprHCl BM 300,83 rapat, tidak tembus cahaya.

Tetrakain Hidroklorida mengandung tidak kurang


dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0%
C 15 ~ 4 N 20rHCl, dihitung terhadap zat anhidrat. TETRACYCLINUM
Tetrasiklin
Pemerian Serbuk, hablur, halus, putih; tidak berbau;
rasa sedikit pahit diikuti rasa kebas; bersifat higros-
kopis. Larutan bersifat netral terhadap lakmus.
~~
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam ~OH
H0 Ct<._ H N1Ct< 111
etanol; tidak larut dalam benzena dan dalam eter.

Baku pembanding Tetrakain Hidroklorida BPFI; laku- 4-(Dimetilamino)-1 ,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro-


kan pengering;m dalam hampa udara di atas fosfor 3,6, 10, 12, 12a-pentahidroksi-6-metil-1, 11diokso-2-
pentoksida P selama 18 jam, sebelum digun:akan. naftasenakarboksamida [60-54-8]
cu~(NPa BM 444,44
ldentifikasi Trihidrat [6416-04-2] BM 498,49
A. Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
larutkan dalam air hingga 250,0 ml. Pipet 5 ml Tetrasiklin mempunyai potensi setara dengan tidak
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan kurang dari 975 ~g Tetrasiklin Hidroklorida,
2 ml Dapar nomor 6, 10%, pH 6, seperti yang tertera (C 22 H 24 N 20 8 .HCl), per mg dihitung terhadap zat
pada Dapar fosfat dalam Penetapan Potensi Antibiotik anhidrat.
secara Mikrobiologi <131>, kemudian encerkan dengan
air sampai landa: spektrum serapan ultraviolet larutan Pemerian Serbuk hablur, kuning; tidak berbau. Stabil
menunjukkan maksimum dan minimum hanya pada di udara tetapi pada pemaparan dengan cahaya
panjang gelombang yang sama seperti pada Tetrakain matahari kuat menjadi gelap. Dalam larutan dengan
Hidroklorida BPFI; daya serap masing-masing dihitung pH lebih kecil dari 2, potensi berkurang, dan cepat
terhadap zat anhidrat pada panjang gelombang lebih rusak dalam larutan alkali hidroksida.
kurang 310 nm berbeda tidak lebih dari 2,0%.
B. l.zrutkan 100 mg dalam 10 ml air dan tambah- Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
kan 1 ml larutan kalium tiosianat P (1 dalam 4): terben- dalam larutan asam encer dan dalam larutan alkali
tuk endapan hablur. Hablurkan kembali endapan hidroksida; sukar larut dalam etanol; praktis tidak
dengan air dan keringkan pada suhu 80° selama 2 jam: larut dalam kloroform dan dalam eter.
melebur antara 130° dan 132°.
C. Larutan 100 mg zat dalam 5 ml air menunjuk- Baku pembanding Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; tidak
kan reaksi KloridJz cara A, B, dan C seperti yang tertera boleh dikeringkan sebelum digunakan. 4-Epianhidro-
pada Uji Identiftkasi Umum <291>. tetrasiklin Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan
dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam,
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%. sebelum digunakan.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. ldentifikasi


A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
Kemumian kromatografi 50.000) dalatri natrium hidroksida 0,25 N, 6 menit se- -
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut- telah penyiapan menunjukkan maksimum dan mi-
kan dalam air hingga kadar 50 mg per ml. nimum pada panjang gelombang yang sama seperti
Larutan baku dan Prosedur Lakukan seperti yang pada Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; daya serap dihitung
tertera pada Tetrakain. terhadap zat anhidrat pada panjang gelombang
maksimum lebih kurang 380 nm antara 104,45% dan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 111,95% terhadap Tdrasiklin Hidroklorida BPFI, dengan
500 mg, masukxan ke dalam wadah yang sesuai, tam- memperhitungkan potensi baku pembanding. . .
bahkan 5 ml asam kloridJz P dan 50 air. Lakukan seperti B. Waktu retensi puncak utama tetrasiklina dan
yang tertera pada ·ritrasi Nitrimetri• <701>, mulai dari Larutan uji sesuai denga11 Larutan baku yang diperoleh
Fl IV Monografi I Tetracyclini Hydrochloridum 779

pada Penetapan kadar. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


C. Pada 0,5 mg tambahkan 2 ml asam sulfat P: rapat, tidak tembus cahaya.
terjadi wama merah keunguan.

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.


TETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM
pH <1071> Antara 3,0 dan 7,0; lakukan penetapan Tetrasiklin Hidroklorida
menggunakan suspensi dalam air yang mengandung
10 mg per ml.
4-( Dimet ilamino )-1 ,4,4a,5,5a,6,11 ,12a-oktahidro-
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 13,0%. 3,6,10,12, 12a-pen tahidroksi-6-metil-1,11-diokso-2-
naftasehakarboksamida monohidroklorida (64-75-5)
4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 2,0%; laku- C 22 ~ 4 Np 8 .HCI BM 480,90
kan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Tetrasiklin Hidroklorida mempunyai potensi tidak
Larutan pengencer, Sistem kromatografi, Larutan uji kurang dari 900 J!g C 22 H 24 N 20 8 .HCI per mg.
dan Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Pe-
netapan kadar. Pemerian Serbuk hablur, kuning; tidak berbau; agak
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 4-Epian- higkroskopis. Stabil di udara tetapi pada pemaparan
hidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Larut- terhadap cahaya matahari yang kuat dalam udara
an pengencer hingga kadar 10 Jlg per ml. lembab menjadi gelap. Dalam larutan dengan pH lebih
Prosedur Menggunakan kromatogram Larutan baku kecil dari 2, potensi berkurang dan cepat rusak dalam
dan Larutan uji, hitung persentase 4-epianhidrotetra- larutan alkali hidroksida.
siklin dalam tetrasiklin yang digunakan dengan
rumus: Kelarutan Larut dalam air, dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam larutan karbonat; sukar larut
CE 'u dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan
10 ( - ) ( - ) dalam eter.
W 's
Baku pembanding Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; tidak
boleh dikeringkan sebelum digunakan. 4-Epianhidro-
CE adalah kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklori- tetrasiklin Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan
da BPFI dalam Jlg per ml Larutan baku; W adalah bobot dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam se-
dalam mg tetrasiklin yang digunakan dalam Larutari belum digunakan.
uji; ru dan r5 berttirut-turut adalah respons puncak
4-epianhidrotetrasiklin yang diperoleh dari Larutan uji Identifikasi ·
dan l.Arutan baku. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Penebpan kadar maksimum hanya pada panjang gelombang yang
Larutan pengencer, Fase gerak, Larutan baku, Lllrutan sama seperti pada Tetrasiklin Hidroklorida BPFI.
resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
tertera pada Penetapan kadar dalam Tetrasiklin Hidro- 50.000) dalam natrium hidroksida 0,25 N, 6 menit setelah
klorida. penyiapan menunjukkan maksimum dan minimum
l.Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 45 mg, pada panjang gelombang yang sam~ seperti pada
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; daya serap dihitung ter-
dan encerkan dengan l.Arutan pengencer sampai tanda. hadap zat yang telah dikeringkan pada panjang
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada gelombang serapan maksimum lebih kurang 380 nm
Penetapan kadar dalam Tetrasiklin Hidroklorida. Hitung antara 96,0% dan 104,0% dari Tetrasiklin Hidro-
jumlah dalam Jlg, (C 22 H 24 N 20 8.HCI), yang setara klorida BPFI, dengan memperhitungkan potensi baku
dalam tiap mg tetrasiklin yang digunakan dengan pembanding.
rumus: C. Waktu retensi puncak utama tetrasiklin dari
l.Arutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh
CP 'u pada Penetapan kadar.
100 ( - ) ( - )
W 's Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.

W adalah bobot dalam mg tetrasiklin dalam l.Arut- pH <1071> Antara 1,8 dan 2,8; lakukan penetapan
an uji; C, P, r u dan r 5 sesuai dengan yang tertera pada menggunakan larutan yang mengandung 10 mg per
Penetapan kadar dalam Tetrasiklin Hidroklorida. ml. .
780 Tetracyclini Hydrochloridum I Monografi FIIV

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; bahan pengisi L7 5 J.1ffi sampai 10 J.lm. Laju aliran lebih
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi ter-
pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° hadap Larutan resolusi dan rekam respons puncak
selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg. seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
4-epianhidrotetrasiklin dan tetrasiklin berturut-turut
4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 2,0%; laku- lebih kurang 0,9 dan 1,0, dan resolusi, R, antara
kan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja puncak .4-epianhidrotetrasiklin dan puncak tetrasiklin
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. tidak kurang dari 1,2. Lakukan kromatografi terhadap
Pelarut pengP.ncer, Sistem kromatografi, Larutan uji Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang
dan f'rosedur Lakukan seperti yang tertera pada Pe- tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
netapan kadar. penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 4-Epian- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
hidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Pe- volume sama (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan baku dan
lanll pengencer hingga kadar 10 Jlg per mi. Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
Prosedur Menggunakan kromatogram Larutan baku puncak utama. Hitung jumlah dalam J.Lg,
da:t L:zrutan uji hitung persentase 4-epianhidrotctra- C 22 H 24 N 20 8 .HCI, per mg tetrasiklin hidroklorida yang
siklin hidroklorida dalam tetrasiklin hidroklorida yang digunakan dengan rumus:
digunakan dengan rumus:
CP r11
CE ru 100 ( - ) ( - )
10 ( - ) ( - ) W r5
W r5
C adalah kadar Tetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam mg
CE adalah kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklori- per ml Larutan baku; P adalah potensi Tetrasiklin
da BPFI dalam Jlg per ml Larutan baku; W ado.lah bobot Hidroklorida BPFI dalam J.Lg per mg; W adalah bobot
dalam mg tetrasiklin hidroklorida dalam Larutan uji; dalam mg tetrasiklin hidroklorida dalam Larutan uji; ru
r u dan r 5 berturut-turut adalah res pons puncak 4- dan r 5 berturut-turut adalah respons puncak yang
epianhidrotetrasiklin yang diperoleh dari Larutan uji diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku.
dan Larutpn baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan rapat, tidak tembus cahaya.
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>.
Pelarut pengencer Buat campuran 680 ml amonium
oksalat 0,1 M dan 270 ml dimetilformamida P. TETRACYCLINI HYDROCHLORIDI
Fase gerak Buat campuran 680 ml amonium oksalat CAPSULAE
0,1 M, 270 ml dimetiiformamida P dan 50 ml amonium Kapsul Tetrasiklin Hidroklorida
fosfat dibasa 0,2 M. Jika perlu atur pH 7,6 sampai 7,7
menggunakan amonium hidroksidll 3 N a tau asum fosfat
3 N. Saring melalui penyaring membran dengan Kapsul Tetrasiklin Hidroklorida mengandung Tetra-
porositas 0,5 J.lm atau lebih halus. Jika perlu lakukan siklin Hidroklorida, C 22 H 24 N 2 0 8 .HCl, tidak kurang
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang dari 90,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari jumlah
tertera pada Kromatografi <931>. yang tertera pada etiket.
Larutan baku Tunbang saksama sejumlah Tetrasiklin
Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan secara kuan- Baku pembanding Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; tidak
titatif dengan Pelarut pengencer hingga kadar lebih boleh dikeringkan sebelum digunakan. 4-Epianhidro-
kurang 0,5 mg per ml. tetrasiklin Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan dalam
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg, ruang hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam sebe~
masukkan kedalam labu tentukur 100-ml, larutkan lum digunakan.
dan encerkan dengan Pelarut pengencer sampai tanda.
Larutan resolusi Buat larutan dalam. Pelarut ldentifikasi Waktu retensi puncak utama tetrasiklin
pengencer yang mengandung lebih kurang 100 J.Lg dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang
tetrasiklin hidroklorida dan 25 J.Lg 4-Epianhidrotetra- diperoleh pada Penetapan kadar.
siklin Hidroklorida BPFI per mi.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Disolusi <1231>
p·ada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Media disolusi: 900 ml air.
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm, kolom Alat tipe 2: 75 rpm. Pertahankan jarak antara
pelindung 4,6 mm x 3 em berisi bahan pengisi L7 ujung dayung dan das"ar wadah disolusi 45 mm ±
10 Jlm, dan kolom analisis 4,6 mm x 25 em berisi 5mm.
FI IV Monografi I Tetrahydrozolini Hydrochloridum 781

Waktu: 60 menit. Prosedur Lakukan seperti yang tertera-padd Pene-


Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 22 H 24 N 20 8 • tapan kadar dalam Tetrasiklin Hidroklorida. Hitung
HCI yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat jumlah dalam mg, C 22 ~4 N2 08 .HCI, dalam isi kapsul
larutan uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi, yang digunakan dengan rumus:
dan serapan larutan baku Tetrasiklin Hidroklorida BPFI
dalam media yang sama pada panjang gelombang CP 'u
serapan maksimum lebih kurang 276 n.'11. (-)(-)
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak 10 's
kurang dari 70% (Q) C 22 HHN 20 8 .HCl, dari jumlah
yang tertera pada etikt>t. C adalah kadar Tetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; P adalah potensi Tetrasiklin
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Hidroklrida BPFI dalam Jlg per mg; ru dan r5 berturut-
turut adalah respons puncak yang diperoleh dari
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%; Larutan uji dan Larutan baku.
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 ing isi rapat, tidak tembus cahaya.
kapsul yang ditimbang seksama.

4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 3,0%; laku-


kan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja TETRAHYDROZOLINI HYDRO-
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. CHLORIDUM
Pelarut pengencer, Sistem kromatografi, Larutan uji Tetrahidrozolin Hidroklorida
dan Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Pene-
tapan kadar.
Laruttm baku Timbang saksama sejumlah 4-Epian-
hidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Pe-
larut pengencer hingga kadar lebih kurang 10 Jlg per ml.
Prosedur Menggunakan kromatogram Larutan baku
dan Laruwn uji, hitung persentase 4-epianhidrotetra- 2-(1,2,3,4-Tetrahidro-1-naftil)-2-imidazolin
siklin hidroklorida dalam kapsul yang digunakan monohidroklorida [522-48-5]
dengan rumus: C 13 H 16 N 2.HCl BM 236,74

10 CE 'u Tetrahidrozolin Hidroklorida mengandung tidak


(--)(-) kurang jari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5%
T 's C 13 H 16N 2.HCI, dihitung terhadap zat yang telah di-
keringkan.
C adalah kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklori-
dil BPFI dalam 11g per ml Larutan baku; T adalah jumlah Pemerian Padatan putih; tidak berbau. Melebur pada
dalam mg tetrasiklin hidroklorida dalam Larutan uji lebih kurang 256°, disertai peruraian.
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; r u dan r5
berturut-turut adalah respons puncak 4-epian- Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol;
hidrotetrasiklin yang diperoleh dari Larutan uji dan sangat sukar larut dalam kloroform; praktis tidak larut
Larutan baku. dalam eter.

Penetapan kadar Baku pembanding Tetrahidrozolin Hidroklorida BPFI;


Pelarut pengencer, Fuse gerak, Larutan baku, Larutan lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam se-
resolusi, dan Sistem kromatografi Buat seperti yang ter- belum digunakan.
tera pada Penehlpan kadilr dalam Tetrasiklin HidrokWrida.
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari ldentifikasi
20 kapsul, keluarkan isi semua kapsul, dan campur, A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama. dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam dan di-
Hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama dispersikan dalam kalium bromida p menunjukkan
sejumlah isi kapsul setara dengan lebih kurang 50 mg maksimum hanya pada panjang gelombang yang
tetrasiklin hidroklorida, masukkan ke dalam labu sama seperti pada Tetrahidrozolin Hidroklorida BPFI.
tentukur 100-ml. Tambahkan lebih kurang 50 ml Pe- B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
larut pengencer, campur, sonikasi sela;na lebih kurang 4000) menunjukkan maksimum dan minimum pada
5 menit. Biarkan dingin, encerkan dengan Pelarut panjang gelombang yang sama seperti pada Tetrahidro-
pengencer sampai tanda, saring. zolin Hidrokloridil BPFI; daya serap masing-masing di-
782 Thallosi 201Tl Chloridi Injectio I Monografi FI IV

hitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada tera pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang gamma menunjukkan puneak energi utama 167 KeV
264 run dan 271 run berbeda tidak lebih dari 4,0%. dan puneak energi lain 135 KeV yang sama dengan
C. Larutan (1 dalam 200) menunjukkan reaksi 201 Tl yang digunakan sebagai baku dengan kemurnian

Klorida eara A, B dan C seperti tertera pada Uji diketahui.


Idmtifilazsi Umum <291>.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Endotoksin Fl per ml injeksi; V adalah jumlah dosis
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. maksimum yang dianjurkan, dalam ml, pada waktu
dan tanggal kadaluarsa.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,5
Logam berat <371> Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 400 mg dalam 23 ml air Kemurnian radiokimia Rendam kertas selulosa poli-
dan tambahkan 2: ml asam asetat 1 N. asetat 2,5 em x 15 em dalam dinatrium etilendiamina-
tetraasetat 0,05 M selama 45 menit sampai 60 menit.
Cemaran umum <481> Angkat kertas pada bagian pinggir hati-hati
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P. menggunakan pinset, dan letakkan antara dua lembar
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P. kertas isap untuk menghilangkan sisa larutan.
Fase gerak Buat eampuran metanol P-asam asetat Totolkan tidak kurang dari 5 v.l dari eampuran sama
glasial P-air (8:1:1). banyak Injeksi Talium Klorida 201 Tl dan dinatrium
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan etilendiaminatetraasetat 0,05 M, di tengah kertas, dan
bercak nomor 2 dilanjutkan dengan nomor 1. beri tanda. Leta~kan kertas pada bejana elektroforesa
yang kedua ·sisinya berisi larutan :Jinatrium
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang etilendiamintet-raasetat 0,05 M sama banyak. Pastikan
400 mg, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, larut- kedua ujuri·g kertas tereelup dalam pelarut di kedua
kan dalam 60 ml asam asetat glasial P, panaskan jika sisi. Tutup, dan lakukan elektroforesa pada 250 volt
perlu. Tambahkan 5 ml anhidrida asetat P, 5 ml raksa(Il) selama 30 menit. Angkat kertas dari bejana
asetat LP dan 3 tetes merah kuinaldin LP dan titrasi elektroforesa, dan biarkan mengering di udara tanpa
·dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan kertas isap. Tetapkan radioaktivitas menggunakan
blangko. penatah dan alat peneaeah yang sesuai. Tidak kurang
dari 95,0% radioaktivitas pada kertas bergerak menuju
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan katoda sebagai satu bereak.
23,67 mg C1fi1,!J2.HCI
Kemurnian radionuklida Lakukan penetapan ra-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dioaktivitas tiap eemaran radionuklida menggunakan
rapat. alat peneacah ya!\g sesuai, seperti yang tertera pada
Pemilihan alat pencacah dan sistem terkalibrasi dalam
Radioaktivitas <1171>. Tidak kurang dari 95,0% radio-
THALLOSI 101Tl CHLORIDI INJECTIO aktivitas total adalah talium-201; tidak lebih dari 2,0%,
Injeksi Talium 101Tl Klorida 0,3% dan 2,7% berasal dari masing-masing ta!ium-200
(waktu paro 26,1 jam), timbal-203 (waktu paro 52,02
jam) dan talium-202 (waktu paro 12,23 hari).
TIC!
Talium
Injeksi Talium 201 Tl Klorida adalah larutan talium Larutan baku talium Timbang saksama lebih kurang
radioaktif (101Tl) dalam air, steril dan isotonis, dalam 235 mg talium(l) klorida, masukkan ke dalam labu
bentuk talium (I) klorida, untuk pemberian intravena. tentukur 1000-ml, larutkan dan eneerkan dengan air
Mengandung 201 Tl dalam bentuk talium(l) klorida sampai tanda. Pipet 1 ml ke dalam tabu tentukur
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% 100-~l;encerkan dengan larutan natrium klorida P 0,9%
dari jumlah yang tertera pada etiket, dinyatakan yang mengandung benzilalkohol P 0,9% sampai tanda
dalam MBq (V.Ci atau mCi) per ml, pada wak_tu dan hingga diperoleh kadar 2 v.g tali urn per ml.
tanggal kalibrasi dilakukan. Radioaktivitas bentuk Prostdur Pipet secant terpisah 1 ml Larutan baku
kimia lain tidak lebih dari 5,0% radioaktivitas total. talium dan 1 ml Injeksi ke dalam tabung reaksi ber-
Injeksi dapat mengandung pengawet dan penstabil. tutup putar. Campur hati-hati 18 ml asam nitrat P dan
82 ml asam klorifla P; tambahkan 2 tetes eampuran ini
Baku pembanding F.ndotoksin BPFI. ke dalam tiap fabung. Tambahkan 1 ml larutan asam
sulfosalisilat P (1 dalam 10). Tambahkan 2 tetes asam
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti yang ter- klorida 12 N dan 4 tetes larutan rodamin B P (50 mg
Fl/V Monografi I Theophyllinum 783

rodamin 8 P dilarutkan dalam asam klorida P sampai MBq (f.LCi atau mCi) jumlah dan kadardalam MBq
100,0 ml). Tambahkan 1 ml diisoprapil eter P. Tutup (J.1Ci atau mCi) per ml pada saat kalibrasi, (3) Waktu
tabung rapat-rapat; kocok dengan tangan selama dan tanggal kadaluarsa, (4) Pernyataan "Awas bahan
1 menit tepat, tutup dibuka sedikit untuk mengurangi radioaktif", (5) lnformasi bahwa dalam perhitungan
tekanan; kemudian tutup kembali, biarkan lapisan dosis, lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif,
terpisah. Masukkan 0,5 ml lapisan diisopropil eter P dari (6) Waktu paro 201 TI adalah 73,1 jam.
tiap tabung ke dalam tabung lain. Bandingkan warna
k~dua larutan: warna lapisan eter injeksi tidak Iebih
gelap dari warna Larulan baku talium. THEOPHYLLINUM
Teofilin
Besi Teteskan secara terpisah ke dalam lekuk pelat
tetes 0,1 ml injeksi dan 0,1 mllArutan baku besi, seperti
yang tertera pada Uji Balas Besi <3~1>. yang diencer-
kan dengan air hingga kadar 5 Jlg per mi. Tambahkan
CH
. . 7X...,
R
o~'-..N
I
H

~·H,O
I
pada tiap lekuk 0,1 ml htrutan hidroksilamin hidroklori- Oi,
da P (1 dalam 10), 1 ml larutan natrium asetat P
(1 dalam 4), dan 0,1 mllarutan dipiridil P 0,5% (500 mg Teoftlin mimollidrat (5967-84-0)
2,2'-dipiridil P dilarutkan dalam 100 rill air yang C 7H 8N 402'H 20 BM 198,18
mengandung 0,15 ml asam klorida P), dan cam pur. Anhidrat [58-55-9) BM 180,17
Setelah 5 menit, warna injeksi· tidak lebih gelap dari
warna Larutan baku besi. Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau
anhidrat. Mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
Ternbaga tidak lebih dari 102,0% Cli~N~0 2 , dihitung terhadap
Larutnn baku tembaga Larutkan 982 mg tembaga(ll) zat yang telah dikeringkan.
sulfat P dalam 1000 ml asam klorida 0,1 N. Pipet 2 ml
larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; ra:;a
dengan asam klorida 0,1 N sampai tanda, hingga diper- pahit; stabil di udara.
oleh kadar 5 Jlg tembaga per mi.
Prosed1tr Teteskan secara terpisah ke dalam lekuk Kelarutan Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah
pelat tetes 0,2 ml injeksi dan 0,2 ml Larutan baht larut dalam air panas; mudah larut dalam larutan
tembaga. Pada tiap lekuk tambahkan 0,2 ml air, 0,1 ml alkali hidroksida dan dalam amonium hidroksida;
larutan besi tiosianat P (1,5 g besi(lll) klorida P dan 2 g agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform dan
kalium tiosinnat P dilarutkan dalam air hingga daiam eter.
100,0 ml). Campur, tambahkan 0,1 ml larutan natrium
tiosulfat P (1 dalam 100), dan campur. Waktu yang Baku pembanding Teofilin BPFI; lakukan pengering-
dibutuhkan injeksi untuk menghilangkan warna sama an pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan.
atau lebih lama dari waktu yang dibutuhkan Larutan
baku tembaga. Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Syarat lain Memenuhi syarat Itijectiones, kecuali · dikeririgkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
bahwa injeksi boleh diberikan sebelum uji sterilitas menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
selesai, uji sterilitas dilakukan pada hari akhir bang yang sama seperti pada Teofilin BPFI.
produksi dan bahwa tidak harus memenuhi anjuran B. Waktu retensi relatif puncak utama terhadap
seperti yang tertera pada penetapan Volume dalam baku internal dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
wadah. baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.

Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radio- Jarak lebur <1021> Antara 270° dan 274°, rentang
aktivitas dalam MBq (J.LCi atau mCi) per ml Injeksi anl"ara awal dan akhir peleburan tidak lt.•bih dari 3°.
Talium 201 Tl klorida menggunakan alat pencacah
seperti yang tertera pada Pemilihan alat pencacalt dan Keasaman Larutkan 500 mg dalam 75 ml air, tambah-
sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>. kan 1 tetes merafl metil LP: diperlukan tidak lebih dari
1.0 ml natrium hidroksida 0,020 N untuk mengubah
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis wama merah menjadi kuning.
tunggal atau dosis ganda.
Susut pengeringan <1121> Bentuk hidrat antara 7,5%
Penandaan Kecuali pernyataan seperti yang tertera dan 9,5%, bentuk anhidrat tidak lebih dari 0,5%;
pada Penandaan dalam lnjectiones, pada penandaan lakukan pengeringan pada suhu 105° selaina 4 jam.
juga tertera: (1) Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jum-
lah 201 Tl sebagai talium klorida yang dinyatakan dalam Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%.
784 Thiamini Hydroc~loridum I Monografi FI IV

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> respons puncak teofilin terhadap baku internal dalam
Metodt V Memenuhi syarat. l..Arutan uji dan Larutan baku.
Ptlarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara baik.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931 >.
l..Arutan dapar Masukkan 2,72 g natrium asetat P ke THIAMINI HYDROCHLORIDUM
dalam labu tentukur 2000-ml, tambahkan lebih kurang Tiamin Hidroklorida
200 ml air, kocok sampai larut sempurna. Tambahkan
10,0 ml asam asetat glasial P, encerkan dengan air
sampai tanda.
Fast gerak Masukkan 70,0 ml asetonitril P ke dalam
labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan l..Arutan dapar
sampai tanda, campur, saring dan awaudarakan, jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem Tiamin monohidroklorida (67-03-8)
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. C 12H 17ClN 40S.HCl BM 337,27
Larutan bak11 internal Timbang saksama lebih
kurang 50 mg teobromin, masukkan ke dalam labu Tiamin Hidroktorida mengandung tidak kurang dari
tentukur 100-ml, larutkan dalam 10,0 ml amonium 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 12H 17CIN 40S.HCI,
hidroksida 6 N, encerkan dengan Fast gerak sampai dihitung terhadap zat anhidrat.
tanda.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Teofi- Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih; bau khas
lin BPFI, larutkan dalam Fast gerak, jika perlu encerkan lemah. Jika bentuk anhidrat terpapar udara dengan
secara kuantitatif dan bertahap dengan Fase gerak cepat menyerap air lebih kurang 4%. Melebur pada
hingga kadar lebih kurang 1 mg per mi. Campur suhu lebih kurang 248° disertai peruraian.
10,0 mllarutan ini dengan 20,0 mil..Arutan bak11 internal
datam tabu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam gli-
gerak sampai tanda hingga kadar 0,1 mg per mi. serin; sukar tarut dalam etanol; tidak larut dalam eter
l..Arutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg, dan dalam benzena.
masukkan ke datam tabu tentukur 100-mt, tambah-
kan lebih kurang 50 ml Fast gerak, kocok secara meka- Baku pembanding Tiamin Hidroklorida BPFI; tidak
nik hingga larut sempuma, encerkan dengan Fast gerak boleh dikeringkan; tentukan kadar air secara titrimetri
sampai tanda. Pipet 10 ml tarutan ini ke dalam labu pada waktu akan digunakan.
tentukur 100-ml yang lain, tambahkan 20,0 ml l..Arutan
baku internal encerkan dengan Fast gerak sampai tanda. ldentifikasi
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam dan
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi ter- seperti pada Tiamin Hidroklorida BPFI. Jika terdapat
hadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti perbedaan, larutkan masing-masing zat uji dan baku
yang tertera pada Prosedur: resolusi, R. antara puncak pembanding dalam air, uapkan sampai kering, dan
teofilin dan teobromin tidak kurang dari 2, faktor ulangi penetapan menggunakan sisa.
ikutan teofilin tidak lebih dari 2 dan simpangan baku B. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. Klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Identifikasi Umum <291>. ·
volume sama (antara 10 p.l dan 25 p.l) l..Arutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons pH <1071> Antara 2,7 dan 3,4; lakukan penetapan
puncak utama. Waktu retensi relatif teofilin terhadap menggunakan larutan (1 dalam 100).
teobromin lebih kurang 1,6. Hitung jumlah datam mg,
~N 4 02, dengan rumus: Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5,0%.

Ru Sisa pemijaran <301> Tida!< lebih dari 0,2%.


lOOOC ( - )
Rs Serapan larutan Tidak lebih dari 0,025. Larutkan 1,0 g
zat dalam air hingga 10 ml, saring melalui penyaring
C adalah kadar Teojilin BPFI dalam mg per ml Larutan kaca masir porositas halus. Ukur serapan pada
baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah perbandingan panjang gelombang 400 nm, menggunakan air sebagai
FIIV Monografi I Thiamini Hydrochloridi Compressi 785

blangko. C adalah kadar Tiamin Hidroklorida BPFI dalam 11g


per ml Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah
Nitrat Pada 2 mllarutan (1 dalam 50) tambahkan 2 ml perbandingan luas puncak tiamin terhadap metil-
asam sulfat P, dinginkan, teteskan lewat dinding benzoat dalam Larutan uji dan L:lrutan baku.
tabung 2 ml besi(ll) sulfat LP: tidak terjadLcincin coklat
pada bidang batas kedua lapisan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatografi <931>. THIAMIN! HYDROCHLORIDI
Larrttan A Buat larutan natrium 1-oktanasulfonat COMPRESS I
0,005 M dalam larutan asam asetat glasial P (1 da- Tablet Tiamin Hidroklorida
lam 100). Tablet Vitamin Bl
Larutan B Buat campuran metanol P-asetonitril P
(3:2).
Fase gerak Buat campuran Larutan A-Larutan 5 Tablet Tiamin Hidroklorida m~ngandung Tiamin
(60:40), saring dan awaudarakan. Jika perlu Iakukan Hidroklorida, C 12 H 17CIN 40S.HCI, tidak kurang dari
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada Kromatografi <931>. tertera pada etiket.
Larutan baku internal Masukkan 2,0 ml metilben-
zoat P ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan Baku pembanding Tiamin Hidroklorida BPFI; tidak
dengan metanol P sampai tanda, hingga diperoleh boleh dikeringkan; tentukan kadar air secara titrimetri
kadar 400 11g per mi. pada waktu akan digunakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tiamin
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Fase gerak, hingga Identifikasi
kadar lebih kurang 1 mg per mi. Masukkan 20,0 ml A. Gerus sejumlah serbuk tablet setara dengan
larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan lebih kurang 10 mg zat, dengan 10 ml natrium hidrok-
5,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak sida 0,5 N, saring. Gunakan 5 ml filtrat dan Ianjutkan
sampai tanda, hingga kadar 400 11g per mi. menurut cara yang tertera pada ldentifikasi B dalam
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg. lnjeksi Tiamin Hidroklorida, mulai dengan "kemudian
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan tambahkan 0,5 ml kalium heksa3ianoferat(III) LP..... ":
dalam Fase gerak, encerkan dengan Fase gerak sampai terjadi reaksi spesifik.
tanda. Pindahkan 10,0 ml larutan ini ke dalam labu B. Gerus sejumlah serbuk tablet setara dengan
tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku inter- lebih kurang 10 mg zat, dengan 10 ml air, saring.
nal, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Filtrat memenuhi pengujian berikut:
Sistem kromatograft Lakukan seperti yang tertera Pada 2 ml tambahkan iodum LP: terbentuk
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja endapan'coklat merah.
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Pada 2 ml tambahkan raksa.(ll) klorida LP:
4 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih terbentuk endapan putih.
kurang 1 ml per menit. (Ciltatan Laju aliran dapat Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C
disesuaikan untuk mendapatkan waktu retensi tiamin seperti yang tertera pada Uji ldenti.fikasi Umum <291>.
hidroklorida lebih kurang 12 menit.] Lakukan kromato- C. Pada sisa filtrat yang diperoleh dari Identi.fikasi
grafi terhadap Larutan baku, rekam respons puncak B, tambahkan 1 ml timbal(ll) asetat LP dan 1 ml natrium
seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara hidroksida 2,5 N: terjadi warna kuning. Panaskan
puncak tiamin dan puncak metilbenzoat tidak kurang campuran di atas tangas uap selama beberapa menit:
dari 6,0, faktor ikutan untuk puncak tiamin tidak lebih warna berubah menjadi coklat, dan jika dibiarkan,
dari 1,5; efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak terbentuk endapan timbal(II) sulfida yang memisah.
tiamin tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis, dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit.
lebih dari 2,0%.
Prosed11r Suntikkan secara terpisah sejumlah Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
volume sama (lebih kurang 10 J.ll) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromato- Penetapan kadar
gram, ukur luas puncak utama. Hitung jumlah dalam Larutan baku Buat seperti yang tertera pada Larutan
mg, C 12 H 17ClN40S.HCl, dengan rumus: baku dalam Penetapan KAdRr Tiamin <651>..
Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 20 tablet
Ru ke dalam labu yang sesuai, isi separuh labu dengan
O,SC ( - ) asam kloridR 0,2 N, panaskan di atas tangas uap sambil
Rs sering dikocok, hingga tablet larut atau hancur.
786 Thiamini Hydrochloridi Injectio I Monografi FIIV

Dinginkan, pindahkan isi labu ke dalam labu tentukur, dalam Fase gerak dengan kadar lebih kurang 100 l!g
encerkan dengan asam klorida 0,2 N sampai tanda. Jika per mi.
campuran tidak jernih, sentrifus a tau saring melalui Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tiamin
kertas saring yang tidak mer.jerap tiamin. Encerkan Hzdroklorida BPFI, larutkan dalam Fase gerak, hingga
sejumlah filtrat secara kuantitatif dan bertahap dengan kadar lebih kurang 500 ~-Lg per mi. Pipet 10 mllarutan
asam klorida 0,2 N hingga kadar tiamin 0,2 11g per mi. ini dan 10 ml Larutan baku internal ke dalam labu
Prosedttr Lakukan menurut Prosedur seperti yang tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
tertera pada Penetapan Kadar Tiamin <651>. Ianda.
Landon uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi,
Wadah dan .Penyimpanan Dalam wadah tertutup encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang
rapat, tidak tembus cahaya. 500 ~-Lg per mi. Pipet 10 ml larutan ini dan 10 ml
Larutan baku intemal ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan Fr.se gerak sampai tanda.
THIAMINI HYDROCHLORIDI INJECTIO Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Injeksi Tiamin Hidroklorida pada Kromatagrafi <931>. Kromatograf cair kinerja
lnJeksi Vitamin Bl tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi L1. Laju aliran
lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi
Injeksi Tiamin Hidroklorida adalah Jarutan steril terhadap Larutan baku, dan rekam respons puncak
Tiamin Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi. seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
Mengandung Tiamin Hidroklorida, C 12 H 17CIN 40S. puncak tiamin dan metilparaben tidak kurang dari 6,0
HCI, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. tidak lebih dari 2,0%.
Prosed1tr Suntikkan secara terpisah sejumlah
Baku pembanding Tiamin Hidroklorida BPFI; tidak volume sama (lebih kurang 25 ~I) Larutan baku dan
boleh dikeringkan; tetapkan kadar air secara titrimetri Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
pada waktu akan digunakan. puncak utama. Waktu retensi relatif tiamin dan metil-
paraben berturut-turut adalah lebih kurang 0,35 dan
ldentifikasi 1,0. Hitung jumlah dalam mg, C 12 H 17CIN 40S.HCI, per
A. Dengan raksa(II) klorida LP membentuk endap- ml injeksi yang digunakan dengan rum us:
an putih; dengan iodum LP membentuk endapan coklat
merah. Dengan kalium raksa(JI) iodida LP dan dengan L Ru
trinitrofenol LP membentuk endapan. c (-)(-)
B. Encerkan sejumlah volume injeksi dengan air D R5
secukupnya hingga kadar lebih kurang 10 mg per ml.
Ke dalam 0,5 ml larutan ini tambahkan 5 ml natrium C adalah kadar Tiarnin Hidroklorida BPFI dalam mg
hidroksida 0,5 N kemudian tambahkan 0,5 ml kalium per ml Larutan baku; L adalah kadar tiamin hidro-
heksasianoferat(Ill) LP dan 5 ml isobutanol P, kocok kuat- klorida dalam mg per ml injeksi yang tertera pada
kuat selama 2 ·menit, biarkan memisah. Sinari permu- etiket; D adalah kadar tiamin hidroklorida dalam mg
kaan cairan dengan cahaya ultraviolet tegak lurus dan ' per ml Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera
amati cairan pada sudut 90°; meniskus cairan ber- pada etiket dan faktor pengenceran; Ru dan R5 ber-
fluoresensi biru terang, yang akan hilang jika sedikit turut-turut adalah perbandingan respons puncak
diasamkan, dan berfluoresensi kembali jika dibasakan. tiamin terhadap metilparaben dalam Larutan uji dan
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, dan C Larutan baku.
seperti yang tertera pada Uji Identifilazsi Umum < 291>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tung-
pH <1071> Antara 2,5 dan 4,5. gal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, ter-
lindung dari cahaya.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada lnjectiones. ·

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara THIAMIN! MONONITRAS


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Tiamin Mononitrat
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran kalium fosfat monobasa
0,04 M-metanol P (55:45), saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Tiamin nitrat (garam) [532-43-4]
Larutan baku internal Buat larutan metilparaben C 12 ~ 7 Np 4 S BM 327,36
FIIV Monografi I Thiamphenicolum 787

Tiamin Mononitrat mengandung tidak kurang dari Prosedur Suntikkan secara terpisah seju~lah
98,0o/o dan tidak lebih dari 102,0% C12H 17N 50 4S, dihi- volume sama (lebih kurang 10 JLI) Larutan baku dan
tung terhadap zat yang telah dikeringkan. Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur luas puncak
utama. Hitung jumlah dalam mg, C 12H 17N 50 4S,
Pemerian Hablur atau serbuk hablur putih, biasanya dengan rumus:
mempunyai bau khas lemah.
327,36 Ru
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sukar larut ( ) o.sc (-)
dalam etanol dan dalarr. kloroform. 337,27 R5

Baku Pembanding Tiamin Hidroklorida BPFI; tidak 327,36 dan 337,27 berturut-turut adalah bobot mole-
boleh dikeringkan, tentukan kadar air secara titrimetri kul tiamin mononitrat dan tiamin hidroklorida; C ada-
pada waktu akan digunakan. lah kadar Tiamin Hidroklorida BPFldalam Jlg per ml
Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban-
ldentifikasi dingan luas puncak tiamin terhadap metilbenzoat
A. Pada 2 mllarutan (1 dalam 50) tambahkan 2 rnl dalam Larutan uji dan Larutan baku.
asam sulfat P, dinginkan secara hati-hati, tambahkan
2 ml besi(ll) sulfot LP: tcrbentuk cincin berwama coklat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
pada batas kedua cairan. rapat, tidak tembus cahaya.
B. Larutkan lebih kurang 5 mg dalam campuran
1 ml timbal(II)asetat LP dan 1 ml natrium hidroksida
2,5 !II: terjadi warna kuning. Panaskan campuran THIAMPHENICOLUM
selama beberapa menit di atas tangas uap: warna Tiamfenikol
berubah menjadi coklat dan biarkan: terbentuk endap-
an timbal(II) sulfida yang memisah.
C. Larutan memenuhi Idcntifika.si A seperti yang
tertera pada lnjeksi Tiamin Hidroklorida.
D. Larutkan lebih kurang 5 mg dalam 5 ml natrium
hidroksida O.S N, lakukan pengujian seperti yang tertera
pada Identifiknsi B dalam lnjeksi Tiamin Hidroklorida 2,2-Dikloro-N-((aR,fJRJ-{J-hidrolcsi-a-hidrolcsimetil-4-
mulai dari "kemudian tambahkan 0,5 ml kalium metilsulfonil(jenetil)asetamida [15138-45-3]
heksasianoforat(lll) LP. ......: terjadi reaksi spesifik. C 12 H 15 Cl 2 NO~ BM 356,2

pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5; lakukan penetapan Tiamfenikol mengandung tidak kurang dari 98.0% ,:ian
menggunakan larutan (1 dalam 50). tidak ·lebih dari 100.5% C 12 H 15Cl 2N05S, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam, Pemerian Serbuk hablur halus atau hablur putih
menggunakan lebih kurang 500 mg yang ditimbang sampai putih kekuningan; tidak berbau. Larutan
saksama. dalam etanol mutlak memutar bidang polarisasi ke
kanan; larutan dalam dimetilformamida memutar
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. bidang polarisasi ke kiri.

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,06%; lakukan Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam eter dan
penetapan menggunakan 500 mg zat uji: kekeruhan dalam etil asetat; agak sukar larut dalam etanol mut-
yang terjadi tidak lebih kuat dari 0,40 ml asam klorida lak dan dalam aseton; larut dalam metanol; mudah
0,020N. larut dalam asetonitril dan dalam dimetilformami-
da; sangat mudah larut dalam dimetilasetamida.
Penetapan kadar
Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan baku inter- Baku pembanding Tiarnfonikol BPFI.
nal, Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan
seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam TiJzmin Identifikasi .
Hidroklorida. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Larutan uji Tunbang saksama lebih kurang 200 mg, dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam dan didis-
masukkan ke dalain labu tentukur 100-ml, larutkan persikan dalam klllium bromida P, menunjukkan maksi-
dalam Fase gerak, encerkan dengan Fase gerak sampai mum hanya pada panjang gelo_mbang yang sama
tanda. Pindahkan 10,0 ml larutan ini ke dalam labu seperti pada TUzmfonikol BPFI. .
tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku inter- B. Lakukan I<romatografi lapis tipis seperti yang
nal, encerkan dengan fase gerak sampai tanda. tertera pada I<rom~~tograft <931>. Totolkan secara terpi-
788 Thimerosalum I Monografi FIIV
sah masing-masing 5 111 larutan dalam metanol P yang Penetapan kadar Larutkan 300 mg dalam 30 ml
mengandung (1) 1% zat uji dan (2) Tiamfenikol BPFI etanol P, tambahkan 20 ml larutan kalium hidroksida p
1%, pada jarak yang sama, 2,5 em dari tepi bawah 50%, kocok dan refluks selama 4 jam. Dinginkan,
lempeng kromatografi silika gel GF254. Masukkan encerkan dengan 100 ml air dan netralkan dengan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah asam nitrat 2 N, tambahkan lagi 5 ml asam nitrat 2 N
dijenuhkan dengan fase gerak eli/ asetat P-metanol P dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 M LV, tentukan titik
(97:3) hingga merambat 10 em di atas garis penotolan. akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap, blangko.
kemudian amati di bawah eahaya ultraviolet 254 nm.
Bereak utama yang diperoleh dari Larutan uji (I) 1 ml perak nitrat 0,1 M setara drngan
mempunyai harga R1 dan ukuran yang sama dengan 0,01781 g C 1 zH15 Cl!JO~
bereak Larutan baku (2).
C. Pada 50 mg zat dalam krus porselen tambah- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kan 500 mg natrium karbonat anhidrat P dan panaskan baik, terlindung dari cahaya dan kelembaban.
di atas api langsung selama 10 menit. Biarkan dingin,
larutkan residu dalam 5 ml asam nitrat 2 N dan saring.
Pada 1 ml filtrat tambahkan 1 ml air. Larutan akhir
menunjukkan reaksi Klorida eara A..seperti yang tertera THIMEROSALUM
pada Uji ldentifikasi Umum <291>. Timerosal
Keasaman-kebasaan Koeok 100 mg dengan 20 ml air
bebas karbon dioksida P, tambahkan 0,1 ml biru bromo-
timol LP: tidak lebih dari 0,1 ml asam klorida 0,02 N LV
aiau natrium hidroksida 0,02 N LV diperlukan untuk Etil (natrium o-merkaptobrnzoato) merkuri (54-64-8)
mengubah warna larutan. C9 H9 HgNa02S BM 404,81

Suhu lebur <1021> Metode I 163° sampai 167°. Timerosal mengandung tidak kurang dari 97,0'Yo dan
tidak lebih dari 101,0% C9 H 9 HgNa02S, dihitung ter-
Rotasi jenis <1081> -21• sampai -24•; lakukan pene- hadap zat yang telah dikeringkan.
tapan menggunakan larutan 5% dalam dimetilforma-
mida P. Pemerian Serbuk hablur warna krem muda; berbau
khas lemah; dipengaruhi oleh cahaya. pH larutan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; (1 ·dalam 100) lebih kurang 6,7.
lakukan pengeringan pada suhu 100• sampai 105•
hingga bobot tetap, menggunakan 1,0 g. Kelarutan Praktis tidak larut dalam eter; mudah larut
dalam air; larut dalam etanol.
Sis a pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1 %;
lakukan penetapan menggunakan 2 g. Baku pembanding Timerosal BPFI; lakukan pengering-
an dalam hampa udara di atas Josfor pentoksida P
Klorida <361> Tidak lebih dari 200 bpj; lakukan sampai bobot tetap sebelum digunakan.
penetapan seperti yang tertera pada Uji Batas Klorida
dalam Klorokuin Sulfat menggunakan Larutan uji yang ldentifikasi
dibuat sebagai berikut: Kocok 500 mg dengan 30 ml air A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
selama 5 menit, saring. Pada 15 mllarutan ini tambah- dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromi-
kan 1 ml asam IISdat 2 N, campur. da P menunjukkan maksimum hanya pada gelombang
yang sama seperti pada Timerosal BPFI;
Logam be rat <371> Metode W Tidak lebih dari 10 bpj; B. Pada larutan (1 dalam 100) tambahkan bebera-
lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat dan 1 ml pa tetes perak nitrat LP: terbentuk endapan putih.
Larutan baku timbal (10 bpj) sebagai larutan baku.
Susut pengerlngan <1121> Tidak lebih dar! 0,5%;
Serapan cahaya Serapan cahaya larutan 0,020%, yang lakukan pengerlngan dalam hampa udara di atas
dibuat dengan pemanasan pada suhu 40°, pada daerah fosfor prntoksida P hingga bobot tetap.
240 nm sampai 300 nm menunjukkan dua maksimum,
pada 266 nm dan 273 nm. Sera pan jenis pada 266 nm Zat larut dalam eter Tidak lebih dari 0,8%; lakukan
adalah 25 sampai 28 dan pada 273 nm adalah 21,5 penetapan sebagai berikut: Timbang saksama 500 mg,
sampai 23,5. Encerkan larutan di atas dengan air (1:20), kocok dengan 20 ml etil eter anhidrat P selama 10 menit.
serapc.n cahaya larutan ini pada daerah 200 nm sampai Saring, uapkan eter dalam wadah yang telah ditara,
240 nm menunjukkan maksimum hanya pada 224 run. keringkan residu dalam hampa udara di atas Josfor prn-
Serapan jenis pada 224 run adalah 370 sampai 400. toksida P dan timbang: residu tidak lebih dari 4 mg.
FIIV Monografi I Thiopentalum Natricum 789

Ion raksa Tidak lebih dari 0,70%; lakukan penetapan Zat mudah terarangkan <411> Larutkan lebih kurang
sebagai berikut: 200 mg dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan
Pereaksi iodida [Catalan Buat larutan segar setiap tidak lebih tua dari wama Larutan padanan f.
luzri, simpan dalam wadah bersumbat dan terlirulung dari
caluz.ya./ Larutkan 33,20 g kalium iodida P dalam 75 ml Penetapan kadar [Catalan Bila perlu, lArutan baku dan
air di dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan air lArutan uji dapat diencerkan secara kuantitatif dengan air,
sampai tanda. hingga diperoleh kadar yang sesuai, sehingga dapat me-
Larutan baku Timbang saksama Jebih kurang menuhi syarat linieritas atau daerah kerja instrumen./
190 mg raksa(Il) klorida P, masukkan ke dalam labu Lt;rutan baku Timbang saksama lebih kurang
tentukur 200-ml, larutkan dalam 100 ml air, dan 100 mg Timerosal BPFI, masukkan ke dalam labu
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan tentukur 100-ml, tambahkan 25 ml air, kocok hingga
ini, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan larut dan encerkan dengan air sampai tanda.
dengan air sampai tanda. Kadar raksa(ll) klorida lArutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
dalam lArutan baku Jebih kurang 95 JLg per ml. zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tarn-
lArutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg bahkan 25 ml air, kocok hingga larut dan encerkan
Z'lt uji, masukkan ke dalam Jabu tentukur 100-ml, dengan air sampai tanda.
tambahkan air sampai tanda. Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan Jtji
Larutan uji A Masukkan 10,0 ml Larutan uji ke pada garis resonansi raksa panjang gelombang 254 nm
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan air menggunakan spektrofotometer serapan atom yang
sampai tanda. sesuai seperti yang tertera pada Spektrofotometri dan
Larutan uji B Masukkan 10,0 mllArutan uji ke Hamburan Cahaya <1191> yang dilengkapi dengan
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 mllArutan lampu tabung-katode raksa dan nyala udara-asetilena
baku, encerkan dengan air sampai tanda dan kocok. dengan menggunakan air sebagai blangko. Hitung
Prosedur (Catalan Lindungi larutan dari caluzya sebe- jumlah dalam mg, C,H,HgNa02S, dengan mengguna-
lum pengukuran serapan./ Tandai 5 labu tentukur 10-ml kanrumus:
dengan C, D, E, F dan R. Masukkan 5,0 mllArutan uji
A ke dalam labu tentukur C dan D, masukkan 5,0 ml Au
lArutan uji B ke dalam labu tentukur E dan f, dan zoo c (-)
masukkan 5,0 ml air ke dalani labu R. Encerkan labu C As
dan E dengan air sampai tanda. Encerkan labu D, F
dan R dengan Pereaksi iodida sampai tanda. Ukur C adalah kadar Timerosal BPFI dalam mg per ml
serapan ion tetraiodomerkurat pada panjang gelom- lArutan baku; Au dan As berturut-turut adalah sera pan
bang maksimum lebih kurang 323 nm (tetapkan lokasi lArutan uji dan lArutan baku.
dari penetapan yang sesuai yang disiapkan dengan
mencampur 1,0 mllArutan baku dengan 5,0 ml Pereaksi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
iodida, encerkan dengan air hingga 10,0 ml) dan tentu- rapat, tidak tembus cahaya.
kan panjang gelombang serapan maksimumnya,
gunakan air sebagai blangko. Rekam serapan larutan
yang ada dalam labu C, D, E, F dan R berturut-turut THIOPENTALUM NATRICUM
sebagai AC' AD' AE, AF dan A«. Hitung persentase ion Tiopental Natrium
raksa dengan rumus: H
I
OyNySNo
200,59 5C Au CaH."'--11
01oiCHa'"fH II N
( )(-)(-)
01, 0
271,50 W As
Natrium 5-etil-5-(1 -metilbutil)-2-tiobarbiturat [71-73-8)
200,59 adalah bobot atom raksa; 271,50 adalah bobot C11 H 1,N2Na02S BM 264,32
molekul raksa(II) klorida; Au adalah serapan zat-uji
yang diperoleh dari persamaan: Tiopental Natrium mengandung tidak kurang dari
97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 11 H 17N 2 Na0 2S,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

A 5 adalah serapan baku yang diperoleh dari per- Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih
samaan: kekuningan atau kuning kehijauan pucat; higroskopik;
berbau tidak enak. Larutan bereaksi basa terhadap
As= (AF.-A« -AE-Aj lakmus, terurai jika dibiarkan, jika dididihkan ter-
bentuk endapan.
C adalah kadar dalam JLg per ml raksa(II) klorida
dalam lArutan baku; W adalah bobot zat uji dalam mg. Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol; tidak larut
790 Thiopentalum Natricum pro Injectione I Monografi FIIV

dalam benzena, dalam eter mutlak, dan dalam gunakan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250)
heksana. sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg,
C11H 1,N2Na02S, dengan rumus:
Baku pembanding Tiopental BPFI; lakukan pengering-
an pada suhu 105° selama 2 jam sebelum diguna- Au
kan. 20 c (1,091 - )
As
ldentifikasi
A. Larutkan lebih kurang 500 mg dalam 10 ml air C adalah kadar Tiopental BPFI dalam J.lg per ml Larutan
di dalam corong pisah, tambahkan 10 ml asam klori- baku; 1,091 adalah perbandingan bobot molekul
da 3 N, ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 25 ml natrium tiopental dengan tiopental; Au dan A 5 ber-
kloroform P, uapkan kumpulan ekstrak kloroform turut-turut adalah serapan Larutan ztji dan Larutan
hingga kering. Tambahkan 10 ml eter P, uapkan dan baku.
keringkan pada suhu 105° selama 2 jam; spektrum
serapan inframerah residu yang didispersikan dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada rap at.
panjang gelombang yang sama seperti pada Tiopen-
tal BPFI.
B. Pijarkan lebih kurang 500 mg: residu menun-
jukkan reaksi Natrium seperti yang tertera pada Uji THIOPENTALUM NATRICUM PRO
Identifikasi Umum <291>. INJECTIONE
C. Larutkan lebih kurang 200 mg dalam 5 ml Tiopental Natrium untuk Injeksi
natrium hidroksida 1 N dan tambahkan 2 ml timbal(Il)
asetat LP: terbentuk endapan puHh, dan perlahan-
lahan bertambah gelap jika dididihkan. Asamkan cam- Tiopental Natrium untuk lnjeksi adalah campuran
puran ini dengan asam klorida P: terbentuk hidrogen steril Tiopental Natrium dan Natrium Karbonat anhi-
sulfida yang dapat dikenal dari baunya dan meng- drat sebagai dapar. Mengandung tidak kurang dari
hitamkan kertas yang dibasahi timbal(ll) asetat LP. 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% C 11 H 17 N 2 Na02S,
dari jumlah yang tertera pada etiket.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 80° selama 4 jam. Baku pembanding Tiopental BPFI; lakukan pengering-
an pada suhu 105° selama 2 jam sebelum digunakan.
Logam berat <371 > Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Kesempurnaan melarut <901> Campur 800 mg
Cemaran umum <481.> dengan 10 ml air bebas karbon dioksida P: setelah 1 me-
Larutan 11ji Gunakan larutan 10 mg per ml dalam nit, larutan jernih dan bebas dari zat padat yang tidak
metanol P. terlarut. ·
Larutan baku Gunakan larutan 9,2 mg Tiopental
BPFI per ml dalam metanol P. Larutan terkonstitusi Pada saat akan digunakan
Volume penotolan 40 J.tl. larutan terkonstitusi yang dibuat dari Tiopental Natri-
Fase gerak Buat campuran toluena P-metanol P um untuk lnjeksi: memenuhi syarat Larutan terkonsti-
(85:15). ·tusi seperti yang tertera pada lnjectiones.
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan
bercak r:~omor 1. · pH <1071> Antara 10,2 dan 11,2; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang digunakan untuk uji
Penetapan kadar Kesempumaan melarut.
Larutan uji Tunbang saksama lebih kurang 100 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250) sampai patla Identifikasi dan uji Logam berat dalam Tiopental
tanda, campur. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu Natrium. Juga memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>,
tentukur 500-ml, tambahkan larutan natrium hidroksi- Ktseragaman Sediaart <911> dan Penandaan seperti yang
da P (1 dalam 250) sampai tanda, campur. tertera pada lnjectiones.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah tertentu
Tiopental BPFI, larutkan dalam larutan natrium hidrok- Penetapan kadar Larutkan isi dari 10 wadah dalam
sida P (1 dalam 250) encerkan secara bertahap dengan air secukupnya, encerkan secara saksama hingga
larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250) hingga kadar lebih kurang 50 mg per m1.· Encerkan larutan ini
kadar lebih kurang 5 J.lg per ml. secara kuantitatif dan bertahap .df'ngan larutan natri"m
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan hidroksida P (1 dalam 250) hingga kadar lebih kurang
baku pada panjang gelombang lebih kurang 304 nm, 5 J.lg per ml. Lakukan seperti yang tertera pada Pene-
FIIV Monografi I Ttmololi Maleas 791

tapan kadar dalam Tiopental Natrium, mulai dengan beberapa tetes kloroform P, kocok campuran: terjadi
"Timbang saksama sejumlah tertentu Tiopental BPFI, warna lembayung.
larutkan ...... ". Hitung jumlah rata-rata dalam mg,
C 11 H 17 N 2 Na0 2S, dalam tiap wadah yang digunakan Jarak leb;~r <1021> Antara 48° dan 51°, tetapi apabila
dengan rumus: dilebur, timol tetap cair pada suhu yang lebih rendah.

Au Sisa tidak menguap Tidak lebih dari 0,05%; lakukan


vc (1,091-) penetapan menggunakan lebih kurang 2 g yang
As ditimbang saksama, uapkan di atas tangas uap dan
keringkan pada suhu 105° hingga bobot tetap.
V adalah volume dalam mllarutan yang dibuat hingga
kadar lebih kurang 50 mg per ml; C adalah kadar Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Tiopental BPFI dalam Jlg per ml Larutan baku; 1,091 100 mg, masukkan ke dalam labu- iodum 250-ml dan
adalah perbandingan bobot molekul tiopental natrium larutkan dalam 25 ml natrium hidroksida 1 N. Tambah-
dan tiopental; Au dan A 5 berturut-turut adalah sera pan kan 20 ml larutan asam klorida P (1 dalam 2) panas dan
Larutan uji dan Larutan baktt. segera titrasi dengan brom 0,1 N LV hingga 1 ml - 2 ml
sebelum titik akhir yang telah diperhitungkan. Panas-
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk padatan kan larutan hingga suhu antara 70° dan 80°, tambah-
steril seperti yang tertera pada lnjectiones, sebaiknya kan 2 tetes jingga metil LP dan lanjutkan titrasi secara
dari kaca Tipe III. perlahan, goyang kuat-kuat setelah setiap penam-
bahan. Jika warna jingga metil menjadi pucat,
tambahkan 2 tetes brom 0,1 N LV, kocok selama
THYMOLUM 10 detik, tambahkan 1 tetes jingga melil LP, kocok kuat-
Timol kuat. Bila larutan menjadi merah Ianjutkan titrasi tetes
demi tetes sambil dikocok, hingga warna hilang.

H,C -o-
OH

CH(CH,J,
Ulangi penambahan titran dan jingga metil LP
bergantian hingga warna merah hilang setelah
penambahan jingga metil LP.

p-Simen-3-ol [89-83-8] 1 ml brom 0,1 N setara dengan


CIOH140 BM 150,22 3,755 mg C11fl 1p

Timol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
lebih dari 101,0% C 10H 140. rapat, tidak tembus cahaya.

Pemerian Hablur tidak berwarna kadang-kadang


berbentuk besar-besar, atau serbuk hablur putih; bau TIMOLOLI MALEAS
aromatis seperti bau timi; rasa pedas. Dipengaruhi Timolol Maleat
cahaya. Larutan dalam etanol netral terhadap lak-
mus.
HC-COOH
• u
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut HC-COOH
dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter dan dalam
minyak zaitun; larut dalam asam asetat glasial dan
dalam minyak atsiri tertentu. Garam(-J-1-(tert-butilamino)-3-(( 4-morfolino-1,2,
5-tiadiazol-3-il)oksi]-2-propanol maleat (1:1) [26921-17-5]
Identifikasi C 13 ~4 N4 03S.C4 Hp4 BM 432,49
A. Gerus dengan kamfer atau mentol dalam
jumlah yang sama: campuran mencair. Timolol Maleat mengandung tidak kurang dari 98,0%
B. Larutkan sedikit hablur dalam 1 ml asam asetat dan tidak Iebih dari 101,0% C 13 H 24 N 4 0 3 S.C 4 H 40 4,
glasial P, tambahkan 6 tetes asam sulfat P dan 1 tetes dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
asam nitrat P: cairan menunjukkan warna hijau ke-
biruan bila dilihat dengan cahaya terpantul. Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih; tidak
C. Masukkan lebih kurang 1 g ke dalam tabung berbau atau hampir tidak berbau.
reaksi, tambahkan 5 ml Iarutan natrium hidroksida P
(1 dalam 10) dan panaskan dalam tangas air: larutan Kelarutan Mudah Jarut dalam air; larut dalam etanol
menjadi jernih, tidak berwarna atau berwarna merah dan dalam metanol; agak sukar larut dalam kloro-
pucat dan akan bertambah gelap bila dibiarkan, tanpa form dan dalam propilen glikol; tidak larut dalam eter
pemisahan tetesan-tetesan seperti minyak. Tambahkan dan dalam sikloheksana.
792 Timololi Maleatis Guttae Ophthalmicae I Monografi FIIV

Baku pembanding Timolol Maleat BPFI; lakukan maleat, dengan bercak utama Larutan baku: tidak ada
pengeringan dalam hampa. udara, pada suhu 100° bercak lain yang intensitasnya lebih kuat dari bercak
hingga bobot tetap. utama Larut11n baku A (0,4%), dan jumlah intensitas
semua bercak lain, kecuali bercak lain yang intensi-
ldentifikasi tasnya lebih lemah dari bercak utama yang diperoleh
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dari Larutan baku C: tidak lebih dari J,O%.
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
bang yang sama seperti pada Timolol Maleat BPFI. Metode I Memenuhi syarat.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
40.000) dalam larutan asam klorida P (1 dalam 100) Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang 800 mg, larutkan dalam lebih kurang 90 ml amm asetat
gelombang yang sama seperti pada Timolol Maleat glasilzl P, titrasi dengan IZSIZm perklorat 0,1 N LV, tetapkan
BPFI; daya serap masing-masing dihitung terhadap zat titik akhir secara potensiometrik menggunakan
yang telah dikeringkan pada panjang gelombang elektrode platina dan elektrode kalomel yang berisi
serapan maksimum l£:bih kurang 294 nm berbeda litium perklorat 0,1 N LV dalam 11sam 11setat anhidrat P,
tidak lebih dari 3,0%. seperti yang tertera pada Titrimetri <711>. Lakukan
penetapan blangko. -
pH <1071> Antara 3,8 dan 4,3; lakukan penetapan
menggunakan larutan dengan kadar 20 mg per ml. 1 mlRSIZm perklorat 0,1 N setara dengan
43,25 mg CuH24 Np 3S.C4H40 4
Rotasi jenis <1081> Antara -11,7° dan -12,5°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tapan menggunakan larutan yang mengandung baik.
500 mg per 10 ml dalam asam klorida 1,0 N dengan
menggunakan sumber cahaya lampu raksa pada
405 nm. TIMOLOLI MALEATIS
GUTTAE OPHTHALMICAE
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Tetes Mata Timolol Maleat
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
100° hingga bobot tctap.
Tetes Mata Timolol Maleat adalah larutan steril
·· Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Timolol Maleat dalam air. Mengandung sejumlah
C 13 ~4 N403S.C4 H4 04, setara dengan tidak kurang dari
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 bpj. 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% Timolol
(C 13 ~4 Np3 S), dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kemumian. kromiltografi
Larutan uji T"unbang saksama lebih kurang 500 mg Baku pembanding Timolol Mllleat BPFI; lakukan
zat uji, larutkan dalam 10,0 ml metanol P. pengeringan dalam hampa udara pada suhu 100°
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Timolol hingga bobot tetap.
Maleat BPFI, larutkan dalam metanol P dan encerkan
secara kuantitatif dan bertahap dengan metanol P ldentifikasi Encerkan sejumlah tetes mata dengan air
hingga kadar 200 JI.S (Larutan b11ku A =0,4% dari zat hingga kadar lebih kurang 20 JJ.g timolol per mi. Spek-
uji), 100 JJ.g (Larutan baku B = 0,2% dari zat uji) dan trum serapa~ ultraviolet larutan ini menunjukkan
50 JJ.g (Laruflm baku C = 0,1% dari zat uji) per ml. maksimum dan minimum pada panjang gelombang
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang sama seperti pada Tzmolol Maleat BPFI.
yang tertera pada KromJltografi <931>. Totolkan secara
terpisah masing-masing 10 JJ.l Larutan uji dan Larutan Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
baku pada jarak yang sama, pada lempeng kromato-
grafi silika gel setebal 0,25 mm, biarkan totolan pH <1071> Antara 6,5 dan 7,5.
mengering. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak Penetapan kadar
kloroform P-metanol P-amonium hidroksida P (80:20:1) Dapar pH 9,7 Larutkan 8,4 g natrium bikarbonat P
hingga merambat tiga per empat tinggi lempeng. dan 10,6 g natrium laubonat P dalam air hingga 500 ml.
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap. Larutan baku Tunbang saksama Timolol Mllleat BPFI,
Masukkan lempeng ke dalam bejana yang berisi uap larutkan dalam air, encerkan secara kuantitatif dan
iodum selama 2 jam dan amati ben:ak di bawah cahaya bertahap dengan air hingga kadar lebih kurang
ultraviolet 254 nm. Bandingkan intensitas bercak 0,70 mg timolol maleat per ml.
selain bercak utama Larutan uji, kecuali bercak anion Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume tetes
FI IV Monografi I Tioconazolum 793

mata setara dengan lebih kurang 25 mg timolol, Tiokonazol mengandung tidak kurang dari 97,0% -dan
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan tidak lebih dari 103,0"/o C 16H 13Cl3 N 20S.
dengan air sampai tanda, hingga kadar lebih kurang
0,5 mg per ml.
Baku pembanding Tiokonazol BPFI; tidak boleh di-
Prosedur Pindahkan secara terpisah 5,0 ml Larutan
keringkan sebelum digunakan. Senyawa Sejenis A
baku dan Larutan uji masing-masing ke dalam corong
tiokonazol BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
pisah 125 ml. Pada tiap corong pisah (set I) tambahkan
digunakan. Senyawa Sejenis B tiokonazol BPFI; tidak
15 ml Dapar pH 9,7 dan 20 ml toluena P, kocok selama
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Senyawa Sejenis
1 menit, biarkan lapisan memisah. Pindahkan lapisan
C tiokonazol BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
air dari tiap corong pisah (set I) ke dalam corong pisah
digunakan.
kedua (set II) yang masing-masing berisi 20 ml
toluena P, kocok selama 1 menit dan buang lapisan air.
Tambahkan 10 ml Dapar pH 9,7 pada tiap larutan Identifikasi
toluena dalam corong pisah (set I), kocok selama A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
1 menit dan pindahkan lapisan air ke dalam corong persikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
pisah (set II). Kocok selama 1 menit dan buang lapisan maksimum hanya pada panjang gelombang yang
air. Kumpulkan lapisan toluena dengan menambahkan sama seperti pada Tiokonazol BPFI.
lapisan toluena dari corong pisah (set II) ke dalam B. Larutan penampak bercak Larutkan 850 mg bismut
corong pisah (set 1). Cuci tiap corong pisah (set II) subnitrat P dalam 10 ml asam asetat glasial P, en-
dengan 2 ml toluena P, tambahkan larutan cucian ke cerkan dengan air hingga 50 mi. Campur 10 ml
dalam corong pisah (set 1). Ekstraksi kumpulan larutan larutan ini, 50 ml larutan kalhtm ivdida P (2 dalam 25)
toluena empat kali, tiap kali dengan 20 ml asam dan 20 ml asam asetat glasial P, encerkan dengan air
sulfat 0,1 N. Kumpulkan ekstrak asam sulfat secara hingga 100 mi. .
terpisah dalam labu tentukur 100-ml, masing-masing Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
encerkan dengan asam sulfat 0,1 N sampai tanda, yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan
campur dan sentrifus. Ukur serapan Larutan uji dan masing-masing 10 ~I larutan dalam metanol P yang
Larutan· baku pada panjang gelombang serapan mengandung (1) zat uji 50 mg per ml dan (2) Tiokonazol
maksimum lebih kurang 294 nm terhadap blangko BPFl 50 mg per ml pada lempeng kromatografi silika
. asam sulfat 0,1 N. Hi tung jumlah, dalam mg timolol, gel P setebal 0,25 mm, biarkan kering. Masukkan
C 13 H 24 N 4 0 J S' per ml tetes mala yang digunakan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase
dengan rumus: gerak kloroform P-metanol P-asam asetat glasial P (40:5:1)
316,42 50 C Au dan biarkan fase gerak merambat lebih kurang tiga per
( )(--)(-) empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase
432,49 V A5 gerak menguap. Panaskan lempeng pada suhu 80°
selama 5 menit dan amati lempeng di bawah cahaya
316,42 dan 432,49 berturut-turut adalah bobot mole- ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm dan
kul timolol dan timolol maleat; C adalah kadar Timolol 366 nm. Semprot lempeng dengan Larutan penampak
Maleat BPFI dalam mg per ml Larutan baku; V adalah bercak, biarkan mengering di udara selama 2 menit,
volume larutan untuk mata dalam ml yang digunakan; kemudian semprot lagi dengan larutan natrium nitrit P
A u dan A s berturut-turut adalah serapan Larutan ltji (1 dalam 20). Keringkan lempeng di udara selama
dan Larutan baku. 5 menit, dan amati bercak berwama coklat pada latar
belakang kuning pucat: harga R1 bercak utama yang
Wadah dan penyimpanari Dalam wadah tertutup diperoleh dari larutan (1), sesua1 yang d,!peroleh dari
rapat, tidak tembus cahaya. larutan (2).
C. Waktu retensi puncak utama untuk tiokonazol
dari kromatogram Larutan uji yang diperoleh pada
Penetapan kadar sesuai dengan Larutan baku yang
TIOCONAZOLUM diperoleh pada Penetapan kadar.
Tiokonazol
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5"/o.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2"/o.

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,05"/o; larutan 700 mg


dalam metanol P tidak lebih keruh dari 0,50 ml asam
1-(2,4-Dikloro- {J-[ (2 -kloro-3-tenil)-oksi]fenetil} hidroklorida 0,020 N.
imidazol {65899-73-2]
C16H 13Cl 3 N 20S BM 387,71 Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj.
794 Tobramycinum I Monografi FIIV

Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0% untuk masing- di antara pompa dan injektor, dan kolom 5 mm x 25
masing senyawa sejenis. em berisi bahan pengisi Ll. [Catalan Ganti pra-kolom
Fasc gerak dan Sistem kromatografi Buat seperti yang tiap hari.J Atur laju aliran hingga diperoleh waktu
tertera pada Penetapan kadar. retensi untuk tiokonazol antara 12 menit dan 17 menit.
I..orutan baku Timbang saksama lebih kurang 1 mg Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
masing-masing Senyawa Sejenis A Tiokonazol BPFI, respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
Senyawa Sejenis B Tiokonazol BPFI dan Senyawa Sejenis C efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak analit
Tiokonazol BPFI, masukkan ke dalam labu 25-ml. tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis, faktor ikutan
Tambahkan 15,0 ml metanol P dan kocok hingga larut untuk puncak analit tidak lebih dari 2,0 dan
sempurna. simpangan baku relatif untuk penyuntikan ulang
I..orutan uji Tim bang saksama lebih kurang 100 mg, tidak lebih dari 2,0%.
masukkan ke dalam tabu 25-ml, tambahkan 15,0 ml Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
metanol P, kocok hingga larut sempurna. volume sama (lebih kurang 20 f.ll) Larutan baku dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons pun-
volume sama (lebih kurang 20 Ill) Larutan baku dan cak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 16H 13Cl 3N 20S,
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur Hap respons dengan rumus:
puncak. Hitung dalam persentase 1-({2,4-dikloro-~[(3-
tenil)-oksi]fenetil]-imidazol hidroklorida (senyawa
sejenis A tiokonazol), 1-[(2,4-Dikloro-~-[2,5-dikloro-3- (0,5 c ) ('u- j
tenil)-oksi]fenetil]-imidazol hidroklorida (senyawa
sejenis B tiokonazol), dan 1-(2. 4-Dildoro-~-[(5-bromo-2-
kloro-3-tenil)-o ks i] fenetil]-i m idazo I hid ro klorida C adalah kadar Tiokonazol BPFI dalam f.lg per ml
(senyawa sejenis C tiokonazol) dalam Tiokonazol yang Larutan baku dihitung terhadap zat anhidrat; r u dan r5
digunakan dengan rumus: berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
Larrttan baku.
W1 ru
100 ( - ) ( - ) Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Wu 's rap at.

W1 adalah bobot dalam mg Baku Pembanding Fl yang


digunak<:.n pad a pembuatan Larutan baku; W u adahh TOBRAMYCINUM
bobot zat dalam mg yang digunakan pada Lanttan uji; Tobramisin
r u dan r 5 berturut-turut adalah respo>IS puncak pad a
waktu retensi yang sesuai dari Larutan uji dan Larutan
baku.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Kromatograft <931>.
Fase gerak [Catalan Buat Fase gerak segar setiap hari./
Buat campuran 440 ml asetonitril P, 400 ml metanol P
dan 280 ml air. Saring dan awaudarakan. Tambahkan
l:). ()H

2,0 ml amonium hidroksida P, campur. Bila perlu laku- 0-3-Amino-3-deoksi-a-D-glukopiranosil-(1 ~)-0-


kan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti [2,6-diamino-2,3,6-trideoksi-a-D-ribo-heksopiranosil-
yang tertera pada Kromatografi <931>. (1-+6)/-2-droksi-L-streptamina [32986-56-4]
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tiokona- CIBH;<7NS09 BM 467,52
zol BPFI, larutkan dalam metanol P, jika perlu encer-
kari bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih Tobramisin mempunyai potensi tidak kurang dari
kurang 200 f.lg per mL 900 f.lg per mg C 18 H 37 N 50 9, dihitung terhadap zat
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg, anhidrat.
masukkan ke dalam tabu tentukur 100-ml, larutkan
dalam metanol P, encerkan dengan metanol P sampai Pemerian Serbuk higroskopik, putih atau hampir
tanda. Pindahkan 10,0 mllarutan ini ke dalam labu putih.
tentukur 50-ml, encerkan dengan metanol P sampai
tanda. Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja dalam eter.
tinggi dilengkapi dengan detektor 219 nm, pra-kolom ·
4 mm x 10 em, berisi bahan pengisi L4 yang dipasang Baku pembanding Tobramisin BPFI; tidak boleh di-
FIIV Monografi I Tobramycinum 795

keringkan sebelum digunakan. encerkan dengan dimetil sulfoksida P sampai tan·da.


Gunakan pereaksi selama 4 jam [Catalan fika disimpan
ldentifikasi terendam dalam tangas aires suhu di bawah zoo, pereaksi
A. L.:~kukan Kromatografi lapis tipis seperti yang dapat digunakan sampai 8 jam.]
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan masing- Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 55 mg
rnilsing 3 J.!l !ilrutiln dalilm air yang mengandung Tobramisin BPFI masukkan ke dalam labu tentukur
(1) zat up 6 mg per ml (2) 1iJbmlllrsin BPF/ 6 mg per ml 50-ml, tambahkan 1 ml asam sulfat 1 N dan air secu-
dan (3) campuran sama b;myak larutiln (1) diln larutan kupnya hingga larut, encerkan dengan air samp<~i
(2) pada jarak yang sama padil lempeng kromatografi tanda. Masukkan 10,0 ml larutan i11i ke dalam labu
silika gelsetebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke tentukur 50-ml kedua, encerkan dengan air sampai
dalam bejana. kromatografi yang sesuai, dan eluasi tanda dan campur. Larutan ini mengandung lebih
kromatogram dengan aliran berlanjut menggunakan kurang 0,22 mg Tobramisin BPFl per mi.
fase gerak C<~mpuran ml'lanol P - amoniu111 l!idroksida P- Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 55 mg,
kloroform f1 (60:30:25) selama 5,5 jam. Angkat lempeng, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
biarkan fase gerak menguap dan panaskan lempeng 1 ml asam sulfat 1 N dan air secukupnya sampai larut,
pada suhu 110° selama 15 menit. Segera tentukan encerkan dengan air samp<~i tand<1 dan campur.
lokasi bercak, semprot lempeng dengan larutan. Masukkan 10,0 ml larutan ini ke dalam labu tentu-
ninltidrin f1 1% dalam campuran butil alkohol P- kur 50-ml kedua, encerkan dengan air sampai tanda.
ptridinn P (100:1), tobramisin memberikan bercak Prosedur deri<Jalisasi {Catalan Panaskan setuua
merah muda dan harga Rr larutan (1) dan larutan (3) /arutan pada su/111 dan lama waktu pemanasan yang samn.
sama dengan harga !<.1 lanitan (2). Angkat dan letal;kan pada tangl!s sel!trult !a/JII secara
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram bersama-sama pada sul11t koustan 60°./ Masukkan
Larrt1a11 uji t1eriuatisasi sesuai dengan Larutan baku masing-masing 4,0 ml Laruta11 baku, Larutan uji dan air
derivatlsasi yang diperoleh pada Pmetapan kadar. ke dalam labu tentukur 50-ml yang terpisah. Ke dalam
masing-masing labu tentu;:ur tambahkan 10 ml Pc-
pH <1071> Antara Y,O dan 11,0; lakukan penetapan reaksi 2,4-dinilrofluorobenzena dan 10 ml Pereaksi tris-
menggunakan larutan (1 dalam 10). (hidroksimeti/)aminometana, kocok dan tutup. Letakkan
labu ke dalam tangas dengan suhu konstan 60° ± 2°
· Air <1031> Mt!lode I Tidak lebih dari 8,0%. dan panaskan selama 50 menit ± 5 menit. Angkat labu
dari tangas dan biarkan selama 10 menit. Tambahkan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan aselonitril P ke dalam masing-masing labu hingga lebih
penetapan dengan membasahkan sisa pengarangan kurang 2 ml di bawah tanda 50-ml, biarkan dingin
dengan 2 ml aStllll nitrat P dan 5 tetes asam sulfat P. sampai suhu kamar, kemudian encerkan dengan
asetonitril P sampai tanda. Larutan tersebut adalah
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 30 bpj. Larutan baku derivatisasi, Larutan uji drrivatisasi dan
Larutan blangko.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Larutan resolusi Buat larutan segar p-naftolbenzein P
Kromatografi cair kimrja tinggi seperti yang tertera pada dalam aselonitril P hingga kadar lebih kurang 0,24 mg
Kronltltografi <931>. per mi. Masukkan 2,0 mllarutan ini ke dalam labu
Fase gerak Larutkan 2,0 g tris(hidroksimetil) amino- tentukur 10-ml, encerkan dengan Larutan baku drrivati-
metana P dalam lebih kurang 800 ml air. Ke dalam sasi sampai tanda dan segera gunakan.
larutan tambahkan 20 ml asam sulfat 1 N, encerkan Sislem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
dengan asetonitril P hingga 2000 mi. Biarkan sampai pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
dingin, saring menggunakan penyaring dengan tinggi dilengkapi dengan detektor 365 nm dan kolom
porositas 0,2 J.Lm a tau lebih kecil. Jika perlu lakukan 30 em x 3,9 mm berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang .lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan kromatografi
tertera pada Kromatografi <931>. terhadap Larutan blangko, rekam respons puncak
Pereaksi 2,4-dinitrofluorobenzena Larutkan sejumlah seperti yang tertera pada Prosedur, identifikasikan
2,4-dinitro,fluorobenzena P dalam etmwl P hingga kadar puncak pelarut dan pereaksi. Lakukan kromatografi
10 mg per mi. Larutan ini dapat digunakan selama terhadap LaTittan resolusi, rekam respons puncak
5 hari, jika disimpan dalam lemari pendingin pada seperti yang tertera pada Prosedur. Waktu retensi rela-
saat tidak digunakan. tif p-naftolbenzein 0,6 dan tobramisin 1,0 dan resolusi,
Pereaksi trisOtidrt>ksimetil)aminometana Buat larutan R, antara dua puncak tidak kurang dari 4,0. Lakukan
persediaan tris(ltidroksimeti/Jaminomelana P dalam air kromatografi terhadap Larutan baku derivalisasi, rekam
hingga kadar 15 mg per mi. Larutan persediaan ini respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
dapat digunakan selama 1 bulan, jika disimpan dalam simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lemari pendingin pada saat tidak digunakan- Pindah- lebih dari 2,0%.
kan 40 ml larutan persediaan ke dalam labu tentu- Prosedur [Catalan Gunakan luas puncak jika
kur 200-ml, tambahkan dimetil su/foksida P, cam pur dan dinyatakan respons punctik.} Suntikkan secara terpisah
796 Tocopherolum I Monografi FIIV

sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ~tl) Larutan Asetat BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat ter-
baku derivatisasi dan Larutan uji derivatisasi ke dalam lindung dari cahaya; tidak boleh dikeringkan sebelum
kromatograf, ukur respons puncak utama. Hitung digunakan. A/fa Tokoferol Asam Suksinat BPFI; simpan
jumlah dalam 11g, (C 18 H; 5N 50 9 ) dengan rumus: dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
cahaya; lakukan pengeringan di atas silika gel P selama
CE 'u 18 jam sebelum digunakan.
250 ( - ) ( - )
W 's ldentifikasi
Larutan uji untuk a/fa tokofero/ asetat [Catalan Guna-
C adalah kadar Tobramisin BPFI dalam mg per ml kan a/at kaca aktinik rendah./ Timbang saksarr,a lebih
Larutan baku; E adalah kesetaraan tobramisin dari kurang 220 mg d- atau dl-alfa tokoferol asetat, masuk-
Tobramisin BPFI dalam 11g per mg; W adalah bobot zat kan ke dalam labu alas bulat bersumbat kaca 150 ml,
uji yang ditimbang dalam mg; r u dan r 5 berturut-turut larutkan dalam 25 ml etanol mutlak P. Tambahkan
adalah respons puncak Larutan uji derivatisasi dan 20 mllarutan asam sulfat P dalam etanol P (1 dalam 7),
Lanttan baku derivatisasi refluks dalam alat yang semua terdiri dari kaca selama
::S jam, terlindung dari cahaya matahari. Dinginkan,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pindahkan k'e dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
rapat. dengan larutan asam sulfat P dalam etanol P (1 dalam
72) sampai tanda dan cam pur.
Larutan uji untuk a/fa tokoferol asam suksinat {Catalan
Gunakar. a/at kaca aktinik rendah./ Timbang saksama
TOCOPHEROLUM sejumlah zat uji setara dengan lebih kurang 200 mg
Alfa Tokoferol alfa tokoferol, masukkan ke dalam labu alas bulat
Vitamin E bersumbat kaca 250 ml, larutkan dalam 50 ml etanol
mutlak P, dan refluks selama 1 menit. Bila larutan
sudah mendidih tambahkan 1 g kepingan kalium
Vitamin E adalah bentuk dari alfa tokoferol (C 29 H 500 2). hidroksida P melalui kondensor satu per satu untuk
Tennasuk d- atau dl-alfa tokoferol (C 29 H 500 2); d- atau menghindari terbentuknya panas berlebihan. {Perha-
dl-alfa tokoferol asetat (C 31 H 520 3 ); d- atau dl-alfa toko- tian Gunak!.zn kaca mata pelindung./ Lanjutkan refluks
ferol asam suksinat (C 33 H 540 5). Mengandung tidak selama 20 menit, tanpa didinginkan, tambahkan hati-
kurang dari 96,0% dan tidak lebih dari 102,0% masing- hati 2 ml asam klorida P tetes demi tetes melalui
, , ~asing C 29 H 500 2, C31 H 520 3, a tau C 33 H 540 5 • kondensor [Catalan Untuk menghindari oksidasi udara
karena zat dalam pelarut alkali./ Dinginkan, pindahkan
isi labu ke dalam corong pisah 500 ml, cuci labu
Pemerian Praktis tidak berbau dan tidak berasa.
dengan 100 ml air, kemudian dengan 100 ml eter P,
Bentuk alfa tokoferol dan alfa tokoferol asetat berupa
masukkan cucian ke dalam corong pisah. Kocok kuat,
minyak kental jernih, wama kuning atau kuning kehi-
biarkan memisah, mas•Jkkan tiap lapisan ke dalam
jauan. d-Alfa tokoferol asetat dapat berbentuk padat
dua corong pisah yang berbeda. Ekstraksi lapisan air
pada suhu dingin. Alfa tokoferol asam suksinat berupa
dua kali, tiap kali dengan 50 ml eter P. Tambahkan
serbuk wama putih; bentuk d-isomer melebur pada
ekstrak eter ini pada ekstrak eter pertama. Kumpulan
suhu lebih kurang 75° dan bentuk dl- melebur pada
ekstrak eter dicuci 4 kali, tiap kali dengan 100 ml air.
suhu lebih kurang 70°. Go Iongan alfa tokoferol tidak
Kemudian uapkan ekstrak eter di atas tangas air di
stabil terhadap udara dan cahaya terutama dalam
bawah tekanan a tau aliran gas nitrogen P hingga tersisa
suasana alkalis. Bentuk ester stabil terhadap udara dan
lebih kurang 7 ml atau 8 ml. Uapkan sisa eter tanpa
cahaya, tetapi tidak stabil dalam suasana alkalis.
pemanasan. Larutkan segera residu dalam larutan
Senyawa dengan asam suksinat juga tidak stabil bila
asam sulfat P dalam etanol P (1 dalam 72), pindahkan ke
dalam bentuk leburan.
dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan larutan
asam sulfat P dalam etanol P sampai tanda, campur.
Kelarutan Alfa tokoferol asam suksinat tidak larut A. Buat larutan mengandung 10 mg alfa tokoferol
dalam air; sukar larut dalam larutan alkali; larut dalam tak teresterifikasi dalam 10 ml etanol mutlak P atau
etanol, dalam eter, dalam aseton dan dalam minyak gunakan 10 mll.Arutan uji untuk alfa tokoferol asetat a tau
nabati; sangat mudah larut dalam kloroform. Bentuk l.Arutan uji untuk alfa tokoferol asam sulcsinat. Tambahkan
vitamin E lain tidak larut dalam air; larut dalam eta- dengan digoyang 2 ml asam nitrat P, dan panaskan
no}; dapat bercampur dengan eter, dengan aseton, pada suhu lebih kurang 75° selama 15 menit: terjadi
dengan minyak nabati dan dengan klorofonn. · wama merah terang a tau jingga.
B. Timbang saksama lebih kurang 100 mg alfa
Baku pembanding Alfa Tokoferol BPFI; simpan dalam tokoferol tak teresterifikasi larutkan dalam 50 ml
wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya; tidak eter P. Untuk ester d-tokoferol, ambil sejumlah volume
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Alfa Tokoferol yang diukur saksama Larutan uji untuk alfa tokoferol
FIIV Monografi I Tocopherolum 797

asetat a tau Laruta11 uji rmtuk a/fa tokoferol asam suksinat fase cair G2 pada partikel penyangga SlAB 80 m·eSh
setara dengan lebih kurang 100 mg zat uji, masukkan hingga 100 mesh. Pertahankan suhu kolom pada suhu
ke dalam corong pisah dan tambahkan 200 ml air. Eks- antara 245° dan 265°, suhu injektor dan detektor lebih
traksi dua kali, pertama dengan 75 mleter P, kemu- kurang 10° lebih tinggi dari suhu kolom; laju aliran gas
dian dengan 25 mi. Masukkan kumpulan ekstrak eter pembawa kering disesuaikan hingga diperoleh puncak
ke dalam corong pisah yang lain. Pada ekstrak eter heksadesil heksadekanoat lebih kurang 18 menit
dari bentuk tak teresterifikasi atau alfa tokoferol hingga 20 menit setelah penyuntikan larutan contoh
terhidrolisis tambahkan 20 ml larutan (1 dalam 10) bila digunakan kolom 2% atau 30 menit hingga
kalium lrcksasiaHoferat(/!I) P dalam larutan natrium 32 menit bila digunakan kolom 5"/o.(Catatan Kondisilcan
lridroksida P (1 dalam 125), kocok selama 3 menit. Cuci kolom t1mgall cara seperti y«ng tertera pada Kromatograft
ekstrak eter empat kali, tiap kali dengan 50 ml air, <931>./
buang cairan cucian, dan keringkan dengan 11atrium Uji znt pcngga11ggu Timbang saksama zat uji, larut-
sulfat aHiridrat P. Uapkan ekstrak eter di atas tangas air kan dalam 11-lreksana P hingga diperoleh larutan
di bawah tekanan atau aliran gas nitroge11 P hingga dengan kadar lebih kurang 1 mg per mi. Suntikkan
tersisa lebih kurang 7 ml sampai 8 ml, kemudian sejumlah volume larutan ini yang diukur saksama
lanjutkan penguapan tanpa pemanasan. Larutkan hingga diperoleh kromatogram dengan puncak utama
segera residu dalam 5,0 ml is"okta11a P dan tetapkan tidak kurang dari 50% respons maksimum perekam.
rotasi jenis. H itung rotasi je11is sesuai dengan yang Dengan cara yang sama suntikkan sejumlah volume
tertera pada Pmt'lapa11 N.otasi Optik <1081>; c adalah Lantlan /Jaku illlt'rllal yang diukur saksama. Bila sebuah
jumlah g tokoferol total yang diperoleh pada Prnela11a11 puncak kromatogram zat uji mempunyai waktu reten-
kadar dalarn tiap 100 ml larutan uji: bentuk ti-isomer si sama dengan heksadesil heksadekanoat, buat suatu
mempunyai rotasi jenis tidak kurang dari +24° faktor koreksi pengenceran a tau atenuasi dan tentukan
sedangkan bentuk dl tidak menunjukkan rotasi optik. luas yang disebabkan oleh komponen pengganggu
C. Waktu retensi relatif puncak utama kromato- yang harus dikurangkan dari luas puncak Larutan
gram terhadap baku internal dari Laru/1111 uji yang baku i111aua/ yang diperoleh pada Laruta11 uji seperti
diperoleh dari Pe11etapa11 kadar sama seperti pada yang tertera pada Pmst•dur.
Lanrtan baku. Kt•s,·suaiall sislt•m Suntikkan sejumlah larutan cam-
puran dalam 11-lu•ha11a P dengan kadar 1 mg per ml
Keasaman Alfa tokoferol asam suksinat memerlukan masing-masing A/fa Tokoferol BPFI dan A/fa Tokofrrol
antara 18,0 dan 19,3 ml natrium lzidroksida 0,10 N: Asctal BPF/ seperti tertera pada Prosed11r hingga diper-
bentuk vitamin E lain memerlukan tidak lebih dari oleh resolusi, R, tidak kurang dari 1,0.
1,0 mlnatrium lridroksida 0,10 N. Lakukan penetapan Kali/,asi Suntikkan sejumlah Larutan l1aku, rekam
dengan melarutkan 1,0 g zat uji dalam 25 ml campur- luas puncak seperti tertera pada Prosedur. Hitung
an sama banyak etanol P dan eter P (yang telah dine- faktor respons relatif, F, dari Larutan baku dengan
tralkan terhadap fenolftalein dengan natrium lzidrok- rum us:
sida 0,1 N LV), tambahkan 0,5 ml fmolftalein LP. titrasi
dengan natrium lridroksida 0,10 N LV hingga terjadi A~ CD
warna merah muda lemah yang tidak hilang setelah (-)(-)
dikocok selama 30 detik. A0 c~

Penetapan kadar untuk alfa tokoferol Lakukan


penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang cv dan c~ berturut-turut adalah kadar·htksadesil
tertera pada Kromatografi <931>. lreksadekanoat P dan Alfa Tokoferol BPFI dalam mg
Larutan baku internal Timbang sejumlah heksadesil per ml Larutan bak11. Kemudian suntikkan berturut-
heksadekanoat P, larutkan dalam n-heksana P hingga turut sejumlah sediaan baku untuk memastikan
kadar lebih kurang 1 mg per ml. bahwa faktor respons relatif, F, tetap sekitar 2,0%.
Larutan baku [Catalan Gunak.an a/at kaca aktinik Prosedur Suntikkan sejumlah ·volume (2 ~I hingga
rendah.} Timbang saksama sejumlah A/fa Tokoferol BPFI, 5 ~I) Larutan uji ke dalam kromatograf gas yang sesuai,
larutkan dalam sejumlah Larutan baku internal hingga rekam kromatogram hingga diperoleh sekurang-
kadar lebih kurang 1 mg per ml. kurangnya 50% respons maksimum perekam: Ukur
Larutan uji [Catalan Grmakan a/at kaca aktinik luas dari puncak utama pertama alfa tokoferol dan
rmdah.} Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat (d- luas puncak utama kedua heksadesil heksadekanoat,
atau dl-alfa tokoferol), masukkan ke dalam labu tentu- rekam harga berturut-turut sebagai au dan a0 . Hitung
kur 50-ml, larutkan dalam Larutan baku internal, en- kadar dalam mg alfa tokoferol dalam vitamin E
cerkan dengan Larutan baku internal sampai tanda. dengan rumus:
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi 50 CD au
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca borosi- (--)(-)
likat 2 m x 4 mm berisi bahan pengisi 2% hingga 5% F aD
798 Tolbutamidum I M~nografi FI IV

C0 adalah kadar heksadesil heksadekanoat dalam mg Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
per ml Larutan baku; F adalah faktor res pons relatif. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.

Penetapan kadar untuk alfa tokoferol asetat Lakukan Selenium <391> 30 bpj; lakukan penetapan meng-
penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar alfa gunakan 100 mg, campur dengan 100 mg magnesium
tokoferol dengan mengganti alfa tokoferol dengan alfa oksida.
tokoferol asetat dan A/fa Tokofero/ BPFI dengan A/fa
Tokoferol Asetat BPFI. Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 bpj.

Penetapan kadar untuk alb tokoferol asam suksinat Urea non-sulfonil Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml
Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan amonium hidroksida 0,5 N: terjadi tidak lebih dari opa-
kadar alfa tokoferol dengan mengganti alfa tokoferol lesensi lemah.
dengan alfa tokoferol asam suksinat dan A/fa Toko-
ferol BPFI dengan Alfa Tokoferol Asam Suksinat BPFI. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatogram yang diperoleh pada Penetapan kadar Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pad a
menunjukkan waktu retensi relatif lebih kurang 0,53 Kromutogrr.fi <931>.
untuk alfa tokoferol, 0,62 untuk alfa tokoferol asetat, Fase gerak Buat campuran heksana P-air jenuh
0,54 untuk alfa tokoferol a!>am suksinat dan 1,0 untuk heksana-tetrahidrofuran .P-etanol P-asam asetal glasial P
heksadesil heksadekanoat. (475:475:20:15:9) saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup yang tertera pada Kromatografi <931>.
rapat, terlindung dari cahaya. Bentuk d- atau dl-alfa Larutan baku internal Larutkan sejumlah tolazami-
tokoferol dilindungi dengan gas inert. da dalam kloroform bebas etanol P hingga kadar lebih
kurang 3 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tolbuta-
mida BPFI, larutkan dalam Larutan baku internal hingga
TOLBUTAMIDUM kadar lebih kurang 1,5 mg per mi.
Tolbutamida Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 15 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml. Larutkan
dalam Larutan baku internal, encerkan dengan l.Anttan
baku internal sampai tanca.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
1-Butil-3-(-p-tolilsulfonil)urea [64-77-7] tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
CtzHtsNzOJS BM 270,35 4,0 mm x 30 em berisi bahan pengisi L3. Laju aliran
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
... terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
Tolbutamida mengandung tidak kurang dari 97,0% yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
dan tidak lebih dari 103,0% C 12 H 18 N 20 3S, dihitung analit dan puncak baku internal tidak kurang dari 2,0
terhadap zat yang telah dikeringkan. dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%.
Pemerian Serbuk hablur, putih, atau praktis putih; Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
rasa agak pahit dan praktis tidak berbau. volume sama (lebih kurang 10 ~I) l.Arutan baku dan
Larutan ufi ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Waktu retensi relatif lebih kurang 0,6
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam untuk tolbutamida dari. 1,0 untuk tolazamida. Hitung
etanol dan dalam kloroform. jumlah dalam mg, C 12H 18 N 20 3S, yang digunakan
dengan rumus:
Baku pembanding Tolbutamida BPFI; lakukan penge- . Ru
lOC ( - )
ringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum di-
gunakan. Rs

C adalah kadar Tolbutamida BPFI dalam mg per ml


Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perban-
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan dingan respons puncak tolbutamida dan tolazamida
maksimum hanya pada panjang gelombang yang dalam Larutan uji dan Larutan baku.
sama seperti pada Tolbutamida BPFI.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Jarak lebur <1021> Antara 126° dan 130°. baik.
FI IV Monografi I Tragacantha 799

TOLBUTAMIDI COMPRESSI Ru
Tablet Tolbutamida 100 c (-)
Rs

Tablet Tolbutamida mengandung tidak kurang dari C adalah kadar Tolbutamida BPFI dalam mg per ml
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% C 12 H 18 N 20 3S dari Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah perban-
jumlah yang tertera pada etiket. dingan respons puncak tolbutamida dan tolazamida
dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Baku pembanding Tolbutamida BPFI; lakukan penge-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
ringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum diguna-
baik.
kan.

ldentifikasi Timbang saksama sejumlah serbuk halus TRAG ACANTHA


tablet setara dengan lebih kurang 500 mg, gerus Tragakan
dengan 50 ml kloroform P dan saring. Uapkan filtrat
jernih pada tangas uap hingga kering: residu menun-
jukkan reaksi ldentifikasi ~eperti yang tertera pada Com tragaklln (9000-65-1)
Tolbutamida.
Tragakan adalah eksudat kering gom dari Astragalus
Disolusi <1231> gummifer Labillardiere atau spesies Asiatic lain dari
Media disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 7,4 seperti Astragalus (Familia Leguminosae).
yang tertera pada Larutan dapar dalam Pereaksi,
lndiklltor dan Larutan. Pemerian Tidak berbau; mempunyai rasa tawar;
Alat tipe 2: 75 rpm. seperti lendir.
Waktu: 30 menit.
Prosedur Lakukan penetapan·jumlah C 12H 18 N 20 3S, Karakteristik botani
yang terlarut dengan mengukur serapan fiitrat larutan Tragaklln Fragmen, datar, lamela, kadang-kadang
uji, jika perlu diencerkan dengan air dan serapan melengkung atau helaian lurus atau spiral meleng-
larutan baku Tolbutamida BPFI dalam media ya.ng kung dengan ketebalan dari 0,5 mm sampai 2,5 mm;
sama pada panjang gelombang serapan maksimum warna putih hingga kuning muda, bening dan
lebih kurang 226 nm. Jumlah etanol P yang digunakan susunannya bertonjolan, patahannya pendek. Lebih
untuk melarutkan Tolbutamida BPFI sebelum dien- mudah ci.iserbukkan apabila dipanaskan pada suhu
cerkan dengan Media disolusi tidak lebih dari 1% dari hingga 50°: tidak berbau, rasa tawar seperti lendir.
jumlah total volume Larutan baku. Jaringan Helaian tragakan menjadi lunak dalam air
Tolr.ransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak dan menjadi lengket dalam air a tau gliserin P, terben-
kurang dari 70% (Q) C 12H 18 N 20 3S, dari jumlah yang tuk banyak lamela dan sedikit butiran-butiran tepung.
tertera pada etiket. Serbuk tragakan Putih hingga putih kekuningan.
Bila diamati di dalam tetesan air, menunjukkan se-
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. jumlah fragmen angular dari musilago dengan lamela
melingkar atau tidak beraturan, kadang-kadang butir-
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara an tepung berdiameter sampai 25 J.lm sebagian besar
Kromatograft atir kinerja tinggi seperti yang tertera pada sederhana, sferis hingga elip, kadang-kadang ber-
Kromatograft <931>. kumpul 2 butir sampai 4 butir, beberapa butir
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku, dan mengembang dan beberapa diantaranya berubah.
Sistem kronuztograft Lakukan seperti yang tertera pada Serbuk menunjukkan beberapa a tau tidak ada fragmen
Penetapan kadar dalam Tolbutamida. jaringan tanaman berlignin (Gom,lndia).
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 10 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk Identifikasi Tambahkan 1 g ke dalam 50 ml air: akan
tablet setara dengan lebih kurang 150 mg tolbutamida, mengembang dan terbentuk musilago yang halus,
masukkan dalam wadah yang sesuai. Tambahkan hampir serba sama, kental dan tembus cahaya, bebas
100,0 ml Larutan baku internal dan lebih kurang dari fragmen-fragmen sel.
20 butiran kaca. Tutup wadah dengan rapat dan kocok
kuat secara mekanik selama lebih kurang 30 menit. Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Salmo-
Sentrifus dan gunakan beningan. nella sp dan Escherichia coli.
Prosedur Lakukan sepe~ yang tertera pada Prose-
dur cialam Penetapan kadar pada Tolbutamida. Hitung Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj.
jumlah dalam mg, C 12H 18 N 20 3S, dalam tablet yang
digunakan dengan rumus: Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj.
800 Tretinoinum I Monografi FIIV

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 40 hpj. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
Gom karaya Didihkan 1 g dengan 20 ml air hingga kamar selama 16 jam.
terbentuk musilago, tambahkan 5 ml asam klorida P
dan didihkan kembali campuran selama 5 menit: tidak
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
terjadi wama merah muda atau merah.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Batas isotretinoin Tidak lebih dari 5,0%; lak-ukan
baik. penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran isooktana P-isopropil
a/kohol P-asam asetat glasia/ P (99,65:0,25:0,1) saring dan
TRETINOINUM awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Tretinoin menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Asam Retinoat Kromatografi <931>.
Larutan kesesuait.m sistem I Timbang saksama se-
jumlah Tretinoin BPFI, larutkan dalam sedikit metilena
k/orida P, tambahkan sejumlah isooktana P hingga kadar
lebih kurang 250 J.Lg per ml.
Larutan baku I Timbang saksama sejumlah lsotre-
tinoin BPFI, larutkan dengan sedikit metiler.a kiorida P,
tambahkan isooktana P hingga kadar lebih kurang
Semua trans-asam retinoat [302-79-4] 250 J.Lg per ml.
C20H2802 BM 300,44 Larutan kesesuaian sistem II Pipet 5 ml Larutan baku I
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan Larutan
Tretinoin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan kesesuaian sistem I sampai tanda.
tidak lebih dari 103,0% C 20 H 2p 2, dihitung terhadap Larutan baku II Pipet 5 ml Larutan baku I ke dalam
z.at yang telah dikeringkan. labu tentukur 100-ml, tambahkan isooktana P sampai
tanda.
Pemerian Serbuk hablur, kuning sampai jingga muda. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
Kelarutan Tidak larut dalam air; sukar larut dalam dalam sedikit metilena klorida P, tambahkan isooktana P
etanol dan dalam kloroform. sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Baku pembanding lsotretinoin BPFI; simpan ampul pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
.•. pada suhu di bawah 0°, biarkan mencapai suhu kamar tinggi dilengkapi dengan detektor 352 nm dan kolom
sebelum dibuka dan gunakan isi segera setelah ampul 4,0 mm x 25 em berisi bahan pengisi L3. Laju aliran
dibuka. Tretinoin BPFI; simpan ampul pada suhu di lebih kurang 1 ml per menit. Suntikkan pada kroma-
bawah 0°, biarkan mencapai suhu kamar sebelum tograf lebih kurang 20 J.Ll Larutan kesesuaian sistem II,
dibuka dan gunakan isi segera setelah ampul dibuka. rekam respons puncak. Waktu retensi relatif isotreti-
(Catatan Hindari kontak terhadap cahaya kuat dan noin dan tretinoin masing-masing lebih kurang 0,84
gunakan alat kaca aktinik rendah pada pelaksanaan prose- dan 1,00. Simpangan baku relatif dari respons puncak
dur berikut ini./ isotretinoin pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
2,0% dan resolusi, R, isotretinoin dan tretinoin tidak
ldentifikasi kurang dari 2,0.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
persikan dalam minyak mineral P menunjukkan maksi- volume sama (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan baku II dan
mum hanya pada panjang gelombang yang. sama Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons puncak
seperti pada Tretinoin BPFI. utama. Hitung persentase isotretinoin dengan rumus:
B. Spektrum serapan ultraviolet dari larutan
(1 dalam 250.000) dalam isopropil alkohol P yang di- C ru
asamkan, yang dibuat dengan mengencerkan 1 ml 10 ( - ) ( - )
asam klorida 0,01 N dengan isopropil alkohol P hingga W 's
1000 ml menunjukkan maksimum dan minimum pada
panjang gelombang yang sama seperti pada larutan C adalah kadar lsotretinoiv. BPFI dalam ~g per ml
Tretinoin BPFI; daya serap masing-masing dihitung Larutan baku 11; W adalah bobot zat uji yang digunakan
terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang dalam mg; r u dan r 5 berturut-turut adal;;:h respons
gelombang maksimum lebih kurang 352 nm berbeda puncak isotretinoin dalam Larutan uji dan Larutan
tidak lebih dari 3,0%. baku II.
FIIV Monografi I Triamcinolonum 801

Logam berat <371 > Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. panjang gelombang serapan maksimum lebih kur;Rg
238 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
240 mg, larutkan dalam 50 ml dimetilformamida P, Rotasi jenis <1081> Antara +65° dan +72°, dihitung
tambahkan 3 tetes larutan biru timol P dalam dimetil- terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pe-
formamida P (1 dalam 100), titrasi dengan natrium netapan menggunakan larutan dimetilformamida P yang
metoksida 0,1 N LV hingga warna kehijauan. Lakukan mengandung 20 mg per 10 mi.
penetapan blangko.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
I mi natrium metoksida 0,1 N setara dengan laku'szn pengeringan dalam hampa udara pada suhu
30,04 mg c21f!.2802 60° selama 4 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.


Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, lebih baik di dalam gas inert, terlindung dari Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 25 bpj.
cahaya.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
TRIAMCINOLONUM Kromatografi <931>.
Triamsinolon Fase gerak Buat campuran air-metanol P (40:60),
awaudarakan sehingga waktu retensi triamsinolon
dan hidrokortison berturut-turut 5 menit dan 10 menit.
Larutan baku internal Larutkan hidrokortison da-
lam Fase gerak hingga diperoleh larutan dengan kadar
lebih kurang 0,3 mg per mi.
Larutan baku Ttmbang saksama lebih kurang 10 mg
Triamsinolon BPFI, masukkan ke dalam labu tentu-
kur 50-ml, larutkan dalam Lanctan baku internal, en-
9-Fluoro-11{3,16a,17,21-tetrahidroksi- cerkan dengan pelarut yang sama sampai tanda.
pregna-1,4-diena-3,20-dion {124-94-7] Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg
Czt~F06 BM 394,44 zat; lakukan sepe:-ti yang tertera pada penyiapan
Larutan baku.
Triamsinolon mengandung tidak kurang dari 97,0% Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
dan tidak lebih dari 102,0% C 21 H 27 F0 6, dihitung pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
terhadap.zat yang telah dikeringkan. tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
3,9 mm x 30 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan 5 kali penyun-
Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; tikan ulang Lilrutan baku, rekam respons puncak
tidak berbau. seperti yang tertera pada Prosedur; simpangan baku
relatif tidak lebih dari 2,0% dan resolusi, R, antara
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam kloro- triamsinolon dan hidrokortison tidak kurang dari 3,0.
form dan dalam eter; sukar larut dalam etanol dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
dalam metanol. volume s·ama (lebih ·kurang 10 J.tl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C 21 HJ06,
Baku pembanding Triamsinolon BPFI; lakukan penge- dengan rumus:
ringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama 4
jam sebelum digunakan.

Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan ·dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- C adalah kadar Triamsinolon BPFI dalam mg per ml
bang yang sama seperti pada Triamsinolon BPFI. Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah perban-
B. Spektrum sei"apan ultraviolet larutan (1 dalam dingan respons puncak triamsinolon terhadap hidro-
50.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan kortison dalam Larutan uji dan Larutan baku.
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Triamsinolon BPFI; daya serap masing-masing Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada b~k .
802 Triamcinoloni Acetonidum I Monografi FIIV

TRIAMCINOLONI ACETONIDUM lahan di atas tangas uap hingga kering. Basahi residu
Triamsinolon Asetonida dengan 1 tetes asam klorida· P dan 5 ml air panas dan
digesti selama 2 menit. Tambahkan 1 tetes fenol-
ftalein LP, kemudian tambahkan amonium hidrok-
sida 6 N tetes demi tetes hingga bereaksi basa.
Asamkan larutan dengan asam asetat 1 N, tambahkan
1 ml berlebih, pindahkan ke dalam gelas piala dan
tambahkan air hingga 10 mi. Pipet 2,5 ml (setara
dengan 25 ~Jg Pb) Larutan baku timba/ seperti yang
tertera pada Uji Balas Timbal <401> ke dalam gelas
9-Fluoro-11f3,16a,17,21-tetrahidroksipregna-1,4-diena- piala kedua, tambahkan 3 ml air dan 1 tetes Jenol-
3,20-dion siklik 16,17-asetal dengan aseton [76-25-5] Jtalein L P, basakan Iarutan dengan amonium hidrok-
C24H 31 F06 BM 434,50 sida 6 N, kemudian asamkan dengan asam asetat 1 N,
dan tambahkan 1 ml berlebih. Encerkan dengan air
Triamsinolon Asetonida mengandung tidak kurang hingga 10 mi. Pada tiap gelas piala tambahkan 5 ml
dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 21 H 3 l0 6, hidrogen sulftda LP segar, campur dan biarkan selama
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. 5 menit. Saring tiap larutan secara terpisah melalui
penyaring membran datar tahan asam berwarna putih
Pemerian Serbuk hablur, putih sall'l'ai krem; berbau dengan porositas 0,22 J.Lm dan diameter 25 mm,
sangat lemah. kumpulkan endapan pada cakram penyaring: warna
endapan dari larutan uji tidak lebih gelap dari larutan
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar pembanding.
larut dalam etanol mutlak, dalam kloroform dan
dalam metanol. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
Baku pembanding Triamsinolon Asetonidiz BPFI; tidak Kromatografi <931>.
boleh dikeringkan, langsung digunakan. Fluoksimes- Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (70:30),
teron BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° saiing dan awaudarakan.
selama 3 jam sebelum digunakan. Larutan baku internal Timbang sejumlah Fluoksi-
mesteron BPFI, larutkan dalam metana[ P hingga kadar
Identifikasi lebih kurang 50 J.Lg per ml.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Larutan baku Timbang saksama sejumlah Triamsi-
dihablurkan kembali dari metanol P dan didispersikan nolon Asetonida BPFI, larutkan dalam Larutan baku
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum internal hingga kadar lebih kurang 75 J.Lg per ml. Ukur
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti saksama sejumlah volume sama larutan ini dengan
pada Triamsinolon Asetonida BPFI. volume Fase gerak hingga kadar lebih kurang 37,5 J.Lg
'· s: Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam per ml.
50.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 37 mg
minimum hanya pada panjang gelombang yang sama zat uji, lakukan seperti yang tertera pada LArutan baku.
seperti pada Triamsinolon Asetonidiz BPFI. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Rotasi jenis <1081> Antara +118° dan +130°, dihitung tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan pene- 4 mm x 30 em berisi bahan pengisi LI. Atur laju aliran
tapan menggunakan larutan dalam dimetilformamidiz P hingga waktu retensi triamsinolon asetonida lebih
yang mengandung 50 mg per 10 mi. kurang 14,5 menit. Lakukan lima kali penyuntikan
ulang Larutan baku, rekam tinggi puncak seperti yang
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%; tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu triamsinolon asetonida dan puncak fluoksimesteron
60° selama 4 jam. tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif tidak
lebih dari 3,0%.
Logam berat <371> Tid~k lebih dari 25 hpj; lakukan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
penetapan sebagai berikut: Masukkan 1,0 g dalam volume sama (antara 15 J1l dan 25 J.Ll) Larutan baku dan
krus, pijarkan hati-hati dalam tanur pada suhu lebih Larutan uji ke dal3m kromatograf, ukur tinggi puncak
kurang 550° hingga mengarang. Dinginkan, tambah- baku internal dan triamsinolon asetonida. Hitung
kan 5 tetes llSRm sulflll P dan 2 mlllsllm nitrllt P, jumlah dalam mg, <;4Ji,.f0" dengan rumus:
panaskan hati-hati hingga reaksi selesai, kemudian
·pijarkan dalam tanur pada suhu 500° sampai 600° Ru
hingga semua arang terbakar sempuma. Dinginkan, lDOOC ( - )
tambahkan 2 ml asam ldoridl% P, dan uapkan perlahan- Rs
FI IV Monografi i Trihexyphenidyli fiydrochloridum 803

C adalah kadar Triamsinolon Asetonida BPFI dalam mg Klorida cara A, B, dan C seperti yang tertera pad~Uji
per mll.Arutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah Identifikasi Umum <291>.
perbandingan tinggi puncak triamsinolon asetonida D. Buat larutan dalam metanol P yang me-
terhadap larutan 'baku internal dari Larutan uji dan ngandung 1,2 mg per mi. Pada lempeng kromatografi
Larutan baku. yang sesuai seperti yang tertera pada Kromatogra-
fi <931>, yang dilapisi dengan lapisan silika gel
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 0,25 mm, totolkan masing-masing 5 J1l larutan uji dan
baik. larutan Trlfluoperazin Hidroklorida BPFI dalam meta-
no[ P yang mengandung 1,2 mg per mi. Biarkan bercak
kering, dan masukkan ke dalam bejana kromatografi
TRIFLUOPERAZINI HYDRO- berisi fase gerak yang terdiri dari campuran aseton P-
CHLORIDUM amonium hidroksida P {200:1) hingga fase gerak naik
Trifluoperazin Hidroklorida tiga per empat dari tinggi lempeng. Angkat lempeng,
biarkan fase gerak menguap. Semprot lempeng

©:::©rC' "
CH 1 CH 1 CH 1 - N N-CH 1
I \._/ dengan penampak bercak larutan asam iodoplatinat
1
• 2HC1
yang dibuat dengan melarutkan 100 mg asam kloro-
platinat P dalam 1 ml asam klorida 1 N, dan tambahkan
25 ml larutan kalium iodida P (l·dalam 25), encerkan
10-[3-(4-Metil-1-piperazinil)propil}-2- dengan air hingga 100 ml, kemudian tambahkan 0,5 ml
(trifluorometil)fenotiazin dihidroklorida [440-17-5] asam format P: harga R1 bercak utama dari larutan uji
C 11 H 24 F3 N~S.2HCI BM 480,42 sesuai dengan yang diperoleh dari larutan baku.

Trifluoperazin Hidroklorida, yang telah dikeringk<m pH <1071> Antara 1,7 dan 2,6; lakukan penetapan
dalam hampa udara pada suhu 60° selama 4 jam, menggunakan larutan (1 dalam 20).
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 101,0% ~ 1 H24 F3 N3 S.2HCI. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai kuning pucat; 60° selama 4 jam.
praktis tidak berbau; rasa pahit; melebur pada suhu
lebih kurang 242° disertai peruraian. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol; Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
agak sukar larut dalam kloroform; tidak larut dalam Metode I Memenuhi syarat.
eter dan dalam benzena.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Baku pembanding Trifluoperazin Hidroklorida BPFI; 500 mg zat yang sebelumnya telah dikeringkan, larut-
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu kan dalam 50 ml asam asetat glasial P dan tambahkan
60° selama 4 jam sebelum digunakan. kristal violet LP dan 15 ml raksa(ll) asetat LP. Titrasi
{Catatan Lakukan seluruh prosedur pengujian terhadap dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga titik akhir biru-
zat uji atau Baku pembanding dan larutan yang mengan- hijau. Lakukan penetapan blangko.
dung zat uji atau Baku pembanding, lakukan tanpa penun-
daan, lindungi terhadap cahaya langsung, atau gunakan 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
alat lalt:Jl aktinik rendah.} 24,02 mg C21H2f~3S.2HCI

Identifikasi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah rapat, tidak tembus cahaya.
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mine-
ral P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Trifluoperazin TRIHEXYPHENIDYLI HYDRO-
Hidroklorida BPFI. CHLORIDUM
B. Spektrum serapan ultraviolet dari larutan Triheksifenidil Hidroklorida
(1 dalam 100.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjuk-
kan maksi.mum dan minimum pada panjang gelom-
bang yang sama seperti Trifluoperazin Hidroklori-
da BPFI; daya serap masing-masing dihitung terhadap
zat yang dikeringkan, pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 255 nm berbeda a-Sikloheksil-afenil-1-piperidin-
tidak lebih dari 2,0%. propanol hidroklorida [52-49-3]
C. Larutan (1 dalam 100) menunjukkan reaksi ~ 1 NO.HCI BM337,93.
804 Trihexyphenidyli Hydrochloridum I Monografi FIIV

Triheksifenidil Hidroklorida mengandung tidak (98:2) hingga kadar 50 mg per mi.


kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% Penampak bercak
C 20 H 31 NO.HC1, dihitung terhadap zat yang telah Larutan A Larutkan 800 mg bismut subnitrat P dalam
dikeringkan. campuran 40 ml air dan 10 ml asam asetat glasi;ll P.
Larutan B Larutkan 8 g kalium iodida P dalam 20 ml
Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih; bau air. Pada saat digunakan campur sejumlah volume
lemah; melebur pada suhu lebih kurang 250°. yang sama Larutan ,'\ dan La:-utan B.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Kroma-
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol tografi <931>. Totolkan secara terpisah masing-masing
dan dalam kloroform. 10 ;.tl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kro-
matografi lapis tipis silika gel P. Masukkan lempeng
Baku pembanding Triheksifenidil Hidroklorida BPFI; ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam dengan fase gerak campuran heksana P-isopropilamina P
sebelum digunakan. (98:2) hingga merambat lebih kurang tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
Identifikasi menguap dan semprot lempeng dengan Penampakan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah bercak kemudian dengan larutan natrium nitrit P (4
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, dalam 100). Bandingkan intensitas bercak lain Larutan
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- uji dan bercak utama Larutan baku. Tidak ada bercak
bang yang sama seperti pada Triheksifenidil Hidroklori- lain dari Larutan uji yang lebih besar atau lebih intensif
da BPFI. dari bercak utama dari Larutan baku B (0,5%) dan
B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C jumlah intensitas seluruh bercak selain bercak utama
seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. Larutan uji tidak lebih dari 1,0%.
C. Waktu retensi triheksifenidil hidroklorida da-
lam kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
baku, keduanya relatif terhadap baku internal, seperti Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada
yang tertera pada Penetapan kadar. Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air-trietil-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; amina P (920:80:0,2), atur pH 4,0 dengan asam fosfat P,
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan pe-
nyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Tim bang saksama sejumlah Triheksi-
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. fenidil BPFI larutkan dalam asetonitril P, jika perlu
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan
Kandungan klorida Tidak kurang dari 10,3% dan asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
tidak lebih dari 10,7%, dihitung terhadap zat yang Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg
telah dikeringkan; lakukan penetapan sebagai berikut: masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
Timbang saksama lebih kurang 1,2 g zat, larutkan dan encerkan dengan asetonitril P sampai tanda.
dalam campuran 50 ml metanol P, 5 ml asam asetat Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
glasial P dan 5 ml air. Tambahkan 3 tetes kuning pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
eosin Y LP. Aduk dengan pengaduk magnetik dan tinggi dilengkapi dengan detektor 210 run dan kolom
titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga suspensi 4,6 mm x 8 em berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
berwarna jingga kekuningan yang terjadi selama partikel 3 J.lm. Laju aliran lebih kurang 2 ml per menit.
titrasi berubah dengan tajam menjadi merah. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan . efisiensi kolom ditentukan dari puncak analit tidak
3,545 mg Cl kurang dari 1300 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak
lebih dari 3,0 dan simpangan baku relatif pada
Keinumian kromatografi penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Triheksi- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
fenidil Hidroklorida BPFI, larutkan dalam campuran volume sama (lebih kurang 10 J.ll) Larutan baku dan
kloroform P-isopropilamin P (98:2) hingga kadar 2,5 mg Larutan uji ke dalam kromatograf, hitung jumlah
per ml. Encerkan saksama sejumlah volume larutan ini dalam mg, ~1 NO.HCI, dengan rumus:
dengan pelarut campuran tersebut hingga kadar
Larutan baku A 500 J.lg per ml dan Larubln baku B 250 J.lg ru
per ml. · 100C ( - )
Larutan. uji Timbang saksama sejumlah zat larut- rs
kan dalam campuran kloroform P-isoprop'lamina P C adalah kadar Triheksifenidil Hidroklorida BPFI dalam
FIIV Monografi I Trihexyphenidyli Hydrochloridi Compressi 805

mg per ml Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah HCI yang terlarut dengan mengukur serapan fijtrat
respons puncak Larutan uji dan l.Arutan baku. larutan uji pada panjang gelombang makshnUin,
lebih kurang 415 nm. Ukur saksama larutan uji yang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup sudah disaring setara dengan Jebih kurang 50 JLg
rapat. triheksifenidil hidroklorida, masukkan ke dalam
tabung sentrifus 50 mi. Ukur saksama sejumlah yang
sama l.Arutan baku Trikeksifenidil Hidroklorida BPFiyang
diketahui kadamya dalam Media disolusi, masukkan ke
TRIHEXYPHENIDYLI dalam tabung sentrifuga 50 ml kedua, ukur saksama
HYDROCHLORIDI COMPRESSI sejumlah yang sama Media disolusi ke dalam tabung
Tablet Triheksifenidil Hidroklorida sentrifuga 50 ml ketiga sebagai blangko. Tambahkan
5 ml hijau bromokresol LP dan 10,0 ml kloroform P
ke masing-masing tabung, kocok dengan baik
Tablet Triheksifenidil Hidroklorida mengandung selama tidak kurang dari 20 detik. Sentrifus,
Triheksifenidil Hidroklorida, C 20 H 31 NO.HCI, tidak pisahkan campuran, dan huang lapisan air bagian atas.
kurang dari 90,0% dan tidak Jebih dari 110,0%, dari Saring masing-masing lapisan kloroform melalui
jumlah yang tertera pada etiket. kertas saring. Hitung jumlah C 20 H 31 NO.HCI yang
terlarut.
Baku pembanding Triheksifenidil Hidroklorida BPFI; Toleransi Dalam waktu 45 menit ·harus larut
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam tidak kurang dari 75% (Q), C 20 H31 NO.HCI, dari jumlah
sebelum digunakan. yang tertera pada etiket.

ldentifikasi Keseragaman sediaan <911> Me~enuhi syarat.


A. Gerus sejumlah tablet setara dengan 20 mg
triheksifenidil hidroklorida hingga halus kemudian Penetapan kadar
gerus deil.gan 25 ml kloroform P. Saring dan uapkan Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
filtrat dengan pemanasan hati-hati hingga Jebih kurang yang tertera pada Penetapan kadar dalam Triheksifenidil
10 mi. Pindahkan Jarutan ke dalam 100 ml n-heksana P: Hidroklorida.
terbentuk endapan putih. Biarkan campuran selama l.Arutan baku Timbang saksama sejumlah Triheksife-
·30 menit saring endapan·melalui penyaring membran nidil Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P, jika
dengan diameter pori 1 f.J.m. Cuci endapan dengan perlu encerkan secara bertahap dengan metanol P
sedikit n-heksana P, biarkan kering di udara: serapan hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per mi.
spektrum inframerah zat kering dan didispersikan Larutan uji Sejumlah tepat 20 tablet,. masukkan ke
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan hingga
hanya pada panjang gelombang. yang sama seperti kadar lebih kurang 0,2 mg per mi. Tambahkan sejum-
pada Triheksifenidil Hidroklorida BPFI. lah volume asam klorida 0,1 N setara dengan 10% dari
B. Endapan yang diperoleh dari ldetztifikasi A volume labu tentukur, sonikasi dan kadang-kadang
menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti dikocok hingga tablet hancur: Tambahkan sejumlah
yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. volume metanol setara dengan lebih kurang setengah
C. Waktu retensi relatif yang ditunjukkan oleh volumelabu tentukur, sonikasi sambil sering dikocok
triheksifenidil hidroklorida dalam kromatogram ter- selama 10 menit dan kocok dengan pengocok meka-
hadap baku internal Larutan uji sesuai dengan Larutan nik selama 10 menit. Dinginkan, encerkan dengan
baku seperti yang tertera pada Penetapan kadar. metanol p sampai tanda, campur dan saring;· •.
Prosedur Lakukan seperti pada Prosedur pada
Disolusi <1231> Penetapan kadar dalam Triheksifenidil Hidroklorida.
Media disolusi: 900 ml; dapar asetat pH 4,5 ± 0,05, Hi tung jumlah dalam mg, ~~ 1NO:HCI dalam tablet
dibuat dengan mencampurkan 2,99 g natrium asetat yang digunakan dengan rumus:
trihidrat P dan 1,66. ml asam asetat glasial P, dengan air
hingga 1000 ml. V ru
Alat tipe 1: 100 rpm. ( - ) (C) (-_- )
Waktu: 45 menit. 20 r5
Penetapan triheksifenidil hidroklorida yang terlarut
· Larutan hijau bromokresol Larutkan 250 mg hijau V adalah volume Larutan uji dalam ml; C adalah kadar
bromokresol P, dalam campuran 15 ml air dan 5 ml Triheksifenidil Hidroklorida BPFI dalam mg perml
natrium hidroksida 0,1 N, encerkan dengan Media diso- Larutan baku; 'u dan r5 berturut-turut adalah respons
lusi hingga 500 ml, campur. Ekstraksi 250 ml larutan puncak l.Arutan uji dan Larutan baku. ·
ini 2 kali, tiap kali dengan 100 ml kloroform P,
huang ekstrak kloroform. Wadah dan penyimpa~;~.an Dalam wadah tertutup
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 20H 31 NO. rapat.
806" 1iimethoprimUII\ I Monografi FIIV

.TRIMETHOPRIMUM larutkan dalam campurari klorofrom P-mef411ol P (9:1)


Triinetoprim hingga kadar 20 mg per mi.
Lllrutan baku T1mbang saksama sejumlah 3-Anilino-
R~ 2-(3,4,5 trimetoksibenzil)a]cn1onitril BPFI, ~tkan dalam
kloroform P hingga kadar 100 J.Lg per mi.

~0:
Prosedur Lakukan Kromatogrtzfi ltzpis tipis sep.tn"ti
yang tertera pada Kromatograft <931>. Totolbn secara:
IlCHt terpisah masing-masing 10 J.Ll Larutan uji dan Lllrutan
baku pada lempeng kromatogr-afi silika geL Masulckan
2,4-Ditlmino-5-(3,4;s-trimetoksibenzil) lempeng ke -d.alam bejana kromatografi yang berisi
pirimidiruz (738-70-5) fase gerak kloroform P - metanol P - amonium hidrok-
Ct4HtaN403 BM290,32 sida 6 N (95:7,5:1) hingga fase gerak merambat sepan-
jang empat per lima tinggi lempeng. Angkat lempeng,
liimetoprim mengandung tidak kurang dari 98,5% biarkan kering, semprot lempeng dengan campuran
dan tidak lebih dari 101,0% C 14 H 18N 40 3, dihitung 1,9 g· besi(lll) klorida P dalam 20 ml air dan 500 mg
terhadap zat yang telah dikeringkan. kalium heksasianoferat(lll) P dalam 10 ml air, yang
dibuat segar. Lllrutan uji memberikan bercak utama,
Baku pembanding Trimetoprim BPFI; lakukan penge- dan dapat memberikan bercak lain deng~ harga- R1
ringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama yang sama dan tidak lebih intensif dari bercak yang
4 jam, sebelum digunakan. 3-Anilino-2-(3,4,5-trimetok- diperoleh dari Lllrutan baku.
sibenzil)alcrilonitril BPFI; tidak boleh dikeringkan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih sampai 300 mg, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, tam-
krem; tidak berbau. bahkan 60 ml asam asetat glasitll P, titrasi dengan asam
perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensio-
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam metrik. Lakukan penetapan blangko.
· benzilalkohol; agak sukar larut dalam kloroform dan
dalam metanol; sangat sukar larut dalam etanol dan 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
dalam aseton; praktis tidak larut dalam eter dan dalam 29,03 mg C1/l1/'IP3
karbon tetraklorida.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
ldentifikasi rapat, tidak tembus cahaya.
A. Spektrum serapan inframerah larutan dalam
kloroform P (1 dalam 100) menunjukkan maksimum
hanya pada panjang gelombang yang sama sepetti
pada Trimetoprim BPFI. TRIPELENNAMINI HYDROCHLORIDUM
B. n~ang saksama lebih kurang 100 mg, masuk- Tripelenamin Hidroklorida
'· kan ke dalam labu tentukur 100-ml kemudian larut-
kan dalam 25 ml etanol P. Encerkan secara kuantitatif
dan bertahap dengim larutan natrium hidrolcsida P 2-[Benzi1[2-(dimdilamino)etil/amino]piridiruz
(1 dalam 250) hingga diperoleh larutan (1 dalam monohidroldorida (154-69-8]
-50.000); spektrum serapan ultraviolet menunjukkan ~ 61-f2 1 N3 .HO BM 291,82
maksimum dan minimum hanya pada panjang ge-
lombang yang sama seperti pada Trimetoprim BPFI; Tripelenamin Hidroklorida mengandung tidak lcui'ang .
daya serap masing-masing dihitung terhadap zat yang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% CJinN3.HCI,
telah c:likeringkan, pada panjang gelombang serapan dihitung temadap zat yang telah dikeringlCm.
maksimum lebih kurang 287 nm berbeda tidak lebih
dari3,0%. Pemerian Serbuk hablur putih. Seciua perlahan
menjadi gelap pada pemaparan cahaya. Larutan prak-
jarak lebur <1021> Antara 199° d3n 203° tis netral terhadap lakm.us.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu dan dalam kloroform; sukar larut dalam aseton;
tos• selama 4 jam. . tidak larut dalam benzena, dalam eter dan dalam etil
asetat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%~
Baku pembanding Tripelenamin Hidrokloridlt Bf.Fli
Cemaran secara kromatogtafi Tidak lebih dari 0,5%. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 Jam
lArutan. uji Timbang saksama _sejumlah zat uji, sebelum digunakan.
FIIV Monograft I Triprolidini Hydrochloridum 807

Identifikasi Baku pembanding Triprolidin Hidroklorida BPFI;,;tidak


A. Memenuhi syarat Identifikasi Basa Nitrogen boleh dikeringkan; tetapkan kadar air pada saaf akan
Organik <261>. _digunakan untuk analisis kuantitatif. Triprolidin
B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C Hidroklorida isomer-Z BPFI.
seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291>.
Identifikasi
Jarak lebur <1021> Antara 188° dan 192°. A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
persikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksi-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; mum hanya pada panjang gelombang yang sama
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. seperti pada Triprolidin Hidroklorida BPFI.
B. Spektrum sera pan ui:raviolet larutan (1 dalam
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. 100.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan maksi-
mum dan minimum pada panjang gelombang yang
Cemaran umum <481> sama seperti pada Triprolidin Hidroklorida BPFI; daya
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P. serap masing-masing dihitung terhadap zat anhidrat
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Fase gerak Buat campuran metanol P-amonium kurang 290 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
hidroksida P (100:1,5). C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C
Penampakan bercak Gunakan teknik penampakan seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
bercak nomor 1.
Air <1031> Metode 1 Antara 4,0% dan 6,0%
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
300 mg, larutkan dalam campuran 10 ml asam asetat
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
glasial P dan 10 ml raksa(ll) asetat LP. Tambahkan
2 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan asam perklorat
0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko. Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 4 bpj.

1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 20 bpj.
14,59 mg C11f21 N;HO
Kemumian kromatografi
Wadah dan penyimpanan Dalam wa'dah tertutup Larutan baku Timbang saksama sejumlah Triproli-
baik, tidak tembus cahaya. din Hidroklorida BPFI, larutkan dalam kloroform P
hingga kadar 1,0 mg per ml.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
Larutan baku dalam kloroform P hingga kadar 0,2 mg;
TRIPROLIDINI HYDROCHLORIDUM 0,15 mg; 0,1 mg dan 0,05 mg per ml setara dengan
Triprolidin Hidroklorida · 2,0%; 1,5%; l,OOk dan 0,5% terhadap cemaran uji.
Larutan baku isomer-Z Buat larutan baku Triproli-
CHt-<Q ra-(] din Hidroklorida isomer-Z BPFI seperti yang tertera pada
Larutan baku dan Enceran larutan baku untuk Triprolidin
a=~
• H0 •H1 0
Hidroklorida BPFI.
Larutan uji Timbang saksama seju~lah zat uji,
larutkan dalam kloroform p hingga kac:lar 10 mg per ml.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapj~ tipis seperti
(EJ-2[3-(1-Pirrolidinil)-1-p-tolilpropenil] yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
piridina monohidroklorida monohidrat [6138-79-0) terpisah masing-masing 5 J.Ll Larutan uji dan delapan
C 19 HnN2 -HCI.~O BM 332,87 Enceran larutan baku pada lempeng kromatografi silika
Anhidrat [550-70-9) BM 314,86 gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam
bejana kromatografi terlindung dari cahaya, dengan
Triprolidin Hidroklorida mengandung tidak kurang fase gerak campuran kloroform P-dietilamina P (95:5)
dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 19HzzN2.HCl, yang merambathingga tiga per empat tinggi Iempeng.
dihitung terhadap zat anhidrat. Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap. Amati
lempeng di bawah cahaya ultraviolet pada panjang
Pemerian Serbuk hablur putih, ringan; berbau tidak ·gelombang 366 nm dan 254 nm. Bandingkan bercak
enak. Larutan bersifat basa terhadap lakmus; melebur lain dari Larutan uji dengan bercak utama dari Larutan
pada suhu lebih kurang 115°. baku: intensitas bercak triprolidin hidroklorida
!Y
isomer-Z (harga RJ lebih kurang 1,2 kali triprolidin
Kelarutan ·Larut dalam air, dalam etanol dan dalam hidroklorida) pada Larutan uji tidak lebih dari 2,0%,
kloroform; tidak larut dalam eter. dan jumlah intensitas seluruh bercak lain Larutan uji
808 Tropicamidum I Monografi FIIV

tidak lebih dari 3,0%. fosfor pentolcsida P pada suhu 80° selama 4 jam, meng-
gunakan 500 mg.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
menggunakan lArutan uji dengan kadar 20 mg per ml
dan l.Arutan baku dengan kadar dua kali Larutan uji. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
750 mg, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang tambahkan 4 tetes kristal violet LP, titrasi dengan asam
400 mg, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P, jika perklorat 0,1 N LV hingga titik akhir berwama biru-
perlu hangatkan. Tambahkan 15 ml ralcsa(ll) asetat LP hijau. Lakukan penetapan blangko.
dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan
titik akhir secara potens_iometrik. Lakukan penetapan 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
blangko. 28,44 mg C 1,H21!Jp 2

I ml asam perklorat 0,1 N setara dengan Wadah dan perlyimpanan Dalam wadah tertutup
15,74 mg C11f22NrHCl rapat, tidak tembus cahaya.

Wadah dan penyimpanan 12alam wadah tertutup


rapat, tidak tembus cahaya. TROPICAMIDI GUTTAE
-OPHTHALMICAE
Tetes Mata Tropikamida
TROPICAMIDUM
Tropikamida
Tetes Mata Tropikamida adalah larutan steril Tropi-
kamida dalam air, mengandung tidak kurang dari
95,0% dan tidak lebih dari 105,0% C 17H 20N 20 2, dari
jumlah yang tertera pada etiket. Mengandung bahan
antimikroba yang sesuai dan boleh mengandung
N- Etil- 2-fm:I-.\'-( 4-p irid il met il)hidrakrilamida [1508-75-4] bahan yang dapat meningkatkan kekentalan .
. C 17~Nz0: BM 284,36
Baku pembanding Tropikamida BPFI; lakukan penge-
Tropikamida mengandung tidak kurang dari 99,0% ringan dalam hampa udara di atas fosfor pentoksida P
dan tidak Jebih dari 101,0% C 17H 20N 20 2, dihitung pada suhu 80° selama 4 jam sebelum digunakan.
terhadap zat yang telah dikeringkan.
ldentifikasi
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih; A. Ekstraksi 10 ml dengan 25 ml kloroform P,
tidak berbau a tau hampir tidak berbau. saring ekstrak kloroform melalui kertas saring berli-
pat yang kering dan uapkan filtrat hingga kering:
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam residu yang diperoleh menunjukkan reaksi terhadap
kloroform dan dalam asam kuat. ldentifikasi A pada Tropikamida.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang di-
Baku pembanding Tropikamida BPFI; lakukan penge- gunakan untuk pengukuran serapan pada Penetapan
ringan dalam hampa udara di atas fosfor pentolcsida P kadar menunjukkan maksimum dan minimum pada
pada suhu 80° selama 4 jam sebelum digunakan. panjang gelombang yang sama seperti pada Tropika-
mida BPFI.
ldentifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang t~la.h. Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromih P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- pH <1071> Antara 4,0 dan 5,8.
bang yang sama seperti pada Tropikamida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (ldalam Penetapan kadar . .
40.000) dalam asam klorida 3 N menunjukkcln maksi- Larutan baku Timbang saksama sejumlah Trovika-
. mum dan minimum pada panjang gelombang yang mida BPFI larutkan dalam larutan asam sulfot P (1 da-
sama seperti padaTropikamit:L:J BPFI. lam 6) dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap
· dengan pelarut yang sama hingga kadar IebQ\ kurang
Jarak lebur <1021 > Metode I Antara % 0 dan 100°. 30 v.g per mi.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume tetes
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; mata setara dengan lebih ku.rang 30 mg tropikamida,
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
FIIV Monografi I Tuberculin Purified Pr~tein Derivative 809

afr sampai tanda. Pipet 10 mllarutan ini ke dalam Baku pembanding Thberkulin PPD BPFI.
corong pisah, tambahkan 2 mllarutan natrium karbo-
nat P (1 dalam 10). Ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan Identifikasi Suntikkan dosis bertingkat sediaan uji
20 ml kloroform P. Kumpulkan ekstrak kloroform secara intradermal pada marmut yang telah di-
dalam corong pisah lain. Cud kumpulan ekstrak sensitisasi, pada tempat penyuntikan terbentuk reaksi
dengan 25 ml dapar fosfat pH 6,5, pindahkan ke dala~ yang bervariasi dari eritema hingga nekrosis. Bila pe-
corong pisah lain. Cud lapisan air dengan 10 ml kloro- nyuntikan yang sama dilakukan pada marmut yang
form P dan campurkan dengan ekstrak kloroform. tidak dis.ensitisasi tidak terbentuk reaksi seperti ter-
Ekstraksi larutan kloroform 4 kali, tiap kali dengan sebut di atas.
20 mllarutan asam sulfat P (1 dalam 6). Kumpulkan
ekstrak asam dalam Iabu tentukur 100-ml, tambahkan pH <1071> Antara 6,5 sampai 7,5.
larutan asam sulfat P (1 dalam 6) sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan lArutan uji dan Lnrutan baku Fenol Tuberkulin PPD cair mengandung tidak lebih
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih dari 0,5%: lakukan penetapan seperti yang tertera
kurang 253 nm terhadap blangko larutan asam sulfat P pada Uji Bahan Tambahan dalam Vaksin dan lmunosera
· (1 dalam 6). Hitung jumlah dalam mg, C1;f20 N20 2, per . <731>.
ml tetes mata yang digunakan dengan rumus:
Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
C Au
(-)(-) Potensi Tidak kurang dari 80% dan tidak lebih dari
V A5 125% dari jumlah yang tertera pada etiket. Batas ke-
salahan fidusial tidak kurang dari 64% dan tidak lebih
C adalah kadar Tropikamida BPFI dalam J.lg per ml dari 156% dari potensi yang tertera pada etiket.
Ltzrutan baku; V adalah volume tetes mata yang digu- Lakukan penetapan dengan membandingkan dosis
nakan dalam ml; Au dan As berturut-turut adalah sediaan uji dan dosis sediaan baku yang dapat menun-
•serapan lArutan uji dan lArutan baku. jukkan hipersentisivitas terlambat yang sama pada
marmut atau hewan lain yang telah disensitisasi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dengan mikobakteri dengan tipe yang sama seperti
tapa:t dan hindarkan dari pembekuan. yang digunakan dalam pembuatan Tuberkulin PPD.
Gunakan dapar fosfat salin pH 7,4 mengandung 0,005%
polisorbat 80 P untuk mengencerkan sediaan baku,
sediaan uji dan untuk rekonstitusi sediaan beku kering
TUBERCULIN PURIFIED PROTEIN tanpa stabilisator.
DERIVATIVE Prosedur Sensitisasi tidak kurang dari 6 ekor
Tuberkulin PPD marmut, bobot tubuh tidak kurang dari 400 g. dengan
menyuntikkan secara intramuskular atau intradermal
dosis yang sesuai suspensi mikobakteri tipe yang
Tuberkulin PPD adalah sediaan yang dibuat dari sama dalam pembuatan Tuberkulin PPD yang
pemanasan hasil pertumbuhan dan lisis dari satu atau mengandung 0,1 mg per ml dalam minyak mineral P
lebih galur Mycobacterium tuberculcsis yang menunjuk- yang sesuai dengan atau tanp• bahan pengemulsi.
kan hipersensitivitas terlambat pada hewan uji yang Tidak kurang dari 1 bulan dan tidak lebih dari 6 bulan
disensitisasi dengan mikroorganisme jenis yang sama. kemudian Iakukan uji sebagai berikut: · Depilasi
Tuberkulin PPD dibuat dari fraksi larut air dari marmut pada bagian punggung secukupnya untuk
biakan mikobakteri yang tumbuh dalam medium 6 penyuntikan tiap sisi atau 12 penyuntikan tiap
. pembenihan cair sintetik dengan cara pemanasan hewan. Gunakan tiga dosis sediaan baku dan tiga
dalam uap bebas mengalir atau dalam otoklaf dan dosis sediaan uji sehingga dosis tertinggi 10 kali dosis
disaring. Fraksi aktif dalam filtrat yang terutama ter- terendah. Encerkan sediaan secukupnya hingga me-
diri dari protein diisolasi.dengan cara pengendapan, nimbulkan lesi dengan diameter 8 sampai 25 mm.
dicuci dan dilarutkan kembali. Sediaan ini bebas miko- Suntikkan secara intradermal pada tempat penyuntik-
bakteri. Dapat ditambahkan pengawet antimikroba an yang tersedia dengan pola kuadrat latin sejumlah
yang tidak memberikan reaksi positif semu (seperti volume sama (0,1 atau 0,2 ml). Ukur diameter lesi
0,5% fenol) dan stabilisator lain yang sesuai. Fenol setelah 24 jam hingga 48 jam dan hitung poterisi datam
tidak boleh ditambahkan dalam sediaan beku kering. log dosis sediaan uji dan sediaan baku dengan cara
Sediaan dapat diberikan dalam bentuk pekat atau statistik berdasarkan diameter lesi.
encer sebagai cairan steril; bentuk encer dapat dibeku-
keringkan. · Mikobakteri hidup [Catatan Uji ini berlaku'untuk
Tuberkulin PPD pekat.] Suntikkan secara intraperito-
Pemerian Cairan tidak berwarna atau kuning pucat, neal atau subkutan 5,0 ml sediaan uji pada dua ekor
atau serbuk kering berwama krem, atau pelet. marinut bobot tubuh 300 sampai 400 g. Amati he\van
810 Tub()curarini ChlQridum I Monografi FIW

uji selama tidak kurang dari 42 hari. Bunuh hewan uji Baku pembanding Tubokurarin Klorida BPFI.
dan lakukan otopsi, tidak seekor hewanpun me-
nunjukkan gejala infeksi mikobakteri. Lakukan uji Kejemihan larutan dalam etanol Larutan 100 mg zat
mikobakteri hidup dalam sediaan uji menggunakan uji dalam 10 inl etanol P: jerriih.
media biakan yang sesuai: tidak terjadi pertumbuhan
mikobakteri. Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di-
Efek sensitisasi [Catatan Uji ini berlaku untuk Tuberku- dispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
lin PPD pekat.] Suntikkan secara intradermal dosis maksimum hanya pada panjang gelombang yang
sediaan uji yang sesuai (misalnya 500 unit per 0,1 ml) sama seperti pada Tubokurarin Klorida BPFI.
3 kali dengan selang waktu 5 hari pada masing-masing B. Kromatogram dari Larutan uji yang diperoleh
kelompok marmut terdiri dari 3 ekor. Setelah 15 hari pada Penetapan kadar memberikan puncak utama
hingga 21 hari dari penyuntikan ketiga, suntikkan dengan waktu retensi yang sesuai dengan yang di-
secara intradermal dosis yang sama sediaan uji pada peroleh dari Larutan baku.
kelompok marmut di atas dan pada kelompok C. Larutan (1 dalam 100) menunjukkan reaksi
marmut kontrol dengan bobot tubuh sama yang Klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji
sebelumnya tidak disuntikkan tuberkulin: reaksi dari Identifikasi Umum <291>.
dua kelompok hewan tidak berbeda secara signifikan
setelah 48 jam sampai 72 jam. Rotasi jenis <1081> Antara +210° dan +224°, dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan mengguna-
Toksisitas [Catalan Uji ini berlaku untuk Tuberkulin kan larutan 100 mg per 10 ml yang telah dibiarkan
PPD pekat.] Suntikkan secara subkutan 0,5 mllarutan selama 3 jam.
:'~. mengandung 100.000 unit per ml pada 2 ekor marmut:
· ,· tidakterbentuk efek yang berbahaya dalam waktu Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 12,0"/o.
7 hari.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,25"/o.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca steril
terhindar dari cahaya, tertutup kedap untuk men- Senyawa sejenis Dalam kromatogram yang diperoleh
·. <":ccega}\. kontaminasi mikroba, simpan pad a suhu 2° dari Larutan uji pada Penetapan kadar, jumlah respons
· hingga 8°, tidak boleh dibekukan. puncak selain puncak tubokurarin, tidak lebih dari
.;;:
S,Oo/c dari jumlah semua respons puncak.

Kandungan klorida Tidak kurang dari 9,9% dan tidak


TUBOCURARINI CHLORIDUM lebih dari 10,7% dihitung terhadap zat anhidrat;
Tubokurarin Klorida lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang saksama.
.. lebih kurang 300 mg, larutkan dalam 5 ml air, hangat-
kan sedikit hingga larut. Tambahkan 5 ml asam asetat
gllzsial P dan 50 ml metanol P, dinginkan hingga suhu
kamar. Tambahkan 1 tetes eosin Y LP dan titrasi
dengan perak nitrat 0,1 N LV.

1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan


3,545 mg Cl

(+)-Tubokurarin klorida hidroklorida Penetapan kadar Lakukan penetapan ~engan cara


pentahidrat [41354-45-4] Kromatografi mir kinerja tinggi seperti yang tertera pada
<;,H41C1Nz06.Ha.5Hz0 BM771,73 K.romatografi <931>.
Anhidrat [57-94-3] BM681,65 Fase gerak Campuran asetonitril P-metanol P (3:2),
biarkan pada suhu kamar. Masukkan 270 mllar:utan
Tubokurarin Klorida mengandung tida~ kurang dari ini ke dalam gelas ukur 1 liter, tambahkan 20,0 ml
95,0o/o dan tidak lebih dari 105,0% -~41ClN206.HCl, larutan tefTametilamonium hidroksida P 25% dalam
. dihitung terhadap zat anhidrat. mttanol P, tambahkan air hingga i liter. Atur pH
hingga 4,0 dengan penambahan asam Josfot LP, saring
Pemerian Serbuk hablur putih atau putih kekuningan dan awaudarakan.
sampai putih kelabu. Melebur pada suhu lebih kurang Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tubo-
270° disertai peruraian. · kurarin K1orida BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 0,3 mg per ml.
Kel;uutan Larut dalam air; agak sukar larut dalam Larutan uji Ttmbang saksama lebih kurang 30 mg,
etanol. · masukkan ke dalam labu tentukur lQO-ml. Larutkan
FIIV Monografi I Vaccinum Bacilli Calmette-Gue~ Cryodesiccatwft

dan encerkan dengan Fase geralc sampai tanda. nya pasase sediaan tidak boleh dibekukeringka.n -Iebih
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah Tubo- dari satu kali. Basil dibiakkan di permukaan media
kurarin I<lorida dan fenol P dalam Fase gerak hingga lea- biakan tidak lebih dari 10 hari atau dibiakkan di dalam
dar masing-masing lebih kurang 0,30 mg dan 0,50 mg media yang sesuai tidak lebih dari 14 hari. Biakan
·per mi. dipanen dan disuspensikan di dalam media cair steril
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera yang dapat melindungi -viabilitas vaksin yang
pada Kromatografi <931> Kromatograf cair kinerja ditetapkan dengan metode perhitungan angka viabel
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom yang sesuai. Sediaan vaksin dibekukeringkan hingga
4 mm x 25 em berisi bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih kandungan air sesuai untuk stabilitas vaksin.
kurang 1 mi per menit. Lakukan kromatografi ter- Pada uji hipersensitivitas diperlambat yang sesuai
hadap Larutan kesesuaian sistem dan rekam respons menggunakan marmut, aktivitas vaksin uji tidak
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, berbeda dengan vaksin baku.
antara dua puncak utama tidak kurang dari 2,0 dan
faktor ikutan, T, untuk turbokurarin klorida tidak Baku pembanding Valcsin Basil Calmette - Gumn Beku
lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada pe- Kering BPFI.
nyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 2,0%.
Waktu retensi relatif untuk turbokurarin klorida dan ldentifikasi Lakukan identifikasi secara mikroskopik
fenol berturut-turut lebih kurang 0,50 dan 1,0. dengan membuat pewarnaan sediaan apus atau
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dengan penampilan koloni khas yang tumbuh pada
vo\umt> sama (lebih kurang 10 JLI) Larutan baku dan media padat dan dengan uji hayati yang sesuai.
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Toksisitas abnormal Syarat 11ji Toksisitas Abnormal
C 37H 41 ClN 20 6 .HCI, dalam serbuk yang digunakan seperti yang tertera pada Uji Reaktivitas Biologi secara
dengan rumus: in-vivo <251> tidak berlaku pada Vaksin Basil
Calmette-Guerin .

Mikobakteri virulen Suntikkan secara subkutan atau


intramuskular pada 6 ekor marmut berbobot tubuh
C adalah kadar Tubokurarin Klorida BPFI dalam mg 250 g sampai 400 g, sejumlah vaksin kering setara
per ml Larutan baku; ru dan r5 bE:rturut-turut adalah dengan 50 dosis yang disuspensikan dalam sejumlah
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. volume pengencer yang sesuai seperti yang tertera
pada etiket. Tidak seekor hewanpun mati dalam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup waktu 42 hari setelah penyuntikan, atau bila seekor
rapat. hewa::t mati, pemeriksaan setelah mati tidak menun-
jukkan gejala tuberkulosis. Bila dua ekor hewan mati
selama periodc pengamatan dan tidak menunjukkan
VACCINUM BACILLI CALMETIE- gejala tuberkulosis, ulangi pengujian dengan meng-
GUERIN CRYODESICCATUM gunakan 6 ekor marmut lain. Pada pengujian kedua,
Vaksin Basil Calmette-Guerin Beku tidakseekor hewanpun mati selama 42 hari setelah
Kering penyuntikan, atau bila seekor hewan mati, peme-
riksaan setelah mati tidak menunjukkan gejala tu-
berkulosis.
Vaksin Bacillus Calmette - Gu~ adalah sediaan yang
mengandung bakteri hidup yang diperoleh dari galur Reaktivitas berlebih Suntikkan secara intradermal
berasal dari basil Calmette dan Gulrin dan diketahui pada 4 ekor marmut, bobot tubuh tidak kurang dari
dapat melindungi manusia terhadap tuberkulosis. 250 g, masing-masing dengan dosis 100 JLI. 10 J.Ll dan
Vaksin beku kering direkonstitusi dengan cairan steril 1 JLI vaksin uji dan vaksin baku dengan dosis yang
yang sesuai, segera sebelum digunakan. sama. Amati selama 4 minggu: reaksi kulit yang
Vaksin dibuat dengan sistem lot benih. Galur di- disebabkan oleh vaksin uji dan vaksin baku tidak
pilih dan dipelihara sedemikian rupa sehingga berbeda secara bermakna.
dapat mempertahanka.n stabilitas; mempunyai ke-
mampuan membuat manusia dan marmut peka ter- Syarat lain Vaksin setelah direkonstitusi, memenuhi
hadap tuberla4in dan melindungi hewan uji terhadap syarat seperti yang tertera pada Vaccina.
tuberkulosis; seita relatif bebas dari patogenitas terha-
dap manusia dan hewan uji. Bets vaksin yang sesuai Angka viabel Lakukan penetapan jumlah tinit bakteri
dibuat dari lot benih dan disimpan untuk digunakan hidup dalam vaksin yang telah direkonstitusi, dengan
sebagai vaksin baku dalam pengujian. menghitung jumlah koloni pada media padat meng-
Vaksin dibuat dari biakan yang terpisah dari lot gunakan metode yang sesuai untuk vaksin uji: j\unlah
benih, tidak lebih dari 12 pasase. Selama berlangsung- unit bakteri hidup tidak kurang dari jumlah yang
812 Vaccinum Cholerae I Monografi FIIV

tertera pada etiket, serta efektif dan dapat diterima Fenol Vaksin Kolera Cair mengandung tidak lebil:c
oleh kelompok umur yang divaksinasi. dari O,So/o; lakukan penetapan seperti yang tertera
pada Vaccina.
Waclah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kedap, .terhindar dari kontaminasi, terutama basil Toksisitas abnormal Memenuhi syarat; lakukan.uji
tuberkel yang virulen. Bila disimpan pada kondisi Tolcsisitas Abnormal seperti yang tertera pada Uji Re-
seperti yang tertera pada etiket, potensi vaksin beku aktivitas secara Biologi in-vivo <251>, menggunakan
kering diharapkan dapat bertahan selama tidak dosis· uji 0,5 ml pada masing-masing mencit dan 1 ml
kurang dari 2 tahun. Jika sudah direkonstitusi, vaksin pada masing-masing marmut.
harus segera digunakan, jika ada yang tersisa harus
dibuang. Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
pada Vaccina.

VACCINUM CHOLERAE Wadah dan penyimpanan Potensi vaksin cair di-


Vaksin Kolera harapkan dapat bertahan selama tidak kurang
dari 18 bulan jika disimpan pada kondisi yang diten-
tukan. Untuk vaksin kering, potensi diharapkan dapat
Vaksin Kolera adalah suspensi homogen beberapa bertahan tidak kurang dari 5 tahun jika disimpan piida
galur .Vibrio cholerae atau galur lain yang sesuai, kondisi yang ditentukan. Jika telah direkonstitusi,
mengandung tidak kurang dari 8000 juta bakteri per vaksin harus segera digunakan·.
dosis, yang tidak lebih dari 1 ml.
Pembuatan berdasarkan sistem lot benih. Vaksin
.. terdiri dari bagian yang sama, vaksin yang dibuat dari VACCINUM DIPHTHERIAE ET
c:ci:;galur;halus dari dua tipe serologik utama, Inaba dan TETANII ADSORBATUM
.';Ogawa, dapat berupa biotipe klasik dengan atau tanpa Vaksin Difteri dan Tetanus Jerap
··biotipe El-Tor. Dapat berupa galur tunggal atau
beberapa galur dari tiap tipe. Sebagai tambahan
terhadap tipe antigen-0, semua galur harus mengan- Vaksin Difteri dan Tetanus Jerap dibuat dari toksoid
•.•• > . .dung antigen-0 tahan panas yang biasa terdapat pada formol difteri yang mengandung tidak kurang dari
·:Slnaba dan Ogawa. Bila digunakan lebih dari satu galur 1500 Limes flocculationis (Lf) per mg nitrogen protein,
.. ~.untuk masing-masing Inaba dan Ogawa, harus dipilih toksoid formol tetanus tidak kurang dari 1000 Limes
<:..'Sedemikian rupa sehingga mengandung antigen-0 lain flocculationis (Lf) per mg nitrogen protein dan zat
sebagai tambahan. Masing-masing galur dibiakkan pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat,
secara terpisah. Bakteri dimatikan dengan memanas- aluminium fosfat atau kalsium fosfat, dalam larutan
· · .. kan suspensi (misalnya pada suhu 56° selama 1 jam); natrium klorida P 0,9% atau larutan isotonik lain. Tok-
.. atau dengan penambahan bakterisida yang sesuai
seperti formaldehida atau fenol; atau dengan
soid formol dibuat dari toksin yang dihasilkan oleh
pertumbuhan Corynebacterium diphtheriae dan Clos- ·
kombinasi cara fisika dan kimia. trillium tetani berturut-turut dalam media yang sesuai.
Vaksin kolera tersedia dalam bentuk cair atau beku Antigenisitas Vaksin Difterf dan Tetanus Jerap sangat
kering yang direkonstitusi dulu dengan pelarut steril dipengaruhi oleh zat pengawet antimikroba, terutaina
yang sesuai segera sebelum digunakan. Sediaan vaksin golongan fenol, sehingga zat tersebut tidak boleh
beku kering tidak boleh ditambah fenol. ditambahkan pada Vaksin Difteri dan Tetanus Jerap.

ldentifikasi Lakukan penetapan dengan cara agluti- Baku pembanding Vaksin Difteri Jerap BPFI dan
nasi khas. Vaksin Tetanus Jerap BPFI.

Autigenisitas Lakukan uji kemampuan vaksin untuk ldentifikasi


menginduksi antibodi (seperti aglutinasi, vibriosida A. Larutkan sejumlah natrium sitrat P dalam
atau hemaglutinasi antibodi) pada marmut, kelinci; sediaan uji hingga diperoleh larutan 10%. Simpan
a tau mencit dengan cara sebagai berikut: Suntikkan pada suhu 37° selama 16 jam dan sentrifus hingga
sejumlah vaksin kepada satu kelompok terdiri dari diperoleh cairan jernih. Beningan bereaksi dengan
paling sedikit 6 ekor hewan uji. Pada akhir waktu imunoserum difteri yang sesuai: terbentuk endapan.
yang diperlukan untuk pembentukan antibodi maksi- B. Beningan yang diperoleh pada uji A, bereaksi
mum, berdasarkan hasil uji pendahuluan, kumpulkan dengan imunoserum tetanus yang sesuai: terbentuk
se~ 4ari masing-masing hewan uji, tetapkan titer endapan.
~tibOdi yang sesuai dari masing-masing seruin meng-
. gunakan metode yang sesuai: masing-masing tipe Toksisitas spesifik Suntikkan secara subkutan se-
. serologi menunjukkan ~espons antibodi yang ber- jl,lmlah 5 kali dosis sediaan uji seperti yang tertera
makna. · pada etiket pada: masing-masing 5 ekor marmut. Tidak
FIIV Monogrllfi I Vaccinum· Diphtheria~ Tetanii ~t P~ Adirorbatwn

seekor hewanpun menunjukkan gejala atau mati menunjukkan reaksi eritema yang bermtkna,
karena keracunan toksin difteri atau tetanus selama m:enggunakan metode statistik yang -sesuai. ·Uji tidak
42 hari. Jika selama periode pengamatan, lebih dari absah kecuali jika d~is sediaan uji maupun sediaan
satu hewan mati karena penyebab tidak spesifik, baku yang dapat melindungi 50% hewan uji tedetak:di
ulangi pengujian. Pada pengujian kedua ·tidak seekor antara dosis terendah dan tertinggi; 4 ekor marmut
he.wanpun menunjukkan gejala atau mati karena yang disuntik aecara intradermal dengan larutan
keracunan toksin difteri atau tetanus atau karena toksin tantang dan larutan toksin tantang yang telah
sebab lain dalam waktu 42 hari. diencerkan 100 kali, menunjukkan reaksi eritema pada
tempat penyuntikan; dan analisis statistik tidak
Syarat lain Meii\.~nuhi syarat seperti yang tertera menunjukkan adanya perbedaan linieritas atau
pada Vaccina. kesejajaran. Pengujian dapat diulang beberapa kali;
jika dilakukan beberapa kali pengujian, potensi
Penetapan potensi . dihitung berdasarkan semua hasil uji yang absah.
A. Potensi vaksin difteri tidak kurang dari 30 unit [Catatan Sebagai metode alternatif untuk menetapkan
per dosis. Lakukan penetapan dengan membanding- potensi dapat digunakan metode lain yang mempunyai
kan dosis sediaan uji dan dosis sediaan baku yang htelitian sama./
memberikan perlindungan sama bagi marmut ter- B. Potensi vaksin tetanus tidak kurang dari
hadap efek eritrogenik toksin difteri yang diberikan 40 unit per dosis. Lakukan penetapan seperti yang
secara intradermal. tertera pada Penetapan potensi ·dalam Vaksin Tetanus
Hewan uji Gunakan marmut dari asal yang sama, ferap.
kelompokkan menjadi 6 kelompok masing-masing
16 ekor dan 1 kelompok terdiri dari 4 ekor, dari jenis Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi
kelamin yang sama atau jenis kelamin berbeda yang yang ditentukan, potensi vaksin diharapkan "dapat
dibagi merata di antara kelompok. bertahan tidak kurang dari 5 tahun ·sejak tanggal
Pemilihan toksin tantang Gunakan toksin difteri potensi ditetapkan.
yang mengandung sejumlah toksln bebas, encerkan
hingga 0,00025 Lf per ml, dan suntikkan sejumlah
0,2 ml (0,00005 Lf) secara intradermal pada punggung
marmut yang telah dicukur, timbul reaksi eritema VACCINUM DIPHTHERIAE, TETANII
yang nyata setelah 48 jam. ET PERTUSSIS ADSORBATUM
Larutan toksin tantang Segera sebelum .digunakan Vaksin Difteri,Tetanus dan Pertusis
encerkan toksin tantang dengan pengencer yang Jerap
sesuai hingga diperoleh larutan toksin tantang yang
mengandung 0,005 Lf per 0,2 mi. Encerkan sebagian
larutan toksin tantang 100 kali, menggunakan dapar Vaksin =:>ifteri, Tetanus dan Pertusis Jerap dibuat dari
yangsama. toksoid formol difteri yang menganrlung tidak kurang
Prosedur Buat seri pengenceran sediaan uji·dan dari 1500 Limes flocculationis (Lf) per mg nitrogen
sediaan baku dalam larutan natrium klorida P 0,9%, protein, toksoid formol tetanus yang mengandung
masing-masing ~ pengenceran dengan kelipatan tidak tidak kurang dari 1000 Lf per mg nitrogen protein,
lebih dari 2,5. Kadar dipUih sedemikian sehingga bUa suspensi Bordetella pertussis mati dan zat pembawa
sejumlah 1,0 ml kadar tengah disuntikkan secara mineral aluminium hidroksida hidrat atau aluminium
subkutan pada marmut, akan melindungi lebih kurang fosfat atau kalsium fosfat, dalam larutan natrium
SO'Yo hewan uji terhadap efek eritrogenik dari sejumlah klorida P 0,9o/o atau larutan isotonik lain yang sesuai.
tertentu toksin difteri yang disuntikkan secara Toksoid formol difteri dibuat dari 'toksin yang
intradermal. Alokasikan tiap enceran pada masing- dihasilkan oleh pertumbuhan Coryneb11cterium
masing kelompok marmut yang terdiri dari 16 ekor. diphtheri11e, dan toksoid formol tetanus dibuat dari
Suntikkan secara subkutan 1,0 ml tiap enceran pada toksin yang dihasilkan oleh pertumbuhan Clostridium
tiap marmut dalam masing.,.masing kelompok yang tetani masing-masing dalam media yang sesuai dengan
dialokasikan. Setelah 28 hari suntikkan secara darah. Suspensi BordeteU. pertussis mati dibuat dengan
intradermal sejumlah 0,2 mllarutan toksin tantang cara: Satu atau lebih galur Bordetella pertussis yang
(0,005 Lf) pada tiap marmut yang telah dicukur sesuai dibiakkan secara terpisah selama 24 jam sampai
punggungnya. Pada tiap marmut dari kelompok·yang 72 jam, menggunakan media biakan cair atau padat
terdiri dari 4 ekor, suntikkan larutan toksin tantang yang sesuai dan tidak mengandung darah. Bakteri
dengan cara yang. sama sebanyak 0,2 ml. Pada tempat dipanen dan disuspensikan dalam larutan natrium
yang berdekatan suntikkan juga 0,2 mllarutan toksin klorida P 0,9% atau larutan isotonik lain yang sesuai,
tantang yang telah diencerkan 100 kali. Setelah 2 hari dan opasitas suspensi diukur. Hasil p~netapan
amati adanya reaksi eritema pada semua marmut. opasitas digunakan sebagai dasar perhitungan untuk
Hi tung potensi relatif vaksin uji terhadap potensi pemb~atan vaksin pada semua tahap berikutnya.
sediaan baku berdasarkan jumlah hewan yang Bakteri diinaktifkan dengan zat kimia yang sesuai atau
814 Vacdnum Diphtheriae Tetanii et Pertussis Adsorbatum I Monografi FIW

dengan pemanasan pada suhu 56•. Suspensi disimpan tantJJng Gunakan galur Bordetella pertussis yang sesuai
pada suhu 2• sampai · s• hingga 3 bulan untuk dan dapat menyebabkan kematian mei\cit dalam
m~urangi toksisitasnya. Antigenitas Vaksin Difteri, waktu 14 hari setelah penyuntikan secara intrasere-
Tetanus dan Pertusis Jerap sangat dipengaruhi oleh bral. Jika dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan,
zat pengawet antimikroba, terutama golongan fenol lebih dari 20% hewan mati, galur dianggap tidak
dan beberapa golongan amonium kuaterner, sehingga sesuai. Buat satu subkultur dari galur di atas dan
zat tersebut tidak boleh ditambahkan pada Vaksin suspensikan hasil panenan -Bordetella pertussis dalam
Difteri, Tetanus dan Pertusis Jerap. larutan yang mengandung i% kasein hidrolisat P dan
natrium klorida P 0,6%, pH 7,0 sampai 7,2 atau dalam
Baku pembanding Vaksin Difteri ferap BPFI; Vaksin larutan lain yang sesuai. Tetapkan opasitas suspensi.
Tdanus Juap BP,Fl dan Vaksin Pertusis BPFI. Buat satu seri pengenceran dalam larutan yang sama,
alokasikan tiap enceran pada masing-rnasing kelom-
Identifikasi pok mencit yang terdiri dari 10 ekor. Suntikkan secara
A. Larutkan sejumlah natrium sitrat P dalam intraserebral 0,02 rnl atau 0,03 ml tiap enceran pada
sediaan uji hingga diperoleh larutan 10%. Simpan tiap mencit dalam masing-masing kelompok yang
pada suhu 37° selama Jebih kurang 16 jam dan dialokasikan. Setelah 14 hari hitung jurnlah mencit
sentrifus hingga diperoleh cairan jernih. Beningan yang hidup dari masing-masing kelompok. Dari hasil
bereaksi dengan iml.moserum difteri yang sesuai: tersebut hitung opasitas suspensi yang mengandung
terbentuk endapan. 100 DLSO dalarn setiap dosis tantang. Untuk
B. Beningan yang diperoleh pada :.~ji A bereaksi penetapan potensi vaksin, buat subkultur segar dari
dengan imunoserum tetanus yang sesuai: terbentuk galur Bordetella pertussis yang sama, dan dari panenan
endapan. bakteri buat suspensi d~ngan opasitas yang setara
C. Tambahkan antiserum Bordetella pertussis yang dengan lebih kurang 100 DL50 dalam setiap dosis
--:·; sesuai pada sediaan uji: terbentuk aglutinasi. tantang. Buat tiga pengenceran suspensi tantang.
.:..!-·.~
Hewan uji Gunakan rnencit putih dari galur yang
..: Toksisitas spesifik Suntikkan secara subkutan se- sesuai dari surnber yang seragam, urnur kurang dari
jumlah 5 kali dosis sediaan uji seperti yang tertera 5 minggu, perbedaan bobot tubuh tidak lebih dari
pada etiket pada masing-masing 5 ekor marmut. Tidak 5 gram. Kelornpokkan rnenjadi 6 kelompok rnasing-
seekor hewanpun menunjukkan gejala, atau mati masing terdiri dari .16 ekor dan 4 kelornpok masing-
karena keracunan toksin difteri atau tetanus selama masing terdiri dari 10 ekor; dari jenis kelamin yang
42 hari. Jika selama periode pengamatan lebih dari sama atau jenis kelamin berbeda yang dibagi rnerata di
·. satu hewan mati karena penyebab yang tidak spesifik, antara kelompok. Untuk 3 kelompok yang terdiri dari
·· ulangi pengujian. Pada pengujian kedua tidak seekor 16 ekor menerima sediaan baku dan 3 kelornpok
hewanpun menunjukkan gejala atau mati karena lainnya menerima sediaan uji, sedang 4 kelornpok
keracunan toksin difteri atau tetanus, atau karena yang terdiri dari 10 ekor digunakan untuk penetapan
sebab lain dalam wak'tu 42 hari. DLSO suspensi tantang.
Prosedur Gunakan 3 dosis sediaan baku dalarn
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pelarut yang sesuai dan 3 dosis sediaan uji yang
pada Vaccina. disuspensikan dengan larutan yang sesuai. Ketiga
dosis diatur sedemikian sehingga dosis yang me-
Penetapan potensi lindungi SO% mencit mendekati dosis tengah.
A. Potensi vaksin difteri tidak kurang dari 30 unit Umumnya digunakan dosis 0,5 unit; 0,1 unit dan
per dosis. Lakuk<.n penetapan seperti yang tertera 0,02 unit sediaan baku dan (1 dalam 8); (1 dalarn 40)
pada Penetapan potensi A dalam Vaksiu Difteri dan dan (1 dalam 200) enceran sediaan uji, rnasing-rnasing
Tetanus fuap. dosis tidak lebih dari 0,5 mi. Suntikkan sefiap mencit
B. Potensi vaksin tetanus tidak kurang dari satu dosis secara intraperitoneal. Setelah 14 hari
40 unit per dosis, a tau jika pengujian dilakukan pada hingga 17 hari, suntikkan mencit secara intraserebral
mencit, tidak kurang dari 60 unit per dosis. Lakukan satu dosis suspensi tantang Bordetella pertussis. Pada
penetapan seperti yang tertera pada Penetapan potensi saat yang sama suntikkan secara intraserebral pada
dalam Vaksin Tetanus Juap. 4 kelompok mencit terdiri dari 10 ekor suspensi
. C. Potensi vaksin pertusis tidak kurang dari 4 unit tantang deng;ul enceran yang sesuai untuk menetap-
per dosis dan batas kesalahan fidusial terendah tidak kan DLSO dalam dosis yang diberikan pada mencit
. kurang dari 2 unit per dosis, yang tidak lebih dari yang telah diinokulasi. Amati mencit tiap hart selama
1 ml. Lakukan penetapan dengan membandingkan ·14 hari setelah penyuntikan dengan suspensi tantang.
dosis sediaan uji dan dosis sediaan Baku panbanding Hitung potensi vaksin menggunakan metode statistik
Vaksin Pertusis BPFI yang dapat memberikan perlin- baku, berdasarkan jurnlah mencit yang hidup, tidak
durigan yang sama bagi mencit terhadap dosis letal termasuk mencit yang mati dalam waktu 48 jam
· iritraserebral Borddella pertussis. · setelah penyuntikan suspensi tantang. Jika perlu
Pemilihan galur t:zntang dan pembuatan suspensi ulangi pengujian, jika dilakukan lebih dari satu kali
· FIIV Monografi I Vaccmum Morbillorum VivUm 815

pengujian, potensi dan batas keyakinan dihitung VACCINUM MORBILLORUM VIVUM


berdasarkan semua hasil uji yang absah. Uji tidak Vaksin Campak, ·Hidup
absah, kecuali jika dosis sediaan vii dan sediaan baku
yimg dapat melindungi SO% hewan uji terletak di
antara dosis tertinggi dan terendah yang diberikan Vaksin Campak~ H~dup adalah sediaan yang
pada mericit, kurva dosis respons menunjukkan mengandung galur modifikasi yang sesuai dari virus
kemiringan yang bermakna dengan deviasi yang tidak campak hid up yang ditumbuhkan dalam biakan sel
bermakna, ~erhadap kesejajaran atau linieritas dan embrio ayam atau biakan sel lain yang memenuhi
dosis tantang lebih kurang 100 OLSO. syarat. Vaksin leering yang direkonstitusi dengan.
cairan seperti yang tertera pada etiket, dibuat segera
Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi sebelum digunakan. Vaksin campak tidak boleh
yang ditentukan, potensi vaksin diharapkan dapat mengandung zat pengawet antimikroba.
bertahan selama tidak -kurang dari 2 tahun sejak Pembuatan berdasarkan sistem lot benih dari virus
tanggal potensi ditetapkan. bebas neurovirulen. Vaksin berasal dari tidak lebih
10 subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium
dan uji ldinis menunjukkan galur sesuai.
Vaksin kering dapat dibuat dengan .:ara sebagai
VACCINUM HEPATITIS B EXPLASMA berikut: Virus dibiakkan secara aseptik dalam biakan
HUM ANUM primer sel embrio ayam atau sel lain yang sesuai.
Vaksin Hepatitis B Asal Plasma Embrio ayam berasal dari kelompok ayam sehat, bebas
Man usia dari leukosis unggas (avian) dan biakan sel tidak
mengandung mikroorganisme asing. Media ';lntuk
p.ertumbuhan aw;d sel dapat ditambah serum hewan,
Vaksin Hepatitis B asal plasma manusia adalah se- tetapi media untuk pemeliharaan biakan sel selama
diaan yang mengandung antigen permukaan Hepatitis pengembangbiakan virus tidak boleh ·mengandung
B(HBsAg), diperoleh dari plasma yang telah meng- protein. Media biakan sel dapat mengandung indika-
alami inaktivasi terhadap virus Hepatitis B dan virus tor pH yang sesuai seperti merah fenol dan antibiotik
lain yang terdapat dalam darah manusia. · yang sesuai dengan kadai: efektif terkecil. Suhu inku-
basi dikendalikan dengan saksama selama pembiakan
Baku pembanding Vaksin Hepatitis B BPFI. virus.
Suspensi virus dipanen pada waktu yang sesuai
Pirogen <231> Memenuhi syarat. dengan galur virus yang digunakan, kemudian di-
lakukan uji identifikasi, sterilitas dan bebas virus
asing. Virus hasil panen yang telah memenuhi uji
Syarat lai~ Memenuhi syarat seperti yang tertera tersebut dikumpulkan dan dijemihkan untuk menghi-
pada Vaccina. langkan sel-sel. Pada vaicsin yang telah jemih ditam-
bahkan stabilisator yang sesuai, kemudian dibekq-
Penetapan potensi Lakukan penetapan menggunakan keringkan hingga kandungan air sesuai untuk stabili-
metode kuantitatif yang sesuai dengan cara sebagai tas vaksin.
berikut: Kepada tiap kelompok mencit tidak kurang Uji degradasi dipercepat dilakukan terhadap
dari 20 ekor, berumur S minggu, suntikkan secara vaksin beku kering dengan memanaskan pada suhu
intraperitoneal vaksin Hepatitis B mengandung 37° selama 7 hari. Penurunan titer virus setelah di-
ajuvan dengan dosis vaksin bertingkat. Vaksin panaskan tidak lebih dari llog10 lebih rendah dari titer
diencerkan dengan pelarut mengandung ajuvan yang awal dan ·tidak kurang dari 3,0 log10 DII<SSO per dosis.
digunakan dalam vaksin. Pada kelompok mencit lain
yang serupa suntikkan sediaan baku mengandung
ldentifikasi Setelah dinetralkan dengan antiserum
ajuvan. Ambil darah setelah 28 hari dan pisahkan
virus campak spesifik, vaksin tidak lagi menginfeksi
serum. Lakukan penetapan antibodi menggun:-kan · biakan sel yang peka.
metode kuantitatif yang peka seperti Penetapan lmuno
Radio (RIA) atau Penetapan Imuno Enzim (EIA).
Lakukan analisis data menurut serokonversi dan titer Syarat lain Vaksin setelah direkonstitusi me_menuhi
anti-HBs rata-rata geometrik, untuk tiap dosis antigen. syarat seperti yang tertera pada V.zecina.
Galur mencit yang digunakan huus memberi
ketajaman kurva dosis-respons terhadap antigen baku. Titer virus Lakukan titrasi virus dalam biakan sel
Potensi dihitung dalam SO% respons antibodi hewan menggunakan 5 tabung untuk ·masing-masing
uji (OESO). pengenceran 0,5 logto' atau dengan metode .lain
dengan kepekaan sama. Titer virus tidak kurang dari
Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu seperti titer yang tertera pada etiket dan tidak kurang ·dari
yang tertera pada etiket. 3,0 log10 DIKSSO per dosis.
816 Vacdnum Polisaccharidi Meningococcus / Monografi FIW

Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi ldentifikasi Lakukan penetapan mimggunakan me-
yang ditentukan,.potensi vaksin kering diharapkan tode imunokimia yang sesuai.
dapat bertahan selama tidak kurang dari 12 bulan
sejak tanggal penetapan titer virus. Setelah direkonsti- Ukuran molekul Lakukan penetapan dengan cara
tusi vaksin harus segera digunakan. I<romatognzfi eksklusi berdasarkan ukuran seperti yang
tertera pada I<romatografi <931>, menggunakan se-
jumlah vaksin yang mengandung lebih kurang 2,5 mg
VACCINUM POLISACCHARIDI tiap polisakarida dalam volume lebih kurang 1,5 mi;
MENINGOCOCCUS kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan
Vaksin Polisakarida Meningokokus detektor serapan ultraviolet dan kolom lebih kurang
900 mm x 16 mm berisi Agarosa FC atau Agarosa FC
sambung silang. Fase gerak mempunyai kekuatan ion
Vaksin Polisakarida Meningokokus terdiri dari satu 0,2 molal dan pH 7,0 hingga 7,5 dengan laju aliran
atau lebih polisakarida murni yang diperoleh dari lebih kurang 20 ml per jam.
galur yang sesuai Neisseria meningitidis kelompok A, C, Kumpulkan fraksi lebih kurang 3 ml dan tetapkan
Y dan W135 yang telah terbukti mampu menghasilkan kandungan masing-m<.:sing polisakarida dengan
polisakarida yang aman dan dapat menginduksi metode yang sesuai: tidak kurang dari 65% polisaka-
antibodi spesifik pada manusia. Vaksin kering yang rida kelompok A; 75% polisakarida kelompok C; 80%
stabil direkonstitusi dengan cairan steril yang sesuai, polisakarida kelompok Y dan 80% polisakarida
segera sebelum digunakan. Vaksin dapat mengandung kelompok W135 tereluasi sebelum koefisien distribusi
satu tipe polisakarida atau campuran dari beberapa (K 0 ) 0,50 dicapai. Bahan untuk kalibrasi dapat ditam-
tipe. bahkan secukupnya ke dalam vaksin, seperti dekstran
Polisakarida N-meningitidis kelompok A sebagian biru 2000 P untuk penetapan Vo dan natrium azida P
terdiri dari unit berulang N-asetilmanosamina ter- untuk penetapan V,.
a~tilasi pada 0, terikat dengan 1a-.6 fosfodiester.
•. , Polisakarida N-meningitidis kelompok C sebagian Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3%.
terdiri dari unit berulang asam sialat yang terasetilasi · Lakukan penetapan dengan cara memanaskan 10 mg
pada 0, terikat dengan 2a-.9 glikosidik. pada suhu 56° di atas fosfor pentoksida P, tekanan
Polisakarida N-meningitidis kelompok Y sebagian 0,007 mmHg hingga 0,03 mmHg hingga bobot tetap;
terdiri dari unit yang mengganti asam sialat dan tetapkan harga rata-rata dari 3 kali pengujian.
·o:glukosa yang terasetilasi pada 0, terikat dengan
·2&~6 glikosidik dan 1a-.4 glikosidik. · ·· · Toksisitas abnormal Memenuhi syarat Uji toksisitas
;:.-;,':>c"Polisaka.rida N-meningitidis kelompok Wl35 seba- abnormal seperti yang tertera pada Uji Reaktivitas
gian terdiri dari unit berganti asam sialat dan 0-gluko- secara Biologi in-vivo <251>. Lakukan penetapan
sa yang terasetilasi pad a 0, terikat. dengan 2a-.6 menggunakan 2dosis untuk tiap ekor mencit, dan
glikosidik dan 1a-.4 glikosidik. 10 dosis untuk tiap ekor marmut.
.. Komponen polisakarida atau ·komponen yang
tertera pada etiket bersama dengan ion kalsium dan Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
kandungan air tidak kurang dari 90o/o dari bobot menggunakan dosis uji 1 mllarutan per kg bobot
sediaan. kelinci yang mengandung sejumlah vaksin setara
Pembuatan vaksin berdasarkan sistem lot benih. dengan 0,025 Jlg masing-masing polisakarida.
Pada tiap lot benih dilakukan uji mikrobiologi dengan
biakan dalam media yang sesuai dan pemeriksaan Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
mikroskopik sediaan apus dengan pewamaan Gram. pada Vaccirla.
Polisakarida yang telah bebas dari kontaminasi bakteri
diendapkan dengan penambahan setrimonium Penetapan kadar . .
bromida, kemudian dimumikan. Vaksin monospesifik Untuk vaksin kelompok A, te-
Masing-masing polisakarida dilarutkan secara tapkan kadar fosfor per wadah. Untuk vaksin kelom-
aseptik dalam larutan steril yang mengandung laktosa pok C, kelompok Y dan kelompok W135, tetapkan
atau.stabilisator lain yang sesuai untuk beku kering. kadar asam sialat (dihitung sebagai asam N-asetil-
Bila perlu larutan diblender dengan larutan polisaka- neuraminat) per wadah. ·
rida atau seluruh kelompok lain dan disaring melalui Fosfor Tidak kurang dari 75 mg fosfor per gram
penyaring bakteri. Filtrat dibekukeringkan hingga polisakarida kelompok A seperti yang tertera pada
mengandung air sesuai untuk stabilitas vaksin. etiket. Lakukan penetapan dengan cara spektrofoto-
metri ultraviolet dan cahaya tampak seperti .yang
Pemerian Vaksin kering berbentuk serbuk putih atau tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
pelet. <1191>. Pindahkan semua isi dari satu atau beberapa
wadah ke dalam labu ukur yang sesuai hin~ga
Kelarutan Mudah larut dalam air. diperoleh larutan yang mengandung polisakanda
FIIV Monografi I Vaccinum Polyomyelitidis per Orale 817
.·~··
. keloll\pok A lebih kurang 80 J.Lg per ml, encerkan daan. antara serapan rata-rata pada 580 nm dan
dengan air sampai tanda. Masukkan 1,0 ml ke dalam 450 nm, sebagai kandungan asam N-asetilneuraminat.
tabung pemijar 10 ml, tambahkan 0,2 ml asam sulfat P. Untuk vaksin kelompok C, gunakan larutan acuan
Panaskan dalam tangas minyak pada suhu 120° selama larutan asam N-asetilneuramina·t P 0,015"/o, untuk vaksin
1 jam kemudian pada suhu 160° hingga terlihat asap kelompok Y gu.nakan larutan yang mengandung
putih (lebih kurang 1 jam). Tambahkan 0,1 ml asam 0,0095% asam N-asetilneuraminat P dan 0,0055% gluko-
perklorat P, panaskan pada suhu 160° hingga wama sa P. Untuk vakSin kelompok W135 gunakan larutan
hilang sempuma (lebih kurang 90 menit). Dinginkan yang mengandung asam N-asetilneuraminat P 0,0095'Yo
dan tambahkan 4 ml air dan 4 ml amoni~<m molibdat LP dan galaktosa P 0,0055%.
(1). Panaskan dalam tangas air pada suhu 37° selama Vaksin multispesifik Vaksin mengandung 70%
90 menit, dinginkan. Tambahkan air hingga 10 ml, hingga 1~0% masing-masing polisakarida dari jumlah
terjadi wama biru yang stabil selama beberapa jam. yang tertera pada etiket. Tetapkan jumlah masing-
Ukur serapan.pada 820 nm. Lakukan penetapan blang- masing komponen polisakarida dengan metode
ko, menggunakan 2,0 ml air dengan cara yang sama. imunokimia kuantitatif yang sesuai, menggunakan
Tetapkan kadar fosfor menggunakan kurva bahan pembanding polisakarida yang dimumikan dari
kalibrasi yang diperoli!h dengan mengukur serapan kelompok yang digunakan dalam vaksin.
larutan baku sejumlah 0,5 ml; 1,0 ml dan 2,0 ml.
Larutan baku dibuat dengan cara melarutkan 0,2194 g Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi
kalium fosfat monobasa P dalam 500 ml air hingga yang ditentukan, potensi vaksin kering diharapkan
kandungan setara dengan 0,1 mg fosfor per ml, dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun.
kemudian encerkan 5 mi. larutan dengan air hingga
100 ml.
Asam siahzt Tidak kurang dari 750 mg asam sialat VACCINUM POLYOMYELITIDIS
per gram polisakarida kelompok C dan tidak kurang PER ORALE
dari 520 mg untuk kelompok Y dan Wl35. Lakukan Vaksin Polio Oral, Hidup
penetapan dengan cara spektrofotometri ultraviolet
dan cahaya tampak seperti yang tertera pada Spektrofo-
.. tometri dan Hamburan Caha11a <1191>. Pindahkan Vaksin Polio Oral, Hidup adalah suspensi dalam air
semua isi dari satu atau beb~rapa wadah ke dalam dari galur pilihan virus Poliomyelitis tipe l, tipe. 2 atau
labu ukur yang sesuai hingga diperoleh larutan yang tipe 3 hidup yang dilemahkan; ditumbuhkan dalam
mengandung polisakarida kelompok C, kelompok Y biakan sel yang memenuhi syarat. Sediaan dapat
dan kelompok W135 lebih kurang 250 JLg per ml, mengandung satu tipe virus atau campuran dari dua
encerkan dengan air sampai tanda. Ambil 4 mllarutan atau tiga tipe virus. Sediaan berupa cairan jernih dan
menggunakan alat suntik, masukkan ke dalam sel stabil.
ultrafiltrasi 10 ml yang sesuai untuk dilalui molekul Pembuatan berdasarkan sistem lot. benih. Vaksin
dengan bobot molekul relatif kurang dari 50.000. Bilas berasal dari tidak lebih 3 subkultur dari lot benih yang
alat suntik dua kali dengan air dan bilasan disaring pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan
melalui sel ultrafiltrasi. Lakukan ultrafiltraSi dengan. galur sesuai yang telah diakui oleh instansi yang ber-
pengadukan tetap, dengan dialiri nitrogen P pada wenang. Masing-masing tipe virus dibiakkan dalam
tekanan lebih kurang 987 mmHg. lsi kembali sel biakan sel yang telah bebas dari cemaran mikro-
dengan air setiap pengurangan cairan dalam tabung organisme asing. Media untuk pertumbuhan awal sel
berkurang 1 ml, teruskan penyaringan hingga 200 ml dapat ditambahkan serum hewan, tetapi media untuk
dan volume residu dalam sel lebih kurang 2 ml. pemeliharaan biakan sel selama pengembangbiakan
Pindahkan cairan residu ke dalam labu ukur 10 ml virus, tidak boleh mengandung protein.· Media biakan
menggunakan alat suntik. Cuci sel3 kali, tiap kali sel dapat mengandung indikator pH yang sesuai,
dengan 2 ml air, masukkan cucian ke dalam labu ukur, seperti merah fenol dan antibiotik. yang sesuai dengan
encerkan dengan air hingga 10 ml. Ambil2 mllarutan kadar efektif terkecil.
yang diperoleh, masukkan masing-masing ke dalam Suspensi virus dipanen dan dilakukan uji identifi-
2 tabung reaksi. Pada masing-masing tabung tambah- kasi, sterilitas dan bebas virus asing. Kumpulkan virus
kan 5 ml resorsinol LP (A), panaskan dalam tangas yang telah memenuhi syarat dan saring melalui
minyak pada suhu 105° selama 15 mel\ft, dinginkan penyaring bakteri. Pada virus yang telah disaring,·
dalam air dingin, kemudian pindahkan tabung ke dilakukan uji identifikasi, kemampuan tumbuh pada
dalam tangas es. Pada masing-masing tabung tambah- suhu yang berbeda dan penetapan konsentrasi virus
kan 5 ml3-metilbutana-1-ol P, campur saksama dan dalam biakan sel. Uji neurovirulen dilakukan dengan
letakkan ke dalam tangas es selama 15 menit. Sentrifus penyuntikan secara intraspinal pada Maazaz irus (kera
tabung dan tetap simpan dalam tangas es. Ukur Cynomolgus) atau hewan sejenis yang peka. Uji
serapan masing-masing beningan pada 580 iun dan secara bersamaan vaksin uji dan vaksin homotipik
450 nm menggunakan 3-metilbutana-1-ol P sebagai pembanding menggunakan kera yang berasal dat:i
blangko. Buat kurva kalibrasi menggunakan perbe- satu bets karantina. ·
818 Vaccinum Rabieicum Cryodessiccatum I Monografi FIIV

ldentifikasi Setelah dinetralkan dengan antiserum rabies infektif dilakukan dalam biakan sel dari jenis
polio spesifik,. vaksin tidak lagi menginfeksi biakan sel yang sama seperti pada pembuatan vaksin untuk
yangpeka. menentukan efektivitas inaktifasi virus rabies. Jumlah
v~.:us yang digunakan dalam pengujian setara dengan
Toksisitas abnormal Memenuhi syarat uji Toksisitas tidak kurang dari 25 dosis manusia. Contoh cairan
Abnormlll seperti yang tertera pada Uji Realctivitas biakan sel diinokulasikan ke dalam mencit: tidak
sea~ra Biologi in-vivo <251>. Lakukan penetapan meng- terdeteksi virus hidup. ,
gunakan mannut. Vaksin dimasukkan ke dalam wadah steril secara
aseptik dan dibekukeringkan. Wadah ditutup secara
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera kedap udara. Kandungan air cukup rendah untuk
pada Vaccin~~. mempertahankan stabilitas vaksin. Stabilitas potensi
dibuktikan dengan uji penurunan dipercepat terhadap
Titer virus Lakukan titrasi virus dalam biakan sel, vaksin yang disimpan pada suhu 37° selama 4 minggu.
menggunakan 5 tabung biakan sel untuk masing-
masing pengenceran 0,5 log 10, atau dengan metode Baku pembanding Vaksin Rabies BPFI.
lain dengan kepekaan sama. Titer virus tipe 1 dan
tipe 3 tidak kurang dari 5,5 log10 DIKSSO (dosis infektif Identifikasi Jika disuntikkan pada hewan yang peka:
kultur sel 50%) dan untuk virus tipe 2 tidak kurang merangsang pembentukan antibodi rabies.
dari 5,0 log10 DII<SSO per dosis tunggal manusia.
Syarat lain Vaksin setelah direkonstitusi memenuhi
Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu seperti syarat seperti yang tertera pada Vaccina.
yang tertera pada etiket (misalnya -25°), mengingat
sifat stabilisator yang digunakan. Bila telah dicairkan, Penetapan potensi Potensi vaksin rabies tidak kurang
harus disimpan pada suhu 2° sampai 8° dan diguna- dari 2,5 unit per dosis dan batas kesalahan fidusial
e-kan dalam waktu 6 bulan. Bila disimpan pada suhu tidak kurang dari 25% dan tidak lebih dari 400%.
yang lebih tinggi, harus segera digunakan dalam Lakukan penetapan dengan membandingkan dosis
_. beberapa jam. sediaan uji dan sedian baku yang memberikan per-
linaungan sama bagi mencit terhadap efek virus rabies
dosis tertentu yang diberikan secara intraserebraL
. .VACCINUM RABIEICUM Hewan uji Gunakan mencit sehat dari asal yang
CRYODESICCATUM sama, umur lebih kurang 4 minggu dan bobot tubuh
. Vaksin Rabies antara 11 g dan 15 g. Kelompokkan menjadi
6 kelompok masing-masing terdiri dari 16 ekor (untuk
penetapan potensi) dan 4 kelompok masing-masing
Vaksin Rabies adalah suspensi galur virus rabies terdiri dari 10 ekor (untuk penetapan titer virus
terolah yang sesuai dan yang ditumbuhkan dalam tantang). Gunakan mencit dengan jenis kelamin sama
.. biakzn sel yang memenuhi syarat dan diinaktivasi
dengan metode yang sesuai. Vaksin kering yang
atau jenis kelamin berbeda yang dibagi secara merata
diantara kelompok. Selama pengujian, hitung mencit
direkonstitusi .dengan cairan steril yang sesuai. dibuat yang mati atau menunjukkan gejala rabies (paralisis
segera sebelum digunakan. atau konvulsi) antara hari kelima hingga keempat
· Pembuatan berdasarkan sistem lot benih dan virus belas setelah penyuntikan virus, mencit yang mati
yang digunakan dalam vaksin berasal dari tidak lebih sebelum hari kelima tidak dihitung.
5 subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium Suspensi virus tanttmg Tumbuhkan galur Virus
dan uji klinis menunjukkan galur sesuai. Media untuk Canine Street (CSV) dari virus rabies terolah dalam
pertumbuhan awal sel dapat ditambahkan serum otak mencit. Panen virus dan buat sedemikian rupa
hewan, tetapi media untuk pemeliharaan biakan sel hingga diperoleh suspensi virus yang jernih dan
selama pengembangbiakan virus tidak boleh mengan-· simpan dalam jumlah sedikit pada suhu di bawah -60°.
dung protein. Serum yang terikut dalam vaksin tidak Encerkan suspensi segera sebelum digunakan
lebih dari 1 bpj. Media biakan sel·dapat ·mengandung dengan cairan yang sesuai.hingga diperoleh sus~i
indikator pH yang sesuai seperti merah fenol, dan virus tantang yang diperkirakan mengandung antara
antibiotik yang sesuai dengan kadar efektif terkecil. S.dan 50 0150 per 0,03 ml berdasarkan basil titrasi
Suspensi virus dipanen satu kali atau lebih selama pendahuluan. Tetapkan titer suspensi virus tantang
inkubasi. Hasil beberapa kali panen yang berasal dari bersamaan dengan penetapan potensi vaksin. ~
lot sel tunggal dikumpulkan dan dianggap sebagai seri
.Penetllpan titu suspensi f1irus tanft!ng Buat tiga
suspensi virus tunggal. Terhadap suspensi yang pengenceran suspensi virus tantang. Alokasikan
diperoleh dilakukan uji identifikasi, sterilitas dan suspensi virus tantang dan tiga pengencerannya pada
bebas virus asing. Suspensi yang telah memenuhi uji masing-masing kelompok mencit yang terdiri dari
tersebut, diinaktivasi, dan dapat dimumikan dan 10 ekor. Suntikkan .secara intraserebral 0,03 J;lll
dipekatkan. Uji amplifikasi terhadap residu virus suspensi virus tantang dan tiap encerannya pada tiap
FIIV Monografi I Vaccinum Tetanii Adsorbatum 819

mencit dalam masing-masing kelompok yang dialoka- Identifikasi Larutkan sejumlah natrium sitrat P ailam
sikan. Amati mencit selama 14 hari. Hitung titer sus- sediaan uji hingga diperoleh larutan 10%. Simpan
pensi virus tantang dalam 0150 per 0,03 ml dengan pada suhu 3r selama lebih k~.~rang 16 jam dan sentri-
metode statistik baku dari jumlah mencit yang mati fus hingga diperoleh cairan jemih. Beningan bereaksi
atau menunjukkan gejala rabies (paralisis atau dengan imunoserum tetanus yang sesuai: terbentuk
konvulsi). endapan. ·
Prosedur Rekonstitusi sediaan baku dengan cairan
yang sesuai. Buat 3 seri pengenceran berkelipatan lima Toksisitas spesifik Suntikkan secara subkutan se-
sediaan baku dan 3 seri pengenceran berkelipatan lima jumlah 5 kali dosis sediaan uji seperti yang tertera
sediaan uji. Seri pengenceran sediaan uji dan sediaan pada etiket pada masing-masing 5 ekor marmut. Tidak
baku dibuat sedemikian sehingga pengenceran seekor hewanpun menunjukkan gejala atau mati
tereridah melindungi lebih dari 50% mencit yang telah karena tetanus selama 21 hari. Jika selama periode
ditantang dan pengenceran tertinggi melindungi pengamatan lebih dari satu ekor hewan mati karena
kurang dari 50% mencit yang telah disuntik cairan penyebab yang tidak spesifik, ulangi pengujian. Pada
tantang. Alokasikan tiap enceran sediaan baku dan pengujian kedua tidak seekor hewanpun menunjuk-
sediaan uji pada masing-masing kelompok.mencit kan gejala tetanus atau mati karena tetanus atau sebab
yang terdiri dari 16 ekor. Suntikkan secara intra- lain dalam waktu 21 hari. ·
peritoneal 0,5 ml tiap enceran pada tiap mencit dalam
masing-masing kelompok yang dialokasikan. Setelah Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
7 hari, buat 3 pengenceran yang sama masing-masing Vaccina.
sediaan baku dan sediaan uji, ulangi penyuntikan.
Setelah 7 hari kemudian, suntikkan secara intra- Penetapan potensi Tidak kurang dari 40 unit per
serebral 0,03 ml suspensi virus tantang pada tiap dosis. Lakukan penetapan dengan membandingkan
mencit yang telah divaksinasi. Amati mencit selama dosis sediaan uji dan dosis sediaan baku yang
14 hari. Hitung potensi sediaan uji dengan metode memberikan ·perlindungan sama bagi marmuJ a tau
statistik baku dari jumlah mencit yang bertahan mencit terhadap efek paralitik toksin tetanus yang
terhadap tantang. Uji tidak absah kecuali jika dosis disuntikkan secara subkutan.
s.ediaan uji dan sediaan baku yang dapat melindungi A. Dengan penyuntikan marmut.
50% hewan uji terletak di antara dosis tertinggi dan Hewan uji Gunakan marmut dari asal yang sama,
terendah yang diberikan pada mencit, kurva dosis kelompokkan menjadi 6 kelompok masing-masing
respons menunjukkan kemiringan yang signifikan terdiri dari 16 ekor dan 4 kelompok masing-masing
dengan deviasi yang tidak signifikan terhadap terdiri dari 5 ekor, dari jenis kelamin sama atau jenis
kesejajaran atau linieritas dan titer suspensi virus kelamin berbeda yang dibagi merata di antara kelom-
tantang antara 5 dan 50 DISO. pok.
Pemilihan toksin tantang Gunakan sediaan toksin
Waciah dan penyimpanan 8ila disimpan pada kondisi tetanus yang mengandung tidak kurang dari 50 kali
yang ditentukan, potensi vaksin kering diharapkan dosis paralitik 50% per ml.
~a pat bertahan selama tidak kqrang dari 2 tahun. Larutan toksin tantang Segera sebelum digunakan
encerkan toksin tantang dengan pengencer yang
ses_uai hingga diperoleh larutan toksin tantang yang
VACCINUM TETANII ADSORBATUM mengandung SO kali dosis paralitik SO% per mi.
Vaksin Tetanus Jerap Encerkan sebagian larutan toksin tantang 16 kali,
50 kali dan 160 kali, menggunakan pengencer yal)g
sama.
Vaksin Tetanus Jerap dibuat dari toksoid formol Prosedur Buat seri pengenceran sediaan uji dan
tetanus yang mengandung tidak kurang dari sediaan baku dalam larutan ~trium klorida P 0,9%
1000 Limes flocculationis (Lf) per mg nitrogen protein masing-inasing 3 pengenceran.dengan kelipatan tidak
dan pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat, lebih dari 2,5. Konsentrasi dipilih sedemikian sehingga
aluminium fosfat a tau kalsium fosfat di dalam larutan bila sejumlah 1 ml konsentrasi tengah disuntikkan
natrium lclorida P 0,9% atau larutan isotonik lain yang secara subkutan pada marmut, akan melindungi lebih
sesuai dengan darah. Toksoid formal dibuat dari kurang 50% hewan uji terhadap efek paralitik dari
toksin yang dihasilkan oleh perhunbuhan Clostridium sejumlah tertentu toksin tetanus yang disuntikkan
tetani dalam media yang sesuai. Antigenisitas Vaksin secara subkutan. Alokasikan tiap enceran .pada
Tetanus Jerap sangat dipengaruhi oleh zat pengawet masing-masing kelompok marmut yang terdiri dari
antimikroba, terutama golongan: fenol, sehingga zat 16 ekor. Suntikkan _secara_ subkutan 1 ml tiap enceran
tersebut tidak boleh ditambahkan pada Vaksin Tetanus pada tiap marmut dalam masing-masing kelompok
Jerap. yang dialokasikan. Setelah 28 hari, suntikkan secara
subkutan 1 mllarutan toksin tantang yang mengan-
Baku pembanding Vaksin Tetanus ferap BPFI. dung 50 kali dosis paralitik 50% pada tiap marmut
820 Vaccinum Typhoidi I Monografi FIIV

dalam 6 kelompok yang terdiri dari 16 ekor. Alokasi- Vaksin dibuat berdasarkan sistem lot benih dari
kan larutan toksin tantang dan tiga pengencerannya galur Salmonella typhi yang sesuai seperti Ty 2. Vaksin
pada masing-masing kelompok marmut yang terdiri berasal dari tidak lebih 3 subkultur dari lot benih yang
dari 5 ekor. Suntikkan secara subkutan 1 ml larutan pada UJi laboratorium dan uji klinis menunjukkan
toksin tantang dan tiap encerannya pada tiap marmut'" galur sesuai. Bakteri dimatikan dengan aseton, for-
dalam masing-masing kelompok yang dialokasikan. maldehida atau fenol, atau dengan pemanasan sus-:
Setelah 5 hari hitung jumlah marmut yang tidak pensi (misalnya pada suhu 56° selama 1 jam), atau
mengalami p.aralisis. Hitung potensi relatif vaksin uji kombinasi dari dua cara terakhir.
terhadap potensi sediaan baku berdasarkan jumlah Vaksin Tifus tersedia dalam bentuk cair atau··
hew an yang tidak mengalami para !isis pada masing- kering yang segera digunakan setelah direkonstitusi
masing kelompok terdiri dari 16 ekor, menggunakan dengan cairan steril yang sesuai. Vaksin kering dibuat
metode statistik baku. Uji tidak absah kecuali jika dengan cara membekukeringkan hingga kandungan
dosis sediaan uji dan sediaan baku yang dapat melin- air sesuai untuk stabilitas vaksin. Sediaan vaksin
dungi 50% hewan uji terletak di antara dosis tertinggi kering tidak boleh ditambahkan fenol.
dan terendah yang diberikan pada marmut, jumlah
hewan yang mengalami paralisis dalam 4 kelompok ldentifikasi Lakukan penetapan dengan cara agluti-
marmut terdiri dari 5 ekor yang disuntik dengan nasi spesifik.
larutan toksin tantang dan encerannya menunjukkan
bahwa dosis tantang yang digunakan lebih l<urang Antigenisitas Setelah disuntikkan kepada hewan uji
50 kali dosis paralitik soo;., dan analisisis statistik tidak yang peka, merangsang pembentukan aglutinin
menunjukkan adanya perbedaan linieritas dan keseja- .11nti-O, anti-H dan pada batas tertentu aglutinin
jaran. Pengujian dapat diulang beberapa kali; hila anti-Vi.
dilakukan beberapa kali pengujan, potensi dihitung
berdasarkan semua hasil uji yang absah. Fenol Vaksin Tifus cair mengandung tidak lebih dari
B.' Dengan penyuntikan ke mencit: Lakukan 0,5%; lakukan penetapan seperti yang tertera pada Uji
pengujian seperti yang tertera pada cara A dengan Bahan Tambahan dalam Valcsin dan Imunosera <731>.
beberapa modifikasi.
Heu•an u_ii Gunakan 6 kelompok mencit masing- Toksisitas abnormal <251> Memenuhi syarat uji
masing te;diri dari 16 ekor dan 4 kelompok mencit Tolcsisitas Abnormal; lakukan penetapan menggunakan
masing-masing terdiri dari 6 ekor, dari jenis kelamin dosis 0,5 ml pada masing-masing mencit dan 1 ml
yang sama, atau jenis kelamin berbeda yang dibagi pada masing-masing marmut.
merata diantara kelompok.
Pemiiihan toksin tantang Gunakan sediaan toksin Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
tetanus yang mengandung tidak kurang dari 100 kali pada Vaccina.
, dosis pa;aiitik 50% per mi.
• Larutan tolcsin tantang Buat larutan toksin tantang Wadah dan penyimpanan Jika disimpan pada kondisi
... yang mengandung 50 kali dosis paralitik 50% per
0,5 mi.
yang ditentukan, potensi vaksin cair diharapkan
dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun. Bila
Prostdur Suntikkan enceran sediaan uji, sediaan disimpan pada kondisi yang ditentukan, potensi
baku dan larutan toksin tantang dan enceran larutan vaksin kering diharapkan dapat bertahan tidak kurang
toksin tantang, masing-masing 0,5 ml; penyuntikan dari 5 tahun.
larutan toksin tantang dan enceran larutan toksin
tantang diberikan masing-masing pada kelompok
mencit terdiri dari 6 ekor untuk menunjukkan ke- VANCOMYCIN! HYDROCHLORIDUM
absahan pengujian. Amati mencit selama 4 hari. Vankomisin Hidroklorida
Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi
yang ditentukan, potensi vaksin diharapkan dapat
bertahan selama tidak kurang dari 5 tahun sejak
tanggal potensi ditetapkan.

, HCI
VACCINUM TYPHOID!
Vaksin Tifus
Vaksin Tifus adalah suspensi steril Salmonella typhi
mati, mengandung tidak kurang dci.ri 500 juta dan
tidak lebih dari 1000 juta bakteri Salmontlla typhi per
dosis yang tidak lebih dari 1,0 ml.
FIIV Monografi I Vanconi.yc:ini· Hydrochloridum 821

[3S-(3R•,6s•(s•J,7S•,22S•,23~•,26R•,36S•,38aS•J]-3- permL ·'~-


(2-A.mino-2-oksoetil)-44-[[2-0-(3-.amino-2,3,6-tri- Larutan uji B Pipet 2 ml Larutan uji A. ke dalam labu
tkoksi-3-C-metil-a-L-likso-heksopiranosil)-fJ-D- tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak A. sampai
glukopiranosil/oksi/-10,19-dikloro-2,3,4,5,6,7,23,24, tanda.
25,26,36,37,38,38a-tetradekahidro-7,22,28,30,32-pen- Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
tahidroksi-6-{[4-metil-2-(metilamino)-1-oksopentill pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
amino]-2,5,24,38,39-pentaokso-22H-8,11:18,21-di- tinggi di!engkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
eteno-23,36-(iminometano)-13,16:31,35-dimeteno- 4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
1H,16H-{1,6,9/oksadiazasikloheksadesino[4,5-ml partikel 5 Jl.m. Laju aliran lebih kurang 2 ml per merut,
[10,2,16/-benzoksadiazasiklotetrakosin-26-asam- menggunakan sistem eluasi gradien (campuran
lazrboksilat, monohidroklorida [1404-93-9) beragam Fase gerak A dan Fase gerak B). Pada saat
C 661i.nC12N 90 24.HCl BM 1485,73 sam pel disuntikkan Fase gerak B 0% dan dipertahankan
selama 12 menit. Atur perbandingan fase gerak hingga
Vankomisin Hidroklorida adalah garam hidroklorida Fase gerak B bertambah secara linear dari 0% hingga
dari vankomisin yang dihasilkan oleh pertumbuhan 100% dalam waktu 8 menit dan dipertahankan selama
Streptomyces orientalis (Familia Streptomycetaceae), atau 2 menit. Kemudian berkurang dengan cepat hingga 0%
suatu campuran garam dua atau lebih. Mempunyai dalam waktu 1 menit dan dipertahankan selama
potensi setara tidak kurang dari 900 Jl.g, vankomisin, 7 menit sebelum penyuntikan berikutnya. Jika perlu
per mg, dihitung terhadap zat anhidrat. lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
yang tertera pada Kromatografi <931>, ganti proporsi
Pemerian Serbuk be.rsifat mengalir bebas, kehitaman asetonitril dalam Fase gera.lc A untuk mempt:roleh
atau coklat; tidak berbau dan memiliki rasa pahit. waktu retensi 7,5 menit hingga 10,5 menit bagi puncak
utama vankomisin. Lakukan ·kromatografi Larutan
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam resolusi, rekam respons puncak seperti yang tertera
eter dan dalam kloroform. pada Prosedur: urutan eluasi adalah senyawa resolusi
1, vankomisin B dan senyawa resolusi 2. Resolusi, R,
Baku pembanding Vankomisin Hidroklorida BPFI; tidak antara senyawa 1 dan vankomisin B tidak kurang dari
boleh dikeringkan. Untuk penetapan kadar, gunakan 3,0, efisiensi kolom yang dihitung dari puncak
seluruh isi tanpa ditimbang. vankomisin B tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis.
Senyawa resolusi 2 diduasi antara 3 menit dan 6 menit
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat ysng setelah Fase gerak B mulai bertambah secara linear dari
tidak dikeringkan dan didispersikan dalam kalium 0% hingga 100%.
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada pan- Prosedur {Catatan Apabila garis dasar pemisahan
jang gelombang yang sama seperti Vankomisin Hidro- tidak dicr.pai, luas puncak ditetapkim oleh garis tegak lurus
klorida BPFI. yang diperpanjang dari ltmbah antara puncak terhlldap
garis dasar.] Suntikkan secara terpisah sejumlah
pH <1071> Antara 2,5 dan 4,5; lakukan penetapan volume sama (lebih kurang 20 Jl.l} Larutan uji A dan
menggunakan larutan yang mrmgandung SO mg lArutan uji B ke dalam kromatograf, ukur luas seluruh
per ml. puncak. Hitung persentase vankomisin B dalam
contoh de.ngan rumus:
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5,0%.

Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 9,0%. (---~)


Dapar trietilamina Campur 4 ml trietilamina P dan (25 r8 + r,..J
2000 ml air, atur pH 3,2 dengan menambahkan asam
fosfat P. r8 adalah luas puncak utama dari Larutan uji B; rA
·Fase gerak A Buat campuran Dapar trietilamina- adalah j1.1mlah luas seluruh puncak lain, kecuali
asetonitril P-tetrahidrofuran P (92:7:1), awaudarakan. puncak utama dari Larutan uji A: diperoleh tidak
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian kurang dari 80,0% vankomisin B. Hitung persentase
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. masing-masing puncak lain dEmgan rumus:
Fase gerak B Buat campuran Dapar trietilamina-
asetonitril P-tetrahidrofuran P (70:29:1), awaudarakan. 100 rAi
Jika perlu lakukan.penyesuaian menunit Kesesuaian ( )
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. (25 r8 + rA)
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah zat uji,
larutkan dalam air hingga kadar 0,5 mg per ml, panas- rAi adalah luas masing-masing puncak kecuali p"uncak
kan pada suhu 65° selama 24 jam, dinginkan. utama dari Larutan uji A.: diperoleh tidak lebih dari
Larutan uji A Timbang saksama sejumlah zat uji, 9,0% dari masing-masing puncak kecuali puncak
larutkan dalam Fase gerak A. hingga kadar 10 mg utama.
822 Vanillinum / Monografi FiiV

Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti yang kuantitatif dengan metanol P hingga kadar lebih
tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik .secara Mikro- kurang 8 Jl,g per mi. Ukur serapan l.Aruttm uji dan
biologi <131>. lArutan baku pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 308 nm, terhadap blangko
Wadah dan penyimpanan Dalarn wadah tertutup metanol P. Hitung jumlah dalam mg, C1H10y dengan
rapat. rumus:

VANILLINUM
Vanilin
C adalah kadar Vanilin BPFI dalarn Jl,g per mll.Arutan

¢_,
OH
baku; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan
l.Arutan uji dan l.Arutan baht.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


4-Hidroksi-3-metoksibenzaldehida {121-33-5] rapat, tidak tembus cahaya.
C8H80 3 BM 152,15

Vanilin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan VASELINUM ALBUM


tidak lebih dari 103,0% C 8 H80 3, dihitung terhadap zat Vaselin Album
yang telah dikeringkan. Vaselin Putih
Pemerian Hablur halus berbentuk jarum, putih
hingga agak kuning; rasa dan bau khas. Dipengaruhi Vaselin Putih adalah campuran yang dimurnikan dari
· ·. ·:::.;•.:cahaya. Larutan bereaksi asam terhadap lakmus. hidrokarbon setengah padat, diperoleh dari minyak
bumi dan keseluruhan atau harnpir keseluruhan
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam dihilangkan warnanya. Dapat mengandung stabili-
etanol, dalam kloroform, dalam eter, dan dalam larut- sator yang sesuai.
an alkali hidroksida tertentu; larut dalam gliserin dan
·dalam air panas. Pemerian Putih atau kekuningan pucat, massa ber-
minyak transparan dalam lapisan tipis sctelah di-
· t1 Baku pembanding Vanilin BPFI; lakukan pengeringan dinginkan pada suhu 0°.
di atas silika gel P selama 4 jam sebelum digunakan.
Kelarutan Tidak larut dalam air; sukar larut dalam
ldentifikasi etanol dingin atau panas dan dalam etanol mutlak
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis- dingin; mudah larut dalam benzena, dalam karbon
pe~:sikan dalam kalium bromida P menunjukkan disulfida, dalam kloroform; larut dalam heksana, dan
~. rnaksimum hanya pada panjang gelombang yang dalam sebagian besar minyak lemak dan minyak
sama seperti pada Vanilin BPFI. atsiri.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
125.000) dalam metanol P rnenunjukkan maksimum Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%; lakukan
dan minimum pada panjang gelombang yang sama penetapan dengan menggunakan 2 g dalam cawan
seperti pada Vanilin BPFI. porselen terbuka atau cawan platina terbuka di atas
a pi bebas; menguap tanpa memancarkan bau tajam.
Jarak lebur <1021> Antara 81° dan 83°.
Wama Lakukan peleburan lebih kurang 10 g di atas
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; tangas uap. Tuang 5 mlleburan cair ke dalam tabung
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama" 4 jam. uji bakteriologi terbuat dari kaca transparan 16 mm
x 150 mm: leburan cair hangat tidak lebih gelap dari
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%. larutan campurari 1,6 ml besi(Ill) klorida LK dengan
3,4 ml air pada tabung sejenis, bandingkan meng-
Penetapan kadar gunakan cahaya yang dipantulkan pada sudut
l.Arutan uji Tunbang saksarna lebih kurang 100 mg, sedemikian rupa dengan Jatar belakang putih sehingga
masukkan ke dalam tabu tentukur 250-ml, tambahkan tidak terjadi flouresensi.
metanol P sampai tanda, campur. Pipet 2 rnllarutan ke
dalarn labu tentukur 100-ml,. tambahkan metanol P Syarat lain Bobot jenis; Jarak lebur; Konsistensi; Kebasaan;
scimpai tanda. Keasaman; Asam organik; Minyak lemak, lemak dan resin;
· Larutan baku Timbang saksama sejumlah Vani- Wadah dan penyimpanan Memenuhi syarat seperti yang
lin BPFJ, larutkan dan encerkan secara bertahap dan tertera pada Vaselin Kuning.
FIIV Monografi I :Vaselinum Flavum 823

VASELINUM FLAVUM pengisap, kemudian pengisap dibiarkan bebas seJama


Vaselin Flavum 5 detik. Kunci pengisap dan baca keseluruhan
Vaselin Kuning penetrasi dari skala, lakukan 3 kali atau lebih
penetapan, sehingga tiap-tiap tempat tidak terjadi
tumpang tindih daerah penetrasi. Jika penetrasi
Vaselin Kuning adalah campuran yang dimumikan melebihi 20 mm, gunakan wadah terpisah dari
dari hidrokarbon setengah padat yang diperoleh dari senyawa uji untuk masing-masing penetapan. Baca
minyak bumi. Dapat mengandung zat penstabil yang penetrasi hingga mendekati 0,1 mm. Hitung rata-rata
sesuai. 3 kali atau lebih pernbacaan dan lakukan penetapan·
lebih lanjut hingga keseluruhan 10 kali jika hasil tiap
Pemerian Massa seperti lemak, kekuningan hingga penetapan berbeda dari hasil rata-rata lebih dari ± 3%:
amber lernah; berfluoresensi sangat lemah walaupun hasil rata-rata akhir penetapan tidak kurang dari 10,0
setelah melebur. Dalam lapisan tipis transparan. Tidak mm dan tidak lebih dari 30,0 mrn, menunjukkan
a tau hampir tidak berbau dan berasa. · bilangan konsistensi antara 100 dan 300.

Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah lari.tt dalam Kebasaan Masukkan 35 g ke dalam gelas piala yang
benzena, dalam karbon disulfida, dalarn kloroforrn sesuai, tambahkan 100 rnl air mendidih, tutup, dan
dan dalam rninyak terpentin; larut dalarn eter, dalarn letakkan di atas lempeng pemanas berpengaduk
heksana, dan urnurnnya dalarn minyak lemak dan yang suhunya dijaga sama dengan titik didih air.
rninyak atsiri; praktis tidak larut dalarn etanol dingin Setelah 5 menit, biarkan fase rnemisah. Alirkan air
dan etanol panas dan dalarn etanol mutlak dingin. yang memisah ke dalam wadah, cud vaselin kuning
dua kali, tiap kali dengan 50 rnl air mendidih, dan
Bobot jenis <981> Antara 0,815 dan 0,880; lakukan kumpulkan air cucian menjadi satu dalam wadah.
penetapan pada suhu 60°. Pada kumpulan air cucian tarnbahkan satu tetes fonol-
Jtalein LP dan didihkan: larutan tidak menjadi merah
Jarak lebur <1021> Metode V Antara 38° dan 60°. muda.

Konsistensi Keasaman Jika penarnbahan fmoiftalein LP pada pene-


Alat Tetapkan konsistensi vaselin kuning dengan tapan Kebasaan tidak menghasilkan warna merah
penetrometer dilengkapi pengisap dari logam bentuk muda, tambahkan 0,1 ml jingga metil LP: tidak
kerucut rnengkilap bobot 150 g, mempunyai ujung men~hasilkan wama merah a tau merah muda.
baja yang dapat dilepaskan, dengan dimensi berikut:
ujung kerucut mernbentuk sudut 30°, diameter titik Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
yang terpotong 0,381 mm ± 0,025 mm, diameter dasar penetapan sebagai berikut Panaskan 2 g dalam cawan
ujung tip 8,38 mrn ± 0,05 mm dan panjang ujung porselen a tau platina terbuka, di atas api Bunsen. zat
14,94 mm ± 0,05 mm. Bagian kerucut yang tersisa menguap tanpa memancarkan bau tajam dan pijarkan.
mempunyai sudut 90° dengan tinggi lebih kurang
28 mm dan dasar mempunyai diameter maksimum Asam organik Timbang 20,0 g, tambahkan 100 ml
lebih kurang 65 mm. Bejana uji terbuat dari silinder campuran ttanol P yang sudah dinetralkan dan air
logam dengan dasar datar dengan diameter 100 mm ± (1 dalam 2), kocok terus menerus, dan panaskan
6 mm dan tinggi tidak kurang dari 65 mm. Alat ini hingga mendidih. Tambahkan 1 rnl fenolftalein LP, dan
terbuat dari logam tidak kurang dari 1,6 mm (16 gaus) titrasi segera menggunakan natrium hidroksida 0,1 N LV,
dan dilengkapi dengan sambungan yang baik serta dengan pengocokan kuat hingga titik akhir merah
tutup kedap air. muda tajam, catat perubahan warna dalam Iapisan
Prosedur Letakkan sejumlah wadah dan vaselin etanol-air: tidak lebih dari 400 ~~ natrium hidrolcsida
kuning dalam oven dan panaskan hingga suhu 82° ± 0,100 N LV yang diperlukan.
2,5°. Tuang vase lin kuning ke dalam satu atau lebih
bejana, isi hingga 6 mm dari bibir wadah. Dinginkan Minyak lemak; lemak dan rosin Ekstraksi 10 g
pada suhu 25° ± 2,5° selama waktu tidak kurang dari dengan 50 ml natrium hidroksida 5 N pada suhu 100°
16 jam, lindungi dari aliran udara. Dua jam sebelum selama 30 menit. Pisahkan lapisan air dan asamkan
penetapan, letakkan wadah dalam tangas air 25° ± dengan asam sulfat 5 N: tidak terjadi pemisahan
0,5°. Jika suhu kamar di bawah 23,5° atau di atas 26,5°, minyak atau bahan padat.
atur suhu kerucut pada 25° ± 0,5° dengan meletakkan
dalam tangas air. Tanpa mengganggu permukaan Wama Leburkan lebih kurang 10 g di atas tangas uap,
senyawa yang ditetapkan, letakkan bejana pada meja dan tuangkan lebih kurang 5 ml cairan ke dalam
penetrometer, dan rendahkan kerucut hingga tabung reaksi kaca jemih 15 mm x 150 mm, pertahan-
ujungnya tepat menyentuh permukaan senyawa yang kan vaselin kuning meleleh: vaselin kuning tidak lebih
ditetapkan pada titik 25 mm hingga 38 mm dari tepi gelap dari pada larutan yang dibuat dengan men-
bejana. Atur pengatur pada nol dan segera Iepaskan campur 3,8 ml besi(lll) klorida LK dan 1,2 ml ioiHzlt(ll)
824 Verapamili flydrochloridum I Monografi FIIV

klorida LK dalam tabung yang sama, perbandingan hati-hati, mengandung SO mg per ml.
keduanya dilakukan dalam pantulan cahaya.dengan
latar belakang putih; tabung yang berisi vaselin Jarak lebur <1021> Metode II Antara 140° dan 144°.
kuning diamati langsung dengan latar belakang pada
sudut tertentu yang tidak memperlihatkan fluoresensi. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringanpada suhu 105° selama 2 jam~
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


Metode V Memenuhi syarat.
VERAPAMILI HYDROCHLORIDUM Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
Verapamil Hidroklorida
Kemumian kromatografi
Campuran pelarut mengandung air Buat larutan
natrium asetat 0,01 N yangmengandung lebih kurang
33 ml asam asetat glasial P per liter.
• HO Fase gerak Buat Campuran pelarut mengandung air-
asetonitril P-2-aminoheptana P (55:45:0,5), saring dan
a·waudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
5-((3,4-Dimetoksifenetil)metilamino/-2-(3,4-dimetoksi- Kromatografi <931>.
fenil)-2-isopropilvaleronitril monohidroklorida [152-11-4] Larutan baku Timbang saksama sejumlah Verapamil
, ,~~38 N84 .HC1 BM 491,07 Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Fase gerak, jika perlu
encerkan secara bertahap dan kuantitatif dengan Fase
-~verapamil Hidroklorida mengandung tidak kurang gerak hingga kadar Larutan baku A dan Larutan baku B
'~dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C 27H 38 N 20 4• berturut-turut lebih kurang 7,5J1g dan 12,5JLg per ml.
HCI, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larut-
kan dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih; 2,5 mg per ml.
praktis tidak berbau; rasa pahit. Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah Vera-
>;
pamil Hidro1clorida BPFI dan Senyawa Sejenis B Verapamil
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam kloro- Hidroklorida BPFI dalam Fase gerak hingga kadar
form; agak sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut berturut-turut lebih kurang 2,5 Jtg per ml dan 2,0 11g
dalameter. perml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
~.
Baku pembanding Verapamil Hidroklorida BPFI; laku- pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
kan pengeringan pada su,hu 105° selama 2 jam sebe- tinggi dilengkapi dengan dengan detektor 278 nm dan
lum digunakan. Senyawa Sejenis B Verapamil Hidro- kolom 4,6 mm x 12,5 em sampai 15 em berisi bahan
klorida BPFI; (Benzenaasetonitril,a-{2-[[2-(3,4-dime- pengisi Ll. Laju aliran lebih kurang 0,9 ml per menit.
toksifenil)etil]metilamino ]etil]-3,4-dimetoksi-a-(l-metil- Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
etil)-monohidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan sistem, rekam respons· puncak seperti yang tertera
sebelwn digunakan. pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak Senyawa
Sejenis B Verapamil Hidroklorida BPFI dan verapamil
ldentifikasi tidak kurang dari 1,5 dan simpangan baku 'relatif pada
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Waktu retensi
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium,bromi- relatif Senyawa Sejenis B Verapamil Hidroklorida BPFI
da P menunjukkan maksimum hanya pada panjang dan verapamil berturut-turut lebih kurang 0,88 dan
gelombang yang sama seperti pada Verapamil Hi- 1,0. . ·;
droklorida BPFI. . Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
B. Waktu retensi puncak utama verapamil hidro- volume sama (lebih kurang 10 JLI) Larutan baku A,
. klorida yang diperoleh dari kromatogram Larutan uji Larutan baku B .dan Larutan uji ke dalam kromatograf
sesuai dengan yang diperoleh dan Larutan bQ/cu pada dan biarkan Larutan uji tereluasi selama tidak kurang
~ji I<emumum krotnlltografi. dari empat kali waktu retensi verapamil. Ukur semua
C Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C respons punc~k yang terjadi: jumlah respons puncak
seperti yang tertera pada Uji Identifilazsi Umum <291>. yang terjadi dari Larutan uji kecuali puncak verapamil
tidak boleh lebih besar dari respons puncak verapamil
pH <1071> Ant~ra· 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan dari Larutan baku 8 (O,So/o) dan tidak satupun respons
menggunakan larutan yang dibuat dengan pemanasan puncak lebih besar dari respons p~ncak verapamil
FIIV Monografi I Verapamili Hydrochloridi Compressi 825

yang diperoleh dari Larutan baku A (0,3%). filtrat larutan uji, jika perlu diencerkan dengan ~
disolusi, dan serapan larutan baku Vertzpamil Hidro-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang klorida BPFI dalam media yang sama pada panjang
400 mg, larutkan dalam 40 ml asam asetat glasial P dan gelombang serapan maksimum lebih kurang 218 nm
tambahkan 10 ml ralcsa(ll) asetat LP dan S ml anhidrida dan300nm.
asetat P. Titrasi dengan asam perklorat 0,10 N LV; Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan kurang dari 7S% (Q) C 27H 38N 20 4.HCI, dari jumlah
penetapan blangko. yang tertera pada etiket.
1 ml asam perklorat 0,10 N setara dengan
49,11 mg C2 1f~z04 .HC1 Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur untuk keseragaman kandungan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan uji Masukkan satu tablet ke dalam labu
rapat, tidak tembus cahaya. tentukur 100-ml, tambahkan SO ml asam klorida 0,01 N
dan panaskan di atas tangas uap selama SO menit,
kemudian sonikasi larutan panas selama lebih
kurang 10 menit, dinginkan. Encerkan dengan IIStlm
VERAPAMILI HYDROCHLORIDI klorida 0,01 N sampai tanda, cam pur dan saring. Encer-
COMPRESS I kan sejumlah filtrat yang diukur saksama dengan asam
Tablet Verapamil Hidroklorida klorida 0,01 N hingga kadar lebih kurang 48 Jtg per mi.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Verapttmil
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam asam klorida 0,01 N
Tablet Verapamil mengandung Verapamil Hidro- hingga kadar lebih kurang 48 Jtg per mi.
klorida, C 27H 38 Nz04.!iCI, tidak kurang dari 90,0% dan Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutim baku
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada pada panjang gelombang serapan maksimum 278 nm
etiket. dan serapan Larutan uji pada panjang gelombang
300 nm terhadap blangko asam klorida 0,01 N. Hitung
Baku pembanding Verapamil Hidroklorida BPFI; laku- jumlah dalam mg, C27 H 38 N 2 0 4 .HC1 dalam tablet
kan pengeringan pacla suhu 10S 0 selama 2 jam sebe- dengan rumus:
lum digunakan. Senyawa Sejenis A Verapamil Hidro-
klorida BPFI[3,4-Dimetolcsi-a-[3-(metilamino)-propil]-a-(1- TC Au
nzetiletil)-benzenaasetoniitril, monohidroklorida] BPFI; (-)(-)
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. D A5

ldentifikasi T adalah jumlah dalam mg verapamil hidroklorida


A. Masukkan sejumlah serbuk tablet, setara dalam tablet yang tertera dalam etiket; C adalah kadar
dengan lebih kurang 25 mg verapamil hidroklorida, ke Verapamil Hidroklorida BPFI dalam Jtg per ml Larullln
'· dalam corong pisah. Tambahkan 2S ml air, kocok baku; D adalah kadar verapamil hidroklorida dalam J18
secara mekanik selama 30 menit. Tambahkan 1 ~I per ml Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera
natrium hidroksida 1 N dan ekstraksi dengan 25 ml pada etiket dan besarnya faktor pengenceran; Au
kloroform P, kocok secara mekanik selama 10 menit. adalah perbedaan serapan .Larutan uji pada panjang
Saring ekstrak kloroform melalui kertas saring yang gelombang 278 nm dan 300 nm; A 5 adalah serapan
berisi tuztrium sulfot anhidrat P. Gerus ekstrak kloroform Larutan baku pada panjang gelombang 278 nm.
dengan 400 mg kalium bromida P dan uapkan hingga ;

kering. Keringkan pada suhu 10S 0 selama 2 jam: Penetapan kadar verapamil hidroklorida dan batas
spektrum strapan inframerah zat yang telah dikering- senyawa sejenis
kan dan didispersikan dalam kalium bromida P Ctzmpuran pelarut mengandung air, F11se ger•k,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom- Larutan kesesuaian .sistem dan Sistem kromatogrtzfi
bang yang sama seperti pada Verapamil Hidro- Lakukan seperti yang tertera pada Kemumian krorrulto-
klorida BPFI. grafi dalam Verapamil Hidroklorida.
B. Waktu retensi puncak utama yang diperoleh Larutan baku Timbang saksama sejumlah Verllptllllil
dari kromatogram Larutan uji sesuai dengan kromato- Hidroklorida BPFI, {3,4-Dimetoksi-a-{3-(metilaminolpro-
gram Larutan baku pada Penetapan kadar. pil]-a-(1-metiletil)-benzenaasetonitril, monohidroldori4JI/
BPFI, 3,4-dimetoksibenzaldehida dan 3,4-dimetoksi-
Disolusi <1231> benzil alkohol, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N. berturut-turut lebih kurang 1,6 mg; 0,0048 mg;
Alat tipe 2: SO rpm. 0,0048 mg dan 0,0048 trig per mi.
Waktu: 30 menit. Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C~38N204 • dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah sertiuk
HCl yang terlarut dengan mengukur selisih serapan tablet setara dengan lebih kurang 40 mg verapamil
826 Verapamili Hydrochloridi lnjectio I Monografi FIW

hidroklorida, masukkan ke dalam tabung sentrifuga jumlah yang tertera pada etiket.
bersumbat, tambahkan 25 ml fase gerak. Kocok selama
15 menit menggunakan pengocok mekanik, sentrifus Baku pembanding Verapamil Hidrokiorida BPFI; laku-
dan jika perlu saring. kan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebe-
Prosedur Lakukan seperti ·yang tertera pada Ke- lum digunakan. {3,4-Dimetoksi-a-(3-(metilamino)-pro-
murnian kromatografi dalam Verapamil Hidroklorida. pil]-a-(1-metiletil)-benUfUJasetonitril,monohidroklorida/
Waktu retensi relatif 3,4-dimetoksibenzil alkohol, {3,4- BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Dimetoksi-a-{3-(metilamino)~propil]-a-(1-metiletil)-benu­ Endotoksin BPFI.
naasetonitril, monohidroklorida] BPFI, 3,4-dimetoksi-
benzaldehida terhadap verapamil hidroklorid~ ldentifikasi
berturut-turut lebih kurang 0,29; 0,33 dan 0,53. Hitung A. Memenuhi syarat Identifikasi Basa Nitrogen
jumlah dalam mg, masing-masing senyawa sejenis Organik <261>; lakukan penetapan menggunakan
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rum us: sejumlah volume injeksi setara dengan 100 mg vera-
pamil hidroklorida, menggunakan kloroform P sebagai
'u pengganti karbon dis11ljida P dan sel 0,1 mm sebagai
25C ( - ) pengganti sel 1 mm.
B. Waktu retensi puncak utama yang diperoleh
's dari kromatogram Larutan uji sesuai dengan kromato-
C adalah kadar {3,4-Dimetoksi-0:-{3-(metilamino)-propil]- gram Larutan baku pada Penetapan kadar verapamil
a-(1-metiletil)-benzenaasetonitril, monohidroklorida] BPFI, ~idroklorida dan batas senyawa sejenis.
3,4-dimetoksibenzaldehida dan 3,4-dimetoksibenzil C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C
alkohol dalam mg per ml Larutan baku; r u dan r 5 ber- seperti yang tertera pada Uji Identi.fikllsi Umum <291>.
turut-turut adalah respons puncak senyawa sejenis
.. dalam Larutan uji dan Larutan baku: tidak lebih dari Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 16,7 unit
· . "j),3% senyawa sejenis yang diperoleh. Jika ada senya- Endotoksin FI per mg.
.-~ '!'!'a lain, hitung persentase menggunakan rwnus;
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5.
';
100 ( - )
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
r, yang tertera pada Injeksi volume kecil.
· ·.:·r; adalah luas puncak senyawa lain yang tidak di-
·' ketahui, dan r 1 adalah jumlah semua luas puncak yang Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera
·.;terdapat dalam kromatogram: jumlah semua senya- pada lnjectiones .
. .. . wa lain yang diketahui dan tidak diketahui, tidak
boleh lebih dari 1,0%. Hitung jumlah dalam mg, Penetapan kadar verapamil hidroklorida dan batas
C~N204 .HO dalam serbuk tablet yang digunakan senyawa sejenis
dengan rumus: Czmpuran pelarut m•.-ngand~ng air, Fase gerak, lArut-
~-
'u an kesesuaian sistem, dan Sistem kromatografi Lakukan
25C ( - ) seperti yang tertera pada Kemumian kromatograft dalam
rs Verapamil Hidroklorida.
lArutan baku Tunbang saksama sejumlah Verapamil
C adalah kadar Verapamil Hidroklorit:la BPFI dalam mg Hidroklorida BPFI. (3,4-Dimetoksi-a-(3-(metilamino)-
per ml Lllrutan baku ; r u dan r 5 berturut-turut adalah · propU]-a-(1-metilelil)-benuntUJSetonitril, monohidroklorida]
luas puncak verapamil hidroklorida dari Larutan uji BPFI, 3,4-dimetoksibenzaldehida dan 3,~dimetoksi­
dan Larutan baku. benzil alkohol, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar
berturut-turut lebih kurang 2,5 mg; 0,0075 mg;
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 0,()015 mg dan 0,0075 mg per ml.
rapat, tidak tembus cahaya. lArutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi,
encerkan dengan Fase gerak hingga kadar tidak lebih ·
dari 2,5 mg per mi.
VERAPAMILI HYDROCHLORIDI Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Ke-
INJECTIO murnian kromatografi dalam Verapamil Hidroklorida.
InJeksi Verapamil Hidroklorida Waktu retensi relatif 3,4-dimetoksibenzil alkohol, (3,4-
Dimetoksi-a-(3-(metilamino)-propil]-a-(1-metiletil)~nze­
. .

Injeksi Verapamil adalah larutan steril Verapamil


tuUISetonitril,monohidroklorida) BPFI dan 3-4-dimetoksi-
benzaldehida terhadap verapamil hidroklorida
Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi. Mengandung berturut-turut lebih kurang 0,29; 0,33 dan 0,53.
Ve_rapamil Hidroklorida, C~38N204.HC1, tidak }jitung jumlah dalam mg masing-masing senyawa .
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari sejenis dalam tiap ml injeksi yang digunakan dengan
FIIV Monografi I Vinblastini Sulfas 827

rumus: Garam vinkaleukobhzstin sulfot (1:1) [143-67-9] '"·


L ru C 46IfsaNp9 .~S04 BM 909,()6
c (-)(- .-)
D rs Vinblastin Sulfat mengandung tidak kurang dari
96,0% dan tidak lebih dari 102,0% C46 lfsaNP9-~4,
C adalah kadar masing-masing senyawa sejenis yang dilakukan koreksi terhadap susut bobotnya.
sesuai dalam mg per mllArutan baku; L adalah jumlah {Perhatian Perhzkukan vinblastin sulfot dengan sangat
verapamil hidroklorida dalam mg per ml yang tertera hati-hati karena merupakan zat sitotoksik yang kuat.]
pada etiket; D adalah kadar verapamil hidroklorida
dalam mg per ml Larutan uji, berdasarkan jumlah Pemerian Serbuk hablur atau amorf, putih atau agak
yang tertera pada etiket per ml dan besarnya faktor kuning; tidak berbau; higroskopik.
pengenceran; r u dan r 5 berturut-turut adalah respons
puncak senyawa sejenis dalam Lllrutan uji dan Lllrutan Kelarutan Mudah larut dalam air.
baku, masing-masing tidak lebih dari 0,3% dari senya-
wa sejenis yang diperoleh. Jika ada, hitung persentase Baku pembanding Vinblastin Sulfat BPFI {Perhatian
senyawa lain dengan rumus: Hindari terjadinya kontak.] Setelah ampul dibuka, biar-
T; kan selama 30 menit agar disamakan dengan
100 ( - ) kelembaban kamar sebelum ditimbang. Lakukan
r, penetapan menurut ii.nalisis Termogravimetri seperti
yang tertera pada Ana/isis Termal <741>, menggunakan
r; adalah luas puncak senyawa lain yang tidak di- sejumah 10 mg baku pembanding yang disetimbang-
ketahui; r 1 adalah jumlah semua luas puncak yang kan dengan kelembaban kamar. Panaskan mulai dari
terdapat dalam kromatogram; jumlah semua senyawa suhu kamar hingga 200° dengan kecepatan 5° per
lain yang diketahui dan tidak diketahui tidak bcleh menit dan dialiri gas nitrogen P 40 ml per menit. Dari
lebih dari 1,0%.. Hitung jumlah dalam mg, termogram tentukan jumlah kehilangan bobot antara
C~ 204 .HCI, dalam tiap ml injeksi, dengan rumus: suhu kamar dan sebuah titik pada plato sebelum
terjadi peruraian (pada suhu lebih kurang 160°).
L ru . Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
c (-)(-) cahaya dan di tempat dingin. [Catalan Buat pengenceran
D rs dengan air pada waktu akan digunakan; larutan untuk
penetapan kadar disimpan dalam lemari pendingin dan
C adalah kadar Verapamil Hidroklorida BPFI dalam mg harus digunakan dalam 7 hari.] Vinkristin Sulfat BPFI
per ml Lllrutan baku; L adalah jumlah verapamil hi- [Catalan Tidak diperlukan penetapan Susut pengeringan.]
droklorida dalam mg per ml yang tertera pada etiket;
D adalah kadar verapamil hidroklorida dalam mg Identifikasi
per ml Larutan uji, berdasarkan jumlah yang tertera A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
pada etiket per ml dan besarnya faktor pengenceran; dikeringkan dalam hampa udara pada 60° selama
ru dan r5 berturut-turut adalah luas puncak verapamil 16 jam dan didispersikan dalam kalium bromida P
hidroklorida dalam Lllrutan uji dan Lllrutan baku. menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelom-
bang yang sama seperti pada Vinblastin Sulfot BPFI.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis B. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi
tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I, terlindung dari Sulfat cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji
cahaya. Identifikasi Umum <291>.

pH <1071> Antara 3,5 dan 5,0; lakukan penetapan


VINBLASTINI SULFAS dengan melarutkan 3 mg dalam 2 ml air.
Vinblastin Sulfat
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 15,0%;
lakukan penetapan seperti yang tertera pada Amdisis
Termal <741>. (Ciltatan Pada prosedur ini, lakukan pe-
nimbangan dengan cepat dizn sesedikit mungkin pemaptznzn
terhadap udara.] Ten,tukan persentase zat mudah
menguap secara termogravimetri menggunakan alat
yang telah dikalibrasi. Tunbang saksama lebih kurang
10 mg, panaskan mulai suhu kamar hingga 20~0
dengan kecepatan so per menit dengan dialiri gas
nitrogen P 40 ml per menit. Dari termogram tentukan
jumlah kehilangan bobot antara suhu kamar dan
sebuah titik pada plato sebelum terjadi peruraian
828 Vmcristini Sulfas I Monognzfi FIIV

(lebih kurang pad a suhu 160°). tinggi dilengkapi dengan det.ektor 262 nm, pra kolom
berisi silika gel berpori ya~g dipasang antara pompa
Senyawa sejenis. injektor dan kolom analitik 4,6 mm x 15 em berisi
Fase gerak, IArutan kesesuaian sistem dan Sistem. bahan pengisi Ll. Laju aliran lebih kurang 2 ml per
kromlltografi Lakukan seperti yang tertera pada Pme- menit, hingga diperoleh resolusi dan waktu eluasi
tllptzn klzdar. yang sesuai. Lakukan penyuntikan ulang Larutlln b4ku,
· IArut{ln uji Lakukan seperti yang tertera pada rekam respons puncak seperti yang tertera pada Prose-
LArutlln uji dalam Penetllpan bzdar. dur: simpangan baku relatif tidak lebih dari 2,0%.
Enceran llzrutan uji Pipet 1 mlLlzrutan uji ke dalam Dengan cara yang sama, lakukan ·kromatografi
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan air sampai menggunakan 20 J.Ll IArutan kesesuaian sistem dan
tanda. rekam respons puncak: resolusi, R, antara vinkristin
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dan vinblastin tidak kurang dari 4,0 {Catatan Untuk
volume sama (lebih kurang 200 J.Ll) LArutan uji dan kolom krtentu, resolusi daptzt ditingklztklzn dmgan bertam-
Enceran larutan uji ke dalam kromatograf. Ukur res- bahny:z jumlah l:Arutlln A dallzm Fue gerak./
pons puncak senyawa sejenis yang tampak setelah Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
puncak pelarut dari lArutan uji, r.- Hitung persentase volume sama (lebih kurang 20 J.LI} lArutan baku dim
jumlah respons senyawa sejenis (tidak lebih dari 4,0%} Llzrutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons untuk
dengan rumus: puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
C46H58N 40 9.H2504 dengan rumus: ·
100 r 1
( )
( r 1 + 25 r")

-r:, adalah jumlah respons r; r" adalah respons puncak C adalah kadar Vinblastin Sulfat BPFI yang telah
vinblastin dari Enceran llzrutan uji. Hitung persentase dikoreksi terhadap susut bobotnya dalam mg per ml
respons masing-masing senyawa sejenis (tidak lebih Llzrutan baku; 'u dan r5 berturut-turut adalah respons
dari 2,0%) dengan rumus: puncak Llzrutan uji dan l.Arutan baku.

100 '; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup


( ) rapat, tidak tembus cahaya, dalam lemari pembeku.
( r 1 + 25 '~)

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara VINCRISTINI SULFAS


Kromllto.grtzfi cttir kinerja tinggi seperti yang tertera pada Vinkristin Sulfat
Kromlltografi <931>.
~.
Fast gerak Campur 14 ml dietilamina P dengan
986 ml air, atur hingga pH 7,5 menggunakan 11sam c.,~.OtoH?O. BM923,04
fosfat P (lArutlln A). Camput 200 mluetonitril P dan Qzram kurokristin sulfot (1:1) [2068-78-2]
800 ml metllnol P (Llzrutlln B).Campur 380 ml Larutlln ·A
dan 620 mll.Arutlln B, sating melalui saringan berpori Vinkristin Sulfat mengandung tidak kurang dari
0,5 J.Lm dan awaudarakan pada hampa udara. Per- 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% C•6~N.010 .Ji?O••
bandingan l.Arutan A dan LArutlln B dapat bervariasi yang telah dilcoreksi terha.dap susut bobot.
untuk memenuhi persyaratan kesesuaian sistem dan {Perhatian Penanganan vinkristin sulfot harus sangat
untuk mendapatkan waktu eluasi vinblastin suUat . hati-hati klzrena merupabzn zat sitotoksilc kuat./
yang sesuai.
. lArutlln baku Ttmbang saksama sejumlah Vinblastin Pemerian ~r~uk hablur atau amorf, putih hingga
Sulfat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih agak kuning; tidak berbau; higroskopik.
kurang 0,4 mg per ml. .
Larutan uji Ttmbang saksama lebih kurarig 4 mg, Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam meta-
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan no!; sulcar larut dalam etanol.
encerkan dengan air sampai tanda.
. .l.Arutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah Van- Baku pembanding Vinkristin Sulfat BPFI. (Perluztian
kristin Sulfot BPFI dalam Larutlln baku hingga kadar Hindari kontllk./ Setelah ampul dibuka, biarkan selama
vinkristin suUat dan vinblastin suUat masing-masing 30 menit untuk disamakan dengan kelembaban kamar
lebih kurang 0,4 mg per ml. . sebelum ditimbang. Panaskan zat dengan cara Analisis
Sistem krom~~torafi Lakukan seperti yang tertera Termogr11vimetri seperti yang tertera pada Analisis
pada Krom~~tografi <931>. ~matograf cair ldnerja Tam~~l <741>, menggunakan 10 mg zat, pada suhu
FIIV Monografi I \'"mcristini Sulfas 829

antara suhu kamar dan 200°, kenaikan suhu so per gradien awal Pe/Jzrut B 62% dan Pe/Jzrut A 38% selama
menit dengan aliran gas nitrogen P 40 ml per menit. 12 menit, kemudian diubah dengan menaikkan pro-
Dari termogram yang diperoleh tetapkan jumlah susut porsi Pelarut B 2'lo per menit, sehingga setelah
bobot antara suhu kamar dan satu titik pada plato 1S menit mencapai 92% dalam campuran; kemudian
sebelum terjadi peruraian (pada suhu lebih kurang kurangi proporsi Pelarut B dengan kecepatan 15%
160°). Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung per menit, sehingga setelah 2 menit mencapai 62%
dari cahaya, di tempat dingin. dalam campuran, dan pertahankan pada rasio propor-
(Gztatan Buat /Jzrutan dalam air pada saat akan digunakan; si tersebuf selama 5 menit.
larutan untuk pengujian yang disimpan dalam lemari Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
pendingin dnpat digunakan dalam waktu 15 hari.] Yin- volume sama (lebih kurang 200 J.l.l) Larutan uji dan
blastin BPFI [Catalan Tidak diperlukan penetapan Susut Enceran /Jzrutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
pengeringan.] puncak (r) dari masing-masing senyawa sejenis yang
tampak setelah puncak pelarut pada kromatogram
fdentifikasi Larutan uji. Hitung persentase total seluruh senyawa
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah sejenis dengan rumus:
dikeringkan dalam hampa udara pada suhu 40°
selama 16 jam dan didispersikan dalam kalium 100 r1
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Vinkristin (r1 + 25 r,,)
SuiJat BPFJ.
B. larutan (1 dalam 10) menunjukkan reak!li r 1 adalah jumlah respons puncak r;; r. adalah respons
Sulfat seperti yang tertera pada Uji Identifikasi puncak vinkristin dalam Enceran larutan uji. Hltung
Umum <291>. persentase masing-masing senyawa sejenis dengan
rum us:
pH <1071> Antara 3,5 dan 4,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 1000). 100 ri

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 12,0%; (r1 + 25 r,,)


lakukan penetapan seperti yang tertera pada Analisis
Termal <741>. [Gztatan Lakukan penimbangan zat secara Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
.:epat, sesedikit mungkin pemaparun terhadap udara.] Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pad a
Tetapkan persentase zat mudah menguap dengan Kromatografi <931>.
analisis termogravimetri pada alat yang telah Larutan dietilamina Buat campuran 5 ml dieti/Jzmi-
dikalibrasi, menggunakan lebih kurang 10 mg yang na P der.gan 29S ml air, atur pH hingga 7,5 dengan
ditimbang saksama an tara suhu kamar dan 200°, asam fosfat P. ~
kenaikan suhu so per menit dengan aliran gas nitrogen Fase gerak Buat campuran metanol P dan Larutan
P 40 ml per menit. Dari termogram yang diperoleh dietilamina (70:30), saring dan awaudarakan. Jika perlu
tetapkan jumlah susut bobot antara suhu kamar dan lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
suatu titik pada plato sebelum terjadi peruraian (pada yang tertera pada Kromatografi <931>.
suhu lebih kurang 160°). Larutan baku Tim bang saksama sejumlah Vinkris-
tin Sulfat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0% untuk masing- kurang 1 mg per ml.
masing senyawa sejenis dan tidak lebih dari 4,0% Larutan uji Biarkan sejumlah zat selama 30 menit
untuk total senyawa sejenis. Lakukan penetapan agar sesuai dengan kelembaban kamar. Timbang
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang saksama lebih kurang 10 mg, masukkan ke dalam labu
tertera pada Kromatografi <931>. tentukur 10-ml, larutkan dan encerkan dengan air
Pelarut A Buat campuran air dan dietilamina P sampai tanda. Lakukan penetapan susut bobot
(98S:1S), saring dan awaudarakan, atur hingga pH 7,5 menurut Vinkristin Sulfat BPFI seperti yang tertera
menggunakan asam fosfat P. pada Baku Pembanding.
Pelarut B Gunakan metanol P. Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama 5 mg
Larutan uji Buat seperti yang tertera pada Larutan Vinkristin Sulfot BPFI dan 5 mg Vinblastin Sulfat BPFI,
uji dalam Penetapan kadar. masukkan ke dalam labu tentukur S-ml, larutkan dan
Enceran larutan !tji Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam encerkan dengan air sampai tanda.
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan air sampai Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
tanda, pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera tinggi dilengkapi dengan detektor 297 nm, pra-kolom
pada Kromatografi <931>. Gunakan kromatograf cair berisi silika gel berpori, kolom pelindung 2 em hingga
kinerja tinggi seperti yang tertera pada Penetapan kadar. S em berisi bahan pengisi Ll dan kolom 4,6 mm x
Laju aliran lebih kurang 2 ml per menit dengan 25 em berisi bahan pengisi L7. Laju aliranlebih kurang
Warfarinum Kalicum I MonfJgrafi FIIV

1,5 ml per menit. Lakukan kromat~grafi terhadap B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam
uruflln IHiku, rekam respons puncak seperti yang ter- hllium hidrolcsida 0,02 N (1 dalam 100.000) menunjuk-
tera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada kan maksimum antara 306 nm dan 310 nm, dan
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,()%. Dengari cara minimum antara 258 nm dan 262 nm. Spektrum
yang sama, lakukan kromatografi terhadap 10 J.Ll serapan zat uji dalam asam klorida 0,02 N (1 dalam
lAruun ~IUiian sistem, rekam respons puncak: faktor 100.000) menunjukkan maksimum antara 281 nm dan
resolusi antara vinkristin sulfat dan vinblastin sulfat 285 nm serta antara 303 nm dan 307 nm, dan minimum
tidak kurang dari 4,0 {Catalan Untuk kolom tertentu, antara 243 nm dan 247 nm.
resolusi dlzpat naik dengan btrtambahnya proporsi air dalam C. Filtrat yang diperoleh pada penetapan A
ft~Se gaGkJ. menunjukkan reaksi Kslium seperti yang tertera pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Uji ldentifikasi Umum <291>.
volume sama (lebih kurang 10 J.Ll) Lllrutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatrograf, ukur respons pH <1071> Antara 7,2 dan. 8,3; lakukan penetapan
puncak utama. Hitung jumla:h, dalam mg, menggunakan larutan 1,0 g dalam 100 ml air.
C 46~N,0 10 .H 2S0 4 , dengan rumus:
Kejernihan dall warna larutan Larutkan 500 mg
dalam 10 ml air: larutan jernih dan tidak berwama.

Senyawa alkali berwarna Lakukan penetapan seba-


gai berikut: larutkan 1,0 g zat dalam larutan natrium
C adalah kadar Vinkristin Sulfat BPFI yang telah hidroksida P (1 dalam 20) hingga 10,0 ml, dan ukur
dikoreksi terhadap susut bobot dalam mg per ml serapan pada panjang gelombang 385 nm dalam
lArutan baku; ru dan r 5 berturut-turut adalah res pons waktu tidak lebih dari 15 menit menggunakan larutan
.· puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan natrium hidroksida P (1 dalam 20) sebagai blangko .
baku. Serapan tidak lebih dari 0,20.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 10,0%;
rapat, tidak tembus cahaya, dalam lemari pendingin. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
menggunakan 1 g.

Sisa pemijaran <301> Antara Z4,3% dan 25,7%;


.WARFARINUM KALICUM lakukan pemijaran pada suhu 700°, menggunakan
Warfarin Kalium 400 mg zat yang telah dikeringkan.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan


~'to penetap;m dengan melarutkan 2,0 g dalam 30 ml
~r-o
CHaCXJOit
etanol P, tambahkan 2 ml asam asetat tncer P dan
et4znol P hingga 50 mi. Sebapi larutan pembanding
gunakan 2,0 ml Lllruflln baku timbal, yang ditambah
Garam kaUum 3-(a-asetonil benzil)-4-hidrolcsi- 2 ml asam asefllt encu P dan danol P hingga 50 mi.
kumarin [81-81-2]
C19H 15KO, BM 346,42 Arsen <321> Mdode III Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan
penetapan dengan alat 8, menggunakan 1,0 g.
Warfarin Kalium mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% <;9fiuKO,, dihitung Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
terhadap zat yang telah dikeringkan. 100 mg zat yang telah dikeringkan, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan blium hidrok-
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sida 0,02 N sampai tanda. Pipet 10 mllarutan ini,
agak pahit; terpengaruh oleh cahaya. tambahkan larutan kalium hidrolcsida 0,02 N hingga
1000,0 mi. Ukur serapan larutan (A) pada panjang
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut gelombang maksimum lebih kurang 308 nm. Hitung
dalam etulol; praktis tidak larut dalam eter. jumlah dalam mg, C 19H 15KO., dengan rumus:

ldentifikasi A
A. Larutkan 100 mg dalam 25 ml air, tambahkan ( - ) 100.000
3 tetes asam klorida enter P, kumpulkan endapan yang 405
terbentuk, cuo 4 kali, tiap kali dengan 5 ml air, kering·
kan pada suhu 105° selama 1 jam: senyawa melebur Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
pada suhu antara 157° dan 167°. rapat, tidak tembus cahaya.
FIIV Monografi I Warfarinum Natricum 831

WARFARINUM NATRICUM Serapan dalam larutan basa Serapan tidaklebih dari


Warfarin Natriul!l 0,1; lakukan penetap<:::t sebagai berikut: Timbang
saksama 1,25 g, larutkan dalam 10 ml larutan ntltrium
hidroksida P (1 dalam 20), saring melalui penyaring
Garam natrium 3-(a-asetonilbenzil)- membran, ukur serapan dalam waktu 15 menit pada
4-hidroksikumarin (129-06-6] panjang gelombang maksimum lebih kurang 385 nm
Ct9Ht~a04 BM 330,31 menggun~kan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 20)
sebagai blangko.
Warfarin Natrium adalah zat padat amorf atau klatrat
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
hablur. Bentuk klatrat terutama terdiri dari warfarin
penetapan dengan melarutkan 4,0 g dalam 45 mi air,
natrium dan isopropil alkohol, dalam perbandingan
tambahkan 5 ml asam asetat glasial P, aduk hingga
molekul (2:1); mengandung tidak kurang dari 8,0%
endapan menggumpal, saring dan gunakan 25 ml
dan tidak lebih dari 8,5% isopropil alkohol. Warfarin
filtrat, jika perlu gunakan asam asetat glasial P untuk
Natrium mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
mcngatur pH.
tidak lebih dari 102,0% C19H 15 Na04, dihitung terhadap
zat anhidrat untuk bentuk amorf atau terhadap zat
Kandungan isopropil alkohol (Bentuk hablur klatrat)
anhidrat dan bebas isopropil alkohol untuk bentuk
Larutan baku internal Encerkan 2 ml larutan n-propil
hablur.
alkohol P ke dalam Iabu tentukur 100-ml, tambahkan
air sampai tanda.
Pemerian Bentuk amorf atau serbuk hablur; warna Larutan baku Tim bang saksama lebih kurang .1,6 g
putih; tidak berbau; rasa agak pahit. Wama hilang oleh isopropil alkohol P, masukkan ke dalam labu tentu-
pengaruh cahaya. kur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet
10 ml ke dalam labu tentukur 100-ml tambahkan
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut 10;0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan air
·dalam etanol; sangat sukar larut dalam kloroform dan sampai tanda.
eter. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,85 g,
larutkan dengan lebih kurang 50 ml air dalam labu
Baku pembanding Warfarin BPFI; simpan dalam tentukur 100-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan baku
wadah tertut~p ra?at, tt:rlindung ci.ari cahaya. Laku- internal, encerkan dengan air sampai tanda.
kan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor -5istem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pentoksida P selama 4 jam sebelum digunakan. pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 4 mm x
Identifikasi 1,8 m berisi bahan pengisi dengan penyangga 52,
A. Spektrum serapan inframerah residu yang dengan ukuran partikel 80 mesh sampai 100 mesh.
diperoleh pada uji ldentifikasi B dan didispersikan Pertahankan suhu kolom, injektor dan detektor
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum berturut-turut pada lebih kurang 140°, 200° dan 250°.
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa, laju aliran
pada Warfarin BPFI. lebih kurang 40 ml per menit. Suhu kolom dapat
B. Larutkan lebih kurang 100 mg dalam 25 ml air, disesuaikan sehingga kriteria kesesuaian sistem dapat
dan tambahkan asam klorida P hingga pH kurang dari dipenuhi yaitu: resolusi, R, antara n-propil alkohol dan
3, gunakan kertas indikator dengan rentang pH isopropil alkohol tidak kurang dari 2,0. Faktor ikutan,
pendek. Aduk campuran dan biarkan endapan meng- T, untuk puncak·isopropil alkohol tidak lebih dari 1,5
gumpal. Saring campuran tersebut, cuci endapan dan perbandingan simpangan baku relatif dari luas
4 kali, tiap kali dengan 5 ml air dan lakukan penge- isopropil alkohol terhadap luas n-propil alkohol pada
ringan pada hampa udara di atas Josfor pentoksida P lima kali penyuntikan ulang Larutan baku tidak Iebih
selama 4 jam: warfarin yang diperoleh melebur antara dari 2,0%.
157° dan 167°, tetapi jarak antara mulai dan melebur Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
sempuma tidak lebih dari 4°. volume sama (lebih kurang 5 J.Ll) Larutan baku dan
C. Filtrat yang diperoleh dalam uji ldentifikasi B Larutan uji ke dalam kromatograf dan ukur luas
menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B seperti yang puncak utama yang diperoleh. Hitung bobot dalam
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. mg puncak utama. Hitung bobot dalam mg isopropil
alkohol dengan rumus:
pH <1071> Antara 7,2 dan 8,3; lakukan penetapan Ru
menggunakan larutan (1 dalam 100). 100C ( - )
Rs
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 4,5% untuk
bentuk amorf; dim tidak lebih dari 0,3% untuk bentuk C adalah kadar isopropil alkohol dalam mg per ml
hablur klatrat. Larutan baku; Ru dan R 5 berturut-turut adalah perban-
832 Whole Blood I Mot.t_ografi FiiV

dingan antara luas puncak isopropil alkohol terhadap WHOLE BLOOD


n-propil alkohol dari Larutan uji dan Larutan baku. Darah
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat. Darah adalah darah yang telah dicampur dengan
antikoagulan yang sesuai. Darah diperoleh dari donor
Penetapan kadar sehat yang secara klinis, uji laboratorium terhadap
Dapar pH 7,4 Masukkan 1,36 g kalium fosfat monoba- darah dan riwayat medik, bebas dari zat yang dapat
sa P ke dalam labu tentukur 200-ml, dan larutkan menularkan infeksi melalui tranfusi darah atau
dalam 50 ml air. Tambahkan 39,1 ml natrium hidroksi- komponen darah. Pemeriksaan dan pengujian yang
dlz 0,2 N, dan encerkan dengan air sampai tanda. Atur dilakukan ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
pH dengan natrium hidroksida P a tau asam fosfat P Dengan metode pengujian yang sensitif, darah
hingga pH 7,4 ± 0,1. memberikan reaksi negatif terhadap antigen per-
Fase gerak Buat campuran metanol P-air-asam asetat mukaan hepatitis B. Kadar hemoglobin darah dinyata-
glasial P (64:36:1), saring dan awaudarakan. Atur kan dalam Baku Intemasional untuk Hemiglobinsia-
perbandingan hila perlu. nida, tidak kurang dari 12,5%.
Larutan baku internal Larutkan propil paraben P Pengambilan darah dilakukan secara aseptis
dalam pelarut campuran asetonitril P dan asam asetat melalui sistem steril tertutup yang terdiri dari pipa
glasial P (988:12) hingga kadar lebih kurang 0,2 mg yang menghubungkan jarum suntik yang dimasukkan
per ml. ke dalam vena donor, dengan wadah plastik atau
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 94 mg wadah kaca steril yang telah berisi antikoagulan dan
Warfarin BPFI, masukkan ke dalam labu tentu- pengawet tidak lebih dari 22% v /v. Antikoagulan
kur 250-ml, larutkan dalam 97,8 ml natrium hidroksi- ditambahkan sebelum sterilisasi wadah. Tidak di-
da 0,1 N, tarr.bahkan 62,5 ml kalium fosfat monoba- tambahkan pengawet antimikroba. Wadah memenuhi
sa 0,2 M, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml persyaratan seperti yang tertera pada Wadah <1271>.
larutan ini, 5 ml Dapar pH 7,4, dan 10 ml Larutan baku Bila pengambilan darah telah selesai wadah segera
internal ke dalam labu Erlenmeyer, campur. ditutup kedap untuk menghindari kontarriinasi mikro-
Larutan uji Tunbang saksama lebih kurang 100 mg, organisme dan didinginkan pada suhu 2° hingga 8°.
lakukan seperti yang tertera pada Larutan baku. Setiap wadah disertai wadah lain yang lebih kecil
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera berisi darah untuk uji kompatibilitas dan uji lain.
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Kadar _hemoglobin dalam campuran akhir darah dan
tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom larutan antikoagulan, dinyatakan dalam Baku
4,6 mm x 25 em berisi bahan pengisi L7. Laju aliran Intemasional untuk Hemiglobinsianida tidak kurang
lebih kurang 1,4 ml per menit. Lakukan kromatografi dari 9,7% v /v (dihitung dari kadar hemoglobin donor
terhadap Larutan baku sebanyak 5 kali penyuntikan dan pengenceran yang disebabkan larutan anti-
dan rekam respons puncak yang dihasilkan seperti koagulan).
yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif pro- Darah dalam wadah yang telah diambil untuk
pilparaben dan warfarin berturut-turut lebih kurang analisis tidak boleh digunakan untuk tranfusi. Oleh
0,75 dan 1,0; resolusi dari dua puncak tidak kurang karena itu uji sterilitas dan penetapan kadar tidak
dari 2,0 dan simpangan baku relatif warfarin tidak harus dilakukan untuk isi setiap wadah. lnstanSiyang
lebih dari 2,0%. berwenang mengumpulkan darah bertanggung jawab
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah terhadap kondisi pengumpulan dan penyimpanan
volume sama (lebih kurang 20 J.Ll) Larutan baku dan darah sedemikian sehingga bila dilakukan pengujian,
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons darah memenuhi persyaratan monografi.
puncak utama yang dihasilkan. Hitung jumlah dalam
mg, C1~Na04, dengan rumus: Pemerian Cairan merah tua; bila dibiarkan terjadi
pemisahan, lapisan· bawah adalah endapan sel darah
330,31 Ru
( )C(-)
merah dan lapisan atas berwarna kuning adalah
plasma bebas dari gejala hemolisis. Antara dua lapisan
308,33 R5
kemungkinan terdapat lapisan tipis berwama keputih-
330,3i dan 308,33 berturut-turut adalah bobot molekul putihan dari S;el darah putih dan platelet.
warfarin natrium dan warfarin; C adalah kadar War-
farin BPFI dalam J.Lg per ml Larutan baku; Ru dan R5 Baku pembanding Hemiglobinsianida BPFI.
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
warfarin terhadap propilparaben dari Larutan uji dan Golongan darah Lakukan penetapan golongan darah
lArutan baku. · -· menggunakan contoh darah donor yang terpisah
dengan menguji sel dan serum darah seperti
.Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup yang tertera pada Penetapan Golongan Darah ABO
rapat, tidak tembus cahaya. Donor <101> dan menguji sel darah seperti yang ter-
FIW . Monografi I Xylometazolini Hydrochloridum "833

terapada Penetapan Golongan Rh Donor <111>. Susut pengeringan <1121> Tidak le&ih dati ci,S%;
lakukan pengeringan pada·105° selama 4 jam.
Hemolisin <211> Lakukan penetapan terhadap darah
golongan 0 yang akan ditranfusikan kepada pasien
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
dengan golongan darah yang berbeda. .

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Kemumian kmmatografi Tidak lebih dari 1,0%.
Ltzrutan. baku Ttmbang saksama sejumlah Xilome-
Penetapan kadar Lakukan- penetapan kadar hemo- tazolin Hidroklorida BPFI,-larutkan dalam metanol P
globin menggunakan Hemiglobinsianida BPFI. ·hingga kadar 100 J.Lg per ml setara dengan 0,5%
cemaran.
Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu 2° Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
hingga go. Dapat digunakan selama jangka waktu ter- Ltzrutan baku dalam metanol P hingga kadar 80 J.Lg,
tentu seperti yang tertera pada etiket. 60 J.Lg, 40 J.Lg dan 20 J.Lg per ml berturut-turut setara
dengan 0,4%, 0,3%, 0,2%, dan 0,1% cemaran.
Ltzrutan uji Timbang saksama sejumlah zat larut-
kan dalam metanol P hingga kadar 20 mg per mi.
XYLOMETAZOLINI HYDRO- -Ltzrutan identifikasi Encerkan secara kuantitatif se-
CHLORIDUM jumlah Larutan uji dengan metanol P hingga kadar
Xilometazolin Hidroklorida 100 J.Lg per mi.
i.arutan penampak bercak Siapkan (1) larutan·SOO mg
kalium iodida P dalam 50 ml air, dan (2) larutan l,S g
kanji P dalam 50 ml air mendidih. Sebelum diguna-
kan; campur 10 ml masing-masing larutan dengan
3 m! etanol P.
Prosedur Lakukan penetapan Kromatografi lapis
2,.(4-tert-Butil-2,6-dimetilbenzil)-2- tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
imidazolin monohidroklorida [1218-35-5) Totolkan secara terpisah masing-masing 5 J.Ll Larutan
C 16H 24N 2.HC1 BM280,84 uji, Ltzrutan identifikasi, Larutan baku dan Enceran larut-
an baku pada jarak yang sama, 2,5 em dari tepi bawah
Xilometazolin Hidroklorida mengandung tid~k lempeng kromatografi silika gel. Masukkan lempeng
kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% ke dalam bejana kromatografi, yang telah dijenuhkan
C 16H 24 NrHCl, dihitung terhadap zat yang telah dengan fase gerak campuran metanol P-amonium
dikeringkan. hidroksida P (20:1) hingga merambat 15 em di atas garis
penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
Pemerian Serbuk hablur, putih hingga hampir putih; menguap dengan dialiri udara hangat selama tidak
tidak·berbau. Melebur di atas suhu 300° disertai kurang dari 30 menit. Uapi lempeng dengan gas klor
peruraian. tidak lebih dari 5 menit, dan keringkan di udara
hingga klor hilang (kurang lebih 15 menit). Semprot
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam etanol; lempeng dengan Ltzrutan penampak bercak dan segera
agak sukar larut dalam kloroform; praktis tidak larut bandingkan intensitas setiap bercak lain selain ben:ak
dalam benzena dan dalam eter. utama Larutan uji dengan bercak utama Larutan baku
dan Enceran larutan baku; jumlah intensitas seluruh
Baku pembanding Xilometazolin Hidroklorida BPFI; bercak lain selain bercak utama Larutan uji tidak lebih
lakukan pengeringan pada 105° selama 4 jam sebelum dari l,Oo/o.
digunakan.
Penetapan kadar Timbang lebih kurang 500 mg zat,
Identifikasi larutkan dalam 70 ml asam asetat glasial P, tambahkan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 10 ml raksa(ll) asetat LP dan titrasi dengan asam
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara poten-
menunjukkan maksimum hanya pada panjang ge- siometrik, seperti yang tertera padaTitrimetri <711>,
lombang yang sama seperti pada Xilometazolin Hidro- menggunakan elektrode kalomel-kaca. Lakukan pene-
klorida BPFI. tapan blangko.
B. Harga R1 bercak utama pada kromatogram
Ltzrutan identijikilsi sesuai dengan Ltzrutan baku seperti 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan
yang tertera pada uji Kemumian kromatografi. 28,08 mg C11,R2J12.HCI

pH <1071> Antara 5,0 dan 6,6; lakukan penetapan Wadah dan penyimpanan· Dalam wadah tertutup
menggunakan larutan (1 dalam 20). rapat, tidak tembus cahaya. ·
834 Yellow Fever Vaccine, Live I Monografi FIIV

YELLOW FEVER VACCINE, LIVE nya atas persetujuan instansi yang berwenang.
Vaksin Demam Kuning, Hidup
Wadah dan penyimpanan Jika disimpan pada kcndisi
Vaksin Demam Kuning, Hidup adalah suspensi yang telah ditentukan, dapat bertahan tidak kurang
virus demam kuning galur 170 dalam air yang di- dari 2 tahun. Setelah direkonstitusi vaksin harus
biakkan dalam embrio telur ayam. Vaksin kering segera digunakan. .
direkonstitu:si dengan cairan yang tertera pada etiket,
segera sebelum digunakan.
Pembuatan vaksin berdasarkan sistem lot benih. ZINC OXIDE SURGICAL ADHESIVE
Vaksin merupakan hasil tidak lebih dari 3 subkultur TAPE
benih vaksin asal, yang uji laboratorium dan uji kli- Plester Bedah Zink Oksida
niknya menunjukkan galur sesuai persetujuan instan-
si yang berwenang. Virus dibiakkan dalam embrio
telur ayam berasal dari kelompok a yam yang sesuai, Plester Bedah Zink Oksida terdiri dari kain tenunan
·· bebas dari mikroba patogen spesifik. Setelah inkubasi, sederhana dengan benang katun, benang viskosa atau
ekstraksi virus dari fase air telur yang telah terinfeksi, campuran benang katun dan viskosa arah memanjang
dan jemihkan. Dapat ditambahkan antibiotik yang dan melebar. Kain dilapis dengan bahan perekat
sesuai. Susperuii yang telah jernih diuji terhadap iden- mengandung Zink Oksida yang tidak terkelupas jika
tifikasi, sterilitas dan bebas dari zat asing. Virus hasil gulungan dibuka. Kain harus bersih, bebas kerusakan
panen yang memenuhi syarat dikumpulkan, campur tenunan dan hanya mengandung sesepora sisa daun,
dengan stabilisator yang sesuai, dibagi secara aseptik kulit biji dan pengotoran lain. Dapat berpori teratur.
ke dalam wadah steril dan dibekukeringkan hingga Perekat dapat berpori atau tembus uap air dan udara.
mengand1,1ng air yang sesuai untuk stabilitas vaksi:l. Plester tersedia dalam bentuk gulungan, dapat di-
Kemudian tutup untuk mencegah kontaminasi dan wamai seperti wama kulit.
-··•· kelembaban.
Uji penurunan dipercepat dilakukan pada vaksin Identifikasi serat Lakukan seperti tertera pada uji
beku kering, dengan memanaskan pada suhu 37° hztun atau viskosa atau keduanya, dalam Identifihzsi
selama 7 hari. Titer virus setelah dipanaskan tidak Serat <841> menggunakan kain bebas perekat. · ·
" . lebih dari 1 log10 lebih rendah dari nilai titer awal dan
.:;·: :;. tidak kurang dari jumlah unit pembentuk plak setara Jumlah benang per 10 em Jumlah benang arah
·•,;_ dengan 3,0 log10 DLSO mencit. memanjang tidak kurang dari 280; jumlah benang arah
.. ··:r-~~~----:". melebar tidak kurang dari 265; lakukan penetapan
Syarat lain Vaksin setelah direkonstitusi memenuhi seperti tertera pada Pembalut tidak meregang Metode II
syarat seperti yang tertera pada Vaccina. dalam fumlah Benang per Satuan Panjang <871>.

ldentifikasi Jika dicampur dengan imunoserum Perforasi Jika berpori, diameter pori 3 mm hingga
demam kuning spesifik, kemampuan untuk meng- 5 mm dan luas tidak lebih dari 14% dari luas seluiuh
infeksi biakan sel yang peka akan berkurang secara kain.
signifikan.
Bobot masa perekat Tidak kurang dari 115 g per m 2;
Nitrogen protein Tidak lebih dari 0,25 mg per dosis. lakukan penetapan seperti yang tertera pada uji
Bobot masa perekat, Sedialln ltznpa perekat Metode l, dalam
Toksisitas abnormal Memenuhi syarat uji Tolcsisitas Bobot per Satuan l.utzs'<17l>.
Abnormal seperti yang tertera: pada Uji R~aktivitas
secara Biologi in-vivo <251>. Lakukan penetapan Bobot kain Tidak kurang dari 125 g per m 2; lakukan
menggunakan 10 dosis (sebagai ganti 1 dosis) untuk penetapan seperti yang tertera pada Sediaan dengan
tiap marmut dan amati selama 21 hari (seb,agai ganti perekat Metode I dalam Bobot per Satuan Luas <171>.
7hari). .
!Udar zink oksida dalam masa perekat <421> Tidak
Titer virus Lakukan penetapan kandungan virus kurang dari 10,()%.
dalam vaksin yang telah direkonstitusi dan dibiarkan
pada suhu 20° hingga 30° selama 20 menit, dengan Daya rdca.t <191> Memenuhi syarat.
metode pembentuk plak dalam biakan sel yang sesuai
(seperti sel Vero) menggunakan satu seri pengenceran Permeabllitas uap air <1151> Tidak kurang dari 500 g
vaksin berkelipatan 4 dalam media yang sesuai. per m 2 per 24 jam untuk plester berpori.
Dosis yang tertera pada etiket mengandung tidak
kurang dari jumlah unit pembentuk plak setara Behan regang minimum <761> Metode I tidak kurang
dengan 1000 DLSO mencit. Kesetara~ unit pembentuk dari-40 N (lebih kurang 4.0 kgf) per on untuk kain tak
plak dengan DLSO mencit telah ditetapkan sebelum- berpori: tidak kurang dari 20 N (lebih kurang 2,.0 kgf)
FIIV Monograft I Zinci Oxidum 835

unEuk kain berpori. huang sejumlah volume filtrat pertama. Pada 100 ml
filtrat tambahkan 5 tetes a5am sulfot P, uapkan hingga
Sambungan Tidak boleh ada sambungan untuk ples- kering dan pijarkan: bobotsisa tidak lebih dari 10 mg.
ter dengan panjang kurang dari 3 m; boleh ada
sambungan tidak iebih dari satu untuk plester dengan Garam amonium Pada 5 ml larutan (1 dalam 10)
panjang 3 m atau lebih. ·tambahkan natrium hidroksida 1 N sampai endapan
yang mula-mula terbentuk larut kembali, hangatkan
Lebar Tidak boleh berbeda lebih dari ± 1,5 mm dari larutan: tidak terjadi bau amoniak.
yang tertera pada etiket untuk plester dengan Iebar
tidak lebih dari 5 em: tidak boleh berbeda lebih dari Timbal <401> Tidak lebih dari 50 bpj; larutkan 500 mg
± 2,5 mm dari yang tertera pada etiket untuk plester dalam 5 ml air dan pindahkan larutan dalam tabung
dengan Iebar lebih dari 5 em. pembanding warna (A). Tambahkan 15 mllarutan
kalium sianida P (1 dalam 10). Campur dan biarkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup hingga larutan jernih. Masukkan 5 ml air ke dalam
baik, terlindung dari cahaya, pada suhu tidak lebih tabung pembanding warna yang serupa (B),
dari 25°. tambahkan 2,50 ml Larutan baku timbal seperti yang
tertera pad a Uji Batas Logam Be rat <371 > dan 15 ml
larutan kalium sianida P (1 dalam 10). Pada masing-
masing tabung (A dan B) tambahkan 0,1 ml natrium
ZINCJ CHLORIDUM sulfida LP. Campur dan biarkan selama 5 menit. Amati
Zink Klorida dengan latar belakang warna putih: larutan A tidak
lebih gelap dari larutan B.

Zink klorida [7646-85-7] Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


ZnCl2 BM 136,29 Metode I Memenuhi syarat.

Zink Klorida mengandung tidak kurang dari 97,0% Penetapan kadar Trmbang saksama lebih kurang 12 g,
dan tidak lebih dari.100,5% ZnCI2• masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan
dalam lebih kurang 500 ml air, tambahkan 12 g amoni-
Pemerian Serbuk hablur atau granul hablur; putih um klorida P, encerkan dengan air sampa\ tanda. Pipet
atau hampir putih. Dapat berupa massa seperti 25 ml larutan ini ke dalam gelas piala 400 ml, tambah-
porselen atau berbentuk silinder. Sangat mudah kan 100 ml air, 10 ml thpar amonium hidroksida-amonium
mencair. Larutan (1 dalam 10) bereaksi asam terhadap klorida LP dan 1 ml larutan hitam eriokrom P (1 dalam
lakmus. 2000). Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV
sampai titik akhir berwama biru tua.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol dan dalam gliserin. Larutan dalam air 1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
atau dalam etanol biasanya agak keruh, tetapi 6,815 mg ZnC12
kekeruhan hilang jika ditambahkan sedikit asam
klorida. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat.
ldentifikasi Larutan menunjukkan reaksi Zink dan
Klorida seperti yang tertera pada Uji ldentifikasi
Umum<29l>. ZINC! OXIDUM
Zink Oksida
Oksiklorida Larutkan 1,0 g dalam 20 ml air, tambah-
kan 20 ml etanol P, dan campur. Pada 10 mllarutan,
tambahkan 0.30 ml asam lclorida 1,0 N: larutan menjadi Zink oksida [1314-13-2)
jernih. ZnO BM 81,38

Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,03%; larutkan 1,0 g Zink Oksida yang baru dipijarkan mengandung tidak
dalam 30 ml air: 20 mllarutan mengandung sulfat kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100.5% ZnO.
tidak lebih dari 0,20 mi asam sulfot 0,020 N.
Pemerian Serbuk amorf, sangat halus, putih atau
Alkali dan alkali tanah Tidak lebih dari 1,0%; larut- putih kekuningan; tidak berbau; lambat laun menye-
kan 2,0 g dengan lebih ~ang 150 ml air dalam labu rap karbon dioksida dari udara.
tentukur 200-ml. Tambahka~ sejumlah amonium sulfi-
da LP hingga zink mengendap sempu~, tambahkan Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol;
air sampai tanda. Sating dengan penyaring kering dan larut dalam asam encer.
836 Zinci Sulfas I Monografi FIIV

Identifikasi hidrat. Zink sulfat monohidrat mengandung tidak


A. Jika dipanaskan dengan kuat, terjadi warna kurang dari 89,0% dan tidak lebih dari 90,4% ZnS04,
kuning yang akan hilang pada pendinginan. setara dengan tidak kurang dari 99,0% dan tidak lei::h
B. Larutan dalam asam klorida 3 N sedikit berlebih, dari 100,5% ZnS04.H20, dan zink sulfat heptahidrat
menunjukkan reaksi Zink seperti yang tertera pada Uji mengandung tidak kurang dari 55,6% dan tidak lebih
ldentifikasi Umum <291>. dari 61,0% Zn50 4, setara dengan tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 108,7% ZnS04.7Hp.
Kebasaan Campur 1,0 g zat dengan 10 ml air panas,
· tambahkan 2 tetes fenolftalein LP dan saring: jika terjadi Pemerian Hablur transparan atau jarum-jarum kecil;
warna m~rah, diperlukan tidak lebih dari 0,30 ml asam serbuk hablur atau butir; tidak berwarna; tidak
klorida 0,10 N untuk menghilangkannya. berbau; larutan memberikan reaksi asam terhadap
lakmus.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
pemijaran pada suhu 500° hingga bobot tetap, meng- Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
gunakan lebih kurang 2 g. dalam gliserol; tidak larut dalam etanol.

Karbonat dan warna larutan Campur 2,0 g zat ldentifikasi Larutan menunjukkan reaksi Zink dan .
dengan 10 ml air, tambahkan 30 ml asam sulfat 2 N, Sulfat, seperti yang tertera pada Uji Identifikasi
panaskan di atas tangas uap dengan pengadukan: Umum <291>.
tidak terjadi gelembung gas, larutan jernih dan tidak
berwama. Kea~amanan Larutan yang mengandung setara
dengan 28 mg Zn50 4 per ml, tidak berwarna merah
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 6 hpj. muda dengan jingga metil LP.

Besi dan logam berat lain Dinginkan 5 ml larutan Alkali dan alkali tanah Tidak lebih dari 0,9%; larut-
,.. ,.,yang diperoleh pada penetapan Karbonat dan warna kan setara dengan 1,12 g Zn50 4 dalam lebih kurang
· "'" larutan, dengan kalium besi(ll) sian ida LP dan dengan 150 ml air, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml.
1tatrium sulfida LP: terbentuk endapan putih. Tambahkan amonium sulfida LP secukupnya hingga
terbentuk endapan sempurna, encerkan dengan air
.__ Timbal <401> Tambahkan 2 g pada 20 ml air, aduk sampai tanda. Campur dan saring melalui kertas
-- 'baik·baik, tambahkan 5 ml asam asetat glasial P d~n saring kering, huang sejumlah filtrat pertama. Pada
. ;··v:·hangatkan di atas tangas uap sampai Ia rut, dengan 100 ml filtrat berikutnya, tambahkan beberapa tetes
.... , penambahan 5 tetes kalium kromat LP: tidak terbentuk asam sulfat P, uapkan dalam cawan yang telah ditara
kekeruhan atau endapan. hingga kering, pijarkan: bobot residu tidak lebih dari
5mg.
rlnetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g
zat uji yang baru dipijarkan, tambahkan 2,5 g am~nium Arsen <32!> Metode I Tidak lebih dari 14 bpj; lakukan
klorida P, larutkan dalam 50,0 ml asam sulfat I N LV, penetapan menggunakan setara dengan 215 mg ZnS04
jika perlu bantu dengan pemanasan lemah. Setelah yang dilarutkan dalam 35 ml air.
larut sempurna tambahkan jingga metil LP dan titrasi
kelebihan asam sulfat dengan natrium hidrok- Timbal <401> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan pe-
sida IN LV. netapan menggunakan sejumlah zat setara dengan
250 mg Zn50 4 yang dilarutkan dalam 5 ml air,
1 ml asam sulfat I N setara dengan masukkan ke dalam tabung pembanding warna A.
40,69 mg ZnO Tambahkan 10 ml larutan kalium siRnida P 10%,
campur dan biarkan hingga jernih. Pada tabung
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah .tertutup pembanding warna yang lain (8) masukkan 5 ml air,
baik. tambahkan 0,50 ml Larutan baku timbal (seperti yang
tertera pada Uji Balas Logam Berat <371>) dan 10 ml
larutan kalium sianida P 10%. Pada masing-masing
ZINC! SULFAS tabung tambahkan 0,1 ml 1talrium sulfida LP. Campur
Zink Sulfat isi masing-masing tabung, dan biarkan selama 5 menit,
amati dengan arah tegak lurus tabung dengan dasar
putih: wama larutan dalam tabung A tidak Jebih gelap
ZnSO. (7733-Q2-0] BM 161,44 dari wama larutan dalam tabung B.
ZnS04 .~o BM 179,46
ZnS0 4 .7~0 [7446-20-0] BM287,54 Penetapan kadar Timbang saksama sejumlah zat
setara dengan lebih kurang 170 mg ZnS04, larutkan
Zink Sulfat mengandung satu atau tujuh molekul air dalam 100 ml air. Tambahkan 5 ml larutan dapar
FIIV Monografi I Zinci Undecylenas 837

11monium hidroksida-amonium klorida LP dan 0,1 ml hitam bahkan beberapa tetes natrium sulfida LP: terbentuk
eriokrom LP. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV endapan flokulen putih zink sulfida.
hingga wama biru tua.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,25%;
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
8,072 mg Zn50 4
Alkali dan alkali tanah Tidak lebih dari 1,0%; didih-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup kan 1,50.g dengan campuran 50 ml air dan 10 mliiSilm
rapat. klorida P, saring selagi panas, cud asam yang terpisah
dengan lebih kurang 50 ml air panas. Kumpulkan
filtrat dan air cucian, basakan dengan amonium
ZINCI UNDECYLENAS hidroksida 6 N, tambahkan amonium sulfida LP sampai
Zink Undesilenat zink mengendap sempurna, encerkan dengan air
sampai 200 ml, campur dan saring. Pada 100 ml filtrat
[CH, ~ CHCH,[CH,J,CH 1COO-J,Zn jernih tambahkan 0,5 ml asam sulfat P, uapkan hingga
kering dan pijarkan di atas api kecil hingga bobot
Zink 10-undesenoat [557-08-4] tetap: bobot residu tidak lebih dari 7,5 mg.
C 22H 380 4Zn BM 431,92
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g
Zink Undesilenat mengandung tidak kurang dari zat dan didihkan dengan 50,0 ml asam sulfat 0,1 N LV
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 22 H 38 0 4Zn, di- selama 10 menit atau sampai lapisan asam un~e:;ilenat
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan. jernih, jika perlu tambahkan air untuk menjaga hing-
ga volume seperti semula. Dinginkan dan pindahkan
Pemerian Serbuk halus, putih. campuran dengan bantuan air ke dalam corong pisah
500 mi. Encerkan dengan air hingga lebih kurang
Kelarutan Praktis tidak Iarut dalam air dan dalam 250 ml, dan ekstraksi 2 kali,. tiap kali dengan 100 ml
etanol. heksana P. Cuci kumpulan ekstrak dengan air hingga
cucian akhir memberikan reaksi netral terhadap
Identifikasi lakmus P, tambahkan cucian ke dalam lapisan air
A. Pada lebih kurang 5 g tambahkan 25 ml asam semula, uapkan di atas tangas uap sampai lebih
sulfat 2 N, tambahkan 20 ml air, lakukan ekstraksi kurang 100 mi. Dinginkan, tambahkan 3 tetes jingga
2 kali, tiap kali dengan 25 ml eter P dalam corong metil LP dan titrasi kelebihan asam sulfat dengan
pisah. Uapkan larutan eter hingga bau eter hilang. natrium hidroksida 0,1 N LV. Lakukan penetapan
Tambahkan kalium permanganat LP tetes demi tetes blangko.
pada 1 ml residu: wama permanganat hilang.
B. 3 mllarutan dari residu untuk ldentifikasi A 1 ml asam sulfat 0,1 N setara dengan
memberikan reaksi seperti yang tertera pada ldentifiiCP.- 21,60 mg C22 H 380 4 Zn
si B dalam Asam Undesilenat.
C. Larutkan lebih kurang 100 mg dalam cam- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
puran 10 ml air dan 1 ml amonium hidroksida P, tam- baik.
LAMPI RAN
LAMP IRAN

BAKU PEMBANDING FARMAKOPE dasar membandingkan zat yang diperlkSa terhadap


INDONESIA <11> Baku Pembanding yang telah dibebaskan atau diko-
reksi terhadap adanya bahan yang mudah menguap
atau kandungan air seperti telah ditentukan pada
Baku Pembanding Farmakope Indonesia atau etiket atau ditentukan pada masing-masing monografi.
untuk selanjutnya ditulis Baku Pembanding FI atau Apabila ada perbedaan petunjuk pada etiket dan pada
BPFI dibuat- dan diedarkan di bawah wewenang monografi, maka yang.diikuti adalah petunjuk pada
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, etiket dari Baku Pembanding yang bersangkutan.
Departemen Kesehatan R.I., yang inasing~masing Apabila dinyatakan Baku Pembanding FI perlu
lotnya telah lolos dari seleksi dan kesesuaian. Karak- dikeringkan sebelum digunakan, pindahkan sejumlah
teristik kritis tiap lot dari contoh dipilih atas dasar zat secukupnya setelah dikeringkan ke dalam wadah
hasil pengujian dari tiga atau lebih laboratorium yang bersih dan kering. Pengeringan tidak boleh di-
secara terpisah. lakukan dalam wadah asli dan tidak boleh dilakukan
Semua Baku Pembanding FI diuji di laboratorium berulang-ulang pada suhu di atas 25°. Jika diperlukan
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. penetapan kadar air secara titrasi pada saat Baku
Laboratorium lain seperti Perguruan Tinggi, Industri Pembanding digunakan, lakukan seperti yang tertera
serta Lembaga Penelitian lain ikut serta dalam peng- pada Penetapan Kadar Air <1031> Metode I.
ujian tersebut. Apabila pada etiket tidak dicantumkan kandungan
Baku Pembanding diperlukan secara khusus di atau potensi dari Baku Pembanding, kandungan atau
dalam beberapa penetapan kadar dan pengujian potensi dianggap 100,0%.
dalam Farmakope dan dimaksudkan hanya untuk
keperluan tersebut. Baku Pembanding hanya diguna- Lot yang Baru
kan untuk pengujian mikrobiologi, kromatografi,
spektrofotometri, yang pengukurannya harus di- Penyediaan Baku Pembanding lot terbaru menjadi
bandingkan dengan Baku Pembanding hingga di- tanggung jawab Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
peroleh hasil yang teliti dan tepat. dan Makanan, Departemen Kesehatan R.I. Pengadaan
Baku Pembanding merupakan bahan yang terpilih sebaiknya dalam jumlah secukupnya untuk segera di-
berdasarkan kemurniannya yang tinggi, karakteristik gunakan dan penyimpanan dalam waktu lama harus
kritis, serta kesesuaian penggunaannya. Apabila dihindari.
diperlukan, bahan heterogen dari alam juga dapat
digunakan sebagai Baku Pembanding. Dalam hal ini DAFTAR BAKU PEMBANDING
biasanya dibandingkan terhadap Baku Intemasional. FARMAKOPE INDONESIA IV
Penggunaan Baku Pembanding FI 1. Alfa Tokoferol BPFI
yang Benar · 2. Alfa Tokoferol ASetat BPFI
3. Tokoferol Asam Suksinat BPFI
Agar sesuai dengan maksud penggunaannya, tiap 4. 1-(2-Alilfenoksi)-propana-2,3-diol BPFI
Baku Pembanding FI harus disimpan, ditangani dan 5. Alopurinol BPFI
digunakan secara benar. Biasanya Baku Pembanding 6. Alprazolam BPFI
harus disimpan dalam wadah bersumbat asli, dijauh- 7. Alprenolol Hidroklorida BPFI
kan dari sumber panas dan terlindung dari cahaya, 8. Amantadin Hidroklorida BPFI
khususnya harus dihindari lingkungan penyimpanan 9. Amfoterisin B BPFI
yang lembab. Apabila diperlukan kondisi penyimpan- 10. Amikasin BPFI
an khusus, petunjuk penyimpanan dicantumkan pada 11. Amilorida Hidroklorida BPFI
etiketnya. 12. Aminobutanol BPFI
Baku Pembanding tidak boleh digunakan sebagai 13. 2-Amino-2',5-diklorobenzofenon BPFI
obat. Beberapa cara pengujian dan penetapan pada 14. m-Aminofenol BPFI
Farmakope dilakukan dengan cara membandingkan 15. 3-Amino-4-Karboksamidopirazol Hemi-
zat yang diuji terhadap Baku Pembanding. Apabila sulfat BPFI
diminta menyiapkan Larutan baku untuk pengujian 16. 4-Amino-6-kloro-1,3-benzenadisulfona-
kuantitatif secara pengenceran bertahap, Baku mida BPFI
Pembanding yang bersangkutan harus ditimbang 17. 3-Amino-4-(2-klorofenil)-6-nitrokarbostiril BPFI
dengan saksama. Harus diingat bahwa kesalahan akan 18. 2-Amino-4-klorofenol BPFI
menjadi besar apabila jumlah yang ditimbang kecil. 19. 3-Amino-6-kloro-1-metil-4-fenilkarbostiril BPFI
Hasil penetapan dan pengujian ditentukan atas 20. 2-Amino-2'-kloro-5-nitrobenzofenon BPFI

839
840 Baku Pembanding Farmakope Indonesia <11> I Lampiran . FIIV

21. 3-Amino-6-nitro-4-fenil-2-kuinolon BPFI 73. Betametason Valerat BPFI


22. cx-Aminopropiofenon Hidroklorida BPFI 74. Beklometason Dipropionat BPFI
23. Amitriptilin Hidroklorida BPFI 75. Benzalkonium Klorida BPFI
24. Amobarbital BPFI 76. Benzatin Benzilpenisilin BPFI
25. Amoksisilin BPFI 77. Benzil Benzoat BPFI
26. Amoksisilin Natrium BPFI 78. Benzokain BPFI
27. Amoksisilin Trihidrat BPFI 79. Bioreaksi Negatif BPFI
28. Ampisilin BPFI 80. Bioreaksi Positif Padat BPFI
29. Ampisilin Natrium BPFI 81. Biru Metilen BPFI
30. Ampisilin Trihidrat BPFI 82. Bisakodil BPFI
31. 3-Anilino-2-(3,4,5-trimetoksibenzil)akrilo- 83. Bis-(2-etilheksil) Maleat BPFI
nitril BPFI 84. 4,4'-Bis[4-(p-klorofenil)-4-hidroksipiperidino)-
32. Antipirin BPFI butirofenon BPFI
33. Antitoksin Difteri untuk Flokulasi BPFI 85. 4,4'-Bis[1,2,3,6-tetrahidro-4-[2-okso-1-benz-
34. Antitrombin III BPFI imidazolinil]-1 ~piridil]butirofenon BPFI
35. Apomorfin Hidroklorida BPFI 86. Bleomisin Sulfat BPFI
36. Asam Aminokaproat BPFI 87. Bromfeniramin Maleat BPFI
37. Asam Aminosalisilat BPFI 88. Bromokriptin Mesilat BPFI
38. Asam Asetilsalisilat BPFI 89. Bupivakain Hidroklorida BPFI
39. Asam Askorbat BPFI 90. 3-tert-Butil-4-hidroksianisol BPFI
40. As~m Benzoat BPFI 91. Butil Paraben BPFI
41. Asam 2-(4-Bifenilil) Propionat BPFI 92. Daktinomisin BPFI
42. Asam Folat BPFI 93. Dakuronium Bromida BPFI
43. Asam Fumarat BPFI 94. Dapson BPFI
44. Asam Fusidat BPFI 95. Daunorubisin Hidroklorida BPFI
45. Asam Glisirizinat BPFI 96. Deferoksamin Mesilat BPFI
46. Asam 4-(2-Hidroksi-3-isopropilaminopropok- 97. Deksametason BPFI
si)fenil Asetat BPFI 98. Deksametason Asetat BPFI
47. Asam o-Iodohipurat BPFI 99. Deksametason Fosfat BPFI
48. Asam 3-Ketofusidat BPFI 100. Deksbromfeniramin Maleat BPFI
. 49. Asam 2-Kloro-4-N-furfurilamino-5-sulfamoil 101. Deksklorfeniramin Maleat BPFI
Benzoat BPFI 102. Dekspantenol BPFI
50. Asam 6-Kloro-4-(o-klorofenil)-2-kuinazolin 103. Dekstrometorfan BPFI
Karboksilat BPFI 104. Dekstrometorfan Hidrobromida BPFI
51. Asam 4-Kloro-5-sulfamoilantranilat BPFI 105. Dekualin Klorida BPFI
52. Asam 4-Kloro-3'-sulfamoil-2-benzofenon 106. Demeklosiklin Hidroklorida BPFI
Karboksilat BPFI 107. Deoksikorton BPFI
53. Asam Mefenamat BPFI 108. Desasetil Diltiazem Hidroklorida BPFI
54. Asam Nalidiksat BPFI 109. Deslanosida BPFI
55. Asam Pamoat BPFI 110. Desoksimetason BPFI
56. Asam Salisilat BPFI 111. Diasetilfluoresein BPFI
57. Asam Valproat BPFI 112. Diazepam BPFI
58. Asam Xantanoat BPFI 113. Dibekasin Sulfat BPFI
59. Asetazolamida BPFI 114. Dibukain Hidroklorida BPFI
60. 3-Asetilbenzofenon BPFI 115. Didrogesteron BPFI
61. Asetilkolin Klorida BPFI 116. Dietanolamin Fusidat BPFI
62. Asetilsistein BPFI 117. Dietilkarbamazin Sitrat BPFI
63. Asetofenazin Maleat BPFI 118. Dietilstilbestrol BPFI
64. Asiklovir BPFI 119. Difenhidramin Hidroklorida BPFI
65. Atenolol BPFI 120. 2-[4-(1,2-Difeniletenil)fenoksi]-N,N-dietilete-
66. Atropin Sulfat BPFI namin ·BPFI
67. . Azatadin Maleat BPFI 121. Difenoksilat Hidroklorida BPFI
68. Azatioprin BPFI . 122. Digito*in BPFI
69. [Benzenasetonitril, a-{2-([2-(3,4-dimetoksife- 123. Digoksfu BPFI
nil)etil]metilamino)etil)-3,4-dimetoksi- 124. 17-cx-Oihidroekuilin BPFI
(1-metil-etil)-monohidroklorida BPFI 125. Dihidroergotamin Mesilat BPFI
70. Betametason BPFI 126. p-2,3-Dihidroksipropoksifenilaset-
71. Betametason Dipropionat BPFI amida(.diol) BPFI
72. Betametason Natrium Fosfat BPFI 127. Dihidrostreptomisin Sulfat BPFI
FIIV Lampiran I Baku Pembanding Farmakope Indonesia <11> ~841

128. Dikloksasilin Natrium BPFI 184. Fenobarbital BPFI


129. 6,7-Dimetoksi-2-piperazin-1-alkuinazolin-4- 185. Fenoterol Hidrobroltlida BPFI
ilamin BPFI 186. Fentanil Sitrat BPFI
130. 1,4-Di(2-furoil)piperazin BPFI 187. Fludrokortison Asetat BPFI
131. Dikumarol BPFI 188. Flufenazin Dekanoat Dihidroklorida BPFI
132. Diltiazerri Hidroklorida BPFI 189. Flufenazin Hidroklorida BPFI
133. Dimenhidrinat BPFI 190. Flukloksasilin Natrium BPFI
134. N-{2-[[5-[(Dimetilamino)metil]2-furanil]metil] 191. Fluklorolon Asetonida BPFI
sulfinil]etii]-N'metil-2-nitro-1,1-etana- 192. Flukortolon BPFI
diamin BPFI 193. Flukortolon Heksanoat BPFl
135. Dinatrium Edetat BPFI 194. Fluokortison Heksanoat BPFI
136. Dipiridamol BPFI 195. Fluokortolon Pivalat BPFI
137. Disiklomin Hidroklorida BPFI 196. Fluoksimesteron BPFJ
138. Disopiramid BPFI 197. Fluoresein Natrium BPFI
139. D!sopiramid Fosfat BPFI 198. Fluorourasil BPFI
140. Doksisiklin Hiklat BPFI 199. Flurazepam BPFI
141. Doksorubisin Hidroklorida BPFI 200. Flurazepam Hidroklorida BPFl
142. Dopamin Hidroklorida BPFI 201. Flurbiprofen -BPFl
143. Droperidol BPFI 202. Flurbiprofen Natrium BPFI
144. Edrofonium Hidroklorida BPFI 203. Flusinolon Asetonida BPFI
145. Efedrin Hidroklorida BPFI 204. Framisetin Sulfat BPFl
146. Efedrin Sulfat BPFI 205. Furosemida BPFI
147. Ekonazol Nitrat BPFI 206. 1-(2-Furoil)piperazin BPFI .
148. Ekstr<)k Bioreaksi Positif BPFI 207. Garam dari Asam 3-Merkapto-2-metilpropanoat
149. Ekuilin BPFI dan 1,2-Difeniletilamin BPFI
150. Emetin Hidroklorida BPFI 208. Gel Alumunium Hidroksida Kering BPFI
151. Endotoksin BPFI 209. Gemfibrozil BPFI
152. Entluran BPFI 210. Gentamisin Sulfat BPFI
153. 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI 211. Gitoksin BPFI
154. Epinefrin Bitartrat BPFI 212. Glibenklamida BPFI
155. Ergokalsiferol BPFI 213. Glisin BPFI
156. Ergometrin Maleat BPFI 214. Glutetimida BPFI
157. Ergotamin Tartrat BPFI 215. Gonadotropin Korionik BPFI
158. Eritromisin BPFI 216. Griseofulvin BPFI
159. Eritromisin Etilsuksinat BPFI 217. Griseofulvin Luas Permukaan Spesifik BPFI
160. Eritromisin Stearat BPFI 218. Guaiafenesin BPFI
161. Estradiol BPFI 219. Guaiakol BPFI
162. Estradiol Benzoat BPFI 220. Hablur Tripsin BPFI
163. Estradiol Sipionat BPFI 221. Haloperidol BPFI
164. Estriol BPFI 222. Halotan BPFI
165. Estron BPFI 22.1. Halsinonida BPFI
166. Etambutol Hidroklorida BPFI 224. Heksaklorofen BPFI
167. a-Etilestran-17a-ol Etil Estrenol BPFI 225. Hemioglobinsianida BPFI
168. Etilmorfin Hidroklorida BPFI 226. Heparin Natrium BPFI
169. Etilnikotinamida BPFI 227. Hidralazin Hidroklorida BPFl
170. Etil Paraben BPFI 228. Hidroklorotiazida BPFI
171. Etinil Estradiol BPFI 229. Hidrokortison BPFI
In. Etisteron BPFI 230. Hidrokortison Asetat BPFI
173. Etosuksimida BPFI 231. Hidrokortison Butirat BPFI
174. Faktor Koagulasi VIII Darah Manusia BPFI 232. 4-Hidroksifenil Asetamida BPFI
175. Faktor Xa BPFI 233. 3-Hidroksi-1-metilkuinuklidinium
176. Fenazopiridin Hidroklorida BPFI Elromida BPFI
177. Fenfluramin Hidroklorida BPFI 234. Hidroksi Progesteron Kaproat BPFI
178. Fenilbutazon BPFI 235. 9-Hidroksipropantelin Bromida BPFI
179. Fenilefrin Hidroklorida BPFI 236. Hidroksizin Hidroklorida BPFI
180. Fenilpropanolamin Hidroklo]ida BPFI 237. Hidrokuinon BPFI
181. Feniramin Maleat BPFI 238. Histamin Dihidroklorida BPFI
182. Fenitoin BPFI 239. Hiosiamin Sulfat BPFI
183. Fenitoin Natrium· BPFI 240. Hiosin Hidrobromida BPFI
842 Baku Pembanding Farmakope Indonesia <11> I Lampiran FIIV

241. Homatropin Hidrobromida BPFI 298. Kloramfenikol Palmitat Polimorf A BPFI


242. Homatropin Hidroklorida BPFI 299. Kloramfenikol Palmitat Nonpolimorf BPFI
243. Ibuprofen BPFI 300. Klordiazepoksida BPFI
244. ldoksuridin BPFI 301. Klordiazepoksida Hidroklorida BPFI
245. lmidazol BPFI 302. Klorfeniramin Maleat BPFI
246. lmipramin Hidroklorida BPFI 303. p-Klorobenzhidrilpiperazin BPFI
247. lmunoglobulin Hepatitis B BPFI 304. 7-Kloro-1,3-dihidro-5-fenil-2H-1,4-benzo-
248. lmunoglobulin Manusia untuk Elektro- diazepin-2-on BPFI
foresis BPFI 305. 7-Kloro-1,3-dihidro-5-fenil-2H-1,4-benzo-
249. lmunoserum Botulinum Tipe A BPFI diazepin-2-on-4-oksida BPFI
250. lmunoserum Botulinum Tipe B BPFI 306. (o-Klorofenil)difenilmetanol BPFI
251. lmunoserum Botulinum Tipe E BPFI 307. 2-Kloro-6,7-dimetoksikuinazolina-4-ilamin BPFI
252. Imunoserum Difteri BPFI 308. Klorheksidin Asetat BPFI
253. Imunoserum Tetanus BPFI 309. 6-Kloro-4-(o-klorofenil)-2-kuinazolina Karbok-
254. Indometasin BPFI silat BPFI
255. Inositol Nikotinat BPFI 310. 6-Kloro-4-(o-klorofenil)-2-kuinazolina Karbok-
256. Insulin BPFI saldehida BPFI
257. Insulin Sapi BPFI 311. 6-Kioro-4.:.(o-klorofenil)-2-kuinazolina
258. lsoksuprin Hidroklorida BPFI Metanol BPFI
259. Isoniazid BPFI 312. 7-Kloro-5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-3-asetok-
260. lsoprometazin BPFI si-2H-1,4-benzodiazepin-2-on BPFI
261. p-p'-[N-Isopropil-3,3'-iminobis(2-hidroksi- 313. Klorokuin BPFI
propoksi)bisfenilasetamida BPFI 314. Klorokuin Fosfat BPFI
. 262. Isopropil Miristat BPFI 315. 4-[2-(5-Kloro-2-metoksibenzamido)etil]-
263. lsopropil Palmitat BPFI benzenasulfonamida BPFI
264. lsosorbid Dinitrat Encer BPFI 316. Klorpromazin Hidroklorida BPFI
265. lsotretionin BPFI 317. Klorpropamida BPFI
266. Kalium Benzilpenisilin BPFI 318. Klortalidon BPFI
267. Kalium Glukonat BPFI 319. Klorzoksazon BPFI
26S. Kalium Klavam-2-karboksilat BPFI 320. Klotrimazol BPFI
269. Kalium Penisilin G BPFI 321. Kodein BPFI
270. Kalium Penisilin V BPFI 322. Kodein Fosfat BPFI
271. Kalium Sulfaguaikolat BPFI 323. Kodein Hidroklorida BPFI
272. Kalium Trikloroaminplatinat BPFI 324. Kofein BPFI
273. Kalsium Glukonat BPFI 325. Kokain Hidroklorida BPFI
274. Kalsium Pantotenat BPFI 326. Kolekalsiferol BPFI
275. Kanamisin Sulfat BPFI 327. Kolistin Sulfat BPFI
276. Kaptopril BPFI 328. Kolkhisin BPFI
277. Karbamazepin BPFI 329. Kortikotropin BPFI
278. Karbidopa BPFI 330. Kortison Asetat BPFI
279. Karbinoksamin Maleat BPFI 331. Kuinidin Sulfat BPFI
280. Karisoprodol BPFI 332. Kuininon BPFI
281. Ketamin Hidroklorida BPFI 333. Kuinin Sulfat BPFI
282. Ketokonazol BPFI 334. 3-Kuinuklidinil Benzilat BPFl
283. Ketoprofen BPFI 335. Lanatosida C BPFI.
284. Kimotripsin BPFI 336. Larutan Albumin Manusia untuk Elektro-
285. Klemastin Fumarat BPFI foresis BPFI
286. Klidinium Bromida BPFI 337. Larutan Protein Plasma Manusia untuk Elek-
287. Klindamisin Fosfat BPFI troforesis BPFI
288. Klindamisin Hidroklorida BPFI 338. Lemak Bulu Domba BPFI
289. Klindamisin Palmitat Hidroklorida BPFI 339. Levamisol Hidroklorida BPFI
290. Kliokuinol BPFI 340. Levodopa BPFI
291. Klofazimin BPFI 341. Levonorgestrel BPFI
292. Kloksasilin Natrium BPFI 342. Levotiroksin BPFI
293. Klomifen Sitrat BPFI 343. Lidokain BPFI
294. Klonazepam BPFI 344. Lindan BPFI
295. Klonidin Hidroklorida BPFI 345. Linestrenol BPFI
296. Kloramfenikol BPFI 346. Linkomisin Hidroklorida BPFI
297. Kloramfenikol Palmitat BPFI 347. Liotironin BPFI
FI IV· Lampirtm I Baku Pembanding Farmakope Indonesia <11> - 843

348. L-Fenilalanin BPFI 404. Natrium Nitroprusida BPFI


349. L-Lisin Asetat BPFI 405. Natrium Taurokolat BPFI
350. Litium Klavulanat BPFI 406. Neamin BPFI
351. Loperamida ·Hidroklorida BPFI 407. Neomisin BPFI
352. Lorazepam BPFI 408. Neomisin Sulfat BPFI
353. Manito! -BPFI 409. Neostigmin Bromida BPFI
354. Maprotilin Hidroklorida BPFI 410. Neostigmin Metilsulfat BPFI
355. Mebendazol BPFI 411. Nifedipin BPFI
356. Medazepam BPFI 412. Niketamida BPFI
357. Medroksiprogesteron Asetat BPFI 413. Nikotinamida BPFI
358. Meksiletin Hidroklorida BPFI 414. Nikotinil Alkohol Tartrat BPFI
359. Melfalan Hidroklorida BPFI 415. Nistatin BPFI
360. Menadion BPFI 416. Nitrazepam BPFI
361. Menadion Natrium Bisulfit BPFI 417. Nitrofurantoin BPFI
362. Meperidin Hidroklorida BPFI 418. Nitrofurazon BPFI
363. Meprobamat BPFI 419. Nitrofurfural Diasetat BPFI
364. Merkaptopurin BPFI 420. Nitrogliserin Encer BPFI
365. Mestranol BPFI 421. Norefinefrin Bitartrat BPFI
366. Metaproterenol Sulfat BPFI 422. Noretisteron BPFI
367. ME:tformin Hidroklorida BPFI 423. Norgestrel BPFI
368. Metadon Hidroklorida BPFI 424. Noroksimorfon Hidroklorida BPFI
369. Metenamin BPFI 425. Nortriptilin Hidroklorida BPFI
370. Metenamin Mandelat BPFI 426. Noskapin BPFI
371. 2-Metilamino-5-klorobenzofenon BPFI 427. Oksifenbutazon BPFI
372. Metildopa BPFI 428. Oksimetazolin Hidroklorida BPFI
373. Metilergometrin Maleat BPFI 429. Oksitetrasiklin BPFI
374. 3-o-Metilkarbidopa BPFI 375. 430. Oksprenolol Hidroklorida BPFI
375. Metil4-[2-(kloro-2-metoksibenzamido)etil) 431. Oktosinol9 BPFI
benzenasulfonil-N-metilkarbamat BPFI 432. Pankreatin BPFI
376. Metil N-4-[2-(5-kloro-2-metoksibenzamido) 433. Pankuronium Bromida BPFI
etil]benzenasulfonilkarbamat BPFI 434. Papaverin Hidroklorida BPFI
377. 3-o-Metilmetildopa BPFI 435. Parasetamol BPFI
378. Metilparaben BPFI 436. Paromomisin Sulfat BPFI
379. Metilprednisolon Asetat BPFI 437. Penisilin V BPFI
380. Metiltestosteron BPFI 438. Perfenazin BPFI
381. L-Metionin BPFI 439. Pilokarpin Hidroklorida BPFI
382. Metoklopramida Hidroklorida BPFJ 440. Pilokarpin Nitrat BPFI
383. Metoksalen BPFI 441. Pindolol BPFI
384. 3-Metoksitirosin BPFI 442. 2,2'-Piperazin-1,4-diil-bis(6,7-dimetoksi-
385. Metoprolol Tartrat BPFI kuinazolin-4-ilamin BPFI
386. Metotreksat BPFI 443. Pirantel Pamoat BPFI
387. Metronidazol BPFI 444. Pirazinamida BPFI
388. Mikonazol Nitrat BPFI 445. Piridoksin Hidroklorida BPFI
389. Minosiklin Hidroklorida BPFI 446. Piridostigmin Bromida BPFI
390. Mitomisin BPFI 447. Pirilamin Maleat BPFI
391. Morfin Sulfat BPFI 448. Pirimetamin BPFI
392. Nadolol BPFI 449. Piroksikam BPFI
393. Nafazolin Hidroklorida BPFI 450. Pituitari Posterior BPFI
394. Nafazolin Nitrat BPFI 451. Plastik BPFI
395. N(naftilasetil)etilendiamina Hidro- 452. Plastik Kontrol Negatif BPFI
klorida BPFI 453. Polidimetilsiloksan BPFI
396. Naloxon BPFI 454. Polimiksin B Sulfat BPFI
397. Nandrolon Dekanoat BPFI 455. Prazosin Hidroklorida BPFI
398. Nandrolon Fenpropionat BPFI 456. Prazikuantel BPFI
399. Naproksen BPFI 457. Prednisolon BPFI
400. Naproksen Natrium BPFI 458. Prednisolon Asetat BPFI
401. Natrium .Askorbat BPFI 459. Prednison BPFI
402. Natrium Fluorida BPFI 460. Prednison Asetat BPFI
403. Natrium Laktat BPFI 461. Primakuin Fosfat BPFI
Baku Pembanding Fatmakop~ Indonesia <11> I Lampiran FI IV

462. Probenesida BPFI 521. Sulfadiazin BPFI


463. Progesteron BPFI 522. Sulfadimidin BPFI
464. Prokainamida Hidroklorida BPFI 523. Sulfadoksin BPFI
465. Prokain Hidroklorida BPFI 524. Sulfamerazin BPFI
466. Prometazin Hidroklorida BPFI 525. Sulfametizol BPFI
467. Prometazin Teoklat BPFI 526. Sulfametoksazol BPFI
468. Propanolol Hidroklorida BPFI 527. Sulfanilamida BPFI
469. Propantelin Bromida BPFI 528. Sulfasetamida BPFI
470. Propilen Glikol BPFI 529. Tamoksifen S!trat BPFI
471. Propilparaben BPFI 530. Teofilin BPFI
472. Propiltiourasil BPFI 531. Terbutalin Sulfat BPFI
473. Pseudoefedrin Hidroklorida BPFI 532. Terkonazol BPFI
474. Ranitidin Hidroklorida BPFI 533. Testosteron BPFI
475. Rauwolfiae Radix BPFI 534. Testosteron Enantat BPFI
476. Reserpin BPFI 535. Testosteron Propionat BPFI
477. Resin Kolestiramin BPFI 536. Tetrahidrozolir. Hidroklorida BPFI
478. Resorsinol BPFI 537. Tetrakain Hidroklorida BPFI
479. Riboflavin BPFI 538. 2,3,7,8-Tetraklorodibenzo-p-dioksin BPFI
480. Riboflavin Fosfat BPFI 539. Tetrasiklin Hidroklorida BPFI
481. Rifampisin BPFI 540. Tiamfenikol BPFI
482. Rifampisin Kuinon BPFI 541. Tiamin H1droklorida BPFI
483. Salbutamol BPFI 542. Timerosal BPFI
4.~~; .Salbutamol Sulfat BPFI 543. Timolol Maleat BPFI
48~. · Salisilamida BPFI 544. Tiokonazol BPFI
~6;· .·. Sefaelin Hidrobromida BPFI 545. Tioptmtal BPFI
487. · Sefaleksin BPFI 546. Tobramisin BPFI
488. Sefazolin BPFI 5~7. Tolbutamida BPFI
489. Sefoperason Natrium Dihidrat BPFI 545. o-Toluenasulfonamida BPFI
490. Sefradin BPFI 549. p-Toluenasulfonamida BPFI
491. Senyawa Sejenis A Ranitidin BPFI 550. Transplatin BPFI
492. Senyawa Sejenis B Ranitidin BPFI 551. L-Treonin BPFI
49.3.. 5enyawa Sejenis C Ranitidin BPFI --.,
=>~-· Tretionin BPFI
494. Senyawa Sejenis A Tiokonazol BPFI 553. Triamsinolon BPFI
495. Senyawa Sejenis B Tiokonazol BPFI 554. Triamsinolon Asetonida BPFI
4%. Senyawa Sejenis C Tiokonazol BPFI 555. Triheksifenidil Hidroklorida BPFI
497. L-Serin BPFI 556. 3-(3,4,6-Trihidroksifenil)alaniri. BPFI
498. Serum Anticampak BPFI 557. Trimetoprim BPFI
499. Serum Antirabies BPFI 558. Tripelenamin Hidroklorida BPFI
500. Serum Golongan Dar.ah BPFI 559. Triprolidin Hidroklorida BPFI
501. Serum Golongan Darah Anti-A Manusia BPFI 560. Triprolidin Hidroklorida isomer-Z BPFI
502. Serum Golongan Darah Anti-8 Manusia BPFI 561. Tropikamida BPFI
503. Serum Golongan Darah Anti-A, B Manusia BPFI 562. Tuberkulin PPD BPFI
504. Setil Alkohol BPFI 563. Tubokurarin Klorida BPFI
505. Setil Piridin Klorida BPFI 564. Turunan Nifedipin Nitrofenilpiridina BPFI
506. Skopolamin Hidrobromida BPFI 565. Urasil Arabinosa BPFI
507. Sianokobalamin .BPFI 566. Vaksin Difteri Jerap BPFI
508. Siklopospamida BPFI 567. Vaksin Hepatitis B BPFI .
509. Siklosporin BPFI 568. Vaksin Pertusis BPFI
510" Simetidin BPFI 569. Vaksin Rabies BPFI
511. Siproheptadin Hidroldorida BPFI 570. Vaksin Tetanus Jerap BPFI
512. Sisplatin BPFI 571. Vanilin BPFI
513. L-Sistein Hidroldorida BPFI 572. Vankomisin Hidroklorida BPFI
514. Sitarabin BPFI 573. Verapamil Hidroklorida BPFI
515. Sorbitol BPFI 574. Vinblastiri. BPFI
516. Spironolakton BPFI 575. Vinblastin Sulfat BPFI
517. Stanozolol BPFI 576. Vmkristin Sulfat BPFI
518. Stearil Alkohol BPFI 577. Vitamin A BPFI
519. Streptokinase BPFI 578. Vitamin D untuk Penetapan Kesesuaian
520. Streptomisin Sulfat BPFI Sistem BPFI .
FI IV Lampi ran I· Peralatan Vol'limetrik <21> 845
.
~.

579. Warlarin BPFI · kurang dari 10 ml, umumnya ·diperlukan buret 10 ml


580. Xanton BPFI . atau mikroburet. ·
581, Xilometazolin Hidroklorida BPFI Rancangan alat volumetrik merupakan faktor
582. Zink Basitrasin BPFI · penting dalam menjamin kesaksamaan. Misalnya
panjang skala dari gelas ukur harus tidak kurang dari
5 kali diameter dalam; ujung buret dan pipet harus
PERALATAN VOLUMETRIK <21> membatasi laju aliran agar tidak lebih dari 500 111 per
detik.

Sebagian besar peralatan volumetrik yang· diguna- Sta~dar kesaksamaan Toleransi kapasitas untuk
kan dalam Farmakope Indonesia Edisi IV adalah tabu tentukur, pipet volume dan buret harus sesuai
peralatan yang dikalibrasi pada suhu 20°, ,walaupun dengan yang tertera pada tabel.
pada umumnya saat penggunaan alat tersebut di Toieransi kapasitas untuk pengukuran pipet ukur
laboratorium suhu lebih mendekati 25°, yaitu suhu sampai dengan kapasitas 10 ml agak lebih besar dari
yang umum digunakan untuk pengujian dan penetap- ukuran yang sesuai dari pipet volume dengan ukuran
an kadar menurut Farmakope. Ketidaksesuaian ini yang setara yaitu berturut-turut 10 JLl, 20 111 dan 30 J1}
tidak berarti, apabila suhu kamar tetap. - untuk ukuran 2 ml, 5 ml dan 10 ml
Pipet volume dan pipet ukur yang dikalibrasi
Penggunaan Untuk memperoleh derajat ketelitian sebagai pemindah (td), harus dialirkan dalam posisi
yang diinginkan dalam penetapan kadar menurut tegak lurus dan disentuhkan pada dinding Jabu
Farmakope, termasuk diantaranya pengukuran secara penampung untuk mengeluarkan sisa pada ujung
volumetri dan pernyataan bahwa suatu pengukuran pipet Pembacaan volume pada buret harus dapat
harus "diukur secara saksama", alat harus dipilih dan diperkirakan hingga mendekati 0,01 ml untuk buret
digunakan dengan hati-hati Ukuran buret harus 25 ml dan 50 rr:l, dan hingga mendekati 0,005 ml
sedemikian hingga volume titran tidak kurang dari untuk buret 5 ml dan 10 ml Pipet yang dikalibrasi
30% volume nominal. Bila volume titran yang diukur secara khusus (tc) umumnya digunakan untuk peng-

Labu tentukur

Voume yang dinyatakan (ml) 10 25 50 100 2.50 500 1000

Batas kesalahan (ml) 0,02 0,03 0,05 0,08 0,12 0,15 0,30

Batas kesalahan (%) 0,20 0,12 0,10 0,08 0,05 0,03 0,03

Pipet volume

Volume yang dinyatakan (ml) 1 2 5 10 25 50 . 100


...
Batas kesalahan {ml) 0,006 0,()(?6 0,01 0,02 0,03 0,05 0,08

Batas kesalahan (%) 0,60 0,30 0,20 0,20 0,12 0,10 0,08

Buret

Volume yang dinyatakan (ml) 10 (tipe mikro) 25 50

Pembagian skala (ml) 0~02 0,10 0,10

Batas kesalahan (ml) 0,02 0,03 0,05


846 Termometer <31> I Lampiran FIIV

ukuran cairan kental seperti sirup, dalam hal demikian Termometer dapat distandarisasi untuk pencelupan
labu tentukur dapat dipakai sebagai pengganti pipet keseluruhan atau pencelupan sebagian. Sepanjang
tersebut, untuk itu pipet atau labu.tentukur harus di- dapat dilaksanakan, setiap termometer harus diguna-
bilas sampai bersih dan bilasan ditambahkan pada kan sesuai dengan kondisi pencelupan seperti pada
bagian cairan yang diukur. saat distandardisasi.
Standardisasi untuk pencelupan keseluruhan me-
liputi pencelupan termometer sampai bagian atas
TERMOMETER <31> kolom raksa dengan sisa batang termometer dibiarkan
pada suhu kamar. Standardisasi untuk pencelupan
sebagian meliputi pencelupan termometer hingga
Termometer yang sesuai untuk uji Farmakope bagian yang ditandai dengan goresan pada bagian
harus memenuhi spesifikasi dan kalibrasi Dewan depan termometer dan menyisakan batang termome-
Standar Nasional. ter yang dibiarkan berhubungan dengan suhu kamar.
Tt>rmometer tersebut adalah dari jenis raksa dalam Untuk penggunaan pada kondisi pencelupan lain,
kaca dan kolom di atas cairan diisi dengan nitrogen. diperlukan koreksi terhadap batang yang muncul
hingga diperoleh pembacaan suhu yang benar.
Pada pemilihan termomete1~ penting untuk diper-
Spesifikasi Termometer timbangkar. dengan hati-hati, mengenai kondisi pada
saat digunakan. Tabel yang disertakan pada bagian ini
menunjukkan spesifikasi sejumlah termometer yang
sesuai untuk uji Farmakope, termasuk angka-angka
Pembagian
batas atas dan batas bawah rentang suhu yang tercan-
Seri Rentang Suhu Skala Pencelupan
("C) (mm) tum dalam Tabel.
No. ("C)

:rennometer untuk Pemakaian Umum termasuk


Penetapan Jarak Lebur TIMBANGAN DAN ANAK
TIMBANGAN <41>
1C -20 sampai 150 1 76
2C - 5 sampai 300 1 76
3C - 5 sampai 400 1 76 Pada pengujian dan penetapan kadar mt!nurut
Farmakope diperlukan penggunaan timbangan yang
Tennometer untuk Penetapan Jarak Didih beragam dalam kapasitas, kepekaan dan reprodusi-
atau Jarak Destilasi atau Penetapan Suhu bilitas. Jika tidak dinyatakan lain, jika zat dinyatakan
"timbang saksama" untuk penetapan kadar, maka pe-
37C -2 sampai 52 0,2 100 nimbangan harus dilakukan dengan menggunakan
38C 24 sampai 78 0,2 100 alat timbangan yang ketidakpastian pengukurannya
39C 48 sampai 102 0,2 100 (kesalahan acak ditambah dengan kesalahan sistema-
40C 72 sampai 126 0,2 100 tile) tidak lebih dari 0,1% pembacaan. Misalnya, ditim ·
41C 98 sampai 152 0,2 100 bang sejumlah 50 mg, maka kesalahan mutlak tidak
102C 123 sampai 177 0,2 100 lebih dari 50 ~g. Ketidakpastian pengukuran meme-
103C 148 sampai 202 0,2 100 nuhi syarat jika pada penimbangan ulang tidak
104C 173 sampai 227 0,2 100 kurang dari 10 kali, tiga kali nilai simpangan baku
105C 198 sampai 252 0,2 100 dibagi dengan jumlah yang ditimbang tidak lebih dari
106C 223 sampai 277 0,2 100 0,001. Kecuali dinyatakan lain, untuk uji batas secara
107C 248 sampai 302 · 0,2 100 titrimetri, penimbangan harus memungkinkan diper-
olehnya angka signifikan dari bobot analit setara
Termometer untuk Penetapan Jarak Beku atau dengan angka signifikan dari kad1r titran.
Penetapan Suhu Penggolongan kelas berikut ini dibuat berdasarkan
peningkatan toleransi:
89C -20 sampai 10 0,1 76 Anak timbangan kelas 1.1 adalah anak timbangan
90C Osampai ·30 0,1 76 yang digunakan untuk kalibrasi pada timbangan ber-
91C 20 sampai 50 0,1 76 kapasitas rendah dengan kepekaan tinggi. Tersedia
92C 40 sampai 70 0,1 76 dengan satuan yang bervariasi dari 1 mg sampai
93C 60 sampai 90 0,1 76 500 mg. Toleransi untuk setiap satuan dalam kelas
94C 80 sampai 110 0,1 76 ini adalah 5 J.tg. Dianjurkan untuk mengkalibrasi
9SC 100 sampai 130 0,1 76 timbangan yang menggunakan metode optik atau
· 96C 120 sampai 150 0,1 76 ~lektri~·untuk penimbangan dengan saksama se-
JUmlah zat di bawah 20 mg.
·FI IV Llrmpir11n I Uji Batas Mikroba <51> 847

·~-
Toleransi untuk anak timbangan baru dalam set

KelasM KelasS
KelasS.l KelasP
Satuan Masing-masing Keiompok Masing-masing Kelompok Masing-masirig Masing-masing
(g) (J.Lg) (Itg) (J.Lg~ (J.Lg) (J.Lg) (J.Lg)

100 soo 250 1000 2000


·SO 250 120 600 1200
30 ISO 74 1S4 450 900
20 100 74 1S4 350 700
10 so 74 1S4 250 soo
5 34 6S 54 105 180 360
3 34 6S 54 105 150 300
2 34 6S 54 105 130 260
1 34 65 54. 105 100 200.
(mg)

500 5,4 10,5 25 55 80 160


300 5,4 10,S 25 55 71J 140
200 S,4 10,5 25 .55 60 120
100 5,4 10,5 25 55 so 100
so S,4 10,5 14 34 42 8S
30 S,4 10,5 14 34 38 75
20 S,4 IO,S 14 34 35 70
10 S,4 10,S 14 34 30 60
s 5,4 10,5 14 34 28 55
3 S,4 10,5 14 34 26 52
2 5,4 10,S 14 34 25 so
1 S,4 10,5 14 34 25 so

Catatan .tidak lebih dari sepertiga anak tinlbangan kdas S-1 mempunyai kesalahan lebih dari setengalt tolerar.rsi yaug tertera
pada tnbel.

Anak timbangan kelas 1 adalah anak timbangan bobot yang digunakan tidak lebih dari 0,19'0 dari
dengan ketelitian tinggi yang digunakan uniuk kali: jumlah yang ditimbang. Umumnya lcelas 2 digunakan
brasi. Dapat digunakan untuk menimbang saksama untuk jumlah lebih besar dari 20 mg, kelas 3 untuk
sejumlah zat di bawah 20 mg (untuk anak timbangan jumlah lebih besar dari SO mg dan kelas 4 untuk
10 g atau kurang, persyaratan lcelas 1 memenuhi lcelas jumlah lebih besar dari 100 mg. . .
M seperti yang tertera pada Tabel). Timbangan haru$ dikalibrasi secara berkala, se-
Anak timbangan kelas 2 adalah anak timbangan baiknya terhadap anak l\mbangan baku mutlak.
yang digunakan sebagai baku kerja untuk kalibrasi,
terpasang pada timbangan analitik, dan anak tim- UJI BATAS MIKROBA <51>
bangan laboratorium untuk analisis rutin (Persyaratan
kelas 2 memenuhi kelas S seperti yang tertera pada
Tabel). · · · Uji batas mikroba dilakukan untuk memperkira-
Anak timbangan kelas 3 dan 4 adalah imak tim- kan jumlah mikroba aerob viabel di dalam semua jenis
bangan yang digunakan pada timbangan laboratorium perbekalan fannasi, mulai dari bahan baku hingga
dengan ketelitian sedang (Persyaratan lcelas 3 meme- sediaan jadi, dan untuk menyatakan perbekalan
nuhi kelas S-1; persyaratan kelas 4 memenuhi k2las P farmasi tersebut bebas dari spesies mikroba tertentu.
seperti yang tertera pada Tabel). Otomatisasi dapat digunakan sebagai penggantiuji
Kelas anak timbangan dipilih sehingga toleransi yang akan disajikan, dengan ketentuan bahwa cara
848 Uji Balas Mikroba <51> I Lampiran FllV

tersebut sudah divalidasi sedemikian rupa hingga Larutan Dapar dan Media
menunjukkan basil yang sama atau lebih baik. Selama
Media biakan dapat dibuat seperti disebut di
rnenyiapkan dan melaksanakan pengujian, spesimen
bawah ini, atau media biakan dehidrat dapat diguna-
harus ditangani secara aseptik. Jika tidak dinyatakan
kan jika setelah direkonstitusi sesuai petunjuk produ-
lain, jika disebut "inkubasi", maka yang dimaksud
sen a tau distributor memiliki bahan yang sebanding
adalah menempatkan wadah di dalam ruangan ter-
dan/ atau menghasilkan media yang sama dengan
kendali secara termostatik pada suhu antara 30• dan
media yang menggunakan formula seperti disebut di
35" selama 24 jam sampai 48 jam.lstilah "tumbuh" di-
bawah ini.
tujukan untuk pengertian adanya dan kemungkinan
Pada pembuatan media menggunakan formula
adanya perkembangan mikroba viabel.
yang disebut di bawah ini, larutkan bahan padat yang
dapat larut di dalam air, jika perlu panaskan hingga
Iarut sempurna, dan tambahkan larutan asam ldorida
Uji Pendahuluan a tau natrium hidroksida secukupnya hingga diperoleh
media dengan pH yang diinginkan, jika sudah siap
Validasi hasil uji yang akan disajikan di sini dalam digunakan. Tetapkan pH pada suhu 25"± 2".
banyak hal berdasarkan pada ketentuan yang me- Jika pad a formula disebut agar, gunakan agar
nunjukkan bahwa spesimen uji tidak menghambat dengan kadar air tidak lebih dari 15% dan jika disebut
pertuJ'!lbuhan mikroba yang terdapat dalam spesimen air, gunakan Air Murni.
uji itu sendiri. Jadi sebagai uji pendahuluan dilakukan
inokulasi secara terpisah enceran spesimen uji dengan Larutan Dapar Fosfat pH 7,2
biakan viabel yang terdiri dari Staplrylococcus aureus,
Escherichia coli, Pseudomonas aerugirrosa dan Salmonella. Larutkan 34 g kalium fosfat monobasa P dalam lebih
Pengujian dilakukan den~an menambahkan 1 ml dari kurang 500 ml air di dalam tabu tentukur-1000 ml;
··tidak kurang enceran 10· biakan mikroba berumur tambahkan lebih kurang 175 ml natrium hidroksidn 1 N
'24 jam kepada enceran pertama spesimen uji (dalam hingga pH 7,2 ± 0,1. Tambahkan air sampai tanda, dan
dapar fosfat pH 7,2, Media Fluid Soybean-Casein Digest cam pur. Masukkan dalam beberapa wadah dan steril-
· atau Media Fluid Lactose Medi1~m) dan diuji sesuai kan. Simpan dalam lemari pendingin.
prosedur. Jika tidak terdapat pertumbuhan mikroba di Sebelum digunakan, encerkan 1 bagian larutan
media bersangkutan, maka pengujian tersebut di- dengan 800 bagian air, dan sterilkan.
nyatakan tidak berlaku dan diperlukan modifikasi
prosedur dengan (1) meningkatkan volume pengencer MEDIA
dengan tetap mempertahankan jumlah bahan uji, atau Jika tidak dinyatakan lain, media harus disterilkan
(2) menambahkan zat inaktivator dengan jumlah se- dengan pemanasan dalam otoklaf (seperti yang tertera
cukupnya ke dalam pengencer, atau (3) suatu kombi- pada Sterilisasi uap air dalam Sterilisasi dan Jaminan
nasi modifikasi (1) dan (2) sedemikian rupa hingga Sterilitas Bahan Ko11pendia <1371>. Waktu paparan
terdapat pertumbuhan inokulum. tergantung pada volume yang disterilkan.
Bahan berikut ini adalah contoh dan konsentrasi
zat yang dapat ditambahkan ke dalam media untuk Media FCDSLP (Fluid Casein Digest-Soy Lecithin-
menetralkan zat penghambat yang terdapat di dalam .Polysorbate 20 Medium).
contoh, yaitu lesitin kedele 0,5% dan polisorbat 20
4,0%. Sebagai alternatif, ulangi pengujian mengguna- Digesti pankreatik kasein P 20 g
kan Medill Fluid Casein Digest-Soy Lecithin-Polysorbate Lesitin kedele 5 g
20 untuk menunjukkan netralisasi pengawet atau Polisorbat 20 P 40 ml
bahan antimikroba lainnya di dalam contoh. Jika zat Air 960 ml.
penghambat terdapat di dalam sediaan dan dapat
larut, dapat digunakan prosedur yang divalidasi dan Larutkan digesti pankreatik kasein P dan lesitin
sesuai seperti Prosedur uji menggumtkan penyaringan kedele di dalam 960 ml air, panaskan dalam tangas air
membran yang tertera pada Uji Sterilitas <71>. pada suhu 48" sampai so· selama lebib kur~ng
Jika penambahan inaktivator dan peni"gkatan 30 menit hingga larut. Tambahkan 40 ml poliSor-
volume seperti disebut di atas masih tidak dapat bat 20 P, campur dan masukkan dalam wadah sesuai
menumbuhkan mikroba viabel dan jika contoh tidak yang dikehendaki.
cocok diuji dengan cara penyaringan membran, maka
dapat disimpulkan bahwa kegagalan isolasi mikroba Medin SCDA (Soybean-Casein Digest Agar Medium)
disebabkan oleh daya bakterisida dari sediaan. Infor-
masi ini berguna untuk menunjukkan bahwa contoh Digesti jxlnkreatik kasein P 15,0 g
tidak dapat dikontaminasi oleh jenis mikroba yang Digesti papaik tepuug kedele P 5,0 g
digunakan. Pemantauan perlu dilanjutkan untuk Natrium klorida P 5,0 g.
menetapkan besarnya daya hambat dan daya bakteri- Agar P 15,0 g
. sida dari bahan tersebut. Air 1000 ml
FI IV Lampi ran I Uji Batas Mikroba -<51> 849

pH setelah sterilisasi 7,3 ± 0,2 Didihkan bahan padat yang telah dilarutkan
selama 1 menit. Sterilkan, dinginl<an hingga suhu
Media FSCD (Fluid Soybean Casein Digest Medium) antara 45" dan so· dan tambahkan 20 mllarutan latlium
tel~rit P steril (1 dalam 100). . -
Siapkan seperti pembuatan Soybenn-Casein Digest pH setelah sterilisasi 7,2± 0,2.
Medium seperti yang tertera pada Uji Sterilitas <71>.
Media CETA (Cetrimide Agar Medium)
Media MSA (Mannitol-Salt Agar Medium)
Digesti partkreatik gelatin 20,0 g
Digesti pankrentik kllsein P 5,0 g Magnesium klorida P 1,4 g
Digesti peptik jaringan hewan P 5,0 g Kalium sulfat P 10,0 g
Ekstrak Dagi11g P 1,0 g AgarP 13,6 g
D-Manitol P 10,0 g Sdil trimdilamonium bromida P
Natrium klorida P 7S,O g (setrimida) 0,3 g
AgarP 15,0 g Gliserin P 10,0 ml
Memhfenol P 0,025 g Air 1000 mi.
Air 1000 ml
Larutkan semua bahan pad at di dalam air dan
Campur, panaskan sambil sering dikocok, dan tambahkan gliserin P. Panaskan sambil sering dikocok,
didihkan selama 1 menit hingga melarut. dan didihkan selama 1 menit hingga larut.
pH setelah sterilisasi 7,4 ± 0,2 pH setelah sterilisasi 7,2 ± 0,2.

Media BPA (Baird-Parker Agar Medium) Media PAF (Pseudomonas Agar Medium fot
Detection of Fluorescin)
Digesti pankrentik kllsei11 P 10,0 g
Ekstrak dagi11g P 5,0 g Digesti pankreatik kllsein P 10,0 g
Ekstrak ragi P 1,0 g Digesti peptik jaringan hewan P 10,0 g
Litium ldorida P S,O g Kalium fosfat dibasa anhidrat 1,5 g
AgarP 20,0 g Magnesium sulfat P (MgS0 4 7Hp) 1,5 g
Glisiu P 12,0 g Gliserin P - 10,0 mi
Natrium piruvat P 10,0 g Agar P 15,0 g
Air 950,0 ml Air 1000 ml.

Panaskan sambil sering dikocok, dan didihkan Larutkan semua bahan padat di dalam air sebelum
selama 1 menit. Sterilkan, dinginkan sampai suhu dltambahkan gliserin P. Panaskan sambil sering di-
an tara 45. dan so· dan tambahkan 10 mllarutan kocok, dan didihkan selama 1 menit hingga larut.
kalium telurit P steril {1 dalam 100) dan SO ml emulsi pH setelah sterilisasi 7,2 ± 0,2.
kuning telur. Cam pur secara hati-hati, dan tuang ke
dalam cawan. Emulsi kuning telur dibuat sebagai Mtdia PAP (Pseudomonas Agar Medium for
berikut: Disinfeksi seluruh permukaan telur, pecahkan Detection Pyocyanin)
telur secara aseptik, dan pisahkan kuning telur se-
utuhnya ke dalam gelas ukur berskala yang steril. Digesti pankreatik kasein P 20,0 g
Tambahkan larutan natrium klorida P 0,9% steril hingga Magnesium klorida anhidrat 1,4 g
diperoleh perbandingan kuning telur: larutan natrium Kalium sulfat anhidrat 10,0 g
klorida sebagai 3:7. Masukkan ke dalam blender steril AgarP 15,0 g
dan campur dengan k.ecepatan tinggi selama S detik. Gliserin P 10,0 ml
pH setelah sterilisasi 6,8 ± 0,2. Air 1000 ml

Media VJA (Vogel-Johnson Agar Medium) Larutkan semua bahan padat di dalam air sebelum
ditambahkan gliserin P. Panaskan sambil sering di-
Digesti pankreatik kasem P 10,0 g kocok, dan didihkan ~elama 1 menit hingga larut.
Ekstrak ragi P 5;0 g pH setP.lah sterilisasi 7,2 ± 0,2.
Mtlnitol P 10,0 g
Kalium fosfat dibasa P 5,0 g Media FLM (Fluid lactose Medium)
Litium klorida P 5,0 g
Glisin P 10,0 g Ekstrak daging P 3,0 g
AgarP 16,0 g Digesti pankreatik gelati11 5,0 g
Merah fenol P 25,0 mg Laktosa P S,O g
Air 1000 ml Air 1000 ml
850 Uji Batas Mikroba <51> I Lampiran Fl IV

Dinginkan sesegera mungkin setelah sterilisasi. Sukrosa P 7,5 g


pH setelah sterilisasi 6,9 ± 0,2. Natrium klorida P 5,0 g
Ekstrak ragi P 3,0 g
Media FSCM (Fluid Selenite-Cystine Medium) Merah fenol P 80 mg
AgarP 13,5 g
Digcsti pan kreat ik kasein P 5,0 g Natrium desoksilcolat P 2,5 g
LnktOSII P 4,0 g Natrium tiosulfat P 6,8 g
Nc1trium fosfat 10,0 g Besi([Il) amonium sitrat P 800 mg
Natrium scleuit asnm 4,0 g Air 1000 ml
L-sisti11 P 10 mg pH akhir 7,4 ± 0,2
Air 1000 ml
pH akhir 7,0 ± 0,2. Panaskan campuran bahan padat dan air sambil
diaduk, hingga tepat n;tencapai titikdidih. Tidak boleh
Cam pur dan panaskan hingga larut. Panaskan di d i panaska n berlebihan a tau disterilkan. Pindahkan
dalam uap air mengalir selama 15 menit. Tidak boleh segera ke dalam tangas air dan biarkan pada suhu
disterilkan. lcbih kurang so·, dan tuang ke dalam cawan segera
setclah dingin.
Media ITM (Fluid Tetrathionate M<.'<iium)
Media BSA (Bismuth Sulfite Agar Medium)
Digesti paukrcatik kascin P 2,5 g
Digcsti pt•ptik jaringau ltewmr P 2,5 g Ekstmk daging P 5,0 g
Gamm cmpedu P 1,0 g Digcsti pnukrt'atik kaseiu I' 5,0 g
Knlsium karbouat I' 10,0 g Digesti pt:ptik jaringan 11ewa11 I' 5,0 g
Natri11111 tiosulfat P 30,0 g Dekstrosn P 5,0 g
Air 1000 mi. Natrium fosfat 4,0 g
Besi(II) sulfat P 300 mg
Didihkan larutan bahan padat. Pada hari peng- ludikator bismul sulfit 8,0 g
gunaan, tambahkan larutan yang dibuat dengan me- AgarP 20,0 g
larutkan 5 g kaliuul i11dida P dan 6 g ioctunr J> di dalam Hijnu berlinn P 25 mg
c20 ml air. Kcmudian tambahkan 10 mllarutan llijau Air 1000 ml
.,l,criian I' (1 dalam 1000), dan campur. Media tidak pH akhir 7,6 ± 0,2
.;,.boleh dipanaskan sesudah pcnambahan larutan hijau
bcrlian. Panaskan campuran bahan padat dan air, sambil
diaduk hingga tepat mencapai titik didih. Tidak boleh
Medin BGA (Brilliant-Green Agar Medium). dipanaskan berlebihan atau disterilkan. Pindahkan
segera ke dalam tangas air pada suhu lebih kurang so·,
.. Ekstrnk ragi P
Digcsti peptik jnringnn lrewnn P
3,0
5,0
g
g
dan tuang ke dalam cawan segera setelah dingin.

Digt>.sti pnukreatik knseiu P 5,0 g Media TSIA <Triple Sugar-Iron-Agar Medium)


Lnktosn r 10,0 g
Natrium k/oridn P 5,0 g Digesti paukreatik knsein P 10,0 g
Sukrosn P 10,0 g Digesti peptik jaringau lrewan P 10,0 g
Mernll fenol P 80 mg Laktosa P 10,0 g
AgnrP 20,0 g SukrosaP 10,0 g
Hijau her/ian P 12,5 mg Dekstrosa P 1,0 g
Air 1000 ml Besi(ll) amonium sulfat P 200 mg
Natrium klorida P 5,0 g .
Didihkan larutan bahan padat selama 1 menit. Natrium tiosulfat P • 200 mg
Sterilkan sesaat sebelum digunakan, lelehkan media, Agar P · 13,0 g
t~a~g ke dalam cawan Petri, dan biarkan hingga Merah fenol P 25 mg
dmgm. Air 1000 ml
· pH setelah sterilisasi 6,9 ± 0,2 pH setelah sterilisasi 7,3 ± 0,2

Media XLDA (Xylose-Lysine-Desoxycholate Medin MCA (MacConkey Agar Medium)


Agar Medium)
Digesti pankreatik gelatin 17,0 g
Xilosn P 3,5 g Digesti pankreatik kasein P . 1,5 g
L-Lisitu1 P 5,0 g Digesti peptik'jaringau hewan P 1,5 g
Laktosa P 7,5 g Laktoia P 10,0 g
FIIV Lampiran I Uji Batas Mikroba <51> 851
. c4·
Campuran garam empedu 1,5 g menggunakan larutan asam tart rat P steril (t" dalam
Natrium klorida P 5,0 g 10). Media dengan pH 3,5 tidak boleh dipanaskan lagi.
AgarP 13,5 g
~rah tletral P 30 mg Pengambilan Contoh
Kristal violet P 1,0 mg
Air 1000 ml Siapkan 10 ml contoh atau 10 g contoh untuk
setiap uji seperti yang tertera pada masing-masing
Oidihkan campuran bahan padat dan air selama monografi. ·
1 menit hingga larut.
pH setelah sterilisasi 7,1 ± 0,2 Prosedur

Media LEMBA (Levine Eosin-Methylen Blue Spesimen yang akan di~ji disiapkan sedemikian
Agar Medium) rupa sesuai dengan sifat fisiknya dan tidak mengubah
jumlah da~ jenis mikroba yang semula ada hingga
Digesti pankrentik gelatin 10,0 g diperoleh larutan atau suspensi dari semua atau
Kalium fosfat dibasa P 2,0 g sebagian spesimen dalam bentuk yang sesuai dengan
AgarP 15,0 g prosedur uji yang akan dilaksanakan.
Ln#:tosn P 10,0 g Untuk bahan padat yang tidak seluruhnya
Eosin Y P 400 mg melarut, perkecil ukuran bahan hingga merupakan
Biru metilenn P 65 mg serbuk cukup halus, suspensikan di dalam pembawa
Air 1000 ml tertcntu, dan lakukan pengujian seperti tertera -pada
pH setelah sterilisasi 7,1 ± 0,2 Angka Mikroba Aerob Total, Uji Staphylococcus aureus
dan Pseudomonas aeruginosa, Uji Salmonella sp dan
Larutkan digesti pankreatik gelati II P, kalium fosfat Escherichia coli.
dibasa P dan agar P di dalam air, hangatkan dan biar- Untuk spesimen cair yang terdiri dari Iarutan,
kan hingga dingin. Sesaat sebelum digunakan, cairkan suspensi dalam air atau suatu pembawa hidro-
larutan agar yang telah berbentuk gel, dan untuk tiap alkoholik yang mengandung etanol kurang dari 30'10,
100 ml larutan agar yang telah meleleh tambahkan dan untuk bahan padat yang mudah Ia rut dan praktis
berturut-turut 5 mllarutan laktosa P (1 dalam 5), 2 ml larut sempurna di dalam 90 ml dapar fosfat pH 7,2 atau
larutan eosin Y P (1 dalam 50), dan 2 ml Jarutan birr~ media tertentu, lakukan pengujian seperti tertera pada
metilena P (1 dalam 300), dan campur. Media yang di- Angktl Mikroba Aerob Total, llji Stapltyloccus aureus dan
peroleh dapat tidak jemih. Pseudomonas aeruginosa, Uji Salmonella sp dan
Escherichia coli.
Medin SDA (Sabouraud Dextrose Agar Medium) Untuk cairan tidak cam pur air, salep, krim dan
malam dibuat suatu suspensi dengan menggunakan
Dekstrosa P 40,0 g emulgator steril yang sesuai dalam jumlah yang
Campuran sama ban yak Digesti peptik minimal (misalnya salah satu polisorbat), gunakan
jaringan hetoon dan Digesti pankreatik blender mekanik dan jika perlu hangatkan hingga
knseill p 10,0 g suhu tidak lebih dari 45 ·dan lanjutkan pengujian
AgarP 15,0 g seperti yang tertera pada Ar~gka Mikroba Aerob Total,
Air 1000 ml Uii Staplzylococcus aureus dan Pseudomo11as aeruginosa,
Uji Salmor~ella sp dan Esclrerichill coli.
Cam pur dan didihkan hingga Ia rut. Untuk spesimen cair dalam bentuk aerosol, dingin-
pH setelah sterilisasi 5,6 ± 0,2. kan wadah dalam campuran alkohol dan es kering
selama Jebih _kurang 1 jam, buka tutup wadah dan
Media PDA (Potato Dextrose Agar Medium) biarkan hingga mencapai suhu kamar, dan biarkan
propelan terbebas, atau jika memungkinkan hangat-
Masak 300 g kentang yang telah dikupas dan kan wadah untuk mendorong propelan keluar.
dipotong-potong di dalam 500 ml air suling, saring l'indahkan SeJumlah tertentu bahan uji yang diperlu-
melalui penyaring katun kasar, tambahkan air suling J<an untuk pengujian seperti yang tertera pada salah
hingga 1000 ml, dan tambahkan : satu dari dua paragraf yang telah diutarakan se-
Agar P 15 g belumnya. Jika 10,0 g atau 10,0 ml spesimen tidak
Glukosa P 20 g dapat diperoleh dari 10 wadah dalam bentuk aerosol,
l.arutkan dengan pemanasan dan sterilkan. pindahkan seluruh isi dari 10 wadah yang didinginkan
pH setelah sterilisasi 5,6 ± 0,2. ke dalam media biakan. biarkan propelan terbebas,
dan lanjutk;m pengujian menggunakan residu. Jika
Sebelum digunakan, sesaat sebelum dituang ke hasil pengujian tidak dapat disimpulkan a tau meragu-
dalam cawan, terhadap media yang telah meleleh dan kan, ulangi pengujian dengan menggunakan 20 wadah
didinginkan hingga -45" pH diatur hingga 3,5 ± 0..!1 atau lebih.
852 Uji Batas Mikroba <51> I Lampiran FIIV

Angka Mikroba Aerob Total Untuk spesimen pok 1, kelompok 2 dan kelompok 3, dan menggunakan
yang cukup melarut a tau tr~lusen hingga dapat diuji acuan pada. Tabd 1, nyatakan Nil11i Duga Terdekat
dengan Metode Lempeng, gunakan cara tersebut; jika (MPN) mikroba tiap g atau ml spesimen.
tidak, gunakan Metode Tabung Garuia. Dengan meng-
gunakan salah satu dari kedua cara tersebut, mula- Uji Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
mula larutkan atau suspensikan 10,0 g spesimen aeruginosa Pada spesimen ditambahkan Media FSCD
berbentuk padat, atau 10 ml spesimen berbentuk cair hingga 100 ml, cam pur dan inkubasikan. Amati per-
yang diukur saksama, di dalam dapar fosfat pH 7,2, tumbuhan pada media, dan jika terdapat pertumbuh-
Media FSCD atau Media FCDSLP hingga diperoleh an, dengan menggunakan sengkelit inokulasikan b~ak-
100 ml. Untuk spesimen kental yang pada peng~ncer­
an awal (1:10) tidak dapat dipipet, encerkan spesimen Tabell Nilai Duga Terdekat (Most Probable Total
hingga diperoleh suspensi (1 :50) a tau (1 :100), dan Count) pada Metode Tabung Ganda
seterusnya hingga dapat dipipet. Lakukan pengujian
untuk menetapkan tidak terdapatnya zat penghambat
(zat antimikroba) seperti yang tertera pada Uji pen- Kombinasi tabung yang me-
dahuluan, sebelum melakukan penetapan Angka Mikro- nunjukkan pertumbuhan pada
ba Aerob Total. Masukkan spesimen ke dalam media tiap kelompok yang diamati
tidak lebih dari 1 jam setelah membuat enceran yang
- Nilai Duga ..
sesuai untuk inokulasi. Jumlah spesimen dalam mg Terdekat (MPN)
METODE LEMPENG Jika perlu encerkan cairan atau ml tiap tabung Mikroba tiap g
lebih lanjut sedemikian rupa hingga 1 ml diharapkan atau ml
dapat menghasilkan 30 koloni sampai 300 koloni. Pipet 100 mg 10mg 1mg
1 ml enceran akhir masing-masing ke dalam 2 cawan (0,1 ml) (0,01 ml) (0,001 m!)
.. Petri steril. Segera tambahkan ke dalam cawan 15 ml
sampai 20 ml Media SCDA yai}g sebelumnya telah di- 3 3 3 >1100
. cairkan dan didinginkan hingga lebih kurang 45 ·. 3 3 2 1100
Tutup cawan Petri, cam pur contoh dan agar dengan 3 3 1 500
cara memiringkan a tau memutarnya, dan biarkan isi 3 3 0 200
cawan memadat pada suhu kamar. Balikkan cawan
dan inkubasi selama 48 jam hingga 72 jam. Setelah 3 2 3 290
inkubasi, amati pertumbuhan di dalam lempeng, 3 2 2 210
hitung jumlah koloni, dan dari kedua lempeng nyata- 3 2 1 150
. lean rata-rata jumlah mikroba tiap g atau ml spesimen. 3 2 0 90
Jika tidak ditemukan koloni mikroba di dalam cawan
dengan enceran awal (1:10), nyatakan hasil pengujian 3 1 3 160
sebagai: "kurang dari 10 mikroba per g atau ml spesi- 3 1 2 120
men". 3 1 1 70
METODE TABUNG GANDA Ke dalam setiap 3 1 0 40
tabung dari 14 tabung berukuran sama tambahkan
masing-masing 9,0 ml Media FSCD steril. Pisahkan 3 0 3 95
12 tabung dan bagi dalam 4 kelompok yang masing- 3 0 2 60
masing terdiri dari 3 tabung. Satu kelompok sebagai 3 0 1 40
kontrol dan 3 kelompok lain sebagai: kelompok 3 0 0 23
1 ("100"), kelompok 2 ("10"), kelompok 3 ("1"), dan
2 tabung lainnya masing-masing dinyatakan sebagai
tabung A dan tabung B. Ke dalam masing-masing an pada permukaan lempeng Media VJA (atau Medill
tabung kelompok 1 ("100") dan tabuug A dimasukkan BPA atau Media MSA) dan Medill CETA. Tutup, balik-
1 mllarutan atau suspensi spesimen dan campur. Dari kan cawan, dan inkubasi. Jika setelah pengamatan
tabung A dipipet 1 ml ke dalam tabung B, dan cam- tidak satupun dari cawan mengandung koloni yang
pur. Tabung A dan tabung B masing-masing akan mempunyai ciri seperti yang tercantum pada Tabel 2
berisi 100 mg (100 ~1) dan 10 mg (10 ~1) spesimen. Ke dan Tabel 3 untuk media yang digunakan, maka
dalam masing-masing tabung kelompok 2 ("10") tam- spesimen memenuhi persyaratan bebas dari Staphylo-
bahkan 1 ml dari tabung .A, dan ke dalam masing- coccus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
masing tabung kelompok 3 ("'") tambahkan 1 ml dari UJI KOAGULASE (Untuk Staphylococcus aureus)
tabung B. Buang sisa isi dari tabung A dan tabung B. Dengan menggunakan sengkelit, pindahkan se-
Tutup baik-baik semua,tabung dan inkubasikan. Sete- jumlah koloni ter5angka dari permukaan Medill VJA
lah inkubasi, amati adanya pertumbuhan di dalam ta- (atau Media BPA atau Media MSA) ke dalam masing-
bung, ketiga tabung kontrol akan tetap jernih, dan masing tabung yang berisi 0,5 ml plasma mamaUa,
berdasarkan ada tidaknya pertumbuhan di kelom- diutamakan plasma kelinci atau kuda, dengan atau
FI IV Lampiran / ·Uji Batas Mikroba <51> 853

tanpa zat tambahan yang sesuai. Inkubasi di dalam Tabell Ciri khas modologi Staphylococcus tiifPius
tangas air pada suhu 37", dan amati tabung pada jam p~da Me4ia Agar Selektif .·
ke 3, dan selanjutnya pada jarak waktu yang sesuai
· Media Selektif Ciri khas morfo- Pewamaan Gram
selama 24 jam. Lakukan uji kontrol positif dan negatif
· logi koloni
bersamaan dengan uji spesimen. Spesimen dinyatakan
bebas Staphylococcus au reus, jika sa rna sekali ~ tidak Vogel Johnson Hitam dikelilingi Positif, berbentuk
terjadi koagu!asi. Agar Medium zona kuning bulatdalam
UJI OKSIDASE DAN PIGMEN (untuk Pseudonwnas tandan
ileruginosa) Dengan menggunakan sengkelit, pindah-
kan sejumlah koloni tersangka dari Media CETA Mannitol Salt Kuning dengan Positif, berbentuk
masing-masing ke permukaan Media PAF untuk Agar Medium zona kuning bulatdalam
d~teksi fluoresin dan Mediil PAP untuk deteksi piosia- tan dan
nm y~ng terdapat d_i ~alam cawan Petri. Jika ban yak
kolom yang perlu dtpmdahkan, bagi permukaan tiap Baird Parker · Hitam, berkilau, Positif, berbentuk
lempeng menjadi 4 bagian, dan tiap bagian diinokulasi Agar Medium di kelilingi bulatdalam
den~an koloni yang terpisah. Tutup dan balikkan zona jernih 2 tandan
m~ta rang tela~ diinokulasi, dan ink_ubasi pada suhu sampaiS mm
35 ± 2 selama hdak kurang dari 3 hari. Amati permu-
~an cawan yang diinokulasi di bawah cahaya ultra-
VIolet untuk menetapkan apakah terdapat koloni yang
menunjukkan sifat khas seperti tertera pada Tabel3. 100 ml, dan inkubasi. Amati pertumbuhan pada
Lakukan uji oksidase terhadap pertumbuhan media, dan jika ada pertumbuhan, campur dengan
Jroloni tersangka pada satu atau lebih media, untuk . mengocok perlahan-lahan. Pipet berturut-turut 1.ml ke
konfirmasi Pseudomonas aeruginosa. Letakkan ke atas dalam masing-masing wadah berisi 10 ml Media FSCM
koloni tersebut atau pindahkan pertumbuhan koloni dan Media FTM, cam pur, dan jnkubasi selama 12 jam
ke atas potongan kertas saring yang sebelumnya telah sampai 24 jam. Simpan sisa Media FLM.
diimpregnasi dengan N,N~imetil-p-Jenilendiamina di- UJI Salmonelltl sp Dengan menggunakan sengkelit,
hidroklorida. Jika tidak terjadi perubahan warna merah pindahkan sebagian Media FSCM dan Media FTM
muda menjadi Iembayung, spesimen dinyatakan me- masing-masiri.g ke permukaan Media BGA, Media
menuhi syarat bebas Pseudomonas aeruginosa. Jika XLDA dan Mediil BSA yang terdapat di dalam cawan
perlu, ada tidaknya Pseudomonas aeruginosa dapat di- Petri. Tutup cawan, balikkan, dari inkubasi. Jika pada
konfirmasikan dengan melakukan uji biakan lain dan pengamatan tidak terd:lpat koloni dengan pemerian
uji biokimia yang sesuaL yang sama seperti tertera pada Tabel4, spesimen di-
nyatakan memenuhi persyaratan bebas dari genus
Uji Salmonella sp dan Escherichia coli Ke Salmonelltl. Jika terdapat koloni Gram negatifberben-
dalam spesimen di dalam wadah yang sesuai, tuk batang yang memenuhi deskripsi seperti tertera
tambahkan sejumlah volume Media FLM hingga pada Tabel 4, lanjutkan identifikasi dengan memin-

Tabel3 Cirl khas morfologi Pseudomonas aeruginosa pada Media Agar Selektif dan diagnostik

Media Ciri khas Fluoresensi Uji oksidase Pewamaan Gram


morfologi di bawah caha-
koloni ya ultra violet

Cetrimide Umumnya Kehijauan Positif Negatif, berbentuk


Agar Medium kehijauan batang

Pseudomonas Umumnya Kekuningan Positif Negatif, berbentuk


Agar Medium tidak berwama batang
untuk deteksi hingga ke-
fluoresin kuningan

Pseudomonas Umumnya Biru Positif Negatif, berbentuk


· Agar Medium kehijauan batang
untuk deteksi
piosianin
854 Uji Efektivitas Pengawet Antbidkroba <61> i Lampiran FllV-

dahlcan lejumlah koloni tersangka yang diperlukan ke 1\erob Total, .kecuali penggunaan· jurillah yang iama
M«1'11 TSIA; pemindahan ~lakukan dengan menggu- Media SDA atau Media PDA sebagai pengganti ~ia
~~n sengkelit jarum, mula-mula digoreskan ke per- SCDA. Inkubasi cawan Petri dengait tidak dibalik,
mukaan D\edia dan kemudi~n dililkukan penusukan ?ada suhu 20"sampai-2S" selama s·hari &ampai 7 hari.
pada dasar media, c:!an inkuba$i. Jika pada pengamat• . .
an tidak terjadi reaksi alkali (merah) di permukaan Uji Ulang Untuk tujuan konfum;Jsi basil uji yang
media dan a1am (kuning) pada tusukan, dengan atau meragukan dari cara uji yang tersebut di atas·meng-
tanpa wama hitam pada tusukan sebagai pertanda gunakan 10,0 g spesimen, dapat dilakukai\ uji ulang
adanya hidrogen sulfida, spesimen dinyatakan meme- menggunakan 25 g spesimen. Lakukari pengujian
_nuhi ~yarat bebas dari genus Salmonellll. seperti terteia pada Prosedur, tetapi perlu mempethati~
kan junilah s~imen yang lebih besar.

UJI £1cMrichia coli Dengan menggunakan sengke- Tabel 5 Ciri khas morfologi Escherichia
lit, goreskan sebagian dari sisa Media FLM pada per- coli pada MaeConkey Agar Medium
mukaan Media MCA, tutup cawan, balikkan, dan inku-
bast. Jika pada pengamatan tidak terdapat koloni de- Ciri khas morrologi Merah bata; dapat di-
ngan pemerian yang sama seperti tertera pada TabelS, koloni kelilingi daerah·yang
1pesimen dinyatakan memenuhi syarat bebas £sclle- terdiri dari endapan
richia coli. Jika ditemukan koloni dengan dcskripsi empedu
yang sama seperti tertera pad a Tabd 5, lanjutkan
pengujian dengan memindahkan koloni tersangka Pewamaan Gram Negatif, ~rbentuk
menggunakan sengkelit ke permukaan Media L£MBA batang atau batang
di dalam cawan Petri. Jika banyak koloni yang perlu bulat
dipindahkan, bagi permukaan tiap lempeng dalam
·'4 bagian, dan tiap bagian diinokulasi dengan koloni
. terpisah. Tutup cawan, balikkan, dan inkubasi. }ika UJI EFEKTIVITAS PENGAWET
· pada pengamatan tidak terdapat koloni yang menun- ANTIMIKROBA <61>
juklcan kilau logam yang khas di bawah cahaya yang
dipantullcan dan warna biru hitam pada cahaya yc.ng Pengawet antimikroba adalah zat yangditambah-
diteruakan, spesimen dinyatakan memenuhi sy2rat kan pada s\.'liiaan obat untuk melindungi st.'diaan ter-
bebas Escherichia coli.Adanya Eschericlzia coli dapat hadap kontaminasi mikroba. Pengawet digunakan
. dikcnfirmastkan dengan mclalg.tkan uji biakan lanjut terutama pada wadah dosis ganda untuk menghambat
d&;n uji biokimia yang sesuai. pertumbuhan mikroba yang dapat masuk secara tidak
scngaja s~?lama atau setclah proses produksi. Zat
antimikroba tidak bolch digunakan semata-mata
untuk mcnuru11kan jumlah mikroba viabel sebagai
Anska l<apang dan Khamlr Lakukan menurut pcngganti .:-ara produksi yang baik. Bagaimanapun
Metode lempeng seperti tertera pada Angka Mikroba
.. juga dapat timbul keadaan yang mcmcrlukan pcng-
gunaan pengawct untuk mcnckan pcrkembangbiakan
Tabel.4 Clri khas morfologi Salnumella sp pada mikroba. Harus diakui bahwa adanya mikroba yang
Media Agar Selektif telah mati a tau hasil mctabolisme mikroba yang hid up
dapat mcnimbulkan cfek negatif pada orang yang
peka.
Media . Pemerian koloni Setiap zat antimikroba dapat bersifat pengawet, .
meskipun dcmikian semua i'.at antimikroba adalah zat
Brilliant Creen ·l<ecil, transparan, tidak yang bcracun. Untuk melindungi konsumen secara
Agar Medium berwama atau merah- maksimum, pada penggunaan·harus diusahakan agar
muda hingga putih buram pada kcmasan akhir kadar pengawet yang masih
(sering dikelilingi zona efektif lcbih nmdah dari kadar yang dapat menimbul-
berwama merah muda hingga kan keracunan pada manusia. ·
merah) Pengujian berikut dimaksudkan untuk menunjuk-
kan efuktivitas pengawet antimikroba yang ditambah-
Xylose-Lysine- Merah, dengan atau tanpa kan pada S\.odiaan d~is ganda yang dibuat denga~
DesOxyd\olate pusat berwama hitam dasar atau bahan pembawa berair seperti produk•
Agar Medium produk parenteral, telinga, hidting dan mata, yang
dicantumkan pada etiket produk bersangkutan. Peng-
Bismuth Sulfite Hitam atau hijau ujian dan persyaratan hanya berlaku pada produk di
Agar Medium dalam wadah asli bt..-lum dibuka'yang didistribJJsikan
oleh p16du~.
FI IV Lampiran I Uji Sterilitas <71> 855

Mikroba uj i Gunakan biakan mikroba berikut: masing-masing 5 tabung bakteriologik bertutup..ber-


Cnudidn nlbicnus (ATCC No. :0231 ), Aspergillus uiger ukuran sesuai dan sterilt Inokulasi masing-masing
(ATCC No. 16404), Escllericltin coli (ATCC No. 8739), wadah atau tabung dengan salah satu suspensi mikro-
Psewf11mcmns nl'mgiuc~sn (ATCC No. 9027) dan Stnplzylo- ba baku, menggunakan per}?andingan 0,10 ml inokula
coccus nur<'lls (ATCC No. 6538). Selain mikroba yang setara dengan 20 ml sediaan, dan campur. Mikroba uji
disebut di atas, dapat digunakan mikroba lain sebagai dengan jumlah yang sesuai harus ditambahkan sede-
tambahan terutama jika dianggap mikroba bersang- mikian rupa hingga jumlah mikroba di dalam sediaan
kutan dapat ml!rupakan kontaminan selama penggu- uji segera setelah inokulasi adalah antara 100.000 dan
naan Sl.'Ci iaa n tcrsebut. 1.000.000 per mi. Tetapkan jumlah mikroba viabel di
dalam tiap suspensi inokula, dan hitung angka awal
Media Untuk biakan awal mikroba uji, pilih
mikroba tiap ml sediaan yang diuji dengan metode
media agar yang sesuai untuk pertumbuhan yang
lempeng. Inkubasi wadah atau tabung yang telah
subur mikroba uji, seperti Soybean-Casein Digest Agar
diinokulasi pada suhu 20" sampai 25 •. Amati wadah
Medium yang tertera pada Uji Batas Mikroba <51>.
atau tabung pada hari ke 7, ke 14, ke 21 dan ke 28
Pembuatan inokula Sebelum pengujian dilaku- sesudah inokulasi. Catat tiap perubahan yang terlihat
kan, inokulasi permukaan media agar bervolume yang dan tetapkan jumlah mikroba viabel pada tiap selang
sesuai, dengan biakan persediaan segar mikroba yang waktu tersebut dengan metode lempeng. Dengan
akan digunakan. Inkubasi biakan bakteri pada suhu _ menggunakan bilangan teoritis mikroba pada a~al
30 • hingga 35 • selama 18 jam sampai 24 jam, biakan pengujian, hitung perubahan kadar dalam persen t1ap
Catzdida albicans pada suhu 20" hingga 25" selama mikroba sclama pengujian.
48 jam dan biakan Aspergillus 11iger pada suhu 20"
Penafsiran hasil Suatu pengawet dinyatakan efek-
hingga 25 • selama 1 minggu.
Gunakan larutan natrium klorida P 0,9% steril untuk tif di dalam contoh yang diuji, jika:
memanen biakan hakteri dan Candida albicans, dengan a. Jumlah bakteri viabel pada hari ke 14 ber-
kurang hingga tidak lcbih dari 0,1% dari jumlah awal.
mencuci permukaan pertumbuhan dan hasil cucian b. jumlah kapang dan -khamir viabel selama
dimasukkan ke dalam wadah yang sesuai dan tambah- 14 hari pcrtama adalah tl.>tap atau kurang dari jumlah
kan larutan uatrium kloridn P 0,9% steril secukupnya awaL
untuk mengurangi angka mikroba hingga Jebih c. Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisadar~
kurang 100 juta per mi. Untukmemanen Aspergillus 28 hari pengujian adalah tetap a tau kurang dan
uiger, Iakukan hal yang sama n1enggunakan Jaruta~ bilangan yang disebut pada a dan b.
uatrium klorida P 0,9% steril yang mengandung polz-
sorl,at 80 P 0,05% dan atur angka spora hingga Iebih
kurang 100 juta per ml dengan penambahan larutan
untrium kloridn P 0,9% steril. UJI STERILITAS <71>
Sebagai alternatif, mikroba dapat ditumbuhkan di
dalam media cair yang sesuai, dan panenan sel di-
lakukan dengan cara sentrifugasi, dicuci, dan disus- Prosed ur berikut dapat digunakan untuk me-
pensikan kern bali dalam larutan natrium klorida P 0,9% netapkan apakah bahan Farmakope yang harus steril
steril sedemikian rupa hingga dicapai angka miroba memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas
a tau spora yang dikehendaki. seperti yang tertera pada masing·masing monografi
Tetapkan jumlah satuan pembentuk koloni tiap ml (Untuk penggunaan prosedur uji sterilitas sebagai
· dari setiapsuspensi, dan angka ini digunakan untuk bagian dari pengawasan mutu di pabrik, seperti yang
menetapkan banyaknya inokula yang digunakan pada tert.era pada Sterilisasi dan Jaminan Sterilitlls Bllhan
pengujian. Jika suspensi yang telah dibakukan tidak Ko,;,perrdill <1371>). Mengingat kemungkinan basil
segera digunakan, suspensi dipantau secara berkala positip dapat disebabkan oleh teknik asepti~ )'.ang
dengan metode lempeng Arrgkn Mikroba Aerob Total salah atau kontaminasi lingkungan pada waktu peng-
seperti yang tertera pada Uji Balas Mikrobn <51> untuk ujian, diberlakukan ketentuan pengujian 2 tahap
menetapkan penurunan viabilitas. seperti yang tertera pada Penafsiran Hasil Uji Sterilitas.
Untuk memantau angka lempeng sediaan uji yang Prosedur alternatif dapat digunakan untuk me-
telah diinokulasi, gunakan media agar yang sama nunjukkan bahwa suatu bahan adalah steril, asalkan
seperti media untuk biakan awal mikroba yang ber- hasil yang diperoleh sekurang-kurangnya setara
sangkutan. Jika tersedia inaktivator pengawet yang keandalannya (lihat Pr.osedur seperti yang tertera pada
khas, tambahkan sejumlah yang sesuai ke dalam Uji dan Penetapan dalam Ketentuan Umum). Seandainya
media lempeng agar. timbul perbedaan, a tau pertentangan, jika tanda ada-
Prosedur Jika wadah sediaan dapat ditembus nya kontaminasi mikroba diperoleh dengan meng-
·secara aseptik menggunakan jarum suntik melalui gunakan prosedur dalam farmakope ini, maka basil
sum bat karet, lakukan pe~gujian pada 5 wadah asli yang diperoleh menentukan bahwa bahim tersebut
sediaan. Jika wadah sediaan tidak dapat ditembus tidak memenuhi syarat. Sarna halnya, kegagalan me-
secara aseptik, pindahkan 20 ml sampel ke dalam nunjukkan adanya kontaminasi mikroba dengan
856 Uji Sterilitas <71> I Lampiran FIIV

menggunakan prosedur dalam farinakope ini mem- Asam tloglikolat P 0,3ml


buktikan bahwa bahan tersebut memenuhi syarat. Air 1000 ml
Untuk informasi penafsiran tambahan seperti yang pH setelai'l sterilisasi 7,1 ± 0,2
tertera pada Sterilisasi dan /tJrtlinan Sterilitas Bahan
Kompendia <1371>. . Panaskan semua bahan dalam wadah yang sesuai ·
hingga Ia rut. Cam pur, dan jika perlu, atur pH larutan
Media hingga setelah sterilisasi 7,1 ± 0,2 menggunakan natri-
um hidroksida 1 N. Saring jika perlu, tempatkan dalam
Media untuk pengujian dapat dibuat seperti yang tabung yang sesuai dan sterilisasi dengan uap'air.
tertera di bawah ini, atau dapat digunakan campuran Media dibuat segar atau dipanaskan di tangas uap dan
kering yang menghasilkan formulasi sama, asalkan didinginkan saat akan digunakan. Tidak boleh di-
jika direkonstitusi sesuai petunjuk pabrik atau distri- panaskan kembali. Gunakan Media Tioglikolat Alternatif
butor, mempunyai sifat merangsang pertumbuhan dengan cara yang menjamin kondisi anaerob selama
yang sama atau lebih baik dari formula yang diberikan masa inkubasi.
. , di bawah ini.
III. Soybean - Casein Digest Medium
I. Media Tioglikolat Cair
Digesti pankreas lazsein P 17,0g
L-Sistin P 0,5 g Digesti papaik tepung kedele 3,0g
Natrium klorida P 2,Sg Natrium klorida P 5,0 g
Glukosa P (C H 0 .Hp> 5,5 g Killiunr fosfat dibasa P 2,5 g
Agar P, granttlkaar air tidak Clukosa
-
P (C6H 120. 6 .H20) 2,5 g
lebih dari 15%) 0,75 g A lT 1000 ml
-Ekstrak mgi P (larut dalam air) 5,0g pH setelah sterilisasi 7,3 ± 0,2
.;':Digesti pankreas kllsein P 15,0 g
Natrium tioglikolat P atau 0,5 g Larutkan semua bahan padat dalam air, hangatkan
Asam tioglikolat P 0,3 ml hingga Iarut. Dinginkan larutan hingga suhu kamar,
Ltrrutan 11atrium resazuriu P (1 dalam dan jika perlu atur pH larutan hingga setelah sterilisasi
1000) dibuat segar 1,0 ml 7,3 ± 0,2 menggunakan natrium hidroksida 1 N. Saring
.;,;Air 1000 ml jika perlu, dan bagikan dalam tabung yang sesuai.
, - pH setelah steriHsasi 7,1 ± 0,2 Sterilisasi dengan uap air.
Gunakan Soybean - Casein Digest Medium u11tuk
Cam pur dan panaskan h_ingga lar~t. Atur pH inkubasi dalam kondisi aerob.
larutan hingga setelah sterilisasi 7,1 ± 0,2 meng- Catatan Jika digunakan Media Tioglikolat Cair dan
gunakan natrium hidroksida 1 N. Jika perlu saring selagi Soybean - Casein Digest Medium dalam Prosedur Uji
· panas menggunakan kertas saring. Tempatkan media Inokulasi Langsung Ire Dalam Media Uji untuk menetap-
dalam tabung yang ses·uai, yang memberikan per- kan spesimen yang mengandung antibiotik golongan
bandingan permukaan dengan kedalaman media se- penisilin atau sefalosporin, secara aseptik tambahkan
demikian rupa sehingga tidak lebih dari setengah sejumlah penisilinase ke dalam tabung media un.t.~
.,bagian atas media yang mengalami perubahan warna
menginaktifkan antibiotik dalam spesimen uji. Tetap-
sebagai indikasi masuknya oksigen pada akhir masa kan jumlah penisilinase yang diperlukan dengan
inkubasi. Sterilisasi dalam otoklaf. Jika lebih dari se-
menggunakan. sediaan penisilinase yang sebelumnya
pertiga bagian atas terjadi wama merah muda, media
telah diuji daya penginaktif penisilin atau sefalosporin.
dapat diperbaiki satu kali dengan pemanasan di atas A tau tetapkan jumlah penisilinase yang diperlukan ·
tangas air atau dalam uap yang mengalir bebas hingga dengan menambahkannya ke dalam tabung Media
wama merah muda hilang•.Media siap digunakan jika Tioglikolat Cair dan Sejumlah antibiotik pettisilin atau ·
tidak lebih dari sepersepuluh bagian atas media Sefalosporin setara jumlah antibiqtik dalam spesimen
berwama merah muda. Gunakan Media Tioglikolat Cair
uji, inokulasi media dengan 1 ml pengenceran (1 da-
untuk inkubasi dalam kondisi aerob.
lam 1000) biakan 18 jamsampai 24 jam Staphylecoccus
aureus (ATCC 29737) dalam Media Tioglikolat Cair, dan
IL Media Tioglikolat Altematif inkubasi selama 24 jam pada suhu 30 ~ sampai 35 ·:
(untuk alat yang mempunyai lumen kecil) pada saat ini hi!ruS teramati pertumbuhan mi_kroba
yang spesifik. Lakukan uji konfirmasi ~i daerilh yang
·L-Sistin P O,Sg benar-benar terpisah dari tempat uji sterilitas.
· Natrium ldorid4 P 2,5g
GlukosaP(C H 120 6.Hp> · S,Sg
P
Ekstrak ragi (lifrUt dcilam air) S,Og Cairan Pengencer dan Pembilas
Digesti pankreas kasein P 1S,Og
Natrium tioglikolat P atau O,Sml Cairan A Larutkan 1 g diKesti peptik jarinKan
Lampiran I Uji Sterilitas <71> 857
FI IV
·~·

hewan P seperti yang tertera pada Spesifikasi Pereaksi suhu. dan selama waktu yang tertera pada uji. ·--~-..
dalam Pereaksi, lndikator da" l.Arut"" dalam air hingga Lakukan uji fertilitas terhadap tiap lot media dari
lliter, saring atau sentrifus hingga jernih, atur pH tiap otoklaf dengan menginokulasi duplo wadah tiap
hingga pH 7,1 ± 0,2, bagikan ke dalam sejumlah media secara terpisah dengan 10 mikroba hingga
wadah 100 ml dan sterilisasi dengan uap air. 100 mikroba viabel dari tiap galur yang tertera dalam
(Catalan ]ika Cairan A digunakan untuk uji sterilitas tabel berikut, dan inkubasi pada kondisi yang sesuai.
pada spesimen yang merzgandung antibiotik golongan pe- Media uji memenuhi syarat jika terjadi pertum-
nisilin atau seftlwsporin, secara aseptik tnnzbahkan sejumlah buhan yang nyata dalam semua wadah media yang
penisilinase steril Ice dalam Olirm1 A yang digunakan mem- diinokulasi dalam kurun waktu 7 hari. Penetapan
bilas membran untuk menginaktifkar~ rcsidu antibiotika dapat dilakukan simultan dengan media uji untuk
pada membran setelah larutan spesimen uji disarit.~g.J pengujian sterilitas. Uji sterilitas dinyatakan tidak
Cairan D Jika spesimen uji mengandung Iesitin absah, jika media uji menunjukkan res pons pertum-
atau minyak, atau untuk uji alc.t kesehatan steril buhan yang tidak memadai.
dengan lumen kecil menggunakan penyaring mem- Jika media segar tidak digunakan dalam waktu
bran, gunakan Olirm1 A yang ditambah 1 ml polisorbat 2 hari, simpan dalam tempat yang gelap, lebih baik
80 per L, atur pH hingga 7,1 ± 0,2, bagikan dalam Iabu pada suhu r hingga 25 •.
dan sterilisasi dengan uap air. Jika media siap pakai disimpan dalam wadah yang
tidak tertutup kedap, dapat digunakan selama tidak
lebih dari 1 bulan, dengan ketentuan media diuji
dalam kurun w;;t.ktu 7 hari sebelum penggunaan dan
Cairan K
indikator warna memenuhi syarat. Jika disimpan
SOg dalam wadah tertutup kedap, media dapat qigunakan
Digesti peptik jaringan hewan P
3,0g selama tidak lebih dari 1 tahun, dengan ketentuan
.Ekstrak daging P
lO,Og fertilitas media diuji setiap 3 bulan dan indikator
Polisorbat 80 P
1000 ml warna memenuhi syarat.
Air
pH setelah sterilisasi 6,9 ± 0,2
Sterilisasi dengan uap air.
Bakteriostatik dan Fungistatik

(Catalan Cairan steril tidak boleh bersifat antibakteri Sebelum melakukan uji sterilitas cara inokulasi
atau antijamur jika digunalam sebagai pelt:rut, penger.cer, langsung terhadap suatu bahan, tetapkan tingkat
ataupun pembilas pada uji sterilitas.] aktivitas bakteriostatikdan fungistatik dengan
prosedur berikut. Buat pengenceran biakan bakteri
dan jamur tidak kurang dari galur mikroba seperti
yang tertera pada Uji Fertilitas. lnokulasi media uji
Uji Fertilitas sterilitas dengan 10 mikroba hingga 100 mikroba
viabel, gunakan volume media seperti yang tertera
Tetapkan sterilitas tiap lot media dengan meng- dalam Tabel/llmlah untuk ba~an cair pada Pemililurn
inkubasikan sejumlah wadah yang mewakili, pada spesimen uji dan masa inkubasi. Tambahkan sejumlah

inkubasi
Media Mikroba Uji
suhu(} kondisl'

Tioglikolat Cair (1) Bacillus subtilis (ATCC No. 6633)• 30 sampai 35


(2) Caudida albicnns (ATCC No. 10231) 30sampai 35 Aerobik
(3) Baderiodes vulgatus (ATCC No. 8482)•• 30sampai35

Tioglikolat alternatif (1) Bacteriodes vulgatus (ATCC No. 8482)•• 30sampai35 Anaerobik

Soybean-Casein Digest (1) Bacillus subtilis (ATCC No. 6633)• 20 sampai 25


(2) Candida albicnns (ATCC No. 10231) 20sampai 25 Aerobik

Ca!atan Teknik pemel~lul_raan biakan lot benih mikroba hidup yang digunakan untuk inokulasi harus digunakan tidak
lebth dan 5 pasase dan b1akan ATCC.
~ Jika ti?ak dii?ginkan mikroba pembentuk spora, gunakan Micrococcus luteus (ATCC No.9341) dengan suhu
mkubasx seperti yang tertera dalam Tabel.
~· Jika d_iingin~n mikroba pembentuk spora, gunakan Clostridium sporogenes (ATCC No.11437) dengan suhu
mkubasx seperti yang tertera dalam Tabel.
/ 858 Uji Sterilitas <71> I lAmpiran FI IV
,/

tertentu bahan ke dalam setengah dari jumlah wadah yang bersifat bakteriostatik a tau fungistatik. untuk
yang mengandung inokulum dan media. Inkubasi memisahkan mikroba kontaminan dari penghambat
wadah pada suhu dan kondisi seperti yang tertera pertumbuhan..Prosedur harus divalidasi untuk peng-
dalam tabel selama tidak kurang dari 7 hari. gunaan tersebut. Denganalasan yang sama, cara ini
Jika pertumbuhan mikroba uji dalam campuran sangat berguna untuk bahan seperti minyak, salep
media bahan secara visual sebanding dengan per- atau krem yang dapat melarut ke dalam larutan
tumbuhan dalam tabung kontrol, gunakan jumlah pengencer bukan bakteriostatik a tau bukan fungsi-
bahan dan media seperti yang tertera pada Tabel statilc. Penggunaannya juga sesuai untuk uji sterilitas
Juiulnlr ruduk bnlrnn cnir dalam Pemilihn11 spcsimeu 11ji cairan atau serbuk dapat larut bukan bakteriostatik
dnn nrnsn inlcubnsi. atau bukan fungistatik. Teknik penyaringan membran
Jika bahan yang diuji dengan cara seperti di atas dapat juga digunakan untuk uji sterilitas permukaan
adalah bakteriostatik dan I a tau fungistatik, gunakan atau lumen kritis alat-alat kesehatan.
sejumlah zat penetral steril yang sesuai, jika tersedia. Karena sifat bahan yang akan diuji bervariasi dan
Kesesuaian zat penetral ditetapkan sepcrti yang tertera faktor lain yang mempengaruhi pada waktu me-
pada uji di bawah ini. Jika zat penetral tidak tersedia, lakukan uji sterilitas maka perlu diperhatikan keten-
tetapkan jumlah bahan dan media yang sesuai di- tuan berikut dalam melakukan uji sterilitas.
gunakan seperti yang tertera di bawah.
Ulangi pengujian di atas, gunakan sejumlah ter- CARA MEMBUKA WADAH
tentu bahan dan volume media yang lebih besar untuk
menetapkan perbandingan bahan dan media yang Bersihkan permukaan luar ampul dan tutup vial
tidak merugikan pertumbuhan mikroba uji. dan tutup botol menggunakan bahan dekontaminasi
Jika sejumlah tertentu bahan dalam 250 ml media yang sesuai, dan ambil isi secara aseptik. jika isi vial
masih mempunyai daya bakteriostatik atau fungi- dikemas dalam hampa udara, masukkan udara steril
.statik, kurangi jumlah bahan hingga diperoleh jumlah dengan alat steril yang sesuai, seperti alat suntik
maksimum yang tidak menghambat pertumbuhan dengan jarum yang dilengkapi bahan penyaring •Jntuk
· ·mikroba uji dalam 250 ml media. Untuk cairan dan sterilisasi. ·
suspensi yang jumlahnya kurang dari 1 ml, perbesar Untuk kapas murni, perban, pembalut, benang
jumlah media hingga cukup untuk mengencerkan dan bedah dan bahan Farmakope sejenis, buka kemasan
mencegah hambatan pe.rtumbuhan. Untuk bahan atau wadah secara aseptik.
,padat yang tidak segera larut atau dapat terdispersi,
.jika jumlahnya kurang dari 50 mg, perbesar jumlah PEMIUHAN SPESIMEN lJjl DAN
. ·media hingga cukup untuk mengencerkan untuk MASA INKUBASI
.mencegah hambatan pertumbuhan. Dalam tiap kasus,
gunakan perbandingan jumlah bahan dan media yang Untuk bahan cair, gunakan volume bahan dan
telah diketahui untuk uji sterilitas. media untuk setiap unit dan jumlah wadah per media
Jika digunakan penyaringan membran, buat tidak kurang dari seperti yang tertera pada Tabel
.. perbandingan yang sama menggunakan sejumlah
tertentu bahan uji dan cairan pengencer dan pembilas
]umlah untuk bahan cair dalam bab ini. Jika kuantitas isi
cukup, bahan dapat dibagi dan ditambahkan pada
yang sesuai; bilas membran 3 kali, tiap kali dengan- kedua media. Jika volume setiap wadah tidak cukup
100 ml cairan pengencer dan pembilas. Inokulasikan untuk kedua media, gunakan wadah sejumlah dua
sejumlah tertentu mikroba viabel pada cairan peng- kali. Untuk bahan selain cairan, uji 20 unit bahan
encer dan pembilas terakhir yang digunakan untuk dengan masing-masing media. Untuk .bahan yang
· menyaring bahan uji dan pada cairan pengencer dan hanya lumennya harus steril, bilas lumen dengan
pembilas saja. Pertumbuhan mikroba uji dari mem- sejumlah media yang sesuai hingga diperoleh kembali
bran yang digunakan untuk menyaring bahan diikuti tidak kurang dari-15 ml media.
cairan pengencer dan pembilas yang telah diinokulasi Jika tidak dinyatakan lain di dalam monografi atau
secara visual sebanding dengan pertumbuhan dari bab ini, inku.basi campuran uji dengan Me.dilt Tioglilco-
mcmbran yang hanya digunakan untuk menyaring lat Cllir (atau Media Tioglikolat Alternatif, jika dinyata-
cairan pengencer dan pembilas yang telah diihokulasi. kan} selama 14 hari pada suhu 30" hingga 35", dan
dengan Soybean - Casein Digest Medium pada suhu 20"
hingga25".
Prosedur Umum
Prosedur pengujian terdiri dari (1} inokulasi lang- Prosedur Uji Inok.ulasi Langsung
sung ke dalam media uji dan (2} teknik penyaringah ke Dalam Media Uji
membran. Uji.sterilitas untuk bahan Farmakope, jika
mungkin menggunakan penyaringan membran, CAIRAN
merupakan metode pilihan. Prosedur ini terutama
berguna untuk cairan dan serbuk yang dapat larut Pindahkan cairan dari wadah uji menggunakan
Fl IV Lampiran I Uji Sterilita~ <71> 859

.pipet atau jarum suntik steril.Secara aseptik inokulasi- SALEP DAN MINYAK YANG TIDAK LAltl{I
kan sejumlah tertentu bahan dari tiap wadah uji ke DALAM ISOPROPIL MIRISfAT .
dalam tabung media. Cai:npur cairan dengan media
tanpa aerasi berlebihan. Inkubasi dalam media ter- Pilih 20 wadah yang mewakili, dibagi atas 2 ke-
tentu seperti yang tertera pada Prosedur Umunr, selama Jompok terdiri dari 10 wadah, dan perlakukan tiap
tidakkurang dari 14 hari. Amati pertumbuhan pada kelompok sebagai berikut. Secara aseptik pindahkan
media secara visual sesering mungkin sekurangnya 100 mg dari tiap wadah dari 10 wadah ke dalam labu
pada hari ke-3·atau ke-4 atau ke-5, pada hari ke-7 atau berisi 100 ml pembawa air steril yang dapat men-
ke-8 dan pada hari terakhir dari masa uji. dispersi bomogen bahan uji dalam seluruh campuran
}ika zat uji menyebabkan media menjadi keruh cairan.[~atatan Pemilihan bahan pendispersi yang.ber-
sehingga ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba campur dengan pernbllwllair, dapat berbeda sesuai tkngan
tidak segera dapat ditentukan secara visual, pindah~ sifat Slllep atau minyak. Sebelum digunalam secara ruti11,
kan sejumlah memadai media ke dalam tabung baru uji balum pendispersi untuk memastilam bahwa kadnr yang
berisi. media yang sama, sekurangnya 1 kali antara hari digrmalam tidak mempu11yai efek antimikroba yang ber- ·
ke-3 dan ke-7 sejak pengujian dimulai. Lanjutkan makna sdama selang waktu inkubasi menggunakan prose-
inkubasi media awal dan media baru selama total dur uji seper# yang terlera pada Bakteriostatik dan Fungi-
waktu tidak kurang dari 14 hari sejak inokulasi awal. stntik.] Campur.lO ml alikot dari campuran cairan

\
Jumlah untuk bahan cair

Volume minimum tiap media

lsi wadah Volume minimum Digunakan untuk Digunakan untuk Jumlah wadah
(ml) diambil dari tiap inokulasi langsung meinbran atau per ptedia
wadah untuk tiap volume yang di setengah bagian
media ambil dari tiap membran yang
wadah mewakili ·volume
(ml) total dari jumlah
wadah yang sesuai
(ml)

Kurang dari 10 1ml, atau seluruh 15 100 20 (40 jika volume


isi jika kurang tiap wadah tidak
dari 1 ml cukup untuk kedua
media)

10sampai. Sml 40 100 20


kurang dari 50

so·sampai lOml 80 100 20


kurang dari 100

SOsampai seluruh isi 100 10


kurang dari 100
dimaksudkan
untuk pemberi-
an intravena

100 sampai 500 seluruh isi 100 10

Di atasSOO .SOOml 100 10


860 Uji Sterilitas <71> I L(zmpiran FIIV

yang diperoleh dengan 80 ml tiap media dan laku- kembali tidak kurang dari-15 ml setiap media, dan
kan penetapan seperti yang tertera pada Cairan, mulai inkubasi dengan tidak dari 100 ml masing-masing
. dati "Inkubasi dalam media tertentu seperti..... ". media seperti yang tertera pada Prosedur Umum .
Untuk alat dengan lumen yang ~ngat Icecil sehingga
ZAT PADAT Med;. TioglikDUit Cair tidak mengalir, gunakan Med;.
TiDglikoblt Altei"Mtif, tetapi inkubasi dilakukan secara
Ambil sejumlah tertentu produk dalam bentuk anaerob.
padat ~ng (atau yang terlebih dahulu dibuat larutan Jika karena ukuran dan bentuk alat tidak dapat
atau suspensi dalam cairan pengencer steril) sesuai diuji dengan cara pencelupan keseluruhannya ke
dengan tidak kurang dari 300 mg tiap wad~h atau dalam tidak lebih dari 1000 ml media, uji bagian alat
seluruh·isi wadah jika tiap isi kurang dari 300 mg. yang paling sulit disterilisasi, dan jika mungkin lepas-
Inokulasikan ke dalam masing-masing tidak kurang kan 2 atau lebih bagian yang paling dalam dari alat.
dari 40 ml Media Tioglikolat Cair dan Soybean - Casein Secara aseptik pindahkan bagian tersebut ke dalam
Digest Medium. Jumlah wadah dan kondisi inkubasi . sejumlah tertentu tabung berisi tidak kurang dari
sama seperti yang tertera pada Cairan. Lakukan pene- 1000 ml media yang sesuai, inkubasi seperti yang
tapan seperti yang tertera pada Cairan, mulai dari tertera pada Prosedur Umum. Lakukan penetapan
"Amati pertumbuhan pada media .......". seperti yang tertera pada Cairan, mulai dari "Amati
pertumbuhan pada media ..... ".
KAPAS MURNI, PERBAN, PEMBALUT, BENANG Jika spesimen uji dalam media mempengaruhi uji
BEDAH DAN BAHAN SEJENISNYA karena kerja bakteriostatik atau fungistatik, bilas
saksama alat dengan cairan pembilas sesedikit mung-
Dari setiap kemasan kapas, perban gulung, atau kin seperti yang tertera pada Cairan pengencer dan
pembalut perban yang diuji ambit secara aseptik dua pembilas. ,Peroleh kembali cairan bilasan dan uji seperti
~bagian-atau lebih masing-masing 100 sampai 500 mg · yang tertera pada Alllt Keselultan dalam Prosedur Uji
dari bagian paling dalam. Dari individu contoh bentuk M.engguMiam Penyaringan Mem~ran.
. kemasan.tunggal seperti bantalan perban, ambil
secara aseptik sejumlah 250 mg sampai 500 mg ~tau ALAT SUNTIK KOSONG ATAU TERISI STERIL
keseluruhan contoh bila ukurannya kecil, seperti
pembalut serap berperekat 25 mm x 75 mm atau lebih Uji sterilitas alat suntik terisi dilakukan sama
,,J<ecilatau benang bedah. Secara aseptik pindahkan seperti uji untuk produk steril dalam ampul atau viaL
bagian bahan uji ini ke dalam sejumlah tertentu wadah Cara inokulasi langsung dapat digunakan jika pe-
.. ~edia,yang .sesuai dan inkubasi seperti yang tertera netapan bakteriostatik dan fungistatik telah menun-
pada.Prosedur Unrum. Lakukan seperti tertera yang jukkan aktivitas yang tidak merugikan dalam kondisi
pada Cairan, mulai dari "Amati pertumbuhan pada pengujian. Jika sesuai, prosedur penyaringan mem-
media ......". bran dapat digunakan. Untuk alat suntik terisi yang
dilengkapi jarum stetil, keluarkan isi produk melalui
.. ALAT I<ESEHATAN STERIL lumen. Untuk alat suntik yang dikemas dengan jarum
terpisah, secara aseptik pasang jarum dan pindahkan
Ketentuan berikut digunakan untuk alat kesehatan produk ke dalam media yang sesuai. Beri perhatian
steril yang diproduksi dalam lot, masing-masing ter- khusus yang menunjukkan bahwa bagian luar jarum
diri dari sejumlah unit. Ketentuan khusus digunakan yang disertakan (bagian yang akan masuk jaringan
untuk alat kesehatan steril yang diproduksi dalam tubuh) adalah steril. Untuk alat suntik kosong steril,
jumlah kecil atau dalam qnit indvidu yang akan masukkan media atau pengencer steril ke dalam alat
mengalami kerusakan bila dilakukan uji sterilitas suntik melalui jarum yang disertakan, atau jika tidak
biasa. Untuk alat seperti ini, harus dilakukan modifi- disertakan melalui jarum steril yang dipasang untuk
kasi yang sesuai dan dapat diterima pada uji sterilitas. . tujuan pengujian dan pindahkan isi dengan cepat ke
Untuk alat yang bentuk dan ukurannya me- dalam media yang sesuai.
mungkinkan dicelupkan keseluruhan ke dalam tidak
lebih dari 1000 ml media~ uji alat utuh menggunakan
media yang sesuai, inkubasi seperti yang tertera pada Prosedur Uji Menggunakan
Prosedur Umum. Lakukan seperti yang tertera pada Penyaringan Men1bran
Cairan, mulai dati "Amati pertumbuhan pada media..".
Untuk alat yang mempunyai pipa/saluran ber- Jika teknik penyaringan membran digunakan
lubang seperti alat transfusi atau i

Anda mungkin juga menyukai